BAB II RIWAYAT HIDUP BUNG TOMO A. Bung Tomo Kecil Sutomo Lahir Di
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB II RIWAYAT HIDUP BUNG TOMO A. Bung Tomo Kecil Sutomo lahir di Kampung Blauran pinggir kota Surabaya. Sutomo lahir pada tanggal 2 Oktober 1920 dan meninggal di Mekah, Arab Saudi, pada tanggal 7 Oktober 1981 pada umur 62 tahun. Bung Tomo dilahirkan dengan nama Sutomo. Pada saat Sutomo baru berusia dua tahun, ibunya sempat mengatakan kepada Bung Tomo yang saat itu baru belajar berbicara bahwa putranya kelak akan menjadi orang besar yang akan membebaskan rakyat dari belenggu penjajahan. Sutomo dibesarkan di rumah yang sangat menghargai pendidikan. Ia berbicara dengan terus terang dan penuh semangat.Bung Tomo sendiri ikut bekerja membantu orang tuanya. Ia suka bekerja keras untuk memperbaiki keadaan.Pada usia 12 tahun, ketika ia terpaksa meninggalkan pendidikannya di MULO1 Sutomo melakukan berbagai pekerjaan kecil-kecilan untuk mengatasi dampak depresi yang melanda dunia saat itu. Belakangan ia menyelesaikan pendidikan HBS-nya2 lewat korespondensi, namun tidak pernah resmi lulus. Bung Tomo kecil nampak berbeda dengan anak-anak seusianya. Di masa kecilnya Bung Tomo merupakan seorang anak yang pemberani, hal itu dilihat dari keberanian Bung Tomo kecil yang berani berhadapan langsung dengan penjajah. Bung Tomo pun sering berbincang dengan kakeknya sendiri, karena kakeknya tersebut merupakan orang yang sering memperhatikan perkembangan masyarakat sekitar pada masa itu. Suatu ketika Bung Tomo melihat seorang ustadz ceramah di masjid, salah satu isi ceramah tersebut ialah ustadz tersebut ingin mengkritik kebijakan penjajah namun ustadz tersebut 1 MULO (singkatan dari bahasa Belanda: Meer Uitgebreid Lager Onderwijs ) adalah Sekolah MenengahPertamapada zaman kolonial Belanda di Indonesia. Meer Uitgebreid Lager Onderwijs berarti "Pendidikan Dasar Lebih Luas".MULO menggunakan Bahasa Belandasebagai bahasa pengantar. Pada akhir tahun 1930-an, sekolah-sekolah MULO sudah ada hampir di setiap ibu kota kabupaten di Jawa. Hanya beberapa kabupaten di luar Jawa yang mempunyai MULO. 2 HBS merupakan singkatan dari Hoogere Burgerschool .HBS adalah sekolah menengah umum pada zaman Hindia Belanda yang diperuntukkan hanya untuk orang Belanda, Eropa atau bsngsawan pribumi.Masa studi HBS berlangsung selama lima tahun atau setara dengan MULO dan AMS (SMP dan SMA) . (Lihat: Ibid, hlm. 309) 1 hanya menyindir dan tidak berani mengkritik penjajah secara terang-terangan. Hal ini lah yang kemudian Bung Tomo adukan kepada kakeknya. Di hati orang-orang pada masaitu rasa ingin melawan penjajah memang sebenarnya sudah ada, namun pada masaitu orang- orang belum berani mengkritik atau melawan penjajah secara terang-terangankarena masih takut dan khawatir terhadap ancaman yang dilakukan oleh penjajah jika melawan pemerintahannya.3 B. Orang-orang di sekitar Bung Tomo Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo,seorang kepala keluarga dari kelas menengah. Ia pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan, sebagai staf pribadi di sebuah perusahaan swasta, sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, dan pegawai kecil di perusahan ekspor-impor Belanda. Ia mengaku mempunyai pertalian darah dengan beberapa pendamping dekat Pangeran