JURNAL HUTAN LESTARI (2016) Vol. 4 (4) : 527 - 534

IDENTIFIKASI JENIS POHON FAMILI DI KAWASAN ARBORETUM SYLVA UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

(Identifaction Of Dipterocarpaceae Family In Area Of Arboretum Sylva University Of Tanjungpura Pontianak)

Karokak Widiwati Maria, Togar Fernando Manurung dan Lolyta Sisillia Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Jalan Imam Bonjol Pontianak 78124 E-mail: [email protected]

ABSTRACT Dipterocarpaceae is one of trees that inhabits in Indonesia forest. Dipterocarpaceae has various types and is grouped in nine genus. The research work aimed to find out characteristics of morphology of Dipterocarpaceae in area of Arboretum Sylva University of Tanjungpura Pontianak. The research work employed exploration method by searching around types of ecosystem or types of vegetation of this . Based on identification finding, there were 31 species out of 6 genus of Dipterocarpaceae family. Shorea is genus that has the biggest number of species that is 24 species, while Cotylelobium and Hopea genus have 2 species, and Anisoptera, Dipterocarpus and Dryobalanops genus have 1 species. The data gathered in the field was vegetative characteristics.

Keywords: Arboretum Sylva University of Tanjungpura, Dipterocarpaceae, Identificatoin,

PENDAHULUAN dibangun dengan tujuan untuk pelestarian Dipterocarpaceae merupakan flora dan fauna, serta untuk sarana rekreasi salah satu jenis pohon hutan yang dan hiburan bagi masyrakat. mendominasi hutan hujan tropika di Untuk tetap melestarikan jenis-jenis Indonesia. Tipe-tipe hutan di pohon hutan khususnya famili Indonesia terdiri dari hutan-hutan Dipetreocarpaceae, serta untuk menambah Dipterocarpaceae dataran rendah banyaknya variasi di Kawasan Arboretum, yang selalu hijau di Sumatera dan Mahasiswa Fakultas Kehutanan Kalimantan (Forest Watch Universitas Tanjungpura Pontianak, Indonesian dan Global Watch, 2001). melakukan pengambilan tanaman alam Di Indonesia Dipterocarpaceae endemik yang diperoleh dari daerah- tergolong dalam sembilan genus. daerah tertentu yang ada di Kalimantan. Famili Dipterocarpaceae mempunyai Tanaman atau bibit yang diambil berupa nilai ekonomi dan ekologi yang tinggi tanaman cabutan dan biji kemudian dalam sektor pembangunan maupun ditanam di kawasan Arboretum. Famili konservasi hutan, (Saridan Amiril dan Dipterocarpaceae yang sudah ditanam Ngatiman, 2012). pada kawasan Arboretum memiliki Kawasan Arboretum Sylva keanekragaman jenis, yang menarik untuk Universitas Tanjungpura Pontianak diketahui, khususnya ciri-ciri morfologi merupakan kawasan pelestarian plasma dari setiap spesies. Tujuan penelitian ini nutfah di Kalimantan Barat, yang untuk mengetahui jenis pohon dan ciri-ciri

527

JURNAL HUTAN LESTARI (2016) Vol. 4 (4) : 527 - 534

morfologi famili Dipterocarpaceae di penelitian ini menggunakan blok yang Kawasan Arboretum Sylva Universitas sudah ada dibuat sebelumnya yang terdiri Tanjungpura Pontianak dengan cara dari 20 blok pengamatan yaitu dari blok identifikasi. Manfaat dari penelitian ini A-T. untuk memberikan data morfologi dan Data primer diperoleh langsung di informasi mengenai keberadaan famili lokasi penelitian berupa ciri-ciri morfologi Dipterocarpaceae di Kawasan Arboretum vegetatif maupun generatif (jika tersedia), Sylva Universitas Tanjungpura Pontianak. nama ilmiah (dapat langsung dicatat jika diketahui). Pencatatan tersebut dilakukan METODOLOGI PENELITIAN pada semua jenis pohon famili Penelitian ini dilaksanakan di Dipterocarpaceae yang ditemui pada Kawasan Arboretum Sylva Universitas lokasi penelitian sehingga data yang telah Tanjungpura Pontianak bulan Juni 2016 dicatat tersebut dapat membantu dalam dengan luas lahan 3,2 Ha. Objek penelitian mengenal nama jenisnya. Data sekunder semua jenis pohon famili yang dibutuhkan sebagai penunjang dalam Dipterocarpaceae. Alat dan bahan yang penelitian ini adalah peta lokasi, keadaan digunakan dalam penelitian Kamera, alat umum lokasi penelitian, geologi tanah, tulis, GPS, Phyband, Haga meter, letak geografis, iklim serta data lain yang Tallysheet, Peta lokasi dan Buku dapat dijadikan data penunjang. Data yang Identifikasi Pohon-Pohon diperoleh dari hasil pengamatan di Dipterocarpaceae Pulau Kalimantan lapangan akan dicatat langsung ke dalam (Newman, M.F., P.F. Burgess dan T.C. tallysheet, kemudian dianalisis lebih lanjut. Whitmore 1999). Penelitian ini Data yang dicatat mencakup ciri–ciri menggunakan metode eksplorasi, yang generatif dan vegetatif dari jenis pohon dilakukan dengan cara jelajah, yaitu yang ditemukan. Kemudian akan dengan menjelajahi setiap sudut lokasi dimasukan dalam jenis–jenis pohon famili yang dapat mewakili tipe-tipe ekosistem Dipterocarpaceae yang ditemukan pada atau tipe-tipe vegetasi di kawasan yang blok penelitian seperti pada tabel berikut diteliti (Rugayah, et al 2004). Dalam ini.

Tabel 1. Tally sheet No : Blok : Jenis/spesies : Habitus Ciri-ciri umum (Pohon, tajuk, diameter, tinggi, dan berbanir) Daun Bentuk daun, tata letak daun, tepi daun, tepi pertulangan Batang Bentuk batang,permukaan batang, warna kulit Bunga Kalau ada Buah Kalau ada Tempat tumbuh Sebaran tempat tumbuh habitat (Hutan Primer/Hutan Sekunder, Jenis Tanah, ketinggian dan kelembaban).

528

JURNAL HUTAN LESTARI (2016) Vol. 4 (4) : 527 - 534

HASIL DAN PEMBAHSAN Dipterocarpaceae, sedangkan 1 blok yang Berdasarkan hasil pengamatan yang tidak terdapat Dipterocarpaceae yaitu blok dilakukan di Kawasan Arboretum Sylva I. Terdapat 31 spesies dari 6 Genus famili Universitas Tanjungpura Pontianak yang Dipterocarpaceae yang ditemukan dalam terdiri dari 20 blok, yaitu blok A-T hanya 19 blok pengamatan, dapat dilihat pada ada 19 blok saja yang terdapat jenis-jenis tabel berikut.

Tabel 2. Daftar Jenis Famili Dipterocarpaceae Dari Semua Blok Pengamatan Pada Kawasan Arboretum (List of Dipterocarpaceae Family From Area OfArboretum) No Nama Ilmiah Nama Daerah Genus 1 Anisoptera costata Mersewa Anisoptera 2 Cotyleobium burckii Giam, resak durian Cotylelobium 3 Cotylelobium lancelotum Rasak napu Cotylelobium 4 Dipterocarpus oblongifolius Kruing neram Dipterocarpus 5 Dryobalanops aromatica Kapur Dryobalanops 6 Hopea dryobalanoides Merawan Hopea 7 Hopea sp Giam Hopea 8 Shorea albida Alan Shorea 9 Shorea balangeran Balangeran Shorea 10 Shorea beccariana Tengkawang tangga Shorea 11 Shorea bracteolata Meranti putih Shorea 12 Shorea fallax Engkabang layar Shorea 13 Shorea gysbertsiana Tengkawang telur Shorea 14 Shorea havilandii Meranti balau Shorea 15 Shorea hopeifolia Meranti kuning Shorea 16 Shorea laevis Meranti balau Shorea 17 Shorea leprosula Meranti tembaga Shorea 18 Shorea macrophylla Tengkawang jantung Shorea 19 Shorea ovalis Meranti kepong Shorea 20 Shorea pachyphylla Meranti kerukup Shorea 21 Shorea palembanica Tengkawang ringgit Shorea 22 Shorea parvistipulata Engkabang pinang Shorea 23 Shorea pallidifolia Meranti batu Shorea 24 Shorea retusa Meranti daun tumpul Shorea 25 Shorea revoluta Meranti kerangas Shorea 26 Shorea rotundifolia Meranti merah Shorea 27 Shorea seminis Tengkawang terendak Shorea 28 Shorea scaberrima Tengkawang kijang Shorea 29 Shorea stenoptera Tengkawang tungkul Shorea 30 Shorea sp1 Meranti Shorea 31 Shorea sp2 Meranti Shorea Sumber Analisis Data, 2016

Hasil analisis data diperoleh 31 Anisoptera, Cotylelobium, Dipterocarpus, spesies dari 6 genus yang terdapat di Dryobalanops, Hopea dan Shorea. Spesies Kawasan Arboretum Sylva, yaitu terbanyak terdapat pada genus Shorea

529

JURNAL HUTAN LESTARI (2016) Vol. 4 (4) : 527 - 534

yakni 24 spesies, sedangkan genus Hopea permukaan batang coklat. Daun Tipe daun dan Cotylelobium terdapat 2 spesies, genus tunggal berseling, bentuk daun bundar Dipterocarpus, dan Dryobalanops telur, ujung luncip panjang, tepi rata, terdapat 1 spesies. Berikut deskripsi ciri- pangkal berbentuk pasak atau membundar. ciri morfologi dari masing-masing spesies Pertulangan sekunder lurus hingga ke tepi yang diperoleh langsung di lapangan. daun, membentuk tulang sejajar, tapi tidak 1. Anisoptera costata jelas, pertulangan tersier tidak kelihatan. Habitus pohon tinggi 27 m diameter 32,4 6. Hopea dryobalnoides cm. Batang lurus berbentuk silinder Tinggi 14 m diameter 8,5 cm, tajuk berwarna, kelabu kecoklatan. Tipe daun berbentuk runjung sempit atau setengah tunggal berseling, bentuk daun lonjong, bulat, percabangan banyak, datar atau ujung luncip pendek, tepi daun rata, menanjak, batang berbentuk silinder, pangkal membundar, pertulangan bewarna coklat bercampur bercak putih. sekunder 8-30 pasang, pertulangan tersier Daun tipe daun tunggal, bentuk daun kelihatan jelas, berbentuk tangga tegak bundar telur, ujung luncip panjang, tepi lurus. rata, pangkal berbentuk pasak atau 2. Cotylelobium burckii membundar, pertulangan sekunder 9-12, Tinggi 7 m diameter 5,4 cm. Batang Lurus pertulangan tersier tidak kelihatan. berwarna coklat keputihan. Daun Tipe 7. Hopea sp daun tunggal berseling, tebal, daun Tinggi 9 m diameter 8 cm, tajuk rapat, berbentuk pisau atau bundar telur, ujung batang berbentuk silinder, permukaan daun luncip pendek, tepi rata, pangkal batang berwarna coklat kelabu.Daun tipe daun runcing sampai membulat. daun tunggal bundar telur agak lebar, 3. ujung luncip panjang, tepi daun rata, Habitus Pohon, tinggi 12 m diameter 9,2 pangkal membundar, pertulangan cm. Batang lurus berwarna keabuan. Daun sekunder 7-10, pertulangan tersier tipe daun tunggal berseling bentuk daun berbentuk tangga. lonjong, ujung daun meruncing, tepi daun 8. Shorea albida rata. Tinggi 20 m dan diameter 16,2 cm, tajuk 4. Dipterocarpus oblongifolius besar, terbuka.Batang berbentuk silinder, Tinggi 4 m, diameter 1,9 cm. Permukaan lurus, pecah-pecah dan mengelupas, batang berwarna putih. Daun Tipe daun permukaan batang berwarna gelap tunggal, bentuk daun jorong, ujung lancip tua.Daun tunggal berseling, bentuk daun panjang, tepi daun rata, pangkal berbentuk lonjong, ujung daun luncip pendek, tepi pasak, pertulangan sekunder 15-20 pasang, daun rata, pangkal membundar, pertulangan tersier hampir kelihatan. pertulangan sekunder 16-23, pertulangan 5. Dryobalanops aromatica tersier hampir tidak kelihatan. Tinggi 13 m, diameter 12,7 m, tajuk 9. Shorea balangeran besar, renggang dan setengah bulat, batang Tinggi 27 m diameter 30 cm, tajuk tipis lurus, berbentuk silinder, warna dan terbuka, hijau atau hijau kekuningan.

530

JURNAL HUTAN LESTARI (2016) Vol. 4 (4) : 527 - 534

Batang lurus silinder, warana kulit batang Tinggi 15 m, diameter 13,5 m, tajuk besar, coklat keputihan pecah-pecah dan lonjong mananjak, tidak teratur, batang mengelupas.Daun tunggal berseling, lurus berwarna kuning kelabu atau kuning bentuk daun jorong, ujung luncip pendek, kecoklatan. Daun tipe daun tunggal, tepi daun rata, pangkal membundar, bentuk daun lonjong, ujung tumpul atau pertulangan sekunder 10-18, pertulangan sedikit meruncing, tepi daun rata, pangkal tersier hampir tidak kelihatan. melekuk, pertulangan sekunder berjumlah 10. Shorea beccariana 16–19, pertulangan tersier kelihatan jelas Diameter 22,6 cm tinggi 30 m. Tajuk tegak lurus kecil, kurang lebih setengah bundar 14. Shorea havilandii merata. Batang, tinggi lurus berbentuk Tinggi 29 m, diameter 21,3 cm, tajuk kecil silinder, permukaan batang berwarna rapat. Batang berbentuk silinder, kulit kelabu berbercak putih. Daun tipe daun batang berwarna coklat keputiahan, tunggal berseling, bentuk daun lonjong, permukaan batang pecah-pecah. Daun ujung daun luncip pendek, tepi daun rata, tunggal berseling, bentuk daun jorong atau pangkal berbentuk pasak, pertulangan bundar telur, ujung daun luncip pendek sekunder 10-13, pertulangan tersier atau panjang, tepi daun rata, pangkal kelihatan jelas, tegak lurus. berbentuk pasak, pertulangan sekunder 8- 11. Shorea bracetolata 15 pasang, pertulangan tersier berbentuk Tinggi 21 m diameter 19,7 cm, tajuk kecil, tangga rapat, dengan cabang-cabang tidak teratur. 15. Shorea hopeifolia Batang berbentuk silinder, berwarna putih Tinggi 13 m, diameter mencapai 9,5 cm, kecoklatan. Daun tunggal berseling, tajuk besar, renggang, dengan posisi bentuk daun jorong atau bundar telur, cabang-cabang yang tidak teratur. Batang ujung luncip panjang, tepi daun rata, lurus, berbentuk silinder, warna permukan pangkal membundar, pertulangan batang coklat muda. Daun tunggal sekunder 12-16, pertulangan tersier berseling bentuk daun jorong atau bundar berbentuk tangga, tegak lurus. telur, ujung tumpul atau meruncing, tepi 12. Shorea fallax daun rata, pangkal membulat, pertulangan Tinggi 20 m, diameter 17,5 cm, tajuk sekunder berjumlah 7–11, pertulangan besar berbentuk kubah rata. Batang, tinggi tersier tidak kelihatan lurus berbentuk silinder, permukaan 16. Shorea laevis batang coklat tua. Daun tunggal berseling Tinggi 17 m, diameter 13 cm. Tajuk besar, bentuk daun lonjong, ujung daun luncip renggang, setengah bulat, hijau agak pendek atau panjang tepi daun rata, kelabu. Batang berbentuk silinder pangkal daun membundar, pertulangan berwarna kuning kemerah-merahan. Daun sekunder 14-24, pertulangan daun tersier tunggal berseling, tipis, bentuk daun kelihatan jelas tegak lurus. bundar telur, ujung luncip panjang, 13. Shorea gysbertsiana pangkal berbentuk pasak, pertulangan

