2. TINJAUAN TEORI

2.1. Studi Literatur 2.1.1. Tinjauan Musik Jazz Sependapat dengan Samboedi, musik jazz berasal dari benua Amerika, dengan masyarakat kulit hitam sebagai pelopornya. Pada masa itu, para African- American yang sering disebut negro mengalami penindasan hak asasi, dengan dijadikan budak oleh bangsa kulit putih. Dapat dikatakan bahwa Jazz adalah manifestasi kesedihan bangsa kulit hitam yang diterjemahkan menjadi sebuah musik untuk menghibur diri mereka. Musik jazz sulit untuk didefinisikan, namun jazz sangat identik dengan improvisasi, dan bukanlah suatu jenis irama (3). Musik jazz bersifat ekspresif, maka permainan dapat ditangkap dengan manis atau tidak oleh penikmatnya, sangat bergantung pada kondisi sang musisi saat itu. Bahkan mood atau keadaan psikologis musisi menentukan ke-apikan improvisasi yang bisa dicapai. Ketrampilan dan jiwa seni seorang musisi juga sangat berpengaruh pada bagus tidaknya permainan musik mereka. “Musik jazz lahir dengan dasar blues” seperti yang disampaikan oleh Samboedi dalam bukunya, “Jazz: Sejarah dan Tokohnya”(6). Pada sekitar tahun 1897 baru mulai dikenal bentuk ragtime, pada waktu itu ditunjukkan oleh permainan piano tunggal di bar-bar atau saloon. Blues dan Ragtime kemudian menjadi bentuk boogie-woogie pada perkembangan berikutnya. Pada sekitar tahun 1917, para masyarakat kulit hitam yang tinggal di New Orleans memainkan musik jazz yang mempunyai ciri khas, lalu kemudian dikenal sebagai corak New Orleans (7). Selanjutnya, karena dianggap mengurangi respek masyarakat terhadap pemerintahan oleh banyaknya kejadian-kejadian seperti pembunuhan, keonaran dan sebagainya, maka pada tahun 1917 club-club di New Orleans ditutup. Musisi- musisinya kemudian hijrah dan membawa musik jazz menyebar ke utara meliputi New York, St. Louis, Chicago, Memphis, Kansas City, Detroit, dan lain-lain. Bentuk permainannya kemudian berubah menjadi bentuk Dixieland. Musik Dixie pada awalnya tidak menggunakan drum set, tapi memakai kayu bergerigi seperti alat

7 Universitas Kristen Petra 8

pencuci pakaian, ditambah trumpet meliputi horn dan cornet, lalu trombone, clarinet, banjo, dan tuba. Pada perkembangannya digunakan pula piano, gitar sebagai pengganti banjo, dan string bass sebagai pengganti tuba, serta menggunakan drum set. Dari segi improvisasi, musik Dixie dilakukan secara bersama-sama oleh para soloist dari awal sampai akhir. Bentuk berikutnya adalah swing yang improvisasinya dilakukan secara bergantian atau silih berganti. Dikatakan swing, karena musiknya bergoyang melayang, iramanya pun lebih berekspresi. Selanjutnya, karena swing melanda hampir seluruh pelosok Amerika Serikat, maka lalu dinyatakan sebagai kebudayaan Amerika atau lazim disebut dengan istilah mainstream. Selanjutnya memasuki awal dekade 40-an Jazz memasuki era be bop. Musik yang merupakan pelampiasan protes kaum kulit hitam di Amerika ini mempunyai batasan-batasan yang diperlonggar dan lebih ekspresif daripada swing. Sejak masa be bop muncul istilah progressive jazz, dan musik jazz dinyatakan telah memasuki era modern jazz. Setelah musik rock melanda dunia, dan jazz resmi mendapatkan saingan berat yang akhirnya berimbas pada runtuhnya be bop, musik jazz menjadi bersifat dingin. Dari situmuncul istilah Cool Jazz, yang berlangsung dari tahun 1949 hingga tahun 1951. Pada masa-masa itu musik jazz mengalami masa transisi, karena terdesak oleh menggeloranya musik rock. Pada masa modern jazz, atau tepatnya memasuki dekade 60-an, timbul bentuk musik yang disebut dengan istilah soul dan . Soul timbul dari gereja gospel dengan pengaruh blues. Sedangkan funk punya arti lebih keras dari tusukan peniti, mengacu pada gaya musiknya yang memang berirama keras. adalah hasil fusion atau kombinasi dari kedua genre musik tadi dan ditambah elemen musik disco yang berkembang sekitar tahun 80-an hingga 90-an. Adapun ciri khas genre acid jazz adalah menggunakan beat dan modal harmony yang diulang-ulang.

2.1.2. Tinjauan Gambar Gambar, salah satu wujud keinginan manusia untuk merefleksikan ekspresi seni,contoh lainnya adalah seni dalam musik, literatur, pahatan, tarian,

Universitas Kristen Petra 9

peran dan masih banyak lagi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gambar dijelaskan sebagai “tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya); yang dibuat dengan coretan pensil dan sebagainya pada kertas dan sebagainya”. Ada ungkapan “one picture is better than a thousand words”, yang dicetuskan oleh C. Leslie Martin (26). Hal ini sangat masuk akal karena pada dasarnya, bahasa gambar jauh lebih komunikatif bila dibandingkan dengan bahasa tulis. Freddy H. Istanto, Dosen Jurusan Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra, menulis dalam jurnalnya bahwa, “bahasa lisan memiliki keterbatasan disamping kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, bahasa lisan dan tulisan mengandung imajinasi dengan perbedaan-perbedaan interpretasi visual, dan rentang interpretasi seseorang sangat tergantung pada intelegensia dan latar belakang pendidikan seseorang saat menerima informasi tersebut”. Dalam Jurnalnya yang diberi judul, “Gambar Sebagai Alat Komunikasi Visual”, beliau juga menyampaikan bahwa, “gambar memiliki peran yang sangat besar dalam dunia modern, gambar membantu peran seorang desainer komunikasi visual, ahli- ahli keteknikan, juga setiap orang dalam masyarakat yang sangat kompleks seperti sekarang ini. Manusia sudah menyentuh dan mengaplikasikan kesenian dalam kehidupannya sejak zaman batu atau paleolitikum. Bukti-bukti adanya peradaban ditemukan melalui gambar-gambar dan hiasan-hiasan pada peralatan sehari-hari, yang ditinggalkan oleh manusia pada zaman itu, dari peninggalan itu pula, pesan dari manusia purba dapat kita terima. Karena pada masa itu, gambar menjadi satu- satunya alat komunikasi untuk mendokumentasikan segala sesuatu disamping sebagai wujud ekspresi seni. Kemudian, seiring dengan perkembangan dan kemajuan jaman, ekspresi seni dalam bentuk gambar berkembang menjadi yang kita kenal dengan sebutan lukisan, atau ditilik dari asal katanya dalam bahasa Inggris, painting, yang mengindikasikan bahwa sudah diterapkannya penggunaan cat pada karya-karya lukisan tersebut. Sifat dasar manusia yang tak pernah puas dengan keadaan, selalu mendorong manusia untuk menciptakan inovasi atau terobosan baru pada segala bidang tidak terkecuali dalam bidang seni lukis.

