e-ISSN 2720-9199 p-ISSN 2541-0148

JURNAL TEKNIK SIPIL

Kajian Pengaliran Banjir Sungai Terhadap Koefisien Kekasaran Manning Pada Sungai Larompong Kabupaten Provinsi Sulawesi Selatan

Halman1, Hanafi Ashad2

1) Pascasarjana Magister Teknik Sipil, Universitas Muslim Jl. Urip Sumoharjo KM 05 , Sulawesi Selatan Email: [email protected] 2) Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia Jl. Urip Sumoharjo KM 05 Makassar, Sulawesi Selatan Email: [email protected]

ABSTRAK

Sungai Larompong berada di Kabupaten Luwu Propinsi Sulawesi Selatan merupakan sungai utama dari DAS Larompong yang melintasi desa Komba, desa Lumaring Kelurahan Larompong dengan bemuara di Teluk Bone. Debit Sungainya cenderung besar dan rawan banjir pada saat curah hujan tinggi dengan kondisi penampang sungai saat ini seringkali meluap mengakibat bencana terutama disekitar sungai utama. Untuk mengkaji permasalahan banjir tersebut, dilakukan kajian pengaliran sungai terhadap koefisien kekasaran Manning. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui debit banjir kala ulang berapa yang menyebabkan luapan banjir dari kondisi penampang sungai saat ini serta untuk mengetahui pengaruh nilai koefisien kekasaran manning terhadap muka air banjir yang terjadi dan membandingkannya dengan data sekunder. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu bulan September-Desember 2019. Variabel yang diamati dan dihitung yaitu debit banjir kala ulang, deskripsi karakteristik kekasaran penampang sungai. Metode yang digunakan adalah metode survei dan penentuan titik pengukuran dan pengamatan berdasarkan pertimbangan tertentu. Data dianalisis dengan bantuan software HEC-RAS.

Kata Kunci: Debit Kala Ulang, Koefisien Kekasaran Manning, Sungai Larompong

ABSTRACT

Larompong River in Luwu Regency, Province is the main river of the Larompong watershed that crosses Komba village, Lumaring village, Larompong Village with bemuara in Bone Bay. The river discharge tends to be large and prone to flooding when rainfall is high with current river cross-section conditions often overflowing resulting in disasters especially around the main river. To study the flood problem, a river drainage study was conducted on the Manning roughness coefficient. The purpose of this study was to determine how many times the flood discharge caused a flood overflow from the current river cross-section and to determine the effect of the value of the roughness coefficient on the flood water level that occurred and compare it with secondary data. The research was carried out for three months, September-December 2019. The variables observed and calculated were the flood discharge at the time of return, a description of the characteristics of river cross-section roughness. The method used is a survey method and the determination of measurement and observation points based on certain considerations. Data were analyzed with the help of HEC-RAS software.

Keywords: Recurring Discharge, Manning Roughness Coefficient, Larompong River

116 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA Kajian Pengaliran Banjir Sungai Terhadap Koefisien Kekasaran Manning Pada Sungai Larompong Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan (Halman, Hanafi Ashad)

1. Pendahuluan

Latar Belakang seorang insinyur Irlandia, Robert Sungai Larompong membentang dari Manning mengemukakan sebuah rumus Barat ke Timur dimulai pada daerah yang akhirnya diperbaiki menjadi rumus pegunungan yang mempunyai yang sangat dikenal saat ini ketinggian mencapai 1.556 m di atas permukaan laut menuju Teluk Bone. (Chow,1985)yakni

