Komunitas Serangga Pada Bunga Rafflesia Patma Blume (Rafflesiaceae) Di Luar Habitat Aslinya Kebun Raya Bogor Kota Bogor Provinsi Jawa Barat Indonesia

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Komunitas Serangga Pada Bunga Rafflesia Patma Blume (Rafflesiaceae) Di Luar Habitat Aslinya Kebun Raya Bogor Kota Bogor Provinsi Jawa Barat Indonesia Jurnal Biologi Indonesia 6 (3): 429-442 (2010) Komunitas Serangga pada Bunga Rafflesia patma Blume (Rafflesiaceae) di Luar Habitat Aslinya Kebun Raya Bogor Kota Bogor Provinsi Jawa Barat Indonesia Sih Kahono1), Sofi Mursidawati2) & Erniwati1) 1)Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, 2)Kebun Raya Bogor, Pusat Konservasi Eksitu-LIPI. Email: [email protected] ABSTRACT Insects Community on the Flower of Rafflesia patma Blume (Rafflesiaceae) in its Non Native Habitat of Bogor Botanical Gardens, Bogor City, Province of West Java, Indonesia. The study was conducted at the Bogor Botanical Gardens, Bogor, West Java, Indonesia using a blooming female flower of R. patma. The insects were directly counted in the morning, noon, and afternoon on both fresh blooming and rotten R. patma . Twenty three insect species were collected during the study belonging to the order Coleoptera (2 families, 2 species, 5 individuals), Diptera (9 families, 18 species, 1176 individuals), and Hymenoptera (2 family, 4 species, 13 individuals). Number of individuals of each insect species captured were frequently less than 1.35% from total captured. There were specialization of flies visiting fresh opening flower and the rotten one. Six species, Leiomyza laevigata (Asteiidae), Chrysomya megacephala, and Hemipyrellia tagaliana (Calliphoridae), Stegana coleoptrata (Drosophilidae), Heteromyza oculata and Tephrochlamys rufiventris (Heleomyzidae) were predicted as important pollinators of R. patma. Key words: Insect community, flower, Rafflesia patma, non native habitat, Bogor Botanic Garden. sejak lama jenis-jenis Rafflesia PENDAHULUAN dikategorikan sebagai jenis langka dan dilindungi perundang-undangan (Anonim Rafflesia adalah nama genus yang 2010; Wiriadinata 2007; Walter & Gillett diabadikan dari nama Sir Stamford 1998). Raffles, termasuk kelompok tumbuhan Seluruh jenis Rafflesia menempel berbunga famili Rafflesiaceae. Salah satu pada inang spesifiknya yaitu Tetrastigma jenis yang paling terkenal adalah spp. (Vitaceae) sehingga kelangsungan Rafflesia arnoldii ditemukan di hidupnya mutlak tergantung pada inang Sumatera berukuran diameter kurang tersebut (Barkman et al. 2004; Latiff & lebih tiga feet. Kurang-lebih ada 16 jenis Mat-Salleh 1991). Penelitian biologi dan Raflesia telah ditemukan di pulau ekologi Rafflesia masih sangat sedikit Sumatera, Jawa, Kalimantan termasuk (Nais 2001) sehingga masih banyak Sabah dan Sarawak (Nais 2001; 2004) rahasia biologi dan natural history dari dan Filipina (Yahya et al. 2010). Sudah Rafflesia belum diketahui. Demikian pula 429 Kahono dkk pengetahuan biologi reproduksi dan Walaupun penyerbukan pada bunga seluruh prosesnya termasuk penyer- R. patma mutlak memerlukan bantuan bukan bunga masih sangat terbatas agen penyerbuk, namun sampai saat ini (Zuhud et al. 1998; Anonim 2010). sangat sedikit dilakukan penelitian tentang Padahal, pengetahuan ini sangat penting serangga penyerbuknya. Karakter dalam upaya pengembangbiakan yang morfologi bunga R. patma yang dapat dipakai untuk mendukung program berwarna orange kusam, berbau ’anyir’ konservasi di dalam