PEMBERDAYAAN PETANI RUMPUT LAUT DI KAMPUNG SARAWANDORI DISTRIK KOSIWO KABUPATEN KEPULAUAN

Mohammad Rifa’i Institut Pemerintahan Dalam Negeri Jl. Ir. Soekarno Km. 20, 45263, E-mail: [email protected]

Sheryl Viola A. Kirihio Pemerintah Kabupaten Biak Numfor Jl. Majapahit No. 1 Kelurahan Samofa, Kabupaten Biak Numfor, 98111, Papua, Indonesia E-mail: [email protected]

ABSTRACT

The potential for marine products in the Yapen Islands is very abundant, including seaweed. However, it should be noted that coastal communities who work as seaweed farmers with all their limitations also face several problems, including limited knowledge and skills in seaweed cultivation, use of simple tools (raft method), traditional/hereditary cultivation methods, and the marketing of crops, whose reach is still limited. For this reason, the Regional Government through the Marine and Fisheries Service provides support and assistance in the context of empowering seaweed farmers. The purpose of writing this is to find out the process of empowering seaweed farmers in Sarawandori Village. Else, to explore the obstacles and supporting factors of the empowerment. This research used a qualitative research method with a descriptive approach. The results showed that the empowerment of seaweed farmers had been running even though the results were not optimal. For this reason, the government through the Yapen Islands Maritime Affairs and Fisheries Office seeks to help farmers in the seaweed cultivation process, and facilitate farmers to be able to use more sophisticated technology and expand the marketing reach of seaweed and its processed products from Sarawandori Village to outside the Yapen Islands. Keywords: Empowerment, Seaweed, Farmer, Yapen Regency

ABSTRAK

Potensi hasil laut di Kepulauan Yapen sangat melimpah, terutama rumput lautnya. Namun, petani rumput laut disana menghadapi beberapa permasalahan, diantaranya masih terbatasnya pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya rumput laut, Penggunaan alat yang masih sederhana (metode rakit), cara budidaya yang masih tradisional/turun-temurun dan pemasaran hasil panen yang jangkauannya masih terbatas. Untuk itu, Pemerintah Daerah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan memberikan dukungan dan bantuan dalam rangka pemberdayaan petani rumput laut. Tujuan dari penulisan naskah ini untuk mengetahui proses pemberdayaan petani rumput laut di Kampung Sarawandori, faktor penghambat dan pendukung serta upaya Dinas Kelautan dan Perikanan mengatasi hambatan dalam proses pemberdayaan petani rumput laut. Riset ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberdayaan petani rumput laut sudah berjalan meskipun hasilnya belum maksimal. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan petani rumput laut di Kampung Sarawandori sudah dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan, namun masih menghadapi beberapa kendala. Untuk itu, pemerintah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Yapen berupaya membantu petani pada proses pembudidayaan rumput laut, dan memfasilitasi para petani untuk dapat menggunakan teknologi yang lebih canggih dan memperluas jangkauan pemasaran rumput laut dan hasil olahannya dari Kampung Sarawandori hingga keluar wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen. Kata kunci: Pemberdayaan, Petani, Rumput Laut, Kabupaten Yapen

153

J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan) Vol. 5, No. 2, November 2020: 153–167

PENDAHULUAN tambah terbesar rumput laut justru terdapat Indonesia merupakan salah satu pada industri hasil olahannya. Sujana,dkk negara kepulauan, dimana dua pertiga (2020, p. 26) yang tergabung pada tim wilayah negaranya adalah lautan dengan pengabdian masyarakat mendorong 17.508 buah (sekitar 1,9 juta km²) pulau kreativitas dan inovasi masyarakat dengan besar maupun kecil dan hamparan laut memanfaatkan rumput laut untuk dijadikan seluas 5,6 juta km² (sekitar 70% dari seluruh bahan pangan, seperti es sarang rumput laut wilayah Indonesia), sehingga terdapat di Daerah Buton, Sulawesi Tenggara. sekitar 60% (enam puluh persen) penduduk Di sekitar wilayah laut juga terdapat Indonesia hidup dan tinggal di wilayah berbagai sumberdaya dengan potensi tinggi pesisir. yang semestinya dapat dimanfaatkan untuk Indonesia memiliki berbagai macam kesejahteraan masyarakat pesisir. Oleh potensi kekayaan laut, baik kekayaan alam sebab itu dibutuhkan pengelolaan berbasis hayati maupun non hayati seperti padang masyarakat atau biasa disebut Community lamun, terumbu karang, rumput laut, Based Management (CBM). Sebagaimana mutiara, hutan mangrove, dan pariwisata dijelaskan Nikijuluw dalam Liswandi (2017, bahari. Pemanfaatan kekayaan laut hingga p.18), bahwa Community Based saat ini masih jauh dari harapan. Padahal Management merupakan salah satu wilayah lautan dan pulau-pulau kecil pendekatan dalam pengelolaan wilayah menyimpan potensi sumber daya alam pesisir beserta sumberdayanya dengan melimpah, yang seharusnya dapat mengedepankan pengetahuan dan kesadaran dimanfaatkan untuk meningkatkan serta budaya masyarakatnya yang begitu perekonomian masyarakat, namun pada kuat. kenyataannya belum menjadi skala prioritas Secara biofisik, wilayah pesisir dari pemerintah daerah setempat. memiliki karakteristik (Stanis dalam Safni, Pengembangan kegiatan ekonomi 2018, p.18), Pertama, terdapat keterkaitan yang sedang digalakkan pemerintah di ekologis (hubungan fungsional) secara wilayah pesisir diantaranya pengembangan empiris, baik antar ekosistem di pesisir budidaya rumput laut, sebagai komoditi maupun antara kawasan pesisir dengan laut yang bisa menjadi berbagai macam produk lepas pada lahan atasnya (upland). Kedua, olahan. Namun, hingga kini masih belum pada kawasan pesisir, umumnya masyarakat serius upaya untuk meningkatkan nilai memiliki keterampilan/ keahlian dan tambah produk olahannya, padahal nilai keinginan atau kesenangan (preference)