Kondisi sungai di bagian hilir mempunyai kemiringan yang datar Tujuan Penelitian sampai landai sehingga daerah ini alur 1) Untuk mengetahui debit banjir kala sungai utamanya mengalami ulang berapa yang menyebabkan sedimentasi, menyebabkan aliran air luapan banjir dari penampang sungai mencari daerah yang lebih rendah Larompong saat ini. sehingga kondisi alur sungai berbelok- 2) Untuk mengetahui pengaruh nilai belok mengalirkan air menuju laut koefisien kekasaran manning (Teluk Bone). terhadap muka air banjir yang terjadi dengan bantuan program HEC-RAS Selain hal tersebut di atas, kecepatan pada Sungai Larompong Kabupaten aliran air yang mengalir melalui sungai Luwu. utama dipengaruhi oleh kekasaran, kemiringan dan dimensi penampang Manfaat Penelitian sungai sehingga berpengaruh pula 1) Dapat dijadikan sebagai pembanding terhadap debit yang melewati. antara teori yang diperoleh di kelas Kekasaran penampang sungai salah satu perkuliahan dengan kejadian yang indikator yang berpengaruh dalam sebenarnya di lapangan. kecepatan pengaliran dalam hal ini 2) Diharapkan sebagai bahan masukkan berdasarkan nilai yang disebut koefisien bagi pihak-pihak yang terkait yang kekasaran atau konstanta kekasaran. menagani permaslahan banjir di Koefisien kekasaran bergantung kepada sungai Larompong. faktor-faktor, ketidak teraturan 3) Sebagai bahan referensi dan penampang permukaan sungai, alur masukkan untuk penelitian sungai, vegetasi (tumbuh-tumbuhan) dan selanjutnya khususnya berkaitan sedimen. penggunaan program software HEC- RAS. Karakteristik sungai terdiri dari 4) Hasil dari penelitian dalam penulisan kemiringan, kekasaran dasar ini diharapkan dapat memberikan permukaan, kedalaman air, dan lebar sumbangsi pemikiran dan bahan sungai. Karakteristik tersebut akan pertimbangan pemakaian koefisien menentukan kapasitas sungai dalam kekasaran Manning dalam mengalirkan air. Apabila kapasitas perencanaan penanganan banjir pada aliran sungai terlampaui maka akan sungai larompong. terjadi luapan (banjir) di sekitar aliran sungai. 2. METODE PENELITIAN 2.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian terletak di Kabupaten Persamaan manning atau rumus Luwu dan dapat ditempuh dengan manning merupakan rumus yang menggunakan kendaraan roda empat digunakan dalam program software (mobil) dengan kondisi jalan beraspal HEC-RAS untuk menghitung kapasitas dan merupakan jalan Propinsi yang aliran saluran terbuka. Pada tahun 1889 berjarak  367 Km dari Kota Makassar

VOL.5 NO.2, JUNI 2020 117 Kajian Pengaliran Banjir Sungai Terhadap Koefisien Kekasaran Manning Pada Sungai Larompong Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan (Halman, Hanafi Ashad) ibukota Propinsi Sulawesi Selatan. Dari 13,82km, sub DAS Redo dengan peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : panjang 10,52 km dan sub DAS 50.000, diperoleh luas daerah aliran Larompong hilir dengan panjang 4,50 Sungai Larompong sebesar 84,64 km2, km. terbagi 4 (empat) sub DAS masing- masing Sub DAS Komba sebesar 39,89 Sebagai ruas lokasi pengamatan yaitu km2, Sub DAS Lompo/Lumaring dipilih pada posisi titik pertemuan sebesar 31,36 km2, Sub DAS Redo S.Komba dengan S.Lumaring yakni sebesar 9,07 km2 dan sub DAS Hilir Sungai Larompong sebagai sungai sebesar 4,32 km2, sedang panjang utama dengan Panjang pengamatan Sungai Larompong sebesar 53,79 km kurang lebih 2,50 km ke arah hilir dan masing-masing sub DAS (sampai dengan Jembatan poros mempunyai panjang sungai sebagai Makassar – ). Peta titik lokasi berikut: sub DAS Komba dengan penelitian dapat dilihat pada Gambar panjang 23,37 km, sub DAS berikut: Lompo/Lumaring dengan panjang

Gambar 1 Lokasi penelitian sumber peta Sulawesi Selatan

STASIUN POS CURAH HUJAN KOMBA

Gambar 2 Peta DAS Larompong Kecamatan Larompong.

