Jurnal Kehutanan Papuasia 6 (2) : 197 - 205 (2020) Baransano & Jowei

STRUKTUR DAN KOMPOSISI TUMBUHAN BERKAYU FAMILI PADA KAWASAN HUTAN ALAM PENDIDIKAN ANGGORI MANOKWARI

(Structure and Composition of Woody Tree from Euphorbiaceous Family in The Educational Natural Forest Area of Anggori Manokwari)

WELHELMUS BARANSANO1 DAN RINA N. JOWEI1 1Program Studi Manajemen Hutan Alam Produksi, Fakultas Kehutanan Universitas Papua Manokwari, Papua Barat, 98314. Tlp/Fax: +62986211065. Penulis Korespondensi: Email: [email protected] Diterima: 13 Okt 2020| Disetujui:18 Nov 2020

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi tumbuhan berkayu dari family Euphorbiaceae di Kawasan Hutal Alam Pendidikan Anggori Manokwari dengan menggunakan pendekatan analisis vegetasi melalui pembuatan plot dan jalur pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 1636 individu dari keseluruhan tingkatan pertumbuhan dengan 146 jenis, 106 genus dan 45 famili. Secara struktur pada tingkatan semai, jenis yang dominan ialah amboinicum dengan INP 2,810%, untuk tingkat pancang jenis yang dominan yaitu Pimelodendron amboinicum dengan INP 10,918%, untuk tingkat tiang yakni Pimelodendron amboinicum dengan INP 11,939%, selanjutnya untuk tingkat pohon didominasi oleh Pimelodendron amboinicum dengan INP 17,85%. Kata kunci: Struktur dan komposisi, tegakan, vegetasi, hutan alam, dominasi

Abstract. The objective of this study was to reveal structure and composition of woody plant from Euphorbiaceae family in the educational natural forest area of Anggori Manokwari by way of applying vegetation analysis and establishing observatory plot and lane design. The result showed approximately 1636 tree individuals found from the whole stages of forest structure with 146 species, 106 genera and 45 families. Basen on the structure, dominant species found at seedling stage was Pimelodendron amboinicum with the IVI of 2.810%, then at sapling stage, dominant species was Pimelodendron amboinicum with the IVI of 10.918%. In addition to pole stage, Pimelodendron amboinicum has been dominant with the IVI of 17.85%. Keywords: Structure and composition, stands, vegetation, natural forest, dominance

PENDAHULUAN Manfaat hutan tersebut tidak hanya berupa Pulau Papua memiliki potensi sumberdaya produksi kayu dan non kayu tetapi juga sebagai alam dengan keanekaragaman jenis flora yang penghasil jasa seperti perlindungan, hidrologis, sangat tinggi, diperkirakan mencapai 25.000 – estetika, pendidikan dan lain sebagainya 30.000 jenis tumbuhan yang terdapat di dalam (Lekitoo et al. 2017). Berdasarkan Keputusan hutan Papua (Jhons 1997). Potensi hutan ini Menteri Kehutanan No. SK.783/Menhut- telah banyak memberikan manfaat bagi II/2004 tentang Kawasan Hutan dan Konservasi pembangunan nasional maupun regional. Perairan, Provinsi Papua Barat memiliki luas kawasan hutan dan konservasi perairan  197 @ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA

Jurnal Kehutanan Papuasia 6 (2) : 197 - 205 (2020) Baransano & Jowei

9.713.137 Ha (berdasarkan perhitungan analisis Analisis vegetasi adalah cara mempelajari GIS) (Keputusan Menteri Kehutanan No. susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) SK.783/Menhut-II/2014, 2014). vegetasi atau komunitas tumbuh-tumbuhan. Kabupaten Manokwari merupakan salah satu Salah satu cara dalam analisis vegetasi adalah kabupaten di Provinsi Papua Barat yang dengan menggunakan metode jalur atau memiliki kawasan hutan seluas 1.415.982 ha transek. Cara ini paling efektif untuk serta memiliki kekayaan biodeversitas flora dan mempelajari perubahan keadaan vegetasi fauna yang cukup tinggi. Potensi tersebut telah menurut keadaan tanah, topografi, dan elevasi. mengalami tekanan sebagai akibat dari Jalur-jalur contoh dibuat memotong garis-garis konsekuensi pemekaran wilayah dan otonomi topografi (Soerianegara dan Indrawan 2005). khusus. Potensi hutan ini banyak memberi Analisis vegetasi merupakan merupakan manfaat bagi pembangunan nasional maupun studi untuk mengetahui struktur dan komposisi regional. dari tumbuh-tumbuhan di hutan. Dari hasil Arboretum Anggori UNIPA merupakan kegiatan analisi vegetasi kita akan mendapatkan salah satu tempat koleksi beberapa jenis bibit informasi mengenai jumlah jenis, volume yang ditanam pada tahun 1956 oleh Pemerintah tegakan, pola sebaran, frekuensi, kerapatan, Kolonial Belanda di Kabupaten Manokwari indeks nilai penting (INP) dan indeks Papua Barat. Keberadaan Arboretum tersebut keragaman tumbuhan yang terdapat dalam saat ini berperan sebagai sarana pendidikan, suatu kawasan hutan. penelitian dan pengembangan. Pada tahun 2010 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Arboretum Anggori UNIPA telah diganti mengetahui struktur dan komposisi tumbuhan namanya menjadi Hutan Pendidikan Fakultas berkayu famili Euphorbiaceae pada Hutan Kehutanan UNIPA. Hutan Pendidikan Fakultas Alam Pendidikan Anggori Manokwari. Manfaat Kehutanan UNIPA ini letaknya berbatasan dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan langsung dengan hutan alam yang membentang sebagai data dan informasi awal bagi pihak sampai di tepi pantai dengan luasan ± 86,2 Ha. pengelola Hutan Pendidikan Anggori Fakultas Dalam kawasan Hutan Pendidikan tersebut Kehutanan UNIPA tentang potensi tumbuhan terdapat hutan tanaman dan hutan alam. Hutan berkayu famili Euphorbiaceae yang terdapat tanaman merupakan hutan yang ditanam pada kawasan tersebut. sehingga telah diketahui jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di dalamnya. Hutan alam pada METODOLOGI PENELITIAN areal tersebut tergolong dalam hutan hujan Penelitian ini dilaksanakan pada Hutan Alam tropis dengan keragaman biologi yang cukup Pendidikan Anggori Manokwari yang tinggi, baik flora maupun faunanya. Dengan berlangsung ± 2 (dua) minggu, mulai dari demikian, maka sangat memungkinkan bahwa tanggal 12 – 18 Juli 2019 dan dilanjutakn di dalamnya terdapat berbagai jenis tumbuhan dengan pengelolaan data di Fakultas Kehutanan yang tumbuh dan berkembang secara alami Selama ± 1 bulan (30 hari) yaitu dari tanggal salah satunya vegetasi berkayu famili 20 Juli – 20 Agustus 2020. Euphorbiaceae. Untuk dapat mengetahui potensi tumbuhan berkayu famili Metode dan Teknik Penelitian Euphorbiaceae yang terdapat di Kawasan Hutan Metode yang digunakan dalam penelitian ini Alam Pendidikan Anggori Manokwari, maka adalah metode deskriptif dengan teknik perlu dilakukannya pengkajian analisis vegetasi observasi lapang. Metode deskriptif adalah pada areal tersebut. produk pemecahan masalah yang diselidiki 198 @ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA

Jurnal Kehutanan Papuasia 6 (2) : 197 - 205 (2020) Baransano & Jowei

dengan menggambarkan atau melukiskan Teknik Pengumpulan Data keadaan subyek atau obyek penelitian Pengambilan data dilakukan pada petak ukur berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau berbentuk bujur sangkar dengan ukuran untuk sebagaimana adanya. Teknik observasi lapang setiap tingkat pertumbuhan vegetasi yaitu: adalah pengamatan langsung di lapangan yang  Semai (2 m × 2 m) : 0,0328 ha dilakukan dengan mencatat semua kondisi,  Pancang (5 m × 5 m) : 0,2075 ha karakter dan parameter yang diamati di lokasi  Tiang (20 m × 20 m) : 3,44 ha pengamatan.  Pohon (20 m × 20 m) : 3,44 ha Variabel Pengamatan Pengamatan dilakukan pada setiap petak Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, ukur. Data yang dikumpulkan antara lain: terdiri dari data utama dan data penunjang. Data 1) Vegetasi berkayu pada setiap tingka utama yang dikumpulkan adalah: pertumbuhan meliputi: 1. Vegetasi berkayu pada setiap tingkat  Tingkat Semai dan Pacang : Jenis, pertumbuhan meliputi: jumlah individu  Tingkat semai dan pancang : jenis,  Tingkat Tiang dan Pohon : Jenis, jumlah individu jumlah individu, diameter dan  Tingkat tiang dan Ppohon : jenis, jumlah tinggi individu, diameter dan tinggi pohon. 2) Vegetasi berkayu Famili Euphorbiaceae 2. Vegetasi berkayu famili Euphorbiaceae pada setiap tingkat pertumbuhan meliputi: pada setiap tingkatan pertumbuhan  Tingkat Semai dan Pacang : Jenis, meliputi: jumlah individu  Tingkat semai dan pancang : jenis,  Tingkat Tiang dan Pohon : Jenis, jumlah individu jumlah individu, diameter dan  Tingkat tiang dan pohon : jenis, jumlah tinggi individu, diameter dan tinggi pohon. Kriteria tingkat pertumbuhan vegetasi atau sertifikasi pertumbuhan vegetasi yang diamati Pelaksanaan Penelitian pada setiap petak ukur sebagai berikut: Teknik Pembutan Plot Pengamatan 1) Tingkat Semai (Seedling), yaitu permudaan Luas kawasan Hutan Pendidikan Anggori hutan dengan tinggi ≤ 1,5 meter Fakultas Khutanan UNIPA adalah 86,2 Ha. 2) Tingkat Pancang (Sapling), yaitu Pengamatan dilakukan pada kawasan tersebut permudaan hutan dengan tingkat > 1,5 seluas 8 Ha, dengan panjang 200 m dan lebar meter dengan diameter < 10 cm 500 m (IS = 9,3%). Jarak antar jalur adalah 100 3) Tingkat Tiang (Poles), yaitu tumbuhan m, sehingga jumlah jalur yang diperoleh berkayu yang berdiameter ≥ 10 cm sebanyak 5 jalur. Jumlah plot yang dalam setiap 4) Tingkat Pohon (Trees), yaitu tumbuhan jalur adalah 10 plot pengamatan. Total plot berkayu atau pohon tua yang berdiameter > yang dibuat dalam areal penelitian berjumlah 20 cm 50 plot pengamatan, total plot pengamatan Dari pengamatan yang dilakukan kemudian tersebut didapat dari 10 plot × 5 jalur. Titik ikat dilakukan perhitungan : dibuat mengacu pada pohon Durio sp.  Nilai Kerapatan (K), Kerapatan Relatif berdiameter besar yang terdapat dalam areal (KR), Frekuensi (F), Frekuensi Relatif penelitian. Baseline dibuat sejajar dengan (FR) untuk fase pertumbuhan semai dan pesisir pantai, sedangkan jalur pengamatan pancang: dibuat tegak lurus terhadap baseline. 199 @ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA

Jurnal Kehutanan Papuasia 6 (2) : 197 - 205 (2020) Baransano & Jowei

 Nilai Kerapatan (K), Kerapatan Relatif Ket : (KR), Frekuensi (F), Frekuensi Relatif IS = Intensitas Sampling (FR), Dominansi (D), Dominansi Relatif Luas Bidang Dasar (LBD) = ¼ x π × (D)2 (DR) untuk fase pertumbuhan tiang dan Ket : pohon: LBD = Luas Bidang Dasar (m2)  Indeks nilai penting (INP), dari setiap fase D = Diameter (m) pertumbuhan (Semai, Pancang, Tiang, dan Pohon). HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Dan Pengelolahan Data Komposisi Jenis Vegetasi Berkayu Data yang telah diperoleh diolah secara Hasil penelitian yang dilakukan pada Hutan tabulasi dengan mendaftarkan semua karakter Alam Pendidikan Anggori Manokwari dengan masing-masing jenis tumbhan yang didapatkan. luasan 5 ha, menunjukan bahwa keseluruhan Berdasarkan karakter-karakter tersebut maka tingkat pertumbuhan (semai, pancang, tiang dan dilakukan identifikasi jenis tumbuhan yang pohon) terdapat 1636 individu yang tergolong ditemui. Data disajikan dalam bentuk tabel dan dalam 146 jenis, 106 genus dan 45 famili. gambar/foto. Sementara data kuantitatif yang Jumlah jenis vegetasi berkayu berdasarkan dianalisis secara tabulasi meliputi perhitungan famili dan genus untuk keseluruhan fase kerapatan, frekuensi, dominansi dan indeks pertumbuhan. nilai penting. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Beberapa rumus yang digunakan adalah famili Moraceae memiliki jumlah jenis sebagai berikut: terbanyak sebanyak 12 jenis dari 6 genus, Kerapatan (K) disusul oleh famili Fabaceae, Lauraceae dan Malvaceae dengan jumlah jenis sebanyak 7 Kerapatan Relatif (KR) jenis dari 5 genus diikuti famili Myristicaceae sebanyak 7 jenis dari 3 genus, Euphorbiaceae memiliki jumlah jenis sebanyak 6 jenis dari 6 Frekuensi (F) genus, Anacardiaceae sebanyak 6 jenis dari 5 genus Annonaceae sebanyak 6 jenis dari 4 Frekuensi Relatif (FR) genus, kemudian famili Meliaceae dan Rubiaceae yang masing-masing terdiri dari 6 jenis dari 4 genus dan diikuti oleh jenis-jenis Dominansi (D) lainnya. Famili Moraceae, Fabaceae, Lauraceae, Dominansi Relatif Malvaceae, Myristicaceae, Euporbiaceae, (DR) Anacardiaceae, Annonaceae, Meliaceae dan Rubiaceae merupakan 10 famili yang memiliki Indeks Nilai Penting (INP) jumlah jenis terbanyak hal ini disebabakan  Tingkat Semai dan Pancang = KR + FR karena lokasi areal penelitian yang sesuai  Tingkat Tiang dan Pohon = KR + FR + DR dengan habitat tempat tumbuhnya. Menurut Sementara itu intensitas sampling ditentukan Vickery (1984) dalam Indriyanto (2010) bahwa berdasarkan formula sebagai berikut: faktor yang dapat berpengaruh terhadap IS keberlangsungan hidup spesies – spesies tertentu adalah kehadiran hewan penyerbuk, agen dispersal biji, kondisi tanah, kelembapan 200 @ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA

Jurnal Kehutanan Papuasia 6 (2) : 197 - 205 (2020) Baransano & Jowei

tanah dan udara, angin dan gangguan kerusakan berkayu pada masing-masing fase lingkungan oleh manusia. Komposisi tumbuhan pertumbuhan, tersaji pada Gambar 1.

Gambar 1. Jumlah famili, genus, jenis dan jumlah individu tumbuhan berdasarkan tingkat pertumbuhan pada Hutan Alam Pendidikan Anggori Manokwari

Gambar 1 terlihat bahwa pada tingkat semai Palaquium amboinensis, Pisonia grandis, terdapat 476 individu yang tergolong dalam 77 Streblus elongate dan Pterygota horsfieldi. jenis dari 60 genus dari 34 Famili. Tingkat Antiaris toxicaria merupakan yang memiliki pancang terdapat 491 individu yang tergolong INP tertinggi 16,8330% Pisonia cauliflora dalam 85 jenis dari 68 genus dari 32 Famili. 13,2878%, Lancium domesticum 10,6618%, Tingkat tiang terdapat 266 individu yang Aglaia odorata 10,5830%. tergolong dalam 78 jenis dari 66 genus dari 35 9,6639% Poppowia sp. 7,3529%, Palaquium famili. Sedangkan pada tingkat pohon terdapat amboinensis 7,3267%, Pisonia grandis 403 individu yang tergolong dalam 80 jenis dari 6,6702%, Streblus elongata 4,9370%, 64 genus dari 28 famili. Jumlah jenis vegetasi Pterygota horsfieldii 4,7794%. Antiaris permudaan tingkat semai dan pancang hampir toxicaria merupakan jenis dominan karena sama banyak dengan vegetasi tingkat tiang dan memiliki jumlah individu yang cukup banyak pohon. Komposisi jenis vegetasi berdasarkan dan penyebarannya hampir merata. Jenis tingkat pertumbuhan menunjukkan adanya dominan kedua, diikuti oleh Pisonia cauliflora, proses regenerasi yang normal pada kawasan Lancium domesticum, Aglaia odorata, Pometia hutan tersebut (Ewusie 1990). pinnata, Poppowia sp, Palaquium amboinensis, Pisonia grandis, Streblus elongate dan Struktur Vegetasi Berkayu Pterygota horsfieldii merupakan jenis penting 1. Tingkat Semai dalam penyusun populasi pada tingkat Hasil penelitian pada tingkatan semai permudaan semai. menunjukkan bahwa sepuluh jenis dominan 2. Tingkat Pancang pada tingkat semai adalah Antiaris toxicaria, Pada tingkat pancang dijumpai 85 jenis pisonia cauliflora, Lancium domesticum, Aglaia odorat Pometia pinnata, Poppowia sp., permudaan dari 32 famili dengan jumlah individu sebanyak 491 individu. Sepuluh jenis 201 @ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA

Jurnal Kehutanan Papuasia 6 (2) : 197 - 205 (2020) Baransano & Jowei

vegetasi dominan tingkat pancang dengan INP 7,2931%, Archidendron parviflorum 6,5010%. tertinggi pada Hutan Alam Pendidikan Anggori Medusanthera laxiflora merupakan jenis yang Manokwari antara lain adalah Pisonia dominan karena jumlah individunya cukup cauliflora, Pometia pinnata, Pimelodendroon banyak dan penyebarannya cukup merata pada amboinicum, Antiaris toxicaria, Gnetum areal penelitian serta memiliki rata-rata gnemon, Aglaia odorata, Pisonia grandis, pertumbuhan diameter yang cukup baik. Palaquium lobianum, Medusanthera laxiflora. merupakan jenis dominan kedua diikuti oleh Pisonia cauliflora merupakan yang memiliki Pometia pinnata, Gonocaryum litolare, INP tertinggi dengan INP 11,3339%, diikuti Pimelodendron amboinicum, Aglaia odorata, oleh Pometia pinnata 11,1124%, Endospermum moluccanum, Haplolobus Pimelodendroon amboinicum 10,9176%, celebica, Pisonia cauliflora, Paraltocarpus Antiaris toxicaria 8,4915% Gnetum gnemon venenosa dan Archidendron parviflorum. 7,6679%. Aglaia odorata 7,4553%, Pisonia 4. Tingkat Pohon grandis 6,4548%, Palaquium lobianum Pada tingkat pohon terdapat 80 jenis dari 28 5,2507%, Medusanthera laxiflora 5,0470%, Famili. Sepuluh jenis vegetasi dominan tingkat merupakan jenis yang dominan karena jumlah pohon dengan INP tertinggi pada Hutan Alam individunya cukup banyak dan penyebarannya Pendidikan Anggori Manokwari antara lain cukup merata pada areal penelitian. Pisonia adalah Pterygota horsfieldii, Pimelodendron cauliflora merupakan jenis dominan kedua amboinicum, Artocarpus artilis, Pometia diikuti oleh Pometia pinnata, Pimelodendroon pinnata, Drancontomelon dao, Paratocarpus amboinicum, Antiaris toxicaria, Gnetum venenosa, Endospermum moluccanum, Aglaia gnemon, Aglaia odorata, Pisonia grandis, spectabilis, Celtis philippensis dan Gemelina Palaquium lobianum, dan Medusanthera moluccana. Pterygota horsfieldii merupakan laxiflora. jenis yang memiliki INP tertinggi 20,0902%, 3. Tingkat Tiang diikuti oleh , Pimelodendron amboinicum Vegetasi tingkat tiang terdiri atas 78 jenis 17,8546%, Artocarpus artilis 17,3757%, dari 34 famili. Sepuluh jenis vegetasi dominan Pometia pinnata 16,6410% Drancontomelon tingkat tiang dengan INP tertinggi pada Hutan dao 10,5120%, Paratocarpus venenosa Alam Pendidikan Anggori Manokwari. 9,1010%, Endospermum moluccanum Sepuluh jenis dominan pada tingkat tiang 8,9541%, Aglaia spectabilis, 8,7057%, Celtis adalah Medusanthera laxiflora, Pometia philippensis 8,3152%, Gemelina moluccana pinnata, Gonocaryum litolare, Pimelodendron 7,7774%. amboinicum, Aglaia odorata, Endospermum Pterygota horsfieldii merupakan jenis yang moluccanum, Haplolobus celebica, Pisonia dominan karena jumlah individunya cukup cauliflora, Paraltocarpus venenosa dan banyak dan penyebarannya cukup merata pada Archidendron parviflorum. Medusanthera areal penelitian serta memiliki rata-rata laxiflora merupakan jenis yang memiliki INP pertumbuhan diameter yang cukup baik di ikuti tertinggi 27,5502%, diikuti oleh Pometia oleh Pimelodendron amboinicum, Artocarpus pinnata 19,5217%, Gonocaryum litolare artilis, Pometia pinnata ,Drancontomelon dao, 12,5646%, Pimelodendron amboinicum Paratocarpus venenosa, Endospermum 11,9388%, Aglaia odorata 9,9840%, moluccanum, Aglaia spectabilis, Celtis Endospermum moluccanum 8,7515%, philippensis ,Gemelina moluccana. Haplolobus celebica 7,9889%, Pisonia cauliflora 7,3523%, Paraltocarpus venenosa 202 @ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA

Jurnal Kehutanan Papuasia 6 (2) : 197 - 205 (2020) Baransano & Jowei

Struktur Vegetasi Famili Euphorbiaceae Perbandingan dominansi jenis tumbuhan dari INP berdasarkan hasil analisa vegetasi family Euphorbiaceae dengan jenis tumbuhan digunakan untuk melihat kehadiran famili dari keseluruhan family penyusun vegetasi Euphorbiaceae dan seberapa penting jenis tingkat pancang pada Hutan Alam Pendidikan tersebut pada setiap tingkat pertumbuhan pada Anggori Manokwari. Hasil penelitian Hutan Alam Pendidikan Anggori Manokwari. menunjukan bahwa jenis Pimelodendron 1. Tingkat Semai amboinicum memiliki indeks nilai penting yang Pada tingkat permudaan semai terdapat 77 tinggi untuk tingkat pancang pada famili jenis dari 46 famili, salah satunya adalah famili Euphorbiaceae namun jika dibandingkan Euphorbiaceae dengan jumlah jenis pada dengan vegetasi keseluruhan terlihat bahwa tingkat semai sebanyak 4 jenis dari 4 genus. Pisonia cauliflora berada pada urutan pertama INP dari jenis famili Euphorbiaceae pada dengan indeks niai penting tertinggi dari semua tingkat semai yang menunjukan bahwa pada jenis pada tingkat pancang, diikuti oleh tingkat semai jenis Pimelodendron amboinicum Pometia pinnata pada urutan ke-2 dan memiliki indeks nilai penting tertinggi 2,810%, Pimelodendron amboinicum berada pada urutan dan diikuti Blumeodendron sp. dengan indeks ke-3. Jenis tumbuhan dari family nilai penting 2,153%. Pimelodendron Euphorbiaceae berada pada urutan ke-57, 70, amboinicum memiliki indeks nilai penting dan 71. tertinggi, jenis tersebut dominan dan 3. Tingkat Tiang penyebarannya merata bila dibandingkan Pada tingkat tiang terdapat 78 jenis dari 35 dengan jenis yang lain. Hal ini menunjukan famili, salah satunya adalah famili bahwa Pimelodendron amboinicum merupakan Euphorbiaceae dengan jumlah jenis pada jenis yang penyebarannya merata pada tingkat tingkat tiang adalah 4 jenis dari 4 genus. INP semai di areal praktikum. Jika dibandingkan dari ke-4 jenis famili Euphorbiaceae dengan data vegetasi secara keseluruhan pada menunjukan bahwa pada tingkat tiang Hutan Alam Pendidikan Anggori Manokwari Pimelodendron amboinicum memiliki indeks maka Pimelodendron amboinicum dari famili nilai penting 11,939%, Endospermum Euphorbiaceae pada tingkat semai merupakan moluccanum memiliki inndeks nilai penting jenis yang memiliki INP berada pada urutan ke 8,751%, Blumeodendron sp. memiliki inndeks 23 pada lokasi penelitian. nilai penting 5,384% dan Spathiostemon 2. Tingkat Pancang javensis memiliki INP 1,853%. Pimelodendron Pada tingkat permudaan pancang terdapat 85 amboinicum memiliki indeks nilai penting jenis dari 32 famili, salah satunya adalah family tertinggi disebabkan karena memiliki jumlah Euphorbiaceae dengan jumlah jenis pada individu yang cukup banyak dan penyebaran tingkat pancang sebanyak 4 jenis dari 4 genus. yang cukup merata serta rata-rata pertumbuhan INP dari ke-4 jenis tumbuhan famili riap diameter yang cukup baik pada areal Euphorbiaceae diwakili oleh Pimelodendron penelitian. Hal ini menunjukan bahwa amboinicum yang memiliki indeks nilai penting Pimelodendron amboinicum merupakan jenis tertinggi 10,918%, diikuti Endospermum yang dominan. moluccanum 1,009% dan terendah terdiri dari 2 Perbandingan dominansi jenis tumbuhan jenis yaitu Mallotus ricinoides dan dari family Euphorbiaceae dengan jenis Spatiostemon javensis dimana keduanya tumbuhan dari keseluruhan family penyusun memiliki INP yang sama yaitu 0,602%. vegetasi tingkat tiang pada Hutan Alam Pendidikan Anggori Manokwari 203 @ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA

Jurnal Kehutanan Papuasia 6 (2) : 197 - 205 (2020) Baransano & Jowei

memperlihatkan bahwa Pimelodendron hal ini menjelaskan bahwa jenis tersebut di amboinicum merupakan jenis dari family tinggkat pohon bukan merupakan penyusun Euphorbiaceae yang memiliki INP berada pada utama vegetasi Hutan Alam Pendidikan urutan ke-4 tertinggi dari jenis lainnya diurutan Anggori. ke-6 diisi oleh jenis Endospermum moluccanum. Kedua jenis tersebut merupakan KESIMPULAN jenis tumbuhan dari family Euphorbiaceae, hal Komposisi jenis vegetasi berkayu pada ini menunjukan bahwa kedua jenis tersebut Hutan Alam Pendidikan Anggori Manokwari, merupakan penyusun utama vegetasi Hutan ditemukan 146 jenis tumbuhan berkayu yang Alam Pendidikan Anggori. Jenis terdiri atas 106 genus dan tergolong dalam 45 Blumeodendron sp. berada pada urutan ke-20 famili dengan jumlah individu 1636 individu. dan Sphatiostemon javensis berada pada urutan Struktur jenis vegetasi berkayu yang dominan ke-47 dari total 78 jenis, hal ini menjelaskan pada semua tingkat pertumbuhan, yaitu pada kedua jenis tersebut bukan merupakan tingkat semai didominasi oleh jenis Antiaris penyusun utama vegetasi Hutan Alam toxicaria dengan INP tertinggi yaitu 16, 83330 Pendidikan Anggori. %, tingkat pancang jenis Pisonia cauliflora 4. Tingkat Pohon dengan INP 11,3339 %, tingkat tiang jenis Pada tingkat pohon terdapat 403 jenis dari Medusanthera laxiflora dengan INP 27,5502%, 28 famili, salah satunya adalah famili dan tingkat pohon jenis Pterygota horsfieldil Euphobiaceae dengan jumlah jenis pada tingkat dengan INP 20,0902%. Komposisi jenis vegetai pohon adalah 3 jenis dari 3 genus. INP dari ke 3 berkayu famili Euphorbiaceae pada Hutan jenis tumbuhan famili Euphorbiacea Alam Pendidikan Anggori Manokwari, menunjukan bahwa pada tingkat pohon ditemukan jumlah 6 jenis yang tergolong dalam Pimelodendron amboinicum memiliki indeks 6 genus dengan jumlah individu sebanyak 128. nilai penting tertinggi 17,85%, diikuti Struktur jenis vegetasi berkayu famili Endospermum moluccanum 8,95 %, dan Euphorbiaceae yaitu pada tingkat semai, Blumeodendron sp. 2,40%. Perbandingan pancang, tiang dan pohon jenis yang dominan dominansi jenis tumbuhan dari family yaitu Pimelodendron amboinicum dengan INP Euphorbiaceae dengan jenis tumbuhan dari untuk tingkat semai 2,600%, tingkat pancang keseluruhan family penyusun vegetasi tingkat 10,918%, tiang 11,94%, dan tingkat pohon pohon pada Hutan Alam Pendidikan Anggori 17,85%. Bila dibandingkan dengan vegetasi Manokwari memperlihatkan bahwa berkayu secara keseluruhan maka ke-6 jenis Pimelodenron amboinicum merupakan jenis famili Euphorbiaceae memiliki 2 jenis yang tumbuhan dari family Euphorbiaceae yang dominan pada areal Hutan Alam Pendidikan memiliki indeks nilai penting tertinggi ke-2 jika Anggori. dibandingkan dengan jenis-jenis lainnya. Jenis Endospermum moluccanum merupakan salah DAFTAR PUSTAKA satu jenis dari family Euphorbiaceae yang Ewusie J Y. 1990. Pengantar ekologi tropika. memiliki indeks nilai penting pada urutan ke-7 Yogyakarta: Kanisius. dari jenis lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Indriyanto. 2010. Pengantar budi daya hutan. kedua jenis tersebut merupakan penyusun Jakarta: Bumi Aksara. utama vegetasi Hutan Alam Pendidikan Johns RJ. 1997. A checklist of the fern allies, Anggori. Jenis Blumeodendron sp. Berada pada ferns, and gymnosperms of the N. E. Kepala urutan ke-35 dari 80 jenis penyusun vegetasi, 204 @ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA

Jurnal Kehutanan Papuasia 6 (2) : 197 - 205 (2020) Baransano & Jowei

Burung (Vogelkop), Irian Jaya, Indonesia. benefit. International Journal of Botany. 13: Royal Botanic Gardens, Kew. 103-114. Lekitoo K, Peday HFZ, Panambe N, Cabuy RL. Soerianegara I dan Indrawan. 2005. Ekologi 2017. Ecological and ethnobotanical facet of hutan Indonesia. Institut Pertanian Bogor. ‘Kelapa Hutan’ ( spp.) and Laboraturium Ekologi Hutan Institut perspectives towards its existence and Pertanian Bogor.

205 @ Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia - Fakultas Kehutanan UNIPA