PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PEMANFAATAN MUSEUM SONOBUDOYO SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN DESTINASI WISATA DI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah

Disusun oleh : YANUARIUS VANDANA PUTRA 141314038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya persembahkan skripsi ini untuk :

1. Tuhan Yang Maha Esa.

2. Program Studi Pendidikan Sejarah.

3. Kedua orang tua saya tercinta (Alm. Bapak Sukar Susanto dan Ibu Valentina

Sulasih) dan seluruh anggota keluarga besar saya.

4. Teman-teman dan sahabat saya.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Nothing is Impossible” (Yanuarius Vandana Putra)

“Yen wedhi ojo wani-wani, yen wani ojo wedhi-wedhi” (Film Jokowi)

“Hanya butuh satu Vandana untuk membuat keluarga ini terasa sempurna, buktikan bahwa hal itu benar” (Sukar Susanto)

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Yanuarius Vandana Putra NIM : 141314038 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul : “PEMANFAATAN MUSEUM SONOBUDOYO SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN DESTINASI WISATA DI YOGYAKARTA” Dengan demikian, saya menyatakan untuk memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk data, dan mempublikasikan melalui media internet dan media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya selama tetap tercantum nama saya sebagai penulis. Demikan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PEMANFAATAN MUSEUM SONOBUDOYO SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN DESTINASI WISATA DI YOGYAKARTA

Yanuarius Vandana Putra 141314038

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : (1) sejarah berdirinya Museum Sonobudoyo serta perkembangan museum saat ini, (2) koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo, (3) pemanfaatan Museum Sonobudoyo sebagai sumber belajar dan destinasi wisata di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan model studi kasus. Informan dalam penelitian ini adalah pengelola, guru, dan pengunjung Museum Sonobudoyo yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling dan dikembangkan dengan teknik snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan metode Miles dan Huberman yang terdiri atas pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan : (1) Sejarah berdirinya Museum Sonobudoyo dilatarbelakangi oleh hasil keputusan Kongres Kebudayaan atas pertimbangan dan perencanaan dari gagasan Instituut.(2) Koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo terdiri dari beraneka jenis koleksi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah. (3) Museum Sonobudoyo selain dapat dijadikan sebagai objek pariwisata di Yogyakarta juga dapat menjadi alternative pembelajaran non formal melalui kunjungan ke museum yang dapat menumbuhkan rasa menghargai warisan kebudayaan Jawa.

Kata kunci : Pemanfaatan Museum, Museum Sonobudoyo, Sumber Belajar, dan Destinasi Wisata.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

UTILIZATION OF THE SONOBUDOYO MUSEUM AS A SOURCE OF LEARNING AND TOURISM DESTINATION IN SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA

Yanuarius Vandana Putra 141314038

This research aimed to describe: (1) The history of the establishment of Sonobudoyo Museum as well as the development of the museum, (2) Collection in the Sonobudoyo museum, (3) Utilization Sonobudoyo Museum as a source of learning and tourism destination in Special Region of Yogyakarta. The method of this study is qualitative model by applying case study. The informants of this study were manager, teacher, and visitors. Sonobudoyo museum, which was chosen was using purposive sampling and developed by applying snowball-sampling technique. The data were obtained by conducting observation, questionnaire, and interview. The data analysis technique were using Miles and Huberman method which consist of data gathering, data reduction, data presentation, and conclusion. The results of the study shows: (1) The history of the establishment Sonobudoyo museum was motivated by the result of the Cultural Congress' decision on the consideration and planning of the Java Institute idea. (2) Collection in Sonobudoyo museum consists of various types of collections which can be used as a source of learning. (3) Other than used as a tourism object in Yogyakarta, Sonobudoyo museum is also used as an alternative to non-formal learning through visiting to the museum that can foster a sense of respect for Javanese cultural heritage.

Keywords: Museum Utilization, Sonobudoyo Museum, Learning Sources, Tourism Destination.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat dah hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyeleseikan penulisan skripsi dengan judul “Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai

Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di Yogyakarta”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana pada Program Studi Pendidikan

Sejarah, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan dikarenakan oleh segala keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki. Namun penulis berusaha untuk mempersembahkan skripsi ini sebaik-baiknya agar dapat memiliki manfaat bagi banyak pihak. Oleh karena itu, penulis akan menerima segala kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, sehingga skripsi ini akhirnya dapat diseleseikan. Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati yang paling dalam, penulis mengucapkan terima kasih yang begitu besar kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

4. Bapak Dr. Anton Haryono, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang senantiasa

membimbing, mengarahkan, dan memotivasi kepada penulis selama menyusun

skripsi ini.

5. Ibu Brigida Intan Printina, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang senantiasa

membimbing, mengarahkan, dan memotivasi kepada penulis selama menyusun

skripsi ini.

6. Bapak Drs. A.K. Wiharyanto, M.M. selaku Dosen Pembimbing Akademik (DPA)

yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan ilmu

dan didikan kepada penulis.

8. Pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang selalu memberikan

pelayanan administrasi kepada penulis.

9. Kepala Museum Sonobudoyo serta seluruh jajaran staf dan karyawan yang telah

membantu penulis dalam mendapatkan data untuk penyusunan skripsi.

10. Kedua orang tua dan keluarga besar saya yang selalu mendoakan, mendukung,

serta memotivasi dalam studi saya.

11. Teman saya Hero Pamungkas, Bernadus Pascal Alexander Wiharjo, Senna

Donny Prabowo, Andreas Parama Kumudasmara, Hermawan Yoga Setiawan,

Yuditia Widiono, Fabieta Ridha, Andreas Danang Mahardhika, Filexius Gulo,

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dandy Satria dan seluruh teman-teman angkatan 2014 Program Studi Pendidikan

Sejarah Universitas Sanata Dharma yang telah bersedia membantu dan memberi

semangat kepada saya untuk menyeleseikan skripsi ini.

12. Orang spesial bagi saya Maria Isabella Jeanita yang senantiasa mendampingi dan

mendukung saya baik disaat susah maupun senang ketika menyusun skripsi ini.

13. Seluruh narasumber dan responden yang bersedia meluangkan waktu untuk

membantu penulis mengumpulkan data untuk skripsi ini.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga pada semua pihak yang terlibat, dengan harapan semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak.

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN ...... ii HALAMAN PERSEMBAHAN ...... iii MOTTO ...... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...... vii ABSTRAK ...... viii ABSTRACT ...... ix KATA PENGANTAR ...... x DAFTAR ISI ...... xiii

BAB I : PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang ...... 1 B. Rumusan Masalah ...... 4 C. Tujuan Penelitian ...... 4 D. Manfaat Penelitian ...... 4

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ...... 6 A. Kajian Teori ...... 6 1. Museum…………………………………………………………...... 9 2. Teori Kebudayaan……………………………………………………..6 3. Museum Sonobudoyo………………………….……………………..12 4. Sumber Belajar……………………………………………………….13 5. Pariwisata…………………………………………………………….15 6. Metode Field Trip (KaryaWisata)……………………………………17 B. Penelitian Yang Relevan ...... 18 C. Kerangka Berpikir ...... 20

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ...... 22 A. Jenis Penelitian ...... 22 B. Tempat dan Waktu Penelitian ...... 23 xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Sumber Data ...... 24 D. Metode Pengumpulan Data...... 24 E. Instrumen Pengumpulan Data ...... 25 F. Teknik Sampling ...... 27 G. Validasi Data ...... 28 H. Analisis Data ...... 29 I. Sistematika Penulisan ...... 32

BAB IV : HASIL PENELITIAN ...... 34 A. Deskripsi Lokasi Penelitian ...... 34 1. Visi dan Misi Museum Sonobudoyo…………………………………34 2. Tujuan dan Fungsi Museum Sonobudoyo……………………………35 3. Sarana dan Prasarana…………………………………………………35 B. Hasil Penelitian ...... 38 1. Sejarah Berdirinya Museum Sonobudoyo dan Perkembangan Museum Sonobudoyo Saat ini...... 38 2. Koleksi Museum Sonobudoyo Berdasarkan Klasifikasi Ruangan…...42 2. Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di Yogyakarta…………………………………50 C. Pembahasan ...... 61 1. Latar Belakang Berdirinya Museum Sonobudoyo Yogyakarta……...61 2. Koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo………………………….64 3. Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata……………………………………………………...67

BAB V KESIMPULAN ...... 73 A. Kesimpulan ...... 73 B. Saran ...... 75

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….76

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar I. Kerucut Pengalaman Edgar Dale ...... 3

Gambar II. Revolusi Pendidikan Menurut Eric Asbhy (1967) ...... 14

Gambar III. Skema kerangka berpikir penelitian ...... 21

Gambar IV. Komponen Analisis Data : Model Miles & Huberman ...... 32

Gambar V. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Sumber Belajar...... 56

Gambar VI. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Destinasi Wisata...... 59

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ...... 23

Tabel 2. Pedoman Konversi Skala Lima...... 31

Tabel 3. Rincian Jumlah Koleksi Museum Sonobudoyo Berdasarkan

Inventarisasi 2018 ...... 44

Tabel 4. Daftar Koleksi Museum Sonobudoyo Berdasarkan Klasifikasi

Ruangan...... 46

Tabel 5. Hasil Kuesioner Aspek Sumber Belajar ...... 54

Tabel 6. Presentase Hasil Kuesioner Aspek Sumber Belajar...... 55

Tabel 7. Hasil Kuesioner Aspek Destinasi Wisata ...... 57

Tabel 8. Presentase Hasil Kuesioner Aspek Destinasi Wisata...... 58

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lembar Observasi Museum…………………………………………………… 81

Lembar Pengamatan Museum………………………………………………... 82

Dokumentasi Data Dokumen…………………………………………………. 83

Instrumen wawancara pengunjung dan pengelola…………………………. 84

Instrumen Kuesioner…………………………………………………………… 85

Daftar Nama Narasumber…………………………………………………….. 87

Catatan Lapangan 1……………………………………………………………. 88

Catatan Lapangan 2……………………………………………………………. 90

Catatan Lapangan 3……………………………………………………………. 93

Catatan Lapangan 4……………………………………………………………. 96

Catatan Lapangan 5……………………………………………………………. 98

Catatan Lapangan 6……………………………………………………………. 100

Catatan Lapangan 7……………………………………………………………. 102

Catatan Lapangan 8…………………………………………………………… 104

Catatan Lapangan 9……………………………………………………………. 106

Dokumentasi Wawancara……………………………………………………… 108

Silabus Pembelajaran…………………………………………………………. 110

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran…………………………………………. 134

Surat Ijin Penelitian : KesBangPol……………………………………………. 158

Surat Ijin Penelitian : Museum Sonobudoyo………………………………… 159

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Kamus Besar Bahasa Kontemporer, museum merupakan

bangunan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan, dan merawat benda-benda

yang mempunyai nilai tertentu, seperti nilai sejarah, seni dan budaya.1 Museum

didirikan sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya, tempat untuk

mengenal dan memahami berbagai warisan masa lalu yang menjadi bukti peradaban

suatu bangsa. Oleh karena itu, museum sebagai tempat untuk menyimpan benda-

benda peninggalan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar sekaligus destinasi

wisata.

Pendirian dan pengembangan museum di Indonesia telah berlangsung sejak

zaman kolonial. Tujuan pendirian museum setelah kemerdekaan adalah untuk

kepentingan serta sarana pendidikan nonformal. Jumlah koleksi pada masa kolonial

cukup besar, namun disajikan dengan konsep penataan seperti di Eropa. Bangunan

museum sebelum kemerdekaan cenderung menggunakan bangunan tua.2 Pada masa

itu, museum tidak diperuntukkan sebagai mana fungsinya sehingga belum memenuhi

kriteria bangunan museum modern.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih Museum Sonobudoyo sebagai objek

penelitian. Museum Sonobudoyo didirikan pada tahun 1935 sebagai tempat

penyimpanan, pemeliharaan dan pengenalan koleksi benda-benda peninggalan,

1 Piter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, : Modern English Press, 1991, hlm. 235 2 Tjahjopurnomo.R, Sejarah Permuseuman Di Indonesia, Jakarta: Direktorat Permuseuman, Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2011, hlm. 29 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

termasuk naskah-naskah kuno yang berasal dari daerah Yogyakarta dan daerah lain di

Indonesia. Museum ini didirikan oleh lembaga penelitian kebudayaan Jawa, Java

Instituut, suatu lembaga yang dibentuk berdasarkan rekomendasi Kongres

Kebudayaan I (1918) yang digagas oleh Pangeran Prangwadono (Mangkunegoro

VII).3

Koleksi Museum Sonobudoyo merupakan yang terlengkap kedua setelah

Museum Nasional di Jakarta. Pada zamannya, koleksi buku perpustakaan museum sangat banyak, bahkan berbagai buku langka masih tersimpan sampai kini.

Koleksinya terus bertambah, meliputi koleksi prasejarah, masa klasik, etnhografika, naskah dan berbagai buku. Di museum ini bisa dilihat, antara lain, kaligrafi huruf

Arab, berangka tahun 1354, sebagai hiasan dinding yang terbuat dari bahan kayu jati.

Juga kain batik, selendang lurik kluwung, kulit, topeng, dan genta yang berfungsi sebagai kelengkapan upacara agama Budha, yang berasal dari zaman Candi

Kalasan. Karena proporsi luas ruangan dengan jumlah koleksi sudah tidak seimbang, maka Museum Sonobudoyo pada tahun 1974 memperluas ruang pamerannya ke

Dalem Condrokiranan, yang terletak di sebelah timur Plengkung Wijilan.4

Pemanfaatan Museum Sonobudoyo sebagai sumber belajar dapat menjadi jawaban dari permasalahan siswa yang dirasa jenuh dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Dengan adanya Museum Sonobudoyo sebagai sumber belajar, para pengajar bisa mengajak siswa untuk belajar bersama di luar kelas. 5Selain dalam

3 Nurus Supardi, Kongres Kebudayaan 1918-2003, Yogyakarta : Ombak, hlm. 52 4 Dokumentasi Harian Kedaulatan Rakyat, “Museum Sonobudoyo, Dibangun 1935 : Di Atas Tanah Hadiah Sultan” http://archive.ivaa-online.org/files/uploads/texts/ 0041-2002 Museum%%20Dibangun %201935%20Di%20Atas%20Tanah%20Hadiah%20Sultan.pdf, pada tanggal 1 September 2018 pukul 19.55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

rangka pembelajaran, para siswa sekaligus dapat berwisata sehingga akan menghilangkan kesan jenuh dengan pembelajaran formal di dalam kelas.

Proses pembelajaran dipandang sebagai usaha yang dilakukan pendidik agar peserta didik belajar. Sedangkan belajar merupakan proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman belajar. Menurut pendapat Sanjaya (2006:162) “Pengalaman dapat berupa pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung”. Proses untuk mendapatkan pengalaman langsung dilakukan melalui aktivititas pembelajaran pada situasi yang sebenarnya. Namun untuk proses pengalaman tidak langsung dilaksanakan sebagai upaya menyikapi kendala tidak semua bahan pembelajaran dapat disajikan secara langsung.6

Hal ini sesuai dengan kerucut pengalaman oleh Edgar Dale (Sanjaya,

2006:163) yang mengemukakan “untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan kerucut pengalaman (cone of experience)”.

Kerucut pengalaman Edgar Dale dianut secara luas untuk menentukan alat bantu atau media yang sesuai, untuk memperoleh pengalaman belajar secara mudah. 7

Gambar I. Kerucut Pengalaman Edgar Dale

6 Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Jakarta : Kencana, hlm. 162 7 Sanjaya, Ibid, hlm. 163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, penulis menghadirkan rumusan masalah pada judul

“Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata

Yogyakarta” sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah berdirinya Museum Sonobudoyo dan perkembangan pada saat

ini?

2. Apa saja koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo?

3. Bagaimana pemanfaatan Museum Sonobudoyo sebagai sumber belajar dan

destinasi wisata?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis mengambil tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan sejarah berdirinya Museum Sonobudoyo serta perkembangan

museum saat ini.

2. Mendeskripsikan koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo .

3. Mendeskripsikan pemanfaatan Museum Sonobudoyo sebagai sumber belajar dan

destinasi wisata.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi universitas, penulis,

dan masyarakat dengan uraian sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

1. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan tentang

manfaat museum sebagai sumber belajar dan destinasi wisata khususnya pada

objek Museum Sonobudoyo.

2. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi penambah wawasan bagi penulis tentang

pentingnya museum sebagai sumber belajar dan destinasi wisata.

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan minat masyarakat untuk

berkunjung ke Museum Sonobudoyo dan mengenalkan kepada mereka mengenai

sejarah dan koleksi-koleksi yang terdapat di museum tersebut.

4. Bagi Museum

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak museum agar

ke depannya pihak museum dapat semakin mengembangkan museum terutama

dalam rangka sebagai sumber pembelajaran.

5. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pilihan bagi para guru dalam

kegiatan pembelajaran agar para siswa tidak merasa jenuh dan bosan dalam proses

pembejaran sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Museum

a. Pengertian Museum

Museum berasal dari kata Latin museion, yaitu kuil untuk sembilan

dewi Muse anak-anak Dewa Zeus yang tugas utamanya adalah menghibur.

Dalam perkembangannya museion menjadi tempat kerja ahli-ahli zaman

Yunani Kuno, seperti Pythagoras dan Plato. Mereka menganggap museion

adalah tempat penyelidikan dan pendidikan filsafat, sebagai ruang lingkup

ilmu dan kesenian. Dengan kata lain tempat pembaktian diri terhadap

kesembilan Dewi Muse tadi.8

Berdasarkan sejarahnya, museum merupakan sebuah lembaga yang

bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan terbuka

untuk umum, serta bertugas merawat, mengumpulkan, melestarikan, meneliti,

mengkomunasikan dan memamerkan warisan sejarah kemanusiaan yang

berwujud benda untuk pendidikan, penelitian, dan hiburan.9

b. Jenis Museum

Pada tahun 1969 Direktorat Permuseuman mengelompokkan museum

menurut jenis koleksinya. Ketika itu terdapat tiga jenis museum yaitu museum

umum, museum khusus, dan museum lokal. Pada tahun 1975, pengelompokan

8 Museumku, Sejarah Museum, https://museumku.wordpress.com/sejarah-museum/, pada tanggal 3 September 2018 pada pukul 17.34 9 Schouten, Penantar Didaktif Museum, Jakarta : Proyek Pembinaan Museum Jakarta, 1991, hlm 3. 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

diubah menjadi museum umum, museum khusus, dan museum pendidikan.

Pada tahun 1980 pengelompokan kembali diubah menjadi museum umum dan

museum khusus dan berdasarkan kedudukannya. Direktorat Permuseuman

mengelompokkan kembali museum umum dan khusus menjadi museum

tingkat nasional, museum tingkat regional (provinsi), dan museum tingkat

lokal (Kodya/Kabupaten).10

Berdasarkan Wikipedia, jenis museum antara lain : 11

1) Museum Arkeologi

Museum arkeologi merupakan museum yang mengkhususkan diri

untuk memajang artefak arkeologis. Museum arkeologi banyak yang

terbuka (museum yang terdapat di ruang terbuka atau Open Air Museum).

2) Museum Seni

Museum seni, lebih dikenal dengan nama galeri seni, merupakan

sebuah ruangan untuk pameran benda seni, mulai dari seni visual seperti

lukisan, gambar, dan patung. Beberapa contoh lainnya adalah

seni keramik, seni logam dan furnitur.

3) Museum Biografi

Museum Biografi merupakan museum yang didedikasikan kepada

benda yang terkait dengan kehidupan seseorang atau sekelompok orang,

dan terkadang memajang benda-benda yang mereka koleksi. Beberapa

museum terletak di dalam rumah atau situs yang terkait dengan orang yang

bersangkutan pada saat dia hidup.

10 Tjahjopurnomo. R, op.cit, hlm.35 11 Wikipedia, Museum, https://id.wikipedia.org/wiki/Museum diakses pada tanggal 3 September 2018 pada pukul 18.06

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

4) Museum Universal

Museum universal atau dikenal pula dalam bahasa Inggris sebagai

Museum encyclopedic, merupakan museum yang umum dijumpai.

Biasanya merupakan institusi besar, yang bersifat nasional, dan

memberikan informasi kepada pengunjung mengenai berbagai variasi dari

tema lokal dan dunia. Museum ini penting karena meningkatkan rasa

keingin-tahuan terhadap dunia.

5) Museum Sejarah

Museum sejarah mencakup pengetahuan sejarah dan kaitannya

dengan masa kini dan masa depan. Beberapa di antara museum tersebut

memiliki benda koleksi yang sangat beragam, mulai dari dokumen, artefak

dalam berbagai bentuk, benda sejarah yang terkait dengan even

kesejarahan tersebut.

c. Pengunjung Museum

Berdasarkan jenis-jenis museum di atas, maka akan terdapat jenis-

jenis pengunjung museum. Berikut adalah jenis-jenis pengunjung museum

menurut buku Pengantar Didaktif Museum12 :

1) Pengunjung Pelaku Studi

Pengunjung pelaku studi adalah mereka yang menguasai bidang

studi tertentu yang berkaitan dengan koleksi tertentu untuk menambah

wawasannya mengenai museum. Pengunjung pelaku studi tidak hanya

memanfaatkan museum sebagai tempat penelitian, tetapi juga bekal untuk

mereka yang mengenal lebih dalam mengenai koleksi yang ada di museum.

12 Schouten, op. cit, hlm. 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

2) Pengunjung Bertujuan Tertentu

Pengunjung bertujuan tertentu adalah mereka yang datang ke

museum karena ada kegiatan atau acara tertentu yang dilaksanakan di

museum seperti pemeran, pertunjukan budaya dan lain-lain.

3) Pengunjung Pelaku Rekreasi

Pengunjung pelaku rekreasi adalah pengunjung yang ingin

memanfaatkan museum untuk tujuan rekreasi. Mereka hanya melihat-lihat

benda yang dipamerkan dan mengamati seluruh objek pameran dengan

sekilas tanpa pengamatan lebih detail.

2. Teori Kebudayaan

a. Definisi Kebudayaan

Kata “kebudayaan” berasal dari Bahasa Sansekerta Buddayah. Kata

Buddayah adalah bentuk jamak dari Buddhi yang berarti “budi” dan “akal”.

Menurut Koentjaraningrat (1974:9), secara etimologis kata “kebudayaan”

berarti hal-hal yang berkaitan dengan akal. Namun ada yang beranggapan

pula bahwa kata “budaya” berasal dari kata majemuk Budi daya yang berarti

“daya dari budi” atau “daya dari akal” yang berupa cipta, karsa, dan rasa.13

Dalam Sutarjo Adisusilo (2013:1-2) definisi kebudayaan berasal dari

kata culture (Latin: colere) yang berarti mengolah, mengerjakan tanah atau

segala usaha manusia dalam mengolah tanah. Dalam perkembangannya,

segala usaha manusia tersebut diartikan sebagai kebudayaan. Sedangkan

bagian atau unsur dari kebudayaan yang “halus”, maju dan indah misalnya

13 Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitet, dan Pembangunan. Jakarta : Gramedia. Hlm. 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

kesenian, IPTEK, dan lain-lain disebut sebagai peradaban. Menurut Paul

Riceour, ada empat dimensi kebudayaan, yaitu:14

1) Ciri manusia itu terus-menerus berkembang, terus berusaha

memenuhi kebutuhannya.

2) Sebagai strategi manusia dalam menghadapi lingkungannya

3) Kebudayaan merupakan sistem makna, oleh sebab itu untuk

memahaminya diperlukan metode interpretasi

Selanjutnya, Paul Ricoeur menjelaskan bahwa kebudayaan

mempunyai tiga lapisan, yaitu :15

1) Alat-alat, yaitu segala sesuatu yang diciptakan manusia untuk

mencapai tujuan yang dikehendakinya, termasuk di dalamnya

berbagai bentuk teknologinya.

2) Etos masyarakat, yaitu kompleks kebiasaan dan sikap manusia

terhadap waktu, alam, dan kerja.

3) Inti sari, yaitu pemahaman dari masyarakat yang berkaitan

dengan cara bagaimana masyarakat menafsirkan dirinya,

sejarahnya dan tujuan-tujuannya.

Dengan kata lain pemikiran Riceour menghubungkan antara sejarah

dan eksistensi. Artinya hermeneutika (ilmu menafsir) berhubungan dengan

seni menafsir sejarah sebagai medan eksistensi.16 Salah satu cara manusia

14 Sutarjo Adisusilo, Sejarah Pemikiran Barat : Dari yang Klasik Sampai yang Modern, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Hlm. 1 15 Ibid. hlm 2 16 Albertus Bagus Laksana. Paul Riceour (1913-2015) Refleksi atas Eksistensi Diri, Hermeneutika dan Persoalan Kebangsaan. Yogyakarta : Panitia Extension Course kerjasama dengan Majalah Basis. Hlm. 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

menafsirkan kebudayaan melalui museum, dengan demikian museum

tersebut adalah salah satu produk eksistensi dari kebudayaan itu sendiri.

b. Fungsi, Unsur, Ciri/Wujud, dan Sifat Kebudayaan17

1) Fungsi Kebudayaan

Mendasari, mendukung, dan mengisi masyarakat dengan nilai-nilai

hidup untuk dapat bertahan, menggerakkan serta membawa masyarakat

kepada taraf hidup tertentu :

 Hidup lebih baik  Lebih manusiawi  Berperikemanusiaan

2) Unsur-Unsur Kebudayaan

 Peralatan dan perlengkapan hidup (pakaian, perumahan, alat-alat, produksi, transportasi)  Mata pencaharian hidup dan system ekonomi (pertanian, peternakan, system produksi, distribusi)  Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, perkawinan)  Bahasa  Kesenian  Sistem pengetahuan  Religi 3) Ciri/Wujud Kebudayaan

Ciri Kebudayaan

 Bersifat menyeluruh  Berkembang dalam ruang/bidang geografis tertentu  Berpusat pada perwujudan nilai-nilai tertentu

Wujud Kebudayaan

 Ide : tingkah laku dalam tata hidup

17 Journal UAJY. Teori Kebudayaan. https//:e-journal.uajy.ac.id/1601/3/2TA12254.pdf. diakses pada tanggal 18 Juli 2019, pada pukul 21.54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

 Produk : sebagai ekspresi pribadi  Sarana hidup  Nilai dalam bentuk lahir

4) Sifat Kebudayaan

 Beraneka ragam  Diteruskan dan diajarkan  Dapat dijabarkan : - Biologi - Psikologi - Sosiologi : manusia sebagai pembentuk kebudayaan  Berstruktur terbagi atas item-item  Mempunyai nilai  Terbagi pada bidang dan aspek

3. Museum Sonobudoyo

Museum Sonobudoyo dulu adalah sebuah yayasan yang bergerak

dalam bidang kebudayaan Jawa, Madura, dan . Yayasan ini

berdiri di pada tahun 1919 bernama Java Instituut. Dalam keputusan

Konggres tahun 1924 Java Instituut akan mendirikan sebuah museum di

Yogyakarta. 18

Pengurus Java Instituut kebanyakan cendekiawan bumiputera, antara

lain pangeran Prangwadono, Husein Jayadiningrat, Purbacaraka, Rajiman

Wedyodiningrat, P.H. Hadinegoro, dan R. Sastrowijono, disamping

cendekiawan Belanda seperti F.D.K. Bosch, Th. Karsten, dan S. Koperberg.

Enam belas tahun setelah berdiri, Java Instituut berhasil mengumpulkan benda

budaya dari Sunda, Jawa, Madura, Bali, Palembang, dan lain-lain. Kemudian

timbul gagasan untuk mendirikan museum, lahirlah Museum Sonobudoyo

18 Sonobudoyo Herilage Museum, Sejarah Museum Sonobudoyo, http://sonobudoyo.com/id/web/tentang/ sejarah, diakses pada tanggal 4 September pada pukul 00.30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

pada 6 November 1935, diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII,

sekaligus mejadi pelindung museum.19

Museum Negeri Sonobudoyo merupakan Unit Pelaksana Teknis

Daerah pada Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,

mempunyai fungsi pengelolaan benda museum yang memiliki nilai budaya

ilmiah, meliputi koleksi pengembangan dan bimbingan edukatif kultural.

Sedangkan tugasnya adalah mengumpulkan, merawat, mengawetkan,

melaksanakan penelitian, melakukan pelayanan pustaka, dan bimbingan

edukatif kultural serta menyajikan benda koleksi Museum Negeri

Sonobudoyo.20

Museum Sonobudoyo yang berlokasi di pusat kota berada dalam lokasi

yang strategis, berada dalam lingkungan Pusat Budaya Yogyakarta yang

banyak mendapatkan perhatian dari berbagai pihak baik dari dalam maupun

luar negeri.

