Thai Tea Sebagai Daya Tarik Wisata Kuliner Di Thailand
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Foreign Case Study 2018 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta THAI TEA SEBAGAI DAYA TARIK WISATA KULINER DI THAILAND Era Kurniawati 1702715 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta Abstract : Thailand is a country that has many culinary that has been famous in various countries. One of them is Thai Tea. This sweet creamy beverage, that barely resembles a cup of ordinary black tea, is served at Thai restaurants and Thai Tea stalls around the world including Indonesia. With the phenomenon makes tourists come to taste the original of Thai Tea. Keyword: Thailand, beverage, culinary 1. PENDAHULUAN Thailand adalah satu dari sepuluh negara di ASEAN dengan industri pariwisata yang patut diperhitungkan. Berdasarkan hasil survey dari World Economic Forum (WEF) yang bertema Travel & Tourism Competitiveness Index 2017, Thailand berhasil menempati peringkat ke-34 dunia dan peringkat ke-3 ASEAN. Hal tersebut dapat diartikan Thailand memiliki daya saing yang baik dalam industri pariwisata. Selain itu dari sisi kunjungan wisata, Thailand juga banyak diminati wisatawan mancanegara. Sampai akhir September 2017, kedatangan wisatawan mancanegara ke Thailand mencapai 32,6 juta. Daya tarik wisata dari Negeri Gajah Putih yang beragam menjadi alasan wisatawan mancanegara untuk datang. Berbicara daya tarik wisata, salah satu highlight dari wisata di Thailand adalah wisata kuliner. Thailand merupakan negara yang memiliki kuliner yang cukup beragam. Negeri Seribu Pagoda ini terkenal dengan sajian dengan cita rasa pedas dan asam seperti tom yum, ada juga pad thai, mango sticky rice dan makanan ekstrim seperti serangga goreng. Sedangkan untuk minuman yang sangat populer adalah cha yen atau yang sering disebut thai tea. Penulis sebagai mahasiswi pariwisata di Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarukmo Yogyakarta berkewajiban melakukan Foreign Case Study (FCS). Nantinya jurnal penulisan mengenai Foreign Case Study (FCS) menjadi salah satu syarat kelulusan penulis. Selain itu sebagai studi banding dalam ilmu kepariwisataan yang bisa digunakan maupun diterapkan di Indonesia. Penulis mengikuti Foreign Case Study ke tiga negara yaitu Singapura, Malaysia, dan Thailand selama 7 hari 6 malam. Foreign Case Study dilakukan pada tanggal 17- 23 November 2017. Objek yang dituju bermacam-macam mulai dari Merlion Park, Sentosa Island, dan Chinatown di Singapura; Dataran Merdeka, Petaling Street (China Town), Batu Caves, dan Twin Tower di Malaysia; Samila Beach, Songkhla Towards World Heritage Site, Tang Kuan Hill, Patung Naga, dan Wat Hat Yai Nai di Thailand [1]. Dalam penulisan jurnal Foreign Case Study ini penulis tertarik menulis tentang salah satu kuliner di Thailand yaitu cha yen atau yang lebih dikenal sebagai thai tea. Ketertarikan penulis adalah karena ingin mengetahui cita rasa asli dan bahan yang digunakan untuk membuat cha yen di Thailand. Selain itu juga hasil observasi diharapkan bisa digunakan sebagai benchmarking dalam pengembangan kuliner di Indonesia. 1 2. PEMBAHASAN Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah [2]. Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan [3]. Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara lain. Kegiatan tersebut menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan [4]. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi [5]. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azasi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dalam tahap pembangunannya, berusaha membangun industri pariwisata sebagai salah satu cara untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri yang berimbang. Melalui industri ini diharapkan pemasukan devisa dapat bertambah [6]. Pada hakikatnya berwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya [7]. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun lainnya seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman baru [8]. Besarnya kegiatan pariwisata, terutama tingkat internasional, ditambah dengan situasi di mana batas antar negara semakin hilang, telah menjadikan pariwisata sebagai suatu kegiatan penting yang turut mempengaruhi hubungan internasional [9]. Banyak negara di dunia sekarang ini yang menganggap pariwisata sebagai sebuah aspek penting dari strategi pengembangan negara. Berikut merupakan pengertian pariwisata menurut beberapa ahli : 1. Pariwisata berasal dari bahasa sansekerta “pari” yang berarti banyak atau berkeliling dan “wisata” yang berarti pergi atau bepergian. Jadi pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan secara berulang – ulang dan berpindah – pindah. 2. Gejala – gejala yang disebabkan oleh perjalanan dan pendiaman orang – orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu. Sektor pariwisata memberikan keuntungan ekonomi terhadap negara yang bersangkutan [10]. Foreign Case Study yang dilakukan di Thailand hanya menghabiskan satu hari satu malam dengan menginap di Hi Season Hotel di Hatyai. Perjalanan dimulai dari Terminal Berpadu Selatan (TBS) di Malaysia menggunakan bis antar kota menuju ke Hatyai, Songkhla, Thailand. Waktu yang diperlukan adalah kurang lebih 10 jam. Sesampainya di Hatyai, penulis bersama rombongan melakukan check in di hotel dan langsung melakukan city tour dengan menggunakan van. Objek pertama yang dikunjungi adalah Wat Hat Yai Nai, disini terdapat patung Budha yang sedang tidur bernama Phra Phuttha Hattha Mongkho. Objek kedua adalah Municipal Park yang terkenal dengan patung Buddha raksasa yang menghadap ke arah kota Hatyai. Objek selanjutnya adalah Patung Buddha Wat Phranon Laem Pho. Patung Buddha disini adalah patung Buddha tidur, namun patung tersebut ada di ruang terbuka dan dikelilingi taman sedangkan di Wat Hat Yai Nai letak Buddha tidurnya berada di dalam lorong tembok. Setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju ke Samila Beach. Sebelum melihat ikon dari Samila Beach yaitu patung putri duyung yang terbuat dari emas, penulis singgah sebentar di patung naga air. Dan dalam perjalanan meninggalkan Samila Beach, penulis diberi info oleh supir van bahwa kepala naga yang tadi dikunjungi terhubung dengan patung yang hanya berupa ekornya saja. Patung ekor naga ini terletak tak jauh dari patung kepala naga. Supir tersebut mengatakan bahwa badannya terbenam di tanah sehingga tidak terlihat. Menjelang malam, penulis 2 meunju Night Market untuk wisata belanja sekaligus kuliner. Di lantai bawah terdapat toko-toko yang menjual berbagai macam oleh-oleh khas Thailand. Sedangkan di lantai dua terdapat food court yang menyediakan kuliner khas Thailand. A. GAMBARAN UMUM 1. THAILAND Negara Thailand merupakan negara kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang bernama Vajilarongkorn (Raja Rama X). Beliau menggantikan ayahandanya, Raja Bhumibol Adulyadej. Memiliki luas kurang lebih 513.120 km² dan jumlah penduduk sekitar 68.200.824 jiwa (Juli 2017), Thailand adalah salah satu negara berkembang di Asia Tenggara. Kerajaan Thailand dulunya bernama Siam tapi kemudian pada tahun 1939 namanya berubah menjadi Thailand. Nama ini berarti “tanah orang-orang yang merdeka”, sangat cocok karena Thailand satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak dijajah oleh koloni Eropa. Bangkok merupakan ibukota Thailand sekaligus menjadi kota terbesar yang kepala pemerintahannya dipegang oleh Perdana Menteri, Prayuth Chan-ocha. Thailand memiliki beberapa julukan seperti “Negeri Seribu Pagoda”. Ini karena pagoda yang merupakan tempat ibadah umat Buddha, agama mayoritas di Thailand, jumlahnya sangat banyak dan mudah ditemui. Selain itu, Thailand juga mendapat julukan “Negeri Gajah Putih”. Ini dikarenakan gajah merupakan hewan khas Thailand dan masyarakat Thailand menganggap gajah merupakan hewan yang memiliki arti penting dan suci bagi Kerajaan Thailand. Etnis yang mendiami Thailand adalah etnis Thai atau Lao yang merupakan keturunan dari orang-orang yang bermigrasi dari China selatan dan tenggara pada tahun 500-an Masehi. Selain itu ada pula orang-orang keturunan China, Melayu, Kamboja (Khmer), dan Vietnam. Thailand terletak di 5°-21° LU dan 97°-106° BT yang berbatasan langsung dengan Laos dan Myanmar di sebelah utara, Laos dan Kamboja di sebelah timur, Teluk Thailand dan Malaysia di sebelah selatan, dan Laut Andaman dan Myanmar di sebelah barat. Wilayah Thailand yang berupa dataran rendah di bagian tengah dialiri Sungai Chao Praya. Sementara pegunungan yang berada di bagian utara dan barat terdapat gunung dengan puncak tertinggi sekitar 2.594 m bernama Gunung Dai Inthanon. Di daerah ini mengalir anak sungai Mekong. Di bagian timur terdapat pegunungan kapur dan Plato Korat yang mencakup lebih dari seperempat luas daratan Thailand. Dan di Semenanjung