Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik putusan.mahkamahagung.go.id P U T U S A N NOMOR 4/PID.SUS-ANAK/2019/PN Trk.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah AgungPengadilan Negeri Republik Trenggalek yang mengadili perkara Indonesia pidana anak dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Anak: Nama lengkap : MUHAMMAD SABUTH ABDILLAH bin AHMAD KHOLIL Tempat lahir : Jember Umur/tanggal lahir : 16 tahun/14 Maret 2002 Jenis kelamin : laki-laki Kebangsaan : Indonesia Tempat tinggal : Dusun Kemukuh RT 001 RW 018 Desa Tembokrejo Kecamatan Gumuk Mas Kabupaten Jember / Pondok Pesantren Qomarul Hidayah Desa Mahkamah AgungGondang Republik Indonesia Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek. Agama : Islam Pekerjaan : pelajar Anak tidak ditahan; Anak didampingi Penasihat Hukumnya Drs. PUJIHANDI, S.H., M.H. dk., Advokat dari Lembaga Bantuan Hukum Rakyat yang beralamat di Perum Griya Pogalan Asri C/8 Desa Pogalan Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek berdasarkan Penetapan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk tanggal 13 Februari 2019; Anak didampingi orang tuanya (ibu) dan Pembimbing Kemasyarakatan; Pengadilan Negeri tersebut; Setelah membaca : - Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Trenggalek Nomor 4/Pid.Sus- Anak/2019/PN Trk. tanggal 13 Februari 2019 tentang penunjukan Hakim; - Penetapan Hakim Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk. tanggal 13 Mahkamah FebruariAgung 2019 tentang penetapan Republik hari sidang; Indonesia

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- Hasil penelitian kemasyarakatan; - Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan; Setelah mendengar keterangan Saksi-saksi dan Anak serta Mahkamah Agungmemperhatikan barang buktiRepublik yang diajukan di persidangan; Indonesia Setelah mendengar pembacaan tuntutan yang diajukan oleh Penuntut Umum yang pada pokoknya sebagai berikut : 1. Menyatakan Anak Muhammad Sabuth Abdillah bin Ahmad Kholil terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pencurian dalam keadaan memberatkan sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam PAsal 363 ayat (1) ke-3 dan ke-5 KUHP jo Pasal 65 ayat (1) KUHP sebagaimana dalam dakwaan; 2. Menjatuhkan pidana terhadap Anak Muhammad Sabuth Abdillah bin Ahmad Kholil berupa pidana penjara selama 4 (empat) bulan; 3. Menyatakan barang bukti berupa: - 1 (satu) buah handphone merek F5 tipe CPH 1723 warna emas dengan nomor IMEI 1:867815036124892 dan IMEI 2: 867815036124884 beserta doosbooknya, 1 (satu) buah handphone merek Oppo A37 tipe A37 warna emas rose dengan nomor IMEI 1 : 864218037883793 dan IMEI 2 : 864218037883785 beserta doosbooknya, 1 (satu) buah handphone merek Oppo F1S warna gold, 1 (satu) buah handphone Mahkamah Agungmerek Xiomi/ warnaRepublik gold, 1 (satu) unit handphone Indonesiamerek Oppo F3 tipe CPH 1690 warna hitam dengan nomor IMEI 1:865249039825234 dan IMEI 2 : 865249039825226, 1 (satu) buah handphone merek Oppo F9tipe CPH 1823 warna merah mentari dengan nomor IMEI 1 : 864091044727414 dan IMEI 2 : 864091044727406, 1 (satu) buah handphone Vivo Y53 warna gold, 1 (satu) buah doosbook handphone merek Oppo F3 tipe CPH 1690 warna hitam dengan nomor IMEI 1 : 865249039825234 dan IMEI 2 : 865249039825226, 1 (satu) buah doosbook handphone merek Vivo Y53 tipe Vivo 1606 warna hitam dengan nomor IMEI 1 : 865588030762619 dan IMEI 2 : 865588030762601, 1 (satu) buah doosbook handphone merek Oppo F9 tipe CPH 1823 warna merah mentari dengan nomor IMEI 1 : 864091044727414 dan IMEI 2 : 864091044727406, 1 (satu) buah doosbook Oppo warna putih, 1 (satu) buah doosbook HP Vivo Y 53 tipe 1606 dengan keterangan warna mattle black nomor IMEI 1 : Mahkamah Agung866846033830372 dan IMEIRepublik 2 : 866846033830364, dan 3 Indonesia(tiga) lembar Halaman 2 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

uang pecahan Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah), dikembalikan kepada Saksi Agus Muklisul Anwar bin Mungin; - 1 (satu) ptong jaket kain lengan panjang warna merah dan putih motif Mahkamah Agunggaris-garis, dikembalikan Republik kepada Saksi Yulia Istichanah Indonesia binti Sugiyanto; - 1 (satu) buah jam tangan merek G-Shock warna silver kombinasi hitam dan 1 (satu) buah rokok elektrik warna hitam, dirampas untuk dimusnahkan; 4. Menetapkan agar Anak Muhammad Sabuth Abdillah bin Ahmad Kholil membayar biaya perkara sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah); Setelah mendengar pembelaan Anak dan Penasihat Hukumnya yang pada pokoknya menyatakan sebagai berikut : Pembelaan Anak MUHAMMAD SABUTH ABDILLAH bin AHMAD KHOLIL: - Anak merasakan penyesalan dengan masalah yang dihadapi yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya, karena telah mengecewakan dan membuat malu orang tua; - Bahwa merasa kasihan pada ibunya yang harus pulang pergi dari Jember ke Trenggalek untuk mengurus masalahnya; - Anak berharap agar masalah ini segera selesai, karena Anak sudah capek dan kasihan pada Ibunya; - Anak ingin menjalani hidup tanpa memikirkan masalah ini, ingin mengaji Mahkamah Agungdan sekolah di Pondok PesantrenRepublik Qomarul Hidayah seperti dulu;Indonesia - Anak memohon maaf sebesar-besarnya atas kekhilafan yang telah Anak perbuat; - Anak tidak mampu berpikir mengapa sampai melakukan perbuatan ini; - Anak ingin berubah menjadi lebih baik; - Anak berjanji membahagiakan dan membuat bangga orang tua; - Anak berjanji untuk menjadi orang sukses dengan jalan yang benar Pembelaan Penasihat Hukum Anak - Penasihat Hukum mohon agar Anak diberi hukuman pidana bersyarat dan pidana tambahan pelatihan kerja seperti saran dari Pembimbing Kemasyarakatan dari BAPAS Kediri dengan pertimbangan : a. Anak mengakui perbuatannya, merasa bersalah dan menyesal; b. Anak berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya; c. Anak ingin menamatkan wajib sekolah 12 (dua belas) tahun d. Anak telah meminta maaf pada saksi korban dan keluarganya Menimbang, bahwa Penuntut Umum menyatakan tetap dengan Mahkamahtuntutannya; Agung Republik Indonesia Halaman 3 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa dalam Pasal 7 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, diatur bahwa “ Pada tingkat penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan perkara anak di Pengadilan Negeri wajib diupayakan Diversi “, namun dalam Pasal 7 Ayat (2) Undang-Undang Mahkamah AgungNomor 11 tahun 2012 tentang Republik Sistem Peradilan Pidana Anak, Indonesia juga diatur bahwa “Diversi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam hal tindak pidana yang dilakukan diancam dengan pidana penjara dibawah 7 (tujuh) tahun dan bukan merupakan pengulangan tindak pidana“ ; Menimbang, bahwa oleh karena Anak didakwa dengan dakwaan tunggal yaitu sebagaimana diatur dalam Pasal 363 ayat (1) ke-3 dan ke-5 KUHP jo Pasal 65 ayat (1) KUHP yang ancaman pidananya diatas 7 (tujuh) tahun karena perbuatan pengulangan yang dilakukan Anak, maka Pasal 7 ayat (2) Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak tidak terpenuhi, sehingga proses diversi tidak dapat dilakukan; Menimbang, bahwa Anak dihadapkan ke persidangan oleh Penuntut Umum didakwa berdasarkan surat dakwaan sebagai berikut : Bahwa ia Anak MUHAMMAD SABUTH ABDILLAH Bin AHMAD KHOLIL, pada hari Rabu tanggal 28 Nopember 2018 sekira jam 00.30 Wib atau setidak- tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2018 bertempat di Counter Handphone AMMA CELL milik saksi AGUS MUKLISUL ANWAR Bin MUNGIN Mahkamah alamatAgung Dusun Setono RT. 15Republik RW.04 Desa Gondang Kec. Tugu Kab.Indonesia Trenggalek atau setidak-tidaknya di suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Trenggalek, mengambil barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, dilakukan oleh orang yang ada disitu tidak diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang berhak, yang untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan, atau untuk sampai pada barang yang diambil dilakukan dengan merusak, memotong atau memanjat, dalam hal perbarengan beberapa perbuatan yang harus di pandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan, perbuatan mana dilakukan dengan cara sebagai berikut : Bahwa pada hari Rabu tanggal 28 Nopember 2018 sekira pukul 23.30 wib, Anak MUHAMMAD SABUTH ABDILLAH Bin AHMAD KHOLIL, berdasarkan ijazah Nomor:023/Mts.13.03.502/PP.01.1/06/2017 tanggal 02 Juni 2017 , umur 16 tahun yang lahir pada tanggal 14 Maret 2002 berjalan kaki dari pondok Mahkamahpesantren Agung Qomarul Hidayah alamatRepublik Desa Gondang Kec. Tugu Kab. Indonesia Trenggalek Halaman 4 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

menuju Counter Handphone AMMA CELL milik saksi AGUS MUKLISUL ANWAR Bin MUNGIN alamat Dusun Setono Rt. 15 Rw.04 Desa Gondang Kec. Tugu Kab. Trenggalek dengan tujuan hendak mengambil handphone di Counter tersebut, dimana sebelumnya Anak MUHAMMAD SABUTH ABDILLAH Bin Mahkamah AgungAHMAD KHOLIL juga pernahRepublik mengambil handphone di Counter Indonesia tersebut tanpa seijin pemiliknya, sesampainya di depan Counter AMMA CELL, Anak MUHAMMAD SABUTH ABDILLAH Bin AHMAD KHOLIL berhenti sebentar untuk mengawasi keadaan sekitar, setelah memastikan situasi di sekitar Counter AMMA CELL aman serta sepi , Anak MUHAMMAD SABUTH ABDILLAH Bin AHMAD KHOLIL kemudian masuk ke dalam Counter AMMA CELL yang menjadi satu dengan rumah dengan cara memanjat tiang tempat menggantung bunga yang berada di depan Counter AMMA CELL terus naik ke lantai atas (lantai 2) dan masuk ke dalam rumah melewati pintu yang tidak dikunci kemudian Anak MUHAMMAD SABUTH ABDILLAH Bin AHMAD KHOLIL turun ke lantai bawah melewati tangga dan melihat ada 2 buah handphone berada di atas etalase sehingga Anak MUHAMMAD SABUTH ABDILLAH Bin AHMAD KHOLIL langsung mengambil 1 (satu) buah Handphone Merk OPPO F5 tipe CPH 1723 warna gold dengan nomor IMEI 1: 867815036124892 dan IMEI 2: 867815036124884 yang sedang di cash serta 1 (satu) buah Handphone Merk OPPO A37 warna rose gold dengan nomor IMEI 1: 864218037883793 dan IMEI Mahkamah 2:Agung 864218037883785 lalu diRepublik masukkan ke dalam saku jaket Indonesia yang ia pakai setelah itu mengambil 2 (Dua) buah Doosbook yang berada di dalam etalase dan dimasukkan ke dalam jaketnya selanjutnya Anak MUHAMMAD SABUTH ABDILLAH Bin AHMAD KHOLIL membawa pergi barang-barang tersebut meninggalkan Counter tersebut. Bahwa Handphone Merk OPPO A37 warna rose gold beserta doosbooknya Anak MUHAMMAD SABUTH ABDILLAH Bin AHMAD KHOLIL sembunyikan di lemari milik Mbok KARMI sedangkan Handphone Merk OPPO F5 tipe CPH 1723 warna gold digunakan sendiri oleh Anak MUHAMMAD SABUTH ABDILLAH Bin AHMAD KHOLIL . Bahwa sebelumnya Anak MUHAMMAD SABUTH ABDILLAH Bin AHMAD KHOLIL juga pernah mengambil handphone di Counter AMMA CELL dengan cara yang sama pada saat mengambil pada tanggal 28 Nopember 2018 yaitu yang pertama pada hari Rabu tanggal 10 Oktober 2018 sekira 00.30 wib , mengambil 1 (satu) buah Handphone merk OPPO F9 warna starring purple Mahkamahdalam Agung kondisi masih tersegel (baru)Republik dan 1 (satu) buah handphone Indonesiamerk OPPO Halaman 5 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

