Perempuan Perspektif Hukum Islam Modern | 91

PEREMPUAN PERSPEKTIF PEMIKIRAN HUKUM ISLAM MODERN

Ririn Fauziyah Institut Agama Islam (IAI) Sunan Giri Bojonegoro E-mail:[email protected]

Abstrak Before Islam came, in many parts of the world women are subjected to humiliation and abuse. Women are considered as goods that can be traded, transferred, and inherited. Islam comes to improve the condition of women by elevating their status, giving them rights as men have rights over themselves and their assets, even women are no longer considered as inheritance assets, but as heirs who are also entitled to inherited property. Over time and the increasing education and knowledge possessed by women resulted in the desire for women to get the same or equal rights as men. This condition seems to have received support from many parties. This can be seen frome the emergence of female warrior figures who passionately fight for women’s rights, such as: Amina Wadud, Fatima Mernissi, Riffat Hasan, Rifa’ah Thahthawi, Qasim Amin and others. Among the few that are being discussed is: the creation of women, the concept of nusyuz, distribution of inheritance, the existence of historical material control, lack of women experts, very strong male hegemony, and against the developmentalism paradigm.

Kata kunci: Perempuan, Hukum, Islam, Modern

Pendahuluan Islam datang membawa perubahan terhadap kondisi kehidupan Allah menciptakan manusia perempuan. Perempuan diangkat harkat terdiri dari dua jenis kelamin yaitu laki- dan martabatnya, diberikan hak laki dan perempuan. Perempuan sebagai sebagaimana laki-laki memiliki hak atas salah satu jenis kelamin ternyata sering dirinya maupun atas harta yang dinomorduakan, bahkan perempuan dimilikinya, bahkan perempuan sudah dianggap sebagai makhluk kedua yang tidak lagi dianggap sebagai harta waris diciptakan dari tulang rusuk laki-laki. yang dapat diwariskan, namun sebagai Dalam catatan sejarah, kondisi ahli waris yang juga berhak mendapat perempuan di beberapa negara sangat bagian waris. memprihatinkan. Perempuan dianggap sebagai barang yang dapat diperjual- Seiring berjalannya waktu dan belikan, dipindah tangankan, dan semakin meningkatnya pendidikan dan diwariskan. Kondisi seperti ini pengetahuan yang dimiliki perempuan berlangsung cukup lama sampai mengakibatkan adanya keinginan datangnya Islam. perempuan untuk mendapatkan hak yang sama atau setara dengan laki-laki pada beberapa sektor kehidupan.

Jurnal Hukum Islam Nusantara. Vol. 3, No. 2 92 | Ririn Fauziyah

Kondisi ini seolah mendapat dukungan Di India, terdapat sebuah dari banyak pihak. Hal ini dapat dilihat undang-undang bernama “Mano” yang dari bermunculannya tokoh-tokoh menetapkan bahwa seorang perempuan pejuang perempuan yang dengan harus berada di bawah pengawasan dan semangat memperjuangkan hak-hak kekuasaan laki-laki sepanjang hidupnya. perempuan. Sehingga apabila laki-laki terlebih suaminya meninggal dunia dan Perempuan Pra-Islam jenazahnya diperabukan maka Sebelum datangnya Islam atau perempuan atau istrinya juga harus turut pada masa jahiliyah, perempuan berada dibakar bersama jenazah suaminya. pada kondisi yang mengenaskan dan Selain itu perempuan juga dianggap kedudukan yang sangat rendah. sebagai sumber petaka, kehinaan dan Perempuan diibaratkan sebagai barang merosotnya eksistensi bangsa (al-Allawi sehingga layak untuk diwariskan dan 2006, 19). dapat berpindah tangan. Kondisi ini Dalam pandangan bangsa Persia pula yang terjadi pada bangsa Yunani, perempuan tidak memiliki manfaat, bangsa yang dianggap memiliki perempuan tumbuh dan berkembang peradaban tinggi namun menganggap dalam sebuah keluarga tanpa perempuan tidak lebih dari sekedar memberikan manfaat bagi keluarganya. barang yang bebas untuk Perempuan hanya bermanfaat bagi diperjualbelikan, tidak memiliki suaminya. Beberapa pandangan di kemerdekaan atas dirinya sendiri dan kalangan bangsa Persia mengatakan, tidak memiliki kedudukan. Terlebih “sesungguhnya kaum pria tidak pernah untuk mendapatkan hak waris (al- meminta kepada Tuhan untuk Qashir 2004, 20). mengaruniai mereka anak perempuan. Sama halnya dengan Yunani Mereka (kaum wanita) bukanlah yang dianggap sebagai bangsa yang anugerah yang dikaruniakan Tuhan memiliki peradaban tinggi, bangsa kepada manusia” (al-Allawi 2006, 21- Romawi kuno menganggap perempuan 22). adalah mahluk yang tidak memiliki Bangsa Yahudi menganggap kekuasaan dan kapasitas dalam perempuan sebagai mahluk terlaknat kehidupan keluarga dan masyarakat karena menurut mereka perempuanlah yang kaya akan nilai. Bahkan yang telah mencelakakan Nabi Adam perempuan diasingkan di dalam rumah hingga dikeluarkan dari Surga. Bangsa dan tidak diperbolehkan untuk keluar Yahudi juga menganggap bahwa anak rumah. Para pemikir dan cendekiawan perempuan adalah babu dan dapat Romawi turut menyerukan agar nama diperjualbelikan oleh ayahnya. perempuan dikurung di dalam rumah Perempuan tidak mendapat hak waris sebelum tubuh mereka (al-Qashir 2004, kecuali jika sang ayah berderma 18). untuknya (al-Allawi 2006).

