M. Arafat Hermana Jurnal Hukum Sehasen Vol.1 No.1 Tahun 2015

HAMBATAN PENYELESAIAN SENGKETA TAPAL BATAS ANTARA KABUPATEN UTARA DENGAN KABUPATEN LEBONG BERDASARKAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA/HUKUM KETATANEGARAAN

Oleh M. Arafat Hermana1

Abstract

On the issue of the boundary dispute between of Lebong, caused by an Act of Establishment of each area and the expansion area of Lebong resulting in a boundary dispute this. Objective: (1) determine the cause of the dispute as the border between North Bengkulu Regency of Lebong, (2) can explain Barriers boundary dispute between Lebong. This type of research used in this study is normative, because the material covered prioritize a review of the terms of the legislation relating to the Settlement Boundary between Lebong regency in Bengkulu Utara Based on Law Number 32 Year 2004 on Regional Government (replaced by Law Number 23 Year 2014 on Regional Government). Research results show that 1) Cause Boundary disputes between Lebong regency in Bengkulu Utara, described: first, the Regional Establishment Act and second, Extension Lebong regency. 2). Barriers to Settlement of disputes boundary between North Bengkulu regency of Bengkulu Lebong is the Governor's letter No. 140/021 / A / B.1. The letter, declare that the governor of Bengkulu support Formation of the District Padang Bano. The letter has been at odds with the numbers 2 Minutes of Agreement of the Region Emphasis Team, dated June 20, 2008.

Keywords : disputes / conflicts, procurement, obstacles

1M. Arafat Hermana, Dosen Fakultas Hukum Universitas Dehasen Bengkulu

111

M. Arafat Hermana Jurnal Hukum Sehasen Vol.1 No.1 Tahun 2015

A. PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2003 1. Latar Belakang tentang Pembentukan Kabupaten Persoalan tapal batas adalah Lebong dan Kabupaten Kepahiang di persoalan yang diakibatkan Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara ketidakjelasannya suatu batas wilayah Republik Tahun 2003 Nomor otonom antara dua daerah. Bengkulu 154, Tambahan Lembaran Negara merupakan salah satu Provinsi yang Republik Indonesia Nomor 4339). potensial untuk terjadinya persoalan Undang-Undang Darurat Nomor berkaitan dengan persoalan tapal batas. 4 Tahun 1956 tentang Pembentukan Hal ini, sebabkan belum adanya Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten kejelasan berkaitan dengan batas Dalam Lingkungan Daerah Provinsi wilayahnya maupun tumpang tindih Sumatera Selatan dapat dikatakan pengaturan dalam penentuan titik tapal sangat sederhana. Secara garis besar, batas di daerahnya. Salah satu persoalan Undang-undang pembentukan daerah perbatasan yang terjadi, yaitu sengketa tersebut hanya menyebutkan nama tapal batas antara Kabupaten Bengkulu daerah yang dibentuk, kedudukan Utara dengan Kabupaten Lebong. ibukota daerah, jumlah anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Utara masing-masing daerah dan urusan merupakan Kabupaten yang dibentuk rumah tangga daerah saja dan adapun dengan Undang-Undang Darurat Nomor bagaimana batas daerah yang dimaksud 4 Tahun 1965 tentang Pembentukan tidak dimuat dalam Undang-undang Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten tersebut. Rumusan kalimat dalam Lingkungan Daerah Provinsi pembentukan Kabupaten Bengkulu Sumatera Selatan (Lembaran Negara Utara dari Undang-Undang Darurat Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor Nomor 4 Tahun 1956 tentang 55, Tambahan Lembaran Negara Pembentukan Daerah Otonom Nomor 1091). Peraturan Pemerintah Kabupaten-kabupaten Dalam Nomor 23 Tahun 1976 tentang Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Selatan pada Pasal 1 ayat (10), yaitu Daerah Tingkat II Bengkulu Utara “Bengkulu Utara, dengan nama (Lembaran Negara Republik Indonesia Kabupaten Bengkulu Utara, dengan Tahun 1976 Nomor 50, Tambahan batas-batas sebagai dimaksud dalam Lembaran Negara Nomor 3091). Dan, Ketetapan Gubernur Militer Daerah Kabupaten Lebong dibentuk dengan Militer Istimewa Sumatera Selatan

112

M. Arafat Hermana Jurnal Hukum Sehasen Vol.1 No.1 Tahun 2015 tertanggal 2 Februari 1950 No. d. Kecamatan Lebong Selatan; dan Gb/30/1950”. e. Kecamatan Lebong Atas Selanjutnya, berdasarkan Berbeda dengan Undang-undang Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 pembentukan Kabupaten Bengkulu tentang Pemerintahan Daerah dan Utara, yakni Undang-Undang Darurat Peraturan Pemerintah Nomor 129 Nomor 4 Tahun 1956 tentang Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan Daerah Otonom Pembentukan dan Kriteria Pemekaran Kabupaten-kabupaten Dalam (digantikan dengan Peraturan Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014) Selatan yang tidak memuat batas-batas tentang Tata Cara Pembentukan, daerah Kabupaten yang dibentuk dan Penghapusan dan Penggabungan tidak dilengkapi dengan peta wilayah. Daerah), Penghapusan, dan Pada Undang-Undang Nomor 39 Tahun Penggabungan Daerah. Setelah 2003 tentang Pembentukan Kabupaten terpenuhinya syarat-syarat pemekaran Lebong dan Kabupaten Kepahiang di daerah sebagaimana terdapat dalam Provinsi Bengkulu memuat batas-batas perundangan tersebut,dibentuk daerah dan dilengkapi peta wilayah. Kabupaten Lebong melalui Undang- Pada Pasal 6 ayat (1) Undang- Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Lebong dan Pembentukan Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang di Provinsi Kabupaten Kepahiang di Provinsi Bengkulu. Pada Pasal 2 Undang- Bengkulu, disebutkan bahwa batas- Undang pembentukan daerah tersebut, batas daerah Kabupaten Lebong, menyebutkan “Dengan Undang-undang sebagai berikut2: ini dibentuk Kabupaten Lebong dan a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kepahiang di Provinsi Kabupaten Sarolangun Provinsi Bengkulu dalam Negara Kesatuan Jambi Republik Indonesia” yang wilayahnya b. Sebelah Timur berbatasan dengan sebagian berasal dari Kabupaten Rejang Kabupaten Musi Rawas Provinsi Lebong, dengan cakupan wilayah terdiri Sumatera Selatan atas: a. Kecamatan Lebong Utara; 2Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang b. Kecamatan Lebong Tengah; Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang c. Kecamatan Rimbo Pengadang; di Provinsi Bengkulu

