1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia Internasional Saat

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia Internasional Saat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dunia internasional saat ini tertuju kepada Korea Selatan. Kebangkitan ekonomi dan budaya Korea Selatan menjadikan negara ini mulai menginvasi pasar internasional dengan berbagai produk ciptaan. Mulai dari pengembangan teknologi dari berbagai aspek industri manufaktur hingga penyebaran budaya populer yang lebih dikenal dengan hallyu wave atau gelombang Korea dengan merujuk pada industri hiburan yang didominasi dengan musik dan drama Korea. Kekhasan dari industri hiburan Korea Selatan ini telah mengukuhkan industri Korea Selatan menyaingi industri Hollywood yang ada di Amerika. Sebagai salah satu contohnya adalah keberhasilan beberapa penyanyi Korea Selatan yang menembus chart Billboard Amerika yang merupakan ukuran tangga lagu di dunia. Hallyu saat ini yang terkenal melalui musik dan dramanya adalah berupa pengenalan budaya tradisi Korea, pengenalan tulisan Korea (hangul) dan bahasa, bentuk-bentuk imitasi diri terhadap artis Korea dari penampilan diri bahkan hingga mengarah pada fashion dan gaya hidup. Di bidang industri hiburan, Korea Selatan sangat terkenal dengan gaya musiknya yang mayoritas dibawakan secara berkelompok atau grup, grup ini biasanya dikenal dengan sebutan boyband atau girlband. Selain terkenal dengan musik, Korea Selatan sangat terkenal dengan drama, sebuah film series pendek yang menawarkan berbagai genre yang 1 dimainkan oleh berbagai artis Korea serta berbagai reality show dan program lainnya yang menunjukkan variasi dari budaya populer Korea Selatan. Perkembangan hallyu sebagai komoditas global di mulai di awal keberhasilan salah satu drama Korea yang tayang di Tiongkok pada akhir 1990- an. Pada tahun 2000-an, Winter Sonata yang menyedot banyak perhatian berbagai penonton di berbagai belahan dunia. Kepopuleran drama ini diikuti dengan drama lain, film, dan musik sehingga angka ekspor drama Korea meningkat sedemikian rupa hingga menjadi jalan keluar bagi Korea Selatan untuk lepas dari permasalahan krisis yang sempat melanda. Berikut ini adalah data yang menunjukkan peningkatan ekspor program televisi Korea Tabel 1.1-1 Angka Ekspor dan Impor Program TV Korea Dalam Juta Dollar Tahun Ekspor Impor 1999 12.7 28.7 2000 13.1 29.1 2001 18.9 20.4 2002 28.8 25.1 2003 42.1 28.1 2004 71.5 31.1 2005 123.5 37.0 2006 147.7 31.7 2007 162.6 32.3 2008 180.2 21.8 2009 183.6 65.9 2010 187.0 10.4 Dikutip dari “The Korean wave (hallyu) in East Asia. A comparison of Chinese, Japanese and Taiwanese audiences who watch Korean TV dramas,” by J. Yang, 2012, Development and Society, 41, hal. 124. 2 Berkembangnya hallyu sangat berhubungan dengan momentum yang didapatkan Korea Selatan dalam membangun identitas di kancah internasional. hallyu sebagai salah satu pendorong kebangkitan Korea Selatan dari kehancuran krisis ekonomi bersamaan dengan momentum lainnya seperti pergelaran Piala Dunia 2002, perkembangan teknologi dan internet dengan didukung oleh kultur yang mendukung menyebabkan gambaran globalisasi semakin menjadi hal nyata dalam bidang budaya populer yang satu ini. Hallyu telah menjadi sebuah industri budaya yang telah dikemas dan didukung oleh pemerintah Korea Selatan. Konsep industri budaya ini masih belum mendapatkan definisi baku mengenai penjelasan industri budaya, akan tetapi hal ini diperkenalkan oleh pemerintah Korea Selatan pada tahun 1999 dan diperinci lebih jelas pada tahun 2002 bahwa industri budaya merupakan variasi berdasarkan aktivitas yang berhubungan dengan pengembangan, produksi distribusi, dan konsumsi produk budaya dalam wujud barang nyata dan tidak nyata atau kombinasi keduanya yang meningkatkan nilai tambah ekonomis dengan menggunakan media budaya (budaya, tradisi termasuk budaya digital) yang dikemas dalam pameran, penampilan seni, buku, jurnal, majalah, film, radio, televisi, atau CD (Eun & Ryoo, 2007). Hadirnya industri hiburan Korea ini berimplikasi menjadi sebuah keuntungan bagi tersendiri dan membuat Korea Selatan semakin dikenal dunia internasional. Keuntungan yang didapatkan oleh Korea Selatan dapat berupa devisa yang menjadi pemasukan bagi negara tersebut. Keuntungan yang lain yang bisa didapatkan berupa promosi diri Korea Selatan seperti pariwisata yang 3 meningkatkan kunjungan turis internasional yang ingin mengetahui Korea Selatan secara langsung. Angka produksi dan ekspor program televisi Korea Selatan yang tinggi memunculkan sederet artis-artis Korea Selatan yang mulai mendapatkan popularitas. Sebut saja beberapa diantaranya seperti Girls’ Generation, Super Junior, Big Bang, Lee Min Ho, Song Hye Kyo, dan lain-lain. Ketenaran artis-artis Korea tentunya merupakan hal yang sangat penting dalam usaha menciptakan keterkenalan Korea Selatan khususnya di dunia hiburan dengan semakin banyak menciptakan berbagai karya kreativitas mereka untuk semakin menunjukkan eksistensi budaya populer Korea Selatan. Salah satu gambaran hallyu diantaranya adalah penggunaan bahasa Korea, pengenalan tradisi Korea seperti chuseouk, hanbok, makanan tradisional Korea bahkan dalam dunia virtual maya sering terdapat istilah netizen (Internet Citizen) yang diakibatkan tingginya penggunaan internet yang sekaligus menjadi media penyebaran invasi demam Korea. Aktivitas netizen yang tinggi ini menyebabkan terjadinya aktivitas di dunia maya yang berhubungan dengan demam Korea seperti melakukan cover dance, meniru gaya kiyomi gwiyomi, fanbase atau fandom, bahkan tindakan seperti mata-matai yang sering mencari tahu (menginvestigasi) akan idolanya tersebut hingga masukan dan kritikan yang disampaikan melalui dunia maya tersebut. Dalam kehidupan sosial, masyarakat Korea Selatan dikenal sebagai masyarakat yang gemar melakukan operasi plastik untuk menyempurnakan bentuk fisik dan kecantikan mereka. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh The Economist tahun 2009 tercatat bahwa satu dari lima 4 orang Korea telah melakukan operasi plastik dan pada tahun 2010 lebih dari 360.000 tindakan operasi telah dilakukan. Operasi plastik ini juga sekaligus menggambarkan kecanggihan teknologi kedokteran dan kecantikan yang dimiliki oleh Korea Selatan dibandingkan dengan negara lain. Semua kecanggihan dan kesempurnaan yang ditampilkan oleh merupakan gambaran bagaimana kehebatan Korea Selatan dan masyarakatnya di berbagai bidang kehidupan. Sebagai negara maju, Korea Selatan tidak luput dari berbagai permasalahan sosial yang muncul. Tahun 2009 World Health Organization (WHO) melansir bahwa sebanyak 14.413 jiwa melayang akibat bunuh diri. Aksi bunuh diri pun diantaranya dilakukan oleh artis-artis Korea Selatan. Indonesia tidak lepas dari pengaruh hallyu. Demam Korea telah dimulai sejak drama Endless Love (Autumn in My Heart) ditayangkan di televisi swasta Indonesia, bahkan terdapat beberapa drama Korea Selatan yang ditayangkan berulang kali karena kesuksesannya seperti Endless Love (Autum in My Heart, Princess Hours, Full House, dan Boy Before Flower. Bahkan saat ini, banyak sekali komunitas fansub Indonesia1 yang membagikan drama Korea dan subtitle Indonesia secara gratis. Sebagai negara yang merespons baik hallyu, Indonesia telah menjadi salah satu daftar tempat digelarnya konser musik seperti Music Bank KBS, SM Town INA, SS Super Junior dan berbagai artis lainnya. Keberadaan artis idola Korea Selatan memunculkan aktivitas penggemar. Adapun hal-hal yang terbentuk sebagai respons dari demam hallyu ini adalah 1 fans-substitling: komunitas yang menerjemahkan tayangan televisi dari bahasa asli ke ke bahasa lain) 5 terbentuknya komunitas penggemar