A3S warna ungu beserta doesbooknya yang berada di dalam etalase Counter AMMA CELL. Bahwa setelah mengambil barang-barang tersebut kemudian 1 (satu) buah Handphone merk OPPO F9 warna starring purple dalam kondisi masih tersegel Mahkamah Agung(baru) , anak MUHAMMAD Republik SABUTH ABDILLAH Bin AHMAD Indonesia KHOLIL titipkan kepada saksi KARYANTI Binti WAYONO pada pertengahan bulan November 2018 sekira pukul 11.00 Wib di Pondok Pesantren Qomarul Hidayah sedangkan doosbooknya disembunyikan di lemari milik Mbok KARMI dan 1 (satu) buah handphone merk OPPO A3S warna ungu beserta doosbooknya di jual pada sekitar bulan Oktober 2018 sekira pukul 17.00 wib di Counter Sawu Aji depan Stadion Trenggalek dengan harga Rp. 1.300.000,- (satu juta tiga ratus ribu rupiah). Bahwa Anak MUHAMMAD SABUTH ABDILLAH Bin AHMAD KHOLIL mengambil handphone yang kedua kalinya di Counter Handphone AMMA CELL milik saksi AGUS MUKLISUL ANWAR Bin MUNGIN pada hari Senin tanggal 29 Oktober 2018 sekira Pukul 00.30 wib, sebanyak 5 (lima) buah handphone yaitu 2 (satu) buah Handphone merk OPPO F1S warna rose gold , 1 (satu) buah Handphone merk OPPO F3 warna hitam beserta doosbook dan 1 (satu) buah Handphone merk VIVO Y53 warna gold beserta doodbook , dan 1 (satu) buah Handphone merk XIAOMI REDMI 5A warna gold yang berada di dalam Mahkamah etalaseAgung Counter AMMA CELL Republik. Indonesia Bahwa kemudian barang-barang tersebut yaitu 1 (satu) buah Handphone merk OPPO F1S warna rose gold dijual oleh Anak MUHAMMAD SABUTH ABDILLAH Bin AHMAD KHOLIL pada hari Senin tanggal 5 November 2018 sekira pukul 09.00 wib di counter Sawu Aji depan stadion Kelutan Trenggalek dengan harga Rp.1.080.000,- (satu juta delapan puluh ribu rupiah), 1 (satu) buah Handphone merk OPPO F3 warna hitam beserta doosbook di jual kepada saksi ONGKO BUDI UTOMO Bin ONGKO PRAYITNO pada hari Sabtu tanggal 17 November 2018 sekira jam 14.00 Wib di warung kopi Hutan Kota Trenggalek dengan harga Rp.1.400.000,- (satu juta empat ratus ribu rupiah) , 1 (satu) buah Handphone merk VIVO Y53 warna gold beserta doosbook dititipkan kepada saksi KARYANTI Binti WAYONO pada pertengahan bulan November 2018 sekira pukul 11.00 Wib di Pondok Pesantren Qomarul Hidayah sedangkan 1 (satu) buah Handphone merk XIAOMI REDMI 5A warna gold dan 1(satu) buah Handphone merk F1S warna gold di sembunyikan di lemari Mbok KARMI. Bahwa Anak MUHAMMAD SABUTH ABDILLAH Bin AHMAD KHOLIL Mahkamahmengambil Agung barang-barang milik Republik saksi AGUS MUKLISUL ANWAR BinIndonesia MUNGIN Halaman 6 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

tanpa sepengetahuan dan seijin pemiliknya dengan maksud untuk dimiliki, akibat perbuatan Anak MUHAMMAD SABUTH ABDILLAH Bin AHMAD KHOLIL, saksi AGUS MUKLISUL ANWAR Bin MUNGIN mengalami kerugian kurang lebih Rp.23.000.000,- (Dua Puluh Tiga Juta Rupiah). Mahkamah AgungPerbuatan Anak MUHAMMADRepublik SABUTH ABDILLAH BinIndonesia AHMAD KHOLIL sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 363 ayat (1) ke-3 dan ke- 5 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana jo pasal 65 ayat (1) Kitab Undang- Undang Hukum Pidana; Menimbang, bahwa atas dakwaan Penuntut Umum tersebut, Anak dan/atau Penasihat Hukumnya menyatakan telah mengerti dan tidak mengajukan keberatan/eksepsi; Menimbang, bahwa selanjutnya untuk membuktikan dakwaannya, Penuntut Umum telah menghadirkan saksi-saksi di persidangan, yaitu : 1. Saksi AGUS MUKLISUL ANWAR bin MUNGIN, dibawah sumpah menerangkan sebagai berikut : - Bahwa Saksi adalah pemilik counter handphone Amma Cell yang beralamat di Jalan Raya Trenggalek Ponorogo RT 15 RW 04 Dusun Setono Desa Gondang Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek; - Bahwa telah terjadi pencurian handphone di counter Saksi sebanyak tiga kali yaitu tanggal 10 Oktober 2018, 29 Oktober 2018 dan 27 Nopember 2018; Mahkamah Agung- Bahwa Saksi mengetahui Republik kejadian pertama setelah bangunIndonesia tidur dan masuk ke dalam counter kemudian melihat 2 (dua) buah handphone merek Oppo A3S warna ungu dan F9 warna starring purple dengan kondisi baru dan tersegel yang diletakkan pada etalase dinding yang ada kunci namun tidak dikunci telah tidak ada; - Bahwa karyawan yang biasa membuka dan menutup counter; - Bahwa setelah mengetahui handphone tersebut hilang, Saksi menanyakan kepada istri dan karyawan Saksi yang bernama Ratna dengan menelponnya untuk memberi tahu kalau ada handphone yang telah hilang dan sdr. Ratna mengatakan tidak terjadi apa-apa. Namun Saksi curiga pada bekas karyawan yang bernama Diah, karena ia pernah bekerja di counter hanya sekitar satu minggu dan telah berhenti. Kemudian Saksi menanyakan kepada orang pintar dan diberi tahu kalau yang mengambil handphone tersebut adalah anak buah Saksi sendiri; - Bahwa Saksi tidak melapor ke Polisi karena belum memiliki bukti; - Bahwa yang hilang dari counter hanya handphone dan setelah itu etalase tempat penyimpanan handphone baru yang sebelumnya tidak dikunci Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman 7 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

kemudian dikunci, namun Saksi memindahkan handphone baru ke etalase baru dan dikunci; - Bahwa kejadian pencurian yang kedua, jumlah handphone yang hilang lebih banyak yaitu 10 (sepuluh) buah dalam kondisi bekas pakai Mahkamah Agung(second). Bahkan Republik ada handphone yang sedang dalamIndonesia service juga hilang. Handphone tersebut juga tersimpan di dalam etalase; - Bahwa handphone yang hilang ada tiga merek yaitu Oppo F9, A3S, F1S, F5 dan A37, Vivo Y53 serta Xiomi 5A; - Bahwa Saksi mengetahui hilangnya handphone tersebut juga pagi hari, kemudian Saksi menanyakan kepada istri dan karyawan counter, namun mereka mengatakan tidak tahu. Selanjutnya Saksi menanyakan kepada orang pintar dan jawabannya sama seperti pada waktu kejadian pertama kalau yang mengambil adalah bekas karyawan, karena memang ada karyawan yang pernah bekerja selama satu bulan namun berhenti; - Bahwa Saksi sempat menghubungi Polisi, namun ragu karena belum ada yang Saksi curigai dan Saksi menyimpan semua handphone baik baru atau “second’ di dalam brankas dan memasang CCTV; - Bahwa kejadian yang ketiga, handphone yang hilang milik Saksi dan istri; - Bahwa ketika itu Saksi bangun tidur sekitar pukul 05.30 WIB mau membuka handphone yang sedang di-charge di atas etalase, namun handphone tersebut tidak ada. Istri Saksi menjawab tidak tahu ketika Saya tanyakan kepadanya. Saksi memeriksa counter tidak ada yang Mahkamah Agungrusak. Saksi masih Republikberpikir kalau karyawan yang mengambil, Indonesia karena Saksi sudah mengamankan semua handphone tetapi masih juga kehilangan. Setelah itu Saksi memeriksa keluar rumah dan Saksi menemukan ada bekas kaki di tembok. Lalu Saksi mempraktekkannya dengan memanjat melalui tembok dan tidak sampai satu menit Saksi telah dapat masuk ke dalam counter dengan memanjat tembok naik ke lantai dua dan masuk ke dalam counter melalui pintu penghubung di lantai dua yang tidak terkunci menuju counter di lantai satu dan mengambil handpone, sehingga Saksi curiga kalau orang lain yang mengambil handphone-handphone milik Saksi. Setelah itu tanggal 28 November 2018, Saksi melapor ke Polisi; - Bahwa handphone yang hilang semuanya berjumlah sekitar 22 (dua puluh dua) buah dengan kondisi handphone baru, second dan ada juga handphone titipan. Selain itu ada juga boks penyimpan handphone yang ikut hilang; - Bahwa kerugian Saksi mencapai Rp23.000.000,00 (dua puluh tiga juta Mahkamah Agungrupiah); Republik Indonesia Halaman 8 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa Saksi membenarkan barang bukti yang diperlihatkan di persidangan adalah handphone milik Saksi yang hilang; - Bahwa pada awalnya Saksi tidak tahu kalau Anak yang mengambil handphone milik Saksi, namun menurut informasi Polisi kalau Anak yang Mahkamah Agungmengambilnya dan Republik Saksi yakin memang Anak yang mengambilnya;Indonesia - Bahwa Saksi tidak pernah mengenal Anak sebelumnya karena Anak juga tidak pernah datang atau bermain ke rumah atau counter Saksi; - Bahwa Saksi memaafkan Anak; - Bahwa Saksi berharap kerugian yang Saksi alami diganti karena walaupun handphone yang hilang telah ditemukan namun harganya telah jatuh; Terhadap keterangan Saksi, Anak memberikan pendapat benar dan tidak keberatan; 2. Saksi RATNA FIRNANDA binti SUTRISNO, dibawah sumpah menerangkan sebagai berikut : - Bahwa Saksi bekerja sebagai karyawan counter handphone Amma Cell milik Saksi Agus Muklisul yang beralamat di Jalan Raya Trenggalek Ponorogo RT 15 RW 04 Dusun Setono Desa Gondang Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek; - Bahwa Saksi diminta untuk memberi keterangan di persidangan tentang masalah pencurian handphone di counter handphone Amma Cell Mahkamah Agung- Bahwa setahu Saksi, Republikpencurian handphone di counter handphoneIndonesia Amma Cell terjadi tiga kali, yaitu hari Rabu tanggal 10 Oktober 2018, hari Senin tanggal 29 Oktober 2018 dan hari Rabu tanggal 28 November 2018; - Bahwa Saksi mengetahui ada pencurian handphone di counter handphone Amma Cell setelah Saksi Agus Muklisul menelpon Saksi untuk menanyakan tentang handphone karena handphone hilang dari counter dan Saksi menjawab tidak tahu. Kemudian ketika Saksi datang ke counter sekitar jam 08.00 WIB, Saksi melihat sendiri kalau handphone yang ditanyakan oleh Saksi Agus Muklisul telah hilang; - Bahwa setahu Saksi, Anak tidak pernah datang ke counter; - Bahwa terhadap barang bukti berupa HP merk OPPO A3S warna Ungu dan HP merk OPPO F9 warna starring purple, Hp merk OPPO F1S warna rose gold, Hp merk OPPO f3 warna hitam dan sebuah Hp merk VIVO Y53 warna gold kondisi seken dan sebuah HP merk OPPO F1S warna rose gold , sebuah HP merk XIOMI REDMI 5A warna gold kondisi servis kemudian HP merk OPPO F5 warna hitam, HP merk OPPO A37 Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman 9 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

