Teater Abdul Muluk Desa Sembubuk 1930- 1990
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 4 No 1 April 2020 TEATER ABDUL MULUK DESA SEMBUBUK 1930- 1990 *Endang Mulyani,**Ferry Yanto Alumni FKIP Prodi Pendidikan Sejarah Unbari Abstract Abdul Muluk Theater is one of various types and forms of culture in Jambi, especially in Sembubuk Village. But after 1990 the arts no longer had a place in the midst of the community or suffered a setback and did not even appear again. However, on certain occasions this theater was asked to appear by officials of the cultural or tourism service in its form in performances of 17s, cultural or arts festivals. Indeed, its intensity is rarely because of losing paporite by soap operas, step on screens, single organs, or modern theater. Abdul Muluk Theater Sembubuk Village in its appearance underwent several changes, which were originally performed in the form of poems delivered by speaking or reciting until its development was made into a theater performance art performed using a play. Then in terms of place, initially performed at the hall, at home until performed at traditional ceremonies such as marriage ceremonies, circumcision, circumcision and other holidays including; at the 17s, the folk festival was held, and it was filled with TVRI programs. Key words: Change, Abdul Muluk Theater, Semubuk Village Abstrak Teater Abdul Muluk merupakan salah satu dari berbagai jenis serta bentuk budaya di Jambi, khususnya di Desa Sembubuk. Namun setelah tahun 1990 kesenian tidak lagi mendapat tempat ditengah-tengah masyarakat atau mengalami kemunduran bahkan tidak tampak lagi pertunjukkannya. Namun dalam kesempatan tertentu teater ini diminta untuk tampil oleh pejabat dinas kebudayaan atau pariwisata bentuknya dalam pertunjukan 17an, festival budaya atau kesenian. Memang intensitasnya sudah jarang karna kalah paporit oleh acara sinetron, layar tancap, organ tunggal, atau teater moderen. Teater Abdul Muluk Desa Sembubuk dalam penampilannya mengalami beberapa perubahan-perubahan yaitu awalnya dipertunjukkan berbentuk syair-syair disampaikan dengan cara bertutur atau berpantun hingga pada perkembangannya dijadikan seni pertunjukkan teater dipentaskan menggunakan lakon. Kemudian dari segi tempat, awalnya di pentaskan di balai, dirumah hingga dipertunjukkan pada upacara adat seperti upacara perkawinan, sunatan, khitanan serta perayaan hari besar lainnya diantaranya; pada acara 17an, pegelaran festival rakyat, dan mengisi pada programacara TVRI. Kata kunci: Perubahan, Teater Abdul Muluk Desa Semubuk 80 Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 4 No 1 April 2020 A. PENDAHULUAN sebagai bentuk apresiasi pertentangan Teater merupakan salah satu bentuk terhadap tirani penjajah (Dyah Sri Rahayu, seni pertunjukkandi Indonesia. Meskipun 2013:67). Mengambil cerita tentang demikian juga terdapat beberapa bentuk seni kehidupan rakyat sehari-hari (ket: cerita pertunjukkan lainnya yaitu; seni akrobat, wong cilik), cerita perjuangan dan lain komedi/lawak, tari, musik, opera, sulap, dan sebagainya yang diselingi dengan lawakan film (Jacob Sumardjo, 2004:7). Namun seni dan diiringi dengan gamelan sebagai musik teater tradisional memiliki keunikan dan ciri terdapat dalam teater tradisional Ludruk di khas terutama dalam pertunjukkannya masih Jawa Timur. Dialog/monolog dalam ludruk bersifat kedaerahan dalam artian bersifat menghibur dan membuat dipengaruhi oleh situasi maupun kondisi penontonnya tertawa (Hafit Ulya, 59). sosial serta kebudayaan masyarakat Di Sumatera umumnya dikenal dengan pendukungnya. Namun demikian oleh nama Abdul Muluk atau Dul Muluk yakni perkembangan dan pesebaranya diambil dari nama tokoh yang terdapat menyebabkan seni teater yang ada di dalam kitab karya sastra Melayu klasik. masing-masing daerah terdapat kesamaan Salah satunya daerah yang menampilkan dan juga perbedaan, yaitu dari segi Teater Abdul Muluk adalah di Jambi perberdaan mulai dari asal usul, fungsi tepatnya di Desa Sembubuk Kecamatan lakon yang ditampilkan, dan tata cara Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. pertunjunkkan. Sedangkan segi kesamaan Tidak hanya sebagai folklore lisan yaitu pada unsur-unsur yang terkandung melainkan telah menjadi seni pertunjukkan dalam pertunjukkannya. yang utuh. Dimasa silam Teater Abdul Dilihat dari sejarah, seni teater sudah Muluk juga digunakan sebagai media dikenal di Indonesiasejak abad IV-V Masehi, konfrontatif atau perlawanan terhadap terlihat dari temuan beberapa bukti artefak Pemerintah kolonial Belanda dan masa peninggalan arkeologis baik dalam bentuk kependudukan Jepang di Indonesia. relief maupun prasasti. Teater juga di Fungsi interaksi sosial terlihat dari gambarkan pada lakon dalam buku-buku pertunjukannyabaik darigerak tubuh kesastraan kuno Hindu-Budha (Jacob maupun pesan-pesan yang disampaikan. Sumardjo, 2004:8). Seperti teater wayang Namun pada masa sekarang dengan adanya wong di Jawa Tengah, lakon yang media sosial, televisi maupun teater modern ditampilkan diangkat dari cerita Ramayana lainnya, secara tidak langsung telah dan Mahabrata disajikan bersamaan dengan menggeser seni pertunjukkan tradisional drama tari menggunakan topeng (R.M. dalam artian durasi acaranya yang Soedarsono, 1997:5-6). Di Riau dikenal didominasi oleh pagelaran musik yang dengan teater makyong yaitu dipengaruhi digemari oleh masyarakat terutama kaum oleh budaya Hindu-Budha thai dan Hindu- muda. Jawa, nama makyong berasal dari mak Teater Abdul Muluk merupakan salah hyang, nama lain untuk Dewi Sri atau Dewi satu dari berbagai jenis serta bentuk budaya Padi. Di Pandegelang terdapat teater di Jambi, khususnya di Desa Sembubuk. tradisional Ubrug yang memadukan unsur Namun, setelah tahun 1990 kesenian ini lakon, musik, tari, dan pencak silat. Semua tidak lagi mendapat tempat ditengah-tengah unsur itu dipentaskan secara komedi (M. masyarakat yang jarang dijumpai. Hanya Mukhsin Jamil, dkk, 2011:41-51). Di Jakarta, dalam kesempatan tertentu teater ini tampil terdapat teater tradisional Lenong dimainkan apabila diminta oleh pejabat dinas 81 Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 4 No 1 April 2020 kebudayaan atau pariwisata bentuknya Abdul Muluk merupakan salah satu dalam pertunjukan 17an, festival budaya seni teater masyarakat Melayu di Sumatera atau kesenian. umumnya dan di Jambi khususnya. Diangkat Adanya pergeseran yang terjadi dalam dari salah satu karya sastra Melayu yaitu seni teater khususnya teater Abdul Muluk di berupa kitab Kejayaan Kerajaan Melayu Desa Semubuk ini. Sehubungan dengan itu, yang selesai ditulis pada 8 Rajab 1262 H artinya ada beberapa permasalahan yang atau 2 Juli 1845, dan oleh Belanda kitab ini dirumuskan dalam pertanyaan seperti, diberi judul Syair Abdul Muluk (Abdullah bagaimanakah sejarah dan perkembangan Saleh,dkk. 1996:19). Mengenai siapa yang Teater Abdul Muluk di Desa Semubuk? menulisnya terdapat dua pendapat yang Pertanyaan ini untuk mengungkap latar berbeda. Pertama, oleh Van Eysing historis dari keberadaan teater Abdul Muluk mengatakan bahwa penulisnya adalah Raja dalam masyarakat Desa Semubuk. Ali Haji bin Ali Ahmad yang berasal dari Pertanyaan berikutnya berkaitan dengan pulau Penyengat Indra Sakti (Riau). pergeseran tersebut yang rumuskan dalam Sedangkan pendapat kedua, Van de wall pertanyaan mengapa teater Abdul Muluk di menyebutkan syair Abdul Muluk ditulis oleh Desa Semubuk mengalami kemunduran? Saleha, yaitu sepupu dari Raja Ali Haji. B. METODE Menurut Dalyono dalam bukunya Metode penelitian yang digunakan berjudul “Dulmuluk” bahwa syair Abdul metode sejarah yang memeliki beberapa Muluk pertama kali masuk melalui tahapan yaitu heuristik, kritik, interprestasi, Palembang dibawa oleh salah seorang dan historiografi (Kuntowijoyo, 1992:92). pedagang Arab bernamasyeikh Ahmad Pengumpulan data juga dilakukan dengan Bakar atau lebih dikenal masyarakarat studi kepustakaan dan sejarah lisan (oral Palembang dengan panggilan Wan Bakar. history). Kemudian data-data yang Dikarenakan berprofesi sebagai pedagang, ditemukan dianalisa dan diinterpretasikan maka syeikh Ahmad Bakar tidak dalam sebuah tulisan sesuai dengan setiap mempunyai tempat tinggal yang tetap. tahapan yang dirumuskan dalam metode Sebelumnya ia pernah bermukim di Riau sejarah tersebut. dan kemudian pindah ke TanggaTakat, 16 Sumber yang digunakan dalam Hulu, Palembang. penulisan ini adalah sumber primer dan Adapun penyebaran syair Abdul sumber sekunder. Sumber primer berupa, Muluk oleh Syeikh Ahmad Bakar dilakukan arsip lokal, arsip Teater Abdul muluk, dengan cara menyampaikannya pada wawancara lisan, dan literatur tertulis lainya. khalayak ramai yang notabennya masyarakat Arsip lokal antara lain arsip kantor desa, yang berada di pesisir pantai dan di arsip kecamatan, dan Asip Teater Abdul pelabuhan-pelabuhan dagang. Untuk Muluk berupa kitab yang berisi syair Abdul pertama kalinya ia membacakan cerita Muluk yang didapat dan tersimpan pada Abdul Muluk Jauhari anak dari Sultan salah satu pemain Teater Abdul Muluk. Abdul Hamid Syah yang bertahta di negeri Sementara itu wawancara dilakukan Barbari, dikawasan yang sekarang masuk terhadap informan yang memiliki hubungan Seberang Ulu II. Kemudian acara ini dengan penelitian. menarik masyarakat untuk datang C. PEMBAHASAN berkerumunan. Sehingga untuk lebih 1. Teater Abdul Muluk Di Desa Semubuk menarik, maka pembacaan syair disertai Jambi dengan peragaan oleh beberapa orang dan 82 Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 4 No 1