Komunitas Serangga Pada Bunga Rafflesia Patma Blume (Rafflesiaceae) Di Luar Habitat Aslinya Kebun Raya Bogor Kota Bogor Provinsi Jawa Barat Indonesia
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Jurnal Biologi Indonesia 6 (3): 429-442 (2010) Komunitas Serangga pada Bunga Rafflesia patma Blume (Rafflesiaceae) di Luar Habitat Aslinya Kebun Raya Bogor Kota Bogor Provinsi Jawa Barat Indonesia Sih Kahono1), Sofi Mursidawati2) & Erniwati1) 1)Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, 2)Kebun Raya Bogor, Pusat Konservasi Eksitu-LIPI. Email: [email protected] ABSTRACT Insects Community on the Flower of Rafflesia patma Blume (Rafflesiaceae) in its Non Native Habitat of Bogor Botanical Gardens, Bogor City, Province of West Java, Indonesia. The study was conducted at the Bogor Botanical Gardens, Bogor, West Java, Indonesia using a blooming female flower of R. patma. The insects were directly counted in the morning, noon, and afternoon on both fresh blooming and rotten R. patma . Twenty three insect species were collected during the study belonging to the order Coleoptera (2 families, 2 species, 5 individuals), Diptera (9 families, 18 species, 1176 individuals), and Hymenoptera (2 family, 4 species, 13 individuals). Number of individuals of each insect species captured were frequently less than 1.35% from total captured. There were specialization of flies visiting fresh opening flower and the rotten one. Six species, Leiomyza laevigata (Asteiidae), Chrysomya megacephala, and Hemipyrellia tagaliana (Calliphoridae), Stegana coleoptrata (Drosophilidae), Heteromyza oculata and Tephrochlamys rufiventris (Heleomyzidae) were predicted as important pollinators of R. patma. Key words: Insect community, flower, Rafflesia patma, non native habitat, Bogor Botanic Garden. sejak lama jenis-jenis Rafflesia PENDAHULUAN dikategorikan sebagai jenis langka dan dilindungi perundang-undangan (Anonim Rafflesia adalah nama genus yang 2010; Wiriadinata 2007; Walter & Gillett diabadikan dari nama Sir Stamford 1998). Raffles, termasuk kelompok tumbuhan Seluruh jenis Rafflesia menempel berbunga famili Rafflesiaceae. Salah satu pada inang spesifiknya yaitu Tetrastigma jenis yang paling terkenal adalah spp. (Vitaceae) sehingga kelangsungan Rafflesia arnoldii ditemukan di hidupnya mutlak tergantung pada inang Sumatera berukuran diameter kurang tersebut (Barkman et al. 2004; Latiff & lebih tiga feet. Kurang-lebih ada 16 jenis Mat-Salleh 1991). Penelitian biologi dan Raflesia telah ditemukan di pulau ekologi Rafflesia masih sangat sedikit Sumatera, Jawa, Kalimantan termasuk (Nais 2001) sehingga masih banyak Sabah dan Sarawak (Nais 2001; 2004) rahasia biologi dan natural history dari dan Filipina (Yahya et al. 2010). Sudah Rafflesia belum diketahui. Demikian pula 429 Kahono dkk pengetahuan biologi reproduksi dan Walaupun penyerbukan pada bunga seluruh prosesnya termasuk penyer- R. patma mutlak memerlukan bantuan bukan bunga masih sangat terbatas agen penyerbuk, namun sampai saat ini (Zuhud et al. 1998; Anonim 2010). sangat sedikit dilakukan penelitian tentang Padahal, pengetahuan ini sangat penting serangga penyerbuknya. Karakter dalam upaya pengembangbiakan yang morfologi bunga R. patma yang dapat dipakai untuk mendukung program berwarna orange kusam, berbau ’anyir’ konservasi di dalam habitat asli (in-situ) spesifik seperti pembusukan materi maupun di luar habitat aslinya (ex-situ). tumbuhan, permukaan bunga yang luas Penyerbukan pada bunga Rafflesia dan terbuka dapat sebagai penarik bagi tidak bisa dipisahkan dengan serangga serangga terutama kelompok lalat penyerbuknya karena bunga tersebut (Diptera) dan kumbang (Coleoptera) berumah dua (dioeciously flower) atau yang tertarik pada aroma busuk (Free bunga jantan dan betina terdapat pada 1993; Faegri & Pijl 1971). Seperti pada individu bunga yang berbeda (Meiyer umumnya bunga Rafflesia, maka 1997), sehingga serangga menjadi sangat penelitian penyerbuk pada R. patma di penting peranannya mentransfer habitatnya baru dilakukan secara serbuksari dari bunga jantan ke putik kualitatif yang sederhana di Cagar Alam bunga betina. Beberapa penelitian Leuweng Sancang, Garut, propinsi Jawa terdahulu mengungkapkan bahwa lalat Barat (Priatna et al. 1989). Lalat dikenal sebagai penyerbuk bunga diperkirakan sebagai kelompok penting Rafflesia pada umumnya (Beaman et al. dalam proses penyerbukan R. patma 1988; Priatna et al. 1989; Ong 2004). Bila karena sifat bunga yang berumah dua dibandingkan dengan jumlah jenis sehingga transportasi serbuksari dari Rafflesia yang ada dan aspek-aspek bunga jantan ke putik bunga betina penting yang seharusnya diketahui maka memerlukan bantuan akomodasi dari penelitian penyerbuk dan penyerbukan serangga yang mampu memindahkannya. pada bunga ini sangat jarang dilakukan. Kebun Raya Bogor (KRB) yang Sedikitnya penelitian dan publikasi dapat berfungsi sebagai tempat konservasi disebabkan karena jarangnya perjumpa- eksitu bagi tumbuhan Indonesia, an dengan bunga Rafflesia. penelitinya telah berhasil menumbuhkan Salah satu dari tiga jenis Rafflesia bunga R. patma yang berasal dari habitat yang dijumpai di pulau Jawa adalah aslinya di Cagar Alam Pangandaran, Rafflesia patma yang ditemukan di Ciamis Jawa Barat di dalam KRB. habitat yang khusus terutama di kawasan Keberhasilan menumbuhkan R. patma di lindung atau konservasi seperti di KRB merupakan kesuksesan pertama di kawasan konservasi seperti Cagar Alam dunia menum-buhkan Rafflesia di luar Pangandaran Ciamis dan Leuweung habitatnya, sehingga penelitian ini Sancang Garut (Jawa Barat) (Herdiyanti merupakan penelitian pertama tentang 2009; Priatna et al. 1989; Ngatari, serangga pengunjung bunga R. Patma di komunikasi pribadi). luar habitat aslinya. Walaupun penelitian 430 Komunitas Serangga Pada Bunga Rafflesia patma serangga pengunjung bunga ini hanya BAHAN DAN CARA KERJA dilakukan pada bunga R. patma berjenis kelamin betina, namun informasi ini Penelitian ini dilakukan di dalam sangat penting bila dikaitkan dengan lokasi pembibitan ‘Kandang Badak’ waktu kunjungan dari pagi hingga sore dalam Kebun Raya Bogor, kota Bogor, pada periode bunga sedang mekar. Ada propinsi Jawa Barat. Pengamatan kecenderungan kemiripan jenis-jenis atau dilakukan dari tanggal 20 sampai 26 Juli kelompok serangga penyerbuk dengan 2010. tipe dan bentuk bunga pasangannya Penelitian ini diawali dengan (Barth 1991; Faegri & Pijl 1971; Free pengamatan pendahuluan yang dilakukan 1993), sehingga pendugaan terhadap pada malam hari menjelang bunga R. jenis-jenis serangga yang potensial patma mekar yaitu tanggal 20 Juli 2010 sebagai penyerbuk bunga R. patma dapat malam saat bunga mulai membuka satu dimungkinkan dengan menganalisis per satu sampai akhirnya bunga mekar keanekaragaman dan populasi serangga penuh pada dini hari tanggal 21 Juli 2010. yang bertepatan dengan waktu pemeka- Pada awal bunga membuka pada dini hari ran bunga. Selain itu morfologi serangga, tercium aroma ‘anyir’ atau membusuk aktifitas dan perilakunya menjadi faktor yang menguat. Pengamatan ini untuk penting yang dapat dipakai untuk melihat ada tidaknya serangga malam mengkarakterisasi serangga sebagai yang datang ke bunga saat bunga mulai penyerbuk suatu jenis bunga tertentu membuka sampai mekar penuh. Penga- (Barth 1991; Faegri & Pijl 1971; Free matan yang sama dilakukan pada malam 1993). hari berikutnya. Penelitian komunitas serangga Penelitian komunitas dan kunjungan pengunjung bunga R. patma dilakukan harian serangga pengunjung bunga R. juga pada bunga layu untuk mengetahui patma di luar habitat aslinya mengguna- perbedaan dan kesamaan terhadap kan satu bunga betina R. patma di Kebun keanekaragaman, populasi, dan aktifitas Raya Bogor, yang mulai mekar pada kunjungan serangga pada bunga R. patma tanggal 21 Juli 2010. Bunga ini berada antara yang sedang mekar dengan yang dalam satu habitat buatan yang sama layu. Penelitian ini bertujuan untuk dengan dua bunga yang telah mekar mengetahui keanekaragaman dan sebelumnya (pada bulan Juni 2010). kelimpahan serangga pengunjung bunga Pada habitat tersebut beberapa bunga R. R. patma dan aktifitas kunjungannya patma yang masih kuncup atau dalam pada perbungaan R. patma yang sedang bentuk seperti umbi yang ada di mekar dan layu, sehingga akan diketahui dalamnya. jenis-jenis serangga yang dimungkinkan Serangga yang dihitung adalah sebagai penyerbuknya. serangga yang hinggap pada bagian- bagian bunga yang dapat dilihat dengan mata (Sofiyanti et al. 2007). Pengamatan serangga pengunjung bunga R. patma 431 Kahono dkk terutama dilakukan pada (1) saat bunga Data yang diperoleh adalah data mekar penuh (warna bunga orange komunitas yang terdiri dari keanekara- kusam) selama dua hari tanggal 21-22 gaman jenis dan jumlah individunya pada Juli 2010, dan (2) saat bunga layu (warna setiap watu pengamatan. Untuk bunga berubah menjadi kehitaman) pada keperluan analisis data maka dilakukan tanggal 25-26 Juli 2010. Penghitungan rekapitulasi atau kombinasi dua hari data serangga dilakukan pada pagi, siang, dan pada pagi, siang, dan sore, pada bunga sore hari masing-masing selama 30 menit, mekar dan layu. Jumlah individual pagi (jam 06:00, 07:00, dan 08:00 WIB, serangga yang ditemukan pada setiap masing-masing selama 10 menit), siang pengamatan dianalisis langsung dan (jam 11:00, 12:00, dan 13:00 WIB, masing- dikaitkan dengan analisa karakter masing selama 10 menit), dan sore (jam morfologi dan perilakunya yang disajikan 14:00, 15:00, dan 16:00 WIB, masing- dalam tabel dan gambar. Keanekara- masing selama 10 menit). gaman dan kemerataan species Pengambilan spesimen serangga pengunjung bunga pada masing-masing dilakukan untuk jenis-jenis yang belum waktu pengamatan dan kondisi bunga diketahui namanya yang memerlukan sangat jelas diketahui melalui tabel dan identifikasi. Pada jenis-jenis