Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 PUBLIKA budaya halaman 1-12

ISTILAH-ISTILAH DALAM UPACARA MITONI PADA MASYARAKAT JAWA DI DESA KALIBARU WETAN, KECAMATAN KALIBARU, KABUPATEN BANYUWANGI: KAJIAN ETNOLINGUISTIK

TERMS USED IN MITONI CEREMONY IN JAVANESE COMUNITY KALIBARU WETAN VILLAGE, DISTRICT OF KALIBARU, BANYUWANGI REGENCY: AN ETHNOLINGUISTIC STUDY

Indah Masita Rahmatillah, Kusnadi, Agustina Dewi Setiari Jurusan Sastra , Fakultas Sastra, Universitas Jember Jl.Kalimantan 37 Kampus Bumi Tegal Boto, Jember 68121, Telepon /Faks 0331-330224 Email: [email protected] ABSTRAK

Penelitian tentang istilah-istilah dalam upacara mitoni dilakukan di Dusun Wonorejo, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi. Pembahasan makna istilah-istilah didasarkan pada tinjauan etnolinguistik. Hasil studi menunjukkan dalam hal makna terdapat makna-makna khusus yang hanya dimiliki pada bidang tertentu yaitu upacara mitoni. Bentuk istilah-istilah yang digunakan dalam upacara mitoni berupa bentuk asal, bentuk jadian, dan frasa.

Kata Kunci: istilah, upacara mitoni, bentuk, makna, etnolinguistik

ABSTRACT

The research on the terms used in mitoni ceremony was conducted in Wonorejo Hamlet, Kalibaru Wetan village, District of Kalibaru, Banyuwangi Regency. The discussion of the meanings of the termas is based on ethnolinguistic study. The study showed that based on meanings, there are special meanings which exist only in a specific area, namely mitoni ceremony. The terms used in mitoni ceremony are in the basic form, derivatives, and phrases.

Keywords: terms, mitoni ceremony, forms, meanings, ethnolinguistic

1 Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 PUBLIKA budaya halaman 1-12

1. Pendahuluan proses, keadaan, atau sifat yang khas di bidang Masyarakat Jawa merupakan masyarakat tertentu (Djajasudarma, 1999:32). yang masih mempertahankan adat budaya Masyarakat jawa berpandangan bahwa setempat, seperti upacara tradisional mitoni. mitoni ini sebagai ritual yang khusus dan harus Mitoni (pelet kandung dalam bahasa Madura) diperhatikan. Dengan demikian, dapat dikatakan merupakan tahapan pertama dalam upacara bahwa makna dan fungsi budaya selamatan individual life cycle atau upacara daur hidup. mitoni adalah untuk mewariskan budaya leluhur, Upacara individual life cycle merupakan upacara tidak mendapatkan marabahaya dan untuk yang diselenggarakan untuk menandakan menjaga keseimbangan, keselarasan, peristiwa perkembangan fisik maupun sosial kebahagiaan, dan keselamatan hidup yaitu tanpa seseorang mulai dari dalam kandungan sampai gangguan dari manapun. orang tersebut mengalami kematian (Departemen Istilah–istilah yang digunakan dalam Pendidikan dan Kebudayaan, 1984). upacara mitoni menurut masyarakat Jawa masih Fenomena seperti di atas juga terjadi pada diyakini sebagai bentuk suatu pengharapan. masyarakat Jawa yang tinggal di Dusun Istilah-istilah yang digunakan masing-masing Wonorejo, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan mempunyai makna khusus yang hanya dimiliki Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi. Masyarakat dalam upacara mitoni.Untuk itu, peneliti mencoba Jawa yang tinggal di Dusun Wonorejo masih mengungkap bentuk dan makna yang digunakan percaya bahwa perempuan yang sedang hamil dalam istilah-istilah yang digunakan pada upacara sangat rentang terhadap segala ancaman dan mitoni yang ada di Dusun wonorejo, Desa bahaya, sehingga perlu diadakannya upacara agar Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten bayi yang dikandungnya dapat lahir dengan Banyuwangi. selamat. Upacara tersebut dikenal dengan upacara mitoni. 2. Metode Penelitian Upacara mitoni adalah salah satu tradisi Pada penelitian ini penggunaan teknik masyarakat Jawa, upacara ini disebut juga simak tidak lepas dari beberapa teknik tingkepan. Upacara ini dilaksanakan pada usia lanjutannya, yaitu teknik simak libat cakap, kehamilan tujuh bulan dan pada kehamilan teknik rekam, dan teknik catat. Selain metode pertama kali. Upacara ini bermakna bahwa simak, peneliti juga menerapkan metode cakap pendidikan bukan saja setelah dewasa akan tetapi pada penelitian ini. Penggunaan metode cakap ini semenjak benih tertanam di dalam rahim ibu. dilakukan agar peneliti mendapatkan data yang Dalam upacara ini sang ibu yang sedang hamil di diinginkan. Penerapan metode cakap ini mandikan dengan air kembang setaman dan dilakukan ketika peneliti menjumpai kata-kata disertai doa yang bertujuan untuk memohon yang tidak diketahui maknanya. Metode ini kepada Tuhan YME agar selalu diberikan rahmat dibantu dengan teknik dasar pancing melalui dan berkah sehingga bayi yang akan dilahirkan percakapan langsung. Dalam hal ini peneliti selamat dan sehat. Mitoni adalah selamatan yang beperan penting untuk menggiring informan dilakukan pada saat bayi berumur tujuh bulan mengungkapkan apa yang diinginkan oleh dalam kandungan. peneliti yaitu memperoleh data selengkap- Menurut Purwadi (2005:147) jalannya lengkapnya, teknik semacam ini dapat disebut upacara mitoni, sebenarnya terdiri atas beberapa teknik cakap semuka (Sudaryanto, 1993:138). tahap, yaitu upacara (siraman), upacara Metode analisis data merupakan tahapan brojolan, upacara pergantian busana dengan kain kedua dalam penelitian. Setelah data terkumpul, dan penutup dada yang mempunyai makna langkah selanjutnya yang peneliti lakukan yaitu simbolis. Dari istilah tindakan dan sesaji ritual mendaftar data yang telah terkumpul agar mudah mitoni, memang tampak bahwa masyarakat jawa untuk dianalisis sesuai dengan tujuan memiliki harapan - harapan keselamatan. Istilah pembahasan. Setelah itu peneliti mengidentifikasi adalah nama tertentu yang bersifat khusus atau data tersebut untuk mengetahui data tersebut suatu nama yang berisi kata atau gabungan kata merupakan sebuah istilah atau bukan istilah. yang cermat, mengungkapkan makna, konsep, Untuk mengetahui data tersebut sebuah istilah atau bukan, peneliti harus mencocokkan data

2 Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 PUBLIKA budaya halaman 1-12 tersebut telah memenuhi kriteria sebagai istilah membentuknya, tidak mendapat imbuhan apapun, atau tidak (pembahasan mengenai istilah telah dan termasuk morfem bebas. Istilah cengkir dijelaskan di subbab istilah di atas). Langkah termasuk kata benda konkrit. selanjutnya yang peneliti lakukan adalah (2) Mantes menafsirkan makna istilah tersebut. Peneliti Istilah mantes [mantəs] termasuk kata kerja. menafsirkan makna istilah tersebut berdasarkan Istilah mantes merupakan kata asal, tidak informasi dari masyarakat setempat. Setelah itu, mengalami perubahan bentuk dari kata asalnya. peneliti mengidentifikasi istilah tersebut Dilihat dari bentuknya istilah mantes diciptakan merupakan bentuk dasar atau bentuk turunan. berdasarkan prosesnya, yaitu proses pergantian Peneliti juga mengidentifikasi istilah tersebut busana sebanyak tujuh kali sampai pantes. Istilah berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau mantes termasuk monomorfemis, karena morfem frasa. Peneliti mengidentifikasi bentuk istilah mantes hanya terdiri dari satu morfem yang tersebut dengan menggunakan metode agih. membentuknya, tidak mendapat imbuhan apapun, Teknik yang digunakan ialah teknik Bagi Unsur dan termasuk morfem bebas. Istilah mantes Langsung (BUL). Untuk mengetahui penggunaan termasuk kata benda konkrit. istilah tersebut, peneliti melihat bentuk tuturan (3) Angrem yang diucapkan masyarakat setempat. Istilah angrem [aŋrəm] termasuk kata kerja. Istilah angrem merupakan kata asal, tidak 3. Pembahasan mengalami perubahan bentuk dari kata asalnya. 3.1 Bentuk-bentuk Istilah dalam Upacara Dilihat dari bentuknya istilah angrem diciptakan Mitoni pada Masyarakat Jawa di Dusun berdasarkan keadaannya, yaitu angrem. Istilah Wonorejo, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan angrem termasuk monomorfemis, karena morfem Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi angrem hanya terdiri dari satu morfem yang Bentuk-bentuk istilah dalam upacara mitoni membentuknya, tidak mendapat imbuhan apapun, dalam penelitian ini di antaranya; istilah yang dan termasuk morfem bebas. Istilah angrem berupa kata asal, istilah yang berupa kata jadian termasuk kata benda konkrit. (kata berimbuhan), dan istilah yang berupa frasa. Sesuai pada penjelasan bab sebelumnya bahwa B. Bentuk-bentuk Istilah yang Berupa Kata kata asal adalah kata yang belum mengalami Berimbuhan perubahan bentuk. Istilah yang berupa kata Data yang ditemukan adanya istilah yang berimbuhan dalam penelitian ini yaitu berbentuk kata berimbuhan adalah sebagai menguraikan tentang istilah yang sudah mendapat berikut. imbuhan (sufiks, prefiks, infiks) dan sisipan (1) Brojolan sehingga bukan merupakan kata asal lagi. Dan Istilah brojolan [brƆjƆlan] termasuk kata istilah yang berupa frasa dalam penelitian ini kerja. Istilah brojolan dibentuk dari kata dasar yaitu menguraikan bentuk istilah yang di brojol merupakan kata kerja yang berarti ‘lepas dalamnya terbentuk dari kelompok kata. dan masuk ke dalam lubang’ mendapat imbuhan sifiks {-an} menjadi brojolan. Istilah brojolan 3.1.1Bentuk-bentuk Istilah yang berupa Kata mengalami perubahan bentuk dari kata asalnya. A. Bentuk-bentuk Istilah yang Berupa Kata Dilihat dari bentuknya istilah brojolan diciptakan Asal berdasarkan prosesnya, yaitu proses (1) Cengkir membrojolkan sesuatu melalui lubang. Istilah Istilah cengkir [cəŋkIr] termasuk kata benda. brojolan dalam sistem morfologi bahasa Jawa Istilah cengkir merupakan kata asal, tidak berasal dari gabungan brojol + an → brojolan mengalami perubahan bentuk dari kata asalnya. [brƆjƆlan]. Istilah brojolan termasuk Dilihat dari bentuknya istilah cengkir diciptakan polimorfemis, karena istilah brojolan terbentuk berdasarkan keadaan benda, yaitu buah kelapa dari dua morfem, mendapat tambahan sufiks /-an/ yang masih muda dan sudah ada airnya tetapi di akhir kata. masih belum ada dagingnya. Istilah cengkir (2) Sigaran termasuk monomorfemis, karena morfem cengkir Istilah sigaran [sigaran] termasuk kata kerja. hanya terdiri dari satu morfem yang Istilah sigaran dibentuk dari kata dasar sigar

