Foreign Case Study 2018 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Chinatown sebagai Gambaran Wisata Budaya di Singapura

Adzimi Sultanika 141507

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Abstract : Makalah ini merupakan hasil laporan Foreign Case Study untuk syarat publikasi ilmiah di Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta dengan judul Chinatown sebagai Gambaran Wisata Budaya di Singapura.

1. Pendahuluan Keanekaragaman seni dan budaya yang dimiliki oleh suatu negara merupakan ciri kepribadian bangsa itu sendiri. Budaya atau kebudayaan berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal- hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Dalam Bahasa Inggris, kebudayaan disebut Culture, yang berasal dari kata Latin Colore, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata Culture juga kadang diterjemahkan sebagai “Kultur” atau budaya dalam Bahasa Indonesia [2]. Budaya merupakan cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi [3]. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem kepercayaan dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia dan bentuknya beragam. Hal ini yang menimbulkan keberagaman budaya. Keberagaman budaya ini dikemas apik sehingga mendukung perkembangan dunia pariwisata [4,5]. Dewasa ini manusia disibukkan dengan rutinitas harian yang membuat pikiran sesak dan penuh. Obat paling mujarab untuk hal ini adalah dengan pergi sejenak dari rutinitas atau mengunjungi suatu tempat baru yang dapat memberinya pengalaman baru. Kegiatan mengunjungi suatu tempat untuk sekedar rehat dan mendapat pengalaman baru ini kemudian disebut dengan kegiatan wisata [6]. Pariwisata merupakan sektor paling berkembang pesat di berbagai negara termasuk negara Asia. Industri pariwisata mernjadi sumber pendapatan bagi banyak negara dan mempengaruhi perekonomian antar negara pelaku pariwisata. Sumber pendapatan ini diperoleh dari pajak dan keuntungan yang diperoleh perusahaan penjual jasa kepada wisatawan. Kegiatan wisata yang tepat bagi wisatawan yang ingin mendapat pengalaman dan pengetahuan baru diantaranya bisa mengunjungi tempat-tempat wisata dengan tema kebudayaan [7,8]. Oleh karena itu destinasi wisata budaya baik dalam negeri maupun luar negeri sangat menarik untuk di bahas. Dalam hal ini penulis memilih pembahasan dengan tema kebudayaan yang berada di salah satu destinasi Negara Singa Putih atau Singapura, yaitu Chinatown Singapura. Chinatown Singapura merupakan kawasan wisata yang menampilkan unsur budaya khas China dan penduduk China yang merupakan etnis terbesar dan tertua di Singapura. Penulis telah melakukan Foreign Case Study dengan Negara tujuan Singapura pada tanggal 17-19 Januari 2018 sehingga dapat membahas ”Chinatown sebagai Gambaran Wisata Budaya di Singapura” dalam jurnal ini [1].

2. Pembahasan

1 A. Gambaran Umum Negara Singapura Singapura merupakan Negara maju yang letaknya dekat dengan Negara Indonesia. Negara ini terkenal akan Negara paling maju dalam hal perekonomiannya. Negara Singapura termasuk Negara yang kawasannya kecil yaitu dengan luas wilayah 719,1 Kilometer persegi. Pada mulanya Singapura terdiri dari beberapa pulau kecil, yaitu berjumlah 63 pulau. Namun seiring berjalannya waktu saat ini tinggal 3 pulau yang ada. Pulau tersebut adalah Pulau Sentosa, Pulau Singapura dan Pulau Ubin. Pulau-pulau lain telah direklamasi menjadi daratan dengan cara ditimbun sehingga daratan Negara ini menjadi lebih luas dari sebelumnya. Luas wilayah Negara yang kecil ini tidak menjadi hambatan bagi Singapura untuk memajukan sektor pariwisatanya. Pariwisata dibuktikan dengan adanya faktor beragam objek wisata yang siap memanjakan para wisatawan [9]. Negara Singapura terkenal dengan ikon Negara Singa Putih. Singa berasal dari kata Singapura. Negara ini juga terkenal sebagai Negara Garden City. Hal ini dikarenakan pemerintah Singapura tengah menggalakkan program penghijauan kota melalui City in a Garden. Dapat dilihat secara fisik ketika mengunjungi Negara ini terdapat taman-taman di sepanjang jalan dan di bawah bangunan-bangunan megahnya. Tak hanya itu wisatawan akan dimanjakan hijaunya Singapura sejak akan landing di bandara internasionalnya.

