Jurnal Biologi Indonesia 6 (3): 429-442 (2010)

Komunitas Serangga pada Bunga patma Blume (Rafflesiaceae) di Luar Habitat Aslinya Kebun Raya Bogor Kota Bogor Provinsi Jawa Barat Indonesia

Sih Kahono1), Sofi Mursidawati2) & Erniwati1) 1)Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, 2)Kebun Raya Bogor, Pusat Konservasi Eksitu-LIPI. Email: [email protected]

ABSTRACT

Insects Community on the Flower of Rafflesia patma Blume (Rafflesiaceae) in its Non Native Habitat of Bogor Botanical Gardens, Bogor City, Province of West Java, Indonesia. The study was conducted at the Bogor Botanical Gardens, Bogor, West Java, Indonesia using a blooming female flower of R. patma. The were directly counted in the morning, noon, and afternoon on both fresh blooming and rotten R. patma . Twenty three species were collected during the study belonging to the order Coleoptera (2 families, 2 species, 5 individuals), Diptera (9 families, 18 species, 1176 individuals), and Hymenoptera (2 family, 4 species, 13 individuals). Number of individuals of each insect species captured were frequently less than 1.35% from total captured. There were specialization of visiting fresh opening flower and the rotten one. Six species, Leiomyza laevigata (Asteiidae), Chrysomya megacephala, and Hemipyrellia tagaliana (Calliphoridae), Stegana coleoptrata (), Heteromyza oculata and Tephrochlamys rufiventris (Heleomyzidae) were predicted as important pollinators of R. patma.

Key words: Insect community, flower, Rafflesia patma, non native habitat, Bogor Botanic Garden. sejak lama jenis-jenis Rafflesia PENDAHULUAN dikategorikan sebagai jenis langka dan dilindungi perundang-undangan (Anonim Rafflesia adalah nama genus yang 2010; Wiriadinata 2007; Walter & Gillett diabadikan dari nama Sir Stamford 1998). Raffles, termasuk kelompok tumbuhan Seluruh jenis Rafflesia menempel berbunga famili Rafflesiaceae. Salah satu pada inang spesifiknya yaitu Tetrastigma jenis yang paling terkenal adalah spp. (Vitaceae) sehingga kelangsungan ditemukan di hidupnya mutlak tergantung pada inang Sumatera berukuran diameter kurang tersebut (Barkman et al. 2004; Latiff & lebih tiga feet. Kurang-lebih ada 16 jenis Mat-Salleh 1991). Penelitian biologi dan Raflesia telah ditemukan di pulau ekologi Rafflesia masih sangat sedikit Sumatera, Jawa, Kalimantan termasuk (Nais 2001) sehingga masih banyak Sabah dan Sarawak (Nais 2001; 2004) rahasia biologi dan natural history dari dan Filipina (Yahya et al. 2010). Sudah Rafflesia belum diketahui. Demikian pula

429 Kahono dkk

pengetahuan biologi reproduksi dan Walaupun penyerbukan pada bunga seluruh prosesnya termasuk penyer- R. patma mutlak memerlukan bantuan bukan bunga masih sangat terbatas agen penyerbuk, namun sampai saat ini (Zuhud et al. 1998; Anonim 2010). sangat sedikit dilakukan penelitian tentang Padahal, pengetahuan ini sangat penting serangga penyerbuknya. Karakter dalam upaya pengembangbiakan yang morfologi bunga R. patma yang dapat dipakai untuk mendukung program berwarna orange kusam, berbau ’anyir’ konservasi di dalam habitat asli (in-situ) spesifik seperti pembusukan materi maupun di luar habitat aslinya (ex-situ). tumbuhan, permukaan bunga yang luas Penyerbukan pada bunga Rafflesia dan terbuka dapat sebagai penarik bagi tidak bisa dipisahkan dengan serangga serangga terutama kelompok lalat penyerbuknya karena bunga tersebut (Diptera) dan kumbang (Coleoptera) berumah dua (dioeciously flower) atau yang tertarik pada aroma busuk (Free bunga jantan dan betina terdapat pada 1993; Faegri & Pijl 1971). Seperti pada individu bunga yang berbeda (Meiyer umumnya bunga Rafflesia, maka 1997), sehingga serangga menjadi sangat penelitian penyerbuk pada R. patma di penting peranannya mentransfer habitatnya baru dilakukan secara serbuksari dari bunga jantan ke putik kualitatif yang sederhana di Cagar Alam bunga betina. Beberapa penelitian Leuweng Sancang, Garut, propinsi Jawa terdahulu mengungkapkan bahwa lalat Barat (Priatna et al. 1989). Lalat dikenal sebagai penyerbuk bunga diperkirakan sebagai kelompok penting Rafflesia pada umumnya (Beaman et al. dalam proses penyerbukan R. patma 1988; Priatna et al. 1989; Ong 2004). Bila karena sifat bunga yang berumah dua dibandingkan dengan jumlah jenis sehingga transportasi serbuksari dari Rafflesia yang ada dan aspek-aspek bunga jantan ke putik bunga betina penting yang seharusnya diketahui maka memerlukan bantuan akomodasi dari penelitian penyerbuk dan penyerbukan serangga yang mampu memindahkannya. pada bunga ini sangat jarang dilakukan. Kebun Raya Bogor (KRB) yang Sedikitnya penelitian dan publikasi dapat berfungsi sebagai tempat konservasi disebabkan karena jarangnya perjumpa- eksitu bagi tumbuhan Indonesia, an dengan bunga Rafflesia. penelitinya telah berhasil menumbuhkan Salah satu dari tiga jenis Rafflesia bunga R. patma yang berasal dari habitat yang dijumpai di pulau Jawa adalah aslinya di Cagar Alam Pangandaran, Rafflesia patma yang ditemukan di Ciamis Jawa Barat di dalam KRB. habitat yang khusus terutama di kawasan Keberhasilan menumbuhkan R. patma di lindung atau konservasi seperti di KRB merupakan kesuksesan pertama di kawasan konservasi seperti Cagar Alam dunia menum-buhkan Rafflesia di luar Pangandaran Ciamis dan Leuweung habitatnya, sehingga penelitian ini Sancang Garut (Jawa Barat) (Herdiyanti merupakan penelitian pertama tentang 2009; Priatna et al. 1989; Ngatari, serangga pengunjung bunga R. Patma di komunikasi pribadi). luar habitat aslinya. Walaupun penelitian

