Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 4 (1) (2020): 16-27 DOI: https://doi.org/10.24114/gondang.v4i1.17137 Gondang: Jurnal Seni dan Budaya

Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/GDG Perkembangan Tari Turak di Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten Rejang Lebong The Development of Turak Dance in Musi Rawas and Rejang Ira Miyarni Sustianingsih 1)*, Risa Marta Yati 2) Program Studi Pendidikan Sejarah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI , Diterima: 15 Februari 2020; Disetujui: 08 Maret 2020; Dipublish: 14 Aptil 2020 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis perkembangan tari turak di Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Rejang Lebong Provinsi . Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis. Hasil penelitian mendeskripsikan bahwa tari turak adalah tari tradisional asli yang berasal dari daerah Terawas di Kabupaten Musi Rawas dan Lembak di Kabupaten Rejang Lebong. Nama tari turak ini berasal dari turak yang berarti bambu. Senjata bambu yang dijadikan properti tari ini pada masa perang kemerdekaan diisi dengan cabai dengan tujuan untuk melumpuhkan penglihatan tentara Belanda yang ingin kembali berkuasa. Di masa kini perkembangan tari turak di kedua kabupaten ini berbeda, di mana tari turak kreasi banyak dilakukan di daerah Musi Rawas sehinga melahirkan turak kipas dan turak selendang. Sementara itu di Lembak Kabupaten Rejang Lebong, tari turak tidak mengalami perubahan seperti di daerah Musi Rawas. Kata Kunci: Tari Turak, Musi Rawas, Rejang Lebong.

Abstract This study aims to describe and analyze the development of turak dance in Musi Rawas Regency, South Province and Rejang Lebong Regency Bengkulu Province. The research method used is a qualitative method with a descriptive-analytical approach. The results of the study describe that turak dance is an authentic traditional dance originating from the Terawas area in Musi Rawas and Lembak districts in Rejang Lebong Regency. The name of this turak dance comes from turak which means bamboo. The bamboo weapon used as dance property during the independence war was filled with chillies with the aim of paralyzing the vision of Dutch soldiers who wanted to return to power. At present the development of turak dance in the two regencies is different, in which the creation of dance turak is mostly performed in the Musi Rawas area so that it gives birth to fan fan and scarf shawls. Meanwhile in Lembak, Rejang Lebong Regency, turak dance has not changed as in the Musi Rawas area. Keywords: Turak Dance, Musi Rawas, Rejang Lebong.

How to Cite: Sustianingsih, I. M. & Yati, R. M. (2020). Perkembangan Tari Turak di Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten Rejang Lebong. Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 4 (1): 16-27.

*Corresponding author: ISSN 2549-1660 (Print) E-mail: irastkip @gmail.com ISSN 2550-1305 (Online)

16 Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 4 (1) (2020): 16-27

PENDAHULUAN dan tradisi bangsa yang harus dijaga dan Keragaman suku bangsa di Indonesia dilestarikan regenerasinya sehingga dapat membawa pada munculnya berbagai jenis dikenal oleh generasi selanjutnya. seni dan budaya yang dimiliki dan Seni Tari dapat diartikan sebagai dikembangkan oleh masing-masing suku sebuah perwujudan dari seni yang berasal bangsa pendukungnya. Reog, Tari Saman, dari alunan irama lagu yang diselaraskan batik, rendang, wayang dan angklung dengan gerak tubuh. Gerak tari dalam adalah sebagian kecil dari bukti setiap pementasannya sangat beragamnya suku bangsa di Indonesia mengutamakan keharmonisan gerak yang menjadi akar dari budaya nasional seluruh anggota tubuh dari kaki, badan, yang merepresentasikan kekayaan budaya pinggang, leher, kepala, mata, tangan dan dan masyarakat Indonesia di dunia jari yang disertai perasaan dan irama internasional. (Kurnia, 2016). Pengertian lain dari seni Kebudayaan adalah element yang tari adalah suatu bentuk ekpresi sangat penting dalam kehidupan manusia, keindahan yang diwujudkan melalui media Karen kebudayaan merupakan gerak yang memiliki makna keindahan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan (Dewi, 2012). hasil karya manusia dalam kehidupan Seni tari merupakan bentuk masyarakat yang diperoleh melalui proses pernyataan budaya masyarakat, karena pembiasaan dan proses belajar. Dalam sifat, gaya dan fungsinya yang tidak bisa perkembangannya, kebudayaan yang dilepaskan dari kebudayaan di mana tari kompleks dan maju membentuk wujud itu muncul (Pradewi dan Lestari, 2012). senuah peradaban (Koentjaraningrat, Setiap tari dibangun oleh unsur tekstual 2009). dan kontekstual yang menghubungkan Secara universal, kebudayaan penari dengan tari yang ditampilkan. biasanya akan memuat tujuh unsur Unsur tekstual berkaitan dengan wujud kebudayaan yang saling mengisi yang dan bentuk (Prastiawan & Suharyanto, tergabung dalam wujud kebudayaan. 2014). Unsur ini biasanya berkaitan Unsur-unsur budaya ini terdiri dari: 1) dengan penari, gerak, pola lantai, busana, Bahasa; 2) Sistem pengetahuan; 3) rias wajah, properti, musik, dan tempat Organisasi sosial; 4) Sistem peralatan pertunjukan. Sementara itu, unsur hidup dan teknologi; 5) Sistem mata kontekstual berhubungan dengan faktor pencaharian hidup; 6) Sistem religi; 7) pendukung tari tersebut seperti: Kesenian (Koentjaraningrat, 2009). masyarakat pendukung di mana tari itu Dijadikannya kesenian sebagai unsur diciptakan dan dikembangan, fungsi tari, kebudayaan terakhir pada uraian di atas nilai-nilai yang terkandung dalam tari, menunjukan pentingnya kedudukan seni makna simbolis dan estetika (Irdawati dan dalam kehidupan budaya masyarakat. Seni Sukri, tanpa tahun). adalah media komunikasi yang Tari Turak adalah sebuah tari mendatangkan kepuasan dan perasaan- tradisional yang berkembang di dua perasaan tertentu terhadap nilai-nilai kabupaten yang terletak di provinsi yang budaya yang ada di masyarakat berbeda yakni Kabupaten Musi Rawas (Mirdamiwati, 2014). Dalam setiap yang ada di Provinsi Sumatera Selatan dan pementasan tari akan terjalin sebuah Kabupaten Rejang Lebong yang ada di komunikasi estetik antara seniman dan Provinsi Bengkulu. Letak kedua kabupaten penonton (Subagyo, 2003). ini yang saling bersebelahan sekaligus Seni tari merupakan salah satu menjadi daerah perbatasan di antara bagian dari unsur budaya Indonesia yang kedua provinsi ini menjadikan Tari Turak membentuk keragaman kekayaan budaya

17 Ira Miyarni Sustianingsih, Risa Marta Yati, Perkembangan Tari Turak di Kabupaten Musi Rawas dan dikenal dan ditarikan hingga saat ini oleh penting dan wajib untuk diketahui masyarakatnya. generasi masa kini demi memupuk jiwa Berdasarkan wawancara dengan nasionalisme dan kebanggan mereka akan berbagai narasaumber dari tokoh budaya lokal yang dilahirkan nenek masyarakat dan pelestari tari daerah di moyang mereka di masa lalu. Oleh karena Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten itu, Tari Turak harus terus diletarikan dan Rejang Lebong, penamaan tari turak diregenerasi di Kabupaten Musi Rawas dan diperkirakan berasal dari kata turak yang Kabupaten Rejang Lebong. artinya diartikan sebagai senjata bambu. Perkembangan tari turak saat ini di Penggunaan senjata bambu sebagai kedua kabupaten ini berbeda satu sama properti tari inilah yang menjadikan tari lain. Hal ini tidak terlepas dari upaya turak memiliki keunikan dibandingkan tari penggiat seni dan budaya di kedua tradisional lainnnya yang ada di kabupaten ini dalam melestarikan dan Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten mengembangkan tarian tersebut yang Rejang Lebong. menjadikan tarian ini memiliki perbedaan Senjata turak yang dijadikan sebagai satu sama lain. Oleh sebab itu penelitian properti tari pada masa revolusi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan kemerdekaan Indonesia mengubah makna menganalisis bagaimana perkembangan pementasan tari ini dari awalnya sebagai tari turak di Musi Rawas di Provinsi tari sambut, menjadi sebuah tarian perang Sumatera Selatan dan Kabupaten Rejang yang berbeda dengan tarian perang Lebong di Provinsi Bengkulu. lainnya yang menggunakan sungguhan seperti pisau ataupun tombak yang METODE PENELITIAN berbahan dasar logam sebagai properti Metode penelitian yang digunakan tari. adalah metode kualitatif dengan Saat berlangsungnya revolusi pendekatan deskriptif-analitis. Metode kemerdekaan Indonesia, tari turak penelitian kualitatif adalah metode yang ditarikan untuk menyambut tentara NICA berpangkal pada peristiwa-peristiwa sosial yang ingin kembali menguasai wilayah yang tidak bernilai eksak (Subyantoro & Tanjung Sakti (Kecamatan STL Ulu Suwarto, 2006). Terawas Kabupaten Musi Rawas saat ini). Penelitian kualitatif dimulai dengan Di dalam turak akan diisi dengan mengamati konsep-konsep secara umum pasir dan cabai sehingga saat diputar yang mengalami perubahan akibat hasil (diguncang) akan mengenai mata tentara penelitian. Dalam setiap langkah kerjanya NICA yang menonton tarian ini dan selama proses penelitian metode kemudian dilucuti senjatanya oleh penelitian kualitatif mencoba mencari pola masyarakat Tanjung Sakti. Karena itulah hubungan antarkonsep dengan tari turak dikenal juga sebagai tari pengamatan yang menyeluruh (Idrus, perjuangan yang memiliki nilai historis 2009). yang sangat besar dalam membantu Tahapan penelitian kualitatif yang perjuangan rakyat khususnya di digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Kabupaten Musi Rawas dalam identifikasi masalah, menyusun kerangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia pemikiran, merumuskan hipotesis, (Sustianingsih & Yati, 2018). menguji hipotesis secara empirik, Makna perjuangan dan perlawanan melakukan pembahasan, dan menarik melawan penjajahan Belanda yang kesimpulan. termuat dalam tarian ini membuktikan Teknik pengumpulan data yang bahwa tari turak adalah sebuah tarian digunakan adalah studi kepustakaan, yang memiliki nilai historis yang sangat observasi dan wawancara. Pengumpulan

18 Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 4 (1) (2020): 16-27 data lapangan penelitian kualitatif ini Kecamatan Suku Tengah Lakitan (STL) Ulu bertujuan untuk menemukan data yang Terawas Kabupaten Musi Rawas. kemudian dicocokkan dengan teori yang Daerah Tanjung Sakti ini bersifat button up (Idrus, 2009). Proses diperkirakan telah ada sejak masa pengumpulan data dilakukan dengan Kesultanan Darussalam. mengadakan observasi dan wawancara Daerah ini merupakan daerah yang langsung dengan masyarakat tokoh-tokoh otonom. Wilayah yang disebut sebagai masyarakat dan pelestari tari daerah di dengan daerah uluan Pamebang ini Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten menjadi sumber berbagai hasil pertanian Rejang Lebong yang menjadi tempat dan perkebunan yang laku penciptaan dan pengembangan tari turak diperjualbelikan oleh kesultanan. yang masih dikembangkan saat ini oleh Pemimpin Tanjung Sakti ini adalah masyarakatnya. Moneng Sedayu. Pemerintahannya dibantu Studi literatur, observasi dan oleh Moneng Ratau Alai, Moneng Morebal wawancara juga dilakukan ke Dinas dan Moneng Rantau Benar. Pariwisata dan Budaya Kabupaten Musi Potensi ekonomi inilah yang Rawas dan Dinas Pendidikan dan kemudian mendorong Kesultanan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong Palembang Darusalam yang didukung oleh untuk memperkaya data lapangan yang Pemerintah Kolonial Belanda untuk tertulis. melakukan upaya penguasaan dan Teknik analisis data yang digunakan penaklukan Tanjung Sakti. Belanda dalam penelitian ini menggunakan analisis berupaya mengadu domba antara induktif untuk menemukan kenyataan- penguasa dan masyarakat Tanjung Sakti kenyataan ganda sebagaimana yang dengan pihak Kesultanan Palembang termuat dalam data yang berhasil didapat Darussalam melalui usul untuk di lapangan (Idrus, 2009). menaklukan daerah Tanjung Sakti yang Hasil analisis data inilah kemudian sangat potensial secara ekonomi. yang digunakan untuk mendeskripsikan Upaya ini dilakukan dengan menyisiri dan menganalisis bagaimana Sungai Musi terus ke Sungai Lakitan dan perkembangan tari turak di Kabupaten kemudian sampai di Tanjung Sakti. Musi Rawas dan Kabupaten Rejang Kedatangan pasukan Kesultanan Lebong. Palembang Darussalam kemudian disambut oleh masyarakat Tanjung Sakti HASIL DAN PEMBAHASAN dengan penampilan penari tari turak yang Sejarah Tari Turak bertujuan untuk melumpuhkan pasukan Berdasarkan hasil penelitian di kesultanan ini. lapangan tidak ditemukan catatan tertulis Para penari tari turak adalah enam kapan, di mana dan siapa yang pertama orang gadis yang tercantik yang ada di kali menciptakan gerakan tari turak. Ada Tanjung Sakti. Saat rombongan terpukau beberapa versi yang peneliti temui di oleh gerakan dan lenggak lenggok enam lapangan mengenai sejarah dan asal usul penari yang cantik-cantik, turak yang tari turak ini. dijadikan sebagai properti tari akan Di Kabupaten Musi Rawas, informasi diguncang atau digerakkan sesuai irama mengenai sejarah tari turak berdasarkan gerak dan musik yang sedang dimainkan. cerita-cerita yang diturunkan dari mulut Tanpa penonton (pasukan kesultanan) ke mulut di Kabupaten Musi Rawas, tari sadari, pasir, garam dan air cabai yang turak adalah sebuah tarian yang berasal disembunyikan di dalam turak akan dari daerah Tanjung Sakti. Saat ini daerah menyembur keluar dan mengenai mata Tanjung Sakti dikenal dengan nama mereka. Di saat mata pasukan Kesultanan

19 Ira Miyarni Sustianingsih, Risa Marta Yati, Perkembangan Tari Turak di Kabupaten Musi Rawas dan

Palembang Darussalam ini perih terkena sang putri yang menolak lamarannya, sang air cabai, pasir dan garam yang putri kemudian menjatuhkan turak (alat disemburkan para penari, rakyat Tanjung tenun) dari rumahnya ke tanah sehingga Sakti kemudian beramai-ramai menyerang pemuda itu terkejut dan pergi dan melucuti senjata mereka. Pasukan emninggalkan sang putri. Kesultanan Palembang Darussalam Pada masa perang kemerdekaan akhirnya berhasil diusir dari Tanjung (revolusi fisik) tahun 1945 tari turak Sakti. Keberhasilan masyarakat Tanjung kembali dijadikan sebagai siasat Sakti ini dalam mengusir utusan pasukan pertahanan bagi masyarakat Tanjung Sakti kesultanan Pelembang menjadikan atau Terawas serta untuk melumpuhkan daerah ini gagal untuk ditaklukan oleh tentara NICA (Nederlandsch Indie Civil pihak yang ingin menguasai dan menjajah Administratie) Belanda yang ingin kembali mereka (Sustianingsih & Yati, 2018). menguasai daerah Terawas atau Tanjung Berdasarkan uraian tersebut tari Sakti. turak dapat dianggap sebagai tari bela diri. Situasi yang sama dengan rombongan Di mana bela diri muncul sebagai wujud Kesultanan Palembang Darussalam, untuk pertahanan manusia terhadap alam menghadapi ancaman dari NICA yang (Bulan, 2016). Jika dikaitkan dengan dianggap musuh dan ingin mengganggu konteks tari turak, maka dapat ketentraman di Tanjung Sakti, masyarakat disimpulkan bawah tari turak adalah tari menggunakan tari turak sebagai siasat pertahanan menghadapi penjajahan dari perang. Belanda. Saat tentara NICA datang, masyarakat Salah satu pelestari seni tari mempersembahkan pertunjukan tari turak Lubuklinggau Mohammad Asnan yang ditarikan oleh enam orang gadis (wawancara tanggal 22 September 2018), cantik. Saat tentara ini terbuai dengan tari turak adalah sebuah tari tradisional lenggak-lenggok dan lemah gemulai yang dikenal dan dikembangkan oleh penari, para penari kemudian masyarakat mulai dari daerah Selangit mengguncangkan turak yang hingga Terawas untuk menyambut tamu menyemburkan cabai dan pasir ke mata kehormatan yang datang ke wilayah ini. dan muka tentara NICA ini. Saat mata Karena sering ditampilkan oleh mereka perih kena cabai dan pasir. Para masyarakat Terawas, masyarakat pemuda dan masyarakat Tanjung Sakti kemudian menganggap bahwa tari turak di akan menyerang tentara NICA ini Kabupaten Musi Rawas berasal dari (Sustianingsih & Yati, 2018). daerah Terawas. Seperti yang telah dijelaskan pada Sementara itu dalam buku bagian sebelumnya bahwa letak daerah Ensiklopedia Tari Indonesia Seri P-T Terawas dan Lembak yang berdekatan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, membuat masyarakat di kedua wilayah ini 1986) disebutkan bahwa tari turak di memiliki bahasa, budaya dan adat istiadat daerah Terawas Kabupaten Musi Rawas yang mirip satu sama lain. Faktor ini lah adalah sebuah tarian tradisional yang yang membuat tari turak dikenal dan dikenal sebagai tari tenun. Pada buku ini dikembangkan oleh masyarakat di kedua disebutkan bahwa tari turak menceritakan wilayah ini meskipun secara administratif tentang seorang Putri yang sedang berbeda kabupaten dan provinsi. bertenun yang kemudian diganggu oleh Di Kecamatan Lembak yang menjadi seorang pemuda yang jatuh cinta bagian dari Kabupaten Rejang Lebong kepadanya dan ingin melamarnya. Sang Bengkulu tari turak adalah tari sambut Putri tidak menyukai pria tersebut. Agar yang ditampilkan untuk menyambut tamu- sang pria tersebut mengetahui jawaban tamu kehormatan rajo atau raja-raja

20 Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 4 (1) (2020): 16-27 penguasa Lembak di masa lalu diketahui masyarakat Lembak. Padi yang (wawancara dengan Eliyenti). Hal ini tentu ditanam masyarakat berdasarkan ajaran si saja tidak jauh berbeda dengan di gadis tadi ternyata tumbuh subur dan Kabupaten Musi Rawas yang juga hasilnya melimpah dan membawa menjadikan tari turak sebagai tari untuk kemakmuran bagi masyarakat Lembak. menyambut tamu. Sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Perbedaan antara antara tari turak Lembak kemudian menari sembari Terawas dengan tari turak Lembak adalah, menaburkan beras yang dicampur kunyit di Terawas saat penyambutan tamu hanya (beras kunyit) yang diisi di dalam turak tari turak saja ditampilkan sebagai tari (bambu) sebagai ungkapan syukur pada sambut. Sementara itu di daerah Lembak Tuhan atas lepasnya mereka dari bencana tari turak biasanya akan ditampilkan kelaparan dan hasil panen yang melimpah. bersama dengan tari belai. Di daerah Sejak saat itulah tari turak selalu ditarikan Rejang Lebong yang mayoritas adalah oleh masyarakat Lembak sebagai Suku Rejang tari belai ini dikenal dengan ungkapan syukur dan terhindar dari nama tari kejai. musim panceklik yang pernah mereka Setiap tamu kehormatan yang datang alami (wawancara dengan Najib, 10 Juli ke daerah Lembak akan suguhi 2019). penampilan tari belai atau tari kejai yang Versi lain dari sejarah tari turak di diikuti dengan penampilan tari turak Lembak ini berdasarkan kisah Rije Kejeli sebagai tari sambut. Setelah penampilan yang menjadi raja di Mandi Angin saat kedua tari ini secara berurutan barulah Kesultanan Palembang Darussalam acara dibuka oleh tuan rumah atau dipimpin oleh Sultan Akhmad Najamudin. penguasa dan tokoh masyarakat Lembak. Politik penjajahan yang dilakukan oleh Di sebagian masyarakat Lembak ada Belanda menyebabkan terjadinya konflik juga berkembang cerita dari mulut ke dengan masyarakat yang berujung pada mulut bahwa tari turak adalah tari panen terbunuhnya pejabat Belanda. atau tari ungkapan syukur kepada Tuhan Kemenangan yang diraih oleh masyarakat Yang Maha Kuasa dan alam atas hasil Mandi Angin kemudian dirayakan dengan panen. Turak yang diisi beras kunyit upacara penyambutan adat. Saat pesta ditujukan agar hasil panen masyarakat tengah berlangsung, para kemudian menjadi melimpah dan musim kemarau menabur beras kunyit sebanyak tiga kali berganti menjadi musim hujan yang dari sepotong bambu untuk meminta menyuburkan tanah. keselamatan pada leluhur akan gangguan Cerita lainnya yang berkembang di yang datang dari luar ke wilayah ini masyarakat mengenai tari turak yakni tari (warisanbudaya.kemendikbud.go.id) ini merupakan tari musim panceklik, di Tari turak yang berkembang di mana pada suatu masa daerah Lembak daerah Lembak ditampilkan dalam mengalami gagal panen dan upacara pernikahan (Departemen masyarakatnya kelaparan dan terpaksa Pendidikan dan Kebudayaan, 1986). Pada memakan apapun tanaman yang ada saat masa kini tari turak di Lembak tidak hanya itu. Di masa sulit ini tiba-tiba muncul untuk menyambut tamu kehormatan yang seorang gadis yang tidak diketahui dari datang ke lembak namun juga sering masa asalnya mengajarkan kepada ditampilkan dan berbagai perayaan adat masyarakat Lembak bagaimana cara masyarakat Lembak seperti khitanan dan menanam padi sehingga hasilnya syukuran (wawancara dengan Eliyenti dan berlimpah. Setelah mengajarkan Saiful Ahmad, 26 Juli 2019). masyarakat Lembak menanam padi, gadis Tari turak saat ini telah terdaftar itu kemudian pergi begitu saja tanpa sebagai Warisan Budaya Tak Benda