1. Sejarah Sejarah Singapura diawali oleh Sir Stamford Raffles yang merasa “jatuh cinta” terhadap perairan River pada tahun 1820an yang dihuni oleh para nelayan dan pedagang dengan keadaan alam yang masih alami. Kemudian ia membangun pusat pemerintahan tentara kerajaan Inggris yang menguasai Singapura selama 100 tahun. Sir Stamford Raffles juga menjadikan Singapura menjadi pusat perdagagan berkelas internasional dengan membangun sebuah pelabuhan Inggris. Rencana pembangunan ini dikenal dengan sebutan Raffles’s Town Plan of 1822. Di bawah pemerintah kolonial Inggris, Singapura berhasil menjadi pelabuhan internasional dengan letaknya yang amat strategis yaitu berada di tengah-tengah jalur perdagangan antara India dan Cina. Pelabuhan ini yang akhirnya menjadi perantara pelabuhan terpenting di dunia sampai saat ini. Semasa Perang Dunia II, tentara Jepang dari tahun 1942 hingga 1945 menguasai Singapura. Penduduk Singapura diperbolehkan menjalankan pemerintahan sendiri namun belum diberi kebebasan untuk merdeka. Hingga pada tahun 1963 Singapura telah bergabung dengan tanah Melayu bersama dengan Sabah dan Sarawak untuk membentuk Malaysia. Tetapi pada tanggal 9 Agustus 1965 Singapura dikeluarkan dari Malaysia dan menjadi sebuah republik sendiri. Singapura memiliki sejarah imigrasi yang panjang. Penduduk yang tinggal di Singapura pun bergam, terdiri dari Cina, Melayu, India, nerbagai keturunan Asia, dan Kaukasoid. 42% penduuk Singapura adalah orang asing yang bekerja dan menuntut ilmu di sana. Pekerja asing membentuk 50% dari sektor jasa. Negara Singapura termasuk Negara yang padat dengan tingkat kesibukan warganya yang terbilang tinggi. Mayoritas pedagang yang berada di Singapura ini adalah pedagang keturunan China yang dibawa oleh kapal-kapal dagang yang pertama kali mendarat di Singapura pada tahun 1821. Para pedagang ini turun dan menempati sekitar aliran Singapore River. Saat ini tepian Singapore River banyak ditemukan vihara dan kuil khas China berukuran kecil untuk beribadah kepada Ma Cho Po. Hal ini yang merupakan cikal bakal adanya Chinatown di Singapura yang sampai saat ini terkenal. 2. Bahasa Singapura menetapkan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional negaranya. Terdapat pula empat bahasa resmi yang sering dipergunakan, yaitu: Bahasa Melayu, China (dialek Mandarin), Inggris, dan Tamil (Bahasa India Selatan). Dalam praktiknya bahasa Inggris merupakan bahasa yang paling umum digunakan oleh warganya. Bahkan bahasa Inggris menjadi bahasa pengantar pada dunia pendidikan dan dalam semua dokumen resminya. Penggunaan bahasa Inggris di