430 Komunitas Serangga Pada Bunga Rafflesia patma

serangga pengunjung bunga ini hanya BAHAN DAN CARA KERJA dilakukan pada bunga R. patma berjenis kelamin betina, namun informasi ini Penelitian ini dilakukan di dalam sangat penting bila dikaitkan dengan lokasi pembibitan ‘Kandang Badak’ waktu kunjungan dari pagi hingga sore dalam Kebun Raya Bogor, kota Bogor, pada periode bunga sedang mekar. Ada propinsi Jawa Barat. Pengamatan kecenderungan kemiripan jenis-jenis atau dilakukan dari tanggal 20 sampai 26 Juli kelompok serangga penyerbuk dengan 2010. tipe dan bentuk bunga pasangannya Penelitian ini diawali dengan (Barth 1991; Faegri & Pijl 1971; Free pengamatan pendahuluan yang dilakukan 1993), sehingga pendugaan terhadap pada malam hari menjelang bunga R. jenis-jenis serangga yang potensial patma mekar yaitu tanggal 20 Juli 2010 sebagai penyerbuk bunga R. patma dapat malam saat bunga mulai membuka satu dimungkinkan dengan menganalisis per satu sampai akhirnya bunga mekar keanekaragaman dan populasi serangga penuh pada dini hari tanggal 21 Juli 2010. yang bertepatan dengan waktu pemeka- Pada awal bunga membuka pada dini hari ran bunga. Selain itu morfologi serangga, tercium aroma ‘anyir’ atau membusuk aktifitas dan perilakunya menjadi faktor yang menguat. Pengamatan ini untuk penting yang dapat dipakai untuk melihat ada tidaknya serangga malam mengkarakterisasi serangga sebagai yang datang ke bunga saat bunga mulai penyerbuk suatu jenis bunga tertentu membuka sampai mekar penuh. Penga- (Barth 1991; Faegri & Pijl 1971; Free matan yang sama dilakukan pada malam 1993). hari berikutnya. Penelitian komunitas serangga Penelitian komunitas dan kunjungan pengunjung bunga R. patma dilakukan harian serangga pengunjung bunga R. juga pada bunga layu untuk mengetahui patma di luar habitat aslinya mengguna- perbedaan dan kesamaan terhadap kan satu bunga betina R. patma di Kebun keanekaragaman, populasi, dan aktifitas Raya Bogor, yang mulai mekar pada kunjungan serangga pada bunga R. patma tanggal 21 Juli 2010. Bunga ini berada antara yang sedang mekar dengan yang dalam satu habitat buatan yang sama layu. Penelitian ini bertujuan untuk dengan dua bunga yang telah mekar mengetahui keanekaragaman dan sebelumnya (pada bulan Juni 2010). kelimpahan serangga pengunjung bunga Pada habitat tersebut beberapa bunga R. R. patma dan aktifitas kunjungannya patma yang masih kuncup atau dalam pada perbungaan R. patma yang sedang bentuk seperti umbi yang ada di mekar dan layu, sehingga akan diketahui dalamnya. jenis-jenis serangga yang dimungkinkan Serangga yang dihitung adalah sebagai penyerbuknya. serangga yang hinggap pada bagian- bagian bunga yang dapat dilihat dengan mata (Sofiyanti et al. 2007). Pengamatan serangga pengunjung bunga R. patma