warna rose gold, Saksi mengetahuinya sebagai handphone milik Saksi Agus Muklisul yang hilang dari counter; - Bahwa counter handphone Amma Cell setiap hari buka jam 08.00 wib sampai dengan jam 22.00 WIB; Mahkamah Agung- Bahwa tidak ada kerusakanRepublik yang terjadi pada counter Indonesia karena hilangnya handphone, namun setelah kejadian ketiga kabel CCTV yang terpasang telah tercabut kabelnya; - Bahwa setahu Saksi, kerugian yang dialami pemilik counter kurang lebih sejumlah Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah); Terhadap keterangan Saksi, Anak memberikan pendapat benar dan tidak keberatan; 3. Saksi NASRULLOH bin PARIMAN, dibawah sumpah menerangkan sebagai berikut : - Bahwa Saksi adalah pengasuh Pondok Pesantren Qomarul Hidayah Desa Gondang Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek dan Anak adalah salah satu santri yang mondok pesantren tersebut; - Bahwa Saksi tidak tahu kejadiannya. Namun petugas dari Polsek Tugu datang ke Pondok Pesantren Qomarul Hidayah untuk memberi tahu kalau salah satu siswanya yaitu Anak telah melakukan pencurian handphone; Mahkamah Agung- Bahwa Saksi tidak tahu Republik dimana pencurian itu dilakukan; Indonesia - Bahwa Anak tidak pernah membolos dari pondok; - Bahwa santri harus minta ijin untuk keluar pondok karena setiap pintu dijaga; - Bahwa Pondok Pesantren Qomarul Hidayah memiliki tiga pintu keluar yang selalu dijaga oleh santri; - Bahwa santri diperbolehkan memiliki handphone, namun handphone yang dimiliki santri dikumpulkan dan santri hanya diperbolehkan melihat handphone setiap dua minggu sekali; - Bahwa Anak berperilaku sopan setiap harinya; - Bahwa pihak Pondok Pesantren Qomarul Hidayah tentunya kaget dan tidak menyangka dengan perbuatan yang dilakukan Anak; - Bahwa Pondok Pesantren Qomarul Hidayah memiliki peraturan tentang sanksi bagi santrinya yang melanggar peraturan, yang diantaranya adalah rambut kepalanya digundul, disuruh membaca Al-Qur’an Mahkamah Agungsebanyak 5 (lima) juz, Republik atau membersihkan got dan WC Indonesia dan sanksi Halaman 10 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

berupa membersihkan WC sebanyak tiga lokasi yang paling ditakuti para santri; - Bahwa Pondok Pesantren Qomarul Hidayah masih mengenal sanksi Mahkamah Agungberupa direndam Republik dalam air (kungkum) yang akan Indonesia dijatuhkan kepada santri apabila tidak dapat menghapal Al Qur’an; - Bahwa apabila persidangan membuktikan kalau Anak terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan Penuntut Umum dan dinyatakan bersalah, Pondok Pesantren Qomarul Hidayah tetap bersedia dan menerima Anak sebagai santri; - Bahwa Anak pernah ketahuan mengambil handphone milik temannya sesama santri sebanyak tiga kali, namun tidak dilaporkan ke Polisi; - Bahwa Pondok Pesantren Qomarul Hidayah meyakini Anak bukan anak yang nakal dan masih dapat dilakukan pembinaan dan Pondok sanggup melakukan dan menerimanya kembali sebagai santri untuk menjadikan Anak pintar; Terhadap keterangan Saksi, Anak memberikan pendapat benar dan tidak keberatan; 4. Saksi KARYANTI binti WAYONO, dibawah sumpah menerangkan sebagai berikut : - Bahwa sekitar pertengahan bulan November 2018 pukul 11.00 WIB, Mahkamah AgungAnak pernah menitipkan Republik 2 (dua) buah handphone merek Indonesia Oppo dan Vivo berikut kotaknya kepada Saksi dengan keadaan handphone telah terlepas dari kotak dan ada stiker yang menempel; - Bahwa Anak menitipkan handphone tersebut kepada Saksi ketika Saksi sedang menjenguk anak Saksi di di Pondok Pesantren Qomarul Hidayah, Anak menemui Saya untuk menitipkan handphone tersebut karena takut terkena razia, sedangkan di dalam pondok tidak boleh membawa handphone dan Anak mengatakan kalau tanggal 10 Desember 2018, Saksi menjenguk anak Saksi lagi, dia akan mengambil handphone-nya karena akan digunakan untuk PSG; - Bahwa Saksi kenal dengan Anak karena satu pondok dengan anak Saksi; - Bahwa anak Saksi bernama Yulia Istiqana; - Bahwa Saksi memberi tahu anak Saksi ketika Anak menitipkan handphone kepada Saksi; - Bahwa Saksi pernah menggunakan handphone yang dititipkan Anak; - Bahwa menurut Anak, handphone Oppo diperolehnya dengan membeli, Mahkamah Agungsedangka handphone VivoRepublik diperoleh dengan cara tukar tambah Indonesia dengan Halaman 11 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

temannya, namun setelah Saksi diberi tahu anak Saksi, Saksi baru mengetahui kalau handphone yang dititipkan Anak kepada Saksi adalah hasil curian; - Bahwa Saksi tidak pernah merasa curiga ketika Anak menitipkan Mahkamah Agunghandphone kepada Republik Saksi karena peraturan pondok Indonesiamemang melarang santrinya membawa handphone; - Bahwa Saksi tidak menerima imbalan sama sekali dari Anak karena menerima titipan handphone tersebut; Terhadap keterangan Saksi, Anak memberikan pendapat benar dan tidak keberatan; 5. Saksi YULIA ISTICHANAH binti SUGIYANTO, dibawah sumpah menerangkan sebagai berikut : - Bahwa Anak adalah teman sekolah Saksi di SMK Qomarul Hidayah dan satu pondok di Pondok Pesantren Qomarul Hidayah; - Bahwa pada hari Rabu tanggal 5 Desember 2018 sekitar jam 16.30 WIB, pada saat istirahat Saksi Anak mendengar kalau Anak dibawa Polisi karena diduga telah melakukan pencurian, namun Saksi tidak tahu apa yang dicurinya; - Bahwa Saksi Anak mengetahui ada handphone yang dititipkan Anak kepada Ibu Saksi Anak ketika Ibu Saksi Anak menjenguk Saksi Anak di Mahkamah Agungpondok; Republik Indonesia - Bahwa Saksi Anak pernah berpacaran dengan Anak dan Anak pernah memberi Saksi Anak jaket lengan panjang warna merah putih garis-garis dan uang sebesar Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah); - Bahwa Saksi Anak tidak tahu dari mana Anak mendapatkan uang untuk membeli jaket dan uang yang diberikan kepada Saksi Anak; Terhadap keterangan Saksi, Anak memberikan pendapat benar dan tidak keberatan; 6. Saksi TENAM bin PARYONO, menerangkan sebagai berikut : - Bahwa Anak adalah teman satu pondok Saksi Anak di Pondok Pesantren Qomarul Hidayah; - Bahwa setahu Saksi Anak, Anak dihadapkan ke persidangan karena mencuri handphone; - Bahwa Saksi Anak mengetahui kalau Anak memiliki handphone Samsung; - Bahwa Saksi Anak tidak tahu apakah Anak sering berganti-ganti Mahkamah Agunghandphone atau tidak; Republik Indonesia Halaman 12 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa Saksi Anak tidak pernah diajak membolos oleh Anak; - Bahwa setahu Saksi Anak, Anak tidak pernah mabuk-mabukan tetapi merokok; - Bahwa Saksi Anak kenal dengan Anak kurang lebih satu tahun dan Saksi Mahkamah AgungAnak pernah menitipkan Republik uang kiriman orang tua pada IndonesiaAnak karena Saksi Anak takut hilang kalau membawanya sendiri; Terhadap keterangan Saksi, Anak memberikan pendapat benar dan tidak keberatan; 7. Saksi RAMADENELE PENE bin AMIRRUDIN PENE, dibawah sumpah menerangkan sebagai berikut : - Bahwa Anak adalah teman satu pondok Saksi Anak di Pondok Pesantren Qomarul Hidayah; - Bahwa setahu Saksi Anak, Anak ditangkap Polisi karena mencuri handphone di counter. Saksi Anak mengetahuinya karena mendengar cerita dari teman-teman; - Bahwa menurut peraturan pondok, setiap santri yang masuk lingkungan pondok tidak boleh membawa handphone android, tetapi boleh membawa handphone biasa; - Bahwa setahu Saksi Anak, Anak memang pernah melakukan pencurian, yaitu mencuri jajan dan rokok di warung yang berada di sekitar pondok. Mahkamah AgungBahkan handphone milikRepublik Saksi Anak juga pernah diambilnya, Indonesia namun Anak telah memberi ganti rugi dengan memberi yang kepada Saksi Anak sebesar Rp700.000,00 (tujuh ratus ribu rupiah); - Bahwa Saksi Anak diberi tahu pengasuh pondok kalau Anak telah mengambil handphone milik Saksi Anak; - Bahwa Saksi Anak menggunakan uang yang diberikan Anak untuk menebus handphone-nya kepada pengasuh pondok sebesar Rp400.000,00 (empat ratus ribu rupiah) dan sisanya untuk keperluan sehari-hari; - Bahwa Saksi Anak tidak tahu asal uang sebesar Rp700.000,00 (tujuh ratus ribu rupiah) yang diberikan Anak kepada Saksi Anak tersebut; Terhadap keterangan Saksi, Anak memberikan pendapat benar dan tidak keberatan;

Menimbang, bahwa Hakim telah memberitahukan dan menjelaskan Mahkamahkepada Agung Anak akan haknya untuk Republik mengajukan saksi yang meringankan Indonesia baginya Halaman 13 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

