Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial Vol. 2, No. 1, (Oktober-April 2019), 117-145

Pola Keberagamaan Masyarakat di Lombok Nusa Tenggara Barat

Nur Latifah STID Islahuddiny Kediri Lombok Barat [email protected]

Abstrak: Fenomena terbentuknya pola keberagamaan masyarakat merupakan realitas sosial yang keberadaanya tak dapat dipungkiri. Di Lombok setidaknya terdapat dua pola keberagamaan, yaitu pertama, Islam tradisonal yang direpresentasikan oleh Nahdlayul Wathan dan . Nahdlatul Ulama merupakan satu organisasi keagamaan yang berkembang di Lombok. Organisasi NU berdiri di Surabaya pada 16 Rajab 1344 H, dengan kegiatan utama adalah kegiatan sosial keagamaan (ijtima'iyah diniyah) dengan mengajarkan paham ahlusssunah wal jamaah. Kedua, Islam modern yang drepresentasikan oleh Muhamadiyah. merupakan organisasi keislaman yang berkembang di Lombok. Organisasi ini merupakan gerakan Islam yang menyebarkan pemikiran modern yang bergerak di bidang dakwah, kemasyarakatan dan keagamaan. Organisasi Muhammadiyah ini merupakan gerakan pemurnian Islam dan pembaharuan pendidikan yang sasaran startegis pembaharuannya adalah budaya syirik, bid'ah dan khurafat. organisasi dini menganjurkan agar umat Islam hanya berpedoman pada al-Qur'an dan Hadits, serta menolak ijma' ulama atau mengikuti madzhab yang empat.

Kata kunci: Pola, keberagaman, masyarakat, Islam.

117

Nur Latifah

Pendahuluan. setiap anggota masyarakat yang 1 bersangkutan. Masyarakat sasak2 di NTB slam yang bersumber dari khususnya yang mendiami pulau al-Qur'an dan dan Lombok memiliki pola keberagamaan diyakini sebagai I dengan ciri khas tersendiri dan kebenaran tunggal, ditafsirkan terbentuk melalui proses Islamisasi dan penganut secara berbeda dan berubah- pengaruh organisasi keagamaan yang ubah, akibat perbedaan kehidupan ada. Islam masuk pertama kali ke sosial penganut yang juga terus Lombok pada abad ke-16 dibawa oleh berubah. Lahirlah kemudian mashab Sunan Prapen putra dari syariah (fiqh) dan tauhid (kalam) yang Jawa dalam sebuah ekspedisi saling berbeda, seperti perbedaan sebagaimana disebutkan dalam Babad organisasi keagamaan yang ada, yang Lombok. Sebelum itu masyarakat sasak pada akhirnya memunculkan perbedaan menganut kepercayaan animisme dan pola dalam kebergamaan masyarakat. dinamisme yang kemudian pada zaman Dalam perjalanan sejarah umat Majapahit sempat dipengaruhi agama manusia, agama seringkali menempati Hindu Budha yang berasal dari Jawa. posisi sentral dalam proses-proses Pada abad ke-16 dan ke-17 para kehidupan kemasyarakatan dimanapun, pedagang dari Makasar (Sulawesi karena menurut Durkheim Selatan) memperkenalkan kembali sebagaimana dikutip Asnawi ia agama islam yang pernah dibawa merupakan salah satu kekuatan yang sebelumnya oleh Sunan Prapen. mampu membentuk tanggungjawab Melalui dinamika sejarah dan proses moral dalam diri individu pemeluknya untuk memenuhi tuntutan masyarakat 1 Asnawi, Agama dan Paradigma dan merupakan semen perekat bagi Sosial Masyarakat (Jakarta: Sentra Media, 2006), 10. 2 Nama etnis penduduk asli pulau Lombok. Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

118 Nur Latifah

asimilasi budaya selanjutnya penduduk budaya Hindu Bali dan islam3 bahkan sasak pun terbagi menjadi 3 kelompok kedua pemeluk kelompok agama pemeluk agama; Sasak Waktu Lima, tersebut secara bersama-sama Sasak Wetu Telu dan Sasak Bodha. merayakannya4. Mulai saat itu islam menjadi agama Menariknya dari sekian abad mayoritas masyarakat sasak. masa kekuasaan politik Bali atas Sedangkan agama Hindu Bali dibawa Lombok, tampaknya masyarakat sasak langsung oleh pemeluknya yaitu hanya dipengaruhi secara budaya dan imigran dari pulau Bali sejak tradisi, bukan secara ideologi. permulaan abad ke-17. Dibuktikan dengan sangat jarangnya Fenomena yang paling penting ditemukan orang keturunan sasak asli dan dominan dari sekian kebudayaan yang berpindah memeluk agama Hindu yang pernah bersentuhan langsung Bali. Lalu muncul pertanyaan apakah dengan sasak adalah kebudayaan Bali. raja-raja Bali tidak memaksakan Karena dari tahun 1678-1849 raja-raja agamanya (Hindu Bali) untuk dianut Bali telah menguasai secara politik oleh masyarakat sasak pada saat itu? beberapa daerah di pulau Lombok. Atau apakah raja-raja Bali Bahkan karena eksistensi sejarah yang menggunakan pendekatan tertentu begitu kuat maka tradisi budaya dan dalam ranah agama sebagaimana agama yang mendominasi masyarakat kesimpulan sebagian peneliti5? sasak adalah Hindu Bali dan Islam. Hal 3 tersebut direfleksikan dalam acara- . Seperti konsep Triwangsa (peng- klasifikasian strata sosial masyarakat sasak acara tertentu di mana terdapat menjadi 3: datu, permenak-perwangsa dan jajar karang) dan kawin merari’ (Asnawi, perpaduan antara konsep dan tradisi Agama dan Paradigma Sosial Masyarakat, 155-156). 4. Seperti topat, begawe, betulung dan lain sebagainya. 5. Seperti Asnawi yang menyatakan bahwa raja-raja Bali memperlihatkan kearifan Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

119 Nur Latifah

Mungkin karena polarisasi seperti ini mengklaim hanya mengacu kepada yang menyebabkan hubungan antara nilai-nilai agama dalam melakukan pemeluk agama Hindu Bali dan Islam interaksi sosial tanpa menyadari di Lombok hidup dengan damai dan hilangnya kearifan lokal padahal harmonis dalam kurun waktu dan banyak dari nilai-nilai agama yang sejarah yang sangat panjang. memiliki kesamaan dengan kearifan Pada era keterbukaan ini, lokal yang merupakan nilai-nilai pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan universal seperti kejujuran, keadilan, dan tekhnologi berdampak pada persamaan hak dll. Hal tersebut derasnya arus informasi dan budaya diperparah lagi dengan dangkalnya yang tidak semuanya sejalan dengan pemahaman terhadap ajaran islam yang nilai-nilai keberagamaan masyarakat multi dimensi. Faktor lain juga adalah sasak. Jika tidak diadakan upaya dan belum pernah ada dialog masyarakat tindakan untuk menghayati, tentang budaya yang diprakarsai oleh melestarikan dan menggali kembali seluruh unsur dan elemen masyarakat nilai-nilai tersebut maka generasi sasak sasak. saat ini akan jauh dari kesasakannya. Beberapa peristiwa dan tragedi Muncul gejala bahwa pola yang muncul dari gejala dan fenomena keberagamaan tersebut semakin bergesernya pola keberagamaan bergeser dan memudar. Itu disebabkan tersebut terakumulasi dalam bentuk terputusnya mata rantai nilai-nilai tindakan dan prilaku anarkis segelintir kearifan lokal yang pernah umat islam yang melakukan dipraktekkan oleh nenek moyang pengrusakan dan pembakaran gereja masyarakat sasak. Di samping itu dan aset-aset penting orang-orang paradigma sebagian masyarakat yang Kristen di wilayah kota Mataram, konflik antar pemeluk agama Hindu dan toleransi yang besar terhadap orang sasak dengan tidak mau intervensi dalam masalah Bali dan Islam di wilayah kota agama. (Asnawi, Agama dan Paradigma Sosial Masyarakat, 153. Mataram dll. Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

