(RTRW) Merupakan Ketentuan Utama Yang Harus Menjadi Rujukan Dalam Penyelenggaraan Pembangunan
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
LAPORAN AKHIR III-1 Dalam perkembangan pembangunan di Indonesia, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan ketentuan utama yang harus menjadi rujukan dalam penyelenggaraan pembangunan. RTRW berperan penting dalam menentukan letak/lokai kegiatan berdasarkan kaidah-kaidah penataan ruang pada suatu daerah/wilayah. Rencana tata ruang merupakan rencana pemanfaatan ruang yang disusun untuk menjaga keserasian pembangunan antar sektor dalam rangka penyusunan program-program pembangunan dalam jangka panjang. Rencana Tata Ruang Wilayah menjadi pedoman dalam pembangunan Bidang Cipta Karya. Tujuan pembangunan Bidang Cipta Karya selaras dengan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan dengan menjaga keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. 3.1 RTRW NASIONAL Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional atau RTRWN adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan ketentuan Pasal 20 ayat (6) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan: ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan; keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan; keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia; keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang; pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat; keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah; Penyusunan Dokumen Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) LAPORAN AKHIR III-2 keseimbangan dan keserasian kegiatan antarsektor; dan pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional menjadi pedoman untuk: penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional; penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional; pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional; pewujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah provinsi, serta keserasian antarsektor; penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; penataan ruang kawasan strategis nasional; dan penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut: A. Sistem perkotaan nasional terdiri atas Pusat Kegiatan Nasional atau PKN Pusat Kegiatan Wilayah atau PKW, dan Pusat Kegiatan Lokal atau PKL. Sistem PKN, PKW, dan PKL dapat berupa: kawasan megapolitan; kawasan metropolitan; kawasan perkotaan besar; kawasan perkotaan sedang; atau kawasan perkotaan kecil. Selain sistem perkotaan nasional sebagaimana disebutkan di atas juga dikembangkan Pusat Kegiatan Strategis Nasional atau PKSN untuk mendorong perkembangan kawasan yang bersifat strategis dalam skala nasional. Di dalam PP No. 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), ditetapkan 76 KSN yang memiliki kepentingan ekonomi, lingkungan hidup, sosial budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi, serta pertahanan dan keamanan. Hingga saat ini, telah ditetapkan 4 (empat) Perpres RTR KSN Perkotaan yaitu RTR Jabodetabekpunjur (Perpres 54/2008), Sarbagita (Perpres 45/2011), Mamminasata (Perpres 55/2011) dan Mebidangro (Perpres 62/2011). Masing-masing KSN tersebut memiliki karakteristik dan tantangan yang berbeda-beda. Dengan demikian kebijakan dan program spesifik yang diperlukan pada kawasan tersebut dapat direalisasikan. Dengan adanya penetapan Kawasan Strategi Nasional (KSN) menurut Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Nasional tersebut, wilayah Provinsi Bengkulu yang termasuk didalamnya adalah : Penyusunan Dokumen Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) LAPORAN AKHIR III-3 1. Kawasan Lingkungan Hidup Taman Nasional Kerinci Seblat (Provinsi Jambi) (I/B/1), yang didalamnya terdapat bagian wilayah Kabupaten Lebong. 