yang terkumpul dalam sebuah fanbase. Seiring dengan perkembangan internet, aktivitas penggemar K-Pop semakin aktif terhubung dengan dunia K-Pop di negara asal. Banyak sekali ditemukan komunitas di berbagai sosial media Korea dan fanbase yang semakin aktif dalam kegiatannya, termasuk penggemar K-Pop yang berasal dari Indonesia Berbagai penelitian mengenai budaya K-Pop, hampir semua hasilnya menunjukkan faktor-faktor penyebaran budaya populer Korea dan dampaknya pada situasi sosial di Indonesia. Gejala-gejala fanatisme yang tercatat cukup fenomenal di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini terlihat dari antusiasme konser Super Show Super Junior 4 tahun 2012 dan diikuti dengan kesuksesan antusiasme konser artis Korea yang lainnya seperti SM Town, Music Bank Jakarta, dan lain-lain. Dalam acara konser tersebut, biasanya fanbase berperan dalam berbagi informasi mengenai aktivitas artis idola, mengorganisir massa (penggemar) dalam distribusi item seperti light stick, T-Shirt, banner yang akan memeriahkan konser artis sebagai lambang menyukai artis idola mereka. Bahkan dalam berbagai kesempatan lain, fanbase dapat membuat acara kumpul sesama penggemar dan mengadakan beberapa kegiatan seperti donasi amal, perayaan ulang tahun artis. Terkenalnya hallyu merupakan salah satu gambaran mengenai kondisi zaman postmodern. Sebagai zaman yang merupakan sisa-sisa modernisme yang tidak usai sekaligus berada di masa globalisasi dengan tak adanya batas teritorial dan teknologi yang tinggi, budaya populer Korea Selatan mencerminkan kondisi postmodernisme yang sedang dihadapi. Postmodernisme yang sedang dihadapi 6 merupakan munculnya Korea Selatan sebagai negara maju yang menciptakan identitas baru melalui budaya populernya. Dengan merujuk kondisi postmodernisme yang penuh dengan teknologi dan konsumsi yang tinggi (Hidayat, 2012), gejala fanatisme akan demam Korea merupakan gambaran jelas dalam menggunakan postmodernisme sebagai cara analisis kondisi ini. Mengutip pernyataan Baudrillard mengenai kondisi postmodernisme, yang diantaranya menyatakan: “Kebudayaan postmodernisme lebih mengutamakan
Recommended publications
  • Beritajaya 2014 Issue 2
    Berjaya Corporation Berhad’s Quarterly Newsletter - Issue 2, 2014 KDN No : PP 7432/02/2013(031932) From left to right : Lena Tan Wai Foon - Non-Independent Non-Executive Director,7-Eleven Holdings; Gary Brown- Deputy Chief Executive Officer, 7-Eleven Malaysia Sdn. Bhd; Shalet Marian- Independent Non-Executive Chairman, 7-Eleven Holdings; Tan U-Ming, Chan Kien Sing and Ho Meng - Non-Independent Executive Directors, 7-Eleven Holdings; and Muhammad Lukman Bin Musa @ Hussain - Independent Non-Executive Director, 7-Eleven Holdings. 7 –ELEVEN MALAYSIA HOLDINGS BERHAD MAKES DEBUT ON BURSA MALAYSIA SECURITIES BERHAD Malaysia’s largest convenience store chain lists on the Main Market On 30 MAY 2014, 7-ELEVEN MALAYSIA HOLDINGS BERHAD (“7-Eleven Holdings”) Independent Non-Executive Chairman of 7-Eleven Malaysia Holdings Berhad, Shalet listed on the Main Market of Bursa Malaysia Securities Berhad (“Bursa Malaysia”), and Marian said that 7-Eleven Malaysia’s IPO was the largest IPO to be completed in officially commenced trading under the stock short name SEM and stock code 5250. Malaysia and the third largest international IPO in South East Asia at the time of listing. The convenience store chain is currently the largest in Malaysia in terms of number of stores with 1,583 outlets nationwide as at 10 April 2014. 7-Eleven will continue to open new stores and is targeting 600 new stores between 2014 and 2016. TAN SRI VINCENT TAN RECEIVES ‘ICON OF MALAYSIA’ AWARD On 30 April 2014, Tan Sri Vincent Tan (“TSVT”) received the ‘Icon of Malaysia’ Award for his achievements at the Malaysia Book of Records’ Night of Achievers at One World Hotel, Bandar Utama.