Al Maqashidi | Juli – Desember 2020 Perempuan Perspektif Hukum Islam Modern | 93

Pemeluk agama Nasrani Selain itu, perempuan tidak memandang bahwa perempuan adalah mendapatkan hak waris karena ahli pintu neraka, merupakan wujud dosa waris hanya dari pihak laki-laki, sedang yang kasat mata. Bahkan mereka perempuan termasuk harta waris yang menganggap bahwa tubuh perempuan dapat diwariskan dan dipindah adalah bentuk perbuatan setan. tangankan. Bahkan tidak jarang seorang Tertullianus salah seorang tokoh laki-laki memiliki istri dengan jumlah Nasrani mengatakan bahwa perempuan tak terhingga tanpa memikirkan adalah pintu masuk setan ke dalam jiwa keadaan dan perasaan perempuan- manusia. Sehingga akibat dari perempuan yang dimilikinya. kebencian terhadap perempuan munculah anggapan bahwa hubungan Sebelum kedatangan Islam, antara laki-laki dan perempuan adalah masyarakat Arab mempraktekkan najis walaupun telah terikat dalam suatu perkawinan istibda, yaitu bila seorang ikatan resmi (al-Qashir 2004, 22-23). perempuan (istri) telah selesai dari masa menstruasinya kemudian bersuci, maka Kondisi yang tidak jauh berbeda perempuan (istri) tersebut akan meminta terjadi pada bangsa Arab. Perempuan kepada suaminya untuk mengirimkan yang lahir pada masa itu akan dikubur seorang laki-laki agar tidur bersamanya. hidup-hidup sebagaimana yang Laki-laki tersebut biasanya merupakan tercantum dalam surat An-Nahl ayat 58- tokoh penting di masyarakat Arab 59 berikut: (Shofan 2006, 284).

Pemaparan di atas merupakan وإِذَا ب ِشر أَحدهم بِٱْْلُنثى ظَل وجههۥ مسوِّدا وهو َك ِظيم gambaran secara umum kondisi َ ُ َّ َ ُ ُ َ ٰ َّ َ ْ ُ ُ ُ َْ ََُ Artinya: “Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) perempuan di berbagai negara sebelum anak perempuan, hitamlah (merah datangnya Islam. Perempuan dianggap padamlah) mukanya, dan dia sangat sebagai benda yang bisa diperjual marah” (Q.S. An-Nahl (16): 58). belikan serta layak untuk diwariskan dan dipindah tangankan ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ kepemilikannya. Kelahiran dan ي َتَ َٰوَر ٰى م َن ٱلَْقْوم من ُسٓوء َما بُ ّشَر بهٓۦ ۚ أَُُيْس ُكهُۥ َعلَ ٰى keberadaannya menjadi aib bagi هوٍن أَم يد ُّسهۥ ِِف ٱلتُّ را ِب ۗ أَََل سآء ما ََي ُكموَن keluarga dan masyarakat sehingga ُ ْ َُ ُ َ َ َ َ ْ ُ Artinya: “Ia menyembunyikan dirinya dilakukan penguburan hidup-hidup baik dari orang banyak, disebabkan bagi anak perempuan yang baru lahir buruknya berita yang disampaikan maupun bagi perempuan yang suaminya kepadanya. Apakah dia akan meninggal dunia. Perempuan memeliharanya dengan menanggung mendapatkan posisi yang rendah dan kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah hina, dianggap sebagai pembawa (hidup-hidup)?. Ketahuilah, alangkah malapetaka, mahluk terlaknat, dan tidak buruknya apa yang mereka tetapkan memiliki harga dan nilai di mata itu” (Q.S. An-Nahl (16): 59). keluarga maupun masyarakat.

Jurnal Hukum Islam Nusantara. Vol. 3, No. 2 94 | Ririn Fauziyah

Perempuan Pasca Islam sebagaimana prinsip dan ajaran kesetaraan laki-laki dan perempuan Agama Islam datang membawa sebagai makhluk ciptaan-Nya (Indra rahmah bagi perempuan. Perempuan 2004, 251). Derajat manusia di sisi yang selama ini dihinakan dan dianggap Tuhannya adalah sama, semua memiliki sebagai barang, dengan datangnya Islam hak dan kewajiban yang sama. Allah perempuan mulai dimuliakan dan tidak membedakan makhluk-Nya baik diberikan kedudukan yang sederajat dari jenis kelamin, suku, ras, etnis, dengan laki-laki. Al-Qur’an bangsa ataupun lainnya. Akan tetapi menyerukan perintah dan larangan dari ketaqwaannyalah yang menjadi kepada manusia secara umum (ya> tolak ukur derajatnya. Semakin tinggi ayyuha an-na>s) tidak hanya untuk ketaqwaan seseorang maka semakin jenis kelamin tertentu (laki-laki atau tinggi derajatnya, sebagaimana yang perempuan), menyerukan kepada orang- tercantum dalam surat al-Hujurat (49) orang beriman secara keseluruhan (laki- ayat 13 (Indra 2004, 252). laki dan perempuan) dan tidak membedakan antara kedua jenis Sayyid Qutub mengatakan: kelamin (laki-laki dan perempuan) “Laki-laki dan perempuan, adalah (Haque 2003, 270). Islam melarang makhluk ciptaan Tuhan, tidak pernah mencaci maki, menghina dan diciptakan dengan maksud ditindas oleh menunjukkan sikap belasungkawa atas makhluk ciptaaan lainnya” (Shofan lahirnya seorang perempuan serta 2006, 292). Menurut Nasarudin Umar, melarang untuk mengubur perempuan sesungguhnya kehidupan perempuan di hidup-hidup (al-Qashir 2004, 27). masa Nabi Muhammad SAW perlahan- lahan telah mengarah pada keadilan Pengangkatan tertinggi Islam gender, akan tetapi setelah beliau wafat terhadap perempuan adalah ketika untuk dan wilayah kekuasaan Islam semakin pertama kalinya Islam mengangkat meluas, kondisi ideal yang mulai derajat wanita dari kutukan (kesalahan diterapkan Nabi tersebut kembali abadi) yang menganggap bahwa mengalami kemunduran (Shofan 2006, perempuanlah (Hawa) yang telah 303-304). menjerumuskan Nabi Adam as sehingga memakan buah terlarang (khuldi) dan Sementara itu perbincangan menyebabkan Nabi Adam diturunkan seputar perempuan dan Islam dalam dari surga (al-Qashir 2004, 27). rentang waktu yang relatif lama, lebih banyak didominasi oleh perhitungan- Diturunkannya al-Qur’an kepada perhitungan ahistoris dari prinsip- Nabi Muhammad SAW dengan salah prinsip Islam. Kecenderungan ini satu tujuan yaitu agar seluruh umat tampak dari perdebatan yang tak manusia di muka bumi terutama laki- kunjung usai antara dua kelompok, laki senantiasa memperlakukan yaitu mereka dari kubu fundamentalis perempuan dengan baik dan yang memandang bahwa memberikan kehormatan terhadapnya ketidaksejajaran antara laki-laki dan

Al Maqashidi | Juli – Desember 2020 Perempuan Perspektif Hukum Islam Modern | 95

perempuan adalah takdir Tuhan dan Ketiga, pembacaan kitab suci termasuk pada pihak yang lain berpendapat hadis yang melegitimasi posisi bahwa Islam secara intrinsik memang subordinat perempuan. Usaha untuk berwatak patriarkhi dan menentang hak- membebaskan perempuan dari budaya hak perempuan (Salam 2003, 102). patriarkal hanya bisa dilakukan dengan membongkar paradigma teologi Islam Sikap sosial yang terbentuk pada yang elitis ke paradigma teologi Islam masyarakat patriarkhi berdampak cukup yang humanis transformative luas, bahkan norma atau aturan yang (Kadarusman 2005, 143-144). terdapat dalam kitab suci juga dipengaruhi oleh sikap sosial tersebut Asghar Ali Engineer dengan sehingga mengakibatkan adanya tegas menyatakan pentingnya interpretasi dan refleksi terhadap kitab reinterpretasi epistemologi (sumber dan suci sebagaimana sikap sosial yang struktur) syariah Islam. Sebab produk berlaku pada masyarakat patriarkhi. syariah dilahirkan dari penafsiran kaum Argumen-argumen tafsir atas ayat-ayat laki-laki terhadap teks agama. sosiologis yang bersifat kontekstual Bagaimana mungkin pengalaman telah dipatenkan menjadi ayat-ayat maskulin laki-laki menafsirkan teks- teologis yang bersifat absolut. teks yang berkaitan dengan perempuan. Akibatnya tidak ada lagi ruang untuk Penafsir yang diperankan laki-laki melaklukan reinterpretasi terhadap ayat- secara psikologis akan terkondisikan ayat sosiologis tersebut (Salam 2003, dalam emosi kelelakian. Secara 104). akademis, banyak argumen yang membenarkan bahwa lak-laki dapat Pembentukan teologi klasik menafsirkan untuk perempuan, Islam secara historis menunjukkan sebagaimana perempuan berhak bahwa mentalitas maskulin memang menafsirkan untuk laki-laki. Namun, hal terlalu kuat. Peran laki-laki lebih ini tidak muncul dalam sejarah dominan dibandingkan peran pemikiran Islam karena dunia tafsir perempuan. Pada tataran terlanjur dikuasai laki-laki. Oleh karena konseptualisasi, ajaran teologis tidak itu, teks menjadi persyaratan yang tidak memberikan peran dan porsi yang bisa ditolak jika tradisi Islam yang memadai bagi perempuan sehingga egaliter hendak ditampakkan pembacaan manusia modern terhadap (Kadarusman 2005, 148-149). khazanah pemikiran teologi Islam tampak penuh muatan patriarkal Dalam perpektif sejarah, pada (Kadarusman 2005, 140). dasarnya syariah menganut pendekatan evolutif, dengan demikian bangunan Cara pandang di atas akan syariah tidak pernah bersifat statis membangun suatu wawasan bahwa: (Kadarusman 2005, 148-149). Tafsir Pertama, pencitraan Tuhan sebagai harus dibedakan dari agama. Agama sosok maskulin. Kedua, penggelapan bersifat mutlak dan berada di dataran sejarah tokoh-tokoh religius perempuan. abstrak, sementara tafsir sesuai dengan

