Reiza Miftah Wirakusuma : Perencanaan Aktifitas Wisata Berbasis Sejarah, Permainan Tradisional dan Rekreasi Air di Situ

PERENCANAAN AKTIFITAS WISATA BERBASIS SEJARAH, PERMAINAN TRADISIONAL DAN REKREASI AIR DI SITU CANGKUANG

Reiza Miftah Wirakusuma

Program Studi Manajemen Resort dan Leisure. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas Pendidikan .

*E-mail : [email protected]

ABSTRAK Perkembangan pariwisata Kabupaten Garut yang terus meningkat memberikan sumbangan bagi pembangunan di berbagai aspek kehidupan terutama pembangunan Fasilitas dan ekonomi suatu wilayah. Aktivitas wisata yang terus meningkat dapat memberikan dampak negatif jika tidak dikelola dengan baik, sehingga dalam pengelolaan wisata yang terus ditingkatkan ini harus memperhatikan konsep sustainable tourism agar tidak tereksploitasi secara berlebihan dan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan. Penelitian dari konsentrasi aktifitas dilakukan dengan pendekatan pada kondisi fisik alamiah, organisasi pengelola, sejarah, sosial dan budaya yang dapat dikemas menjadi aktifitas wisata menarik. Tentunya aktifitas ini ketika dijual akan mendatangkan pendapatan bagi pengelola dan masyarakat. Pengalaman berbeda yang dibeli dalam berbagai aktivitas wisata ini diharapkan menjadi nilai positif ketika investasi fasilitas dirasakan sangat berat. Tujuan dari konsep pengembangan ini diharapkan dapat mendapatkan sintesa tentang perencanaan sebuah aktifitas wisata dengan basis sejarah dalam pendekatan seni budaya, basis sosial budaya di dalam permainan tradisional dan rekreasi air dengan pendekatan fisik danau. Kata Kunci: aktivitas wisata, rekreasi air, perencanaan aktifitas

TOURIST ACTIVITIES PLANNING BASED ON HISTORY, TRADITIONAL GAMES AND WATER RECREATION IN CANGKUANG LAKE

ABSTRACT The development of tourism in keep continued to increase contribution in various aspects of life, especially the development of facilities and the economy of a region. Increased tourism activity can have a negative impact if not managed properly, so in the management of this upgraded tour should pay attention to the concept of sustainable tourism in order not to be over-exploited and still pay attention to aspects of sustainability. Research from the concentration of activity is done by approach on natural physical condition, management organization, history, social and culture that can be packed into interesting tourism activity. Surely this activity when sold will bring in revenue for the manager and the community. Different experiences purchased in various tourism activities is expected to be a positive value when facility investment is felt very heavy. The purpose of this development concept is expected to get a synthesis of the planning of a tourism activity with a historical base in the approach of art and culture, socio-cultural base in traditional games and water recreation with the physical approach of the lake Key words: Guest Activity, Water Based Recreation, activitiy planning

