ANALISIS KETIMPANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI ANTARA WILAYAH UTARA DAN SELATAN PROVINSI JAWA TIMUR Warda Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang

This research aimed to know disparity of economic growing in East Province between . The data was analyzed with Kuadran System, Williamson Indeks, Entrophy Theil Indeks and the proof of Kuznets Hypothesis. Sampel taken by using technique survey all regency in Province, the sampel divide into two part, North-Side and South-side East Java Province.

From the research, can conclussion that in 2011 city, city, city, Surabaya city and are in First Kuadran (high growth and high income). The area that categorize into high income but low growth are , city and city. Malang, Mojokerto, Bojonegoro, regency and Batu city can categorized into high growth but low income, meanwhile the area categorized into low income and low growth are Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Lumajang, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, , Jombang, Nganjuk, Magetan, Lamongan, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, , Kediri, Ngawi, Jember and and also two city they are Pasuruan and Blitar. According to Williamson Index, East Java Province have increasing disparity in growing of economic but Entrophy Theil Index categorized that East Java Province have decreasing disparity of growing in economic. Based on Williamson and Entrophy Theil Index, East Java Province is not categorized based on Kuznets Hypothesis.

Keywords: Income, Growth, Disparity development

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketimpangan pembangunan ekonomi antar kabupaten yang terjadi di Provinsi Jawa Timur. Teknik analisa data menggunakan sistem Kuadran (Tipologi Klassen), Indeks Williamson, Indeks Entropi Theil, dan Hipotesis Kuznets. Teknik sampel yang digunakan adalah seluruh kabupaten/kota yang berada di Provinsi Jawa Timur, sampel tersebut dibagi menjadi dua bagian, wilayah utara dan wilayah selatan Provinsi Jawa Timur.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada tahun 20011, Kota Kediri, Kota Malang, Kota Madiun, Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya berada dikuadran I (pertumbuhan dan pendapatan yang tinggi). Wilayah yang termasuk kategori berpendapatan tinggi, namun pertumbuhannya rendah antara lain Kabupaten Sidoarjo, Kota Probolinggo dan Kota Mojokerto. Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Tuban dan Kota Batu dapat dikategorikan di daerah yang pertumbuhannya tinggi namun berpendapatan rendah. Sedangkan wilayah yang termasuk kategori berpendapatan rendah dan pertumbuhan ekonomi rendah adalah Kabupaten Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Lumajang, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, Pasuruan, Jombang, Nganjuk, Magetan, Lamongan, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Blitar, Kediri, Ngawi, Jember, Madiun, serta Kota Pasuruan dan Kota Blitar. Berdasarkan Indeks Williamson, Provinsi Jawa Timur mengalami kenaikan ketimpangan pembangunan ekonomi, namun berdasarkan Indeks Entropi Theil Provinsi Jawa Timur mengalami penurunan ketimpangan pembangunan ekonomi. Berdasarkan Indeks Williamson dan Indeks Entropi Theil, Hipotesis Kuznets tidak berlaku di Provinsi Jawa Timur.

Kata kunci: PDRB, pertumbuhan ekonomi, ketimpangan pembangunan

Indonesia merupakan negara aspek pembangunan lainnya. Jika dengan tingkat keberanekaragaman yang pertumbuhan berlangsung secara efektif tinggi, dimana setiap daerah memiliki dan berkelanjutan, maka daerah-daerah potensi alam, ekonomi sosial dan lain akan terpacu untuk tumbuh dan budaya yang berbeda-beda. Beragamnya berkembang (Mopangga, 2010) potensi dan karakteristik sumber daya Pertumbuhan ekonomi Provinsi tersebut menyebabkan tidak meratanya Jawa Timur menempati posisi ke pembangunan antar daerah. delapan dari tiga puluh tiga provinsi di Pembangunan yang dilakukan di setiap Indonesia. Selain itu, pertumbuhan wilayah pada hakekatnya membutuhkan ekonomi Provinsi Jawa Timur pertumbuhan, efisiensi, pemerataan dan mengungguli provinsi lain yang berada berkelanjutan. di Pulau Jawa. Namun dibalik tingginya Keberhasilan suatu pembangunan pertumbuhan ekonomi tersebut, dapat dilihat dari berbagai aspek, antara ketimpangan pembangunan yang terjadi lain aspek sosial budaya, hukum, di Provinsi Jawa Timur pun cukup pertumbuhan ekonomi, penanganan tinggi. Daerah perkotaan dan kabupaten ketimpangan, serta pengentasan di sekitar Kota Surabaya pada umumnya kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi memiliki pendapatan per kapita yang menjadi indikator keberhasilan lebih tinggi, serta tingkat kemiskinan pembangunan yang umum karena dapat yang lebih rendah dibandingkan diukur secara kuantitatif dan mendorong kabupaten yang terletak di bagian selatan Jawa Timur, daerah tapal kuda Berdasarkan data yang diperoleh dari serta Madura. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, rata-rata Pendapatan Domestik Secara umum laju pertumbuhan Regional Bruto (PDRB) per kapita ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Provinsi Jawa Timur tahun 2009 sampai Jawa Timur mengalami peningkatan 2011 sebesar Rp 20,32 juta. setiap tahunnya. Pada tahun 2011, Kabupaten/kota yang memiliki rata-rata sebagian besar kabupaten/kota yang PDRB per kapita diatas Provinsi Jawa berada di wilayah utara Jawa Timur Timur antara lain: Kota Surabaya (Rp memiliki pertumbuhan ekonomi diatas 76,73 juta), Kota Madiun (Rp 29,29 angka pertumbuhan ekonomi Provinsi juta), Kota Mojokerto (Rp 23,83 juta), Jawa Timur (7,22 persen). Kota Probolinggo (Rp 22,15 juta), Kota Kabupaten/kota tersebut antara lain: Malang (Rp 39,45 juta), Kota Kediri (Rp Kabupaten Tuban (7,24 persen), 228,7 juta), Kabupaten Gresik (Rp 33,38 Kabupaten Bojonegoro (9,20 persen), juta) dan Kabupaten Sidoarjo (Rp 30,92 Kabupaten Gresik (7,39 persen), Kota juta). Sedangkan kabupaten/kota yang Surabaya (7,65 persen), Kabupaten memiliki rata-rata PDRB per kapita Mojokerto (7,23 persen), Kabupaten relatif rendah pada tahun 2009 sampai Malang (7,35 persen), Kota Kediri (7,93 2011 dibawah Rp 10 juta antara lain: persen), Kota Malang (7,22 persen), Kabupaten Pacitan, Kabupaten Kota Madiun (7,29 persen) dan Kota Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, Batu (8,17 persen). Sedangkan Kabupaten Kediri, Kabupaten Ngawi, kabupaten/kota yang memiliki Kabupaten Bangkalan, Kabupaten pertumbuhan ekonomi dibawah angka Sampang dan Kabupaten Pamekasan. pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Perbedaan tingkat pendapatan per Timur, mayoritas berada di wilayah kapita yang sangat mencolok ini menjadi selatan Jawa Timur dan Madura. salah satu indikasi adanya ketimpangan Selain menggunakan laju pembangunan yang diakibatkan oleh pertumbuhan ekonomi, perbedaan tingginya konsentrasi aktivitas ekonomi tingkat pendapatan per kapita bisa pada pusat-pusat pertumbuhan wilayah menjadi salah satu indikasi adanya tersebut. Wilayah yang memiliki rata- ketimpangan pembangunan wilayah rata PDRB per kapita yang relatif tinggi utara dan selatan Provinsi Jawa Timur. juga mendominasi wilayah utara Kondisi tersebut menunjukkan Provinsi Jawa Timur. Secara geografis, bahwa terjadi ketimpangan Madura terletak di bagian utara Provinsi pembangunan ekonomi antara Jawa Timur namun pertumbuhan kabupaten/kota yang berada di wilayah ekonominya belum berkembang secara utara dan selatan Provinsi Jawa Timur. maksimal. Ketimpangan ekonomi antar daerah antara potensi dan tingkat kesejahteraan Kesenjangan antara wilayah utara tersebut dapat menimbulkan masalah dan selatan Provinsi Jawa Timur tidak dalam hubungan antar daerah. Arus bisa dipungkiri, akibat alokasi modal mempunyai logika sendiri untuk pembangunan bertumpu di wilayah berakumulasi di lokasi-lokasi yang utara. Proyek pembangunan jalan mempunyai prospek tingkat terpusat di wilayah utara, sedangkan di pertumbuhan yang lebih tinggi dan wilayah selatan sebagian besar masih tingkat risiko yang lebih rendah, kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air sehingga tidak dapat dihindari jika arus bersih dan listrik. Kesenjangan keadaan modal lebih terkonsentrasi di daerah- tersebut menyebabkan wilayah utara daerah kaya sumber daya alam, dan menanggung beban lingkungan dan kota-kota besar yang prasarananya lebih sosial, sebagai konsekuensi pusat-pusat lengkap. Untuk itulah diperlukan perekonomian di wilayah utara. pembangunan daerah yang merupakan Demikian pula dengan daya dukung bagian dari pembangunan nasional. infrastruktur yang semakin hari semakin Untuk meningkatkan pembangunan kurang memadai (seiring pesatnya nasional harus didukung dengan pertumbuhan penduduk). Jalur distribusi perencanaan pembangunan daerah yang yang bertumpu di wilayah utara dilaksanakan secara serasi dan terpadu mengakibatkan jalan-jalan di wilayah dalam rangka mewujudkan keserasian utara semakin cepat rusak dan upaya dan keseimbangan pembangunan pengembangan infrastruktur baru nasional. berhadapan dengan kebutuhan Berdasarkan latar belakang ketahanan pangan dimana lahan-lahan masalah diatas, maka dapat diambil pertanian perlu tetap dipertahankan. rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2009 disertai dengan pembangunan. sampai 2011?, (2) Bagaimana struktur Keberhasilan program pembangunan di pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa negara sedang berkembang sering Timur menurut Tipologi Klassen?, (3) dimulai berdasarkan tinggi rendahnya Seberapa besar tingkat ketimpangan tingkat pertumbuhan output dan pembangunan ekonomi antara wilayah pendapatan nasional. Menurut Smith, utara dan selatan Provinsi Jawa Timur?, pertumbuhan merupakan sebuah proses (4) Apakah Hipotesis Kuznets berlaku di yang bersifat kumulatif. Apabila Provinsi Jawa Timur ?, (5)Kebijakan kemakmuran sebagai akibat kemajuan di apa yang dapat direkomendasikan bidang pertanian, industri manukfatur kepada pemerintah daerah untuk dan perniagaan, kemakmuran itu akan mengurangi ketimpangan pembangunan menarik ke pemupukan modal, yang terjadi antara wilayah utara dan kemajuan teknik, meningkatnya selatan Provinsi Jawa Timur?. penduduk, perluasan pasar, pembagian kerja, dan kenaikan keuntungan secara Pertumbuhan Ekonomi terus menerus (Jhingan 2010:84). Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam Pembangunan Ekonomi jangka panjang. Dalam hal ini proses Pembangunan ekonomi pada mendapat penekanan karena umumnya dapat didefinisikan sebagai mengandung unsur dinamis. suatu proses yang menyebabkan Pertumbuhan ekonomi tidak hanya kenaikan pendapatan riil per kapita diukur dengan pertambahan Produk penduduk suatu negara dalam jangka Domestik Bruto (PDB) dan PDRB saja, panjang yang disertai perbaikan sistem melainkan juga diberi nilai yang bersifat kelembagaan Arsyad (2010:58). immaterial seperti kenikmatan, kepuasan Keberhasilan pembangunan dapat dilihat dan kebahagiaan dengan rasa aman dan dari pertumbuhan ekonomi, struktur tentram yang dirasakan oleh masyakat ekonomi, dan semakin kecilnya (Arsyad, 2010:143). ketimpangan pendapatan antar Pada umumnya pembangunan penduduk, antar daerah dan antar sektor. selalu disertai dengan pertumbuhan, Tujuan utama pembangunan ekonomi namun pertumbuhan belum tentu adalah menciptakan tingkat pertumbuhan PDB dan diikuti dengan Penelitian Terdahulu pemberantasan kemiskinan, Penelitian ketimpangan penanggulangan ketimpangan, pembangunan ekonomi telah dilakukan penyediaan lapangan kerja, peningkatan oleh Miradani dengan judul Perencanaan mutu pendidikan, peningkatan standar Pembangunan Agroindustri Provinsi hidup kesehatan dan nutrisi. Jawa Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi Pembangunan Daerah ketimpangan wilayah Jawa Timur Pembangunan ekonomi daerah melalui kajian keterkaitan sektoral adalah suatu proses dimana pemerintah wilayah antar kota dan kabupaten. daerah dan masyarakatnya mengelola Hasil penelitian menunjukkan setiap sumber daya yang ada dan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi membentuk suatu pola kemitraan antara dengan jumlah daerah tertinggal paling pemerintah daerah dengan sektor swasta besar di Pulau Jawa. Delapan kabupaten untuk menciptakan suatu lapangan kerja dinyatakan tertinggal karena kurang baru dan merangsang perkembangan memenuhi aksesbilitas, infrastruktur, kegiatan ekonomi (pertumbuhan kemiskinan, IPM dan skala fiskal. ekonomi) dalam wilayah tersebut Kabupaten tertinggal berlokasi di (Arsyad, 2010:354). wilayah selatan Jawa Timur. Penelitian Dari pengertian tersebut dapat ini memiliki implikasi bahwa daerah ditarik kesimpulan bahwa pembangunan perkotaan dan kabupaten di sekitar Kota ekonomi merupakan suatu proses dimana Surabaya pada umumnya memiliki pemerintah daerah menggerakkan pendapatan per kapita, perrtumbuhan otonomi daerahnya untuk bekerjasama ekonomi dan Indeks Pembangunan dengan masyarakat dan sektor swasta Manusia yang lebih tinggi dibandingkan dalam mengelola sumber daya yang ada. kabupaten yang terletak di bagian Adanya kerjasama ini diharapkan dapat selatan Jawa Timur dan daerah Tapal menciptakan pertumbuhan perekonomian Kuda. Sedangkan delapan kabupaten yang merata di wilayah tersebut. yang berada di wilayah selatan Jawa Timur termasuk daerah tertinggal. Penelitian yang dilakukan oleh Prapti dalam judul Keterkaitan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Distribusi Banyuwangi. Sedangkan wilayah utara Pendapatan. Tujuan penelitian ini adalah Provinsi Jawa Timur terdiri dari 21 untuk mengetahui bagaimana pola kabupaten/kota, antara lain Kabupaten: keterkaitan tingkat pertumbuhan Ponorogo, Kediri, Bondowoso, ekonomi dan tingkat kesenjangan Situbondo, Probolinggo, Pasuruan, pendapatan di kabupaten/kota di Jawa Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Tengah. Berdasarkan hasil penelitian Nganjuk, Madiun, Magetan, Ngawi, dan analisis data dapat disimpulkan Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik, bahwa: (1) Meningkatnya pertumbuhan Bangkalan, Sampang, Pamekasan, ekonomi akan diikuti dengan Sumenep dan Kota: Kediri, Blitar, meningkatnya kesenjangan pendapatan Malang, Probolinggo, Pasuruan, penduduk di sebagian besar Mojokerto, Madiun, Surabaya dan Batu. kabupaten/kota di Jawa Tengah. (2) Model analisis yang digunakan Selama periode tahun 2001-2004, antara lain: (1) Tipologi Klassen yang sebagian besar kabupaten/kota di Jawa digunakan peneliti untuk mengetahui Tengah mengalami pergeseran tipologi pola dan struktur pertumbuhan ekonomi, keterkaitan antara tingkat pertumbuhan (2) Indeks Williamson yang digunakan ekonomi dengan tingkat kesenjangan peneliti untuk mengetahui seberapa pendapatan (pergeseran posisi kuadran). besar tingkat ketimpangan pembangunan ekonomi, (3) Hipotesis Kuznets yang METODE PENELITIAN digunakan peneliti untuk mengetahui Pada penelitian ini menggunakan apakah terdapat relasi antara tingkat jenis penelitian deskriptif dengan kesenjangan pendapatan dan tingkat pendekatan kuantitatif dan analisis data pendapatan per kapita yang berbentuk sekunder. Cakupan wilayah penelitian kurva U-Terbalik. Adapun teknik adalah seluruh Kabupaten/Kota di pengumpulan data dalam penelitian ini Provinsi Jawa Timur, meliputi 29 yaitu studi kepustakaan yang diperoleh wilayah kabupaten dan 9 kota. Kawasan bedasarkan buku dan literatur yang Pantai Selatan (Pansela) Jawa Timur relevan, serta studi lapangan dengan terdiri dari 8 kabupaten yaitu: Pacitan, menggunakan teknik dokumentasi dari Trenggalek, Tulungagung, Blitar, instansi Badan Pusat Statistik. Malang, Lumajang, Jember, dan HASIL PENELITIAN DAN nasional yakni sebesar 6,2 persen, PEMBAHASAN didukung oleh pertumbuhan pada sektor Hasil Analisis Data perdagangan, hotel dan restoran sebesar Pertumbuhan Ekonomi Jatim 10,67 persen, sektor pengangkutan dan Letak geografis Provinsi Jawa komunikasi sebesar 10,07 persen dan Timur yang berada di wilayah strategis sektor pertambangan dan penggalian sangat menguntungkan bagi sebesar 9,18 persen. Perekonomian perkembangann ekonomi Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur pada tahun 2011 Berikut ini laju pertumbuhan ekonomi menunjukkan kinerja yang semakin Jawa Timur periode tahun 2009 sampai meningkat. Pertumbuhan ekonomi 2011. Provinsi Jawa Timur tumbuh menjadi Pada tahun 2009 kondisi pasar 7,22 persen. Pertumbuhan ini didukung kurang kondusif sebagai dampak dari oleh pertumbuhan pada sektor krisis, pertumbuhan ekonomi sebesar perdagangan, hotel dan restoran sebesar 5,01% persen, didukung oleh 10,67 persen, sektor pengangkutan dan pertumbuhan pada sektor pengangkutan komunikasi sebesar 10,07 persen dan dan komunikasi yang mampu tumbuh sektor pertambangan dan penggalian sebesar 12,14 persen, sektor sebesar 9,18 persen. pertambangan dan penggalian 7,06 persen dan sektor jasa sebesar 6,65 Tipologi Klassen persen. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Tipologi Klassen digunakan untuk Jawa Timur tahun 2010 mengalami menentukan klasifikasi daerah pemulihan setelah adanya krisis global. berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi PDRB perkapita. Berikut ini Tipologi Jawa Timur meningkat menjadi 6,68 Klasssen Provinsi Jawa Timur tahun persen di tahun 2010 dan lebih besar 2011. dibanding pertumbuhan ekonomi

Tabel 4.4 Klasifikasi Daerah Menurut Tipologi Klassen kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur tahun 2011

Kuadran III (ri >r) tapi ( yir) dan (yi>y) kota/kabupaten cepat berkembang kota/kabupaten cepat maju dan cepat tumbuh Kab Malang, Kab Mojokerto, Kab Bojonegoro, Kab Tuban, Kota Batu Kota Kediri, Kota Malang, Kota Madiun, Kab Gresik, Kota Surabaya

Kuadran IV (riy) kota/kabupaten relatif tertinggal kota/kabupaten maju tertekan

Kab Pacitan, Kab Ponorogo, Kab Trenggalek, Kab Sidoarjo, Kota Probolinggo, Kab Tulungagung, Kab Lumajang, Kab Kota Mojokerto Banyuwangi, Kab Bondowoso, Kab Probolinggo, Kab Lamongan, Kab Bangkalan, Kab Sampang, Kab Pamekasan, Kab Sumenep, Kab Madiun, Kab Nganjuk Kab Magetan, Kab Situbondo, Kab Pasuruan, Kab Jombang, Kota Pasuruan, Kab Blitar, Kab Kediri, Kab Ngawi, Kota Blitar, Kab Jember Sumber: diolah oleh peneliti,2013

Sedangkan pola pergeseran 2009 sampai 2011 bergeser ke kuadran Tipologi Klassen untuk periode 2009 II. Minimnya investasi mengakibatkan sampai 2011 diperoleh dari pertumbuhan ekonomi Kota Kediri perbandingan antara rata-rata laju lamban. Meski di kota Kediri memiliki 3 pertumbuhan dan rata-rata pendapatan perusahaan besar yaitu perusahaan per kapita tiap kabupaten/kota dengan rokok Gudang Garam dan dua Provinsi Jawa Timur. Hasil Tipologi perusahaan Gula yakni PG Merican serta periode 2009 sampai 2011 menunjukkan PG Pesantren Baru dalam menopang perbedaan dengan hasil Tipologi kegiatan ekonomi, namun hal itu belum Klassen tahun 2011. memadai untuk pertumbuhan ekonomi Adapun rincian kabupaten/kota di Kota Kediri. Selama ini laju yang mengalami pergeseran antara lain: perekonomian masih dikuasai oleh para (1) Pada tahun 2011 Kota Kediri berada pemodal besar sedangkan usaha dari di kuadran I, namun pada periode tahun rakyat kelas ekonomi menengah ke bawah masih minim. (2) Kabupaten 2009 sampai periode 2011. Sedangkan yang mengalami pergeseran dari di Kabupaten Lamongan terjadi kuadran III ke kuadran IV adalah: penurunan jumlah pengangguran pada Kabupaten Tuban. Sektor ekonomi yang periode 2009 sampai 2011. Tingkat memiliki peran besar dalam pengangguran di Kabupaten Lamongan pembentukan PDRB adalah sektor setiap tahun terus menurun secara pertanian. Sektor pertanian dalam signifikan, Adanya penurunan jumlah perkembangannya mengalami pengangguran ini mengakibatkan penurunan peranan sektoral dalam kemajuan aktivitas ekonomi. Sedangkan pembentukan PDRB. Sektor pertanian kabupaten/kota yang lainnya tidak pada tahun 2010 menyumbang sebesar mengalami pergeseran kuadran (statis). 24,65 persen terhadap PDRB, namun pada tahun 2011 menurun menjadi 24,64 Indeks Ketimpangan persen. Apabila sebuah sektor Dari hasil penelitian diketahui mempunyai kontribusi besar dan bahwa besarnya ketimpangan wilayah di pertumbuhannya lambat, maka akan Provinsi Jawa Timur semakin meningkat menghambat tingkat pertumbuhan dari tahun 2009 sampai 2011. ekonomi secara keseluruhan. (3) Ketimpangan pembangunan antara Kabupaten yang mengalami pergeseran wilayah selama tahun 2009 sampai 2011 dari kuadran IV ke kuadran III adalah: dapat dianalisis dengan menggunakan Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Indeks Williamson. Dalam hal ini Lamongan. Kabupaten Trenggalek Indeks Williamson dapat dilihat pada memiliki pelabuhan ikan terbesar setelah tabel berikut Cilacap di Pantai Selatan Pulau Jawa. Tahun IW IW IW Selatan Adanya pengembangan Jalan Jatim Utara 2009 1,23 1,21 0,16 Lintas Selatan (JLS), pengembangan 2010 1,24 1,23 0,21 potensi perikanan mulai direalisasikan 2011 1,36 1,39 0,20 dengan pembangunan Pelabuhan (Sumber: diolah oleh peneliti, 2013) Perikanan Nusantara (PPN) di Pantai Kemajuan pembangunan di Prigi. Sektor pertanian (perikanan) dan wilayah utara bukan berarti kemerataan sektor perdagangan, hotel restoran pembangunan juga terjadi, ketimpangan mengalami peningkatan pada periode pun juga semakin melebar. Adanya pemusatan aktivitas ekonomi yang selatan yang tidak memadai. Pergerakan terjadi pada sebagian kota besar di lalu lintas barang dan manusia di wilayah utara menyebabkan disparitas wilayah utara lebih cepat dibandingkan pembangunan ekonomi. Wilayah selatan wilayah selatan. Jaringan jalan sangat Provinsi Jawa Timur memiliki nilai berperan untuk menjamin kelancaran ketimpangan yang relatif rendah (tidak pergerakan barang antara kawasan mencapai 1). Setiap tahunnya produksi menuju kawasan pemasaran mengalami peningkatan dan penurunan maupun mobilitas penduduk antar pusat- yang tidak terlalu signifikan. pusat permukiman. Faktor lain yakni Penelitian Miradani juga dari aspek geologis. Wilayah Provinsi menunjukkan bahwa Jawa Timur Jawa Timur selatan merupakan merupakan provinsi dengan jumlah pertemuan lempeng tektonik sehingga daerah tertinggal paling besar di Pulau menjadikan wilayah ini rawan bencana. Jawa. Delapan kabupaten dinyatakan Kondisi geologis berpengaruh pada pola tertinggal karena kurang memenuhi pemukiman dan aktivitas perekonomian. aksesbilitas, infrastruktur, kemiskinan, IPM dan skala fiskal. Kabupaten Hipotesis U-Terbalik Kuznets tertinggal berlokasi di wilayah selatan Simon Kuznets membuat Jawa Timur. hipotesis adanya Kurva U-Terbalik Dalam Laporan Akhir Evaluasi bahwa pada awal ketika pembangunan Kinerja Pemerinah Daerah Provinsi dimulai, distribusi pendapatan akan Jawa Timur tahun 2011, ketimpangan makin tidak merata, namun setelah pembangunan ekonomi tersebut mencapai suatu tingkat pembangunan disebabkan adanya beberapa faktor tertentu, distribusi pendapatan makin antara lain ketergantungan banyak merata (Kuncoro,2006:150). Hipotesis wilayah pada Kota Surabaya dan Kuznets dapat dibuktikan dengan cara sekitarnya yang disebabkan oleh membuat grafik antara pertumbuhan terkonsentrasinya kegiatan PDRB dengan angka indeks perekonomian di wilayah Surabaya. ketimpangan baik Indeks Williamson Provinsi Jawa Timur memiliki jaringan maupun Indeks Entropi Theil. jalan di utara dan selatan, namun infrastruktur dan prasarana di wilayah Tabel 4.7 Pertumbuhan ekonomi, dihasilkan oleh daerah tersebut, (3) Indeks Williamson dan Indeks Entropi Pengembangan UMKM/IKM dalam Theil tahun 2009 sampai 2011 rangka peningkatan daya beli Tahun Pertumbuhan IW IET masyarakat kawasan utara dan selatan Ekonomi (%) serta Madura di Provinsi Jawa Timur, 2009 5,01 1,23 2,35 (4) Pembangunan infrastruktur strategis diantaranya: pembangunan Jalan Lintas 2010 6,68 1,24 2,19 Selatan Jawa Timur; pembangunan 2011 7,2 1,36 2,20 infrastruktur Pasca Suramadu; Sumber: diolah oleh peneliti, 2013 pembangunan Terminal Peti Kemas; dan Dari hasil penelitian, Kurva U- pembangunan Jalan Tol di Jawa Timur Terbalik Kuznets tidak berlaku di dan infrastruktur transportasi lainnya, Provinsi Jawa Timur pada tahun 2009 (5) Pembangunan Jalan Lintas Selatan hingga 2011 karena gambar grafik tidak yang membentang sepanjang pesisir berbentuk huruf U terbalik. Selatan Jawa Timur, mulai Kabupaten: Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Kebijakan pemerintah Blitar, Malang, Lumajang, Jember dan Beberapa penelitian terdahulu dan Banyuwangi (PACIWANGI) yang hasil evaluasi instansi terkait diharapkan dapat meningkatkan pembangunan daerah telah merumuskan pemerataan kesejahteraan masyarakat strategi kebijakan pemerintah untuk wilayah Selatan Jawa Timur; mengurangi ketimpangan wilayah utara meningkatkan aksesibilitas antar Kota, dan selatan, kebijakan tersebut antara aksesibilitas daerah-daerah terpencil lain: (1) Mengembangkan sektor-sektor kepada pusat-pusat pelayanan umum, yang memiliki peranan besar terhadap sehingga akan meningkatkan pelayanan pertumbuhan ekonomi agar dapat kepada lapisan masyarakat; mampu meningkatkan lapangan pekerjaan di membuka peluang bagi pengembangan daerah relatif tertinggal, (2) kegiatan ekonomi, pemanfaatan sumber pengembangan agribisnis dengan basis daya alam dan pengembangan sentra- padat karya di kawasan utara dan selatan sentra produksi; meningkatkan serta Madura agar dapat meningkatkan aksesibilitas pada koridor dan kawasan- daya saing dari komoditi yang kawasan produktif, sehingga mampu menekan ongkos produksi; dan padat karya, pengembangan UMKM membuka kawasan-kawasan/obyek serta pembangunan infrastruktur wisata potensial, sehingga mampu strategis Jalur Lintas Selatan. merangsang pengembangan kegiatan ekonomi kerakyatan. Saran Untuk mengejar ketertinggalan di KESIMPULAN DAN SARAN wilayah selatan, pemerintah daerah Kesimpulan hendaknya mempercepat penyelesaian Berdasarkan hasil penelitian, Jalur Lintas Selatan. Pembangunan analisis dan pambahasan yang telah berbagai infrastruktur tidak hanya selalu dilakukan maka diperoleh kesimpulan terfokus di kawasan Kota Surabaya. bahwa pertumbuhan ekonomi Jawa Peranan Jalur Lintas Selatan sangat Timur stahun 2009 sampai 2011 berperan penting untuk membangun mengalami peningkatan setelah perekonomian kawasan selatan, sebab mengalami krisis global, kabupaten/kota kawasan selatan memiliki potensi di Provisi Jawa Timur dapat dibagi kekayaan alam melimpah yang dapat menjadi empat klasifikasi dengan dikembangkan, seperti potensi perikanan menggunakan Tipologi Klassen, selama laut, pertambangan emas dan pariwisata. periode 2009 sampai 2011 Indeks Dengan bangkitnya perekonomian Williamson mengalami kenaikan dan wilayah selatan, maka tingkat secara parsial angka Indeks Williamson ketimpangan Provinsi Jawa Timur dapat untuk wilayah utara cenderung lebih diminimalisir. Secara geologis, wilayah tinggi dibanding wilayah selatan, selatan rawan akan bencana alam berdasarkan hubungan Indeks sehingga diperlukannya strategi ketimpangan dengan pertumbuhan penataan ruang yang dapat menjadi ekonomi, hipotesis kurva U-Terbalik alternatif pencegahan bencana di tidak berlaku di Jawa Timur, kebijakan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. yang dilakukan oleh pemerintah untyuk Pemerintah tidak terfokus untuk mengurangi ketimpangan antara lain: mengejar pertumbuhan ekonomi yang mengembangkan sektor yang memiliki tinggi dalam waktu yang relatif singkat peranan besar terhadap pertumbuhan tanpa diiringi pemerataan dan ekonomi, pengembangan agribisnis pembangunan berkelanjutan, pertumbuhan yang tidak berkualitas Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional Teori akan semakin memperlebar ketimpangan dan Aplikasi. Padang: Baduose pembangunan antar wilayah. Perlu Media adanya fokus pembangunan sumberdaya Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi manusia dari segi pendidikan, kesehatan Pembangunan: Proses, Masalah, dan distribusi pendapatan terutama di Dan Dasar Kebijakan. Edisi daerah yang relatif tertinggal. Kedua. Jakarta: Kencana DAFTAR RUJUKAN Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa dan Penilaian Skripsi. Surabaya: Timur. 2012. Provinsi Jawa Unesa University Press Timur Dalam Angka 2012. Todaro, Michael. 2003. Pembangunan Surabaya: BPS Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Ketiga. Jakarta: Erlangga. Timur. 2012. Data Makro Sosial Universitas Brawijaya. 2011. Laporan Dan Ekonomi Jawa Timur 2011. Akhir Evaluasi Kinerja Surabaya: BPS Pemerintah Daerah Provinsi Badan Pusat Statistik (BPS). 2011. Jawa Timur Tahun 20011. Produk Domestik Regional Bruto (Online), (www.bappenas.go.id, Kabupaten Tuban 2011, (online), diakses 1 Mei 2013) (www.bps.go.id. Diakses 27 April Miradani, Sukma. 2010. Analisis 2013) Perencanaan Pembangunan Jhingan. 2010. Ekonomi Pembangunan Agroindustri Provinsi Jawa dan Perencanaan. Jakarta: Raja Timur. Majalah Ekonomi, Grafindo Persada (Online), tahun XX, No 2 Agustus 2010.Hal : 119-135 Kuncoro,Mudrajad. 2006. Ekonomika (http://repository.ipb.ac.id, Pembangunan: Teori, Masalah diakses 10 Januari 2013) dan Kebijakan. Jogjakarta: UPP STIM YKPN Pemerintah Kabupaten Trenggalek. 2011. Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2011, (Online), (www.trenggalekkab.go.id, diakses 1 Mei 2013)

Irawan, Dedi. 2010. “Minimnya Investasi, Pertumbuhan Ekonomi Kota Kediri Lamban”. Kedirijaya, edisi 15 Februari 2010, (http://www.kedirijaya.com/, diakses 9 Mei 2013)

Subhan, Mohammad. 2009. “Kawasan Selatan, Wajah Ketakberdayaan”. KOMPAS. (Online), edisi 27 April 2009, (http://lipsus.kompas.com/, diakses 3 Februari 2013)

Tarmizi, Tasrief. 2012. “Lima kabupaten di Jatim kategori daerah tertinggal”. Antara News, (online), edisi 18 November 2012, (http://antaranews.com/, diakses 25 Januari 2013)