i

RESPON PARTAI ISLAM SE- (PAS) TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH MALAYSIA DALAM MERATIFIKASI ICERD

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh: MOHAMMAD ZAHID HAKIMI BIN MAT ZAIN NIM : 11160453000037

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1440 H

i

ii

ii

iii

iii

iv

LEMBAR PERNYATAAN

iv

v

ABSTRAK

Mohammad Zahid Hakimi Bin Mat Zain NIM 11160453000037. RESPON PARTAI ISLAM SE-MALAYSIA (PAS) TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH MALAYSIA DALAM MERATIFIKASI ICERD. Program Studi Hukum Tata Negara (Siyasah), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 1440 H/ 2018 M. xi+93 Halaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah respon dan tindakan yang diambil oleh PAS dalam menghadapi kebijakan pemerintah Malaysia dalam rencana meratifikasi Konvensi Internasional Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD). Sehingga nantinya akan disimpulkan bagaimanakah respon Partai Islam Se-Malaysia (PAS) dan upaya PAS dalam menghadapi kebijakan pemerintah yang menurut mereka amat bertentangan dengan konstitusi negara dan berupaya mengganggu gugat kesejahteraan umat Islam dan bangsa Melayu di Malaysia. Metode Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif dan dilakukan dengan penelitian studi pustaka dan wawancara. Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini ada dua macam. Pertama, data primer dalam penelitian ini adalah buku terbitan Direktorat Penerangan PAS Pusat Pemerintahan Pakatan Harapan: Analisis Terhadap Tata Cara Pentadbiran dan Kesan Kepada Masa Depan Islam, pernyataan resmi dari tokoh dan pimpinan PAS serta hasil wawancara dengan beberapa individu. Kedua, data sekunder, segala jenis bentuk publikasi mengenai PAS dan ICERD, baik itu buku, artikel-artikel, jurnal-jurnal, situs-situs yang berotoritas serta koran-koran lokal di Malaysia. Analisis data menggunakan analisis isi (content analysis) dengan merangkumkan data-data dan dideskripsikan. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa PAS merupakan sebuah partai politik yang cukup matang dan kaya dengan pengalaman. ICERD atau Konvensi Internasional Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial merupakan sebuah konvensi internasional yang membawa agenda yang baik yaitu

v

vi

untuk menghapuskan segala bentuk diskriminasi dan penindasan ke atas mana- mana golongan, agama, ras, gender dan lain-lain. Namun ICERD ternyata tidak cocok untuk diratifikasi di Malaysia walaupun peratifikasian tersebut dibuat dengan keberatan (reservasi). Ini antara lain karena isi kandungan ICERD jelas bertentangan dengan konstitusi Malaysia. Partai Islam Se-Malaysia (PAS) dilihat amat berperan aktif dalam merespon dan bertindak terhadap isu ini dengan mempersoalkan keperluan ICERD di parlemen, memberi pendedahan tentang ICERD kepada publik serta dampaknya kepada rakyat Malaysia khususnya orang Melayu dan Pribumi lewat berbagai cara dan media termasuk mengerahkan anggota-anggotanya dan masyarakat Melayu dan Pribumi ke himpunan untuk membantah kebijakan pemerintah tersebut.

Kata Kunci: Partai Islam Se-Malaysia (PAS), Diskriminasi, ICERD.

Pembimbing: Dr. Drs. H. Mujar Ibnu Syarif, S.H., M.Ag. Daftar Pustaka: 1996 - 2019

vi

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyempurnakan Skripsi ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi pada tingkat Universitas. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyyah kepada zaman keilmuwan seperti saat ini. Tidak lupa juga kepada keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang tidak pernah lelah dalam mengajarkan dan menyebarkan Islam ke seluruh dunia. Skripsi yang berjudul “Respon Partai Islam Se-Malaysia (PAS) Terhadap Kebijakan Pemerintah Malaysia Dalam Meratifikasi ICERD” merupakan karya tulis penutup di tingkatan Strata 1 (S1) dari semua pembelajaran yang sudah penulis tempuhi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta selama hampir 3 tahun ini. Penulis berharap dengan terhasilnya karya tulis ini dapat menambah khazanah keilmuan khususnya bagi penulis sendiri, umumnya bagi siapa saja yang membaca skripsi ini. Selama penulisan Skripsi ini, saya selaku penulis sangat menyadari betapa pentingnya keberadaan orang-orang di sekitar penulis, baik itu yang memberi dukungan secara ilmiah, pemikiran maupun wawasan serta dukungan lain baik secara morel maupun spiritual sehingga Skripsi ini dapat disempurnakan dengan baik. Dukungan mereka amatlah berarti, karena dukungan mereka segala hambatan dan kendala yang timbul dapat teratasi dengan mudah dan terarah. Untuk itu penulis dengan berbesar hati mengucapkan rasa jutaan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag, S.H., M.H., M.A., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Sri Hidayati, M.Ag dan Ibu Masyrofah, S.Ag., M.Si., Ketua dan Sekretaris Program Studi Hukum Tata Negara, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

vii

viii

4. Bapak Atep Abdurofiq, M.Si, Dosen Pembimbing Akademik. 5. Bapak Dr. Drs. H. Mujar Ibnu Syarif, S.H., M.Ag., Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah banyak meluangkan waktu, berhabis tenaga dan buah pikiran dengan memberi masukan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 6. Seluruh bapak dan ibu dosen Program Studi Hukum Tata Negara, yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di Prodi Hukum Tata Negara Fakultas Syariah dan Hukum. 7. Ayahanda Haji Mat Zain Awang dan ibunda tercinta Hajjah Rohaizah Ab Ghani@Rani, selaku orang tua penulis yang sehingga saat ini terus mengalirkan seluruh daya dan upaya yang sebaik mungkin, doa, semangat, materiel dan moral yang tanpa putus kepada penulis hingga selesainya skripsi ini. Tidak terlupakan kakak dan adik-adik yang penulis sayangi; Zakiah Saadah, Zakhir Hamidi, Zumairi dan Zahida Syahira, terima kasih atas dukungan dan doa kalian. 8. Keluarga mahasiswa Malaysia di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Kak Khadijah Abdul Munir, Nik Muhd Daniel Haiqal, Nur Ainina Mos, Dzullyza Rapaie, Alisa, Saidatul Nadiah, Kak Nabilah Yusoff, Muhd Azeem, Megat Ahmad Najeeb, Raja Muhd Mansor, Muhd Hazwan, Zainulariffin, Azim Mejan, Arham Syakir, Ahmad Adlan, Muhd Faiz, Muhd Zarif, Sirajuddin, Akidmullah, Nurhanim dan Rabiatul Adawiyah. Terima kasih atas dukungan selama ini dan selamat maju jaya. 9. Teman-teman kelas Hukum Tata Negara angkatan 2015; Ahmad Satibi, Fatma Agustina, Ika Yulistiana, Tarmizi Kabalmay, Indar Dewi, Azka Febriawan, Muhd Ridwan, Samiaji Farid Prasetyo, Rizky Pratama, Wahyu Solehudin dan angkatan 2016; Bintang Garda, Wildan Fauzi, Fakhriansyah, Fadhilatur, Miftahurrahmah, Diana dan lain-lainnya. 10. Teman-teman seperjuangan di Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysia di Indonesia (PKPMI).

viii

ix

11. Teman yang sering menghibur diri ini dan menyimak penulisan bahasa Indonesia skripsi ini, Arie Ekawie Baskhoro, semoga terus sukses dalam segala yang diimpikan. 12. Para informan yang telah saya interview yaitu Ahmad Khalid Walidy Mohd Saleh, Ainina Mos, Nik Muhd Daniel Haiqal Nik Zulkifli, Muhd Amirul Amri Mohd Jaaffar dan Zahirul Nukman Narakna, terima kasih atas kesempatan dan kerjasama yang telah diberikan kepada penulis bagi melengkapkan penulisan ini. 13. Kolej Universiti Islam Antarabangsa Selangor (KUIS). 14. Kementerian Agama Republik Indonesia. 15. Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia. 16. Serta terima kasih kepada semua pihak yang tidak mampu penulis sebutkan satu persatu, namun sedikit pun tidak mengurangi rasa terima kasihnya. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi banyak pihak.

Jakarta, 24 Juli 2019 M 21 Zulkaidah 1440 H

Mohammad Zahid Hakimi Bin Mat Zain NIM: 1116 0453 000037

ix

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...... i PERSETUJUAN PEMBIMBING...... ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN...... iii LEMBAR PERNYATAAN...... iv ABSTRAK...... v KATA PENGANTAR...... vii DAFTAR ISI...... x BAB I PENDAHULUAN...... 1

A. Latar Belakang Masalah...... 1

B. Identifikasi, Rumusan, dan Pembatasan Masalah...... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...... 4

D. Review Studi Terdahulu...... 4

E. Kerangka Teori dan Konseptual...... 6

F. Metodologi Penelitian...... 9

G. Rancangan Sistematika Penulisan...... 11

BAB II PERSOALAN DISKRIMINASI DAN ICERD...... 12

A. Definisi dan Jenis-jenis Diskriminasi...... 12

B. Sebab-sebab dan Dampak Diskriminasi...... 15

C. Diskriminasi Menurut Islam...... 18

D. Latar Belakang Konvensi Internasional Mengenai Penghapusan

Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD)...... 20

BAB III SOSIO-HISTORIS PARTAI ISLAM SE-MALAYSIA (PAS) 27

A. Latar Belakang dan Tujuan PAS...... 27

x

xi

B. Struktur Organisasi PAS...... 35

C. Perkembangan PAS...... 38

D. Jasa-jasa PAS di Malaysia...... 43

BAB IV RESPON PAS TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH 49 MALAYSIA DALAM MERATIFIKASI ICERD...... A. Kronologi Timbulnya Isu ICERD...... 49

B. Respon Partai Lain Mengenai ICERD...... 57

C. Respon PAS Terhadap ICERD...... 68

D. Upaya PAS Dalam Menghentikan Rencana Pemerintah Dalam

Meratifikasi ICERD...... 76

BAB V PENUTUP...... 84

A. Kesimpulan...... 84

B. Saran...... 85

DAFTAR PUSTAKA...... 87

LAMPIRAN...... 94

xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Malaysia merupakan sebuah negara federasi yang menganut sistem demokrasi parlementer. Sistem pemerintahannya bersifat monarki konstitusional yang mana Yang Dipertuan Agong (Ketua Raja) sebagai kepala negara dan Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan.1 Jadi, kedua kepala tersebut berperan besar dalam menentukan kebijakan-kebijakan negara yang bersifat dasar dan mana-mana pihak tidak boleh mengabaikan salah satunya dalam membuat kebijakan yang melibatkan negara dan kepentingan umum. Dari sudut demografi penduduknya, Malaysia juga dikenal dengan penduduk yang berbilang kaum dan multi budaya namun tidak semua kaum di sana itu memiliki hak yang sama khususnya terkait hak istimewa orang Melayu dan Pribumi. Konstitusinya juga jelas mengatur dan melindungi hak istemewa orang Melayu dan Pribumi dalam hal-hal tertentu yang selanjutnya akan dibahas oleh penulis secara rinci dan kaitannya dengan ICERD. Dinamika politik yang terjadi di Malaysia hari ini menjadi perhatian banyak pihak terutama media dari berbagai negara dari seluruh dunia. Pemilihan umum ke-14 kemarin yang berlangsung pada 9 Mei 2018 merupakan satu titik permulaan sejarah baru bagi negara Malaysia dan rakyatnya dimana,terjadi peralihan kekuasaan yang selama 60 tahun diperintah oleh koalisi Barisan Nasional kini tumbang dan diganti oleh koalisi Pakatan Harapan.2 Rakyat Malaysia pada saat itu nekat mau mengganti pemerintah dengan koalisi dari pemerintahan yang baru - koalisi lain- karena sudah tidak sanggup lagi menanggung kebijakan pemerintah sebelum ini membebankan masyarakat yang antara lainnya adalah beban pajak Goods and Services Tax (GST) sebanyak 6% yang dikenai atas seluruh masyarakat tanpa mengira status ekonomi rakyat, gejala

1 Perlembagaan Persekutuan (Semua amendemen hingga Januari 2014), (Kuala Lumpur: MDC Publisher Sdn. Bhd., 2014), h.20-25. 2 Nasrudin Hasan, “Bicara Pejuang”, dalam Jabatan Penerangan PAS Pusat, Pemerintahan Pakatan Harapan: Analisis Terhadap Tatacara Pentadbiran dan Kesan Kepada Masa Depan Islam. (Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan PAS, 2018), hlm. 4.

1

2

korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), krisis moneter negara yang terlihat semakin jelas dan banyak lagi hal-hal lain yang menjadi alasan penolakan rakyat terhadap pemerintah sebelumnya. Jadi, dengan kuasa yang ada di tangan rakyat, saat pemilu itulah kesempatan yang digunakan sebaiknya untuk mengganti pemerintah. Namun setelah beberapa bulan berada di bawah pemerintahan baru yaitu Pakatan Harapan yang dipimpin oleh Tun Dr. Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri yang ke-7, ternyata segala janji-janji manis yang ditaburkan oleh koalisi Pakatan Harapan sebelum pemilu itu banyak yang belum dapat direalisasikan.3 Bahkan banyak isu lain yang timbul sekaligus berpotensi menggangu keharmonisan masyarakat di Malaysia yang terdiri dari berbagai ras dan agama. Contoh isu yang timbul antara lain adalah pelantikan Ketua Peguam Negara (Kepala Pengacara Negara) dari bangsa selain Melayu dan bukan Muslim yang pertama sejak dari pembentukan negara Malaysia pada tahun 1963.4 Selain itu, ada lagi isu yang lebih sensasi yang membawa kepada kemarahan rakyat pribumi yaitu mengenai rencana pemerintah Malaysia untuk meratifikasi Konvensi Internasional Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD)5. Partai Islam Se-Malaysia (PAS) merupakan antara partai politik yang sudah lama bergiat aktif dalam dunia politik khususnya di Malaysia yang ditubuhkan sebelum merdeka dalam waktu yang sama turut menyumbang dalam perjuangan menuntut kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1957. Seperti mana yang diajarkan di dalam Islam bahkan merupakan suatu kewajiban mereka untuk menasehati pemerintah dan membetulkannya sekiranya dia menyeleweng, menyuruhnya dengan makruf dan melarangnya daripada kemungkaran.6 Dalam mendepani isu tersebut, Partai Islam Se-Malaysia (PAS)

3 Nasrudin Hasan, “Bicara Pejuang”, dalam Jabatan Penerangan PAS Pusat, Pemerintahan Pakatan Harapan: Analisis Terhadap Tatacara Pentadbiran dan Kesan Kepada Masa Depan Islam, (Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan PAS, 2018), hlm. 4. 4 Diunduh dari situs https://en.wikipedia.org/wiki/Tommy_Thomas_(barrister) pada 6 Juli 2019 pukul 14.13 WIB. 5 International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination. 6 Yusuf al-Qaradhawi, Fiqh Daulah Menurut Perspektif Islam, (Selangor: Syabab Publishing, 2015) Cet. Pertama, h. 212.

3

sebagai oposisi, secara tegas dan lantang merespon rencana tersebut dengan berbagai bentuk dan cara yang nanti akan dibahas lanjut oleh penulis. Jadi, apakah respon dan bagaimanakah cara PAS mendepani kebijakan pemerintah itu akan penulis bahas lebih lanjut dalam penelitian skripsi yang berjudul: “RESPON PARTAI ISLAM SE-MALAYSIA (PAS) TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH MALAYSIA DALAM MERATIFIKASI ICERD”.

B. Identifikasi, Rumusan dan Pembatasan Masalah

1. Identifikasi Masalah Untuk mengkaji peran yang dimainkan oleh Partai Islam Se-Malaysia (PAS) dalam merespon kebijakan pemerintah Malaysia dalam rencana meratifikasi ICERD, penulis dapat merumuskan kepada beberapa permasalahan, di antaranya adalah: a. Apakah yang dimaksud dengan diskriminasi, kaitannya dengan ICERD dan Malaysia? b. Apa/Siapakah Partai Islam Se-Malaysia (PAS)? c. Apakah tanggapan PAS terhadap kebijakan pemerintah Malaysia dalam rencana ratifikasi ICERD?

2. Pembatasan dan Perumusan Masalah Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka penulis akan membatasi pembahasan ini hanya terkait diskriminasi perkauman, latar belakang PAS, kondisi pemerintah Malaysia, dan respon PAS terhadap kebijakan pemerintah Malaysia dalam rencana meratifikasi ICERD. Adapun dalam perumusan masalah, penulis mencoba membentuk pertanyaan sebagai berikut: d. Bagaimana latar belakang dan sejarah PAS? e. Bagaimana pula mengenai ICERD dan apakah inti dari dokumen ICERD? f. Bagaimana respon dan tindakan PAS terhadap kebijakan pemerintah Malaysia dalam rencana ratifikasi ICERD?

4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk mendeskripsikan beberapa permasalahan sebagai berikut: a. Menjelaskan apakah yang dimaksudkan dengan diskriminasi rasial. b. Mengungkap sejarah dan perkembangan PAS di Malaysia serta perannya terhadap pemerintah Malaysia. c. Mengungkap upaya-upaya yang diambil oleh PAS dalam merespon kebijakan pemerintah Malaysia dalam meratifikasi ICERD.

2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai oleh penulis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Memberi sumbangan akademis bagi perkembangan isu politik dan hukum, dan isu politik internasional khususnya. Selain itu, penulis juga berharap agar penulisan ini dapat memberikan gambaran mengenai ICERD dan faktor-faktor atas respon PAS terhadap kebijakan pemerintah Malaysia dalam peratifikasiannya. b. Bagi penulis sendiri, diharapkan agar seluruh tahapan penelitian serta hasilnya dapat memperluas wawasan sekaligus meningkatkan lagi pengetahuan tentang respon dan upaya-upaya yang dilakukan oleh PAS sebagai pihak yang melakukan check and balance terhadap pemerintah Malaysia dalam meratifikasi ICERD. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi manfaat sebagai suatu bahan referensi di perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta khususnya dan pembaca pada umumnya.

D. Review Studi Terdahulu Untuk memastikan penelitian ini dapat dilakukan dengan lancar, penulis telah melakukan penelusuran terhadap karya-karya ilmiah terdahulu antara lain bentuk buku, artikel, jurnal, dan sebagainya yang mempunyai kaitan erat dengan

5

penelitian ini. Penulis berjaya menemukan beberapa karya-karya ilmiah mengenai respon PAS khusus mengenai ICERD sebagai subjudul dalam karya tersebut, latar belakang dan sejarah PAS, serta mengenai ICERD itu sendiri. Antara karya-karya yang pernah ditulis dalam bentuk karya yang penulis telah teliti dan temukan adalah: 1. “Pemerintahan Pakatan Harapan: Analisis Terhadap Tatacara Pentadbiran dan Kesan Kepada Masa Depan Islam” yang diterbitkan oleh Jabatan Penerangan PAS Pusat. Naskah ini memuatkan mengenai segala kebijakan yang telah atau sedang direncanakan oleh pemerintah Malaysia saat ini yang mana ditulis oleh penulis yang berbeda bagi tiap- tiap subjudul didalamnya. Khusus mengenai isu atau subjudul ICERD telah ditulis oleh Izyan Hazwani Ahmad. Bagi penulis, karya diatas masih ada yang belum diuraikan dengan lebih jelas walaupun diterbitkan sendiri oleh media PAS, yaitu mengenai respon dan langkah-langkah yang diambil oleh PAS dalam menggagalkan peratifikasian tersebut. 2. “Penghapusan Diskriminasi Perkauman: Halatuju dan Cabaran” karya Maziah Binti Hamzah dan Shahrul Mizan Ismail. Karya ini berbentuk artikel yang dimuatkan dalam Jurnal Melayu, Universiti Kebangsaan Malaysia, menjelaskan mengenai persoalan diskriminasi dan latar belakang ICERD. Karya ini ada menyentuh soal pendirian Malaysia dalam isu penghapusan diskriminasi perkauman menurut ide ICERD namun penulis akan meneliti lanjut dengan menambah poin tentang pendirian PAS dalam peratifikasian ICERD yang mana belum disentuh oleh penulis karya diatas. 3. “Memahami Diskriminasi” karya sebuah tim penulis dari The Indonesia Legal Resource Centre (ILRC). Karya ini coba menyajikan pemahaman hak atas kebebasan beragama secara sederhana dengan bahasa yang diharapkan mudah dipahami oleh seluruh pembaca. Di dalam buku saku paralegal ini dibahas tentang jaminan hak atas kebebasan beragama, administrasi kependudukan dan bentuk-bentuk diskriminasi. Namun, pada hemat penulis masih ada yang belum disentuh di dalam buku ini yaitu

6

mengenai diskriminasi menurut pandangan Islam dan itulah yang akan membedakan buku ini dengan penelitian penulis. 4. “Analisis Peruntukan Orang Melayu Dalam Perlembagaan Persekutuan Malaysia Dalam Konteks Hubungan Etnik” merupakan sebuah artikel yang termuat di dalam Jurnal Melayu Jilid 11 terbitan tahun 2013 oleh Universiti Kebangsaan Malaysia. Artikel ini membahas mengenai keistimewaan orang Melayu di dalam perlembagaan Malaysia dan alasan-alasan mengapa keistimewaan itu dicantumkan. Penulis akan merujuk artikel ini untuk dimuatkan di dalam Bab IV nanti. Namun yang akan membedakan karya penulis dengan artikel ini adalah, penulis akan menyandingkan bersama apa yang dibahas di dalam artikel ini dengan inti-inti dari dokumen ICERD yang bertentangan dengan Perlembagaan Persekutuan Malaysia.

E. Kerangka Teori dan Konseptual Kerangka teori dan konseptual turut dijelaskan dalam penelitian ini dengan tujuan agar peneliti dan pembaca mendapat gambaran awal mengenai pokok permasalahan dalam kajian ini dan dapat memahami dengan lebih jelas. Antara teori dan konsep yang berkait dengan penelitian ini adalah seperti berikut: 1. Negara Federasi Malaysia merupakan salah satu negara federasi (serikat) yang berarti suatu negara yang merupakan gabungan dari beberapa negara, yang menjadi negara-negara bagian dari negara Serikat itu. Negara-negara bagian itu asal mulanya adalah suatu negara yang merdeka dan berdaulat serta berdiri sendiri. Dengan menggabungkan diri dalam suatu negara Serikat, maka negara yang tadinya berdiri sendiri itu sekarang menjadi negara bagian, melepaskan sebagian kekuasaan dan menyerahkannya kepada negara Serikat itu. 7 Kekuasaan yang diserahkan itu disebutkan satu demi satu (limitatif), hanya kekuasaan yang disebutkan itu yang diserahkan kepada negara Serikat (delegated powers). Kekuasaan asli ada pada negara bagian.

7 Fikri Abdul Rahman, Artikel: Bentuk Negara, diakses dari https://www.academia.edu/6328008/BENTUK_NEGARA tanggal 23 Juli 2019 pukul 10.31 WIB.

7

Negara bagian berhubungan langsung dengan rakyatnya. Kekuasaan negara Serikat adalah kekuasaan yang diterimanya dari negara bagian. Biasanya yang diserahkan negara-negara bagian kepada negara Serikat ialah hal-hal yang berhubungan dengan hubungan luar negeri, pertahanan negara, keuangan dan urusan pos. 2. Monarki Konstitusional Malaysia menganut sistem monarki konstitusional yang bermaksud kekuasaan raja dibatasi oleh konstitusi. Tindakan raja harus sesuai dan berdasar pada konstitusi. Disamping raja juga ada parlemen yang mana merupakan tempat para menteri dan wakil rakyat. Raja bisa dianggap hanya sebagai lambing kesatuan negara.8 3. Perjanjian Internasional Perjanjian Internasional adalah perjanjian yang diadakan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk mengakibatkan akibat hukum tertentu. Perjanjian internasional ada kalanya dinamakan traktat (treaty), pakta (pact), konvensi (convention), piagam (statute), charter, deklarasi, protockl, arrangement accord, modus vivendi, covenant, dan sebagainya. Jika dilihat secara yuridis semua istilah ini tidak mempunyai arti tertentu, dengan kata lain semuanya merupakan perjanjian internasional.9 4. Pacta Sunt Servanda Ia adalah salah satu dari asas kepastian hukum dalam perjanjian, yaitu para pihak dalam perjanjian memiliki kepastian hukum dan oleh karenanya dilindungi secara hukum, sehingga jika terjadi sengketa dalam pelaksanaan perjanjian, maka hakim dengan keputusannya dapat memaksa agar pihak

8 Diakses dari http://staffnew.uny.ac.id/upload/131655980/penelitian/Buku+PSP.pdf tanggal 23 Juli 2019 pukul 10.43 WIB. 9 Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Internasional, (Bandung: P.T. Alumni, 2015), hlm. 117-119.

8

yang melanggar itu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai perjanjian.10 5. Konsep Partai Islam Se-Malaysia (PAS) Partai Islam Se-Malaysia (PAS) secara singkatnya merupakan salah satu partai politik yang sah. Ditubuhkan sejak sebelum kemerdekaan Persekutuan Tanah Melayu (Malaysia sebelum gabungan Sabah dan Sarawak) iaitu pada tahun 1951 oleh para ulama. Awal gerakan ini terfokus pada bidang pendidikan agama dan dakwah Islamiyah kemudian dari tahun ke tahun mulai berkecimpung dalam berbagai lapangan termasuk politik, ekonomi dan sebagainya. PAS pernah memerintah di 3 negara bagian yaitu , Kedah dan termasuk menjadi pemerintah gabungan di Selangor bersama Partai Keadilan Rakyat (PKR) dan Democratic Action Party (DAP). 6. Konsep Kebijakan Pemerintah Malaysia Kebijakan pemerintah Malaysia yang penulis fokuskan di sini adalah khusus terkait kebijakan pemerintah untuk meratifikasi ICERD yang mana isi kandungannya jelas bertentangan dengan konstitusi Malaysia. Selain itu, kebijakan untuk meratifikasi ICERD ini juga tidak mengikut prosedur lewat parlemen sebagaimana harusnya lebih lagi tidak mempertanyakan juga kepada Yang Dipertuan Agong dan Raja-raja Melayu. 7. Konsep ICERD ICERD merupakan akronim bagi Konvensi Internasional Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial yang mana tujuan utamanya adalah untuk menghapuskan segala bentuk diskriminasi. Ia merupakan suatu instrumen HAM yang digunapakai oleh PBB. ICERD mula dibentuk pada tahun 1965 dan telah mulai diperakui dan bersifat mengikat pada tahun 1969. ICERD jika ditinjau dari aspek umumnya memang jelas baik tujuannya namun bila ingin diimplentasikan di negara- negara yang jelas mengadakan hak istimewa kepada sebagian rakyatnya

10 Diakses dari http://www.legalakses.com/pacta-sunt-servanda/ tanggal 23 Juli 2019 pukul 11.06 WIB.

9

seperti Malaysia ternyata tidak cocok dan mampu mengganggu gugat kesejahteraan yang sedia ada.

F. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam meneliti penelitian adalah normatif-empiris atau dengan kata lain penelitian hukum yang menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan dari bahan hukum (konstitusi Malaysia dan dokumen ICERD), wawancara, buku-buku, atau literatur lain yang berkaitan. Penelitian ini boleh dikatakan sebagai gabungan antara penelitian normatif yang berasal dari kepustakaan dan penelitian empiris yang bersumber dari wawancara kepada pejabat-pejabat PAS.

2. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satunya pendekatan perundang-undangan sekaligus pendekatan komparatif dengan membandingkan konstitusi Malaysia dengan kandungan ICERD khusus terkait hal yang bertentangan antara satu sama lain. Disamping itu, dalam menganalisis pertentangan tersebut penulis turut menggunakan pendekatan historis yang menguraikan alasan-alasan mengapa hak istimewa orang Melayu dan Pribumi dimasukkan dalam konstitusi Malaysia.

3. Sumber Bahan Hukum a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer ini adalah konstitusi Malaysia itu sendiri yaitu Perlembagaan Persekutuan Malaysia dan dokumen ICERD. b. Bahan Hukum Sekunder Terdiri dari buku-buku, kumpulan artikel dan jurnal, situs-situs resmi yang dikeluarkan oleh pihak yang berotoritas dan hasil wawancara dengan Muhammad Amirul Amri Mohd Jaaffar, Anggota PAS Kawasan Damansara, Ahmad Khalid Walidy Mohd Saleh, Anggota

10

PAS Cabang Pulau Melaka, Nur Ainina Mos, Anggota PAS Kawasan Batang Sadong, Nik Muhammad Daniel Haiqal Nik Zulkifli, Sekretaris Politik Anggota Parlemen Pemuda Malaysia Najib Asyraf, dan Zahirul Nukman Narakna, Anggota PAS Cabang Seremban. c. Bahan Hukum Tersier Ada pun mengenai bahan hukum tersier merupakan bahan-bahan hukum dan yang dapat memperjelas lagi sesuatu hal yang didapatkan dari buku- buku, artikel, situs-situs dan koran lokal di Malaysia.

4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum Bahan hukum dikumpulkan lewat prosedur inventarisasi dan identifikasi peraturan perundang-undangan, serta diklasifikasi sistematikanya sesuai permasalahan penelitian. Oleh karena itu, teknik pengumpulan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca, menelaah, mencatat membuat ulasan bahan- bahan pustaka yang ada kaitannya dengan respon Partai Islam Se-Malaysia terhadap kebijakan pemerintah Malaysia dalam meratifikasi ICERD disamping melakukan beberapa wawancara terhadap informan untuk mendapat informasi tambahan.

5. Analisis Bahan Hukum Bahan hukum yang telah diperoleh kemudian diklasifikasikan menurut pokok bahasan masing-masing, maka selanjutnya dilakukan analisis. Analisis bahan hukum bertujuan untuk menginterpretasikan data yang sudah disusun secara sistematis yaitu dengan memberikan penjelasan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, yaitu menguraikan data secara bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, runtun, logis, tidak tumpang tindih, dan efektif, sehingga memudahkan interpretasi data dan pemahaman hasil analisis.