Jurnal Hukum Islam Nusantara. Vol. 3, No. 2 96 | Ririn Fauziyah

realitas penafsirnya dan bersifat relatif. untuk berlaku baik dan bijaksana dalam Ketaksaan bahasa al-Qur’an sebenarnya menghadapi perempuan karena membuka pintu untuk dapat dilakukan perempuan mempunyai sifat dan dialog dan penafsiran kembali selalu kecenderungan yang tidak sama dengan terbuka. Hal inilah yang membuat al- laki-laki. Sehingga jika salah bersikap Qur’an sebagai rujukan selalu bersifat dan memperlakukan perempuan maka actual (Hidayat 2005, 381). akibatnya akan fatal sebagaimana fatalnya meluruskan tulang rusuk yang Nasaruddin Umar menjabarkan bengkok. lima prinsip kesetaraan gender, yaitu: Sebagian ulama lainnya

1. Laki-laki dan perempuan sama- menolak kesahihan hadis tersebut. sama sebagai hamba Muhammad Rasyid Rida menandaskan 2. Laki-laki dan perempuan sama- bahwa tidak ada satupun petunjuk pasti sama sebagai khalifah dari al- dan as-Sunah yang 3. Laki-laki dan perempuan menerima mengantarkan kita untuk mengatakan perjanjian primordial bahwa perempuan diciptakan dari

4. Adam dan Hawa sama-sama terlibat tulang rusuk laki-laki atau bahwa unsur aktif dalam Drama Kosmis penciptaan perempuan berbeda dengan 5. Laki-laki dan perempuan sama- laki-laki (Kadarusman 2005, 153-154). sama berpotensi meraih prestasi (Kadarusman 2005, 153). Menurut Asghar Ali Engineer, Para mufassir masa lalu seperti: al-Quran sebenarnya memuliakan Jalaluddin as-Suyuti, al Qurtubi dan perempuan dan memandangnya setara yang dengan laki-laki. Namun, semangat ini نفس lain-lain, menafsirkan kata terdapat dalam surat an-Nisa’ dengan ditundukkan oleh patriarkhisme yang dengan telah berakar dalam kehidupan زوجة makna Adam dan kata makna Hawa. Dari penafsiran tersebut masyarakat termasuk masyarakat muncullah pemahaman bahwa muslim. Sehingga tidak heran jika perempuan berasal dari laki-laki dan dalam sejarah pembentukan syariah harus tunduk kepadanya. Pemahaman Islam para ulama dengan terang- tersebut seperti memperoleh penguatan terangan menegaskan keunggulan laki- dari hadis yang diriwayatkan oleh al- laki. Tidak berlebihan juga jika Tirmizi dari Abu Hurairah (yang interpretasi yang dilakukan terhadap dipahami secara harfiah) yang ayat-ayat al-Quran seringkali tergantung menegaskan: “saling berpesanlah untuk pada sudut pandang dan apriori yang berbuat baik kepada perempuan karena diambil oleh penafsirnya (Jamhari dkk mereka diciptakan dari tulang rusuk 2003, 151). yang bengkok” (Alusi t.th, 393). Pemahaman yang keliru Sebagian ulama kontemporer mengenai asal-usul kejadian perempuan memahami hadis tersebut secara majazi tersebut dapat melahirkan sikap yaitu sebagai peringatan bagi laki-laki ambivalensi di kalangan perempuan. Di

Al Maqashidi | Juli – Desember 2020 Perempuan Perspektif Hukum Islam Modern | 97

satu pihak perempuan ditantang untuk laki-laki dalam hak dan tanggung bisa berprestasi sebagaimana laki-laki, jawab. tetapi di lain pihak ketika seorang perempuan mampu mencapai puncak 2. Sosial karirnya justru keberadaannya Islam menempatkan dipertanyakan sebagai perempuan atau perempuan pada posisi yang wanita sholehah. terhormat. Islam memberikan peran Mansour Faqih mengatakan yang suci dan esensial terhadap bahwa persamaan antara laki-laki dan perempuan, yaitu sebagai seorang perempuan tidak hanya terletak pada istri dan ibu yang tidak akan bisa bidang agama saja, akan tetapi juga digantikan posisinya oleh siapapun. dalam pengambilan keputusan dan 3. Ekonomi ekonomi. Misalnya untuk memiliki harta kekayaan maka perempuan harus Islam memberikan hak dilibatkan dalam pengambilan kepemilikan dan kebebasan bagi keputusannya dan tidaklah bagi suami perempuan atas uangnya, tanahnya atau bapaknya boleh mencampuri atau hartanya yang lain. hartanya (Jamhari dkk 2003, 151-152). 4. Politik Mengenai prinsip-prinsip Islam memberikan hak kemanusiaan diwujudkan dalam upaya- berpolitik bagi perempuan. upaya penegakan keadilan, kesetaraan, Perempuan memiliki hak untuk kebersamaan, kebebasan dan memilih dan dipilih serta penghargaan terhadap hak-hak orang mendapatkan kesetaraan dalam lain. Hal ini berlaku secara universal. politik. Namun, harus tetap menjaga Pernyataan mengenai prinsip-prinsip harga dirinya sebagai perempuan, kemanusiaan ini dapat ditemukan di menjaga akhlak dan martabatnya banyak tempat di dalam al-Quran sebagai perempuan, dan yang paling (Qodir 2001, 18). Perempuan juga fundamental adalah menjaga memiliki hak untuk dapat berkompetisi kehambaannya kepada Allah dan menjadi lebih unggul dari laki-laki (Harahap 1997, 146-147). (Haque 2003, 271). Berikut beberapa tokoh pejuang Islam menempatkan perempuan kesetaraan dan kesamaan derajat laki- pada posisi yang mulia. Hal ini dapat laki dan perempuan, antara lain: dilihat dari sudut pandang Islam terhadap perempuan sebagai berikut: a. Amina Wadud

1. Spiritual. Amina Wadud lahir di Amerika Serikat pada atahun 1952 dan Tuhan memandang mempunyai nama lengkap Amina kedudukan perempuan sama dengan Wadud Muhsin. Ia adalah warga

Jurnal Hukum Islam Nusantara. Vol. 3, No. 2 98 | Ririn Fauziyah

Amerika keturunan Afrika- Amerika Tiga corak penafsiran (kulit hitam). Amina Wadud menjadi tentang perempuan adalah sebagai seorang muslimah pada akhir tahun berikut: 1970-an. Walaupun seorang muallaf, namun ia memiliki ketekunan dalam a) Tradisional melakukan studi keislaman, ia menjadi Tafsir ini menggunakan pokok guru besar Studi Islam pada jurusan bahasan tertentu sesuai dengan Filsafat dan Agama di Universitas minat dan kemampuan Virginia Comminwelth. Amina Wadud mufassirnya. Model tafsir ini termasuk tokoh feminis muslim yang lebih bersifat atoministik yaitu cukup produktif, ia memiliki beberapa penafsiran dilakukan ayat per karya ilmiah dalam bentuk buku, artikel ayat dan tidak tematik sehingga dan melakukan seminar-seminar dalam pembahasannya terkesan parsial. bidang perempuan, gender, agama, Di samping itu tidak ada upaya pluralisme dan kemanusiaan. untuk mendiskusikan tema-tema tertentu. Amina Wadud mencoba b) Reaktif melakukan rekonstruksi metodologis Tafsir ini berisi tentang reaksi tentang bagaimana menafsirkan al- para pemikir modern terhadap Quran agar dapat menghasilkan sebuah sejumlah hambatan yang dialami penafsiran yang sensitif gender dan oleh perempuan dan dianggap berkeadilan (Wadud 1999, 20). Di berasal dari al-Quran. Persoalan antara beberapa pemikiran cerdas yang dibahas serta metode yang Amina Wadud yaitu: digunakan sering berasal dari kaum feminis dan rasionalis, 1) Tidak ada penafsiran yang benar- namun tanpa disertai dengan benar objektif analisis yang komprehensif Menurut Amina Wadud, terhadap ayat-ayat yang selama ini tidak ada suatu bersangkutan. penafsiran yang benar-benar c) Holistik objektif karena mufassir sering Tafsir yang menggunakan terjebak dalam berbagai prejudice- seluruh metode penafsiran dan nya sendiri sehingga kandungan teks mengaitkannya dengan berbagai menjadi tereduksi dan terdistorsi persoalan yang ada di maknanya. Terlebih karena sangat masyarakat termasuk isu dipengaruhi oleh perspektif perempuan. Model tafsir ini mufassirnya, kultural background, sama dengan yang ditawarkan dan prejudice yang oleh Fazlur Rahman dan al- melatarbelakanginya (prior texts) Farmawi. Menurut Amina (Wadud 1999, 20-21). Wadud dalam memelihara 2) Katagorasi al-Quran relevansi al-Quran dengan perkembangan kehidupan

Al Maqashidi | Juli – Desember 2020 Perempuan Perspektif Hukum Islam Modern | 99

manusia maka al-Quran harus ketidakpatuhan seorang istri kepada terus ditafsirkan ulang. Jangan suami. Sedang ketika merujuk sampai terjadi sakralisasi kepada laki-laki (suami) berarti pemikiran keagamaan (Wadud seorang suami bersikap keras 1999, 21-22). kepada istri dan tidak mau Ada beberapa model yang memberikan haknya. ditawarkan Amina Wadud dengan hermeneutiknya : Menurut Amina Wadud jika kata nusyuz digunakan untuk laki- 1. Asal-usul manusia laki dan perempuan maka kata Menurut Amina Wadud nusyuz lebih mengarah pada perlu dilakukan kajian ulang pengertian adanya gangguan terhadap penafsiran para mufassir keharmonisan dalam keluarga. Hal ini sejalan dengan pandangan نفس واحدة dalam menafsirkan kata .(Menurutnya kedua ayat Sayyid Qutb (Soleh 2003, 75 .زوج dan tersebut sebenarnya hanya menunjukkan unsur pokok kisah 3. Pembagian warisan asal-usul manusia menurut al-Quran Amina Wadud mengkritik tanpa ada kejelasan tentang Adam tafsir yang memandang bahwa satu -banding dua merupakan satu نفس dan Hawa. Menurutnya kata dalam al-Quran hanya menunjukkan satunya rumusan matematis. Ia bahwa seluruh umat manusia berasal memberikan pertimbangan dalam dari asal-usul yang sama. proses pembagian harta waris, yaitu: pembagian harta waris adalah untuk Laki-laki dan perempuan keluarga, kerabat laki-laki dan ibarat dua sayap yang sama-sama perempuan yang masih hidup, harus berfungsi menggerakkan dengan jumlah kekayaan yang dapat tubuhnya untuk terbang. Itulah dibagi, pembagian harta waris harus makna balancing power dari mempertimbangkan keadaan orang- eksistensi perempuan bagi laki-laki orang yang ditinggalkan, (Soleh 2003, 73-74). kebermanfaatannya bagi yang ditinggalkan dan kebermanfaatan

2. Konsep nusyuz harta waris itu sendiri. Amina Dalam kitab fiqh klasik Wadud ingin mengutarakan bahwa nusyuz sering ditujukan kepada istri prinsip dasar pembagian harta waris yang tidak taat terhadap suami. adalah asas manfaat dan keadilan Menurut Amina Wadud kata (Soleh 2003, 77-78). tersebut sesungguhnya dapat merujuk kapada laki-laki dan 4. Konsep hur„in perempuan meski kedua kata ini Berbagai literatur klasik sering diartikan berbeda. Ketika menjelaskan bahwa kelak di surga merujuk pada perempuan (istri) laki-laki akan mendapatkan bidadari maka kata nusyuz berarti nan cantik jelita. Dalam al-Quran

Jurnal Hukum Islam Nusantara. Vol. 3, No. 2 100 | Ririn Fauziyah

terdapat beberapa ayat yang pengalaman berharga tentang menyebutkan bahwa salah satu kesetaraan sesama manusia, arti kesenangan atau kenikmatan di keterkungkungan dalam harem, serta surga adalah memperoleh teman. hubungan sebab akibat antara kekalahan Al-Quran menawarkan bidadari agar politik yang dialami kaum Muslim menarik dan dapat menerima dengan keterpurukan yang dialami kebenaran. Oleh karena itu perempuan (Agustina 1999, 16). mekanisme komunikasi yang digunakan dalam al-Quran Fatima Mernissi berusaha merefleksikan audiensi tersebut. menjernihkan pemahaman terhadap Para pemuka suku harus diyakinkan konsep-konsep agama, khususnya agar mengubah cara berfikir dan masalah kesetaraan laki-laki dan cara hidupnya. Al-Quran berusaha perempuan. Sehingga bisa tetap relevan meyakinkan tentang otentisitas isi di tengah-tengah tuntutan antara tradisi risalah yang disampaikan, dan modernisasi. Untuk itu ia mengikuti memperlihatkan relevansi dan pola kritis dan analisis historis. Hal ini signifikansi al-Quran, menunjukkan mengantarkan Fatima Mernissi untuk kekuatan dan kelemahan status quo melakukan analisis ulang terhadap yang saat itu berlaku dan membujuk sejarah dan melakukan penafsiran ulang melalui tawaran dan ancaman yang terhadap teks suci. Fatima Mernissi diperlihatkan melalui sifat, menemukan fakta bahwa para sejarawan pengalaman dan pemahaman yang muslim awal ternyata memberikan ada (Soleh 2003, 80-81). tempat istimewa kepada perempuan dalam tulisan-tulisannya (Soleh 2003, b. Fatima Mernissi 131).

Fatima Mernissi lahir di Fez, Berdasarkan bukti-bukti tersebut Maroko pada tahun 1940. Ia merupakan pada awal perkembangan Islam salah seorang feminis Arab-Muslim perempuan menduduki tempat terkenal, merupakan generasi pertama terhormat, akan tetapi pada fase perempuan Maroko yang mendapat berikutnya perempuan menjadi kaum kesempatan memperoleh pendidikan terpinggirkan. Fatima Mernissi tinggi. Ia kuliah di Universitas memiliki beberapa gagasan di antaranya Muhammad V di Rabat, kemudian (Soleh 2003, 131-133): melanjutkan pendidikannya untuk menerima gelar doktornya dalam bidang 1) Minimnya perempuan yang menjadi sosiologi di Amerika Serikat pada tahun ahli. Kondisi ini mendorong 1973. terjadinya dominasi laki-laki dan menempatkan posisi perempuan Fatima Mernissi lahir di hanya sebagai pengelola keluarga di lingkungan harem dan menghadapi dua rumah. kultur keluarga yang berbeda. Di rumah 2) Hegemoni laki-laki yang sangat kuat neneknya, Fatima Mernissi mendapat dalam segala sistem kehidupan

Al Maqashidi | Juli – Desember 2020 Perempuan Perspektif Hukum Islam Modern | 101

sebagai akibat dari kondisi pertama. Before Allah yang didasarkan pada Dan pada gilirannya memberikan risetnya selama setahun. Ia juga otoritas pada laki-laki untuk menjabat sebagai penasehat guru besar melakukan penafsiran atas teks-teks Perhimpunan Mahasiswa Muslim di keagamaan dan menjadikan University Oklahoma, Stillwater perempuan sebagai penerima hasil (Hassan n.d.). penafsiran. 3) Adanya kontrol terhadap materi Sejalan dengan Amina Wadud, sejarah. Campur tangan penguasa Riffat Hassan memandang bahwa dalam harus dipertimbangkan untuk dapat diskursus feminisme hal yang sangat memahami kenapa citra perempuan signifikan mengenai kesetaraan antara menjadi rendah. Fatima Mernissi laki-laki dan perempuan adalah menyatakan bahwa misteri mengenai proses penciptaan. Sebab rendahnya citra perempuan adanya diskriminasi dan ketidaksetaraan muslimah terletak pada kenyataan gender yang menimpa perempuan adanya kontrol terhadap materi adalah dalam lingkup umat Islam yang sejarah. bermula dari penafsiran para mufassir mengenai proses penciptaan manusia. c. Riffat Hassan Menurut Riffat Hassan, jika laki-laki dan perempuan diciptakan oleh Tuhan Riffat Hassan feminis Muslimah setara, maka di kemudian hari kelahiran , Pakistan. Ayahnya kesetaraan tersebut tidak akan berubah yang biasa dipanggil “Begum Shahiba” menjadi tidak setara. Begitu juga adalah patriarkh di daerah itu. Sangat sebaliknya, jika laki-laki diciptakan dihormati dan sekaligus sangat oleh Tuhan tidak setara dengan tradisional pandangannya. Sementara perempuan, maka di kemudian hari hal ibunya adalah anak dari seorang tersebut tidak akan berubah. penyair, dramawan dan ilmuwan terkemuka, Hakim Ahmad Shuja. Riffat Hal inilah yang membuat Riffat Hassan dibesarkan dalam keluarga yang Hassan mencoba merekonstruksi ulang sangat tradisionalis dan patriarkhi sejati. penafsiran para mufassir mengenai ayat- Pendidikan tingginya ditempuh di ayat penciptaan. Apakah benar bahwa Inggris di St. Mary’s College University perempuan itu diciptakan dari tulang of Durham. Karir intelektual Riffat rusuk Adam. Karena jika memang benar mulai menampakkan kemantapannya perempuan diciptakan dari tulang rusuk sejak ia menetap di Amerika Serikat Adam, maka secara ontologis-filosofis pada tahun 1976. Ia menduduki jabatan dan biologis hanyalah derivasi dan sebagai Ketua Jurusan Religious Study sebagai pelengkap saja. Perempuan Program di University of Lousville, secara substansial tidak setara dengan . Selain itu, ia juga menjadi laki-laki. Adapun ayat-ayat yang dosen tamu di Harvard Divinity School. berkenaan tentang penciptaan Hawa Pada saat menjadi dosen tamu inilah ia tidak disebutkan secara jelas dan berhasil menyelesaikan karyanya Equal