4. Sumber Belajar

Belajar dapat dirumuskan dalam berbagai pengertian sesuai dengan

paradigma yang dipergunakan. Dari pengertian belajar menurut

behaviourisme, kognitivisme, dan kontruktivisme, dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah usaha sadar yang dilakukan secara terencana, sistematis, dan

menggunakan metode tertentu untuk mengubah perilaku relatif menetap

melalui interaksi dengan sumber belajar. Dengan demikian, sumber belajar

19 Tjahjopurnomo. R, op.cit, hlm. 25 20 Sonobudoyo Herilage Museum, Sekilas Tentang Museum Sonobudoyo, http://sonobudoyo.com/id/ web/tentang/sekilas, diakses pada tanggal 4 September 2018 pada pukul 01.23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar yang memungkinkan

individu memperoleh pengetahuan, kemampuan, sikap, keyakinan, emosi, dan

perasaan. Sumber belajar memberikan pengalaman belajar dan tanpa sumber

belajar tidak mungkin proses belajar dapat terlaksana dengan baik.21

Dengan adanya sumber belajar, maka kegiatan belajar mengajar

diharapkan akan lebih mudah dilaksanakan. Proses perkembangan dalam

sumber belajar didasari pada perubahan dan penyesuaian atas dasar

pengetahuan22. Perkembangan sumber belajar, pendekatan, strategi, metode,

dan teknik belajar mengajar oleh Asbhy (1967) disebut sebagai revolusi dalam

pendidikan karena tejadi perubahan yang mendasar dalam penyelenggaraan

pendidikan.23 Revolusi pendidikan menurut Eric Asbhy dapat digambarkan

dengan menggunakan gambar sebagai berikut :

Gambar II. Revolusi Pendidikan Menurut Eric Asbhy (1967)

Gambar di atas dijelaskan pada tahap pertama, orang tua menyerahkan

sebagian dari tugas tanggung jawabnya dalam mendidik anak kepada orang

21 Sitepu, Pengembangan Sumber Belajar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014, hlm. 18 22 Ibid, hlm. 21 23 Ibid, hlm. 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

lain (guru) atau keluarga ke sekolah. Tahap kedua, ketika aksara atau tulisan

dipergunakan sehingga bahan yang disampaikan dapat ditampilkan dalam

bentuk tulisan. Tahap ketiga, ketika ditemukan mesin cetak sehingga lebih

banyak orang dapat memperoleh kesempatan belajar. Tahap keempat, ketika

berkembangnya teknologi dalam bidang elektronik dan media komunikasi

sehingga membantu guru mempersiapkan dan menyajikan bahan pelajaran

serta membuat siswa dapat belajar lebih banyak24

Saat ini, perkembangan sumber belajar sudah didominasi oleh sumber

elektronik seperti internet, namun sumber belajar berbasis lingkungan dan

alam ternyata dapat juga diaplikasikan dalam proses pembelajaran yang lebih

menarik. Hal tersebut dapat ditarik pemikiran bahwa sumber belajar dengan

berbasis alam dan lingkungan dapat semakin memperjelas teori yang guru

jelaskan di sekolah. Selain itu, dengan berkunjung langsung ke sumber belajar

yang bersangkutan, para siswa akan melihat langsung, mendiskusikan,

mengkaji, dan menyimpulkan sumber tersebut menjadi sebuah pembelajaran

baru.

5. Pariwisata

a. Pengertian Pariwisata

Pariwisata berasal dari kata wisata, wisata sendiri adalah kegiatan

perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara

sukarela serta bersifat sementara untuk meningkatkan objek dan daya tarik

wisata. Maka pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

24 Ibid, hlm.25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-

usaha yang terkait di bidang tersebut.25

b. Sejarah Pariwisata di Indonesia

Pariwisata di Indonesia mulai berkembang pada tahun 1910-1920

yaitu setelah dikeluarkannya keputusan dari Gubernur Jenderal Belanda

untuk membentuk badan khusus urusan pariwisata.26 Perkembangan

pariwisata di Indonesia dipengaruhi oleh terbukanya jalur perdagangan

antara bangsa-bangsa yang berasal dari Eropa menuju Asia termasuk

Indonesia. Selain itu, ada beberapa faktor yang mendorong perkembangan

pariwisata di Indonesia, antara lain :

1) Semakin berkembangnya industri pariwisata Internasional yang

kemungkinan diakibatkan hubungan dagang antar negara termasuk

Indonesia

2) Pariwisata tidak termasuk gejolak ekonomi dunia

3) Potensi pariwisata di Indonesia sangat besar dan beragam jenisnya

4) Masyarakat luar negeri sangat membutuhkan kehidupan yang

bersenang-senang dan mencari pengalaman baru termasuk ke

Indonesia.27

Kecenderungan pariwisata menempatkan museum sebagai salah

satu daya tarik wisata budaya. Wisatawan yang ingin memahami

keragaman dan keaslian atau autentisitas budaya menyebabkan museum

sebagai pilihan wisatanya. Museum berfungsi sebagai pengelolaan warisan

25 Marsono, Bahan Kuliah Pengantar Pariwisata, Yogyakarta: Program Studi Kepariwisataan Fakultas Ilmu Budaya UGM, 2008. hlm 9 26 Marsono, Ibid, hlm 14 27 Ibid, hlm 15-16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

budaya sesungguhnya memiliki ideologi yang sama dengan pariwisata

budaya yakni memberikan informasi dan pelayanan kepada publik

dan/atau wisatawan tentang fungsi dan makna suatu artefak ataupun event

tertentu.

Museum sebagaimana didefinisikan oleh the International Council

of Museums (ICOM): A museum is a non profit making, permanent

institution in the service of soceity and of its development, and open

public, which acquaires, conserves, research, communicates and exhibits,

for purposes of study, education and enjoyment, material evidence of

people and their environment.28 Sebagai lembaga nirlaba (non profit),

museum juga perlu dana untuk memelihara koleksi dan kesejahteraan

karyawannya. Salah satu sumber dananya dapat diupayakan dari industri

pariwisata, sehingga dengan demikian ada hubungan yang saling

menguntungkan antara museum dan pariwisata budaya.

6. Metode Field Trip (KaryaWisata)

Metode Field Trip ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan

mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk

mempelajari atau menyelidiki sesuatu.29 Sedangkan menurut Syaiful

Sagala, metode field trip ialah pesiar (eksekursi) yang dilakukan oleh para

28 Benediktason, Museums and Tourism. Stakeholders, Resource and sustainable development. Master’s Dissertation. Musion : Goteber g University, 2004, hlm. 9 29 Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar : Salah Satu Unsur Pelaksanaan Strategi Belajar Mengajar : Teknik Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2001, hlm. 85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan

merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah.30

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode field trip

merupakan metode penyampaian materi pelajaran dengan cara membawa

langsung siswa ke obyek di luar kelas atau di lingkungan yang berdekatan

dengan sekolah agar siswa dapat mengamati atau mengalami secara

langsung. Dalam pembelajaran sejarah sangat dibutuhkan metodologi

pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Metode field

trip dianggap sebagai salah satu metode yang efektif digunakan oleh

pengajar untuk membantu proses pembelajaran khususnya pelajaran

sejarah dengan mengunjungi obyek-obyek sejarah yang terkait dengan

materi. Dengan mengamati lingkungan secara nyata siswa akan lebih

bersemangat dalam mengembangkan ide, pendapat, dan gagasannya

terhadap pembelajaran sejarah.

B. Penelitian Yang Relevan

Dalam membantu proses penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan

beberapa penelitian relevan, antara lain :

1. Hasil penelitian dari Erza Setiana Sirait (2017), yang berjudul “Pemanfaatan

Museum Misi Muntilan Sebagai Sumber Belajar Sejarah”, menunjukan

bahwa Museum Misi Muntilan cocok digunakan sebagai sarana dalam

membantu proses pembelajaran. Persamaan penelitian tersebut dengan skripsi

penulis yaitu, menerapkan model analisis data dari Miles dan Huberman

30 Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran : untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung : Alfabeta, 2006, hlm. 214

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Perbedaan penelitian yang

dilakukan oleh Erza Setiana Sirait adalah penulis skripsi selain membahas

mengenai pemanfaatan untuk sumber belajar, peneliti juga meneliti

pemanfaatan bidang destinasi wisata. Sedangkan hasil penelitian dari Erza

Setiana Sirait hanya meneliti pemanfaatan sumber belajar. Perbedaan yang

kedua terdapat pada objek yang di teliti. Penulis skirpsi menggunakan

Museum Sonobudoyo sebagai objek penelitiannya, sedangkan dalam hasil

penelitian Ersa Setiana Sirait membahas Museum Misi Muntilan sebagai

objek penelitian.

2. Hasil penelitian yang dilakukan Umi Hartati dengan judul “Museum Lampung

Sebagai Media Pembelajaran Sejarah”. Penelitian ini membuktikan ternyata

dengan berkunjung ke museum dapat meningkatkan minat dan motivasi

belajar siswa. Persamaan penelitian tersebut dengan skirpsi penulis yaitu,

sama-sama menggunakan teknik trianggulasi dan menerapkan model analisis

data Miles dan Huberman. Sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan

oleh Umi Hartati dan penulis skripsi terdapat pada bagian variable dan objek

penelitian. Variable yang dilakukan Umi Hartati adalah penerapan museum

sebagai media pembelajaran sejarah dan menggunakan objek Museum

Lampung untuk bahan penelitiannya, sedangkan penulis menggunakan dua

variable yaitu pemanfaatan museum sebagai sumber belajar dan destinasi

wisata, dan objek yang digunakan penulis untuk penelitian ini adalah

Museum Sonobudoyo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

C. Kerangka Berpikir

Museum adalah suatu lembaga yang melayani kepentingan masyarakat dan

kemajuannya, terbuka untuk umum, dan tidak mencari keuntungan, yang

memelihara, meneliti, dan mengkomunikasikan benda-benda pembuktian

material manusia dalam lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan, dan

rekreasi.31 Museum dapat diterangkan dengan berbagai definisi, tetapi pada

dasarnya adalah suatu lembaga untuk menyimpan benda-benda yang

mencerminkan sifat khas dari suatu hal. Museum dapat dijadikan tempat

alternatif untuk belajar bagi para siswa karena dengan datang ke museum, para

siswa dapat melihat dan merasakan langsung koleksi yang ada di museum.

Museum Sonobudoyo adalah sebuah museum terlengkap kedua setelah

Museum Nasional. Museum Sonobudoyo menyimpan berbagai buku peninggalan

sejarah yang sampai sekarang masih tertata rapi dan terpelihara dengan baik.

Tidak hanya buku-buku peninggalan sejarah, Museum Sonobudoyo juga

menyimpan beberapa jenis koleksi, diantaranya adalah geologi, biologi,

etnhografi, arkeologi, numismatik/heraldik, histori, filogi, keramologi, senirupa,

dan teknologi.

Museum Sonobudoyo dapat dijadikan sebagai objek sumber belajar bagi

para siswa. Kegiatan pembelajaran yang monoton dan dirasa membosankan dapat

teratasi dengan mengunjungi Museum Sonobudoyo untuk melihat langsung

berbagai koleksi bersejarah. Dengan melihat langsung sebuah objek, maka

31 Doni Pengalaman 9, Museum, https://donipengalaman9.wordpress.com/2013/07/08/museum/, diakses pada tanggal 4 September 2018 pada pukul 00.20.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

pengetahuan yang didapat tidak mudah hilang. Pengetahuan yang didapatkan melalui pengamatan langsung akan lebih mudah diingat oleh para siswa.

Selain sebagai sumber belajar, museum juga memiliki manfaat dan daya tarik sebagai sumber pariwisata. Bangunan dan berbagai koleksi di dalamnya akan menarik wisatawan yang ingin tahu mengenai sejarah. Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, maka dapat digambarkan skema mengenai kerangka berfikir sebagai berikut :

Gambar III. Skema kerangka berpikir penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang berjudul Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai

Sumber Belajar dan Destinasi Wisata menggunakan jenis penelitian kualitatif

dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Konsep model Miles dan

Huberman adalah analisis dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara

terus menerus sampai tuntas, sedangkan aktivitas dalam analisis meliputi reduksi

data (data reduction), penyajian data (data display) serta penarikan kesimpulan

dan verifikasi (conclusion drawing and verification). Dalam Penelitian Kualitatif,

peneliti harus datang langsung ke museum untuk melakukan penelitian dan

melakukan observasi yang bertujuan menemukan permasalahan yang ada.32

Adapun karakter penelitian kualitatif atau naturalistik adalah penelitian

yang alami, peneliti sebagai intrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan

secara gabungan, data yang dihasilkan bersifat deskriptif dan analisis data

dilakukan secara induktif dan penelitian ini lebih menekankan makna daripada

generalisasi.33 Dengan definisi di atas, maka dapat ditarik pemikiran bahwa

dalam penelitian kualitatif, peneliti melaksanakan pengamatan dengan

lingkungan objek untuk mendapatkan permasalahan dan memahami

permasalahan tersebut.

Penelitian Kualitatif sendiri merupakan penelitian yang bersifat deskriptif

yang artinya hasil eksplorasi atas subjek penelitian atau para partisipan melalui

32 Putra Nusa, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2012, hlm. 41. 33 Sedarmayanti, Metode Penelitian, Bandung : Mandar Maju, 2011, hlm 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

pengamatan dan semua variannya.34 Sifat penelitian kualitatif yang deskriptif ini

mempertegas dan menentukan bahwa peneliti secara rinci melaksanakan dan

menggambarkan pengamatan serta kegiatan wawancara yang dilaksanakan di

lapangan. Pada proses pengolahan data, peneliti harus mencatat dan menangkap

semua keterangan hasil pengamatan dan kegiatan wawancara. Meskipun akan ada

jawaban atau data dari narasumber hanya berasal dari satu sudut pandang atau

subyektif namun peneliti tetap memasukkan data tersebut karena apapun data dari

narasumber merupakan realita yang terjadi di lapangan tempat dilakukannya

penelitian tersebut.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Museum Sonobudoyo yang beralamatkan

di Jalan Trikora / Pangurakan No. 6 Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2018

dengan uraian sebagai berikut :

Bulan No Kegiatan Agu Sep Okt Nov Des 1 Penyusunan Proposal √ √ 2 Perizinan √ 3 Pengumpulan Data √ √ 4 Analisis Data √ 5 Penulisan Laporan √ √

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

34 Putra Nusa, op. cit, hlm. 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

C. Sumber Data

Dalam melaksanakan penelitian kualitatif, peneliti memperoleh sumber

data melalui observasi, wawancara, dan kuesioner. Oleh karena itu, sumber data

yang diperoleh peneliti adalah hasil observasi museum, jawaban dari para

narasumber, dan hasil checklist dari pengisian kuesioner oleh pengunjung

dan/atau pengelola museum. Selain itu peneliti juga akan menggunakan sumber

buku atau dokumen yang berasal dari museum dan perpustakaan.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data diperlukan untuk mengetahui metode mana

yang cocok untuk mengumpulkan data tersebut.35 Dalam penelitian ini, maka

metode yang sesuai untuk digunakan adalah metode sebagai berikut :

1. Observasi

Dalam melaksanakan observasi, peneliti datang ke tempat penelitian dan

mengamati bentuk fisik bangunan dan fasilitas yang ada di Museum

Sonobudoyo. Selain mengamati bentuk fisik bangunan dan fasilitas museum,

peneliti juga telah melakukan observasi dari segi pengunjung dan pengelola

museum beberapa tahun terakhir agar mendapat metode yang cocok untuk

melakukan penelitian.

2. Angket/Kuesioner

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menggunakan kuesioner

sebagai metode pengumpulan data. Peneliti menyebarkan lembar angket yang

berisi pertanyaan mengenai fungsi Museum Sonobudoyo sebagai sumber belajar

dan destinasi wisata. Pelaksanaan kuesioner melibatkan pengunjung dan

35 Usman Husaini, Metode Penelitian Sosial, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008, hlm. 52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

pengelola museum. Jika data yang didapat kurang atau belum mencapai target,

kuesioner juga melibatkan masyarakat sekitar sampai data penelitian dirasa

cukup atau mencapai target. Pada penerapannya, peneliti dibantu oleh beberapa

rekan untuk melaksanakan kuesioner. Hal ini dikarenakan lebih efektif dan

efisien dalam menggunakan waktu dan tempat pelaksanaan kuesioner.

3. Wawancara

Dalam metode wawancara, peneliti terlebih dahulu menyusun

pertanyaan yang berfokus pada sumber belajar dan destinasi wisata yang

ditanyakan kepada narasumber. Seperti halnya kuesioner, wawancara

melibatkan pengunjung, pengelola, bahkan masyarakat sekitar museum untuk

mendapatkan data penelitian. Wawancara dengan narasumber dilaksanakan di

tempat narasumber berada atau juga di area Museum Sonobudoyo.

Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah jenis wawancara

semiterstruktur. Jenis wawancara ini termasuk dalam kategori in-dept interview,

dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara

terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan

permasalahan secara lebih terbuka, pihak yang diajak wawancara diminta

pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti mendengarkan

secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh narasumber.36

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi

36 Sugiyono, Ibid, hlm. 73-74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

sistematis.37 Dengan adanya instrumen pengumpulan data, peneliti memperoleh

informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian. Instrumen

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Observasi

Instrumen Observasi adalah pedoman melakukan observasi itu

sendiri. Peneliti menggunakan checked list untuk menjadi pedoman

observasi. Isi dari instrumen checked list tersebut adalah faktor mengenai apa

yang akan diselidiki.38

Sebelum memulai observasi, peneliti membuat intrumen checked list

tersebut. Pada tahap instrumen observasi peneliti telah mengamati yang

berkaitan dengan bentuk fisik museum, perawatan koleksi, sampai fasilitas

edukasi yang ada di Museum Sonobudoyo.

(Instrumen observasi terlampir)

2. Angket

Instrumen pada angket atau kuesioner adalah angket yang telah

dibuat oleh peneliti. Angket atau kuesioner yang digunakan peneliti adalah

angket atau kuesioner tipe checklist. Instumen angket atau kuesioner yang

digunakan peneliti lebih terpusat pada pengunjung museum. Angket atau

kuesioner penelitian berisi pemahaman pengunjung mengenai fungsi

museum sebagai sumber belajar dan destinasi wisata, selain itu angket

berisikan pendapat pengunjung mengenai koleksi, dan fasilitas edukasi yang

diberikan oleh pihak museum. Dari hasil angket atau kuesioner, diharapkan

37 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan : Jenis, Metode, dan Prosedur, Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2014, hlm. 274. 38 Narbuko Cholid, dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003, hlm. 74.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

dapat diketahui sejauh mana pemahaman fungsi museum sebagai sumber

belajar dan destinasi wisata.

(Instrumen kuesioner terlampir)

3. Wawancara

Instrumen wawancara adalah susunan pertanyaan yang telah

dirangkai dan disusun oleh peneliti sebelum memulai kegiatan wawancara.

Susunan pertanyaan inilah yang menjadi bahan dan acuan pertanyaan bagi

peneliti pada proses wawancara.

Pada tahapan proses wawancara, peneliti menanyakan pengetahuan

dan pendapat narasumber tentang fungsi Museum Sonobudoyo sebagai

sumber belajar dan destinasi wisata. Dalam pengambilan data peneliti juga

menggali informasi berupa pertanyaan tentang pemanfaatan museum, jenis

koleksi, sampai kegiatan edukasi kepada narasumber.

(Instrumen pertanyaan wawancara terlampir)

F. Teknik Sampling

Teknik sampling atau lebih dikenal dengan teknik pengambilan sampel.

Tujuan dari teknik sampling adalah untuk menentukan sampel yang akan

digunakan dalam penelitian.39

Pada penelitian mengenai pemanfaatan Museum Sonobudoyo sebagai

sumber belajar dan destinasi wisata, peneliti menggunakan teknik sampling

bertujuan. Nama lain dari teknik ini adalah purposive sampling. Peneliti

menggunakan teknik ini dengan pertimbangan dalam melakukan sampling,

39 Sugiyono, Op. Cit, hlm. 52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

apakah informan tersebut dapat memberikan informasi yang relevan atau tidak.40

Pada proses penelitian, peneliti akan melakukan sampel kepada pengelola

museum, karyawan museum, pengunjung museum secara umum, dan pengunjung

museum yang masih berstatus sebagai pelajar.

G. Validasi Data

Untuk mendapatkan tingkat kredibilitas yang tinggi sesuai dengan fakta di

lapangan, maka validasi internal data penelitian dilakukan melalui teknik member

check oleh responden setelah peneliti menuliskan hasil observasi, angket, dan

wawancara ke dalam tabulasi data. Member check adalah proses pengecekan data

oleh pemberi data kepada peneliti. Tujuan member check berfungsi untuk

mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan

oleh pemberi data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji kredibilitas

data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian yaitu Triangulasi dan peningkatan

ketekunan. Selain menggunakan metode member check, peneliti juga

menggunakan metode triangulasi untuk mevalidasi data. Triangulasi dalam

pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi

sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.41

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber yaitu, untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Pada

penelitian ini, peneliti melakukan triangulasi berdasarkan sumber penelitian yang

40 Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2003, hlm 64 41 Sugiyono, Penelitian Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2012, hlm 372

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan kuesioner pengunjung Museum

Sonobudoyo.

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik yaitu, untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Pada penelitian ini, peneliti memperoleh data melalui kuesioner,

wawancara, serta dokumen.

c. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih

segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga

lebih kredibel. Pada penelitian ini, peneliti memilih waktu yang tepat agar

mampu melakukan wawancara terhadap pengunjung ketika keluar dari museum

supaya memiliki waktu yang banyak dan lebih optimal.

H. Analisis Data

1. Analisis Data Miles dan Huberman

Proses analisis dibagi ke dalam empat alur kejadian yaitu pengumpulan

data, reduksi data, penyajian data, verifikasi dan penarikan kesimpulan.42

Empat alur tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data

Pada tahap ini proses pengumpulan data melibatkan informan, aktivitas,

latar atau konteks terjadinya peristiwa. Data penelitian kualitatif adalah semua

hal yang diperoleh dari yang didengar, dilihat dan diamati. Dengan demikian,

42 Sugiyono , Op. Cit, hlm. 91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

data dapat berupa catatan lapangan, sebagai hasil pengamatan, deskripsi

wawancara, catatan harian pribadi, foto, dan lainnya. Dalam tahap

pengumpulan data penulis menggunakan metode observasi, wawancara,

kuesioner dan dilengkapi dengan dokumentasi.43

b. Reduksi data

Data yang diperoleh dari laporan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya. Oleh karena itu, peneliti wajib memilah dan memfokuskan data

yang berasal dari responden atau narasumber guna memperolah data yang

kredibel.

Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan pada hasil dari

pengumpulan data melalui observasi, kuesioner dan wawancara terhadap

pengunjung Museum Sonobudoyo.

Untuk menganalisis data kuesioner, peneliti menggunakan teknik

Penilaian Acuan Patokan (PAP). Tujuan PAP adalah untuk mengukur secara

pasti tujuan atau kompetensi yang ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penilaian acuan patokan berskala

lima. Penafsiran menggunakan penilaian acuan patokan dapat menggunakan

langkah sebagai berikut:44

a. Mencari skor ideal, yaitu skor yang mungkin telah diperolah, jika semua

pernyataan telah dijawab.

43 Erza Setiana Sirait, Skripsi : “Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai Sumber Belajar Sejarah” (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2017), hlm. 45-46 44 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, hlm 235-238.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

b. Mencari rata- rata ideal dengan rumus :

c. Mencari simpangan baku (s) ideal dengan rumus:

S ideal = ideal d. Menyusun pedoman konversi sesuai dengan kebutuhan

Menyusun pedoman konversi skala lima:

Tabel 2. Pedoman Konversi Skala Lima

Interval Skor Keterangan X ¡ 1,5 ¡ Sangat Tinggi ¡ 0,5 ¡ Tinggi ¡ 0,5 ¡ Cukup ¡ 1,5 ¡ Rendah X ¡ 1,5 ¡ Sangat Rendah c. Penyajian Data (Display Data)

Display Data atau penyajian data adalah mengolah setengah jadi yang sudah dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas ke dalam suatu matriks kategorisasi, serta akan memecah tema-tema tersebut ke dalam bentuk yang lebih konkret dan sederhana, pada dasarnya disebut dengan subtema yang diakhiri dengan memberikan kode dari subtema tersebut sesuai dengan verbatim wawancara yang telah dilakukan. d. Verifikasi atau penyimpulan data

Setelah proses penyajian data selanjutnya peneliti memeriksa kembali data dan informasi yang diperoleh dari lapangan agar mendapatkan data yang valid dan terjamin, setelah data dikumpulkan dengan lengkap dan diolah, apabila proses pengumpulan data dinilai telah cukup, maka pada akhirnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

data-data tersebu akan dituangkan ke dalam ranncangan konsep sebagai dasar

utama analisis dalam penelitian ini.

Ketiga tahap tersebut dapat digambarkan sebagaimana terlihat pada

gambar berikut.45

Gambar IV. Komponen Analisis Data : Model Miles & Huberman

I. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dalam penyusunan penelitian ini,

maka penyusunan skripsi dibagi kedalam lima bab sebagai berikut :

Pendahuluan, berisi tentang Latar Belakang, Rumusan BAB I Masalah, Tujuan, Manfaat Penelitian

Kajian Pustaka, berisi tentang Kajian Teori, Kerangka BAB II Berpikir

Metodologi Penelitian,berisi tentang Jenis Penelitian,

Tempat dan Waktu Penelitian, Sumber Data, Metode BAB III Pengumpulan Data, Instrumen Pengumpulan Data, Teknik

Sampling, Validitas Data, Analisis Data, Sistematika

45 Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitiatif, Jakarta : Rajawali Pers, 2012, hlm. 134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Penulisan

BAB IV Hasil Penelitian, berisi hasil penelitian dan pembahasan

BAB V Penutup, berisi kesimpulan dan saran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Museum Sonobudoyo Unit I Jl.

Trikora/Pangurakan No. 6, Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa

Yogyakarta. Museum Sonobudoyo merupakan museum sejarah dan kebudayaan

Jawa, termasuk bangunan arsitektur klasik Jawa. Museum ini menyimpan koleksi

mengenai budaya dan sejarah Jawa yang dianggap paling lengkap setelah Museum

Nasional Republik Indonesia di Jakarta.

1. Visi dan Misi Museum Sonobudoyo

Visi dan Misi Museum Sonobuyo dapat diuraikan sebagai berikut : 46

a. Visi Museum Sonobudoyo

TERWUJUDNYA MUSEUM UNGGUL BERTARAF INTERNASIONAL

YANG MENGEKSPRESIKAN BUDAYA JAWA.

b. Misi Museum Sonobudoyo

- Mewujudkan museum berstandart internasional yang memiliki keunggulan

kompetitif sebagai sumber daya budaya yang memiliki peran dan nilai

strategis sebagai daya tarik utama kepariwisataan DIY

- Mewujudkan museum berstandart internasional dalam pengelolaan

warisan budaya yaitu dalam pelestarian, preservasi dan diseminasi

46 Sonobudoyo. Visi dan Misi, http://sonobudoyo.com/id/web/tentang/visi-dan-misi, diakses pada tanggal 22 November 2018, pada pukul 22. 43. 34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

- Mewujudkan museum berstandart internasional dalam hal pengelolaan

museum terpadu yang meliputi manajemen strategi, manajemen operasi,

manajemen SDM, manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran.

2. Tujuan dan Fungsi Museum Sonobudoyo47

a. Tujuan Museum Sonobudoyo

Pada awal didirikannya Museum Sonobudoyo antara lain untuk

mengumpulkan, melestarikan dan membina warisan budaya yang selanjutnya

disajikan kepada umum. Dalam perkembangannya, museum kemudian

dimanfaatkan sebagai obyek penelitian, obyek penikmat seni sekaligus sebagai

obyek wisata, sehingga diharapkan fungsi Museum tidak hanya bersifat

rekreatif tetapi juga bersifat edukatif kultural mengenai sejarah perkembangan

kebudayaan umat manusia.

b. Fungsi Museum Sonobudoyo

Museum Sonobudoyo berfungsi sebagai tempat pelestarian,

penyimpanan, serta perawatan benda-benda untuk dijadikan koleksi. Selain

itu, museum juga berfungsi sebagai sumber informasi dalam melaksanakan

kegiatan belajar dan penelitian.

3. Sarana dan Prasarana

Museum Sonobudoyo adalah sebuah museum negeri yang ada di

Yogyakarta, untuk sarana dan prasarana yang ada di Museum Sonobudoyo tidak

47 Sonobudoyo, Organisasi, Tujuan dan Fungsi, http://sonobudoyo.com/id/web/tentang/organisasi- fungsi-dan-tugas, diakses pada tanggal 25 November 2018, pada pukul 17.50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

kalah dengan museum-museum di sekitarnya. Berikut adalah sarana dan

prasarana yang ada di Museum Sonobudoyo.48

a. Kantor staf Museum Sonobudoyo

Museum Sonobudoyo memiliki dua unit, setiap unit mempunyai

ruangan dengan fungsi yang berbeda-beda. Pada Unit I, Museum Sonobudoyo

memiliki ruangan untuk staf yang berfungsi sebagai tata usaha dan ruang kerja

bagi para karyawan yang ada di Museum Sonobudoyo. Di Unit II terdapat

beberapa bangunan yang salah satunya hanya berfungsi sebagai tempat kepala

museum, dan para masing-masing ketua bidang. Ruang kantor di Unit II

memiliki sekat ruangan yang bertujuan membatasi setiap ruangan.

b. Perpustakaan

Museum Sonobudoyo memiliki sebuah perpustakaan yang terletak

pada Unit I, perpustakaan museum berada di sebelah ruang pameran koleksi.