431 Kahono dkk

terutama dilakukan pada (1) saat bunga Data yang diperoleh adalah data mekar penuh (warna bunga orange komunitas yang terdiri dari keanekara- kusam) selama dua hari tanggal 21-22 gaman jenis dan jumlah individunya pada Juli 2010, dan (2) saat bunga layu (warna setiap watu pengamatan. Untuk bunga berubah menjadi kehitaman) pada keperluan analisis data maka dilakukan tanggal 25-26 Juli 2010. Penghitungan rekapitulasi atau kombinasi dua hari data serangga dilakukan pada pagi, siang, dan pada pagi, siang, dan sore, pada bunga sore hari masing-masing selama 30 menit, mekar dan layu. Jumlah individual pagi (jam 06:00, 07:00, dan 08:00 WIB, serangga yang ditemukan pada setiap masing-masing selama 10 menit), siang pengamatan dianalisis langsung dan (jam 11:00, 12:00, dan 13:00 WIB, masing- dikaitkan dengan analisa karakter masing selama 10 menit), dan sore (jam morfologi dan perilakunya yang disajikan 14:00, 15:00, dan 16:00 WIB, masing- dalam tabel dan gambar. Keanekara- masing selama 10 menit). gaman dan kemerataan species Pengambilan spesimen serangga pengunjung bunga pada masing-masing dilakukan untuk jenis-jenis yang belum waktu pengamatan dan kondisi bunga diketahui namanya yang memerlukan sangat jelas diketahui melalui tabel dan identifikasi. Pada jenis-jenis serangga gambar. Untuk melihat pola kunjungan pengunjung bunga layu jumlahnya sangat hariannya maka data keanekaragaman banyak sehingga tidak mungkin dihitung dan populasi serangga dikaitkan dengan secara langsung, oleh karena itu waktu pengamatan dan kondisi bunga dilakukan penangkapan dengan net mekar dan layu. serangga masing-masing sekali pada pagi, siang, dan sore. HASIL Pengawetan, identifikasi dan fotografi terhadap serangga yang telah Komunitas serangga pengunjung dikoleksi dilakukan di Laboratorium bunga mekar dan layu Entomologi, Bidang Zoologi, Pusat Pada pengamatan malam hari Penelitian Biologi-LIPI. Setiap spesimen pertama tanggal 20 Juni sampai dini hari yang diambil dibuat spesimen kering, tanggal 21 Juni 2010 dan malam hari diidentifikasi secara morfo-species, berikutnya menunjukkan bahwa dari awal dicocokkan dengan buku dan referensi bunga R. patma betina membuka sudah baku yaitu Rudnitski (1991; 1993) dan tercium aroma agak ‘anyir’ atau seperti Colles & McAlpine (1970). Spesimen bau pembusukan walaupun tidak begitu juga dibandingkan dengan spesimen kuat dirasakan. Pada saat itu tidak koleksi ilmiah Laboratorium Entomologi ditemukan serangga yang datang ke Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi bunga tersebut pada malam hari. Data - LIPI, dibuat foto, dan diberi nomor ini menunjukkan bahwa serangga yang setiap jenisnya agar terhindar dari kesala- aktif mengunjungi bunga R. patma bukan han dalam menghitung populasinya. serangga malam.

432 Komunitas Serangga Pada Bunga Rafflesia patma

Penelitian komunitas ini menemukan compressicerps) berkunjung pada bunga serangga pengunjung bunga R. patma di mekar maupun bunga layu (Tabel 3). Kebun Raya Bogor sebanyak 23 jenis (14 Jumlah seluruh individu setiap ordo famili, 1194 individu) terdiri dari tiga ordo serangga pengunjung bunga R. patma yaitu Coleoptera, Diptera, dan Hymenop- pada pengamatan pagi, siang, dan sore tera. Ordo yang paling banyak anggota- di Kebun Raya Bogor menunjukkan nya adalah Diptera (10 famili, 18 jenis, bahwa yang terbanyak pada pagi hari 1176 individu), diikuti berturut-turut oleh adalah ordo Diptera dan Coleoptera, dan Hymenoptera (2 famili, 3 jenis, 13 pada siang hari pada Hymenoptera individu), dan Coleoptera (2 famili, 2 jenis, (Gambar 2 dan Tabel 2). 5 individu) (Tabel 1 dan Gambar 1). Keanekaragaman serangga yang Jumlah individu yang mengunjungi mengunjungi bunga mekar dan bunga bunga saat mekar dan layu setiap jenis layu ada 5 jenis semuanya termasuk serangga pada umumnya sangat sedikit kelompok lalat (Diptera) yaitu Anthomy- di bawah 1,35% dari total individu. za gracilis, Chrysomya megacephala, Jumlah individu yang tertinggi adalah Heteromyza oculata, Lispe canadensis, Chrymomyza amoena (453 individu atau dan Lecanocerus compressicerps 37,94%), diikuti berturut-turut oleh (Tabel 3). Microdroso-phila claytonae (231 atau 19,35%), Pterogramma palliceps (160 Komunitas dan fluktuasi harian atau 13,40%), Drosophila colorata (90 serangga pada bunga sedang mekar atau 7,54%), Microdrosophila sp. (80 Ditemukan lima jenis lalat yang atau 6,70%), Chrysomya megacephala hanya mengunjungi bunga R. patma yang (32 atau 2,68%), Heteromyza oculata sedang mekar yaitu Astiosoma flave- (28 atau 2,35%), Stegana coleoptrata olum, Leiomyza laevigata, Hemipyrel- (25 atau 2,09%) (Tabel 1). Lima jenis lia tagaliana, Stegana coleoptrata, dan lalat (Anthomyza gracilis, Chrysomya Tephrochlamys rufiventris (Tabel 3, megacephala, Heteromyza oculata, Gambar 3). Serangga yang mengunjungi Lispe Canadensis, dan Lecanocerus tersebut tidak nampak terlihat fluktuasi

