Anwari Masatip dan Ersy Ervina: Hubungan Antara Kepuasan Atribut Jasa dan Loyalitas Wisatawan Pada Makanan Tradisional Sunda di Kota Bandung

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN ATRIBUT JASA DAN LOYALITAS WISATAWAN PADA MAKANAN TRADISIONAL SUNDA DI KOTA BANDUNG

RELATIONSHIP BETWEEN SERVICE SATISFACTION ATTRIBUTES AND TOURISTS LOYALITY ON TRADITIONAL FOOD IN BANDUNG

Anwari Masatip dan Ersy Ervina Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Jl. Dr. Setiabudhi 186, Bandung 40141 Email: [email protected], [email protected]

Diterima: 8 Mei 2014; direvisi 5 Juni 2014; disetujui: 5 Juni 2014

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Hubungan antara Kepuasan Atribut Jasa dan Loyalitas Wisatawan pada Makanan Tradisional Sunda di Kota Bandung”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriftif. Peneliti menetapkan 2 (dua) variabel, yaitu Kepuasan Atribut Jasa (X) dengan sub variabel kualitas produk, harga, kualitas pelayanan, kemudahan dan faktor emosional wisatawan pada makanan tradisional sunda; dan Loyalitas Makanan tradisional sunda (Y) dengan dimensi melakukan pembelian ulang, membeli antar lini produk, mereferensikan makanan tradisional sunda dan menunjukan kekebalan terhadap tarikan pesaing. Hasil penelitian menunjukan koefisien korelasi sebesar 0,705 termasuk kedalam ukuran tinggi atau kuat bahwa terdapat hubungan yang kuat atau tinggi antara kepuasan atribut jasa (variabel X) dengan loyalitas wisatawan (variabel Y) terhadap makanan tradisional sunda. Dihitung dengan koefisien korelasi nilai R yaitu 0.705 kontribusi secara simultan variabel X dan variabel Y dihitung dengan rumus Y = r2 x 100% atau (0,705)2 x 100% = 49.10 sedangkan sisanya sebesar 50,3% dipengaruhi oleh variabel lainnya. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, bahwa kepuasan atribut jasa dengan loyalitas wisatawan pada makanan tradisional sunda hal ini dapat dilihat dari kualitas pelayanan yang prima, kemudahan dan faktor emosional wisatawan pada makanan tradisional sunda dan hasil dari rata-rata yang paling menonjol pada faktor harga dan kualitas produk. Keyword : Kepuasan, Loyalitas, Bandung

Abstract This study aims to determine the Relationship Between Service Satisfaction Attributes And Tourists Loyalty On Traditional Food In Bandung. The method used in this research is descriptive quantitative. Researchers set 2 (two) variables, namely Satisfaction Attribute Service (X) with a sub variable product quality, price, quality of service, ease and emotional factors of Tourist on traditional Sundanese food and Loyalty on traditional Sundanese food (Y) with dimensions of re-purchase, purchase between product lines, referencing traditional Sundanese food and showed resistance to the pull of competitors. The results showed a correlation

145

Jurnal Kepariwisataan Vol. 9 No. 2 Juni 2014 ISSN 1907 - 9419 coefficient of 0.705 included in the height or strong that there is a strong relationship between satisfaction or high service attributes (variables X) with tourist loyalty (variable Y) against traditional Sundanese food. Calculated with the correlation coefficient R value ie 0705 simultaneous contribution variables X and Y is calculated by the formula Y = r2 x 100% or (0.705) 2 x 100% = 49.10 while the remaining 50.3% is influenced by other variables. Based on the results of field studies, that the services attribute satisfaction and tourist loyalty on traditional Sundanese food this can be seen from the quality of customer service, ease and tourist emotional factors on traditional Sundanese food and average the results of the most prominent on the price factor and quality products . Keyword: Satisfaction, Loyalty, Bandung

PENDAHULUAN sport/ sejarah/ peninggalan, heri- Kota Bandung sebagai wisata tage, popular personage dan kawa- perkotaan bidang jasa dan kuliner, san binaan khusus. Sedangkan menunjukkan progress per- elemen sekunder antara lain sarana kembangan yang cukup signifikan perbelanjaan, pasar, cinderamata, berdasarkan data kunjungan hiburan, rumah makan dan fungsi wisatawan ke Kota Bandung yakni perkotaan (pendidikan, kesehatan, pada tahun 2011 mengalami fabrikasi). Daya tarik Kota kenaikan di-bandingkan tahun Bandung dapat kita cermati dengan 2010. Berdasar-kan data yang julukan Kota Bandung dari dimiliki oleh Dinas Kebudayaan mayoritas wisatawan yang datang dan Pariwisata (Disbudpar) Kota ke Bandung dari data yang Bandung pada bulan September dikeluarkan oleh Dinas 2011 tercatat sebanyak 3.917.390 Kebudayaan dan Pariwisata Kota orang wisata-wan berkunjung ke Bandung tahun 2010 tentang Kota Bandung. Dari jumlah itu, julukan Kota Bandung, bahwa 142.575 orang merupakan sebanyak 25% yang mengatakan wisatawan mancanegara dan Kota Kembang, 23% mengatakan 3.774.815 wisatawan domestik. kota Belanja, 19% mengatakan Untuk 2011 target kunjungan wisa- Bandung sebagai Kota Kuliner. tawan mencapai 3.655.027 orang. Dari data tersebut dapat kita ketahui Angka tersebut terus mengalami bahwa julukan Kota kuliner me- kenaikan sekitar 12 persen dari rupakan salah faktor daya tarik target pada tahun 2010 yang mengapa orang datang ke Bandung. mencapai 3.322.752 orang. Wisata kuliner sebagaimana di Daya Tarik wisata perkotaan di jelaskan Wikipedia merupakan Bandung dapat ditinjau dari dua pengalaman dalam mencoba ma- aspek yaitu elemen primer dan kanan pada suatu negara, wilayah elemen sekunder. Elemen primer atau area tertentu. Bandung saat ini terdiri atas lansekap, gallery/ merupakan kota yang memiliki museum, kegiatan budaya/ bisnis/ jumlah restoran dan rumah makan

146

Anwari Masatip dan Ersy Ervina: Hubungan Antara Kepuasan Atribut Jasa dan Loyalitas Wisatawan Pada Makanan Tradisional Sunda di Kota Bandung terbanyak hal inilah yang men- dari keberadaan kronik makanan yebabkan Bandung menjadi Kota tradisional yang lebih dahulu ada Kuliner. dalam kehidupan umat manusia. Data lain mengungkapkan ba- Hal ini sejalan dengan apa yang hwa alokasi pengeluaran terbesar dikemukakan Kusnaka (2005) dari wisatawan adalah untuk makan bahwa “dalam kerangka befikir dan minum, dari penelitian yang universal, tradisionalisme harus di- dilakukan oleh Dinas Kebudayaan akui merupakan cikal bakal dan dan Pariwisata Kota Bandung pada bahkan mengilhami munculnya 2010 dapat dilihat seperti tabel 1 modernisasi”. Lebih lanjut menurut dibawah ini : Kusnaka mengatakan saat ini Tabel 1.1 makanan tradisional Sunda berada Pengeluaran wisatawan di Kota di “simpang jalan”. Di kalangan Bandung generasi muda Sunda saat ini, Alokasi pengeluaran makanan tradisional itu sudah Lokasi Makan Minum Wisatawan hampir dilupakan karena terdesak Kawasan Dago 90% oleh makanan cepat saji. Dengan Kawasan masuknya restoran fast food di 72% Cihampelas berbagai kota di Indonesia khusus- IR H Djuanda 65% nya Kota Bandung, makanan Kawasan Riau 85% tradisional Sunda serta makanan Kawasan tradisional lainnya memperoleh 100% Cibaduyut pesaing dalam memperebutkan Sumber : Disbudpar Bandung 2010 konsumen melalui industri jasa boga. Industri jasa boga fast food Dari kondisi di atas dapat (franchise) tumbuh dengan pesat di diketahui dari beberapa kawasan berbagai kota bahkan mengalahkan wisata di Kota Bandung bahwa pertumbuhan jaringan industri jasa pengeluaran wisatawan terbesar itu boga tradisional. Salah satu faktor adalah untuk berwisata kuliner. penyebabnya adalah fast food Salah satu kuliner yang ada di Kota memiliki nilai sosial ekonomi tinggi Bandung adalah makanan tradisi- sehingga membawa makanan itu onal Sunda. Makanan tradisional bergengsi, termasuk orang yang merupakan makanan yang di- mengkonsumsinya. Kondisi ini konsumsi oleh golongan ethnik dan dapat diamati dengan banyaknya wilayah spesifik (Hadisanto- para remaja menyukai burger, hot so:1993) dalam hal ini makanan dog, pizza, kebab atau fried Sunda yang merupakan salah satu chicken, daripada , comro, asset budaya bangsa yang memiliki ayam, dan jenis-jenis potensi sebagai daya tarik wisata. makanan Sunda lainnya ketika Ragam makanan modern yang kini mereka makan di luar rumah. dapat tersaji cepat tidak terlepas

147

Jurnal Kepariwisataan Indonesia Vol. 9 No. 2 Juni 2014 ISSN 1907 - 9419

Namun, ada pula kecenderung- hal ini yang menjadi objek an makanan tradisional mulai digali penelitian adalah makanan tradi- kembali dan dikembangkan sebagai sional sunda. Kepuasan menjadi upaya memperkaya keragaman pen-ting karena merupakan konsep jenis makanan di tengah gencarnya sentral dalam wacana bisnis. Hanya ber-bagai jenis makanan dari luar konsumen yang menyatakan comp- yang mengepung cita rasa dan letely satisfied atau sangat puas selera lidah masyarakat. yang cendrung loyal seperti yang Kusnaka menjelaskan Makanan dikemukakan Jones & Sasser dalam tradisional mudah disesuaikan Tjiptono dan Chandra (2007:193), dengan cita rasa dan selera dikaitkan dengan makanan masyarakat berbasis karakteristik tradional Sunda diharapkan dengan lingkungan alam yang unik, secara diketa-huinya kepuasan atribut jasa budaya menjadi aset wisata yang wisata-wan pada makanan menarik. Secara ekonomi, makanan tradisional akan menjadi masukan tradisional juga memberikan nilai bagi pengem-bangan produk keunggulan kompetitif bagi para selanjutnya dalam meningkat pengusaha restoran dan industri loyalitas mereka tehadap makanan pangan di Jawa Barat. Selain itu tradisional sunda. Pada sisi lain faktor lain yang mempengaruhi adalah sebagai tindakan preventif bagi nilai jual makanan tradisional untuk mengantisipasi para sunda kepuasan wisatawan wisatawan yang merasa tidak puas secara menyeluruh dapat tercapai akan makanan tradisional Sunda. adalah jenis ragam makanan, Penelitian ini melibatkan wisatawan kualitas makanan, harga yang sebagai konsumen makanan tradisi- bersaing, dan, keramahan onal Sunda, pelayanan, semuanya sangat Sebagaimana telah dipahami berkorelasi dengan keputusan bahwa makanan selain berfungsi wisatawan untuk kembali yang untuk memenuhi kebutuhan dasar pada akhirnya wisatawan akan loyal manusia, makanan juga dapat untuk kembali datang ke Kota diperkenalkan sebagai warisan bu- Bandung. Hal ini sejalan dengan daya Sunda dan sebagai tujuan apa yang dikemukakan oleh Engel utama wisatawan mengunjungi et al (1994) Bahwa setiap usaha Kota Bandung, harapan demikian yang dibangun harus mampu juga sebagai salah satu usaha untuk memberikan kepuasan kepada melestarikan makanan tradisional pelanggan agar mampu mem- yang bergizi, mudah, murah dan pertahankan loyalitas pelanggan. beraroma ditengah gencar nya ma- Penelitian bermaksud mem- kanan modern . buktikan apakah ada hubungan an- Uraian latar belakang tersebut tara kepuasan secara keseluruhan mensyaratkan pentingnya dilakukan dengan loyalitas wisatawan. Dalam penelitian dengan judul “Hubungan

148

Anwari Masatip dan Ersy Ervina: Hubungan Antara Kepuasan Atribut Jasa dan Loyalitas Wisatawan Pada Makanan Tradisional Sunda di Kota Bandung

Kepuasan Atribut Jasa Makanan .Sosrodiningrat (1991:11) dapat Tradisional Sunda Dengan Loya- dilihat dari: litas Wisatawan di Kota Bandung”. 1. Resep makanan yang diperoleh secara turun temurun dari gene- KAJIAN PUSTAKA rasi pendahulunya. Pengertian Makanan Tradisional 2. Penggunaan alat tradisional Sunda tertentu di dalam pengolahan Menurut Wikipedia makanan masakan tersebut (Misalnya : adalah bahan, biasanya berasal dari masakan harus diolah dengan hewan atau tumbuhan, dimakan alat dari tanah liat) oleh makhluk hidup untuk 3. Teknik olah masakan meru- memberikan tenaga dana nutrisi. pakan cara pengolahan yang Makanan tradisional merupakan harus dilakukan untuk menda- bagian dari budaya Indonesia patkan rasa maupun rupa yang dimana budaya itu sendiri mewakili khas dari suatu masakan. tiap jenis suku atau kelompok hal Makanan tradisional tersebut ini menyebabkan kebiasaan makan diolah dengan menggunakan bahan masing-masing suku atau kelompok yang ada dan diproduksi dari usaha tersebut juga akan sangat beragam. pertanian sekitar serta memiliki rasa Adimiharja (2005:26) menge- khas untuk selera masyarakat mukakan bahwa setiap masyarakat sunda. Klasifikasi makanan mempunyai pola makanan sendiri, tradisional su-nda dapat dilihat dimana pola ini hampir tidak berdasarkan bahan baku yang diketahui masa permulaannya, di- digunakan dan berdasar-kan proses wariskan dari ibu kepada anak pengolahannya pada di bawah ini: secara turun-temurun sampai ke Tabel:2.1 Klasifikasi Makanan generasi sekarang. Hadisantoso Sunda Berdasarkan Proses (1993) mengemukakan makanan Pengolahan tradisional merupakan makanan Proses Pengolahan Jenis Makanan yang dikonsumsi oleh golongan Di Goreng , , Tahu, ethnik dan wilayah yang spesifik. Tempe, empal, paru, Lebih lanjut dijelaskan bahwa ati-ampela, udang, makanan tradisional adalah makan- belut, kerupuk Di Kukus mangkok, an yang diolah berdasarkan resep kelepon, , turun–temurun, bahan yang di- apem, bugis, talam gunakan berasal dari daerah Di Pepes ayam/ikan/peda/tahu setempat dan makanan yang Di Rebus , sayur dihasil-kan juga sesuai dengan lodeh, , laksa, selera masyarakat setempat. kotek Adapun Ditumis/dioseng Sambel goreng, ciri-ciri makanan tumis kangkung, tradisional menurut KRT- ulukutek leunca Di Bakar/ Di Ayam/,

149

Jurnal Kepariwisataan Indonesia Vol. 9 No. 2 Juni 2014 ISSN 1907 - 9419

Panggang carabikang, dan tempe , opak, ulen 4 Lain- dan Sumber : Tjahjadi (1994:23) lainnya galendo Sumber: Tjahjadi (1994:23) Klasifikasi makanan tradisional Sunda berdasarkan bahan baku Pusat Studi Sunda (2012:86) yang digunakan: mengemukakan dari hasil Tabel 2.2: Makanan Sunda dokumen-tasi beberapa Rumah Berdasarkan Bahan Baku Makan yang cukup besar dan N Bahan Jenis makanan popular di Bandung diperoleh tujuh o Baku (7) jenis makanan yang paling 1 Daging, Ayam, Ikan Go- diminati oleh konsumen, yaitu 1. Ikan reng/Pepes/Bakar, “ dan kelengkapannya dan Cobek, Go- dan terkadang jenis nasi Telur reng, , , dipertukarkan dengan “nasi tutug Laksa ayam, oseng ”;2. Lalaban dan Sambal”; 3. ikan asin, ungkep Lotek atau karedok”; 4.“Sayur jeroan (Babat, Iso, asem” (dan kadang-kadang “sayur Paru) Peda, lodeh”) ; 5.“”yang telur, semur tahu dianggap tentative, karena dan Pindang ecot merupakan makanan umum di 2 Sayuran Lotek, Karedok, Tu- Indonesia, 6.”Goreng-gorengan”, dan mis Kangkung, tu- berupa ikan, ayam tahu dan tempe; buah- mis genjer, sayur dan 7. “ Bandung”. buahan asem, sayur bening, ulukutek leunca, lo- Adimiharja (2005:26) menge- deh, toge goring, mukakan, menurut orang sunda urap sayuran, lala- yang dimaksud dengan makanan pan, , rujak, adalah Kadaharan, yaitu benda manisan kering dan yang dapat dimakan. Lebih lanjut Sirsak, kalua dikatakan dalam budaya sunda jeruk terdapat suatu anggapan bahwa 3 Ubi- Leupet, Kupat, lu- seseorang belum dikatakan makan Ubian pis, , jika belum makan nasi dan lauk dan carabikang, kue ali, pauknya. Selain itu di kalangan Pisang apem, bugis, talam, orang Sunda yang dikatakan makan , candil, onde itu dalam pengertian mereka adalah -onde, gemblong, makan nasi dengan hidangan opak, dodol, rang- lainnya sebagai penyedap rasa atau ginang, kerupuk dengeun nasi. Masayarakat sunda jengkol, kembang terdapat berbagai ragam jenis ma- goyang, noga, tahu kanan yang memiliki kandungan sumedang, oncom gizi yang memadai untuk

150

Anwari Masatip dan Ersy Ervina: Hubungan Antara Kepuasan Atribut Jasa dan Loyalitas Wisatawan Pada Makanan Tradisional Sunda di Kota Bandung kebutuhan tubuh. Diharapkan mendapatkan produk dan dengan penge-nalan kembali ragam pelayanan. makanan Sunda akan dapat Menurut Lupiyoadi (2001) da- mempertahankan sekaligus lam menentukan kepuasan pe- melestarikan budaya bangsa. langgan terdapat empat faktor utama yang harus diperhatikan Kepuasan Atribut Jasa oleh perusahaan yaitu: Definisi kepuasan atribut jasa 1. Mutu produk, bahwa pelanggan merupakan respon afektif terhadap akan merasa puas apabila hasil pengalaman mengkonsumsi suatu evaluasi mereka menunjukkan produk tertentu atau evaluasi bahwa produk yang mereka kesesuaian dan ketidaksesuaian gunakan bermutu. antara harapan dengan kinerja 2. Mutu pelayanan, terutama un- actual produk jasa setelah pema- tuk industri jasa pelayanan kaian. Apabila prestasi produk bahwa mereka puas bila men- melebihi dari harapan maka dapatkan pelayanan yang baik konsumen akan puas. namun se- atau sesuai dengan yang baliknya apabila prestasi produk diharapkan. tidak seperti yang dharapkan maka 3. Emosional, dimana pelanggan konsumen akan kecewa. akan merasa bangga dan men- Irawan (2007) menjelaskan dapatkan keyakinan bahwa or- tentang faktor-faktor yang mem- ang lain akan kagum terhadap pengaruhi kepuasan yaitu kualitas dia apabila menggunakan pro- produk, harga, service quality duk dengan merek tertentu (kualitas pelayanan), emotional yang cenderung mempunyai factor (faktor emosi) dan kemu- tingkat kepuasan yang lebih dahan. Kualitas produk terdiri dari tinggi. enam elemen yaitu performance, 4. Biaya yaitu pelanggan tidak durability, feature, reliability, perlu mengeluarkan biaya consistency, dan design. Service tambahan atau tidak perlu quality (kualitas pelayanan) membuang waktu untuk men- mempunyai lima dimensi yaitu, dapatkan suatu produk/ jasa reliability, responsiveness, assu- maka mereka akan cenderung rance, empathy, dan tangible. Rasa puas terhadap produk/ jasa bangga, rasa percaya diri, simbol tersebut. sukses, bagian dari kelompok Dari paparan pendapat di atas orang penting dan sebagainya diketahui bahwa kepuasan menye- adalah contoh-contoh emotional luruh pada atribut jasa dapat dilihat value yang mendasari kepuasan dari kepuasan kualitas produk, ke- pelanggan. Pelanggan jasa akan puasan harga, kepuasan kualitas semakin puas apabila relatif pelayanan, kepuasan kemudahan mudah, nyaman dan efisien dalam dan kepuasan ikatan emosional.

151

Jurnal Kepariwisataan Indonesia Vol. 9 No. 2 Juni 2014 ISSN 1907 - 9419

saran, dari pendekatan kon- Konsep Loyalitas vensional ke arah pendekatan kon- Tjiptono dan Chandra (2007- temporer. Pendekatan konvensional :192) menjelaskan manfaat spesifik menekankan pada kepuasaan kon- kepuasaan pelanggan meli-puti: sumen, reuksi biaya, perluasan keterkaitan positif dengan loyalitas pangsa pasar, dan riset pasar. Di pelanggan. Hal ini berpotensi men- lain pihak pen-dekatan kontemporer jadi sumber pendapatan masa depan berfokus pada loyalitas konsumen, (terutama melalui pembelian ulang, retensi konsu-men dan life long cross selling dan up selling); me- customers. nekan biaya transaksi pelanggan di Wibowo dan Yuniawaty (2007) masa depan (terutama biaya-biaya menjelaskan secara harafiah, loyal- ko-munikasi, penjualan dan layanan itas diartikan sebagai kesetiaan pelanggan). seseorang terhadap suatu objek. Oliver (dalam Kotler dan Lebih lanjut dijelaskan Mowen dan Keller, 2008:175) mendefinisikan Minor mendefinisikan loyalitas se- loyalitas pelanggan sebagai komit- bagai kondisi dimana pelanggan men yang dipegang kuat untuk mempunyai sikap positif terhadap membeli lagi atau berlangganan suatu merk, memiliki komitmen lagi bagi produk tertentu dimasa pada merk tersebut, dan bermaksud depan meskipun ada pengaruh meneruskan pembeliannya pada situasi dan usaha pemasaran yang masa yang akan datang. berpotensi menyebabkan peralihan perilaku. Untuk menjadi loyal seorang customer harus melewati beberapa Tingginya persaingan dalam tahapan/ proses yang berlangsung dunia pemasaran saat ini membuat lama untuk menjadi konsumen yang tiap para pelaku usaha berpikir loyal. Griffin (2003:35) me- keras untuk meningkatkan kualitas nyatakan bahwa tingkatan loyalitas agar produk mereka dapat bertahan terdiri dari: dan mendapat perhatian pembeli a. Suspect, meliputi orang yang bagi dan akhirnya mereka me- mungkin akan membeli barang/ lakukan pembelian berulang. Ber- jasa perusahaan. kembangnya kompetisi ini mem- b. Prospect, adalah orang-orang buat tiap organisasi tidak dapat se- yan memiliki kebutuhan akan penuhnya mengandalkan konsu- produk/ jasa tertentu, dan tidak men baru dan kemudian kehilangan mempunyai keyakinan untuk potensi sebagai pelanggan yang membelinya. setia (Ziethaml & Bitner, 1996). c. Disqualified prospect, yaitu Hal serupa juga di kemukakan oleh prospect yang telah Bhote (1996) orientasi perusahaan mengetahui keberadaan barang/ dunia mengalami pergeseran pema- jasa tertentu tapi tidak

152

Anwari Masatip dan Ersy Ervina: Hubungan Antara Kepuasan Atribut Jasa dan Loyalitas Wisatawan Pada Makanan Tradisional Sunda di Kota Bandung

mempunyai kemampuan untuk membeli barang/ jasa tersebut. d. First time customer, yaitu konsumen yang membeli untuk pertama kalinya, mereka masih menjadi konsumen yang baru. e. Repeat customers, yaitu konsu- men yang telah melakukan pembelian suatu produk seba- nyak dua kali atau lebih dan konsumen ini dapat dikategori- Gambar 2.1 kan sebagai pelanggan. The Loyalty Pyramid f. Clients, yaitu pembeli semua barang atau jasa yang mereka Pengukuran Loyalitas butuhkan dan tawarkan perusa- Dalam beberapa literatur pem- haan, mereka membeli secara belian berulang atau rekomendasi teratur. kepada orang lain menunjuk kepada g. Advocates, seperti layaknya loyalitas konsumen. Konsep dari clients, advocates membeli loyalitas ini merupakan indikator seluruh barang/ jasa yang di- kritikal yang digunakan untuk me- tawarkan dan dibutuhkan, serta ngukur kesuksesan dari strategi melakukan pembelian secara pemasaran (Flavian, Martinez, teratur sebagai tambahan mere- Polo, 2001:85) ka mendorong teman-teman mereka yang lain agar membeli Begitu pula travel destinations barang/ jasa tersebut dapat diartikan sebagai suatu pro- duk. Wisatawan dapat mengun- Dari tahapan pertumbuhan di- jungi kembali ataupun merekomen- atas seseorang menjadi pelanggan dasikan suatu travel destination ke- yang loyal sangat diharapkan agar pada wisawatan yang potensial pelanggan dapat mencapai tahapan seperti teman atau pun kerabat. paling akhir. Jika digambarkan ke Bandung sebagai salah satu tujuan dalam sebuah piramida maka akan wisata kuliner nusantara diharapkan terlihat seperti Gambar 2.1 berikut: memiliki pelanggan yang loyal agar usaha di sektor pariwisata dapat terus berjalan. Pelanggan yang loyal merupakan aset penting bagi peru-sahaan, hal ini dapat dilihat ber-dasarkan karakteristik yang di- milikinya, sebagaimana pendapat Griffin (2002:31), karakteristik/ at- ribut loyalitas pelanggan meliputi:

153

Jurnal Kepariwisataan Indonesia Vol. 9 No. 2 Juni 2014 ISSN 1907 - 9419 a. Makes regular repeat purchase 1978) dalam Yoon dan Uysal (melakukan pembelian ulang (2003) secara teratur). Menunjukan bah- wa pelanggan yang melaku-kan Pendapat lain mengenai faktor- pembelian ulang secara ber- faktor yang mempengaruhi loyalitas ulang terhadap perusahaan yang dikemukakan oleh Saleh (2010- sama dalam satu periode tertentu :137), dimana ada beberapa hal adalah pelanggan yang loyal. yang membuat pelanggan tetap b. Purchase across product and loyal, mengatakan ada enam (6) hal service lines (membeli antar lini yaitu : produk dan jasa). Pelanggan 1. Nilai. (Harga dan kualitas) hal yang loyal tidak hanya membeli ini berhubungan dengan harga satu macam produk saja melain- dan kualitas. Pelanggan tidak kan juga membeli lini produk akan meninggalkan produk dan jasa lain pada perusahaan yang diyakini mempunyai yang sama. kualitas yang baik meski harga c. Refers others (mereferensikan yang tinggi. Justru sebaliknya terhadap orang lain) pelang-gan akan kecewa jika Pelanggan yang loyal akan terjadi penurunan kualitas demi merekomendasikan pengalaman mem-pertahankan harga. positif mengenai produk dan jasa 2. Image. Jika image perusahaan dari perusahaan kepada rekan dianggap baik maka dihasilkan atau pelanggan lain agar mereka pangsa pasar yang luas dan tidak membeli produk/ jasa dari dapat meningkatkan loyalitas. perusahaan lain. 3. Meyakinkan dan mudah d. Demonstrate an immunity to the dipero-leh. Apabila produk di pull of the competition (me- pasar su-lit diperoleh maka nunjukan kekebalan terhadap pelanggan akan mencoba tarikan pesaing) produk lain yang mudah diperoleh. Pelanggan yang loyal akan 4. Kepuasan. Hal ini juga dapat menolak mengakui produk dan jasa membuat pelanggan tetap loyal perusahaan lain karena pelanggan pada suatu produk dan jasa. tersebut yakin bahwa produk dan Kepuasan pelanggan adalah ti- jasa yang mereka pilih adalah yang ngkat perasaan seseorang sete- terbaik dan berbeda dari produk dan lah membandingkan kinerja jasa perusahaan lain. atau hasil yang ia rasakan Secara umum loyalitas dapat diukur dibandingkan dengan harapan- melalui cara-cara berikut (1) Beha- nya. vioral approach; (2) The attitudinal 5. Pelayanan. approach; dan (3) The composite Pelayanan yang baik dapat Approach (Jacoby & Chestnut, meningkatkan persepsi kualitas

154

Anwari Masatip dan Ersy Ervina: Hubungan Antara Kepuasan Atribut Jasa dan Loyalitas Wisatawan Pada Makanan Tradisional Sunda di Kota Bandung

yang tinggi yang pada akhirnya pada makanan tradisional akan membuat pelanggan lebih Sunda di Kota Bandung kuat dan loyal. H3: Terdapat hubungan antara ke- 6. Jaminan (Guarantee or puasan kualitas pelayanan de- Warranty). Bisa dipakai oleh ngan loyalitas pada makanan produsen untuk memberikan ni- tradisional Sunda di Kota lai tambah pada produk yang Bandung dihasilkan akan menandakan H4: Terdapat hubungan antara ke- bahwa produsen peduli pada puasan kemudahan dengan lo- pelanggan. yalitas pada makanan tra- Dari beberapa pendapat yang disional Sunda di Kota dikemukakan diatas, peneliti mem- Bandung peroleh gambaran bahwa terdapat H5: Terdapat hubungan antara ke- kesamaan pandangan mengenai de- puasan ikatan emosional de- finisi loyalitas. Adapun faktor- ngan loyalitas pada makanan faktor yang digunakan untuk men- tradisional Sunda di Kota jadi ukuran loyalitas mengacu kepa- Bandung da pendapat Griffin dalam Shaleh (2002:31) yaitu (1) melakukan METODE PENELITIAN pem-belian ulang; (2) membeli Penelitian ini merupakan pe- antar lini produk; (3) me- nelitian penjelasan (explanatory rekomendasikan produk kepada research). Pendekatan yang di- orang lain dan ; (4) menunjukkan gunakan oleh penulis dalam pene- kekebalan dari daya produk sejenis litian ini adalah pendekatan ku- yang dihasilkan pesaing. antitatif. Jumlah sampel yang digunakan oleh penulis adalah Hipotesis 100 orang. Teknik analisis data Hipotesis merupakan jawaban yang digunakan adalah analisis sementara yang diajukan dengan statistik deskripif dan analisis pernyataan (statement). Berdasar- inferensial. kan kajian teoritis dan kerangka Langkah-langkah analisis infe- berpikir diatas maka hipotesis rensial dalam penelitian ini meli- dalam penelitian ini dapat dirumus- batkan berbagai pengujian data kan sebagai berikut: dengan bantuan program SPSS, ya- H1: Terdapat hubungan antara itu sebagai berikut: 1) uji asumsi kepuasan kualitas produk de- klasik yang terdiri dari uji ngan loyalitas pada makanan normalitas, uji normalitas dan Uji tradisional Sunda di Kota Linearitas; 2) Analisis Korelasi Bandung Person Product Moment H2: Terdapat hubungan antara ke- puasan harga dengan loyalitas

155

Jurnal Kepariwisataan Indonesia Vol. 9 No. 2 Juni 2014 ISSN 1907 - 9419

PEMBAHASAN Kepuasan Kualitas Produk dengan Teknik Analisis Data dan Uji Loyalitas: Hipotesis Tabel 4.1: Korelasi Kepuasan Pengujian Hipotesis Kualitas Produk dengan Loyalitas Pengujian hipotesis digunakan Correlations untuk mengetahui derajat hubungan VAR00010 VAR00011 variabel bebas dengan variabel Ke Pearson 1 .649** terikat. Rumusan hipotesis utama pua Correlation pada penelitian ini ada lima hipotesis san Sig. (2-tailed) .000 yaitu Ku alit N 100 100 1. Terdapat hubungan antara ke- as puasan kualitas produk dengan Pro loyalitas wisatawan di kota duk ** Bandung Lo Pearson .649 1 yali Correlation 2. Terdapat hubungan antara ke- tas Sig. (2-tailed) .000 puasan harga dengan loyalitas wisatawan di kota Bandung N 100 100 3. Terdapat hubungan antara ke- **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). puasan kualitas pelayanan de- Sumber: Hasil Output data SPSS 17.0 ngan loyalitas wisatawan di kota Bandung. Dari hasil perhitungan di atas, 4. Terdapat hubungan antara ke- maka dapat dilihat bahwa koefisien puasan kemudahan dengan lo- korelasi variable kepuasan kualitas yalitas wisatawan di kota produk (variabel X1) dengan Bandung Loyalitas (variabel Y) bernilai r = 5. Terdapat hubungan antara ke- 0.649. Menurut Sugiyono puasan ikatan emosional den- (2007:183), koefisien korelasi gan loyalitas wisatawan di kota sebesar 0.649 termasuk ke dalam Bandung ukuran sedang, ini berarti bahwa uji lima hipotesis diatas dilakukan terdapat hubungan antara kualitas dengan menggunakan analisis produk (variabel X1) dengan Loya- korelasi Pearson Product Mo-ment. litas (variabel Y) terhadap makanan tradisional Sunda. Analisis Korelasi Hubungan Kepuasan Kualitas Produk Analisis Korelasi Hubungan dengan Loyalitas Kepuasan Harga dengan Loya- Perhitungan besarnya hubung- litas an antara kepuasan kualitas pro-duk Perhitungan besarnya hubungan dengan loyalitas diperoleh hasil antara kepuasan harga dengan loya- dengan menggunakan SPSS 17.0, litas diperoleh hasil dengan meng- berikut tabel besaran hu-bungan gunakan SPSS 17.0, berikut tabel

156

Anwari Masatip dan Ersy Ervina: Hubungan Antara Kepuasan Atribut Jasa dan Loyalitas Wisatawan Pada Makanan Tradisional Sunda di Kota Bandung

besaran hubungan Kepuasan harga Tabel 4.3: Kepuasan dengan Loyalitas: Kualitas Pelayanan Tabel 4.2: Korelasi Kepuasan Harga dengan Loyalitas dengan Loyalitas Correlations Correlations VAR0 VAR0 0014 0015 VAR00012 VAR00013 ** * Kep Pearson Correlation 1 .592 Kepu Pearson 1 .216 uasa Sig. (2-tailed) .000 asan Correlation n Harg Sig. (2-tailed) .031 Kua N 100 100 a litas N 100 100 Pela Loyal Pearson .216* 1 yan itas Correlation an Sig. (2-tailed) .031 Loy Pearson Correlation .592** 1 alita Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 s *. Correlation is significant at the 0.05 level (2- N 100 100 tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2- Sumber: Hasil Output SPSS 17.0 tailed). Sumber: Hasil Output SPSS.17.0 Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat dilihat bahwa koefisien Dari hasil perhitungan di atas, korelasi variabel harga (variabel X2) maka dapat dilihat bahwa koefisien dengan Loyalitas (variabel Y) korelasi variabel kualitas pelayanan bernilai r = 0.216. Menurut Sugi- (variabel X3) dengan Loyalitas yono (2007:183), koefisien korelasi (variabel Y) bernilai r = 0.592. sebesar 0.216 termasuk ke dalam Menurut Sugiyono (2007:183), ukuran lemah, ini berarti bahwa koefisien korelasi sebesar 0.592 tidak terdapat hubungan antara termasuk ke dalam ukuran sedang, Harga (variabel X2) dengan ini berarti bahwa terdapat hubungan Loyalitas (variabel Y) terhadap dalam intensitas yang sedang antara makanan tradisional Sunda. Harga (variabel X) dengan Loyalitas (variabel Y) terhadap makanan Analisis Korelasi Hubungan tradisional Sunda Kepuasan Kualitas Pelayanan dengan Loyalitas Analisis Korelasi Hubungan Perhitungan korelasi hu-bungan Kepuasan Kemudahan dengan kepuasan kualitas pelayan-an dengan Loyalitas loyalitas dilakukan den-gan Untuk korelasi kepuasan pada menggunakan SPSS.17.0 dapat kemudahan dalam mendapatkan diperoleh hasil pada tabel dibawah makanan tradsional sunda dipe- ini: roleh hasil yang juga dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0

157

Jurnal Kepariwisataan Indonesia Vol. 9 No. 2 Juni 2014 ISSN 1907 - 9419 yang ditampilkan pada tabel dalam diporeleh hasil yang juga dibawah ini: dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0 yang ditampilkan pada Tabel 4.4: Kepuasan Kemudahan tabel dibawah ini: dengan Loyalitas Correlations Tabel 4.5: Korelasi Kepuasan VAR0001 VAR000 Ikatan Emosional dengan Loyalitas 6 17 Correlations Kepuasan Pearson 1 .459** Kemudahan Correlatio VAR00018 VAR00019 n Kepuasa Pearson 1 .652** Sig. (2- .000 n Correlation tailed) Emosion Sig. (2- .000 al N 100 100 tailed) Loyalitas Pearson .459** 1 N 100 100 Correlatio Loyalita Pearson .652** 1 n s Correlation Sig. (2- .000 Sig. (2- .000 tailed) tailed) N 100 100 N 100 100 **.Correlation is significant at the 0.01 level **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). (2-tailed). Sumber: Hasil Output data SPSS 17.0 Sumber: Hasil Output SPSS 17.0

Pada tabel tersebut diatas dapat Dari hasil perhitungan di atas, dilihat dari hasil perhitungan bahwa maka dapat dilihat bahwa koefisien koefisien korelasi variabel korelasi variabel Ke-puasan k kepuasan kemudahan (variabel X4) (variabel X) dengan Loyalitas dengan Loyalitas (variabel Y) yaitu (variabel Y) bernilai r = 0.652. bernilai r = 0.459. Menurut Menurut Sugiyono (2007:183), Sugiyono (2007:183), koefisien koefisien korelasi sebesar 0.652 korelasi sebesar 0.459 termasuk ke termasuk ke dalam ukuran sedang, dalam ukuran lemah, ini berarti ini berarti bahwa terdapat hubungan bahwa terdapat hubungan yang yang lemah antara Emosional lemah antara Harga (variabel X) (variabel X) dengan Loyalitas dengan Loyalitas (variabel Y) (variabel Y) terhadap makanan terhadap makanan tradisional tradisional Sunda Sunda. Korelasi Terbesar Antara atribut Analisis Korelasi Hubungan kepuasan dengan Loyalitas Pada Kepuasan Ikatan Emosional Makanan Tradisional Sunda dengan Loyalitas Dari hasil kelima kepuasan Pada variabel X5 yaitu kepuasan atribut jasa tersebut diatas yaitu ikatan emosional dengan loyalitas kepuasan kualitas produk, kepuas-

158

Anwari Masatip dan Ersy Ervina: Hubungan Antara Kepuasan Atribut Jasa dan Loyalitas Wisatawan Pada Makanan Tradisional Sunda di Kota Bandung an harga, kepuasan kualitas pe- yang kedua kepuasan pada kua-litas layanan, kepuasan kemudahan dan produk makanan tradisional sunda kepuasan pada ikatan emosional dengan nilai 0.649. sedang-kan dapat diketahui bahwa nilai masin– kepuasan pada kemudahan sebesar masing kepuasan atribut jasa 0.216 menunjukkan bah-wa antara tersebut terhadap loyalitas dengan kepuasan kemudahan dengan besaran sebagai berikut : loyalitas tidak terbukti adanya 1. Korelasi kepuasan kualitas hubungan. produk dengan loyalitas sebesar 0.649 Uji keberartian koefisien korelasi 2. Korelasi kepuasan harga dengan Uji keberartian koefisien kore- loyalitas sebesar 0.216 lasi digunakan untuk menguji apa- 3. Korelasi kepuasan kualitas kah hipotesis, diterima atau di- pelayanan dengan loyalitas tolak. Uji ini dilakukan dengan uji t sebesar 0.592 kriteria pengujiannya adalah jika t 4. Korelasi kepuasan kemudahan hitung lebih besar dari pada t tabel dengan loyalitaas sebesar 0.459 dengan taraf signifikan 5% maka 5. Korelasi kepuasan ikatan hipotesis diterima, sebalik-nya jika emosional dengan loyalitas t hitung lebih kecil dari pada t tabel sebesar 0.652 dengan signifikan 5% maka Dari rekapitulasi tersebut dapat hipotesis ditolak. Berikut ini diketahui bahwa besaran nilai penghitungan uji keberartian ko- tertinggi ada pada kepuasan ikatan efisien korelasi : emosional dengan nilai 0.652 dan

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -1.396 2.370 -.589 .557

X .347 .035 .705 9.848 .000 a. Dependent Variable: Y

Tabel hasil perhitungan SPSS 17 karena itu, terbukti bahwa Kepuasan for windows di atas menunjukkan memiliki hubungan secara signifikan bahwa nilai thitung adalah sebesar 9.848 Terhadap Loyalitas wisatawan Sedangkan ttabel dengan nilai makanan tradisional Sunda di kota signifikansi 5% (α=0,05) dan derajat Bandung. kebebasan dk = 11 adalah 2.000 1. Uji Determinasi Sehingga thitung(9.848) > ttabel(2.000), Model Summary maka Ho ditolak dan Ha diterima. Oleh Mode R R Adjuste Std.

159

Jurnal Kepariwisataan Indonesia Vol. 9 No. 2 Juni 2014 ISSN 1907 - 9419

l Squar d R Error dungan gizi dari produk makanan e Square of the Estima menjadi pertimbangan dalam meng- te konsumsi makanan, apalagi ma- 1 .705 .497 .492 2.5454 kanan trasisional sunda yang a 3 banyak yang diolah dengan cara a. Predictors: (Constant), X digoreng, direbus ataupun disajikan Untuk mengetahui seberapa besar secara mentah. Untuk bahan baku kontribusi/ pengaruh variabel X dari sayuran banyak diolah secara terhadap variabel Y digunakan ditumis dan banyak berupa sayuran rumus: mentah atau lalabannya. Jika KP = r2 x 100% sayuran dan lalaban tersebut tidak KP = 0,7052 x 100 % dalam kondisi segar akan mengu- KP = 49,7 % rangi kualitas rasa sehingga Maka dengan memperhatikan hasil mengurangi kepuasan terhadap penghitungan diketahui bahwa konsumen. variabel kepuasan ( x ) mempunyai Adapun hasil sebaran kuesioner pengaruh terhadap variable tentang kualitas produk menunjuk- loyalitas ( y ) sebesar 49,7 % kan bahwa secara rata rata sehingga ada unsure lain yang responden yang memberikan pe- berpengaruh terhadap variabel y nilai sangat puas terhadap kualitas sebesar 50,3 %. produk makanan tradisional sunda Pembahasan sebesar 3,5%, yang memberikan Kepuasan Kualitas Produk, Ke- penilaian puas sebanyak 61 %, yang puasan Harga, Kepuasan memberikan penilaian Kurang puas Kualitas pelayanan, Kepuasan sebanyak 17,33 %, yang Kemudahan dan Kepuasan memberikan penilaian tidak puas Ikatan Emosional dan loyalitas 0,67 % dan yang memberikan wisatawan pada Ma-kanan penilaian sangat tidak puas se- Tradisional Sunda banyak 0 %. Sehingga dapat di- simpulkan bahwa sebagian besar a) Kepuasan Kualitas Produk responden menilai Puas terhadap Peninjauan terhadap Kepuasan kualitas makanan tradisional sunda kualitas produk makanan sunda dengan prosentase 61 %. Kepuasan dilakukan dengan cara melihat dari kualitas produk tertinggi ada pada bahan dan cara pengolahan. Masya- jenis ragam makanan tradisional rakat atau dalam hal ini wisatawan sunda. Dan terendah adalah kualitas sudah sangat mengerti dan sadar kebersihannya. akan produk yang akan mereka beli Pada jenis makanan tradisional terutama produk makanan yang sunda rasa yang paling diminati akan mereka konsumsi. Disamping adalah pada bahan baku sayuran rasa, penampilan, kebersihan maka- dan buah-buahan. Untuk bahan nan, ragam jenis dan juga kan-

160

Anwari Masatip dan Ersy Ervina: Hubungan Antara Kepuasan Atribut Jasa dan Loyalitas Wisatawan Pada Makanan Tradisional Sunda di Kota Bandung baku ubi-ubian dan pisang kurang b) Kepuasan Kualitas Pelayanan diminati. Kualitas pelayanan merupa- Pada segi penampilan jenis kan penilaian konsumen antara makanan tradisional sunda yang proses dan kualitas hasil secara paling memuaskan bagi wisatawan teknis. Tjiptono (2004) meng- jenis ubi-ubian dan pisang sangat emukakan kualitas jasa meru- menarik bagi wisatawan namun pakan tingkat persepsi ter-hadap untuk sayuran dan buah kurang pelaksanaan suatu jasa. Dalam mendapat perhatian hospitality industry pelayanan kepada pelanggan atau tamu Kepuasan Harga merupakan yang utama dan Kepuasan pada harga makanan terpenting. Karena sesuai de- tradisional sunda diukur melalui ngan filosofi tamu adalah raja, indikator keterjangkauan harga atau sehingga tamu wajib untuk daya beli makanan pada wisatawan. dilayani. Selain itu, indikator lainnya yang Kondisi kualitas pelayanan menjadi tolok ukur harga adalah makanan tradisional sunda di kesepadanan harga dengan kualitas Kota Bandung saat ini me- makanan yang mereka dapat. Harga muaskan bagi wisatawan makanan tradsional sunda dari dengan 61.4% responden yang beberapa rumah makan dan restoran setuju dengan kualitas pe- tidak jauh berbeda. Pada umumnya layanan yang ada. Hal ini harga yang ditawarkan terjangkau terindikasi dengan tingginya bagi para wisatawan yang datang ke pelayanan pada kesesuaian Kota Bandung. Artinya bahwa pesanan makanan, namun untuk konsumen tidak mempermasalah- kebersihan fasilitas tempat kan berapa harga yang harus makan masih terdapat keluhan dikeluarkan apabila kepuasan yang terutama pada restoran ke- diterima akan sebanding. bersihan yang ada haruslah Berdasarkan deskripsi jawaban res- sesuai dengan apa yang ponden pada harga makanan tradisi- diharapkan oleh wisata- onal sunda sebanyak 62% menyata- wan.untuk pelayanan di rumah kan puas terhadap harga yang ada. makan masih harus ditingkat- Begitu pula pada tiap jenis ma- kan rasa tanggung jawab dari kanan tradisional sunda. Namun pelayan seperti menjelaskan pada jenis sayuran dan buah pilihan menu yang ada. Pada dianggap masih mahal dibanding- Jenis makanan dengan bahan kan harga jenis makanan daging, baku daging ikan dan telur ikan dan telur. haruslah ditingkatkan pelaya- nannya sehingga wisatawan tidak menunggu terlalu lama