habitat asli (in-situ) spesifik seperti pembusukan materi maupun di luar habitat aslinya (ex-situ). tumbuhan, permukaan bunga yang luas Penyerbukan pada bunga Rafflesia dan terbuka dapat sebagai penarik bagi tidak bisa dipisahkan dengan serangga serangga terutama kelompok lalat penyerbuknya karena bunga tersebut (Diptera) dan kumbang (Coleoptera) berumah dua (dioeciously flower) atau yang tertarik pada aroma busuk (Free bunga jantan dan betina terdapat pada 1993; Faegri & Pijl 1971). Seperti pada individu bunga yang berbeda (Meiyer umumnya bunga Rafflesia, maka 1997), sehingga serangga menjadi sangat penelitian penyerbuk pada R. patma di penting peranannya mentransfer habitatnya baru dilakukan secara serbuksari dari bunga jantan ke putik kualitatif yang sederhana di Cagar Alam bunga betina. Beberapa penelitian Leuweng Sancang, Garut, propinsi Jawa terdahulu mengungkapkan bahwa lalat Barat (Priatna et al. 1989). Lalat dikenal sebagai penyerbuk bunga diperkirakan sebagai kelompok penting Rafflesia pada umumnya (Beaman et al. dalam proses penyerbukan R. patma 1988; Priatna et al. 1989; Ong 2004). Bila karena sifat bunga yang berumah dua dibandingkan dengan jumlah jenis sehingga transportasi serbuksari dari Rafflesia yang ada dan aspek-aspek bunga jantan ke putik bunga betina penting yang seharusnya diketahui maka memerlukan bantuan akomodasi dari penelitian penyerbuk dan penyerbukan serangga yang mampu memindahkannya. pada bunga ini sangat jarang dilakukan. Kebun Raya Bogor (KRB) yang Sedikitnya penelitian dan publikasi dapat berfungsi sebagai tempat konservasi disebabkan karena jarangnya perjumpa- eksitu bagi tumbuhan Indonesia, an dengan bunga Rafflesia. penelitinya telah berhasil menumbuhkan Salah satu dari tiga jenis Rafflesia bunga R. patma yang berasal dari habitat yang dijumpai di pulau Jawa adalah aslinya di Cagar Alam Pangandaran, Rafflesia patma yang ditemukan di Ciamis Jawa Barat di dalam KRB. habitat yang khusus terutama di kawasan Keberhasilan menumbuhkan R. patma di lindung atau konservasi seperti di KRB merupakan kesuksesan pertama di kawasan konservasi seperti Cagar Alam dunia menum-buhkan Rafflesia di luar Pangandaran Ciamis dan Leuweung habitatnya, sehingga penelitian ini Sancang Garut (Jawa Barat) (Herdiyanti merupakan penelitian pertama tentang 2009; Priatna et al. 1989; Ngatari, serangga pengunjung bunga R. Patma di komunikasi pribadi). luar habitat aslinya. Walaupun penelitian 430 Komunitas Serangga Pada Bunga Rafflesia patma serangga pengunjung bunga ini hanya BAHAN DAN CARA KERJA dilakukan pada bunga R. patma berjenis kelamin betina, namun informasi ini Penelitian ini dilakukan di dalam sangat penting bila dikaitkan dengan lokasi pembibitan ‘Kandang Badak’ waktu kunjungan dari pagi hingga sore dalam Kebun Raya Bogor, kota Bogor, pada periode bunga sedang mekar. Ada propinsi Jawa Barat. Pengamatan kecenderungan kemiripan jenis-jenis atau dilakukan dari tanggal 20 sampai 26 Juli kelompok serangga penyerbuk dengan 2010. tipe dan bentuk bunga pasangannya Penelitian ini diawali dengan (Barth 1991; Faegri & Pijl 1971; Free pengamatan pendahuluan yang dilakukan 1993), sehingga pendugaan terhadap pada malam hari menjelang bunga R. jenis-jenis serangga yang potensial patma mekar yaitu tanggal 20 Juli 2010 sebagai penyerbuk bunga R. patma dapat malam saat bunga mulai membuka satu dimungkinkan dengan menganalisis per satu sampai akhirnya bunga mekar keanekaragaman dan populasi serangga penuh pada