47

Jurnal Manajemen Resort dan Leisure Vol. 14, No. 2, Oktober 2017

PENDAHULUAN harus dikemas dengan memadukan sebagai Ibukota Provinsi aktivitas pendidikan dan hiburan sehingga Jawa Barat memiliki keanekaragaman memiliki makna dan pengalaman yang destinasi wisata yang menarik dan layak lebih bagi wisatawan. Hal seperti ini perlu untuk dikunjungi. Baik wisata alam, wisata menjadi sebuah konseptual pengembangan budaya, wisata heritage/ sejarah, wisata di Situ Cangkuang Kabupaten Garut. religi, wisata belanja, wisata kuliner dan Kabupaten Garut saat ini telah wisata edukasi. Sektor pariwisata di Jawa menjadi destinasi wisata favorit yang Barat ini sangat potensial untuk menawarkan wisata alam sebagai daya dikembangkan. Perkembangan pariwisata tariknya. Kabupaten ini terdiri dari 42 di Jawa Barat berkembang dengan baik, Kecamatan, 424 Desa dan 21 Kelurahan sebagai Provinsi terpadat dengan luas yang tentunya menawarkan daya tarik sekitar 44.176 km2, potensi wisata Jawa wisata yang berbeda satu sama lain. Air Barat sangat menarik minat wisatawan panas Geothermal, pegunungan, sungai, nusantara maupun wisatawan sawah hingga danau atau situ Bagendit dan mancanegara. Selain wisata di Kota, wisata Situ Cangkuang. di Kabupaten pun tidak kalah menarik. Situ Cangkuang mempunyai daya Wisata di Kota seperti wisata heritage/ tarik budaya dan religi berupa candi Hindu sejarah, wisata belanja, wisata kuliner dan yang terdapat di Kampung Pulo, wilayah wisata edukasi. Sedangkan di Kabupaten Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut, Jawa yang lebih ditonjolkan adalah wisata alam, Barat. (Perpustakaan Nasional Republik wisata budaya, dan wisata religi. Indonesia. Diakses tanggal 25 Februari Potensi Indonesia sebagai negara 2013). Candi inilah juga yang pertama kali maritim dan negara kepulauan yang ditemukan di Tatar Sunda serta merupakan memiliki jumlah pulau sangat banyak serta satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda. keanekaragaman morfologi dan lanskap Candi ini terletak bersebelahan dengan lokal daerah menjadi daya tarik tersendiri makam Embah Dalem Arief Muhammad, bagi dunia pariwisata. Potensi sosial dan sebuah makam kuno pemuka agama Islam budaya sebagai hasil interaksi antara yang dipercaya sebagai leluhur penduduk manusia dengan alam juga memiliki Desa Cangkuang. potensi yang sama baiknya dengan kondisi Desa Cangkuang dikelilingi oleh fisiknya. Kedua keunggulan potensi ini empat gunung besar di Jawa Barat, yang akan tetap ada dan lestari jika antara lain Gunung Haruman, Gunung dimanfaatkan dan dikembangkan sesuai Kaledong, Gunung Mandalawangi dan dengan nilai keunikan dan kapasitasnya, Gunung Guntur. Nama Candi Cangkuang begitupun sealiknya keunggulan potensi ini diambil dari nama desa tempat candi ini akan hilang jika eksploitasi dilakukan berada. Kata 'Cangkuang' sendiri adalah dengan tidak bertanggung jawab sehingga nama tanaman sejenis pandan (pandanus menghilangkan nilai daya tariknya. furcatus), yang banyak terdapat di sekitar Perilaku wisatawan yang makam, Embah Dalem Arief Muhammad, berkunjung perlu mendapatkan perhatian, leluhur Kampung Pulo. Daun cangkuang karena aktivitas wisata dikenal sebagai dapat dimanfaatkan untuk membuat aktivitas yang dilakukan untuk tujuan tudung, tikar atau pembungkus. Cagar kesenangan. Aktivitas wisata harus budaya Cangkuang terletak di sebuah memberikan dampak positif terhadap daratan di tengah danau kecil (dalam perilaku wisatawan yang lebih baik lagi bahasa Sunda disebut situ), sehingga untuk dan menjadikan kawasan wisata bukan mencapai tempat tersebut melalui jalur hanya sebagai sarana rekreasi tetapi juga utama, pengunjung harus menyeberang sarana hiburan. Produk dan aktivitas wisata dengan menggunakan rakit. Aslinya

48

Reiza Miftah Wirakusuma : Perencanaan Aktifitas Wisata Berbasis Sejarah, Permainan Tradisional dan Rekreasi Air di Situ Cangkuang

