Studi Astronomi Islam Ebook.Pdf

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Studi Astronomi Islam Ebook.Pdf STUDI ASTRONOMI ISLAM UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta Ketentuan Pidana Pasal 113 (1) Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (2) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komerial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). (3) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). (4) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). Prof. Dr. H. Susiknan Azhari www.museumastronomi.com Katalog Dalam Terbitan (KDT) STUDI ASTRONOMI ISLAM -Yogyakarta: 1438 / 2017 xii+400 halaman; 15 x 23 cm Penulis: Prof. Dr. H. Susiknan Azhari Editor: Ummu Akifa Desain Cover: Narto Anjala Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang All Right Reserved Hak Cipta© 1438 / 2017 pada Penulis Bagi mereka yang ingin mem per banyak sebagian isi buku ini dalam bentuk atau cara apa pun, diperbolehkan selama mendapat izin tertulis dari penulis. Diterbitkan oleh: Pintu Publishing Bekerjasama dengan: www.museumastronomi.com Cetakan I, 1438 / 2017 ISBN 978-602-71817-7-9 Persembahan Untuk isteriku, Binti Sulismiati; Karya ini kupersembahkan hasil kesabaran dan pengorbananmu selama ini. Wahai ananda Azmi dan Azza; Karya ini sebagai bukti cinta ayah padamu dan ilmu Hiasilah hidupmu dengan al-Qur’an dan ilmu pengetahuan Niscaya ananda berdua akan memperoleh kebahagiaan di Dunia dan Akhirat. Ananda Azmi dan Azza; Berusahalah untuk memberi bukan menerima, karena setiap kali ananda memberi, maka ananda akan menerima tanpa meminta sekalipun. KATA PENGANTAR ALHAMDULILLAH wa syukru lillah wala haula wala quwwata illa billah. Pembaca yang budiman, penulisan buku ini didorong pengalaman penulis dalam mengampu mata kuliah astronomi Islam (Ilmu Falak). Pada periode awal mengajar karya tentang astronomi Islam sangat terbatas dan sulit ditemukan. Hasil penelitian dan kunjungan ke berbagai negara semakin mendorong untuk mewujudkan buku tentang studi astronomi Islam. Kesulitan sangat dirasakan dalam proses pengumpulan data. Hal ini terjadi disebabkan data tersebar di berbagai perpustakaan bahkan “terserak” dalam koleksi pribadi. Meskipun demikian melalui kerja keras dan bantuan berbagai pihak karya ini dapat terwujud. Penulis merasa bahagia dapat menghadirkan karya ini agar dapat dimanfaatkan dan membantu para peneliti yang berminat di bidang astronomi Islam. Kehadirannya pula diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan studi “Sejarah Astronomi Islam Modern”. Dalam proses penulisan naskah banyak pelajaran yang dapat dipetik. Salah satunya adalah pribadi Syekh Taher Jalaluddin al- Azhari. Ia merupakan salah seorang yang kaya budi bahasanya, senantiasa mengenang jasa baik orang lain, mendo’akan para gurunya, dan mendo’akan para murid dan orang yang Prof. Dr. H. Susiknan Azhari ● vii menggunakan karyanya di setiap kata pengantar bukunya. Bahkan diceritakan oleh Wan Mohd Shaghir Abdullah, Syekh Taher merupakan salah seorang tokoh yang menjaga silaturahim sehingga perbedaan yang terjadi antara “kaum tua” dan “kaum muda” dapat dikomunikasikan dengan baik. Sikap ini tentu saja masih relevan dimiliki para tokoh astronomi Islam dalam berdialog upaya penyatuan kalender Islam. Selain itu ditemukan pula berbagai pandangan yang orisinal dari para tokoh Indonesia, khususnya dalam mewujudkan kalender Islam internasional. Sayangnya pemikiran-pemikiran yang orisinal tersebut tidak banyak diketahui karena tersebar di berbagai tulisan yang belum terdokumentasi dengan baik, misalnya pemikiran Purwanto