PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
ANALISIS USAHA
Budidaya Benih Ikan Lele
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh:
IG Nugroho Widiutomo
NIM: 092214089
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
ANALISIS USAHA
Budidaya Benih Ikan Lele
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh:
IG Nugroho Widiutomo
NIM: 092214089
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
ii PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
iii PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Laporan Tugas Akhir ini kupersembahkan kepada:
Bapakku, Yohanes Nursetyo Wahyono
Mamahku, Theresia Sri Wahyuni
Adikku, Yosep Demas adityo Dan Antonius Yuda Prakoso
iv PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Motto:
“MUMPUNG DIKASIH WAKTU UNTUK BERBUAT, MAKA BERBUATLAH YANG BAIK DAN BERGUNA UNTUK BANYAK ORANG” MENJADI ORANG YANG BISA BERBAGI DAN SELALU TANGAN DIATAS
v PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
vi PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
vii PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir Laporan Pengembangan Usaha ini. Penulis tugas akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma. Dalam penyelesaian tugas akhir ini peneliti banyak dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ, selaku Rektor Universitas Sanata Dharma, 2. Bapak Dr. Herry Maridjo, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, 3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, 4. Bapak John Philio Simandjuntak, S.E., M.M, selaku pembimbing Tugas Akhir Pengembangan Usaha yang telah berbaik hati meluangkan waktu untuk membantu menyelesaikan dan menemukan berbagai solusi dalam pembuatan Tugas Akhir ini. 5. Semua dosen Program Studi Manajemen yang telah membantu penulisan tugas akhir ini. 6. Semua karyawan administratif Fakultas Ekonomi yang telah memberikan kemudahan dalam penyelesaian tugas akhir ini. 7. Yesus Kristus yang telah memberikan berkat kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan tugas akhir ini. 8. Ayahku Yohanes Nursetyo Wahyono dan Ibuku Theresia Sri Wahyuni yang telah mendoakan dan membiayai demi kelancaran dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 9. Semua kawan-kawan di komunitas TKP yang selalu membuat lingkungan positif dan membantu doa serta suport yang telah diberikan.
viii PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
ix PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...... ii HALAMAN PENGESAHAN ...... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...... iv HALAMAN MOTTO ...... v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA .... ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ...... vi HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ...... vii HALAMAN KATA PENGANTAR ...... viii HALAMAN DAFTAR ISI ...... x HALAMAN DAFTAR TABEL ...... xiii HALAMAN DAFTAR GAMBAR ...... xiv HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ...... xv HALAMAN RINGKASAN EKSEKUTIF ...... xvi
BAB I PENDAHULUAN ...... 1 1. Sekilas Tentang Budidaya Benih Ikan Lele ...... 1 2. Latar Belakang Pengembangan Usaha ...... 4
BAB II RENCANA USAHA (BUSINESS PLAN) ...... 5 1. Deskripsi Usaha Budidaya Benih Ikan Lele ...... 5 1.1. Pendirian Usaha ...... 5 1.2. Tujuan Pendirian Usaha ...... 5 1.3. Lokasi Usaha ...... 6 1.4. Modal Usaha ...... 6 1.5. Bentuk Kepemilikan ...... 6 1.6. Bagan Organisasi ...... 7 1.7. Keunikan Usaha Dibanding Usaha Lain Sejenis ...... 7 2. Analisis Pasar ...... 7 2.1. Analisis Kondisi Pasar ...... 7 2.1.1. Konsumen Aktual ...... 7 2.1.2. Konsumen Potensial ...... 8 2.1.3. Pasar Sasaran ...... 8 2.1.4. Prospek Pasar ...... 9 2.2. Analisis Pola Perilaku Pasar Sasaran ...... 10
x PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
2.2.1. Pola Perilaku Pasar Sasaran ...... 10 2.2.2. Pihak-pihak yang Terlibat ...... 11 3. Analisis Industri dan Persaingan ...... 12 3.1. Persaingan Usaha ...... 12 3.2. Posisi Usaha ...... 12 4. Rencana Program Pemasaran ...... 13 4.1. Kondisi Aktual Program Pemasaran ...... 13 4.2. Rencana Program Pemasaran Bulan Oktober 2013 – Maret 2014 16 5. Rencana Program Operasi ...... 18 5.1. Kondisi Aktual Program Operasi ...... 19 5.2. Rencana Program Operasi Bulan Oktober 2013 – Maret 2014 ..... 24 6. Rencana Program Sumber Daya Manusia ...... 25 6.1. Kondisi Aktual Program Sumber Daya Manusia dan Keterampilan Sumber Daya Manusia ...... 25 6.2. Rencana Program Sumber Daya Manusia Bulan Oktober 2013 – Maret 2014 ...... 26 7. Rencana Program Keuangan ...... 27
BAB III RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN 30
BAB IV PROSES DAN HASIL PENGEMBANGAN USAHA ...... 33 1. Kondisi Aktual Indikator Utama Pengembangan Usaha ...... 33 1.1. Kondisi Aktual Pasar Usaha Budidaya Benih Ikan Lele ...... 33 1.2. Pola Perilaku Pasar Sasaran ...... 34 1.3. Kondisi Aktual Industri dan Persaingan ...... 36 1.4. Produk yang Ditawarkan ...... 38 1.5. Proses Produksi ...... 38 1.6. Proses Penjualan ...... 43 1.7. Keterampilan Sumber Daya Manusia yang Diperlukan ...... 44 1.8. Total Penjualan, Biaya, dan Laba Selama Masa Pengembangan Usaha ...... 45 2. Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan Aktual Selama Masa Pengembangan Usaha ...... 46 2.1. Perkembangan Kinerja Pendapatan dan Pengeluaran ...... 46 3. Proses dan Hasil Aktual Implementasi Pengembangan Usaha ...... 48 3.1. Proses ...... 48 3.2. Hasil ...... 49
xi PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB V EVALUASI DAN REFLEKSI PENGEMBANGAN USAHA ...... 51 1. Evaluasi Indikator Utama Pengembangan Usaha ...... 51 1.1. Kondisi Pasar Usaha Budidaya Benih Ikan Lele ...... 51 1.2. Pola Perilaku Pasar Sasaran ...... 51 1.3. Kondisi Aktual Industri dan Persaingan ...... 52 1.4. Produk yang Ditawarkan ...... 52 1.5. Proses Produksi ...... 52 1.6. Proses Penjualan ...... 53 1.7. Keterampilan Sumber Daya Manusia yang Diperlukan ...... 53 2. Evaluasi Kinerja Keuangan ...... 54 2.1. Evaluasi Kinerja Keuangan Berdasarkan Pendapatan dan Pengeluaran Usaha ...... 54 3. Evaluasi Implementasi Program Pengembangan Usaha ...... 55 3.1. Program Pemasaran ...... 55 3.2. Program Operasi ...... 55 3.3. Program Sumber Daya Manusia ...... 56 3.4. Program Keuangan ...... 56 4. Hambatan Dalam Pengembangan Usaha dan Cara Mengatasinya ...... 57 4.1. Hambatan yang Terjadi Selama Masa Pengembangan Usaha ...... 57 4.2. Cara Mengatasi Hambatan-Hambatan ...... 57 5. Refleksi ...... 58 5.1. Suka Duka yang Dialami Pada Masa Pengembangan Usaha ...... 58 5.2. Manfaat yang Dirasakan Setelah Mengalami Proses PengembanganUsaha ...... 60 5.3. Makna yang Dapat Dipetik Selama Masa Pengembangan Usaha Bagi Pengembangan Diri ...... 60
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...... 62 1. Kesimpulan ...... 62 2. Saran ...... 62
DAFTAR PUSTAKA ...... 65 LAMPIRAN ...... 66
xii PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II.1. Rincian Biaya-Biaya yang Dibutuhkan ...... 27 Tabel II.2. Perkiraan Penjualan Benih Ikan Lele ...... 28 Tabel III.1. Rencana Implementasi Program Pengembangan Usaha Budidaya Pembenihan Ikan Lele ...... 31 Tabel IV.1. Rincian Modal dan Sisa Modal Yang Digunakan ...... 46 Tabel IV.2. Hasil Panen Benih dan Pendapatan Kotor yang Diterima .. 46 Tabel IV.3.1. Rincian Biaya-Biaya yang Dibutuhkan Selama Pembuatan Kolam ...... 47 Tabel IV.3.2. Rincian Biaya-Biaya yang Dibutuhkan Selama Pengembangan Usaha ...... 47 Tabel IV.4. Rincian Pendapatan Bersih yang Diterima ...... 48
xiii PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1. Lokasi Kolam Yang akan Digunakan ...... 19 Gambar II.2. Pembagian Kolam ...... 20 Gambar II.3. Lele Jantan ...... 20 Gambar II.4. Lele Betina ...... 20 Gambar II.5. Kolam Penetasan ...... 21 Gambar II.6. Kolam Tampak Samping ...... 21
xiv PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Riwayat Hidup Pemilik Usaha Budidaya Benih Ikan Lele .... 67 Lampiran 2. Gambar Telur yang Menempel Pada Kakaban ...... 70 Lampiran 3. Gambar Semua Kolam ...... 70 Lampiran 4. Gambar Benih yang Sudah Menetas ...... 71 Lampiran 5. Nota-Nota Pembelian ...... 72 Lampiran 6. Nota-Nota Penjualan ...... 76 Lampiran 7. Bukti Dampak Abu Kelud ...... 80
xv PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Budidaya Benih Ikan Lele
IG Nugroho Widiutomo
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Ringkasan Esekutif
“Budidaya Benih Ikan Lele” adalah sebuah bisnis perikanan yang berlokasi di Perumahan Jambusari, Ngaglik, Sleman. Bisnis ini dijalankan dengan tujuan ingin mendapatkan laba sebesar Rp 10.000.000,00 selama masa implementasi program. Empat program untuk mencapai tujuan pengembangan usaha, yaitu program operasi meliputi: pembuatan kolam, pemeliharaan benih, dan panen benih. Program sumber daya meliputi mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang budidaya benih ikan lele dari membaca buku, browsing internet, dan observasi ke tempat budidaya benih ikan lele. Program pemasaran mendapat jaringan tata niaga untuk menjual produk dengan harga yang tinggi. Masa implementasi program adalah bulan Oktober 2013 sampai bulan Maret 2014. Pemilik “Budidaya Benih Ikan Lele” mendapatkan kerugian sebesar Rp 904.250,00 selama masa implementasi. Hasil ini tidak sesuai dengan perkiraan yang diharapkan. Penyebab kegagalan dalam bisnis ini ada dua faktor, yaitu manusia dan alam. Menjalankan usaha ini, pengusaha harus memiliki pengetahuan budidaya benih ikan lele, sehingga bisa mengurangi resiko kerugian.
xvi PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Catfish Breeder
IG Nugroho Widiutomo
Sanata Dharma University
Yogyakarta
Executive Summar
"Catfish Breeder" is a fisheries business located in Jambusari Ngaglik, Sleman. The objective of this business program is to make a profit of Rp. 10,000,000 during the program implementation. There are 4 programs arranged to pursue the business objective. Operation program includes making a catfish pond, maintaining of catfish, and harvesting catfish. The human resource program consists of getting information and knowledge about catfish breeder from reading some books, browsing internet, and observing the established catfish breeder. The marketing program includes identifying the trading system network to sell the product. Those programs were implemented during October 2013 until March 2014. The owner of " Catfish breeder " gets a loss of Rp. 904,250.00 during implementation. The result is far from expected result. The failure comes from the human and nature factors. In running this business, the owner should have knowledge on catfish breeder, to minimize the loss.
xvii PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Usaha yang akan dipilih dan dikembangkan penulis adalah usaha dibidang
perikanan, yaitu budidaya benih lele. Usaha ini dipilih karena pembenihan lele
memiliki potensi dan resiko yang relatif sebanding dengan hasilnya. Modal yang
dikeluarkan pun tidak terlalu besar, namun jika dikerjakan secara serius hasilnya
akan sangat memuaskan. Pertimbangan lainnya dipilih atas beberapa
pertimbangan berikut, diantaranya daya serap pasar yang masih tinggi dan
potensi kebutuhan akan benih lele yang tinggi. Penulis juga ingin mendalami
dunia usaha di bidang perikanan, yang nantinya diharapkan dapat dikembangkan
dan berdampak besar bagi masyarakat sekitar serta pemberdayaan lingkungan
dengan memanfaatkan lahan kosong yang tersedia.
1. Sekilas Tentang Ikan Lele, Penetasan Telur Dan Pemeliharaan Larva Lele
Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang
dan kulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah antara
lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan
Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa
Tengah), dan lele sangkuryang (Sumatra). Sebutan di negara lain ikan lele
dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia),
gura magura (Srilangka), catretrang (Jepang). Dalam bahasa Inggris ikan lele
biasa disebut dengan catfish, siluroid, mudfish, dan walking catfish.
1
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 2
Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di
sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, dan sawah yang
tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan
pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di
tempat-tempat gelap. Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang
sudah di budidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Budidaya
lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1m-800m dpl.
Persyaratan lokasi yang baik untuk budidaya lele, kualitas tanah maupun air
tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai
terutama pengaturan suhu air budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan
yang memiliki ketinggian diatas >800m dpl. Namun, apabila budidaya
dikembangkan dalam skala massal, tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya
menjadi perhatian utama, artinya kawasan budidaya yang dikembangkan
sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat. Budidaya lele, yang
akan saya jalankan menggunakan kolam terpal. Budidaya di bak tembok dan
bak plastik dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah, sumber air dapat
menggunakan aliran irigasi atau air sumur (air permukaan atau sumur dalam),
serta parameter kualitas air juga perlu diperhatikan. Parameter kualitas air yang
baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut: suhu air
yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. Suhu air akan
mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan
serta kelarutan oksigen dalam air dan pH air yang ideal berkisar antara 6-9.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 3
Dalam Budidaya ikan lele di kolam terpal yang perlu diperhatikan adalah
pembuatan kolam dan pembuatan pengeluaran air. Usaha budidaya ikan lele
merupakan usaha yang mudah dijalankan, maka saya beserta teman-teman
berminat akan pengembangan usaha tersebut mencoba budidaya pembenihan
ikan lele di halaman belakang rumah kontrakan.
Harga ikan yang relative stabil dan sudah adanya agen yang ingin
membeli, maka dalam hal pemasaran kami tidak mengalami kendala. Sudah
tersedianya relasi yang potensial memicu saya untuk semakin serius dalam
berwirausaha. Proses penetasan telur merupakan salah satu kegiatan
pembenihan yang bertujuan untuk mendapatkan larva. Keberhasilan penetasan
telur dan pemeliharaan larva akan sangat menentukan keberhasilan proses
pembenihan ikan. Hal ini disebabkan karena larva merupakan salah satu stadia
paling kritis dalam siklus hidup ikan.
Bebarapa faktor yang menyebabkan pemeliharaan larva memiliki tingkat
kesulitan yang paling tinggi dalam pembenihan ikan antara lain adalah (1)
larva memiliki tubuh dan bukaan mulut yang kecil, sehingga dalam pemberian
pakan dan pengelolaan lingkungan relatif sulit; (2) larva membutuhkan pakan
alami, sementara itu kegiatan kultur pakan alami juga mengalami tingkat
kesulitan yang cukup tinggi. Oleh karena itu, perlu diperhatikan faktor-faktor
yang mendukung dalam keberhasilan pemeliharaan larva, seperti padat
penebaran pemeliharaan larva, pengelolaan kualitas air dan pemberian pakan
yang benar.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 4
2. Latar Belakang Pengembangan Usaha
Pemilihan bentuk usaha penetasan dan pembenihan lele ini dilatar belakangi
oleh :
1. Dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan
menggunakan kolam terpal.
2. Teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat,
3. Pemasarannya relatif mudah
4. Modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB II
RENCANA USAHA (BUSINESS PLAN)
1. Deskripsi Usaha Pembenihan Ikan Lele
1.1. Pendirian Usaha
Dengan berbekal keberani saya mencoba dan memulai usaha ini,
saya berusaha untuk mau belajar dari nol, dan menerima kegagalan
sebagai hal yang perlu dipelajari dan dicari akar permasalahannya
mengapa kegagalan tersebut bisa terjadi. Usaha ini bisa menghasilkan
yang terbaik jika saya terus mau mencobanya dan belajar dengan baik.
Sehingga saya bisa membawa usaha ini sebagai salah satu usaha yang
menjanjikan di kemudian hari.
1.2. Tujuan Pendirian Usaha
Tak hanya berpergian saja memiliki tujuan, namun pendirian
usaha juga memiliki tujuan. Tujuan ini merupakan pondasi yang
sangat mendasar, seperti tujuan pendirian usaha ini memiliki tujuan
yaitu ingin belajar dan mendapatkan pengalaman dari usaha ini.
Karena tujuannya belajar, penulis tidak berharap mendapatkan
keuntungan yang lebih besar ataupun berharap besar pada usaha ini,
yang dikarena usaha ini pasti memiliki tingkat kesulitan yang tentunya
belum diketahui. Namun saya berharap dengan berjalannya usaha ini,
penulis akan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berguna,
sehingga penulis dapat melanjutkan usaha ini kedepannya.
5
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 6
1.3. Lokasi Usaha
Usaha ini berlokasikan di halaman belakang rumah kontrakan
karena terdapat lahan/halaman kosong yang tidak terpakai. Sehingga
penulis berpikir akan lebih baik lahan tersebut dapat dimanfaatkan
dengan baik sebagai usaha pembenihan ikan lele. Serta mengingat
lingkungan yang hanya mendapatkan ijin dari RT untuk pembenihan
bukan untuk pembesaran ikan lele. Usaha ini berlokasikan di
perumahan jambusari gg belimbing no 23, ngaglik sleman yogyakarta.
1.4. Modal Usaha
Modal awal untuk mendirikan usaha ini sebesar Rp 1.000.000
namun seiring dengan bertambahnya pemberi modal, maka modal
berkembang menjadi Rp 3.000.000. Modal ini bersifat bertahap sesuai
kebutuhan, sehingga tidak terlalu berat untuk menutup modal sebesar
itu. Usaha ini dijalankan oleh 3 orang, dengan pembagian modal yang
sama besar.
1.5. Bentuk Kepemilikan
Bentuk kepemilikan usaha pembenihan ini merupakan usaha
bersama teman-teman kontrakan. Dimana usaha pembenihan ikan lele
ini dikelola 3 orang. Sehingga 3 orang yang bertanggung jawab penuh
terhadap usaha ini. Semuanya bersepakat untuk melakukan usaha ini
dengan komitmen dan berharap atas hasil yang maksimal sehingga
hasilnya tersebut akan dibagi rata atau adanya profit share seadil-
adilnya.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 7
1.6. Bagan Organisasi
Usaha pembenihan ikan lele ini tidak memiliki bagan organisasi,
disebabkan usaha ini tidak memiliki jumlah sumber daya manusia
yang banyak. Sehingga bagan organisasi sementara ini belum
dibutuhkan. Selain itu juga para pemilik usaha ini merangkap menjadi
karyawan.
1.7. Keunikan Usaha Dibanding Usaha Lain Sejenis
Dalam hal keunikan mungkin penulis bisa menggambarkan di
bagian lokasi usaha. Yaitu usaha pembenihan ikan lele berada di
lingkungan perumahan yang sebenarnya tidak biasa dalam hal
pengembangan usaha pembenihan lele yang jarang ada diperumahan
lainnya.
2. Analisis Pasar
2.1. Analisis Kondisi Pasar
2.1.1. Konsumen Aktual
Usaha pembenihan ikan lele ini memang baru saja berdiri dan
terbilang usaha ini masih baru untuk penulis sendiri. Namun pasar dari
pembenihan ini sudah ada, yaitu dari usaha budidaya ikan yang
dikelola oleh karang taruna dusun sawahan di cangkringan serta dari
kolam pembesaran milik perseorangan di daerah gowok.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 8
2.1.2. Konsumen Pontensial
Konsumen potensial adalah konsumen yang benar-benar
membutuhkan benih untuk dijadikan usaha pembesaran ikan lele.
Yang nantinya, lele yang sudah besar dan siap dijual kepada pemasok
untuk dijadikan ikan konsumsi. Upaya untuk memaksimumkan pilihan
konsumen memerlukan alternatif pilihan dari produk yang beraneka
ragam. Alternatif pilihan yang memungkinkan untuk penawaran benih
ikan lele bisa berupa berbagai jenis ikan lele yang ditawarkan,
misalnya: jenis lele sangkuriang, jenis lele bangkok, dan lain-lain.
Atau berbagai ukuran benih ikan lele yang ditawarkan, seperti: ukuran
benih 2-3 cm, 3-4 cm, 5-6 cm, dan lain-lain.
2.1.3. Pasar Sasaran
Sasaran pemasaran berkaitan erat dengan beberapa pertanyaan,
yaitu: siapa konsumen yang dituju, berapa besar kira-kira
permintaannya, apa yang menjadi motif atas permintaan produk
tersebut, apakah sesuai produk yang dihasilkan dengan selera
konsumen yang dituju, bagaimana kondisi sosial konsumen yang
dituju, dan bagaimana daya belinya. Sasaran utama pemasaran benih
ikan lele adalah :
1. Petani atau pengusaha pembesaran ikan lele,
2. Petani atau pengusaha pembesaran ikan konsumsi lainnya yang
mau beralih ke komoditas ikan lele,
3. Petani atau pengusaha pemula yang mau melakukan usaha di
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 9
bidang perikanan khususnya pembesaran ikan lele,
4. Masyarakat lainnya yang memiliki fasilitas yang memungkinkan
untuk melakukan usaha pembesaran ikan lele.
2.1.4. Prospek Pasar
Usaha pembenihan ini sangat memberikan keuntungan bukan
hanya dari usaha pembenihan saja, melainkan akan ada rantai tata
niaga meliputi: pedagang pengepul, pedagang antar daerah, pedagang
penyebar, sehingga sampai ke konsumen. Memaksimumkan mutu
hidup masyarakat tidak hanya ditentukan oleh mutu, kuantitas, dan
tingkat ketersediaan produk, serta jumlah biaya yang dikeluarkan oleh
konsumen untuk mendapatkan produk tersebut, tetapi juga oleh mutu
lingkungan fisik dan kebiasaan atau kebudayaan setempat. Dari
penjelasan tersebut di atas tidak akan sulit bagi pemasaran benih ikan
lele, karena ikan lele termasuk komoditas perikanan yang cukup
toleran terhadap lingkungan fisik, tidak ada kebudayaan di tempat
mana pun yang menolak keberadaan komoditas ikan lele.
Tak dapat dipungkiri bahwa lele kini telah menjadi salah satu
komoditas perikanan yang patut diperhitungkan. Data menunjukan
bahwa permintaan lele untuk jabotabek mencapai 150 ton per hari,
sedangkan daerah istimewa Yogyakarta permintaan lele mencapai 50
ton per hari. Bila ditabulasikan, akan didapat data permintaan yang
cukup tinggi menunjukan betapa besarnya peluang usaha budidaya
lele skala rumah tangga.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 10
Tahun Produksi Nilai (Juta Rupiah) (Ton) 2009 200.000 2.000.000 2010 270.600 2.706.000 2011 366.000 3.660.000 2012 495.000 4.950.000 2013 670.000 6.700.000 2014 900.000 9.000.000 Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan (2009)
2.2. Analisis Pola Perilaku Pasar Sasaran
2.2.1. Pola Perilaku Pasar Sasaran
a. Waktu pembelian biasanya dilakukan oleh pasar sasaran pada saat
menjelang hari-hari besar seperti pada saat 2-3 bulan sebelum natal
dan tahun baru karena pada saat tersebut permintaan ikan lele
konsumsi meningkat sehingga harga meningkat. Pembelian juga
dapat dilakukan pada saat selesai panen atau pada hari-hari biasa
dalam 3 ukuran benih yaitu: 2-3 cm, 3-4 cm, 5-6 cm.
b. Kuantitas setiap pembelian tergantung dari hasil panen benih lele.
Untuk mendapatkan benih ukuran 2-3 cm, dibutuhkan waktu
sekitar 20 hari sejak penetasan telur. Sementara pada ukuran 3-4
cm, hanya perlu menambah masa pemeliharaan menjadi 25 hari.
Untuk ukuran 5-6 cm, diperoleh dengan waktu pemeliharaan
sekitar 30-35 hari. Pembayaran dapat dilakukan secara langsung
saat penulis menjual hasil panen kepada konsumen.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 11
2.2.2. Pihak-Pihak yang Terlibat
a. Initiator, pihak-pihak yang berperan sebagai initiator adalah
beberapa relasi yang sudah siap bekerjasama dalam pengambilan
benih ikan lele.
b. Influencer, pihak yang memiliki pengaruh besar terhadap
pembelian oleh pasar sasaran adalah adanya kualitas dari benih
ikan lele itu sendiri, sehingga konsumen menjadi tertarik untuk
mengambil benih ikan lele ditempat kami.
c. Decider, pihak yang berperan sebagai decider atau pengambil
keputusan pembelian pada usaha ini adalah konsumen itu sendiri
yaitu petani lele atau pedagang pengepul.
d. Buyer, pihak yang berperan sebagai buyer atau pembeli pada usaha
pembenihan ikan lele adalah pasar sasaran (Teman TKP Mas Bayu
dan Mas Hartanto karang taruna dusun sawahan).
e. User, pihak yang berperan sebagai user atau pengguna pada usaha
pembenihan ikan lele adalah Teman TKP Mas Bayu dan Mas
Hartanto karang taruna dusun sawahan.
f. Evaluator, pihak-pihak yang berperan sebagai evaluator usaha
pembenihan ikan lele adalah para pedagang pengepul (Teman TKP
Mas Bayu dan Mas Hartanto karang taruna dusun sawahan).
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 12
3. Analisis Industri dan Persaingan
3.1. Persaingan Usaha
3.1.1. Pesaing dari Usaha Sejenis
Persaingan merupakan suatu hal yang wajar dalam bidang
usaha. Apalagi usaha di bidang perikanan, karena usaha di bidang
perikanan umumnya tidak mengenal monopoli, jadi semua pihak bisa
bersaing bebas di pasaran. Oleh karena itu perlu dipikirkan bagaimana
agar kegiatan usaha yang akan dilakukan produknya dapat laku
dipasaran. Dalam membangun usaha ini, penulis tidak menemukan
pesaing di usaha ini. Karena kebutuhan akan benih sangat dibutuhkan
sekali di pasar sasaran.
3.1.2. Pesaing dari Usaha Tidak Sejenis
Pesaing dari usaha tidak sejenis bagi usaha dibidang ini cukup
bervariasi. Usaha ini merupakan usaha yang ada subtitusinya. Seperti
usaha bahan pangan misalnya ikan nila, ikan bawal, dan ikan yang
merupakan bahan pangan subtitusi yang mengandung gizi sama
dengan ikan lele.
3.2. Posisi Usaha
Terdapat 4 kategori dalam strategi pemasaran kompetitif yaitu,
market leader, market challenger, market follower, dan market nicher.
Posisi usaha ini sendiri dalam strategi pemasaran kompetitif masuk
dalam kategori market follower. Market follower adalah perusahaan–
perusahaan nomor 3 yang selalu berusaha memperoleh pangsa pasar
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 13
dan laba yang stabil dengan mengikuti tawaran produk, harga, saluran
distribusi, dan program pemasaran pesaing. Market follower
mempunyai ciri secara terus menerus mengikuti cara–cara perusahaan-
perusahaan market leader dalam menawarkan produk,menetapkan
harga, dan menentukan saluran distribusi serta belajar dari
pengalaman market leader dalam mengembangkan produk baru serta
program pemasarannya. Sedangkan perusahaan-perusahaan market
leader dan market challenger yang menjadi pesaing berat bagi usaha
penulis berada di kawasan Kaliurang, Sleman. Perusahaan-perusahan
tersebut memiliki kapasitas produksi yang lebih besar, memiliki
pangsa pasar lebih luas, serta sudah dapat mengolah produk mereka
menjadi lebih bervariasi.
4. Rencana Program Pemasaran
4.1. Kondisi Aktual Program Pemasaran
4.1.1. Produk yang Ditawarkan
Produk yang ditawarkan dalam usaha ini adalah benih ikan lele.
Karena benih ikan lele bukan merupakan produk akhir dari proses
budidaya ikan lele, melainkan produk antara yang selanjutnya harus
dibesarkan menjadi ikan lele ukuran konsumsi. Konsumen benih ikan
lele adalah petani atau pengusaha pembesaran ikan lele yang
memelihara benih ikan lele sampai ukuran konsumsi. Pada usaha ini
penulis memiliki obsesi dalam pemasaran benih lele mencapai
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 14
100.000 benih ikan lele yang terjual. Sehingga pencapaian target ini
menjadi target penulis sendiri, agar dapat berusaha meningkatkan
pemasaran dan produksinya.
4.1.2. Distribusi
a. Lokasi Usaha
Usaha yang akan dijalankan terletak di kawasan perumahan
Jambusari Ngaglik Sleman dengan memanfaatkan lahan kosong di
belakang rumah kontrakan yang sudah tidak dipakai. Alamat rumah
tersebut yaitu di Perum Jambusari jalan belimbing No. 23, Ngaglik,
Sleman Yogyakarta. Lokasi saat ini hanya dipakai sementara saja.
Penulis masih mencari lokasi yang lebih baik lagi demi kelanjutan
usaha pembenihan ikan lele ini. Lagi pula lokasi saat ini hanyalah
rumah kontrakan, jika masa kontrak harus segera pindah dari
lokasi. Lokasi di rumah kontrakan tersebut ideal untuk pembenihan
ikan lele karena kondisi lingkungan yang tidak terlalu panas dan
dingin. Selain itu dekat dengan dengan sungai di belakangnya,
sehingga pembuangan air kolam atau sistem pengurasan kolam
tidak menggangu penghuni rumah kontrakan serta tetangga dan
lingkungan perumahan.
b. Pemasok yang Digunakan
Usaha pembenihan ikan lele membeli indukan dan benih ikan
lele dari karangtaruna di dusun Sawahan Cangkringan Yogyakarta.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 15
Penulis mendapat informasi mengenai pemeliharaan ikan lele dari
pembenihan hingga budidaya ikan lele. Penulis juga berkenalan
dengan salah satu pengelola yang bernama Mas Hartanto dan
belajar mengenai ikan lele dengan beliau. Sebenarnya harga
Indukan ikan lele yang ditawarkan sama saja dengan tempat lain.
Penulis tertarik membeli indukan lele di tempat tersebut karena
kualitas indukan baik, serta indukan yang ada di karangtaruna ini
diambil dari perikanan cangkringan yang sudah jelas kualitasnya
untuk dijadikan indukan.
c. Cakupan Daerah Penjualan
Dalam memasarkan hasil panen benih ikan lele, penulis
hanya fokus kepada para penadah atau pengepul ikan lele besar
sehingga dapat menerima hasil panen benih ikan lele dalam jumlah
yang banyak. Hal ini akan lebih memudahkan penulis sendiri
karena keterbatasan waktu dan tenaga penulis. Lokasi penjualan
yang menjadi target penjualan yang mampu menerima dalam
jumlah banyak atau pengepul benih ikan lele ada 2 tempat yaitu
“Karang Taruna Dusun sawahan” dan Mas Bayu sebagai
pengusaha pembesaran ikan lele yang bertempat di utara JEC.
4.1.3. Promosi
Penulis sengaja tidak melakukan promosi secara besar-besaran. Hal
ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan yang tidak
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 16
bisa dipenuhi karena keterbatasan jumlah produksi. Penulis mencari
sendiri pelanggan atau tempat-tempat untuk penjualan benih ikan lele.
4.1.4. Penetapan Harga
Penetapan harga ikan lele ini mengikuti harga pasar yang
berlaku. Penulis tidak bisa menentukan harga sendiri. Harga benih
ikan lele saat ini ukuran 2-3 cm, 3-4 cm, 4-5cm (Oktober 2013)
mencapai Rp 150,00,00/ekor, 175,00/ekor, Rp 200,00/ekor. Namun
disaat hari-hari besar seperti hari raya Natal dan tahun baru
mengalami peningkatan karena jumlah permintaan melonjak. Jika
harga benih mengikuti harga pasar maka di pengepul benih mana pun
harga jual benih tetap sama. Jika terjadi perbedaan hanya sedikit
selisih perbedaan harga jualnya.
4.1.5. Kekayaan Intelektual
Pengembangan usaha pembenihan ikan lele ini belum memiliki
kekayaan intelektual. Usaha pembenihan ikan lele ini yang akan
penulis kembangkan tidak memiliki ciri-ciri khusus yang
membedakan dengan usaha budidaya benih ikan lele lainnya. Oleh
karena itu, sejauh ini belum diperlukannya pengadaan kekayaan
intelektual bagi usaha ini.
4.2. Rencana Program Pemasaran Bulan Oktober 2013 – Maret 2014
Rencana program pemasaran Oktober-Maret 2014 disusun untuk
mendukung pencapaian tujuan pengembangan usaha Oktober-Maret
2014 yaitu promosi. Rencana ini disusun dengan mempertimbangkan
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 17
ketidaksesuaian antara kondisi aktual dan kondisi idealnya program
pemasaran serta kondisi internal dan eksternal pengembangan usaha
pembenihan ikan lele. Perlu diketahui juga karena keterbatasan waktu
maka perencanaan dan implementasi dilakukan hampir di waktu yang
bersamaan. Hal ini dikarenakan waktu implementasi yang dibutuhkan
cukup lama yaitu sekitar 5 bulan terhitung dari sejak persiapan tempat
sampai panen pembenihan ikan lele. Pada Target yang sudah
ditentukan, penulis ingin mencapai penjualan 100.000 benih ikan lele,
sehingga penulis akan mendapatkan keuntungan yang fantastis. Ini
akan terjadi bila produksi benih pada rencana operasi berjalan dengan
baik dan sesuai rencana.
4.2.1. Promosi
Sama seperti diatas yang sudah dibahas sebelumnya, penulis
sengaja tidak melakukan promosi secara besar-besaran. Hal ini
dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan yang tidak bisa
dipenuhi karena keterbatasan jumlah produksi. Penulis mencari sendiri
pelanggan atau tempat-tempat untuk pembenihan ikan lele ini.
Informasi tempat-tempat penjualan penulis dapatkan dari wawancara
orang yang sudah menggeluti bisnis ini. Setelah mendapat informasi
tersebut kemudian penulis mendatangi tempat yang dimaksud untuk
memastikan pembenihan ikan lele.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 18
5. Rencana Program Operasi
Ikan lele memiliki ketahanan tubuh yang kuat, pada usia 1 bulan lele
sudah bisa bertahan hidup dan mampu hidup pada saat air keruh. Indukan lele
yang memiliki bobot 2-3 kg mampu menghasilkan 70.000 telur. Potensi ini
yang akan dijadikan acuan bagi penulis untuk memperoleh target penjualan
yaitu 100.000 benih yang hidup dan bisa dibudidayakan. Usaha ini masih
tahap awal maka penulis hanya memakai 5 indukan lele, 2 jantan dan 3
betina. Ideal nya indukan terdiri dari 1 : 2, yaitu 1 jantan dan 2 betina. Namun
karena untuk membeli indukan tidak murah maka saya membeli dengan harga
paket (2 jantan dan 3 betina). Proses pemijahan dilakukan pada sore hari
sebelum jam 6 sore, kolam pemijahan harus sudah siap dan hanya bisa diisi
dengan air bening. Pemijahan menghabiskan waktu hanya sebentar saja yaitu
kurang lebih 5-10 menit. Namun biasanya induk jantan akan menyemprotkan
spermanya ke induk betina itu berlangsung pada dini hari sekitar jam 4-6
pagi. Setelah di taruh ke kolam pemijahan pada sore hari, kemudian di pagi
harinya telur-telur ikan lele sudah menempel di media yang penulis sediakan.
Media ini berupa ijuk atau serabut kelapa, telur-telur yang dikeluarkan oleh
induk betina akan menempel pada ijuk atau kakaban, karena telur ikan lele
bersifat andesit (mudah menempel pada media). Kakaban merupakan alat
bantu untuk tempat menempelnya telur lele pada saat pemijahan. Kakaban
terbuat dari ijuk yang disusun rapih kemudian dijepit menggunakan bambu.
Secara umum panjang kakaban sekitar 1 m, sedangkan lebar ijuk 25-30cm.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 19
5.1. Kondisi Aktual Program Operasi
5.1.1. Peralatan dan Bahan Baku yang Digunakan
Peralatan yang digunakan untuk membuat kolam yaitu:
a. Cangkul
b. Skop
Bahan baku yang digunakan untuk persiapan pembuatan kolam terpal.
Berikut bahan yang dipakai untuk pembuatan kolam terpal:
a. Bambu
b. Batako
c. Semen
d. Pasir
e. Tali Nilon
f. Garam
g. Terpal
Peralatan dan bahan baku yang digunakan selama masa pemijahan
hingga penetasan telur sampai panen benih lele :
a. Hapa
b. Scoopnet
c. Kekaban
d. Ember
e. Selang
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 20
5.1.2. Proses Produksi
a. Tahap Persiapan Kolam Terpal
Tempat kolam terpal yang akan di gunakan memiliki panjang
12 m dan lebar 2,8 m. Dibagi menjadi 2 kolam indukan, 1 kolam
pembesaran, 1 kolam pemijahan, dan 3 kolam penetasan telur.
Kolam terpal yang digunakan yaitu dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar II.1 Kolam Ikan Lele
Gambar II.2 Kolam Terpal
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 21
Gambar II. 3 Induk Jantan
Gambar II. 4 Induk Betina
Gambar II. 5 Media Ijuk untuk tempat telur
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 22
Gambar II. 6 Kolam dengan tutup terpal
b. Proses Pemijahan
Proses pemijahan induk ikan lele ada beberapa macam :
I. Secara suntik
II. Alami
Masing-masing pemijahan tersebut mempunyai kelebihan
maupun kekurangannya, dan yang akan kami lakukan adalah secara
alami yaitu sebagai berikut:
1) Persiapan kolam pemijahan, air kami tendon selama sehari
semalam dikarenakan kami mempergunakan air PDAM dimana
air tersebut banyak mengandung kaporit, yang akan sangat
berpengaruh terhadap telur yang keluar dari induk jantan.
2) Pemasangan kakaban (ijuk) sebagai tempat telur ikan.
3) Pemberian garam pada air sebagai densinfektan, karena telur
maupun larva masih sangat rentan terhadap penyakit.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 23
4) Penangkapan induk jantan maupun induk betina yang telah
matang gonad (biasanya dilakukan pada sore hari diatas jam
16.00) dengan hati-hati untuk menghindari stress dan luka.
5) Induk jantan dan betina dimasukkan ke kolam pemijahan dan
ditutup rapat karena ikan lele kalau berpijah pada suasana gelap
dan tenang. Bisa juga dibantu dengan waterpump untuk memacu
birahi indukan.
6) Pengontrolan kakaban sebaiknya dilakukan pada jam 22.00
karena biasanya kakaban ada yang mengambang (ini
berpengaruh terhadap pemijahan itu sendiri maupun terhadap
telur yang menempel tidak akan jadi larva).
7) Pengontrolan dilakukan lagi pada pagi hari nya (indukan yang
saling cocok akan memijah pada rentang waktu jam 22.00
hingga jam 03.00).
8) Bila kakaban ( ijuk ) sudah banyak telur ikan yang menempel
berarti indukan jantan maupun betina harus segera diangkat
karena bila terlambat maka indukan tersebut akan memakan
telur telur tersebut (pastikan sampai telur sudah keluar
semuaatau pemijahan tersebut sudah selesai).
9) Bila indukan sudah diangkat, beri naungan kolam tersebut
hingga tidak kena panas matahari maupun hujan karena ini
sangat berpengaruh sekali terhadap penetasan telur itu
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 24
sendiri,setelah itu beri waterpump sebagai penambah oksigen
terlarut dalam air.
10) Telur akan menetas dengan rentang waktu 24jam, tergantung
dari suhu air maupun oksigen yang terlarut dalam air.
5.1.3. Teknologi dan Keterampilan
Teknologi yang dipakai selama proses produksi masih memakai
cara-cara tradisional. Hal ini dikarenakan keterbatasan modal pemilik.
Peralatan yang canggih tentu menuntut biaya yang tidak sedikit agar
bisa memperoleh peralatan tersebut. Selama proses produksi penulis
hanya memakai peralatan seadanya sehingga dapat menekan biaya
peralatan. Penulis juga memakai bahan-bahan yang sudah tidak
terpakai seperti baner atau back drop bekas untuk menutupi kolam
agar teduh.
Keterampilan tenaga kerja yaitu pengetahuan akan pemeliharaan
indukan dan telur selama proses produksi benih ikan lele sangatlah
diperlukan. Maklum saja karena penulis masih awam akan
pengetahuan pembenihan ikan lele. Agar rencana berjalan baik maka
penulis harus belajar mengenai hal ini. Agar dapat memiliki bekal
pengetahuan yang cukup maka penulis mencari informasi melalui
internet, wawancara kepada orang yang berpengalaman mengenai
pembenihan ikan lele, dan observasi ke tempat budidaya ikan lele
serta karangtaruna budidaya ikan di daerah yogyakarta.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 25
5.2. Rencana Program Operasi Bulan Oktober 2013 – Maret 2014
Rencana program operasi bulan oktober 2013 – Maret 2014.
Pada bagian ini pengeluaran keuangan pastinya sangat dibutuhkan
sesuai kebutuhan, dimana pada kebutuhannya ini tidak memerlukan
biaya sedikit. Pada bagian ini usaha ini akan mengeluarkan
pengeluaran yang besar. Namun bila tidak direncanakan atau dikelola
justru pengeluarannya makin tidak sesuai dengan kebutuhan, bisa
kekurangan bahkan berlebihan. Untuk itu sangat penting tujuan
penulis merencanakan program operasi ini. Pada bulan oktober 2013
penulis akan fokus pada persiapan usaha dan persiapan pembuatan
kolam.
6. Rencana Program Sumber Daya Manusia
6.1. Kondisi Aktual Program SDM dan Keterampilan SDM
6.1.1. Kondisi Aktual Program Sumber Daya Manusia
Pada dasarnya sebuah usaha yang memerlukan sumber daya
baik dalam arti banyak adalah usaha yang benar-benar sudah
memasuki kategori usaha berskala besar. Yaitu dengan tingkat
produksi yang besar, sehingga memerlukan sumber daya yang tidak
sedikit. Usaha yang akan dijalankan ini masih dalam tahap awal dan
berskala kecil maka tidak perlu penambahan karyawan. Pemilik
sekaligus karyawan yang berjumlah 3 orang cukup untuk menjalankan
usaha pembenihan ikan lele ini. Hal ini juga dikarenakan penulis
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 26
sendiri belum mampu memberi upah untuk karyawan. Jika
memerlukan bantuan orang lain maka penulis akan meminta bantuan
kepada teman-teman penulis.
6.1.2. Keterampilan Sumber Daya Manusia
Pengetahuan akan usaha pembenihan ikan lele sangatlah
diperlukan. Maklum saja karena penulis masih awam akan
pengetahuan dibidang ini. Agar rencana berjalan baik maka penulis
harus belajar mengenai hal ini. Penulis harus dapat memiliki bekal
pengetahuan yang cukup maka penulis mencari informasi melalui
internet, wawancara kepada orang yang berpengalaman mengenai
usaha yang akan digeluti, dan observasi ke tempat pembenihan ikan.
Keterampilan yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha ini cukup
banyak. Seperti harus bisa membuat kolam, membedakan jenis ikan
lele betina maupun jantan, kapan waktunya harus dipijah, waktu
kapan memberi pakan, jenis pakan, memelihara indukan sampai pada
memelihara telur-larva sehingga menjadi benih siap jual, dan yang
paling luar bisa adalah bagaimana menangkap indukan lele yang besar
besar untuk di pindahkan ke kolam pijah. Karena untuk menangkap
indukan lele itu sendiri tidaklah mudah.
6.2. Rencana Program Sumber Daya Manusia Bulan Oktober 2013 –
Maret 2014
Pada usaha yang akan penulis kembangkan terutama pada aspek
sumber daya manusianya sebenarnya masih kekurangan tenaga dalam
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 27
pemeliharaan indukan sampai pada benih lele. Paling tidak tenaga
yang dibutuhkan minimal 2 orang yang benar-benar memiliki waktu
yang banyak untuk fokus pada usaha ini. Tetapi karena usaha ini
masih awal, penulis tidak berani memberi upah kepada tenaga kerja
tersebut karena hasil dari usaha ini belum tampak dan hanya perkiraan
saja. Penulis berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menjalankan
usaha ini bertiga bersama teman-teman. Bagaimanapun dengan SDM
yang ada kita harus mampu menghasilkan banyak benih. Meskipun
tidak semua patner penulis memiliki waktu yang intensif, namun
penulis berusaha untuk konsisten pada jadwal kerja yang sudah dibuat,
misalnya memberi pakan di pagi hari. Jika membutuhkan bantuan
penulis akan meminta kepada patner yang benar-benar bisa dan
memiliki waktu luang. Sedangkan pengetahuan teknis dalam masa
pembenihan di usaha ini, penulis dapatkan dari beberapa buku yang
dibeli, internet dan wawancara kepada orang yang sudah
berpengalaman di bidang ini.
7. Rencana Program Keuangan
Penyusunan rencana program keuangan perlu direncanakan dalam
setiap usaha. Dengan rencana program keuangan maka biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam pengembangan usaha dapat dialokasikan dengan tepat,
dikontrol dan tahu jumlah biaya yang harus dikeluarkan. Dana yang
digunakan untuk pengembangan usaha berasal dari dana tabungan pribadi
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 28
pemilik. Dalam rencana program keuangan, akan ditunjukkan rencana
program keuangan selama pengembangan bulan Oktober 2013 – Maret 2014.
Tabel II.1 Rincian Biaya-Biaya yang Dibutuhkan No Keterangan Sub Total 1 Pembangunan Kolam Benih Lele Rp 500.000 2 Kebutuhan Utama (Indukan Lele) Rp 800.000 3 Kebutuhan Pangan Benih Rp 150.000 4 Perlengkapan Rp 200.000 5 Peralatan Rp 400.000 6 Lain-Lain Rp 150.000 Total Biaya yang rencana akan dikeluarkan Rp 2.200.000
7.1. Perkiraan Biaya Penyusutan Peralatan dan Pendapatan Bersih
a. Nilai ekonomis peralatan 4tahun = 48 bulan.
b. Biaya penyusutan peralatan (Pom Sumur) / 6 bulan:
Rp 400.000,00 / 48 x 6 = Rp 50.000,00
c. Total biaya produksi dan biaya penyusutan peralatan:
Rp 2.200.000,00 + Rp 50.000,00 = Rp 2.250.000,00
Tabel II.2 Perkiraan Penjualan Benih Lele
Harga Per Ekor Panen Banyaknya Sub Total Benih Lele I 7500 ekor Rp 175 Rp 1.312.500 II 8500 ekor Rp 175 Rp 1.487.500 Total Perkiraan 16000 ekor Rp 175 Rp 2.800.000 Panen Keterangan: a. Perkiraan hasil panen tersebut bersumber dari pengalaman seorang petani benih lele yang penulis wawancarai dan internet. b. Tabel tersebut merupakan tabel perkiraan hasil panen dari 3 ekor indukan dengan perkiraan tiap betina menghasilkan 70.000 benih. c. Perkiraan harga benih lele berdasarkan harga pasar pada saat Oktober 2013.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 29
Perkiraan Pendapatan Bersih:
Rp 2.800.000,00 - Rp 2.200.000,00 = Rp 600.000,00
7.2. Analisis Break Event Point
Analisa BEP adalah alat yang digunakan untuk menentukan
besaran harga dan anggaran yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan
untuk mencapai BEP. Dalam melakukan analisa BEP, perusahaan
akan meperoleh volume produksi, penjualan, dan keuntungan yang
akan diperoleh, serta waktu yang diperlukan untuk mencapai BEP.
a. BEP Produksi = Total biaya produksi / harga per ekor
= Rp 2.200.000 / 175
= 12.571, 43 ekor benih Keterangan: Artinya budidaya benih lele tidak mendapat untung dan juga tidak mengalami kerugian bila jumlah produksi sebesar 258,428 kg.
b. BEP Harga = Total biaya produksi / jumlah produksi
= Rp 2.200.000 / 16.000 ekor
= Rp 137,5 Keterangan: Artinya usaha ini tidak mendapatkan untung dan juga tidak mengalami kerugian bila harga jual Rp 137,5 per ekor benih.
7.3. Rencana Program Keuangan Bulan Oktober 2013 – Maret 2014
Rencana program keuangan yang disusun akan mendukung
program pengembangan usaha budidaya benih lele pada bulan
Oktober 2013–Maret 2014 dalam mencapai tujuan. Rencana keuangan
ini juga mempertimbangkan faktor eksternal dan internal pada usaha
ini. Sedangkan target perolehan keuntungan bersih yang ingin
diperoleh dalam usaha ini paling tidak sebesar 50% dari Rp
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 30
600.000,00 atau sesuai dengan perhitungan perkiraan pendapatan
penjualan benih lele.
7.3.1. Rencana Kebutuhan Pembiayaan Bulan Oktober 2013 – Maret
2014
Untuk memenuhi pendanaan yang dibutuhkan dalam
pengembangan usaha budidaya benih lele, perlu juga direncanakan
sumber pendanaan tersebut. Seperti telah dikatakan di latar belakang
pengembangan usaha, tepatnya pada pengembangan aspek keuangan,
dalam pengembangan usaha ini pemenuhan kebutuhan pembiayaan
berasal dari uang tabungan pribadi penulis sendiri. Dana tersebut akan
dialokasikan untuk pembangunan kolam benih, indukan lele dan
peralatan. Rincian tersebut dibahas pada tabel rincian biaya-biaya
yang dibutuhkan.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB III
RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA
Usaha ini akan sesuai rencana bila disusun terlebih dahulu rencana program-
program yang akan menunjang bagaimana usaha ini berjalan. Seperti rencana
implementasi harus sesuai dengan keadaan aktualnya. Namun sebelum masuk ke
keadaan sebenarnya, penulis akan menggambarkan beberapa program yang akan
direncanakan. Dengan rencana implementasi program pengembangan usaha, akan
menjadikan pelaksanaan setiap program menjadi teratur baik dari segi waktu,
tenaga maupun biaya. Yang terpenting dengan adanya rencana implementasi
program pengembangan usaha, pencapaian tujuan suatu program akan dapat
dengan mudah diukur keberhasilannya, karena dengan rencana implementasi
program pengembangan usaha indikator-indikator pencapaian tujuan program
tergambarkan dengan jelas. Mengenai gambaran rencana implementasi program
pengembangan usaha dapat kita lihat dengan lebih jelas seperti dalam tabel yang
akan ditampilkan berikut ini.
30
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKANMERUPAKAN TINDAKANTINDAKAN TIDAKTIDAK TERPUJITERPUJI
31
Rencana Implementasi Program Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Lele Waktu No. Nama Program Rincian Program Tujuan Program Pelaksanaan Biaya Program Indikator Keberhasilan Program Program Menentukan lokasi yang cocok, tenaga kerja, dan Ruangan menjadi bersih dan mudah 1.1. Persiapan Usaha Pembenihan Oktober 2013 - sarana penunjang untuk usaha pembenihan. untuk dibentuk kolam pembenihan Mendapatkan bahan baku untuk pembuatan kolam, 1.2. Persiapan Kolam Oktober 2013 Rp 1.250.000,00 Mendapat bahan/material serta alat-alat penunjang pembuatan kolam.
1.3. Membeli Indukan Mendapatkan indukan dengan kualitas baik Oktober 2013 Rp 800.000,00 Mendapatkan indukan yang berkualitas Memberikan pakan sesuai kebutuhan serta menjaga 1.4. Memelihara Indukan Oktober 2013 Rp 150.000,00 Indukan lele siap melakukan peneluran Rencana Program indukan agar tetap sehat dan siap unttuk dipijah 1. Operasi 1.5. Melakukan Pemijahan Agar mendapatkan hasil telur yang maksimal November 2013 - Induk lele berhasil dipijahkan Memberikan banyak benih dan penetasan telur 1.6. Penetasan Telur November 2013 - Penetasan telur berhasil berhasil hingga 70% Memberi pakan sesuai kebutuhan umur larva 1.7. Pemeliharaan Larva November 2013 - Hasil panen benih lele sesuai perkiraan hingga menjadi benih siap jual Sortasi dilakukan untuk memisahkan ukuran benih 1.8. Sortasi Benih Desember 2013 - Terdapat ukuran benih yang sesuai lele. Memberikan kualitas benih yang terbaik sesuai 1.9. Pemanenan Desember 2013 - Panen benih lele mendekati perkiraan ukuran siap jual kepada konsumen 2.1. Mencari dan belajar dari buku, Rencana Program mempunyai pengetahuan yang cukup dan tahu 2. internet, dan wawancara langsung Oktober 2013 - Mendapat pengetahuan SDM tentang cara-cara usaha benih lele dengan pelaku usaha benih lele. 3.1. Alokasi dana kepada tiap Rencana Program 3. program pengembangan sesuai Kebutuhan akan biaya terpenuhi Oktober 2013 - Dana terpakai sesuai alokasi Keuangan kebutuhan 4.1. Mencari pedagang pengepul Rencana Program Desember 2013 – 4. dan usaha perorangan budidaya Hasil panen dapat terjual dengn harga yang baik - Mendapat harga yang tinggi Pemasaran Januari 2014 lele.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 32
Dari tabel di atas terdapat 4 program rencana implementasi yaitu program
operasi, program sumber daya manusia, program keuangan, dan program
pemasaran. Pada program operasi adalah bagian program yang paling banyak
memiliki rincian program dan memerlukan biaya paling tinggi. Hal ini
dikarenakan usaha pembenihan lele ini masih dilakukan sendiri bersama teman-
teman satu kontrakan dan penulis masih dalam tahap awal pengembangan usaha.
Pada program sumber daya manusia penulis yang sekaligus menjadi tenaga kerja
yang akan menjalankan usaha ini belum mempunyai bekal pengetahuan yang
cukup. Untuk itu program sumber daya manusia memiliki tujuan mendapat
informasi dan pengetahuan yang selengkap mungkin dan melatih penulis agar
dapat menjalankan bisnis ini dengan lancar. Disamping itu juga tidak lupa akan
terus belajar dan mau berani mencoba.
Penulis mendapat informasi dan pengetahuan tentang budidaya benih ikan
lele dari internet, observasi ke tempat pembudidaya ikan di daerah cangkringan,
dan wawancara kepada seorang pemuda yang bernama mas Hartanto. Penulis
sudah dapat menyediakan modal sendiri dan dibebankan kepada 2 (dua) teman.
Modal tersebut berasal dari tabungan pribadi penulis. Kemudian yang terakhir
adalah program pemasaran. Pada program ini penulis berharap mendapat jaringan
tata niaga meliputi, pedagang pengapul, pedagang antar daerah, pedagang
penyebar, dan langsung ke konsumen. Penulis juga berharap usaha yang
dijalankan mampu menghasilkan keuntungan sesuai rencana yaitu mendapat laba
bersih paling tidak sebesar 50% dari total laba bersih yang diperkirakan.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB IV
PROSES DAN HASIL PENGEMBANGAN USAHA
1. Kondisi Aktual Indikator Utama Pengembangan Usaha
Setelah melakukan implementasi pengembangan usaha pembenihan
ikan lele, maka dapat diketahui kondisi aktual berbagai indikator yang utama
dalam pengembangan usaha. Indikator yang utama dalam pengembangan ini
adalah sebagai berikut:
1.1. Kondisi Aktual Pasar Usaha Pembenihan Ikan Lele
1.1.1. Pasar Aktual
Selama masa pengembangan usaha pembenihan ikan lele
memiliki pasar (konsumen) aktual yang berasal dari wilayah Sleman
dan sekitarnya. Konsumen aktual dari usaha ini adalah dari karang
taruna dusun sawahan dan usaha budidaya lele milik pak bayu.
1.1.2. Pasar Potensial
Konsumen atau pasar potensial merupakan orang-orang yang
membutuhkan dan memiliki kemampuan untuk membeli produk dari
usaha pembenihan ikan lele, namun belum melakukan pembelian pada
usaha. Konsumen potensial dapat menjadi konsumen yang benar-
benar melakukan pembelian dengan didukung pemanfaatan yang baik.
Adapun konsumen potensial tersebut adalah pengepul dari budidaya
ikan dari karang taruna dusun sawahan cangkringan dan milik usaha
budidaya ikan lele milik pak bayu.
33
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 34
1.1.3. Pasar Sasaran
Dalam mendirikan suatu usaha memiliki pasar sasaran untuk
menjadi konsumen bagi barang maupun jasa yang dihasilkannya.
Demikian juga dengan usaha budidaya pembenihan ikan lele ini, yang
mana menetapkan pasar sasarannya adalah bagian dari pasar aktual
atau para pengepul benih ikan lele yang berada di daerah Sleman
maupun para pembudidaya ikan lele milik perseorangan (konsumen
benih ikan lele). Namun penulis lebih memfokuskan pasar sasarannya
yaitu pada tingkat pengepul dan konsumen benih ikan lele. Hal ini
dilakukan karena pada pasar sasaran tersebut penjualan akan lebih
mudah karena dapat membeli produk yang dihasilkan dalam jumlah
banyak. Sasaran pemasaran berkaitan erat dengan beberapa
pertanyaan, yaitu : siapa konsumen yang dituju, berapa besar kira-kira
permintaannya, apa yang menjadi motif atas permintaan produk
tersebut, apakah sesuai produk yang dihasilkan dengan selera
konsumen yang dituju, bagaimana kondisi sosial konsumen yang
dituju, dan bagaimana daya belinya.
1.2. Pola Perilaku Pasar Sasaran
Setelah mengetahui pasar sasaran usaha pembenihan ikan lele,
selama masa pengembangan usaha penulis menguraikan mengenai
pola perilaku dari pasar sasaran tersebut adalah :
1. Petani atau pengusaha pembesaran ikan lele,
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 35
2. Petani atau pengusaha pembesaran ikan konsumsi lainnya yang
mau beralih ke komoditas ikan lele,
3. Petani atau pengusaha pemula yang mau melakukan usaha di
bidang perikanan khususnya pembesaran ikan lele,
4. Masyarakat lainnya yang memiliki fasilitas yang memungkinkan
untuk melakukan usaha pembesaran ikan lele.
1.2.1. Pola Perilaku
Berikut ini adalah pola perilaku pasar sasaran penjualan yaitu
mengalihkan barang kepada pihak pembeli dengan harga yang
memuaskan. Pada dasarnya kegiatan penjualan benih ikan lele dapat
dilaksanakan seperti berikut:
a) Penjualan melalui inspeksi, yaitu adanya pemberian ijin oleh
penjual kepada pembeli untuk memeriksa dan meneliti semua
benih yang akan dijual.
b) Penjualan melalui sampel, yaitu benih yang akan dijual
diperlihatkan kepada pembeli secara sampel untuk mewakili
populasi yang akan dijual.
c) Penjualan melalui penggambaran (deskription), yaitu benih yang
akan dijual dideskripsikan spesifikasinya, misalnya : panjang, ukur,
jenis, dan lain-lain.
d) Penjualan melalui kombinansi ketiga cara tersebut di atas,
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 36
1.2.2. Pihak yang Terlibat
a. Initiator, pihak-pihak yang berperan sebagai initiator dalam
pembelian oleh pasar sasaran bisa oleh diri sendiri maupun para
pengepul benih ikan lele.
b. Influencer, pihak yang memiliki pengaruh besar terhadap
pembelian oleh pasar sasaran adalah orang yang sudah menjadi
tempat penadah hasil panen benih ikan lele yaitu petani atau
pengepul benih ikan lele.
c. Decider, pihak yang berperan sebagai decider atau pengambil
keputusan pembelian pada usaha pembenihan adalah pasar sasaran
itu sendiri.
d. Buyer, pihak yang berperan sebagai buyer atau pembeli pada usaha
pembenihan ikan lele adalah pasar sasaran.
e. User, pihak yang berperan sebagai user atau pengguna pada usaha
pembenihan ikan lele adalah pasar sasaran.
f. Evaluator, pihak-pihak yang berperan sebagai evaluator usaha
pembenihan ikan lele adalah para pengepul benih ikan lele itu
sendiri.
1.3. Kondisi Aktual Industri dan Persaingan
1.3.1. Pesaing dari Usaha Sejenis
Para pesaing usaha sejenis di wilayah perumahan jambusari
tidak ada. Kebanyakan para pesaing berada di wilayah Kaliurang,
Sleman karena kondisi daerah tersebut ideal untuk pembenihan ikan
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 37
lele. Lokasi cukup tepat karena dekat rumah kontrakan, dekat dengan
pasar tradisional dan dekat dengan kampus yang memudahkan penulis
untuk memelihara, menjaga benih ikan lele dan pergi kuliah ke
kampus.
1.3.2. Pesaing dari Usaha Tidak Sejenis
Pesaing dari usaha tidak sejenis bagi usaha pembenihan ikan lele
ini cukup bervariasi. Usaha ini merupakan usaha yang ada
subtitusinya. Seperti usaha pembenihan ikan nila, ikan gurami, dan
ikan bawal. Sama-sama memiliki daya jual dengan tingkat kebutuhan
tertentu serta sama-sama akan dijadikan budidaya ikan konsumsi.
1.3.3. Posisi Usaha
Terdapat 4 kategori dalam strategi pemasaran kompetitif yaitu,
market leader, market challenger, market follower, dan market nicher.
Posisi usaha pembenihan ikan lele ini sendiri dalam strategi
pemasaran kompetitif masuk dalam kategori market follower. Market
follower adalah perusahaan–perusahaan nomor 3 yang selalu berusaha
memperoleh pangsa pasar dan laba yang stabil dengan mengikuti
tawaran produk, harga, saluran distribusi, dan program pemasaran
pesaing. Market follower mempunyai ciri secara terus menerus
mengikuti cara–cara perusahaan-perusahaan market leader dalam
menawarkan produk, menetapkan harga, dan menentukan saluran
distribusi serta belajar dari pengalaman market leader dalam
mengembangkan produk baru serta program pemasarannya.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 38
Sedangkan perusahaan-perusahaan market leader dan market
challenger yang menjadi pesaing berat bagi usaha penulis berada di
kawasan Kaliurang, Sleman. Perusahaan-perusahan tersebut memiliki
kapasitas produksi yang lebih besar, memiliki pangsa pasar lebih luas,
serta sudah dapat mengolah produk mereka menjadi lebih bervariasi.
1.4. Produk yang Ditawarkan
Produk yang ditawarkan dalam usaha ini adalah benih ikan lele
yang akan dibesarkan di kolam pembesaran serta dijadikan ikan
konsumsi. Produk akhir dari benih ikan lele ini akan dijadikan ikan
konsumsi yang akan dijual ke masyarakat untuk konsumsi sebagai
lauk pauk dalam kebutuhan sehari-sehari.
1.5. Proses Produksi
1.5.1. Tahap Persiapan Tempat
Tempat yang digunakan yaitu kolam berukuran panjang 12
meter dan lebar 3 meter. Dan akan dibagi menjadi 7 kolam yang
terdiri dari 2 kolam indukan, 1 kolam pembesaran, dan 4 kolam
pemijahan sekaligus penetasan telur serta pembenihan. Setelah
penyesuaian jenis penempatan kolam, penulis baru bisa memberikan
alas kolam dengan menggunakan terpal. Terpal senidiri menggunakan
kualitas terpal A5 dengan daya tahan sampai 2 tahun. Cukup
ekonomis dan efektif menurut penulis, sehingga dapat menekan biaya
tentunya. Setelah itu kolam bisa diisi air dan didiamkan selama 1
minggu. Air yang digunakan berasal dari sumur dengan menggunakan
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 39
pompa air listrik PS - 128 BIT. Pengisisan air ke 7 kolam cukup lama,
bisa memakan waktu sampai 10-12 jam dengan ketinggian 500cm per
kolamnya. 1 kolam indukan memiliki ukuran 3m x 1,5m , kolam
pembesaran memiliki ukuran 3m x 2m, dan 4 kolam pemijahan
memiliki ukuran masing-masingnya 3m x 1,5m.
1.5.2. Pemeliharaan Benih Ikan Lele
Benih ikan lele yang layak untuk dipasarkan adalah jika
mencapai ukuran 2-3 cm, 3-4 cm, 4-5 cm per ekor. Oleh karena itu
diperlukan masa pemeliharaan sekitar 20-25 hari tergantung
permintaan pembeli. Pembenihan ikan lele dapat dilakukan
dibeberapa jenis kolam, seperti dalam kolam tanah, kolam yang
dasarnya tanah dengan dinding tembok, atau yang semuanya
ditembok ataupun kolam terpal. Untuk kolam yang penulis gunakan
adalah kolam terpal.
Tahapan-tahapan dalam kegiatan pembenihan ikan lele adalah
sebagai berikut:
1. Persiapan Kolam
Persiapan kolam merupakan kegiatan yang perlu diperhatikan
sebelum mulai melakukan proses pemijahan. Sebelum induk ikan
lele dumbo dimasukkan ke dalam kolam pemijahan, kolam
dibersihkan dengan dikuras yaitu dengan cara membersihkan
kotoran sisa-sisa pakan dan kotoran dari pembenihan yang lalu,
kemudian dikeringkan selama 1-2 hari tujuannya untuk membunuh
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 40
kuman penyakit yang ada di kolam tersebut. Langkah selanjutnya
adalah mengisi kolam dengan air sampai setinggi 30-40 cm, air
yang digunakan adalah air yang jernih dari sumur. Kemudian
kolam yang telah terisi air diberi kakaban (terbuat dari ijuk yang
digapit bambu atau jaring hapa yang diberi kerangka bambu)
sebagai tempat penempelan telur ikan nantinya. Ukuran kakaban
bervariasi tergantung ukuran kolam, ukuran yang biasa digunakan
panjangnya 60-100 cm dengan lebar 25-30 cm. kakaban diletakan
didasar kolam dan ditaruh batu bata sebagai pemberat.
2. Pemijahan
Langkah pertama yang dilakukan dalam pemijahan adalah
pemilihan induk yaitu satu induk lele dumbo jantan dan satu induk
lele betina. Induk yang digunakan harus memenuhi persyaratan
yaitu berumur minimal satu tahun dan telah menunjukan tanda-
tanda siap untuk memijah. Tanda-tanda induk lele siap memijah
dapat dilihat dari ciri fisiknya, untuk induk lele betina bagian perut
tampak membesar dan alat kelamin memerah, sedangkan untuk
induk lele jantan alat kelamin tampak jelas dan warna tubuh agak
kemerah-merahan.
Langkah kedua, induk lele jantan dan betina yang telah
matang kelamin dilepaskan ke dalam kolam pemijahan sekitar
pukul 17.00. Agar induk lele yang sedang dipijahkan tidak
meloncat keluar kolam, bagian atas kolam ditutup dengan papan
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 41
atau bekas karung pakan yang telah dimodifikasi menjadi lembaran
terpal. Induk lele akan berpijah pada malam hari menjelang pagi
hari, yaitu pada pukul 24.00-04.00 WIB.
Pada keesokan harinya dicek apakah induk lele telah
memijah, jika telah memijah pada kakaban akan menempel telur-
telur ikan lele dumbo yang berbentuk bulat kecil yang berwarna
kuning kecokelatan. Jika belum ada tanda-tanda pemijahan, induk
lele dibiarkan semalam lagi. Jika keesokan harinya tidak memijah,
maka akan diganti dengan induk lele dumbo yang lain. Untuk
induk lele yang telah memijah, kemudian induk lele diangkat dari
kolam dikembalikan ke kolam indukan.
3. Pemberian pakan
Benih-benih lele yang baru menetas harus dirawat atau
dipelihara dengan baik ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan
selama pemeliharaan larva, yaitu kualitas air tetap terjaga dengan
baik dan pakan harus tersedia dalam jumlah dan kualitas yang
mencukupi. Benih lele yang baru menetas sampai umur 3 hari tidak
perlu diberi pakan tambahan. Hal ini disebabkan cadangan
makanan di dalam tubuhnya yang berupa kuning telur, masih
tersedia. Pada hari keempat setelah menetas, benih diberikan
makanan tambahan yang ukurannya disesuaikan dengan bukaan
mulutnya. Pakan tambahan yang paling cocok adalah pakan alami
yaitu cacing sutera.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 42
Pemberian pakan dilakukan sesuai dengan kebutuhan, yakni
empat kali sehari pada pagi, siang, sore dan malam hari. Pakan
tambahan berupa pakan alami lebih dianjurkan karena memiliki
kelebihan jika dibandingkan dengan pakan buatan. Selain itu,
pakan alami memiliki kandungan protein tinggi dan mudah
dicerna. Sebaiknya dihindari pemberian pakan yang berlebihan,
tujuannya agar air tidak tercemar.
4. Seleksi (Sortasi) dan Penjarangan
Seleksi dan penjarangan benih dilakukan untuk menghindari
benih yang ukurannya besar memangsa benih lain dan
mendominasi pakan. Selain itu, juga mengurangi kepadatan
populasi dalam kolam. Seleksi benih dilakukan maksimal 10 hari
sekali, dengan menggunakan alat seleksi, yaitu berupa bak ember
yang sudah dilubangi bagian bawahnya berdasarkan ukuran yang
sudah ditentukan. Terdapat 5 macam ukuran alat seleksi yang
digunakan pada usaha pembenihan ikan lele, yakni ukuran I untuk
benih 2-3 cm, ukuran II digunakan untuk menyaring benih yang
berukuran 3-4 cm, ukuran III digunakan untuk menyaring benih
yang berukuran 4-5 cm.
5. Pengendalian penyakit
Organisme penganggu di kolam penulis relatif aman.
Sebagian besar benih ikan lele hanya diganggu oleh tumbuhan
parasit, misalnya jamur. Pengendalian penyakit dilakukan jika ada
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 43
tanda-tanda benih terserang oleh jamur. Untuk pengendaliannya
penulis pembenih menggunakan metelin blue (obat jamur pada
ikan) untuk memberantas jamur-jamur yang menyerang benih ikan
lele.
1.5.3. Pasca Panen
Pemeliharaan, Pemanenan benih ikan lele dilakukan saat benih
berumur 20-25 hari dengan ukuran 3-5cm. Pemanenan benih
sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu masih rendah.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya stres pada benih.
Pemanenan benih dilakukan dengan cara air kolam dikurangi
volumenya, kemudian benih di ambil dengan memakai jaring dan
dimasukkan ke dalam bak yang telah disiapkan. Setelah itu benih ikan
lele dikemas menggunakan kantong plastik transparan yang telah diisi
air, diberi oksigen dan siap untuk dijual.
1.6. Proses Penjualan
1.6.1. Pemasaran
Sama seperti pada tahap perencanaan pemasaran, penulis
sengaja tidak melakukan promosi secara besar-besaran. Hal ini
dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan yang tidak bisa
dipenuhi karena keterbatasan jumlah produksi. Penulis mencari sendiri
pelanggan atau tempat-tempat untuk penjualan benih lele ini.
Informasi tempat-tempat penjualan penulis dapatkan dari wawancara
orang yang sudah menggeluti bisnis ini. Setelah mendapat informasi
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 44
tersebut kemudian penulis mendatangi tempat yang dimaksud untuk
memastikan harga jual benih lele. Lalu sistem pengangkutan benih
lele menggunakan peralatan pinjam dari karangtaruna di cangkringan,
berupa tabung gas oksigen. Lalu dikemasi dalam plastik dan diberi
oksigen, kemudian kami mengangkut menggunakan kendaraan roda 2
milik penulis dan rekan penulis.
1.6.2. Cakupan Daerah Penjualan
Dalam memasarkan hasil panen benih ikan lele, penulis hanya
fokus kepada para penadah atau pengepul ikan lele besar sehingga
dapat menerima hasil panen benih ikan lele dalam jumlah yang
banyak. Hal ini akan lebih memudahkan penulis sendiri karena
keterbatasan waktu dan tenaga penulis. Lokasi penjualan yang
menjadi target penjualan yang mampu menerima dalam jumlah
banyak atau pengepul benih ikan lele ada 2 tempat yaitu di “Karang
Taruna Dusun sawahan” dan di Mas Bayu sebagai pengusaha
pembesaran ikan lele yang bertempat di utara JEC.
1.7. Keterampilan Sumber Daya Manusia yang Diperlukan
Keterampilan yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha ini
cukup banyak. Seperti harus bisa membuat kolam, membedakan jenis
ikan lele betina maupun jantan, kapan waktunya harus dipijah, waktu
kapan memberi pakan, jenis pakan, memelihara indukan sampai pada
memelihara telur-larva sehingga menjadi benih siap jual, dan yang
paling luar bisa adalah bagaimana menangkap indukan lele yang besar
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 45
besar untuk di pindahkan ke kolam pijah. Karena untuk menangkap
indukan lele itu sendiri tidaklah mudah.
1.8. Total Penjualan, Biaya, dan Laba Selama Masa Pengembangan
Usaha
Setelah penulis membuat rencana keuangan sebelumnya dan
sekarang telah diketahui hasil penjualan dari pengembangan usaha
budidaya benih lele selama 5 bulan masa pengembangan bulan
Oktober 2013 – Maret 2014, maka dapat diketahui seberapa besar
pendapatan, biaya dan laba yang diperoleh usaha ini selama masa
pengembangan. Pendapatan pada usaha pembenihan lele merupakan
pendapatan dari hasil penjualan benih lele dengan berbagai ukuran.
Biaya adalah biaya operasi dan biaya non operasi. Laba adalah laba
bersih yang diperoleh usaha ini selama masa pengembangan. Akan
disajikan total pendapatan, biaya dan laba aktual, serta modal dari
usaha selama masa pengembangan sebagai berikut:
Total Modal : Rp 3.000.000,00
Total Pendapatan : Rp 1.909.750,00
Total Biaya : Rp 2.814.000,00
Total Rugi Bersih : Rp 904.250,00
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 46
2. Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan Aktual Selama Masa
Pengembangan Usaha
2.1. Perkembangan Kinerja Pendapatan dan Pengeluaran
Semua program yang direncanakan telah terlaksana selama masa
pengembangan bulan Oktober 2013 – Maret 2014. Usaha ini memang
belum mendapat keuntungan hal ini dikarenakan faktor lingkungan,
yang pada bulan November sempat terjadi gagal panen. Berikut ini
adalah laporan keuangan modal, pendapatan, dan pengeluaran selama
masa pengembangan usaha budidaya benih lele.
Tabel IV.1 Rincian Modal dan Sisa Modal Yang Digunakan Modal Rp 3.000.000 Pengeluaran: Pembuatan KolamRp 1.093.250 Pembenihan LeleRp 1.570.750 Sisa ModalRp 336.000 Tabel IV.2 Hasil Panen Benih dan Pendapatan Kotor yang Diterima
Harga Per Jumlah Benih Jenis Ukuran Jumlah Benih Jumlah Benih Panen ekor Benih Sub Total yang Berhasil Benih Lele Tersedia Siap Jual yang Terjual Lele 1 2700 ekor Benih lele 2-3 cm 2200 ekor 1800 Rp170Rp 306.000 Benih lele 4-5 cm 500 ekor 300 Rp175Rp 52.500 2 6100 ekor Benih lele 2-3 cm 5100 ekor 4500 Rp175Rp 787.500 Benih lele 4-5 cm 1000 ekor 650 Rp175Rp 113.750 Jumlah Penghasilan atas Penjualan Benih Rp 1.259.750 Penghasilan Lain: Yang tersedia : Yang terjual:
Penjualan Lele siap Konsumsi Panen 1(Sisa benih 400 ekor (sekitar 50kg) 15 kgRp 13.000 Rp 195.000 yang tidak terjual)
Penjualan Lele siap Konsumsi Panen 2(Sisa benih 950 ekor (sekitar 35 kg Rp13.000Rp 455.000 yang tidak terjual) 112kg)
TOTAL PENGHASILAN YANG DITERIMA Rp 1.909.750
Keterangan: a. Harga penjualan pada hasil panen 1 dan panen 2 mengalami sedikit peningkatan, sesuai harga pasar. b. Benih yang tidak terjual, dibesarkan menjadi lele siap konsumsi sehingga menjadi penghasilan tambahan.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 47
Tabel IV.3.1 Rincian Biaya-Biaya yang Dibutuhkan Selama Pembuatan Kolam KETERANGAN SATUAN HARGA Batako 70 buahRp 140.000 PasirRp 243.250 SemenRp 8.000 BambuRp 112.500 ParallonRp 58.000 TerpalRp 500.000 Tali NilonRp 19.500 TransportasiRp 12.000 TOTALRp 1.093.250
Tabel IV.3.2 Rincian Biaya-Biaya yang Dibutuhkan Selama Pengembangan Usaha
KETERANGAN SATUAN HARGA Kebutuhan Utama: Lele IndukanRp 750,000 Kebutuhan Pangan: Telur Pembelian 1 KgRp 18,500 Pembelian 2 KgRp 18,000 Pembelian 3 Kg Rp 8,500 Pembelian 4 KgRp 8,500 Pembelian 5 KgRp 8,000 Usus Pembelian 1Rp 20,000 Pembelian 2Rp 5,000 Tepung Pelet Pembelian 1 KgRp 27,000 Cacing Pembelian 1Rp 36,000 Pembelian 2Rp 12,000 Pelet Pakan Ikan Pembelian 1 KgRp 10,000 Pembelian 2 KgRp 5,000 Pil Pembelian 1Rp 8,000 Perlengkapan: Water Pom BuahRp 38,000 Plupuk BuahRp 80,000 Jaring BuahRp 12,500 Ijuk BuahRp 13,000 Selang BuahRp 6,000 Infus BuahRp 2,000 Jaring Kecil BuahRp 13,500 Batu Udara BuahRp 4,000 Termometer BuahRp 9,800 Suntik BuahRp 4,500 Peralatan: Pom Sumur BuahRp 350,000 Lain-Lain: Listrik Rp 59,200 Biaya Tenaga KerjaRp 150,000 Biaya Penyusutan PeralatanRp 43,750 TOTAL Rp 1,720,750
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 48
Tabel IV.4 Rincian Pendapatan Bersih yang Diterima Pendapatan: Penjualan Benih Panen 1Rp 358,500 Panen 2Rp 901,250 Penjualan Lele KonsumsiRp 650,000 Total PendapatanRp 1,909,750 Biaya-Biaya: Biaya Pembuatan KolamRp 1,093,250
Biaya PembenihanRp 1,720,750 Total BiayaRp 2,814,000 Rugi Usaha Rp (904,250)
3. Proses dan Hasil Aktual Implementasi Pengembangan Usaha
3.1. Proses
Agar pengembangan usaha budidaya benih lele lancar penulis
telah merencanakan secara singkat sebelum masa pengembangan.
Selama masa pengembangan usaha benih lele penulis melakukan
berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan. Kegiatan yang dilakukan oleh usaha ini antara lain
berkaitan dengan program pemasaran, operasi, sumber daya manusia,
dan keuangan.
Pada program operasi adalah bagian program yang paling
banyak memiliki rincian program dan memerlukan biaya paling
tinggi. Hal ini dikarenakan usaha budidaya benih lele ini masih
dilakukan sendiri dan masih dalam tahap awal pengembangan usaha.
Program operasi dilaksanakan pada awal bulan Oktober 2013 sampai
awal bulan Maret 2014. Pada program sumber daya manusia penulis
yang sekaligus menjadi tenaga kerja yang akan menjalankan usaha ini
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 49
belum mempunyai bekal pengetahuan yang cukup. Untuk itu program
sumber daya manusia memiliki tujuan mendapat informasi dan
pengetahuan yang selengkap mungkin dan melatih penulis agar dapat
menjalankan bisnis ini dengan lancar.
Penulis mendapat informasi dan pengetahuan tentang budidaya
benih ikan lele dari internet, observasi ke tempat pembudidaya benih
lele dan wawancara kepada petani lele. Kemudian pada program
pemasaran, selama penulis menjalankan program tersebut penulis
mendapat penadah atau pengepul yang mau membeli benih lele dari
hasil panen dengan harga yang tinggi. Selama masa pengembangan
usaha budidaya benih lele penulis telah mendapat 1 pengepul dan 1
konsumen benih lele langsung di tempat yang berbeda. Di tempat
tersebut benih lele dapat dibeli dalam jumlah yang banyak dengan
berbagai ukuran. Penulis tidak berani membuat promosi secara besar
karena keterbatasan jumlah produksi. Rencana program keuangan
tidak mempunyai rincian program yang banyak. Penulis sudah dapat
menyediakan modal sendiri. Modal tersebut berasal dari tabungan
pribadi penulis. Pada program keuangan yang paling banyak
membutuhkan anggaran adalah pada program operasi.
3.2. Hasil
3.2.1. Laba bersih
Dari berbagai program yang dibuat semuanya bertujuan untuk
mendapatkan laba bersih paling tidak sebesar 50% dari Rp 600.000,00
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 50
yang merupakan perkiraan pendapatan bersih sebelumnya, namun
pada realisasinya usaha ini mengalami kerugian sebesar Rp
904.250,00 yang dikarenakan beberapa faktor lingkungan yang terjadi.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin agar bisa mendapatkan
keuntungan dari pengembangan usaha benih lele ini, namun faktor
lingkungan belum mendukung secara maksimal. Meskipun belum
mendapatkan keuntungan, namun saya sebagai pemilik tidak begitu
saja menyerah dalam menjalankan usaha ini. Kegagalan adalah awal
keberhasilan yang tertunda dan sangat wajar terjadi dalam
menjalankan suatu usaha.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB V
EVALUASI DAN REFLEKSI PENGEMBANGAN USAHA
1. Evaluasi Indikator Utama Pengembangan Usaha
Evaluasi indikator utama pengembangan usaha akan mencoba
membandingkan kondisi-kondisi indikator utama pengembangan usaha
sebelum masa pengembangan dan sesudah masa pengembangan.
1.1. Kondisi Pasar Usaha Budidaya Benih lele
Dengan melihat kondisi aktual pasar usaha budidaya benih lele
baik sebelum masa pengembangan usaha dan sesudah masa
pengembangan usaha, dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan.
Dimana pasar aktual, pasar potensial dan pasar sasaran usaha
budidaya benih lele sebelum dan sesudah masa pengembangan tidak
mengalami perubahan atau perbedaan.
1.2. Pola Perilaku Pasar Sasaran
Pada bagian ini sama dengan kondisi pasar usaha, pola perilaku
pasar sasaran usaha pengembangan benih lele juga tidak berbeda
antara pola perilaku pasar sasaran sebelum dan sesudah
pengembangan. Hal ini dikarenakan pasar sasaran yang juga tidak
berubah baik sebelum maupun sesudah masa pengembangan.
51
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 52
1.3. Kondisi Aktual Industri dan Persaingan
Berdasarkan analisis kondisi aktual industri dan persaingan
sebelum dan sesudah masa pengembangan tidak mengalami
perbedaan. Para pesaing usaha sejenis di wilayah pembenihan penulis
tidak ada. Kebanyakan para pesaing berada di wilayah Kaliurang,
Sleman karena kondisi daerah tersebut ideal untuk budidaya benih
lele. Kemudian pesaing dari usaha tidak sejenis bagi usaha budidaya
benih lele juga tidak mengalami perubahan sebelum dan sesudah masa
pengembangan.
1.4. Produk yang Ditawarkan
Sama seperti sebelum dan sesudah masa pengembangan usaha
benih lele menawarkan produk berupa benih lele yang telah
dipisahkan dengan berbagai ukuran. Produk benih lele yang telah
dipisahkan ukurannya mudah untuk dipasarkan. Tidak terdapat
perbedaan dalam hal produk yang ditawarkan oleh usaha benih lele
sebelum dan sesudah masa pengembangan.
1.5. Proses Produksi
Dengan membandingkan proses produksi usaha benih lele yang
tertulis pada BAB II (sebelum masa pengembangan) dengan yang
tertulis pada BAB IV (sesudah masa pengembangan), dapat
ditegaskan bahwa proses produksi yang dilakukan oleh usaha benih
lele sebelum dan sesudah masa pengembangan tidak berbeda.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 53
1.6. Proses Penjualan
Sama dengan sebelum masa pengembangan dan sesudah masa
pengembangan, dalam memasarkan hasil panen benih lele penulis
hanya fokus kepada para penadah atau pengepul benih lele besar
sehingga dapat menerima hasil panen jamur dalam jumlah yang
banyak. Hal ini akan lebih memudahkan penulis sendiri karena
keterbatasan waktu dan tenaga penulis. Lokasi penjualan yang
menjadi target penjualan yang mampu menerima dalam jumlah
banyak atau pengepul benih lele ada 2 tempat yaitu “karangtaruna
cangkringan” dan pak bayu yang beralamatkan di daerah gowok.
Penulis sengaja tidak melakukan promosi secara besar-besaran.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan yang
tidak bisa dipenuhi karena keterbatasan jumlah produksi. Penulis
mencari sendiri pelanggan atau tempat-tempat untuk penjualan benih
lele ini.
1.7. Keterampilan Sumber Daya Manusia yang Diperlukan
Dalam hal keterampilan sumberdaya manusia yang dibutuhkan
usaha budidaya benih lele antara sebelum masa pengembangan dan
sesudah masa pengembangan usaha tidak mengalami perbedaan.
Seperti harus bisa membuat kolam, membedakan jenis ikan lele betina
maupun jantan, kapan waktunya harus dipijah, waktu kapan memberi
pakan, jenis pakan, memelihara indukan sampai pada memelihara
telur-larva sehingga menjadi benih siap jual, dan yang paling luar bisa
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 54
adalah bagaimana menangkap indukan lele yang besar besar untuk di
pindahkan ke kolam pijah. Karena untuk menangkap indukan lele itu
sendiri tidaklah mudah.
2. Evaluasi Kinerja Keuangan
2.1. Evaluasi Kinerja Keuangan Berdasarkan Pendapatan dan
Pengeluaran Usaha
Jika dibandingkan antara perkiraan pendapatan sebelum masa
pengembangan dan pendapatan sesudah masa pengembangan maka
pendapatan yang dicapai belum cukup memuaskan. Dari berbagai
program yang dibuat semuanya bertujuan untuk mendapatkan laba
bersih paling tidak sebesar 50% dari Rp 600.000,00 atau pada
perkiraan pendapatan sebelumnya. Penulis telah berusaha semaksimal
mungkin agar tujuan tersebut tercapai namun karena beberapa
keterbatasan selama masa pengembangan usaha budidaya benih lele
ini tidak memberikan keuntungan atau laba, melainkan mengalami
kerugian sebesar Rp 904.250,00.
Banyak aspek yang mempengaruhi pendapatan usaha budidaya
benih lele sehingga perbedaan pendapatan sesudah dan sebelum masa
pengembangan cukup besar. Aspek yang mempengaruhi diantaranya
adalah pengetahuan yang kurang yang akhirnya menyebabkan
kegagalan diawal pemijahan, dan proses produksi yang belum begitu
baik sehingga mempengaruhi jumlah produksi benih lele yang
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 55
dihasilkan, selain itu ada juga bencana alam yang tidak bisa
diprediksi. Kemudian pada pengeluaran biaya-biaya yang dibutuhkan
antara sesudah dan sebelum masa pengembangan usaha juga memiliki
banyak perbedaan yang dikarenakan pada awalnya pemilik hanya
akan menggunakan bambu untuk menyekat kolam, tetapi karena tidak
dimungkinkan akhirnya pemilik menggunakan batako yang harganya
relatif lebih mahal dibandingkan bambu.
3. Evaluasi Implementasi Program Pengembangan Usaha
3.1. Program Pemasaran
Selama masa pengembangan usaha budidaya benih lele, semua
program pengembangan yang terkait dalam program pemasaran dapat
terlaksana. Penulis berhasil mendapat jaringan penadah atau pengepul
yang mau membeli benih lele dari hasil panen dengan harga yang
tinggi. Penulis juga berhasil menjual produknya 1 bulan sebelum hari
Natal karena pada hari tersebut harganya meningkat. Melihat hasil
dari program pemasaran, dapat dikatakan bahwa tujuan dilakukannya
program pemasaran ini dapat tercapai. Hal ini dapat dilihat dari
terjualnya semua hasil panen benih lele.
3.2. Program Operasi
Selama menjalankan program operasi penulis merasa belum
begitu berjalan dengan baik. Hal ini karena keterbatasan penulis
seperti masih minimnya pengalaman penulis dalam memelihara benih
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 56
lele. Selain itu bencana alam dan kondisi cuaca yang ekstrem menjadi
kendala dari pengembangan usaha ini. Memang lokasi telah dibuat
seideal mungkin untuk tempat budidaya benih lele namun tetap saja
tidak bias melawan faktor alam, dimana kondisi ini benar-benar tidak
bisa diprediksi.
3.3. Program Sumber Daya Manusia
Semua pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan telah
didapat. Dalam menjalankan program sumber daya manusia juga
dapat terlaksana dengan baik. Namun pengalaman penulis belum
cukup berpengalaman dalam memelihara benih lele dan menjalankan
bisnis budidaya benih lele. Dalam menjalankan usaha budidaya benih
lele tenaga kerja hanya 3 orang saja yaitu penulis sendiri dan teman 1
kontrakan. Penulis harus membagi waktu selain meluangkan waktu
untuk menjalankan usaha budidaya benih lele juga harus meluangkan
waktu untuk kuliah. Jika membutuhkan bantuan penulis akan meminta
bantuan pada teman.
3.4. Program Keuangan
Selama masa pengembangan usaha budidaya benih lele program
keuangan dapat berjalan dengan baik. Program keuangan ini berupa
pengalokasian dana untuk keperluan biaya-biaya selama masa
pengembangan atau implementasi. Waktu pelaksanaannya dapat
dikatakan sesuai dengan waktu yang sudah direncanakan, namun ada
sedikit terjadi kegagalan pada saat awal pembenihan. Program ini juga
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 57
dapat dikatakan berhasil, dimana dana dialokasikan kepada setiap
program dengan baik. Hal ini juga didukung karena sumber
pendanaan sudah tersedia.
4. Hambatan Dalam Pengembangan Usaha dan Cara Mengatasinya
4.1. Hambatan yang terjadi selama masa pengembangan usaha:
a. Penulis harus membagi waktu selain meluangkan waktu untuk
menjalankan usaha budidaya benih lele juga harus meluangkan
waktu untuk kuliah.
b. Hambatan datang dari dalam diri penulis sendiri yaitu penulis harus
mengalahkan rasa malas dalam melaksanakan program.
c. Kegagalan pada bulan november membuat penulis merasa down
terhadap bisnis ini.
d. Hambatan yang terakhir adalah faktor alam yang belum
mendukung, yaitu curah hujan yang tidak menentu. Dan bencana
alam yang tidak bisa diprediksi (hujan abu gunung kelud).
Sehingga mencermari kolam pembenihan dan membuat Indukan
ikan lele setres, hilang nafsu makan. Hampir semua benih ikan lele
yang ada di kolam tidak terselamatkan.
4.2. Cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut antara lain:
a. Hambatan waktu, penulis mengatasinya dengan membuat jadwal.
Jika waktu untuk merawat perlu dijadwalkan agar tidak
mengganggu kuliah serta bisnis.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 58
b. Hambatan dari dalam diri, untuk mengatasi hambatan ini penulis
mengatasi dengan memotivasi diri sendiri agar tetap bersemangat.
Mendengarkan musik dan membaca buku seputar orang yang
sudah sukses terhadap usaha budidaya benih lele.
c. Membuat situasi tidak memiliki perasaan down dengan cara
bermain ke karangtaruna di cangkringan untuk mendapatkan
motivasi langsung dari pelaku usaha budidaya perikanan.
d. Faktor kondisi alam memang tidak bisa diprediksi, namun yang
paling penting adalah terus mencoba sehingga hambatan ini tidak
mengecilkan tekad dan semangat menjalankan usaha ini.
e. Penulis harus memikirkan untuk memiliki lahan yang mendukung,
dengan kolam tertutup sehingga tidak ada ancaman abu kelud
dikemudian hari.
f. Penulis mulai memikirkan untuk beralih usaha pembesaran ikan
lele, karena pada pembesaran ikan lele jika terkena abu kelud tidak
semua ikan mati.
5. Refleksi
5.1. Suka Duka yang Dialami Pada Masa Pengembangan Usaha
Hal yang menyenangkan dalam menjalankan usaha ini yaitu
Duka yang penulis alami yaitu penulis harus merelakan waktu
istirahat dan bermain untuk memelihara pembenihan. Bahkan pernah
sampai larut malam penulis menjaga indukan yang baru saja dibeli
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 59
pada saat itu. Penulis bermalam di belakang rumah untuk menjaga
indukan, menjaga jika indukan loncat dari kolam ke daratan. Pada saat
rasa takut hilang karena semuanya demi menjaga indukan, padahal
situasi di belakang rumah (kolam) sungguh menyeramkan. Waktu
yang dicurahkan ke usaha ini sangat banyak diawal-awal, apalagi pada
saat persiapan pemijahan, dimulai penulis dan bersama teman-teman
menangkap indukan sampai melihat keberhasilan indukan bertelur,
dan sampai telur itu menetas. Sungguh menyenangkan kegiatan ini
hingga lupa makan dan istirahat. Namun yang paling menyedihkan
ketika bencana tidak diduga, tepatnya pada bulan februari 2014
dimana abu kelud sampai ke yogyakarta. Penulis merasakan dampak
yang luar biasa, rasa kecewa, dan tidak tau lagi harus berbuat apa.
Karena pada waktu itu untuk membersihkan kolam saja butuh waktu
yang cukup lama. Apalagi tenda diatas kolam yang sudah kita bangun
hampir rubuh, disamping itu melihat banyak benih ikan lele yang
mati. Perasaan sedih dan bimbang penulis rasakan sungguh membuat
penulis nyaris putus asa ditambah kerugian yang membuat penulis
setres berat karena apa yang diharapkan tidak sesuai kenyataan
dilapangan, namun disisi lain penulis belajar bagaimana menerima
kenyataan dan bangkit dari kerugian ini dengan memikirkan tempat
yang layak agar usaha ini tetap lanjut dijalankan dan menutupi
kerugian tersebut.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 60
5.2. Manfaat yang Dirasakan Setelah Mengalami Proses
Pengembangan Usaha
Banyak sekali manfaat yang penulis dapatkan dari menjalankan
usaha budidaya benih lele ini. Diantaranya penulis mendapat
pengalaman-pengalaman yang banyak. Penulis menjadi tahu
bagaimana cara merawat, memelihara ikan lele, memanen benih lele,
sampai menjual hasil panen benih lele dan pengetahuan-pengetahuan
khususnya tentang budidaya benih lele.
Penulis juga mendapat kenalan-kenalan terutama dari orang-
orang yang berkecimpung dalam bisnis ini. Penulis juga mendapat
pengalaman berwiraswasta khususnya usaha budidaya benih lele.
Kiranya masih banyak manfaat-manfaat yang belum penulis tuliskan
di sini namun kurang lebih seperti itulah manfaat-manfaat yang
penulis dapatkan dalam menjalankan usaha benih lele ini.
5.3. Makna yang Dapat Dipetik Selama Masa Pengembangan Usaha
Bagi Pengembangan Diri
Selama pengembangan usaha penulis mendapat makna yang
banyak. Diantaranya seperti inilah kerja keras dari seorang yang
berwiraswasta. Makna lain yang penulis petik selama masa
pengembangan usaha bagi pengembangan diri seperti, harus sabar,
berpikir positif, terus bertahan dan yakin bahwa usaha yang dikerjakan
akan berkembang. Selain itu kita dapat memberikan inovasi-inovasi
yang lain untuk dapat terus mempertahankan atau bahkan
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 61
mengembangkan usaha yang sedang dijalankan. Penulis juga merasa
lebih kuat lagi untuk bisa bangkit dari banyak kegagalan atau
hambatan yang selama ini penulis hadapi.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Setelah selesai masa pengembangan atau implementasi dari semua
program bertujuan untuk mendapatkan laba bersih, namun pada kenyataannya
usaha ini mengalami kerugian sebesar Rp 904.250,00. Pengembangan usaha
ini memang belum mencapai target yang diharapkan, namun sangat berharga
pengalaman yang didapatkan oleh penulis. Kegagalan pasti ada, bukan untuk
selamanya melainkan untuk bangkit mencapai kembali kesuksesan yang
tertunda tersebut. Kerugian ini dikarenakan masih banyak keterbatasan
penulis terutama pada aspek sumber daya manusia dan operasi yang sudah
dibahas pada bab sebelumnya, selain itu adanya bencana alam yang tidak
dapat diprediksi. Penulis yakin usaha budidaya benih lele ini masih cukup
prospektif untuk dikembangkan lebih lanjut karena jika pada aspek sumber
daya manusia dan operasinya diperbaiki serta lahan yang mendukung maka
laba akan dapat dicapai.
2. Saran
Setelah masa pengembangan yang penulis laksanakan dan penulis
telah membandingkan dengan masa sebelum masa pengembangan, maka
penulis akan memberikan saran kepada penulis sendiri diantaranya yaitu:
62
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 63
a. Untuk menambah laba maka sebaiknya kapasitas produksi ditambah.
b. Sebaiknya pemberian pakan terhadap pemeliharaan larva harus lebih
diperhatikan, yaitu bisa memberikan pakan tidak terlalu banyak dan
tidak kurang. Karena jika terlalu banyak juga akan menyebabkan
pakan membusuk di dalam air dan pembusukan itu menyebabkan
datangnya penyakit. Sebaliknya jika pemberian pakan sedikit,
pertumbuhan benih lele lambat serta sifat canibal (memakan sama
jenis), artinya banyak benih lele yang mati karena dimakan temannya
sendiri.
c. Pengangkatan ijuk juga perlu diperhatikan, karena ijuk yang masih
terdapat telur yang lebih dari 1 minggu di dalam air, juga akan
membusuk dan menyababkan banyak penyakit.
d. Meminimalisir kematian benih dengan cara sistem kuras yang baik,
yaitu dengan struktur kolam yang memiliki sistem kuras baik. Karena
amoniak pada dasar kolam membuat benih terserang penyakit dan
menyebabkan kematian pada benih dalam jumlah besar.
e. Sebaiknya penulis mencari lahan yang lebih luas dan memiliki kolam
yang banyak agar produksi benih juga semakin banyak, dan memiliki
kolam sortasi. Sehingga sistem pemindahan benih ke kolam dengan
air yang bersih bisa meminimalisir kematian massal.
f. Penulis memiliki lahan yang memiliki atap tertutup rapat, agar ketika
ada bencana atau cuaca buruk tidak mempengaruhi kolam itusendiri.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 64
Kondisi suhu dalam air dan kualitas air juga stabil, Sehingga cara ini
bisa mengurangi kematian pada benih.
g. Mencoba untuk membuat kolam pembesaran juga, sehingga jika pada
kolam benih belum menghasilkan, kolam pembesaran bisa
menghasilkan. Karena pada kolam pembesaran atau budidaya ikan
lele konsumsi, bisa mendukung usaha ini agar terus berjalan.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 65
DAFTAR PUSTAKA
Diklat 4 : Manajemen Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian, 2010 Diklat 7 : Manajemen Pemasaran, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian, 2010 Khairuman, SP & Amri Khairul, Spi, M.Si, Pembenihan Lele Di Kolam Terpal (Jakarta, Redaksi AgroMedia, 2012) Muktiani, Budidaya Lele Sangkuriang Dengan Kolam Terpal (Yogyakarta, Pustaka Baru Press, 2011) Prasetya W, Bisnis Benih Lele Untung 200% (Jakarta, Penebak Swadaya, 2013) Rahayu Sri, Budidaya Lele Di Lahan Sempit, Modal Kecil Untung Gede, Untuk Bisnis dan Hoby (Jakarta, Intra Pustaka, 2013) Trubus Exo, Lele Kilat Pembesaran 50 Hari (Jakarta, 2010)
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 66
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 67
Lampiran 1
Riwayat Hidup Pemilik Usaha Budidaya Benih Ikan Lele
IG Nugroho Widiutomo T.T.L : Bandung, 16-01-1989 Alamat Asal : Blok Prapatan RT/RW 013/005 Desa Palimanan Timur, Kec. Palimanan, Kab. Cirebon. Alamat Domisili : Jalan Raya Candi Gebang Perum. Jambusari, Belimbing No. 23. Condong catur, Seleman, Yogyakarta. Status : Belum Menikah HP : 08132 8888 089 & 08193 8888 089 Email : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN No Tahun Lembaga Pendidikan
1 2009 – Sekarang Fakultas Ekonomi, Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2 2008 – 2009 Program Studi Manajemen Perhotelan, Akademi Pariwisata AMPTA Yogyakarta
3 2007 – 2008 Program Studi Manajemen Perhotelan, Sekolah Tinggi Pariwisata AmbarukmoYogyakarta
4 2004 – 2007 SMA Kristen 1 BPK Penabur Cirebon
5 2001 – 2004 SMP Negeri 1 Palimanan Cirebon
6 1995 – 2001 SD Negeri 1 Palimanan Cirebon
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 68
RIWAYAT PENGHARGAAN No Tahun Kegiatan
1 2010 Pemenang Juara II Lomba Debat F.E USD Yogyakarta
2 2009 Narasumber dalam Majalah Kampus ENTER USD Yogyakarta
3 2009 Pembicara dalam Seminar Unicore, Pusat Studi bisnis Enterpreneur Indonesia
4 2009 Pemenang Lomba Debat F.E USD Yogyakarta
RIWAYAT PELATIHAN No Tahun Pelatihan
1 2010 Pelatihan Bisnis UKM Terpadu, UGM Yogyakarta.
2 2009 Pelatihan Dasar Kepemimpinan, HMJM USD Yogyakarta.
3 2008 Pelatihan Character Building with Adi Harry Bisnis School, Kaliurang, Yogyakarta.
4 2008 Pelatihan Table Maner, Stipram Yogyakarta
RIWAYAT ORGANISASI No Tahun Lembaga
1 2012 Ketua TKP Yogyakarta (Tempat Kumpul Pengusaha)
2 2012 Ketua KP (Kunjungan Perusahaan) Manajemen USD Yogyakarta.
3 2010 C.O Dana Usaha Pecafe FE USD Yogyakarta.
4 2010 C.O Humas Eksternal HMJM USD Yogyakarta.
5 2009 C.O Acara HMJM USD Yogyakarta.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 69
RIWAYAT PEKERJAAN No Tahun Lembaga
1 2012 – 2013 Marketing CV Logo Sindo Yogyakarta
2 2012 – 2012 TNBK PT. New Armada
3 2011 Hotel Hyatt
No. Kegiatan Kategori Tahun Penyelenggara Tingkat
Sebagai NDT Bisnis School Adhi 1. 2008 Umum Presenter Enterpreneur Harry
Penyuluhan di 2. Desa Kesehatan 2009 PT. Tiens Umum Cangkringan
Juara II FakultasEkonomi- 3. PENDIDIKAN 2010 Fakultas lombadebat USD
Sebagai Opportunity 4. Presenter Open Global Network 2010 PT. Unicore Umum Plan &Patner Presentation
Casual Training 5. Pelatihan 2011 Hotel Hyatt Mahasiswa Hotel Hyatt
Motivator KKN Fakultas Ekonomi- 6. Motivasi 2012 Umum Di Krebet USD
Ketua TKP Pendidikan Manajemen 7. (Tempat 2012 Fakultas Ekonomi Umum Kumpul (Enterpreneur) USD Pengusaha)
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 70
Lampiran 2
Gambar Telur yang Menempel Pada Kakaban
Lampiran 3
Gambar Semua Kolam
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 71
Lampiran 4
Gambar Benih yang Sudah Menetas
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 72
Lampiran 5
Nota-Nota Pembelian
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 73
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 74
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 75
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 76
Lampiran 6:
Nota-Nota Penjualan
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 77
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 78
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 79
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 80
Bukti Dampak Abu Kelud
Bantul (ANTARA News) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat sebanyak 165.550 ekor benih ikan di wilayah setempat mati pascahujan abu vulkanis akibat erupsi Gunung Kelud.
"Data yang masuk ke dinas sampai hari ini (Rabu), kematian benih ikan akibat hujan abu vulkanis sebanyak 165.550 ekor, baik benih lele dan gurami," kata Kepala Bidang (Kabid) Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bantul Subiyanto Hadi, Rabu.
Menurut dia, akibat kematian ratusan ribu benih ikan itu, kelompok pembudidaya yang menjadi korban bencana alam tersebut mengalami kerugian materiil yang ditaksir totalnya sebesar Rp50 juta.
Ia mengatakan terdapat lima kelompok usaha pembenihan rakyat (UPR) yang menjadi korban bencana tersebut, yakni masing-masing kelompok di wilayah Kecamatan Jetis, Pundong, Srandakan, Pandak dan Kercamatan Sewon.
"Kematian ikan ini hanya terjadi pada benih lele dan gurami yang berumur antara satu hingga tiga minggu, namun untuk ikan yang sudah siap konsumsi atau berusia diatas dua bulan masih bisa bertahan," katanya.
Menurut dia, kematian benih ikan ini akibat air kolam yang terkena hujan abu vulkanis pekat, dan menyulitkan ikan terutama yang masih kecil kesulitan bernafas, sehingga menyebabkan kematian.
Untuk mencegah kematian yang semakin banyak, kata dia pihaknya menyarankan kepada pemilik kolam budidaya ikan untuk mengganti air kolam dengan air jernih, atau menambah air untuk mengurangi kepekatan air akibat abu itu.
"Bagi yang belum mengganti air kolam pascahujan abu ini, kami imbau pembudidaya supaya cepat mengganti air kolam, karena dari data itu rata-rata kematian benih akibat terlambat atau tidak sempat ganti air," katanya.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 81
Ia mengatakan di Bantul terdapat sebanyak 847 kelompok pembudidaya perikanan, sehingga sangat mungkin data kematian bisa bertambah, sehingga pihaknya masih menunggu data kematian yang belum dilaporkan.
"Untuk sementara ini kami baru sebatas melakukan pendataan, untuk selanjutnya kami belum tahu, jadi kami masih menerima data hingga satu minggu sejak bencana itu, untuk kemudian dilaporkan ke Bupati," katanya.
Adapun Penjelasan mengenai abu kelud sebagai berikut :
JAKARTA - Abu vulkanik yang bertebaran usai letusan gunung api Kelud bisa mengganggu aktivitas warga maupun tertundanya keberangkatan pesawat terbang. Abu vulkanik ini terdiri dari batuan berukuran besar hingga yang berukuran kecil atau halus.
Wikipedia menerangkan, abu vulkanik memiliki ukuran diameter kurang dari 2mm (0,079 inci), dihasilkan selama letusan magma yang memproduksi piroklastik (bebatuan vulkanik) yang berbeda-beda, tergantung pada proses erupsi. Beberapa jenis mineral muncul pada abu vulkanik, bergantung pada kandungan kimia dari magma gunung api yang meletus.
Unsur yang paling berlimpah dalam magma adalah silika (SiO2) dan oksigen. Letusan erupsi rendah dari basal (batuan beku) memproduksi karakteristk abu berwarna gelap yang mengandung 45-55 persen silika yang kaya akan zat besi (Fe) dan magnesium (Mg).
Gas-gas utama dilepaskan selama aktivitas gunung api adalah air, karbon dioksida, sulfur dioksida, hidrogen, hidrogen sulfida, karbon monoksida dan hidrogen klorida. Kandungan belerang dan gas halogen serta logam ini dihapus dari atmosfer oleh proses reaksi kimia.
Abu atau kerikil besar bisa jatuh sampai radius lima sampai tujuh kilometer dari kawah gunung api yang meletus. Sementara yang berukuran lebih kecil bisa terbawa angin hingga ratusan kilometer, bahkan ribuan kilometer.
PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 82
Abu yang halus ini berbahaya, karena bentuknya yang kecil tidak terlalu dapat terlihat oleh mata. Sehingga, dapat terhirup dan bisa menyebabkan radang paru-paru.
Tercatat pada 1883, gunung Krakatau meletus dan memunculkan abu vulkanik yang menyebar selama berhari-hari. Selain itu, gunung Galunggung juga pernah meletus pada 1982, abu vulkaniknya bahkan sampai ke daratan Australia.
Meskipun menimbulkan polusi udara, abu vulkanik ini bisa dijadikan sebagai pupuk tanaman. Seperti yang dilakukan sebagian petani di Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul, DIY. Tidak hanya itu, unsur silika dan alumunia memungkinkan abu vulkanik sebagai bahan pozolan, pengganti semen untuk bahan bangunan.