Kampung Pulo dikelilingi seluruhnya oleh dampak yang akan terjadi. Metode danau, akan tetapi kini hanya bagian utara perencanaan yang dikembangkan yang masih berupa danau, bagian adalah dalam rangka untuk selatannya telah berubah menjadi lahan melaksanakan pekerjaan, tahapan yang persawahan. Selain candi, di pulau itu juga harus dilakukan adalah sebagai berikut: terdapat pemukiman adat Kampung Pulo, 1. Menganalisa kebutuhan dari yang juga menjadi bagian dari kawasan wisatawan/ pengunjung. cagar budaya. (Perpustakaan Nasional 2. Menentukan tujuan dari sebuah Republik Indonesia. Diakses tanggal 25 aktifitas Februari 2013). 3. Menganalisa pengelompokan Candi Cangkuang terdapat di aktifitas dengan tingkat kesulitan sebuah pulau kecil yang bentuknya rendah, hingga tingkat kesulitan memanjang dari barat ke timur dengan luas tinggi 16,5 ha. Pulau kecil ini terdapat di tengah 4. Menganalisa pengalaman peserta danau Cangkuang pada koordinat ketika aktifitas tersebut 106°54'36,79" Bujur Timur dan 7°06'09" dilaksanakan Lintang Selatan. Di Wikimapia [1]. Selain 5. Evaluasi dari aktifitas apakah ada pulau yang memiliki candi, di danau ini reward dan punishment. terdapat pula dua pulau lainnya dengan ukuran yang lebih kecil. Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Lokasi danau Cangkuang ini Effendi, penelitian survei adalah topografinya terdapat pada satu lembah penelitian yang mengambil sampel dari yang subur kira-kira 600-an m l.b.l. yang satu populasi menggunakan kuesioner dikelilingi pegunungan: Gunung Haruman sebagai alat pengumpulan data yang (1.218 m l.b.l.) di sebelah timur - utara, pokok (Singarimbun dan Effendi: Pasir Kadaleman (681 m l.b.l.) di timur 1987:3). selatan, Pasir Gadung (1.841 m l.b.l.) di sebelah selatan, Gunung Guntur (2.849 m Alat pengumpulan data/ instrument l.b.l.) di sebelah barat-selatan, Gunung penelitian yang digunakan berdasarkan Malang (1.329 m l.b.l.) di sebelah barat, kompilasi dari berbagai referensi yang Gunung Mandalawangi di sebelah barat- mempunyai pendekatan rekreasi air utara, serta Gunung Kaledong (1.249 m (Water Based Recreation) l.b.l.) di sebelah utara. Dengan kegiatan wisata alam dan Populasi budaya, wisatawan dapat mempelajari dan Wardiyanta (2006) mengemukakan mengamati tradisi masyarakat, permainan bahwa populasi merupakan satuan tradisional, sejarah penyebaran islam, nilai objek penelitian. Populasi adalah keindahan dan fenomena alam sambil jumlah keseluruhan dari unit analisis mengagumi kebesaran sang Pencipta, yang cirri-cirinya akan diduga. Dalam dapat di stimulasi dengan menggunakan setiap penelitian, populasi harus sarana dan media yang sesuai disebutkan secara eksplisit, terkait dengan besarnya anggota populasi dan METODE wilayah penelitian. Hal ini untuk Dalam merumuskan produk aktifitas menjaga obyektifitas dan akuntabilitas wisata, harus diperhatikan mengenai data yang dikumpulkan. Populasi dalam kondisi fisik lokasi dan lingkungan penelitian ini adalah obyek wisata Situ sekitarnya, peraturan-peraturan yang Cangkuang Kecamatan Leles berlaku maupun yang diberlakukan, Kabupaten Garut. Sumber data dalam norma atau standar perencanaan dan penelitian ini terdiri para pengunjung, 49