Ruang perpustakaan Museum Sonobudoyo Yogyakarta menyediakan ruang

dan fasilitas untuk mendapatkan informasi melalui perpustakaan Museum

Sonobudoyo. Di sana terdapat banyak referensi karya tulis baik tulisan dalam

bentuk naskah cetak maupun manuskrip.

c. Ruang Pameran

Sama seperti museum-museum pada umumnya, Museum Sonobudoyo

memiliki ruangan untuk memamerkan koleksi-koleksi yang dimiliki untuk

dapat dinikmati oleh pengunjung. Pada ruang pameran Museum Sonobudoyo,

menampilkan berbagai macam dan jenis koleksi diantaranya ada koleksi pra-

48 Hasil Observasi pada tanggal 20 November 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

sejarah, koleksi pewayangan, koleksi batik, koleksi topeng dan lain

sebagainya.

d. Pendopo Pertemuan Museum Sonobudoyo

Museum Sonobudoyo memiliki keunggulan untuk bidang fasilitas.

Museum Sonobudoyo memiliki ruangan terbuka di sebelah pintu masuk

museum. Ruangan tersebut disebut Pendopo Pertemuan Museum Sonobudoyo,

yang digunakan sebagai tempat pertemuan bila diselenggarakannya kegiatan

atau event. Ruangan tersebut berukuran tidak terlalu besar, namun cukup

untuk mengadakan acara dengan jumlah peserta maksimal 100 peserta.

e. Kamera CCTV

Museum Sonobudoyo memiliki sistem keamanan yang dilengkapi

dengan kamera CCTV yang tersebar di seluruh penjuru ruangan museum

untuk memantau pengunjung museum dan berfungsi menghindari perilaku

yang tidak diinginkan.

f. Ruang

Museum Sonobudoyo adalah salah satu museum yang mempunyai kekhasan kebudayaan, salah satunya adalah kebudayaan Jawa. Untuk mendukung kekhasan tersebut, museum memiliki tempat gamelan yang sekaligus dimainkan setiap hari di Museum Sonobudoyo. Alat yang dimainkan memang hanya gamelan bonang saja. Namun dengan dimainkannya setiap hari dan mampu didengarkan ke seluruh ruangan, pengunjung museum dimanjakan dan didukung suasana menikmati koleksi yang ada di museum ditambah dengan alunan music gamelan agar dapat lebih meresapi pengetahuan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

menambah suasana kebudayaan Jawa ketika mengunjungi Museum

Sonobudoyo.

g. Pendingin ruangan

h. Toilet

i. Tempat Parkir

j. Kantor Satpam/Pos Keamanan

B. Hasil Penelitian

Berkaitan dengan rumusan masalah yang telah disusun oleh peneliti dan data yang telah dikumpulkan, maka hasil penelitian akan dijabarkan menjadi tiga bagian yaitu sejarah berdirinya Museum Sonobudoyo Yogyakarta, apa saja koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo, dan pemanfaatan Museum

Sonobudoyo sebagai sumber belajar dan destinasi wisata di Yogyakarta. Untuk mendukung data pemanfaatannya peneliti juga menjabarkan hasil kuesioner mengenai tanggapan pengunjung museum terhadap manfaatnya sebagai sumber belajar dan destinasi wisata. Berikut adalah data hasil penelitian tersebut :

1. Sejarah Berdirinya Museum Sonobudoyo dan Perkembangan Museum

Sonobudoyo Saat ini.

Museum Sonobudoyo diistilahkan menjadi rumah budaya di Yogyakarta, dibangun dan didirikan dengan upaya yang tak mudah melalui berbagai kesepakatan dan rencana selama pengusahaannya di tengah upaya menciptakan kesadaran arti penting makna budaya bagi peradaban manusia. Rumah budaya ini diharapkan mampu menjadi media untuk memutar kembali pikiran pengunjung dalam sisi perkembangan hidup manusia, dari tahap prasejarah hingga tahap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

sejarah. Museum Sonobudoyo dahulu adalah yayasan yang bergerak dalam bidang kebudayaan Jawa, Madura, Bali dan Lombok.49 Yayasan ini berdiri di

Surakarta pada tahun 1919 bernama Java Instituut. Dalam keputusan Konggres tahun 1924 Java Instituut hendak mendirikan sebuah museum di daerah

Yogyakarta Panitia Perencana Pendirian Museum dibentuk pada tahun 1931 dengan beranggota Ir. Th. Karsten P.H.W. Sitsen, Koeperberg.50

Pada awal pembangunannya, Museum Sonobudoyo menggunakan tanah bekas “Shouten” hadiah dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan ditandai dengan sengkalan cendra sengkala “Buta ngrasa estining lata” yaitu pada tahun

1865 Jawa atau tahun 1934 Masehi. Sedangkan peresmian dilakukan oleh Sri

Sultan Hamengkubuwono VIII pada tahun 1866 Kalender Jawa dengan ditandai candra sengkala “Kayu Winayang Ing Brahmana Budha” (1935 Masehi).51 Pada masa pendudukan Jepang Museum Sonobudoyo dikelola oleh Bupati

Paniradyapati Wiyata Praja (Kantor Sosial bagian pengajaran). Pada masa

Kemerdekaan museum dikelola oleh Bupati Utrodyopati Budaya Prawito yaitu jajaran pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sempat diambil alih oleh pihak museum untuk beberapa tahun, setelah masa kemerdekaan tepatnya tahun 1975, Museum Sonobudoyo kembali diambil alih oleh Pemerintah Daerah Yogyakarta sampai tahun 2001. Pada masa di bawah pengelolaan Pemerintah Daerah Yogyakarta, Museum Sonobudoyo diangkat sebagai museum negeri di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta karena

49 Dinas Kebudayaan DIY, Buku Panduan Museum Negeri Sonobudoyo, 2017, Yogyakarta, hlm. 7 50 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Buku Petunjuk Koleksi Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta, Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Daerah Istimewa Yogyakarta, 1993, Yogyakarta, hlm. 24 51 Ibid, hlm 27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

ada kewajiban dari negara bahwa setiap wilayah yang ada di Indonesia wajib mempunyai museum negeri. Di bawah pengeloaan Pemerintah Daerah

Yogyakarta, Museum Sonobudoyo dari dulu memiliki penataan yang baik.

Menurut informasi yang diperoleh dari Ibu Reno selaku humas, Museum

Sonobudoyo beberapa tahun ini mempunyai kendala yang dihadapi dalam hal pemahaman pengunjung atau tamu mengenai pengertian museum hanya sarana untuk pelestarian dan menyimpan benda-benda yang mempunyai nilai sejarah saja.52 Pernyataan ini dibuktikan langsung dengan situasi lingkungan museum dan hasil pengolahan kuesioner pada pernyataan pemahaman museum. Hampir

75% dari 29 responden menjawab pernyataan mengenai pemahaman mereka tentang museum yang menyebutkan pengertian museum adalah tempat atau sarana dalam menyimpan dan melestarikan benda-benda sejarah. Pihak Museum

Sonobudoyo sangat sadar akan kendala itu, dan oleh karena itu melalui wawancara dengan Bapak Ery selaku kepala divisi Koleksi diperoleh informasi bahwa semua pengurus baik pengelola dan karyawan yang bekerja di Museum

Sonobudoyo harus mampu mengubah pandangannya mengenai fungsi museum yang bukan hanya sebagai sarana dan tempat untuk pelestarian benda sejarah namun juga sarana sebagai media pendidikan.

Selanjutnya dalam hal perekonomian untuk pengembangan museum, beberapa responden beranggapan museum dibangun untuk kepentingan beberapa pihak, sehingga banyak dari mereka ragu untuk memberikan sumbangan pendanaan maupun materi.53 Akan tetapi, pelan namun pasti Museum

Sonobudoyo saat ini telah merubah strategi publikasinya dengan cara

52 Hasil Wawancara dengan Ibu Reno Gustantinah, 15 Oktober 2018 53 Hasil Wawancara dengan Bapak Ery Sustiyadi, 9 November 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

memperbanyak kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat umum. Selain itu strategi yang ditempuh oleh pihak museum adalah publikasi melalui internet atau media sosial. Langkah tersebut dibuktikan dengan cara membuat akun media sosial Instagram, Facebook, dan website www.sonobudoyo.com. Strategi tersebut diterapkan oleh pihak museum guna orang-orang mampu menyadari bahwa museum dibangun untuk kepentingan bersama, yaitu agar masyarakat lebih memahami tentang karya peninggalan-peninggalan sejarah, serta berbagai wujud seni dalam berbagai bentuk koleksi yang ada di Musuem Sonobudoyo. Harapan tersebut sangat dioptimasi oleh pihak museum sendiri guna menunjang tujuan dan fungsi awal didirikannya Museum Sonobudoyo.

Keberadaan dan perkembangan Museum Sonobudoyo pada masa sekarang lebih menekankan kualitasnya dalam bidang pelayanan dan tidak meninggalkan fungsi pelestariannya. Dengan strategi yang ditempuh oleh pengelola museum, mempermudah akses untuk menggali pengetahuan dan menarik minat pengunjung untuk memanfaatkan Museum Sonobudoyo selain sebagai pilihan objek untuk berwisata juga sebagai sumber pembelajaran.

Dengan banyaknya fasilitas yang telah ditambah dari tahun ke tahun dan selalu berkembang seiring berjalannya waktu, pihak museum juga mengimplementasikannya kedalam penataan koleksi. Teknologi yang bersifat digital membantu para pengunjung untuk mengetahui dan memahami setiap jenis koleksi yang ada di museum.

Fasilitas yang ada juga membantu pihak museum untuk mempublikasikan berbagai jenis koleksi dan berbagai event. Misalnya beberapa jadwal event telah diunggah ke berbagai media sosial, tujuannya untuk mempermudah diketahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

oleh masyarakat luas. Perkembangan museum disambut positif oleh berbagai

kalangan masyarakat, baik masyarakat Yogyakarta maupun dari luar Yogyakarta.

Dengan strategi tersebut mampu menarik minat masyarakat untuk mengunjungi

museum dan berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Museum

Sonobudoyo.

2. Koleksi Museum Sonobudoyo Berdasarkan Klasifikasi Ruangan

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, koleksi Museum

Sonobudoyo dari waktu ke waktu selalu bertambah, meliputi koleksi prasejarah,

klasik, Islam, etnografika, naskah dan berbagai buku. Dengan situasi antara ruang

pameran dengan koleksi tidak seimbang maka Museum Sonobudoyo pernah

memperluas ruang pamerannya ke nDalem Condrokiranan letaknya sebelah timur

alun-alun di Selatan Plengkung Wijilan Yogyakarta.

Menurut Bapak Agung selaku Kepala Bimbingan dan Informasi, Museum

Sonobudoyo sendiri merupakan Unit pelaksana Teknis Daerah pada Dinas

Kebudayaan Provinsi DIY, dengan fungsi pengelolaan benda-benda museum

yang memiliki nilai Budaya Ilmiah meliputi koleksi pengembangan dan

bimbingan edukatif cultural. Sedangkan tugasnya adalah mengumpulkan,

melestarikan, merawat, dan mengkomunikasikan kepada masyarakat. Pada tahun

2018 Museum Sonobudoyo memiliki jumlah koleksi sekitar lebih dari 62.000

koleksi dengan mengacu pada penggolongan 10 jenis, yang terdiri dari : Koleksi

Geologika, Etnografika, Biologi, Arkeologi, Histori, Numismatik, Fiologika,

Keramologika, Senirupa, dan Teknologika.54 Pihak museum mengatakan

54 Hasil wawancara dengan Bapak Ery Sustiyadi, 9 November 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

pengumpulan benda koleksi dapat berupa benda asli maupun replika.

Pengumpulan tersebut didapat oleh pihak museum dengan cara : (1) hibah, bisa

berupa hadiah atau sumbangan dari masyarakat maupun lembaga; (2) titipan,

dijelaskan bahwa ada sekitar 3.400 koleksi adalah titpan dari berbagai museum

yang notabene bertujuan untuk hal pemeliharaan; (3) pesanan. 55

Pihak Museum Sonobudoyo berpendapat bahwa sebagian koleksi yang

dimiliki diperoleh dari hibah. Beberapa berasal dari hadiah atas kegiatan

kerjasama dengan instansi yang telah melaksanakan kegiatannya di Museum

Sonobudoyo. Hal ini diperkuat dengan pernyataan oleh seksi Bimbingan dan

Informasi museum yang menyatakan bahwa koleksi yang ada berasal dari

berbagai jenis event kerjasama yang dilakukan dengan berbagai instansi atau

museum lain.56 Sebagai contoh adalah beberapa koleksi wayang kulit yang ada di

museum, didapat sebagai hadiah dari salah satu Dalang Pewayangan yang berasal

dari Solo saat menyelenggarakan pagelaran wayang kulit di Museum

Sonobudoyo pada tahun 2013 lalu.

Keadaan museum di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk saat ini masih

statis untuk maju secara proaktif menginformasikan tugas dan fungsi museum

tersebut sebagai pendidikan dan keilmuan untuk media pembelajaran dan

pariwisata pada masyarakat luas. Sebagai UPTD dari Dinas Kebudayaan,

Museum Sonobudoyo merupakan museum negeri untuk wilayah Daerah

Istimewa Yogyakarta. Museum Sonobudoyo pada bulan Desember tahun 2018

memiliki 62.661 buah koleksi yang dibagi menjadi beberapa kategori yang

membuat Museum Sonobudoyo mendapatkan predikat sebagai museum

55 Direktorat Museum, Pengelolaan Koleksi Museum, 2007, Jakarta, hlm. 4 56 Hasil wawancara dengan Bapak Dwi Agung Hernanto, 9 November 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

terlengkap kedua di Indonesia. Rincian koleksi museum dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. Rincian Jumlah Koleksi Museum Sonobudoyo Berdasarkan

Inventarisasi 2018.

No. Kategori Jumlah 1 Kategori Geologika 31 2 Kategori Biologika 42 3 Kategori Etnhografika 5.877 4 Kategori Arkeologika 2.368 5 Kategori Historis 1.743 6 Kategori Numismatik 27.404 7 Kategori Filologi 1.354 8 Kategori Keramik 341 9 Kategori Senirupa 18.707 10 Kategori Teknologi 599 11 Kategori Wayang 4.175 12 Lain-lain 20 Total 62.661 Sumber : Museum Sonobudoyo

Koleksi Museum Sonobudoyo disimpan di dua tempat yaitu Museum

Sonobudoyo unit I yang beralamatkan Jl. Pangurakan No 6, Ngupasan,

Gondomanan, Kota Yogyakarta dan unit II beralamatkan di Jl. Wijilan No.27D,

Panembahan, Kraton, Kota Yogyakarta. Pembagian koleksi museum enam kategori berada di Unit I yang terdiri dari koleksi Arkeologi, Historis, Keramik,

Teknologi, Wayang, Senirupa, dan Geologi dan sisanya di Unit II. Hal tersebut ditetgaskan oleh Seksi Divisi Bimbingan dan Informasi pada wawancara tanggal

9 November 2018 : “untuk jumlah koleksi museum di Sonobudoyo baik yang ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

di unit I maupun di unit II ini kami mempunyai koleksi 62.661 dan dibagi dalam berbagai kategori.”57

Koleksi menjadi bagian penting yang harus ada dalam setiap museum.

Koleksi museum adalah semua jenis benda material hasil budaya manusia, alam, dan lingkungan yang disimpan dalam museum dan mempunyai nilai bagi pembinaan dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaaan. Setiap koleksi yang ada di museum dapat digunakan sebagai sumber belajar terutama sejarah.58 Berkaitan dengan sumber belajar, koleksi yang dimiliki oleh Museum Sonobudoyo dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran sejarah. Bahkan koleksi-koleksi yang ada di musem Sonobudoyo dapat membantu kinerja guru sejarah untuk mengatasi kebosanan sistem pembelajaran sejarah di kelas. Hal ini ditegaskan oleh Bapak Ari selaku pengunjung museum dan seorang guru SMK Negeri 6 Yogyakarta pada tanggal 1

Desember 2018 : “Saya merasa bosan bila belajar sejarah di kelas. Jadi mengunjungi Museum Sonobudoyo ada pilihan alternatif mengatasi kebosanan belajar sejarah.”59

Koleksi yang ditampilkan Museum Sonobudoyo memiliki kekhasan

Kebudayaan Jawa. Museum Sonobudoyo tetap identik dengan menyediakan koleksi dari sudut kebudayaan. Sama halnya dengan Museum Sangiran yang merupakan museum arkeologi, Museum Sonobudoyo juga memiliki kekhasan tersendiri dalam setiap ruangan dan koleksi yang disajikan. Walaupun ciri khas

Museum Sonobudoyo adalah museum kebudayaan, Museum Sonobudoyo juga

57 Hasil wawancara dengan Bapak Dwi Agung Hernanto, pada tanggal 9 November 2018 58 Direktorat Museum, Op. Cit, hlm. 4 59 Hasil wawancara dengan Bapak Ari pada tanggal 1 Desember 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

mengoleksi benda-benda yang berhubungan dengan kehidupan prasejarah dan

sejarah yang berisi fosil, sarkofagus, artefak candi, media upacara, buku atau

surat kerajaan, sampai dengan koleksi wayang-wayangnya dari berbagai jenis.

Dalam perkembangannya museum ini dikatakan sebagai museum yang kaya,

karena benda-benda koleksi yang ada merupakan hasil kumpulan dari berbagai

hibah, titipan, dan pesanan. Dengan adanya sistem seperti itu, Museum

Sonobudoyo mendapatkan benda-benda koleksi setiap waktu. Berikut ini

beberapa daftar benda-benda koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo menurut

klasifikasi ruangan.

Tabel 4. Daftar Koleksi Museum Sonobudoyo Berdasarkan Klasifikasi

Ruangan.60

No. Ruangan Jenis Koleksi 1. Ruang Pengenalan  Pasren  Genta Kalasan 2 Ruang Prasejarah  Replika Peti Kubur  Kapak Lonjong  Moko 3 Ruang Klasik  Patung Kepala Dewa  Patung Dewi Sri  Zodiak Beker 4 Ruang Islam  Kidung Pambiratan  Ilustrasi Bangunan Masjid Pathok Negara  Keramik Berhuruf Arab 5 Ruang Batik  Kain Batik Tulis Kampuh Semen Alas-Alasan  Cap Batik Kayu 6 Ruang Wayang  Wayang Purwa  Wayang Gedhog  Wayang Sadat  Wayang Wahyu  Wayang Kancil  Wayang Dupara

60 Dinas Kebudayaan DIY, Op. Cit, hlm 9-74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

7 Ruang Topeng  Topeng Panji Asmarabangun  Topeng Dewi Candrakirana 8 Ruang Jawa Tengah  Maket Rumah Tradisional Jawa  Gebyog Patangaring 9 Ruang Logam  Blencong  Pakinangan 10 Ruang Senjata  Keris Nagasasra Luk 11  Keris Bali  Pedang  Wedhung  Clurit Besar 11 Ruang Permainan  Alat Permainan Adu Kemiri Anak-anak 12 Ruang Bali  Kori-Kori  Patung Atintya  Medalion 13 Ruang Perpustakaan  Naskah Daun Lontar  Manuskrip Babad Tanah Jawa  Manuskrip Babad Diponegoro

Dengan daftar koleksi di atas, peneliti telah mengamati bahwa koleksi

Museum Sonobudoyo dapat dijadikan acuan pembelajaran terutama untuk mata pelajaran sejarah SMA, beberapa koleksi yang berbau keagamaan seperti yang terdapat pada Ruang Bali dan Islam cocok digunakan sebagai sumber belajar sejarah SMA Sejarah Indonesia Wajib kelas 10 pada KD 3.5 yaitu menganalisis teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha ke

Indonesia, sampai dengan KD 3.8 yaitu menganalisis berbagai teori tentang masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia. Selain koleksi yang berbau keagamaan, terdapat juga koleksi yang bercorak purbakala seperti pada

Ruang Prasejarah, cocok juga digunakan sebagai sumber belajar mata pelajaran

Sejarah Indonesia Wajib pada KD 3.3 yaitu menganalisis kehidupan manusia purba dan asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (melanosoid, proto, dan deutro melayu), sampai KD 3.4 yaitu memahami hasil-hasil dan nilai-nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

budaya masyarakat praaksara Indonesia dan pengaruhnya dalam kehidupan

lingkungan terdekat.

Meskipun beberapa koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo dapat

dikaji dalam sumber media pembelajaran sejarah, ada juga koleksi yang berada

di museum tidak ada kaitannya dengan Kompetensi Dasar tingkat SMA. Dari 10

jenis kategori koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo hanya sepertiga yang

dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Dengan hal ini, penulis secara

pribadi menyimpulkan bahwa sebenarnya Museum Sonobudoyo belum masuk

dalam kriteria pemanfaatan sebagai sumber belajar, namun untuk

menyeleseikan penulisan tugas akhir ini, penulis tetap memilih Museum

Sonobudoyo untuk dijadikan objek penelitiannya.

Kekhasan budaya telah dirasakan oleh peneliti saat memasuki ruangan

demi ruangan. Ketika masuk ruangan utama, pengunjung akan disajikan

dengan berbagai macam alat musik gamelan dan bila beruntung akan ada

pemain gamelan yang senantiasa mengiringi suasana Jawa untuk melengkapi

perjalanan pengunjung saat mengelilingi ruangan demi ruangan. Selain suasana

yang dibuat oleh suara gamelan, kekhasan Jawa juga dirasakan saat ruangan

pertama yang dikunjungi oleh pengunjung, yaitu tempat dimana yang disebut

Pasren61. Menurut pemandu yang menjelaskan bahwa pasren koleksi Museum

Sonobudoyo dibuat pada masa Sultan Hamengkubuwana I dan diberikan kepada

Museum Sonobudoyo sebagai hadiah oleh Sri Sultan Hamengkubuwana VIII.62

61 Pasren adalah salah satu bagian dalam rumah tradisional Jawa yang menjadi wujud penghormatan ritual orang Jawa kepada Sang Hyang Sri Nyi Pohaci atau Dewi Sri. 62 Dinas Kebudayaan DIY, Ibid, hlm. 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo memberikan manfaat dan fungsi tersendiri untuk setiap pembelajaran. Kita bisa memanfaatkannya dan melihat manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, Museum

Sonobudoyo menampilkan koleksi mengenai peninggalan-peninggalan pada masa prasejarah seperti fosil, sarkofagus, dan media berburu. Hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber belajar khususnya sejarah, di mana

Museum Sonobudoyo juga menyimpan benda-benda yang bernilai kebudayaan yang sangat tinggi. Hal tersebut juga mampu mengangkat derajat budaya yang ada di Indonesia melalui para pelajar dan diajarkan sejak dini untuk para siswa.

Dengan demikian, koleksi yang ada dapat diimplementasikan dalam pembelajaran dengan menghubungkan koleksi-koleksi yang ada untuk pembelajaran di sekolah.

Selain pada bidang pembelajaran, koleksi Museum Sonobudoyo juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber destinasi wisata. Banyak wisatawan lokal maupun asing yang telah memanfaatkan museum Sonobudoyo sebagai destinasi wisatanya saat berkunjung ke Yogyakarta. Hal ini dapat dijelaskan dengan hasil pengamatan oleh peneliti saat mengikuti kegiatan yang diadakan oleh pihak museum. Pada tahun 2018 pihak museum merencanakan 12 event menarik yang sudah berjalan dari bulan Januri lalu. Banyak kegiatan yang dilaksanakan membuat para pengunjung tertarik mengikuti setiap rangkaian kegiatannya, terlebih lagi setiap Malam Minggu dan Senin Malam diselenggarakan pagelaran wayang kulit. Ceritanya diambil dari berbagai kisah pewayangan seperti halnya kisah Rama dan Shinta yang menjadi syarat akan nilai kehidupan dan mampu menarik minat wisatawan baik lokal dan asing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

3. Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di Yogyakarta Pada penelitian ini, peneliti telah memilih beberapa narasumber untuk di

mintai pendapat mengenai pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai Sumber

Belajar dan Destinasi Wisata. Akan tetapi sebelum melaksanakan proses

wawancara dengan narasumber terkait dengan Pemanfaatan Museum

Sonobudoyo sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata, terlebih dahulu

peneliti mencari informasi mengenai museum secara umum. Ketika peneliti

menanyakan kepada pengunjung mengenai pernahkah berkunjung ke museum

dan museum mana yang pernah dikunjungi. Semua narasumber yang notabene

adalah pengunjung Museum Sonobudoyo menjawab pernah mengunjungi

beberapa museum.

Berkaitan dengan fungsinya, Museum Sonobudoyo adalah sebuah

museum negeri di wilayah Yogyakarta dengan mengangkat perspektif

kebudayaan terutama kebudayaan Jawa. Sedangkan berdasarkan fungsinya,

museum berfungsi sebagai wahana pendidikan, sarana membagi pengetahuan

(baik baru maupun lama) dan juga tempat melakukan studi. Museum tidak

hanya menawarkan pembelajaran umum, namun juga menyokong

perkembangan ilmu pengetahuan selayaknya pusat studi dan pusat kajian

universitas. Museum juga menjadi tempat penelitian atau bekal sejarawan untuk

mendapatkan sumber sejarah berupa dokumen, foto, dan lain-lain.63

Berkaitan dengan aktivitas yang sering pengunjung lakukan saat

berkunjung ke Museum Sonobudoyo pengunjung mampu melaksanakan

63 Khidir Masanto P, 2012, “Revitalisasi Museum”, Basis, Nomor 07-08, hlm. 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

kegiatan mengamati, melihat, dan mencari tahu ilmu pengetahuan tentang

unsur-unsur sejarah. Sedangkan bagi mahasiswa atau pelajar, salah satu

mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Sanata Dharma mengatakan

bahwa tidak hanya melihat, namun para pelajar yang berkunjung ke Museum

Sonobudoyo bisa mengeksplorasi koleksi-koleksi museum untuk bahan

pengetahuan dan pembelajaran selain belajar formal di kelas.64

Berkaitan dengan manfaat museum sebagai sumber belajar, Museum

Sonobudoyo melaksanakan kegiatan publikasi mengenai museum ke berbagai

sekolah-sekolah yang berada di Yogyakarta. Kegiatan ini adalah kegiatan

dimana Museum Sonobudoyo mendatangi sekolah untuk melakukan sebuah

pengenalan mengenai museum yang terkait dengan koleksi yang ada di Museum

Sonobudoyo. Kegiatan ini termasuk strategi promosi sekaligus memberi

informasi mengenai koleksi museum yang berhubungan tentang kebudayaan-

kebudayaan yang ada di Jawa. Selain itu, kegiatan tersebut juga sebagai langkah

untuk tetap mengenalkan serta menarik minat belajar sejarah ke para pelajar

yang saat ini dirasa bosan untuk belajar sejarah

Menurut hasil wawancara dengan Bapak Ari, selaku guru yang

mengunjungi Museum Sonobudoyo, pembelajaran mata pelajaran sejarah saat

ini sedang mendapatkan kendala, yaitu minat siswa untuk belajar sejarah sangat

menurun drastis yang disebabkan dengan rasa bosan belajar sejarah yang masih

bersifat monoton. Bagi beliau, mengunjungi museum adalah strategi yang cocok

untuk dijadikan sumber belajar yang baik, pelajar dapat berkunjung langsung ke

objeknya termasuk sebagai contoh Museum Sonobudoyo untuk sarana belajar

64 Hasil Wawancara dengan Emanuela Sukma, 3 Desember 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

langsung di lapangan, menurut beliau jenis museum seperti Museum

Sonobudoyo ini dapat digunakan sebagai objek belajar dikarenakan terdapat

koleksi yang menampilkan berbagai jenis kebudayaan, corak agama Islam dan

Hindu serta beberapa koleksi untuk pra-sejarah. Oleh karena itu, metode

mengunjungi langsung museum adalah pilihan yang tepat untuk sarana

pembelajaran, tidak hanya untuk pembelajaran sejarah namun banyak sekali

tipe-tipe museum yang mungkin cocok untuk digunakan sebagai sumber

belajar.65

Sementara mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Sanata Dharma

mengatakan bahwa Museum Sonobudoyo sangat cocok digunakan sebagai

sumber belajar sejarah dan destinasi wisata di Yogyakarta tentunya, meskipun

koleksi condong ke arah Kebudayaan Jawa. Akan tetapi, dalam sebuah

pembelajaran kita harus bisa mengaitkan beberapa ilmu yang kita peroleh,

karena dalam pembelajaran khususnya belajar sejarah.. Selain sebagai sumber

belajar, museum ini juga bisa dijadikan objek wisata yang bertema kebudayaan

Jawa. Pada lingkungan sejarah, kebudayaan adalah sesuatu yang sangat

mempengaruhi perkembangan hidup manusia. Oleh karena itu, masyarakat

harus tahu bagaimana sejarah dirinya sendiri dan bagaimana kebudayaan

“merasuki” perkembangan dalam hidupnya.66

Berkaitan dengan kegiatan edukasi harian Museum Sonobudoyo

menyelenggarakan edukasi terhadap pengunjung melalui bimbingan koleksi

(Tour Guide). Hal ini dirasa sangat penting bagi pengelola Museum

Sonobudoyo guna menunjang daya tarik pengunjung. Selain itu, setiap hari

65 Hasil wawancara dengan Bapak Ari, 1 Desember 2018 66 Hasil Wawancara dengan Emanuela Sukma, 3 Desember 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Sabtu dan Senin akan diselenggarakan pagelaran wayang kulit dengan cerita

yang berbeda-beda. Pagelaran wayang kulit menjadi kegiatan rutin yang

dilaksanakan secara rutin selain untuk menarik minat pengunjung tetapi sebagai

wujud melestarikan budaya Indonesia terutama budaya Jawa, tidak hanya

wisatawan lokal yang menyaksikan pagelaran, banyak juga wisatawan asing

(turis) yang menarik simpati datang dan menikmati pagelaran wayang kulit

tersebut. Menurut Bapak Agung, justru wisatawan asinglah yang sangat antusias

dalam mengikuti setiap alur, setiap cerita yang dimainkan dalam pagelaran

wayang kulit Museum Sonobudoyo.67 Hal ini menunjukan bahwa potensi

Museum Sonobudoyo dalam melaksanakan kegiatan edukasi sangatlah tinggi.

Tidak hanya memberikan kegiatan pada bidang edukasi dan

pembelajaran, Museum Sonobudoyo juga menawarkan kegiatan yang berkaitan

dengan pemanfaatan museum sebagai objek dan tujuan destinasi pariwisata di

Yogyakarta.

Berbagai jenis koleksi yang disajikan oleh museum dapat dijadikan

sebagai sarana berwisata dan rekreasi. Selain itu setiap hari, Museum

Sonobudoyo menyuguhkan alunan musik gamelan yang khas dari budaya Jawa

yang berada di ruangan pertama kali ketika pengunjung memasuki museum.

Dengan membayar tiket masuk museum Rp 3.000,00 para pengunjung sudah

bisa menikmati fasilitas yang ada di Museum Sonobudoyo.

Berkaitan dengan pemanfaatan Museum Sonobudoyo sebagai sumber

belajar dan destinasi wisata di Yogyakarta, peneliti telah menyebarkan

kuesioner untuk diisi oleh para pengunjung. Peneliti sendiri menyusun

67 Hasil wawancara dengan Bapak Dwi Agung Hernanto, 9 November 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

kuesioner dengan menggunakan 2 indikator yang berhubungan dengan sumber

belajar dan indikator yang berhubungan destinasi wisata. Untuk mengecek

apakah data hasil kuesioner tersebut valid, maka peneliti menggunakan

trianggulasi teknik. Hasil dari penghitungan kuisioner tersebut akan

dibandingkan dengan hasil dari wawancara sehingga akan didapatkan data yang

valid.68 Kuesioner yang digunakan oleh peneliti memiliki 15 butir pernyataan

dan memiliki empat pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak

Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Berikut adalah data hasil mengenai pemanfaatan museum sebagai

sumber belajar dan destinasi wisata:

a) Aspek Sumber Belajar

Pernyataan yang terdapat pada indikator sumber belajar berjumlah 8

butir pernyataan yang mencakup 6 pernyataan positif dan 2 pernyataan negatif.

Aspek-aspek yang diukur dalam indikator sumber belajar mengenai seberapa

besar pengaruh museum dalam membantu menumbuhkan minat belajar siswa

dan agar dapat lebih memperdalam mengenai pembelajaran sejarah. Berikut

tabel hasil kuesioner pada aspek sumber belajar.

Tabel 5. Hasil Kuesioner Aspek Sumber Belajar

No Nilai Nama Jumlah Skor Keterangan . Persentase

1 Arbi Dwi 25 78.12% Sangat Baik 2 Alex Priyono 28 87.50% Sangat Baik 3 Adhika Olistya 26 81.25% Sangat Baik 4 Deodaktus 24 75.00% Tinggi 5 Bernard Lucas 25 78.12% Sangat Baik 6 Jeanita 23 71.87% Tinggi

68 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008, hlm 330

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

7 Anastasya 24 75.00% Tinggi 8 Lia Kusuma 23 71.87% Tinggi 9 Andreas Waba 27 84.37% Sangat Baik 10 Agung Prasetya 21 65.62% Tinggi 11 Daniel 24 75.00% Tinggi 12 Stevanus 26 81.25% Sangat Baik 13 Titis Maulida 25 78.12% Sangat Baik 14 Lina Puspita 22 68.75% Tinggi 15 Bertawana 26 81.25% Sangat Baik 16 Nofean Semba 21 65.62% Tinggi 17 Hubertus 26 81.25% Sangat Baik 18 Yosafat 23 71.87% Tinggi 19 Yustina Mariesca 25 78.12% Sangat Baik 20 Isadora Harum 24 75.00% Tinggi 21 Melissa 24 75.00% Tinggi 22 Johanes Eko 26 81.25% Sangat Baik 23 Galuh W. 24 75.00% Tinggi 24 Amin M. 28 87.50% Sangat Baik 25 Sheila 27 84.37% Sangat Baik 26 Gista Pangestu 26 81.25% Sangat Baik 27 Eko Julianto 26 81.25% Sangat Baik 28 Taufik Hidayah Naufal 27 84.37% Sangat Baik 29 David Mahendra 29 90.62% Sangat Baik JUMLAH 725 2265.56% MAX 29 90.62% MIN 21 65.62% MEAN 25 78.12%

Tabel 6. Presentase Hasil Kuesioner Aspek Sumber Belajar.

Kategori Keterangan Interval Skor ∑ Persentase A Sangat Tinggi X > 75.05 16 55.17% B Tinggi 58.35 < X > 75.05 13 44.83% C Cukup 41.65 < X > 58.35 0 0% D Rendah 24.95 < X > 41.65 0 0% E Sangat Rendah X< 24.95 0 0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Gambar V. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Sumber Belajar.

Tabel hasil kuesioner pada aspek sumber belajar di atas menunjukkan dalam bentuk skor. Peneliti dapat melihat bahwa skor tertinggi yang diperoleh dari para responden sebesar 29, sedangkan skor terendah adalah 21. Dalam penghitungan hasil data di atas peneliti mengkategorikan dalam beberapa kriteria yaitu Sangat Tinggi, Tinggi, Cukup, Rendah, dan Sangat Rendah.

Dilihat dari angka diagram hasil kuesioner aspek sumber belajar menunjukkan 55% dari responden menunjukkan kategori sangat tinggi dan 45% reponden menunjukan kategori tinggi. Dengan hasil data di atas, peneliti menyimpulkan bahwa para pengunjung khususnya para pelajar, Museum

Sonobudoyo dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar khususnya dalam belajar sejarah dan budaya mengingat kriteria Museum Sonobudoyo adalah museum sejarah dan budaya. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan 55% responden yang menyatakan sangat setuju dalam pemanfaatan museum sebagai sumber belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Peneliti semakin yakin bahwa Museum Sonobudoyo dapat dijadikan

sebagai sumber belajar berdasarkan informasi yang diperoleh melalui

wawancara dengan Ibu Sari selaku pengunjung Museum Sonobudoyo. Menurut

informasi yang didapat dari beliau, Museum Sonobudoyo cocok sekali untuk

anak-anak apalagi buat pengetahuan dasar tentang sejarah dan peninggalannya.

Bahkan saya yang sudah berumur ini menjadi tahu bagaimana berbagai

perkembangan sejarah dan apa saja bentuknya di jaman dulu. Banyak kegiatan

atau koleksi yang memang berfungsi sebagai sumber belajar. Jelas, dengan

koleksi yang dimiliki, pelajar mampu memanfaatkannya sebagai latihan, sarana,

dan suasana yang baru sebagai sumber belajar.69

b) Aspek Destinasi Wisata

Aspek destinasi wisata adalah indikator kedua yang dipilih oleh

peneliti dalam menyusun penelitian ini. Dalam aspek ini peneliti menyusun

kuesioner yang mencangkup seberapa jauh ketertarikan pengunjung untuk

memilih Museum Sonobudoyo sebagai tujuan rekreasinya. Dalam kuesioner,

pernyataan yang berhubungan dengan aspek destinasi wisata dituangkan dalam

7 pernyataan yang mencakup 6 pernyataan positif dan 1 pernyataan negatif.

Berikut adalah hasil dari kuesioner pada aspek destinasi wisata.

Tabel 7. Hasil Kuesioner Aspek Destinasi Wisata

Jumlah Nilai No Nama Keterangan Skor Persentase

1 Arbi Dwi 24 85.71% Sangat Tinggi 2 Alex Priyono 21 75.00% Tinggi 3 Adhika Olistya 21 75.00% Tinggi 4 Deodaktus 23 82.14% Sangat Tinggi

69 Hasil wawancara dengan Ibu Sari, pada tanggal 6 Desember 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

5 Bernard Lucas 22 78.57% Sangat Tinggi 6 Jeanita 21 75.00% Tinggi 7 Anastasya 22 78.57% Sangat Tinggi 8 Lia Kusuma 21 75.00% Tinggi 9 Andreas Waba 23 82.14% Sangat Tinggi 10 Agung Prasetya 22 78.57% Sangat Tinggi 11 Daniel 21 75.00% Tinggi 12 Stevanus 24 85.71% Sangat Tinggi 13 Titis Maulida 22 78.57% Sangat Tinggi 14 Lina Puspita 20 71.42% Tinggi 15 Bertawana 21 75.00% Tinggi 16 Nofean Semba 21 75.00% Tinggi 17 Hubertus 23 82.14% Sangat Tinggi 18 Yosafat 25 89.28% Sangat Tinggi 19 Yustina Mariesca 21 75.00% Tinggi 20 Isadora Harum 21 75.00% Tinggi 21 Melissa 23 82.14% Sangat Tinggi 22 Johanes Eko 24 85.71% Sangat Tinggi 23 Galuh W. 23 82.14% Sangat Tinggi 24 Amin M. 25 89.28% Sangat Tinggi 25 Sheila 23 82.14% Sangat Tinggi 26 Gista Pangestu 19 67.85% Tinggi 27 Eko Julianto 24 85.71% Sangat Tinggi 28 Taufik Hidayah Naufal 22 78.57% Tinggi 29 David Mahendra 24 85.71% Sangat Tinggi JUMLAH 646 2307.07% MAX 25 89.28% MIN 19 67.85% MEAN 22.27 79.55% Tabel 8. Presentase Hasil Kuesioner Aspek Destinasi Wisata.

Kategori Keterangan Interval Skor ∑ Persentase A Sangat Tinggi X > 75.05 18 62.07% B Tinggi 58.35 < X > 75.05 11 37.93% C Cukup 41.65 < X > 58.35 0 0% D Rendah 24.95 < X > 41.65 0 0% E Sangat Rendah X< 24.95 0 0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Destinasi Wisata

0% Sangat Tinggi Tinggi 38% Cukup 62% Rendah Sangat Rendah

Gambar VI. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Destinasi Wisata.

Tabel hasil kuesioner pada aspek destinasi wosata di atas menunjukkan dalam bentuk skor. Peneliti dapat melihat bahwa skor tertinggi yang diperoleh dari para responden sebesar 25, sedangkan skor terendah adalah 19. Dalam penghitungan hasil data diatas peneliti mengkategorikan dalam beberapa kriteria yaitu Sangat Tinggi, Tinggi, Cukup, Rendah, dan Sangat Rendah.

Dilihat dari angka diagram hasil kuesioner pada aspek destinasi wisata, telah menunjukkan 62% dari jumlah keseluruhan responden mendapat kategori sangat tinggi, sedangkan 38% responden menunjukkan kategori tinggi. Dengan hasil data di atas, peneliti menyimpulkan bahwa para pengunjung khususnya para masyarakat umum yang berniat untuk berwisata di Yogyakarta dan memilih objek museum sebagai tempat destinasi wisatanya, Museum

Sobobudoyo dapat dimanfaatkan sebagai pilihan untuk dijadikan sebagai objek wisata. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan 62% responden yang menyatakan sangat setuju dalam pemanfaatan museum Sonobudoyo sebagai destinasi wisata di Yogyakarta.

Walaupun persentase dari responden menunjukkan skala yang besar bila

Museum Sonobudoyo sangat cocok untuk dijadikan sebagai obejak wisata dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

sumber belajar, pihak museum mengaku masih jauh dari kata puas. Banyak

evaluasi yang perlu dibenahi kembali guna meningkatkan minat pengunjung

untuk belajar dan berwisata ke Museum Sonobudoyo. Untuk mengantisipasi hal

tersebut, pihak mesum lebih menekankan promosi menggunakan media sosial

untuk meningkatkan minat pengunjung. Peneliti mendapatkan informasi dari

Bapak Ari selaku pengunjung Museum Sonobudoyo yang mengatakan bahwa

cara yang mudah dan cepat untuk publikasi masa saat ini dapat diperluas dengan

cara jejaring sosial. Bisa juga melalui kerjasama dengan berbagai sekolah yang

mungkin bisa tiap minggu dibuatkan agenda atau program yang nantinya bisa

diedukasikan kepada murid-murid untuk datang ke Museum Sonobudoyo.70

Berdasarkan hasil pengamatan oleh peneliti, Museum Sonobudoyo

adalah salah satu museum dengan koleksi terlengkap di Yogyakarta. Tentunya

dengan kelebihan tersebut, museum ini mampu menarik minat pengunjung.

Akan tetapi pada kenyataan untuk saat ini, bisa dilihat secara langsung Museum

Sonobuoyo sangat minim dalam jumlah pengunjung. memang faktor sepinya

pengunjung menjadi PR untuk pengelola museum dan pemerintah DIY. Jika

dilihat keberadaan Museum Sonobudoyo tidaklah jauh dari kata ramai. Lokasi

museum sangat strategis yaitu berada di depan Kraton bagian Utara. Ketika

peneliti mengamati pengunjung Kraton yang sangat ramai, namun tidak ada

satupun yang hendak berkunjung ke Museum Sonobudoyo. Sebalikmya, jika

adanya kegiatan atau event yang diselenggarakan oleh pihak museum, banyak

masyarakat atau wisatawan yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

70 Hasil wawancara dengan Bapak Ari, 1 Desember 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Berbagai kegiatan memang sudah terencana dan diselenggarakan sesuai

harapan. Akan tetapi faktor minat pengunjung masih menjadi kendala bagi

pihak museum. Dengan hasil data wawancara yang didapat, peneliti mampu

menyimpulkan bahwa cara efektif untuk meningkatkan jumlah pengunjung

adalah dengan cara orientasi melalui web, link, dan berbagai sosial media.

Selain itu juga pihak museum juga bisa melaksanakan kegiatan kerja sama

dengan beberapa sekolah untuk menunjang fungsi museum sebagai sumber

belajar. Potensi Museum Sonobudoyo sangatlah besar untuk bidang pendidikan.

Oleh karena itu, dari hasil wawancara peneliti berpendapat bahwa cara kedua

yang efektif adalah sosialisasi ke sekolah-sekolah dengan target warga sekolah

itu sendiri

C. Pembahasan

1. Latar Belakang Berdirinya Museum Sonobudoyo Yogyakarta

Berdasarkan hasil penelitian, Museum Sonobudoyo awalnya adalah

sebuah yayasan yang bergerak dalam beberapa bidang kebudayaan, antara lain

kebudayaan Jawa, Madura, Bali dan Lombok.71 Yayasan tersebut di bentuk

bukan di Kota Yogyakarta tetapi dibentuk di Kota Surakarta pada tahun 1919.

Yayasan yang menjadi cikal bakal Museum Sonobudoyo tersebut bernama Java

Instituut. Java Instituut dibentuk dengan ketetapan keputusan dari Gubernur

Jenderal pemerintah Hindia Belanda no. 75 tanggal 17 Desember 1919, dan

bubar pada tahun 1942 karena kependudukan Jepang di Hindia Belanda. Java

Instituut telah melaksanakan kongres kebudayaan sebanyak enam kali antara

71 Dinas Kebudayaan DIY, Op. Cit, hlm. 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

tahun 1919 sampai tahun 1924. Pada Kongres Kebudayaan ke empat pada tahun

1924 di Yogyakarta berbuah keputusan mengenai arti penting agar kebudayaan

daerah mendapat perhatian lebih besar di dalam penyelenggaraan pendidikan.

Tepatnya tentang pentingnya pengetahuan mengenai peninggalan-peninggalan

purbakala diajarkan kepada anak-anak sekolah, mulai dari sekolah dasar sampai

ke sekolah-sekolah menengah.72 Oleh karena itu, Java Instituut mendirikan

sebuah museum di daerah Yogyakarta.

Pada masa awal pembangunan museum, Museum Sonobudoyo memakai

tanah sebuah hadiah dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII. Pembangunan

dimulai pada tahun 1934. Menurut informasi yang didapat dari hasil wawancara

dengan Bapak Agung, tujuan didirikannya Museum Sonobudoyo adalah

mengumpulkan, melestarikan dan membina warisan budaya yang selanjutnya

disajikan kepada umum. Dalam perkembangannya, museum kemudian

dimanfaatkan sebagai obyek penelitian, obyek penikmat seni sekaligus sebagai

obyek wisata.73

Museum Sonobudoyo diistilahkan menjadi rumah budaya di Yogyakarta,

dibangun dan didirikan dengan upaya yang tak mudah melalui berbagai

kesepakatan dan rencana selama pengusahaannya di tengah upaya menciptakan

kesadaran arti penting makna budaya bagi peradaban manusia. Rumah budaya ini

diharapkan mampu menjadi media untuk memutar kembali pikiran pengunjung

dalam sisi perkembangan hidup manusia, dari tahap prasejarah hingga tahap

sejarah.

72 Kongres Kebudayaan Indonesia, 2018, Menuju Seabad Kongres Kebudayaan Indonesia, (http://kongres.kebudayaan.id/sejarah/) di akses pada 4 Februari 2019 73 Hasil wawancara dengan Bapak Dwi Agung Hernanto, tanggal 9 November 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Berdasarkan pernyataan di atas, tujuan dari pembangunan Museum

Sonobudoyo sejalan dengan pelestarian kebudayaan yang ada di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan dijalankannya Kongres Kebudayaan pada tahun 1919 sampai 1929. Selain itu jenis koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo adalah jenis koleksi yang menunjukkan pelestarian sejarah kebudayaan Indonesia terutama Kebudayaan Jawa. Dengan proporsi tersebut sangat sejalan dengan tujuan awal dibangunnya Museum Sonobudoyo Yogyakarta.

Museum Sonobudoyo untuk saat ini adalah museum negeri untuk wilayah

Yogyakarta karena ada kewajiban dari negara bahwa setiap wilayah yang ada di

Indonesia wajib mempunyai museum negeri. Diangkatnya Museum Sonobudoyo sebagai museum negeri menambah pamor museum sebagai museum kebudayaan.

Ditambah lagi bahwa data hasil penelitian menyebutkan bahwa Museum

Sonobudoyo menyandang predikat sebagai museum terlengkap kedua setelah

Museum Nasional yang berada di Jakarta.

Museum Sonobudoyo selesai dibangun dan diresmikan pembukaannya oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VIII pada tanggal tahun 1935. Sebagai bangunanan yang memiliki nilai cagar budaya, Museum Sonobudoyo diharapkan dapat digunakan sebagai sarana rekreasi, sarana pendidikan dan penelitian akan kronik kesadaran arti penting makna budaya bagi peradaban manusia.

Pernyataan tersebut diperkuatkan dengan definisi penting museum mengenai pemanfaatan museum untuk mengumpulkan, memelihara, meneliti, memamerkan dan mengkomunkasikan benda-benda sejarah untuk tujuan pendidikan dan pariwisata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

2. Koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo

Koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo terdiri dari banyak benda

seperti peninggalan senjata, koleksi wayang, peninggalan purbakala, koleksi

batik, koleksi mainan tradisional dan lain sebagainya. Museum Sonobudoyo

mengumpulkan koleksinya baik asli maupun replika, koleksi yang ada di

Museum Sonobudoyo didapatkan dari hasil hibah, hadiah, sumbangan, titiap dari

masyarakat atau instansi lain yang ingin menggunakan museum untuk hal

pemeliharaan. Salah satu contoh koleksi yang didapatkan dari hasil hibah ini

adalah Wayang Wahyu yang mengisahkan perjalanan Yesus Kristus dengan

sumber cerita berasal dari Kitab Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru.

Wayang Wahyu diciptakan oleh Sutadi yang berasal dari Solo, Jawa Tengah

yang mempercayakan kepada Museum Sonobudoyo untuk memamerkan

karyanya tersebut.74

Berdasarkan data hasil penelitian, Museum Sonobudoyo memiliki jumlah

koleksi untuk tahun 2018 sejumlah 62.661 yang berasal dari hibah.75 Dengan

jumlah koleksi tersebut Museum Sonobudoyo menyandang predikat sebagai

museum dengan koleksi terbanyak nomor dua di Indonesia setelah Museum

Nasional yang berada di Jakarta.

Di Indonesia sendiri terdapat beberapa jenis museum antara lain museum

seni, museum sejarah, museum maritim, museum arkelogi, dan museum ilmu

74 Dinas Kebudayaan DIY, Op. Cit, hlm 44 75 Hasil observasi museum pada tanggal 7 November 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

pengetahuan.76 Setiap museum pastinya memiliki ciri khas atau kategori sendiri

menurut benda koleksinya. Peneliti mengamati bahwa Museum Sonobudoyo

merupakan museum yang koleksinya khusus mengenai kebudayaan yang ada di

Indonesia sejak purbakala sampai masa modern. Dibuktikannya dengan koleksi

yang berada di Museum Sonobudoyo ada replika peti kubur pada masa

prasejarah dan jenis Wayang Kancil yang diadopsi dari dongeng anak-anak yang

sudah modern. Koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo dibagi berdasarkan 13

ruangan, ruangan pertama disebut juga Ruang Pengenalan yang isi koleksinya

adalah Pasren dan Genta Kalasan, ruangan kedua adalah Ruangan Prasejarah

yang berisi Replika Peti Kubur, Kapak Lonjong, dan Moko, ruangan ketiga

adalah Ruangan Klasik yang berisikan Patung Kepala Dewa, Patung Dewi Sri,

dan Zodiak Beker, ruangan keempat adalah Ruangan Islam yang isinya Kidung

Pambiratan, Ilustrasi Bangunan Masjid Pathok Negara, dan Keramik Berhuruf

Arab, ruangan kelima adalah Ruangan Batik yang isinya adalah Kain Batik Tulis

Kampuh Semen Alas-alasan dan Cap Batik Kayu, ruangan keenam adalah Ruang

Wayang yang isinya adalah Wayang Purwa, Wayang Gedhog, Wayang Sadat,

Wayang Wahyu, Wayang Kancil, dan Wayang Dupara, ruangan ketujuh adalah

Ruang Topeng yang isinya adalah Topeng Panji Asmarabangun, dan Topeng

Dewi Candrakirana, ruangan kedelapan adalah Ruang Jawa Tengah yang berisi

Maket Rumah Tradisional Jawa dan Gebyog Patangaring, ruang kesembilan

adalah Ruang Logam yang berisi Blencong dan Pakinangan, ruang kesepuluh

adalah Ruang Senjata yang berisi Keris Nagasasra Luk 11, Keris Bali, Pedang,

76 Direktori Online Museum di Indonesia, 2018, Jenis Museum, (https://direktorionlinemuseumdiindonesia.wordpress.com/jenis-museum/) diakses pada 4 Februari 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Wedhung, Clurit Besar, ruangan kesebelas adalah Ruang Permainan Anak-anak yang isinya adalah berbagai permainan anak-anak tradisional, ruangan kedua belas adalah Ruang Bali yang berisikan Kori-kori, Patung Atintya, dan Medalion, dan yang terakhir adalah Ruang Perpustakaan yang berisi koleksi naskah dan banyak manuskrip.

Peran koleksi tersebut sangat penting dan harus ada dalam museum.

Koleksi yang tersimpan di Museum Sonobudoyo memiliki ciri khas dengan nilai kebudayaan yang tinggi. Pada dasarnya koleksi yang ada disetiap museum adalah sebuah identitas untuk membedakan museum satu sama lain. Dengan kekhasan koleksi yang terfokus pada kebudayaan, koleksi museum dapat dijadikan sebagai sumber belajar khususnya Sejarah.

Besarnya nilai kebudayaan yang ada pada setiap koleksi Museum

Sonobudoyo dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran sejarah. Museum

Sonobudoyo dapat dijadikan acuan pembelajaran terutama untuk mata pelajaran sejarah SMA dengan materi Sejarah Indonesia Wajib maupun Peminatan, mengingat daftar koleksi museum bercirikan kebudayaan yang ada di Indonesia.

Selain itu, terdapat koleksi museum mengenai peninggalan prasejarah. Koleksi ini juga dapat dijadikan acuan sebagai bukti dalam pembelajaran sejarah wajib dan peminatan di SMA pada materi Peninggalan Prasejarah dan Manusia Purba.

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil wawancara bersama Bapak Ari selaku guru di SMK Negeri 6 Yogyakarta yang mengatakan bahwa untuk kajian mata pelajaran sejarah di SMA, Museum Sonobudoyo sangat cocok untuk mengatasi kendala kebosanan para siswa dengan pembelajaran formal di kelas untuk datang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

langsung ke lapangan dan memanfaatkan museum tersebut sebagai sumber

pembelajaran.77

3. Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi

Wisata.

Museum Merupakan sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari

keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya terbuka untuk umum,

yang bertugas merawat, mengumpulkan, melestarikan, meneliti,

mengkomunikasikan dan memamerkan warisan sejarah kemanusiaan yang

berwujud benda, untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan hiburan.78

Di Indonesia ada beberapa jenis museum di antaranya Museum Umum,

Museum Sejarah, Museum Seni dan Museum Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi.79 Museum umum merupakan museum dengan koleksi yang terdiri

atas kumpulan bukti material manusia dan lingkungan yang berkaitan dengan

berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi.

Museum sejarah mencakup pengetahuan sejarah dan kaitannya dengan

masa kini dan masa depan. Beberapa di antara museum tersebut memiliki benda

koleksi yang sangat beragam, mulai dari dokumen, artefak dalam berbagai

bentuk, benda sejarah yang terkait dengan event kesejarahan tersebut.80

Dari data di atas, dapat kita lihat bahwa museum yang ada di Indonesia

cukup banyak dan beragam. Kegiatan yang dilakukan di museum pun beragam,

77 Hasil wawancara dengan Bapak Ari, pada tanggal 1 Desember 2018 78 Schouten, op.cit, hlm. 3 79 Kemendikbud, 2017, Cagarbudaya, (http//:lemendikbud.go.id/regmus/index.php/public/…/RPP- Tentang-Museum), diakses pada tanggal 4 April 2019. 80 Wikipedia, Museum, https://id.wikipedia.org/wiki/Museum diakses pada tanggal 3 September 2018 pada pukul 18.06

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

ketika para pengunjung ditanya tentang kegiatan yang sering dilakukan saat

berkunjung ke museum sebagian besar menjawab mengamati, melihat dan

mencari tahu nilai sejarah dari masing-masing benda koleksi yang ada di

museum. Selain melihat, mereka juga membaca dan berfoto dengan koleksi-

koleksi yang ada di museum.81

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti, Museum

Sonobudoyo mempunyai kegiatan edukasi yang secara garis besar berkaitan

dengan kebudayaan Indonesia, selain itu juga terdapat banyak event yang sudah

menjadi program tahunan dari pihak Museum Sonobudoyo. Untuk hari nasional

pun pihak museum selalu mempunyai kegiatan untuk memperiahkannya, seperti

halnya mengadakan upacara pada hari pahlawan, hari sumpah pemuda, hari

Kartini dan lain sebagainya. Dalam kegiatan upacara pihak museum

mengundang beberapa instansi dan sekolah untuk ikut berpartisipasi.

Selain kegiatan upacara, pihak museum juga melaksanakan pameran

temporer, berbagai workshop, seminar, dan gelar wisata mocopat. Untuk tahun

2018 pihak museum mempunyai program 12 event dan sudah terselenggara.

Contoh dari event atau kegiatan yang telah diselenggarakan adalah event

Wacina (Wayang Cina Jawa) event ini menerangkan harmonisasi antara Jawa

dan Cina menghadirkan akulturasi budaya yang baru. Pameran Museum

Sonobudoyo yang bertajuk “Harmoni Cina Jawa : Sebuah Napal Tilas

Kebudayaan” menyajikan ragam pameran koleksi yang bernafaskan akulturasi

Cina. Selain itu Museum Sonobudoyo juga telah menyelenggarakan seminar

yang bertakjub Diskusi Batik “Kuasa dan Identitas” pada tanggal 12 Oktober

81 Erza Setiana Sirait, Skripsi:”Pemanfaatan Museum Misi Muntilan Sebagai Sumber Belajar Sejarah”, (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2017), Hlm. 97.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

2018 dalam rangka melanjutkan acara Seminar Batik dengan tema yang sama

pada tanggal 2 Oktober 2018. Selain kegiatan event tiap bulannya, Museum

Sonobudoyo juga melaksanakan kegiatan pagelaran wayang kulit yang diadakan

setiap Senin sampai Sabtu pada pukul 20.00 sampai dengan pukul 22.00.

Pagelaran wayang kulit pada umumnya digelar semalam suntuk, membutuhkan

waktu dan energy yang luar biasa. Hal ini membuat sebagian penikmat wayang

kurang efektif dan efisien. Menyadari akan hal itu, Museum Sonobudoyo

membuat pagelaran wayang dengan durasi yang lebih singkat, sekitar 2 jam

saja.82 Pagelaran wayang durasi singkat merupakan modifikasi pertunjukan

wayang dengan durasi yang lebih pendek.