Diponegoro yang dikebumikan di Malang. Ibunya berdarah campuran Jawa Tengah, Sunda dan Madura. Ia pernah bekerja sebagai polisi di kotapraja, dan pernah pula menjadi anggota Sarekat Islam, sebelum ia pindah ke Surabaya dan menjadi distributor lokal untuk perusahaan mesin jahit Singer.4 C. Bung Tomo di Masa Muda Sutomo kemudian bergabung dengan KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia).5 Belakangan Sutomo menegaskan bahwa filsafat kepanduan, ditambah dengan kesadaran nasionalis yang diperolehnya dari kelompok ini dan dari kakeknya, merupakan pengganti yang baik untuk pendidikan formalnya. Pada usia 17 tahun, ia menjadi terkenal ketika berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda.6 Bung 3 Abdul Waid, Op. Cit, hlm. 25. 4Ibid.,hlm. 7. 5 KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia) dibentuk pada awal tahun 1931 berdasarkan kesepakatan beberapa organisasi kepanduan untuk melebur menjadi satu organisasi kepanduan dengan nama Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI). KBI didirikan sebagai bentuk dari keinginan banyak pihak untuk membentuk persatuan organisasi kepanduan nasional. (Lihat: Abdul Waid, Pekik Bung Tomo, (Jakarta: Palapa, 2014), hlm. 26). 6Ibid.,hlm. 27. 2 Tomo memiliki minat pada dunia jurnalisme. Ia pernah bekerja sebagai wartawan lepas pada Harian Soeara Oemoem di Surabaya pada tahun 1937. Setahun kemudian, ia menjadi redaktur Majalah Pembela Rakyat serta menjadi wartawan dan penulis pojok harian berbahasa Jawa, Ekspres, di Surabaya pada tahun 1939. Pada masa pendudukan Jepang, Bung Tomo bekerja di kantor berita tentara pendudukan Jepang, Domei7 bagian Bahasa Indonesia untuk seluruh Jawa Timur di Surabaya pada tahun 1942-1945. Ketika ia terpilih pada 1944 untuk menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru8 yang disponsori Jepang, hampir tak seorang pun yang mengenal dia. Di masa kepemimpinan Soekarno, Bung Tomo pernah mengkritik kebijakan Soekarno yang mengeluarkan kebijakan yang lebih menguntungkan pihak asing. Bung Karno saat 7 Kantor berita Domei adalah kantor berita radio milik pemerintah Jepang. Pada awalnya kantor berita Domei ini hanya didirikan di Jepang, namun kemudian Jepang mendirikan kantor berita Domei di Hindia Belanda yang merupakan negara jajahannya. Dan kantor berita radio Domei ini menjadi cikal bakal berdirinya Radio Republik Indonesia (RRI). (Lihat: Sunarya, Kantor Berita Antara, http:usbm.web.id/id3/2824-2722/kantor-berita-antara-16596-usbm-29-usbm.html. Diunduh tanggal 27 Maret 2017 pukul 13:20). 8 Pada tanggal 3 Juni 1945 diadakan suatu pertemuan rahasia yang dihadiri 100 pemuda untuk membentuk panitia khusus.Sebagai realisasi dari rapat rahasia tersebut maka pada tanggal 15 Juni 1945 terbentuklah Gerakan Angkatan Baru Indonesia. Tujuan dari organisasi ini adalah menjalin persatuan yang kompak di antara golongan masyarakat Indonesia, menanamkan semangat revolusioner massa atas dasar kesadaran sebagai rakyat yang berdaulat, membentuk negara kesatuan republik Indonesia mempersatukan kerja sama dengan Jepang, namun jika dianggap perlu maka gerakan ini bermaksud untuk ”mencapai kemerdekaan dengan tangan sendiri”. Gerakan ini mendapat restu dari pemerintah Jepang. Dalam suatu pertemuan yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Y. Nagano