2. Kawasan Perbatasan Negara termasuk 19 pulau kecil terluar yang berhadapan dengan laut lepas (Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat) (I/E/2). Pulau yang berhadapan langsung dengan laut lepas di wilayah Propinsi Bengkulu adalah Pulau Enggano, Pulau Mega dan Pulau Tikus. Keterangan: I : Tahapan Pengembangan I B/1 : Rehabilitasi/Revitalisasi Kawasan E/2 : Pengembangan/Peningkatan kualitas kawasan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) menetapkan 4 (empat) Kota di Wilayah Propinsi Bengkulu sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), yaitu: Kota Bengkulu, Kota Manna, Kota Mukomuko dan Kota Curup. Empat kota tersebut mempunyai 2 (dua) klasifikasi pengembangan, yaitu: . Kota Bengkulu dan Kota manna termasuk kategori II/C/1, yaitu tipikal pengembangan dalam rangka peningkatan fungsi . Kota Curup dan Kota Mukomuko termasuk kategori II/C/2, yaitu tipikal pengembangan baru Selengkapnya tentang Sistem Perkotaan Nasional di wilayah Propinsi Bengkulu yang ditetapkan dalam RTRWN dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Sistem Perkotaan Nasional di Propinsi Bengkulu Menurut RTRW Nasional No Kabupaten/Kota PKN PKW PKSN Keterangan 1 Kota Bengkulu Kota Bengkulu II/C/1 2 Bengkulu Selatan Kota Manna II/C/1 3 Rejang Lebong Kota Curup II/C/2 4 Mukomuko Kota Mukomuko II/C/2 Sumber : RTRW Nasional Penyusunan Dokumen Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) LAPORAN AKHIR III-4 B. Fungsi-Fungsi Strategis Nasional Linnya Fungsi-fungsi strategis lainnya yang ditetapkan dalam RTRW Nasional dan terdapat di Wilayah Provinsi Bengkulu adalah: 1). Kawasan Andalan 2). Jalan Bebas Hambatan 3). Pelabuhan sebagai Simpul Transportasi Laut Nasional, 4). Pusat penyebaran tersier; dan 5). Wilayah Sungan (WAS). 1). Kawasan Andalan Berdasarkan RTRWN, wilayah Provinsi Bengkulu dibagi menjadi tiga kawasan andalan sebagaimana yang diperlihatkan seperti pada Tabel 3.2. Dalam perfektif ini, wilayah Kabupaten Muko-muko hanya sebagai penunjang, termasuk di dalam kawasan andalan laut bengkulu, karena wilayah perairan laut di Kabupaten Mukomuko cukup luas. Tabel 3.2 Kawasan Andalan Nasional di Wilayah Provinsi Bengkulu Berdasarkan RTRWN No Klaster Pengembangan Fungsi Kawasan Kawasan Bengkulu dan Sekitarnya - (II/A/2) . Pertanian - (III/D/2) . Industri I - (II/B/2) . Perkebunan - (II/F/2) . Perikanan - (III/E/2) . Pariwisata Kawasan Manna dan Sekitarnya . Pertanian - (III/A/2) . Perkebunan II - (II/B/2) . Perikanan - (II/F/2) . Industri - (III/E/2) . Pariwisata Kawasan Andalan Laut Bengkulu III - (II/F/2) . Perikanan - (II/E/2) . Pariwisata Keterangan: I – IV : Tahapan Pengembangan A : Pengembangan dan Pengendalian Kawasan Andalan untuk Sektor Pertanian A/1 : Pengendalian Kawasan Andalan untuk Pertanian Pangan Abadi A/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Pertanian B : Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk Perkebunan B/1 : Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Perkebunan B/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Perkebunan C : Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk sektor Pertambangan C/1 : Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Pertambangan C/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Pertambangan D : Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk industri pengolahan D/1 : Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Industri Pengolahan D/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Industri Pengolahan E : Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk sektor Pariwisata E/1 : Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Pariwisata E/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Pariwisata F : Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk sektor Perikanan F/1 : Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Perikanan F/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Perikanan Penyusunan Dokumen Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) LAPORAN AKHIR III-5 2). Jalan Bebas Hambatan Rencana pengembangan jalan bebas hambatan di wilayah Provinsi Bengkulu meliputi Rute; Lubuk Linggau – Curup – Bengkulu. Dalam persfektif ini, wilayah Kabupaten Mukomuko tidak terkait secara langsung. Namun demikian, rencana tersebut perlu juga diantisipasi berbagai implikasinya, terutama dalam hal arus pergerakan orang dan barang yang lebih efisien bagi wilayah Kabupaten Kaur. Artinya, keberadaan jalan bebas hambatan yang direncanakan tersebut, harus dilihat dalam perfektif sebagai suatu peluang yang dapat mendorong pertumbuhan wilayah. 3). Simpul Transportasi Laut Nasional Simpul Transportasi Laut Nasional di wilayah Provinsi Bengkulu yang ditetapkan sebagai Pelabuhan Nasional adalah Pulau Baai – Bengkulu (III/3). Artinya bahwa Pulau Baai akan dikembangkan agar mempunyai peran sebagai salah satu simpul transportasi laut nasional. 4). Pusat Penyebaran Tersier Menurut RTRWN, Bandara Fatmawati, ditetapkan fungsinya sebagai pusat