DETERMINAN PEMANFAATAN PUSKESMAS MELATI OLEH PESERTA PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI) DI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2018

SKRIPSI

OLEH NOVA ELIZA NIM. 141000499

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DETERMINAN PEMANFAATAN PUSKESMAS MELATI OLEH PESERTA PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI) DI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2018

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH NOVA ELIZA NIM. 141000499

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ABSTRAK

Peserta JKN di Puskesmas Melati baru mencapai 33,35%. Kemudian, dalam hal pemanfaatan puskesmas paling tinggi oleh peserta PBI pada bulan Februari 2016 (7,65%) dari jumlah keseluruhan peserta PBI sebesar 10.436 jiwa (88,58%). Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh faktor predisposisi (pendidikan, pengetahuan, dan sikap) dan faktor pemungkin (informasi dan keterjangkauan) dan faktor kebutuhan (kondisi kesehatan) terhadap pemanfaatan Puskesmas Melati oleh peserta PBI. Penelitian ini bersifat survei analitik dengan tipe explanatory research melibatkan 10.436 peserta sebagai populasi dan 100 peserta sebagai sampel dengan teknik proportionate stratified random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan uji regresi logistik berganda. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa sebanyak 32 responden (32,0%) memanfaatkan puskesmas dan 68 responden (68,0%) tidak memanfaatkan Puskesmas Melati. Berdasarkan uji bivariat menunjukkan bahwa variabel pendidikan (p=0,047), pengetahuan (p=0,001), sikap (p=0,027), informasi (p=0,035), dan keterjangkauan (p=0,022) ada hubungan terhadap pemanfaatan puskesmas oleh peserta PBI, sedangkan berdasarkan uji multivariat variabel pengetahuan mempunyai nilai Exp (B) sebesar 3,441 dan variabel keterjangkauan mempunyai nilai Exp (B) sebesar 3,167. Hal ini menujukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap pemanfaatan puskesmas yaitu variabel pengetahuan karena memiliki nilai Exp (B) yang lebih besar daripada variabel keterjangkauan.

Kata Kunci : pemanfaatan puskesmas, peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)

v

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ABSTRACT

Participants of JKN in Puskesmas Melati only reached 33,35%. Then, in the highest utilization of public health center by participants of PBI in February 2016 (7,65%) of the total number of PBI participants by 10.436 people (88,58%). The purpose of this study is to explain the influence of predisposing factors (education, knowledge, attitude), enabling factors (information and accessibility), and need factor (health conditions) on the utilization of Puskesmas Melati by paticipants of PBI. It was an analytic survey with explanatory research design by involving 10.436 participants as population and 100 participants as sample with proportionate stratified random sampling technique. Data were gathered by using questionnaire and analyzed by using multiple logistic regression test. Based on the research done, it is found that about 32 respondents (32,0%) utilize of public health center and 68 respondents (68,0%) did not utilize of Puskesmas Melati. Based on the bivariate test the results show that the variable of education (p=0,047), knowledge (p=0,001), attitude (p=0,027), information (p=0,035), accessibility (p=0,022) there is a correlation on the utilization of Puskesmas Melati by PBI participants. While based on the multivariate test the variable of knowledge has Exp (B) value of 3,441 and variable of accessibility has Exp (B) value of 3,167. It is show that the most influence variable on the utilization of public health center is the knowledge variable because it has the Exp (B) value is greater than the accessibility variable.

Keywords : participants of Penerima Bantuan Iuran (PBI), utilization public health center

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Determinan Pemanfaatan Puskesmas Melati oleh Peserta Penerima

Bantuan Iuran (PBI) di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

Tahun 2018” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat meraih gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.

Dalam penulisan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH., M.Hum., selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes., selaku Ketua Departemen Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan (AKK) FKM USU.

4. Dr. Juanita S.E., M.Kes., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak meluangkan waktu, tulus, dan sabar memberikan petunjuk, saran,

dan nasihat bimbingan serta arahan kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan.

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5. dr. Rusmalawaty, M.Kes., selaku dosen Penguji I yang telah banyak

memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Puteri Citra Cinta Asyura Nasution, SKM, M.P.H.,selaku dosen Penguji

II yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian

skripsi ini.

7. Umi Salmah, SKM, M.Kes., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah banyak memberikan nasehat dan masukan kepada penulis selama

kuliah di FKM USU.

8. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen AKK yang telah

memberikan bekal ilmu selama penulis mengikuti pendidikan.

9. Berbagai pihak di wilayah kerja Puskesmas Melati, Kepala Puskesmas

Melati dan Staf Puskesmas, Kepala Desa di Kecamatan Perbaungan yang

telah memberikan bantuan, bimbingan dan kemudahan selama

melakukan penelitian.

10. Teristimewa untuk Ayahanda dan tercinta, Zainuddin dan Hajizah

serta kakak dan adik saya yang selalu memberi kasih sayang,

mendukung, mendoakan, dan memotivasi penulis selama penyelesaian

skripsi ini.

11. Seluruh pihak yang membantu dan memberikan kontribusinya dalam

penyelasaian skripsi ini. Terimakasih untuk segala sesuatunya penulis

ucapkan.

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyajian skripsi ini, oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan, Juli 2018

Nova Eliza

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...... iii HALAMAN PENGESAHAN...... iv ABSTRAK ...... v ABSTRACT...... vi KATA PENGANTAR ...... vii DAFTAR ISI ...... x DAFTAR TABEL ...... xiii DAFTAR GAMBAR...... xv DAFTAR ISTILAH...... xvi RIWAYAT HIDUP ...... xvii

BAB I PENDAHULUAN...... 1 1.1 Latar Belakang...... 1 1.2 Permasalahan Penelitian...... 8 1.3 Tujuan Penelitian ...... 8 1.3.1 Tujuan Umum ...... 8 1.3.2 Tujuan Khusus...... 8 1.4 Hipotesis Penelitian ...... 9 1.5 Manfaat Penelitian ...... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...... 10 2.1 Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ...... 10 2.1.1 Pengertian JKN...... 10 2.1.2 Prinsip JKN ...... 10 2.1.3 Manfaat JKN ...... 11 2.1.4 Pelayanan JKN ...... 12 2.1.5 Kepesertaan JKN...... 13 2.1.6 Pembiayaan JKN ...... 17 2.1.6.1 Tarif...... 17 2.1.6.2 Iuran ...... 18 2.1.6.3 Cara Pembayaran Fasilitas Kesehatan ...... 19 2.2 Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) ...... 21 2.3 Puskesmas ...... 22 2.3.1 Pengertian Puskesmas...... 22 2.3.2 Tujuan Puskesmas ...... 23 2.3.3 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas ...... 24 2.3.4 Tugas, Fungsi dan Wewenang Puskesmas...... 25 2.3.5 Upaya Kesehatan Puskesmas ...... 27 2.4 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan...... 28 2.4.1 Faktor- Faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan...... 29

x

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.5 Kerangka Konsep Penelitian ...... 32 BAB III METODE PENELITIAN...... 34 3.1 Jenis Penelitian ...... 34 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...... 34 3.2.1 Lokasi Penelitian ...... 34 3.2.2 Waktu Penelitian ...... 34 3.3 Populasi dan Sampel ...... 34 3.3.1 Populasi...... 34 3.3.2 Sampel ...... 35 3.4 Jenis Data ...... 36 3.4.1 Data Primer ...... 36 3.4.2 Data Sekunder ...... 36 3.5 Variabel dan Definisi Operasional...... 36 3.5.1 Variabel Bebas (Independen)...... 36 3.5.2 Variabel Terikat (Dependen)...... 37 3.6 Aspek Pengukuran ...... 37 3.6.1 Aspek Pengukuran Variabel Bebas (Independen)...... 37 3.6.2 Aspek Pengukuran Variabel Terikat (Dependen) ...... 38 3.7 Metode Analisis Data...... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN ...... 40 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian...... 40 4.2 Analisis Univariat ...... 41 4.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden ...... 41 4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan...... 42 4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap...... 44 4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Informasi...... 45 4.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Keterjangkauan ...... 46 4.2.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Kesehatan ...... 47 4.2.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Puskesmas...... 48 4.3 Analisis Bivariat ...... 49 4.3.1 Tabulasi Silang dan Hasil Uji Statistik...... 49 4.3.1.1 Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Pemanfataan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati ...... 49 4.3.1.2 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Pemanfataan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati ...... 50 4.3.1.3 Tabulasi Silang antara Sikap dengan Pemanfataan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati ...... 51 4.3.1.4 Tabulasi Silang antara Informasi dengan Pemanfataan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati ...... 51

xi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.3.1.5 Tabulasi Silang antara Keterjangkauan dengan Pemanfataan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati ...... 52 4.3.1.6 Tabulasi Silang antara Kondisi Kesehatan dengan Pemanfataan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati...... 53 4.3.2 Ringkasan Hasil Uji Statistik chi-square...... 53 4.4 Analisis Multivariat ...... 53

BAB V PEMBAHASAN ...... 56

5.1 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan oleh Peserta PBI di Puskesmas Melati .. 56 5.2 Pengaruh Faktor Predisposisi terhadap Pemanfaatan Puskesmas ...... 58 5.2.1 Pengaruh Variabel Pendidikan terhadap Pemanfaatan Puskesmas Melati oleh Peserta PBI ...... 58 5.2.2 Pengaruh Variabel Pengetahuan terhadap Pemanfaatan Puskesmas Melati oleh Peserta PBI...... 59 5.2.3 Pengaruh Variabel Sikap terhadap Pemanfaatan Puskesmas Melati oleh Peserta PBI ...... 60 5.3 Pengaruh Faktor Pemungkin terhadap Pemanfaatan Puskesmas ...... 62 5.3.1 Pengaruh Variabel Informasi terhadap Pemanfaatan Puskesmas Melati oleh Peserta PBI ...... 62 5.3.2 Pengaruh Variabel Keterjangkauan terhadap Pemanfaatan Puskesmas Melati oleh Peserta PBI...... 64 5.4 Pengaruh Faktor Kebutuhan terhadap Pemanfaatan Puskesmas ...... 66 5.4.1 Pengaruh Variabel Kondisi Kesehatan terhadap Pemanfaatan Puskesmas Melati oleh Peserta PBI...... 66

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...... 68

6.1 Kesimpulan...... 68 6.2 Saran...... 68

DAFTAR PUSTAKA ...... 70 LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Lampiran 2. Jumlah Kunjungan Peserta Non PBI dan PBI ke Puskesmas Melati Tahun 2016 Lampiran 3. Surat Izin Penelitian Lampiran 4. Surat Keterangan Selesai Penelitian Lampiran 5. Master Data Lampiran 6. Output Pengolahan Data

xii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Distribusi Sampel Menurut Populasi di Wilayah Kerja Puskesmas Melati...... 36

Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Bebas...... 38

Tabel 3.3 Aspek Pengukuran Variabel Terikat...... 38

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Berdasarkan Jenis Kelamin...... 40

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan (Jenis Kelamin, Suku, Jumlah Anggota Keluarga, Pendidikan, Pekerjaan)...... 41

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018...... 43

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Responden terhadap Pemanfaatan Puskesmas...... 43

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018 ...... 44

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Responden terhadap Pemanfaatan Puskesmas ...... 45

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Informasi di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018...... 45

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kategori Informasi Responden terhadap Pemanfaatan Puskesmas...... 46

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Keterjangkauan di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018...... 47

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Kategori Keterjangkauan Responden terhadap Pemanfaatan Puskesmas...... 47

Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018...... 48

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Kategori Kondisi Kesehatan Responden terhadap Pemanfaatan Puskesmas...... 48

xiii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Puskesmas di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018...... 48

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Kategori Pemanfaatan Puskesmas oleh Responden Peserta PBI...... 49

Tabel 4.15 Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Pemanfaatan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018 ...... 50

Tabel 4.16 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Pemanfaatan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018 ...... 50

Tabel 4.17 Tabulasi Silang antara Sikap dengan Pemanfaatan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018 ...... 51

Tabel 4.18 Tabulasi Silang antara Informasi dengan Pemanfaatan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018 ...... 52

Tabel 4.19 Tabulasi Silang antara Keterjangkauan dengan Pemanfaatan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018 ...... 52

Tabel 4.20 Tabulasi Silang antara Kondisi Kesehatan dengan Pemanfaatan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018 ...... 53

Tabel 4.21 Hasil Uji Bivariat antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ...... 53

Tabel 4.22 Hasil Uji Regresi Logistik Berganda...... 54

xiv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan...... 32

Gambar 2.2 Kerangka Konsep...... 33

xv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR ISTILAH

Singkatan Singkatan dari

JKN Jaminan Kesehatan Nasional SJSN Sistem Jaminan Sosial Nasional PBI Penerima Bantuan Iuran BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial FKTP Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

xvi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Nova Eliza, lahir di Julok, Kabupaten Aceh Timur pada hari Senin tanggal 18 Nopember 1996. Penulis beragama Islam dengan bersuku bangsa Batak. Penulis bertempat tinggal di Kota Langsa, Provinsi Aceh. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Ayahanda Zainuddin dan

Ibunda Hajizah.

Pendidikan formal penulis dimulai di SD Negeri Impres Langsa lulus pada tahun 2008, pendidikan tingkat SMP sederajat selama 3 (tiga) tahun di SMP

Negeri 3 Langsa lulus pada tahun 2011, dan pendidikan tingkat SMA sederajat selama 3 (tiga) tahun di SMA Negeri 1 Langsa lulus pada tahun 2014. Pada tahun

2014 penulis melanjutkan studi SI di Universitas Sumatera Utara pada Fakultas

Kesehatan Masyarakat peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan sampai tahun 2018.

xvii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi setiap orang. Setiap orang mempunyai hak yang sama untuk memperoleh akses pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau (Republik Indonesia, 2009). Levey dan Loomba (1973) menjabarkan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga maupun masyarakat. Pemanfaatan pelayanan kesehatan paling erat hubungannya dengan kapan seseorang memerlukan pelayanan kesehatan dan seberapa jauh seseorang menempuh pelayanan kesehatan (Azwar, 2012).

Kemampuan seseorang atau keluarga dalam mengakses/mencapai pelayanan kesehatan adalah berbeda-beda. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor atau kendala. Adapun beberapa kendala yang dihadapi masyarakat dalam mengakses/mencapai pelayanan kesehatan antara lain masyarakat yang tidak mampu mengakses pelayanan kesehatan yang tersedia karena adanya nilai sosial dan budaya masyarakat, pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan kebutuhan/harapan, kualitas penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang rendah, serta sumber daya mencakup fasilitas-fasilitas, uang, waktu, dan tenaga. Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau kelompok masyarakat (Adisasmito, 2014).

1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2

Menurut Anderson (1974) dalam Notoadmodjo (2012) komponen yang memengaruhi pemanfaataan pelayanan kesehatan adalah : (1) faktor predisposisi

(predisposing, seperti demografi, struktur sosial, keyakinan), (2) faktor pemungkin (enabling, seperti sumberdaya keluarga, sumber komunitas/masyarakat), dan (3) faktor kebutuhan (need, seperti tingkat rasa sakit).

Salah satu upaya yang dilakukan secara terpadu pemerintah dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau, dan menyeluruh adalah penggadaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem

Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanismes asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory)

(Kemenkes, 2017). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), JKN diselenggarakan untuk memberikan perlindungan kesehatan dalam bentuk manfaat pemeliharaan kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang

Pedoman Pelaksanaan Program JKN, peserta program JKN terdiri atas dua kelompok yaitu peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) jaminan kesehatan dan peserta bukan PBI jaminan kesehatan. Peserta PBI jaminan kesehatan adalah fakir miskin dan orang tidak mampu. Peserta bukan PBI jaminan kesehatan adalah pekerja penerima upah dan anggota keluarganya, pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya, serta bukan pekerja dan anggota keluarganya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3

Sampai dengan 31 Desember 2016, kepesertaan program JKN di

Indonesia sebesar 66,46% dari seluruh jumlah penduduk yaitu berjumlah

171.939.254 peserta. Bila dibandingkan dengan tahun 2014, jumlah peserta JKN meningkat sebesar 22,40% yaitu dari 133.423.653 jiwa pada tahun 2014 menjadi

171.939.254 jiwa pada tahun 2016. Peserta JKN pada tahun 2016 terdiri atas peserta PBI yang berjumlah 106.514.567 jiwa (61,95%) dan peserta Non PBI yang berjumlah 65.424.687 jiwa (38,05%). Peserta PBI terdiri atas peserta dengan iuran dari APBN berjumlah 91.099.279 jiwa (85,53%) dan yang bersumber dari

APBD berjumlah 15.415.288 jiwa (14,47%). Peserta Non PBI terdiri atas Pekerja

Penerima Upah yang berjumlah 41.027.299 jiwa (62,71%), Pekerja Bukan

Penerima Upah yang berjumlah 19.336.531 jiwa (29,55%), dan Bukan Pekerja yang berjumlah 5.060.927 jiwa (7,74%) (Kemenkes, 2017).

Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang terletak pada

Indonesia bagian Barat tepatnya di Pulau Sumatera. Provinsi Sumatera Utara berada pada posisi ke- 20 (dua puluh) dengan jumlah kepesertaan JKN terbanyak dengan persentase penduduk yang telah menjadi peserta JKN sampai dengan 31

Desember 2016 sekitar 62,36% dengan jumlah peserta 8.794.709 jiwa yang terdiri atas peserta PBI APBN berjumlah 4.327.415 jiwa (49,20%), peserta PBI APBD berjumlah 885.059 jiwa (10,06%), peserta Non PBI Pekerja Penerima Upah berjumlah 2.045.463 jiwa (23,26%), Pekerja Bukan Penerima Upah berjumlah

1.219.995 jiwa (13,87%), dan Bukan Pekerja berjumlah 316.777 jiwa (3,60%).

Sedangkan yang belum memiliki jaminan kesehatan sebesar 37,64% dari jumlah penduduk di Sumatera Utara sebesar 14.102.911 jiwa (Kemenkes, 2017).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4

Provinsi Sumatera Utara memiliki 33 kabupaten/kota. Kabupaten

Serdang Bedagai merupakan salah satu dari 33 kabupaten/kota yang terdapat di

Provinsi Sumatera Utara. Kepesertaan JKN di Kabupaten Serdang Bedagai berada pada posisi ke-25 (dua puluh lima) dengan jumlah kepersertaan JKN terbanyak yaitu sampai dengan Desember 2016 berjumlah 329.130 jiwa (53,87%) yang terdiri atas peserta PBI APBN berjumlah 173.991 jiwa (52,87%), peserta PBI

APBD berjumlah 12.672 jiwa (3,85%), peserta Non PBI Pekerja Penerima Upah berjumlah 48.596 jiwa (14,76%), Pekerja Bukan Penerima Upah berjumlah

50.408 jiwa (15,31%), peserta Bukan Pekerja berjumlah 6.183 jiwa (1,88%), dan peserta Jaminan Kesehatan Daerah berjumlah 37.280 jiwa (11,33%) (Dinas

Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2017).

Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun

2016, Kabupaten Serdang Bedagai terdiri atas 17 (tujuh belas) kecamatan dan memiliki puskesmas sebanyak 20 (dua puluh) unit yang meliputi 17 (tujuh belas) puskesmas non perawatan dan 3 (tiga) puskesmas perawatan. Kecamatan

Perbaungan adalah salah satu dari 17 kecamatan yang terdapat di Kabupaten

Serdang Bedagai yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu 103.837 jiwa

(16,99%) yang tersebar di 24 desa dan 4 kelurahan. Kecamatan ini memiliki 2

(dua) Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Pemerintah/Puskesmas yaitu

Puskesmas Plus Perbaungan (perawatan) yang menaungi 19 desa/kelurahan dengan jumlah penduduk 68.505 jiwa (65,97%) dan Puskesmas Melati (non perawatan) yang menaungi 9 desa/kelurahan dengan jumlah penduduk 35.332 jiwa (34,03%).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5

Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun

2016, persentase jumlah kunjungan rawat jalan di Puskesmas Plus Perbaungan sebesar 29.327 jiwa (28,24%) sedangkan jumlah kunjungan rawat jalan di

Puskesmas Melati sebesar 12.359 jiwa (11,90%). Dari kedua puskesmas tersebut,

Puskesmas Melati merupakan puskesmas dengan persentase jumlah kunjungan pasien yang lebih rendah yaitu 11,90%.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Puskesmas Melati Tahun

2016 diketahui jumlah peserta JKN sebanyak 11.782 jiwa yang terdiri atas peserta

PBI APBN sebanyak 8.321 jiwa (70,63%), peserta Non PBI Pekerja Bukan

Penerima Upah sebanyak 1.346 jiwa (11,42%), dan peserta Jaminan Kesehatan

Daerah sebanyak 2.115 jiwa (17,95%). Peserta JKN yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Melati yang tersebar di sembilan desa ini, baru mencapai 33,35% dengan jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas ini adalah 35.332 jiwa.

Puskesmas Melati merupakan salah satu FKTP di Kecamatan

Perbaungan yang sudah menerapkan pembayaran Kapitasi Berbasis Komitmen

Pelayanan (KBK). Tujuan dari penerapan KBK ini adalah untuk meningkatkan performa atau mutu pelayanan di FKTP, di ukur melalui indikator kinerja yang telah ditetapkan. Hasil pencapaian indikator tersebut mendapatkan konsekuensi berupa pengurangan nilai kapitasi dan pemberian reward. Apabila kinerja optimal, maka tarif kapitasi dapat dicapai maksimal. Meskipun Puskesmas Melati sudah menerapkan KBK, namun dalam hal pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas oleh masyarakat peserta JKN masih tergolong rendah. Khususnya pemanfaatan puskesmas oleh masyarakat peserta PBI.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 6

Berdasarkan penelitian Handayani (2014) tentang determinan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta Jamkesmas di Puskesmas Medan

Helvetia menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap, persepsi, jarak, dan kepemilikan jaminan kesehatan ada hubungan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta Jamkesmas. Menurut Ambarita (2015) menyatakan rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan karena masyarakat kurang paham dalam menggunakan kartu PBI ke puskesmas serta kurangnya informasi mengenai prosedur penggunaan kartu PBI di puskesmas, faktor pengetahuan, informasi, keterjangkauan, dan kondisi kesehatan juga berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta PBI. Hasil penelitian Azzura (2016) menyatakan pendidikan, pengetahuan, sikap, dan keterjangkauan ada hubungan terhadap pemanfaatan puskesmas oleh peserta JKN.

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti tentang pemanfaatan Puskesmas Melati didapatkan hasil bahwa masyarakat yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Melati khususnya bagi masyarakat peserta PBI belum memanfaatkan pelayanan puskesmas secara maksimal. Padahal, peserta PBI ialah peserta yang mendapatkan pelayanan kesehatan gratis yang dibiayai oleh negara ataupun daerah. Dengan demikian, peserta PBI seharusnya memanfaatkan puskesmas semaksimal mungkin dalam hal kesehatan pribadi ataupun keluarganya. Hal ini dapat di lihat dari jumlah kunjungan peserta PBI ke

Puskesmas Melati sepanjang tahun 2016 yaitu Januari (6,10%), Februari (7,65%),

Maret (6,98%), April (6,83%), Mei (6,52%), Juni (6,44%), Juli (6,71%), Agustus

(6,88%), September (7,26%), Oktober (7,04%), Nopember (7,04%), dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 7

Desember (6,94%). Berdasarkan data jumlah kunjungan tersebut, pemanfaatan puskesmas paling tinggi oleh peserta PBI pada bulan Februari 2016 (7,65%) dan pemanfaatan puskesmas paling rendah pada bulan Januari 2016 (6,10%) dari jumlah keseluruhan peserta PBI sebesar 10.436 jiwa (88,58%).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap beberapa masyarakat peserta PBI, rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Melati berhubungan dengan jarak puskesmas yang terlalu jauh sehingga membutuhkan biaya transportasi yang lumayan besar, masih kurangnya pengetahuan dan informasi masyarakat akan haknya atas pelayanan kesehatan seperti apa yang diperoleh lewat kartu PBI yang dimilikinya. Oleh karena itu, masyarakat lebih sering berobat ke praktek bidan, pengobatan tradisional atau beli obat di warung.

Faktor kondisi kesehatan dan sikap dari peserta PBI untuk menggunakan puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama juga berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Kemudian berdasarkan data Badan Pusat

Statistik (BPS) Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2016, status pendidikan masyarakat di Kecamatan Perbaungan dengan persentase pendidikan tertinggi yang ditamatkan yaitu tidak memiliki ijazah SD (18,92%), SD (30,61%), SMP

(20,47%), SMA (20,18%), dan Akademi/Diploma III (0,53%).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian yaitu Determinan Pemanfaatan Puskesmas Melati oleh Peserta

Penerima Bantuan Iuran (PBI) di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang

Bedagai Tahun 2018.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 8

1.2 Permasalahan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan penelitian ini adalah “ Apa saja determinan pemanfaatan Puskesmas

Melati oleh peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) di Kecamatan Perbaungan

Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan faktor predisposisi

(pendidikan, pengetahuan dan sikap), pemungkin (informasi dan keterjangkauan) dan kebutuhan (kondisi kesehatan) terhadap pemanfaatan Puskesmas Melati oleh peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) di Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Serdang Bedagai Tahun 2018.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui faktor predisposisi (pendidikan, pengetahuan, sikap)

apakah memengaruhi pemanfaatan Puskesmas Melati oleh peserta

Penerima Bantuan Iuran (PBI) di Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Serdang Bedagai Tahun 2018.

2. Untuk mengetahui faktor pemungkin (informasi dan keterjangkauan)

apakah memengaruhi pemanfaatan Puskesmas Melati oleh peserta

Penerima Bantuan Iuran (PBI) di Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Serdang Bedagai Tahun 2018.

3. Untuk mengetahui faktor kebutuhan (kondisi kesehatan) apakah

memengaruhi pemanfaatan Puskesmas Melati oleh peserta Penerima

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 9

Bantuan Iuran (PBI) di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang

Bedagai Tahun 2018.

1.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh faktor predisposisi

(pendidikan, pengetahuan, dan sikap) dan faktor pemungkin (informasi dan keterjangkauan) dan faktor kebutuhan (kondisi kesehatan) terhadap pemanfaatan

Puskesmas Melati oleh peserta PBI di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang

Bedagai Tahun 2018.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan keilmuan dan pengalaman

dalam melakukan penelitian khususnya tentang determinan pemanfaatan

Puskesmas Melati oleh peserta PBI.

2. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi Puskesmas Melati mengenai

determinan pemanfaatan Puskesmas Melati oleh Peserta PBI.

3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peserta PBI

dan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu promosi kesehatan

oleh peserta PBI dalam menggunakan pelayanan kesehatan di puskesmas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

2.1.1 Pengertian JKN

Jaminan Kesehatan Nasional adalah jaminan perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya oleh pemerintah (Kemenkes, 2017).

Program Jaminan Kesehatan Nasional adalah suatu program pemerintah dan masyrakat/rakyat dengan tujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk Indonesia dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera. Tujuan penyelenggaraan JKN ini adalah untuk memberikan manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan akan pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan (UU No.40 Tahun 2004 Pasal 19 ayat 2).

2.1.2 Prinsip JKN

Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN pada Pasal

19 ayat 1 dan bagian penjelasan, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas.

1. Prinsip asuransi sosial meliputi :

a. Kegotongroyongan antara peserta kaya dan miskin, yang sehat dan

sakit, yang tua dan muda, serta beresiko tinggi dan rendah;

10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 11

b. Iuran berdasarkan persentase upah/penghasilan untuk peserta

penerima upah atau suatu jumlah nominal tertentu untuk peserta

yang tidak menerima upah;

c. Dikelola dengan prinsip nirlaba, artinya pengelolaan dana digunakan

sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta dan setiap surplus akan

di simpan sebagai dana cadangan dan untuk peningkatan manfaat

dan kualitas layanan;

2. Prinsip ekuitas yaitu kesamaan dalam memperoleh pelayanan sesuai

dengan kebutuhan medis yang tidak terkait dengan besaran iuran yang

telah dibayarkan.

2.1.3 Manfaat JKN

Berdasarkan Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional

Tahun 2013, manfaat JKN terdiri atas 2 (dua) jenis, yaitu manfaat medis berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis meliputi akomodasi dan ambulans.

Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.

Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitastif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis. Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan : a. Penyuluhan kesehatan perseorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan

mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih

dan sehat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 12

b. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis

Tetanus dan Hepatitis B (DPTHB), Polio, dan Campak. c. Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasespsi dasar, vasektomi,

dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga

berencana. Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar

disediakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah. d. Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk

mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko

penyakit tertentu.

Meskipun manfaat yang dijamin dalam JKN bersifat komprehensif, masih ada manfaat yang tidak di jamin meliputi : a. Tidak sesuai prosedur; b. Pelayanan di luar Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS; c. Pelayanan bertujuan kosmetik; d. General checkup, pengobatan alternatif; e. Pengobatan untuk mendapatkan keturunan, pengobatan impotensi; f. Pelayanan kesehatan pada saat bencana; g. Pasien bunuh diri/penyakit yang timbul akibat kesengajaan untuk

menyiksa diri sendiri/bunuh diri/narkoba;

2.1.4 Pelayanan JKN

Pelayanan kesehatan yang di maksud di sini sesuai dengan Buku

Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan

Sosial Nasional Tahun 2013 sebagai berikut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 13

a. Jenis Pelayanan : Ada 2 (dua) jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh

peserta JKN, yaitu berupa pelayanan kesehatan (manfaat medis) serta

akomodasi dan ambulans (manfaat non medis). b. Prosedur Pelayanan : Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan

pertama-tama harus memperoleh pelayanan kesehatan pada fasilitas

kesehatan tingkat pertama. Bila peserta memerlukan pelayanan kesehatan

tingkat lanjutan, maka hal itu harus dilakukan melalui rujukan oleh

fasilitas kesehatan tingkat pertama, kecuali dalam keadaan

kagawatdaruratan medis. c. Kompensasi Pelayanan : Bila di suatu daerah belum tersedia fasilitas

kesehatan yang memenuhi syarat guna memenuhi kebutuhan medis

sejumlah peserta, BPJS Kesehatan wajib memberikan kompensasi. Yang

dapat berupa : penggantian uang tunai, pengiriman tenaga kesehatan atau

penyediaan fasilitas kesehatan tertentu. Penggantian uang tunai hanya

digunakan untuk biaya pelayanan kesehatan dan transportasi. d. Penyelenggara Pelayanan Kesehatan : penyelenggara pelayanan

kesehatan meliputi semua fasilitas kesehatan yang menjalin kerja sama

dengan BPJS Kesehatan baik fasilitas kesehatan milik Pemerintah,

Pemerintah daerah, dan Swasta yang memenuhi persyaratan melalui

proses kredensialing dan rekredensialing.

2.1.5 Kepesertaan JKN

Berdasarkan Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Tahun 2013, peserta adalah setiap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 14

orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di

Indonesia, yang telah membayar iuran. Peserta tersebut meliputi : Penerima

Bantuan Iuran (PBI) dan Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non PBI) Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) dengan rincian sebagai berikut : a. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan meliputi orang

yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu. b. Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan

orang tidak mampu yang terdiri atas :

1) Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu :

a) Pegawai negeri sipil;

b) Anggota TNI;

c) Anggota Polri;

d) Pejabat Negara;

e) Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri;

f) Pegawai Swasta;

g) Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf f

yang menerima Upah.

2) Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu :

a) Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri;

b) Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima

upah;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 15

c) Pekerja sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, termasuk

warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6

(enam) bulan.

3) Bukan Pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas :

a) Investor;

b) Pemberi Kerja;

c) Penerima Pensiun;

d) Veteran;

e) Perintis Kemerdekaan;

f) Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan

huruf e yang mampu membayar iuran.

4) Penerima pensiun terdiri atas :

a) Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun;

b) Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak

pensiun;

c) Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;

d) Penerima Pensiun selain huruf a, huruf b, dan huruf c;

e) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun

sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf d

yang mendapat hak pensiun.

Anggota keluarga bagi pekerja penerima upah meliputi : a. Istri atau suami yang sah dari peserta;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 16

b. Anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat yang sah dari peserta,

dengan kriteria :

1. Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai

penghasilan sendiri;

2. Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25

(dua puluh lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan

formal.

Sedangkan Peserta bukan PBI dapat juga mengikutsertakan anggota keluarga yang lain.

5) WNI di Luar Negeri

Jaminan kesehatan bagi pekerja WNI yang bekerja di luar negeri di

atur dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tersendiri.

6) Hak dan Kewajiban Peserta

Setiap Peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berhak

mendapatkan Identitas peserta dan manfaat pelayaan kesehatan di

Fasilitas Kesehatan yang berkerja sama dengan BPJS Kesehatan.

7) Prosedur Pendaftaran Peserta

a. Pemerintah mendaftarkan PBI JKN sebagai Peserta kepada

BPJS Kesehatan.

b. Pemberi kerja mendaftarkan pekerjanya atau pekerja dapat

mendaftarkan diri sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan.

c. Bukan pekerja dan peserta lainnya wajib mendaftarkan diri dan

keluarganya sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 17

Setiap Peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berkewajiban untuk membayar dan melaporkan data kepesertaannya kepada BPJS Kesehatan dengan menunjukkan identitas peserta pada saat pindah domisili dan atau pindah kerja. Masa berlaku kepesertaan JKN berlaku selama yang bersangkutan membayar iuran sesuai dengan kelompok peserta dan status kepesertaan akan hilang bila peserta tidak membayar iuran atau meninggal dunia. Kepesertaan JKN dilakukan secara bertahap, yaitu tahap pertama mulai 1 Januari 2014, kepesertaannya paling sedikit meliputi : PBI Jaminan Kesehatan, anggota

TNI/PNS di Lingkungan Kementrian Pertahanan dan anggota keluarganya, anggota Polri/PNS di Lingkungan Polri dan anggota keluarganya, peserta asuransi kesehatan PT Askes (Persero) beserta anggota keluarganya, serta peserta jaminan pemeliharaan kesehatan jamsostek dan anggota keluarganya. Selanjutnya tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai Peserta BPJS

Kesehatan paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019.

2.1.6 Pembiayaan JKN

2.1.6.1 Tarif

Pelaksanaan tarif pelayanan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) didasarkan pada tarif Indonesian-Case Based Groups atau yang disebut Tarif

INA-CBG’s dimana besar pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada

Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan atas paket layanan yang di dasarkan kepada pengelompokkan diagnosis penyakit (Perpres Nomor 12 Tahun 2013).

Tarif pelayanan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama meliputi :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 18

a. Tarif Kapitasi yaitu rentang nilai yang besarnya untuk setiap Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama ditetapkan berdasarkan seleksi dan

kredensial yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Tarif kapitasi diberlakukan bagi Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama yang melaksanakan pelayanan kesehatan

komprehensif kepada peserta program jaminan kesehatan berupa rawat

jalan tingkat pertama; b. Tarif Non Kapitasi yaitu nilai besaran yang sama bagi Seluruh Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama yang melaksanakan pelayanan kesehatan

kepada peserta program jaminan kesehatan berupa rawat inap tingkat

pertama dan pelayanan kebidanan dan neonatal (Perpres Nomor 12

Tahun 2013).

2.1.6.2 Iuran

Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumah uang yang dibayarkan secara teratur oleh peserta, pemberi kerja, dan/atau pemerintah untuk program Jaminan

Kesehatan (Perpres Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, Pasal 16).

Dalam program JKN ini iuran peserta PBI dibayar oleh Pemerintah, peserta

Pekerja Bukan Penerima Upah dan peserta Bukan Pekerja iurannya dibayar oleh peserta yang bersangkutan. Besarnya iuran JKN ditetapkan melalui Peraturan

Presiden dan ditinjau ulang secara berkala sesuai dengan perkembangan sosial, ekonomi, dan kebutuhan dasar hidup yang layak.

Setiap Peserta wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan persentase dari upah (untuk pekerja penerima upah) atau suatu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 19

jumlah nominal tertentu (bukan penerima upah dan PBI). Setiap Pemberi Kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya, menambahkan iuran peserta yang menjadi tanggung jawabnya, dan membayarkan iuran tersebut setiap bulan kepada BPJS

Kesehatan secara berkala (paling lambat tanggal 10 setiap bulan). Apabila tanggal

10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkan pada hari kerja berikutnya. Keterlambatan pembayaran iuran JKN dikenakan denda administratif sebesar 2% (dua persen) perbulan iuran dari total yang tertunggak dan di bayar oleh Pemberi Kerja. Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan

Pekerja wajib membayar iuran JKN pada setiap bulan yang dibayarkan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan kepada BPJS Kesehatan.

BPJS Kesehatan menghitung kelebihan dan kekurangan iuran JKN sesuai dengan Gaji atau Upah Peserta. Dalam hal ini terjadi kelebihan dan kekurangan pembayaran iuran, BPJS Kesehatan memberikan secara tertulis kepada Pemberi

Kerja dan/atau peserta paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya iuran. Kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran diperhitungkan dengan pembayaran Iuran bulan berikutnya. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran iuran di atur dengan Peraturan BPJS Kesehatan (Buku Pegangan

Sosialisasi JKN dalam SJSN Tahun 2013).

2.1.6.3 Cara Pembayaran Fasilitas Kesehatan

BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama secara praupaya berdasarkan kapitasi atau jumlah peserta yang terdaftar di FKTP (Perpres Nomor 12 Tahun 2013, Pasal 39). Dalam hal FKTP di suatu daerah tidak memungkinkan, mengingat kondisi geografis Indonesia, tidak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 20

semua fasilitas kesehatan dapat dijangkau dengan mudah. Maka, jika di suatu daerah tidak memungkinkan pembayaran berdasarkan kapitasi, BPJS Kesehatan di beri wewenang untuk melakukan pembayaran dengan mekanisme lain yang berhasil guna (Buku Pegangan Sosialisasi JKN dalam SJSN Tahun 2013).

Fasilitas kesehatan rujukan (rumah sakit) menggunakan sistem pembayaran berdasarkan Indonesian Case Based Groups’s (INA CBG’s). Besaran kapitasi dan INA CBG’s ditinjau sekurang-kurangnya setiap 2 (dua) tahun sekali oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan menteri yang menyelenggarakan uraian pemerintahan di bidang keuangan. Selain itu berdasarkan Peraturan

Presiden Nomor 12 Tahun 2013 pasal 40 menjelaskan bahwa :

1. Pelayanan gawat darurat dilakukan oleh fasilitas kesehatan yang tidak

menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan di bayar dengan

penggantian biaya yang ditagihkan langsung oleh fasilitas kesehatan

kepada BPJS Kesehatan.

2. BPJS Kesehatan memberikan pembayaran kepada fasilitas kesehatan

dengan tarif yang berlaku di wilayah tersebut.

3. Fasilitas kesehatan tidak diperkenankan menarik biaya pelayanan

kesehatan kepada peserta.

Tarif Kapitasi adalah metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan dimana pemberi pelayanan kesehatan (dokter atau rumah sakit) menerima sejumlah pembayaran per periode waktu (bulanan) yang di bayar di muka oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama berdasrkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 21

jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan. Tarif kapitasi untuk setiap Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama disesuaikan dengan rentang nilai yang besarnya ditetapkan berdasarkan seleksi dan kredensial yang dilakukan oleh BPJS. Selain itu, tarif kapitasi ini diberlakukan bagi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang melakukan pelayanan kesehatan komprehensif kepada peserta program jaminan kesehatan berupa rawat jalan tingkat pertama (Buku Pegangan Sosialisasi JKN dalam SJSN Tahun 2013).

2.2 Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)

Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 101 Tahun 2012 tentang

Penerima Bantun Iuran Jaminan Kesehatan, Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah fakir miskin dan orang tidak mampu. Fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan/atau keluarganya. Orang tidak mampu adalah orang yang mempunyai sumber mata pencaharian, gaji atau upah, yang hanya mampu memenuhi kebutuhan dasar yang layak namun tidak mampu membayar iuran bagi dirinya dan keluarganya.

Peserta PBI adalah penduduk miskin dan tidak mampu yang mendapat bantuan iuran dari Pemerintah yang tadinya dikelola oleh Kemenkes atau Pemda diserahkan pengelolaannya kepada BPJS Kesehatan. Peserta PBI tidak membayar iuran, tetapi mendapat bantuan iuran dari pemerintah yang dibayarkan pemerintah kepada BPJS.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 22

BPJS wajib memberikan informasi tentang hak dan kewajibab kepada peserta JKN baik PBI maupun Non PBI untuk mengikuti ketentuan yang berlaku.

Artinya BPJS Kesehatan secara transparan dan aktif melakukan sosialisasi. Tidak ada peserta yang tidak memahami dan tidak menggunakan haknya. Setiap peserta

PBI dan Non PBI berhak memperoleh manfaat dan informasi tentang pelaksanaan program jaminan sosial yang diikutinya. Manfaat JKN yang bersifat komprehensif sudah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 dan beberapa

Peraturan Menteri Kesehatan yang mengatur JKN, termasuk Permenkes yang mengatur tarif kapitasi dan CBG (Peraturan Pemerintah RI Nomor 101 Tahun

2012).

2.3 Puskesmas

2.3.1 Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya

(Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014). Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

(FKTP) adalah fasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik untuk keperluan observasi, diagnosis, perawatan, pengobatan, dan/atau pelayanan kesehatan lainnya (Permenkes RI

Nomor 19 Tahun 2014).

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 23

timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat sedangkan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan (Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014).

2.3.2 Tujuan Puskesmas

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang

Puskesmas dalam Pasal 2, pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang : a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat; b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu; c. Hidup dalam lingkungan sehat; dan d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat.

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas bertujuan untuk mewujudkan kecamatan sehat.

2.3.3 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas

Adapun prinsip penyelenggaraan puskesmas berdasarkan Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas meliputi : a. Paradigma Sehat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 24

Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk

berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan

yang dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. b. Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap

pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. c. Kemandirian Masyarakat

Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat. d. Pemerataan

Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat di akses

dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil

tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan

kepercayaan. e. Teknologi Tepat Guna

Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan

memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan

pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi

lingkungan. f. Keterpaduan dan Kesinambungan

Puskesmas mengintegrasikan dan mengoorginasikan penyelenggaraan

UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan

Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 25

2.3.4 Tugas, Fungsi dan Wewenang Puskesmas

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugasnya,

Puskesmas juga menyelenggarakan fungsi, sebagai berikut : a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Puskesmas sebagai salah satu jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Tingkat Pertama, mempunyai beberapa wewenang dalam Upaya kesehatan masyarakat (UKM), yaitu : a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan; b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan; c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan

masyarakat dalam bidang kesehatan; d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan

masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang

bekerjasama denga sektor lain terkait; e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya

kesehatan berbasis masyarakat; f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumberdaya manusia Puskesmas; g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 26

h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evalusi terhadap akses, mutu,

dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,

termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon

penanggulangan penyakit (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75

Tahun 2014 tentang Puskesmas).

Puskesmas juga mempunyai beberapa wewenang dalam penyelenggaraan

Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP), yaitu : a. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,

berkesinambungan dan bermutu; b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya

promotif dan preventif; c. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada

individu, kelompok, dan masyarakat; d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan

dan keselamatan pasien, petugas, dan pengunjung; e. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan pronsip koordinatif dan

kerja sama inter dan antar profesi; f. Melaksanakan rekam medis; g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan

akses Pelayanan Kesehatan; h. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 27

i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan

j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan

sistem rujukan (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014

tentang Puskesmas).

2.3.5 Upaya Kesehatan Puskesmas

Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat

pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan

yang dimaksud harus dilaksanakan secara terintegritasi dan berkesinambungan.

Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan

masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya

kesehatan masyarakat esensial meliputi :

a. Pelayanan promosi kesehatan;

b. Pelayanan kesehatan lingkungan;

c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;

d. Pelayanan gizi, dan

e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap

puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal

kabupaten/kota bidang kesehatan sedangkan upaya kesehatan masyarakat

pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya

memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 28

pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas.

Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk : a. Rawat jalan; b. Pelayanan gawat darurat; c. Pelayanan satu hari (one day care); d. Home care; dan/atau e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

Pendanaan di Puskesmas bersumber dari : a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD); b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); c. Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Pengelolaan dana dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas).

2.4 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Pemanfaatan pelayanan adalah sebuah kegiatan pemanfaatan pelayanan oleh sekelompok orang atau individu. Salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menggunakan dan memanfaatkan tergantung dari pengetahuan masing-masing individu (Notoatmodjo, 2007). Pemanfaatan pelayanan kesehatan paling erat hubungannya dengan kapan seseorang memerlukan pelayanan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 29

kesehatan dan seberapa jauh seseorang menempuh pelayanan kesehatan (Azwar,

2012).

2.4.1 Faktor- Faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan

Kesehatan

Menurut Teori WHO dalam Notoatmodjo (2005) menyebutkan bahwa beberapa faktor perilaku yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah

1. Pemikiran dan perasaan (thought and feeling) yakni dalam bentuk

pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan, dan penilaian seseorang

terhadap obyek/kesehatan :

 Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman

orang lain.

 Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, yakni berdasarkan

keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

 Sikap menggambarkan perasaan suka/tidak suka terhadap obyek dan

sering berasal dari pengalaman sendiri ataupun pengalaman orang

lain.

2. Seseorang yang dianggap sebagai referensi

Perilaku seseorang lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang

dianggap penting

3. Sumber daya (resource)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 30

Sumber daya mencakup fasilitas-fasilitas, uang, waktu, dan tenaga.

Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau kelompok

masyarakat.

4. Kebudayaan berupa norma-norma yang ada di masyarakat yang

menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada umumnya disebut

kebudayaan.

Menurut Anderson (1974) dalam Notoatmodjo (2012), yang menggambarkan model sistem kesehatan penggunaan pelayanan kesehatan terdiri dari tiga faktor utama, yaitu :

1. Faktor Predisposisi (predisposing)

Fungsi dari katakteristik ini dapat menggambarkan fakta bahwa tiap individu mempunyai kecenderungan untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena adanya ciri-ciri individu, yang digolongkan ke dalam 3 kelompok, yaitu : a. Ciri-ciri demografi seperti, jenis kelamin, umur, status . b. Struktur sosial seperti, pendidikan, pekerjaan, suku, dan sebagainya. c. Manfaat-manfaat kesehatan seperti, keyakinan bahwa pelayanan

kesehatan dapat menolong proses penyembuhan penyakit (termasuk

stress dan kecemasan yang ada kaitannya dengan kesehatan). Selanjutnya

Anderson percaya bahwa :

 Setiap individu atau orang mempunyai perbedaan karakteristik,

mempunyai perbedaan tipe dan frekuensi penyakit, dan mempunyai

perbedaan pola penggunaan pelayanan kesehatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 31

 Setiap individu mempunyai perbedaan struktur sosial, mempunyai

perbedaan gaya hidup, dan akhirnya mempunyai perbedaan pola

penggunaan pelayanan kesehatan.

 Individu percaya adanya kemanjuran dalam penggunaan pelayanan

kesehatan.

2. Faktor Pemungkin (enabling)

Karakteristik ini mencerminkan bahwa meskipun mempunyai predisposisi untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan namun tidak akan bertindak untuk menggunakannya, kecuali bila ia mampu menggunakannya.

Kemampuan tersebut berasal dari keluarga (misalnya : penghasilan dan simpanan/tabungan, asuransi kesehatan atau sumber lainnya) dan dari komunitas

(misalnya : tersedianya fasilitas dan tenaga, lamanya menunggu pelayanan serta lama waktu yang digunakan untuk mencapai fasilitas pelayanan kesehatan tersebut/lokasi pemukiman). Menurut Notoatmodjo (2012) perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat ditentukan juga dari ada tidaknya informasi kesehatan yang diterima. Jadi, penggunaan pelayanan kesehatan yang ada tergantung kepada kemampuan konsumen untuk membayar.

3. Faktor Kebutuhan (need)

Faktor predisposisi dan pemungkin dapat terwujud bila hal itu dirasakan sebagai kebutuhan. Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk meggunakan pelayanan kesehatan, jika faktor predisposisi dan pemungkin itu ada.

Kebutuhan (need) dibedakan menjadi 2 kategori yaitu dirasa atau preceived

(subject assessment) dan evaluated (clinical diagnosis). Preceived need dapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 32

diukur dengan perasaan subyektif terhadap penyakit (misalnya : jumlah hari sakit, gejala-gejala sakit yang dialami dan laporan tentang keadaan kesehatan umum).

Sedangkan evaluated merupakan evaluasi klonis terhadap penyakit yakni penilaian beratnya penyakit dari dokter yang meratnya biasanya berdasarkan keluhan-keluahan yang mungkin memerlukan pengobatan, dari hasil pemeriksaan dan diagnosa.

Secara skematis konsep pemanfaatan pelayanan kesehatan menurut

Anderson (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2012) digambarkan sebagai berikut :

Faktor predisposisi Faktor pemungkin Faktor kebutuhan

Demografi : Keluarga : Tingkat rasa Umur, jenis Pendapatan, sakit: kelamin, status dukungan, Ketidakmampu- perkawinan, asuransi an, gejala penyakit masa kesehatan penyakit, lalu diagnosis, Komunitas/ keadaan umum Struktur Sosial : Masyarakat : Pendidikan, ras, Informasi, Evaluasi : pekerjaan, besar tersedianya Gejala-gejala, keluarga, agama fasilitas dan diagnosis- petugas diagnosis kesehatan, Keyakinan : lokasi/jarak Persepsi, sikap, transportasi pengetahuan biaya pelayanan Gambar 2.1 Skema Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

2.5 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan konsep skematis yang dikemukanan oleh Anderson (1974) yang telah dijelaskan di atas, maka kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 33

Variabel Bebas Variabel Terikat

Faktor Predisposisi :

1. Pendidikan 2. Pengetahuan 3. Sikap

Faktor Pemungkin : Pemanfaatan 1. Informasi Puskesmas 2. Keterjangkauan

Faktor Kebutuhan :

1. Kondisi Kesehatan

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan pendekatan explanatory research atau penelitian penjelasan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis

(Singarimbun dan Effendi, 1989).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Melati

Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, yaitu terdiri atas 9

(sembilan) desa/kelurahan. Penelitian ini dilakukan karena masih rendahnya peserta PBI dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan serta belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya di lokasi ini.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan Januari - Mei 2018. Waktu yang digunakan adalah untuk pengambilan data, pengolahan data, analisa data serta penyusunan hasil penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta PBI yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Melati sebanyak 10.436 peserta.

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 35

3.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah sebagian jumlah peserta PBI yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Melati. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode slovin (Notoatmodjo, 2005) yang di formulasikan sebagai berikut :

= 1 + ( ) Keterangan : n : Besar Sampel

N : Besar Populasi d : Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,1)

Maka, hasil dari penentuan sampel data penelitian ini adalah

10.436 10.436 = = = 99,99 100 1 + 10.436 (0,1) 104.37 ≈

Sampel diambil dengan teknik proportionate stratified random sampling yaitu suatu teknik yang digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan bersifat berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2007). Jadi, jumlah sampel berdasarkan desa/kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 36

Tabel 3.1 Distribusi sampel menurut populasi di wilayah kerja Puskesmas Melati No. Desa/Kelurahan Peserta (Jiwa) Perhitungan Sampel 506 1 Adolina 100 5 506 10.436 850 2 Melati I 100 8 850 10.436 2795 3 Melati II 100 27 2795 10.436 210 4 Tanjung Buluh 100 2 210 10.436 1633 5 Sei Sijenggi 100 15 1633 10.436 1223 6 Sei Buluh 100 12 1223 10.436 914 7 Lubuk Bayas 100 9 914 10.436 825 8 Lubuk Rotan 100 8 825 10.436 1480 9 Sei Nagalawan 100 14 1480 10.436 Jumlah 10.436 100

3.4 Jenis Data

3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh dengan wawancara langsung terhadap responden dengan menggunakan kuesioner.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder penelitian ini diperoleh dari Puskesmas Melati, Dinas

Kesehatan Serdang Bedagai, dan Instansi Pemerintah yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Bebas (Independen)

1. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal tertinggi responden.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 37

2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang

puskesmas dan peserta JKN PBI.

3. Sikap adalah pendapat atau pandangan responden terhadap pemanfaatan

pelayanan kesehatan puskesmas dan pemanfaatan kartu PBI.

4. Informasi adalah pengetahuan yang didapatkan responden dari tenaga

kesehatan/BPJS, media elektronik, media cetak, dan berbagai sumber

lainnya terkait JKN.

5. Keterjangkauan adalah kemampuan responden dalam mengakses

puskesmas meliputi jarak dan biaya transportasi.

6. Kondisi kesehatan adalah keadaan kesehatan anggota keluarga yang

membutuhkan pelayanan kesehatan.

3.5.2 Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemanfaatan Puskesmas

Melati oleh peserta PBI yakni suatu perbuatan dan tindakan yang dilakukan oleh peserta PBI untuk memanfaatkan atau tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia di Puskesmas Melati dalam 6 (enam) bulan terakhir.

2.6 Aspek Pengukuran

2.6.1 Aspek Pengukuran Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi pendidikan, pengetahuan, sikap, informasi, keterjangkauan, dan kondisi kesehatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 38

Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Bebas No. Variabel Jlh Kategori Kriteria Bobot Skor Skala Jawaban Nilai Ukur 1 Pendidikan 1 - 1. Rendah - - Ordinal (tidak tamat SD dan SD) 2. Menengah (SMP dan SMA) 2 Pengetahuan 10 a. Tahu - 1 ≥75% Ordinal b. Tidak 0 baik, Tahu <75% krg baik 3 Sikap 5 1. Ya - 1 ≥75% Ordinal 0. Tidak 0 baik, <75% krg baik 4 Informasi 7 1. Pernah - 1 ≥75% Ordinal 0. Tidak 0 tahu, Pernah <75% tdk tahu 5 Keterjang- 4 1. Ya 1. Mudah 1 ≥75% Ordinal kauan 0. Tidak 2. Sulit 0 mudah, <75% sulit 6 Kondisi 1 1. Ya 1. Baik 1 - Ordinal Kesehatan 0. Tidak 2. Kurang 0 Baik

2.6.2 Aspek Pengukuran Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemanfaatan Puskesmas

Melati oleh peserta PBI. Skala pengukurannya secara rinci dalam tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.3 Aspek Pengukuran Variabel Terikat No. Variabel Jlh Kategori Kriteria Bobot Skala Jawaban Nilai Ukur 1 Pemanfaatan 1 1. Ya 1. Memanfaatkan 1 Nominal Puskesmas 0. Tidak 2. Tidak 0 Dikotomik Memanfatkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 39

3.7 Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan melalui 3 tahap, yaitu : a. Analisis Univariat

Untuk menjelaskan variabel independen yaitu pendidikan, pengetahuan, sikap, informasi, keterjangkauan, dan kondisi kesehatan peserta PBI dengan pemanfaatan Puskesmas Melati Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang

Bedagai yang dibuat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dideskripsikan. b. Analisis Bivariat

Model analisis ini digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan (α) = 0,05 dengan kriteria :

1. Ho ditolak jika p<α (0,05) maka terdapat hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen

2. Ho diterima jika p>α (0,05) maka tidak terdapat hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen c. Analisis Multivariat

Analisis yang digunakan dengan menggunakan uji regresi logistik berganda untuk menguji pengaruh antara variabel dependen dan beberapa variabel independen. Variabel dependen berskala dikotomi (nominal dengan 2 kategori).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Puskesmas Melati merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang terdapat di wilayah Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Serdang Bedagai. Wilayah kerja Puskesmas Melati terdiri atas 9 (sembilan) desa/kelurahan. Puskesmas Melati terletak di jalan besar Melati Pasar VI Melati II

Kecamatan Perbaungan. Luas wilayah kerja Puskesmas Melati yaitu 55,1 km2.

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Melati sebanyak 35.332 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin 17.745 jiwa (50,22%) berjenis kelamin laki-laki dan 17.587 jiwa (49,78%) berjenis kelamin perempuan. Secara rinci dapat di lihat pada tabel 4.1 :

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) Laki-Laki 17.745 50.22 Perempuan 17.587 49.78 Jumlah 35.332 100.0

Jumlah peserta JKN yang ada di wilayah kerja Puskesmas Melati sebanyak 11.782 jiwa (33,35%) yang terdiri atas peserta PBI APBN sebanyak

8.321 jiwa (70,63%), peserta Non PBI Pekerja Bukan Penerima Upah sebanyak

1.346 jiwa (11,42%), dan peserta Jaminan Kesehatan Daerah sebanyak 2.115 jiwa

(17,95%).

40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 41

4.2 Analisis Univariat

4.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden

Distribusi responden yang meliputi jenis kelamin, suku, jumlah anggota keluarga, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan responden dapat di lihat pada tabel 4.2 :

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Identitas (Jenis Kelamin, Suku, Jumlah Anggota Keluarga, Pendidikan, Pekerjaan, Status Perkawinan) Variabel Jumlah Persentase (%) Jenis Kelamin Laki-Laki 30 30.0 Perempuan 70 70.0 Suku Jawa 55 55.0 Mandailing/Batak 12 12.0 Banjar 16 16.0 Melayu 15 15.0 Padang 2 2.0 Jumlah Anggota Keluarga 3 orang 4 4.0 4 orang 36 36.0 5 orang 38 38.0 6 orang 16 16.0 7 orang 4 4.0 8 orang 2 2.0 Pendidikan Rendah (tidak tamat SD dan SD) 61 61.0 Menengah (SMP dan SMA) 39 39.0 Pekerjaan IRT 52 52.0 Wiraswasta 24 24.0 Petani 15 15.0 Pedagang 6 6.0 Nelayan 3 3.0 Status Perkawinan Nikah 88 88.0 Janda/Duda 12 12.0 Jumlah 100 100.0

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Melati yang di lihat dari 100 responden sebanyak 30 responden (30,0%) berjenis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 42

kelamin laki-laki dan 70 responden (70,0%) berjenis kelamin perempuan.

Responden mayoritas suka jawa yaitu sebanyak 55 responden (55,0%) dan mayoritas responden memiliki jumlah anggota keluarga 5 orang yaitu sebanyak 38 responden (38,0%). Hasil penelitian berdasarkan status pendidikan reponden mayoritas rendah (tidak tamat SD dan SD) yaitu sebanyak 61 responden (61,0%).

Berdasarkan status pekerjaan responden mayoritas adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 52 responden (52,0%) dan berdasarkan status perkawinan mayoritas menikah yaitu sebanyak 88 responden (88,0%).

4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengetahuan responden, diketahui dari 100 responden terdapat 46 responden (46,0%) yang mengetahui apa itu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), sebanyak 21 responden

(21,0%) yang tahu kapan program JKN diberlakukan di puskesmas, sebanyak 71 responden (71,0%) yang mengetahui apa itu puskesmas, sebanyak 69 responden

(69,0%) yang mengetahui letak Puskesmas Melati, sebanyak 36 responden

(36,0%) yang mengetahui siapa saja peserta JKN, sebanyak 77 responden (77,0%) yang mengetahui apa itu peserta PBI, sebanyak 90 responden (90,0%) yang mengetahui bagaimana prosedur untuk mendapatkan layanan JKN di puskesmas, sebanyak 62 responden (62,0%) yang mengetahui pelayanan yang tidak ditanggung oleh layanan JKN, sebanyak 44 responden (44,0%) yang mengetahui manfaat pelayanan promotif dan preventif di puskesmas yang bisa didapatkan oleh peserta PBI, dan sebanyak 19 responden (19,0%) yang mengetahui jenis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 43

pelayanan yang bisa di peroleh sebagai peserta JKN di puskesmas. Secara lebuh rinci dapat di lihat pada tabel 4.3 :

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018 Tahu Tidak Tahu Jumlah Pertanyaan N%N%N% Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 46 46.0 54 54.0 100 100.0 adalah Sejak kapan program JKN diberlakukan 21 21.0 79 79.0 100 100.0 di puskesmas? Puskesmas adalah 71 71.0 29 29.0 100 100.0 Dimanakah letak Puskesmas Melati ? 69 69.0 31 31.0 100 100.0 Peserta JKN adalah 36 36.0 64 64.0 100 100.0 Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) 77 77.0 23 23.0 100 100.0 adalah Bagaimana prosedur untuk mendapatkan layanan JKN di 90 90.0 10 10.0 100 100.0 puskesmas ? Pelayanan yang tidak ditanggung oleh 62 62.0 38 38.0 100 100.0 layanan JKN adalah Manfaat pelayanan promotif dan preventif di puskesmas yang bisa 44 44.0 56 56.0 100 100.0 didapatkan oleh peserta PBI adalah Jenis pelayanan yang bisa di peroleh sebagai peserta JKN di puskesmas 19 19.0 81 81.0 100 100.0 berupa

Berdasarkan pengkategorian pengetahuan diketahui bahwa dari 100 responden kategori tertinggi dalam berpengetahuan kurang baik yaitu sebanyak 64 responden (64,0%) dan berpengetahuan baik sebanyak 36 responden (36,0%) yang dapat di lihat pada tabel 4.4 :

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Responden terhadap Pemanfaatan Puskesmas Pengetahuan Jumlah Persentase (%) Baik 36 36.0 Kurang Baik 64 64.0 Jumlah 100 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 44

4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai sikap responden, diketahui dari 100 responden terdapat 67 responden (67,0%) yang bersikap kurang baik untuk selalu memanfaatkan pelayanan puskesmas dengan memakai kartu PBI yang dimilikinya dan ada sebanyak 93 responden (93,0%) yang setuju dengan adanya diberlakukan program JKN. Sebanyak 91 responden (91,0%) merasa bahwa program JKN sangat membantu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Responden yang setuju dengan program JKN diberlakukan seterusnya ada 90 responden (90,0%) dan mengenai sikap responden yang kurang baik dalam menyarankan keluarga, tetangga, atau kerabat untuk memanfatkan puskesmas daripada praktek swasta ada sebanyak 41 responden (41,0%). Secara rinci dapat di lihat pada tabel 4.5 :

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018 Ya Tidak Jumlah Pertanyaan N%N%N% Apakah Bapak/Ibu selalu memanfaatkan pelayanan puskesmas 33 36.0 67 64.0 100 100.0 dengan kartu PBI? Apakah Bapak/Ibu setuju dengan 93 93.0 7 7.0 100 100.0 adanya program JKN? Menurut Bapak/Ibu program JKN ini sangat membantu untuk mendapatkan 91 91.0 9 9.0 100 100.0 pelayanan kesehatan? Apakah Bapak/Ibu setuju program JKN 90 90.0 10 10.0 100 100.0 ini dilakukan untuk berkelanjutan? Apakah Bapak/Ibu menyarankan keluarga, tetangga atau kerabat untuk 59 59.0 41 41.0 100 100.0 memanfatkan puskesmas dari pada praktek swasta?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 45

Berdasarkan pengkategorian sikap diketahui bahwa dari 100 responden sebanyak 66 responden (66,0%) yang bersikap baik dan sebanyak 34 responden

(34,0%) bersikap kurang baik yang dapat di lihat pada tabel 4.6 :

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Responden terhadap Pemanfaatan Puskesmas Sikap Jumlah Persentase (%) Baik 66 66.0 Kurang Baik 34 34.0 Jumlah 100 100.0

4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Informasi

Berdasarkan hasil penelitian dapat di lihat dari 100 responden sebanyak

44 responden (44,0%) yang pernah mendapatkan informasi tentang program JKN dari tenaga kesehatan/BPJS, sebanyak 42 responden (42.0%) pernah mendapat informasi tentang JKN, sebanyak 71 responden (71.0%) pernah mendapat informasi tentang peserta PBI, sebanyak 39 responden (39,0%) pernah mendapat informasi tujuannya diberikan layanan JKN, sebanyak 34 responden (34,0%) pernah mendapatkan informasi tentang manfaat yang didapat dengan menggunakan layanan JKN, sebanyak 70 responden (70,0%) pernah mendapatkan informasi bagaimana prosedur untuk menggunakan layanan JKN, dan sebanyak

38 responden (38,0%) yang pernah mendapatkan informasi tentang jenis pelayanan kesehatan yang tidak ditanggung oleh layanan JKN.

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Informasi di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018 Pernah Tidak Pernah Jumlah Pertanyaan N % N % N % Apakah Bapak/Ibu pernah mendapatkan informasi tentang 44 44.0 56 56.0 100 100.0 program JKN dari tenaga kesehatan/BPJS? Apakah pernah dijelaskan kepada 42 42.0 58 58.0 100 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 46

Anda tentang JKN? Apakah pernah dijelaskan kepada 71 71.0 29 29.0 100 100.0 Anda tentang peserta PBI? Apakah pernah dijelaskan kepada Anda, tujuan diberikannya layanan 39 39.0 61 61.0 100 100.0 JKN? Apakah pernah dijelaskan kepada Anda apa manfaat yang didapat 34 34.0 66 66.0 100 100.0 dengan menggunakan layanan JKN? Apakah pernah dijelaskan kepada Anda bagaimana prosedur untuk 70 70.0 30 30.0 100 100.0 menggunakan layanan JKN? Apakah pernah dijelaskan kepada Anda jenis pelayanan kesehatan yang 38 38.0 62 62.0 100 100.0 tidak ditanggung oleh layanan JKN?

Berdasarkan pengkategorian informasi diketahui bahwa dari 100 responden sebanyak 27 responden (27,0%) yang tahu dan mengerti tentang JKN dan sebanyak 73 responden (73,0%) yang tidak tahu dan belum mengerti tentang

JKN. Secara rinci dapat di lihat pada tabel 4.8 :

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kategori Informasi Responden terhadap Pemanfaatan Puskesmas Informasi Jumlah Persentase (%) Tahu 27 27.0 Tidak Tahu 73 73.0 Jumlah 100 100.0

4.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Keterjangkauan

Berdasarkan hasil penelitian dapat di lihat dari 100 responden sebanyak

79 responden (79,0%) yang mengatakan letak puskesmas belum strategis dengan tempat pemukiman, sebanyak 70 responden (70,0%) yang mengatakan bahwa letak puskesmas terlalu jauh dari tempat tinggalnya, sebanyak 44 responden

(44,0%) mengatakan bahwa mengalami kesulitan ke puskesmas karena transportasi, dan sebanyak 52 responden (52,0%) yang mengatakan bahwa untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 47

mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas membutuhkan biaya yang cukup mahal. Secara rinci dapat di lihat pada tabel 4.9 :

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Keterjangkauan di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018 Ya Tidak Jumlah Pertanyaan N%N%N% Menurut Bapak/Ibu letak puskesmas sudah strategis dengan tempat 21 21.0 79 79.0 100 100.0 pemukiman masyarakat? Menurut Bapak/Ibu apakah letak puskesmas dekat dari tempat tinggal 30 30.0 70 70.0 100 100.0 Bapak/Ibu? Apakah Bapak/Ibu memiliki transportasi yang memadai dalam 56 56.0 44 44.0 100 100.0 mengakses puskesmas? Menurut Bapak/Ibu apakah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di 48 48.0 52 52.0 100 100.0 puskesmas tidak membutuhkan biaya transportasi yang cukup mahal?

Berdasarkan pengkategorian keterjangkauan diketahui bahwa dari 100 responden sebanyak 74 responden (74,0%) berada pada kategori sulit untuk menjangkau puskesmas dan sebanyak 26 responden (26,0%) berada pada kategori mudah untuk menjangkau puskesmas yang dapat di lihat pada tabel 4.10 :

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Kategori Keterjangkauan Responden terhadap Pemanfaatan Puskesmas Keterjangkauan Jumlah Persentase (%) Mudah 26 26.0 Sulit 74 74.0 Jumlah 100 100.0

4.2.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian dapat di lihat dari 100 responden sebanyak

37 responden (37,0%) pada saat sakit akan ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan dengan menggunakan kartu PBI dan sebanyak 63 responden (63,0%) tidak akan ke puskesmas ketika ia sakit. Secara rinci di lihat tabel 4.11 :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 48

Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018 Ya Tidak Jumlah Pertanyaan N % N % N % Disaat Bapak/Ibu atau anggota keluarga mengalami sakit, apakah Bapak/Ibu akan membawa ke puskesmas untuk 37 37.0 63 63.0 100 100.0 mendapatkan pengobatan dengan menggunakan kartu peserta PBI?

Setelah dilakukan pengkategorian berdasarkan jawaban responden tentang kondisi kesehatan, sebanyak 37 responden (37,0%) berada pada kategori baik sedangkan sebanyak 63 responden (63,0%) berada pada kategori kurang baik yang dapat di lihat pada tabel 4.12 :

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Kategori Kondisi Kesehatan Responden terhadap Pemanfaatan Puskesmas Kondisi Kesehatan Jumlah Persentase (%) Baik 37 37.0 Kurang Baik 63 63.0 Jumlah 100 100.0

4.2.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Puskesmas

Berdasarkan hasil penelitian dapat di lihat dari 100 responden sebanyak

32 responden (32,0%) yang anggota keluarganya pernah sakit dan memanfaatkan puskesmas dalam 6 (enam) bulan terakhir ini sedangkan sebanyak 68 responden

(68,0%) tidak memanfaatkan puskesmas dengan menggunakan kartu PBI. Secara rinci di lihat tabel 4.13 :

Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Puskesmas di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018 Ya Tidak Jumlah Pertanyaan N % N % N % Apakah Bapak/Ibu atau anggota keluarga yang sakit memanfaatkan puskesmas dengan menggunakan kartu 32 32.0 68 68.0 100 100.0 JKN PBI dalam 6 (enam) bulan terakhir ini?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 49

Setelah dilakukan pengkategorian dapat di lihat bahwa dari 100 responden hanya ada 32 responden (32,0%) yang memanfaatkan puskesmas dan sebanyak 68 responden (68,0%) yang tidak memanfaatkan puskesmas.

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Kategori Pemanfaatan Puskesmas oleh Responden Peserta PBI Pemanfaatan Puskesmas Jumlah Persentase (%) Memanfaatkan 32 32.0 Tidak Memanfaatkan 68 68.0 Jumlah 100 100.0

4.3 Analisis Bivariat

4.3.1 Tabulasi Silang dan Hasil Uji Statistik

Analisa bivariat digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel bebas meliputi faktor predisposisi (pendidikan, pengetahuan, dan sikap), faktor pemungkin (informasi dan keterjangkauan) dan faktor kebutuhan (kondisi kesehatan) dengan variabel terikat (pemanfaatan puskesmas) oleh peserta PBI menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan (α) = 0,05.

4.3.1.1 Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Pemanfataan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pendidikan dengan pemanfaatan puskesmas maka 39 responden yang memiliki pendidikan menengah, sebesar

43,6% memanfaatkan puskesmas dan sebesar 56,4% tidak memanfaatkan puskesmas. Responden yang berpendidikan rendah ada sebanyak 61 responden, sebesar 24,6% memanfaatkan puskesmas dan sebesar 75,4% tidak memanfaatkan puskesmas. Hasil analisis uji chi-square di peroleh nilai p=0,047 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemanfaatan puskesmas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 50

Tabel 4.15 Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Pemanfaatan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018 Pendidikan Pemanfaatan Puskesmas Total P Memanfaatkan Tidak Value Memanfaatkan F % F % F % Menengah(SMP dan 17 43.6 22 75.4 39 100.0 SMA) Rendah (Tidak tamat 15 24.6 46 56.4 61 100.0 0,047 SD dan SD) Jumlah 32 32.0 68 68.0 100 100.0

4.3.1.2 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Pemanfataan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pengetahuan dengan pemanfaatan puskesmas maka 36 responden yang memiliki pengetahuan baik, sebesar 52,8% memanfaatkan puskesmas dan sebesar 47,2% tidak memanfaatkan puskesmas. Sebanyak 64 responden yang mempunyai pengetahuan kurang baik, sebesar 20,3% memanfaatkan puskesmas dan sebesar 79,7% tidak memanfaatkan puskesmas. Hasil analisis uji chi-square di peroleh nilai p=0,001 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemanfaatan puskesmas.

Tabel 4.16 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Pemanfaatan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018 Pemanfaatan Puskesmas Total P Memanfaatkan Tidak Value Pengetahuan Memanfaatkan F%F%F% Baik 19 52.8 17 42.7 36 100.0 Kurang Baik 13 20.3 51 79.7 64 100.0 0,001 Jumlah 32 32.0 68 68.0 100 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 51

4.3.1.3 Tabulasi Silang antara Sikap dengan Pemanfataan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara sikap dengan pemanfaatan puskesmas maka 66 responden yang mempunyai sikap baik, sebesar 39,4% memanfaatkan puskesmas dan sebesar 60,6% tidak memanfaatkan puskesmas.

Sebanyak 34 responden yang memiliki sikap kurang baik, sebesar 17,6% memanfaatkan puskesmas dan sebesar 82,4% tidak memanfaatkan puskesmas.

Hasil analisis uji chi-square di peroleh nilai p=0,027 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan pemanfaatan puskesmas.

Tabel 4.17 Tabulasi Silang antara Sikap dengan Pemanfaatan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018 Pemanfaatan Puskesmas Total P Memanfaatkan Tidak Value Sikap Memanfaatkan F%F%F% Baik 26 39.4 40 60.6 66 100.0 Kurang Baik 6 17.6 28 82.4 34 100.0 0,027 Jumlah 32 32.0 68 68.0 100 100.0

4.3.1.4 Tabulasi Silang antara Informasi dengan Pemanfataan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara informasi dengan pemanfaatan puskesmas maka 27 responden yang mengetahui informasi, sebesar 48,1% memanfaatkan puskesmas dan sebesar 51,9% tidak memanfaatkan puskesmas.

Sebanyak 73 responden yang tidak mengetahui informasi, sebesar 26,0% memanfaatkan puskesmas dan sebesar 74,0% tidak memanfaatkan puskesmas.

Hasil analisis uji chi-square di peroleh nilai p=0,035 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara informasi dengan pemanfaatan puskesmas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 52

Tabel 4.18 Tabulasi Silang antara Informasi dengan Pemanfaatan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018 Pemanfaatan Puskesmas Total P Memanfaatkan Tidak Value Informasi Memanfaatkan F % F % F % Tahu 13 48.1 14 51.9 27 100.0 Tidak Tahu 19 26.0 54 74.0 73 100.0 0,035 Jumlah 32 32.0 68 68.0 100 100.0

4.3.1.5 Tabulasi Silang antara Keterjangkauan dengan Pemanfataan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara keterjangkauan dengan pemanfaatan puskesmas maka 26 responden mudah menjangkau puskesmas, sebesar 50,0% memanfaatkan puskesmas dan sebesar 50,0% tidak memanfaatkan puskesmas. Sebanyak 74 responden sulit menjangkau puskesmas, sebesar 25,7% memanfaatkan puskesmas dan sebesar 74,3% tidak memanfaatkan puskesmas.

Hasil analisis uji chi-square di peroleh nilai p=0,022 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara keterjangkauan dengan pemanfaatan puskesmas.

Tabel 4.19 Tabulasi Silang antara Keterjangkauan dengan Pemanfaatan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018 Pemanfaatan Puskesmas Total P Memanfaatkan Tidak Value Keterjangkauan Memanfaatkan F%F%F% Mudah 13 50.0 13 50.0 26 100.0 Sulit 19 25.7 55 74.3 74 100.0 0,022 Jumlah 32 32.0 68 68.0 100 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 53

4.3.1.6 Tabulasi Silang antara Kondisi Kesehatan dengan Pemanfataan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara kondisi kesehatan dengan pemanfaatan puskesmas maka 37 responden yang berada pada kategori baik, sebesar 40,5% memanfaatkan puskesmas dan sebesar 59,5% tidak memanfaatkan puskesmas. Sebanyak 63 responden yang berada pada kategori kurang baik, sebesar 27,0% memanfaatkan puskesmas dan sebesar 73,0% tidak memanfaatkan puskesmas.. Hasil analisis uji chi-square di peroleh nilai p=0,161 (p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara kondisi kesehatan dengan pemanfaatan puskesmas.

Tabel 4.20 Tabulasi Silang antara Kondisi Kesehatan dengan Pemanfaatan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018 Pemanfaatan Puskesmas Total P Memanfaatkan Tidak Value Kondisi Kesehatan Memanfaatkan F % F % F % Baik 15 40.5 22 59.5 37 100.0 Kurang Baik 17 27.0 46 73.0 63 100.0 0,161 Jumlah 32 32.0 68 68.0 100 100.0

4.3.2 Ringkasan Hasil Uji Statistik chi-square

Tabel 4.21 Hasil Uji Bivariat antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat Variabel Bebas Variabel Terikat Nilai p Keterangan Pendidikan 0,047 Ada hubungan Pengetahuan 0,001 Ada hubungan Sikap Pemanfaatan 0,027 Ada hubungan Informasi Puskesmas 0,035 Ada hubungan Keterjangkauan 0,022 Ada hubungan Kondisi Kesehatan 0,161 Tidak ada hubungan

4.4 Analisis Multivariat

Dalam analisis bivariat diketahui variabel pendidikan, pengetahuan, sikap, informasi dan keterjangkauan berhubungan terhadap pemanfaatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 54

puskesmas. Analisis multivariat bertujuan untuk mendapatkan model yang terbaik dalam menentukan variabel dominan yang berpengaruh terhadap pemanfaatan puskesmas oleh peserta JKN. Dalam pemodelan ini semua variabel yang memiliki

(p<0,05) pada analisa bivariat akan dimasukkan ke dalam uji regresi logistik berganda.

Berdasarkan hasil uji statistik multivariat didapatkan bahwa variabel pengetahuan (p=0,044) dan variabel keterjangkauan (p=0,031) memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pemanfaatan puskesmas karena nilai (p<0,05) sedangkan variabel pendidikan (p=0,059), variabel sikap (p=0,055) dan variabel informasi (p=0,490) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pemanfaatan puskesmas karena (p>0,05). Secara rinci dapat di lihat pada tabel 4.22 :

Tabel 4.22 Hasil Uji Regresi Logistik Berganda Variabel Nilai p Exp (B) Pendidikan 0,059 5,194 Pengetahuan 0,044 3,441 Sikap 0,055 2,982 Informasi 0,490 0,619 Keterjangkauan 0,031 3,167

Variabel pengetahuan mempunyai nilai Exp (B) 3,441 artinya responden yang memiliki pengetahuan yang baik akan memanfaatkan puskesmas sebanyak

3,441 kali lebih besar dibandingkan responden yang memiliki pengetahuan kurang baik. Variabel keterjangkauan mempunyai nilai Exp (B) 3,167 artinya responden yang mudah menjangkau puskesmas akan memanfaatkan puskesmas sebanyak

3,167 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang sulit menjangkau puskesmas. Variabel yang paling berpengaruh terhadap pemanfaatan puskesmas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 55

yaitu variabel pengetahuan karena memiliki nilai Exp (B) yang lebih besar daripada variabel keterjangkauan.

Berdasarkan hasi uji regresi logistik berganda dapat diperolah persamaan

Y = α + ɑ1x1 + ɑ2x2

Y = -2,422 + 1,236x1 + 1,153x2

Dimana :

Y : Pemanfaatan puskesmas

α : Konstanta regresi

ɑ : Koefisien regresi variabel independen x1 : Pengetahuan x2 : Keterjangkauan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan oleh Peserta PBI di Puskesmas Melati

Salah satu indikator untuk menilai bagaimana pemanfaatan puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan oleh masyarakat adalah dari banyak atau tidaknya jumlah kunjungan ke puskesmas tersebut. Rendahnya kunjungan masyarakat ke pusat pelayanan kesehatan menunjukkan bahwa masyarakat kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas.

Menurut Notoadmodjo (2012) komponen yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah (1) faktor predisposisi (predisposing, seperti demografi, struktur sosial dan keyakinan), (2) faktor pemungkin (enabling, seperti sumber daya keluarga, sumber komunitas/masyarakat), dan (3) komponen tingkatan kesakitan (ilnes level, seperti tingkat rasa sakit).

Pemanfaatan Puskesmas Melati paling tinggi oleh peserta PBI pada bulan

Februari 2016 (7,65%) dari jumlah keseluruhan peserta PBI sebesar 10.436 jiwa.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hanya 32% yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Melati, dari 100 responden terdapat 32 reponden yang memanfaatkan puskesmas dan 68 responden tidak memanfaatkan puskesmas sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama. Rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Melati berhubungan dengan jarak puskesmas yang terlalu jauh sehingga membutuhkan biaya transportasi yang lumayan besar, persepsi masyarakat yang kurang mempercayai pelayanan yang diberikan oleh puskesmas sehingga puskesmas tidak digunakan masyarakat walaupun sekarang

56

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 57

pelayanan yang diberikan puskesmas sudah gratis. Biaya yang sudah ditiadakan ini harusnya mampu meningkatkan pemanfaatkan puskesmas. Apalagi dengan program JKN yang sudah bersifat wajib, yang mengharuskan peserta untuk berobat sesuai dengan tingkatan, di mana salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkatan pertamanya adalah puskesmas.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan, ketika masyarakat sakit mereka lebih dahulu untuk tidak melakukan apa-apa (no action), selama mereka merasa sakitnya tidak mengganggu aktivitas sehari-harinya. Kemudian, ada juga sebagian masyarakat yang memilih melakukan selftreatment karena sudah menjadi kebiasaan untuk mengobati diri sendiri dengan cara-cara yang di rasa berdasarkan pengalaman telah mendatangkan kesembuhan. Lalu, ada juga yang memilih dengan pengobatan tradisional atau pun membeli obat-obat di warung.

Mayoritas masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Melati lebih sering mencari pelayanan kesehatan ke bidan desa dikarenakan jarak yang mudah di jangkau dan pelayanan dapat berlangsung 24 jam. Hanya sebagian kecil masyarakat saja yang selalu memanfaatkan puskesmas. Semua alasan tersebut karena persepsi sehat sakit setiap orang berbeda-beda. Persepsi tersebut erat hubungannya dengan perilaku pencarian pengobatan. Kedua pokok pikiran tersebut yang akan memengaruhi terpakainya atau tidak terpakainya fasilitas kesehatan yang telah disediakan (puskesmas) (Notoatmodjo, 2012).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 58

5.2 Pengaruh Faktor Predisposisi terhadap Pemanfaatan Puskesmas

5.2.1 Pengaruh Variabel Pendidikan terhadap Pemanfaatan Puskesmas Melati oleh Peserta PBI

Hasil analisis uji bivariat dengan chi square diperoleh nilai p=0,047

(p<0,05) yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pemanfaatan puskesmas. Hasil uji multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda p=0,059 (p>0,05) yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan dengan pemanfaatan puskesmas.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, responden dengan pendidikan tinggi akan lebih peduli tentang kesehatannya dan lebih mampu melakukan self treatment, apabila setelah melakukan self treatment keluhan tidak juga hilang maka responden akan langsung mengkonsultasikan dirinya ke klinik atau praktek bidan desa karena mereka mengganggap pelayanan yang diberikan oleh puskesmas sangat terbatas serta obat yang diberikan dari puskesmas pun mampu dibeli di apotek atau di warung tanpa resep dokter dengan pergi ke klinik atau praktek bidan desa, mereka lebih merasa puas dengan hasil diagnosa atas penyakitnya dan jika harus ada tindakan medis lanjutan, maka tidak ragu untuk menyetujuinya.

Hal ini dibuktikan bahwa responden dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah akan pergi ke puskesmas ketika mereka sudah merasa tidak mampu lagi untuk beraktivitas, karena mereka mengganggap penyakit yang mereka keluhkan hanyalah sebatas kelelahan, kurang tidur, ataupun masuk angin biasa.

Menurut L.Green, secara teoritis pendidikan formal akan sangat mempengaruhi pengetahuan seseorang sehingga apabila seseorang mempunyai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 59

pendidikan formal tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan pendidikan rendah. Pendidikan formal seseorang yang lebih tinggi diharapkan lebih cepat dan lebih mudah memahami pentingnya penyakit dan pemanfaatan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2012).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ambarita (2015), yang menyatakan bahwa pendidikan tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta PBI.

5.2.2 Pengaruh Variabel Pengetahuan terhadap Pemanfaatan Puskesmas Melati oleh Peserta PBI

Hasil uji multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik berganda diperoleh hasil p=0,044 (p<0,05) dan nilai Exp (B) 3,441 yang berarti pengetahuan berpengaruh terhadap pemanfaatan puskesmas oleh peserta PBI dan responden yang memiliki pengetahuan yang baik akan memanfaatkan puskesmas

3,441 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan kurang.

Berdasarkan hasil penelitian yang menyebabkan responden tidak memanfaatkan puskesmas yaitu masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang tata cara dan hak pelayanan apa saja yang bisa didapatkan oleh peserta

PBI dengan menggunakan kartu jaminan kesehatannya di puskesmas, kemudian sebagian besar responden juga masih belum mengetahui bahwa puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama peserta JKN dan bersifat wajib, serta mereka juga belum mengetahui sejak kapan program JKN diberlakukan di puskesmas, bahkan ada beberapa responden yang tidak mengetahui dimana lokasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 60

Puskesmas Melati itu berada. Hal ini dikarenakan masih kurangnya sosialisasi dari pihak puskesmas ataupun pihak BPJS tentang JKN.

Responden yang memiliki pengetahuan kategori baik tetapi tidak memanfaatkan puskesmas dikarenakan lokasi puskesmas yang terletak kurang strategis dan tidak ada angkutan umum yang melintasi jalan ke puskesmas tersebut, sehingga mereka harus menggunakan transportasi seperti becak yang ongkosnya cukup mahal. Selain itu responden yang memiliki pengetahuan baik lebih memilih melakukan pengobatan ke praktek bidan atau klinik terdekat dibandingkan ke puskesmas yang mana mereka mengganggap pelayanan puskesmas yang kurang baik dan obat-obatan yang diberikan tidak memberi kesembuhan. Anggapan ini pun muncul karena sebagian responden tidak pernah menggunakan puskesmas sehingga tidak mengetahui bagaimana pelayanan di puskesmas tersebut.

Sesuai dengan teori WHO pengetahuan merupakan salah satu dari empat alasan pokok yang memengaruhi seseorang berperilaku tertentu. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri ataupun pengalanan orang lain (Notoatmodjo,

2012). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Azura (2016) yang mengatakan bahwa pengetahuan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta JKN.

5.2.3 Pengaruh Variabel Sikap terhadap Pemanfaatan Puskesmas Melati oleh Peserta PBI

Hasil analisis uji chi-square diperoleh nilai p=0,027 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan pemanfaatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 61

puskesmas. Hasil uji multivariat diperoleh nilai p=0,055 (p>0,05) yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara sikap dengan pemanfaatan puskesmas.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa masyarakat setuju dengan program

JKN dan setuju jika program ini dilakukan berkelanjutan jika pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan dilakukan lebih baik lagi. Kemudian, masyarakat juga merasa sangat terbantu dengan program JKN, apabila mereka diharuskan untuk di rujuk ke rumah sakit ataupun rawat inap di rumah sakit mereka tidak perlu mengeluarkan biaya apapun.

Berdasarkan wawancara mendalam yang dilakukan dengan responden diketahui alasan mengapa responden tidak memanfaatkan puskesmas karena mereka mengganggap obat yang di peroleh dari puskesmas kurang cocok, mereka lebih cocok untuk mengkonsumsi obat warung ataupun lebih memilih untuk berobat di klinik/bidan desa. Kemudian, responden yang memiliki kategori sikap baik belum tentu memanfaatkan puskesmas, responden mengatakan bahwa alasan tidak memanfaatkan puskesmas karena lokasi yang tidak strategis dan transportasi yang sulit. Hal ini juga berhubungan dengan pengetahuan yang kurang tentang puskesmas dan tidak adanya kepercayaan masyarakat terhadap puskesmas sehingga sikap yang baik dari responden belum tentu memanfaatkan puskesmas.

Sikap adalah kecendrungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perubahan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Menurut pendapat beberapa ahli,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 62

perilaku kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan penilaian terhadap objek kesehatan, selain itu perilaku kesehatan individu ditentukan juga dengan adanya sumber daya yang dapat mendukung perilaku seperti biaya, waktu, dan tenaga. WHO menyatakan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan seseorang berperilaku termasuk dalam hal pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah sumber daya (Notoatmodjo, 2010).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Handayani (2014) bahwa sikap mempunyai hubungan bermakna dengan pemanfaatan puskesmas oleh peserta

Jamkesmas.

5.3 Pengaruh Faktor Pemungkin terhadap Pemanfaatan Puskesmas

5.3.1 Pengaruh Variabel Informasi terhadap Pemanfaatan Puskesmas Melati oleh Peserta PBI

Hasil analisis uji chi-square diperoleh nilai p=0,035 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang bermakna antara informasi dengan pemanfaatan puskesmas. Hasil uji multivariat diperoleh nilai p=0,490 (p>0,05) yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara informasi dengan pemanfaatan puskesmas.

Berdasarkan hasil penelitian yang menyebabkan responden tidak memanfaatkan puskesmas yaitu masih banyaknya informasi-informasi yang belum mereka ketahui tentang tata cara untuk menggunakan kartu jaminan kesehatannya dan hak pelayanan apa saja yang bisa didapatkan dengan menggunakan kartu jaminan kesehatannya di puskesmas, kemudian sebagian besar responden juga masih belum mengetahui bahwa puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama peserta JKN dan bersifat wajib, serta mereka

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 63

juga belum mengetahui sejak kapan program JKN diberlakukan di puskesmas, bahkan ada beberapa responden yang tidak mengetahui dimana lokasi Puskesmas

Melati itu berada. Hal ini dikarenakan mereka tidak pernah mendapatkan sosialisai dari pihak puskesmas ataupun pihak BPJS.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap responden, sebagian responden sudah pernah menerima informasi tentang JKN dari tenaga kesehatan

(bidan) ketika dirinya terdaftar sebagai peserta PBI, jadi mereka lebih memahami tentang bagaimana cara menggunakan kartunya, apa saja langkah pertama yang dilakukan ketika sakit, harus kemana ia pergi, serta langkah apalagi yang harus dilakukan bila memerlukan pengobatan/perawatan lebih lanjut. Lain halnya dengan peserta PBI yang belum pernah menerima informasi, pengetahuan mereka tentang JKN masih sangat sedikit, tentang bagaimana cara menggunakan kartu jaminan kesehatannya dan fasilitas kesehatan tingkat pertama mana yang harus ia datangi. Karena kepesertaan PBI ini sudah langsung didaftarkan oleh pemerintah dan pembagiannya pun melalui kelurahan ataupun kepala lingkungan masing- masing tempat tinggal dan tidak jarang melalui kantor pos. Begitu juga dengan peralihan dari peserta Jamkesda ataupun Jamkesmas, sehingga peserta PBI kurang memahami tentang JKN itu sendiri.

Responden yang pernah mendapatkan informasi tetapi tidak memanfaatkan puskesmas dikarenakan lokasi puskesmas yang terletak kurang strategis dan tidak ada angkutan umum yang melintasi jalan ke puskesmas tersebut, sehingga mereka harus menggunakan transportasi seperti becak yang ongkosnya cukup mahal. Oleh karena itu, reponden lebih memilih melakukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 64

pengobatan ke praktek bidan desa ataupun klinik terdekat dibandingkan ke puskesmas yang mana mereka mengganggap pelayanan puskesmas yang kurang baik dan obat-obatan yang diberikan tidak memberi kesembuhan. Anggapan ini pun muncul karena sebagian responden tidak pernah menggunakan puskesmas sehingga tidak mengetahui bagaimana pelayanan di puskesmas tersebut.

Menurut Notoatmodjo (2012) perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat ditentukan juga dari ada tidaknya informasi kesehatan yang diterima.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ambarita (2015), yang menyatakan bahwa informasi berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta PBI.

5.3.2 Pengaruh Variabel Keterjangkauan terhadap Pemanfaatan Puskesmas Melati oleh Peserta PBI

Hasil uji bivariat dengan menggunakan analisis uji chi-square diperoleh nilai p=0,022 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang bermakna antara keterjangkauan dengan pemanfaatan puskesmas dan hasil uji multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik berganda diperoleh nilai p=0,031 (p<0,05) dan nilai Exp (B) 3,167 yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel keterjangkauan dengan pemanfaatan puskesmas dan responden yang mudah menjangkau puskesmas akan memanfaatkan puskesmas sebanyak 3,167 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang sulit menjangkau puskesmas.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada responden, mereka mengatakan bahwa jarak puskesmas itu jauh, ditambah lagi transportasi yang tidak ada. Sebagian masyarakat yang mengalami kesulitas dalam masalah biaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas adalah mereka yang lebih

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 65

baik membeli obat sendiri di warung daripada harus ke puskesmas yang belum tentu juga akan memberikan kesembuhan bagi dirinya sendiri. Sebagian masyarakat lagi lebih memilih berobat ke praktek bidan desa dikarenakan biaya yang dikeluarkan sama besarnya atau lebih murah daripada biaya transportasi ke puskesmas.

Menurut Notoatmodjo (2007), jarak dari tempat tinggal ke sarana kesehatan mendukung tindakan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan. Dari hasil penelitian menunjukkan responden yang terbanyak berada pada kategori sulit dalam menjangkau puskesmas dan mengalami masalah transportasi ketika akan ke puskesmas. Jarak ke tempat pelayanan kesehatan yakni puskesmas merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penggunaan sarana dan prasarana kesehatan, semakin dekat dengan fasilitas kesehatan maka akan memudahkan seseorang untuk mengakses fasilitas kesehatan yang ada.

Peningkatan akses dipengaruhi oleh berkurangnya jarak, waktu tempuh ataupun biaya tempuh.

Keterjangkaunan dalam penelitian ini meliputi masalah lokasi puskesmas yang kurang strategis dan ketersediaan transportasi. Masyarakat yang memiliki kesulitas dalam hal ini adalah mereka yang tidak memiliki kendaraan serta transportasi umum yang sangat terbatas sehingga lebih memilih berobat ke praktek bidan dan membeli obat di warung saja. Hal ini dikarenakan transportasi angkutan umum tidak melintasi jalan untuk ke puskesmas kemudian dari jalan raya masih sangat jauh masuk ke dalam dan di tambah lagi dengan kondisi jalan yang rusak sehingga harus menggunakan transportasi tambahan lagi (becak) untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 66

sampai di puskesmas. Responden juga mengatakan bahwa butuh biaya transportasi yang cukup mahal untuk sampai ke puskesmas, mulai dari Rp.

25.000,- s.d Rp. 75.000,- /pergi saja, tergantung dari masing-masing tempat tinggal responden. Sehingga responden lebih memilih untuk membeli obat sendiri karena obat yang di peroleh dari puskesmas tidak sebanding dengan biaya transportasi mereka.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Azura (2016) bahwa ada hubungan yang bermakna antara keterjangkauan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta JKN.

5.4 Pengaruh Faktor Kebutuhan terhadap Pemanfaatan Puskesmas

5.4.1 Pengaruh Variabel Kondisi Kesehatan terhadap Pemanfaatan Puskesmas Melati oleh Peserta PBI

Hasil uji bivariat dengan menggunakan analisis uji chi-square diperoleh nilai p=0,161 (p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara kondisi kesehatan dengan pemanfaatan puskesmas.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden tidak langsung berobat ke puskesmas dengan menggunakan kartu PBI yang dimilikinya apabila ada anggota keluarga yang sakit, dengan alasan apabila penyakit yang dialaminya hanyalah sebatas gejala-gejala biasa saja maka tidak perlu ke puskesmas untuk memperoleh pengobatan. Mereka beranggapan gejala-gejala itu sudah biasa dan akan sembuh dengan sendirinya.

Kondisi kesehatan seseorang mempengaruhi kebutuhan seseorang yang menderita suatu penyakit untuk mencari pelayananan kesehatan atau pemeriksaan medis. Kondisi kesehatan adalah keadaan kesehatan seseorang atau anggota

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 67

keluarga yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Berdasarkan wawancara dengan responden, sebagian besar responden dan anggota keluarganya yang membutuhkan pelayanan kesehatan tidak memanfaatkan puskesmas untuk mendapatkan pengobatan dikarenakan responden lebih memilih berobat ke praktek bidan desa/klinik terdekat. Sebagian responden lainnya juga akan datang ke puskesmas ketika ingin mengambil atau mengurus surat rujukan agar bisa mendapatkan pelayanan ke tingkatan yang lebih lanjut saja atau ke rumah sakit.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ambarita (2015), yang menyatakan bahwa variabel kondisi kesehatan berpengaruh terhadap pemanfaatan puskesmas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai determinan pemanfaatan

Puskesmas Melati oleh peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) di Kecamatan

Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018 dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel pengetahuan (p=0,044) dan variabel keterjangkauan (p=0,031)

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan Puskesmas

Melati oleh peserta PBI.

2. Variabel pendidikan (p=0,059), variabel sikap (p=0,055), dan variabel

informasi (p=0,490) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pemanfaatan Puskesmas Melati oleh peserta PBI.

3. Hasil analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik berganda

menunjukkan bahwa variabel pengetahuan dengan nilai Exp (B) 3,441,

merupakan variabel yang paling berpengaruh atau model terbaik dalam

menentukan determinan pemanfaatan Puskesmas Melati oleh peserta

PBI.

6.2 Saran

1. Kepada Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial (BPJS)

Kabupaten Serdang Bedagai agar melakukan kegiatan sosialisasi kepada

peserta PBI tentang penggunaan kartu Jaminan Kesehatan Nasional dan

informasi untuk masyarakat yang menganggap fasilitas tingkat

pertamanya sulit di jangkau, untuk bisa pindah ke fasilitas kesehatan

68

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 69

yang lebih mudah untuk di jangkau sehingga premi yang telah

dibayarkan oleh pemerintah dapat bermanfaat untuk masyarakat yang

membutuhkan.

2. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai agar dapat

menjalin kerja sama dengan lintas sektoral untuk menyarankan

perbaikan jalan menuju Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)

dalam hal ini Puskesmas Melati agar memudahkan masyarakat dalam

mengakses pelayanan kesehatan.

3. Kepada pemberi pelayanan kesehatan agar terus meningkatkan dan

mempertahankan pelayanan yang sudah baik untuk menjaga dan

meningkatkan persepsi yang baik dari masyarakat terhadap sistem

pelayanan kesehatan yang tersedia.

4. Kepada peneliti lain agar melakukan penelitian yang sejenis dengan

cakupan variabel yang lebih luas lagi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito. 2014. Sistem Kesehatan. Edisi Dua. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Ambarita, A. 2015. Determinan Pemanfaatan Puskesmas Kecamatan Pematang Sidamanik oleh Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kabupaten Simalunggun Tahun 2015. Skripsi FKM USU. Azura, D. 2016. Determinan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan oleh Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Desa Binjai Tahun 2016. Skripsi FKM USU. Azwar, A. 2012. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga. Jakarta : Binarupa Aksara. Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai. 2016. Data dan Informasi Status Pendidikan Penduduk di Kecamatan Perbaungan Tahun 2016. Kabupaten Serdang Bedagai : Badan Pusat Statistik. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016. Sumatera Utara. Dinas Kesehatan Serdang Bedagai. 2017. Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2016. Kabupaten Serdang Bedagai. Handayani, P. 2014. Determinan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan oleh Peserta Jamkesmas di Puskesmas Medan Helvetia Tahun 2013. Skripsi FKM USU. Kemenkes. 2013. Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Kementerian Kesehatan RI. ______. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Kementerian Kesehatan RI. Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. ______. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. PT. Rineka Cipta. Jakarta. ______. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT. Rineka Cipta. Jakarta. ______. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

70

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ______. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Peraturan Pemerintah RI. 2012. Peraturan Pemerintah RI Nomor 101 Tahun 2012 Tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan. Kementrian Kesehatan RI. Peraturan Presiden. 2013. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan. Kementrian Kesehatan RI. Permenkes. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 Tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah. Kementrian Kesehatan RI. ______. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Kementrian Kesehatan RI. ______. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas. Kementrian Kesehatan RI. Puskesmas Melati. 2017. Profil Puskesmas Melati Tahun 2016. Kabupaten Serdang Bedagai. Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sekretariat Negara. Jakarta. Republik Indonesia. 2009. Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Sekretariat Negara. Jakarta. Singarimbun, M dan Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Edisi Revisi. Jakarta : LP3ES. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung.

71

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN

DETERMINAN PEMANFAATAN PUSKESMAS MELATI OLEH PESERTA PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI) DI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2018

Nama Responden :

Alamat :

Umur :

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

Suku :

Jumlah Anggota Keluarga :

Pendidikan : 1. Tidak tamat SD 2. SD 3. SLTP/sederajat

4. SMA/sederajat 5. Akademi/PT

Pekerjaan :

Status Perkawinan : 1. Nikah 2. Janda/Duda

I. PENGETAHUAN

1. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah a. Jaminan perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran/iurannya di bayar oleh pemerintah. b. Program pemerintah yang bertujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia.

2. Sejak kapan program JKN diberlakukan di puskesmas? a. 1 Januari 2014 b. 1 Juli 2015

3. Puskesmas adalah a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama peserta JKN. b. Fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4. Dimanakah letak Puskesmas Melati ? a. Jalan besar Melati Pasar VI Melati II, Kecamatan Perbaungan b. Desa Melati II

5. Peserta JKN adalah a. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Non PBI b. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) saja

6. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah a. Fakir miskin dan orang tidak mampu yang iurannya di bayar oleh pemerintah. b. Penduduk miskin yang mendapat bantuan iuran dari pemerintah.

7. Bagaimana prosedur untuk mendapatkan layanan JKN di puskesmas ? a. Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan datang ke puskesmas dengan membawa kartu peserta JKN baik PBI maupun Non PBI. b. Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan datang ke puskesmas dengan membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP)/ Kartu Keluarga (KK).

8. Pelayanan yang tidak ditanggung oleh layanan JKN adalah a. Pelayanan bertujuan kosmetik, pengobatan alternatif, pengobatan untuk mendapatkan keturunan (impotensi). b. Pelayanan bertujuan kosmetik saja.

9. Manfaat pelayanan promotif dan preventif di puskesmas yang bisa didapatkan oleh peserta PBI adalah a. Penyuluhan kesehatan, imunisasi dasar, KB dan skrining kesehatan. b. Penyuluhan kesehatan saja.

10. Jenis pelayanan yang bisa di peroleh sebagai peserta JKN di puskesmas berupa a. Pelayanan kesehatan (manfaat medis) dan akomodasi ambulans (manfaat non medis). b. Pelayanan kesehatan (manfaat medis) saja.

II. SIKAP

1. Apakah Bapak/Ibu selalu memanfaatkan pelayanan puskesmas dengan kartu PBI? 1. Ya 0. Tidak

2. Apakah Bapak/Ibu setuju dengan adanya program JKN? 1. Ya 0. Tidak

3. Menurut Bapak/Ibu program JKN ini sangat membantu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan? 1. Ya 0. Tidak

4. Apakah Bapak/Ibu setuju program JKN ini dilakukan untuk berkelanjutan? 1. Ya 0. Tidak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5. Apakah Bapak/Ibu menyarankan keluarga, tetangga atau kerabat untuk memanfatkan puskesmas dari pada praktek swasta? 1. Ya 0. Tidak

III. INFORMASI

1. Apakah Bapak/Ibu pernah mendapatkan informasi tentang program JKN dari tenaga kesehatan/BPJS? 1. Pernah 0. Tidak Pernah

2. Apakah pernah dijelaskan kepada Anda tentang JKN? 1. Pernah, JKN adalah jaminan perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran/iurannya di bayar oleh pemerintah. 0. Tidak Pernah

3. Apakah pernah dijelaskan kepada Anda tentang peserta PBI? 1. Pernah, peserta PBI adalah fakir miskin dan orang tidak mampu (peserta KIS, Jamkesmas, Jamkesda) yang mendapat bantuan iuran dari pemerintah. 0. Tidak Pernah

4. Apakah pernah dijelaskan kepada Anda, tujuan diberikannya layanan JKN? 1. Pernah, untuk memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk Indonesia dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera. 0. Tidak Pernah

5. Apakah pernah dijelaskan kepada Anda apa manfaat yang didapat dengan menggunakan layanan JKN? 1. Pernah, yaitu mendapatkan manfaat medis berupa pelayanan medis (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif) dan manfaat non medis meliputi akomodasi dan ambulans. 0. Tidak Pernah

6. Apakah pernah dijelaskan kepada Anda bagaimana prosedur untuk menggunakan layanan JKN? 1. Pernah, peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan datang ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Puskesmas) dengan membawa kartu peserta JKN baik PBI dan non PBI. 0. Tidak Pernah

7. Apakah pernah dijelaskan kepada Anda jenis pelayanan kesehatan yang tidak ditanggung oleh layanan JKN? 1. Pernah, jenis pelayanan tidak sesuai prosedur, pelayanan bertujuan kosmetik, pengobatan alternatif, pengobatan untuk mendapatkan keturunan (impotensi), pelayanan kesehatan pada saat bencana, dan pasien bunuh diri/penyakit yang timbul akibat kesengajaan untuk menyiksa diri sendiri/bunuh diri/narkoba. 0. Tidak Pernah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA IV. KETERJANGKAUAN

1. Menurut Bapak/Ibu letak puskesmas sudah strategis dengan pemukiman masyarakat? 1. Ya 0. Tidak

2. Menurut Bapak/Ibu apakah letak puskesmas dekat dari tempat tinggal Bapak/Ibu? 1. Ya 0. Tidak

3. Apakah Bapak/Ibu memiliki transportasi yang memadai dalam mengakses puskesmas? 1. Ya 0. Tidak

4. Menurut Bapak/Ibu apakah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas tidak membutuhkan biaya transportasi yang cukup mahal? 1. Ya 0. Tidak

V. KONDISI KESEHATAN

1. Disaat Bapak/Ibu atau anggota keluarga mengalami sakit, apakah Bapak/Ibu akan membawa ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan dengan menggunakan kartu peserta PBI? 1. Ya 0. Tidak

Alasan :

PEMANFAATAN PUSKESMAS

1. Apakah Bapak/Ibu atau anggota keluarga yang sakit memanfaatkan puskesmas dengan menggunakan kartu JKN PBI dalam 6 (enam) bulan terakhir ini? 1. Ya 0. Tidak

Alasannya memanfaatkan/tidak memanfaatkan? Jawab :

Jika Tidak, ke mana Bapak/Ibu berobat? Jawab :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Lampiran 2

Jumlah kunjungan peserta Non PBI dan PBI di wilayah kerja Puskesmas Melati Januari 2016-Desember 2016 Persentase Persentase Non PBI PBI Bulan Pemanfaatan Pemanfaatan (jiwa) (jiwa) (%) (%) Januari 2016 108 8.02 637 6.10 Februari 2016 141 10.47 799 7.65 Maret 2016 99 7.35 729 6.98 April 2016 124 9.21 713 6.83 Mei 2016 160 11.88 681 6.52 Juni 2016 144 10.69 673 6.44 Juli 2016 138 10.25 701 6.71 Agustus 2016 142 10.54 718 6.88 September 2016 130 9.65 758 7.26 Oktober 2016 169 12.55 735 7.04 Nopember 2016 135 10.02 735 7.04 Desember 2016 129 9.58 725 6.94

Keterangan : Jumlah peserta Non PBI : 1.346 jiwa (11,42%) Jumlah peserta PBI : 10.436 jiwa (88,58%)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA no nama alamat umur jk suku klg didik ktgr kerjakwn p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 ttl skp s1 s2 s3 s4 s5 ttls sks i1 i2 i3 i4 i5 i6 i7 ttli ski j1 j2 j3 j4 ttlj skj kk pp 1 Susiani Adolina 65 2 1 4 2 0 1 2 a a a a b b a a a b 7 1 0 1 1 1 1 4 1 1 1 0 1 0 1 1 6 1 1 1 1 1 4 1 0 1 2 Agusetiawan Adolina 42 1 1 4 3 0 2 1 a b b a b b a b b b 3 0 1 1 1 1 1 5 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 4 1 1 1 3 Bambang Adolina 48 1 1 5 2 0 2 1 b b b a b b a b a a 4 0 1 1 1 1 0 4 1 0 0 0 0 1 1 0 2 0 1 1 1 0 3 1 1 0 4 Sugiman Adolina 57 1 1 7 2 0 3 1 a b a a a a a a b b 7 1 0 1 1 1 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 3 1 0 1 5 Baniyem Adolina 39 2 1 4 3 0 1 1 b a b a b b a b b b 3 0 1 1 1 1 0 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 6 Nurmalina Melati I 42 2 3 3 2 0 2 1 a b a a b a a a a b 7 1 0 1 1 1 1 4 1 0 1 1 0 1 1 0 4 0 0 0 1 1 2 0 0 0 7 Nurliana Melati I 46 2 3 6 3 0 1 1 a b a a b a a a b b 6 0 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 0 1 1 6 1 0 1 1 1 3 1 0 0 8 Poniyem Melati I 40 2 1 6 1 0 1 1 b b b b b b b b b b 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 4 1 0 0 9 Sukamto Melati I 52 1 1 5 4 1 3 2 b a a b b a a a a a 7 1 0 1 1 1 1 4 1 0 0 1 0 1 0 0 2 0 1 1 1 0 3 1 0 0 10 Nana Mardianah Melati I 48 2 4 5 2 0 1 1 a b a a b a a a a b 7 1 0 1 1 1 1 4 1 0 0 1 0 0 1 1 3 0 0 1 1 1 3 1 0 0 11 Ginem Melati I 52 1 1 6 2 0 3 1 b b a a b a a a a b 6 0 1 1 1 1 1 5 1 1 0 1 0 0 1 1 4 0 0 1 1 0 2 0 1 0 12 Adam Melati I 49 1 4 5 2 0 2 1 b b a a b a a a b b 5 0 0 1 1 1 0 3 0 0 0 1 1 0 1 1 4 0 0 1 1 1 3 1 0 0 13 Susi Melati I 47 2 3 5 3 1 1 1 a a a a a a a a a b 9 1 0 1 1 1 0 3 0 0 1 1 0 1 1 0 4 0 0 0 1 1 2 0 0 0 14 Jumiati Melati II 60 2 1 6 2 0 2 1 b b a a b a a a b b 5 0 0 1 1 1 0 3 0 1 0 1 1 0 0 0 3 0 0 0 0 1 1 0 1 0 15 Sudariana Melati II 45 2 1 5 3 1 2 1 b b b a a a a a b b 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 Sriana Melati II 61 2 5 4 2 0 3 1 b b a a b a a a b b 5 0 0 1 1 1 1 4 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 3 1 0 1 17 Tarmini Melati II 44 2 1 4 2 0 1 1 b b a a a a a a b b 6 0 1 1 1 1 1 5 1 1 0 1 0 0 0 0 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 18 Tarmina Melati II 35 2 1 3 2 0 4 1 b b b a b a a b b b 3 0 1 1 1 1 1 5 1 1 0 1 0 0 0 0 2 0 1 1 1 1 4 1 1 1 19 Misni Melati II 47 2 1 5 2 0 1 1 a b a a a a a a b b 8 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 0 1 1 5 1 1 1 1 1 3 1 1 0 20 Juminoh Melati II 41 1 1 4 2 0 2 1 a a a a a a a a b b 8 1 0 1 1 0 1 3 0 0 1 0 1 0 1 0 3 0 0 1 1 1 3 1 0 1 21 Suriani Melati II 32 2 1 4 3 1 1 1 a a a a a a a a a b 9 1 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 0 6 1 0 0 1 1 2 1 0 0 22 Sani Melati II 48 2 1 5 2 0 1 1 b b a a b a a a b b 5 0 0 1 1 1 1 4 1 0 0 1 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 23 Suroto Aminudin Melati II 32 1 4 5 2 0 2 1 b b b a a a a b b b 4 0 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 0 0 0 0 4 0 0 1 1 1 3 1 1 0 24 Dahlia Lubis Melati II 29 2 2 4 3 1 1 1 b b b a b a a b b b 3 0 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 0 0 1 1 2 0 0 1 25 Abdullah Melati II 45 1 1 5 3 1 2 1 b b a b a a b b b a 4 0 1 1 1 1 0 4 1 0 0 1 0 1 1 0 3 0 1 1 1 0 3 1 1 0 26 Saiful Melati II 46 1 1 5 4 1 3 1 a a a a a a a a a a 10.0 1111115 11111111 7111114111 27 Reni Anggraini Melati II 38 2 1 4 3 1 1 1 b b a a a a a b b b 5 0 1 1 1 1 0 4 1 1 1 0 0 1 1 0 4 0 0 0 0 1 1 0 1 0 28 Khoirunnisa Melati II 47 2 3 6 2 0 1 1 a b a a a b a b b b 4 0 0 1 1 1 1 4 1 1 0 0 0 1 1 1 4 0 0 0 1 1 2 0 0 0 29 Hani Melati II 37 2 3 4 3 1 1 1 a a a a a a a a a a 10.0 1011103 01111111 7111114101 30 Sutimin Melati II 39 2 1 5 1 0 1 1 b b b a b a a b b b 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 31 Bambang Melati II 40 1 1 5 2 0 2 1 b b a a b a a a b b 5 0 0 1 1 1 0 3 0 0 0 1 1 0 1 0 3 0 1 1 1 1 4 1 1 0 32 Bayu Melati II 38 2 1 5 2 0 1 1 b b b a b b a b b b 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 1 0 1 33 Suci Lestari Melati II 28 2 4 4 3 1 1 1 a b a a b b b b b b 2 0 1 1 1 1 1 5 1 1 0 0 0 1 1 0 3 0 0 0 0 1 1 0 1 0 34 Samiyem Melati II 52 2 1 7 2 0 1 1 b b a a b a a b b b 4 0 1 1 1 1 0 4 1 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 1 1 2 0 1 0 35 Sujono Melati II 37 1 4 5 2 0 2 1 b b a a b b b b b b 2 0 0 1 1 1 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 36 Rika Ayunda Melati II 25 2 1 3 1 0 1 1 b b b a a b b b b b 2 0 1 1 1 1 1 5 1 1 0 0 1 1 1 0 4 0 0 0 1 1 2 0 1 0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 37 Indung Melati II 46 2 4 5 2 0 2 2 b b a a b a a b b b 4 0 1 1 1 1 1 5 1 0 0 1 0 0 0 0 2 0 1 1 0 0 2 0 1 1 38 Anto Melati II 47 1 1 4 3 1 3 1 a b a a b a a a a a 8 1 0 1 1 1 1 4 1 0 1 1 0 0 1 1 4 0 1 1 1 1 4 1 0 1 39 Iyem Melati II 42 2 1 6 2 0 2 1 b b a a b a a a b b 5 0 0 1 1 1 0 3 0 0 0 1 1 0 1 0 3 0 1 1 1 1 4 1 0 0 40 Julaiha Melati II 38 2 4 5 1 0 4 2 b b a a b b b b b b 2 0 1 1 1 1 1 5 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 2 0 1 0 41 Siswanto T. Buluh 32 1 1 5 4 1 3 1 a a b a a a a a a b 8 1 0 1 1 1 0 3 0 0 1 1 1 1 1 0 5 1 0 0 0 0 0 0 0 0 42 Hanum M.Hrp T. Buluh 29 2 2 5 4 1 2 1 a a b a a a a a a b 8 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 1 1 0 5 1 0 0 0 0 0 0 1 1 43 Siti Zahara Sei Sijenggi 59 2 1 4 2 0 1 1 b b b a b b a a b b 3 0 0 1 1 1 1 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 44 Mariam Sei Sijenggi 72 2 1 4 2 0 2 2 b b b b b b a a a a 4 0 1 1 1 1 1 5 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 0 1 1 45 Ginem Sei Sijenggi 66 2 1 8 2 0 1 2 b b b b b b b a b a 2 0 1 1 1 1 1 5 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 0 1 0 46 M. Safri Sei Sijenggi 63 1 4 4 1 0 2 2 b b b b b b b b b b 0 0 0 1 1 1 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 4 1 0 0 47 Rosiana Sei Sijenggi 39 2 4 4 2 0 1 1 b b a b b a a a a b 5 0 0 1 1 1 0 3 0 0 0 1 0 0 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 48 Tukiyem Sei Sijenggi 56 2 1 6 2 0 2 1 b b a a b a a b b b 4 0 0 1 1 1 1 4 1 1 0 1 0 0 1 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 49 Mariam Sei Sijenggi 36 2 1 4 3 1 1 1 a a a a a a a a a b 9 1 0 1 1 1 1 4 1 0 1 1 1 0 1 0 4 0 0 0 1 1 2 0 0 1 50 Sakinah Sei Sijenggi 58 2 1 4 2 0 2 2 b b a b b a a a b b 4 0 0 1 1 1 1 4 1 0 0 1 0 0 1 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 51 Tukiyem Sei Sijenggi 41 2 1 5 1 0 2 1 b b b b b b b b b b 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 52 Wati Susilawati Sei Sijenggi 48 2 1 5 2 0 1 1 b b a a b a a a a b 6 0 0 1 1 1 1 4 1 1 0 1 0 0 1 1 4 0 0 0 1 1 2 0 0 0 53 Hanum Ningsih Sei Sijenggi 32 2 3 4 3 1 1 1 b b a a b a a a a b 6 0 1 1 1 1 1 5 1 1 0 1 0 0 1 1 4 0 0 0 0 0 0 0 1 0 54 Riana Sulistia Sei Sijenggi 36 2 1 4 4 1 1 1 a a a a a a a a a a 10.0 1111115 11111111 7100112011 55 Ririn Rosiana Sei Sijenggi 45 2 3 6 2 0 1 1 b b a b b a a a b b 4 0 0 1 1 1 1 4 1 0 0 1 0 0 1 0 2 0 0 0 1 1 2 0 0 0 56 Anton Sei Sijenggi 42 1 1 5 2 0 2 1 b b a b b a a b b b 3 0 0 1 1 1 0 3 0 0 0 1 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 57 Sutiman Sei Sijenggi 60 2 1 5 2 0 4 2 b b a a b a a b b b 4 0 1 1 1 1 1 4 1 1 0 1 0 0 1 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 1 58 Siti Sauwiyah Sei Buluh 41 2 2 5 3 1 1 1 b b b b b b a b b b 1 0 0 1 1 1 0 3 0 1 1 1 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 59 Masdalinah Sei Buluh 75 2 2 5 2 0 1 2 b b b b b b a b b b 1 0 0 1 1 1 1 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 60 Rosidawati Nst Sei Buluh 49 2 2 6 3 1 1 1 a b a b b a a a a a 7 1 0 1 1 1 1 4 1 0 1 1 1 1 1 1 6 1 0 0 1 1 2 0 0 0 61 Susiana Sei Buluh 38 2 1 4 3 1 1 1 a a a a a a a a a a 10.0 1111104 11111111 7100000011 62 Wiwik Damayanti Sei Buluh 39 2 3 5 2 0 1 1 b b a a b a a b a b 5 0 0 1 1 1 1 4 1 0 0 1 1 0 1 0 3 0 0 0 1 1 2 0 1 0 63 Nawi Budiman Sei Buluh 50 1 1 6 2 0 3 1 a b a a a a a a a a 9 1 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 0 0 0 0 0 0 1 0 64 Rubiah Aini Sei Buluh 49 2 2 4 2 0 2 2 b b a a a b a a a a 7 1 1 1 1 1 1 5 1 1 0 1 1 0 1 1 5 1 0 0 0 0 0 0 1 0 65 Ani Sei Buluh 38 2 1 4 2 0 1 1 b b a b b a a a a b 5 0 0 1 1 1 0 3 0 0 0 1 0 0 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 66 Yusnidar Sei Buluh 42 2 2 5 3 1 1 1 a a a a a a a a a a 10.0 1011114 11111111 7101113101 67 Fatimah Sei Buluh 41 2 4 5 2 0 1 1 b b a b b a a a a b 5 0 0 1 1 1 0 3 0 0 0 1 1 0 1 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 68 Syarifah Ulma Sei Buluh 39 2 5 4 2 0 4 1 b b a a b a a a a b 6 0 0 1 1 1 1 4 1 0 0 1 0 0 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 69 Nasir Sei Buluh 52 1 1 5 2 0 3 1 b b a b b a a b b b 3 0 0 1 1 1 0 3 0 0 0 1 0 0 1 0 2 0 0 0 1 0 1 0 0 0 70 Suparno Lubuk Bayas 42 1 1 7 3 1 3 1 b a b b a b a b a a 5 0 0 1 1 1 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 71 Jumadi Lubuk Bayas 47 1 1 6 2 0 2 1 a b b b b a a b b b 3 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 72 Saujidah Lubuk Bayas 41 2 1 6 2 0 1 1 b b b b b a a b a b 3 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 73 Sriyani Lubuk Bayas 47 2 1 6 2 0 1 1 a b a b b a a a b b 5 0 0 1 1 1 0 3 0 0 1 1 0 1 1 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 74 Restu Lubuk Bayas 43 2 1 5 3 1 4 1 a b a a a a a a b b 7 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 0 1 1 1 3 1 1 0 75 Suranti Lubuk Bayas 53 2 1 4 2 0 4 2 a b a b b a a a b b 5 0 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 0 1 0 4 0 0 1 1 1 3 1 1 1 76 Mulyadi Lubuk Bayas 36 1 3 5 4 1 3 1 a b a a b a a a b b 6 0 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 0 1 1 6 1 0 0 1 0 1 0 1 1 77 Zainudin Lubuk Bayas 49 1 3 6 4 1 2 1 a b a a a a a a b b 7 1 1 1 1 1 0 4 1 1 1 0 1 0 1 0 4 0 0 1 1 0 2 0 1 1 78 Aminah Lubuk Bayas 37 2 1 7 3 1 1 1 a b a b a a a b b b 5 0 0 1 1 1 0 3 0 1 0 1 1 0 1 0 4 0 0 0 1 1 0 0 0 0 79 Sumadi Lubuk Rotan 61 1 2 4 2 0 2 1 b b b a a b a b b b 3 0 0 1 1 1 1 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 80 Suidahlia Lubuk Rotan 51 2 2 4 2 0 1 1 b b b a b a a b b b 3 0 0 1 1 1 1 4 1 1 0 1 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 81 Iyem Lubuk Rotan 49 2 1 4 1 0 1 1 b b b b b b b b b b 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 82 Mariam Lubuk Rotan 36 2 1 4 4 1 1 1 a a a a a a a a b a 9 1 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 0 0 0 0 0 0 1 1 83 Rosiana Lubuk Rotan 45 2 1 5 2 0 1 1 a b b a a a a a a b 7 1 0 1 1 1 1 4 1 0 1 1 0 0 1 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 1 84 Santi Lubuk Rotan 37 2 4 4 3 1 1 1 a b a a a a a a a b 8 1 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 0 1 1 6 1 0 0 1 1 2 0 0 0 85 Fitriani Lubuk Rotan 36 2 3 5 4 1 1 1 a a a a b a a a a b 8 1 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 0 1 0 5 1 0 0 1 0 1 0 0 0 86 M. Ibrahim L Lubuk Rotan 49 1 2 5 3 1 3 1 a b a a a a a a b b 7 1 0 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 0 1 1 6 1 0 0 1 0 1 0 0 0 87 Aziz Sei Nagalawan 44 1 4 5 2 0 5 1 a a a b a a a a a b 8 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 0 1 1 0 4 0 0 0 1 1 2 0 1 1 88 Ruswati Panjaitan Sei Nagalawan 37 2 2 8 3 1 3 1 b b a b b a a a b b 4 0 1 1 1 1 1 5 1 0 0 1 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 1 89 M. Rizal Sei Nagalawan 45 1 2 4 3 1 3 1 b b b a b b a b b a 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 90 Abdul Gani Sei Nagalawan 46 1 4 4 3 1 3 1 a a a b a a a a a b 8 1 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 0 1 1 0 4 0 0 0 1 1 2 0 0 1 91 Susilawati Sei Nagalawan 40 2 4 4 2 0 1 1 a b b b a a a a a b 7 1 0 1 1 1 1 4 1 0 1 1 1 1 0 0 4 0 0 0 1 1 2 0 0 1 92 Aisyah Sei Nagalawan 35 2 3 6 2 0 1 1 b a a a b a a a a b 7 1 0 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 1 1 1 7 1 0 0 0 1 1 0 0 0 93 Rinawati Sei Nagalawan 30 2 3 4 2 0 1 1 a b a a b a a b a b 6 0 0 1 1 1 1 4 1 0 0 0 0 1 1 1 3 0 0 0 1 1 2 0 1 0 94 Erwin Saputra Sei Nagalawan 35 1 1 4 2 0 5 1 a b a a b a a b a b 6 0 0 1 1 1 1 4 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 2 0 0 1 95 Hani Sei Nagalawan 50 2 1 3 2 0 1 1 a b a b b a a a a b 6 0 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 0 0 0 0 0 0 1 1 96 Yusnan Sei Nagalawan 28 1 4 5 4 1 1 1 a b a a b a a a a b 7 1 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 0 1 1 3 1 0 1 97 Misnawati Sei Nagalawan 35 2 3 6 3 1 1 1 a b a a b a a a a a 8 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 0 0 1 0 1 0 1 0 98 Arbaiyah Sei Nagalawan 42 2 3 4 3 1 1 1 a b a a b a a a a a 8 1 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 0 0 0 0 0 0 0 0 99 Mariani Sei Nagalawan 34 2 1 5 2 0 1 1 a b a b a a a b b b 5 0 0 1 1 1 0 3 0 1 1 1 0 0 1 0 4 0 0 0 1 0 1 0 0 0 100.0Saiful Bahri Sei Nagalawan 39 1 3 5 4 1 5 1 a a a b a a a a a b 8 1 0 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 0 1 1 6 1 0 0 1 0 1 0 0 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Output Frequency Table

jenis kelamin Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid laki-laki 30 30,0 30,0 30,0 perempuan 70 70,0 70,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

suku Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Jawa 55 55,0 55,0 55,0 Mandailing/Batak 12 12,0 12,0 67,0 Banjar 16 16,0 16,0 83,0 Melayu 15 15,0 15,0 98,0 Padang 2 2,0 2,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

jumlah anggota keluarga Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid 3 4 4,0 4,0 4,0 4 36 36,0 36,0 40,0 5 38 38,0 38,0 78,0 6 16 16,0 16,0 94,0 7 4 4,0 4,0 98,0 8 2 2,0 2,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

kategori pendidikan Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Rendah (Tidak tamat SD dan 61 61,0 61,0 61,0 SD) Menengah (SLTA/sederajat dan 39 39,0 39,0 100,0 SMA/sederajat) Total 100 100,0 100,0

pekerjaan Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid IRT 52 52,0 52,0 52,0 Wiraswasta 24 24,0 24,0 76,0 Petani 15 15,0 15,0 91,0 Pedagang 6 6,0 6,0 97,0 Nelayan 3 3,0 3,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

status perkawinan Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Nikah 88 88,0 88,0 88,0 Janda/Duda 12 12,0 12,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pengetahuan 1 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tahu 46 46,0 46,0 46,0 Tidak tahu 54 54,0 54,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

pengetahuan 2 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tahu 21 21,0 21,0 21,0 Tidak Tahu 79 79,0 79,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

pengetahuan 3 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tahu 71 71,0 71,0 71,0 Tidak Tahu 29 29,0 29,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

pengetahuan 4 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tahu 69 69,0 69,0 69,0 Tidak Tahu 31 31,0 31,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

pengetahuan 5 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tahu 36 36,0 36,0 36,0 Tidak Tahu 64 64,0 64,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

pengetahuan 6 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tahu 77 77,0 77,0 77,0 Tidak Tahu 23 23,0 23,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

pengetahuan 7 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tahu 90 90,0 90,0 90,0 Tidak Tahu 10 10,0 10,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

pengetahuan 8 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tahu 62 62,0 62,0 62,0 Tidak Tahu 38 38,0 38,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pengetahuan 9 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tahu 44 44,0 44,0 44,0 Tidak Tahu 56 56,0 56,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

pengetahuan 10 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tahu 19 19,0 19,0 19,0 Tidak Tahu 81 81,0 81,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

skor pengetahuan Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Kurang Baik 64 64,0 64,0 64,0 Baik 36 36,0 36,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

sikap 1 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak 67 67,0 67,0 67,0 Ya 33 33,0 33,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

sikap 2 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak 7 7,0 7,0 7,0 Ya 93 93,0 93,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

sikap 3 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak 9 9,0 9,0 9,0 Ya 91 91,0 91,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

sikap 4 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak 10 10,0 10,0 10,0 Ya 90 90,0 90,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

sikap 5 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak 41 41,0 41,0 41,0 Ya 59 59,0 59,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA skor sikap Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Kurang Baik 34 34,0 34,0 34,0 Baik 66 66,0 66,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

informasi 1 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak Pernah 56 56,0 56,0 56,0 Pernah 44 44,0 44,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

informasi 2 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak Pernah 58 58,0 58,0 58,0 Pernah 42 42,0 42,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

informasi 3 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak Pernah 29 29,0 29,0 29,0 Pernah 71 71,0 71,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

informasi 4 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak Pernah 61 61,0 61,0 61,0 Pernah 39 39,0 39,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

informasi 5 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak Pernah 66 66,0 66,0 66,0 Pernah 34 34,0 34,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

informasi 6 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak Pernah 30 30,0 30,0 30,0 Pernah 70 70,0 70,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

informasi 7 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak Pernah 62 62,0 62,0 62,0 Pernah 38 38,0 38,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA skor informasi Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak Tahu 73 73,0 73,0 73,0 Tahu 27 27,0 27,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

keterjangkauan 1 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak 79 79,0 79,0 79,0 Ya 21 21,0 21,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

keterjangkauan 2 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak 70 70,0 70,0 70,0 Ya 30 30,0 30,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

keterjangkauan 3 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak 44 44,0 44,0 44,0 Ya 56 56,0 56,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

keterjangkauan 4 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak 52 52,0 52,0 52,0 Ya 48 48,0 48,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

skor keterjangkauan Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Sulit 74 74,0 74,0 74,0 Mudah 26 26,0 26,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

kondisi kesehatan Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak 63 63,0 63,0 63,0 Ya 37 37,0 37,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

pemanfaatan puskesmas Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak 68 68,0 68,0 68,0 Ya 32 32,0 32,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Crosstabs kategori pendidikan * pemanfaatan puskesmas Crosstab pemanfaatan puskesmas Tidak Ya Total kategori Rendah (Tidak tamat SD Count 46 15 61 pendidikan dan SD) % within kategori pendidikan 75,4% 24,6% 100,0% Menengah Count 22 17 39 (SLTA/sederajat dan % within kategori pendidikan 56,4% 43,6% 100,0% SMA/sederajat) Total Count 68 32 100 % within kategori pendidikan 68,0% 32,0% 100,0% Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1- Value df sided) sided) sided) Pearson Chi-Square 3,947a 1 ,047 Continuity Correctionb 3,122 1 ,077 Likelihood Ratio 3,901 1 ,048 Fisher's Exact Test ,052 ,039 Linear-by-Linear Association 3,907 1 ,048 N of Valid Cases 100 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,48. b. Computed only for a 2x2 table skor pengetahuan * pemanfaatan puskesmas Crosstab pemanfaatan puskesmas Tidak Ya Total skor Kurang Baik Count 51 13 64 pengetahuan % within skor pengetahuan 79,7% 20,3% 100,0% Baik Count 17 19 36 % within skor pengetahuan 47,2% 52,8% 100,0% Total Count 68 32 100 % within skor pengetahuan 68,0% 32,0% 100,0%

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1- Value df sided) sided) sided) Pearson Chi-Square 11,160a 1 ,001 Continuity Correctionb 9,718 1 ,002 Likelihood Ratio 10,976 1 ,001 Fisher's Exact Test ,002 ,001 Linear-by-Linear Association 11,048 1 ,001 N of Valid Cases 100 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,52. b. Computed only for a 2x2 table skor sikap * pemanfaatan puskesmas Crosstab pemanfaatan puskesmas Tidak Ya Total skor sikap Kurang Baik Count 28 6 34 % within skor sikap 82,4% 17,6% 100,0% Baik Count 40 26 66 % within skor sikap 60,6% 39,4% 100,0% Total Count 68 32 100 % within skor sikap 68,0% 32,0% 100,0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1- Value df sided) sided) sided) Pearson Chi-Square 4,877a 1 ,027 Continuity Correctionb 3,929 1 ,047 Likelihood Ratio 5,183 1 ,023 Fisher's Exact Test ,041 ,022 Linear-by-Linear Association 4,828 1 ,028 N of Valid Cases 100 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,88. b. Computed only for a 2x2 table skor informasi * pemanfaatan puskesmas Crosstab pemanfaatan puskesmas Tidak Ya Total skor informasi Tidak Tahu Count 54 19 73 % within skor informasi 74,0% 26,0% 100,0% Tahu Count 14 13 27 % within skor informasi 51,9% 48,1% 100,0% Total Count 68 32 100 % within skor informasi 68,0% 32,0% 100,0%

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1- Value df sided) sided) sided) Pearson Chi-Square 4,432a 1 ,035 Continuity Correctionb 3,474 1 ,062 Likelihood Ratio 4,273 1 ,039 Fisher's Exact Test ,052 ,033 Linear-by-Linear Association 4,388 1 ,036 N of Valid Cases 100 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,64. b. Computed only for a 2x2 table skor keterjangkauan * pemanfaatan puskesmas Crosstab pemanfaatan puskesmas Tidak Ya Total skor keterjangkauan Sulit Count 55 19 74 % within skor keterjangkauan 74,3% 25,7% 100,0% Mudah Count 13 13 26 % within skor keterjangkauan 50,0% 50,0% 100,0% Total Count 68 32 100 % within skor keterjangkauan 68,0% 32,0% 100,0%

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1- Value df sided) sided) sided) Pearson Chi-Square 5,232a 1 ,022 Continuity Correctionb 4,173 1 ,041 Likelihood Ratio 5,024 1 ,025 Fisher's Exact Test ,029 ,022 Linear-by-Linear Association 5,179 1 ,023 N of Valid Cases 100 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,32. b. Computed only for a 2x2 table

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kondisi kesehatan * pemanfaatan puskesmas Crosstab pemanfaatan puskesmas Tidak Ya Total kondisi kesehatan Kurang Count 46 17 63 Baik % within kondisi kesehatan 73,0% 27,0% 100,0% Baik Count 22 15 37 % within kondisi kesehatan 59,5% 40,5% 100,0% Total Count 68 32 100 % within kondisi kesehatan 68,0% 32,0% 100,0%

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. Value df sided) sided) (1-sided) Pearson Chi-Square 1,969a 1 ,161 Continuity Correctionb 1,395 1 ,238 Likelihood Ratio 1,943 1 ,163 Fisher's Exact Test ,187 ,119 Linear-by-Linear Association 1,949 1 ,163 N of Valid Cases 100 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,84. b. Computed only for a 2x2 table

Logistic Regression

Case Processing Summary Unweighted Casesa N Percent Selected Cases Included in Analysis 100 100,0 Missing Cases 0 ,0 Total 100 100,0 Unselected Cases 0 ,0 Total 100 100,0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value Tidak 0 dimension0 Ya 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b Observed Predicted pemanfaatan puskesmas Percentage Tidak Ya Correct Step 0 pemanfaatan puskesmas Tidak 68 0 100,0 Ya 32 0 ,0 Overall Percentage 68,0 a. Constant is included in the model. b. The cut value is ,500

Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 0 Constant -,754 ,214 12,363 1 ,000 ,471 Variables not in the Equation

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Score df Sig. Step 0 Variables pendidikan 9,421 1 ,002 pengetahuan 11,160 1 ,001 sikap 4,877 1 ,027 informasi 4,432 1 ,035 keterjangkauan 5,232 1 ,022 Overall Statistics 21,805 5 ,001

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig. Step 1 Step 22,771 5 ,000 Block 22,771 5 ,000 Model 22,771 5 ,000

Model Summary Step Cox & Snell R Nagelkerke R -2 Log likelihood Square Square 1 102,603a ,204 ,285 a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001.

Classification Tablea Observed Predicted pemanfaatan puskesmas Percentage Tidak Ya Correct Step 1 pemanfaatan puskesmas Tidak 63 5 92,6 Ya 23 9 28,1 Overall Percentage 72,0 a. The cut value is ,500

Variables in the Equation 95% C.I.for EXP(B) B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper Step pendidikan 1,647 ,871 3,576 1 ,059 5,194 ,942 28,643 a 1 pengetahuan 1,236 ,614 4,056 1 ,044 3,441 1,034 11,456 sikap 1,093 ,569 3,692 1 ,055 2,982 ,978 9,089 informasi -,480 ,695 ,677 1 ,491 ,169 ,169 2,416 keterjangkauan 1,153 ,536 4,634 1 ,031 3,167 1,109 9,049 Constant -2,422 ,573 17,880 1 ,000 ,089 a. Variable(s) entered on step 1: pendidikan, pengetahuan, sikap, informasi, keterjangkauan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA