Sejarah Peradaban Islam Tiga Kerajaan Besar Muhammad
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Muhammad As’adurrofik Al-Fathonah : Jurnal Pendidikan dan Keislaman ISSN : 2685-6115 (Online) 2685-2853 (Cetak) SEJARAH PERADABAN ISLAM TIGA KERAJAAN BESAR MUHAMMAD AS’ADURROFIK, S.Th.I, M.Ag Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Batubara Sumatera Utara Email: [email protected] Abstrak Kemunculan tiga kerajaan islam yaitu Kerajaan Turki Usmani, Kerajaan Safawi di Persia dan Kerajaan Mughal di India telah banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan peradaban islam. Kerajaan Usmani meraih puncak kejayaan di bawah kepemimpinan Sultan Sulaiman Al-Qanuni (1520-1566 M) di kerajaan safawi, Syah Abbas I membawa kerajaan tersebut meraih kemajuan dalam 40 tahun periode kepemerintahannya dari tahun 1588-1628 M. Dan di Kerajaan Mughal meraih masa keemasan di bawah Sultan Akbar (1542-1605 M). Seperti takdir yang telah Allah tentukan di setiap kejayaan tentu akan berganti dengan kemunduran bahkan sebuah kehancuran. Demikian pula yang terjadi pada ketiga kerajaan tersebut. Setelah pemerintahan yang gilang gemilang di bawah kepemimpinan tiga raja itu, masing-masing kerajaan mengalami fase kemunduran. Akan tetapi penyebab kemunduran tersebut berlangsung dengan kecepatan yang berbeda-beda. Kemunduran-kemunduran inilah yang akan penulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Islam secara keseluruhan. Kata Kunci: Sejarah, Peradaban, Kerajaan 188 Muhammad As’adurrofik Al-Fathonah : Jurnal Pendidikan dan Keislaman ISSN : 2685-6115 (Online) 2685-2853 (Cetak) A. Kerajaan Turki Usmani Daulah Turki Usmani adalah satu-satunya daulah di antara sekian banyak Daulah yang ada dalam Islam yang berhasil menaklukkan Konstantinopel walaupun sudah banyak Daulah yang berusaha menaklukkannya sebelumnya. Memang setiap Daulah Islam mempunyai peranan yang berbeda-beda dalam sumbangan yang mereka berikan kepada dunia Islam, Jika Daulah Umayyah Syria berhasil memberikan wilayah teritorial yang sangat luas kepada dunia Islam, mulai dari Persia, Indus di bagian timur sampai ke Afrika, Eropa Barat di bagian barat sehingga mereka disebut negara Adi Kuasa ketika itu. Maka Daulah Abbasiyah di Baghdad, Daulah Umayyah II di Cordova, Daulah Fatimiyah dan Daulah Mamalik di Mesir mereka berlomba untuk memajukan ilmu pengetahuan dan peradaban sehingga mereka berhasil memberikan sumbangan kepada dunia Islam dalam bidang kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban. Selanjutnya Turki Usmani kembali menyumbangkan wilayah yang cukup luas bagi dunia Islam, mereka berhasil melakukan ekspansi Islam ke Eropa Timur. Bahkan mereka adalah satu-satunya yang berhasil menaklukkan Konstantinopel yang menjadi ibu kota Kerajaan Romawi itu oleh Sultan Muhammad Al-Fatih (Sang Penakluk) pada tahun 1453 M. Maka dengan dikuasainya Konstantinopel itu pintu ekspansi ke Eropa semakin menjadi sukses dan terbuka. Puncak kejayaan Turki Usmani dalam memperluas wilayah ekspansi adalah di tangan Sultan Sulaiman I (1520-1566) yang terkenal dengan sebutan Sulaiman Agung dan Sulaiman Al-Qanun. Di bawah pemerintahannya wilayah kekuasaan Turki Usmani meliputi; Afrika Utara, Mesir, Hijaz, Irak, Armenia, Asia Kecil, Balkan, Yunani, Bosnia, Bulgaria, Hongaria, Rumania sampai ke batas sungai Danube; dengan tiga lautan, yaitu 1 Laut Merah, Laut Tengah dan Laut Hitam. 