XL/Oktober - 2019

Pekan Kebudayaan Parade Digdaya Bahasa 06 Nasional 2019 20 Nusantara 26 sebagai Bahasa Perwujudan Amanat Kaya akan Keragaman Negara: Sendi Undang-undang dan dengan Konteks Bangsa Paling Ruang Ekspresi Budaya Kekinian Kokoh

PEKAN KEBUDAYAAN NASIONAL: Ruang Bersama Ekspresi Budaya DAFTAR ISI

04 Salam Pak Menteri

Fokus

Pekan Kebudayaan Nasional 2019 Perwujudan Amanat Undang- Resensi 06 Mengenal Peninggalan undang dan Ruang Ekspresi Budaya 24 Masyarakat Gunung Pekan Kebudayaan Nasional, Sindoro Melalui Komik Wujudkan Indonesia Bahagia 07 Ruang Bersama bagi Keberagaman Infografis Perpustakaan Ekspresi Budaya 25 Rekapitulasi Pengunjung Perpustakaan Dikbud Pasanggiri: Upaya Kenalkan 10 Permainan Tradisional pada Peringatan Bahasa dan Sastra Generasi Muda 26 Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara: Sendi Ruang Muka Bangsa Paling Kokoh 13 Indonesia Bahagia Kajian Sawala Wicara 30 Subak Bali, Situs Gotong Royong Ekosistem Warisan Dunia 16 Kebudayaan dalam Diskusi yang Terancam Eksistensinya Pergelaran Karya Budaya Menumbuhkan Akar Kebudayaan Bangga Berbahasa Indonesia 18 dalam Diri Anak-anak 33

Parade Digdaya Nusantara Kaya akan Keragaman dengan 20 Konteks Kekinian

KomentarPengunjung PKN 2019 Belajar Mengenal Budaya 22 Hingga Bernostalgia Masa Kecil Sapa Redaksi

Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) adalah Bayu Indra Saputro. Buku ini menceritakan sebuah perhelatan akbar seni budaya yang pertama kali desa yang telah tertimbun akibat letusan Gunung diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Sindoro. Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan di Istora Senayan, Rubrik selanjutnya merupakan rubrik khusus pada 7 s.d. 13 Oktober 2019 lalu. PKN menampilkan yang redaksi sajikan dalam rangka memperingati berbagai seni budaya dari seluruh Indonesia mulai Bulan Bahasa dan Sastra pada Oktober lalu. dari pasanggiri hingga pergelaran karya budaya Rubrik khusus ini adalah rubrik Bahasa dan yang dikemas secara apik dan sukses menarik Sastra yang membahas kegiatan Peringatan pengunjung dari berbagai kalangan. Bulan Bahasa dan Sastra 2019 yang dilakukan oleh Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Mengusung tema “Ruang Bersama Indonesia Kemendikbud. Bahagia”, PKN merupakan wujud implementasi salah satu amanat dalam Kongres Kebudayaan Sementara itu pada rubrik Kajian, JENDELA Indonesia 2018, yakni keragaman ekspresi budaya menyajikan hasil kajian tentang permasalahan mendorong keragaman interaksi antarbudaya dihadapi oleh Subak Bali untuk mempertahankan di Indonesia. Sentuhan kekinian serta modern eksistensinya di masyarakat setempat. Kajian ini juga tak luput hadir mewarnai keragaman dalam redaksi tulis ulang dalam bentuk tulisan popular penyelenggaraan PKN. yang pembaca dapat nikmati pada halaman 30—32.

JENDELA edisi 40 kali ini mengulas lengkap Di bagian akhir, tak lupa JENDELA hadirkan rubrik kegiatan PKN yang dikemas dalam 17 halaman Bangga Berbahasa Indonesia yang disajikan guna pada rubrik Fokus. Ada lima kegiatan utama dalam menambah wawasan pembaca dalam berbahasa PKN, yaitu Pasanggiri, Pameran, Sawala Wicara, Indonesia. Pergelaran Karya Budaya, dan Pawai Budaya. Seluruh kegiatan itu, JENDELA sajikan dengan foto Akhir kata redaksi ucapkan semoga JENDELA dan infografis. edisi kali ini memberikan informasi bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca. Selamat Rubrik Resensi Buku yang dapat pembaca nikmati membaca. Salam. pada halaman 24 mengulas buku berjudul “Liyangan: Sepenggal Cerita Dari Balik Kabut Sindoro” yang ditulis oleh Hari Wibowo, Sugeng Riyanto, dan Redaksi

REDAKSI Pelindung: Sekretariat Redaksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM), Muhadjir Effendy Kemendikbud, Gedung C Lantai 4, Penasihat: Sekretaris Jenderal, Didik Suhardi Jln. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, Pengarah Konten: Staf Khusus Mendikbud, Soeparto Telp. 021-5711144 Pes. 2413 Penanggung Jawab: Ade Erlangga Masdiana Pemimpin Redaksi: Anang Ristanto Redaktur Pelaksana: Ratih Anbarini kemdikbud.go.id Staf Redaksi: Agi Bahari, Desliana Maulipaksi, Kemdikbud.RI Ryka Hapsari Putri, Dwi Retnawati, Denty @kemdikbud_RI Anugrahmawaty, Prima Sari, Anang Kusuma, Prani kemdikbud.ri Pramudita, Dennis Sugianto, Intan Indriaswarti, Nur Kemdikbud.RI Widianto, Lany Fitriana Editor: Zainuddin, Sigit Supriyadi, M. Adang jendela.kemdikbud.go.id Syaripudin, Heri Nana Kurnia Fotografi, Desain & Artistik: BKLM Salam Pak Menteri

4 Edisi XL/Oktober 2019 Salam Pak Menteri

SALAM PAK MENTERI

KITA BERSYUKUR, satu per satu amanat (Kemendikbud), Kementerian Perencanaan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 Pembangunan Nasional (PPN)/Badan tentang Pemajuan Kebudayaan akhirnya Perencanaan Pembangunan Nasional tercapai. Diawali dengan penyusunan Pokok (Bappenas), dan Badan Pusat Statistik Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) mulai (BPS). Indeks ini diperlukan untuk mengukur level kabupaten/kota hingga provinsi, capaian pembangunan kebudayaan sesuai dilanjutkan dengan penyelenggaraan dengan amanat UU Nomor 5 Tahun 2017. Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) pada 2018, hingga terwujudnya Pekan IPK ini memotret capaian pembangunan Kebudayaan Nasional (PKN) pada 2019. kebudayaan di suatu wilayah atau daerah. Keseluruhan agenda tersebut dilakukan Dengan mengetahui capaian pembangunan sebagai upaya meningkatkan ketahanan kebudayaan, maka setiap pemerintah daerah budaya dan kontribusi budaya Indonesia di dapat menentukan arah kebijakannya tengah peradaban dunia melalui pelindungan, masing-masing di bidang kebudayaan. pengembangan, pemanfaatan, dan Pengelolaan kebudayaan yang baik akan pembinaan kebudayaan. menjadi kekuatan penggerak untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju Cita-cita kita adalah menjadikan kebudayaan dan mampu bersaing dengan negara maju sebagai nilai-nilai luhur bangsa. Kita lainnya. berharap cita-cita itu dapat terwujud melalui upaya-upaya yang kita lakukan, Pengelolaan kebudayaan juga tidak bisa termasuk melalui penyelenggaraan PKN. dilepaskan dari insan kebudayaan yang turut Mudah-mudahan ini adalah awal kebangkitan serta dalam pemajuan kebudayaan. Karena kebudayaan nasional kita. Mudah-mudahan itulah Kemendikbud memberikan Anugerah ini menjadi awal untuk semakin bergairahnya Kebudayaan dan Penghargaan Maestro pelestarian tradisi di daerah-daerah. PKN Seni Tradisi kepada 59 orang dari delapan dilakukan dengan cara-cara kreatif sehingga kategori. Delapan kategori tersebut adalah mampu menarik minat kaum muda tergerak Gelar Tanda Kehormatan dari Presiden RI dan terpanggil untuk melestarikan tradisinya. (terdiri dari Bintang Mahaputera, Bintang Budaya Parama Dharma, dan Satyalencana Saya mengapresiasi seluruh pihak yang telah Kebudayaan); Pencipta dan Pelopor; mencurahkan pikiran, tenaga, dan kontribusi Pelestari; Anak dan Remaja; Maestro Seni lainnya untuk PKN, untuk kebudayaan Tradisi; Pemerintah Daerah; Komunitas; dan Indonesia. Kita berharap dari sini muncul Perorangan Asing. lebih banyak pertunjukkan-pertunjukkan kebudayaan berkualitas yang dapat diangkat Pembangunan manusia pada hakikatnya ke festival di tingkat nasional. Dengan merupakan pembangunan yang berbasiskan demikian, semakin banyak orang yang dapat kebudayaan. Dengan basis tersebut, meski menikmati keindahan kebudayaan Indonesia. kita dihadapkan pada ancaman idelogi serta pemikiran yang bertentangan dengan nilai- Kita bersyukur juga di tahun 2019 ini nilai Pancasila, saya percaya semua itu dapat Indonesia memiliki Indeks Pembangunan ditangkal. Sudah menjadi kewajiban kita Kebudayaan (IPK) yang merupakan semua untuk menjaga nilai-nilai luhur bangsa instrumen yang disusun bersama antara itu. (*) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Edisi XL/Oktober 2019 5 Fokus

Pekan Kebudayaan Nasional 2019 “Kita tidak cukup hanya menjamin ketersediaan panggung ekspresi. Perwujudan Yang kita butuhkan adalah panggung interaksi yang Amanat Undang- bertoleransi karena, sekali lagi, inti dari kebudayaan undang dan adalah kegembiraan.” Demikian disampaikan Presiden Joko Ruang Ekspresi Widodo pada Kongres Kebudayaan Budaya Indonesia (KKI) pada Desember 2018 yang lalu.

internasional serta dimasukkan ke dalam event EBAGAI tahunan. “PKN ini akan menjadi event internasional, SALAH satu sehingga dalam waktu dekat akan terus resolusi dipromosikan menjadi bagian wisata budaya,” yang ujarnya. dihasilkan dalam KongresS Kebudayaan Indonesia (KKI) 2018, Kementerian Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengungkapkan, PKN sebagai representasi melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan daerah-daerah atas kebudayaannya masing- menyelenggarakan Pekan Kebudayaan masing. Melalui PKN, diharapkan ada pola interaksi Nasional (PKN) pada 7 s.d. 13 Oktober 2019 yang lebih fleksibel dan leluasa dengan basis di Istora Senayan, Jakarta. PKN menjadi kebersamaan. “Ini adalah platform dengan tujuan implementasi dari salah satu agenda strategi memajukan kebudayaan Indonesia bahagia,” pemajuan kebudayaan, yaitu menyediakan ungkapnya. ruang bagi keberagaman ekspresi budaya, serta mendorong interaksi budaya guna Pekan Kebudayaan Nasional yang pertama kali memperkuat kebudayaan yang inklusif. digelar pada 2019 mengusung tema “Ruang Bersama Indonesia Bahagia”. Tema ini mengacu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada stanza kedua Lagu Indonesia Raya “Marilah (Mendikbud), Muhadjir Effendy mengungkapkan Kita Mendoa Indonesia Bahagia”. bahwa PKN merupakan perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Terdapat lima aktivitas utama yang dapat diikuti Pemajuan Kebudayaan. PKN menjadi wadah dan dinikmati oleh publik secara gratis. Pertama, untuk memfasilitasi ruang ekspresi keberagaman Pasanggiri atau kompetisi permainan rakyat budaya dan mendorong interaksi budaya guna berbasis obyek pemajuan kebudayaan; Kedua, memperkuat kebudayaan yang inklusif. Sebagai Pameran kekayaan budaya 34 provinsi; Ketiga, ruang bersama, PKN diharapkan dapat mendorong Sawala Wicara atau konferensi yang membahas terwujudnya sikap saling memahami, menghargai, berbagai isu kebudayaan; Keempat, Pagelaran dan menghormati di antara anak bangsa. Karya Budaya utusan 34 provinsi serta kultur urban; dan Kelima, Pawai Budaya bertajuk ”Parade “Dalam menghidupkan kreativitas dan Digdaya Nusantara”. keanekaragaman ekspresi budaya, kita memerlukan ruang interaksi yang inklusif. Tidak Pada PKN 2019, setidaknya terdapat 245 kegiatan ada keanekaragaman budaya tanpa interaksi yang dalam rangkaian Pekan Kebudayaan Nasional melibatkan semua golongan,” tutur Mendikbud. selama 7 (tujuh) hari. Selain itu, pengunjung PKN juga dapat menikmati 50 menu kuliner khas Mendikbud berkomitmen, PKN akan terus nusantara. (DNS) dikembangkan menjadi kegiatan beskala

