Analisis Aksesibilitas Dan Level Of
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
ANALISIS AKSESIBILITAS DAN LEVEL OF SERVICE ANGKUTAN JALAN LINTAS SURABAYA – KEDIRI ACCESSIBILITY AND LEVEL OF SERVICE ANALYSIS OF LAND TRANSPORT ON SURABAYA – KEDIRI LINE Priyambodo Badan Litbang Provinsi Jawa Timur Jl. Gayung Kebonsari 56 Surabaya email: [email protected] Diterima: 29 Desember 2014, Revisi 1: 20 Januari 2015, Revisi 2: 30 Januari 2015, Disetujui: 11 Februari 2015 ABSTRAK Aksesibilitas menggambarkan kemudahan untuk mencapai tujuan, sementara level of service menggambarkan standar pelayanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang menurunkan aksesibilitas dan tingkat pelayanan jalan lintas Surabaya – Kediri. Dengan menggunakan analisis aksesibilitas serta analisis ratio volume dan kapasitas jalan diperoleh hasil bahwa lintas Surabaya – Mojokerto – Jombang menunjukkan aksesibilitas yang buruk (rendah) dan tingkat pelayanan jalan yang menunjukkan arus tidak stabil. Hal ini disebabkan penambahan arus (volume) dari arah barat, yaitu dari Jogya – Solo – Madiun – Nganjuk menuju Surabaya yang bertemu di daerah Kertosono. Sementara arus lalu lintas dari Jombang – Pare/Kertosono – Kediri aksesibilitasnya baik (tinggi) dengan tingkat pelayanan jalan menunjukkan arus yang stabil. Untuk meningkatkan aksesibilitas dan level of service direkomendasikan agar pembangunan jalan Tol Surabaya – Mojokerto dipercepat dan melakukan perawatan jalan secara kontinyu, memperbaiki dan menormalisasikan sistem drainase serta secara intensif melakukan rekayasa lalu lintas. Kata kunci: aksesibilitas, level of service, angkutan barang, angkutan penumpang ABSTRACT Accessibility describes easy of goal reaching while level of service describs service of quality. The research puspose to know about the factors that can decrease accessibility and level of service on road of Surabaya – Kediri line. By using the accessibility and level of service analysis method the result mentioned that line of Surabaya – Mojokerto – Jombang has a low accessibility and level of service showed unstable traffic flow. This is caused by the increas- ing volume of vehicles from west (Jogya – Solo – Madiun – Nganjuk) to Surabaya which crossed in Kertosono. While traffic flow from Jombang – Pare/Kertosono – Kediri has a good accessibility and a stable condition. To increase accessibility and level of service it is recommended to accelerate the highway road development (Surabaya – Mojokerto). Cary out the maintenance the road regularly. The improvement and normalization the drainage system. Also carry out the traffic engineering. Keywords : accessibility, level of service, goods transport, passenger transport Analisis Aksesibilitas dan Level of Service Angkutan Jalan Lintas Surabaya-Kediri, Priyambodo 129 PENDAHULUAN tinggi dan waktu tempuh akan semakin lama Produk-produk yang dihasilkan dari Kab/Kota begitu juga sebaliknya (Fidel Miro, 2005). Ada Kediri yang dikirim ke berbagai kota di Jawa pun perumusan masalah dalam penelitian ini Timur seperti Kota Surabaya maupun ke luar adalah : Jawa Timur adalah produk-produk hasil 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerajinan seperti tenun ikat, kerajinan anyaman aksesibilitas dan level of service lintas Kediri – bambu, kerajinan kaca hias (grafir) dan industri Surabaya. seperti tahu, keripik singkong, kayu lapis, gula, 2. Bagaimana tingkat aksesibilitas dan level of rokok, dan hasil pertanian. Untuk mengirim service lintas Kediri – Surabaya, begitu juga produk-produk tersebut ke Surabaya ada 2 (dua) sebaliknya? jalur yang bisa digunakan, yaitu melalui Pare 3. Bagaimana meningkatkan aksesibilitas dan atau jalur via Kertosono. level of service lintas Kediri – Surabaya? Dari dua jalur lintasan tersebut, jalur Kediri – Pare lebih cepat dan lebih pendek serta lebih TINJAUAN PUSTAKA sepi volumenya dibandingkan dengan jalur Sarana dan prasarana angkutan jalan di Jawa Kediri – Kertosono. Hanya saja kondisi jalan Timur mengalami pertumbuhan yang tidak Kediri – Pare lebih sempit dibandingkan seimbang. Sarana kendaraan bermotor roda 2 dengan jalur Kediri – Kertosono. Sementara dan roda 4 berkembang sangat pesat, yaitu rata- jalur Kertosono – Jombang merupakan jalur rata per tahun 12,5 %, bahkan di Kota Surabaya yang cukup padat karena menampung juga kendaraan roda 2 pertumbuhannya per tahun arus lalu lintas barang dan penumpang dari 35 %, dan roda 4 pertumbuhannya 37 %. arah barat, yaitu: dari Jogya – Solo – Madiun – Sementara pertumbuhan prasarana jalan, baik Nganjuk, sehingga kondisi volume jalannya jalan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota lebih padat. tumbuh 0 %, bahkan minus. Ketidak seimbangan Dimulai dari titik Mojoagung (Jombang) vol- pertumbuhan sarana dan prasarana angkutan ume lalu lintas sampai Surabaya volume jalan terjadi di Kota Surabaya, Kabupaten menjadi semakin besar dan bertambah padat. Probolinggo, Malang, Nganjuk, dan Lamongan Oleh sebab itu faktor kelancaran (aksesibilitas) (Priyambodo : 2014). Akibat ketimpangan menjadi sangat penting dalam distribusi barang, pertumbuhan antara sarana dan prasarana jalan jasa, dan manusia. Begitu juga faktor tingkat ini akan berdampak pada aksesibiitas dan LOS pelayanan jalan atau level of service (LOS) nya. atau tingkat pelayanan jalan. Aksesibilitas tinggi berarti ada kemudahan bagi Aksesibilitas menurut Black dan Ofyar Z. Tamin layanan barang, jasa, atau orang berpindah dari dalam Priyambodo (2011) adalah konsep yang suatu tempat ke tempat lain (Edward. K, menggabungkan sistem pengaturan tata guna Morlock, 1995). lahan secara geografis dengan sistem jaringan Faktor-faktor yang menentukan tinggi transportasi yang menghubungkannya. rendahnya aksesibilitas dipengaruhi oleh Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan banyak aspek salah satunya adalah intensitas atau kemudahan mengenai cara lokasi atau tata (kepadatan) guna lahan. Begitu juga dengan guna lahan berinteraksi satu sama lain dan tingkat pelayanan jalan yang diformulasikan “mudah” atau “susah” nya lokasi tersebut sebagai perbandingan antara volume kendaraan dicapai melalui sistem jaringan transportasi. dengan kapasitas jalan. Semakin tinggi volume LOS atau tingkat pelayanan jalan adalah suatu kendaraan yang lewat maka tingkat pelayanan ukuran kualitatif yang menjelaskan kondisi- jalan tersebut akan semakin rendah begitu juga kondisi operasional di dalam suatu aliran lalu sebaliknya. Artinya semakin rendah tingkat lintas dan persepsi dari pengemudi dan/atau pelayanan jalan maka biaya dan waktu yang penumpang terhadap kondisi-kondisi tersebut dikeluarkan oleh pengguna jalan akan semakin (C. Jotin Khisty, B. Kent Lall 2005 : 215). 130 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 27, Nomor 2, Maret-April 2015 Sementara tingkat pelayanan menurut Ofyar N A d .............................................. (1) Tamin (2000, hal 46) terdapat dua definisi, yaitu K i tingkat pelayanan tergantung arus dan tingkat d 1 t id pelayanan tergantung fasilitas. Tingkat Dalam penelitian ini untuk mengukur pelayanan tergantung arus merupakan konsep aksesibilitas secara kuantitatif digunakan rumus u m u m yang d ianu t A m erika yakni Highway Ca- sebagai berikut : pacity manual yang berkaitan dengan kecepatan K = aksesibilitas zona i ke zona lainnya (d) operasi atau fasilitas jalan, yang tergantung pada i perbandingan antara arus (volume) terhadap Ad = ukuran aktivitas pada setiap zona d kapasitas (capacity). Oleh karena itu tingkat (misalnya jumlah lapangan kerja) pelayanan pada suatu jalan tergantung pada t = ukuran waktu atau biaya dari zona asal arus lalu lintas yang digambarkan dengan enam id i ke zona tujuan d tingkat pelayanan (tabel 1), yaitu : N = Banyaknya zona tujuan i sesuai dengan Tabel 1. Tingkat Pelayanan Jalan kegiatan orang dalam wilayah kota Tingkat pelayanan A Arus bebas Sementara untuk menghitung aksesibilitas Arus stabil (untuk merancang secara kualitatif menggunakan persepsi Tingkat pelayanan B jalan antar kota) responden (sopir truk) yang melintasi rute Kediri – Surabaya jumlah sampel sebanyak 150 Arus stabil (untuk merancang Tingkat pelayanan C jalan perkotaan) responden. Ukuran jumlah sampel sebanyak 150 orang ini menurut Roscoe (1975) dalam Uma Tingkat pelayanan D Arus mulai tidak stabil Sekaran sudah tepat karena menurutnya ukuran Arus tidak stabil (tersendat- lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat Tingkat pelayanan E sendat) untuk kebanyakan penelitian. Arus terhambat (berhenti, antrian, Tingkat pelayanan F Adapun lintasan-lintasan yang disurvai dalam macet) penelitian ini adalah : Sumber : Ofyar Tamin, 2000, hal 47 1. Surabaya – Mojokerto; METODOLOGI PENELITIAN 2. Mojokerto – Jombang; 3. Jombang – Kertosono ; Jenis penelitian adalah penelitian survai, yaitu penyelidikan yang diadakan untuk 4. Kertosono – Kediri. memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang Survai ini untuk memperoleh persepsi ada dan mencari keterangan-keterangan secara pengguna jalan terhadap kondisi pelayanan faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, transportasi berdasarkan indikator penilaian atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu terhadap preferensi yang dirasakan atas daerah (Nazir dalam Andi Prastowo, 2011 : 175). pelayanan jasa, dengan nilai (kuantitatif) : Tipe penelitian adalah penelitian deskriptif, 1. sangat jelek yaitu merupakan pencarian fakta dengan 2. jelek interpretasi yang tepat. Penelitian ini 3. sedang mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat dan tata cara yang berlaku dalam 4. baik masyarakat serta situasi-situasi tertentu, 5. sangat baik termasuk hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap- Selanjutnya penghitungan LOS menurut Ofyar sikap, pandangan-pandangan, serta protes-