PROSES KREATIF JUJUR PRANANTO DALAM PENULISAN NASKAH SKENARIO FILM AISYAH: BIARKAN KAMI BERSAUDARA

Eka Kristina Anggasari C0214022 Prodi Sastra FIB

Abstrak

Proses kreatif dipandang sebagai hal utama dalam melahirkan sebuah karya sastra. Tahapan proses kreatif dari masing-masing penulis tentunya berbeda. Namun, hal tersebut tidak dipersoalkan selama hasil karya tersebut dapat menjadi media komunikasi bagi masyarakat (penonton), sehingga pesan penulis tersampaikan dengan baik. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan proses penangkapan ide agar menjadi sebuah konsep cerita sehingga membentuk skenario. Data dikumpulkan melalui metode wawancara dan pustaka yang berkaitan dengan penulis. Hasil penelitian dibagi menjadi dua kategori yaitu; pertama, latar belakang Jujur Prananto yang memuat pengaruh sastrawan lain, pengaruh lingkungan, dan gaya menulis Jujur Prananto. Kedua, proses penangkapan ide yang memuat munculnya inspirasi, menciptakan konflik dan penyelesaian yang logis, pengembangan karakter tokoh, serta pola dan tahapan penulisan skenario.

Kata kunci: Jujur Prananto, proses kreatif, skenario

1. Pendahuluan Dengan demikian, ide dapat dihasilkan secara Film sebagai hasil dari tangkapan ide terus-menerus. Adanya ide dapat dikembangkan penulis yang telah diwujudkan ke dalam sebuah menjadi sebuah sinopsis atau konsep cerita yang konsep cerita. Konsep cerita adalah ide yang selanjutnya menjadi sebuah skenario. sudah mendapat sentuhan kreatif seorang Skenario adalah cerita yang ditulis penulis serta tuntutan komersialnya (Suban, sesuai dengan aturan dalam membuat naskah, 2009: 14). Melalui visual atau gambar, film kemudian siap untuk diproduksi. Penataan dapat berperan sebagai bahasa komunikasi dilakukan untuk membentuk struktur cerita untuk menyampaikan makna tersirat yang telah seperti inti cerita, plot, dan struktur film penulis sampaikan melalui ide-idenya. Sebuah yang dibagi dalam beberapa adegan. Agar film dapat mengandung pesan bahkan kritik menghasilkan naskah skenario yang berkualitas sosial atau peristiwa-peristiwa yang dapat seorang penulis harus mempunyai daya dipahami masyarakat. Ide atau gagasan akan kreativitas dan kepekaan dalam menerjemahkan tetap mengalir apabila selalu memelihara dan situasi atau peristiwa yang ada di sekitarnya. mencoba merespon seoptimal mungkin dari Dari skenario yang kita baca, kita bukan hanya segala hal yang ditangkap oleh pancaindra. mengetahui soal jalan cerita, bukan hanya soal

172 | Nuansa Indonesia Volume XX, Nomor 2 Juli 2018 karakterisasi pemain melainkan juga gambaran kreatif yang dimulai dari penangkapan ide perkiraan pembiayaan, atau bahkan kira-kira hingga penulisan dalam bentuk skenario dengan siapa yang akan memainkan. Semua berawal menggunakan teori ekspresivisme dari skenario. Itulah yang dituntut dari skenario yang baik dan laku dijual (Atmowiloto, 2. Teori dan Metode Penelitian 1984:178). 2.1 Teori Proses kreatif dipandang sebagai hal 2.1.1 Pendekatan Ekspresif utama dalam melahirkan sebuah karya sastra. Pendekatan ekspresif berupaya Tahapan proses kreatif dari masing-masing mengungkapkan kepribadian dan penulis tentunya berbeda. Namun, hal tersebut kehidupan pengarang yang dipandang tidak dipersoalkan selama hasil karya tersebut dapat memberikan pandangan tentang dapat menjadi media komunikasi bagi penciptaan karya sastranya. Dikaitkan masyarakat (penonton) sehingga pesan penulis dengan proses pengumpulan data tersampaikan dengan baik. Proses kreatif penelitiannya, pendekatan ekspresif lebih meliputi tahapan, mulai dari dorongan bawah banyak memanfaatkan data sekunder, data sadar yang melahirkan karya sastra sampai pada yang sudah diangkat melalui aktivitas perbaikan terakhir yang dilakukan pengarang. pengarang sebagai subjek pencipta Bagi sejumlah pengarang, justru bagian akhir (Sehandi, 2014: 140). ini merupakan tahapan yang paling kreatif Penggunaan pendekatan ekspresif (Wellek dan Warren, 1990: 97). tersebut melihat karya sastra sebagai hasil Suksesnya sebuah film tidak terlepas dari dari ekspresif perasaan, pikiran dan peran skenarionya, tidak mudah menulis sebuah pengalamannya. Melalui karyanya maka skenario yang menjelaskan peristiwa secara dapat diketahui ide-ide, pesan, dan cita- jelas dan diterjemahkan melalui kata-kata. cita yang ingin disampaikan pengarang Sebagai tolok ukur keberhasilannya dalam melalui karya sastranya. Agar dapat bidang penulisan skenario, skenario film diketahui hubungan pengarang dengan Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara menjadi karya sastranya melalui pendekatan tolok ukur utama untuk mengetahui proses ekspresi ini perlu dilakukan wawancara kreatif Jujur Prananto dalam menghasilkan guna mengumpulkan data dari kehidupan naskah skenario yang berkualitas dari segi pribadi pengarang sekaligus mengetahui cerita. lingkungan yang mempengaruhi dalam Berdasarkan latar belakang tersebut, proses penciptaan karya sastranya. penelitian ini bertujuan menggali proses kreatif 2.1.2 Teori Ekspresivisme Jujur Prananto dalam menulis naskah skenario Teori ekspresivisme berasal dari film Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara. pendekatan ekspresif, selain teori biografi Penelitian ini dilakukan melalui proses dan teori romantisme. Endraswara

Nuansa Indonesia Volume XX, Nomor 2 Juli 2018 | 173 menyatakan bahwa munculnya teori 2.2 Metode Penelitian ekspresivisme karena memandang karya 2.2.1 Jenis Penelitian sastra sebagai hasil dari ekspresi dunia Jenis penelitian ini adalah penelitian batin pengarang yang mendasarkan pada kualitatif karena tidak menjadikan angka- aspek latar belakang kepengarangan, angka sebagai data penelitian. Menurut kepribadian dan hal ihwal yang Moleong dalam Herdiansyah menjelaskan melingkupi pengarang. Dalam kaitan ini bahwa penelitian kualitatif dimaksudkan pengarang sebagai pencipta menjadi fokus untuk memahami fenomena tentang apa penelitian mendalam (2003:30). Melalui yang dialami oleh subjek penelitian, teori ekspresivisme, karya sastra akan misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dinilai pada isi, kejiwaan pengarang atau tindakan, dan lain sebagainya. Secara penilaian karya sastra tertuju pada emosi holistik dan dengan cara deskripsi dalam pengarang dalam mengungkapkan bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu gagasannya. Manusia tidak hanya terdiri konteks khusus yang alamiah dan dari akal murni, namun manusia juga dengan memanfaatkan berbagai metode mempunyai akal, perasaan, hawa nafsu, alamiah (2012: 9). aspirasi dan keinginan-keinginan, cinta, 2.2.2 Objek Penelitian benci, dsb. Dari hal-hal yang Objek material penelitian ini adalah mempengaruhi seorang pengarang dalam skenario film Aisyah: Biarkan Kami mencipta karya sastra tersebut, maka Bersaudara. Objek formal penelitian ini ekspresi pengarang dibutuhkan supaya adalah proses kreatif Jujur Prananto. karya hasil ciptaannya tersebut mampu 2.2.3 Data mewakili apa yang ingin ditulis pengarang Data dalam penelitian ini adalah (Nafilah, 2014: 13). hasil wawancara dengan Jujur Prananto Melalui teori ekspresivisme dapat yang berisi latar belakang kehidupannya ditemukan problem-problem mana saja dan kepribadiannya, skenario film Aisyah: yang paling berpengaruh dalam proses Biarkan Kami Bersaudara sebagai hasil kreatif pengarang. Problem-problem ini dari proses kreatifnya yang berisi luapan juga akan mempengaruhi bagaimana isi pikiran penulis, dan Gunawan Raharja karya sastra pengarang. Kemudian selaku pemberi ide cerita. Dalam hal ini pendekatan ekspresif dilakukan melalui peneliti menggunakan teknik wawancara penelitian ekspresivisme, penelitian semi-terstruktur. Herdiansyah tersebut lebih dititikberatkan pada aspek menyebutkan bahwa terdapat ciri-ciri latar belakang pengarang, kepribadian wawancara semi-terstruktur yaitu, serta hal-hal yang melingkupi pengarang. pertanyaan terbuka namun ada batasan tema dan alur pembicaraan, kecepatan

174 | Nuansa Indonesia Volume XX, Nomor 2 Juli 2018 wawancara dapat diprediksi, fleksibel Raharja mengenai proses penggarapan tetapi terkontrol (dalam hal pertanyaan film Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara. atau jawaban), ada pedoman wawancara 2.2.5 Teknik Pengumpulan Data yang dijadikan patokan dalam alur, urutan, Di dalam penelitian kualitatif dan penggunaan kata, tujuan wawancara dikenal beberapa metode pengumpulan adalah untuk memahami suatu fenomena data yaitu wawancara, observasi, studi atau permasalahan tertentu (2012: 116). pustaka atau dokumentasi, dan Focus Penggunaan teknik wawancara Group Discussion (Herdiansyah, 2012: semi-terstruktur dikarenakan narasumber 16). Namun, dalam penelitian ini peneliti tidak merasa diinterogasi, dengan menggunakan metode wawancara demikian akan terjalin kenyamanan antara langsung dan studi kepustakaan atau narasumber dan reporter, sehingga proses dokumentasi. Penggunaan metode tersebut tanya jawab terkesan tidak terlalu kaku. disesuaikan dengan tujuan dan Selain data hasil wawancara, peneliti keperluan yang dibutuhkan dalam menggunakan data dokumen tertulis. Data penelitian yang akan dilakukan. dokumen berupa artikel yaitu artikel yang 2.2.6 Teknik Interpretasi Data berkaitan dengan Jujur Prananto. Teknik interpretasi data dalam 2.2.4 Sumber Data penelitian ini dilakukan beberapa Sumber data penelitian ini ada tahapan yaitu: dua yaitu informan dan kepustakaan. a. Mengklasifikasikan draft a. Informan pertanyaan sesuai dengan hal yang Informan utama dalam penelitian ini ingin ditanyakan. adalah Jujur Prananto karena penelitian ini b. Pengumpulan data, yaitu membahas tentang proses kreatif Jujur melakukan wawancara dengan Prananto dalam menulis naskah narasumber yang sudah ditentukan, skenario film Aisyah: Biarkan Kami serta mencari artikel terkait dengan Bersaudara. Informan kedua yaitu Jujur Prananto maupun dengan Gunawan Raharja selaku pemberi ide skenarionya sebagai data cerita dan dikembangkan ke dalam bentuk pendukung. skenario oleh Jujur Prananto. c. Tahap deskripsi data, yaitu hasil b. Kepustakaan wawancara ditranskripsikan dalam Selain sumber data dari Jujur bentuk kalimat secara sistematis Prananto, peneliti juga menggunakan sesuai dengan yang dijelaskan oleh sumber kepustakaan yaitu beberapa artikel narasumber. wawancara, esai tentang Jujur Prananto d. Tahap klasifikasi data, yaitu dan artikel yang ditulis dengan Gunawan mengelompokkan data-data yang

Nuansa Indonesia Volume XX, Nomor 2 Juli 2018 | 175 telah dideskripsikan sesuai dengan proyeksi pikiran dan perasaan dari si permasalahan masing-masing. pengarang. Jadi, dalam hal ini e. Tahap analisis data, yaitu pertama, passion dan imotion dari pengarang pengenalan dan pemahaman menentukan kualitas karya sastra. terhadap obyek yang dianalisis Selain itu, latar belakang dengan cara membaca dengan sosiokultural pengarang juga cermat karya sastra yang akan berpengaruh besar terhadap hakikat dianalisis untuk menemukan pemaknaan karya sastra, karena masalah-masalah yang penting karya sastra tidak jauh dengan dalam karya tersebut. Kedua, kehidupan penciptanya. Adapun pengumpulan kepustakaan teknik interpretasi data dalam menunjang proses analisis karya penelitian ini adalah membaca sastra agar lebih akurat dan bisa karya sastra itu sendiri, kemudian dipertanggungjawabkan. Ketiga, menarik relevansi antar kisah-kisah pemahaman secara mendalam dan dalam teks terhadap latar belakang detail mengenai pengarang kehidupan pengarang, berdasarkan data-data yang psikologis/kejiwaan, sikap, diperlukan dengan menelusuri pandangan hidup dan pedoman biografi dan latar belakang kehidupan pengarang. Setelah kehidupan pengarang agar menemukan relevansi antarkisahnya menemukan sikap dan ideologi kemudian dihubungkan dengan pengarang. Selanjutnya menemukan pengalaman-pengalaman penting pengalaman-pengalaman penting yang pernah dialami oleh yang dialaminya dan membaca pengarang, sehingga dapat ditarik karya-karya lain dari si pengarang makna secara utuh. Hasil penafsiran agar bisa menemukan karakter dikaitkan dengan tinjauan psikologis/kejiwaan, pandangan dan psikologis/kejiwaan pengarang. pedoman hidup dari si pengarang. Asumsi dasar penelitian pikologi Dengan demikian dapat diketahui sastra antara lain dipengaruhi oleh proses kreatif Jujur Prananto dan anggapan bahwa karya sastra merupakan pengejawantahan skenario film produk dari suatu kejiwaan dan pemikiran Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara. pengarang yang berada pada situasi f. Tahap interpretasi data, dari setengah sadar (subconcius) setelah jelas penelitian ini asumsi dasar teori baru dituangkan kedalam bentuk secara ekspresivisme adalah karya sastra sadar (conscius). Kekuatan karya sastra sebagai curahan hati, ungkapan, dan dapat dilihat dari seberapa jauh

176 | Nuansa Indonesia Volume XX, Nomor 2 Juli 2018 pengarang mampu mengungkapkan Beberapa nama sastrawan tersebut ekspresi kejiwaan yang tak sadar itu ke berhasil membuatnya semakin percaya dalam sebuah cipta sastra. diri untuk menghasilkan karya yang setara dengan para sastrawan besar tersebut. Ia 3. Pembahasan memperbanyak membaca karya-karya 3.1 Latar Belakang Jujur Prananto mereka untuk mengetahui kekuatan gaya 3.1.1 Pengaruh Sastrawan Lain terhadap penceritaan pada masing-masing Jujur Prananto sastrawan. Melalui skenario film “Ada Ketertarikan Jujur Prananto dalam Apa Dengan Cinta?”, dan “Petualangan menulis tidak terlepas dari beberapa Sherina”, nama Jujur Prananto semakin sastrawan yang menjadi sumber dikenal. Kedua film tersebut menjadi inspirasinya, seperti Arswendo sumbangan terbesar untuk karir Atmowiloto, baginya gaya bahasa yang kepenulisan skenarionya. digunakan sederhana, kalimat yang 3.1.2 Pengaruh Lingkungan pendek, gesit, lincah dan cara bertutur Pengaruh lingkungan adalah salah membuat nyaman ketika membaca satu faktor yang mempengaruhi seorang karyanya. penulis dalam menulis karyanya. Dari Selain Arswendo, nama Putu pengaruh lingkungan tersebut berbagai ide Wijaya juga turut menjadi inspirasinya datang baik dari pengalaman pribadi dalam menciptakan karya sastra. maupun pengalaman orang lain yang Menurutnya Putu Wijaya mempunyai diamati. kenekatan dalam menggagas ide. Segala Jujur Prananto hidup dengan hal yang melintas dalam pikirannya dapat kesederhanaan di pinggiran . menjadi sebuah karya. Selain kedua Setelah Lulus SMA, ia masuk Jurusan sastrawan besar tersebut, nama-nama Sinematografi Institut Kesenian sastrawan lain seperti; Seno Gumira dan tinggal dengan pamannya. Kehidupan Aji Darma, , Arifin C Noer, masa kecil mengilhaminya menulis , dan Asrul Sani membuatnya beberapa cerpen, salah satunya cerpen meyakini bahwa menulis adalah jalan Parmin. Parmin merupakan kumpulan hidup yang harus ia tekuni. Ia mulai peristiwa di rumah tersebut yang mengenal skenario ketika mencoba datang menceritakan seorang tukang kebun yang ke pusat perfilman dan melihat contoh setiap hari membersihkan rumah skenario karya Asrul Sani. Menurutnya pamannya, namun Jujur Prananto dan skenario Asrul Sani cukup sederhana keluarga tidak pernah mengetahui sehingga ia mempunyai keyakinan bahwa identitas Parmin. ia bisa membuat skenario seperti itu.

Nuansa Indonesia Volume XX, Nomor 2 Juli 2018 | 177 Emosi-emosi yang terjadi dari menentukan hasil akhir dari tulisannya. pengalaman batin Jujur Prananto di rumah Cara ia menggambarkan, menganalisis tersebut dirangkai menjadi sebuah ide dan setiap peristiwa tentunya mempunyai gaya disusun dalam bentuk cerita, akhirnya sendiri. Penulis yang realis akan lahirlah cerpen Parmin . Kemudian cerpen memberikan pandangan sesuai yang tersebut dikembangkan dalam bentuk terjadi dalam kehidupan, seorang yang skenario FTV yang disutradarai Herwin realistis dapat hidup mengikuti arus Novianto dan menang dalam ajang realitas kehidupan (Hutasuhut, 2017). penghargaan FSI pada tahun 2006 Begitu pula dengan Jujur Prananto, sebagai penulis skenario terbaik. Skenario ia merupakan penulis yang realis yaitu cerpen Parmin tersebut mengalami berdasarkan dengan kenyataan pergantian judul menjadi Papi, Mami menguraikan segala kejadian yang dialami dan Tukang Kebun ketika ulang tahun di sekitarnya. Peristiwa itu diolah menjadi SCTV yang ke-25 tahun dalam program tulisan yang bernilai seni. Realistis Sinema Wajah 25 Tahun SCTV yang menurutnya yaitu semakin dekat dengan menayangkan film-film pilihan. realitas yang melibatkan penonton pada Proses kreatif merupakan perpaduan skenario film yang ditulisnya. Namun, hobi, kecerdasan, pengalaman hidup, bukan berarti memotret seratus persen kepekaan sosial, dan kemampuan melainkan didramatisasi dengan menceritakan yang ada di lingkungan menceritakan kemungkinan-kemungkinan tempat ia hidup. Proses kreatif berkaitan lain berdasarkan kisah nyatanya. dengan perasaan, gagasan, dan rasa Pada dasarnya, masyarakat akan simpati terhadap suatu hal yang menurut merasa mengalami sendiri peristiwa yang penulis dapat menjadi sebuah inspirasi. ada di dalam film, sehingga ketika 3.1.3 Gaya Menulis Jujur Prananto menonton sebuah film dengan realitas yang Setiap penulis tentunya mempunyai sebenarnya akan terbawa ke dalam suasana gaya tersendiri dalam menulis. Gaya dapat film tersebut. Film yang berhasil adalah diartikan sebagai style atau ciri khas film yang mampu memberikan perubahan seseorang terutama sastrawan agar dapat kepada penontonnya dalam artian film menggambarkan peristiwa yang ingin tersebut mampu memberikan contoh dan ia tulis. merubah pikiran penonton. Setelah Tentunya setiap sastrawan penonton selesai menonton filmnya ia mempunyai karakter berbeda-beda ketika akan sadar tentang suatu hal yang ada di menulis. Hutasuhut menjelaskan bahwa dalam film kemudian secara tidak langsung karakter yang dimiliki oleh setiap penulis mulai melakukan perubahan dalam dalam menangkap suatu peristiwa akan kehidupannya.

178 | Nuansa Indonesia Volume XX, Nomor 2 Juli 2018 3.2 Proses Penangkapan Ide yang berbeda. Segala pengalaman yang 3.2.1 Munculnya Inspirasi dialamai oleh Noe dimulai dari tidak Modal dasar untuk menulis adalah adanya aliran listrik, sulit mendapatkan ide, gagasan dan inspirasi yang akan air, tidak ada sinyal, dan tidak adanya dikembangkan menjadi karya seperti pesawat yang menuju ke sana. cerpen, puisi, novel, dan skenario baik Kemudian peristiwa tersebut film maupun sinetron. Oleh karena itu, terulang kembali tahun 2004, ketika langkah pertama dalam menulis adalah Gunawan Raharja sedang membuat menyiapkan ide sebagai bahan dalam film bersama Alenia Pictures. membuat cerita. Akhirnya Gunawan Raharja Ide dapat diartikan sebagai gagasan mendiskusikan cerita yang sudah atau sumber pendapat. Ide merupakan berbentuk sinopsis sederhana kepada rencana kerja pikiran yang dapat Herwin Novianto dan bertemu dengan dikembangkan menjadi sebuah topik yang Jujur Prananto sebagai penulis menarik untuk dibahas baik dalam bentuk skenarionya. Dari pengalaman itulah Jujur isian maupun tulisan. Ide yang Prananto mulai mengungkapkan kisah dikembangkan dalam bentuk tulisan dapat nyata yang dialami oleh Gunawan Raharja dilihat dan diamati secara tersurat ke dalam sinopsis baru namun, tidak karena ide tersebut dijadikan sebagai hanya sekedar mengungkapkan, dokumentasi tertulis yang sewaktu-waktu melainkan dari kisah nyata tersebut dapat dapat dimodifikasi idenya. Pada melahirkan sebuah inspirasi. Dimulai dari dasarnya, ide ini masih berbentuk melaksanakan sebuah perjalanan singkat gagasan, angan-angan, harapan, dan ke Atambua, Jujur Prananto mengamati impian yang ada dalam pikiran manusia. keadaan sekitarnya mencoba menelusuri Namun, setelah ide ini direalisasikan segala hal yang dapat ia jadikan sebagai dalam bentuk tulisan, maka ia akan sumber inspirasi yang lain. Ia beranggapan terlihat jelas dan menjadi hasil karya bahwa dengan melakukan riset inspirasi seseorang berupa karya ilmiah dan dapat muncul dengan tepat. Ketika ia nonilmiah (Dalman, 2015:51). melihat realitas yang sesungguhnya di Ide skenario film Aisyah: Biarkan Atambua mengenai kehidupan Kami Bersaudara diilhami dari perjalanan masyarakat, kondisi lingkungan, dan Gunawan Raharja pertengahan tahun 90- pendidikan secara tidak sengaja ia an ke Lamalera. Pertemuan dengan guru menemukan hal yang dapat dijadikan asal Bantul Yogyakarta bernama Noe sebagai konflik atau persoalan dalam yang mengajar di Lamalera dengan ceritanya selain tentang konflik antara tantangan alam, kebudayaan dan agama Guru dan Murid.

Nuansa Indonesia Volume XX, Nomor 2 Juli 2018 | 179 3.2.2 Menciptakan Konflik dan skenario film Aisyah: Biarkan Kami Penyelesaian yang Logis Bersaudara yang menjadi hambatan Umumnya dalam sebuah cerita, utama dalam perjuangan tokoh Aisyah semua tokoh terutama tokoh protagonis adalah adanya provokator yaitu Lordis memiliki motivasi dan tujuan yang ingin Devam yang mempengaruhi teman- dicapai. Ketika tujuan dan motivasinya temannya bahwa kedatangan tokoh dihalangi, maka tokoh ini akan berusaha Aisyah akan menghancurkan gereja untuk mengatasi hambatan tersebut. mereka. Pikiran negatif Lordis yang Tindakan seorang tokoh untuk disebabkan oleh pamannya yang menyelesaikan masalahnya tentunya akan menganggap bahwa agama Islam adalah berbenturan dengan usaha pemenuhan musuh mempengaruhi perilaku Lordis tujuan dan motivasi karakter lainnya, hal terhadap Aisyah. Alam bawah sadarnya inilah yang menciptakan konflik. merekam tentang Aisyah yang beragama Sebuah cerita yang menarik adalah Islam adalah musuh bagi agama Katolik. cerita yang menghadirkan konflik. Sebuah Dalam hal ini menurut Jujur cerita yang mengetengahkan penokohan Prananto sebab akibat sebuah peristiwa sebagai tema dan jalan cerita utama perlu diketahui. Sewaktu kecil Lordis umumnya menulis konflik sebagai hasil sudah ditinggal pergi oleh orang tuanya utama dengan tokoh lainnya. Karena yang merantau dan tidak pernah pulang. Ia itulah, dalam film dan sinetron harus ikut pamannya yang berdagang setiap tokoh memiliki perannya masing- keliling pulau hingga Ambon. Pamannya masing protagonis, antogonis dan lain- itulah yang selalu meracuni pikiran Lordis lain. Perbedaan karakter, situasi, dan bahwa orang muslim adalah musuh. motivasi dari masing-masing pihak yang Jujur Prananto dalam menulis berlawanan dan hubungan antar tokoh skenario berusaha berpikir logis, logis yang bermusuhan atau berbeda tujuan, artinya selalu ada sesuatu yang menjadi menyebabkan interaksi antara tokoh penyebabnya. Menentukan sebuah protagonis dengan antagonis penyelesaian yang logis tidak cukup bersinggungan dan menyebabkan konflik melihat dari satu sisi, perlu melihat dari dalam cerita (Akbar, 2015: 55). berbagai sisi yang berbeda agar konflik Menciptakan konflik menurut Jujur yang terjadi terlesaikan dan memberikan Prananto terdiri dari tokoh antagonis dan kepuasan terhadap penonton. protagonis. Konflik yang disebabkan Jujur Prananto berharap pesan yang kedua tokoh tersebut akan berjalan dengan ia tulis dalam skenario tersebut sampai ke dramatis karena keduanya mempunyai penonton dengan baik. Ia ingin tujuan yang saling berlawanan. Di dalam menyampaikan semangat persaudaraan

180 | Nuansa Indonesia Volume XX, Nomor 2 Juli 2018 atau toleransi namun dengan tidak mempunyai keinginan yang kuat, sabar, menggurui. Ia memotret peristiwa dan dan pantang menyerah dimunculkan menuangkan gagasannya ke dalam sebuah sebagai karakter yang diimpikan banyak tulisan agar masyarakat mampu melihat orang. Cara Aisyah menghadapi hambatan bahwa kita semua adalah bersaudara. dan masalah menentukan nilainya sebagai Konflik merupakan cara yang paling karakter utama. Jujur Prananto berhasil baik untuk membangkitkan respon emosi menciptakan karakter protagonis yang penonton yaitu menciptakan orang- menyenangkan. Penonton akan merasa orang yang terjebak dalam konflik. sedih bila tokoh protagonis sedih, akan Konfliklah yang membuat sebuah cerita bahagia bila tokoh protagonis bahagia. mencapai krisis sehingga dapat mencapai Semuanya merupakan rumus fundamental titik puncak. Konflik tidak perlu ada di dari sebuah karakter utama. setiap adegan, namun konflik harus Jujur Prananto menciptakan memiliki tempat dalam struktur cerita karakter utama atau protagonis lebih hidup secara keseluruhan. Jujur Prananto dan penuh ekspresi. Ia secara jelas mencoba mencari konflik yang logis menggambarkan kepribadian Aisyah, artinya konflik yang sering dihadapi kehidupan sehari-harinya, pikiran dan masyarakat sehari-hari. Masalah yang keinginannya tanpa menghabiskan durasi mampu membangun cara berpikir waktu dalam cerita. masyarakat, sehingga membuat sebuah Selain karakter protagonis, Jujur konflik menurut Jujur Prananto tidak Prananto juga menciptakan karakter yang perlu dengan sesuatu yang berlebihan, melawan protagonis yaitu antagonis. dibuat-buat dan tidak realistis. Karakter antagonis di skenario 3.2.3 Pengembangan Karakter Tokoh menggambarkan watak yang berlawanan. Ketika menciptakan sebuah karakter Ia tidak segan membuat kekacauan agar Jujur Prananto terlebih dahulu karakter protagonis mengalami hambatan menentukan gambaran karakter yang besar. Misalnya kedatangan Aisyah ke dapat memberikan kesan terhadap semua sekolah, disambut anak-anak dengan orang. Gambaran tersebut harus dapat meninggalkan ruang kelas karena menyumbangkan nilai yang di dalamnya permintaan Lordis yang tidak suka dengan terdapat kebiasaan tokoh dan pembawaan kedatangan Aisyah. Lordis temperamen yang akan menentukan mempengaruhi teman-temannya untuk dirinya akan bersikap ketika tidak masuk sekolah. Namun, tokoh menghadapi situasi tertentu. protagonis berhasil menghadapi Dalam skenario film ini, tokoh hambatannya. Aisyah sebagai pribadi yang sederhana,

Nuansa Indonesia Volume XX, Nomor 2 Juli 2018 | 181 Kedua karakter yang berbeda ini, tertarik terhadap ceritanya. dimunculkan untuk menguatkan masing- Plot atau alur adalah pola dasar dari masing karakter sehingga konflik semakin kejadian-kejadian yang membangun aksi kuat. Tindakan dan keputusan yang yang penting dalam sebuah film. Plot diambil karakter protagonis akan film harus dibangun mulai dari awal, lalu mempengaruhi alur cerita. Serangkaian terdapat konflik dan penyelesaikan pertikaian antara protagonis dan antagonis masalah yang diberikan kepada penonton. mampu melibatkan emosi dari Plot menjelaskan bagaimana sebuah penontonnya. kejadian yang lain dan mengapa orang- Penyusunan karakter dapat diambil orang yang ada di dalamnya berlaku dari kehidupan pribadi penulis tentang seperti itu (Suban, 2009: 79-80). pemikiran-pemikiran, keputusan, dan Dalam penulisannya, terutama perasaan karakter. Selain dari kehidupan proses kreatif penulisan skenario film pribadi penulis, karakter dapat diperoleh Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara dari menggali ide-ide dan pemikiran dimulai dari ide, sinopsis hingga skenario, orang lain yang dapat menggugah Jujur Prananto melakukan adaptasi dan gagasan tentang gagasan baru. Namun, penyesuaian bahwa materi cerita harus bukan berarti seratus persen sifat filmis. Misalnya, sebuah film harus ada seseorang di kehidupan nyata satu pemeran utama, tokoh utama tersebut dipindahkan ke dalam cerita tanpa mempunyai tujuan tertentu untuk diubah sedikitpun. Jujur Prananto memperjuangkan tujuannya tetapi, mengembangkan karakternya disesuaikan mendapatkan hambatan. Kemudian cara dengan alur cerita. Pengalaman Jujur tokoh utama menghadapi masalah hingga Prananto yang beragam dapat melengkapi akhirnya terbebas dari hambatan. Pola informasi tentang orang-orang yang besar tersebut harus dibentuk agar pernah ia temui dan dapat menjadi sumber terwujud bangunan sebuah film. Setelah sempurna bagi penyusunan dan itu mencari keinginan tokoh utama. pengembangan sebuah karakter. Kurniawan dan Sutardi menjelaskan 3.2.4 Pola dan Tahapan Penulisan bahwa ide dapat muncul dari mana saja Skenario Film Aisyah: Biarkan salah satunya berasal dari pengalaman Kami Bersaudara pribadi penulis secara langsung atau Pembuatan plot atau pola pengalaman melihat dan mendengar menyumbangkan kontribusi yang berbeda peristiwa dari orang lain yang tentunya dalam kesuksesan sebuah skenario. akan menimbulkan efek rasa bagi setiap Susunan pola yang sesuai adalah salah orang. Namun, efek rasa itu seringkali satu faktor penting agar penonton tetap hanya dimaknai sebagai hal yang

182 | Nuansa Indonesia Volume XX, Nomor 2 Juli 2018 biasa. Setiap manusia mempunyai berasal dari pengalaman orang lain yang kepekaan rasa terhadap setiap fenomena ia tulis dengan cerita yang sedikit berbeda. yang berbeda-beda sehingga tugas kita Tidak semua kisah nyata ia tulis dalam pertama kali berkaitan dengan kepekaan skenarionya, masa pengendapan ini ia rasa sebagai sumber ide untuk menulis gunakan untuk merangkai cerita-cerita lain adalah “paham benar” setiap peristiwa yang berhubungan dengan kisah nyatanya. yang bisa membuat kita mendapatkan Pada tahap ini Jujur Prananto inspirasi (Kurniawan dan Sutardi, 2012: mencari penawaran bahwa ia harus 16). mengungkapkan sebuah cerita selama Secara teknis tahapan penulisan setengah jam, harus ada alasan- alasan, skenario ada beberapa hal pertama, dan motif yang mendorong tokoh utama proses pencarian ide. Jujur Prananto menjadi guru, yaitu hal tersebut adalah lebih banyak menulis ide dari orang sebagian pesan dari ayahnya sebelum lain, baginya pengalaman orang lain meninggal. Pesan tersebut terus diingat akan lebih menantang dirinya untuk oleh tokoh utama. Jujur Prananto berimajinasi. Setelah Gunawan Raharja menciptakan tokoh utama yang menuliskan pengalaman pribadinya dalam mempunyai tujuan mulia, karakter yang bentuk sinopsis dan diberikan kepada biasa namun mempunyai kegigihan. Jujur Prananto. Kemudian ditulis kembali Setelah sampai di dusun Derok tokoh dalam bentuk sinopsis yang lebih rinci. utama menemukan pengalaman. Jujur Dalam proses penulisan kembali, Jujur Prananto membuat cerita lebih sederhana Prananto mengalami proses pengendapan. tetapi terlihat nyata dengan melihat Tahap kedua, masa pengendapan. perjuangan seorang guru yang harus Proses pengendapan ini penting, karena menyesuaikan dirinya di dalam dalam proses inilah akan terjadi lingkungan yang sangat berbeda baik dari kemungkinan-kemungkinan dramatisasi segi budaya, kebiasaan dan agama. peristiwa untuk kepentingan cerita yang Setelah itu, Jujur Prananto menulis menarik. Masa pengendapan inilah kembali cerita dalam bentuk sinopsis yang kefiksian itu tercipta karena peristiwa lebih rinci yaitu membuat peran antagonis nyata yang dialami akan dipadukan yaitu Lordis Devam, nama tokoh utama dengan imajinasi dan fantasi. Pada saat yang selanjutnya diberi nama Aisyah. akan menulis skenario ia memikirkan Kemudian setelah selesai didiskusikan kemungkinan yang terjadi jika beberapa bersama dengan kru produksi hasil diskusi bagian cerita diubah sehingga berbeda akan dibuat sinopsis lagi berbentuk dengan kisah nyatanya. Karya- karya draft yang lebih rinci dari sinopsis. Jujur Prananto yang lain sebagian besar

Nuansa Indonesia Volume XX, Nomor 2 Juli 2018 | 183 Tahap ketiga, membuat ketika menulis karena ia mempunyai treatment . Jujur Prananto menulis kecenderungan bersimpati, dan memiliki treatment dalam bentuk draft satu dari kepekaan terhadap peristiwa di sekitanya. adegan pertama hingga adegan terakhir. Gaya realis dan lingkungan hidupnya yang Treatment adalah hasil pengembangan memberikan sebuah inspirasi untuk lebih detail dan rinci dari sebuah sinopsis, menghasilkan karya, sebab ia selalu sehingga di dalam sebuah treatment menjadikan pengalaman-pengalaman nyata tergambar jelas alur cerita, urutan scene, baik yang ia alami maupun hasil dari waktu, tempat, dan suasana cerita tersebut. pengamatan pengalaman orang lain sebagai Treatment merupakan pola atau sumber ide. Penulisan naskah skenario Film storyboard untuk dijadikan sebuah Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara skenario (Asura, terinspirasi perjalanan nyata Gunawan 2005: 97). Sebuah treatment sangat Raharja yang dikembangkan menjadi cerita. membantu penulis ketika Proses penulisan skenario mengutamakan mengembangkannya menjadi skenario. konflik serta penyelesaian, pengembangan Treatment berisi ide dan gagasan karakter tokoh, dan pengolahan plot atau yang jelas. Dalam konsep cerita atau alur. Tahapan menulis skenario Jujur sinopsis film Aisyah: Biarkan Kami Prananto tidak terlepas dari proses pencarian Bersaudara dipaparkan latar belakang ide, masa pengendapan, dan membuat tokoh utama, nama tokoh utama, tempat treatment. tinggal, kondisi keluarganya, nama orang tua, cara berpikir tokoh-tokohnya, dan 4.2 Saran bentuk alur cerita. 1) Penelitian selanjutnya dapat menggunakan teori ekspresivisme 4. Penutup untuk mengetahui makna karya sastra 4.1 Simpulan melalui pengarang. Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan 2) Penelitian selanjutnya, terhadap proses sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Kreatif Jujur Prananto ini dapat proses kreatif dilatarbelakangi sebagai memanfaatkan pendekatan lain yaitu proses penjadian suatu karya. Proses kreatif sosiologi sastra mengenai persoalan Jujur Prananto berkaitan dengan lingkungan sosial yang terjadi di Atambua maupun hidupnya, kepribadian, pengalaman- semiotika dari segi naskah skenarionya. pengalaman yang ia alami, dan dipengaruhi 3) Dari penelitian ini diharapkan dapat oleh beberapa sastrawan besar termasuk Putu memberikan informasi mengenai proses Wijaya. Ketertarikannya kepada Putu kreatif pengarang, cara membangun Wijaya membuatnya memiliki gaya realis konflik, serta cara menemukan ide

184 | Nuansa Indonesia Volume XX, Nomor 2 Juli 2018 Daftar Pustaka

Akbar, Budiman. 2015. Semua Bisa Menulis Skenario. Jakarta: Esensi Erlangga Group. Asura, Enang Rokajat. 2005. Panduan Praktis Menulis Skenario dari Iklan sampai Sinetron. Yogyakarta: ANDI. Atmowiloto, Arswendo. 1984. Mengarang Itu Gampang!. Jakarta: Gramedia. Dalman. 2015. Penulisan Populer . Jakarta: Grafindo. Endraswara, Suwardi. 2003. Metodologi, Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama Lubis. Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu- Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Kurniawan Heru, Sutardi. 2012. Penulisan Sastra Kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Prananto, Jujur. 2015. “Skenario Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara.” Sehandi, Yohanes. 2014. Mengenal 25 Teori Sastra. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Suban, Fred. 2009. Yuk...Nulis Skenario Sinetron. Panduan Menjadi Penulis Skenario Sinetron Jempolan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Wellek Renne, Warren Austin. 1990. Teori Kesusastraan. Terj. Melani Budianta . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sumber lain: Hutasuhut, Ronald. 2017. “Idealisme dan Realistis dalam Menulis” (https://www.kompasiana.com/ronaldhutasuhut/idealisme-dan-realistis-dalam-menulis58d35071b0 7a61af0df3063d diakses pada 23 Maret 2018 pukul 20.09 WIB). kbbi.web.id. Nafilah, 2014. “Proses Kreatif Muhidin M Dahlan dalam Menulis Novel Jalan Sunyi Seorang Penulis. “(http://eprints.uny.ac.id/16289/1/Nafilah%2010210141018.pdf diakses pada 25 Maret 2018 pukul 01.34 WIB).

Nuansa Indonesia Volume XX, Nomor 2 Juli 2018 | 185