Pihak museum juga menyediakan kegiatan yang paling umum adalah

mendampingi para pengunjung saat mengunjungi Museum Sonobudoyo. Pada

kegiatan ini para pengunjung akan didampingi dan diarahkan untuk melihat satu

demi satu koleksi dalam setiap ruangan oleh pemandu yang bertugas

menjelaskan pengertian dan cerita setiap koleksi, dengan adanya pendampingan

dan pengarahan dari pendamping para pengunjung diharapkan dapat

merenungkan mengenai berbagai jenis kebudayaan yang ada di Indonesia

termasuk Budaya Jawa. Dengan melihat koleksi secara kronologis, maka

diharapkan timbul perasaan historitas pada diri pengunjung dan kesadaran diri

pengunjung mengenai peradaban manusia. Dengan adanya kegiatan umum

tersebut selain menambah pengetahuan pengunjung mengenai sejarah dan

82 Sonobudoyo Herilage Museum, 2018, Pagelaran Wayang, (http://www.sonobudoyo.com/id/web/pertunjukan/pagelaran-wayang) diakses pada tanggal 7 Februari 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

kebudayaan, juga menambah nilai sikap pengunjung dalam lebih menghargai setiap kebudayaan dan sejarah peradaban pada masa lalu.

Berdasarkan pernyataan tersebut, pihak museum sangat memprioritaskan pengunjung sebagai aspek yang paling penting mengingat pelestarian budaya. Dengan berkunjung ke Museum Sonobudoyo, para pengunjung mampu belajar lebih sadar lagi untuk melestarikan kebudayaan- kebudayaan yang ada di Indonesia. Hal tersebut diuktikan dengan hasil kuesioner yang telah disebarkan oleh peneliti, peneliti telah menghitung persentase mengenai manfaat museum sebagai sumber belajar berdasarkan total nilai yang telah diperoleh. Presentase pemanfaatan museum sebagai sumber belajar menunjukan 55% dari total 29 responden berpendapat sangat setuju bila

Museum Sonobudoyo dijadikan sebagai bahan atau sumber pembelajaran.

Sedangkan 45% dari 29 responden menanggapi positif bila museum dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Hasil tersebut juga diperkuat dengan informasi yang didapat dari Ibu Sari selaku wisatawan yang menyempatkan diri untuk berkunjung ke Museum Sonobudoyo. Beliau menyatakan bahwa, cocok sekali untuk anak-anak apalagi buat pengetahuan dasar tentang sejarah dan peninggalannya. Bahkan Ibu Sari yang sudah berumur menjadi tahu bagaimana berbagai perkembangan sejarah dan apa saja bentuknya di jaman dulu. banyak kegiatan atau koleksi yang memang berfungsi sebagai sumber belajar. Jelas, dengan koleksi yang dimiliki, pelajar mampu memanfaatkannya sebagai latihan, sarana, dan suasana yang baru sebagai sumber belajar.

Selain itu, Museum Sonobudoyo juga cocok untuk dijadikan objek destinasi wisata. Untuk membuktikan cocok tidaknya Museum Sonobudoyo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

dijadikan sebagai objek destinasi wisata, peneliti telah menyebarkan kuesioner yang berisikan pendapat para pengunjung mengenai manfaat museum sebagai objek wisata di Yogyakarta. Berdasarkan data yang diperoleh hasil kuesioner, sebanyak 62% dari total 29 responden sangat setuju bila Museum Sonobudoyo dimanfaatkan sebagai objek wisata di Yogyakarta, sedangkan 38% dari 29 responden lainnya menanggapi positif dengan manfaat museum sebagai objek wisata. Presentase tersebut juga didukung dengan hasil wawancara dan kuesioner yang telah diteliti kembali oleh penulis yang menyatakan bahwa sekitar 70% (24 dari 35 total narasumber) menyebutkan kegiatan berkunjungnya ke Museum Sonobudoyo termasuk kegiatan destinasi wisata.

Dengan hal ini, penulis menyimpulkan bahwa tipe pengunjung yang datang ke

Museum Sonobudoyo adalah tipe pengunjung rekreasi, bukan tipe pengunjung pelaku studi.

Meskipun hasil persentase diatas menunjukan hasil yang memuaskan dan menunjukan hasil positif Museum Sonobudoyo dimanfaatkan sebagai sumber belajar dan destinasi wisata, masih banyak hal yang perlu ditingkatkan oleh pihak museum terutama strategi untuk meningkatkan taraf jumlah pengunjung. Peneliti mengaku dan menyadari bahwa sulit untuk mengumpulkan data terutama melaksanakan kuesioner. Berdasarkan pengalaman peneliti yang telah mengamati pengunjung Museum Sonobudoyo, jumlah pengunjung per harinya sangat jauh dari kata maksimal. Peneliti sendiri menyadari bahwa minat pengunjung dirasa kurang untuk berkunjung ke Museum Sonobudoyo. Belum tahu pasti penyebab minat pengunjung kurang. Namun bagi pihak pengelola kendala tersebut adalah sebuah semangat tersendiri untuk bekerja dan mengelola

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

museum lebih baik lagi. Banyak evaluasi yang perlu dibenahi kembali guna

meningkatkan minat pengunjung untuk belajar dan berwisata ke Museum

Sonobudoyo. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihak mesum lebih

menekankan promosi menggunakan media sosial untuk meningkatkan minat

pengunjung dengan cara melakukan publikasi menggunakan sarana media

sosial. Berdasarkan dengan hasil wawancara dengan Ibu Reno selaku humas

Museum Sonobudoyo, beliau mengatakan bahwa untuk saat ini dengan

berkembangnya teknologi dan informasi, Museum Sonobudoyo telah membuat

akun di beberapa sosial media berupa Facebook, Instagram dan bahkan museum

telah membuat website resmi Museum Sonobudoyo beralamatkan

www.sonobudoyo.com.83 Dengan cara tersebut diharapkan bahwa seluruh

kalangan masyarakat dapat mengakses dengan mudah tanpa dikenakan biaya

mengenai berita, agenda, dan definisi mengenai Museum Sonobudoyo

Yogyakarta.

83 Hasil wawancara dengan Ibu Reno Gustantinah, pada tanggal 15 Oktober 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penilitian dan saran, maka diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

1. Latar belakang dibangunnya Museum Sonobudoyo, pada awalnya

Museum Sonobudoyo adalah gagasan dari sebuah yayasan yang berdiri di

Surakarta pada tahun 1919 yang bernama Java Instituut. Melalui Kongres

Kebudayaan pada tahun 1924 mengutarakan rencana dan gagasannya

untuk mendirikan sebuah museum di daerah Yogyakarta. Pembangunan

Museum Sonobudoyo menggunakan tanah bekas “Shouten” yang

merupakan hadiah dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan diresmikan

oleh Sultan sendiri pada tahun 1935. Museum Sonobudoyo sendiri adalah

museum yang berlatar belakang museum kebudayaan yang menyimpan

berbagai koleksi yang mengandung nilai kebudayaan khususnya dari Jawa.

Dengan latar belakang tersebut diharapkan menjadi museum yang hidup

dan mampu memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas khususnya

para pengunjung mengenai kebudayaan lewat koleksi yang dipajang,

sehingga mereka akan memiliki rasa bangga, kagum dan menghargai

warisan budaya yang dimiliki bangsa.

2. Koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo beraneka macam seperti

patung, wayang, permainan tradisional, benda-benda peninggalan

prasejarah dan lain-lain. Sebagian besar koleksi yang diperoleh dari hadiah

atas kegiatan kerjasama dengan instansi yang telah melaksanakan

73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

kegiatannya di Museum Sonobudoyo. Museum Sonobudoyo pada bulan

Desember 2018 memiliki total jumlah 62.661 koleksi. Dengan jumlah

koleksi tersebut, Museum Sonobudoyo mendapatkan predikat sebagai

museum terlengkap kedua di Indonesia setelah Museum Nasional di

Jakarta. Beberapa koleksi yang dipamerkan oleh Museum Sonobudoyo

yang dapat digunakan sebagai sumber belajar sejarah hanya sepertiganya

saja dengan bukti jenis koleksi yang berbau keagamaan seperti koleksi

yang ada pada Ruang Bali dan Ruang Islam mencakup KD 3.5 sampai

dengan KD 3.8 untuk materi Sejarah Indonesai SMA kelas 10 dan koleksi

yang ada pada Ruang Prasejarah mencakup KD 3.3 sampai dengan KD 3.4

untuk materi Sejarah Indonesia SMA kelas 10. Dengan hanya mencakup

sepertiga dari total jenis koleksi yang dapat dijadikan sebagai kajian

sumber belajar sejarah, maka penulis menyimpulkan bahwa Museum

Sonobudoyo belum cocok untuk dimanfaatkan sebagai sumber belajar

sejarah

3. Museum Sonobudoyo menjadi salah satu sumber belajar yang dapat

menjadi pembelajaran non formal, belajar bisa datang langsung untuk

berkunjung ke museum. Dengan cara datang langsung ke museum, para

pelajar dapat melihat langsung koleksi-koleksi yang di pamerkan, dengan

cara melihat langsung media dapat menambah wawasan mengenai koleksi

yang ada. Selain dapat dijadikan sebagai sumber belajar, Museum

Sonobudoyo dapat dijadikan sebagai pilihan berwisata bila datang ke

Yogyakarta, dengan lokasi yang strategis di tengah-tengah kota para

wisatawan dapat sekaligus mengunjungi beberapa objek disekitar Museum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Sonobudoyo. Melalui mengunjungi Museum Sonobudoyo, pengunjung

dapat menambah pengalaman berwisata sekaligus belajar mengenai

berbagai jenis kebudayaan dan peninggalan-peninggalan yang diwariskan

oleh budaya bangsa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan beberapa saran

sebagai berikut :

1. Bagi pengelola museum diharapkan dapat menerapkan berbagai strategi

yang telah ditempuh untuk mensosialisasikan Museum Sonobudoyo

supaya dapat menarik minat pengunjung dan tidak bosan saat berkunjung

ke museum.

2. Bagi para guru pengajar diharapkan dapat memanfaatkan Museum

Sonobudoyo untuk dijadikan pilihan untuk digunakan sebagai sarana

media belajar khususnya sejarah agar para siswa tidak merasa bosan

dalam pembelajaran sejarah.

3. Bagi para siswa diharapkan dengan berkunjung ke Museum Sonobudoyo

semakin termotivasi untuk belajar sejarah

4. Bagi masyarakat luas diharapkan untuk menumbuhkan minat berkunjung

ke Museum Sonobudoyo dan mampu melestarikan kebudayaan-

kebudayaan bangsa khususnya kebudayaan dari Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Albertus Bagus Laksana. 2019. Paul Riceour (1913-2015) Refleksi atas Eksistensi Diri, Hermeneutika dan Persoalan Kebangsaan. Yogyakarta : Panitia Extension Course kerjasama dengan Majalah Basis.

Benediktason. 2004. Museums and Tourism. Stakeholders, Resource and sustainable development. Master’s Dissertation. Musion : Goteberg University.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan DIY. 1993. Buku Petunjuk Koleksi Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta, Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta : Kemendikbud DIY.

Dinas Kebudayaan DIY. 2017. Buku Panduan Museum Sonobudoyo. Yogyakarta : Kemendikbud DIY.

Direktorat Museum. 2007. Pengelola Koleksi Museum. Jakarta : Kemendikbud.

Emzir. 2012. Analisis Data : Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajawali Pers.

Haris Herdiansyah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta Selatan : Salemba Koentjaraningrat. 1974. Kebudayaan, Mentalitet, dan Pembangunan. Jakarta : Gramedia.

Lexy J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. Marsono. 2008. Bahan Kuliah Pengantar Pariwisata. Yogyakarta: Program Studi Kepariwisataan Fakultas Ilmu Budaya UGM.

Narbuko Cholid dan Abu Achmadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Nurus Supardi. 2005. Kongres Kebudayaan 1918-2003. Yogyakarta : Ombak.

Piter Salim dan Yenny Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta : Modern English Press.

76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Putra Nusa. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar : Salah Satu Unsur Pelaksanaan Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran : Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung : Alfabeta

Sanjaya. 2013. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana.

Schouten. 1991. Pengantar Didaktif Museum. Jakarta : Proyek Pembinaan Museum Jakarta.

Sedarmayanti. 2011. Meode Penelitian. Bandung : Mandar Maju.

Sitepu. 2014. Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2002. Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta, PT Bumi Aksara.

Sutarjo Adisusilo.2013. Sejarah Pemikiran Barat : Dari yang Klasik Sampai yang

Modern. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Tjahjopurnomo. R. 2011. Sejarah Permuseuman Di Indonesia. Jakarta: Direktorat Permuseuman, Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Usman Husaini. 2008. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Wina Sanjaya. 2014. Penelitian Pendidikan : Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.

Zaenal Arifin. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sumber Internet :

Museumku. Sejarah Museum. (https://museumku.wordpress.com/sejarah-museum/). diakses tanggal 3 September 2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Wikipedia. Museum. (https://id.wikipedia.org/wiki/Museum) diakses tanggal 3 September 2018. Sonobudoyo Herilage Museum. Sejarah Museum Sonobudoyo. (http://sonobudoyo. com/id/web/tentang/ sejarah). diakses tanggal 4 September 2018. Sonobudoyo. Visi dan Misi. (http://sonobudoyo.com/id/web/tentang/visi-dan-misi) diakses pada tanggal 22 November 2018. Doni Pengalaman 9. Museum. (https://donipengalaman9.wordpress.com/2013/07/08/ museum/). diakses pada tanggal 4 September 2018. Dokumentasi Harian Kedaulatan Rakyat. “Museum Sonobudoyo, Dibangun 1935 : Di Atas Tanah Hadiah Sultan”. (http://archive.ivaa-online.org/files/uploads/texts/ 0041-2002Museum%%20Dibangun%201935%20Di%20Atas%20Tanah%20Ha diah%20Sultan.pdf)pada tanggal 1 September 2018. Sonobudoyo. Organisasi, Tujuan dan Fungsi. (http://sonobudoyo.com/id/web/ tentang/organisasi-fungsi-dan-tugas) diakses pada tanggal 25 November 2018. Kongres Kebudayaan Indonesia 2018. Menuju Seabad Kongres Kebudayaan Indonesia, (http://kongres.kebudayaan.id/sejarah/) di akses pada 4 Februari 2019. Direktori Online Museum di Indonesia. Jenis Museum. (https://direktori onlinemuseumdiindonesia.wordpress.com/jenis-museum/) diakses pada 4 Februari 2019. Sonobudoyo Herilage Museum, 2018. Pagelaran Wayang. (http://www.sonob udoyo.com/id/web/pertunjukan/pagelaran-wayang) diakses pada tanggal 7 Februari 2019. Kemendikbud. Cagarbudaya. (http//:lemendikbud.go.id/regmus/index.php/public/…/ RPP-Tentang-Museum. diakses pada tanggal 4 April 2019. Journal UAJY. Teori Kebudayaan. https//:e-journal.uajy.ac.id/1601/3/2TA12254.pdf. diakses pada tanggal 18 Juli 2019.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Sumber Jurnal : Khidir Masanto. 2012. Revitalisasi Museum. Basis. Nomor 07-08.

Sumber Skripsi :

Erza Setiana Sirait.2017.Pemanfaatan Museum Misi Muntilan Sebagai Sumber

Belajar Sejarah [Skripsi].Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

LEMBAR OBSERVASI MUSEUM

Nama Museum : Museum Sonobudoyo

Waktu Pelaksanaan : 15 Oktober 2018

Hasil No Objek yang diamati Ya Tidak 1 Lokasi museum strategis √ Museum memiliki bangunan pokok (permanen tetap, 2 permanen temporer, audiotorium, kantor, konservasi, √ perpustakaan, preparasi, dan ruang penyimpanan koleksi) Museum memiliki bangunan pengunjung (lobby, tempat 3 √ parker, toilet, dan pos keamanan) Koleksi museum memiliki nilai-nilai sejarah dan nilai- 4 √ nilai ilmiah 5 Koleksi museum dijelaskan secara historis dan fungsinya √ 6 Museum memiliki alat pengamanan (CCTV) √ Museum memiliki pengamanan yang ktat terhadap 7 √ koleksi 8 Ruang penataan koleksi museum terjaga kebersihannya √ 9 Pencahayaan ada disetiap ruang koleksi √ 10 Museum memiliki ruang penyimpanan koleksi yang luas √ Museum memiliki daftar inventais koleksi yang 11 √ diperbaharui secara rutin 12 Museum memiliki curator √ 13 Museum memiliki tim edukasi √ 14 Museum memiliki tenaga administrasi √ Museum memiliki sarana promosi (FB, Instagram, 15 √ Email, dan lainnya)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

LEMBAR PENGAMATAN DOKUMEN

Hasil No. Obyek yang diamati Ya Tidak 1 Dokumen data pengunjung √ 2 Museum Sonobudoyo memiliki brosur √ 3 Museum Sonobudoyo memiliki katalog √ 4 Buku panduan mengenai Museum Sonobudoyo √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

DATA DOKUMEN

Dokumen Data Pengunjung Museum Sonobudoyo (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Brosur Museum Sonobudoyo (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Buku Panduan Museum Sonobudoyo (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

INSTRUMEN WAWANCARA PENGUNJUNG, DAN PENGELOLA

MUSEUM SONOBUDOYO

A. Wawancara Terhadap Pengunjung 1. Bagaimana kesan anda saat berkunjung ke Museum Sonobudoyo? 2. Apakah Museum Sonobudoyo cocok dimanfaatkan sebagai sumber belajar terutama sejarah? Mengapa? 3. Apakah koleksi-koleksi yang ada di Museum dapat memberikan manfaat sebagai sumber belajar, khususnya sejarah? 4. Bagaimana pendapat anda mengenai keberadaan Museum Sonobudoyo? 5. Menurut Anda, bagaimana cara yang seharusnya dilakukan pihak museum guna meningkatkan jumlah pengunjung?

B. Wawancara Terhadap Pengelola Museum

1. Bagaimana sejarah berdirinya Museum Sonobudoyo? 2. Apa saja jenis koleksi permuseuman yang dimiliki dan bagaimana pemanfaatannya? 3. Apakah ada manfaat koleksi yang dimiliki tersebut bagi kegiatan pendidikan? 4. Apa bentuk kegiatan Edukasi yang dilakukan di Museum Sonobudoyo dan bagaimana pelaksanaannya? 5. Bagaimana persepsi masyarakat Yogyakarta terutama mengenai keberadaan museum? 6. Apakah pemanfaatan Museum oleh Massyarakat sudah optimal? Mengapa? 7. Menurut Bapak/Ibu, apakah kalangan pendidikan telah memanfaatkan museum ini sebagai sumber pembelajaran? Mengapa? 8. Bagaimana perkembangan tatanan museum Sonobudoyo sendiri dari masa pengelola masa lalu dan pengelola masa sekarang?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

INSTRUMEN KUESIONER PENELITIAN MUSEUM SONOBUDOYO

Petunjuk : 1. Bacalah indikator pernyataan dibawah ini dengan cermat dan pilihlah jawaban yang benar sesuai dengan pilihanmu 2. Pertimbangkan setiap pernyataan dan tentukan kebenaran jawabanmu sendiri, tanpa dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain atau jawaban temanmu 3. Berilah tanda cek (√) untuk merespon indikator pada kolom penilaian 4. Keterangan pilihan jawaban : a. TS = Tidak Setuju b. KS = Kurang Setuju c. S = Setuju d. SS = Sangat Setuju

No. Pernyataan TS KS S SS

Saya senang mengunjungi museum-museum 1 sebagai objek wisata

Saya berkunjung ke museum untuk dalam 2 rangka belajar atau wisata/mencari sumber belajar.

Saya sering berkunjung ke Museum 3 Sonobudoyo

Saya mengetahui sejarah berdirinya Museum 4 Sonobudoyo

Saya senang berkunjung ke museum yang 5 mengoleksi benda-benda sejarah seperti Museum Sonobudoyo

Menurut saya koleksi Museum Sonobudoyo 6 sangat lengkap

Koleksi Museum Sonobudoyo sangat cocok 7 untuk bahan belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

No. Pernyataan TS KS S SS

Museum Sonobudoyo lebih cocok untuk 8 dijadikan objek wisata

Menurut saya koleksi yang ada di Museum 9 Sonobudoyo sangat baik untuk bahan belajar

Saya lebih tertarik mempelajari sejarah lewat 10 museum daripada melalui pembelajaran formal di kelas

Saya sangat antusias mengikuti kegiatan 11 edukasi yang diadakan oleh pihak museum

Kegiatan-kegiatan edukasi yang diadakan pihak museum sangat membantu saya dalam 12 memahami berbagai koleksi yang tersimpan di Museum Sonobudoyo

Saya lebih suka belajar sejarah didalam kelas 13 dari pada melihat langsung objek

Saya senang dengan keberadaan Museum 14 Sonobudoyo sebagai destinasi wisata di Yogyakarta

Saya sering menambah ilmu pengetahuan 15 dengan cara datang langsung dan melihat ke museum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

DAFTAR NAMA NARASUMBER

Pengunjung Museum Sonobudoyo

1. Bapak Ari (Guru Sejarah SMKN 6 Yogyakarta)

2. Bapak Toni (Wisatawan dari Jakarta)

3. Saudari Emanuela Sukma Juwita (Mahasiswi Universitas Sanata Dharma)

4. Ibu Sari (Wisatawan dari Bandung)

5. Saudara Alex Priyono (Wisatan dan Mahasiswa dari Universitas Petra

Surabaya)

6. Saudari Vina Natasha (Siswi XI UPW SMKN 6 Yogyakarta)

Pengelola Museum Sonobudoyo

1. Dwi Agung Hernanto, S.S.

2. Ery Sustiyadi, S.T., M.A.

3. Reno Gustantinah, S.Sos., M.Si.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

CATATAN LAPANGAN 1 WAWANCARA PENGELOLA MUSEUM SONOBUDOYO

Topik/Judul : Sejarah Berdiri Dan Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata Peneliti : Yanuarius Vandana Putra Informan : Ibu Reno Gustantinah, S.Sos., M.Si. Divisi : Humas Waktu : 15 Oktober 2018

Keterangan P : Peneliti I : Informan

P : Bagaimana kondisi Museum Sonobudoyo pada saat ini?

I : Kondisi yang seperti apa dulu. Kalau secara umum, kondisi dan situasi

museum untuk saat ini saya akui sudah berkembang dari tahun-tahun

sebelumnya. Banyak museum di Yogyakarta sudah berkembang baik segi

bangunan, fasilitas, sampai pengelolanya. Banyak yang sudah berkembang,

tidak lagi seperti 5 tahun lalu. Misalnya saja, sekarang Museum Sonobudoyo

telah menggunakan fasilitas digital dan system keamanan yang sudah

dilengkapi dengan sensor gerak dan CCTV. Hal itu dilakukan guna menunjang

kenyamanan pengunjung dan pengelola sendiri. Tetapi saya juga mengakui

bahwa Museum Sonobudoyo beberapa tahun ini juga mempunyai kendala

yang dihadapi dalam hal pemahaman pengunjung atau tamu mengenai

pengertian museum hanya sarana untuk pelestarian dan menyimpan benda-

benda yang mempunyai nilai sejarah saja. Padahal itu sangat disayangkan.

Oleh karena itu, pengelola mengusahakan dan melaksanakan beberapa

tindakan untuk mengatasi hal tersebut. Seperti mengubah pola pendampingan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

dan cara edukasi yang sedikit di tambah. Pelan-pelan namun saya yakin, pasti

mampu mengubah pemahaman masyarakat akan arti sebuah museum.

P : Lalu apakah ada cara nyata yang dapat ditempuh saat ini juga untuk

memperedam masalah tersebut?

I : Kami selaku pengelola selalu menerima segala bentuk saran dan kritik dari

masyarakat. Dengan cara tersebut saya selaku humas mampu mengetahui

harus melakukan apa untuk meningkatkan kinerja museum dan pengelolanya.

Untuk langkah nyata saat ini dengan berkembangnya teknologi dan informasi,

Museum Sonobudoyo telah membuat akun di beberapa sosial media berupa

Facebook, Instagram dan bahkan museum telah membuat website resmi

Museum Sonobudoyo beralamatkan www.sonobudoyo.com.

P : Apakah dengan cara tersebut pengelola sudah merasakan hasilnya?

I : Untuk saya pribadi sudah. Karena saya disini ibaratkan jualan dan divisi saya

adalah humas, saya harus update mengenai perkembangan pengunjung. Saya

merasakan bahwa dengan cara itu, Museum Sonobudoyo untuk tahun 2018

pada bulan November ini pengunjung sudah meningkat daripada tahun-tahun

lalu. Untuk jumlah konkritnya saya kurang tahu, karena bukan divisi saya.

Namun saya adalah saksi langsung dengan merasakan sendiri mengenai

jumlah pengunjung dan tingkat keramaian pengunjung, sudah sangat

meningkat. Hal tersebut tidak lepas dari cara nyata kami untuk meningkatkan

jumlah pengunjung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

CATATAN LAPANGAN 2 WAWANCARA PENGELOLA MUSEUM SONOBUDOYO

Topik/Judul : Sejarah Berdiri Dan Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata

Peneliti : Yanuarius Vandana Putra

Informan : Bapak Ery Sustiyadi, S.T., M.A.

Divisi : Kepala Seksi Koleksi, Konversi dan Dokumentasi

Waktu : 9 November 2018

Keterangan P : Peneliti I : Informan

P : Apasaja koleksi yang dimiliki oleh museum Sonobudoyo? Bagaimana

pemanfaatannya?

I : Dimuseum Negeri Sonobudoyo memiliki lebih dari 62.200 koleksi dari 10

jenis. Saya katakan lebih kerena setiap bulan pasti ada benda atau koleksi yang

masuk. 10 jenis koleksi tersebut terdiri dari giologi, arkeologi, biologi,

filologi, numismatik, keramik, teknologi, sejarah dan 1 lagi saya lupa tapi

yang jelas museum Negeri Sonobudoyo masih mengacu pada 10 jenis koleksi.

Pemanfaatannya sendiri yang pertama berkaitan dengan fungsi dan tugas

adalah mengumpulkan dan melaksanakan pelestarian serta memberikan

komunkasi terhadap masyarakat luas. Selain itu pemanfaatan koleksi juga

masuk dalam konteks bahan kajian penelitian.Untuk hal edukasi kita tahun ini

ada 12 event diantaranya seminar mengenai logam, workshop dan bahkan

pameran, Museum Sonobudoyo juga mengusung tema-tema yang lagi hangat.

Kita tahun ini mengangkat pameran temporer dengan tema Ajaran Hastobroto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

dimana itu mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu menajaga

melestarikan budaya yang sudah disumbangkan atau diberikan oleh

pendahulu.

P : Bagaimana persepsi masyarakat mengenai keberadaan Museum

Sonobudoyo?

I : Secara statistik saya tidak mempunyai data yang valid, secara garis besar

menurut saya kurang setuju ketika parameter keberhasilan di ukur dari jumlah

kunjungan. Sebetulnya kita dulu punya perfomance wayang kulit untuk

mengedukasi sekaligus mengkonservasi khusus turis asing dan itu sangat

antusias para turis mengikuti kegiatan tersebut bahkan tertarik. Hal tersebut

bukan hanya menjangkau kualitas tapi juga kuantitas yang diberikan oleh

museum sangat besar sekali jika dipandang oleh masyarakat.

P : Apakah pemanfaatan Museum Sonobudoyo sendiri oleh masyarakat

sudah optimal?

I : Seperti yang saya katakan tadi, parameternya seperti apa tetapi untuk saat

ini bisa saya akui dan saya jamin sudah optimal daripada yang dahulu.

Banyak komunitas museum yang banyak purpose ke Museum Sonobudoyo

untuk mengadakan ataupun bekerjasama untuk melaksanakan kegiatan

mereka. Saking banyaknya kita justru mengalahkan agenda kita untuk

mereka, terakhir ini baru 1 bulan lebih dari IFI Perancis meminta kerjasama

workshop lukisan mereka kita colab-kan dengan koleksi Museum

Sonobudoyo. Pada intinya persepsi masyarakat baik lokal maupun

mancanegara sangat besar sekali mengenai keberadaan Museum

Sonobudoyo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

P : Menurut Bapak Ery, apakah kalangan pendidikan sudah

melaksanakan pemanfaatannya dengan baik?

I : Kalo menurut saya sudah, banyak mahasiswa banyak lembaga pendidikan

yang memanfaatkan Museum Sonobudoyo sebagai sumber belajar. Bukan

hanya dari Jogja, tetapi luar Jawa juga ada, kemarin ada 4 mahasiswa dari

Jambi yang melaksanakan praktek kerja disini. Selain itu ada dari Maluku,

Sulawesi, bahkan papua yang telah meanfaatkan kegiatan edukasinya di

Museum Sonobudoyo. Bebearapa minggu yang lalu ada beberapa mahasiswa

dari Eco de Louvre Perancis yang melaksanakan observasi selama 3 bulan di

sini.

P : Bagaimana perkembangan penataan Museum Sonobudoyo dari

pengelola masa lalu dan pengelola masa sekarang?

I : Menurut saya yang menjadi sumber perbedaan adalah tenaga manusianya.

Kemarin ketika para pengelola dengan pola kerja yang lama saya rasa susah,

namun untuk saat ini walaupun bukan PNS tetapi sekedar observing pun

sangat giat sekali dan sangat antusias dengan kreativitasnya untuk

melaksanakan tugasnya. Apalagi dengan masa sekarang ini sudah adanya

media sosial yang lulas kita merasa dimudahkan untuk cara publishingnya.

Saya kira itulah perbedaan kinerja pengelola masa lalu dan masa sekaranng

dalam hal konvertor dan kurator walaupn dimulai dari nol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

CATATAN LAPANGAN 3 WAWANCARA PENGELOLA MUSEUM SONOBUDOYO

Topik/Judul : Sejarah Berdiri Dan Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata

Peneliti : Yanuarius Vandana Putra

Informan : Bapak Dwi Agung Hernanto, S.S.

Divisi : Kepala Seksi Bimbingan dan Informasi

Waktu : 9 November 2018

Keterangan P : Peneliti I : Informan

P : Apa saja jenis koleksi yang dimiliki oleh Museum Sonobudoyo dan

bagaimana pemanfaatannya saat ini?

I : Museum Sonobudoyo memiliki 10 jenis koleksi. Kalau variasi juga banyak,

ada bermaterial jenis kayu, batu, keramik, organik dan un-organik.

P : Apakah ada manfaat yang dimiliki Museum Sonobudoyo untuk bidang

pendidikan?

I : Memang museum sendiri didirikan untuk bidang pendidikan, selain itu juga

museum didirikan untuk hal pelestarian, merawat serta mengedukasikan

benda-benda yang tergolong unik, penting, dan bersejarah tentunya kepada

masyarakat. Itu secara umumnya, kalau lebih jelasnya bisa dilihat di PP nomor

66 tahun 2015.

P : Apa saja kegiatan edukasi yang diberikan oleh Museum Sonobudoyo

dan bagaimana pelaksanaannya sejauh ini?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

I : Jika kegiatan edukasi untuk yang rutin itu adalah pemanduan wisatawan

Museum Sonobudoyo sejak dibangunan tetap (awal) dari depan sampai

belakang koleksi. Yang kedua kita juga ada beberapa PKL yang datang ke

museum kita bantu untuk mengedukasikan untuk hadiah belajar. Kemudian,

kita juga ada FGD, seminar, workshop, pameran itu ada kaitannya dengan

edukasi untuk masyarakat. Untuk tahun ini kita telah menyelenggarakan

beberapa FGD untuk sejarah, teknologi, dan naskah yang berkaitan dengan

koleksi. Tahun ini juga kita punya 12 event dan itu saya rasa cukup untuk

memberikan edukasi terhadap masyarakat.

P : Bagaimana persepsi masyarakat Yogyakarta tentang keberadaan

Museum Sonobudoyo?

I : Menurut saya sudah lumayan bagus dilihat dari jumlah pengunjung serta

peminat sosial media diwilayah kota walaupun dibandingkan dengan beberapa

museum “induk” seperti Benteng Verdeburg, Monjali, Keraton memang

tertinggal agak jauh, karena memang terus terang daya tarik kebudayaan itu

kalau masyarakat kita sudah terbiasa dengan budaya Jawa sehingga saya

menganggap kurang peminat. Kita di tahun 2017 dari seluruh pelayanan ada

sekitar 42.000 pengunjung.

P : Menurut Bapak, apakah kalangan pendidikan sudah memanfaatkan

Museum Sonobudoyo untuk dijadikan sumber belajar dengan baik?

I : Sejauh ini sudah dimanfaatkan dengan baik, tapi belum “kepokok”. Kita

untuk MOS (Masa Orientasi Siswa) dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler

Museum Sonobudoyo adalah salah satu target kunjungan yang menarik oleh

sekolah-sekolah dan rutin setiap tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

P : Bagaimana perkembangan tatanan Museum Sonobudoyo sendiri dari

masa pengelola lama dengan masa pengelola saat ini?

I : Sejarah Museum Sonobudoyo sendiri juga cukup panjang, kita peletakan

batu pertama itu pada tahun 1935 itu masa kolonial kemudian masa Jepang

kita bisa dikatakan meredup karena diambil alih oleh Jepang kemudian kita

ambil lagi setelah kemerdekaan itu dikelola pemerintah DIY pada saat itu bisa

disebut Pemda. Kemudian pada tahun 1975 diambil alih oleh pemerintah pusat

karena pada saat itu setiap daerah diwajibkan ada museum negeri, pada saat

itulah Museum Sonobudoyo diangkat menjadi museum negeri diwilayah

Daerah Istimewa Yogyakarta. Tetapi tahun 2001 masuk kembali ketangan

Pemda DIY sampai sekarang. Pada masa pemerintah pusat pada tahun 1975

sampai 2001 banyak SDM yang bagus karena dikelola langsung oleh pusat.

Justru timbal baliknya pada tahun 2001 itu terdapat kesenjangan antara pusat

dan daerah dikarenakan pembendaharaan dan perekonomian museum. Pada

masa kesenjangan tersebut kita sempat kehilangan beberapa koleksi, oleh

karena itu kita ibarat mulai dari awal merencanakan, membenah, dan mengisi

kembali pengelola sampai saat ini bisa dikatakan membaik pada tahun 2010

ada revitalisasi, 2011 ada pembenahan juga. Memang saat ini kita ada

kekurangan dalam bidang SDM dikarenakan ada pembatasan PNS, hal itu

menjadi kendala terbesar didepan namun saat ini kita mulai mencanangkan

tenaga non PNS untuk mengisi kekurangan pengelolaan ataupun pelayanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

CATATAN LAPANGAN 4 WAWANCARA PENGUNJUNG MUSEUM SONOBUDOYO

Topik/Judul : Tanggapan Pengunjung Mengenai Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata

Peneliti : Yanuarius Vandana Putra

Informan : Bapak Ari

Waktu : 1 Desember 2018

Keterangan P : Peneliti I : Informan

P : Bagaimana kesan anda saat berkunjung ke Museum Sonobudoyo?

I : Menyenangkan, menarik, semua tertata rapi. Saya lebih mengenal

kebudayaan Jawa meskipun saya bukan orang Jawa.

P : Apakah Museum Sonobudoyo cocok dimanfaatkan sebagai sumber

belajar terutama sejarah? Mengapa?

I : Cocok, untuk materi seputar kebudayaan Jawa atau bisa jadi sebagai materi

mengenai perjuangan bangsa Indonesia. Saya merasakan kebosanan bila

belajar sejarah di kelas. Jadi mengunjungi Museum Sonobudoyo ada pilihan

alternatif mengatasi kebosanan belajar sejarah.

P : Apakah koleksi-koleksi yang ada di Museum dapat memberikan

manfaat sebagai sumber belajar, khususnya sejarah?

I : Bisa, jelas sekali. Seperti yang saya bilang dipertanyaan sebelumnya. Saya

tegaskan lagi mengunjungi langsung museum adalah pilihan yang tepat untuk

sarana pembelajaran, tidak hanya untuk pembelajaran sejarah namun banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

sekali tipe-tipe museum yang mungkin cocok untuk digunakan sebagai sumber

belajar

P : Bagaimana pendapat anda mengenai keberadaan Museum

Sonobudoyo?

I : Bagus, tapi akan lebih baik diperluas lagi nama museum itu untuk dikenal

lebih banyak orang. Kebanyakan wisatawan berkunjung ke Keraton dan tidak

singgah ke Museum Sonobudoyo. Jadi menurut saya, perlu dikembangkan

lagi untuk hal perluasan publikasi.

P : Menurut Anda, bagaimana cara yang seharusnya dilakukan pihak

museum guna meningkatkan jumlah pengunjung?

I : Diperluas dengan cara jejaring sosial, publikasi sosial media. Bisa juga

melalui kerjasama dengan berbagai sekolah yang mungkin bisa tiap minggu

dibuatkan agenda atau program yang nantinya bisa diedukasikan kepada

mjurid-murid untuk datang ke Museum Sonobudoyo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

CATATAN LAPANGAN 5 WAWANCARA PENGUNJUNG MUSEUM SONOBUDOYO

Topik/Judul : Tanggapan Pengunjung Mengenai Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata

Peneliti : Yanuarius Vandana Putra

Informan : Bapak Toni

Waktu : 1 Desember 2018

Keterangan P : Peneliti I : Informan

P : Bagaimana kesan anda saat berkunjung ke Museum Sonobudoyo?

I : Kesan saya nyaman, baik, bagus. Namun bagi saya yang sejarawan melihat

Museum Sonobudoyo ini koleksinya kurang lengkap.

P : Apakah Museum Sonobudoyo cocok dimanfaatkan sebagai sumber

belajar terutama sejarah? Mengapa?

I : Pastinya, nilai-nilai sejarahnya sangat baik untuk dijadikan sebagai sumber

belajar.

P : Apakah koleksi-koleksi yang ada di Museum dapat memberikan

manfaat sebagai sumber belajar, khususnya sejarah?

I : Pastinya bisa, karena memang dari jenis koleksi yang dimiliki oleh Museum

sonobudoyo berkarakteristik sejarah. Dan fungsi museum sendiri adalah

sebagai sumber bahan belajar yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

P : Bagaimana pendapat anda mengenai keberadaan Museum

Sonobudoyo?

I : Iya, sebuah peradaban itu bagi saya selalu belajar dengan hal-hal sejarah

seperti ini. Saya sebagai sejarawan juga sangat antusias dengan kebaradaan

Museum Sonobudoyo untuk pengetahuan dan pembelajaran. Tidak semua

orang suka dengan sejarah namun sejarah harus dijaga oleh pemerintah,

sejarah kita adalah harga yang sangat tinggi nilainya untuk masa depan kita

sendiri.

P : Menurut Anda, bagaimana cara yang seharusnya dilakukan pihak

museum guna meningkatkan jumlah pengunjung?

I : Pastinya ada program-program sendiri dari pihak museum untuk

mengunjungi sekolah-sekolah atau juga bisa berkerja sama dengan instansi

museum lain. Nantinya secara otomatis dapat menarik simpatik dan jumlah

pengunjung dengan sendirinya. Itu juga sudah baik. Selain itu lebih

dikembangkan lagi untuk belajar sejarah, baik di improvisasikan agar tidak

membosankan buat anak-anak jaman sekarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

CATATAN LAPANGAN 6 WAWANCARA PENGUNJUNG MUSEUM SONOBUDOYO

Topik/Judul : Tanggapan Pengunjung Mengenai Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata

Peneliti : Yanuarius Vandana Putra

Informan : Emanuela Sukma Juwita

Waktu : 3 Desember 2018

Keterangan P : Peneliti I : Informan

P : Bagaimana kesan anda saat berkunjung ke Museum Sonobudoyo?

I : Kesan saya setelah berkunjung Museum Sonobudoyo utamanya adalah

takjub, saya sangat kagum dengan apa yang telah disajikan oleh Museum

Sonobudoyo. Museum dengan keragaman koleksi membuat saya mampu

memahami segala bentuk peninggalan dan ornamen seni zaman dahulu.

Sebagai pelajar saya mendapatkan banyak pengetahuan yang bermakna.

Koleksi museum yang sebagaian besar adalah kebudayaan Jawa, saya sebagai

warga Jogja sangat menikmati dengan jelas koleksi-koleksi yang dimiliki oleh

Museum Sonobudoyo

P : Apakah Museum Sonobudoyo cocok dimanfaatkan sebagai sumber

belajar terutama sejarah? Mengapa?

I : Sebagai pelajar, menurut saya cocok. Karena banyak koleksi yang memang

diperuntukan untuk para pengunjung yang ingin belajar. Seperti halnya

ornamen peti kubur, lalu pewayangan, dan berbagai jenis senjata peninggalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

masa penjajahan. Selain itu banyak koleksi dari berbagai agama. Menurut saya

memang cocok untuk sumber belajar.

P : Apakah koleksi-koleksi yang ada di Museum dapat memberikan

manfaat sebagai sumber belajar, khususnya sejarah?

I : Sebagai mahasiswa sejarah, saya menilai koleksi-koleksi Museum

Sonobudoyo dapat dimanfaatkan untuk sebagai belajar, seperti yang saya

bilang tadi bahwa berbagai peninggalan dari berbagai jenis dan definisi yang

memiliki sifat sejarah, bagi saya memang pas untuk sumber belajar terutama

sejarah.

P : Bagaimana pendapat anda mengenai keberadaan Museum

Sonobudoyo?

I : Keberadaan jenis museum seperti Museum Sonobudoyo bagi masyarakat

Jawa terutama sangat penting. Kita sebagai masyarakat Jawa sangat penting

belajar kebudayaan Jawa yang lebih dasar lagi, dan setelah saya berkunjung ke

Museum Sonobudoyo, museum ini seharusnya berpengaruh untuk masyarakat

Jawa terutama Yogyakarta guna pengembangan pengetahuan masyarakat

dalam hal kebudayaan Jawa.

P : Menurut Anda, bagaimana cara yang seharusnya dilakukan pihak

museum guna meningkatkan jumlah pengunjung?

I : Bagi saya perbanyak memanfaatkan sosial media. Zaman sekarang memang

otentik dengan sosial media, apapun serba canggih dan berkembang dengan

adanya sosial media. Sehingga menurut saya, sosial media adalah media yang

pas dan cocok digunakan untuk mempublikasikan keberadaan museum, jenis

koleksi, dan mungkin segala bentuk kegiatan atau event.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

CATATAN LAPANGAN 7 WAWANCARA PENGUNJUNG MUSEUM SONOBUDOYO

Topik/Judul : Tanggapan Pengunjung Mengenai Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata

Peneliti : Yanuarius Vandana Putra

Informan : Ibu Sari

Waktu : 6 Desember 2018

Keterangan P : Peneliti I : Informan

P : Bagaimana kesan anda saat berkunjung ke Museum Sonobudoyo?

I : Bagus, jadi menambah pengetahuan kita tentang perkembangan Islam di

Jawa, ada berbagai permainan tradisional, pewayangan, dan keterangan

mengenai budaya Jawa itu di Museum Sonobudoyo kita bisa ketahui disini.

P : Apakah Museum Sonobudoyo cocok dimanfaatkan sebagai sumber

belajar terutama sejarah? Mengapa?

I : Cocok sekali, untuk anak-anak apalagi buat pengetahuan dasar tentang

sejarah dan peninggalannya. Bahkan saya yang sudah berumur ini menjadi

tahu bagaimana berbagai perkembangan sejarah dan apa saja bentuknya di

jaman dulu.

P : Apakah koleksi-koleksi yang ada di Museum dapat memberikan

manfaat sebagai sumber belajar, khususnya sejarah?

I : Memang cocok, banyak kegiatan atau koleksi yang memang berfungsi

sebagai sumber belajar. Jelas, dengan koleksi yang dimiliki, pelajar mampu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

memanfaatkannya sebagai latihan, sarana, dan suasana yang baru sebagai

sumber belajar.

P : Bagaimana pendapat anda mengenai keberadaan Museum

Sonobudoyo?

I : Menurut saya tempat wisata seperti ini bagus sekali. Melihat tempat yang

strategis didepan Keraton, mudah ditemukan. Banyak hal tentang Jawa itu ada

di Museum Sonobudoyo. Menurut saya wajib bagi para pelajar untuk datang

kesini.

P : Menurut Anda, bagaimana cara yang seharusnya dilakukan pihak

museum guna meningkatkan jumlah pengunjung?

I : Kalau menurut saya, pihak museum lebih dekat lagi dengan pelajar. Bisa

datang langsung ke sekolah untuk melaksanakan edukasi disana, via web juga

bisa digunakan untuk menarik pengunjung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

CATATAN LAPANGAN 8 WAWANCARA PENGUNJUNG MUSEUM SONOBUDOYO

Topik/Judul : Tanggapan Pengunjung Mengenai Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata

Peneliti : Yanuarius Vandana Putra

Informan : Alex Priyono

Waktu : 10 Desember 2018

Keterangan P : Peneliti I : Informan

P : Bagaimana kesan anda saat berkunjung ke Museum Sonobudoyo?

I : Menarik, karena saya bisa melihat sekaligus belajar kekhasan budaya Jawa

karena saya adalah orang asli Jawa, sehingga saya menjadi antusias

berkunjung ke Museum Sonobudoyo.

P : Apakah Museum Sonobudoyo cocok dimanfaatkan sebagai sumber

belajar terutama sejarah? Mengapa?

I : Cocok, karena didalam Museum Sonobudoyo terdapat koleksi-koleksi yang

real untuk belajar sejarah. Hal ini sangat mendukung untuk para guru sejarah

terutama untuk membantu proses pembelajarannya.

P : Bagaimana pendapat anda mengenai keberadaan Museum

Sonobudoyo?

I : Dengan adanya Museum Sonobudoyo di Yogyakarta menurut saya bagus

dalam arti beragam Museum Sonobudoyo membantu eksistensi wisata di

Yogyakarta, tidak hanya Keraton, Malioboro dan Candi Prambanan. Disini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Museum Sonobudoyo sebagai museum negeri membuat Yogyakarta semakin

lengkap untuk dijadikan objek tujuan destinasi wisata.

P : Menurut Anda, bagaimana cara yang seharusnya dilakukan pihak

museum guna meningkatkan jumlah pengunjung?

I : Lebih banyak promosi kewisatawan, banyak wisatawan yang berkunjung ke

Keraton, pihak museum bisa memberikan promosi yang menarik dan kreatif.

Promosi yang saya maksud tidak hanya melalui lapangan saja namun bisa juga

melalui web, link, dan berbagai sosial media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

CATATAN LAPANGAN 9 WAWANCARA PENGUNJUNG MUSEUM SONOBUDOYO

Topik/Judul : Tanggapan Pengunjung Mengenai Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata

Peneliti : Yanuarius Vandana Putra

Informan : Vina Natasha

Waktu : 17 Desember 2018

Keterangan P : Peneliti I : Informan

P : Bagaimana kesan anda saat berkunjung ke Museum Sonobudoyo?

I : Menurut saya ada yang kurang. Pengunjung masih merasa bosan bila

mengunjungi Museum Sonobudoyo. Namun yang pasti fasilitas museum

sangat menunjang pengunjung untuk mampu memahami isi koleksi.

P : Apakah Museum Sonobudoyo cocok dimanfaatkan sebagai sumber

belajar terutama sejarah? Mengapa?

I : Cocok, saya sebagai mahasiswa beranggapan bahwa tidak hanya melihat,

namun para pelajar yang berkunjung ke Museum Sonobudoyo bisa

mengeksplorasi koleksi-koleksi museum untuk bahan pengetahuan dan

pembelajaran selain belajar formal di kelas

P : Apakah koleksi-koleksi yang ada di Museum dapat memberikan

manfaat sebagai sumber belajar, khususnya sejarah?

I : Bisa, jelas sekali sebagai mahasiswa pun pasti sudah menyadari akan arti

penting objek studi seperti museum ini untuk sumber belajar. Saya pun jadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

lebih tahu mengenai kebudayaan-kebudayaan yang ada di Jawa setelah

mengunjungi Museum Sonobudoyo.

P : Bagaimana pendapat anda mengenai keberadaan Museum

Sonobudoyo?

I : Bagus, bagi masyarakat Jogja museum adalah sebuah jendela untuk

membangun pribadinya. Banyak museum di Jogja menjadi pilihan belajar,

seperti Museum Sonobudoyo yang bercirikan museum kebudayaan meskipun

belum semua menyadarinya. masyarakat harus tahu bagaimana sejarah dirinya

sendiri dan bagaimana kebudayaan dalam tanda kutip merasuki perkembangan

dalam hidupnya.

P : Menurut Anda, bagaimana cara yang seharusnya dilakukan pihak

museum guna meningkatkan jumlah pengunjung?

I : Menurut saya yang hidup di jaman serba digital, cara yang mudah dan sangat

berguna untuk kalangan masyarakat adalah dengan cara mempublikasikannya

melalui sosial media. Itu adalah cara mudah dan sangat berguna menurut saya

dengan memandang jaman sekarang yang serba teknologi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

DOKUMENTASI WAWANCARA

Foto bersama Bapak Ery Sustiyadi, S.T., M.A. pada tanggal 9 November 2018 (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Foto bersama Bapak Dwi Agung Hernanto, S.S pada tanggal 9 November 2018 (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Wawancara dengan Ibu Sari pada tanggal 6 Desember 2018 (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Wawancara dengan Bapak Toni pada tanggal 1 Desember 2018 (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SILABUS MATA PELAJARAN

Nama Sekolah : SMK 6 Yogyakarta Bidang Keahlian : Semua Bidang Keahlian Kompetensi Keahlian : Semua Kompetensi Keahlian Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Kelas : X Durasi (Waktu) : 102 JP

KI-3 (Pengetahuan) : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kajian Sejarah Indonesia pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional. KI-4 (Keterampilan) : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kajianSejarah Indonesia. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6

3.1 Memahami konsep 3.1.1 Menjelaskan konsep  Konsep berpikir 3 JP  Mengamati untuk Pengetahuan dasar sejarah berpikir kronologis/ mengidentifikasi dan kronologis/diakronik dan  Tes (berpikir kronologis/ diakronik dalam sejarah sinkronik dalam merumuskan konsep berpikir kronologis/ Tertulis diakronik, sinkronik, 3.1.2 Membedakan konsep mempelajari sejarah ruang dan waktu diakronik, sinkronik, berpikir diakronik dan  Konsep ruang dan serta perubahan dan ruang dan waktu serta sinkronik dalam sejarah waktu, perubahan dan Keterampilan keberlanjutan) perubahan dan keberlanjutan dalam 3.1.3 Menjelaskan konsep ruang keberlanjutan dalam  Pen dan waktu serta perubahan mempelajari sejarah sejarah ilaian unjuk

dan keberlanjutan dalam  Referensi karya  Mengumpulkan data kerja sejarah tentang konsep berpikir Sejarah yang didasarkan  Obs pada konsep berpikir kronologis/ diakronik, ervasi

diakronik dan sinkronik sinkronik, ruang dan

4.1.1Mengolah informasi konsep waktu serta perubahan berpikir kronologis/ dan keberlanjutan dalam 4.1 Menyajikan hasil diakronik, dan sinkronik sejarah pemahaman tentang dalam sejarah  Mengkomunikasikan hasil konsep dasar sejarah 4.1.2 Menyajikan hasil kesimpulan tentang (berpikir kronologis/ Kesimpulan tentang konsep berpikir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 diakronik, sinkronik, perbedaan konsep berpikir kronologis/ diakronik, ruang dan waktu diakronik dan sinkronik . sinkronik, ruang dan serta perubahan dan ruang dan waktu serta waktu serta perubahan keberlanjutan) perubahan dan dan keberlanjutan dalam keberlanjutan dalam sejarah sejarah.

3.2.1 Menelaah corak kehidupan 3.2 Menganalisis  Masyarakat 6 JP  Mengamati untuk Pengetahuan masyarakat pada zaman kehidupan manusia praaksara Indonesia dan mengidentifikasi dan praaksara  Tes dan hasil-hasil hasil kebudayaannya merumuskan masalah 3.2.2 Menganalisis hasil budaya Tertulis budaya masyarakat corak kehidupan praaksara Indonesia  Teori tentang asal- Pra Aksara Indonesia masyarakat Pra Aksara berdasarkan tipologinya usul nenek moyang Indonesia dan hasil Keterampilan 3.2.3 Menganalisis teori asal- bangsa Indonesia (Proto budayanya serta asal-usul usul nenek moyang Melayu, Deutero Melayu,  Pen nenek moyang bangsa bangsa Indonesia (Proto dan Melanesoid) ilaian unjuk Indonesia Melayu, Deutero Melayu kerja dan Melanesoid)  Mengumpulkan  Obs data tentang corak ervasi kehidupan masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6

4.2.1 Mengaitkan corak praaksara9 Indonesia dan kehidupan masyarakat  Masyarakat praaksara hasil budayanya serta

praaksara Indonesia dan Indonesia teori asalJ -usul nenek hasil budayanya dengan  Hasil budaya masyarakat moyangP bangsa Indonesia teori asal-usul nenek praaksara Indonesia 4.2 Menyajikan  Mengolah data moyang bangsa informasi mengenai  Teori asal-usul nenek tentang corak kehidupan Indonesia manusia dan hasil- moyang bangsa Indonesia masyarakat praaksara

hasil budaya Indonesia dan hasil

khususnya 4.2.2 Menyajikan hasil budayanya serta teori masyarakat praaksara analisis tentang corak asal-usul nenek moyang

Indonesia kehidupan masyarakat bangsa Indonesia praaksara Indonesia dan  Mengkomunikasi hasil budayanya kan hasil kesimpulan

4.2.3 Menyajikan hasil tentang corak kehidupan analisis tentang teori asal- masyarakat praaksara usul nenek moyang Indonesia dan hasil bangsa Indonesia budayanya serta teori

asal-usul nenek moyang

bangsa Indonesia

3.3.1 Menganalisis 4 teori  Teori masuknya agama

tentang masuknya agama dan kebudayaan Hindu-  Mengamati untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 dan kebudayaan Hindu- Buddha ke Indonesia mengidentifikasi dan Buddha ke Indonesia  Pengaruh agama dan merumuskan masuknya 3.3.2 Menyimpulkan teori kebudayaan Hindu- agama dan kebudayaan tentang masuknya Hindu- Buddha terhadap Hindu - Buddha ke Buddha yang paling benar kehidupan masyarakat Indonesia dan

sesuai dengan fakta-fakta Indonesia di bidang pengaruhnya terhadap pendukungnya pemerintahan dan budaya kehidupan masyarakat 3.3 Menganalisis 3.3.3 Menyimpulkan bentuk-  Kerajaan Hindu-Buddha Indonesia bentuk pengaruh Hindu- di Indonesia dan warisan  Mengumpulkan berbagai teori tentang proses Buddha terhadap budayanya data tentang masuknya masuknya agama dan kehidupan masyarakat  Akulturasi budaya pada agama dan kebudayaan Indonesia di bidang kebudayaan Hindu- masa perkembangan Hindu - Buddha ke Buddha serta pemerintahan dan budaya kerajaan Hindu-Buddha Indonesia dan

pengaruhnya 3.3.4 Memerinci kerajaan- di Indonesia pengaruhnya terhadap terhadap kehidupan kerajaan Hindu-Buddha di kehidupan masyaraklat Indonesia dan warisan Indonesia masyarakat Indonesia budayanya  Mengkomunikasi (pemerintahan, kan hasil kesimpulan budaya) tentang masuknya P 4.3.1 Mengumpulkan informasi agama dan kebudayaan a tentang teori masuknya Hindu-Buddha dan n agama dan kebudayaan pengaruhnya terhadap Hindu-Buddha ke Pengetahuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 Indonesia kehidupan masyaraklat 9 JP  Tes Tertulis Indonesia 4.3.2 Mengolah informasi untuk menyimpulkan teori Keterampilan masuknya Hindu-Buddha

ke Indonesia yang paling  Pen benar sesuai degan fakta- ilaian unjuk kerja fakta pendukungnya 4.3.3 Mengolah informasi untuk  Obs

menelaah pengaruh Hindu- ervasi 4.3 Mengolah informasi Buddha terhadap

kehidupan masyarakat tentang berbagai teori masuknya Indonesia

agama dan 4.3.4 Menalar kerajaan-kerajaan kebudayaan Hindu- Hindu-Buddha di Indonesia

Buddha serta dan warisan budayanya

pengaruhnya 4.3.5 Menelaah bentuk-bentuk

terhadap kehidupan akulturasi budaya pada masyarakat masa kerajaan Hindu- Indonesia Buddha di Indonesia

(pemerintahan, budaya)  Masuknya agama Islam

Menganalisis 3.4.1 Menganalisis 4 teori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 berbagai teori tentang masuknya agama ke Indonesia  6 Mengamati untuk tentang proses Islam ke Indonesia  Perkembangan kerajaan- mengidentifikasi dan

masuknya agama dan 3.4.2 Menyimpulkan faktor- kerajaan Islam di merumuskanJ masuknya kebudayaan Islam faktor yang mempengaruhi Indonesia agamaP Islam ke serta pengaruhnya keberhasilan penyebaran  Akulturasi budaya pada Indonesia dan

terhadap kehidupan Islam di Indonesia masa kerajaan Islam pengaruhnya terhadap masyarakat 3.4.3 Menyimpulkan pengaruh  Pembentukan integrasi kehidupan masyarakat Indonesia (ekonomi, perkembangan kerajaan Indonesia di bidang bangsa pada masa pemerintahan, Islam terhadap kehidupan kerajaan Islam pemerintahan dan

budaya) masyarakat Indonesia di budaya bidang  Mengumpulkan ekonomi,pemerintahan dan data tentang masuknya

budaya agama Islam ke 3.4.4 Menelaah peranan Indonesia dan kerajaan-kerajaan Islam di pengaruhnya terhadap 3.4 Menganalisis Nusantara dalam kehidupan masyarakat berbagai teori membentuk integrasi Indonesia di bidang tentang proses bangsa pemerintahan dan masuknya agama dan 3.4.5 Menelaah bentuk-bentuk budaya kebudayaan Islam akulturasi budaya pada serta pengaruhnya  Mengkomunikasi masa awal perkembangan terhadap kehidupan kan hasil kesimpulan Islam di Indonesia masyarakat tentang masuknya agama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 Indonesia (ekonomi, Islam ke Indonesia dan pemerintahan, 4.4.1 Mengolah informasi untuk pengaruhnya terhadap budaya) menyimpulkan teori kehidupan masyarakat Pengetahuan masuknya agama Islam ke Indonesia di bidang  Tes Indonesia yang paling pemerintahan dan budaya Tertulis benar sesuai dengan fakta- Keterampilan fakta pendukungnya 4.4.2 Menyajikan hasil  Pen

kesimpulan tentang teori ilaian unjuk masuknya agama Islam ke 6 JP kerja Indonesia dan pengaruhnya  Obs terhadap kehidupan ervasi masyarakat Indonesia di bidang ekonomi,pemerintahan, dan

budaya

4.4.4. Menyajikan peranan kerajaan-kerajaan Islam dalam pembentukan

integrasi bangsa Indonesia 4.4.5 Menyajikan contoh akulturasi budaya di masa perkembangan Islam di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 4.4 Menyajikan hasil Indonesia

analisis berbagai teori tentang proses Perkembangan Kolonialisme masuknya agama dan 3.5.1 Menganalisis faktor-faktor Dan Imperialisme Eropa  Mengamati untuk pendorong masuknya  proses masuk dan mengidentifikasi dan kebudayaan Islam serta pengaruhnya bangsa Eropa ke Indonesia perkembangan merumuskan latar

terhadap kehidupan 3.5.2 Menyimpulkan reaksi penjajahan bangsa belakang masuknya masyarakat kerajaan Islam di Jawa dan Eropa bangsa Eropa ke Maluku terhadap  perebutan politik Indonesia dan Indonesia (ekonomi, pemerintahan, kedatangan Portugis dan hagemoni bangsa perkembangan Spanyol di Nusantara budaya) Eropa kolonialisme Barat 3.5.3 Menelaah sebab kegagalan  strategi perlawanan (Portugis, Belanda,

perlawanan rakyat daerah bangsa Indonesia Inggris) di Indonesia menentang kolonialisme terhadap penjajahan  Mengumpulkan data Belanda tentang latar belakang bangsa Eropa sampai 3.5.4 Menganalisis latar masuknya bangsa Eropa awal abad ke-20 belakang penerapan sistem ke Indonesia dan tanam paksa oleh perkembangan pemerintah Hindia Belanda kolonialisme Barat

3.5.5 Menelaah dampak sistem (Portugis, Belanda,

tanam paksa terhadap Inggris) di Indonesia kehidupan sosial dan  Meng komunikasikan ekonomi rakyat Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 hasil kesimpulan tentang 4.51. Mengolah informasi latar belakang masuknya tentang latar belakang bangsa Eropa ke kedatangan bangsa Eropa Indonesia6 dan ke Indonesia perkembangan

4.5.2 Mengolah informasi kolonialismeJ Barat tentang reakasi kerajaan (Portugis,P Belanda, Islam atas kedatangan Inggris) di Indonesia

Portugis di Indonesia 3.5 Menganalisis proses 4.5.3 Mengolah informasi masuk dan tentang sebab kegagalan perkembangan perlawanan rakyat daerah

penjajahan bangsa menentang kolonialisme Eropa (Portugis, Belanda Spanyol, Belanda, 4.5.4 Mengolah informasi

Inggris) ke Indonesia tentang latar belakang

penerapan sistem tanam paksa oleh pemerintah

Hindia Belanda

4.5. 5 Mengolah informasi Pengetahuan tentang dampak sistem tanam paksa terhadap  Tes

kehidupan sosial dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 ekonomi rakyat Indonesia Tertulis  Dampak penjajahan  Mengamati untuk Keterampilan 3.6.1 Menganalisis latar bangsa barat di Indonesia Menganalisis dampak belakang diterapkannya  politik  Pen politik, budaya, sosial, politik etis oleh pemerintah  budaya ilaian unjuk ekonomi, dan Hindia Belanda kerja  sosial ekonomi pendidikan pada masa 3.6.2 Menyimpulkan akibat  pendidikan penjajahan bangsa  Obs diterapkannya politik etis di  munculnya golongan elit Eropa, lahirnya ervasi bidang sosial dan politik di Indonesia Pergerakan Nasional 3.6.3 Membagankan  tumbuhnya kesadaran dan peristiwa Sumpah perbedaan-perbedaan awal kebangsaan Pemuda perjuangan bangsa  organisasi organisasi 6 JP Indonesia sebelum dan kebangsaan  Mengumpulkan 4.5 Mengolah informasi sesudah tahun 1908  sumpah pemuda data tentang dampak tentang proses masuk 3.6.4 Menelaah bentuk-bentuk politik, budaya, sosial, dan perkembangan organisasi pergerakan ekonomi, dan penjajahan bangsa kebangsaan yang kooperasi pendidikan pada masa Eropa (Portugis, dan non kooperasi penjajahan bangsa Spanyol, Belanda, Eropa, lahirnya 3.6.5 Menyimpulkan sebab Inggris) ke Indonesia terjadinya peristiwa Pergerakan Nasional

Sumpah Pemuda pada 28 dan peristiwa Sumpah Oktober 1928 Pemuda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 4.6.1 Mengolah informasi  Mengkomunikasi tentang latar belakang kan hasil kesimpulan diterapkannya politik etis tentang dampak oleh pemerintah Hindia politik, budaya, sosial, Belanda ekonomi, dan 4.6.2 Mengolah informasi akibat pendidikan pada masa diterapkannya politik etis di penjajahan bangsa bidang sosial dan politik Eropa, lahirnya 4.6.3 Mengolah informasi Pergerakan Nasional tentang perbedaan- dan peristiwa Sumpah perbedaan perjuangan Pemuda bangsa Indonesia sebelum

dan sesudah tahun 1908

4.6.4 Mengolah informasi tentang bentuk-bentuk

organisasi pergerakan 1 kebangsaan yang berhaluan 2 kooperasi dan non

kooperasi J 4.6.5 Mengolah informasi P tentang sebab terjadinya 3.6 Menganalisis peristiwa Sumpah Pemuda

pada 28 Oktober 1928.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 dampak politik, budaya, sosial, ekonomi, dan pendidikan pada Proklamasi kemerdakaan masa penjajahan Indonesia  Mengamati untuk bangsa Eropa, 3.7.1 Menganalisis alasan  peristiwa proklamasi Menganalisis lahirnya Pergerakan pemerintah pendudukan kemerdekaan peristiwa proklamasi Nasional dan Jepang memberikan janji  pembentukan kemerdekaan peristiwa Sumpah kemerdekaan kepada pemerintahan pertama Indonesia dan Pemuda bangsa Indonesia RI pembentukan 3.7.2 Menelaah tujuan  tokoh proklamator dan pemerintahan pertama pembentukan BPUPKI tokoh lainnya sektar Republik Indonesia, oleh pemerintah proklamasi serta maknanya bagi pendudukan Jepang kehidupan sosial, 3.7.3 Menelaah hasil yang telah budaya, ekonomi, dicapai oleh BPUPKI politik, dan dalam perjuangan bangsa pendidikan bangsa Indonesia Indonesia

 Mengumpulkan

data tentang peristiwa proklamasi

kemerdekaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 Indonesia dan pembentukan 4.6 Menalar dampak pemerintahan pertama politik, budaya, Republik Indonesia, sosial, ekonomi, dan serta maknanya bagi

pendidikan pada kehidupan sosial, masa penjajahan budaya, ekonomi, bangsa Eropa politik, dan lahirnya Pergerakan pendidikan bangsa Nasional dan 12 JP Indonesia peristiwa Sumpah  Mengkomunikasi Pemuda kan hasil kesimpulan

tentang peristiwa

proklamasi

kemerdekaan

Indonesia dan

pembentukan

pemerintahan pertama

Republik Indonesia,

serta maknanya bagi

kehidupan sosial,

budaya, ekonomi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 politik, dan pendidikan bangsa Indonesia Perjuangan mempertahankan 1 kemerdekaan dari ancaman 2 3.8.1 Menjelaskan latar sekutu dan Belanda  Mengamati untuk belakang kedatangan  bentuk dan strategi MenganalisisJ strategi dan bentuk pasukan Sekutu dan perjuangan P Belanda ke Indonesia menghadapi ancaman perjuangan bangsa

3.8.2 Menganaisis strategi dan sekutu Indonesia dalam

bentuk perjuangan bangsa  bentuk dan strategi upaya Indonesia dalam upaya mempertahankan perjuangan dan kemerdekaan dari mempertahanlan ancaman menghadapi kemerdekaan dari Belanda ancaman Sekutu dan

3.7 Menganalisis ancaman Sekutu dan Belanda peristiwa Belanda  Mengumpulkan

proklamasi data tentang strategi kemerdekaan 4.8.1 Membuat peta konsep dan bentuk

Indonesia dan tentang strategi perjuangan bangsa pembentukan perlawanan bangsa Indonesia dalam Indonesia dalam upaya pemerintahan upaya pertama Republik mempertahankan mempertahankan kemerdekaan dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 Indonesia, serta ancaman sekutu dan kemerdekaan dari maknanya bagi Belanda ancaman Sekutu dan kehidupan sosial, Belanda budaya, ekonomi,  Mengkomunikasi politik, dan kan hasil kesimpulan pendidikan bangsa tentang strategi dan Indonesia bentuk perjuangan

bangsa Indonesia

dalam upaya 4.7 Menalar peristiwa mempertahankan proklamasi kemerdekaan dari kemerdekaan ancaman Sekutu dan Indonesia dan Perjuangan bangsa Indonesia Belanda pembentukan dalam mempertahankan pemerintahan 3.9.1 Menjelaskan peristiwa Integrasi Bangsa dan negara pertama Republik pemberontakan PKI RI  Mengamati untuk Indonesia, serta Madiun, DI/TII, G-30-  upaya bangsa Mengevaluasi upaya maknanya bagi S/PKI Indonesia dalam bangsa Indonesia kehidupan sosial, 3.9.2 Menjelaskan peristiwa menghadapi ancaman dalam menghadapi budaya, ekonomi, pemberontakan APRA, disintegrasi bangsa ancaman disintegrasi politik, dan Andi Aziz, dan RMS  upaya bangsa bangsa antara lain PKI pendidikan bangsa 3.9.3. Menjelaskan peristiwa Indonesia dalam Madiun 1948, DI/TII, Indonesia pemberontakan PRRI dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 PERMESTA mempertahankan APRA, Andi Aziz, 3.9.4 mengevaluasi upaya keutuhan wilayah RMS, PRRI, bangsa Indonesia dalam NKRI Permesta, G-30-S/PKI menghadapi ancaman  tokoh nasional dan  Mengumpulkan disintegrasi bangsa antara daerah yang berjuang data tentang upaya lain PKI Madiun 1948, memperthankan bangsa Indonesia DI/TII, APRA, Andi Aziz, keutuhan negara dan dalam menghadapi RMS, PRRI, Permesta, G- bangsa Indonesia pada ancaman disintegrasi 30-S/PKI. masa 1948-1965 bangsa antara lain PKI

Madiun 1948, DI/TII, 4.9.1 Membuat kliping tentang APRA, Andi Aziz, konflik-konflik yang 12 JP RMS, PRRI, terjadi pada masa Permesta, G-30-S/PKI sekarang  Mengkomunikasi kan hasil kesimpulan

tentang upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman

disintegrasi bangsa 6 antara lain PKI

Madiun 1948, DI/TII, APRA,J Andi Aziz,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 3.8 Menganalisis Indonesia pada awal RMS,P PRRI, strategi dan bentuk 3.10.1 Menganalisis kemerdekaan sampai Permesta, G-30-S/PKI perjuangan bangsa perkembangan demokrasi terpimpin Indonesia dalam kehidupan politik  perkembangan  Mengamati untuk upaya Bangsa Indonesia pada kehidupan politik Mengevaluasi mempertahankan masa awal kemerdekaan bangsa Indonesia pada perkembangan kemerdekaan dari sampai dengan masa masa awal kehidupan politik dan ancaman Sekutu dan Demokrasi Terpimpin kemerdekaan ekonomi Bangsa Belanda 3.10.2 menganalisis  perkembangan Indonesia pada masa perkembangan kehidupan politik dan kehidupan ekonomi ekonomi bangsa awal kemerdekaan

Bangsa Indonesia pada Indonesia pada masa sampai dengan masa masa awal kemerdekaan demokrasi terpimpin Demokrasi Terpimpin

sampai dengan masa Permesta, G-30-S/PKI

4.8 Mengolah informasi Demokrasi Terpimpin  Mengumpulkan

tentang strategi dan 3.10.3 Mengevaluasi data tentang bentuk perjuangan perkembangan perkembangan bangsa Indonesia kehidupan politik dan kehidupan politik dan dalam upaya ekonomi Bangsa ekonomi Bangsa mempertahankan Indonesia pada masa Indonesia pada masa kemerdekaan dari awal kemerdekaan awal kemerdekaan ancaman Sekutu dan sampai dengan masa sampai dengan masa Belanda Demokrasi Terpimpin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 Demokrasi Terpimpin 4.10.1 membuat artikel tentang  Mengkomunikasi kehidupan politik dan kan hasil kesimpulan ekonomi bangsa tentang perkembangan Indonesia pada masa kehidupan politik dan saat ini ekonomi Bangsa

Indonesia pada masa

awal kemerdekaan

sampai dengan masa

Demokrasi Terpimpin

Kehidupan bangsa Indonesia pada masa orde baru,awal

3.11.1 Menganalisis reformasi, , serta peranan perkembangan mahasiswa dan pemuda dalam 3.9 Mengevaluasi upaya kehidupan politik bangsa perubahan politik dan bangsa Indonesia indonesia pada masa ketatanegaraan Indonesia dalam menghadapi orde baru,awal  kehidupan politik dan  Mengamati untuk ancaman disintegrasi reformasi, , serta ekonomi pada masa Mengevaluasi bangsa antara lain peranan mahasiswa dan orde baru perkembangan PKI Madiun 1948, pemuda dalam  kehidupan politik dan 9kehidupan politik dan DI/TII, APRA, Andi perubahan politik dan ekonomi Bangsa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 Aziz, RMS, PRRI, ketatanegaraan ekonomi pada masa Indonesia pada masa Permesta, G-30- Indonesia reformasi OrdeJ Baru sampai S/PKI 3.11.2 Menganalisis  peran mahasiswa dan denganP awal perkembangan pemuda dalam Reformasi, serta kehidupan ekonomi perubahan politik dan peranan mahasiswa bangsa indonesia pada ketatanegaraan dan pemuda dalam masa orde baru dan Indonesia perubahan politik dan reformasi , serta peranan ketatanegaraan

mahasiswa dan pemuda Indonesia dalam perubahan politik 6 JP  Mengumpulkan dan ketatanegaraan data tentang Indonesia perkembangan 3.11.3 Mengevaluasi kehidupan politik dan perkembangan ekonomi Bangsa kehidupan politik dan Indonesia pada masa ekonomi Bangsa Orde Baru sampai 4.9 Menyajikan hasil Indonesia pada masa dengan awal kesimpulan tentang Orde Baru sampai Reformasi, serta upaya bangsa dengan awal Reformasi, peranan mahasiswa Indonesia dalam serta peranan mahasiswa dan pemuda dalam menghadapi dan pemuda dalam perubahan politik dan ancaman disintegrasi perubahan politik dan ketatanegaraan bangsa antara lain ketatanegaraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 PKI Madiun 1948, Indonesia Indonesia DI/TII, APRA, Andi  Mengkomunikasi Aziz, RMS, PRRI, 4.11.1 membuat tulisan tentang kan hasil kesimpulan Permesta, G-30- prestasi Soeharto selama tentang perkembangan S/PKI memimpin orde baru kehidupan politik dan

ekonomi Bangsa

Indonesia pada masa

Orde Baru sampai

3.10 Mengevaluasi dengan awal

perkembangan Reformasi, serta

kehidupan politik peranan mahasiswa

dan ekonomi dan pemuda dalam

Bangsa Indonesia perubahan politik dan 1 pada masa awal ketatanegaraan 2 kemerdekaan Indonesia sampai dengan masa Demokrasi Peran bangsa indonesia J P Terpimpin 3.12.1 Menganalisis peranan dalam perdamaian dunia bangsa Indonesia dalam antara lain :

perdamaian dunia antara KAA, Misi Garuda,

lain KAA, Misi Garuda, Deklarasi Djuanda, Gerakan

Deklarasi Djuanda, Non Blok, dan ASEAN, OKI, Gerakan Non Blok, dan dan Jakarta Informal Meeting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 ASEAN, OKI, dan  Mengamati untuk Jakarta Informal Mengevaluasi peran Meeting bangsa Indonesia 3.12.2 Mengevaluasi peran dalam perdamaian bangsa Indonesia dalam dunia antara lain perdamaian dunia antara KAA, Misi Garuda, lain KAA, Misi Garuda, Deklarasi Djuanda, Deklarasi Djuanda, Gerakan Non Blok, Gerakan Non Blok, dan dan ASEAN, OKI, ASEAN, OKI, dan 9 JP dan Jakarta Informal Jakarta Informal Meeting Meeting

 Mengumpulkan data tentang peran 4.10 Menyajikan hasil 4.12.1 Membuat peta wilayah bangsa Indonesia ASEAN dalam perdamaian telaah tentang perkembangan dunia antara lain kehidupan politik KAA, Misi Garuda, Deklarasi Djuanda, dan ekonomi bangsa Indonesia pada Gerakan Non Blok,

masa awal dan ASEAN, OKI, kemerdekaan dan Jakarta Informal Meeting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 sampai masa  Mengkomunikasi Demokrasi kan hasil kesimpulan Terpimpin tentang peran bangsa

Indonesia dalam

perdamaian dunia

antara lain KAA, Misi

3.11 Mengevaluasi Garuda, Deklarasi

perkembangan Djuanda, Gerakan Prestasi bangsa Indonesia kehidupan politik Non Blok, dan 3.13.1 menganalisis kehidupan dalam mengembangkan dan ekonomi ASEAN, OKI, dan bangsa Indonesia dalam IPTEK pada era kemerdekaan Bangsa Indonesia Jakarta Informal mengembangkan ilmu  revolusi hijau pada masa Orde 1Meeting pengetahuan dan Baru sampai dengan  teknologi transportasi 2 teknologi pada era awal Reformasi,  teknologi kemerdekaan (sejak serta peranan kedirgantaraan  JMengamati untuk Proklamasi sampai orde mahasiswa dan  teknologi informasi MengevaluasiP baru) pemuda dalam dan komunikasi kehidupa n bangsa perubahan politik 3.13.2 menganalisis kehidupan  teknologi arsitektur Indonesia dalam

dan ketatanegaraan bangsa Indonesia dalam dan konstruksi mengembangkan ilmu Indonesia mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengetahuan dan teknologi pada era teknologi pada era kemerdekaan (sejak kemerdekaan (reformasi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 3.13.3 mengavaluasi kehidupan Proklamasi sampai kehidupan bangsa dengan Reformasi) Indonesia dalam  Mengumpulkan mengembangkan ilmu data tentang pengetahuan dan kehidupan bangsa teknologi pada era Indonesia dalam kemerdekaan (sejak mengembangkan ilmu Proklamasi sampai pengetahuan dan dengan Reformasi) teknologi pada era

kemerdekaan (sejak 10 JP Proklamasi sampai 4.13.1 membuat artikel tentang dengan Reformasi) hasil hasil ciptaan dan penemuan orang  Mengkomunikasi Indonesia kan hasil kesimpulan tentang kehidupan bangsa Indonesia dalam mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi pada era kemerdekaan (sejak Proklamasi sampai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 dengan Reformasi.

4.11 Mengolah informasi tentang pekembangan kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada

masa Orde Baru sampai dengan awal Reformasi, serta peranan mahasiswa dan pemuda dalam perubahan politik dan ketatanegaraan

Indonesia

3.12 Mengevaluasi peran bangsa Indonesia dalam perdamaian dunia antara lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 KAA, Misi Garuda, Deklarasi Djuanda, Gerakan Non Blok, dan ASEAN, OKI, dan Jakarta

Informal Meeting

6

J P

12 JP

4.12 Menyajikan hasil telaah tentang peran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 bangsa Indonesia dalam perdamaian dunia antara lain KAA, Misi Garuda, Deklarasi Djuanda,

Gerakan Non Blok, dan ASEAN, OKI, dan Jakarta Informal Meeting

3.13 Mengevaluasi kehidupan bangsa Indonesia dalam mengembangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6 ilmu pengetahuan dan teknologi pada era kemerdekaan (sejak Proklamasi sampai dengan

Reformasi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6

4.13 Membuat studi evaluasi tentang kehidupan bangsa Indonesia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan

dan teknologi di era kemerdekaan (sejak proklamasi sampai dengan reformasi)

6 JP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

Indikator Pencapaian Alokasi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Kompetensi Waktu(JP) 1 2 3 4 5 6

6 JP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMK Negeri 6 Yogyakarta Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (Wajib) Kelas/Semester : X/Gasal Materi Pokok : - Masyarakat Praaksara Indonesia dan hasil kebudayaannya - Teori tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto Melayu, Deutro Melayu, dan Melanesoid) Alokasi Waktu : 1 Minggu x 3 Jam Pelajaran @45 Menit

A. Kompetensi Inti 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 3.2.1Menelaah corak kehidupan 3.2 Menganalisis kehidupan manusia dan masyarakat pada zaman praaksara. hasil-hasil budaya masyarakat Pra

Aksara Indonesia. 3.2.2Menganalisis hasil budaya praaksara Indonesia berdasarkan tipologinya.

3.2.3 Menganalisis teori asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto Melayu, Deutro Melayu dan Melanesoid) 4.2 Menyajikan informasi mengenai manusia 4.2.1 Mengaitkan corak kehidupan dan hasil-hasil budaya khususnya masyarakat praaksara Indonesia dan masyarakat praaksara Indonesia. hasil budayanya dengan teori asal- usul nenek moyang bangsa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Indonesia.

4.2.2 Menyajikan hasil analisis tentang teori asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia.

C. Tujuan Pembelajaran Melalui pembelajaran Discovery Based Learning, siswa dapat menjelaskan corak kehidupan masyarakat praaksara Indonesia dan hasil budayanya dengan teori asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia. Selain itu, Melalui diskusi peserta didik menganalisis teori asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto Melayu, Deutero Melayu dan Melanesoid)

D. Materi Pembelajaran 1. Masyarakat Praaksara Indonesia dan hasil kebudayaannya 2. Teori tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto Melayu, Deutro Melayu, dan Melanesoid)

E. Metode Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran : Saintifik (Scientific Sproach) Model Pembelajaran : Discovery Based Learning Metode : Tanya Jawab, Presentasi, Ceramah Bervariasi, Kunjungan : Studi

F. Media Pembelajaran Alat:  Laptop  LCD Bahan:  Video mengenai masyarakat praaksara Indoesia dan hasil kebudayaan  Powerpoint  Lembar Kerja Siswa (LKS)

G. Sumber Belajar a. Buku (Hapsari, Ratna, dan Adil M. 2013. “Sejarah Indonesia”. Jakarta: Erlangga. b. Internet

H. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan (15 Menit) Guru: Orientasi  Guru mengecek kesiapan fisik kelas sebelum belajar, jika ada sampah atau kotoran bisa dibersihkan terlebih dahulu  Membuka pelajaran dengan doa (religius)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

 Mendata kehadiran peserta didik (disiplin)  Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan Apersepsi  Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik  Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan materi yang akan disampaikan Motivasi  Menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti (80 Menit) Sintak Model Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Stimulation (stimulasi/pemberian KEGIATAN LITERASI rangsangan) Peserta didik diberi rangsangan atau motivasi untuk memusatkan perhatian pada topik materi Masyarakat Praaksara Indonesia dan hasil kebudayaannya. Teori tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto Melayu, Deutro Melayu, dan Melanesoid) :  Mengamati  Menayangkan video tentang Masyarakat Praaksara Indonesia dan hasil kebudayaannya (rasa ingin tahu)  Membagikan lembar kerja dengan materi Masyarakat Praaksara Indonesia dan hasil kebudayaannya. Teori tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto Melayu, Deutro Melayu, dan Melanesoid) (disiplin)  Menyimak  Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar tentang materi Masyarakat Praaksara Indonesia dan hasil kebudayaannya. Teori tentang asal- usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto Melayu, Deutro Melayu, dan Melanesoid). (nasionalisme) Problem Statement (identifikasi CRITICAL THINKING (BERPIKIR masalah) KRITIS) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan berkaitan dengan video yang disajikan, contohnya:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

 Mengajukan pertanyaan tentang materi: Masyarakat Praaksara Indonesia dan hasil kebudayaannya. Teori tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto Melayu, Deutro Melayu, dan Melanesoid) yang tidak dipahami dari apa yang diamati untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis. Data Collection (pengumpulan data) KEGIATAN LITERASI Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan melalui kegiatan:  Membaca sumber lain selain buku teks Peserta didik melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber yang sesuai dengan materi Masyarakat Praaksara Indonesia dan hasil kebudayaannya. Teori tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto Melayu, Deutro Melayu, dan Melanesoid) Data Processing (pengolahan data) CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS)  Mengumpulkan informasi Mencatat semua informasi tentang materi Masyarakat Praaksara Indonesia dan hasil kebudayaannya. Teori tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto Melayu, Deutro Melayu, dan Melanesoid) yang telah diperoleh dari hasil menonton video maupun kegiatan literasi dari berbagai sumber yang relevan dan kemudian dibuat dalam bentuk resume sejarah.

CREATIVITY (KREATIFITAS)  Guru memberikan peserta didik tugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

untuk membuat resume video. Verification (pembuktian) COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI) Peserta didik mempresentasikan hasil yang telah dibuat di depan kelas. Generalization (menarik kesimpulan) COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)  Guru memberi penegasan pada materi yang telah dipresentasikan peserta didik.  Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas. Catatan: Masyarakat Praaksara Indonesia dan hasil kebudayaannya. Teori tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto Melayu, Deutro Melayu, dan Melanesoid) berlangsung, guru mengamati sikap peserta didik dalam pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, jujur, kritis, mandiri, toleran,dan bertanggung jawab Kegiatan Penutup (10 Menit) Peserta didik:  Membuat catatan mengenai poin-poin penting yang telah dipelajari sesuai dengan materi Masyarakat Praaksara Indonesia dan hasil kebudayaannya. Teori tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto Melayu, Deutro Melayu, dan Melanesoid) Guru:  Guru bersama peserta didik melakukan refleksi dari materi yang sedang dibahas.  Guru melakukan penugasan pada siswa untuk mengunjungi secara mandiri Museum Sonobudoyo dan membuat video dokumentasi mengenai koleksi-koleksi Museum Sonobudoyo yang mengandung nilai praaksara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

I. Penilaian

J. Lampiran Pendukung RPP  Lampiran Penilaian  Lampiran Materi Pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

MATERI PEMBELAJARAN

1. PENGERTIAN MASA PRAAKSARA Masa Praaksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Manusia yang hidup pada zaman Praaksara sekarang sudah berubah menjadi fosil. Fosil manusia yang ditemukan di Indonesia dalam perkembangan terdiri dari beberapa jenis. Penemuan - penemuan fosil ini banyak disumbang oleh Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan wilayah tropis dan mempunyai iklim yang cocok dihuni manusia kala itu. Penemuan - penemuan fosil sangat berguna bagi perkembangan ilmu sejarah sekarang ini. Baik dalam hal menjelaskan kehidupan manusia kala itu. Hewan yang pernah hidup dan bagaimana evolusi manusia hingga menjadi sekarang ini. Indonesia banyak menyumbang fosil manusia - manusia purba. Dilihat dari hasil penemuan di Indonesia maka dapat dipastikan Indonesia mempunyai banyak sejarah peradapan manusia mulai saat manusia hidup. Dengan begitu ilmu sejarah akan terus berkembang sejalan dengan fosil-fosil yang ditemukan. Hal ini diketahui dari kedatangan para ahli dari Eropa pada abad ke-19, dimana mereka tertarik untuk mengadakan penelitian tentang fosil manusia di Indonesia. Kehidupan manusia pada zaman praaksara senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan

2. POLA HUNIAN MASA PRAAKSARA A. NOMADEN Nomaden artinya berpindah – pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Kehidupan masyarakat pra aksara sangat bergantung kepada alam. Bahkan, kehidupan mereka tidak seperti kelompok hewan, karena bergantung pada apa yang disediakan alam. Apa yang mereka makan adalah bahan makanan apa yang disediakan alam, seperti, buah – buahan, umbi – umbian, atau dedauanan yang mereka makan tinggal memetik dari pepohonan atau menggali dari tanah. Mereka tidak pernah menanam atau mengolah pertanian. Berdasarkan pola kehidupan nomaden tersebut, maka masa kehidupan masyarakat pra aksara sering disebut sebagai ‘masa mengumpulkan bahan makanan dan berburu’. Jika bahan makanan yang akan di kumpulkan telah habis, mereka akan berpindah ke tempat lain yang banyak menyediakan bahan makanan. Di samping itu, tujuan perpindahan mereka adalah untuk menangkap binatang buruannya. Kehidupan semacam itu berlangsung dalam waktu yang lama dan berlangsung secara terus menerus. Oleh karena itu, mereka tidak pernah memikirkan rumah sebagai tempat tinggal yang tetap pada masa nomaden, masyarakat pra aksara telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

mengenal kehidupan berkelompok. Jumlah anggota dari setiap kelompok sekitar 10-15 orang. Bahkan, untuk mempermudah hidup dan kehidupannya, mereka telah mampu membuat alat – alat perlengkapan dari batu dan kayu, meskipun bentuknya masih sangat kasar dan sederhana. Ciri – ciri kehidupan masyarakat nomaden adalah sebagai berikut: a) Selalu berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, b) Sangat bergantung pada alam, c) Belum mengolah bahan makanan, d) Hidup dari hasil mengumpulkan bahan makanan dan berburu, e) Belum memiliki tempat tinggal yang tetap, f) Peralatan hidup masih sangat sederhana dan terbuat dari batu atau kayu.

B.POLA KEHIDUPAN SEMI NOMADEN Terbatasnya, kemampuan alam untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat setiap manusia untuk merubah pola kehidupannya. Oleh karena itu, masyarakat pra aksara mulai merubah pola hidup secara nomaden menjadi semi nomaden. Kehidupan semi nomaden adalah pola kehidupan yang berpindah – pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, tetapi sudah disertai dengan kehidupan menetap sementara. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa mereka sudah mulai mengenal cara – cara mengolah bahan makanan. a) Pola kehidupan semi nomaden ditandai dengan ciri – ciri sebagai berikut: b) Mereka masih berpindah – pindah dari satu tempat ke tempat lain; c) Mereka masih bergantung pada alam; d) Mereka mulai mengenal cara – cara mengolah bahan makanan; e) Mereka telah memiliki tempat tinggal sementara; Di samping mengumpulkan bahan makanan dan berburu, mereka mulai menanam berbagai jenis tanaman, Sebelum meninggalkan suatu tempat untuk berpindah ke tempat lain, mereka terlebih dahulu menanam berbagai jenis tanaman dan mereka akan kembali ke tempat itu, ketika musin panen tiba. Peralatan hidup mereka sudah lebih baik dibandingkan dengan peralatan hidup masyarakat nomaden. Di samping terbuat dari batu dan kayu, peralatan itu juga terbuat dari tulang sehingga lebih tajam. Pada zaman ini, masyarakat diperkirakan telah memelihara anjing. Pada waktu itu, anjing merupakan binatang yang dapat membantu manusia dalam berburu binatang. Di Sulawesi Selatan, di dalam sebuah goa ditemukan sisa – sisa gigi anjing oleh Sarasin bersaudara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

C. POLA KEHIDUPAN MENETAP Kehidupan masyarakat pra aksara terus berkembang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakatnya. Ternyata, pola kehidupan semi nomaden tidak menguntungkan karena setiap manusia masih harus berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Di samping itu, setiap orang harus membangun tempat tinggal, meskipun hanya untuk sementara waktu. Dengan demikian, pola kehidupan semi nomaden dapat dikatakan kurang efektif dan efisien. Oleh karena itu, muncul gagasan untuk mengembangkan pola kehidupan yang menetap. Itulah, konsep dasar yang mendasari perkembangan kehidupan masyarakat pra aksara. Pola kehidupan menetap memiliki beberapa keuntungan atau kelebihan, di antaranya: a) Setiap keluarga dapat membangunan tempat tinggal yang lebih baik untuk waktu yang lebih lama; b) Setiap orang dapat menghemat tenaga karena tidak harus membawa peralatan hidup dari satu tempat ke tempat lain; c) Para wanita dan anak – anak dapat tinggal lebih lama di rumah dan tidak akan merepotkan; d) Wanita dan anak – anak sangat merepotkan, apabila mereka harus berpindah dari satu tempat ke tempat lain; e) Mereka dapat menyimpan sisa – sisa makanan dengan lebih baik dan aman; f) Mereka dapat memelihara ternak sehingga mempermudah pemenuhan kebutuhan, terutama apabila cuaca sedang tidak baik; g) Mereka memiliki waktu yang lebih banyak untuk berkumpul dengan keluarga, sekaligus menghasilkan kebudayaan yang bermanfaat bagi hidup dan kehidupannya; h) Mulai mengenal sistem astronomi untuk kepentingan bercocok tanam; i) Mereka mulai mengenal sistem kepercayaan. Dilihat dari aspek geografis, masyarakat pra aksara cenderung untuk hidup di daerah lembah atau sekitar sungai dari pada di daerah pegunungan. Kecenderungan itu didasarkan pada beberapa kenyataan, seperti: a) Memiliki struktur tanah yang lebih subur dan sangat menguntungkan bagi kepentingan bercocok tanam; b) Memiliki sumber air yang baik sebagai salah satu kebutuhan hidup manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

c) Lebih mudah dijangkau dan memiliki akses ke daerah lain yang lebih mudah

3. HASIL BUDAYA MASYARAKAT PRAAKSARA Kebudayaan masa praaksara atau prasejarah menghasilkan macam-macam dan jenis-jenis benda-benda yang dibedakan kebudayaan batu dan kebudayaan logam. Macam-macam hasil yang ditemukan pada zaman praaksara memiliki berbagai kegunaan dan penemu dari macam-macam hasil kebudayaan masa praaksara, karna dalam manusia purba terdapat berbagai alat dan kebudayaan atau hal-hal yang dilakukan manusia purba yang menjadikan sebagai hasil dari kebudayaan masa praaksara seperti hasil kebudayaan paleolithikum, hasil kebudayaan mesolithikum, hasil kebudayaan neolithikum, hasil kebudayaan logam, hasil kebudayaan megalithikum yang merupakan peninggalan pada manusia purba. Hasil-hasil dari kebudayaan masa Praaksara dapat kita ketahui dengan jelas dimana pembahasan hasil-hasil kebudayaan masa praaksara seperti dibawah ini. a). Kebudayaan Pacitan. Kebudayaan pacitan mulai dikenal Von Koenigswald menemukan alat-alat dari batu di punung, Pacitan. Alat-alat batu yang ditemukan bentuknya masih kasar. Diperkirakan alat ini berfungsi sebagai penusuk atau penggali tanah sewaktu mencari ubi. Alat ini sering disebut dengan kapak genggam. Ada beberapa alat terbentuk kecil yang disebut serpih. Pendukung kebudayan pacitan diperkirakan jenis Megantrhopus. b). Kebudayaan Ngandong. Kebudayaan ngandong adalah kebudayaan atas dasar penemuan alat-alat di daerah Ngandong, dekat Ngawi, Madiun. Didaerah ini banyak ditemukan alat-alat dari tulang. Alat-alat dari tulang ini berbua dari tulang binatang dan tanduk rusa. Alat-alat ini ada yang digunakan sebagai penusuk atau belati dan omak c). Kjokkenmoddinger. Kjokkenmoddinger berasal dari kata kjokken dan modding. Kjokkoen berarti dapur dan modding berarti sampah. Kjokkenmoddinger berarti sampah dapur. yang dimaksud sampah dapur adalah tumpukan kulit kerang yang menggunung dan di dalamnya ditemukan kapak sejenis kapak genggam yang disebut pebble dan kapak pendek. Kjokkenmoddinger ditemukan di pantai timur sumatera. Oleh karena itu, jenis pebble ini sering dinamakan kapak sumatera. d). Abris Sous Roche

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

Kebudayaan abris sous roche adalah kebudayaan yang ditemukan di gua- gua, seperti di Gua Lawa dekat Sampung, Ponorogo. Di gua itu ditemukan jenis peralatan dari batu yang sudah diasah, alat-alat dari tulang dan tanduk. Alat-alat semacam ini disamping ditemukan di sampung juga di gua-gua lain, seperti di Besuki, Bojonegoro, dan di Sulawesi Selatan. e). Kapak/ Beliun Persegi Kapak/beliung persegi pernah ditelitih oleh von Heine Geldern, Beliung persegi ini mirip dengan cangkul. Alat ini diperkirakan untuk megnerjakan kegaitan pertanian disawah. Beliung persegi ini tersebar di indonesia bagian barat. f). Kapak Lonjong Kapak lonjong adalah alat dari batu yang sudah diasah dan berbentuk lonjong seperti bulat telur. Alat ini diberi tangkai dan ujungnya diasah sehingga tajam. Alat ini diperkirakan untuk kegiatan perkebunan, yaitu menebang pohon. Daerah penyebarannya di Indonesia bagian timur, yaitu di irian dan minahasa. g). Kebudayaan Logam Kebudayaan logam dikenal sebagai masa perundagian.Setelah masa bercocok tanam, mereka mulai mengenal teknologi tahap awal dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan dengan menghasilkan perkakas sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. dan mengenal juga pembuat alat dari perunggu. Sudah mengenal alat-alat dengan bahan perunggu dan besi. peralatan dan hasik teknologi pada masa perundagian antaralain.  Peralatan Dari Besi : mata tombak, pisau, cangkul,  Gerabah : dari tanah dan tanah liat  Pakaian : telah mengetahui pembuatan pakaian dengan ditemukan pemukul kulit kayu  Perhiasan : kalung, gelang dari batu dan kerang.  Nekara : merupakan benda pusaka  Kapak Perunggu : kapak corong atau kapak sepatu h). Kebudayaan Megalithikum Kebudayaan megalithikum merupakan kebudayaan dengan munculnya bangunan-bangunan suci yang dibuat dari batu besar, batu itu dikerjakan secara halus tetapi masih kasar. kebudayaan megalithikum merupakan hasil kebudayaan dengan kegiatan keagamaan, terutama roh nenek moyang. Hasil kebudayaan megalithikum antara lain. a. Menhir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

b. Dolmen c. Sorkofagus atau Keranda dan Kubur batu d. Punden Berundak-Undak

5. Teori Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia 1. Teori Nusantara Dalam teori Nusantara dinyatakan bahwa asal mula manusia yang menghuni wilayah Nusantara ini tidak berasal dari luar, melainkan dari wilayah Nusantara itu sendiri. Mengikuti sudut pandang Multiregional Evolution Model, teori nusantara menyatakan bahwa manusia purba menjadi nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Pendukung teori Nusantara adalah Mohammad Yamin, J. Crawford, K. Himly, Sutan Takdir Alisjahbana dan Gorys Keraf. argumen yang melandasi teori Nusantara adalah : a) Bangsa Melayu merupakan bangsa yang berperadaban tinggi. Peradaban tidak mungkin dapat dicapai apabila tidak melalui proses perkembangan dari kebudayaan sebelumnya. b) Bahasa Melayu memang memiliki kesamaan dengan bahasa Champa (Kamboja), namun persamaan tersebut hanyalah suatu kebetulan saja. c) Adanya kemungkinan bahwa orang Melayu adalah keturunan dari Homo soloensis dan Homo Wajakensis. d) Adanya perbedaan bahasa antara bahasa Austronesia yang berkembang di Nusantara dengan bahasa Indo-Eropa yang berkembang di Asia Tengah.

Berdasarkan hasil penelitian Gregorius Keraf (Gorys Keraf) mengenai bahasa-bahasa Nusantara sebagai mana dipaparkan dalam bukunya yang berjudul Linguistik Bandingan Historia (1984) membuahkan teori baru mengenai asal usul bahasa dan bangsa Indonesia. Menurut teori keraf, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari wilayah Indonesia sendiri bukan dari mana-mana, bukan pulau dari Asia Tenggara Daratan atau dari Semenanjung Malaka. Teori Keraf ini didasarkan pada tiga landasan tinjau sebagai berikut. a) Situasi geografis masa lampau. b) Pertumbuhan dan penyebaran umat manusia. c) Teori migrasi bahasa dan leksikostatistik.

2. Teori Yunan Teori ini menyatakan bahwa asal-usul nenek moyang kita berasal dari Yunnan, China. Teori ini didukung oleh Moh. Ali, yang berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat sehingga melakukan migrasi menuju ke selatan. Ada pula R.H Geldern dan J.H.C. Kern yang juga mendukung teori ini. Dasar pendapat mereka berdua adalah :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

 Ditemukannya kapal tua di wilayah Nusantara yang memiliki kemiripan dengan kapak tua yang ada di kawasan Asia Tengah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa telah tejadi migrasi penduduk dari Asia Tengah ke Kepulauan Nusantara.  Bahasa melayu yang berkembang di Nusantara memiliki kemiripan dengan bahasa hampa yang ada di Kamboja. Hal ini membuka kemungkinan bahwa penduduk champa yang ada di Kamboja berasal dari dataran Yunnan dengan menyusuri sungai Mekong. Arus perpindahan ini selanjutnya diteruskan ketika sebagian dari mereka melanjutkan perpindahan dan sampai ke wilayah Nusantara.

3. Teori Out of Taiwan Menurut teori Out of Taiwan, bangsa yang ada di Nusantara ini berasal dari Taiwan bukan dari daratan Cina. Pendukung teori Out of Taiwan adalah Harry Truman Simanjuntak. Menurut pendekatan linguistik, bahwa dari keseluruhan bahasa yang digunakan suku-suku di Nusantara memiliki rumpun yang sama yaitu rumpun Austronesia. Akar dari keseluruhan cabang bahasa yang digunakan leluhur yang menetap di Nusantara berasal dari rumpun Austronesia di Formosa atau dikenal dengan rumpun Taiwan, selain hal tersebut menurut riset genetika yang dilakukan pada ribuan kromosom tidak menemukan kecocokan pola genetika dengan wilayah Cina. 4. Teori Out of Afrika Menurut teori Out of Afrika, manusia modern yang hidup sekarang ini berasal dari Afrika. Dasar teori ini adalah dukungan ilmu genetik melalui penelitian DNA mitokondria gen perempuan dengan gen laki-laki. Menurut Max Ingman (ahli genetika dari Amerika Serikat), manusia modern yang ada sekarang ini berasal dari Afrika antara kurun waktu 100- 200 ribu tahun lalu. Dari Afrika mereka menyebar ke luar Afrika. Dari hasil penelitian Max Ingman tersebut, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa gen manusia modern bercampur dengan gen spesies manusia purba. Diperkirakan manusia Afrika melakukan migrasi ke luar Afrika melakukan migrasi ke luar Afrika sekitar 50.000-70.000 tahun silam. Tujuan migrasi tersebut menuju Asia Barat. Jalur yang ditempuh ada dua yaitu mengarah ke lembah Sungai Nil, melintas Semenanjung Sinai lalu ke utara melewati Arab Levant dan jalur kedua melewati Laut Merah. Setelah memasuki Asia ada beberapa kelompok yang tinggal sementara di Timur Tengah, sedangkan kelompok lainnya melanjutkan perjalanan dengan menyusuri pantai Semenanjung Arab menuju ke India, Asia timur, Indonesia. bahkan sampai ke barat daya Australia. Bukti mengenai keberadaan manusia Afrika telah sampai ke Australia adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

dengan ditemukan bahwa manusia Afrika telah berimigrasi hingga ke Australia adalah dengan jejak genetika. Menurut teori ini, migrasi penduduk dari Yunnan menuju Kepulauan Nusantara ini melalui tiga gelombang, yaitu ; perpindahan orang negrito, proto melayu dan juga deutro nelayu.

A. Orang Melanesia (negrito) Orang Melanesia diperkirakan sudah memasuki Kepulauan Nusantara sejak 1000 SM. Mereka diyakini sebagai penduduk paling awal Kepulauan Nusantara.. Ciri-ciri fisik orang Melanesia yaitu berkulit gelap, rambut keriting, hidung lebar dan bibir tebal. Di Indonesia, ras ini sebagian besar mendiami daerah Papua. suku Papua melanosoid mendiami Pulau Papua dan Pulau Melanesia. B. Proto Melayu Migrasi orang proto Melayu ke Kepulauan Nusantara diperkirakan memasuki wilayah Nusantara pada 2500 SM. Sebutan Proto Melayu adalah untuk menyebutkan orang-orang yang melakukan migrasi pada gelombang pertama ke Nusantara. Yang termasuk orang-orang Proto Melayu adalah suku Toraja, Dayak, Sasak, Nias, Rejang, dan Batak. Orang proto Melayu memiliki keahlian lebih baik dalam hal bercocok tanam bila dibandingkan dengan orang Negrito. C. Deutro Melayu Deutro Melayu adalah sebutan untuk orang-orang yang melakukan gelombang migrasi pada gelombang kedua ke Nusantara. Kedatangan Deutro Melayu ke Nusantara diperkirakan pada 1500 SM. Suku bangsa yang termasuk Deutro Melayu di Indonesia, antara lain Minangkabau, Aceh, Sunda, Jawa, Melayu, Betawi, dan Manado. Hasil kebudayaan berupa kapak corong, nekara, dan bejana perunggu.

Dengan adanya bangsa Melanesia, proto melayu dan deutro melayu menyebabkaan terjadinya keanekaragaman suku bangsa yang ada di Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

Daftar Foto (Sumber pribadi yang di ambil dari Museum Sonobudoyo)

Arca Megalitikum Genta Kalasan

Moko

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

Sarkofagus

Kapak Runcing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

EVALUASI PEMBELAJARAN Lembar Jurnal Guru Mata Pelajaran Nama Satuan Pendidikan : SMK Negeri 6 Yogyakarta Tahun Pelajaran : 2018/2019 Kelas/Semester : X/Gasal Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (Wajib) Teknik Penilaian : Observasi Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

1. LEMBAR PENILAIAN SIKAP Petunjuk: Lembar ini dinilai oleh Guru. Berilah skor 1-5 pada kolom yang sesuai sesuai dengan hasil observasi Guru. Nilai Rasa No. Nama Total Skor Ket. Nasionalisme Ingin Disiplin Tahu 1. 2. Dst.

Nilai Sikap:

Keterangan: a. T otal Skor 10-15: A b. T otal Skor 5-9 : B c. T otal Skor 1-4 : C d. T otal Skor 0 : D

2. LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN (TES)  Kisi-kisi tes tertulis (Essay)  Materi Pokok: Masyarakat Praaksara Indonesia dan hasil kebudayaannya. Teori tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto Melayu, Deutro Melayu, dan Melanesoid).

Kompetensi Dasar Indikator Soal Nomor Bentuk Soal 3.2.1. Menelaah corak 3.2 Menganilis kehidupan kehidupan Essay manusia dan hasil masyarakat pada budaya masyarakat zaman praaksara praaksara Indonesia 3.2.2. Menganilis hasil Essay budaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

praaksara Inonesia berdasarkan tipologinya. 3.2.3. Menganalisis teori asal-usul nenek moyang bangsa Essay Indonesia (Proto Melayu, Deutro Melayu dan Melanesoid) a. Soal Evaluasi

Soal : 1. Jelaskan pengertian dari Masa Praaksara 2. Jelaskan pola hunian masyarakat praaksara beserta ciri-cirinya 3. Analisislah proses migrasi nenek moyang Indonesia minimal 2 migrasi dengan tepat!

Kunci Jawaban : 1. Masa Praaksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Manusia yang hidup pada zaman Praaksara sekarang sudah berubah menjadi fosil. Fosil manusia yang ditemukan di Indonesia dalam perkembangan terdiri dari beberapa jenis. Penemuan - penemuan fosil ini banyak disumbang oleh Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan wilayah tropis dan mempunyai iklim yang cocok dihuni manusia kala itu. Penemuan - penemuan fosil sangat berguna bagi perkembangan ilmu sejarah sekarang ini. Baik dalam hal menjelaskan kehidupan manusia kala itu. 2. NOMADEN Nomaden artinya berpindah – pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Kehidupan masyarakat pra aksara sangat bergantung kepada alam. Bahkan, kehidupan mereka tidak seperti kelompok hewan, karena bergantung pada apa yang disediakan alam. Apa yang mereka makan adalah bahan makanan apa yang disediakan alam, seperti, buah – buahan, umbi – umbian, atau dedauanan yang mereka makan tinggal memetik dari pepohonan atau menggali dari tanah. Mereka tidak pernah menanam atau mengolah pertanian. Berdasarkan pola kehidupan nomaden tersebut, maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

masa kehidupan masyarakat pra aksara sering disebut sebagai ‘masa mengumpulkan bahan makanan dan berburu Ciri – ciri kehidupan masyarakat nomaden adalah sebagai berikut: - Selalu berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, - Sangat bergantung pada alam, - Belum mengolah bahan makanan, - Hidup dari hasil mengumpulkan bahan makanan dan berburu, - Belum memiliki tempat tinggal yang tetap, - Peralatan hidup masih sangat sederhana dan terbuat dari batu atau kayu.

Pola Kehidupan Semi Nomaden Terbatasnya, kemampuan alam untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat setiap manusia untuk merubah pola kehidupannya. Oleh karena itu, masyarakat pra aksara mulai merubah pola hidup secara nomaden menjadi semi nomaden. Kehidupan semi nomaden adalah pola kehidupan yang berpindah – pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, tetapi sudah disertai dengan kehidupan menetap sementara. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa mereka sudah mulai mengenal cara – cara mengolah bahan makanan. f) Pola kehidupan semi nomaden ditandai dengan ciri – ciri sebagai berikut: g) Mereka masih berpindah – pindah dari satu tempat ke tempat lain; h) Mereka masih bergantung pada alam; i) Mereka mulai mengenal cara – cara mengolah bahan makanan; j) Mereka telah memiliki tempat tinggal sementara

Pola Kehidupan Menetap Kehidupan masyarakat pra aksara terus berkembang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakatnya. Ternyata, pola kehidupan semi nomaden tidak menguntungkan karena setiap manusia masih harus berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Di samping itu, setiap orang harus membangun tempat tinggal, meskipun hanya untuk sementara waktu. Dengan demikian, pola kehidupan semi nomaden dapat dikatakan kurang efektif dan efisien. Oleh karena itu, muncul gagasan untuk mengembangkan pola kehidupan yang menetap. Itulah, konsep dasar yang mendasari perkembangan kehidupan masyarakat pra aksara. Pola kehidupan menetap memiliki beberapa keuntungan atau kelebihan, di antaranya: 1. Setiap keluarga dapat membangunan tempat tinggal yang lebih baik untuk waktu yang lebih lama;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

2. Setiap orang dapat menghemat tenaga karena tidak harus membawa peralatan hidup dari satu tempat ke tempat lain; 3. Para wanita dan anak – anak dapat tinggal lebih lama di rumah dan tidak akan merepotkan; 4. Wanita dan anak – anak sangat merepotkan, apabila mereka harus berpindah dari satu tempat ke tempat lain; 5. Mereka dapat menyimpan sisa – sisa makanan dengan lebih baik dan aman; 6. Mereka dapat memelihara ternak sehingga mempermudah pemenuhan kebutuhan, terutama apabila cuaca sedang tidak baik

3. Teori Nusantara Dalam teori Nusantara dinyatakan bahwa asal mula manusia yang menghuni wilayah Nusantara ini tidak berasal dari luar, melainkan dari wilayah Nusantara itu sendiri. Mengikuti sudut pandang Multiregional Evolution Model, teori nusantara menyatakan bahwa manusia purba menjadi nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Pendukung teori Nusantara adalah Mohammad Yamin, J. Crawford, K. Himly, Sutan Takdir Alisjahbana dan Gorys Keraf. argumen yang melandasi teori Nusantara adalah : a) Bangsa Melayu merupakan bangsa yang berperadaban tinggi. Peradaban tidak mungkin dapat dicapai apabila tidak melalui proses perkembangan dari kebudayaan sebelumnya. b) Bahasa Melayu memang memiliki kesamaan dengan bahasa Champa (Kamboja), namun persamaan tersebut hanyalah suatu kebetulan saja. c) Adanya kemungkinan bahwa orang Melayu adalah keturunan dari Homo soloensis dan Homo Wajakensis. d) Adanya perbedaan bahasa antara bahasa Austronesia yang berkembang di Nusantara dengan bahasa Indo-Eropa yang berkembang di Asia Tengah.

Berdasarkan hasil penelitian Gregorius Keraf (Gorys Keraf) mengenai bahasa-bahasa Nusantara sebagai mana dipaparkan dalam bukunya yang berjudul Linguistik Bandingan Historia (1984) membuahkan teori baru mengenai asal usul bahasa dan bangsa Indonesia. Menurut teori keraf, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari wilayah Indonesia sendiri bukan dari mana-mana, bukan pulau dari Asia Tenggara Daratan atau dari Semenanjung Malaka. Teori Keraf ini didasarkan pada tiga landasan tinjau sebagai berikut. d) Situasi geografis masa lampau. e) Pertumbuhan dan penyebaran umat manusia. f) Teori migrasi bahasa dan leksikostatistik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

Teori Yunnan Teori ini menyatakan bahwa asal-usul nenek moyang kita berasal dari Yunnan, China. Teori ini didukung oleh Moh. Ali, yang berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat sehingga melakukan migrasi menuju ke selatan. Ada pula R.H Geldern dan J.H.C. Kern yang juga mendukung teori ini. Dasar pendapat mereka berdua adalah :

 Ditemukannya kapak tua di wilayah Nusantara yang memiliki kemiripan dengan kapak tua yang ada di kawasan Asia Tengah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa telah tejadi migrasi penduduk dari Asia Tengah ke Kepulauan Nusantara.  Bahasa melayu yang berkembang di Nusantara memiliki kemiripan dengan bahasa hampa yang ada di Kamboja. Hal ini membuka kemungkinan bahwa penduduk champa yang ada di Kamboja berasal dari dataran Yunnan dengan menyusuri sungai Mekong. Arus perpindahan ini selanjutnya diteruskan ketika sebagian dari mereka melanjutkan perpindahan dan sampai ke wilayah Nusantara.

Teori Out of Taiwan Menurut teori Out of Taiwan, bangsa yang ada di Nusantara ini berasal dari Taiwan bukan dari daratan Cina. Pendukung teori Out of Taiwan adalah Harry Truman Simanjuntak. Menurut pendekatan linguistik, bahwa dari keseluruhan bahasa yang digunakan suku-suku di Nusantara memiliki rumpun yang sama yaitu rumpun Austronesia. Akar dari keseluruhan cabang bahasa yang digunakan leluhur yang menetap di Nusantara berasal dari rumpun Austronesia di Formosa atau dikenal dengan rumpun Taiwan, selain hal tersebut menurut riset genetika yang dilakukan pada ribuan kromosom tidak menemukan kecocokan pola genetika dengan wilayah Cina.

Teori Out of Afrika Menurut teori Out of Afrika, manusia modern yang hidup sekarang ini berasal dari Afrika. Dasar teori ini adalah dukungan ilmu genetik melalui penelitian DNA mitokondria gen perempuan dengan gen laki-laki. Menurut Max Ingman (ahli genetika dari Amerika Serikat), manusia modern yang ada sekarang ini berasal dari Afrika antara kurun waktu 100-200 ribu tahun lalu. Dari Afrika mereka menyebar ke luar Afrika. Dari hasil penelitian Max Ingman tersebut, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa gen manusia modern bercampur dengan gen spesies manusia purba. Diperkirakan manusia Afrika melakukan migrasi ke luar Afrika melakukan migrasi ke luar Afrika sekitar 50.000-70.000 tahun silam. Tujuan migrasi tersebut menuju Asia Barat. Jalur yang ditempuh ada dua yaitu mengarah ke lembah Sungai Nil, melintas Semenanjung Sinai lalu ke utara melewati Arab Levant dan jalur kedua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

melewati Laut Merah. Setelah memasuki Asia ada beberapa kelompok yang tinggal sementara di Timur Tengah, sedangkan kelompok lainnya melanjutkan perjalanan dengan menyusuri pantai Semenanjung Arab menuju ke India, Asia timur, Indonesia. bahkan sampai ke barat daya Australia. Bukti mengenai keberadaan manusia Afrika telah sampai ke Australia adalah dengan ditemukan bahwa manusia Afrika telah berimigrasi hingga ke Australia adalah dengan jejak genetika Menurut teori ini, migrasi penduduk dari Yunnan menuju Kepulauan Nusantara ini melalui tiga gelombang, yaitu ; perpindahan orang negrito, proto melayu dan juga deutro nelayu.

D. Orang Melanesia (negrito) Orang Melanesia diperkirakan sudah memasuki Kepulauan Nusantara sejak 1000 SM. Mereka diyakini sebagai penduduk paling awal Kepulauan Nusantara.. Ciri-ciri fisik orang Melanesia yaitu berkulit gelap, rambut keriting, hidung lebar dan bibir tebal. Di Indonesia, ras ini sebagian besar mendiami daerah Papua. suku Papua melanosoid mendiami Pulau Papua dan Pulau Melanesia. E. Proto Melayu Migrasi orang proto Melayu ke Kepulauan Nusantara diperkirakan memasuki wilayah Nusantara pada 2500 SM. Sebutan Proto Melayu adalah untuk menyebutkan orang-orang yang melakukan migrasi pada gelombang pertama ke Nusantara. Yang termasuk orang-orang Proto Melayu adalah suku Toraja, Dayak, Sasak, Nias, Rejang, dan Batak. Orang proto Melayu memiliki keahlian lebih baik dalam hal bercocok tanam bila dibandingkan dengan orang Negrito. F. Deutro Melayu Deutro Melayu adalah sebutan untuk orang-orang yang melakukan gelombang migrasi pada gelombang kedua ke Nusantara. Kedatangan Deutro Melayu ke Nusantara diperkirakan pada 1500 SM. Suku bangsa yang termasuk Deutro Melayu di Indonesia, antara lain Minangkabau, Aceh, Sunda, Jawa, Melayu, Betawi, dan Manado. Hasil kebudayaan berupa kapak corong, nekara, dan bejana perunggu.

Dengan adanya bangsa Melanesia, proto melayu dan deutro melayu menyebabkaan terjadinya keanekaragaman suku bangsa yang ada di Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

a. Pedoman Penskoran

Jumlah skor adalah penjumlahan dari total skor yang diperoleh dalam masing-masing soal yang dinilai berdasarkan instrument penilaian kognitif. No.1 = Skor 30 (Baik), 15 (Cukup Baik), 5 ( Kurang Baik) No.2 = Skor 40 (Baik), 20 (Cukup Baik), 10 (Kurang Baik) No.3 = Skor 30 (Baik), 15 (Cukup Baik), 5 ( Kurang Baik) b. Penilaian Ketrampilan (Psikomotorik) a. Soal b. Buatlah presentasi kehidupan manusia dan hasil-hasil budaya masyarakat Pra Aksara Indonesia c. Lembar penilaian dan Pedoman Penskoran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

Aspek Penelitian Kesesuaian Nama Jumlah No. Keaktifan Kreatifitasan isi dengan Tata Nilai Ket. Kelompok Skor (1-10) (1-10) materi Bahasa (1-10) 1 2 3

Total skor perolehan Nilai = X 100 Skor Maksimal

Kriteria Nilai 80-100 = A (baik sekali) 70-79 = B (baik) 60-69 = C (cukup) 60 ke bawah = D (kurang)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167