<<

4. ANALISIS DATA

4.1 Gambaran Umum Film” ” 4.1.1 Profil Film “Megamind” Megamind merupakan film animasi produksi Dreamworks , yang bertema komedi dan Superhero. Superhero yang ditampilkan di film ini juga berbeda dan unik. Dengan format 3D, film ini menghibur penonton di seluruh dunia.

Gambar 4.1. Poster “Megamind” Sumber: http://www.heyuguys.co.uk/images/2010/09/Megamind-Poster.jpg

37 Universitas Kristen Petra

Di bawah ini, peneliti akan memaparkan mengenai profil film Megamind, siapa saja yang ada dibalik layar produksi film ini, dan siapa yang memerankan tokoh di film ini, hingga budget dan pendapatan yang diterima film ini. Tabel 4.1 Profil film “Megamind” Sutradara Tom McGrath

Lara Breay Produser Denise Nolan Cascino Produser Eksekutif Stuart Cornfeld Penulis Alan J. Schoolcraft, Brent Simons Pengisi Suara / Vokalisasi - Megamind: Will Ferrell - Metroman : - Roxanne Ritchi: - Hal Stewart/ Titan: Jonah Hill - Minion: David Cross - Bernard: Ben Stiller Musik Lorne Balfe Sinematografi David James Editor Michael Andrews Tanggal rilis di Amerika 30 Oktober 2010 Tanggal rilis di Indonesia 5 November 2010 Durasi 95 min Negara USA Bahasa English Anggaran $130,000,000 Pendapatan $293.105.384 Perusahaan pembuat DreamWorks Animation

Sumber : http://www.imdb.com/title/tt1001526/

38 Universitas Kristen Petra

Film Megamind merupakan film animasi Superhero yang menceritakan mengenai seorang penjahat kota, yang buruk rupa bernama Megamind yang berubah menjadi Superhero karena sang Superhero, yang bernama Metroman ternyata tidak terpanggil menjadi seorang Superhero melainkan menjadi seorang penyanyi. Merasa bosan dan kosong, Megamind memutuskan untuk menciptakan Superhero baru, tetapi Superhero buatannya bukan menjadi baik, tetapi bermaksud untuk memusnahkan kota. Akhirnya peran Superhero diambil oleh Megamind, sang penjahat ulung. Sekarang, peran jadi berbalik, Megamind harus berusaha sekuat tenaga untuk mencegah niat buruk Titan. Megamind yang dulunya merupakan penjahat ulung, kini berubah dan memilih untuk menjadi Superhero dan menyelamatkan Metrocity. Film animasi dengan ide cerita yang unik ini, berdurasi 95 menit. Pengisi suara di film ini, adalah artis-artis yang terkenal, seperti Will Ferrell, Brad Pitt, Tina Fey, Jonah Hill, David Cross, Ben Stiller, dll. Selama 95 menit, film ini menyuguhkan tayangan yang dengan berbagai warna mulai dari komedi, action, hingga romansa, kita juga bisa memetik banyak nilai-nilai positif dari film ini.

4.1.2 Sinopsis Film “Megamind” Megamind (Will Ferrell) adalah seorang bayi luar angkasa, buruk rupa, berwarna biru, berkepala besar, dan bermata hijau. Ketika ia masih bayi, keadaan planet Megamind sedang berada di ambang kehancuran, dan kedua orang tua Megamind segera menyelamatkan dengan mengirimnya ke bumi dalam sebuah tabung/ space pot. Di planet lain, juga bernasib sama dan mengirimkan seorang bayi lain yaitu Metroman (Brad Pitt), bayi manusia berkulit putih dengan wajah yang tampan. Tetapi kedua bayi luar angkasa itu memiliki takdir yang berbeda, sesampainya di bumi, Metroman jatuh di rumah keluarga kaya, sedangkan Megamind mendarat ke sebuah penjara. Di penjara Megamind diajarkan narapidana hal-hal yang baik dan buruk, seperti baik yaitu mencuri. Megamind terlahir sebagai anak yang pintar dan cerdas. Perseteruan Megamind dan Metroman pun berlanjut di bangku sekolah. Di sekolah, Metroman sosok idola berwajah tampan, selalu membantu semua orang dan menjadi idola bagi teman-

39 Universitas Kristen Petra teman dan gurunya. Sedangkan Megamind sosok aneh berwarna biru dengan kepala besar yang selalu menyebabkan kekacauan, yang sebenarnya tidak disengaja. Megamind disisihkan oleh teman-temannya dan tidak ada yang mau berteman dengannya. Nasib seakan memaksa Metroman untuk jadi seorang Superhero, dan Megamind untuk jadi seorang penjahat. Sehingga Megamind memutuskan untuk menjadi jahat diantara yang jahat. Ia merasa menjadi jahat, adalah hal yang bisa ia lakukan. Beranjak dewasa, Megamind terus berusaha untuk menghancurkan Metroman, hingga suatu hari Megamind berhasil memusnahkan Metroman dengan perangkap yang ia rancang. Tetapi hal ini tidak membuat Megamind berpuas diri, Megamind justru merasa kehilangan dan kesepian karena tidak mempunyai lawan seperti dulu. Hal ini memicu Megamind untuk membuat Superhero baru. Superhero dengan DNA Metroman ini bernama Titan. Penyamaran Megamind menjadi Bernard (petugas perpustakaan dan museum) sukses. Hubungannya dengan Roxanne (Tina Fey) reporter cantik semakin dekat. Tanpa disadari benih-benih cinta muncul diantara mereka. Titan, Superhero buatan Megamind ternyata tidak sesuai dengan harapan Megamind, ia bukan menjadi Superhero, justru menjadi seorang penjahat, menggunakan kekuatannya untuk mencuri uang dan semua hal yang ia inginkan. Ternyata Titan merasa tidak berguna menjadi Superhero karena tidak dapat menarik minat wanita yang ia sukai. Karena menyukai wanita yang sama, Titan pun marah dan ingin memusnahkan Megamind. Ditengah kacaunya Metro City, betapa kagetnya Roxanne dan Megamind ketika mengetahui Metroman, sang Superhero masih hidup, dan tinggal di tempat persembunyiannya. Metroman pun menjelaskan bagaimana ia menemukan tujuan hidupnya menjadi seorang Musicman. Megamind memohon Metroman untuk kembali, tetapi Metroman sudah mempunyai keputusan bulat untuk tidak kembali. Metroman pun meminta Megamind untuk mengambil bagian dan menemukan tujuan hidupnya melalui moment ini. Hingga akhirnya, Megamind memutuskan untuk menyelamatkan Metro City dan mengambil kembali kekuatan Titan. Megamind menjadi pahlawan bagi Metro City dan Roxanne.

40 Universitas Kristen Petra

4.1.3 Deskripsi Tokoh Salah satu kemenarikan dari film ini adalah aktor dan aktris yang menjadi pengisi suara (dubber) nya. Artis- artis senior dan terkenal mengambil bagian untuk memerankan tokoh di film ini, diantaranya Brad Pitt, Will Ferrel, Tina Fey, Ben Stiller, David Cross, Jonah Hill. Dibawah ini, peneliti akan memaparkan mengenai setiap tokoh dan keunikannya masing-masing. a. Megamind (Will Ferrell), merupakan tokoh utama di film ini, awalnya berperan sebagai seorang penjahat kota, tetapi di akhir cerita menjadi sang Superhero sejati yang menyelamatkan Metro City.

Gambar 4.2 Megamind yang di oleh Will Ferrell Sumber: http://www.areyouscreening.com/wp- content/uploads/2010/11/WillFerrell-Megamind_rgb.jpg

Penjahat ulung kota Metro City, kurus, berbadan biru, berkepala besar (seperti pengidap hidrosefalus 1 ) memiliki kepintaran yang tinggi. Sejak kecil mencari tujuan hidup dan jati dirinya. Jatuh cinta dengan reporter cantik bernama Roxanne

1 Hidrosefalus (kepala-air, istilah yang berasal dari bahasa Yunani: "hydro" yang berarti air dan "cephalus" yang berarti kepala; sehingga kondisi ini sering dikenal dengan "kepala air") adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal) atau akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural. Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.

41 Universitas Kristen Petra

Ritchi (Tina Fey). Meskipun memiliki tampang dan model yang aneh, mengerikan tetapi punya sifat jenaka dan selalu merasa dirinya tampan.

b. Metroman (Brad Pitt) Metroman merupakan musuh terberat Megamind sejak kecil. Metroman sangat berbeda dengan Megamind, dari segi wajah, penampilan, kekuatan, kebaikan hati, hal ini membuat Megamind iri.

Gambar 4.3 Metroman yang didubbing oleh Brad Pitt Sumber: http://www.homorazzi.com/wp-content/uploads/2010/09/Megamind- brad-pitt.jpg

Superhero Metro City, pujaan semua orang berwajah tampan, bertubuh kekar, atletis, sangat mempesona banyak orang. Dibesarkan di keluarga yang kaya. Metroman mundur menjadi Superhero, melalui drama kematiannya, dan menemukan menemukan tujuan hidup sebagai seorang musisi.

42 Universitas Kristen Petra

c. Roxanne Ritchi (Tina Fey) Reporter sebuah stasiun TV ini, sering membawakan live report mengenai Metroman.

Gambar 4. 4 Roxanne Ritchi yang didubbing oleh Tina Fey Sumber: http://www.onlinemovieshut.com/online-movies/Megamind- character-stills/attachment/Megamind-movie-photo

Reporter cantik, pintar, pemberani dan kuat ini sering di culik Megamind dan sering dijadikan umpan antara persengitan Megamind dan Metroman. Cameramen (Hal), rekan kerjanya menyimpan perasaan padanya.

43 Universitas Kristen Petra

d. Titan / Hal Stewart ( Jonah Hill) Seorang cameramen sebuah stasiun TV, berbadan gemuk, banyak bicara.

Gambar 4.5 Titan / Hal Stewart yang didubbing oleh Jonah Hill Sumber:http://screencrave.frsucrave.netdna-cdn.com/wp- content/uploads/2010/11/mega-Titan11-4-10.jpg

Hal Stewart, rekan kerja dari Roxanne Ritchi. Diam-diam punya perasaan ke Roxanne, tetapi ditolak oleh Roxanne. Secara tidak sengaja terkena DNA Superhero buatan Megamind. Menjadi sosok Superhero baru dengan sebutan Titan. Setelah menjadi superhero baru, dengan dikarunikan kekuatan super, Titan berusaha mendekati sang pujaan hatinya Roxanne. Tetapi ia tidak berhasil, Roxanne tetap menolaknya meskipun ia mempunyai kekuatan super seperti Superhero. Hal ini membuat Titan marah dan menjadi jahat ketika mengetahui bahwa Megamind yang berhasil mendapatkan hati Roxanne.

44 Universitas Kristen Petra

e. Minion (David Cross) Sahabat Megamind dengan bentuk dan rupa ikan yang berada didalam tabung, menggunakan robot sebagai badannya. Mempunyai dua gigi taring di depan.

Gambar 4.6 Minion yang didubbing oleh David Cross Sumber:http://media.coveringmedia.com/media/images/movies/2010/10/31/ Megamind_DavidCross-Minion.jpg

Ikan pintar ini bersama Megamind sejak ia masih bayi. Minion berperan sebagai sahabat, rekan, bawahan, yang selalu membantu dan mendampingi Megamind kapanpun dan dimanapun.

45 Universitas Kristen Petra

f. Bernard (Ben Stiller) Megamind menggunakan wajah dan tubuh Bernard untuk menyamar, dan mendekati Roxanne.

Gambar 4.7 Bernard yang di dubbing oleh Ben Stiller Sumber: http://1.bp.blogspot.com/-4ImzGqvw8ZY/Ta- Ua70WEMI/AAAAAAAAAP4/l0c-fgP_b3c/s1600/mega2.png

Seorang penjaga perpustakaan dan museum, raut muka selalu datar, tidak bersemangat, malas. Selalu menggunakan pakaian yang sama, yaitu blazer berwarna coklat, dan berkaca mata bulat.

4.1.4 Dreamworks Animation Sebagai Perusahaan yang Memproduksi Film animasi Megamind diproduksi oleh Dreamworks Animation, hal ini turut mempengaruhi bagaimana ide cerita maupun film tersebut secara keseluruhan. Dibawah ini, peneliti akan memaparkan sedikit tentang perusahaan ini.

46 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.8 Logo Dreamworks Animation Sumber: http://collider.com/wp- content/uploads/dreamworks_animation_logo_slice_02.jpg

Dreamworks, LLC, dia juga dikenal sebagai Dreamworks Pictures, Dreamworks SKG, atau Dreamworks Studios, adalah perusahaan pembuat film utama di Amerika Serikat, yang membuat, menghasilkan dan memasarkan film- film, video permainan dan program-program televisi. Mereka telah menghasilkan ataupun memasarkan tidak kurang dari sepuluh buah film dengan pendapatan kotor dari film-film yang mencapai "box-office" sebesar US$ 100 juta per filmnya. Filmnya yang paling sukses baru-baru ini adalah 2. Perusahaan ini mulai didirikan pada tahun 1994 sebagai wadah untuk menuangkan ide-ide terbaik dari pakar media, Steven Spielberg, , dan David Geffen (Inisial dari ketiga pendiri itu, yaitu S dari Spielberg, K dari Katzenberg dan G dari Geffen membentuk tulisan SKG yang tampak pada bagian bawah dari logo perusahaan ini) untuk membuat sebuah studio Hollywood yang baru. Baru kemudian di bulan Desember 2005, ketiga pendiri tersebut setuju untuk menjualnya ke Viacom, perusahaan induk dari . Proses penjualan ini dapat diselesaikan pada bulan Februari 2006. Salah satu bagian dari perusahaan ini yang membidangi animasi telah dipisahkan dari perusahaan induknya pada tahun 2004, menjadi Dreamworks Animation SKG. Film-filmnya diedarkan Paramount, namun bagian animasi tetap merupakan bagian yang terpisah baik dari Paramount maupun Viacom. Pada tahun 2008, Dreamworks memutus kemitraan dari Paramount dan membayar US$1.5 biliun untuk produksi film dari Reliance ADA Group, namun

47 Universitas Kristen Petra setahun kemudian bekerjasama lagi kepada Paramount. Pada tanggal 9 Februari 2009, DreamWorks dan Paramount memasuki 6 tahun, 30 produksi film oleh The Walt Disney Company, yang memegang DreamWorks sebanyak 50%. Film-film animasi yang diproduksi antara lain: , Shrek, , , Megamind, , , dll (http://www.imdb.com/company/co0129164/,http://www.dreamworksstudios.com /about/history).

4.2 Deskripsi Level Kode John Fiske dalam Film Megamind Di bab ini akan dideskripsikan mengenai level-level kode John Fiske yang terdapat dalam film Megamind. Pendeskripsian akan dibagi menjadi 5 kategori, yaitu latar belakang, ilmu dan kekuatan Superhero, penampilan, hubungan dengan wanita, dan karakter. Penentuan kategori didasarkan pada data pengamatan peneliti mengenai tokoh superhero dalam film Megamind ini, dan dikonfirmasi dengan konsep superhero yang telah dipaparkan dalam bab 2. Konsep yang peneliti gunakan ialah mengenai ciri-ciri Superhero yang memiliki kemampuan atau kesaktian diatas rata-rata manusia, memakai pakaian yang khas dan menyolok serta nama yang khas, dan digambarkan sebagai penolong dan pembasmi kejahatan (Hermanto, 2010). Superhero mempunyai kemampuan super, seperti kemampuan untuk terbang, serta memiliki senjata khusus atau teknologi, memiliki moral yang kuat termasuk resiko keamanan diri sendiri untuk orang lain dan tanpa imbalan, memiliki identitas rahasia untuk melindungi orang-orang yang dikasihi terhadap serangan musuh. Superhero juga identik dengan maskulinitas dan ia juga membangun hubungan dengan wanita sebagai bentuk dari maskulinitasnya. Secara fisik seorang Superhero ditunjukkan melalui bentuk tubuh. Bentuk tubuh mereka yang kuat, berotot, perut six pack, badan ideal atau paling tidak bentuk tubuh yang normal memungkinkan mereka melakukan tindakan Heroik (Jiyantoro, 2010). Dari konsep yang peneliti paparkan, maka peneliti membagi menjadi 5 kategori.

48 Universitas Kristen Petra

4.2.1. Deskripsi Level Kode John Fiske dalam Film Megamind Kategori Latar Belakang Latar belakang Superhero biasanya berasal dari anak raja, anak Tuhan atau mempunyai orang tua yang memiliki kekuatan supranatural seperti yang dikatakan oleh William Indick “The hero is the child of most distinguished parents, usually the son of a king, son of God”. Superhero memiliki orang tua angkat, memiliki penolong untuk mendukung dalam pertualangan selama dibumi (http://www.calstatela.edu/faculty/sfischo/ClassicalHeroes.html) . Berdasarkan observasi awal terhadap film ini dan kajian literature, peneliti menemukan beberapa sub kategori untuk mengklasifikasikan data-data pada kategori latar belakang. 4 sub kategori yang ditemukan peneliti adalah masa pertumbuhan, mencari tujuan hidup, masa ditolak atau dikucilkan, dan masa pengambilan keputusan. 4.2.1.1 Masa Pertumbuhan Di bawah ini, peneliti akan membahas secara detail mengenai setiap scene/ gambar/ adegan yang menampilkan mengenai latar belakang Superhero, terutama dalam masa pertumbuhannya.

Gambar 1 Bayi Megamind yang masih berusia 8 hari

Gambar 2

49 Universitas Kristen Petra

Karena keadaan planet yang kacau, orang tua Megamind membawa Megamind menuju tabung/ space pot menuju ke bumi.

Gambar 3 Pesan terakhir orang tua Megamind sebelum melepas kepergian anaknya

Gambar 4 Gambar 5 Penjara Metro City tempat Megamind dibesarkan dan narapidana yang sedang duduk menghadap Megamind sambil menunjukkan kartu

Gambar 6 Ekspresi narapidana yang sedang menunjukkan kartu kepada Megamind a. Level Realitas Membahas level realitas dalam sub kategori “masa pertumbuhan”, peneliti menemukan beberapa gambar yang menarik untuk dikaji. Gambar

50 Universitas Kristen Petra

pertama menceritakan mengenai seorang bayi luar angkasa yang berbadan biru, berkepala besar, bermata hijau, warna kulitnya tidak sama seperti kulit tokoh lainnya pada umumnya. Bayi ini terlihat sedang asyik menggigit jari dengan wajah yang polos. Bayi ini memakai baju ketat berwarna biru, dan diletakkan di lingkungan yang sepi (keterangan gambar 1). Hal lain yang menarik dari gambar selanjutnya terdapat sepasang suami-istri berbadan biru, berkepala besar yang identik dengan stereotype alien di film-film Hollywood. Memakai pakaian ketat berwarna abu-abu dengan motif garis menyala sedang menggendong bayinya menuju ke sebuah tabung. Terlihat wajah mereka sedang bingung, takut, tergesa-gesa, lingkungan di sekitar mereka pun terlihat sedang kacau, semua orang sedang panik dan berlarian. Scene ini menceritakan mengenai keadaan planet Megamind yang sedang dalam keadaan tidak aman sehingga membuat Megamind harus diselamatkan dan dibawa ke tabung untuk dilepaskan ke bumi. Tabung/ space pot milik Megamind berwarna biru keabu-abuan, lusuh, berkarat dan berbentuk bulat seperti bola dengan kursi biru kecil, kabel dan tombol di dalamnya (keterangan gambar 2). Gambar lainnya memperlihatkan wajah ayah-ibu Megamind yang sedang menyampaikan suatu pesan kepada Megamind. Terlihat wajah mereka yang sedih karena harus berpisah dengan anaknya yang masih berumur 8 hari. Wajah ayah dan ibu Megamind memiliki kemiripan, berbadan biru dan berkepala besar dan botak. Ayah Megamind memiliki mata berwarna coklat dan memiliki kumis dan jenggot, sedangkan sang ibu memiliki mata berwarna hijau. Gambar lain juga memperlihatkan bagaimana tabung Megamind meninggalkan planet itu dan menuju bumi. Terlihat cukup jauh jarak antara planet Megamind dan bumi. Scene ini bercerita tentang orang tua Megamind yang sedang berbicara kepada Megamind mengenai takdir dan tujuan hidupnya. Sebelumnya, orang tua Megamind memberikan penolong, Minion (ikan robot) dan memberikannya dot 2 . Ketika berbicara mengenai takdir hidup, sayang

2 Dot adalah alat dari karet untuk menyusui bayi; puting karet penutup botol susu bayi

51 Universitas Kristen Petra sekali jendela kaca space pot sudah tertutup dan Megamind tidak sempat mendengar kelanjutannya, sehingga membuatnya bertanya-tanya tentang takdir dan tujuan hidupnya hingga besar (keterangan gambar 3). Penolong dalam film superhero biasa dalam wujud majikan, seorang yang kerdil, sahabat, atau seorang ibu dalam negeri dongeng yang membantu superhero selama di dunia, ia biasa bertugas untuk melindungi superhero dan biasanya memberikan senjata untuk melindungi superhero selama perjalanan atau pertualangannya menjadi superhero (http://orias.berkeley.edu/hero/JourneyStages.pdf). Contohnya seperti dalam film Kungfu Panda, penolong adalah Master Shifu, guru yang melatih dan membimbing Po dalam menggali kemampuannya kungfu nya melalui kegemarannya akan makanan (http://www.imdb.com/title/tt0441773/synopsis). Tetapi dalam film ini, Megamind digambarkan seorang diri, tidak ada orang tua yang mengasuh, pelindung, maupun senjata untuk melindungi Megamind. Penolong Megamind adalah Minion, seekor ikan yang menemani, membantu, Megamind dari kecil hingga dewasa. Minion bukan hanya sebagai sahabat, tetapi sebagai bawahan. Menurut pengamatan peneliti, gambar lain yang menarik adalah gambar ke 4. Gambar ini memperlihatkan suasana lapangan penjara tempat space pot Megamind mendarat. Suasana di sekeliling lapangan penjara saat itu gelap dan cahaya hanya berfokus pada space pot asing yang tiba-tiba mendarat di lapangan itu. Beberapa narapidana pun keluar dan melihat benda asing tersebut, narapidana yang memakai seragam penjara berwarna orange ini berkumpul di lapangan mengelilingi tabung yang baru saja jatuh, dengan raut seolah-olah penasaran. Penjara ini bernama Metro City Prison, Papan penjara itu menuliskan “welcome to Metro City PRISON for the criminally gifted”. Papan penjara terlihat kusam dan lusuh, dimakan waktu, begitu juga penjara ini dilengkapi dengan pagar besi yang tinggi dan kuat, menandakan bahwa ada penjagaan yang ketat untuk menjaga setiap narapidana agar tidak kabur. Scene ini menceritakan bagaimana perbedaan yang mencolok, ketika

52 Universitas Kristen Petra

tabung Metroman jatuh di sebuah rumah mewah, sedangkan Megamind mendarat di sebuah penjara. Gambar yang memperlihatkan bagaimana Megamind seolah-olah di didik oleh para narapidana di penjara juga patut di kaji (gambar 5). Terlihat ada 3 orang narapidana yang sedang jongkok, mengelilingi Megamind. Narapidana yang memakai seragam berwarna orange ini, seolah-olah sedang mengajari Megamind mengenai hal baik dan buruk di malam hari. Tampak cahaya lampu ruangan yang minim di malam hari, dan bayangan narapidana dari balik tembok. Wajah Megamind digambarkan sedang bingung, polos dengan memegang ikan kesayangannya (Minion). Narapidana terlihat sedang membawa kartu bergambar, di antaranya ada gambar polisi, dan pencuri, yang artinya hal polisi adalah buruk, dan pencuri adalah hal yang baik. Menurut gambar 5, Megamind selalu mendapatkan pengajaran dari teman-teman sel nya. Gambar 6 menceritakan scene mengenai narapidana yang menunjukkan sebuah kartu bergambarkan pencuri kepada Megamind. Terlihat seorang narapidana berbadan gemuk, berkepala botak, memakai seragam tahanan berwarna orange, sedang asyik mengajari Megamind bahwa menjadi seorang pencuri adalah benar. Ekspresi orang tersebut serius, dan terdapat senyum seolah-olah puas dari narapidana tersebut. Terlihat juga bagaimana teman-teman narapidana di kanan kirinya sedang mengamati dengan seksama dan serius (keterangan gambar 6). Dari level realitas ini, dapat disimpulkan bahwa masa pertumbuhan superhero yang ditampilkan adalah seorang anak yang berasal dari sebuah planet yang diutus oleh kedua orang tuanya menuju bumi, memiliki wajah dan tampilan yang berbeda dengan manusia pada umumnya, sejak kecil dibesarkan di sebuah penjara. b. Level Representasi Membahas mengenai level representasi (meliputi kamera, pencahayaan, musik, dan suara, narasi, konflik, karakter, aksi, dialog, setting atau latar, dan casting atau peran, serta kode animasi yaitu warna

53 Universitas Kristen Petra yang mendominasi, peletakkan gambar dan kecepatan), terdapat banyak hal menarik yang bisa di deskripsikan. Salah satunya terdapat di gambar ketika bayi Megamind sedang berbaring di sebuah tabung. Gambar ini diambil secara close up style dan ditempatkan berada ditengah sehingga memperlihatkan wajah bayi Megamind dengan jelas. Gerakan di scene ini juga lambat, mengikuti gerakan bayi tersebut. Warna di scene ini di dominasi oleh warna biru, dan abu-abu, warna biru menandakan bahwa kepribadian yang tenang dan juga terkesan dingin (http://www.anneahira.com/biru.htm), sedangkan abu-abu memberi kesan misterius, namun juga mententramkan. Musik yang mengiringi adalah alunan musik lembut diiringi dengan backsound suara rengekan bayi. Musik instrument untuk bayi merupakan lagu yang lembut menenangkan bayi sehingga bayi bisa tidur dengan nyenyak. Musik sangat bermanfaat untuk anak-anak, untuk perkembangan mental dan otak (http://prettydarkhorse.hubpages.com/hub/Instrumental-Musik-for-Babies). Hal ini memperlihatkan bagaimana keadaan bayi Megamind yang sedang tenang disebuah tempat tidur. Scene ini menceritakan mengenai bayi Megamind yang berumur 8 hari, berasal dari keluarga broken home dan diungsikan oleh orang tuanya karena planet tempat tinggal mereka tidak aman. Setting scene ini berada di luar angkasa dengan latar belakang tempat tidur Megamind yang nyaman dan empuk (keterangan gambar 1). Gambar lainnya bercerita tentang ayah dan ibu Megamind menggendong Megamind ke dalam space pot. Gambar ini diambil secara medium close up style, memperlihatkan situasi yang berada di sekeliling lingkungan. Gerakan di scene ini tidak pelan seperti di scene sebelumnya, karena disini orang tua Megamind sedang membawa Megamind dengan tergesa-gesa ke sebuah space pot. Dengan adegan berlari, membuat gambar yang di ciptakan tidak diam, bergerak dan bergetar untuk mendukung dramatisasi dari keadaan scene yang sedang dalam keadaan panik. Warna didominasi oleh warna abu-abu artinya warna netral yang dapat menciptakan kesan misterius, namun juga mententramkan dan menimbulkan perasaan damai. Kesan yang lain dari abu-abu antara lain

54 Universitas Kristen Petra adalah independen dan stabil, menciptakan keheningan dan kesan luas. Abu-abu juga terkesan dingin, kaku dan tidak komunikatif (http://www.pinginpintar.com/arti-warna-abu-abu/). Musik yang mengiringi bernada mencekam menandakan keadaan planet yang sedang kacau dan diambang kehancuran. Scene ini merepresentasikan mengenai seorang bayi luar angkasa yang diutus orang tua nya ke bumi untuk mencari tujuan atau takdir hidupnya (keterangan gambar 2). Di gambar berikutnya, scene yang menceritakan tentang orang tua Megamind memberikan pesan kepada Megamind, digambarkan dengan keadaan yang sedih, gambar diambil secara medium style memperlihatkan wajah kedua orang tua Megamind dengan jelas . Di scene ini, orang tua Megamind memberikan pesan terakhir untuk meminta Megamind mencari dan menemukan takdir atau tujuan hidupnya. Terlihat raut wajah orangtua Megamind yang sedih melepas kepergian anaknya, diiringi dengan suara space pot yang siap meluncur. Scene ini juga memperlihatkan bagaimana perjalanan dan petualangan Megamind kecil akan dimulai, dan bagaimana orang tua nya mengutus Megamind. Pada umumnya film superhero tidak memperlihatkan wajah orang tua dari superhero, karena pada umumnya superhero ditinggalkan orang tua ketika masih kecil dan diasuh oleh orang tua pengganti (http://www.calstatela.edu/faculty/sfischo/ClassicalHeroes.html). Di film ini wajah orang tua megamind terlihat dengan jelas, bisa dilihat pada gambar 3. Gambar ini memperlihatkan bagaimana space pot Megamind meluncur menuju bumi, terlihat susunan planet yang didominasi oleh warna merah, warna merah berarti warna api dan darah, sehingga hal ini terkait dengan energi, perang, bahaya, kekuatan, kekuasaan, tekad serta semangat, keinginan, dan cinta hal ini menunjukkan keadaan planet megamind yang yang sedang berada pada kondisi bahaya, selain itu juga menunjukkan semangat yang akan dimulai megamind dalam memulai pertualangannya di bumi (http://www.color-wheel-pro.com/color- meaning.html). Gerakan dari gambar ini juga cepat, memperlihatkan bagaimana cepatnya space pot itu berjalan, dengan diiringi oleh instrumen

55 Universitas Kristen Petra ceria, dengan beat atau tempo yang cepat. Instrument ini menghantarkan Megamind ke awal pertualangannya mencari jati dirinya. Konflik dalam scene ini terlihat ketika space pot Megamind dilepaskan ke bumi, Megamind berpapasan dengan Metroman, tampak Metroman menjulurkan lidah ke Megamind, seolah-olah menantang dan mengejek Megamind. Di gambar ke 4 berfokus pada tulisan yang ada di pagar penjara, dan keadaan yang terjadi di sekeliling penjara. Dengan setting di lapangan penjara pada sore menjelang malam hari, narapidana dikejutkan dengan jatuhnya space pot di depan mereka. Pada adegan jatuhnya space pot ini, pencahayaan di sekeliling penjara menjadi gelap, fokus cahayanya hanya berpusat pada space pot yang jatuh, sehingga perhatian penonton tertuju pada space pot. Musik yang mengantarkan scene ini bernada tegang dan dramatis, musik seperti ini biasa dipakai untuk menambah kesan dramatis suatu peristiwa (Herman, 1952). Pada gambar selanjutnya terlihat, bagaimana narapidana yang seolah-olah sedang asyik mendidik Megamind di balik jeruji besi. Gambar dengan kondisi malam hari ini memperlihatkan gesture Megamind, serta ketiga rekannya. Cara mereka duduk, hingga bayangan dan latar belakang yang ada dibelakang mereka. Gerakan di gambar ini juga pelan, tidak terburu-buru, memperlihatkan bagaimana narapidana secara perlahan mengajari Megamind (keterangan gambar 5). Gambar ke 6 memperlihatkan bagaimana ekspresi narapidana yang mendidik Megamind. Gambar diambil close up style, untuk memperlihatkan raut wajah yang jelas, dekat secara personal. Terlihat narapidana seolah-olah puas ketika mendidik Megamind. Dengan senyum ia mengangkat kartu dan mengangguk, menandakan kepuasan. Pencahayaan juga gelap, memperlihatkan bagaimana mereka mengajarkan tentang pencuri adalah benar di malam hari secara diam-diam. Penempatan gambar berada di tengah dengan ukuran diperbesar (close up) menunjukkan bahwa penonton dibawa semakin dekat, personal dengan subject (Herman, 1952).

56 Universitas Kristen Petra a. Level Ideologi Pada umumnya, dalam sebuah film, superhero diceritakan berasal dari sebuah planet tertentu (misalnya superman), atau berasal dari bumi (manusia normal) namun tiba-tiba mendapatkan kekuatan super (misalnya Spiderman)(http://www.calstatela.edu/faculty/sfischo/ClassicalHeroes.ht ml) . Latar belakang Superhero biasanya berasal dari anak raja, anak Tuhan atau mempunyai orang tua yang memiliki kekuatan supranatural. Sejak kecil ia tidak tahu orang tua mereka, karena sejak kecil dibuang atau dikirim oleh orang tuanya ke bumi atau ke sebuah tempat untuk mencari tujuan hidup, atau panggilan petualangannya. Di bumi ia akan dibesarkan dan dididik oleh orang tua angkat, selama di bumi ia memiliki penolong untuk mendukung dalam pertualangan(http://www.calstatela.edu/faculty/sfischo/ClassicalHeroes.ht ml). Namun dapat dideskripsikan bahwa superhero dalam film ini adalah makhluk luar angkasa yang diutus oleh orang tua mereka ke bumi. Asal orang tua Megamind tidak diceritakan di film ini, dari mana mereka berasal, apakah dewa, dll. Tetapi di film ini, wajah orang tua Megamind terlihat dengan jelas, terlihat dari kemiripan yang dimiliki Megamind dan orang tuanya. Di film ini, Megamind memiliki wajah dan bentuk fisik berbeda dari manusia biasa (dibandingkan dengan tokoh lain dalam film ini). Megamind, sang tokoh superhero dalam film ini digambarkan sebagai sosok berbadan biru, berkepala besar, buruk rupa. Padahal menurut (Jiyantoro, 2010), Superhero identik dengan laki-laki muda, berkulit putih, ganteng dan memiliki tubuh yang atletis. Semua persyaratan ini tidak terdapat pada penokohan Megamind, sang Superhero film ini. Menurut teori psikososial Erik H Erikson, perkembangan kepribadian manusia terjadi sepanjang rentang kehidupan. Perkembangan kepribadian manusia dipengaruhi oleh interaksi sosial hubungan dgn orang lain (http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/psikoseksual- freud-dengan-psikososial-erikson/). Begitu juga dengan masa kecil

57 Universitas Kristen Petra

superhero membentuk dan menentukan kepribadiannya kelak. Di film ini, kita bisa melihat bagaimana nasib Megamind sudah terlihat sejak ia kecil. Sejak kecil ia dibesarkan di penjara, secara tidak langsung menunjukkan ia akan menjadi seorang penjahat. Penjara menggambarkan tempat yang paling gelap, berkumpulnya orang-orang jahat di dunia. Di tempat seperti inilah tokoh yang digambarkan sebagai Superhero dalam film ini akan tumbuh. Karena Megamind bertumbuh di penjara, ia menjadi seorang penjahat, sama dengan lingkungan tempat ia berada (keterangan gambar 4). Pada tahapan ini, terlihat ada sebuah ideologi baru yang ditampilkan dari film ini yaitu seorang Superhero yang tidak dilahirkan sebagai seorang yang jahat, tetapi tumbuh dan menjadi jahat karena lingkungannya.

4.2.1.2. Mencari Tujuan Hidup Menurut Joseph Campbell, panggilan untuk berpetualangan atau mencari tujuan hidup biasanya terjadi melalui sebuah event, kejadian ataupun melalui sebuah pesan. Superhero bisa menerima panggilan itu dengan sudi atau rela, tetapi ia juga bisa menolaknya (http://orias.berkeley.edu/hero/JourneyStages.pdf). Di bawah ini, peneliti akan memaparkan setiap scene, dan level- level kode yang menjelaskan mengenai masa mencari tujuan hidup Superhero.

Gambar 1 Gambar 2 Megamind yang sedang serius menggambarkan ide alat membuat pop corn, sedangkan gambar ke 2 menunjukkan kegagalan dari alat popcorn yang terjadi di kelas

58 Universitas Kristen Petra

Gambar 3 Gambar 4 Gambar ke 3 menunjukkan ekspresi Megamind yang sedang bingung, sedih, bosan karena kehilangan musuhnya Metroman. Gambar 4 menunjukkan Megamind yang sedang di hukum di pojok kelas, dan Metroman yang sedang mendapatkan penghargaan dari guru, karena berhasil melindungi teman-temannya.

