PENGAWASAN KOMISI PENYIARAN DAERAH TERHADAP PENYELENGGARAAN PENYIARAN TV KABEL DI TAHUN 2015-2016 Oleh : SATRIO SAMBODO Emai: [email protected] Pembimbing: Drs. H. Ishak, M.Si

Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya Simpang Baru œ Pekanbaru 28293 Telp. (0761) 63277 / 23430

Abstract The development of the broadcasting world in Indonesia, especially television, has become the attention of many circles. Many opinions of people who say that the world of television in Indonesia has forgotten the moral side, culture, and ethics of this nation. If in the rules of the Indonesian Broadcasting Commission it violates the Broadcast Program Standards (SPS). Indonesian Broadcasting Commission (KPI) is an independent state institution established through Law no. 32 of 2002 On broadcasting with the aim of organizing all matters concerning broadcasting in Indonesia. This Independent Institution consists of central KPI and KPID in areas whose duties are coordinative, national policy is determined by KPI and while the extension at the provincial level becomes the coverage of KPID. This research is descriptive by using qualitative approach that is research which exposes and explains problem to object which will be meticulously, research method is case study method because focus of research lies in phenomenon in real life. This study uses the theory of supervision, qualitative research methods descriptive this be an option in this study because the author wants to examine more deeply how KPID supervision of cable TV broadcasting in Pekanbaru by looking at the phenomenon or reality that occurred in the field. Based on the results of analysis of this study shows that in the supervision of broadcasting cable TV broadcasting is done directly by KPI and KPID as an institution that stands independently and has prerogative rights to revoke the broadcasting license if found irregularities, and the role of society is also emphasized because the community is asked as an extension of supervision and Not only serve as consumers only, the purpose of this is in order to get penyirenggaranya good and healthy penyiran in society.

Keywords :Controling, Cable Television Broadcasting

PENDAHULUAN perkembangan industry media massa khususnya televisi. Seiring dengan Gerakan Reformasi pada itu, kebutuhan masyarakat terhadap tahun 1998 telah memicu informasi juga semakin bertambah.

JOM FISIP Vol. 4 No 2  Oktober 2017 Page 1

Menjelang tahun 2000 muncul Anggota KPID Riau hamper secara serentak 5 televisi mempunyai bidang tugas masing- swasta baru (Metro, Trans, TV7, masing yang terdiri dari 3 (tiga) Lativi, dan Global) serta beberapa bidang yaitu: bidang pengelola televise daerah. Tidak ketinggalan struktur sistem penyiaran pula televise berlangganan yang Indonesia/bidang perizinan, bidang menyajikan berbagai program dalam pengawasan isi siaran, dan bidang dan luar negeri. kelembagaan.

Setelah melalui pergulatan Dalam Undang-Undang No yang panjang diparlemen dan debat 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran diberbagai lokal, lahirlah Undang- disebutkan Pasal 13, yaitu : Undang NO. 32 Tahun 2002 tentang penyiaran yang resmi berlaku 1. Jasa penyiaran terdiri atas: tanggal 28 desember 2002.Selain a. jasa penyiaran radio; dan menganut system penyiaran local b. jasa penyiaran televisi. berjaringan, regulasi ini 2. Jasa penyiaran sebagaimana mengintroduksi sebuah lembaga dimaksud dalam ayat (1) semi independen bernama Komisi diselenggarakan oleh:

Penyiaran Indonesia (KPI) untuk a. Lembaga Penyiaran Publik; mengatur semesta penyiaran ditanah b. Lembaga Penyiaran Swasta; air ini. Keputusan Presiden yang c. Lembaga Penyiaran menetapkan hasil fit and proper test Komunitas; dan

DPR untuk anggota KPI itu sendiri d. Lembaga Penyiaran baru keluar menjelang batas deadline Berlangganan. yang ditentukan UU NO. 32 itu, Jasa penyiaran berlangganan yakni tanggal 27 Desember 2003. ini dibagi menjadi 3 lembaga penyiaran berlangganan melalui Komisi Penyiaran Indonesia satelit, kabel, terestrial. Lebih (KPI) adalah lembaga negara yang lanjutnya lagi lembaga penyiaran bersifat independen yang dibentuk berlangganan yang banyak beredar melalui UU No. 32 Tahun 2002 dimasyarakat salah satunya lembaga Tentang penyiaran dengan tujuan penyiaran melalui kabel yang berada mengatur segala hal tentang di Kota Pekanbaru secara umum penyiaran di Indonesia. Lembaga lebih lanjut diatur oleh peraturan Independen ini terdiri dari KPI pusat pemerintah No. 52 Tahun 2005 dan dan KPID di daerah yang tugasnya peraturan menteri komunikasi dan bersifat koordinatif, kebijakan secara informatika21/PER/M.KOMINFO/4/ nasional ditentukan oleh KPI dan 2009 mengenai penyelenggaraan sedangkan pelakasanaan di tingkat penyiaran lembaga penyiaran provinsi menjadi cakupan KPID. berlangganan.

Komisi Penyiaran Indonesia Anggota Komisi Penyiaran Daerah (KPID) Riau ini berdiri sejak Indonesia Daerah (KPID) Riau tahun 2010 dan beralamat di jalan mempunyai bidang tugas masing- Gajah Mada Nomor 200 Pekanbaru, masing yang terdiri dari bidang yaitu dengan wilayah kerja meliputi : bidang pengawasan isi penyiaran, seluruh Provinsi Riau. bidang pengelolaan struktur sistem penyiaran Indonesia atau perizinan,

JOM FISIP Vol. 4 No 2  Oktober 2017 Page 2 dan bidang kelembagaan. Melalui 1. Menjamin masyarakat untuk ketentuan-ketentuan yang tercantum memperoleh informasi yang dalam undang-undang Nomor 32 layak dan benar sesuai tahun 2002 pasal 8 tentang dengan hak asasi manusia penyiaran, maka KPID di tetapkan 2. Ikut membantu pengaturan untuk memiliki tugas, kewajiban, bidang infrastrukturbidang fungsi dan wewenang. Fungsi KPID penyiaran Riau dalam Undang-Undang Nomor 3. Ikut membangun iklim 32 tahun 2002 tentang Penyiaran. persaingan yang sehat antar lembaga penyiaran dan KPI Pusat dan KPI Daerah industri terkait mempunyai Fungsi dan wewenang 4. Memelihara tatanan berdasarkan Undang-Undang Nomor informasi nasional yang adil, 32 tahun 2002 pasal 8 yaitu adalah: merata, dan seimbang 5. Menampung, meneliti, (1). Pasal 8 ayat 1 KPI menindak lanjuti aduan, sebagai wujud peran serta sanggahan serta kritik dan masyarakat berfungsi mewadahi apresiasi masyrakat terhadap aspirasi serta mewakili kepentingan penyelenggaraan penyiaran masyarakat akan penyiaran dan 6. Menyusun perencanaan (2). Pasal 8 ayat 2 Dalam pembangunan sumber daya mejalankan fungsinya sebagaimana manusia yang menjamin yang dimaksud dalam ayat (1), KPI profesionalitas di bidang mempunyai wewenang: penyiaran. 1. Menetapkan standar program siaran (SPS) Pemberian izin dilakukan 2. Menyusun peraturan dan secara bertahap, yakni, izin menetap kan pedoman sementara dan izin tetap. Sebelum prilaku penyiaran (P3) memperoleh izin tetap 3. Mengawasi pelaksanaan dan penyelenggaraan penyiaran, lembaga pedoman prilaku penyiaran penyiaran radio wajib melalui masa (P3) sertastandar program uji coba siaran paling lama 6 (enam) siaran (SPS) bulan sedangkan untuk lembaga 4. Memberikan sanksi terhadap penyiaran televisi wajib melalui pelanggaran peraturan dan masa uji coba siaran paling lama 1 pedoman prilaku penyiaran (satu) tahun. Perlu dicatat, bahwa serta standar program siaran. izin penyiaran yang sudah diberikan 5. Melakukan koordinasi dan dilarang dipindah tangankan atau kerjasama dengan (diberikan, dijual, atau dialihkan) pemerintah, lembaga kepada pihak lain (badan hukum lain penyiaran dan masyarakat. atau perseorangan lain).

(3). Pasal KPI Pusat dan KPI Daerah mempunyai tugas dan kewajiban :

JOM FISIP Vol. 4 No 2  Oktober 2017 Page 3

Lagu-lagu Yang Dilarang Penayangan Siaran Di Riau oleh KPID Riau No. NAMA LAGU PENYANYI KETERANGAN 1. Wanita Lubang Buaya Minawati Dewi DILARANG 2. Apa Saja Boleh Della Puspita DILARANG 3. Maaf Kamu Hamil Duluan Ageng Kiwi DILARANG 4. Satu Jam Saja Zaskia Gotik DILARANG 5. Jupe Paling Suka 69 Julia Perez DILARANG 6. Melanggar Hukum Mozza Kirana Dibatasi Jam Putar Tayang Dewasa 22.00-03.00 7. Mucikari Cinta Rimba Mustika Dibatasi Jam Putar Tayang Dewasa 22.00-03.00 (Sumber : Keputusan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Riau No.01/KTPS/KPID RIAU/I/2015) Berdasarkan tabel diatas 1. Bagaimana Pengawasan dapat diketahui bentuk tugas dan KPID Riau Terhadap kewajiban KPID Riau yaitu Penyelenggaraan Penyiaran menjamin masyarakat untuk TV kabel di Pekanbaru? memperoleh informasi yang layak 2. Apa saja faktor penghambat dan benar sesuai dengan Hak Asasi Pengawasan KPID Riau Manusia. Kemudian sesuai dengan Terhadap Penyelenggaraan wewenang KPID Riau yaitu Penyiaran TV kabel di melakukan pengawasan terhadap Pekanbaru? Standar Program Siaran, pada daftar lagu-lagu yang dilarang terlihat TINJAUAN TEORITIS bentuk pengawasan penyiaran televisi yang dilakukan oleh Komisi Menurut Poer Wadarmita, Penyiaran Indonesia Daerah Riau Pengawasan adalah suatu bentuk yaitu berupa pelarangan dan pemeriksaan atau pengontrolan dari pembatasan jam tayang terhadap pihak yang lebih atas kepada pihak lagu-lagu yang bertentangan dengan dibawahnya. Sedangkan Menurut norma kesopanan dan kesusilaan Drs.M.Manulang, Pengawasan yang ada di Provinsi Riau. adalah suatu proses untuk Berdasarkan salinan hubungan mnentapkan pekerjaan apa yang antara KPI dan KPID Riau,bahwa sudah dilaksanakan, menilainya dan dengan mengacu pada peraturan mengoreksinya bila perlu dengan pedoman perilaku penyiaran dan maksud supaya pelaksanaan standar program siaran yang pekerjaan sesuai dengan rencana ditetapkan oleh KPI Pusat. semula. RUMUSAN MASALAH Menurut George R. Terry, Pengawasan adalah proses yang Berdasarkan uraian diatas menentukan apa yang dicapai, dan penulis merumuskan suatu pokok jika perlu mengambil tindakan permasalahan dalam penelitian ini koreksi agar pelaksanaan dapat adalah sebagai berikut: berjalan menurut rencana. Menurut Ibrahim Lubis, Pengawasan adalah

JOM FISIP Vol. 4 No 2  Oktober 2017 Page 4 kegiatan manajer yang pekerjaan hanya melalui mengusahakan agar agar pekerjaan- laporan-laporan yang masuk. pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau c. Pengawasan Formal (resmi) hasil yang dikehendaki. Rencana yaitu pengawasan yang secara yang betapapun baiknya akan gagal resmi dilakukan oleh unit/aparat sama sekali bilamana manajer tidak pengawasan dari pimpinan melakukan pengawasan. organisasi tersebut.