Jurnal Manajemen Resort dan Leisure Vol. 14, No. 2, Oktober 2017

pemerintah/ instansi terkait, masyarakat perjalanan, saat berada di lokasi dan sekitar obyek wisata dan sarana fisik saat kembali ke tempat asal. aktifitas air wisata Situ Cangkuang c. Perishable yaitu terjadi pada Kecamatan Leles Kabupaten Garut. waktu tertentu dan sulit terulang lagi d. Non recoverable yaitu Sampel pemulihannya memerlukan waktu yang Menurut Teken dalam Wardiyanta lama dan tidak dapat kembali seperti (2006) metode pengambilan sampel semula yang ideal mempunyai sifat-sifat dapat As with most aspects of tourism, this is menghasilkan gambaran yang dapat an artificial definition in the sense that dipercaya dari seluruh populasi yang it identifies one particular set of human diteliti, dapat menentukan ketepatan behaviours from a broad multi- hasil penelitian dengan menentukan dimensional continuum, with no prior penyimpangan baku dan taksiran yang evidence that it corresponds to any diperoleh, sederhana sehingga mudah empirically identified clumping within dilaksanakan dan dapat memberikan that continuum.Individual people have keterangan sebanyak mungkin dengan many different expectations and biaya serendah-rendahnya. Sarana fisik experiences from outdoor activities, and aktifitas air wisata Situ Cangkuang excitement is only one of these sebagai populasi sekaligus dijadikan (Buckley, 2006:2). Wisatawan selalu sampel, jadi tidak ada yang dijadikan berekspektasi memiliki berbagai cuplikan dalam penelitian. Semua unsur pengalaman dan ketertarikan dari prasarana dan sarana aktifitas air yang aktifitas wisata yang dibeli. ada di lokasi tidak luput dari unsur Wisatawan umumnya menginginkan kajian. liburan yang berbeda dengan liburan- liburan biasanya, sehingga adventure tourism ini cocok untuk wisatawan TINJAUAN PUSTAKA yang mencari beda dari yang beda. Perencanaan Kawasan Wisata Kontribusi yang diberikan kepada Perkembangan kepariwisataan alam masyarakat pun baik secara langsung saat ini mengarah pada bentuk atau tidak langsung. Secara langsung ekowisata yang mencangkup aspek liburan yang diberikan kepada para konservasi, pendidikan terhadap wisatawan sekaligus masyarakat lingkungan, pemberdayaan masyarakat, sekitar, sedangkan secara tidak peningkatan nilai ekonomi dan kegiatan langsung masyarakat sekitar tempat wisata yang ramah lingkungan. Fandeli, wisata tersebut menjadi sumber mata C (2002) dalam bukunya yang berjudul pencaharian. Perencanaan Pada Kawasan yang Menurut Robert Christie Mill dalam Dilindungi, menyatakan bahwa objek bukunya Resort Management and wsata alam memiliki karakter yang Operations (2007), alur perencanaan khas dimana terdapat sifat: berawal dari Menganalisa kebutuhan a. In Situ yaitu hanya dapat dari wisatawan/ pengunjung. Lalu dinikmati pada tempatnya dengan menentukan tujuan dari sebuah derajat kepuasan tergantung dari aktifitas. Dilanjutkan menganalisa kedekatan dan interaksi dengan objek pengelompokan aktifitas dengan tingkat alam kesulitan rendah, hingga tingkat b. Total experience yaitu kepuasan kesulitan tinggi. Setelah itu pengalaman dalam wisata alam menganalisa pengalaman peserta ketika ditentukan oleh seluruh rangkaian aktifitas tersebut dilaksanakan, hingga

50

Reiza Miftah Wirakusuma : Perencanaan Aktifitas Wisata Berbasis Sejarah, Permainan Tradisional dan Rekreasi Air di Situ Cangkuang evaluasi dari aktifitas apakah ada pertandingan ataupun reward dan punishment. pertunjukan

Gambar 2. Gambar 1. Format Aktifitas Alur Perencanaan Aktifitas Sumber: Mill, 2007 Sumber: Mill, 2007 Keseluruhan perencanaan aktifitas Dalam buku yang berjudul Outdoor wisata dipengaruhi oleh faktor sejarah, Recreation Planning tertulis suatu lingkungan, organisasi, dan sosial pernyataan sebagai berikut: budaya. “Water attraction will include lakes, Masih dalam buku yang sama, (Mill, impoundments, major streams, 2007) mengatakan bahwa Aktifitas cascades and scenic rapids. Slow dipengaruhi format yakni: sluggish streams and small spring a. Instructional. Merupakan format would be considered poor attractions. aktifitas yang memberikan Land Features would include unusual arahan dari sebuah permainan. scenic views, outstanding timber stands b. Competition. Mempunyai and groves, historical areas, penekanan pada sebuah archeological areas, geological areas kompetisi permainan sehingga such as caves and rock formations, ada pemenang dan penghargaan botanical areas with rare plant life, or c. Social Activities. Format yang zoological areas having unusual animal bertujuan untuk saling mengenal life. In some cases the attraction will be karakter rekan. a combination of both land and water d. Trips. Format aktifitas yang features.” (Jubenville, 1976) berawal dari satu tempat ke Bentuk pariwisata yang akan tempat lain. direncanakan harus berkesinambungan e. Drop-in Activities. Aktifitas dengan berbagai aktivitas yang yang bertempat di wilayah direncanakan. Aktivitas wisata sendiri tertentu. merupakan sekumpulan f. Special Events. Berupa acara kegiatan/aktivitas yang dilakukan oleh special pada waktu yang pengunjung/ wisatawan ketika disesuaikan dengan kalendar berwisata di suatu ODTW tertentu. atau agenda teretentu Mengutip berdasarkan pernyataan g. Spectator. Berupa aktifitas pasif Gartner ”……. but once people arrive sebagai penonton dalam they must have something to do on or 51

Jurnal Manajemen Resort dan Leisure Vol. 14, No. 2, Oktober 2017

with the resource..”. (Gartner, 1996) once people arrive they must have Dalam melakukan pengembangan something to do on or with the aktivitas wisata maka perlu adanya resource. Even sightseeing requires the upaya penggabungan antara suatu DTW development of a transportation tertentu dengan aktivitas wisata, dimana infrastructure (e.g, roads, trails) to DTW tersebut sudah memiliki daya move people through an area. The more tarik yang membuat activity options, the greater the pengunjung/wisatawan datang; namun opportunity for increasing length of akan menarik jika aktivitas wisata yang stay and economic returns. The key dapat dilakukan di tempat tersebut question when considering activities for dikembangkan dengan memanfaatkan certain attractions is if they are sumber daya yang ada, sehingga compatible with the attraction and keberadaannya akan semakin beragam. serve to maintain the sociocultural and Hal tersebut diungkapkan lebih rinci environmental integrity of the area.” oleh Inskeep, yaitu : (Gartner, 1996) “An important approach is to relate tourist attraction features with tourist Rekreasi dan Leisure activities. A feature by itself may have Dalam perencanaan aktifitas, perlu ada some interest, but it can be much more adopsi dari pengertian rekreasi. interesting if related activities are Rekreasi secara harfiah didefinisikan developed or organized”. (Inskeep, “…has been viewed as activity carried 1991) on within one’s free time, primarily for Dalam sebuah pengembangan relaxation and self-renewal for further atraksi wisata, aktivitas wisata work,” (Weiskopf, 1982). Recreation is merupakan hal yang perlu terus the term used mainly to refer to dikembangkan. Ketika wisatawan activities that are carried out not far datang, mereka harus melakukan from home and within the normal daily sesuatu kegiatan dengan sumberdaya routines while the term nature tourism yang ada di area tersebut. Meskipun implies activities that are part of a aktivitas tersebut hanya sebatas holiday or vacation and which involve menikmati pemandangan, tetap harus staying away from home. Clearly, some mempunyai pengembangan fasilitas people using a particular area may be transportasi seperti jalan setapak locals who come regularly while others sebagai sarana perpindahan wisatawan may be tourists from another region or dari suatu area. Semakin banyak country. As well as undertaking an aktivitas yang dilakukan, semakin besar activity, many people are interested in peluang untuk memperpanjang lama learning more about the area they are kunjungan dan juga memperbesar visiting; the organization which spending power dari setiap wisatawan manages the place may also have an yang datang. Tetapi yang harus interest in teaching visitors about it, dipertimbangkan adalah sejauh mana partly to increase their enjoyment but atraksi tersebut dapat menyesuaikan also to help in its protection or dan memelihara keutuhan lingkungan management (Bell, 2008). sekitarnya. Hal ini terdapat pada Adapun salah satu jenis rekreasi pernyataan dari Activity Expansion, yang dilakukan di luar ruangan atau yakni alam bebas yang biasanya “All attractions require activity options. memanfaatkan sumber daya alam It is one thing to promote the unique sebagai atraksinya disebut dengan natural resource base at the area, but istilah outdoor recreation. Outdoor