G. Rancangan Sistematika Pembahasan

11

Adapun untuk menjaga sistematika penulisan sehingga terfokus pada kajian yang dimaksudkan, maka penulisan ini disusun berdasarkan sistematika berikut ini: Bab I Pendahuluan. Pada bab ini dibahas Latar Belakang Masalah, Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Review Studi Terdahulu, Kerangka Teori dan Konseptual, Metode Penelitian, dan Rancangan Sistematika Penulisan. BAB II Persoalan Diskriminasi dan ICERD. Bab ini membahas Definisi dan Jenis-jenis Diskriminasi, Sebab-sebab dan Dampak Diskriminasi, Diskriminasi Menurut Islam, serta latar belakang ICERD. BAB III Sosio-historis Partai Islam Se-Malaysia (PAS). Pada bab ini akan dijelaskan Latar Belakang dan Tujuan PAS, Prinsip dan Struktur Organisasi PAS, Perkembangan PAS dan Jasa PAS Terhadap Islam di Malaysia. BAB IV Respon Pas Terhadap Kebijakan Pemerintah Malaysia Dalam Rencana Meratifikasi Konvensi Internasional Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD). Bab ini membahas kronologi timbulnya isu ICERD, respon pihak lain di Malaysia terhadap ICERD, respon PAS terhadap kebijakan pemerintah Malaysia dalam rencana meratifikasi Konvensi Internasional Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD) dan upaya PAS dalam menghentikan rencana pemerintah Malaysia dalam meratifikasi ICERD. BAB V Penutup. Pada bab ini disajikan kesimpulan dan saran

BAB II PERSOALAN DISKRIMINASI DAN ICERD

A. Definisi dan Jenis-jenis Diskriminasi 1. Definisi Diskriminasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diskriminasi dapat diartikan sebagai pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara (berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dan sebagainya).1 Adapun menurut Theodorson & Theodorson sebagaimana yang dikutip oleh tim penulis karya Memahami Diskriminasi, merupakan perlakuan yang tidak seimbang terhadap perorangan, atau kelompok, berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat kategorikal, atau atribut-atribut khas, seperti berdasarkan ras, kesukubangsaan, agama, atau keanggotaan kelas-kelas sosial. Istilah tersebut biasanya untuk melukiskan, suatu tindakan dari pihak mayoritas yang dominan dalam hubungannya dengan minoritas yang lemah, sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku mereka itu bersifat tidak bermoral dan tidak demokratis.2 Diskriminasi rasial sering disebut sebagai patologi sosial di abad ke-20, yang menurut Albert Camus lahir setelah munculnya biologisasi “ras” dan pembentukan “teori ras”. Diskriminasi rasial atau perilaku “rasis” merupakan sebentuk keyakinan, perilaku dan institusi yang membedakan manusia menurut kategori “ras” dan etnis. Beberapa pemikir mempersempit pembahasan mengenai rasisme menjadi sebuah sistem yang menindas dan memarjinalkan segolongan manusia berdasarkan kategori dan prasangka rasial maupun etnisitas. Rasisme dipandang sebagai perilaku yang tidak pantas dan secara diametral bertentangan dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai

1 Dilihat melaui aplikasi daring di situs https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/diskriminasi yang diakses pada 9 April 2019 jam 10.58 WIB. 2 The Indonesia Legal Resource Centre (ILRC), Memahami Diskriminasi, (Jakarta: ILRC, 2009), hlm. 3. Artikel diakses pada 22 Maret 2019 pukul 14.35 dari situs http://mitrahukum.org/wpcontent/uploads/2012/09/Memahami-Diskriminasi.pdf

12

13

kemanusiaan universal serta merupakan perilaku yang merendahkan martabat manusia.3 Menurut ICERD pula, definisi diskriminasi perkauman adalah segala bentuk perbedaan, pengecualian, pembatasan atau pengutamaan berdasarkan kaum, warna kulit, keturunan atau suku kaum yang mempunyai maksud untuk menidakkan sesuatu kaum yang lain.4

2. Jenis-jenis Diskriminasi Merujuk kepada satu situs yang dinamakan sebagai e-School Today, terdapat beberapa macam diskriminasi yang antara lain adalah:5 a. Direct Discrimination (Diskriminasi Secara Langsung): Merupakan bentuk diskriminasi yang biasa dan sering terjadi. Bentuk ini merupakan layanan yang tidak adil terhadap orang lain dikarenakan karakteristik terlindungi yang khusus atau karakteristik yang diperlihatkan atau asosiasi mereka dengan sesorang dengan karakteristik terlindungi tersebut. b. Indirect Discrimination (Diskriminasi Secara Tak Langsung): Terkadang terdapat hukum dan aturan yang meletakkan seseorang atau sesuatu kelompok pada kedudukan yang tidak sepatutnya. Aturan tersebut berlaku pada setiap individu di dalam lingkungan itu (sekolah, tempat kerja atau komunitas) tetapi dikarenakan beberapa karakteristik tertentu yang seseorang miliki, hukum diberlakukan terhadapnya lebih keras berbanding orang lain. Jika pembuat aturan itu dapat membuktikan bahwa mereka mengambilkira karakteristik anda dan memutuskan dengan aturan tersebut

3 Indriaswati Dyah Saptaningrum dan Syahrial Martanto Wiryawan, Upaya Memerangi Praktik Diskriminasi Rasial Melalui Sarana Hukum Pidana: Tinjauan atas Pasal Penghinaan Terhadap Golongan Penduduk Dalam Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, (Jakarta: ELSAM dan Aliansi Nasional Reformasi KUHP, 2007), h. 1-2. 4 Maziah binti Hamzah dan Shahrul Mizan Ismail, Penghapusan Diskriminasi Perkauman: Halatuju dan Cabaran, h. 3. Artikel diakses pada 22 Maret 2017 pukul 14.30 WIB dari situs http://www.reseacrhgate.net/publication/325945782_Penghapusan_Diskriminasi_Perkauman_Hala tuju_dan_Cabaran 5 https://eschooltoday.com/discrimination-and-prejudice/types-of-discrimination.html diakses pada 16 April 2019, jam 11.00 WIB.

14

dengan efek yang paling kecil, maka ia dapat dikecualikan sebagai tindakan diskriminasi. c. Harassment (Pelecehan): Ini adalah suatu tindakan yang tidak diingini, menyebalkan, mengganggu, dan mengintimidasi secara langsung terhadap seseorang dikarenakan umur, kekurangan, jenis kelamin, ras, orientasi seksual atau agama. Gangguan dapat berbentuk sikap, ucapan secara lisan maupun tertulis, foto atau gurauan. d. Sexual Harassment (Pelecehan Seksual): Ini merupakan salah satu bentuk gangguan, sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, tetapi seksual dari segi natural. Insiden gangguan seksual seringkali membuatkan seseorang terdegradasi, terhina, dan tersinggung. Ia berpotensi untuk mencabuli maruah dan membuat seseorang merasa kurang keyakinan diri dalam banyak hal. Bentuk diskriminasi ini juga dapat hadir bersama ancaman yang dapat membuatkan seseorang merasa terancam. e. Victimization (Korban Situasi) Merupakan bentuk layanan yang tidak begitu baik yang diberikan kepada seseorang, seringkali disebut sebagai reaksi terhadap klaim diskriminasi seseorang, atau niat orang tersebut tentang sesuatu. Contohnya dalam lingkungan kantor, seseorang dapat dikecualikan dari banyak kegiatan atau aktivitas sebagai hukuman, sehingga orang tersebut memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan itu atas kehendaknya sendiri. Berbagai jenis diskriminasi sering terjadi di masyarakat hingga tidak memiliki batasan, diskriminasi tersebut antara lain:6 a. Diskriminasi berdasarkan suku/etnis, ras, dan agama/keyakinan. b. Diskriminasi berdasarkan jenis kelamin dan gender (peran sosial karena jenis kelamin). Contohnya, anak laki-laki diutamakan untuk

6 The Indonesia Legal Resource Centre (ILRC), Memahami Diskriminasi, (Jakarta: ILRC, 2009), hlm 4. Artikel diakses pada 22 Maret 2019 pukul 14.35 dari situs http://mitrahukum.org/wpcontent/uploads/2012/09/Memahami-Diskriminasi.pdf

15

mendapatkan akses pendidikan disbanding perempuan; perempuan dianggap hak milik suami setelah menikah; dan lain-lain. c. Diskriminasi terhadap penyandang cacat. Contoh: penyandang cacat dianggap sakit dan tidak diterima bekerja di instansi pemerintahan. d. Diskriminasi pada penderita HIV/AIDS yang dikucilkan dari masyarakat dan dianggap sebagai sampah masyarakat. e. Diskriminasi karena kasta sosial.Contoh: di India, kasta paling rendah dianggap sampah masyarakat dan dimiskinkan atau dimarjinalkan sehingga kurang memiliki akses untuk menikmati hak asasinya. Dari jenis-jenis diskriminasi di atas, maka seseorang bisa saja mendapatkan lebih dari satu tindakan diskriminasi. Misalkan seorang perempuan, dari etnis Tionghoa, beragama Kongkucu dan miskin, maka ia mendapatkan perbedaan perlakuan atau diskriminasi karena jenis kelamin, etnis, agama, dan status ekonominya sekaligus.

B. Sebab-sebab dan Dampak Diskriminasi 1. Sebab-sebab Diskriminasi Diskriminasi biasanya diawali dengan prasangka. Dengan prasangka kita membuat pembedaan antara kita dengan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering bilang “kita” dan “mereka”. Pembedaan ini terjadi karena kita adalah makhluk sosial yang secara alami ingin berkumpul dengan orang yang memiliki kemiripan dengan kita. Prasangka seringkali didasari pada ketidakpahaman, ketidakpedulian pada kelompok “mereka”, atau ketakutan atas perbedaan. Dengan ketidakpahaman inilah, kita sering membuat generalisasi tentang ‘mereka’dan membuat semua orang di kelompok ‘mereka’ pasti sama.7 Prasangka bisa saja diperparah dengan stigma. Cap buruk ini lebih didasarkan pada berbagai fakta yang menjurus pada kesamaan pola, sehingga

7 The Indonesia Legal Resource Centre (ILRC), Memahami Diskriminasi, (Jakarta: ILRC, 2009), hlm 5. Artikel diakses pada 22 Maret 2019 pukul 14.35 dari situs http://mitrahukum.org/wpcontent/uploads/2012/09/Memahami-Diskriminasi.pdf

16

kemudian kita sering menggenaralisasi seseorang atas dasar kelompoknya. Cap buruk ini sulit diubah, walaupun ada pola positif, berkebalikan dari yang ditanamkan. Cap buruk ini dipelajari seseorang dari pengaruh sosial seperti masyarakat, tetangga, keluarga, orang tua, sekolah, media massa, dan lain-lain. Diskriminasi terjadi ketika keyakinan atas cap buruk dan prasangka itu sudah berubah menjadi aksi. Diskriminasi adalah tindakan memperlakukan orang lain tidak adil hanya karena dia berasal dari kelompok sosial tertentu.8

2. Dampak Diskriminasi Sepertimana tindakan penganiyaan dan pembulian, padanya terdapat efek dan akibat yang mana adalah seperti berikut9: a. Bagi Korban 1) Dampak terhadap fisik dan emosi: Pengecualian atau penolakan yang dikenakan terhadap seseorang oleh orang lain karena alasan yang sering kali tidak dapat dikendalikan oleh seseorang itu dapat menyebabkan kekhawatiran yang ekstrem bagi seorang individu yang lain. Itu dapat mengakibatkan kecemasan, kesedihan, depresi serta perasaan bersalah dan hampa. Ini sering diterjemahkan menjadi depresi, kehilangan minat, gangguan makan dan penyakit terkait stres. 2) Dampak terhadap sosial, pendidikan dan finansial: Diskriminasi dan gangguan dapat membuatkan seseorang itu menjadi bingung dan akhirnya merusak dirinya. Mereka berkemungkinan akan mengkonsumsi alkohol atau narkotika, atau mungkin akan membentuk pendirian mereka sendiri atau mengembangkan kebencian terhadap orang lain. Ia juga mampu memberi efek terhadap

8 The Indonesia Legal Resource Centre (ILRC), Memahami Diskriminasi, (Jakarta: ILRC, 2009), hlm 6. Artikel diakses pada 22 Maret 2019 pukul 14.35 dari situs http://mitrahukum.org/wpcontent/uploads/2012/09/Memahami-Diskriminasi.pdf 9 https://eschooltoday.com/discrimination-and-prejudice/types-of-discrimination.html diakses pada 16 April 2019, jam 1200 WIB.

17

mereka secara finansial, berkemungkinan hilang pekerjaan, berhenti sekolah atau berkelakuan buruk di sekolah. 3) Dampak terhadap masyarakat dan urusan bisnis: Masyarakat dan bisnis yang gagal mengambil tindakan tegas atas perlakuan diskriminasi cenderung memiliki produktivitas yang lebih rendah. Ini karena semua orang merasa tidak puas dan kehilangan minat untuk bekerja keras. Ada penurunan dalam moral, kepercayaan, dan keyakinan dalam diri karyawan. Orang dengan bakat dan keterampilan serta kemampuan luar biasa tidak tertarik ke tempat-tempat ini karena mereka tidak ingin didiskriminasi. 4) Dampak terhadap politik: Orang-orang yang menghadapi diskriminasi rasial dapat berkumpul kembali dengan tujuan untuk membalas dendam terhadap kelompok lain. Ini bisa memicu konflik dan perselisihan sosial. Faktanya, banyak terjadi konflik dan perang akibat dari hal tersebut.

b. Bagi Pelakunya Ada undang-undang yang sangat ketat tentang diskriminasi yang dapat diterapkan pada individu yang melakukan diskriminasi. Tidak ada alasan atau pengecualian, walaupun jika seseorang itu tidak tahu bahwa tindakannya itu merupakan tindakan diskriminatif. Karyawan dan individu dapat mengajukan tuntutan hukum atas mana-mana komunitas atau individu yang melakukan tindakan diskriminatif tersebut, dan pasti ada konsekuensinya bagi pihak yang bersalah.10 Seseorang atau kelompok yang mendapatkan diskriminasi akan mengalami pengurangan, penyimpangan, atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau pemenuhan hak-hak dasarnya sebagai manusia. Sejarah telah menunjukkan bahwa tindakan diskriminatif justru membuat tiap individu tidak

10 https://eschooltoday.com/discrimination-and-prejudice/types-of-discrimination.html diakses pada 16 April 2019, jam 1230 WIB.

18

lagi menjadi manusia atau kehilangan kemanusiaannya, baik pelaku maupun korban diskriminasi.11

C. Diskriminasi Menurut Islam Islam tidak secara langsung membahas persoalan diskriminasi namun langsung membahas hal yang berlawanan dengan diskriminasi itu sendiri yaitu persamaan. Bangsa Arab sebelum datangnya Islam hidup dalam berbagai kabilah atau bersuku-suku. Masing-masing kabilah saling membanggakan suku dan nasab sehingga mereka terjerumus ke dalam pertentangan, kekacauan politik, dan sosial. Kehidupan bermasyarakat mereka tidak pernah mengenal arti persamaan antara manusia. Satu kabilah dengan kabilah yang lain tidak saling melindungi bahkan saling bermusuhan karena masing-masing kabilah menganggap diri mereka lebih unggul dari kabilah lain. Setiap kabilah sibuk dengan urusan masing-masing tanpa ada kepedulian sama sekali terhadap kabilah lain. Sikap ini dikenali sebagai ashabiyah yang mana mengarah kepada kefanatikan kepada keluarga, suku, golongan dan asal keturunan. Tampaknya Nabi Muhammad melihat bahwa sistem kehidupan bermasyarakat demikian tidak manusiawi. Maka beliau berhijrah ke Madinah dan kemudian membuat perjanjian tertulis, beliau menetapkan seluruh penduduk Madinah memperoleh status yang sama atau persamaan dalam kehidupan sosial. Ini dapat dilihat di dalam Piagam Madinah pada Pasal 16 dan Pasal 46 yang artinya adalah sebagai berikut:12 “Dan bahwa orang Yahudi yang mengikuti kami akan memperoleh hak perlindungi dan hak persamaan tanpa ada penganiayaan dan tidak ada orang yang membantu musuh mereka”. (Pasal 16)

“Dan bahwa Yahudi al-Aus, sekutu mereka dan diri mereka memperoleh hak seperti apa yang terdapat bagi pemilik shahifat ini serta memperoleh perlakuan yang baik dari pemilik shahifat ini.” (Pasal 46)

11 The Indonesia Legal Resource Centre (ILRC), Memahami Diskriminasi, (Jakarta: ILRC, 2009), hlm 6. Artikel diakses pada 22 Maret 2019 pukul 14.35 dari situs http://mitrahukum.org/wpcontent/uploads/2012/09/Memahami-Diskriminasi.pdf 12 J. Suyuthi Pulungan, Prinsip-prinsip Pemerintahan Dalam Piagam Madinah Ditinjau Dari Pandangan al-Quran, (Jakarta: PT Grafindo Persada,1996) Cet. 2, h. 150.

19

Ketetapan ini berkaitan dengan kemaslahatan umum yang menjamin hak- hak istimewa mereka sebagaimana hak dan kewajiban yang dimiliki oleh kaum muslimin. Sebab, prinsip persamaan dalam Islam adalah pengakuan hak-hak yang sama antara kaum muslimin dan bukan muslim. Ketetapan tersebut disamping bersifat umum juga bersifat khusus, yaitu persamaan akan hak hidup, hak keamanan jiwa, hak perlindungan baik laki-laki maupun perempuan, baik golongan Islam maupun golongan bukan Islam.13 Jika dilihat di dalam Piagam Madinah pada Pasal 25 hingga Pasal 35, kita akan dapati bahwa seluruh penduduk Madinah adalah umat yang satu atau umat- umat yang mempunyai status sama dalam kehidupan sosial dan persamaan hak kebebasan dalam memilih agama dan keyakinan, Pasal 36 mengenai hak membela diri, Pasal 44 tentang persamaan tanggungjawab dalam mempertahankan keamanan kota Madinah, Pasal 24 dan Pasal 38 mengenai kewajiban dalam memikul belanja perang apabila diperlukan, Pasal 37 tentang persamaan hak dalam memberikan saran dan nasehat untuk kebaikan serta hak mengatur kehidupan ekonomi masing-masing juga sama. Jadi, persoalan mengenai persamaan ini pun telah diatur dari zaman Nabi lagi yang mana golongan Islam dan pendudukan lain sama-sama diakui hak-hak sipilnya dan tidak ada mana-mana golongan pun yang diistimewakan. Persamaan seluruh umat manusia juga ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya:

َِّ ِ ِ ٍ ِ يَا أَي َُّها النَّا ُس اتَّ ُقوا َربَّ ُكُم الذي َخلََق ُكْم م ْن ن َْف ٍس َواحَدة َوَخلَ َق منْ َها َزْوَج َها َو بَ ََّّ ِ ِ ِ ِ 1 منْ ُهَما رَجااًل َكثيارا َون َساءا )النساء : ( “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.”

Surat al-A’raf ayat 89 dan surat al-Zumar ayat 6 juga menyatakan bahwa seluruh umat manusia dijadikan dari diri yang satu. Kemudian dalam surat Fathir

13 J. Suyuthi Pulungan, Prinsip-prinsip Pemerintahan Dalam Piagam Madinah Ditinjau Dari Pandangan al-Quran, h. 151.

20

ayat 11 dan surat al-Mukmin ayat 67 diterangkan asal-usul kejadian manusia, yaitu dari tanah kemudian dari setetes mani, dan seseudah itu segumpal darah, dan seterusnya.14 Dapat disimpulkan dari ayat-ayat di atas bahwa manusia itu secara hakikat penciptaannya tidak ada perbedaan. Manusia juga diciptakan oleh pencipta yang sama yaitu Allah swt. Maka, tidak tidak ada kelebihan seorang individu dari individu yang lain, satu golongan atas golongan yang lain, seorang tuan atas pembantunya, dan pemerintah atas rakyatnya. Disebabkan asal-usul kejadian manusia seluruhnya adalah sama, maka tidak layak seseorang atau sesuatu golongan membanggakan diri terhadap yang lain atau menghinanya. Kesimpulannya, walaupun antara sesama manusia terdapat perbedaan dari segi jenis kelamin, ras, sifat pembawaan, bakat, kekuasaaan, agama dan keyakinan, keterampilan, kekuatan fisik dan kemampuan intelektual, kedudukan sosial, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya, namun sebagai sesama manusia, mereka tetap sama. Segala perbedaan yang tampak di antara manusia ini bukan dijadikan alasan untuk saling membedakan satu sama lain di antara mereka. Adanya perbedaan-perbedaan itu agar mereka saling mengenal dan hormat-menghormati antara satu sama lain.

D. Latar Belakang Konvensi Internasional Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD) 1. Apakah itu ICERD ICERD adalah akronim dari International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination. Ia adalah konvensi yang mengandung tiga bagian dan 25 artikel. Objektif kewujudannya adalah untuk menolak sebarang bentuk diskriminasi ke atas ras, gender, bahasa, agama, warna kulit, dan asal bangsa.15

14 J. Suyuthi Pulungan, Prinsip-prinsip Pemerintahan Dalam Piagam Madinah Ditinjau Dari Pandangan al-Quran, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1996), Cet. 2, h. 153. 15 Izyan Hazwani Ahmad, “Kenapa ICERD Tidak Sesuai Diratifikasi Oleh Kerajaan Malaysia” dalam Jabatan Penerangan PAS Pusat, Pemerintahan Pakatan Harapan: Analisis Terhadap Tatacara Pentadbiran dan Kesan Kepada Masa Depan Islam. (Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan PAS, 2018), h. 103.

21

ICERD telah dipakai oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1965 dan mula mengikat pada tahun 1969. Jika dilihat dari awal digunakannya istilah tersebut sampai saat ini, maka ICERD sudah mencapai genap berumur 60 tahun.16 Pada 18 November 2018, terdapat 179 negara telah menjadi anggota ICERD dan hanya 88 negara yang menandatangani ICERD.17 Malaysia termasuk 14 negara yang masih belum menjadi anggota yang meratifikasi ICERD termasuk Brunei Darussalam, Kepulauan Cook, Republik Rakyat Demokratik Korea atau Korea Utara, Dominika, Republik Kiribati, Republik Kepulauan Marshall, Federasi Mikronesia, Republik Persatuan Myanmar, Niue, Negara Independen Samoa, Republik Sudan Selatan, Tuvalu dan Republik Vanuatu. ICERD dengan jelas menunjukkan bahwa konvensi ini atau perjanjian ini adalah khusus untuk menghapuskan diskriminasi kaum dalam sesebuah negara. Peruntukan-peruntukan di dalam ICERD mengikat secara sah setiap negara yang menjadi anggota kepada ICERD. Setiap negara anggota mempunyai kewajiban untuk menegakkan dan melaksanakan semua peruntukan konvensi tersebut.18 Diskriminasi golongan telah seringkali kita dengar terutama di dalam hal-hal di tingkat internasional. Misalnya tindakan diskriminasi terhadap golongan kulit hitam di Amerika, pemisahan kaum melalui dasar apartheid di Afrika Selatan, gerakan yang melampaui batas sebagaimana terjadi di Jerman yang menganggap golongannya lebih tinggi disbanding golongan yang lain hingga menimbulkan pembunuhan secara massal terhadap bangsa lain dan semua tindakan memperkecilkan bangsa lain yang pernah terjadi di seluruh dunia merupakan fakta yang tidak akan luput dari ingatan masyarakat internasional. Maka dari itu Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) telah

16 Muhammad Amirul Amri Mohd Jaaffar, Anggota PAS Kawasan Damansara, Interview Pribadi, Daring: Jakarta-Arab Saudi, 26 Juni 2019. 17 Diakses jam 14.25WIB pada 23 Maret 2019 dari situs https://treaties.un.org/Pages/ViewDetails.aspx?src=TREATY&mtdsg_no=IV- 2&chapter=4&lang=en 18 Izyan Hazwani Ahmad, “Kenapa ICERD Tidak Sesuai Diratifikasi Oleh Kerajaan Malaysia” dalam Jabatan Penerangan PAS Pusat, Pemerintahan Pakatan Harapan: Analisis Terhadap Tatacara Pentadbiran dan Kesan Kepada Masa Depan Islam, h. 104-105.

22

mewujudkan sebuah konvensi tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi perkauman di tingkat internasional yaitu Konvensi Internasional Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD). Kaidah pelaksanaan konvensi ini melalui pembentukan Komisi Penghapusan Diskriminasi Kaum dalam Segala Bentuk yang memiliki tugas untuk mengawasi kesamarataan kaum dan tiada diskriminasi.19 Negara-negara yang telah meratifikasi ICERD wajib menghindari segala bentuk tindakan yang diskriminatif, melarang diskriminasi kaum yang dilakukan oleh orang, kelompok, atau organisasi; mengambil tindakan- tindakan khusus untuk melindungi golongan yang tidak bernasib baik: serta mengemukakan laporan pelaksanaan secara berkala. ICERD bersifat mengikat peserta-peserta di dalam pendiriannya. Sebelum sesebuah negara anggota meratifikasi konvensi ini, mereka harus memastikan dasar-dasar negaranya tidak akan bertentangan dengan intipati konvensi ICERD apabila dilaksanakan. Pelaksana ICERD dikenal sebagai The Committee on the Elimination of All Racial Discrimination (CERD) atau Komisi Penghapusan Diskriminasi Rasial. Ia merupakan suatu badan indepeden yang memantau segala bentuk diskriminasi golongan oleh negara-negara anggota. Semua negara-negara anggota bertanggung jawab untuk mengemukakan laporan kepada komisi ini mengenai bagaimana pelaksanaan dilakukan di negara-negara yang mengikut serta. Negara-negara anggota haruslah melaporkan kepada komisi setahun setelah meratifikasi konvensi, seterusnya setiap dua tahun sekali. Lebih lanjut, komisi ini memiliki tujuan untuk mengkaji setiap laporan yang dikirim dan memberikan saranan kepada negara-negara anggota dalam bentuk “concluding observations”. Selain itu, konvensi juga menetapkan bahwa komisi ini menjalankan fungsi-fungsi pemantauan melalui tiga bentuk mekanisme, yaitu:

19 Maziah binti Hamzah dan Shahrul Mizan Ismail, Penghapusan Diskriminasi Perkauman: Halatuju dan Cabaran, h. 2-3. Artikel diakses pada 22 Maret 2017 pukul 14.30 dari http://www.reseacrhgate.net/publication/325945782_Penghapusan_Diskriminasi_Perkauman_Hala tuju_dan_Cabaran

23

memberi peringatan awal, pemeriksaan aduan antara negara-negara anggota dan pemeriksaan aduan individu. Komisi ini melakukan sidang sebanyak dua kali dalam setahun di Geneva, di samping mengemukakan isi kandungan hak- hak asasi manusia yang juga dikenal sebagai cadangan umum berkaitan isu-isu tematik dan menganjurkan diskusi mengenainya.20

2. Sejarah Perumusan ICERD Bertahun lamanya, perjuangan menentang diskriminasi kaum sering dikaitkan dengan anti-kolonialisme. Pada tahun 1950-an sehingga 1970-an, dengan negara-negara di Selatan menjadi anggota PBB, PBB mengalami perkembangan poliik dan norma hukum yang signifikan melalui pembentukan beberapa instrument seperti Deklarasi Memberikan Kemerdekaan kepada Negara-negara dan Rakyat Kolonial (1960) dan Deklarasi Menghapuskan Semua Bentuk Diskriminasi Kaum (1963).21 Walaubagaimanapun, perlu diperhatikan bahwa rasional terbesar di balik implementasi deklarasi itu adalah untuk menghapuskan tindakan diskriminasi di negara lain, memandangkan ide diskriminasi ini dapat juga wujud dalam kehidupan domestik sesebuah negara yang selalunya sering diabaikan masyarakat dunia. Hampir sebulat suara negara-negara dunia mengutuk negara Afrika Selatan yang juga dikenali sebagai Negara Apartheid karena mempunyai dasar pemisahan kaum antara yang berkulit putih dan hitam di dalam undang-undang mereka.22

20 Maziah binti Hamzah dan Shahrul Mizan Ismail, Penghapusan Diskriminasi Perkauman: Halatuju dan Cabaran, h. 15. Artikel diakses pada 22 Maret 2017 pukul 14.30 http://www.reseacrhgate.net/publication/325945782_Penghapusan_Diskriminasi_Perkauman_Hala tuju_dan_Cabaran 21 Izyan Hazwani Ahmad, “Kenapa ICERD Tidak Sesuai Diratifikasi Oleh Kerajaan Malaysia” dalam Jabatan Penerangan PAS Pusat, Pemerintahan Pakatan Harapan: Analisis Terhadap Tatacara Pentadbiran dan Kesan Kepada Masa Depan Islam. (Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan PAS, 2018), hlm. 107. 22 Atsuko Tanaka & Yoshinobu Nagamine, The International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination: A Guide for NGOs, (London: Minority Rights Group International, 2001) h. 1.

24

Di sinilah awal mula lonjakan penting yang membuat negara-negara dunia memerangi diskriminasi. Deklarasi itu juga menjadikan satu kepercayaan bahwa negara-negara dunia mempunyai hak untuk bersuara seandainya mereka melihat atau mendapati terjadinya amalan perkauman di sesebuah negara meskipun campur tangan sedemikian adalah bertentangan dengan prinsip kedaulatan negara. Dalam konteks sejarah inilah yang menyebabkan ICERD diterima pakai pada tahun 1965 oleh PBB dengan rujukan jelasnya kepada isu apartheid di Artikel 3 dalam dokumen ICERD.23

3. Negara-Negara Yang Telah Meratifikasi ICERD Setiap negara memiliki tanggung jawab moral untuk mentaati setiap hukum internasional. Namun demikian, kewajiban moral saja tidak memadai dan tidak boleh memaksa suatu negara untuk mematuhi apa pun konvensi internasional. Bagi negara-negara yang telah meratifikasi ICERD, mereka mempunyai sebab dan alasan tersendiri untuk menyertai ICERD. Negara tersebut antara lain adalah Indonesia dan Singapura. Indonesia meratifikasi konvensi ini pada tahun 1999 yang disebabkan oleh diskriminasi terhadap kaum Tionghoa yang sedang menular ketika itu. Dengan meratifikasi konvensi internasional ini, bukan hanya Indonesia melainkan semua negara mempunyai kewajiban untuk menghapuskan segala bentuk diskriminasi di negaranya dan menegaskan bahwa kesetaraan (equality) merupakan hak asasi setiap manusia.24 Mengenai pengawasan dan pelaksanaan, CERD25 memiliki wewenang dalam memberikan peringatan kepada negara anggota dan mengkaji semula proses penyelesaian masalah diskriminasi perkauman ini. Indonesia saat ini, walaupun konvensi ini sudah diratifikasi, namun tetap saja masih mengalami

23 Izyan Hazwani Ahmad, “Kenapa ICERD Tidak Sesuai Diratifikasi Oleh Kerajaan Malaysia” dalam Jabatan Penerangan PAS Pusat, Pemerintahan Pakatan Harapan: Analisis Terhadap Tatacara Pentadbiran dan Kesan Kepada Masa Depan Islam, h. 108. 24 Maziah binti Hamzah dan Shahrul Mizan Ismail, Penghapusan Diskriminasi Perkauman: Halatuju dan Cabaran, 2017, hlm. 5. 25 The Committee on the Elimination of All Racial Discrimination.

25

masalah dan sering terjadi diskriminasi kaum secara meluas yang disebabkan golongan kaum dan etnis yang berbagai. Namun, sebab-sebab mengapa masih ada kebijakan yang bersifat diskriminatif terhadap suatu ras maupun etnis tertentu di Indonesia khususnya terkait pelarangan WNI beretnis Tioghoa untuk memiliki sertifikat hak milik tanah di Yogyakarta dan perampasan hak ulayat atau perampasan tanah adat masyarakat adat suku Amungne di Papua oleh pemerintah dan PT Freeport telah pun dianalisis menggunakan Teori Kepatuhan Ronald B. Mitchell. Kesimpulan yang dihasilkan menunjukkan bahwa masih adanya kebijakan yang bersifat diskriminatif pada kedua kasus diatas menunjukkan sebab ketidakpatuhan yang berbeda. Di mana kebijakan yang bersifat diskriminatif di Yogyakarta tergolong dalam ketidakpatuhan yang disebabkan oleh ketidakmampuan negara karena daerah tersebut di bawah kewenangan sultan Yogyakarta. Sedangkan pada kasus perampasan hak ulayat masyarakat adat suku Amungne menunjukkan ketidakpatuhan yang disebabkan oleh preferensi negara, di mana negara mempertimbangkan kepentingan nasional di atas pengakuan hak ulayat masyarakat adat. Tanpa dinafikan bahwa kedua kasus di atas ada dipengaruhi (faktor) oleh sejarah masa lalu.26 Singapura pula telah meratifikasi Konvensi Internasional Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD) pada 19 Oktober 2015 di New York dan mengharapkan isu diskriminasi golongan ini dapat diselesaikan pada tahun 2017. Singapura juga menggesa negara-negara yang berkeinginan untuk menyelesaikan isu yang sama di konvensi itu untuk menghapuskan segala bentuk diskriminasi, serta mengamalkan dasar-dasar saling menghormati antara satu sama lain. Menurut suatu pernyataan yang dikeluarkan, Singapura nekat untuk memelihara sebuah masyarakat yang berbilang kaum, di mana setiap orang bebas menikmati kesempatan yang sama

26 Nobia Sekar Tanjung Barokah, Antara Ketidakpatuhan dan Sejarah Masa Lalu: Analisis Kepatuhan Negara Indonesia terhadap Konvensi ICERD, Studi Kasus Daerah Istimewa Yogyakarta dan Papua, Departemen Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, 2018, h. 7. Diakses dari https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jihi/article/download/21068/19719 tanggal 23 Juli 2019 pukul 14.55 WIB.

