0

JURNAL

IDENTIFIKASI DI EKOSISTEM PADANG LAMUN KAMPUNG MADONG KELURAHAN KAMPUNG BUGIS KECAMATAN TANJUNGPINANG KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

OLEH

NADIA INDAH PRATIWI

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2019 1

The Identification of Gastropods in Seagrass Ecosystem of Madong Village, Kampung Bugis Village, Tanjungpinang Kota District, Kepulauan Riau Province

By

Nadia Indah Pratiwi1); Eddiwan2); Efawani 2) Faculty of Fisheries and Marine, University of Riau [email protected]

Abstract

Madong Village is one of the coastal areas that is overgrown by vegetation in the form of seagrass which is a habitat for marine life, among other is gastropods. The presence of community activities around the seagrass ecosystem might affect the quality of waters and organisms associated with the ecosystem, especially gastropods. Information about the of gastropods in the region is still limited. To find out the species of gastropods in the seagrass ecosystem of Madong Village, this research was conducted in March-April 2019. There are 3 research stations, and each station has 3 line transects with 1x1 m quadrat. The results shown that the gastropods found consisted of 5 families and 6 species, which are: coralium, Cerithidea cingulata, Strombus canarium, Strombus urceus, Pyrene scripta, and Nassarius crematus. The conditions of the water quality obtained ware temperature ranges from 30-32º C, current speed 0.15 m/sec, dissolved oxygen 6.7-6.9 mg/L, acidity (pH) 8, salinity 31-35 ‰. The type of substrate at Station I and II is muddy sand, while Station III is sandy mud.

Keywords: Madong Village, seagrass ecosystems, gastropods species, Cerithium coralium, Strombus urceus. 1) Students of the Fisheries and Marine Faculty, University of Riau 2) Lecturer of the Fisheries and Marine Faculty, University of Riau

2

Identifikasi Gastropoda di Ekosistem Padang Lamun Kampung Madong, Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Provinsi Kepulauan Riau

Oleh

Nadia Indah Pratiwi 1); Eddiwan 2); Efawani 2) Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau [email protected]

Abstrak

Kampung madong merupakan salah satu wilayah pesisir yang ditumbuhi oleh vegetasi berupa padang lamun yang merupakan habitat bagi biota laut salah satunya yaitu gastropoda. Adanya aktifitas masyarakat di sekitar kawasan ekosistem padang lamun dikhawatirkan dapat mempengaruhi kualitas perairan dan organisme yang berasosiasi di ekosistem tersebut terutama gastropoda. Informasi mengenai jenis-jenis gastropoda di kawasan tersebut masih terbatas. Untuk mengetahui jenis-jenis gastropoda di ekosistem padang lamun Kampung Madong, penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2019. Terdapat 3 stasiun penelitian, dan masing-masing stasiun terdapat 3 transek garis dengan kuadrat 1x1 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gastropoda yang ditemukan terdiri dari 5 famili dan 6 spesies, yaitu: Cerithium coralium, Cerithidea cingulata, Strombus canarium, Strombus urceus, Pyrene scripta dan Nassarius crematus. Kondisi kualitas perairan yang diperoleh: suhu berkisar 30-32ºC, kecepatan arus 0,15 m/dtk, oksigen terlarut 6,7-6,9 mg/L, derajat keasaman (pH) 8, salinitas 31-35 ‰. Jenis substrat dasar pada Stasiun I dan II yaitu pasir berlumpur, sedangkan Stasiun III yaitu lumpur berpasir.

Kata kunci : Kampung Madong, ekosistem padang lamun, jenis-jenis gastropoda, Cerithium coralium, Strombus urceus. 1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau 2) Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau

3

PENDAHULUAN METODE PENELITIAN Kampung Madong merupakan Waktu dan Tempat wilayah yang terletak di Kelurahan Penelitian ini dilaksanakan pada Kampung Bugis, Kecamatan bulan Maret-April 2019. Lokasi Tanjungpinang Kota, Provinsi penelitian bertempat di Kampung Kepulauan Riau. Di sekitar pesisir Madong Kelurahan Kampung Bugis Kampung Madong terdapat beberapa Kecamatan Tanjungpinang Kota aktifitas masyarakat yang Provinsi Kepulauan Riau. Analisis memanfaatkan kawasan tersebut untuk sampel gastropoda dilakukan di kegiatan budidaya ikan di keramba Laboratorium Biologi Perairan, jaring apung (KJA), perikanan tangkap sedangkan untuk analisis fraksi (pancing, jaring, bubu, tombak udang, sedimen dilakukan di Laboratorium maupun pemungutan biota secara Kimia Laut Fakultas Perikanan dan langsung), jalur pelayaran kapal-kapal Kelautan Universitas Riau. nelayan, pemukiman penduduk, dan juga restaurant seafood yang Bahan dan Alat merupakan salah satu tempat Bahan yang digunakan dalam masyarakat Kampung Madong menjual penelitian ini adalah sampel hasil tangkapannya selepas melaut. gastropoda, sampel substrat, aquades Daerah ini memiliki substrat dasar dan formalin 4%. berupa lumpur, pasir, dan kerikil yang Alat yang digunakan dalam ditumbuhi oleh vegetasi berupa hutan penelitian ini adalah Thermometer, tali mangrove dan padang lamun. Salah satu tambang, botol plastik, stopwatch, organisme yang hidup berasosiasi pada pipa paralon, plastik klip, cawan, ekosistem padang lamun yaitu oven, beaker glass, saringan gastropoda. bertingkat, DO meter, kertas dan Kondisi ekosistem padang lamun Indikator pH, refraktometer, pipet Kampung Madong masih terbilang baik tetes, Ember, tali tambang, petakan hingga saat ini meskipun pada kawasan kuadrat 1x1, plastik klip, caliper tersebut terdapat beberapa aktifitas digital, timbangan digital dan buku masyarakat dan aktifitas pasca penam- identifikasi. bangan pasir. Namun, pada ekosistem Metode tersebut masih ditemukan berbagai Metode penelitian yang tepat jenis organisme akuatik yang biasa digunakan dalam penelitian ini adalah ditangkap oleh nelayan salah satunya metode survei dimana ekosistem yaitu gastropoda. Jenis gastropoda padang lamun Kampung Madong yang biasa ditangkap oleh nelayan dijadikan sebagai lokasi penelitian, yaitu siput gong-gong (Strombus sp.). sedangkan sampel gastropoda dan Akan tetapi, diduga tidak hanya jenis lingkungan perairannya dijadikan objek siput gonggong saja yang hidup di penelitian. Data yang dikumpulkan ekosistem padang lamun tersebut. berupa data primer dan data sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk Data primer adalah data yang mengetahui jenis-jenis gastropoda yang diperoleh secara langsung dari terdapat di ekosistem padang lamun objeknya atau data yang dikumpulkan Kampung Madong. Sedangkan manfaat dan diolah langsung oleh peneliti, yang diharapkan dari penelitian ini sedangkan data sekunder adalah data adalah untuk memberikan informasi yang diperoleh dari buku, skripsi dan mengenai jenis-jenis gastropoda yang publikasi ilmiah atau jurnal. terdapat di ekosistem padang lamun Kampung Madong. 4

Prosedur 1. Tali transek direntangkan dari arah Penentuan Stasiun Pengamatan darat menuju ke arah laut, panjang Penentuan stasiun pengamatan transek tergantung pada luasan atau ditentukan berdasarkan metode ketebalan padang lamun. Pada purposive sampling, yaitu penentuan setiap stasiun terdapat 3 transek stasiun pengamatan dengan garis (lintasan transek), jarak antara memperhatikan berbagai pertimbangan transek satu dengan yang lainnya kondisi di lokasi penelitian. Sampel yaitu 50 meter. yang diambil dari stasiun telah 2. Kemudian petakan kuadrat 1x1 m ditentukan berdasarkan karakteristik diletakkan secara sistematis dengan yang berbeda dan aktifitas. jarak antara petakan satu dengan Karakteristik stasiun penelitian di yang lainnya yaitu 10 m di ekosistem padang lamun Kampung sepanjang lintasan transek. Madong berdasarkan kriterianya yaitu: 3. Sampel gastropoda diambil dengan Stasiun I : Berada pada titik koordinat cara mengambil semua gastropoda 0º58’42.32”LU-104º28’22.66”BT. yang ada di substrat dasar, akar dan Merupakan kawasan pertama ditemukan batang lamun dengan cara padang lamun di Kampung Madong memungut dengan menggunakan yang berdekatan dengan aktifitas tangan (hand collector). Sedangkan budidaya ikan di keramba jaring apung untuk gastropoda yang hidup (KJA) kawasan pemukiman dan membenamkan diri di dalam restaurant seafood. Antara Stasiun I dan substrat diambil dengan Stasiun II berjarak 1,46 km. menggunakan sekop kecil dan Stasiun II : Berada pada titik diletakkan di atas ayakan. koordinat 0º58’53.85”LU-104º27’36. 4. Gastropoda yang telah didapatkan 18”BT. Kawasan padang lamun yang dimasukkan ke dalam ember merupakan area perikanan tangkap. kemudian dibersihkan. Antara Stasiun II dan Stasiun III 5. Sampel yang telah bersih kemudian berjarak 1,03 km. dimasukkan ke dalam plastik klip Stasiun III : Berada pada titik koordinat yang telah diberi formalin 4%. 0º58’49.11”LU-104º27’2.87”BT. Setiap sampel diberi label stasiun Merupakan kawasan terakhir dan tanggal pengambilan sampel ditemukannya padang lamun di untuk diidentifikasi di Kampung Madong yang berbatasan Laboratorium Biologi Perairan dengan Desa Sebauk. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Pengambilan Sampel Gastropoda Teknik pengambilan sampel Identifikasi Gastropoda gastropoda dilakukan pada saat air laut Identifikasi gastropoda megacu surut dengan kedalaman air 30-40 cm pada buku identifikasi dari Carpenter selama empat kali di setiap stasiun dan Niem (1998), Abbot (1974) dan dengan interval waktu antar Dance (2000). Identifikasi sampel pengambilan sampel selama satu gastropoda dilakukan dengan minggu. Teknik pengambilan sampel memperhatikan ciri-ciri morfologi gastropoda dilakukan dengan struktur cangkang dan juga menggunakan metode transek garis pengukuran morfometrik cangkang dengan petakan kuadrat berukuran 1x1 gastropoda. m mengacu pada English et al. (1994). Analisis Data Prosedur pengambilan sampel gastropoda yaitu sebagai berikut: Data hasil penelitian terhadap identifikasi gastropoda disajikan 5

dalam bentuk tabel dan gambar serta Dari hasil penelitian yang dianalisis secara deskriptif dan telah dilakukan di ketiga stasiun dibandingkan dengan literatur yang ekosistem padang lamun Kampung terkait sehingga didapat satu Madong, diperoleh sebanyak 6 jenis kesimpulan. gastropoda dengan jumlah gastropoda sebanyak 228 individu. Untuk lebih HASIL DAN PEMBAHASAN jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 1. Jenis dan Jumlah Gastropoda yang Ditemukan

Tabel 1. Jenis dan Jumlah Gastropoda yang Ditemukan di Ekosistem Padang Lamun Kampung Madong STASIUN Jumlah No Jenis gastropoda Nama lokal I II III (individu)

1. Cerithium coralium Siput belongkeng 21 22 22 65 2. Cerithidea cingulata Siput belore 13 15 16 44 Gonggong 3. Strombus canarium 12 13 15 40 cangkang tebal 4. Strombus urceus Gonggong jantan 0 0 11 11 5. Pyrene scripta Siput merpati 10 14 13 37 6. Nassarius crematus Siput gayah 9 10 12 31 Jumlah 65 74 89 228 (individu)

Tabel 1 menunjukkan bahwa lamun yang tinggi/banyak dapat berdasarkan hasil penelitian ditemukan memberikan perlindungan yang sebanyak 6 jenis gastropoda. Jumlah memungkinkan organisme untuk gastropoda yang ditemukan pada mendapatkan tempat yang aman dan Stasiun I yaitu 65 individu, Stasiun II mampu memberikan ketersediaan 74 individu dan Stasiun III 89 individu. berbagai sumber makanan dan Jumlah gastropoda yang paling banyak stabilitas lingkungan yang relatif baik ditemukan yaitu pada Stasiun III, hal dalam bentuk perlindungan terhadap ini diduga karna Stasiun III memiliki pemangsa. Adapun perbandingan lamun yang lebih padat dibandingkan jumlah spesies gastropoda yang dengan Stasiun I dan II. Hal ini sesuai ditemukan pada Stasiun I, II dan III dengan pendapat Hutomo dalam dapat dilihat pada Gambar 1. Mentungun et al. (2011) yang menyatakan bahwa kepadatan padang

6

25

20

Cerithium coralium

15 Cerithidea cingulata

10 Strombus canarium

(individu) Strombus urceus 5 Pyrene scripta 0 Nassarius crematus Jumlah Spesies Gastropoda I II III Stasiun

Gambar 1. Perbandingan Jumlah Spesies Gastropoda

Gambar 1 menunjukkan bahwa berlumpur, sedangkan pada Stasiun pada Stasiun I selama penelitian III memiliki tipe substrat lumpur ditemukan sebanyak 5 jenis gastropoda. berpasir. Hal ini sesuai dengan Jumlah gastropoda yang ditemukan pendapat Carpenter dan Niem (1998) yaitu: C. coralium 21 individu, yang menyatakan bahwa C. coralium C. cingulata 13 individu, S. canarium memiliki habitat di daerah muara dan 12 individu, P. scripta 10 individu dan hutan mangrove dengan substrat dasar N. crematus 9 individu. Stasiun II berpasir maupun berlumpur. selama penelitian ditemukan sebanyak Jenis gastropoda S. urceus 5 jenis gastropoda. Jumlah gastropoda merupakan jenis yang paling sedikit yang ditemukan yaitu: C. coralium ditemukan selama penelitian dan 22 individu, C. cingulata 15 individu, hanya ditemukan pada Stasiun III. S. canarium 13 individu, P. scripta Hal ini dikarenakan Stasiun III 14 individu dan N. crematus memiliki jenis substrat yang berbeda 10 individu. Sedangkan jenis S. urceus yaitu lumpur berpasir dan terdapat tidak ditemukan pada Stasiun I dan II. pecahan karang. Carpenter dan Niem Pada Stasiun III, ditemukan sebanyak (1998) menyatakan bahwa S. urceus 6 jenis gastropoda. Jumlah gastropoda memiliki habitat di daerah yang yang ditemukan yaitu: C. coralium berpasir atau lumpur berpasir. 22 individu, C. cingulata 16 individu, Berdasarkan penelitian Haumahu S. canarium 15 individu, S. urceus (2011) menunjukkan bahwa 11 individu, P. scripta 13 individu dan S. urceus ditemukan pada daerah N. crematus 12 individu. dengan substrat dasar berpasir yang Jenis gastropoda yang paling ditumbuhi oleh padang lamun dan banyak ditemukan pada Stasiun I, II terdapat patahan karang baik yang dan III yaitu C. coralium. Hal ini sudah mati maupun yang masih dikarenakan tipe substrat pada hidup. ekosistem padang lamun Kampung Madong merupakan habitat yang Penggolongan Gastropoda cocok dan mendukung kehidupan Berdasarkan Kebiasaan Hidup gastropoda ini. Pada Stasiun I dan II Habitat gastropoda terbagi dua yaitu memiliki tipe substrat pasir epifauna dan infauna. Epifauna adalah organisme akuatik yang hidup 7

di atas permukaan sedimen atau tanah sedimen. Penggolongan gastropoda sedangkan infauna adalah organisme dapat dilihat pada Tabel 2. akuatik yang hidupnya di dalam

Tabel 2. Penggolongan Gastropoda Berdasarkan Kebiasaan Hidup Kebiasaan Hidup No Jenis Gastropoda Nama Lokal Epifauna Infauna 1. Cerithium coralium Siput belongkeng  - 2. Cerithidea cingulata Siput belore  - 3. Strombus canarium Gonggong cangkang tebal   4. Strombus urceus Gonggong jantan  - 5. Pyrene scripta Siput merpati  - 6. Nassarius crematus Siput gayah  -

