Zoo Indonesia 2019 28(2): 97-111 Kepiting Air Tawar (: Brachyura) dari Lereng Selatan Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah

KEPITING AIR TAWAR (DECAPODA: BRACHYURA) DARI LERENG SELATAN GUNUNG SLAMET, KABUPATEN BANYUMAS, PROVINSI JAWA TENGAH

FRESHWATER (DECAPODA: BRACHYURA) FROM SOUTHERN SLOPE OF MT. SLAMET, BANYUMAS REGENCY, CENTRAL JAVA PROVINCE

Rena Tri Hernawati Museum Zoologicum Bogoriense (MZB), Research Center for Biology, Indonesian Institute of Sciences-LIPI; Jl. Raya Jakarta Bogor km 46, Cibinong, West Java 16911, Indonesia E-mail: [email protected]

(diterima April 2019, direvisi Oktober 2019, disetujui Desember 2019)

ABSTRAK Kepiting air tawar menyukai perairan yang bersih dengan ketinggian tertentu. Hulu sungai Banjaran yang terletak di Gunung Slamet mempunyai kondisi fisik dan kimiawi yang baik sebagai habitat kepiting air tawar. Penelitian untuk mengetahui pemilihan ketinggian sebagai tempat hidup kepiting yang dilakukan di lereng bagian selatan Gunung Slamet, dengan metoda random purpose sampling, menemukan lima jenis kepiting yaitu Geosesarma sp. hidup pada ketinggian 787 m dpl., Malayopotamon lipkei ditemukan pada 286-800 m dpl., Parathelphusa bogorensis pada 105-195 m dpl., Parathelphusa convexa pada 105 m dpl., dan Terrathelphusa sp. pada 916-997m dpl. Diberikan juga kunci identifikasi untuk jenis yang ditemukan di Sungai Banjaran.

Kata kunci: Gecarcinucidae, Kepiting air tawar, ketinggian, , Potamidae.

ABSTRACT Freshwater inhabit clean waters at a certain altitude. The upstream of Banjaran river which is located on the Mount Slamet has good physical and chemical conditions suitable for freshwater crabs. Research to determine a habitat of fresh water crabs according to altitude was carried out on the southern slopes of the Mount Slamet has find five species namely Geosesarma sp. at altitude 787 m asl., Malayopotamon lipkei at 286-800 m asl., Parathelphusa bogorensis at 105-195 m asl., P. convexa at 105 m asl., and Terrathelphusa sp. at 916-997m asl. A key to the species found in Sungai Banjaran is provided.

Keywords: Elevation, freshwater crab, Gecarcinucidae, Sesarmidae, Potamidae.

PENDAHULUAN peran penting di ekosistem akuatik, salah Pulau Jawa memiliki tiga suku kepiting satunya sebagai organisme pengurai (Grinang air tawar yaitu Suku Gecarcinucidae, & Ng 2015; Ng 1989; Whitten et al. 2013). Potamidae, dan Sesarmidae (Bott 1970; Ng Sungai merupakan tempat hidup 1989; Wowor & Tan 2010; Ng et al. 2015; Ng makrobenthos seperti moluska, serangga air, & Wowor 2019). Pada penelitian sebelumnya udang, dan kepiting (Deekae & Abowei 2010). di lereng selatan Gunung Slamet, Banyumas, Selain itu sungai juga memiliki fungsi ditemukan tiga jenis kepiting air tawar yang hidrologis yang sangat penting diantaranya termasuk kedalam dua marga, yaitu: sebagai tempat transmisi air, penyangga air Malayopotamon lipkei dari Suku Potamidae, pada saat hujan, dan pelepasan air secara Terrathelphusa chilensis dan Terrathelphusa perlahan (van Noordwijk dkk. 2004). Kepiting kuhli dari Suku Gecarcinucidae (Ng 1989; sangat menyukai kondisi air yang jernih Wowor & Tan 2010). Jenis kepiting air tawar bahkan bisa digunakan sebagai indikator menempati habitat yang berbeda berdasarkan kebersihan suatu sungai atau perairan ketinggian (Ng et al. 2010), dan mempunyai (Cumberlidge 1999). Penelitian ini dilakukan

97 Zoo Indonesia 2019 28(2): 97-111 Kepiting Air Tawar (Decapoda: Brachyura) dari Lereng Selatan Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah di Sungai Banjaran yang beraliran cukup deras, stasiun 1 dengan ketinggian 105 dpl., Stasiun 2: berhulu di kawasan hutan lindung di Gunung 195 dpl, stasiun 3: 286 dpl. stasiun 4: 542, Slamet dan kondisinya relative terjaga karena stasiun 5: 560, stasiun 6: 575, stasiun 7: 637, keberadaan Kebun Raya Baturraden. Adapun stasiun 8: 787, stasiun 9: 800, stasiun 10: 916, penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi stasiun 11: 940, stasiun 12: 997, stasiun 13: kepiting yang ada di lereng selatan Gunung 1000, stasiun 14: 1030, stasiun 15: 1083, dan Slamet berdasarkan ketinggian yang berbeda. stasiun 16: 1106 m dpl, sedangkan titik koordinat diperoleh menggunakan Global METODE PENELITIAN Positioning System (GPS) yaitu antara 7° Pengambilan sampel dilakukan pada 24'24.84"S 109°13'42.48"E dan 7°17'59.51"S tanggal 7-9 Februari 2014 di Sungai Banjaran, 109°11'50.06"E. Lokasi 12 bertumpuk dengan Purwokerto-Banyumas. Metode penelitian yang Lokasi 13 karena jaraknya yang sangat dekat digunakan, yaitu Purposive Random Sampling, dengan selisih ketinggian hanya sekitar 3 m. karena kepiting sungai merupakan organisme Peta lokasi penelitian diambil dari Peta yang hidup soliter atau tidak mengelompok Ketinggian Indonesia yang bersumber dari (Cumberlidge 1999; Thiel & Baeza 2001). DIVA-GIS (Gambar 1). Penentuan anak sungai yang ditelusuri diatas Pengambilan sampel menggunakan Sungai Banjaran ditentukan berdasarkan Peta tangan kosong (hand picking) dan alat pancing Rupabumi Indonesia edisi: 1-2000 dengan skala beserta umpan berupa cacing/bekicot. Sampel 1: 25.000 dari Badan Informasi Geospasial yang diperoleh, dimasukkan kedalam alkohol (BIG). Koleksi kepiting dilakukan pada 16 40% untuk fiksasi dan diganti dengan alkohol lokasi dengan berbagai posisi ketinggian, yaitu: 96% untuk preservasi. Data lokasi pengambilan

Gambar 1. Peta lokasi pengambilan sampel.

98 Zoo Indonesia 2019 28(2): 97-111 Kepiting Air Tawar (Decapoda: Brachyura) dari Lereng Selatan Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah sampel ketinggian, dan data ekologi yaitu titik TAKSONOMI koordinat, lebar sungai, dalam sungai, substrat Bangsa Decapoda Latreille, 1802 pasir, lumpur, ukuran batuan (< 10 cm, 10-50 Subbangsa Pleocyemata Burkenroad, 1963 cm, dan >50 cm), dan kanopi. Infrabangsa Brachyura Latreille, 1802 Sampel diidentifikasi di Laboratorium Suku Sesarmidae Dana, 1851 Krustasea, Pusat Penelitian Biologi – LIPI, Geosesarma sp. Cibinong dan disimpan di Museum Zoologicum Gambar 2. A, D Bogoriense (MZB). Pustaka yang digunakan Material. 3 jantan (7,10 × 8,25 - 9,75 × 11,1 untuk identifikasi mengacu pada Bott (1970), mm), 3 betina (6,85 × 7,90 - 7,80 × 8,70 mm), Ng (1989, 2004), Wowor & Tan (2010), dan Ng 12 anakan (5,40 × 6,25 - 3,40 × 3,75 mm) & Wowor (2019). Pengukuran (dalam mm) (MZB Cru 5195), anak sungai Banjaran di yang dilakukan menggunakan Vernier caliper daerah Selada air, lokasi 8, Kalipagu, Desa dengan tingkat ketelitian 0.05 mm adalah Ketenger, Kecamatan Baturraden, Kabupaten panjang karapaks yaitu jarak panjang dari sisi Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, 9 Februari posterior karapaks dan puncak rostrum, dan 2014, kolektor R.T. Hernawati, I.Y. Prasetyo lebar karapaks yaitu jarak terbesar pada lebar & Karso. karapaks (panjang karapaks × lebar Material pembanding. Geosesarma dennerle karapaks). holotipe: jantan (14.4 × 14.0 mm) (MZB Cru 4061) dari Cilacap. Geosesarma hagen HASIL DAN PEMBAHASAN holotipe: jantan (13.9 × 13.3 mm) (MZB Cru Dari 16 lokasi pengambilan sampel, pada 4062) dari Cilacap. Geosesarma noduliferum lokasi 11, 13, 14, 15 dan 16 tidak didapatkan 19 jantan (6,55 × 6,15 - 11,15 × 12,50 mm), kepiting. Hal ini kemungkinan karena lokasi 30 betina (6,05 × 6,70 - 11,15 × 12,80 mm) telah cukup tinggi sehingga kepiting semakin (MZB Cru 5229) dari Bogor. Geosesarma jarang. Walaupun demikian pada stasiun 12 dennerle spesimen voucher: 2 jantan (9,55 × dengan ketinggian 997 dpl masih didapat 1 10,65 – 9,95 × 11,45 mm), 1 betina (10,40 × kepiting jantan dari jenis Terrathelphusa sp. di 11,80 mm) (MZB Cru 5236) dari toko Gunung Slamet. Catatan sebelumnya juga kepiting hias di Jakarta Utara. Geosesarma melaporkan Terrathelphusa dari Baturraden hagen spesimen voucher: 1 jantan (9,75 × ketinggian 1000 m asl (Ng 1989). Namun, 11,90 mm), 1 betina ukuran (10,5 × 11,95 kemungkinan jenis Terrathelphusa sp. dapat mm) (MZB Cru 5235) dari toko kepiting hias ditemukan lebih tinggi dari yang tercatat di Jakarta Utara. dipenelitian ini atau sebelumnya karena jenis Diagnosis. Karapaks berbentuk persegi lain Terrathelphusa kuhli ditemukan di Gunung dengan permukaan memiliki banyak Gede, Cibodas ditemukan pada ketinggian 1400 tonjolan, sedangkan kerutan berada di m dpl (Ng 1989). Selain itu, upaya pengambilan daerah metabranchial dan mesobranchial. sampel juga terhalang medan yang sangat berbahaya berupa tebing dan jurang yang curam Gigi epibrachial hanya satu. Bagian sehingga tidak memungkinkan untuk subterminal merus kaki jalan tidak penelurusuran anak sungai. memiliki duri, melainkan memiliki setae

99 Zoo Indonesia 2019 28(2): 97-111 Kepiting Air Tawar (Decapoda: Brachyura) dari Lereng Selatan Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah

Gambar 2. A, E Jantan capit ungu (9,80 × 10,7 mm) dan betina capit jingga (7,25 × 8,05 mm) Geosesarma sp. (MZB Cru 5195); B, F jantan (10,85 × 11,75 mm) G. noduliferum (MZB Cru 5229); C, G jantan (9,55 × 10,65 mm) G. dennerle dibeli dari dari toko kepiting hias (MZB Cru 5236); D, H betina (10,5 × 11,95 mm) G. hagen dibeli dari toko kepiting hias (MZB Cru 5235). A, E Foto oleh Karso; B-D, F-H foto oleh Hernawati. yang kaku. Pasangan maksiliped ketiga 2015). Akan tetapi, karapaks G. hagen membentuk celah ketika menutup. Daerah berwarna jingga mencolok sedangkan pterigostomial memiliki setae yang padat. karapaks Geosesarma sp. capit jingga dari Abdomen jantan berbentuk segitiga, Gunung Slamet berwarna hitam sepenuhnya. sedangkan abdomen betina membulat. Palpus Geosesarma sp. bercapit ungu sangat mandibula memiliki ujung satu lobus. mirip dengan G. noduliferum dari Bogor yang Distribusi. Distribusi Marga Geosesarma juga mempunyai capit ungu dan karapaks tersebar luas yaitu di Thailand, Malaysia, hitam dan keunguan di sela-sela pangkal kaki Indonesia (Sumatra, Bintan, Jawa, Bali, & jalan, tetapi bisa dibedakan berdasarkan Halmahera), Taiwan dan Filipina (Cai & Ng jumlah tonjolan pada daktilus capit yang 2001; Manuel-Santos et al. 2007; Manuel- berjumlah 7-9 pada Geosesarma sp. vs 11-13 Santos et al. 2016; Naruse & Jaafar 2009; Ng pada G. noduliferum (Ng & Wowor 2019) dan 1992; Ng & Naiyanetr 1992; Ng 1995; Ng & Tan daerah H sampai karapaks bawah pada G. 1995; Ng & Davie 1995; Ng et. al. 2004; Ng 2017). noduliferum licin sedangkan Geosesarma sp. Catatan. Terdapat dua warna mencolok pada kasar. Selain itu, penampakan depan sampel kepiting yang ditemukan, yaitu warna Geosesarma sp. juga mirip G. dennerle dari karapaks hitam atau sedikit abu keunguan, Kabupaten Cilacap dengan mata kuning dan capit ungu dengan mata kuning dan karapaks capit ungu, tetapi karapaks G. dennerle hitam, capit jingga dengan mata berwarna memiliki dua pola warna yang jelas terpisah jingga. Keduanya memiliki jumlah tonjolan yaitu ungu dan kuning sedangkan Geosesarma tuberkel 7-9 pada daktilus. Berdasarkan sp. berwarna satu pola warna hitam atau pengamatan di lapang, warna capit jingga terkadang hitam bergradasi keunguan nampaknya terdapat pada spesimen betina (Gambar 2.). Berdasarkan Ng & Wowor yang biasanya berukuran kecil. Geosesarma (2019), ukuran jantan capit ungu terbesar sp. bercapit jingga mirip dengan G. hagen dari Geosesarma sp. (9,80 × 10,7 mm) lebih kecil Kabupaten Cilacap berdasarkan jumlah dari holotipe jantan G. dennerle (14.4 × 14.0 tonjolan pada daktilus adalah 7-9 (Ng et al. mm), holotype jantan G. hagen (13.9 × 13.3

100 Zoo Indonesia 2019 28(2): 97-111 Kepiting Air Tawar (Decapoda: Brachyura) dari Lereng Selatan Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah mm) (Ng et al. 2015), dan ukuran jantan Material: 1 jantan (24,30 × 29,10 mm), 1 terbesar G. noduliferum (14.5 × 13.5 mm). betina (31,70 × 38,85 mm), Sungai Banjaran, Jenis ini hanya ditemukan pada lokasi 3, Desa Kedungbanteng, Kecamatan ketinggian 787 m dpl. ketika sedang berjalan- Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa jalan di hamparan tanaman selada air atau Tengah. 7 Februari 2014, kolektor: R.T. tidak di dalam air sepenuhnya, sehingga Hernawati & I.Y. Prasetyo (MZB Cru 5189). 2 Geosesarma dapat disebut kepiting air tawar betina (20,70 × 24,70 & 24,50 × 29,60 mm) semiterrestrial. Beberapa ditemukan di balik Sungai Banjaran, lokasi 4, Kalipagu, Desa batu kecil berukuran < 10 cm (Gambar 5C), Ketenger, 8 Februari 2014, kolektor: R.T. selain itu jenis ini juga ditemukan Hernawati & I.Y. Prasetyo (MZB Cru 5190). 1 menggerombol. jantan (31,70 × 39,80 mm), 1 betina (28,30 × Kepiting Marga Geosesarma merupakan 35,45 mm), lokasi 5, Kalipagu, Desa kepiting yang biasa diperjualbelikan sebagai Ketenger, 8 Februari 2014, kolektor: R.T. kepiting hias. Kepastian jenis Geosesarma sp. Hernawati, I.Y. Prasetyo & Karso (MZB Cru capit ungu dan Geosesarma sp. capit jingga 5191). 1 betina (30,00 × 37,15 mm), Sungai yang ditemukan pada penelitian ini akan Banjaran, lokasi 6, Kalipagu, Desa Ketenger, dikonfirmasi lebih lanjut menggunakan DNA 9 Februari 2014, kolektor: R.T. Hernawati, barcoding sedang dilakukan (Hernawati, I.Y. Prasetyo & Karso (MZB Cru 5192). 1 dalam persiapan). betina (21,90 × 26,15 mm) anak Sungai Banjaran, lokasi 7, Kalipagu, Desa Ketenger, Suku Potamidae Ortmann, 1896 9 Februari 2014, kolektor: R.T. Hernawati, Malayopotamon lipkei Wowor & Tan, 2010 I.Y. Prasetyo & Karso (MZB Cru 5193). 1 Gambar 3. A jantan (28,45 × 35,20 mm), anak Sungai Malayopotamon lipkei Wowor & Tan, 2010: Banjaran (Batur Semende), lokasi 9, Kalipagu, 729-731, gb. 1. A-C, 2. A., 3. Desa Ketenger. 9 Februari 2014, kolektor:

Gambar 3. A Jantan Malayopotamon lipkei (28,45 × 35,20 mm) (MZB Cru 5194), B betina Parathelphusa bogorensis (31 × 38,6 mm) (MZB Cru 5187), C jantan P. convexa (23 × 30,25 mm) (MZB Cru 5188). Skala: 1 cm. Foto A-C oleh R.T. Hernawati.

101 Zoo Indonesia 2019 28(2): 97-111 Kepiting Air Tawar (Decapoda: Brachyura) dari Lereng Selatan Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah

R.T. Hernawati, I.Y. Prasetyo & Karso (MZB kepiting ini bisa berbeda berdasarkan substrat Cru 5194). Lokasi 4 - lokasi 9 berada di dan beberapa tahapan hidupnya karena hal itu Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, merupakan strategi umum untuk mecocokkan Provinsi Jawa Tengah. warna atau pola diri dengan lingkungan yang Material pembanding. Malayopotamon biasanya bertujuan untuk menghindari lipkei holotype: male (43.6 × 37.7 mm) (MZB predator (Price dkk. 2019; Stevens dkk. 2014). Cru 2902). Malayopotamon lipkei ditangkap menggunakan Diagnosis. Karapaks berbentuk oval pancing dengan umpan cacing dan bekicot menyilang seperti trapesium dengan karena kepiting ini merupakan kepiting yang permukaan datar dan terdapat banyak kerutan paling agresif dibandingkan yang lainnya atau granul di anterolateral sampai bagian sehingga sulit ditangkap langsung dengan branchial. Memiliki dua gigi/duri pada tangan. Selain itu, M. lipkei juga ditemukan di epibrachial termasuk gigi pada orbit luar mata. substrat pasir dan batu berukuran 10-50 cm Merus pada kaki jalan tidak memiliki duri. bervariasi, kanopi bambu, di bawah batu Pasangan maksiliped ketiga tidak membentuk sekitar tanaman selada air dan beberapa lokasi celah ketika menutup. Daerah pterigostomial tanpa kanopi serta ditemukan sepenuhnya di memiliki setae tersebar, tetapi memiliki dalam air (Gambar 5. B). banyak tonjolan. Abdomen jantan berbentuk segitiga, sedangkan abdomen betina Suku Gecarcinucidae Rathbun, 1904 membulat. Palpus mandibula memiliki ujung Parathelphusa bogorensis Bott, 1970 satu lobus. Gambar 3. B Distribusi. Sejauh ini hanya di ketahui berada Parathelphusa (Parathelphusa) bogorensis di lereng selatan G. Slamet. Pada penelitian ini Bott, 1970: 122-123, Taf. 23 Fig. 72-74; Taf. kepiting ditemukan pada 286-800 m dpl di 31 Fig. 91. Sungai Banjaran dan anak sungai diatasnya. Material. 1 betina (9,5 × 17,55 mm) (MZB Pertama kali ditemukan di sungai Dusun Cru 5186), Sungai Banjaran, lokasi 1, Desa Kalipagu, Desa Ketenger pada ketinggian 670- Bobosan, Kecamatan Purwokerto Utara, 780 m dpl (Wowor & Tan 2010). Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. 7 Catatan. Malayopotamon lipkei yang Februari 2014, kolektor: R.T Hernawati & ditemukan pada ketinggian 286 m dpl. Imam. 1 betina (31 × 38,6 mm) (MZB Cru mempunyai karapas lunak setelah berganti 5187), Sungai Banjaran, lokasi 2, Desa Beji, kulit (molting) dan berwarna merah muda. Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Pada individu dewasa yang ditemukan di Banyumas, Jawa Tengah. 7 Februari 2014, sungai lebar dan berbatu besar (lokasi 3, 4, 5, kolektor: R.T. Hernawati & I.Y. Prasetyo. 6, dan 9), karapaks, kaki jalan, dan capit Material Pembanding. Parathelphusa bogorensis berwarna coklat keunguan-kemerahan Provinsi Banten 9 jantan (16,95 × 21,40 - mencolok, sedangkan yang ditemukan di 29,75 × 37,80 mm) 8 betina (9,60 × 18,10 - aliran-aliran anak sungai bersubstrat lumpur 23,75 × 29,70 mm) 1 anakan (1,00 × 12,40 berpasir, karapaks dan kaki jalan cenderung mm) (MZB Cru 4569) dari Kabupaten Lebak. lebih dominan coklat (lokasi 7). Warna tubuh Provinsi Jawa Barat: 1 jantan (36,95 × 49,75

102 Zoo Indonesia 2019 28(2): 97-111 Kepiting Air Tawar (Decapoda: Brachyura) dari Lereng Selatan Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah mm) 1 betina (48,00 × 63,8 mm) (MZB Cru Distribusi. Parathelphusa bogorensis 123) dari Tjibarangbrang, Djasinga, ditemukan di Provinsi Banten: Kabupaten Kabupaten Bogor; 1 betina (28,90 × 37,65 Lebak; Provinsi Jawa Barat: Kabupaten mm) (MZB Cru 1197) dari Kabupaten Bogor, Indramayu, Garut, Sukabumi dan Kota Sukabumi; 2 jantan (31,00 × 39,85 - 33,25 × Bogor; Provinsi Jawa Tengah: Kabupaten 41,8 mm) 2 betina (24,40 × 30,20 mm & 27,9 Banyumas, Cilacap, Djelok, Jepara, × 34,30 mm) (MZB Cru 3401) dari Kota Purworejo, Salatiga, dan Wonosobo; Provinsi Bogor; 1 individu hancur (Cru 1192) dari Daerah Istimewa Yogyakarta: Kabupaten Kabupaten Garut. Provinsi Jawa Tengah 3 Kulon Progo; Provinsi Jawa Timur: betina (27,85 × 22,75 – 20,10 × 24,80 mm) Kabupaten Pacitan, Malang, Trenggalek, dan (MZB Cru 1225) dari Kabupaten Wonosobo; Tuban; Provinsi Bali: Kabupaten Bangli (Bott 1 jantan (23,95 × 31,10mm) 1 betina (22,60 × 1970; Koleksi MZB; Hernawati dkk. 2013; 29,00 mm) (MZB Cru 1205) dari Kabupaten Hernawati unpublish; Wowor 2010). Jepara; 2 betina (18,55 × 23,50 & 20,20 × Catatan. Parathelphusa bogorensis merupakan 25,00 mm) (MZB Cru 4742) dari Kabupaten krustasea yang biasanya terdapat di daerah Purworejo. Provinsi Daerah Istimewa hulu dan penghuni sungai berarus deras Yogyakarta 1 jantan (42,30 × 56,10 mm) (Wowor 2010). Jenis ini ditemukan pada (MZB Cru 4761) dari Kabupaten Kulon ketinggian 1524 m dpl. di Gunung Arjuna Progo. Provinsi Jawa Timur 1 jantan (25,00 × Kabupaten Pacitan (Bott 1970), sedangkan di 31,80 mm) (MZB Cru 1222) dari Kabupaten Gunung Slamet ditemukan pada substrat pasir, Malang; 1 betina (23,80 × 30,40 mm) (MZB batu berukuran kurang dari 10 cm, sepenuhnya Cru 3051) dari Kabupaten Tuban; 1 jantan di dalam air dan kanopi bambu pada (29,30 × 23,85 mm) (MZB Cru 1195) dari ketinggian 105‒195 m dpl. (Gambar 5. A). Kabupaten Trenggalek. Provinsi Bali 3 jantan Lebar karapaks (38,6 mm) dibandingkan tebal (16,65 × 20,15 - 25,4 × 31,85 mm) 5 betina karapas (13,7 mm) sekitar 2,8 kali, sedangkan (16 × 19,8 - 29,7 ×37,70 mm) (MZB Cru 471) P. convexa sekitar 2,5 kali. Warna karapaks dari Kabupaten Bangli. dan kaki jalan adalah coklat kehijauan, Diagnosis. Karapaks berbentuk oval sedangkan ujung capit berwarna kekuningan. menyilang seperti trapesium dengan permukaan datar. Kerutan terdapat di daerah Parathelphusa convexa (De Man 1879) metabranchial, mesobranchial dan sedikit pada Gambar 3. C epibranchial. Memiliki 3 gigi/duri pada pada Parathelphusa (Parathelphusa) convexa - Bott epibrachial termasuk gigi pada orbit luar mata. 1970: 121-122, Taf. 23 Fig. 69-71, Taf. 31 Merus pada kaki jalan tidak memiliki duri. Fig. 90. Pasangan maksiliped ketiga tidak membentuk Material. 6 jantan (9,10 × 11 - 23 × 30,25 celah ketika menutup. Daerah pterigostomial mm), 6 betina (8,1 × 9,4 - 15,9 × 20,1 mm), 3 pterigostomial tidak memiliki setae atau anakan (4,75 × 6,40 – 6,25 × 7,00 mm), gundul, tetapi memiliki tonjolan yang tersebar. Sungai Banjaran, lokasi 1, Desa Bobosan, Abdomen jantan berbentuk T, sedangkan betina Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten membulat. Palpus mandibula berujung dua lobus. Banyumas, Jawa Tengah, 7 Februari 2014,

103 Zoo Indonesia 2019 28(2): 97-111 Kepiting Air Tawar (Decapoda: Brachyura) dari Lereng Selatan Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah kolektor: R.T. Hernawati & I.Y. Prasetyo 4737) dari Kabupaten Purworejo; 4 jantan (MZB Cru 5188). (13,60 × 16,66 - 21,75 × 28,45 mm) (MZB Material Pembanding. Provinsi Lampung 2 Cru 4980) dari Kabupaten Magelang; 1 jantan jantan (9,45 × 11,25 mm & 30,05 × 41,55 (29,60 × 40,15 mm) 1 betina (15,95 × 20,65 mm) 3 betina (18,80 × 24,65 - 25,90 × 35,15 mm) (MZB Cru 1183) dari Kabupaten mm) (MZB Cru 1215) dari Kabupaten Semarang; 2 jantan (12,95 × 15,75 & 22,50 × Lampung Timur; 10 jantan (7,00 × 8,75 - 29,30 mm) (MZB Cru 1242) dari Kabupaten 16,90 × 21,40 mm) 10 betina (12,55 × 15,70 Jepara; 2 betina (11,15 × 13,60 & 11,10 × - 17,80 × 23,20 mm) (MZB Cru 077) dari 14,25 mm) (MZB Cru 484) dari Kabupaten Kabupaten Pesawaran. Daerah Khusus Ibukota Kudus. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Jakarta 2 jantan (23,90 × 32,15 & 36,1 × 34,10 2 jantan (17,05 × 20,75 mm & 21,00 × 27,05 mm) (MZB Cru 3017) dari Jakarta Jakarta mm) (MZB Cru 1596) dari Kabupaten Selatan. Provinsi Banten 1 jantan (8,60 × Gunung Kidul; 1 jantan (19,80 × 26,45 mm) 11,10 mm) 3 betina (9,30 × 11 - 24,70 × 32,85 (MZB Cru 4981) dari Kabupaten Kulon mm) (MZB Cru 3102) dari Kabupaten Progo. Provinsi Jawa Timur 3 jantan (13,00 × Tanggerang; 3 jantan (12,00 × 14,70 - 20,10 × 16,45 - 19,35 × 21,65 mm) 1 betina (26,00 × 26,25 mm) 1 betina (20,75 × 21,40 mm) 6 34,60 mm) (MZB Cru 5238) dari Kabupaten anakan (17,70 × 8,75-10,00 × 12,05 mm) Malang; 9 jantan (8,65 × 16,60 - 28,35 × (MZB Cru 4579) dari Kabupaten Lebak. 38,50 mm) 8 betina (14,70 × 17,75 - 27,50 × Provinsi Jawa Barat 3 jantan (9,15 × 10,65 - 36 mm) (MZB Cru 4091) dari Kabupaten 25,15 × 32,85 mm) 2 betina (13,50 × 16,35 Pacitan; 1 betina (23,05 × 29,05 mm) (MZB mm & 21,45 × 28,00 mm) (MZB Cru 027) Cru 3938) dari Kabupaten Lumajang; 1 jantan Kabupaten Garut; 2 jantan (20,65 × 26,95 mm (15,65 × 19,90 mm) 1 betina (35,65 × 46,70 & 23,20 × 31,20 mm) 1 betina (23,70 × 30,85 mm) (MZB Cru 3045) dari Kabupaten Tuban; mm) (MZB Cru 4578) dari Kabupaten 2 jantan (9,60 × 19,15 & 26,25 × 36,25 mm) Sukabumi; 1 jantan (26,70 × 35,90 mm) 1 (MZB Cru 473) dari Kabupaten Sidoarjo; 1 betina (30,50 × 41,10 mm) (MZB Cru 3103) jantan (23,00 × 30,70 mm) (MZB Cru 052) dari Kabupaten Bogor; 1 jantan (19,20 × 24,50 dari Kabupaten Bondowoso. mm) (MZB Cru 3030) dari Kota Depok; 2 Diagnosis. Karapaks berbentuk oval jantan (20,00 × 27,40 & 23,05 × 31,35 mm) menyilang seperti trapesium dengan (MZB Cru 1211) dari Kabupaten Bandung permukaan sedikit meninggi. Kerutan terdapat Barat; 1 betina (12,65 × 15,55 mm) (MZB Cru di daerah metabranchial, mesobranchial dan 1188) dari Kota Cimahi; 1 jantan (10,25 × sedikit pada epibranchial. Memiliki 3 gigi/duri 12,85 mm) 1 betina (12,55 × 15,60 mm) pada epibrachial termasuk gigi pada orbit luar (MZB Cru 1241) dari Kabupaten Indramayu. mata. Merus pada kaki jalan memiliki duri. Provinsi Jawa Tengah 3 jantan (19,85 × 25,15 Pasangan maksiliped ketiga tidak membentuk – 21,20 × 26,95 mm) 8 betina (16,00 × 21,25 - celah ketika menutup. Daerah pterigostomial 27,80 × 36,20 mm) (MZB Cru 2562) dari tidak memiliki setae atau gundul, tetapi Kabupaten Wonogiri; 1 jantan (19,30 × 25,25 memiliki tonjolan yang tersebar. Abdomen mm) 1 betina (21,70 × 28,75 mm) (MZB Cru jantan berbentuk T, sedangkan betina

104 Zoo Indonesia 2019 28(2): 97-111 Kepiting Air Tawar (Decapoda: Brachyura) dari Lereng Selatan Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah membulat. Palpus mandibula berujung dua kaki jalan yang berduri pada P. convexa, lobus. sedangkan pada P. bogorensis kaki jalan tanpa Distribusi. Parathelphusa convexa ditemukan duri. Spesimen terbesar jantan memiliki lebar di Provinsi Lampung: Kabupaten Lampung karapaks (30,25 mm) dibandingkan tebal Timur dan Pesawaran; DKI Jakarta di Jakarta karapaks (11,8 mm) sekitar 2,5 kali, Selatan; Provinsi Banten: Kabupaten Lebak sedangkan P. bogorensis 2,8 kali. Spesimen dan Tanggerang; Provinsi Jawa Barat: dikoleksi di Sungai Banjaran dengan arus Kabupaten Bandung Barat, Bogor, Garut, yang lebih lambat, substrat pasir, batu Indramayu, Sukabumi, Kota Depok, dan Kota berukuran kurang dari 10 cm, sepenuhnya di Cimahi; Provinsi Jawa Tengah: Kabupaten dalam air dan kanopi bambu pada ketinggian Cilacap, Jepara, Kudus, Magelang, Purworejo, 105 m dpl. (Gambar 5 A), sedangkan catatan Semarang, dan Wonogiri; Provinsi Daerah koleksi Museum Zoologicum Bogoriense Istimewa Yogyakarta: Kabupaten Gunung ditemukan pada ketinggian 986 m dpl. Di Situ Kidul dan Kulon Progo; Provinsi Jawa Timur: Cisangku Kabupaten Bogor (MZB Cru 3103). Kabupaten Bondowoso, Lumajang, Malang, Pacitan, Sidoarjo, dan Tuban (Koleksi MZB; Terrathelphusa sp. Hernawati dkk. 2013; Wowor 2010). Gambar 4. C Catatan. Jenis ini mirip dengan P. Material. 2 betina (16,35 × 21,3 & 19,35 × bogoriensis yaitu memiliki karapaks 24,55 mm), anak sungai Banjaran, lokasi 10, berbentuk trapesium, abdomen jantan Kalipagu, Desa Ketenger, 9 Februari 2014, berbentuk T, palpus mandibular berujung dua kolektor: R.T. Hernawati, I.Y. Prasetyo & lobus. Akan tetapi, memiliki perbedaan pada Karso (MZB Cru 5196). 1 jantan (13,65 ×

Gambar 4. A. Terrathelphusa chilensis (30,95 × 42,90 mm) dari Tanggerang, Banten (MZB Cru 1213) dalam Ng (1989); B. Jantan (19,60 × 25,45 mm) T. kuhli dari Sancang, Jawa Barat (MZB Cru 1244) dalam Ng (1989); C. Jantan T. chilensis (28,80 × 39,45 mm) dari Cilacap, Jawa Tengah, (MZB 5198) bersebelahan dengan Kabupaten Banyumas; D. Jantan Terrathelphusa sp. (13,65 × 16,8 mm) dari Gunung Slamet Banyumas, Jawa Tengah (MZB Cru 5197) di penelitian ini. Foto A-B diambil oleh D.A. Nugroho, C-D diambil oleh R.T. Hernawati.

105 Zoo Indonesia 2019 28(2): 97-111 Kepiting Air Tawar (Decapoda: Brachyura) dari Lereng Selatan Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah

16,8 mm), anak sungai Banjaran, lokasi 12, T. chilensis (Heller, 1862) yang merupakan Kalipagu, Desa Ketenger, 9 Februari 2014, jenis yang biasanya hidup di dataran rendah kolektor: R.T. Hernawati, I.Y. Prasetyo & dan tercatat keberadaannya di Banyumas dan Karso (MZB Cru 5197). Kedua lokasi berada Tanggerang (Ng 1989) (Gambar 4A), di Kecamatan Baturraden, Kabupaten sedangkan T. kuhli (de Man, 1883) merupakan Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. jenis yang ditemukan di dataran tinggi Material pembanding. 1 jantan T. kuhli pegunungan, sebelumnya tercatat di Gunung (19,60 × 25,45 mm) dari Sancang, Jawa Barat Gede, Cibodas dan Sancang, Jawa Barat (MZB Cru 1244) yang telah ditulis dalam Ng (Gambar 4B) (Ng 1989; Ng & Wowor 2018). (1989). 1 jantan T. chilensis (27,05 × 39,2 Keduanya memiliki karapaks yang mm), 1 betina (30,95 × 42,90 mm), Desa menggembung, namun T. chilensis memiliki Kresek, Karawang, Jawa Barat, Banten (MZB gigi anterolateral yang sangat rendah Cru 1213) yang telah ditulis dalam Ng (1989). dibandingkan T. kuhli. Terrathephusa 21 jantan (30,40 × 41,40 - 17,40 × 23,15 mm), chilensis memiliki karapaks yang licin atau 12 betina (19,05 × 24,40 - 30,00 × 40,30 mm) kerutan tipis, sedangkan T. kuhli memiliki Terrathelphusa chilensis dari Cilacap, Jawa kerutan yang nyata pada anterolateral. Warna Tengah, (MZB Cru 5198). hidup T. chilensis umumnya kuning muda Diagnosis. Karapaks berbentuk oval hingga coklat muda, sedangkan T. kuhli menyilang seperti trapezium dan agak berwarna merah keunguan mencolok untuk menggembung. Kerutan terdapat di seluruh jantan dan coklat putih untuk betina (Ng bagian branchial (epibrachial, mesobranchial 1989). dan metabranchial). Memiliki 2 gigi/duri pada Spesimen Terrathelphusa sp. lebih epibrachial termasuk gigi orbit luar mata. dekat dengan T. kuhli karena sama memiliki Merus pada kaki jalan tidak memiliki gigi gigi yang jelas. pada ketinggian 1400 m dpl. tajam. Pasangan maksiliped ketiga tidak pada substrat lumpur lembut di Gunung Gede. membentuk celah ketika menutup. Daerah Begitu pula dengan Ng (1989) mengidentifikasi pterigostomial memiliki sedikit sekali setae sampel dari Baturraden pada ketinggian 1000 yang sangat pendek dan tersebar, tetapi m asl sebagai T. kuhli. Namun, beberapa memiliki tonjolan yang mengumpul. Abdomen karakter yang membedakan dari Terrathelphusa jantan berbentuk T, sedangkan betina sp. dari Gunung Slamet dengan T. kuhli di berbentuk segitiga. Palpus mandibula berujung Cibodas, Gunung Gede dan Sancang (Ng dua lobus. 1989), diantaranya spesimen dari Gunung Distribusi. Di Pulau Jawa Marga Slamet memiliki lebih banyak kerutan pada Terrathelphusa ditemukan di Jawa Barat: daerah tepi epibranchia (Gambar 4. A vs 4. C) Kabupaten Bogor, Sukabumi, Banten dan l; segment distal dari G2 panjang sekitar 0,67 Indramayu; Jawa Tengah: Kabupaten Cilacap, kali panjang segmen dasar vs. 0,35 kali (Ng Banyumas. (Koleksi MZB; Hernawati 1989). Spesimen jantan Terrathelphusa sp. unpublish; Ng 1898). memiliki karapaks yang lebih ramping atau Catatan. Terdapat dua jenis kepiting Marga hampir kotak (Gambar 4. D) dibandingkan Terrathelphusa di Pulau Jawa, yaitu: karapaks T. kuhli jantan dari Sancang yang

106 Zoo Indonesia 2019 28(2): 97-111 Kepiting Air Tawar (Decapoda: Brachyura) dari Lereng Selatan Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah

Gambar 5. A. Lokasi ditemukannya Parathelphusa bogorensis dan Parathelphusa convexa di ketinggian 105 m dpl di Sungai Banjaran; B. Lokasi ditemukannya Malayopotamon lipkei di ketinggian 560 m dpl. Sungai Banjaran; C. Lokasi ditemukannya Geosesarma sp. di ketinggian 787 m dpl. di hamparan tanaman selada air; D. Lokasi ditemukannya Terrathelphusa sp.di ketinggian 997 m dpl. anak sungai diatas Sungai Banjaran. Foto A-D diambil oleh R.T. Hernawati. cenderung seperti bentuk hati (Gambar 4. B) Terrathelphusa sp. pada penelitian ini ataupun karapaks spesimen jantan dari ditemukan pada aliran anak sungai kecil di Cibodas yang sangat menggembung di bagian atas Sungai Banjaran pada lereng selatan lateral (Ng & Wowor 2018). Kepiting yang Gunung Slamet di ketinggian 916-997 m dpl. berada di Gunung Slamet berwarna coklat Jenis ini ditemukan di pinggiran aliran anak kekuningan hingga coklat tua dengan capit sungai berkanopi lebat, bersubstrat tanah dan putih kejinggaan, sedangkan di Gunung Gede ditemukan bawah batu tanpa air berwarna merah keunguan mencolok untuk menggenanginya sehingga jenis ini disebut jantan dan coklat putih untuk betina (Ng kepiting darat atau terrestrial (Gambar 5. D). 1989). Kerutan Terrathelphusa sp. terdapat di Penelitian lanjutan berdasarkan molekuler seluruh bagian branchial (epibrachial, (DNA) perlu dilakukan untuk memastikan mesobranchial dan metabranchial) nampak jenis dari Jawa Barat dan Jawa Tengah jelas, sedangkan di Terrathelphusa kuhli lebih tersebut. rendah atau tipis. Tonjolan di daerah pterigostomial Terrathelphusa sp. lebih padat Kunci identifikasi kepiting air tawar di dan mengumpul mendekati bagian bawah, lereng selatan Gunung Slamet: sedangkan tonjolan pada Terrathelphusa kuhli Identifikasi kepiting air tawar terutama lebih tipis, sedikit dan tersebar dibagian tengah. menggunakan kepiting jantan. Bentuk

107 Zoo Indonesia 2019 28(2): 97-111 Kepiting Air Tawar (Decapoda: Brachyura) dari Lereng Selatan Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah gonopod sangat penting dalam menentukan A)....POTAMIDAE: Malayopotamon lipkei jenis kepiting karena morfologi dari kepiting - Palpus mandibula dengan lobus berujung sungai cenderung konservatif (Cumberlidge ganda; abdomen jantan berbentuk 1999). Karakter lain yang penting dalam T...... GECARCINUCIDAE...... 3 identifikasi kepiting sungai jantan diantaranya 3. - Gigi di epibrachial berjumlah 2 (termasuk bentuk karapaks, perbandingan mata dengan gigi orbit luar pada mata)……………..….4 karapaks, gigi pada karapaks, lobus mandibula - Gigi di epibrachial berjumlah 3 gigi yang palp, celah, dan bentuk pada maxiiliped nyata (termasuk gigi orbit luar pada mata) ketiga, daerah pterigostomial, bentuk abdomen ……………………………………..….....5 jantan, dan duri pada kaki jalan (Ng 2004). 4. - Gigi di epibrachial terbentuk jelas, tepi Kepiting betina diidentifikasi sesuai karakter anterolateral karapaks menggembung, yang ada dikepiting jantan kecuali bentuk daerah brachial (epibracnchial, mesobranchial, gonopod dan ada tidaknya vulva pada dan metabranchial) bergaris dengan kerutan lebih sternopleonal (Ng & Wowor 2018). jelas...... Terrathelphusa sp. Kunci identifikasi kepiting air tawar - Gigi di epibrachial sangat rendah, tepi lereng selatan Gunung Slamet, Kabupaten anterolateral karapaks menggembung, Banyumas: kerutan daerah branchial (hanya pada 1. - Mata relatif sangat besar untuk ukuran mesobranchial dan metabranchial) sangat halus karapaks, kornea mencapai tepi karapaks, atau hampir licin…...Terrathelphusa chilensis karapaks hampir berbentuk persegi, daerah 5. - Karapaks datar, merus pada semua kaki pterigostomial memiliki setae yang padat, jalan tidak memiliki duri yang tajam dan jelas di ukuran karapaks individu dewasa kecil bagian subterminal dorsal...... Parathelphusa sekitar 9,75 × 11,1 mm (Gambar A-H) bogorensis ………….SESARMIDAE: Geosesarma sp. - Karapaks sedikit menggembung, merus - Mata relatif kecil untuk ukuran karapaks, pada semua kaki jalan memiliki duri tajam kornea tidak mencapai tepi karapaks, dan jelas dibagian subterminal karapaks hampir kotak sampai oval dorsal……....……..Parathelphusa convexa menyilang atau trapesium, daerah

pterigostomial memiliki setae yang tersebar, KESIMPULAN tepi anterolateral tak bergerigi atau dengan Dua jenis yang ditemukan di lereng gigi, lobus atau berduri, ukuran individu selatan Gunung Slamet mengisi relung ekologi dewasa besar sekitar 19,35 × 24,55 mm dan ketinggian yang sama yaitu P. bogorensis pada jenis Terrathelphusa sp. dan 31,70 × dan P. convexa pada ketinggian 105 m dpl., 38,85 mm pada jenis lain sedangkan tiga jenis lain yang ditemukan pada …………………………………...... 2 habitat dan ketinggian berbeda, adalah: 2. - Palpus mandibula dengan lobus berujung Geosesarma sp. ditemukan mulai ketinggian tunggal; abdomen jantan berbentuk segitiga, 787 m dpl., M. lipkei pada ketinggian 286-800 tonjolan di karapaks menyebar merata pada m dpl., dan Terrathelphusa sp. pada daerah gastrik dan brachial (Gambar 3 ketinggian 916-997 m dpl. Penelitian ini

108 Zoo Indonesia 2019 28(2): 97-111 Kepiting Air Tawar (Decapoda: Brachyura) dari Lereng Selatan Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa pemilihan habitat, seperti Editions De L'ird. ISBN 2-7099-1433-6. jenis substrat dan vegetasi yang sangat Pp, 38-40. spesifik pada ketinggian tertentu menentukan Deekae, S. N., & Abowei, J. F. N. 2010. Some distribusi atau keberadaan jenis yang berbeda. age related attributes of Macrobrachium Upaya pengambilan sampel kembali macrobrachion (Herklots, 1851) from harus dilakukan untuk mengetahui karakter- Luubara Creek in Ogoni Land, Niger karakter bentuk dewasa. Selain itu, penelitian Delta, Nigeria. Journal of Biological dengan menggunakan data molekuler (DNA) Sciences, 2(5), 313-322. perlu dilakukan untuk mendapatkan De Man, J. G. 1892. Decapoden des Indischen identifikasi yang akurat bagi Geosesarma sp. Archipels. In: Max. Weber, editor. dan Terrathelphusa sp. dari Gunung Slamet. Zoologischc Ergebnisse einer Reise in Niederlandisch Ost-lndien, (2), 265- UCAPAN TERIMAKASIH 527. Ucapan terima kasih saya ucapkan Esch, R. E., Hartsell, C. J., Crenshaw, R., & kepada I.Y. Prasetyo dan Karso yang telah Jacobson, R. S. 2001. Common allergenic membantu dalam survey penelitian ini. Selain pollens, fungi, , and . itu, saya juga berterima kasih kepada reviewer Clinical Reviews in Allergy and Immunology, 21, yang telah meluangkan waktu untuk menelaah 261–292. karya ilmiah ini. Grinang, J. & P.K.L. Ng. 2015. The identity of the semiterrestrial crab Terrathelphusa DAFTAR PUSTAKA kuchingensis (Nobili, 1901) (Crustacea: Amelia, T., Lestari, W., & Nuryanto, A. 2014. Decapoda: Brachyura: Gecarcinucidae), Distribusi Longitudinal dan Struktur with descriptions of four new species Populasi Rasbora spp. di Sungai from southwestern Sarawak, Borneo, Banjaran Kabupaten Banyumas. Scripta Malaysia. Zootaxa, 3946 (3), 331–346. Biologica, 1(2),167-172. Hernawati, R. T., A. Nuryanto & Indarmawan. Bott, R. 1970. Die süsswasserkrabben von 2013. Kajian Tentang Kekayaan Dan Europa, Asien, Australien und ihre Hubungan Kekerabatan Crustacea Stammesgeschichte. Eine revision (Decapoda) Di Sungai Cijalu Kecama- der Potamoidea und der Parathelphusoidea tan Majenang Kabupaten Cilacap. (Crustacea, Decapoda). Abhandlungen Jurnal Pembangunan Pedesaan, 13(1), der Senckenbergischen Naturforschenden 39 – 48. Gesellschaft, Pp.526, 13. Manuel-Santos, M. R. & Yeo, D. C. J. 2007. Cai, Y., & Ng, P. K. L. 2001. The freshwater A new species of Geosesarma from decapod of Halmahera, Palawan, Philippines (Crustacea: Indonesia. Journal of Biology, Decapoda: Brachyura: Sesarmidae). 21(3), 665–695. Zootaxa, 1607, 63–67. Cumberlidge, N. 1999. The freshwater crabs Manuel-Santos, M., Ng, P. K. L. & Freitag, H. of West Africa: Family Potamonautidae. 2016. Two new species of Geosesarma De Man, 1892 (Crustacea: Brachyura:

109 Zoo Indonesia 2019 28(2): 97-111 Kepiting Air Tawar (Decapoda: Brachyura) dari Lereng Selatan Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah

Sesarmidae) from Palawan, the Philippines. terrestrial crabs of the genera Metasesarma Raffles Bulletin of Zoology, 64, 335– and Geosesarma (Crustacea: Decapoda: 342. Brachyura: Grapsidae) of Ujung Kulon, Naruse, T., & Jaafar, Z. 2009. On a new West Jawa, Indonesia. Tropical species of cavernicolous crab of the Biodiversity, 3(1), 29. Genus Sesarmoides Serene and Soh, Ng, P. K. L. 2004. Crustacea: Decapoda, 1970 (Crustacea: Decapoda: Brachyura: Brachyura (Freshwater Invertebrate of Sesarmidae) from Sulawesi Indonesia. the Malaysian Region). In Yule, C. M., The Raffles Bulletin of Zoology, 57(1), Sen, Y. H. 2004. Freshwater Invertebrates of 183-187. the Malaysian Region. Academy of Sciences Ng, P. K. L. 1989. Terrathelphusa, a new Malaysia, Kualalumpur. genus of semiterrestrial freshwater crabs Ng, P. K. L., Liu, H. C. & C. D. Schubart. from Borneo and Java (Crustacea: 2004. Geosesarma hednon, a New Decapoda: Brachyura: Sundathelphusidae). Species of Terrestrial Crab (Crustacea: The Raffles Bulletin of Zoology, 37 (1 & Decapoda: Brachyura: Sesarmidae) 2), 116-131. from Taiwan and the Philippines. The Ng, P. K. L. 1992. Geosesarma sabanus, a Raffles Bulletin of Zoology, 52(1), 239- New Sesarmine Crab (Decapoda, 249. Brachyura, Grapsidae) from the Forests Naruse, T., & Z. Jaafar. 2009. Geosesarma of Sabah, East Malaysia, Borneo. aedituens, a new terrestrial crab Crustaceana, 63(2), 210-310. (Crustacea: Decapoda: Brachyura: Ng, P. K. L., & P. Naiyanetr. 1992. On a new Sesarmidae) from Bali, Indonesia. The species of Geosesarma de Man, 1892 Raffles Bulletin of Zoology, 57(1), 183– (Crustacea: Decapoda: Brachyura: 187. Grapsidae) from Chanthaburi Province, Ng, P. K. L., Shih, H. T., Naruse, T., & Shy, J. eastern Thailand. Zoologische Mededelingen, Y. 2010. Using molecular tools to 66, 449-452. establish the type locality and distribution of Ng, P. K. L. 1995. On one new genus and the endemic taiwanese freshwater crab three new species of freshwater crabs Geothelphusa chiui Minei, 1974 (Crustacea: Decapoda: Brachyura: (Crustacea: Brachyura: Potamidae), Potamidae and Grapsidae) from Lanjak- with Notes on the Genetic Diversity of Entimau, Sarawak, East Malaysia, Geothelphusa from Eastern Taiwan. Borneo. Zool. Med. Leiden, 69, 57-71. Zoological Studies, 49(4), 544-555. Ng, P. K. L. & Tan, C.G.S. 1995. Geosesarma Ng, P. K. L., C. D. Schubart, & C. Lukhaup. notophorum sp. nov. (Decapoda, 2015. New species of “vampire Brachyura, Grapsidae, Sesarminae), a crabs” (Geosesarma De Man, 1892) Terrestrial Crab from Sumatra, with from central Java, Indonesia, and the Novel Brooding Behaviour. Crustaceana, 68 identity of Sesarma (Geosesarma) (3), 391-395. nodulifera De Man, 1892 (Crustacea, Ng, P. K. L. & Davie, P.J.F. 1995. The Brachyura, Thoracotremata, Sesarmidae).

110 Zoo Indonesia 2019 28(2): 97-111 Kepiting Air Tawar (Decapoda: Brachyura) dari Lereng Selatan Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah

Raffles Bulletin of Zoology, 63, 3-13. 1– Serene, P.R. 1967. Note Preliminaire Sur De 8. doi:10.1093/jcbiol/ruy016 Nouvelles Especes De Sesarma Ng, P. K. L., & Wowor, D. 2018. A new (Decapoda Brachyura). Bulletin Du Mu- genus and new species of a semi- seum National D’Histoire Naturelle, 2e terrestrial freshwater crab from montane Serie, Tome 39 (6): 1084-1095. tropical rainforests in Java, Indonesia Thiel, M., & Baeza, J. A. 2001. Factors affecting the (Decapoda: Brachyura: Gecarcinucidae). social behaviour of Crustaceans living Journal of Crustacean Biology, 1–8. symbiotically with other marine invertebrates: doi:10.1093/jcbiol/ruy016. A Modelling Approach. Symbiosis, 30, Ng, P. K. L. 2017. On the identities of the 163-190. highland vampire crabs, Geosesarma Van Noordwijk, M., Agus, F., Suprayogo, D., foxi (Kemp, 1918) and G. serenei Ng, Hairiah, K., Pasya, G, Verbist, B., & 1986, with description of a new Farida. 2004. Peranan agroforestri phytotelmic species from Penang, dalam mempertahankan fungsi hidrologi Peninsular Malaysia (Crustacea: Decapoda: daerah aliran sungai (DAS). AGRIVITA, Brachyura: Sesarmidae). Raffles Bulletin 26, 1. of Zoology, 65, 226–242. Whitten, T., Soeriaatmadja, R. E., & Afiff, S. Ng, P. K. L., & Wowor, D. 2019. The vampire A. 2013. The Ecology of Java and Bali. crabs of Java, with descriptions of five New York: Tuttle Publishing. new species from Mount Halimun Salak Wowor, D., & Tan, S. H. 2010. Description of National Park, West Java, Indonesia a new species of Malayopotamon bott, (Crustacea: Brachyura: Sesarmidae: 1968 (decapoda, brachyura, potamidae) Geosesarma). Raffles Bulletin of Zoology, from Gunung Slamet, Central Java, 67, 217–246. Indonesia. Studies on , Price, N., Green, S., Troscianko, J., Tregenza, 727-734. T. & Stevens, M. 2019. Background Wowor, D. 2010. Studi Biota Perairan dan matching and disruptive coloration as Herpetofauna di Daerah Aliran Sungai habitatspecific strategies for camouflage. (DAS) Ciliwung dan Cisadane: Kajian Scientific Reports, 9, 7840. Hilangnya Keanekaragaman Hayati. Stevens, M., Lown, A. E., & Wood, L. E. Laporan Akhir Program Insentif 2014. Camouflage and Individual Peneliti dan Perekayasa LIPI Tahun Variation in Shore Crabs (Carcinus 2010. Pusat Penelitian Biologi maenas) from Different Habitats. PLoS Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. ONE, 9, 12. Bogor.

111