Hymenoptera Coleoptera 3 2 13% 9% Mekar, 5

Layu, 1 1 Mekar & Diptera Layu, 5 18 78%

Gambar 1. Proporsi jumlah jenis dari seluruh jenis serangga pengunjung bunga R. patma di Kebun Raya Bogor (kiri). Jumlah jenis serangga yang mengunjungi bunga R. patma yang sedang mekar saja, bunga yang layu saja, dan bunga layu maupun layu (kanan).

433 Kahono dkk

Tabel 1. Keanekaragaman, kelimpahan, dan persentase dari jumlah total individu serangga pengunjung bunga R. patma di Kebun Raya Bogor

Ordo/Jenis Famili Jumlah Persentase COLEOPTERA 1 Hydrophylidae sp. Hydrophylidae 3 0,25 2 Staphilinidae sp. Staphilinidae 2 0,17 Sub-total 5 0,42 DIPTERA 1 Anthomyza gracilis Anthomyzidae 11 0,92 2 Astiosoma flaveolum Asteiidae 1 0,08 3 Leiomyza laevigata Asteiidae 15 1,26 4 Chrysomya megacephala Calliphoridae 32 2,68 5 Hemipyrellia tagaliana Calliphoridae 7 0,59 6 Nanomyina litorea Dolichopodidae 2 0,17 7 Chrymomyza amoena Drosophilidae 453 37,94 8 Drosophila colorata Drosophilidae 90 7,54 9 Microdrosophila sp. Drosophilidae 80 6,70 10 Drosophila albomicans Drosophilidae 231 19,35 11 Stegana coleoptrata Drosophilidae 25 2,09 12 Heteromyza oculata Heleomyzidae 28 2,35 13 Tephrochlamys rufiventris Heleomyzidae 16 1,34 14 Lispe canadensis Muscidae 11 0,92 15 Hypocerides nectcus Phoridae 2 0,17 16 Lecanocerus compressicerps Phoridae 8 0,67 17 Pterogramma palliceps Sphaeroceridae 160 13,40 18 Amphicnephes pullus Platystomatidae 4 0,34 Sub-total 1176 98,49 HYMENOPTERA 1 Trigona laeviceps Apidae 1 0,08 2 Formicidae sp. Formicidae 1 0,08 3 Aenictus sp. Formicidae 11 0,92 Sub-total 13 1,09 Total 1194 100,00

434 Komunitas Serangga Pada Bunga Rafflesia patma

Tabel 2. Jumlah individu (n) dan jenis (j) dari setiap ordo serangga pengunjung bunga R. patma pada bunga mekar dan layu pada setiap waktu pengamatan (pagi, siang, dan sore) di Kebun Raya Bogor Bunga Mekar Bunga Layu pagi siang sore pagi siang sore

Ordo n j n j n j n j n j n j Coleoptera 0 0 0 0 0 0 3 1 0 0 2 1 Diptera 53 10 57 9 33 7 442 8 319 9 272 8 Hymenoptera 1 1 0 0 0 0 0 0 10 2 2 1

495

500

450 376 400

350 305

300

250

200

150 1 10 100 2

50 3 0 0 2 pagi siang sore

Coleoptera Diptera Hymenoptera

Gambar 2. Jumlah seluruh individu dari setiap ordo serangga pengunjung bunga R. patma pada setiap waktu pengamatan (pagi, siang, dan sore) di Kebun Raya Bogor

57 60 53

50

40 33

30

20 1 0 0 10

0 0 0 0 pagi siang sore

Coleoptera Diptera Hymenoptera

Gambar 3. Jumlah seluruh individu dari setiap ordo serangga pengunjung bunga R. patma sedang mekar pada setiap waktu pengamatan (pagi, siang, dan sore) di Kebun Raya Bogor