Menurut Henri Fayol, d. Pengawasan Non Formal (tidak Pengawasan adalah tindakan resmi) yaitu pengawasan yang meneliti apakah segala sesuatu tidak melalui saluran atau tercapai atau berjalan dengan sesuai prosedur yang telah ditentukan, rencana yang telah ditetapakan biasanya melakukan kunjungan berdasarkan instruksi-instruksi yang yang tidak resmi untuk telah dikeluarkan, prinsip-prinsip menghindarkan kekakuan antara yang telah ditetapkan. Sedangkan atasan dan bawahan. Menurut Harold Koontz dan Cyril e. Pengawasan Administrative O‘Donnel dalam (Ibrahim Lubis), yaitu pengawasan yang meliputi Pengawasan adalah penilaian dan bidang keuangan, kepegawaian, koreksi atas pelaksaan kerja yang dan material. dilakukan oleh bawahan dengan maksud untuk mendapatkan f. Pengawasan Tehnis yaitu keyakinan atau menjamin bahwa pengawasan terhadap hal-hal tujuan-tujuan perusahaan dan yang bersifat fisik. Pemeriksaan rencana-rencana yang digunakan ini meliputi jenis kualitatif dan untuk mencapainya dilaksanakan. kuantitatif serta biaya yang dikeluarkan. Handayaningrat mengatakan pengawasan yang efektif dapat METODE PENELITIAN membantu usaha-usaha untuk mengatur pekerjaan agar sesuai Jenis yang digunakan dalam dengan rencana. Beberapa metode penelitian ini adalah metode pengawasan yang digunakan, deskriptif. Metode deskriptif adalah diantaranya adalah sebagai berikut: suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu a. Pengawasan langsung yaitu peristiwa pada masa sekarang. apabila aparat pengawasan Tujuan dan penelitian deskriptif pemimpin organisasi, melakukan adalah untuk membuat deskripsi, pengawasan langsung pada gambaran atau lukisan secara tempat pelaksanaan pekerjaan, sistematis, faktual dan akurat baik dengan sistem inspeksi, mengenai fakta dan sifat, serta verikatif atau sistem hubungan antara fenomena- investigative. fenomena yang diselidiki. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui b. Pengawasan Tidak Langsung pengawasan KPID Riau terhadap yaitu apabila aparat pengawasan Penyelenggaraan penyiaran TV pemimpin organisasi melakukan kabel di Pekanbaru tahun 2015- pemeriksaan pelaksanaan 2016. Menurut Husaini dan

JOM FISIP Vol. 4 No 2  Oktober 2017 Page 5

Purnomo, pendekatan kualitatif 1. Pengawasan langsung deskriptif merupakan metode deskriptif dengan pendekatan Pengawasan langsung yang kualitatif diartikan dengan kata-kata dilakukan oleh KPID Riau adalah menurut responden, apa adanya dengan cara melihat langsung sesuai dengan pertanyaan kinerja staff ketempat atau lokasi penelitiannya, kemudian dianalisis yang harus diawasi. Berdasarkan pula dengan kata-kata yang melatar hasil observasi penulis dikantor belakangi. KPID Riau terlihat bentuk pengawasan langsung yang HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan oleh KPID Riau tehadap lembaga penyiaran didalam ruangan Pengawasan KPID Riau khusus untuk memonitoring Terhadap Penyelenggaraan lembaga penyiaran yang beroperasi Penyiaran TV Kabel di di Riau. Hal ini dilakukan KPID Pekanbaru Tahun 2015-2016 Riau, untuk menyaring segala informasi siaran oleh lembaga Dalam melakukan penyiaran siaran yang di Riau pengawasan, KPID berpedoman khususnya di Pekanbaru. Akan pada standarisasi yang di tetapkan tetapi untuk pengawasan lembaga pada P3SPS. Fondasi lain yang penyiaran TV Kabel berlangganan menjadi acuan KPID dalam yang dilakukan KPID Riau dengan mengawasi adalah PP No. 52 Tahun cara langsung memantau atau turun 2005 tentang Penyelenggaraan ke kelapangan, Penyiaran. Berdasarkan Peraturan pemerintah No. 52 Tahun 2005, 2. Pengawasan Tidak Penyelenggaraan Penyiaran Langsung memiliki kewajiban, yaitu : Pengawasan tidak langsung a. Mempunyai izin atas setiap adalah pengawasan yang dilakukan program siaran dalam setiap oleh KPID Riau dari jarak jauh, saluran siaran pengawasan ini dilakukan melalui b. Melakukan sensor internal laporan yang disampaikan oleh staff terhadap semua isi siaran yang pemantau isi siaran dalam bentuk akan disiarkan atau disalurkan rekap hasil pantauan dan juga secara lisan. Berdasarkan P3SPS c. Menyediakan paling sedikit 10% pengawasan tidak langsung yang (sepuluh perseratus) dari dilakukan oleh KPID Riau adalah kapasitas saluran untuk sebagai berikut: menyalurkan program dari lembaga penyiaran public dan Pemantauan menggunakan lembaga penyiaran swasta alat monitoring atau berupa aduan dari public. Laporan atau pengaduan d. Menyediakan satu saluran dari masyarakat bisa melalui surat, produksi dalam negeri e-mail nomor telephon atau sms, berbanding 10 saluran siaran setelah adanya pengaduan, KPI akan produksi luar negeri atau paling melihat rekamannya kemudian sedikit satu saluran siaran dianalisis dan diputuskan dalam produksi dalam negeri. rapat bersama apa tindakan yang