Universitas Kristen Petra 10

Masa-masa awal peradaban manusia diwarnai dengan karya-karya seni yang bernafaskan religi. Segala sesuatu yang diciptakan manusia jaman itu selalu berakar pada kekaguman pada kekuatan yang lebih besar yang mereka anggap sebagai dewa atau Tuhan. Ketakwaan itu mereka tuangkan dalam wujud-wujud persembahan tari-tarian musim panen, tari-tarian memohon hujan sebelum masa menanam. Semua itu mereka lakukan untuk membuat Tuhan mereka senang, dan mereka mendapatkan rejeki yang berlimpah. Setelah paham humanisme muncul, manusia kemudian dibuat untuk kembali mengingat bahwa dirinya adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna, sehingga karya seni tidaklah lagi hanya menampilkan kebesaran Tuhan, namun lebih banyak mengusung tema-tema sekuler. Dari sini, pencapaian dalam menciptakan karya seni yang lebih baik, karya lukis misalnya, mulai digalakkan oleh para seniman. Pendekatan konsep lukisan yang visioplastis, atau mencipta bentuk-bentuk yang sedekat mungkin menyerupai aslinya, mulai berubah menjadi pendekatan ideoplastis, yaitu penciptaan bentuk yang tidak berdasarkan pada apa yang dilihat seniman namun lebih kepada apa yang dipikirkan oleh sang seniman. Tokoh-tokoh seperti Picasso, yang merupakan pelopor seni lukis aliran kubisme, dalam karyanya selalu menampilkan sesuatu yang absurd, surrealis, ekspresif, namun harmonis dan emosional.

2.2. Tinjauan Judul Perancangan 2.2.1. Perancangan Komik Di Indonesia, perkembangan komik lokal tidak terlalu baik, salah satu faktor penyebabnya adalah komik lokal kurang mendapat tempat di hati penggemar komik tanah air. Komik lokal selalu berada di bawah bayang-bayang komik dari Jepang atau lazim disebut, “manga”, jenis komik yang merajai pasaran di dalam negeri. Apa yang membuat manga begitu disukai dan dibeli oleh masyarakat kita? Pertanyaan tersebut sangat krusial dan melatar belakangi dijalankannya proyek tugas akhir, perancangan komik ini. Perancang yakin bahwa manga mampu merajai pasar, karena kemampuan para penulis manga di Jepang dalam menyajikan cerita. Dibantu dengan ilustrator yang handal, mereka dapat menyampaikan sebuah cerita yang orisinil, berbobot,

Universitas Kristen Petra 11

menarik, dan dengan grafis yang mumpuni. Jadi, dari kesimpulan tadi kita dapat menentukan faktor-fator utama penentu sebuah komik, laku di pasaran: pertama, komik harus mampu tampil menonjol atau mempunyai differensiasi terhadap pesaing-pesaingnya; kedua, komik harus mempunyai ide cerita yang potensial menarik minat baca penonton; dan ketiga, komik harus mengaplikasikan gambar yang mampu membuat penonton betah untuk membacanya.

2.2.2. Tinjauan Grup Musik Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa, Jamiroquai berasal dari kata “Jam”, yang mengandung arti bermusik bersama-sama dengan improvisasi; dan “Iroquai”, sebutan bagi suku Indian Amerika, yang menginspirasi pemimpin grup ini, atas filosofi dan kecintaan mereka pada bumi. Jamiroquai adalah grup musik dengan aliran Acid Jazz dari Inggris. Grup ini terbentuk awal 90-an di London dan mulai mencetak album tahun 1992, sebuah album yang meledak di pasaran dan membawa nama Jamiroquai bersaing dengan grup Acid Jazz lainnya, seperti Incognito, Brand New Heavies, Galliano, dan Corduroy (“jamiroquai”).

Gambar 2.1. Foto-foto dokumentasi Jamiroquai dan Jay Kay Sumber : www.jamiroquai.co.uk. Artikel oleh:

Jason Cheetham alias Jay Kay adalah orang yang mengawali eksisnya Jamiroquai, setelah ia tidak berhasil dalam audisi menjadi vokalis Brand New Heavies. Jay bersama dengan Derrick McKenzie sebagai drummer, adalah anggota inti dalam grup ini. Single pertama Jamiroquai berjudul “?”, dirilis tahun 1992 di bawah label “Acid Jazz”. Keberhasilan itu membawa Jay menandatangani kontrak rekaman untuk delapan album dengan Sony BMG Music Entertainment. Album Sony pertama mereka, “Emergency on

Universitas Kristen Petra 12

Planet Earth”, dirilis tahun 1993. Mengekor di belakangnya, pada tahun 1994 dengan “The Return of the Space Cowboy”. Dengan single “Space Cowboy”, yang mampu memperoleh posisi pada tangga lagu di Inggris. Meskipun pada masa itu, mereka telah meraih popularitas di Inggris dan Barat Eropa, namun dunia internasional masih relatif tidak mengenal mereka. Mereka mulai go internasional setelah munculnya album ketiga mereka, yang bertajuk “Travelling Without Moving” pada tahun 1996, mengusung dua lagu hits, “” dan “Cosmic Girl”. Sukses dari “Virtual Insanity” tak lepas dari keunikan inovasi video musiknya, dimana terlihat gerakan tari Jay yang orisinil dan beberapa adegan melawan gravitasi. Dari video itu pula, Jamiroquai berhasil memenangkan empat penghargaan dari MTV tahun 1997, yaitu pada kategori Best Video, Best Special Effects, Best Cinematography, and Breakthrough Video. Hits-hits dari Jamiroquai juga beberapa kali mengisi soundtrack dari beberapa film box office seperti “Godzilla”, “Center Stage”, “Napoleon Dynamite”, serta beberapa video game terkenal seperti, “Elite Beat Agents”, “Eyetoy Groove”, dan “FIFA 06”. Nuansa acid jazz dan pengaruh etnik yang kental dalam tiga album pertama, telah menjadi langka setelah album keempat mereka “” yang rilis pada tahun 1999. Kesukaan Jay Kay pada aliran musik funk dan disco, menjadi alasan berubahnya haluan band ini. Pada album kelima mereka, “” (2001), mereka telah berevolusi secara drastis, yang kemudian memancing munculnya pendapat dari para kritikus dan pendegar setia bahwa mereka telah kehilangan “suara Jamiroquai”. Kenyataan itulah yang menginspirasi perancang untuk membuat komik fiksi yang ditujukan sebagai tribute atas kesuksesan Jamiroquai selama satu setengah dekade ini.

2.2.3. Tinjauan gaya desain psychedelic “Psychedelic adalah refleksi kejujuran dari kebudayaan muda-mudi Amerika angkatan 60-an”, seperti yang dikutip dari buku Graphic Styles : From Victorian to Post Modern, oleh Stephen Heller. Psychedelic merupakan sebuah simbol visual, dimana semua orang yang mampu menafsirkan maksudnya, baik dengan mata telanjang atau dengan bantuan hallucinogen, menjadi bagian dari

Universitas Kristen Petra 13

kebudayaan itu. Meskipun psychedelic menggunakan gaya tulisan Austrian Secessionist, ornamen dari Art Nouveau, Simbol-simbol East Indian, dan tipografi Victorian, penggunaan warna yang terinspirasi narkotika dan iconography ala komik Amerika, membuatnya menjadi American Graphic Style yang khas (210).

2.3. Tinjauan Tentang Komik 2.3.1. Definisi Komik Ada banyak definisi yang merefleksikan arti kata komik. Kamus Besar Bahasa Indonesia (452) menjelaskan bahwa komik adalah cerita bergambar dalam media cetak seperti majalah, surat kabar, maupun buku, yang umumnya mudah dicerna dan lucu. Menurut Wikipedia Indonesia, yang merupakan situs ensiklopedia bebas on-line menggunakan Bahasa Indonesia, “komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita.” Sedangkan menurut definisi yang lebih populer untuk saat ini mengartikan bahwa komik adalah gambar yang bercerita, merujuk kepada bentuk dari komik yang berupa panel-panel yang tersusun berdekatan, terstruktur, dan ber-konsep sehingga membentuk suatu rangkaian gambar bercerita yang mempunyai alur (“komik”). Asal mula kata komik adalah dari bahasa Yunani kuno, yaitu komikos, bentuk dari kata komos yang mempunyai arti bersuka ria atau bercanda. Menurut Scott McCloud, seorang pakar komik Amerika, komik berarti “gambar-gambar dan lambang-lambang yang ter-jukstaposisi (berdekatan atau bersebelahan) dalam urutan tertentu, bertujuan untuk memberikan informasi atau untuk mencapai tanggapan estetis dari pembaca”, hal itu ia sampaikan dalam bukunya Understanding Comics. Ia juga ber-opini bahwa gambar adalah suatu informasi visual yang mudah disampaikan dan diterima secara universal atau oleh semua kalangan, serta tidak perlu melalui pendidikan formal untuk dapat mengerti arti pada sebuah gambar. Pesan gambar bersifat spontan dan mengacu pada pengalaman visual pribadi. Berbeda dengan tulisan, yang berupa informasi dan memerlukan waktu serta pengetahuan dalam mengartikan simbol abstrak dari bahasa tersebut.

Universitas Kristen Petra 14

Will Eisner mempunyai opini yang berbeda dengan Scott McCloud, mengenai definisi komik. Ia berpendapat bahwa, komik adalah cara bertutur yang mengadopsi bentuk naratif, yang diramu menjadi salah satu bentuk literature. Dengan kata lain, komik memang dinikmati dengan cara dibaca, namun mengandung pengertian yang lebih luas, karena dalam komik terdapat peleburan gambar dan teks atau tulisan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa, komik adalah kumpulan gambar dan kata-kata yang melebur dalam panel-panel yang disusun sedemikian rupa agar memiliki kesinambungan antara satu gambar dengan gambar lainnya, sehingga membentuk atau mampu menyampaikan cerita secara verbal dan visual kepada audience atau penikmatnya.

2.3.2. Sejarah dan Perkembangan Komik di Dunia Komik pertama kali terbentuk oleh kebiasaan manusia di jaman purba yang menorehkan pewarna pada dinding gua-gua, permukaan daun, kulit binatang dan lain-lain, membentuk lambang-lambang maupun gambar-gambar. Manusia Prancis pra-sejarah, dipercaya sebagai yang pertama kali melakukan kegiatan ini, merujuk kepada ditemukannya torehan gambar-gambar bison pada dinding- dinding gua di Lascaux, Prancis Selatan. Mengutip dari jurnal Karna Mustaqim, sebagai sinyalir perekat budaya, komik melangsungkan evolusinya bersama-sama dengan berjalannya peradaban manusia. “Kata komik sebenarnya tidak berdiri sendiri, namun pertama kali muncul dengan ekornya ‘strip’ (the comic strip) dan ia bukan pula merupakan suatu bentuk seni yang sama sekali baru seperti yang seringkali diangkat oleh sebagian orang, komik ibaratnya adalah “sebuah perayaan atas kematian yang brilian dari konsepsi artistik yang usang (out of date)”. William Hogarth di 1730- an adalah yang pertama kali menyatukan heterogenitas antara teks dan gambar, ke dalam satu jalinan cerita. Ia membuat sealami mungkin adegan-adegan dari visual naratif, dengan peng-ilustrasian adegan, seolah-olah sedang dalam aksi panggung sehingga menghasilkan kesan dramatis yang kuat”. Hogarth telah melakukan suatu terobosan yang besar dalam usaha meng- ilustrasi-kan suatu cerita, karena yang ia lakukan sangat berbeda dan unik dari