531

JURNAL HUTAN LESTARI (2016) Vol. 4 (4) : 527 - 534

sekunder 10–20, pertulangan tersier 20. Shorea pachyphylla berbentuk tangga. Tinggi 11 m dan diameter 9,2 cm, tajuk 17. Shorea leprosula setengah bulat, cabang-cabang terpilin. Tinggi 38 m,diameter 45,2 cm, tajuk Batang lurus, berbentuk silinder, coklat kuning tembaga pucat, besar permukaan batang coklat. Daun tunggal membentang, setengah bulatdengan berseling, bentuk daun bundar telur, ujung batang yang menetap.Batang monopodial daun luncip pendek atau tumpul, tepi daun ortotrof permukaan batang berwarna abu- rata, pangkal membundar, pertulangan abu coklat. Daun lonjong, atau bundar sekunder 7-9, pertulangan tersie tidak telur, ujungluncip pendek atau tumpul, tepi kelihatan. daun rata, pangkal berbentuk pasak atau 21. Shora palembanica membundar, pertualangan sekunder 10-16, Tinggi 19 m dan diameter 21,6 cm. tajuk pertulangan tersierkelihatan jelas tegak besar, lebat dan hijau tua, cabang lurus. membulat. Batang lurus berbentuk 18. Shorea macrophylla silinder, permukaan batang coklat Tinggi 37 m, diameter 59.5 cm, tajuk kehitaman. Daun tunggal berseling, bentuk besar, lonjong, sampai setengah bulat, daun jorong atau bundar telur, ujung daun terbuka, dengan beberapa cabang besar, luncip pendek, tepi daun rata, pangkal menanjak, tidak teratur. Banir tinggi berbentuk pasak, membundar, pertulangan mencapai 2 m dan tebal 15 cm, cekung sekunder 12-17, pertulangan tersier hampir bulat. Batang lurus, berbentuk silinder, tidak kelihatan. permukaan batang kelabu pucat sampai 22. Shora pallidifolia coklat. Daun, tunggal berseling bentuk Tinggi 12. m, diameter 11 cm, tajuk kecil daun jorang atau bulat telur, ujung daun rapat, runjung sempit atau setengah bulat, luncip pendek, tepi daun rata, pangkal hijau. Batang berbentuk selinder daun tumpul agak berbentuk jantung, permukaan batang pecah-pecah, berwarna pertulangan sekunder 13-18, pertualangan coklat berbintik putih. Daun tunggal tersier kelihatan jelas, tegak lurus berseling bentuk daun bundar telur, ujung 19. Shorea ovalis luncip pendek, tepi daun rata, pangkal Tinggi 30 m, diameter 25,7 cm, tajuk membundar atauu agak menjantung, terbuka, agak kecil, setengah bulat, tidak pertulangan sekunder 12-19, pertulangan simeteris dengan banyak cabang tersier berbentuk tangga. memencar dari ujung batang. Batang lurus 23. Shorea parvistipulata berbentuk silinder, permukaan batang Diameter 16,5 cm tinggi 26 m, tajuk luas, tebal berwarna coklat tua. Daun tunggal berbaur berbentuk setengah bulat teratur. berseling, bentuk daun lonjong, atau Batang tinggi lurus, berbentuk silinder, berbentuk perahu, ujung luncip panjang, permukaan batang coklat bercampur putih. tepi daun rata, pangkal membundar, Daun tunggal berseling, bentuk lonjong, pertulangan sekunder 18-26, pertulangan ujung daun luncip panjang, tepi daun rata, tersier jelas, tegak lurus pangkal membundar atau agak