dini hari tanggal 21 Juli 2010. yang bertepatan dengan waktu pemeka- Pada awal bunga membuka pada dini hari ran bunga. Selain itu morfologi serangga, tercium aroma ‘anyir’ atau membusuk aktifitas dan perilakunya menjadi faktor yang menguat. Pengamatan ini untuk penting yang dapat dipakai untuk melihat ada tidaknya serangga malam mengkarakterisasi serangga sebagai yang datang ke bunga saat bunga mulai penyerbuk suatu jenis bunga tertentu membuka sampai mekar penuh. Penga- (Barth 1991; Faegri & Pijl 1971; Free matan yang sama dilakukan pada malam 1993). hari berikutnya. Penelitian komunitas serangga Penelitian komunitas dan kunjungan pengunjung bunga R. patma dilakukan harian serangga pengunjung bunga R. juga pada bunga layu untuk mengetahui patma di luar habitat aslinya mengguna- perbedaan dan kesamaan terhadap kan satu bunga betina R. patma di Kebun keanekaragaman, populasi, dan aktifitas Raya Bogor, yang mulai mekar pada kunjungan serangga pada bunga R. patma tanggal 21 Juli 2010. Bunga ini berada antara yang sedang mekar dengan yang dalam satu habitat buatan yang sama layu. Penelitian ini bertujuan untuk dengan dua bunga yang telah mekar mengetahui keanekaragaman dan sebelumnya (pada bulan Juni 2010). kelimpahan serangga pengunjung bunga Pada habitat tersebut beberapa bunga R. R. patma dan aktifitas kunjungannya patma yang masih kuncup atau dalam pada perbungaan R. patma yang sedang bentuk seperti umbi yang ada di mekar dan layu, sehingga akan diketahui dalamnya. jenis-jenis serangga yang dimungkinkan Serangga yang dihitung adalah sebagai penyerbuknya. serangga yang hinggap pada bagian- bagian bunga yang dapat dilihat dengan mata (Sofiyanti et al. 2007). Pengamatan serangga pengunjung bunga R. patma 431 Kahono dkk terutama dilakukan pada (1) saat bunga Data yang diperoleh adalah data mekar penuh (warna bunga orange komunitas yang terdiri dari keanekara- kusam) selama dua hari tanggal 21-22 gaman jenis dan jumlah individunya pada Juli 2010, dan (2) saat bunga layu (warna setiap watu pengamatan. Untuk bunga berubah menjadi kehitaman) pada keperluan analisis data maka dilakukan tanggal 25-26 Juli 2010. Penghitungan rekapitulasi atau kombinasi dua hari data serangga dilakukan pada pagi, siang, dan pada pagi, siang, dan sore, pada bunga sore hari masing-masing selama 30 menit, mekar dan layu. Jumlah individual pagi (jam 06:00, 07:00, dan 08:00 WIB, serangga yang ditemukan pada setiap masing-masing selama 10 menit), siang pengamatan dianalisis langsung dan (jam 11:00, 12:00, dan 13:00 WIB, masing- dikaitkan dengan analisa karakter masing selama 10 menit), dan sore (jam morfologi dan perilakunya yang disajikan 14:00, 15:00, dan 16:00 WIB, masing- dalam tabel dan gambar. Keanekara- masing selama 10 menit). gaman dan kemerataan species Pengambilan spesimen serangga pengunjung bunga pada masing-masing dilakukan untuk jenis-jenis yang belum waktu pengamatan dan kondisi bunga diketahui namanya yang memerlukan sangat jelas diketahui melalui tabel dan identifikasi. Pada jenis-jenis
Recommended publications
  • Komunitas Serangga Pada Bunga Rafflesia Patma Blume (Rafflesiaceae) Di Luar Habitat Aslinya Kebun Raya Bogor Kota Bogor Provinsi Jawa Barat Indonesia
    Jurnal Biologi Indonesia 6 (3): 429-442 (2010) Komunitas Serangga pada Bunga Rafflesia patma Blume (Rafflesiaceae) di Luar Habitat Aslinya Kebun Raya Bogor Kota Bogor Provinsi Jawa Barat Indonesia Sih Kahono1), Sofi Mursidawati2) & Erniwati1) 1)Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, 2)Kebun Raya Bogor, Pusat Konservasi Eksitu-LIPI. Email: [email protected] ABSTRACT Insects Community on the Flower of Rafflesia patma Blume (Rafflesiaceae) in its Non Native Habitat of Bogor Botanical Gardens, Bogor City, Province of West Java, Indonesia. The study was conducted at the Bogor Botanical Gardens, Bogor, West Java, Indonesia using a blooming female flower of R. patma. The insects were directly counted in the morning, noon, and afternoon on both fresh blooming and rotten R. patma . Twenty three insect species were collected during the study belonging to the order Coleoptera (2 families, 2 species, 5 individuals), Diptera (9 families, 18 species, 1176 individuals), and Hymenoptera (2 family, 4 species, 13 individuals). Number of individuals of each insect species captured were frequently less than 1.35% from total captured. There were specialization of flies visiting fresh opening flower and the rotten one. Six species, Leiomyza laevigata (Asteiidae), Chrysomya megacephala, and Hemipyrellia tagaliana (Calliphoridae), Stegana coleoptrata (Drosophilidae), Heteromyza oculata and Tephrochlamys rufiventris (Heleomyzidae) were predicted as important pollinators of R. patma. Key words: Insect community, flower, Rafflesia patma, non native habitat, Bogor Botanic Garden. sejak lama jenis-jenis Rafflesia PENDAHULUAN dikategorikan sebagai jenis langka dan dilindungi perundang-undangan (Anonim Rafflesia adalah nama genus yang 2010; Wiriadinata 2007; Walter & Gillett diabadikan dari nama Sir Stamford 1998). Raffles, termasuk kelompok tumbuhan Seluruh jenis Rafflesia menempel berbunga famili Rafflesiaceae.
    [Show full text]
  • Manual of Nearctic Diptera Volume 1
    -- -- Manual of Nearctic Diptera Volume 1 Coordinated by J. F. McAlpine B. V. Peterson G. E. Shewell H. J. Teskey J. R. Vockeroth D. M. Wood Biosystematics Research Institute Ottawa, Ontario Research Branch Agriculture Canada Monograph No. 27 1981 MORPHOLOGY AND TERMINOLOGY-ADULTS INTRODUCTION wardly progressing animal. Its body can be divided into three primary anatomical planes oriented at right angles Scope. This chapter deals primarily with the skeletal to each other (Fig. 1): sagittal (vertical longitudinal) morphology of adult flies, particularly as applied in planes, the median one of which passes through the identification and classification. A similar chapter on central axis of the body; horizontal planes, also parallel the immature stages, prepared by H. J. Teskey, follows. to the long axis; and transverse planes, at right angles to A major difficulty for the student of Diptera is the the long axis and to the other two planes. The head end plethora of terminologies used by different workers. is anterior or cephalic, and the hind end is posterior or These variations have arisen because specialists have caudal; the upper surface is dorsal, and the lower one is independently developed terminologies suitable for their ventral. A line traversing the surface of the body in the own purposes with little concern for homologies. The median sagittal plane is the median line (meson) and an terms and definitions adopted in this manual are based area symmetrically disposed about it is the median area. mainly on the works of Crampton (1942), Colless and An intermediate line or zone is termed sublateral, and McAlpine (1970), Mackerras (1970), Matsuda (1965, the outer zone, including the side of the insect, is lateral.