113

M. Arafat Hermana Jurnal Hukum Sehasen Vol.1 No.1 Tahun 2015 c. SebelahSelatan berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Utara”3.Jika Kecamatan Bermani Ulu Kabupaten diterjemahkan tanpa memperhatikan Rejang Lebong dan Kecamatan peta wilayah sebagaimana yang terdapat Lubuk Durian Kabupaten Bengkulu dalam Lampiran I Undang-Undang Utara, dan Nomor 39 Tahun 2003 tentang d. Sebelah Barat berbatasan dengan Pembentukan Kabupaten Lebong dan Kecamatan Padang Jaya, Kecamatan Kabupaten Kepahiang di Provinsi Giri Mulya, Kecamatan Ketahun, Bengkulu dapat mengakibatkan Kecamatan Napal Putih, dan penafsiran yang keliru sehingga Kecamatan Putri Hijau Kabupaten berujung pada penguasaan wilayah oleh Bengkulu Utara. Kabupaten Lebong terhadap sebagian wilayah Kabupaten Bengkulu Utara Ketidakjelasan Undang-Undang yang mengakibatkan persoalan Darurat Nomor 4 Tahun 1956 tentang perbatasan antara kedua Kabupaten ini. Pembentukan Daerah Otonom Daerah-daerah yang dimaksud tersebut, Kabupaten-kabupaten Dalam yaitu desa Padang Bano, Desa Limes, Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Desa Uei, Desa Sebayua, dan Desa Selatan yang tidak memuat batas-batas Kembung. daerah dan tidak dilengkapi dengan peta Berkaitan dengan penyelesaian wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, persoalan perbatasan ini terdapat memberikan celah terhadap persoalan perselisihan penyelenggaraan fungsi perbatasan daerah yang dibentuk. pemerintahan yang terdapat di dalam Dalam hal ini persoalan perbatasan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Kabupaten Bengkulu Utara. Selain itu, tentang Pemerintahan Daerah Pasal 6 ayat (1) huruf d Undang- (digantikan dengan Undang-Undang Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabupaten Lebong dan Pemerintahan Daerah yang Kabupaten Kepahiang di Provinsi diundangkan pada tanggal 2 Oktober Bengkulu, menyebutkan “Sebelah 2014 di Jakarta) dengan Undang- Barat berbatasan dengan Kecamatan Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Padang Jaya, Kecamatan Giri Mulya, Pembentukan Kabupaten Lebong dan Kecamatan Ketahun, Kecamatan Napal 3 Putih, dan Kecamatan Putri Hijau Pasal 6 ayat (1) huruf d Undang- Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang di Provinsi Bengkulu

114

M. Arafat Hermana Jurnal Hukum Sehasen Vol.1 No.1 Tahun 2015

Kabupaten Kepahiang di Provinsi membahas hambatan penyelesaian Bengkulu. Dalam Pasal 198 Undang- sengketa tapal batas antara Kabupaten Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Lebong dengan Kabupaten Bengkulu Pemerintahan Daerah digantikan Utara. Hal tersebut dimaksudkan untuk dengan Undang-Undang Nomor 23 melihat penyebab sengketa tapal batas Tahun 2014 tentang Pemerintahan dan hambatan dalam penyelesaian Daerah) terdapat perbedaan dalam sengketa tapal batas ini. Oleh karena itu fungsi penyelenggaraan pemerintahan Penulis memilih judul “Hambatan (kewenangan penyelesaian sengketa Penyelesaian Sengketa Tapal Batas tapal batas) dengan Pasal 6 ayat (4) Antara Kabupaten Bengkulu Utara Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2003 dengan Kabupaten Lebong berdasarkan tentang Pembentukan Kabupaten Hukum Administrasi Negara/Hukum Lebong dan Kabupaten Kepahiang di Ketatanegaraan”. Provinsi Bengkulu, menyebutkan 2. Identifikasi Masalah “Penentuan batas wilayah Kabupaten Berdasarkan uraian di atas, Lebong dan Kabupaten Kepahiang dalam tulisan ini dikaji dua isu secara pasti di lapangan, sebagaimana hukum yaitu: dimaksud pada ayat (1) dan (2), 1. Apakah yang menjadi penyebab ditetapkan oleh Menteri Dalam konflik/sengketa tapal batas antara Negeri.” Tetapi sampai saat ini Kabupaten Lebong dengan Kementerian Dalam Negeri tidak Kabupaten Bengkulu Utara ? mampu menyelesaikan berbagai konflik 2. Apakah hambatan penyelesaian perbatasan termasuk sengketa tapal sengketa tapal batas antara batas antara Kabupaten Lebong dengan Kabupaten Bengkulu Utara dengan Kabupaten Bengkulu Utara. Kabupaten Lebong berdasarkan Melihat dinamika peraturan HAN/HTN? perundang-undangan berkaitan dengan persoalan perbatasan, baik itu fungsi B. METODE PENELITIAN penyelenggaraan pemerintahan yang Jenis penelitian yang termuat di dalam Undang-Undang dipergunakan dalam penelitian ini Nomor 39 Tahun 2003 tentang adalah normatif. Pendekatan penelitian Pembentukan Kabupaten Lebong dan dalam penelitian ini dilakukan melalui Kabupaten Kepahiang di Provinsi pendekatan perundang-undangan Bengkulu. Penulis tertarik untuk

115

M. Arafat Hermana Jurnal Hukum Sehasen Vol.1 No.1 Tahun 2015

(statute approach) dan pendekatan Pembentukan, Penghapusan, dan konsep (conseptual approach). Sumber Penggabungan Daerah. Bahan Hukum dalam penelitian ini h) Peraturan Menteri Dalam Negeri yaitu: Nomor 1 Tahun 2006 tentang 1. Bahan Hukum Primer Pedoman Penegasan Batas Daerah Bahan hukum primer yaitu i) Peraturan Menteri Dalam Negeri bahan-bahan yang bersumber dari Nomor 76 Tahun 2012 tentang peraturan perundang-undangan yang Pedoman dan Penegasan Batas ada kaitannya dengan persoalan Daerah perbatasan ini, antara lain: 2. Bahan Hukum Sekunder a) Pancasila Bahan hukum sekuder yaitu b) Undang-Undang Dasar Negara RI bahan yang erat hubungannya Tahun 1945 dengan bahan hukum primer dan c) Undang-Undang Nomor 32 Tahun dapat membantu menganalisis dan 2004 tentang Pemerintahan memahami bahan hukum primer. Daerah Bahan hukum sekunder meliputi d) Undang-Undang Darurat Nomor 4 buku, artikel, karya tulis ilmiah, Tahun 1965 tentang Pembentukan media cetak, media elektronik, situs Daerah Otonom Kabupaten- internet, dan referensi tertulis Kabupaten dalam Lingkungan lainnya. Daerah Provinsi Sumatera Selatan 3. Bahan Hukum Tersier e) Undang-Undang Nomor 39 Tahun Bahan hukum tersier yaitu 2003 tentang Pembentukan bahan yang memberikan informasi Kabupaten Lebong dan tentang bahan hukum primer dan Kabupaten Kepahiang di Provinsi bahan hukum sekunder. Bahan Bengkulu hukum tersier meliputi Kamus f) Peraturan Pemerintah Nomor 129 Hukum, Kamus Besar Bahasa Tahun 2009 tentang Persyaratan Indonesia, dan Ensiklopedia dan Kriteria Pembentukan, Indonesia. Penghapusan, dan Penggabungan Metode Pengumpulan Bahan Daerah. Hukum dalam penelitian ini yaitu g) Peraturan Pemerintah Nomor 78 Dalam melakukan pengumpulan bahan Tahun 2007 tentang Tata Cara hukum dilakukan dengan penelusuran