26

rata, tanpa mengira ras, bahasa ataupun agama. Adalah penting bagi Singapura dalam memastikan bahwa kaum-kaum minoritas diakui supaya mereka senantiasa merasa yakin dan aman, termasuk juga lingkungan di mana mereka layak memartabatkan harga diri yang seharusnya diperolehi oleh setiap manusia.27

27 Maziah binti Hamzah dan Shahrul Mizan Ismail, Penghapusan Diskriminasi Perkauman: Halatuju dan Cabaran, 2017, hlm. 6.

BAB III SOSIO-HISTORIS PARTAI ISLAM SE-MALAYSIA (PAS)

A. Latar Belakang dan Tujuan PAS 1. Latar Belakang PAS Kesuksesan cemerlang PAS dalam pemilihan umum ke-12 pada 2008 telah meletakkan PAS sebagai sebuah partai oposisi utama yang dilihat oleh rakyat berpotensi mengambil alih pemerintahan negara. Mulai dari 1990, PAS telah melangkah jauh daripada sebuah partai oposisi yang dianggap “ekstrem” menjadi sebuah partai pemerintah yang moderat dalam melaksanakan cita-cita Islamnya bermula di Kelantan sejak tahun 1990, kemudian ke Terengganu pada 1999 hingga 2004, dan kini PAS mendapat kepercayaan rakyat di Kedah, Perak dan Selangor. Di parlemen, PAS telah bangkit dan menguasai 10 persen kursi Parlemen atau 25 persen dari keseluruhan kursi oposisi. Perkembangan ini meletakkan PAS dalam perhatian peminat, pengkaji dan juga penyelidik politik. Sebenarnya, kemunculan PAS dalam sejarah politik di Malaysia ini telah bermula sejak 23 Agustus 1951 ketika para ulama yang bersidang di Kuala Lumpur bersepakat menubuhkan sebuah himpunan yang dinamakan Persatuan Ulama Se-Malaya. Nama himpunan ini kemudian dirubah menjadi Persatuan Islam Se-Malaya (PAS) pada 24 November 1951, dalam satu persidangan ulama Malaya di Bagan Tuan Kecil (Butterworth), Seberang Prai. Keterlibatan dan kontribusi PAS dalam politik bermula sebaik saja ia didirikan walaupun banyak peneliti mengatakan PAS hanya menyertai politik menjelang pemilihan umum 1955.1 Kebanyakan para sarjana dan pengkaji mengaitkan penubuhan PAS dengan perubahan-perubahan politik zaman ini termasuk ketidakpuasan hati sebagian ulama dan pemimpin politik terhadap keadaan politik ketika itu.

1 Admin, “Sejarah Parti Islam Se Malaysia (PAS)”, diakses dari https://pas.org.my/sejarah- parti-islam-se-malaysia-pas/, pada tanggal 21 April 2019 pukul 20.35 WIB.

27

28

Yang paling menonjol menurut dakwaan mereka adalah berdirinya PAS karena penjajahan Inggris dan ketidakpuasan hati terhadap UMNO2. Malah, para ulama dikatakan mendirikan PAS karena menentang penjajahan Inggris ke atas tanah air mereka, terutama karena kezaliman ekonomi dan juga kemasukan imigran secara besar-besaran dari China dan India, sehingga mengancam kuasa politik orang Melayu. Dalam aspek yang lain, PAS didakwa ditubuhkan karena para ulama tidak puas dengan UMNO yang gagal membela Islam dan orang Melayu, dan lebih dasyat lagi apabila PAS didakwa didirikan karena isu kepribadian tokoh tertentu seperti kekalahan Tuan Guru Haji Ahmad Fuad Hassan dalam pemilihan Yang Dipertuan Agung UMNO pada tahun 1951. Mungkin sebagian dakwaan tersebut ada benarnya berdasarkan pendekatan kajian sejarah melalui kaidah sebab dan akibat, tetapi ia tidak menjelaskan sebab yang pasti kenapa PAS ditubuhkan.3 Kemunculan PAS ini dikatakan hasil dari silang pengaruh yang terjadi antara beberapa gerakan Islam yang lebih awal seperti Ikhwan al-Muslimun di Mesir, Masyumi di Indonesia dan Jamaat Islami di Pakistan. Ketiga pengaruh tersebut telah masuk ke Tanah Melayu melalui para ulama yang belajar di Mesir, Mekah, India dan Indonesia. Dari awal para ulama dan umat Islam sadar bahwa mereka memerlukan sebuah badan yang bisa mewakili dalam segala aspek kehidupan terutama dalam situasi Tanah Melayu yang sedang dijajah oleh Inggris saat itu. Kesadaran ini kemudian membawa pada pembentukan Majlis Tertinggi Agama Malaya (MATA) pada 1947 diikuti oleh Hizbul Muslimin pada 1948, dampak dari usaha gigih Dr Burhanuddin al-Helmy dan Ustaz Abu Bakar al-Baqir. Walau bagaimanapun, gerakan Islam yang berpusat di Gunung Semanggol ini terkubur akibat pemberlakuan Ordinan Darurat pada Jun 1948.

2 United Malays National Organisation (UMNO) atau dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai Organisasi Nasional Melayu Bersatu. 3 Mohd Fadli Ghani, PAS 1951-1957: Penubuhan, Dinamisme Organisasi, Kepimpinan dan Ideologi, (Kuala Lumpur: KUIZM Publication, 2019, Cet. Pertama), h.15-16.

29

Para ulama mengambil beberapa sikap pasca peristiwa darurat tersebut. Ada yang berhenti daripada politik kepartaian tetapi tetap menggerakkan kesadaran rakyat melalui lembaga pendidikan atau media massa. Dalam fraksi yang lain, para ulama telah mengambil sikap untuk ikut serta dalam partai nasionalis yaitu UMNO untuk menyuarakan aspirasi umat Islam. Beberapa tokoh Hizbul Muslimin seperti Tuan Haji Ahmad Fuad Hassan, seorang lulusan Maahad II Ihya al-Syariff, Gunung Semanggol telah ikut serta dalam UMNO pada 1950 dan dilantik untuk mengepalai Bagian Agama dan Pendidikan UMNO. Bagian ini kemudiannya mengadakan beberapa persidangan untuk memperbolehkan ulama mendirikan perhimpunan. Dalam tulisannya, Ulama Malaya Belum Bersatu dan Belum Punya Persatuan, Haji Ahmad Fuad mendeskripsikan kedudukan ulama saat itu seperti halnya sampah yang tidak dihargai kerana tidak memiliki kekuatan. Terlebih, ketika itu ulama telah jemu dengan sikap UMNO yang mengabaikan isu pemurtadan Natrah4, pengelolaan judi lotre, fun fair, dan lain-lain. Dalam suatu persidangan ulama yang dipimpin oleh Sheikh Abdullah Fahim, Mufti Pulau Pinang di Seberang Perai pada 1951, mereka telah mengeluarkan fatwa mengharamkan judi lotre kelolaan UMNO.5 Dalam berbagai masalah yang dihadapi oleh para ulama dan situasi politik saat itu yang masih tidak menuju kepada jalan syariat, maka para ulama bersepakat untuk mendirikan PAS. Mereka memutuskan agar PAS menjadi sebuah badan politik Islam yang memperjuangkan kemerdekaan lewat landasan demokrasi ke arah yang membentuk sebuah negara yang diridai

4 Natrah, juga dikenal sebagai Peristiwa Natrah atau Rusuhan Maria Hertogh terjadi di Singapura pada 12 Disember 1950. Tragedi tersebut bertitik tolak dari putusan mahkamah bahwa Natrah harus dikembalikan kepada ibu bapa kandungnya yang berdomisil di Belanda dan bapanya diberi hak dalam menentukan agama anaknya menurut hukum Belanda. Hal ini karena tanah jajahan atau spesifiknya Singapura berada di bawah pemerintahan kolonial Inggris. Natrah yang sudah menganut agama Islam telah dihantar pulang ke Belanda, dan seterusnya dikembalikan kepada agama aslinya Kristen. Putusan tersebut mengecewakan masyarakat Islam di Singapura dan Tanah Melayu apabila Natrah akan dimurtadkan. 5 Admin, “Sejarah Parti Islam Se Malaysia (PAS)”, diakses dari https://pas.org.my/sejarah- parti-islam-se-malaysia-pas/, pada tanggal 21 April 2019 pukul 20.40 WIB.

30

Allah. Para ulama menolak bentuk-bentuk perjuangan yang diasaskan berdasarkan ideologi ciptaan manusia yang dibawa masuk oleh penjajah. Salah satu tindakan politik PAS yang paling berani adalah memisahkan diri dari UMNO, partai yang sering dikaitkan sebagai tempat asal PAS. PAS mempunyai sejarah yang berbeda dengan dengan UMNO, karena PAS mewarisi Hizbul Muslimin, musuh politik UMNO yang dikatakan sebagai “bahaya dari Gunung” dan “partai Islam merah” oleh Dato’ Onn Jaafar. Para ulama terpaksa ‘menyinggahi’ dalam Bagian Agama UMNO pada 1949-1951 karena semua pergerakan politik lain diharamkan oleh Inggris. Karena itu, kelahiran kembali Hizbul Muslimin dengan nama PAS dilihat berasal dari UMNO. Jelasnya, pada hari pendirian PAS pada 23 Ogos 1951, para ulama telah bersepakat untuk mendirikan sebuah badan yang bebas dari UMNO.6 Mulai dari itu lah, PAS muncul sebagai sebuah pertubuhan politik Islam yang memperjuangkan kemerdekaan negara, kemudian menyertai pemilihan umum. PAS juga menggunakan berbagai media untuk menyampaikan dakwahnya termasuk membentuk beberapa kerjasama politik dengan orang non-Islam sejak 1953. Keikutsertaan PAS dalam pemilihan umum 1959 telah memberikan kesuksesan besar bila Terengganu dan Kelantan berhasil dikuasai. PAS membentuk pemerintahan di dua provinsi tersebut yang dikepalai oleh Mohd Daud Abdul Samad di Terengganu dan Ustaz Ishak Lotfi Omar di Kelantan sebagai Menteri Besar. PAS memulai langkah sebagai pemerintah di dua negeri Pantai Timur untuk menerjemahkan ideologi perjuangannya yang berasaskan al-Quran dan al-Sunnah. Namun, pemerintahan PAS di Terengganu telah dijatuhkan pada Oktober 1961 hasil permainan politik kotor Partai Perikatan7. Di Kelantan, PAS dapat bertahan sehingga Barisan Nasional

6 Mohd Fadli Ghani, PAS 1951-1957: Penubuhan, Dinamisme Organisasi, Kepimpinan dan Ideologi, (Kuala Lumpur: KUIZM Publication, 2019, Cet. Pertama), h.59. 7 Partai Perikatan merupakan sebuah partai politik Malaysia yang dimulai oleh orang Melayu yang bersatu di bawah presiden UMNO, Tunku Abdul Rahman Putra, untuk satu tujuan, iaitu berjuang bagi mendapat kemerdekaan dan kebebasan daripada penjajah Inggris untuk Tanah Melayu. Kaum Cina dan India, bergabung dengan orang Melayu untuk tujuan yang sama. Partai Perikatan inilah kemudian bertukar kepada Barisan Nasional yang merupakan sebuah partai politik

31

mendaruratkan Kelantan pada akhir 1977. Dalam konteks ini, PAS merupakan satu-satunya partai oposisi yang diberikan kepercayaan oleh rakyat untuk memerintah negeri di negara ini. Selepas kejatuhan Terengganu pada hujung 1961, PAS mulai menerima desakan dan tekanan politik seperti penyalahgunaan ISA8, penahanan Dr Burhanuddin al-Helmy diikuti oleh sekatan politik, keganasan Pemuda Tahan Lasak UMNO dan beberapa siri pembunuhan politik. PAS memasuki era baru dalam politik bernegara dengan menjalin kerjasama dengan UMNO untuk menjamin kestabilan politik negara, mempertahankan ketuanan Melayu dan menerapkan Islam dalam pemerintahan. PAS bersama beberapa partai lain telah membentuk Kerajaan Campuran PAS-Perikatan pada 1973, kemudian sama-sama membentuk Barisan Nasional (BN) pada 1974. BN mencapai kejayaan besar dalam pemilu tahun 1974 dan PAS sendiri telah berhasil menembusi ruang-ruang yang baru sehingga membolehkan Islam di sampaikan ke telinga masyarakat dengan lebih efektif. Walau bagaimanapun, keterbukaan PAS dalam membentuk kestabilan politik negara telah disalahgunakan oleh musuh-musuh politiknya dengan mengadu domba pimpinan PAS sehingga terjadi krisis politik di Kelantan pada 1977. Akibatnya, PAS telah menolak Akta Darurat (Kelantan) 1977 yang menyebabkan PAS bukan sahaja disingkirkan dari BN, tetapi turut kehilangan Kelantan.9 Setelah melalui periode yang mencabar antara 1978 hingga 1982 di mana PAS terpaksa berhadapan dengan perpecahan, kehilangan kuasa pemerintahan, tekanan ISA dan krisis kepemimpinan, akhirnya PAS telah

yang terdiri daripada berbaagai ras, agama, budaya yang kuat, berjaya, dan mempunyai matlamat yang kukuh dan tersendiri. 8 Akta Keselamatan Dalam Negeri 1960 (Biasanya dikenal sebagai ISA, yaitu akronim nama bahasa Inggrisnya, Internal Security Act) merupakan hukum tahanan pencegahan yang berlaku di Malaysia sebelum dihapus pada 15 September 2011, melibatkan ribuan orang termasuk golongan pekerja, pemimpin mahasiswa, aktivis hak buruh, aktivis politik, golongan agama, ahli akademik dan aktivis badan bukan non-pemerintah dan ada yang ditahan lebih dari sepuluh tahun. 9 Admin, “Sejarah Parti Islam Se Malaysia (PAS)”, diakses dari https://pas.org.my/sejarah- parti-islam-se-malaysia-pas/, pada tanggal 22 April 2019 pukul 21.30 WIB.

32

mengasaskan kepemimpinan ulama pada Oktober 1982. Permulaan era kepemimpinan ulama memperlihatkan PAS kembali kepada asas perjuangannya untuk mendaulatkan Islam dan memberikan penekanan terhadap kewajiban tersebut. Yang paling sulit pada zaman kepemimpinan ulama adalah beberapa seri penyalahgunaan ISA yang berlaku pada tahun 1984, 1987 dan 1989, ketimbang desakan PAS untuk diadakan Debat Terbuka PAS-UMNO pada 1984. Dalam kemelut ini, tercetus pula peristiwa Memali pada November 1985 yang mengorbankan 14 orang ahli PAS. Tetapi, pada 1987, UMNO pula menghadapi krisis kepemimpinan sehingga partai tersebut diharamkan. Yang Dipertua Agung PAS, Ustaz Fadzil Mohd Noor memanfaatkan kesempatan ini dengan mewujudkan kerjasama politik dengan cabang UMNO, Semangat 46 yang membolehkan PAS berkuasa kembali di Kelantan. Ketua Dewan Ulama PAS (kemudian Mursyidul Am PAS), diberikan kepercayaan untuk memimpin pemerintahan Kelantan semenjak 1990.10 Pada 1996, PAS mengalami krisis awal dengan Partai Melayu Semangat 46 (PMS46) yang menyebabkan (APU) yang dibentuk pada 1989 berpecah. Dua tahun kemudian, UMNO kembali menghadapi perpecahan akibat pemecatan Datuk Seri Anwar Ibrahim sebagai Timbalan Perdana Menteri11 pada waktu itu (1993-1998) yang menyebabkan wujudnya gerakan Reformasi. Bagi menuntut keadilan kepada rakyat, PAS telah memimpin Majelis Gerakan Keadilan Rakyat Malaysia (GERAK), kemudian menubuhkan (BA) pada 1999. Melalui manuver tersebut, PAS berhasil menaklukan kembali Terengganu. Timbalan Presiden PAS, Haji diamanahkan untuk mengepalai pemerintahan Terengganu sehingga 2004. PAS bangkit kembali pada 2008 dengan mengetuai tiga pemerintahan negeri dan turut serta dalam pemerintahan di

10 Admin, “Sejarah Parti Islam Se Malaysia (PAS)”, diakses dari https://pas.org.my/sejarah-parti-islam-se-malaysia-pas/, pada tanggal 22 April 2019 pukul 21.30 WIB 11 Wakil Perdana Menteri.

33

Selangor. Kini, PAS dilihat sebagai pencabar utama UMNO dalam pentas politik orang Melayu Islam. Para pengkaji yang menganalisis perkembangan PAS ini mengatakan PAS telah mengalami empat jenis kepemimpinan yaitu kepemimpinan ulama tradisi (1951-1956), kepemimpinan nasionalis kiri (1956-1969), kepemimpinan nasionalis kanan (1969-1982) dan kepemimpinan ulama haraki (1982-sekarang). Pada saat itu juga, mereka mengatakan PAS telah melalui empat tahap perkembangan yaitu tahap kemunculan (1951-1959), tahap kebangkitan (1959-1973), tahap kemuncak (1973-1977), tahap kejatuhan (1977-1990) dan tahap kebangkitan semula (1990-sekarang). Dari aspek pembinaan ideologi perjuangan PAS, dikatakan berlaku tiga tingkat yaitu tingkat penubuhan dan pembentukan ideologi (1951-1958), tingkat pencernaan ideologi (1958-1982) dan tingkat pengukuhan idelogi (1982-1995).12

2. Tujuan PAS Ditubuhkan Sebab utama atau tujuan PAS ditubuhkan adalah karena empat perkara13: a. Meletakkan kalimat Allah di tempat yang tertinggi (al-Taubat: 40); b. Menegakkan agama Allah (al-Syura: 13) c. Menyatukan umat Islam di dalam satu wadah perjuangan berasaskan tali (agama) Allah (Ali Imran: 103) d. Mewujudkan Jemaah umat Islam yang mengajak manusia kepada Islam, menyuruh kepada yang makruh dan mencegah kemungkaran (Ali Imran: 104). Empat asas inilah yang ditegaskan oleh pengasas PAS tentang mengapakah PAS ditubuhkan. Dengan tidak menafikan peran perkembangan politik semasa sebagai faktor segera yang membawa kepada penubuhan PAS,

12 Admin, “Sejarah Parti Islam Se Malaysia (PAS)”, diakses dari https://pas.org.my/sejarah-parti-islam-se-malaysia-pas/, pada tanggal 22 April 2019 pukul 21.30 WIB. 13 Mohd Fadli Ghani, PAS 1951-1957: Penubuhan, Dinamisme Organisasi, Kepimpinan dan Ideologi, (Kuala Lumpur: KUIZM Publication, 2019, Cet. Pertama), h.16-17.

34

perlu dipahami bahwa para ulama dan perjuangan Islam bertindak mengikut landasan al-Quran dan Sunnah. Penubuhan PAS disifatkan oleh Setiausaha Agung PAS14, Ustaz Haji Ahmad Maliki sebagai bertujuan untuk “menyatukan umat Islam”, dan menurut Tuan Guru Haji Ahmad Fuad, ia adalah “berdasarkan kepada al-Quran”, sehingga penyusun Warta Negara menganggap usaha mengangkat kalimah Allah ke tempat tertinggi dapat dicapai dengan PAS menjadi “satu usaha dan tenaga baru... yang wujud di antara umat Islam Malaya... untuk membaiki nasib umat Islam di dalam kedudukan siyasah dunia... menggalakkan lagi semangat baharu yaitu semangat kesedaran antara umat Islam di Malaya”, sehingga akhirnya “mencapai kemerdekaan Malaya yang berdaulat ke-Islaman atau mendirikan sebuah negara Islam yang merdeka bagi Malaya.”15 Ada pun tujuan PAS sebagaimana yang terkandung di dalam perlembagaannya (konstitusi) di Pasal 5 adalah, pertama, memperjuangkan wujudnya di dalam negara ini (Malaysia) sebuah masyarakat dan pemerintahan yang terlaksana di dalamnya nilai-nilai hidup Islam dan hukum-hukumnya menuju keridaan Allah. Kedua, mempertahan kesucian Islam serta kemerdekaan dan kedaulatan negara. Ada beberapa alasan yang turut menyumbang kepada penubuhan PAS pada waktu itu dalam politik tanah air. Antara lain adalah karena keinginan pimpinan tertinggi UMNO untuk mendapatkan dukungan dari orang Melayu yang tinggal di perkampungan. UMNO menyedari bahwa para ulama memiliki pengaruh yang besar dalam kalangan orang Melayu yang beragama Islam manakala dalam kalangan pemimpin UMNO pula berlaku keretakan di antara golongan yang mendukung Dato Onn Jaafar dan golongan yang menentangnya. Keretakan yang terjadi dalam UMNO ini turut mengheret pergeseran di kalangan ulama dalam UMNO walaupun dalam skala yang kecil. Ada yang secara terang mendukung Dato’ Onn seperti Haji Ahmad Fuad dan

14 Sekretaris Utama PAS. 15 Mohd Fadli Ghani, PAS 1951-1957: Penubuhan, Dinamisme Organisasi, Kepimpinan dan Ideologi, (Kuala Lumpur: KUIZM Publication, 2019, Cet. Pertama), h.17-18.

35

sebaliknya ada pula yang mempersoalkan Dato’ Onn. Skenario inilah menyebabkan ada di antara tokoh-tokoh ulama yang mula berfikir bahwa golongan ulama patut memilih jalan sendiri dalam menentukan masa depan ummmah dan agama di tanah airnya sendiri. Dalam suasana inilah menjadi latar belakang kepada persidangan para ulama yang ketiga di Butterworth yang telah melahirkan PAS.16

B. Struktur Organisasi PAS Kepimpinan PAS tidak langsung terarah dengan kebijakan kepalanya saja yaitu Presiden PAS, namun dipandu oleh musyawarah bersama oleh Majlis Syura Ulama yang dikepalai oleh Mursyidul Am, Timbalan Mursyidul Am (Wakil), Sekretaris dan 14 anggota lain yang terdiri juga dari pimpinan tertinggi PAS Pusat. Majelis ini berperan besar dalam memutuskan kebijakan yang bersangkut paut dengan dasar partai dan perkara lain yang besar misalnya berkaitan tahalluf siyasi (kerjasama politik) dengan partai lain. Keanggotaan majlis ini dipilih lewat syura anggota majlis. Struktur Majlis Syura Ulama PAS adalah seperti berikut:17 No. Nama Jabatan 1. Tuan Guru Haji Hashim Jasin Mursyidul Am 2. YAB Dato’ Ustaz Wakil Mursyidul Am 3. Dato Ustaz Dr Nik Mohd Zawawi Salleh Sekretaris 4. Tuan Guru Hj Abdul Hadi Awang Anggota 5. Dato’ Haji Tuan Man Anggota 6. YB Ustaz Haji Idris Hj Ahmad Anggota 7. YB Dato’ Haji Nik Mohd Amar Abdullah Anggota 8. Dato’ Dr Haji Mahfodz Mohamad Anggota 9. YB Ustaz Haji Nasrudin Hassan Tantawi Anggota 10. Nik Mohamad Abduh Nik Abdul Aziz Anggota

16 Riduan Mohammad Nor, Sejarah dan Perkembangan Gerakan Islam Abad Moden, (Selangor: MHI Publication, 2007, Cet. Pertama), h. 90-91. 17 Admin, “Senarai Majlis Syura Ulamak Sesi 2015-2020”, diakses dari https://pas.org.my/senarai-majlis-syura-ulamak-sesi-2015-2020/#more-6988, pada tanggal 24 April 2019 pukul 11.00 WIB.

36

11. Ustazah Dr Wahibah Tahir Anggota 12. Ustazah Dr Nadzirah Mohd Anggota 13. Haji Khairuddin Aman Razali At-Takiri Anggota 14. Ustaz Dato’ Haji Taib Azamudin Taib Anggota 15. Dato’ Ustaz Dr. Johari Mat Anggota 16. Dato’ Ustaz Haji Hussin Awang Anggota 17. Ustaz Haji Ahmad Ali Anggota

Selanjutnya adalah struktur Pimpinan PAS Pusat atau di dalam konstitusinya disebut sebagai Jawatankuasa Kerja PAS Pusat yang boleh dianggap sebagai kuasa eksekutif utama dalam partai ini. Strukturnya adalah sebagai berikut:18 No. Nama Jabatan 1. YB Dato’ Seri Tuan Guru Abdul Hadi Awang Presiden 2. Dato’ Haji Tuan Ibrahim Bin Tuan Man Wakil Presiden 3. YB Ustaz Haji Idris Hj Ahmad Naib Presiden I 4. YB Dato’ Haji Nik Mohd Amar Abdullah Naib Presiden II 5. YB Dato’ Hj Iskandar Bin Abdul Samad Naib Presiden III 6. Dato’ Dr Haji Mahfodz Mohamad Ketua Dewan Ulama 7. Ustaz Muhammad Khalil Abdul Hadi Ketua Dewan Pemuda 8. Ustazah Hjh Nuridah Hj Mohd Salleh Ketua Dewan Muslimat 9. Balasubramaniam A/L Nachiappan, JP Ketua Dewan Himpunan Pendukung PAS

10. YB Dato’ Takiyuddin Hassan Sekretaris Utama

11. Tuan Haji Razman Zakaria Bendahara 12. YB Ustaz Haji Nasruddin Hassan Tantawi Ketua Bagian Penerangan

13. Dr. Ketua Direktur Pemilu

18 Admin, “Senarai Majlis Syura Ulamak Sesi 2015-2020”, diakses dari https://pas.org.my/senarai-majlis-syura-ulamak-sesi-2015-2020/#more-6988, pada tanggal 24 April 2019 pukul 11.30 WIB.

37

14. YB Ustaz Haji Nik Mohamad Abduh Nik Ketua Bagian Dakwah Abdul Aziz 15. YB Dato’ Dr. Mohammad Fadzli Hassan Ketua Bagian Hukum Dan HAM 16. Dr. Ustaz Riduan Mohd Nor Ketua Bagian Kesenian dan Kebudayaan

17. YB Dato’ Ustaz Haji Nasuruddin Daud Wakil Ketua Penerangan

18. YB Dato’ Dr Ustaz Hj Mohd Khairuddin Ketua Bagian Ekonomi Aman Razali At-Takiri 19. DR. Hajjah Najihatussalehah Ahmad Ketua Bagian Perpaduan Nasional 20. Dr. Mohd Zuhdi Marzuki Direktur Pusat Penyelidikan PAS (PPP) 21. YB Dr. Halimah Ali Wakil Ketua I Bagian Pendidikan 22. YB Ustaz Haji Sallehen Mukhyi Wakil Ketua I Bagian Tarbiyyah dan Perkaderan 23. Dr. Ahmad Fakhruddin Sheikh Fakhrurazi Wakil Ketua II Bagian Tarbiyyah dan Perkaderan 24. Dr. Rosni Adam Ketua Bagian Kebajikan dan Kemasyarakatan 25. Dr. Azman Ibrahim Wakil Ketua I Bagian Kebajikan & Kemasyarakatan, 26. Ustaz Haji Mokhtar Senik Wakil Ketua Bagian Dakwah 27. Tuan Haji Kamaruzaman Mohamad Ketua Bagian Hubungan NGO

38

28. YB Ustaz Haji Abdullah Hussin Wakil Ketua Bagian Pekerja dan Pengguna 29. Ustaz Haji Misbahul Munir Masduki Wakil Ketua II Bagian Penerangan dan Hubungan Media 30. Sdr Ir Muhtar Suhaili As-Sarawaki Wakil Ketua Bagian Hubungan NGO 31. Tuan Haji Mohd Sanusi Md Nor Ketua Bagian Asas Tani dan Alam Sekitar 32. YB Ustaz Saiful Bahri Mahmat Wakil Ketua Bagian Asas Tani dan Alam Sekitar 33. Tuan Haji Mohamad Husain Wakil Ketua Bagian Perpaduan Nasional 34. YB Dr. Mohd Khalid Kassim AJK Dilantik 35. Tuan Haji Zainal Abidin Kidam Ketua Bagian Pekerja dan Pengguna 36. Sdr Wan Rohimi Wan Daud Ketua Bagian Pembangunan Tanah, Peneroka Bandar dan Hal Ehwal Orang Asal, Wakil Ketua Bagian Hukum dan HAM 37. Sdr Khairul Faizi Ahmad Kamil Pembantu Sekretaris Utama 38. Sdr Khairul Fahmi Mat Som Pembantu Sekretaris Utama

C. Perkembangan PAS Di awal berdirinya, partai ini berkembang pesat di Perak terutama di sebelah Perak Utara dan juga di Seberang Perai, Pulau Pinang memandang lokasi ini subur

39

dengan sekolah-sekolah agama rakyat dan sekolah pondok (pesantren). PAS mula dikembangkan di Kelantan oleh seorang anggota pemadam kebakaran yaitu Amaludin Darus yang mula mendirikan PAS cabang . Seterusnya PAS mula berkembang subur di negara bagian itu apabila mendapat dukungan daripada kalangan guru-guru pondok yang mempunyai pengaruh yang besar di kalangan masyarakat di sana.19 Para guru pondok menjadi daya tarik besar bagi orang Melayu untuk mendukung PAS karena mereka adalah institusi penting dalam hierarki sosial masyarakat Melayu. Latar belakang darurat yang menyaksikan kekangan kepada aktivitas politik juga menggambarkan perjalanan awal PAS yang menjuruskan program partai kepada pendidikan.20 Dasar perjuangan PAS adalah untuk membebaskan Tanah Melayu dari belenggu penjajahan Inggris dan menegakkan sebuah pemerintahan Islam yang berlandaskan al-Qur’an dan Hadis. Maka untuk mencapai tujuan tersebut, PAS telah bekerjasama dengan partai-partai lain di Persekutuan Tanah Melayu21 untuk mendesak Inggris agar memberi hak pemerintahan sendiri dan merdeka. PAS telah menghantar tiga orang wakil untuk menghadiri persidangan dengan partai-partai lain yaitu Mohd Asri Haji Muda, Tuan Haji Ahmad Tuan Hussien dan Ustaz Uthman Abdullah. Dalam persidangan tersebut, PAS dengan tegas mempertahankan pendirian politiknya yaitu Persekutuan Tanah Melayu adalah milik bangsa Melayu. Oleh karena itu, PAS memberikan usul bahwa apabila Persekutuan Tanah Melayu mencapai kemerdekaan, kedudukan orang Melayu sebagai pemilik negara yang asli dan sah tidak boleh dilupakan, bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa resmi negara, dan agama Islam diletakkan di tempat yang penting di dalam pemerintahan negara. PAS juga tidak bersepakat dengan cadangan UMNO-MCA (Malaysian Chinese Association) untuk menjadikan prinsip jus soli sebagai syarat kelayakan membuang suara bagi orang-orang asing. PAS juga menolak cadangan UMNO-

19 Riduan Mohammad Nor, Sejarah dan Perkembangan Gerakan Islam Abad Moden, (Selangor: MHI Publication, 2007, Cet. Pertama), h.92. 20 Riduan Mohamad Nor, Menerjang Badai: 60 Tahun Mempersada Perjuangan, (Kuala Lumpur: Jundi Resources, 2011, Cet. Pertama), h. 12. 21 Nama awal Malaysia sebelum tergabungnya Sabah dan Sarawak pada tahun 1963.

40

MCA yang menginginkan komisi independen dilantik untuk merencana atau menyusun konstitusi Persekutuan Tanah Melayu. Walaupun tidak sejalan mengenai corak kemerdekaan Tanah Melayu yang bakal merdeka, PAS tidak pernah mengkhianati atau menghalang upaya-upaya Partai Perikatan tersebut. PAS mendukung sepenuhnya terhadap rombongan Tunku Abdul Rahman22, Yang Dipertua UMNO, ke London pada bulan September 1953 untuk menyerahkan memorandum yang disusun oleh Jawatankuasa Persidangan Kebangsaan kepada kerajaan Inggris bagi menuntut diadakan segera pemilihan umum di tingkat Federasi. Hasil desakan bersepadu daripada partai-partai politik tersebut, Inggris bersepakat untuk mengadakan Pemilihan Umum Federasi pada tahun 1955.23 Lebih lanjut PAS mengikuti persidangan kebangsaan dukungan perserikatan UMNO-MCA pada Agustus dan Oktober 1953 bagi membahas cadangan untuk mendesak kerajaan Inggris mengadakan Pemilihan Umum Federasi 1954, yaitu sebagai langkah awal menuju pemerintahan sendiri. Artinya PAS berbuat apa saja bagi memastikan jalan kemerdekaan dicapai, pemilihan umum yang pertama amat penting bagi menyediakan rakyat Tanah Melayu untuk mempunyai pemerintahan sendiri. Persatuan Islam Se-Malaysia (PAS) kemudiannya didaftarkan dengan Pendaftar Persatuan sebagai Pan-Malayan Islamic Party (PMIP) atau PAS dua minggu sebelum 31 Mei 1955 yaitu hari pencalonan pemilihan umum pertama Persekutuan Tanah Melayu yang telah berlangsung pada 27 Juli 1955. PAS semasa dibawah kepimpinan Haji Ahmad Fuad tidak begitu terpandang karena kepimpinannya yang dipersoalkan lantaran sikap beliau yang mendukung Dato’ Onn Jaafar. Namun ketika PAS dipimpin oleh Dr. Abbas Alias, kepimpinannya mula menciptakan langkah untuk memperkenalkan PAS kepada masyarakat. Selanjutnya, PAS mula menunjukkan perubahan yang besar apabila dipimpin oleh Dr. Burhanuddin al-Helmi, sosok yang berpendidikan Islam dan

22 Perdana Menteri Malaysia yang pertama setelah kemerdekaan Tanah Melayu. 23 Riduan Mohamad Nor, Menerjang Badai: 60 Tahun Mempersada Perjuangan, (Kuala Lumpur: Jundi Resources, 2011, Cet. Pertama), h. 15.