435 Kahono dkk

442

450

400

319 350

300 272

250

200

150 0 10 100 2

50 3 0 0 2 pagi siang sore

Coleoptera Diptera Hymenoptera

Gambar 4. Jumlah seluruh individu dari setiap ordo serangga pengunjung bunga R. patma layu pada setiap waktu pengamatan (pagi, siang, dan sore) di Kebun Raya Bogor jenis dan populasi dari pagi sampai sore PEMBAHASAN atau tidak seperti yang terjadi pada bunga Pada penelitian ini dilakukan lain yang mengindikasi bunga pengun- pengamatan malam pada bunga yang jungnya berbeda antara pagi dan sore. sedang mekar untuk melihat serangga malam yang datang ke bunga R. patma, Komunitas dan fluktuasi harian namun tidak menemukan serangga serangga pada bunga layu malam yang datang pada bunga. Data Ditemukan dua jenis kumbang ini menunjukkan bahwa serangga malam (Hydropilidae sp. dan Staphilinidae sp.), tidak dimungkinkan sebagai penyerbuk dua jenis dari Hymenoptera (T. laeviceps bunga ini. dan Aenictus sp.) pada bunga R. patma Hasil pengamatan memperlihatkan yang layu, tetapi jumlahnya sangat bahwa tidak terjadinya fluktuasi sedikit. Tujuh jenis lalat (Nanomyina serangga yang menonjol pada pagi litorea, Chrymomyza amoena, Droso- dibandingkan dengan siang dan sore hari phila colorata, Microdrosophila sp., baik pada bunga mekar maupun bunga Drosophila albomicans, Hypocerides layu, dapat diartikan bahwa tidak terjadi nectcus, Pterogramma palliceps, dan perubahan kondisi bunga yang menyolok Amphicnephes pullus) berkunjung pada pagi dibandingkan dengan siang dan hanya pada bunga layu (Tabel 3). sore hari atau tidak seperti layaknya pada Jumlah individu lalat yang ditemukan beberapa jenis bunga tanaman pertanian pada bunga layu sangat banyak mencapai yang diketahui ada perkembangan dan 442 individu, namun ada sedikit fluktuasi perubahan bunga sepanjang hari (Uji et lalat pada pagi sampai sore hari. Jumlah al. 2010). Seperti layaknya pada bunga individu lalat paling tinggi pada pagi hari yang waktu mekarnya berbeda yaitu kemudian menurun pada siang dan pada pagi sampai sore hari ternyata terendah pada sore hari (Gambar 4). berpengaruh pada variasi keanekaraga- man dan populasi serangga pengunjung bunganya (Kahono 2001; Atmowidi 2008; Rianti 2009). Sebaliknya, untuk

436 Komunitas Serangga Pada Bunga Rafflesia patma

Tabel 3. Keanekaragaman dan kelimpahan serangga pengunjung bunga R. patma berdasarkan waktu pengamatan di Kebun Raya Bogor

Ordo MEKAR LAYU No. Jenis Famili pa si so pa si so Coleoptera: 1 Hydrophylidae sp. Hydrophylidae 3 2 Staphilinidae sp. Staphilinidae 2 Diptera: 1 Anthomyza gracilis Anthomyzidae 6 1 2 2 2 Astiosoma flaveolum Asteiidae 1 3 Leiomyza laevigata Asteiidae 8 3 4 4 Chrysomya megacephala Calliphoridae 5 13 8 3 3 5 Hemipyrellia tagaliana Calliphoridae 2 2 3 6 Nanomyina litorea Dolichopodidae 2 7 Chrymomyza amoena Drosophilidae 205 155 93 8 Drosophila colorata Drosophilidae 38 26 26 9 Microdrosophila sp. Drosophilidae 45 20 15 10 Drosophila albomicans Drosophilidae 88 72 71 11 Stegana coleoptrata Drosophilidae 9 12 4 12 Heteromyza oculata Heleomyzidae 11 9 7 1 13 Tephrochlamys rufiventris Heleomyzidae 5 6 5 14 Lispe canadensis Muscidae 3 7 1 15 Hypocerides nectcus Phoridae 2 Lecanocerus 16 compressicerps Phoridae 3 4 1 17 Pterogramma palliceps Sphaeroceridae 62 38 60 18 Amphicnephes pullus Platystomatidae 1 3 Hymenoptera: 1 Trigona laeviceps Apidae 1 2 Formicidae sp. Formicidae 1 3 Aenictus sp. Formicidae 9 2 kasus waktu mekar bunga R. patma terus kasus bunga ini, walaupun tidak terlihat ritme kunjungan serangga antara pagi, perbedaan serangga pengunjungnya yaitu siang dan sore tidak dijumpai. Perbedaan antara pagi dan siang bukan berarti hanya dijumpai terlihat jika kita bahwa tidak terjadi perubahan fisiologis membandingkan serangga pengunjung bunga R. patma, namun sayangnya antara saat bunga mekar dan layu. Pada hingga saat penulisan ini, proses fisiologis

437 Kahono dkk

bunga ini saat mekar hingga layu belum termasuk ordo Coleoptera dan ada peneliti yang mendata dan Hymenoptera, dan lalat Astiosoma mencatatnya sehingga tidak dapat flaveolum walaupun mengunjungi bunga diketahui penyebab ketidak-fluktuasian pada saat bunga sedang mekar tetapi serangga pengunjung. sangat kecil kemungkinannya sebagai Kelompok lalat (Diptera) paling penyerbuk bunga R. patma karena banyak mengunjungi bunga R. patma kedatangannya secara eksidental saja karena ketertarikannya kepada aroma dan tidak aktif. Seluruh jenis Coleoptera bunga tersebut. Strategi mengeluarkan dan Hymenoptera tidak berpotensi bau busuk seperti bangkai menyebabkan sebagai penyerbuk karena kedatangan- lalat tertarik pada bunga ini. Oleh karena nya hanya eksidental mengunjungi bunga itu lalat tersebut disebut juga carrion flies R. patma. Selain itu ada tujuh jenis lalat (Beaman et al. 1988; Rudnitski 1991; (Nanomyina litorea, Chrymomyza 1993) dan diduga lalat sebagai amoena, Drosophila colorata, Micro- penyerbuknya. Lalat Sarcophaga sp., drosophila sp., Drosophila albomi- lalat buah Drosophila sp., lalat hijau cans, Hypocerides nectcus, Pterogra- Lucilia sp., dan lalat biru Protocal- mma palliceps, dan Amphicnephes liphora sp. Dijumpai sebagai penyerbuk pullus) hanya ditemukan pada bunga bunga R. patma di CA Leuweung layu saja sehingga pertemuan dengan Sancang Garut (Jawa Barat) (Priatna et bunga yang sedang mekar tidak terjadi al. 1989). sehingga fungsinya lebih sebagai Pada kasus pembungaan bunga ini, pemakan zat-zat yang ada pada bunga ternyata ada spesialisasi jenis serangga layu daripada sebagai penyerbuk R. yang berkunjung pada bunga mekar saja patma. atau bunga layu saja, atau berkunjung Untuk menentukan jenis serangga pada keduanya. yang nyata-nyata sebagai penyerbuk Kecuali semut Formicidae sp dan suatu bunga berumah dua seperti bunga lalat Astiosoma flaveolum, maka R. patma ini diperlukan dua bunga jantan sepuluh jenis tersebut diduga yang paling dan betina yang mekar bersamaan. dimungkinkan sebagai penyerbuk bunga Sayangnya, ketidak beradaan bunga R. patma. Dugaan tersebut didasarkan jantan dan dalam penelitian ini hanya pada fakta bahwa mereka aktif dengan menggunakan bunga betina tunggal, sengaja mengunjungi bunga R. patma sehingga penentuan jenis lalat penyerbuk yang mengeluarkan aroma attractant, bunga R. patma tidak bisa disimpulkan. tubuh memiliki rambut-rambut yang Berbagai analisis dapat dilakukan dengan dimungkinkan untuk menempel serbuk berbagai pendekatan morfologi, perilaku, sari, dan waktu kunjungan bertepatan dan pendekatan biologi lainnya dapat dengan bunga yang sedang mekar. Lalat digunakan sebagai bahan pertimbangan juga disebutkan sebagai penyerbuk pada penting (Dafni 1992). Aspek perilaku jenis-jenis Rafflesia (Herdiyanti 2009; misalnya lalat datang pada saat bunga Priatna et al. 1999). Seluruh jenis yang sedang mekar, memiliki aktifitas terbang

438 Komunitas Serangga Pada Bunga Rafflesia patma

dan pindah tinggi pada bagian-bagian setelah bunga mulai layu, kecenderungan penting bunga dan antar bunga. Jenis- semakin banyak pada hari ke tiga dan jenis lalat yang berkunjung pada bunga seterusnya. Pada Saat bunga dikoleksi R. patma mekar saja atau juga yang oleh staf Kebun Raya Bogor pada mengunjungi bunga mekar dan layu tanggal 29 Juli 2010 atau sembilan hari diduga menjadi jenis yang potensial setelah bunga mekar masih banyak sebagai penyerbuk. Perilaku atau dijumpai lalat Drosophila spp. Walaupun aktifitas dari lalat yang aktif terbang jumlahnya sudah sangat menurun. Genus berpindah-pindah ke bagian-bagian dalam Drosophila selama ini dikenal sebagai dari bunga dimana organ kelamin berada fruit flies yang karakteristik pada buah dan bagian luar tubuh lalat yang dipenuhi lewat matang atau buah yang membusuk dengan rambut-rambut yang dapat (Nais 2004; Anonim 2010; Markow & menempelkan serbuksari menjadi bahan O’Grady 2006). Drosophila mengambil pertimbangan penting dalam memperki- material dari bunga R. patma yang rakan jenis mana yang memiliki kemung- membusuk dan dimungkinkan menaruh kinan kuat sebagai penyerbuk bunga R. telurnya pada bagian bunga yang lunak patma. Berdasarkan data tersebut maka untuk pertumbuhan larvanya. Sayang- jenis-jenis lalat yang diduga memiliki nya, bunga tersebut diambil untuk kemampuan tinggi menyerbuki bunga R. spesimen koleksi ilmiah Kebun Raya patma adalah Leiomyza laevigata Bogor sehingga pembuktian tentang (Asteiidae), Chrysomya megacephala pemanfaatan bunga untuk media bagi dan Hemipyrellia tagaliana (Calliphori- Drosophila belum dapat dibuktikan. dae), Stegana coleoptrata (Drosophili- Pada bunga layu banyak peranannya dae), Heteromyza oculata dan Tephro- sebagai perombak dan banyak jenis chlamys rufiventris (Heleomyzidae). memanfaatkan bunga lapuk sebagai Sedangkan yang kurang potensial sebagai pakan anakannya. penyerbuk adalah Anthomyza gracilis Berbagai keterbatasan syarat hidup, (Anthomyzidae), Lispe Canadensis adaptasi pada lingkungan yang spesifik, (Muscidae), dan Lecanocerus compres- penurunan kualitas dan kuantitas habitat sicerps (Phoridae). Penelitian lanjutan alam yang terus terjadi menjadi penyebab diperlukan untuk menentukan tingkat semakin jarangnya bunga ini. Selain skala potensial dari ke-sepuluh jenis lalat bahwa jenis ini di alam sudah jarang, tersebut sebagai penyerbuk bunga R. beberapa faktor lain yang menyebabkan patma terutama pada saat bunga jantan jenis bunga ini menjadi langka adalah sifat dan betina mekar bersamaan. Jenis apa parasitismenya yang mutlak spesifik yang potensial sebagai penyerbuk (Barkman et al. 2004; Latiff & Mat- dihubungkan dengan strategi Salleh 1991); bunga berumah dua penyerbukannya di waktu yang akan (Meiyer 1997), tidak seimbangnya rasio datang. seks (Nais 2001) sehingga jarang bunga Sebagian besar jenis dan individu dari betina terserbuki (Brown 1912), dan Drosophila mendatangi bunga R. patma