2 Singapura menghasilkan logat Inggris yang khas. Logat ini kemudian dikenal dengan istilah “Singlish” yang berasal dari kata Singapur Inggris. Logat Singlish ini menggabungkan kata-kata slang dan frase dari bahasa lain termasuk dialek China, Melayu dan Tamil. Logat ini tidak dapat dipisahkan dari warganya dan sudah menjadi identitas keberagaman yang ada sehingga sulit bagi pemerintah untuk menggubah penggunaan bahasa Inggris yang baik dan benar. Meski bahasa Melayu adalah bahasa nasional karena alasan simbolis dan historis, dan secara umum dipertuturkan oleh masyarakat Melayu Singapura, namun sekitar 85% warga Singapura tidak mempertuturkan Bahasa Melayu. Selain itu ada bahasa Mandarin yang justru dipertuturkan secara luas di Singapura. Bahasa Mandarin telah meluas akibat kampanye dan usaha masyarakat dukungan pemerinth untuk mendukung penggunaannya di antara bahasa- bahasa Tionghoa lainnya. Bahasa Tamil dipertuturkan oleh sekitar 60% masyarakat India Singapura atau 5% dari seluruh penduduk Singapura. 3. Agama Singapura termasuk salah satu negara yang memiliki keberagaman Agama. Sehingga pemerintah Singapura selalu berperan aktif dalam upaya menjaga keharmonisan antar umat beragama. Bersadarkan sensus penduduk tahun 2015, persentasi warga Singapura yang menganut salah satu agama yang diakui oleh pemerintah mencapai 81.55%, sedangkan sisanya dinyatakan tidak mengikuti salah satu aliran agama apapun atau Tanpa Agama (Atheist, Agnostic) mencapai 18.45%. Mayoritas penduduk Singapura yang merupakan keturunan China membuat agama yang paling banyak dianut adalah agama Budha. Agama lain yang dianut adalah agama Kristen, agama islam, agama Taosime, Hindu dan agama lainnya. Mayoritas warga yang memeluk agama Budha membuat Singapura banyak ditemukan Vihara dan pusat Dharma dari tiga tradisi besar Buddha (Theravada, Mahayana, Vajrayana). Kebanyakan penganut Budha di Singapura beretnis Tionghoa dan menganut tradisi Mahayana. Mahayana Vina merupakan bentuk Buddha yang paling dominan di Singapura dengan misionaris di Taiwan dan China selama beberapa dasawarsa. Tetapi, Buddha Theravada Thailand mulai populer di antara masyarakat (tidak termasuk Cina) dalam dasawarsa terakhir. Buddha Tibet juga perlahan-lahan masuk ke negara ini dalam beberapa tahun terakhir. 4. Transportasi Singapura menyediakan fasilitas modern terkait moda transportasi bagi warga maupun wisatawannya. Transportasi publik yang ada sangat nyaman, efisien dan dingin oleh pendingin udara yang memadai. Moda transportasi yang ada antara lain MRT, bus kota, bus wisata, taksi, sepeda motor dan sepeda. Armada yang dipakai sebagai fasilitas umum terbilang modern dan sangat terawat. Keberadaan moda transportasi umum yang mencukupi ini membuat warganya tidak mengalami kesulitan untuk menjangkau tujuan dengan harga yang terbilang murah. Papan petunjuk sangat lengkap dan mudah dipahami. Untuk memudahkan wisatawan pemerintah menyediakan Information Centre dan map Singapura di banyak titik. Keberadaan shelter MRT berada di titik strategis. Selain itu Singapura merupakan Negara dengan akses sepeda yang nyaman dan aman. Keberadaan kendaraan pribadi tidak mendominasi sehingga jarang ditemukan kemacetan. 5. Mata uang Mata uang di Negara Singapura adalah Dollar Singapura. Nominal terkecil adalah 1 sen dan terbesar S$10.000. Uang berbentuk koin dan uang kertas. 6. Iklim Temperature iklim di Singapura adalah 20 derajat Celcius pada malam hari dan maksimum 35 derajat Celcius pada saat-saat tertentu dengan tingkat kelembaban yang cukup tinggi. Singapura merupakan Negara yang tidak memiliki iklim seperti Negara lain. Hal ini mendukung kunjungan wisatawan untuk berwisata sepanjang tahun. Namun harus tetap sedia payung atau mantel untuk mengantisipasi cuaca yang tiba-tiba hujan atau panas.