    [Show full text]
  • Pierre-Justin-Marie Macquart
    Zootaxa 4172 (1): 001–211 ISSN 1175-5326 (print edition) http://www.mapress.com/j/zt/ Monograph ZOOTAXA Copyright © 2016 Magnolia Press ISSN 1175-5334 (online edition) http://doi.org/10.11646/zootaxa.4172.1.1 http://zoobank.org/urn:lsid:zoobank.org:pub:22128906-32FA-4A80-85D6-10F114E81A7B ZOOTAXA 4172 Nomenclatural Studies Toward a World List of Diptera Genus-Group Names. Part V: Pierre-Justin-Marie Macquart NEAL L. EVENHUIS1, THOMAS PAPE2 & ADRIAN C. PONT3 1 J. Linsley Gressitt Center for Entomological Research, Bishop Museum, 1525 Bernice Street, Honolulu, Hawaii 96817-2704, USA. E-mail: [email protected] 2 Natural History Museum of Denmark, Universitetsparken 15, 2100 Copenhagen, Denmark. E-mail: [email protected] 3Oxford University Museum of Natural History, Parks Road, Oxford OX1 3PW, UK. E-mail: [email protected] Magnolia Press Auckland, New Zealand Accepted by D. Whitmore: 15 Aug. 2016; published: 30 Sept. 2016 Licensed under a Creative Commons Attribution License http://creativecommons.org/licenses/by/3.0 NEAL L. EVENHUIS, THOMAS PAPE & ADRIAN C. PONT Nomenclatural Studies Toward a World List Of Diptera Genus-Group Names. Part V: Pierre-justin-marie Macquart (Zootaxa 4172) 211 pp.; 30 cm. 30 Sept. 2016 ISBN 978-1-77557-528-3 (paperback) ISBN 978-1-77557-529-0 (Online edition) FIRST PUBLISHED IN 2016 BY Magnolia Press P.O. Box 41-383 Auckland 1346 New Zealand e-mail: [email protected] http://www.mapress.com/j/zt © 2016 Magnolia Press ISSN 1175-5326 (Print edition) ISSN 1175-5334 (Online edition) 2 · Zootaxa 4172 (1) © 2016 Magnolia Press EVENHUIS ET AL.
    [Show full text]
  • Proceedings of the Biological Society of Washington
    «AA£XnPVMf AK raJUDir^VMrW MMAJCr: ' j/^mAW -Sr,^ >^^^1^^5^^ m^F-^^^^f^^f^ ffi; ^S^^ ^^' '^ lAWrvi /^UW/^'^/^ ^^^HnWr^C'' W^^5febb,b^W«fc^r' 1 A'A i '^^mmmm '^ '^ (n^ ^ /«\ ^ '^ ^ '^•l^ 'Kr^^^ncrsncfyyj SS^ES^w^^^J^^ij o^m^""^' ^S5«m M^;^nOnn^noi mrs 'mmmm"Sell 9,1 '^^^ mum^i^ nt^^fm^f^^^^^^ ,00©SS: '^'^z ^-,r>^'^ors ^. /x PROCEEDINGS /r OP THE Biological Society of Washington VOLUME 37 1924 WASHINGTON PRINTED FOR THE SOCIETY COMMITTEE ON PUBLICATIONS CHAS. W. RICHMOND, Chairman T. E. SNYDER F. C. LINCOLN G. S. MILLER, JR. J. H. RILEY Press op H. L. & J. B. McQueen, Inc. Washington, D. C. \ OFFICERS AND COUNCIL OF THE BIOLOGICAL SOCIETY OF WASHINGTON FOR 1924 (ELECTED DECEMBER 8, 1923) OFFICERS President J. W. GIDLEY Vice-Presidents S. A. ROHWER H. C. OBERHOLSER E. A. GOLDMAN