Tabel 2 menunjukkan bahwa atau hidup di atas permukaan gastropoda yang termasuk ke dalam substrat, walaupun hewan ini juga epifauna adalah jenis C. coralium, memiliki kebiasaan membenamkan C. cingulata, S. canarium, S. urceus, diri pada waktu-waktu tertentu. P. scripta dan N. crematus. Gastropoda epifauna ditemukan ada Pengamatan Kondisi Habitat yang menempel di daun lamun dan Gastropoda sebagian lain ada yang di permukaan Hasil pengamatan kondisi atau di pecahan karang. Gastropoda habitat gastropoda di ekosistem yang termasuk ke dalam infauna padang lamun Kampong Madong hanya ada satu jenis yaitu dilihat melalui parameter kualitas S. canarium. Pada saat pengambilan perairan. Secara fisika (suhu dan sampel, jenis S.canarium ditemukan kecepatan arus), kimia (oksigen di atas permukaan substrat dan di terlarut, derajat keasaman (pH), dan dalam substrat. Kurniawan et al. salinitas). Untuk lebih jelasnya dapat (2016) yang menyatakan bahwa siput dilihat pada Tabel 3 berikut. gonggong lebih bersifat epifauna

Tabel 3. Pengukuran Kualitas Air di Ekosistem Padang Lamun Kampung Madong KEPMEN LH Stasiun Stasiun Stasiun No Parameter No. 51 Tahun I II III 2004 1 Suhu (ºC) 30 31 32 28-30 2 Kecepatan Arus (m/dtk) 0,15 0,15 0,15 - 3 Oksigen Terlarut (mg/L) 6,9 6,8 6,7 >5 4 Derajat Keasaman (pH) 8 8 8 7-8,5 5 Salinitas (‰) 31 33 35 33-34

Tabel 3 menunjukkan bahwa Tahun 2004 bahwa nilai suhu pada berdasarkan hasil penelitian, diketahui Stasiun II dan Stasiun III telah melewati hasil pengukuran suhu pada Stasiun I batas baku mutu yang ditetapkan yaitu 30ºC, Stasiun II 31ºC dan Stasiun III 28-30ºC. Namun dapat dikatakan bahwa 32ºC. Berdasarkan kriteria baku mutu nilai suhu tersebut masih dalam batas kualitas perairan KEPMEN LH No. 51 normal dan mendukung kehidupan 8

gastropoda. Hutabarat dan Evans (1985) Kampung Madong dapat dikatakan menyatakan bahwa nilai suhu yang mendukung kehidupan gastropoda masih dapat ditolelir oleh kehidupan karna sudah memenuhi kriteria baku gastropoda yaitu 25–32ºC. mutu kualitas perairan KEPMEN LH Hasil pengukuran kecepatan arus No. 51 Tahun 2004 yaitu selama penelitian pada Stasiun I, II dan 7-8,5. Berdasarkan penelitian Sianu III yaitu 0,15 m/dtk. Kecepatan arus di (2014) menunjukkan bahwa derajat ekosistem padang lamun Kampung keasaman (pH) dengan kisaran Madong tergolong berarus lambat. 6-7,5 merupakan nilai pH yang masih Sebagaimana Harahap (1999) bisa ditolelir oleh gastropoda dan menyatakan bahwa penggolongan termasuk dalam kategori pH yang kecepatan arus terdiri atas empat memenuhi syarat untuk kehidupan kategori yaitu kategori arus lambat gastropoda. dengan kecepatan pada kisaran Hasil pengukuran salinitas 0-0,25 m/dtk, kategori arus sedang selama penelitian yaitu Stasiun I dengan kecepatan pada kisaran 31 ‰, Stasiun II 33 ‰ dan Stasiun III 0,25-0,50 m/dtk, kategori arus cepat 35 ‰. Rendahnya kadar salinitas pada dengan kecepatan pada kisaran Stasiun I disebabkan karena Stasiun I 0,5-1 m/dtk dan kategori arus sangat berdekatan dengan aliran anak sungai. cepat dengan kecepatan diatas Patty (2013) menyatakan bahwa bahwa 1 m/dtk. besar kecinya fluktuasi salinitas diduga Hasil pengukuran oksigen dipengaruhi oleh beberapa faktor, terlarut selama penelitian yaitu Stasiun diantaranya oleh pola sirkulasi air, I 6,9 mg/L, Stasiun II 6,8 mg/L dan penguapan (evaporasi), curah hujan Stasiun III 6,7 mg/L. Kadar oksigen (presipitasi) dan adanya aliran sungai terlarut di ekosistem padang lamun (run off). Ariestika (2006) menyatakan Kampung Madong dapat dikatakan bahwa kisaran salinitas optimal untuk masih medukung kehidupan kehidupan gastropoda adalah 20–36 ‰. oraganisme akuatik termasuk gastropoda karna sudah melewati Substrat Dasar kriteria baku mutu kualitas perairan Fraksi Sedimen KEPMEN LH No. 51 Tahun 2004 Klasifikasi jenis substrat dasar yaitu >5 mg/L. Berdasarkan dalam penelitian dilakukan dengan penelitian Pradnyani et al. (2018) metode Segitiga Sephard. Hasil analisis menunjukkan bahwa kisaran oksigen fraksi sedimen di ekosistem padang terlarut 5,3-5,6 sudah layak untuk lamun Kampung Madong di dominasi kehidupan gastropoda. oleh fraksi pasir berlumpur dan lumpur Hasil pengukuran derajat berpasir. Persentasi hasil fraksi sedimen keasaman (pH) selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. pada Stasiun I, II dan III yaitu 8. Nilai pH pada ekosistem padang lamun

Tabel 4. Persentasi Fraksi Sedimen di Ekosistem Padang Lamun Kampung Madong

Fraksi Sedimen (%) Stasiun Jenis Substrat Kerikil Pasir Lumpur 1 2,8 52,21 41,99 Pasir Berlumpur 2 3,03 51,25 45,72 Pasir Berlumpur 3 8,68 35,11 56,21 Lumpur Berpasir 9

Tabel 4 menunjukkan bahwa berukuran kecil sebaiknya tidak pengelompokan jenis substrat dasar ditangkap. Selain karena belum pada Stasiun I dan Stasiun II yaitu pasir sempat melakukan pemijahan, siput berlumpur, sedangkan pada Stasiun III gonggong berukuran kecil juga merupakan jenis substrat dasar lumpur sebenarnya kurang diminati untuk berpasir. Berdasarkan hasil penelitian dikonsumsi, karena biasanya yang telah dilakukan, pada Stasiun I konsumen lebih memilih siput dan Stasiun II jumlah individu gonggong yang berukuran besar. gastropoda yang ditemukan selama 2. Menentukan daerah suaka perikanan penelitian lebih sedikit dibandingkan siput gonggong dengan sistem dengan Stasiun III. Hal tersebut zonasi di perairan Kampung dikarenakan stasiun III memiliki Madong dan pada setiap daerah persentasi lumpur yang lebih tinggi. potensial penghasil siput gonggong Nybakken (1992) menyatakan bahwa lainnya. Penentuan area suaka pada umumnya substrat dasar yang tersebut harus dikoordinasikan berlumpur disenangi oleh gastropoda dengan Pemerintah daerah setempat dari pada substrat dasar yang berupa untuk mendapat legalitas dalam pasir. bentuk peraturan daerah yang bersifat mengikat semua pihak. Pengelolaan Gastropoda di 3. Melakukan pemberitahuan atau Ekosistem Padang Lamun Kampung sosialisasi kepada masyarakat Madong setempat dan diperlukan juga kerja Jenis gastropoda yang memiliki sama antar nelayan agar tidak nilai ekonomis dan menjadi target mengambil siput gonggong tangkapan nelayan yaitu siput gongong berukuran kecil. cangkang tebal. Penangkapan siput gonggong di Kampung Madong masih KESIMPULAN DAN SARAN tergolong tradisional. Meskipun Kesimpulan begitu, tetap diperlukan upaya Berdasarkan hasil penelitian pengelolaan untuk menjaga agar tidak yang telah dilakukan, gastropoda yang terjadi tekanan terhadap populasi siput berhasil ditemukan pada ekosistem gonggong yang ada di ekosistem padang lamun Kampong Madong ada padang lamun Kampung Madong yang 6 spesies, yaitu: Cerithium coralium, dapat mengarah kepada kepunahan. Cerithidea cingulata, Strombus Solusi yang ditawarkan untuk canarium, Strombus urceus, Pyrene menyelamatkan siput gonggong yang scripta dan Nassarius crematus. terancam kepunahannya sementara Keseluruhan gastropoda yang kegiatan ekonomi nelayan siput tertangkap berjumlah 228 individu. gonggong dapat terus berjalan, adalah Spesies yang paling banyak ditemukan sebagai berikut: adalah C. coralium dengan jumlah 1. Membatasi ukuran tangkap siput 65 individu, sedangkan spesies yang gonggong. Hal yang paling mudah paling sedikit ditemukan yaitu S. urceus dilihat untuk dapat menduga dengan jumlah 11 individu. Jenis apakah siput gonggong tersebut gastropoda yang bernilai ekonomis yaitu sudah tepat ukuran konsumsi atau gonggong cangkang tebal (S. canarium), belum adalah dengan melihat jenis gastropoda yang tidak bernilai panjang cangkang. Untuk ekonomis namun dikomsumsi oleh gonggong ukuran konsumsi masyarakat setempat yaitu gonggong sebaiknya diambil yang panjangnya jantan (S. urceus), sedangkan jenis ± 50 mm. Siput gonggong gastropoda lainnya tidak dikomsumsi 10