B. Regulation

3 Dalam melakukan perjalanan ke luar Negeri terdapat perbedaan dalam tata cara dan persiapannya. Salah satu dokumen wajib yang wajib dipersiapkan adalah passport. Cara memperolehnya dengan cara mendaftar secara online terlebih dahulu pada portal Imigrasi Indonesia (bisa dipilih sesuai area yang dapat dijangkau). Log in untuk menentukan nomor dan tanggal antrian. Dating pada tempat, tanggal dan jam yang sudah dipilih ke Kantor Imigrasi setempat dengan membawa dokumen-dokumen asli sesuai persyaratan. Adapun syarat-syarat yang di perlukan Warga Negara Indonesia untuk mendapatkan passport yaitu: 1. Mengisi Formulir yang telah disediakan oleh Badan Imigrasi 2. Foto copy KTP 3. Kartu Keluarga 4. Akte Kelahiran Setelah semua berkas lengkap dimasukan dalam amplop atau map kemudian berkas dikumpulkan untuk verifikasi data. Dalam proses ini pihak Imigrasi akan meneliti dokumen- dokumen yang dikumpulkan tersebut, hal ini untuk menghindari terjadinya kesalahan atau hal yang tidak diinginkan. Setelah disetujui oleh Pihak Imigrasi, pihak pembuat passport akan dipanggil untuk wawancara dan foto. Terakhir pihak pembuat paspor melakukan pembayaran biaya pembuatan passport sebesar Rp 355.000,- (Tiga Ratus Lima Puluh Lima Ribu Rupiah) melalui kantor Pos Indonesia. Setelah melakukan pembayaran Pihak pembuat passport harus menunggu proses selanjutnya yaitu selama kurang lebih 3 hari untuk melakukan pengambilan passport. Apabila pengambilannya diwakilkan maka harus dengan surat kuasa yang ditandatangani oleh pihak pembuat passport. Beberapa prosedur yang harus dilakukan ketika akan melakukan perjalanan ke Luar Negeri adalah: 1. Booking tiket 2. Check-in 3. Proses pengecekan passport dan Visa 4. Menunggu untuk boarding Setelah sampai di bandara Internasional Changi, Singapura, maka langkah pertama adalah mengisi form keimigrasian. Lalu masuk ke bagian Imigrasi dan akan mengantri untuk mendapatkan cap dan ada sedikit wawancara dengan pihak Imigrasi terkait maksud kedatangan ke Singapura serta pengambilan sidik jari dengan cara di scan. Perlu menjadi catatan bahwa Singapura merupakan Negara yang sangat ketat aturan maka perlu berhati-hati ketika menghadapi bagian Imigrasi ini. Tidak diperkenankan panik dan ragu karena hal tersebut dapat menimbulkan kecurigaan sehingga perlu masuk pada ruang khusus untuk wawancara lebih lanjut. Setelah mendapatkan cap selanjutnya menuju tempat pengambilan bagasi untuk mengambilan koper. Kemudian menuju terminal kedatangan (arrival) atau exit untuk dapat menaiki Shuttle gratis dari bandara menuju terminal 4 untuk membeli Tourist Pass. Tourist Pass ini merupakan kartu MRT khusus untuk turis atau wisatawan yang datang ke Singapura. Masa berlaku tourist pass ini dapat disesuaikan dengan lama kunjungan.

C. Culture Kebudayaan Singapura sangat dipengaruhi oleh beragam etnis yang tinggal di Negara ini. Dalam keragaman ini warga Singapura mampu hidup toleransi dan rukun bahkan terlihat harmonis. Keharmonisan ini dapat dilihat dari symbol bendera Singapura, yaitu merah yang diartikan persaudaraan dan persamaan diantara manusia yang universal; putih yang memiliki arti ketulusan, bulan sabit menunjukkan negara muda yang sedang tumbuh, bintang lima menunjukkan tujuan demokrasi, perdamaian, kemajuan, dan persamaan. Etnis yang paling banyak berada di Negara Singapura adalah etnis Tionghoa atau China. Hampir tiga perempat penduduk Singapura di dominasi oleh etnis Tionghoa. Akibatnya, Bahasa, makanan, hiburan, dan festival Tionghoa sangat menonjol di Singapura. Sebagian besar kaum Tionghoa ini berasal dari provinsi-provinsi selatan Tiongkok, termasuk daerah Fujian dan Guandong. Kebudayaan Tionghoa pun menonjol di Singapura, ada banyak tempat yang bisa kita kunjungi yang bernuansa oriental, seperti Chinatown, Buddha Tooth Relic and Temple,

4 Chinese Garden dan masih banyak lagi. Tak heran pula ketika mengunjungi Negara ini wisatawan akan berjumpa dengan masyarakat mayoritas China ini di berbagai tempat. Bahkan, diberbagai jenjang masyarakat, politik, bisnis, gelanggang olahraga, dan hiburan juga terdapat kaum Tionghoa. Sedangkan etnis Melayu adalah etnis tertua di Singapura dan terbesar kedua setelah Tionghoa. Etnis ini merupakan pemukim asli di Singapura. Masyarakat Melayu umumnya adalah orang-orang dari pulau Jawa dan Kalimantan, Indonesia dan Semenanjung Malaysia. Bahasa yang mereka pakai adalah Bahasa Melayu dan mayoritat kepercayaannya adalah Islam. Etnis India merupakan kelompok etnis terbesar ketiga di Singapura. Bahkan, orang India yang datang ke Singapura merupakan komunitas India yang paling besar di luar negeri. Etnis India yang menetap di Singapura merupakan orang India bagian selatan. Mereka telah menetap di Singapura, setelah Inggris datang ke negara ini. Agama yang dianut oleh etnis India ini, sebagian beragama Hindu. Kebanyakan dari Etnis India berprofesi sebagai pedagang, mulai dari makanan, rempah-rempah, parfum dan kain, dan sekarang sudah banyak yang merambah kedunia politik di Singapura. Kelompok Etnis Eurasia ini terdiri atas induvidu-individu yang memadukan garis keturunan antara Eropa dan Asia. Kelompok ini telah menetap di Asia sejak abad ke-19. Karena orang Eurasia merupakan campuran antara Eropa dan Asia, maka sisi Eropa mereka merupakan bangsa Portugis, Belanda, atau Inggris. Sedangkan, sisi Asia mereka berasal dari Tiongkok, Melayu, dan India. Kedatangan kaum Eurasia ke Singapura ini setelah Inggris mendirikn negara ini. Mereka disambut di daerah Penang dan Malaka. Pada masa penjajahan, banyak kaum Eurasia yang menjadi pegawai kantor pemerintah, bank Eropa, dan berniaga. Sedangkan, kaum Eurasia yang wanita menjadi guru dan perawat. Etnis Eurasia, walaupun sedikit etnis ini membawa pengarujh penting bagi Singapura, mulai dari kecanggihan teknologi, infrastruktur kota, dan pendidikan. Di Singapura, kaum Eurasia menonjol dalam industri media dan hiburan. Bahasa yang digunakan oleh kaum Eurasia adalah Bahasa Inggris, sedangkan kaum Eurasia yang turunan Portugis menggunakan Bahasa Kristang. Orang-orang Eurasia juga memilik tradisi kuliner sendiri dan berbeda dengan kaum yang lain. Kebudayaan di Negara Singapura yang beragam membingkai masyarakatnya menjadi dinamis dan harmonis. D. Behavior Budaya disiplin dan mengantri sangat dijunjung tinggi oleh Negara Singapura. Hal ini dapat menjadi contoh bagi Negara lain untuk menciptakan keteraturan yang membangun. Negara Singapura juga terkenal akan aturan yang ketat dan tanpa ampun. Hukum yang diterapkan pun tidak pandang bulu sehingga mampu menekan angka kriminalitas. Singapura juga dikenal sebagai negara plural yang maju, teratur, terbuka, bersih, rapi, dan tertata. Budaya hidup bersih menjadikan Singapura tampak apik dan sehat. Pemerintah dan warganya sama-sama mendukung kegiatan penghijauan kota sehingga membuat Singapura menjadi Negara yang nyaman bagi para pendatang. Kebiasaan bekerja juga sangat kental di Singapura sehingga angka harapan hidup cukup tinggi. Pengelolaan tata kota didukung penuh oleh pemerintah agar menimbulkan kenyamanan. Fasilitas umum terbilang lengkap tersedia. Warga Singapura yang mayoritas bekerja penuh menyebabkan tingkat stress yang tinggi namun tetap bersikap ramah. E. Lifestyle Negara maju seperti Negara Singapura mempunyai gaya hidup yang berbeda dengan negara lain di Asia Tenggara. Sebagai negara yang mengandalkan sektor bisnis dalam kehidupan sehari-hari menjadikan masyarakat Singapura sangat sibuk dalam kesehariannya. Kesibukan tersebut menjadikan masyarakat Singapura mempunyai gaya hidup yang profesional dan mandiri. Dalam keseharian masyarakat Singapura sangat menghargai waktu dan menaati peraturan yang berlaku. F. Pariwisata Singapura Singapura telah menjadi salah satu tujuan wisata popular di dunia yaitu menduduki posisi ke-5 negara yang paling banyak dikunjungi wisatawan internasional berdasar statistic dan peringkat oleh Organisasi Pariwisata Dunia. Yang terbaru Singapura mendapat gelar sebagai kota terkemuka Asia yang terbaik untuk pertunjukan, pertemuan dan konferensi pada World

5 Travel Awards. Pengunjung yang datang ke Singapura pun meningkat setiap tahunnya. Pemerintah dan pengusaha pariwisata berkolaborasi apik dalam membangun destinasi wisata baru setiap tahunnya. Sehingga wisatawan yang datang tidak akan pernah bosan. Acara tahunan juga kerap digelar oleh Negara ini, diantaranya adalah Singapura Sun Festival, Christmas Light Up dan Singapura Jewel Festival. Singapura telah tercatat diantara wisatawan mancanegara sebagai tujuan wisata yang menarik, membuat pariwisata salah satu dari industri besar Singapura. Perbedaan budaya yang mencerminkan sejarah kolonial yang kaya dan etnis Melayu, Tionghoa, Eurasia dan Peranakan. Selama bertahuntahun dianggap sebagai pusat bisnis di Asia Tenggara, Singapura memiliki daerah perbelanjaan yang berkembang yang terletak di distrik orchad road. Dipenuhi dengan beberapa pusat perbelanjaan, daerah ini memiliki banyak hotel, dan di anggap banyak orang sebagai pusat pariwisata Singapura. Sektor pariwisata sangat mempengaruhi perkembangan perekonomian negara [10]. Olehkarena itu promosi yang dilakukan sangat gencar. Karena melalui sektor pariwisata ini pemerintah Singapura dapat meningkatkan pendapatan Negara. Produk wisata dikemas apik diantaranya adalah Marina Bay Cruise Centre, Singapore Sentosa Cove dan Garden by the Bay. Meski banyak destinasi yang ditawarkan adalah destinasi tematik yang sengaja dibangun, namun selalu menawarkan keunikan, kemegahan dan kesan modern. Berikut beberapa alasan wisatawan banyak mengunjungi Singapura: 1. Harmoni lama dan baru yang harmonis. Terlihat dari campuran bangunan lama dan baru, design gedung lama dan modern. Keberadaan bangunan tua yang khas juga masih dilestarikan, Chinatown misalnya. 2. Aman, bersih, hijau dan efisien. Hal ini membuat wisatawan merasa nyaman untuk berlama-lama menetap di Negara ini. 3. Keragaman budaya 4. Kuliner yang inovatif G. Chinatown Chinatown merupakan deretan ruko China yang telah ada sejak awal abad ke-20. Chinatown juga merupakan salah satu kantong etnis Tionghoa yang terkenal di Negara Singapura. Chinatown merupakan destinasi yang wajib dikunjungi bagi para wisatawan yang menyukai kebudayaan. Hal ini dikarenakan di Chinatown sangat kental akan warisan budayanya. Awal mula keberadaan Chinatown ini adalah adanya pedagang keturunan China yang datang pertama datang dengan kapal di aliran Singapore River pada tahun 1821. Letaknya berada di disebelah selatan Singapura. Daerah ini sesuai namanya adalah kawasan Pecinaan di negara tersebut. Di antara tempat yang terkenal didaerah Chinatown adalah People’s Park dimana terdapat pusat perbelanjaan dan barang yang ditawarkan harganya sangat murah. Dalam Bahasa Tionghoa, Chinatown dikenal dengan nama Niu Che Sui (牛车水; pinyin: Niúchēshuĭ) yang secara harfiah berarti “air kereta lembu”. Nama daerah ini dalam Bahasa melayu juga mirip, yaitu “Kereta Ayer”. Chinatown Singapura adalah kawasan etnis yang menampilkan unsur budaya khas China dan penduduk China terpusat disini. Karena, China merupakan etnis terbesar di Singapura, maka Chinatown lebih dari sebuah kantong dari sebelumnya. Nama Chinatown diberikan oleh orang Inggris dan sekarang biasa digunakan oleh orang Singapura non-China, sedangkan orang China Singapura biasanya menggunakan istilah Niu Che Sui untuk menyebut Chinatown yang berarti “Air Kereta Kerbau” berdasarkan dari keadaan saat itu yang harus mengambil air dari sumur di Bukit Ann Siang dan Spring Street dengan menggunakan kereta kerbau. Ornament khas China menghiasi daerah ini sebagai kawasan etnis China di Singapura. Terdapat banyak lampion warna merah khas China, kuliner dan cinderamata di kawasan ini. Harga barang yang ditawarkan pun terjangkau dan di jual oleh mayoritas orang China. Direkomendasikan kepada wisatawan untuk membeli oleh-oleh khas Singapura seperti tas, gantungan kunci, kaos, dan coklat di kawasan ini.