120 Nur Latifah

Sementara itu, peran organisasi dalam penelitian ini, yaitu: 1). keagamaan yang di Lombok, juga Bagaimana pola keberagamaan secara tidak langsung ikut memberikan masyarakat Islam Lombok Nusa kontribusi signifikan terhadap pola Tenggara Barat, 2). Bagaimana awal keberagamaan masyarakat Islam di terbetunknya pola keberagamaan Lombok. Organisais keagamaan yang masyarakat Islam di Lombok Nusa satu dengan yang lainnya, seperti Tengara Barat. Syarikat Islam, Muhammadiyah, NU, NW dan gerakan keagamaan Salafi Metode Penelitian memiliki pendekatan dan pemahaman Penelitian ini menggunakan yang berbeda dalam memahami ajaran pendekatan deskriptif kualitatif. Proses Islam. Perbedaan pendekatan dan penelitian dengan pendekatan yang pemahaman akan ajaran Islam tersebut, dimaksudkan mengikuti pendekatan secara tidak langsung melahirkan yang disebutkan mulai dari penentuan perbedaan perilaku dan pola lokasi, penggunaan instrument, sumber keberagamaan masyarakat Islam di data, teknik pengumpulan data, analisis Lombok. data, dan pengujian keabsahan data Berdasarkan realitas di atas, yang menghasilkan data untuk perlu diangkat penelitian untuk mendukung adanya beberapa temuan memahami rumusan baru pola baru keberagamaan masyarakat di keberagamaan masyarakat NTB yang NTB. perlu dikembangkan sesuai dengan Penelitian ini memiliki kriteria situasi dan kondisi kekinian. dengan sejumlah ketentuan validasi Berdasarkan latar belakang seberapa jauh peneliti memiliki permasalahan di atas, maka peneliti pengetahuan tentang penelitian dapat merumuskan permasalahan pendekatan kualitatif, penguasaan

Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

121 Nur Latifah

bidang yang diteliti, kesiapan peneliti Adapun sumber data dalam memasuki objek penelitian, dan penelitian ini meliputi, tokoh agama, ketersediaan sarana dan prasarana. tokoh masyarakat, tuan guru. Teknik “Human Instrument” berfungsi sebagai pengumpulan data dengan observasi, focus penelitian memilih informan wawancara, kuesioner, dan sebagai sumber data, melakukan dokumentasi. Observasi mendapatkan pengumpulan data, menilai kualitas data-data yang sangat bermanfaat data, analisis data , menafsirkan data, karena: peneliti akan mampu dan membuat kesimpulan atas temuan memahami konteks dari situasi yang diperoleh. keseluruhan situasi social, pengalaman Instrumen utama peneliti, langsung memperoleh temuan kemungkinan dapat dilengkapi dengan langsung, data langsung belum instrument sederhana untuk tikhtisarkan entu terungkap dalam membandingkan temuan berdasarkan wawancara, mendapatkan data diluar data hasil observasi, wawancara, dan persepsi responden, mendapatkan qusioner. Menurut Nasution, kesan-kesan pribadi, merasakan instrument penelitian memiliki ciri-ciri suasana situasi sosial keberagamaan yang khas. Sebagai instrument peneliti masyarakt di lapangan. Wawacara peka, adanya stimulus, menyesuaikan berkaiatan dengan pengalaman, diri terhadap lingkungan, bagian pendapat, perasaan, pengetahuan, keseluruhan, bagian interaksi di indera, latar belakang atau demografi. masyarakat, ikut merasakan/menyelami/berdasarkan Hasil Penelitian pengetahuan yang ada, meng-analsis Lombok Sebagai Setting Penelitian data langsung, dapat menagkap a. Letak Geografis Pulau Lombok perubahan/ penegasan/dan perbaikan Pulau Lombok merupakan seketika. salah pulau yang diapit oleh pulau

Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

122 Nur Latifah

Sumbawa di sebelah Timur dan Pulau Pulau Lombok dikenal dengan Bali di Sebalah Barat. Perbatasan kemajmukan masyarakatnya dan dengan pulau Bali diantarai oleh Selat selama ini hidup dalam kondisi relatif Lombok, dan dengan Pulau Sembawa damai. Masyarakat pulau Lombok oleh selat Sumbawa. Sementara di menganut empat agama, yaitu: Hindu, sebalah Utara berbatasan dengan Laut Budha, Kristen-Protestan dan Islam. Jawa dan di sebelah Selatan berbatasan Islam merupakan anutan masyarakat dengan Samudra Indonesia. Pulau pulau Lombok. Dari data-data di atas, Lombok terdiri dari 4 (empat) Islam di Lombok secar historis, Kabupaten dan 1 Kabupaten Kota. menjadi simbol kultural, "pulau seribu Pulau ini memiliki luas tidak kurang tuan guru". Bagi masyarakat Islam di dari 4.78,7 m2. Secara geografis, pulau Lombok, Islam menjadi agama Lombok di Nusa Tenggara Barat, mayoritas, jika dibandingkan dengan sebenarnya memiliki batas-batas agama lainnya yang ada di Indonesia. wilayah yang cukup mencolok Sebagai wilayah agraris, dibandingkan dengan batas-batas sebagian besar penduduk Pulau wilayah di pulau lainnya. Lombok bekerja pada sektor pertanian. Pulau ini memiliki jumlah Selain petani, buruh tani, buruh swasta, penduduk sekitar 2.567.234 jiwa. pengerajin, pedagang dan sedikit dari Pulau Lombok. Laju pertumbuhan penduduk pulau Lombok bekerja di penduduk pulau Lombok sebesar 1.52 sektor pemerintah atau persen pertahun selama 2000-2010. tentara.Sebagian kecil di antara Jarak antara kota Mataram dengan pendududknya terutama yang masih Kabupaten Lombok Timur sekitara 75 berusia muda laki-laki dan perempuan km. bekerja di luar negeri seperti Saudi Arabia, Malaysia yang sebagian

Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

123 Nur Latifah

terbesar pekerjadi rumah tangga, dan Lombok berkisar antara 3,4 tahun di sebagian kecil sebagai sopir atau Kabupaten Lombok Barat, 3,1 di pramuniaga. Kabupaten Lombok Utara, dan 7,2 di Tingkat pendidikan masyarakat Kota Mataram. Tinggi angka rata-rata Lombok masih tergolong ke dalam lama sekolah dan angka melek huruf di klasifikasi yang masih rendah. Hal ini Kota Mataram sangat mudah dipahami, terbukti bahwa angka melek huruf di 4 karena sebagaimana diketahui Kota Kabupaten 1 Kota di pulau Lombok Mataram merupakan pusat kegiatan berkisar antara 52,2 persen yang pemerintah, pendidikan maupun terendah di Kabupaten Lombok Utara ekonomi dan perdagangan di pulau sampai yang tertinggi di Kota Mataram Lombok, bahkan untuk Propinsi Nusa yang berkisar 82,0 persen, Sedangkan Tenggara Barat. posisi relatif Kabupaten Lombok Barat, Lombok menguntungkan dari Kota Mataram Tengah dan Lombok Timur masing- untuk menikmati fasilitas pendidikan maisng sebesar, 58,4 persen, 57,8 maupun perdagangan mendorong persen, dan 66,5 persen. masyarakat untuk meningkatkan Rendahnya angka melek huruf penghasilannya menjadi lebih baik masyarakat Pulau Lombok ternyata yang selanjutnya mendukung berkorelasi dengan angka rata-rata penyediaan biaya pendidikan bagi lama sekolah masyarakat. Karena keluarga. bagaimana pun, rata-rata lama sekolah Dalam meningkatkan sumber dapat pula dijadikan sebagai indikator daya manusia di pulau Lombok, selain suatu masyarakat. Rata-rata lama lembaga pendidikan pemerintah dan sekolah masyarakat pulau Lombok madrasah memiliki andil yang cukup sampai dengan tahun 2016 masih besar. Selain itu keberadaan pondok sangat rendah, yaitu masih dibawah juga turut memberikan andil angka 5 Tahun. Atau dengan kata lain, yang signifikan dalam meningakat rata-rata pendidikan amsyarakat pulau sumber daya manusia penduduknya. Di Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