Universitas Kristen Petra 15

yang dilakukan oleh orang pada zamannya. Konsepsi yang tertanam dalam benak orang mengenai setting antara teks dan gambar, dirubahnya, dan setting itulah yang nantinya berkembang menjadi bentuk balon-balon kata. Revolusi industri di Inggris, mempunyai andil besar dalam kemajuan perkembangan komik, karena produk-produk tersebut beredar semakin luas dan dapat dinikmati oleh semua orang. Kerumitan cerita bergambar mulai berkembang dan mencapai puncak keemasan di tangan William Hogarth melalui karyanya yang berjudul “ A Harlot’s Progress” yang terbit tahun 1731. Bapak komik modern dalam banyak hal adalah Rudolphe Topffer, yang terkenal dengan cerita bergambarnya yang satiris sejak pertengahan 1800. dalam ceritanya ia menggunakan kartun dan panel-panel pembatas, serta menyelaraskan kata-kata dengan gambar sehingga saling mendukung satu sama lain. Memasuki abad ke-20, komik diinterpretasikan oleh komikus Amerika menjadi bentuk kartun strip yang terdapat pada Koran-koran, dan bertujuan untuk menyampaikan cerita-cerita lucu, atau komik parodi. Pada tahun 1929, komik strip mulai merambah tema aksi atau laga, dengan judul-judul seperti Buck Rogers, dan Tarzan. Produk-produk lain bermunculan, dan persepsi orang mengenai komik bukan lagi ditentukan oleh isinya tapi bentuknya. Tahun 1938 merupakan masa, dimulainya komik-komik laga nomor satu, Superman adalah bintangnya. Tema Superhero atau pahlawan super menjamur, tokoh-tokoh fiktif seperti Superman, karya Jerry Siegel dan Joe Shuster, Batman oleh Bob Kane, dan pahlawan-pahlawan lainnya menguasai pasar dan menandai era keemasan komik. Semua komik bertema superhero, pada masa itu muncul di bawah naungan perusahaan penerbitan komik yang terbesar hingga sekarang, yaitu DC Comics, lalu pada tahun 1960, lahir penerbit komik lainnya yang juga sangat sukses, Marvel Comics. Dengan ide cerita yang lebih segar dan tokoh superhero yang lebih bervariasi, seperti “Spiderman”, “Captain America”, “Hulk”, “Wolverine”, hingga “X-Men”, Marvel Comics yang identik dengan nama Stan Lee, salah satu komikus paling berpengaruh di perusahaan itu, mampu menyaingi DC Comics. Kelebihan Marvel ada pada variasi tokoh-tokoh cerita mereka dan sisi manusiawi sang superhero, sedangkan DC Comics, lebih berani dalam meramu

Universitas Kristen Petra 16

cerita. Perkembangan cerita komik menjadi semakin ekstrim mengikuti arus persaingan, dengan event-event seperti matinya sang superhero, perkelahian antar sesama superhero, hingga tema surga dan neraka yang diwarnai pertarungan antar mereka. Lalu munculah istilah Novel Grafis yang berwujud komik namun dengan tema lebih berat, ditujukan oleh pembaca yang lebih dewasa, dan umumnya lebih tebal, sehingga mirip dengan bentuk fisik sebuah novel.

Gambar 2.2. Halaman Dalam Komik Justice #1 Sumber: Wizard Majalah Komik Indonesia edisi.11. Halaman: 74. Artikel oleh: Dylan Bruce. Tahun: 2005.

Menuju ke benua Asia, Jepang menganut penamaan sendiri untuk komik, yaitu Manga yang mempunyai kesamaan huruf kanji dengan kata komik menurut bahasa Tiongkok, Manhua. Sebelumnya sempat marak disebut ‘Ponchi-e’, merujuk dari istilah gambar-gambar dari majalah Punch yang terbit pertama kali pada tahun 1814 di Inggris, dan juga komikkusu, mengadaptasi dari kata comics. Pada terbitan pertama Hokusai Manga, tahun 1814, berisi sketsa-sketsa sang seniman cukil kayu Jepang, Katshuhika Hokusai (1760-1849). Dimana dalam karya manga-nya, ia mampu menampilkan gerak-gerik manusia melalui goresan ekspresifnya dengan mengusung tema kemanusiaan dari sisi humoris. Seniman Jepang lainnya yang menjadi para pelopor lahirnya manga adalah, Yoshitoshi Tsukioka (1839-1892) yang terkenal sangat baik dalam melukiskan monster, makhluk aneh, dan fantasi yang berdasar pada mitos Jepang, lalu ada

Universitas Kristen Petra 17

pula Rakutan Kitazawa (1876-1995) yang kemudian menjeneralisasi penggunaan istilah manga sebagai pengertian untuk kartun atau komik strip buatan Jepang, melalui suplemen hari Minggu di harian Jiji Shinpou. Karya-karya yang dihasilkannya, masih sangat dipengaruhi oleh Outcult, Dirks, dan Opper. Seniman yang terakhir disebutkan adalah pionir komik strip modern di Jepang, Berbeda dengan komik dari benua Eropa atau Amerika, manga lebih umum dicetak hitam putih dengan jumlah halaman lebih banyak. Ide cerita mereka sangat variatif dan kental dengan tradisi literatur Jepang yang memikat dan biasanya berupaya menggiring pembacanya untuk larut secara emosional terbawa dalam imajinasi dan suasana cerita. God of Manga, sebutan bagi Ozamu Tezuka, seorang seniman yang berhasil mengembangkan karakter khas-nya, mengadopsi teknik sinematografi seperti efek-efek kedalaman, teknik ‘passing’ adegan, gerak dinamis dan slow motion, ritme cerita yang mendebarkan, dan alur cerita yang tidak selalu berakhir bahagia, lalu mengaplikasikannya ke dalam karya manga dan anime, sebutan khusus bagi film animasi produksi Jepang.

Gambar 2.3. Tokoh-Tokoh Komik DragonBall Z Sumber: Ultima Next Generation, edisi: 74. Halaman: 113 Artikel oleh: Crush. Tahun: 2004.

Dengan kemasan gaya gambar yang bermacam-macam, ada gaya kartun yang banyak pada era-era awal munculnya Manga contohnya Doraemon, semi- realis dengan Dragon Ball-nya, hingga realis ala City Hunter, serta semua keunggulan yang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya, manga mempunyai kekuatan yang sangat besar dalam meng”gaet” minat baca audience.