6 Edisi XL/Oktober 2019 Fokus

Pekan Kebudayaan Nasional, Wujudkan Indonesia Bahagia Ruang Bersama bagi Keberagaman Ekspresi Budaya

Pekan Kebudayaan Nasional menjadi implementasi dari salah satu agenda strategi pemajuan kebudayaan, yaitu menyediakan ruang bagi keberagaman ekspresi budaya, serta mendorong interaksi budaya guna memperkuat kebudayaan yang inklusif. Selama tujuh hari pelaksanaan Pekan Kebudayaan Nasional, setidaknya terdapat 245 kegiatan yang terbagi ke dalam lima jenis aktivitas utama.

DA LIMA aktivitas utama yang mengasah dan mengembangkan dapat diikuti dan dinikmati permainan rakyat tersebut, sehingga oleh masyarakat secara menjadi lebih menarik dan bisa menjadi gratis di Pekan Kebudayaan perhatian publik untuk pelestariannya. NasionalA (PKN). Pertama, Pasanggiri, yaitu kompetisi permainan rakyat Kedua, Pameran. Setidaknya terdapat berbasis objek pemajuan kebudayaan. 27 pameran di PKN 2019. Pameran Permainan yang dilombakan dari tingkat tersebut antara lain Kekayaan Budaya desa hingga pusat adalah gobak sodor, 34 provinsi, Wastra Nusantara, Warisan terompah panjang, egrang, dan lari Budaya Takbenda, Warisan Dunia, balok. Kultur Perkayuan, Capaian Pemajuan Kebudayaan, Desa Percontohan Selain dikompetisikan, PKN juga Pemajuan Kebudayaan, dan Seni Rupa. menghadirkan Kampung Permainan Ada juga pameran berbagai artefak Rakyat yang sederhana, di mana tidak kebudayaan, purwarupa teknologi memerlukan peralatan, fasilitas, atau pemajuan kebudayaan hasil inovasi logistik yang rumit. Kegiatan permainan dari Kemah Budaya Kaum Muda, serta tradisional ini diharapkan mampu karya-karya unggulan dari kementerian/

Edisi XL/Oktober 2019 7 Fokus

Guyub, dan Panggung Nusantara. Sederet seniman kenamaan Tanah Air turut meramaikan keempat panggung pertunjukan tersebut. Para seniman tersebut antara lain Maesto Gamelan Rahayu Supanggah, Ki Manteb Soedharsono, Didi Kempot, Barasuara, Navicula, Ras Muhamad, Maliq & D’Essentials, Fourtwnty, Danilla Riyadi, dan Naura.

Kelima, Pawai Budaya bertajuk ”Parade Digdaya Nusantara”. Parade Digdaya Nusantara merupakan pawai budaya yang menampilkan pertunjukan kesenian secara kolaboratif yang terdiri dari peserta dari 22 provinsi, baik mewakili pemerintah provinsi, kabupaten, maupun kota. Selain itu pawai budaya juga diikuti oleh sanggar seni dan komunitas budaya, antara lain Indonesia Permai, Suara Anak Bangsa, Rampak Nusantara, dan peserta Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS). Total peserta pawai budaya ini mencapai 4.324 orang.

Secara umum, kegiatan di PKN 2019 terdiri dari 10 kompetisi (4 kompetisi permainan tradisional dan 6 kompetisi karya budaya), 36 sesi konferensi kebudayaan, 125 pertunjukan, 27 lembaga dan pemerintah daerah yang pameran budaya, 10 lokakarya warisan ditampilkan untuk publik. budaya, 50 ragam kuliner tradisional, dan 13 demo kuliner nusantara. Ketiga, Sawala Wicara, merupakan Mengutip Lagu Kebangsaan Indonesia konferensi-konferensi yang membahas Raya, “Marilah kita mendoa, Indonesia berbagai isu kebudayaan, antara lain bahagia”, Pekan Kebudayaan Nasional pengetahuan tradisional, florikultura, diharapkan bisa menjadi ruang bersama ekonomi budaya, asal-usul DNA, untuk Indonesia Bahagia. ekologi, etno astronomi, etno botani, dan ketahanan pangan. Konferensi Dorong Munculnya Pekan ini menjadi ruang pencerahan publik Kebudayaan di Daerah yang bertujuan untuk mempersiapkan perencanaan pembangunan berbasis Kesuksesan PKN 2019 diharapkan bisa kebudayaan. Beberapa isi yang menjadi awal kebangkitan kebudayaan diangkat dalam Sawala Wicara antara nasional sekaligus mendorong munculnya lain Platform Pemajuan Kebudayaan pekan kebudayaan di daerah-daerah di di Tingkat Lokal, Menghidupkan Lagi Indonesia. Setelah pekan kebudayaan di Pengetahuan Astronomi Tradisional, dan tingkat nasional ini, diharapkan pimpinan Sosialisasi Sistem Pendidikan Terpadu daerah, baik gubernur, walikota, atau Melalui Seni dan Budaya. bupati, selanjutnya bisa menggelar pekan kebudayaan di tingkat wilayah Keempat, Pergelaran Karya Budaya masing-masing. Utusan 34 Provinsi serta Kultur Urban. Pergelaran ini tampil di empat Pekan kebudayaan yang diharapkan panggung PKN 2019, yaitu Panggung muncul di daerah-daerah, disesuaikan Siger, Panggung Kaebauk, Panggung dengan kemampuan pemerintah

8 Edisi XL/Oktober 2019 Fokus

daerah masing-masing untuk Komitmen pemerintah dalam penyelenggaraannya. Yang paling menyiapkan anggaran untuk PKN penting adalah niat dan partisipasi secara tahunan karena kegiatan PKN pemerintah daerah dan masyarakat telah menjadi prioritas nasional dalam dalam memajukan kebudayaan daerah bidang kebudayaan. Jika tahun ini PKN dan nasional. diselenggarakan di Jakarta, maka tak menutup kemungkinan di tahun-tahun Dengan terwujudnya pekan kebudayaan berikutnya PKN akan diselenggarakan secara berjenjang (dari daerah) menjadi di provinsi lain seperti halnya Pekan dalam satu kerangka, diharapkan pada Olahraga Nasional (PON). puncaknya nanti budaya-budaya daerah itu akan hadir dalam pekan kebudayaan Keseluruhan rangkaian Pekan tingkat nasional. “Mungkin itu yang Kebudayaan Nasional 2019 dibangun disebut oleh Ki Hajar Dewantara, bahwa atas dasar gotong-royong dengan para kebudayaan nasional adalah puncak pemangku kepentingan, para pelaku dari budaya-budaya daerah. Jadi dan pegiat budaya, serta berbagai yang terbaik yang muncul dari proses unsur kementerian/lembaga lain dan di tingkat paling bawah, lalu muncul pemerintah daerah. Menteri Pendidikan ke permukaan, dan tampil di PKN,” dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir tuturnya. Effendy mengungkapkan bahwa PKN merupakan perwujudan amanah Kemendikbud merencanakan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 Pekan Kebudayaan Nasional akan tentang Pemajuan Kebudayaan. diselenggarakan setiap tahun. Anggaran pun telah disiapkan, namun masih PKN menjadi wadah untuk memfasilitasi dalam proses penetapan lebih lanjut. ruang ekspresi keberagaman budaya Penyelenggaraan PKN 2019 sepenuhnya dan mendorong interaksi budaya menggunakan Anggaran Pendapatan guna memperkuat kebudayaan yang dan Belanja Negara (APBN). Menurut inklusif. Sebagai ruang bersama, Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar PKN diharapkan dapat mendorong Farid, secara umum anggaran tengah terwujudnya sikap saling memahami, disiapkan, namun belum diketahui menghargai, dan menghormati di antara jumlahnya secara pasti, karena masih anak bangsa. dalam perundingan dan penyesuaian.

Kutipan Ki Hajar Dewantara tentang Kebudayaan Nasional Tetapkanlah sebagai dasar, bahwa: Kebudayaan nasional Indonesia ialah segala puncak-puncak dan sari-sari kebudayaan yang bernilai di seluruh kepulauan, baik yang lama maupun yang ciptaan baru, yang berjiwa nasional. Dalam pada itu janganlah segan-segan:

Menghentikan pemeliharaan segala kebudayaan lama, yang Memasukkan segala bahan merintangi kemajuan hidup kebudayaan dari luar ke perikemanusiaan dalam alam kebudayaan kebangsaan kita, asalkan yang dapat memperkembangkan dan atau memperkaya hidup dan penghidupan bangsa kita Meneruskan pemeliharaan kebudayaan lama yang bernilai dan bermanfaat bagi hidup perikemanusiaan, dimana perlu dengan diperubah, diperbaiki, disesuaikan dengan alam dan zaman baru Edisi XL/Oktober 2019 9 Fokus

Pasanggiri: Upaya Kenalkan Permainan Tradisional pada Generasi Muda

Dalam Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) tahun 2019, pasanggiri permainan tradisional merupakan acara yang menarik perhatian pengunjung. Pasanggiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sayembara dengan hadiah bagi pemenang terbaik atau yang unggul. Acara pasanggiri ini bukan sekadar perlombaan, namun merupakan upaya memperkenalkan permainan tradisional Indonesia kepada generasi muda.

ERMAINAN TRADISIONAL merupakan karakter-karakter positif seperti kerja sama, kekayaan budaya Indonesia yang harus bertanggung jawab terhadap apa yang kita pilih, dilestarikan. Melestarikan permainan budaya antre, sportivitas, dan banyak lagi. Selain tradisional bukan sekadar mempelajari itu memainkannya juga menyehatkan raga, karena Pnama-nama permainan tradisional dan aturan- banyak permainan tradisional yang memaksa aturannya, namun lebih jauh dengan memainkannya. pemainnya untuk bergerak, melompat, ataupun Saat ini popularitas permainan tradisional di berlari. kalangan generasi muda, kalah bersaing dengan permainan di gawai telepon pintar ataupun komputer. Memperkenalkan permainan tradisional kepada generasi muda sehingga mereka Pasanggiri dalam PKN menyukai dan memainkannya di tengah pesatnya perkembangan permainan modern berbasis gawai, Dalam ajang PKN 2019, berbagai pihak diundang adalah tantangan bersama. untuk berkompetisi memainkan permainan tradisional. Pada hari pertama, Senin para Jika ditinjau dari berbagai aspek, pegawai di lingkungan Kementerian memainkan permainan tradisional Pendidikan dan Kebudayaan seperti benteng, congklak, (Kemendikbud) berlomba gobak sodor, dan menjadi yang terbaik. permainan-permainan lain memiliki banyak manfaat bagi anak- anak. Permainan- permainan tersebut mengajarkan

10 Edisi XL/Oktober 2019 Fokus

Permainan yang dilombakan meliputi para peserta, sekaligus menjadi wasit terompah panjang, hadang, lari balok, dan panitia. KOTI merupakan komunitas dan egrang. Selain pertandingan, di yang sudah cukup lama berkiprah lokasi acara juga dipamerkan berbagai memperkenalkan kembali permainan permainan tradisional dari daerah- tradisional kepada masyarakat terutama daerah di Indonesia. generasi muda. KOTI selama ini banyak menggelar acara untuk menggelorakan Acara perlombaan permainan permainan tradisional, dengan tradisional dibuka oleh Sekretaris menggandeng pemerintah ataupun Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi. dunia usaha. Didik Suhardi menyampaikan bahwa perlombaan permainan tradisional , pelaksana teknis adalah salah satu upaya untuk kompetisi permainan tradisional PKN, melestarikan kebudayaan Indonesia. Hal mengatakan bangga bisa terlibat dalam yang penting menurut Didik Suhardi PKN. Taufik juga senang, masyarakat adalah memperkenalkan permainan antusias mencoba memainkan permainan tradisional kepada generasi muda tradisional. “Ada yang senang dan dan mengajak mereka memainkannya. terharu, karena secara rasa mereka “Indonesia termasuk negara yang terbawa dalam suasana kompetisinya,” disebut The Power of Culture atau kata Taufik Hidayat Suharto, yang juga negara adidaya budaya. Negara merupakan relawan KOTI. yang pandai melestarikan budayanya termasuk negara yang hebat. Mari kita Taufik menganggap antusiasme lestarikan budaya bangsa. Mari kita pengunjung PKN cukup baik, terutama majukan Indonesia,” ujar Didik Suhardi, minat mencoba permainan tradisional pada saat membuka perlombaan. seperti egrang, lari balok, terompah panjang, dan hadang. “Makanya kami Tak lupa Didik Suhardi mengingatkan beri kesempatan pengunjung untuk yang agar pegawai Kemendikbud ataupun mau coba main sendiri, di luar jadwal masyarakat yang memainkan permainan kompetisi,” tuturnya. Ia berharap, PKN tradisional, mengajak keluarga atau rutin digelar tiap tahun dengan lokasi teman-temannya memainkannya di yang berbeda-beda, agar masyarakat rumah atau di sekolah. Alat-alat yang lebih mengenal kekayaan kebudayaan digunakan dalam permainan tradisional Indonesia, begitu juga ragam permainan bisa dibuat sendiri dengan biaya yang tradisional yang ada di seluruh penjuru murah. Indonesia.

Pada hari kedua, pertandingan Upaya Ditjen Kebudayaan permainan tradisional mengundang perwakilan dari sejumlah kementerian Direktorat Jenderal Kebudayaan (Ditjen dan lembaga pemerintah. Setelah Kebudayaan) Kemendikbud terus itu masyarakat umum juga diberi berupaya memperkenalkan permainan kesempatan berlomba. Semua tradisional dan mengajak generasi muda peserta perlombaan permainan Indonesia memainkannya. Sebelumnya tradisional ini antusias dan Ditjen Kebudayaan menggelar bersemangat memainkannya. sejumlah sejumlah pameran permainan Masyarakat yang memainkannya tradisional. Pameran permainan berasal dari sejumlah daerah di tradisional biasanya dilaksanakan sekitar Jakarta, seperti Bogor, di acara peringatan hari-hari besar Depok, Tangerang, dan Bekasi. nasional, ataupun di tempat-tempat yang mudah diakses seperti bandara, stasiun, Kegiatan pasanggiri ini melibatkan dan lain-lain. Pada pembukaan PKN Komunitas Olahraga Tradisional 2019 ini Ditjen Kebudayaan membagikan Indonesia (KOTI). Komunitas alat-alat permainan tradisional sebagai ini bertugas memberikan cindera mata kepada pengunjung. penjelasan mengenai aturan permainan tradisional pada Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar

Edisi XL/Oktober 2019 11 Fokus

Permainan yang dilombakan meliputi terompah panjang, hadang, lari balok, dan egrang. Selain pertandingan, di lokasi acara juga dipamerkan berbagai permainan tradisional dari daerah-daerah di Indonesia.

Farid mengatakan saat ini permainan Komentar masyarakat di video ini juga tradisional sudah mulai dilupakan, positif. terutama di kalangan generasi muda. Lewat pameran ataupun pertandingan Selain itu, Ditjen Kebudayaan juga permainan tradisional, masyarakat mengundang generasi muda untuk diajak bernostalgia permainan zaman menyumbangkan ide-idenya dalam dahulu, dan mendorong generasi upaya memajukan kebudayaan, muda mencoba memainkan permainan termasuk memasyarakatkan permainan tradisional. “Di sini kita punya tradisional. Di awal tahun 2019 ini ruang bermain yang bisa digunakan Ditjen Kebudayaan mengajak generasi masyarakat khususnya pengunjung yang muda mengirimkan proposal, baik itu bawa anak-anak bisa bermain sekaligus berupa rencana kegiatan kebudayaan, para orang tua bisa bernostalgia,” ujar pembuatan purwarupa, ataupun Hilmar Farid. penelitian tentang kebudayaan. Ide- ide kreatif tersebut selanjutnya Di gelaran PKN tahun ini, Ditjen dimatangkan dalam kegiatan Kemah Kebudayaan juga menggandeng Budaya Kaum Muda 2019. pembuat konten kreatif di Youtube atau sering dikenal dengan istilah Youtuber, Upaya-upaya Ditjen Kebudayaan untuk untuk mempromosikan PKN ataupun memajukan kebudayaan, termasuk substansi pemajuan kebudayaan. Untuk melestarikan permainan tradisional bidang permainan tradisional, Ditjen tidak bisa berjalan baik jika tanpa Kebudayaan bekerja sama dengan dukungan masyarakat. Guru dan Youtuber Wahyu Aditya (Mas Waditya). juga orang tua memegang peranan penting untuk mengenalkan permainan Video di Youtube karya Wahyu tradisional kepada anak-anaknya di Aditya yang berjudul “Apa Permainan tengah maraknya permainan daring Tradisional Favorit Kamu? – Pekan berbasis gawai. Oleh karena itu kerja Kebudayaan Nasional”, telah ditonton sama pemerintah, komunitas-komunitas lebih dari 318 ribu kali. Video tersebut pelestari permainan tradisional, guru, menggambarkan serunya permainan- dan masyarakat sangat diperlukan, permainan tradisional yang dipamerkan untuk mengenalkan permainan di PKN, seperti mobil-mobilan dari tradisional dan sekaligus mengajak bambu, egrang, congklak, dan lain-lain. generasi muda memainkannya. (WID)

12 Edisi XL/Oktober 2019 Fokus

Ruang Muka Indonesia Bahagia

Keseruan Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2019 terasa di kalangan masyarakat, tercatat sebanyak 203.245 orang mengunjungi festival budaya dengan ratusan kegiatan selama hampir satu minggu. Gelaran budaya yang diselenggarakan di Istora Senayan Jakarta ini menghadirkan ragam budaya khas Indonesia dalam satu wadah dengan tema “Ruang Bersama Indonesia Bahagia”. Tersaji 27 ruang muka sarat budaya hadir memukau pengunjung di berbagai sudut Istora Senayan Jakarta.

KSHIBISI KEBUDAYAAN yang Dalam KKI 2018 itu, Presiden Joko menjadi wadah ekspresi budaya Widodo mendorong bertambahnya itu tak semata-mata didesain ruang-ruang dialog sebagai panggung oleh Kementerian Pendidikan interaksi yang toleran. Kita, kata Edan Kebudayaan (Kemendikbud) dan dia, tidak cukup hanya menjamin panitia penyelenggara saja. Sajian ketersediaan panggung ekspresi Ruang Muka Indonesia Bahagia ini tetapi juga panggung interaksi yang melibatkan beraneka komunitas budaya bertoleransi. “Sekali lagi inti dari serta masyarakat dalam menjaga kebudayaan adalah kegembiraan,” tegas dan mengenalkan kekayaan budaya mantan gubernur DKI Jakarta tersebut. Indonesia. PKN 2019 kali ini merupakan kerja bersama dalam menghadirkan Ruang Muka Indonesia Bahagia pada ruang interaksi seluruh unsur PKN 2019 merupakan satu dari wujud kebudayaan dan merayakan keragaman panggung interaksi yang toleran ekspresi budaya Indonesia sesuai tersebut. Ruang muka pada PKN 2019 mandat Kongres Kebudayaan Indonesia kali ini meliputi pameran lima tradisi (KKI) 2018 yang lalu. pemakaman istimewa dan mumi

Edisi XL/Oktober 2019 13 Fokus

PKN 2019. Banyak pengunjung yang Sajian Ruang Muka Indonesia penasaran ingin melihat mumi Indonesia dari Makassar yang jarang dipamerkan Bahagia ini melibatkan beraneka kepada publik. Selain itu ada juga komunitas budaya serta lima ritual pemakaman istimewa yakni Trunyan di Bali, makam bayi Kambira masyarakat dalam menjaga dan di Tana Toraja, makam dinding batu mengenalkan kekayaan budaya Lemo dan Londa di Toraja, Waruga di Minahasa, dan sarkofagus di Batak. Indonesia. “Menyesal terlambat datang ke PKN 2019, karena hari ini pameran mumi Indonesia telah ditutup. Tapi masih Indonesia, pameran hobi kayu, pameran ada waktu menikmati pameran lainnya pesona wastra, pameran atas nama yang tak kalah keren,” ujar Ayu Vina, daun, pameran proyek DNA (Deoxyribo warga Bekasi yang saat itu datang Nucleic Acid), pameran warna alam bersama keluarga ke PKN 2019, Sabtu Indonesia, pameran wajah Indonesia, (12/10/2019). pameran desain Indonesia, pameran kebaya, pameran warisan budaya Pameran lima tradisi pemakaman dunia dan warisan budaya tak benda, istimewa dan mumi Indonesia ini disajikan pameran capaian Direktorat Jenderal secara menarik dengan informasi yang Kebudayaan Kemendikbud, Pameran ringan nan padat untuk mempermudah Badan Koordinasi Penanaman Modal, pengunjung memahami nilai-nilai tradisi dan lainnya. dari negeri ini. Ruang muka ini bertujuan agar masyarakat makin menghargai Ruang muka lima tradisi pemakaman dan menjaga situs-situs pemakaman di istimewa dan mumi Indonesia sangat Indonesia yang merupakan bagian dari menarik perhatian pengunjung perjalanan sejarah Nusantara.

WARISAN BUDAYA TAK BENDA INDONESIA YANG DIAKUI DUNIA

Pertunjukkan Wayang Pinisi, Seni Tas Noken (Noken (The Wayang Puppet Pembuatan Kapal di multifunction Theatre) Sulawesi Selatan knotted or woven Angklung Indonesia (Pinisi, art of boat bag, handcraft of the Keris Indonesia (The (Indonesian building in South people of Papua) Indonesian Kris) Angklung) Sulawesi)

Batik Indonesia Tari Saman Tiga Genre Tari (Indonesian Batik) (Saman Dance) Tradisional di Bali (Three Genres of Pendidikan dan pelatihan Traditional Dance in batik Indonesia sebagai Bali) warisan budaya takbenda untuk pelajar SD, SMP, SMA

14 Edisi XL/Oktober 2019 Fokus

Memang hanya segelintir orang yang yang datang dari periode dan jalur mengulas tradisi tersebut karena kesan kedatangan manusia yang beragam ke kematian yang melekat dengan suasana pulau Nusantara. Penelitan tersebut duka. Padahal kematian merupakan dilakukan oleh tim bernama Gene babak yang tak terpisahkan dari proses Hunter yang dipimpin oleh Herawati kehidupan selain kelahiran. Nenek Sudoyo. Mereka telah mengumpulkan moyang kita dahulu menciptakan ritual sampel DNA dari seluruh Nusantara, pemakaman yang disesuaikan dengan mulai dari daerah padat penduduk alam tersebut sebagai penghormatan sampai ke pelosok hutan Indonesia. atas kembalinya arwah kepada leluhur atau dunia abadi. Selain itu ada juga gerakan Warna Alam Indonesia (Warlami) pada PKN Beralih dari hal kematian, di PKN 2019 2019 yang datang untuk memamerkan juga terdapat ruang muka pesona produk, pengetahuan, dan aset budaya wastra dari berbagai daerah di tradisi khususnya kekayaan warna dari Indonesia. Tradisi pembuatan wastra berbagai belahan Nusantara. Pameran di Indonesia memang identik dengan ini bertujuan untuk mengangkat kembali kaum perempuan dan dari tangan- pewarnaan yang diperoleh dari alam tangan merekalah pesona wastra hadir Indonesia, misalnya kunyit untuk warna mewarnai budaya Indonesia. Wastra kuning, tanaman indigo untuk warna berfungsi mulai dari pakaian sehari-hari ungu, dan lainnya. Tak hanya ramah hingga pakaian untuk berbagai ritual, lingkungan, penggunaan warna alami terutama dalam upacara daur hidup. juga termasuk upaya melestarikan budaya dan mengangkat kearifan lokal Umumnya proses pembuatan wastra dan masyarakat Indonesia. ragam hiasnya dikembangkan sejalan dengan kepercayaan serta norma- Ruang muka pada PKN 2019 kali ini norma yang dianut masyarakat di suatu juga bekerja sama dengan Komunitas daerah atau terinspirasi dari budaya Hobikayu yang memamerkan seni kriya asing yang kemudian disesuaikan dengan kayu. Komunitas ini merupakan ruang estetika daerah setempat. Ragam perajin dan penggemar seni kriya kayu hias wastra umumnya memiliki makna dari Sabang hingga Merauke. Selain kebaikan bahkan ragam hias tertentu memamerkan beragam seni kriya diyakini dapat menolak pengaruh jahat. kayu, komunitas ini juga memberikan Pada intinnya ruang muka pesona wastra lokakarya tentang seni kriya kayu ini hadir agar masyarakat mencintai bagi pengunjung sebagai wujud dari tradisi seni wastra Indonesia. dukungan mereka terhadap dunia pendidikan, yakni mendukung pendidikan Hal menarik lainnya di ruang muka PKN keterampilan dan pengetahuan guna 2019 adalah pameran proyek DNA membangun dan melestarikan budaya yang berupaya memeriksa syarat- bangsa melalui seni kriya kayu. (ABG) syarat dasar biologis yang menjadikan kita manusia, khususnya manusia Indonesia. Keragaman budaya dan bahasa manusia Indonesia menimbulkan banyak pertanyaan seperti siapa leluhur manusia Indonesia, kapan leluhur tersebut menduduki nusantara, Hal menarik lainnya di ruang dan lainnya. Pertanyaan-pertanyaan muka PKN 2019 adalah tersebut dapat terjawab melalui penelitian terhadap 70 populasi etnik pameran proyek DNA yang dari 12 pulau dengan menggunakan berupaya memeriksa syarat- penanda DNA. syarat dasar biologis yang Hasil penelitian tersebut menjadikan kita manusia, memperlihatkan bukti adanya pembauran beberapa pihak leluhur khususnya manusia Indonesia.

Edisi XL/Oktober 2019 15 Fokus

Sawala Wicara Gotong Royong Ekosistem Kebudayaan dalam Diskusi

Siapakah sebenarnya manusia Indonesia? Datang dari mana leluhurnya? Sejak kapan mereka mendiami kawasan ini? Pertanyaan-pertanyan ini sering muncul dalam benak masyarakat Indonesia. Sangat wajar, mengingat kepulauan Nusantara telah lama menjadi kediaman bagi ratusan kelompok etnik dan budaya. Kini jumlahnya sudah mencapai lebih dari 500 kelompok, dan penduduknya mempunyai lebih dari 700 bahasa yang berbeda.

ERTANYAAN TERSEBUT terjawab melalui penelitian terhadap 70 populasi etnik dari 12 pulau dengan menggunakan penanda PDNA. Melalui sampel struktur genetika populasi di kepulauan Nusantara, maka asal-usul manusia Indonesia dapat diketahui.

Studi genetik ini menggunakan DNA mitokondria yang diturunkan melalui jalur maternal atau ibu, lalu kromosom Y yang hanya diturunkan dari sisi paternal atau ayah, serta DNA autosom yang diurunkan dari kedua orang tua. Penanda-penanda genetik Pada kegiatan ini, tema “Gotong Royong tersebut memperlihatkan bukti adanya Ekosistem Kebudayaan” akan diturunkan pembauran beberapa pihak leluhur ke dalam 15 topik konferensi yang akan yang datang dari periode dan jalur dibahas sepanjang pelaksanaan sejak kedatangan manusia yang beragam ke tanggal 7 hingga 12 Oktober 2019. kepulauan Nusantara. Program konferensi senada dengan Topik di atas adalah salah satu topik Undang-undang No. 5 Tahun 2017 dalam konferensi di Pekan Kebudayaan tentang Pemajuan Kebudayaan, Nasional (PKN), yaitu “Mencari Asal-usul khususnya atas 10 Objek Pemajuan Manusia Indonesia dari DNA”, dengan Kebudayaan (OPK), yaitu tradisi pembicara Dr. Herawati Sudoyo M.S., lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, Ph.D yang merupakan pemimpin tim pengetahuan tradisional, teknologi studi genetik termaksud di atas. Dia tradisional, seni, bahasa, permainan bersama timnya telah mengumpulkan rakyat, dan olahraga tradisional. sampel DNA dari seluruh Nusantara, Pekan Kebudayaan Nasional ini sendiri mulai dari daerah padat penduduk merupakan bentuk nyata dari kerja- sampai ke pelosok hutan Indonesia. Hasil kerja kebudayaan yang di dalamnya penelitiannya menarik untuk dilihat oleh terdapat perlindungan, pengembangan, para peminat sains dan sejarah. pemanfaatan, dan pembinaan objek budaya nasional kita. Konferensi merupakan salah satu kegiatan inti Pekan Kebudayaan Nasional. Tema besar “Gotong Royong Ekosistem

16 Edisi XL/Oktober 2019 Fokus

Kebudayaan” untuk konferensi dipilih Di hari kedua topik karena kerja kebudayaan prinsip yang diangkat awalnya adalah kerja bersama atau “Platform Pemajuan gotong royong, yang tahap selanjutnya Kebudayaan di Tingkat menjadi keniscayaan untuk terciptanya Lokal”, “Memandang yang Tak sebuah sistem kebudayaan. Terpandang”, “Pangan, Bahasa, Budaya: Nusantara dalam Piringku”, dan “Hutan Gotong royong atau kerja sama juga dalam Sejarah Masyarakat Nusantara”. dapat bermakna bahwa perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan Di hari ketiga mengusung topik pembinaan kebudayaan tidak hanya “Menghidupkan Lagi Pengetahuan dilakukan oleh pemerintah atau Astronomi Tradisonal”, “Langit dalam masyarakat saja, tapi juga segala Budaya Nusantara”, “Kampanye pihak yang memiliki kepentingan dan Pemajuan Kebudayaan”, dan “Aplikasi tanggung jawab atas kebudayaan itu Bambu sebagai Materi Konstruksi”. sendiri. Artinya, dari pemerintahan Pada hari kedua dan ketiga juga ada hingga institusi swasta, dari pekerja presentasi dan diskusi mengenai Dsa budaya hingga budayawan, dari Pemajuan Kebudayaan. pelaku seni hingga masyarakat umum. Semua elemen tersebut akan saling Pada hari keempat, yaitu topik “Dinamika berpartisipasi untuk membangun Taman Budaya, Museum Daerah, dan ekosistem kebudayaan. Dewan Kesenian”, Sosialisasi Sistem Pendidikan Terpadu melalui Seni dan Itu mengapa hal-hal yang dibahas dalam Budaya”, dan “Peranan Komnitas dalam konferensi adalah berbagai isu potensial Membangun Budaya Kreatif”. Pada hari dalam perlindungan, pengembangan, yang sama juga diadakan peluncuran pemanfaatan, dan pembinaan Objek Indeks Pembangunan Kebudayaan, serta Pemajuan Kebudayaan, berikut isu- presentasi pemenang Kemah Budaya isu di luar kebudayaan, semisal isu-isu Kaum Muda (KBKM) 2019. ekonomi. Konferensi ini maka menjadi ruang dialog yang segar antara banyak Hari kelima ada empat topik yang elemen masyarakat. diangkat, yaitu “Pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual Komunal untuk Topik lain yang diangkat pada konferensi Kesejahteraan Rakyat”, “Sastra Adaptasi: di Pekan Kebudayaan Nasional ini Dari Sastra Menuju Medium Lainnya”, adalah “Pemanfaatan Dana Perwalian “Paradoks Budaya 4.0”, dan “Mencari Kebudayaan”, “Menulis Konten Positif Asal-usul Manusia Indonesia dari DNA”. untuk Kebahagiaan”, “Jalur Rempah Pada hari ini juga diadakan penjurian Menuju Warisan Dunia”, “Kearifan Lokal Lomba Kreasi Audiovisual Sejarah. Ekologi sebagai Sumber Daya Pemajuan Kebudayaan: Pelajaran dari Hutan”, Di hari terakhir menyajikan topik “Rempah Ramuan, dan Naskah Kuno”, “Kebaya Talks”, “Kampanye Saya dan “Mengelola Limbah, Menyelamatkan PerCaya (Pelestari Cagar Budaya)”, Lingkungan, Potensi Ekonomi Kreatif serta “Seminar Nasional Florikultura”. Di Berbahan Baku Kayu” pada hari hari keenam ini juga diadakan Apresiasi pertama. Lomba Kreasi Audiovisual. (ANK)

Tema besar “Gotong Royong Ekosistem Kebudayaan” untuk konferensi dipilih karena kerja kebudayaan prinsip awalnya adalah kerja bersama atau gotong royong, yang tahap selanjutnya menjadi keniscayaan untuk terciptanya sebuah sistem kebudayaan.

Edisi XL/Oktober 2019 17 Fokus

Pergelaran Karya Budaya Di Negeri Hagia yang terkenal subur dan Menumbuhkan kaya raya, hiduplah dua kelompok penduduk, yakni Akar Kebudayaan kelompok merah dan kelompok hitam. Mereka hidup berdampingan dalam Diri rukun dan damai. Namun kedamaian itu terusik ketika di Bumi Hagia hanya Anak-anak tersisa sebatang pohon, Pohon Kehidupan. Pohon Kehidupan yang seharusnya mereka jaga bersama justru menjadi sumber perpecahan.