154 1 Pemberdayaan Petani Rumput Laut ... (Mohammad Rifa’i, Sheryl Viola A. Kirihio) pada pekerjaan berbeda, baik sebagai petani, untuk maju masih kurang sehingga sangat nelayan, pendamping pariwisata, kerajinan bergantung pada bantuan pemerintah yang rumah tangga dan sebagainya. Ketiga, pada sampai saat ini masih menjadi faktor umumnya kawasan pesisir merupakan penghambat dalam pembinaan kelompok sumberdaya milik bersama (common petani rumput laut. property resources) yang dapat Keterlibatan Dinas Kelautan dan dimanfaatkan semua orang. Perikanan dalam memberdayakan petani Budidaya rumput laut menjadi usaha rumput laut di Kampung Sarawandori andalan masyarakat pesisir Kampung diharapkan mampu membuat perubahan dan Sarawandori Distrik Kosiwo, Kabupaten berkontribusi pada pengembangan budidaya Kepulauan Yapen. Kegiatan ini dilakukan rumput laut dan produk olahannya, bahkan mayoritas masyarakat dengan cara menurut Yoga (2018, p. 135) budidaya membentuk kelompok-kelompok meskipun rumput laut dapat dikembangkan menjadi dalam skala yang relatif kecil, namun sektor wisata dengan penerapan community menyebar di seluruh wilayah pesisir yang based tourism (CBT) di Pantai Pandawa salah satunya terdapat di Kampung Badung – Bali, yang berdampak pada tiga Sarawandori, sebagai kampung penghasil pilar keberlanjutan yang menghasilkan rumput laut terbanyak di Distrik Kosiwo perluasan manfaat ekonomi, sosial dan Kabupaten Kepulauan Yapen. lingkungan. Petani rumput laut di Kampung Berdasarkan pemaparan diatas maka Sarawandori masih menggunakan alat permasalahan yang dibahas pada tulisan ini tradisional, yakni dengan tali tambang dalam yakni tentang pelaksanaan pemberdayaan proses budidaya rumput laut sehingga kelompok petani rumput laut di Kampung berdampak pada hasil panen dan tingkat Sarawandori, faktor pendukung dan ekonomi masyarakat, khususnya bagi para penghambat dalam pemberdayaan petani petani rumput laut. Hal ini perlu mendapat rumput laut dan upaya Dinas Kelautan dan perhatian dari pemerintah karena kondisi Perikanan dalam mengatasi hambatan- serupa menurut Asimu dan Hapsari (2018, p. hambatan terkait pemberdayaan kelompok 41) masih banyak terjadi di daerah lain, petani rumput laut di Kampung dimana masyarakatnya yang mayoritas Sarawandori. sebagai nelayan dan petani rumput laut yang mempunai keterbatasan, baik kualitas SDM, kondisi ekonomi dan kesadaran masyarakat

155 J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan) Vol. 5, No. 2, November 2020: 153–167

KAJIAN PUSTAKA sisi kemandirian, dimana pemberdayaan Pemberdayaan menurut Mardikanto pada hakekatnya adalah untuk memperkuat dan Subianto (2013, p. 33) yang mengutip daya (kemampuan dan posisi tawar) agar pendapat Sumodiningrat, mendefinisikan masyarakat semakin mandiri. Karena itu, pemberdayaan sebagai upaya pemberian pemberdayaan dapat diartikan sebagai kesempatan dan kemampuan kepada proses penguatan kapasitas yang dimiliki kelompok masyarakat (miskin) agar mereka oleh setiap individu (dalam masyarakat), memiliki aksesibilitas terhadap sumberdaya kelembagaan, maupun sistem atau jejaring berupa: modal, teknologi, informasi, antara individu dan kelompok/ organisasi jaminan pemasaran dll, agar mereka mampu sosial, serta pihak lain yang ada di luar memajukan dan mengembangkan usahanya sistem masyarakatnya sampai pada tingkat sehingga memperoleh perbaikan pedapatan global. serta perluasan kesempatan kerja demi Ukuran berdayanya suatu individu perbaikan kehidupan dan kesejahteraannya. maupun kelompok masyarakat dapat dilihat Sisi lain, Imam (2016, p. 67), dari tingkat kemandiriannya. Terdapat 4 berpendapat bahwa memberdayakan lingkup kegiatan pemberdayaan masyarakat masyarakat diartikan sebagai upaya untuk menurut Mardikanto dan Soebianto (2013, p. meningkatkan harkat dan martabat 113-116), yaitu bina manusia, bina usaha, kelompok masyarakat agar dapat bina lingkungan, dan bina kelembagaan. melepaskan diri dari perangkap kemiskinan Terkait tujuan, Suharto (2010, p. 58) dan keterbelakangan. mengemukakan bahwa ”pemberdayaan Lebih lanjut ia memaknai bertujuan untuk meningkatkan kekuasan pemberdayaan sebagai upaya melepaskan orang–orang yang lemah atau tidak seseorang atau kelompok masyarakat dari beruntung”. Dengan demikian, orang-orang kemiskinan di saat situasi dan kondisi yang yang masuk masyarakat kategori ekonomi sulit, karena kemiskinan yang terjadi tidak lemah, dalam hal ini petani rumput laut, bersifat alamiah dan bersifat permanen, menjadi target dari program premberdayaan namun dipengaruhi berbagai faktor yang yang merupakan salah satu fungsi dan peran terkait kebijakan, sehingga upaya pemerintah. pemberdayaan juga melibatkan factor- Menurut Anwar (2013, p. 128), faktor yang mempengaruhi. “petani perlu dibiasakan dan bisa Sementara itu, Mardikanto dan beradaptasi dengan alam dan belajar dari Subianto (2013, p. 69) juga memaknai dari pengalaman, yang diperoleh secara pribadi

156 Pemberdayaan Petani Rumput Laut ... (Mohammad Rifa’i, Sheryl Viola A. Kirihio) atau dari sesama petani. Belajar dari Guna memperoleh data dan pengalaman lebih bermanfaat dan informasi terkait permasalahan dalam memberikan kesan secara langsung, penelitian, maka ditentukan terlebih dahulu sehingga kesalahan yang pernah dilakukan sumber datanya. Dalam hal ini dijelaskan tidak terulang lagi. Begitu pula keberhasilan oleh Arikunto ( 2013, p. 172), bahwa sumber yang sudah diperoleh dapat dipertahankan data adalah subjek dari mana dapat diperoleh dan sekaligus dapat ditingkatkan”, bidang data.. Ia juga mengemukakan beberapa pertanian itu sendiri terbagi ke dalam istilah terkait sumber data, yaitu : Person/ beberapa bagian atau sub sektor dan rumput orang, Place/ tempat dan Paper/ kertas laut adalah salah satunya. sebagai dokumen. Adapun teknik Petani rumput laut merupakan salah pengumpulan datanya melalui wawancara, satu profesi yang ditekuni oleh sekelompok observasi dan dokumentasi. orang yang tinggal di daerah pesisir dan Ruang lingkup dan fokus penelitian sumber penghidupannya bergantung secara menggunakan pendekatan konsep langsung pada hasil laut dan pemberdayaan menurut Mardikantodan pemanfaatannya menjadi sumber Soebianto (2013:113), dengan mengacu penghasilan lainnya setelah proses pada keempat ruang lingkup pemberdayaan, pengolahan dari budidaya rumput laut. yakni bina manusia (meliputi peningkatan Kelompok masyarakat yang dimaksud kemampuan masyarakat dan peningkatan berfokus pada pengolahan rumput laut yang keterampilan), bina usaha (meliputi dijadikan sebagai tumpuan ekonomi peningkatan sarana dan prasarana keluarga. pendukung dan adanya dukungan permodalan dan pemasaran hasil produksi), METODOLOGI PENELITIAN bina lingkungan (meliputi Tanggung jawab Untuk lebih memudahkan dalam kelestarian lingkungan dan tanggungjawab pemecahan masalah terkait penelitian, maka sosial), dan bina kelembagaan (meliputi dalam tulisan ini menggunakan metode terbentuknya kelompok petani rumput laut deskriptif kualitatif, yang hendak dan adanya pembagian tugas dari masing- mendeskripsikan keadaan tempat penelitian masing anggota kelompok). sesuai fakta-fakta empirik yang diperoleh Analisis data merupakan rangkaian dari fenomena yang diamati dan dikaji kegiatan penelitian hingga pada penarikan terkait kondisi riil Petani Rumput Laut di kesimpulan, maka penulis berupaya untuk Kampung Sarawandori. menggambarkan keadaan yang sebenarnya

157 J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan) Vol. 5, No. 2, November 2020: 153–167 dengan menyandingkan teori dan data usaha bidang perikanan, pertanian dan lapangan yang diperoleh dari beberapa pariwisata, sayangnya potensi tersebut sumber, baik melalui hasil wawancara , belum dikelola dengan baik dan sekaligus observasi maupun pelacakan dokumentasi menjadi skala prioritas bagi pemerintah tentang pemberdayaan petani rumput laut di daerah dalam pelaksanaan pembangunan Kampung Sarawandori, Distrik Kosiwo, dan pemberdayaan masyarakatnya. Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Penduduk Kampung Sarawandori Papua. berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Kampung Sarawandori tahun 2018 yaitu HASIL DAN PEMBAHASAN berjumlah 827 jiwa, dengan profesi yang Dalam Undang-Undang Nomor 21 beragam, hal ini dapat dilihat pada tabel :

Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Tabel 1 Provinsi Papua, diterangkan bahwa desa di Mata Pencaharian / Profesi Masyarakat Provinsi Papua memiliki sebutan lain yaitu Kampung Sarawandori Kampung. Kampung Sarawandori adalah salah satu dari 15 kampung yang terdapat di No Profesi Jumlah Persentase 1 Petani 70 37,2% Distrik Kosiwo, Kabupaten Kepulauan 2 Nelayan 88 46,8% Yapen, yang merupakan salah satu 3 PNS/TNI/ 20 10,7% Polri kabupaten di Provinsi Papua dengan ibukota 4 Pedagang 10 5,3% Serui. Istilah kampung mungkin sering Jumlah 188 100% Sumber: Kantor Kampung Sarawandori didengar, tetapi istilah distrik sebagai pengganti atau nama lain dari kecamatan Berdasarkan tabel tersebut dapat hanya ditemui di Propinsi Papua dan Papua dilihat bahwa, masyarakat Kampung Barat dengan otonomi khusus yang telah Sarawandori terbanyak berprofesi sebagai berjalan saat ini. nelayan, sehingga pendapatan masyarakat Kampung Sarawandori terletak di Kampung Sarawandori tergantung dari hasil ujung timur Kabupaten Kepulauan Yapen lautnya dan kondisi cuaca setiap hari atau dengan luas wilayah sebesr 571,53 ha, iklim yang sedang berlangsung di sekitar dengan luas daratan sebesar 400 Km dan laut juga ikut berpengaruh pada hasil luas perairan laut sebesar 209,32 Km, dan budidaya rumput laut. merupakan daerah pesisir. Dari letak `Pada Peraturan Menteri Kelautan geografisnya, Kampung Sarawandori Nomor 23/PERMEN-KP/2016 Tentang sangatlah strategis untuk pengembangan

158 Pemberdayaan Petani Rumput Laut ... (Mohammad Rifa’i, Sheryl Viola A. Kirihio)

Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir, 1. Bina Manusia juga diatur mengenai program alokasi ruang. Bina manusia adalah upaya utama menurut pasal 1 ayat (17), yang dimaksud yang harus diperhatikan dalam upaya alokasi ruang adalah bagian wilayah yang pemberdayaan masyarakat karena tujuan diperuntukan bagi daerah yang berbentuk utama pemberdayaan masyarakat adalah wilayah pesisir dan memiliki sejumlah pulau keberdayaan masyarakat itu sendiri. Oleh kecil pada suatu wilayah tertentu, yang sebab itu, lingkup materi bina manusia pada bentuk programnya yaitu RZWP-3-K pemberdayaan masyarakat difokuskan (Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau- kepada dua hal yaitu: Pulau Kecil). Di Kabupaten Kepulauan a. Peningkatan kemampuan petani Yapen sendiri pembagian zonasi rumput laut rumput laut terbesar terletak di Kampung Sarawandori, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Distrik Kosiwo sebagai pusat budidaya Kepulauan Yapen telah melakukan rumput laut dengan dengan luas garapan beberapa kegiatan pelatihan dan 5913 M2 pada tahun 2018 di Kampung sosialisasi kepada masyarakat petani Sarawandori dan pembudidaya rumput laut rumput laut guna meningkatkan sebanyak 124 orang. pengetahuan dan keterampilan.. Upaya . Hal inilah yang menjadi alasan ini dilakukan agar para petani rumput laut terkait lokasi penelitian, meskipun dapat meningkatkan jumlah produksi dan Sarawandori bukan satu-satunya kampung kualitas rumput laut serta cara menanam yang melakukan pengelolaan dan dan mengolah rumput laut menjadi pembudidayaan rumput laut. makanan olahan. Analisis yang dilakukan penulis yakni dengan memadukan data hasil Hal tersebut diperkuat hasil wawancara wawancara dan observasi dengan teori yang dengan Kepala Dinas Kelautan dan digunakan terkait pemberdayaan petani Perikanan Kabupaten Kepulauan Yapen rumput laut di Kampung Sarawandori. (tgl. 15 Januari 2019), bahwa Dalam hal ini penulis menggunakan teori pemberdayaan yang telah dilakukan di Mardikanto dan Subianto terkait Kampung Sarawandori yaitu dengan Pemberdayaan petani rumput laut sebagai memberikan penyuluhan, sosialisasi dan berikut: pelatihan kepada petani rumput laut dengan mendatangkan tenaga bantuan lokal dari Kabupaten Kepulauan Yapen