Universitas Kristen Petra 18

2.3.3. Sejarah dan Perkembangan Komik di Indonesia Indonesia menandai cikal bakal terciptanya komik, melalui ditemukannya gambar-gambar babi hutan dan candi-candi kuno pada dinding gua Leang Leang di Sulawesi Selatan, yang diperkirakan dibuat sekitar abad ke-18. Penggunaan media lembaran-lembaran daun lontar dimulai dari Bali, dengan cerita-cerita Ramayana menggunakan aksara-aksara Bali, sedangkan di Di Jawa kuno, ceritanya mengadopsi kisah-kisah seperti Dampati Lelagon atau Darma Lelagon. Relief-relief pada Candi Borobudur dan Candi Prambanan, yang bercerita tentang kehidupan spiritual dan kebudayaan abad pertengahan, juga merupakan bentuk-bentuk awal komik. Wayang Beber seringkali disebut-sebut sebagai bentuk embrio dari komik di Indonesia. Karena wayang beber menampilkan gambar-gambar bersifat simbolik yang bercerita, melalui media yang berupa lembaran-lembaran, dan adanya cerita yang disusun berdasarkan kaedah kontinuitas dan disampaikan secara dramatis. Komik, pertama kali terbit di Indonesia dalam bentuk media cetak sejalan dengan munculnya media massa berbahasa Melayu Cina di masa pendudukan Belanda. Cergam Put On karya Kho Wan Gie tahun 1930 di harian Sin Po, menceritakan sosok gendut bermata sipit yang melindungi rakyat kecil bercerita Indonesia sebagai tanah kelahirannya. Komik ini sangat popular pada masa itu. Sedangkan nama Put On adalah jenis cerita bergambar yang bercorak humor berbentuk kartun. Cerita bergambar yang bercorak realistik baru dimulai oleh Nasroen As sejak tahun 1939. Bonnef menempatkan awal perang dunia ke-satu sebagai masa pertumbuhan awal komik di Indonesia, komik pertama dalam khasanah sastra Indonesia ialah “Mencari Putri Hijau” karya Nasroen As, dimuat dalam harian Ratoe Timoer. Pada Masa Pendudukan Jepang 1942, muncul cerita “Legenda Roro Mendut” gambaran B. Margono, di harian Sinar Matahari Jogjakarta. Setelah Indonesia merdeka, kisah-kisah kepahlawanan atau heroisme yang diangkat dari cerita rakyat sehubungan dengan situasi politik pada masa itu banyak diangkat sebagai tema, contohnya adalah Pangeran Diponegoro dan Joko Tingkir (48).

Universitas Kristen Petra 19

Pada era 1950 sampai pertengahan 1960-an, komik Indonesia pernah mengalami suatu masa yang diyakini sebagai masa klasik pada jaman modern. Pada masa itu, komik Indonesia berkembang dan menemukan identitas estetik dan menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Masa keemasan dan kebangkitan kedua komik Indonesia (1980) ditandai dengan banyaknya ragam dan judul komik yang diterbitkan pada masa itu. Ragam komik yang disukai pada periode ini, yakni komik roman remaja yang bertemakan roman kehidupan kota. Beberapa komikus yang dominan adalah Budijanto, Zaldy, Sim dan Mintaraga, karya Jan Mintaraga yang cukup populer adalah Sebuah Noda Hitam. Komik silat yang bertemakan petualangan pendekar-pendekar ahli silat. Ganes TH spesialis dalam jenis komik ini, karya-karya lainnya adalah serial Si Buta Dari Goa Hantu, Siluman Serigala Putih, Tuan Tanah Kedaung, Si Djampang, Panji tengkorak oleh Hans Jaladara, Godam oleh Wid NS, dan Gundala karya Hasmi.

Gambar 2.4. Cover Komik Gundala: “Perhitungan di Planet Covox”. Sumber: Wizard Majalah Komik Indonesia edisi.11. Halaman: 115. Tahun: 2005. Kecerdikan penerbit, kreatifitas komikus, dan tanggapan pembaca, menciptakan dinamika yang mendukung suburnya dunia komik saat ini. Komik strip asing, seperti “Flash Gordon”, “Rip Kirby”, “Prince Valiant”, “Tarzan”, dan “Superman” yang masuk Indonesia lewat surat kabar, juga menjadi pendorong penciptaan karya komik-komik Indonesia pada masa sekarang.

Universitas Kristen Petra 20

Menjelang tahun 1980-1994, mulai jarang ditemukan komik baru karya anak bangsa. Karena, komik-komik terjemahan dari Eropa, Amerika dan Jepang semakin gencar menyerbu Indonesia. Komikus lokal saat itu tidak siap bersaing dengan komikus luar. Mereka kalah telak dari segi perkembangan tema dan seni grafis. Komik luar negeri unggul dengan lay-out halaman yang inovatif. Dan tema-tema komik luar tersebut sangatlah beraneka ragam. Kelemahan-kelemahan itulah yang membuat komik-komik Indonesia secara perlahan, mulai kurang mendapat perhatian generasi muda Indonesia yang menyukai hal-hal yang bersifat kreatif dan inovasi baru yang dinamis. Komik sebagai industri jangka panjang, hampir mustahil untuk menjadi strategi masa depan komikus Indonesia, kecuali bagi Dwi Koendoro (Dwikoen) pencipta tokoh Panji Koming Kompas dan Sawung Kampret. Dari jenis komik strip, muncul pula nama-nama GM Sudharta pencipta Om Pasikom, di Kompas, Keliek Siswojo (Doyok, Pos Kota), Rahmad Ghazali (Mr. Bos Bisnis Indonesia). Itulah “Selintas Sejarah Komik Indonesia”. Pada tahun 1995an sampai sekarang, dunia komik Indonesia mulai bangkit kembali secara perlahan, dengan mulai munculnya para komikus yang menerbitkan karyanya, di bawah naungan penerbit besar seperti Elex Media Komputindo, Gramedia Majalah, M&C, Mizan dan beberapa lainnya. Penerbit- penerbit itu umumnya mempunyai jaringan manajemen dan distribusi yang kuat dan profesional. Alternatif lainnya adalah melaui studio-studio komik lokal dan independent yang gandrung dengan sebutan “Indie”, yang cenderung lebih bebas mengekspresikan idealismenya dan bertujuan untuk menyalurkan serta mengembangkan potensi komik Indonesia dengan maksimal, tanpa memperhitungkan pasar. Kelebihan komik Indie ada pada kebebasan dalam menentukan tema, tidak terdapat syarat-syarat yang membatasi, peraturan yang rumit dan berbelit dari lazimnya penerbit komik besar. Tema komik Indie tidak hanya berkisar pada kehidupan yang ideal, namun juga mampu menampilkan sisi lain kehidupan yang aneh, menyimpang, bahkan menyinggung politik. Target Audience-nya pun bukan anak-anak. Jalur pendistribusian komiknya pun masih sangat sederhana dan cenderung seputar antar komunitas tertentu saja. Hak cipta

Universitas Kristen Petra 21

dari komik-komik itupun masih belum ditangani secara professional. Gerakan komik Indiebanyak sekali terjadi di Jakarta Bandung, dan Yogyakarta.

