DAMPAK EMBARGO AMERIKA SERIKAT TERHADAP POLITIK DALAM NEGERI DI BAWAH KEPEMIMPINAN MAHMOUD AHMADINEJAD

SKRIPSI

Siti Ahadiyah Ramadhani 160906068

Dosen Pembimbing: Indra Kesuma Nasution, S.IP., M.Si., Ph.D

DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2020

Universitas Sumatera Utara

i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

SITI AHADIYAH RAMADHANI (160906068)

DAMPAK EMBARGO AMERIKA SERIKAT TERHADAP POLITIK DALAM NEGERI IRAN DI BAWAH KEPEMIMPINAN MAHMOUD AHMADINEJAD

ABSTRAK

Skripsi ini membahas mengenai Iran yang kembali melanjutkan program nuklir damainya dan sebagai negara yang telah menandatangi dan meratifikasi NPT (Non-Proliferation Treaty) pada tahun 1970 maka Iran sah untuk mengembangkan teknologi nuklir sipil. Pengembangan kembali teknologi nuklir Iran menjadi pemicu utama pemutusan hubungan diplomatik (embargo) dari negara Amerika Serikat. Amerika memiliki kecurigaan bahwa Iran akan mengembangkan senjata pemusnah massal. Oleh karena itu, selama pemerintahan Mahmoud Ahmadinejad, Iran dikenakan sanksi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, Uni Eropa dan Amerika yang mengakibatkan Iran kesulitan dalam menjalankan politik domestiknya, hal itu pula yang mendasari tujuan penelitian skripsi ini dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan tersebut adalah Hubungan Internasional dengan perspektif realism, Kepentingan Nasional dan Embargo. Terlepas dari embargo, Iran tetap menjalankan program nuklirnya sebagai bagian dari kepentingan nasionalnya. Kata Kunci : Negara Amerika, Iran, Embargo, Dampak Politik.

ii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

SITI AHADIYAH RAMADHANI (160906068)

IMPACT OF THE UNITED STATES OF AMERICA EMBARGO ON IRAN ISLAMIC STATE POLITICS UNDER THE LEADERSHIP OF MAHMOUD AHMADINEJAD

ABSTRACT

This thesis discusses Iran which continues its peaceful nuclear program and as a country that has signed and ratified the NPT (Non-Proliferation Treaty) in 1970, Iran is legitimate to develop civilian nuclear technology. The redevelopment of Iran's nuclear technology is the main triggertermination of diplomatic ties (embargo) from the United States. America has suspicions that Iran will develop weapons of mass destruction. Therefore, during the reign of Mahmoud Ahmadinejad, Iran was subject to sanctions by the United Nations, European Union and America which resulted in difficulties in carrying out Iran's domestic politics. That is what underlies the research objectives of this thesis using descriptive qualitative research methods. The theory used to explain this problem is International Relations with the perspective of realism, National Interests and Embargoes. Despite the embargo, Iran continues to carry out its nuclear program as part of its national interests. Keywords: American State, Iran, Embargo, Political Impact.

iii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Pengesahan

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan panitia penguji skripsi Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Dilaksanakan pada: Hari : Selasa Tanggal : 08 September 2020 Pukul : 13.00 – 14.00 WIB Tempat : Google Meet (Online)

Tim Penguji : Ketua Penguji : Husnul Isa Harahap, S.Sos., M.Si NIP. 196806301994032001

Penguji Utama : Indra Kesuma Nasution, S.IP., M.Si., Ph.D NIP. 197903062005011002

Penguji Tamu : Dra. Rosmery Sabri, MA NIP. 195912151988072001

v UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat dan karunia-Nya yang berlimpah, selalu memberi kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Skripsi ini berjudul : Dampak Embargo Amerika Serikat Terhadap Politik Dalam Negeri Iran di Bawah Kepemimpinan Mahmoud Ahmadinejad. Skripsi ini diajukan guna memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Selama masa penyelesaian skripsi ini, penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil, bantuan, bimbingan serta saran selama penulis menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Kedua Orangtua Tercintaku, Ayah Safril Rasainy dan Ibu Rosnida yang dengan tulus memberikan kasih dan cintanya begitu besar dalam kehidupan penulis, dan sangat bersyukur karena mereka penulis bisa mengenyam pendidikan hingga ke tingkat Strata Satu. 2. Saudara Laki-laki dan Perempuan, Abang Mhd. Ihsan dan Kakak Sharfina Ulfa Lufthyah yang selalu menyemangati penulis untuk terus berusaha dalam menyelesaikan skripsi ini dan sebagai partner terbaik dalam kehidupan penulis. Terimakasih juga untuk keluargaku yang tak sempat penulis sebutkan, kalian yang terbaik yang dikirim semesta untuk selalu hadir dalam setiap langkah penulis. 3. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing akademik dan juga selaku dosen pembimbing penulis selama PKL yang selalu memberikan arahan dan nasihatnya selama proses perkuliahan penulis. 4. Bapak Dr. Warjio, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 5. Bapak Indra Kesuma Nasution, Ph.D selaku dosen pembimbing skripsi yang sudah begitu baik memberikan arahan, saran, kritik, dan juga waktu dan pikiran.

vi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara Sekali lagi, penulis sangat berterima-kasih banyak atas ilmu-ilmu yang bapak berikan selama proses pengerjaan skripsi ini. 6. Seluruh Dosen-dosen Departemen Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Terima kasih atas bekal ilmu yang kalian berikan selama perkuliahan penulis di jenjang S1 ini. Jasa kalian sangat luar biasa dalam pendidikan yang penulis tempuh. 7. Seluruh Staff/Pegawai Departemen Ilmu Politik, Pak Burhan dan Kak Ema yang memberikan waktunya untuk mengurus segala administrasi penulis dari awal hingga akhir perkuliahan dengan baik. 8. Bapak Fazri selaku Kabid dan Ibu Neny Tiurma Pasaribuselaku Kasubbid bidang poldagri Kesbangpol Provsu, terima kasih banyak Ibu atas kesempatan pengalaman kerja yang luar biasa diberikan kepada penulis. Wawasan dan ilmu mengenai realita dunia kerja yang dibekalkan kepada saya sangat bermanfaat. 9. Ibu Dina Y. Sulaeman sebagai Founder Lembaga ICMES yang bersedia menjadi narasumber saya dalam penelitian ini, terima kasih ibu sudah membantu penulis dalam memecahkan rumusan penelitian saya. Dan juga terimakasih kepada responden saya melalui situs jejaring sosial “Quora” yaitu Bapak Taufik Hidayat sebagai penulis buku yang bersedia berbagi pengalamannya ketika berkunjung ke Iran. 10. Teruntuk rekan sejawat kuliahku, Restania Pardede, Anggi Noviani dan Jessica Rimta yang selalu menemani hari-hari penulis di masa perkuliahan, semoga kita selalu merangkul satu sama lain demi menggapai cita-cita yang tak terbatas. Penulis sangat bersyukur bisa mengenal kalian dan berbagi suka-duka dengan kalian. 11. Sahabatku, Reihana, Widya Aprilia, dan Masyitah Delta yang selalu mendukung penulis dalam pengerjaan skripsi. Meskipun kita berbeda peminatan dan universitas namun keutuhan dalam persahabatan itu tidak akan pernah lekang oleh itu semua. Semoga kita tetap selalu bersama dan berhasil menggapai mimpi yang kita rangkai. 12. Kakak virtualku, Gia Febrianti. Sebagai pejuang PTN, beliau mau berbagi akun zeniusnya bersama penulis, penulis sangat beruntung bisa mengenalnya di sosial media. Dari beliau, penulis banyak belajar akan arti berjuang. Terima

vii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara kasih sudah terus menyemangati, mendukung, dan menghibur penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga kita sukses kedepannya dan bisa bertemu secara langsung ya. Borahae uni. 13. Teman werewolfku, Tatyana, yang selalu menyemangati penulis dan menjadi patner bermain yang pecah, hingga suatu momen kita bisa memenangi event bersama. Salam Slytherin buat namby dan kookie. 14. Teman – teman UKMI As–Siyasah, khususnya Nanda Pramaswari, Viola Rizki, Almawiya Sinta, Nurul Ihsan, terima kasih atas segala waktu yang kita habiskan mulai dari mentoring, liqo’ dan kegiatan–kegiatan di ukmi. Semua itu sangat berkesan bagi penulis, semoga kita tetap menjaga silahturrahmi ini ya. 15. Teman – teman Faksi Ilmu Politik: Budi, Koko, Hendrawan, Marisi, Yuli, Anggi, Jessica, Resta, Yulan, Sri, Kiki, Firdaus dan Noverdios. Terimakasih atas kebersamaan yang kita lalui di pengabdian. Dari mereka penulis banyak belajar akan arti berbagi. Sungguh, pengalaman pengabdian bersama kalian merupakan satu peristiwa yang sulit dilupakan dalam perjalanan kehidupan penulis. Sukses buat kita semua. 16. Abangda Fajar Anugrah Tumanggor dan Abangda Mhd. Zubeir Sipahutar, seniorku di Ilmu Politik stambuk 14. Terimakasih banyak atas segala dukungan yang kalian berikan. Jasa kalian sangat luar biasa dalam perkuliahan penulis. Semoga Tuhan membalas semua kebaikan kalian ya. 17. Seluruh teman – teman Ilmu Politik 2016 yang namanya tidak dapat Penulis sebutkan secara keseluruhan. Terima kasih atas kebersamaan yang berhasil kita lalui bersama ditiap semester. Semangat terus dan sukses buat kita semua. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa.Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khazanah ilmu pendidikan.

Medan, 5 September 2020

Siti Ahadiyah Ramadhani

viii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI

Halaman PERNYATAAN ...... i ABSTRAK ...... ii ABSTRACT ...... iii HALAMAN PERSETUJUAN ...... iv HALAMAN PENGESAHAN ...... v KATA PENGANTAR ...... vi DAFTAR ISI ...... ix DAFTAR TABEL ...... xi DAFTAR GAMBAR...... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...... 1 1.2. Perumusan Masalah ...... 10 1.3. Batasan Masalah ...... 10 1.4. Tujuan Penelitian ...... 10 1.5. Manfaat Penelitian ...... 10 1.6. Literature Review ...... 11 1.7. Kerangka Teori ...... 14 1.7.1. Teori Hubungan Internasional ...... 18 1.7.2. Konsep Kepentingan Nasional ...... 20 1.7.3. Konsep Realism ...... 22 1.7.4. Embargo...... 25 1.8. Metodologi Penelitian ...... 28 1.8.1. Jenis Penelitian ...... 28 1.8.2. Teknik Pengumpulan Data ...... 28 1.8.3. Teknik Analisis Data ...... 30 1.9. Sistematika Penulisan ...... 30 BAB II SISTEM POLITIK IRAN 2.1. Tinjauan Umum Iran ...... 32 2.2. Latar Belakang Revolusi Islam Iran ...... 33

ix UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 2.3. Dasar Hukum Iran ...... 38 2.4. Konstitusi Iran ...... 39 2.5. Pemerintahan dan Politik Iran ...... 46 2.5.1. Bentuk Negara Iran ...... 46 2.5.2. Ideologi Iran ...... 46 2.5.3. Sistem Pemerintahan Iran ...... 47 2.5.3.a. Badan Eksekutif Iran ...... 47 2.5.3.b. Badan Legislatif Iran ...... 51 2.5.3.c. Badan Yudikatif Iran ...... 53 2.6. Paradigma Ahmadinejad ...... 55 BAB III PERKEMBANGAN NUKLIR DAN HUBUNGAN DIPLOMATIK IRAN DENGAN AMERIKA SERIKAT 3.1. Perkembangan Nuklir Iran ...... 59 3.2. Hubungan Diplomatik Iran dengan Amerika Serikat ...... 73 3.2.1. Era Sebelum Ahmadinejad ...... 73 3.2.1. Era Setelah Ahmadinejad ...... 79 BAB IV DAMPAK EMBARGO AMERIKA SERIKAT TERHADAP POLITIK DALAM NEGERI IRAN DI BAWAH KEPEMIMPINAN MAHMOUD AHMADINEJAD 4.1. Dinamika Oposisi Dalam Negeri ...... 86 4.2. Perpecahan Kubu Konservatif Pada Pemilihan Parlemen . 87 4.3. Kesenjangan Gender di Struktur Pemerintahan ...... 92 4.4. Perdagangan dan Peningkatan Pengangguran pada Civil Society ...... 94 4.5. Melonjaknya Pidana Mati dari Laporan Organisasi HAM 99 4.6. Keberhasilan Peluncuran Satelit sebagai Politik Pertahanan 100 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan...... 103 5.2. Saran ...... 104 DAFTAR PUSTAKA ...... 106 DAFTAR LAMPIRAN ...... 117

x UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Timeline program nuklir Iran dan upaya untuk membatasinya ... 71

Tabel 4.1. Hasil Pemilu Legislatif Iran 2008 ...... 89

Tabel 4.2. Hasil Perolehan Kursi Parlemen 2012...... 91

Tabel 4.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja berdasarkan Gender ...... 92

Tabel 4.4. Populasi Pembagian Kelompok Pekerjaan Tahun 2006-2012..... 98

xi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1. Total Ekspor dan Impor Iran Tahun 1995-2015 ...... 96

xii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Iran bercita-cita berdiri sebagai negara yang berdaulat seutuhnya, maju, dan disegani publik dunia, serta bertekad untuk terus mempertahankan konsep

Revolusi Islam Iran 19791. Semenjak Revolusi Islam Iran dicetuskan, setiap pemimpin di negara Persia tersebut diharapkan dapat memegang teguh nilai-nilai revolusi Iran. Namun, pada kenyataannya tidak selalu demikian. Bagi sejumlah pihak2, terutama Ayatullah Khomeini, Iran masih saja kerap lepas dari jalur pemikiran revolusi yang telah digariskan.3 Hingga akhirnya, datanglah sosok pemimpin Iran yang dikenal begitu menjunjung tinggi nilai-nilai Revolusi Islam

Iran 1979, sosok tersebut adalah Mahmoud Ahmadinejad.4

Ahmadinejad memimpin Iran selama 2 periode5 yang dimulai dari tahun

2005 sampai dengan 2013. Pada periode awal kepemimpinannya Ahmadinejad mencoba untuk menerapkan apa yang ia sebut dengan “Revolusi Ketiga”6. Salah satu butir penting Revolusi Ketiga itu ialah perlawanan terhadap hegemoni

Amerika dan Israel.7 Menurut Ahmadinejad Iran telah jauh dari nilai-nilai

1Konsep revolusi yang menempatkan nilai-nilai dan prinsip Islam sebagai pijakan utama dalam menjalankan roda pemerintahan. (D. Danny H. Simanjuntak. 2007. Ahmadinejad Menentang Amerika: Dari Nuklir Iran, Zionisme, Hingga Penyangkalan Holocaust. Yogyakarta: Narasi, hal 8). 2Kelompok Principlists (pengikut prinsip/fundamentalis) dikenal sebagai Konservatif Iran. 3D. Danny H. Simanjuntak. Op.Cit, hal 9. 4Ibid. 5Masa jabatan Presiden di Iran dalam satu periode adalah 4 tahun. 6Revolusi Pertama ialah Revolusi Islam tahun 1979 yang menggulingkan Dinasti Shah, Revolusi Kedua, sebagaimana dicanangkan Ayatullah Khomeini, merujuk kependudukan gedung Kedutaan Besar AS di Teheran, peristiwa yang membuat Iran dijauhi masyarakat Barat, dan Revolusi Ketiga yang ditujukan untuk memerangi penindasan oleh rezim di dalam negeri maupun rezim internasional. Rezim yang dimaksud salah satunya adalah Amerika Serikat yang dianggap sebagai negara adidaya yang ingin menindas negara lemah. (Gustri Eni Putri. 2016. Pandangan Politik Mahmoud Ahmadinejad Studi Kasus: Hubungan Iran-Amerika Serikat 2005-2009. Dauliyah Journal of Islamic and International Studies. Gorontalo:Universitas Islam Indonesia, volume 1 no. 2, hal 164) 7Musa Kazhim, Alfian Hamzah. 2007. Perang Dunia III di Pelupuk Mata: Iran Skenario Penghabisan. Jakarta: Ufuk Press, hal 159.

1 Universitas Sumatera Utara revolusi.8 Bahkan ia mengkritik status quo9 yang dalam sistem internasional hanya menguntungkan negara besar saja sedangkan negara dunia ketiga justru dalam ketidakadilan. Revolusi Ketiga bertujuan membersihkan negara Iran dari pengaruh liberal dan sekuler dan mendirikan pemerintahan yang betul-betul

Islami.10

Ada dua hal penting dari sosok Ahmadinejad. Pertama, gagasan revolusionernya untuk mengembangkan teknologi nuklir damai Iran. Iran selalu menyatakan bahwa energi nuklir diperlukan untuk mengantisipasi melonjaknya populasi dan laju industrialisasi domestik. Selain itu, sejak lama Iran juga mengutarakan keinginan untuk mendiversifikasi11 sumber daya energi. Cadangan minyak Iran saat itu sekitar 133 milyar barel. Bila dipompa 1,5 sampai 1,8 milyar barel setahunnya, maka dalam 74-89 tahun mendatang Iran akan tertimpa krisis energi yang mengerikan.12 Bahkan, Roger Stern dari Johns Hopkins University, memperkirakan ekspor minyak Iran akan berkurang drastis pada 2014, kecuali bila ada diversifikasi energi.13

Dalam banyak kesempatan, Mahmoud Ahmadinejad juga menegaskan bahwa krisis energi menghantui Timur Tengah dalam kurun waktu 10 sampai 15 tahun mendatang. Tanpa upaya mengalihkan konsumsi pada sumber-sumber energi alternatif, maka krisis energi itu akan menjadi krisis multidimensional.

Selain Iran, negara-negara Teluk Persia lainnya juga menyadari hal ini. Tetapi, mereka belum menemukan teknologi yang tepat. Profesor studi Timur Tengah di

8Riezky Poetra Phoenna., Harmiyati. 2016. Perubahan Kebijakan Luar Negeri Iran di Era Presiden Hassan Rouhani. Jurnal Hubungan Internasional FISIP. Yogyakarta: UPNY, volume 19 no 1, hal 6. 9Keadaan tetap sebagaimana keadaan sekarang atau sebagaimana keadaan sebelumnya. 10Gustri Erni Putri. Op.Cit, hal 164. 11Diversifikasi energi adalah pemanfaatan berbagai sumber energi dalam rangka optimasi penyediaan energi untuk mewujudkan ketahanan energi nasional. 12Musa Kazhim, Alfian Hamzah. Op.Cit, hal 161. 13Musa Kazhim, Alfian Hamzah. Ibid, hal 162.

2 Universitas Sumatera Utara Brown University, William O. Beeman, menyatakan bahwa inilah persisnya yang menjadikan seluruh rakyat Iran berada di belakang program nuklir. Beeman lantas menegaskan bahwa energi nuklir adalah titik pemersatu dan konsensus seluruh rakyat Iran.14

Ahmadinejad tidak melewatkan peluang emas untuk memanfaatkan konsensus ini. Pada 10 Januari 2006, pemerintahan Ahmadinejad membuka segel penutup yang diletakkan oleh International Atomic Energy Agency (IAEA)15 di fasilitas pengayaan uranium Natanz. Belum genap 8 bulan setelah terpilih, tepatnya pada 9 April 2006, Ahmadinejad mengumumkan dimulainya kembali program pengayaan uranium yang dihentikan selama delapan tahun sejak terpilihnya Muhammad Khatami.16

Program nuklir memiliki sejumlah keuntungan bagi Iran, diantaranya sebagai pertarungan mendatang di tingkat regional dan global berporos pada masalah sumber daya energi. Apabila Iran berhasil mengamankan sumber-sumber daya energinya, maka kemandirian Iran sebagai sebuah negara maupun visi peradaban tidak akan lagi terganggu. Selanjutnya, program nuklir adalah konsensus seluruh rakyat Iran dari semua lapisan dan faksi. Tidak ada yang bisa menolak keuntungan program ini bagi masa depan Iran meskipun dari pesaing politiknya. Kubu Ahmadinejad secara jeli menangkap hal ini, dan menjadikannya sebagai poin utama pemerintahannya.17

Di lain sisi, Amerika melalui George W. Bush melarang Iran untuk program pengembangan nuklir, dengan tuduhan bahwa sewaktu-waktu Iran dapat

14Musa Kazhim, Alfian Hamzah. Ibid. 15IAEA didirikan pada 29 Juli 1957 sebagai organisasi internasional yang berupaya mengembangkan standar keselamatan nuklir dan mempromosikan pencapaian dan pemeliharaan tingkat keselamatan yang tinggi dalam aplikasi energi nuklir. (The IAEA Mission Statement. Diakses dalam www.iaea.org). 16Ibid, hal 162-164. 17Ibid, hal 159-160.

3 Universitas Sumatera Utara saja mengalihkannya menjadi pengembangan teknologi senjata pemusnah massal yang dapat mengusik keamanan, perdamaian, serta keselamatan dunia, namun

Ahmadinejad menentang tuduhan Amerika dengan meyakinkan dunia bahwa, nuklir Iran digunakan untuk proses percepatan pembangunan dan kemajuan rakyat

Iran. Hal penting kedua dari sosok Ahmadinejad adalah ia dikenal dengan pernyataan bahwasannya ia menolak kebenaran sejarah Holocaust.18

Pengembangan kembali teknologi nuklir Iran di bawah kepemimpinan

Ahmadinejad menjadi pemicu utama yang membuat perseteruan antara Iran-

Amerika memanas. Salah satu alasan rasional yang menyebabkan Amerika dan sekutunya melarang Iran mengembangkan senjata nuklir adalah karena kecanggihan program nuklir Iran ditakuti akan menyaingi teknologi nuklir mereka. Program nuklir Iran tidak lepas dari bantuan negara-negara eks komunis yang memilliki hubungan dekat dengan Iran, seperti Rusia, Tiongkok, dan Korea

Utara, serta beberapa negara Eropa seperti Prancis dan Jerman.19

Amerika dan sekutunya dengan berbagai alasan telah berhasil menuntut program nuklir Iran kepada Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan pengembangan nuklir Iran. Terhitung dari tahun 2006 hingga 2010, Dewan

Keamanan PBB telah mengeluarkan lima resolusi yang berisi tentang sanksi terhadap Iran atas aktivitas nuklirnya.

Pertama, Resolusi 1696 (31 Juli 2006). Resolusi ini dikeluarkan karena

IAEA tidak mendapatkan informasi yang jelas mengenai nuklir Iran dan Iran tidak mau melaksanakan saran-saran dari IAEA serta tetap melanjutkan pengayaan

18Peristiwa pembantaian ras Yahudi di Eropa oleh rezim Nazi, pada masa Perang Dunia II. Disebutkan bahwa, terdapat 6 juta jiwa yang menjadi korban dari peristiwa tragis tersebut. Peristiwa Holocaust juga, bukan hanya dialami ras Yahudi, namun juga oleh sejumlah ras lainnya di Eropa, yang dianggap sebagai ras rendahan oleh Nazi.(D. Danny H. Simanjuntak. Op.Cit, hal 10). 19Rizem Aizid. 2013. Singa Padang Pasir Menerkam Amerika & Sekutunya. Yogyakarta: Palapa, hal.171.

4 Universitas Sumatera Utara uranium. Resolusi ini dibahas ketika pertemuan lima negara anggota tetap Dewan

Keamanan PBB (Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, Tiongkok) ditambah

Jerman dan Uni Eropa di Paris pada tanggal 12 Juli 2006. Isi dari resolusi tersebut bahwa Iran harus menuruti langkah yang disarankan oleh IAEA, meyakinkan bahwa nuklirnya memang untuk tujuan damai, melaporkan segala aktivitas, dan menghimbau kepada seluruh negara untuk tidak membantu Iran.20

Iran ternyata masih tidak mau bekerjasama dengan IAEA. Semua yang terkait dengan proses pengayaan tidak dilaporkan. Iran juga tidak melaksanakan beberapa saran yang diberikan oleh IAEA. Akhirnya, keluarlah resolusi kedua yaitu Resolusi 1737 (23 Desember 2006). Resolusi tersebut masih berisi tentang himbauan kepada Iran untuk melaporkan semua aktivitas yang berkaitan dengan pengayaan kepada IAEA, himbauan kepada semua negara untuk tidak menyuplai, menjual, atau menransfer apapun (seperti material, bantuan dana, teknologi) yang akan berkontribusi terhadap pengembangan nuklir Iran, kalaupun ada barang- barang yang akan diperdagangkan maka itu harus atas sepengetahuan IAEA.

Batas waktu bagi Iran untuk melaksanakan isi dari resolusi ini adalah 60 hari.21

Resolusi ketiga dikeluarkan Dewan Keamanan PBB setelah Iran gagal memenuhi himbauan-himbauan yang ada di dalam dua resolusi sebelumnya.

Resolusi 1747 (24 Maret 2007) menjatuhkan sanksi yang lebih berat kepada Iran antara lain larangan melakukan perdagangan senjata, pembekuan aset 28 orang dan organisasi yang berkaitan dengan program nuklir, permintaan terhadap negara-negara agar memberlakukan travel ban22terhadap pihak-pihak yang terkait

20Global Policy Forum. UN Sanctions Against Iran. Diakses dalam www.globalpolicy.org, pada tanggal 17 Oktober 2019 pukul 12.15 WIB. 21Ibid. 22Larangan bepergian.

5 Universitas Sumatera Utara sanksi. Resolusi tersebut juga menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Iran dengan meminta semua negara dan lembaga keuangan internasional untuk tidak membuat komitmen baru dalam bantuan keuangan atau pinjaman kepada Iran.23

Resolusi keempat dikeluarkan Dewan Keamanan PBB pada tanggal 3

Maret 2008 yaitu Resolusi 1803. Setelah beberapa kali laporan IAEA selama tahun 2007, ternyata Iran tidak menunjukkan perkembangan untuk bekerjasama dengan IAEA. Isi dari resolusi ini kurang lebih sama dengan resolusi sebelumnya.

Sanksi menetapkan tambahan berupa larangan perjalanan terhadap lima pejabat

Iran, membekukan aset 13 perusahaan Iran dan 13 pejabat Iran di luar negeri, pelarangan penjualan barang-barang yang bisa berfungsi ganda (untuk tujuan damai dan tujuan militer) ke Iran, pemeriksaan kapal-kapal barang dari dan menuju Iran, memonitor aktivitas dua bank Iran, mendorong para pemerintah untuk menarik dukungan pendanaan terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan perdagangan dengan Iran.24

Pada 9 Juni 2010, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-

PBB) mengeluarkan resolusi baru yang memperingatkan Iran untuk menghentikan program nuklirnya. Resolusi bernomor 1929 (2010) tersebut menambah sanksi baru bagi Iran, karena dianggap tidak mau mematuhi resolusi sebelumnya.

Resolusi itu, antara lain, menambah embargo persenjataan dan sanksi di bidang perbankan, serta melarang Iran memproduksi atau menggunakan bahan dan teknologi uranium. Resolusi itu juga memerinci berbagai hal yang terlarang bagi

23Global Policy Forum. Loc.Cit. 24Kompas. 2008. PBB Perberat Sanksi untuk Iran. Diakses dalam https://travel.kompas.com/read/2008/03/04/06061970/pbb.perberat.sanksi.untuk.iran pada tanggal 17 Oktober 2019 pukul 13.10 WIB.

6 Universitas Sumatera Utara Iran. Ada 38 poin dalam resolusi itu yang bila dijalankan semua akan menyulitkan kehidupan Iran. Ini resolusi yang kelima mengenai nuklir Iran sejak tahun 2006.25

Desakan Amerika dan sekutunya agar Iran menghentikan program pengembangan nuklirnya diabaikan oleh Ahmadinejad. Sanksi dari DK PBB juga diabaikan oleh Ahmadinejad. Iran dengan tegas menyatakan bahwa ia sama sekali tidak melanggar undang-undang internasional manapun yang menjustifikasi penjatuhan sanksi hukuman terhadapnya, bahkan perjanjian pembatasan penyebaran nuklir memberinya hak untuk melakukan program pengayaan uranium dan memiliki teknologi yang dibutuhkan untuk kepentingan ini, dan selama ini program pengayaan uranium Iran bertujuan untuk penggunaan damai dan pembangkit energi.26 Bahkan Iran mengancam untuk mempertimbangkan ulang kerja sama dengan organisasi IAEA. Iran juga mengancam akan keluar dari

Nuclear Non-Proliferation Treaty27.

Upaya Amerika ini tidak mampu memberikan tekanan berarti bagi Iran, karena ketiadaan dukungan luas dari Internasional, sehingga sanksi yang diberlakukan Amerika ini hanya menjadikan Iran semakin memperkuat hubungan dengan negara lain dalam hubungan ekonomi dan perdagangannya. Namun situasi berubah setelah 2010, dimana dukungan internasional atas sikap Amerika ini semakin kuat.

Pada Oktober 2010, Amerika menjatuhkan sanksi atas Iran melalui

Naftirantartrade Company, dengan membatasi hubungan dagang antara berbagai

25 M. Hamdan Basyar. 2010. Sanksi Baru untuk Nuklir Iran. Diakses dalam http://www.politik.lipi.go.id/kolom/285-sanksi-baru-untuk-nuklir-iran.html pada tanggal 17 Oktober 2019 pukul 13.33 WIB. 26Adel El-Gogary. 2008. Ahmadinejad: The Nuclear Savior of Tehran Sang Nuklir Membidas Hegemoni AS dan Zionis. Buku Terjemahan oleh Tim Kuwais. Depok: Pustaka IIMAN, hal 231. 27NPT atau Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir adalah perjanjian yang ditujukan untuk mencegah penyebaran senjata nuklir di dunia.

7 Universitas Sumatera Utara perusahaan Amerika dan perbankan Amerika terhadap berbagai transaksi ekonomi yang berhubungan dengan Iran. Kemudian disusul dengan pembaharuan Iran

Sanctions Act (ISA)28 pada bulan Mei tahun 2011 dengan menambahkan pokok sanksi atas iran dalam International Emergency Economic Power Act (IEEPA)29 dan Comperhensive Iran Sanctions, Accountability, and Divestment Act

(CISADA).30

Pada tahun 2012 Amerika semakin memperketat penjatuhan sanksi atas

Iran dengan memberlakukan Iran Freedom and Counter-Poliferations Act of 2012

(NDAA) dan The National Defense Authorization Act of Fiscal Year 2012

(IFCA). Amerika juga menerapkan penekanan untuk meraih dukungan

Internasional atas upaya ini dengan memberlakukan Foreign Sanctions Evaders

(FSE), dalam upaya ini Amerika menekankan ancaman atas seluruh pihak yang dapat mengganggu upaya sanksi Iran dengan tetap tidak menerapkan sanksi sebagaimana Amerika. Kemudian pada 2013 Amerika memberlakukan Join Plan

Action (JPA) bersama komunitas internasional seperti Uni Eropa, Jepang, Korea

Selatan, Kanada, Australia, Norwegia, Swiss.31

Setelah upaya Amerika yang cukup lama dirasa tidak efektif sebelum tahun 2010 tersebut, pasca 2010 menunjukkan efektifitas pemberlakukan sanksi atas Iran. Dimana Iran mengalami cukup tekanan ekonomi dalam penerapan

28ISA adalah salah satu UU AS yang memberikan otoritas hukum untuk sanksi sekunder AS yaitu, sanksi yang terutama menargetkan perusahaan-perusahaan non-AS yang terlibat dalam kegiatan terkait dengan Iran. (Kerry B. Contini., Meghan Hamilton. 2016. Sanction & Export Control Update: Iran Sanctions Act Extended for Ten Years; US Treasury Department Updates Iran Frequently Asked Questions and Issues General Licence J-1. Diakses dalam sanctionsnews.bakermckenzie.com). 29IEEPA disahkan pada 28 Oktober 1977, yaitu UU Federal AS yang memberi wewenang kepada presiden untuk mengatur perdagangan internasional setelah mendeklarasikan keadaan darurat nasional sebagai respon terhadap ancaman yang tidak biasa dan luar biasa terhadap AS. (Wikipedia. International Emergency Economic Powers Act. Diakses dalam en.m.wikipedia.org). 30Kenneth Katzman. 2014. Iran Sanctions. Diakses dalam http://www.fas.org/sgp/crs/mideast/RS20871.pdf pada tanggal 20 Oktober 2019 pukul 22.28 WIB. 31Ibid.