3 Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 PUBLIKA budaya halaman 1-12 merupakan kata sifat yang berarti ‘pecah menjadi menjadi kudangan. Istilah kudangan dalam dua bagian’’ mendapat imbuhan sufiks {-an} sistem morfologi bahasa Jawa berasal dari menjadi sigaran. Istilah sigaran mengalami gabungan kudang + an → kudangan [kudangan]. perubahan bentuk dari kata asalnya. Dilihat dari Istilah kudangan mengalami perubahan bentuk bentuknya istilah sigaran diciptakan berdasarkan dari kata asalnya. Dilihat dari bentuknya istilah prosesnya, yaitu proses membelah (nyigar) suatu kudangan diciptakan berdasarkan tujuannya, benda. Istilah sigaran dalam sistem morfologi yaitu mengaharapkan sesuatu. Istilah kudangan bahasa Jawa berasal dari gabungan sigar + an → termasuk polimorfemis, karena istilah kudangan sigaran [sigaran]. Istilah sigaran termasuk terbentuk dari dua morfem, mendapat tambahan polimorfemis, karena istilah sigaran terbentuk sufiks /-an/ di akhir kata, istilah kudangan dari dua morfem, mendapat tambahan sufiks /-an/ termasuk kata kerja transitif. di akhir kata, istilah sigaran termasuk kata kerja transitif. C. Bentuk-bentuk Istilah yang Berupa Frasa (3) Wiyosan Data yang ditemukan adanya istilah yang Istilah wiyosan [wiyƆsan] termasuk kata berbentuk frasa adalah sebagai berikut. kerja. Istilah wiyosan dibentuk dari kata dasar (1) Jenang procot wiyos merupakan kata sifat yang berarti ‘keluar’ Istilah jenang procot [jənaŋ prƆcƆt] mendapat imbuhan sufiks {-an} menjadi wiyosan. merupakan frasa benda. Istilah jenang procot Istilah wiyosan dalam sistem morfologi bahasa dibentuk dari dua istilah yang berbeda, yaitu kata Jawa berasal dari gabungan wiyos + an → jenang yang berarti ‘bubur berwarna-warni’ wiyosan [wiyosan]. Istilah wiyosan mengalami merupakan kata benda dan kata procot yang perubahan bentuk dari kata asalnya. Istilah merupakan kata kerja. Proses penggabungan kata wiyosan termasuk polimorfemis, karena istilah tersebut merupakan frasa benda. Istilah jenang wiyosan terbentuk dari dua morfem, mendapat merupakan kata asal dan istilah procot tambahan sufiks /-an/ di akhir kata, istilah merupakan kata asal, tidak mengalami perubahan wiyosan termasuk kata kerja transitif. bentuk dari kata asalnya. Dilihat dari bentuknya (4) Pangaron istilah jenang procot diciptakan berdasarkan Istilah pangaron [paŋarƆn] termasuk kata tujuannya, yaitu agar kelahirannya cepat. Istilah benda. Istilah pangaron dibentuk dari kata dasar jenang procot termasuk polimorfemis, karena karu merupakan kata kerja yang berarti istilah jenang procot masing-masing kata hanya ‘mengaduk dan menyiram air panas pada beras terdiri dari satu morfem, yaitu morfem jenang yang telah dimasak setengah matang’ mendapat dan morfem procot, dari masing-masing morfem imbuhan {paN+-an} menjadi pangaron. Istilah tersebut termasuk morfem bebas dan tidak pangaron dalam sistem morfologi bahasa Jawa mendapat imbuhan apapum. Istilah jenang procot berasal dari gabungan paN + karu+ an → termasuk bentuk kata benda konkrit. pangaron[pangaron]. Dilihat dari bentuknya (2) Jenang istilah pangaron diciptakan berdasarkan makna Istilah jenang clorot [jənaŋ clƆrƆt] dari masyarakat Jawa, yaitu ngaron berarti merupakan frasa nomina. Istilah jenang clorot mengane warana, mengane berarti terbuka, dibentuk dari dua istilah yang berbeda, yaitu kata warana berarti pintu. Istilah pangaron mengalami jenang yang berarti ‘bubur berwarna-warni’ perubahan bentuk dari kata asalnya. Istilah merupakan kata benda dan kata clorot yang pangaron termasuk polimorfemis, karena istilah merupakan kata kerja. Istilah jenang merupakan pangaron terbentuk dari dua morfem, mendapat kata asal dan istilah clorot merupakan kata asal, tambahan prefiks /peN/ dan sufiks /-an/ di akhir tidak mengalami perubahan bentuk dari kata kata. Istilah pangaron termasuk kata benda asalnya. Dilihat dari bentuknya istilah jenang konkrit. clorot diciptakan berdasarkan tujuannya, yaitu (4) Kudangan agar kelahirannya cepat. Istilah jenang clorot Istilah kudangan [kudaŋan] termasuk kata termasuk polimorfemis, karena istilah jenang kerja. Istilah kudangan dibentuk dari kata dasar clorot masing-masing kata hanya terdiri dari satu kudang merupakan kata kerja yang berarti morfem, yaitu morfem jenang dan morfem ‘harapan’ mendapat imbuhan sufiks {-an} clorot, dari masing-masing morfem tersebut

4 Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 PUBLIKA budaya halaman 1-12 termasuk morfem bebas dan tidak mendapat warna merah. Istilah jenang putih termasuk imbuhan apapun. Istilah jenang clorot termasuk polimorfemis, karena istilah jenang putih masing- bentuk kata benda konkrit. masing kata hanya terdiri dari satu morfem, yaitu (3) Jenang lare morfem jenang dan morfem putih, dari masing- Istilah jenang lare [jənaŋ lare] merupakan masing morfem tersebut termasuk morfem bebas frasa nomina. Istilah jenang lare dibentuk dari dan tidak mendapat imbuhan apapum. Istilah dua istilah yang berbeda, yaitu kata jenang yang jenang putih termasuk bentuk kata benda konkrit. berarti ‘bubur berwarna-warni’ merupakan kata (6) Jenang abang putih benda dan kata lare yang berarti ‘anak kecil’ Istilah jenang abang putih [jənaŋ abaŋ merupakan kata kerja. Istilah jenang merupakan pUtIh] merupakan frasa nomina. Istilah jenang kata asal dan istilah lare merupakan kata asal, abang putih dibentuk dari dua istilah yang tidak mengalami perubahan bentuk dari kata berbeda, yaitu kata jenang yang berarti ‘bubur asalnya. Dilihat dari bentuknya istilah jenang lare berwarna-warni’ merupakan kata benda dan kata diciptakan berdasarkan bentuknya, yaitu seperti abang putih yang berarti ‘warna merah dan putih’ lare. Istilah jenang lare termasuk polimorfemis, merupakan kata sifat. Istilah jenang merupakan karena istilah jenang lare masing-masing kata kata asal dan istilah abang putih merupakan kata hanya terdiri dari satu morfem, yaitu morfem asal, tidak mengalami perubahan bentuk dari kata jenang dan morfem lare, dari masing-masing asalnya. Dilihat dari bentuknya istilah jenang morfem tersebut termasuk morfem bebas dan abang putih diciptakan berdasarkan warnanya, tidak mendapat imbuhan apapum. Istilah jenang yaitu warna merah dan putih. Istilah jenang lare termasuk bentuk kata benda konkrit. abang putih termasuk polimorfemis, karena (4) Jenang abang istilah jenang abang putih masing-masing kata Istilah jenang abang [jənaŋ abaŋ] merupakan hanya terdiri dari satu morfem, yaitu morfem frasa nomina. Istilah jenang abang dibentuk dari jenang, morfem abang, dan morfem putih, dari dua istilah yang berbeda, yaitu kata jenang yang masing-masing morfem tersebut termasuk berarti ‘bubur berwarna-warni’ merupakan kata morfem bebas dan tidak mendapat imbuhan benda dan kata abang yang berarti ‘warna merah’ apapum. Istilah jenang abang putih termasuk merupakan kata sifat. Istilah jenang merupakan bentuk kata benda konkrit. kata asal dan istilah abang merupakan kata asal, (7) Jenang palang putih tidak mengalami perubahan bentuk dari kata Istilah jenang palang putih [jənaŋ palaŋ asalnya. Dilihat dari bentuknya istilah jenang pUtIh] merupakan frasa nomina. Istilah jenang abang diciptakan berdasarkan warnanya, yaitu palang putih dibentuk dari dua istilah yang warna merah. Istilah jenang abang termasuk berbeda, yaitu kata jenang yang berarti ‘bubur polimorfemis, karena istilah jenang abang berwarna-warni’ merupakan kata benda dan kata masing-masing kata hanya terdiri dari satu palang putih yang berarti ‘warna putih’ morfem, yaitu morfem jenang dan morfem merupakan kata sifat. Istilah jenang merupakan abang, dari masing-masing morfem tersebut kata asal dan istilah palang putih merupakan termasuk morfem bebas dan tidak mendapat kata asal, tidak mengalami perubahan bentuk dari imbuhan apapum. Istilah jenang abang termasuk kata asalnya. Dilihat dari bentuknya istilah bentuk kata benda konkrit. jenang palang putih diciptakan berdasarkan (5) Jenang putih warnanya, yaitu warna merah yang diberi palang Istilah jenang putih [jənaŋ pUtIh] merupakan putih. Istilah jenang palang putih termasuk frasa nomina. Istilah jenang putih dibentuk dari polimorfemis, karena istilah jenang palang putih dua istilah yang berbeda, yaitu kata jenang yang masing-masing kata hanya terdiri dari satu berarti ‘bubur berwarna-warni’ merupakan kata morfem, yaitu morfem jenang, morfem palang, benda dan kata putih yang berarti ‘warna putih’ dan morfem putih, dari masing-masing morfem merupakan kata sifat. Istilah jenang merupakan tersebut termasuk morfem bebas dan tidak kata asal dan istilah putih merupakan kata asal, mendapat imbuhan apapum. Istilah jenang tidak mengalami perubahan bentuk dari kata palang putih termasuk bentuk kata benda konkrit. asalnya. Dilihat dari bentuknya istilah jenang putih diciptakan berdasarkan warnanya, yaitu

5 Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 PUBLIKA budaya halaman 1-12

(8) Jenang palang abang morfem, yaitu morfem jenang dan morfem Istilah jenang palang abang [jənaŋ palaŋ abaŋ] sumsum, dari masing-masing morfem tersebut merupakan frasa nomina. Istilah jenang palang termasuk morfem bebas dan tidak mendapat abang dibentuk dari dua istilah yang berbeda, imbuhan apapum. Istilah jenang sumsum yaitu kata jenang yang berarti ‘bubur berwarna- termasuk bentuk kata benda konkrit. warni’ merupakan kata benda dan kata palang (11) Sega gurih abang yang berarti ‘warna merah’ merupakan Istilah sega gurih [səga gUrIh] merupakan kata sifat. Istilah jenang merupakan kata asal dan frasa nomina. Istilah sega gurih dibentuk dari dua istilah palang abang merupakan kata asal, tidak istilah yang berbeda, yaitu kata sega yang berarti mengalami perubahan bentuk dari kata asalnya. ‘nasi’ merupakan kata benda dan kata gurih yang Dilihat dari bentuknya istilah jenang palang berarti ‘gurih rasanya’ merupakan kata sifat. abang diciptakan berdasarkan warnanya, yaitu Istilah sega merupakan kata asal dan istilah gurih warna putih yang diberi palang warna merah. merupakan kata asal, tidak mengalami perubahan Istilah jenang palang abang termasuk bentuk dari kata asalnya. Dilihat dari bentuknya polimorfemis, karena istilah jenang palang abang istilah sega girih diciptakan berdasarkan rasa masing-masing kata hanya terdiri dari satu nasinya, yaitu gurih. Istilah sega gurih termasuk morfem, yaitu morfem jenang, morfem palang, polimorfemis, karena istilah sega gurih masing- dan morfem abang, dari masing-masing morfem masing kata hanya terdiri dari satu morfem, yaitu tersebut termasuk morfem bebas dan tidak morfem sega dan morfem gurih, dari masing- mendapat imbuhan apapum. Istilah jenang masing morfem tersebut termasuk morfem bebas palang abang termasuk bentuk kata benda dan tidak mendapat imbuhan apapum. Istilah konkrit. sega gurih termasuk bentuk kata benda konkrit. (9) Jenang baro-baro (12) Sega kebuli Istilah jenang baro-baro [jənaŋ baro-baro] Istilah sega kebuli [səga kəbuli] merupakan merupakan frasa nomina. Istilah jenang baro- frasa nomina. Istilah sega kebuli dibentuk dari baro dibentuk dari dua istilah yang berbeda, yaitu dua istilah yang berbeda, yaitu kata sega yang kata jenang yang berarti ‘bubur berwarna-warni’ berarti ‘nasi’ merupakan kata benda dan kata merupakan kata benda dan kata baro-baro kebuli yang berarti ‘nasi yang dimasak bersamaan merupakan kata ulang penuh. Istilah jenang dengan lauknya’ merupakan kata benda. Istilah merupakan kata asal dan istilah barao-baro sega merupakan kata asal dan istilah kebuli merupakan kata asal, tidak mengalami perubahan merupakan kata asal, tidak mengalami perubahan bentuk dari kata asalnya. Istilah jenang baro-baro bentuk dari kata asalnya. Istilah sega kebuli termasuk polimorfemis, karena istilah jenang termasuk polimorfemis, karena istilah sega gurih baro-baro masing-masing kata hanya terdiri dari masing-masing kata hanya terdiri dari satu satu morfem, yaitu morfem jenang dan morfem morfem, yaitu morfem sega dan morfem kebuli, baro-baro, dari masing-masing morfem tersebut dari masing-masing morfem tersebut termasuk termasuk morfem bebas dan tidak mendapat morfem bebas dan tidak mendapat imbuhan imbuhan apapum. Istilah jenang baro-baro apapum. Istilah sega kebuli termasuk bentuk kata termasuk bentuk kata benda konkrit. benda konkrit. (10) Jenang sumsum (13) Sega punar Istilah jenang sumsum [jənaŋ sumsum] Istilah sega punar [səga punar] merupakan merupakan frasa nomina. Istilah jenang sumsum frasa nomina. Istilah sega punar dibentuk dari dibentuk dari dua istilah yang berbeda, yaitu kata dua istilah yang berbeda, yaitu kata sega yang jenang yang berarti ‘bubur berwarna-warni’ berarti ‘nasi’ merupakan kata benda dan kata merupakan kata benda dan kata sumsum punar yang berarti ‘ untuk selametan’ merupakan kata benda. Istilah jenang merupakan merupakan kata benda. Istilah sega merupakan kata asal dan istilah sumsum merupakan kata asal, kata asal dan istilah punar merupakan kata asal, tidak mengalami perubahan bentuk dari kata tidak mengalami perubahan bentuk dari kata asalnya. Istilah jenang sumsum termasuk asalnya. Istilah sega punar termasuk polimorfemis, karena istilah jenang sumsum polimorfemis, karena istilah sega punar masing- masing-masing kata hanya terdiri dari satu masing kata hanya terdiri dari satu morfem, yaitu

6 Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 PUBLIKA budaya halaman 1-12 morfem sega dan morfem punar, dari masing- merupakan kata sifat. Istilah ponyok merupakan masing morfem tersebut termasuk morfem bebas kata asal dan istilah monco warna merupakan dan tidak mendapat imbuhan apapum. Istilah kata asal, tidak mengalami perubahan bentuk dari sega punar termasuk bentuk kata benda konkrit. kata asalnya. Dilihat dari bentuknya istilah (14) Kupat plethek ponyok monco warna diciptakan berdasarkan Istilah kupat pletek [kupat pləthɛ?] merupakan keadaannya, yaitu berwarna warni atau beraneka frasa nomina. Istilah kupat pletek dibentuk dari warna. Istilah ponyok monco warna termasuk dua istilah yang berbeda, yaitu kata kupat yang polimorfemis, karena istilah ponyok monco berarti ‘’ merupakan kata benda dan kata warno masing-masing kata hanya terdiri dari pletek yang berarti ‘terbuka karena kulitnya satu morfem, yaitu morfem ponyok dan morfem pecah’ merupakan kata sifat. Istilah kupat monco warna, dari masing-masing morfem merupakan kata asal dan istilah plethek tersebut termasuk morfem bebas dan tidak merupakan kata asal, tidak mengalami perubahan mendapat imbuhan apapum. Istilah ponyok bentuk dari kata asalnya. Dilihat dari bentuknya monco warna termasuk bentuk kata benda istilah kupat plethek diciptakan berdasarkan konkrit. bentuknya, yaitu ketupat yang dibelah (diplethek) (17) Nigas kendit dan diberi abon. Istilah kupat pletek termasuk Istilah nigas kendit [nigas kəndIt] merupakan polimorfemis, karena istilah kupat pletek masing- frasa kerja. Istilah nigas kendit dibentuk dari dua masing kata hanya terdiri dari satu morfem, yaitu istilah yang berbeda, yaitu kata nigas yang morfem kupat dan morfem pletek, dari masing- berarti ‘memutuskan’ merupakan kata kerja dan masing morfem tersebut termasuk morfem bebas kata kendit yang berarti ‘stagen’ merupakan kata dan tidak mendapat imbuhan apapum. Istilah benda. Istilah nigas merupakan kata asal dan kupat pletek termasuk bentuk kata benda konkrit. istilah kendit merupakan kata asal, tidak (15) Sambel edan-edanan mengalami perubahan bentuk dari kata asalnya. Istilah sambel edan-edanan [sambəl edan- Dilihat dari bentuknya istilah nigas kendit edanan] merupakan frasa nomina. Istilah sambel diciptakan berdasarkan prosesnya, yaitu edan-edanan dibentuk dari dua istilah yang memutuskan kendit. Istilah nigas kendit berbeda, yaitu kata sambel yang berarti ‘lauk termasuk polimorfemis, karena istilah nigas pauk yang dibuat dari cabai, garam dsb kendit masing-masing kata hanya terdiri dari satu dilumatkan menjadi satu’ merupakan kata benda morfem, yaitu morfem nigas dan morfem kendit, dan kata edan-edanan yang berarti ‘gila atau dari masing-masing morfem tersebut termasuk tidak waras’ merupakan kata sifat. Istilah sambel morfem bebas dan tidak mendapat imbuhan merupakan kata asal dan istilah edan-edanan apapum. Istilah nigas kendit termasuk bentuk merupakan kata asal, tidak mengalami perubahan kata kerja transitif. bentuk dari kata asalnya. Dilihat dari bentuknya (18) Ketan mocnco warna istilah sambel edan-edanan diciptakan Istilah ketan monco warna [kətan mƆncƆ berdasarkan maknanya. Istilah sambel edan- warnƆ] merupakan frasa nomina. Istilah ketan edanan termasuk polimorfemis, karena istilah monco warna dibentuk dari dua istilah yang sambel edan-edanan masing-masing kata hanya berbeda, yaitu kata ketan yang berarti ‘beras terdiri dari satu morfem, yaitu morfem sambel yang lengket’ merupakan kata benda dan kata dan morfem edan-edanan, dari masing-masing monco warna yang berarti ‘warna-warni atau morfem tersebut termasuk morfem bebas dan beraneka warna’ merupakan kata sifat. Istilah tidak mendapat imbuhan apapum. Istilah sambel ketan merupakan kata asal dan istilah monco edan-edanan termasuk bentuk kata benda konkrit. warna merupakan kata asal, tidak mengalami (16) Ponyok monco warna perubahan bentuk dari kata asalnya. Dilihat dari Istilah ponyok monco warna [pƆñƆ? mƆncƆ bentuknya istilah ketan monco warna diciptakan warnƆ] merupakan frasa nomina. Istilah ponyok berdasarkan keadaannya, yaitu yang monco warna dibentuk dari dua istilah yang berwarna warni atau beraneka warna. Istilah berbeda, yaitu kata ponyok yang berarti ‘lulur’ ketan monco warna termasuk polimorfemis, merupakan kata benda dan kata monco warna karena istilah ketan monco warno masing- yang berarti ‘warna-warni atau beraneka warna’ masing kata hanya terdiri dari satu morfem, yaitu

7 Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 PUBLIKA budaya halaman 1-12 morfem ketan dan morfem monco warna, dari A. Pemaknaan Istilah dalam Upacara Mitoni masing-masing morfem tersebut termasuk yang Berupa Kata Asal morfem bebas dan tidak mendapat imbuhan Deskripsi makna terhadap istilah-istilah yang apapum. Istilah ketan monco warna termasuk ditemukan dalam upacar mitoni yang berupa kata bentuk kata benda konkrit. asal dapat diuraikan sebagai berikut. (19) Klasa bangka (1) Cengkir Istilah klasa bangka [klƆsƆ baŋka] merupakan Istilah cegkir mengacu pada buah kelapa frasa nomina. Istilah kloso bongko dibentuk dari yang masih muda yang sudah ada airnya tapi di dua istilah yang berbeda, yaitu kata klasa yang dalamnya masih belum ada dagingnya. Istilah berarti ‘tikar’ merupakan kata benda dan kata cengkir berasal dari kata ceng dan kir. Cengkir bangka yang berarti ‘kaku dan keras’merupakan [cəŋkIr] mempunyai makna dalam kerata basa kata sifat. Istilah klasa merupakan kata asal dan Jawa yaitu kencenging pikir [kəncəŋiŋ pikIr] istilah bangka merupakan kata asal, tidak ‘lurusnya pikiran’. Cengkir biasanya digunakan mengalami perubahan bentuk dari kata asalnya. dalam upacara mitoni. Cengkir yang digunakan Istilah klasa bangka termasuk polimorfemis, yaitu cengkir gading. Menurut masyarakat Jawa karena istilah klasa bangka masing-masing kata maksud digunakannya cengkir gading dalam hanya terdiri dari satu morfem, yaitu morfem upacara mitoni karena cengkir gading ini kecil klasa dan morfem bangka, dari masing-masing dan warnanya keemasan, mereka mempunyai morfem tersebut termasuk morfem bebas dan harapan jika kelak lahir kepalanya akan bagus tidak mendapat imbuhan apapum. Istilah klasa dan tidak mengalami kecacatan serta bermanfaat bangka termasuk bentuk kata benda konkrit. bagi kehidupan secara menyuluruh. Cengkir yang digunakan dalam upacara mitoni berjumlah dua 3.2 Pemaknaan Istilah dalam Upacara Mitoni buah, yang satu diberi gambar Kamajaya dan pada Masyarakat Jawa di Dusun Wonorejo, yang satu diberi gambar Kamaratih. Berdasarkan Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, maknanya dalam upacara mitoni, masyarakat Kabupaten Banyuwangi Jawa memaknai cengkir gading sebagai simbol Sesuai dengan permasalahan kedua pada bayi. Cengkir bermakna dengan berbekal cengkir uraian di atas disebutkan bahwa pemaknaan si jabang bayi yang lahir kelak setelah dewasa istilah dalam upacara mitoni pada masyarakat diharapkan mampu melewati ujian kritis dalam Jawa di Dusun Wonorejo akan dikaji secara hidup. Cengkir juga merupakan simbol dari etnolinguitik dalam pembahasan ini. Alasan kandungan tempat jabang bayi atau lambang peneliti menganalisis dengan menggunakan penerus keturunan. Selain itu, secara simbolis air kajian etnolinguistik yaitu ingin mengetahui lebih kelapa muda (banyu degan) merupakan air suci dalamn bagaimana cara masyarakat yang diharapkan cintanya terhadap orang tuanya memaknainya. tetap suci hingga akhir hayat. (2) Mantes 3.2.1 Pemaknaan dan Penggunaan Istilah yang Istilah mantes berasal dari kata pantes yang Berupa Kata berarti ‘pantas atau tidak mengecewakan’ (KLBJ, Pemaknaan dan penggunaan istilah mitoni 2013:387). Istilah mantes [mantəs] mengacu pada dalam penelitian ini berupa kata dan diklasifikasi tindakan yang dilakukan dengan cara menganti kembali menjadi beberapa bagian ke dalam busana perempuan yang hamil sampai terlihat struktur kata yaitu; kata asal, kata berimbuhan, pantes. Piranti yang digunakan untuk prosesi dan frasa. Setelah diklasifikasi seperti dia atas, mantes yaitu baju yang berjumlah tujuh buah bentuk istilah mitoni dianalisis dengan sesuai dengan usia kehamilan. Baju yang dipakai menggunakan kajian etnolinguistik, yaitu dalam upacara mitoni adalah sewek [sɛwɛ?] atau menguraikan makna yang dimiliki oleh kain panjang yang biasanya dipakai oleh orang- masyarakat Dusun Wonorejo. Pemaknaan istilah orang yang sudah sepuh dan merupakan pasangan tersebut dapat dilihat pada uraian berikut. dari baju kebaya yang terdiri dari berbagai motif yang masing-masing mempunyai makna. Motif sidamukti mempunyai makna agar bayi yang akan lahir memiliki sifat berwibawa dan disegani

8 Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 PUBLIKA budaya halaman 1-12 oleh masyarakat sekelilingnya. Motif truntun agar tempat siraman. Dukun bayi memakaikan kain keluhuran budi orang tuanya dapat menurun pada calon ibu. Kemudian kain dilonggarkan kepada jabang bayi. Motif sidaluhur agar anak bagian depan dan telur diluncurkan atau yang dikandung kelak akan lahir menjadi orang dijatuhkan pada depan dada. Masyarakat Jawa yang sopan dan berbudi pekerti luhur. Motif memaknai brojolan sebagai suatu harapan supaya parangkusuma mempunyai makna semoga sang ketubannya cepat pecah dan semoga saat lahiran ibu melahirkan bayi yang memiliki kecerdasan tiba lancar tanpa suatu halangan apapun. Telur bagai tajamnya parang dan memiliki ketangkasan merupakan lambang saat-saat kelahiran. Kuning bagai parang yang sedang dimainkan oleh pesilat telur sebagai lambang darah, dan putih telur tangguh. Motih semen rama mempunyai makna sebagai lambang air ketuban. semoga anak yang dilahirkan memiliki cinta kasih (2) Sigaran kepada sesama selayaknya cinta kasih Rama dan Istilah sigaran [sigaran] berasal dari kata Shinta kepada rakyatnya. Motif udan riris dasar sigar yang berarti ‘pecah menjadi dua mempunyai makna semoga anak yang dilahirkan bagian’ (KLBJ, 2013: 439). Istilah sigaran dapat membuat situasi yang menyegarkan, enak mengacu pada tindakan membelah cengkir dipandang, dan mnyenangkan siapa saja yang menggunakan parang. Istilah sigaran ada dalam bergaul dengannya. Motif cakar ayam memiliki upacara mitoni. Dalam ritual sigaran benda yang makna agar anak yang dilahirkan pandai mencari di sigar yaitu cengkir. Cengkir yang digunakan rejeki. Masyarakat Jawa memaknai istilah mantes yaitu cengkir gading. Setelah brojolan calon ibu sebagai suatu harapan agar kelak bayi yang lahir menuju tempat bilas, mandi, dan berbusana. pantas berbusana. Sedangkan calon bapak masih di tempat siraman, (3) Angrem akan membelah cengkir gading. Masyarakat Jawa Istilah angrem [aŋrem] mempunyai makna memaknai jika belahannya di tengah pertanda ‘mengerami telur supaya menetas’ (KLBJ, 2013: anaknya yang akan lahir perempuan, tetapi jika 254). Istilah angrem mengacu pada sebuah belahannya di pinggir atau tidak imbang pertanda tidakan mengerami sesuatu. Istilah angrem ada anaknya yang akan lahir laki-laki. Hal ini hanya dalam upacara mitoni. Setelah upacara ganti sebagai perlambang orang terdahulu. busana (mantes) calon ibu duduk di atas (3) Pangaron tumpukan baju dan kain yang tadi habis Istilah pangaron [paŋarƆn] mempunyai digunakan. Masyarakat Jawa memaknai angrem makna kuali besar untuk menambah air pada sebagai sebuah simbol bahwa calon ibu akan beras yang sudah setengah masak (KLBJ, selalu menjaga kehamilan dan anak yang 2013:386). Dalam upacara mitoni, pangaron dikandungnya dengan hati-hati dan penuh kasih digunakan sebagai tempat untuk wadah perwita sayang. Calon ayah menyuapi calon ibu dengan sari. Perwita artinya suci, sari artinya bunga. nasi dan bubur merah putih sebagai Pangaron berisi air suci dan dicampur dengan simbol kasih sayang. bunga, agar baunya harum. Hal ini melambangkan bahwa setiap orang hendaknya A. Pemaknaan Istilah yang Berupa Kata mensucikan diri baik lahir maupun batin. Selain Berimbuhan itu harus mencari keharuman nama. Ngaron Deskripsi makna terhadap istilah-istilah yang berarti mengane warana, mengane berarti ditemukan dalam upacar mitoni yang berupa kata terbuka, warana berarti pintu. Jadi mengandung berimbuhan dapat diuraikan sebagai berikut. makna bahwa untuk pertama kalinya calon ibu (1) Brojolan akan membukakan pintu keluar calon bayinya, Istilah brojolan [brƆjƆlan] berasal dari kata karena merupakan kelahiran pertama, maka perlu dasar brojol yang berarti ‘lepas dan masuk ke dibukakan pintu. Untuk kelahiran berikutnya dalam lubang, (KLBJ, 2013: 265). Sedangkan upacara mitoni tidak perlu dilakukan lagi. brojolan berarti melahirkan. Istilah brojolan (4) Wiyosan mengacu pada sebuah tindakan membrojolkan Istilah wiyosan [wiyƆsan] mengacu pada sesuatu melalui lubang. Dalam upacara mitoni, tindakan menjatuhkan cengkir gading melalui brojolan menggunakan piranti telur ayam perut perempuan yang hamil dan sewek. Istilah kampung. Pertama calon ibu berdiri di depan wiyosan [wiyƆsan] berasal dari kata wiyos yang

9 Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 PUBLIKA budaya halaman 1-12 berarti ‘keluar’ (KLBJ, 2013: 491). Sedangkan dengan air mendidih kemudian dicampur dengan wiyosan berarti lambang kelahiran. Pertama calon gula merah dan pandan dan disajikan dengan ibu kembali menggunakan jarik agak longgar. siraman santan. Masyarakat Jawa memaknai Cengkir gading yang bergambar Kamajaya Jenang abang sebagai sebuah penghormatan dan dijatuhkan di depan dada oleh dukun bayi. permohonan kepada orang tua agar diberi doa dan Kemudian calon eyang putri dan calon bapak restu sehingga selalu mendapatkan keselamatan. menangkap cengkir tersebut dengan sewek. Calon Jenang abang dimaksudkan pula sebagai eyang kakung dari calon bapak menghampiri dan lambang bibit dari ibu atau darah merah. bertanya cucunya laki-laki atau perempuan. (4) Jenang putih Maysyarakat Jawa memaknai wiyosan sebagai Istilah jenang putih [jənaŋ pUtIh] mengacu lambang kelahiran jabang bayi. pada jenis bubur yang merupakan salah satu (5) Kudangan unsur sesaji. Jenang putih mempunyai makna Istilah kudangan [kudaŋan] berasal dari kata panganan yang terbuat dari beras atau tepung kudang yang berarti ‘harapan’ (KLBJ, 2013:345). yang diberi garam, daun pandan, dan santan Sedangkan kudangan berarti mengharapkan. diaduk hingga lembut. Masyarakat Jawa Setelah wiyosan dilanjutkan dengan kedua eyang memaknai Jenang putih sebagai penghormatan putri diminta untuk mencoba menimang-nimang dan harapan seseorang yang ditujukan kepada cucunya. Setelah itu cengkir gading yang orang tua atau leluhurnya agar senantiasa diberi digendong tadi ditidurkan di kamar seperti doa dan restu dan mendapatkan keselamatan. menidurkan bayi. Jenang putih dimaksudkan sebagai bibit dari ayah atau sperma atau darah putih. C. Pemaknaan Istilah yang Berupa Frasa (5) Jenang abang putih Deskripsi makna terhadap istilah-istilah yang Istilah jenang abang putih [jənaŋ abaŋ putIh] ditemukan dalam upacar mitoni yang berupa kata mengacu pada jenis bubur yang berwarna merah frasa dapat diuraikan sebagai berikut. putih yang merupakan salah satu dari unsur (1) Jenang procot sesaji. Masyarakat Jawa memaknai Jenang Istilah jenang procot [jənaŋ prƆcƆt] mengacu abang dan putih sebagai lambang kehidupan pada salah jenis bubur yang merupakan salah satu orang tuanya. Dalam hal ini bersatunya sperma unsur sesaji. Jenang procot terbuat dari tepung atau dilambangkan sebagai darah putih. Jenang beras yang dimasak dan diberi gula. Di bagian abang dan putih diartikan sebagai simbol tengah diberi pisang utuh yang telah dimasak terjadinya anak karena bersatunya darah dari terlebih dahulu. Masyarakat Jawa memaknai ayah dan ibu. Maka dari itu maksud dari sajen jenang procot sebagai suatu harapan agar jabang jenang abang dan putih adalah sebagai bentuk bayi lahir (mrocot) cepat dan lancar. setiap orang untuk menghormati orang tuanya. (2) Jenang clorot (6) Jenang palang putih Istilah jenang clorot [jənaŋ clƆrƆt] mengacu Istilah jenang palang putih [jənaŋ palaŋ pada jenis bubur yang merupakan salah satu putIh] mengacu pada jenis bubur berwarna merah unsur sesaji. Jenang procot terbuat dari tepung yang diberi palang bubur berwarna putih yang beras, santan, gula merah, dengan sedikit garam. merupakan salah satu unsur sesaji. Jenang Diaduk dan dimasukkan ke dalam lilitan janur, palang putih biasanya digunakan dalam upacara selanjutnya dikukus. Masyarakat Jawa memaknai mitoni. masyarakat Jawa memaknai jenang jenang clorot sebagai suatu harapan ketika sudah palang putih sebagai lambang rasa dan karsa, waktunya melahirkan akan lahir dengan cepat. artinya segala tindak tanduk dan wicara (karsa) Jumlahnya tujuh sesuai dengan usia kehamilan. calon ibu dan bapak dimana saja dan kapan saja Supaya nanti saat lahirnya clorot nylorot (cepat harus disertai kemantapan (keberanian) dan tetap lahir). didasari niat yang suci (rasa). (3) Jenang abang (8) Jenang palang abang Istilah jenang abang [jənaŋ abaŋ] mengacu Istilah jenang palang abang [jənaŋ palaŋ pada jenis bubur yang merupakan salah satu abaŋ] mengacu pada jenis bubur berwarna putih unsur sesaji. Jenang abang mempunyai makna yang diberi palang bubur berwarna merah yang panganan yang terbuat dari beras yang diaduk merupakan salah satu unsur sesaji. Jenang

10 Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 PUBLIKA budaya halaman 1-12 palang abang mempunyai makna seorang wanita (13) Jenang lare biasanya sebelum bertindk dirasakan dahulu Istilah jenang lare [jənaŋ lare] mengacu pada menurut pertimbangan hati nurani, baru kemudian jenis bubur yang merupakan salah satu unsur dilakukan (karsa). sesaji. Jenang lare dibentuk menyerupai boneka (8) Jenang baro-baro pipih, yang satu laki-laki dan yang satunya lagi Istilah jenang baro-baro abang [jənaŋ baro- perempuan. Pada bulan ke empat jenang procot baro abaŋ] mengacu pada jenis bubur berwarna sudah mempunyai bentuk yang lain, yang disebut putih yang ditaburi parutan kelapa dan isrisan jenang lare. Melakukan pengajian karena pada gula jawa yang merupakan salah satu unsur sesaji. saat itu organ sang jabang bayi mulai diaktifkan Istilah jenang baro-baro mempunyai makna dan yang pertama adalah telinga. Supaya bisa antara suami dan istri harus menyatu di dalam mendengar pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran jiwa raga, bersama di dalam suka dan duka. dan lain-lainnya. (9) Jenang sumsum (14) Kupat plethek Istilah jenang sumsum [jənaŋ sum-sum] Istilah kupat pletek [kupat plətɛ?] mengacu mengacu pada makanan yang terbuat dari tepung pada jenis kue yangmerupakan salah satu dari beras dengan kuah berupa air rebusan gula merah unsur sesaji. Kupat plethek terbuat dari beras yang kerap disebut juruh yang merupakan salah yang dimasukkan ke dalam cetakan yang telah satu dari unsur sesaji. Warna putih dan merah disediakan (cetakan terbuat dari janur) yang meningatkan akan malam pertama. kemudian direbus. Kupat pletek merupakan Bercampurnya warna putih dan merah merupakan ketupat yang dibelah pada sisi lebarnya dan awal mula terjadinya manusia adalah ditaburi abon. Masyarakat Jawa memaknai kupat bercampurnya warna merah dan putih. pletek sebagai lambang dari alat vital wanita Masyarakat Jawa memaknai jenang sumsum (tempat lahirnya jabang bayi). sebagai suatu harapan agar calon ibu senantiasa (15) Sambel edan-edanan diberikan kekuatan hingga saat melahirkan, dan Istilah sambel edan-edanan [sambəl edan- setelah melahirkan segera diberikan kesehatan. edanan] mengacu pada jenis sambel yang terbuat (10) Sega gurih dari empon-empon ( dapur). Sambel edan- Istilah sega gurih [səgƆ gUrih] mengacu edanan akan membuat orang seperti orang gila, pada jenis nasi yang dimasak dengan santan, bayi yang baru lahir belum bisa apa-apa sudah garam, dan daun salam yang merupakan salah diajak berbicara. Istilah sambel edan-edanan satu unsur sesaji. Masyarakat Jawa memaknai mempunyai tujuan agar bisa mendengar suara sega gurih sebagai lambang pangan, denagn dari ayah, ibu, dan orang-orang sekitarnya. harapan semoga keluarga ini tidak kekurangan (16) Ponyok monco warna pangan, sega gurih juga digunakan untuk Istilah ponyok monco warna [pƆñƆ? mƆncƆ perjamuan. warnƆ] mengacu pada lulur yang beraneka (11) Sega kebuli warna. Warna-warna harapan kehidupan ini akan Istilah sega kebuli [səgƆ kəbuli] mengacu dibalurkan pada perut perempuan yang hamil pada hidangan nasi berbumbu yang bercitarasa supaya warna-warna luhur bisa meresap kepada gurih yang merupakan salah satu dari unsur jabang bayi dengan doa dan harapan. Warna sesaji. Masyarakat Jawa memaknai sega kebuli putih dan merah akan selalu mengingatkan sebagai suatu untuk memule (menghormat) para jabang bayi akan orang tuanya. Warna kuning almarhum dan sesepuh. mudah-mudahan dia hidupnya akan mulia. Warna (12) Sega punar hijau hidupnya sejahtera. Warna biru dicintai oleh Istilah sega punar [səgƆ punar] mengacu semua kalangan. Warna ungu mengandung pada nasi yang berwarna kuning yang merupakan harapan mudah-mudahan bayi yang lahir akan salah satu unsur sesaji. Masyarakat Jawa selalu tegar dan tidak mudah berputus asa. Coklat memaknai Punar sebagai suatu harapan agar adalah warna tanah, mengingatkan bahwa kita bersinar, artinya kelahiran jabang bayi merupakan berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. kehadiran cahaya kehidupan dalam keluarga yang (17) Nigas kendit membawa kebahagiaan keluarga. Istilah nigas kendit [nigas kəndIt] mengacu pada suatu tindakan memutuskan stagen. Stagen

11 Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016 PUBLIKA budaya halaman 1-12 yang digunakan yaitu janur kuning. Janur kuning putih, jenang palang putih, jenang palang abang, merupakan lambang kemenangan, yaitu jenang baro-baro, jenang sumsum, sega gurih, kemenangan sang ibu yang mengandung. Nigas sega kebuli, sega punar, jenang lare, kupat kendit mengandung arti mengeluarkan segala pletek, sambel edan-edanan, ponyok monco mara bahaya yang dapat menghalangi proses warna, nigas kendit,ketan monco warna, dan kehamilan dan kelahiran bayi. Nigas kendit klasa bangka. dilaksanakan dengan cara memutuskan janur kuning yang dililitkan di perut calon ibu. Setelah 5. Daftar Pustaka memutuskan janur kuning calon bapak harus lari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1984. secepat-cepatnya. Istilah nigas kendit mempunyai Upacara tradisional (Upacara makna agar bayi dapat lahir dengan cepat (tidak kematian) Daerah Istimewa Aceh. tersendat-sendat) seperti kecepatan ayahnya Jakarta: Departemen Pendidikan Dan ketika lari. Kebudayaan, Proyek Inventarisasi Dan (18) Ketan monco warna DokumentasiKebudayaan Daerah. Istilah ketan monco warna [kətan mƆncƆ warnƆ] mengacu pada ketan yang beraneka Djajasudarma, Fatimah. 1993. Semantik 1 warna yang merupakan salah satu unsur sesaji. (Pengantar ke Arah Ilmu Makna). Ketan dibuat bulat-bulat dengan beraneka warna, . Eresco. bermacam-macam warna agar lengket. Warna- warna kehidupan akan lengket kepada jabang Djajasudarma, Fatimah. 1993. Semantik 2 bayi dan di atasnya diberi takir yang isinya rujak. (Pemahaman Ilmu Makna). Bandung. Semat yang digunakan untuk takir menggunakan Eresco. jarum jahit (jarum yang ada lubangnya). Maknanya yaitu untuk membuka semua lubang- Purwadi. 2005. Upacara Tradisional Jawa lubang supaya kelahirannya akan cepat dan (Menggali Untaian Kearifan Lokal). berjalan lancar. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. (19) Klasa bangka Sudaryanto, 1993. Metode dan Aneka Teknik Istilah klasa bangka [klƆsƆ bƆŋkƆ] Analisis Data. Yogyakarta: Duta mempunyai makna tikar jenis kasar (KLBJ, Wacana University Press. 2013:336). Klasa bangka mengacu pada tikar yang dibuat dari anyaman daun pandan. Kloso bangka digunakan sebagai lambaran duduk calon ibu ketika dimandikan. Masyarakat Jawa memaknai Kloso bangka sebagai lambang putaran hidup manusia dan lambang perjalanan hidup manusia.

4. Kesimpulan Istilah-istilah dalam upacara mitoni terdiri dari beberapa bentuk, yaitu (1) bentuk kata asal, istilah-istilah dalam upacara mitoni yang berupa bentuk kata asal diantaranya yaitu; cengkir,mantes, dan angrem. Istilah-istilah tersebut berupa kata benda. (2) berupa kata imbuhan, istilah-istilah dalam upacara mitoni yang berupa kata imbuhan diantaranya yaitu; brojolan, sigaran, pangaron, wiyosan, dan kudangan. (3) berupa frasa, istilah-istilah dalam upacara mitoni yang berupa frasa diantaranya yaitu; jenang procot, jenang clorot, jenang abang, jenang putih, jenang putih, jenang abng

12