(a de charge), akan tetapi Anak dan Penasehat Hukumnya menyatakan tidak mengajukan saksi a de charge tersebut; Menimbang, bahwa di persidangan Anak MUHAMMAD SABUTH Mahkamah AgungABDILLAH bin AHMAD RepublikKHOLIL menerangkan sebagai berikut Indonesia : - Bahwa pada hari Rabu tanggal 5 Desember 2018 sekitar pukul 16.30 WIB, Anak diamankan petugas dari Polres Trenggalek di Pondok Pesantren Qomarul Hidayah Desa Gondang Tugu Kabupaten Trenggalek karena telah mengambil handphone dari counter handphone Amma Cell yang beralamat di RT 15 RW 04 Dusun Setono Desa Gondang Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek pada hari Rabu tanggal 28 November 2018 sekitar pukul 00.30 WIB; - Bahwa Anak mengambil handphone dari counter handphone Amma Cell seorang diri; - Bahwa handphone yang Anak ambil sebanyak dua buah berupa handphone merek Oppo F5 warna hitam berikut kotaknya dan handphone merek Oppo A37 warna rose gold juga berikut kotaknya; - Bahwa Anak mengambil handphone dari counter handphone Amma Cell karena Anak sudah pernah mengambil juga sebelumnya disana. Waktu itu hari Rabu tanggal 28 November 2018 sekitar pukul 23.30 WIB, Anak keluar dari pondok dengan berjalan kaki menuju counter handphone Amma cell. Setelah berada di depannya, Anak berhenti untuk mengamati sekitar selama Mahkamah Agunglima belas menit dan setelahRepublik keadaan sepi, Anak masuk keIndonesia dalam counter dengan memanjat tiang tempat menggantung bunga, lalu naik ke lantai dua dan membuka pintu penghubungnya ke lantai satu yang tidak terkunci sehingga dapat masuk ke dalam rumah. Setelah turun di lantai satu melalui tangga, Anak melihat handphone merek Oppo F5 warna hitam yang sedang dalam keadaan di-charge lalu mengambilnya dan memasukkan ke dalam jaket saku kanan. Setelah itu Anak mengambil handphone merek Oppo F5 dan memasukkannya ke dalam saku jaket sebelah kiri. Kemudian Anak membuka etalase yang berada dekat tangga dan mengambil dua kotak handphone lalu memasukkannya ke dalam jaket - Bahwa Anak tidak merusak apapun sebelum masuk ke dalam counter handphone Amma Cell, karena Anak masuk melalui pintu yang tidak dikunci; - Bahwa ketika Anak masuk ke dalam counter handphone Amma Cell, Anak melihat pemilik counter sedang tidur di sebelah counter karena counter menjadi satu dengan rumah; - Bahwa Anak mengambil handphone dari counter handphone Amma Cell sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan Oktober sebanyak dua kali, yang Mahkamah Agungpertama sebanyak dua buah Republik handphone dan yang kedua sebanyakIndonesia lima Halaman 14 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

buah handphone. Selanjutnya pada tanggal 28 November 2018, Anak mengambil lagi handphone dari counter handphone Amma Cell sebanyak dua buah tersebut; - Bahwa ketika Anak mengambil handphone pertama kali pada bulan Mahkamah AgungOktober 2018, Anak Republikmengambil 2 (dua) buah handphone Indonesia baru yang masih lengkap di dalam kotaknya dan tersegel yaitu handphone merek Oppo F 9 dan A3S; - Bahwa pada pengambilan kedua, handphone yang Anak ambil adalah Oppo F3 warna hitam berikut kotaknya, Vivo warna gold berikut kotaknya, Oppo F1S warna gold berikut kotaknya, serta Xiomi/Redmi dan Oppo F1S masing-masing warna gold tanpa kotak dengan kondisi rusak; - Bahwa Anak menjual handphone kepada counter Sawuaji yaitu merek Oppo A3S warna ungu seharga Rp1.300.000,00 (satu juta tiga ratus ribu rupiah) dan Oppo F1S seharga Rp1.080.000,00 (satu juta delapan puluh ribu rupiah), kemudian handphone Oppo F3 Anak jual pada tanggal 17 November 2018 sekitar pukul 14.30 WIB kepada seorang laki-laki yang tidak Anak kenal di warung Hutan Kota seharga Rp1.400.000,00 (satu juta empat ratus ribu rupiah) karena Saya menjualnya secara online. Kemudian handphone merek Oppo A37, Xiomi/Redmi dan Oppo F1S yang dalam kondisi rusak Anak simpan dengan meletakknya di dalam almari rumah Mbok Karmi yang beralamat di RT 09 RW 02 Desa Gondang Kecamatan Mahkamah AgungTugu, sedangkan handphone Republik merek Oppo F5 Anak pakai sehari-hari; Indonesia - Bahwa Mbok Karmi tidak tahu kalau Anak menyimpan handphone di dalam almarinya; - Bahwa Anak menitipkan 1 (satu) unit hanphone merek oppo F 9 warna ungu kombinasi merah dan Vivo Y53 kepada Saksi Karyanti yaitu orang tua Anak Yulia Istichanah, namun Saksi Karyanti tidak mengetahui kalau hanphone yang Anak titipkan adalah hasil Anak mengambil dari counter handphone Amma Cell karena Anak mengatakan handphone pemberian orang tua; - Bahwa Anak menitipkan handphone kepada Saksi Karyanti karena akan menggunakannya setelah liburan, sedangkan sebelum liburan, pengurus pondok melarang penggunaan handphone; - Bahwa Anak menggunakan uang hasil penjualan handphone sebesar Rp1.300.000,00 (satu juta tiga ratus ribu rupiah) untuk melunasi hutang kepada Anak Ramadanele Pene sebesar Rp700.000,00 (tujuh ratus ribu rupiah), membayar hutang kepada sdr. Muklas sebesar Rp250.000,00 (dua ratus ribu rupiah) dan sisanya untuk jajan dengan teman. Sedangkan uang Mahkamah Agunghasil penjualan handphone Republik sebesar Rp1.400.000,00 (satu juta Indonesia empat ratus Halaman 15 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

ribu rupiah) telah habis untuk membeli dua potong jaket seharga Rp170.000,00 (seratus tujuh puluh ribu rupiah), jam tangan seharga Rp290.000,00 (dua ratus sembilan puluh ribu rupiah), dan Fafor (rokok elektrik). Sedangkan uang penjualan sebesar Rp1.080.000,00 (satu juta Mahkamah Agungdelapan puluh ribu rupiah)Republik telah habis untuk membeli jamIndonesia tangan seharga Rp290.000,00 (dua ratus sembilan puluh ribu rupiah) dan syukuran bersama Anak Tenam sebesar Rp145.000,00 (seratus empat puluh lima ribu rupiah) dan rokok elektrik (Liquit); - Bahwa Anak membenarkan barang bukti handphone yang diperlihatkan di persidangan adalah handphone yang Anak ambil dari counter handphone Amma Cell; - Bahwa barang bukti jaket dan uang adalah yang Anak berikan kepada Anak Yulia Istichanah, sedangkan uangnya berasal dari penjualan handphone yang Saya ambil dari counter handphone Amma Cell; - Bahwa Anak mengambil banyak handphone karena ingin memiliki handphone baru dan menjualnya; - Bahwa Anak mengetahui hukuman yang paling ditakuti santri Pondok Pesantren Qomarul Hidayah yang melakukan pelanggaran adalah menguras WC; - Bahwa Anak juga pernah mengambil handphone milik teman di pondok sebanyak lima buah dan rokok milik orang lain sebanyak satu tas besar; - Bahwa Anak merasa bersalah dan masih bersedia melanjutkan ke Mahkamah Agungpondok; Republik Indonesia - Bahwa Anak juga telah meminta maaf kepada korban; Menimbang, bahwa di persidangan Penuntut Umum mengajukan barang bukti berupa 1 (satu) buah handphone merek Oppo F5 tipe CPH 1723 warna emas dengan nomor IMEI 1:867815036124892 dan IMEI 2: 867815036124884 beserta doosbooknya, 1 (satu) buah handphone merek Oppo A37 tipe A37 warna emas rose dengan nomor IMEI 1 : 864218037883793 dan IMEI 2 : 864218037883785 beserta doosbooknya, 1 (satu) buah handphone merek Oppo F1S warna gold, 1 (satu) buah handphone merek Xiomi/Redmi warna gold, 1 (satu) unit handphone merek Oppo F3 tipe CPH 1690 warna hitam dengan nomor IMEI 1:865249039825234 dan IMEI 2 : 865249039825226, 1 (satu) buah handphone merek Oppo F9 tipe CPH 1823 warna merah mentari dengan nomor IMEI 1 : 864091044727414 dan IMEI 2 : 864091044727406, 1 (satu) buah handphone Vivo Y53 warna gold, 1 (satu) buah doosbook handphone merek Oppo F3 tipe CPH 1690 warna hitam dengan nomor IMEI 1 : 865249039825234 dan IMEI 2 : 865249039825226, 1 (satu) buah doosbook Mahkamahhandphone Agung merek Vivo Y53 tipe Republik Vivo 1606 warna hitam dengan nomorIndonesia IMEI 1 : Halaman 16 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