tentang Kalender Islam Internasional. Patut diketahui pula, beberapa karya tidak disebutkan perbandingan tarikh sesuai sumber aslinya untuk menjaga orisinalitas sebuah karya. Begitu pula beberapa karya tidak dibuat anotasi hanya menyebutkan judul, nama pengarang, dan tahun terbit mengingat karya asli belum ditemukan. Semoga pada edisi berikutnya dapat ditemukan sehingga akan memperkaya khazanah studi astronomi Islam. Kehadiran buku ini melibatkan berbagai pihak. Untuk itu penghargaan dan ucapan terima kasih perlu disampaikan kepada Prof. Dato’. Dr. Mohd. Zambri Zainuddin (Universitas Islam Antar Bangsa Malaysia), Prof. Madya. Dr. Baharrudin Zainal (UNISZA Kuala Terengganu), Prof. Madya. Dr. Ibnor Azli Ibrahim (Universitas Kebangsaan Malaysia), Dr. Kassim Bahali (Balai Cerap Al-Khawarizmi Malaka), Dr. Saadan Man, Dr. Saiful Anwar Mohd Nawawi dan Dr. Raihana Abdul Wahab (Universiti Malaya Kuala Lumpur) yang telah membantu penulis dalam menggali informasi tentang perkembangan studi astronomi Islam di Malaysia. Hal yang sama juga disampaikan kepada Dr. Abd. Salam Nawawi (UIN Sunan Ampel Surabaya), Dra. Maskufa, M.A (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Marwadi, M.Ag (IAIN Purwokerto), Ahmad Fuad Al-Anshory (UIN Walisongo Semarang), dan Hendro viii ● Studi Astronomi Islam Setyanto, M.Si (Imah Noong Bandung) yang telah mengirimkan berbagai data terkait perkembangan studi astronomi Islam di Indonesia. Selanjutnya penulis sangat berterima kasih kepada isteri tercinta Binti Sulismiati atas dukungan dan kesabarannya yang tak terbatas. Karya ini penulis dedikasikan kepada kedua anak kami Muhammad Azmi Al-Khawarizmi dan Azza Ibraisama Ersyada agar kelak menjadi orang-orang yang saleh dan senantiasa mencintai al-Qur’an dan ilmu pengetahuan serta beruntung di dunia dan akhirat. Selanjutnya terima kasih yang sangat mendalam penulis sampaikan pada orang tua (alm. Suhari, alm. Hj, Supatmi, H. Muharom, dan Hj. Murinah) dan para guru penulis semoga karya ini dapat membahagiakan semua orang yang memiliki perhatian dalam studi astronomi Islam dan menjadi bagian dari amal salih. Dengan segala kerendahan hati, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menghadirkan karya ini, namun penulis yakin masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat berharap kepada pembaca untuk memberikan masukan, baik berupa komentar, saran, dan kritik. Insya Allah masukan- masukan yang disampaikan akan dijadikan bahan perbaikan pada masa mendatang. Akhirul kalam, di atas segala-galanya kepada Allah swt. segala problema, peristiwa, dan takdir penulis kembalikan. Sebab atas iradah-Nya semua ini dapat terwujud. Wa Allahu a’lam bi as-Sawab. Jakarta, 9 Rabiul akhir 1438/8 Maret 2017. Penulis Susiknan Azhari Prof. Dr. H. Susiknan Azhari ● ix x ● Studi Astronomi Islam DAFTAR ISI Persembahan--- v Kata Pengantar --- vii Daftar Isi --- xiii Bagian Pertama: Pendahuluan 1 --- 3 Bagian Kedua: Dinamika Studi Astronomi Islam di Indonesia dan Malaysia --- 13 Bagian Ketiga: Perkembangan Karya Astronomi Islam Periode Modern --- 63 Bagian Keempat: Peristiwa Astronomi Islam--- 231 Daftar Pustaka --- 325 Indeks --- 341 Lampiran --- 347 Silabus Studi Astronomi Islam di Indonesia dan Malaysia • IAIN/ UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta • UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. H. Susiknan Azhari ● xi • UIN Walisongo Semarang • UIN Sunan Ampel Surabaya • IAIN Purwokerto • Universiti Kebangsaan Malaysia • Universiti Sultan Zainal Abidin Kuala Terengganu Malaysia • Universiti Malaya Kuala Lumpur Malaysia • Website tentang Astronomi