EDUA KELOMPOK berebut untuk sudah diceritakan secara turun-temurun di Bali. menguasainya. Mereka sibuk berperang dan tidak memperhatikan, ada raksasa Penonton yang sebagian besar adalah anak-anak rakus yang mencuri Pohon Kehidupan usia PAUD dan SD diajak untuk menebak nama- Kmereka. Untunglah ada Raden Umar Maye, nama daerah, hewan, hingga benda yang menjadi tokoh arif bijaksana, yang mengingatkan kedua bagian dari cerita dongeng. Selain itu, mereka kelompok untuk bekerja sama menyelesaikan segala juga diajak untuk bermain peran. Beberapa anak persoalan, termasuk menjaga pohon terakhir di dipanggil ke atas panggung untuk berperan bumi. Namun, bagaimana caranya mereka dapat sebagai kucing, anjing, tikus, dan ular. Anak-anak mengalahkan raksasa dan mengambil kembali tersebut dengan lincah mengikuti gerakan Paman Pohon Kehidupan? Gery yang berjalan ke sana dan kemari di atas panggung. Itulah sekilas jalan cerita pertunjukan Teater Wayang Botol yang dibawakan oleh Sekolah Dilibatkannya anak-anak dalam pertunjukan seni ini Pedalangan Wayang Sasak di Pekan Kebudayaan bukanlah sekadar demi hiburan semata. Dalam hal Nasional. Untuk melawan raksasa, beberapa ini, para pelaku seni, baik dari Sekolah Pedalangan penonton anak-anak diajak beraksi di atas Sasak maupun Paman Gery, memiliki pandangan panggung. Bersama penduduk Hagia mereka serupa, bahwa upaya pemajuan kebudayaan membuat jebakan untuk menangkap raksasa. Misi alih-alih menjadi urusan para pelaku atau penyelamatan Pohon Kehidupan pun berhasil. pemangku kepentingan orang Penonton bersorak dan bertepuk tangan dewasa semata sesungguhnya menyambut keberhasilan misi itu. justru dimulai dari akar kebudayaan itu sendiri, Di panggung yang sama keesokan harinya, penonton anak-anak kembali dilibatkan ke dalam pertunjukan. Kali ini dalam acara Paman Gery Mendongeng. Gery Puraatmadja, atau biasa disapa Paman Gery, dari Komunitas Nusantara Bertutur, siang itu membawakan dongeng berjudul I Ceker Cipak. I Ceker Cipak merupakan kisah klasik tentang seorang pemuda berbudi luhur yang

18 Edisi XL/Oktober 2019 Fokus

yakni anak-anak. diam. Tapi saya coba menggunakan lagu anak- anak klasik dari A.T. Machmud judulnya Gembira Anak-anak, menurut Ketua Yayasan Pedalangan Berkumpul, anak-anak lebih paham,” tutur mantan Wayang Sasak Abdul Latief Apriaman, merupakan penyiar radio tersebut. Namun, Gery tetap penonton terbesar mereka sejak sekolah didirikan menyelipkan berbagai unsur dari daerah Bali dan melakukan pertunjukan pada tahun 2015. Ia seperti nama orang, budaya, dan nama tempat. melihat peluang besar dari ketertarikan anak menonton wayang, terlebih ketika anak-anak Bagi anak-anak, dongeng berasal dari kisah nyata tersebut dilibatkan dalam jalan cerita. “Wayang itu atau tidak bukanlah menjadi hal yang terpenting. mesti interaktif,” ujar Abdul Latief. Ketika pendongeng mampu menyampaikan cerita dan anak-anak langsung memberi respons itulah hal Salah satu kunci untuk menarik minat anak- utama. Untuk itu, pendongeng perlu kembali pada anak untuk terlibat dalam aktivitas kebudayaan sifat dasar kanak-kanak, yaitu bermain. “Salah satu menurut Abdul Latief adalah dilakukannya upaya- yang banyak pendongeng itu lupa adalah bahwa upaya penyesuaian. Dalam pedalangan wayang, anak-anak itu sifatnya bermain. Tetaplah anak-anak, penyesuaian tersebut dilakukan misalnya pada walaupun kita akan mengajarkan sesuatu yang agak bahasa pengantar, durasi pertunjukan, dan lakon berat dengan cara bermain, dengan cara yang cerita. Para pedalang menyadari, jika wayang menyenangkan,” jelas Gery. dikembangkan persis dengan cara-cara yang mereka lakukan seperti zaman dahulu, maka akan Berbagai kegiatan di Pekan Kebudayaan sulit berkembang. Nasional ini pun menjadi momen yang tepat untuk menumbuhkan akar kebudayaan yang Sebagai bahasa pengantar misalnya, dahulu sesungguhnya, yakni anak-anak. Desliana, salah pertunjukan wayang Sasak menggunakan bahasa satu pengunjung Pekan Kebudayaan Nasional Kawi, namun, saat ini sudah tidak ada generasi yang membawa serta putra-putrinya, terkesan muda di Lombok yang mengerti bahasa tersebut dengan ekspresi seni dan budaya yang ditampilkan sehingga bahasa yang digunakan sebagai pengantar oleh anak-anak pada pertunjukan Teater Wayang adalah bahasa Indonesia. Ketika dalam satu tahun Botol. Baginya pesan budaya dan nasionalisme terakhir sekolah mengembangkan wayang botol tersampaikan melalui pertunjukan tersebut. yang terbuat dari botol plastik bekas pun, Abdul Latief melihat ketertarikan anak-anak untuk belajar “Apalagi pemainnya juga meminta bantuan dari pedalangan semakin meningkat. anak-anak yang menonton untuk ikut maju ke atas panggung dan berhasil mengikat dan menjatuhkan “Dari wayang botol mereka mau belajar wayang raksasa yang jahat. Di ujung pertunjukan, anak-anak kulit, meningkat. “Kapan kita belajar wayang kulit?” itu memegang kertas-kertas bergambar, yang saat Artinya mereka yang meminta bukan kita yang disatukan ternyata menjadi sebuah peta kepulauan memaksakan. Yang utama suka saja dulu, baru Indonesia,” ujar ibu dari dua orang anak yang masih setelah itu belakangan mereka bisa belajar,” ujarnya. duduk di bangku PAUD dan kelas 1 SD tersebut. (PPS) Kemasan, menurut Gery, memang jadi sangat menentukan. Meskipun mengandung pesan yang baik, tetapi disampaikan dengan cara yang membosankan, maka dongeng akan tidak akan mengena pada anak-anak. Menanamkan pengetahuan dan nilai baik sepatutnya disertai pula dengan penyampaian yang relevan Dalam pedalangan wayang, dengan dunia anak-anak. penyesuaian perlu dilakukan,

“Contoh, kalau saya tadi misalnya pada bahasa pengantar, menggunakan bahasa durasi pertunjukan, dan lakon cerita. daerah dari Bali dengan lagu Janger mungkin Para pedalang menyadari, jika wayang semua anak akan dikembangkan persis dengan cara-cara yang mereka lakukan seperti zaman dahulu, maka akan sulit berkembang.

Edisi XL/Oktober 2019 19 Fokus

Parade Digdaya Nusantara Kaya akan Keragaman dengan Konteks Kekinian

Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) bukan sekadar kegiatan kebudayaan selama satu minggu penuh. PKN 2019 ditutup dengan kemegahan Pawai Kebudayaan yang berhasil mencuri perhatian warga Jakarta yang melintas di sekitar jalur protokol Jakarta Pusat, Minggu, 13 Oktober 2019 malam.

EBANYAK 4.324 peserta pawai berjalan keluarga melihat lebih dekat rombongan pawai yang mulai dari Pintu 5 Istora melewati Hotel Atlet melintas. Century Park, menuju Jalan Asia Afrika, lalu belok kiri menuju jalan Jenderal Sudirman Kaya akan Keragaman Sdan berakhir di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Pawai menjadi ruang Tema “Parade Digdaya Nusantara” mengandung ekspresi bagi semua orang, khususnya peserta makna yang mendalam. Parade berarti pawai pawai yang berasal dari berbagai daerah dan atau iring-iringan, sementara Digdaya Nusantara komunitas dari seluruh Indonesia. memiliki arti kebudayaan Indonesia yang kaya akan keragaman dan tak terkalahkan. Semua keragaman Pawai berasal dari 26 provinsi, 2 kabupaten/kota, itu diaplikasikan dalam berbagai kostum yang dan 10 komunitas dari seluruh Indonesia. Mereka dipakai oleh para penampil. Mulai dari Aceh sampai menggunakan berbagai macam kostum yang Papua, semua menunjukan kebolehannya, menari mewakili daerahnya masing-masing, sehingga dan bermain musik tradisional khas daerah masing- menambah kemeriahan pawai. Pawai Kebudayaan masing. Miniatur Indonesia tergambar jelas dalam menggambarkan ragam kebudayaan Indonesia dan barisan pawai kebudayaan. ruang ekspresi yang sesungguhnya. Pawai Kebudayaan juga diselenggarakan pada Barisan pawai sepanjang dua kilo meter itupun malam hari. Hal ini bukan tanpa alasan. Banyak suku tak luput dari perhatian warga Jakarta. Tampak bangsa di Indonesia yang memiliki tradisi atau ritual beberapa pengendara menurunkan kecepatan di malam hari. Itu sebabnya pawai ini juga digelar kendaraannya untuk mengabadikan momen langka mulai pukul 19.00 WIB. Ini menjadikannya nuansa ini menggunakan gawai. Beberapa di antaranya yang berbeda dibanding pawai-pawai kebudayaan bahkan sengaja memarkir mobilnya untuk mengajak yang selama ini digelar pada pagi atau siang hari.

20 Edisi XL/Oktober 2019 Fokus

Tidak hanya itu, pawai kebudayaan ini juga dirangkai keberagaman dalam bingkai yang sama namun dengan konteks kekinian. Penggunaan lampu Tema “Parade Digdaya LED dilakukan, bukan hanya sebagai penunjang Nusantara” mengandung penerangan saja, tetapi juga kolaborasi seni dengan sesuatu yang kekinian. makna yang mendalam. Parade berarti pawai atau Parade Digdaya Nusantara dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Pagelaran Tari Indonesia Permai dan iring-iringan, sementara Pawai. Pagelaran Tari Indonesia Permai digelar Digdaya Nusantara di Panggung Nusantara di Istora Senayan, sesaat sebelum pawai berlangsung. Menampilkan tari- memiliki arti kebudayaan tarian, mulai dari Tari Jegog, Daul Madura dan Indonesia yang kaya Grasak dari Magelang. Terdapat setidaknya 5 jenis tampilan gelaran. Semua tarian yang ditampilkan akan keragaman dan tak mewakili suku Melayu, Sulawesi, Papua, Jawa, dan terkalahkan. Sumatera. Ada juga tari Nyawiji sebagai perwakilan ritual bangsa Indonesia. Keindahan pagelaran dan persembahan tari-tarian tersebut dikemas apik oleh para Creative Director Uni Hartati, Heri Prasetyo, dan Denny Malik, dan iringan musik megah Mendikbud juga mengapresiasi penampilan Tohpati. Swara Gembira yang mengisi pertunjukkan dalam penutupan PKN. Menurutnya diperlukan cara-cara Usai Pagelaran Tari Indonesia Permai digelar, kreatif untuk memopulerkan budaya sehingga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), semakin banyak kaum muda yang tergerak dan Muhadjir Effendy melepas peserta pawai dari pintu terpanggil untuk melestarikan tradisinya. PKN utama dan keluar dari pintu 5 Istora Senayan. Pawai bisa menjadi ruang untuk menampilkan beragam berakhir di kantor Kementerian Pendidikan dan ekspresi budaya lintas generasi agar semakin Kebudayaan dan disambut dengan penampilan apik dikenal oleh publik. dari Andra and The Backbone. Menurut Mendikbud, upaya anak muda untuk Awal Kebangkitan mengenal dan melestarikan budayanya merupakan salah satu perwujudan bela negara, khususnya Pada kesempatan yang sama, Mendikbud Muhadjir dalam menjaga rasa nasionalisme. Effendy resmi menutup PKN 2019. Mendikbud berharap PKN menjadi awal kebangkitan Selain penyerahan Sertifikat Penetapan Warisan kebudayaan nasional. “Mudah-mudahan ini adalah Budaya Takbenda dan Anugerah Kebudayaan dan awal kebangkitan kebudayaan nasional kita,” Maestro Seni Tradisi Tahun 2019, catatan penting kata Mendikbud Muhadjir Effendy dalam pidato dalam penyelenggaraan PKN adalah diluncurkannya penutupan PKN di Istora Gelora Bung Karno, Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK). Indeks Senayan, Jakarta, Sabtu (12/10/2019). ini menandai keseriusan pemerintah dalam pembangunan berkelanjutan berbasis kebudayaan.

Gairahkan Pelestarian Budaya

Mendikbud juga berharap PKN dapat diselenggarakan setiap tahun dan dimulai dari tingkat daerah, bertahap dan berjenjang dari desa hingga nasional. Dengan gerakan yang dimulai dari daerah, diharapkan dapat semakin menggairahkan upaya pelestarian tradisi yang merupakan kekayaan Indonesia. Muhadjir Effendy juga berharap dengan PKN juga akan bermunculan pertunjukan- pertunjukan kebudayaan berkualitas yang dapat diangkat ke festival di tingkat nasional. (RAN/ Sumber: Ditjen Kebudayaan)

Edisi XL/Oktober 2019 21 Fokus

Komentar Pengunjung PKN 2019 Belajar Mengenal Budaya Hingga Bernostalgia Masa Kecil

Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) menjadi salah satu kegiatan besar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang diselenggarakan melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan pada tahun 2019 ini. Meski perdana, namun PKN dirasa benar- benar menjadi ruang bersama interaksi seluruh masyarakat dan budayawan, karena di dalamnya menyajikan kekayaan budaya Indonesia yang beraneka ragam dari setiap daerah.

Merayakan Keberagaman ERLANGSUNG SELAMA satu Selain Naura, hadir pula Bminggu sejak tanggal 7 Glenn Fredly, penyanyi senior hingga 13 Oktober 2019, PKN Indonesia. Pria yang berasal menyita banyak perhatian dari dari Ambon ini merasa senang bisa berbagai kalangan seperti siswa, guru, menjadi pengisi acara PKN. Baginya, mahasiswa, karyawan, dan masyarakat umum. PKN menjadi wadah untuk merayakan keberagaman Beragam acara hadir di dalamnya, mulai dari budaya Indonesia. “Ini sebagian kecil dimana kita pameran, seminar, hingga konser yang diisi oleh merayakan keberagaman kita lewat acara Pekan penyanyi terkenal, salah satunya yaitu Naura. Kebudayaan Nasional. Dan saya sangat senang, terlebih semangat anak-anak muda yang hadir. Penyanyi cilik yang sukses membawakan lagu Mereka menginspirasi saya dan bekerja tanpa anak-anak lewat versi masa kini itu sangat terkesan banyak omong,” serunya. dengan PKN. Baginya, PKN bisa dijadikan tempat untuk belajar mengenali kekayaan budaya Indonesia. Keberhasilan PKN terwujud dengan banyaknya “Ini keren banget, karena dengan adanya PKN pengunjung yang hadir, salah satunya yaitu Ardi. ini, anak-anak zaman sekarang bisa mengenali Pria yang senang mendongeng ini merasa takjub kebudayaan Indonesia yang sangat beragam,” dengan adanya PKN. Menurutnya, penyelenggaraan ujarnya usai menyanyi di PKN. Tidak hanya itu, putri PKN sangat memberi manfaat bagi seniman dan dari penyanyi senior Nola Be3 ini juga mengajak masyarakat. “Acara ini harus selalu ada, karena kepada anak-anak Indonesia untuk mencintai dan lewat acara seperti ini para seniman ataupun anak- melestarikan kebudayaan Indonesia. anak bangsa yang punya kreatifitas bisa difasilitasi untuk menunjukkan bakat mereka,” katanya.

22 Edisi XL/Oktober 2019 Fokus

Pemersatu Bangsa Bandung (ITB) ini menggunakan pakaian adat Batak saat diminta mengirim foto sebagai salah Tak hanya dari wilayah Jakarta, banyak satu persyaratan untuk menjadi relawan. Baginya, pengunjung yang hadir dari luar Jakarta. kegiatan yang mengangkat kebudayaan berskala Sri Warsini, pengunjung dari Kabupaten nasional seperti PKN masih sangat jarang sekali. Demak, Jawa Tengah, merasa sangat bangga bisa melihat langsung “Saya senang sekali bisa berkontribusi dalam pelaksanaan PKN di Jakarta. “Acaranya penyelenggaraan PKN, acara besar yang melibatkan sangat meriah, beragam seni dan semua daerah di Indonesia. Banyak budaya dari budaya dari Aceh hingga Papua ada daerah lain yang belum diketahui, termasuk di sini. Ini menarik sekali, karena permainan tradisional. Buat saya, permainan bisa menjadi pemersatu bangsa,” tradisional ini jadi semacam nostalgia masa kecil kata Sri, Kepala Sekolah SMPN 1 dulu,” katanya. Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Selain itu, ia juga berharap agar Senada dengan Juliani, Bakti Setiawan yang menjadi penyelenggaraannya dapat dilakukan relawan juga mengapresiasi PKN. Menurutnya, PKN secara rutin setiap tahun. merupakan kewajiban yang harus diselenggarakan rutin setiap tahun oleh Kemendikbud. “PKN baru Ummul Karimah, salah satu guru tari dari SMPN pertama kali di Indonesia, tapi bagus banget. Ini 1 Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan juga ikut mengantarkan anak didiknya menjadi Kemendikbud setiap tahunnya, supaya kita nggak pengisi acara dalam PKN. Baginya, PKN merupakan lupa sama kebudayaan kita sendiri,” ujarnya saat pembuktian kepada masyarakat bahwa budaya ditemui di salah satu stan PKN yang menghadirkan bukanlah suatu hal yang kuno. “PKN ini acara yang mumi. sangat luar biasa, dapat memberikan semangat kepada kita semua sekaligus membuktikan Penyelenggaraan PKN berjalan sukses dengan bahwa budaya itu fun, bukan sesuatu yang kuno,” melibatkan 58 sanggar seni, 31 seniman dan musisi, ungkapnya penuh semangat. 400 petugas kebersihan, 93 petugas keamanan, 234 relawan, dan dihadiri oleh 9.356 tamu undangan. Nostalgia Masa Kecil Selain itu, dalam kegiatan PKN juga melibatkan 453 orang panitia, 379 orang pemandu pameran, dan Kemeriahan PKN juga diakui oleh para relawan yang 3.265 pengisi acara, serta 4.324 orang peserta hadir dari seluruh Indonesia. Juliani Situmorang, pawai budaya. Hingga hari akhir penyelenggaraan, salah satu relawan yang berasal dari Medan ini tercatat sebanyak 203.245 orang pengunjung hadir sengaja ikut mendaftar sebagai relawan dalam menyaksikan PKN. (PRM) PKN karena rasa penasarannya terhadap kegiatan PKN. Mahasiswi semester akhir Institut Teknologi

Edisi XL/Oktober 2019 23 Resensi

Mengenal Peninggalan Masyarakat Gunung Sindoro Melalui Komik

ERAGAMAN BUDAYA Indonesia tecermin berwenang seperti Balai Pelestarian Nilai Budaya dari kehidupan masyarakatnya, mulai dari untuk dianalisis terlebih dahulu keaslian barang gaya rumah tradisional hingga ke mata tersebut, termasuk mengidentifikasi usia dan pencaharian warga setempatnya. Hal informasi lainnya. Kini masih terlihat hingga saat ini. Ini terlihat dari banyaknya laporan dari masyarakat terkait adanya Selain itu melalui komik ini, penulis mengajarkan penemuan fosil atau peninggalan masyarakat pada untuk menjaga alam khususnya lingkungan yang jaman dahulu, mendorong peneliti ataupun arkeolog ada di gunung karena alam memberikan kehidupan untuk menggali kebenaran informasi tersebut serta kepada masyarakat di sekitarnya seperti tanah melakukan penelitian. yang subur, hewan peliharaan, dan sebagainya. Penulis juga memberikan pengetahuan akan Mengingat pentingnya generasi muda untuk pentingnya evakuasi ke tempat yang lebih aman jika mengetahui nilai sejarah dan budaya yang terjadi peristiwa gunung meletus. terkandung, maka para arkeolog perlu menuliskan hasil penelitian mereka. Oleh karena itu, penulis Buku ini sangat bagus untuk dibaca oleh anak- dari Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta menulis buku anak anak karena dikemas dalam bentuk komik yang berjudul Liyangan: Sepenggal Cerita Dari Balik bergambar sehingga menarik dan mudah Kabut Sindoro. dimengerti oleh semua kalangan. Buku ini dilengkapi dengan gambar-gambar yang mengilustrasikan Buku ini menceritakan sebuah desa yang telah isi cerita. Kehadiran buku ini diharapkan dapat tertimbun akibat letusan gunung berapi, Gunung mengenalkan anak-anak terhadap sejarah Sindoro. Terdapat banyak peninggalan dari peninggalan budaya masyarakat Gunung Sindoro dampak letusan gunung tersebut, seperti keramik, dengan mudah serta ringan. (RWT) alat rumah tangga, alat pertanian dan pualam yang dapat digunakan sebagai pelajaran. Letusan Jika ingin mengetahui tersebut telah memporak-porandakan masa lalu. informasi selengkapnya dari koleksi ini, kunjungi Melalui buku ini juga dapat menjadi pelajaran laman berikut dengan bagi siapa pun jika menemukan peninggalan memindai kode QR sejarah untuk segera dilaporkan ke instansi yang berikut.

Judul : Liyangan: Sepenggal Cerita Dari Balik Kabut Sindoro Penulis : Hari Wibowo, Sugeng Riyanto, dan Bayu Indra Saputro Tahun Terbit : 2019 Halaman : 52 hlm.: ill.; 25 cm. Bahasa : Indonesia Jenis Sampul : Sampul Lunak

24 Edisi XL/Oktober 2019 Infografis Perpustakaan Rekapitulasi Pengunjung Perpustakaan Dikbud

Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merupakan perpustakaan utama di lingkungan Kemendikbud yang dibuka secara resmi oleh Menteri Pendidikan Nasional pada 29 November 2004.

Pengelolaan Perpustakaan Kemendikbud dilaksanakan sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Khusus, di mana pada tahun 2017 Perpustakaan Kemendikbud telah mendapatkan Akreditasi A oleh Perpustakaan Nasional RI. Perpustakaan Kemendikbud dikelola secara profesional dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam menunjang pelayanan kepada pemustaka.

ANGGOTA 661 PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN LANGSUNG 1.699 1.038 ORANG NON-ANGGOTA

LAMAN PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN 2.990 DARING 8.251 PENGAKSES REPOSITORI KEMENDIKBUD 1.863 TOTAL PENGUNJUNG: 9.950

Dapatkan informasi mengenai Perpustakaan Kemendikbud melalui laman: perpustakaan.kemdikbud.go.id

Akses pula laman repositori.kemdikbud.go.id untuk mendapatkan layanan informasi publikasi bidang pendidikan dan kebudayaan di lingkup Kemendikbud.

Edisi XL/Oktober 2019 25 Bahasa dan Sastra

Peringatan Bulan Bahasa dan Sastra Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara: Sendi Bangsa Paling Kokoh

Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara merupakan salah satu sendi bangsa yang paling kokoh keberadaannya. Ia tidak hanya sebagai sarana komunikasi, tetapi lebih dari itu, yaitu sebagai jati diri bangsa. Upaya untuk memajukan bahasa Indonesia terus dilakukan untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional.

EMENTERIAN PENDIDIKAN dan harus ditopang oleh salah satu sendi Kebudayaan (Kemendikbud) yang paling kokoh yaitu bahasa nasional. melalui Badan Pengembangan “Salah satu sendi bangsa yang paling Bahasa dan Perbukuan, setiap kokoh adalah bahasa negara. Kita KOktober rutin menggelar peringatan mengetahui posisi bahasa Indonesia Bulan Bahasa dan Sastra (BBS) sebagai bahasa negara, sebagai sarana sebagai salah satu upaya membina komunikasi, sebagai jati diri bangsa, dan mengembangkan bahasa dan sebagai alat pemersatu bangsa, sebagai sastra Indonesia. Peringatan BBS 2019 sarana komunikasi antar daerah dan mengetengahkan tema “Maju Bahasa sarana komunikasi antar budaya,” dan Sastra, Maju Indonesia”. Tema ungkap Dadang. tersebut memberikan isyarat tentang optimisme bangsa yang akan maju, yang Peringatan BBS secara rutin salah satu unsurnya adalah bahasa dan dilaksanakan sejak 1980. Kegiatan ini sastra. bukan hanya untuk memperingati 91 tahun sumpah pemuda, melainkan untuk Kepala Badan Pengembangan Bahasa membina dan mengembangkan bahasa dan Perbukuan, Dadang Sunendar dan sastra Indonesia, serta bertekad mengatakan, tema ini dilandasi atas memelihara semangat dan meningkatkan fakta bahwa kejayaan suatu bangsa, peran masyarakat luas dalam menangani masalah bahasa dan sastra.

Peringatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan sikap positif masyarakat terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan meningkatkan peran serta masyarakat luas dalam menangani masalah bahasa dan sastra melalui berbagai aktivitas kebahasaan dan kesastraan.

Beragam Kegiatan

Untuk memeriahkan BBS 2019, berbagai kegiatan kebahasaan dan kesastraan

26 Edisi XL/Oktober 2019 Bahasa dan Sastra

digelar sebagai wadah untuk berkarya, berekspresi, maupun sastra di tanah air dan berguna bagi peningkatan kualitas berbahasa Indonesia serta masyarakat. Produk-produk tersebut antara ajang perlombaan bagi masyarakat, di antaranya lain Kamus Bahasa Indonesia dengan Bahasa kegiatan simulasi dan layanan kebahasaan dan ASEAN, Kamus Vokasi, Buku Seri Penyuluhan, Pameran Kebahasaan dan Kesastraan. Ada pula Buku Sastrawan Berkarya, Buku Bahan Belajar kegiatan yang disebut Zona Literasi; Penilaian Bahasa Asing, Aplikasi Layanan Ahli Bahasa, Penggunaan Bahasa Media Massa Cetak; Debat Buku Sahabatku Indonesia (BIPA), Buku Bahan Bahasa Antarmahasiswa se-Jabodetabek; Terjemahan, Buku Gerakan Literasi Nasional, dan dan Seminar Pemartabatan Bahasa Negara di Buku Peta Bahasa Daerah. lingkungan Dharma Wanita Persatuan Pusat. Selain itu diluncurkan pula Kamus Besar Bahasa Digelar pula Lomba Mendongeng bagi Penyandang Indonesia (KBBI) bagi penyandang tuna netra Disabilitas Netra; Festival Teater Tradisi; Bedah dalam bentuk KKBI elektronik sebagai upaya untuk Buku Chairil karya Hasan Aspahani; Kuis Pelita ikut meningkatkan kemampuan literasi bagi para Bahasa dan Sastra; dan Bincang-Bincang Satu penyandang disabilitas netra. Dasawarsa UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.

Rangkaian kegiatan tersebut diakhiri dengan puncak Bulan Bahasa dan Sastra pada tanggal 28 Peringatan BBS secara Oktober 2019. Dalam acara tersebut disampaikan pengumuman hasil kegiatan dan penyerahan rutin dilaksanakan penghargaan sebagai apresiasi Kemendikbud sejak 1980. Kegiatan kepada semua insan bahasa dan sastra yang telah berkreasi dan memberikan kontribusi yang sangat ini bukan hanya tinggi dalam menjalankan bahasa dan sastra serta untuk memperingati pementasan seni budaya atau persembahan karya kreatif kebahasaan dan kesastraan. 91 tahun sumpah

Peluncuran Produk Inovatif pemuda, melainkan untuk membina dan Pada peringatan BBS 2019 juga diluncurkan mengembangkan bahasa beberapa produk inovatif kebahasaaan dan kesastraan untuk meningkatkan literasi bangsa dan sastra Indonesia.

Edisi XL/Oktober 2019 27 Bahasa dan Sastra

Pengembangan Bahasa dan Bulan Oktober sebagai bulan Sastra Bahasa dan Sastra menjadi bulan Dalam sambutan pada puncak Bulan pembuktian para pemuda-pemuda Bahasa, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem hebat dan para ahli bahasa dan Makarim, yang dibacakan Kepala Badan sastra untuk memunculkan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Dadang Sunendar, pengembangan berbagai inovasi, salah satunya bahasa dan sastra di tanah air KBBI elektronik bagi penyandang harus terus dilakukan oleh Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, disabilitas netra. serta pelindungan terhadap bahasa dan sastra daerah juga harus secara pararel dilakukan bekerja sama dengan pemerintah daerah. Pelindungan ini Bulan Oktober sebagai bulan Bahasa berarti pula pelindungan terhadap dan Sastra menjadi bulan pembuktian keberagaman di Indonesia yang para pemuda-pemuda hebat dan multietnik dan multibahasa. para ahli bahasa dan sastra untuk memunculkan berbagai inovasi. Seiring Badan Pengembangan Bahasa dan dengan perkembangan yang terjadi di Perbukuan sebagai satu-satunya masyarakat, maka bahasa dan sastra lembaga pemerintah yang diberi Indonesia juga terus berkembang. mandat untuk menangani masalah Perkembangan bahasa dan sastra kebahasaan dan kesastraan di Indonesia berlangsung secara alami ataupun berkewajiban untuk menjaga dan terencana sesuai dengan garis haluan meningkatkan mutu bahasa negara dan kebahasaan yang menjadi kebijakan sastra dalam berbagai ranah. nasional. Oleh karena itu, Kemendikbud mendukung berbagai upaya untuk menegakkan kedaulatan bahasa Indonesia di tanah air, melestarikan bahasa dan sastra daerah, dan mendukung semua lapisan masyarakat untuk menguasai bahasa asing strategis untuk meningkatkan daya saing bangsa. (RYK)

28 Edisi XL/Oktober 2019 PENERIMA PENGHARGAAN BADAN PENGEMBANGAN BAHASA DAN PERBUKUAN 2019

Penerima Penghargaan Sastra Badan Bahasa JUDUL KARYA Tahun Terbit Kategori PENULIS ASAL

Sleman, Menolak Ayah 2018 Novel Ashadi Siregar Yogyakarta

Jalan Lain 2019 Kumpulan Puisi Dadang Ari Mojokerto, ke Majapahit Murtono Jawa Timur

Teh dan 2019 Kumpulan Cerpen Iksaka Banu Jatiwaringin, Penghianat Jakarta Timur

Penerima Penghargaan Acarya Sastra PERINGKAT nama asal

1 Bambang Kariyawan Pekanbaru, Riau

2 Galeh Pramudito Arianto Pondok Aren, Tangerang Selatan

3 Qanita Palangka Raya, Kalimantan Tengah

Penerima Penghargaan Taruna Sastra PERINGKAT nama asal

1 Almuklis Kepulauan Riau

2 Muthia Fadhila Khairunisa Kota Tangerang

3 Muammar Qadafi Muhajir Kendari, Sulawesi Tenggara.

Penerima Penghargaan Anugerah Tokoh Kebahasaan dan Kesastraan PERINGKAT nama asal kategori

1 M. Tabrani Jakarta Penggagas Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia

2 Opik Garut, Jawa Barat Pegiat Literasi

3 Karen Bailey Perth, Australia Pegiat Diplomasi Kebahasaan

Penerima Penghargaan Pengabdian pada Dunia Sastra nama asal

Umbu Landu Paranggi Bali

Sori Siregar Bintaro

Edisi XL/Oktober 2019 29 Kajian

Subak Bali, Situs Warisan Dunia yang Terancam Eksistensinya

Oleh: I Made Geria, Surjono H, Widiatmaka, dan Rachman Kuriawan Institut Pertanian Bogor, Bogor

Subak adalah sistem tata kelola irigasi tradisional yang menjadi pilar kebudayaan masyarakat Bali. Situs warisan dunia yang telah diakui UNESCO ini kini mulai mengalami permasalahan. Padahal subak adalah benteng peradaban Bali, yang merupakan sarana pembelajaran masyarakat Bali dalam menghargai dan menjaga lingkungannya. Penelitian ini mencoba meninjau permasalahan yang terjadi serta melihat eksistensi peradaban subak dalam masyarakat Bali saat ini.

UDAYA SUBAK yang erat kaitannya dengan kurangnya ketertarikan dari generasi muda untuk ritual sangat melekat dengan konsep Tri melanjutkan keberadaan subak. Hita Karana (THK). Konsep dasar THK yang bersumber dari agama Hindu ini berkaitan Menurut Windia dan Dewi (2011), THK yang Bdengan peradaban Bali sangat mempengaruhi merupakan landasan utama subak mengandung perilaku subak dan aktivitas anggotanya dalam pengertian tiga hubungan harmonis antara manusia pembangunan pertanian di lahan sawah. Dalam dengan Tuhan yang Maha Esa (parhyangan), tataran ritual dan kepercayaan budaya subak yang hubungan antarmanusia (pawongan), dan hubungan erat dengan konsep THK masih sangat efektif, manusia dengan alam (palemahan). THK juga namun muncul permasalahan yaitu degradasi memiliki aspek budaya dengan nilai-nilai tradisional alam yang berpotensi melemahkan harmonisasi yang dianut dalam budaya subak. Nilai tradisional antara masyarakat dan lingkungan di sejumlah yang meliputi kepercayaan dengan beragam ritual subak. Degradasi alam yang terjadi di subak akibat yang bersumber dari agama Hindu, nilai gotong konversi lahan, alih profesi, ekonomi royong, nilai musyawarah mufakat, nilai awig-awig yang lemah dan atau instrumen hukum adat yang berlaku dan nilai budaya lainnya.