dan berdasarkan hasil sidang Cuo Sangi In ke-8 diresmikanlah pendiria Gerakan Rakyat Baru yang bertujuan untuk mengobarkan semangat cinta tanah air dan semangat perang. Dalam keputusannya pemerintah Jepang meminta agar para pemuda tunduk kepada Gunseikan (pemerintah militer Jepang). Hal ini membuat rasa tidak puas golongan pemuda, karena merasa gerakannya dibatasi oleh pemerintah Jepang. Pada tanggal 28 Juli 1945 Jawa Hokokai dan Masyumi digabungkan menjadi satu dengan Gerakan Rakyat Baru. Rasa tidak puas ditunjukkan oleh Golongan Pemuda Radikal dengan meninggalkan kursi yang telah disediakan. Dalam hal ini nampak jelas perbedaan paham antara golongan tua dan golongan muda tentang cara pelaksanaan pembentukan negara Indonesia merdeka. (Ben Anderson, Revolusi Pemuda Masa Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa 1944-1946, (Jakarta: Sinar Harapan, 1988), hlm. 117). 3 itu marah karena merasa kebijakan yang dikeluarkannya sudah benar namun dikritik oleh Bung Tomo yang menurutnya orang awam dan belum mengerti tentang politik.9 D. Kebiasaan dan Karakter Bung Tomo Bung Tomo memiliki kebiasaan-kebiasaan dan karakter yang mungkin diantaranya tidak diketahui oleh banyak orang, seperti kecintaan beliau kepada orang-orang disekitarnya tak terkecuali kepada istrinya. Hal ini dibuktikan ketika Bung Tomo sehabis pulang bertugas di luar kota, beliau selalu pulang dengan membawa oleh-oleh untuk orang-orang yang beliau cintai. Selain itu juga Bung Tomo mempunyai kebiasaan atau karakter jujur dan tegas ketika berbicara dan menatap tajam lawan bicaranya. Namun terkadang beliau juga melakukan candaan di sela-sela obrolannya agar lawan bicaranya tidak tegang. Bung Tomo merupakan sosok pekerja keras, hal ini dilihat dari kerja keras beliau sejak kecil rajin membantu orang tuanya hingga beliau dewasa bekerja keras demi bangsa dan negara. Bung Tomo merupakan sosok yang pandai bergaul dengan siapa pun, baik itu dengan rakyat biasa sampai kepada orang-orang besar seperti kiyai hingga pejabat sangat menghormati Bung Tomo.10 Bung Tomo sosok yang sangat memperhatikan penampilan. Meski pun pakaiannya sederhana namun pakaian yang beliau pakai harus bersih dan rapih. Hal ini lah yang menjadi perhatian khusus bagi istri Bung Tomo, Sulistina dalam mempersiapkan pakaian yang akan dipakai oleh suaminya. Semua pakaian yang dipakai Bung Tomo harus rapih dan bersih, termasuk juga sepatu yang harus dalam keadaan mengkilap ketika akan dipakai.11 Karakter lain dari seorang Bung Tomo adalah Bung Tomo merupakan sosok orator dan berkharisma tinggi, itu terbukti ketika beliau berorasi diradio dan berorasi di depan 9Ibid., hlm. 51. 10Nur Irma, Biografi Bung Tomo Pahlawan Indonesia http://www. biografipedia.com/2015/06/biografi-bung-tomo-pahlawan-indonesia.html, diunduh pada tanggal 9 september 2016 pukul 14:00 11 Sulistina, Bung Tomo Suamiku, (Jakarta: Visi Media, 2008), hlm. 79. 4 rakyat sebelum pertempuran 10 November berlangsung. Orasi Bung Tomo tersebut langsung direspon oleh rakyat dengan meletusnya pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Bung Tomo juga ternyata memiliki kegemaran sering menulis puisi. Belum diketahui dari mana beliau belajar menulis puisi hingga menghasilkan puisi yang sangat indah. Pada umumnya puisi-puisi Bung Tomo