PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM KAWASAN CIWIDEY DI KABUPATEN

Fatimah Azzahra [email protected]

Sujali [email protected]

Abstract One area in that has function for tourism is Ciwidey. Its’ tourism potential surely need to be well managed so that all the existed potentials can develop to be better and more sustainable. The attraction that has highest offers potential among the six samples is , while the lowest is Situ Lembang. The shared problem of those attractions is the lack of accessibility to the attractions areas. The selected development strategies are improving the investment climate, performing maintenance of existing facilities, improving cleanness of areas, adding facilities, doing more massive promotion, repairing main road to the attractions, starting the construction of Soroja toll road, and improving coordination between local government and attractions managers.

Keywords: development, tourism, supply

Abstrak Salah satu kawasan di Kabupaten Bandung yang berfungsi untuk pariwisata adalah kawasan Ciwidey. Potensi pariwisata yang ada ini tentunya harus dikelola dengan baik agar segala potensi yang telah ada dapat berkembang dengan lebih baik dan berkelanjutan. Objek wisata yang memiliki potensi penawaran yang paling tinggi diantara keenam sampel adalah Kawah Putih sedangkan yang paling rendah adalah Situ Lembang. Permasalahan yang masih menjadi permasalahan bersama adalah terkait aksesibilitas menuju kawasan ini yang dirasa masih kurang. Strategi yang diusulkan adalah meningkatkan iklim investasi, melakukan perawatan terhadap sarana yang telah ada, meningkatkan kebersihan kawasan, menambah fasilitas pendukung yang masih kurang, melakukan promosi yang lebih masif, perbaikan jalan utama menuju kawasan ini, merealisasikan pembangunan tol Soroja, dan meningkatkan koordinasi pemerintah daerah dan pengelola objek wisata.

Kata kunci: pengembangan, pariwisata, penawaran

267

daerah tujuan wisata, baik secara PENDAHULUAN lokal, regional atau ruang lingkup Sektor pariwisata merupakan nasional pada suatu negara sangat erat salah satu sektor yang menjadi sumber kaitannya dengan pembangunan devisa Negara. Pariwisata dapat daerah tersebut. Berkembangnya diharapkan menjadi penentu dan pariwisata di suatu daerah akan katalisator untuk mengembangkan mendatangkan banyak manfaat bagi pembangunan sektor lainnya secara masyarakat, yakni secara ekonomis, bertahap (Yoeti, 2000). Dewasa ini, sosial, dan budaya. Namun, jika banyak negara berkembang menaruh pengembangannya tidak dipersiapkan perhatian khusus terhadap industri dan dikelola dengan baik, justru akan pariwisata. Hal ini terlihat dari menimbulkan berbagai permasalahan banyaknya program pengembangan yang menyulitkan atau bahkan kepariwisataan di negara masing- merugikan masyarakat. masing atau dari slogan-slogan yang Berkembangnya suatu kawasan wisata dibuat oleh masing-masing negara, tidak terlepas dari usaha-usaha yang misalnya Malaysia dengan slogannya dilakukan melalui kerjasama para “Malaysia Truly Asia”. Hal ini tentu stakeholder kepariwisataan, mengakibatkan industri pariwisata masyarakat, dan pemerintah. semakin kompetitif sehingga sangat Marpaung (2000, dalam penting untuk merencanakan Widyasmi 2012) menyatakan bahwa: pariwisata agar dapat bersaing dengan “Hal yang perlu diperhatikan dalam negara-negara lainnya (Faizi Zahari, pengembangan suatu daya tarik wisata 2012). yang potensial harus dilakukan Jika dibandingkan dengan penelitian, inventarisasi dan evaluasi negara-negara di Asia lainnya, sebelum fasilitas wisata pariwisata di masih kurang dikembangkan. Hal ini penting agar dilirik sebagai tujuan wisata oleh perkembangan daya tarik wisata yang masyarakat dunia. Padahal jika ada dapat sesuai dengan keinginan dibandingkan, Indonesia memiliki pasar potensial dan untuk menentukan potensi wisata yang jauh lebih besar pengembangan yang tepat dan sesuai” dibandingkan negara lainnya. Salah satu wilayah yang Indonesia yang memiliki kekayaan memiliki daya tarik wisata yang cukup alam dan budaya yang melimpah besar di Provinsi Jawa Barat adalah sebenarnya sangat menjanjikan untuk Kabupaten Bandung. Berdasarkan mendukung keberlangsungan sektor data statistik Jawa Barat Dalam Angka pariwisata. Namun, pada 2010, tercatat bahwa Kabupaten kenyataannya di lapangan, sektor merupakan peringkat ke-6 dalam pariwisata masih belum potensi objek dan daya tarik wisata termaksimalkan dengan baik. dengan jumlah 34 objek wisata. Objek-objek wisata tentunya Bahkan saat ini tercatat bahwa objek harus terus dikembangkan karena wisata di Kabupaten Bandung menjadi pengembangan pariwisata pada suatu 36 objek wisata. Berdasarkan 268