116

M. Arafat Hermana Jurnal Hukum Sehasen Vol.1 No.1 Tahun 2015 dokumen baik secara on-line dan/atau Tahun 1956 tentang Pembentukan off-line. Analisis bahan hukum Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dilakukan untuk menjawab masalah Dalam Lingkungan Sumatera Selatan. penelitian yang telah dirumuskan. Undang-Undang pembentuk daerah ini Analisis bahan hukum yang telah tidak hanya membentuk Kabupaten dikumpulkan dilakukan dengan cara Rejang Lebong. Juga, membentuk 14 interpretasi dan content analysis. Untuk Kabupaten lainnya di wilayah Sumatera bahan hukum primer, analisis dilakukan Selatan. Undang-Undang pembentuk dengan cara interpretasi (penafsiran). daerah ini dapat dikatakan sangat Penafsiran yang digunakan dalam sederhana mengatur substansi berkaitan penelitian, yaitu penafsiran gramatikal dengan daerah yang dibentuknya. (taatkundige interpetatie) dan Secara umum di dalam Undang-Undang penafsiran otentik. pembentukan daerah ini hanya menyebutkan nama daerah dibentuk, C. PEMBAHASAN kedudukan ibu kota daerah, jumlah 1). Penyebab Sengketa Tapal Batas anggota DPRD masing-masing daerah antara Kabupaten Lebong dan urusan rumah tangga daerah saja dengan Kabupaten Bengkulu dan batas-batas daerah yang dibentuk Utara. tidak dimuat di dalam Undang-undang Sengketa (konflik) tapal batas ini. Disebutkan di dalam Pasal 1 ayat wilayah disebabkan karena perbedaan (11) Undang-Undang Darurat Nomor 4 terhadap penafsiran tentang Undang- Tahun 1956 tentang Pembentukan undang pemekaran wilayah dan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten perbedaan luas wilayah. Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Perbedaan penafsiran tersebut Sumatera Selatan, bahwa “Rejang dapat diuraikan sebagai berikut: Lebong, dengan nama Kabupaten Pertama, Undang-Undang Rejang-Lebong, dengan batas-batas Pembentukan Daerah. Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Lebong adalah kabupaten hasil Ketetapan Gubernur Militer Daerah pemekaran dari Kabupaten Induk, Istimewa Sumatera Selatan tertanggal 2 Rejang Lebong. Kabupaten Rejang Februari 1950 No. Gb/30/1950”.4 Lebong ini sendiri merupakan kabupaten yang dibentuk berdasarkan 4Pasal 1 ayat (11) Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 tentang Undang-Undang Darurat Nomor 4 Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-

117

M. Arafat Hermana Jurnal Hukum Sehasen Vol.1 No.1 Tahun 2015

Rumusan pembentukan Bengkulu, disebutkan bahwa “Dengan Kabupaten-kabupaten sebagaimana Undang-undang ini dibentuk Kabupaten diatur dalam Pasal 1 ayat (10) dan ayat Lebong dan Kabupaten Kepahiang di (11) di atas, masing-masing hanya Provinsi Bengkulu dalam Negara menunjuk batas daerah “... dengan Kesatuan Republik Indonesia.5 batas-batas sebagaimana di maksud Adapun batas-batas daerah dalam Ketetapan Gubernur Militer Kabupaten Lebong, sebagai berikut: Daerah Militer Istimewa Sumatera a. Sebelah Utara berbatasan dengan Selatan tertanggal 2 Februari 1950 No. Kabupaten Sarolangun Provinsi Gb/30/1950” dan pada bagian Undang- Jambi undang pembentukan daerah tersebut b. Sebelah Timur berbatasan dengan tidak menyebutkan detail cakupan Kabupaten Musi Rawas Provinsi kewilayahan dari daerah yang dibentuk Sumatera Selatan maupun batas-batasnya serta tidak c. Sebelah Selatan berbatasan dengan dilengkapi dengan peta daerah yang Kecamatan Bermani Ulu Kabupaten dimaksud. Rejang Lebong dan Kecamatan Tahun 2003, Kabupaten Lebong Lubuk Durian Kabupaten Bengkulu dibentuk melalui Undang-Undang Utara, dan Nomor 39 Tahun 2003 tentang d. Sebelah Barat berbatasan dengan Pembentukan Kabupaten Lebong dan Kecamatan Padang Jaya, Kecamatan Kabupaten Kepahiang di Provinsi Giri Mulya, Kecamatan Ketahun, Bengkulu. Pembentukan tersebut Kecamatan Napal Putih, dan didasarkan pada Undang-Undang Kecamatan Putri Hijau Kabupaten Nomor 22 Tahun 1999 tentang Bengkulu Utara. Pemerintahan Daerah dan Peraturan Dan, berdasarkan lampiran I Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 Undang-Undang 39 Tahun 2003 tentang tentang Persyaratan Pembentukan dan Pembentukan Kabupaten Lebong dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan, dan Kabupaten Kepahiang di Provinsi Penggabungan Daerah. Di dalam Pasal Bengkulu. Peta wilayah Kabupaten 2 Nomor 39 Tahun 2003 tentang Lebong, sebagai berikut : Pembentukan Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang di Provinsi

5Pasal 2 Nomor 39 Tahun 2003 Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Provinsi tentang Pembentukan Kabupaten Lebong dan Sumatera Selatan Kabupaten Kepahiang di Provinsi Bengkulu

118

M. Arafat Hermana Jurnal Hukum Sehasen Vol.1 No.1 Tahun 2015

persoalan perbatasan berujung pada penguasaan sebagian wilayah oleh Kabupaten Lebong terhadap wilayah Kabupaten Bengkulu Utara. Kedua, Perluasan Daerah Kabupaten Lebong. Pasca pemekaran kecamatan, jumlah kecamatan- kecamatan di Kabupaten Lebong berjumlah 13 Kecamatan terdiri dari Ketidakpastian Undang-Undang 100 desa dan 11 Kelurahan, 5 (lima) Darurat Nomor 4 Tahun 1956 tentang diantara desa tersebut berasal dari Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Bengkulu Utara. Kelima Kabupaten-kabupaten Dalam desa tersebut merupakan cakupan Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera wilayah di Kecamatan Padang Bano, Selatan dalam menentukan batas-batas meliputi : desa Padang bano desa Uei, daerah Kabupaten Bengkulu Utara dan desa Limes, desa Sebayua, dan desa penafsiran terhadap Pasal 6 ayat (1) Kembung. Kemudian, Pada Pasal 2 huruf d Undang-Undang Nomor 39 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Tahun 2003 tentang Pembentukan Lebong Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kabupaten Lebong dan Kabupaten Pembentukan Kecamatan Padang Bano, Kepahiang di Provinsi Bengkulu yang menyebutkan bahwa “wilayah Padang tidak didasarkan pada peta wilayah Bano sebagaimana dimaksud dalam sehingga menyebabkan masing pihak- ayat (1) adalah Pemecahan dari pihak mencari referensi berbeda lain Kecamatan Lebong Atas”. ketika menyelesaikan permasalahan Berdasarkan kronologis di dalam bahan batas daerah. Pada akhirnya referensi pembinaan Kabupaten Bengkulu Utara yang berbeda menyebabkan tersebut, dapat diketahui bahwa ketidaksepahaman antar daerah dalam terhadap persoalan perbatasan ini menentukan titik batas daerah. Dengan terjadinya pengusaa wilayah oleh demikian dapat dikatakan bahwa Kabupaten Lebong terhadap sebagian Undang-undang pembentukan masing- wilayah Kabupaten Bengkulu. Sebagian masing daerah sebagai penyebab wilayah yang dikuasai oleh Kabupaten timbulnya persoalan perbatasan diantara Lebong tersebut merupakan bagian dari kedua Kabupaten ini. Sehingga