    [Show full text]
  • Intellectual Property Center, 28 Upper Mckinley Rd. Mckinley Hill Town Center, Fort Bonifacio, Taguig City 1634, Philippines Tel
    Intellectual Property Center, 28 Upper McKinley Rd. McKinley Hill Town Center, Fort Bonifacio, Taguig City 1634, Philippines Tel. No. 238-6300 Website: http://www.ipophil.gov.ph e-mail: [email protected] Publication Date: 19 January 2021 1 ALLOWED MARKS PUBLISHED FOR OPPOSITION .................................................................................................... 2 1.1 ALLOWED NATIONAL MARKS ............................................................................................................................................. 2 Intellectual Property Center, 28 Upper McKinley Rd. McKinley Hill Town Center, Fort Bonifacio, Taguig City 1634, Philippines Tel. No. 238-6300 Website: http://www.ipophil.gov.ph e-mail: [email protected] Publication Date: 19 January 2021 1 ALLOWED MARKS PUBLISHED FOR OPPOSITION 1.1 Allowed national marks Application No. Filing Date Mark Applicant Nice class(es) Number 19 Chemtrust Global Market, Inc. 1 4/2019/00002607 February CAP 1 [PH] 2019 13 March INTELLECT CENTER Ma. Catherine S. Lasquety 2 4/2019/00004001 41 2019 FOR KIDS [PH] 30 April MMXII MNL DON'T Don`t Blame the Kids Apparel 3 4/2019/00007065 25 2019 BLAME THE KIDS Co. [PH] 4 4/2019/00007441 7 May 2019 SHOPRYT CASETECH INC. [PH] 35 24 June BENEVELLE CORPORATION 5 4/2019/00010783 BENEVELLE 35 and40 2019 [PH] 5 August Westmont Industrial Sales Inc. 6 4/2019/00013658 MEGA FIRST 6 2019 [PH] 7 August 7 4/2019/00013941 T TM TECHNOLOGY Amy Yaw Uy [PH] 9 2019 8 August 8 4/2019/00014030 VAPE CITY Gerome M. Gamuac [PH] 34 2019 13 August Manxing Enterprises Corp. 9 4/2019/00014220 BL 5 2019 [PH] 4; 9; 11; 14; 16; 27 August SEA EXPLORERS CEBU SEA EXPLORER 10 4/2019/00015131 18; 21; 24; 25; 28; 2019 PHILIPPINES WATERSPORTS INC.
    [Show full text]
  • Banned Product
    BANNED PRODUCT Senarai Produk Yang Diharamkan BAHAGIAN PENGUATKUASA FARMASI Edisi Julai 2018 KEMENTERIAN KESIHATAN MALAYSIA PENAFIAN Senarai Produk Yang Diharamkan (Banned Product) - dahulunya dikenali sebagai PharMel Blacklist adalah maklumat tambahan yang disediakan oleh Bahagian Penguatkuasaan Farmasi, Kementerian Kesihatan Malaysia. Senarai ini bertujuan untuk memberi maklumat kepada para peniaga, agensi penguatkuasa serta orang ramai berkaitan produk kesihatan, kosmetik dan produk makanan/minuman yang dicemari racun/ bahan kimia terlarang. Senarai ini juga mengandungi produk yang tidak berdaftar dengan Kementerian Kesihtan Malaysia. Produk-produk tersebut dilarang penjualannya oleh Kementerian Kesihatan Malaysia. Para pengguna diingatkan untuk sentiasa menyemak status pendaftaran produk kesihatan dan notifikasi kosmetik melalui laman web rasmi Program Perkhidmatan Farmasi, Kementerian Kesihatan Malaysia. Senarai Banned Product ini harus digunakan hanya sebagai bahan rujukan tambahan. Senarai Banned Product ini telah dikemaskini sehingga tarikh diterbitkan. Segala usaha telah dijalankan bagi memastikan maklumat yang disediakan adalah tepat. Kementerian Kesihatan Malaysia tidak bertanggungjawab ke atas sebarang kerugian atau kerosakan yang disebabkan oleh penggunaan senarai Banned Product ini. Sebarang salinan dan cetakan semula untuk tujuan komersil adalah dilarang dan hanya dibenarkan untuk tujuan rujukan. PENGHARGAAN Bahagian Penguatkuasaan Farmasi ingin merakamkan setinggi-tinggi penghargaan kepada individu yang telah banyak memberi
    [Show full text]