JOM FISIP Vol. 4 No 2  Oktober 2017 Page 6 dilakukan jika dari hasil aduan tentang penyelenggaraan lembaga tersebut benar melakukan penyiaran berlangganan bagian pelanggaran. ketiga tata cara dan persyaratan perizinan pasal 4: 3. Pengawasan Formal Persyaratan Administratif : Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan dapat a. Latar belakang, maksud dan disimpulkan bahwa pengawasan tujuan pendirian serta formal dilakukan dengan mencantumkan nama, visi, menitikberatkan pada legalitas misi lembaga penyiaran ataupun izin berdirinya sebuah berlangganan yang akan lembaga TV Kabel. Izin yang diselenggarakan diberikan oleh KPID berupa izin b. Akta pendirian perusahaan Penyelenggaraan Penyiaran dan Izin dan perubahannya berserta Tetap. Apabila pada saat Inspeksi pengesahan badan hokum Mendadak (Sidak) didapati lembaga atau telah terdaftar pada TV Kabel yang tidak berizin maka instansi yang berwenang

KPID berwenang untuk menyegel c. Susunan dan nama para lembaga TV Kabel tersebut. pengelola penyelenggara penyiaran

4. Pengawasan Non formal d. Studi kelayakan dan rencana kerja, Berdasarkan bentuk e. Uraian tentang aspek pengawasan secara Non Formal di permodalan atas, peran masyarakat sangat f. Uraian tentang proyeksi dianggap penting untuk pendapatan (revenue) dari menciptakan program isi siaran yang iuran berlangganan dan sehat (layak untuk ditayangkan). usaha lain yang sah dan Peran masyarakat dalam terkait dengan pengawasan terhadap penyelenggaraan penyiaran penyelenggaraan penyiaran oleh g. Daftar media cetak, lembaga Lembaga TV Kabel itu sendiri tidak penyiaran swasta jasa secara langsung dikaitkan, karena penyiaran radio, dan atau seperti yang diketahui dalam UU No lembaga penyiaran swasta 32 Tahun Tentang Penyiaran, KPI jasa penyiaran televisi yang Pusat Dan KPI Daerah-lah yang sudah dimiliki oleh pemohon memiliki tugas dan tanggung jawab h. Uraian tentang struktur secara langsung dalam hal tersebut. organisasi mulai dari unit Tetapi agar terciptanya program kerja tertinggi sampai siaran yang sesuai dengan peraturan dengan kerja terendah, Standar Program Siaran (SPS), termasuk uraian tata kerja masyarakat juga turut andil yang melekat pada setiap unit kerja

5. Pengawasan Administrative 6. Pengawasan Teknis Berdasarkan peraturan Pengawasan Teknis adalah Pemerintah No. 52 Tahun 2005 pengawasan terhadap hal-hal yang