124 Nur Latifah

pulau Lombok, lembaga pendidikan seperti Syarikat Islam yang di bawa seperti pondok pesantren jumlah sangat oleh H.O.S Cokroaminota. besar, baik pondok pesantre yang besar Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. maupun kecil, Di Lombok Barat HOS Cokroaminoto datang ke Lombok terdapat tidak kurang dari 30 pondok untuk memperkenalkan organisasi pesantren, 21 pondok pesantren di politik Islam yang bernama Syarikat Lombok Tengah, 26 pondok pesantren Islam. Kegiatan Syarikat Islam di di Lombok Timur, dan 8 pondok Lombok berkisar pada bidang pesantren di Lombok Utara. ekonomi, politik dan memajukan b. Potret Kehidupan Keagamaan kehidupan beragama Islam. Aspek Masyarakat keilaman yang diperhatikan Syariat Masyarakat Lombok sebagian Islam berkaitan dengan pemurnian besar beragama Islam, sehingga agama Islam. Hal ini pernah dikatakan kehidupan keagamaan diwarnai oleh oleh tokoh utama Syarikat Islam dalam suasana ke islaman. Dalam masyarakat salah satu pidatonya yang menyebutkan Islam di Lombok, tuan guru memiliki bahwa salah satu tujuan organisasi kedudukan yang sangat penting. Di Syarikat Islam adalah untuk bawah pimpinan tuan guru dilakukan memberantas pengertian yang salah berbagai kegiatan, diantaranya tentang Islam dan meningkatkan membuka pondok pesantren. solidaritas beragama antarumat Di Lombok terdapat berbagai menurut hukum dan tradisi Islam. pola keberagamaan pada masyarakat, Dalam perkembangannya, Munculnya pola keberagamaan pada Syarikat Islam di Lombok mnegalami masyarakat Islam di Lombok ini hambatan. Hal ini disebabkan oleh terlepas dari pengaruh organisasi beberapa faktor, pertama, keaggotaan keagamaan yang ada di Lombok, teriar, kedua, adanya pengawasan

Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

125 Nur Latifah

pemerintah Kolonial Belanda terhadap Dengan ajaran yang demiian perkembangan partai yang berkaitan inilah masuk paham Muhammadiyah di dengan kegiatan-kegiatan yang Lombok dianggap terlalu modern dan dilakukan di bidang politik. Akibat merupakan ideologi baru dalam kegiatan partai politik Syarikat Islam masyarakat Lombok. Oleh karena itu, selanjutnya hanya terbatas pada bidang organisasi Muhammadiyah ini kurang sosial saja yang salah satu kegiatannya mendapat sambutan dari masyarakat. yaitu membantu para angota yang Akan tetapi, dengan berbagai usaha terkena musibah terutama apabila ada yang dilakukannya organisasi kematian. Muhammadiyah setelah Tahun 1937 Muhammadiyah merupakan dapat berkembang pesat. organisasi keislaman yang berkembang Nahdlatul Ulama merupakan di Lombok. Organisasi ini merupakan salah satu organisasi keagamaan yang gerakan Islam yang menyebarkan berkembang di Lombok. Organisasi pemikiran modern yang bergerak di NU berdiri di Surabaya pada 16 Rajab bidang dakwah, kemasyarakatan dan 1344 H, dengan kegiatan utama adalah keagamaan. Organisasi kegiatan sosial keagamaan (ijtima'iyah Muhammadiyah ini merupakan diniyah). NU berkembang di Lombok gerakan pemurnian Islam dan pada awalnya dilakukan oleh petani pembaharuan pendidikan yang sasaran yang berasal dari Lombok yang startegis pembaharuannya adalah melakukan perjalanan pulang pergi budaya syirik, bid'ah dan khurafat. menjual hasil pertanian ke Surabaya organisasi dini menganjurkan agar uat dan dilakukan pula oleh para saudagar Islam hanya berpedoman pada al- pakaian pada waktu itu, diantaranya M. Qur'an dan Hadits, serta menolak ijma' Gani Ampenan, Sayid Ahmad Ailkaf ulama atau mengikuti madzhab yang dari Ampenan, Haji Sulaiman dari empat. Mataram, dan Haji Mansur dari Mataram. Mereka ini diberikan tugas Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

126 Nur Latifah

secara perorangan mencari anggota NU ini saja, tapi terjadi pada hampir semua dan melaksanakan tugas organisasi di zaman karena adanya situasi dan Lombok seperti mengajarkan paham kondisi sosial-politik yang ahlusssunah wal jamaah. mempengaruhinya. Selain itu latar Peran penting yang dimainkan belakang pendidikan dan guru tempat oleh TGH. Badarul Islam pimpinan ia menuntut ilmu pengetahuan juga pesantren di Lombok Timur, TGH. di cukup signifikan dalam membentuk Kediri, TGH. Mashud tokoh agama di karakter serta corak pemahaman yang Kopang dan TGH. Mustafa Bakri beragamam. seorang ulama yang memimpin Arah dan asas perjuangan umat pesantren di Ampenan, memberikan Islam dibangun oleh pemikiran rasional kontribusi yang sabagt besar dalam terhadap segala hal yang perlu dan menyebarkan paham Nahdlatul Ulama. harus dirasionalkan serta mengikuti Seiring dengan semakin tersebarnya kebudayaan lokal yang berlaku NU di kalangan masyarakat Islam di sehingga ajaran Islam lebih mudah Lombok, dengan madzhab Imam diadaptasi dengan kebudayaan yang Syafi'i sebagai madzhabnya. lebih dahulu tumbuh dan berlaku Pola Keberagamaan Masyarakat sebagai hukum yang hidup dan mudah Islam di Lombok dimengerti, dipahami dan a. Pemahaman Keagamaan Masyarakat mempermudah pula pengalamannya. Islam Organisasi keagamaan yang ada di Pemahaman tentang Islam Lombok seperti dan sangat dipengaruhi oleh berbagai Nahdlatul Ulama yang memahami faktor, baik internal maupun ekternal. Islam secara tradisional dan Perbedaan pemahaman tentang Islam sesungguhnya terjadi tidak hanya saat

Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

127 Nur Latifah

Muhamadiyah yang memahami Islam dalam hiudpnya lebih berpegang teguh secara rasional.6. kepada pola-pola istiadat b. Terbentuknya Pola tradisional dari pada jaran agama Keberagamaan Masyarakat Islam Islam, terdapatpula golongan yang Realitas keberagamaan konsekuen menjalankan ajaran agama masyarakat Islam di Pulau Lombok, seperti tertera di dalam al-Qur'an dan memiliki pola yang berbeda-beda. Hadits. Mereka jumlah lebih sedikit Perbedaan pola kebergamaan jika dibandingkan dengan masyarakat ini tidak dapat dilepaskan penganutIslam Wetu Telu. Mereka dari perbedaan pemahaman tentang umumnya keuturunan para kiai yang ajaran Islam itu sendiri. Terdapat berkeinginan menegakkan ajaran bebrgaai faktor yang mempengaruhi agama Islam. Kelompok Islam inilah pola keberagamaan masyarakat Islam yang menunaikan rukun Islam yang di Lombok. Diantaranya adalah proses kelima, naik haji dan sepulangnya Islamisasi yang dilakukan oleh Sunan mereka berusha meluruskan ajaran Giri pada saat itu. Sunan Giri agama Islam yang dianggap mengalami menyebarkan Islam di Pulau Lombok penyimpangandi kalangan Islam Wetu pada abad ke 7 Masehi. Telu dan mereka ini dikenal dengan Dalam masyarakat Islam Watu sebutan Islam Waktu Lima. Telu para kiai yang diberi beban Golongan Islam Waktu Lima ini memikul tanggung jawab keagamaan terus berusaha meneggakkan ajaran dianggap oleh masyarakat kelka akan agama Islam, melalui pengajian yang memikul resiko dari perbuatan- mereka laksanakan dalam bentuk perbuatan mereka dihari Kemudian. pesantren. Upaya seperti inilah yang Sementara itu, Islam Wetu Telu yang dapat memperluas dan mempercepat jaringan pengaruhnya sampai berbagai 6 Beni Ahmad Saebani, Sosiologi Agama: Kajian tentang Perilaku Institusional wilayah. Melalui pesantren inilah dalam Beragama Anggota Persis dan Nahdlatul Ulama, Refika Aditama: Bandung, 2007 kemudian dapat diletakan dasar bagi Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

128 Nur Latifah

pengembangan agama Islam yang pengertian yang salah tentang agama berdasarkan pada al-Qur'an, hadits dan Islam dan meningkatkan solidaritas ijma' ulama'.7 beragama antarumat menuurt hukum Selain itu, masuknya beberapa dan tradisi.9 organisasi di Pulau Lombok juga turut Syarikat Islam sejka awal telah memberikan pengaruh terhadap warna menyebutkan bahwa dirinya sebagai atau pola keberagamaan masyarakat partai yang memang lebih tertarik pada Islam di Lombok. Organisasi politik aspek politik daripada masalah Syarikat Islam yang diperkenlakan oleh keagamaan menjadikan kelahirannya di HOS. Cokroaminota pada tahun 19168. daerah Lombok mendapat sambutan Kegiatan Syarikat Islam di Lombok cukup baik di kalangan umat Islam. berkisar pada bisang ekonomi, politik Berkembangknya partai dan memajukan kehidupan beragama Syarikat Islam ini tidak akan dapat Islam. Aspek keislaman yang dipisahkan dari usaha-usaha yang diperhatikan Syarikat Islam berkaitan pernah dilakukan oleh tokoh-tokoh dengan pemurnian agama Islam. Hal setempat, seperti Raden Gde Hukum, ini sebagaimana diungkapkan oleh Mamik Wiranata dan Raden Gde utama Syarikat Islam dalam salah satu Nuraksa. Mereka inilah yang secara pidatonya yang menyebutkan bahwa rutin melakukan penyiaran-penyiaran salah satu tujuan organisasi Syarikat dalam usahanya untuk lebih Islam adalah untuk memberantas mengembangkan partai Syarikat Islam di daerah Lombok.

7 Baharudin, Nahdltul Wathan dan SelainSyarikat Islam, organsiasi Perubahan Sosial, Yogyakarta: Genta Press, 2008: 78 keagamaan Muhamadiyah berkembang 8 M. Soenyata Kartadarmadja dan Sutrisno Kutoyo ed, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Nusa Tenggara Barat, 9 M. Rusli Karim, Dinamika Islam di Jakarta: departemen Pendidikan dan Indonesia: Suatu Tinjauan Sosial dan Politik, Kebudayaan, 1978, hlm. 32) Yogyakarta: Hanindita, 1985, hlm. 35 Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

129 Nur Latifah

di Lombok berselang dua tahun baru dalam masyarakat Lombok. kemudia, tepatnya pada tahun 1918. Sehubungan dengan madzab Syafi'i, Organisasi ini merupakan gerakan mereka menganggap ajaran baru yang Islam yang menyebarkan pemikiran diperkenalkan oleh Muhammadiyah modern yang bergerak di bidang tidak sesuai dengan paham yang dakwah, kemasyarakatan dan mereka anut selama ini.13 Meskipun keagamaan.10 pada awal munculnya paham Organisasi Muhammadiyah ini Muhammadiyah ini kurang merupakan gerakan pemurnian agama mendapatkan sambutan dari Islam dan pembaharuan pendidikan masayarakat, namun dalam yang sasaran strategis pembaharuannya perkembangan selanjutnya dengan adalah budaya syirik, bid'ah dan berbagai upaya organisasi khurafat.11 Organisasi Muhammadiyah Muhammadiyah mendapatkan respon ini menganjurkan agar umat Islam yang baik dari masyarakat dan hanya berpedoman pada al-Qur'an dan Muhammadiyahpun dapat berkembang al-Hadits, serta menolak ijma' ulama dengan pesat.14 Organisasi atau tidak mengakui dari salah satu Muhammadiyah mendirikan secara empat madzhab, yaitu madzhab Hanafi, resmi pada tahun 1937, diberbagai Maliki, Syafi'i, dan madzhab tempat, diantaranya, cabang Hambali.12 Muhammadiyah Labuhan Haji Lombok Dengan ajaran yang demikian Timur. didiirkan tahun 1937.15 itulah masuknya paham Muhammadiyah ke Lombok dianggap 13 Lihat Nu Lombok 1953-1984, Adi FAdli. 34 terlalu modern dan merupakan ideologi 14 Lihat Ida Bagus Putu Wijaya Kusumah, Nahdlatul Ulama Lombok, 1953- 10 Deliar Noer, Gerakan Modern Islam 1984, Lombok: Pustaka Lombok, 2010, hlm. di Indonesia 1900-1942, Jakarta: LP3ES, 1982, 35. hal 86-87 15 Surat ketetepan Muhammadiyah 11 Rusli KArim, Dinamika Islam. hlm. Nomor 657, tanggal 15 Nopember 1937 yang 34 dipegang oleh Sekertaris pimpinan Wilayah 12 Lihat Muhammadiyah NTB. Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

130 Nur Latifah

Selain, pengaruh Syarikat Islam tassawuf menganut madzhab al-Junaid dan Muhammadiyah pada pola al-Bagdadi dan Ghazali.16 keberagamaan masyarakat Islam Pola pemahaman keagamaan Lombok, muncul pula paham yang ahlussunah wal jamaah yang dianut diperkenalkan oleh Nahdlatul Ulama oleh pengikut NU merujuk kepada sekitar tahun 1926. Organisasi ini sunnah Nabi dan para sahabat untuk sebenarnya hanya sekedar wadah bagi memahami sumber pokok ajaran Islam kegiatan dan fungsi ulama yang telah al-Qur'an sebenarnya telah dirintis oleh berjalan. Organisasi NU untuk pertama para sahabat sendiri. Madzhab kalinya didirikan di Surabaya pada ahlussunah wal jamaah yang dianut tanggal 16 Rajab 1344 atau 31 Januari NU merupakan pendekatan yang 1926 dengan kegiatan utama dalam multidimensional dari sebuah gugusan bidang sosial keagamaan. konfigurasi aspek-aspek kalam, fiqih, Nahdlatul ulama sebagi dan tassawuf. Ketiganya merupakan Jam'iyah Dinayah Islamiyah beraqidah kesatuan yang utuh, masing-masing Islam menurut faham ahlussunah wal tidak dipilah dalam trikotomi yang satu jamaah yang mengikuti salah satu berbeda atau berlawanan dengan yang madzhab empat, Hanafi, Maliki, Syafi'i lain. Meskipun demikian tidak seluruh dan Hanbali. Faham ahlussunah wal perilaku NU mampu mengapresiasikan jamaah yang dianut oleh NU memang kesatuan itu. Seringkali aspek fiqih tidak terbatas pada madzhab-madzhab lebih menonjol dibanding aspek lain. fiqh saja. Di bidang kalam NU Hal itu mungkin disebabkan karena menganut madzhab Asyi'ariyah dan kesulitan mengembangkan wawasan Maturidiyah, sedangkan di bidang

16 Ali Haidar, Nahdlatul Ulama dan Islam di Indonesia: Pendekatan Fiqih dalam Politik, Jakarta: Gramedia Graoup, 1998, hlm 74. Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

131 Nur Latifah

yang konprehensif di tengah menganut paham yang sama dengan keragamaan tingkat pemahaman paham organisasi NU, yaitu madzhab keagamaan jamaah NU sendiri.17 Syafi'i yang merupakan madzhab bagi Pengembangan organisasi NU masyarakat Islam di Lombok dan di daerah Lombok pada awalnya menjadikan organisasi NU dilakukan oleh para petani dan para mendapatkan respon yang besar dari saudagar yang berasal dari Lombok masyarakat.19 Berkembangnya yang melakukan perjalanan dagang organisasi NU tidak lepas dari hasil pertanian dan pakaian ke dukungan yang diberikan oleh para Surabaya. Hubungan perdagangan ulama setempat, yang sebagian besar inilah yang akhirnya juga terjadi merupakan alumni Makkah yang telah interaksi dan komunikasi dalam bidang menganut madzhab Syafi'i salah satu organisasi keagamaan dengan Nahdltul dari emapat madzhab yang ada. Para Ulama. Pada tahun 1926 anggota dan tuan guru yang mendukung pengurus NU pun terbentuk di Pulau perkembangan ajaran NU diantaranya Lombok, seperti M. Gani dan Ustadz TGH. Badrul Islam, seornag Ulama Sayid Hasyim al Jufri di Ampenan, yang memimpin pesnatren di Pancor, Sayid Ahmad Alkaf dan H. Suhaimi di Lombok Timur, TGH. Hamid, seorang Mataram, mereka ini secara perorangan ulama yang memimpin pesantren di mencari anggota NU dan melaksanakan Kediri, Lombok Barat, TGH. Mashud, tugas organsiasi di Lombok, seperti ulama di Lombok tengah, TGH. mengajarkan paham ahlusssunah wal Mustafa Bakri, seorang ulama yang jamaah.18 memimpin pesantren di Ampenan Oleh karena sebagian besar masyarakat Islam di Lombok telah

19 Wawancara dengan TGH. Mukhlis Ibrahim (67 Tahun) di Kediri Lombok Barat. 17 Ali Haidar... 75 NU mengikuti salah satu dari empat madzhab 18 Wawancara dengan H. Hidjas (76) yang ada, yaitu madzhab Hanafi, Maliki, di Mataram Syafi'i dan Hambali. Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

132 Nur Latifah

Mataram.20 Nahdlatul Ulama memandang dan pememahami ajaran mensosialisasi faham keagamaannya Islam itu sendiri. melalui jalur kultural dengan pesantren Menelusuri secara empirik pola sebagai basisnya. Keberadaan ini keberagamaan masyarakat Islam berkembang dengan pesatnya Lombok perlu kiranya juga dikalangan masyarakat Islam di memaparkan pendapat, ulasan, atau Lombok sejak zaman pejajahan deskripsi tentang terbentuknya pola Belanda.21 keberagamaan tersebut yang berasal Perilaku Keberagamaan Masyarakat dari studi kepustakaan dan studi Islam. lapangan agar memperoleh potret Pola Pemahaman Islam struktur pola keagamaan secara benar masyarakat Islam tradisional dan Islam dan valid. modern di Lombok terdapat kesamaan, Agama Islam sebagaimana akan tetapi dalam aspek tertentu agama samawi yang ajaran-ajarannya lainnya terjadi perbedaan. Perbedaan berasal dari wahyu Tuhan seperti antara kedua kelompok tersebut akan agama-agama sejenis yang lain di tanpak lebih jelas lagi dalam hal Indonesia. Islam dengan kitab sucinya pandangan dan pemahaman terhadap al-Qur'an dilahirkan di Arab, kemudian ajaran Islam yang terkait dengan disebarkan oleh para tokoh dna berbagai aspek keagamaan tertentu penganutnya sebagai kewajiban sesuai diantaranya lebih jelasnya akan dengan kemampuan mareka ke dipaparkan perbedaan-perbedaan dalam berbagai negara atau bangsa setahap demi setahap menelusuri ruang dan waktu keseantreo pelosok dunia. Sesuai 20 Wawancara degan H. Hidjas tanggal 24 Januari 20i2 di Mataram dengan kompleksitas kebudayaan 21 Ida Bagus Putu Wijaya Kusumah, NU Lombok 1953-1984, Mataram: Lombok manusia yang "didatangi" maka Press, 2010, hlm, 45 Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

133 Nur Latifah

berkembanglah Islam dengan pengikut Islam modern mendasarkan kemampuan adaptasi para pembahasan teologisnya semata-mata penyebarnya, sehingga terkadang berupa kajian langsung terhadap al- sampai kepada suatu tataraan Qur'an dan Hadits. Kedua belah pihak ketegangan antara ajaran Islam dengan percaya sepenuhnya kepada takdir dan kepentingan manusia baik di antara qadar, yakni kepercayaan bahwa Islam para pemimpin maupun para meyakini sepenuhnya akan pengikutnya sebagai suatu realitas. ketergantungan penuh kepada kemauan Setidaknya terdapat dua pola (iradah) Allah. Ketiga kelompok pola keberagamaan masyarakat Islam di keberagamaan ini memiliki perbedaaan Lombok, yaitu pola keberagamaan dalam persoalan hakekat perbuatan yang fundemental, tradisionalis dan manusia.22 modern. Pola keberagamaan masyarakat Menurut Zamaksyari Dhofier Islam fundemental dan tradisional antara pola keberagamaan Islam menganut paham ortodoks Sunni, yang trasional, fundemnetal dan modern menurut mereka, berasal dari tradisi tidak memiliki perbedaan dalam Nabi Muhammad sendiri dan telah teologi. Ketiganya sama-sama berpijak ditransmisikan melalui matarantai pada monoteisme, dengan bertuhankan ulama yang tak putus-putus hingga Allah dan meyakini Muhammad Saw kini. Dalam pandangan masyarakat sebagai utusan-Nya dan beberapa Islam fundemental dan tradisional, unsur-unsur pokok keimanan yang lain. ulama dipandang dan dihormati sebagai Tetapi interpretasi teologis kelompok penafsir al-Qur'an dan Sunnah Nabi Islam fundemental dan tradisional yang paling terpelajar dan paling dapat terhadap al-Qur'an dan Hadits dipercaya. Ulama adalah penuntun mendasarkan kepada penafsiran Imam

Abu Hasan Al-Asy'ari dan Imam Abu 22 Zamaksyari Dhofier, Tradisi pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Mansur Al-Maturidi, sedangkan para , Jakarta: LP3ES, 1994, hal. 25 Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