2.3.4. Gaya Visual Komik Stephen Heller melalui bukunya, Graphic Styles : From Victorian to Post Modern, mendefinisikan gaya visual (gaya desain) sebagai berikut, “style is a specific or characteristic manner of expression, design, construction or execution. As it relates to graphic design, style suggest the dominant visual aesthetic of a particular time and place”. Sedangkan gaya visual, seperti yang ditulis dalam Resume Pengajian Komik DKV ITB, yang berjudul Identitas Komik Indonesia, “komik adalah identitas atau ciri khusus yang ada dan terlihat pada setiap komik, dan muncul secara alamiah tanpa disadari. Identitas muncul karena terus berkarya, muncul bukan karena sengaja diciptakan. Karena dalam proses berkarya ini akan secara tidak langsung mencakup filosofi, tanda budaya, komunikasi yang khas pada daerah asal dan tinggal seseorang. Identitas ini akan tampak pada komposisi, ilustrasi, dan tipografi dalam komik.”

2.3.5. Style atau Ciri Khas Dalam Komik Style komik merupakan suatu karakteristik yang menunjukan perbedaan goresan dari seniman pengarang komik terhadap goresan seniman lainnya dalam rangka memberikan differensiasi bagi karyanya. Terdapat 7 jenis style komik yang dikenal di seluruh dunia, antara lain: 1. European Style Gaya gambar yang banyak menggunakan ilustrasi kasar dikombinasi dengan pewarnaan cat air, sehingga menghasilkan kesan lebih humanis. Contohnya ialah komik-komik seperti: Smurf dan Asterix. 2. American Style Gaya penggambaran ala komik Amerika yang berciri khas: ber-outline tebal serta menampilkan teknik bayangan atau shading: blocking. Contohnya: ‘Batman Hush’ oleh DC Comics, dan ‘Identity Crisis’ oleh: DC Comics.

Universitas Kristen Petra 22

3. Manga Style Gaya komik khas terbitan Jepang, yang seringkali menampilkan figur wajah dengan mata yang berukuran besar dan hidung lancip. Merupakan perkembangan antara ukiyo-e atau ilustrasi tradisional orang. Dengan Contohnya seperti: Dr. Slump, Dragon Ball Z.

Gambar 2.5. Tokoh-Tokoh Komik Dr. Slump. Sumber: Ultima Next Generation, edisi: 18. Halaman: cover Tahun: 2001. 4. Manhua Style Manhua adalah sebutan bagi komik-komik yang berasal dari Hongkong, dengan ciri khas, ilustrasi atau gambar yang besarnya satu halaman penuh dengan banyak sekali ornamen pendukung terciptanya efek action. 5. Amerimanga Style Perpaduan antara gaya Jepang dan Amerika Contohnya: Teen Titans Anime Styles Contoh gaya gambar Amerimanga

Gambar 2.6. Tokoh-Tokoh Teen Titans Sumber: Wizard Majalah Komik Indonesia edisi.11. Halaman: 102.Tahun: 2005.

Universitas Kristen Petra 23

6. Manhwa Style Gaya yang diusung komikus dari Korea. Mempunyai beberapa kesamaan dengan Manga Style, namun berbeda dari segi goresan dan garis dari Manhwa yang sedikit lebih tegas dan tebal. 7. Indonesian Style Untuk sekarang, seniman komik Indonesia lebih banyak mengikuti gaya luar, paling banyak dalam meniru anatomi dan figur wajah American Style.

2.4. Tinjauan Unsur-unsur Gambar Ada beberapa unsur fundamental yang membentuk suatu gambar. Unsur- unsur tersebut meliputi: Garis, Pola, Bentuk dan Ruang, Tekstur, Kualitas gelap terang, komposisi, perspektif, warna, dan sudut pencahayaan. Satu persatu dari unsur-unsur tersebut, akan perancang jelaskan di bawah ini: 2.2.1. Garis Menurut Danile M. Mendelowitz dan Duante A. Wakeham melalui bukunya, A Guide to Drawing: Fifth Edition, garis merupakan titik yang digerakan membentuk suatu guratan sepanjang tempat dimana titik tersebut digerakan (18). Garis merupakan unsur dalam gambar yang memiliki peranan sangat penting karena dapat dipergunakan untuk menjelaskan bentuk-bentuk dan observasi visual atau pengungkapan secara subyektif akan gagasan, membangkitkan berbagai pengalaman, pikiran atau paham dan intuisi. Garis yang sederhana menggambarkan arah, membagi ruang, memiliki panjang, lebar, corak, atau warna, dan tekstur atau kontur. Garis mampu meng-ekspresikan suatu perasaan atau emosi melalui karakter bentuk garis tersebut. Garis terdiri dari: 1. Garis kontur, adalah garis yang digunakan pada bagian tepi dari suatu bentuk yang memberikan batas antara suatu bentuk dengan objek lain yang berada di belakangnya. Ada dua macam garis kontur, satu adalah yang sederhana, tanpa ada variasi tebal tipis. Satu lagi, adalah garis yang memiliki variasi tebal tipis untuk menambah segi artistik suatu bentuk. 2. Garis kaligrafi, jenis garis yang memang digunakan bila dalam suatu gambar keindahan garis adalah sebagai aspek utama penentu efektifitas

Universitas Kristen Petra 24

gambar. Garis ini bisa berupa garis yang ringan, tebal, tipis, maupun berat untuk mempersepsikan bentuk, tepi yang berpotongan, terang, dan gelap. Misalnya garis yang membentuk obyek dengan ringan, kemudian menjadi lebih tebal dan berat akhirnya ringan dan tipis kembali.

2.2.2. Pola Merupakan bentuk yang menjadi basis atau dasar pada suatu objek dalam bidang gambar yang bersifat datar dan tanpa variasi warna. Bernuansa dekoratif yang bersifat datar dan tidak memiliki gradasi gelap terang sehingga menyerupai siluet dan meminimalkan volume obyek. Apabila pola bersifat dekoratif, maka hanya bertujuan untuk memperindah seperti pola dekoratif pada produk tekstil yang diaplikasikan dalam bentuk pengulangan atau repetisi pada suatu bentuk atau desain.

2.2.3. Bentuk dan ruang bentuk merupakan sebuah presentasi abstrak, sebuah garis imajinasi yang menggambarkan suatu objek di dalam hubungannya dengan latar belakang, karakter tiga dimensi yang terbentuk, contohnya bola, balok, piramida, kepala manusia, dsb. Sedangkan ruang merupakan aspek negative dari sebuah bentuk. Ruang dapat dikenali dengan adanya gelap terang sehingga objek menjadi bentuk yang terpisah dari suatu ruang.

2.2.4. Tekstur Sifat permukaan suatu benda yang dapat dirasakan, seperti kasar, halus keras, maupun lembut, lazim disebut tekstur. Rachel Rubin Wolf beropini bahwa, tekstur merupakan elemen desain yang bersifat ekspresif dan emosional serta menggambarkan ciri khas pelukisnya. Tekstur dapat menimbulkan ekspresi dan menambah feel atau sentuhan artistik suatu gambar. Dengan menambah efek tekstur dengan kombinasi kreatif dari benda-benda yang mempunyai tekstur unik, seperti kayu, spons, kulit ular, dll, sebuah gambar akan memperoleh suatu differensiasi yang apik dan menambah nilai suatu gambar.

Universitas Kristen Petra 25

2.2.5. Kualitas gelap terang Dalam value atau kualitas gelap terang, putih merupakan tekanan yang paling rendah dan hitam merupakan yang paling gelap, diantara keduanya terdapat abu-abu. Segala jenis warna mempunyai tingkatan value, yang mampu membentuk kualitas tiga dimensi pada bentuk-bentuk di dalam gambar. Bila garis mendeskripsikan bentuk obyek, maka value akan memperjelas dan memperkaya garis sehingga bentuk 3 dimensi menjadi lebih hidup, tempat dan hubungan antar bentuk dapat ditentukan, membentuk pola untuk menggambarkan tekstur obyek, serta memberikan kesan dramatis.

2.2.6. Komposisi Komposisi mempunyai peranan yang penting dalam menentukan betah tidaknya audience dalam menikmati karya kita. Terdapat dua buah tipe komposisi dasar, yaitu komposisi horizontal, dan komposisi vertikal, yang masing-masing mempunyai kegunaan sendiri-sendiri. Penggunaan komposisi horizontal untuk menampilkan landscape atau pemandangan pegunungan misalnya, sedangkan penggunaan komposisi vertikal mampu menampilkan objek yang karakter-nya memanjang ke atas atau ke bawah. Namun, komposisi tersebut banyak dilanggar untuk mencapai bentuk yang menarik. Komposisi yang beraneka ragam terjadi sejak ditemukannya kamera sehingga orang mulai berani melakukan manipulasi komposisi, teori-teori di atas dikemukakan oleh Jhon Raynes, dalam bukunya “Drawing and Painting People: An Easy to Follow Guides to Successful Potraits.

2.2.7. Perspektif Jhon Raynes mempunyai teori bahwa perspektif adalah hukum yang memprediksi dan menjelaskan tentang ragam dan cara bagaimana suatu objek yang tampak semakin berkurang dan tampak semakin kecil ukurannya pada saat objek tersebut berada pada jarak yang jauh dari pengamat. Dasar dari semua perspektif adalah titik terang dari semua garis pararel pada horizon. Horizon adalah batas dimana mata kita melihat terjauh. Hokum perspektif yaitu semua garis paralel atau sejajar akan menuju pada satu titik yang sama. Aspek lainnya adalah, objek-objek yang berjarak sama tampak semakin mengecil hingga

Universitas Kristen Petra 26

mendekati horizon. Jarak antara objek yang berjarak sama tersebut dilakukan secara konstan.

2.2.8. Tinjauan Warna Menerjemahkan definisi dari Wilco International, dalam bukunya A Compilation of the Popular Drawing Course Guides Nos 3 to 7: Drawing course, “warna merupakan elemen yang bercahaya dari sebuah objek yang memiliki berbagai kualitas yang memberkan kesan volume dan kompleksitas dari objek. Warna mempunyai kekuatan untuk menyampaikan dan membuat pengamatnya merasakan suasana hati yang dikondisikan oleh perancang karya. Lebih jauh dalam mengeksplorasi pengaruh warna terhadap mood penikmatnya, kita dapat membahas opini dari Dra. Roostantinah, dalam jurnalnya sebagai pengajar Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan, yang berjudul “Pengaruh Warna Terhadap Emosi dan Kesehatan”. Di dalam jurnal itu beliau mendeskripsikan warna sebagai “sensasi yang disebabkan oleh cahaya sewaktu berinteraksi dengan mata, otak, dan pengalaman kita”. Beliau juga memberikan ilustrasi akan bagaimana warna yang melapisi tembok ruangan, mampu membangkitkan energi, dan menimbulkan mood tertentu, atau mengungkapkan kepribadian kita, meskipun tentunya harus didukung oleh tata ruang, ventilasi dan sebagainya. Dan fakta bahwa, warna yang diaplikasikan pada aneka produk dapat juga menentukan kesan yang tertinggal dalam benak kita, yang nantinya mampu mempengaruhi kita dalam memutuskan untuk membeli produk tersebut atau tidak. Menurut L.K. Peterson dan rekannya Cheryl Dangel Cullen dalam buku mereka, Global Graphics: Color, yang memberikan panduan mengenai efektifitas warna pada pasar internasional, warna dipersepsikan secara berbeda-beda artinya oleh suatu kebudayaan dari budaya lainnya. Contohnya, di Asia, kuning adalah warna positif yang mengekspresikan keceriaan, semangat, dan kehangatan, namun di Amerika Serikat, kuning atau sesuai dengan istilah Inggris-nya yellow, kuning berarti pengecut (128). Penggunaan warna diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori, dengan penjelasan sebagai berikut:

Universitas Kristen Petra 27

1. Berdasarkan Spektrum Warna: a. Warna Primer Warna-warna dasar yang terdiri atas warna merah atau magenta red, warna kuning atau lemon yellow, dan biru atau turquoise blue. b. Warna Sekunder Merupakan warna yang timbul dari percampuran warna-warna primer, contohnya: warna ungu, yang berasal dari campuran warna merah dan biru, warna jingga yaitu kombinasi dari warna kuning dan merah, demikian pula warna hijau yang berasal dari campuran warna biru dan kuning. c. Warna Tertier Tingkatan warna ketiga, beranggotakan warna-warna yang berada diantara berbagai warna-warna dari tingkatan primer dan sekunder, dan biasanya mengadopsi lebih dari satu nama warna sebagai label pengenalnya, contohnya seperti: biru kehijauan, merah keunguan dan sebagainya. d. Warna Komplementer Didefinisikan sebagai warna-warna yang saling berseberangan dalam lingkaran warna, dimana kontras masing-masing warna tersebut saling berlawanan, sehingga bila digabungkan akan menghasilkan suatu warna yang tidak lain adalah abu-abu. Kelebihan dari warna ini adalah, dapat menetralkan intensitas warna yang terlalu kuat. e. Warna Analogus Klasifikasi warna berdasarkan pada spektrum warna, yang terakhir adalah warna-warna analogus yang mempergunakan terang gelap dan intensitas dari warna terdekat, misalnya kuning kehijauan, kuning jingga, dan sebagainya. Warna analogus terkenal sebagai warna yang mampu menciptakan keharmonisan dan suasana hati yang tenang, yang timbul dari hubungan dekat warna-warna yang dipakai.

Universitas Kristen Petra 28

2. Berdasarkan Kombinasinya Dalam Ilustrasi a. Warna Monokromatik Komposisi yang menggunakan variasi intensitas dari satu warna saja, dalam menerjemahkan sebuah keseimbangan antara terang dan gelap dari suatu obyek, namun mengesampingkan kondisi warna-warna sesungguhnya. Kesan yang ditampilkan dari komposisi monochrome adalah kelonggaran dan kebebasan bagi pengamatnya untuk lebih menikmati kedalaman serta lebih berpartisipasi untuk memahami obyek dalam gambar. b. Warna Polikromatik (Optical Color) Kombinasi dari beberapa warna berbeda yang dituangkan ke dalam bentuk komposisi yang mampu membuat obyek dalam karya terlihat lebih nyata dan ekspresif, karena warna-warna yang tampil adalah warna-warna yang dapat dilihat oleh mata manusia. 3. Berdasarkan Sensasi yang Ditimbulkan a. Warna-warna panas Yang terdiri dari warna merah, kuning, dan pencampuran maupun gradasi dari keduanya. b. Warna-warna dingin Meliputi warna biru dan hijau, serta pencampuran maupun gradasi dari kedua warna tersebut. c. Warna-warna netral Yang termasuk di dalamnya adalah putih, abu-abu, dan juga hitam. 4. Berdasarkan Karakteristiknya a. Warna positif atau aktif Yang termasuk dalam kategorinya adalah: warna kuning, merah, jingga, dan juga merah kekuningan, yang mampu menyampaikan kesan semangat, kerja keras, marah. b. Warna negatif atau pasif Yang meliputi warna biru, ungu, violet, yang menginterpretasikan kesan gelisah, tenang, dingin, bergairah.

Universitas Kristen Petra 29

5. Berdasarkan Kualitasnya a. Hue Hue merupakan penggunaan warna yang meng-expose keunikan dari masing-masing warna. b. Chroma Kemampuan warna dalam menampilkan kekuatan dan kelemahan warna melalui kuat lemahnya intensitas warna tersebut. c. Value Penggunaan warna yang mengaplikasikan penggunaan warna- warna netral, yaitu hitam dan putih, sebagai penambah kualitas gelap terang suatu warna. Value dibagi menjadi dua kecenderungan: - Tint, warna dengan value tinggi, yang cenderung terang karena penambahan warna putih. - Shade, warna dengan value rendah, yang cenderung gelap dan berat karena penambahan warna hitam. 6. Berdasarkan Persepsi Yang Ditimbulkan a. Hitam, dipersepsikan sebagai simbolisasi dari kematian, misteri, kejahatan, maut, namun juga meng-komunikasi-kan kemewahan, dramatisasi, dan maskulinitas. b. Putih, dipersepsi sebagai kepolosan, kemurnian, dan kesucian, serta memberikan perasaan nyaman, tentram, dan aman. c. Abu-abu, dipersepsikan orang sebagai warna yang menampilkan kesan serius dan formal. d. Merah, menerjemahkan kesan marah, panas, bahaya, hidup, dan dominan atau menguasai. e. Merah jambu (pink), melambangkan cinta yang bersemi, kelembutan hati, kasih sayang, serta bisa juga berarti kekanak- kanakan. f. Kuning, mampu menerjemahkan kesan ceria, melambangkan perdamaian, dan suka cita.

Universitas Kristen Petra 30

g. Oranye, merupakan warna yang berkesan bersahabat, hangat, dan sering dikaitkan dengan kreatifitas. h. Biru, sebagai salah satu dari tiga warna primer, biru melambangkan keluasan, kejujuran, kebekuan, selain itu biru seringkali digunakan dalam penggambaran laut karena mampu memberikan kesan dalam. i. Hijau, ditampilkan untuk memberikan kesan menyejukkan, rileks atau santai, dan subur karena sering ditemui pada warna dedaunan. j. Indigo, warna biru keunguan yang dipersepsi orang sebagai warna yang berkesan mewah, spiritual, dan stylish atau modis. Semuanya itu disampaikan oleh Dra. Roostantinah dalam jurnalnya, “Pengaruh Warna Terhadap Emosi, dan Kesehatan” (5).

2.2.2.9. Tinjauan Teori Sudut Pencahayaan Di dalam gambar, sudut pencahayaan menentukan kualitas gelap terang suatu objek, serta jatuhnya suatu bayangan dari objek-objek yang ada pada gambar. Komik dan segala jenis ilustrasi grafis lainnya dapat memanfaatkan hal ini untuk membangun suasana, melalui mata audience. Pencahayaan juga dapat digunakan untuk membantu visualisasi objek menjadi lebih tiga dimensi. Ada dua teknik dasar dalam memberikan efek gradasi gelap terang, menurut Daniel M. Mendelowitz dan Duante A. Wakeham, dalam bukunya, “A Guide to Drawing: Fifth Edition” (84): 1. Highlights Merupakan bagian dari obyek yang memantulkan cahaya paling banyak, sehingga terlihat lebih terang dibandingkan permukaan yang terkena cahaya lainnya. Biasanya terjadi pada permukaan yang paling halus dan mengkilap. Bentuk dari highlights adalah bintik sinar yang yang kuat dan mengena pada puncak dari permukaan dan menghadap kea rah sumber cahaya. 2. Lights dan Shadow Merupakan kualitas gelap maupun terang yang paling luas areanya, berada di antara highlights dan pusat bayangan.

Universitas Kristen Petra