119

M. Arafat Hermana Jurnal Hukum Sehasen Vol.1 No.1 Tahun 2015 wilayah dari beberapa kecamatan di menyatakan wilayah yang menjadi Kabupaten Bengkulu Utara, antara lain: persoalan ini merupakan wilayah a. Desa Padang Bano (Desa Renah Kabupaten Bengkulu Utara jauh Jaya) Kecamatan Giri Mulya sebelum terbentuknya Kabupaten b. Desa Sebayua, desa Limes, dan desa Lebong. Adanya penguasaan wilayah Uei Kecamatan Ketahun oleh Kabupaten terhadap sebagian c. Desa Kembung merupakan dusun wilayah Kabupaten Bengkulu Utara Gembung desa Tanjung Kemenyan tersebut, mengakibatkan terjadi Kecamatan Napal Putih persoalan perbatasan di antara kedua Kabupaten ini. Penguasaan wilayah oleh

Kabupaten Lebong terhadap sebagian 2).Hambatan Penyelesaian Sengketa wilayah dari Kabupaten Bengkulu Utara Tapal Antara Kabupaten dapat dilihat pada peta dibawah ini: Bengkulu Utara dengan Kabupaten Lebong Tujuan dari penegasan batas daerah mewujudkan batas daerah yang jelas dan pasti baik dari aspek yuridis maupun fisik di lapangan. Batas daerah menentukan wilayah penyelenggaraan kewenangan suatu daerah dengan

daerah lain. Jadi batas yang tidak jelas Berdasarkan peta di atas daerah dan pasti juga mengakibatkan yang menjadi penguasaan wilayah oleh kekaburan batas penyelenggaraan Kabupaten Lebong terhadap sebagian kewenangan suatu daerah dengan wilayah Kabupaten Bengkulu Utara daerah lain. seluas ± 92.725 Ha. Sebagaimana telah Wilayah yang di sengketakan dijelaskan pada angka 5 sampai dengan dalam persoalan perbatasan ini, yaitu angka 9 kronologis diatas bahwa seluas ± 92.725 Ha. Luas tersebut terdiri daerah-daerah yang menjadi persoalan dari areal kawasan Hutan, Pemukiman, perbatasan antara Kabupaten Lebong dan areal Pertanian. dengan Kabupaten Bengkulu Pada pembahasan sebelumnya merupakan daerah-daerah yang sudah telah dideskripsikan bahwa perubahan terdaftar di Kementerian Dalam Negeri batas daerah secarah riil dimulai pada dan sudah ada kode wilayah yang

120

M. Arafat Hermana Jurnal Hukum Sehasen Vol.1 No.1 Tahun 2015 tahun 2007 akibat pemekaran Kepada Menteri Dalam Negeri, Dirjen Kecamatan di Kabupaten Lebong. Salah Pemerintahan Umum Kementerian satu Kecamatan yang terbentuk yaitu Dalam Negeri, dan Gubernur Bengkulu. Kecamatan Padang Bano yang Nomor : 170/160/174/DPRD/2006 merupakan pemekaran dari Kecamatan Perihal : Penegasan Batas Wilayah Lebong Atas, melalui Peraturan Kabupaten Lebong, tanggal 30 Agustus Pemerintah Kabupaten Lebong Nomor 2006. Surat Bupati Kabupaten Lebong 7 Tahun 2007 tentang Pembentukan yang ditujukan Kepada Gubernur Kecamatan Padang Bano di Kabupaten Bengkulu Nomor 136/651/B.I Perihal: Lebong. Disebutkan dalam Pasal 2 Batas Wilayah Kabupaten Lebong dan Peraturan Daerah tersebut, wilayah Bengkulu Utara, tanggal 20 April 2006. Kecamatan Padang Bano meliputi desa Dan, Surat Bupati Kabupaten Lebong Padang Bano, desa Sebayua, desa yang ditujukan Kepada Gubernur Limes, desa Uei, dan desa Kembung. Bengkulu Nomor: 136/430/B.I Perihal: Daerah-daerah tersebut merupakan Batas Wilayah Kabupaten Lebong dan wilayah dari beberapa kecamatan di Bengkulu, tanggal 23 Februari 2006. Kabupaten Bengkulu Utara. Salah Upaya-upaya yang di lakukan satunya, yaitu desa Renah Jaya Pemerintah Daerah Kabupaten Lebong Kecamatan Giri Mulya yang terbentuk tercermin dalam Surat DPRD berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebong yang ditujukan Kabupaten Bengkulu Utara Nomor 19 Kepada Menteri Dalam Negeri, Dirjen Tahun 2000 tentang Pembentukan Pemerintahan Umum Kementerian Kecamatan Giri Mulya di Kabupaten Dalam Negeri, dan Gubernur Bengkulu. Bengkulu Utara merupakan daerah Nomor: 170/160/174/DPRD/2006 Kabupaten Bengkulu Utara yang Perihal : Penegasan Batas Wilayah. berbatasan langsung dengan wilayah Disebutkan: Kabupaten Lebong. Menindak lanjuti Undang-Undang Untuk mengatasi persoalan Nomor 39 Tahun 2003 tentang perbatasan dengan Bengkulu Utara, Pembentukan Kabupaten Lebong dan pihak Kabupaten Lebong telah Kabupaten Kepahiang di Provinsi melakukan upaya-upaya dalam Bengkulu dan Ketentuan Pasal 6 ayat penyelesaian sengketa tapal batas ini. (4) bahwa Penentuan Kabupaten secara Hal ini terlihat di dalam Surat DPRD pasti di lapangan ditetapkan oleh Kabupaten Lebong yang ditujukan Menteri Dalam Negeri dan Pasal 7 ayat

