Jurnal-MTJ-Edisi-2.Pdf
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Daftar Isi Matinya Kebenaran di Negeri Ini ....................................................................................................... 1 Kemerdekaan yang Di-dam-ba-kan......................................................................................................... 3 Bisakah Indonesia Terlepas Utang? ........................................................................................................ 5 Waspada Kampanye Islam Moderat: Menjauhkan Pemuda Muslim dari Islam Politik ......................... 7 Isu Radikalisme: Senjata Kebohongan dalam Framing Kegentingan Indonesia ..................................... 9 Kenaikan Tarif Listrik, Kedzoliman yang Nyata oleh Negara ................................................................. 11 Menilik Akar Masalah Fenomena “Generasi Micin/Kids Zaman Now” ................................................ 14 Rezim Memposisikan Dirinya Menentang “Proyek” Khilafah ‘Ala Minhaj An-Nubuwwah Atas Nama Perang Melawan Radikalisme ............................................................................................................... 16 Islam yang Radikal. Salahkah?? ............................................................................................................. 18 Membaca Narasi Muslimah Superhero dalam Komik Marvell dan DC Comic ...................................... 20 BPJS Kesehatan: Alat Kapitalis Mengeskploitasi Rakyat ....................................................................... 23 Matinya Kebenaran di Negeri Ini Oleh: Ita Dalila Azizah Kurniati (Mahasiswa Hukum Islam UII) Indonesia merupakan sebuah negara dengan jumlah penduduk lebih dari 262 juta jiwa. Dengan persentase Muslim sebanyak 87,2%, Kristen 6,9%, Katolik 2,9%, Hindu 1,7%, Buddha 0,7%, dan Konghucu 0,05 % menurut data yang saya ambil dari Web Indonesia Investments. Islam sebagai agama yang dipeluk oleh mayoritas masyarakat di Indonesia menjadikan negeri ini sebagai negeri muslim yaitu negeri yang ditinggali oleh banyak orang islam, dan dijuluki sebagai negeri dengan Muslim terbanyak di dunia. Namun sayang, walaupun dengan realitas fakta bahwa Islam sebagai agama yang banyak dianut oleh masyarakat tidak menjadikan masyarakat benar-benar paham akan identitas islamnya. Hal ini dikarenakan dimulai dari sejarah terbentuknya negara ini saat kemerdekaan 1945 diproklamirkan sudah banyak kejadian-kejadian yang menghilangkan islam dari jiwa masyarakat Indonesia dimulai dari dihapuskannya kata Syariat islam pada sila pertama pancasila, dan Piagam Jakarta seolah hilang. Hal ini mengakibatkan Indonesia sebagai negara sekuler yang menerapkan sistem campuran antara Barat, Eropa. Juga Islam sebagai nilai moral. Padahal kita tahu jati diri bangsa ini adalah Islam dengan adanya bukti- bukti sejarah meluasnya kekuasaan khilafah hingga ke Indonesia melalui para ulama yang disebut WALISONGO. Dengan begitu banyaknya pergolakan politik yang terjadi semenjak merdekanya negeri ini hingga saat ini pun hal tersebut masih berlanjut bahkan di era modern saat ini politik dalam negeri ini semakin rusak. Berkali-kali Indonesia merubah sistem pemerintahan dan politiknya namun tetap saja belum ada yang terbukti mampu memperbaiki Indonesia. Karena saat ini Indonesia dalam cengkeraman penjajahan gaya baru yang dimainkan oleh Barat yaitu Penjajahan Neo-Imperialisme yaitu penjajahan pemikiran dan Barat memainkan ekonomi Kapitalisme yang membuat Indonesia melakukan banyak hutang luar negeri untuk pembangunan infastruktur yang disepakati dengan kontrak Sumber Daya Alam Indonesia dikuasai oleh asing selaku pemilik modal. Sehingga apa yang terjadi saat ini, Pemerintah pun seakan menjadi boneka asing, segala peraturan perundang-undangan dibuat untuk memudahkan asing masuk dan berinvestasi di Indonesia, seperti kasus Freeport yang diperpanjang hingga 99 tahun mendatang. DPR sebagai lembaga Legislatif pun hanya duduk sidang berjam-jam untuk membahas dan menyetujui apa saja yang diinginkan oleh Barat istilah kerennya Undang-undang pesanan. Muncul pula undang-undang yang mengatur ormas dapat dan Presiden melalui Menterinya dapat dengan mudah membubarkan ormas-ormas tertentu tanpa jalan hukum yang sah, orang-orang yang tidak pro terhadap hal tersebu di kursi DPR pun tidak bisa berbuat apa- apa karena mereka kalah suara. Karena kita tahu dalam sistem Demokrasi ini siapa yang memiliki suara banyak itu yang menang entah itu benar atau salah tidak diperdulikan. Dalam hal perppu ormas dan pembubaran Ormas, Presiden pun sebagai Esekutif sudah melangkahi dan mencampuri urusan yang seharusnya menjadi ranah Yudikatif selaku pemegang hukum di negeri ini menurut Konsep Trias Politica. Ada lagi kasus terbaru mengenai Setya Novanto yang dijadikan tersangka oleh KPK dalam kasus korupsi e-KTP. Sungguh keadaan politik di 1 negeri ini saat ini sungguh-sungguh kacau, sudah tidak ada kontrolling dan nilai-nilai moral pun dihilangkan. Jika konsep kebebasan HAM ini terus dijunjung tanpa aturan yang jelas maka setiap orang pasti akan bertindak secara bebas tanpa aturan dan tidak lagi memedulikan batasan-batasan kewenangannya. Sehingga antara satu aturan dengan aturan lain pun tidak dapat saling melengkapi bahkan banyak yang saling bertentangan. Hal ini membuktikan bahwa sistem politik yang ada di Indonesia juga di belahan dunia manapun saat ini tidak ada yang dapat benar-benar membawa keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat karena dalam sistem kapitalis maupun sistem komunis itu semua hanya mementingkan kepentingan pribadi atau kelompoknya semata. Tidak ada yang memikirkan nasib dan kesejahteraan masyarkat yang seharusnya menjadi tujuan dibentuknya suatu negara. Terbukti dari banyaknya permasalahan dan kekacauan yang terjadi di atas bumi ini yang mengakibatkan ketidaksinambungan antara satu hal dan hal lainnya sehingga dapat menghantarkan manusia kepada keruakan dan kepunahan. Oleh sebab itu, mari kembali pada fitrah manusia yaitu ISLAM. Islam sebagai sebuah agama yang lengkap yang mengatur segala aspek kehidupan. Mulai dari bangun tidur hingga bangun negara, semuanya sudah diatur secara lengkap dalam Al-Qur’aan dan As-Sunnah sebagai pedoman umat islam. Terbukti dengan tegaknya KHILAFAH selama 13oo Tahun lebih di muka bumi ini yang menguasi hampir 2/3 dunia sudah membuktikan bahwa islam adalah agama yang adil dan membawa rahmat bagi Muslim itu sendiri maupun bagi Non- Muslim. Maka dari semua statemen yang ada saat ini yang menyebut bahwa orang yang mneginginkan Khilafah itu radikalisme, khilafah itu tidak dapat menyatukan keragaman, dan lain sebagainya. Statemen-statemen tersebut harus dihilangkan dan kenali dulu apa itu khilafah bagaimana sistemnya. Dan sudah terbukti menjadi sebuah Peradaban Emas bagi dunia yang menghantarkan kepada kemajuan dunia saat ini. Maka dari itu, terakhir saya sampaikan sebelum teman-teman semua mengejudge sesuatu itu buruk atau tidak kenalilah dan pelajarilah dulu, baru boleh berkomentar apakah itu baik atau buruk. So, YUK NGAJI. ^_^ 2 Kemerdekaan yang Di-dam-ba-kan Akhir- akhir ini masyarakat dihebohkan dengan berita penyanderaan 1300 warga papua oleh kelompok OPM (Organisasi Papua Merdeka). Seperti sudah menjadi rahasia umum bahwa di papua terbentuk organisasi yang menginginkan kemerdekaan untuk wilayah nya. Dan puncaknya pada tindak kriminal yang mereka lakukan pada warga timika papua baru- baru ini. Namun hal ini seperti menjadi kasus biasa dikutip dari (kompas.com) Kepala Kepolisian RI Jenderal (Pol)Tito menuturkan, kelompok tersebut merupakan pemain lama dan sudah ada sejak dirinya menjabat sebagai Kapolda Papua pada 2012."Sebenarnya enggak banyak kelompok ini, paling 20 atau 25 orang. Senjatanya lima sampai sepuluh pucuk. Mereka menggunakan metode hit and run (beraksi dan berlari)," ujar Tito di Mapolda Metro Jaya, Kamis (9/11/2017). Kelompok ini pun hanya dicap sebagai “KKB” Kelompok Kriminial Bersenjata bukan dicap sebagai teroris yang sebagaimana sering disematkan pada muslim yang melakukan kejahatan kriminal. Padahal jika dianalisis tindak kejahatan yang dilakukan kelompok ini sudah sangat tidak manusiawi. Para sandera di kurung tanpa boleh beraktifitas bahkan sampai kekurangan bahan makanan. Parahnya bukan hanya disandera namun para korban juga diperkosa. Kebiadaban kelompok ini dinilai karna motif ekonomi dan perselisihan antar suku. Para korban dirampas harta bendanya dan diperlakukan tidak senonoh. Sebenarnya jika melihat latar belakang terbentuknya kelompok yang telah berdiri sejak tahun 1965 ini tidak lain dari keinginan mereka atas kemerdekaan untuk wilayahnya. Kemerdekaan atas pemerataan distribusi dan SDA yang ada pada daerah tersebut. Keinginan mereka untuk hidup sejahtera tanpa terikat oleh peraturan pemerintah. Keinginan mereka untuk mengelola SDA mereka yang sangat melimpah namun, mereka sendiri pun tak bisa menikmat sendiri hasilnya. Hasilnya pemberontakan atas kesenjangan dan ketidakadilan yang mereka rasakan. Kasus ini menjadi salah satu efek dari sistem saat ini yaitu sistem kapitalis-sekulerisme. Dimana yang berhak memiliki sumber daya alam ialah yang memiliki modal. Mereka tidak berdaya atas kebijakan- kebijakan pemerintah yang menyesengsarakan mereka. Kebebasan memiliki yang ada pada sistem ini membuat para pemiliki modal bebas membeli apa saja temasuk sumber daya alam emas yang ada di Papua. Mereka mendambakan kemerdekaan atas wilayahnya tanpa dijajah oleh perusahaan-perusahaan asing yang dengan gampangnya mengambil SDA mereka. Kemerdekaan yang hakiki ialah merdeka atas penyembahan dari manusia.Negara yang merdeka ialah negara yang mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan