ISSN 2549-3922 EISSN 2549-3930 Journal of Regional and Rural Development Planning Februari 2018, 2 (1): 64-73 DOI: http://dx.doi.org/10.29244/jp2wd.2018.2.1.64-73

Strategi Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan Berbasis Wilayah pada Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) Bagian Selatan Provinsi Selatan

Regional-Based Development Strategies of Marine and Fisheries Sector at the Southern Regional Development Unit (SWP) of Province

Nurul Wahdaniyah1*, Jufriadi2 & Fadhil Surur1

1Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, UIN Alauddin , Jl. Sultan Alauddin No. 36, Samata, Kabupaten Gowa, 92113; 2Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Bosowa Makassar 90231, Jl. Urip Sumoharjo KM.4, Sinrijala, Panakkukang, Kota Makassar; *Penulis korespondensi. e-mail : [email protected] (Diterima: 15 Januari 2018; Disetujui: 24 April 2018)

ABSTRACT

Regional-based development of the marine and fisheries sector has undergone a change in its way of thinking from mainland-oriented to marine-oriented with the concept of sustainable development. In the Regional Spatial Plan (RTRW) of South Sulawesi Province 2009 until 2029, the southern Regional Development Unit (SWP) covers , , and regency, which have very potential marine and fisheries sector. This research aims to determine the potential of the marine and fisheries sector in the southern SWP of South Sulawesi Province, to determine the hierarchy of development centers of marine and fisheries sector in the region, and to understand the regional-based development strategies of marine and fisheries sector. The methods used are quantitative analysis utilizing Location Quotient (LQ), Shift-Share, Scalogram, and Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) methods. Results of the analysis shows that leading sector in Jeneponto regency is fishponds, in Bantaeng regency is sea cultivation, in Bulukumba Regency are sea cultivation, fishponds and ricefields, mean while in is capture fishery. As for development centers of the marine and fisheries sector, in Bulukumba regency is classified as hierarchy 1, Bantaeng regency as hierarchy 2, Selayar Island regency as hierarchy 3, and Jeneponto regency as hierarchy 4. Development strategy of marine and fisheries sector at the southern SWP South Sulawesi Province is based on the region and local economy. Keywords: fishery, marine, regional development.

ABSTRAK

Pembangunan sektor kelautan dan perikanan berbasis wilayah mengalami perubahan cara berpikir dari berorientasi daratan menjadi berorientasi maritim dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009 sampai 2029, Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) bagian selatan meliputi Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Kepulauan Selayar, yang merupakan wilayah dengan sektor kelautan dan perikanan yang sangat potensial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi sektor kelautan dan perikanan pada SWP bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan, menentukan pusat pengembangan sektor kelautan dan perikanan serta

64

Journal of Regional and Rural Development Planning, Februari 2018, 2 (1): 64-73 mengetahui strategi pengembangan sektor kelautan dan perikanan berbasis wilayah. Metode yang digunakan adalah analisis kuantitatif yaitu analisis Location Quotient (LQ), Shift Share, Skalogram dan Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT). Hasil analisis menunjukkan sektor unggulan di Kabupaten Jeneponto adalah tambak, di Kabupaten Bantaeng adalah budidaya laut, di Kabupaten Bulukumba budidaya laut, tambak dan sawah sedangkan di Kabupaten Kepulauan Selayar adalah perikanan tangkap. Pusat pengembangan sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten Bulukumba merupakan hierarki 1, Kabupaten Bantaeng merupakan hierarki 2 dan Kabupaten Kepulauan Selayar serta Kabupaten Jeneponto merupakan hierarki 3 dan 4. Strategi pengembangan sektor kelautan dan perikanan pada SWP bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan adalah strategi pengembangan sektor kelautan dan perikanan berbasis wilayah dan ekonomi lokal. Kata kunci: kelautan, pengembangan wilayah, perikanan.

PENDAHULUAN Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) memiliki garis pantai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009 sampai sepanjang 81 ribu kilometer (terpanjang kedua 2029 yang meliputi Kabupaten Jeneponto, di dunia setelah Kanada) yang melingkupi Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bulukumba 17,508 pulau. Sejak tahun 1982, hukum laut dan Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan Internasional (United Nations Convention on wilayah dengan sektor kelautan dan perikanan the Laws of the Sea, UNCLOS), luas lautan yang sangat potensial. Masing-masing wilayah Indonesia mencapai 5.8 juta km2 termasuk zona tersebut memiliki potensi kelautan dan ekonomi eksklusif (ZEE) seluas 2.7 juta km2 perikanan yang berbeda-beda. (UU 45 tahun 2009 tentang perubahan atas UU Besarnya potensi sumber daya kelautan Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan). pada SWP bagian Selatan Provinsi Sulawesi Besarnya potensi tersebut memerlukan Selatan ternyata belum sepenuhnya dapat batasan pemanfaatan sebagai suatu bentuk meningkatkan perekonomian masyarakat pengelolaan kawasan pesisir dan lautan. khususnya para pengusaha perikanan. Sumber Batasan wilayah pesisir dan lautan tidak daya kelautan yang ada belum dapat terlepas dari tujuan penggunaan atau dimaksimalkan dengan pengolahan perikanan pengelolaannya. yang baik. Belum adanya keterpaduan Potensi sumber daya kelautan yang besar pengembangan perikanan karena masing- yakni 75% wilayah Negara Kesatuan Republik masing daerah mempunyai program tersendiri Indonesia (NKRI) adalah laut dan selama ini sehingga perlu memaksimalkan potensi telah memberikan sumbangan yang sangat perikanan dan kelautan dengan perspektif berarti bagi keberhasilan pembangunan nasional keruangan. antara lain berupa penyediaan bahan kebutuhan Penelitian ini bertujuan untuk dasar, peningkatan pendapatan masyarakat, mengetahui potensi sektor kelautan dan kesempatan kerja, perolehan devisa dan perikanan pada SWP bagian selatan Provinsi pembangunan daerah. Potensi wilayah laut Sulawesi Selatan, penentuan pusat yang sangat luas dan sumber daya alam serta pengembangan sektor kelautan dan perikanan, sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia. serta mengetahui strategi pengembangan sektor Kelautan sesungguhnya memiliki keunggulan kelautan dan perikanan berbasis wilayah. komparatif, keunggulan kooperatif dan keunggulan kompetitif untuk menjadi sektor METODOLOGI unggulan dalam kiprah pembangunan nasional di masa depan (Kusumastanto, 2003). Penelitian ini dilaksanakan di SWP bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan yang

65 Strategi Pembangunan Sektor...

Journal of Regional and Rural Development Planning, Februari 2018, 2 (1): 64-73

meliputi empat kabupaten yaitu Kabupaten produksi yang potensial bisa diekspor ke Jeneponto, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten wilayah lain.

Bulukumba, dan Kabupaten Kepulauan Selayar. 3) Jika LQij < 1, maka pangsa relatif aktivitas Studi ini dibatasi oleh kawasan potensial ke-j diwilayah ke-I lebih rendah dari rataan pengembangan sektor kelautan dan perikanan aktivitas ke-j di seluruh wilayah (Rustiadi pada masing-masing kabupaten. & Panuju, 2012). Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi data kuantitatif dan data Analisis Shift Share kualitatif. Metode pengumpulan data dengan Hasil analisis shift share diperoleh teknik observasi lapangan, wawancara/ gambaran kinerja aktivitas di suatu wilayah. interview dan metode instansional. Metode Gambaran kinerja ini dapat dijelaskan dari 3 analisis yang digunakan yaitu analisis LQ, Shift komponen hasil analisis, yaitu: Share, Skalogram dan SWOT. 1) Komponen laju pertumbuhan total (komponen share). Komponen ini Analisis Location Quotient (LQ) menyatakan pertumbuhan total wilayah Location Quotient (LQ) merupakan suatu pada dua titik waktu yang menunjukkan indeks untuk membandingkan pangsa sub dinamika total wilayah. wilayah dalam aktivitas tertentu dengan pangsa 2) Komponen pergeseran proporsional aktivitas tersebut dalam wilayah secara agregat. (komponen proportional shift). Komponen Dalam bahasa matematis yang lebih umum, ini menyatakan pertumbuhan total aktivitas persamaan LQ merupakan rasio peluang satu tertentu secara relatif, dibandingkan elemen data terhadap himpunan bagian dengan pertumbuhan secara umum dalam (wilayah) dengan peluang nilai satu variabel total wilayah. Pergeseran proporsional (kategori) terhadap populasi. Persamaan indeks menunjukkan dinamika sektor/aktivitas LQ menurut Blakely (1994) sebagai berikut: total dalam wilayah. X/X. 3) Komponen pergeseran diferensial X./X.. (komponen differential shift). Ukuran ini menjelaskan bagaimana tingkat kompetisi dimana: (competitiveness) suatu aktivitas tertentu

Xij adalah nilai indikator aktivitas ke-j pada dibandingkan dengan pertumbuhan total wilayah ke-i, sektor/aktivitas tersebut secara agregat.

Xi. adalah jumlah seluruh indikator aktivitas di Komponen ini menggambarkan dinamika wilayah ke-i, (keunggulan/ketakunggulan) suatu

X.j adalah jumlah indikator aktivitas ke-j di sektor/aktivitas tertentu di sub wilayah seluruh wilayah, dan tertentu terhadap aktivitas tersebut di sub X.. adalah penjumlahan nilai indikator seluruh wilayah lain. aktivitas di seluruh wilayah Persamaan analisis shift-share ini adalah sebagai berikut (Panuju dan Rustiadi, 2012): 1) Jika nilai LQij > 1, bahwa wilayah ke-i X. . X X. . X X berpotensi untuk mengekspor produk SSA 1 aktivitas ke-j ke wilayah lain karena secara X. . X X. . X X a b c relatif produksinya di atas rata-rata dimana : produksi di seluruh cakupan wilayah a = komponen regional share analisis. b = komponen proportional shift 2) Jika nilai LQij = 1, maka wilayah i secara c = komponen differential shift, dan relatif mampu memenuhi kebutuhan X.. = Nilai total aktivitas wilayah internalnya, namun tidak memiliki surplus Xi = Nilai total aktivitas tertentu

N. Wahdaniyah, Jufriadi & F. Surur 66

Journal of Regional and Rural Development Planning, Februari 2018, 2 (1): 64-73

Xij = Nilai di wilayah ke-i, aktivitas ke-j memberikan pengaruh terhadap kondisi dan

T1 = titik tahun akhir situasi yang ada dan memberikan keuntungan

T0 = titik tahun awal bila dilakukan tindakan positif. Menganalisis lingkungan internal (IFAS) untuk mengetahui Analisis Skalogram berbagai kemungkinan kekuatan dan Metode Skalogram adalah teknik analisis kelemahan. Menganalisis lingkungan eksternal yang digunakan untuk mengidentifikasi (EFAS) untuk mengetahui berbagai penyebaran fungsi fasilitas pelayanan sosial dan kemungkinan peluang dan ancaman. ekonomi serta hierarki pusat pengembangan Pembobotan pada lingkungan internal dan prasarana pembangunan. Metode ini dan eksternal diberikan bobot dan nilai (rating) memberikan hierarki atau urutan peringkat berdasarkan pertimbangan profesional. wilayah berdasarkan jenis dan jumlah unit Pembobotan pada lingkungan internal tingkat prasarana pembangunan dari yang paling kepentingannya didasarkan pada besarnya banyak sampai paling sedikit, sehingga dapat pengaruh faktor strategis terhadap posisi ditentukan wilayah pusat pengembangan (Lutfi, strategisnya, sedangkan pada lingkungan 2015). eksternal didasarkan pada kemungkinan Modifikasi penting dalam analisis memberikan dampak terhadap faktor Skalogram dari awal perkembangannya adalah strategisnya. Jumlah bobot pada masing-masing penggunaan data kuantitas fasilitas dan bukan lingkungan harus berjumlah satu, dengan skala ada atau tidaknya fasilitas, proses pembagian 1.00 (sangat penting) sampai dengan 0.00 (tidak dengan jumlah penduduk yang terlayani penting). (perhitungan kapasitas layanan), mengikutsertakan invers jarak menuju fasilitas HASIL DAN PEMBAHASAN pelayanan sebagai variabel penentu indeks serta proses pembakuan nilai (Rustiadi & Panuju, Gambaran Umum 2012). SWP adalah wilayah yang secara geografis dan administrasi dikelompokkan Analisis SWOT berdasarkan potensi dan sumber daya untuk Analisis Strenghts, Weaknesses, pengembangannya. SWP dalam RTRW Opportunities, Treats (SWOT) dengan Provinsi Sulawesi Selatan masuk dalam penentuan External Factors Analysis Summary kawasan andalan. Kawasan andalan adalah (EFAS) dan Internal Factors Analysis Summary bagian dari kawasan baik di ruang darat (IFAS). Menentukan faktor-faktor internal maupun ruang laut yang pengembangannya eksternal mengikuti pendapat Rangkuti (2009), diarahkan untuk mendorong pertumbuhan untuk menentukan data-data yang dipaparkan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan maka perlu dilakukan perencanaan strategis sekitarnya. yaitu menganalisis lingkungan internal yaitu Kawasan andalan dalam RTRW Provinsi untuk melihat kekuatan yang ada dan Sulawesi Selatan terbagi menjadi kawasan meminimalkan kelemahan serta lingkungan andalan darat dan kawasan andalan laut. eksternal untuk mengetahui berbagai Kawasan andalan laut Singkarang- kemungkinan peluang dan ancaman. Takabonerate dan sekitarnya dengan sektor Analisis faktor strategi internal dan unggulan perikanan, pertambangan dan eksternal adalah pengolahan faktor-faktor pariwisata. Kawasan andalan ini minimal strategis pada lingkungan internal dan eksternal memenuhi fungsinya sebagai: dengan memberikan pembobotan dan rating pada setiap faktor strategis. Faktor strategis adalah faktor dominan dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang

67 Strategi Pembangunan Sektor...

Journal of Regional and Rural Development Planning, Februari 2018, 2 (1): 64-73

1) Tempat aglomerasi pusat-pusat Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa permukiman perkotaan; sektor basis di setiap daerah berbeda. Sektor 2) Pusat kegiatan produksi dan atau pusat basis di Kabupaten Jeneponto yaitu tambak pengumpulan/ pengolahan komoditas dengan nilai LQ 4.0. Hal ini ditunjukkan bahwa wilayahnya dan wilayah sekitarnya; Kabupaten Jeneponto unggul dalam tambak 3) Kawasan yang memiliki sektor-sektor garam. Berbeda dengan Kabupaten Bantaeng unggulan berdasarkan potensi sumber daya yang unggul dalam sektor perikanan budidaya alam kawasan. yakni budidaya laut dengan nilai LQ 1.4. Kabupaten Bantaeng sangat terkenal dengan Penentuan Sektor Komperatif sumber daya rumput lautnya. Sektor basis di Penentuan sektor unggulan komparatif Kabupaten Bulukumba yaitu budidaya laut dilakukan dengan dasar pemikiran metode dan (1.3), kolam (1.4) dan sawah (1.6). Kabupaten dasar teori Location Quotient (LQ) yaitu Kepulauan Selayar sebagai kabupaten mengidentifikasi sektor-sektor pembangunan kepulauan menunjukkan keunggulannya pada yang termasuk sektor basis maupun non basis sektor perikanan laut yaitu perikanan tangkap pada suatu daerah. Hasil analisis LQ ini mampu dengan nilai LQ 2.7. Sektor-sektor dengan nilai menentukan sektor basis pada wilayah SWP LQ>1 memiliki kemampuan untuk dapat bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan yang mengekspor keluar daerah tersebut. dapat mengekspor (ke luar daerah) dalam Peningkatan sektor basis di setiap perekonomian wilayah, dengan indikator yang kabupaten pada SWP bagian selatan Provinsi harus menunjukkan kekuatan peranan suatu Sulawesi Selatan dapat menyumbang sektor dalam daerah yaitu wilayah kabupaten Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam dibandingkan dengan peranan sektor yang sama pengembangan sektor kelautan dan perikanan pada SWP bagian selatan Provinsi Sulawesi khususnya dalam budidaya perikanan baik Selatan. budidaya perikanan air tawar, air payau, air laut maupun budidaya ikan keramba. Kegiatan Tabel 1. Hasil analisis LQ SWP bagian selatan budidaya ini berkaitan dengan konsep capacity Provinsi Sulawesi Selatan builing (pengembangan kapasitas) yang 1 2 Kabupaten merupakan upaya mengembangkan suatu ragam 1a 1b 1c 1d 2a Jeneponto 0.4 4.0 0.5 0.0 0.8 strategi meningkatkan efficiency, effectiveness, Bantaeng 1.4 0.1 0.5 0.0 0.7 dan responsiveness kinerja untuk mencapai Bulukumba 1.3 0.2 1.4 1.6 0.8 outcome (Agustine et al., 2014). Kepulauan 0.3 0.2 0.0 0.0 2.7 Selayar Penentuan Sektor Kompetitif Sumber: Hasil analisis, 2017 *Ket: Kemampuan kompetisi (competitiveness) 1 = Perikanan Budidaya suatu wilayah dapat diukur dengan Analisis 2 = Perikanan Tangkap 1a = Budidaya Laut Shift Share. Analisis ini merupakan metode 1b = Tambak yang digunakan untuk menganalisis struktur 1c = Kolam perekonomian di suatu wilayah. Selain itu dapat 1d = Sawah 2a = Perikanan Laut juga digunakan untuk melihat pertumbuhan LQ > 1 Sektor Basis sektor-sektor perekonomian suatu wilayah LQ < 1 Sektor Non Basis selama dua periode.

N. Wahdaniyah, Jufriadi & F. Surur 68

Journal of Regional and Rural Development Planning, Februari 2018, 2 (1): 64-73

Tabel 2. Hasil analisis shift share SWP bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan 1 2 Kabupaten JML 1a 1b 1c 1d 2a Jeneponto 0.05 0.02 -0.19 0.07 0.01 -0.11 Bantaeng 0.18 0.17 2.45 0.07 0.19 2.98 Bulukumba 8.55 0.40 0.64 0.07 0.53 10.19 Selayar -0.40 0.00 0,52 0.07 0.46 0.05 TOTAL 8.38 0.58 3,42 0.28 1.19 13.85 Sumber: Hasil analisis, 2017 *Ket: 1 = Perikanan Budidaya 2 = Perikanan Tangkap 1a = Budidaya Laut 1b = Tambak 1c = Kolam 1d = Sawah 2a = Perikanan Laut SSA (+) Sektor Kompetitif SSA (-) Sektor Non Kompetitif

Penentuan Hierarki Wilayah kawasan wisata unggulan wilayah maupun Penentuan hierarki wilayah pada SWP ditingkat nasional. Kabupaten Jeneponto dapat bagian selatan Provisi Sulawesi Selatan dijadikan sebagai pusat pengembangan menggunakan Analisis Skalogram. Metode ini perikanan budidaya dalam hal ini tambak garam menggunakan data fasilitas penunjang sektor yang merupakan sektor unggulannya dan kelautan dan perikanan yang dimiliki oleh mampu menciptakan pengusaha sebanyak 1,000 setiap wilayah seperti jasa kelautan TPI orang melalui berbagai unit usaha. (Tempat Pelelangan Ikan), PPI (Pangkalan Keterpaduan lintas sektor, antar sektor Pendaratan Ikan), Industri Perikanan, maupun wilayah merupakan strategi pelabuhan, pariwisata bahari, indusri maritim, pembangunan perikanan. Pendekatan tersebut kelembagaan masyarakat nelayan serta lembaga diharapkan dapat mewujudkan suatu keuangan mikro. Perhitungan Skalogram ini pembangunan perikanan yang mantap dan menggunakan pembagian jumlah penduduk efisien di dalam menunjang pembangunan yang yang terlayani (perhitungan kapasitas layanan), berkelanjutan (Umar, 2011). mengikutsertakan invers jarak menuju fasilitas Tabel 3. Hierarki wilayah dan sektor unggulan SWP pelayanan sebagai variabel penentu indeks serta bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan proses pembakuan nilai (AS, 2013). Sektor Unggulan Kabupaten Bulukumba yang menempati Kabupaten Sub Skalogram Jenis hierarki 1 dapat menjadi pusat pengembangan Sektor sektor kelautan dan perikanan pada SWP bagian Budidaya Rumput Laut Laut, selatan Provinsi Sulawesi Selatan dengan terus Bandeng meningkatkan sumber daya perikanan dan Bulukumba dan Hierarki 1 kelautan serta sarana dan prasarana penunjang. Udang Kabupaten Bantaeng sebagai hierarki 2 dapat Kolam Lele Sawah Nila dijadikan sebagai pusat pengembangan Bantaeng Budidaya Rumput budidaya laut yaitu budidaya rumput laut yang Laut Laut, Hierarki 2 merupakan sektor unggulannya. Kabupaten Bandeng Kepulauan Perikanan Tuna, Kepulauan Selayar dapat dijadikan sebagai Hierarki 3 Selayar Laut Kakap pusat pengembangan perikanan laut (perikanan Jeneponto Tambak Garam Hierarki 4 tangkap) serta pengembangan pariwisata bahari Sumber: Hasil analisis, 2017 yang banyak dikembangkan contohnya Taman Nasional Taka Bonerate yang telah menjadi