41

menerima pendedahan politik yang luas semenjak menuntut di India. Pengalaman politik beliau cukup luas sebelum Tanah Melayu merdeka lagi bahkan mengalahkan Tunku Abdul Rahman. Tokoh ini telah beberapa kali dihukum di dalam penjara oleh Inggris sejak tahun 1936 (menerbitkan majalah Taman Bahgia yang menyebarkan semangat merdeka), 1950 (karena isu Natrah) dan beliau menjelajah ke seluruh negara bagi memperluas dukungan rakyat terhadap PAS. Beliau pertama kali dilantik dalam muktamar (kongres) PAS pada 25 Disember 1956 yang telah berlangsung di Kelab Sultan Sulaiman, Kuala Lumpur. Pemikiran politik Dr. Burhanuddin pada waktu itu lebih menjurus kepada soal kebangsaan Melayu ketimbang soal perjuangan Islam yang menyeluruh yang mana mampu mendominasi pemikiran sebagian besar ahli-ahli PAS pada waktu itu.24 Keikutsertaan Dr. Burhanuddin ke dalam PAS dan pemilihan beliau sebagai yang Dipertuan Agung PAS telah menyebabkan negara-negara bagian yang kuat pengaruh PKMM (Partai Kebangsaan Melayu Malaya) mulai menerima perjuangan PAS, antaranya Melaka. Negara bagian terakhir yang menubuhkan cawangan PAS adalah Singapura dan Melaka. Sehingga akhir tahun 1957, keseluruhan cawangan PAS yang berhasil didirikan berjumlah 83 buah.25 Setelah itu, kepemimpinan PAS dilanjutkan oleh Dr. Zulkifli Muhammad yang dilihat sebagai seorang tokoh yang amat karismatik di dalam PAS. Pengaruh beliau sebagai cendekiawan Islam sangat terlihat dan beliau juga mempunyai wibawa karena pendidikannya dari Universitas al-Azhar, Mesir dan dalam waktu yang sama sebagai dosen di Kolej Islam Malaya. Dr. Zulkifli Muhammad merupakan pemimpin pertama yang menggagas mengenai negara Islam di dalam PAS secara akademis dengan menghasilkan beberapa buah karyanya.26 Antaranya,

24 Riduan Mohammad Nor, Sejarah dan Perkembangan Gerakan Islam Abad Moden, (Selangor: MHI Publication, 2007, Cet. Pertama), h. 93-94. 25 Mohd Fadli Ghani, PAS 1951-1957: Penubuhan, Dinamisme Organisasi, Kepimpinan dan Ideologi, (Kuala Lumpur: KUIZM Publication, 2019, Cet. Pertama), h.43. 26 Riduan Mohammad Nor, Sejarah dan Perkembangan Gerakan Islam Abad Moden, (Selangor: MHI Publication, 2007, Cet. Pertama), h. 96.

42

Masyarakat dan Syariat, Analisa tentang Beberapa Masalah Hidup, dan Pegangan Hidup Umat Islam.27 Nama Persatuan Islam Se-Malaya kemudiannya diganti dalam persidangan pada 25-27 Desember 1971, ia kembali dirubah menjadi Parti Islam Se-Malaysia (PAS) dan kekal hingga ke hari ini.28 PAS di era kepimpinan ulama mulai berlangsung antara tahun 1970-an dan 1980, yang mana gerakan ini telah mengalami perubahan yang pesat baik dari aspek program, keanggotaan, dan peran dalam menyelami arus kebangkitan Islam yang terjadi di Malaysia. Berbeda dengan periode perjuangan sebelum ini yang lebih terfokus soal kebangsaan Melayu dan Islam, gema perjuangan PAS dalam era kebangkitan Islam lebih meyakinkan rakyat dengan kesyumulan sistem Islam. Perubahan ini kemungkinan juga berakibat seri daripada tindakbalas kebangkitan Islam yang terjadi pada era 1970-an, terutama Revolusi Islam di Iran. Revolusi Iran yang menampilkan dan diilhamkan oleh kepimpinan ulama telah memberikan satu kesedaran kepada Dewan Pemuda untuk meletakkan ulama sebagai teras kepimpinan. Kepimpinan ulama yang menjadi asas kekuatan PAS baru ini memperlihatkan kesungguhan untuk menekankan aspek ideologis dan perubahan ini terjadi juga karena menghadapi gambaran Islam baru UMNO yang memaparkan perjuangan Islam moderat di mana pada tahun 1983, Dasar Penerapan Nilai-Nilai Islam telah diperkenalkan di dalam pemerintahan negara oleh Dr. Mahathir Mohamad. PAS mampu bertahan lama ketimbang partai-partai bukan pemerintah lain, ini adalah karena keberhasilan partai ini dalam membina jaringan pengaruhnya dengan masyarakat terutama dalam bidang pendidikan. PAS pada hari ini merupakan gerakan politik dakwah yang telah dimatangkan oleh pengalaman sejarahnya yang panjang, bergulat dalam belantara politik Malaysia yang udaranya amat tidak begitu mendukung demokrasi. Puluhan partai-partai yang diasaskan telah berkubur dan menjadi bahan kajian sejarah serta diarsipkan,

27 Diakses dari https://ms.wikipedia.org/wiki/Zulkifli_Muhammad pada 1 Mei 2019, jam 2103 WIB. 28 Riduan Mohamad Nor, Menerjang Badai: 60 Tahun Mempersada Perjuangan, (Kuala Lumpur: Jundi Resources, 2011, Cet. Pertama), h. 16.

43

namun PAS terus membentengi akidah dan menjadi jurubicara umat. Kelangsungan perjuangan ini tidak lain adalah karena Islam yang menjadi dasar perjuangan partai ini serta penumpukan paham yang benar yang berterusan terhadap para pendukungnya.29

D. Jasa-jasa PAS di Malaysia 1. Bidang Pendidikan Sumbangan PAS dalam bidang pendidikan sudah jelas terlihat sejak awal didirikannya. Pada 25 Mei 1952, PAS telah mendirikan satu badan pendidikan yang namanya 'Pembangunan Pelajaran Persatuan Islam Se-Malaya dengan tujuan untuk menyatukan sekolah-sekolah agama. Musyawarah Agung PAS pada tahun 1953 juga telah mendesak PAS supaya memberikan beasiswa kepada pelajar-pelajar agama bagi membantu membangunkan pendidikan Islam. PAS juga telah berhasil mendesak pemerintah supaya memberikan bantuan kepada sekolah-sekolah agama agar setara dengan sekolah-sekolah yang lain.30 Sumbangan PAS dalam bidang ini semakin efektif ketika berhasil menguasai Kelantan dan Terengganu pada pemilu tahun 1959. Di Kelantan, PAS telah berhasil memberikan Biasiswa Pelajaran PAS pada tahun 1960 yaitu melalui potongan gaji Menteri Besar Kelantan dan Exco-exco31 Kerajaan Kelantan. Tujuan diberikannya beasiswa ini adalah untuk membantu anak- anak anggota PAS untuk melanjutkan pendidikan tingkat tinggi. Biasiswa ini disebut sebagai Biasiswa Zulkifli Muhammad pada tahun 1964. Pada akhir tahun 1959, pemerintahan PAS Kelantan telah melantik guru-guru agama dan dibayar gaji oleh kerajaan negeri.

29 Riduan Mohammad Nor, Sejarah dan Perkembangan Gerakan Islam Abad Moden, (Selangor: MHI Publication, 2007, Cet. Pertama), h. 105. 30 AJK PAS Pusat, Lujnah Tarbiyah PAS Pusat, diakses dari https://web.facebook.com/paspusat/posts/menelusuri-sejarah-awal-sumbangan-pas-dalam-bidang- pendidikan-di-negara-ini-turu/1078841772132566/?_rdc=1&_rdr, pada tanggal 5 Mei 2019 pukul 17.30 WIB. 31 Executive Council atau lebih dikenal sebagai Ahli Dewan Undangan Negeri (badan eksekutif yang membuat dasar bagi pemerintahan negeri).

44

Kemudian pada tahun 1984, Dewan Pemuda PAS Pusat telah resmi mendirikan sistem pendidikan prasekolah (taman kanak-kanak) untuk memenuhi tuntutan ahli terhadap keperluan pendidikan Islam. Ini diadakan dalam rangka melengkapi jenjang pendidikan dalam PAS melalui sekolah agama rakyat dan pondok. Satu lagi negeri yang menjadi pangkalan politik PAS adalah Kedah, ikut aktif menggerakkan pendidikan prasekolah yang dikenal sebagai Pusat Asuhan Tunas Islam (PASTI) pada tahun1987. PAS juga telah mendirikan institusi pendidikan rendah dan menengah di seluruh negara baik bawah pengelolaan partai seperti Dewan Ulama Negeri ataupun di bawah kelolaan anggota-anggota PAS. Di Terengganu misalnya, Dewan Ulama PAS telah menubuh dan mengelola sekolah rendah Islam yang digelar Darul Islah dan sebagainya.32 Di Kedah pula didirikan Sekolah Rendah Islam Darul Ulum (SRIDU) di mana sekolah rendah Islam tajaan PAS ini berkembang menjadi 10 cabang, Sekolah Islahiah Diniah Memali, SRIDU Kupang, Raudatul Muslimim Baling, Sri al-Nur Pendang dan Sekolah Menengah Islam Darul Ulum (SMIDU). Di Perlis juga didirikan Madrasah Diniah Islamiah. Pendukung-pendukung PAS juga telah mendirikan jaringan Sekolah Rendah Islam Pintar (SRIP) di seluruh negara dan telah mendapat sambutan yang memuaskan. Saat kemenangan kembali PAS di Kelantan di mana Ketua Dewan Ulamak PAS Pusat, Ustaz Nik Abdul Aziz Nik Mat telah diberikan kepercayaan untuk mengelola pemerintahan negeri turut menggalak pendidikan di Kelantan terutamanya pendidikan Islam. Pada tahun 1992, pemerintahan negeri telah mendirikan Mahad Dakwah Wa al-Imamah yang diletakkan di bawah pantauan Yayasan Islam Kelantan. Antara proyek pendidikan lain yang dilaksanakan adalah Kolej Islam Antarabangsa Sultan Ismail Petra (KIAS), Kolej Teknologi Darul Naim (KTD) dan Mahaad Tahfiz

32 AJK PAS Pusat, Lujnah Tarbiyah PAS Pusat, diakses dari https://web.facebook.com/paspusat/posts/menelusuri-sejarah-awal-sumbangan-pas-dalam-bidang- pendidikan-di-negara-ini-turu/1078841772132566/?_rdc=1&_rdr, pada tanggal 5 Mei 2019 pukul 17.30 WIB.

45

Sains (MTS). Yayasan Pembangunan Pondok Berhad juga didirikan untuk menyebarkan bakti pada masyarakat yang telah meletakkan Kelantan dengan gelaran Serambi Mekah. Kelantan juga turut menyaksikan pertumbuhan lebih daripada 20 buah sekolah tahfiz al-Quran. Terengganu di bawah mandat Tuan Guru Abdul Hadi Awang telah menubuhkan beberapa institusi pendidikan seperti Sekolah Rendah Agama Bersepadu (SRAB), Kolej Islam Sains Terengganu (KIST), dan Kolej Sains dan Teknologi al-Quran (KOSTAQ). PAS juga membuka kesempatan perguruan tinggi yang meluas kepada rakyat dengan mengadakan pemberian beasiswa lewat Majlis Agama Islam dan Adat Melayu Terengganu (MAIDAM).33 . 2. Bidang Politik Dari sudut pandang dinamika politik saat ini, PAS dapat dilihat berperan sebagai pengimbang neraca politik yang terjadi Malaysia. Ini dapat disaksikan sebaik saja selesainya pemilu Malaysia ke-13 (2013), PAS telah ditekan untuk menyertai Pemerintahan Perpaduan (United Government) bersama BN yang diupayakan oleh Ketua Umum Partai Keadilan Rakyat (PKR), Dato Seri Anwar Ibrahim, atas nama Konsensus Nasional. Presiden PAS telah dikepung oleh mantan-mantan pimpinan PAS (yang sekarang mengepalai Pakatan Harapan) untuk menyepakati cadangan Anwar tersebut. Namun, Presiden PAS telah mendengar cadangan itu dengan penuh waspada, dan lebih cenderung supaya koalisi kekal sebagai oposisi sebagaimana dimandatkan oleh rakyat.34

33 AJK PAS Pusat, Lujnah Tarbiyah PAS Pusat, diakses dari https://web.facebook.com/paspusat/posts/menelusuri-sejarah-awal-sumbangan-pas-dalam-bidang- pendidikan-di-negara-ini-turu/1078841772132566/?_rdc=1&_rdr, pada tanggal 5 Mei 2019 pukul 17.30 WIB. 34 Mohd Zuhdi Marzuki, “PAS Faktor Kestabilan Politik Malaysia 2013-2018”, Pusat Penyelidikan PAS PUSAT, diakses dari https://berita.pas.org.my/pas-faktor-kestabilan-politik- malaysia-2013-2018/?fbclid=IwAR0GLhiJi9JbjQGgaOjTkosFG- _xoqwiNjdIzH0ZFZfo1bM4Mkdt99uH4t4, pada tanggal 6 Mei 2019 pukul 10.55 WIB.

46

Lebih lanjut, saat terjadi kemelut politik di Selangor, kartel-kartel dalam PKR mencuba untuk melengser Tan Sri Khalid Ibrahim dari jabatan Menteri Besar, meskipun beliaulah kunci kemenangan besar Pakatan Rakyat Selangor sebelum ini. Presiden PAS dalam menghadapi kekacauan ini dengan tegas berpendirian untuk mengekalkan Khalid, atas asas beliau telah berhasil memerintah Selangor dengan cemerlang, efektif dan transparan. Pendirian beliau juga jelas menyebutkan, dalam kekacauan ini kepentingan rakyat Selangor perlu diutamakan bukan kehendak partai. Selanjutnya, apabila Tun Dr Mahathir Mohamad mengumumkan perang terhadap Dato Seri Najib Tun Abdul Razak, Presiden PAS juga telah membuat kebijakan yang brilian dengan mengutamakan kepentingan rakyat ketimbang kerakusan para politisi. PAS telah didesak untuk ikut melakukan mosi tidak percaya untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah. Presiden PAS terlihat telah mengambil dari segala aspek terutama kemaslahatan rakyat yang sedang berhadapan dengan krisis ekonomi ketika itu, lalu menolak usul Mahathir tersebut. Perkara yang sama dipertimbangkan PAS, apabila anak Dr Mahathir pula menghadapi mosi tidak percaya yang digerakkan oleh ADUN dari BN Kedah. PAS pada saat itu telah membuat kebijakan untuk tetap tidak bersetuju dengan cara menurunkan Datuk Seri Mukhriz Mahathir, atas asas seseorang Menteri Besar yang telah diberi mandat untuk memerintah perlu menyelesaikan amanahnya. PAS juga berpendapat, seseorang Menteri Besar yang diberi mandat lewat pemilu harus diganti lewat pemilu juga.35 Kekacauan yang sama juga terjadi di Terengganu, saat mantan Menteri Besar, Dato Seri Ahmad Said menggerakkan upaya untuk melengserkan Menteri Besar Terengganu, Dato Seri , lewat mosi tidak percaya di Dewan Undangan Negeri Terengganu. Pada saat itu, seandainya PAS bersetuju untuk ikut melakukan mosi tidak percaya,

35 Mohd Zuhdi Marzuki, “PAS Faktor Kestabilan Politik Malaysia 2013-2018”, Pusat Penyelidikan PAS PUSAT, diakses dari https://berita.pas.org.my/pas-faktor-kestabilan-politik- malaysia-2013-2018/?fbclid=IwAR0GLhiJi9JbjQGgaOjTkosFG- _xoqwiNjdIzH0ZFZfo1bM4Mkdt99uH4t4, pada tanggal 6 Mei 2019 pukul 10.55 WIB.

47

pemerintahan pimpinan Razif pasti akan tumbang. Bagaimanapun, Presiden PAS telah mengarahkan ADUN-ADUN PAS untuk tidak mendukung andai upaya melakukan mosi tidak percaya itu diteruskan. Pendirian PAS itu telah menyebabkan Razif terus memerintah walaupun dengan mayoritas amat tipis.

3. Bidang Perundangan (Konstitusi) PAS dan badan-badan Islam yang bersamanya saat berjuang menuntut kemerdekaan Tanah Melayu telah berperan mendesak Suruhanjaya Reid untuk meletakkan Islam di dalam Perlembagaan Persekutuan (Konstitusi Tanah Melayu), demikian menurut Presiden PAS, Dato’ Seri Tuan Guru Abdul Hadi Awang. Kata beliau lagi, kajian dari para ahli sejarah mendapati Suruhanjaya Reid tidak memasukkan kedudukan Islam ketika mengadakan draf kerangka awal Konstitusi Tanah Melayu. Bagaimanapun katanya, dari upaya PAS dan badan-badan Islam itu akhirnya berhasil meletakkan Islam sebagai Agama Persekutuan setelah Suruhanjaya Reid didesak untuk tunduk pada Perjanjian Pangkor dan beberapa perjanjian lain yang pernah dimaterai Inggris yaitu memberi hak urusan agama Islam kepada Raja-raja Melayu.36 Malah menurut beliau juga, banyak ahli hukum antaranya almarhum Profesor Ahmad Ibrahim pernah menyatakan bahawa, konstitusi tersebut sebenarnya mudah dirubah kepada acuan Islam di mana peruntukan dalam konstitusi boleh diamandemen dengan membatalkan peraturan yang bertentangan dengan Islam sekaligus meletakkan Islam sebagai hukum tertinggi. Terdahulu dalam ucapannya, beliau menegaskan bahwa soal kenegaraan atau politik yang juga disebut ‘daulah’ itu adalah sebagian ajaran Islam, di mana pemisahannya dari agama adalah satu penyelewengan dan

36 Izwan Abdul Halim, “Jasa Pas Letak Islam Dalam Perlembagaan Negara”, Dewan Pemuda PAS Malaysia (DPPM), diakses dari https://web.facebook.com/DPPMalaysia/posts/1016901951660340 pada tanggal 6 Mei 2019 pukul 11.00 WIB.

48

kesesatan seperti pernah terjadi kepada masyarakat Kristen di Barat yang meninggalkan ajaran Taurat dan Injil.37

37 Izwan Abdul Halim, “Jasa Pas Letak Islam Dalam Perlembagaan Negara”, Dewan Pemuda PAS Malaysia (DPPM), diakses dari https://web.facebook.com/DPPMalaysia/posts/1016901951660340 pada tanggal 6 Mei 2019 pukul 11.00 WIB.

BAB IV RESPON PAS TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH MALAYSIA DALAM MERATIFIKASI ICERD

A. Kronologi Timbulnya Isu ICERD Menurut suatu penulisan yang telah dikongsikan kepada umum pada tanggal 20 Novemcer 2018 lewat akun pribadi Facebook bernama Khairul Azri, penulis sedikit sebanyak dapat melihat gambaran bagaimana isu ICERD ini mulai timbul di Malaysia khususnya. Posting tersebut telah mendapat 7.2 ribu perkongsian di Facebook dan disertakan bersama bukti-bukti yang mendukung pernyataannya.1 Isu ICERD ini telah lama dimulai atau dapat dikatakan berasal daripada gerakan-gerakan yang sama yang telah memandu Interfaith Commision (IFC)2 dan COMANGO (Pakatan NGO Malaysia). Namun akhirnya direalisasikan oleh Suruhanjaya Hak Asasi Manusia Malaysia (SUHAKAM)3 bersama badan-badan bukan pemerintah (NGO) HAM termasuk COMANGO di mana pada tahun 2009, untuk pertama kalinya Malaysia telah mengikuti Universal Periodic Review (UPR) Process di Geneva, Switzerland. Universal Periodic Review (UPR) atau Tinjauan Periodik Universal adalah suatu mekanisme Majelis Hak Asasi Manusia Pertubuhan Bangsa-bangsa Bersatu yang terbentuk daripada proses pembaharuan PBB pada tahun 2005, ia ditubuhkan oleh resolusi Perhimpunan Umum 60/251 3 April 2006. Penilaian ini menyimak secara berkala prestasi hak asasi manusia semua 193 Negara Anggota PBB. Ia bertujuan untuk melengkapi, bukan meniru, mekanisme sistem kerja hak asasi manusia yang lain, termasuk rundingan badan hak asasi manusia PBB. Ini adalah mekanisme hak asasi manusia antarabangsa yang pertama yang melibatkan semua negara dan semua hak asasi manusia. Tinjauan ini dilaksanakan dalam periode

1 Diakses dari https://web.facebook.com/mkhairulazri/posts/10218156320528365, pada tanggal 7 Mei 2019 pukul 10:30 WIB. 2 Komisi Antaragama. 3 Komisi Hak Asasi Manusia Malaysia.

49

50

selama empat tahun. 48 negara ditinjau setiap tahun dalam tiga sesi Kelompok Kerja Semakan Berkala Sejagat MHAM PBB, dengan 16 negara yang ditinjau dalam setiap sesinya.4 Dalam proses UPR tersebut, SUHAKAM dan NGO-NGO yang terlibat ini telah melobi bahwa adanya keperluan untuk Malaysia meratifikasi konvensi- konvensi internasional karena wujudnya diskriminasi ras dan lain sebagainya di Malaysia yang juga daripada aktivitas pelobian tersebut, akhirnya mengakibatkan Malaysia telah menerima 62 daripada 103 rekomendasi yang telah dikemukakan oleh Kelompok Kerja UPR (Working Group) dalam hal-hal terkait: 1. Isu-isu HAM termasuk keikutsertaan dalam konvensi HAM internasional 2. Mengkaji hukum dan sistem kehakiman yang sedia ada; 3. Hak asasi manusia golongan terdedah termasuk orang asli; 4. Wanita dan anak-anak; 5. Pekerja asing; 6. Perdagangan orang; dan 7. Hak pendidikan dan kesehatan

Hasil kerja keras SUHAKAM melobi di tingkat internasional, maka dari itu, Malaysia pada tahun 2010 telah meratifikasi beberapa konvensi-konvensi internasional yang antara lainnya adalah Konvensi Mengenai Hak Orang dengan Ketidakupayaan (CRPD), Konvensi Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita (CEDAW) dan penarikan kembali beberapa pengecualian Konvensi Mengenai Hak Kanak-kanak (CRC). Selain itu, pemerintah saat itu, Barisan Nasional, telah menubuhkan sebuah Komisi Teknikal (IASC) untuk mengkaji empat konvensi-konvensi HAM internasional utama yang lain termasuk ICERD.

Sebagaimana yang telah disampaikan oleh YB Senator Waytha Moorthy sendiri di Dewan Rakyat (parlemen) pada 15 November 2018 yang lalu, bahwa pemerintah terdahulu (BN) telah bersetuju dan memutuskan bahwa Jabatan

4 Diakses dari https://ms.wikipedia.org/wiki/Semakan_Berkala_Sejagat, pada tanggal 7 Mei 2019, pukul 10.50 WIB.

51

Perpaduan Negara dan Integrasi Nasional telah ditugaskan untuk mengetuai Komisi Teknikal (IASC) tersebut bagi mengkaji kesesuaian konvensi-konvensi internasional tersebut termasuklah ICERD dengan meneliti secara lebih rinci artikel-artikel atau pasal-pasal yang terkandung di dalam konvensi-konvensi tersebut dan adakah artikel tersebut bertentangan dengan aspirasi Perlembagaan Persekutuan. Ini juga dapat ditimbulkan suatu tanda soal, apakah pemerintahan Barisan Nasional sebelumnya juga ingin meratifikasi ICERD ini?

Tahun 2012, dengan keadaan dimana komisi yang telah ditugaskan untuk meneliti kandungan konvensi-konvensi yang terkait telah pun diwujudkan, namun tiada apa yang telah dilakukan oleh pemerintah Malaysia sehinggakan NGO seperti The Society for the Promotion of Human Rights atau Persatuan Hak Asasi Manusia Malaysia (PROHAM) yang ditubuhkan oleh individu yang terlibat dengan SUHAKAM juga telah mula gelisah dengan memainkan isu ketuanan Melayu dan diskriminasi kaum melalui Artikel 153 Perlembagaan Persekutuan Malaysia.

Antara pernyataan yang telah dikeluarkan oleh PROHAM adalah sebagaimana berikut (teks asli adalah dalam bahasa Inggris tetapi telah penulis tarjamahkan ke bahasa Indonesia):

“Renungkanlah tentang hal ini teman-teman, dan tanyakan kepada diri anda apakah di sini (Malaysia) terdapat tindak diskriminasi rasa tau tidak. Kaitkan ini dengan ide Ketuanan Melayu dan tindakan afirmatif dan kebijakan untuk orang- orang Melayu yang membentuk populasi mayoritas dan mengendalikan segala sesuatu yang terkait dengan pemerintahan. Persatuan Hak Asasi Manusia Malaysia (PROHAM) menyediakan berbagai statistik, artikel koran, laporan, laporan akademis, anekdot dan lainya untuk menunjukkan tahap diskriminasi yang dihadapi oleh orang non-Melayu dan non-Muslim.” Pada tahun 2013, SUHAKAM bersama beberapa NGO yang sama masih melobi agar pemerintah menyegerakan melaksanakan kebijakan ratifikasi konvensi-konvensi internasional termasuk ICERD, dan menyatakan kebimbangan mengenai sikap acuh tak acuh pemerintah dan meminta pemerintah agar sungguh- sungguh dalam hal tersebut dengan mengadakan diskusi yang serius dengan

52

pemegang taruh (Stakeholders)5. Namun apa yang telah diupayakan oleh mereka sehingga tahun 2013 tetap tidak membuahkan hasil karena pemerintah Malaysia saat itu tetap tidak meratifikasi konvensi-konvensi tersebut. Ini dapat dilihat dalam laporan yang telah dikeluarkan oleh UPR dan SUHAKAM sendiri.6

Kemudian pada tahun 2015, SUHAKAM sekali lagi menggesa pemerintah untuk meratifikasi ICERD lewat media resminya yang dikeluarkan pada 21 Maret 2015. Antara isi dari pernyataan mereka adalah:

“Tema yang ditentukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun ini beresonansi mendalam dengan sejarah Malaysia, khususnya, peristiwa tragis tahun 19697. Oleh karena itu, Komisi sangat menyarankan agar pemerintah konsisten dengan tujuan yang dinyatakan sebelumnya yaitu Malaysia ditargetkan termasuk dalam jajaran negara maju dalam waktu dekat. Selanjutnya, Pemerintah harus tanpa ragu-ragu bersepakat untuk meratifikasi Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD) yang kini mendekati penerimaan universal sejak diadopsi pada tahun 1965. Hingga saat ini, Malaysia tetap menjadi salah satu dari 4 negara anggota ASEAN dan 16 Negara-negara anggota PBB yang belum meratifikasi konvensi ini.”8 Tahun 2016, SUHAKAM sekali lagi melobi kepada badan-badan HAM internasional di UPR bahwa pemerintah Malaysia tidak serius dalam rencana meratifikasi ICERD. NGO-NGO HAM seperti Komunikasi Masyarakat (KOMAS) yang merupakan sebahagian daripada SUHAKAM juga sering menyuarakan isu meratifikasi ICERD di dalam dokumen-dokumen mereka. Di dalam dokumen yang diterbitkan, terdapat beberapa pernyataan yang menggambarkan seolah-olah masalah diskriminasi yang terjadi di Malaysia itu amat parah sekali dan memerlukan ICERD untuk meredakan isu diskriminasi

5 Kelompok, komunitas ataupun individu yang memiliki hubungan dan kepentingan terhadap suatu organisasi atau perusahaan. 6 Diakses dari https://www.suhakam.org.my/regional-international/upr/second-cycle- 2013/, tanggal 7 Mei 2019, pukul 23.15 WIB. 7 Merujuk pada Insiden 13 Mei 1969 di mana terjadinya kerusuhan rasial antara etnis Tionghoa dan orang Melayu yang terjadi di Kuala Lumpur yang menyebabkan sedikitnya 184 orang meninggal. 8 Diakses dari https://www.suhakam.org.my/the-human-rights-commission-of-malaysia- calls-on-the-government-to-accede-to-the-international-convention-on-the-elimination-of-all- forms-of-racial-discrimination-1969/, tanggal 8 Mei 2019 pukul 11.55 WIB.

53

rasial di Malaysia dengan segera. Antara isu-isu yang dimainkan adalah isu salah memasang plang kamar mandi ‘Muslim Only’ pada pintu kamar mandi di hentian jalan tol PLUS, pusat cuci pakaian untuk Muslim saja, gelas minum dipisahkan untuk murid muslim/bukan muslim hinggalah kepada isu politik seperti pernyataan Tuan Guru Haji Abdul Hadi (Presiden PAS) dalam isu Hudud di Malaysia.9 Hal-hal tersebut dijaja dan dilobi diluar negara agar menampakkan isu diskriminasi di Malaysia ini cukup besar.

Pada awal tahun 2018, yaitu pada bulan Maret, SUHAKAM sekali lagi telah mengeluarkan menempelak Pemerintah Malaysia (BN) dalam laporannya kepada Komisi HAM di tingkat PBB dalam UPR yang ketiga (2018) yang mana bunyinya adalah seperti berikut:

“Meskipun telah membentuk komite antar-lembaga untuk melihat enam isi kandungan perjanjian hak asasi manusia internasional di mana Malaysia masih belum menjadi salah satu dari anggotanya, pemerintah belum menunjukkan banyak kemajuan dalam hal ini. Sementara ada beberapa diskusi khususnya tentang CAT, namun tidak ada bukti konkret yang menunjukkan bahwa pemerintah Malaysia ingin meratifikasi perjanjian-perjanjian tersebut.”10 Dalam waktu yang sama, SUHAKAM juga menyarankan pemerintah agar langsung meratifikasi konvesi-konvensi tersebut tanpa berlengah-lengah lagi. Dalam pada itu, penting juga untuk diketahui bahwa NGO-NGO yang terlibat dalam mendukung peratifikasian ICERD ini juga merupakan penggerak BERSIH11 yang dilaksanakan oleh pihak oposisi pada waktu itu yang terdiri dari partai DAP, PKR, termasuk PAS. PAS saat pemilu Malaysia ke-13 memang berkoalisi bersama DAP dan PKR, namun untuk pemilu yang ke-14 kemarin, PAS tidak lagi berkoalisi dengan kedua partai tersebut atas beberapa alasan tersendiri dan membentuk blok ketiga yang dinamakan sebagai . Jadi,

9 Laporan Diskriminasi Rasial Malaysia 2017, Pusat KOMAS Malaysia, (Selangor: 2018), h. 13-18. Diakses dari https://komas.org/v2/wp-content/uploads/2016/03/Malaysia-Racial- Discrimination-Report-2017.pdf, tanggal 8 Mei 2019 pukul 14.20 WIB. 10 Diakses dari situs rasmi SUHAKAM lewat https://drive.google.com/file/d/10OwJjaYz1ETMiZtVTHYTw57uYZdyN27V/view, pada tanggal 8 Mei 2019 pukul 18.50 WIB. 11 Koalisi dari beberapa NGO membentuk Gabungan Pilihanraya Bersih dan Adil (BERSIH) bagi menuntut pemilihan umum yang telus dan adil.

54

dalam pemilu ke-14 (2018) kemarin telah terjadi pertembungan antara 3 blok utama yaitu Barisan Nasional (UMNO, MCA, MIC dan beberapa partai dominan di Sabah dan Sarawak), Pakatan Harapan (DAP,PKR, PPBM12 dan beberapa NGO-NGO lain), dan yang ketiga adalah Gagasan Sejahtera (PAS dan beberapa NGO-NGO lain).