159 J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan) Vol. 5, No. 2, November 2020: 153–167

sebagai narasumber, dan juga pemberian pemberdayaan tidak lepas dari alat yang digunakan petani dalam dukungan sarana dan prasana yang membudidayakan dan mengolah rumput memadai. laut menjadi bahan olahan yang dapat Berdasarkan wawancara dengan dikonsumsi masyarakat yang lebih luas. Kepala Kampung Sarawandori (20 Januari 2019), disampaikan bahwa b. Peningkatan keterampilan petani rumput laut dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Yapen telah Terkait keterampilan petani, berdasarkan memberikan bantuan yang diberikan hasil wawancara dengan Kepala Dinas kepada para petani rumput laut berupa Kelautan dan perikanan (15 Januari 2019) motor laut dengan mesin 40 pk, tali, dan Kepala Seksi Pemberdayaan jangkar dan rakit, dimana sebelumnya Masyarakat (23 Januari 2019) , bahwa di Kampung Sarawandori untuk para petani rumput laut di Kampung budidaya rumput laut masih Sarawandori memiliki keterampilan menggunakan metode rakit, namun secara turun temurun, termasuk cara setelah beberapa percobaan yang budidaya rumput laut. dilakukan, maka dipakailah metode Demikian pula para istri ikut terlibat long line (tali panjang) untuk budidaya dalam pelatihan seperti cara membuat rumput laut, dengan penggunaan botol adonan, memasak, mengemas/ aqua dan jerigen dari oli bekas yang mengepak, dan cara membuat olahan digunakan sebagai pelampung. rumput laut, seperti stik rumput laut, mie rumput laut, dan bakso rumput laut. b. Dukungan Permodalan dan 2. Bina Usaha Pemasaran

a. Pengembangan Sarana dan Pemberian bantuan modal oleh Prasarana pemerintah diharapkan masyarakat Bina usaha yang dilakukan yaitu petani rumput laut dapat dengan bijak melalui pengembangan sarana memanfaatkan bantuan-bantuan yang prasarana. Adapun pengembangan telah diberikan, dan mampu sarana dan prasana adalah salah satu memanfaatkan potensi rumput laut faktor yang harus diperhatikan dalam dengan sebaik-baiknya. Kemudian proses pemberdayaan masyarakat. melalui pemanfaatan teknik long line Terwujudnya suatu tujuan dalam proses pembudidayaan rumput

160 Pemberdayaan Petani Rumput Laut ... (Mohammad Rifa’i, Sheryl Viola A. Kirihio)

laut, serta pengolahan rumput laut 54) menjelaskan bahwa pemberdayaan yang memiliki nilai jual guna petani rumput laut dapat memanfaatkan meningkatkan pendapatan petani sisi lain dari menghasilkan rumput laut, rumput laut yakni berupa pengembangan ekowisata Guna perluasan usaha, Petani Bersama sebagai produk pariwisata bentuk baru Dinas Kelautan dan Perikanan dapat sekaligus memperoleh manfaat bagi mencontoh daerah lain, dimana bertambahnya pengetahuan petani budidaya rumput laut juga bisa rumput laut tentang kelestarian dijadikan peluang lain yang bisa lingkungan sehingga dapat didapat dari kegiatan ini yakni mempengaruhi sikap dan perilakunya pemanfaaatan daerah pesisir sebagai untuk selalu menjaga kelestarian tempat pariwisata, sebagaimana yang lingkungan secara berkelanjutan. dilakukan di Pantai Pandawa Hal demikian juga disampaikan oleh Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Badung Bali Meirejeki (2017, p. 1). Pesisir (20 Januari 2019), bahwa kegiatan Selain petani memperoleh penghasilan pemberdayaan yang telah dilakukan dari budidaya rumput laut dengan hasil dapat memberikan pembelajaran dan industri olahannya, maka diperoleh penyadaran kepada masyarakat tambahan pendapatan dari pentingnya kelestarian alam di wilayah pengembangan sektor pariwisata. sekitar dan hubungan sosial yang terjadi

3. Bina Lingkungan antar masyarakat. Maka Pemerintah Pelestarian lingkungan akan menentukan Kabupaten Kepulauan Yapen berupaya keberlanjutan kegiatan siklus menangani limbah dari kegiatan produksi sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rumput laut agar tidak menjadi dampak termasuk tanggung jawab sosial yang buruk bagi kelestarian pantai dan harus diperhatikan terkait kesejahteraan sekitarnya. masayarakat yang tingggal di area sekitar 4. Bina Kelembagaan pelaksanaan program pemberdayaan Pengorganisasian perlu dilakukan dengan rumput laut Melalui Dinas Kelautan dan menjelaskan tugas dan tanggung jawab Perikanan, kegiatan pelestarian pihak-pihak yang terkait seperti lembaga lingkungan juga bisa dikembangkan adat, kepala kampung, dinas terkait dan menjadi ekowisata. Suwandana (2018, p. kelompok masyarakat petani dalam

161 J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan) Vol. 5, No. 2, November 2020: 153–167

kegiatan pemanfaatan dan Sumber: Kantor Kampung Sarawandori pembudidayaan rumput laut. Hal ini Kelompok petani rumput laut diatas diperkuat hasil wawancara dengan merupakan kelembagaan yang memiliki Kepala Kampung Sarawandori (20 struktur organisasi yang dibuat dan Januari 2018), bahwa untuk ditetapkan oleh Kepala Kampung mempermudah pelaksanaan kegiatan Sarawandori yang diharapkan dapat berguna pemberdayaan, secara swadaya telah untuk mengkoordinasikan kegiatan dibentuk beberapa kelompok petani budidaya rumput laut dengan pihak Dinas rumput laut beserta jumlah anggota dari Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Yapen, sehingga ketika akan setiap kelompoknya. Data yang diperoleh dari kantor dilaksanakan kegiatan terkait penyuluhan Kampung Sarawandori terdapat 8 atau pelatihan bagi petani rumput laut lebih kelompok petani rumput laut dengan mudah dalam koordinasinya, yakni melalui jumlah anggota sebanayak 32 orang, ketua kelompok masing-masing. dimana setiap kelompok dipimpin oleh Setelah terbentuk menjadi beberapa seorang ketua kelompok yang memiliki kelompok, seharusnya para petani rumput anggota sebanyak 4 orang. Untuk lebih laut dengan bantuan pemerintah berupaya jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai membentuk badan resmi seperti koperasi berikut: guna menjaga kualitas dan kestabilan harga Tabel 2 rumput laut Ketika musim panen. Hal ini Kelompok Petani Rumput Laut di tentunya berdampak pada hasil panen yang Kampung Sarawandori Distrik Kosiwo dihargai lebih rendah dari pasaran karena No Nama Ketua Jumlah Kelompok Kelompok Anggota harus menjual hasil panen pada para 1 Ganota Herman 4 Wayeni tengkulak. Kondisi demikian pun terjadi di 2 Mawasa Andarias 4 tempat lain, sebagaimana diungkapkan Karubaba 3 Noraitum Dores Karubaba 4 Radjab (2014, p. 16), dimana peran 4 Koyapisinai Moses Imbiri 4 pemerintah dan swasta menciptakan 5 Kamanum Yosep 4 pan Henripon mekanisme pemasaran yang mampu 6 Onawai Lewi 4 menjamin keberlangsungan produksi Werimon 7 Aitatuwuri Salomo 4 rumput laut melalui pembentukan koperasi Takanyuai 8 Rari Michael Atururi 4 dan sejenisnya serta pengembangan usaha- Jumlah 32 usaha yang berorientasi pada pengembangan Sumber: Kantor Kampung Sarawandori

162 Pemberdayaan Petani Rumput Laut ... (Mohammad Rifa’i, Sheryl Viola A. Kirihio) sentra-sentra industri menengah di wilayah yang lebih canggih kepada para tersebut. petani rumput laut.

b. Sarana prasarana Faktor Penghambat dan pendukung Masih rendahnya pendidikan dan dalam Pemberdayaan Petani Rumput Laut di Kampung Sarawandori keterampilan petani rumput laut yang Dalam melaksanakan kegiatan/ berdampak pada sulitnya pemberian program kerja tidak terlepas adanya informasi penggunaan teknologi hambatan dalam proses pencapaian tujuan. kepada para petani rumput laut. Dalam pengamatan penulis proses sehingga peralatan yang digunakan pemberdayaan petani rumput laut di dalam usaha kegiatan Kampung Sarawandori berlangsung cukup pembudidayaan rumput laut masih baik, meskipun beberapa hal masih menjadi cukup sederhana dan terbatas, seperti hambatan. Adapun faktor-faktor bangunan/ tempat untuk menyimpan penghambat yang dimaksud adalah: hasil panen rumput laut yang hanya ada 1 tempat di Kampung a. Kualitas Sumber Daya Petani Rumput Laut Masih Rendah Sarawandori dengan kondisi yang masih sederhana dan kecil. Kualitas SDM berpengaruh pada