Islam Tentang Penulis --- 395 xii ● Studi Astronomi Islam BAGIAN PERTAMA PENDAHULUAN “Ilmuwan harus bisa memberikan nilai tambah pada ilmu pengetahuan untuk bisa diwariskan demi kontinuitas. Dan, jangan lupakan kontribusi pendahulu”.1 ASTRONOMI Islam merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang memperoleh perhatian besar di era keemasan Islam. Hal ini diawali ketika umat Islam melakukan kontak budaya dengan peradaban Yunani, Buku pertama yang diterjemahkan ke bahasa Arab adalah buku yang berjudul Miftah an-Nujum yang ditulis oleh Hermes, Buku ini diterjemahkan pada masa pemerintahan dinasti bani Umayah yang berpusat di 1 Selengkapnya baca Bambang Hidayat. “Merambah Lebih Dari Astronomi”, dimuat dalam harian Kompas, Senin 28 Juni 2010, p. 41. Baca juga St. Sularto (ed.). Cendekiawan Berdedikasi 2008-2016, cet. I, (Jakarta : Buku Kompas, 2016), p. 61. Prof. Dr. H. Susiknan Azhari ● 3 Damaskus Syria.2 Akselerasi terjadi setelah tahun 133 H/750 M, menyusul berdirinya Daulat Abbasiyyah yang berpusat di Baghdad. Puncaknya pada masa pemerintahan khalifah al-Ma’mun (w. 218 H/833 M), mulailah dilaksanakan projek penerjemahan secara intensif dan besar-besaran melalui pusat kajian dan perpustakaan yang dinamakan Bayt al-Hikmah.3 Gerakan penerjemahan yang menjadi salah satu fokus kajian Bayt al-Hikmah diimbangi tradisi “eksperimental sains” yang kuat berkelanjutan melalui berbagai observatorium melahirkan tokoh- tokoh dengan karya orisinal dan monumental di bidang astronomi Islam. Tokoh-tokoh dimaksud, seperti Al-Khawarizmi karya monumentalnya Hisab al-Jabr
Recommended publications
  • Educational Psychology Thinking According to Shaykh Abdullah Fahim
    Jurnal Andi Djemma : Jurnal Pendidikan P-ISSN: 2622-6537 & E-ISSN: 2622-8513 Volume 4 Nomor 2, Agustus 2021 Educational Psychology Thinking According To Shaykh Abdullah Fahim Khairul Nizam Bin Zainal Badri Pusat Pengajian Al-Mansoorah, Puchong, Selangor, Malaysia Email: [email protected] Abstract. Educational psychology has undergone a change in the mid-20th century from using a traditional approach to an approach that looks at the intellectual, emotional and social development of students. In the context of education in Malaysia, the traditional approach refers to the practice of teaching and learning carried out in study huts. With such an approach, it is quite difficult to know the potential development of a student. The situation changed when the madrasah system was first introduced. In the madrasah system, studies are conducted according to classes and the syllabus is implemented according to the levels that have been set. This study seeks to examine the thinking of Shaykh Abdullah Fahim (1869 - 1961) an educator who was educated in the traditional stream, but engaged in the task of educating in the madrasah stream from the point of view of educational psychology. Another thing to know is how does he develop awareness and provide insight to students. This qualitative study found that Shaykh Abdullah Fahim is an educator who is wise in adapting the educational situation to the environment. By using a positive psychological approach, he develops mental strength, builds confidence and increases motivation in his students. Keywords: Shaykh Abdullah Fahim, educational psychology, madrasah, vision, positive I. INTRODUCTION The mid-20th century saw a major change in educational psychology when there was a paradigm shift from the traditional approach to the cognitive approach which emphasized the knowledge and thinking of educators in the process of teaching and learning while teaching.