Jika dilihat dari manisfesto atau janji-janji pemilu yang disampaikan oleh Pakatan Harapan, maka dapat dilihat memang terdapat poin yang menyentuh mengenai peratifikasian konvensi-konvensi internasional yang dimuatkan dalam perkara 26 yang bunyinya adalah seperti berikut:

“Janji 26: Menjadikan Malaysia sebuah negara yang mempunyai catatan hak asasi yang dihormati dunia. Pemerintahan Pakatan Harapan akan menjadikan Suruhanjaya Hak Asasi Manusia Malaysia (SUHAKAM) sebagai sebuah badan yang berwibawa dan dihormati. Laporan SUHAKAM akan dijadikan agenda perbahasan di Parlemen agar cadangan-cadangannya dipertimbang dengan sewajarnya. Penggerak-penggerak SUHAKAM akan dilantik lewat proses Jawatankuasa di Parlemen. Draf Hak Asasi Manusia Kebangsaan akan diperbaik dan dilaksanakan sepenuhnya. Matlamat kita adalah agar kedudukan Malaysia dalam Universal Periodic Review (UPR) menjadi lebih baik dan peningkatan prestasi kita sejalan dengan perkembangan dunia. Peruntukan untuk aktivitas- aktivitas hak asasi manusia oleh SUHAKAM dan badan-badan lain yang berkaitan akan dipertingkatkan. Kapasitas kantor Wakil Malaysia ke Suruhanjaya Antara Kerajaan ASEAN Mengenai Hak Asasi Manusia (AICHR) juga akan dipertingkat agar kita boleh memainkan peran utama di tingkat serantau. Konvensi-konvensi internasional yang sesuai tetapi belum diratifikasi akan diratifikasikan secepatnya, termasuk Konvensi Internasional Mengenai Hak Politik dan Sivil.”13 Setelah terlaksananya pemilihan umum Malaysia ke-14 yang telah diketahui umum dimenangi oleh koalisi Pakatan Harapan dan tumbangnya pemerintahan Barisan Nasional yang telah 60 tahun memerintah Malaysia sejak dari kemerdekaannya. Dengan kemenangan tersebut, maka dilantiklah Tun Mahathir Mohamad sekali lagi sebagai Perdana Menteri Malaysia yang ke-7 atas

12 Partai baru yang diasaskan oleh Tun Mahathir Mohamad yang nama panjangnya adalah Partai Pribumi Bersatu Malaysia. 13 Pakatan Harapan, Buku Harapan: Membina Negara Memenuhi Harapan, (Kuala Lumpur: 2018), h. 76. Diakses dari http://kempen.s3.amazonaws.com/pdf/Buku_Harapan.pdf , pada tanggal 9 Mei 2019 pukul 11.40 WIB.

55

persetujuan bersama angggota-anggota koalisi Pakatan Harapan untuk menerajui pemerintahan daripada koalisi baru tersebut.

Sejak 2 Juli 2018, Menteri Luar Negeri Malaysia yaitu Datuk Saifudin Abdullah, dalam sebuah forum kelolaan akhbar Sinar Harian, beliau telah menyebut dan menyatakan bahwa Pemerintah Malaysia akan meratifikasi lagi 6 konvensi internasional yang belum ditandatangani.14 Selanjutnya pada September 2018, Tun Mahathir Mohamad juga ada menyelipkan upaya tersebut di dalam ucapan beliau dalam bahasa Inggris di United Nation General Assembly (Persidangan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang bermaksud:

“Pemerintah Malaysia yang baru turut berikrar untuk meratifikasi semua instrumen PBB yang masih berbaki terkait perlindungan hak asasi manusia. Ia tidak mudah bagi kami karena Malaysia adalah negara berbilang etnis, agama, budaya dan bahasa. Kami akan memperuntukkan ruang dan masa bagi semua untuk membuat keputusan secara bebas berasaskan demokrasi.”15

Pernyataan Tun Mahathir Mohamad di UNGA tersebut akhirnya diangkat menjadi dasar hubungan luar negeri bagi ‘Malaysia Baru’ lewat usul yang telah di bawa ke dalam sidang parlemen. Kemudian pada hari perbahasan usul ucapan tersebut di parlemen yaitu pada 15 Oktober 2018, hal itu telah diingatkan pula oleh Ahli Parlemen Batu Kawan (DAP), Kasthuriraani Patto yang menggesa pemerintah baru untuk memenuhi janji ke-26 Manifesto Pakatan Harapan untuk meratifikasi konvensi-konvensi internasional termasuklah ICERD ketika beliau membahas usul dasar luar tersebut. Dalam perbahasan tersebut, Ahli Parlemen Rembau (BN) Khairy Jamaluddin turut membahas tentang ICERD dan

14 Ucapan Menteri Luar Negeri Malaysia, Datuk Saifudin Abdullah secara langsung dalam forum Bicara Minda Bersama Menteri Luar Negeri, diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=mnVRmTOcoiY&feature=youtu.be&t=2115, pada tanggal 9 Mei 2019 puku 11.10 WIB. 15 Ucapan Perdana Menteri Malaysia, Tun Mahathir Mohamad dalam Persidangan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa yang ke-73, diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=9ndGop8Uw3Q, pada tanggal 9 Mei 2019 puku 12.20 WIB.

56

membangkitkan risiko akan dampak ratifikasi ICERD terhadap Perkara 15316 Perlembagaan Persekutuan. Selanjutnya, pernyataan Khairy Jamaluddin dijawab kembali oleh Lawyers for Liberties (LFL), antara NGO yang mendukung SUHAKAM di UPR lewat pernyataan media dengan mengecam Ahli Parlemen Rembau tersebut apabila beliau mengatakan ICERD menggangu Perkara 153.17

Tanggal 23 Oktober 2018, akhirnya isu ini meledak apabila Menteri Perpaduan, YB Senator P. Waytha Moorthy menyatakan hasratnya pemerintah untuk meratifikasi 6 konvensi yang masih berbaki tersebut termasuk ICERD dalam sebuah persidangan yang berjudul “Malaysia Towards ICERD Ratification” di Petaling Jaya. Beliau juga sudah menyampaikan tanggal peratifikasian konvensi- konvensi tersebut yaitu pada periode pertama tahun 2019.18 Isu ini meledak karena melihat kepada apa yang diumumkan oleh Menteri Perpaduan itu, pemerintah Malaysia saat itu seolah-olah sudah memutuskan untuk meratifikasi konvensi- konvensi internasional tersebut termasuk ICERD dalam waktu yang sama belum ada apa-apa kesepakatan bersama di parlemen ataupun persetujuan Majlis Raja- raja.

Maka dimulai petisi Bantahan Ratifikasi ICERD oleh pengacara-pengacara dari Majelis Tindakan Ekonomi Melayu (MTEM), Konferensi Hukum Malaysia (MLC) dan Jurnal Hukum Semasa (CLJ) yang telah didukung penuh oleh aktivis- aktivis media sosial serta keterlibatan wahana dalam jaringan seperti The Patriots dan Gerakan Pengundi Sedar (GPS). Isu ini kemudiannya mula digerakkan oleh

16 Perkara 153 Perlembagaan Malaysia memberikan tanggungjawab kepada Yang di- Pertuan Agong menjaga kedudukan khusus orang Melayu dan penduduk asal Malaysia, secara kelompoknya dirujuk sebagai Bumiputera atau Pribumi. Perkara ini mengkhususkan bagaimana pemerintah pusat melindungi kepentingan kelompok-kelompok ini dengan memperuntukan kuota atau jatah kemasukan ke dalam pelayanan publik (pegawai negeri sipil), beasiswa dan pendidikan umum. Ia juga biasanya dianggap sebagai sebagian daripada kontrak sosial, dan biasanya dikatakan sebagai pertahanan legal bagi ketuanan Melayu. 17 Kenyataan Media Lawyers of Liberties pada 16 Oktober 2018, diakses dari https://www.lawyersforliberty.org/lfl-khairy-is-wrong-that-ratifying-the-convention-against-racial- discrimination-icerd-will-affect-special-position-of-malays/, pada tanggal 9 Mei 2019 pukul 16.08 WIB. 18 Diakses dari https://www.malaymail.com/news/malaysia/2018/10/24/minister-govt-to- ratify-six-treaties-including-icerd-in-2019/1686303, pada tanggal 9 Mei 2019 pukul 16.30 WIB.

57

NGO-NGO seperti Gerakan Pembela Ummah (UMMAH), Ikatan Muslimin Malaysia (ISMA), Pertubuhan Himpunan Lepasan Institusi Pendidikan Malaysia (HALUAN), Gabungan Mahasiswa Islam Se-Malaysia (GAMIS), Himpunan Konsumer Islam Malaysia (PPIM), Himpunan Pengacara Muslim Malaysia (PPMM), Gabungan Pertubuhan Masyarakat Sipil Malaysia (MACSA), Pusat Penyelidikan HAM dan Advokasi (CENTHRA), Pertubuhan Kebajikan Darul Islah (PERKID), lain-lainnya sebelum disambut hangat oleh Pemuda UMNO, Pemuda PAS yang akhirnya merebak ke keseluruhan UMNO dan PAS.

B. Respon Pihak Lain Mengenai ICERD Masih banyak lagi pihak-pihak lain yang turut merespon mengenai kebijakan pemerintah yang ingin meratifikasi konvensi-konvensi internasional tersebut. Semacam apa pun pendapat atau pendirian pihak-pihak ini, yang pastinya, masing-masing mempunyai argumentasi tersendiri. Antara pihak-pihak lain yang turut merespon mengenai ICERD adalah seperti berikut:

1. Lawyers For Liberty (LFL) LFL merupakan gerakan yang memperjuangkan hukum dan HAM yang akan merespon apa jua pernyataan atau sesuatu isu yang berkaitan dengan hukum dan konstitusi yang berlaku di Malaysia. LFL mendukung agar ICERD dan konvensi-konvensi internasional lainnya diratifikasi oleh pemerintah dengan berpatokan kepada materi-materi yang terkandung dalam kedua dokumen tersebut yaitu isi dari konvensi dan hukum yang berlaku di Malaysia. Menurut LFL, peratifikasian ICERD tidak akan menggangu Perkara 153 Perlembagaan Persekutuan mengenai posisi khusus orang Melayu dan lainnya. Ini karena Malaysia dapat melanjutkan untuk meratifikasi konvensi tersebut dengan memasukkan keberatan (reservasi) atau deklarasi (pengecualian). Misalnya, Singapura telah melakukan reservasi pada Pasal 2 Konvensi.

58

Malaysia juga ada melakukan beberapa pengecualian ketika meratifikasi Konvensi Internasional Mengenai Hak Anak (CRC). 19 Sebagian besar negara yang telah meratifikasi ICERD dalam masa yang sama juga melakukan reservasi atau deklarasi yang membatasi atau memperjelas penerapan pasal-pasal tertentu untuk situasi domestik masing- masing. Melakukan pengecualian seperti itu tidak bersifat menyimpang jauh dengan objek konvensi, karena hanya melibatkan klausul atau pasal tertentu.

2. Pusat Komunikasi Masyarakat (KOMAS) Dukungan KOMAS terhadap ICERD terlihat jelas dalam pernyataan persnya yang diterbitkan di situs resminya. KOMAS juga telah mengadakan Konferensi Nasional Non-Diskriminasi ke-8 yang mana bertujuan untuk menggesa pemerintah Malaysia supaya mempercepatkan proses meratifikasikan ICERD, untuk mempelajari praktik-praktik yang efektif dari negara-negara di rantau ini yang telah meratifikasikan ICERD, memahami kebimbangan mengenai proses meratifikasikan ICERD di Malaysia dan mengenal pasti jalan penyelesaian dan langkah-langkah yang dapat mempercepatkan proses meratifikasikan ICERD di Malaysia. Peserta konferensi tersebut termasuk wakil-wakil pemerintah, wakil rakyat, Direktur Pengacara Negara (AGC), SUHAKAM, organisasi masyarakat sipil serta para akademisi. Pusat KOMAS yakin dan percaya bahwa Malaysia sudah bersedia untuk menandatangani dan meratifikasi ICERD. Bagi KOMAS, ICERD dapat membantu menetapkan standar kelakuan minimal dari pihak pemerintah untuk mengatasi masalah perkauman, menganjurkan pendidikan memerangi segala jenis isu perkauman di Malaysia.20

19 Pernyataan Pers LFL, “Khairy is wrong that ratifying the convention against racial discrimination( ICERD) will affect special position of Malays” pada 16 Oktober 2018, diakses dari https://www.lawyersforliberty.org/lfl-khairy-is-wrong-that-ratifying-the-convention-against-racial- discrimination-icerd-will-affect-special-position-of-malays/, pada tanggal 10 Mei 2019 pukul 21.52 WIB. 20 Pernyataan Pers KOMAS, “Malaysia Yakin bahawa ICERD Sedia untuk Diratifikasi” pada 26 Oktober 2018, diakses dari https://komas.org/malaysia-yakin-bahawa-icerd-sedia-untuk- diratifikasi/, pada tanggal 10 Mei 2019 pukul 22.40 WIB.

59

3. Prof. Dr. Ong Puay Liu, Pembimbing Penyelidik Utama dari Institut Kajian Etnis (KITA), Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) Beliau dalam Konferensi Nasional Non-Diskriminasi ke-8 pada Oktober 2018 di Petaling Jaya telah mencadangkan agar Malaysia menyatakan pendiriannya untuk menghapuskan segala bentuk diskriminasi rasial dan mempromosikan persepahaman antara kaum dalam kalangan semua ras. Alasan beliau berpatokan kepada kebijakan Malaysia yang telah pun menyertai Perserikatan Bangsa-bangsa Bersatu (PBB) pada 1957 dan menandatangani Piagam PBB 1945 serta Proklamasian Hak Asasi Manusia Sejagat 1948. Tambahan pula, Malaysia telah mengesahkan pernyataan Persidangan Menentang Rasisme 2001.21

4. Perpaduan Anak Negeri Sabah (PAN Sabah) Perpaduan Anak Negeri Sabah (PAN Sabah) dalam pernyataannya di dalam sebuah akhbar lokal telah menyatakan dukungan kepada pemerintah dalam meratifikasi Konvensi Internasional Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD) selagi mana ia sejalan dengan perjanjian ketika Malaysia dibentuk. Esther Golingi selaku kepala NGO tersebut berkata: “Pengecualian kepada hak-hak masyarakat Pribumi harus dihormati seperti yang telah tercantum dalam Deklarasi PBB Mengenai Hak-hak Pribumi yang diterima secara internasional”. Beliau juga menolak dakwaan peratifikasian konvensi itu akan mengganggu gugat hak-hak pribumi di Sabah dan Sarawak karena dasar ICERD sendiri adalah untuk mempromosikan prinsip keadilan dan persamaan di bawah hukum tanpa mengira agama, rasa dan lainnya. Katanya lagi, ICERD juga mengecam sebarang agenda ketuanan kaum, yang bagi beliau sudah menghambat pertumbuhan negara. Beliau ada menyatakan bahwa di bumi

21 Pernyataan Pers KOMAS, “Malaysia Yakin bahawa ICERD Sedia untuk Diratifikasi” pada 26 Oktober 2018, diakses dari https://komas.org/malaysia-yakin-bahawa-icerd-sedia-untuk- diratifikasi/, pada tanggal 11 Mei 2019 pukul 21.54 WIB.

60

Malaysia, kaum itu termasuk agama yang disandarkan pada Perkara 160 Perlembagaan Persekutuan yang ada menyentuh soal definisi ‘Orang Melayu’ yang mana bunyinya adalah seperti berikut: “‘Orang Melayu’ artinya seseorang yang menganut agama Islam, kebiasaannya bertutur dalam bahasa Melayu, mengikuti adat Melayu dan...”22 Akibatnya, rakyat berketurunan Melayu yang meninggalkan agama Islam (murtad) tidak lagi dianggap Melayu berdasarkan konstitusi, dan hak istimewa pribumi yang diberikan kepada mereka bawah Perkara 153 Perlembagaan serta Dasar Ekonomi Baru, digugurkan. Begitu juga, katanya, seseorang rakyat Malaysia yang berketurunan bukan Melayu yang menganut agama Islam boleh menuntut hak istimewa pribumi dengan syarat dia memenuhi syarat-syarat lainnya. Golingi mendesak orang-orang Sabah menolaknya (ketuanan Melayu) karena itu daripada politik pusatan-Melayu di Tanah Melayu (Semenanjung). Bagi beliau, kepelbagaian kaum dan agama harus diraikan, dan itu adalah sebuah penanda bagi negara yang matang. Beliau juga mencadangkan agar agama tidak dinyatakan dalam kartu identitas diri sebagaimana yang dikatakan oleh pelapor khusus PPBM mengenai kebebasan beragama dan berkepercayaan, Ahmed Shaheed, iaitu memaksa orang memperlihatkan agama masing-masing yang mana dengan cara itu boleh membuka ruang kepada diskriminasi.23

5. Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) ABIM merupakan sebuah NGO Islam yang pernah dikepalai oleh Anwar Ibrahim pada tahun 1974–1982. Wakil Presiden ABIM, Mohd Khairul Anwar Ismail berkata, terdapat 3 tahap dalam ICERD yaitu penyertaan, penandatanganan dan peratifikasian. Beliau mewakili ABIM mencadangkan

22 Perlembagaan Persekutuan (Semua amendemen hingga Januari 2014), (Kuala Lumpur: MDC Publisher Sdn. Bhd., 2014), h.120. 23 CRITICAL, “Perpaduan Anak Negeri Sabah PAN Menyokong ICERD”, diakses dari https://jalinluin.com/2018/11/22/perpaduan-anak-negeri-sabah-pan-menyokong-icerd/, pada tanggal 11 Mei 2019 pukul 10.46 WIB.

61

agar pemerintah membuat kebijakan untuk menyertainya terlebih dahulu sebelum membuat pertimbangan untuk menandatangani kemudian meratifikasi. Itulah pendirian beliau dalam pertemuannya dengan Menteri di Direktorat Perdana Menteri Datuk Seri Mujahid Yusof Rawa sebelumnya, berhubung hasrat Malaysia untuk meratifikasi ICERD.24

6. Dato’ Seri Dr. Zulkifli Mohamad al-Bakri, Mufti Wilayah Persekutuan Pendirian Mufti Wilayah Persekutuan (Daerah Federasi) ini dinyatakan setelah meneliti hujah kedua belah pihak yang mendukung dan menolak ICERD dan menyimpulkan bahwa ICERD tidak cocok untuk dilaksanakan di Malaysia dengan memperkirakan beberapa hal berikut25: a. Meratifikasi ICERD secara sewenang-wenang akan dilihat sebagai tindakan mendahului kewenangan dan kedudukan Majelis Raja-raja karena apa pun hal yang menyentuh posisi khusus orang Melayu dan warga Sabah dan Sarawak adalah di bawah bidang kuasa atau kewenangan Raja-raja Melayu. b. Membuka ruang kepada mana-mana pihak untuk menantang keabsahan Perkara 153 Perlembagaan Persekutuan atas alasan ia bertentangan dengan ICERD pada masa akan datang. c. Membuka ruang kepada mana-mana pihak mengganggu kedudukan Islam dalam konstitusi yang memperuntukan posisi khusus terhadap agama Islam pada Perkara 3 (1) yaitu “Islam adalah agama bagi Federasi, tetapi agama-agama lain boleh dipraktikkan dengan aman dan damai di mana- mana bagian Federasi” dan Perkara 11 (4) yang memperuntukkan “Undang-undang Negeri dan mengenai Wilayah-Wilayah Persekutuan

24 Faiz Zainudin dan Khairil Ashraf, “ABIM Cadang Kerajaan Sertai ICERD Sebelum Tandatangan, Ratifikasi”, diakses dari https://www.freemalaysiatoday.com/category/bahasa/2018/11/14/abim-cadang-kerajaan-sertai- icerd-sebelum-tandatangan-ratifikasi/, pada tanggal 12 Mei 2019 pukul 11.42 WIB. 25 Pernyataan Pers Resmi Kantor Mufti Wilayah Persekutuan, “Pernyataan Resmi Mufti Wilayah Persekutuan Mengenai ICERD”, diakses dari http://muftiwp.gov.my/en/sumber/kenyataan-media-pmwp/2857-kenyataan-media-241118, 12 Mei 2019 pukul 21.18 WIB.

62

Kuala Lumpur dan Labuan, dan undang-undang federasi boleh mengawal atau menyekat pengembangan apa-apa doktrin atau kepercayaan agama di kalangan orang yang menganut agama Islam.”

Menurut Mufti Wilayah Persekutuan, pemerintah tidak perlu meratifikasi ICERD karena konstitusi Malaysia sendiri sudah menjamin hak setiap kaum dan juga agama. Ini sebagaimana yang tercatat dalam Perlembagaan Malaysia daripada Perkara 5 hingga Perkara 13. Ada pun hujah yang menyatakan bahwa Malaysia wajar meratifikasi ICERD karena negara-negara Islam lain turut meratifikasinya adalah tidak cocok untuk diterima karena sejarah, adat, dan uruf setempat yang berbeda. Apatah lagi mereka yang meratifikasinya tidak semestinya mematuhi segala perkara yang diperuntukkan di dalam konvensi tersebut seperti Israel. Namun begitu, pihak mufti menghormati kebijakan negara-negara Islam seperti Palestin dan Arab Saudi yang menandatangi konvensi tersebut karena mereka lebih mengetahui konteks maslahah dan mafsadah di negara masing-masing.

Pihak mufti juga menegaskan, sekalipun dikatakan bahwa ICERD itu ada kebaikannya, namun kemudaratannya dikhawatiri adalah lebih besar, seperti yang diambil daripada nas di bawah secara iqtibas:

ِ ِ ِِ َو إثُْمُهَما أَ ْكبَ ُر م ْن ن َْفعهَما )البقرة:912( Artinya: “...tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.”

Ia juga bertepatan dengan kaidah fikih: درء المفاسد مقدم على جلب المصالح

Artinya: “Mencegah kerusakan/keburukan lebih utama daripada menarik kebaikan”.26

26 Pernyataan Pers Resmi Kantor Mufti Wilayah Persekutuan, “Pernyataan Resmi Mufti Wilayah Persekutuan Mengenai ICERD”, diakses dari http://muftiwp.gov.my/en/sumber/kenyataan-media-pmwp/2857-kenyataan-media-241118, 12 Mei 2019 pukul 21.18 WIB.

63

Pihak mufti bukanlah bermaksud bahwa Islam itu tidak berkomitmen terhadap segala bentuk pengesahan konvensi internasional terutamanya terkait HAM, namun dalam konteks Malaysia, apa jua ratifikasi yang menyentuh isu bangsa dan agama seharusnya memerlukan komisi yang inklusif pada tingkat pusat serta mendapat perkenan daripada Yang di-Pertuan Agong dan Duli-Duli Yang Maha Mulia Raja-raja.

7. Tun Abdul Hamid Mohamad, Mantan Hakim Negara Berikut merupakan pandangan mantan hakim negara terhadap isu ICERD yang menjadi pedoman dan rujukan banyak pihak dalam menilai ICERD. Beliau menyatakan bahwa Artikel 1 Pasal 1 dalam konvensi tersebut yang berbunyi: “Dalam Konvensi ini, definisi ‘Diskriminasi Ras’ bermaksud apa- apa perbedaan, penyingkiran, pembatasan atau perbuatan pilih-kasih berdasarkan ras, warna kulit, keturunan atau kewarganegaraan atau berdasarkan etnis dengan tujuan atau mengakibatkan gangguan terhadap kesenangan/nikmat tinggi rendahnya persamaan hak asasi manusia”, secara ringkasnya bermaksud memberi keistimewaan kepada sesuatu kelompok berdasarkan kaum adalah diskriminasi. Katanya lagi, Artikel 1 Pasal 2 yang berbunyi: “Konvensyen ini tidak akan terpakai bagi perbedaan, pengecualian, sekatan atau keutamaan yang dibuat oleh negara peserta kepada Konvensyen di antara warganegara dan bukan warganegara.” pula bermaksud diskriminasi antara warganegara dan bukan warganegara diperbolehkan. Selanjutnya, Artikel 1 Pasal 3 yang bunyinya: “Langkah-langkah khusus yang diambil untuk tujuan tunggal untuk mencapai kemajuan yang mencukupi bagi setengah golongan kaum atau etnis atau individu yang memerlukan perlindungan sedemikian yang perlu untuk memastikan kelompok atau individu yang sama menikmati atau menjalankan hak asasi manusia dan kebebasan asas tidak akan dianggap diskriminasi kaum, dengan syarat, bahwa langkah sedemikian tidak, akibatnya, membawa kepada penyelenggaraan hak yang berasingan bagi kelompok kaum yang berlainan dan bahawa ia tidak akan diteruskan setelah tujuan ia diambil telah dicapai.” membawa maksud

64

diskriminasi seperti yang terkandung dalam Perkara 153 Perlembagaan Persekutuan diperbolehkan jika ia memenuhi syarat-syarat yang disebut dalam pasal ini. Tanpa menghujahkan alasan-alasan lain, Perkara 153 tidak akan terkecuali karena ia bukan bagi suatu tempoh yang terhad. Ia tidak menyebut bahwa ia tidak akan diteruskan setelah tujuan yang ia (langkah itu) diambil telah dicapai. 27 Selain itu, jika konvensi tersebut diratifikasi, pihak yang tidak ingin adanya Perkara 153 Perlembagaan Persekutuan akan menghujahkan bahwa tujuannya telah tercapai dan masa selama lebih daripada 60 tahun sudah cukup panjang dan ia tidak seharusnya dibiarkan berterusan. Beliau berani mengatakan, jika konvensi itu diratifikasi, dengan serta merta, akan ada pihak yang akan mengganggu gugat keabsahan Perkara 153 atas alasan ia bertentangan dengan konvensi tersebut. Beliau melanjutkan ke Artikel 2 Pasal 1 sebagaimana berikut: “Negara Peserta mengutuk penindasan kaum dan berusaha bagi mencapai satu polisi yang dapat menghapuskannya dalam apa juga bentuk.” yang ringkasnya membawa maksud pemerintah haruslah, antara lain, mengupayakan untuk menghapuskan diskriminasi kaum dengan segera termasuk mengamandemen, membatal dan memansuhkan peraturan perundang-undangan yang mengekalkan diskriminasi kaum. Dengan kata lain, Perkara 153 perlu dihapus dan segala dasar yang yang mengutamakan orang Melayu dan anak negeri Sabah dan Sarawak, haruslah dihentikan. Artikel 3 tidak disinggung beliau karena Malaysia tidak pernah mempraktikkan apartheid.28 Beliau kemudiannya membahas Artikel 5 yang isinya antara lain adalah ICERD menuntut negara-negara anggota menghapuskan diskriminasi dan

27 Tun Abdul Hamid, “Kesan Pengesahan ICERD”, (9 November 2018), diakses dari https://www.tunabdulhamid.my/index.php/speech-papers- lectures/item/download/1597_98f94a9855cfef7a9c90c151c7ab80c1, hlm. 1, pada tanggal 13 Mei 2019 pukul 00.10 WIB. 28 Tun Abdul Hamid, “Kesan Pengesahan ICERD”, (9 November 2018), diakses dari https://www.tunabdulhamid.my/index.php/speech-papers- lectures/item/download/1597_98f94a9855cfef7a9c90c151c7ab80c1, hlm. 2, pada tanggal 13 Mei 2019 pukul 12.37 WIB.

65

menjamin hak kepada semua orang untuk mengambil bagian dalam politik seperti bertanding dalam pemilu; hak untuk kebebasan bergerak dan tinggal dalam perbatasan negara; hak untuk bebas keluar negara dan pulang kembali; hak untuk kebebasan memiliki harta secara perorangan atau bersama-sama orang lain; hak untuk mewarisi harta; hak untuk kebebasan berhimpun dan berpersatuan dan lain-lain yang semuanya sudah pun diperuntukkan dalam Perlembagaan Persekutuan. Berikut adalah antara materi yang tidak sejalan dengan Perlembagaan Persekutuan, pertama, definisi ‘diskriminasi kaum’ yang tercantum dalam dokumen ICERD jelas bercanggah dengan Perkara 8 (4) (f) yang membataskan Regimen Askar Melayu kepada orang Melayu, Perkara 89 mengenai Tanah Simpanan (Reservasi) Melayu, dan Perkara 153 mengenai reservasi kuota berkenaan dengan jabatan dalam pelayanan publik, beasiswa, dana siswa dan keistimewaan pendidikan atau latihan yang seumpamanya atau kemudahan khusus lain yang diberikan atau diadakan oleh Pemerintah Pusat, lisensi dan sebagainya, bagi orang Melayu dan anak negeri Sabah dan Sarawak. Justru, jika Malaysia meratifikas konvesi tersebut, maka semua Perkara- perkara dalam Perlembagaan Persekutuan yang disebutkan diatas hendaklah dihapus atau diamandemen agar sejalan dengan materi ICERD. Ini termasuk Perbadanan Nasional Berhad yang mengeluarkan Amanah Saham Pribumi, Amanah Saham Nasional dan lain khusus untuk Pribumi akan ditutup atau semua produknya dibuka kepada orang bukan Melayu dan bukan anak negeri Sabah dan Sarawak. Universiti Teknologi MARA (UiTM), Maktab Rendah Sains MARA (MRSM), Maktab Kemahiran MARA dan yang seumpamanya akan ditutup atau dibuka kepada semua. Tanah reservasi Melayu akan dihapus dan Rejimen Askar Melayu akan dibubar.29

29 Tun Abdul Hamid, “Kesan Pengesahan ICERD”, (9 November 2018), diakses dari https://www.tunabdulhamid.my/index.php/speech-papers- lectures/item/download/1597_98f94a9855cfef7a9c90c151c7ab80c1, hlm. 3-4, pada tanggal 14 Mei 2019 pukul 21.37 WIB.

66

Menurutnya lagi, berdasarkan Perkara 153 Pasal 8A, Yang di-Pertuan Agong memiliki kewenangan untuk memberi apa-apa perintah yang perlu kepada pihak berwenang berkenaan untuk memastikan kadar reservasi yang difikirkan munasabah oleh baginda mengenai tempat-tempat di universitas atau institusi pendidikan untuk orang Melayu dan anak negeri Sabah dan Sarawak. Pihak berwenang berkenaan hendaklah mematuhi arahan itu dengan sewajarnya. Mengenai peratifikasian konvensi tersebut dengan membuat beberapa pengecualian selagi mana ia tidak bertentangan dengan konstitusi negara, beliau menyatakan bahwa itu tidak menjadi masalah. Namun beliau mempersoalkan, bolehkah Pengacara Negara, Tommy Thomas dan Waytha Moorthy memberi jaminan ia boleh dilakukan karena menurutnya, pengecualian (reservation) seperti itu akan dibantah oleh negara-negara lain yang telah meratifikasinya atas alasan ia bertentangan dengan tujuan dasar konvensi tersebut, yaitu untuk menghapuskan diskriminasi kaum. Dalam pernyataan tersebut, beliau juga mengajukan pertanyaan kepada Waytha Moorthy dan semua pihak yang memperjuangkan peratifikasian ICERD, adakah mereka mampu bersepakat dengan pengecualian semacam itu dan jika Perkara 153 serta semua diskriminasi yang disebut itu boleh dikekalkan, untuk apa konvesi itu hendak diratifikasi sedangkan itulah tujuan utamanya? Beliau berpendapat bahwa tujuan utama konvensi itu ingin diratifikasi adalah karena pihak tertentu mahukan keistimewaan yang diberikan kepada orang Melayu dan anak negeri Sabah dan Sarawak itu dihapuskan. Tambahnya lagi, mereka tidak berkata dengan telus bahwa itu adalah tujuan mereka demi menghindari bantahan langsung dari publik.30 Sebenarnya masih banyak alasan-alasan lain yang mendukung pernyataan beliau diatas yang penulis tidak cantumkan dikhawatirkan pernyataan tersebut

30 Tun Abdul Hamid, “Kesan Pengesahan ICERD”, (9 November 2018), diakses dari https://www.tunabdulhamid.my/index.php/speech-papers- lectures/item/download/1597_98f94a9855cfef7a9c90c151c7ab80c1, hlm. 3-4, pada tanggal 14 Mei 2019 pukul 22.27 WIB.