maupun dijual oleh masyarakat Dance, S. P. 2002. Smithsonian setempat karena ukurannya yang kecil Handbooks Shells. Dorley dan kurang diminati konsumen. Kindersley Publishing. New Namun, keseluruhan cangkang York. gastropoda dapat dijadikan bahan baku kerajinan tangan. Kondisi habitat masih English, S., C. Wilkinson and V. mendukung untuk keberlangusungan Baker. 1994. Survey Manual hidup gastropoda. for Tropical Marine Resources. Published on Behalf of the Saran ASEAN-Australian Marine Penelitian ini hanya memberikan Science. Townsvile. informasi mengenai jenis-jenis gastropoda yang ditemukan di Harahap, S. 1999. Tingkat ekosistem padang lamun Kampung Pencemaran Perairan Madong. Agar memperoleh informasi Pelabuhan Tanjung Balai lebih lengkap, perlu dilakukan Karimun Kepulauan Riau penelitian lanjutan mengenai Ditinjau dari Komunitas keanekaragaman, kelimpahan, serta Makrozoobenthos. Lembaga struktur komunitas gastropoda pada Penelitian Universitas Riau. stasiun yang berbeda dengan yang Pekanbaru. sudah penulis lakukan. DAFTAR PUSTAKA Haumahu, S. Distribusi Strombidae di Zona Intertidal Sekitar Perairan Abbott, R. T. 1974. American Pulau-Pulau Lease Maluku Seashells the Marine Tengah. Jurnal Manajemen of the Atlantic and Sumberdaya Perairan. 7(1): 42- Pacific Coast of North 51. America. Van Nostrand Hutabarat, S., S. M. Evans. 1985. Reinhold Company. New Pengantar oseanografi. UI- York. Press. Jakarta.

Ariestika, R. 2006. Karakteristik Mentungun, J., Juliana dan M. Y. Padang Lamun dan Struktur Beruatjaan. 2011. Komunitas Moluska Kelimpahan Gastropoda pada (Gastropoda dan Bivalvia) di Habitat Lamun di Perairan Pulau Burung Kepulauan Teluk Un Maluku Tenggara. Seribu. Skripsi. Fakultas Prosiding Seminar Nasional. Perikanan dan Imu Kelautan. 225- 231. Institut Pertanian Bogor. Bogor. (Tidak Diterbitkan). Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Carpenter, K. E. and V. H. Niem. 1998. Diterjemahkan oleh: M. The Living Marine Resource of Eidman, D. G. Bengen, the Western Central Pacific Malikusworo, dan Volume. 1 Seaweeds, Corals, Sukristiono. Marine Biology Bivalves and Gastropods. Food an Ecological Approacch. PT. and Agriculture Organization of Gramedia, Jakarta. the United Nations. Rome. Patty, S. I. 2013. Distribusi Suhu Salinitas dan Oksigen Terlarut 11

di Perairan Kema, Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax. 1(3): 148-157.

Pradnyani, G. A. M., I. W. Arthana dan A. P. W. K. Dewi. 2018. Kelimpahan dan Similaritas Gastropoda di Perairan Pantai Melasti dan Segara Samuh Bandung Bali. Current Trends in Aquatic Science. 1(1): 32- 39.

Sianu, N. E., F.M. Sahami dan F. Kasim. 2014. Keanekaragaman dan Asosiasi Gastropoda dengan Ekosistem Lamun di Perairan Teluk Tomini. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. II(IV): 156-163.