865588030762619 dan IMEI 2 : 865588030762601, 1 (satu) buah doosbook handphone merek Oppo F9 tipe CPH 1823 warna merah mentari dengan nomor IMEI 1 : 864091044727414 dan IMEI 2 : 864091044727406, 1 (satu) buah doosbook Oppo warna putih, 1 (satu) buah doosbook HP Vivo Y 53 tipe 1606 Mahkamah Agungdengan keterangan warna Republik mattle black nomor IMEI 1 : 866846033830372 Indonesia dan IMEI 2 : 866846033830364, dan 3 (tiga) lembar uang pecahan Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah), 1 (satu) ptong jaket kain lengan panjang warna merah dan putih motif garis-garis, 1 (satu) buah jam tangan merek G-Shock warna silver kombinasi hitam dan 1 (satu) buah rokok elektrik warna hitam. Barang-barang bukti tersebut telah disita sesuai dengan ketentuan pasal 181 ayat (1) KUHAP dan telah diperlihatkan serta dibenarkan oleh para Saksi dan Anak, oleh karenanya sah dipertimbangkan sebagai barang bukti untuk memperkuat pembuktian dalam putusan ini; Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan, maka segala sesuatu yang terjadi di persidangan sebagaimana tercatat dalam Berita Acara persidangan dianggap termuat dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari putusan ini ; Menimbang, bahwa selanjutnya berdasarkan keterangan saksi-saksi dan Anak yang saling bersesuaian satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan barang bukti yang diajukan ke persidangan, diperolehlah fakta-fakta hukum Mahkamah sebagaiAgung berikut : Republik Indonesia - Bahwa Anak adalah santri di Pondok Pesantren Qomarul Hidayah Desa Gondang Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek dengan perilaku santun setiap harinya; - Bahwa pada hari Rabu tanggal 5 Desember 2018 sekitar pukul 16.30 WIB, Anak diamankan petugas dari Polres Trenggalek di Pondok Pesantren Qomarul Hidayah Desa Gondang Tugu Kabupaten Trenggalek karena telah mengambil handphone dari counter handphone Amma Cell yang beralamat di RT 15 RW 04 Dusun Setono Desa Gondang Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek; - Bahwa perbuatan tersebut telah Anak lakukan sebanyak tiga kali; - Bahwa perbuatan pertama Anak lakukan pada tanggal 10 Oktober 2018 dimana Anak mengambil 2 (dua) buah handphone baru yang masih lengkap di dalam kotaknya dan tersegel yaitu handphone merek Oppo A3S warna ungu dan F9 warna starring purple yang diletakkan pada etalase dinding yang ada kunci namun tidak dikunci telah tidak ada; Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman 17 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa perbuatan kedua Anak lakukan pada tanggal 10 Oktober 2018 dengan mengambil 10 (sepuluh) buah handphone yang terdiri dari tiga merek Oppo F9, A3S, F1S, F5 dan A37, Vivo Y53 serta Xiomi 5A, yaitu dengan keadaan Oppo F3 warna hitam berikut kotaknya, Vivo warna gold Mahkamah Agungberikut kotaknya, OppoRepublik F1S warna gold berikut Indonesia kotaknya, serta Xiomi/Redmi dan Oppo F1S masing-masing warna gold tanpa kotak dengan kondisi rusak; - Bahwa pengambilan ketiga Anak lakukan pada tanggal 28 November 2018 dengan mengambil dua buah handphone yaitu handphone merek Oppo F5 warna hitam berikut kotaknya dan handphone merek Oppo A37 warna rose gold juga berikut kotaknya, dengan keadaan handphone merek Oppo F5 sedang di-charge; - Bahwa cara Anak masuk ke dalam counter untuk mengambil handphone- handphone tersebut dengan tidak merusak apapun, yaitu keluar dari pondok dengan berjalan kaki menuju counter handphone Amma cell. Setelah berada di depannya, Anak berhenti untuk mengamati sekitar selama lima belas menit dan setelah keadaan sepi, Anak masuk ke dalam counter dengan memanjat tiang tempat menggantung bunga, lalu naik ke lantai dua dan membuka pintu penghubungnya ke lantai satu yang tidak terkunci dan turun ke lantai satu melalui tangga; Mahkamah -AgungBahwa kondisi counter handphoneRepublik Amma Cell adalah menjadi Indonesia satu dengan rumah pemiliknya dan pada saat Anak masuk ke dalam counter, Anak melihat pemilik rumah tidur di samping counter; - Bahwa setelah Anak mengambil handphone untuk ketiga kalinya dari counter handphone Amma Cell, Saksi Agus Muklisul, pemilik counter, baru mengetahui kalau Anak masuk ke dalam counter dengan memanjat tembok karena ditemukannya ada bekas kaki di tembok dan setelah Saksi Agus Muklisul mempraktekannya, tidak sampai satu menit Saksi Agus Muklisul telah dapat masuk ke dalam counter dengan memanjat tembok naik ke lantai dua dan masuk ke dalam counter melalui pintu penghubung di lantai dua yang tidak terkunci menuju counter di lantai satu dan mengambil handpone; - Bahwa tanggal 28 November 2018, Saksi Agus Muklisul melapor ke Polisi atas hilangnya 22 (dua puluh dua) handphone miliknya karena telah mengalami kerugian yang mencapai sebesar Rp23.000.000,00 (dua puluh Mahkamah Agungtiga juta rupiah); Republik Indonesia Halaman 18 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa yang Anak lakukan terhadap handphone-handphone yang Anak ambil dari counter handphone Amma Cell adalah: - Anak menjual handphone kepada counter Sawuaji yaitu merek Oppo A3S warna ungu seharga Rp1.300.000,00 (satu juta tiga ratus ribu Mahkamah Agungrupiah) dan Oppo RepublikF1S seharga Rp1.080.000,00 (satu Indonesiajuta delapan puluh ribu rupiah), kemudian handphone Oppo F3 Anak jual pada tanggal 17 November 2018 sekitar pukul 14.30 WIB kepada seorang laki-laki yang tidak Anak kenal di warung Hutan Kota seharga Rp1.400.000,00 (satu juta empat ratus ribu rupiah) karena Saya menjualnya secara online. Kemudian handphone merek Oppo A37, Xiomi/Redmi dan Oppo F1S yang dalam kondisi rusak Anak simpan dengan meletakknya di dalam almari rumah Mbok Karmi yang beralamat di RT 09 RW 02 Desa Gondang Kecamatan Tugu, sedangkan handphone merek Oppo F5 Anak pakai sehari-hari; - Pada bulan November 2018, Anak menitipkan 1 (satu) unit hanphone merek oppo F 9 warna ungu kombinasi merah dan Vivo Y53 kepada Saksi Karyanti dengan mengatakan handphone pemberian orang tua dan dititipkan karena takut terkena razia, mengingat adanya larangan membawa handphone di pondok; - Bahwa Anak menggunakan uang hasil penjualan handphone sebesar Mahkamah AgungRp1.300.000,00 (satu jutaRepublik tiga ratus ribu rupiah) untuk melunasiIndonesia hutang kepada Anak Ramadanele Pene sebesar Rp700.000,00 (tujuh ratus ribu rupiah), membayar hutang kepada sdr. Muklas sebesar Rp250.000,00 (dua ratus ribu rupiah) dan sisanya untuk jajan dengan teman. Sedangkan uang hasil penjualan handphone sebesar Rp1.400.000,00 (satu juta empat ratus ribu rupiah) telah habis untuk membeli dua potong jaket seharga Rp170.000,00 (seratus tujuh puluh ribu rupiah), jam tangan seharga Rp290.000,00 (dua ratus sembilan puluh ribu rupiah), dan Fafor (rokok elektrik). Sedangkan uang penjualan sebesar Rp1.080.000,00 (satu juta delapan puluh ribu rupiah) telah habis untuk membeli jam tangan seharga Rp290.000,00 (dua ratus sembilan puluh ribu rupiah) dan syukuran bersama Anak Tenam sebesar Rp145.000,00 (seratus empat puluh lima ribu rupiah) dan rokok elektrik (Liquit); - Bahwa Anak juga pernah mengambil handphone milik teman di pondok sebanyak lima buah dan rokok milik orang lain sebanyak satu tas besar; - Bahwa Anak telah meminta maaf kepada Saksi Agus Muklisul dan Saksi Mahkamah AgungAgus Muklisul memaafkan AnakRepublik dengan proses hukum tetap berjalan;Indonesia Halaman 19 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa selanjutnya berdasarkan fakta-fakta tersebut, Hakim akan mempertimbangkan apakah Anak dapat dinyatakan bersalah atau tidak telah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan oleh Penuntut Umum; Menimbang, bahwa Anak telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan Mahkamah Agungdakwaan yang berbentuk Republik tunggal sebagaimana diatur dalam Indonesia Pasal 363 ayat (1) ke-3 dan ke-5 jo Pasal 65 ayat (1) KUHP, yang unsur-unsurnya sebagai berikut : 1. Barang siapa 2. Mengambil sesuatu barang yang sebagian atau seluruhnya milik orang lain dengan maksud memiliki secara melawan hukum 3. Dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekaranganyang tertutup yang ada rumahnya oleh orang yang ada disitu dengan tiada setahunya atau bertentangan dengan kemauannya orang yang berhak (yang punya) 4. Untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan atau untuk sampai pada barang yang diambil, dilakukan dengan merusak, memotong atau memanjat, atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu 5. Dalam hal perbarengan beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan berdiri sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan Mahkamah AgungMenimbang, bahwa masing-masingRepublik unsur tersebut telah dipertimbangkanIndonesia berikut ini: Ad. 1. Unsur barang siapa : Menimbang, bahwa yang dimaksud barang siapa adalah subyek hukum baik orang atau badan hukum yang telah didakwa melakukan tindak pidana dan kepadanya dapat dimintakan pertanggungjawaban secara hukum pidana. Dalam perkara ini, subyek hukum yang juga telah didakwa oleh Penuntut Umum melakukan tindak pidana adalah Anak MUHAMMAD SABUTH ABDILLAH bin AHMAD KHOLIL dengan identitas sebagaimana disebutkan dalam surat dakwaan dan Anak membenarkan identitasnya tersebut. Selama pemeriksaan atas diri Anak, tidak ada pihak yang membantah atau menyangkalnya sebagai Anak berhadapan hukum dalam perkara ini dan Hakim tidak menemukan adanya alasan pemaaf untuk tidak dapat dipidananya diri Anak, karenanya atas diri Anak dapat dipertanggungjawabkan secara hukum pidana. Oleh karena itu unsur barang siapa telah terpenuhi; Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman 20 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Ad. 2. Unsur mengambil sesuatu barang yang sebagian atau seluruhnya milik orang lain dengan maksud memiliki secara melawan hukum Menimbang, bahwa kata “mengambil” berarti mengambil sesuatu untuk Mahkamah Agungdikuasainya, sedangkan Republik barang yang diambilnya tersebut Indonesiabelum ada dalam kekuasaannya. HR 12 Nopember 1894 W. 6578, 4 Maret 1935, N.J. 1935, 681, W.12932 menegaskan bahwa perbuatan mengambil itu telah selesai, apabila benda tersebut telah berada di tangan pelaku walaupun seandainya benar bahwa ia kemudian telah melepaskan kembali benda itu karena ketahuan orang lain. Sesuatu barang berarti benda bergerak dan berwujud, sedangkan yang sebagian atau seluruhnya milik orang lain artinya sesuatu barang tersebut bukan milik pelaku; Menimbang, bahwa fakta-fakta persidangan yang terungkap adalah : - Bahwa Anak adalah santri di Pondok Pesantren Qomarul Hidayah Desa Gondang Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek dengan perilaku santun setiap harinya; - Bahwa pada hari Rabu tanggal 5 Desember 2018 sekitar pukul 16.30 WIB, Anak diamankan petugas dari Polres Trenggalek di Pondok Pesantren Qomarul Hidayah Desa Gondang Tugu Kabupaten Trenggalek karena telah mengambil handphone dari counter handphone Amma Cell yang beralamat Mahkamah Agungdi RT 15 RW 04 Dusun SetonoRepublik Desa Gondang Kecamatan TuguIndonesia Kabupaten Trenggalek; - Bahwa perbuatan tersebut telah Anak lakukan sebanyak tiga kali; - Bahwa perbuatan pertama Anak lakukan pada tanggal 10 Oktober 2018 dimana Anak mengambil 2 (dua) buah handphone baru yang masih lengkap di dalam kotaknya dan tersegel yaitu handphone merek Oppo A3S warna ungu dan F9 warna starring purple yang diletakkan pada etalase dinding yang ada kunci namun tidak dikunci telah tidak ada; - Bahwa perbuatan kedua Anak lakukan pada tanggal 10 Oktober 2018 dengan mengambil 10 (sepuluh) buah handphone yang terdiri dari tiga merek Oppo F9, A3S, F1S, F5 dan A37, Vivo Y53 serta Xiomi 5A, yaitu dengan keadaan Oppo F3 warna hitam berikut kotaknya, Vivo warna gold berikut kotaknya, Oppo F1S warna gold berikut kotaknya, serta Xiomi/Redmi dan Oppo F1S masing-masing warna gold tanpa kotak dengan kondisi rusak; - Bahwa pengambilan ketiga Anak lakukan pada tanggal 28 November 2018 Mahkamah Agungdengan mengambil dua buah Republik handphone yaitu handphone merek Indonesia Oppo F5 Halaman 21 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

warna hitam berikut kotaknya dan handphone merek Oppo A37 warna rose gold juga berikut kotaknya, dengan keadaan handphone merek Oppo F5 sedang di-charge; - Bahwa cara Anak masuk ke dalam counter untuk mengambil handphone- Mahkamah Agunghandphone tersebut Republik dengan tidak merusak apapun, Indonesia yaitu keluar dari pondok dengan berjalan kaki menuju counter handphone Amma cell. Setelah berada di depannya, Anak berhenti untuk mengamati sekitar selama lima belas menit dan setelah keadaan sepi, Anak masuk ke dalam counter dengan memanjat tiang tempat menggantung bunga, lalu naik ke lantai dua dan membuka pintu penghubungnya ke lantai satu yang tidak terkunci dan turun ke lantai satu melalui tangga; - Bahwa kondisi counter handphone Amma Cell adalah menjadi satu dengan rumah pemiliknya dan pada saat Anak masuk ke dalam counter, Anak melihat pemilik rumah tidur di samping counter; - Bahwa setelah Anak mengambil handphone untuk ketiga kalinya dari counter handphone Amma Cell, Saksi Agus Muklisul, pemilik counter, baru mengetahui kalau Anak masuk ke dalam counter dengan memanjat tembok karena ditemukannya ada bekas kaki di tembok dan setelah Saksi Agus Muklisul mempraktekannya, tidak sampai satu menit Saksi Agus Muklisul telah dapat masuk ke dalam counter dengan memanjat tembok naik ke Mahkamah Agunglantai dua dan masuk keRepublik dalam counter melalui pintu penghubung Indonesia di lantai dua yang tidak terkunci menuju counter di lantai satu dan mengambil handpone; - Bahwa tanggal 28 November 2018, Saksi Agus Muklisul melapor ke Polisi atas hilangnya 22 (dua puluh dua) handphone miliknya karena telah mengalami kerugian yang mencapai sebesar Rp23.000.000,00 (dua puluh tiga juta rupiah); - Bahwa yang Anak lakukan terhadap handphone-handphone yang Anak ambil dari counter handphone Amma Cell adalah: - Anak menjual handphone kepada counter Sawuaji yaitu merek Oppo A3S warna ungu seharga Rp1.300.000,00 (satu juta tiga ratus ribu rupiah) dan Oppo F1S seharga Rp1.080.000,00 (satu juta delapan puluh ribu rupiah), kemudian handphone Oppo F3 Anak jual pada tanggal 17 November 2018 sekitar pukul 14.30 WIB kepada seorang laki-laki yang tidak Anak kenal di warung Hutan Kota seharga Rp1.400.000,00 (satu juta empat ratus ribu rupiah) karena Saya menjualnya secara online. Mahkamah AgungKemudian handphone merekRepublik Oppo A37, Xiomi/Redmi dan Indonesia Oppo F1S Halaman 22 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

yang dalam kondisi rusak Anak simpan dengan meletakknya di dalam almari rumah Mbok Karmi yang beralamat di RT 09 RW 02 Desa Gondang Kecamatan Tugu, sedangkan handphone merek Oppo F5 Anak pakai sehari-hari; Mahkamah Agung- Pada bulan November Republik 2018, Anak menitipkan 1 (satu) Indonesia unit hanphone merek oppo F 9 warna ungu kombinasi merah dan Vivo Y53 kepada Saksi Karyanti dengan mengatakan handphone pemberian orang tua dan dititipkan karena takut terkena razia, mengingat adanya larangan membawa handphone di pondok; - Bahwa Anak menggunakan uang hasil penjualan handphone sebesar Rp1.300.000,00 (satu juta tiga ratus ribu rupiah) untuk melunasi hutang kepada Anak Ramadanele Pene sebesar Rp700.000,00 (tujuh ratus ribu rupiah), membayar hutang kepada sdr. Muklas sebesar Rp250.000,00 (dua ratus ribu rupiah) dan sisanya untuk jajan dengan teman. Sedangkan uang hasil penjualan handphone sebesar Rp1.400.000,00 (satu juta empat ratus ribu rupiah) telah habis untuk membeli dua potong jaket seharga Rp170.000,00 (seratus tujuh puluh ribu rupiah), jam tangan seharga Rp290.000,00 (dua ratus sembilan puluh ribu rupiah), dan Fafor (rokok elektrik). Sedangkan uang penjualan sebesar Rp1.080.000,00 (satu juta delapan puluh ribu rupiah) telah habis untuk membeli jam tangan seharga Mahkamah AgungRp290.000,00 (dua ratusRepublik sembilan puluh ribu rupiah) Indonesia dan syukuran bersama Anak Tenam sebesar Rp145.000,00 (seratus empat puluh lima ribu rupiah) dan rokok elektrik (Liquit); - Bahwa Anak juga pernah mengambil handphone milik teman di pondok sebanyak lima buah dan rokok milik orang lain sebanyak satu tas besar; - Bahwa Anak telah meminta maaf kepada Saksi Agus Muklisul dan Saksi Agus Muklisul memaafkan Anak dengan proses hukum tetap berjalan; Menimbang, bahwa dari fakta-fakta diatas, Hakim telah dapat menyimpulkan adanya perbuatan mengambil secara melawan hukum atas handphone-handphone yang seluruhnya milik Saksi Agus Muklisul yang dilakukan Anak. Perbuatan mengambil secara melawan hukum yang dilakukan Anak tampak dengan jelas melalui waktu dan cara Anak mencapai handphone yang diambilnya serta perlakuan Anak terhadap handphone yang diambilnya tersebut; Menimbang, bahwa fakta-fakta diatas telah mengungkap kalau Anak telah bersikap seolah-olah sebagai pemilik handphone yaitu ketika Anak Mahkamahmenjual Agung sebagian handphone yangRepublik diambilnya dari counter handphone Indonesia Amma Halaman 23 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Cell dan menggunakan uangnya untuk kepentingan pribadi Anak, kemudian ada handphone yang digunakan Anak sendiri serta disimpannya. Sedangkan dari waktu dan cara Anak mengambil handphone menunjukkan ketiadaan alas hak yang dimiliki Anak yang membolehkannya mengambil handphone tersebut. Mahkamah AgungKalau Anak berhak atasRepublik handphone yang diambilnya, Indonesia untuk mengambil handphone Anak tidak perlu harus tengah malam dan untuk masuk ke dalam counter pun tidak perlu harus memanjat tembok; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, Hakim berpendapat unsur mengambil sesuatu barang yang seluruhnya milik orang lain dengan maksud memiliki secara melawan hukum telah terpenuhi; Ad. 3. Unsur dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan yang tertutup yang ada rumahnya oleh orang yang ada disitu dengan tiada setahunya atau bertentangan dengan kemauannya orang yang berhak (yang punya) Menimbang, bahwa Pasal 98 KUHP telah menegaskan yang dikatakan malam adalah masa di antara matahari terbenam dan matahari terbit. Keadaan malam ini terbukti dari pengakuan Anak sendiri di persidangan yang menerangkan kalau waktu yang dipilihnya untuk masuk ke dalam counter handphone Amma Cell untuk mengambil handphone adalah sekitar pukul 00.30 WIB, sedangkan waktu pukul 00.30 WIB adalah masa di antara matahari Mahkamah terbenamAgung dan matahari terbit; Republik Indonesia Menimbang, bahwa selanjutnya keadaan dilakukannya perbuatan adalah di dalam sebuah rumah atau pekarangan yang tertutup yang ada rumahnya oleh orang yang ada disitu dengan tiada setahunya atau bertentangan dengan kemauannya orang yang berhak (yang punya), dipertimbangkan sebagai berikut: Menimbang, bahwa fakta-fakta persidangan mengungkap kalau Anak mengambil handphone adalah dari dalam counter handphone Amma Cell, sedangkan ternyata di persidangan kalau counter dimaksud menjadi satu dengan rumah pemiliknya. Di persidangan Anak menerangkan kalau pada saat Anak masuk ke dalam counter, Anak melihat pemilik rumah (yaitu Saksi Agus Muklisul) sedang tidur di samping counter. Artinya ketika Anak masuk ke dalam counter dan kemudian Anak mengambil handphone adalah tanpa setahu dan kemauan Saksi Agus Muklisul. Karena sebagaimana diterangkan Saksi Agus Muklisul sendiri, ia mengetahui hilangnya handphone adalah setelah bangun tidur. Sehingga seandainya Saksi Agus Muklisul mengetahui atau berkemauan Mahkamahagar Agung Anak mengambil handphone Republik miliknya, Anak tidak perlu menggunakanIndonesia Halaman 24 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

kesempatan mengambil handphone ketika Saksi Agus Muklisul sedang dalam keadaan tidur, namun karena dilakukannya pengambilan handphone ketika Saksi Agus Muklisul sedang tidur adalah karena memang tanpa setahu dan kemauan Saksi Agus Muklisul. Dengan demikian menjadi terbukti kalau Mahkamah Agungperbuatan Anak dilakukan Republik di dalam rumah, karena di counter Indonesia yang menjadi satu dengan rumah tersebutlah, Saksi Agus Muklisul tidur dan Anak mengambil handphone adalah tanpa setahu dan kemauan Saksi Agus Muklisul; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, Hakim berpendapat unsur ketiga telah terpenuhi; Ad. 4. Unsur untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan atau untuk sampai pada barang yang diambil, dilakukan dengan merusak, memotong atau memanjat, atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu Menimbang, bahwa unsur keempat untuk membuktikan cara Anak untuk dapat mencapai barang yang diambilnya tersebut dan telah dibuktikan melalui kesesuaian keterangan Saksi Agus Muklisul dan Anak kalau untuk dapatnya Anak sampai pada handphone yang diambilnya, terlebih dahulu Anak memanjat tiang tempat menggantung bunga, lalu naik ke lantai dua dan membuka pintu penghubungnya ke lantai satu yang tidak terkunci dan turun ke lantai satu melalui tangga menuju counter tempat disimpannya handphone dan mengambil Mahkamah handphoneAgung tersebut; Republik Indonesia Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, Hakim berkesimpulan unsur keempat telah pula terpenuhi; Ad. 5. Unsur dalam hal perbarengan beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan berdiri sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan Menimbang, bahwa fakta-fakta persidangan telah mengungkap kalau Anak telah melakukan tiga kali perbuatan sebagaimana dipertimbangkan dalam unsur kedua, ketiga dan keempat diatas yaitu mengambil handphone milik Saksi Agus Muklisil dari dalam counter handphone Amma Cell yang menjadi satu dengan rumah Saksi Agus Muklisul pada malam hari, perbuatan mana dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2018 dengan mengambil dua buah handphone, tanggal 29 Oktober 2018 dengan mengambil 10 (sepuluh) buah handphone dan tanggal 28 November 2018 dengan mengambil dua buah handphone; Menimbang, bahwa Hakim berpendapat masing-masing perbuatan yang Mahkamahdilakukan Agung Anak pada tanggal Republik 10 Oktober 2018, 29 Oktober 2018Indonesia dan 28 Halaman 25 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

November 2018 tersebut harus dipandang sebagai perbuatan berdiri sendiri karena barang yang diambil dan cara pengambilannya adalah sama namun dengan waktu pengambilan yang tidak sama menunjukkan telah terjadi pengulangan atas perbuatan yang dilakukan Anak; Mahkamah AgungMenimbang, bahwa Republik berdasarkan pertimbangan-pertimbangan Indonesia tersebut, Hakim berpendapat unsur kelima ini pun telah terpenuhi; Menimbang, bahwa oleh karena seluruh unsur dari Pasal 363 ayat (1) ke- 3 dan ke-5 jo Pasal 65 ayat (1) KUHP telah terpenuhi, maka Anak haruslah dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan kepadanya; Menimbang, bahwa dalam persidangan Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban pidana, baik sebagai alasan pembenar dan atau alasan pemaaf, maka Anak harus mempertanggungjawabkan perbuatannya; Menimbang, bahwa oleh karena Anak mampu bertanggung jawab, maka harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana; Menimbang, bahwa dalam persidangan, Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban pidana, baik sebagai alasan pembenar dan atau alasan pemaaf, maka Anak harus mempertanggungjawabkan perbuatannya; Mahkamah AgungMenimbang, bahwa olehRepublik karena Anak mampu bertanggung Indonesia jawab, maka harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana; Menimbang, bahwa terhadap pidana yang akan dijatuhkan kepada Anak, terlebih dulu Hakim akan mempertimbangkan Laporan Penelitian Kemasyarakatan untuk Sidang Anak atas nama Anak MUHAMMAD SABUTH ABDILLAH bin AHMAD KHOLIL dalam No. Reg. Litmas 117/BKA/XII/2018/Bps Kdr. tanggal 26 Desember 2018 dengan kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut: KESIMPULAN: 1. Klien melakukan pelanggaran hukum sebagaimana Pasal 363 KUHP karena mempunyai keinginan untuk mempunyai handphone baru mengikuti gaya hidup teman-temannya; 2. Klien Anak cukup memperoleh perhatian, kash sayang maupun pengawasan dari orang tuanya; 3. Klien Anak merupakan korban dari pergaulan yang salah sehingga klien Anak cenderung mengikuti gaya dan pola hidup teman-temannya yang rata- Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman 26 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

rata kondisi kemampuan ekonomi orang tuanya diatas kemampuan ekonomi orang tua klien; 4. Klien Anak baru menyadari pergaulan sangat berpengaruh pada sikap dan perilaku klien Anak ke arah yang kurang baik tanpa diimbangi dengan Mahkamah Agungpenguatan iman dan Republiktakwa; Indonesia 5. Klien Anak menanggapi bahwa apa yang dituduhkan kepadanya adalah benar dan mengaku bersalah; REKOMENDASI Berdasarkan hasil sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan TPP Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kediri pada hari Selasa tanggal 17 Juli 2018, demi kepentingan terbaik untuk Anak, Pembimbing Kemasyarakatan menyarankan/merekomendasikan kepada Hakim agar Anak dijatuhi pidana pokok berupa pidana pembinaan diluar lembaga dengan diserahkan ke Pondok Pesantren Qomarul Hidayah sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 71 ayat (1) huruf b angka 1 Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, dengan pertimbangan: 1. Usia klien Anak masih 16 tahun 02 bulan 20 hari yang masih sangat membutuhkan banyak arahan, perhatian dan pengawasan dari orang tua, serta perangkat desa setempat dan baru pertama kali melakukan pelanggaran hukum, klien anak mengaku bersalah, menyesali atas perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi lagi; Mahkamah 2.AgungKlien anak masih sekolah Republik di SMK Qomarul Hidayah Kelas Indonesia XI dan juga sebagai santri Pondok Pesantren Qomarul Hidayah dan masih bersedia menerima klien anak lagi sebagai murid dan santri, masa depannya masih panjang yang masih harus memperoleh pendidikan formal maupun non formal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48, 49 dan 50 Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Keluarga klien telah meminta maaf kepada keluarga korban; 3. Korban telah memaafkan perbuatan yang dilakukan oleh klien anak dan bila diperbolehkan korban mencabut laporan polisi karena klien anak dan orang tua klien anak telah meminta maaf dan menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan; Menimbang, bahwa Hakim perlu juga mempertimbangkan hasil pengamatan Hakim sendiri selama Anak menjalani proses pemeriksaannya di persidangan, sebagai berikut: - Bahwa walaupun Anak disibukkan dengan sekolahnya sehingga harus membagi waktu antara sekolah dan kewajibannya hadir ke persidangan Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman 27 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

dalam menghadapi kasus yang menjeratnya, namun Anak tertib dan patuh menjalani sidang; - Bahwa Hakim melihat adanya penyesalan yang mendalam pada diri Anak Mahkamah Agungterutama setelah Anak Republik diberi kesempatan untuk berbicara Indonesia menyampaikan uneg-unegnya melalui pembelaan yang dibuatnya secara tertulis dimana Anak tidak menyangka atas kejadian yang menimpanya sehingga harus berhadapan dengan hukum; - Bahwa Hakim melihat sendiri kesungguhan pada diri Anak untuk berubah dengan menyelesaikan sekolahnya untuk menjadi anak yang berguna dan lebih baik lagi; - Bahwa walaupun persidangan mengungkap sebelum Anak melakukan perbuatan yang menyebabkannya harus berhadapan dengan hukum, namun Anak sudah pernah melakukan perbuatan yang sama di tempatnya menuntut ilmu hanya tidak dilaporkan kepada pihak kepolisian, namun Hakim melihat perbuatan yang dilakukan Anak sebagaimana diungkap pula oleh Pembimbing Kemasyarakatan dalam Laporan Litmasnya adalah dilakukan Anak lebih karena agar Anak dianggap “gaul dan gaya” karena memiliki handphone baru tanpa memikirkan dampak dari cara Anak memiliki handphone baru tersebut yang ternyata melanggar hukum; - Bahwa Hakim juga tidak melihat Anak tergolong anak nakal. Mahkamah AgungSebagaimana diungkap Republik oleh pengasuh Pondok Pesantren Indonesia Qomarul Hidayah, tempat dimana Anak menuntut ilmu, yang juga menjadi Saksi di persidangan kalau perilaku Anak sopan dan santun dengan tutur kata dan bahasa yang lembut untuk ukuran anak laki-laki. Sehingga sebagaimana disampaikan pengasuh pondok kalau perbuatan yang dilakukan Anak cukup mengagetkan dan tidak disangka, mengingat perilaku Anak yang demikian; - Bahwa ketika kepada pengasuh Pondok Pesantren Qomarul Hidayah ditanyakan mengenai sanksi yang paling ditakuti para santri Pondok Pesantren Qomarul Hidayah yang melakukan pelanggaran adalah membersihkan/menguras WC, kemudian Hakim memerintahkan kepada Anak untuk membersihkan WC pondok atas pelanggaran peraturan pondok yang dilakukan Anak, pengasuh Pondok Pesantren Qomarul Hidayah melaporkan kepada Hakim, Anak secara patuh melakukannya (bukti video terlampir) dan tidak sedikitpun Anak melakukan pembangkangan atau memberontak. Atas sanksi pondok yang telah dijalankan oleh Anak tersebut, Hakim memperoleh keyakinan sebagaimana disampaikan oleh Mahkamah Agungpengasuh Pondok Pesantren Republik Qomarul Hidayah kalau Anak Indonesia masih dapat Halaman 28 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

dibina dan dibimbing menjadi lebih baik lagi. Apalagi Pondok Pesantren Qomarul Hidayah sanggup melakukannya dengan masih bersedianya Pondok Pesantren Qomarul Hidayah menerima Anak sebagai santri di sana; Menimbang, bahwa selanjutnya Hakim perlu juga mempertimbangkan Mahkamah Agungsikap orang tua yang selaluRepublik mendampingi Anak selama prosesIndonesia persidangan yang Hakim lihat dan amati sendiri sebagai berikut: - Bahwa walaupun orang tua Anak berdomisili di Jember, namun karena rasa sayangnya kepada Anak, orang tua Anak yaitu Ibu selalu setia mendampingi dan menemani Anak selama proses persidangan, sehingga sebagaimana diungkap pula dalam Laporan Litmas, Hakim melihat Anak sangat diperhatikan dan mendapatkan kasih sayang penuh dari orang tuanya. Hakim melihat kehadiran orang tua yang selalu bersama disisi Anak dalam menghadapi masalahnya berhadapan dengan hukum adalah sebagai tanggung jawab selaku orang tuanya. Rasa sayang orang tua inilah yang memberi keyakinan bagi Hakim kalau orang tua Anak pun sangat menyesali atas kejadian yang menimpa anak mereka dan menyadari kesalahan mereka serta berharap agar kejadian ini tidak terulang lagi dengan kesanggupan orang tua untuk mendampingi dan menemani Anak hingga berhasil meraih kesuksesan dengan kasih sayang dan perhatian yang akan mereka berikan untuk anaknya, dengan harapan Anak berubah Mahkamah Agungmenjadi lebih baik lagi Republikdan membanggakan serta membahagiakan Indonesia orang tuanya; Menimbang, bahwa Pasal 79 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak pada pokoknya menyebutkan tentang pidana pembatasan kebebasan diberlakukan dalam hal anak melakukan tindak pidana berat atau tindak pidana yang disertai dengan kekerasan. Dan pidana pembatasan kebebasan haruslah merupakan upaya terakhir; Menimbang, bahwa tindak pidana yang terbukti dilakukan Anak adalah sebagaimana diatur dalam Pasal 363 ayat (1) ke-4 dan ke-5 KUHP jo Pasal 65 KUHP, yaitu pencurian dalam keadaan memberatkan, namun dilakukannya secara berulang. Walaupun menurut Hakim, tindak pidana yang terbukti dilakukan Anak tersebut, telah cukup memenuhi kategori tindak pidana berat. Namun untuk pemidanaan yang akan dijatuhkan kepada Anak, Hakim mempertimbangkan sebagai berikut: Bahwa yang harus dipertanggungjawabkan oleh Anak adalah Mahkamahkesalahannya Agung karena mengambil Republik handphone milik Saksi Agus MuklisulIndonesia dari Halaman 29 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

dalam counter handphone Amma Cell sehingga menyebabkan kerugian bagi Saksi Agus Muklisul yang mencapai Rp23.000.000,00 (dua puluh tiga juta rupiah). Namun demikian sebagian besar handphone yang diambil Anak tersebut telah kembali, walaupun harga jualnya dimungkinkan menjadi turun; Mahkamah AgungBahwa dalam Laporan Republik Litmas atas diri Anak diketahui Indonesia kalau korban yang dalam hal ini adalah Saksi Agus Muklisul telah memaafkan perbuatan Anak dan berkehendak kalau diperbolehkan untuk mencabut laporan polisi atas perbuatan Anak. Namun karena perbuatan Anak bukanlah merupakan delik aduan, sehingga proses hukum tetap harus berjalan. Artinya walaupun ada kerugian yang dialami Saksi Agus Muklisul, Saksi Agus Muklisul sebagai korban tidak menghendaki adanya korban lagi melalui pemidanaan yang akan dijalani Anak atas laporan polisi yang dibuatnya; Bahwa karena proses hukum harus tetap berjalan, sedangkan persidangan telah membuktikan perbuatan Anak dan Anak telah dinyatakan bersalah, maka Anak harus menjalani pidana melalui putusan Hakim. Namun demikian, yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa putusan yang akan dijatuhkan Hakim nantinya akan memberi pelajaran yang berharga bagi siapa saja yang melakukan perbuatan yang melanggar hukum in casu Anak yang berhadapan dengan hukum bahwa sekecil apapun perbuatan itu tetapi kalau melanggar hukum, maka ia harus mempertanggungjawabkannya secara hukum; Mahkamah AgungBahwa dalam kaitannya Republik dengan perkara Anak ini, apakahIndonesia dengan memutuskan pidana yang setinggi-tingginya telah cukup memberikan keadilan bagi Anak. Bagi korban, memang cukup terpuaskan, tetapi bagaimana dengan pelakunya yang notabene adalah seseorang yang masih dikategorikan Anak, apakah penjeraan kepadanya harus dilakukan melalui penjatuhan pidana setinggi-tingginya? Apakah keadilan yang demikian yang diharapkan? Bahwa karena itu putusan yang akan dijatuhkan harus berdasarkan hukum demi untuk menjamin kepastian hukum dan dengan mempertimbangkan rasa keadilan sehingga akan bermanfaat baik bagi yang bersangkutan (pelaku tindak pidana) maupun bagi masyarakat. Namun demikian dalam menjatuhkan putusan, bukan sekedar dipenuhi tidaknya prosedur tertentu menurut undang- undang, tetapi yang penting justru setelah putusan itu dijatuhkan, yaitu dapat tidaknya putusan yang akan dijatuhkan itu diterima menurut persyaratan keadilan (sebagaimana dikutip dari Van Apeldoorn oleh Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, SH dalam bukunya Penemuan Hukum hal. 89). Namun demikian, dengan tidak menyimpangi ketentuan bahwa suatu penegakan Mahkamahhukum Agung harus memberikan kepastian, Republik kemanfaatan dan keadilan, Indonesiatetapi harus Halaman 30 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