69 Strategi Pembangunan Sektor...

Journal of Regional and Rural Development Planning, Februari 2018, 2 (1): 64-73

Strategi Pengembangan Analisis selanjutnya adalah memasukkan Berdasarkan analisis SWOT, maka bobot masing-masing indikator dari tiap-tiap strategi yang dapat dikembangkan yaitu parameter pada lingkungan eksternal sesuai meningkatkan kekuatan dan memaksimalkan dengan pembobotan dan penilaian responden. peluang. Meningkatkan peluang dari segi Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa produksi perikanan, jasa kelautan, pariwisata jumlah skor yang diperoleh dari hasil bahari, serta sarana dan prasarana penunjang. penjumlahan antara skor penilaian faktor Berdasarkan faktor internal dan eksternal, eksternal peluang dan ancaman yaitu 1.447 maka melalui matriks SWOT akan ditemukan (2.066 sampai 0.619). Hasil ini menunjukkan beberapa strategi pengembangan yang dapat bahwa pembangunan sektor kelautan dan mendukung pembangunan sektor kelautan dan perikanan pada SWP bagian selatan Provinsi perikanan pada SWP bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai peluang dalam Sulawesi Selatan. Hasil analisis SWOT yang pengembangannya mengingat skor berada pada disajikan, disusun beberapa alternatif rentang nilai dengan kategori berpeluang. pengembangannya sebagai strategi khusus, Peluang pengembangan sektor kelautan yang merupakan opsi-opsi pengembangan dari dan perikanan ini harus diseimbangkan dengan grand strategy. kebijakan pengembangan perikanan berkelanjutan yang memadukan aspek sosial, Tabel 4. IFAS Faktor kelemahan pembangunan ekonomi dan lingkungan di dalamnya. Aspek sektor kelautan dan perikanan pada SWP lingkungan mencakup sistem alam, yang terdiri bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan dari ikan, kualitas ekosistem dan lingkungan Faktor Internal Bobot Rating Score Pertambangan Laut 0.054 1.50 0.081 biofisik. Aspek sosial mencakup sistem Industri Galangan 0.054 1.75 0.095 manusia, termasuk di dalamnya adalah nelayan, Kapal pengolah, dan masyarakat. Sistem pengolahan Jasa Perbaikan 0.055 1.69 0.093 perikanan memuat pengembangan perikanan (docking) Industri Pengolahan 0.055 1.50 0.083 yang memperhatikan kedua aspek tersebut minyak dan gas (Adam, 2012). Keberlanjutan pengembangan bumi perikanan juga dapat ditinjau dari aspek politik Jumlah 0.218 0.351 yang memuat di dalamnya konsistensi Sumber: Hasil analisis, 2017 kebijakan yang telah ada. Strategi khusus dapat Tabel 5. EFAS Faktor peluang pembangunan sektor dijabarkan hasil rumusan dari setiap strategi kelautan dan perikanan pada SWP bagian yang dapat dilihat pada Tabel 7. selatan Provinsi Sulawesi Selatan Strategi khusus dalam pembangunan Faktor Internal Bobot Rating Score sektor kelautan dan perikanan pada SWP bagian Kelembagaan 0.27 2.81 0.759 selatan Provinsi Sulawesi Selatan adalah Masyarakat Nelayan Strategi pengembangan sektor kelautan dan Program Yang Telah perikanan berbasis wilayah dan ekonomi lokal. Dilakukan Dalam Kaitan Kelestarian 0.20 2.94 0.588 Pengembangan ini dapat dilakukan dengan Kawasan meningkatkan hasil produksi perikanan (perikanan budidaya dan perikanan tangkap), Kedudukan Kawasan Dalam RTRW peningkatan jasa kelautan (TPI, PPI, industri 0.23 3.13 0.719 (Rencana Tata Ruang perikanan, pelabuhan), pariwisata bahari, sarana Wilayah) Kabupaten dan prasarana penunjang. Peningkatan hasil Jumlah 1.00 2.066 produksi juga memerlukan faktor tenaga kerja Sumber: Hasil analisis, 2017 yang digunakan dalam kegiatan perikanan

umumnya tenaga kerja yang berasal dari keluarga nelayan sendiri yang disesuaikan dengan peran dalam tahapan persiapan, proses

N. Wahdaniyah, Jufriadi & F. Surur 70

Journal of Regional and Rural Development Planning, Februari 2018, 2 (1): 64-73 produksi, panen dan pemasaran (Haluan & Pengembangan dan penguatan sektor Budiastara, 2014). Mengembangkan sektor kelautan dan perikanan pada SWP bagian unggulan sesuai dengan target pasar nasional selatan Provinsi Sulawesi Selatan dapat maupun internasional serta pengembangan dilakukan dengan menciptakan efek kawasan harus disesuaikan dengan fungsi penggandaan (multiplier effect) yang dapat wilayah. meningkatkan pendapatan daerah secara Menurut Kusumastanto (2003) ada 7 keseluruhan dan memicu pertumbuhan sektor- spektrum ekonomi kelautan yaitu sektor sektor lainnya. perikanan, pariwisata bahari, pertambangan Pemberdayaan sosial ekonomi laut, industri maritim, perhubungan laut, masyarakat pesisir melalui peningkatan moral bangunan kelautan, dan jasa kelautan, dan etos kerja penduduk pesisir yang merupakan andalan dalam menjawab tantangan berorientasi kepada budaya pembangunan perekonomian nasional. berdasarkan hasil berkelanjutan dan peningkatan akses analisis sektor unggulan di SWP bagian selatan masyarakat pesisir terhadap permodalan, pasar, Provinsi Sulawesi Selatan masuk pada teknologi dan manajemen, informasi dan aset- spektrum perikanan, pariwisata bahari, industri aset ekonomi produksi lainnya (Sofyani, 2010). maritim dan jasa kelautan.

Tabel 6. Matriks Pengembangan Sektor Kelautan dan Perikanan pada SWP bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan Faktor Internal Strengths/ Kekuatan (S) Weaknesses/ Kelemahan (W) 1. Produksi Perikaan Tangkap 2. Produksi Perikaan Budidaya 1. Pertambangan Laut 3. Produksi Perikanan Darat 2. Industri Galangan Kapal 4. TPI (Tempat Pelelangan Ikan) 3. Jasa Perbaikan (docking) 5. PPI (Pangkalan Pendaratan Ikan) 4. Industri Pengolahan Minyak 6. Industri Perikanan dan Gas Bumi 7. Pelabuhan 8. Pariwisata Bahari 9. Perhubungan Laut 10. Transportasi 11. Air Bersih 12. Sanitasi Lingkungan 13. Persampahan Faktor Eksternal Opportunities/ Peluang (O) Strategi (SO) Strategi (WO) 1. Kelembagaan Masyarakat Strategi yang menggunakan kekuatan Strategi yang meminimalkan Nelayan dan memanfaatkan peluang kelemahan untuk memanfaatkan 2. Program yang Telah peluang dilakukan dalam Kaitan Strategi pengembangan sektor Strategi pengembangan Kelestarian Kawasan kelautan dan perikanan berbasis sumber daya kelautan merujuk 3. Kedudukan Kawasan dalam wilayah dan ekonomi lokal kebijakan pemerintah dan RTRW (Rencana Tata kelembagaan masyarakat Ruang Wilayah) Kabupaten Threats/ Ancaman (T) Strategi (ST) Strategi (WT) 1. Lembaga Keuangan Mikro Strategi yang menggunakan kekuatan Strategi yang meminimalkan 2. Minat Masyarakat Pesisir untuk mengatasi ancaman kelemahan dan menghindari ancaman Strategi pengembangan sektor Strategi pengembangan sarana kelautan dan perikanan berbasis dan prasarana industri masyarakat berbasis masyarakat

71 Strategi Pembangunan Sektor...

Journal of Regional and Rural Development Planning, Februari 2018, 2 (1): 64-73

Tabel 7. Pengembangan sektor kelautan dan perikanan pada SWP bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan SO Strategi pengembangan sektor kelautan dan Peningkatan hasil produksi perikanan perikanan berbasis wilayah dan ekonomi lokal Peningkatan sarana dan prasarana Pengembangan sektor unggulan sesuai dengan perminatan pasar Pengembangan potensi perikanan dan kelautan berbasis wilayah ST Strategi pengembangan sektor kelautan dan Peningkatan kelembagaan masyarakat nelayan perikanan berbasis masyarakat Pengembangan minat masyarakat pesisir WO Strategi pengembangan sumber daya kelautan Pengembangan potensi pertambangan merujuk kebijakan pemerintah dan Pengembangan postensi industri maritim kelembagaan masyarakat WT Strategi pengembangan sarana dan prasarana Pengembangan SDM masyarakat pesisir industri berbasis masyarakat Pengembangan sarana industri

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 3. Strategi pengembangan untuk menjawab rumusan masalah ketiga yaitu dengan hasil 1. Berdasarkan hasil analisis LQ dan Shift analisis SWOT yaitu strategi khusus dalam Share untuk menjawab rumusan masalah pembangunan sektor kelautan dan perikanan pertama, maka sektor unggulan di pada SWP bagian selatan Provinsi Sulawesi Kabupaten Jeneponto adalah tambak dalam Selatan adalah Strategi pengembangan hal ini tambak garam, Kabupaten Bantaeng sektor kelautan dan perikanan berbasis (budidaya laut yaitu rumput laut), wilayah dan ekonomi lokal. Pengembangan Kabupaten Bulukumba (budidaya laut, ini dapat dilakukan dengan meningkatkan tambak dan sawah) sedangkan Kabupaten hasil produksi perikanan (perikanan Kepulauan Selayar sektor unggulannya budidaya dan perikanan tangkap), adalah perikanan tangkap. peningkatan jasa kelautan (TPI, PPI, industri 2. Berdasarkan hasil analisis Skalogram dalam perikanan, pelabuhan), pariwisata bahari, menjawab rumusan masalah kedua sarana dan prasarana penunjang. Selain itu menunjukkan bahwa Kabupaten Bulukumba juga pengembangan kawasan harus menempati hierarki 1 dapat menjadi pusat disesuaikan dengan fungsi wilayah. pengembangan sektor kelautan dan perikanan pada SWP bagian selatan Provinsi UCAPAN TERIMA KASIH Sulawesi Selatan dengan terus Dalam penyusunan penelitian ini, penulis meningkatkan sumber daya perikanan dan banyak dibantu oleh banyak pihak sehingga kelautan serta sarana dan prasarana melalui karya ini pula, penulis mengucapkan penunjang. Kabupaten Bantaeng sebagai banyak terimakasih kepada pihak Pemerintah hierarki 2 dapat dijadikan sebagai pusat Kabupaten Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba pengembangan budidaya laut dalam hal ini dan Kepulauan Selayar beserta jajarannya. budidaya rumput laut yang merupakan Keluarga besar Teknik Perencanaan Wilayah sektor unggulannya. Kabupaten Kepulauan dan Kota Universitas Islam Negeri Alauddin Selayar dapat dijadikan sebagai pusat Makassar yang turut membantu dalam pengembangan perikanan laut (perikanan penyelesaian penelitian ini. Semoga ini dicatat tangkap) serta pengembangan pariwisata sebagai amalan baik kita semua untuk kelak. bahari yang banyak dikembangkan. Sedangkan Kabupaten Jeneponto dapat dijadikan sebagai pusat pengembangan perikanan budidaya dalam hal ini tambak garam yang merupakan sektor unggulannya.

N. Wahdaniyah, Jufriadi & F. Surur 72

Journal of Regional and Rural Development Planning, Februari 2018, 2 (1): 64-73

DAFTAR PUSTAKA Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Agustine, A. D., Noor, I., & Said, A. (2014). Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pengembangan Sektor Kelautan dan Kepulauan Selayar Tahun 2012-2032 Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Perikanan untuk Meningkatkan Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Rencana Pendapatan Asli Daerah. Jurnal Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Administrasi Publik (JAP), II (2), 4-5. Selatan Tahun 2009-2029 AS, N. (2013). Struktur Tata Ruang Wilayah Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Kota. Makassar: Alauddin University Nasional Tahun 2015-2019 Press. Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantaeng. Perikanan Tahun 2015-2019 (2017). Kabupaten Bantaeng dalam Rencana Strategis Perikanan dan Kelautan Angka Tahun 2016 Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013- Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantaeng. 2018 (2017). Kabupaten Bulukumba dalam Rustiadi, & Panuju. (2012). Teknik Analisis Angka Tahun 2016 Perencanaan Pengembangan Wilayah. Badan Pusat Statistik Kabupaten Jeneponto. Bogor: Institut Pertanian Bogor. (2017). Kabupaten Jeneponto dalam Sofyani, T. (2010). Peranan Sektor Perikanan Angka Tahun 2016 dan Kelautan dalam Perekonomian Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Wilayah Provinsi Riau. Jurnal Perairan, Selayar. (2017). Kabupaten Kepulauan VIII (1), 10-11. Selayar dalam Angka Tahun 2016 Haluan, J., & Budiastara, I. K. (2014). Status Umar, A. Z. (2011). Pengembangan Agribisnis Keberlanjutan Pengelolaan Perikanan Terpadu di Sektor Perikanan. Jurnal Budidaya di Pulau-Pulau Kecil Makassar. INOVASI, VIII (4), 1-2. Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan, I (1), 9-10. Kusumastanto. (2003). Pengembangan Sumber daya Kelautan dalam Memperkokoh Perekonomian Nasional Abad 21. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Lutfi, M. (2015). Teknik Analisis Regional untuk Perencanaan Wilayah, Tata Ruang dan Lingkungan. Yogyakarta: BPFG Universitas Gajah Mada. Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantaeng Tahun 2012-2032 Peraturan Daerah Kabupaten Blukumba Nomor 21 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Bulukumba Tahun 2012-2032 Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jeneponto Tahun 2012-2031

73 Strategi Pembangunan Sektor...