67

bersifat persepsi dan sebagainya, namun jika pembaca ingin membacanya secara keseluruhan, maka dipersilahkan menelusuri situs yang sudah saya cantumkan dibawah. Fakta-fakta yang telah dinyatakan oleh Tun Abdul Hamid Mohamad di atas juga telah diperkuatkan oleh dosen dari Universiti Pendidikan Sultan Idris, Dr. Zulkeflee Yaacob dalam artikelnya yang berjudul “Malaysia Undang Musibah Jika Tandatangan ICERD” yang dimuatkan ke dalam akhbar lokal Berita Harian, tanggal 16 November 2018 di halaman 70.

8. Khairy Jamaluddin, Anggota Parlemen Rembau (BN) Respon daripada Khairy Jamaluddin ini dicatat lewat sebuah wawancara yang telah dilakukan oleh sekelompok jurnalis muda Malaysia yang dinamakan sebagai R.AGE. Video yang dimuat naik oleh R.AGE di Youtube itu membicarakan tentang pendapat Khairy Jamaluddin terkait kedudukan Barisan Nasional setelah kalah dalam pemilu ke-14, ICERD, dan mantan Perdana Menteri Malaysia yang ke-6 yaitu Dato’ Seri Najib Razak. Jadi, penulis hanya mencantum bagian pendapat beliau tentang ICERD sesuai dengan subjudul yang dibahas ini. Menurut beliau, ICERD boleh diratifikasi (dilaksanakan), namun ia harus melewati banyak sesi dialog bersama publik dan pemerintah harus meneliti bagaimana pengecualian (reservasi) itu berfungsi serta bagaimana tinjauan kembali (review) itu dilakukan. Katanya, beliau juga telah mengingatkan kepada pemerintah di dewan parlemen agar tidak melanjutkan agenda tersebut atas alasan-alasan tadi yang kemudiannya disela oleh Menteri Luar Negeri. 31 Beliau berkata, “Masyarakat publik diinformasikan mengenai ICERD tanpa lewat sesi dialog secara langsung (turun padang) oleh pemerintah yang sebelumnya berkata mau melaksanakan itu sebelum meratifikasi konvensi tersebut. ICERD (sebetulnya merupakan hal yang baik, namun jika disalahguna) akan dipandang dengan perspektif yang buruk yaitu sebagai sesuatu yang tidak boleh diterima oleh kebanyakan masyarakat Melayu dan Muslim khususnya di Malaysia.”

31 R.AGE, “EXCLUSIVE: Khairy Jamaluddin gets real about BN, ICERD, and Najib | CLOSE UP” Youtube. Youtube, 23 Maret 2019, diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=RjNwmMoZqMs&t=4s, pada tanggal 14 Mei 2019 pukul 23.30 WIB.

68

C. Respon PAS Terhadap ICERD Dalam merespon kebijakan pemerintah mengenai rencana untuk meratifikasi Konvensi Internasional Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD), Partai Islam Se-Malaysia (PAS) telah merespon lewat berbagai medium yang antara lain adalah lewat situs resmi PAS, akun Facebook resmi milik Presiden PAS (Dato' Seri Tuan Guru Haji Abdul Hadi Awang), dan berbagai artikel dari tim penulis Direktorat Penerangan PAS Pusat termasuk lewat wawancara-wawancara yang telah dilakukan oleh berbagai pihak media. Menurut Izyan Hazwani Ahmad dalam artikelnya yang termuat di dalam sebuah buku terbitan Direktorat Penerangan PAS Pusat, “Pemerintahan Pakatan Harapan: Analisis Terhadap Tatacara Pentadbiran dan Kesan Kepada Masa Depan Islam”, sebab utama mengapa ICERD tidak cocok diratifikasi oleh Malaysia adalah karena banyak peruntukan atau materi ICERD bertentangan dengan Perlembagaan Persekutuan. Pertama, ICERD lewat Pasal (1) menolak apa jua bentuk diskriminasi ras. Pada waktu yang sama, konstitusi Malaysia lewat Perkara 153 mengizinkan tindak ‘diskriminasi’ yang mana maksudnya, negara adalah diharuskan untuk melindungi kedudukan khusus orang Melayu dan anak negeri mana-mana antara Sabah dan Sarawak dan kepentingan yang legal kaum- kaum lain berdasarkan peruntukan perkara itu.32 Ia juga secara rinci menjelaskan bagaimana pemerintah pusat harus mempertahankan kepentingan orang Melayu dan Pribumi dengan menetapkan jatah untuk menjadi pegawai negeri sipil, beasiswa dan pendidikan publik, serta pemberian izin dan lisensi perusahaan. Mengapakah Malaysia memiliki Peruntukan 153 tersebut? Menurut Khoo Khay Kim, Dosen Universiti Malaya, kedudukan orang Melayu sudah ditetapkan pada masa dahulu yaitu saat zaman kolonial Inggris.Saat Inggris tiba di Tanah Melayu, mereka dapati terdapat

32 Izyan Hazwani Ahmad, “Kenapa ICERD Tidak Sesuai Diratifikasi Oleh Kerajaan Malaysia” dalam Jabatan Penerangan PAS Pusat, Pemerintahan Pakatan Harapan: Analisis Terhadap Tatacara Pentadbiran dan Kesan Kepada Masa Depan Islam. (Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan PAS, 2018), h. 110.

69

beberapa daerah di Semenanjung sudah mempunyai kerajaan (pemerintahan beraja) dan mereka mengakui kerajaan tersebut. Pemerintahan beraja dan mayoritas rakyat pada waktu itu terdiri dari bangsa Melayu. Maka dari itu, apabila Inggris mulai merencana penubuhan Perserikatan Tanah Melayu sebagai sebuah negara bangsa, dan ingin menyusun konstitusi negara, apa yang sudah ada (yaitu Kerajaan Tanah Melayu dan rakyat Melayu) langsung dimasukkan ke dalam konstitusi. Justru, kata Khoo lagi, rakyat khususnya kaum-kaum lain harus sama-sama menghormati hak dan keistimewaan orang Melayu yang tercantum dalam konstitusi karena pada saat ia disusun sebelumnya, kaum lain sendiri sudah bersepakat dengan perkara-perkara yang dicantumkan dalam konstitusi tersebut. Menurut Muhammad Fathi Yusoff, ratifikasi ICERD bakal melibatkan struktur dasar Malaysia sebagai sebuah negara yang menerapkan konsep Raja Berperlembagaan (berkonstitusi). Walaupun kewenangan Raja-raja Melayu terbatas, mana-mana pihak tidak bisa mengabaikan peran dan kedudukan mereka dalam isu ini. Ini karena hak istimewa orang Melayu dan Pribumi termasuk dalam kewenangan Raja-raja Melayu tersebut. Maka, langkah meratifikasi ICERD, jika benar-benar terjadi, adalah suatu langkah yang bertentangan dengan konstitusi dan bersikap biadap terhadap Raja-raja Melayu.33 Kedua, Pasal 5 (d) (iv) ICERD menegaskan bahwa setiap individu adalah memiliki hak untuk menikah dengan siapa pun yang mereka ingini. Pasal ini adalah sangat luas artiannya dan membuka ruang kepada banyak penginterpretasian. Ini juga bisa membawa maksud siapa pun bisa menikah dengan pasangan yang beda agama termasuk dengan pasangan yang sama gendernya. Sedangkan Islam yang sudah diakui sebagai agama Persekutuan lewat Perkara 3 Perlembagaan Persekutuan melarang pekawinan sesama gender dan menetapkan syarat untuk individu Muslim berkawin hanya dengan individu Muslim saja.

33 Izyan Hazwani Ahmad, “Kenapa ICERD Tidak Sesuai Diratifikasi Oleh Kerajaan Malaysia” dalam Jabatan Penerangan PAS Pusat, Pemerintahan Pakatan Harapan: Analisis Terhadap Tatacara Pentadbiran dan Kesan Kepada Masa Depan Islam. (Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan PAS, 2018), h. 112.

70

Justru, seandainya Pasal 5 (d) (iv) ICERD ini diberlakukan di Malaysia, maka ia bakal menambahkan lagi pertentangan antara hukum sipil dan Syariah sama ada di tingkat legislatif, eksekutif dan judikatif untuk diselesaikan. Ketiga, Pasal 5 (d) (vii) ICERD juga menuntut setiap individu diberi kebebasan beragama. Sedangkan Perkara 11 (4) dan 11 (5) Perlembagaan Persekutuan dan hukum Islam di Malaysia melarang tindak murtad individu Muslim. Meskipun Perkara 11 Perlembagaan Persekutuan menjamin kebebasan beragama tetapi ianya haruslah dibaca bersama Perkara 11 (4) yang bermaksud apa-apa penyebaran agama lain kepada individu Muslim di Malaysia adalah dilarang. Begitu juga, ia juga seharusnya dibaca bersama Perkara 11 (5) yang membatasi kebebasan beragama seandainya ia bertentangan dengan mana-mana hukum publik, kesehatan publik, atau prinsip moralitas. Dari pertentangan antara dua materi daripada dua aturan tersebut, maka di sini akan timbul pertanyaan bagaimanakah hal ini bisa sejalan sedangkan masing-masingnya saling bertentangan. Selanjutnya mengenai peratifikasian dengan dibuat reservasi (keberatan), PAS dengan jelas tetap tidak bersepakat atas kebijakan itu. Ini karena reservasi pasal tertentu di dalam ICERD yang ICERD sendiri tidak mengizinkannya adalah sesuatu yang tidak rasional dan merupakan tindakan yang membuang-buang waktu. Bunyi Pasal 20 (2) ICERD adalah seperti berikut: “Suatu keberatan yang tidak sesuai dengan tujuan dan maksud Konvensi tidak dilayani, demikian pula keberatan yang mengakibatkan terganggunya kerja badan-badan yang dibentuk oleh Konvensi ini. Suatu keberatan dianggap tidak sesuai atau mengganggu apabila sekurangnya duapertiga dari Negara-Negara Pihak Konvensi ini menolak keberatan itu”. Sebagaimana jelas diketahui bahwa tujuan konvensi ini yang paling dasar adalah untuk meniadakan diskriminasi ras itu sendiri. Oleh yang demikian, jika peratifikasian tersebut dilakukan dengan mengecualikan Perkara 153 yang memang jelas tujuannya untuk memberi keistimewaan kepada orang Melayu dan Pribumi, jelas sekali pengecualian itu tidak akan diizinkan. Selain Perkara 153 yang secara jelas mengatur hak istimewa orang Melayu dan Pribumi, ada beberapa

71

perkara lain lain yang termasuk, antara lainnya adalah Perkara 8 (5), Perkara 89 tentang tanah simpanan Melayu, Perkara 90 tentang peruntukan khusus yang berhubungan dengan tanah adat di Negeri Sembilan dan Melaka, dan tanah pegangan Melayu di Terengganu serta Jadwal Ke-13 tentang perbatasan kawasan pemilihan umum.34 Ini berarti bahwa, jika Malaysia ingin meratifikasi ICERD, maka peratifikasiannya perlu dibuat dengan banyak keberatan dan itu pasti tidak akan disepakati oleh negara anggota lainnya.35 Kemudian, Pasal 20 (2) juga ada menyebut bahwa sesuatu keberatan (reservasi) juga haruslah dianggap tidak sejalan dan terhalang sekiranya minimal 2/3 daripada negara-negara anggota kepada konvensi ini membantah atau menolaknya. PAS dengan yakin dan percaya, seandainya Malaysia meratifikasi ICERD dengan membuat beberapa reservasi pada pasal-pasal diatas, Malaysia pasti akan menerima bantahan dan penolakan daripada negara-negara anggota. Alasannya dapat dilihat kepada Arab Saudi. Menurut pengacara Yusfarizal Yusoff, keberatan yang dibuat Arab Saudi dibantah keras oleh beberapa negara seperti Austria, Finlandia, Jerman, Norwegia, Spanyol dan Swedia. Kata mereka keberatan yang dibuat oleh Arab Saudi melanggar tujuan asal ICERD.36 Yaman juga sebelumnya pernah membuat reservasi yang penuh kontroversi yaitu dengan mengecualikan negaranya daripada aplikasi Pasal 5(c) tentang hak ikut serta dalam politik dan pemilu yang harus dijamin, Pasal 5(d)(iv) tentang hak untuk kawin dan memilih pasangan, Pasal 5(d)(vi) mengenai hak mewarisi harta, Pasal 5(d)(vii) tentang kebebasan berpikir, kesedaran dan agama, yang masing- masingnya harus dijamin tanpa diskriminasi atas dasar kaum dan warna kulit. Lalu, pengecualian tersebut menerima bantahan daripada 14 buah negara anggota

34 Nazri Muslim dkk, Analisis Peruntukan Orang Melayu Dalam Perlembagaan Persekutuan Malaysia Dalam Konteks Hubungan Etnik (Jurnal Melayu Jilid 11, Universiti Kebangsaan Malaysia, Disember 2013), diakses dari situs http://ejournal.ukm.my/jmelayu/article/view/5093 pada tanggal 22 Juni 2019 jam 02.02 WIB. 35 Zahirul Nukman Narakna, Anggota PAS Cabang Seremban, Interview Pribadi, Daring: Jakarta-Malaysia, 10 Juli 2019. 36 Izyan Hazwani Ahmad, “Kenapa ICERD Tidak Sesuai Diratifikasi Oleh Kerajaan Malaysia” dalam Jabatan Penerangan PAS Pusat, Pemerintahan Pakatan Harapan: Analisis Terhadap Tatacara Pentadbiran dan Kesan Kepada Masa Depan Islam. (Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan PAS, 2018), h. 116-117.

72

termasuk Australia, Belgia, Kanada, Selandia Baru, Norwegia dan lain-lain. Maka, pengecualian tersebut tidak berguna dan tidak diakui. Menurut Saudara Ahmad Khalid Walidy, lewat suatu interviu secara langsung dengan beliau, beliau berpendapat bahwa dalam kaidah fikih, ada satu kaidah yang menyatakan, untuk menghalang sesuatu yang besar boleh terjadi, maka diri awal bibit-bibitnya sudah dihapuskan atau tidak dibiarkan hidup. Menurut beliau, di Malaysia jelasnya tidak terjadi hal diskriminasi yang sebagaimana yang dicanangkan oleh setengah pihak jadi tiada keperluan untuk Malaysia meratifikasi ICERD.37 Selain itu, PAS juga berpendapat bahwa, jika Malaysia coba untuk meratifikasi ICERD dengan niat untuk tidak menyerapkannya ke dalam hukum domestik negara berikutan isu pertentangan dengan konstitusi negara, menurut prinsip hukum internasional, Malaysia bakal mengkhianati doktrin “Pacta Sunt Servanda”. Prinsip tersebut mengharuskan negara-negara anggota untuk menepati janji kepada apa jua perjanjian yang telah diratifikasi dan tidak bisa menjadikan peruntukan hukum domestik masing-masing sebagai satu justifikasi untuk tidak melaksanakan tuntutan-tuntutan di dalam perjanjian. Hal tersebut jelas disebutkan di dalam Pasal 26 Konvensi Wina mengenai Hukum Perjanjian 1969. Selaku Presiden PAS, Tuan Guru Haji Abdul Hadi Awang juga telah mencurahkan buah pikiran beliau dalam satu kiriman resmi lewat akun Facebooknya mengenai isu ini yang bertanggal pada 3 Disember 2018. Bagi siapa yang sebelumnya sudah lama mengikuti apa pun kiriman dari beliau tentang isu- isu hangat, maka di situ dapat dilihat bagaimana beliau menjawab sesuatu isu dengan penuh ilmiah dan fakta yang aktual. Menurut beliau, kata ‘diskriminasi’ jika didefinisikan menurut etimologinya, merujuk kepada layanan yang tidak adil terhadap pihak tertentu. Pengertian tersebut diambil pakai oleh ICERD yang konsepnya tanpa sempadan agama dan bangsa. Manakala Islam pula menetapkan definisi adil itu dengan meletakkan sesuatu pada tempatnya, mengikut konsepnya yang berlandaskan

37 Ahmad Khalid Walidy Mohd Saleh, Anggota PAS Cabang Pulau Melaka, Interview Pribadi, Malaysia, 17 Juni 2019.

73

fitrah yang mana adanya perkara berbeda yang harus diperhitungkan. Seharusnya kayu ukur diskriminasi haruslah berdasarkan konsep adil secara Islam yaitu tetap memperhitungkan perkara yang ada perbezaan dalam kejadian manusia. Tanpa menafikan adanya perbedaan antara Islam dengan agama dan fahaman lain yang harus dihormati, namun umat Islam wajib mempertahankan agamanya tanpa menganggu hak kebebasan beragama yang lain.38 Menurut beliau, semua orang harus menyadari bahawa definisi diskriminasi mengikut semua agama, tidak sama dengan kehendak ICERD yang tidak berkonsepkan apa-apa agama itu, lalu menjadikannya bertentangan dengan semua agama. Ini termasuk hak Pribumi dan hadiah kerakyatan yang diberikan kepada kaum lain yang dipaksa oleh penjajah sebelumnya, dan seharusnya mereka berterima kasih kepada kaum Pribumi karena bertimbang rasa terhadap kaum lain yang dipaksa oleh penjajah itu. Bahkan diskriminasi yang diberlakukan di Malaysia itu bisa dikatakan merupakan satu bentuk diskriminasi yang baik jika ditinjau dari sudut pandang sejarah pembentukan Malaysia itu sendiri. Orang luar pasti memandang bahwa diskriminasi tersebut adalah buruk tapi bagi rakyat Malaysia yang pribumi ia adalah wajar.39 Frasa ‘menentang diskriminasi’ tersebut, dilihat pada lahirnya menjadi sebagian dari konsep Islam dan juga agama yang lain, tetapi mempunyai huraian dan objektif yang berbeda. Beliau mendatangkan contoh agama Hindu yang berkonsepkan kasta dalam kalangan penganutnya tetap menegakkan keadilan mengikut konsepnya sendiri. Demikian juga agama Kristen yang memberi hak mengampunkan dosa kepada pendetanya, sehingga boleh mengamendemen hukum agama yang telah ditetapkan oleh kitab sucinya. Begitu juga agama-agama lain yang mentafsirkannya mengikut kepercayaan masing-masing. Adapun Islam yang berkonsepkan fitrah, menegaskan hal yang sama dalam kehidupan manusia ditinjau prinsip yang umum serta ada juga yang berbeda.

38 Diakses dari akun resmi Presiden PAS, Abdul Hadi Awang lewat https://www.facebook.com/search/top/?q=icerd%3A%20lembu%20tidak%20disembelih&epa=SE ARCH_BOX tanggal 23 Juli 2019 pukul 13.11 WIB. 39 Zahirul Nukman Narakna, Anggota PAS Cabang Seremban, Interview Pribadi, Daring: Jakarta-Malaysia, 10 Juli 2019.

74

Contohnya soal makan minum dan berpakaian adalah konsep keperluan kehidupan yang sama, tidak boleh dibendung dan dihalang. Adapun perbedaan adanya halal dan haram, juga budaya, adat dan keadaan yang berbeda menjadikannya berlainan di antara satu sama lain yang harus diberi hak yang dihormati semua. Maka konsep ICERD bagi beliau memaksa sejagat supaya disamakan walaupun adanya perbedaan tersebut adalah perkara mustahil untuk dilaksanakan. Beliau menegaskan bahwa masyarakat internasional tidak mungkin dapat memaksa seluruh dunia supaya adanya persamaan dalam perkara yang berbeda mengikut fitrah masing-masing dari sudut negara, kaum, bangsa dan agama. Maka masing- masing tetap mempertahankan dasar dan konsepnya mengikut agama, ideologi dan kepentingan bangsanya masing-masing. Lanjutnya lagi, dalam bermasyarakat madani, sehingga ke peringkat antarabangsa yang mengharuskan adanya hubungan di antara negara dan bangsa, tetap wajib mempertahankan dasar dan jati diri masing-masing serta kedaulatan negara masing-masing yang tidak seharusnya tunduk kepada kemauan pihak lain. Khususnya wajib berhati-hati dalam perkara yang nama zahirnya sangat menarik seperti di atas namakan adil, membela hak, menentang diskriminasi, tetapi beracun yang boleh melumpuhkan dan memusnahkan jati diri sesebuah bangsa secara halus. Beliau mencontohkan ICERD sebagai produk ‘daging sapi’, dan berpesan kepada seluruh rakyat Malaysia supaya tidak menganggap semuanya halal. Walaupun produknya daging sapi, namun umat Islam tidak boleh dipaksa oleh penganut agama lain yang menghalalkannya tanpa disembelih untuk memakannya dan juga tidak boleh memaksa penganut agama yang percaya bahawa sapi adalah binatang kudus untuk memakannya. Simpul beliau, ICERD, umpama daging sapi yang tidak disembelih yang diimpor, maka pihak Jabatan Kemajuan Islam Malaysia, (JAKIM) seharusnya berhati-hati memberikan logo halal, dan tidak sewenang-wenang semata-mata atas nama sapi itu saja dengan mudah diberikan logo halal.40

40 Abdul Hadi Awang, Minda Presiden PAS: ICERD Lembu Tidak Disembelih, 3 Disember 2018, diakses dari situs

75

Umat Melayu sejak dari awal dulu sudah lama bersikap toleransi dan belas kasihan terhadap kaum lain khususnya kaum Cina dan India yang dahulunya dibawa masuk ke Tanah Melayu oleh Inggris. Tanpa memiliki apa-apa perasaan maupun persepsi negatif terhadap kaum-kaum tersebut, kaum Melayu dengan baik menerima kedatangan mereka dan dengan mudah menganggap mereka itu sebagian dari kaum Melayu.41 Beliau di akhir kiriman tersebut berpesan kepada umat Islam secara khususnya bahwa menjadi fardu ain mempertahankan agama Islam secara beradab Adapun pihak yang lain, wajib menyadari bahwa kesabaran umat Islam ada batasnya. Kesimpulannya, bagi PAS, pendirian terbaik bagi Malaysia dalam isu ICERD ini adalah tidak meratifikasinya sama sekali. Jika timbul persoalan bagaimana Malaysia ingin menangani isu diskriminasi ras di Malaysia, maka Perkara 8 Perlembagaan Persekutuan adalah jawabannya yang mana berperan menjamin hak persamaan dari aspek agama, bangsa, keturunan dan tempat lahir sudah cukup kuat melindungi rakyat Malaysia dan Malaysia tidak perlu bergantung kepada hukum internasional dalam soal dalamannya.42 Presiden PAS juga telah berkata, tiada keperluan bagi ICERD diwujudkan di Malaysia karena konstitusi negara sudah menjamin kebebasan beragama dan hak untuk semua kaum disamping mengancam kepada pemerintah untuk mengerahkan jutaan rakyat untuk turun ke jalanan jika pemerintah meratifikasi ICERD di Malaysia.43 PAS juga menyeru seluruh rakyat Malaysia agar meyakini acuan negara tersendiri dalam menangani isu diskriminasi. Meskipun tidak meratifikasi ICERD, sudah lebih 60 tahun negara Malaysia merdeka dan masyarakat seluruhnya tau

https://www.facebook.com/abdulhadiawang/photos/a.146944298724030/1950207405064368/?typ e=3&eid=ARAPDr_iiFrijkKTpf8AHTPKbay7F_mnBP8JCe7QGlBpPGEduwkvCLuAc9LAxUQ8 AtNlDNQtDcXkubX7&ifg=1 pada tanggal 22 Juni 2019 jam 11.13 WIB. 41 Muhammad Amirul Amri Mohd Jaaffar, Anggota PAS Kawasan Damansara, Interview Pribadi, Daring: Jakarta-Arab Saudi, 26 Juni 2019. 42 Izyan Hazwani Ahmad, “Kenapa ICERD Tidak Sesuai Diratifikasi Oleh Kerajaan Malaysia” dalam Jabatan Penerangan PAS Pusat, Pemerintahan Pakatan Harapan: Analisis Terhadap Tatacara Pentadbiran dan Kesan Kepada Masa Depan Islam. (Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan PAS, 2018), h. 119. 43 “PAS anggap tiada keperluan ICERD diwujudkan”, Harian Metro, 16 November 2018, hlm. 34.

76

bahwa diskriminasi ras tidak terjadi di Malaysia. Bahkan jika dilihat secara riilnya, kaum Cina khususnya lebih maju dalam bidang ekonomi, pendidikan kaum lain juga adalah lebih baik ketimbang kaum Melayu.44 Nyatanya juga, kaum-kaum lain di Malaysia tidak pernah menyuarakan bahwa mereka didiskriminasi melainkan segelintir pelampau seperti Kelompok HINDRAF yang mendakwa mereka didiskriminasi dengan begitu parah di Malaysia. Hakikatnya, sudah terang lagi bersuluh bahwa ICERD bukan untuk Malaysia dan itulah alasan kenapa ICERD tidak sesuai diratifikasi oleh Malaysia.

D. Upaya PAS Dalam Menghentikan Rencana Pemerintah Dalam Meratifikasi ICERD Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya alasan-alasan penolakan Partai Islam Se-Malaysia (PAS) terhadap ICERD. Selanjutnya, dalam bagian ini penulis akan menguraikan segala upaya PAS dalam menghentikan rencana pemerintah Malaysia dalam meratifikasi ICERD. PAS sebagai sebuah partai oposisi menggerakkan seluruh wahananya dalam memastikan agenda peratifikasian ini tidak terealisasi termasuk kewenangan dari tingkat tertinggi yaitu suara di parlemen sehingga lah serendah-rendah tingkat oleh rakyat biasa yang mendukung PAS. Sejak awal isu ICERD ini mula diutarakan oleh pemerintah, terutama oleh YB Senator P. Waytha Moorthy di parlemen, maka sejak itu juga lah PAS langsung bertindak merespon tindakan tersebut. PAS lewat wakil-wakil rakyatnya yang ada di parlemen langsung mengkritik dan mempersoalkan kepentingan ICERD di Malaysia. Pada awalnya kelihatan pihak pemerintah tidak begitu peduli dengan respon-respon yang diterima oleh pihak oposisi termasuk PAS dan UMNO/Barisan Nasional. Namun, setelah hari demi hari, sidang demi sidang, akhirnya pihak pemerintah mulai khawatir dengan ancaman yang diterima dari pihak oposisi dan respon-respon publik terutama dari rakyat bangsa Melayu dan Pribumi. Banyak kritik-kritik dan suara-suara yang dilontarkan oleh publik lewat

44 Ahmad Khalid Walidy Mohd Saleh, Anggota PAS Cabang Pulau Melaka, Interview Pribadi, Malaysia, 17 Juni 2019.

77

media sosial mengenai ICERD dan tidak kurang juga pihak-pihak yang mendukungnya. Anggota parlemen PAS dengan lantang mengkritik dan mempersoalkan mengenai ICERD di parlemen antara lainnya adalah YB Marang (Tuan Guru Haji Abdul Hadi Awang), Presiden PAS sendiri, YB Pasir Puteh (Dr. Nik Muhammad Zawawi Bin Haji Salleh), YB Bachok (Tuan Nik Mohamad Abduh Bin Nik Abdul Aziz), YB (Puan Hajah Siti Zailah Binti Mohd Yusoff), YB Pasir Mas (Tuan Ahmad Fadhli Bin Shaari). Semua wakil-wakil rakyat dari partai PAS diatas masing-masing mengkritik, membantah dan mempersoalkan kewajaran ICERD diratifikasi di Malaysia setiap kali diberi kesempatan untuk berucap. Bagi penggerak-penggerak PAS yang berada di luar dewan parlemen, mereka masing-masing mempunyai tugas dalam memastikan agenda pemerintah tersebut tidak terlaksana. Ini dapat dilihat dengan adanya himpunan-himpunan kecil yang dikepalai oleh PAS kawasan dan cawangan. Misalnya PAS Kota Bharu, Terengganu, Pahang, Pulau Pinang, Perlis, dan lain-lain lagi, masing-masing mengadakan himpunan kecil yang mana bertujuan untuk memberi penjelasan dan pencerahan mengenai ICERD yang ingin diratifikasi oleh pemerintah. Rata-rata himpunan semacam itu diadakan setelah solat Jumaat berdekatan masjid-masjid utama di negeri masing-masing. Kesemua himpunan tersebut mendapat perhatian publik dan banyak rakyat yang hadir untuk mendengar pencerahan tersebut. Selain itu, PAS juga menganekakan metode dalam menyampaikan dakwah mengenai ICERD samada lewat media sosial maupun secara langsung45. Contohnya yang dilakukan oleh PAS DUN Seberang Takir di Pasar Malam Kampung Baru dalam menyebarkan risalah tentang ICERD dan mengapa ia perlu ditolak.46 Para ulama dan pendakwah PAS juga ikut membantu upaya ini dengan menyampaikan dan memberi pencerahan kepada masyarakat di Malaysia

45 Zahirul Nukman Narakna, Anggota PAS Cabang Seremban, Interview Pribadi, Daring: Jakarta-Malaysia, 10 Juli 2019. 46 Video yang dimuat naik secara langsung oleh akun Pemuda PAS Seberang Takir yang bertanggal 14 November 2018. Diakses dari situs https://www.facebook.com/411830869198414/videos/194387221445922/ pada tanggal 23 Juni 2019 pukul 23.23 WIB.

78

khususnya umat Islam di dalam setiap ceramah dan kuliah-kuliah agama yang mereka kelolai. 47 Penulis ada meneliti ucapan YB Marang di dalam parlemen yang mana bunyinya adalah seperti berikut: “Peruntukan di dalam Perlembagaan Persekutuan telah mencukupi untuk melihat keadilan dan hak asasi manusia bagi semua kaum. Situasi yang dilihat tiada pencapaian yang sewajarnya kepada rakyat Pribumi dalam bidang ekonomi dan pendidikan walaupun mereka merupakan mayoritas tetapi masih ketinggalan. Begitu juga hak Islam yang masih banyak belum dipenuhi walaupun sudah tercantum di dalam konstitusi namun hendak dihapuskan kononnya hak asasi yang adil dan persamaan. Ketahuilah bahwa yang adil itu bermaksud meletakkan sesuatu pada tempatnya yang sewajar bukan persamaan yang sewajarnya mengikut keupayaan karena keupayaan yang berbeda pada tiap-tiap orang haruslah diperhitungkan. Ketahuilah bahwa perjuangan menentang penjajah pada waktu dahulu dimulai oleh umat Islam, Pribumi, Raja-raja, para ulama, pemimpin dan rakyat sejak kedatangan Portugis pada 1511 sehingga 31 Agustus 1957 sekaligus mencapai kemerdekaan dalam keadaan penjajah sengaja meletakkan kedudukan kaum Pribumi dan umat Islam dalam ketinggalan. Maka jangan dipermainkan isu ICERD, karena kemenangan Pakatan Harapan dalam pemilu tanpa kepedulian demografi penduduk dan ketinggalannya yang masih gagal dikelola dengan baik. Maka PAS mengingatkan dengan sekeras-kerasnya, jangan menyalahgunakan parlemen karena kemenangan Pakatan Harapan. Ketahuilah bahwa mudah bagi PAS untuk mengerah berjuta-juta rakyat di jalan raya sekiranya parlemen ini disalahguna untuk mematerai ICERD yang tidak adil terhadap Islam dan rakyat Pribumi. Sepatutnya ICERD diarahkan ke Israel dan Myanmar yang melaksanakan kekejaman terhadap rakyatnya yang berbeda agama dan bangsa di negara mereka, bukan di negara Malaysia yang telah wujudnya penerimaan masyarakat majemuk.”48

Selanjutnya, YB Pasir Puteh juga ada menyebutkan di dalam ucapan beliau di parlemen yang intinya adalah, seandainya perkara ini tidak ditangani dengan serius oleh pemerintah, maka Majlis Syura Ulama PAS yang merupakan badan tertinggi yang ada di dalam hierarki Partai Islam Se-Malaysia (PAS), yang sebelum ini tidak pernah ikut serta dalam hal-hal demokrasi dan seumpamanya,

47 Nur Ainina Mos, Anggota PAS Kawasan Batang Sadong, Interview Pribadi, Malaysia, 22 Juni 2019. 48 Ucapan YB Marang dalam sidang parlemen pada 13 November 2018 semasa perbahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Malaysia 2019 di Dewan Rakyat. Diakses dari situs https://www.youtube.com/watch?v=fNAGk-W9gFc pada tanggal 23 Juni 2019 pukul 18.09 WIB.

79

akan turun bersama dalam himpunan aman nanti dan akan berada di barisan paling depan.49 Akhirnya, pada tanggal 23 November 2018, pemerintah atau lebih tepatnya Pejabat Perdana Menteri Malaysia mengeluarkan suatu pernyataan resmi terkait kebijakan pemerintah yang terkini mengenai ICERD. Bunyinya adalah seperti berikut: “Pemerintahan Pakatan Harapan tidak akan meratifikasi Konvensi Internasional Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD). Pemerintah akan terus mempertahankan Perlembagaan Persekutuan yang mana di dalamnya termaktub kontrak sosial yang telah disepakati oleh wakil semua kaum sewaktu pembentukan negara ini.”50 Walaupun pernyatan tentang kebijakan pemerintah ingin meratifikasi ICERD telah dibatalkan, namun bahang yang keluar dari jiwa dan raga rakyat masih belum reda. Gerakan Pembela Ummah (UMMAH) dan Sekretariat Kedaulatan Negara (DAULAT) sebelumnya telah menyusun suatu aksi unjuk rasa yang dinamakan dengan Himpunan Aman Rakyat Tolak ICERD dengan beberapa objektif yang mana akan diadakan pada 8 Disember 2018 bertempat di Dataran Merdeka, Kuala Lumpur. Sebelum berlangsungnya himpunan aman tersebut, terlebih dahulu telah diadakan Kongres Tolak ICERD pada tanggal 25 November 2018 di Dewan Tun Hussien Onn, PWTC Kuala Lumpur yang dihadiri oleh tokoh- tokoh masyarakat yang terkemuka termasuk Tun Abdul Hamid, Dato’ Seri Zahid Hamidi, Dato’ Tuan Ibrahim Tuan Man, Dr. Balachandran, Prof. Dato’ Dr. Teo Kok Seong dan banyak lagi wakil-wakil NGO lainnya. Kongres tersebut bertujuan untuk memberi penjelasan dan resolusi mengenai dampak peratifikasian ICERD

49 Ucapan YB Pasir Puteh dalam sidang parlemen pada 13 November 2018 semasa perbahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Malaysia 2019 di Dewan Rakyat. Diakses dari situs https://www.youtube.com/watch?v=yK0pWfMR57s pada tanggal 23 Juni 2019 pukul 23.36 WIB. 50 Pernyataan resmi dari pemerintah yang diumumkan lewat berbagai media elektronik maupun koran. Diakses dari situs https://www.penerangan.gov.my/index.php/ms/pengumuman/262-kenyataan-rasmi-kerajaan- mengenai-icerd pada tanggal 24 Juni 2019 pukul 14.12 WIB.

80

dalam masa yang sama memberi pendedahan mengenai tata cara dan atur cara saat himpunan aman 8 Disember nantinya.51 Sebetulnya, rencana perhimpunan aman 8 Desember tersebut sudah menyebar dan diketahui oleh mayoritas rakyat Malaysia sebelum pernyataan resmi dari pemerintah tentang pembatalan rencana tersebut disebarluaskan. Banyak pihak dan netizen yang mempertanyakan untuk apa lagi himpunan itu dilaksanakan karena pemerintah sudah tidak lagi ingin melanjutkan rencana peratifikasian ICERD. Saat itu juga, para pendukung PAS dan pihak-pihak yang menolak ICERD menjelaskan alasan-alasan himpunan aman tersebut tetap diteruskan. Alasan-alasannya adalah seperti berikut: 1. Perkembangan yang terjadi setelah pemilu ke-14 kemarin menunjukkan sebagian besar janji-janji pemerintah tidak ditunaikan. Maka hal yang sama juga bisa terjadi terhadap janji untuk tidak meratifikasi ICERD. Dengan himpunan tersebut, diharapkan dapat memberi peringatan kepada pemerintah agar tidak memungkiri janji untuk tidak meratifikasi ICERD di masa depan. Ini karena masih kedengaran suara-suara khianat dari sebagian menteri kabinet yang ingin meneruskan peratifikasian ICERD di masa depan menyebut hanya “menangguhkan proses ratifikasi ICERD” dan masih juga kedengaran kritik-kritik yang menggesa agar ICERD tetap diratifikasi. 2. Himpunan itu juga sebagai ancaman kepada pemerintah untuk tidak melanjutkan agenda tersembunyi di dalam ICERD yaitu yang melibatkan pelaksanaan dasar dan tindakan pemerintah yang: a. Menggangu gugat kedudukan Islam sebagai agama bagi Persekutuan (Perkara 3 (1) Perlembagaan Persekutuan). b. Menggangu gugat kedudukan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi negara yang telah ditetapkan dalam Perlembagaan Persekutuan dari segala sudut penggunaan dan pemartabatan bahasa Melayu.

51 Diakses dari situs https://www.thepatriots.asia/daftar_kongres_icerd/ pada tanggal 24 Juni 2019 pukul 13.43 WIB.

81

c. Menggangu gugat kedudukan istimewa orang Melayu dan Pribumi sebagaimana tercantum dalam Perkatra 153 Perlembagaan Persekutuan. d. Menggangu gugat kedudukan dan peran penting institusi Raja-raja Melayu dalam menjalankan tugas dan tangggungjawab sebagaimana disebut dalam Perkara 153, Perkara 89, dan Perkara 8 (5) Perlembagaan Persekutuan. 52

Dikarenakan pemerintah telah membatalkan rencana untuk meratifikasi ICERD, maka aksi unjuk rasa tersebut berganti nama menjadi Daulat: Himpunan 812 dengan tema warna hitam putih. Lokasi himpunan tersebut masih tetap sama yaitu di Dataran Merdeka, Kuala Lumpur yang akan berlangsung dari jam 14.00 hingga 18.00 waktu lokal di Malaysia. Tujuannya juga ada yang diperbarui sebagaimana berikut53:

1. Merayakan keberhasilan serta menyatakan dukungan terhadap kebijakan pemerintah untuk tidak meneruskan agenda meratifikasi ICERD. 2. Menyatakan pendirian Sekretariat Daulat, NGO-NGO serta rakyat jelata yang berhimpun agar tidak sewenang-wenangnya meratifikasi konvensi- konvensi lain yang bertentangan dan mengancam kedaulatan Perlembagaan Persekutuan. 3. Menutut komitmen yang jelas daripada pemerintah agar isu ratifikasi ICERD serta konvensi-konvensi lain yang bertentangan dengan konstitusi negara diusulkan secara resmi ke Parlemen dan dicatatkan.

52 Diakses dari situs https://www.thepatriots.asia/himpunan-aman-rakyat-akan- diteruskan/?fbclid=IwAR1keVNaJkUKfFLmLT5NqnO4wJpmJE1c51tGYTK6p0CDfNUVeliGlC 0n4qg pada tanggal 24 Juni 2019 pukul 14.44 WIB. 53 Diakses dari akun Facebook pribadi Zahirul Nukman Narakna (Anggota PAS Kawasan Seremban) lewat situs https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10210296440085738&set=pcb.10210296442605801 &type=3&theater pada tanggal 24 Juni 2019 pukul 22.05 WIB.

82

4. Menuntut pengunduran jabatan Menteri Perpaduan (P. Waytha Moorthy) serta permohonan maaf terbuka dan penarikan kembali pernyataan- pernyataan beliau yang berbaur hasutan serta penghinaan.

Aksi tersebut juga memaklumkan kepada semua peserta tentang tata cara pada hari kejadian, yaitu:

1. Peserta dianjurkan membawa bendera Malaysia. 2. Spanduk adalah digalakkan namun mana-mana spanduk yang mengandung ucapan atau tulisan yang bersifat provokatif akan disita atau ditahan. 3. Mana-mana peserta yang melakukan tindakan yang bersifat provokatif akan ditangkap dan diserahkan kepada polisi. 4. Para peserta digalakkan membawa bersama minuman yang cukup, identitas diri dan uang belanja (disarankan agar dompet tidak dibawa bersama). 5. Memberi kerja sama sepenuhnya kepada petugas keselamatan serta polisi. 6. Melaporkan langsung sekiranya terdapat individu-individu yang mencurigakan.\Tidak membawa apa-apa jenis senjata (dilarang sama sekali). 54

Faktanya, himpunan tersebut bukan dikepalai oleh PAS tetapi oleh NGO Gerakan Pembela Ummah (UMMAH) dan Sekretariat Kedaulatan Negara (DAULAT) namun tidak dapat dinafikan bahwa PAS dan UMNO/ Barisan Nasional yang menyemarakkan kemaraan rakyat agar turun bersama pada himpunan tersebut. Banyak pihak dan pemberita melaporkan jumlah peserta himpunan pada hari tersebut. Ada yang mengatakan hanya 55 ribu orang, ada yang mengatakan 500 ribu orang dan ada juga yang menjumlahkan sehingga lebih 1 juta rakyat yang berkumpul pada hari tersebut. Namun, apabila diperhatikan foto-foto yang telah diambil oleh berbagai pihak di arus media, ternyata jumlahnya cukup banyak sehingga membanjiri seluruh jalan-jalan berhampiran Stasiun LRT Masjid

54 Diakses dari akun Facebook pribadi Zahirul Nukman Narakna (Anggota PAS Kawasan Seremban) lewat situs https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10210296440085738&set=pcb.10210296442605801 &type=3&theater pada tanggal 24 Juni 2019 pukul 22.05 WIB.

83

Jamek, Jalan Tunku Abdul Rahman, Kompleks PAS, SOGO, dan lain-lain lagi kawasan berdekatan Dataran Merdeka.

Sungguhpun sebelumnya, terlihat umat Melayu Islam terpecah belah, tiada kesepaduan, namun saat himpunan 812 tersebut, rakyat Malaysia terutama bangsa Melayu kelihatan mampu bersatu kembali demi menjaga agama Islam dan hak- hak Pribumi sebagaimana yang terkandung dalam Perlembagaan Persekutuan Malaysia.55 Pada hari tersebut, seluruh peserta himpunan mendengar ucapan yang disampaikan oleh Presiden PAS, Tuan Guru Haji Abdul Hadi Awang dengan penuh semangat. Banyak inti-inti yang disampaikan oleh beliau kepada para peserta dan yang paling menarik adalah beberapa bait pantun yang bunyinya adalah seperti berikut:

“Sila beli kapur barus, sila jemput sila kaut, jangan berani melawan arus, nanti tenggelam di dasar laut” “Dari Pelangi pergi ke Merapoh, kerana mahu beli buahnya, lampu merah jangan dirempuh, kalau rempuh besar padahnya.” “Dari Serdang ke Pasir Salak, datang menangguk udang galahnya, sarang tebuan jangan dijolok, kalau jolok parah padahnya.”56 Walaupun tidak semua peserta bisa mendengar dengan baik seluruh ucapan yang disampaikan oleh wakil-wakil pimpinan partai, namun peserta tetap setia berada di sana dan menunjukkan solidaritas yang teguh dalam isu tersebut.57 Himpunan pada sorenya berakhir dengan baik dan para peserta masing-masing ikut membantu petugas himpunan dalam mengutip kembali sampah-sampah yang ada demi menjaga kebersihan kota.

55 Nik Muhammad Daniel Haiqal Nik Zulkifli, Sekretaris Politik Anggota Parlemen Pemuda Malaysia Najib Asyraf, Interviu Pribadi, Malaysia, 23 Juni 2019. 56 Kutipan daripada ucapan Tuan Guru Abdul Hadi Awang pada Himpunan 812 lewat video yang di muat naik oleh Gombak TV. Diakses dari situs https://www.facebook.com/gombaktv/videos/343700486186067/?v=343700486186067 pada 25 Juni 2019 pukul 12.05 WIB. 57 Interview Pribadi dengan Ahmad Khalid Walidy Mohd Saleh, Aggota PAS Cabang Pulau Melaka, Malaysia, 17 Juni 2019.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan rumusan masalah dan pembahasan yang telah ditayangkan tentang respon Partai Islam Se-Malaysia (PAS) terhadap kebijakan pemerintah Malaysia dalam meratifikasi Konvensi Internasional Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD), maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Latar belakang dan sejarah Partai Islam Se-Malaysia (PAS) dari awal penubuhan sehingga hari ini menunjukkan bahwa PAS merupakan sebuah partai yang cukup matang dan kaya dengan pengalaman. Dari fokus awalnya ke bagian pendidikan dan dakwah Islamiyyah, kini cakupan PAS sudah meluas dan berpengaruh yang besar khususnya di Malaysia dalam segenap aspek termasuk pendidikan, ekonomi, sosial, politik dalam dan luar negeri, dan sebagainya. 2. ICERD atau Konvensi Internasional Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial merupakan sebuah konvensi internasional yang telah pun diterima pakai oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1965 dan mula berkuatkuasa pada tahun 1969. Jika ditinjau dari sudut tujuannya, jelas kelihatan membawa agenda dan niat yang baik yaitu untuk menghapuskan segala bentuk diskriminasi dan penindasan ke atas mana- mana agama, ras, gender, golongan dan lain-lainnya. Namun jika ingin diimplentasikan isi dari kandungan ICERD di Malaysia, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa ia jelas tidak cocok dan mampu mengganggu kesejahteraan yang sedia dinikmati oleh rakyat Malaysia dan alasan pihak yang menyarankan agar ICERD diratifikasi belum cukup kuat karena diskriminasi yang dimaksudkan oleh ICERD tidak sinkron dengan ‘diskriminasi’ yang diberlakukan di Malaysia sebagaimana yang tertulis didalam Perlembagaan Persekutuan Malaysia.

84

85

3. Respon dan tindakan yang diambil oleh Partai Islam Se-Malaysia (PAS) terhadap kebijakan pemerintah Malaysia dalam meratifikasi ICERD adalah sebagai berikut: a. Memberi pencerahan lewat kuliah agama, media elektronik dan media cetak tentang ICERD kepada publik dan dampaknya terhadap rakyat Malaysia khususnya orang Melayu dan Pribumi seandainya ICERD diratifikasi oleh pemerintah Malaysia. b. Menyuarakan pendirian PAS di dewan parlemen terhadap isu ICERD kepada pemerintah dan meminta agar pemerintah membuat tinjauan kembali atas kebijakan untuk meratifikasi konvensi tersebut atas alasan ia jelas bertentangan dengan Perlembagaan Persekutuan yang merupakan peraturan perundang-undangan yang paling tinggi di Malaysia. c. Mengadakan himpunan kecil-kecilan di setiap cawangan masing- masing untuk memberi kesadaran kepada publik tentang ICERD dan dampaknya. d. Mengerahkan seluruh pendukung dan anggota PAS untuk hadir bersama ke aksi unjuk rasa dengan aman, Daulat: Himpunan 812 berdasarkan objektif-objektif yang telah ditetapkan oleh pihak pengelola.

B. Saran Dengan adanya penelitian skripsi ini, penulis merekomendasikan agar dapat melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Kepada pemerintah agar sebelum membuat suatu kebijakan yang melibatkan banyak pihak, sebaiknya melakukan sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh peraturan dewan parlemen yaitu dengan mengusulkan dahulu ke dewan parlemen dan melihat serta mendegar pembahasan tersebut agar kebijakan yang dibuat berdasarkan konsep demokrasi yang sebenar dan bukan sekadar mayoritas suara yang diperoleh di parlemen.

86

2. Kepada seluruh rakyat Malaysia, agar bersama-sama menjaga kesejahteraan yang telah dinikmati sejak 31 Agustus 1957 dan menjaga sensitivitas semua agama dan bangsa yang ada di Malaysia supaya kesejahteraan tersebut dapat dipertahankan dan persatuan antara bangsa dapat diwujudkan kembali. 3. Anggota dan pendukung PAS, agar mendukung apa yang dibawa oleh PAS dengan rasio yang penuh pengetahuan, jiwa yang lapang dan hati yang bebas dari apa pun persepsi negatif dari pihak mana pun. Ini penting supaya masyarakat tidak perlu dihadirkan pimpinan-pimpinan PAS untuk menjelaskan suatu perkara, tetapi cukup dengan anggota- anggotanya yang berwawasan luas dan mindanya untuk memberi penerangan tentang hal tersebut. Selain itu, ia juga penting supaya publik yang terdiri dari berbagai latar belakang mengganggap bahwa pendukung-pendukung PAS bukanlah mengikut membabi buta apa yang diarahkan oleh pimpinan PAS, tapi dengan pendirian dan pemahaman berdasarkan pengetahuan yang memadai.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU DAN ARTIKEL Ahmad, Izyan Hazwani. “Kenapa ICERD Tidak Sesuai Diratifikasi Oleh Kerajaan Malaysia” dalam Jabatan Penerangan PAS Pusat, Pemerintahan Pakatan Harapan: Analisis Terhadap Tatacara Pentadbiran dan Kesan Kepada Masa Depan Islam. Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan PAS, 2018.

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: 2017.

Hasan, Nasrudin. Bicara Pejuang dalam Pemerintahan Pakatan Harapan: Analisis Terhadap Tatacara Pentadbiran dan Kesan Kepada Masa Depan Islam. Jabatan Penerangan PAS Pusat. Kuala Lumpur: Jabatan Penerangan PAS, 2018.

Ghani, Mohd Fadli. PAS 1951-1957: Penubuhan, Dinamisme Organisasi, Kepimpinan dan Ideologi. Kuala Lumpur: KUIZM Publication, 2019, Cet. Pertama.

Konvensi Internasional Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial.

Kusumaatmadja, Mochtar dan Etty R. Agoes. Pengantar Hukum Internasional. Bandung: P.T. Alumni, 2015.

Nor, Riduan Mohammad. Sejarah dan Perkembangan Gerakan Islam Abad Moden. Selangor: MHI Publication, 2007, Cet. Pertama.

...... , Menerjang Badai: 60 Tahun Mempersada Perjuangan. Kuala Lumpur: Jundi Resources, 2011, Cet. Pertama.

Perlembagaan Persekutuan (Semua amandemen hingga Januari 2014). Kuala Lumpur: MDC Publisher Sdn. Bhd., 2014.

Pulungan, J. Suyuthi. Prinsip-prinsip Pemerintahan Dalam Piagam Madinah Ditinjau Dari Pandangan al-Quran. Jakarta: PT Grafindo Persada, Cet. 2, 1996.

Qaradhawi, Yusuf, Fiqh Daulah Menurut Perspektif Islam, Selangor: Syabab Publishing, 2015, Cet. Pertama.

87

88

Silalahi, Ulber, Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT Refika Aditama, 2017, Cet. Pertama.

Hamzah, Maziah dan Shahrul Mizan Ismail, “Penghapusan Diskriminasi Perkauman: Halatuju dan Cabaran”. Legal Network Series. Januari 2017. Diakses pada 22 Maret 2019 dari http://www.reseacrhgate.net/publication/325945782_Penghapusan_Diskri minasi_Perkauman_Halatuju_dan_Cabaran

Marzuki, Dr. Mohd Zuhdi. “PAS Faktor Kestabilan Politik Malaysia 2013-2018”. Pusat Penyelidikan PAS PUSAT. Diakses pada 6 Mei 2019 dari https://berita.pas.org.my/pas-faktor-kestabilan-politik-malaysia-2013- 2018/?fbclid=IwAR0GLhiJi9JbjQGgaOjTkosFG- _xoqwiNjdIzH0ZFZfo1bM4Mkdt99uH4t4 Muslim, Nazri dkk. Analisis Peruntukan Orang Melayu Dalam Perlembagaan Persekutuan Malaysia Dalam Konteks Hubungan Etnik. Jurnal Melayu Jilid 11. Universiti Kebangsaan Malaysia: Disember 2013. Diakses pada tanggal 22 Juni 2019 dari situs http://ejournal.ukm.my/jmelayu/article/view/5093

Pusat KOMAS Malaysia. Laporan Diskriminasi Rasial Malaysia 2017. Selangor: 2018. Diakses tanggal 8 Mei 2019 ari https://komas.org/v2/wp- content/uploads/2016/03/Malaysia-Racial-Discrimination-Report-2017.pdf

Pakatan Harapan. Buku Harapan: Membina Negara Memenuhi Harapan. Kuala Lumpur: 2018. Diakses pada 9 Mei 2019 dari http://kempen.s3.amazonaws.com/pdf/Buku_Harapan.pdf

Saptaningrum, Indriaswati Dyah dan Syahrial Martanto Wiryawan, Upaya Memerangi Praktik Diskriminasi Rasial Melalui Sarana Hukum Pidana: Tinjauan atas Pasal Penghinaan Terhadap Golongan Penduduk Dalam Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Jakarta: ELSAM dan Aliansi Nasional Reformasi KUHP, 2007, Cet. Pertama. Artikel diakses pada 9 April 2019 dari https://advokasi.elsam.or.id/assets/2015/09/200706_RKUHP_PP4_Praktik -diskriminasi-rasial.pdf

Tanaka, Atsuko & Yoshinobu Nagamine, The International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination: A Guide for NGOs, London: Minority Rights Group International, 2001. Artikel diakses pada 8 April 2019 dari https://minorityrights.org/wp-content/uploads/old- site-downloads/download-60-ICERD-A-Guide-for-NGOs.pdf

The Indonesia Legal Resource Centre (ILRC). Memahami Diskriminasi. Jakarta: ILRC, 2009. Artikel diaksed pada 22 Maret 2019 dari situs

89

http://mitrahukum.org/wp- content/uploads/2012/09/Memahami- Diskriminasi.pdf

INTERVIEW

Interview secara daring dengan Saudara Muhammad Amirul Amri Mohd Jaaffar, Anggota PAS Kawasan Damansara, Jakarta-Arab Saudi, 26 Juni 2019.

Interview Pribadi dengan Ahmad Khalid Walidy Mohd Saleh, Anggota PAS Cabang Pulau Melaka, Malaysia, 17 Juni 2019.

Interview Pribadi dengan Nur Ainina Mos, Anggota PAS Kawasan Batang Sadong (P200), Malaysia, 22 Juni 2019.

Interview Pribadi dengan Nik Muhammad Daniel Haiqal Nik Zulkifli, Sekretaris Politik Anggota Parlemen Pemuda Malaysia Najib Asyraf, Malaysia, 23 Juni 2019.

Interview Pribadi secara daring dengan Zahirul Nukman Narakna, Anggota PAS Cabang Seremban, Jakarta-Malaysia, 10 Juli 2019.

SITUS INTERNET

Awang, Dato’ Seri Tuan Guru Haji Abdul Hadi. “Minda Presiden PAS: ICERD Lembu Tidak Disembelih”. Diakses pada 22 Juni 2019 dari situs https://www.facebook.com/abdulhadiawang/photos/a.146944298724030/1 950207405064368/?type=3&eid=ARAPDr_iiFrijkKTpf8AHTPKbay7F_m nBP8JCe7QGlBpPGEduwkvCLuAc9LAxUQ8AtNlDNQtDcXkubX7&ifg =1

Barokah, Nobia Sekar Tanjung. Antara Ketidakpatuhan dan Sejarah Masa Lalu: Analisis Kepatuhan Negara Indonesia terhadap Konvensi ICERD, Studi Kasus Daerah Istimewa Yogyakarta dan Papua, Departemen Hubungan Internasional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, 2018. Diakses dari https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jihi/article/download/21068/19719 tanggal 23 Juli 2019.

Azri, Khairul. “Menjawab Milo Suam”. Diakses pada 7 Mei 2019 dari https://web.facebook.com/mkhairulazri/posts/10218156320528365

“Dr M addresses UN General Assembly”. Diakses pada 9 Mei 2019 dari https://www.youtube.com/watch?v=9ndGop8Uw3Q

90

Halim, Izwan Abdul. “Jasa Pas Letak Islam Dalam Perlembagaan Negara”. Dewan Pemuda PAS Malaysia (DPPM). Diakses pada 6 Mei 2019 dari https://web.facebook.com/DPPMalaysia/posts/1016901951660340

Hamid, Tun Abdul. “Kesan Pengesahan ICERD”. 9 November 2018. Diakses pada 13 Mei 2019dari https://www.tunabdulhamid.my/index.php/speech-papers- lectures/item/download/1597_98f94a9855cfef7a9c90c151c7ab80c1

“Himpunan Aman Rakyat Akan Diteruskan”. Diakses pada 24 Juni 2019 dari https://www.thepatriots.asia/himpunan-aman-rakyat-akan- diteruskan/?fbclid=IwAR1keVNaJkUKfFLmLT5NqnO4wJpmJE1c51tGY TK6p0CDfNUVeliGlC0n4qg

Info terkait negara anggota ICERD dan negara yang telah menandatangani konvensi tersebut diakses pada jam 14.25WIB pada 23 Maret 2019 dari situs https://treaties.un.org/Pages/ViewDetails.aspx?src=TREATY&mtdsg_no= IV-2&chapter=4&lang=en “International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination”. Diakses pada 23 Maret 2019 dari https://treaties.un.org/Pages/ViewDetails.aspx?src=TREATY&mtdsg_no= IV-2&chapter=4&lang=en

“Kenyataan Rasmi Kerajaan Mengenai ICERD”. Diakses pada 24 Juni 2019 dari https://www.penerangan.gov.my/index.php/ms/pengumuman/262- kenyataan-rasmi-kerajaan-mengenai-icerd

“Laporan Tinjauan Semakan Berkala Kedua”. Diakses pada 7 Mei 2019 dari https://www.suhakam.org.my/regional-international/upr/second-cycle- 2013/

“Live: Edaran Risalah Tolak ICERD oleh AJK Penyelaras Pemuda PAS Dun Seberang Takir di Pasar Malam Kg Baru”. Diakses pada 23 Juni 2019 dari https://www.facebook.com/411830869198414/videos/194387221445922/

“Majlis Syura Ulamak PAS sedia di saff hadapan BANTAH ICERD”. Diakses pada 23 Juni 2019 dari https://www.youtube.com/watch?v=yK0pWfMR57s

“Makluman Program Tolak ICERD”. Diakses pada 24 Juni 2019 dari https://www.thepatriots.asia/daftar_kongres_icerd/

“Malaysia Yakin bahawa ICERD Sedia untuk Diratifikasi”. Diakses pada 26 Oktober 2018 dari https://komas.org/malaysia-yakin-bahawa-icerd-sedia- untuk-diratifikasi/

“MB Terengganu : YB Marang Tegas Bantah ICERD Di Parlimen”. Diakses pada 23 Juni 2019 dari https://www.youtube.com/watch?v=fNAGk-W9gFc

91

“Minister: Govt to ratify convention on racial discrimination, five other treaties in Q1 2019”. Diakses pada 9 Mei 2019 dari https://www.malaymail.com/news/malaysia/2018/10/24/minister-govt-to- ratify-six-treaties-including-icerd-in-2019/1686303

Narakna, Zahirul Nukman. “Himpunan Aman Rakyat Tolak ICERD”. Diakses pada 24 Juni 2019 dari https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10210296440085738&set=pc b.10210296442605801&type=3&theater

Penggunaan kata dari bahasa Indonesia dipastikan tepat dengan dirujuk ke https://kbbi.kemdikbud.go.id/ lewat aplikasi luring.

“Pernyataan Resmi Mufti Wilayah Persekutuan Mengenai ICERD”. Diakses pada 12 Mei 2019 dari http://muftiwp.gov.my/en/sumber/kenyataan-media- pmwp/2857-kenyataan-media-241118,

“Perpaduan Anak Negeri Sabah PAN Menyokong ICERD”. Diakses pada tanggal 11 Mei 2019 dari https://jalinluin.com/2018/11/22/perpaduan-anak-negeri- sabah-pan-menyokong-icerd/

“Press Statement: Khairy is wrong that ratifying the convention against racial discrimination (ICERD) will affect special position of Malays”. Diakses pada 9 Mei 2019 dari https://www.lawyersforliberty.org/lfl-khairy-is- wrong-that-ratifying-the-convention-against-racial-discrimination-icerd- will-affect-special-position-of-malays/

R.AGE. “Exclusive: Khairy Jamaluddin gets real about BN, ICERD, and Najib close up”. Diakses pada tanggal 14 Mei 2019 dari https://www.youtube.com/watch?v=RjNwmMoZqMs&t=4s

Rahman, Fikri Abdul Artikel: Bentuk Negara, diakses pada 23 Juli 2019 dari https://www.academia.edu/6328008/BENTUK_NEGARA

“Sejarah Awal Sumbangan PAS”. Diakses pada tanggal 5 Mei 2019 dari https://web.facebook.com/paspusat/posts/menelusuri-sejarah-awal- sumbangan-pas-dalam-bidang-pendidikan-di-negara-ini- turu/1078841772132566/?_rdc=1&_rdr,

“Sejarah Parti Islam Se Malaysia (PAS)”. Diakses pada 21 April 2019 dari https://pas.org.my/sejarah- parti-islam-se-malaysia-pas/

“Semakan Berkala Sejagat”. Diakses pada 7 Mei 2019 dari https://ms.wikipedia.org/wiki/Semakan_Berkala_Sejagat

92

“Senarai Majlis Syura Ulamak Sesi 2015-2020”. Diakses pada tanggal 24 April 2019 dari https://pas.org.my/senarai-majlis-syura-ulamak-sesi-2015- 2020/#more-6988,

“Siaran Langsung: Bicara Minda Bersama Menteri Luar Negeri, Datuk Saifuddin Abdullah”. Diakses pada 9 Mei 2019 dari https://www.youtube.com/watch?v=mnVRmTOcoiY&feature=youtu.be&t =2115

“Submission by the Human Rights Commision of Malaysia (SUHAKAM) to the United Nations Human Rights Council’s Third Universal Periodic Review of Malaysia”. Diakses pada 8 Mei 2019 dari https://drive.google.com/file/d/10OwJjaYz1ETMiZtVTHYTw57uYZdyN 27V/view

“The Human Rights Commission of Malaysia calls on the Government to accede to the International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination 1969”. Diakses pada 8 Mei 2019 dari https://www.suhakam.org.my/the-human-rights-commission-of-malaysia- calls-on-the-government-to-accede-to-the-international-convention-on-the- elimination-of-all-forms-of-racial-discrimination-1969/

“Tommy Thomas”. Diakses pada 12 Maret 2019 dari situs https://en.wikipedia.org/wiki/Tommy_Thomas_(barrister)

“Types of Discrimination”. Diakses pada 16 April 2019 dari https://eschooltoday.com/discrimination-and-prejudice/types-of- discrimination.html

“Ucapan Bersejarah Dato' Seri Tuan Guru Abdul Hadi Awang di Himpunan 812”. Diakses pada 25 Juni 2019 dari https://www.facebook.com/gombaktv/videos/343700486186067/?v=3437 00486186067

“When it comes to ICERD, neighbours Malaysia, Myanmar, Brunei of same mind”. Diakses pada 12 Mei 2019 dari https://www.malaymail.com/news/malaysia/2018/11/22/when-it-comes-to- icerd-neighbours-malaysia-myanmar-brunei-of-same-mind/1695796

Zainudin, Faiz dan Khairil Ashraf. “ABIM Cadang Kerajaan Sertai ICERD Sebelum Tandatangan, Ratifikasi”. Diakses pada 12 Mei 2019 dari https://www.freemalaysiatoday.com/category/bahasa/2018/11/14/abim- cadang-kerajaan-sertai-icerd-sebelum-tandatangan-ratifikasi/,

"Zulkifli Muhammad”. Diakses pada 1 Mei 2019 dari https://ms.wikipedia.org/wiki/Zulkifli_Muhammad

93

KORAN

“Malaysia Undang Musibah Jika Tandatangan ICERD”, Berita Harian, 16 November 2018.

“PAS anggap tiada keperluan ICERD diwujudkan”, Harian Metro, 16 November 2018.