    [Show full text]
  • The Modern Dimension of the Astrolabe As an Innovation of Ancient Technology
    International Journal of Innovation, Creativity and Change. www.ijicc.net Volume 13, Issue 5, 2020 The Modern Dimension of the Astrolabe as an Innovation of Ancient Technology Mohd Hafiz Safiaia*, Noor Izzati Ab Rahmanb, Khadijah Ismailc, Mohd Izhar Ariff Mohd Kashimd, Ezad Azraai Jamsarie, aResearch Centre for Sharia, Faculty of Islamic Studies, Universiti Kebangsaan Malaysia, 43600 Bangi, Selangor, Malaysia, bSchool of Accounting, Finance and Quantitative Studies, Asia Pacific University of Technology and Innovation, Malaysia, cDepartment of History & Islamic Civilisation, Academy of Islamic Studies, University of Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia, dResearch Centre for Sharia, Faculty of Islamic Studies, Universiti Kebangsaan Malaysia, 43600 Bangi, Selangor, Malaysia, eResearch Centre for Arabic Studies and Islamic Civilisation, Faculty of Islamic Studies, Universiti Kebangsaan Malaysia, 43600 UKM Bangi, Selangor, Malaysia, Email: a*[email protected] The astrolabe was a very important instrument used by astronomers and navigators in every civilisation for centuries. It became more famous at the peak of Islamic astronomy during the Golden Age of the Islamic civilisation, as an instrument to show direction and time in the fields of astronomy and navigation. However, later it became less known and is increasingly forgotten. Hence, the purpose of this paper is to review the continuity of this legacy of the Islamic Golden Age, through the study of the astrolabe in Malaysia, specifically in astrofiqh and STEM education. This research has a qualitative approach using document analysis, observation and interview methods. Research results find that knowledge of astrolabe is increasingly abandoned and its use becomes more irrelevant in view of a variety of sophisticated and modern inventions.
    [Show full text]
  • Islam and Education Faisal @ Ahmad Faisal Abdul Hamid
    ISLAM AND EDUCATION FAISAL @ AHMAD FAISAL ABDUL HAMID FIRST EDITION @ OCTOBER 2011 EDITORS IN CHIEF: MOHD ROSLAN MOHD NOR ABDULLAH YUSOF FAISAL @ AHMAD FAISAL ABDUL HAMID EDITED BY: AHMAD FAISAL ABDUL HAMID, Ph.D (Chief) NOR ADINA ABDUL KADIR, M.A HAMIDAH JALANI LAYOUT AND DESIGN BY: NOOR SYAHIDAH MOHD AKHIR NORLIDA ABDUL SALAM NABILAH MOHD RAZIF PUBLISHED BY: DEPARTMENT OF ISLAMIC HISTORY AND CIVILIZATION ACADEMY OF ISLAMIC STUDIES UNIVERSITY OF MALAYA PRINTING BY: DEPARTMENT OF ISLAMIC HISTORY AND CIVILIZATION BLOCK C, ACADEMY OF ISLAMIC STUDIES UNIVERSITY OF MALAYA, 50603, LEMBAH PANTAI, KUALA LUMPUR. PRICE : RM 35.00 Kandungan 1. Islam Dan Revolusi Keilmuan Di Alam Melayu Siti Fathimah binti Abdul Halim 1 2. Kajian Russia Mengenai Islam Di Alam Melayu Tatiana A. Denisova 7 3. Pengajian Tahfiz Di Kalangan Kanak-Kanak: Kesan Terhadap Personaliti Ibadah, Satu Tinjauan Zainora Binti Daud, Rosfazila Binti Abd Rahman 17 4. Penginstitusian Sekolah Agama Rakyat Dalam Polisi Pendidikan Kebangsaan: Sejarah Dan Perkembangan Masa Depan Azizi Umar, Nazri Muslim, Wan Zulkifli Wan Hassan, Nik Yusri Musa 39 5. Peranan Guru Pendidikan Islam Dalam Membentuk Generasi Unggul Fathiyah Mohd Fakhruddin, Asmawati Suhid 59 6. Peranan Ulama Dalam Perkembangan Intelektualisme Di Madrasah Idrisiah Bukit Chandan, Perak Sebelum Merdeka Nor Adina Abdul Kadir 81 7. A Comparative Analysis Of Ibn Sina And Al-Ghazali: Their Philosophical Underpinnings And Contributions Toward Muslim Education Adlina Haji Ariffin 101 8. Contribution of Islamic Education to Sciences, Social Sciences and Literature in India Kuldip Kaur 123 9. History Of Islam And Islamic Education: The Roles Of Muslim Scholars And Establishment Of Madrasahs In Kisi-Nigeria Ahmad Tijani Surajudeen, Muhamad Zahiri Awang Mat 135 10.