439 Kahono dkk

faktor mortalitas bunga yang yang tinggi sehingga dapat diserbukkan pada (Nais 2004; Emmons et al. 1991). bunga betina yang mekar kemudian. Selama pengamatan tidak ditemukan kelompok binatang lain yang tercatat UCAPAN TERIMA KASIH mengunjungi bunga. Hanya seekor kodok Rana sp. yang berada di bawah atau di Terimakasih disampaikan kepada sekitar bunga R. patma untuk memburu Kepala Kebun Raya Bogor melalui staf lalat-lalat yang mengunjungi bunga. administrasi yang terkait yang telah memberikan ijin kepada kami dalam KESIMPULAN menggunakan bunga R. patma untuk penelitian ini. Bapak Ngatari yang telah - Ditemukan sebanyak 23 jenis memberikan banyak informasi tentang serangga pengunjung bunga R. patma bunga R. patma dan Sdr. Sarino yang di luar habitat aslinya Kebun Raya telah membantu melakukan pengamatan. Bogor, 18 jenis diantaranya adalah Penelitian ini merupakan bagian dari lalat. kegiatan penelitian rutin yang selama ini - Jenis-jenis lalat yang diduga dapat kami lakukan. sebagai penyerbuknya bunga R. patma adalah Leiomyza laevigata DAFTAR PUSTAKA (Asteiidae), Chrysomya megace- phala dan Hemipyrellia tagaliana Anonim. 2010. Rafflesia: Biological (Calliphori-dae), Stegana coleoptra- Sciences. Dalam http://home ta (Drosophili-dae), Heteromyza pages.wmich.edu/~tbarkman/ oculata dan Tephrochlamys rufiven- rafflesia/Rafflesia.html. Western tris (Heleomyzidae) Michigan University. Atmowidi, T. 2008. Keanekaragaman SARAN dan Perilaku Kunjungan Serangga Penyerbuk Serta Pengaruhnya - Dalam upaya konservasi eksitu R. Dalam Pembentukan Biji Tanaman patma perlu mempertimbangkan agar Caisin (Brassica rapa L.: pembungaan yang terjadi di luar Cruciferae). [Disertasi]. Sekolah habitat tidak sia-sia dengan Pascasarjana IPB. mengupayakan terjadinya waktu Barkman, TJ., SH. Lim, K. Mat-Salleh, mekar bunga jantan dan betina terjadi and J. Nais. 2004. Mitohondrial bersamaan. Hal ini penting untuk agar DNA sequences reveal the penyerbukan dapat terjadi sehingga photosynthetic relative on terbentuk biji yang dalam ditumbuh- Rafflesia, the world’s largest kembangkan. flower. PNAS. 1001 (3): 787-792. - Bila dimungkinkan dengan membuat Barth, FG. 1991. Insect and flowers. stok serbuk sari yang masih aktif The Biology of Partnership. Nwe Jersey: Princeton Univ. Press.