161

Jurnal Kepariwisataan Indonesia Vol. 9 No. 2 Juni 2014 ISSN 1907 - 9419

untuk menikmati jenis makan- sebanyak 30% menjawab an tersebut. kurang setuju dengan memakan makanan tradisional sunda c) Kepuasan Kemudahan Berdasarkan hasil penelitian dapat menumbuhkan ikatan kepuasan pada kemudahan da- emosional terutama menggugah pat disimpulkan bahwa wisa- selera makan mereka masih tawan yang puas dengan persen- sangat kecil wisatawan yang tasi sebanyak 64% responden menyatakan dengan memakan merasa mudah dalam menemu- makanan tradsional sunda mem- kan makanan tradisional sunda buat mereka bangga. saat mengunjungi Kota Ban- dung. Sebanyak 18% sangat e) Loyalitas puas, dan sebanyak 18 % pula Loyalitas wisatawan terha- menyatakan kurang puas. Mes- dap makanan tradsional sunda kipun tempat makan tradisional yang tertinggi ada pada segi sunda banyak ditemui di kota rekomendasi. Yaitu wisatawan Bandung Namun sayangnya mengatakan hal-hal positif belum ada pemetaan secara berupa pengalaman mereka tentang makanan tradisional khusus sebagai informasi bagi wisatawan untuk letak posisi sunda. Dan yang terendah makanan tradisional sunda agar adalah sikap wisatawan dalam lebih mudah untuk ditemukan menunjukkan kekebalan terha- saat mereka berada di lokasi dap makanan tradisional sunda tertentu Kota Bandung. Dan masih rendah. Artinya makan- lebih lanjut adanya lokasi khu- an saat mengunjungi kota sus sekaligus menata tempat Bandung, tidak hanya makan-an makanan tradisional sunda yang tradisional yang mereka cari ada di Kota Bandung sehingga tapi masih banyak makan-an lainnya yang menjadi pertim- memudahkan bagi pihak peme- rintah untuk pembinaan produk bangan wisatawan. Secara ke- makanan tradisional sunda. seluruhan loyalitas wisatawan pada makanan tradisional sunda dapat diketahui sebanyak 56%. d) Kepuasan Ikatan emosional Tingginya ikatan emosional Ada sebanyak 27.6% wisatawan dalam mengkonsumsi makanan yang kurang loyal. Dan hanya tradsional sunda diharapkan 9.1 % yang sangat loyal. mampu menciptakan kepuasan Artikan loyalitas wisatawan bagi para wisatawan. Saat ini masih harus ditingkatkan. berdasarkan hasil penelitian diatas diketahui sebanyak 58 % responden menyatakan setuju,

162

Anwari Masatip dan Ersy Ervina: Hubungan Antara Kepuasan Atribut Jasa dan Loyalitas Wisatawan Pada Makanan Tradisional Sunda di Kota Bandung

Hubungan antara Kepuasan atribut kepuasan lainnya yaitu Kualitas Produk, Kepuasan Har- sebesar 0,652. Besarnya atribut ga, Kepuasan Kualitas Pelayan- kepuasan ikatan emosional hanya an, Kepuasan Kemudahan dan berbeda tipis dengan atribut Kepuasan Ikatan Emosional kepuasan kualitas produk yang dengan loyalitas sebesar 0.649. Ikatan emosional Dari kelima atribut tersebut memiliki hubungan yang sangat yaitu Kualitas Produk, Harga, erat dalam menentukan kepuasan. Kualitas pelayanan, kemudahan dan Hal ini sejalan dengan apa yang Emosional pada Makanan Tradisi- dikemukakan oleh Oliver (1993) onal Sunda, diketahui dengan hasil dan Mattila (2001) dalam Zulganef hubungan kepuasan kualitas produk (2004) menyatakan bahwa dengan loyalitas sebesar 0.649. konsumen dalam jasa pendidikan, dimana artinya bahwa kepuasan jasa rekreaasi, arung jeram dan kualitas produk dengan loyalitas restoran, emosi dapat muncul memiliki hubungan yang tinggi. setelah konsumen mengevaluasi Untuk hubungan kepuasan harga atribut jasa terlebih dahulu. dengan loyalitas sebesar 0.216, Selanjutnya emosi tersebut akan yang artinya hubungan tersebut menentukan kepuasan konsumen. rendah atau lemah. Hal ini sejalan Makanan tradisional Sunda dengan apa yang dikemukakan merupakan produk jasa yang sugiyono (2000 : 83) hubungan dihasilkan oleh restoran atau rumah dengan range 0.200 sampai dengan makan sehingga kepuasan tersebut 0.400 artinya hubungan tersebut akan muncul setelah wisatawan lemah. Atribut kepuasan kualitas merasakan makanan tersebut. Dam- pelayanan terhadap loyalitas memi- pak emosi positif yang muncul terse- liki hubungan sebesar 0.592. but yaitu selera dan rasa bangga mengkonsumsi makanan tradisional Sedangkan pada Atribut kepuasan sunda. kemudahan terhadap loyalitas me- miliki hubungan sebesar 0.459, dan SIMPULAN DAN SARAN untuk atribut Kepuasan Ikatan Simpulan emosional terhadap loyalitas memi- 1. Kepuasan Atribut jasa tertinggi liki hubungan yang tinggi yaitu ada pada sub variabel kualitas sebesar 0.652. produk dan harga makanan tra-

disional sunda. Untuk sub Hubungan Tertinggi Kepuasan variabel terendah ada pada Atribut Jasa dengan Loyalitas ikatan emosional wisatawan. Dari hasil korelasi tersebut Secara rata–rata besaran nilai dapat diketahui bahwa atribut kepuasan atribut jasa adalah kepuasan ikatan emosional me- 3.93 yang artinya kepuasan miliki hubungan terbesar atau atribut jasa makanan tradisional tertinggi dibandingkan dengan

163

Jurnal Kepariwisataan Indonesia Vol. 9 No. 2 Juni 2014 ISSN 1907 - 9419

sunda di Kota Bandung dan kualitas layanan dengan memuaskan bagi wisatawan. cara melakukan pelatihan, 2. Loyalitas wisatawan pada workshop yang dapat me- makanan tradisional sunda mancing kreatifitas karya- tertinggi ada pada indikator wan. mengatakan hal–hal positif • Untuk menciptakan loya- tentang makanan tradisional litas wisatawan sebaiknya Sunda. Namun kekebalan membuat strategi keterikat- wisatawan pada daya tarik an (Attachment) yaitu den- wisata kuliner lainnya masih gan membentuk preferensi rentan. Secara umum besaran dan strategi diferensiasi. loyalitas wisatawan pada Preferensi dapat dibentuk makanan tradisional sunda di dari pengalaman wisatawan Kota Bandung yakni sebesar saat mengkonsumsi maka- 3.635 yang artinya wisatawan nan tradisional sunda, con- cukup loyal. tohnya melakukan pen- 3. Besarnya hubungan antara ke- dekatan personal untuk puasan atribut jasa dengan mengetahui kebutuhan wi- loyalitas wisatawan pada ma- satawan. Sedangkan strategi kanan tradisional sunda di Kota diferensiasi dapat dilakukan Bandung adalah 0.705. Artinya untuk membentuk segmen- terdapat hubungan signifikan tasi pasar. Perbedaan kua- antara variabel kepuasan atribut litas produk dan kualitas jasa dengan loyalitas wisata- pelayanan dapat mem- wan. Hasil dari perhitungan berikan hambatan bagi korelasi menunjukkan Sig pada sesama pesaing wisata taraf 0.00 < 5% artinya kuliner. Contohnya adanya hubungan antara variabel X dan fasilitas bermain anak atau variabel Y signifikan. Adapun fasilitas kesenian budaya kontribusi secara simultan sunda, selain itu mem- antara variabel X dan Y adalah berikan menu yang berbeda 49.7 % dan sisanya sebesar dari pengelola makanan 50.3% bahwa loyalitas wisata- tradisional sunda lainnya. wan bukan dari variabel ke- 2. Bagi Pemerintah : puasan namun variabel lainnya. • Dalam mewujudkan band- ung sebagai kota wisata Saran kuliner sunda, pemerintah 1. Pengelola Makanan Tradisional sebaiknya memberikan ke- Sunda : mudahan perizinan bagi • Pengelola makanan tradisi- restoran dan rumah makan onal sunda secara konsisten karena masih ada yang menjaga kualitas makanan belum terdaftar secara resmi

164

Anwari Masatip dan Ersy Ervina: Hubungan Antara Kepuasan Atribut Jasa dan Loyalitas Wisatawan Pada Makanan Tradisional Sunda di Kota Bandung

• Pemerintah sebaiknya me- International Service miliki pemetaan mengenai Settings,” Journal of Service tempat-tempat yang khusus Research, Vol 2 No 4 menjual makanan tradisi- Flavian, C.,Martinez,E & Polo onal sunda agar memudah- Y.(2001). Loyalty to grocery kan wisatawan saat ber- stores in spanish market of kunjung ke Kota Bandung. 1990s. Jounal of retailing an customer service,8. 3. Bagi Peneliti selanjutnya yang Garbarino, E., & Johnson. M. S. berminat meneliti makanan tra- (1999). Journal of Marketing disional Sunda dapat me- “The Different Roles of neruskan dengan menelaah Satisfaction, Trust, and preferensi kepuasan atribut jasa Commitment in Customer pada tiap jenis makanan tra- Relationships,”, Vol. 63, April, disional sunda agar dketahui 70-87 jenis menu yang diminati dan Griffin, J. (2003). Customer yang kurang diminati. Loyalty: How to Earn It, How to Keep It. New and Revised DAFTAR PUSTAKA Edition. Kentucky. Mc.Graw- Adimihardja, K. (2005). Makanan Hill.______,2002. Dalam Khazanah Budaya. Customer Loyalty. Pt. Disbudpar Propinsi Jawa Barat Erlangga dan UPT INRIK UNPAD.Bandung Hadisantoso, H. (1993). Makanan Aaker, J. L., and D. Maheswaran Tradisional yang Memiliki (1997), “The Effect of Kandungan Gizi dan Cultural Orientation Keamanan yang Baik, onPersuasion,” Journal of Prosiding Seminar Consumer Research, Vol.24, Pengembangan Pangan December, 315-328 Tradisional, Kantor Menteri Alwi, H. (2003). Kamus Besar Negara Urursan Pangan, Bahasa Indonesia. Jakarta: Bulog, Jakarta Balai Pustaka Arisman.(2008). Analisis Hall, C. M, (2003). Introduction to Kepuasaan Konsumen Tourism: Dimension and Desa Bogor.IPB issues. Pearson Education Birgelen, Marcel van, Ko de Australia Pty Ruyter & Wetzels. Martin ., Hadipurba. (2012) .Value (2000), “The Impact of Innovation & Product Incomplete Information on Development. Di akses 15 The Use of Marketing Oktober Research Intelligence in (2012).http://hardipurba.com/

165

Jurnal Kepariwisataan Indonesia Vol. 9 No. 2 Juni 2014 ISSN 1907 - 9419

2008/10/30/delapan-dimensi- Pemasaran. Edisi Kedua kualitas-david-garvin.html belas Jilid 1 & Hesti. A.P. (2009) . Hubungan 2.Jakarta.PTMacanan Jaya kualitas Produk Batik Cemerlang Semarang dengan Loyalitas KRT. Sosrodiningrat, (1991). Konsumen di Industri Batik Makalah Makanan 16 Semarang. UNS Tradisional: Posisi dan Indriasari, E.D. (2000). Analisis Perannya dalam Preferensi Pelanggan dan pengembangan Atribut Ideal Ayam Panggang Kepariwisataan, Yogyakarta: Tradisional Sunda (Studi HUT IKa Boga Kasus di Rumah Makan Ayam Lovelock & Wirtz. (1987) Panggang Galuga .Services Marketing.Prentice Kotamadya Bogor). Skripsi Hall.USA pada Jurusan Ilmu-ilmu Lupiyoadi, H. (2006). Sosial Ekonomi Pertanian. Manajemen Pemasaran Fakultas Pertanian. Institut Jasa, Edisi Kedua. Pertanian Bogor, Bogor Jakarta.Penerbit Salemba Irawan, H. (2007). 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. PT. Empat. Gramedia. Jakarta Marlia. (2010) .Prof Kusnaka Kombong, E.N. 2007. Analisis Adimihardja Dambakan Kepuasan Konsumen Masyarakat Modern yang Restoran Bakul-Bakul Teguh Menjaga Tradisi. Di Bogor. Skripsi. Program akses 2 Juni 2012 dari Ekstensi Manajemen http://www.unpad.ac.id/archives /36603 Agribisnis, Fakultas Mazanec. Et al. (2001). Consumer Pertanian. Institut Pertanian Psychology of Tourism, Bogor. Hospitality and Leisure Vol 2. Kotler, P., & Armstrong. G, Cab International (1996), Principles of Oliver, R. (1999) . Journal of Marketing, Intermedia, marketing. when Customer Jakarta Loyalty? Vol 63. Page 33-34 ______.(2000). Menajemen Pitana, G.I., & Sudiarta, K.I. Pemasaran. Edisi (2009). Pengantar Ilmu Millenium.Erlangga.Jakarta Pariwisata.CV Andi Offset. ______, P.Bowen J & Makens,J. Rangkuti, F. (2002). Measuring (2003). Marketing for Custumer Satisfaction : Hospitality and Teknik Mengukur dan Tourism..Prentice Hall.USA Strategi Meningkatkan ______, Kepuasan Pelanggan, PT. &Keller.(2008).Menajemen

166

Anwari Masatip dan Ersy Ervina: Hubungan Antara Kepuasan Atribut Jasa dan Loyalitas Wisatawan Pada Makanan Tradisional Sunda di Kota Bandung

Gramedia Pustaka Utama, http://en.wikipedia.org/wiki/C Jakarta. ulinary_tourism Saleh, M. (2010). Public Service Wikipedia.2012.Makanan. Di Communications. Malang. akses 31 Mei 2012 dari UM Press. http://id.wikipedia.org/wiki/ Sugiama, G.A. (2008). Metode Makanan Riset Bisnis dan Manajemen. Yoeti, O.A.(1996). Pengantar Ilmu Bandung Guardaya Intimarta Pariwisata. Bandung. Sugioyono. (2010). Metode Angkasa Penelitian Bisnis. Bandung, Yooshik, Y., & Uysal, M. (2003). Alfabeta. An Examination of the Effect Tjahjadi.C. (1994). Prospek Per- of Motivation and satisfaction kembangan Makanan Tra- on Destination Loyalty: a disional Rakyat Jawa Barat. Structural Model. Science Majalah Pangan. Hlm.23-28 Direct Tjiptono, F., & Chandra, G. (2007) Zeithmal, V.A., & Bitner, M. Service, Quality Satisfaction. Jo.(1996). Services Andy offset Marketing. McGraw Hill Tripadvisor.(2012).Bumbudesa. Zulganef. (2004) .Hubungan Diakses 1 juni 2012 dari Atribut jasa, Kepuasan http://www.tripadvisor.co.id/ menyeluruh dan Niat Untuk Restaurant_Review-g297704- Loyal Pada pPelanggan Jasa d2190577-Reviews- yang Mempunyai Bumbu_Desa- Keterhubungan.UGM Bandung_West_Java_Java.ht Rinawatini.t.t.BAB1.Di akes 20 ml Oktober (2012). Wibowo, Lili Adi dan Yuniawaty, http://elib.unikom.ac.id/files/ Yeni.2007. The Influence of disk1/450/jbptunikompp-gdl- Tourist Product Attribute and rinawatini-22481-3-babi-ri- Trust to Tourist Satisfaction a.pdf. and Loyalty A Study of Mini Nn. BAB IV. Diakses 20 Desember Vacation in Bandung.UPI (2012)http://elib.unikom.ac.id Wikipedia.(2012).Culinarytourism. /files/disk1/535/jbptunikompp Di akses 30 Mei 2012 dari -gdl-aditiacarl-26739-7- babiii-t.pdf

167