532

JURNAL HUTAN LESTARI (2016) Vol. 4 (4) : 527 - 534

membentuk jantung, pertulangan sekunder pertulangan tersier kelihatan jelas, tegak 13-21, pertulangan tersier kelihatan jelas, lurus. tegak lurus. 28. Shorea seminis 24. Shorea retusa Tinggi 30 m, diameter 22 cm, tajuk Diameter 14,3 cm tinggi 17 m, tajuk berukuran sedang rapat, setengah bulat, berbentuk setengah bulat dengan cabang- cabang-cabangnya sedikit. Batang cabang yang hampir horizontal. Batang berbentuk silinder, permukaan batang berbentuk silinder, permukaan batang berwarna coklat berbercak putih. Daun putih kecoklatan. Daun jorong, ujung tunggal berseling, bentuk daun jorong, tumpul, tepi daun rata, pangkal berbentuk ujung daun luncip panjang tepi daun rata, pasak, pertulangan sekunder 9-13, pangkal berbentuk pasak atau membundar, pertulangan tersier tidak kelihatan. pertulangan sekunder berjumlah 9-17. 25. Shorea revoluta pertulangan tersier kelihatan, berbentuk Diameter 17,1 cm tinggi 14 m, tajuk tangga membaur, melebar. Batang tinggi lurus 29. Shorea stenoptera berbentuk silinder, permukaan batang Tinggi 15, diameter 9 cm, tajuk coklat, pucat sampai gelap, beserat. Daun mengerucut sampai lonjong, cabang- tunggal berseling bentuk jorong, ujung cabang berpencar, agak menjuntai, luncip panjang, tepi dau rata, pangkal membaur. Batang lurus, berbentuk silinder membundar atau berbentuk jantung, warna batang coklat muda bebercak putih pertulangan sekunder 9-12, pertulangan dan ada tanda melingkar dibagian tengah. tersier tidak kelihatan. Daun tunggal berseling, bentuk daun 26. Shorea rotundifolia lonjong, pangkal tumpul hingga Tinggi 12 m, diameter 7,6 cm, tajuk menjantung, ujung luncip pendek, tepi melebar dan renggang. Batang lurus daun rata, pertulangan daun sekunder berbentuk silinder,permukaan batang sangat jelas 12-19 pasang, pertulangan berwarna coklat kelabu. Daun tunggal tersier terlihat, tegak lurus. berseling, bentuk daun bulat telur atau 30. Shorea sp 1 hampir bundar, ujung daun luncip pendek, Tinggi 10 m diameter 8 cm. Batang lurus tepi daun rata, pangkal berbentuk jantung, berbentuk silinder, permukaan batang pertulangan sekunder 8-11, pertulanagan coklat bercampur bercak putih. Daun tersier kelihatan jelas, tegak lurus. bundar telur, ujung luncip pendek, tepi 27. Shorea scaberrima daun rata, pangkal berbentuk pasak, Tinggi 13 m, diameter 18,7 cm, tajuk pertulangan sekunder 10-15, pertulangan rapat, kecil, kelihatan hijau kekuningan tersier berbentuk tangga dari bawah. Batang berbentuk silinder, 31. Shorea sp 2 permukaan batang coklat bercampur Tinggi 17 m diamter 15 cm, tajuk rapat, putih.Daun lonjong, ujung luncip pendek, cabang berukuran sedang.Batang lurus, tepi daun rata, pangkal membundar atau berbentuk silinder, permukaan batang menjantung, pertulangan sekunder 14-22, berwarna coklat bercampur sedikit bercak

533

JURNAL HUTAN LESTARI (2016) Vol. 4 (4) : 527 - 534

putih.Daun tunggal berseling, bentuk daun Forest Watch Indonesia dan Global lonjong, tepi daun rata, ujung luncip Watch. 2001. PoteretKeadaan pendek, pangkal tumpul, pertulangan Hutan Indonesia, Bogor. sekunder 11-18, pertulangan tersier terlihat Newman, M.F., P.F. Burgess dan T.C. tegak lurus. Whitmore. 1999. Pedoman Identifikasi Pohon-pohon KESIMPULAN DAN SARAN Dipterocarpaceae, Pulau Kalimantan. PROSEA Indonesia, Berdasarkan hasil penelitian Bogor. identifikasi jenis pohon famili Dipterocarpaceae dapat disimpulkan Rugayah, Retnowati A, Windadari F.I & hidayat. 2004. Pengumpulan Data bahwa, diperoleh sebanyak 6 genus dari Taksonomi. Dalam Rugayah, famili Dipterocarpaceae yang terdiri dari ElizabethA,Widajaj. Prapitiwi. 31 spesies.Genus yang paling banyak di Pedoman Pengumpulan Data peroleh yakni Shorea 24 spesies. Untuk Keanekaragaman Flora. Pusat ciri-ciri morfologi yang diperoleh Penelitian Biologi-Lipi. Bogor. langsung dilapangan hanya ciri-ciri Saridan Amiril dan Ngatiman, vegetatif (daun, batang dan tajuk). 2012.Eksplorasi Jenis-Jenis Kawasan Arboretum Sylva Dipterokarpa.Vol 6 no. 1 Balai Universitas Tanjungpura Pontianak Besar Penelitian Dipterokarpa, Samarinda. memiliki keanekaragaman jenis famili Dipterocarpaceae yang telah di koleksi sebagai tanaman endemik Kalimantan. Perlu adanya penambahan jenis-jenis baru dari famili Dipterocarpaceae yang belum ada pada kawasan Arboretum. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan agar dalam melaksankan penelitian pada musim berbunga dan musim berbuah agar diketahui ciri-ciri morfologi untuk famili Dipterocarpaceae.

DAFTAR PUSTAKA Bawa K.S. 1998. Conservation of genetic Resources in the Dipterocarpaceae. Biogeography and evolutionary Systematics of Dipterocarpaceae.In: Apannah, S. and J.M. Turnbull (eds.). A Riview of Dipterocarps: Taxonomy, Ecology and Sylviculture. Bogor: CIFOR.

534