1 Ensiklopedi Islam, Jilid 4, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, h. 115. 189 Muhammad As’adurrofik Al-Fathonah : Jurnal Pendidikan dan Keislaman ISSN : 2685-6115 (Online) 2685-2853 (Cetak) Itulah gambaran luasnya wilayah kekuasaan Turki Usmani yang dimulai dari Asia, Afrika sampai ke Eropa Timur berbatasan dengan tiga lautan yang telah mereka sumbangkan ke dunia Islam, sehingga Turki Usmani adalah Daulah yang paling besar dan yang paling lama berdiri dibanding Daulah-Daulah Islam lainnya. 1. Pembentukan Pemerintahan Pendiri Daulah ini adalah bangsa Turki dari suku Oghuz yang mendiami wilayah Mongol. Mereka masuk Islam sekitar abad kesembilan atau kesepuluh. Usman memerintah antara tahun 1290-1326 M, dia juga banyak berhasil membantu Sultan Alaiddin II, seperti keberhasilannya menduduki benteng-benteng Bizantium yang berdekatan dengan kota Broessa. Pada tahun 699 H/1300 M, bangsa Mongol menyerang Daulah Turki Saljuk dan Sultan Alaiddin terbunuh, maka Usman pun menyatakan kemerdekaannya dan berkuasa penuh atas daerah-daerah yang didudukinya. Sejak saat inilah Daulah Turki Usmani resmi berdiri di Asia Kecil dengan Sultan pertamanya Usman I.2 Hal-hal yang lakukan Usman I antara lain : a. Mengirim surat kepada raja-raja tetangga yang berisikan tiga pilihan yaitu pertama, masuk Islam, kedua, membayar upeti, dan ketiga, perang. Segera setelah itu, di antara Raja-raja tersebut ada langsung tunduk dan bergabung dengannya, sehingga wilayahnya bertambah luas. b. Menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukkan kota Broessa tahun 1317 M kemudian pada tahun 1326 M dijadikannya sebagai ibu kota Daulah Turki Usmani. Usman I meninggal dunia tahun 1326 M, Sultan Turki Usmani digantikan oleh Orkhan (1326-1359 M), hal-hal dilakukan oleh Orkhan yaitu : 1. Menaklukkan Azmir (Smirna) pada tahun 1327 M 2. Menaklukkan Thawasyanli (1330 M), 3. Menaklukkan Iskandar (1338 M) 4. Menaklukkan Ankara (1354 M) 5. Menaklukkan Gallipoli (1356 M). 2 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993, h. 130. 190 Muhammad As’adurrofik Al-Fathonah : Jurnal Pendidikan dan Keislaman ISSN : 2685-6115 (Online) 2685-2853 (Cetak) Perluasan wilayah semakin dikembangkan lagi ketika Murad I, pengganti Orkhan berkuasa (1359-1389 M), selain dia dapat memantapkan keamanan dalam negeri, ia juga melakukan perluasan daerah ke Benua Eropa. Dengan ditaklukkannya kota-kota tersebut Daulah Turki Usmani telah memegang “kunci lalu lintas” yang menghubungkan kerajaan-kerajaan Serbia, Bulgaria dengan Bizantium di Konstantinopel, Oleh karena itu, bagi Kaisar tidak ada pilihan lain kecuali mengakui eksistensi Daulah Turki Usmani di Eropa dan menyatakan bersahabat dengan Sultan tersebut. Perlu dijelaskan di sini bahwa daerah-daerah taklukan ini tidak pernah dipaksa masuk Islam. Kepemimpinan pemerintahan pun tetap mereka pegang, yang ada hanya mereka diharuskan membayar pajak jizyah. Kesuksesan Sultan Murad I di Eropa itu diiringi pula kesuksesannya melakukan penaklukan di Asia. Kerajaan Karman (pecahan dari kerajaan Ilkhan) ditaklukkan. Suatu hal penting