Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 4 No 1 April 2020

TEATER ABDUL MULUK DESA SEMBUBUK 1930- 1990

*Endang Mulyani,**Ferry Yanto Alumni FKIP Prodi Pendidikan Sejarah Unbari

Abstract Abdul Muluk Theater is one of various types and forms of culture in Jambi, especially in Sembubuk Village. But after 1990 the arts no longer had a place in the midst of the community or suffered a setback and did not even appear again. However, on certain occasions this theater was asked to appear by officials of the cultural or tourism service in its form in performances of 17s, cultural or arts festivals. Indeed, its intensity is rarely because of losing paporite by soap operas, step on screens, single organs, or modern theater. Abdul Muluk Theater Sembubuk Village in its appearance underwent several changes, which were originally performed in the form of poems delivered by speaking or reciting until its development was made into a theater performance art performed using a play. Then in terms of place, initially performed at the hall, at home until performed at traditional ceremonies such as marriage ceremonies, circumcision, circumcision and other holidays including; at the 17s, the folk festival was held, and it was filled with TVRI programs. Key words: Change, Abdul Muluk Theater, Semubuk Village Abstrak Teater Abdul Muluk merupakan salah satu dari berbagai jenis serta bentuk budaya di Jambi, khususnya di Desa Sembubuk. Namun setelah tahun 1990 kesenian tidak lagi mendapat tempat ditengah-tengah masyarakat atau mengalami kemunduran bahkan tidak tampak lagi pertunjukkannya. Namun dalam kesempatan tertentu teater ini diminta untuk tampil oleh pejabat dinas kebudayaan atau pariwisata bentuknya dalam pertunjukan 17an, festival budaya atau kesenian. Memang intensitasnya sudah jarang karna kalah paporit oleh acara sinetron, layar tancap, organ tunggal, atau teater moderen. Teater Abdul Muluk Desa Sembubuk dalam penampilannya mengalami beberapa perubahan-perubahan yaitu awalnya dipertunjukkan berbentuk syair-syair disampaikan dengan cara bertutur atau berpantun hingga pada perkembangannya dijadikan seni pertunjukkan teater dipentaskan menggunakan lakon. Kemudian dari segi tempat, awalnya di pentaskan di balai, dirumah hingga dipertunjukkan pada upacara adat seperti upacara perkawinan, sunatan, khitanan serta perayaan hari besar lainnya diantaranya; pada acara 17an, pegelaran festival rakyat, dan mengisi pada programacara TVRI. Kata kunci: Perubahan, Teater Abdul Muluk Desa Semubuk

80

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 4 No 1 April 2020 A. PENDAHULUAN sebagai bentuk apresiasi pertentangan Teater merupakan salah satu bentuk terhadap tirani penjajah (Dyah Sri Rahayu, seni pertunjukkandi . Meskipun 2013:67). Mengambil cerita tentang demikian juga terdapat beberapa bentuk seni kehidupan rakyat sehari-hari (ket: cerita pertunjukkan lainnya yaitu; seni akrobat, wong cilik), cerita perjuangan dan lain komedi/lawak, tari, musik, opera, sulap, dan sebagainya yang diselingi dengan lawakan film (Jacob Sumardjo, 2004:7). Namun seni dan diiringi dengan gamelan sebagai musik teater tradisional memiliki keunikan dan ciri terdapat dalam teater tradisional Ludruk di khas terutama dalam pertunjukkannya masih Jawa Timur. Dialog/monolog dalam ludruk bersifat kedaerahan dalam artian bersifat menghibur dan membuat dipengaruhi oleh situasi maupun kondisi penontonnya tertawa (Hafit Ulya, 59). sosial serta kebudayaan masyarakat Di Sumatera umumnya dikenal dengan pendukungnya. Namun demikian oleh nama Abdul Muluk atau Dul Muluk yakni perkembangan dan pesebaranya diambil dari nama tokoh yang terdapat menyebabkan seni teater yang ada di dalam kitab karya sastra Melayu klasik. masing-masing daerah terdapat kesamaan Salah satunya daerah yang menampilkan dan juga perbedaan, yaitu dari segi Teater Abdul Muluk adalah di Jambi perberdaan mulai dari asal usul, fungsi tepatnya di Desa Sembubuk Kecamatan lakon yang ditampilkan, dan tata cara Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. pertunjunkkan. Sedangkan segi kesamaan Tidak hanya sebagai folklore lisan yaitu pada unsur-unsur yang terkandung melainkan telah menjadi seni pertunjukkan dalam pertunjukkannya. yang utuh. Dimasa silam Teater Abdul Dilihat dari sejarah, seni teater sudah Muluk juga digunakan sebagai media dikenal di Indonesiasejak abad IV-V Masehi, konfrontatif atau perlawanan terhadap terlihat dari temuan beberapa bukti artefak Pemerintah kolonial Belanda dan masa peninggalan arkeologis baik dalam bentuk kependudukan Jepang di Indonesia. relief maupun prasasti. Teater juga di Fungsi interaksi sosial terlihat dari gambarkan pada lakon dalam buku-buku pertunjukannyabaik darigerak tubuh kesastraan kuno Hindu-Budha (Jacob maupun pesan-pesan yang disampaikan. Sumardjo, 2004:8). Seperti teater wayang Namun pada masa sekarang dengan adanya wong di Jawa Tengah, lakon yang media sosial, televisi maupun teater modern ditampilkan diangkat dari cerita Ramayana lainnya, secara tidak langsung telah dan Mahabrata disajikan bersamaan dengan menggeser seni pertunjukkan tradisional drama tari menggunakan topeng (R.M. dalam artian durasi acaranya yang Soedarsono, 1997:5-6). Di dikenal didominasi oleh pagelaran musik yang dengan teater makyong yaitu dipengaruhi digemari oleh masyarakat terutama kaum oleh budaya Hindu-Budha thai dan Hindu- muda. Jawa, nama makyong berasal dari mak Teater Abdul Muluk merupakan salah hyang, nama lain untuk Dewi Sri atau Dewi satu dari berbagai jenis serta bentuk budaya Padi. Di Pandegelang terdapat teater di Jambi, khususnya di Desa Sembubuk. tradisional Ubrug yang memadukan unsur Namun, setelah tahun 1990 kesenian ini lakon, musik, tari, dan pencak silat. Semua tidak lagi mendapat tempat ditengah-tengah unsur itu dipentaskan secara komedi (M. masyarakat yang jarang dijumpai. Hanya Mukhsin Jamil, dkk, 2011:41-51). Di , dalam kesempatan tertentu teater ini tampil terdapat teater tradisional Lenong dimainkan apabila diminta oleh pejabat dinas

81

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 4 No 1 April 2020 kebudayaan atau pariwisata bentuknya Abdul Muluk merupakan salah satu dalam pertunjukan 17an, festival budaya seni teater masyarakat Melayu di Sumatera atau kesenian. umumnya dan di Jambi khususnya. Diangkat Adanya pergeseran yang terjadi dalam dari salah satu karya sastra Melayu yaitu seni teater khususnya teater Abdul Muluk di berupa kitab Kejayaan Kerajaan Melayu Desa Semubuk ini. Sehubungan dengan itu, yang selesai ditulis pada 8 Rajab 1262 H artinya ada beberapa permasalahan yang atau 2 Juli 1845, dan oleh Belanda kitab ini dirumuskan dalam pertanyaan seperti, diberi judul Syair Abdul Muluk (Abdullah bagaimanakah sejarah dan perkembangan Saleh,dkk. 1996:19). Mengenai siapa yang Teater Abdul Muluk di Desa Semubuk? menulisnya terdapat dua pendapat yang Pertanyaan ini untuk mengungkap latar berbeda. Pertama, oleh Van Eysing historis dari keberadaan teater Abdul Muluk mengatakan bahwa penulisnya adalah Raja dalam masyarakat Desa Semubuk. Ali Haji bin Ali Ahmad yang berasal dari Pertanyaan berikutnya berkaitan dengan pulau Penyengat Indra Sakti (Riau). pergeseran tersebut yang rumuskan dalam Sedangkan pendapat kedua, Van de wall pertanyaan mengapa teater Abdul Muluk di menyebutkan syair Abdul Muluk ditulis oleh Desa Semubuk mengalami kemunduran? Saleha, yaitu sepupu dari Raja Ali Haji. B. METODE Menurut Dalyono dalam bukunya Metode penelitian yang digunakan berjudul “Dulmuluk” bahwa syair Abdul metode sejarah yang memeliki beberapa Muluk pertama kali masuk melalui tahapan yaitu heuristik, kritik, interprestasi, dibawa oleh salah seorang dan historiografi (Kuntowijoyo, 1992:92). pedagang Arab bernamasyeikh Ahmad Pengumpulan data juga dilakukan dengan Bakar atau lebih dikenal masyarakarat studi kepustakaan dan sejarah lisan (oral Palembang dengan panggilan Wan Bakar. history). Kemudian data-data yang Dikarenakan berprofesi sebagai pedagang, ditemukan dianalisa dan diinterpretasikan maka syeikh Ahmad Bakar tidak dalam sebuah tulisan sesuai dengan setiap mempunyai tempat tinggal yang tetap. tahapan yang dirumuskan dalam metode Sebelumnya ia pernah bermukim di Riau sejarah tersebut. dan kemudian pindah ke TanggaTakat, 16 Sumber yang digunakan dalam Hulu, Palembang. penulisan ini adalah sumber primer dan Adapun penyebaran syair Abdul sumber sekunder. Sumber primer berupa, Muluk oleh Syeikh Ahmad Bakar dilakukan arsip lokal, arsip Teater Abdul muluk, dengan cara menyampaikannya pada wawancara lisan, dan literatur tertulis lainya. khalayak ramai yang notabennya masyarakat Arsip lokal antara lain arsip kantor desa, yang berada di pesisir pantai dan di arsip kecamatan, dan Asip Teater Abdul pelabuhan-pelabuhan dagang. Untuk Muluk berupa kitab yang berisi syair Abdul pertama kalinya ia membacakan cerita Muluk yang didapat dan tersimpan pada Abdul Muluk Jauhari anak dari Sultan salah satu pemain Teater Abdul Muluk. Abdul Hamid Syah yang bertahta di negeri Sementara itu wawancara dilakukan Barbari, dikawasan yang sekarang masuk terhadap informan yang memiliki hubungan Seberang Ulu II. Kemudian acara ini dengan penelitian. menarik masyarakat untuk datang C. PEMBAHASAN berkerumunan. Sehingga untuk lebih 1. Teater Abdul Muluk Di Desa Semubuk menarik, maka pembacaan syair disertai Jambi dengan peragaan oleh beberapa orang dan

82

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 4 No 1 April 2020 disertai dengan iringan musik. Dan menamakannya sebagai teater melainkan pertunjukkan ini mulai dikenal pada awal hanya sebuah pertunjukkan hiburan semata. abad ke-20 (Dalyono, 66-67). Selanjutnya pada tahun 1968, dengan Pada tahun 1919, tercatat pertama kali, semakin banyaknya penduduk menggemari pembacaan teks dibawakan dalam bentuk cerita Abdul Muluk dipertunjukkan sebagai dialog disertai gerak tubuh sesuai peran lakon, maka penduduk Desa Sembubuk masing-masing. Pertunjukanpun dilakukan mulai menyebutnya sebagai Teater Abdul di lapangan terbuka. Semakin hari jumlah Muluk. Kemudian pada perkembangannya anggota persatuan ini semakin bertambah. Teater Abdul Muluk Desa Sembubuk Lama kelamaan, seiring berjalannya waktu, semakin popular karena menampilkan akhirnya tercetuslah ide dari para pencinta Teater yang lengkap ada lakon, syair lagu syair Abdul Muluk untuk menjadikan syair lagu melayu, dan lawakan yang di sebut tersebut suatu pertunjukan atau pergelaran. dengan khadam, Kemudian Teater Abdul Pergelaran pertama kali Abdul Muluk pun Muluk ditetapkan sebagai salah satu terlaksana pada 1910 hingga tahun 1930 di kesenian rakyat Jambi. Namun hanya mana dalam gelaran tersebut bentuk teater bertahan selama tiga tahun yaitu dari tahun Abdul Muluk masih mempertahankan 1968-1971. keasliannya dan akhirnya tersebar keseluruh Pada tahun-tahun berikutnya yaitu Sumatera, salah satunya di Jambi yaitu pada 1971-1981 sudah sangat jarang ditampilkan tahun 1930 Penyebarannya dengan cara karena ada pergeseran minat masyarakat menyampaikan dengan lisan (ket: dari mulut dengan adanya radio dan tv. kemulut). Sebenarnya cerita Abdul Muluk Kemudian pada tahun 1982, sudah dalam bentuk syair sudah dikenal di Jambi telihat kembali dalam pertunjukkannya, pada umumnya, namun padatahun 1931 karena mulai diaktifkan dengan khususnya baru dikenal oleh penduduk Desa terbentuknya sanggar kesenian yang Sembubuk masih sebagai sebuah dongeng diperkarsai oleh almarhum M. Zaimi kerajaan pada zaman dahulu (Ibrahim. sebelumnya bekerja sebagai penghulu Desa Wawancara: 6 November 2014). Sembubuk. Sanggar ini diberi nama Teater Sejalan perkembangannya, cerita Abdul Muluk “Mekar Kembali” Muaro Abdul Muluk semakin menyebar ditengah- Jambi (Mansur. Wawancara: 7 November tengah penduduk Desa Sembubuk karena 2014). ceritanya dianggap sangat menarik yaitu Kemudian setelah menjadi sebuah mengisahkan tentang seorang raja yang arif pertunjukan teater, Abdul Muluk dan bijaksana dalam memimpin sebuah difungsikan oleh penduduk sebagai hiburan kerajaan serta mengisahkan tentang kesetian di setiap pertunjukkannya dengan alur cerita seorang istri kepada suaminya. Selain itu, yang ditampilkan oleh tokoh-tokoh dalam masa pemerintahan kolonial Belanda di syair Abdul Muluk. Ekspresi yang optimal tahun 1940-an, cerita Abdul Muluk juga dari pemain dengan dialek kedaerahan dipilih sebagai media perjuangan, dengan membuat penonton senang dan menikmati cara memasukkan pesan-pesan dalam syair hiburan ini. Bagi penduduk pertunjukkan yang diperdengar dikalangan masyarakat. rakyat ini memberi dampak positif dalam hal Pada tahun 1965 cerita Abdul Muluk mengatasi kejenuhan atas pekerjaan yang mulai dipertunjukkan dalam bentuk lakon. dilakukan seharian baik di kebun, sawah, Meskipun itu, penduduk belum dan ladang. Selain itu, juga difungsikan sebagai sarana untuk menjalin silaturahmi

83

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 4 No 1 April 2020 dan membangun komunikasi antar sesama Adinda nin apalah bicara kita? penduduk. Tidak hanya itu, fungsi lain Teater Kepada fikir kakanda sendiri Abdul Muluk ialah sebagai penghasilan Abdul muluk kemala negeri tambahan bagi para seniman yang terlibat Baiklah ki beristeri dalam pertunjukan, yaitu dengan cara sistem Dengan anakanda Rahma Puteri carter yang sangat menguntungkan bagi seniman. Dalam artian Teater Abdul Muluk Permaisuri menjawab madah tidak hanya sebagai produk budaya, “sabda kakanda, benarlah sudah” melainkan juga sebagai produk ekonomi Akan ana anakanda Siti Rahmah yang menjadi hasil sumber tambahan Patutlah sudah ia berumah pendapatan setiap pemainnya. Selain itu, pada waktu luang Bertitah pula baginda sultan digunakan penduduk untuk sekedar “ esok hari istana hiaskan mendongeng dan mendengarkan isi dari Adinda jangan berlambatan syair-syair Abdul Muluk. Dalam Kerja nin hendak kakanda segerakan” pertunjukkannya masih secara lisan yaitu didongengkan oleh salah seorang penduduk Mendengarkan titah sulthan paduka yang notabennya menguasai isi syair dan Permaisuri menjawab lakunya suka kemudian disampaikan dengan cara bertutur “ alat perkakas hadirlah belaka mirip seperti berpantun, serta ditambah Menantikan sampai saat ketika” dengan tingkah mimik wajah dan tingkah gerak tubuh seolah-olah mengikuti alur Telah sudah baginda berperi cerita yang tertuang dalam setiap bait dari isi Berangkat keluar mahkota negeri syair tersebut. Serta sampai ke balairung sari Berikut syair Abdul Muluk yang Didapati hadir sekalian menteri didongengkan penduduk Desa Sembubuk. “Berhentilah kisa Raja Hindustan Lalulah bertitah baginda sulthan Tersebutlah pula suatu perkataan Kepada Mansyur Wazir pilihan Abdul Hamid paduka sulthan Duduklah “berhadirlah kakanda alat pekerjaan baginda bersuka-sukaan Abdul Muluk hendak di kawinkan”

Abdul muluk putra baginda Patutlah sudah ia beristeri Besarlah sudah bangsawan muda Dengan anakanda Rahma Puteri Cantik majelis usulnya syahda Esok himpunkan Hulubalang negeri Tiga belas tahun umurnya ada Kerja hingga empat puluh hari

Akan rahma puteri bangsawan Sudah bertitah raja yang gana Parasnya elok sukar dilawan Berangkat masuk ke istana Sedap manis barang kelakuan Akan masnyur yang bijaksana Sepuluh tahun umurnya tuan Mengerjakan titah dengan sempurna

Sangatlah suka duli mahkota Telah datang keesokan hari Melihat puteranya besarlah nyata Berhimpun sekalian se isi negeri Kepada isteri baginda berkata Serta dengan anak isteri

84

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 4 No 1 April 2020 Mansyur menghiasi balairung sari Setelah mustaid sekalian rata Orang mengatur sudahlah selesai Lalu berarak keluar kota Dari istana sampailah ke balai Meriam dipasang bhkan gempita Indah rupanya tiada ternilai Laskar hulubalang bermain senjata Segera yang melihat heran dan lalai Ada setengah gila bersorak Beberapa kali meriam dipasang Bertempik sambil mengadangkan tombak Bersambutlah dengan dan gendang Orang melihat tertawa galak Joget dan tandak topeng dan wayang Segenap lorong penuh dan sesak Tiadalah sunyi malam dan siang Kebanyakan pulau belari-lari Akan segala hulubalang menteri Hendak melihat putera bestari Penuh sesak dibalirung sari Berdahulu-huluan sama sendiri Menghadapa baginda Sultan Bestari Anak didukung sebelah kiri Setengah bermain catur baiduri Orang berarak terlalu bena Demikianlah kerja paduka sultan Tersebut perkataan didalam istana Sehari-hari minum dan makan Permaisuri yang bijaksana Dagan senteri semuanya di himpunkan Rahma di hiasi dengan sempurna

Berbagai jenis timbul angkatan Terlalu baik parasnya puteri Tiada lah hamban panjangkan peri Sedap manis tidak terperi Sultan menghiasi putera sendiri Putih menjelis durja berseri Daiatas singgasana balairung sari Tiada bebandingan didalam negeri

Beraturlah raja berjawab-jawaban Cantik manis tiada berlawan Penuh sesak dibalai penghadapan Memberi hati pilu dan rawan Serunai nafiri bersahut-sahutan Lemah lembeit sebarang kelakuan Nobat di palu meriam dipasangkan Segala yang memandang belas kasihan

Memakailah konon muda taruna Sekalian alat sudah terkena Betapa adat raja yang gana didudukkan diatas peterana ratna Dengan selengkapnya sudah terkena Menghadap nasi berastakona Manis seperti halwa China Beraturlah Siti anak perdana

Sudah memakai muda bangsawan Tersebutlah khabar orang berarak Wajahnya cemerlang kilau-kilauan Riuh dengan tampik dan sorak Cantik majelis sebarang kelakuan Serta dengan joget dan tanda Patut putera yang diperlukan Beberapa hamburan emas dan perak

Putera memakai selesailah sudah Setelah petang sudahlah hari Lalu dipimpin duli khalifah Mempelai diarak orang kembali Diatas perarakan dinaikkanlah Langsung sekali ke balairung sari Terkembanglah payung kemancuk bertatah Disambut raja-raja kanan dan kiri

85

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 4 No 1 April 2020

Sampai kembali muda terurai tiada lagi yang dipanjangkan madah Diiringkan Mansur Wazir perdana sehingga itu jadilah sudah Disambut dengan sempurna tujuh hari sudah sampailah Dibawahnya masuk kedalam istana bersiramlah putera paras yang indah

Setelah datang kedalam puri sudah besiram muda taruna didudukkan baginda dikanan puteri diberi memakai dengan sempurna keduanya sama manis berseri didudukan diatas peterana ratra laksana bulan dengan matahari santaplah nasi dan beras takosona isteri mansyur Wazir berida tiadalah hamba panjangkan peri menyelampai tetampan berkida-kida duduklah baginda bersuka-sukaan berdatang sembah lakunya syahda tiga bulan sepuluh hari “santaplah tuan dengan baginda berdamailah baginda laki-isteri

Mendengarkan sembah bini menteri sangatlah suka paduka sultan Tersnyum sedikit muda-bestari melihat anak ananda putera bangsawan Santap pun tidak beberapa peri dua laki-isteri berkasih-kasihan Bersuap-suapan laki isteri duduklah baginda membujuk isteri”.

Sudahlah santap muda bangsawan Kekuatan dan daya tarik syair yang Santap siri didalam puan dilantunkan adalah kemampuan improvisasi Bertitah pula yang dipertuan pelantun, baik dalam intonasi dan ungkapan “bawalah isteri mu masuk peraduan” yang diutamakan sesuai dengan emosi alur cerita. Jadi kemampuan peran pelantun Setelah didengar Abdul Muluk secara pribadi ikut menentukan jalan dan tersenyum sedikit lalulah tunduk akhir cerita yang menarik bagi pandangan dipandang baginda terlalu elok dan penikmatnya baik pada situasi pengisi sedap manis tiada bertolok waktu luang atau acara-acara tertentu lainnya yang dilaksanakan dengan pelantun bangkit berdiri muda bangsawan sendiri. lemah lembut malu-maluan Adapun mengenai unsur-unsur dipegang tangan adinda tuan pertunjukkannya, sebagaimana yang telah dibawahnya masuk kedalam peraduan dikemukakan oleh Hasanudin bahwa suatu pertunjukkan dikatakan teater apabila tersenyum manis sultan mengindera memiliki delapan unsur pada setiap suka meilhat keduanya putera pertunjukkannya, unsur-unsur Teater Abdul laki isteri sama setara Muluk yaitu; cerita, pemain, (ket: jumlah 28 belumlah sampai budi-bicara orang terdiri dari 15 orang laki-laki, 7 orang perempuan sebagai lakon, 6 orang laki-laki setelah selesai muda bangsawan pemain musik), pentas dan komposisi, tata berangkat kembali yang dipertuan busana, tata rias atau assesoris, tata cahaya, berjamu menteri hulubalang sekalian tata surya, dan tata musik. makan dan minum bersuka-sukaan

86

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 4 No 1 April 2020 2. Faktor Penyebab Kemunduran Teater pemuas kebutuhan hidupnya. Sangat banyak Abdul Muluk. pilihan dalam hal untuk menghibur dirinya a. Tidak adanya re-generasi yang instan yaitu dari banyaknya film VCD Salah satu upaya untuk dan DVD, murahnya membeli player mempertahankan eksistensi suatu kesenian pemutarnya, banyaknya hiburan di internet, ialah re-generasi atau pewarisan ke generasi dan berbagai budaya pop lainnya selanjutnya dengan tujuan agar kesenian mengakibatkan terjadi perubahan konsumsi tersebut tidak terputus satu orang maupun hiburan tersebut sebagai pemenuhan satu kelompok saja. Untuk melakukannya kebutuhan hidup. harus ada korelasi antara seniman dan Bila pada tahun 70 dan 80an semuanya kalangan pemuda yang menjadi pihak sulit diperoleh, maka pada akhir tahun 1990 penting dalam pelestariannya. telah terjadi perubahan orientasi. Sehingga Akan tetapi upaya untuk melakukan re- berimbas pada kelangsungan Teater Abdul generasi tidak terjadi pada kelompok (ket: Muluk, yakni ditandai dengan berkurangnya perkumpulan) Teater Abdul Muluk Desa animo masyarakat untuk menonton Sembubuk, Diketahui semenjak menjadi penampilanya, dikarenakan Abdul Muluk seni pertunjukkan yang populer ditengah- dianggap tidak menarik lagi dan tidak dapat tengah masyarakat Jambi umumnya, format diandalkan dalam pertunjukannya sebagai nama-nama para pemain atau seniman serta salah satu hiburan. Dengan kata lain bahwa lakon yang dimainkan sama sekali tidak ada Teater Abdul Muluk kalah bersaing dengan perubahan. Sehingga apabila salah satu berbagai media hiburan yang instan tersebut. pemain meninggal dunia, maka sangat sulit c. Tidak beragamnya pilihan cerita untuk mencari penggantinya. Cerita merupakan elemen yang sangat Menurut seniman masalah ini tidak penting didalam suatu pertunjukan teater. terlepas olehkurangnya keinginan, Bila teater di Jawa terdapat banyak lakon ketertarikan dan minat pemuda untuk yang dipentaskan dikarenakan banyak mempelajari serta mendalami seni Teater problem sosial yang diangkat, maka berbeda Abdul Muluk (Mansyur. Wawancara: 30 sekali dengan Teater Abdul Muluk yang Desember 2013). Dengan alasan mulai dari hanya memiliki satu kisah saja. Yaitu hanya tidak menguasai dibidang seni teater, hingga mengisahkan perjalanan raja Abdul Muluk alasantuntutan zaman.Dalam artian Teater yang dikenal arif dan bijaksana dalam Abdul Muluk hanya diakui dan dimilikioleh memimpin kerajaanya di negeri barbari. kelompok seniman, sedangkan kalangan Dipastikan bahwa cerita yang dimainkan pemuda hanya menganggap Teater Abdul membuat penonton jenuh dan tidak merasa Muluk sebagaikesenian kuno yang tidak tertarik lagi, karena merasa apa yang sesuai dengan segala perkembangan dan disampaikan di dalam kisah tersebut tidak perubahan yang ada di Desa Sembubuk memiliki konteks lagi. dengan banyaknya (Dewi dan Aziz. Wawancara: 27 Desember persoalan sosial yang terjadi di tengah- 2014). tengah masyarakat. b. Perubahan masyarakat Selain itu, masalah ini juga Perubahan paradigma yang terjadi di memperlihatkan bahwa tidak pekanya dalam masyarakat, kiranya juga sangat seniman dalam mencoba membuat inovasi berperan. Bahwa keadaan masyarakat cerita sebagai pilihan kepada penonton. sekarang, telah di sediakan kemudahan- Yang seharusnya bisa menawarkandalam kemudahan fasilitas yang sifatnya unuk bentuk cerita lain agar teater ini

87

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 4 No 1 April 2020 mendapatkan tempatsebagai media ekspresi Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, masyarakatnya dalam menyikapi berbagai dan pengendalian atau pengawasan tidak perubahan sosial yang terjadi. dikelola secara profesional dalam artian d. Bentuk penyajian yang konvensional tidak merencanakan kegiatan secara tertulis, Melihat bentuk penyajian yang merinci kegiatan, membagi tugas, dan ditampilkan, tidak terdapat adanya menyusun mekanisme pekerjaan. Selain itu, perubahan yang ada di dalam penyajiannya. tidak melakukan evaluasi dan peninjauan Apabila ada perhatian bagaimana ingin kembali terhadap hasil yang telah mengembangkan kesenian ini, tentunya para dilaksanakan terhadap hal yang menyangkut seniman juga dapat belajar untuk membuat segala instrumen pertunjukkan, terutama suatu bentuk hal yang baru.Di dalam yang berkaitan dengan pemain-pemain penyajiannya bila di dilihat dari aspek Abdul Muluk itu sendiri. musikal, kostum, gaya peran, dan properti g. Gagalnya peran pemerintah daerah yang digunakan sangat tidak melihatkan Pemerintah daerah dapat disebut gagal adanya perubahan sebagai sebuah dalam menciptakan iklim berapresiasi konsekuensi agar keberadaannnya terus masyarakatnya. Di dalam hal ini, kurangnya berlangsung di tengah masyarakat. Tidak perhatian pemerintah daerah dalam upaya adanya upaya revitalisasi dan inovasi mengembangkan dan melestarikan kesenian membuat kesenian ini menjadi semakin ini sebagai identitas kebudayaan lokalnya terancam keberadaannnya bahkan tidak akan meskipun bukan kesenian asli Jambi. Tidak pernah ditemukan lagi pementasannya. ada program event lokal yang dibuat oleh e. Alasan ekonomi instansi pengolahan kesenian atau Penyebab kemunduran lainnya ialah kebudayaan untuk secara konsisten kesenian Teater Abdul Muluk bukan melakukan pergelaran pertunjukan, dan dijadikan pekerjaan bagi para melakukan penelitian dan pengembanganya. senimannyakarena dianggap tidak Hanya ada satu event kesenian di Kerinci menjanjikan terutama dalam hal pendapatan yakni “Festival Masyarakat Peduli Danau jauh lebih besar bekerjasebagai buruh, Kerinci itupun tidak secara terus menerus petani, karyawan swasta, PNS, hingga melibatkan atau mempertunjukan teater pejabat pemerintah.Dibandingkan seniman tradisional Abdul Muluk atau sejenisnya yang hanya mengandalkan upah dari setiap Berbeda untuk tari-tarian dari berbagai panggilan pementasan yang tidak menentu. durasi dan kreasinya terus berkembang”. Sehingga kebanyakan seniman lebih Kesenian bagi pemerintah daerah masih memilih meninggalkan sanggar untuk lebih dianggap sebagai investasi berdasarkan nilai fokus pada masing-masing pekerjaannya. untung rugi. Dalam artian, pemerintah hanya Sebagaimana yang dijelaskan Mansur, mempergunakan Teater Abdul Muluk hanya bahwamenjadi seorang seniman bukanlah sebagai nilai jual dalam hal untuk semata-mata untuk mencari keuntungan, meningkatkan ekspektasi publik terhadap melainkan untuk menyalurkan hoby dalam pariwisata Jambi. berkesenian (Mansyur. Wawancara: 30 3. Pandangan Dan Tanggapan Desember 2013. Masyarakat Terhadap Kemunduran f. Tidak Adanya Menajemen Organisasi Teater AbdulMuluk dan pementasan Terdapat beberapa pandangan masyarakat Ketiadaan manajemen organisasi dan dalam menyikapi kemunduran Teater Abdul ketiadaan manajemen pementasan. Muluk yaitu dalam hal ini diwakili oleh para

88

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 4 No 1 April 2020 pemain, kades, dan para tuo tengganai di perorangan. Untuk kesemarakan pertunjukan, Desa Sembubuk Kemunduran Teater Abdul dirasa perlu mengorganisir para pemain Muluk dalam seni pertunjukkan di dalam olah seni peran, managemen Jambimenurut mereka merupakan hal yang pertunjukanya perlu di benahi dalam sangat memprihatinkan, karena di satu sisi tontonan yang moderen berikut merupakan hiburan rakyat yang dapat perlengkapan pendukung pertujukan, tempat dinikmati atau disaksikan semua kalangan pertunjukan yang permanen.serta ada masyarakat Jambi secara Umum, dan secara semacam pendorong aktivitas teater dalam khususnya pada Masyarakat Desa keseharianya ataupun memperkuat setiap Sembubuk, Kecamatan Jambi Luar Kota, ada momen pertujukanya. Kabupaten Muaro Jambi ditengah D. KESIMPULAN perkembangan hiburan modern yang hanya Teater Abdul Muluk Desa Sembubuk bisa dinikmati kalangan tertentu. Disisi dalam penampilannya mengalami beberapa lainnya seni pertunjukkan teater tradisional perubahan-perubahan yaitu awalnya Abdul Muluk merupakan karya seni yang dipertunjukkan berbentuk syair-syair lahir dari hasil cipta, karya, dan rasa dengan disampaikan dengan cara bertutur atau berbagai nilai-nilai yang terkandung dalam berpantun hingga pada perkembangannya setiap penampilanya serta sebagai identitas dijadikan seni pertunjukkan teater atau cerminan kebudayaan Melayu ditengah- dipentaskan menggunakan lakon. Kemudian tengah Masyarakat Desa Sembubuk. dari segi tempat, awalnya di pentaskan di Pada tempanya perlu dilakukan balai, dirumah hingga dipertunjukkan pada pelestarian untuk membangkitkan kembali upacara adat seperti upacara perkawinan, Teater Abdul Muluk Desa Sembubuk seperti sunatan, khitanan serta perayaan hari besar pemain, group, menajemen, hingga semua lainnya diantaranya; pada acara 17an, unsur-unsur yang terdapat dalam pegelaran festival rakyat, dan mengisi pada pertunjukkannya dengan tujuan agar programacara TVRI. kembali diterima di tengah-tengah Selanjutnya dari segi fungsi juga masyarakat baik itu dalam upacara berubah yang awalnya sebagai dongeng perkawinan, khitanan, dan acara lainnya. untuk pengantar tidur bagi anak-anak, Tentunya untuk melakukan hal tersebut menjadi sarana hiburan untuk melepas perlu dukungan dari semua pihak terutama kejunuhan setelah melakukan aktivitas pemprovJambi dan pemkab Muaro Jambi, pekerjaan. Serta sebagai alat untuk menjalin agar dapat mengambil langkah dalam upaya silaturrahmi sesama penduduk Desa pelestarian nilai-nilai kearifan lokal dengan Sembubuk. Selain itu, keberadaan Teater cara memasukkan Teater Abdul Muluk pada Abdul Muluk Desa Sembubuk menujukkan muatan lokal mulai dari tingkat SD, SMP, kondisi yang tidak stabil dan akhirnya SMA, hingga tingkat perguruan tinggi mengalami kemunduran pada pada periode sekalipun dan melakukan pengawasan setiap 1990 dan tahun setelahnya, yaitu tidak perkembangannya. Selain itu, perlu adanya stabilnya keberadaan Teater Abdul Muluk regenerasi kepada pemuda dan pemudi di Desa Sembubuk disebabkan oleh faktor Desa Sembubuk yang notabennya teknis ialah ketidaktahuan penduduk akan merupakan penentu kelanjutan eksistensi seni teater dan susahnya mencari pemain Teater Abdul Muluk pada masa yang akan sesuai masing-masing perannya. Faktor datang dengan melakukan pembinaan secara alam ialah akibat musim paceklik yang serius baik didalam group maupun