Dokumen Rencana tata Ruang tertentu. Karakteristik tersebut antara Wilayah Kabupaten Bandung 2007- lain : 2027, salah satu kawasan yang a. “Something to see” artinya objek memiliki fungsi kegiatan khusus wisata harus memiliki suatu pariwisata adalah kawasan Ciwidey. atraksi wisata yang bisa dilihat Kawasan Ciwidey ini terdiri dari atau dijadikan tontonan bagi para beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan wisatawan. Rancabali, Kecamatan Ciwidey, dan b. “Something to do” artinya objek Kecamatan Pasirjambu. Beberapa wisata harus memiliki sesuatu objek wisata yang berada di Kawasan misalnya berupa fasilitas rekreasi Ciwidey diantaranya, Situ Patengan, baik itu arena bermain ataupun Pranatirta Rancabali, Situ Lembang, tempat makan sehingga ada Curug Cisabuk, Taman Wisata Alam sesuatu yang bisa dilakukan oleh Cimanggu, Air Panas Walini, wisatawan. Punceling, Ranca Upas, Wana Wisata c. “Something to buy” artinya objek Gunung Tangsi, Taman Sari Alam, wisata harus menyediakan Kawah Putih, Gunung Padang, fasilitas bagi para wisatawan Gambung, dan Kawah Cibuni. untuk berbelanja terutama barang- Objek-objek wisata dan sarana barang souvenir dan kerajinan wisata yang ada tentunya harus tangan rakyat. dikelola dengan baik agar segala Dalam pengembangan objek potensi wisata yang telah ada dapat wisata hendaknya merancang langkah- berkembang dengan lebih baik dan langkah yang terarah dan terpadu dapat berkelanjutan. Berdasarkan pada terutama terkait pendidikan tenaga uraian yang telah dijelaskan di atas kerja dan perencanaan pengembangan maka tujuan dari penelitian ini adalah fisik. Keterkaitan antara keduanya : diharapkan membuat pengembangan 1. Mendeskripsikan daya tarik wisata tersebut menjadi realistis dan alam yang terdapat di Kawasan proporsional. Menurut Soekadijo Ciwidey dan persebarannya (1996), sebuah objek wisata yang baik 2. Mendeskripsikan potensi harus dapat menarik wisatawan penawaran yang dimiliki objek sebanyak-banyaknya, menahan wisata alam di Kawasan Ciwidey wisatawan untuk tinggal dalam waktu 3. Menyusun strategi pengembangan yang cukup lama dan memberi objek wisata alam yang mungkin kepuasan kepada wisatawan. dapat dilakukan di Kawasan Menurut Medlik, 1980 (dalam Ciwidey untuk masa yang akan Gautama 2011), ada empat aspek (4A) datang yang harus diperhatikan dalam Menurut Yoeti (1985), terdapat penawaran pariwisata. Aspek-aspek 3 karakteristik utama objek wisata tersebut adalah sebagai berikut: yang harus diperhatikan dalam upaya 1. Attraction (daya tarik); daerah pengembangan suatu objek wisata tujuan wisata (selanjutnya disebut DTW) hendaknya memiliki daya