Gambar 5 Ekspresi Megamind ketika berbicara dengan Metroman mengenai pencarian tujuan hidup

a. Level Realitas Gambar ini menceritakan tentang usaha Megamind yang sedang serius menggambarkan ide alat untuk membuat pop corn, yang akan di pamerkan keteman-temannya pada hari berikutnya. Megamind tampak serius dan diam-diam menuangkan setiap idenya. Dengan menggunakan seragam tahanan, gaya duduk Megamind terlihat santai dengan posisi tengkurap dan mencoret-coret kertas yang ada di hadapannya. Ditemani sahabatnya Minion, Megamind serius merancang dan menggambar ide yang ada di otaknya. Megamind mengerjakan hal ini di malam hari, sehingga petugas penjara harus mematikan lampu, karenanya Megamind menggunakan alat bantu penerang untuk membantu penerangan. Pada

59 Universitas Kristen Petra background di dinding selnya, banyak kertas menempel, menunjukkan gambar hasil ide dan rancangan Megamind (keterangan gambar 1). Realitas ini menunjukkan bahwa Megamind memiliki kemampuan untuk merancang atau membuat sebuah alat. Gambar berikutnya memperlihatkan ekspresi dan tanggapan Megamind ketika alat membakar pop corn nya gagal sehingga membuat keributan dan kekacauan di kelas. Alat nya tidak berjalan dengan baik, tidak berhasil membuat pop corn, justru membakar semua pop corn dan menyebabkan api yang sangat besar dan tidak mampu di padamkan. Terlihat bagaimana ekspresi Megamind yang ketakutan, bingung mengendalikan remote dan api yang membesar tersebut. Ia hanya bisa diam, dengan wajah yang kebingungan dan kaku. Teman-teman Megamind digambarkan ketakutan dan menjauhi api tersebut (keterangan gambar 2). Gambar mengenai Metroman yang berhasil memadamkan api, dan Megamind harus dihukum di pojok kelas juga menarik untuk dideskripsikan. Megamind yang menggunakan seragam tahanan dihukum berdiri menghadap tembok di pojok kelas. Sedangkan Metroman mendapatkan bintang dari gurunya karena berhasil membantu dan menyelamatkan teman-temannya. Metroman digambarkan membusungkan dada dan menonjolkan 5 bintang yang menempel di bajunya. Hal ini menunjukkan bahwa sudah banyak kelakuan baik yang dilakukan Metroman sehingga mendapatkan banyak penghargaan dari gurunya. Berbeda dengan Metroman, Megamind menggunakan baju yang sama setiap harinya (keterangan gambar 3). Scene ini menggambarkan bagaimana proses kehidupan masa kecil Megamind, dan bagaimana perlakuan lingkungan terhadapnya. Scene berikutnya menceritakan tentang Megamind yang telah menang dan berhasil memusnahkan musuh terberatnya yaitu Metroman, tetapi ia tidak menikmati seakan kehilangan tujuan hidup (keterangan gambar 4). Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan, Megamind tetap merasa kosong, bertanya- tanya tentang apa yang menjadi tujuan hidupnya dan apa yang dia cari selama ini. Di gambar ini, Megamind tampak sedang duduk dengan ekspresi sedih, muram, sepi, bosan dan bingung terhadap apa yang sudah ia alami. Megamind sedang duduk di meja kerjanya, di sebuah kursi yang besar berwarna hitam dari bahan

60 Universitas Kristen Petra kulit, Dilengkapi dengan pakaian kebanggaannya berwarna hitam, ketat, dan berduri. Megamind tampak tidak enjoy terhadap kemenangannya. Di gambar ini Megamind memakai jubah kebanggan Metroman, berwarna putih bersih. Megamind sedang bercakap dengan Metroman, Megamind sedang meminta bantuan Metroman untuk kembali dan membantu mengendalikan Titan, dan menyelamatkan Metro City. Tetapi Metroman tidak mau, dan meminta Megamind untuk berpikir ulang dan mulai mencari tujuan hidupnya dan moment ini merupakan waktu yang tepat. Ekspresi Megamind terlihat serius mendengarkan, berpikir dan merasa bingung, tak berdaya, dan tak mampu. Matanya melotot memperhatikan dengan serius perkataan Metroman (keterangan gambar 5). Di scene ini Megamind berpikir ulang mengenai takdir dan masa depan Metro City.

b. Level Representasi Representasi di gambar pertama, diambil secara medium close up style menggambarkan cara duduk Megamind, dan apa yang digambarnya dan background kertas yang ada di belakang Megamind. Dari kode animasi, penempatan bidang gambar yang berada di tengah, menunjukkan focus pada Megamind yang sedang sibuk menggambar. Pencahayaan yang ada di ruangan itu tampak kurang karena menunjukkan malam hari, di waktu menjelang tidur. Berlatar belakang jeruji besi, Megamind diam-diam menggambar sambil tengkurap. Megamind ingin membuktikan kepada teman-temannya kehebatannya, melalui pernyataan “Jadi aku juga akan memperlihatkan mereka kehebatanku”,ia tidak mau kalah melihat Metroman yang berhasil memukau teman-temannya (keterangan gambar 1). Dari scene ini menperlihatkan usaha Megamind yang merasa iri dan ingin mendapatkan perlakuan sama seperti Metroman. Di gambar ke 2 tampak Megamind sedang bingung, takut terhadap kobaran api yang berada di depannya. Gambar diambil secara long shot style, menghantarkan mata penonton terhadap apa yang terjadi di kelas tersebut. Melihat api yang sedang berkobar, ekspresi Megamind dan Minion yang tampaknya sedang bingung, serta gesture teman-temannya melihat dan menghindari api yang semakin besar. Setting pada adegan ini diambil di sebuah kelas pada pagi hari.

61 Universitas Kristen Petra

Suara yang melatarbelakangi adalah suara teriakan tanda kepanikan teman- temannya terhadap api yang berkobar. Ditilik dari kode animasi, adegan kobaran api yang menyala sangat besar, berwarna kuning, orange, kehitaman, berkobar dengan dahsyat ke atas memperlihatkan efek dari animasi ini yang menandakan atau merepresentasikan bahwa sedang terjadi kebakaran yang sangat hebat. Dari scene ini terlihat bagaimana superhero mau menunjukkan kehebatannya, dan ingin di akui karena ia sedang mencari tujuan dan takdir hidupnya, tetapi ia gagal (keterangan gambar 2). Gambar lain merepresentasikan, tampak Megamind sedang dihukum di pojok kelas karena ulahnya membuat kebakaran, dan Metroman mendapatkan penghargaan karena telah membantu memadamkan api. Gambar ini diambil big close up style berpusat pada baju Metroman dan lima bintang penghargaannya. Serta menunjukkan tubuh Metroman yang tegap, gagah. Gambar bintang dan badan Metroman terlihat jelas, sedangkan Megamind yang sedang diasingkan di pojok sengaja di blur. Dengan demikian perhatian penonton fokus hanya pada Metroman dan bintangnya. Suara yang melatar belakanginya adalah anak-anak yang sedang bertepuk tangan atas keberhasilan Metroman karena telah menolong mereka (keterangan gambar 3). Pernyataan Megamind, “apakah ini takdirku?” merepresentasikan mengenai kegagalannya mencari tujuan hidup. Hal menarik lainnya level representasi terlihat di scene yang menceritakan tentang Megamind yang telah mendapatkan semua keinginannya, berhasil memusnahkan musuh terberatnya, tetapi ia bahkan sedih dan kehilangan tujuan hidup. Gambar diambil secara middle close up style, memperlihatkan Megamind sedang duduk di sebuah kursi di sebuah tempat kerja atau meja kantor, dengan latar belakang jendela yang besar dan megah, menggambarkan kesuksesan yang sudah ia raih (keterangan gambar 4). Dari kode animasi, warna dominan adalah warna hitam. Warna hitam menunjukkan sesuatu yang misterius, menimbulkan perasaan tertekan (http://www.pinginpintar.com/arti-warna-hitam/). Gerakan di scene ini juga lambat, sesuai dengan adegan Megamind yang sedang merenung. Representasi yang terdapat di gambar ke lima, memperlihatkan bagaimana gambar Megamind diambil secara close up, berfokus pada wajah dan ekspresinya terhadap perkataan Metroman. Setting berada di tempat persembunyian Metroman,

62 Universitas Kristen Petra terlihat bersih dan didominasi oleh warna putih. Dari kode animasi, warna yang dominan digunakan adalah warna putih, yang berarti melambangkan kemurnian, kepolosan, memberikan perlindungan, ketentraman, kenyamanan, warna putih juga bisa menimbulkan perasaan dingin, kaku (http://www.pinginpintar.com/arti- warna-putih/). Hal ini menunjukkan ketentraman dan kenyamanan yang dirasakan Metroman terhadap keputusannya saat ini. Pergerakan di scene ini juga lambat, memperlihatkan dialog dan ekspresi mereka secara perlahan. Sehingga penonton bisa menyaksikan dengan seksama, karena adegan ini penting. Dialog mereka saat itu, Metroman mengajak Megamind untuk menemukan takdir dan tujuan hidupnya, ini merupakan waktu yang tepat, jika ada yang buruk, yang baik harus datang untuk menentangnya “Jika Titan jahat, Megamind harus menjadi baik untuk menentang yang jahat” (keterangan gambar 5).

c. Level Ideologi Dalam mitologi perjalanan seorang Superhero, Joseph Campbell menyatakan bahwa untuk mengetahui tujuan hidupnya, seorang Superhero selalu melalui tahap “Call to Adventure: The hero is called to adventure by some external event or messenger. The Hero may accept the call willingly or reluctantly”. Seorang hero selalu memiliki panggilan untuk berpetualang untuk menyelesaikan suatu peristiwa atau menyampaikan pesan tertentu (http://orias.berkeley.edu/hero/JourneyStages.pdf). Selama kehidupan di bumi, superhero juga ditolong dan dibantu oleh seorang helper atau mentor, untuk memotivasi, melatih selama perjalanan pertualangan. Ia biasa memberikan alat atau magical gift, untuk membantu Superhero selama pertualangannya (http://orias.berkeley.edu/hero/JourneyStages.pdf). Di film ini, Megamind melalui tahap Call to Adventure beberapa tahapan. Ketika masih kecil, ia menemukan tujuan hidup sebagai seorang penjahat, tetapi ketika besar ia menemukan tujuan hidup dan menjawab panggilan sebagai seorang Superhero. Abraham H Maslow (1993), mengungkapkan teorinya tentang tingkat kebutuhan yang dialami setiap manusia, salah satunya kebutuhan akan penghargaan (baik dari diri sendiri, harga diri, maupun dari orang lain), kebutuhan untuk mewujudkan diri (mengembangkan dan mengungkapkan potensi). Semua

63 Universitas Kristen Petra manusia dalam masyarakat mempunyai kebutuhan atau menginginkan penilaian terhadap dirinya yang mantap, mempunyai dasar yang kuat, dan biasanya bermutu tinggi akan rasa hormat diri atau harga diri, dan penghargaan akan orang-orang lainnya. Superhero dalam film Megamind pun diceritakan memiliki kebutuhan akan penghargaan, hal ini menunjukkan bahwa Megamind adalah seorang manusia biasa yang memiliki perasaaan dan kebutuhan untuk di hargai. Hal ini dapat terlihat dari kondisi lingkungan yang mengucilkan Megamind. Dalam menggenapi panggilannya, Superhero mempunyai pilihan. Ia bisa menerima pesan atau penggilan itu dengan rela, atau dengan berat hati (Campbell, 1949). Panggilan seorang Superhero terlihat mengganggu kenyamanan hidup Superhero itu sendiri. Panggilannya bisa berasal dari pesan atau pengumuman, keributan tiba-tiba, kedatangan penjahat, sebuah kematian, penculikan. Superhero membutuhkan waktu berpikir untuk menyadari bahwa penggilan dan tantangan itu harus dipenuhi. Seringkali Superhero memiliki dua pilihan, yaitu menerima atau menolak. Penolakan Superhero biasanya dilatar belakangi dengan ketakutan dan ketidaknyamanan. Karena resiko yang ada di depan terlalu besar, dan kemungkinan gagal membuat superhero berpikir ulang terhadap suatu panggilan. Tetapi panggilan terus menerus yang mengusik hidupnya membuat Superhero tidak mempunyai pilihan selain menerima panggilan tersebut (http://calvarydevoted.org/Public/studies/film/stages-of-the-hero.pdf). Ideologi di gambar 5, memiliki arti bahwa menjadi Superhero adalah sebuah panggilan, dari keadaan lingkungan yang kacau, Megamind harus memilih apa yang akan dia lakukan. Di film ini, keadaan yang ada dihadapan Megamind tidak mendukung, Metroman gigih dengan panggilannya menjadi Musikman, dan keadaan Metro City semakin kacau karena ulah Titan, membuat Megamind berpikir dan menerima panggilannya untuk menjadi Superhero. Bisa disimpulkan bahwa Megamind menjadi Superhero karena keadaan atau lingkungan, bukan karena panggilan (keterangan gambar 5).

64 Universitas Kristen Petra

4.2.1.3. Masa Ditolak atau Dikucilkan Superhero dalam film Megamind ini mengalami penolakan di lingkungan. Dibawah ini, peneliti akan memaparkan 3 level kode John Fiske dan gambar yang memuat tentang masa di tolak atau dikucilkan.

Gambar 1 Gambar 2 Megamind yang ditolak dan dikucilkan oleh teman-teman disekolah

Gambar 3 Scene ketika Megamind ditolak dan dinilai lebih buruk dibanding anak cacat

a. Level Realitas Peneliti menemukan beberapa gambar yang menarik untuk dikaji dalam sub kategori “masa di tolak atau dikucilkan”. Gambar yang pertama adalah ketika Megamind dihukum berada dipojok kelas karena ulahnya membuat keributan di kelas karena api besar yang ditimbulkannya. Hal ini membuat Megamind dikucilkan, tampak Megamind yang menggunakan baju tahanan berwarna orange, berdiri di pojok kelas, ia tampaknya terlihat pasrah terhadap keadaan ini. Teman- teman Megamind seolah-olah tertawa puas dan bertepuk tangan, seolah mengejek Megamind (keterangan gambar 1). Level realitas lainnya bisa dilihat di gambar ke dua, terlihat teman-teman kelas dan gurunya sedang foto bersama. Tampak Metroman mempunyai banyak

65 Universitas Kristen Petra teman dan disukai banyak orang, dengan raut wajah bahagia, senang ia berpose memeluk teman-temannya. Terlihat keakraban dan keceriaan di foto tersebut, mereka menggunakan pakaian yang bagus dan beraneka ragam. Berbeda dengan Megamind, ia berdiri dengan posisi berdiri yang kaku, di pojok kelas sendirian dengan membawa ikan kesayangannya. Megamind memakai baju tahanan berwarna orange dengan mimik wajah polos, kasihan dan datar. Terlihat sekali di foto ini, Megamind paling berbeda diantara teman-teman yang ada dikelasnya. Mulai dari warna kulit, bentuk kepala, fisik, pakaian dan Megamind di kucilkan oleh teman-temannya (keterangan gambar 2). Di gambar 3 level realitas yang terlihat ketika Metroman hendak bermain basket dengan teman-temannya. Scene ini bercerita tentang Metroman yang sedang memilih anggota untuk masuk ke dalam tim basketnya. Tampaknya Metroman harus memilih antara Megamind dengan seorang temannya yang cacat. Terlihat wajah Megamind yang lelah, datar, ketika harus menunggu giliran. Hasilnya, Metroman lebih memilih teman yang cacat dibandingkan Megamind. Megamind di kucilkan dan tidak ada yang mau berteman dengan Megamind. Dalam scene ini, Megamind juga dilempari bola basket oleh teman-temannya, hal ini menandakan bahwa Megamind menjadi bahan olok-olok teman-temannya disekolah. Megamind dinilai lebih jahat dan lebih buruk dibandingkan dengan anak yang cacat.

b. Level Representasi Pada gambar pertama banyak terdapat hal menarik untuk dibahas. Diawali dari pencahayaan gelap di pojok kelas. Hal ini menunjukkan bahwa Megamind adalah orang yang jahat sehingga ditempatkan di pojok kelas yang gelap. Scene ini diambil secara medium shot style, dan memperlihatkan Megamind yang sedang dihukum di pojok kelas dan ekspresi ceria, puas dari teman-teman dan Metroman. Mereka digambarkan gembira dan bertepuk tangan karena Megamind dihukum. Kejadian ini seolah-olah mengejek Megamind. Megamind hanya bisa diam, pasrah dan sedih di pojok kelas, dengan kepala tertunduk (keterangan gambar 1). Dalam kode animasi, terlihat gerakan yang ada dilakukan dengan cepat, menggambarkan kejadian ini terlihat dinamis.

66 Universitas Kristen Petra

Representasi lainnya, setting ruangan kelas dengan cahaya yang terang menggambarkan foto kelas yang ceria. Dari kode animasi, warna yang dominan di gunakan adalah warna terang seperti kuning dan orange. Warna kuning, merupakan warna cerah, membangkitkan energi, mood, memberi inspirasi, dan merangsang kemampuan intelektual (cocok sebagai warna di ruang belajar) (http://www.pinginpintar.com/arti-warna-kuning/). Tampak teman-teman dan Metroman menampakkan ekspresi yang ceria dan menunjukkan kebersamaan di foto tersebut. Sedangkan Megamind hanya berdiri kaku dengan memegang Minion sahabatnya dan menunjukkan ekspresi datar, sedih. Dilihat dari kostumnya Megamind berbeda dengan teman-teman yang lainnya, teman- temannya memakai baju bebas dan bervariasi, sedangkan Megamind memakai baju tahanan berwarna orange, baju yang sama setiap hari. Gambar lain menunjukkan penolakan dan pengucilan yang dialami Megamind terhadap teman-temannya. Setting berada di lapangan sekolah pada siang hari, sehingga cahaya yang ditampilkan cukup terang. Saat itu Metroman dan teman- temannya hendak bermain, scene ini diambil secara medium, memperlihatkan Megamind dan teman cacat yang berada disebelahnya. Melalui scene ini menunjukkan kalau Megamind selalu menjadi orang terakhir yang dipilih “ Yang terakhir dipilih” (keterangan gambar 3).

b. Level Ideologi Superhero pada umumnya pasti akan mengalami masa dikucilkan. Seorang Superhero pada awalnya orang biasa, tidak terpandang dan sering dipojokkan oleh lingkungan. Tetapi karena mendapatkan kekuatan, ia disukai dan dipuja banyak orang. Seperti yang dialami oleh Spiderman, ia juga di bully (diejek, dipojokkan, dikucilkan) oleh teman-temannya (http://www.calstatela.edu/faculty/sfischo/ClassicalHeroes.html). Di film ini, Megamind juga mengalami hal tersebut. Tetapi ia tidak mempunyai kekuatan menghadapi semua, serta mengalami keminderan sehingga karena sering di pojokkan dan di bully membuat Megamind mengambil keputusan untuk menjadi seorang yang jahat. Superhero di film ini juga membutuhkan rasa kebutuhan sosial yaitu persahabatan dan kekerabatan.

67 Universitas Kristen Petra

4.2.1.4. Proses Pengambilan Keputusan Proses pengambilan keputusan yang dilakukan Superhero biasanya dilatar belakangi oleh keadaan lingkungannya (Campbell, 1949). Berikut akan di paparkan mengenai scene yang memuat proses pengambilan keputusan seorang Superhero.

Gambar 1 Scene ketika Megamind sedang dihukum di pojok kelas dan merenungkan perlakuan lingkungan terhadapnya

Gambar 2 Ekspresi Megamind ketika memutuskan untuk menjadi seorang yang jahat

Gambar 3

68 Universitas Kristen Petra

Ekspresi Megamind yang tersenyum puas karena berhasil membuat keributan di sekolah

a. Level Realitas Scene yang membahas level realitas dalam sub kategori proses “pengambilan keputusan” bisa kita lihat pada gambar berikut ini. Gambar pertama berfocus pada mata Megamind (yang berwarna hijau dan besar). Megamind tampak yang sedang berpikir, merenungkan semua perlakuan yang lingkungan berikan terhadapnya. Ia merasa tidak berguna dan merasa bahwa menjadi jahat adalah satu-satunya yang ia bisa lakukan. Ekspresi Megamind sedang berpikir dengan serius, terlihat dari mata Megamind (keterangan gambar 1). Pada gambar ke dua, Megamind telah memutuskan menjadi jahat. Tampak ekspresi Megamind yang telah memutuskan untuk menjadi jahat. Muka yang polos sudah tidak diperlihatkan pada diri Megamind, hanya tampak ekspresi muka yang dipenuhi oleh amarah dan kebencian. Megamind menampilkan wajah sinis dan dengan ekspresi tersenyum puas akan keputusannya yang baru ini. Ketika Megamind sedang mengambil keputusan tersebut, keadaan lingkungan sekitarnya sedang asyik belajar dan tidak menghiraukan keadaan Megamind (keterangan gambar 2). Di gambar 3 terlihat ekspresi wajah Megamind yang tersenyum bahagia dan puas setelah berhasil mengacaukan sekolah dengan memberikan gas biru ke gedung sekolah. Megamind yang berada di bus penjara, berbalik menghadap teman-temannya, untuk melihat ekspresi teman-teman, guru dan Metroman yang terkena perangkapnya itu (keterangan gambar 3).

b. Level Representasi Representasi yang ada di sub kategori pengambilan keputusan terlihat pada gambar 1. Gambar dengan setting di sebuah kelas ini, berfokus pada mata Megamind yang sedang berpikir dan merenung. Gambar diambil secara big close up style memperlihatkan wajah dan mata Megamind yang berwarna hijau secara dekat. Peletakan gambar berada di tengah, dan kecepatan gambar juga pelan, sehingga penonton dapat menyaksikan adegan ini dengan seksama. Hal ini

69 Universitas Kristen Petra menunjukkan bahwa masa pengambilan keputusan merupakan hal yang penting untuk diketahui penonton. Representasi lain di gambar 2, gambar yang memperlihatkan ekspresi Megamind di pojok kelas juga patut untuk dikaji. Gambar diambil secara medium close up style, sehingga memperlihatkan ekspresi wajah Megamind yang tersenyum sinis, serta teman-temannya yang sedang asyik belajar. Di scene ini menceritakan tentang Megamind yang telah mengambil keputusan untuk menjadi seorang yang jahat. Musik yang mendukung gambar ini adalah musik rock, melambangkan kebebasan dari seorang Megamind (keterangan gambar 2). Di gambar ketiga representasi yang ditampilkan adalah gambar close up menunjukkan ekspresi Megamind yang polos dan puas terhadap kejahilannya. Pencahayaan di gambar ini agak gelap, karena Megamind berada di dalam bus (keterangan gambar 3).

c. Level Ideologi Dalam menggenapi panggilannya, Superhero mempunyai pilihan. Ia bisa menerima pesan atau penggilan itu dengan rela, atau dengan berat hati (Campbell, 1949) dalam pencarian tujuan hidup, proses pengambilan keputusan tidak boleh terburu-buru/ instan. Pengambilan keputusan ini membutuhkan proses. Di film tampak bahwa Megamind tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Perjalanan seorang Superhero dalam menemukan panggilannya terjadi berdasarkan kejadian yang berlangsung atau melalui pesan yang diberikan oleh seseorang (sender) kepadanya.