89

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 4 No 1 April 2020 melanda Desa Sembubuk, sehingga belum Kuntowijoyo. 1992. Pengantar Ilmu Sejarah. bisa berkembang. Yogyakarta: Bentang. Sedangkan kemunduran Teater Soedarsono. 1997. Wayang Wong Drama Abdul Muluk di sebabkan beberapa faktor Tari Ritual Kenegaraan di Keraton baik dari luar maupun dari dalam yaitu tidak Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah adanya re-generasi, perubahan paradigma Mada University Press. masyarakat, tidak adanya pilihan cerita, Sumardjo, Jakob. 2004. Perkembangan penyajian yang masih konvensional, alasan Teater Modern dan Sastra Drama ekonomi, tidak adanya manajemen Indonesia. Bandung: STSI Press. organisasi dan pementasan, dan gagalnya Artikel : peran pemerintah daerah. Kemudian Hal ini M. Mukhsin Jamil, dkk, Faktor-Faktor Yang mendapat respon oleh masyarakat yakni Mempengaruhi Lunturnya Kesenian pemain(ket: seniman), kades, dan Tuo Tradisional, Jurnal edisi 5 (Semarang: tengganai. Bahwa Teater Abdul Muluk Desa RIPTEK, 2011). Sembubuk perlu dilakukan revitalisasi untuk Hasil Penelitian: membangkitkan kembali kesenian lokal Dyah Sri Rahayu, Kajian Bentuk Dan seperti pemain, group, menajemen, hingga Fungsi Pertunjukan Lenong Betawi, semua unsur-unsur yang terdapat dalam Skripsi (Semarang: FBS UNNES, pertunjukkannya dengan tujuan agar 2013). kembali diterima di tengah-tengah Hafit Ulya, Kajian Historis dan Pembinaan masyarakat baik itu dalam upacara Teater Tradisional Ludruk, thesis perkawinan, khitanan, dan acara lainnya. ( Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Selain itu, perlu adanya regenerasi kepada Maret) pemuda dan pemudi di Desa Sembubuk. Wawancara: Takkalah pentingnya adalah komitmen Dewi dan Aziz. Pemuda dan Pemudi pemerintah daerah dan pemangku Sembubuk. 27 Desember 2014. kepentingan untuk pelestarian Ibrahim. Pemain Teater Abdul Muluk Desa pengembangan dan menghidupkan kembali Sembubuk. 6 November 2014 teater tradisional ini bagi kepentingan Mansur. Ketua Teater Abdul Muluk, penyebarluasan. Visimisi pembangunan Sembubuk. 7 November 2014. daerah itu sendiri Peran lembaga pendidikan Mansur. Pimpinan Kelompok Kesenian pun diharapkan dapat menyusun, Teater Abdul Muluk “Mekar menciptakan mulok atau kegitan ekstra Kembali”. 30 Desember 2014 kurikuler untuk mendorong pengembangan Sumber Lainnya: dan pelestarian seni tradisi yang kita miliki. ms.wikipedia.org/wiki/barbari. Tanggal 23 E. DAFTAR PUSTAKA November 2014. Buku : Dalyono, dkk. 1996. Dul Muluk. Palembang: Proyek Pembinaan dan Pengembangan Kesenian Tradisonal. Saleh, Abdullah, dkk. 1996. Kesenian Tradisional Palembang; Teater Dul muluk. Palembang: Proyek Pembinaan dan Pengembangan Kesenian Teater Tradisional Palembang.

90