269

tarik, baik daya tarik berupa alam dalam penelitian ini peneliti maupun masyarakat dan menggunakan aspek penawaran saja budayanya untuk menarik untuk menyusun strategi wisatawan pengembangan. 2. Accesable (dapat dicapai); hal ini bertujuan agar wisatawan METODE PENELITIAN domestik dan mancanegara dapat Pengumpulan data merupakan dengan mudah mencapai tempat langkah yang paling strategis dalam wisata suatu penelitian, bahkan merupakan 3. Amenities (fasilitas); fasilitas suatu keharusan bagi seorang peneliti. merupakan salah satu syarat Hal ini dikarenakan tujuan utama dari daerah tujuan wisata sehingga penelitian adalah untuk mendapatkan wisatawan dapat betah tinggal data. Untuk mendapatkan data yang lebih lama di daerah tersebut. diperlukan dalam penelitian ini, maka 4. Ancillary (adanya lembaga peneliti menggunakan beberapa pariwisata); keberadaan lembaga metode dalam proses pengumpulan pariwisata dapat membuat data, yaitu metode dokumentasi, wisatawan merasa lebih aman metode observasi, dan metode (protection of tourism) dan wawancara. terlindungi sehingga akan Berdasarkan data yang semakin sering dikunjungi dan diperoleh dari DISPOPAR Kabupaten dicari wisatawan. Bandung dan hasil survey lapangan Jackson, 1989 (dalam Pitana, didapat bahwa jumlah objek wisata 2005) melihat bahwa faktor penting alam yang terdapat di Kawasan yang menentukan permintaan Ciwidey adalah 14 objek wisata pariwisata berasal dari komponen dengan masing masing 7 (tujuh) objek daerah asal wisatawan antara lain, wisata tirta, 2 (dua) objek wisata jumlah penduduk (population size), minat khusus, dan 5 (lima) objek kemampuan finansial masyarakat wisata panorama. Dilihat dari (financial means), waktu senggang komposisi tersebut maka diambil 3 yang dimiliki (leisure time), sistem (tiga) sampel untuk objek wisata tirta, transportasi, dan sistem pemasaran 1 (satu) sampel untuk objek wisata pariwisata yang ada. Berdasarkan hal minat khusus, dan 2 (dua) untuk objek tersebut maka dapat disimpulkan wisata panorama. Objek wisata yang bahwa aspek permintaan lebih dijadikan sebagai sampel untuk ditentukan oleh faktor-faktor yang mendapatkan data primer terkait aspek terdapat di daerah asal wisatawan penawaran yang dimiliki objek wisata sehingga sifatnya lebih sulit untuk tersebut dianalisis secara deskriptif. dirubah, sedangkan untuk aspek Untuk tujuan lebih mudah dalam penawaran berasal dari daerah yang penyampaian dan proses analisisnya, menjadi tujuan wisata sehingga lebih maka peneliti kemudian mengubah mudah untuk dirubah atau data kualitatif yang telah diperoleh ditingkatkan. Oleh karena itulah menjadi data kuantitatif dengan cara 270 skoring. Data yang diperoleh tersebut kemudian dianalisa dan dikaji dengan cara menganalisis faktor lingkungan internal (kekuatan, kelemahan), dan faktor lingkungan eksternal (peluang, ancaman) yang ada atau disebut juga sebagai analisis SWOT. Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui kemungkinan arahan pengembangan objek wisata alam di Kawasan Ciwidey.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kabupaten Bandung merupakan salah satu wilayah di Provinsi Jawa Barat yang memiliki potensi pariwisata yang cukup tinggi. Objek wisata yang terdapat di Kabupaten Bandung tersebar diberbagai wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung dengan Gambar 3.1 Persebaran Objek Wisata jumlah objek wisata sekitar 36 objek Menurut Perda Kabupaten wisata. Kabupaten Bandung memiliki Bandung No. 6 tahun 2006 tentang kawasan yang diperuntukkan sebagai RIPPDA Kabupaten Bandung Tahun kawasan pariwisata, salah satunya 2006 Sampai Dengan Tahun 2016, adalah Kawasan Ciwidey yang terdiri objek dan daya tarik wisata di dari 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Kabupaten Bandung terdiri dari Ciwidey, Kecamatan Pasirjambu, dan ODTW situ (danau), Kecamatan Rancabali. Jumlah objek waduk/bendungan, curug, kawah, wisata yang terdapat di Kawasan bumi perkemahan, perkebunan dan Ciwidey adalah 15 objek wisata agro wisata. Untuk kepentingan dimana hanya satu yang merupakan penelitian, peneliti membagi objek objek wisata jenis budaya sehingga wisata menjadi 3 jenis yaitu wisata jumlah objek wisata alam berjumlah tirta, panorama dan minat khusus. 14 objek wisata. Persebaran objek Objek wisata yang termasuk wisata dapat dilihat pada Gambar 3.1. jenis wisata tirta adalah objek wisata yang memiliki daya tarik utama berupa air misalnya danau (situ), air terjun (curug), dan sumber air panas. Kawasan Ciwidey memiliki 1 (satu) objek wisata tirta yang terletak di Kecamatan Ciwidey, yaitu Taman