Jurnal Hukum Islam Nusantara. Vol. 3, No. 2 102 | Ririn Fauziyah

terperinci mengenai mekanisme seluruh sektor kehidupan. Menurutnya penciptaannya. memperbaiki keadaan perempuan merupakan suatu keharusan yang Di antara ayat-ayat tersebut mendasar (Ja'far 2002, 121-122). antara lain: surat an-Nisa (4) ayat 1, surat al-A’raf (7) ayat 189, dan surat az- Rifa’ah Thahthawi termasuk Zumar (39) ayat 6. Pada surat an-Nisa orang yang pertama menyerukan (4) ayat 1 tidak disebutkan secara emansipasi perempuan di Mesir. Meski eksplisit nama Adam dan Hawa, akan demikian ia tidak sependapat dengan tetapi hanya diungkapkan dengan emansipasi perempuan di Barat, karena Namun menurutnya emansipasi perempuan .زوجها dan نفس واحدة lafadz dengan melihat ayat-ayat lain maupun harus berada dalam batas-batas ajaran hadis-hadis yang berkaitan dengan ayat agama Islam yang lurus. Ia juga tersebut maka kebanyakan para dianggap sebagai orang pertama yang mufassir menafsirkan kedua kata mencetuskan terselenggaranya tersebut dengan Adam dan Hawa. pendidikan perempuan (Ja'far 2002, Seperti Ibnu Katsir al-Qurtubi, dan 124). Muhammad Abduh juga Muhammad bin Jarir at-Tabari memaparkan pentingnya perbaikan dengan Adam. keadaan perempuan karena kalau نفس menyamakan kata keadaan perempuan itu baik maka d. Rifa’ah Thahthawi seluruh masyarakat pun akan menjadi Rifa’ah Thahthawi nama baik. Kedudukan perempuan dalam lengkapnya adalah Rifa’ah Badawi masyarakat akan menentukan kemajuan Rafi’ Al Thahthawi. Ia dilahirkan di atau kemunduran mayarakat (Ja'far Tahta, Mesir pada tahun 1801 M. orang 2002, 126). tuanya jatuh miskin karena hartanya e. Qasim Amin termasuk yang dirampas oleh Muhammad Ali. Setelah pandai Qasim Amin lahir di Alexandria membaca dan menulis, hafal al-Quran pada 01 Desember 1863. Ia adalah dan menguasai dasar-dasar ilmu seorang ahli hukum Mesir, modernis pengetahuan, terutama fiqh dan nahwu Islam, dan salah satu pendiri gerakan ia pergi ke Kairo untuk belajar di Al- nasional Mesir dan Universitas Kairo. Azhar. Namanya selalu disebut-sebut pada setiap pembicaraan mengenai Corak gerakan Rifa’ah emansipasi perempuan Mesir. Ia Thahthawi adalah melakukan perbaikan membawa pandangan-pandangan di Mesir. Perbaikan tersebut meliputi Muhamammad Abduh. Buku berbagai aspek kehidupan termasuk pertamanya “Tahrir al Mar‟ah” telah perbaikan kedudukan perempuan, menimbulkan gejolak di tengah pemberian hak-hak yang ditetapkan masyarakat Mesir. oleh syariat Islam terhadap perempuan, dan perbaikan keadaan perempuan di

Al Maqashidi | Juli – Desember 2020 Perempuan Perspektif Hukum Islam Modern | 103

Di antara isu-isu yang menyangkut nasib perempuan di menimbulkan perdebatan adalah: mana saja, pada tingkat dan dalam bentuk apa saja. 1) Hijab perempuan. Qasim Amin 2. Melawan paradigma menganjurkan pemakain hijab developmentalism yang berasumsi menurut syariat. Syariat Islam bahwa keterbelakangan perempuan membolehkan perempuan disebabkan karena perempuan tidak menampakkan beberapa anggota berpartisipasi dalam pembangunan tubuhnya, seperti: wajah, telapak (Raharjo 2006, 152-153). tangan dan kaki. 2) Ajakan tentang pentingnya Kesimpulan membatasi hak cerai bagi suami karena hak tersebut tidak mutlak. Sebelum Islam datang Perceraian sendiri adalah sesuatu perempuan-perempuan di berbagai yang dilarang dan hanya dibolehkan belahan dunia mengalami penghinaan dalam kondisi sangat terpaksa. dan pelecehan. Perempuan dianggap 3) Kritik praktek poligami dan sebagai aib, pembawa bencana, kutukan seruannya pada pembatasan nikah sehingga keberadaannya harus sesuai penjelasan al-Quran dan disembunyikan bahkan dimusnahkan. Sunah (Ja'far 2002, 128). Perempuan yang lahir di Arab pada Sa’ad Zughlul termasuk orang masa itu akan dikubur hidup-hidup yang mendukung emansipasi sebagaimana yang tercantum dalam perempuan. Dalam salah satu pidatonya surat An-Nahl ayat 58-59. Perempuan ia berkata: “aku termasuk orang-orang tak ubahnya barang yang dapat yang mendukung emansipasi diperjual-belikan, dipindah tangankan, perempuan dan termasuk orang-orang dan diwariskan. yang meyakini bahwa tanpa emansipasi ini kita tidak bisa meraih tujuan kita”. Islam datang membawa perubahan, mengangkat derajat Di samping itu peran yang dijalankan perempuan Mesir dalam gerakan perempuan dan memberikan hak-hak nasional amat besar dan bermanfaat. bagi perempuan. Bahkan saat ini banyak Maka teruslah berkarya seperti yang tokoh-tokoh yang memperjuangkan telah kalian lakukan. Saya jamin kalian kesetaraan dan kesamaan derajat laki- akan meraih sukses (Ja'far 2002, 130). laki dan perempuan, seperti: Amina Untuk itu ada beberapa hal yang harus Wadud, Fatima Mernissi, Riffat Hasan, dilakukan untuk mengakhiri ketidak Rifa’ah Thahthawi, Qasim Amin, dan adilan ini, yaitu: lain sebagainya. Di antara beberapa hal yang menjadi perbincangan antara lain: 1. Melawan hegemoni yang merendahkan perempuan dengan 1. Penciptaan perempuan cara melakukan dekonstruksi 2. Konsep nusyuz 3. Pembagian warisan ideologi. Artinya mempertanyakan kembali segala sesuatu yang 4. Adanya kontrol materi sejarah

Jurnal Hukum Islam Nusantara. Vol. 3, No. 2 104 | Ririn Fauziyah

5. Minimnya ahli perempuan Hidayat, Komaruddin. Islam, Negara 6. Hegemoni laki-laki yang sangat dan Civil Society. Jakarta: kuat Paramadina, 2005. 7. Melawan paradigma Indra, Hasbi. Potret Wanita Shalehah. developmentalism Jakarta: Penamadani, 2004. Ja'far, Muhammad Anis Qasim. Perempuan dan Kekuasaan Menelusuri Hak Politik dan DAFTAR PUSTAKA Persoalan Gender dalam Islam. Terj. Ikhwan Fauzi. Banten: Agustina, Nurul. "Melacak Akar Amzah, 2002. Pemberontak Fatima Mernissi." Jamhari dkk. Citra Perempuan Dalam In Fatima Mernissi, Dreams of Islam Pandangan Ormas Trespas: Tales of Harem Keagamaan. Jakarta: PT Girlhood, by Terj. Ahmad Gramedia Pustaka Utama, 2003. Baiquni, 16. Bandung: Mizan, 1999. Kadarusman. Agama, Relasi Gender dan Feminisme. Yogyakarta: al-Allawi, Muhammad Ali. The Great Kreasi Wacana, 2005. Women . Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006. Qodir, Faqihuddin Abdul. Fiqh Perempuan Refleksi Kiai Atas al-Qashir, Fada Abdur Razak. Wanita Wacana Agama dan Gender. Muslimah Antara Syariat Islam Yogyakarta: LKiS, 2001. dan Budaya Barat. Yogyakarta: Darussalam Offset, 2004. Raharjo, Tato. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Alusi, Al. Ruh al-Ma'ani fi Tafsir al- Yogyakarta: Pustaka Pelajar , Qur'an al-Azhim wa al-Sab'i al- 2006. Matsani, Jilid II. t.th. Salam, Abd. Pembaharuan Pemikiran Haque, Israrul. Menuju Renaissance Hukum Islam Antara Fakta dan Islam. Terj. Towards Islamic Realita. Yogyakarta : LESFI, Renaissance. Yogyakarta: 2003. Pustaka Pelajar, 2003. Shofan, Moh. Jalan Ketiga Pemikiran Harahap, Syahrini. Islam Dinamis. Islam. Yogyakarta: IRCiSoD, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006. 1997. Soleh, A. Khudori. Pemikiran Islam Hassan, Riffat. Biografi dan Pemikiran Kontemporer. Yogyakarta: Riffat Hasan. n.d. file:///F:/riffat Jendela, 2003. hassan/Bendahara Amal Biografi dan Pemikiran Riffat Wadud, Amina. Qur'an and Woman: Hassan.htm. (accessed Rereading the Sacred Text From September 09, 2020). a Woman's Perspektive. New York: Oxford University Press, 1999.

Al Maqashidi | Juli – Desember 2020 Perempuan Perspektif Hukum Islam Modern | 105

Jurnal Hukum Islam Nusantara. Vol. 3, No. 2