LAMPIRAN/ DOKUMENTASI

KONVENSI INTERNASIONAL PENGHAPUSAN SEGALA BENTUK DISKRIMINASI RAS

Disetujui dan dibuka bagi penandatanganan dan ratifikasi oleh Resolusi Majelis Umum 2106 A (XX) 21 Desember 1965 Berlaku 4 Januari 1969 sesuai dengan pasal 19

Negara-Negara Pihak Konvensi ini, Menimbang bahwa Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa didasarkan pada prinsip-prinsip mengenai martabat dan persamaan yang melekat dalam setiap manusia, dan bahwa semua Negara Anggota telah berikrar untuk mengambil tindakan baik secara sendiri-sendiri maupun bersama dalam kerja sama dengan Organisasi ini, untuk mencapai salah satu tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa yakni memajukan dan mendorong penghormatan universal dan pematuhan hak asasi manusia dan kebebasan dasar bagi semua orang tanpa mengindahkan ras, jenis kelamin, bahasa atau agama, Menimbang bahwa Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa semua manusia dilahirkan bebas dan sederajat dalam martabat dan haknya, dan bahwa setiap orang berhak memiliki segenap hak dan kebebasan yang tertera di dalamnya tanpa pembedaan apapun juga, khususnya dalam hal ras, warna kulit dan asal-usul kebangsaan, Menimbang bahwa semua orang berkedudukan sama di depan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang sama terhadap diskriminasi apapun, dan terhadap hasutan untuk melakukan diskriminasi, Menimbang bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengutuk penjajahan dan praktek pemisahan dan diskriminasi yang terkait dengannya dalam bentuk apapun dan di manapun, dan bahwa Deklarasi tentang Pemberian Kemerdekaan

94

95

pada Negara-negara dan Bangsa-Bangsa Jajahan 14 Desember 1960 (Resolusi Majelis Umum 1514 XV) telah menegaskan dan dengan khidmat menetapkan perlunya melakukan hal ini dengan segera dan tanpa syarat, Menimbang bahwa Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Ras 20 November 1963 (Resolusi Majelis Umum 1904 XVIII) dengan khidmat menegaskan perlunya segera menghapuskan diskriminasi ras di seluruh dunia dalam segala bentuk dan perwujudannya, dan menjamin pemahaman dan penghormatan bagi martabat manusia, Meyakini bahwa doktrin keunggulan apapun yang didasarkan pada perbedaan ras adalah salah secara ilmiah, terkutuk secara moral, tidak adil dan berbahaya secara sosial, dan tidak ada satupun pembenaran bagi diskriminasi ras baik dalam teori maupun praktek di manapun juga, Menegaskan kembali bahwa diskriminasi di antara manusia yang didasarkan pada ras, warna kulit, atau asal-usul bangsa merupakan hambatan bagi hubungan antarbangsa yang bersahabat dan damai, dan dapat mengganggu perdamaian dan keamanan antarbangsa, dan keharmonisan orang-orang yang hidup berdampingan bahkan dalam satu negara yang sama, Dicemaskan oleh perwujudan diskriminasi ras yang masih ada di beberapa wilayah di dunia, dan oleh kebijakan pemerintah yang didasarkan atas keunggulan atau kebencian ras, seperti kebijakan apartheid, pemecahan atau pemisahan, Berniat menggunakan segenap tindakan yang diperlukan untuk menghapuskan dengan segera diskriminasi ras dalam segala bentuk dan perwujudannya, dan untuk mencegah dan menentang setiap doktrin dan praktek rasis dalam upaya untuk memajukan pemahaman antar-ras, dan membangun masyarakat dunia yang terbebas dari segala bentuk pemisahan dan diskriminasi ras, Mengingat Konvensi Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan yang disetujui Organisasi Buruh Internasional pada 1978 dan Konvensi Menentang Diskriminasi dalam Pendidikan yang disetujui Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan pada 1960,

96

Menginginkan penerapan prinsip-prinsip yang termaktub dalam Deklarasi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Ras dari Perserikatan Bangsa- Bangsa, dan untuk memastikan pengambilan tindakan-tindakan praktis paling awal untuk mencapai tujuan tersebut, Telah menyetujui sebagai berikut:

BAGIAN I

Pasal 1

1. Dalam Konvensi ini, istilah “diskriminasi ras” diartikan sebagai segala bentuk pembedaan, pengecualian, pembatasan, atau pengutamaan berdasarkan ras, warna kulit, keturunan atau kebangsaan atau sukubangsa, yang mempunyai maksud atau dampak meniadakan atau merusak pengakuan, pencapaian atau pelaksanaan, atas dasar persamaan, hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya atau bidang kehidupan masyarakat yang lain.

2. Tidak satupun dalam Konvensi ini yang boleh diartikan sebagai berakibat apapun terhadap ketentuan-ketentuan hukum Negara-Negara Pihak mengenai kebangsaan, kewarganegaraan atau naturalisasi, asalkan ketentuan demikian tidak membedakan setiap kebangsaan tertentu.

3. Tindakan khusus diambil untuk tujuan semata-mata menjamin kemajuan yang layak bagi kelompok ras atau sukubangsa atau perorangan tertentu yang memerlukan perlindungan, seperti yang diperlukan untuk menjamin adanya kesamaan dalam hal menikmati kemudahan atau menggunakan hak asasinya sebagai manusia dan kebebasan dasarnya, dan hal itu tidak dapat dianggap sebagai diskriminasi ras, asalkan tindakan seperti itu tidak berakibat munculnya perlakuan istimewa bagi kelompok-kelompok ras yang berbeda, dan tindakan itu tidak dapat diteruskan setelah tujuan bagi mereka tercapai.

Pasal 2 1. Negara-negara Pihak mengutuk diskriminasi ras dan berjanji menggunakan semua sarana yang memadai, segera melakukan kebijakan penghapusan

97

diskriminasi ras dalam segala bentuknya, dan mengembangkan pengertian di antara semua ras, dan untuk mencapai tujuan ini : (a) setiap Negara Pihak berjanji untuk tidak melibatkan diri dalam tindakan atau praktek diskriminasi ras terhadap orang, kelompok orang atau lembaga, dan menjamin bahwa semua aparat dan lembaga-lembaga pemerintah, baik nasional maupun daerah, harus bertindak sesuai dengan kewajiban ini; (b) Setiap Negara Pihak berjanji untuk tidak mensponsori, membela atau mendukung diskriminasi ras yang dilakukan oleh siapapun atau organisasi manapun; (c) Setiap negara Pihak harus melakukan tindakan-tindakan yang efektif untuk meninjau kebijakan-kebijakan Pemerintah, baik di tingkat nasional maupun daerah, dan mengubah, mencabut atau menghapuskan undang-undang atau peraturan yang berdampak menciptakan atau melestarikan diskriminasi ras di manapun; (d) Setiap Negara Pihak harus melarang dan mengakhiri diskriminasi ras oleh perseorangan atau organisasi dengan cara-cara yang sesuai, termasuk pembentukan undang-undang apabila keadaan membutuhkan; (e) Setiap negara Pihak berjanji untuk mendorong, kalau perlu, organisasi dan gerakan multi ras yang terpadu serta bermacam cara lain untuk menghilangkan penghalang antar-ras, dan mencegah apapun yang cenderung memperkuat pemisahan ras.

2. Negara-Negara Pihak, bila keadaan memerlukan, harus mengambil tindakan- tindakan khusus dan konkret di bidang sosial, ekonomi, budaya maupun bidang lainnya untuk menjamin perkembangan serta perlindungan yang memadai bagi kelompok ras tertentu atau anggota kelompok tersebut, dengan tujuan menjamin mereka untuk menikmati hak asasi manusia dan kebebasan dasar secara sama dan sepenuhnya. Tindakan-tindakan ini, bagaimanapun juga, tidak boleh mengakibatkan dipertahankannya hak yang berbeda dan terpisah bagi kelompok-kelompok ras yang berbeda setelah tujuan dari tindakan-tindakan itu tercapai.

98

Pasal 3 Negara-Negara Pihak secara khusus mengutuk pemisahan ras dan apartheid serta berusaha untuk mencegah, melarang dan menghapuskan semua praktek semacam ini di dalam wilayah hukum mereka.

Pasal 4 Negara-Negara Pihak mengutuk semua propaganda dan organisasi yang dilandasi pemikiran atau teori keunggulan suatu ras atau kelompok orang dengan warna kulit atau asal bangsa yang sama, atau yang mencoba membenarkan atau menyebarkan kebencian dan diskriminasi ras dalam bentuk apapun, dan memutuskan secepatnya tindakan-tindakan positif yang dirancang untuk menghalau semua hasutan atau tindakan diskriminatif seperti itu, dan untuk mencapai tujuan ini dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip yang tertuang dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, dan hak yang disebutkan dalam pasal 5 Konvensi ini, Negara-Negara Pihak: (a) menyatakan setiap penyebarluasan gagasan berdasarkan keunggulan atau kebencian terhadap ras tertentu, hasutan ke arah diskriminasi ras maupun semua tindak kekerasan atau hasutan untuk melakukan tindakan semacam itu terhadap ras atau kelompok orang dengan warna kulit atau asal bangsa yang berbeda, dan juga pemberian bantuan bagi kegiatan-kegiatan rasis, termasuk bantuan keuangan, adalah kejahatan yang dapat dituntut secara hukum; (b) akan menyatakan tidak sah secara hukum dan melarang semua organisasi dan kegiatan yang diorganisir serta kegiatan-kegiatan propaganda lain yang menyebarluaskan dan mendorong diskriminasi ras, dan menyatakan bahwa keikutsertaan dalam organisasi serta kegiatan semacam itu sebagai kejahatan yang dapat dihukum oleh undang-undang; (c) Tidak membolehkan pegawai atau lembaga pemerintah, baik nasional maupun daerah, untuk menyebarluaskan dan mendorong diskriminasi ras.

99

Pasal 5 Untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dasar yang dicantumkan dalam pasal 2 Konvensi ini, Negara-negara Pihak melarang dan menghapuskan segala bentuk diskriminasi ras serta menjamin hak setiap orang tanpa membedakan ras, warna kulit, asal bangsa dan sukubangsa, untuk diperlakukan sama di depan hukum, terutama untuk menikmati hak di bawah ini: (a) Hak untuk diperlakukan dengan sama di depan pengadilan dan badan-badan peradilan lain; (b) Hak untuk rasa aman dan hak atas perlindungan oleh Negara dari kekerasan dan kerusakan tubuh, baik yang dilakukan aparat Pemerintah maupun suatu kelompok atau lembaga; (c) Hak politik, khususnya hak ikut serta dalam pemilihan umum untuk memilih dan dipilih atas dasar hak pilih yang universal dan sama, ikut serta dalam pemerintahan maupun pelaksanaan masalah umum pada tingkat manapun, dan untuk memperoleh kesempatan yang sama atas pelayanan umum; (d) Hak sipil lainnya, khususnya: (i) Hak untuk bebas berpindah dan bertempat tinggal dalam wilayah Negara yang bersangkutan; (ii) Hak untuk meninggalkan suatu negara, termasuk negaranya sendiri, dan kembali ke negaranya sendiri; (iii) Hak untuk memiliki kewarganegaraan; (iv) Hak untuk menikah dan memilih teman hidup; (v) Hak untuk memiliki kekayaan baik atas nama sendiri ataupun bersama dengan orang lain; (vi) Hak waris; (vii) Hak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan, dan beragama; (viii) Hak untuk berpendapat dan menyampaikan pendapat; (ix) Hak berkumpul dan berserikat secara bebas dan damai; (e) Hak ekonomi, sosial, dan budaya, khususnya: (i) Hak untuk bekerja, memilih pekerjaan secara bebas, mendapatkan kondisi kerja yang adil dan nyaman, memperoleh perlindungan dari pengangguran,

100

mendapat upah yang layak sesuai pekerjaannya, memperoleh gaji yang adil dan menguntungkan; (ii) Hak untuk membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja; (iii) Hak atas perumahan; (iv) Hak untuk mendapat pelayanan kesehatan, perawatan medis, jaminan sosial dan pelayanan-pelayanan sosial; (v) Hak atas pendidikan dan pelatihan; (vi) Hak untuk berpartisipasi yang sama dalam kegiatan kebudayaan; (vii) Hak untuk dapat memasuki suatu tempat atau pelayanan manapun yang dimaksudkan untuk digunakan masyarakat umum, seperti transportasi, hotel, restoran, warung kopi, teater, dan taman.

Pasal 6 Negara-Negara Pihak wajib menjamin setiap orang di dalam wilayahnya memperoleh perlindungan dan upaya penyelesaian yang efektif melalui peradilan nasional yang berwenang serta lembaga-lembaga Negara lainnya, terhadap tindakan diskriminasi ras yang melanggar hak asasi manusia dan kebebasan dasar yang bertentangan dengan Konvensi ini maupun hak untuk memperoleh perbaikan dan penggantian yang adil dan layak dari pengadilan tersebut atas kerugian dan penderitaan akibat diskriminasi semacam itu.

Pasal 7 Negara-Negara Pihak setuju untuk secepatnya mengambil tindakan- tindakan efektif terutama di bidang pengajaran, pendidikan, kebudayaan, dan informasi, dengan maksud menentang prasangka yang mengarah ke diskriminasi ras, dan mengembangkan pemahaman, toleransi, dan persahabatan antarbangsa dan kelompok ras atau sukubangsa, maupun menyebarluaskan tujuan serta prinsip- prinsip dari Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Penghapusan Segala Bentuk diskriminasi Ras, dan Konvensi ini.

101

BAGIAN II Pasal 8 1. Akan dibentuk Komite Penghapusan Diskriminasi Ras (selanjutnya disebut sebagai Komite), beranggotakan 18 orang ahli yang bermoral tinggi dan diakui ketidak-berpihakannya, yang dipilih oleh Negara-Negara Pihak dari antara warganegara mereka, yang harus bertugas dalam kapasitas pribadi, di mana pemilihan mempertimbangkan distribusi geografis yang adil, dan perwakilan berbagai bentuk peradaban maupun sistem hukum yang utama. 2. Anggota-anggota Komite dipilih melalui pemungutan suara secara rahasia dari suatu daftar orang-orang yang dicalonkan oleh Negara-Negara Pihak. Setiap Negara Pihak dapat mencalonkan satu orang di antara warganegaranya. 3. Pemilihan pertama diadakan enam bulan setelah tanggal mulai berlakunya Konvensi ini. Setidaknya tiga bulan sebelum tanggal pemilihan, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa akan berkirim surat kepada Negara- Negara Pihak agar mereka menyampaikan calon masing-masing dalam jangka waktu dua bulan. Sekretaris Jenderal mempersiapkan daftar nama calon menurut abjad, dengan menyebutkan Negara Pihak yang mencalonkannya dan harus mengkomunikasikan kepada Negara-Negara Pihak. 4. Pemilihan anggota Komite diadakan pada pertemuan Negara-Negara Pihak yang diselenggarakan Sekretaris Jenderal di Markas Besar Perserikatan Bangsa- Bangsa. Pada pertemuan tersebut, di mana persyaratan kuorum adalah dua pertiga dari Negara–Negara Pihak, orang-orang yang dipilih adalah calon yang memperoleh jumlah suara terbanyak dan mayoritas mutlak suara dari perwakilan Negara-Negara Pihak yang hadir dan memberikan suara. 5. (a) Anggota Komite dipilih untuk masa jabatan empat tahun. Namun demikian, masa jabatan dari sembilan anggota yang dipilih pada pemilihan pertama harus berakhir pada akhir tahun kedua; segera setelah pemilihan pertama, nama kesembilan orang ini akan dipilih melalui undian oleh Ketua Komite; (b) Untuk menggantikan anggota Komite yang tidak lagi menjalankan fungsinya, Negara Pihak asal ahli yang tidak lagi berfungsi sebagai anggota

102

Komite harus menunjuk ahli lain di antara warganegaranya, dengan persetujuan Komite. 6. Negara-Negara Pihak bertanggungjawab atas pembiayaan yang dikeluarkan anggota Komite untuk pelaksanaan tugas-tugas Komite.

Pasal 9 1. Negara Pihak akan menyampaikan laporan kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai langkah-langkah legislatif, peradilan, administratif maupun langkah lain yang telah dilakukan sesuai ketentuan- ketentuan dalam Konvensi ini: (a) dalam waktu satu tahun setelah berlakunya Konvensi ini bagi Negara yang bersangkutan; dan (b) setelah itu, setiap dua tahun dan setiap kali Komite memintanya, Komite dapat meminta informasi tambahan dari Negara Pihak. 2. Komite ini menyampaikan laporan tahunan melalui Sekretaris Jenderal kepada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai kegiatan-kegiatannya, dan dapat memberikan usulan dan rekomendasi umum yang didasarkan atas pemeriksaan terhadap laporan dan informasi yang diterima dari Negara Pihak. Usulan atau rekomendasi semacam itu wajib dilaporkan pada Majelis Umum bersama dengan komentar dari Negara Pihak, bila ada.

Pasal 10

1. Komite ini harus menyusun tata kerjanya sendiri. 2. Komite ini memilih pegawainya untuk masa kerja dua tahun. 3. Sekretariat Komite akan disediakan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa- Bangsa. 4. Persidangan-persidangan Komite biasanya diadakan di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa.

103

Pasal 11 1. Apabila suatu Negara Pihak menganggap bahwa Negara Pihak lain tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Kovenan ini, Negara tersebut dapat mengajukan masalah ini untuk diperhatikan Komite. Komite kemudian menyampaikan pengaduan ini kepada Negara Pihak yang bersangkutan. Dalam waktu tiga bulan, Negara penerima harus menyampaikan kepada Komite, penjelasan tertulis atau pernyataan yang menjelaskan masalah tersebut dan upaya penyelesaian, jika ada, yang telah diambil Negara tersebut. 2. Apabila masalah tersebut tidak diselesaikan hingga memuaskan kedua pihak baik melalui negosiasi bilateral atau prosedur lain, dalam waktu enam bulan setelah diterimanya pengaduan pertama oleh Negara penerima, masing-masing Negara mempunyai hak untuk mengajukan lagi masalah tersebut ke depan Komite dengan memberitahukan Komite dan Negara lain tersebut. 3. Komite akan menangani masalah yang diajukan sesuai dengan ayat 2 pasal ini setelah Komite yakin bahwa dalam kasus tersebut semua upaya penyelesaian dalam negeri yang tersedia telah dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip yang diakui dalam hukum internasional. Ketentuan ini tidak berlaku apabila penerapan upaya penyelesaian tersebut telah berlangsung terlalu lama tanpa alasan yang jelas. 4. Dalam kasus-kasus yang diajukan kepadanya, Komite dapat memanggil Negara-Negara Pihak yang bersangkutan agar menyampaikan semua informasi lain yang relevan. 5. Apabila suatu masalah yang timbul dari pasal ini sedang dalam pertimbangan Komite, Negara-Negara Pihak yang bersangkutan berhak untuk mengirimkan seorang wakil untuk mengambil bagian dalam pertemuan Komite ketika masalah tersebut sedang dipertimbangkan Komite, tanpa mempunyai hak suara.

Pasal 12 1. (a) Setelah Komite memperoleh dan mengumpulkan semua informasi yang diperlukan, Ketua Komite menunjuk Komisi Pendamai ad hoc (selanjutnya disebut sebagai Komisi), yang terdiri dari lima orang yang merupakan anggota

104

Komite maupun bukan anggota Komite. Anggota Komisi harus diangkat dengan persetujuan pihak-pihak yang bersengketa, dan anggota-anggota Komisi harus menunjukkan niat baik untuk menyelesaikan masalah tersebut pada Negara-Negara yang terlibat sengketa dengan maksud menghasilkan penyelesaian yang diterima semua pihak berdasarkan penghormatan pada Konvensi ini; (b) Apabila Negara-Negara Pihak yang terlibat sengketa gagal mencapai kesepakatan dalam waktu tiga bulan mengenai semua atau sebagian dari komposisi komisi, anggota-anggota Komisi yang belum disetujui oleh Negara- negara Pihak yang bersengketa harus dipilih dengan pemungutan suara secara rahasia oleh dua pertiga dari suara mayoritas Komite di antara anggota-anggota Komite sendiri. 2. Anggota-anggota Komisi wajib bekerja dalam kapasitas pribadi mereka. Mereka tidak boleh warganegara dari Negara-Negara Pihak yang bersengketa ataupun Negara yang tidak menjadi Pihak pada Konvensi ini. 3. Komisi harus memilih Ketuanya sendiri dan menetapkan tata kerjanya sendiri. 4. Persidangan Komisi biasanya diadakan di Markas Besar Perserikatan Bangsa- Bangsa atau di tempat lain yang layak sebagaimana ditentukan Komisi. 5. Sekretariat yang disediakan seperti disebutkan pasal 10, ayat 3, Konvensi ini juga harus melayani Komisi apabila terjadi sengketa antar-Negara Pihak yang melibatkan Komisi ini. 6. Negara-Negara Pihak yang bersengketa secara bersama dan bagi adil menanggung semua pengeluaran anggota-anggota Komisi sesuai dengan perkiraan yang diberikan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa. 7. Bilamana perlu, Sekretaris Jenderal menanggung pembiayaan anggota-anggota Komisi sebelum adanya penggantian dari Negara-Negara Pihak yang bersengketa sesuai dengan ayat 6 pasal ini. 8. Informasi yang diperoleh dan dikumpulkan Komite harus tersedia bagi Komisi, dan Komisi dapat meminta Negara-Negara yang bersangkutan untuk memberikan informasi lain yang berkaitan.

105

Pasal 13 1. Setelah secara lengkap mempertimbangkan masalah tersebut, Komisi harus mempersiapkan dan menyampaikan laporan kepada Ketua Komite yang berisi temuan atas semua pertanyaan tentang fakta yang relevan dengan masalah pihak-pihak yang bersengketa, dan rekomendasi yang tepat bagi penyelesaian masalah itu secara bersahabat. 2. Ketua Komite menyampaikan laporan Komisi kepada masing-masing Negara Pihak yang bersengketa. Dalam waktu tiga bulan, Negara-negara ini harus memberitahukan Ketua Komite apakah mereka menerima atau menolak rekomendasi yang dimuat dalam laporan Komisi. 3. Setelah jangka waktu yang disebutkan dalam ayat 2 pasal ini, Ketua Komite perlu memberitahukan laporan Komisi dan pernyataan Negara-negara Pihak yang bersangkutan kepada Negara-Negara lain Pihak Konvensi.

Pasal 14 1. Suatu Negara Pihak sewaktu-waktu dapat menyatakan bahwa Negaranya mengakui kewenangan Komite untuk menerima dan memeriksa pengaduan dari perorangan atau kelompok orang dalam wilayah hukumnya yang menyatakan diri sebagai korban pelanggaran hak sebagaimana tercantumkan dalam Konvensi ini yang dilakukan oleh Negara Pihak tersebut. Pengaduan menyangkut Negara Pihak yang belum membuat pernyataan semacam itu tidak akan diterima. 2. Negara Pihak yang telah membuat pernyataan sebagaimana dicantumkan dalam ayat 1 pasal ini dapat membentuk atau menunjuk suatu badan dalam tata hukum nasionalnya, yang berwenang menerima dan memeriksa petisi dari perorangan dan kelompok orang dalam wilayah hukumnya, yang menyatakan diri telah menjadi korban pelanggaran haknya sebagaimana dicantumkan dalam Konvensi ini dan telah memakai seluruh upaya penyelesaian dalam negeri. 3. Pernyataan yang dibuat sesuai dengan ayat 1 pasal ini dan nama badan yang dibentuk atau ditunjuk sesuai dengan ayat 2 pasal ini diserahkan dan disimpan oleh Negara Pihak yang bersangkutan kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan

106

Bangsa-Bangsa, yang harus menyampaikan salinannya kepada Negara-Negara Pihak lainnya. Suatu pernyataan dapat ditarik kembali sewaktu-waktu dengan pemberitahuan kepada Sekretaris Jenderal tetapi penarikan kembali semacam ini tidak mempengaruhi pengaduan yang tengah diperiksa Komite. 4. Daftar petisi disimpan oleh badan yang dibentuk atau ditunjuk sesuai dengan ayat 2 pasal ini dan salinan daftar yang dilegalisir diserahkan pada Sekretaris Jenderal setiap tahun dengan pengertian bahwa isinya tidak boleh diumumkan. 5. Apabila tidak puas pada badan yang dibentuk atau ditunjuk sesuai dengan ayat 2 pasal ini, pihak yang mengajukan pengaduan berhak menyampaikan masalah ini pada Komite dalam jangka waktu enam bulan. 6. (a) Secara rahasia Komite memberitahukan pengaduan yang diajukan kepadanya agar diperhatikan Negara Pihak yang dituduh telah melanggar ketentuan Konvensi ini, tetapi identitas perorangan atau kelompok orang yang bersangkutan tidak boleh diungkapkan tanpa persetujuan orang atau kelompok itu. Komite tidak akan menerima pengaduan tanpa identitas jelas. (b) Dalam waktu tiga bulan, Negara penerima harus menyampaikan kepada Komite penjelasan resmi atau pernyataan yang menjernihkan masalah tersebut dan upaya-upaya penyelesaiannya, jika ada, yang telah diambil oleh Negara tersebut. 7. (a) Komite akan mempertimbangkan pengaduan dengan memperhatikan semua informasi yang disediakan untuknya oleh Negara Pihak yang bersangkutan dan oleh pengirim pengaduan. Komite tidak akan mempertimbangkan pengaduan sebelum Komite yakin bahwa pengirim pengaduan telah mempergunakan semua upaya penyelesaian dalam negeri yang tersedia. Namun demikian, ketentuan ini tidak berlaku apabila penerapan upaya penyelesaian ditunda-tunda tanpa alasan yang wajar. (b) Komite akan meneruskan usulan dan rekomendasinya, jika ada, kepada Negara Pihak yang bersangkutan dan pihak yang mengajukan pengaduan. 8. Komite akan memasukkan dalam laporan tahunan ringkasan pengaduan- pengaduan semacam itu, dan bila perlu, ringkasan penjelasan dan pernyataan

107

dari Negara-negara Pihak yang bersangkutan dan ringkasan usulan dan rekomendasi Komite. 9. Komite berwenang untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang ditentukan dalam pasal ini apabila sedikitnya ada 10 Negara Pihak Konvensi telah terikat melalui pernyataan yang sesuai dengan ayat 1 pasal ini.

Pasal 15 1. Sebelum tercapainya tujuan-tujuan Deklarasi tentang Pemberian Kemerdekaan kepada Negara-negara dan Bangsa-Bangsa Jajahan yang termuat dalam Resolusi Majelis Umum 1514 (XV) 14 Desember 1960, ketentuan-ketentuan Konvensi ini bagaimanapun juga tidak dapat membatasi hak untuk mengajukan pengaduan yang diberikan kepada Bangsa-Bangsa tersebut oleh instrumen- instrumen internasional lainnya, atau oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan badan-badan khususnya. 2. (a) Komite yang dibentuk menurut pasal 8 ayat 1 Konvensi ini harus menerima salinan petisi-petisi dari, dan menyampaikan pandangan serta rekomendasi mengenai petisi tersebut kepada, badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani masalah-masalah yang berhubungan langsung dengan prinsip- prinsip dan tujuan-tujuan Konvensi ini, dalam mempertimbangkan pengaduan dari penduduk Wilayah-wilayah Perwalian dan Wilayah Tanpa Pemerintahan Sendiri, dan semua wilayah yang terkena Resolusi 1514 (XV) Majelis Umum, berkaitan dengan masalah-masalah yang tercakup Konvensi ini, yang diajukan kepada badan-badan ini. (b) Komite wajib menerima salinan-salinan laporan dari badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berwenang mengenai langkah legislatif, yudikatif dan administratif serta langkah lainnya yang berkaitan langsung dengan prinsip-prinsip dan tujuan-tujuan Konvensi, yang dilaksanakan penguasa administratif di wilayah-wilayah yang disebut dalam sub-ayat a. dari ayat ini, dan wajib mengutarakan pendapat dan rekomendasi pada badan-badan tersebut.

108

3. Komite wajib mencantumkan dalam laporan kepada Majelis Umum ringkasan pengaduan-pengaduan dan laporan-laporan yang diterima dari badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan ringkasan pendapat dan rekomendasi Komite sehubungan dengan pengaduan-pengaduan dan laporan-laporan tersebut 4. Komite akan meminta semua informasi kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berkenaan dengan Konvensi ini dan yang tersedia untuk Sekretaris Jenderal mengenai wilayah-wilayah yang tersebut dalam ayat 2 a. pasal ini.

Pasal 16 Ketentuan-ketentuan Konvensi mengenai penyelesaian sengketa atau pengaduan akan diberlakukan tanpa mengabaikan prosedur-prosedur lain dalam penyelesaian sengketa atau pengaduan dalam bidang diskriminasi yang tercantum dalam instrumen atau konvensi yang disetujui Perserikatan Bangsa-Bangsa dan badan-badan khususnya, dan tidak boleh menghalangi Negara-Negara Pihak untuk memanfaatkan upaya lainnya dalam menyelesaikan sengketa, sesuai dengan perjanjian internasional umum maupun khusus yang berlaku di antara mereka.

BAGIAN III Pasal 17 1. Konvensi ini terbuka untuk ditandatangani oleh setiap Negara Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa atau badan-badan khususnya, oleh Negara Anggota Statuta Mahkamah Internasional, dan oleh Negara lain yang telah diundang oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menjadi Negara Pihak Konvensi ini. 2. Konvensi ini perlu diratifikasi. Instrumen ratifikasi harus diserahkan dan disimpan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pasal 18 1. Konvensi ini terbuka untuk persetujuan oleh setiap Negara yang disebut dalam pasal 17, ayat 1, Konvensi ini.

109

2. Persetujuan akan berlaku dengan diserahkannya dokumen persetujuan untuk disimpan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pasal 19 1. Konvensi ini mulai berlaku pada hari ketiga puluh setelah tanggal penyerahan kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa dokumen keduapuluh tujuh dari ratifikasi atau persetujuan. 2. Bagi setiap Negara yang meratifikasi atau menyetujui Konvensi ini, setelah penyerahan dokumen ratifikasi atau persetujuan yang keduapuluh tujuh, Konvensi ini akan berlaku pada hari ketiga puluh setelah tanggal penyimpanan dokumen ratifikasi atau persetujuan itu.

Pasal 20 1. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa wajib menerima dan mengedarkan keberatan yang diungkapkan pada saat ratifikasi atau persetujuan kepada semua Negara yang telah atau akan menjadi Pihak Konvensi ini. Setiap Negara yang berkeberatan dalam waktu sembilan puluh hari setelah tanggal pengungkapan harus menyampaikan pada Sekretaris Jenderal bahwa Negara yang bersangkutan tidak dapat menerimanya. 2. Suatu keberatan yang tidak sesuai dengan tujuan dan maksud Konvensi tidak dilayani, demikian pula keberatan yang mengakibatkan terganggunya kerja badan-badan yang dibentuk oleh Konvensi ini. Suatu keberatan dianggap tidak sesuai atau mengganggu apabila sekurangnya duapertiga dari Negara-Negara Pihak Konvensi ini menolak keberatan itu. 3. Keberatan dapat ditarik kembali sewaktu-waktu dengan pemberitahuan kepada Sekretaris Jenderal. Pemberitahuan semacam itu berlaku pada tanggal penerimaan.

Pasal 21 Suatu Negara Pihak dapat menarik diri dari Konvensi ini dengan pemberitahuan tertulis kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa.

110

Penarikan diri ini akan berlaku satu tahun setelah tanggal diterimanya pemberitahuan tersebut oleh Sekretaris Jenderal.

Pasal 22 Sengketa antara dua atau lebih Negara Pihak yang berkenaan dengan penafsiran atau penerapan Konvensi ini, yang tidak terselesaikan melalui negosiasi atau prosedur yang secara tegas ditentukan dalam Konvensi ini, atas permintaan pihak yang bersengketa bisa diajukan ke depan Mahkamah Internasional untuk mendapat keputusan, kecuali pihak-pihak yang berselisih menyetujui suatu cara lain untuk menyelesaikannya

Pasal 23 1. Permohonan untuk mengubah Konvensi ini dapat diajukan kapan saja oleh Negara Pihak dengan pemberitahuan tertulis yang disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa. 2. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa akan memutuskan langkah- langkah, kalau ada, yang mesti diambil terhadap permohonan semacam itu.

Pasal 24 Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa akan memberitahu semua Negara yang dimaksud dalam pasal 17, ayat 1, Konvensi ini mengenai hal-hal di bawah ini: (a) Tandatangan, ratifikasi dan persetujuan berdasarkan pasal 17 da 18; (b) Tanggal berlakunya Konvensi ini berdasarkan pasal 19; (c) Pengaduan dan pernyataan yang diterima berdasarkan pasal 14, 20 dan 23; (d) Penarikan diri berdasarkan pasal 21.

Pasal 25 1. Konvensi ini, dalam naskah berbahasa Cina, Inggris, Perancis, Rusia dan Spanyol yang sama otentiknya, disimpan dalam arsip Perserikatan Bangsa- Bangsa.

111

2. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa wajib menyampaikan salinan Konvensi yang telah disahkan kepada semua Negara yang termasuk dalam kategori yang disebut dalam pasal 17, ayat 1, Konvensi ini.

112

113

114

115

116