118 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA Kajian Pengaliran Banjir Sungai Terhadap Koefisien Kekasaran Manning Pada Sungai Larompong Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan (Halman, Hanafi Ashad)

Gambar 3. Peta sungai lokasi penelitian sumber Google map

2.2 Parameter Penelitian dari dokumen resmi instansi terkait dan Dalam penelitian ini parameter yang data primer dari pengamatan visual dan digunakan antara lain; curah hujan, wawancara dengan masyarakat di Topografi DAS dan keadaan lapangan. karekteristik kekasaran panampang sungai berdasarkan nilai koefisien 2.4 Pengolahan Data kekasaran manning. Secara keseluruhan Setelah mendapatkan data-data yang yang menjadi parameter utama adalah dibutuhkan, selanjutnya dilakukan debit banjir kala ulang tertentu dengan pengelohan data seperti, data hidrologi menguji kejadian yang terjadi di digunakan untuk mengetahui debit lapangan. Apabila debit banjir kala ulang banjir kala ulang, peta topgrafi Daerah yang kita uji terhadap kapasitas Aliran Sungai (DAS) untuk menentukan penampang sungai dengan nilai luas DAS dan data geometrik koefisien kekasaran Manning hasil penampang sungai untuk mengetahui pengamatan memiliki nilai simulasi yang bentuk penampang sungai serta hasil sama atau mendekati kejadian banjir pengamatan kondisi material yang terjadi di lapangan , maka debit penampang dan bantaran sungai untuk banjir kala ulang yang terjadi tersebut menentukan nilai koefisien kekasaran telah dapat dinyatakan sesuai dan sungai berdasarkan Manning. berhasil. Sedangkan apabila nilai debit banjir kala ulang simulasi jauh 3. Analisa dan Pembahasan dibandingkan nilai debit banjir kejadian Data yang diperoleh sebelumnya diolah yang ada di lapangan maka harus dan dianalisis dengan menggunakan melakukan pengecekan ulang terhadap rumus dan metode sesuai dengan nilai-nilai parameter, agar mendekati kebutuhan. sesuai kondisi di lapangan. Analisa Debit banjir pada periode 2.3 Tahapan Penelitian dan ulang tertentu digunakan metode Pengumpulan Data Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu Agar penelitian berlangsung secara dan hasil perhitungannya dapat sistematis dan tertata, maka proses disajikan dalam bentuk tabel. penelitian dilakukan secara bertahap. Nilai Koefisien kekasaran Manning Tahapan penelitian dalam penelitian ini sungai berdasarkan pengamatan visual diantaranya adalah studi literature lapangan untuk mewakili setiap penentuan batas DAS, dan jenis data potongan dapat disajikan dengan yang digunakan adalah data sekunder mendiskripsikan dalam bentuk tabel.

VOL.5 NO.2, JUNI 2020 119 Kajian Pengaliran Banjir Sungai Terhadap Koefisien Kekasaran Manning Pada Sungai Larompong Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan (Halman, Hanafi Ashad)

Analisa hidrolika untuk mengetahui koefisien kekasaran Manning dan nilai kemampuan kapasitas sungai debit banjir kala ulang ( Q2, Q5, Q10, Q25 Larompong menggunakan pemodelan dan Q50 ). dengan software program HEC-RAS secara analisa hidrolika program ini 3.1 Analisa Hidrologi. menggunakan rumus persamaam Analisa hidrologi pada stasiun curah Manning. hujan yang berpengaruh terhadap DAS Larompong satu-satunya adalah Pos Untuk menguji kapasitas pengaliran Curah Hujan Komba dengan panampang sungai Larompong dalam menggunakan data selama 23 tahun program HEC-RAS, data yang dinfut yaitu dari tahun 1996–2018. adalah data geometric sungai, nilai

Tabel 1. Data curah hujan harian maksimum Bulan Maks Tahun Tahun Jan. Peb. Mar Apr. Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop Des (mm) 1996 - - - 35 - 45 40 60 50 50 30 50 60 1997 50 50 25 - 50 10 50 - 5 - 25 30 50 1998 50 50 50 50 - 75 75 75 50 50 70 50 75 1999 50 35 50 35 80 45 25 20 2 25 50 50 80 2000 20 45 30 60 45 60 65 50 30 75 25 20 75 2001 25 25 20 65 25 - 50 50 50 60 35 30 65 2002 35 50 65 - 87 75 50 - 15 5 20 25 87 2003 20 25 50 65 20 50 75 70 15 15 15 50 75 2004 35 65 85 - - 95 85 15 30 - - - 95 2005 65 75 65 75 75 85 45 50 25 25 25 65 85 2006 85 45 55 25 51 40 35 25 - 15 25 37 85 2007 55 20 50 145 85 65 90 35 45 25 25 30 145 2008 20 55 30 65 100 85 70 45 55 50 75 30 100 2009 75 25 50 50 35 25 25 15 50 50 60 25 75 2010 20 40 25 75 75 65 75 50 50 30 30 10 75 2011 25 25 25 75 75 25 25 25 15 30 25 15 75 2012 50 75 75 65 30 50 85 15 5 25 45 35 85 2013 50 50 25 50 25 30 50 25 25 25 45 30 50 2014 25 30 25 30 25 100 25 20 20 10 10 50 100 2015 25 20 25 25 25 25 20 10 - - 10 20 25 2016 25 25 25 25 25 20 25 25 25 25 25 15 25 2017 25 25 20 25 25 30 20 25 25 15 15 20 30 2018 25 20 25 25 25 25 20 25 20 15 25 25 25

n 3.2 Analisa Curah Hujan Rencana 2 loqX  loqX  …………….... ( 4 ) Berdasarkan data curah hujan harian  i1 S1 maksimum selanjutnya dihitung curah n 1 hujan rencana dengan menggunakan dimana: metode Gumbel dan Log Pearson Tipe X = Curah Hujan (mm). III dengan periode ulang tertentu. log X = Logaritma curah hujan harian maksimum rata-rata (mm). 3.2.1 Metode Log Pearson Type III log X = Logaritma curah hujan harian Rumus yang digunakan: maksimum (mm) G = Konstanta LogX  loqX  G.S1 ……...... (2 ) n 3 S1 = Standard Deviasi loqX  loqX  ……………. ( 3 ) Cs = Koefisien Kepencengan C  i1 s n 1n  2 s1

120 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA Kajian Pengaliran Banjir Sungai Terhadap Koefisien Kekasaran Manning Pada Sungai Larompong Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan (Halman, Hanafi Ashad)

Tabel 2. Hasil Perhitungan Curah Hujan Rencana Metode Log Pearson Tipe III T Xt No Log Xi r Sd Cs k Log Xt (tahun) (mm) 1 1.3 1.812 0.209 0.654 -0.573 1.692 49.23 2 1.7 1.812 0.209 0.654 -0.289 1.752 56.46 3 2 1.812 0.209 0.654 -0.109 1.789 61.57 4 2.5 1.812 0.209 0.654 0.111 1.835 68.46 5 5 1.812 0.209 0.654 0.796 1.979 95.21 6 10 1.812 0.209 0.654 1.332 2.091 123.29 7 25 1.812 0.209 0.654 1.956 2.222 166.54 8 50 1.812 0.209 0.654 2.388 2.312 205.05 9 100 1.812 0.209 0.654 2.615 2.359 228.74 10 200 1.812 0.209 0.654 3.183 2.478 300.71

1000

100

10 Peluang hujan (mm) 1

Data hujan (mm) 1 10 Tahun T 100 1000 Gambar 4. Grafik Distribusi Peluang Log Pearson Tipe III

3.2.2 Metode Gumbel 1 T (X )  …….……….….. ( 9 ) Perhitungan dengan metode Gumbel r 1 P(X ) menggunakan persamaan sebagai Dimana : berikut : (CD.Sumarto 1999.) Xt = Besarnya curah hujan rencana

X t  X  S.K ……...... ( 5 ) X = Harga reratadari data curah hujan dan S = Simpangan baku Y Y  K = Faktor frekuensi K  t n ………….….. ( 6 Yn = Reduced mean yang S n tergantung dari banyaknya data n ) Sn = Reduced standard n 4 2 deviasi sebagai fungsi dari banyaknya  Xi  X  S  i1 .…………... ( 7 data n n 1 Yt = Reduced variate sebagai ) fungsi waktu balik.  T x 1 5 r   …….... ( 8 ) Yt  Ln   Ln     Tr x 

Tabel 3. Hasil perhitungan curah hujan harian metode Gumbel Periode Ulang (Tahun) YT (Tabel) Xt ( mm) 2 0.3666 67.13 5 1.5000 96.97 10 2.2504 116.72 20 2.9702 135.67 25 3.1985 141.69 50 3.9019 160.20 100 4.6002 178.58

VOL.5 NO.2, JUNI 2020 121 Kajian Pengaliran Banjir Sungai Terhadap Koefisien Kekasaran Manning Pada Sungai Larompong Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan (Halman, Hanafi Ashad)

250

200

150

100

Data R (mm) garis peluang Hujan… 50

0 Tahun (T) 0 50 100 150 200 250

Gambar 5. Grafik Distribusi Peluang Gumbel

Hasil perhitungan kedua metode tersebut metode Gumbel dapat disimpulkan metode Log Pearson Tipe III dan seperti pada tebel berikut: Tabel 4. Kesimpulan hasil perhitungan curah hujan rencana Curah Hujan Rencana T Peluang (%) Log Pearson T.III Gumbel 2 50 62.79 67,13 5 20 106.57 96,97 10 10 143.30 116,72 25 4 1199.50 141,69 50 2 249.07 160.20

3.3 Uji Distribusi Probabilitas Untuk menguji distribusi probabiltas Uji distribusi probabilitas dimaksudkan dapat digunakan metode Chi-Kuadrat (χ2) dan metode Smirnov – Kolmogorof. untuk mencegah apakah persamaan distribusi probabilitas yang dipilh dapat Hasilnya dapat dilihat pada tabel mewakili distribusi statistik sampel data berikut: yang dianalisis.

Tabel 5. Rekapitulasi hasil perhitungan uji kesuaian distribusi Uji Kesesuaian Metode Chi-Kuadrat Smirnov-Kolmogrov No Perhitungan X2 hit X2 kr Δhit. Δkr 2,766 0,95 0,038 0,29 1 Gumbel diterima diterima 2 2,866 0,005 0,075 0,29 Log Pearson T.III ditolak diterima

Dari hasil Uji Chi – Kuadrat tersebut 3.4 Analisa Debit Banjir menunjukkan bahwa analisa frekuensi Perhitungan besarnya debit banjir metode Log Pearson Type III ditolak 2 2 yang terjadi pada Sungai Larompong karena  hit >  kr, dan Gumbel III 2 2 dihitung dengan menggunakan metode diterima karena  hit <  kr, sedang Uji Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu Smirnov-Kolmogorov menunjukkan dengan Data Daerah Aliran Sungai bahwa analisa frekuensi metode Gumbel Larompong berikut : dan Log Pearson Tipe III dapat diterima Luas DAS, A = 71.25 Km2 karena Δhit > Δkr, sehingga distribusi Panjang Sungai Utama, L = 37.19Km curah hujan harian rencana mengikuti Tg = 0,21 . L0,7 = 2.56 jam distribusi frekuensi Log Pearson T. III. Tr = (0.5-1) Tg = 1.28 jam

122 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA Kajian Pengaliran Banjir Sungai Terhadap Koefisien Kekasaran Manning Pada Sungai Larompong Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan (Halman, Hanafi Ashad)

Tp = Tg + 0.8 Tr = 3.58 Koefisien, T 0.3 ( α ) = 3.00 T 0.3 = α Tg = 10.74 Tp + T 0,3 = 14.32 jam Ro = 1.00 jam Tp + T 0,3 + 1.5 T0.3 = 30.43 jam Qp =(C* A* Ro)/ 3.6 / (0.3 Tp + T 0.3) Tp + T0.3 + 1.5 T0,3 + 2 T0,3 = 51.91 jam = 1.68 --> diambil C=1 sungai Larompong masing-masing kala Selanjutnya menggunakan metode ulang 2, 5, 10, dan 25 tahun seperti pada Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu tabel 6 berikut: maka didapat hasil perhiutngan debit

Tabel 6. Rekapitulasi hasil perhitungan debit banjir rencana T Base Q2 Q5 Q10 Q25 (jam) Flow (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) 0 1.28 0.00 0.00 0.00 0.00 1 1.28 1.28 1.98 2.57 3.47 2 1.28 7.10 10.98 14.22 19.21 3 1.28 19.90 30.77 39.85 53.83 3.58 1.28 33.44 51.71 66.97 90.45 4 1.28 37.62 58.18 75.34 101.77 5 1.28 38.68 59.81 77.32 104.62 6 1.28 38.58 59.66 76.53 104.36 7 1.28 37.39 57.82 72.95 101.14 8 1.28 34.84 53.88 66.84 94.25 9 1.28 31.32 48.44 59.92 84.73 10 1.28 28.00 43.30 53.57 75.74 11 1.28 25.03 38.71 47.89 67.71 12 1.28 22.38 34.60 42.81 60.53 13 1.28 20.00 30.93 38.27 54.11 14 1.28 17.88 27.65 34.21 48.37 14.32 1.28 16.59 25.65 31.79 44.87 15 1.28 15.27 23.61 29.29 41.30 16 1.28 14.09 21.79 27.07 38.11 17 1.28 13.04 20.17 25.09 35.28 18 1.28 12.11 18.72 23.33 32.75 19 1.28 11.27 17.42 21.68 30.48 20 1.28 10.46 16.17 20.12 28.28 21 1.28 9.70 15.01 18.67 26.25 22 1.28 9.00 13.92 17.33 24.36 23 1.28 8.36 12.92 16.08 22.60 24 1.28 7.75 11.99 14.92 20.98 Maks. 38.68 59.81 104.62 128.82

Hidrograf Banjir Sungai Larompong 120.00 Dengan Metode Nakayasu Base Flow 100.00 Q2

80.00 ) Q5

60.00 Q10 det. / Q25

3 40.00 20.00

Q (m Q 0.00 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 t (jam)

Gambar 7. Hidrograf Banjir Sungai Larompong dengan metode Nakayasu

VOL.5 NO.2, JUNI 2020 123 Kajian Pengaliran Banjir Sungai Terhadap Koefisien Kekasaran Manning Pada Sungai Larompong Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan (Halman, Hanafi Ashad)

3.5 Menetukan Koefisien Kekasaran menyebabkan penurunan kapasitas Manning sungai. Kapasitas sungai yang Berdasarkan pengamatan visual menurun berpeluang mengakibatkan lapangan dengan mecocok-cocokan banjir. pada tebel nilai Koefisien Kekasaran Manning maka nilai kekasaran manning 3.6 Analisa Kapasitas Penampang (n) sungai Larompong adalah pada Sungai Larompong dengan Program bagian hulu mengindikasikan nilai HEC-RAS. koefisien kekasaran pada bantaran/ Terhadap luas penampang sungai, tebing sungai rata-rata = 0,05 dan terlebih dahulu kami melakukan dasar/alur sungai adalah = 0,0275. Pada pengambilan data geometrik penampang bagian tengah hampir kondisinya sama sungai Larompong di lapangan sebagai dengan hulu yaitu mengindikasikan nilai salah satu data yang akan diinfut ke koefisien kekasaran pada bantaran/ dalam program HEC-RAS. tebing sungai rata-rata = 0,05 dan dasar/alur sungai adalah = 0,0280. Pengaruh nilai koefisien kekasaran Sedangkan pada bagian hilir penyebab Manning Sungai Larompong dalam uji kekasarannya berbeda disebabkan coba program HEC-RAS memberi adanya karakteristik dan material dasar gambaran bahwa semakin ke hilir sungai yang semakin kehilir kondisi semakin tinggi pula muka air luapan kekasarannya semakin tinggi yaitu 0,030 banjir yang terjadi dimana hal sangat dan pada bantaran/tebing sungai rata- dipengaruhi oleh hambatan/ kekasaran rata = 0,055. penampang sungai semakin ke hilir semakin tinggi pula nilai koefisien Dengan demikian pengaruh tumbuhan kekasaran Manning Sungai Larompong terhadap angka kekasaran bergantung saat ini (Lihat lembar lampiran). pada tinggi kerapatan, distribusi, dan jenis tumbuhannya (Doland dan Chow, Debit banjir yang diuji coba pada 1952). kapasitas penampang sungai dengan program HEC-RAS ini adalah mulai Nilai koefisien kekasaran yang besar dari 2, 5, 10 sampai dengan debit banjir diindikasikan dengan adanya hambatan kala ulang 25 tahun dan hasilnya berupa kerikil, lumpur, pasir, batu, memperlihatkan gambar pemodelan sampah, tumbuhan bawah saluran, dan penampang sungai Larompong pada penyempitan penampang sungai. ruas-ruas tertentu, penampang meluap Adanya hambatan-hambatan tersebut pada debit kala ulang 10 tahun keatas, maka kecepatan aliran sungai menurun seperti yang diperlihatkan pada gambar sehingga debit aliran sungai juga hasil pemodelan program HEC-RAS berkurang. Kondisi-kondisi inilah berikut: yang berpotensi salah satu yang

Gambar 8. Potongan melintang L.93 dengan debit Q10 Tahun

Gambar 9. Potongan melintang L.98 dengan debit Q10 Tahun

VOL.5 NO.2, JUNI 2020 124 Kajian Pengaliran Banjir Sungai Terhadap Koefisien Kekasaran Manning Pada Sungai Larompong Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan (Halman, Hanafi Ashad)

Gambar 10. Potongan melintang L.103 dengan debit Q10 Tahun

Gambar 11. Potongan melintang L.109 dengan debit Q10 Tahun

Gambar 12. Potongan melintang L.113 dengan debit Q10 Tahun meluap disisi kanan

Gambar 13. Potongan melintang L.126 dengan debit Q10 Tahun meluap disisi kanan dan kiri

Gambar 14. Potongan melintang L.128 dengan debit Q10 Tahun meluap disisi kanan dan kiri

Gambar 15. Potongan melintang L.142 dengan debit Q10 Tahun meluap disisi kanan dan kiri

VOL.5 NO.2, JUNI 2020 125 Kajian Pengaliran Banjir Sungai Terhadap Koefisien Kekasaran Manning Pada Sungai Larompong Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan (Halman, Hanafi Ashad)

Gambar 16. Prespektif memanjang L.93 - L142 dengan debit Q10 Tahun

Gambar 17. Potongan melintang L.93 dengan debit Q25 Tahun

Gambar 18. Potongan melintang L.98 dengan debit Q25 Tahun

Gambar 19. Potongan melintang L.103 dengan debit Q25 Tahun

Gambar 20. Potongan melintang L.106 dengan debit Q25 Tahun

Gambar 21. Potongan melintang L.109 dengan debit Q25 Tahun meluap disisi kiri

126 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA Kajian Pengaliran Banjir Sungai Terhadap Koefisien Kekasaran Manning Pada Sungai Larompong Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan (Halman, Hanafi Ashad)

Gambar 22. Potongan melintang L.113 dengan debit Q25 Tahun meluap disisi kanan

Gambar 23.Potongan melintang L.131 dengan debit Q25 Tahun meluap disisi kanan dan kiri

Gambar 24. Potongan melintang L.145 dengan debit Q25 Tahun meluap disisi kanan dan kiri

Gambar 25. Prespektif memanjang L.93 – L.145 dengan debit Q25 Tahun

Dari tampilan pemodelan program HEC- 1) Dengan analisa hidrolika bantuan RAS memperlihatkan bahwa pengaliran software HEC-RAS pada kondisi luapan banjir terjadi terhadap kondisi geometrik eksisiting Sungai kapasitas penampang sungai Larompong Larompong saat ini menggambar saat ini yaitu dimulai dengan debit banjir kapasitas penampang sungai yang Q10 tahun keatas dan ruas yang meluap tidak dapat menampung debit banjir adalah dari Sta. L113 sampai ke hilir dengan karena beberapa ruas melebihi ketinggian luapan banjir diatas bantaran kapasitas sungai saat full bank sungai sekitar antara = 1,20 m sampai capacity, mulai Sta.L109 sampai ke dengan 2,0 m. hilir yakni mulai debit banjir kala ulang Q.10 tahun = 77,32 m3/detik 4. Penutup dan debit banjir kala ulang Q.25 4.1 Kesimpulan tahun = 104,62 m3/detik sebagai Berdasarkan hasil penelitian, maka penyebab luapan banjir. dibuat kesimpulan sebagai berikut:

VOL.5 NO.2, JUNI 2020 127 Kajian Pengaliran Banjir Sungai Terhadap Koefisien Kekasaran Manning Pada Sungai Larompong Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan (Halman, Hanafi Ashad)