A. WETMORE Recording Secretary S. F. BLAKE Corresponding Secretary T. E. SNYDER Treasurer F. C. LINCOLN COUNCIL V. BAILEY* FRANK H. KNOWLTON^ PAUL BARTSCH H. H. T. JACKSON C. E. CHAMBLISS F. A. LUCAS* FREDERICK V. COVILLE* WILLIAM R. MAXON WILLIAM H. DALL* C. HART MERRIAM* B. W. EVERMANN* E. W. NELSON* H. C. FULLER T. S. PALMER* W. P. HAY* J. N. ROSE* A. S. HITCHCOCK* H. M. SMITH* A. D. HOPKINS* L. STEJNEGER* L. O. HOWARD* C. W. STILES DAVID WHITE STANDING COMMITTEES— 1924 Committee on Communications E. A, Goldman, Chairman C. E. Chambliss J. S. Outsell H. C. Oberholser W. R. Maxon S. A. ROHWER Committee on Zoological Nomenclature G. S. Miller, Jr., Chairman Paul Bartsch S.
    [Show full text]
  • Evolution of the Insects
    CY501-Ref[662-732].qxd 3/2/05 1:52 PM Page 662 quark11 Quark11:Desktop Folder:CY501-Grimaldi:Quark_files: REFERENCES Abdullah, M. 1964. New heteromerous beetles key to the genera of the family Stephanidae Neuropteroidea). Journal of Ultrastructure and (Coleoptera) from the Baltic amber of eastern (Hymenoptera: Stephanoidea). Zoologische Molecular Structure Research 101: 185–91. Prussia and gum copal of Zanzibar. Transac- Verhandelingen 339: 1–206. Agassiz, L. 1896. Methods of Study in Natural tions of the Royal Entomological Society of ———, and B. van Aartsen. 1986. The European History. Houghton-Mifflin Company; Boston, London 116: 329–46, 2 pls. Pamphiliidae (Hymenoptera: Symphyta), Massachusetts; viϩ319 pp. Abele, L. G., ed. 1982. Biology of Crustacea: Vol- with special reference to the Netherlands. Aguiar, A. P. 1998. Revisão do gênero Hemis- ume 1: Systematics, the Fossil Record and Bio- Zoologische Verhandelingen 234: 1–98. tephanus Enderlein, 1906 (Hymenoptera, geography. Academic Press; New York, New ———, and R. J. M. van Kats. 2000. Revision of Stephanidae), com considerações metodológ- York; xxϩ318 pp. the Palaearctic Embolemidae (Hymenoptera). icas. Revista Brasileira de Entomologia 41: ———, W. Kim, and B. E. Felgenhauer. 1989. Zoologische Mededelingen 74: 251–69. 343–429. Molecular evidence for inclusion of the phy- Ackery, P. R. 1984. Systematic and faunistic ———. 2001. Revision of the Australian lum Pentastomida in the Crustacea. Molecu- studies on butterflies. Pp. 9–21. In Vane- Stephanidae (Hymenoptera). Invertebrate lar Biology and Evolution 6: 685–91. Wright, R. I., and P. R. Ackery (eds.), The Biol- Taxonomy 15: 763–822. Achtelig, M. 1967. Ueber die Anatomie des ogy of Butterflies. Academic Press; London, ———, and J.-W.