8 Universitas Sumatera Utara sanksi dengan dukungan internasional tersebut. Situasi ini muncul seiring dukungan Uni Eropa pada Januari 2012, memutuskan untuk menghentikan impor minyak mentah dari Iran karena program nuklirnya yang diperselisihkan, dimana menurut Barat bertujuan untuk membuat bom nuklir, yang akhirnya juga menerapkan sanksi embargo atas Iran.32 Selain itu, Iran juga dihadapkan pada pemutusan keanggotaanya dari jaringan perbankan internasional. Situasi tersebut berujung pada penurunan aktifitas bahkan penutupan industri di Iran.

Melihat persoalan dimana Amerika Serikat semakin menekan Iran bahkan berusaha mengisolasinya dari dunia internasional. Selain itu, dampak sanksi PBB dan embargo ekonomi Amerika semakin menyulitkan Iran ketika negara-negara yang menjadi mitra ekonominya juga mulai meninggalkan Iran dan embargo

Amerika semakin massif ketika Iran dibawah pimpinan Ahmadinejad.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengambil judul Dampak Embargo Amerika Serikat terhadap Dinamika Politik Dalam

Negeri Iran di bawah Kepemimpinan Mahmoud Ahmadinejad.Perlu diketahui bahwa bangsa Iran yang selama 26 tahun (terhitung dari lahirnya

Revolusi Islam Iran 1979 hingga terpilihnya presiden Ahmadinejad tahun 2005) membela dengan segala kekuatan, kegigihan, dan ketegaran prestasi dan capaian- capaian revolusi yang secara terus-menerus berhasil mengandaskan semua konspirasi Amerika Serikat kini dituntut untuk melawan segala bentuk ancaman yang ditujukan kepadanya melalui konsistensinya dalam mempertahankan

Republik Islam.

32Parisa Hafezi. 2012. Iran stops oil sales to British and French firms. Diakses dalam https://www.reuters.com/article/us-iran-oil-europe/iran-stops-oil-sales-to-british-and-french-firms- idUSTRE81I07W20120219&prev=search pada tanggal 24 Oktober 2019 pukul 17.58 WIB.

9 Universitas Sumatera Utara 1.2. Perumusan Masalah

Adapun masalah yang hendak di teliti di skripsi ini ialah: Bagaimana dampak embargo Amerika Serikat terhadap politik dalam negeri Iran di bawah kepemimipinan Mahmoud Ahmadinejad?

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka batasan masalah di dalam penelitian ini adalah penulis hanya berfokus pada dampak embargo Amerika Serikat terhadap politik dalam negeri Iran di bawah kepemimpinan Mahmoud Ahmadinejad pada periode 2012-2013.

1.4.Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dampak embargo Amerika Serikat terhadap politik dalam negeri Iran di bawah kepemimpinan Mahmoud Ahmadinejad.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan

pengetahuan bahwa ilmu politik bersifat terbuka, khususnya dalam proposal

ini ingin dilihat bagaimana teori hubungan internasional, konsep kepentingan

nasional, kepentingan nasional dalam pendekatan realisme dan menjelaskan

permasalahan Amerika Serikat dan negara Iran.

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

referensi serta sebagai media informasi bagi perkembangan Departemen Ilmu

Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

10 Universitas Sumatera Utara 3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah minat

pembaca untuk lebih menggali bagaimana dampak dari suatu kebijakan

terhadap situasi politik dalam negeri suatu negara. Terkhusus dalam bahasan

ini dampak embargo terhadap suatu negara.

1.6. Literature Review

Penulis dalam mengerjakan penelitian ini menggunakan kajian penelitian terdahulu sebagai acuan dan tolak ukur dalam menulis untuk referensi, menghindari duplikasi dan pengulangan penelitian, serta mengisi kekosongan informasi yang dikaji oleh peneliti terdahulu. Penelitian yang berkaitan dengan hubungan bilateral antara Amerika Serikat dengan Iran, dan juga berkaitan dengan embargo telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, sehingga beberapa hal yang menyerupai dapat dijadikan dasar penelitian ini.

Berikut ini adalah beberapa literaturereview yang memiliki fokus dalam lingkup yang sama dengan penelitian saya. Pertama, jurnal dari Gustri Erni Putri yang berjudul “Pandangan Politik Mahmoud Ahmadinejad Studi Kasus:

Hubungan Iran-Amerika Serikat (2005-2009)”.33 Penelitian beliau adalah kualitatif dengan menggunakan teori Politik Internasional dan Pendekatan Mikro dengan unit analisa individu. Secara keseluruhan proses pembentukan pandangan politik Ahmadinejad sangat erat kaitannya dengan perjalanan hidup dan pengalaman politik Ahmadinejad sebelum dan setelah Revolusi Islam Iran, oleh karena itu logika perlawanan terhadap imperialisme dipakai dalam kebijakan luar negeri Iran. Selanjutnya melalui pendekatan mikro dengan unit analisa individu

33Gustri Erni Putri. 2016. Pandangan Politik Mahmoud Ahmadinejad Studi Kasus: Hubungan Iran-Amerika Serikat (2005-2009). Dauliyah Journal of Islamic and International Studies. Gorontalo: Universitas Islam Indonesia, Volume 1 No. 2.

11 Universitas Sumatera Utara juga dapat memberikan kontribusi yang penting dalam upaya menjelaskan suatu fenomena internasional. Perbandingan dari penelitian kami adalah beliau menjelaskan tentang memburuknya hubungan Iran-Amerika pada periode 2005-

2009 serta hubungannya dengan pandangan politik Ahmadinejad yang radikal yang pelaksanaannya terlihat dalam sikap dan keputusan politik luar negerinya.

Dilanjutkan dengan pembahasan latar belakang kehidupan Ahmadinejad sebagai pembentuk pandangan politiknya. Dibandingkan dengan penelitian yang saya teliti disini saya lebih melihat kelanjutan dari pandangan politik dan kebijakan luar negeri Ahmadinejad dalam kepentingan nasionalnya yaitu bagaimana dampak dari sebuah kebijakan yang dihasilkan terkhusus pada politik dalam negeri Iran.

Kedua, tesis dari Tide Aji Pratama yang berjudul “Kebijakan Nuklir Iran dalam Menghadapi Respon Barat pada masa Pemerintahan Presiden Mahmud

Ahmadinejad 2005-2007”.34 Penelitian beliau adalah kualitatif deskriptif-analitis dengan menggunakan teori Kepentingan Nasional dengan Pendekatan Makro dengan unit analisa negara. Beliau menjelaskan Guidelines dari kebijakan

Ahmadinejad dianggap merupakan kebijakan Iran sebagai sebuah entitas negara, mengingat Ahmadinejad tidak berdiri sendiri sebagai sole actor dalam proses pengimplementasian kebijakan nuklir Iran, melainkan juga melibatkan aktor-aktor domestik lainnya. Penelitian beliau berfokus pada persoalan Amerika Serikat dan negara-negara Barat dalam merespon program nuklir Iran, dengan menelaah latar belakang hubungan antara Iran dan Amerika Serikat. Disamping itu, juga dibahas bagaimana pemerintahan Bush melancarkan kebijakannya terhadap Iran dan bagaimana upaya-upaya yang dilakukannya untuk mencegah program nuklir Iran

34Tide Aji Pratama. 2008. Kebijakan Nuklir Iran Dalam Menghadapi Respon Barat Pada Masa Pemerintahan Presiden Mahmud Ahmadinejad 2005-2007. Tesis Departemen Hubungan Internasional FISIP. Jakarta: Universitas Indonesia.

12 Universitas Sumatera Utara melalui penerapan sanksi oleh Dewan Keamanan PBB. Dibandingkan dengan penelitian yang saya teliti, saya menambahkan fokus terhadap dampak penerapan embargo Iran selain dari DK PBB, juga dari Amerika dan Uni Eropa pada tahun

2012-2013.

Ketiga, skripsi dari Fajar Anugrah Tumanggor yang berjudul “Dampak

Kebijakan Embargo Negara Arab Terhadap Situasi Ekonomi Qatar”.35 Penelitian beliau adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan teori Hubungan

Internasional dengan pendekatan Realisme. Batasan masalah dalam penelitian beliau terhitung dari bulan Juni-Oktober 2017. Penyebab utama pemberlakuan embargo Negara Arab disebabkan oleh dukungan Qatar baik dari segi ideologi maupun dana terhadap organisasi ekstrimis, sektarian, dan radikal yang muaranya ke isu teroris yaitu ikhwanul muslimin36, Qatar menjalin hubungan bilateral dengan Iran dalam bidang energi, Konferensi Tingkat Tinggi Riyadh 2017,

Peretasan platform media pemerintahan Qatar. Pemberlakuan embargo menciptakan dampak negatif dimana mengalami penurunan kegiatan ekonomi terhadap minyak dunia, LNG37, dan energi (total ekspor dalam perdagangan ke

Arab Saudi, UEA, Mesir dan Bahrain mencapai kurang dari 8 persen dari perdagangan global Qatar, namun naik 30 persen dengan Iran, Turki, dan

Pakistan); penerbangan (berkurang sekitar ½ persen); pelayaran; pangan

(perdagangan Qatar turun 40 persen di bulan pertama embargo sehingga harga pangan melonjak 4,5 persen dari tahun ke tahun di bulan Juli); pasar dan saham

35Fajar Anugrah Tumanggor. 2018. Dampak Kebijakan Embargo Negara Arab terhadap Situasi Ekonomi Qatar. Skripsi Departemen Ilmu Politik FISIP. Medan: Universitas Sumatera Utara. 36Ikwanul Muslimin adalah salah satu jamaah dari umat Islam yang haluan politiknya guna menegakkan syariat Allah.Jamaah ini memandang Islam sebagai dien (jati diri) yang universal dan menyeluruh, bukan hanya sekadar agama yang mengurusi ibadah ritual (salat, puasa, haji, zakat, dll). (Fajar Anugrah, Ibid, hal 5). 37Liquefied Natural Gas adalah gas alam yang dicairkan.

13 Universitas Sumatera Utara (pasar saham turun 7,3 persen ke tingkat terendah dalam lebih dari satu tahun dan telah anjlok 9,7 persen dalam 3 hari terakhir pasca pemutusan); dan keuangan, asuransi dan bank. Sedangkan dampak positifnya perekonomian Qatar pada masa embargo mendapat peningkatan di bidang transportasi, perdagangan, pangan, keuangan (bulan Juli pasokan uang tumbuh lebih dari 8,3 persen dari bulan sebelumnya), dan penerbangan komersil atas kerjasama dengan Iran, Turki, dan

Pakistan (tingkat penerbangan ke Iran semakin melonjak 100-150 penerbangan setiap hari). Selanjutnya, menjelaskan bahwa pandangan realisme, dimana embargo adalah siasat yang dilakukan oleh negara Arab untuk ‘mematikan’ perkembangan Qatar. Penelitian beliau sama-sama mengambil objek di Negara

Timur Tengah namun disamping banyaknya persamaan baik dari segi teoritis, pendekatan dan metodologi, terdapat perbedaan dari fokus permasalahan yang menyebabkan pemberlakuan embargo dan fokus kajian yaitu beliau mengkaji dari sudut perekonomian sedangkan saya dari sudut perpolitikan. Oleh karena itu, penelitian beliau hanya sebagai acuan dan tolak ukur dalam menulis penelitian ini.

1.7. Kerangka Teori

Iran adalah salah satu negara Timur Tengah yang terletak di Asia Barat

Daya.Jumlah penduduk Iran berdasarkan perhitungan tahun 2018 sebesar

82.531.700 jiwa dengan jumlah kepadatan sebesar 48/km2.38 Total pendapatan domestik bruto Iran sebesar $484.663 miliar dengan jumlah perkapita sebesar

$5.820.39

38Wikipedia, Iran. Diakses dalam https://en.wikipedia.org/wiki/Iran pada tanggal 13 Oktober 2019 pukul 20.46 WIB. 39International Monetary Fund (IMF), World Economic Outlook Database: Iran GDP, April 2019. Diakses dalam,https://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2019/01/weodata/weorept.aspx?pr.x=48&pr.y=4&sy=201 9&ey=2019&scsm=1&ssd=1&sort=country&ds=.&br=1&c=429&s=NGDPD%2CPPPGDP%2CNGDPDP C%2CPPPPC&grp=0&a= pada tanggal 13 Oktober 2019 pukul 20.35 WIB.

14 Universitas Sumatera Utara Secara geografis, Iran merupakan negara yang memiliki beberapa keistimewaan karena letaknya yang sangat strategis. Iran berbatasan dengan

Azerbaijan dan Armenia di barat laut, Laut Kaspia di utara, Turkmenistan di timur laut, Pakistan dan Afganistan di timur, Turki dan Irak di barat, perairan Teluk

Persia dan Teluk Oman di selatan.40Sebagai wilayah yang dikenal tandus karena termasuk ke dalam kawasan Timur Tengah, maka potensi alam yang ditemukan di

Iran kurang lebih sama dengan di negara-negara Timur Tengah. Sumber daya alam dalam bentuk minyak bumi dan gas adalah salah satu contoh potensi alam yang sangat berlimpah di negara tersebut.Cadangan minyak terbesar kawasan

Timur Tengah ada di Arab Saudi, yang memiliki sekitar 36% dari total cadangan minyak di Timur Tengah, disusul Irak 16%, Uni Emirat Arab 14%, Iran 13%,

Kuwait 13%, Libya 4%, Oman 1%, Qatar 1%, Yaman 1%, dan Aljazair 1%.41

Badan Energi Internasional (IEA)42 meyakini bahwa negara-negara penghasil minyak di Teluk akan memproduksi minyak sekitar 45 juta barel per hari untuk mencukupi kebutuhan. Menurut perkiraan IEA, dunia akan sangat bergantung pada lima negara penghasil minyak yaitu Iran, Irak, Kuwait, Saudi, dan Uni

Emirat Arab, yang akan diminta untuk memproduksi dua kali lipat dari kapasitas produksi minyak sehari-hari.43

Iran dengan ibukotanya Teheran, memiliki sebuah pemerintahan yang berbentuk Republik Islam. Pemerintahan Islam tidak sama dengan bentuk pemerintahan lain. Sebagai contoh, pemerintahan Islam bukan merupakan

40Musa Kazhim, Alfian Hamzah. Op.Cit, hal 167-168. 41 Mustafa Balat. 2006. The Position of Oil in the Middle East: Potential Trends. Sila Science University,Turkey, Energy and Environtmental Sources e-Journal, vol. 28, hal 1. 42International Energy Agency atau IEA didirikan pada November 1974 sebagai forum internasional utama dengan mandat luas tentang keamanan energi dan kerjasama kebijakan energi. (Diakses dalam www.iea.org). 43Chalabi, F. J. 2000. Middle East Oil in The Face of World Energy Transition. The Brown e-Journal of World Affairs, hal 43-53.

15 Universitas Sumatera Utara pemerintahan yang bersifat tirani, di mana para pemimpin negara dengan pemerintahan tirani dapat bertindak sewenang-wenang atas harta dan kehidupan masyarakat mereka, memperlakukan orang sekehendak mereka, membunuh orang yang mereka inginkan dan memperkaya seseorang yang mereka kehendaki dengan memberikan tanah dan harta milik orang lain.44 Dalam Islam, hakikat pemerintahan adalah ketaatan kepada hukum-hukumnya, yang mana hukum- hukum itu sendiri berfungsi untuk mengatur masyarakat.45

Sejauh ini, Iran telah memiliki dua Pemimpin Agung46, diantaranya

Ayatullah Agung Sayyid Ruhollah Khomeini pada tahun 1979-1989, dan

Ayatullah Ali Khamenei pada tahun 1989-sekarang.47 Dunia Islam dikejutkan dengan Revolusi Islam Iran pada tahun 1979, yang secara total yang mengubah

Iran dari negara sekuler proBarat menjadi negara yang berbasiskan pada teologi

Islam Syiah dan menentang kekuatan Barat. Ayatullah Khomeini sebagai penggagas revolusi Islam Iran memiliki perspektif bahwa Amerika Serikat harus dilawan sebagai lambang imperialisme dunia, sekalipun bukan satu- satunya.Karena itu di dalam politik luar negerinya, Iran melancarkan politik anti imperialisme, anti Amerika Serikat.48

Dominasi Barat (Amerika) yang begitu kuat, hilang tanpa bekas.

Mohammad Reza Shah Pahlevi adalah pemimpin Iran sejak 1941, yang memiliki hubungan dekat dengan Inggris dan Amerika Serikat dan kedua negara itu sangat

44Imam Khomeini. 2002. Sistem Pemerintahan Islam. Jakarta: Pustaka Zahra, hal 57. 45Ibid, hal 59. 46Menurut Konstitusi Iran, Pemimpin Agung bertanggung jawab atas penggambaran dan pengawasan “kebijakan umum Republik Islam Iran,” yang berarti bahwa dia menentukan nada dan arah kebijakan dalam dan luar negeri Iran. (Frontline. The Structure of Power in Iran: an Overview of Iranian Government and Political System. Diakses dalam www.pbs.org). 47 Wikipedia, Pemimpin Agung Iran. Diakses dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pemimpin-Agung-Iran pada tanggal 12 Oktober 2019 pukul 20.47 WIB. 48Yanyan Mochamad Yani. 2007. Mungkinkah AS Invansi Iran?. Artikel Staf Pengajar Jurusan Hubungan Internasional FISIP UNPAD, hal 2.

16 Universitas Sumatera Utara terlibat dalam urusan pemerintahan Shah. Seperti pada tahun 1953, dengan campur tangan dari agen intelijen Inggris dan AS, Reza Pahlevi berhasil mengudeta Perdana Menteri Mohammad Mossadegh49, dan Shah mengambil alih kekuasaan sebagai satu-satunya pemimpin Iran. Dia mencabut undang-undang

Mossadegh dan menjadi sekutu Amerika Serikat.50

Pada tahun 1963, Shah meluncurkan Revolusi Putih,51 meskipun program- program ini dipuji oleh banyak orang di Iran, namun para pemimpin Islam bersikap kritis terhadap apa yang mereka lihat sebagai westernisasi Iran. Ruhollah

Khomeini, seorang ulama Syiah, sangat vokal dalam kritiknya dan menyerukan penggulingan Shah dan pendirian negara Islam namun perlawanannya membuat

Khomeini harus diasingkan ke luar negeri. Selama masa pengasingan, Khomeini berusaha mengirim pesan radio untuk para pendukungnya.52 Singkat sejarah, sistem pemerintahan Reza Pahlevi yang monarkis berhasil dijatuhkan oleh pendukung Gerakan Revolusioner Imam Khomeini53 dan kelompok kiri.54Kemajuan-kemajuan ekonomi yang diraih rezim Reza Pahlevi tidak ada nilainya di mata rakyat Iran.Rakyat Iran tidak percaya lagi pada sistem hukum yang dibangun oleh Barat.55Khomeini berhasil ‘melepas belenggu’ kebergantungan pemerintahan Iran pada Barat.Maka dari itu, Iran melihat perangnya melawan imperialisme sebagai melengkapi revolusi Islamnya.Selain itu, sistem pemerintahan Iran dipandang sangat unik bagi Barat dan kebanyakan

49Mossadegh adalah seorang nasionalis Iran yang bersemangat meyakinkan Parlemen untuk menasionalisasikan kepentingan minyak Inggris yang luas di Iran. 50History. 1979: Shah Flees Iran. Diakses dalam https://www.history.com/.amp/this-day-in-history/shah- flees-iran pada tanggal 26 Juli 2020 pukul 12.04 WIB. 51Sebuah program pemerintah yang luas yang mencakup reformasi tanah, pembangunan infrastruktur, hak suara bagi perempuan, dan pengangguran buta huruf. 52History. 1979: Shah Flees Iran. Loc.Cit. 53Gerakan yang menentang politik anti-Islam dan pro-Amerika dalam artian pendukung Dinasti Pahlevi. 54The Office of the Supreme Leader. 2010. Leadership: Biography. Diakses dalam https://www.leader.ir/en/biographypada tanggal 26 Juli 2020 pukul 11.16 WIB. 55Gustri Eni Putri. Op.Cit, hal 158.

17 Universitas Sumatera Utara politisasi dunia.56Sistem pemerintahan itu adalah Wilayatul Faqih57sebagai buah pikiran dan perjuangan Ruhollah Khomeini.

Untuk dapat menjawab rumusan masalah penelitian, peneliti menggunakan

Teori Hubungan Internasional, Konsep Kepentingan Nasional melalui Pandangan

Realisme, dan Konsep Embargo.

1.7.1. Teori Hubungan Internasional

Istilah hubungan internasional (International Relations) diciptakan oleh

Jeremy Bantham. Jeremy Bantham adalah salah seorang yang mempunyai minat yang besar terhadap hubungan antarnegara yang tumbuh semakin populer pada saat itu. Sebagai suatu ilmu, hubungan internasional merupakan satu kesatuan disiplin dan memiliki ruang lingkup serta konsep-konsep dasar.58

Hubungan Internasional adalah cabang dari ilmu politik merupakan suatu studi tentang persoalan-persoalan luar negeri dan isu-isu global di antara negara- negara dalam sistem internasional, termasuk peran negara-negara, organisasi- organisasi antar pemerintah, organisasi-organisasi non-pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat, dan perusahaan-perusahaan multinasional. Hubungan

Internasional menurut K.J Holsti adalah suatu bidang akademis dan kebijakan publik dan dapat bersifat positif atau normatif karena hubungan internasional berusaha menganalisis serta merumuskan kebijakan luar negeri negara-negara tertentu.59

56Imam Khomeini. Loc.Cit. 57Faqih adalah seseorang yang menguasai prinsip-prinsip dan aturan-aturan hukum Islam serta seluruh aspek keimanan. 58Soeprapto, R. 1997. Hubungan Internasional: Sistem, Interaksi, dan Perilaku. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal.12. 59Fitriyanto. 2011. Intervensi AS ke Kuba: Studi tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik terhadap Pemerintahan Fidel Castro. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Surakarta: UNS, hal 10.

18 Universitas Sumatera Utara Hubungan internasional dapat dikatakan suatu kerjasama antar negara yang satu dengan yang lain. Istilah hubungan internasional dapat mengacu pada semua bentuk interaksi antara masyarakat yang berbeda. Sebagaimana manusia tidak dapat lepas dari pergaulan dengan sesama manusia, begitupun negara tidak lepas dari hubungan dengan sesama negara. Hubungan internasional dapat diartikan secara mendasar sebagai usaha negara di dunia untuk saling berhubungan dalam rangka memenuhi tuntutan kebutuhan dari kepentingan negara masing-masing.60

Dengan demikian hubungan internasional masing-masing negara bertujuan untuk mencapai kebutuhan negara, sehingga terbentuk suatu kerjasama dalam berbagai bidang baik dalam bidang politik, ekonomi, kebudayaan, ideologi, dan lain-lain. Holsti mengatakan bahwa studi hubungan internasional mencakup analisis kebijaksanaan luar negeri atau proses antara bangsa-bangsa mencakup juga studi mengenai serikat perdagangan, turisme, perdagangan internasional, transportasi, komunikasi dan perkembangan nilai dan etika internasional.61

Hubungan Internasional menurut Mc.Clelland merupakan studi tentang interaksi antara jenis kesatuan kesatuan sosial tertentu, termasuk studi tentang keadaan-keadaan relevan yang mengelilingi interaksi. Dalam hubungan internasional hubungan antara seseorang dengan orang yang lain merupakan arti utama. Pola hubungan atau interaksi ini dapat berupa kerjasama(cooperation), persaingan (competition), dan pertentangan (conflict). Hal yang diharapkan dari suatu hubungan atau interaksi berupa kerjasama. Di dalam hubungan internasional

60Ibid. 61Ibid.

19 Universitas Sumatera Utara tidak dapat terhindar dari adanya persaingan dan konflik (pertentangan).62 Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa hubungan internasional adalah hubungan antara satu negara dengan negara lain untuk mencapai tujuan dan dalam rangka memenuhi tuntutan serta kepentingan negara sendiri.

1.7.2. Konsep Kepentingan Nasional

Berbagai diskusi politik dewasa ini telah membangkitkan kembali sebuah konsep klasik dalam teori Hubungan Internasional, yaitu kepentingan nasional.

Konsep ini menjadi kata kunci paling penting bagi penganut pendekatan realisme yang memang sangat percaya pada kedaulatan negara sebagai satu-satunya aktor/entitas dalam Hubungan Internasional.63

Kepentingan nasional menurut Hans J. Morgenthau diartikan sebagai kemampuan minimum negara/bangsa dalam melindungi identitas fisik (wilayah, tanah, territorial), identitas politik (rezim ekonomi politik), dan identitas kulturalnya (norma etnis, linguistik, sejarah) dari gangguan negara bangsa lain.64

Sedangkan menurut Jack D. Plano & Roy Olton, kepentingan nasional diartikan sebagai kepentingan vital suatu bangsa yang harus diperjuangkan demi kelangsungan hidupnya. Kepentingan vital dimaksud terdiri dari: kemandirian

(independence), pertahanan diri(self preservation), keutuhan wilayah(territorial integrity), keamanan militer (military security), kemakmuran ekonomi (economic well-being).65

62Ibid, hal 11. 63 Ahmad Rizky Mardhatillah Umar. 2014. Book Review: The National Interest in International Relations Theory of Scott Burchill. ASEAN Studies Center FISIP, Universitas Gadjah Mada. Indonesian Journal of International Studies vol. 1 no. 2, hal 185. 64 Agus Subagyo. 2011. Teori Hubungan Internasional. DalamPresentasi Departemen Hubungan Internasional. Cimahi: FISIP UNJANI, hal 13-15. 65Agus Subagyo, Ibid.

20 Universitas Sumatera Utara Kepentingan nasional (national interests) adalah tujuan-tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan kebutuhan negara/bangsa atau sehubungan dengan hal yang dicita-citakan. Lazimnya kepentingan nasional pada tiap negara/bangsa adalah keamanan (security) yang mencakup kelangsungan hidup rakyatnya dan kebutuhan wilayah, serta kesejahteraan. Kedua hal pokok ini yaitu keamanan

(security) dan kesejahteraan (prosperity), pasti terdapat serta merupakan dasar dalam merumuskan atau menetapkan kepentingan nasional bagi tiap negara.66

Dalam hal ini kepentingan nasional dapat dilihat tidak hanya dalam perspektif keamanan, tetapi juga dalam perspektif kesejahteraan. Berdasarkan kedua perspektif tersebut, kepentingan nasional juga dapat dipahami sebagai upaya pemenuhan terhadap hal-hal yang signifikan bagi kelangsungan hidup suatu negara/bangsa. Program nuklir Iran dapat dilihat sebagai sebagai bentuk kebijakan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akan kesejahteraan. Keberadaan nuklir sebagai sumber energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik yang dibutuhkan oleh masyarakat Iran. Namun demikian, program nuklir tersebut dapat juga dilihat melalui perspektif keamanan dalam menghadapi ancaman bagi keamanan pasokan energi Iran.67

Kendati sering sekali didiskusikan dalam teori Hubungan Internasional kontemporer, pada dasarnya istilah kepentingan nasional masih dengan serius diperdebatkan. Sebagai contoh, dalam soal keamanan, banyak teoritisi Hubungan

Internasional berdebat tentang bagaimana memersepsikan ancaman terhadap negara, yang berarti juga adalah gangguan terhadap kepentingan nasional. Mereka yang dipengaruhi oleh cara berpikir realis tentu akan menekankan ancaman

66Tide Aji Pratama. Op.Cit, hal 16. 67Ibid.

21 Universitas Sumatera Utara sebagai sesuatu yang berpotensi mengacaukan stabilitas negara. Bagi mereka, sesuatu bisa dikategorikan sebagai ancaman jika ia mengganggu stabilitas negara, baik eksternal maupun internal. Pendekatan untuk merespons keamanan ini, sebagai konsekuensinya, mengedepankan deterrence dan balance of power yang erat kaitannya dengan use of military forces.68

Dalam hal ini, Iran melihat ancaman itu dalam kerangka keamanan manusia, yakni sesuatu yang bisa mengancam keselamatan para warga negara dan hak-hak asasi mereka. Bagi perspektif ini, kategorisasi ancaman melekat pada sesuatu yang menghalangi pemenuhan hak-hak manusia untuk freedom from fear dan freedom from want.

1.7.3. Konsep Realism

Realisme adalah perspektif yang mula-mula mencoba untuk melakukan konseptualisasi utuh mengenai kepentingan nasional. Sesuai dengan namanya, realism bertujuan untuk menjelaskan Hubungan Internasional apa adanya (as it is) dengan pandangan dunia Hobbesian yang anarkis, self-governed, selalu dihantui oleh kecurigaan, rasa was-was diserang, dan oleh karenanya negara bersifat anarkis dalam politik internasional. Pandangan ini melihat bahwa kepentingan nasional harus dilihat dari kepentingan negara, karena sejak 164869, negara adalah supremasi politik tertinggi di masyarakat dan anarkisme dalam politik internasional hanya bisa ditanggulangi melalui negara. Oleh karena negara adalah satu-satunya aktor, keputusan luar negeri hanya mengakui negara sebagai satu-

68 Ahmad Rizky Mardhatillah Umar. Loc.Cit. 69Sebuah frase yang muncul pertama kali dalam Perjanjian Westphalia tahun 1648 yang menyudahi peperangan panjang atas nama agama di Eropa. Di sini jelas bahwa hanya negara sebagai institusi yang berhak untuk melakukan pembatasan karena ia adalah pemegang otoritas politik dan hukum yang mengatasi masyarakat. (Ismatu Ropi. 2020. Konstitusi dan Noklematur Kebebasan Beragama: Pengalaman Berbagai Negara. Jurnal Ilmu Ushuludin. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah , volume 7 nomor 1, hal 62.

22 Universitas Sumatera Utara satunya entitas. Oleh sebab itu, kepentingan nasional tak lain adalah kepentingan negara yang dilandaskan oleh kekuasaan yang mereka miliki.70

Pandangan semacam ini, sebagaimana dikutip oleh Burchill, direpresentasikan dengan sangat baik oleh Hans J. Morgenthau. Menurutnya, perilaku negara dalam Hubungan Internasional adalah untuk menjaga agar elemen-elemen kekuatan yang dimiliki negara tetap dapat menjamin kedaulatannya di antara negara lain dan sebagai konsekuensinya untuk menjaga konstelasi kekuatan politik di tingkat internasional tetap seimbang.71

Selanjutnya, pandangan ini tentu saja sangat populer dan sangat disukai oleh lingkaran militer. Bagi militer atau intelektual yang dekat dengan mereka, keamanan nasional dihitung dari kapasitas persenjataan, personil, dan aspek deterrence (rasa jera). Politik luar negeri harus bisa membangkitkan ketakutan dari negara lain sehingga mereka tidak berani melakukan serangan atau membangkitkan ancaman terhadap negara lain. Dalam perspektif ini, struktur internasional yang anarkis menjadi kata kunci untuk menjelaskan peran penting negara.72

Melalui konsep ini, peneliti akan mengkaji persoalan embargo negara Iran menggunakan kacamata realisme. Realisme merupakan pendekatan yang digunakan dalam studi politik luar negeri yang asumsinya berdasarkan pada pandangan anarki, self help, dan pemahaman aktor rasional dari negara.