2) Sampah, tumbuhan vegetasi/tanaman Daftar Pustaka pengganggu dan bentuk alur sungai Anonim, (2011). Peraturan Pemerintah Larompong sebagai karakteristik Nomor 38 Tahun 2011 Tentang dasar, tebing dan bantaran sungai berdasarkan klasifikasi indicator nilai Sungai. koefisien kekasaran Manning (n) Anonim, (2010), HEC-RAS 4.1 adalah rata-rata pada ruas hulu = Hydraulic Reference Manual, 0.0425, ruas tengah = 0.0427 dan California : U.S Army Corps of ruas hilir = 0.047 yang menyebabkan Engineering terjadinya hambatan pengaliran dan Anonim, 2006 , Peraturan Pemerintah secara hidrolis mengakibatkan Nomor 20 Tahun 2006 Tentang tingginya luapan muka air banjir Irigasi. sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar penampang sungai Anonim, (2004). Undang-Undang hasil pemodelan HEC-RAS yaitu Republik Indonesia Nomor 7 Tahun setinggi 1.20 m – 2.0 m. Semakin 2004 Tentang Sumber Daya Air. besar nilai koefiesien kekasaran Aliyansyah Muhammad Andi. (2017). manning maka kecepatan aliran Analisa Hidrolika Aliran Sungai semakin lambat sehingga akan Blifard dengan Menggunakan meyebabkan pula semakin tinggi HEC-RAS. Universitas Hasanuddin luapan banjir yang terjadi. Makassar.

4.2 Saran Asdak, Chay, (2004), Hidrologi dan Berdasarkan hasil penelitian, maka Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, penulis mengajukan beberapa saran Yogyakarta, Universitas Gaja dalam rangka menjaga akibat dan Mada. dampak bencana banjir pada Sungai Gemma Galgani Tanjung Dewandaru, Larompong Kabupaten Luwu Provinsi Lasminto Umboro. (2014) Studi Sulawesi Selatan sebagai berikut: Penanggulangan Banjir Kali 1) Perlu dilakukannya penelitian Lamong Terhadap Genangan di lanjutan untuk menduga peluang Kabupaten Gresik. Institut terjadinya banjir yang lebih besar Teknologi Sepuluh Nopember dan perlu dilakukannya pembersihan Surabaya. sampah pada saluran sungai Hadisusanto, Nugroho. (2011). Aplikasi Larompong untuk mengurangi Hidrologi, Malang : Jogja Media tingkat kekasaran sungai Umum. 2) Diperlukan normalisasi perbaikan penampang sungai dan peninggian Haryono Putro dan Joetata Hadihardaja, tanggul untuk menambah kapasitas (2013). Variasi Koefisien Sungai Larompong, sehingga luapan kekasaran Manning (n) pada Flum dapat teratasi Akrilic pada Variasi Kemiringan 3) Perlu dilakukan penelitian dengan Saluran dan Debit Aliran. Jurnal. menggunakan aplikasi selain Hec- Jurusan Teknik Sipil Universitas Ras sebagai pembanding Gunadarma. 4) Diperlukan sosialisasi ke Kodoatie, R.J. & Syarief,R. (2005). masyarakat tentang dampak yang Pengelolaan Sumber Daya Air diakibatkan oleh luapan Sungai Terepadu. Andi Offset, Larompong sehingga masyarakat Yogyakarta. dan Pemda dapat bersinergi dalam menjaga sungai dengan tidak Sarwono Bambang, Lasminto Umboro, membuang sampah ke dalam sungai. Ramanintyas Aninda. (2017). Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai

128 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA Kajian Pengaliran Banjir Sungai Terhadap Koefisien Kekasaran Manning Pada Sungai Larompong Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan (Halman, Hanafi Ashad)

Petung. Institut Teknologi Sepuluh Sosrodarsono, S. dan Takeda.K. (1987). Nopember Surabaya. Hidrologi Untuk Pengairan. PT. Soemarto, CD. (1999). Hidrologi Pradanaya Paramita: PT. Jakarta. Teknik, Surabaya, Penerbit Usahan Sowono Bambang, Ratnasari DA, Nasional. Ansori Bagus Muhammad. 2015 Studi Pengendalian Banjir Sungai Soewarno, (1995). Hidrologi, Kalidawir Institut Teknologi Aplikasi Metode Statistik Sepuluh Nopember Surabaya. untuk analisa Data Jilid I. Penerbit Nova Bandung. Triatmodjo,Bambang. (2013) Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset Soewarno, (1995). Hidrologi, Yogyakarta. Aplikasi Metode Statistik untuk analisa Data Jilid II. Ven Te Chow.(1985), Hidrolika Saluran Penerbit Nova Bandung. Terbuka. Diterjemahkan oleh E.V. Nensi Rosalina. Jakarta: Penerbit Erlangga.

VOL.5 NO.2, JUNI 2020 129