JOM FISIP Vol. 4 No 2  Oktober 2017 Page 7 bersifat fisik. Pengawasan teknis b. Keterbatasan Anggaran adalah pengawasan yang lebih mengarah kepada alat-alat yang Berdasarkan Undang- membantu operasional pengawasan. Undang No 32 Tahun 2002 tentang Pemeriksaan yang dilakukan penyiaran Bab III tentang terhadap pengecekan inventarisir Penyelenggraan Penyiaran Bagian lembaga Penyiaran TV Kabel yang Kedua tentang Komisi Penyiaran dilakukan untuk penyelenggaraan Indonesia Pasal 9 ayat 6 yang penyiaran. berbunyi : Pendanaan KPI Pusat berasal dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara dan Faktor-Faktor Penghambat Pendananaan KPI Daerah berasal Pengawasan KPID Riau dari Anggaran Pendapatan Belanja Terhadap Penyelenggaraan Daerah. Dalam hal anggaran Penyiaran TV kabel di Pekanbaru tersebut KPID Riau memiliki anggaran yang sesuai dengan Perda 1. Faktor internal Riau No 7 tahun 2012 tentang a. Keterbatasan Sumber Pembentukan Sekretariat Komisi Daya Manusia (SDM) Penyiaran Indonesia Daerah Provinsi Riau Bab IX tentang Dalam rangka Pembiayaan Pasal 11 yang berbunyi menyelenggarakan tugas dan : Pembiayaan Sekretariat Provinsi fungsinya, Sekretariat Komisi Riau bersumber dari Anggaran Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Pendapatan Belanja Daerah Provinsi Provinsi Riau dari tahun 2015-2016 Riau. di dukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 12 (dua belas) 2. Faktor Eksternal orang Pengawai Negeri Sipil (PNS). Rekapitulasi Pegawai Negeri Sipil Kurangnya Pengetahuan Dan berdasarkan tingkat Pendidikan Kesadaran Dari Masyarakat disajikan pada Tabel berikut: Masyarakat sebagai konsumen atau Rekapitulasi PNS Sekretariat pengguna jasa TV kabel yang KPID Provinsi Riau Berdasarkan berdasarkan program dan isi siaran Tingkat Pendidikan merupakan subjek yang menjadi No. Tingkat Pendidikan sasaran Lembaga TV Kabel itu Pendidikan Formal melakukan penjualan secara 1. Strata 2 (S2) 4 komersil. Siaran yang ditayangkan 2. Strata 1 (S1) 4 tidak semata mata dinikmati begitu 3. Diploma IV - saja, masyarakat sebagai subjek juga (D4) harus memiliki wawasan dan 4. Diploma III 1 pengetahuan bagaimana sebuah (D3) siaran itu dikategorikan baik. 5. SMA 3 Sebagai konsumen TV Jumlah 12 Kabel, masyarakat harus ditanamkan (orang) ilmu dan pengetahuan tentang (Sumber: KPID Riau Tahun 2015- kelayakan siaran yang dapat 2016) diterima secara umum. Diterima secara umum maksudnya adalah ada

JOM FISIP Vol. 4 No 2  Oktober 2017 Page 8 penggolongan atau klasisfikikasi Tahun 2002 pasal 26 ayat 1 Tentang yang menjadi indikator. Indikator Lembaga penyiaran berlangganan tersebut bisa terdiri atas usia, diselenggarakan berdasarkan budaya, gender dan lain sebagainya klasifikasi sebagai berikut : yang mengkonsumsi siaran sesuai dengan kebutuhannya. Kode etik 1. Penyiaran berlangganan tayangan juga harus disesuaikan melelui satelit berdasarkan peraturan perundang- 2. Penyiaran berlangganan undangan yang berlaku. melalui kabel ; dan KESIMPULAN DAN SARAN 3. Penyiaran berlangganan 1. Kesimpulan melalui terestrial.