21 Ira Miyarni Sustianingsih, Risa Marta Yati, Perkembangan Tari Turak di Kabupaten Musi Rawas dan

(WBTB) daerah Lembak Provinsi Bengkulu penampilan tari ini di masa dulu saat tari sejak tahun 2011 dengan nomor register ini pertama kali diciptakan dilakukan oleh 2011001462 masyarakat pelestari tari turak di daerah (warisanbudaya.kemendikbud.go.id) Terawas. Hal ini tujuannya adalah untuk Berdasarkan uraian sejarah tari turak menegaskan bahwa tari turak asli yang di atas tampak bahwa sejarah tari turak telah ditarikan oleh nenek moyang memiliki banyak versi dan tidak ada bukti masyarakat Terawas. Tari turak asli atau tertulis siapa, di mana dan kapan tari ini tari turak tradisi ini menjadi kebanggaan diciptakan. Hanya cerita turun temurun dari Terawas dan selalu ditampilkan di mengenai tari ini yang bisa digunakan berbagai upacara adat dan menyambut untuk menelusuri jejak sejarah tarian ini tamu-tamu penting dari berbagai daerah yang sulit untuk dicari kebenarannya. (wawancara dengan Lilian, 17 Juli 2019). Masyarakat Terawas dan Lembak sama- Tari turak kreasi dikembangkan di sama mengaitkan kemunculan tari ini daerah lainnya di Musi Rawas, seperti di dengan masa Kesultanan Palembang Lubuklinggau. Di lubuklinggau tari turak Darussalam diperkirakan antara abad 18 dikreasikan menjadi tari turak selendang, dan abad 19 saat Belanda masih menjajah tari turak kipas, tari turak bahalindang, Indonesia. dan tari turak beregam. Tari turak tradisi yang asli di Terawas dijadikan sebagai Perkembangan Tari Turak di pijakan dan dasar dari pengembangan tari Kabupaten Musi Rawas kreasi turak yang telah disebutkan Elemen tari yang berupa penari, sebelumnya (wawancara dengan gerak, rias dan busana, musik, pola lantai, Mohammad Asman, 22 September 2018). bentuk penyajian dan penonton sangat Mengenai rekonstruksi gerakan, mempengaruhi tampilan dari setiap tari. musik pengiring, pakaian penari dan Elemen ini bersifat multilapis dan penari properti saat pertama kali tari turak sangat dituntut untuk menampilan diciptakan tidak diketahui karena tidak penampilan terbaiknya (Irdawati & Sukri, ada catatan tertulis mengenai hal itu. Satu- 2018) satunya sumber data adalah kisah atau Tari Turak di Musi Rawas mulai cerita dari generasi dulu ke generasi saat mengalami perkembangan baik dari segi ini. gerak, pola lantai, musik dan pakaian Gerak menjadi elemen utama dala penari pengiring mulai tahun 1980, hal ini sebuah tarian. Melalui gerakan yang terlihat dari mulai dikenal dan dimainkan oleh penari inilah makna dari dipentaskan tari turak di luar daerah Musi tarian akan disampaikan kepada Rawas yakni di Palembang. Upaya penikmatnya sehingga akan tercipta memperkenalkan tari ini ke luar Musi sebuah keindahan dalam tari. Gerak ini Rawas kemudian mendorong pada biasanya mengandalkan gerakan otot, perubahan tari ini baik dari segi gerakan, ekpresi dan juga dimensi yang sangat musik dan busana penari agak lebih menuntut totalitas dari si penari (Yesriva menarik penonton dan disesuaikan dengan Nursyam; Supriando, 2018) perkembangan tari lain di Musi Rawas dan Gerak tari turak di Terawas yang Palembang (Sumatera Selatan). masih dikembangkan hingga saat ini yang Secara umum perkembangan tari terdiri dari: turak di Kabupaten Musi Rawas dapat 1. Gerak undur silang: gerak maju dengan dibedakan menjadi dua yaitu tari turak jalan undur kaki ke belakang. Tangan tradisional dan tari turak kreasi. Tari turak memegang selendang dan tradisional yang sama sekali tidak boleh menggerakkannya ke depan dan ke dikreasikan dan harus sesuai dengan belakang.