4.2.2. Deskripsi Level Kode John Fiske dalam Film Megamind Kategori Ilmu dan Kekuatan Superhero Karakter Superhero memiliki kekuatan serta kemampuan fisik ataupun mental jauh diatas manusia rata-rata, ia memiliki kepintaran, maupun alat atau teknologi canggih yang mendukung aksinya melawan musuh. Melihat film-film bertema Superhero yang beragam dan kajian literature, peneliti menemukan beberapa sub kategori untuk menjelaskan dengan lebih detil mengenai kategori ilmu dan kekuatan Superhero. Dalam mengobservasi dan mengklasifikasikan data

70 Universitas Kristen Petra dalam kategori ilmu dan kekuatan Superhero ini, peneliti akan menguraikannya dalam dua sub kategori, yakni kecerdasan dan teknologi atau alat yang digunakan. 4.2.2.1. Kepintaran Superhero biasa memiliki kecerdasan yang tinggi, contohnya seperti dalam film Spiderman, Ia adalah seorang yang memiliki kecerdasan dan kepintaran. Begitu juga dengan Kungfu Panda, Po juga memiliki kecerdasan yang tinggi karena mampu memecahkan rahasia gulungan kitab. Superhero memiliki kemampuan atau kesaktian diatas rata-rata manusia (Hermanto, 2010). Di bawah ini, peneliti akan membahas secara detail mengenai setiap scene/ gambar/ adegan yang membahas mengenai kepintaran Superhero berdasarkan kode-kode John Fiske.

Gambar 1 Kepintaran Megamind tampak sejak balita, mampu membuat sepeda dari bahan bekas

71 Universitas Kristen Petra

Gambar 2 Kemampuan Megamind mengubah bentuk ketika sedang berada di kelas

G

Gambar 3 Gambar sketsa Superhero buatan Megamind

a. Level Realitas Peneliti menemukan beberapa gambar menarik yang menggambarkan mengenai “kepintaran” Superhero. Gambar yang pertama ketika Megamind kecil tampak sedang serius membuat sepeda dengan menggunakan plat mobil. Diusia yang masih dini Megamind dapat menciptakan sebuah karya, belum tentu anak seusianya dapat menciptakan karya seperti yang dilakukan Megamind. Megamind terlihat serius menciptakan karyanya dengan menggunakan kacamata, Megamind mengelas beberapa plat, dan merangkainya. Ditemani Minion sahabatnya, Megamind pun mencoba menjalankan sepeda yang ia ciptakan dengan wajah yang ceria dan senang seolah-olah puas dengan mainan barunya. Tampak narapidana sedang mengejar Megamind yang sedang bermain-main di area penjara. Hal ini memperlihatkan kecerdasan Megamind yang dimilikinya sejak dini (keterangan gambar 1).

72 Universitas Kristen Petra

Realitas yang terdapat di gambar 2 memperlihatkan Megamind yang sedang duduk, dengan raut wajah yang bosan dan jenuh di kelas. Megamind sedang duduk sendirian, tampak kesepian karena tidak mempunyai teman. Teman- temannya yang lain sedang sibuk bermain bersama Metroman. Tampak Metroman sedang asyik memainkan gitar kepada teman-teman. Karena bosan, maka Megamind sibuk bermain sendiri dengan sahabatnya Minion. Megamind mengubah Minion (ikan) menjadi sebuah kotak dan berubah lagi menjadi ikan. Telihat ada cahaya biru yang keluar. Hal ini menunjukkan kejeniusan atau kepintaran Megamind, karena ia dapat mengubah sebuah bentuk menjadi bentuk yang berbeda. Terlihat ekspresi wajah kaget Megamind ketika melihat Minion berubah menjadi sebuah kotak (keterangan gambar 2). Realitas di gambar 3 menunjukkan karya Megamind menciptakan seorang Superhero. Scene ini memperlihatkan potongan-potongan kertas berwarna warni dengan jumlah yang banyak sedang digantung di ruangan kerja Megamind. Potongan kertas ini adalah hasil ide dan gambar Megamind mengenai gambar dan pola superhero buatannya. Jika dilihat dari kejauhan memperlihatkan tulisan Titan dan gambar Titan. Adegan ini berada di ruang kerja Megamind, yang terlihat luas, besar dan megah, terlihat dari jendela besar yang ada diruangan tersebut. Ruang kerja Megamind tampaknya adalah ruangan pribadi dan rahasia, terlihat dari gorden besar dan panjang yang menutupi ruangan ini (keterangan gambar 3).

b. Level Representasi Pada gambar pertama gambar diambil secara close up style dengan cahaya yang minim, dengan setting di balik jeruji besi tempat Megamind menuangkan ide dan kepintarannya. Dalam scene Megamind menaiki sepeda, tampak cahaya berwarna biru dari roda sepeda. Hal ini memperlihatkan efek animasi yang menunjukkan bahwa sepeda Megamind memiliki kecanggihan tinggi, dan memiliki aliran listrik. Pada gambar ke-2, gambar diambil secara medium memperlihatkan ekspresi wajah Megamind yang sedang bosan di kelas dan proses belajar yang sedang berlangsung di belakang Megamind. Gambar berfokus pada Megamind yang sedang bermain-main dengan sebuah gelas dan pistol yang ada didepannya.

73 Universitas Kristen Petra

Dengan kecanggihan pistol itu Megamind mampu mengubah suatu bentuk. Dari kode animasi, tampak cahaya berwarna biru terpancar ketika Megamind mencoba mengubah bentuk Minion. Cahaya terang berwarna biru menunjukkan bahwa alat tersebut memiliki kecanggihan tinggi. Ini merupakan pengalaman pertama Megamind dalam mengubah suatu bentuk. Gambar ke tiga gambar diambil secara longshoot yang berarti menunjukkan suatu subject secara keseluruhan dan utuh (Herman, 1952), sehingga terlihat potongan-potongan kertas dari jauh dan berbentuk tulisan dan gambar Titan. Setting adegan ini berada di ruang kerja Megamind, dengan pencahayaan dibantu dari sinar matahari yang menembus kaca jendela. Hal ini merepresentasikan kepintaran Megamind yang begitu hebat.

c. Level Ideologi Dalam film Superhero pada umumnya, Superhero yang ditampilkan memiliki kepintaran dan Intelligency yang tinggi. Superhero selain memiliki kemampuan atau kesaktian diatas rata-rata manusia, memakai pakaian yang khas dan menyolok serta nama yang khas, dan digambarkan sebagai penolong dan pembasmi kejahatan (Hermanto, 2010). Di film ini terlihat kemampuan Megamind dalam bentuk kecerdasan atau intelligency. Kemampuan megamind sudah terasah sejak ia kecil, tampak dari gambar 1 yang memperlihatkan kemampuan Megamind dalam membuat sepeda. Kepandaian dan kecerdasan merupakan hal yang penting dalam hidup ini. Menurut Jiyantoro, kecerdasan dan kepandaian orang dapat meraih apa yang diinginkannya. Dalam kehidupan sosial kepandaian dan kecerdasan merupakan suatu hal penting yang menstratakan kedudukan seseorang selain kekayaan. Ketika seseorang digambarkan sebagai seorang yang jenius, berarti dirinya mempunyai kecepatan dalam berfikir, kepandaian dan kecerdasan. Orang yang memiliki sifat tersebut akan lebih mudah dalam menghadapi suatu masalah dibanding orang yang tidak memiliki kepandaian. Kecerdasan adalah kemampuan seseorang dalam mendapatkan apa yang diinginkan (tujuan hidup) dan dalam menciptakan solusi suatu masalah. Orang akan disebut cerdas apabila orang itu sanggup mencerdaskan kecerdasannya untuk menghasilkan karya atau prestasi, bukan karena memiliki potensi kecerdasan (Ubaedy, 2007, p56&17).

74 Universitas Kristen Petra

Seorang pakar pendidikan dari Universitas Harvard, Dr Howard Gardner menemukan bahwa kecerdasan manusia itu bukan hanya satu, seperti yang selama ini dipahami orang. Kercerdasan manusia itu beragam, diantaranya logical yaitu kemampuan menalarkan atau melogikan sesuatu, interpersonal yakni kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain (Ubaedy, 2007, p56&17). Berjalannya waktu, kepintaran Megamind semakin meningkat. Terlihat dari scene 3, Megamind mampu menciptakan Superhero baru. Hal ini menunjukkan bahwa Superhero bukan lagi kekuatan supranatural yang didapat seseorang secara spesial dan pribadi tetapi seorang Superhero dapat dibuat sesuai keinginan kita. Melalui kepintarannya ia lakukan apa yang ia diinginkan. Hal ini merupakan hal yang baru yang ditampilkan Dreamworks dimana seorang yang memiliki kepintaran yang tinggi sehingga mampu menciptakan Superhero. Tetapi Megamind tidak memiliki kecerdasan interpersonal, ia tidak mampu menjalin hubungan dengan orang-orang sekitarnya. Tampaknya Megamind tidak memiliki banyak teman di film ini, ia hanya berteman dengan Minion. Begitu juga dengan hubungannya dengan Roxanne. penjelasan ini akan dijelaskan lebih lanjut pada kategori “hubungan dengan wanita”.

4.2.2.2. Teknologi atau Alat yang Digunakan Superhero menggunakan alat bantu atau teknologi dalam membasmi musuh (Jiyantoro, 2010). Di bawah ini, peneliti akan membahas secara detail mengenai setiap scene/ gambar/ adegan yang membahas mengenai teknologi atau alat yang digunakan Superhero berdasarkan kode-kode John Fiske.

Gambar 1

75 Universitas Kristen Petra

Megamind sedang menggunakan jam pengubah identitas, dan mengubah wajahnya menjadi kepala penjara

Gambar 2 Minion sedang menjemput majikannya Megamind menggunakan mobil transparan

Gambar 3 Robot otak yang sedang beraksi

Gambar 4 Alat pemancar sinar matahari

76 Universitas Kristen Petra

Gambar 5 Megamind yang sedang meracik DNA Superhero

Gambar 6 Megamind dimalam hari sedang membersihkan sampah kota menggunakan robot serbagunanya

77 Universitas Kristen Petra

Gambar 7 Robot yang digunakan Megamind untuk menghadapi musuh barunya Titan

Gambar 8 Suntik serbaguna yang berguna untuk menyuntikkan DNA Titan dan melepaskan ikatan Roxanne

Gambar 9 Motor besar milik Megamind yang bisa terbang

a. Level Realitas Level realitas dalam sub kategori “teknologi atau alat yang digunakan Superhero” diawali dari gambar yang memperlihatkan jam tangan canggih milik Megamind. Jam tangan ini biasanya digunakan Megamind untuk menyamar. Jam

78 Universitas Kristen Petra ini dapat merubah wajah sesuai dengan keinginan kita. Hal ini dilakukan Megamind untuk menutupi identitasnya dari musuh maupun orang yang ia sukai. Gambar ke dua memperlihatkan mobil transparan yang digunakan oleh Megamind, biasanya dikendarai oleh Minion. Mobil ini memiliki teknologi yang canggih. Semua dilakukan secara otomatis, hanya dengan menekan tombol maka mobil ini dapat berjalan dengan sendirinya. Mobil ini biasa digunakan Megamind untuk mencuri Roxanne. Dengan bentuknya yang transparan membuat orang- orang disekelilingnya tidak tau akan keberadaan mobil ini. Realitas di gambar ke- 3 menunjukkan robot kecil (robot otak) suruhan atau anak buah Megamind. Jumlahnya sangat banyak, memiliki suara khas yang berisik. Robot kecil-kecil memiliki lampu berwarna merah dan biru. Mempunyai 1 titik, seperti mata atau sensor. Kadang robot ini suka menggigit Megamind, dan menyukai besi. Gambar 4 juga patut untuk dikaji, di scene ini terlihat alat pemancar sinar matahari mematikan yang digunakan Megamind untuk menghabisi lawannya. Alat ini digunakan untuk memusnahkan Metroman. Cara kerja alat ini ialah mengumpulkan, menyerap panas matahari, dan menembakkan ke korban. Efek yang diciptakan alat ini membakar dan meledakkan seperti bom. Alat memproses DNA superhero juga menarik untuk dibahas, pada gambar ke 5. Tampak alat tersebut terlihat sangat besar, megah, dan berbahaya. Terlihat dari percikan api dan cahaya yang muncul dari alat ini. Megamind tampak menggunakan kacamata dan penutup kepala sebagai pelindung dalam memproses DNA. Setting berada di tempat kerja Megamind meracik DNA superhero buatannya. Setelah DNA jadi, ekspresi Megamind tersenyum puas. Megamind pun dengan perlahan dan hati-hati memasukkan hasil DNA yang berwarna kuning dan bercahaya ke dalam sebuah alat. Gambar ke 6 mengenai robot besar penghilang sampah kota, robot ini berukuran sangat besar, harus dikendalikan secara manual. Saat itu Megamind bersama dengan Minion sedang menghilangkan sampah-sampah yang berserakkan di kota. Canggihnya alat ini dapat menghilangkan sampah atau benda yang ada didekatnya dengan sekejap. Alat ini memiliki lampu yang banyak dan besar. Setting berada di tengah Metro City pada malam hari.

79 Universitas Kristen Petra

Alat canggih lainnya, terdapat di gambar ke 7. Scene ini menceritakan mengenai Megamind yang sedang menantang dan siap melawan superhero baru. Megamind menggunakan robot ini untuk mendukung aksinya. Robot ini terdiri dari baja, besi, berukuran sangat besar, ada kaki dan tangannya. Bisa dikendalikan dari dalam robot, seperti mengendarai mobil. Pada gambar ke 8 terdapat suntik serbaguna milik Megamind. Suntik ini dapat mengubah bentuk suatu benda, digunakan untuk menyuntikkan DNA, juga berguna juga untuk menarik kembali DNA, suntik ini juga bermanfaat membebaskan ikatan Roxanne. Begitu juga dengan gambar 9, menunjukkan adegan Megamind menyelamatkan Roxanne menggunakan motor besar juga bisa dikaji. terlihat Megamind menggunakan motor besar untuk mendukung aksinya. Motor besar tersebut dapat terbang, terbuat dari besi dan sangat kuat, motor besar ini mempunyai lampu dan desain interior yang mewah.

b. Level Representasi Representasi dalam sub kategori “teknologi atau alat yang digunakan Superhero”, diawali dari gambar jam tangan canggih milik Megamind. Gambar ini diambil secara big close up style, fokus hanya pada jamnya saja. Tampaknya model jam ini cukup modern, modelnya cukup besar dan cocok digunakan untuk pria. Ketika alat ini dioperasikan, terlihat cahaya berwarna biru keluar dari jam ini. Cahaya ini akan menangkap bentuk dan wajah penyamaran dan merekamnya dalam jam ini. Gambar ke 2 memperlihatkan mobil yang sedang melaju di cuaca yang cerah di siang hari. Mobil transparan ini melaju dengan cepat, tidak ada seorangpun yang dapat menyadari keberadaan mobil tersebut. Gambar diambil secara medium, musik yang mengiringi adalah musik rock. Ketika mobil tersebut datang, lagu rock mengiringinya. Dari kode animasi kita bisa melihat bagaimana gerakan di gambar itu cepat karena mengikuti adegan mobil yang melaju kencang. Representasi di gambar 3 diambil secara close up style memperlihatkan model robot otak dari dekat. Robot ini bisa berganti-ganti peran, bisa menjadi robot otak, bisa menyamar sebagai manusia dengan memakai jaket. Tampaknya banyak aliran listrik dalam robot serbaguna ini, terlihat cahaya biru seolah-olah

80 Universitas Kristen Petra memperlihatkan bahwa benda ini mempunyai aliran listrik. Warna yang mendominasi alat ini adalah cahaya biru dan merah. Alat pemancar sinar matahari, menghantarkan kita pada gambar ke 4, alat ini tampak besar dan megah. Gambar ini diambil secara long shot style, memperlihatkan alat ini secara keseluruhan. Alat ini terlihat canggih dan modern dari cara pengoprasiannya melalui komputer. Efek cahaya yang ditampilkan tampak sangat terang seperti terang matahari. Gambar diambil dari jauh sehingga memperlihatkan cara kerja alat ini, menyedot sinar matahari. Efek dari gambar ini memperlihatkan cahaya berwarna kuning, terang, menjelaskan bahwa alat ini sedang bekerja menyerap panas matahari. Representasi juga terlihat pada alat memproses DNA. Gambar yang diambil secara long shot style, memperlihatkan bentuk alat ini secara utuh dan cara kerja alat ini. Tampak Megamind sedang sibuk mengolah DNA, ditemani oleh Minion sahabatnya. Dengan hati-hati memproses DNA ini seolah-olah menunjukkan hal ini penting. Alat ini berukuran sangat besar, efek animasi dari gambar ini terlihat cahaya terang berwarna kuning ketika alat ini sedang beroperasi. Gambar ke 6 menunjukkan Megamind dan Minion sedang mengendalikan robot penghilang sampah di malam hari. Gambar yang diambil secara long shot, memperlihatkan bentuk, ukuran dan model robot ini secara utuh. Dengan latar belakang kota Metro, robot ini membantu membersihkan sampah yang ada di jalan raya dan taman sebagai upaya untuk memberi kejutan kepada Roxanne. Lampu robot sangat terang, dengan lampu yang berjumlah banyak sehingga mampu menyinari jalan yang gelap. Warna di dominasi gelap seperti hitam, menunjukkan gelapnya kota Metro di malam hari. Representasi di gambar ke 7 menunjukkan robot andalan Megamind sedang beraksi. Seolah-olah tak sabar ingin menghadapi musuh barunya. Di diiringi lagu rock, Megamind digambarkan tertantang menghadapi musuh barunya. Warna di dominasi oleh warna biru, menunjukkan cerahnya langit Metro City di pagi hari. Gerakan di gambar ini dinamis, mengikuti kecepatan gerakan robot Megamind yang aktif kesana kemari. Gambar ke 8 memperlihatkan efek cahaya yang dihasilkan ketika suntik serbaguna. Suntik ini berukuran sedang. Gambar diambil secara close up style,

81 Universitas Kristen Petra memperlihatkan bentuk dan model suntik ini secara dekat dan rinci. Ketika alat ini bekerja, efek cahaya yang ditimbulkan berwarna biru. Begitu juga pada gambar terakhir, representasi terlihat di gambar ketika Megamind menyelamatkan Roxanne dan membawanya ke motor terbangnya. Gambar diambil secara longshoot memperlihatkan gesture Roxanne yang hampir jatuh, dan latar belakang kota Metro City yang saat itu gelap. Gambar ini juga memperlihatkan persaingan tegang antara Megamind dan Titan yang sedang berlangsung. Efek cahaya dari gambar ini terlihat dari aksi robot kecil, yang menggunakan cahaya yang dimilikinya dan membentuk wajah Megamind. Pergerakan di gambar ini cepat, sesuai dengan aksi cepat Megamind yang menyelamatkan Roxanne.

c. Level Ideologi Karakter Superhero memiliki kekuatan serta kemampuan fisik ataupun mental jauh diatas manusia rata-rata (Hermanto, 2010). Superhero biasanya mempunyai ciri-ciri: punya kekuatan, ketrampilan dan alat yang luar biasa untuk melawan lawannya, kekuatan Superhero bervariasi seperti kemampuan super, kemampuan untuk terbang, peningkatan indra, memiliki senjata khusus atau teknologi, memiliki moral yang kuat termasuk resiko keamanan diri sendiri untuk orang lain dan tanpa imbalan, memiliki identitas rahasia untuk melindungi orang- orang yang dikasihi terhadap serangan musuh. Di film ini terlihat megamind selalu menggunakan alat-alat canggih untuk mendukung dan membantu megamind membasmi musuh. Alat-alat yang digunakan tampaknya canggih dan modern. Alat-alat yang digunakan megamind biasanya digunakan untuk menyamar atau menutup identitasnya, hal ini menunjukkan karakter Megamind yang pemalu dan tidak percaya diri. Kepercayaan pada diri sendiri adalah esensi dari heroisme (Jiyantoro, 2010). Menurut Adi dalam bukunya Mitos di Balik Film Laga Amerika, menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah sebuah pernyataan perang, dan tujuan utamanya adalah penolakan terhadap ketidakbenaran serta kekuatan untuk mempertahankan diri dari segala kejahatan. Setiap hati membisikkan getaran kebenaran karena sebenarnya yang paling dapat dipercaya ada dalam hatinya, memerintah tangan- tangannya dan memenuhi kehidupannya. Tak ada satupun yang lebih suci dari

82 Universitas Kristen Petra pada integritas pikiran diri sendiri. Oleh karena itu setiap orang harus percaya pada dirinya sendiri (Adi, 2008, p35). Rasa percaya diri adalah kunci utama kesuksesan dalam hidup. Rasa percaya diri mencerminkan bahwa seseorang benar-benar “meyakini” ide-idenya sendiri dan orang itu sudah mengambil langkah-langkah positif dalam hidupnya. Rasa percaya diri mencerminkan bahwa seseorang adalah seseorang yang bisa mandiri, serta seorang individu yang memiliki motivasi kuat (Al-uqshari, 2005, p 37-40). Tanpa kepercayaan diri pikiran negatif akan terus menghantui sehingga apapun di depannya akan terlihat sebagai rintangan atau alasan untuk tidak melakukan sesuatu. Di film ini Megamind tampaknya sangat bergantung kepada alat-alat canggihnya. Di film ini tidak pernah Megamind tampil tanpa menggunakan alat. Seperti Superhero pada umumnya yang memiliki kekuatan alamiah atau supranatural, Megamind tidak memiliki hal itu. Alat-alat canggihnya pun beragam dan memiliki jumlah yang banyak. Alat yang dipakai juga modern, yang menggambarkan sosok Superhero yang modern yang hidup pada zaman modern. Tetapi kekurangan Megamind, dari superhero yang lain. Ia tidak mempunyai kekuatan alamiah seperti film superhero pada umumnya, seperti kekuatan jaring laba-laba Spiderman, kekuatan inner beauty Kungfu Panda, dan lain sebagainya. Megamind merupakan superhero yang tidak memiliki kekuatan fisik dan alamiah, ia bergantung terhadap kekuatan dari alat-alat canggihnya. Di scene-scene yang ada juga tidak memperlihatkan kekuatan Megamind, seperti bisa terbang atau mengeluarkan laser di mata. Hal itu tidak terdapat di Megamind dan tidak ditampilkan di film ini. Justru yang memiliki kekuatan itu adalah Metroman dan Titan. Dreamworks menggambarkan sosok superhero baru yang bergantung pada alat yang canggih dan instan, dan melupakan kekuatan yang ada dalam diri.

4.2.3. Deskripsi Level Kode John Fiske dalam Film Megamind Kategori Penampilan Latar belakang Superhero biasanya berkulit putih dan berasal dari kelas menengah, sedangkan penjahat (villain) menggambarkan diktator-diktator yang rakus atau marxis yang kejam (Devereux, 2003, p 124). Secara fisik Superhero ditampilkan sebagai laki-laki muda, kulit putih, tampan dan berbadan atletis dan

83 Universitas Kristen Petra kekar. Secara fisik seorang Superhero ditunjukkan melalui bentuk tubuh. Bentuk tubuh mereka yang kuat, berotot, perut six pack, badan ideal atau paling tidak bentuk tubuh yang normal memungkinkan mereka melakukan tindakan Heroik (Jiyantoro, 2010). Superhero biasa menggunakan pakaian khasnya dalam melawan musuhnya. Berdasarkan observasi awal terhadap film ini dan kajian literature, peneliti menemukan beberapa sub kategori untuk menjelaskan dengan lebih detil mengenai kategori penampilan. Kategori penampilan ini akan dibagi menjadi 4 sub kategori yaitu fisik, pakaian, nama khas Superhero, dan adegan yang menawan. 4.2.3.1. Fisik Di bawah ini, peneliti akan membahas secara detail mengenai setiap scene/ gambar/ adegan yang membahas mengenai fisik Superhero berdasarkan kode- kode John Fiske.

Gambar 1 Megamind yang sedang menggunakan baju black mamba

a. Level Realitas Dari level realitas Megamind digambarkan secara fisik memiliki kepala besar, berkepala botak, berkulit biru, memiliki wajah yang buruk, berbeda dengan tokoh yang ada di film ini. Tampaknya bukan berasal dari kalangan manusia, tetapi dari makhluk luar angkasa. Memiliki mata besar berwarna hijau, suka memakai baju ketat, dan berbadan kurus langsing.

b. Level Representasi Gambar pertama menggambarkan wajah Megamind secara close up style dan jelas. Tampak warna kulit Megamind yang didominasi warna biru. Arti warna

84 Universitas Kristen Petra biru memperlihatkan sebuah kepribadian yang tenang dan juga terkesan dingin (http://www.anneahira.com/biru.htm). Biru selain menunjukkan kesan maskulin, warna biru juga menunjukkan kepintaran serta menunjukkan pengetahuan, kekuasaan, integritas, dan keseriusan. Selain itu kepala besar Megamind yang berwarna biru menunjukkan bahwa Megamind bukan berasal dari manusia melainkan dari alien atau makhluk luar angkasa. Sedangkan warna kostum Megamind, didominasi oleh warna hitam dan biru. Warna kostum yang sempurna untuk superhero diantaranya biru, kuning, merah (http://www.color-wheel- pro.com/color-meaning.html).

c. Level Ideologi Film- film Hollywood lebih sering menampilkan sosok Superhero adalah berkulit putih Amerika, dan penjahat berkulit hitam, Asia, Arab dan Latin, maka penggambaran sosok Superhero dan penjahat tersebut merupakan persepsi “versi Amerika”. Film Hollywood mempunyai kekuatan untuk membentuk realitas bahwa Superhero adalah seorang kulit putih dan penjahat adalah kulit hitam, Asia, Arab dan Latin, sehingga ras kulit putih memiliki superioritas dalam melawan para penjahatnya. Sebagian besar film Hollywood menggambarkan sosok Superhero identik dengan maskulinitas. Sosok Superhero laki-laki yang ditampilkan adalah laki-laki muda, kulit putih, ganteng dan atletis. Simbol Superhero dalam film-film Hollywood yang direpresentasikan melalui tokoh protagonist lebih sering ditampilkan sebagai sosok yang kuat dengan tubuh berotot karena seorang Superhero harus melakukan tindakan-tindakan berani dan berbahaya untuk melindungi yang lemah (Adi, 2008, p104). Film kartun lain seperti Popeye, He-man, dan Hercules menampilkan superhero dengan bentuk tubuh yang kekar, berotot, berminyak, atau bertampang ganteng seperti Superman dan Spiderman, secara fisik sudah menunjukkan bahwa mereka menggambarkan seorang Superhero yang ditunjukkan melalui bentuk tubuh. Bentuk tubuh mereka yang kuat, berotot, perut six pack, badan ideal atau paling tidak bentuk tubuh yang normal memungkinkan mereka untuk melakukan tindakan heroik. Superhero versi Hollywood (AS) yang berkulit putih dan berbadan atletis serta berwajah tampan, dan disukai wanita masih sangat disukai oleh penonton (Adi, 2008).

85 Universitas Kristen Petra

Dalam film Megamind, Superhero yang ditampilkan berbeda dari kebanyakan. Sangat jarang film Superhero menampilkan Superhero dengan bentuk tubuh kurus, berwajah jelek dan tidak kekar seperti Megamind. Dari fisik, Megamind berbadan kurus, tidak tinggi, tidak atletis, wajahnya pun tidak tampan, ia berbadan biru, berkepala botak dan mempunyai kepala besar, Megamind memiliki senyum yang khas, jika dilihat ia merupakan seorang yang buruk rupa. Pada awalnya peran yang diembannya pun bukan peran protagonis, seperti Superhero pada umumnya. Ini merupakan penggambaran yang baru dan unik mengenai fisik seorang Superhero. Dreamworks Animation tampaknya sedang mendobrak sesuatu hal yang baru, untuk dijual ke penonton. Bisa dilihat film serupa buatan Dreamworks seperti Kungfu Panda dan Shrek. Dalam film-film ini, Superhero tidak harus menarik secara fisik, tetapi terpancar dari kebaikan hatinya. Hal ini merupakan ideologi baru yang Dreamworks Animation ingin tampilkan melalui penggambaran karakter superhero yang baru. 4.2.3.2. Pakaian Di bawah ini, peneliti akan membahas secara detail mengenai setiap scene/ gambar/ adegan yang membahas mengenai pakaian Superhero berdasarkan kode- kode John Fiske.

Gambar 1 Kostum Megamind ketika sedang berada di penjara

86 Universitas Kristen Petra

Gambar 2 Persiapan kostum Megamind sebelum melawan Titan

Gambar 3 Make up Megamind dari dekat a. Level Realitas Pada gambar 1 menunjukkan baju tahanan Megamind selama di penjara, berwarna orange, ketat dan dibagian leher mempunyai kerah yang tinggi. Baju dan celana memiliki warna yang sama. Baju Megamind yang khas juga terlihat pada gambar 2, di gambar ini memperlihatkan baju khusus Megamind (Black mamba) yang dipakai Megamind untuk melawan musuh barunya, yaitu Titan. Baju ini berwarna hitam, ketat, dilengkapi dengan sarung tangan dan pelindung tangan yang beduri-duri. Sepatu Megamind yang berwarna hitam juga dipenuhi dengan duri. Baju ini juga dilengkapi dengan jubah dengan duri berada di atas bahu. Baju Megamind selalu dilengkapi dengan model kerah yang tinggi,

87 Universitas Kristen Petra melambangkan keagungan. Scene ini memperlihatkan kostum Megamind secara keseluruhan dari atas hingga bawah. Baju Megamind didominasi oleh warna hitam dan berduri. Realitas di gambar 3 menunjukkan wajah Megamind dari dekat. Gambar ini memperlihatkan wajah tanpa ekspresi Megamind, yang sedang di make up oleh robot kecilnya. Megamind, tampak memakai eyeliner dan bedak untuk mendukung penampilannya sebelum beraksi. Warna pakaian yang anda pilih ternyata menyampaikan pesan pada orang di sekeliling. Pesan itu bisa berarti menyejukkan, menggoda, gembira, atau menakutkan. Leatrice Eisman, seorang konsultan warna dan penulis buku More Alive With Color, memberi arti dari baju hitam adalah elegan, kuat, sophisticated. Hitam punya reputasi buruk. Warna ini dipakai oleh para penjahat di komik atau film. Hitam juga melambangkan duka dan murung. Tapi, hitam juga punya sisi lain, misalnya saja untuk menyatakan sesuatu yang abadi, klasik, dan secara universal dianggap sebagai warna yang melangsingkan(http://nasional.kompas.com/read/2008/10/09/15551015/psikologi. dan.arti.warna).

b. Level Representasi Pada gambar 1 representasi yang ditampilkan mengenai pakaian tahanan, diambil secara longshoot dan close up style. Memperlihatkan bentuk dan detail baju tahanan secara keseluruhan. Baju ini dipakai Megamind setiap hari ketika di penjara. Warna baju didominasi warna orange. Sedangkan dari gambar ke 2 Megamind sengaja menggunakan baju special (black mamba) untuk melawan musuh barunya. Gambar ini diambil secara close up style, menunjukkan secara detail baju tersebut. Diiringi musik yang menghantarkan penonton dengan kesan kemegahan, menakutkan, mencekam. Tampak Megamind dibantu oleh robot- robot kecilnya selama menggunakan pakaian ini. Efek animasi terlihat dari asap yang keluar diruangan tersebut, mendukung dramatisasi dari scene ini. Representasi dari scene ke 3 memperlihatkan wajah Megamind dari dekat. Gambar diambil secara big close up style, menunjukkan wajah dan ekspresi Megamind dari dekat, dan hasil make up Megamind.

88 Universitas Kristen Petra

c. Level Ideologi Pakaian sesungguhnya berbicara tentang sesuatu yang sangat erat dengan diri kita. Tak heran kalau dalam kata-kata Thomas Carlyle, pakaian menjadi “pelambang jiwa” (emblems of the soul). Pakaian bisa menunjukkan siapa pemakainya, seperti kata Eco, “I speak through my cloth” (aku berbicara lewat pakaianku). Pakaian yang kita kenakan membuat pernyataan tentang diri kita dan menampilkan berbagai fungsi. Pakaian bisa menyampaikan pesan artifaktual yang bersifat nonverbal. Pakaian bisa melindungi seseorang dari cuaca buruk. Pakaian juga membantu kita menyembunyikan bagian-bagian tertentu dari tubuh, sehingga pakaian memiliki suatu fungsi kesopanan (modesty function). Pakaian juga menampilkan peran sebagai pajangan budaya (cultural display), karena menyampaikan afiliasi budaya kita (Barnard, 2006, p vi-viii). Pakaian yang digunakan Superhero adalah identitas agar mudah dikenal dan diingat. Pakaian yang ada pun beragam warna, bentuk dan model, ada yang memakai jubah, topeng, dll. Di film ini Superhero yang ditampilkan adalah seorang yang jahat. Terlihat dari kostum dan pakaian yang ia punya. Berwarna hitam, berduri dan ketat. Warna hitam yang mendominasi berarti elegan, abadi, kuat, sophisticated dan biasa dipakai oleh para penjahat di komik atau film. Hitam juga melambangkan duka dan murung (http://nasional.kompas.com/read/2008/10/09/15551015/psikologi.dan.arti.warna).

4.2.3.3. Nama Khas Superhero Di bawah ini, peneliti akan membahas secara detail mengenai setiap scene/ gambar/ adegan yang membahas mengenai nama khas Superhero berdasarkan kode-kode John Fiske.

89 Universitas Kristen Petra

Gambar 1 Lambang dan nama Megamind a. Level Realitas: Megamind memutuskan untuk memakai nama Megamind , ia menyebutnya sebagai penjahat ganteng dan penguasa semua kejahatan. Mega berarti besar, mind berarti otak atau pikiran. Hal ini menunjukkan sesuai dengan karakter fisik Megamind yang memiliki kepala besar (cerdas, memiliki intelligent) berwarna biru. b. Level Representasi: Simbol M menunjukkan simbol dari awal abjad nama Megamind, tulisan berwarna biru dengan simbol menyerupai petir di sisi kanan dan kiri, dengan background berwarna hitam senada dengan warna dominan Megamind yaitu biru dan hitam. Dilengkapi dengan efek asap di sekeliling tulisan menunjukkan dramatisasi dari karakter Megamind dan diiringi dengan music rock menunjukkan pribadi megamind yang jahat.

c. Level Ideologi: Nama merupakan suatu identitas. Setiap nama unik dan mempunyai arti masing-masing. Nama seseorang tentu mempunyai makna tersendiri. Makna yang terkandung dalam sebuah nama tentu bermacam-macam. Bahasa yang digunakan juga bervariasi. Nama merupakan suatu identitas yang dimiliki seseorang yang terlibat dalam suatu komunikasi. Nama merupakan kata- kata yang menjadi label pada setiap makhluk, benda, aktivitas, dan peristiwa di dunia ini (Djajasudarma, 1993: 30). Pemberian nama dimaksudkan agar orang dapat dengan mudah mengenal identitas lawan bicaranya. Dalam memberikan nama seseorang harus juga disesuaikan dengan sifat acuan atau objek

90 Universitas Kristen Petra

(http://etd.eprints.ums.ac.id/14103/2/3._BAB_I.pdf). Seperti yang dikatakan Hermanto, Superhero memiliki nama yang khas, maka DreamWorks menamai karakter ini dengan sebutan Megamind.

4.2.3.4. Adegan Menawan Di bawah ini, peneliti akan membahas secara detail mengenai setiap scene/ gambar/ adegan yang membahas mengenai adegan menawan Superhero berdasarkan kode-kode John Fiske. Adegan menawan adalah adegan yang menggunakan teknologi atau alat canggih untuk mempresentasikan Superhero didepan musuh dalam bentuk visual yang menawan.

Gambar 1 Robot kecil yang menyatu membentuk wajah Megamind

91 Universitas Kristen Petra

Gambar 2 Efek suntik DNA a. Level Realitas Realitas dari gambar pertama memperlihatkan ratusan bahkan ribuan robot otak (robot kecil yang dimiliki megamind, berukuran kecil berbentuk seperti bola dengan menggunakan kaki dan terbuat dari besi) yang berwarna merah dan biru bersatu padu membentuk wajah Megamind. Menggunakan cahaya atau lampu yang ada pada robot otak, sehingga menciptakan perpaduan yang unik. Hal ini dilakukan Megamind untuk aksi pembuka atau presentasi diri dalam menghadapi musuhnya. Sesuatu yang baru dan unik. Hal ini selain membuat musuh kagum juga dapat mengambil perhatian musuh. Sedangkan pada gambar 2, memperlihatkan Megamind sedang mengambil kekuatan Titan melalui suntik serbagunanya. Tampak cahaya merah dan kuning menunjukkan alat tersebut sedang bekerja ditubuh Titan.

b. Level Representasi Representasi adegan yang menawan dapat terlihat pada gambar 1, dengan latar belakang gelapnya Metro City, robot otak sedang bersatu untuk menyusun warna dan membentuk wajah Megamind. Terlihat perpaduan gambar dan warna yang sangat bagus sehingga dapat membentuk gambar wajah Megamind. Tampak sangat indah, terlihat seni yang tinggi serta menunjukkan efek teknologi tinggi sehingga menimbulkan kesan modern dan canggih. Gambar tersebut diambil secara long shoot style, dengan didominasi oleh warna biru, memperlihatkan perpaduan cahaya berwarna biru dan merah dari kejauhan. Didukung dengan backsound suara tertawa Megamind yang menggelegar dan lagu rock. Gerakan di scene ini terlihat pelan, seolah-olah menunjukkan dan memperlihatkan dengan

92 Universitas Kristen Petra jelas bagaimana bentuk formasi dari robot-robot kecil tersebut. Sedangkan representasi dari gambar 2 menunjukkan efek alat yang sedang bekerja ditubuh Titan. Gambar diambil secara medium dan close up, menunjukkan pergerakan, efek dan cahaya yang terjadi. Pergerakan scene ini lambat menunjukkan efek dramatisasi yang terjadi. Cahaya yang dihasilkan dan didominasi oleh warna kuning.

c. Level Ideologi Superhero pada umumnya juga penuh dengan adegan-adegan, atau aksi menawan yang kaya efek visual. Film-film Superhero biasanya juga menghabiskan biaya produksi yang sangat besar namun hingga kini terbukti masih menjadi formula yang sangat ampuh untuk menarik perhatian penonton dari kalangan manapun (Hermanto, 2010). Di film ini, efek menawan dapat terlihat dari robot otak yang mampu membentuk efek visual yang menawan, sebagai salah satu aksi pembuka, presentasi diri Megamind kepada musuhnya dan salah satu strategi untuk mengalihkan perhatian musuhnya. Ini merupakan sesuatu yang baru, unik dan modern. Karena banyak bermain di teknologi dan alat yang canggih.

4.2.4 Deskripsi level kode John Fiske dalam film Megamind kategori Hubungan dengan wanita Sosok Superhero identik dengan maskulinitas dan Ia juga membangun hubungan dengan wanita sebagai bentuk dari maskulinitasnya. Melihat cerita superhero yang selalu dibumbui dengan kisah cinta, studi literature juga berkata demikian. Maka dari itu, peneliti akan memaparkan dan membagi kategori hubungan dengan wanita ini menjadi 3 sub kategori yaitu dekat dengan wanita, jatuh cinta, hingga putus cinta. 4.2.4.1. Dekat dengan wanita Di bawah ini, peneliti akan membahas secara detail mengenai setiap scene/ gambar/ adegan yang membahas mengenai hubungan kedekatan Superhero dengan wanita berdasarkan kode-kode John Fiske.

93 Universitas Kristen Petra

Gambar 1 Bernard (Megamind menyamar) dan Roxanne sedang duduk dan ngobrol disebuah perpustakaan a. Level Realitas: Terlihat sepasang pria dan wanita yang sedang asyik berbincang di sebuah perpustakaan. Raut wajah mereka terlihat bahagia, dan tertawa bersama. Dengan posisi duduk saling berhadapan muka, mereka tertawa lepas seolah-olah sedang bercerita mengenai cerita yang lucu. Mereka menghabiskan waktu bersama dengan berbincang-bincang di sebuah perpustakaan. Bernard memakai baju biru, dengan blazer coklat. Sedangkan Roxanne menggunakan blazer hitam. Tidak diperlihatkan keadaan yang ada sekitar mereka, seolah-olah mereka sedang sibuk dan asyik dengan dunia mereka sendiri.

b. Level Representasi: Gambar diambil secara medium, menunjukkan kedua insan yang saling berbincang, terlihat lampu yang berada di tengah mereka. Juga terdapat buku yang masing-masing ada di hadapan mereka. Cahaya yang ada saat itu minim dan redup, menunjukkan suasana hangat, intim yang ada diantara mereka. Dengan setting di sebuah perpustakaan, terdapat gambar Metroman dibelakang mereka.

c. Level Ideologi: Superhero membangun hubungan dengan wanita (heteroseksual), sebagai satu hal yang membangun maskulinitas. Terlihat dalam setiap film superhero, ia pasti memiliki kekasih atau dekat dengan seorang wanita sebagai bentuk dari maskulinitasnya.

94 Universitas Kristen Petra

4.2.4.2. Jatuh Cinta Di bawah ini, peneliti akan membahas secara detail mengenai setiap scene/ gambar/ adegan yang membahas mengenai Superhero yang sedang jatuh cinta berdasarkan kode-kode John Fiske.

Gambar 1 Kedekatan Bernard (Megamind) dan Roxanne ketika saling memandang di taman, berciuman di kafe dan saling berpelukan

a. Level Realitas: Roxanne dan Bernard (Megamind) dengan posisi berbaring bersama di suatu taman, di siang hari, dengan mata saling memandang dan tubuh mendekat satu dengan yang lainnya. Gambar lainnya memperlihatkan Megamind dan Roxanne yang tampak sedang berada di sebuah cafe dan terlihat sedang asyik berciuman. Roxanne memakai gaun sexy berwarna ungu mengisyaratkan kalau mereka sedang kencan. Roxanne memeluk Megamind dengan bahagia karena telah menyelamatkan Metro City, tampak wajah Megamind bahagia dan tenang.

b. Level Representasi: Megamind dan Roxanne saling memandang di sebuah taman di siang hari, menandakan ada rasa saling tertarik diantara mereka. Gambar diambil secara medium style, menunjukkan posisi berbaring mereka. Di gambar lain Megamind

95 Universitas Kristen Petra dan Roxanne sedang berciuman di sebuah cafe, penempatan gambar berada ditengah dengan angle close up. Cahaya di cafe pun redup, mendukung suasana romantis dan kedekatan mereka. Gambar berfokus pada dua sejoli ini yang sedang berciuman, sedangkan latar belakang dibuat blur. Gerakan di scene ini pun lambat menyesuaikan dengan pergerakan sepasang sejoli ini yang sedang berciuman dalam waktu yang lama. Di gambar terakhir gambar yang ditampilkan medium close up style, dan menunjukkan ekspresi Megamind yang tersenyum tenang disisi Roxanne dengan setting Metro City.

c. Level Ideologi: Dari gambar yang ada diatas, memperlihatkan kalau seorang Superhero pun bisa jatuh cinta. Superhero membangun hubungan dengan wanita (heteroseksual), sebagai satu hal yang membangun maskulinitas. Maskulinitas adalah imaji kejantanan, ketangkasan, keperkasaan, keberanian, untuk menantang bahaya, keuletan, keteguhan hati, hingga keringat yang menetes, otot laki-laki yang menyembul atau bagian tubuh tertentu dari kekuatan daya tarik laki-laki yang terlihat secara ekstrinsik. Laki-laki cenderung direpresentasikan sebagai makhluk yang jantan, berotot, dan berkuasa, imaji erotis yang merepresentasikan maskulinitas laki-laki melalui penampakan fisik (Jiyantoro, 2010). Superhero jatuh cinta kepada wanita, dan terlihat ia juga manusia biasa karena memiliki kebutuhan untuk dicintai.

4.2.4.3. Putus Cinta Di bawah ini, peneliti akan membahas secara detail mengenai setiap scene/ gambar/ adegan yang membahas mengenai patah hati atau putus cinta Superhero berdasarkan kode-kode John Fiske.

96 Universitas Kristen Petra

Gambar 1 Roxanne merasa di permainkan karena penyamaran Megamind sebagai Bernard a. Level Realitas: Roxanne menggunakan dress berwarna ungu, dan rambut yang basah karena hujan. Tampak raut marah Roxanne karena identitas Megamind terbongkar. Roxanne merasa dipermainkan dan dibohongi oleh Megamind. Roxanne marah dan pergi meninggalkan Megamind, terlihat dari wajahnya yang mengerutkan dahi, muram dan terlihat sedih. Suasana saat itu, malam hari dan hujan sedang turun. b. Level Representasi: Gambar diambil secara close up, menunjukkan raut sedih Roxanne dan Megamind dari dekat. Dengan setting dijalan Metro City, didukung dengan setting keadaan kota dimalam hari mendukung suasana Megamind yang sedang putus cinta. c. Level Ideologi: Superhero pada umumnya mempunyai dua identitas. Hal ini dilakukan untuk menutupi identitas asli dari serangan orang jahat (http://www.calstatela.edu/faculty/sfischo/ClassicalHeroes.html). Hal ini biasa dilakukan Superhero dalam hubungan ataua relasinya dengan wanita. Tetapi dalam film ini, Roxanne sangat marah ketika Megamind membuka identitasnya. Ia merasa sedih karena dipermainkan. Megamind menutupi jati diri dan menyamar sebagai Bernard untuk mendekati Roxanne. Terlihat Megamind tidak memiliki kepercayaan diri, karena ia sadar bahwa dia adalah orang yang jahat dan semua orang takut dan menghindarinya.

4.2.5 Deskripsi level kode John Fiske dalam film Megamind kategori Karakter Karakter Superhero biasanya memiliki karakter berjiwa besar, hati yang baik, rela berkorban, dan mementingkan kepentingan sekitarnya. Berdasarkan observasi awal terhadap film ini dan kajian literature, peneliti menemukan beberapa sub kategori untuk menjelaskan dengan lebih detil mengenai kategori karakter.

97 Universitas Kristen Petra

Kategori karakter ini akan dibagi menjadi 3 sub kategori yaitu kejahatan, kebaikan dan kekonyolan.

4.2.5.1. Kejahatan Di bawah ini, peneliti akan membahas secara detail mengenai setiap scene/ gambar/ adegan yang membahas mengenai kejahatan Superhero berdasarkan kode-kode John Fiske.

Gambar 1 Gambar 2 Ulah Megamind membuat suasana sekolah yang dipenuhi gas biru dan wajah belepotan guru dan teman-teman

Gambar 3 Gambar 4 Aksi Megamind yang sedang menyamar dan bersembunyi di penjara, dan aksi Megamind yang sedang menyapa Roxanne Ritchie dengan misterius karena berhasil menculiknya

98 Universitas Kristen Petra

Gambar 5 Gambar 6 Roxanne Ritchie ditengah-tengah umpan buaya yang diberikan Megamind, dan ekspresi wajah Megamind ketika memerintahkan Minion untuk menembakkan sinar kematian

Gambar 7 Gambar 8 Ekspresi Megamind dan Minion yang gembira karena berhasil menguasai Metro City, dan ekspresi kekosongan Megamind diruangan kerjanya dengan semua hasil kejahatan yang telah ia raih

a. Level Realitas: Kejahatan Megamind dapat terlihat dari realitas yang terdapat di gambar pertama, keadaan bangunan sekolah saat itu dipenuhi oleh gas berwarna biru karena ulah Megamind. Terlihat bagaimana bangunan sekolah dari kejauhan, dan lingkungan disekitar sepi, tidak ada bangunan maupun aktivitas lain di sekeliling sekolah. Pada gambar ke 2 tampak wajah teman-teman Megamind, ibu guru dan Metroman yang belepotan karena gas biru hasil perbuatan Megamind. Gas biru tidak hanya mengenai wajah mereka, juga mengenai baju, dan bangunan sekolah.

99 Universitas Kristen Petra

Terlihat ekspresi marah, kesal dari teman-teman Megamind. Metroman menjulurkan lidah, seolah-olah mengejek Megamind. Kejahatan Megamind juga dapat terlihat pada gambar 3. Megamind sedang bersembunyi dibalik kursi penjara, terlihat senyum sinis mengembang di wajah Megamind ketika hendak melaksanakan aksinya. Megamind yang hendak kabur dari penjara ini, selalu memiliki banyak ide, ia juga sangat gesit melakukan aksinya. Gambar ke 4 menceritakan tentang Megamind yang menyandera Roxanne. Megamind duduk dikursi dan berhadapan dengan Roxanne, dengan tatapan sinis, misterius ia menyapa Roxanne sambil memegang robot otak di pangkuannya. Realitas dari gambar ke 5 menggambarkan Roxanne yang sedang berada di perangkap Megamind. Terlihat ia sedang berada ditengah-tengah jebakan buaya, yang siap menerkamnya. Dengan posisi duduk dan diikat di sebuah kursi, Roxanne tidak takut, hanya duduk dan memandang kearah buaya-buaya tersebut. Roxanne merasa bosan dengan jebakan ini karena jebakan tersebut sudah terlalu sering digunakan Megamind. Gambar ke 6 juga patut untuk dikaji. Scene ini menceritakan mengenai Megamind yang akan memusnahkan Metroman menggunakan sinar kematian. Megamind memerintahkan Minion untuk menyiapkan sinar kematian untuk membunuh Metroman didukung dengan wajah dan ekspresi tersenyum puas dan sinis. Dilain sisi, Roxanne kebingungan, kaget dan takut akan perintah Megamind (gambar 6). Kejahatan Megamind juga tampak dari gambar ketika ia dan Minion merayakan kemenangannya atas keberhasilannya membunuh Metroman. Pada gambar 7, terpancar wajah bahagia, ceria, senang Megamind atas kemenangannya. Mereka tampak saling melemparkan karung berisi uang hasil curian mereka. Pada gambar ke 8 terlihat Megamind yang memakai baju kebanggaannya, yang berwarna hitam, ketat dan berduri sedang duduk di meja kerjanya. Meja tersebut dipenuhi oleh uang, hal ini menunjukkan keberhasilan yang telah didapatkan Megamind. Tetapi hal ini tidak dapat mengobati rasa kosong yang ada dihati Megamind.

100 Universitas Kristen Petra

b. Level Representasi Representasi dari gambar 1 diambil secara long shot style, sehingga memperlihatkan bangunan sekolah secara utuh dan keadaan lingkungan sekolah yang sepi. Cerahnya cuaca di pagi hari, didominasi oleh warna biru dan hijau. Dari gambar ini terlihat efek asap berwarna biru yang mengepul bangunan sekolah. Musik yang mengiringi adegan ini adalah musik rock. Sedangkan gambar ke 2 mengambil setting di sekolah, saat itu teman-teman dan ibu guru berada didalam ruangan untuk berlindung, sedangkan Metroman berada diluar ruangan. Gambar diambil secara medium, memperlihatkan gedung sekolah dan wajah teman-teman yang terkena gas biru. Dari kode animasi, efek dari scene ini adalah asap berwarna biru. Pada gambar ke 3 representasi terlihat dari aksi Megamind yang menyamar dan bersembunyi dibalik kursi. Setting berada di sel tempat Megamind ditahan, scene diambil secara medium shoot, memperlihatkan ekspresi Megamind dan kedua petugas penjara yang sedang menggendong Megamind palsu. Terlihat aksi Megamind yang sedang menyamar di balik kursi, dengan ekspresi senyum. Representasi juga tergambar pada gambar ke 4, ketika Megamind menyapa Roxanne. Setting diambil di ruang kerja Megamind, dan memiliki pencahayaaan yang kurang. Digambarkan suasana saat itu gelap, mendukung sifat misterius yang dimiliki Megamind. Gambar ini diambil secara medium shot, memperlihatkan Megamind yang sedang duduk, Roxanne dan latar belakang ruang kerja Megamind yang dipenuhi oleh alat-alat canggih. Ruang kerja Megamind didominasi oleh warna hitam. Gambar mengenai perangkap Megamind juga menarik untuk dibahas. Dari gambar 5 tampak buaya-buaya buas yang sedang lapar dan seolah-olah siap untuk menerkam Roxanne. Gambar 5 ini diambil secara long shot memperlihatkan posisi Roxanne dan buaya-buaya buas yang sedang menantinya. Didukung dengan suara backsound buaya liar yang lapar. Setting berada diruang kerja Megamind. Gerakan di scene ini cepat, menyesuaikan pergerakan buaya. Begitu pula pada gambar ke 6 menunjukkan aksi Megamind ketika hendak memusnahkan lawannya Metroman. Setting saat itu berada di sebuah gudang tua tempat persembunyian

101 Universitas Kristen Petra

Megamind. Gambar diambil secara close up, menunjukkan wajah Megamind yang tersenyum sinis dan ekspresi Roxanne. Representasi kejahatan juga dapat terlihat pada gambar 7 dan 8. Di gambar ke 7, gambar diambil secara medium, menunjukkan ekpresi Megamind dan Minion yang sedang bermain. Dengan setting dibelakang sebuah bank yang megah. Tampak tidak ada orang lain disekeliling mereka, menunjukkan bahwa Megamind dan Minon yang menguasai bank dan lingkungan tersebut. Sedangkan pada gambar ke 8 gambar diambil secara full shot, menunjukkan uang bertumpuk- tumpuk yang dimiliki Megamind hasil curiannya, emas batangan, dan benda lainnya. Gambar ini didukung dengan setting pencahayaan yang redup, mendukung situasi hati Megamind yang sedang merasa kesepian dan bosan.

c. Level Ideologi: Superhero mempunyai karakter sebagai seorang yang melayani dan mengorbankan diri. Membenarkan yang salah dan menegakkan keadilan (http://orias.berkeley.edu/hero/JourneyStages.pdf). Tetapi di film ini, Superhero yang ditampilkan bukan seorang yang baik, melainkan sosok jahat yang menjadi penganggu kota. Terlihat Megamind yang mengambil keputusan untuk menjadi penjahat dan mengacaukan seluruh Metro City. Ketika aksi jahat Megamind dimulai, selalu diiringi dengan music rock dan pop. Musik rock pada awalnya terbentuk sebagai pemberontakan dari musik klasik yang penuh dengan aturan nada, dengan musik rock siapapun bisa bebas mengekspresikan perasaannya. Musik telah menjadi bagian integral dari penggarapan sebuah film. Para produsen film memberikan perhatian terhadap musik dalam film karena musik merupakan seni yang otonom dan mempunyai nilai musikalitas. Selain itu, musik dipergunakan oleh produsen film untuk memperoleh keuntungan sebab penggunaan musik dalam film tidak lepas dari adanya spekulasi pada sifat-sifat mempengaruhi penonton. (Pasaribu, 1955) musik dalam film berupa tanda ikonis dapat memperkuat kesan yang telah ditimbulkan dalam adegan suatu film. Menurut Osmond Smith, pembangkitan emosi, melalui musik sebagai proses yang secara bawah sadar bersifat ikonis. (Noth, 2006). Fungsi background musik adalah menambah informasi, menekankan adegan yang membutuhkan emosi, dan

102 Universitas Kristen Petra memberikan efek dramatis (Herman,1952). Musik sebagai sebuah ilustrasi, yakni musik memberikan suasana dan memiliki fungsi psikologis ataupun imitatif (Pasaribu, 1955, p103). Musik juga mendukung emosi dan perasaan yang diselaraskan sedemikian rupa sehingga memberi ruang untuk musik itu sendiri dan gambar visual yang dilihat mata. Musik sangat berpengaruh di film ini, terlihat setiap aksi Megamind melawan musuh, lagu rock dan pop akan mengiringnya. Lagu rock sendiri menandakan kebebasan dan keberontakan, mewakili bagaimana jiwa Megamind. Seperti lagu pop yang menjadi soundtrack film ini antara lain lagu “Bad” yang dinyanyikan oleh Michael Jackson, lagu “"A Little Less Conversation” oleh Elvis Presley. Dreamworks berhasil untuk menciptakan karakter Superhero yang memiliki dua karakter sekaligus yaitu jahat dan baik.

4.2.5.2. Kebaikan Di bawah ini, peneliti akan membahas secara detail mengenai setiap scene/ gambar/ adegan yang membahas mengenai kebaikan Superhero berdasarkan kode-kode John Fiske.

Gambar 1 Gambar 2 Wajah Megamind yang memohon kepada Metroman untuk kembali menyelamatkan Metro City

103 Universitas Kristen Petra

Gambar 3 Gambar 4 Megamind yang sedang menyelamatkan Roxanne dari incaran Titan, dan Megamind yang terkulai lemah di tanah

a. Level Realitas: Realitas pada gambar 1 menunjukkan Megamind, dan Roxanne sedang berbincang ke Metroman mengenai masa depan Metro City. Megamind saat itu menggunakan jubah putih milik Metroman. Tampak ekspresi Megamind yang sedih, bingung terhadap keadaan Metro City. Sedangkan pada gambar ke 2 tampak Megamind sedang memohon kepada Metroman untuk kembali menjadi Superhero Metro City. Tampak raut dan ekspresi memohon di wajah Megamind, Megamind terlihat mengerutkan dahi. Cara berbicara Megamind juga pelan, lambat. Seolah-olah pasrah dengan keadaan ini. Pada gambar ke 3 dan ke 4, tampak Megamind sedang menolong dan menyelamatkan Roxanne dari serangan Titan, saat itu keadaan kota sedang kacau karena ulah Titan. Megamind tampak membonceng Roxanne di motor terbangnya, terlihat ekspresi wajah yang panik, serius. Sedangkan pada gambar ke 4, Megamind terlihat sedang tergulai lemah tak berdaya di lantai karena tertusuk benda tajam. Dari level realitas ini dapat terlihat bagaimana kebaikan hati, dan pengorbanan yang dilakukan seorang Megamind.

b. Level Representasi Representasi yang mengambarkan kebaikan superhero dapat terlihat pada gambar 1, gambar ini diambil secara medium, sehingga memperlihatkan ekspresi Megamind dan Roxanne saat itu. Dengan setting berada di tempat persembunyian

104 Universitas Kristen Petra

Metroman, tampak pencahayaan saat itu terang. Ruangan didominasi oleh warna putih. Pada gambar ke 2 diambil secara close up style, memperlihatkan ekspresi memohon Megamind dari dekat. Potongan dialog Megamind ke Metroman “Kami membutuhkan bantuanmu, kembali lah” hal ini menunjukkan bahwa Megamind sangat memohon kehadiran Metroman. Gambar berfokus pada raut muka dan ekspresi Megamind yang sedang memohon. Pergerakan di scene ini juga lambat, sehingga penonton dapat menyaksikan adegan ini dengan seksama. Representasi pada gambar 3 menunjukkan bahwa gambar diambil secara medium style. Dari gambar tersebut kita bisa melihat raut wajah Megamind dan Roxanne yang sedang kebingungan terhadap kondisi kota. Dengan latar belakang kota Metro City di siang hari yang cerah, bisa dilihat dari bangunan-bangunan tinggi modern yang mendominasi Metro City. Sedangkan pada gambar ke 4, merepresentasikan Megamind yang rela mati untuk Metro City, tampak Megamind yang sedang tergolek lemah. Gambar ini diambil secara medium, menunjukkan suasana di sekitar sepi, seolah-olah seperti kota mati. Hal menunjukkan habisnya kota itu karena ulah Titan.

c. Level Ideologi: Hero berarti “a civilian who voluntarily risk his or her own life, knowingly, to an extraordinary degree while saving or attempting to save the live of another person (seseorang yang dengan sukarela dan sadar mengambil resiko terhadap hidupnya sendiri untuk menyelamatkan orang lain)” (Gibson, et all, 2007: 73 dalam www.proquest.com/pqdauto). Di film ini, Megamind memiliki 2 karakter. Ada sisi baik dan ada sisi jahat. Sisi baik Megamind muncul ketika melihat keadaan kota hancur karena ulah Titan, dan Metroman tidak mau kembali menjadi Superhero. Melihat realita tersebut, membuat Megamind mengambil keputusan menjadi orang baik. Di film ini tampak bahwa orang jahat juga bisa menjadi orang baik, terlihat Megamind berkorban dan menyelamatkan Metro City.

105 Universitas Kristen Petra

4.2.5.3. Kekonyolan Seorang Superhero pada umumnya memiliki karakter pendiam, cool, tidak banyak bicara dan penyendiri (loner). Seorang Superhero hanya berbicara seperlunya, ia mengkomunikasikan melalui tindakan, bukan perkataan. Ia juga tidak memiliki selera humor, ia tidak pernah bergurau (Jiyantoro, 2010). Di bawah ini, peneliti akan membahas secara detail mengenai setiap scene/ gambar/ adegan yang membahas mengenai kekonyolan Superhero berdasarkan kode-kode John Fiske.

Gambar 1 Gambar 2 Ekspresi kekonyolan Megamind ketika digigit oleh robot otak dan ekpresi kesakitan karena laba-laba yang menempel dimata

Gambar 3 Gambar 4 Ekspresi canggung Megamind ketika sedang memerintah Minion untuk menembakkan sinar kematian, tetapi alat tersebut masih pemanasan

106 Universitas Kristen Petra

G

Gambar 5 Gesture Megamind yang bersembunyi di balik jubah sehabis wawancara

Gambar 6 Gambar 7 Kekonyolan Megamind menyebut jendela sebagai monitor dan mengajak berbicara sebuah boneka plastik

Gambar 8 Megamind dan baju tidurnya ketika sedang curhat dengan patung Metroman

107 Universitas Kristen Petra

Gambar 9 Gambar 10 Megamind yang sedang mengangkat telepon dan ekspresi konyolnya melihat kedatangan Roxanne Ritchie menuju tempat persembunyiannya

Gambar 11 Megamind yang sedang asyik bermain mobil-mobilan ketika menunggu Titan, lawannya datang a. Level Realitas: Realitas pada gambar pertama menunjukkan ekspresi Megamind yang kaget, dan kesakitan ketika laba-laba tiba-tiba menyerang matanya. Scene ini bercerita tentang Megamind yang sedang menyandera Roxanne, saat itu Megamind mengeluarkan semua perangkap sehingga membuat Roxanne takut. Tetapi laba- laba tersebut tidak menyerang Roxanne melainkan Megamind. Pada gambar ke 2 tampak ekspresi kesakitan Megamind ketika digigit oleh robot otak. Raut muka Megamind tampak sedang menahan kesakitan, dengan menutup mulut, dan mata melotot. Megamind berdiri di samping Minion sahabatnya, dengan menggunakan baju kebanggaannya, berwarna hitam, ketat dan berduri. Gambar ke 3 menceritakan mengenai Megamind yang sedang berbicara kepada Metroman dan semua warga Metro City melalui sebuah layar. Saat itu Megamind hendak menembakkan serangan sinar matahari ke Metroman, tetapi

108 Universitas Kristen Petra harus tertunda karena alat tersebut harus mengalami pemanasan terlebih dahulu. Terlihat wajah Megamind yang awalnya menantang, menyeramkan, sekarang berubah menjadi malu dan tidak dapat berkata apa-apa. Dengan menggunakan kostum favoritnya, ekspresi wajah Megamind tampak seolah-olah tersenyum paksa. Terlihat raut Megamind yang konyol. Realitas di gambar 4, tampak Megamind sedang kebingungan terhadap mesin pemanas matahari yang tak kunjung berfungsi. Minion yang sedang berada di depan komputer menunjukkan kepada Megamind bahwa alat ini sedang mengalami pemanasan. Tampak wajah Megamind yang terlihat bingung, panik karena kekonyolan ini. Begitupula pada gambar ke 5, menceritakan tentang wawancara pertama Megamind terhadap media dan rakyat Metro City setelah berhasil menaklukkan Metroman. setelah menjawab beberapa pertanyaan dari awak media, Megamind bergegas masuk ke dalam museum. Dengan menggunakan jubahnya, Megamind berjalan mundur menutupi dirinya dan segera masuk kedalam museum. Minion yang sedang memegang tape juga masuk kedalam museum. Realitas dari gambar ke 6 tampak Megamind sedang berdiri diatas meja kerja dan sedang kagum dengan jendela besar dan megah dihadapannya. Tampaknya Megamind tidak tahu nama benda yang ada didepannya. Megamind dengan gagah berdiri dan membuka kedua tangannya menghadap jendela tersebut. Kekonyolan Megamind juga terlihat dari gambar ke 7, tampak Megamind yang sedang bosan, terlihat serius sedang curhat ke boneka plastik yang ada dihadapannya. Tampak seolah-olah boneka tersebut mengerti akan kekosongan dan perasaan Megamind. Gambar lain yang menunjukkan kekonyolan Megamind, terdapat pada gambar ke 8. Di gambar ini Megamind tampil berbeda, karena ia tidak menggunakan pakaian atau kostum kebanggannya. Di scene ini terlihat Megamind sedang memakai baju tidur berwarna biru dengan motif segitiga warna-warni, sambil membawa bunga berwarna kuning. Megamind dengan raut muka sedih dan penuh penyesalan menuju ke patung metroman dan seakan-akan curhat akan perasaannya setelah berhasil membunuhnya. Gambar ke 9, menunjukkan kekonyolan Megamind yang lain. Di gambar ini, Megamind tidak tahu bunyi handphone dan tidak tau bagaimana cara menjawab telepon. Megamind

109 Universitas Kristen Petra tampaknya tidak tau menggunakan handphone, terlihat dari cara Megamind memegang handphone untuk menjawab telepon. Megamind pun menoleh ke arah Minion untuk menanyakan hal ini. Tampak ekspresi bingung, dan gesture Megamind agak sedikit menunduk, memperlihatkan ia menjawab telepon dengan hati-hati. Pada gambar ke 10, menceritakan mengenai Roxanne yang telah mengetahui tempat persembunyian Megamind. Tampak ekspresi Megamind yang kaget, bingung, panik, dengan mata melotot, ketika mengetahui hal tersebut. Megamind terlihat masih menggunakan kacamata dan penutup kepala karena baru saja menyelesaikan membuat DNA Superhero. Berdasarkan gambar terakhir, Megamind di dalam robot andalannya sedang menunggu kehadiran Titan, sang Superhero baru. Berjalannya waktu, Titan tak kunjung datang. Membuat Megamind bosan menunggu sehingga membuat Megamind bermain-main dengan mobil yang ada dihadapannya. Mobil tersebut digerakkan kesana-kemari dan dimasukkan ke dalam kolam. Terlihat keadaan disekitar sepi, tidak ada orang.

b. Level Representasi Gambar pertama diambil secara close up style, menunjukkan wajah dan ekspresi Megamind dari dekat, memperlihatkan kekonyolan yang dilakukan Megamind. Dengan setting di ruang kerja Megamind, pencahayaan di sekeliling Megamind saat itu cenderung lebih gelap. Representasi lain juga terdapat di gambar ke 2 yang diambil secara close up. Hal ini menunjukkan secara jelas wajah Megamind yang terlihat sedang kaget dan kesakitan karena ulah robot otak. Robot otak disini juga terlihat jelas dan dekat. Suara yang melatar belakangi scene ini adalah suara khas robot otak, diiringi dengan jeritan kesakitan Megamind. Pada gambar ke 3, representasi yang terlihat adalah Megamind terlihat bodoh dan konyol di depan Metroman dan rakyat Metro City. Gambar yang diambil secara medium style, memperlihatkan gesture Megamind yang sedang berdiri sambil mengangkat tangannya seolah-olah sedang menyuruh Minion untuk menembakkan sinar matahari. Pencahayaan yang ada saat itu, gelap mendukung karater Megamind yang jahat. Saat itu, Megamind sedang berkonflik dengan Metroman. Kekonyolan lain juga direpresentasikan pada gambar ke 4. Di scene

110 Universitas Kristen Petra yang diambil secara close up style ini, menunjukkan ekspresi Megamind yang tampak bingung, juga menunjukkan Minion dan perangkat computer yang ada di hadapan mereka. Tampak cahaya yang berasal dari layar komputer menunjukkan proses loading/ pemanasan alat tersebut. Gambar ke 5 juga menunjukkan kekonyolan yang dilakukan Megamind. Gambar yang diambil secara medium ini menunjukkan gesture dan pergerakan Megamind yang berjalan mundur dan sambil menutupi wajahnya. Hal ini memancing gelak tawa penonton, karena sangat jarang seorang Superhero terlihat konyol dan bodoh dihadapan banyak orang. Selain itu juga menunjukkan bahwa Megamind adalah seorang yang pemalu. Musik yang mengiringi scene ini pada awalnya adalah musik rock, menunjukkan kebebasan dan kebahagiaan Megamind karena berhasil membunuh musuhnya. Didukung dengan wajah yang seram, diiringi musik rock, Megamind digambarkan seolah-olah tampak misterius dan jahat. Hal ini dalam sekejap mengubah pandangan penonton dari sisi jahat dan gelap berubah menjadi sisi konyol. Pada gambar ke 6 kekonyolan juga terlihat ketika Megamind menyebut jendela sebagai sebuah monitor besar. Gambar ini diambil secara full shot, memperlihatkan megahnya ruangan dan besarnya jendela tersebut. Dengan setting di ruang kerja Megamind yang berwarna putih bersih, dan pencahayaan terang. Gambar ke 7 juga memperlihatkan sisi konyol dari Megamind. Gambar yang diambil secara close up style, menunjukkan wajah Megamind yang serius dan boneka yang ada dihadapannya. Dengan setting atau latar berada di ruangan kerja Megamind, cahaya yang ada saat itu redup, karena menunjukkan sore hari dan mendukung situasi hati Megamind yang sedang kesepian. Representasi lain juga terlihat pada gambar 8, gambar yang diambil secara medium style, menunjukkan ekspresi Megamind dengan latar cahaya malam kota metro. Saat itu Megamind sedang curhat kepada patung Metroman. Sisi konyol yang terlihat saat Megamind menggunakan pakaian tidur sedang curhat kepada patung dan menyatakan bahwa dirinya merasa bersalah membunuh Metroman serta merasa kesepian. Di gambar 9, gambar diambil secara close up style dengan setting berada di tempat kerja Megamind. Saat itu Megamind sedang bekerja meracik DNA Superhero sehingga pencahayaan disekeliling ruangan itu gelap.

111 Universitas Kristen Petra

Kekonyolan ini terjadi ketika Megamind mengangkat telepon dengan kata “ollo” kemudian Minion membenarkan dengan mengucapkan kata “hallo”. Representasi yang terdapat di gambar 10 menunjukkan ekspresi konyol yang ditampilkan Megamind ketika Roxanne mengetahui tempat persembunyiannya. Gambar diambil secara close up style, menonjolkan pada ekspresi kaget Megamind. Selain itu dalam gambar terakhir (11) menunjukkan perbuatan Megamind yang tampak konyol dan kekanak-kanakan. Gambar yang diambil secara Extreme long shot style ini menunjukkan dengan jelas kelakuan Megamind yang sedang bosan dan asyik bermain mobil, dengan latar belakang megahnya museum dan bangunan tinggi yang berada di Metro City. Cahaya saat itu terang menunjukkan cerahnya Metro City di pagi hari.

d. Level Ideologi: Seorang superhero pada umumnya, ditampilkan lonely, cool, tidak banyak bicara. Kita bisa lihat contoh-contoh serupa seperti Superman, Spiderman (Jiyantoro, 2010). Tetapi berbeda dengan penggambaran Megamind di film ini. Superhero yang ditampilkan sering menunjukkan perbuatan yang lucu dan konyol. Hal ini serupa dengan penggambaran Superhero lain ciptaan Dreamworks, yaitu Kungfu Panda. Kungfu panda juga memiliki karakter yang cerewet, dan bersifat konyol.

4.3 Interpretasi Data Penelusuran temuan data dan hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa kebaruan dalam penggambaran tokoh Superhero dalam film ini. Melalui penelitian ini, peneliti menangkap beberapa hal menarik dalam konteks pop culture. Pop culture atau budaya pop adalah budaya yang menyenangkan dan disukai banyak orang. Kepraktisan, pragmatisme, keinstanan, mudah dicerna dan dikonsumsi serta berasal dari sesuatu yang sederhana di masyarakat adalah beberapa ciri dari budaya populer. Budaya popular juga diangkat karena sesuatu yang dianggap menyimpang namun karena keunikannya diadopsi oleh masyarakat yang jenuh dengan apa yang sudah ada dan biasa. Disini, media, baik cetak atau elektronik, menjadi salah satu ujung tombak public relation untuk menerjemahkan

112 Universitas Kristen Petra budaya pop ala MTV langsung ke jantung peradaban masyarakat itu (Fertobhades, 2006). Budaya popular di buat dan dipasarkan secara massa untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Beberapa hal menarik dalam konteks pop culture di film ini ditunjukkan melalui beberapa kategori mengenai Superhero yang telah peneliti analisis, misalnya dalam kategori kepintaran salah satunya ditunjukkan dalam scene ketika Megamind menciptakan DNA Superhero. Superhero tidak lagi membutuhkan proses untuk menjadi Superhero, dengan cara yang instan siapa saja dapat menjadi Superhero. Begitu juga dengan alat-alat yang digunakan Megamind untuk melawan musuh. Megamind tidak mempunyai kekuatan alami, melainkan bergantung pada alat-alat canggihnya yang praktis untuk melawan musuhnya. Pada kategori penampilan, Superhero yang ditampilkan dengan wajah yang buruk ini menunjukkan sesuatu yang baru, yang berbeda dari penampilan tokoh Superhero pada umumnya. Hal lainnya, terlihat dari pemilihan musik dan penyanyi rock dalam film ini. Salah satu soundtrack film ini adalah lagu yang dinyanyikan oleh king of pop, Michael Jackson. Hal ini menunjukkan pop culture yang disuguhkan film ini dalam hal musik. Ada beberapa hal dari tahap analisis yang ditemukan menarik untuk diinterpretasi. Dari kategori latar belakang, Superhero pada umumnya diutus oleh sender, mempunyai penolong atau helper dan diasuh oleh orang tua angkat. Berbeda dengan film pada umumnya, Megamind tidak memiliki helper atau mentor yang memotivasi dan melatihnya selama perjalanan pertualangannya, ia hanya memiliki sahabat dalam wujud ikan (Minion) yang menemaninya sejak kecil. Megamind juga tidak memiliki orang tua angkat, ia dibesarkan dan bertumbuh di sebuah penjara. Keadaan lingkungan menolak dan mengucilkannya, sehingga membuat Megamind mengambil keputusan untuk menjadi seorang yang jahat. Superhero di film ini mempunyai sifat kemanusiaan, ia butuh dihargai dan dikasihi. Dreamworks sedang menciptakan atau mendobrak ideologi lama mengenai latar belakang Superhero. Dalam film ini Superhero digambarkan dalam kondisi di dalam penjara dengan orang-orang yang nota bene mengajarkan hal-hal yang negatif, seperti mengajarkan tentang mencuri, dll. Gejala pop culture yang ada pada kategori ini terlihat dari latar belakang Superhero yang dibesarkan di penjara. Dengan demikian, produsen film tampak tengah berupaya untuk