pengetahuan, keterampilan dan c. Pemasaran hasil panen penguasaan seseorang terhadap suatu Selain terkait permodalan, hal. Dalam proses pemberdayaan, permasalahan yang sering dihadapi salah satunya bergantung pada petani yakni kesulitan pemasaran kualitas sumber daya manusia untuk Ketika musim panen dengan hasil mencapai keberhasilan dari yang melimpah, sedangkan panen pemberdayaan. harus disegerakan. Jika tidak cepat Rendahnya ingkat pendidikan dijual maka hasil panen menumpuk merupakan salah satu faktor penting dan kelamaan bisa membusuk, yang mempengaruhi kualitas sumber namun ketika dijual cepat biasanya daya manusia. di Kampung dijual kepada tengkulak dengan Sarawandori, yang rata-rata hanya harga yang lebih murah. La Suhu dan tingkat SD dan SMP. Kondisi Wance (2019, p. 12), menjelaskan demikian tentu menjadi sulit ketika bahwa hal serupa juga terjadi di sosialisasi penggunaan teknologi Halmahera Selatan dimana petani

163 J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan) Vol. 5, No. 2, November 2020: 153–167

kesulitan menjual hasil panennya Tabel 3 Data Produksi Rumput Laut di Kampung karena tidak mempunyai jalur Sarawandori pemasaran sendiri, akibatnya petani No Nama Luas Lahan Garapan (M2) Pokdakan menggunakan sistem tebang jual, Trpakai Belum Juml 2018 artinya bahwa petani rumput laut jika 1 Ganota 525 975 1.500 108 sudah sudah memanen rumput laut 2 Mawasa 350 650 1000 207 sebanyak 40 % langsung dijual 3 Noraitum 900 1.100 2000 1053 kepada tengkulak yang ada di desa 4 Koyapisinai 700 1.300 2000 585 karena jika tidak segera dijual, maka 5 Kamanump 1.120 880 2000 3213 an dapat mengurangi beratnya. 6 Onawai 500 1.500 2000 90 Adapun yang menjadi faktor 7 Aitatuwu 675 825 1500 225 pendukung keberhasilan pemberdayaan ri Rari 450 1.050 1500 432 yaitu antusias masyarakat yang sangat tinggi 8 Jumlah 5.220 8.280 13500 5913 dalam mengelola dan membudidayakan rumput laut. Faktor pendukung inilah yang Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan dimanfaatkan oleh Dinas Kelautan dan Berdasarkan data hasil produksi Perikanan untuk memotivasi petani rumput tersebut dapat dilihat bahwa di Kampung laut menjadi masyarakat yang mandiri, Sarawandori menghasilkan rumput laut akibat hasil rumput laut yang melimpah. paling besar, namun terkadang tingkat Untuk mengetahui hasil budidaya produksi naik turun setiap panen, hal ini rumput laut di Kampung Sarawandori dapat disebabkan oleh pengelolaan yang belum dilihat pada tabel berikut : maksimal karena budidayanya masih dilakukan dengan cara tradisional dengan

alat yang masih sederhana. Upaya Dinas Kelautan dan Perikanan

Dalam Mengatasi Faktor Penghambat

Informasi dari Kepala Dinas

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Yapen (tgl 25 Januari 2019),

bahwa pihak Dinas Kelautan dan Perikanan sejauh ini masih merencakan penggunaan

teknologi yang lebih canggih untuk proses pembudidayaan rumput laut sampai pada

164 Pemberdayaan Petani Rumput Laut ... (Mohammad Rifa’i, Sheryl Viola A. Kirihio) proses pengolahannya, bahkan dengan dengan adanya kelompok-kelompok petani pelibatan para istri petani nantinya dapat rumput laut yang telah terbentuk. menghasilkan beberapa makanan hasil Beberapa hal yang menjadi faktor olahan rumput laut. Sari, dkk (2020, p. 13), pendukung pelaksanaan pemberdayaan menjelaskan bahwa di Kampung Arar yaitu antusias dan semangat masyarakat Distrik Mayamak Kabupaten Sorrong para petani rumput laut yang besar dalam petani rumput laut memproduksi hasil membudidayakan hasil rumput laut. olahan rumput laut menjadi permen jelly Sedangkan faktor penghambatnya adalah rumput laut, tepung rumput laut dan kerupuk rendahnya kualitas sumber daya manusia rumput laut yang semuanya berbahan dasar dari petani rumput laut, termasuk dalam hal rumput laut (unimuda.e-journal.id). penggunaan teknologi budidaya rumput laut

di Kampung Sarawandori. sarana prasarana KESIMPULAN yang masih kurang memadai, serta belum Setelah melalui beberapa tahapan adanya mekanisme dan jalur pemasarran dalam kegiatan penelitian, diperoleh sendiri sehingga Ketika musim panen harga simpulan sebagai berikut: rumput laut menjadi turun karena harus Pemberdayaan petani rumput laut di menjual kepada tengkulak. Kampung Sarawandori sudah dilaksanakan Upaya yang dilakukan Dinas oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kelautan dan Perikaan Kabupaten Kabupaten Kepulauan Yapen, namun Kepulauan Yapen dalam mengatasi faktor hasilnya belum maksimal. Dari dimensi penghambat terkait kemampuan petani bina manusia; bahwa peningkatan yakni melalui bimbingan dan penyuluhan. kemampuan dan ketrampilan masyarakat Untuk penyediaan sarana prasarana, masih perlu ditingkatkan dengan pemberian pemerintah berencana menerapkan pelatihan dan penyuluhan. Untuk aspek bina penggunaan teknologi yang lebih canggih usaha; masih perlu perhatian pemerintah dalam proses pembudidayaan rumput laut terkait dukungan permodalan dan pemasaran sampai pada produk olahannya serta hasil produksi. Kemudian aspek bina membantu pemasaran hasil olahan rumput lingkungan sudah cukup baik, jika dilihat laut ke luar dari kampung Sarawandori. dari kesadaran masyarakat petani rumput laut dalam menjaga kelestarian lingkungan di sekitar pembudidayaan rumput laut. Dan untuk bina kelembagaan; sudah cukup baik

165 J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan) Vol. 5, No. 2, November 2020: 153–167

DAFTAR PUSTAKA Mardikanto, Totok dan Subianto, Poerwoko.

Anwar, O. M. (2014). Pemberdayaan (2013). Pemberdayaan Masyarakat Masyarakat di Era Global. Alfabeta. dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta. Asimu, F. A., & Hapsari, R. D. (2018). Pemberdayaan Petani Rumput Laut Peraturan Bupati Kepulauan Yapen Nomor Oleh Dinas Kelautan Dan Perikanan 19 Tahun 2017 Tentang Organisasi Dan Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tata Kerja Dinas Perikanan Kabupaten Tenggara. Jurnal Pembangunan dan Kepulauan Yapen Pemberdayaan Pemerintahan, Vol.3(1), 31–42. Peraturan Menteri Kelautan Nomor 23/PERMEN-KP/2016 tentang Imam, M. (2016). Studi Tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pemberdayaan Masyarakat Petani Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Rumput Laut di Kelurahan Pantai Amal , Kecamatan Tarakan Timur Kota Radjab, M. (2014). Analisis Model Tarakan. Fisip Universitas Tindakan Rasional Pada Proses Mulawarman Kalimantan Timur Transformasi Komunitas Petani Rumput Laut Di Kelurahan Pabiringa La Suhu, Bakri dan Marno Wance. (2019). Kabupaten Jeneponto. Socius, Pemberdayaan Masyarakat Petani XV(April), 16–28. Rumput Laut di Kabupaten Halmahera http://journal.unhas.ac.id/index.php/so Selatan (Studi di Desa Mano cius/article/view/559 Kecamatan Obi Selatan). Journal of Government, Vol. 4, No. 2, 156-172. Sari, Eva Maya, dkk. (2020). Meningkatkan

Liswandi. (2017). Pemberdayaan Petani Produktivitas Rumput Laut Melalui Rumput Laut dalam Meningkatkan Pendampingan Pelatihan Budidaya di Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Kampung Arar. Jurnal Abdimasa, Vol. Pesisir (Studi Kasus di Desa Labuhan 3, No. 2, 1-7.

Kertasari Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat). UIN Mataram.

166 Pemberdayaan Petani Rumput Laut ... (Mohammad Rifa’i, Sheryl Viola A. Kirihio)

Suharto, E. (2010). Membangun Masyarakat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 Memberdayakan Rakyat. Refika tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Aditama. Papua. Sujana, I. W., Al Zarliani, W. O., & Yoga, I Made Sindhu. (2018). Evaluasi Hastuti, H. (2020). Pemberdayaan Community Based Tourism Terhadap Ekonomi Masyarakat Pesisir Melalui Perkembangan Sosial Ekonomi Pengolahan Rumput Laut. Jurnal Masyarakat Lokal Pantai Pandawa Pengabdian Kepada Masyarakat Bali. Prosiding Seminar FISIP Membangun Negeri, 4(1), 24–33. Universitas Muhammadiyah. Sidoarjo. https://doi.org/10.35326/pkm.v4i1.573 Suwandana, I Kadek Agus. (2015). Pemberdayaan Petani Rumput Laut Dalam Pengembangan Ekowisata Di Desa Lumbongan Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung. Jurnal STIMI, Vol. 13, No. 1, 46-55.

167 J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan) Vol. 5, No. 2, November 2020