121

M. Arafat Hermana Jurnal Hukum Sehasen Vol.1 No.1 Tahun 2015

(2) tentang Penetapan Rencana Tata paragraf pertama surat tersebut, Ruang Wilayah Kabupaten Lebong disebutkan: dilakukan sesuai dengan Rencana Tata Sehubungan dengan Surat Saudara Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Bupati Lebong Nomor 136/430/B.1 Tata Ruang Provinsi Bengkulu serta tanggal 23 Februari 2006 dan Nomor: memperhatikan Rencana Tata Ruang 136/651 tanggal 23 April 2006 Perihal: Wilayah dan Kabupaten/Kota Batas Wilayah Kabupaten Lebong sekitarnya, menyikapi Permendagri dengan Kabupaten Bengkulu Utara, dan Nomor 1 Tahun 2006 tentang Pedoman memperhatikan Undang-Undang Nomor Penegasan Batas Daeah, ketentuan 3 Tahun 2003 Bab II Pasal 7 (1) tentang Pasal 20 ayat (1) Penyelesaian Pembentukan Kabupaten Mukomuko, Perselisihan Batas Daerah Antara Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kaur Kabpaten/Kota dalam satu Provinsi serta Undang-Undang Nomor 39 Tahun difasilitasi oleh Gubernur disamping itu 2003 Bab II Pasal 7 ayat (5) tentang adanya aspirasi dan kegiatan Pembentukan Kabupaten Lebong dan masyarakat disekitar wilayah perbatasan Kepahiang menyatakan bahwa untuk mendapat kepastian tapal batas.6 Penetapan Batas Wilayah akan ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. Menyikapi hal tersebut, melalui Kemudian, melalui surat Nomor: surat Nomor: 136/3041/I/B.1 Perihal: 136/3736/I/B.1 Perihal: Permohonan Mohon Identifikasi Batas Wilayah Penyelesaian Batas dan Luas Wilayah Antara Kabupaten Bengkulu Utara Kabupaten dalam Provinsi Bengkulu, dengan Kabupaten Lebong dan 23 Juni 2006. Yang isinya memuat Kabupaten Mukomuko, tanggal 10 Mei alasan Gubernur seperti yang terdapat 2006. Inti surat tersebut, bahwa pada Paragraf terakhir surat tersebut Gubernur meminta kepada Menteri yang menyebutkan, “Dengan alasan Dalam Negeri untuk menetapkan batas Psikologis mohon penetapan batas daerah antara Kabupaten Bengkulu wilayah ini tidak dilimpahkan kepada Utara dengan Kabupaten Lebong. Pada Gubernur sebagai Kepala daerah”.7

6Surat DPRD Kabupaten Lebong yang ditujukan Kepada Menteri Dalam Negeri, Dirjen 7 surat Nomor: 136/3041/I/B.1 Perihal: Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Mohon Identifikasi Batas Wilayah Antara Negeri, dan Gubernur Bengkulu. Nomor: Kabupaten Bengkulu Utara dengan Kabupaten 170/160/174/DPRD/2006 Perihal : Penegasan Lebong dan Kabupaten Mukomuko, tanggal 10 Batas Wilayah Mei 2006

122

M. Arafat Hermana Jurnal Hukum Sehasen Vol.1 No.1 Tahun 2015

Menanggapi surat Gubernur pemisah wilayah penyelengaraan tersebut, melalui surat Nomor kewenangan suatu Daerah dengan 126/2502/SJ Perihal: Penegasan Batas Daerah lainnya. Untuk itu kepada Antar Provinsi, Kabupaten dan Kota Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan tanggal 19 Agustus 2008, Menteri Kota agar segera memprogramkan Dalam Negeri meminta kepada penegasan batas daerah, yang Gubernur Bengkulu untuk pelaksanaannya mengacu pada menyelesaikan persoalan perbatasan Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor tersebut mengacu kepada Peraturan 1 Tahun 2006 tentang Pedoman Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun Penegasan Batas Daerah, melalui 5 2006 tentang Pedoman Penegasan Batas (lima) tahapan kegiatan meliputi: Daerah. Pada angka 1 (satu) surat Penelitian dokumen, pelacakan batas, tersebut, menyatakan: pemasangan pilar batas, pengukuran Sebagaimana diamanatkan dalam dan penentuan posisi pilar batas, dan Undang-Undang tentang Pembentukan peta batas. Keseluruhan tahapan Daerah bahwa Penegasan batas daerah kegiatan tersebut harus dituangkan Provinsi, Kabupaten, dan Kota secara dalam “Berita Acara Kesepakatan” pasti dilapangan merupakan antar daerah yang berbatasan.8 kewenangan Menteri Dalam Negeri. Selanjutnya, melalui surat Untuk melaksanakan amanat tersebut Nomor: 136/1628/… Perihal: telah diterbitkan Peraturan Menteri Penyelesaian Batas Daerah antara Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2006 Kabupaten Bengkulu Utara dengan tentang Pedoman Penegasan Batas Kabupaten Lebong tanggal 13 Oktober Daerah. peraturan ini merupakan acuan 2008, Menteri Dalam Negeri bagi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, menyatakan: Kabupaten dan Kota dalam Penegasan Batas Daerah antar Provinsi melaksanakan penegasan batas daerah dan Kabupaten/Kota sesuai dengan secara pasti di lapangan Undang-Undang Pembentukan Daerah Kemudian, dalam angka 2 (dua), adalah kewenangan Menteri Dalam menyatakan: Negeri. Dalam hal ini terjadi Dalam upaya optimalisasi penyelengaraan fungsi pemerintahan 8Surat Nomor 126/2502/SJ Perihal: perlu ada kepastian hukum batas daerah Penegasan Batas Antar Provinsi, Kabupaten dan Kota tanggal 19 Agustus 2008, Menteri Dalam secara pasti di lapangan sebagai Negeri meminta kepada Gubernur Bengkulu

123

M. Arafat Hermana Jurnal Hukum Sehasen Vol.1 No.1 Tahun 2015 perselisihan penyelenggaraan fungsi dalam mengatasi persoalan perbatasan pemerintahan antar Kabupaten/Kota ini. Kewenangan yang diperoleh dalam satu provinsi sesuai dengan pasal tersebut mengacu pada Pasal 20 ayat (1) 198 Undang-Undang Nomor 32 Tahun Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2004 tentang Pemerintahan Daerah, 1 Tahun 2006 tentang Pedoman pada ayat (1) menyatakan bahwa Penegasan Batas Daerah, menyebutkan “Apabila terjadi perselisihan dalam “Penyelesaian perselisihan batas daerah penyelenggaraan fungsi pemerintahan antar kabupaten/kota dalam satu antar Kabupaten/Kota dalam satu provinsi difasilitasi oleh Gubernur. Provinsi, Gubernur menyelesaikan Berdasarkan hal tersebut dapat perselisihan yang dimaksud” dan pada diketahui bahwa terkait persoalan ayat (3) dinyatakan bahwa “Keputusan perbatasan antara Kabupaten Bengkulu sebagaimana yang dimaksud pada ayat Utara dengan Kabupaten Lebong, peran (1) dan ayat (2) bersifat final”.9 Menteri Dalam Negeri hanya mengambil keputusan berkenaan Melihat penjelasan di atas, dapat dengan batas wilayah tersebut ketika diketahui bahwa terdapat ketidakjelasan adanya kesepakatan diantara kedua tentang kewenangan penyelesaian belah pihak yang penyelesaiannya persoalan perbatasan antara Kabupaten difasilitasi oleh Gubernur sesuai Bengkulu Utara dengan Kabupaten ketentuan yang terdapat di dalam Pasal Lebong. Seperti yang telah dijelaskan 20 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam pada bab II Tinjauan Pustaka, Negeri Nomor 1 Tahun 2006 tentang Kewenangan adalah apa yang disebut Pedoman Penegasan Batas Daerah. kekuasaan formal, kekuasaan yang Sedangkan dalam proses penyelesaian berasal dari kekuasaan yang diberikan persoalan perbatasan antara Kabupaten oleh Undang-undang atau legislatif dari Bengkulu Utara dengan Kabupaten kekuasaan eksekutif atau administratif, Lebong merupakan kewenangan terhadap persoalan perbatasan antara Gubernur Bengkulu. Kabupaten Bengkulu Utara dengan Kemudian, setelah dilakukannya Kabupaten Lebong, Gubernur Bengkulu identifikasi wilayah antara Kabupaten telah memperoleh kekuasaan formal Rejang Lebong dengan Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Lebong pada 9surat Nomor: 136/1628/… Perihal: Penyelesaian Batas Daerah antara Kabupaten tanggal 17 Januari 2006 oleh Tim Bengkulu Utara dengan Kabupaten Lebong tanggal 13 Oktober 2008 Teknis dari Direktur Jenderal

124

M. Arafat Hermana Jurnal Hukum Sehasen Vol.1 No.1 Tahun 2015

Pemerintahan Umum Kementerian tanggal 20 Juni 2008 para Tim Dalam Negeri dan Tim Teknis masing- Penegasan telah sepakat tentang titik masing Kabupaten, melalui surat batas antara Kabupaten Bengkulu Utara Nomor: 136/416/I/B.1 Perihal: Mohon dengan Kabupaten Lebong yang Penerbitan Hasil Identifikasi Batas dituangkan Berita Acara Kesepakatan. Wilayah Antara Kabupaten Rejang Adapun titik batas yang telah sepakati Lebong dengan Kabupaten Kepahiang dituangkan dalam beberapa alternatif, dan Kabupaten Lebong, tanggal 29 sebagai berikut: Maret 2006. Yang intinya, Gubernur A. Alternatif I Bengkulu meminta kepada Menteri “Pegunungan Hulu Salai, Bukit Hulu Dalam Negeri RI Up. Dirjen Kelam, Bukit Lekat, Bukit Resam Pemerintahan Umum untuk dan Bukit Lumut” menerbitkan surat Penetapan hasil Dengan titik 0 : di bukit Resam identifikasi Batas wilayah antara Titik Koordinat : 030.120.06.00”LS Kabupaten Rejang Lebong dengan 1020.08’.36,50”BT Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten B. Alternatif II Lebong. Setelah adanya diterbitkannya Dengan Bukit Lumut mengarah ke surat Penetapan hasil identifikasi Batas selatan menuju Talang Walan wilayah antara Kabupaten Rejang sepanjang 9 KM, dari Talang Walan Lebong dengan Kabupaten Kepahiang mengarah ke Air Tik Cakeak dan Kabupaten Lebong masing-masing sepanjang 14,7 KM, dari Air Tik Kabupaten tersebut selanjutnya dengan Cakeak mengarah lagi ke Barat difasilitasi Gubernur Bengkulu, pada sepanjang 6,12 KM sampai pinggir tanggal 5 Februari tahun 2007, para Tim mengarah ke Barat Laut menuju Air Penegasan Batas Daerah yang terdiri Suwoh sepanjang 19,3 KM, dari Tim Penegasan Daerah Kabupaten kemudian mengikuti Air Lusung ke Bengkulu Utara, Kabupaten Lebong, Pematang Hulu Salai. dan Provinsi Bengkulu. Berhasil Dengan titik 0: diantara desa Giri membuat Nota Kesepakatan tentang Mulya dengan desa penegasan batas wilayah antara Padang Bano/Renah Kabupaten Bengkulu Utara dengan Jaya Kabupaten Lebong. Titik Koordinat :030.12’.16’.56,90”LS Kemudian, menindaklanjuti 1020.03’.20.70”BT angka 4 Nota Kesepakatan di atas. Pada C. Alternatif III

125

M. Arafat Hermana Jurnal Hukum Sehasen Vol.1 No.1 Tahun 2015

“Bukit Lumut sampai ke Punggung diregistrasinya desa-desa yang ada di Bukit Hulu Salai” Kecamatan Padang Bano. Isi surat Dengan titik 0 : di Bukit Resam Gubernur Bengkulu tersebut Titik Koordinat : 030.12’06.00”LS bertentangan dengan angka 2 (dua) 1020.08’36.50”BT Berita Acara Kesepakatan tentang batas wilayah antara Kabupaten Bengkulu Selanjutnya, pada angka 2 (dua) Utara dengan Kabupaten Lebong yang Berita Acara Kesepakatan tersebut, telah disepakati oleh para Tim disebutkan juga, bahwa “Kedua Tim Penegasan Batas Daerah, tanggal 20 Juli sepakat siap untuk menerima apapun 2008 sehingga secara langsung keputusan Menteri Dalam Negeri dalam merugikan Kabupaten Bengkulu mengambil kesimpulan untuk sebelum adanya Keputusan dari Menteri penegasan batas wilayah antara Dalam Negeri berkaitan dengan titik Kabupaten Bengkulu Utara dengan batas daerah antara kedua Kabupaten Kabupaten Lebong atas salah satu dari ini. ketiga alternatif tersebut pada poin 1 di Selain itu, menurut pihak atas” Kabupaten Bengkulu Utara sikap Kemudian, Setelah adanya Gubernur Bengkulu tersebut dianggap kesepakatan tentang titik batas daerah oleh pihak Kabupaten Bengkulu Utara antara Kabupaten Bengkulu Utara merupakan sikap mendukung dengan Kabupaten Lebong antara Tim Pembentukan Kecamatan Padang Bano Penegasan batas daerah. Sesuai dengan yang telah jelas daerah-daerah dari Pasal 19 ayat (1) Peraturan Menteri Kecamatan Padang Bano Kabupaten Dalam Negeri Nomor 1 tahun 2006 Lebong itu sendiri merupakan wilayah tentang Pedoman Penegasan Batas dari Kabupaten Bengkulu Utara dan Daerah, menyebutkan “Keputusan sekaligus bertentangan dengan Undang- Penegasan Batas Daerah ditetapkan oleh Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Menteri Dalam Negeri”, melalui surat Kehutanan dikarenakan wilayah- Gubernur Bengkulu Utara yang wilayah tersebut merupakan kawasan ditujukan kepada Dirjen Pemerintahan hutan register 70 di Kabupaten Umum Nomor: 140/021/a/B.1 Perihal: Bengkulu Utara. Ketidakseriusan Tertib Administrasi Desa, tanggal 30 Gubernur Bengkulu dalam Januari 2009. Yang intinya, Gubernur menyelesaikan sengketa tapal batas Bengkulu meminta untuk antara Kabupaten Bengkulu Utara

126

M. Arafat Hermana Jurnal Hukum Sehasen Vol.1 No.1 Tahun 2015 dengan Kabupaten Lebong justru Administrasi Desa, tanggal 30 Januari menambah pelik sengketa tapal batas 2009 dan surat Nomor: itu. 130/3489/I/B.I.2008 Perihal: Registrasi Selanjutnya, pada tahun 2009 Kecamatan Padang Bano dan desa di menjelang akan dilaksanakannya Kecamatan Padang Bano Kabupaten Pemilihan Umum, Gubernur Bengkulu Lebong, tanggal 9 Juni 2008 Selanjutnya mengeluarkan surat yang mengakibatkan belum adanya ditujukan kepada Menteri Dalam Negeri keputusan dari Menteri Dalam Negeri Up. Pemerintahan Umum Kementerian tentang tapal batas antara Kabupaten Dalam Negeri Nomor: Bengkulu Utara dengan Kabupaten 130/3489/I/B.I.2008 Perihal: Registrasi Lebong. Kecamatan Padang Bano dan desa di Kecamatan Padang Bano Kabupaten D. PENUTUP Lebong, tanggal 9 Juni 2008. Yang 1. Kesimpulan intinya, meminta kepada Menteri Dalam Berdasarkan uraian di atas Negeri untuk menunda pelaksanaan mengenai “Hambatan Penyelesaian registrasi Kecamatan Padang Bano Sengketa Tapal Batas Antara Kabupaten Kabupaten yang bertentangan dengan Bengkulu Utara dengan Kabupaten surat Gubernur Bengkulu sebelumnya, Lebong berdasarkan HAN/HTN, maka yaitu Surat Gubernur Bengkulu Nomor: dapat disimpulkan, sebagai berikut : 140/021/a/B.1 Perihal: Tertib 1. Penyebab sengketa tapal batas antara Administrasi Desa, tanggal 30 Januari Kabupaten Lebong dengan 2009 sehingga pada Pemilu tahun 2009 Kabupaten Bengkulu Utara dapat berdasarkan surat Menteri Dalam dideskripsikan, sebagai berikut: Negeri dalam Surat Nomor: pertama, Undang-Undang 270/235/MD Perihal: Penyelesaian pembentukan daerah dan kedua, Daerah Pemilihan di Kabupaten Perluasan daerah Kabupaten Lebong Lebong, tanggal 21 Juni 2009. Yang 2. Hambatan dalam penanganan intinya, Pemilihan Umum di Kabupaten sengketa tapal batas antara Lebong pada tahun 2009 tanpa Kabupaten Bengkulu Utara dengan Kecamatan Padang Bano. Kabupaten Lebong. Hambatan dalam Kemudian, Sikap Gubernur penanganan sengketa tapal batas ini Bengkulu dengan mengeluarkan surat adalah surat Gubernur Bengkulu Nomor: 140/021/a/B.1 Perihal: Tertib Nomor: 140/021/a/B.1. Inti surat

127

M. Arafat Hermana Jurnal Hukum Sehasen Vol.1 No.1 Tahun 2015

tersebut, menyatakan bahwa Buku Gubernur Bengkulu mendukung A. Gunawan Setiardja.1990.Dialektika Hukum dan Moral dalam Pembentukan Kecamatan Padang Pembangunan Masyarakat Bano. Surat tersebut telah Indonesia.Kanisius: Yogyakarta bertentangan dengan angka 2 Berita Abdul Rasyid . 2006. Wewenang Acara Kesepakatan para Tim Mahkamah Konstitusi dan Aplikasinya dalam Sistem Penegasan Batas Daerah, tanggal 20 Ketatanegaraan Republik Juni 2008. Kemudian, melalui surat Indonesia. Citra Aditya Bakti: Bandung. Nomor:130/3489/I/B.I.2008. Inti Agus Dwiyanto, dkk. 2003.Reformasi surat tersebut, menyatakan bahwa Tata Pemerintahan & Otonomi Daerah. Pusat Studi Gubernur Bengkulu meminta kepada Kependudukan dan Kebijakan: Menteri Dalam Negeri untuk UGM Alisyabana Sutan Takdir. Indonesia: menunda pelaksanaan registrasi Social and Cultural Kecamatan Padang Bano. Revolution.Terjemahan Benedict R. Anderson. Kuala

Lumpur Oxford University 2. Saran Press: Kuala Lumpur. 1) Menghindari terjadi sengketa Amrah Muslimin. 1978. Aspek-Aspek Hukum Otonomi Daerah. perbatasan ini dikemudian hari, Alumni: Bandung. peran masing-masing pemerintah Badan Statistik Kabupaten Rejang Lebong.2001. Rejang Lebong daerah sangat diharapkan. Peran Dalam Angka 2001, Kantor yang dimaksud adalah adanya Pusat Statistik Kabupaten Rejang Lebong: Rejang inisiatif kerjasama ataupun Lebong. kesepakatan tertulis/peraturan daerah ------1995,Rejang Lebong Dalam Angka 1995. Kantor Pusat bersama berkaitan dengan titik batas Statistik Kabupaten Rejang kedua daearah ini. Lebong: Rejang Lebong Badan Pusat Statistik Kabupaten 2) Gubernur sebagai fasilitator Bengkulu Utara. 2010. penyelesaian sengketa perbatasan ini Bengkulu Utara Dalam Angka 2010. Kantor Pusat Statistik diharapkan untuk mampu menjadi Kabupaten Bengkulu Utara: penengah dengan mengacu pada Bengkulu Utara. ------2001,Bengkulu Utara peraturan perundangan yang Dalam Angka 2001.Kantor mengatur penyelesaian sengketa Pusat Statistik Kabupaten Bengkulu Utara: Bengkulu perbatasan ini. Utara. ------2007,Bengkulu Utara Dalam Angka 2007, Kantor Pusat E. DAFTAR PUSTAKA

128

M. Arafat Hermana Jurnal Hukum Sehasen Vol.1 No.1 Tahun 2015

Statistik Kabupaten Bengkulu Perkembangan dan Utara: Bengkulu Utara Problematika).Pustaka Pelajar: ------2011. Bengkulu Utara Dalam Yogyakarta. Angka 2011. Kantor Pusat IDEA. 2000. Penilaian Demokrasi di Statistik Kabupaten Bengkulu Indonesia, Pengembangan Utara: Bengkulu Utara. Kapasitas Seri 8. Ameepro: ------,2012,Bengkulu Utara Dalam Jakarta. Angka 2012, Kantor Pusat IrawanSoedjito. 1990. Hubungan Statistik Kabupaten Bengkulu Pemerintah Pusat dan Utara: Bengkulu Utara. Pemerintah Daerah. Rineka Bambang Yudoyono. 2002. Otonomi Cipta: Jakarta. Daerah, Desentralisasi dan Irfan Fachruddin. 2004.Pengawasan Pengembangan SDM Aparat Peradilan Administrasi Pemda dan Anggota DPRD. terhadap Tindakan Pustaka Sinar Harapan: Pemerintah. Alumni: Bandung Jakarta. Jimly Asshiddiqie. 1998 Pembangunan Bagir Manan. 2001. Menyongsong Hukum Nasional di Abad Fajar Otonomi Daerah. PSH Globalisasi. Balai Pustaka: FH UII: Yogyakarta Jakarta. ------. 1993. Perjalanan Joseph Riwu Kaho. 2007. Prospek Historis Pasal 18 UUD 1945. Otonomi Daerah di Negara Uniska: Karawang. Republik Indonesia. Raja Ermaya Suradinata. 2000. Pelaksanaan Grafindo Persada: Jakarta. otonomi Daerah dalam ------1980. Otonomi yang Titik Kerangka untuk Meningkatkan Beratnya di Letakkan Pada Integrasi Bangsa. LKN Daerah TK II. UGM Press: Kementerian Pertahanan: Yogyakarta. Jakarta J Kaloh. 2007. Mencari Bentuk Hamza Taabun, Dkk. 2013. Hukum Otonomi Daerah. Rineka Penyelesaian Sengketa Tapal Cipta: Jakarta Batas Wilayah Antar Joses Jimmy Sembiring.1999. Cara Kabupaten Biak Numfor dan Menyelesaikan Sengketa di Kabupaten Supriori Papua.FH Luar Pengadilan. Visimedia: Unihas: Makasar Jakarta. Harsasi dan Muh. Dawam. 2002. Faktor KDH Kosoemahatmadja. 1979. Yang Mempengaruhi Pengantar ke Arah Sistem Keberhasilan Pelaksanaan Pemerintahan Daerah di Otonomi Daerah (Analisis Indonesia. Bina Cipta: Sosio-Ekonomi-Budaya). Bandung Lembaga Penelitian UT: Tanpa KD. Darumurti dan Umbu Raufa. 2000. Kota Terbit. Otonomi Daerah Hm. AgusSantoso. 2013. Menyikap Perkembangan Pemikiran dan Tabir Otonomi Daerah di Pelaksanaannya. Citra Aditya Indonesia. Pustaka Pelajar: Bakti: Jakarta. Yogyakarta. Miriam Budihardjo.2007. Dasar-Dasar H.R Makaganza. 2008. Tantangan Ilmu Politik, Ed. Revisi. PT. Pemekaran Daerah. FUSPAD Gramedia Pustaka: Jakarta Yogyakarta. Moh.Kusnard, dkk. 2000. Ilmu Negara. Huda, Nikmatul. 2005. Otonomi Gaya Media Pratama: Jakarta Daerah (Filosofi Sejarah

129

M. Arafat Hermana Jurnal Hukum Sehasen Vol.1 No.1 Tahun 2015

Moeljarto T1. 1968. Beberapa Studi Pengelolaan Hubungan Pemikiran tentang Sistem Kewenangan Daerah dan Kepartaian di Indonesia, seksi Antar Daerah di Jawa Timur, Penerbitan Fakultas Sospol Bangka, Belitung, dan UGM: Yogyakarta Kalimanatan Timur. Pusat Muhaimin Yahya. Tanpa Tahun. Penelitian Politik-LIPI: Beberapa Segi Birokrasi di Jakarta. Indonesia. Prisma: Tanpa Kota Soehino. 2000. Ilmu Negara. Liberty: Terbit. Yogyakarta. Nurudin, dkk. 2006. Kebijakan Elitis Sri Sumantri dan Bintan RSaragih. Politik Indonesia. Pustaka 1993. Ketatanegaraan Pelajar: Yogyakarta. Indonesia dalam Kehidupan Pemda Kabupaten Bengkulu Politik Indonesia (30 tahun Utara,2009,Bahan Materi kembali ke undang undang Pembinaan, Bagian dasar 1945).Pustaka Sinar Administrasi Pemerintahan Harapan: Jakarta. Setda Kabupaten Bengkulu Suwoto Mulyosudarmo. 1990. Utara: Arga Makmur Kekuasaan dan Tanggung Pemerintah Kabupaten Jawab Presiden Republik Lebong,2010,Buku Indonesia. Suatu Penelitian Pembangunan Kabupaten Segi-Segi Teoritik dan Yuridis Lebong : Membangun Pertanggungjawaban Landasan yang Kokoh Dalam Kekuasaan.: Universitas Lima Tahun Pertama (2005- Airlangga: Surabaya 2010), Pemkab Lebong: Syamsul Hadi, dkk. 2007. Disintegrasi Lebong Pasca Orde Baru: Negara, Pansus Tapal Batas Kabupaten Konflik lokal dan Dinamika Lebong,2009,Bahan Internasional. Yayasan Obor Pertimbangan Dalam Rangka Indonesia: Jakarta. Penentuan Batas Antara Tri Ratnawati. 2009. Pemekaran Kabupaten Lebong dengan Daerah : Potitik Lokal dan Kabupaten Bengkulu Utara, Beberapa lsu Terseleksi. DPRD Kabupaten Lebong: Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Tubei. Wardi Bachtiar. 2006. Sosiologi Klasik Paulus Efendie dari Comte hingga Parsons.: Lotulung.1994.Himpunan Remaja Rosdakarya: Bandung. Makalah Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik. Citra Karya Ilmiah Aditya Bakti :Bandung Imam Radianto. 2010. Percepatan Rubin, Pruit Dean G dan Jeffrey Penyelesaian Permasalahan Z.2004. Teori Konflik Sosial Perbatasan Antar Daerah (terjemahan). Pustaka Pelajar: dalam Badan Litbang Yogyakarta. Kementerian Dalam Negeri. Di Samidjo. 1986. Ilmu Negara. Armico: akses tanggal 13 Agustus 2014 Bandung M. Arafat Hermana.2012. Kajian Sarundajang. 1999. Arus Balik terhadap Sengeta Tapal Batas Kekuasaan ke Daerah. Pustaka antara Kabupaten Lebong dan Sinar Harapan: Jakarta Kabupaten Bengkulu Utara Siti R Zuhro, dkk. 2004. Konflik & dalam Perspektif Hukum Tata Kerjasama Antar Daerah: Negara/Administrasi

130

M. Arafat Hermana Jurnal Hukum Sehasen Vol.1 No.1 Tahun 2015

Negara,Skripsi. Unib Press: Rusadi Kantaprawira.1998.Hukum dan Bengkulu. Kekuasaan. Makalah. ------.2014. Penyelesaian Sengketa Universitas Islam Indonesia: Tapal Batas Antara Kabupaten Yogyakarta. Lebong dengan Kabupaten Bengkulu Utara berdasarkan Perundang-undangan: Peraturan Perundang- Undang-Undang Negara Republik Undangan, Tesis. Unib Press: Indonesia Tahun 1945 Bengkulu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Muhammad Rifki Pratama. 2010. tentang Pemerintahan Daerah Politik Pemekaran Wilayah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Studi Kasus Proses tentang Pemerintahan Daeah Pembentukan Kota Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tanggerang Selatan,Skripsi Tahun 1965 tentang Fisip UINSH: Jakarta. Pembentukan Daerah Otonom Nanang Kristiyono. 2008. Konflik Kabupaten-Kabupaten dalam dalam Penegasan Batas Lingkungan Daerah Provinsi Daerah antar Kota Magelang Sumatera Selatan dengan Kabupaten Magelang Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2003 (Analisis terhadap Faktor- tentang Pembentukan Lebong faktor Penyebab dan dan Kabupaten Kepahiang di Dampaknya); Tesis. FISIP Provinsi Bengkulu Undip; Semarang. Peraturan Pemerintah Nomor 129 Nurbadri. 2008. Konflik Batas Wilayah Tahun 2000 tentang di Era otonomi Daerah dan Persyaratan Pembentukan dan Upaya Penyelesaiannya, Tesis. Kriteria Pemekaran, Undip Press: Semarang. Penghapusan, dan Philipus M. Hadjon. Tentang Penggabungan Daerah Wewenang. Makalah. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun Universitas Airlangga. 2007 tentang tata Cara Surabaya. tanpa tahun. Pembentukan, Penghapusan Rizki Argama.2005.Pemberlakuan dan Penggabungan Daerah Otonomi Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor Fenomena Pemekaran Wilayah 1 Tahun 2006 tentang Di Indonesia. Makalah. FH UI Pedoman Penegasan Batas Press : Jakarta Daerah R Alam SuryaPutra. 2006.Pemekaran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor Daerah di Indonesia : Kasus di 76 Tahuun 2012 tentang Wilayah Penelitian IRDA. Pedoman Penegasan Batas Makalah Seminar Internasional Daerah Percik ke-7. Salatiga. Juli 2006. Pratikno. 2007.”Policy Paper : Usulan Perubahan Kebijakan Penataan Daerah (Pemekaran dan Penggabungan Daerah)”.Kajian Akademik Penataan Daerah di Indonesia Kerja sama Dengan DRSP- Depdagri

131