6 Lokasi Chinatown berada diseputar Uper Pickeing Street, Cantown Ment Road dan . Untuk pergi ke Chinatown pengunjung dapat menggunakan MRT atau bus. Stasiun MRT terdekat adalahNorth-East Line-Chinatown Stasiun (NE4). Pelayanan MRT terakhir pukul 11.50 pm. Saat ini Chinatown terdiri dari 4 distrik (daerah), yaitu Telok Ayer, Bukit Pasoh, Tanjung Pagar, dan Kereta Ayer. 1. Telok Ayer Dikelilingi oleh , Maxwell Road, Peck Seah Street, Wallich Street, Tanjong Pagar Road dan Craig Roud. Sejak tanggal 7 Juli 1989 kawasan ini berstatus sebagai distrik konservasi. Pada Chinatown terdapat jalan-jalan yang terkenal secara tematis dan juga karena didalamnya terdapat bangunan-bangunan yang terkenal salah satunya adalah Singapore Heritage Centre. Distrik ini juga terkenal akan adanya tempat ibadahnya yang indah, toko-toko unik, kafe dan tempat-tempat minum. 2. Bukit Pasoh Dikelilingi oleh South Bridge Road, , , Stanley Street, Mc Callum Street, Amoy Street, Ann Siang Road dan . Status konservasi diberikan sejak 7 Juli 1989. 3. Tanjong Pagar Dikelilingi oleh , Keong Siak Road, , Neil Road dan Cantonment Road. Status konservasi diberikan sejak 7 Juli 1989. Tanjong Pagar ini terdapat kantor instansi pemerintahan, termasuk salah satunya adalah URA Center dan City Gallery. Saat ini Tanjong Pagar telah banyak dibangun apartement, bangunan komersial, tempat hiburan malam dan terdapat salon pengantin terbesar di Singapura. 4. Kereta Ayer Dikelilingi oleh New Bridge Road, Park Road, , South Bridge Road, , . Kereta Ayer merupakan jantung dari Chinatown, tempat dari berbagai macam perbelanjaan tradisional, merek rumahan, dan jajanan terbaik. Kegiatan wisata budaya yang dapat dicoba oleh pengunjung adalag berkeliling di kawasan ini. Chinatown memiliki beragam daya Tarik dan destinasi. Berikut objek wisata yang terkenal di Chinatown Singapura adalah: 1. Dinamakan demikian karena terdapat sebuah masjid yang dibangun oleh orang China yang beragama muslim pada tahun 1830. Selain etnis China terdapat pula muslim dan juga etnis Melayu yang menepati distrik ini. Hal ini dibuktikan dengan adanya masjid yang ada dijalan tersebut. 2. Pada Pagoda Street terdapat Kuil Sri Mariamman yang merupakan kuil Hindu tertua di Chinatown dan Singapura. Sri Mariamman berdiri sejak abad ke-16. Pagoda Street dahulu merupakan pusat perdagangan opium. 3. Kuil dan Museum Relik Gigi Budha 4. Bath Culture Foot Therapi 5. Sago Street Dinamakan Sago karena pada tahun 1840 banyak terdapat tumbuhan sagu disana. Namun dalam bahasa kanton, sago artinya kematian, nama ini diberikan karena banyaknya jumlah kuda yang mati masa tersebut yang disebabkan oleh wabah penyakit. 6. Tea Chapter 7. The Old Cuban 8. Smith Street Smith Street terkenal dengan banyaknya restoran. Jalan ini terkenal sebagai pusat kuliner di Chinatown (Chinatown Street Food). Pada malam hari kawasan ini menawarkan suasana romantic yang sangat ramai dengan lampion-lampion berjajar. 9. Trengganu Street