22 Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 4 (1) (2020): 16-27

2. Gerak sembah duduk: penari disesuaikan dengan pakaian yang melakukan sembah sembari memajukan berkembang masa itu di masyarakat lutut dan menurunkannya sehingga Terawas. Busana penari ini terdiri dari: 1) tampak duduk tanpa menyentuh lantai. Baju kebaya/dodot; 2) Kain lasem; 3) 3. Gerak melenggang kapit selendang: Selendang; 4) Sanggul malang; 5) Bunga tangan kiri diletakkan di pinggang dan untuk pemanis di kepala; 6) Turak sebagai tangan kanan memegang ujung properti tari sekaligus senjata untuk selendang yang diayun ke atas, bawah melumpuhkan musuh menjadi fokus dan depan. utama dari penampilan tari ini. 4. Gerak undur guncang turak: penari Jumlah penari dalam setiap melakukan gerak maju mundur dengan pementasan tari turak di Kabupaten Musi memegang turak dan mengayunkannya. Rawas adalah enam, delapan dan sepuluh 5. Gerak guncang turak atas dan bawah: (biasanya jumlahnya genap). Umumnya penari memegang ujung turak dengan dalam setiap penampilan tari turak terdiri kedua tangan dan mengguncangkannya dari enam orang. Tari Turak dianggap tari ke atas dan bawah kanan dan kiri. yang sangat ekslusif di Terawas hal ini 6. Gerak guncang turak samping kanan, karena dulunya para penari tari turak depan dan samping kiri. biasanya dipilih gadis-gadis yang cantik 7. Gerak tabur sumbat: tangan kiri dan mereka haruslah keturunan anak-anak memegang turak dan diayunkan ke bangsawan dan penguasa Terawas yang depan dan ke belakang untuk membuka disebut juga pangeran atau pesirah. tutup turak. Perempuan atau biasa yang bukan 8. Gerak putar turak: penari mengangkat keturunan bangsawan Terawas dilarang turak di posisi atas kepala dan berpular untuk menarikan tarian ini. Namun saat ini setengah lingkaran ke kanan dan ke kiri. aturan itu sudah tidak lagi diberlakukan. 9. Gerak sembah turak: tangan diayun ke Semua gadis Terawas dari berbagai depan dan memegang turak dalam kalangan boleh menarikan tari ini. Para posisi sembah sembari menekuk lutut. penari ini haruslah gadis dan belum 10. Gerak silang turak: penari menikah. Aturan ini masih dijalankan oleh merentangkan tangan sembari penerus tari ini. memegang turak di tangan kiri dan jari Mulai tahun 1985 penampilan penari kanan memegang ujung selendang. tari turak mengalami perubahan, di mana Di Lubuklinggau tari turak memiliki pakaian penari ini mengikuti pakaian adat gerakan yang sedikit berbeda yakni: Musi Rawas seperti pemakaian kebaya gerakan maju-mundur, liuk selendang, diganti dengan: 1) baju kurung berbahan sembah duduk, ngalui, angkat turak, satin dan beludru; 2) kain lasem diganti angkat turak putar, liuk turak, guncang dengan songket Palembang; 3) selendang turak duduk, guncang turak berdiri, turak biasa menggunakan selendang pelangi; 4) bahu, guncang turak lurus, putar turak, hiasan kepala ditambah dengan pilis dan sembah akhir dan terbang (Fitriani, 2018). kembang cempako limo; 5) untuk menutup Untuk tari turak kreasi, gerakannya dada ditambahkan lidah musi rawas dan menyesuaikan tema kreasinya seperti kalung kebo munggah; 6) Penggunaan turak kipas, bahalindang, atau turak perhiasan seperti gelang dan anting. beregam dengan tidak meninggalkan gerak Di masa kini pakaian tari turak di inti dan properti turak dalam setiap Terawas adalah baju kurung berbahan penampilan. satin (warna merah dan hijau), songket, Pakaian penari atau busana yang selendang, pilis, kembang urai, sanggul digunakan oleh tari turak tradisi di malang, cempako limo, lidah Musi Rawas, Terawas masa dulu sangat sederhana dan

23 Ira Miyarni Sustianingsih, Risa Marta Yati, Perkembangan Tari Turak di Kabupaten Musi Rawas dan kalung kebo munggah, gelang dan turak penepun, cincin dan mahkota atau seperti gambar berikut ini: cempako limo, pilis, kembang urai serta sanggul malang. Perhiasan ini diusahakan tidak terlalu ramai dan mengganggu gerak para penari di atas pentas. Tampilan dari salah satu busana penari tari turak kreasi tampak pada gambar di berikut ini:

Gambar 1. Pakaian penari Tari Turak tradisi di Terawas Sumber Gambar: Dokumentasi pribadi

Memasuki tahun 2000-an perkembangan dalam bidang seni Gambar 2. Busana penari Tari Turak pertunjukan mendorong Kreasi dikembangkannya tari turak kreasi di Sumber Gambar: Koleksi Yopi Herlambang Lubuklinggau yang lebih menyesuikan dengan perkembangan tari tradisional di Turak sebagai properti juga Sumatera Selatan saat itu. Pengkreasian mengalami perubahan yang sangat tari turak ini juga sebagai akibat dari signifikan. Jika tahun 1980 hingga 1990-an keikutsertaan tari turak dalam berbagai turak masih menggunakan bambu asli, perlombaan tari tradisional kreasi. Hal ini namun sejak tahun 2000 sudah diganti membawa pada berbagai kreasi dalam dengan pipa paralon dan dihias secantik mungkin dengan kertas warna warni yang gerak dan juga busana tari turak. Jika pada masa sebelumnya busana berkuliau sehingga terlihat cantik saat yang digunakan penari tari turak adalah ditampilkan. Isi turak yang pada awalnya tidak jauh berbeda dengan busana adalah cabai dan pasir saat ini diganti pengantin di Lubuklinggau yang dengan beras kunyit atau beras kuning. didominasi oleh warna merah dan emas, Untuk turak kreasi turak selendang, cabai maka dalam turak kreasi ini warna-warna dan pasir diganti dengan selendang yang lain seperti kuning, hijau dan pink mulai akan keluar saat turak diputar oleh penari digunakan. Selain itu, penggunaan songket (tiga perempat tari). Selain itu, pada turak sebagai bawahan busana penari juga kipas, turak dari bambu akan diganti dikreasikan dengan bahan lain sehingga dengan diganti dengan kipas. tampak lebih modern. Selendang pelangi Penggantian isi turak ini berlangsung juga diganti dengan selendang berbahan tahun 2000-an oleh tim tari Lubuklinggau lain yang semakin mempercantik tampilan yang mengikuti kompetisi tari kreasi penari di atas panggung. daerah tingkat Provinsi Sumatera Selatan Untuk perhiasan para penari tetap dan meraih mendali perak (Wawancara menggunakan gelang, kalung, lidah atau dengan Mohammad Asman, 22 September 2018). 24 Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 4 (1) (2020): 16-27