disadari pula bahwa ketiganya tidak bisa berjalan bersama dan seiring, oleh karenanya Hakim dalam menjatuhkan putusan akan lebih menekankan pada aspek kemanfaatan dan keadilan; Bahwa kemanfaatan disini dapat dilihat dari sisi Anak, bahwa dengan Mahkamah Agungdihadapkannya Anak k eRepublik meja hijau dan mengikuti proses Indonesia persidangan yang amat panjang, apalagi Anak pun harus membagi waktu dengan sekolahnya, maka adalah suatu pelajaran yang amat sangat berharga bagi Anak karena disadari atau tidak Anak berada pada posisi yang tertekan dan menderita, apalagi seperti telah diketahui bahwa pelaku dalam perkara a quo adalah seorang Anak, sehingga keadaan tertekan dan menderitanya Anak dalam menghadapi proses hukum yang menjeratnya cukup dapat menimbulkan trauma yang justru dikhawatirkan akan menghambat masa depannya yang masih panjang; Bahwa dari segi keadilan, Hakim berpendapat bahwa keadilan itu relatif, dari segi mana kita semua memandangnya, namun demikian yang perlu digarisbawahi bahwa keadilan di sini tidaklah bisa diartikan sebagai sama rata, keadilan di sini haruslah dilihat dari porsinya masing-masing; Bahwa dengan berpijak pada sisi keadilan di sini, khususnya bagi korban. Dengan tetap memperhatikan kerugian yang diderita oleh korban atas perbuatan Anak dan trauma yang dialami korban karena counternya kecurian. Mahkamah NamunAgung menurut Hakim, kerugian Republik materi lebih mudah disembuhkan, Indonesia sedangkan kerugian pemidanaan sebagaimana akan dijalani oleh Anak yang masih memiliki masa depan yang panjang tidaklah dapat dihitung secara materi. Dalam perkara a quo, perbuatan yang dilakukan Anak pun tidak terlepas dari kesempatan yang tanpa disadari telah diberikan sendiri oleh korban. Ketika Anak dapat masuk ke dalam counter dengan memanjat dan masuk melalui pintu yang tidak dikunci, kenyataan tersebut karena korban sendiri yang menyediakan. Mungkin korban tidak bermaksud untuk sengaja membiarkan ada tempat gantungan pohon yang berdekatan dengan tembok dan pintu tidak dikunci, namun kenyataannya dengan keadaan tersebutlah Anak dapat dengan mudah masuk ke dalam counter dan mengambil handphone. Bahkan seandainya pun bukan Anak yang masuk counter, namun apabila keadaannya demikian, maka siapapun yang mengetahui dapat masuk dengan mudah ke dalam rumah dan counter milik Saksi Agus Muklisul untuk mengambil barang apapun milik Saksi Agus Muklisul, atau bahkan bisa juga menyakiti diri Saksi Agus Muklisul dan keluarganya. Sehingga kesalahan Anak dalam perkara a Mahkamahquo, Agung menurut Hakim tidak terlepas Republik pula dari kesalahan korban sendiri; Indonesia Halaman 31 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Bahwa untuk itulah dalam mempertimbangkan pidana apakah yang patut dijatuhkan kepada Anak, Hakim senantiasa akan memperhatikan aspek yuridis, aspek sosiologis dan aspek filosofis berkaitan dengan perbuatan Anak tersebut, sehingga cukup beralasan bagi Hakim menjatuhkan pidana, apabila pidana Mahkamah Agungyang akan dijatuhkan nantinya, Republik untuk waktu yang disyaratkan Indonesia Anak dapat tidak menjalankannya; Bahwa berdasarkan aspek yuridis, pasal 14a ayat (1) KUHP membolehkan bagi terdakwa/anak yang berhadapan dengan hukum untuk dalam waktu yang ditentukan tidak menjalankan pidana penjara yang akan dijatuhkan; Bahwa berdasarkan aspek sosiologis, pidana perampasan kemerdekaan (penjara) seringkali mengakibatkan dehumanisasi pelaku tindak pidana yang pada akhirnya menimbulkan kerugian bagi pelaku tindak pidana berupa ketidakmampuan untuk melanjutkan kehidupannya secara produktif di dalam masyarakat. Karena proses sosialisasi narapidana ke dalam masyarakat narapidana yang disebut prisonisasi, cenderung untuk membuat seorang narapidana menjadi residivis. Begitu pula penjatuhan pidana penjara sangat pendek dapat tidak bermanfaat, sebab tidak dapat menunjang secara efektif kedudukan pidana pencabutan kemerdekaan, baik sebagai sarana menjadikan terpidana tidak mampu maupun sebagai sarana pencegahan. Dengan Mahkamah penjatuhanAgung pidana bersyarat Republik akan diberikan kesempatan kepadaIndonesia terpidana untuk memperbaiki dirinya dalam masyarakat dan memungkinkan baginya untuk melanjutkan kebiasaan sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat. (Prof. Dr. Muladi, SH, Lembaga Pidana Bersyarat, hal. 235-236); Bahwa hukuman penjara apabila dilihat dari sisi Anak dalam perkara a quo, menurut Hakim sangat tidak akan membawa manfaat yang lebih baik, tetapi justru akan menimbulkan dampak negatif. Sebagaimana telah Hakim pertimbangkan diatas, Anak masih dapat dibina dan dibimbing menjadi lebih baik dengan tidak melalui perampasan kemerdekaannya. Pondok Pesantren Qomarul Hidayah, tempat Anak menuntut ilmu telah cukup menjadi kawah candradimuka bagi pembinaan Anak untuk berubah dan menjadi lebih baik lagi sebagaimana harapan orang tuanya;

Bahwa secara psikologis, dengan dicap sebagai Anak yang berhadapan dengan Hukum yang mendapatkan pidana telah cukup memberi tekanan (pressure) bagi Anak, karena itu akan lebih adil apabila dalam menjalankan Mahkamahhukumannya Agung tersebut Anak tidak Republik pula harus dirampas kemerdekaannya; Indonesia Halaman 32 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Bahwa berdasarkan aspek filosofis, walaupun secara fisik Anak tidak menjalani penahanan, tetapi secara filosofis Anak sesungguhnya dalam masa waktu yang disyaratkan terikat dengan ketentuan harus bertingkah laku yang baik dengan tidak melakukan tindak pidana lain. Secara kejiwaan, hal ini berarti Mahkamah Agungkebebasan Anak berada Republik dalam suatu pembatasan. Mudah-mudahan Indonesia hal ini akan memberikan schok terapi agar Anak lebih berhati-hati di kemudian hari; Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal yang dipertimbangkan diatas, Hakim tidak sependapat dengan tuntutan Penuntut Umum dan rekomendasi BAPAS, karena itu Hakim akan menjatuhkan pidana sebagaimana yang akan disebutkan dalam amar putusan dibawah ini; Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di persidangan untuk selanjutnya dipertimbangkan sebagai berikut: - 1 (satu) buah handphone merek Oppo F5 tipe CPH 1723 warna emas dengan nomor IMEI 1:867815036124892 dan IMEI 2: 867815036124884 beserta doosbooknya, 1 (satu) buah handphone merek Oppo A37 tipe A37 warna emas rose dengan nomor IMEI 1 : 864218037883793 dan IMEI 2 : 864218037883785 beserta doosbooknya, 1 (satu) buah handphone merek Oppo F1S warna gold, 1 (satu) buah handphone merek Xiomi/Redmi warna gold, 1 (satu) unit handphone merek Oppo F3 tipe CPH 1690 warna hitam dengan nomor IMEI 1:865249039825234 Mahkamah Agungdan IMEI 2 : 865249039825226, Republik 1 (satu) buah handphone Indonesia merek Oppo F9tipe CPH 1823 warna merah mentari dengan nomor IMEI 1 : 864091044727414 dan IMEI 2 : 864091044727406, 1 (satu) buah handphone Vivo Y53 warna gold, 1 (satu) buah doosbook handphone merek Oppo F3 tipe CPH 1690 warna hitam dengan nomor IMEI 1 : 865249039825234 dan IMEI 2 : 865249039825226, 1 (satu) buah doosbook handphone merek Vivo Y53 tipe Vivo 1606 warna hitam dengan nomor IMEI 1 : 865588030762619 dan IMEI 2 : 865588030762601, 1 (satu) buah doosbook handphone merek Oppo F9 tipe CPH 1823 warna merah mentari dengan nomor IMEI 1 : 864091044727414 dan IMEI 2 : 864091044727406, 1 (satu) buah doosbook Oppo warna putih, 1 (satu) buah doosbook HP Vivo Y 53 tipe 1606 dengan keterangan warna mattle black nomor IMEI 1 : 866846033830372 dan IMEI 2 : 866846033830364, dan 3 (tiga) lembar uang pecahan Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah), yang semuanya terbukti milik Saksi Agus Muklisul Anwar bin Mungin, maka harus Mahkamah Agungdikembalikan kepadanya. Republik Demikian juga dengan barang bukti Indonesia berupa 1 Halaman 33 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

(satu) ptong jaket kain lengan panjang warna merah dan putih motif garis-garis, 1 (satu) buah jam tangan merek G-Shock warna silver kombinasi hitam dan 1 (satu) buah rokok elektrik warna hitam, yang terbukti dibeli dari hasil penjualan handphone milik Saksi Agus Muklisul Mahkamah AgungAnwar bin Mungin, Republik maka harus pula dikembalikan kepadaIndonesia Saksi Agus Muklisul Anwar bin Mungin; Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap Anak, maka perlu dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan yang meringankan Anak; Keadaan yang memberatkan : - Perbuatan Anak merugikan orang lain dan dirinya sendiri - Perbuatan Anak telah mencederai masa depannya sendiri Keadaan yang meringankan : -0 Korban telah memaafkan dan berharap anak menjadi lebih baik -ㄱ Anak menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi -ㄱ Anak mengakui terus terang perbuatannya, sehingga memperlancar jalannya persidangan -ㄱ Anak ingin tetap menuntut ilmu di Pondok Pesantren Qomarul Hidayah Menimbang, bahwa oleh karena Anak dijatuhi pidana, maka haruslah dibebani pula untuk membayar biaya perkara; Mahkamah AgungMengingat dan memperhatikan Republik ketentuan Pasal 363 ayatIndonesia (1) ke-3 dan ke-5 jo Pasal 65 ayat (1) KUHP, Pasal 79 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan; M E N G A D I L I

1. Menyatakan Anak MUHAMMAD SABUTH ABDILLAH bin AHMAD KHOLIL terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana PENCURIAN DALAM KEADAAN MEMBERATKAN SECARA BERULANG; 2. Menjatuhkan pidana terhadap Anak oleh karena itu dengan pidana penjara selama 4 (empat) bulan, dengan ketentuan pidana tersebut tidak perlu dijalankan oleh Anak kecuali ada perintah Hakim yang menentukan lain karena Anak melakukan tindak pidana sebelum masa percobaan selama 10 (sepuluh) bulan berakhir; 3. Menetapkan barang bukti berupa 1 (satu) buah handphone merek Oppo F5 Mahkamah Agungtipe CPH 1723 warna emas Republik dengan nomor IMEI 1:867815036124892 Indonesia dan Halaman 34 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

IMEI 2: 867815036124884 beserta doosbooknya, 1 (satu) buah handphone merek Oppo A37 tipe A37 warna emas rose dengan nomor IMEI 1 : 864218037883793 dan IMEI 2 : 864218037883785 beserta doosbooknya, 1 (satu) buah handphone merek Oppo F1S warna gold, 1 (satu) buah Mahkamah Agunghandphone merek Xiomi/RedmiRepublik warna gold, 1 (satu) unit Indonesia handphone merek Oppo F3 tipe CPH 1690 warna hitam dengan nomor IMEI 1:865249039825234 dan IMEI 2 : 865249039825226, 1 (satu) buah handphone merek Oppo F9tipe CPH 1823 warna merah mentari dengan nomor IMEI 1 : 864091044727414 dan IMEI 2 : 864091044727406, 1 (satu) buah handphone Vivo Y53 warna gold, 1 (satu) buah doosbook handphone merek Oppo F3 tipe CPH 1690 warna hitam dengan nomor IMEI 1 : 865249039825234 dan IMEI 2 : 865249039825226, 1 (satu) buah doosbook handphone merek Vivo Y53 tipe Vivo 1606 warna hitam dengan nomor IMEI 1 : 865588030762619 dan IMEI 2 : 865588030762601, 1 (satu) buah doosbook handphone merek Oppo F9 tipe CPH 1823 warna merah mentari dengan nomor IMEI 1 : 864091044727414 dan IMEI 2 : 864091044727406, 1 (satu) buah doosbook Oppo warna putih, 1 (satu) buah doosbook HP Vivo Y 53 tipe 1606 dengan keterangan warna mattle black nomor IMEI 1 : 866846033830372 dan IMEI 2 : 866846033830364, 3 (tiga) lembar uang pecahan Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah), 1 (satu) ptong jaket kain Mahkamah Agunglengan panjang warna merahRepublik dan putih motif garis-garis, 1 Indonesia(satu) buah jam tangan merek G-Shock warna silver kombinasi hitam dan 1 (satu) buah rokok elektrik warna hitam, dikembalikan kepada Saksi Agus Muklisul Anwar bin Mungin; 4. Membebankan kepada Anak untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp3.000,00 (tiga ribu rupiah); Demikianlah diputuskan pada hari Rabu tanggal 20 Maret 2019, oleh DIAH ASTUTI MIFTAFIATUN, S.H., M.H. sebagai Hakim pada Pengadilan Negeri Trenggalek dan diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari dan tanggal itu juga dengan dibantu oleh JAMIL ERINTO Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Trenggalek, serta dihadiri oleh AGUSTINI, S.H., Penuntut Umum dan Anak didampingi orang tua, Penasihat Hukum dan Pembimbing Kemasyarakatan.

Panitera Pengganti, Hakim, Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman 35 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

JAMIL ERINTO DIAH ASTUTI MIFTAFIATUN, S.H. M.H. Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman 36 Putusan Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trk.

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia