INTELEKTUALISME ISLAM DALAM TEKS MEDIA DI MINANGKABAU (Kajian Surat Kabar Pemandangan Islam dan Doenia Achirat)

Erman (UIN Imam Bonjol Padang, e-mail: [email protected])

Abstrak Jejak intelektualisme Islam di Minangkabau yang terbit oleh pemandangan Islam dan surat kabar Doenia Achirat di tahun 1920an sangat beragam. Penilaian setiap tema dilakukan melalui pendekatan sejarah intelektual secara luas terkait dengan data yang ditinggalkan oleh aktivitas pikiran manusia. Selama tahun 1923, 1924 dan 1925 setidaknya pemandangan Islam dan surat kabar Doenia Achirat telah menerbitkan sebanyak 31 buah artikel yang terkait dengan intelektualisme Islam. Gaya intelektualisme Islam yang dipromosikan itu terdiri dari teologi (teologi) dan syariah, ceramah dan moral, Islam, kesatuan dan kemajuan, alquran dan interpretasi, serta sejarah dan pernikahan. Setiap diskusi disajikan secara menarik sesuai dengan situasi masyarakat Islam di Hindia Belanda saat itu, terutama di Minangkabau. Kata kunci: Islam, intelektualisme, Minangkabau

PENDAHULUAN masyarakat Minangkabau. Salah satu pengaruh Minangkabau dalam Perubahan itu adalah lahirnya bentuk baru komunikasi sehingga budaya tulis-menulis yang belum dikenal Minangkabau merupakan nama suatu daerah sebelumnya berkembang di kalangan masyarakat. di pulau Sumatra yang sekarang bernama Sumatera Sebelum masa Islam, masyarakat Minangkabau Barat. Sebutan Minangkabau dan Sumatera Barat lebih terbiasa dengan budaya lisan yang dikenal secara kultural hampir dapat dikatakan sangat dengan nama bakaba, yaitu sejenis cerita prosa identik, namun tidak demikian halnya bila berirama dan cerita panjang. Pada mulanya disebut sebagai satu kesatuan teritorial. Wilayah tradisi ini hanya berkembang di daerah Rantau Minangkabau di bawah kekuasaan Pagaruyung Pesisir dan digunakan untuk hiburan dalam suatu masa lalu jauh lebih luas dari wilayah teritorial pertunjukan. Setelah memasuki daerah darek, Sumatera Barat dan meliputi dua kawasan utama, tradisi bakaba mengalami perubahan dan lebih yaitu darek dan rantau. Kedatangan agama Islam bercirikan Minangkabau. Jika di daerah asalnya dan bangsa Barat di ke Minangkabau melahirkan tradisi bakaba lebih mengutamakan unsur hiburan, berbagai perubahan pada masa berikutnya. Islam maka di daerah darek mulai dikembangkan tema- sudah masuk sejak abad ke-7 yang dibawa oleh tema baru yang lebih serius dan berfungsi sebagai para pedang Arab. Ketika terjadi hubungan dagang sarana untuk menceritakan kisah-kisah yang antara kerajaan Pagaruyung dengan Aceh pada abad terdapat dalam tambo (A.A Navis, 2008: 18-19). ke-13, agama Islam mengalami perkembangan yang sangat luar biasa, (Yuliandre Darwis, Kedatangan Islam memberikan warna baru 2002 : 30). Dalam rentang waktu yang relatif dalam kehidupan orang Minangkabau ketika itu. panjang, Islam memiliki pengaruh yang kuat pada Warna baru tersebut bukan hanya dalam soal agama dan kepercayaan, tetapi juga mengubah munculnya modernisasi di kalangan masyarakat, aspek-aspek budaya yang melingkupinya. Semua terutama dalam bidang tulis menulis (Kafrawi produk budaya termasuk petatah-petitih yang Ridwan, 1993 : 87). merupakan identitas Minangkabau semuanya Selain Islam, modernisasi di Minangkabau sudah dipengaruhi Islam. Selain itu adaptasi aksara juga banyak dipengaruhi oleh Barat yang Arab dan modifikasinya ke dalam bunyi-bunyi membuahkan hasil serupa dengan pembaharuan bahasa orang Melayu melahirkan aksara baru yang yang berasal dari dunia Islam. Jika Islam telah kemudian dikenal sebagai aksara Arab Melayu memperkenalkan huruf Arab, modernisasi yang atau aksara Jawi (Hasyim Haji Moesa: 6-7). Pada berasal dari Barat mengenalkan pula aksara perkembangan berikutnya, aksara Arab Melayu Latin kepada masyarakat Minangkabau. Proses memotivasi masyarakat Minangkabau untuk pengenalan itu berjalan sejak pemerintahan menyusun dan menulis sejarahnya dalam bentuk kolonial Belanda mulai memberi perhatian tambo yang sebelumnya hanya diketahui melalui kepada masyarakat pribumi dan mendirikan tradisi lisan. Kedudukan aksara Melayu semakin sekolah-sekolah sekuler yang menggunakan penting dan strategis bagi masyarakat Minangkabau bahasa Melayu. Sekolah pertama didirikan di sejak munculnya gerakan pembaharuan Islam pada kota Padang pada tahun 1825 untuk mendidik awal-awal abad ke-19. anak dan keturunan para penghulu. Lewat Munculnya aksara Arab Melayu mendorong sekolah ini diharapkan lahir kelas penghulu yang berkembangnya tradisi tulis-menulis di kalangan melek huruf, beradab dan menghargai penguasa masyarakat Minangkabau. Kegiatan tulis-menulis kolonial. Pendirian sekolah-sekolah sekuler yang paling sering dilakukan di daerah ini adalah juga dapat memperkokoh kekuasaan Belanda di -surau tarekat sehingga melahirkan di Minangkabau. Biaya operasional sekolah beragam tulisan ke-Islaman, ilmu kebatinan dan tidak sedikitpun dibebankan kepada masyarakat pengobatan. Beberapa karya pemikir-pemikir pribumi dan sepenuhnya ditanggung oleh Minangkabau masih dapat dijumpai hingga masa pemerintah. Memasuki awal abad ke-20, muncul sekarang dalam bentuk manuskrip. Selain itu, perubahan sikap dan kebijakan pemerintahan beberapa kitab-kitab telah diterbitkan dan dicetak Belanda dalam memperlakukan daerah jajahan dengan aksara Arab Melayu sehingga dapat dibaca yang didorong oleh penderitaan masyarakat oleh seluruh kalangan. Peran aksara Arab Melayu Hindia Belanda, yaitu lahirnya kebijakan politik semakin signifikan sejak lahirnya pembaharuan etis. Salah programnya yang memiliki pengaruh Islam gelombang berikutnya pada awal abad cukup besar di Minangkabau adalah pendidikan. ke-20 yang mendorong terbitnya berbagai buku Pemerintahan kolonial mendirikan sekolah keagamaan dan media massa. Baik buku-buku kelas satu (Volksschool) di Minangkabau pada maupun media massa Islam menggunakan aksara tahun 1910. Sekolah tersebut disediakan untuk Arab Melayu sebagai pengantarnya. Karena anak-anak penghulu dan pegawai pemerintah itu kedatangan agama Islam dan penetrasinya dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan di daerah Minangkabau telah mendorong dan keterampilan. Tujuan ini sejalan dengan

58 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2017 kesempatan kerja di pemerintahan yang pada khusus disediakan untuk anak-anak Eropa yang umumnya dimasuki oleh anak-anak para penghulu tinggal di Minangkabau. Masyarakat pribumi dan pegawai. Pada tahun 1912, sekolah kelas dua yang boleh masuk ke sekolah tersebut hanyalah (Volksschool) didirikan pula di Minangkabau dari anak-anak keturunan para penghulu, jaksa yang bisa dimasuki oleh masyarakat umum. dan pegawai pemerintah. Bahasa pengantar yang Tiga tahun kemudian (1915), Volksschool yang digunakan pada kedua lembaga pendidikan lebih populer dengan sebutan Sekolah Rakyat tersebut adalah bahasa Belanda. Kemampuan berkembang dengan pesat di Minangkabau dan bahasa Belanda pada saat itu telah menjadi syarat jumlahnya mencapai sekitar 358 buah sekolah mutlak untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat (Kafrawi Ridwan, 1993 : 50-51). Sekolah lanjutan yang lebih tinggi, seperti School tot Opleiding van yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda Inlandsche Artsen (STOVIA) di pulau Jawa dan pada tahun 1916 dan Sekolah Raja di Bukittinggi negeri Belanda (Tsuyoshi Kato, 1985: 80). (1856) juga belum mampu menampung para Pendidikan sekuler yang diperkenalkan oleh lulusan Sekolah Rakyat yang ingin melanjutkan pemerintahan kolonial Belanda sejak permulaan pendidikan. Kondisi semacam ini mendorong abad ke-19 hingga awal abad ke-20 memiliki pemerintah kolonial membuka Normal School arti penting bagi masyarakat Minangkabau. di Padang Panjang bagi para lulusan Sekolah Perkembangan pendidikan tersebut memiliki Rakyat yang tidak dapat lagi melanjutkan ke pengaruh dalam mempercepat proses modernisasi Sekolah Raja pada tahun 1916. Tiga tahun di Minangkabau yang merubah secara struktural kemudian, tepatnya tahun 1921, pemerintah lapisan sosial tertentu dalam masyarakat (Hendra juga mendirikan Normal School khusus untuk Naldi, 2008: 58-59). Pengenalan aksara latin di perempuan dan Schakelschool di Padang Panjang. sekolah-sekolah tersebut pada akhirnya membuat Schakelschool menggunakan bahasa Belanda mereka terbiasa dan memiliki kecakapan dalam sebagai pengantarnya dan murid-murid sekolah bidang tulis-menulis. Penggunaan bahasa Melayu itu menghabiskan masa belajar selama lima tahun dan aksara latin di sekolah yang banyak menyerap (Kafrawi Ridwan, 1993 : 54). murid ternyata memberikan kemudahan kepada Pemerintah kolonial juga mendirikan sekolah masyarakat Minangkabau untuk memahami dasar Belanda, Holland Inlandsche School (HIS), pengetahuan. Kemudahan itu disebabkan oleh di Padang dan Bukittinggi pada tahun 1914 Bahasa Melayu yang digunakan itu memiliki dengan masa belajar selama tujuh tahun. Empat banyak persamaan dengan bahasa Minangkabau tahun sebelumnya, tepatnya pada akhir tahun (Sabaruddin Ahmad, 1979: 13). Pengaruh yang 1910, pemerintah kolonial sudah mendirikan lebih besar dari pengenalan aksara latin di sekolah- Sekolah Menengah Pertama, Meer Uitgebreid sekolah yang dibuka oleh pemerintah kolonial Lager Onderwijs (MULO), di kota Padang, Belanda adalah munculnya sistem komunikasi Bukittinggi dan Payakumbuh dengan masa belajar baru dalam masyarakat. Pada permulaan abad ke- selama empat tahun. Sekolah HIS dan MULO 20, bahasa Melayu yang menggunakan aksara latin pada dasar merupakan sekolah yang secara sudah menjadi sarana komunikasi utama dunia

Intelektualisme Islam dalam Teks Media di Minangkabau 59 pendidikan di Minangkabau. Bahasa tersebut media massa yang terbit di Minangkabau, bukan hanya digunakan di sekolah-sekolah masyarakat daerah lain yang menggunakan sekuler, melainkan juga di sekolah-sekolah agama bahasa Melayu sebagai bahasa sehari-hari dapat yang didirikan oleh masyarakat pribumi. menikmatiya. Karena itu dapat dimaklumi jika Sekalipun aksara Latin diperkenalkan oleh media massa yang terbit di Minangkabau juga orang-orang Eropa yang kurang atau mungkin beredar di daerah lain yang letaknya lebih jauh. tidak menguasai dengan baik bahasa Melayu, Pengaruh bahasa Melayu dalam media namun dalam proses interaksi pendidikan pada massa di Minangkabau memotivasi masyarakat mulanya yang dipakai adalah bahasa Melayu. setempat menjadi terbiasa menggunakan bahasa Penggunaan bahasa Belanda dalam pendidikan tersebut dalam kegiatan tulis-menulis. Inilah Barat di Minangkabau hanya terasa ditekankan faktor utama yang menjadi pemicu gemarnya pada level pendidikan yang lebih tinggi, seperti masyarakat bergelut dalam dunia tulis-menulis pada Sekolah Raja (Taufik Abdullah, 1990: yang pada gilirannya melahirkan berbagai jenis 11). Sementara itu, pada lembaga pendidikan buku terutama pendidikan dan sastra. Kemudian yang paling banyak menyerap siswa, yaitu penggunaan bahasa Melayu dalam media massa di sekolah dasar atau sekolah rendah, bahasa yang Minangkabau merupakan hal yang logis mengingat dipergunakan adalah bahasa Melayu. Dengan sedikitnya perbedaan bahasa tersebut dengan dikenalkannya aksara Latin kepada masyarakat bahasa Minangkabau yang merupakan bagian dari Minangkabau menandakan munculnya bentuk rumpun bahasa Melayu (Sabaruddin Ahmad, 1979: baru dalam berkomunikasi. Bentuk baru itu 13). Selain itu, bahasa Melayu merupakan bahasa antara lain dapat dilihat dari dikenalnya surat persatuan di wilayah Hindia Belanda dan bahkan menyurat dan tradisi menuangkan ide-ide atau beberapa negara lain Asia Tenggara, seperti Malaysia pemikiran-pemikiran lewat buku-buku dan dan Thailand Selatan juga menggunakan bahasa media massa dengan menggunakan huruf Latin. Melayu sebagai bahasa sehari-hari. Itulah sebabnya Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa kenapa media massa terbitan kaum bumiputera di bahasa Melayu telah menjadi lingua franca bagi Minangkabau sempat menjangkau berbagai daerah mayoritas penduduk Indonesia, khususnya di dan luar negeri. Minangkabau. Karena itu, dapat dimaklumi jika hampir semua buku-buku dan media massa yang PEMBAHASAN terbit di Minangkabau menggunakan bahasa Surat Kabar Pemandangan Islam dan Doenia Melayu sebagai bahasa pengantarnya. Penggunaan Achirat bahasa Melayu dalam media massa yang terbit di Surat kabar berbahasa Melayu pertama yang Minangkabau ternyata berjumlah cukup besar. dipimpin oleh orang Minangkabau terbit pada Terbukti hampir semua media massa yang terbit tahun 1886 dengan nama Pelita Ketjil. Surat kabar di daerah ini tidak ada yang menggunaan bahasa ini meskipun kepemilikannya masih dipegang Minangkabau sebagai bahasa pengantarnya. oleh pengusaha Indo Eropa, H.A. Mess, tetapi Dengan digunakannya bahasa Melayu dalam

60 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2017 redaksinya berada di bawah kendali Mahyudin selama lima tahun (1911-1916) dan menyajikan Datuk Sutan Marajo. Berita-berita yang dimuat kepada para pembaca uraian tentang ide-ide dalam surat kabar Pelita Ketjil terkait dengan pembaharuan, masalah keagamaan secara umum, aktivitas dan iklan perdagangan. Selain itu, peristiwa dalam negeri dan luar negeri, terutama surat kabar tersebut juga menampilkan tulisan- di negara-negara Islam, serta ajakan kepada tulisan yang dibuat oleh masyarakat terpelajar murid-murid surau di Minangkabau untuk Minangkabau. Pada tahun 1895, Mahyudin mempelajari pengetahuan umum (Mahmud Datuk Sutan Marajo bersama adiknya, Bahaudin Yunus, 1979: 78-81). Setelah vakum sekitar dua Sutan Rajo Nan Gadang, menerbitkan surat tahun, Zainuddin Labai al-Yunusi menerbitkan kabar berbahasa Melayu dengan nama Warta majalah baru dengan nama al-Munir al-Manar Berita. Surat kabar ini merupakan media massa di , Padang Panjang. Majalah tertua di Indonesia yang dipimpim langsung oleh ini lebih luas dan tajam membahas masalah orang bumiputera. Modal utama penerbitan surat keagamaan dibandingkan majalah al-Munir yang kabar Warta Berita berasal dari seorang pengusaha cendrung menyajikannya menurut pemikiran Minangkabau yang bernama Abdul Manan Sutan mazhab Syafi’i. Setiap masalah keagamaan yang Marajo (Taufik Abdullah, 1979: 44). dikupas dalam majalah al-Munir al-Manar selalu Perkembangan media massa berbahasa menggunakan pendekatan berbagai pemikiran Melayu yang dikelola oleh masyarakat pribumi mazhab. Sayangnya, kehadiran majalah al- semakin meningkat sejalan dengan munculnya Munir al-Manar hanya bertahan hingga tahun gelombang gerakan modernisasi Islam di 1922(Mahmud Yunus, 1979: 84-85). Minangkabau pada awal abad ke-20. Bagi kaum Setelah majalah al-Munir al-Manar di Padang modernis, media massa sangat penting untuk Panjang, beberapa sekolah Sumatra Thawalib mensosialisasikan gagasan-gagasan pembaharuan di Minangkabau menerbitkan pula majalah- dan menentang setiap pemahaman keagamaan majalah Islam. Sumatera Thawalib Parabek, yang bertentangan dengan pemikiran mereka. Bukittinggi, menerbitkan majalah al-Bayan yang Majalah al-Munir yang diterbitkan oleh Abdullah dipimpin oleh Syeikh Ibrahim Musa pada bulan Ahmad di kota Padang pada tahun 1911 September 1919. Dua bulan kemudian, tepatnya merupakan media massa Islam pertama yang bulan November 1919, terbit pula majalah al- muncul di Minangkabau (B.J.O. Schrieke, 1973: Iman di Sumatera Thawalib Padang Japang, 79). Majalah ini dicetak dengan menggunakan Payakumbuh, di bawah pimpinan Syeikh Abbas aksara Arab-Melayu. Sebagai seorang murid Abdullah (1919). Pada tahun 1920, Sumatera yang pernah belajar kepada Syeikh Thaher Thawalib Sungayang dan Sumatera Thawalib Jalaluddin, majalah al-Munir yang diterbitkan Maninjau menerbitkan pula majalah Islam. oleh di kota Padang diinspirasi Masing-masing majalah itu adalah al-Basyir dan oleh kehadiran majalah al-Iman yang terbit di al-Itqan (Mahmud Yunus, 1979: 84-85). Majalah Singapura pada tahun 1906-1909 (, Islam yang disebut terakhir (al-Itqan) di samping 1967: 99). Majalah al-Munir sendiri hanya terbit menggunakan aksara Arab-Melayu, juga memakai

Intelektualisme Islam dalam Teks Media di Minangkabau 61 aksara latin. Penggunaan dua aksara ini merupakan sedang menghabiskan hari-harinya di balik jeruji perubahan baru yang muncul di Minangkabau. penjara kolonial. Sulitnya masalah keuangan Aksara latin yang dahulunya hanya dipakai oleh juga merupakan penyebab utama pendeknya usia mereka yang tamat dari sekolah-sekolah sekuler, penerbitan surat kabar Pemandangan Islam. tetapi pada permulaan abad ke-20 sudah dikenal Dari tujuh kali penerbitan, edisi pertama luas di kalangan masyarakat Minangkabau. dan kedua surat kabar Pemandangan Islam sulit Situasa semacam ini kelihatannya sudah dibaca untuk ditemukan dan koleksi Perpustakaan dengan baik oleh pengelola majalah al-Itqan dan Nasional Republik Indonesia hanya menyimpan mereka menyajikan majalah tersebut kepada para lima penerbitan saja, yaitu edisi ketiga hingga pembacanya sejalan dengan kebutuhan pasar ketujuh. Motto yang diusungnya adalah “Surat (Hendra Naldi, 2008: 117). Kabar Jang Berhaloean Setjara Ilmu Pergaoelan Pada tahun 1920-an, surat kabar dan Hidoep Bersama Jang Bergoena Oentoek Ra’jat majalah Islam di Minangkabau semakin banyak Jang Sengsara dan Melarat Menoeroet Kehendak yang menggunakan aksara latin. Pemandangan dan Kemaoennja Islam Sedjati”. Sejalan dengan Islam dan Doenia Achirat merupakan di antara motto ini, haluan surat kabar Pemandangan Islam surat kabar yang lahir di Minangkabau pada adalah media pergerakan, di mana ideologi sosialis tahun 1920-an. Surat kabar Pemandangan dan Islam menjadi penggerak utama perjuangan Islam diterbitkan oleh International Debating untuk melawan determinasi kolonial pada tahun Club (IDC) Padang Panjang. Surat kabar ini 1920-an. Sebagai medium pergerakan, surat menurut catatan Perpustakaan Nasional Republik kabar Pemandangan Islam sengaja dirancang Indonesia hanya mampu bertahan untuk dan didesain sedemikian rupa agar lebih menarik menyajikan informasi kepada masyarakat pembaca dikosumsi oleh masyarakat pembaca. Rancangan dalam tujuh kali penerbitan dan penerbitan dan desain surat kabar ini semenjak edisi pertama pertama tercatat pada tanggal 15 Oktober 1923 hingga ketujuh tidak pernah mengalami perubahan (Mikrofilm, 2005: 87). Pendeknya usia surat kabar dengan jumlah halaman pada setiap penerbitan Pemandangan Islam disebabkan oleh kerasnya sebanyak empat halaman. Desain halaman utama tekanan yang dilakukan pemerintah kolonial sengaja dibedakan dengan halaman lainnya terhadap tokoh-tokoh lokal Minangkabau, yang digunakan untuk menonjolkan nama surat termasuk penanggung-jawab dan pimpinan kabar yang dicetak dengan huruf kapital. Di redaksi surat kabar tersebut, yaitu Datoek bawah nama surat kabar ditemukan motto yang Batoeah dan Natar Zainoeddin yang ditangkap mengarahkan perjuangan dan kemudian diiringi setelah menyelesaikan penerbitan keempat pada oleh nama redaktur, harga berlangganan, nama tanggal 15 November 1923 (Pemandangan Islam, percetakan dan alamat penerbitan. Bagian yang 1923: 1). Sekalipun namanya masih dituliskan tersisa dari halaman utama dibagi ke dalam tiga sebagai penanggungjawab redaksi Pemandangan kolom yang digunakan untuk mempublikasikan Islam sampai edisi ketujuh (terakhir) secara berbagai informasi baik dalam bentuk berita bersamaan Datoek Batoeah dan Natar Zainoeddin maupun artikel. Desain halaman kedua, ketiga

62 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2017 dan keempat juga dibagi ke dalam tiga kolom sudah diterbitkan di kota Medan pada tahun yang digunakan oleh pemilik surat kabar untuk 1922 dan kemudian dipindahkan ke kota memuat beragam informasi, baik dalam bentuk Bukittinggi pada bulan Agustus 1923 (Doenia berita, artikel, pengumuman biasa maupun iklan Achirat, 1923: 1). Surat kabar ini bertahan (Pemandangan Islam, 1923:1-4). dalam waktu yang relatif lama, yaitu sejak tahun Rubrikasi surat kabar Pemandangan Islam bulan Oktober 1923 hingga Nopember 1926. belum terklasifikasi secara baik sebagaimana Selama tahun tahun 1923, surat kabar Doenia media massa yang dijumpai pada masa sekarang Achirat masih merupakan media massa Islam yang sudah memiliki berbagai jenis rubrik, seperti yang menyuarakan kepentingan umat dan ajaran rubrik politik, ekonomi, kebudayaan dan lain Islam secara konsisten. Ketika pengaruh komunis sebagainya. Rubrikasi yang dapat diidentifikasi masuk ke Minangkabau pada tahun 1924, surat dari surat kabar Pemandangan Islam adalah kabar Islam ini mulai terpengaruh dengan ajaran halaman utama dan iklan. Halaman lainnya sosialis sehingga berubah haluan menjadi medium sulit disebut sebagai rubrikasi tertentu karena pengemban misi komunis di samping ajaran tidak ada penjelasan yang ditemukan dalam Islam (Yuliandre Darwis, 2002 : 32). Sayangnya surat kabar Islam tersebut. Rubrik halaman semua dokumen yang terkait dengan surat kabar utama yang identik dengan sebutan tajuk Doenia Achirat masih sulit dijumpai secara utuh rencana atau editorial menurut perkembangan dan beberapa penerbitannya yang masih mungkin media massa masa sekarang digunakan oleh tim ditemukan adalah sejak edisi ke-7 (Pebruari) redaksi Pemandangan Islam untuk menggulirkan hingga ke-24 (Desember) tahun 1924. Edisi lain berbagai tulisan dalam bentuk artikel, berita yang masih tersimpan secara baik dalam bentuk dan pengumuman. Rubrik iklan terdapat pada microfilm di Perpustakaan Nasional Republik halaman kedua dan keempat dan tidak selalu Indonesia adalah edisi pertama hingga ketujuh muncul pada setiap penerbitan surat kabar tahun 1925 (Daftar Kumulasi: 32). Pemandangan Islam. Rubrik ini hanya ditemukan Penertiban surat kabar Doenia Achirat pada penerbitan kelima pada tanggal 25 November kelihatannya kurang beraturan dan adakalanya 1923. Jenis iklan yang biasa dipublikasikan dalam terbit 2 kali atau 3 kali dalam sebulan. Penyebab surat kabar Pemandangan Islam hanya iklan ketidak-teraturan itu sulit untuk diketahui secara media massa (Djago-Djago, 1924: 4). pasti karena minimnya informasi dari redaksi Kemudian surat kabar Doenia Achirat yang dipublikasikan dalam surat kabar tersebut. menurut catatan Perpustakaan Nasional Republik Sejak bulan Pebruari hingga Agustus 1924, surat Indonesia terbit hampir bersamaan dengan kabar yang sudah mulai mendapat pengaruh Pemandangan Islam dan penerbitan pertama di sosialis komunis itu diterbitkan oleh Snelpers Minangkabau pada tanggal 14 Oktober 1923. Drukkerij “Merapi” kota Bukittinggi. Penerbitan Satu tahun sebelumnya, surat kabar Doenia pada bulan September-Oktober 1924 sempat Achirat sebagaimana disebutkan oleh tim redaksi diberhentikan buat sementara waktu dengan alasan keuangan yang semakin sulit. Dari 1100

Intelektualisme Islam dalam Teks Media di Minangkabau 63 orang lebih pelanggan sebagaimana disebutkan langganan, alamat surat kabar dan nama percetakan oleh surat kabar Doenia Achirat hanya sekitar (Doenia Achirat, Maret, 1924: 1). 350 orang saja yang setia membayar tagihan Rubrikasi surat kabar Doenia Achirat masih tepat waktu (Doenia Achirat, Agustus 1924: 1). sangat sederhana dan belum memiliki rubrik Penerbitan selanjutnya adalah pada tanggal 30 yang beragam sebagai dijumpai pada media massa Oktober 1924 yang dicetak oleh Volksdukkerij sekarang. Empat halaman yang dipublikasikan Balai Baru Kampung Jawa, Padang. Pertimbangan oleh surat kabar Doenia Achirat pada setiap perpindahan pusat aktivitas dan penerbitan surat penerbitan hanya memuat artikel dan berita. kabar Doenia Achirat dari Bukittinggi ke kota Rubrik yang dapat didentifikasi secara jelas Padang terkait dengan kondisi sosiologis tempat adalah halaman utama (editorial) dan iklan untuk yang baru itu lebih ramai dari pusat kegiatan membedakan dengan tampilan halaman-halaman sebelumnya. Kemudian kota Padang sudah lainnya. Selama penerbitan surat kabar Doenia dikenal oleh masyarakat luas sebagai salah satu Achirat di Bukittingi, yaitu edisi ke-7 hingga tempat penting dan utama bagi penerbitan surat ke-18, belum lagi memiliki rubrik iklan. Semua kabar di Hindia Belanda pada awal abad ke-20 pesan yang disampaikan masih didominasi oleh (Doenia Achirat, Oktober 1924: 1). berita dan artikel. Pada halaman keempat yang Motto yang dimajukan oleh surat kabar Doenia kemudian digunakan untuk rubrik iklan dipenuhi Achirat adalah “Penjertai Kemadjoean Doenia dan oleh berita-berita pendek, pemberitahuan, ucapan Achirat Dengan Djalan Jang Berpatoetan”. Motto selamat tahun baru dan gurindam Minangkabau. ini yang dijadikan patokan untuk mengarahkan isi Setelah penerbitan dipindahkan ke kota Padang pesan surat kabar Doenia Achirat yang memiliki mulai edisi ke-19 pada tanggal 30 Oktober 1924, dimensi pengetahuan duniawi dan ukhrawi surat kabar Doenia Achirat sudah mulai memiliki (Doenia Achirat, Februari 1924: 1). Desain rubrik iklan. Berbagai jenis iklan yang biasa dimuat surat kabar Doenia Achirat hampir sama dengan adalah toko jam, kerajinan, loundri, percetakan Pemandangan Islam. Hampir tidak ditemukan dan minyak penawar tubuh. Iklan-iklan tersebut perbedaan yang signifikan antara keduanya, berasal dari berbagai kota di Minangkabau, seperti kecuali jumlah pembagian kolom untuk masing- Bukittinggi, Payakumbuh, Batusangkar dan kota masing halaman. Pada surat kabar Doenia Achirat Padang. Selain kota-kota di Minangkabau, iklan jumlah kolom masing-masing halamannya lebih surat kabar Doenia Achirat juga berasal dari pulau banyak satu kolom dari Pemandangan Islam, yaitu Jawa, seperti kota Semarang. empat kolom. Sementara desain halaman utama Para pembaca surat kabar Doenia Achirat yang disebut editorial sama saja dengan surat dijumpai dalam jumlah yang banyak dan tersebar kabar Pemandangan Islam dan digunakan untuk pada berbagai wilayah di pulau Sumatera, seperti menyebutkan nama surat kabar yang dicetak huruf Minangkabau, Propinsi Sumatera Selatan, kapital. Di bawah nama surat kabar dijumpai motto Sumatera Utara, Riau, Jambi dan Bengkulu. dan kemudian diiringi oleh nama redaktur, harga Para pembaca surat kabar ini juga dijumpai pada

64 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2017 berbagai wilayah di luar pulau Sumatera, seperti Saidah menikah dengan saudagar kaya bernama Jawa, Sulawesi dan Kalimantan. Jumlah ini Djamaloeddin Kahar yang kemudian memiliki merefleksikan bahwa surat kabar Doenia Achirat satu orang anak perempuan bernama Nursiah. merupakan media massa yang memiliki pengaruh Nama kecil Dateok Batoeah adalah Ahmad kuat di kalangan masyarakat pembaca. Sejalan Khatib yang secara matrilineal terlahir dari suku dengan semangat zaman ketika itu, kehadiran Guci. Dari lima bersaudara yang paling berhak surat kabar Doenia Achirat dan informasi yang menerima warisan gelar Datoek Batoeah adalah disampaikannya mampu memikat hati masyarakat Ahmad Khatib sendiri. Pemberian gelar ini pada pembaca di berbagai kawasan di Hindia Belanda. Ahmad Khatib relatif cepat, yaitu pada usia yang Pada pertengahan tahun 1924, para pembaca yang masih kecil (6 tahun). Sekalipun tergolong masih ikut berlangganan lebih kurang 1100 orang dan kanak-kanak, pemberian gelar tersebut adalah mungkin lebih banyak lagi para pembaca bebas hasil kesepakatan ninik-mamak kaum Guci dan yang belum berlangganan. dilakukan dengan pertimbangan yang didasarkan Haji Datoek Batoeah, Djamaloeddin Tamin, kepada kelebihan dan tingkat kecerdasan Ahmad HM Noer Ibrahim, M. St. Rais Maninjau, Saim Khatib. Untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai al-Maliki dan Muhammad Samin merupakan datuk, Ahmad Khatib dibantu oleh seorang tokoh-tokoh penting dalam perjalanan sejarah penghulu (Joel S. Khan, 1993: 41). perkembangan surat kabar Pemandangan Islam Pendidikan yang dilalui Datoek Batoeah dan Doenia Achirat. Mereka adalah juga tokoh- dimulai dari Volkshool pada tahun 1902 yang tokoh penting dalam menyebarkan wacana kemudian dilanjutkan ke Schakel School di Pandai dan ajaran Islam-Komunis di Minangkabau. Sikek pada tahun 1905. Sebagaimana anak-anak Sayangnya dari penelusuran sumber-sumber di Minangkabau, Dateok Batoeah menghabiskan terkait belum dijumpai biografi masing-masing aktivitasnya di surau untuk mengaji, berlatih silat tokoh, kecuali beberapa penggalan tulisan tentang dan tidur pada malam hari. Setelah menamatkan Haji Datoek Batoeah dan Djamaloeddin Tamin. pendidikan di Schakel School, Datoek Batoeah Haji Datoek Batoeah adalah tokoh penting melanjutkan pendidikan di Meer Uitgebreid Lager yang lahir di Koto Lawas, Padang Panjang, Onderwijs (MULO) Padang Panjang. Pada tahun pada tahun 1895 dari pasangan Syeikh Gunung 1909-1915, ia melanjutkan studinya di Mekah Rajo dan Saidah. Ayahnya adalah salah seorang selama enam dan berguru pada salah satu imam penganut dan penyebar ajaran tarekat Syattariyah besar di Masjidil Haram, yakni Syekh Ahmad yang disegani di Nagari Gunung Rajo. Karena Khatib al-Minangkabawi. Pada tahun 1917, atau terlahir dari keluarga yang memiliki kemampuan di usia 22 tahun, Haji Datoek Batoeah melepas ekonomi menyebabkan seluruh kebutuhan masa lajangnya. Tidak ada keterangan yang pasti Datoek Batoeah sejak kecil selalu terpenuhi. mengenai kisah cintanya sehingga akhirnya Datoek Batoeah merupakan anak kedua dari memutuskan untuk mempersunting seorang gadis empat orang bersaudara, yakni Sanah, Batuah Koto Laweh bernama Sa’adiah. Seperti halnya dan Jamaliah. Ketika Syeikh Gunung Rajo wafat, gaya hidup datuk dan orang-orang terpandang di

Intelektualisme Islam dalam Teks Media di Minangkabau 65 Minangkabau, Haji Datoek Batoeah melakukan Batoeah. Keterlibatan Haji Datoek Batoeah tidak poligami dan menikah untuk kedua kali dengan hanya menjadi guru agama, melainkan juga Zainab, yaitu seorang gadis asal Koto Laweh sebagai redaksi majalah al-Munir dan al-Manar dari suku Koto (Sulaiman al-Rasuli, 2003: 78). yang diterbitkan oleh Perguruan Sumatra Thawalib Kemudian Haji Datoek Batoeah menjadi murid tahun 1918 (Burhanuddin Daya, 1990: 117). Haji Abdul Karim Amrul (Haji Rasul) setelah Pesatnya perkembangan Perguruan pulang ke Minangkabau pada tahun 1915. Selama Sumatera Thawalib Padang Panjang, mampu belajar dengan Haji Rasul, Datoek Batoeah menarik perhatian banya orang di luar daerah dikenal sebagai murid yang cerdas dan pintar. Itu Minangkabau. Murid-murid yang berasal dari pula yang mendorong Haji Rasul mengangkat Jambi, Riau tanah Batak mulai memasuki Datoek Batoeah sebagai asisten pribadinya di Perguruan Thawalib untuk mendalami Perguruan Sumatera Thawalib Padang Panjang. pengetahuan agama. Sebagai guru muda yang Tetapi keakraban Haji Rasul dengan dirinya mengajar pada tingkat satu hingga empat, Haji kurang berjalan lama yang disebabkan jalan Datoek Batoeah disenangi oleh para pelajar karena berbeda yang ditempuh oleh Datoek Batoeah, ia memiliki kemampuan mengajar yang baik, terutama setelah menganut paham komunis dan menguasai materi bahan ajar dan kharismatik. menyebarkannya di Minangkabau tahun 1923 Kecakapan dan pengalamannya sebagai guru di (Audrey Kahin, 2008: 33). Perguruan Sumatera Thawalib Padang Panjang Pada awal perkembangannya, Perguruan mengubah jalan hidupnya. Pada tahun 1922, Thawalib masih menerapkan sistemhalaqah. Datoek Batoeah berangkat ke Sigli, Aceh, untuk Perubahan sistem pengajaran dari sistem halaqah meninjau keadaan sekolah Perguruan Thawalib kepada sistem klasikal mulai dilaksanakan sejak yang dirintis oleh Buya Sutan Mansur. Dalam tahun 1918. Perubahan sistem ini membagi perjalanan ke Aceh, Datoek Batoeah bertemu murid-murid Sumatera Thawalib kepada tujuh dengan seorang kondektur kereta api dengan tingkatan kelas, berdasarkan umur dan tingkatan nama Natar Zainoeddin yang pernah menjadi pendidikan (Taufik Abdullah, 1990: 45-53). Dalam anggota Vereeniging Spoor en Tramweg Personeel pemakaian literatur sebagaimana disebutkan oleh (VSTP) dan aktivis kiri. Melalui pergulatan Taufik Abdullah dilakukan pemanfaatan kitab- yang cukup panjang dengan Natar Zainoeddin, kitab terbitan Timur Tengah sejak pertengahan Haji Datoek Batoeah bersimpati dengan model tahun 1920, seperti mata pelajaran tafsir yang perjuangan kiri menentang imprealisme dan menggunakan tafsir al-Manar karangan Syeikh praktek-praktek kapitalisme. Namun pada sisi lain Muhammad Abduh. Beberapa tokoh yang terlibat ia masih berat bila harus meninggalkan posisinya dalam proses modernisasi di Thawalib adalah Haji sebagai guru agama di Sumatera Thawalib Padang Rasul, Haji Abdullah Ahmad, Haji Daud Rasjidi, Panjang. Natar Zainoeddin pun meyakinkan Haji Haji Abdul Latif Rasjidi, Zainuddin Labay el- Datoek Batoeah bahwa di pulau Jawa dijumpai Yunusi, Abdul Hamid Hakim, Mochtar Lutfi, seorang ulama modernis Islam yang ikut dalam Jalaluddin Thaib, dan Haji Ahmad Khatib Datoek perjuangan kiri, yaitu Haji Misbach. Untuk

66 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2017 membuktikan ucapannya, Natar Zainoeddin dengan nama Sarekat Rakyat Cabang Padang mengajak Haji Datoek Batoeah menemui Panjang. Di antara mereka yang dipanggil oleh beberapa orang pemimpin partai komunis dan Datoek Batoeah adalah Djamaoedin Tamin. Haji Misbach. Dalam sebuah artikel Audrey Upaya mendirikan Sarekat Rakyat Cabang Padang Kahin menulis bahwa Misbach merupakan Panjang sejalan dengan tersingkirnya kelompok seorang anggota berpengaruh dari kiri dari Kongres Sarekat Islam pada tahun 1923. di Surakarta yang ketika dibebaskan dari penjara Harapan mereka untuk menginfiltrasi Sarekat pada tahun 1922 memilih bergabung dengan Islam dan mengefektifkan peran Sarekat Rakyat pimpinan Komunis (Audrey Kahin, 1996: 25). di setiap daerah berujung kegagalan. Melalui Perjumpaan dengan Haji Misbach Sarekat Islam, Sarekat Rakyat awalnya diharapkan merupakan salah satu moment penting yang memiliki jaringan dengan grass root yang berada merubah keyakinan dan pendirian Haji Daoek di pedesaan dan perkotaan. Namun, kenyataan Batoeah bahwa ia tidak bisa diam dalam menunjukkan bahwa Partai Komunis Indonesia melihat imprealisme dan praktik belasting yang telah berubah menjadi pembela pegawai dan elite menyengsarakan rakyat. Satu hal yang konkrit lokal dan mengenyampingkan massa akar rumput untuk dilakukan adalah upaya mempertemukan yang seharusnya menjadi basis pergerakan mereka. antara Islam dan Komunisme. Misbach yakin Keadaan Sarekat Rakyat semacam itu oleh B.J.O. bahwa dengan memilih Komunis ia masih Schrieke digambarkan sebagai sebuah gerakan menjadi muslim sejati. Untuk meyakinkan Haji yang masih belum mapan atau premature (B.J.O. Datoek Batoeah, Misbach menjelaskan pula Schrieke, 1928: 68). posisinya dalam Kongres Partai Komunis yang Datoek Batoeah ditangkap oleh pemerintahan diselenggarakan pada awal Maret 1923. Ide-ide kolonial Belanda secara tiba-tiba pada hari Minggu brilian Haji Misbach ini kemudian menjadi acuan tanggal 11 Nopember 1923. Pada hari yang sama, Haji Datuk Batuah untuk menerapkan hal yang beberapa orang polisi juga menangkap tokoh-tokoh sama di Minangkabau (Takashi Shiraishi, 1997: masyarakat Minangkabau lainnya, seperti Datoek 361). Melalui kajian yang mendalam ide brilian Indo Kajo dan Machoedoem dari Koto Lawas dan Haji Misbach itu dikombinasikan dengan kearifan kemudian memasukan keduanya ke dalam penjara. lokal Minangkabau. Langkah ini dilakukan karena Pada hari Senin tanggal 12 November 1923. Sekitar Datoek Batoeah menyadari bahwa masyarakat pukul 11 pada hari itu, polisi kembali menangkap Minangkabau identik dengan nilai-nilai Islam dan Ibrahim (pelajar), Djoeraidj (guru agama), Radjo menganut falsafah bersendikan syara’, syara’ Nan Kajo dan Soetan Emas di Koto Lawas, Padang bersendikan kitabullah. Panjang. Arif Fadhillah juga sudah diawasi oleh Setibanya di Padang Panjang, Haji Datoek polisi sejak pukul 8 pagi pada hari Senin tanggal Batoeah segera menghubungi beberapa guru di 12 November 1923. Tepat pukul 11, Arif Fadhillah Perguruan Sumatera Thawalib untuk bergabung dibawa ke rumahnya di Pitalah untuk dilakukan dan mendirikan sebuah organisasi pergerakan penggeledahan dan kemudian dipenjarakan (Djago- Djago, 1923: 1-2). Setelah ditahan di Padang

Intelektualisme Islam dalam Teks Media di Minangkabau 67 sekitar satu tahun, Datoek Batoeah diasingkan Merah di Padang Panjang. Ketika Haji Datoek ke Timor dan kemudian dipindahkan ke tempat Batoeah mendeklarasikan pendirian organisasi pengasingan Boven Digul (Audrey Kahin: 36). pendukung pergerakan komunis cabang Padang Kemudian Djamaloeddin Tamin merupakan Panjang, Sarekat Rakyat, pada tanggal 4 November putra Minangkabau yang lahir pada tahun 1900. 1923, Djamaloeddin Tamin dipercayakan sebagai Selesai sekolah dasar pemerintah pada tahun 1913, sekretaris mendampingi dirinya. Kemudian anggota Djamaloeddin Tamin melanjutkan studinya di organisasi terdiri dari Natar Zainoeddin dan Datuk Perguruan Sumatera Thawalib Padang Panjang. Mangkudum Sati. Di bawah kendali Datoek Pada lembaga pendidikan ini, Djamaloeddin Tamin Batoeah, pengurus Sarekat Rakyat Cabang Padang bertemu dan belajar dengan ulama senior kaum Panjang berusaha untuk mengembangankan ide-ide muda, Haji Rasul, yang memiliki pengetahuan marxisme yang dibingkai dalam ruh ke-Islaman. agama yang cukup luas. Pertemuan dirinya dengan Paham baru ini disebut dengan “ilmu kuminih” dan Haji Rasul pada Perguruan Sumatera Thawalib ajarannya bertujuan untuk menanamkan kebencian Padang Panjang merupakan masa-masa penting kepada penjajah Belanda yang kafir (Harry J Benda dan sangat berpengaruh dalam proses pembentukan dan Ruth Mcvey: 106). pengetahuan keagamaan Djamaloeddin Tamin. Satu bulan sebelumnya, tepatnya bulan Setelah tamat pendidikan di Sumatera Thawalib, Oktober 1923, Djamaloeddin memperoleh Djamaloeddin Tamin diangkat oleh Haji Rasul kepercayaan sebagai pimpinan redaksi surat sebagai asisten atau guru bantu di sekolah tempat kabar Pemandangan Islam mendampingi ia mendalami pengetahuan agama itu. Posisi ini penanggungjawab redaktur Haji Datoek Batoeah. membuka jalan Djamaloeddin Tamin lebih leluasa Ketika Datoek Batoeah ditangkap oleh pemerintah bergaul dan mendalami pengetahuan agama dengan kolonial Belanda, Djamaloeddin Tamin ikut semua guru-guru Sumatera Thawalib. Selain Haji diperiksa dan kemudian ditangkap oleh polisi Rasul, guru Sumatera Thawalib yang berpengaruh pada bulan Desember 1923. Pada bulan 12 Mei besar dalam pembentukan pengetahuan agama 1924, Djamaloeddin Tamin dijatuhi hukuman dan karir politiknya adalah Datoek Batoeah dua tahun penjara oleh pengadilan di kota Padang (Audrey Kahin: 31-33). Memasuki tahun 1920- dan menjalani masa hukuman selama lima belas an, Perguruan Sumatera Thawalib Padang Panjang bulan di penjara Cipinang. Ia dibebaskan oleh merupakan perguruan agama yang menjadi tempat pemerintah kolonial pada bulan September 1925 pertautan antara nilai-nilai Islam dan politik radikal (Harry J Benda dan Ruth Mcvey: 106). yang satu dengan lainnya saling memperkuat, Corak Intelektualisme Islam terutama setelah masuknya pengaruh komunis yang dibawa oleh Haji Dateok Batoeah setelah Selama tahun 1923, 1924 dan 1925, surat perkenalannya dengan tokoh-tokoh Sarekat kabar Pemandangan Islam dan Doenia Achirat Islam Merah di pulau Jawa pada tahun 1923. terbit sebanyak 31 edisi yang menggulirkan Satu tahun sebelumnya (1922), Djamaloeddin berbagai artikel dan berita yang mempublikasikan Tamin sudah bergabung dengan Sarekat Islam beragam ide, gagasan dan pemikiran Ke-Islaman.

68 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2017 Masing-masing corak pemikiran Islam itu dapat semua manusia yang terdapat di dunia ini. Syariat diklasifikasi ke dalam beberapa pembahasan Islam bukan saja mengatur masalah-masalah yang terkait dengan masalah ketuhanan dan yang berkaitan dengan ketuhanan, melainkan Syariah, dakwah dan akhlak, Islam: Persatuan juga meliputi berbagai ilmu pengetahuan, seperti dan Kemajuan, al-Qur’an dan Tafsir, sejarah, politik, ekonomi dan sosial. serta perkawinan yang meliputi perkawinan Konsepsi dakwah yang terkait dengan muda, paksa dan poligami. Intelektualisme Islam amar makruf dan nahi mungkar juga mendapat yang berhubungan dengan masalah ketuhanan perhatian artikel “Lebih Tjepat Datangnja” dan syariah dikemas dalam empat artikel. (Pemandangan Islam, Nopember 1923: 3). yang Masalah ketuhanan yang dimajukan adalah dimajukan oleh Basjaroeddin GF dalam surat sifat-sifat kesempurnaan-Nya yang jauh berbeda kabar Pemandangan Islam. Basjaroeddin dalam dengan sifat-sifat makhluknya. Artikel yang artikelnya mengajak masyarakat pembaca untuk memiliki tema ketuhanan dimajukan oleh surat menjauhi orang-orang yang berbuat jahat dan kabar Pemandangan Islam dengan judul “Sifat mencegah perbuatannya. Sejalan dengan hadist Ketoehanan” (Pemnadangan Islam, Desember nabi, pelaksanaan amar makruf dan nahi mungkar 1923: 4). pada tanggal 15 Desember 1923. kata Basjaroeddin mesti dilakukan dengan Pembahasannya hampir sama dengan kajian beberapa tahapan, seperti tangan, perkataan yang dilakukan oleh aliran Asy’ariyah yang dan pengingkaran dalam hati. Di samping itu, membahas sifat-sifat kesempurnaan Tuhan pelaksanaan amar makruf dan nahi mungkar melalui pendekatan hukum akal. Penggunaan memerlukan sebuah kekuatan, yaitu persatuan pola-pola pembahasan teologi Asy’ariyah dalam karena mereka yang senantiasa melakukan artikel ini mungkin terkait dengan penyebaran kejahatan lebih kuat dan terorganisir. Tulisan lain dan pengaruh teologi tradisional yang begitu yang mengangkat tema amar makruf dan nahi kuat di Minangkabau sejak permulaan masuknya mungkar adalah artikel yang dimajukan dalam Islam. Kemudian intelektualisme Islam yang surat kabar Pemandangan Islam pada tanggal menggulirkan tema-tema syariat dijumpai 15 Nopember 1923. Judul artikel ini diangkat pertama kali dalam surat kabar Doenia Achirat dari ayat al-Qur’an yang berarti bahwa “Allah yang terbit pada tanggal 27 Pebruari 1924. Artikel tidak menyukai orang-orang yang menyuarakan dengan judul “Rahasia Sjariat Seloeroeh Alam” perkataan yang keji dan jahat selain mereka yang berusaha mengungkap rahasia syariat Islam yang teraniaya” (Doenia Achirat, Nopember 1923: 1-2). diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Artikel Struktur teks sama dengan artikel sebelumnya ini dikemas dalam tulisan yang panjang dan dan pada bagian awal digunakan oleh penulis dimuat secara bersambung dalam tiga penerbitan. untuk menyebutkan latar tentang pentingnya Tema besar yang digulirkan dalam surat kabar amar makruf dan nahi mungkar. Tema utama itu adalah kehadiran Islam untuk seluruh alam. yang terkait dengan bagaimana cara melakukan Seiring tema ditegaskan bahwa syariat Islam bukan amar makruf dan nahi mungkar diposisikan pada hanya untuk bangsa Arab, melainkan untuk bagian akhir teks. Artikel yang berjudul “Agama

Intelektualisme Islam dalam Teks Media di Minangkabau 69 Islam Mendatangkan Kesopanan” (Doenia terbitan 20 Nopember 1924. Pendahuluan artikel Achirat, Juli 1924: 3). menguraikan tentang tema diangkat dari keberadaan Nabi Muhammad akhlak yang terkait dengan kesopanan yang dapat sebagai pemimpin dunia yang diutus oleh membawa kehidupan manusia pada kedamaian Allah untuk memakmurkan alam semesta. dan kebahagiaan. Tema ini mulai dikembangkan Setelah 25 tahun Islam yang dibawa oleh Nabi sejak awal penulisan dengan cara menjelaskan Muhammad berkembang di tengah kehidupan terlebih dahulu karakter manusia yang biasa masyarakat, berbagai kemajuan dalam berbagai memiliki perilaku sombong dan takabur. Perilaku aspek kehidupan mulai dirasakan oleh umat Islam. yang merusak kesopanan itu pada umumnya Kemajuan tersebut bukan hanya menyentuh menjadi pakaian orang-orang yang memiliki hal-hal yang bersifat ukhrawi, melainkan juga kelebihan harta dan pangkat. Mereka juga kemajuan duniawi. Sekolah-sekolah sudah banyak yang merusak kesopanan dalam pergaulan dan dibuka oleh pemerintah dan tokoh-tokoh agama melakukan berbagai perbuatan yang menindas yang bukan sekedar untuk mengajarkan ajaran masyarakat kecil dengan perkataan dan pekerjaan. agama, melainkan juga ilmu pengetahuan umum. Karena itu, Tuhan sangat mengancam orang- Semua ini bisa dicapai oleh umat Islam karena orang yang memiliki perilaku sombong dan ketika itu mereka memiliki persatuan yang kuat. takabur dengan azab yang sangat pedih. Artikel Selama Islam berada pada puncak kemajuan, lain yang mengusung tema akhlak adalah “Sedikit bangsa Barat sedang berada dalam kegelapan Tentang Sahabat” (Doenia Achirat, Januari dan kebodohan. Inilah yang menimbukan 1925: 1). Meskipun artikel ini berisi himbauan kecemburuan dan merubah pandangan masyarakat moralitas kepada masyarakat pembaca, namun Eropa untuk mengusai dunia Islam. Mereka kehadiran tetap penting dalam menguak corak mulai bersatu dan memperoleh kekuatan untuk intelektulisme Islam yang digulirkan dalam surat melakukan perperangan dengan dunia Islam. kabar Doenia Achirat. Tema yang dimajukan Sejalan dengan kebangkitan dunia Barat, wilayah dalam artikel terkait dengan jenis-jenis sahabat Islam mulai mengalami pase kemunduran yang yang meliputi uang, famili, teman, serta ilmu disebabkan oleh berbagai khazanah intelektual pengetahuan dan agama. Islam dibawa ke belahan dunia Eropa sehingga Artikel pertama yang memajukan tema cita- mereka memperoleh kemajuan dalam berbagai cita persatuan dalam surat kabar tersebut adalah aspek ilmu pengetahuan. “Tanah Mekah dan Persatoean” (Doenia Achirat, Setelah dua penerbitan secara berturut- 1924:1). Persatuan sebagaimana ditegaskan pada turut mempublikasikan artikel intelektualisme bagian pendahuluan teks artikel merupakan Islam yang memajukan tema-tema persatuan, suatu yang sangat penting dan kaum muslimin surat kabar Doenia Achirat pada bulan yang di dunia harus mewujudkannya untuk kemajuan sama menggulirkan pula tulisan tentang cita- agama Islam. Artikel berikutnya yang memajukan cita kemajuan. Lewat sebuat artikel yang tema persatuan adalah “Islam dan Persatuan” berjudul“Agama” tema tersebut mulai diusung dan dimuat dalam surat kabar Doenia Achirat oleh surat kabar Doenia Achirat. Artikel dibuka

70 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2017 dengan sebuah kalimat yang diharapkan mampu Achirat pada tanggal 20 Januari 1925. Pada menarik hati masyarakat pembaca. Kalimat itu artikel yang berjudul “Kemaoean Islam”, sang berisi pernyataan yang menegaskan bahwa agama penulis sengaja menguraikan dengan panjang Islam yang suci merupakan suluh kesopanan lebar pengalaman sejarah tentang kemajuan yang dan pelaksanaan ajarannya sejalan dengan nilai- dialami oleh masyarakat Islam awal. Artikel ini nilai kemanusiaan. Karena itu, Tuhan Yang dimulai dengan sebuah prolog tentang kehadiran Maha Bijaksana tidak mungkin memerintahkan Nabi Muhammad yang mendapat sambutan manusia untuk melakukan perbuatan yang jauh hangat masyarakat Madinah setelah melakukan dari nilai-nilai kebaikan, memudarkan akal dan hijrah dari Mekah. Nabi Muhammad disambut melemahkan kehidupan. Sejalan dengan tema, dengan suka-cita dan kegembiraan masyarakat pengembangan teks diarahkan untuk menjelaskan yang digambarkan dalam teks bagaikan mereka tentang keberadaan agama Islam sebagai sumber yang dahaga memperoleh tawaran minuman kemajuan. Tanpa agama manusia sulit meraih yang sejuk, atau mereka yang sedang terombang- kesuksesan dan kamajuan sebagaimana yang ambing di tengah lautan melihat datangnya direfleksikan dalam perjalanan sejarah umat sampan penolong. Islam. Dalam artikel “Islam Pangkal Kemadjoean” Tema-tema tafsir dijumpai dalam beberapa (Doenia Achirat, Nopember 1924: 1-3). yang tulisan pada surat kabar Doenia Achirat terbitan terbit pada edisi yang sama semakin ditegaskan tahun 1924. Tema ini lebih dahulu dibicarakan bahwa keberadaan Islam sebagai agama wahyu dalam surat kabar tersebut dibandingkan memiliki tujuan untuk melepaskan manusia dari pembicaraannya tentang al-Qur’an yang baru kebodohan. Usaha ini sudah mulai dilakukan munculnya pada penerbitan kedua tahun 1925. oleh Islam sejak kehadirannya di perbukaan bumi Al-Qur’an sebagaiaman disebutkan dalam artikel ini yang menekankan pentingnya mentauhidkan yang berjudul “Pembitjaraan tentang Koer’an” Allah dan melepaskan diri manusia dari segala adalah sumber kebaikan dan pengetahuan dalam kemusyrikan. Sikap mentauhidkan Allah Islam. Karena itu, umat Islam diperintahkan merupakan asas utama yang mampu melepaskan oleh Tuhan untuk mendengarkan bacaan al- manusia dari belenggu kebodohan. Berbagai hal Qur’an dan berdiam diri ketika bacaan itu yang memiliki dimensi kedongenan dan keyakinan berlangsung. Tuhan juga menjelaskan bahwa yang tidak rasional akan hilang sehingga muncul al-Qur’an mengajarkan kepada manusia jalan apa yang disebut dengan kemajuan. Sejalan dengan yang lurus. Mereka yang berbuat baik akan pandangan ini, dalam teks dijelaskan bahwa Islam memperoleh pahala dan sebaliknya mereka yang adalah agama kemajuan dan sulit dibayangkan tidak percaya kepada kebenarannya diberikan bagaimana keadaaan umat manusia sekarang ini ancaman dengan siksa yang sangat pedih. Tema sekiranya agama wahyu itu tidak diberikan Tuhan yang dimajukan dalam artikel terkait dengan kepada Nabi Muhammad. Tema-tema kemajuan kebesaran al-Qur’an dan keluasan kandunganya. sebagai cita-cita Islam masih dijumpai dalam Tema ini dikembangkan dalam uraian yang relatif artikel yang terbit dalam surat kabar Doenia panjang dalam teks artikel dengan tujuan agar

Intelektualisme Islam dalam Teks Media di Minangkabau 71 masyarakat pembaca mengerti dengan maksud Mekah. Ketika menjelaskan doenia Islam Mesir, yang disampaikan oleh penulis. Kitab wahyu tema yang digulirkan oleh Mahmoed al-Azizi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad itu terkait dengan hubungan Mesir dan Sudan sebagaimana disebutkan dalam teks membawa yang digambarkan dalam teks bagaikan nyawa berbagai jenis ilmu pengetahuan dan peringan dan tubuh. Pengembangan tema ini dimulai yang berguna dalam kehidupan manusia. Untuk dari sejarah Mesir yang dipernah dikuasai oleh mengetahui berbagai jenis pengetahun itu, setiap Turki Usmani dan kemudian Inggis sampai awal orang hendaklah memperhatikan dan mempelajari abad ke-20. Dalam kekuasaan Inggris, Mesir kandungannya. Al-Qur’an sendiri memotivasi memperoleh kemederkaan yang tidak dikuti manusia yang berfikir untuk mengambil pelajaran oleh kemerdekaan Sudan. Inggris masih berat dari kandungnya karena kehadirannya membawa hati memberikan kemerdekaan kepada Sudan berah dan kebaikan. Pengembangan tema karena mereka memiliki kepentingan ekonomi berikutnya diiringi dengan urain yang menjelaskan di negeri tersebut. Mihmal merupakan sub-judul bahwa al-Qur’an memiliki kandungan yang tidak kedua dari artikel “Keadaan Doenia Politiek” akan mampu manusia menghitung jumlahnya. yang digulirkan oleh Mahmoed al-Azizi. Tema Dalam berbagai ayat juga disinggung bahwa tiada yang dimajukan dalam teks terkait dengan yang luput sesuatu apapun juga dari kandungan konflik antara Mesir dengan Mekah pada tahun al-Qur’an. Karena itu, kehadiran kitab tersebut 1920-an. Tema ini dikembangkan dengan cara tidaklah mengherankan mampu memyembuhkan menjelaskan penyebab utama lahirnya konflik, penyakit dan kesengsaran manusia. Artikel yang yaitu penolakan yang dilakukan oleh Raja Mekah memajukan pemikiran tentang tafsir dijumpai terhadap rombongan pembawa mihnal yang dalam surat kabar Doenia Achirat terbitan 27 berasal dari Mesir. Padahal masyarakat Mesir Pebruari 1924. Artikel ini berjudul “Tafsir Kor’an” setiap tahun sudah biasa membawa sebuah mihnal yang menjelaskan ayat kelima hingga kesembilan yang berisi kelambu penutup ka’bah ke Mekah dari surat al-Baqarah. Penafsiran ayat berikutnya yang harganya mencapai ribuan pondsterling. dilanjutkan dalam terbitan ke-8-9 pada tanggal Keberangkatan rombongan selalu diikuti oleh 5 dan 12 Maret 1924 yang mengupas ayat yang serdadu yang bersenjata lengkap dan ketika itu kesepuluh hingga keempat belas. dibawa pula seorang dokter bernama Nadji yang Kemudian sejarah merupakan salah satu berkebangsaan Inggris. Sub-judul terakhir yang corak intelektualisme Islam yang dipublikasikan dimuat dalam artikel “Keadaan Doenia Politiek” dalam surat kabar Doenia Achirat. Tulisan adalah keadaan Mekah dengan tema perampokan pertama dimajukan oleh Mahmoed al-Azizi yang dilakukan oleh orang-orang Baduwi terhadap pada tanggal 28 Agustus 1924 dengan judul 30.000 orang jemaah haji. Perampokan itu terjadi “Keadaan Doenia Politiek”. Tulisan yang memuat di suatu tempat antara Mekah dengan Madinah sejarah perkembangan politik di berbagai belahan yang disebabkan oleh kekejaman Raja Husein dunia Islam ini terdiri tiga sub-judul, yaitu ketika memimpin Arab Saudi. doenia Islam Mesir, Mihmal dan keadaan

72 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2017 Pada bulan Oktober dan Nopember 1924, Pembahasannya meliputi pernikahan pada usia surat kabar Doenia Achirat menggulirkan peristiwa muda, paksa dan poligami. Pernikahan pada lain dalam sejarah yang masih berhubungan usia muda dan resiko yang ditimbulkannya dengan tanah Arab. Peristiwa itu dikemas dalam digulirkan dalam artikel yang berjudul “Tawalib tulisan berbentuk artikel dengan judul “Tanah dan Perkawinan” (Doenia Achirat, Mei 1924: Arab dan Wahabie” dan dipublikasikan secara 1-2). Tawalib yang dimaksud pada judul tersebut beturut-turut pada edisi ke-19 dan 20 tahun bukanlah nama dari sebuah lembaga pendidikan 1924. Tema yang dimajukan dalam teks adalah Islam, melainkan sebutan untuk para pelajar yang tanah Arab di bawah pengaruh kaum Wahabi. sedang menuntut ilmu agama di Minangkabau. Pengaruh tersebut menimbulkan huru-hara Mereka ini yang banyak melakukan perkawinan dan kegaduhan di kalangan masyarakat Arab di usia muda atau sedang dalam bangku pelajaran. sehingga Raja Husein terpaksa melarikan diri Isu perkawinan yang dimajukan oleh surat kabar keluar kota Mekah. Peristiwa sejarah lain yang Doenia Achirat berikutnya sedikit mengalami tidak kalah menarik yang digulirkan oleh surat perubahan, yaitu sistem perkawinan paksa yang kabar Doenia Achirat adalah “Tarich Perdjalanan banyak ditemukan di daerah Minangkabau. Nabi Muhammad”. Sejalan dengan judul, tema Lewat artikel yang berjudul “Soeal Perkawinan” utama yang dimajukan dalam teks terkait dengan (Doenia Achirat, 1924: 1-2). berbagai kesulitan perjalanan sejarah kehidupan Nabi Muhammad yang dimunculkan oleh perkawinan secara paksa selama berada di Mekah dan Madinah. Peritiwa diuraikan dengan panjang lebar. Pengembangan Isra’ dan Mi’raj merupakan peristiwa sejarah tema diawali oleh sebuah uraian yang panjang menarik lainnya yang digulirkan oleh surat kabar tentang perkawinan di Eropa yang dalam banyak Doenia Achirat pada tanggal 20 Pebruari 1925. sangat jauh berbeda dengan pernikahan di Hindia Bulan Pebruari tahun itu bertepatan pula dengan Belanda. Uraian semacam itu memberikan latar bulan Rajab, yaitu bulan terjadinya peristiwa Isra’ yang kuat dalam tulisan sehingga menarik untuk dan Mi’raj. Pada bagian awal artikel disebutkan dikosumsi oleh masyarakat pembaca. Perkawinan di bahwa bulan itu merupakan bulan yang memiliki Eropa digambarkan dalam teks sebagai perkawinan suatu kebesaran dan tanggal 27 Rajab diperingati yang menyenangkan hati karena dilakukan atas oleh umat di berbagai negera. Di Hindia Belanda dasar saling mencintai. Perkawinan mereka bertahan biasanya peringati Isra’ dan Mi’raj dilakukan lama dan jarang sekali pasangan di kawasan tersebut di berbagai tempat, seperti mesjid-mesjid dan yang melakukan perceraian. Tema lain yang kantor-kantor. Umat Islam yang membesarkan terkait dengan perkawinan adalah poligami yang peringati Isra’ dan Mi’raj bukan hanya terjebak digulirkan oleh surat kabar Doenia Achirat pada pada kegiatan serimonial yang penuh suka-ria, tahun 1924 dalam artikel yang berjudul “Nasib melain mampu mengambil hikmah dan pelajaran Bangsa Kita Dalam Perkawinan”. Pengembangan di balik terjadinya peristiwa tersebut. tema diawali dengan penjelasan tentang perkawinan Perkawinan merupakan masalah penting di Minangkabau yang berkurang beruntung. yang dimajukan dalam surat kabar Doenia Achirat. Padahal daerah ini memiliki adat dan agama yang

Intelektualisme Islam dalam Teks Media di Minangkabau 73 kuat dan mengakar dalam kehidupan masyarakat. tokoh lokal Minangkabau, termasuk penanggung- Penyebabnya boleh jadi karena nilai-nilai adat jawab dan pimpinan redaksi surat kabar tersebut, dan agama belum dipakai dalam artian yang yaitu Datoek Batoeah dan Natar Zainoeddin sesungguhnya, sehingga masyarakat memandang yang ditangkap setelah menyelesaikan penerbitan bahwa masalah perkawinan dan perceraian adalah keempat pada tanggal 15 November 1923. sesuatu hal yang main-main saja. Dalam kehidupan Surat kabar Doenia Achirat terbit hampir masyarakat dijumpai bahwa perempuan-perempuan bersamaan dengan penerbitan Pemandangan yang sudah lanjut usia sedikit sekali yang memiliki Islam. Penerbitan pertama surat kabar ini di suami. Meskipun mereka masih memiliki suami, Minangkabau tercatat pada tanggal 14 Oktober namun saja para suami mereka tidak ada yang 1923. Satu tahun sebelumnya, surat kabar menetap di rumah karena sudah memiliki istri yang Doenia sudah diterbitkan di kota Medan pada baru pula. Banyak pula ditemukan perempuan di tahun 1922 dan kemudian dipindahkan ke kota Minangkabau memiliki suami lebih dari satu dan Bukittinggi pada bulan Agustus 1923. Surat dua orang yang merefleksikan bahwa suami mereka kabar ini bertahan dalam waktu yang relatif lama, suka melakukan perkawinan dan perceraian. yaitu sejak tahun bulan Oktober 1923 hingga Nopember 1926. Selama tahun tahun 1923, surat PENUTUP kabar Doenia Achirat masih merupakan media Pemandangan Islam dan Doenia Achirat massa Islam yang menyuarakan kepentingan merupakan surat kabar yang lahir di Minangkabau umat dan ajaran Islam secara konsisten. Ketika pada tahun 1920-an. Kehadirannya berperan pengaruh komunis masuk ke Minangkabau besar dalam membangkitkan kesadaran kolektif pada tahun 1924, surat kabar ini terpengaruh rakyat dan forum bebas untuk mengungkapkan dengan ajaran sosialis sehingga berubah haluan pikiran, pendapat, kritik sosial dan suara umum. menjadi pengemban misi komunis di samping Selain itu Surat kabar Pemandangan Islam ajaran Islam.Surat kabar Pemandangan Islam dan Doenia Achirat berperan besar dalam dan Doenia Achirat merupakan media massa membebaskan rakyat Hindia Belanda dari yang menggunakan bahasa Melayu dan aksara keterasingan ilmu pengetahuan dan informasi, Latin. Selama penerbitan kedua surat kabar ini terutama di bidang pengetahuan ke-Islaman. menggulirkan sekurangnya 31 buah artikel yang Surat kabar Pemandangan Islam diterbitkan memuat kajian tentang intelektualisme Islam. oleh International Debating Club (IDC) Padang Masing-masing corak intelektualisme Islam itu Panjang. Surat kabar ini hanya mampu bertahan dapat diklasifikasi ke dalam beberapa pembahasan dalam tujuh kali penerbitan dan penerbitan yang terkait dengan masalah ketuhanan dan pertama tercatat pada tanggal 15 Oktober 1923. Syariah, dakwah dan akhlak, Islam: Persatuan Pendeknya usia surat kabar Pemandangan Islam dan Kemajuan, al-Qur’an dan Tafsir, sejarah, serta disebabkan oleh kerasnya tekanan yang dilakukan perkawinan yang meliputi perkawinan muda, pemerintah kolonial Belanda terhadap tokoh- paksa dan poligami.

74 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2017 Intelektualisme Islam yang berhubungan Al-Qur’an dan tafsir dimajukan dalam empat dengan masalah ketuhanan dan syariah dikemas artikel yang terpisah dan masing-masingnya dalam empat artikel. Masalah ketuhanan yang menonjolkan uraian tentang keutamaan kitab suci. dimajukan adalah sifat-sifat kesempurnaan-Nya Penafsiran yang dilakukan di dalamnya terkait yang jauh berbeda dengan sifat-sifat makhluknya. dengan surat al-Baqarah mulai dari ayat ke-5 Masalah syariah memajukan pemikiran tentang hingga ayat ke-7. Satu persatu ayat itu dijelaskan shalat, zakat, puasa, haji dan kelengkapan ajaran dan ditasirkan sesuai konteks, terutama kehidupan Islam yang terkait dengan hukum. Dakwah orang-orang yang beriman dan munafik. Sejalan dan akhlak ditampilkan dalam delapan artikel dengan makna ayat, penjelasan tentang mereka yang masing-masing membahas problematika yang munafik sangat ditonjolkan dalam pemikiran dakwah dan akhlak. Salah satu konsep dakwah tafsir yang digulirkan. Sejarah adalah juga bagian yang digulirkan adalah amar makruf dan nahi penting dari intelektualisme Islam yang majukan mungkar yang dapat dilakukan sesuai dengan dalam surat kabar, terutama Doenia Achirat dan perkembangan zaman dan pesan Tuhan, yaitu disajikan dalam lima buah artikel. Tema sejarah dengan penuh hikmah dan kebijaksanaan. berkisar pada beberapa peristiwa yang dialami oleh Sedangkan dimensi akhlak yang digulirkan dalam Nabi Muhammad, geo-politik umat Islam dan artikel lebih mengarah kepada pembentukan gerakan pemurnian ajaran Islam yang dilakukan kejujuran, kesabaran, tidak sombong dan semangat oleh kelompok wahabie. Perkawinan ditampilkan melaksanakan amal kebaikan. Intelektualisme dalam lima buah artikel yang membahas seluk- Islam yang terkait dengan Islam: persatuan beluk pernikahan muda dan paksa yang sering dan kemajuan dijumpai dalam surat kabar terjadi di Minangkabau pada awal abad ke-20. Pemandangan Islam dan Doenia Achirat sebanyak Pembahasan yang bermula dari nikah muda dan enam artikel. Di dalam enam artikel itu dimuat paksa mendorong munculnya artikel lain yang uraian tentang pengertian Islam dan dorongan membahas masalah poligami di Minangkabau. untuk mewujudkan persatuan. Artikel-artikel yang Substansi pemikiran yang terkait dengan nikah, memuat kajian tentang persatuan dikemukakan muda, paksa dan poligami merefleksikan bahwa berdasarkan konteks sosial umat Islam yang sistem perkawinan di Hindia belum tertata semangat persatuannya semakin hari semakin dengan baik. Kondisi ini jauh berbeda dengan menurun. Medium-medium ibadah yang dapat sistem perkawinan di Turki yang sudah memiliki merefleksikan persatuan umat Islam ternyata tidak aturan yang ketat dan jelas. mendapat perhatian. Sementara, artikel tentang kemajuan lebih banyak menonjolkan Islam DAFTAR PUSTAKA sebagai agama sangat mendorong pencapaian Abdullah, Taufik. (1990). Schools and Politics: The kemajuan itu. Banyak ayat dan hadist yang sangat Kaum Muda Movement in West Sumatera menganjurkan umat Islam untuk memperoleh 1927-1933, terjemahan Lindayanti dan kemajuan dengan mempelajari berbagai disiplin Guntur. Padang: Universitas Andalas. ilmu pengetahuan.

Intelektualisme Islam dalam Teks Media di Minangkabau 75 Ahmad, Sabaruddin. (1979). Kesusasteraan Naldi, Hendra. (2008). “Booming” Surat Kabar Minangkabau Klasik dan Hubungannya di Sumatra’s Westkust. Yogyakarta: Ombak. dengan Kesusasteraan Indonesia. Jakarta: Noer,Deliar. (1990). Gerakan Modern Islam di Departemen P dan K. Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES. Blumberger (T.Th).De Communistische Beweging Schrieke, B.J.O. (1960). Indonesian Sociological in Nederlansch-Indie. Harlem: HD Tjeenk Studies. Bandung: NV.Mij Vorkink. Willink & Zoon. ______, Het Communitische ter Sumatra’s Daya, Burhanuddin. (1990). Gerakan pembaharuan Westkust, Weltev-raden: Landsrukkerij, 1928 Pemikiran Islam: Kasus Sumatera Thawalib. Yogyakarta: Tiara Wacana. Shiraishi, Takashi. (1997). Zaman Bergerak. Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926, Graves, Elizabeth. E. (2007). Asal-Usul Elit Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Minangkabau: Respons terhadap Kolonial Belanda Abad XIX/XX. Jakarta: Yayasan Obor Soejomihardjo, Abdurrachman. (2002). Berapa Indonesia. segi Perkembangan Pers di Indonesia. Jakarta: Penerbit buku kompas. Hamka. (1967). Ayahku: Riwayat Hidup Dr. H. dan Perjuangan Kaum Vey, Ruth Mc. (1968). The Rise of Indonesian Agama di Sumatera. Jakarta: Djajamurni. Communism. New York: Cornell University Press. Huda, Nor. (2007). , Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia, Yogyakarta: Ar- Yunus, Mahmud. (1979). Sejarah Pendidikan Ruzz Media. Islam di Indonesia. Jakarta: Penerbit Mutiara.

Kafrawi, Ridwan Etal. (1993). Ensiklopedi Islam, Pemandangan Islam, Edisi ke-3-7, Tahun 1923 Jakarta: Ikhtiar Baru. Doenia Achirat, Edisi ke-6-24, Tahun 1924

Kahin, Audrey. (2008). Dari Pemberontakan Ke Doenia Achirat, Edisi ke-1-5, Tahun 1925 Integrasi: Sumatera Barat dan Politik Indonesia 1926-1928. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Kato, Tsuyoshi. (2005). Adat Minangkabau dan Merantau dalam Perspektif Sejarah. Jakarta: Balai Pustaka.

76 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2017