271

Wisata Alam Cimanggu, 1 (satu) Ranca Upas dan Wana Wisata Gunung objek wisata tirta terletak di Tangsi. Kecamatan Pasirjambu, yaitu Untuk pengembangan wisata Punceling, dan 5 (lima) objek wisata perlu pengkajian dan perhitungan tirta lainnya terletak di Kecamtan secara tepat dan terarah dengan Rancabali, yaitu Situ Patenggang, menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Pranatirta Rancabali, Situ Lembang, Dalam penelitian ini pengkajian Curug Cisabuk, dan Air panas Walini. difokuskan pada wisata alam yang Objek wisata yang termasuk berada di Kawasan Ciwidey dengan jenis panorama adalah objek wisata mengambil beberapa sampel. yang memiliki daya tarik utama Penilaian didasarkan pada 4 aspek berupa panorama atau pemandangan yaitu Attraction (daya tarik), alam seperti taman, pegunungan, Accesable (aksesibilitas), Amenities perkebunan, dan kawah. Kawasan (fasilitas), dan Ancillary (adanya Ciwidey memiliki 5 objek wisata yang lembaga pariwisata). Hasil penilaian termasuk dalam jenis ini dan dapat dilihat pada Tabel 3.1- Tabel seluruhnya tersebar di ketiga 3.4. kecamatan yang termasuk dalam Kawasan Ciwidey. Objek wisata dengan daya tarik utama berupa taman adalah Taman Sari Alam yang terdapat di Kecamatan Pasirjambu. Objek wisata yang memiliki daya tarik utama pegunungan adalah Gunung Padang yang terdapat di Kecamatan Ciwidey. Objek wisata yang memiliki daya tarik utama berupa perkebunan adalah Gambung yang terdapat di Kecamatan Pasirjambu. Sementara itu, untuk objek wisata dengan daya tarik utama berupa kawah terdapat 2 (dua) objek wisata yang keduanya terletak di Kecamatan Rancabali, yaitu Kawah Putih dan Kawah Cibuni atau bisa disebut juga Kawah Rengganis. Objek wisata yang termasuk jenis minat khusus adalah objek wisata yang memiliki daya tarik utama berupa bumi perkemahan. Objek wisata dengan jenis ini hanya terdapat 2 (dua) objek wisata yang hanya terdapat di Kecamatan Rancabali. Kedua objek wisata tersebut adalah