134 Nur Latifah

keagamaan yang aling otientik untuk sedikit dari persoalan keagamaan yang belum diikuti dalam mencari jalan kehidupan diberikan jawaban oleh al- agama yang benar . Dalam posisi Qur;an dan Hadits, oleh sebab itu persoalan seperti ini ulama dipandang sebagai keagamaan yang belum ada sebagai tiang utama bagi umat jawabannya dalam al- Qur;an dan Hadits tersebut, beriman.23 harus dicarikan jawaban Berkaitan dengan pola melalui ijtihad. Untuk berijtihad harus memenuhi pemahaman keberagamaan masyarakat persyaratan tertentu yang Islam tradisional di Lombok TGH. tidak semua orang dapat memenuhi persyaratan Mudzar.24 menjelaskan mengenai tersebut. Para Imam kenapa bermadzhab bagi kaum muslim madzhab tersebut adalah orang yang memenuhi itu penting, dengan penuh keyakinan ia persyaratan untuk mengungkapkan bahwa: melakukan ijtihad tersebut, oleh sebab itu bagi yang “Dalam fiqh NU berpegang tidak memiliki kemampuan kepada salah satu madzhab berijtihad harus mengikuti yang empat, yakni Imam hasil ijtihad para Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Madzhab tersebut, seperti Syafi'i, dan Imam Hambali. madzhab Imam Syafi'i. Lebih Ketika peneliti kejar dengan jauh ia mengungkapkan pertanyaan kenapa harus bahwa, dalam kehidupan bermadzhab dalam beragama, bermadzhab itu beragama, ia menungkapkan penting, itu sudah bahwa tidak semua merupakan kesepakatan persoalan agama dapat dalam masyarakat Islam diketemukan jawabannya tradisional, seperti NU secara langsung dalam al- misalnya. Qur;an dan Hadits, tidak

23 Ahmad Sidiq, Pedoman Berpikir Nahdlatul Ulama, Jember: Fikrah Nahdiyah Dalam pandangan masyarakat Cabang Djember, 1979, hlm. 13 Islam tradisioanl, pemahaman 24 Wawancara dengan TGH. Mudzar pimpinan Pondok Pesantren An-Nadwah Desa teologisnya didasarkan semata-mata Dasan Ketujur Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

135 Nur Latifah

berdasarkan pada penafsiran Imam Abu Allah dan perbuatan buruk pasti akan Hasan al-Asy'ari dan Imam Abu dihukum oleh Allah.26 Mansur al-Maturidi dalam aspek Pemahaman Islam masyarakat aqidah. Menurut penjelasan Haji Abdul modern di Lombok lebih dipengaruhi Hakim, salah seorang tokoh agama di oleh ajaran Islam secara formal, yang Desa Rumak Lombok Barat dalam lebih banyak dipengaruhi oleh pandangan masyarakat Islam tardisonal pendekatan teologis dan fiqh, atau Tuhan adalah Maha Esa, memiliki 99 pendekatan hukum dalam arti yang nama, serta memiliki tidak kurang dari lebih luas.27 Konsep pemahaman Islam 20 sifat wajib, 20 sifat mustahil, dan 1 modern meliputi kepercayaan, ritual sifat jaiz yang harus ada pada-Nya.25 atau ibadah dan kegiatan sosial. Berbeda dengan pola a). Bidang kepercayaan. Kepercayaan pemahaman masyarakat Islam tentang Tuhan atau akidah dapat tradisional, masyarakat Islam modern dirangkum seperti berikut: 1) hanya di Lombok percaya bahwa manusia kepadaTuhan yang kuasa bertanggung jawab penuh atas menentukan nasib manusia, 2) perbuatannya sendiri, sebab Tuhan tempat meminta pertolongan, 3) telah memberikan kemerdekaan, rasio manusia harus bekerja keras dan tanggung jawab kepada manusia mencari rizki dan menyerahkan untuk memilih perbuatan mana yang hasilnya pada kehendak Allah yang baik dan mana yang buruk. Dengan mutlak sebagai rahasia Tuhan dan kata lain perbuatan manusia adalah produk manusia itu sendiri. kaum 26 Hamidi, Rasionalitas Tauhid dan Kebebasan Berekspresi: KAjian Sosiologi Islam-modern percaya bahwa Konversi Tindakan Keagmaan, Malang: UMM. perbuatan baik psti diberi ganjaran oleh 2003. hal 40 27 Ahmad Syafi'i Ma'arif, Merajut Pemikiran Melangkah untuk Aksi, Prolog dalam Mitsuo Nakamra, et al, Muhammadiyah Menjemput Perubahan: TAfsir Baru Gerakan 25 Wawancara dengan Haji Pansur, Sosial-Ekonomi- Politik, Jakarta: Kompas, tanggal 25 Januari 2018. 2005, hlm xxiii Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

136 Nur Latifah

maksud tidak diketahui, 4) tidak ulama atau kiai dengan mencium percaya pada kekuatan dan tangan, tidak mematuhi kecuali kekeramatan kuburan saiap atau ajaran Islam, 2) tidak membawa apapun, 5) tidak ada hari keramat, sejadah bergambar dan tasbihatau baik dan buruk, 6) memhamai mengharuskan memakai peci dalam ajaran Islam dari buku Tarjih atau salat, 3) memelihara kebersihan langsung dari al-Qur'an dan hadits pekerjaan secara halal, 4) rumahnya dengan akal, 7) tidak menganggap bersiha dari hiasa yang melanggar al-Qur'an sebagai keramat. hukum Islam seperti foto binatang b). Bidang ibadah. Ajaran bidang ini dan lain-lainnya, 5) mengucapkan meliputi: 1) tidak selamatan dan salam ketika bertemu sesama takhlilan, 2) ziarah kubur untuk muslim, 6) hidup dan berpakaian mengingat akhirat bukan minta sederhana, tetapi senang membantu berkah, 3) tidak memakai sorban orang lain, 7) pesta perkawinan atau peci haji, 4) kedekatan dengan secara sederhana, tanpa kesenian Tuhan adalah kunci nasib dan apapun, 8) menyekolahkan anak ke segala persoalan hidup, 5) sekolah Muhammadiyah atau menyembelih kambing aqiqah anak negeri.28 setelah lahir, 6) membaca zikir Berkaitan dengan persoalan sesudah salat wajib sendiri-sendiri tentang selamat bumi berupa jamuan tanpa suara keras, 7) tidak makan- makan sertelah orang-orang yang minum dalam pesta dengan cara mengantar jenazah ke kuburan, berdiri. sehubungan dengan hal itu Sulaiman c) Bidang sosial. Ajaran yang disebut

"muamalat" atau "ibadah umum" 28 Munir Mulkhan, Islam Murni dalam ini meliputi: 1) tidak memathui Masyarakat Petani, Yogyakrata: Bentang, 2000, hlm 109 Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

137 Nur Latifah

menceritakan kajian beberapa minggu baik setelah datang dari kubur dan selamatan pada yang lalu, ia mengatakan: hari kesembilan, yang juga Kita kemarin setelah dengan makan-makan di mengantar ke kuburan, dan dalamnya, biasanya jauh bahkan sebelumnya kita juga lebih banyak dari pada yang ikut shalat jenazah bersama ikut sholat jenazah, padahal tuan guru dan beberapa semua itu tidak ada dasarnya orang itu merupakan yang di dalam al-Qur'an maupun seharusnya kita lakukan dan al-Hadits.29 itulah ajaran agama Islam yang diajarkan oleh Nabi. Searah dengan pernyatan tetapi, kemarin ketika Sulaiman, Amak Said30 menuturkan diumumkan bahwa sembahyang jenazah yang kepada peneliti berkaitan dengan akan segera dimulai, ternyata permasalahan ibadah. Ia kemudian yang ikut shalat jenazah hanya sebagaian mengungkapkan bahwa: kecil saja dari para pelayat Setelah dirinya menjadi itu. Mereka yang tidak ikut orang yang mempunyai shalat jenazah itu pada paham beragama di umumnya beralasan tidak Muhammadiyah ini enak punya wudhu sementara sekali. ia tenang sebagian lainnya melaksanakan ibadah karena beranggapan sudah cukup, segalanya didasari karena sudah ada orang lain pengetahuan dan keyakinan yang mensholati jenazahnya, bahwa apa yang dilakukan dengan demikian berarti diperintahkan oleh Allah. sudah gugur kewajiban yang Dirinya tidak pernah lain. Walaupun kata-kata itu melakukan suatu perbuatan benar, tetapi kebiasaan tidak tanpa terlebih dahulu ikut shalat jenazah dan dari mengetahui dasarnya di rumah tidak punya niat untuk dalam al-Qur'an dan al- ikut mensholatkan jenazah yang seharusnya tidak perlu terjadi. ikut sholat jenazah 29 berarti mendoakan si mayyit, Wawancara dengan Sulaiman, pada tanggal 25 Januari 2018 di Aikmel Lombok yang memang sangat jelas Timur dituntunkan oleh Nabi. Yang 30Wawancara dengan Amaq said saya heran mereka yang ikut seorang tokoh agama di salah satu desa di menikmati hidangan makanan Lombok Tengah, pada tanggal 23 Pebruari 2018 Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

138 Nur Latifah

hadits, jadi tidak ragu-ragu walaupun waktu shalat magrib lagi atau adzan sudah bisa dilakukan pada saat matahari telah relevan, saya tidak usah Berkaitan dengan berbagai melihat matahari telah terbenam, saya tidak usah permasalahan keagamaan yang saat ini melihat matahari terbenam sedang banyak diperbincangan seperti atau belum., cukup melihat jadwal waktu shalat maka ia persoalan waktu shalat, Ahmad dengan segera menyuruh Humaidi,31 menjelaskan bahwa: seseorang untuk adzan. Dengan demikian, lebih enak, praktis Dalam menetapkan waktu dan lebih cocok menurut shalat bisa ditetapkan tanpa pikiran saya. harus melihat matahari

terlebuh dahulu, sebab hampir Perilaku keberagamaan yang setiap hari ketika saya suruh seseorang untuk melakukan diparktekkan oleh pak Haji Sulaiman, adzan untuk shalat magrib, Haji Humaidi, dan Pak Sahri saya selalu melihat jadwal waktu shalat terlebih dahulu. sesungguhnya berangkat dari Artinya saya harus selalu tahu pemahaman ontologis tentang Islam, pada jam berapa tepatnya waktu shalat magrib sudah yang mana pola perilaku keberagamaan masuk, adalah sejak matahari selalu didasarkan dari apa yang mulai terbenam, sebab kalau tidak, saya bisa dimarahai diwahyukan Allah kepada Nabu imam shalat atau orang Muhammad Saw, yang kemudian banyak. Hal tersebut saya alami ketika saya pernah menjadikan al-Qur'an sebagai Kitab menyuruh salah seorang dari suci serta As-Sunnah yang shahih dan jamaahnya untuk adzan lebih awal lima menit dari waktu dapat diterima sebagai dasar penetapan yang seharusnya, pada waktu ajaran Islam sebagai petunjuk perintah itu dirinya mendapat teguran dari masyarakat. Jadi dan larangan untuk kebaikan kehidupan

di dunia dan akhirat. Dengan demikian, 31 Wawancara dengan Ahmad Humaidi tokoh agama Desa Gelogor Lombok dasar mutlak untuk berhukum dalam Barat, pada tanggal 24 Mei 2018 Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

139 Nur Latifah

agama Islam adalah Al-Qur'an dan al- pendirian tersebut yang berasal dari al- Hadits. Qur'an dan al-Hadits yang bisa Berkaitan dengan beberapa diterima. Dengan cara ini diharapkan persoalan keagamaan yang tidak ada dapat menuntun seorang muslim agar ketentuannya di dalam al-Qur'an dalam setiap aktivitasnya diniatkan maupun al-Hadits menurut Sahdan32, karena perintah atau mentaati Allah harus dilakukan pemikiran. Lebih jauh dan Rasul-Nya, untuk menhindari ia mengungkapkan bahwa: melakukan suatu ibadah karena Pola kebergamaan menurut kata ulama tertentu. berijtihad masyarakat Islam seperti dan atau berittiba merupakan suatu Muhammadiyah berpendirian bahwa orang aktivitas yang sangat penting dalam mengamalkan ajaran Islam memahami dan mengamalkan ajaran dianjurkan untuk berijtihad, jika memilik kemampuan. Islam tanpa mengetahui dari Berijtihad dalam masyarakat mendengar dan atau membaca dalil, Islam Muhammadiyah harus secara bersama-sama (ijtihad dasar atau alasan yang berasal jama'i) bukan orang darikedua sumber ajaran Islam tadi. perorangan (ijtihad fardy), dengan menggundang ulama- Taqlid hanya untuk mereka yang belum ulama. dewasa atau mengetahui agamanya

sangat kurang atau tingkat Kalangan masyarakat Islam kecerdasannya yang minim sekali, modern berpandangan, bahwa mereka sehingga sulit memahami keterangan yang tidak memiliki kemampuan keagamaan pada taraf tertentu itu. berijtihad, diharuskan untuk menempuh Untuk mereka yang memiliki cara ittiba', yakni menerima suatu karakteristik seperti itu sudah pendirian dengan mengetahui dasar- sewajarnya jika dinyatakan bahwa dasar, alasan-alasan atau dalil-dalil mereka melakukan sesuatu karena

32 Hasil wawancara dengan Sahdan menurut atau menunjuk kata orang tokoh agama masyarakat Desa Lembar pada tanggal 21 Maret 2018 tertentu walaupun dalam hal ini Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

140 Nur Latifah

merupakan kewajiban mereka yang lain keburuntungan atau untuk terus meningkatkan kualitas ketidakberuntungan seseorang dalam keagamaan orang-orang yang taklid itu. usahanya, atau ibadah-ibadah dalam Pola keberagama masyarakat beragama yang berkiatan dengan tradisi Islam tradisional yang melakukan ziarah kuburan dan tahlilan yang tindakan keagamaan bukan termasuk mereka lakukan misalnya, merupakan pada tindakan yang didorong oleh tradisi ibadah yang masih adanya keinginan untuk dipertahankan oleh pengikut Islam mempertahankan tradisi keagamaan tradisional, mereka melakukan tradisi yang sedang berlaku dalam keagamaan seperti itu karena sesuai masyarakat, menurut pandangan Max dengan nilai-nilai dan aturan yang ada Weber bukan termasuk tipe tindakan dalam ajaran Islam sesuai dengan teks tipe tardisonal action, sebab menurut hadits, dan tradisi yang dilakukan oleh tipe tindakan ini orang kurang para ulama dan para tuan guru yang memperhatikan cara yang afektif dalam ada. Sanksi tidak disukai atau mencapai tujuan. Pola keberagamaan dipandang a sosial oleh masyarakat, mereka selalu dilandasi oleh karena tidak menjalankan suatu ajaran rasionalitas nilai yang mana sebagaimana tertera dalam teks al- pemahaman dan pola keberagmaan Qur'an atau al-hadits serta tradisi para mereka selalu didasarkan pada sumber ulama atau tuan guru yang ada, bagi ajaran Islam sesuai dengan yang tertera pengikut Islam tradisonal dipandang dalam al-Qur'an dan al-Hadits secara jauh lebih berat dibandingkan dengan tekstual (apa kata teks), meskipun tidak jika dipandang oleh sebagian orang sesuai dengan akan (rasional). sebagai cara beragama tidak rasional. Kepercayaan tentang hari baik Tipe tindakan masyarakat Islam dan tidak baik di dalam menentukan tardisional yang melakukan tidakan

Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

141 Nur Latifah

kebergamaan secara tekstual, serta pola keberagamaan masyarakat Islam mengikuti tardisi keberagamaan para modern, karena masyarakat Islam tuan guru, lebih dekat atau pas dengan modern berupaya mendasarkan tipe wertradionalitat action, karena dimensi-dimensi keagamaan mereka tidakan keagamaan mereka lebih yang sesuai dengan ajaran Islam, dan mengacu kepada nilai, norma atau yang lebih penting lagi sesuai dengan ketentuan yang ada dalam ajaran Islam akal atau rasioanl. Dengan ungkapan secara tekstual dan tradisi lain, pemikiran dan praktek keagamaan keberagamaan para tuan guru, sesuai mereka harus mengacu kepada ayat- definisi atau klasifikasi konsep Islam ayat al-Qur'an dan Hadits Nabi, dan yang mereka miliki. Mereka sesuai dengan akal pikiran manusia. menjadikan para ulama dan tuan guru, Tindakan keberagamaan serta menghormati mereka dengan cara masyarakat Islam modern, baik yang melakukan tindakan keberagamaan berkaitan dengan kepercayaan, ibadah, sesuai dengan yang diajarkan oleh para maupun pola keberagamaan lainnya ulama dan tuan guru selama ini, di harus sesuai dengan al-Qur'an dan motivasi oleh keinginan mereka untuk hadits dan sesuai dengan akal pikiran, mempertahankan nilai-nilai yang ada jika mengacu kepada Social Action dalam ajaran Islam sebagai tertera idari Weber, lebih tepat dikategorikan dalam al-Qur'an dan hadits secara pada tipe tindakan rasionalitas tekstual, serta mempertahankan nilai- instrumen (zweckrasionallitat), karena nilai tradisi yang diwariskan oleh para suatu tindakan keagamaan yang ulama dan para tuan guru. dilakukan meliputi pertimbangan dan Beberapa bagian dari aspek pilihan yang sadar berhubungan dengan kepercayaan, ibadah, serta pola tujuan tindakan itu dan alat yang keberagmaan yang dilakukan oleh dipergunakan untuk mencapai. Individu masyarakat Islam tradisonal, berbeda dilihat sebagai memiliki macam- dengan pola kepercayaan, ibadah, serta macam tujuan yang mungkin Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

142 Nur Latifah

diinginkanny, dan atas dasar suatu cara yang digunakan mencapai kriterium menentukan suatu pilihan di tujuannya merupakan cara yang antara tujuan-tujuan yang saling terbaik, tetapi juga menetapkan bersaing ini. Tindakan keagamaan rasionalitas dari tujuan suatu tindakan masyarakat Islam modern yang keagamaan. Karena itu adalah wajar, dilakukan oleh seorang individu harus logis bila masyarakat Islam modern sesuai rasionalitas dan alat yang memilih cara yang lebih rasional dalam mungkin dapat dipergunakan untuk melaksanakan ajaran Islam baik yang mencapai tujuan yang dipilih tadi. berkaitan dengan kepercayaan, ibadah, Suatu tindakan secara rasional ke suatu maupun perilaku keagamaan lainnya, sistem nilai dari tujuan-tujuan serta rasional dalam pula dalam keberagamaan individu yang memiliki mencapai tujuan hidup kebergamaan. sifat-sifatnya (zweckrasional) apabila tujuan itu, alat dan akibat-akibat Penutup sekundernya diperhitungkan dan dipertimbangkan semuanya secara Berdasarkan rumusan rasional. Hal ini mencakup permasalahan dan hasil temuan di pertimbangan rasional atas alat lapangan, maka dalam dapat alternatif untuk mencapai tujuan itu disimpulkan, yaitu: 1). Masyarakat dengan hasil-hasil yang mungkin dari Islam di Lombok, memiliki pola penggunaan alat tertentu apa saja, dan keberagamaan yang berbeda. akhirnya pertimbangan mengenai Setidaknya ada dua pola keberagamaan pentinganya tujuan-tujuan yang maysrakat Islam di Lombok yaitu, pola mungkin berbeda secara relatif. keberagamaan Islam tradisonal dan Pola keberagamaan masyarakat keberagamaan masyarakat Islam Islam modern, tidaknya menilai bahwa modern, 2) Awal terbetuknya pola

Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

143 Nur Latifah

kebergamaan masyarakat Islam di maisng. Syarikat Islam dan Lombok dipengaruhi oleh beberapa Muhammadiyah misalnya, memiliki faktor, yaitu: masuk organisasi pemahaman keagamaan yang rasional- keagamaan yang berasal dari jawa, modern, sementara Nahdlatul Ulama seperti Serikat Islam,Muhammadiyah merupakan organisasi keagamaan dan Nahdltul Ulama. Ketiga organisasi tradisional. keagamaan ini memiliki warna masing-

Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

144 Nur Latifah

Daftar Pustaka

Adi Fadly, NU Lombok 1953-1984, Pustaka Lombok: Lombok, 2017 Ahmad Sidiq, Pedoman Berpikir Nahdlatul Ulama, Jember: Fikrah Nahdiyah Cabang Djember, 1979 Ahmad Syafi'i Ma'arif, Merajut Pemikiran Melangkah untuk Aksi, Prolog dalam Mitsuo Nakamra, et al, Muhammadiyah Menjemput Perubahan: TAfsir Baru Gerakan Sosial-Ekonomi- Politik, Jakarta: Kompas, 2005 Ali Haidar, Nahdlatul Ulama dan Islam di Indonesia: Pendekatan Fiqih dalam Politik, Jakarta: Gramedia Graoup, 1998. Asnawi, Agama dan Paradigma Sosial Masyarakat (Jakarta: Sentra Media, 2006), 10 Baharudin, Nahdltul Wathan dan Perubahan Sosial, Yogyakarta: Genta Press, 2008: 78 Beni Ahmad Saebani, Sosiologi Agama: Kajian tentang Perilaku Institusional dalam Beragama Anggota Persis dan Nahdlatul Ulama, Refika Aditama: Bandung, 2007 Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, Jakarta: LP3ES, 1982 Hamidi, Rasionalitas Tauhid dan Kebebasan Berekspresi: KAjian Sosiologi Konversi Tindakan Keagmaan, Malang: UMM. 2003 Ida Bagus Putu Wijaya Kusumah, Nahdlatul Ulama Lombok, 1953-1984, Lombok: Pustaka Lombok, 2010. M. Rusli Karim, Dinamika Islam di Indonesia: Suatu Tinjauan Sosial dan Politik, Yogyakarta: Hanindita, 1985, hlm. 35 M. Soenyata Kartadarmadja dan Sutrisno Kutoyo ed, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Nusa Tenggara Barat, Jakarta: departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1978. Munir Mulkhan, Islam Murni dalam Masyarakat Petani, Yogyakrata: Bentang, 2000, Zamaksyari Dhofier, Tradisi pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta: LP3ES, 1994.

Jurnal Elkatarie Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial - Vol. 2, No. 1, Oktober-April 2019

145