7 Trengganu street terkenal dengan street marketnya pada malam hari. 10.Thong Chai Medical Institution Merupakan pusat pengobatan China yang mutahir. 11.Packing Tour from Singapore – Asia Land Travel Service

3. Penutup

A. Simpulan Budaya merupakan cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem kepercayaan dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Kebudayaan sebagai salah satu aspek dalam pariwisata dikemas apik oleh Negara Singapura yang terdiri dari beragam etnis penduduknya dalam bentuk Chinatown. Chinatown merupakan kawasan wisata yang menampilkan unsur budaya khas China dan penduduk China yang merupakan etnis terbesar dan tertua di Singapura. Chinatown kini menjadi kawasan tujuan wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan karena banyak daya Tarik yang dapat ditemui disana.

B. Saran Sebaiknya kawasan Chinatown ditambah fasilitas berupa adanya tempat sampah yang didesign sesuai dengan etnis yang bernaung. Hal ini untuk memudahkan wisatawan dalam membuang sampahnya mengingat banyak kuliner yang dijajakan di sini.

References [1] Data FCS (Foreign Case Study) 17-20 Januari 2018, Singapura, Chinatown. [2] Haruna, K., Akmar Ismail, M., Suhendroyono, S., Damiasih, D., Pierewan, A. C., Chiroma, H., & Herawan, T. (2017). Context-Aware Recommender System: A Review of Recent Developmental Process and Future Research Direction. Applied Sciences, 7(12), 1211. [3] Soeroso, A., & Turgarini, D. (2011). Cultural Capital Value as a Mode for Redevelopment of Tourism in Kotagede Cultural Heritage Area. International Journal of Culture and Tourism Research, 4(1), 1-17. [4] Kiswantoro, A., & Damiasih, D. (2018). PERSEPSI KUALITAS LAYANAN MUSEUM SEBAGAI SARANA EDUKASI MASYARAKAT (STUDI KASUS: MUSEUM GUNUNG API MERAPI YOGYAKARTA). Jurnal Kepariwisataan, 12(2), 57-70. [5] Soeroso, A., & Susilo, Y. S. (2014). TRADITIONAL INDONESIAN GASTRONOMY AS A CULTURAL TOURISM ATTRACTION. Editorial Board, 45. [6] Soeroso, A. (2006). Valuing Borobudur Heritage Area in a Multi-attribute Framework Environmental Economic Perspective and Its Ecotourism Management Policy Implications. Unpublished PhD Dissertation (in Indonesian). Yogyakarta: Gadjah Mada University. [7] Wisnumurti, A. (2013). THE PRIVILEDGES OF YOGYAKARTA SPECIAL REGION AND THE DEVELOPMENT OF THE LOCAL TOURISM POTENTIALS. Jurnal Kepariwisataan, 7(2), 75-85. [8] Isdarmanto, I. (2015). Structuring Malioboro Yogyakarta Environmentally Friendly Refers To The Tourism Behavior. Jurnal Kepariwisataan, 9(2), 89-97. [9] Rif’an, A. A. (2016). Tourism Components and Tourists Characteristic of Prambanan Temple as The World Culture Heritage Site in Yogyakarta, Indonesia. International Journal of Tourism and Hospitality Study, 1(1). [10] Prabasmara, P. G., Subroto, Y. W., & Roychansyah, M. S. (2011). The Concept of Livability As a Base In Optimizing Public Space Case Study: Solo City Walk-Jalan Slamet Riyadi, Solo.

8 LAMPIRAN

Dokumentasi Penulis di Chinatown Singapura, 18 Januari 2018

9