52

Reiza Miftah Wirakusuma : Perencanaan Aktifitas Wisata Berbasis Sejarah, Permainan Tradisional dan Rekreasi Air di Situ Cangkuang recreation and its cousin, nature 3) the choice of activity or involvement tourism, are the big growth areas in is voluntary, free of compulsion or leisure and holiday activities today. As obligation, the populations of most countries 4) recreation is prompted by internal develop and become more urbanized, motivation and the desire to achieve and as most people’s work becomes less personal satisfaction, rather than by and less connected with the land, many extrinsic goals or rewards, more people are seeking to regain some 5) recreation is dependent on a state of kind of connection with nature and with mind or attitude, it is not so much what wild landscapes, even if it is only for one does as the reason for doing it, and short periods at infrequent intervals. the way the individual feels about the There are many reasons for visiting and activity, that makes it recreation, exploring the great outdoors: physical 6) although the primary motivation for exercise, release from the stresses of taking part in recreation is usually city life, fresh air, getting closer to pleasure seeking, it may be also nature, enjoyment of the scenery, meeting intellectual, physical, or social hunting and fishing, walking the dog, needs. In some cases, rather than an occasion to meet family and friends providing “fun” of a light or trivial … the list goes on. For most people it is nature, recreation may involve a probably a combination of reasons. The serious degree of commitment and self- trends in how people spend their time discipline and may yield frustration or change from year to year, but contain even pain. broadly the same ingredients: a chance Sedangkan untuk leisure sebenarnya to escape from the city, to be alone or memiliki definisi tersendiri. Leisure is to be with other people, to be close to that period of life not spent in making a nature, and to relax and enjoy oneself living or in self-maintenance. As an (Bell, 2008). attitude it is related to free will, lack of Daniel McLean dan Amy Hurd (2012) compulsion and freedom of choice menyimpulkan poin penting tentang (Clayne, 1977). definisi rekreasi yang berhasil dihimpun Dari pengertian di atas, pada intinya dari berbagai hasil penelitian yang dapat disimpulkan bahwa rekreasi mana: adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh seorang individu yang terlepas dari 1) recreation is widely regarded as rutinitas atau keseharian indvidu activity (including physical, mental, tersebut untuk mendapatkan perasaan social, or emotional involvement), as gembira, bahagia, senang, serta rileks. contrasted with sheer idleness or Mengadaptasi dari pengertian rekreasi complete rest; air yakni salah satu jenis wisata yang 2) recreation may include an extremely memanfaatkan sumber daya alam (air) wide range of activities, such as sport, sebagai media wisata. Rekreasi air games, crafts, performing arts, fine biasanya berfokus kepada arts, music, dramatics, travel, hobbies, pengembangan wisata di sungai, kanal, and social activities. These activities danau, dan laut. may be engaged in by individual or by Water-based tourism relates to any groups and may involve single or touristic activity undertaken in or in episodic participation or sustained and relation to water resources, such as frequent involvement throughout one’s lakes, dams, canals, creeks, streams, lifetime, rivers, canals, waterways, marine

53

Jurnal Manajemen Resort dan Leisure Vol. 14, No. 2, Oktober 2017

coastal zones, seas, oceans, and ice- restaurant di area yang diberi warna biru associated areas (Jennings, 2007). (zona rekreasi air). Area ini nantinya akan terbagi menjadi dua yaitu; pertama, area HASIL DAN PEMBAHASAN untuk aktifitas mengendarai rakit; kedua, Dalam pengembangan aktifitas area untuk perahu yang beroperasi sebagai selanjutnya, hal yang menjadikan Situ bagian dari konsep floating restaurant. Cangkuang sebagai sebuah kawasan wisata terpadu adalah sinergitas antara Dinas Desain representatif Pariwisata dan Kebudayaan, masyarakat Konsep yang akan penulis kembangkan Kampung Pulo dan masyarakat Desa untuk meningkatkan kunjungan wisatawan Cangkuang. Bentuk dari koordinasi lintas di Situ Cangkuang adalah dengan sektoral ini dapat menciptakan aktifitas menggunakan konsep restoran “terapung” seperti berikut ini: dengan mengintegrasi seluruh pedagang a. Industri Seni Pertunjukan Arief makanan kaki lima yang biasa berjualan di Muhamad. Merupakan sebuah sekitar kawasan situ maupun candi untuk pagelaran seni yang bertujuan menjadi tenant yang mengisi stall-stall mengangkat cerita tokoh penyebaran makanan di food court yang kami desain agama islam sebagai bagian dari konsep floating b. Permainan Tradisional. Masyarakat restaurant atau restoran “terapung” ini. Desa Cangkuang telah mempunyai embrio permainan tradisional yang bernama KABARULEM (Kaulinan Barudak Lembur). Namun hal ini perlu dikemas lebih lanjut, dikrenakan belum berupa paket wisata yang dijual secara rutin. Rekreasi air. Ini adalah salah satu perpaduan antara aktifitas wisata air dan sarana makan minum yang berbentuk Restoran Terapung. Hal ini bertujuan untuk mengangkat kembali jajanan tradisional khas sunda dengan Gambar 4. Desain Visual Floating cara yang berbeda. Restaurant Situ Cangkuang tampak depan. (sumber gambar: diolah oleh peneliti).

Gambar 3. Peta Konsep Zonasi Situ Cangkuang. (sumber gambar: diolah oleh peneliti, 2017). Gambar 5. Desain Visual Floating Restaurant Situ Cangkuang tampak Dari gambar di atas, dapat disimpulkan samping. (sumber gambar: diolah oleh bahwa kami akan berfokus untuk peneliti). mengembangkan aktifitas floating

54

Reiza Miftah Wirakusuma : Perencanaan Aktifitas Wisata Berbasis Sejarah, Permainan Tradisional dan Rekreasi Air di Situ Cangkuang

Setiap tenant diberikan kebebasan untuk adalah bangunan food stall yang terbagi menjual makanan apa saja yang memiliki menjadi dua sisi, disisi kiri berisi stall hubungan dengan kuliner Jawa Barat khusus masakan tradisional sunda dan sisi sehingga tidak keluar dari konsep kanan berisisi aneka minuman dan jajanan tradisional yang diusung untuk pasar, untuk bagian ketiga sendiri pengembangan floating restaurant ini. merupakan gazebo yang berada di tengah, Konsep tradisional yang diusung didalam gazebo terdapat toilet dan adalah kental dengan budaya suku Sunda mushola serta ruangan khusus staff. sehingga kami berencana untuk selalu Ketika wisatawan ingin menuju floating memberi sentuhan ‘Sunda’ pada setiap restaurant, wisatawan terlebih dahulu objek yang ada di dalam area floating harus menyebrangi danau menggunakan restaurant. rakit yang tersedia. Para pengunjung yang Adapun teknis atau sistem yang datang ke floating restaurant dapat kami akan terapkan adalah seluruh menikmati makanannya di dalam area wisatawan yang ingin memesan makanan makan atau di kano. di food court tersebut memiliki dua pilihan Ada 10 kano yang disediakan di floating yaitu; dapat menyantap makanannya restaurant ini, kano yang tersedia disini langsung di tempat, atau sambil berkeliling disewakan pada wisatawan yang ingin di sekitar situ dengan menaiki perahu yang mencoba pengalaman makan di atas kano. akan dioperasikan oleh operator. Jika semua kano disini terisi penuh maka Wisatawan dapat menikmati pengalaman wisatawan harus rela mengantri (mengisi menaiki perahu sambil melihat keindahan daftar waiting list). sekitar situ dengan durasi sesuai yang telah Tabel rencana tahapan pengembangan disepakati di awal. aktifitas dan fasilitas

Jangka Jangka Jangka Pendek Menengah Panjang (5 thn) (10-15 (25 thn) thn) Aktifi - Pendataan - Pengada - Menggu tas tenant an debit nakan - Pengemba dan sistem ngan merchan online varian t dalam menu - Terdafta seluruh r dalam aspek Gambar 6. Desain Visual Floating situs- operasio situs nal Restaurant Situ Cangkuang tampak booking - Bilingual samping. (sumber gambar: diolah oleh online - Terdaftar peneliti). - Terdafta dalam r dalam setiap Di dalam floating restaurant ini kami setiap paket paket wisata berencana untuk membagi stall-stall tenant wisata yang ke dalam beberapa kategori, yaitu; travel ditawark masakan tradisional khas Sunda, jajanan agent an oleh pasar, dan minuman. - Event travel Floating restaurant ini akan terbagi musima agent n seperti asing menjadi 3 bagian. Bagian pertama adalah pagelara area makan yang terbagi menjadi dua sisi n musik yaitu sisi kanan dan sisi kiri, bagian kedua

55

Jurnal Manajemen Resort dan Leisure Vol. 14, No. 2, Oktober 2017

Jangka Jangka Jangka Gartner,William C. 1996. Tourism Pendek Menengah Panjang Development, Principles, Process, and (5 thn) (10-15 (25 thn) Policies. New York: Van Nostrand thn) Reinhold. - Pembangun - Penamba - Pengada Grigg, Neil, 1996. Water Resources Fasi- an dining han an Management: Principles, Regulations, and litas deck fasilitas fasilitas - Pengadaan playfgro money Cases. Mc Graw-Hill. perahu dan und changer Jennings, G. (2007). Water-based tourism, instalasi untuk - Penggati sport, leisure, and recreation experiences. sistem anak an Routledge. - Pengada armada McLean, D. D. & Hurd, A. R. (2012). Kraus’ an mesin perahu recreation and leisure in modern society. ATM dengan Burlington: Jones & Barlett Learning. - Penamba yang Undang-undang no. 10 tahun 2009 tentang han lebih Kepariwisataan. armada canggih Wardiyanta. (2006). Metode Penelitian perahu dan dan mutakhir Pariwisata. Yogyakarta: Andi. upgradin - Seluruh Weiskopf, D. (1982). Recreation and leisure g sistem tenant improving the quality of life. Boston: menggun Allyn and Bacon, Inc. akan Inskeep, Edwar. 1999. Tourism Planning. New touchpad York: Van Nostrand Reinhold. untuk Yoeti, Oka A. 2003, Tours and travel pemesan marketing. PT Perca Jakarta an Jubenville, Alan.1976. Outdoor Recreation makanan Planning. Philadelphia: West Washington Sumber: Olahan Peneliti, 2017 Square.

DAFTAR PUSTAKA Abdurachmat, Idris, E. Maryani. 1998. Geografi Ekonomi. Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS. IKIP Bandung. Bell, Simon. (2008). Design for outdoor recreation. Abingdon: Taylor & Francis. Buckley, Ralf. 2006. Adventure Tourism. International Centre for Ecotourism Research Griffith University Gold Coast, Australia. Clayne, R. J. (1977). Leisure and recreation: introduction and overview. Philadelphia: Lea & Febiger. Fandeli, C. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Fandeli, C, Muhammad Nurdin. 2005. Pengembangan Ekowisata Berbasis Konservasi di Taman Nasional. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Pusat studi UGM, dan Kantor Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Yogyakarta. Gunn, Clare A. 1994. Tourism Planning Basic Concepts Cases. USA : Taylor & Francis.

56