30 Edisi XL/Oktober 2019 Kajian

Selain aspek budaya, peradaban subak juga membahas strategi kebijakan pengembangan peran terkait dengan aspek sosial. Menurut Sanderson subak sebagai destinasi wisata peradaban ekologi (2000), ada tiga elemen dasar dalam sistem sosio- untuk menjaga keberlanjutan subak yang sesuai kultural, yaitu superstruktur, struktur sosial, dan dengan konsep triple bottom line yang meliputi infrastruktur material. Superstruktur meliputi planet, people, dan profit. cara-cara yang telah terpolakan, yang dengan cara tersebut para anggota masyarakat berpikir, Kawasan subak Sarbagita Bali yang terdiri dari melakukan konseptualisasi, menilai dan merasakan wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan sesuatu, di dalamnya tercakup beberapa unsur di dipilih sebagai obyek penelitian karena merupakan antaranya unsur umum, agama, ilmu kawasan yang menjadi daerah tujuan wisata dan pengetahuan, kesenian, dan pembangunannya berkembang pesat. kesusastraan. Masyarakat di Kawasan Sarbagita Sedangkan struktur secara superstruktur saat ini sosial merupakan tetap melaksanakan pelestarian perilaku aktual lingkungan dengan sangat manusia yang efektif dan memiliki eksistensi muncul dalam yang kuat. Hal ini terlihat hubungan dari aktivitas subak berupa antarmanusia pemujaan dan ritual di maupun dalam pura subak dengan tujuan hubungan pemuliaan alam. Upacara mereka dengan dan ritual seperti adalah lingkungan upacara magpag toya alam (biofisik) menjemput air secara ritual, yang meliputi adanya bangunan pemujaan atau beberapa unsur pelinggih penyawangan di sawah yaitu stratifikasi sosial, untuk memuja keberadaan pura di stratifikasi rasial dan etnik, tamblingan sebagai pusat sumber air, kepolitikan, pembagian kerja serta melakukan upacara saat akan memulai secara seksual dan ketidaksamaan tanam padi, tetap perlu dipertahankan. secara seksual, keluarga, dan kekerabatan, serta pendidikan. Terakhir, infrastruktur material yang Organisasi subak adalah struktur sosial yang berisi bahan baku dan bentuk sosial yang berkaitan terbentuk dalam peradaban subak Bali. Organisasi dengan upaya manusia mempertahankan hidup dan subak bersifat otonom namun tidak mempunyai beradaptasi dengan lingkungannya. Infrastruktur kaitan perintah dan tanggung jawab langsung material terdiri atas empat unsur, yaitu teknologi, kepada Lembaga lain di tingkat desa maupun ekonomi, ekologi, dan demografi. kecamatan. Organisasi subak di Kawasan Sarbagita cukup efektif menjalankan komponen-komponen Ketiga elemen ini merupakah konsep yang sama subak. Walau demikian, secara struktur sosial secara filosofi dengan konsep THK, misalnya masyarakat di Kawasan ini mengalami pelemahan superstruktur sama dengan parahyangan, struktur karena perubahan fungsi lahan yang semakin sosial sama dengan pawongan, dan infrastruktur luas dan alih profesi masyarakat yang semakin material sama dengan palemahan. Kedua konsep meningkat. yang saling berkaitan ini digunakan dalam penelitian untuk melihat keberadaan budaya subak Pada infrastruktur material, komponen yang dalam masyarakat Bali saat ini. Penelitian ini juga utama adalah jaringan irigasi subak. Melalui sistem

Subak Bali merupakan banteng peradaban Bali yang menjadi sarana pembelajaran masyarakat Bali dalam menghargai dan menjaga lingkungan sangat erat kaitannya dengan konsep Tri Hita Karana.

Edisi XL/Oktober 2019 31 Kajian

Konsep ini merupakan tujuan wisata Permasalahan yang timbul di mana anugerah budaya dan alam menjadi daya tarik utama sehingga akibat degradasi lahan dan alih dianggap sebagai strategi potensial profesi masyarakat setempat untuk mendukung konservasi habitat alam bersamaan dengan meningkatkan mengancam eksistensi subak perekonomian bagi masyarakat Bali. Oleh karena itu eco-cultural setempat. Untuk meningkatkan peradaban subak Bali sebagai tourism dapat dijadikan solusi yang eco-cultural tourism, memerlukan menyinergikan bidang pertanian strategi prioritas yaitu memanfaatkan kekuatan kearifan budaya subak untuk dan pariwisata di peradaban subak. pengembangan dan peningkatan peran masyarakat Bali.

Memanfaatkan sistem religi yang subak inilah para petani mendapatkan kuat dipegang oleh masyarakat Bali air sesuai dengan ketentuan yang masih menjadi bagian terpenting ditetapkan secara musyawarah oleh terutama dalam bidang konservasi masyarakat. Namun, akibat alih fungsi lingkungan. Namun, bidang ekonomi lahan, lahan sawah yang terus berkurang juga perlu mendapatkan perhatian terutama pada daerah perkotaan khusus, karena alih profesi masyarakat menjadi masalah utama. Sehingga dari pertanian ke pariwisata dapat sebagian masyarakat khawatir tidak mengancam konservasi lingkungan sanggup memenuhi kebutuhan mereka subak. Dengan demikian, solusi subak yang menyebabkan alih profesi dan Bali sebagai eco-cultural tourism dapat generasi muda semakin tidak mau lagi diimplementasikan untuk menyinergikan bersubak. pertanian dan pariwisata. (INT)

Komitmen masyarakat dalam menjaga Ditulis ulang dari penelitian yang lingkungan dan budaya subak menjadi diterbitkan dalam Amerta, Jurnal permasalahan utama. Oleh karena itu, Penelitian dan Pengembangan eco-cultural tourism dapat menjadi Arkeologi, Kementerian Pendidikan salah satu solusi untuk menangani dan Kebudayaan, Volume 37 Nomor 1 permasalahan ini. Eco-cultural tourism Tahun 2019. adalah konsep di mana aspek ekologis dan budaya suatu wilayah digabungkan bersama-sama dan menciptakan surge wisata alam.

Untuk mengakses penelitian lebih lengkap dapat memindai kode QR berikut:

Foto-foto: Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO dan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud

32 Edisi XL/Oktober 2019 Bangga Berbahasa Indonesia

Frasa adalah kelompok kata yang terdiri atas unsur inti dan unsur keterangan yang tidak melampaui batas fungsi sintaksis. Artinya, frasa tidak dapat menduduki dua Mari Kita fungsi yang berbeda dalam kalimat sekaligus, misalnya, Mengenal Lebih satu frasa menduduki fungsi subjek dan predikat. Jauh tentang Jika suatu kelompok kata menduduki dua fungsi yang berbeda (berarti telah melampaui batas fungsi), kelompok Frasa kata itu disebut kalimat, bukan frasa.

Contoh: Frasa à angin angin yang berhembus Satu fungsi, antara subjek, objek atau pelengkap angin yang berhembus sepoi-sepoi angin yang berhembus dengan kencang

Kalimat  Orang itu sangat ramah. Orang yang sangat ramah itu tetangga ibuku. Terdiri atas subjek dan predikat Orang yang berjalan dengan ibuku itu adalah adik sepupuku. Orang yang berjalan melenggang itu ialah pamanku.

Frasa dalam bahasa Indonesia dibedakan berdasarkan intinya, antara lain:

JENIS-JENIS Inti Contoh inti JENIS-JENIS Inti Contoh inti FRASA Perbedaan frasa FRASA Perbedaan frasa

akan pulang dua orang (guru) Frasa sedang membaca Frasa berintikan Frasa yang lima helai (kain) sering menangis verbal verba (kata Frasa berintikan sepuluh kilogram sudah pergi kerja) numeral numeralia (beras) tidak belajar (kata bilangan) tiga ekor (sapi) baju lima potong tujuh buah (mangga) Frasa yang beras dari cianjur Frasa berintikan gedung sekolah nominal nomina (kata di kamar orang lama benda) ke Surabaya yang dari Bali Frasa yang dari Jakarta Frasa berintikan dalam Pasal 12 agak cantik preposisional preposisi dengan cepat cantik sekali (kata depan) pada ayat (3) kurang penuh terhadap ketentuan ini Frasa yang penuh sekali atas kehadirannya Frasa berintikan lebih dewasa adjektival adjektiva (kata dewasa sekali sifat) sangat sabar sabar sekali tidak baik Sumber: Kalimat: Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, baik sekali Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016

Edisi XL/Oktober 2019 33 Bangga Berbahasa Indonesia SENARAI KATA SERAPAN

Bentuk Bentuk Asal Arti kata kata asal bahasa

akrab aqrab Arab dekat dan erat (tentang persahabatan)

Mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi (IQ diatas 140); Genius; jenius genius Latin kejeniusan, kepandaian atau kemampuan yang luar biasa dalam suatu hal yang dimungkinkan karena kecerdasan otak.

Dalam perdagangan yang disebut barang komisi ialah barang yang dititipkan komisi commissie Belanda untuk dijualkan dengan memberikan keuntungan kepada sipenjual sekian persen menurut perjanjian

postur postur Perancis bentuk tubuh, perawakan

potensi potensi Latin Kemampuan, daya, kesanggupan yang dapat dikembangkan

1. dewan menteri di pemerintahan kabinet kabinet Perancis 2. kamar kerja bagi raja, presiden, atau perdana menteri

advokat advocaat Belanda pengacara, pembela perkara di pengadilan

Zat pemanis yang jauh lebih manis dari gula tetapi tidak mengandung nilai Latin. Sakharin Sakharin makanan; oleh dokter biasa diberikan kepada penderita penyakit gula Yunani (diabetes)

melodi melodi Perancis Susunan suara yang bunyinya enak didengar

1. tingkat: ia naik ke -- tiga; 2. ruang tempat belajar di sekolah: gedung sekolah itu terdiri atas enam --; 3. kelompok masyarakat berdasarkan pendidikan, penghasilan, kekuasaan, kelas klas Belanda dan sebagainya; 4. golongan, kumpulan (berdasarkan persamaan berbagai sifat tertentu): manusia termasuk di dalam -- mamalia; 5. Bio klasifikasi dalam biologi sesudah divisi dan sebelum bangsa;

1. Gambar yang dibuat di atas dataran atau bidang datar berupa garis- garis; proyeksi proyeksi Latin 2. perkiraan atau perhitungan (sesuatu)untuk masa yad. Berdasarkan data yang ada sekarang

barang cair atau liat, dipakai untuk merekatkan sesuatu pada barang lain; lem lijm Belanda perekat

elastis elastic Inggris bersifat mudah mulur seperti karet

pinset pincet Belanda penyepit kecil, biasanya digunakan oleh dokter, perawat, dan sebagainya

34 Edisi XL/Oktober 2019 INFORMASI

KONTAKJika Anda membutuhkan layanan informasi mengenai pendidikan dan kebudayaan yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sampaikan melalui kanal-kanal berikut:

Unit Layanan Terpadu (ULT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Telepon : 021 570 3303 021 5790 3020 0812 976 929 Faksimile : 021 573 3125 Laman : ult.kemdikbud.go.id Alamat : Gedung C Lantai 1 Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta

Waktu Pelayanan Pendaftaran : 08.00 – 11.00 WIB Senin – Kamis : 09.00 – 15.00 WIB Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB Jumat : 09.00 – 15.30 WIB Istirahat : 11.30 – 13.30 WIB

...... Selamat atas penetapan Ambon sebagai Kota Musik oleh UNESCO

www.kemdikbud.go.id Kemdikbud.RI Kemdikbud_RI kemdikbud.ri KEMENDIKBUD RI

ISSN: 2502-7867