yang dilakukan Sultan Murad I ialah memilih pemuda pemuda Kristen setelah masuk Islam dididik menjadi militer, sehingga lahirlah tentara elit Turki yang diberi nama dengan “Yenisari”.3 Bayazid I menggantikan ayahnya menjadi Sultan dalam usia 34 tahun. Pada masa kekuasaannya (1389-1403 M) serangan-serangan perluasan wilayah terus dilanjutkannya, ia merebut Kossova pada tahun pertama pemerintahannya (1389 M) Stephen Raja Lazar terpaksa meminta perdamaian dan menyatakan diri bergabung dengan Sultan dan siap sedia membayar upeti. Tahun 1393 M Bayazid mengirim pasukan di bawah komando anaknya Sulaiman untuk menyerang Bulgaria. Setelah mengepung selama tiga minggu, Trinova berhasil direbut Rajanya Sisman melarikan diri maka tumbanglah kerajaannya disertai rakyatnya banyak yang masuk Islam. Pertempuran hebat terjadi di Ankara pada tahun 1402 M, tetapi baru saja mulai pertempuran, tiba-tiba serdadu bangsa Tar-tar yang ada di barisan Bayazid berpihak kepada Timur Lank. Maka bagaimanapun Bayazid gagahnya, tapi dalam 3 Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1979, h. 91. 191 Muhammad As’adurrofik Al-Fathonah : Jurnal Pendidikan dan Keislaman ISSN : 2685-6115 (Online) 2685-2853 (Cetak) pertempuran yang tidak seimbang pasukannya menjadi kucar-kacir dan dia bersama anaknya Musa tertawan dan wafat dalam tawanan setahun kemudian (1403 M). Karena kekalahan Bayazid di Ankara itu membawa akibat buruk bagi Daulah Turki Usmani. Penguasa-penguasa Turki Saljuk di Asia Kecil melepaskan diri dari genggaman Turki Usmani. Wilayah-wilayah Serbia dan Bulgaria juga memproklamirkan kemerdekaan. Dalam pada itu putra-putra Bayazid saling berebut kekuasaan karena belum ada yang dipersiapkan Bayazid menjadi Sultan sesudahnya. Daulah Turki Usmani, saat ini, mengalami kekosongan kekuasaan. 4 Suasana buruk ini baru berakhir setelah Sultan Muhammad I (1403-1421 M) dapat mengatasinya. Dia bekerja keras menyatukan negaranya dan mengembalikan kekuatan dan kekuasaan seperti sediakala. Muhammad I dapat menguasai kembali wilayah-wilayah kekuasaan Turki Usmani selama lebih kurang sepuluh tahun. a. Masa Kejayaan Pemerintahan Masa puncak kejayaan Turki Usmani ada pada tiga orang Sultan, yaitu Sultan Muhammad II (1451-1484 M) bergelar “Al-Fatih” Sang Penakluk”. Dia dapat mengalahkan Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel yang sudah direncanakan dulu oleh Sultan Bayazid. anaknya Sultan Salim I (1512-1520 M) dan Sultan Sulaiman I Al- Qanun (1520-1566) M. 1. Sultan Muhammad II Taktik yang dilakukan Muhammad II dalam menaklukkan Konstantinopel berbeda dengan yang dilakukan Sultan-sultan sebelumnya. Jauh hari sebelum melakukan penaklukkan, Sultan Muhammad II terlebih dahulu membangun sebuah benteng yang tinggi yang diberi nama Runli Hisar. Benteng ini berada di seberang selat Borporus, dekat Konstantinopel Fungsi benteng ini adalah sebagai tempat mengumpulkan persediaan perang untuk menyerang Konstatinopel. Pembangunan benteng tersebut memakan waktu selama tiga bulan. Nilai strategis dari pembangunan benteng itu sangat tinggi sebab dengan di bangunnya benteng tersebut, Konstatinopel tidak mungkin lagi mendapat 4 Badri Yatim, loc.cit 192 Muhammad As’adurrofik Al-Fathonah : Jurnal Pendidikan dan Keislaman ISSN