Ditambah, realisme didasarkan pada suatu keadaan yang terjadi (realitas), bukan seharusnya seperti yang diyakini kaum idealis. Dengan demikian, realis

70Op.Cit, hal. 186. 71Ibid. 72Ibid.

23 Universitas Sumatera Utara mengklaim bahwa agar bisa bertahan, negara harus bertindak sebagai pemaksimalan kekuatan.73

Menurut realis, kebijakan luar negeri suatu negara sangat dipengaruhi oleh kondisi posisinya di dalam sistem internasional dan distribusi kekuasaan di dalamnya. Inilah yang sering disebut dengan konsep 3s: statism, survival, self- helps. State (statism)adalah aktor utama dalam hubungan internasional yang anarkis. Asumsi ini berasal dari kenyataan bahwa untuk survive dan mencapai level subsisten, manusia perlu hidup bersatu berdasarkan suatu solidaritas kelompok. Kohesi dalam grup ini juga berpotensi untuk berkonflik dengan kelompok-kelompok lain. State merupakan pengelompokan manusia (groupism) yang paling penting dewasa ini, dan sumber kohesi in-group yang paling kuat adalah nasionalisme. Sementara itu, aktor-aktor yang lain dinilai kurang penting.74

Negara sebagai satu komunitas politik yang independen mempunyai kedaulatan terhadap suatu wilayah dalam dunia yang anarkis. Perlu dijelaskan bahwa anarki bagi realis bukan keadaan benar-benar chaos dan tidak ada aturan, tetapi ketiadaan kekuasaan sentral. Berbeda dengan struktur organisasi dalam politik domestik yang hirarkis, dalam hubungan internasional, struktur dasarnya adalah anarkis di mana negara-negara adalah berdaulat dan menganggap kekuasaan tertinggi ada di tangan mereka dan tidak mengenal kekuasaan lebih tinggi di atas mereka. State diasumsikan seperti black-box yang mewakili keseluruhan kepentingan suatu negara.75

Dalam konteks internasional yang anarkis, prioritas politik luar negeri negara-negara dengan demikian adalah menjaga kelangsungan hidupnya atau

73Fajar Anugrah T. Op.Cit, hal 36. 74Ibid. 75Ibid, hal 37.

24 Universitas Sumatera Utara survival dari ancaman negara lain, yang juga merupakan inti dari kepentingan nasional.76

1.7.4. Embargo

Embargo adalah larangan pertukaran barang dan jasa yang diberlakukan oleh pemerintah dengan negara atau negara tertentu. Embargo bukanlah kekerasan seperti senjata dan bom, tetapi embargo masih berpotensi merugikan masyarakat dan perekonomian negara yang terlibat. Embargo dapat memutus aliran barang dan jasa penting ke warga sipil di negara yang diembargo, berpotensi sampai tingkat yang membahayakan.

Embargo memiliki tiga jenis bentuk yang berbeda. Pertama, Embargo

Perdagangan, yaitu melarang ekspor barang atau jasa tertentu. Kedua, Embargo

Strategis, yaitu hanya melarang penjualan barang atau jasa terkait militer. Ketiga,

Embargo Sanitasi, yang diberlakukan untuk melindungi manusia, hewan, dan tumbuhan. Contoh dari embargo sanitasi ini adalah, pembatasan perdagangan sanitasi yang diberlakukan oleh Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade

Organization) melarang impor dan ekspor hewan dan tumbuhan yang terancam punah.

Selama embargo, tidak ada barang atau jasa yang dapat diimporatau diekspor ke negara yang diembargo. Embargo sendiri merupakan hambatan perdagangan yang ditegakkan secara hukum. Dalam kebijakan luar negeri, embargo biasanya merupakan hasil dari ketegangan hubungan diplomatik, ekonomi atau politik antara negara-negara yang terlibat.

Menurut World Economic Forum yang berbasis di Jenewa, hasil dari embargo multinasional tidak pernah menjadi permainan zero-sum77. Didukung

76Ibid.

25 Universitas Sumatera Utara oleh kekuatan pemerintahnya, negara dengan ekonomi yang lebih kuat dapat melakukan lebih banyak kerusakan pada negara sasaran. Namun, hukuman ini tidak selalu berhasil memaksa pemerintah negara yang diembargo untuk mengubah perilaku politiknya.78

Iran mengalami embargo yaitu sejak lahirnya Revolusi Islam Iran tahun

1979. Revolusi Iran pecah menyusul ketidakpuasan rakyat Iran akan kepemimpinan Mohammad Reza Shah Pahlevi yang dinilai terlalu otoriter.

Pemerintahan Pahlevi pada akhirnya tumbang dan digantikan oleh pemerintahan baru yang berlandaskan teologi Islam Syiah di bawah komando Ayatullah

Khomeini.79 Pergantian rezim pemerintahan pasca revolusi segera diikuti oleh perubahan ekstrim politik luar negeri Iran terhadap AS. Indikator perubahan tersebut dapat dilihat dari pemutusan hubungan diplomatik dengan AS.

Pengembangan teknologi nuklir Iran adalah langkah yang tepat bagi

Amerika Serikat untuk menyudutkan Iran dari kontestasi politik internasional dan sebagai hukuman politik atas kebijakan politik luar negeri Iran. Jika dilihat dari sejarahnya, Iran mulai melaksanakan program nuklir mereka sejak tahun 1960-an.

Instalasi nuklir Iran pertama adalah untuk riset nuklir dengan kekuatan hanya 5 megawatt yang diperolehnya dari AS, dan memulai beroperasi pada 1967.

Pada tahun 1968, dibentuk perjanjian pelarangan penyebaran senjata nuklir di antara negara-negara pemilik nuklir dalam bentuk Nuclear Non-

Proliferation Treaty (NPT). Pada tahun 1970, Iran telah menjadi salah satu negara

77Zero-Sum Game adalah situasi dalam game theory dimana nilai kemenangan dari satu pihak sama besarnya dengan kekalahan dari pihak yang lain.

78Robert Longley. 2019. What Is an Embargo? Definition and ExamplesUnderstand the consequences and effectiveness.of.this.foreign.policy.tactic..Diakses.dari.https://www.thoughtco.com/what-is-an-embargo- definition-examples-4584158 pada tanggal 29 November 2019 pukul 15.32 WIB. 79 M.M.J. Fischer. 2003.Iran: From Religious Dipute to Revolution. Wisconsin: The University of Wisconsin Press, hal 212.

26 Universitas Sumatera Utara penandatangannya. Di pemerintahan Shah, Iran terus mengembangkan aktivitas nuklir mereka dengan melakukan kerjasama dan transaksi dengan beberapa perusahaan Eropa, seperti perusahaan Siemen dari Jerman pada tahun 1975, dan perusahaan Prancis pada tahun berikutnya. Namun, pada tahun 1979, seiring dengan jatuhnya kekuasaan Shah, Khomeini, yang saat itu mengambil kursi pemerintahan, menghentikan aktivitas pembangunan reaktor-reaktor nuklir Iran.80

Pada tahun 1995, program nuklir Iran mulai dilanjutkan oleh Rafsanjani, dan terus berlanjut hingga dibawah kekuasaan Ahmadinejad. Setelah Shah Reza

Pahlevi lengser, Iran mulai mendapatkan berbagai sanksi ekonomi. Kemudian sanksi tersebut ditambah pada tahun 1996 ketika AS mengeluarkan Iran Sanction

Act kepada perusahaan dan individu yang mendukung industri minyak Iran.

Seiring berjalannya waktu dan terjadi beberapa pergantian pemimpin, pada tahun 2000 hingga 2004 Iran menjalin kerja sama dengan Rusia terkait pengembangan nuklirnya sehingga membuat Amerika geram, ditambah lagi dengan mulai tertutupnya Iran terhadap negara–negara Barat membuat Amerika semakin berpikir negatif terhadap Iran. Sehingga Amerika memberikan tuduhan jika Iran tengah mengembangkan nuklir untuk senjata pemusnah massal. Dari situlah mulai muncul hambatan–hambatan Iran terkait dengan aktivitas pengembangan nuklirnya. Terlebih pada masa Ahmadinejad yang sangat kental dikenal sebagai Presiden yang sangat anti Barat. Selama pemerintahan Mahmoud

Ahmadinejad, Iran dikenakan sanksi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengakibatkan Iran kesulitan dalam menjalankan sektor ekonomi politiknya.

1.8. Metodologi Penelitian

80Rizem Aizid. Op.Cit, hal 171-172.

27 Universitas Sumatera Utara 1.8.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini adalah cara untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan suatu fenomena individual, situasi atau kelompok tertentu dengan tujuan utama untuk menggambarkan secara sederhana namun sistematis tentang fakta-fakta dan karakteristik objek-objek dan subjek yang diteliti secara tepat.81

Metode yang digunakan penulis adalah deskriptif dengan landasan teori realisme, dimana kepentingan nasional iran dalam mengembangkan nuklir adalah untuk kemandirian negaranya. Dikarenakan pada masa itu Iran sulit mendapatkan sumber daya alternatif dalam pemenuhan kebutuhan tenaga listriknya, sehingga

Iran menggunakan nuklir untuk mencegah terjadinya krisis energi.

1.8.2. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti dalam memperoleh data dan informasi tersebut, maka dibutuhkan suatu teknik dalam mengumpulkannya. Adapun teknik pengumpulan data yang telah diaplikasikan meliputi :

1. Data Primer

Pengumpulan melalui data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik wawancara, dimana narasumber tersebut sesuai dengan kriteria bidang ahlinya terhadap perumusan masalah yang diteliti. Disini peneliti melakukan wawancara guna mendapatkan informasi yang terkait melalui layanan jejaring sosial atau daringkepada narasumber.

Adapun narasumber yang akan diwawancara dalam penelitian ini ialah Dr.

Dina Yulianti Sulaeman yang merupakan dosen Hubungan Internasional

Universitas Padjadjaran sekaligus Direktur Indonesia Center for Middle East

81 Yanuar Ikbar. 2014.Metodologi dan Teori Hubungan Internasional. Bandung: PT Refika Aditama, hal 17.

28 Universitas Sumatera Utara Studies (ICMES). Perlu diketahui, ICMES adalah lembaga independen yang didedikasikan untuk mempelajari politik Timur Tengah.82

2. Data Sekunder

Pengumpulan melalui data sekunder dalam penelitian ini menggunakan teknik studi pustaka, yaitu dengan menggunakan sumber data sekunder yang dikumpulkan. Adapun langkah-langkah dalam penelitian kepustakaan menurut

Kuhlthau adalah sebagai berikut:83

1. Pemilihan Topik, bertujuan untuk mengarahkan ketika peneliti mencari

sumber-sumber yang akan dijadikan data penelitian dalam hal ini ialah

dampak embargo AS terhadap politik dalam negeri Iran.

2. Eksplorasi Topik, yaitu peneliti melakukan kegiatan penjelajahan suatu

permasalahan atau topik untuk memahami dampak embargo AS terhadap

politik dalam negeri Iran pada tahun 2012-2013.

3. Menentukan Fokus Penelitian, yaitu penentuan konsentrasi sebagai pedoman

arah bagi peneliti dalam upaya mengumpulkan dan mencari informasi untuk

pembahasan atau penganalisaan sehingga peneliti benar-benar mendapatkan

hasil yang diinginkan. Fokus penelitian ini adalah membahas situasi politik

dalam negeri Iran pada tahun 2012 hingga akhir masa jabatan Ahmadinejad

yaitu tahun 2013.

4. Pengumpulan Sumber Data, sebagai subyek dari mana data dapat diperoleh,

peneliti disini menggunakan data sekunder, yaitu melalui buku, jurnal, dan

artikel tentang pemerintahan Iran, selanjutnya melalui media elektronik dari

82ICMES, dikutip melalui https://ic-mes.org/about-us/ pada tanggal 16 Maret 2020. 83Abdi Mirzaqon T., Budi Purowoko. 2017. Studi Kepustakaan mengenai Landasan Teori dan Praktik Konseling Expressive Writing. Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, hal 4.

29 Universitas Sumatera Utara negara terkait tentang catatan atau dokumentasi yang berupa laporan-laporan

yang berkaitan dengan rumusan masalah penelitian.

5. Penyusunan Laporan, laporan-laporan disusun sesuai dengan sistematika

penulisan skripsi departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik USU.

1.8.3. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang peneliti gunakan adalah induksi. Induksi adalah sebuah teknik analisa data dengan cara menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat khusus. Dalam hal ini peneliti manarik kesimpulan dengan menggunakan argumen dasar guna menjelaskan, memilah, dan memaparkan fenomena yang diteliti. Dimana menurut John Creswell metode induktif dalam penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang diawali dengan membuat kesimpulan, dari kesimpulan tersebut maka akan didapat sebuah rumusan masalah, teori yang digunakan dan juga kerangka dari penelitian tersebut.

1.9. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini penulis menjabarkan tulisannya ke dalam empat bab, yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, literature review,

kerangka teori, metodologi penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II SISTEM POLITIK IRAN

30 Universitas Sumatera Utara Di dalam bab ini penulis akan menjelaskan negara Iran secara umum,

memaparkan bagaimana lahirnya revolusi Iran, menguraikan sistem

pemerintahan dan politik Iran dan paradigma politik Ahmadinejad.

BAB III PERKEMBANGAN NUKLIR DAN HUBUNGAN DIPLOMATIK

IRAN DENGAN AMERIKA SERIKAT

Di dalam bab ini penulis akan menjelaskan perkembangan nuklir Iran dan

pola hubungan diplomatik Iran dengan negara Amerika Serikat dan

kronologi embargo yang dilakukan oleh negara Amerika Serikat terhadap

Iran.

BAB IV DAMPAK EMBARGO AMERIKA SERIKAT TERHADAP

POLITIK DALAM NEGERI IRAN DI BAWAH KEPEMIMPINAN

MAHMOUD AHMADINEJAD

Bab ini akan menguraikan bagaimana dampak yang ditimbulkan dari

pemberlakukan embargo negara Amerika Serikat terhadap politik dalam

negeri Iran di bawah kepemimpinan Mahmoud Ahmadinejad.

BAB V PENUTUP

Bab terakhir ini akan menyimpulkan serta pemberian saran-saran yang

diperlukan terhadap pembahasan yang telah dibahas.

31 Universitas Sumatera Utara BAB II SISTEM POLITIK IRAN

2.1. Tinjauan Umum Iran

Republik Islam Iran (dalam bahasa Persia: Jomhori-e Islami-e Iran) merupakan sebuah negara kesatuan. Republik Islam Iran berdiri pada tanggal 1

April 1979 setelah Dinasti Pahlevi84 ditaklukkan dalam Revolusi Iran yang dipimpin oleh Ayatollah Khomeini. Iran merupakan negara Islam yang terletak di

Kawasan Timur Tengah benua Asia (Asia Barat Daya). Secara astronomis, Iran berada diantara 25°- 40° LU dan 44°- 64° BT, Iran berbatasan dengan Azerbaijan

(689 km) dan Armenia (44 km) di barat laut, dan Laut Kaspia di utara,

Turkmenistan (1.148 km) di timur laut, Pakistan (959 km) dan Afganistan

(921 km) di timur, Turki (534 km)dan Irak (1.599 km) di barat, dan perairan

Teluk Persia, dan Teluk Oman di selatan.85

Iran beribukota di Teheran. Bahasa resmi yang digunakan adalah Persia.

Luas negara Iran yakni 1.648 juta km² dengan jumlah penduduk sebesar

84.923.314 (tahun 2020).86 Mayoritas penduduk Iran beragama Islam, 90% Syi’ah dan 8% Sunnah Waljama’ah. Sebanyak 2% lagi adalah penganut agama Baha’i,

Mandea, Hindu, Zoroastrianisme, Yahudi, dan Kristen. Zoroastrianisme, Yahudi, dan Kristen diakui oleh pemerintah Iran, dan turut mempunyai perwakilan di parlemen. Sedangkan, agama Baha’i tidak diakui oleh negara.87 Pendapatan

84 Dinasti Pahlevi memimpin Iran sejak dimahkotainya Reza Shah pada tahun 1925 hingga dijatuhkannya putra Reza Shah, yaitu Mohammad Reza Pahlevi pada Revolusi Iran tahun 1979. Keruntuhan Dinasti Pahlevi menandai keretakan tradisi kuno monarki Iran. (Rizem Aizid. Op.Cit, hal 60). 85..CIA.World.Factbook..Iran..Diakses.melalui.https://www.cia.gov/library/publications/the-world- factbook/geos/ir.html pada tanggal 12 Februari 2020 pukul 11.40 WIB. 86CIA World Factbook, ibid. 87Rizem Aizid. Op.Cit, hal 108.

32 Universitas Sumatera Utara perkapita Iran sebesar US$5.503 pada 2020, rekor ini turun dibanding sebelumnya yaitu US$5.506 pada 2019.88

2.2. Latar Belakang Revolusi Islam Iran

Iran telah mengalami dua perubahan besar revolusioner pada abad kedua puluh.Pertama adalah revolusi Konstitusional tahun 1905 yang berakar pada nasionalisme, liberalisme, dan sosialisme.Revolusi ini berhasil dalam menyusun suatu Undang-Undang Dasar yang sekular.Kedua adalah revolusi Islam Iran 1979, yang diilhami oleh nasionalisme Iran dan Islam, revolusi ini telah menempatkan ulama tradisional sebagai penguasa politik utama di bawah undang-undang yang agamis tahun 1979.89

Berbicara mengenai revolusi Islam Iran, ada kaitannnya dengan kondisi

Iran yang dipimpin oleh dinasti Pahlevi yaitu Shah Reza (1925-1941) dan anaknya Muhammad Reza Pahlevi (1941-1979). Pada 1962, Muhammad Reza

Pahlevi berusaha untuk memodernisasi ekonomi Iran melalui Industrialisasi yang dikenal sebagai “Revolusi Putih” atas dorongan presiden Amerika Serikat John

Fitzgerald Kennedy Program, ini merupakan program reformasi politik dan sosial, yang di antaranya meliputi pertanian (land reform), emansipasi wanita dalam pemilu, pengembalian hutan dan ladang kepada rakyat, pemberantasan buta aksara, dan peningkatan kesejahteraan bagi kaum buruh.90

Namun, pada tahun 1960-an, terjadinya protes dan perlawanan para ulama terhadap pemerintah terhadap kebijakan yang diterapkan oleh Shah Reza Pahlevi

88IMF World Economic Outlook Database. Iran. Diakses dalam https://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2019/02/weodata/weorept.aspx?pr.x=43&pr.y=15&sy=2017&ey =2021&scsm=1&ssd=1&sort=country&ds=.&br=1&c=429&s=NGDPD%2CPPPGDP%2CNGDPDPC%2 CPPPPC&grp=0&a= pada tanggal 13 Maret 2020 pukul 15.02 WIB. 89Budi Sujati. 2019. Peran Ayatullah Khomeini dalam Revolusi Islam di Iran 1979. Jurnal Rihlah, Vol.7 No.1, hal 6. 90Ibid.

33 Universitas Sumatera Utara yang melakukan Revolusi Putih akan tetapi bertentangan dengan visi, misi dan nilai, persaingan menyangkut kekuasaan dan kekayaan negara. Program modernisasi yang berbentuk “revolusi putih” menimbulkan beberapa dampak yang menonjol terhadap masyarakat Iran, Ia memperbanyak kader intelektual, pegawai, militer, manajer perusahaan, tenaga kerja ahli didikan Barat atau yang terdidik dalam sistem pendidikan modern. Sejak awal program tersebut membangkitkan kecemasan ulama yang akhirnya menimbulkan perlawanan ulama, pedagang tradisional (pedagang Bazari), intelektual haluan kiri yang menentang konsolidasi kekuasaan Shah Reza Pahlevi, ketergantungan pada dukungan asing dan beberapa kebijakan yang menimbulkan kemuraman ekonomi bagi petani dan bagi kelas menengah ke bawah. Lebih lagi, gerakan oposisi tersebut berusaha keras menentang model pemerintahan rezim Shah Reza Pahlevi yang sangat otoriter.91

Selanjutnya, pada tanggal 11 hingga 12 Desember 1978, sekitar 3 juta rakyat melakukan pemberontakan, mereka berdemonstrasi besar-besaran di ibukota dengan tujuan menggulingkan pemerintahan Shah. Demonstrasi terus digelar seiring dengan datangnya surat dari Ayatullah Khomeini, “Salamku bagi kalian rakyat Iran yang pemberani”. Kekuatan, tekad dan slogan kalian telah membuktikan kepada dunia bahwa Shah Reza Pahlevi harus dilengserkan dari kekuasaan dzalimnya. Dengan referendum yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, sekali lagi kalian telah membuktikan kepada dunia bahwa Shah Reza Pahlevi tidak didukung oleh rakyat Iran.92

91Ibid, hal 7. 92Ibid, hal 8.

34 Universitas Sumatera Utara Ada beberapa faktor yang mendorong keberhasilan rakyat Iran dalam menggulingkan rezim Shah Pahlevi. Pertama, bersatunya berbagai elemen masyarakat sehingga mampu menimbulkan sebuah gerakan masal. Berbagai elemen masyarakat yang sebelumnya terpecah, terutama karena perbedaan ideologi, revolusi dan kontra-revolusi penguasaan satu kelas atas ras atas kelas dan ras lainnya. Bisa bersatu karena adanya satu tujuan yaitu menumbangkan rezim Shah Reza Pahlevi.Berbagai elemen masyarakat tersebut terdiri dari golongan Ulama, Mahasiswa, Cendekiawan, Profesional, Usahawan/Bisnis, dan golongan Marxis.93

Kedua, ketidakpuasan yang melanda hampir seluruh lapisan masyarakat terhadap kebijakan dalam pemerintahan Shah Reza Pahlevi yang tidak berpihak pada rakyat khususnya rakyat miskin. Hasil pembangunan terutama di bidang ekonomi hanya dinikmati oleh sebagian kecil kalangan pejabat sehingga terjadi kesenjangan sosial yang cukup parah. Ketidakpuasan rakyat yang meluas akhirnya tidak bisa dibendung lagi dengan kekuatan militer atau cara represif dan akhirnya menjadi bom waktu yang suatu saat akan meledakan rezim yang berkuasa.94

Ketiga, faktor keberhasilan dalam menumbangkan rezim Shah Reza

Pahlevi adalah faktor kepemimpinan. Pada saat itu, kemunculan sosok Ayatullah

Khomeini dipandang sebagai figur yang tepat untuk memimpin revolusi.

Ayatullah khomeini dipandang sebagai pemimpin Syi’ah yang terkemuka. Selain itu ia juga mempunyai pengaruh yang cukup besar di bidang agama, politik dan sosial. Ayatullah Khomeini juga dikenal sebagai rival kuat Shah Reza Pahlevi.

93Ibid, hal 9. 94Ibid.

35 Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu, dengan kharisma dan pengaruh yang dimiliki, Ayatullah

Khomeini dengan mudah mengerahkan massa.95

Keempat, para pegawai negeri dan buruh berhasil melumpuhkan perekonomian dengan melakukan pemogokan kerja sehingga pemerintah terancam collapse. Pemogokan juga merupakan senjata yang ampuh untuk mendesak Shah Reza Pahlevi mundur dari tampuk kekuasaan. Apalagi pemogokan para buruh minyak berhasil membalikan kondisi negara Iran yang semula eksportir menjadi importir minyak. Akibatnya pendapatan minyak menurun drastis sehingga proyek pembangunan yang sumber dananya sebagian besar berasal dari minyak menjadi terbengkalai.96

Jika seluruh elemen masyarakat bisa bersatu, tidak begitu dengan kalangan militer. Kekuatan militer yang selama ini menjadi tameng kekuasaan Shah Reza

Pahlevi tidak berdaya dan kewalahan menghadapi massa rakyat yang marah.

Selain itu, dalam tubuh angkatan bersenjata, terutama angkatan darat dan angkatan udara sudah disusupi oleh pihak oposisi dengan berbagai organisasi gerilya. Bahkan banyak kalangan militer akhirnya melepas seragam dan bergabung dengan massa rakyat.97

Mayoritas pemimpin militer yang menduduki jabatan penting tidak dipersyaratkan mempunyai kemampuan militer yang tinggi. Syarat pokok adalah loyalitas yang tinggi kepada Shah Reza Pahlevi. Oleh karena itu, tentara mengikuti pemimpinnya dalam menghadapi krisis. Kekuatan-kekuatan militer tidak bisa mengakhiri konfrontasi terus menerus dengan rakyat melalui tindakan militer. Hal itu disebabkan karena tidak adanya kemampuan militer yang baik dan

95Ibid. 96Ibid. 97Ibid, hal 10.

36 Universitas Sumatera Utara kelemahan Shah Reza Pahlevi dalam mengambil keputusan. Selain itu, tentara merupakan muslim yang masih dipengaruhi oleh prinsip-prinsip Islam. Kesetiaan kepada Shah memang mutlak, tetapi kesetiaan kepada agama juga harus diperhitungkan.98

Meninjau kembali hal yang menarik dari revolusi Islam Iran adalah betapa rapuhnya rezim Shah Reza Pahlevi yag represif itu. Memasuki 1970-an, para polisi rahasia sangat ditakuti dan dikenal banyak bertindak brutal serta efektif serupa dengan lembaga-lembaga ciptaan rezim komunis di Eropa Timur. Tetapi setelah gerakan oposisi sekular dan gerakan keagamaan bersatu dibawah kepemimpinan Ayatullah Khomeini yang sebelumnya diasingkan diri ke Prancis, pemerintahan Shah Reza Pahlevi akhirnya runtuh.99

Pada 1979, Shah melarikan diri dari Iran. Di Iran, Islam telah menampilkan perannya sebagai pemersatu masyarakat yang sedang dalam perpecahan. Iran benar-benar sangat unik di antara masyarakat muslim lainnya dalam hal kekuasaan negara mengendalikan kegiatan keagamaan dan dalam hal kekuasaannya dalam menyerap kecenderungan-kecenderungan yang berkembang dalam spektrum umat Islam. Revolusi Islam Iran telah melahirkan konfigurasi yang khas antara negara Iran dan Institusi Islam, bahkan Ia merupakan sebuah peristiwa besar dalam sejarah masyarakat Islam. Revolusi tersebut mengandung makna dan pengaruh yang bersifat global.100

98Ibid. 99Ibid. 100Ibid.

37 Universitas Sumatera Utara 2.3. Dasar Hukum Iran

Republik Islam Iran menerapkan suatu sistem yang berasaskan hal-hal sebagai

berikut101:

1. Tauhid atau Ketuhanan Yang Maha Esa (seperti yang terpantul dari kalimat

‘Laailaaha illallāh’). Kemahakuasaan-Nya dan Syari’at-Nya hanyalah milik-

Nya semata-mata dan kewajiban mentaati perintah-Nya.

2. Wahyu Ilahi dan peranannya yang mendasar dalam mengekspresikan dan

menetapkan hukum perundang-undangan.

3. Qiyamah (kebangkitan di akhirat) dan peranan konstruktifnya dalam evolusi

menuju Tuhan.

4. Keadilan Tuhan dalam Penciptaan dan Syariat.

5. Imamah dan Kepemimpinan positifnya serta peranannya yang terus menerus

dalam kelanjutan Revolusi Islam.

6. Martabat manusia dan nilai-nilai luhur kemanusiaan yang ada pada manusia

dan kehendak-bebas bersama tanggung jawab yang berkaitan dengan itu di

hadapan Tuhan, yang mempersiapkan ditegakkannya keadilan , kemerdekaan

politik, ekonomi, sosial dan kultural, serta kesatuan nasional, melalui hal-hal

sebagai berikut102:

a. Praktek yang menerus dari para Fakih yang memenuhi syarat berdasarkan

Al-Qur’an, hadist Nabidan para Imam.

b. Memanfaatkan pengetahuan dan teknologi serta pengalaman-pengalaman

insani yang telah maju serta usaha-usaha yang dilakukan ke arah

pengembangannya untuk terus memajukannya.

101Rizem Aizid, Op.Cit, hal 97. 102Hisbullah. 2013. Konsepsi Kekuasaan dalam Sistem Wilayatul Fakih menurut Konstitusi Republik Islam Iran. Tesis Program Magister Ilmu Hukum, Universitas Islam Indonesia, hal 113.

38 Universitas Sumatera Utara c. Menghapus segala macam penindasan serta penyerahan kepada penindasan,

menghapus tirani dalam penerapan maupun penerimaannya.

2.4. Konstitusi Iran

Undang-undang dasar Republik Islam Iran dinamakan Qanun-e Asasi.

Qanun-eAsasi merupakan hukum tertinggi Republik Islam Iran yang disahkan pertama kali oleh Majelis Ahli tanggal 15 November 1979 dan diamandemen pada Juli 1989. Konstitusi Negara Republik Islam Iran, terdiri dari 14 bab dan 107 pasal yang susunannya sebagai berikut:103

1. Mukadimah atau Pembukaan

Mukadimah atau pembukaan konstitusi Iran berisikan tentang gambaran umum mengenai latar belakang sejarah dan hal umum yang termuat dalam Konstitusi

Republik Islam Iran yang terdiri dari :

a) Fajar Pegerakan yang menjelaskan tentang cikal bakal perjuangan imam

Khomeini, para ulama dan seluruh masyarakat iran yang berjuang melawan

regim dispotik (persekongkolan Amerika yang dinamakan ‘Revolusi Putih’

yang menekan gerakan islam. Sebagaimana dalam penggalan kalimat dalam

Konstitusi Republik Rakyat Iran dikatakan bahwa :

“Protes keras Imam Khomeini yang sangat mengena terhadap

persekongkolan Amerika yang dinamakan ‘Revolusi Putih’ yang

merupakan langkah pertama kearah memperkuat dasar-dasar

pemerintahan despot dan dalam mengkonsolidasi ketergantungan Iran

dalam urusan politik, kebudayaan dan ekonomi kepada imperialism

103Almunawar Momo. 2015. Gambaran Konstitusi Iran. Komunitas Peradilan Semu, Fakultas Hukum. Kendari: Universitas Halu Oleo. Diakses dalam http://kpsfhuho.blogspot.com/2015/10/gambaran- konstitusi-iran.html?m=1 pada tanggal 26 Januari 2020 pukul 12.47 WIB.

39 Universitas Sumatera Utara dunia, adalah faktor yang menyebabkan persatuan yang terpadu dari

gerakan bangsa ini…” b) Pemerintahan Islam yang menjelaskan tentang bagaimana semangat

pemerintahan islam yang berdasarkan wilayatul faqih memberikan motivasi

yang besar dalam diri kaum muslimin untuk melawan penindasan kaum

dispotik (persekongkolan Amerika). Sebagaimana dalam penggalan kalimat

dalam Konstitusi Republik Rakyat Iran dikatakan bahwa :

“Rencana pemerintahan Islam yang berdasarkan Wilayatul faqih yang

disarankan oleh Imam Khoemeini pada puncak-puncak penindasan

politik oleh rezim dispotik itu memberikan motivasi yang jelas dan tegas

dalam diri kaum Muslimin…..” c) Kemarahan Rakyat yang menjelaskan tentang bagaimana ledakan

kemarahan rakyat ketika diterbitkannya suatu artikel yang menhina

kedudukan suci para ulama, khususnya Imam Khomeini, pada tanggal 7

Januari 1978 Sebagaimana dalam penggalan kalimat dalam Konstitusi

Republik Rakyat Iran dikatakan:

“Diterbitkannya suatu artikel yang menghina kedudukan suci para

ulama, khususnya Imam Khomeini, pada tanggal 7 Januari 1978, oleh

regim yang berkuasa, meningkatkan momentum itu, menimbulkan suatu

ledakan kemarahan rakyat diseluruh negara….” d) Pengorbanan Rakyat menjelaskan tentang sejarah perjuangan dan

pengorbanan rakyat Iran yang mengandalkan iman sehingga mencapai

kemenangan. Sebagaimana dalam penggalan kalimat dalam Konstitusi

Republik Rakyat Iran:

40 Universitas Sumatera Utara “Benih Revolusi itu, setelah sekitar satu (1) tahun tahun perjuangan

yang menerus tak henti-hentinya, menhasilkan buahnya setelah

disuburkan oleh darag 60.000 syahid serta 100.000 yang cedera dan

dengan kerugian milyaran tomanditengah pekikan ‘Merdeka, Bebas,

Pemerintahan Islam. Gerakan besar itu, yang mengandalkan Iman,

persatuan dan kepemimpinan yang menentukan sepanjang tahap-tahap

yang mencemaskan dan kritis dari gerakan itu, serta pengorbanan

rakyat, mencapai kemenangan dan berhasil dalam memorakmorandakan

segala kalkulasi para imperialis, yang membuka suatu bab yang baru

dalam revolusi-revolusi kalangan rakyat sedunia…” e) Bentuk Pemerintahan dalam Islam, menjelaskan tentang penegasan bahwa

setelah mengalami sebuah revolusi bangsa Iran harus membersihkan

dirinya dari pengaruh ideology asing dan kembali berfikir menurut

pandangan dunia Islam. Sebagaimana dalam penggalan kalimat dalam

Konstitusi Republik Rakyat Iran dikatakan bahwa :

“Dalam meletakan fundasi-fundasi dalam lembaga-lembaga politik yang

baru yang dengan sendirinya merupakan dasar pembentukan

masyarakat kita, yang berdasarkan prinsip-prinsip suatu akidah, orang-

orang yang alim dan saleh bertanggung jawab untuk memerintah dan

mengatur negara.Perundang-undangan yang mengetengahkan

pengelolaan hukum-hukum negara, akan ditentukan menurut Al-Qur’an

dan Hadist….” f) Wilayatul Faqih, yang menjelaskan tentang alasan diharuskannya jaminan

konstitusional menganai kepemimpinan bagi orang-orang faqih atau orang-

41 Universitas Sumatera Utara orang yang alim. Sebagaimana dalam penggalan kalimat dalam Konstitusi

Republik Rakyat Iran dikatakan bahwa :

“Berdasarkan prinsip-prinsip pemerintahan (wil-ayat al-amr) dan

kepemimpinan agama yang menerus (imamah), Undang-Undang Dasar

harus mempersiapkan lahan bagi terwujudnya kepemimpinan dari

seorang faqih yang memenuhi persyaratan yang diakui sebagai

pemimpin oleh rakyat.Pengaturan urusan-urusan adalah ditangan

orang-orang yang alim tentang Allah, yang terpercaya dalam urusan

yang menyangkut apa yang dihalalkan dan yang diharamkan Allah

(Hadist)” g) Ekonomi adalah Alat, Bukan Tujuan, yang menjelaskan tentang prinsip

perokonomian Republik Rakyat Iran yang dimana ekonomi merupakan

alat untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan yang bertujuan untuk

mencari pemusatan kekayaan dan mencari keuntungan. Sebagaimana

dalam penggalan kalimat dalam Konstitusi Republik Rakyat Iran

dikatakan bahwa:

“Dalam mengkonsolidasi dasar-dasar perekonomian, prinsipnya ialah

memenuhi kebutuhan manusia dijalan pertumbuhan dan

perkembangannya.Tidak seperti sitem-sistem perekonomian lainnya

dimana tujuannya ialah pemusatan kekayaan dan mencari keuntungan.

Dalam masyarakat-masyarakat yang berorientasi matrealistis, ekonomi

itu sendiri menjadi tujuan dan oleh karena itu maka dalam tahap-tahap

pertumbuhan ekonomi menjadi suatu unsure kehancuran, korupsi dan

penindasan….”

42 Universitas Sumatera Utara h) Wanita dalam Undang-Undang Dasar, menjelaskan tentang perlindungan

konsitusional dan pengembalian kedudukan harkat dan martabat wanita

sebagai manusia yang terhormat. Sebagaimana dalam penggalan kalimat

dalam Konstitusi Republik Rakyat Iran dikatakan bahwa:

“Dengan prinsip-prinsip semacam itu, wanita, sebagai suatu unit

masyarakat, tidak lagi akan dipandang sebagai ‘barang’ atau sebagai

alat yang melayani konsumerisme dan eksploitasi. Dalam memperoleh

kembali kewajibannya yang penting dan peranannya yang paling

terhormat sebagai ibu dalam memelihara manusia-manusia yang

berakidah, sebagai pelopor bersama kaum pria, sebagai prajurit yang

aktif dalam medan juang kehidupan, akan mengakibatkan dia menerima

tanggung jawab yang lebih serius. Dalam pandangan islam ia akan

mendapatkan nilai dan kebijakan yang lebih tinggi.” i) Tentara yang berakidah, yang menjelaskan tentang tentara Republik Islam

Iran yaitu Angkatan Bersenjata serta Korp Pengawal Revolusi Islam yang

bukan saja melindungi dan menjaga tapal batas negara, tetapi juga

mengemban misi untuk menyiarkan akidah yaitu jihad pada jalan Allah

serta perjuangan untuk kedaulatan perintah Allah didunia. j) Kehakiman dalam Undang-Undang Dasar, menjelaskan tentang pentingnya

konstitusi Republik Rakyat Iran mengatur mengenai kekuasaan kehakiman

yang sistemnya berdasarkan keadilan islami dan dilaksanakan oleh hakim-

hakim yang jujur dengan pengetahuan yang mendalam tentang prinsip-

prinsip keagamaan.

43 Universitas Sumatera Utara k) Media Massa, menjelaskan tentang bagaimana peran media massa dalam

menjalankan fungsinya sbagai pelayan menyebarkan kebudayaan islam

dan mencegah tersiar dan menyebarnya hal-hal yang merusak dan anti

Islam.

l) Wakil-wakil Rakyat, yang menjelaskan bahwa Dewan Ahli yang terdiri dari

Wakil-Wakil Rakyat yang mengemukakan rencana Undang-Undang Dasar

Republik Islam Iran yang dimana berlandaskan suatu rancangan yang

dibuat oleh Pemerintah dan meliputi semua saran yang datang dari semua

kelompok masyarakat Rakyat.

2. Bab Satu (I) yang berjudul Asas-Asas Umum, yang berisi tentang prinsip-

prinsip (General Principle) umum dalam penyelenggaraan pemerintahan

Republik Islam Iran yang diatur dalam Pasal 1 sampai Pasal 14 Qanun-e Asasi

Republik Islam Iran.

3. Bab Dua (II) yang berjudul Bahasa, Aksara, Tarikh, dan Bendera Negara yang

diatur dalam Pasal 15 sampai Pasal 18 Qanun-e Asasi.

4. Bab Tiga (III) yang berjudul Hak-Hak Warga Negara, yang diatur dalam Pasal

19 sampai Pasal 42 Qanun-e Asasi.

5. Bab Empat (IV) yang berjudul Urusan Ekonomi dan Keuangan yang diatur

dalam Pasal 43 sampai Pasal 55 Qanun-e Asasi.

6. Bab Lima (V) yang berjudul Kedaulatan Nasional dan Kekuasaan yang

Berasal Daripadanya, yang diatur dalam Pasal 56 sampai Pasal 61 Qanun-e

Asasi.

7. Bab Enam (VI) yang berjudul Badan Legislatif, diatur dalam Pasal 62 sampai

Pasal 99 Qanun-e Asasi.

44 Universitas Sumatera Utara 8. Bab Tujuh (VII) yang berjudul Dewan-Dewan, diatur dalam Pasal 100 sampai

dengan Pasal 106 Qanun-e Asasi.

9. Bab Delapan (VIII) yang berjudul Pemimpin dan Dewan Kepemimpinan,

diatur dalam Pasal 107 sampai dengan 112 Qanun-e Asasi.

10. Bab Sembilan (IX), yang berjudul Kekuasaan Eksekutif yang terdiri dari tiga

(3) bagian yaitu Bagian Satu (1) tentang Presiden diatur dalam Pasal 113

sampai dengan 132, Bagian dua (2) tentang Presiden dan Menteri, diatur

dalam Pasal 133 sampai dengan 142, Bagian tiga (3) tentang Tentara dan Korp

Pengawal Revolusi, diatur dalam Pasal 143 sampai dengan Pasal 151 Qanun-e

Asasi.

11. Bab Sepuluh (X), yang berjudul Politik Luar Negeri, diatur dalam Pasal 152

sampai dengan Pasal 155 Qanun-e Asasi.

12. Bab Sebelas (XI), yang berjudul Kekuasaan Yudikatif, diatur dalam Pasal 156

sampai dengan Pasal 174 Qanun-e Asasi.

13. Bab Dua Belas (XII), yang berjudul Radio dan Televisi, diatur dalam Pasal

175 Qanun-e Asasi.

14. Bab Tiga Belas (XIII), yang berjudul Dewan Tertinggi Keamanan Negara,

diatur dalam Pasal 176Qanun-e Asasi.

15. Bab Empat Belas (XIV), yang berjudul Perubahan Undang-Undang Dasar,

diatur dalam Pasal 177 Qanun-e Asasi.

Beberapa Sumber Islam dari Undang-Undang Dasar Republik Islam Iran, yang berisi mengenai sumber-sumber Qanun-e Asasi (Undang-undang Dasar RII) yang berasal dari ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist yang merupakan sumber inspirasi bagi para penyusun Qanun-e Asasi.

45 Universitas Sumatera Utara 2.5. Pemerintahan dan Politik Iran

2.5.1. Bentuk Negara Iran

Bentuk negara Iran adalah kesatuan. Perubahan konstitusional dan institusional yang secara substantif dilakukan melalui pemilihan. Bentuk Republik

Islam dan Undang-undang Dasar Republik Islam Iran secara resmi disetujui oleh mayoritas rakyat Iran melalui referendum yang diadakan pada tahun 1979.104

2.5.2. Ideologi Iran

Ideologi negara berdasarkan pada agama Islam Madzhab Syi’ah Ja’fari atau dikenal sebagai madzhab imam ke-12. Untuk melaksanakan prinsip ini, maka diciptakan sistem velayat-e-faqih atau supremasi kaum ulama. Artinya, seorang pemimpin agama memiliki hak untuk memberikan fatwa keagamaan sekaligus memegang kekuasaan tertinggi dalam masalah ketatanegaraan.105

Marja-e taqlid atau ulama senior memiliki wewenang untuk memberikan fatwa hukum kepada masa penganut ajarannya yang tersebar di berbagai wilayah.

Jumlah marja-e taqlid- di Iran sebanyak 8 orang. Tetapi, Imam Khomeini yang merupakan Pemimpin Revolusi Islam Iran 1979 kemudian dikukuhkan dalam konstitusi sebagai Ayatollah Uzma, yang berkedudukan sebagai Rahbar yang berkuasa di bidang politik sekaligus bidang keagamaan sebagai marja-e taqlid.106

Agama resmi negara adalah Islam beraliran Ja’fari. Aliran Islam lainnya yang bermadzhab Syafi’i, Hambali, Hanafi, dan Maliki serta Syi’ah Zaidiyah diakui, dan pelaksanaan syariat-syariatnya dilindungi oleh Undang-undang.107

104Rizem Aizid. Op.Cit, hal 85. 105Rizem Aizid, Ibid. 106Rizem Aizid, Ibid, hal 96. 107Rizem Aizid, Ibid.

46 Universitas Sumatera Utara 2.5.3. Sistem Pemerintahan Iran

2.5.3.a. Badan Eksekutif Iran

1. Pemimpin Agung (Supreme Leader)

Pemimpin Agung memiliki status yang sangat istimewa dan merupakan otoritas tertinggi di negara ini. Berdasarkan UU pasal 107, ditetapkan bahwa

Pemimpin harus memiliki kualifikasi skolastik, menunjukkan keadilan dan kesalehan, wawasan sosial dan politik yang tepat, sumber daya, keberanian, kemampuan manajemen dan kemampuan yang memadai untuk memimpin bangsa. Selain itu, sebagai Pemimpin Agung, semua undang-undang sipil, kriminal, ekonomi, perpajakan, militer dan lainnya berlaku untuknya dan anggota keluarganya seperti halnya untuk orang lain(warga negara).

Pemimpin Agung Iran bertanggung jawab terhadap kebijakan-kebijakan umum Republik Islam Iran. Ia juga merupakan ketua pasukan bersenjata dan badan intelijen Iran, serta mempunyai kuasa mutlak unutuk menyatakan perang.

Ketua kehakiman, stasiun radio dan rangkaian televisi, Ketua Polisi dan Tentara, serta enam dari dua belas anggota Majelis Wali Iran dilantik oleh Pemimpin

Agung. Majelis Ahli bertanggung jawab memilih dan memecat Pemimpin Agung atas justifikasi kelayakan dan popularitas individu. Majelis ini juga bertanggung jawab memantau tugas Pemimpin Agung.

Fungsi dan Tugas Pemimpin Agung

Menurut Pasal 110 Konstitusi Irantugas dan wewenang Pemimpin Agung adalah:108

108Wikipedia. Pemimpin Agung Iran. Diakses dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pemimpin_Agung_Iran pada tanggal 13 Maret 2020 pukul 15.30 WIB.

47 Universitas Sumatera Utara 1. Delineasi terhadap kebijakan umum Republik Islam Iran setelah berkonsultasi

dengan Dewan Penegasan Kebijaksanaan Bangsa.

2. Pengawasan atas pelaksanaan yang tepat dari kebijakan umum agar sesuai

sistem.

3. Penerbitan dekret untuk referendum nasional.

4. Perintah tertinggi terhadap angkatan bersenjata.

5. Deklarasi perang dan damai, dan mobilisasi angkatan bersenjata.

6. Mengangkat, memberhentikan, dan menerima pengunduran diri:

1) para fuqaha' pada Dewan Penjaga,

2) otoritas peradilan tertinggi negara,

3) kepala jaringan radio dan televisi Republik Islam Iran,

4) kepala staf gabungan,

5) komandan kepala angkatan bersenjata negara,

6) komandan tertinggi angkatan bersenjata.

7. Menyelesaikan perbedaan antara tiga sayap angkatan bersenjata dan peraturan

hubungan mereka.

8. Menyelesaikan masalah yang tidak dapat dipecahkan dengan metode

konvensional, melaluiDewan Penegasan Kebijaksanaan Bangsa.

9. Penandatanganan keputusan memformalkan pemilu di Iran untuk

memilihPresiden.

10. Memberhentikan Presiden, dengan memperhatikan kepentingan negara,

setelah Mahkamah Agung menyatakan dia bersalah atas pelanggaran tugas

konstitusionalnya, atau setelah pemungutan suara pemakzulan oleh Majelis

Permusyawaratan Islam (Parlemen).

48 Universitas Sumatera Utara 11. Mengampuni atau mengurangi hukuman narapidana, dalam kerangka kriteria

Islam, dengan rekomendasi (yang berlaku) dari kepala kehakiman. Pemimpin

Agung dapat mendelegasikan sebagian tugas dan wewenang kepada orang

lain.

Sejauh ini, Iran telah memiliki dua Pemimpin Agung, antara lain:

Ayatollah Khomeini (1979-1989) dan Ayatollah Ali Khamenei (1989-sekarang).

Kekuatan Pemimpin Agung tidak sepenuhnya tidak terkendali. Sementara konstitusi telah mengamanatkan sebuah Majelis Ahli terpilih yang beranggotakan

86 orang yang diberi wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan

Pemimpin Tertinggi, disini otoritas Khamenei hampir tidak tertandingi.

2. Presiden

Sesuai UU Pasal 113 Iran, Presiden adalah pejabat tertinggi kedua setelah

Pemimipin Agung. Presiden memiliki tanggung jawab untuk menerapkan

Konstitusi dan bertindak sebagai kepala eksekutif, kecuali dalam hal-hal yang secara langsung berkaitan dengan (kantor) kepemimpinan.109

Meskipun presiden memiliki profil publik yang tinggi, namun, kekuasaannya dalam banyak hal dipangkas kembali oleh konstitusi, yang menyubordinasikan seluruh cabang eksekutif kepada Pemimpin Agung. Faktanya,

Iran adalah satu-satunya negara bagian di mana eksekutifdalam hal ini adalah

Presiden tidak mengontrol angkatan bersenjata.

Berdasarkan UU pasal 115, ditetapkan bahwa Presiden harus dipilih dari antara tokoh agama dan politik terkemuka asal dan kebangsaan Iran, dan ia harus efisien dan bijaksana dengan reputasi dan kejujuran yang baik. Dia juga harus

109The President of the Islamic Republic of Iran. 2018. Functions: Constitutional Executive Authority. Diakses dalam http://www.president.ir/en/president/functions pada tanggal 10 Maret 2020 pukul 09.15 WIB.

49 Universitas Sumatera Utara saleh, setia pada dasar-dasar Republik Islam Iran dan agama resmi negara. Untuk mencegah penyalahgunaan aset publik, Pasal 142 dari UU menetapkan bahwa aset

Presiden dan keluarganya harus diperiksa segera, sebelum dan sesudah masa jabatan mereka, untuk memastikan bahwa aset mereka tidak meningkat secara tidak wajar. Presiden dipilih langsung oleh rakyat Iran untuk masa jabatan empat tahun.110

Tugas dan Wewenang

Tanggung jawab presiden adalah memastikan konstitusi negara diikuti, dan juga mempraktikkan kekuasaan eksekutif.Tetapi presiden tidak berkuasa atas perkara-perkara yang di bawah kekuasaan Pemimpin Agung.Presiden melantik, dan mengepalai Kabinet Iran, dan berkuasa membuat keputusan mengenai administrasi negara.Terdapat delapan wakil presiden, dan dua puluh satu menteri yang ikut serta membantu presiden dalam administrasi, dan mereka semua mesti mendapat persetujuan badan perundangan. Tidak seperti negara-negara lain, cabang eksekutif tidak memiliki kekuasaan dalam pasukan bersenjata, tetapi presiden Iran berkuasa melantik Menteri Pertahanan, dan Intelijen, dan harus mendapat persetujuan Pemimpin Agung, dan badan perundangan.

Presiden bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan ekonomi, sosial, dan memainkan peran mewakili Iran secara internasional.Fungsi-fungsinya juga termasuk penandatanganan perjanjian dengan negara lain, yakni; anggaran, administrasi perencanaan nasional, urusan ketenagakerjaan negara, dan menunjuk

Menteri Kabinet dengan persetujuan Parlemen. Berikut daftar Presiden Iran dari awal sampai akhir:

110The President of the Islamic Republic of Iran. Ibid.

50 Universitas Sumatera Utara 2.5.3.b. Badan Legislatif Iran

Dalam Undang-Undang Dasar Republik Islam Iram ada tiga lembaga yang menjalankan fungsi legislatif yaitu Majelis Syura Islam (Majles-e Shura-e-

Islami), Dewan Perwalian (Shuraye-Nigahban), dan Majelis Ahli (Majiles-

Khubregan). Yang menjalankan fungsi-fungsi tertentu yang di gariskan oleh undang-undang, yang berbeda satu sama lain. a. Majelis Syura Islam

Majelis Syura Islam berfungsi sebagai parlemen, yang terdiri dari wakil- wakil rakyat yang dipilih secara langsung melalui pemungutan suara secara rahasia. Keputusan dari mayoritas wakil-wakil ini mengikat seluruh rakyat (Pasal

62). Majelis Syura Islami terdiri dari 270 orang anggota. Pada akhir setiap jangka waktu sepuluh tahun, apabila penduduk negara telah bertambah pada setiap pemilihan, seorang wakil akan ditambah untuk setiap seratus limapuluh ribu orang. Para penganut agama Zaratuatra dan Yahudi akan mendapat masing- masing satu orang wakil, sedang orang Kristen Assiria dan Kristen Armenia di utara dan di selatan masing-masing akan mendapatkan seorang wakil. Majelis

Syura Islami dapat membuat Undang-undang mengenai segala urusan, demi batas-batas yurisdiksi yang dispesifikasi dalam Undang-Undang Dasar.111 b. Dewan Perwalian

Dewan Perwalian dalam Undang-Undang Dasar Iran mempunyai tugas yang terbatas, tapi sangat menentukan bagi keabsahan undang-undang yang dibuat oleh Majelis Syura Islam sebagaimana disebutkan dalam Pasal 93, tanpa Dewan

Perwalian, majelis tidak mempunyai kekuatan hukum, kecuali untuk penerimaan anggota-anggota dan pemilihan enam ahli hukum anggota dewan perwalian.

111Hisbullah. Op.Cit, hal 126-127.

51 Universitas Sumatera Utara Semua perundang-undangan yang disetujui oleh majelis harus disampaikan kepada Dewan Perwalain untuk diperiksa. Dewan Perwalian, dalam jangka waktu selambatlambatnya harus memastikan apakah isi dari perundang-undangan itu tidak bertentangan dengan prinsip Islam dan prinsip UndangUndang Dasar.

Apabila ada yang bertentangan maka Dewan Perwakilan harus mengembalikannya kepada majelis untuk ditinjau kembali, dan apabila tidak maka perundang-undangan itu tidak berlaku.112

Dewan Perwalian beranggotakan 12 orang sebagaimana Pasal 91 bahwa enam orang fakih yang paham akan fiqih Islam, yang mengenal situasi dan kebutuhan zaman. Pengangkatannya dilakukan Pemimpin. Dan enam orang ahli hukum yang mahir dalam berbagai cabang hukum di antara para ahli hukum muslimin untuk dipilih oleh majelis yang diajukan oleh Kepala Kekuasaan

Yudikatif.113 c. Majelis Ahli

Majelis Ahli ini baru dibentuk pada Agustus 1979. Keberadaan Majelis

Ahli berlandaskan pada Pasal 107. Kendati pasal 107 tidak secara eksplisit mengajukan adanya Majelis Hakim namun secara implisit membenarkan pembentukan lembaga ini. Pasal 107 antara lain menyebutkan bahwa ―Para Ahli yang dipiih oleh rakyat akan bermusyawarah tentang kompetensi semua calon pemimpin (Imam). Dalam pasal ini cukup jelas tugas lembaga ini untuk memilih dan memberhentikan seorang pemimpin. Majelis Ahli beranggotakan 73 ulama senior yang dipilih secara langsung oleh rakyat. Pemilu pertama untuk memilih anggota Majelis Ahli diadakan pada 3 Agustus 1979. Pada sidang pertamanya (19

112Ibid, hal 127 113Ibid, hal 128.

52 Universitas Sumatera Utara Agustus 1979), majelis ini memilih Ayatullah Husein Ali Montazeri sebagai ketuanya. Pemilu anggota Majelis ahli yang kedua diadakan pada Desember 1982

(putaran pertama) dan Agustus 1983 (putaran kedua). Pada periode kedua, anggota majelis ini ditambah menjadi 83, dan memilih Ayatullah Ali Meshkini

(Imam Jum‘at di kota Qom) sebagai ketuanya. Pada November 1985, majelis memilih Ayatullah Montazeri sebagai calon pengganti (jahneshin) Ayatullah

Khomeini. Namun pada 1988 Montazeri mengundurkan diri sebagai calon Imam.

Setelah meninggalnya Ayatullah Khomeini (Juni 1989), majelis memilih

Ayatullah Khamenei sebagai pemimpin yang baru.114

2.5.3.c. Badan Yudikatif Iran

Fungsi Yudikatif berdasarkan konstitusi Republik Islam Iran merupakan kekuasaan independen dalam pemerintah Iran yang membela hak-hak individu dan sosial rakyat. Kepala Kekuasaan Kehakiman Iran ditunjuk oleh pemimpin tertinggi untuk jangka waktu 5 tahun. Ia, pada gilirannya, menunjuk Kepala

Mahkamah Agung dan Kepala Jaksa Penuntut Umum. Semua keluhan dirujuk ke

Departemen Keadilan, otoritas resmi untuk menangani masalah tersebut.115

Terkait dengan kekuasaan dan tanggung jawab kehakiman, cabang peradilan telah mendapat kekuasaan dan tanggung jawab sebagai berikut:116

1. Administrasi dan pelaksanaan keadilan.

2. Pengawasan pada penegakan hukum yang tepat.

3. Pengawasan pada promosi kebebasan yang sah.

4. Perlidungan hak-hak individu dan publik.

5. Penyediaan proses untuk penyelesaian sengketa peradilan.

114Ibid, hal 128-129. 115Rizem Aizid. Op.Cit, hal 102. 116Ibid.

53 Universitas Sumatera Utara 6. Penyidikan, penuntutan, dan penghukuman terhadap penjahat sesuai dengan

hukum pidana Islam.

Hal ini juga kewajiban peradilan Iran untuk mengambil tindakan yang memadai untuk mencegah kejahatan dan merehabilitasi penjahat. Ada berbagai jenis pengadilan untuk menangani berbagai kasus di antaranya adalah sebagai berikut:117

1. Pengadilan Publik, yang berurusan dengan kasus-kasus perdata dan pidana.

2. Pengadilan Revolusioner, yang berurusan dengan kategori pelanggaran tertentu,

termasuk kejahatan terhadap keamanan nasional, penyelundupan narkotika,

dan tindakan yang merongrong Republik Islam Iran. Keputusan yang dibuat di

pengadilan revolusioner dianggap final dan tidak dapat diajukan banding.

3. Staf Pengadilan Khusus, yang menangani kejahatan dan diduga dilakukan oleh

ulama, meskipun diambil pada kasus yang melibatkan orang-orang awam. Ini

pengadilan yang independen dari kerangka peradilan biasa dan bertanggung

jawab hanya untuk Pemimpin Agung. Keputusan yang dibuat oleh

pengadilann juga final dan tidak dapat diajukan banding.

4. Mahkamah Agung, yang mengawasi pelaksanaan yang benar dari hukum oleh

pengadilan, menjamin keseragaman prosedur peradilan dan memenuhi setiap

tanggung jawab lain yang ditugaskan oleh hukum.

5. Pengadilan Administratif, yang menyelidiki keluhan atau keberatan oleh orang-

orang sehubungan dengan pejabat pemerintah. Pengadilan ini berada di bawah

pengawasan Kepala Kekuasaan Kehakiman.

Menteri Kehakiman dipilih dari individu-individu yang diusulkan kepada

Presiden oleh Kepala Kekuasaan Kehakiman. Kepala Pengadian dapat

117Ibid, hal 103-104.

54 Universitas Sumatera Utara menyerahkan kewenangan penuh kepada Menteri Kehakimann di daerah keuangan dan administratif serta kerja personil. Menteri Keadilan mengelola pelayanan dan mengkoordinasikan hubungan antara cabang kehakiman serta cabang legislatif dan eksekutif.

2.6. Paradigma Ahmadinejad

Ahmadinejad adalah seorang walikota Teheran118 yang dikenal revolusioner berhasil mengalahkan pejabat penting kedua di Iran, Akbar Hashemi

Rafsanjani di kursi Presiden dalam putaran kedua untuk pemilu 2005. Menurut hasil resmi pemilu, Nejad memperoleh 17.248.782 suara atau 61,69%, sementara

Rafsanjani memperoleh 10.043.489 suara atau 35,92% dari total pemilih berjumlah 27.959.254 yang membentuk 59,7% jumlah konstituen yang mencapai

46.800.000 jiwa.119 Selanjutnya untuk pemilu 2009, Kementerian Dalam Negeri mengumumkan hasil pemilu, Ahmadinejad sebagai pemenang dengan jumlah

24.527.516 suara atau 62,6%, sementara kandidat lainnya, seperti Hussein

Mussavi memperoleh 13.216.411 suara atau 33,8%, Muhsin Rezai memperoleh

678.240 suara atau 1,7%, dan Mehdi Karrubi memperoleh 333.635 suara atau

0,9%. Kemendagri melaporkan bahwa sejumlah 39 juta rakyat menggunakan hak pilihnya atau 85% dari pemilih sah dan hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya.

Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengungkapkan bahwa tangan ajaib

Tuhan telah terbukti dalam sebuah epik besar pemilu 2009.120

Ahmadinejad mengumumkan keadilan sebagai slogan utama dan penting dari rencananya dalam kampanye pemilihan pada tahun 2005. Ahmadinejad

118Ahmadinejad terpilih menjadi Walikota Teheran pada tahun 2003. 119Adel El-Gogary, Op.Cit, hal 34. 120Indriana Kartini. 2009. Pemilu Presiden Iran 2009 dan Upaya Destabilisasi Iran. Jurnal Politik LIPI, vol. 6 no.1, hal 65.

55 Universitas Sumatera Utara menekankan keadilan dalam setiap kesempatan sebagai pribadi yang memiliki kewajiban ilahi. Keadilan dan kasih sayang adalah prinsip utama kebijakan luar negeri. Jadi, misi kebijakan luar negeri dan misi Republik Islam dalam mereformasi sistem pemerintahan dunia didasarkan pada keadilan, kesalehan, cinta, dan kasih sayang akan tetapi keadilan dalam kebijakan luar negeri membutuhkan perjuangan melawan penindas dan melindungi dan membela yang tertindas secara bersamaan. Keadilan mengakui hak setiap orang dalam memiliki kenyamanan, kedamaian, dan kehidupan yang terhormat dan jika digabungkan dengan spiritualitas, itu akan mengarah pada pertumbuhan dan peningkatan negara-negara dunia yang merdeka dan bebas di dunia.121

Sebelumnya, faktor yang paling menonjol dalam keterpilihan Nejad, salah satunya adalah konsistensinya dalam memegang pendapat-pendapat politiknya, ketegasannya dalam menangani masalah, dan keteguhannya menolak segala bentuk konsesi, terutama dalam konflik Iran dengan Barat terkait dengan isu nuklir Iran. Faktor lain yang menunjang keterpilihan Nejad adalah pengalaman kemiliterannya. Ia merupakan salah seorang komandan pasukan garda revolusi dalam perang melawan Irak. Nejad merupakan Presiden pertama Republik Islam

Iran yang berasal dari luar kalangan ulama sejak 24 tahun berdirinya Republik

Islam, ia berlatar belakang militer. Ia ikut angkat senjata dalam perang 8 tahun dengan Irak dan mengajar di Service Academy yang berada di bawah naungan

Garda Revolusi selama beberapa tahun.122

121Vahid Khashei Varnamkhasti, Seyed Mohammad Mansour Pourmowlla. 2018. Political Discourse Of Ahmadinejad Government And Commercial And Trade Interactions Of Iran And European Union. Journal of Advanced Pharmacy Education & Research vol. 8 issue S2. Tehran: Universitas Allameh Tabataba’i, hal 49. 122Adel El-Gogary. Op.Cit, hal 30.

56 Universitas Sumatera Utara Ada dua fakta penting dari sosok Presiden Ahmadinejad. Pertama, ia merupakan Presiden Iran pertama yang berasal dari keluarga miskin pedesaan dan tidak memiliki hubungan darah dengan tokoh agama. Sebagai anak seorang pandai besi, ia mewujud dalam pandangan rakyat Iran sebagai putra sejati bangsa yang jauh dari ragam aristokrasi karena nasab, kekayaan, maupun agama. Kedua,

Nejad adalah islamis sejati, dengan bahasa lain ia mengelompokkan dirinya sebagai fundamentalis dan revolusionis.123

Salah satu ciri khas manajerial revolusi menurut Ahmadinejad adalah pandangan nasional yang komprehensif dan futuristik. Ia percaya kepemimpinan berbasis kerakyatan dan keagamaan sebagai asas dasar pemerintahan Islam di mana rakyat memainkan peran utama di dalamnya dan rezim tidak akan terbentuk tanpa keberadaannya. Ia juga meyakini doktrin bahwa tugas kepemimpinan sentral (al-wilaayah al-mihwariyyah) adalah mengokohkan seluruh nilai-nilai

Islam dan esensi-esensi kepemimpinan. Selain itu ia meyakini pentingnya pengarahan revolusi pada orientasi global yang memang telah dan akan tetap menjadi misi utama Revolusi Islam.124

Ahmadinejad memandang bahwa tata laksana pemerintahan revolusi bertumpu pada 2 prinsip dasar dan sejumlah karakteristik.125 Prinsip pertama, mengacu pada pembelajaran dan konseptualisasi asas revolusi, dan pembangunan masyarakat Islam yang ideal dan maju sebagai pendahuluan dan titik pemberangkatan gerakan pembangunan pemerintahan global Islam. Sementara prinsip kedua, terkait dengan kelayakan dan kompetensi bangsa Iran untuk menjalankan misi besar Iran.

123Ibid, hal 32. 124Ibid, hal 37. 125Ibid, hal 39-40.

57 Universitas Sumatera Utara Adapun karakteristik tata laksana pemerintahan revolusi antara lain keyakinan pada ke-universalan dan kesempurnaan Islam, kemudian tawakal kepada Allah, perencanaan dan penataan sesuai sumber dan situasi kondisi.

Karakteristik lainnya adalah realisasi visi-visi revolusi dan kemaslahatan rakyat, sebab aparat pemerintah berhutang pada rakyat, dan bukan pihak yang menghutangi rakyat atau memiliki tuntutan pada mereka. Ditegaskannya bahwa aparat yang jauh dari paradigma revolusi berarti tengah menenun untuk dirinya sendiri sebuah filsafat khusus yang melemparkan segala masalah, kelemahan, dan kekurangan dalam pelaksanaan tata laksana pemerintahannya ke pundak rezim

Republik Islam dan pundak rakyat.126

126Ibid, hal 40.

58 Universitas Sumatera Utara BAB III PERKEMBANGAN NUKLIR DAN HUBUNGAN DIPLOMATIK IRAN DENGAN AMERIKA SERIKAT

3.1. Perkembangan Nuklir Iran

Sejak tahun 1957, Amerika Serikat dan Iran menandatangani Cooperation

Concerning Civil Uses of Atoms, sebuah perjanjian kerja sama nuklir sipil, melalui program Atoms for Peace. Sebuah inisiatif dari Presiden AS Dwight

Eisenhower, program berbagi teknologi nuklir dan pendidikan dengan negara- negara di seluruh dunia - termasuk Israel, Pakistan dan Iran. Program tersebut memberi Iran dasar untuk program nuklirnya.127 Tahun 1959, Pemerintah Iran di bawah kepemimpinan Shah telah mengembangkan program nuklir dengan membangun Pusat Atom Universitas Teheran yang disusul dengan peningkatan kerjasama Iran dan Amerika Serikat. Kerjasama tersebut diwujudkan dengan dibangunnya The Teheran Nuclear Research Center (TNCR) yang dioperasikan oleh Atomic Energy Organization of Iran (AEOI) pada tahun 1974.128 TNRC dilengkapi dengan suplai 5 megawatt reaktor nuklir yang disediakan oleh AS.129

Reaktor tersebut biasa bekerja dengan uranium yang diperkaya sebanyak 93%, padahal uranium yang berada diatas 90% dapat digunakan dalam pembuatan bom atom.130 Namun begitu, Amerika Serikat tetap memberikan pembatasan dalam kerjasama dan mekanisme keterlibatan para teknisi Iran. Amerika Serikat tidak memperkenankan para teknisi Iran untuk terlibat langsung dalam penginstalan dan

127Indra Ekmanis. Loc.Cit. 128Arms Control Association. Peter Crail. 2011. Iran’s Nuclear Program: An Interview with Iranian Ambassador.to.the.IAEA.Ali.Asghar,Soltanieh..Diakses,dalam,http://www.armscontrol.org/act/2011_09/ira n%E2%80%99s-nuclear-program-interview-iranian-ambassador-iaea-ali-asghar-soltanieh pada tanggal 18 Maret 2020, pukul 23.00 WIB. 129Peter Jenkins dan Richard Dalton. 2014. Iran’s Nuclear Future. Laporan Penelitian Departemen Timur Tengah dan Afrika Utara. The Royal Institute of International Affairs: Chatham House, hal 3. 130Hikmatul Akbar., Pinilih Kodimerinda. 2012. Pengembangan Nuklir Iran dan Diplomasi Kepada IAEA. Jurnal UPN Veteran Yogyakarta, vol. 16 no.1, hal 16.

59 Universitas Sumatera Utara pengoperasian reaktor nuklir. Sementara ketika menjalin kerjasama dengan

Perusahaan Reaktor Nuklir Framatome dari Perancis, 350 teknisi Iran mendapat pelatihan khusus untuk masalah nuklir.131

Setelah didirikannya AEOI, pemerintah Iran mulai menginvestasikan modal yang besar untuk mendirikan 23 reaktor atom dengan kapasitas 23.000

MW. Semenjak itu, Iran tidak hanya bekerja sama dengan Amerika Serikat saja, tetapi dengan Jerman, Inggris, Perancis, Kanada, Italia, dan Belgia. Hal ini dilakukan dalam pengiriman tenaga ahli nuklir Iran untuk mengikuti pelatihan dan kontrak kerjasama pembangunan reaktor. Mulai tahun 1974 hingga 1978 didirikan

Pembangkit Listrik Tenaga Atom Bushehr (Iran I dan II) oleh Jerman,

Pembangkit listrik Tenaga Atom Karun (Iran III dan IV) oleh Perancis,

Pembangkit Listrik Tenaga Atom Isfahan (Iran V dan VI) oleh Jerman, dan Saveh

(Iran VII dan VII) oleh Jerman.132

Setelah terjadinya Revolusi Islam Iran, pembangunan reaktor nuklir Iran mulai terbengkalai. Pada tahun 1980 pembangunan tersebut terhenti karena terjadi perang antara Iran dan Irak. Reaktor yang masih dalam proses penyelesaian dibom oleh Irak yang mengakibatkan kerusakan parah. Pada masa Kepemimpinan Ali

Akbar Rafsanjani, Iran berupaya untuk melakukan pembangunan reaktor nuklir

Bushehr yang sempat terhenti. Iran meminta Jerman di bawah perusahaan

Kraftwerk Union untuk melakukan kerjasama dalam pembangunan reaktor

Bushehr. Akan tetapi, Jerman kemudian membatalkan perjanjian tersebut karena mendapat tekanan dari Amerika Serikat. Iran terus berupaya untuk melakukan kerjasama dengan Italia, Republik Ceko, Spanyol serta Argentina, agar negara

131Hikmatul Akbar. Ibid, hal 17. 132Hikmatul Akbar. Ibid.

60 Universitas Sumatera Utara tersebut bersedia membantu penyelesaian pembangunan reaktor Bushehr. Akan tetapi, Amerika Serikat terus saja menekan negara-negara tersebut yang akhirnnya mengakibatkan kegagalan kerjasama.133

Hingga tahun 1990, Iran melakukan kerjasama dengan Rusia dalam pembangunan reaktor nuklir Bushehr yang ditinggalkan oleh Jerman. Iran telah menyelesaikan salah satu dari dua reaktor Bushehr dengan bantuan Rusia dan berhasil memperoleh:134

1) konversi uranium dan fasilitas fabrikasi bahan bakar di Isfahan,

2) fasilitas pengayaan dengan kapasitas potensi 50.000 mesin sentrifugal di

Natanz,

3) fasilitas pengayaan dengan 3.000 mesin sentrifugal di Fordow,

4) 18.000 sentrifugal generasi pertama (IR-1) diinstal,

5) 1.000 sentrifugal generasi kedua (IR-2m) diinstal, dan

6) salah satu pabrik produksi air berat di Arak, dimana reaktor riset 40MW

dirancang untuk dimoderatori oleh air berat hampir selesai.

Namun, hubungan antara Iran dan Rusia ini mengalami pasang surut karena adanya tekanan dari Amerika Serikat, sehingga pembangunan reaktor tersebut selesai dalam waktu yang lama.135

Proyek pembangunan reakor nuklir Iran yang terhambat karena pemutusan kerjasama oleh beberapa negara Barat, ternyata tidak menghentikan Iran dalam membangun reaktor nuklir tersebut. Dengan memanfaatkan kekayaan intelektual anak bangsa sendiri, Iran mampu menguasai teknologi eksplorasi pengayaan uranium dan mengkonversikan uranium menjadi konstrat uranium. Akhirnya,

133Hikmatul Akbar. Ibid. 134Peter Jenkins dan Richard Dalton. Loc.Cit. 135Hikmatul Akbar. Loc.Cit.

61 Universitas Sumatera Utara pada 11 februari 2003, Iran mendeklarasikan kemampuannya dalam memperkaya uranium.136

Iran berusaha mengembangkan pengayaan uraniumnya secara mandiri karena sikap ketergantungan akan bahan bakar nuklir dari asing akan menghambat pasokan bahan bakar nuklir. Pengembangan nuklir Iran ini kemudian mendapat protes dari berbagai pihak yang mencurigai adanya kepentingan militer, salah satunya laporan dari Badan Atom Internasional137 atau dikenal sebagai IAEA.

Perlu diketahui, Iran tercatat sebagai anggota IAEA sejak tahun 1958, dan telah menandatangani perjanjian The Non Proliferation of Nuclear Weapons

(NPT) di tahun 1970, selanjutnya pada tahun 1974, Iran telah menyetujui dan menandatangani Safeguards Agreement138 dengan IAEA yang menunjukkan bahwa Iran telah bersedia untuk diawasi oleh Badan ini, serta pada tahun 1997 telah mengesahkan Protokol Tambahan untuk Safeguards Agreement.139 Namun,

Pada Juni 2003, IAEA untuk pertama kalinya mengumumkan secara terbuka bahwa Iran telah gagal melaporkan bahan-bahan dan aktivitas nuklirnya dan meminta kepada pemerintah Iran untuk bersikap koperatif terhadap laporan yang dibutuhkan IAEA.140

136Hikmatul Akbar. Ibid. 137International Atomic Energy Agency didirikan atas prakarsa Presiden AS Eisenhower yang berpidato dengan tema Atom for Peace di depan Sidang Majelis Umum PBB pada 8 Desember 1953. IAEA resmi berdiri pada 29 Juli 1957. Pada 12 Juni 1968, dalam sidang di New York, negara-negara dunia menyepakati perjanjian di bawah kerangka IAEA, yaitu NPT, yang bertujuan untuk mencegah tersebarnya senjata nuklir dan meningkatkan penggunaan nuklir untuk kepentingan damai, dan mempercepat perlucutan senjata nuklir di dunia. (Kiki Mikail. 2018. Perjanjian Nuklir Iran dan Kepentingan AS-Israel di Timur Tengah. Jurnal ICMES, vol. 2 no. 1, hal 73) 138Melalui perjanjian Safeguards Agreement, IAEA menerapkan pengamanan dan memiliki hak dan kewajiban untuk memverifikasi secara eksklusif bahwa bahan nuklir tersebut tidak dialihkan ke senjata nuklir atau untuk memajukan tujuan militer negara melainkan digunakan untuk tujuan damai. (IAEA, Safeguards Agreements, Diakses dalam https://www.iaea.org/topics/safeguards-agreements pada 31 Maret 2020 pukul 20.34 WIB) 139M. Syaiful Bahri. 2012. Penolakan Pemerintah Iran Terhadap International Atomic Energy Agency (IAEA) untuk melakukan Pemeriksaan Pengembangan Energi Nuklir di wilayah negara Iran ditinjau dari Perspektif Statuta IAEA. Jurnal Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, hal 7-8. 140IAEA. 2003. Implementation of The NPT Safeguards Agreements in The Islamic Republic of Iran. Dalam Kiki Mikail, Jurnal ICMES, Op.Cit, hal 73-74.

62 Universitas Sumatera Utara Dalam Statuta IAEA terdapat ketentuan bahwa setiap negara yang menandatangani dan meratifikasi perjanjian tersebut harus menjalankan kewajibannya sebagai anggota, yaitu dengan melaporkan setiap kegiatan yang berhubungan dengan atom dan nuklir yang sedang dilakukan oleh negara tersebut, hal ini termuat dalam Artikel VIII yang membahas tentang pertukaran informasi dari Negara peserta dengan IAEA.141 Sehingga, bagi setiap peserta IAEA diharuskan untuk memberitahukan maupun melaporkan segala kegiatannya yang berhubungan dengan pengembangan nuklir karena hal tersebut menjadi salah satu obligation atau kewajiban dari setiap negara peserta. Selain itu, IAEA sebagai badan pengawas dan pemantau kegiatan pengembangan nuklir berhak untuk memasuki setiap situs dan tempat-tempat kegiatan pengembangan nuklir dari suatu negara dalam rangka memantau dan mengawasi kegiatan pengembangan nuklir.142

Pada periode ini, IAEA semakin intensif mengawasi dan memberikan laporan mengenai perkembangan nuklir Iran kepada Dewan Keamanan PBB.143

Sementara itu, Uni Eropa melalui Jerman, Inggris dan Perancis memulai negosiasi dengan Iran mengenai perjanjian pembatasan dan perkembangan nuklir Iran. Pada bulan Oktober 2003, IAEA melaporkan bahwa Iran telah menyerahkan deklarasi komprehensif program nuklirnya dan bulan berikutnya IAEA melaporkan bahwa tidak ditemukan bukti Iran melanggar resolusi DK PBB dan Iran tidak mengalihkan bahan nuklir tersebut menjadi bahan nuklir untuk tujuan militer.144

141M. Syaiful Bahri. Op.Cit, hal 8. 142M. Syaiful Bahri. Ibid. 143Kiki Mikail. Loc.Cit. 144UCLA law review website. 2013. Negotiating Non Proliferation: International Law and Delegation in The Iranian Nuclear Crisis. Dalam Kiki Mikail, Jurnal ICMES. Ibid, hal 74.

63 Universitas Sumatera Utara Dari 2003 sampai 2005, Iran menyepakati berbagai perjanjian dengan Uni

Eropa dan IAEA termasuk Perjanjian 2003 dan Perjanjian Paris 2004 yang mengklarifikasi ruang lingkup pengayaan bahan nuklir Iran sesuai dengan perjanjian awal 2003. Selanjutnya, Iran dan IAEA menegosiasikan kesepakatan yang mengimplementasikan protokol tambahan mengenai kesepakatan negosiasi tersebut. Namun, seminggu sebelum pemilihan Presiden Iran, belum tercapai kesepakatan antara Uni Eropa dan Iran sehingga kedua pihak memilih untuk menunda negosiasi sampai setelah pemilu. Keputusan tersebut mungkin termotivasi oleh prediksi Inggris bahwa Akbar Hashemi Rajsanjani akan menang dalam pemilu dan akan melanjutkan kebijakan rezim sebelumnya, yaitu Khatami.

Khatami dikenal sebagai presiden yang intens melakukan negosiasi nuklir dengan pihak Uni Eropa dan IAEA. Prediksi Inggris ternyata meleset.145

Pada Juni 2005, Khatami menyelesaikan masa tugasnya sebagai Presiden

Iran. Tokoh konservatif Iran, Mahmoud Ahmadinejad berhasil mengejutkan dunia dengan mengalahkan Akbar Hashemi Rafsanjani dalam pemilihan umum 2005 dan terpilih sebagai Presiden Iran. Selaku presiden, Ahmadinejad melakukan restrukturisasi terhadap tim negosiasi nuklir Iran yang sebelumnya banyak diisi dari kalangan reformis Khatami. Negosiasi Iran-Uni Eropa pun mengalami kegagalan. Kegagalan tersebut disinyalir disebabkan dua hal, yaitu sikap

Ahmadinejad yang sangat konservatif dan pihak Uni Eropa tidak mendapatkan dukungan dari AS. Dukungan AS dianggap penting oleh Uni Eropa karena akan berimbas kepada dukungan masyarakat internasional.146

145Kiki Mikail. Ibid. 146Kiki Mikail. Ibid.

64 Universitas Sumatera Utara Pada September 2006, dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York,

Ahmadinejad menanggapi ancaman yang disampaikan Barat terkait program nuklir Iran. Ia menyatakan bahwa Republik Islam Iran adalah anggota IAEA dan selalu memenuhi isi perjanjian NPT. Ahmadinejad mempertanyakan, semua aktivitas nuklir kami transparan, damai dan di bawah pengawasan inspektur

IAEA. Lalu mengapa ada keberatan terhadap hak kami yang diakui secara hukum? Pemerintah mana yang berkeberatan dengan hak-hak ini? Bukankah mereka pun telah mendapatkan manfaat dari energi nuklir dan siklus bahan bakar nuklir? Beberapa dari mereka telah menyalahgunakan teknologi nuklir untuk tujuan non-damai, termasuk produksi bom nuklir, dan beberapa dari mereka bahkan memiliki catatan hitam penggunaan bom nuklir yang melawan kemanusiaan.147

Dalam pandangan Ahmadinejad, Barat memaksa Iran menghentikan program nuklirnya dengan tujuan menghambat Iran untuk mencapai kemandirian dan mencapai kemajuan dalam ilmu pengetahuan. Menurut Ahmadinejad, teknologi nuklir untuk kepentingan damai adalah hak legal bagi semua bangsa, tidak ada satu negara pun yang boleh melarang negara lain untuk memiliki teknologi nuklir.148

Pada Juni 2006, setelah kegagalan negosiasi tersebut, ketiga negara Uni

Eropa yaitu Inggris, Prancis dan Jerman bergabung dengan anggota tetap DK PBB lainnya (AS, China dan Rusia) untuk mengajukan proposal baru ke Teheran.

Sebulan setelahnya, terjadi perang antara Israel dan Lebanon yang mengakibatkan semakin tingginya tensi keamanan regional, termasuk juga hubungan Iran dan AS.

147Mahmoud Ahmadinejad. 2006. Transcript of Ahmadinejad’s U.N. Speech, www.npr.org. Dalam Kiki Mikail, Jurnal ICMES. Ibid, hal 74-75. 148Kiki Mikail. Ibid, hal 75.

65 Universitas Sumatera Utara Di tengah krisis perang Israel-Lebanon, negosiasi nuklir Iran semakin alot, karena

AS meminta militer Iran untuk tidak turut campur dalam perang tersebut. Israel melancarkan serangannya ke daerah perbatasan antara Lebanon dan Israel, di basis-basis kekuatan Hizbullah. Perang berakhir dengan kekalahan di pihak Israel dan secara efektif meruntuhkan reputasi Israel sebagai kekuatan militer terdepan di Timur Tengah.149

Hal ini berimbas pada sikap AS terhadap Iran karena negara tersebut dipandang sebagai pendukung utama Hizbullah. Pada akhir tahun 2006, Dewan

Keamanan PBB memberlakukan embargo multilateral terhadap Iran yang dianggapnya tidak ‘mematuhi’ resolusi nuklir. Resolusi Dewan Keamanan PBB

1737 yang dirilis pada bulan Desember 2006 itu memberlakukan sanksi pertama terhadap Iran termasuk pelarangan pengiriman material nuklir dan pembekuan perusahaan-perusahaan Iran yang berkaitan dengan pengembangan nuklir Iran.

Disebutkan bahwa sanksi dapat ditangguhkan atau dicabut jika Iran membekukan program pengayaan uraniumnya dan melanjutkan negosiasi dengan negara P5 +

1.150 Negara-negara P5 + 1 telah mengeluarkan resolusi sebanyak lima kali dalam rangka untuk memperkuat sanksi mereka terhadap program nuklir Iran.151

Embargo tersebut telah mengakibatkan hubungan bilateral Iran dan AS semakin memanas setelah selama kurang lebih tiga dekade terhitung semenjak disegelnya kedutaan AS di Teheran pasca revolusi 1979.152

Pada Agustus 2007, Iran dengan IAEA menyetujui kerangka kerja yang membahas tentang isu program pengembangan senjata nuklir Iran. Beberapa

149Kiki Mikail. Ibid. 150Negara P5 + 1 adalah negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB ditambah Jerman. 151Kiki Mikail. Loc.Cit. 152Clawson. 2010. Iran Primer: U.S. Sanction, www.pbs.org. Dalam Kiki Mikail, Jurnal ICMES. Ibid, hal 75- 76.

66 Universitas Sumatera Utara pertanyaan tentang kecurigaan IAEA maupun masyarakat dunia terutama pihak

Barat terhadap Iran yang sedang mengembangkan senjata nuklir, sebagian besar telah terselesaikan. Kemudian pada pada tanggal 2 Juni 2008, Mohamed

Elbaradei, pemimpin IAEA, menyatakan bahwa sebenarnya masih ada satu isu atau masalah yang belum terselesaikan. Masalah yang dimaksudkan adalah bahwa terdapat campur tangan pihak militer Iran dalam program pengembangan nuklir

Iran.153

Kemudian, pada Januari 2011, Iran menyerahkan proposal rencana pemasangan dua kaskade canggih baru (Pilot Fuel Enrichment Plant) di Natanz kepada IAEA. Masing masing model IR-4 dan IR-2 m sentrigufal. Para ilmuwan

Iran menyatakan bahwa mereka sudah melakukan uji coba terhadap dua model baru yang telah mereka ciptakan, yang oleh para ahli nuklir internasional diperkirakan mampu memproduksi enam kali lebih tinggi dibandingkan model

IR-1 yang sudah diproduksi terlebih dahulu oleh ilmuwan nuklir Iran.

Menanggapi hal ini, IAEA merilis laporan pada November 2011, yang menyatakan telah melakukan inspeksi ke fasilitas nuklir Iran dan menemukan bahwa Iran telah menginstal 174 sentrifugal, namun tidak terkoneksi ke jalur pendinginan dan elektrik; dan IAEA menyatakan akan terus melakukan pengawasan. Secara umum, tidak ditemukan bukti bahwa Iran sedang membuat senjata nuklir.154

Era baru berkaitan dengan krisis nuklir Iran dimulai setelah Ahmadinejad digantikan oleh Hasan Rouhani, presiden yang berasal dari kalangan reformis.

153M. Syaiful Bahri. Op.Cit, hal 11. 154IAEA. 2011. Implementation of The NPT Safeguards Agreement and Relevant Provisions of Security Council Resolutions in The Islamic Republic of Iran, www.iaea.org. Dalam Kiki Mikail, Jurnal ICMES. Op.Cit, hal 76.

67 Universitas Sumatera Utara Saat itu, AS dipimpin oleh Barrack Obama. Rouhani dan Obama melakukan komunikasi via telepon untuk pertama kalinya, menandai perubahan sikap pemerintah Iran setelah selama 8 tahun diwarnai sikap tanpa kompromi dari

Ahmadinejad. Melalui akun Twitter kantor kepresidenan, Presiden Iran mengonfirmasi pembicaraan telepon dengan Presiden AS. Dalam pembicaraan tersebut, baik Rouhani maupun Obama menyatakan keinginan politik bersama mereka untuk cepat memecahkan persoalan nuklir Iran. Meskipun menimbulkan polemik di dalam negeri, namun secara umum masyarakat internasional menyambut baik upaya kedua kepala negara tersebut.155

Sikap Rouhani ini oleh sebagian pihak dianggap mampu mengurangi tensi di Timur Tengah terutama mengenai kesepakatan nuklir Iran dan P5 +1 yang selama masa periode Ahmadinejad tidak mengalami kemajuan. Pada bulan

September tahun 2013 Rouhani berkunjung ke New York untuk hadir dalam

Sidang Umum PBB dan menghadiri pertemuan dengan negara P5 +1. Pertemuan tersebut berjalan tidak begitu lama karena semua pihak yang hadir langsung bersepakat untuk membahas perkembangan nuklir Iran. Setelah hampir 20 bulan melakukan negosiasi yang intens, pada Juli 2015 Iran dan P5 +1 akhirnya mencapai kesepakatan yang dirancang untuk membatasi kemampuan pengayaan nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi dari AS, Uni Eropa dan

PBB.156

Kesepakatan yang disebut JCPOA157 ini mendapatkan reaksi beragam.

Sebagian rakyat Iran bersuka ria karena mengira Iran akan segera terbebas dari

155Kiki Mikail. Ibid. 156Kiki Mikail. Ibid. 157Joint Comprehensive Plan of Action merupakan Perjanjian antara Iran dan anggota tetap DK PBB yang bertujuan untuk membatasi aktivitas nukir Iran. (Tanya Edwards. 2020. What To Know About The Iran

68 Universitas Sumatera Utara isolasi dan embargo yang diterapkan Barat selama ini. Dicabutnya embargo ekonomi juga membeli peluang bisnis kepada Iran, sebagaimana disampaikan

Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, bahwa kini Iran bisa menjual uraniumnya ke pasar bahan bakar dunia. Sementara, Sekjen PBB, Ban Ki-moon dan beberapa pejabat tinggi Eropa memuji kesepakatan tersebut. Menurut Ki-moon, kesepakatan menghormati kebutuhan dan hak Iran, sementara itu menyediakan kepastian bagi komunitas internasional bahwa aktivitas nuklir di negara tersebut demi tujuan damai.158

Meskipun demikian Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Khamenei bersikap skeptis dan meragukan Barat akan benar-benar memenuhi janjinya.

Sikap skeptis ini kemudian terbukti setelah AS mengalami dinamika politik internal pada 2016. Pada 8 November 2016, Hilary Clinton dari Partai Demokrat, yang dipandang akan menjadi penerus kebijakan Barack Obama, terutama berkaitan dengan persoalan Timur Tengah, ternyata kalah telak dalam pemilihan

Presiden AS. Pemilu dimenangkan oleh kandidat presiden dari Partai Republik,

Donald Trump. Segera dapat diduga bahwa kebijakan Donald Trump terhadap

Iran kurang lebih sejalan dengan kebijakan yang pernah diberlakukan oleh George

W. Bush dikarenakan keduanya berasal dari partai dan basis pendukung yang sama.159

Satu setengah tahun kepemimpinannya, Trump menawarkan dua opsi kepada Kongres AS, yaitu untuk merevisi isi JCPOA atau mengakhiri kesepakatan nulir dengan Iran. Alasan yang disampaikan Trump adalah adanya

Nuclear.Deal.After.Trunp’s.Address..Diakses.dalam.https://www.refinery29.com/amp/en- us/2020/01/9167161/what-is-iran-deal-jcpoa-meaning pada tanggal 2 April 2020 pukul 12.49 WIB) 158Kiki Mikail. Op.Cit, hal 77. 159Kiki Mikail. Ibid.

69 Universitas Sumatera Utara ancaman dari rudal balistik yang tengah dikembangkan Iran, perlunya sanksi kepada Garda Revolusi Iran (pasukan bersenjata Iran), dan adanya masa kadaluarsa pada pembatasan pengembangan nuklir Iran, yaitu setelah 2025 Iran tidak lagi dibatasi dalam mengembangkan teknologi nuklir. Menurut Trump,

JCPOA harus direvisi dengan memasukkan ketiga hal itu, atau dibatalkan sama sekali.160

Keinginan Trump untuk merevisi, atau bahkan keluar dari JCPOA ini direspon negatif oleh IAEA dan Uni Eropa. Direktur IAEA, Yukiya Amano, mengatakan Iran melaksanakan kesepakatan dan tunduk pada rezim verifikasi nuklir paling kuat di dunia. Sementara diplomat Eropa memperingatkan bahwa setiap perubahan unilateral terhadap kesepakatan akan memicu kebuntuan kesepakatan dan kembali pada perselisihan masalah nuklir di Timur Tengah.

Menurut Uni Eropa, jika AS memberlakukan kembali sanksi kepada Iran, akan berdampak pada hilangnya peluang bisnis miliaran dolar. Ekspor Prancis dan

Jerman sendiri meningkat tajam sejak pencabutan sanksi terhadap Iran pada tahun

2016. Kesepakatan yang dibuat produsen pesawat Eropa, Airbus, untuk menjual hampir 100 unit pesawat ke Iran akan terancam batal dan membuat perusahaan tersebut mengalami kerugian besar. Namun akhirnya, pada pada 9 Mei 2018,

Trump memutuskan untuk mundur sepihak dari JCPOA dan akan memberlakukan sanksi-sanksi baru terhadap Iran. Dapat dikatakan, kini perundingan nuklir Iran telah hampir kembali ke titik nol.161

160Kiki Mikail. Ibid. 161Kiki Mikail. Ibid.

70 Universitas Sumatera Utara Dari pemaparan di atas, untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan nuklir Iran, penulis telah membuat kronologi kejadian berdasarkan tahun yang terjadi ke dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.1. Timeline program nuklir Iran dan upaya untuk membatasinya Tahun No Keterangan Kejadian AS-Iran, yang kemudian diperintah oleh Shah Mohammad Reza 1 1957 Pahlevi, yang dibawa ke tampuk kekuasaan oleh kudeta CIA tahun 1953, menandatangi perjanjian kerjasama nuklir sipil. AS menyediakan Iran dengan Teheran Research Reactor (TRR), 2 1967 reaktor nuklir 5 megawatt bersama dengan bahan bakar uranium yang diperkaya 93 persen tingkat senjata. Iran menandatangi NPT yang ketika diratifikasi, dua tahun 3 1968 kemudian, mengizinkan Iran untuk memiliki program nuklir sipil dengan imbalan komitmen untuk tidak memperoleh senjata nuklir. Safeguards Agreement Iran dengan IAEA mulai berlaku, sehingga 4 1974 memberikan pengawas nuklir untuk memverifikasi kepatuhannya dengan NPT. a. Sejak penggulingan Shah dan tercetusnya Revolusi Islam, yang membawa para pemimpin ulama berkuasa di Teheran. Akibatnya, Iran tidak lagi dapat mengimpor 93 persen uranium 5 1979 yang diperkaya dari Amerika Serikat atau Eropa. b. Lahirnya Revolusi Islam membuat pekerja Siemens melarikan diri dari Iran. Pekerjaan di Pembangkit Listrik Tenaga Atom Bushehr berhenti dan program nuklir Iran terhenti. 6 1980 Dimulainya perang Iran-Irak, dimana Irak membom Bushehr. Argentina dipekerjakan untuk mengubah TRR agar beroperasi 7 1987 dengan bahan bakar uranium yang diperkaya 20 persen, yang dapat diperoleh dengan lebih mudah oleh Iran. Sebuah kelompok pengasingan Iran yang menentang pemerintah di Teheran mengungkapkan bahwa Iran memiliki dua fasilitas 8 2002 nuklir yang sebelumnya dirahasiakan, yaitu: sebuah pabrik pengayaan uranium162 di Natanz dan reaktor nuklir berat163 dengan air di Arak, keduanya dalam tahap pembangunan. Dalam negosiasi dengan Inggris, Prancis dan Jerman, sebuah kelompok yang dikenal sebagai EU3164, Iran setuju untuk 10 2003 menangguhkan kegiatan pengayaan uranium dan menandatangi Protokol Tambahan, sebuah pakta sukarela yang memberi IAEA akses yang lebih besar ke situs nuklir. Setelah garis keras Mahmoud Ahmadinejad terpilih sebagai 11 2005 presiden Iran, negosiasi EU3-Iran gagal dan Iran kembali melanjutkan aktivitas pengayaan. 12 2006 a. Dewan gubernur IAEA merujuk kasus Iran ke Dewan

162Uranium dapat diperkaya untuk membuat bahan bakar untuk pembangkit listrik atau, jika dimurnikan lebih lanjut, bahan fisil untuk bom. 163Reaktor air berat menghasilkan bahan bakar bekas termasuk plutonium, bahan fisil lainnya. 164EU3 atau European Union adalah beberapa negara kekuatan Uni Eropa yaitu Inggris, Prancis, dan Jerman.

71 Universitas Sumatera Utara Keamanan PBB karena gagal mematuhi Safeguards Agreement. b. AS mengakhiri penentangannya terhadap keterlibatan dengan Iran dalam masalah nuklir dan bergabung dengan tiga kekuatan Uni Eropa, bersama dengan Rusia dan Tiongkok, sebuah kelompok yang dikenal sebagai P5 +1. c. Dewan Keamanan PBB untuk pertama kalinya menjatuhkan sanksi kepada Iran karena menolak menangguhkan pengayaan dan pekerjaan nuklir sensitif lainnya. Presiden AS George W. Bush untuk pertama kalinya mengirimkan seorang pejabat, Wakil Menteri Luar Negeri, Bill Burns, untuk 13 2008 secara langsung mengambil bagian dalam negosiasi nuklir dengan Iran di Jenewa. a. Presiden AS Barack Obama menjabat dan, dalam minggu pertamanya di Gedung Putih, mengatakan kepada para pemimpin Iran bahwa dia akan mengulurkan tangan jika Iran mau melepaskan kepalan tangan165 mereka dan meyakinkan 14 2009 Barat bahwa Iran tidak mencoba membuat bom nuklir. b. Inggris, Prancis dan Amerika Serikat mengumumkan bahwa Iran sedang membangun sistus pengayaan uranium rahasia di Fordow, dekat kota suci muslim syiah Qom. Iran mengatakan telah mengungkapkan situs itu kepada pengawas nuklir PBB. Dewan keamanan PBB mengadopsi resolusi 1929, yang menjadi 15 2010 dasar untuk melumpuhkan sanksi AS dan Uni Eropa di tahun- tahun berikutnya. a. Undang-undang AS mulai berlaku dan memberi Obama kekuatan untuk memberikan sanksi kepada bank-bank asing, termasuk bank sentral sekutu AS, jika mereka gagal mengurangi impor minyak Iran secara signifikan. Hasilnya 16 2012 adalah penurunan drastis dalam penjualan minyak Iran dan penurunan tajam ekonomi Iran. b. Pejabat AS dan Iran memulai pembicaraan rahasia, yang diintensifkan pada tahun 2013, tentang masalah nuklir. a. Pragmatis Hassan Rouhani terpilih sebagai presiden Iran dengan alasan untuk meningkatkan hubungan Iran dengan dunia dan keadaan ekonomi yang menyedihkan, sesuatu yang hanya dapat dicapai dengan meringankan sanksi yang diberlakukan karena program nuklir Iran. b. Washington dan Teheran mengintensifkan pembicaraan nuklir 17 2013 mereka. c. Pada 23 November, dengan dasar yang diletakkan oleh pembicaraan rahasia AS-Iran, Iran dan negara P5 +1 mencapai pakta sementara yang disebut Rencana Aksi Bersama (JPOA) dimana Iran setuju untuk membatasi program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi terbatas. a. Pada 2 April, negara P5 +1 dan Iran mencapai kerangka kerja untuk Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) atau kesepakatan akhir. 18 2015 b. Pada 14 Juli Iran dan negara P5 +1 mencapai kesepakatan. Di bawah kerangka kerja, seperti yang dijelaskan oleh AS, Iran berkomitmen untuk mengurangi jumlah sentrifugal yang

165Maksud dari istilah itu adalah Iran menghentikan program nuklirnya.

72 Universitas Sumatera Utara dioperasikannya sekitar dua pertiga dan batasan jangka panjang lainnya pada aktivitas nuklirnya. Pada 9 Mei, Trump memutuskan untuk mundur sepihak dari 19 2018 JCPOA dan akan memberlakukan sanksi-sanksi baru terhadap Iran. Sumber: A timeline of Iran's Nuclear Program and Efforts to curb it dalam www.i24news.tv.

Dari pemaparan tabel tentang negosiasi nuklir antara Iran dan negara-negara

Barat dari tahun 1957 hingga saat ini. Iran mengklaim bahwa sejauh ini JCPOA adalah solusi terbaik untuk saat ini. JCPOA adalah solusi diplomatik yang dinegosiasikan untuk penyelesaian damai krisis fiktif yang kronis atas program nuklir damai Iran. Perjanjian ini bersifat komprehensif dan final, oleh karena itu,

Iran dalam hal ini siap mengambil tindakan tegas terhadap mereka yang tak patuh pada isi komitmen JCPOA. Selain itu, Iran mendesak negara-negara Eropa juga mematuhi komitmen mereka, dan mempersiapkan kondisi yang baik bagi perlindungan dan pelaksanaan penuh JCPOA dari pada mengikuti arah kebijakan tekanan maksimum AS.166

3.2. Hubungan Diplomatik Iran dengan Amerika Serikat

3.2.1. Era sebelum Ahmadinejad

Hubungan AS-Iran sejak Perang Dunia II dapat dilihat dalam empat tahap. Pertama, dari 1941-1953, Iran mencari pelindung dan teman; Shah secara aktif dan gigih berusaha merayu AS, untuk menariknya ke dalam hubungan yang lebih dekat. Kedua, dari 1953 hingga akhir 1960-an (pasca penggulingan

Mossadegh), dengan pemulihan Shah, yang telah meninggalkan negara itu, naik takhta, sebagai hasil dari kudeta yang sebagian besar direkayasa oleh CIA dan intelijen Inggris, adalah periode di mana Iran sangat bergantung pada AS - pada

166Detik News. Rakhmad Hidayatullah Permana. 2020. Iran Akan Bertindak Tegas Pada Negara yang Melanggar Kesepakatan Nuklir. Diakses dalam https://m.detik.com/news/international/d-5095980/iran- akan-bertindak-tegas-pada-negara-yang-melanggar-kesepakatan-nuklir/1 pada tanggal 27 Juli 2020 pukul 13.00 WIB.

73 Universitas Sumatera Utara perlindungan, dukungan, dan bantuan Amerika. Namun demikian, jelas bahwa AS adalah mitra senior dalam hubungan tersebut. Ketiga, dalam kurun waktu 1973-

1979, hubungan tersebut menjadi lebih seperti kemitraan. Shah jauh lebih mahir dan stabil dalam menangani hubungan luar negerinya. Keempat dan terakhir, sejak 1979, kedua negara telah menjadi musuh dan mengurangi hubungan politik dan diplomatiknya.167 Berikut peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hubungan diplomatik Iran dan Amerika Serikat sebelum era Ahmadinejad:168

A. Perang Dunia II dan Pasca Perang Dunia II

Ketika Perang Dunia II pecah, Iran menyatakan netralitas. Tetapi Rusia dan

Inggris menginvasi Iran pada Agustus 1941. Mereka melakukannya terutama karena dua alasan. Pertama, Iran memiliki hubungan yang sangat dekat dengan

Jerman. Mitos bahwa raja yang berkuasa saat itu pro-fasis / Jerman kini telah diatasi dan disingkirkan. Tetapi ada kehadiran Jerman yang besar di Iran, dan

Inggris mengkhawatirkan keamanan sumur minyak mereka di selatan, dan Rusia karena sumur minyak mereka di Baku, di seberang perbatasan Iran.169

Kedua, setelah Hitler menginvasi Rusia pada musim semi 1941, sekutu membutuhkan jalur darat Iran untuk memasok tentara Rusia. Ini tidak akan mustahil di bawah Iran yang netral, dan karena itu Rusia dan Inggris memutuskan untuk menginvasi Iran. Mereka menyingkirkan Syah dan menempatkan putranya di atas takhta. Hal ini pula yang membawa pasukan Amerika ke Iran untuk

167Shaul Bakhas. 2009. The U.S and Iran in Historical Perspective. Diakses dalam https://www.fpri.org/article/2009/09/the-u-s-and-iran-in-historical-perspective/&prev=search&pto=aue pada tanggal 30 Juli pukul 10.20 WIB. 168Indra Ekmanis. 2020. The History of US-Iran relations: A timeline. Diakses dalam https://www.pri.org/stories/2020-01-03/history-us-iran-relations-timeline pada tanggal 30 Juli 2020 pukul 12.24 WIB. 169Shaul Bakhas. Loc.Cit.

74 Universitas Sumatera Utara memfasilitasi perbekalan yang dipindahkan dari Teluk Persia melintasi wilayah

Iran ke Uni Soviet.170

Shah merayu AS dengan tekun dalam periode ini sebagai perlindungan terhadap dua kekuatan besar yang telah menduduki negara itu.. Awalnya mereka memberi dukungan yang cukup besar kepada Iran. AS lah yang membujuk Rusia dan Inggris untuk menandatangani perjanjian untuk menarik pasukan mereka dari

Iran dalam waktu enam bulan setelah berakhirnya permusuhan dalam perang.

Perilaku Rusia di Iran menjadi moderat karena kehadiran AS.171

Ketika pada akhir Perang Dunia II Rusia bersikeras untuk mempertahankan pasukan mereka di Iran dan mendukung gerakan otonom semu di provinsi

Azerbaijan Iran, AS sangat membantu dalam menekan Rusia untuk menarik dan mengakhiri dukungan ini. Selama perang, fitur permanen hubungan AS-Iran telah dimulai. Amerika mengirim penasihat untuk membantu membangun tentara Iran, polisi, dan pasukan gendarmerie dan untuk membantu di bidang lain dari pemerintahan Iran seperti keuangan.172

Shah, yang selalu berambisi membangun pasukan yang besar, pada periode ini sudah memulai apa yang menjadi tema abadi dalam hubungan tersebut, yaitu mendesak Amerika untuk memasok pasukannya dengan persenjataan yang lebih canggih.173

B. Kudeta Tahun 1953

Hubungan AS-Iran ini menghadapi krisis pada tahun 1951, saat terjadi gerakan nasionalisasi industri minyak Iran. Industri minyak Iran adalah industri

170Shaul Bakhas. Ibid. 171Shaul Bakhas. Ibid. 172Shaul Bakhas. Ibid. 173Shaul Bakhas. Ibid.

75 Universitas Sumatera Utara terpenting di negara itu. Itu adalah sumber utama pendapatan devisa. Itu adalah perusahaan terbesar di negara ini.Tapi itu dikendalikan Inggris.Orang Iran tidak memiliki suara dalam manajemen perusahaan, atau produksi, atau penetapan harga minyak.Selama bertahun-tahun, pemerintah Inggris memperoleh pendapatan yang jauh lebih banyak dari operasi minyak Iran daripada pemerintah

Iran sendiri. Pada akhir 1940-an dan kemudian tepatnya pada tahun 1951, mulai ada gerakan untuk menasionalisasi industri minyak. Gerakan ini dipimpin oleh

Mossadegh yang menjadi Perdana Menteri.Industri minyak sebenarnya dinasionalisasi pada Maret 1951.Kemudian dimulailah perjuangan dua tahun antara Iran dan Inggris atas tindakan ini.174

Iran menasionalisasi tambang minyak Inggris di Abadan, yang pada saat itu merupakan salah satu tambang minyak terbesar di dunia.Amerikamendukung

Inggris dalam menggerakkan kudeta terhadap pemerintah terpilih yang dipimpin oleh Perdana Menteri Mohammed Mosaddegh.Walau pada awalnya menghadapi kegagalan, namun aksi protes di jalan yang dipimpin oleh CIA, pada akhirnya mendorong Mosaddegh keluar dari jabatannya dan memperkuat kepemimpinan

Shah Mohammad Reza Pahlavi.Peran AS dalam kudeta ini berdampak besar pada ketidakpercayaan Iran terhadap Amerika hingga saat ini.

C. Revolusi Islam Tahun 1979

Pada Januari 1979 kekuasaan shah yang mengidap kanker, telah memudar.

Karena menghadapi berbagai protes dan serangan, ia melarikan diri, dan mengejutkan para pendukung Amerikanya yang tidak mengetahui bahwa sedang terjadi sebuah revolusi. Ayatollah Ruhollah Khomeini yang telah lama mengasingkan diri—seorang ulama Syiah yang kharismatik—kembali ke

174Ibid.

76 Universitas Sumatera Utara Tehran.Sesaat kemudian, ia menjadi pemimpin tertinggi Iran di pemerintahan yang diatur secara keulamaan, dan ialah yang memutuskan segala urusan negara.

Khomeini kemudian melawan semua yang mendukung revolusi dan menentang kekuasaannya.

D. Penyerbuan Kedutaan Besar ASdan Penawanan

Pada November 1979, para mahasiswa Universitas Iran menyerbu Kedutaan

Besar AS di Tehran, dan menculik 52 warga negara Amerika untuk dijadikan tawanan.Mereka menuntut dikembalikannya shah ke Iran untuk dihadapkan ke pengadilan.Presiden Jimmy Carter menolak dan meluncurkan pasukan komando yang gagal untuk membebaskan para tawanan.Enam warga negara Amerika yang berhasil melarikan diri pada awal penyerbuan, dan mendapatkan perlindungan dari Duta Besar Kanada, berhasil melarikan diri dari Iran dengan bantuan dari

CIA.Pelarian diri mereka didramatisasi dalam film tahun 2012 berjudul

“Argo”.Iran menahan para tawanan selama 444 hari, dan membebaskan mereka sesaat setelah pelantikan Presiden Ronald Reagan pada tahun 1981.

E. Skandal Pemberontak

Di bawah pemerintahan Reagan, Amerika Serikat setuju untuk secara diam- diam mengirimkan senjata ke Iran, ketika adanya embargo senjata di tengah- tengah perang dengan Irak pada tahun 1980.Uang yang dihasilkan dari penjualan tersebut digunakan untuk mendanai pemberontak yang didukung oleh Amerika, dan bertempur di Nikaragua. Amerika juga berharap bahwa penjualan tersebut dapat mendorong pemerintah Iran untuk menggunakan wewenangnya dalam membantu membebaskan para tawanan Amerika yang ditahan oleh kelompok militan Syiah Lebanon, Hizbullah. Ketika George H.W Bush menjadi Presiden, ia

77 Universitas Sumatera Utara mengatakan kepada Iran bahwa “niat baik akan dibalas dengan niat baik”, dan walau para tawanan Amerika di Lebanon dibebaskan, namun hubungan keduanya tidak pernah membaik.

F. Pertempuran Angkatan Laut dan Penembakan Pesawat

Iran dan AS bertarung dalam pertarungan angkatan laut selama satu hari pada tanggal 18 April 1988, setelah hampir tenggelamnya kapal rudal USS

Samuel B. Roberts oleh ranjau Iran saat perang Iran-Irak.Pada hari itu, pasukan

AS menyerang dua tambang minyak Iran, dan menenggelamkan atau merusak enam kapal nelayan Iran. Beberapa bulan kemudian, pada Juli 1988, USS

Vincennes di Selat Hormuz salah mengira sebuah pesawat terbang Iran Air yang menuju Dubai sebagai sebuah jet tempur, kemudian menembak pesawat tersebut dan menewaskan 290 orang yang berada di dalam pesawat itu.

G. Poros Kejahatan

Iran membantu AS sesaat setelah serangan teror 11 September 2001, yang terjadi di tengah-tengah invasi yang dipimpin oleh Amerika di Afghanistan dan berhasil menggulingkan Taliban. Namun begitu, Presiden George W. Bush menunjuk Iran pada awal tahun 2002, bersama dengan Korea Utara dan Irak, ke dalam kelompok yang ia sebut sebagai “poros kejahatan”, yang merupakan tiga negara yang secara aktif “berusaha membangun senjata pemusnah massal”.

Bantuan Iran pun segera dihentikan sesaat setelahnya.

H. Perlawanan di Medan Perang

Setelah invasi yang dipimpin AS di Irak pada tahun 2003, pasukan Amerika mengatakan bahwa Pasukan Revolusioner Paramiliter Iran melatih para militan

Irak untuk membangun bom berbahaya.Iran menyangkalnya.Pasukan Iran dan

78 Universitas Sumatera Utara Hizbullah kemudian membantu memerangi Presiden Suriah Bashar Assad dalam perang sipil di Suriah, terlepas dari AS yang juga menolak pemerintahannya. Iran juga menawarkan dukungan kepada para pemberontak Syiah di Yaman, yang telah melawan koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi dan didukung oleh AS, yang berusaha mengembalikan pemerintahan yang diakui secara internasional di

Yaman. Namun di Irak saat ini, para militan Syiah yang dipimpin oleh Iran adalah pasukan yang terkuat yang saat ini melawan kelompok ISIS.

3.2.2. Era setelah Ahmadinejad

Mahmoud Ahmadinejadmenjadi Presiden Iran pada tahun 2005.

Ahmadinejad yakin negosiasi dengan Barat adalah upaya yang tidak berguna dan bahwa satu-satunya pendekatan yang berguna adalah konfrontasi.175 Jika beberapa sekutunya memandang posisi tersebut dalam konteks taktis, sebagai alat untuk memaksa Barat memberikan konsesi, maka perspektif Ahmadinejad lebih terang- terangan. Dalam istilah sederhana, dia tidak tertarik dengan pertimbangan apakah

Barat akan memberikan sesuatu. Sebaliknya, dia seolah selalu mencari kecaman dari Barat. Ini seperti kembali ke masa-masa keemasan awal revolusi, ketika Iran berjaya sendiri. Jika Iran menerima kritik dari Barat, itu semata-mata mengonfirmasi kebenaran posisi Iran.

Selanjutnya, karakter Ahmadinejad ini merupakan akar dari kekhawatiran terbesar di mata para lawan domestiknya, khususnya menyangkut hubungan internasional Iran, beliau justru meningkatkan ketegangan dengan Barat.

Hubungan diplomatik Iran dengan AS di masa ini yang paling krusial adalah

Program Nuklir, penulis telah memaparkan di atas (lihat poin 3.1 perkembangan nuklir Iran). Iran berhasil mempercepat pengembangan nuklir selama proses

175Ali M. Ansari. Supremasi Iran. Op.Cit, hal 255.

79 Universitas Sumatera Utara negosiasi berlangsung yang mana memberikan banyak waktu untuk memajukan tujuan mengembangkan nuklir. Iran membangun banyak pabrik petrokimia dengan kapasitas produksi hingga 41,872 juta ton pertahun. Sejak menjabat dua periode, Ahmadinejad terkenal dengan pidatonya yang berapi-api, terutama dalam menentang imperialisme Amerika Serikat. Dalam pidatonya, dia kembali menegaskan permusuhan abadi antara Negara Mullah itu dengan Negeri Paman

Sam, terutama dalam hal energi nuklir.176

Di sisi lain, pada masa pemerintahan Barack Obama, Amerika Serikat terlihat menawarkan “bahasa” yang berbeda dalam pergaulan dengan bangsa- bangsa lain. Obama seperti memiliki kesediaan untuk berkomunikasi dengan bahasa yang digunakan oleh lawan bicaranya dan membawa pembicaraan ke tingkat yang lebih konstruktif. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa kita bisa mengharapkan munculnya babak baru dalam hubungan Amerika Serikat dengan Iran. Setidaknya Obama menawarkan sebuah pola komunikasi yang tidak dijumpai pada beberapa pendahulunya yang gemar menempatkan diri sebagai pusat penilaian “baik-buruk”, yang cenderung melakukan campur tangan dan mengirimkan pasukan untuk berperang. Obama ingin mengembangkan hubungan dengan Iran dengan cara yang disebut Obama saling menghormati (mutual respect) dan saling menguntungkan (mutual interest).177 Era setelah Ahmadinejad ini hubungan diplomatik AS-Iran lebih berfokus kepada negosiasi dan sanksi nuklir dari DK PBB, Uni Eropa dan Amerika Serikat (dapat dilihat pada poin 3.1

Perkebangan Nuklir Iran).

176 Poetra Achock Haekal., Partogi J. Samosir. 2017. Pengaruh Revivalisme Islam Iran Terhadap Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat dalam Bidang Nuklir. Jurnal International & Diplomacy. Jakarta: Universitas Satya Negara Indonesia. Vol. 2 No. 2, hal 220-221. 177Ibid.

80 Universitas Sumatera Utara Pada tanggal 1 Juli 2010, Presiden Obama mengesahkan Comprehensive

Iran Sanctions, Accountability, and Divestment Act (CISADA), yang secara signifikan berhubungan dengan aktivitas energi yang dijatuhi sanksi pada program

Iran Sanctions Act (ISA) 1996. CISADA memiliki beberapa tipe sanksi tambahan.

Program baru ini menangani hubungan potensial antara sektor energi Iran dengan program nuklirnya yang disorot dalam Resolusi 1929 DK PBB. CISADA mendukung upaya untuk meningkatkan tekanan terhadap Iran untuk bersedia melakukan perundingan diplomatik terkait dengan kekhawatiran dunia internasional mengenai NPT, dan pengawasan IAEA. AS memutuskan untuk menjalankan ISA sepenuhnya dan otoritas lainnya di dalam CISADA sebagai alat tambahan untuk meyakinkan pemerintah Iran mengubah perhitungan strategisnya, sesuai aturan wajib pengembangan nuklir, dan bersedia untuk membangun negosiasi yang konstruktif di masa depan tentang program nuklirnya.178

CISADA merupakan peraturan ekstra-teritorial. Warga AS telah dilarang melakukan bisnis di Iran selama lebih dari satu dekade. Melalui sanksi ini, AS memiliki kemampuan untuk menargetkan sanksi kepada perusahaan asing dan anak perusahaan asing dari perusahaan- perusahaan AS. Menurut ketentuan

CISADA, setiap perusahaan yang ditemukan melanggar undang-undang akan dikenakan setidaknya tiga dari sembilan menu sanksi (Bidgoly). CISADA terdiri atas empat bagian. Bagian I berisi tentang definisi sanksi dan bentuk-bentuk aktivitas yang dikenakan sanksi. Bagian ini mengadopsi aktivitas sanksi di bawah dokumen ISA, sebagaimana yang diamendemen dalam CISADA, meliputi hal-hal sebagai berikut: Program ini mengharuskan Pemerintah AS untuk menjatuhkan

178Widya Fitri. 2013. Analisis Ketidakefektivan Sanksi Ekonomi AS Terhadap Iran dalam Program Comprehensive Iran Sanctions,Accountability, and Divestment Act (CISADA) Tahun 2010-2012. Jurnal Ilmu Hubungan Internasional FISIP. Jakarta: Universitas Indonesia. Hal 9.

81 Universitas Sumatera Utara sanksi kepada individu atau grup yang menjalankan aktivitas berkaitan dengan sektor energi Iran, berupa:179

1. Melakukan investasi yang secara langsung dan signifikan berkontribusi untuk

pengembangan kemampuan dan pembangunan sumber daya petroleum Iran.

a. US$20 juta atau lebih; atau

b. Menanamkan US$5 juta untuk tiap investasi, dengan total US$20 juta atau

lebih selama 12 bulan.

2. Menjual, menyewakan (1), atau menyediakan barang-barang dan jasa yang

secara langsung dan signifikan memfasilitasi pemeliharaan atau ekspansi

produksi domestik petroleum Iran (2), senilai:

a. Nilai Harga pasar sekitar US$1 juta atau lebih;

b. Agregat harga pasar senilai US$5 juta atau lebih dalam periode 12 bulan.

3. Menjual atau menyediakan produk olahan minyak bumi untuk Iran, dengan:

a. Harga pasar US$1 juta atau lebih;

b. Harga pasar US$1 juta atau lebih;

c. Agregat harga pasar senilai US$5 juta atau lebih dalam periode 12 bulan.

4. Menyediakan benda-benda atau jasa-jasa yang secara langsung dan signifikan

berkontribusi untuk pengembangan kemampuan Iran dalam mengimpor

produk olahan minyak bumi, termasuk:

a. Asuransi atau jasa reasuransi;

b. Pembiayaan atau jasa makelar, atau

c. Kapal dan jasa pengiriman, dengan harga pasar senilai US$1 juta atau

lebih, atau agregat harga pasar senilai US$5 juta atau lebih dalam periode 12

bulan.

179Widya Fitri, Ibid, hal 9-10.

82 Universitas Sumatera Utara Sementara itu, bagian II dari CISADA mengatur tentang “Divestment from

Certain Companies that Invest in Iran”. Bagian ini termasuk dalam ketentuan finansial CISADA yang memberi kewenangan kepada Kepala Departemen

Keuangan untuk menjatuhkan sanksi keras, atau melarang pembukaan atau menjaga laporan akun keuangan dan institusi keuangan yang tertangkap teridentifikasi melakukan:180

1. Memfasilitasi usaha Pemerintah Iran, termasuk IRGC, untuk mencapai WMD

atau sistem pengiriman untuk WMD atau membantu terorisme internasional.

2. Memfasilitasi kegiatan seseorang yang berhubungan dengan Iran yang

berkenaan dengan sanksi keuangan di bawah resolusi DK PBB.

3. Memfasilitasi transaksi yang signifikan atau memberikan jasa keuangan yang

signifikan untuk IRGC atau agen atau afiliasinya yang memiliki properti dan

kepentingan di bawah blokir International Emergency Economic Powers Act

(IEEPA); atau lembaga keuangan yang memiliki properti dan kepentingan

yang berada di bawah blokir IEEPA dan berhubungan dengan proliferasi

WMD Iran atau sistem pengiriman untuk WMD atau mendukung Iran untuk

terorisme internasional.

Bagian III dokumen CISADA membahas mengenai “Pencegahan Pengiriman,

Re-eksportasi, atau Pengalihan Barang-Barang Sensitif ke Iran”. Pelarangan ini melingkupi barang-barang yang berasal dari AS yang dikirim ke pengguna akhir di Iran yang identitasnya tidak dapat diverifikasi atau ke entitas di Iran yang melanggar hukum atau peraturan AS, termasuk dengan: (1) pengiriman melalui satu atau lebih negara asing, atau (2) menggunakan informasi palsu mengenai

180Widya Fitri, Ibid, hal 10-11.

83 Universitas Sumatera Utara negara asal. Selanjutnya juga mengatur tentang pelaporan wajib oleh Direktur

Intelijen Nasional AS untuk mengidentifikasi negara-negara yang sensitif mengirimkan teknologi AS secara illegal ke Iran. Bagian ini mengandalkan kinerja Departemen Perdagangan untuk melakukan kontrol dan monitor perdagangan terhadap volume barang-barang dari AS yang berakhir pada penerima yang tidak teridentifikasi, ketidaktepatan ekspor dan re-ekspor, dan keengganan atau ketidakmampuan suatu negara untuk bekerjasama dengan AS dalam merespon isu pengalihan kontrol eskpor.181

Bagian terakhir adalah bagian IV yang memuat tentang jadwal efektif pelaksanaan sanksi CISADA. CISADA mulai berjalan 120 hari setelah tanggal berlakunya Undang-undang ini. Berakhirnya CISADA adalah 30 hari setelah tanggal dimana Presiden menyatakan kepada Kongres bahwa: (1) pemerintah Iran telah berhenti mendukung tindakan terorisme internasional dan tidak lagi memenuhi persyaratan tertentu untuk penunjukan sebagai negara sponsor terorisme, dan (2) Iran telah berhenti melakukan akuisisi, dan pengembangan senjata nuklir, kimia, biologi, dan balistik.182

Jika ditemukan entitas individu, negara, ataupun organisasi yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan finansial dan pengiriman barang- barang ekspor ke Iran seperti yang disebutkan di dalam dokumen CISADA, maka, sanksi yang dijatuhkan oleh Pemerintah AS akan berlaku dalam bentuk pembekuan properti dan kepentingan properti serta pelarangan transaksi valuta asing dan bentuk lainnya, seperti penolakan terhadap:183

1. Asistensi ekspor dari Bank Ekspor-Impor AS;

181Widya Fitri, Ibid, hal 11. 182Widya Fitri, Ibid. 183Widya Fitri, Ibid, hal 11-12.

84 Universitas Sumatera Utara 2. Lisensi untuk barang ekspor militer AS, "dual use”, atau barang yang terkait

dengan teknologi nuklir;

3. Pinjaman bank swasta melebihi US$ 10 juta dalam jangka waktu 12 bulan;

4. Jika pihak yang diberikan sanksi adalah institusi keuangan suatu negara, maka

institusi ini ditetapkan sebagai dealer utama dalam instrumen utang

Pemerintah AS atau menjadi tempat penyimpanan dana Pemerintah AS;

5. Pengadaan kontrak dengan Pemerintah Amerika Serikat;

6. Devisa transaksi tunduk pada yurisdiksi AS;

7. Tunduk pada yurisdiksi transaksi keuangan AS;

8. Transaksi sehubungan dengan properti tunduk pada yurisdiksi AS;

9. Impor ke Amerika Serikat dari pihak yang dikenakan sanksi.

85 Universitas Sumatera Utara BAB IV DAMPAK EMBARGO AMERIKA SERIKAT TERHADAP POLITIK DALAM NEGERI IRAN DI BAWAH KEPEMIMPINAN MAHMOUD AHMADINEJAD

4.1. Dinamika Oposisi Dalam Negeri

Sudah menjadi suatu kewajaran jika muncul beberapa kelompok oposisi di dalam negeri. Mereka berusaha untuk menawarkan gagasan mereka untuk pembangunan dan kemajuan atau yang disebut sebagai kalangan reformis beserta beberapa kelompok politik lainnya, baik yang berada di dalam tubuh pemerintah seperti Khatami, atau yang berada di kubu.

Beberapa tokoh politik yang tidak setuju terhadap keputusan kebijakan pemerintahan Ahmadinejad. Pertama, dari beberapa faksi politik kelompok reformis di Iran yang secara terang-terangan mengkritik kebijakan Presiden

Ahmadinejad yaitu Hashemi Rafsanjani sebagai mantan Presiden Iran untuk periode 1989-1997 yang mungkin paling menonjol mengkritik kebijakan beliau yang memperingatkan kemungkinan embargo atas Iran. Sebagaimana peringatan yang dilontarkan oleh mantan Ketua Parlemen yaitu seorang ulama reformis yang bernama Mehdi Karubi yang mengkritisi pernyataan-pernyataan tidak bijak dari

Ahmadinejad. Dia juga menegaskan akan perlunya dilakukan usaha dengan segala cara untuk menghindari penyerahan dokumen program nuklir Iran kepada Dewan

Keamanan. Karubi mengatakan, “kita harus memiliki posisi diplomasi yang kuat, kita juga harus menghindari pernyataan-pernyataan tidak bijak, kita juga harus mempererat tali persatuan dan sikap saling percaya.”184

184Adel El-Gogary. Op.Cit, hal 84.

86 Universitas Sumatera Utara Kedua, sebagaimana Front Persatuan sebagai partai politik reformis di Iran yang paling menonjol yang dipimpin oleh Muhammad Ridha Khatami, saudara kandung mantan Presiden Iran Muhammad Khatami, menyerukan pemerintah untuk membuka dialog dengan AS dan menunda kegiatan pengayaan Uranium untuk menghentikan krisis yang terjadi.185

Ketiga, Ibrahim Yazdi, Pemimpin Gerakan Oposisi Pembebasan, meminta

Teheran untuk menghentikan program pengayaan Uranium demi menghindari krisis nuklir. Dia juga menandaskan bahwa Iran tidak bisa menggantungkan diri kepada pihak Tiongkok dan Rusia untuk memveto setiap keputusan yang diambil oleh Majelis Keamanan PBB, karena kedua negara itu tidak mungkin mempertaruhkan hubungan dagang mereka dengan AS. Yazdi berpendapat bahwa

Presiden Ahmadinejad tidak sedang berada pada posisi yang memungkinkan dirinya untuk menasihati Presiden George Bush melalui surat yang dikirimkannya, di mana Ahamdinejad di dalam suratnya itu menyatakan bahwa

Islam adalah agama yang baik bagi dunia. Dia juga bertanya, “apakah anda memainkan peran anda dengan menggunakan hukum dari Al-?”.186

4.2. Perpecahan Kubu Konservatif Pada Pemilihan Parlemen

Parlemen Iran yang dikenal juga dengan sebutan Majelis memiliki 290 anggota yang memiliki tanggung jawab membuat atau meloloskan UU negara, menyetujui anggaran tahunan, dan memberikan persetujuan internasional termasuk kesepakatan masalah nuklir.187 Tahun 2012, merupakan pentas politik bagi Iran, dimana terjadi pemilihan legislatif selama 4 tahun sekali. Pemilu ini

185Ibid 186Ibid, hal 86. 187Tempo.co. Choirul Aminuddin. 2016. Pemilu Parlemen Iran: 50 Juta Warga ke Bilik Suara. Diakses dalam https://dunia.tempo.co/read/748526/pemilu-parlemen-iran-50-juta-warga-ke-bilik-suara pada tanggal 15 Juli 2020 tanggal 12.30 WIB.

87 Universitas Sumatera Utara diwarnai pertikaian antarsesama kubu konservatif yaitu antara loyalis Pemimpin

Tertinggi Ali Khamenei dan loyalis Presiden Mahmoud Ahmadinejad. Para pengamat menilai bahwa hasil pemilu tidak akan berdampak banyak terhadap kebijakan negara. Perselisihan politik Iran memang cukup membuat gaduh namun tidak membuat perubahan fundamental apapun terhadap gaya kepeminpinan negara. Pemimpin Agung Ayatollah Khamenei serta para pelindung sistem yang berkuasa tetap kuat. Mereka sendiri mengontrol kebijakan nuklir.188

Sebelum ini, peta pertarungan politik di Iran itu selalu diwarnai pertarungan kubu konservatif dan kubu reformis. Sejak Revolusi Islam 1997, pertarungan antara kubu konservatif dan kubu reformis di Iran menjadi salah satu pemandangan yang lumrah dalam lanskap politik Iran. Perbedaan yang mencolok antara kubu reformis dan kubu konservatif adalah soal hubungan dengan Barat.

Kubu konservatif dominan menutup hubungan dengan Barat, sementara kubu reformasi membuka dialog dengan Barat. Di samping itu juga perbedaan dalam soal keberpihakan terhadap ekonomi warga miskin. Kubu reformis ditengarai lebih condong kepada kelas menengah. Sedangan kubu konservatif fokus pada warga tidak mampu.189

Kekuatan kubu reformis dalam pemilu 2012 kali ini absen setelah pertarungan ketat yang memicu kritis politik melawan kubu konservatif pada pemilihan presiden tahun 2009. Juru bicara Peradilan Iran Ali Reza Jamshidi melalui berita Mehr mengatakan sekitar 4.000 orang ditahan selama protes pasca pemilihan di Iran, tetapi setelah diproses oleh hakim, 3.700 dari mereka

188Sabina Casagrande. 2012. Pemilu Parlemen, Ujian Bagi Rezim Iran?. Diakses dalam https://m.dw.com/id/pemilu-parlemen-ujian-bagi-rezim-iran/a-15779017 pada tanggal 01 Agustus 2020 pukul 16.40 WIB. 189Zuhairi Misrawi. 2018. Memahami Gejolak Politik di Iran. Diakses dalam https://m.detik.com/news/kolom/d-3798438/memahami-gejolak-politik-di-iran pada tanggal 01 Agustus 2020 pukul 16.58 WIB.

88 Universitas Sumatera Utara dibebaskan segera.190 Sejumlah tokoh reformis yang menjadi bintang pada pilpres tahun 2009 seperti Mir Hossein Mousavi dan Mehdi Karroubi, kini dalam status tahanan rumah selama lebih dari satu tahun.191

Sebelumnya, pada pemilu parlemen 2008, dua kubu ini bersatu dan berhasil meraih 70 persen kursi parlemen. Berikut ringkasan hasil perolehan kursi pada pemilihan parlemen 2008.

Tabel 4.1. Hasil Pemilu Legislatif Iran 2008

Orientasi Kandidat Kursi Kursi Kursi % (Putaran 1) (Putaran 2) (Total) Konservatif192 143 52 195 67.2% Reformis193 31 20 51 17.9% Independen 29 10 39 13.4% Armenians (kursi yang dipesan) 2 - 2 0.6% Assyrians & Chaldean (kursi 1 - 1 0.3% yang dipesan) Jewish (kursi yang dipesan) 1 - 1 0.3% Zoroastrian (kursi yang 1 - 1 0.3% dipesan) Total (Jumlah suara: 60%) 208 82 290 100% Sumber: Inter Parliamentary Union dalam en.wikipedia.org

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa Pemilihan legislatif Iran tahun 2008 dimenangkan oleh kubu konservatif 195 kursi sedangkan reformis 51 kursi, independen 39 kursi, dan sisanya untuk 5 minoritas agama tradisional di Iran.

Kekuatan konservatif di Iran semakin memperluas mayoritas absolut mereka, hal ini tidak mengherankan karena kesetiaan rakyat terhadap Pemimpin Spiritual

Ayatollah Ali Khamenei dan mereka menaruh kepercayaan yang tinggi terhadap sistem Republik Islam.

190PressTV. 2013. ‘4.000 Arrested’ in Post-Election Iran Protests. Diakses dalam https://web.archieve.org/web/20130927124453/http://edition.presstv.ir/detail/103230.html pada tanggal 15 Juli 2020 pukul 16.12 WIB. 191Ibid. 192Principlists Pervasive Coalition, United Front of Principlists, Insight and Islamic Awakening Front (Iran Principlists dalam wikipedia.org). 193Partai Demokrasi, Worker House, Partai Buruh Islam, Partai Solidaritas Iran Islam, Islamic Association of Teachers of Iran, Assembly of Educators of Islamic Iran, National Unity and Cooperation Part of Islamic Iran, Partai Kebebasan(Coalition of Eight Reformist Parties dalam wikipedia .org).

89 Universitas Sumatera Utara Namun, berbeda dengan pemilu legislatif tahun 2012 (perolehan suara dapat dilihat pada tabel 4.2), setelah masyarakat melihat bagaimana hasil dari kinerja dan kebijakan pemerintah khususnya dalam bidang ekonomi, rasa kecemasan pun melanda mereka. Ditambah penentangan Ahmadinejad terhadap

Pemimpin Tertinggi di tahun 2011. Ahmadinejad melakukan perlawanan dengan menolak pilihan Ali Khamenei terhadap Kepala Intelijen Iran. Ahmadinejad dianggap kerap mengubah aturan dan permainan kebijaksanaan luar negeri yang telah ditetapkan oleh Khamenei. Dalam sistem pemerintahan dan hirarki Iran,

Khamenei ialah pemimpin tertinggi. Sedangkan, presiden, betapa pun dipilih rakyat dan berkuasa di panggung politik ialah subordinat dari Ayatollah. Sikap

Ahmadinejad itu pun dianggap sebuah pembangkangan.194

Pada periode kedua pemerintahan Ahmadinejad, kritik dari masyarakat semakin banyak. Terutama terlihat dalam sidang-sidang parlemen, sering ada perbedaan pendapat antara pemerintah dengan parlemen. Terutama disebabkan karena kebijakan menteri-menteri yg dipilihnya melakukan hal-hal yang tidak disepakati oleh parlemen (wawancara dengan Ibu Dina, Direktur ICMES). Hal itu berdampak pada saat pertarungan politik pemilihan parlemen tahun 2012, dimana baru kali ini terjadi perpecahan antarsesama kubu dalam pentas politik di Iran sejak revolusi 1979.

Kubu Ayatollah Ali Khamenei memenangkan hasil pemilu putaran pertama yang diumumkan pada Minggu, 4 Maret dengan meraih 102 kursi dari

167 kursi di parlemen. Kubu Presiden Ahmadinejad hanya meraih 9 kursi, kubu reformis mendapat 7 kursi, kubu independen memperoleh 7 kursi, dan sisanya

194Ajeng Ritzki Pitakasari. 2012. Ahmadinejad Kalah Gara-gara Lawan Ayatollah. Diakses dalam https://republika.co.id/berita/internasional/global/12/05/07/m3nmab-ahmadinejad-kalah-garagara-lawan- ayatollah pada tanggal 13 Juli 2020 pukul 16.44 WIB.

90 Universitas Sumatera Utara belum diketahui identitas politiknya.195 Selanjutnya, putaran kedua diumumkan pada Sabtu, 5 Mei, hasil yang diumumkan oleh Kementerian Dalam Negeri Iran menunjukkan bahwa Partai Front Prinsipalis Bersatu, yang terkait dengan

Khamenei dan pengkritik Ahmadinejad yaitu Ali Larijani kembali memimpin perolehan suara. Berikut afiliasi para kandidat yang menunjukkan hasil dari 225 kursi yang dikonfirmasi.

Tabel 4.2. Hasil Perolehan Kursi Parlemen 2012 Daftar Partai Calon Terdaftar Perolehan Kursi United Front of Principlist 258 97 Independents N/A196 83 Front of Islamic Revolution Stability 199 17 Resistance Front of Islamic Iran 180 7 Democratic Front 83 16 Coalition of Independent Candidates 86 16 Monotheism and Justice Front 30 5 Total 290 225 Sumber: Bani Kamal, Intellectual Discourse dalam wikipedia.org

Tabel 4.2 menunjukan bahwa menurut kantor berita resmi Kehakiman

Iran, 182 konservatif, 13 perwakilan reformis dan 88 perwakilan independen, dan

5 perwakilan minoritas agama.197 Saat ini, para perwakilan ini, sesuai dengan keahlian mereka dalam Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri,

Teknik Sipil, Industri dan Pertambangan, Dewan dan Urusan Dalam Negeri,

Hukum Peradilan, Kesehatan, Program, Anggaran dan Akuntansi, Energi,

195.Kompas.com. Egidius Patnistik. 2012. Kubu Ahmadinejad Kalah. Diakses dalam https://travel.kompas.com/read/2012/03/05/09384495/kubu.ahmadinejad.kalah pada tanggal 13 Juli 2020 pukul 11.45 WIB. 196Not Answer/Not Available atau tidak tersedia. 197Mizan Online. 2015. Jumlah dan Persentase Orientasi Politik Parlemen Kesembilan. Diakses dalam http://www.mizanonline.ir/fa/news/66575/%D8%AA%D8%B9%D8%AF%D8%A7%D8%AF-%D9%88- %D8%AF%D8%B1%D8%B5%D8%AF-%DA%AF%D8%B1%D8%A7%DB%8C%D8%B4- %D8%B3%DB%8C%D8%A7%D8%B3%DB%8C- %D9%86%D9%85%D8%A7%DB%8C%D9%86%D8%AF%DA%AF%D8%A7%D9%86- %D9%85%D8%AC%D9%84%D8%B3-%D9%86%D9%87%D 9%85 pada 15 Juli 2020 pukul 15.13 WIB.

91 Universitas Sumatera Utara Pertanian, Air dan Sumber Daya Alam, Ekonomi, Pendidikan dan Penelitian,

Sosial.198

4.3. Kesenjangan Gender di Struktur Pemerintahan Hak-hak perempuan telah berfluktuasi dengan setiap perubahan dalam pemimpin dan rezim. Rezim ini memiliki kekuatan untuk mendikte setiap aspek kehidupan perempuan, dari hak suara hingga kode berpakaian sehari-hari. Ada banyak faktor yang menyebabkan fluktuasi hak-hak perempuan. Faktor tersebut bisa bersumber dari fatwa tokoh agama guna menegakkan hukum Islam, atau pemimpin negara menekan legislatif untuk menjadikan penduduknya menjadi masyarakat Islam yang lebih murni.199

Pada khususnya, ketegangan antara agama dan sekuler memengaruhi kehidupan perempuan Iran secara umum dan tindakan serta pemikiran mereka yang terlibat sebagai aktor sipil. Hal tersebut berangkat dari klasifikasi berbasis syariah ke satu gender.200 Berikut tabel kesenjangan mengenai partisipasi angkatan kerja perempuan baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan yang sudah digabungkan persentasinya:

Tabel 4.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja berdasarkan Gender (2005- 2012) Labor Force Participation rate for Tahun urban and rural areas(%) Both Genders Men Women 2005-2006 41 64.7 17 2006-2007 40.4 63.9 16.4 2007-2008 39.8 63.5 15.6 2008-2009 38 61.9 13.6

198Mizan Online. Ibid. 199Andrea De La Camara. 2012. women’s Rights in Iran: During The Years of The Shah, Ayatollah Khomeini, and Khamenei. Thesis dalam studi Internasional dan Global. Florida: University of Central Florida, hal 1. 200Payam Akhavan. 2012. Civil Society and Democracy in Iran. Diakses dalam http://www.nidemocracy.org/en/publications/civil-society-and-democracy-in-iran/ pada tanggal 21 Agustus 2020 pukul 09.13 WIB.

92 Universitas Sumatera Utara 2009-2010 38.9 62.8 14.5 2010-2011 38.3 62.1 14.1 2011-2012 36.9 60.7 12.6 2012-2013 37.4 61.2 13.7 Sumber: Ministry of Cooperatives Labour and Social Welfare of Iran dalam mcls.gorv.ir

Tabel 4.3 menjelaskan bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja Iran tahun

2012 mengalami pertumbuhan dengan mencapai 37,4 persen.201 Di Iran, hampir separuh populasi adalah perempuan, dan perempuan merupakan bagian yang semakin besar dari lulusan universitasnya. Perempuan terlihat di mana-mana di

Iran. Namun, mereka adalah minoritas dari populasi pekerja; mereka hampir tidak memiliki kehadiran dalam sistem politik negara; dan lebih dari itu, mereka tunduk pada hukum dan kebijakan bersyariat Islam. Di Iran, Laki-laki adalah pencari nafkah yang bertanggung jawab secara finansial memelihara istri, anak-anak, dan orang tua lanjut usia, dan bahwa perempuan adalah istri, ibu rumah tangga, dan pengasuh. Seperti banyak negara di wilayah MENA202, negara Iran memang mengandalkan perempuan untuk melayani sebagai guru dan pekerja kesehatan, untuk menduduki beberapa posisi dalam administarsi publik, dan untuk bekerja di pabrik-pabrik tertentu.

Wanita yang hidup di bawah pemerintahan Khamenei telah membuat kemajuan signifikan dalam penghentian faktor yang menindas mereka. Namun jika mengingat ke masa sebelumnya, pada awal pemerintahan Khomeini setelah

Revolusi 1979 perempuan menjadi sangat terbatas dalam bidang studi yang dapat mereka pelajari. Asuhan anak-anak yang saleh itu dianggap sebagai pekerjaan

201Valentina M. Moghadam. 2018. Iranian Women, Work, and the Gender Regime. Essays. Diakses dalam https://www.thecaironews.com/essays/iranian-women-work-and-the-gender-regime/ pada tanggal 19 Juli 2020 pukul 16.13 WIB. 202The Middle East and North Africa.

93 Universitas Sumatera Utara tertinggi yang bisa dilakukan oleh wanita. Di bawah Khamenei banyak pembatasan mengenai bidang subjek pelajaran yang bisa dipelajari perempuan telah dicabut. Wanita sekarang menikmati kebebasan untuk mempelajari hampir semua mata pelajaran yang mereka pilih, dan dapat dilihat bekerja di industri, sektor politik dan budaya.203 Namun kenyataanya, masih ada perbedaan besar antara perempuan dan laki-laki dalam posisi kepemimpinan seperti di kabinet, parlemen, dan pengadilan. Populasi dan keterwakilan perempuan Iran dalam struktur politik formal termasuk yang terendah di dunia: 3 persen perwakilan parlemen perempuan dan 3 persen perempuan menduduki jabatan menteri pada tahun 2012, meningkat menjadi 6 persen setelah pemilihan parlemen 2016. Tidak seperti banyak negara lain, Iran belum melembagakan kuota gender untuk meningkatkan perwakilan politik perempuan dan belum meratifikasi CEDAW204.

Kesenjangan gender menjadi hal krusial di Iran.205

4.4. Perdagangan dan Peningkatan Pengangguran pada Civil Society

Energi dianggap sebagai barang komersial paling penting yang memiliki aplikasi paling banyak dalam perdagangan dunia dan merupakan hal terpenting bagi aktivitas manusia. Setelah revolusi industri dan pembentukan industri mesin, energi dianggap sebagai faktor produksi pertama dan paling diterapkan. Selain itu, produktivitas energi dan peningkatan konsumsi energi adalah titik paling konsekuensial yang dapat mempengaruhi perekonomian di setiap negara.206 Salah satu sumber daya alam penghasil energi yang paling dibutuhkan adalah minyak

203Andrea De La Camara. Op.Cit, hal 37. 204International Convention on Elimination Of All Forms of Discrimination Againts Women merupakan kesepatan Hak Asasi Internasional tentang pengaturan hak-hak perempuan yang diusung oleh Majelis Umum PBB. 205Valentina M. Moghadam. Loc.Cit. 206 Gudarzi Farahani, Yazdana.,dkk. 2012. Energy Consumption in Iran: Past Trends and Future Directions. Social and Behavioral Sciences, Elsevier Journal. University of Tehran, hal 12.

94 Universitas Sumatera Utara dan gas bumi. Penjualan terhadap minyak dan gas merupakan sumber dana penting bagi pemerintah Iran. Sekitar 70 persen pendapatan negara itu berasal dari sektor energi.207 AS dan Uni Eropa melarang impor minyak sejak tahun 2012 yang mengakibatkan produksi minyak Iran turun sekitar 8 persen pada kisaran 3,2 juta barrel minyak per harinya (bpd), ekspor minyak Iran tercatat mengalami penurunan sekitar 25 persen dibanding tahun 2011.208 Hal itu dikarenakan negara pengimpor utama minyak Iran di Asia, yakni Tiongkok, India, Jepang dan Korea

Selatan juga mereduksi volume impornya. Selanjutnya, Uni Eropa juga melarang impor gas bumi dari Iran. Semua bank di Eropa dilarang untuk melakukan transaksi dengan bank Iran.

Embargo perdagangan Iran meliputi sektor jasa, teknologi dan semua barang yang berhubungan dengan teknologi nuklir dan militer. Tidak mudah untuk menentukan barang apa saja yang dapat diperjual-belikan ke Iran. Karena dikhawatirkan jika barang dan peralatan tersebut bisa digunakan untuk keperluan sipil maupun keperluan militer. Salah satu contohnya, Michael Tockus dari Kamar

Dagang Jerman-Iran menerangkan bahwa bahan penambal gigi yang mengandung logam, tidak diperbolehkan dijual ke Iran. Karena kandungan metalnya terlalu tinggi.209

Semua ekspor ke Iran harus dilaporkan ke kantor pajak. Selain itu, banyak perusahaan yang berbisnis dengan Iran mendaftarkan diri ke Dinas Pengawasan

Ekspor BAFA. Mereka harus memiliki surat ijin perdagangan. Sebab ada juga

207Deutsche Welle. Hendra Pasuhuk. 2011. Sanksi Baru terhadap Iran. diakses dari https://m.dw.com/id/sanksi-baru-terhadap-iran/a-15548533/ pada tanggal 22 Mei 2020 pukul 22.51 WIB. 208Deutsche Welle. Habib Husseinifard dan Agus Setiawan. Iran Kritik Politik Minyak Arab Saudi. diakses dari https://m.dw.com/id/iran-kritik-politik-minyak-arab-saudi/a-16016150 pada tanggal 12 Mei 2020 pukul 12.01 WIB. 209Deutsche Welle. Sven Pöhle. 2013. Pengusaha Jerman Langgar Embargo Iran. diakses dari https://m.dw.com/id/pengusaha-jerman-langgar-embargo-iran/a-16973553 pada tanggal 12 Mei 2020 pukul 11.25 WIB.

95 Universitas Sumatera Utara larangan untuk melakukan hubungan bisnis dengan perusahaan tertentu, misalnya perusahaan pemerintah atau perusahaan Jerman yang ingin menjalin bisnis dengan

Iran, harus tahu perusahaan mana saja di Iran yang masuk daftar hitam.210

Selama masa embargo, perdagangan Iran tunduk pada pembatasan yang berasal dari sanksi Dewan Keamanan PBB, Uni Eropa, dan Amerika Serikat tahun

2012. Berikut kurva dari total ekspor dan impor Iran:

Persen Gambar 4.1 Total Ekspor dan Impor Iran periode 1995-2015

Sumber: Disertasi William John Walsh, Univ. Minnesota.

Gambar 4.1 menjelaskan bahwa sejak berlakunya pembatasan langsung pada perdagangan menyebabkan pergeseran dari total ekspor dan total impor menjadi

25% dan 30% di tahun 2012. Lebih dari setengah dari ekspor utamanya berkurang, ekspor minyak bumi adalah penghasilan utama Iran dengan begitu mengakibatkan melonjaknya pengangguran, kemiskinan dan inflasi dan telah mengubah sepenuhnya hidup banyak warga Iran. Negara harus berjuang melawan inflasi yang dramatis, dan semakin terbenam dalam krisis ekonomi. Hampir setiap hari harga bahan pangan dan barang-barang lainnya melonjak naik. Pada akhir

Maret 2012, Badan Statistik Iran menyatakan secara resmi, kenaikan inflasi selama setahun mencapai 30%. Hal itu menjadi rekor dalam sejarah Iran. Menurut

210Ibid.

96 Universitas Sumatera Utara keterangan resmi, dalam setahun harga pangan naik 60%. Pakar ekonomi berpendapat, jumlah sesungguhnya jauh lebih tinggi.211

Sejak embargo minyak yang mulai berlaku pada 1 Juli 2012 dari Uni

Eropa, mata uang Iran, Rial, kehilangan nilai. Nilai tukar satu Dolar kini 35.000

Rial, sementara sembilan bulan lalu masih 20.000 Rial.212 Akibat krisis ekonomi, banyak pabrik, terutama di sektor industri mobil, tidak mampu membayar gaji. Ini menyebabkan aksi mogok. Negara memberikan sokongan bagi biaya hidup, tetapi orang beranggapan itu hanya propaganda saja, karena jumlahnya sangat kecil.

Pemerintah Iran tahun 2011 mencoret subsidi bagi energi dan bahan pangan. Langkah itu awalnya disambut baik Dana Moneter Internasional atau

IMF, tapi dikritik banyak pakar, karena terlalu radikal. Di lain pihak, milyaran dana dikeluarkan untuk tunjangan hidup untuk membayar ganti rugi bagi warga miskin. Tunjangan ini tidak bermanfaat karena harga bahan bakar dan bahan pangan melonjak naik akibat pengurangan subsidi. Bank Sentral berhasil mempertahankan nilai tukar Rial karena ada pemasukan dari minyak. Namun sanksi yag mencakup embargo minyak ibaratnya pukulan terakhir bagi perekonomian Iran. Sanksi dan inflasi berdampak besar bagi rakyat di negara dengan persediaan minyak ketiga terbesar di dunia.213

Hal tersebut sangatlah berdampak pada angkatan kerja masyarakat sipil Iran.

Di Iran, terdapat beberapa kategori pekerjaan, berikut pembagiannya dalam tabel

4.4:

211Deutsche Welle. Samira Nikaeen. 2013. Tercekiknya Perekonomian Iran. Diakses dari https://m.dw.com/id/tercekiknya-perekonomian-iran/a-16876297 pada tanggal 12 Mei 2020, pukul 11.30 WIB. 212Ibid. 213Deutsche Welle. Samira Nikaeen. 2013. Tercekiknya Perekonomian Iran. diakses dari https://m.dw.com/id/tercekiknya-perekonomian-iran/a-16876297 pada tanggal 12 Mei 2020, pukul 11.30 WIB.

97 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4. Populasi Pembagian Kelompok Pekerjaan Tahun 2006-2012 (persen) Major occupation group 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Total 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 Legislators, senior officials and 2.1 2.9 2.4 2.4 2.4 2.6 2.6 managers Professionals 8.2 7.8 7.8 7.9 8.4 8.5 8.5 Technicians and associate 4.4 4.6 4.8 5.0 5.2 5.0 5.3 professionals Clerks 3.8 4.8 4.8 5.2 4.5 4.9 4.5 Service workers and shop and 11.8 12.6 12.8 13.5 13.6 13.1 12.5 market sales workers Skilled agricultural and fishery 22.4 19.0 17.8 17.8 16.0 15.5 16.0 workers Crafts and related trades workers 20.9 20.7 19.3 19.0 18.7 18.9 18.9 Plant and machine operators, 9.7 11.0 12.1 11.8 12.5 12.5 12.4 assemblers and drivers Elementary occupations workers 13.9 14.2 15.7 14.9 16.4 16.8 16.9 Others and not stated 3.0 2.3 2.6 2.4 2.3 2.4 2.3 Sumber: Statistical Center of Iran dalam www.amar.org.ir

Tabel 4.4. menunjukkan bahwa kelompok kerja di Iran menurut Pusat

Statistik Irandibagi menjadi 10 kategori. Kategori kerajinan dan terkait pekerjaan perdagangan memiliki persentase yang tinggi dan stabil dengan satu tahun sebelumnya dengan tetap mencapai 18,9 persen. Sedangkan kategori legislator, pejabat senior, dan manajer memiliki persentase kedua terendah mencapai 2,6 persen setelah kategori lainnya. Perbandingan dari tahun 2011 ke 2012 persentasi naik-turun digitnya rata-rata 1 sampai 4 persen. Selanjutnya menurut data World

Bank tingkat pengangguran resmi Iran tahun 2012 mencapai 12,63 persen, dan pengangguran di kalangan muda dengan rentang usia 15 sampai 24 tahun mencapai 28,14 persen. Dibandingkan tahun sebelumnya, pengangguran tahun

2011 mencapai 12,45 persen, dan di kalangan muda 26,96 persen.214

214Statista. Unemployment rate from 1999 to 2019. Diakses dalam https://www.statista.com/search/?q=iran+unemployment&Search=&qKat=search pada tanggal 19 Juli 2020 pukul 02.27 WIB.

98 Universitas Sumatera Utara 4.5. Melonjaknya Pidana Mati dari Laporan Organisasi HAM

Organisasi Iran Human Rights atau IHR mengeluarkan laporan tahunan tentang eksekusi hukuman mati di Iran. IHR bekerjasama dengan organisasi

Perancis EPCM. Tahun 2012, Iran mengeksekusi 580 hukuman mati.215

Dibandingkan dengan jumlah penduduknya, ini merupakan angka eksternal mati tertinggi di dunia. Tahun lalu, organisasi HAM Amnesty International sudah mengeritik pelaksanaan hukuman mati di Iran, ketika itu, 10 orang dijatuhi hukuman mati karena kasus narkoba. Dari bulan Maret sampai Oktober 2012,

Amnesty International mencatat 344 eksekusi hukuman mati.216 Utusan Khusus

PBB untuk Iran, Ahmad Shaheed memperkirakan, jumlah eksekusi mati lebih tinggi lagi.

Menurut keterangan resmi media Iran, antara tahun 2005 sampai 2008 ada

939 orang yang dieksekusi mati. Antara 2009 sampai 2012 jumlahnya lebih tinggi lagi, yaitu lebih dari 2.200 eksekusi. Juga jumlah eksekusi yang dilakukan di depan umum meningkat.217 Menurut laporan IHR, tahun 2012 ada 60 kasus eksekusi di depan umum, enam kali lebih banyak daripada 2009.218 Eksekusi di depan umum biasanya dilakukan dengan tali gantungan.

IHR menduga, angka eksekusi mati yang sebenarnya jauh lebih tinggi.

Menurut berbagai laporan, antara 2010 dan 2012 ada 570 orang yang dieksekusi mati. Banyak laporan tentang pelaksanaan hukuman mati secara rahasia di penjara

Vakilabad di kota Mashad di Iran Timur.219

215Deutsche Welle. Jasha Erfanian. 2013. Pelaksanaan Hukuman Mati Iran Dikritik. Diakses dalam https://m.dw.com/id/pelaksanaan-hukuman-mati-iran-dikritik/a-16730831 pada tanggal 12 Mei 2020, pukul 11.32 WIB 216Ibid. 217Ibid. 218Ibid. 219Ibid.

99 Universitas Sumatera Utara Para politisi Iran menyadari bahwa pelaksanaan hukuman mati tidak baik bagi citra negara itu. Dalam wawancara dengan stasiun siaran Euronews,

Sekretaris Jendral Dewan HAM Iran, Javad Larijani, mengakui hal itu. “terlalu banyak eksekusi hukuman mati di Iran, ini tidak baik,” kata Larijani. Ia adalah penasehat Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Menurut Larijani, tingginya angka hukuman mati karena ada undang-undang narkoba. “kejahatan, yang berkaitan dengan perdagangan obat bius, adalah alasan utama naiknya hukuman mati di Iran sampai 74 persen. Menurut saya, pelanggaran obat bius tidak perlu dijatuhi hukuman paling berat. Untuk itu, kami perlu undang-undang baru. Tapi banyak anggota parlemen yang tidak setuju.

Pengamat Iran dari Amnesty International, Dieter Karg meragukan keterangan bahwa 70 persen hukuman mati di Iran karena kasus narkoba. “banyak kasus politik atau pelanggaran lain.” Menurut keterangan resmi dari Iran, alasan sanksi pidana mati antara lain kasus perkosaan, pembunuhan dan perampokan bersenjata. Sekitar tiga persen eksekusi hubungan mati berhubungan dengan kasus agama. Juru bicara IHR, Mahmud Amity-Moghaddam menuntut PBB agar mengecam eksekusi mati di depan umum sebagai pelanggaran hak asasi manusia.220

4.6. Keberhasilan Peluncuran Satelit sebagai Politik Pertahanan

Pada 2010, Iran mengirimkan roket Explorer ke ruang angkasa yang membawa seekor tikus, kura-kura dan cacing. Negara ini juga sukses meluncurkan tiga satelit: Omid (Hope), pada Februari 2009, Rassad pada Juni

2011 dan Navid pada Februari 2012. Satelit yang bernama Navid (Herald) ini berbobot 50 kilogram. Satelit ini dirancang untuk mengambil gambar dari Bumi

220Ibid.

100 Universitas Sumatera Utara dari ketinggian terendah 250 sampai 370 kilometer, Kepala Universitas

Mohammadsaeid Jabalameli mengatakan bahwa satelit itu sepenuhnya dirancang dan dibangun oleh para ahli Iran di Universitas Sains dan Teknologi di

Teheran.221

Program ruang angkasa Iran mencemaskan beberapa negara karena teknologi yang sama bisa dipakai untuk mengembangkan kemampuan rudal balistik. Meskipun Iran merupakan negara anggota PBB Komite Penggunaan

Damai pesawat luar angkasa namun DK PBB tetap memberlakukan hampir seluruhnya embargo atas nuklir dan teknologi ruang angkasa sejak 2007. Iran telah membantah tuduhan bahwa program ilmu pengetahuan dan nuklir mereka adalah topeng ambisi militer.

Iran belum memberikan rincian terkait rencana fasilitas ruang angkasa baru mereka, namun mereka telah memiliki sebuah kompleks satelit besar di dekat

Semnan, sekitar 200 kilometer dari Teheran. Sebuah fasilitas monitoring satelit juga telah dibangun diluar Mahdast, sekitar 70 kilometer sebelah barat ibukota negara Iran. Iran merupakan negara yang sering mengalami gempa bumi, telah mengatakan bakal menempatkan satelit milik mereka ke dalam orbit untuk memonitor bencana alam, memperbaiki telekomunikasi dan memperluas sistem pengawasan militer mereka di kawasan.

Pada tahun 2013, para ilmuwan Iran telah berhasil mengirimkan seekor monyet ke ruang angkasa, upaya sebelumnya mengalami kegagalan pada tahun

2011. Hal ini tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi pemerintah Iran.

Menteri Pertahanan Iran, Ahmad Vahidi mengatakan bahwa misi itu adalah

221Okenews.com. Yesi Syelvia. 2012. Iran Luncurkan Satelit Observasi. Diakses dalam https://news.okezone.com/read/2012/02/03/468/569077/iran-luncurkan-satelit-obervasi pada tanggal 14 Juli 2020 pukul 21.45 WIB.

101 Universitas Sumatera Utara bagian dari persiapan negara untuk mengirimkan astronotnya ke ruang angkasa pada tahun 2020.222

Pada tanggal 28 Januari, monyet tersebut sukses mencapai ruang angkasa kata Menteri Pertahanan kepada stasiun TV milik pemerintah. Kanal berbahasa

Arab Al-Alam dan kantor berita milik Iran melaporkan bahwa primata itu telah kembali dengan selamat setelah melakukan perjalanan dalam sebuah kapsul yang diberi nama Pishgam atau Pionir, hingga ketinggian 120 km untuk sebuah peluncuran sub orbit.223 Sebelumnya, Hamid Fazeli sebagai kepala Iran Space

Organization menyebutkan Iran sudah melakukan uji coba terakhir dengan tuntas untuk meluncurkan kapsul yang membawa monyet.224 Menteri Pertahanan itu mengatakan bahwa misi ini adalah sebuah langkah penting untuk menaklukkan ruang angkasa dan membuka jalan bagi tujuan masa depan.225

222Deutsche Welle. Andy Budiman. 2013. Iran Kirim Monyet ke Ruang Angkasa. Diakses dalam https://m.dw.com/id/iran-kirim-monyet-ke-ruang-angkasa/a-16557913 pada tanggal 12 Mei 2020, pukul 11.35 WIB. 223Ibid. 224National Geographic Indonesia. 2013. Iran Kembali Coba Kirim Monyet ke Luar Angkasa. Diakses dalam https://nationalgraphic.grid.id/read/13283458/iran-kembali-coba-kirim-monyet-ke-luar-angkasa.pada tanggal 15 Mei 2020, pukul 17.09 WIB. 225Deutsche Welle. Andy Budiman. 2013. Iran Kirim Monyet ke Ruang Angkasa. Loc.Cit.

102 Universitas Sumatera Utara BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan skripsi yang telah dijelaskan di atas maka, penelitian ini berkesimpulan bahwa Iran jelas merasakan dampak dari sanksi kebijakan AS terhadap kondisi domestik negaranya. AS yang selalu menjadi pelopor sanksi ekonomi terhadap Iran, juga berhasil mendapat dukungan internasional. Pada pertengahan tahun 2012, sanksi tersebut semakin meningkat yang disebabkan oleh Uni Eropa secara resmi ikut menjatuhkan sanksi berupa energi dan perbankan. Sama halnya dengan tindakan AS, Uni Eropa juga membekukan seluruh aset-aset yang dimiliki oleh Bank Sentral Iran, melarang perdagangan logam mulia emas, berlian dan barang berharga milik badan publik

Iran di Eropa.

Sanksi ekonomi kali ini memengaruhi domestik Iran hampir di seluruh sektor. Embargo minyak dengan cepat menurunkan produksi dan transaksi ekspor minyak Iran. Embargo minyak mempersempit ruang gerak perekonomian Iran.

Tujuan dari sanksi itu sederhana saja: untuk menaikkan biaya dari semua kegiatan jual-beli yang terkait dengan minyak Iran hingga menimbulkan kesulitan sedemikian rupa bagi para mitra dagangnya dalam berbisnis dengan Iran.

Kesulitan melakukan transaksi keuangan menyebabkan Iran ditinggalkan oleh mitra dagangnya.

Iran menjadi semakin terisolasi dari dunia luar karena tetap mempertahankan pendapatnya dengan mengembangkan program nuklir. Negeri para mullah ini mampu bertahan dan tetap eksis saat mengalami tekanan tersebut bahkan yang

103 Universitas Sumatera Utara sangat menarik perhatian, di tengah-tengah kondisi sulit akibat gempuran sanksi embargo, faktanya, perekonomian Iran masih bisa survive di bawah kepemimpinan Ahmadinejad meskipun juga terjadi pecah kongsi pada 2012 antara Ayatollah Khamenei dan anggota parlemen garis keras lainnya dengan beliau. Meskipun akses teknologi dibatasi dan bahkan ditutup, yakni terdapat alat- alat yang tidak bisa diimpor, namun para Ilmuwan Iran berupaya untuk menciptakannya sendiri, program luar angkasa yakni satelit menjadi bukti keberhasilan kepemimpinannya. Kunci utama dari keadaan itu adalah terletak pada kesetiaan pada sistem (keyakinan teologis). Jadi, siapapun presidennya, selama Wali Faqih masih memberikan dukungan, mayoritas rakyat juga memberi dukungan, begitulah ujar dari bu Dina Sulaeman. Revolusi tersebut masih bertahan, termasuk melalui perang Iran-Irak tahun 1980 selama delapan tahun, dan melalui sanksi internasional dalam dekade pemerintahan Ahmadinejad. Perlu ditekankan, Iran tidak akan pernah menyerah pada tekanan politik yang disebutnya sebagai penghinaan begitulah salah satu kutipan pidato dari seorang

Ahmadinejad.

5.2. Saran

1. Bagi Iran yang ingin mengembangkan energi nuklir untuk kemandirian

negaranya selagi itu tidak membahayakan dalam hal ini yang dimaksud

adalah menjadikan energi nuklir sebagai senjata pemusnah massal haruslah

bersifat kooperatif dengan Badan Pengawas Energi Atom Dunia atau IAEA.

Dengan begitu, hal tersebut akan meminimalisir kecurigaan dari Negara lain

dan tetap menjaga hak-hak energinya. Begitu juga sebaliknya, IAEA

haruslah bersifat netral, tidak memihak satu sama lain dalam arti, IAEA juga

104 Universitas Sumatera Utara memonitor negara yang memiliki program nuklir tidak hanya berlaku kepada

Iran saja. Keakuratan dan transparan informasi sangatlah dibutuhkan sesuai

batasannya. Sehingga hal tersebut dapat meredam situasi politik yang

memanas diakibatkan kecurigaan yang tidak berujung.

2. Bagi Amerika sebagai negara adidaya yang mampu mempengaruhi hampir

seluruh elemen perpolitikan dunia juga harus memikirkan segala konsekuensi

dalam memutuskan kebijakan. Pemutusan hubungan diplomatik jelas bukan

hal yang mudah untuk diterima, pasti ada yang sangat dirugikan, terutama

dari sisi kemanusiaan. Disinilah sikap Amerika untuk bertindak bijaksana

dalam menanggapi permasalahan negara lain, yaitu nuklir Iran. Isolasi

internasional sangatlah merugikan bagi negara sasaran. Sikap diplomatis

harus dikedepankan karena negara sulit mempertahankan pertumbuhan

(ekonomi & politik) disaat terisolasi.

3. Bagi PBB sebagai organisasi internasional yang perannya untuk perdamaian

dunia yang juga sebagai perlindungan sosial bagi bangsa-bangsa di seluruh

dunia, diharapkan terus melakukan upaya diplomatis dalam menangani

program nuklir Iran. Posisi adil dan bersikap netral terhadap organisasi ini

sangatlah diharapkan, bukan yang memihak, sehingga ditemukan solusi

bersama diantara keduanya dengan begitu mampu menghilangkan ketegangan

diantara Iran-AS.

105 Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA

Buku

Aizid, Rizem. 2013. Singa Padang Pasir Menerkam Amerika & Sekutunya.

Yogyakarta: Palapa.

Gogary, Adel El. 2008. Ahmadinejad: The Nuclear Savior of Tehran Sang Nuklir

Membidas Hegemoni AS dan Zionis. Buku Terjemahan oleh Tim Kuwais.

Depok: Pustaka IIMAN.

Ikbar, Yanuar. 2014. Metodologi dan Teori Hubungan Internasional. Bandung:

PT Refika Aditama.

Kazhim, Musa., Alfian Hamzah. 2007. Perang Dunia III di Pelupuk Mata: Iran

Skenario Penghabisan. Jakarta: Ufuk Press

Khomeini, Imam. 2002. Sistem Pemerintahan Islam. Jakarta: Pustaka Zahra.

Simanjuntak, D. Danny H. 2007. Ahmadinejad Menentang Amerika: Dari Nuklir

Iran, Zionisme, Hingga Penyangkalan Holocaust. Yogyakarta: Narasi.

Soeprapto, R. 1997. Hubungan Internasional: Sistem, Interaksi, dan Perilaku.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Jurnal Elektronik

Akbar, Hikmatul., Pinilih Kodimerinda. 2012. Pengembangan Nuklir Iran dan

Diplomasi Kepada IAEA. Jurnal UPN Veteran Yogyakarta, Volume 16

No. 1.

Bahri, M. Syaiful. 2012. Penolakan Pemerintah Iran Terhadap International

Atomic Energy Agency (IAEA) untuk melakukan Pemeriksaan

Pengembangan Energi Nuklir di wilayah negara Iran ditinjau dari

106 Universitas Sumatera Utara Perspektif Statuta IAEA. Jurnal Ilmiah Fakultas Hukum. Malang:

Universitas Brawijaya.

Balat, Mustafa. 2006. The Position of Oil in the Middle East: Potential Trends.

Sila Science University, Turkey, Energy and Environtmental Sources

Journal, Volume 28.

Camara, Andrea De La. 2012. Women’s Rights in Iran: During The Years of The

Shah, Ayatollah Khomeini, and Khamenei. Thesis dalam studi

Internasional dan Global. Florida: University of Central Florida.

Fischer, M.M.J. 2003. Iran: From Religious Dipute to Revolution. Wisconsin: The

University of Wisconsin Press.

Fitri, Widya. 2013. Analisis Ketidakefektivan Sanksi Ekonomi AS Terhadap Iran

dalam Program Comprehensive Iran Sanctions, Accountability, and

Divestment Act (CISADA) Tahun 2010-2012. Jurnal Ilmu Hubungan

Internasional FISIP. Jakarta: Universitas Indonesia.

Fitriyanto. 2011. Intervensi AS ke Kuba: Studi tentang Embargo Ekonomi AS dan

Implikasi Politik terhadap Pemerintahan Fidel Castro. Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Surakarta: Universitas Negeri Surakarta.

Haekal, Poetra Achock., Partogi J. Samosir. 2017. Pengaruh Revivalisme Islam

Iran Terhadap Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat dalam Bidang

Nuklir. Jurnal International & Diplomacy. Jakarta: Universitas Satya

Negara Indonesia. Volume 2 No. 2.

Hisbullah. 2013. Konsepsi Kekuasaan dalam Sistem Wilayatul Fakih menurut

Konstitusi Republik Islam Iran. Tesis Program Magister Ilmu Hukum,

Universitas Islam Indonesia.

107 Universitas Sumatera Utara Jenkins, Pete., Richard Dalton. 2014. Iran’s Nuclear Future. Laporan Penelitian

Departemen Timur Tengah dan Afrika Utara. The Royal Institute of

International Affairs: Chatham House.

Kartini, Indriana. 2009. Pemilu Presiden Iran 2009 dan Upaya Destabilisasi Iran.

Jurnal Politik LIPI, volume 6 no. 1.

Mikail, Kiki. 2018. Perjanjian Nuklir Iran dan Kepentingan AS-Israel di Timur

Tengah. Jurnal ICMES, volume 2 no. 1.

Phoenna, Riezky Poetra., Harmiyati. 2016. Perubahan Kebijakan Luar Negeri Iran

di Era Presiden Hassan Rouhani. Jurnal Hubungan Internasional FISIP.

Yogyakarta: UPNY, volume 19 no. 1.

Pratama, Tide Aji. 2008. Kebijakan Nuklir Iran Dalam Menghadapi Respon Barat

Pada Masa Pemerintahan Presiden Mahmud Ahmadinejad 2005-2007.

Tesis Departemen Hubungan Internasional FISIP. Jakarta: Universitas

Indonesia.

Putri, Gustri Eni. 2016. Pandangan Politik Mahmoud Ahmadinejad Studi Kasus:

Hubungan Iran-Amerika Serikat (2005-2009). Universitas Islam

Indonesia: Gorontalo, Dauliyah Journal of Islamic and International

Studies, volume 1 no. 2.

Ropi, Ismatu. 2020. Konstitusi dan Noklematur Kebebasan Beragama:

Pengalaman Berbagai Negara. Jurnal Ilmu Ushuludin. Jakarta: UIN

Syarif Hidayatullah, volume 7 no. 1.

Sujati, Budi. 2019. Peran Ayatullah Khomeini dalam Revolusi Islam di Iran 1979.

Jurnal Rihlah, volume 7 no.1.

108 Universitas Sumatera Utara Agus Subagyo. 2011. Teori Hubungan Internasional. Dalam Presentasi

Powerpoint Departemen Hubungan Internasional. Cimahi: FISIP

UNJANI.

T, Abdi Mirzaqon., Budi Purowoko. 2017. Studi Kepustakaan mengenai

Landasan Teori dan Praktik Konseling Expressive Writing. Bimbingan

dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan. Surabaya: Universitas Negeri

Surabaya.

Tumanggor, Fajar Anugrah. 2018. Dampak Kebijakan Embargo Negara Arab

terhadap Situasi Ekonomi Qatar. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Umar, Ahmad Rizky Mardhatillah. 2014. Book Review: The National Interest in

International Relations Theory of Scott Burchill. ASEAN Studies Center

FISIP, Universitas Gadjah Mada. Indonesian Journal of International

Studies, volume. 1 no. 2.

Varnamkhasti, Vahid Khashei., Seyed Mohammad Mansour Pourmowlla. 2018.

Political Discourse Of Ahmadinejad Government And Commercial And

Trade Interactions Of Iran And European Union. Journal of Advanced

Pharmacy Education & Research vol. 8 issue S2. Tehran: Universitas

Allameh Tabataba’i.

Yani, Yanyan Mochamad. 2007. Mungkinkah AS Invansi Iran?. Artikel Staf

Pengajar Jurusan Hubungan Internasional FISIP. Bandung: Universitas

Padjajaran.

Walsh, William John. 2018. Essays on Economic Sanction. Disertasi. Universitas

Minnesota: Proquest LLC.

109 Universitas Sumatera Utara Internet

Akhavan, Payam., dll. 2012. Civil Society and Democracy in Iran. Diakses dalam

http://www.nidemocracy.org/en/publications/civil-society-and-

democracy-in-iran/ pada tanggal 21 Agustus 2020.

Arms Control Association. Peter Crail. 2011. Iran’s Nuclear Program: An

Interview with Iranian Ambassador to the IAEA Ali Asghar Soltanieh.

Diakses.dalam.http://www.armscontrol.org/act/2011_09/iran%E2%80%9

9s-nuclear-program-interview-iranian-ambassador-iaea-ali-asghar-

soltanieh pada tanggal 18 Maret 2020.

Basyar, M. Hamdan. 2010. Sanksi Baru untuk Nuklir Iran. Diakses dalam

http://www.politik.lipi.go.id/kolom/285-sanksi-baru-untuk-nuklir-

iran.html pada tanggal 17 Oktober 2019.

Shaul Bakhas. 2009. The U.S and Iran in Historical Perspective. Diakses dalam

https://www.fpri.org/article/2009/09/the-u-s-and-iran-in-historical-

perspective/&prev=search&pto=aue pada tanggal 30 Juli.

CIA.World.Factbook..Iran..Diakses.dalam.https://www.cia.gov/library/publicatio

ns/the-world-factbook/geos/ir.html pada tanggal 12 Februari 2020.

Contini, Kerry B., Meghan Hamilton. 2016. Sanction & Export Control Update:

Iran Sanctions Act Extended for Ten Years; US Treasury Department

Updates Iran Frequently Asked Questions and Issues General Licence J-

1. Diakses dalam sanctionsnews.bakermckenzie.com.

Detik News. Rakhmad Hidayatullah Permana. 2020. Iran Akan Bertindak Tegas

Pada Negara yang Melanggar Kesepakatan Nuklir. Diakses dalam

https://m.detik.com/news/international/d-5095980/iran-akan-bertindak-

110 Universitas Sumatera Utara tegas-pada-negara-yang-melanggar-kesepakatan-nuklir/1 pada tanggal 27

Juli 2020.

Deutsche Welle. Budiman, Andy. 2013. Iran Kirim Monyet ke Ruang Angkasa.

Diakses.dalam.https://m.dw.com/id/iran-kirim-monyet-ke-ruang-

angkasa/a-16557913 pada tanggal 12 Mei 2020.

______. Casagrande, Sabina. 2012. Pemilu Parlemen, Ujian Bagi Rezim

Iran?. Diakses.dalam.https://m.dw.com/id/pemilu-parlemen-ujian-bagi-

rezim-iran/a-15779017 pada tanggal 01 Agustus 2020 .

______. Erfanian, Jasha. 2013. Pelaksanaan Hukuman Mati Iran Dikritik.

Diakses.dalam.https://m.dw.com/id/pelaksanaan-hukuman-mati-iran-

dikritik/a-16730831 pada tanggal 12 Mei 2020.

______. Nikaeen, Samira. 2013. Tercekiknya Perekonomian Iran. Diakses

dalam.https://m.dw.com/id/tercekiknya-perekonomian-iran/a-16876297

pada tanggal 12 Mei 2020.

Edwards, Tanya. 2020. What To Know About The Iran Nuclear Deal After

Trump’s.Address..Diakses.dalam.https://www.refinery29.com/amp/en-

us/2020/01/9167161/what-is-iran-deal-jcpoa-meaning pada tanggal 2

April 2020.

Ekmanis, Indra. 2020. The history of US-Iran relations: A timeline. Diakses dalam

https://www.pri.org/stories/2020-01-03/history-us-iran-relations-timeline

pada tanggal 30 Juli 2020.

Frontline. The Structure of Power in Iran: an Overview of Iranian Government

and Political System. Diakses dalam www.pbs.org.

111 Universitas Sumatera Utara Global Policy Forum. UN Sanctions Against Iran. Diakses dalam

www.globalpolicy.org pada tanggal 17 Oktober 2019.

Hafezi, Parisa. 2012. Iran stops oil sales to British and French firms. Diakses

dalam.https://www.reuters.com/article/us-iran-oil-europe/iran-stops-oil-

sales-to-british-and-french-firms-

idUSTRE81I07W20120219&prev=search pada tanggal 24 Oktober 2019.

History. 1979: Shah Flees Iran. Diakses dalam

https://www.history.com/.amp/this-day-in-history/shah-flees-iran pada

tanggal 26 Juli 2020.

ICMES. Diakses dalam https://ic-mes.org/about-us/ pada tanggal 16 Maret 2020.

International Atomic Energy Agency. Safeguards Agreements. Diakses dalam

https://www.iaea.org/topics/safeguards-agreements pada 31 Maret 2020.

______. The IAEA Mission Statement. Diakses dalam www.iaea.org.

IMF. World Economic Outlook Database: Iran GDP, April 2019. Diakses dalam

https://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2019/01/weodata/weorept.aspx

?pr.x=48&pr.y=4&sy=2019&ey=2019&scsm=1&ssd=1&sort=country&d

s=.&br=1&c=429&s=NGDPD%2CPPPGDP%2CNGDPDPC%2CPPPPC

&grp=0&a= pada tanggal 13 Oktober 2019. i24news. 2015. A timeline of Iran's Nuclear Program and Efforts to curb it.

Diakses.dalam.https://www.i24news.tv/en/news/international/middle-

east/78351-150714-a-timeline-of-iran-s-nuclear-program-and-efforts-to-

curb-it pada tanggal 27 Juli 2020.

112 Universitas Sumatera Utara Katzman, Kenneth. 2014. Iran Sanctions. Diakses dalam

http://www.fas.org/sgp/crs/mideast/RS20871.pdf pada tanggal 20

Oktober 2019.

Kompas. Egidius Patnistik. 2012. Kubu Ahmadinejad Kalah. Diakses dalam

https://travel.kompas.com/read/2012/03/05/09384495/kubu.ahmadinejad.

kalah pada tanggal 13 Juli 2020.

______. 2008. PBB Perberat Sanksi untuk Iran. Diakses dalam

https://travel.kompas.com/read/2008/03/04/06061970/pbb.perberat.sanksi

.untuk.iran pada tanggal 17 Oktober 2019.

Longley, Robert. 2019. What Is an Embargo? Definition and Examples

Understand the consequences and effectiveness of this foreign policy

tactic..Diakses.dalam.https://www.thoughtco.com/what-is-an-embargo-

definition-examples-4584158 pada tanggal 29 November 2019.

Misrawi, Zuhairi. 2018. Memahami Gejolak Politik di Iran. Diakses dalam

https://m.detik.com/news/kolom/d-3798438/memahami-gejolak-politik-

di-iran pada tanggal 01 Agustus 2020.

Mizan Online. 2015. Jumlah dan Persentase Orientasi Politik Parlemen

Kesembilan..Diakses.dalam.http://www.mizanonline.ir/fa/news/66575/%

D8%AA%D8%B9%D8%AF%D8%A7%D8%AF-%D9%88-

%D8%AF%D8%B1%D8%B5%D8%AF-

%DA%AF%D8%B1%D8%A7%DB%8C%D8%B4-

%D8%B3%DB%8C%D8%A7%D8%B3%DB%8C-

%D9%86%D9%85%D8%A7%DB%8C%D9%86%D8%AF%DA%AF%

113 Universitas Sumatera Utara D8%A7%D9%86-%D9%85%D8%AC%D9%84%D8%B3-

%D9%86%D9%87%D 9%85 pada 15 Juli 2020.

Moghadam, Valentina M. 2018. Iranian Women, Work, and the Gender Regime.

Essays..Diakses.dalam.https://www.thecaironews.com/essays/iranian-

women-work-and-the-gender-regime/ pada tanggal 19 Juli 2020.

Momo, Almunawar. 2015. Gambaran Konstitusi Iran. Komunitas Peradilan

Semu, Fakultas Hukum. Kendari: Universitas Halu Oleo. Diakses dalam

http://kpsfhuho.blogspot.com/2015/10/gambaran-konstitusi-

iran.html?m=1 pada tanggal 26 Januari 2020.

National Geographic Indonesia. 2013. Iran Kembali Coba Kirim Monyet ke Luar

Angkasa..Diakses.dalam.https://nationalgraphic.grid.id/read/13283458/ira

n-kembali-coba-kirim-monyet-ke-luar-angkasa pada tanggal 15 Mei

2020.

Okenews.com. Yesi Syelvia. 2012. Iran Luncurkan Satelit Observasi. Diakses

dalam.https://news.okezone.com/read/2012/02/03/468/569077/iran-

luncurkan-satelit-obervasi pada tanggal 14 Juli 2020.

Pitakasari, Ajeng Ritzki. 2012. Ahmadinejad Kalah Gara-gara Lawan Ayatollah.

Diakses.dalam.https://republika.co.id/berita/internasional/global/12/05/07

/m3nmab-ahmadinejad-kalah-garagara-lawan-ayatollah pada tanggal 13

Juli 2020.

PressTV. 2013. ‘4.000 Arrested’ in Post-Election Iran Protests. Diakses dalam

https://web.archieve.org/web/20130927124453/http://edition.presstv.ir/de

tail/103230.html pada tanggal 15 Juli 2020.

114 Universitas Sumatera Utara Statista. Unemployment rate from 1999 to 2019. Diakses dalam

https://www.statista.com/search/?q=iran+unemployment&Search=&qKat

=search pada tanggal 19 Juli 2020.

Statistical Center of Iran. Iran Statistical Yearbook 2012-2013 (1391): Manpower.

Diakses.dalam.https://www.amar.org.ir/english/Iran-Statistical-

Yearbook/Statistical-Yearbook-2012-2013 pada 7 Juni 2020.

Tempo.co. Choirul Aminuddin. 2016. Pemilu Parlemen Iran: 50 Juta Warga ke

Bilik.Suara..Diakses.dalam.https://dunia.tempo.co/read/748526/pemilu-

parlemen-iran-50-juta-warga-ke-bilik-suara pada tanggal 15 Juli 2020.

The Office of the Supreme Leader. 2010. Leadership: Biography. Diakses dalam

https://www.leader.ir/en/biography pada tanggal 26 Juli 2020.

The President of the Islamic Republic of Iran. 2018. Functions: Constitutional

Executive.Authority..Diakses.dalam.http://www.president.ir/en/president/f

unctions pada tanggal 10 Maret 2020.

Wikipedia. Embargo. Diakses dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Embargo

pada tanggal 25 Oktober 2019.

______. International Emergency Economic Powers Act. Diakses dalam

en.m.wikipedia.org.

______. Iran. Diakses dalam https://en.wikipedia.org/wiki/Iran pada tanggal

13 Oktober 2019.

______..Pemimpin Agung Iran. Diakses dalam

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pemimpin-Agung-Iran pada tanggal 12

Oktober 2019.

115 Universitas Sumatera Utara DAFTAR LAMPIRAN

1. Transkip Wawancara dengan Dina Sulaeman

Daftar pertanyaan wawancara ini berfungsi untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian yang berjudul “Dampak Embargo Amerika Serikat terhadap Politik Dalam Negeri Iran di bawah Kepemimpinan Mahmoud Ahmadinejad” dengan batasan masalah penelitian yaitu pada periode kedua kepemimpinan Ahmadinejad. Berikut daftar pertanyaan wawancara terkait hal tersebut. 1. Melihat persoalan dimana Amerika Serikat semakin massif menekan Iran bahkan berusaha mengisolasinya dari dunia internasional terkait pengembangan nuklir damai Iran. Pasca 2010 menunjukkan efektifitas pemberlakukan sanksi atas Iran. Dimana Iran mengalami cukup tekanan ekonomi dalam penerapan sanksi dengan dukungan internasional tersebut. Situasi ini muncul seiring dukungan Uni Eropa pada Januari 2012. Bagaimana situasi pemerintahan terhadap eskalasi embargo Amerika tersebut? Jawaban: Selama masa kepresidenan Mahmud Ahmadinejad, dari 2005 hingga 2013, Iran menjadi salah satu negara yang terkena sanksi paling berat di seluruh dunia. Akibatnya, ekspor minyak mentah menurun tajam, tingkat inflasi meningkat, dan harga barang-barang konsumsi naik. Tapi, dibandingkan dg masa Rouhani, harga2 di masa Ahmadinejad jauh lebih stabil. Dengan kata lain, embargo pada masa Rouhani jauh lebih berat. Pada periode kedua pemerintahan Ahmadinejad, kritikan dari masyarakat semakin banyak. Terutama terlihat dalam sidang-sidang parlemen, sering ada perbedaan pendapat antara pemerintah dg parlemen. Terutama disebabkan karena kebijakan menteri2 yg dipilihnya melakuka hal-hal yang tidak disepakati oleh parlemen. (Di Iran, pemilihan menteri hrs disetujui oleh parlemen dan secara berkala parlemen mengevaluasi kinerja menteri.) 2. Bagaimana kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintahan Ahmadinejad selama masa embargo? Jawaban:

116 Universitas Sumatera Utara Sama seperti era presiden2 sebelumnya: memperbanyak subsidi kepada rakyat, sehingga harga bahan pokok bisa ditekan. 3. Apakah kebijakan itu diterapkan dengan baik di tingkat pusat, provinsi atapun kabupaten/kota? Jawaban: Ya. 4. Bagaimana kondisi sosial dan politik dalam negeri Iran di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota selama masa embargo? Jawaban: Iran diembargo sejak 1980-an, jadi embargo pada Ahmadinejad-pun mereka sudah “terbiasa” dan gejolak ekonomi bisa diredam dengan cara memberikan subsidi yang besar pada kebutuhan makanan pokok, bahan bakar, kesehatan, dan pendidikan. 5. Apakah kehidupan rakyat Iran hidup rukun dengan situasi tersebut? jika iya, seberapa besar persentasenya? mengingat konsistensi bangsa dan negara dalam mempertahankan Republik Islam. Jawaban: Saya tidak punya data statistik soal kerukunan rakyat. Salah satu parameter yg bisa diambil utk melihat dukungan rakyat pada sistem pemerintahan Islam (jadi 1 paket: tidak hanya pro presiden tapi juga pro sistem dan pro Wali Faqih) adalah melihat turn out vote dalam pemilu-pemilu yang diselenggarakan. Artinya, kalau mayoritas rakyat masih mau datang ke pemilu, berarti masih mendukung sistem. 6. Tujuan utama Iran dalam mengembangkan nuklir damainya adalah untuk mensejahterahkan rakyat, dikarenakan pada masa itu masyarakat kesulitan mendapatkan sumber daya alternatif dalam kebutuhan tenaga listriknya. Apakah permasalahan tersebut sudah teratasi? Jawaban: Iran mengembangkan nuklir untuk kemandirian energi, didasarkan pada pertimbangan bahwa energi fosil tidak terbarukan dan akan habis suatu saat. Selain itu, bila punya energi nuklir, minyak bisa lebih banyak diekspor.

117 Universitas Sumatera Utara 7. Adakah lembaga yang berfungsi meningkatkan taraf hidup dan mengembangkan tingkat kesejahteraan masyarakat Iran? Jika ada, apa saja yang dilakukan oleh lembaga tersebut dan apa perubahan yang dirasakan masyarakat? Jawaban: Saya tidak tahu apa yg dimaksud. Lembaga pemerintahan seluruhnya pasti bertujuan utk meningkatkan kesejahteraan, terutama kementerian ekonomi. 8. Selama embargo, apakah problem terbesar yang dihadapi pemerintah sehingga melahirkan suatu kebijakan yang menyeluruh (holistic), misalkan persoalan pendidikan, kesehatan dan layanan dasar, kebutuhan logistik, hingga energi? Jawaban: Saya tidak tahu apa kebijakan holistic yg dimaksud. Problem terbesar Iran tentu saja karena dihambat perdagangan internasionalnya sehingga tidak leluasa menjual produknya sehingga pendapatan negara tidak banyak; seandainya Iran leluasa menjual migas-nya Iran bisa menjadi negara kaya, dan bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat. 9. Sudah menjadi hal yang wajar jika dalam masa kepemimpinan muncul beberapa kelompok oposisi di dalam ataupun luar negeri suatu negara. Bagaimana pemerintah menanggapi kelompok oposisi (kalangan reformis, kalangan konservatif ataupun kelompok politis) tersebut dan tindakan apa yang dibuat guna menjaga kestabilan negara? Jawaban: Oposisi bebas beraktivitas di Iran, koran-koran oposisi yang mengkritik pemerintah dibiarkan. Tapi ada syarat yg harus dipenuhi yaitu dilarang mengeluarkan pernyataan yang menghina Islam, sistem Islam, dan pemimpin tertinggi Revousi Iran. Biasanya koran oposisi atau tokoh oposisi yang ditangkap karena melakukan pelanggaran tersebut. Mereka tidak sebatas mengkritik tetapi melakukan upaya makar. 10. Berbicara pengembangan nuklir damai Iran disaat penjatuhan sanksi embargo, apa saja hambatan pemerintah dan bagaimana cara mengatasinya? Jawaban:

118 Universitas Sumatera Utara Saya tidak tahu detilnya. Tapi secara umum, embargo berakibat pada ditutupnya akses teknologi (misalnya, ada alat2 yg tidak bisa diimpor),lalu ilmuwan Iran membuat sendiri. 11. Bagaimana negeri para mullah ini bisa bertahan dan tetap eksis saat mengalami tekanan tersebut? bahkan yang sangat menarik perhatian, di tengah- tengah kondisi sulit akibat gempuran sanksi embargo, faktanya, perekonomian Iran masih bisa survive di bawah kepemimpinan Ahmadinejad. Jawaban: Kunci utamanya ada di kesetiaan pada sistem (keyakinan teologis). Jadi, siapapun presidennya, selama Wali Faqih masih memberikan dukungan, mayoritas rakyat juga memberi dukungan.

119 Universitas Sumatera Utara