    [Show full text]
  • Caracterización Morfológica Y Taxonómica De Los Principales Tephritidos Descritos En Chile Para Funcionarios Del PNDMF
    Caracterización Morfológica y Taxonómica de los principales Tephritidos descritos en Chile para funcionarios del PNDMF Rodrigo Soto Andrades Ing. Agrónomo Mg. Sc. Entomólogo SERVICIO AGRICOLA Y GANADERO / Laboratorio Regional - Región Metropolitana INDICE AGRADECIMIENTOS............................................................................................................................. 4 INTRODUCCION ................................................................................................................................... 5 1. ORDEN DIPTERA ...................................................................................................................... 6 2. Morfología de Díptera ............................................................................................................. 9 3. Posición relativa y orientación .............................................................................................. 11 4. Anatomía de Adultos ............................................................................................................. 13 Cabeza ....................................................................................................................................... 13 Torax .......................................................................................................................................... 17 Abdomen ................................................................................................................................... 27 5. Familia Tephritidae ...............................................................................................................
    [Show full text]
  • Natural Resource Condition Assessment, Pecos National Historical Park
    National Park Service U.S. Department of the Interior Natural Resource Stewardship and Science Pecos National Historical Park Natural Resource Condition Assessment Natural Resource Report NPS/PECO/NRR—2011/441 ON THE COVER Grassland at Pecos National Historical Park. Photograph by: NPS. Pecos National Historical Park Natural Resource Condition Assessment Natural Resource Report NPS/PECO/NRR—2011/441 Authors Kristine Johnson Natural Heritage New Mexico Biology Department, MSC03 2020 1 University of New Mexico Albuquerque, New Mexico 87131 Teri Neville Natural Heritage New Mexico Biology Department, MSC03 2020 1 University of New Mexico Albuquerque, New Mexico 87131 Jacqueline Smith Natural Heritage New Mexico Biology Department, MSC03 2020 1 University of New Mexico Albuquerque, New Mexico 87131 August 2011 U.S. Department of the Interior National Park Service Natural Resource Stewardship and Science Fort Collins, Colorado The National Park Service, Natural Resource Stewardship and Science office in Fort Collins, Colorado publishes a range of reports that address natural resource topics of interest and applicability to a broad audience in the National Park Service and others in natural resource management, including scientists, conservation and environmental constituencies, and the public. The Natural Resource Report Series is used to disseminate high-priority, current natural resource management information with managerial application. The series targets a general, diverse audience, and may contain NPS policy considerations or address sensitive issues of management applicability. All manuscripts in the series receive the appropriate level of peer review to ensure that the information is scientifically credible, technically accurate, appropriately written for the intended audience, and designed and published in a professional manner.
    [Show full text]
  • Ref-Key Drosophila (Markow, O'grady, 2006).Pdf
    P473052-Prelims.qxd 10/1/05 5:18 PM Page vii Preface When you say “Drosophila” to most people, they think of Drosophila melanogaster, the laboratory workhorse that for nearly 100 years has been the premier genetic model system in biology. Many remember the smell of ether while handling flies in their undergraduate biology classes, while others recall curly wings and white eyes and Punnet squares. T. H. Morgan and his students C. Bridges, H. J. Muller, and A. H. Sturtevant pioneered the field of Drosophila genetics during the first half of the twentieth century. Their work has been carried on by countless “drosophilists” and, in some ways, culminated with the publication of the full genome sequence of Drosophila melanogaster in 2000. Now Drosophila biology is entering a new era. The genome of a second species, Drosophila pseudoobscura, has recently been completed and more are surely to come. Increasingly, when researchers state that they work on Drosophila they are met with the following question: “What species?” Scientists in the fields of ecology and evolu- tionary biology are beginning to co-opt various members of the genus Drosophila to serve as a model system for their own research, largely because of the ease of obtain- ing molecular markers from these species. As we were preparing this book for publi- cation, the National Human Genome Research Institute approved whole genome sequencing of 10 additional Drosophila species, and the creation of BAC libraries for 20. We feel that this initiative will invigorate Drosophila research for the next 100 years. The genus Drosophila represents an unprecedented model system not only for understanding genome evolution, but also for comparative experimental research.
    [Show full text]