    [Show full text]
  • ICR 7-4 Prelims+Text.Indd
    Islam and Civilisational Renewal A journal devoted to contemporary issues and policy research Volume 7 • Number 4 • October 2016 Produced and distributed by ISLAM AND CIVILISATIONAL RENEWAL EDITOR-IN-CHIEF Professor Mohammad Hashim Kamali EDITORIAL TEAM Dr Mohamed Azam Mohamed Adil Dr Alexander Wain Abdul Karim Abdullah Tengku Ahmad Hazri Norliza Saleh Siti Mar’iyah Chu Abdullah REGIONAL EDITORS Americas: Dr Eric Winkel Africa & Middle East: Mahmoud Youness Asia: Dr Syed Farid Alatas Europe: Dr Afifi al-Akiti Australasia: Dr. Daud Batchelor ADVISORY BOARD Dr AbdulHamid A. AbuSulayman, Professor Carl W. Ernst, Professor Ingrid Mattson, International Institute of Islamic University of North Carolina University of Western Ontario Thought Professor John Esposito, Professor Abbas Mirakhor, Professor Rüdiger Wolfrum, Georgetown University International Centre for Max Planck Foundation, Professor Silvio Ferrari, Education in Islamic Finance Germany Università degli Studi Dr Chandra Muzaffar, Professor Azyumardi Azra, HRH Prince Ghazi bin Muhammad, International Movement for a State Islamic University Jakarta Jordan Just World Professor David Burrell CSC, Professor Claude Gilliot, Professor Seyyed Hossein Nasr, University of Notre Dame Aix-Marseille Université George Washington University Professor Gholamreza Aavani, Professor Ekmeleddin İhsanoğlu, Professor Tariq Ramadan, Iranian Philosophical Society Organisation of Islamic Oxford University Dr Mustafa Cerić, Cooperation Professor Mathias Rohe, Former Grand Mufti of Bosnia- Professor Yasushi Kosugi, Friedrich-Alexander-Universität Herzegovina Kyoto University Professor Abdullah Saeed, Professor Hans Daiber, Emeritus Professor Hermann University of Melbourne Johann Wolfgang Goethe Landolt, McGill University Professor Miroslav Volf, Universität Professor Tore Lindholm, Yale University Ahmet Davutoğlu, University of Oslo Professor Abdal Hakim Murad, Former Prime Minister of Turkey Professor Muhammad Khalid University of Cambridge Professor W.
    [Show full text]
  • <I>Melayu Patani</I> to Thai Muslim
    From Melayu Patani to Thai Muslim The spectre of ethnic identity in southern Thailand Patrick Jory Abstract: This paper is a study of how the people at the centre of the violent conflict in Thailand’s southern border provinces have been represented, with particular reference to the period from the Second World War to the present. It provides a brief historical background to a number of discourses of identity regarding the people in the region. It focuses on the struggle between competing discourses of Thai national identity, Malay ethnic identity, Muslim identity, and a more localized identity centred on the memory of the former sultanate of Patani and its associated linguistic and cultural traditions. Keywords: identity; melayu; Muslim; Thai; Patani In January 2004, a centuries-old conflict in Thailand’s southern border provinces broke out once again. Over 2,000 people have been killed, the number of attacks has been increasing and the nature of the violence is intensifying. While in the past the main targets of militants were military and security officials, the current violence has targeted teachers, government officials, religious leaders and villagers – both Buddhist and Muslim – tourists, even women and children. Despite an escalation in the violence, it is still unclear who is leading the insurgency and what their political demands are. At present, it is South East Asia’s most violent insurgency.1 1 For the fullest recent analysis of the conflict, see Critical Asian Studies (2006), Vol 18, No 2, Thematic Issue: Patani Merdeka – Thailand’s Southern Fire, and an up- dated version of the same group of essays in Duncan McCargo, ed (2007), Rethinking Thailand’s Southern Violence, Singapore University Press, Singapore.
    [Show full text]