Alat musik pengiring tari turak di Alat musik yang digunakan sebagai Musi Rawas dulunya adalah biola, gong musik pengiring pada tari turak yang dan gendang. Namun karena sulitnya berasal dari Lembak adalah biola dan menemukan orang yang memiliki rebana. Pada masa dahulu alat musik yang kemampuan memainkan alat musi digunakan adalah biola, rebana dan kromo tersebut, music pengiring tari turak adalah dua belas. Namun saat ini kromo dua belas musik yang telah direkam (musik sudah tidak dipergunakan lagi karena alat elektronik). ini sudah tidak ada lagi dan tidak ada yang memiliki kemampuan memainkannya di Perkembangan Tari Turak di Lembak daerah lembak Binduriang. Kabupaten Rejang Lebong Jika di daerah Terawas turak dulunya Tari turak yang dikembangkan di diisi dengan cabai dan pasir, di Lembak daerah Lembak Binduriang Kabupaten Binduriang mereka sama sekali tidak Rejang Lebong Provinsi Bengkulu memiliki menggunakan itu. Turak mereka isi perbedaan dengan tari turak yang dengan beras kunyit (beras yang diwarnai dikembangkan di Terawas Kabupaten dengan kunyit sehingga berwarna kuning). Musi Rawas. Perbedaan ini dapat diamati Beras kunyit ini di dalam kepercayaan pada jumlah penari, alat musik yang masyarakat Lembak masa lalu sangat digunakan dan pakaian penari dalam terkait dengan roh-roh dan kekuatan gaib, setiap penampilannya. di mana jika ada orang asing yang datang Jika di Musi Rawas jumlah penarinya ke Lembak, beras kunyit ini dijadikan biasanya enam orang, maka di Lembak sebagai penangkal kesaktian atau Binduriang jumlah penari dalam setiap kekuatan gaib yang dimiliki oleh pementasan tari turak ada yang tunggal, pendatang. Selain itu beras kuning juga dua penari atau empat penari. Umumnya dianggap sebagai simbol rasa syukur. tari turak yang dipentaskan saat ini di Karena itulah beras kunyit kemudian Lembak Binduriang hanya terdiri dari dua dimasukkan ke dalam turak yang orang penari perempuan. kemudian di tampilkan sebagai Jika tari turak dikreasikan di penyambutan tamu setelah tari belai. Lubuklinggau yang dulunya menjadi Beras yang telah dimatrai ini kemudian ibukota Kabupaten Musi Rawas menjadi disemburkan ke para tamu dengan tujuan berbagai jenis tari turak kreasi. Tari turak untuk menetralisir dan melemahkan di Kecamatan Lembak Kabupaten Rejang kekuatan atau kesaktian mereka yang Lebong tidak dikembangkan dan dapat mengganggu masyarakat Lembak. dikreasikan Sehingga tari ini gerak nya Dijadikannya beras kunyit sebagai tidak jauh berbeda sejak pertama kali penangkal musuh yang datang ke wilayah dikenal oleh masyarakat Lembak. Gerakan Lembak Binduriang yang dapat tari turak di Lembak ini lebih sederhana mengganggu ketenteraman kehidupan dibandingkan dengan tari turak yang Musi masyarakatnya dapat disamakan dengan Rawas saat ini. dijadikannya tari turak oleh masyarakat Gerakan-gerakan tari turak yang Tanjung Sakti dalam mengusir penjajah ditampilkan di kabupaten Lembak yang ingin menguasai daerah ini. Dapat Binduriang terdiri dari: 1) Gerak ayun disimpulakn bahwa tari turak baik di turak sambil berjalan ke tengah pentas; 2) Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Gerak menaruh turak di lantai, duduk dan Selatan dan kecamatan Lembak Kabupaten gerak sembah kepada penonton; 3) Gerak Rejang Lebong Provinsi Bengkulu adalah ayun selendang ke kanan dan kiri; 4) Gerak sejenis tari perang. ayun turak dan selendang; 5) Gerak ayun Turak yang digunakan dalam tarian turak sambil keluar dari pentas. ini adalah senjata namun dihias