113 Universitas Kristen Petra menunjukkan hal yang baru atas latar belakang seorang Superhero. Jika pada umumnya Superhero berasal dari keluarga baik-baik dan harmonis, film ini menampilkan sebaliknya. Secara prinsip pararel, pada kategori ilmu dan kekuatan Superhero, pada umumnya seorang Superhero memiliki kekuatan super, alami dan supranatural yang ia dapatkan, selain itu Superhero memiliki kecerdasan atau intelejensi yang tinggi. Tetapi di film ini, ada penemuan yang menarik. Superhero (Megamind) tidak memiliki kekuatan super seperti yang dimiliki Superhero pada umumnya, seperti kemampuan terbang, kekuatan yang tidak pernah habis, dapat berjalan di air, memiliki sinar di mata, dapat mengangkat beban yang berat, dll. Ia sangat bergantung pada alat-alat canggih dan modern yang ia miliki. Sementara, kecerdasan Megamind dibuktikan dengan kemampuannya menciptakan DNA Superhero. Pada kategori ini terlihat bahwa seorang Superhero diciptakan dengan instan tanpa melawati proses, dari seorang yang jahat menjadi seorang yang baik. Segala sesuatu dapat dilakukan dengan instan dengan alat yang canggih. Budaya instan seperti yang diadaptasi oleh pop culture, yaitu kepraktisan dan keinstanan diadaptasi dengan halus dalam kategori ilmu dan kekuatan Superhero ini. Dalam prinsip pararel yang lain mengenai kategori penampilan, Superhero pada umumnya ditampilkan dengan wajah tampan, berbadan kekar, berkulit putih, dan disukai semua orang. Tetapi sosok Superhero di film ini, jauh dibawah rata- rata kriteria seorang Superhero. Wajah Megamind yang ditampilkan adalah sosok ugly, jelek, berbadan biru, memiliki kepala besar, berbadan biru, dan berbadan kurus. Secara fisik, Megamind bukan contoh Superhero yang ideal. Ia bahkan lebih cocok menjadi penjahat karena wajahnya yang buruk dan seram. Kostum Megamind pun mendukung wajahnya yang buruk, kostum yang digunakan adalah dominan berwarna hitam dan berduri. Pop culture (budaya popular) sesungguhnya berasal dari sesuatu yang sederhana di masyarakat. Sesuatu yang dianggap menyimpang namun karena keunikannya diadopsi oleh masyarakat yang jenuh dengan apa yang sudah ada dan biasa (Vidyarini, 2008). Seperti dalam film ini, sosok Superhero yang umumnya baik hati, tampan dan dipuja-puja banyak orang merupakan suatu standar umum dan biasa di masyarakat. Tetapi Megamind muncul dengan sosok yang baru. Dreamworks berhasil mendobrak sosok

114 Universitas Kristen Petra

Superhero dengan sosok baru yang ugly dan jahat. Dengan menggunakan media, pemilik modal atau kapitalis berkolaborasi untuk memasarkan sosok Megamind secara massa, dan mendapatkan keuntungan melalui film tersebut. Gejala pop culture juga terlihat dalam kostum Megamind yang didominasi oleh warna hitam. Produsen film berusaha untuk menabrak/mendobrak anggapan bahwa baju berwarna hitam yang dipakai pada saat berkabung, mempunyai reputasi buruk, merupakan warna yang dipakai oleh para penjahat di film, melambangkan duka dan murung menjadi kostum seorang Superhero dan menunjukkan kehebatan Superhero. Temuan lainnya, yakni dalam kategori hubungan dengan wanita. Megamind sama seperti cerita Superhero pada umumnya yang terlibat cinta dengan seorang wanita. Hal ini ditunjukkan untuk memperlihatkan sisi maskulin yang ada didalam diri Megamind. Sedangkan pada kategori karakter, film Superhero pada umumnya menampilkan sosok Superhero yang baik hati, penolong, pembasmi kejahatan, rela berkorban, dan disukai banyak orang. Superhero pada umumnya juga memiliki karakter pendiam, cool. Tetapi di film ini, Megamind memiliki 3 karakter, yaitu ia memiliki kejahatan, kebaikan serta kekonyolan (melakukan hal yang bodoh dan lucu) dalam dirinya. Kejahatan Megamind tampak ketika ia merasa dikucilkan oleh lingkungan, dan memutuskan untuk menjadi seorang yang jahat. Sifat baiknya terpancar ketika Superhero buatannya berubah menjadi jahat dan tidak ada yang mampu mengatasinya. Kebaikan Megamind juga terpancar ketika Metro City menjadi kota tanpa pahlawan, dan Titan berusaha merusak dan menghancurkan Metro City. Selain itu, ia juga memiliki kekonyolan dalam dirinya, banyak gambar/ scene yang menunjukkan kekonyolan Megamind. Superhero pada umumnya digambarkan sebagai sosok yang dingin, tidak banyak bicara. Sedangkan Megamind sering melakukan hal-hal konyol. Jadi dari film ini Dreamworks mencoba menampilkan sosok Superhero dengan latar belakang dibesarkan dipenjara, tidak memiliki kekuatan super, memiliki wajah yang ugly dan bertubuh kurus serta memiliki sifat jahat dan konyol. Dreamworks berusaha mendobrak cerita Superhero pada umumnya, untuk melekatkan nilai lebih pada produknya. Seperti yang dikatakan oleh Piliang 1999, kapitalisme hayalah memproduksi ulang dengan berbagai variasi yang berbeda

115 Universitas Kristen Petra untuk kemudian dijual kembali kepada khalayak. Dalam arti diproduksi dan direproduksi untuk mencari nilai lebih dari nilai tukar (exchange-value). Pada dasarnya film Megamind mirip dengan film Superhero pada umumnya, misalnya Superhero yang menggunakan alat bantu untuk melawan musuh, memiliki kepintaran, memiliki hubungan dengan wanita. Tetapi, oleh perusahaan film ini ingin memolesnya dengan ide-ide yang baru, bervariasi untuk kemudian dijual kembali. Kemudian produk yang diproduksi dan dilemparkan kepada khalayak, dan menjadi budaya massa atau budaya populer yang sangat menjanjikan peluang pelipat gandaan kapital dari budaya populer itu sendiri (Piliang, 1999: 33). Pop culture membutuhkan sebuah industri untuk membuat produknya dikenal khalayak dan menjadi popular, disinilah peranan cultural industry atau industry budaya. Cultural industry sebutan untuk industrialisasi dan komersialisasi budaya dibawah hubungan produksi kapitalis. Industri budaya (cultural industry) memastikan apakah hal-hal tersebut dapat dijual dan laku di pasar atau tidak (Garnham, 1990; Sussman, 1997; Mosco, 2009). Senada dengan Garnham, Fiske mengurai bahwa industri budaya memproduksi “repetoir” barang-barang ataupun jasa dengan harapan menarik khalayak dan menyertakan khalayak sebagai konsumen komoditas tersebut (Storey, 2007: 32). Merujuk pada pendapatnya Gerald Sussman (1997), hal ini merupakan sebuah industri baru yang melakukan komodifikasi terhadap segala sesuatu (Sussman, 1997: 34-35). Dalam tesisnya Theodor Adorno dan Max Horkheimer mengenai cultural industry, mereka menyebut bahwa atas nama kepentingan khalayak, industri kapitalis (perusahaan produksi film) telah menggerakkan massa dengan keinginan dan kebutuhan palsu. Menurut mereka, ada 3 karakter yang dapat mengidentifikasi suatu budaya pop atau pop culture yaitu: standarisasi, budaya massa, dan komodifikasi. Melalui film Megamind tampak Dreamworks menciptakan karakter baru mengenai Superhero yang jahat, jelek (ugly). Tidak hanya film Megamind, Dreamworks telah menghasilkan film serupa diantaranya ialah Shrek, Shrek adalah seorang ogre3 buruk rupa berwarna hijau yang menyelamatkan putri Fiona

3 Ogre adalah seorang monster yang berbadan besar, mengerikan biasanya ditampilkan dalam cerita fiksi. Raksasa yang sering digambarkan memiliki kepala besar, rambut dan

116 Universitas Kristen Petra yang cantik. Tetapi ketika malam tiba, putri Fiona berubah menjadi buruk rupa, karena kutukan yang dialaminya sejak kecil. Shrek dan Fiona pun saling jatuh cinta, tetapi ciuman mereka tidak mampu mematahkan kutukan Fiona. Ia tetap menjadi jelek, dan Shrek tetap mencintainya dan hidup bahagia bersama Fiona. Film buatan Dreamworks ini (Shrek) sangat laris di pasaran, dan terbukti film ini adalah film animasi pertama yang mendapatkan yang memenangkan Academy Award untuk fitur film animasi terbaik. Film lainnya adalah Kung fu Panda, film ini mengisahkan mengenai seorang panda gemuk (Po), anak seorang penjual mie. Po sangat mengidolakan Furious Five dan sangat bercita-cita dapat menjadi master kung fu. Dengan tubuhnya yang gendut, ia berhasil mencapai cita-citanya menjadi seorang dragon warrior dan menyelamatkan kota. Dari film ini, tampak secara fisik pemeran utama dan karakter yang diciptakan Dreamworks memiliki wajah dan bentuk tubuh yang tidak sesuai dengan karakter Superhero ideal, seperti yang disebutkan oleh (Jiyantoro, 2010) karakter superhero ideal memiliki tubuh yang kekar, berotot, berwajah tampan, dan memiliki kebaikan hati. Shrek seorang monster dan memiliki wajah yang buruk, dan Po panda gendut yang tidak ideal sebagai seorang master kungfu. Tetapi Dreamworks menciptakan masing-masing karakter dengan kelebihannya yaitu mereka memiliki kebaikan hati dan inner peace, sehingga wajah buruk dan jelek tidak menentukan seseorang untuk bahagia, tidak seperti film-film dongeng pada umumnya. Hal ini menunjukkan bahwa Dreamworks sedang berupaya mendobrak budaya massa mengenai tokoh Superhero dengan meninggalkan karakter Superhero pada cerita dongeng umumnya. Sejak kemunculan Shrek di tahun 2001, Dreamworks di cap sebagai studio dengan reputasi pendobrak cerita dongeng. Dreamworks mulai meninggalkan cerita-cerita dongeng, dan membuat ide yang fresh dan unik. Seorang pangeran, Superhero tidak harus tampan seperti yang diceritakan dongeng dijaman dahulu, tetapi mereka memiliki kebaikan dan kemurahan hati (http://www.cinemablend.com/new/5-Ways-Dreamworks- Animation-Is-Better-Than-Pixar-17735.html). jenggot yang melimpah. 'Raksasa' Istilah ini sering diterapkan dalam arti kiasan kepada orang- orang menjijikkan yang mengeksploitasi, menyiksa, melecehkan atau mengintimidasi orang lain.

117 Universitas Kristen Petra

Standarisasi menjadi metode utama yang digunakan industry kapitalis dalam memproduksi budaya massa. Adorno dan Horkheimer mengatakan bahwa “…standards were based in the first place on consumers’ needs, and for that reason were accepted with so little resistance. The result is the circle of manipulation and retroactive need in which the unity of the system grows ever stronger”. Muncullah yang disebut sebagai manipulasi kebutuhan konsumen dengan hasil kebutuhan semu atau pseudo needs. Kebutuhan semu inilah yang ditawarkan industri kapital kepada konsumen dengan dalih mereka memahami kebutuhan utama konsumen. Saat proses ini berlangsung secara berkelanjutan, industri kapital telah mengontrol kesadaran individu. Saat proses standarisasi terjadi, Dreamworks seolah-olah memanipulasi kebutuhan konsumen dengan kebutuhan semu atau pseudo needs. Dreamworks menciptakan film dengan tokoh yang serupa, seolah-olah konsumen membutuhkan cerita dengan tema seperti itu. Gejala lain yang menarik adalah bahwa film Megamind dibuat dengan teknik animasi 3D. Film animasi saat ini mulai memikat hati masyarakat penikmat film. Tampak dari film 3, dengan pendapatan sebesar US$ 1,063 miliar atau sekitar Rp 9,07 triliun, film dengan pendapatan sebesar $$919,838,758. Dan fim Avatar yang menduduki tangga film box office dengan pendapatan sebesar 1,02 miliar dollar AS (http://entertainment.kompas.com/read/2010/01/04/21153267/Avatar.Tembus.Pen dapatan.1.02.Miliar.Dollar.AS). Dengan teknik animasi, sebuah film dibuat ringan, mudah dicerna tetapi memiliki makna dan nilai. Sebuah film animasi diciptakan dengan waktu yang cukup lama, rumit, dan memiliki biaya yang jauh lebih tinggi dibandingkan film drama pada umumnya. Animasi adalah memberikan roh atau nyawa kepada karakter yang kita buat. Dalam membuat sebuah karakter animasi, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk meriset, mensketsa hingga membuat karakter tersebut benar-benar hidup dan sesuai dengan keinginan produser. Dalam penggarapan film animasi kerja tim benar-benar dibutuhkan. Misalnya dalam membuat 1 karakter, bisa ditangani oleh 2-3 orang. Mereka menggambar karakter secara detail, mulai dari wajah, badan, tulang, hingga pergerakan karakter tersebut. Selain itu film animasi juga melibatkan banyak pihak dan multidisiplin, misal

118 Universitas Kristen Petra dalam membuat wajah manusia, animator membutuhkan dokter untuk membantu dalam anatomi tubuh manusia. Sehingga wajah yang digambar sesuai dengan anatomi tubuh manusia, bagaimana penempatan, bentuk mata, hidung, apakah sudah proporsional atau tidak, dll. Begitu juga dengan karakter, animator juga membutuhkan psikolog untuk memberikan kepribadian, dll. Dalam pemilihan baju karakter juga melibatkan fashion designer, dan masih banyak hal lainnya (Berdasarkan hasil wawancara dengan animator sekaligus dosen animasi jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra). Film animasi ketika dinikmati tampak simple dan mudah, tetapi pengerjaannya rumit dan tidak mudah. Untuk membuat film animasi, selain membutuhkan alat yang canggih (software, hardware) juga membutuhkan SDM yaitu animator yang berpengalaman dibidangnya, serta membutuhkan tim yang banyak untuk mensukseskan suatu film animasi. Selain itu film animasi juga membutuhkan biaya yang mahal, untuk software, hardware, animator, dan dubber. Tampak film Megamind sedang memasarkan budaya massanya kepada khalayak untuk dinikmati dalam bentuk animasi sehingga mudah dicerna dan ditelan masyarakat. Dalam pop culture, individu dan audiens mencapai kesenangan atau kenikmatan dalam mengkonsumsi media massa. Sehingga audiens tidak sadar akan ideologi tersembunyi dalam film tersebut. Ideologi adalah penipuan dalam dunia sosial dan sifatnya tersembunyi, implisit dan tidak tampak. Budaya popular dianggap bukan sekedar praktik konsumsi, ia juga merupakan proses aktif pembentukan dan sirkulasi makna (meanings) dan kenikmatan (pleasures) didalam suatu sistem sosial dan juga membentuk ketidaksadaran individu konsumen (Ibrahim, 2007). Hal ini terlihat pada film Megamind, film dengan genre komedi membuat kita terhibur dan menikmati dengan sosok ugly yang berubah menjadi Superhero. Secara tidak sadar kita tidak tau akan makna dan ideologi yang ada pada film dan karakter yang diciptakan. Budaya massa acapkali diartikan sebagai budaya populer yang diproduksi oleh teknik industri dengan produksi massal dan dipasarkan kepada masyarakat massa demi keuntungan kapitalis. Konsumennya banyak, tersebar dan tidak saling mengenal. Audiensnya adalah sosok-sosok konsumen yang tidak memilih.

119 Universitas Kristen Petra

Budaya ini dikonsumsi oleh tanpa dipikirkan panjang. Budaya massa memandang konsumen sebagai orang yang pasif, manipulatif dan bisa di eksploitasi, dan sentimental (Strinati, 2003). Pada praktiknya, setelah standar mengenai tokoh utama, dalam hal ini Superhero, mulai dimassifkan, maka produk ini akan dikonsumsi secara massa dan menjadi ideologi yang massif. Dalam film ini, komodifikasi finansial tampak dari pendapatan film Megamind di box office, penjualan dvd, game, komik hingga merchandise. Bisa dilihat dari pendapatan film ini dalam pemutarannya selama dua pekan, telah meraup keuntungan sebesar US$90 juta. Sedangkan komodifikasi cultural tampak dari kesenangan penonton akan film Megamind dengan cara bermain game, membeli merchandise dari tokoh Megamind. Contoh merchandise dapat dilihat pada gambar 4.9. Adorno dan Horkheimer mendasari asumsi bahwa profit industri merupakan penggerak utama budaya massa. Gejala yang muncul adalah produksi budaya secara besar-besaran yang didasarkan pada kemudahan dan keuntungan industri dengan dalih kepentingan khalayak. Saat budaya digunakan untuk mengontrol kesadaran individual maka budaya telah diindustrialisasi dan dikomodifikasi. Cultural industry mengklaim bahwa industri memproduksi budaya untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap hiburan serta menyajikan apa yang diinginkan konsumen. Komodifikasi budaya yang ditampilkan di layar kaca ini dilakukan dengan menetapkan standarisasi tertentu. Dalam hal komoditas, Dreamworks menggunakan kesempatan untuk menjual karakter Megamind dalam bentuk game, boneka, komik, kostum, hingga senjata yang digunakan Superhero, dll. Semakin laris merchandise, maka perusahaan mendapatkan untung yang semakin besar dan karakter Megamind semakin popular.

120 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.9 Contoh merchandise karakter Megamind

Film bergenre Superhero merupakan salah satu genre yang amat populer dan paling dinanti. Film-film Superhero umumnya menjadi jaminan sukses komersil sebuah film. Tak heran jika sekuel bahkan prekuelnya diproduksi hingga beberapa kali. Genre Superhero kini telah menjadi salah satu genre besar dan berpengaruh

121 Universitas Kristen Petra dalam industri film di dunia. Film animasi Superhero dikatakan saat ini masih jarang apalagi dalam format 3D. Film Megamind merupakan sedikit dari film animasi dengan ide cerita original, bukan berasal dari film live action seperti Superman, Spiderman, Batman, dll. Karena sosok Superhero merupakan idola, perusahaan menggunakan kesempatan tersebut untuk menjual karakter filmnya melalui merchandise seperti, game, komik, payung, kostum, senjata, gantungan kunci, gelas, dll. Hal ini merupakan salah satu gejala pop culture dimana perusahaan mengkomodikasikan karakter yang diciptakan. Jadi penghasilan tidak hanya berhenti pada film di bioskop saja, tetapi melalui penjualan dvd, komik, game, dll. Perusahaan menetapkan intellectual properties kepada setiap karakter, dan perusahaan yang mau mengambil karakter tersebut harus membayar royalti kepada Dreamworks. Dari hasil pengamatan peneliti, game online 4 dengan karakter Megamind lebih beragam dibandingkan merchandise Megamind. Film- film garapan Dreamworks juga melibatkan artis-artis terkenal untuk menarik perhatian penonton. Dengan daya tarik artis terkenal membuat jumlah penonton meningkat dan meningkatkan income. Seperti film Kung fu Panda, para pengisi suaranya antara lain , , Angelina Jolie, Lucy Liu, , David Cross, Ian McShane, Jackie Chan. Sedangkan di Shrek sendiri melibatkan , Eddie Murphy, Cameron Diaz, John Lithgow, . Budaya populer sifatnya lebih banyak mempertontonkan sisi hiburan, yang kemudian mengesankan lebih konsumtif. Dalam film ini, peneliti menguraikan upaya Dreamworks dalam menampilkan sisi hiburan dengan penokohan Superhero melalui karakter yang baru. Hiburan merupakan kebutuhan pribadi masyarakat yang telah dipengaruhi oleh struktur kapitalis. Prinsip –prinsip yang menonjol dalam hiburan adalah kesenangan yang tertanam dan menjelma dalam kehidupan manusia, sehingga pada saat lain akan menjelma membentuk budaya

4 Situs game online Megamind http://www.Megamind.com/awesomemachine/us/?, http://www.Megamindvideogame.com/

122 Universitas Kristen Petra manusia. Dalam dunia kapitalisme5, hiburan dan bahkan budaya telah menjelma menjadi industri. Pada konteks ini, Theodor Adorno dan Max Horkheimer mengatakan budaya industri adalah media tipuan. Budaya telah berubah menjadi alat industri serta menjadi produk standar ekonomi kapitalis.

5 Kapitalisme sendiri menurut Karl Marx merupakan suatu sistem ekonomi yang memungkinkan beberapa individu menguasai sumberdaya produksi vital yang mereka gunakan untuk meraih keuntungan maksimal (Sanderson, 1993: 169; Bungin, 2001: 29)

123 Universitas Kristen Petra