272

Tabel 3.1 Hasil Penilaian Daya Tarik untuk Keenam Sampel Variabel Kawah TWA Ranca Upas Air Panas Situ Kawah Putih Cimanggu Walini Lembang Cibuni Luas objek wisata 4 4 4 3 1 1 Suhu udara 4 4 4 4 4 4 Keindahan alam 4 3 4 3 4 3 Keunikan SDA 4 3 3 3 3 4 Kepekaan SDA 4 4 4 2 1 4 Kegiatan Wisata 3 4 4 3 2 4 Kebersihan 3 3 3 3 3 3 Total 26 25 26 20 19 22

Tabel 3.2 Hasil Penilaian Aksesibilitas untuk Keenam Sampel Variabel Kawah TWA Ranca Upas Air Panas Situ Kawah Putih Cimanggu Walini Lembang Cibuni Jarak dari pusat 1 1 1 1 1 1 ibukota Frekuensi 4 4 4 4 4 4 kendaraan umum Kondisi jalan umum 3 3 3 3 3 3 Kondisi jalan objek 4 3 3 3 2 1 wisata Total 12 11 11 11 10 9

Tabel 3.3 Hasil Penilaian Fasilitas Pendukung untuk Keenam Sampel Variabel Kawah TWA Ranca Upas Air Panas Situ Kawah Putih Cimanggu Walini Lembang Cibuni Ketersediaan fasilitas 4 4 4 4 3 3 Area parkir 4 3 4 4 2 2 Kios souvenir & 4 4 4 4 2 2 makanan Tempat ibadah 3 3 4 4 1 2 Tempat istirahat 2 2 2 4 2 1 Toilet 4 3 4 4 2 1 Kualitas toilet 4 1 2 2 3 1 Ketersediaan air 2 4 4 4 4 4 Penginapan 4 4 4 4 4 4 Total 31 28 32 34 23 20 Tabel 3.4 Hasil Penilaian Kelembagaan untuk Keenam Sampel Variabel Kawah TWA Ranca Upas Air Panas Situ Kawah Putih Cimanggu Walini Lembang Cibuni Status pengelolaan 3 3 3 2 3 3 Jumlah pegawai 4 2 3 4 1 1 Mutu pelayanan 4 4 4 4 3 3 Promosi 4 4 4 3 2 2 Lama pengelolaan 4 4 4 4 1 1 Total 19 17 18 17 10 10

273

Berdasarkan hasil penilaian yang f) Meningkatkan pendapatan masyarakat dilakukan, dapat diketahui bahwa Kawah setempat dan daerah Putih memiliki nilai yang paling tinggi Selanjutnya untuk membuat arahan secara keseluruhan diantara keenam pengembangan ini maka dilakukan analisis sampel objek wisata. Kawah Putih dengan menggunakan SWOT. Analisis ini memiliki nilai nilai tertinggi untuk hampir menggunakan faktor lingkungan internal seluruh aspek kecuali untuk aspek dan faktor lingkungan eksternal, yang amenities (fasilitas). Sedangkan objek secara langsung dapat mempengaruhi wisata yang memiliki nilai paling rendah pengemba-ngan di Kawasan Ciwidey, adalah Kawah Cibuni. faktor-faktor tersebut dapat dilihat dalam Jika dilihat dari aspek attraction Tabel 3.5. (daya tarik), dapat disimpulkan bahwa objek wisata yang terdapat di Kawasan Ciwidey umumnya memiliki daya tarik yang tinggi dan ini menunjukkan potensi pariwisata yang tinggi. Namun tentunya potensi yang tinggi ini perlu dikembangkan secara baik agar dapat dimanfaatkan secara optimal tanpa mengesampingkan dampak negatif yang timbul. Untuk membuat arahan pengembangan ini maka dilakukan analisis dengan menggunakan SWOT. Sebelum analisis SWOT ini dilakukan, maka perlu dilakukan terlebih dahulu perumusan visi dan misi pengembangan pariwisata alam. Mempertimbangkan sasaran pokok, indikator, dan target RPJP terkait pariwisata yang ada maka dirumuskan bahwa visi dari pengembangan pariwisata alam yang direncanakan mengikuti sasaran pokok yaitu “Terwujudnya potensi pariwisata daerah yang berdaya saing”. Sementara untuk misi dirumuskan dengan mempertimbangkan indikator dan target RPJP, yaitu: a) Meningkatkan kualitas lingkungan kawasan pariwisata di Kawasan Ciwidey b) Meningkatkan pengelolaan daerah tujuan wisata c) Meningkatkan keanekaragaman objek wisata. d) Meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek-objek wisata di Kawasan Ciwidey e) Meningkatkan pola kerja sama, kemitraan dan promosi wisata daerah.

274

Tabel 3.5 Tabel Analisis SWOT STRENGTH (KEKUATAN) WEAKNESS (KELEMAHAN)  Sebagian besar objek wisata terletak pada satu jalur utama  Fasilitas pendukung pariwisata masih minim di beberapa objek  Keanekaragaman hayati yang melimpah (flora dan fauna) wisata  Keindahan pemandangan (bentang alam), udara yang sejuk, sumber  Perawatan terhadap infrastruktur yang sudah ada masih kurang mata air panas, potensi hidrologi yang cukup besar  Terdapat potensi obyek wisata yang belum dikembangkan,  Pengelola objek wisata umumnya memiliki produk yang bisa seperti Situ Lembang dan Kawah Cibuni dijadikan souvenir  Promosi objek wisata di Kawsan Ciwidey masih belum efektif  Banyak pilihan kegiatan wisata yang dapat dilakukan di objek  Kebersihan masih belum terjaga secara keseluruhan wisata  Jalur menuju objek wisata sering mengalami kemacetan terutama  Terdapat banyak tempat penginapan dengan beragam tarif dan untuk hari libur serta kurang lebar fasilitas  Jalan di area objek wisata umumnya sudah mengalami kerusakan dan sempit Terdapat objek wisata yang memiliki daya tarik utama yang sama  Data dan informasi mengenai potensi SD kepariwisataan belum memadai OPPORTUNITY (PELUANG) THREAT (HAMBATAN)  Kabupaten Bandung berdekatan dengan Kota Bandung yang sering  Ancaman bencana alam dan cuaca yang tidak menentu menjadi tempat wisata terutama untuk hari libur  Stabilitas nilai tukar rupiah yang labil.  Terdapat rencana pembangunan tol SOROJA yang menghubungkan  Masuknya budaya asing atau budaya dari luar. Soreang (Ibukota Kabupaten Bandung) dengan Pasir Koja (Kota Bandung)  Pasar pariwisata domestik dan internasional yang cukup tinggi  Minat investor untuk berusaha di bidang pariwisata di Kawasan Ciwidey.  Dukungan terhadap konservasi kawasan dan keberlanjutan pariwisata alam.

Kelemahan yang dimiliki pengawasan terhadap masyarakat Kawasan Ciwidey ini cukup banyak. sekitar kawasan Ciwidey, maupun Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.5. pengusaha wisata yang dilakukan Pengembangan yang dilakukan oleh tenaga professional dari Dinas hendaklah memperbaiki terlebih Pariwisata/Pemda dahulu apa yang menjadi 2. Meningkatkan perawatan terhadap kelemahannya. Hal ini dikarenakan sarana-sarana yang telah ada serta jika pengembangan dilakukan tanpa meningkatkan kebersihan kawasan mempertimbangkan kelemahan yang wisata secara keseluruhan ada maka pengembangan yang 3. Menambah sarana-sarana dilakukan akan kurang optimal bahkan pendukung pariwisata di objek mungkin tidak berhasil. Selain itu wisata yang masih kurang dengan mempertimbangan visi dan 4. Melakukan promosi secara intensif misi maka berdasarkan alternatif dan terus menerus, baik melalui strategi yang telah disusun, strategi media massa, televisi, maupun yang dipilih adalah strategi WO internet serta pameran-pameran (Weaknesses and Opportunities), yaitu terkait kepariwisataan strategi yang meminimalkan 5. Melakukan perbaikan dan kelemahan (weaknesses) untuk pelebaran jalan menuju objek memanfaatkan peluang wisata (opportunities), yaitu: 6. Merealisasikan pembangunan tol 1. Meningkatkan iklim investasi, SOROJA (Soreang-Pasir Koja) melakukan pembinaan dan

275

7. Meningkatkan koordinasi antara dapat terlaksana dengan lebih pemerintah daerah dan pihak baik. pengelola objek wisata agar inventarisasi potensi pariwisata DAFTAR PUSTAKA dapat terlaksana dengan lebih baik BAPPEDA Kabupaten Bandung. 2008. Dokumen Rencana: Rencana KESIMPULAN Tata Ruang Wilayah Kabupaten 1. Objek wisata di Kawasan Bandung 2007-2027. Soreang: Ciwidey sebagian besar terdapat BAPPEDA Kabupaten Bandung di Kecamatan Rancabali. Jenis DISBUDPAR Kabupaten Bandung. wisatanya berupa wisata tirta, 2006. RIPPDA Kabupaten minat khusus, dan panorama, Bandung Tahun 2006-2016. yang memiliki daya tarik utama Soreang: Dinas Kebudayaan dan berupa danau, air terjun, sumber Pariwisata Kabupaten Bandung mata air panas, taman, hutan, Faizi Zahari. 2012. Mengapa pegunungan, perkebunan, kawah, Perencanaan Pariwisata itu dan bumi perkemahan. Penting dalam The Planners 2. Nilai potensi penawaran objek ePortfolio. Halam 4. Volume 06- yang paling tinggi secara Januari 2012. Bandung: HMP keseluruhan adalah Kawah Putih Pangripta Loka ITB dengan kategori baik sekali, Gautama, I Gusti Agung Gede sedangkan objek wisata dengan Oka.2011. Evaluasi nilai paling rendah adalah Kawah Perkembangan Wisata Bahari Di Cibuni dengan kategori cukup. Pantai Sanur. Tesis. Denpasar: 3. Strategi yang diusulkan dengam Program Studi Kajian Pariwisata memperhatikan WO (Weaknesses UNUD and Opportunities), yaitu Pitana, I Gde. 2005. Sosiologi meningkatkan iklim investasi, Pariwisata. Yogyakarta: Andi perawatan sarana-sarana yang ada Offset serta meningkatkan kebersihan Soekadijo, R.G. 1996. Anatomi lingkungan objek, menambah Pariwisata: Memahami Pariwisata sarana-sarana pendukung sebagai System Linkage. Jakarta: pariwisata, melakukan promosi Gramedia Pustaka Utama yang lebih masif, melakukan Widyasmi, Kartika. 2012. Strategi perbaikan dan pelebaran jalan Pengelolaan Pariwisata Bahari di menuju objek wisata, Kecamatan Bayah Kabupaten merealisasikan pembangunan tol Lebak. Skripsi. Serang: UNTIRTA SOROJA (Soreang-Pasir Koja), Yoeti, Oka A. 1985. Pengantar Ilmu dan meningkatkan koordinasi Pariwisata. Bandung: Angkasa. antara pemerintah daerah dan Yoeti, Oka A. 2000. Ekowisata : pihak pengelola objek wisata agar Pariwisata Berwawasan inventarisasi potensi pariwisata Lingkungan Hidup. Jakarta: P.T. Pertja.

276