KEANEKARAGAMAN TANAMAN PEKARANGAN DAN PEMANFAATANNYA DI DESA LAMPEAPI, PULAU WAWONI – SULAWESI TENGGARA

Mulyati Rahayu dan Suhardjono Prawiroatmodjo Herbarium Bogoriense Bidang Botani – Pusat Penelitian Biologi, LIPI

Abstract In , home have not aequire any much awareness yet. Although this home garden can be a valuable incomes for family if manage in good way. Research and inventory on diversity of home garden in Lampeapi village, Wawonii Dictrict, Southwest Of Celebes resulted of 40 species.Those are used daily needs and can be used for raising family income such as “onii” Cocos nucifera, “marisa” Piper nigrum, “dambo” Anacardium occidentale, “punti” Musa spp. and coklat Theobroma cacao. Diversity of plants species, as proportion and indigenous knowledge of local people is very interesting to study in order to conserve their germ plasma. Keywords: Home garden, Lampeapi village, Wawonii island, Southwest of Celebes.

1. PENDAHULUAN dengan ditanami berbagai tanaman sayuran dan hias (2) atau di Desa Fatum Nasi . Nusa 1.1. Latar Belakang Tenggara Timur dengan tanaman buah- buahan dan sayuran. (3) Pekarangan, sebagai salah satu bentuk Pekarangan di desa Lampeapi yang usaha tani belum mendapat perhatian, dikelola dengan sederhana, sangat berati meskipun secara sadar telah dirasakan dalam menunjang pendapatan keluarga manfaatnya. Di beberapa daerah terutama di masyarakat setempat. Oleh karena itu sangat pedesaan pengembangan pekarangan menarik untuk dikaji lebih lanjut tentang umumnya diarahkan untuk memenuhi sumber peranan, pemanfaatan dan keanekaragaman pangan sehari-hari, sehingga seringkali tanaman pekarangan dalam kaitannya diungkapkan sebagai lumbung hidup atau dengan konservasi plasma nutfahnya warung hidup. Pekarangan didefinisikan sebagai sebidang tanah yang mempunyai 1.2. Tujuan Penelitian batas-batas tertentu, yang diatasnya terdapat bangunan tempat tinggal dan mempunyai Tujuan dari penelitian ini adalah untuk hubungan fungsional baik ekonomi, biofisik mempelajari pola pemanfaatan dan jenis-jenis maupun sosial budaya dengan penghuninya tanaman yang diusahakan di pekarangan. (1). Diharapkan hasil penelitian ini dapat diperoleh Peranan dan pemanfaatan peka- informasi tetntang peranan pekarangan dalam rangan bervariasi dari satu daerah dengan menunjang pendapatan dan kehidupan daerah lainnya, tergantung pada tingkat masyarakat setempat, sehingga produktivitas kebutuhan, sosial budaya, pendidikan lahan pekarangan dapat lebih ditingkatkan masyarakat maupun faktor fisik dan ekologi dengan penamanan jenis-jenis unggul yang setempat. Di Indonesia, peranan pekarangan sesuai dengan kondisi dan budaya setempat. belum mendapat perhatian sepenuhnya, Sangat disadari penelitian yang berhubungan padahal jika dikelola dengan baik bukan tidak dengan peranan pekarangan di Indonesia mungkin akan menambah penghasilan masih jarang dilakukan. pendapatan keluarga. Beberapa contoh pekarangan yang dapat menunjang pendapatan keluarga antara lain di Desa Taman Sari dan Pasir Eurih di Jawa Barat

360 Rahayu. M dkk 2005: Keanekaragaman Tanaman…. J.Tek.Ling P3TL-BPPT 6. (2): 360-364

2. METODOLOGI hidup, yang juga memberi rasa estetika, antara lain puring (Codiaeum variegatum), 2.1. Lokasi Penelitian kaca piring (Gardenia jasminoides), kayu jawa (Lannea coromandelica), dan gamal (Gliricidia Desa Lampeapi merupakan salah satu sepium). desa di Pulau Wawonii, Kecamatan Wawonii, Kabupaten Kendari – Sulawesi Tenggara. 3.2. Keanekaragaman tanaman Desa ini terletak pada ketinggian berkisar pekarangan dan pemanfaatannya antara 10 – 150 m dpl, musim kering 0-2 bulan dan musim penghujan 4-9 bulan Secara umum masyarakat Desa dengan rata-rata curah hujan pertahun Lampeapi telah memanfaatkan lahan berkisar antara 2.000-3.200 mm (4). Desa pekarangannya sebagai sumber pemenuhan Lampeapi terdiri dari 3 dusun dan dihuni oleh hidupnya, baik untuk memenuhi kebutuhan 220 Kepala Keluarga (KK). Penduduknya pangan, obat maupun rasa estetikanya. sebagian besar adalah etnik asli yang dikenal Dari hasil pengamatan pekarangan dengan nama suku Wawonii (90%), dan suku tercatat sebanyak 40 jenis tanaman yang pendatang dari Bugis, Flores dan Jawa. Mata diusahakan masyarakat setempat (tabel 1). pencaharian utama adalah pertanian dengan Empat jenis diantaranya yaitu “punti” pisang sistem ladang berpindah yang ditanami (Musa spp,), “onii” kelapa (Cocos nucifera), dengan tanaman palawija dan sayuran. coklat (Theobroma cacao) dan “marisa” lada Sedangkan kebun yang menetap diusahakan (Piper nigrum) terdapat diseluruh pekarangan untuk tanaman tahunan (kelapa, coklat, jambu respoden, dan “dambo” jambu mete mete dan lada). Disamping itu mata (Anacardium occidentale) hanya terdapat pencaharian tambahan adalah mengambil pada 10 pekarangan respoden. Jenis-jenis hasil hutan berupa kayu (untuk perahu) dan tanaman tersebut di atas merupakan komoditi rotan. perdagangan masyarakat setempat. Pada lahan pekarangan setiap keluaraga rata-rata 2.2. Cara Kerja memiliki 3–5 rumpun pisang, 5–10 pohon kelapa dan 50–100 pohon lada, coklat 3-10 Pengamatan pekarangan dilakukan pohon dan 2-3 pohon jambu mete. pada bulan April 2004. Pengumpulan data Pemanfaatan lahan pekarangan telah dilakukan dengan cara observasi, dilakukan secara effektif, hal ini terlihat dari inventarisasi dan wawancara yang ditujukan penataan tanaman yang saling mendukung. kepada penduduk setempat. Pengambilan Di bawah naungan kelapa diusahakan cuplikan dilakukan secara acak sebanyak tanaman lada dan coklat, oleh karena ke dua 10% dari jumlah Kepala Keluarga (30 KK). tanaman ini memerlukan intensitas sinar Tanaman yang terdapat di pekarangan matahari yang rendah. Permasalahan yang cuplikian dicatat jenisnya, kegunaan dan timbul adalah pemanfaatan lahan di bawah peranannya dalam menunjang pendapatan naungan tanaman coklat yang belum banyak keluarga. Data dianalisis dengan (5) dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. menggunakan D & D method . Kultivar pisang yang umum dibudidayakan di pekarangan adalah “punti 3. HASIL DAN PEMBAHASAN bugisi” pisang raja, “punti muli” pisang /mas dan “punti nipa” pisang kepok. 3.1. Tataguna lahan Di antara ke 3 kultivar pisang ini, “punti bugisi” Pekarangan dalam bahasa Wawonii mempunyai nilai jual yang cukup tinggi yaitu disebut dengan istilah “Woi raha”. Umumnya Rp. 10.000,- – Rp. 15.000,- per tandan. luas pekarangan di desa Lampeapi berukuran Sedangkan harga jual kultivar lainnya berkisar 25 x 50 m dengan luas bangunan tempat Rp. 3000,- - Rp. 6.000,- per tandan. tinggal berkisar 100 – 200 m2. Bentuk Pertumbuhan kelapa di desa Lampeapi bangunan rumah asli berupa panggung, tergolong bagus. Dalam 1 pohon terdapat nanum saat ini sudah jarang dijumpai lagi. lebih dari 10 tandan (berkisar antara 10 – 15 Batas-batas pekarangan umumnya tandan ), dan setiap tandan terdiri dari 15 – telah tampak jelas. Tampaknya masyarakat 20 buah. Di pasar lokal setempat, buah setempat telah menyadari pentingnya hak kelapa diperdagangkan per buahnya Rp. 150 kepemilikan tanah. Batas pekarangan ini sampai Rp. 200,-. Sedangkan harga jual umumnya diberi pagar kayu dan kadang- buah kelapa yang telah dikeringkan (kopra) kadang di bagian dalam diberi pagar tanaman lebih mahal, dengan selisih harga Rp. 700,- -

Rahayu. M dkk 2005: Keanekaragaman Tanaman……J.Tek.Ling P3TL-BPPT. 6.(2): 360-364 361

Rp. 800,-. Proses pembuatan kopra dilakukan berbagai jenis tanaman lainnya. Tampaknya secara tradisional, dengan menggeringkan di maja digunakan sebagai indikator untuk bawah sinar matahari selama 7 hari. Dari 2 menentukan tingkat kesuburan tanah. buah kelapa dapat diperoleh/dihasilkan 2 kg Rebusan akar atau akarnya yang direndam kopra. Penduduk setempat umumnya dalam air panas dan diminum berkhasiat memper-dagangkan kelapa dalam bentuk sebagai penawar racun karena makanan. kopra. “Tokule” Kleinhovia hospita banyak Lada dipanen sekali dalam setahun dijumpai tumbuh liar di tepi sungai, namun 2- yang dilakukan secara manual (dipetik). Dari 3 tahun belakangan ini masyarakat desa 50 – 100 pohon dapat menghasilkan 10 – 30 Lampeapi mulai menanam jenis ini di kg lada kering tergantung dari kesuburan pekarangan (3-4 pohon). Pembudidayaannya tanah dan umur tanaman. Penanganan paska ini atas anjuran Dinas Kesehatan setempat, panen dilakukan dengan cara mencuci buah karena selain pucuk daunnya yang dapat lada diair mengalir untuk membuang kulitnya, dijadikan sayur, daunnya yang tua (kuning) kemudian dijemur di bawah sinar matahari dan dikeringkan dapat diminum sebagai teh selama 7 – 10 hari. Harga lada kering di dan dianggap berkhasiat sebagai obat sakit lokasi Rp. 8.000 – Rp. 12.000,- per kg lever/kuning. Menurut Perry dan Metzger (6), Panen coklat dilakukan pada saat buah daunnya mengandung asam prussik, siap panen. Tanaman coklat umumnya triterpinoid dan sejumlah minyak essential, diusahakan di kebun tersendiri yang disebut dan berkhasiat sebagai antipiretik dan dengan istilah “laron sokalati”. Dari setiap antisiphilis. Latiff (7) mengemukakan bahwa pohon dapat menghasilkan 5 - 10 kg biji daun dan kulit batangnya mengandung coklat kering dengan harga jual Rp. 8.000,- - senyawa sianogenik yang bekhasiat sebagai Rp. 10.000,- per kg. pembasmi ektoparasit seperti kutu, Produksi biji jambu mete dari hasil sedangkan ekstrak daunnya mempunyai penanaman di pekarangan berkisar antara 3- aktivitas sebagai anti tumor sarcoma pada 7 kg biji basah dengan harga jual Rp. 2.500,- - tikus. Rp. 3.000,- per kg. Seperti halnya coklat, “Kepaya” Carica papaya, buahnya jambu mete juga ditanam pada lahan lazim sebagai pelengkap menu makanan tersendiri yang disebut sebagai “laron sehari-hari. Sedangkan akar dan daunnya dambola”. Daging buah jambu mete belum yang telah mengguning (tua) bekhasiat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. sebagai obat tradisional penurun panas dan Pendapatan masyarakat setempat yang malaria. Demikian pula dengan “tolike” diperoleh dari pekarangan hasil penjualan ketapang Terminalia catappa, selain pemanenan komoditi tamanan perdagangan fungsinya sebagai tanaman peneduh, berkisar antara Rp. 500.000,- - Rp. masyarakat setempat menggunakan air 1.000.000,- per tahun. rebusan kulit batangnya sebagai obat Pada tabel 1 terrlihat selain jenis-jenis penawar racun karena makan ikan dan obat tanaman tsb. di atas di pekarangan juga sakit perut (diare). Sedangkan air rebusan diusahakan jenis-jenis tanaman obat, pangan akarnya berkhasiat sebagai obat radang usus, dan tanaman hias. Tercatat 3 jenis tanaman mejen dan beser; sedangkan air rebusan obat yang umum diusahakan di pekarangan daunnya dimanfaatkan sebagai obat rhematik yaitu “loiya le” sereh ( citratus), “Kayu jawa” Lannea coromandelica “kuni” kunyit (Curcuma longa) dan “toku” maja selain ditanam sebagai tanaman pagar, ait (Crescentia cujete). Akar sereh dan umbi rebusan kulit batang dan daunnya diminum kunyit selain untuk bumbu masakan, juga sebagai obat penyakit dalam dan perawatan digunakan untuk obat perawatan paska paska persalinan (agar darah kotor cepat persalinan (dengan meminum air keluar). rebusannya). Daun sereh yang ditumbuh dan Hasil pengamatan diketahui hanya 1 dicampur dengan minyak kelapa, kemudian jenis tanaman pangan yang diusahakan di ditapelkan ke bagian tulang yang patah pekarangan. Diantara 30 responden berkhasiat untuk mempercepat sebanyak 7 responden yang menanam penyembuhan. Sedangkan pemanfaatan maja “pasikela tou” ubi jalar (Ipomoea batatas) di selain sebagai tanaman peneduh, batangnya pekarangan. Diduga hal ini sangat terkait juga sebagai rambatan “marisa” lada. Menurut dengan habitat dari ubi jalar yang kepercayaan masyarakat setempat, jika memerlukan intensitas penyinaran matahari batang maja yang ditanam dapat tumbuh, secara penuh. Sedangkan intensitas sinar maka lahan tersebut dapat ditanami dengan matahari yang mencapai lahan pekarangan

362 Rahayu. M dkk 2005: Keanekaragaman Tanaman…. J.Tek.Ling P3TL-BPPT 6. (2): 360-364

sangat rendah, disebabkan pengaruh tajuk 4. KESIMPULAN DAN SARAN tanaman tahunan dan perdagangan. Disamping itu kebutuhan pangan masyarakat Tanaman pekarangan yang dijumpai di setempat diperoleh dari hasil kebun. Desa Lampeapi tercatat 40 jenis. Lima jenis Caladium bicolor dan Celosia argentea diantaranya merupakan komoditi merupakan tanaman hias yang paling sering perdagangan yang cukup berperan dalam dijumpai di pekarangan. Jenis yang terakhir menambah penghasilan keluarga. Selain itu bibitnya didatangkan dari luar pulau Wawonii pekarangan berperan juga sebagai penghasil (Kendari), sedangkan Caladium bicolor obat tradisional dan estetika. Untuk banyak dijumpai tumbuh liar di semak-semak peningkatan produktivitas lahan pekarangan belukar, tepi sungai dan pada tempat-tempat perlu adanya pendayagunaan sumber daya yang agak lembab. Beberapa jenis tanaman hayati secara maksimal misalnya pemilihan hias lain yang cukup sering dijumpai antara kualitas bibit dan penempatan/pengaturan lain “komba lagi” tapak dara (Catharanthus tata ruang serta introduksi teknologi pedesaan roseus) dan Bougenvillea spectabilis. untuk pengo-lahan paska panen a.l. Tampaknya masyarakat desa Lampeapi pengeringan biji coklat dan pengupasan biji belum mengenal pemanfaatan daun tanaman jambu mete “komba lagi” sebagai bahan obat tradisional . seperti di daerah Jawa. DAFTAR PUSTAKA Keanekaragaman jenis tanaman pekarangan di desa Lampeapi lebih rendah 1. Hartono, S.; Soenandji; S. Siswandono; jika dibandingkan dengan tempat lainnya. Harsono & H. Danusastro. 1985. Laporan Penelitian pekarangan yang pernah dilakukan Survei Kecamatan Turi. Fakultas Pertanian oleh Fachrurozi pada tahun 1980 (8) di desa Univ. Gadjah Mada. Kerjasama dengan Dadap, Bojong Koneng dan Batulawang Dinas Pertanian DIY. tercatat 80 jenis tanaman, dari beberapa desa 2. Rahayu, M. dan M.H. Siagian. 1994. di Kecamatan Teluknaga, Citereup dan Pacet Peranan Pekarangan Dalam Usaha tercatat lebih dari 100 jenis (9) dan di daerah Meningkatkan Pendapatan Keluarga. Banyumas - Jawa Tengah tercatat 169 jenis Majalah Ilmiah Univ. Widya Gama. No. 1. (10). Rendahnya keanekaragaman tanaman Edisi Ketiga. Hal : 19-29. pekarangan di desa Lampeapi diduga karena 3. Rahayu. M. dan Z. Fanani. 1996. pemanfaatan lahan pekarangan lebih Pekarangan, Peranan dan Pemanfaatannya diutamakan untuk ditanami dengan jenis di Desa Fatum Nasi – TTS, Timor. Prosiding tanaman tahunan dan komoditi perdagangan Seminar Ilmiah Nasional Lustrum VIII Fak. yang memiliki kanopi yang luas, sehingga Biologi Univ. Gadjah Mada. Yogyakarta, 18- lahan di bawahnya terbatas untuk ditanami 20 September 1995. Hal: 137-135. dengan jenis tanaman lainnya. Disamping itu 4. Re PPProT,1995, Peta Kesesuaian Lahan/ ruang yang tersedia untuk jenis tanaman lain Status Lahan Skala 1 : 250.000. Deptrans. relatif sempit. Hasil pengamatan dapat 5. Raintree, J.B. 1987. D.&D. Users Manual. An dikemukakan bahwa luas lahan yang Introduction to Agrosfrosstry Diagnopsis and diperuntukkan bagi tanaman komoditi Design. ICRAF. perdagangan berkisar 1/3 – ½ bagian dari 6. Perry, L.M. dan J. Metzger. 1980. Medicinal luas lahan. Plants of East and Southeast Asia: Attributed Hasil pengamatan juga memper- Properties and Uses. The MIT Press lihatkan pemeliharaan tanaman pekarangan Cambridge, Massachusetts and London, telah dilakukian dengan cukup baik. Hal ini England. terlihat dengan jarang atau sedikitnya jenis 7. Latiff, A. 1997. Kleinhovia hospita L. dalam: gulma yang ditemuikan. Menurut informasi Hanum, I.F. dan L.G.J. van der Maesen masyarakat setempat belum pernah terdapat (eds.) Plant Resources of South-East Asia. tanaman yang rusak atau mati oleh serangan No.11 Auxiliary plants. PROSEA, Bogor- hama dan penyakit. Indonersia. Hal: 166-167. Dari uraian di atas diketahui 8. Fachrurozi, Z. 1980. Inventarisasi Sumber pekarangan di desa Lampeapi selain Daya Nabati Pekarangan Di Desa Dadap, berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sehari- Bojongkoneng dan Batulawang. Buletin hari, juga memperlihatkan cukup besar Kebun Raya 4(6); 195 – 203. potensinya dalam menunjang pendapatan 9. Sastrapradja, S., M. Imelda dan S. pemiliknya. Adisoemarto. 1985. Komponen Hayati yang sering dijumpai di pekarangan: Kasus

Rahayu. M dkk 2005: Keanekaragaman Tanaman……J.Tek.Ling P3TL-BPPT. 6.(2): 360-364 363

Teluknaga, Citereup dan Pacet. Berita Masyarakat Jawa di Wilayah Kabupaten Biologi 3(2): 25-36 Banyumas. Prosiding Seminar dan 10. Abdulhadi, R..; S. Riswan dan H.A. Lokakarya Etnobotani II. Yogyakarta, 24-25 Hidayah. 1995. Pemanfaatan Vegetasi Januari 1995. Hal : 528-535. Tumbuhan Bawah Pekarangan Oleh

Tabel 1. Jenis – jenis tanaman pekarangan di Desa Lampeapi – Sulawesi Tenggara

NO. NAMA ILMIAH NAMA LOKAL KEGUNAAN 1 Alpinia galanga (L.) Willd. Rampa Bumbu, obat 2 Anacardium occidentale L. Dambo Buah, perdagangan 3 Ananas comosus (L.) Merr. Nanasi Buah 4 Annona squamosa L. Sirkaya Buah 5 Artocarpus heterophyllus Lamk Nangka Buah 6 Bougainvillea spectabilis Willd. Baugenvil Hias 7 Caladium bicolor (Aiton) Vent. - Hias

8 Capsicum fructescens L.. Ginta Bumbu 9 Carica papaya L. Kepaya Buah, obat 10 Catharanthus roseus (L.) G. Don Komba lagi Hias 11 Celosia argentea L. - Hias 12 Citrus spp. Lemo Bumbu, buah, obat 13 Cocos nucifera L. Onii Perdagangan 14 Codiaeum variegatum (L..) Bl. - Hias, pagar hidup 15 Crescentia cujete L. Toku Peneduh, rambatan, obat 16 Cucurbita moschata Duch. ex Poir. Supere Sayur

17 Curcuma longa L.. Kuni Bumbu, obat 18 Cymbopogon citratus Randle Loiya le Bumbu. Obat 19 Duranta repens L.. - Hias, pagar hidup 20 Erythrina variegata L. Doda Hias 21 Gardenia jasminoides Ellis Kacapiring Hias, pagar hidup 22 Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth. Ex Gamal Kayu, pagar hidup Walp. 23 Ipomoea batatas (L.) Lamk Pasikela tou Pangan 24 Ixora sp. Soka Hias 25 Kleinhovia hospita L. Tokulo Sayur, obat 26 Lannea coromandelica (Houtt.) Merr. Kayu jawa Pagar hidup, obat 27 Mangifera indica L. Po Buah 28 Moringa oleifera Lamk Keu dawa Sayur, obat 29 Musa spp. Punti Buah, perdagangan 30 Mussaenda frondosa L. Nusa indah Hias 31 Nephelium lappaceum L. Rambuta Buah 32 Piper nigrum L.. Marisa Bumbu, perdagangan 33 Psidium guajava L.. Malaka Buah, obat 34 Sanseivera trifasciata Prain Taba olipa Hias 35 Solanum melongena L. Palola Sayur 36 Spondias dulcis Soland. ex Forster Kadongdo Buah 37 Syzygium aquaeum (Burm.f.) Alston Jambu air Buah 38 Tectona grandis L.f. Jati Kayu 39 Terminalia catappa L.. Tolike Peneduh. Obat 40 Theobroma cacao L. Coklat Perdagangan

364 Rahayu. M dkk 2005: Keanekaragaman Tanaman…. J.Tek.Ling P3TL-BPPT 6. (2): 360-364

Rahayu. M dkk 2005: Keanekaragaman Tanaman……J.Tek.Ling P3TL-BPPT. 6.(2): 360-364 365