  • Songliste Koreanisch (Juli 2018) Sortiert Nach Interpreten
    Songliste Koreanisch (Juli 2018) Sortiert nach Interpreten SONGCODETITEL Interpret 534916 그저 널 바라본것 뿐 1730 534541 널 바라본것 뿐 1730 533552 MY WAY - 533564 기도 - 534823 사과배 따는 처녀 - 533613 사랑 - 533630 안녕 - 533554 애모 - 533928 그의 비밀 015B 534619 수필과 자동차 015B 534622 신인류의 사랑 015B 533643 연인 015B 975331 나 같은 놈 100% 533674 착각 11월 975481 LOVE IS OVER 1AGAIN 980998 WHAT TO DO 1N1 974208 LOVE IS OVER 1SAGAIN 970863기억을 지워주는 병원2 1SAGAIN/FATDOO 979496 HEY YOU 24K 972702 I WONDER IF YOU HURT LIKE ME 2AM 975815 ONE SPRING DAY 2AM 575030 죽어도 못 보내 2AM 974209 24 HOUR 2BIC 97530224소시간 2BIC 970865 2LOVE 2BORAM 980594 COME BACK HOME 2NE1 980780 DO YOU LOVE ME 2NE1 975116 DON'T STOP THE MUSIC 2NE1 575031 FIRE 2NE1 980915 HAPPY 2NE1 980593 HELLO BITCHES 2NE1 575032 I DON'T CARE 2NE1 973123 I LOVE YOU 2NE1 975236 I LOVE YOU 2NE1 980779 MISSING YOU 2NE1 976267 UGLY 2NE1 575632 날 따라 해봐요 2NE1 972369 AGAIN & AGAIN 2PM Seite 1 von 58 SONGCODETITEL Interpret 972191 GIVE IT TO ME 2PM 970151 HANDS UP 2PM 575395 HEARTBEAT 2PM 972192 HOT 2PM 972193 I'LL BE BACK 2PM 972194 MY COLOR 2PM 972368 NORI FOR U 2PM 972364 TAKE OFF 2PM 972366 THANK YOU 2PM 980781 WINTER GAMES 2PM 972365 CABI SONG 2PM/GIRLS GENERATION 972367 CANDIES NEAR MY EAR 2PM/백지영 980782 24 7 2YOON 970868 LOVE TONIGHT 4MEN 980913 YOU'R MY HOME 4MEN 975105 너의 웃음 고마워 4MEN 974215 안녕 나야 4MEN 970867 그 남자 그 여자 4MEN/MI 980342 COLD RAIN 4MINUTE 980341 CRAZY 4MINUTE 981005 HATE 4MINUTE 970870 HEART TO HEART 4MINUTE 977178 IS IT POPPIN 4MINUTE 975346 LOVE TENSION 4MINUTE 575399 MUZIK 4MINUTE 972705 VOLUME UP 4MINUTE 975332 WELCOME
    [Show full text]
  • Agentic Cute (^.^): Pastiching East Asian Cute in Influencer Commerce
    EAPC 2 (1) pp. 33–47 Intellect Limited 2016 East Asian Journal of Popular Culture Volume 2 Number 1 © 2016 Intellect Ltd Article. English language. doi: 10.1386/eapc.2.1.33_1 CRYSTAL ABIDIN University of Western Australia Agentic cute (^.^): Pastiching East Asian cute in Influencer commerce ABSTRACT KEYWORDS There has yet to be a definitive study of cute culture that is organically Singaporean. Influencers Drawing on existing work on East Asian cute culture and the regional popularity of bloggers commercial social media microcelebrities or ‘Influencers’ in Singapore, this article microcelebrity annotates three modes of agentic cute used to obscure the soft power that Influencers social media hold. Through the qualitative textual and visual analysis of content from three coupling popular Singaporean Influencers, and their associated blogs and social media, this cute article examines how three tropes that I term ‘the Doll’, ‘the Darling’ and ‘the Dear’ East Asia are enacted as cute femininities among adult woman. It argues that the subver- Singapore sive power of this performative cuteness is obscured by the corresponding sensual delight, romantic docility and homosocial desire that the Influencers develop in tandem with their cute self-presentations. By continually emphasizing stereotypical gendered relationships with their male partners, and relations with their followers, these Influencers are able to position themselves as non-threatening and submissive, when they are in fact quietly subverting these hierarchies for personal gain. PASTICHING EAST ASIAN CUTE Within East Asia, cuteness in adult women has been theorized and studied as Japanese kawaii, South Korean aegyo, and Taiwanese and mainland Chinese 33 eeajpc2.1.indbajpc2.1.indb 3333 111/04/161/04/16 110:540:54 PPMM Crystal Abidin saijao.
    [Show full text]
  • Produk Yang Telah Diluluskan Oleh Pihak Berkuasa Kawalan Dadah (Pbkd) Dalam Mesyuarat Pbkd Kali Ke – 289
    SENARAI PRODUK – PRODUK YANG TELAH DILULUSKAN OLEH PIHAK BERKUASA KAWALAN DADAH (PBKD) DALAM MESYUARAT PBKD KALI KE – 289 Bil No. rujukan/ Pemegang Tempoh Nama produk Pengilang Catatan No. pendaftaran Pendaftaran Produk Pendaftaran produk HOE A-FLEAZ HOE 201410132013X/ PHARMACEUTICALS 29/06/2015- New SHAMPOO 1% PHARMACEUTICALS 1 MAL15065024X SDN. BHD. 29/06/2020 Registration w/w SDN. BHD. (MALAYSIA) Approval ALPANZOLE 40MG 201309240001A/ POWDER FOR VICPHARM (M) SDN Laboratorio Reig 29/06/2015- New 2 MAL15065036AC SOLUTION FOR BHD Jofre S.A (SPAIN) 29/06/2020 Registration INJECTION Approval Betadine Sore MUNDIPHARMA Mundipharma 201502122013X/ 29/06/2015- New Throat Spray PHARMACEUTICALS Pharmaceuticals Ltd. 3 MAL15065026X 29/06/2020 Registration 0.45%w/v SDN. BHD. (CYPRUS) Approval Douglas Bicalox film 201103072012A/ SCHMIDT Manufacturing 29/06/2015- coated tablet New 4 MAL15065029AC BIOMEDTECH SDN BHD Limited (NEW 29/06/2020 50mg Registration ZEALAND) Approval BIO NICE Bio Nice Industry 201404282028T/ Bio Nice Herbal World 24/06/2015- New MISTURA GAN LU Sdn. Bhd. 5 MAL15065018TC Sdn Bhd 24/06/2020 Registration XIAO DU (MALAYSIA) Approval BUPREN 201202022014A/ 2MG/0.5MG PAHANG PHARMACY NORIPHARMA SDN. 29/06/2015- New 6 MAL15065041A SUBLINGUAL SDN. BHD. BHD. (MALAYSIA) 29/06/2020 Registration TABLET Approval BUPREN 201202022013A/ 8MG/2MG PAHANG PHARMACY NORIPHARMA SDN. 29/06/2015- New 7 MAL15065042A SUBLINGUAL SDN. BHD. BHD. (MALAYSIA) 29/06/2020 Registration TABLET Approval SENARAI PRODUK – PRODUK YANG TELAH DILULUSKAN OLEH PIHAK BERKUASA KAWALAN DADAH (PBKD) DALAM MESYUARAT PBKD KALI KE – 289 Bil No. rujukan/ Pemegang Tempoh Nama produk Pengilang Catatan No. pendaftaran Pendaftaran Produk Pendaftaran produk Cetraxal 2mg/ml 201309192021A/ HYPHENS PHARMA Laboratorios Salvat, 29/06/2015- New Ear Drops 8 MAL15065020A SDN.
    [Show full text]
  • LY-Tour-FC BTS-NYNJ.Pdf
    B TS Love Yourself World Tour: Fanchants IDOL ​ Save ME ​ I'm Fine ​ Magic Shop ​ Just Dance ​ Euphoria ​ I NEED U ​ Run ​ Serendipity ​ Love ​ DNA ​ [Medley A] [Medley B] 21st Century Girl Boyz With Fun ​ ​ Go Go Attack on Bangtan ​ ​ Blood Sweat & Tears Fire ​ ​ Boy In Luv —Baepsae— ​ Danger Dope ​ ​ Airplane pt.2 ​ —Singularity— FAKE LOVE ​ Seesaw ​ Epiphany ​ —The Truth Untold— Tear ​ MIC Drop ​ So What ​ Anpanman ​ Love Myself ​ —[BTS-NYNJ.INFO]— ​ ​ IDOL ​ Kim Namjoon! Kim Seokjin! Min Yoongi! Jung Hoseok! Park Jimin! Kim Taehyung! Jeon Jungkook! BTS! Kim Namjoon! Kim Seokjin! Min Yoongi! Jung Hoseok! Park Jimin! Kim Taehyung! Jeon Jungkook! BTS! You can call me artist (artist) ​ You can call me idol (idol) ​ 아님 어떤 다른 뭐라 해도 I don’t care ​ ​ anim eotteon dareun mwora haedo I don’t care or anything else you come up with I don’t care I’m proud of it (I’m proud of it) ​ 난 자유롭네 (난 자유롭네) nan jayuromne (nan jayuromne) ​ I’m free I’m free No more irony (irony) ​ 나는 항상 나였기에 naneun hangsang nayeotgie For I was always myself 손가락질 해, 나는 전혀 신경 쓰지 않네 songarakjil hae, naneun jeonhyeo singyeongsseuji anne Point your fingers, I couldn’t care less 나를 욕하는 너의 그 이유가 뭐든 간에 naleul yokhaneun neoui geu iyuga mwodeun gane No matter what your reason to blame me is I know what I am (I know what I am) ​ I know what I want (I know what I want) ​ I never gonna change (I never gonna change) ​ I never gonna trade (Trade off) 뭘 어쩌고 저쩌고 떠들어대셔 mwol eojjeogo jeojjeogo tteodeureodaesyeo What you keep babbling about (TALK IT TALK IT TALK IT) I do what I do, 그니까 넌 너나
    [Show full text]
  • Lipa, Cabuyao Sign New Cbas
    VOL. XXVIII • NO. 14 • 30 JULY 2013 Official Publication of Nestlé Philippines, Inc. Lipa, Cabuyao Sign New CBAs estlé Philippines recently signed two new Collective Bargaining Agreements for its Cabuyao and N Lipa Factories, a manifestation of the Company’s and its peoples’ relentless efforts at achieving and maintaining industrial and harmony within the organization. “These successful negotiations and concluded CBAs are truly a milestone, setting a new benchmark in the labor relations landscape of Nestlé Philippines,” said Chairman and CEO John Miller. A toast to industrial harmony highlights the CBA signing of Lipa Factory EARLY CBA FOR LIPA FACTORY Lipa Factory led by Site HR Head Luz Tanquintic and the Manggagawa ng Nestlé Lipa Factory (MNLF) headed by MNLF President Rolan Mercado met in April to initially discuss the CBA details. The initial talks led to both parties officially signing the MOA at the Lipa Recreation Hall two days later. Union leaders attribute the early CBA settlement to its healthy relationship with Wyeth workers union and factory management celebrate after concluding CBA Factory management, which is founded on trust, mutual respect, and transparency. talks in just four meetings The Management and Union panels formally signed the Collective Bargaining Agreement for 2013-2016 on June 21, 2013 at Acacia Hotel in Alabang, Muntinlupa City. Wyeth Supervisors, Turn to page 8 Associates Sign CBA Wyeth Philippines recently concluded the successful negotiations of two new Collective Bargaining Agreements for the unions representing supervisors and associates of its Canlubang Factory. For the first time in the history of Wyeth Philippines, an agreement was reached after only one meeting between the management and supervisors union panel.
    [Show full text]
  • Intellectual Property Center, 28 Upper Mckinley Rd. Mckinley Hill Town Center, Fort Bonifacio, Taguig City 1634, Philippines Tel
    Intellectual Property Center, 28 Upper McKinley Rd. McKinley Hill Town Center, Fort Bonifacio, Taguig City 1634, Philippines Tel. No. 238-6300 Website: http://www.ipophil.gov.ph e-mail: [email protected] Publication Date: 08 April 2021 1 REGISTERED MARKS .......................................................................................................................................................... 2 1.1 REGISTERED NATIONAL MARKS .......................................................................................................................................... 2 Intellectual Property Center, 28 Upper McKinley Rd. McKinley Hill Town Center, Fort Bonifacio, Taguig City 1634, Philippines Tel. No. 238-6300 Website: http://www.ipophil.gov.ph e-mail: [email protected] Publication Date: 08 April 2021 1 REGISTERED MARKS 1.1 Registered national marks Registration / Registration No. Mark Applicant Nice class(es) Application No. Date 12 PUREFOODS SAN MIGUEL FOOD AND 1 4/2012/00502978 September FIESTA HAM BEVERAGE, INC. 29 2013 SMOKED CHICKEN [PH] 2 4/2013/00008708 8 May 2014 METOREX GL RAPHA CO., LTD. [KR] 5 10 November 3 4/2014/00008959 NIBIRU LOGO JAN CELENE TIU [PH] 12 2014 ARMANDO A. DE CASTRO 4 4/2015/00002504 9 July 2015 UNDERGROUND 35 [PH] 25 June INNOV8TIVE MARKETING 5 4/2015/00002673 IN-8 3 and5 2015 SOLUTIONS, INC. [PH] 2 October 6 4/2015/00003693 PHANTOM JAN CELENE TIU [PH] 12 2015 30 7 4/2015/00014408 September EDGE JAN CELENE TIU [PH] 12 2016 30 8 4/2015/00014409 September CHARLES JERRY JAN CELENE TIU [PH] 12 2016
    [Show full text]
  • ABIDIN Crystal
    Please Subscribe! Influencers, Social Media, and the Commodification of Everyday Life Crystal Abidin (B.Soc.Sci.) This thesis is presented for the degree of Doctor of Philosophy of The University of Western Australia School of Social Sciences Anthropology & Sociology Media & Communication 2016 Abstract Please Subscribe! Influencers, Social Media, and the Commodification of Everyday Life This dissertation is an analysis of how some everyday Internet users shape themselves into a popular form of social media microcelebrities increasingly being labeled “Influencers”. Influencers are shapers of public opinion who persuade their audience through the conscientious calibration of personae on “digital” media such as social media, supported by “physical” space interactions with their followers in the flesh to sustain their accessibility, authenticity, believability, emulatability, and intimacy. Emically, these five qualities are encapsulated in what Influencers refer to as “relatability”, or Influencers’ ability to captivate their audience and evoke in them the desire to identify with the Influencer. I investigate Influencers in the “lifestyle” genre, in which they accumulate a following on blogs and social media through the textual and visual narration of their personal, everyday lives and proceed to capitalize on their followers by inserting advertisements for products and services through the narrative device of an “advertorial”. Coming from an anthropological perspective, I am interested in the everyday practices of Influencers and their relationships to the larger industry. While the data presented in this thesis include some participant observation and interview snippets from “management firms” and “followers”, and while I pinpoint some of the ways these Influencers have reshaped the media structures in Singapore, my primary focus is on the lived experiences of the Influencers per se rather than a more macro-mapping of this media ecology.
    [Show full text]
  • Laporan Statistik Program Perkhidmatan Farmasi 2019
    MOH/S/FAR/05.20(AR) LAPORAN STATISTIK PROGRAM FARMASI PHARMACY PROGRAMME STATISTICS REPORT 2019 LAPORAN STATISTIK 2019 PROGRAM FARMASI PHARMACY PROGRAMME STATISTICS REPORT 2019 ISSN 2735-1122 eISSN 2735-1130 MOH/S/FAR/05.20(AR) Diterbitkan oleh: Program Perkhidmatan Farmasi Kementerian Kesihatan Malaysia Lot 36, Jalan Universiti, 46200 Petaling Jaya, Selangor. T 603 7841 3200 F 603 7968 2222 ©Kementerian Kesihatan Malaysia Hak Cipta Terpelihara. Tidak dibenarkan mengeluar ulang mana-mana bahagian artikel, ilustrasi, isi kandungan buku ini dalam apa-apa juga bentuk dan dengan cara apa jua sama ada secara elektronik, fotokopi, mekanik, rakaman atau cara lain sebelum mendapat izin bertulis daripada penulis dan penerbit. VISI DAN MISI PROGRAM FARMASI #VISI Meningkatkan kesihatan rakyat menerusi kecemerlangan dalam amalan farmasi. #MISI 01 #MISI 03 Memastikan sistem Menguatkuasakan Memperhebat organisasi yang efektif Membina keupayaan dan kerjasama ke arah undang-undang dan dan responsif ke arah memperbaharui polisi profesionalisme menerusi mencapai piawaian kelestarian perkhidmatan pembangunan bakat dan dan amalan terbaik. untuk memastikan produk berkualiti. dan perkhidmatan pemerkasaan tenaga farmaseutikal adalah kerja. berkualiti. #MISI 02 #MISI 04 CARTA ORGANISASI PROGRAM FARMASI PENGARAH KANAN PERKHIDMATAN FARMASI (JUSA A) Dr. Ramli Bin Zainal PENGARAH PENGARAH PENGARAH PENGARAH PENGARAH BAHAGIAN REGULATORI BAHAGIAN BAHAGIAN AMALAN & BAHAGIAN DASAR & BAHAGIAN LEMBAGA FARMASI NEGARA PENGUATKUASAAN PERKEMBANGAN PERANCANGAN STRATEGIK FARMASI
    [Show full text]
  • Transnational Masculinities: the Distributive Performativity of Gender in Korean Boy Bands
    TRANSNATIONAL MASCULINITIES: THE DISTRIBUTIVE PERFORMATIVITY OF GENDER IN KOREAN BOY BANDS by JOSEPH (BAZIL) MANIETTA B.S., Missouri State University, 2010 A thesis submitted to the Faculty of the Graduate School of the University of Colorado in partial fulfillment of the requirement for the degree of Master of Arts Department of Linguistics 2015 This thesis entitled: Transnational Masculinities: The Distributive Performativity of Gender in Korean Boy Bands written by Joseph (Bazil) Manietta has been approved for the Department of Linguistics (Dr. Barbara Fox) (Dr. Andrew Cowell) (Dr. Sangbok Kim) Date: April 14, 2015 The final copy of this thesis has been examined by the signatories, and we Find that both the content and the form meet acceptable presentation standards Of scholarly work in the above mentioned discipline. Abstract Manietta, Joseph (Bazil) (M.A., Linguistics) Transnational Masculinities: The Distributive Performativity of Gender in Korean Boy Bands Thesis directed by Professor Barbara A. Fox South Korea enjoys much success with the exportation of popular media, including music, movies, and TV shows. One underlying component of this success seems to be Korea’s powerful and precise media manufacturing system. For Korean boy bands, Jung (2011) claims that constructing a “transnational” identity that relies on the production of a “manufactured versatile masculinity” allows idol boy groups to appeal transculturally to fans across borders with their flexible masculine identities. This hybrid masculinity is “multi-layered, culturally mixed, simultaneously contradictory, and most of all strategically manufactured”. Consistent with the performative nature of gender (Butler 1990), this multi-faceted masculinity is constructed through performances in different outlets such as music programs, reality TV, and game shows.
    [Show full text]