Komisi Penyiaran Indonesia 2. SARAN Daerah Riau berdiri sejak tahun 1. Kepada Komisi Penyiaran 2010 dan beralamat di Jalan Gajah Indonesia Daerah (KPID) Mada Nomor 200 Pekanbaru, Riau mampu menjadi wakil dengan wilayah kerja meliputi masyarakat yang baik dalam Provinsi Riau. Berdasarkan hal penyiaran. Sehingga ketentuan pasal 6 ayat (4) dan passal dengan kinerja yang baik 7 ayat (3) Undang-Undang Nomor mampu menghasilkan suatu 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran siaran yang layak nantinya di maka dibentuklah dan diangkat nikmati oleh masyarakat Anggota Komisi Penyiaran luas. Indonesia Daerah Riau. Pada tahun 2012 pemerintah Provinsi Riau telah 2. Kepada Lembaga TV Kabel membuat kebijakan yang berdiri di Kota penyelenggaraan kegiatan KPID Pekanbaru, harus memiliki Riau dalam Peraturan Daerah segala bentuk standarisasi Provinsi Riau Nomor 7 Tahun 2012 untuk berdiri, yaiti : izin tentang pembentukan sekretariat penyelenggaraan penyiaran, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah izin perusahaan berdiri, Provinsi Riau dengan tugas dan melengkapi alat operasional wewenangnya dibidang masing- seperti sensor internal, dan masing. mematuhi P3SPS yang sudah ditetapkan agar tercipta KPID Riau memiliki tugas kenyaman dalam menikmati dan fungsi unruk mengawasi program siaran dan program siaran yang ada berupa keamanan dalam konten (isi siaran) pada saluran menjalankan aktifitas Televisi biasa, program siaran komersil melalui program Televisi berlangganan (TV Kabel) siaran tersebut. maupun siaran radio. Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji 3. Kepada seluruh masyarakat bagaimana pengawasan yang agar lebih selektif dalam dilkukan KPID Riau terhadap memilih isi siaran yang akan penyelenggraan penyiaran oleh TV ditonton dan harus mampu Kabel. Berdasarkan UU No. 32 melakukan filtrasi dalam

JOM FISIP Vol. 4 No 2  Oktober 2017 Page 9

memilih lembaga TV Kabel Mengelola Radio dan Televisi, yang memiliki izin : Kencana. penyelenggaraan, agar tidak ada lagi lembaga penyiaran Nurchilis, Hanif, 2007. Teori TV Kabel yang menyiarkan dan Praktik Pemerintah dan isi siaran yang kurang baik. Otonomi Daerah, Jakarta : Grasindo. 4. Kepada seluruh pihak yang terkait mampu bekerja sama Siagian, Sondang, 2005. agar penyelenggaraan Fungsi-Fungsi Manajerial, Jakarta : penyiaran TV kabel di Bumi Aksara. Pekanbaru ini bisa mentaati Sudibyo, Agus, 2004. peraturan yang berlaku untuk Ekonomi Politik Media Penyiaran, menciptakan siaran yang Yogyakarta : LKiS layak untuk ditayangkan. Sujamto, 1998. Beberapa DAFTAR PUSTAKA Pengertian Dalam Bidang Bohari,1995. Pengawasan Pengawasan, Jakarta : Gramedia Keuangan Negara , Jakarta. Tanzil, Hazil, 1999. Harahap, Sofyan, 2001. Manajemen Suatu Pengantar, Sistem Pengawasasn Manajemen, Jakarta : Ghalia Indonesia. Jakarta: Quantum. Usman, Husaini dan Hidayat, 1998. Sekilas Purnomo Setiady Akbar.2009. tentang Pengawasan, Majalah Metodologi Penelitian Sosial. Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara. Handayaningrat. Wursanto, Ig, 2002. Dasar- Soewarno.2005. Pengantar Ilmu Dasar Organisasi, Yogyakarta : Administrasi dan Manajemen: Penerbit Andi. Jakarta Peraturan Perundang Undangan: Juhir, Jusuf, M.Situmorang, UU No 32 Tahun 2002 Tentang Victor, 1998. Aspek Hukum Penyiaran. Pengawasan Melekat, Jakarta: Rieneka Cipta. PP No 52 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lubis, Ibrahim, 1984. Lembaga Penyiaran Berlangganan. Pengendalian dan Pengawasan Dalam Manajemen, Peraturan Menteri Komunikasi dan Jakarta:PT.Pustaka Binaan Presindo. Informatika RI No 43/ PER/M.KOMINFO/10/2009 Manulang, 2008. Dasar- Tentang Penyelenggaraan penyiaran Dasar Manajemen, Yogyakarta : melalui system stasiun Jaringan Gadjah Mada University Press. Oleh Lembaga Penyiaran Swasta Morissan, 2011. Manajemen Jasa Penyiaran Televisi. Media Penyiaran, Strategi

JOM FISIP Vol. 4 No 2  Oktober 2017 Page 10

Peraturan KPI No 01/P/KPI/03/2012 Tentang Pedoman Perilaku Penyiaran. Sumber Lain: Sumber: www.goriau.com Buku Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) Buku Standar Program Siaran (SPS) Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.

JOM FISIP Vol. 4 No 2  Oktober 2017 Page 11