25 Ira Miyarni Sustianingsih, Risa Marta Yati, Perkembangan Tari Turak di Kabupaten Musi Rawas dan sedemikian rupa sehingga tidak Juli 2019; Hajimud, Saiful Ahmad, 26 Juli mencurigakan musuh. Beras kunyit 2019). ataupun cabai, pasir dan garam sengaja Perkembangan tari turak saat ini di disembunyikan tanpa dikethui oleh Kecamatan Lembak Binduriang Kabupaten penontonnya. Bagian ujung turak akan Rejang Lebong sangat jauh tertinggal dipotong sehingga berbentuk runcing. Hal dibandingkan di Musi Rawas. Dalam ini dilakukan mungkin saja untuk tujuan penelitian lapangan yang penulis lakukan, senjata dan pertahanan jika tamu yang tari turak semakin tidak dikenal oleh datang melakukan hal-hal yang tidak baik generasi mudanya. Jika di Musi Rawas (wawancara dengan Saiful Ahmad, 26 Juli peneliti masih menemukan penari tari 2019). Di Musi Rawas bagian ujung (atas) turak yang masih gadis, maka di Lembak turak juga di runcingkan seperti di peneliti menemukan penari tari turak Lembak. yakni ibu Hajimud yang saat wawancara Meskipun gerakannya terlihat sudah berumur 68 tahun. sederhana, namun gerak langkah kaki dari tari turak seperti gerakan kuda-kuda yang SIMPULAN waspada dan siap untuk menghadapi Tari turak adalah tari tradisional musuh yang datang ke dua wilayah ini sejenis yang ditampilkan untuk dengan tujuan yang tidak baik. Kelicahan menyambut tamu. Tari turak di Musi dan kekuatan kaki sangat dituntut dalam Rawas awalnya dikembangkan oleh tarian ini (wawancara dengan Eliyenti, 23 masyarakat Tanjung Sakti atau Kecamatan Juli 2019, Saiful Ahmad dan Hajimud, 26 Terawas dan di Kabupaten Rejang Lebong Juli 2019). Agar gerak langkah ini tidak di daerah Lembak Binduriang. Kedekatan diketahui musuh, para penari mengenakan wilayah kedua kabupaten ini yang saling songket atau kain lasem yang menutupi bersebelahan membuat bahasa, budaya gerak kaki mereka. Turak yang dihias dan dan adat istiadat memiliki corak yang wajah penari yang cantik akan mengelabui sama. musuh yang menonton tarian ini. Pada masa Kesultanan Palembang Bukti-bukti dari wawancara di atas Darussalam dan masa perang semakin menguatkan bahwa tari turak kemerdekaan Indonesia tari turak di merupakan sejenis tari perang yang Tanjung Sakti atau Terawas digunakan digunakan untuk menyambut tamu yang sebagai siasat untuk melumpuhkan tentara datang ke Musi Rawas dan kecamatan NICA Belanda yang ingin kembali Lembak Kabupaten Rejang Lebong. menguasai daerah ini. Di daerah Lembak Pakaian penari tari turak di Lembak tari turak merupakan tari kehormatan menggunakan pakaian adat Lembak, untuk menyambut tamu rajo/pangeran tepatnya baju penari tari turak ini dulunya serta tari doa syukur akan melimpahnya mirip dengan pakaian adat mandi kasai hasil panen. Saat ini turak tidak lagi Lembak: 1) Baju kebaya; 2) Songket; 3) menjadi tari sambut, namun lebih kepada Selendang pelangi (pelange); 4) Sanggul tari pertunjukan dan telah dikreasikan yang dihias bunga hidup; 5) Perhiasan dengan tujuan untuk menghibur penonton. (Wawancara dengan Eliyenti, 23 Juli 2019 Di Musi Rawas dan Lubuklinggau dan Hajimud, 26 Juli 2019 dan) kreasi tari turak menghasilkan tari turak Namun saat ini pakaian penari tari kipas, tari turak selendang, tari turak turak menggunakan baju adat khas Rejang bahalindang dan tari turak beregam. Gerak Lebong yang terdiri dari: 1) Baju kurung dan busana penari dikreasikan sesuai beludru; 2) Songket; 3) Pilis; 4) Hiasan dengan tema dari masing-masing tari kelapa (cempako); 5) Selendang; 6) turak kreasi ini. Tari turak di daerah Aksesoris (wawancara dengan Eliyenti, 23 Lembak Bindurian tidak terlalu banyak

26 Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 4 (1) (2020): 16-27 mengalami perkembangan seperti di Musi Kurnia, M. (2016). Tari Melayu Eksistensi dan Rawas dan Lubuklinggau. Hal ini tampak Revitalisasi Seni. Medan: Puspantara. Mirdamiwati, S. M. (2014). Peran Sanggar Seni pada tidak adanya upaya untuk Kaloka Terhadap Perkembangan Tari mengkreasikan tarian ini dan masih Selendang pemalang di Kelurahan Pelutan mempertahankan bentuk aslinya. Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang. Jurnal Seni Tari, 3 (1): 1-11. DAFTAR PUSTAKA musirawaskab.go.id Nursyam, Y. & Supriando. (2018). Makna Simbolik Bulan, I. (2016). Transformasi Kuttau Lampung dari Tari Ilau Nagari Sumani, Kabupaten Solok Beladiri Menjadi Seni Pertunjukan Pedang. Sumatera Barat. Jurnal Panggung, 28 (4): Jurnal Kajian Seni, 03 (01): 58-68. 498–510. Dewi, R. S. (2012). Keanekaragaman Seni Tari Pradewi, S. dan Lestari, W. (2012). Eksistensi Tari Nusantara. Jakarta: Balai Pustaka. Opak Abang Sebagai Tari Daerah Kabupaten Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1986) Kendal. Jurnal Seni Tari, 1 (1): 1-12. Ensiklopedi Tari Indonesia Seri P-T. Jakarta: Subagyo, H. (2003). Bentuk dan Makna Simbol Tari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Seblang di Desa Olehsari Kabupaten Fitriani, S. (2018). “Analisis Bentuk Gerak Tari Banyuwangi Jawa Timur. Greget: Jurnal Turak di Sanggar Studio Lingga Kota Pengetahuan dan Penciptaan Tari. 2 (2): 27- Lubuklinggau”. Jurnal Sitakara Edisi 45. Keempat. Subyantoro, A. & Suwarto, FX. (2006). Metode & Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial Edisi Teknik Penelitian Sosial. Yogyakarta: Kedua. Jakarta: Erlangga. Penerbit Andi. Irdawati, & Sukri. (2018). Pengembangan Sustianingsih, I. M., & Yati, R. M. (2018). Kajian Koreografi Tari Podang Perisai dari Tradisi Tentang Perwujudan Nilai Juang Pada Tari menjadi Modern di Kuantan Singingi Riau. Turak (Studi Kasus Kecamatan Suku Tengah Jurnal Panggung, 28(2), 215–229. Lakitan ( Stl ) Ulu Terawas Kabupaten Musi Irdawati dan Ali, S (2018). Buku Ajar Mata Kuliah: Rawas Sumatera Selatan ), Kaganga: Jurnal Deskripsi Analisis Tari I dan II Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Pengembangan Tari Podang Perisai di Humaniora, 1 (1): 1–11. Kuantan Singingi Riau. Yogyakarta: Gre Prastiawan, I. & Suharyanto, A. (2014). Sejarah Tari, Publishing. Medan: UNIMED PRESS Koentjaraningrat (2009). Pengantar Ilmu warisanbudaya.kemendikbud.go.id Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

27