440 Komunitas Serangga Pada Bunga Rafflesia patma

Beaman RS., PJ. Decker, JH. Beaman. Koorder, S.H. 1917. Notiz ûber eine 1988. Pollination of Rafflesia neue abbildung von Rafflesia (Rafflesiaceae). Amer. J. Bot. 75 hasseltii Sur. (8): 1148-1162. Latiff, A. & K. Mat-Salleh. 1991. Brake, I. & Bächli, G. 2008. Drosophili- Rafflesia. In: Kew, R. (ed.). The dae (Diptera). In World Catalogue State of Nature Conservation in of Insects, pp. 1-412. Malaysia. Kuala Lumpur: Mala- Brown, WH. 1912. The relation of yan Nature Society-International Rafflesia manillana to its host. Development and Research Centre Philippine J. Sci.Bot.7: 209"236. of Canada. Colles, DH. & DK. McAlpine. 1970. Latiff, A. & M. Wong. 2003. A new Diptera. In Waterhouse (ed.) 1970. species of Rafflesia from peninsu- The Insect of Australia. Melbourne lar Malaysia. Folia Malaysiana 4: University Press. 135-146. Dafni, A. 1992. Pollination Ecology: A Markow, TA. & PM. O’Grady (2006). Practical Approach. Oxford Univ. Drosophila: A guide to species Press. identification and use. London, UK, Emmons, LH., J. Nais, & A. Briun. Elsevier Inc. 1991. The fruit and consumers of Meiyer, W. 1997. Rafflesiaceae. Flora Rafflesia keithii (Rafflesiaceae). Malesiana. Series I Vol 13: 1-42. Biotropica 23 (2): 197-199. Nais J. 2001. Rafflesia of the World. Faegri K. & L van der Pijl. 1971. The Sabah Parks, Kota Kinabalu. principles of pollination ecology. Nais, J. 2004. Rafflesia Bunga Terbesar Pergamon Press. 291 pp. di Dunia. Kuala Lumpur: Dewan Free JB. 1993. Insect Pollination of Bahasa dan Pustaka. Dalam: crops. Second edition. Academic Http://en.wikipedia.org/wiki/ Press. 684 pp. Rafflesia. 1 Agustus 2010. Herdiyanti, PR. 2009. Pemetaan Ong, LP. 2004. Biologi Rafflesia kesesuaian habitat Rafflesia hasseltii Tanjung Datu, Sara- patma Blume di Cagar Alam wak. [Thesis]. Bangi: Pusat Studi Leuweung Sancang Garut Jawa Sains Sekitaran dan Sumber Alam, Barat. Skripsi. Departemen Fakulti Sains dan Teknologi, Konservasi Sumberdaya Hutan Universiti Kebangasaan Malaysia. dan Ekowisata, Fakultas Kehuta- Priatna, DR, EAM. Zuhud, HS. Alikodra. nan, IPB. 1989. Kajian ekologis Rafflesia Kahono, S. 2001. Peranan dan Permasa- patma Blume di Cagar Alam lahan Serangga Penyer-buk di Leuweung Sancang Jawa Barat. Indonesia. Fauna Indonesia . 5 Media Konservasi 2 (2): 1-7. (2): 9-16. Remsen, J. & P. O’Grady (2002). Phylogeny of (Diptera: Drosophilidae), with

441 Kahono dkk

comments on combined analysis kannya. J. Tekno. Lingkungan and character support. Mol. Phylo. (accepted). Evol. 24:249-264. Wiriadinata H. 2007. Tumbuhan. Dalam: Rianti, P., 2009. Keragaman, Efektifitas, Noerdjito M & I Maryanto (eds.). dan Perilaku Kunjungan Serangga Jenis-jenis hayati yang dilindungi Penyerbuk Pada Tanaman Jarak perundang-undangan Indone- Pagar (Jatropha curcas L.: sia.Cetakan ke-tiga. LIPI Press. Euphorbiaceae). [Tesis] Magister Walter, KS. & Gillett, H.J. 1998. 1997 Sains. Departemen Biologi. IUCN Red List of Threatened Sekolah Pascasarjana IPB. Plants. IUCN, Gland, Switzerland Rudnitski, SM. (ed.). 1991. Manual of and Cambridge, UK. Nearctic Diptera. Volume 1. Yahya AF, JO Hyun, JH Lee, TB Choi, Canadian Government Publishing BY Sun & PG Lapitan. 2010. Centre. Distribution pattern, reproductive Rudnitski, SM. 1993. Manual of Nearctic biology, Cytotaxonomic study and Diptera. Volume 2. Monograph/ CONSERVATIONof Rafflesia Agriculture Canada; 27-28. manillana in Mt. Makiling, Sofiyanti N, K. Mat-Salleh, D. Purwanto, Laguna, Philippines. Journal of E. Syahputra. 2007. The Note on Tropical Forest Science 22(2): Morphology of Rafflesia hasseltii 118–126. Surigar from Bukit Tiga Puluh Zuhud, EAM, A. Hikmat, & N. Jamil. National Park, Riau. Biodiversitas 1998. Rafflesia Indonesia, 9( 1): 257-261. Keanekaragaman, Ekologi dan Uji, T., Erniwati & S. Kahono. 2010. Pelestariannya. Bogor: Yayasan Kajian biologi bunga pada beberapa Pembinaan Suaka Alam dan Suaka tanaman pertanian musiman untuk Margasatwa Indonesia (The mendukung manajemen penyerbu- Indonesia Wildlife Foundation) dan Laboratorium Konservasi Tumbuhan, Institut Pertanian Bogor.

Memasukkan: Agustus 2010 Dioterima: September 2010

442