STRATEGI FUNDRAISING DALAM MENINGKATKAN JUMLAH MUZAKKI PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL (LAZNAS) DAARUT TAUHIID PEDULI (DT PEDULI) CABANG JAKARTA

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh: MUHAMMAD ZAINUL ILYAS NIM: 11140530000013

KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

ABSTRAK

Muhammad Zainul Ilyas, 11140530000013, Strategi Fundraising dalam Meningkatkan Jumlah Muzakki pada Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Daarut Tauhiid (DT Peduli) Cabang Jakarta Selatan, di Bawah

Bimbingan Muhamad Zen, MA.

Strategi fundraising pada lembaga pengelola zakat adalah cara atau upaya untuk mempengaruhi masyarakat, baik individu maupun organisasi supaya bisa mengenal lembaga itu sendiri, sehingga bisa menimbulkan ketertarikan kepada masyarakat dan kemudian akan menyalurkan donasi atau zakatnya kepada lembaga tersebut. Lembaga yang menjad objek penelitian adalah DT Peduli Cabang Jakarta. DT Peduli adalah lembaga yang nirlaba yang bergerak di bidang fundraising dan pendayagunaan dana zakat, infaq, shadaqah dan waqaf.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi fundraising yang diterapkan DT Peduli Cabang Jakarta, implementasi strategi dan evaluasi strategi dalam meningkatkan jumlah muzakki. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang bersumber dari observasi, dokumentasi dan hasil wawancara.

Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa strategi fundraising yang diterapkan oleh DT Peduli yaitu 1. Membuat program 2. Memahami karakter donatur, dan 3. Maintanance donature. Kemudian dalam implementasinya, DT Peduli membagi tugas kepada para petugas fundraising, yaitu FO (Front Office), Timsil (Tim Silaturahmi), Petugas Event dan Telemarketing dengan memaksimalkan potensi online dan offline. Dengan strategi yang terapkan ini dan memaksimalkan peran petugas fundrasing, penghimpunan dana mengalami kenaikan. Ini membuktikan bahwa strateginya berhasil.

Kata Kunci: Strategi, Fundraising, Muzakki dan DT Peduli

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wata‟ala atas limpahan rahmat dan nikmatnya, sehingga kita bisa merasakan nikmat iman, dan nikmat- nikmat lainnya yang tidak bisa terhitung jumlahnya. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu „alaihi wasallah, kepada keluaganya, sahabatnya, tabi’in dan tabiu al-tabi’in dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya, amin.

Atas pertolongan Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Fundraising dalam Meningkatkan Jumlah Muzakki pada Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Daarut Tauhiid Peduli (DT Peduli) Cabang jakarta Selatan.” Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis sampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada orang tua penulis yaitu, Bapak Udin Syarifuddin rahimahullah dan Ibu Mamah Huzaemah dan kepada kakak-kakak saya yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis, terutamam kepada Teteh Rofiatul Fauziah yang telah membiayai hidup dan pendidikan saya selama di kampus tercinta ini, UIN Jakarta.

Selanjutnya, atas bantuan dan dukungan yang bersifat materi dan non materi, kami haturkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Amany Burhanudin Umar Lubis, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Wakil Dekan I, ibu Dr. Siti Nafsiyah, MSW. Wakil Dekan II, bapak Dr. Sihabuddin Noor, MA. Wakil Dekan III, bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA. 3. Bapak Drs. Sugiharto, MA sebagai Ketua dan Bapak Amirudin M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terimakasih banyak atas semua pelayanan dan bimbingan yang diberikan kepada kami. 4. Bapak Muhammad Zen, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih banyak atas bimbingan yang diberikan kepada kami. 5. Bapak Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA. selaku penguji I, Bapak Drs. Sugiharto, MA selaku penguji II, Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA.selaku ketua sidang dan bapak Ahmad Fatoni, S.Sos.I. selaku sekretaris sidang. 6. Seluruh Bapak / Ibu Dosen Jurusan Manajemen Dakwah yang telah memberikan pengajaran dan pembelajaran , baik teori maupun praktek. 7. Seluruh staff Tata Usaha yang telah melayani perihal administrasi. 8. Kang Cecep Dian Gustiawan, S.E selaku Kepala Kantor Perwakilan DT Peduli Jakarta dan seluruh amil DT Peduli Jakarta yang telah bersedia penulis wawancarai dan dimintai tolong untuk menyuguhkan data-data yang berkaitan dengan penelitian ini. 9. Keluarga Ma’had Darussunnah yang telah memfasilitasi dan memberikan kenyamanan dan keamanan tempat tinggal. 10. Rekan-rekan terbaik Jurusan Manajemen Dakwah khususnya Konsentrasi Manajemen ZISWAf yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa terima kasih penulis kepada semuanya.

Semoga Allah SWT membalas seluruh kebaikan pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. amin

Jakarta, 22 Mei 2019

Penulis

iii

DAFTAR ISI

Abstrak ...... i Kata Pengantar ...... ii

Daftar Isi ...... iv Daftar Tabel ...... vii Daftar Gambar ...... viii Daftar Lampiran ...... ix

BAB I PENDAHULUAN ...... 1

A. Latar Belakang ...... 1 B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ...... 6 C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ...... 7 D. Tinjauan Pustaka ...... 8 E. Metodologi Penelitian ...... 9 F. Sistematika Penulisan ...... 13

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG STRATEGI FUNDRAISING, LAZIS DAN MUZAKKI ...... 15 A. Strategi Fundraising ...... 15 1. Tingkatan Strategi ...... 20 2. Tahapan – Tahapan Strategi ...... 20 3. Tujuan Fundrasing ...... 21 4. Metode Fundraising ...... 23 B. LAZNAS ...... 24 1. Pengertian LAZNAS ...... 24 2. Alasan Pembayaran Zakat Melalui Lembaga ...... 25 3. Syarat-syarat LAZ ...... 25 4. Tugas Lembaga Amil Zakat ...... 26 C. MUZAKKI ...... 25 1. Pengertian muzakki ...... 26 2. Pengertian Zakat ...... 29 3. Sejarah Singkat Zakat ...... 30 4. Hikmah Disyariatkannya Zakat ...... 33 5. Hukum Zakat ...... 33 6. Syarat Wajib Zakat ...... 36 7. Jenis-Jenis Zakat ...... 36 8. Infaq ...... 40 9. Shadaqah ...... 40

BAB III GAMBARAN UMUM DAARUT TAUHIID PEDULI (DT PEDULI)

CABANG JAKARTA ...... 43 A. Sejarah Berdirinya Daarut Tauhid (DT) Peduli ...... 43 B. Visi dan Misi DT Peduli ...... 44 C. Struktur Kepengurusan Pusat ...... 44 D. Struktur DT Peduli Cabang Jakarta ...... 45 E. Legal Formal ...... 45 F. Program-program Daarut Tauhid (DT) Peduli ...... 46

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ...... 53

A. Metode Fundraising DT Peduli ...... 53 B. Layanan Pembayaran ZIS ...... 58 C. Layanan Muzakki ...... 59 D. Formulir Pendaftaran Muzakki ...... 59

BAB V ANALISIS STRATEGI FUNDRAISING LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL (LAZNAS) DAARUT TAUHID PEDULI (DT PEDULI) ...... 61

A. Formulasi Strategi Daarut Tauhid Peduli (DT Peduli) ...... 61 B. Implementasi Strategi ...... 64 C. Evaluasi Strategi ...... 71

BAB VI PENUTUP ...... 73

A. Kesimpulan ...... 73 B. Saran ...... 74

DAFTAR PUSTAKA ...... 77

LAMPIRAN ...... 81

v

DAFTAR TABEL

No Tabel Keterangan Halaman

Tabel 3.1 Struktur kepengurusan DT Peduli 43 Cabang Jakarta

Tabel 4.1 Pengelompokan metode 55 fundraising kepada metode direct dan indirect Tabel 5.1 Jumlah donatur tahun 2017 63

Tabel 5.2 Jumlah donatur tahun 2018 65

Tabel 5.3 Jumlah Donatur Tahun 2019 66

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Keterangan Halaman

Gambar 3.1 Empat Pilar program penyaluran 44 dan pemberdayaan DT Peduli

Gambar 5.1 Jumlah Donatur tahun 2017 64

Gambar 5.2 Jumlah Donatur 2018 66

Gambar 5.3 Jumlah Donatur 2017-2019 66

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Wawancara dengan Pak Cecep Dian Gustiawan, S.E selaku Kepala

Kantor Perwakilan

Lampiran 2 Lokasi DT Peduli Cabang Jakarta Selatan

Lampiran 3 Tampilan Website

Lampiran 4 Selebaran, brosur dan majalah Swadaya

Lampiran 5 SMS Blast dan Broadcast WhatsApp

Lampiran 6 Tutorial Donasi Online

Lampiran 7 Pesan WhatsApp Setelah melakukan donasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zakat merupakan ibadah yang bersifat vertikal (hablu min Allah) yaitu hubungan makhluk dengan Tuhannya dan bersifat horizontal (hablu min al-nas) yaitu hubungan manusia dengan sesamanya, sehingga pembayaran zakat bukan hanya mencerminkan kesalehan individual melainkan juga kesalehan sosial. Zakat dibayarkan oleh orang yang dipandang kaya menurut syariat atau dikenal dengan istilah muzakki dan diterima oleh mustahik, yaitu orang yang berhak menerima zakat yang dikategorikan kepada 8 golongan penerima zakat (8 asnaf)1 sebagaimana firman Allah dalam surat al-Taubah ayat 60

َّ َ َّ َ َ ُ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ َّ َ ُ ُ ُ ُ ْ َ ِّ َ َ ْ َ َ َ إِجًا الصدقات لِوفقر ِ اء والًس ِال ِي واهع ِام ِوي عويّا والًؤهف ِ ة قوْبّى و ِف الرق ِاب واهغ ِار ِيي و ِف و َ َّ َ ْ َّ َ َ َ َّ َ َّ ُ َ َ س ِب ِين ِ اّلل واب ِ ٌ الس ِب ِين ف ِريض ة ِ يٌ ِ اّلل و اّلل ع ِويى ح ِم يى Artinya: “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (muallaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.”2 Tujuan disyari’atkan zakat dapat dilihat dari tiga aspek, diantaranya aspek ibadah, sosial dan ekonomi. Dalam aspek ibadah, zakat merupakan bukti ketaataan seorang hamba kepada Allah SWT selaku pencipta, pemilik dan pengatur alam semesta beserta isinya melalui pengorbanan harta tertentu yang dibayarkan dengan syarat tertentu kepada pihak-pihak tertentu, karena selain hukumnya adalah wajib, zakat adalah rukun Islam yang ke tiga3 yang di dalam al-Qur’an

1 Muhammad Zen, dkk, Zakat dan Wirausaha (Jakarta: Centre for Enterpreneurship Development, 2005) h.1 2 QS. Al-Taubah: 60 3 Dalam beberapa literatur, zakat menempati nomor empat dalam rukun Islam seperti yang tercantum dalam buku “Membangun Peradaban Zakat, Meniti Jalan Kegemilangan Zakat”

1 2

zakat disebutkan sekitar 35 ayat dan sekitar 27 ayat, kata “Zakat” selalu disandingkan dengan kata “Shalat” yang menurut sebagian para ulama hal itu menunjukan bahwa keduanya memiliki kesetaraan. Dalam aspek sosial zakat bertujuan sebagai sarana kepedulian sosial.

Dengan berzakat, seorang muslim yang berkelebihan harta membantu saudaranya yang sedang mengalami kekurangan harta dan sangat membutuhkannya untuk keberlangsungan hidupnya. Adapun dalam aspek ekonomi, zakat merupakan satu jalan keluar bagi masyarakat pra-sejahtera (miskin) untuk keluar dari zona ketidak sejahteraan hidup menuju zona kesejahteraan atau menjadikan masyarakat yang semulanya berstatus sebagai mustahik kemudian berganti status menjadi muzakki.4

Saat ini, di perhimpunan zakat semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sebagaimana yang disampaikan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) / Badan Perencanaan Pembangunan (Bappenas), Bambang Brodjonegoro saat acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Zakat 2019. Dia menguraikan bahwa pada tahun 2018, zakat berhasil dihimpun oleh Baznas maupun LAZ mencapai 8.100 miliar rupiah, di tahun 2017 terkumpul 6.224,37 miliar rupiah, dan pada tahun 2016 senilai 5.017,29 miliar rupiah. Penghimpunan ini terbilang masih sangat jauh dari potensi zakat yang dimiliki, yaitu mencapai Rp. 217 triliun. 5 Apabila potensi bisa terkumpul dan dikelola dengan baik, maka akan memberikan manfaat yang luas biasa bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia. Kemiskinan akan terentas, pengangguran bisa diberantas dan bahkan hutang negarapun bisa lunas.

yang ditulis oleh Didin Hadfidhudhin dan Ahmad Juwaiani. Adapun penulis lebih memilih untuk menempatkan zakat pada urutan ketiga sebagaimana urutan dalam hadis Jibril. 4 Didin Hafidhuddin dan Ahmad Juwaini, Membangun Peradaban Zakat, Meniti Jalan Kegemilangan Zakat (Ciputat: Divisi Publikasi Institut Manajemen Zakat, 2007) h. 1-4 5 http://www.koran-jakarta.com/potensi-zakat-di-indonesia-capai-rp217-triliun/, diakses pada tanggal 21 Maret 2019

3

Ada beberapa alasan yang mendasari kenapa penghimunan zakat masih jauh dari potensi yang ada. Pertama, karena sebagian besar masyarakat Indonesia masih memahami zakat dengan pemahaman yang klasik yaitu pembayaran zakat hanyalah fitrah yang ditunaikan

malam idul fitri saja, padahal zakat sangatlah kompleks. Kedua, sebahagian besar masyarakat masih menunaikan zakatnya secara personal, yaitu dengan memberikannya langsun kepada mustahiq. Hal ini terjadi karena sebagian besar dari mereka tidak mengetahui fungsi dan tugas BAZ, LAZ dan lembaga pengelola zakat lainnya. Ketiga, lembaga yang berkiprah dalam dunia zakat belum begitu populer di kalangan masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan. Keempat, lembaga pengelola zakat belum sepenuhnya dipercaya oleh masyarakat. Hal ini adalah pengaruh dari maraknya korupsi di kalangan pemerintah. Dan yang kelima, adalah karena sosialisasi yang belum merata, sehingga hanya masyarakat tertentu mengenal lembaga-lembaga pengelolaan zakat tersebut.6

Dalam pengelolaan zakat, di Indonesia sudah diatur oleh pemerintah, terbukti dengan adanya UU No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, yaitu pada bab IV tentang pengumpulan zakat, pasal 11 ayat (1) dan ayat (2) yang menjelaskan secara eksplisit tentang harta yang termasuk ke dalam obyek zakat, kemudian pengumpulan zakat dilakukan oleh BAZ (Badan Amil Zakat) / LAZ (Lembaga Amil Zakat) yang dibentuk dan disahkan oleh pemerintah. UU ini juga menyiratkan tentang perlunya BAZ dan LAZ untuk meningkatkan kinerja sehingga menjadi amil zakat yang amanah, profesional dengan memiliki program kerja yang jelas dan terencana sehingga mampu mengelola zakat dari mulai pengumpulan hingga pendistribusiannya dengan terarah yang kesemuanya itu dapat meningkatkan kesejahteraan umat Islam. Selain UU No. 38 tahun 1999, pengelolaan zakat diperkuat juga oleh Keputusan Menteri

6 https://www.kompasiana.com/bisrikalisari/59a4f3e7d59a2631f87dc5c2/problematika- zakat-di-tengah-masyarakat diakses pada 25 juni 2019

4

Agama No. 581 tahun 1999 tentang pelaksanaa UU No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, dan juga Keputusan Dirjen Bimas Islam dan urusan haji No. D/291 tentang pedoman teknis pengelolaan zakat.7

Secara garis besar tugas lembaga pengelolaan zakat adalah fundraising, pengelolaan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat, infaq, sedekah dan wakaf. Fundrasing adalah kegiatan menghimpun dana (zakat, infaq, sedekah dan wakaf)8 atau diartikan sebagai proses mempengaruhi masyarakat baik individu atau perwakilan masyarakat maupun organisasi supaya menyalurkan dananya kepada sebuah organisai.9 Dalam hal ini lembaga zakat dituntut untuk mengaplikasikan surat al-Taubah ayat 10310 dalam melaksanakan fundraising yaitu dengan mengambil zakat atau dengan cara jemput bola. Karena sejatinya, zakat itu adalah harta yang harus diambil, sebagaimana sahabat Abu Bakar RA sampai memerangi orang-orang yang mengingkari kewajiban zakat.

Selain sebagai perintah langsung dari Allah, kegiatan penghimpunan dana ini merupakah hal yang sangat penting bagi lembaga pengelola zakat, sebab dalam menjalankan tugasnya pasti selalu berhubungan dengan dana. Tanpa dana, program-program pun tidak akan terlaksana. Bahkan kemungkinan bisa mengancam keberadaan lembaga itu sendiri. Oleh karenanya, dibutuhkanlah strategi fundraising yang baik, yang mampu mengedukasi masyarakat dan mempengaruhinya sehingga masyarakat akan berbondong-

77 Didin Hafidhudin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta, Gema Insani Press 2002) h. 126 8 Tim Penyusun Direktorat Pemberdayaan Zakat, Manajemen Pngelolaan Zakat, (Jakarta: Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2009), h.65 9 April Purwanto, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Pengelola Zakat, (Yogyakarta: TERAS, 2009) h.12 ُخ ْذ ِم ْن أَ ْم َىالِ ِه ْم َص َدقَةً تُ َطهِّرُهُ ْم َوتُ َز ِّك ِيه ْم بِهَا َو َص ِّل َعلَ ْي ِه ْم إِ َّن َص ََلتَ َك َس َك ٌن لَ ْهُم َو َّّللا ُ َس ِِ ٌيٌ َعلِ ٌيم 10 “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (QS. Al- Taubah: 103)

5

bondong menunaikan kewajiban zakatnya secara sukarela dan continue ke suatu lembaga zakat.

Berbicara tentang strategi fundraising, A. M. Kardiman berpendapat bahwa strategi adalah penentuan tujuan utama yang

berjangka panjang dan sasaran dari suatu perusahaan atau organisasi serta pemilikan cara-cara bertindak dan mengalokasikan sumber daya – sumber daya yang diperlukan untuk tujuan tersebut.11 Singkatnya strategi adalah cara terbaik yang digunakan untuk mempergunakan sumber daya dalam rangka untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi yang dimaksud strategi fundraising dalam penelitian disini adalah suatu cara mempengaruhi masyarakat untuk menyalurkan dana ziswaf kepada suatu lembaga pengelola zakat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, yang mana dana tersebut akan mendorong program- program yang sudah direncanakan.

Adapun lembaga yang akan menjadi objek penelitian penulis adalah DT Peduli cabang Jakarta Selatan yang berdomisili di Pejaten. DT Peduli adalah lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang fundraising dan pendayagunaan dana zakat, infak, shadaqah dan wakaf. Didirikan oleh KH Abdullah Gymnastiar pada 16 Juni 1999 sebagai bagian dari Yayasan Daarut Tauhiid.12 Pada awal berdirinya, lembaga ini bernama Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid (DPU DT), kemudian pada akhir Desember 2017 bertransformasi menjadi Dararut Tauhiid Peduli (DT Peduli), diresmikan langsung oleh pembina Yayasan Daarut Tauhid KH Abdullah Gymnastiar.13

Penulis membidik Dt Peduli sebagai objek penelitian karena Dt Peduli adalah salah satu LAZ yang sudah resmi menjadi LAZNAS berdasarkan SK Menteri Agama RI No.410 tahun 2004 dan SK

11 A. M. Kardiman, Pengentar Ilmu Manajemen (Jakarta: Pron Hallindo) h.58 12 https://dtpeduli.org/profil-lembaga, diakses pada tanggal 21 Maret 2019 13 https://dtpeduli.org/content/transformasi-dpu-dt-menjadi-dt-peduli, diakses pada tanggal 21 Maret 2019

6

Menteri Agama RI No. 257 tahun 2016 pada tanggal 11 Juni 2016.14 Juga melihat berbagai prestasi yang diraihnya, salah satunya pada tanggal 7 September 2018 DT Peduli meraih Penghargaan BAZNAS Award 2018 dengan kategori LAZNAS dengan pendistribusian 15 terbaik. Selain itu, laporan DT Peduli sejak 2007 hingga 2017 selalu mendapat opini wajar tanpa pengecualian (WTP),16 ini menunjukan bahwa DT Peduli adalah lembaga yang amanah, akuntabel dan transparan.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk menyusun skripsi ini dengan judul “Strategi Fundraising dalam Meningkatkan Jumlah Muzakki pada Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Daarut Tauhiid (DT) Peduli Cabang Jakarta Selatan”

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Masalah yang dihadapi Dt Peduli dalam menjalani roda keorganisasian sangat luas, oleh karenanya penulis akan membatasi masalah yang akan diteliti, yaitu: a. Penelitian hanya seputar strategi fundraising dalam meningkatkan jumlah muzakki. b. Yang menjadi objek penelitian adalah LAZNAS DT Peduli cabang Jakarta Selatan. c. Data yang diteliti adalah data dari tahun 2017 – 2019 2. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

14 https://dtpeduli.org/profil-lembaga, diakses pada tanggal 21 Maret 2019 15 https://dtpeduli.org/dt-peduli-raih-penghargaan-pendistribusian-zis-terbaik, diakses pada tanggal 21 Maret 2019 16 https://dtpeduli.org/sejak-2007-laporan-keuangan-dt-peduli-selalu-wajar-tanpa- pengecualian, diakses pada tanggal 21 Maret 2019

7

a. Bagaimana formulasi strategi fundraising yang diterapkan oleh LAZNAS DT Peduli cabang Jakarta Selatan dalam meningkatkan jumlah muzakki? b. Bagaimana implementasi fundraising pada LAZNAS DT

Peduli cabang Jakarta Selatan dalam meningkatkan jumlah muzakki? c. Bagaimana evaluasi strategi fundraising yang telah diterapkan oleh LAZNAS DT Peduli cabang Jakarta Selatan dalam rangka meningkatkan jumlah muzakki?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sehubungan dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: a. Mengetahui strategi fundraising yang diterapkan oleh LAZNAS DT Peduli cabang Jakarta Selatan dalam meningkatkan jumlah muzakki. b. Mengetahui implementasi fundraising pada LAZNAS DT Peduli cabang Jakarta Selatan dalam meningkatkan jumlah muzakki. c. Mengetahui evaluasi strategi fundraising yang telah diterapkan oleh LAZNAS DT Peduli cabang Jakarta Selatan dalam rangka meningkatkan jumlah muzakki. 2. Manfaat penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian ini, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat bagi banyak pihak, antara lain: a. Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan dalam bidang Manajemen ZISWAF bagi para pecari ilmu khususnya mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah, dan menjadi topik pembahasan yang menarik dalam kajian keilmuan Manajemen ZISWAF.

8

b. Praktisi Manajemen ZISWAF Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu pilihan topik pembahasan dan penelitian dalam pengambilan suatu keputusan pada lembaga yang kelola.

c. Lembaga Terkait Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan perenungan dan pertimbangan bagi LAZ dt Peduli dalam pengambilan keputusan dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan potensi sumber daya yang ada.

D. Tinjauan Pustaka

Sebelum menyusun skripsi ini penulis melakukan kajian pustaka terlebih dahulu yang berupa skripsi yang telah ada guna menghindari penelitian dengan ojek yang sama, skripsi tersebut antara lain:

Pertama, ditulis oleh Aprizal mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, NIM 1110053000060 dengan judul penelitian “Strategi Fundraising dalam Meningkatkan Penerimaan Dana Zakat pada Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Peduli Umat.” Penelitian dilakukan pada tahun 2015. Penelitian tersebut sama-sama meneliti strategi fundraising, hanya saja, jika penelitian tersebut adalah dalam rangka meningkatkan penerimaan dana ZIS di LAZ Al-Azhar, maka penulis meneliti dalam rang rangka meningkatkan jumlah muzakki. Objek penelitiannya pun berbeda, yaitu penulis meneliti tentang penyusunan strategi yang diterapkan di DT Peduli cabang Jakarta Selatan dan dilakukan pada tahun 2019.

Kedua, ditulis oleh Ramona Dui Susanti mahasiswi jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Raden Intan Lampung, NPM. 1441030170 dengan judul “Strategi Fundraising dalam Meningkatkan Muzakki pada Lembaga Amil Zakat Infaq Shadaqah Lampung.” Penelitian dilakukan pada tahun 2018 Persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang strategi fundraising,

9

dalam rang rangka meningkatkan jumlah muzakki, perbedaannya adalah objek dan waktu penelitian. Adapun yang menjadi objek penelitian penulis adalah DT Peduli cabang Jakarta Selatan.

Ketiga, ditulis oleh Muhammad Anggi Syahrullah mahasiswa

jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, NIM 11140530000050 dengan judul penelitian “Strategi Fundraising dalam Upaya Meningkatkan Kepercayaan Muzakki pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Pusat” Penelitian dilakukan pada tahun 2018. Penelitiaan ini memiliki persamaan, yaitu sama-sama meneliti strategi fundraising, dan perbedaannya penelitian tersebut membahas tentang strategi fundraising dalam rangka meningkatkan kepercayaan muzakki di BAZNAS Pusat, sedangkan penulis membahas tentang strategi fundraising dalam meningkatkan jumlah muzakki di DT Peduli.

Keempat, penelitian berjudul “Strategi Peningkatan Pengumpulan Zakat, Infaq dan Shadaqah di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Tulungagung” yang ditulis oleh Fahmi Ardi Azhari, NIM 2824123015, mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Tulungagung. Penelitian dilakukan pada tahun 2016. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama- sama membahas tentang strategi. Sedangkan perbedaannya terletak pada objek dan waktu penelitian. Penulis meneliti di DT Peduli cabang Jakarta pada tahun 2019.

E. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif yang mana pengumpulan datanya dilakukan pada kondisi yang alami (natural setting), sumber data primer, data sekunder, dan teknik pengumpulan datanya lebih banyak pada partisipan observation

10

(observasi berperan serta), in depth interview (wawancara mendalam) dan dokumentasi.17 Metode penelitian kualitatif merupakan salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa ucapan,

perikau dan tulisan yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok dan atau organisasi tertentu dalam suatu konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik.18 Selain itu, penilitian ini juga menggunakan penelitian kepustakaan (library research) dimana penulis akan menggali data dari beberapa literatur berupa buku, artikel, dan tulisan-tulisan lainnya yang menyangkut tentang pokok pembahasan dalam skripsi ini.

2. Sumber Data a. Data Primer Data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.19 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data yang diperoleh langsung dari beberapa pihak yang berwenang atau yang diberi kewenangan terutama data yang diperoleh dari pihak DT Peduli Cabang Jakarta. Data diperoleh dengan mengumpulkan data aktual dengan melakukan observasi secara langsung atau melakukan pengamatan, sambil mengumpulkan data dan melakukan analisis yang kemudian dari hasil analisis dan observasi tersebut akan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini juga penulis mengumpulkan dokumen atau laporan yang disusun oleh DT Peduli Cabang Jakarta yang menjadi arsip lembaga, kemudian dipadukan dengan memberikan gambaran permasalahn yang terjadi di lapangan dengan apa adanya dan terperinci.

17 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (: CV. Alfabeta, 2009), cetakan ke-8, h. 225 18 Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, 2008, h. 149 19 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, h.225

11

b. Data Sekunder Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen.20 Data ini

diperoleh dengan menggunakan studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian, selain itu peneliti mempergunakan data yang diperoleh dari internet. Dalam penelitian ini , data yang diperoleh penulis berasal dari berbagai literatur dan referensi lain seperti buku, majalah, makalah dan artikel, laporan yang mengandung informasi berkaitan dengan masalah yang dibahas, dihimpun dari berbagai tempat mulai dari perpustakaan hingga situs-situs internet. 3. Teknik Pengumpulan Data Data pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan empat cara, yaitu: a. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap beberapa literatur seperti buku, artikel, majalah, surat kabar, internet dan laporan-laporan yang berkaitan dengan masalah yang dipecahkan. b. Observasi Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya, dengan mengadakan pengamatan langsung ke lembaga terkait, yaitu Dt Peduli Cabang Pejaten guna memperoleh gambaran dan informasi yang memungkinkan tentang kejadian lembaga dalam fundraising. c. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (yang

20 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, h.225

12

mengajukan pertanyaan) dan diwawancarai (yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu).21 Wawancara dengan tujuan percakapan tertentu. Dalam metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (tatap muka) untuk

mendapatkan informasi secara lisan dengan mendapatkan data tujuan yang dapat menjelaskan masalah penelitian.22 Dalam penelitian ini penulis langsung mewawancarai pengurus/amil LAZ Dt Peduli Cabang Pejaten dan beberapa Muzakki. d. Studi Dokumentasi Metode dokumentasi adalah informasi yang berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau organisai maupun dari perorangan. Dokumentasi penelitian ini berupa pengambilan foto atau gambar oleh peneliti untuk memperkuat hasil penelitian.23 4. Teknik Analisa Setelah data terkumpul penulis mengolah dan menganalisa dengan menggunakan analisis deskriptif. Yaitu dengan cara memilah dan memilih data temuan penelitian kemudian diorganisir sehingga kesimpulannya dapat ditarik dan diverifikasi. Selanjutnya data disajikan dalam bentuk narasi, visual, gambar, matriks, bagan, tabel dan lain-lain. 5. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Ruko Perkantoran Jl. Pejaten Raya Kavling 2 No 3 Rt. 01 Rw. 07 Pejaten Barat, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12510 Telp/fax (021) 7986066. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini adalah mulai dari bulan Maret sampai akhir bulan April 2019.

21 Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008). Cet. Ke-25, h. 135 22 Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 135 23 Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. (Malang: UMM Press, 2004)

13

6. Pedoman Penulisan Untuk penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis mengacu pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta No. 507 Tahun 2017 Tanggal 14 Juni

2017.

F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab pertama berisi tentang latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, kerangka teori, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. Kemudian di bab kedua akan membahas tentang landasan teori strategi yang meliputi pengertian strategi, tingkatan strategi, juga tahapan- tahapan. Kemudian dibahas juga teori fundraising yang meliputi pengertian fundraising, tujuan fundraising dan metode fundraising. Juga teori tentang zakat, infaq dan sedekah. Pada bab ke tiga akan membahas tentang profil Dt Peduli secara umum dan Dt Peduli Cabang Jakarta, Pejaten yang meliputi sejarah, visi dan misi, fungsi dan tugas, struktur organisasi dan program-program DT Peduli Cabang Jakarta, Pejaten. Untuk bab ke empat, akan dipaparkan hasil penelitian penulis. Sedangkan bab ke lima, akan memuat hasil pembahasan penelitian tentang strategi fundraising pada LAZNAS DT Peduli dalam meningkatkan jumlah muzakki. Dan bab ke enam yang merupakan bab terakhir akan diisi kesimpulan dan saran dari penulis.

14

BAB II

LANDASAN TEORI TENTANG STRATEGI FUNDRAISING, LAZNAS DAN MUZAKKI

A. Strategi Fundraising Strategi fundraising terbentuk dari dua suku kata, strategi dan fundraising. Strategi menurut bahasa berasal dari bahasa Yunani, yaitu strategos (sratos = militer dan ag = memimpin), yang berarti “generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jendral perang dalam membuat rencana untuk memnangkan perang.24 Istilah ini pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan, yaitu sebuah istilah untuk suatu siasat dalam mengalahkan musuh. Jadi secara harfiyah, strategi adalah rencana para jendral untuk mengalahkan musuh. Kemudian istilah strategi ini berkembang untuk semua kegiatan organisasi, baik organisasi sosial, budaya, agama, pendidikan, ekonomi, dll.25 Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI) mengartikan strategi sebagai berikut:26 a. Ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa (-bangsa) untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai. b. Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam perang, dalam kondisi yang menguntungkan. c. Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. d. Tempat yang bak menurut siasat perang.

Sedangkan pengertian secara terminologi, para ahli mengemukakan pengertian yang beragam dalam mendefiniskan strategi. Berikut adalah pemaparan pengertian strategi menurut para ahli.

24 Rachmat, Manajemen Strategik (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h. 2 25 Rafiuddin dan Manna Abdul Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h.76 26 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h. 1376 - 1377

15 16

a. Fred R. David Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang.27 b. Karl Von Clausewitz

Menurut Karl Von Clausewitz yang dikutip oleh Agustinus Sri Wahyudi, strategi merupakan suatu seni menggunakan pertempuran untuk memenangkan suatu perang. Sedangkan taktik adalah seni menggunakan tentara dalam sebuah pertempuran.28 c. Stephani K. Marrus Menurut Stephani K. Marrus yang dikutip oleh Husein Umar, strategi adalah suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.29 d. Michael Porter Menurut Michael Porter yang dikutip oleh Rahmat, strategi adalah sekumpulan tindakan atau aktivitas yang berbeda untuk mengantarkan nilai yang unik.30 e. Thompson dan Stickland Menurut Thompson dan Stickland yang dikutip oleh Rahmat, trategi terdiri atas aktivitas-aktivitas yang penuh daya saing serta pendekatan-pendekatan bisnis untuk mencapai kinerja yang memuaskan (sesua target).31 f. Hamel dan Prahalad Menurut Hamel dan Prahalad yang dikutip Husein Umar, strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut

27 Fred. R. David, Manajemen Strategis Konsep, edisi 12, terj. Dono Sunardi (Jakarta: Salemba Empat, 2011), h.18 28 Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik; Pengantar Proses Berfikir Strategik (Medio: Bina Rupa Aksara, 1996) h. 16 29 Husein Umar, Strategic Management in Action, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), h.2 30 Rachmat, Manajemen Strategik, h.2 31 Rachmat, Manajemen Strategik, h.2

17

pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.32 g. Sondang Siagian Strategi adalah cara terbaik untuk mempergunakan dana,

daya, dan tenaga yang tersedia sesuai dengan tuntunan perubahan lingkungan.33 h. A. M. Kardiman Strategi adalah penentuan tujuan utama yang berjangka panjang dan sasaran dari suatu perusahaan atau organisasi serta pemilikan cara-cara bertindak dan mengalokasikan sumber daya – sumber daya yang diperlukan untuk tujuan tersebut.34 i. Freddy Rangkuti Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan.35 j. Learned, Christensen, Andrews dan Guth Menurut Learned, Christensen, Andrews dan Guth yang dikutip oleh Freddy Rangkuti, strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada.36 k. Porter Menurut Porter yang dikutip oleh Freddy Rangkuti, strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.37

Dari berbagai definisi menurut para ahli diatas dapat ditarik benang merahnya bahwa strategi adalah suatu ilmu atau seni menggunakan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

32 Husein Umar, Strategic Management in Action, h.31 33 Sondang Siagian, Analisis Perumusan Kebijakan dan Strategi Organisasi (jakarta: PT. Gunung Agung, 1986), Cet. Ke-2, h. 17 34 A. M. Kardiman, Pengantar Ilmu Manajemen (Jakarta: Pron Hallindo), h. 58 35 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis, ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2016), cet. Ke-20, h.3 36 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis,h.3 37 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis,h.4

18

Sementara itu fundraising secara bahasa yaitu penghimpunan dana atau penggalangan dana. Sedangkan fundraising menurut istilah merupakan suatu upaya atau proses kegiatan dalam rangka menggalang dana dari masyarakat baik individu, kelompok, organisasi yang kemudian akan 38 disalurkan dan didayagunakan kepada mustahik.

Definisi lain disampaikan oleh April Purwanto, menurutnya fundraising adalah proses mempengaruhi masyarakat baik perseorangan sebagai individu atau perwakilan masyarakat maupun lembaga agar menyalurkan dananya kepada suatu organisasi.39 Definisi ini memberikan gambaran yang luas terhadap kegiatan fundraising. Adapun yang dimaksud dengan kata “mempengaruhi masyarakat” pada definisi diatas adalah:40

a. Pemberitahuan kepada masyarakat tentang Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) dengan segala seluk beluknya. b. Mengingatkan dan menyadarkan kepada masyarakat bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Bagi si kaya, pada harta yang dimiliknya terdapat hak orang lain yang harus disalurkan kepada yang berhak mendapatkannya. Kesadaran seperti inilah yang harus ditanam pada diri masyarakat. c. Mendorong masyarakat atau suatu lembaga untuk menyerahkan sumbangan dananya, baik berupa zakat, infaq, shadaqah, dana CSR dan dana lainnya kepada OPZ, baik itu Badan Amil Zakat (BAZ) maupun Lembaga Amil Zakat (LAZ) dan atau OPZ lainnya. d. Membujuk para donatur untuk berinteraksi. Pada dasarnya, keberhasilan fundraising adalah keberhasilan dalam membujuk para donatur untuk memberikan sumbangan dananya kepada OPZ. Maka, keberhasilan tersebut tidak akan berhasil atau tidak akan ada kesinambungan tanpa interaksi.

38 Tim Penyusun Direktorat Pemberdayaan Zakat, Manajemen Pengelolaan Zakat, (Jakarta: Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2009), h. 65. 39 April Purwanto, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Pengelola Zakat, (Yogyakarta: Teras, 2009) h.12 40 April Purwanto, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Pengelola Zakat, h.12-17

19

e. Memberikan gambaran tentang bagaimana proses kerja, program dan kegiatan sehingga menyentuh hati nurani seseorang. Gambaran- gambaran yang seperti inilah yang diharapkan bisa menggerakan hati masyarakat supaya bersedia menyalurkan sebagian harta yang

dimilikinya sebagai zakat, infaq dan shadaqah kepada OPZ. f. Paksaan secara baik atau anjuran tegas tanpa menimbulkan keburukan. Hal ini tentu dilakukan harus karena berdasarkan perintah Allah SWT sebagaimana ditegaskan dalam surat al-Taubah ayat 103. Bagi Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) fundraising tidak hanya tentang uang saja, melainkan cakupannya lebih luas, yaitu termasuk juga barang dan jasa. Dengan kata lain, fundraising bagi OPZ diartikan sebagai segala upaya atau proses kegiatan dalam rangka menghimpun dana zakat, infaq dan shadaqah serta sumber daya lainnya dari masyarakat baik individu, kelompok, organisasi dan perusahaan yang akan disalurkan dan didayagunakan kepada mustahik.41 Fundraising merupakan kegiatan yang sangat penting bagi setiap lembaga atau organisasi nirlaba termasuk OPZ untuk mendukung keberlangsungan program-program yang direncanakan sehingga bisa mencapai target dan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Juga sebagai faktor pendukung dalam membiayai operasional organisasi dalam menjalankan kegiatannya. Dari semua penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud strategi fundraising adalah ilmu atau seni menggunakan sumber daya dalam rangka penghimpunan dana dari individu, kelompok, organisasi, masyarakat, pemerintah, perusahaan maupun badan hukum yang kemudian akan digunakan untuk membiayai operasional organisasi dalam menjalankan kegiatan dan programnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

41 Tim Penyusun Direktorat Pemberdayaan Zakat, Manajemen Pengelolaan Zaka, h.65

20

1. Tingkatan Strategi a. Strategi di tingkat korporat (Corporate strategy)42 Menurut Andrews yang dikutip oleh Freddy Rangkuti, strategi korporat adalah strategi yang disusun dalam suatu

bisnis, ketika perusahaan akan bersaing dengan cara mengubah distinctive competence (kemampuan spesifik suatu organisasi) menjadi competitive advantage (keunggulan bersaing). Tujuan penting dari strategi korporat ini adalah untuk menentukan kegiatan bisnis apa yang akan dikembangkan, kegiatan bisnis apa yang ingin dipertahankan, dan kegiatan bisnis apa yang perlu dihentikan. b. Strategi di tingkat unit bisnis (Strategic Business Units)43 Strategi dalam tingkat ini lebih fokus pada kompetisi di pasar atau tingkatan bisnis lainnya. Misalnya, apa saja keuntungan bagi para pesaing, apa saja peluang yang bisa dimanfaatkan, bagaimana cara perusahaan mengalokasikan sumber dayanya untuk mencapai posisi yang diinginkan.

2. Tahapan – Tahapan Strategi Dalam prakteknya, secara garis besar strategi dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu formulasi / perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Adapun pemaparannya adalah: 44 a. Formulasi / Perumusan Strategi Dalam tahap formulasi / perumusan strategi ini ada beberapa tahapan umum yang perlu diperhatikan dalam merumuskan suatu strategi, yaitu pengembangan visi, misi dan tujuan, analisis lingkungan internal yang meliputi kelebihan dan kekurangan dan analisis eksternal yang meliputi peluang dan ancaman, memilih strategi yang akan dilaksanakan, membuat

42 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis,h.11 43 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis,h.13 44 Fred R. David, Manajemen Strategis Konsep Edisi 12, terj. Dono Sunardi (Jakarta: Salemba Empat, 2011), h.6-8

21

strategi alternatif. Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, melaksanakan, memperluas, mengembangkan, menghindari atau meninggalkan suatu keputusan dalam proses kegiatan.

b. Implementasi / Pelaksanaan Strategi Setelah melakukan perumusan strategi, tahap yang selanjutnya yaitu dengan mengimplementasikan strategi terebut dengan cara penugasan dan pendelegasian wewenang kepada tingkat manajemen dibawahnya. Didalamnya termasuk pembentukan struktur, penentuan anggaran dan pemanfaatan sumber daya. Dalam tahapan pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan sangat membutuhkan komitmen, koordinasi, kolaborasi dan komunikasi dari seluruh tingkatan manajemen. c. Evaluasi Strategi Tahapan selanjutnya adalah evaluasi strategi. Tahapan ini dilakukan untuk menilai apakah strategi yang dilaksanakan itu sesuai dengan perumusan strategi atau tujuan yang ingin dicapai. Evaluasi juga menjadi tolak ukur untuk strategi berikutnya. Dalam tahap evaluasi, setidaknya ada tiga aktifitas yang dilakukan, yaitu: 1) Meninjau faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar asumsi penentuan strategi. 2) Mengukur kinerja yang sudah dijalankan. Yaitu dengan membandingkan ekspektasi dengan kenyataan. 3) Mengambil sebuah tindakan perbaikan apabila terjadi ketidak sesuaian, hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan sesuai rencana. 3. Tujuan Fundrasing Fundraising merupakan kegiatan yang sangat penting bagi sebuah OPZ, tanpanya, keberlangsungan kegiatan, program dan operasional

22

OPZ akan terhambat. Fundraising sendiri memiliki beberapa tujuan, diantaranya: 45 a. Pengumpulan dana Sesuai dengan pengertian secara bahasanya, fundraising

berarti pengumpulan dana. Tapi yang dimaksud disini bukan hanya uang, melainkan dana dalam arti luas, seperti barang atau jasa yang memiliki nilai materi. Inilah tujuan pokok dari fundraising. b. Penambahan jumlah donatur OPZ yang baik adalah yang tiap harinya mengalami pertambahan donatur, meskipun pada dasarnya yang dibutuhkan OPZ adalah pertambahan dana untuk kelangsungan kegiatan dan operasionalnya. Dalam hal ini, ada dua hal bisa dilakukan oleh OPZ untuk menggapai tujuan ini, yaitu penambahan jumlah dana yang terhimpun dari donatur dan penambahan donatur itu sendiri. c. Peningkatan citra lembaga Salah satu tujuan dari kegiatan fundraising adalah meningkatnya citra lembaga, karena secara langsung maupun tidak langsung, silaturahmi, kunjungan atau interaksi pihak lembaga kepada masyarakat dalam rangka kegiatan fundraising akan memberikan kesan kepada masyarakat sehingga citra lembaga pengelola zakat akan terbentuk dalam benak masyarakat, baik itu citra yang baik maupun sebaliknya. Dengan citra ini, masyarakat kemudian akan mengambil sikap terhadapa OPZ. Jika persepsinya positif, maka masyarakat akan mendukung, bersimpati dan menyalurkan donasinya, jika persepsinya terhadap OPZ negatif, maka mereka akan menghindar, antipati bahkan bisa mencegah orang lain untuk menyalurkan donasinya kepada lembaga tersebut. d. Memuaskan donatur Kepuasan donatur akan mepengaruhi jumlah dana yang didonasikan kelapada lembaga. Donatur yang terpuaskan oleh

45 April Purwanto, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Pengelola Zakat, h.22

23

pelayanan petugas, akan mendonasikan dananya kepada lembaga tersebut berulang-ulang, bahkan bisa sampai menjadi donatur tetap di lembaga tersebut. Juga bisa menambah jumlah donatur dengan memberitahukan kepada kerabatnya tentang kepuasan pelayanan

dari petugas lembaga zakat tersebut, sehingga secara tidak langsung kegiatan fundraising akan terbantu. e. Terciptanya volunteer atau simpatisan Setiap OPZ tentu membatasi petugas fundraising dengan jumah tertentu. Sehingga simpatisan atau volunteer merupakan aset yang berharga bagi OPZ untuk kegiatan fundraisingnya. Dan ini tergantung kepada citra lembaga tersebut. OPZ dengan citra yang baik dan memberikan kesan positif terhadap masyarakat dari hasil interaksinya, akan menimbulkan simpati dan dukungan kepada lembaga tersebut meskipun tidak menjadi donatur. Kelompok seperti ini memiliki peran dalam kegiatan fundraising, meskipun tidak berdonasi mereka akan melakukan hal yang mendukung lembaga tersebut, seperti halnya menjadi promotor atau menjadi informan dengan informasi- informasi positif tentang OPZ kepada yang lainnya. Dengan adanya kelompok ini, maka OPZ tersebut sudah memiliki jaringan informal yang sangat menguntungkan dalam kegiatan fundraising.

4. Metode Fundraising Dalam prakteknya, metode fundraising dilakukan oleh lembaga pengelola zakat dengan berbagai cara dan program yang kreatif dan inovatif demi meraup jumlah donasi yang ditargetkan. Berbagai metode fundrasising ini secara garis besar dibagi kepada dua jenis, yaitu direct fundraising (fundraising langsung), dan indirect fundraising (fundraising tidak langsung).46 a. Metode direct fundraising (fundraising langsung)

46 Murtadho Ridwan, Analisis Model Fundraising dan Dstribusi Dana ZIS di UPZ Desa Wonoketinggal Karanganyar Demak, (Jurnal STAIN Kudus), Vol. 10, No.2, Agustus 2016, h.7

24

Fundraising secara langsung adalah cara-cara yang yang melibatkan partisipasi donatur secara langsung, dimana proses interaksi dan daya akomodasinya terhadap respon donatur bisa seketika atau langsung dilakukan. Apabila donatur tertarik

untuk berdonasi setelah mendapatkan promosi dari fundraiser, maka donasi dilakukan secara langsung. Contoh dari metode ini adalah direct mail, direct advertising, telefundraising, dan persentasi langsung. b. Metode indirect fundraising (fundraising tidak langsung) Fundraising secara tidak langsung adalah suatu metode yang menggunakan cara-cara yang tidak melibatkan partisipasi donatur secara langsung, yaitu dimana fundraisingnya tidak memberikan daya akomodasi langsung terhadap respon donatur seketika. Contohnya adalah advertorial, image campagn dan penyelenggaraan event.

Dua metode ini (direct dan indirect) memiliki kelebihan dan tujuan masing-masing. metode direct fundraising diperlukan untuk kemudahan donatur dalam berdonasi. Sedangkan indirect fundraising memberikan kesan lain yang terhadap fundraising, karena jika semua fundraising menggunakan metode langsung maka akan berpotensi pada kejenuhan donatur, dan itulah yang harusnya dihindari bagi fundraiser. Oleh karenanya, kedua metode ini sangat bagus jika lembaga pengelola zakat bisa mengkombinasikannya.

B. LAZNAS 1. Pengertian LAZ Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014, Lembaga Amil Zakat yang selanjutnya disingkat LAZ adalah lembaga yang dibentuk masyarakat yang memiliki tugas membantu pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat.47

47 Undang-Undang No 23 Tahun 2011. Pasal . Diakses pada 25 Juni 2019.

25

2. Alasan pembayaran zakat melalui lembaga Ada beberapa alasan kenapa zakat perlu ditunaikan melalui lembaga pengelola zakat, yaitu sebagai berikut48: a. Menghilangkan sifat egoisme muzakki yang menganggap

bahwa harta yang dimilikinya adalah miliknya sepenuhnya. b. Terhindarnya proses “perendahan” mustahik. Karena muzakki tidak secara langsung berhubungan dengan mustahik. c. Terciptanya pemerataan, keadilan dan penyaluran yang tepat sasaran. d. Menghindari kecemburuan sosial karena memberikan dana kepada satu atau dua orang. e. Jika tidak dikelola lembaga, potensi zakat yang sangat besar tidak bisa dimobilisasi dan didayagunakan untuk kepentingan umat. 3. Syarat-syarat LAZ Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011, pemerintah mengukuhkan, membina dan melindungi lembaga Amil Zakat dengan syarat memenuhi kriteria sebagai berikut49: a. Terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang mengelola bidang pendidikan, dakwah dan sosial, atau berbadan hukum. b. Mendapat rekomendasi dari BAZNAS. c. Memiliki pengawas syariah. d. Memiliki kemampuan teknis, administratif dan keuangan untuk melaksanakan kegiatannya. e. Bersifat nirlaba. f. Memiliki program untuk mendayagunakan zakat bagi kesejahteraan umat, dan g. Bersedia diaudit syariat dan keuangan secara berkala.

48 Hidayat Nur Wahid, Zakat dan Peran Negara (Jakarta: Forum Zakat, 2006) h.60 49 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat Pasal 57.

26

4. Tugas Lembaga Amil Zakat Secara umum, tugas lembaga amil zakat meliputi sosialisasi, penghimpunan, pendistribusian, pendayagunaan dan pengelolaan harta zakat. Adapun penjelasan tugas amil zakat adalah sebagai berikut50:

a. Bidang sosialisai memiliki tugas pokok untuk mengedukasi zakat. b. Bidang penghimpunan memiliki tugas pokok melakukan pendataan muzakki dan mengumpulkan harta zakat dari para muzakki. c. Bidang pendistribusian memiliki tugas pokok pendataan mustahik konsumtif dan melakukan pendistribusian kepada mereka. d. Bidang pendayagunaan memiliki tugas pokok pendataan mustahik produktif dan melakukan pendayagunaan terhadap mereka. e. Bidang pengelolaan memiliki tugas pokok pencatatn, pembukuan dan menginventarisir harta zakat. C. Muzakki 1. Pengertian Muzakki Secara bahasa, muzakki merupakan bahasa Arab dengan shigat ّ ّ yang زّك – فّْ مزّك ismu al-maf‟ul dari wazan fa‟ala, fahua mufa‟ilun

maksudnya adalah subjek zakat atau orang yang mengeluarkan zakat. Dengan demikian, muzakki adalah orang yang dipandang kaya menurut syariat hukum zakat atau orang yang hartanya dikenakan kewajiban untuk dizakati. Muzakki memiliki kewajiban tertentu, diantaranya:51 1) Mencatat harta kekayaan yang dimilikinya. 2) Menghitung zakat dengan benar. 3) Membayarkan zakat pada amil zakat.

50 Muhammad Hasan, Manajemen Zakat ( Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta, 2011), h.129. 51 Nurul Huda dan Mohammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam (Tinjauan Teoritis dan Praktis), (Jakarta: Kencana, 2013), Cet. Ke-2, h.299.

27

4) Meniatkan membayar zakat karena Allah SWT. 5) Melafalkan akad pada saat membayar zakat. 6) Menunaikan infaq dan shadaqah jika harta masih berlebih.

Sedangkan mustahik adalah orang yang berhak menerima zakat. Di

dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa mustahik zakat ada delapan golongan, yaitu dalam surat al-Taubah ayat 60:

َّ َ َّ َ َ ُ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ َّ َ ُ ُ ُ ُ ْ َ ِّ َ إِجًا الصدقات لِوفقر ِ اء والًس ِال ِي واهع ِام ِوي عويّا والًؤهف ِ ة قوْبّى و ِف الرق ِاب الر َ ْ َ َ َ َ َّ َ ْ َّ َ َ َ َّ َ َّ ُ َ َ واهغ ِار ِيي و ِف س ِب ِين ِ اّلل واب ِ ٌ الس ِب ِين ف ِريض ة ِ يٌ ِ اّلل و اّلل ع ِويى ح ِم يى Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskinm, amil zakat, para muallaf, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk yang berjuang di jalan Allah dan untuk mereka yang sedang berada di perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan oleh Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Adapun penjelasan dari delapan golongan penerima zakat atau dkenal dengan istilah delapan asnaf adalah sebagai berikut:52 1) Fakir Golongan ini adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan sama sekali atau memiliki pekerjaan tapi penghasilannya tidak mencukupi sebahagian kebutuhannya. Kebutuhannya jauh lebih banyak daripada harta yang dimilikinya. 2) Miskin Yaitu golongan orang yang memiliki harta untuk mencukupi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya akan tetapi tidak memenuhi standar. 3) Amil zakat Golongan ini merupakan orang-orang yang diberikan tugas atau mandat oleh pemerintah atau masyarakat untuk mengurus kewajiban zakat, yaitu dengan mengumpulkan, menjaga dan menyalurkannya. Dengan kata lain, amil adalah organisai /

52 Muhammad Zen, dkk, Zakat dan Wirausaha, h.12

28

badan / lembaga / paitia yang terdiri dari orang-orang yang ditugaskan oleh pemerintah atau masyarakat untuk mengurus dan mengelola zakat. Golongan ini memiliki hak seperdelapan dari seluruh zakat

yang terkumpul untuk digunakan sebagai operasional, administrasi dan honor / gaji bagi anggota. Setiap amil berhak mengambil bagiannya sesuai dengan kedudukan dan prestasi kerjanya, meskipun ia tergolong orang kaya. 4) Muallaf Yang termasuk kedalam golongan ini adalah: a) Orang yang bisa diharapkan masuk islam karena memiliki kharismatik yang tinggi dalam keluarga atau kaumnya. b) Orang dikhawatirkan atas perbuatan jahatnya. c) Orang muslim yang lemah imannya yang diharapkan bisa memperkuat imannya. d) Memiliki permasalahan karena perpindahan agamanya ke agama Islam. 5) Riqab Riqab yaitu hamba sahaya atau budak. bagian ini disalurkan untuk membantu memerdekakannya. Namun di zaman sekarang, perbudakan secara harfiyah sudah tidak ada lagi, yang ada adalah perbudakan dalam makna lain, seperti orang yang tertindas oleh penjajah atau oleh golongan lain. 6) Gharim Gharim adalah orang yang memiliki hutang dan tidak mampu untuk melunasinya. Yang termasuk kedalam golongan ini adalah: a) Orang yang memiliki hutang untuk kebutuhan dirinya dan bukan untuk tujuan maksiat. b) Orang yang berhutang dengan tujuan untuk mendamaikan orang yang berselisih.

29

c) Orang yang berhutang untuk menanggung orang lain. 7) Fi Sabilillah Yaitu sarana untuk menuju keridhaan Allah dalam semua kepentingan umat Islam secara umum, untuk kejayaan agama

dan negara bukan untuk keperluan pribadi. Fi sabilillah meliputi banyak perbuatan yang meliputi berbagai bidang perjuangan dan amal ibadah, baik segi agama, pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, kesenian, kesehatan, pengiriman da’i, penerbitan mushaf, dll. 8) Ibnu Sabil Yang dimaksud ibnu sabil adalah musafir, yaitu orang bepergian jauh dan kehabisan bekal, dan saat itu ia sangat membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhannya untuk sampai ke tempat tujuan. Pada masa sekarang, bagian ini dapat disalurkan untuk beasiswa bagi pelajar mahasiswa yang kurang mampu, mereka yang belajar dari kampung halaman, penyediaan sarana pemondokan yang terjangkau bagi musafir muslim atau asrama pelajar mahasiswa.

2. Pengertian Zakat Zakat secara etimologi berasal dari bahasa Arab yaitu “zaka” yang memiliki arti suci, baik, “numuw” tumbuh atau berkembang, “ziyadah” bertambah. 53 Menurut penulis kitab Lisan al-„Arab, Jamaluddin Muhammad bin Mukarram al-Anshari Ibnu Mandzur sebagaimana yang dikutip Sudirman mengungkapkan bahwa sesuatu dikataan zaka, apabila sesuatu tersebut tumbuh dan berkembang, dan seseorang disebut zaka, jika ia baik dan terpuji.54 Adapun menurut terminologi fiqih, zakat adalah istilah untuk harta tertentu yang sudah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh

53 Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat Infak Sedekah (Jakarta: Gema Insani, 2006), cet: ke-2, h.13. 54 Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas (Malang: UIN Malang Press, 2007), h.13

30

Allah untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu.55 Definisi serupa juga diungkapkan Sudirman yang mengutip Taqiy al-Din Abu Bakar, bahwa adalah sejumlah harta tertentu yang diserahkan kepada orang- 56 orang yang berhak dengan syarat tertentu. Dalam Undang-undang nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, zakat memiliki arti sebagai harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam.57 Menurut al-Ragif al-Asfahani, dinamakan zakat karena dalam pelaksanaannya bertujuan untuk mengharapkan keberkahan atau untuk membersihkan diri.58 Memang sevara sekilas sebagian harta yang dizakatkan akan mengurangi jumlah harta yang dimiliki, akan tetapi pada hakikatnya harta tersebut akan bertambah, meskipun berbentuk non materi dan juga akan membersihkan diri dari sifat-sifat kikir dan anti sosial. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa zakat merupakan kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dengan mengeluarkan sebahagian harta tertentu, oleh orang tertentu dan disalurkan kepada orang tertentu sesuai dengan syariat Islam.

3. Sejarah Singkat Zakat Secara historis kewajiban zakat bermula pada periode Makah, namun saat itu pelaksanaannya berdasarkan kemurahan hati, keimanan dan rasa tanggung jawab kepada umat seiman, belum ada batasan dan ketetapan mengenai pembayaran zakat. Kemudian pada periode Madinah tepatnya pada tahun ke dua Hijriyah zakat mulai dianjurkan secara terperinci namun dalam pelaksaanannya belum terorganisir

55 Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat Infak Sedekah, h.13 56 Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas, h.14 57 Himpunan Peraturan Perundang-undangan, Undang-undang Pengeloalaan Zakat dan Wakaf, (Bandung: Fokus Media, 2012), h.2 58 Al-Ragif al-Asfahani, Mu‟jam Mufradatu Alfad al-Qur‟an, (Beirut: Dar al-Kutub al- Ilmiyah, 2004) h.238

31

secara sistematis. Hingga di tahun ke sembilan Hijriyah dimana kondisi Islam sudah berjaya dan meluas ke berbagai wilayah, peraturan zakat yang meliputi sistem pengumpulan, barang-barang yang dikenai zakat, syarat dan ketentuan zakat mulai dipertegas, hal ini bisa

dibuktikan dengan pengangkatan Mua’adz bin Jabal sebagai amil oleh Rasulullah SAW dan mengutusnya ke Yaman, dan pengutusan sahabat lainnya ke berbagai daerah. Selanjutnya pada masa Khulafaurrasyidin pengelolaan zakat semakin berkembang terutama pada masa Umar bin Khattab yang disebut sebagai salah satu periode kesejahteraan umat Islam, dimana pada masa ini Baitu mal yang ada sejak masa Rasulullah SAW diperluas funginya. Begitu juga di masa khilafah selanjutnya. 59

Di Indonesia zakat mulai dipraktikan sejak awal kedatangan Islam. Zakat yang populer pertama kali di kalangan masyarakat adalah zakat fitrah, dan saat itu belum ada lembaga pengelola zakat yang formal sehingga pelaksanaannya masih sangat sederhana, yaitu masyarakat muslim lebih banyak mengeluarkan zakat dalam bentuk beras atau makanan pokok lainnya kepada para ustadz, kiyai, pondok , masjid dan ada juga yang langsung disalurkan kepada mustahik setempat. Hingga pada tanggal 24 September 1968 sebelas ulama tingkat nasional menyampaikan saran kepada Presiden Soeharto untuk melembagakan pengelolaan zakat, dan kemudian ditindak lanjuti dengan seruan Presiden Soeharto pada peringatan Isra Mi’raj di Istana Merdeka pada tanggal 26 Oktober 1968. Sejak saat itu lembaga formal pengelolaan zakat mulai dirintis khususnya di Ibu Kota Jakarta, lalu berdirilah lembaga formal pertama yaitu Badan Amil Zakat, Infak, Sedekah (BAZIS) DKI Jakarta, kemudian selang beberapa waktu mulai berdiri BAZIS-BAZIS di berbagai Provinsi yang strukturnya sampai tingkat kelurahan.60

59 Kementerian Agama RI, Standarisasi Amil Zakat di Indonesia (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2012) h.1-3 60 Didin Hafidhuddin dan Ahmad Juwaini, Membangun Peradaban Zakat, Meniti Jalan Kegemilangan Zakat, h. 13-18

32

Pada tahun 1990an mulai tumbuh Lembaga Amil Zakat yang didirikan oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Dhompet Dhuafa Republika yang lahir pada tahun 1994 dan diresmikan oleh Departemen Agama RI sebagai Lembaga Amil Zakat 61 pada tahun 2001. Di tahun yang sama lahir juga sebuah yayasan yang berkhidmat untuk mengangkat harkat sosial yatim dan dhuafa, yayasan itu diberi nama Yayasan Pembinaan dan Pengembangan Panti Asuhan Islam dan Anak Purna Asuh (YP3IS) yang kemudian di tahun 2008 namanya berubah menjadi Yatim Mandiri dan resmi menjadi Lembaga Amil Zakat Nasional pada tahun 2016.62 Kemudian empat tahun berikutnya tepatnya di tahun 1998 lahir Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ) yang kemudian pada tahun 2003 diresmikan menjadi Lembaga Zakat Nasional dan berganti nama menjadi Rumah Zakat Indonesia DSUQ. Seiring dengan berputarnya waktu nama lembaga ini terus bertranformasi hingga akhirnya brandnya menjadi RZ (Rumah Zakat).63 Satu tahun berikutnya, pada 16 Juni 1999 Yayasan Daarut Tauhiid yang dasuh oleh KH. Abdullah Gym Nastiar mendirikan sebuah lembaga amil zakat.64 Pada awal berdirinya, lembaga ini bernama Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid (DPU DT), kemudian pada akhir Desember 2017 bertransformasi menjadi Dararut Tauhiid Peduli (DT Peduli), diresmikan langsung oleh pembina Yayasan Daarut Tauhid KH Abdullah Gymnastiar.65 Pada tahun 2006 berdiri lembaga sosial Rumah Yatim yang diresmikan pada tahun 2017 sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional. Dan di tahun 2004 Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar satuan kerja dalam bidang sosial yang diberi nama Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Peduli Umat yang kemudian dikukuhkan menjadi LAZNAS oleh Kementrian Agama RI pada tahun

61 https://www.dompetdhuafa.org, diakses pada tanggal 30 Maret 2019 62 https://www.yatimmandiri.org, diakses pada tanggal 30 Maret 2019 63 https://www.rumahzakat.org, diakses pada tanggal 30 Maret 2019 64 https://dtpeduli.org/profil-lembaga, diakses pada tanggal 30 Maret 2019 65 https://dtpeduli.org/content/transformasi-dpu-dt-menjadi-dt-peduli, diakses pada tanggal 30 Maret 2019

33

2016. 66 Dan banyak lembaga zakat lainnya yang sudah dan atau belum resmi menjadi LAZNAS.

4. Hikmah Disyariatkannya Zakat

Hikmah disyari’atkan zakat dapat dilihat dari tiga aspek, diantaranya aspek ibadah, sosial dan ekonomi. 67 Pertama, dalam aspek ibadah, zakat merupakan bukti ketaataan seorang hamba kepada Allah SWT selaku pencipta, pemilik dan pengatur alam semesta beserta isinya melalui pengorbanan harta tertentu yang dibayarkan dengan syarat tertentu kepada pihak-pihak tertentu, karena selain hukumnya adalah wajib, zakat adalah rukun Islam yang ke tiga yang di dalam al-Qur’an zakat disebutkan sekitar 35 ayat dan sekitar 27 ayat, kata “Zakat” selalu disandingkan dengan kata “Shalat” yang menurut sebagian para ulama hal itu menunjukan bahwa keduanya memiliki kesetaraan. Kedua, dalam aspek sosial zakat bertujuan sebagai sarana kepedulian sosial. Dengan berzakat, seorang muslim yang berkelebihan harta membantu saudaranya yang sedang mengalami kekurangan harta dan sangat membutuhkannya untuk keberlangsungan hidupnya. Ketiga, dalam aspek ekonomi, zakat merupakan salah satu jalan keluar bagi masyarakat pra-sejahtera (miskin) untuk keluar dari zona ketidak sejahteraan hidup menuju zona kesejahteraan atau menjadikan masyarakat yang semulanya berstatus sebagai mustahik kemudian berganti status menjadi muzakki.

5. Hukum Zakat Dalam agama Islam, zakat merupakan rukun islam yang ke-3 setelah dua kalimat syahadat dan shalat. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis jibril berikut:68

66 https://www.alazharpeduli.com, diakses pada tanggal 30 Maret 2019 67 Didin Hafidhuddin dan Ahmad Juwaini, Membangun Peradaban Zakat, Meniti Jalan Kegemilangan Zakat, h. 1-4

34

َ َ َ َ ُ َ َّ ُ َ ْ ْ َ ْ َ َ َ َ َ ُ ُ َّ ْ َ ُ َ ْ َ ْ َ َ ...... وقال اي ُمًد أخ ِِب ِِن ع ِ ٌ ِاإلسال ِم. فقال رسْل ِاّلل ﷺ » ا ِإلسالم أن تشّد َ َ ْ َ َ َ َّ َّ ُ َ َّ ُ َ َّ َ ُ ُ َّ َ ُ َ َّ َ َ َ ُ ْ َ َّ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ أن ال إَِل إِال اّلل وأن ُمًدا رسْل ِاّلل وث ِقيى الصالة وثؤ ِِت الزَكة وثصْم رمضان َ َ ُ َّ ْ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ وَتج اْليت إِ ِن اسجطعت إَِل ُِ س ِبيال. قال صدقت..... رواه مسوى Artinya: .... Dan berkata (malaikat Jibril) wahai Muhammad, kabarkan kepadaku tentang Islam. Rasulullah SAW menjawab, Islam yaitu kamu bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah haji jika mampu dalam perjalannya”.... H.R. Muslim

Dalam al-Qur’an Allah menyandingkan kata “Zakat” dengan kata “Shalat” dalam 82 tempat. Hal ini menandakan bahwa keduanya memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Zakat hukumnya adalah wajib sebagaimana yang termaktub dalam al-Qur’an, Hadis dan menurut Ijma’ Ulama.69 a. Dalil Al-Qur’an 1) Di dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 43, 83, 110, surat al-Nisa ayat 77, Surat al-Nur ayat 56 dan surat al- Muzammil ayat 20 dengan potongan ayat yang sama Allah berfirman:70 َ ُ َّ َ َ ُ َ َ َوأ ِقيًْا الصالة َوآثْا َّالزَكة......

Artinya: Dan dirikanlah shalat dan tunaikan zakat......

2) Surat al-Taubah ayat 103 َ ُ ْ ْ ْ َ ْ َ َ َ ُ َ ِّ ُ ُ ْ َ ُ َ ِّ ْ َ خذ ِيٌ أمْالِ ِّى صدقة تطّرِى وثزك ِيّى بِّا....

68 Yahya ibn Syarif al-Din al-Nawawi, Matnu al-Arba‟in al-Nawawiyah fi al-Ahadis al- Shahihah al-Nabawiyah, (Pekalongan: Raja Murah, tt) h.6 69 Wahbah al-Zuhayliy, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, terj. Agus Effendy dan Fahruddin Fannany (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), h.89. 70 Al-Ragif al-Asfahani, Mu‟jam Mufradatu Alfad al-Qur‟an, h.238

35

Artinya: Ambilah zakat dari sebahagian harta mereka,dengan harta itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka....

3) Surat al-Taubah ayat 60

َّ َ َّ َ َ ُ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ َّ َ إِجًا الصدقات لِوفقر ِاء والًس ِال ِي واهع ِام ِوي عويّا والًؤهف ِة ُ ُ ُ ُ ْ َ ِّ َ َ ْ َ َ َ َ َّ َ ْ َّ َ َ قوْبّى و ِف الرق ِاب واهغ ِار ِيي و ِف س ِب ِ ين ِاّلل واب ٌِ الس ِب ِين ف ِريضة َ َّ َ َّ ُ َ َ ِيٌ ِاّلل واّلل ع ِويى ح ِميى Artinya: Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang- orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk memerdekakan hamba sahaya, untuk membebaskan orang yang berhutang, untuk yang berada di jalan Allah, untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

b. Dasar hukum menurut Hadis Dasar hukum zakat dalam hadis diantaranya yaitu hadis jibril, juga hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari:71 َ ْ ُ َ َّ َ َ َّ ُ َ ْ ُ َ َ َّ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ َّ ُ َ ْ ُ عٌ ابٌ خب ٍاس رِضِ اّلل خًَّا حدخ ِِن أبْ سفيان رِضِ اّلل خَُ ْ َ َ َ َ َ َ َّ ِّ َ َّ َّ ُ َ َ ْ َ َ َّ َ َ َ َ َ ُ ُ َ َّ َ َ َّ َ فذلر ح ِد يحانل ِِب صَّل اّلل عوي ُِ وسوى فقال يأمرٍا بِالصال ِة والزَك ِة ِّ َ ْ َ َ َوالصو ِة َواهعف ِاف

Artinya: Dari Ibnu Abbas r.a ia berkata: aku diberi tahu oleh Abu Sufyan r.a lalu ia menyebutkan hadis Nabi SAW, ia mengatakan: “Nabi SAW menyuruh kita supaya mendirikan shalat, menunaikan zakat, silaturahmi, dan „afaf (menahan diri dari perbuatan buruhk). H.R. Bukhari

c. Dasar Hukum menurut ijma’ ulama Adapun dalil yang berupa ijma’ yaitu adanya kesepakatan semua ulama bahwa hukum menunaikan zakat adalah wajib.72

71 Muhammad Zen, dkk, Zakat dan Wirausaha, h.8

36

Adapun untuk masalah siapa yang wajib mengeluarkan zakat, para ulama sepakat dalam beberapa kriteria dan berbeda pendapat dalam sebagiannya lagi. Adapun kriteria yang disepakati ulama atas wajibnya mengeluarkan zakat adalah

orang muslim, merdeka, baligh, berakal, sampai nishab, kepemilikan penuh. Dan para ulama berbeda pendapat untuk anak yatim, orang gila, budak, kafir dzimmi, orang yang berhutang.73 d. Undang-Undang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat , menyatakan bahwa menunaikan zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mampu sesuai dengan syariat Islam.

6. Syarat Wajib Zakat Syarat wajib zakat adalah berakal, Islam, kepemilikan penuh dan sudah mencapai nisob.74 Untuk syarat yang pertama, Madzhab Hanafi mensyaratkan pelaku zakat haruslah yang berakal dan baligh, sedangkan Madzhab Maliki, Madzhab Hanbali dan Madzhab Syafi'i tidak mensyaratkannya. Dan untuk syarat yang kedua, Imam Malik berpendapat bahwa yang wajib zakat adalah muslim dan non muslim, sedangkan Imam lainnya hanya muslim saja yang wajib berzakat.75

7. Jenis-Jenis Zakat Secara garis besar zakat terbagi menjadi dua, yaitu zakat fitrah, dan zakat maal. Zakat fitrah adalah zakat yang berhubungan dengan badan, sedangkan zakal maal adalah zakat yang berhubungan dengan harta. a. Zakat Fitrah76

72 Wahbah al-Zuhayliy, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, h.89. 73 Ibnu al-Rusyd, Bidayat al-Mujtahid wa Nihayat al-Muqtasid, (Jakarta: Dar al-Kutub al- Islamiyah, 2002) cet. Ke-1, h.239. 74 Ahmad Hadi Yasin, Panduan Zakat Praktis. Hak Cipta Dompet Dhuafa, h.13 75 M. Mansyur Huda, Syubhat Seputar Zakat, (Surakarta: Tinta Medina, 2012) Cet. Ke-1 76 Muhammad Zen, dkk, Zakat dan Wirausaha, h.9

37

Zakat fitrah merupakan istilah untuk makanan pokok yang dikeluarkan oleh setiap muslim yang berkelebihan nafkah keluarga. Kewajiban ini ditunaikan maksimal sebelum khatib turun dari mimbar pada hari raya idul fitri.

Hikmah ditunaikannya zakat fitrah ini adalah untuk membahagiakan fakir miskin pada hari raya idul fitri, selain itu juga sebagai sarana untuk menghapuskan dosa-dosa kecil yang mungkin ada ketika melaksanakan puasa Ramadhan. b. Zakat Maal Zakat maal adalah bagian dari harta kekayaan seseorang / lembaga yang wajib dikeluarkan untuk orang-orang tertentu setelah dimiliki selama jangka waktu tertentu dalam jumlah minimal tertentu.77 Harta yang dikeluarkan harus memenuhi syarat-syarat berikut: 1) Kepemilikan penuh. Artinya hartanya adalah milik muzakki seutuhnya. 2) Berkembang. Yaitu hartanya berpotensi untuk berkembang bila dikelola. 3) Mencapai nishab. Maksudnya, harta tersebut sudah mencapai ukuran / tertentu sesuai dengan ketetapan. 4) Lebih dari kebutuhan pokok. Artinya muzakki sudah mencukupi kebutuhan pokoknya sebelum menunaikan zakatnya. 5) Bebas dari hutang. Seseorang yang masih memiliki hutang tidak wajib zakat. 6) Haul. Maksudya kepemilikan harta tersebut telah mencapai satu tahun. Syarat ini khusus untuk hewan ternak, harta simpanan dan perniagaan. Adapun sumber zakat maal dapat dibedakan atas objek zakatnya, antara lain:78

77 Muhammad Zen, dkk, Zakat dan Wirausaha, h.10 78 Ahmad Hadi Yasin, Panduan Zakat Praktis. Hak Cipta Dompet Dhuafa, h.18-21

38

1) Hewan ternak. Syarat-syaratnya antara lain: a) Peternakan berlangsung selama satu tahun b) Digembalakan di tempat umum dan tidak dipekerjakan

c) Mencapai nishab. Nisab unta adalah 5 ekor, sapi 30 ekor dan kambilng atau domba 40 ekor. d) Ketentuan volume zakatnya sudah ditentukan sesuai karakteristik tertentu dan diambil dari binatang ternak itu sendiri. 2) Hasil pertanian. Syarat-syaratnya antara lain: a) Komoditas yang diperjual belikan adalah milik pribadi, terlepas dari hasil usaha, warisan ataupun hadiah. b) Komoditas yang diperdagangkan. c) Mencapai nisab setelah dikurangi biaya operasional, kebutuhan primer, dan bayar hutang. d) Melewati waktu setahun penuh (haul). 3) Harta perusahaan. Maksudanya adalah sebuah usaha barang ataupun jasa yang diorganisir sebagai sebuah kesatuan resmi yang terpisah dengan kepemilikan dan dibuktikan dengan kepemilikan saham. Para ulama menganalogikan zakat perusahan dengan zakat perniagaan melihat pada poros kegiatannya. 4) Hasil pertanian. Yaitu hasil tumbuhan atau tanaman yang memiliki nilai ekonomis. Seperti biji-bijian, buah- buahan, sayuran, umbi-umbian, tanaman hias, tanaman keras, rerumputan, dedaunan. 5) Hasil tambang dan hasil laut. Merupakan hasil eksploitasi kedalaman tanah dan laut. Yang termasuk dalam kategori ini adalah:

39

a) Semua barang tambang hasil kerja eksploitasi kedalaman tanah pada sebuah negara yang dilakukan oleh pihak swasta ataupun pemerintah. b) Segala bentuk harta karun dalam tanah atau laut

yang bernilai ekonimis. c) Hasil laut seperti mutiara, karang, minyak ikan dan hewan laut. 6) Emas dan perak. Keduanya memiiki dwifungsi, selain sebagai perhiasan, juga sebagai mata uang dari waktu ke waktu. Syariat Islam memandang emas dan perak sebagai harta yang potensial atau berkembang, sehingga termasuk harta wajib zakat. jika perak dan emas dipakai dalam bentuk perhiasan yang tidak berlebihan, maka tidak dikenai wajib zakat. Termasuk dalam kategori emas dan perak adalah mata uang yang berlaku saat ini. Oleh karenanya segala bentuk penyimpanan uang seperti tabungan, deposito, cek atau surat berharga lainnya termasuk dala kategori penyimpanan emas. Demikian pula kekayaan lainya seperti rumah, villa, tanah, dan kendaraan yang melebihi keperluan menurut syara atau dibeli dan dibangun dengan tujuan investasi sehingga sewaktu- waktu bisa dijual. 7) Properti produktif. Yaitu properti yang diproduktifkan untuk merah keuntungan dengan cara disewakan atau dengan menjual hasil produktivitasnya. Syarat- syaratnya adalah: a) Properti tidak dikhususkan sebagai komoditas perniagaan. b) Tidak dikhususkan sebagai tempat tinggal atau tempat usaha.

40

c) Properti yang disewakan atau dikembangkan bertujuan mendapatkan penghasilan, baik sifatnya rutin maupun tidak. 8. Infaq

Infaq berasal dari bahasa Arab, yaitu anfaqa yang artinya mengeluarkan sesuatu (harta) untuk kepentingan sesuatu. Pengertian ini terlepas dari siapa munfiqnya (pemberi infaq) baik itu muslim atau mu’min maupun kafir atau non muslim. Seperti dalam al-Qur’an surat al-Anfal ayat 36 َ َّ َّ َ َ َ ُ ُ ْ ُ َ ْ َ َ ُ ْ َ ُ ُّ َ ْ َ َّ َ َ ُ ْ ُ َ َ ُ َّ إِن ِاَّليٌ كفروا حَ ِفقْن أمْالّى َِلصدوا خٌ س ِب ِ ين ِاّلل فسيَ ِفقْجّا ثى َ ُ ُ َ َ ْ ْ َ ْ َ ُ َّ ُ ْ َ ُ َ َ َّ َ َ َ ُ َ َ َ َّ َ ُ ْ َ ُ َ ثلْن عوي ِّى حْسة ثى حغوبْن و ِاَّليٌ كفروا إَِل جَّ ىُيَشون Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan.

Sedangkan menurut istilah, infak yaitu mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan / penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam. Infaq ini lebih bersifat materi, seperti uang dan barang. 9. Shadaqah Shadaqah berasala dari kata shadaqa yang artinya benar. Orang yang gemar bershadaqah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Sedangkan menurut istilah syariat, shadaqah memiliki pengertian, hukum, ketentuan yang sama dengan infak. Hanya saja keduanya memiliki perbedaan, jika infak hanya berupa materi, maka shadaqah tidak hanya sebatas materi melainkan juga non materi. Sedekah bisa berupa tasbih, tahmid, tahlil, takbir, amar ma’ruf nahyi munkar dan shalat dhuha, sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah SAW:79

79 Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi al-Naisaburi, al-Jami‟ al-Shahih al-Musamma Shahih Muslim, (Beirut: Dar al-Jaili) Jilid 2, h. 158

41

َ َ َ َ ْ َ ٍّ َ َّ ِّ َّ ُ َ َ ُ ْ ُ َ َ ُ ِّ ُ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ خٌ أ ِِب ذر ع ِ ٌانل ِِب ﷺ أٍُ قال يص ِبح لَعُك سالَم ِيٌ أح ِدكى صدق ة َ ُ ُّ َ ْ َ َ َ َ َ ُ ُّ َ ْ َ َ َ َ َ ُ ُّ َ ْ َ َ َ َ َ ُ ُّ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ فُك تس ِبيح ٍة صدقة وُك َت ًِيد ٍة صدقة وُك تّ ِويو ٍة صدقة وُك ثل ِبريةٍ صدقة وأمر ْ ْ َ َ َ ْ ْ ْ َ َ َ ُ ْ ُ َ َ ْ َ بال ًَع ُروف َصدقة َوج ْه َعٌ ال ًَُمر َصدقة َوُيزئ ي ٌْ ذلك َرك َع َجان يَ ْرل ُع ُّ ًَا ي ٌَ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ُّ الض َح

Artinya: Dari Abu Dzar, dari Nabi SAW bahwasanya beliau bersada “Pada pagi hari diwajibkan bagi seluruh persendian untuk bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih adalah shadaqah, setiapbacaan tahmid adalah shadaqah, setiap bacaan tahlil adalah shadaqah, setiap bacaan takbir adalah shadaqah, dan setiap amar ma‟ruf adalah shadaqah, setiap nahyi mungkar adalah shadaqah. Ini semua bisa dicukupi dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 rakaat. (HR. Muslim)

Bahkan setiap kebaikan juga termasuk kedalam shadaqah, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim al-Naisabur dalam kitab Shahih Muslim jilid ke 5:80 َ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ ْ َّ ِّ َ َّ َّ ُ َ َ ْ َ َ َّ َ َ َ ُ ُّ َ ْ ُ َ َ َ وقال ابٌ أ ِِب شيبة خٌ انل ِِب صَّل اّلل عوي ُِ وسوى قال ُك يعر ٍوف صدقة Artinya: dan berkata Ibnu Abi Syaibah dari Nabi SAW, beliau mengatakan “Setiap kebaikan adalah Shadaqah.”

Dari dua hadis diatas, dapat disimpulkan bahwa shadaqah itu tidak hanya berupa materi, melainkan juga yang bersifat non materi.

80 Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi al-Naisaburi, al-Jami‟ al-Shahih al-Musamma Shahih Muslim, jilid 5, h. 176

42

BAB III

GAMBARAN UMUM DAARUT TAUHIID PEDULI (DT PEDULI) CABANG JAKARTA

A. Sejarah Berdirinya DT Peduli DT Peduli merupakan lembaga nirlaba yang bergerak di bidang fundraising dan pendayagunaan dana zakat, infaq, shadaqah (ZISWAF). Didirikan oleh KH. Abdullah Gymnastiar pada tanggal 16 Juni 1999 sebagai bagian dari Yayasan Daarut Tauhid dengan tekad menjadi LAZ yang amanah, profesional dan jujur berlandaskan pada ukhuwah islamiyah.81 Pendirian DT Peduli ini dilatar belakangi oleh potensi zakat yang sangat besar di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, akan tetapi kesadaran dalam menunaikan zakat masih kurang. Juga dikarenakan penyaluran dana zakatnya belum optimal, hanya sebatas pemberian bantuan saja tanpa memikirkan kelanjutan hidup si penerima bantuan.82 Pada tahun 2002 DT Peduli dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat Daerah Jawa Barat oleh Gubernur Jawa Barat pada tanggal 19 Agustus 2002. Kemudian ditetapkan menjadi Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) sesuai degan SK Menteri Agama RI no. 257 tahun 2016 pada tanggal 11 Juni 2016. Dimana sebelumnya sejak tahun 2004 telah menjadi LAZNAS dengan nomor SK 410 tahun 2004. Pada awal berdirinya, lembaga ini bernama Dompet Peduli Umat (DPU) Daarut Tauhid, kemudian pada bulan Desember 2017 nama DPU DT ini bertransformasi nama menjadi DT (Daarut Tauhid) Peduli, dan diresmikan oleh pembina Yayasan Daarut Tauhid, KH. Abdullah Gymnastiar. Peresmian ini bersamaan dengan perayaan Milad Daarut Tauhid yang ke-27 di depan Gedung Sate, Bandung.83

81 http://www.dtpeduli.org/profil-lembaga, diakses pada tanggal 15 April 2019 82 http://www.dtpeduli.org/profil-lembaga, diakses pada tanggal 15 April 2019 83 http://www.dtpeduli.org/content/transformasi-dpu-dt-menjadi-dt-peduli, diakses pada tanggal 15 April 2019

43 44

B. Visi dan Misi DT Peduli Sebagai lembaga resmi pengelola zakat, tentu memiliki motot, visi dan misi tersendiri,84 yaitu: Motto:

“Membersihkan dan memberdayakan” Visi: Menjadi model Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) yang amanah, profesional, akuntabel, dan terkemuka, dengan daerah operasi yang merata. Misi: 1. Mengoptimalkan potensi ummat melalui Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS). 2. Memberdayakan masyarakat dalam bidang ekonomi, pendidikan, dakwah, dan sosial menuju masyarakat mandiri.

C. Struktur Kepengurusan Pusat85 1. Dewan Pembina Yayasan Daarut Tauhid a. KH. Abdullah Gymnastiar b. H. Abdurrahman Yuri 2. Dewan Pengawas Yayasan Daarut Tauhid a. H. Wahyu Prihartono b. H. Dudung Abdul Ghani, SE c. H. Feri Susanto 3. Pengurus Yayasan Daarut Tauhid a. Ketua : H. Gatot Kunta Kumara, MM b. Sekretaris : H. Tomy Satyagraha, S.T c. Bendahara : H. Yunus Zainuddin 4. Dewan Syariah DPU DT a. KH. Prof. Dr. Miftah Faridl b. Ali Nurdin, Lc., MEI

84 http://www.dtpeduli.org/visi-misi, diakses pada tanggal 15 April 2019 85 http://www.dtpeduli.org/content/kepengurusan, diakses pada tanggal 15 April 2019

45

5. Manajemen Inti DT Peduli a. Direktur Utama DT Peduli : H. Herman, S.Sos.I b. Direktur Fundraising : Dikdik Sodikin c. Direktur Program : Dadan Junaedi

d. Direktur Markom : Hendra Irawan e. Kepala Kesekretariatan : Nurhayati

D. Struktur DT Peduli Cabang Jakarta

Tabel 3.1

Struktur Kepengurusan DT Peduli Cabang Jakarta

Sumber: Dokumen DT Peduli Cabang Jakarta

E. Legal Formal DT Peduli merupakan lembaga yang sudah resmi menjadi LAZNAS yang bergerak di bidang fundraising dan pemberdayaan dana ZIS, dan merupakan bagian dari Yayasan Daarut Tauhid. Legalitas lembaga ini dibuktikan dengan beberapa SK86, diantaranya:

86 http://www.dtpeduli.org/legal-formal, diakses pada tanggal 15 April 2019

46

1. S.K. Pengurus YYS DT No.10/SK/C/YYS-DT/VIII/10 Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Struktural DPU DT 2. S.K. Pengurus YYS DT No.9/SK/C/YYS-DT/I/13 Tentang Perubahan Struktur Organisasi DPU DT

3. UU RI No.23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat 4. S.K. Gubernur Jawa Barat No.451.12/Kep.846-YANSOS/2002, Tentang Pengukuhan DPU DT Sebagai LAZDA (Lembaga Amil Zakat Daerah) 5. AKTA NOTARIR Dr. WIRATNI AHMADI, SH, No.17, Tanggal 22 April 2004 6. S.K. MENTERI AGAMA RI, No.410, Tentang Pengukuhan Sebagai Amil Lembaga Zakat Nasional (LAZNAS). PP. No.14 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Zakat 7. S.K. MENTERI AGAMA RI, No.257, Tentang Legalitas DPU DT Sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS)

F. Program-program Daarut Tauhid (DT) Peduli Secara garis besar, program-program penyaluran dan pemberdayaan dana zakat, infaq, shadaqah dan waqaf DT Peduli terbagi pada empat pilar, yaitu pilar pendidikan, sosial, kesehatan dan ekonomi.

Gambar 3.1

Empat Pilar program penyaluran dan pemberdayaan DT Peduli

Sumber: www.dtpeduli.org

47

Keempat pilar diatas, diimplementasikan dengan program-program berikut:

1. Pilar Pendidikan Merupakan program dalam bidang pendidikan dan dakwah

yang disalurkan kepada para pelajar dari keluarga yang kurang mampu dan untuk memudahkan akses ilmu agama Islam dan kehidupan bersosial bagi masyarakat sehingga terciptanya masyarakat madani. Program-programnya adalah: a. Adzkia Islamic School (AIS) Merupakan program bantuan pendidikan untuk anak-anak yatim, piatu, yatim piatu, atau dhuafa dari tingkat SMP hingga SMA. Anak-anak tidak hanya disekolahkan, tetapi juga dibina supaya menjadi generasi yang berkarakter baik (ikhlas, jujur, tawadhu) dan kuat (disiplin, berani, tangguh) (BAKU) dan berjiwa entrepreneur. Adapun fasilitas yang disediakan adalah asrama, makan, laundry, buku pelajaran dan pengembangan diri (ekstrakurikuler). b. Bangun sekolah Program bangun sekolah merupakan program yang bersinergi dengan pemerintah, swasta dan seluruh komponen dalam membangun ruang kelas baru untuk menunjang keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. c. Baitul Qur’an Pemberian biaya pendidikan tahfidz al-Qur‟an dan biaya asrama bagi peserta didik yang kurang mampu dan mempunyai kapasitas menghafal al-Qur’an dengan baik. d. Mobil Cinta Masjid KU

48

Layanan sarana dakwah dan pelayanan program kebersihan masjid yang berada di pelosok desa dan pendistribusian al-Qur’an. e. Media Dakwah KU

Layanan keilmuan yang disajikan melalui meda cetak berupa majalah, buletin dan news letter yang berisikan laporan distribusi dana yang terkumpul, khazanah Islam dan konsultasi seputar keluarga. f. Majlis Ta’lim Manajemen Qolbu Layanan kajian keilmuan secara kolosal dengan konsep Manajemen Qolbu, yang dilaksanakan di berbagai kota di Indonesia. 2. Pilar Kemanusiaan Yaitu bantuan berupa layanan tanggap darurat bagi korban bencana alam yang meliputi pemulihan trauma, pembangunan tempat tinggal sementara, serta kebutuhan pokok lainnya yang dibutuhkan di wilayah sekitar bencana. Berikut program- programnya: a. Waterwell (Sumur air bor) Program yang dirintis oleh DT Peduli dalam bentuk bantuan air bersih hingga pembangunan sarana dan prasarana mulai dari pembangunan penampungan air hingga pipanisasi. b. Bangun masjid Yaitu program membangun masjid dan sarana ibadah di berbagai lokasi yang terdampak bencana alam atau konflik kemanusiaan, baik yang berada di pelosok negeri maupun di mancanegara. c. penanggulangan bencana (SATGUNA) Program penanggulangan bencana ini untuk merespom para korban bencana alam atau konflik

49

kemanusiaan, mulai dari tahap emergency hingga masa recovery dengan melakukan berbagai aktivitas program. d. Ambulance / layanan sosial Merupakan kegiatan sosial khusus untuk melayani

masyarakat atau pemenuhan kebutuhan kaum dhuafa yang bersifat periodik, rutin ataupun insidental. e. Ramadhan peduli negeri Pemberian paket untuk keluarga kurang mampu, takjil gratis untuk orang yang diperjalanan dan buka bersama anak yatim dan dhuafa. f. Qurban peduli negeri Penyembelihan dan pendistribusian daging qurban ke pelosok negeri sesuai dengan tuntunan syariah. Hewan yang disembelih adalah hasil pemberdayaan peternak di desa binaan. Juga adanya kegiatan nyate serentak bersama anak-anak yatim dan dhuafa di seluruh cabang DT Peduli di Indonesia. g. Peduli lingkungan KU Pemberian sarana kebersihan lingkungan masjid dan sekitarnya, dengan rangkaian kegiaan manajemen masjid, pengurusan jenazah, pendistibusian al-Qur’an dan penghijauan bumi. 3. Pilar Kesehatan Merupakan program layanan kesehatan bagi masyarakat dhuafa. Adapun programnya adalah sebagai berikut: a. Peduli kesehatan warga dhuafa Yaitu program layanan kesehatan berupa pengobatan gratis bagi masyarakat dhuafa dari mulaik usia kanak-kanak hingga lansia. Program ini tidak hanya diselenggarakan di perkotaan, tapi melainkan juga di perkampungan. b. Klinik kesehatan

50

Yaitu program pembangunan klinik kesehatan yang memiliki fungsi sebagai pusat layanan pengecekan kesehatan dan peraikan gizi. 4. Pilar Ekonomi

Adalah program pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi produktif, dengan tujuan untuk mencetak muzakki- muzakki baru yang semula mereka adalah mustahik zakat. Programnya antara lain: a. Misykat (Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat) Merupakan program pemberdayaan ekonomi produktif yang dikelola secara sistematis, intensif dan berkesinambungan. Para peserta (mustahik) diberi dana bergulir, keterampilan dan wawasan wirausaha, pendidikan menabung, penggalian potensi, pembinaan akhlak dan karakter sehingga mereka menjadi berdaya dan didorong untuk lebih mandiri. b. Balai Kreatif Yaitu program pemberdayaan bagi mustahik melalui pelatihan peningkatan keterampilan untuk meningkatkan taraf ekonomi. Seperti pelatihan merajut talikur, pelatihan membuat mie ayam herbal dari sayuran hidroponik, pelatihan pembuatan jilbab dengan teknik eco printing, pelatihan menjahit, pelatihan membuat bolu gulung, pelatihan membuat handicraft, dan pelatihan lainnya. c. Desa Ternak Mandiri (DTM) Merupakan proses pemberdayaan ekonomi produktif peternak kecil di pedesaan melalui entripoint penitipan hewan domba untuk dikelola serta atas dasar MOU dengan mitra dan pendamping. Pendampingan dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.

51

Pendampingan oleh DT Peduli dilakukan sebanyak dua kali seminggu denga materi keagamaan, manajemen ternak dan pemeriksaan kesehatan hewan ternak. Pendampingan ini dilakukan untuk menunjang

keberhasilan program DTM ini. Adapun sasaran dari program ini adalah masyarakat asli daerah, dalam masalah ekonomi tergolong fakir, miskin atau dhuafa, memiliki pengalaman beternak minimal 2 tahun, memiliki kandang domba, dan pesertanya adalah kepala keluarga atau ibu rumah tangga yang sudah biasa beternak. Program DTM ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan melalui bagi hasil penjualan, meningkatkan kwalitas pendidikan melalui pembinaan dan menyediakan lapangan pekerjaan melalui ekonomi produktif. d. Difabel Creatif Center (DCC) Merupakan program pemberdayaan bagi difabel baik yang tuna rungu, tuna netra, dan tuna daksa. Pelatihan berlangsung selama tiga bulan. Pelatihannya yaitu menjahit, pijat refleksi, dan bekam. Program ini bediri sejak 2016 dan sampai saat ini, tercata sejumlah 75 difabel yang menerima manfaat program DCC ini. e. Usaha Tani Mandiri (UTAMA) Memberdayakan petani kecil di pedesaan. Yaitu dengan pengelolaan lahan yang berkualitas sampai pada proses pemasaran melalui program pendampingan yang intensif dan berkesinambungan.

52

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Metode Fundraising DT Peduli

DT Peduli adalah lembaga nirlaba yang bergerak dalam penghimpunan dan pengelolaan dan ZISWAF, baik dari perseorangan, kelompok, perusahaan atau instansi. Oleh karenanya, sudah seharusnya DT Peduli bisa menarik minat masyarakat dalam membayarkan zakat, infaq, shadaqah dan wakafnya. Untuk bisa menarik minat masyarakat, sebuah lembaga zakat perlu memiliki program fundraising yang baik yang memudahkan dan memberikan kenyamanan dalam penunaiannya. Dalam hal ini, DT Peduli memilih beberapa program dalam rangka untuk menarik minat masyarakat dalam membayar zakat, infak, shadaqah dan waqafnya. Program-program fundraising yang dimiliki DT Peduli, diaplikasikan denga dua media fundrasiing, yaitu media offline dan media online. “Ada dua cara yang kita tempuh, pertama fundraising secara offline dan yang kedua fundraising secara online.”87

1. Media offline Yaitu dengan tidak menggunakan akses internet dalam kegiatan fundraisingnya. “Kalau fundraising secara offline, kita buka gerai-gerai seperti di mall, di perkantoran, di masjid-masjid, promosi di spanduk- spanduk, majalah, koran, menggelar event-event, seperti event , konser kemanusiaan.”88 Rinciannya adalah sebagai berikut:

a. Pelayanan di kantor DT Peduli. Ketika donatur bermaksud untuk membayar zakat, infak, shadaqah dan wakaf secara langsung, maka bisa mendatangi

87 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Cecep (Pimpinan DT Peduli Cabang Jakarta), pada tanggal 15 Mei 2019 88 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Cecep (Pimpinan DT Peduli Cabang Jakarta), pada tanggal 15 Mei 2019

53 54

kantor DT Peduli terdekat. Baik itu kantor pusat, cabang maupun unit. b. Gerai zakat

Untuk memberikan kemudahan kepada muzakki dalam

berzakat atau berdonasi maka dibuka gerai-gerai di perkantoran, di mall, di rumah sakit, di pasar, di masjid dan di tempat umum lainnya.

Program ini bisa termasuk istilah jemput bola dan merupakan implementasi dari surat al-Taubah ayat 10389 bahwa zakat itu harus diambil.

c. Spanduk

Spanduk ini biasanya dipasang ketika ada moment-moment tertentu, seperti Ramadhan, qurban, bencana alam dan donasi kemanusiaan.

d. Majalah Swadaya Yaitu majalah yang diterbitkan oleh DT Peduli setiap bulan. Didalamnya memuat beragam informasi seputar DT Peduli yang meliputi dokumentasi program, laporan keuangan bulanan pusat. Juga memuat informasi kesehatan,konsultasi keluarga, konsultasi syariah, pengetahuan umum dan komik mini. Uniknya, majalah swadaya ini tidak hanya melibatkan narasumber ahli, melainkan juga disediakan rubik pena sahabat untuk tulisan para pembaca. Majalah swadaya ini setiap bulannya dicetak 17.500 eksemplar yang disebar ke 25 cabang dan unit DT Peduli d Indonesia. Dan khusus bulan Ramadhan, bisa mencapai 30.000

89 Al-Taubah ayat 103 ُ ْ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ً ُ َ ّ ُ ُ ْ َ ُ َ ّ ْ َ خذ ِمن أمو ِال ِهم صدقة تط ِهرهم وتزِك ِيهم ِبها.... Artinya: Ambilah zakat dari sebahagian harta mereka,dengan harta itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka....

55

eksemplar.90 Selain berbentuk hard file, majalah Swadaya ini tersedia di www.myedisi.com dan bisa dibaca dengan gratis. e. Brosur Berisikan sejumlah program-program yang dibuat dan

dilengkapi materi singkat tentang zakat, no rekening dan contak person kantor unit atau cabang untuk kemudian disebarkan kepada masyarakat. f. Pamflet Selebaran-selebara yang berisikan program tertentu, nomor rekening dan kontak kantor unit atau cabang. Untuk kemudian disebarkan kepada masyarakat. g. Konser kemanusiaan Yaitu hiburan yang diadakan di mall dan di tempat umum lainnya. Dalam acara ini, setiap saat MC mengajak kepada masyarakat menyisihkan sebahagian hartanya untuk program kemanusiaan. h. Corporate Yaitu menjalin kerjasama dengan pihak perusahaan dengan memaksimalkan zakat profesi dan dana CSR (Corporate Social Responbility). “Corporate itu bagaimana kita memaksimalkan dana CSR dan Zakat Profesi. Dana CSR diperuntukan untuk sosial kemanusiaan.”91 i. KenclengKU Yaitu sebuah celengan yang dibagikan kepada donatur secara gratis sebagai sarana latihan sedekah harian, kemudian jika sudah terisi penuh atau hendak diserahkan kepada DT Peduli, maka bisa menggunakan layanan jemput zakat dari tiap unit atau cabang DT Peduli. Yaitu dengan menghubungi pihak

90 http://www.myedisi.com/swadaya/2885 diakses pada tanggal 2 Mei 2019 91 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Cecep (Pimpinan DT Peduli Cabang Jakarta), pada tanggal 15 Mei 2019

56

DT Peduli untuk mengambil donasi yang hendak diserahkan kepada DT Peduli. j. Kalimat (Kotak Amal Peduli Umat) Yaitu kotak amal yang dititipkan di toko-toko, warung-

warung, rumah makan, dan mini market sebagai sarana pengumpulan dana infaq dari masyarakat dan diambil setiap 2 bulan sekali. k. Vocer Yaitu berupa voucer program penyaluran dan pemberdayaan yang ditawarkan kepada masyarakat. Isi dari vocer tersebut adalah kolom identitas yang akan diisi donatur, beberapa program yang diselenggarakan, dan pilihan nominal donasi untuk setiap programnya.

2. Media online

Yaitu dengan melibatkan akses internet dalam kegiatan fundraisingnya, dalam hal ini DT Peduli lebih memanfaatkan media sosial.

“Untuk online sendiri, bagaimana kita memaksimalkan media sosial seperti facebook, instagram, tweeter dan juga bekerjasama dengan pihak ketiga, seperti Buka Lapak, kitabisa.com, pokoknya yang berhubungan dengan internet. Lalu ada juga SMS Blast, Email Blast, Broadcast Blast, masang iklan di tv, radio.”92 Adapun rinciannya adalah sebagai berikut.

a. SMS Blast Yaitu pesan singkat yang dikirim kepada donatur berupa laporan masuknya donasi yang diserahkan kepada petugas DT Peduli. Selain itu juga pesan singkat berupa ajakan untuk berzakat atau berdonasi, juga pesan singkat dari Aa Gym yang disertai satu hadis Nabi atau satu ayat al-Qur’an.

92 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Cecep (Pimpinan DT Peduli Cabang Jakarta), pada tanggal 15 Mei 2019

57

b. Broadcast di WhatsApp Sama seperti halnya SMS Blast, Broadcast juga memuat laporan masuknya donasi dari donatur, dan ajakan berdonasi. Namun bedanya, konten yang disebar via WhatsApp ini lebih

banyak, termasuk dikirimkan foto dan video singkat program- program DT Peduli. c. Tweeter, Facebook dan Instagram Di media sosial, DT Peduli cabang Jakarta juga aktif memberikan informasi dan ajakan untuk berdonasi. Untuk akun tweeter nama akunnya adalah Jakarta Peduli @dpudt_jakarta, dan untuk akun DT Peduli pusatnya adalah DT Peduli @dtpeduli. Di instagram, nama akunnya adalah DT Peduli @dtpeduli, dan di facebook nama akunnya adalah DT Peduli. d. Website DT Peduli memiliki website yang berisikan semua tentang DT Peduli, dari mulai profil, program-program, layanan, laporan, informasi dan berita seputar DT Peduli. Websitenya bisa diakses di dtpeduli.org dan dpu-daaruttauhiid.org. Dengan ini, masyarakat bisa mengetahui segala hal yang berkaitan dengan DT Peduli, juga disediakan layanan donasi online dan layanan hitung zakat. e. Bermitra dengan pihak ketiga Salah satunya yaitu bermitra dengan kitabisa.com dengan cara menampilkan program bantuan kemanusiaan disana lalu dishare kepada masyarakat. f. Iklan di radio dan televisi DT Peduli merupakan bagian dari Yayasan Daarut Tauhiid, dan bagian lainnya dari Yayasan Dasrut tauhiid ini adalah MQTV dan MQFM. Keduanya berperan dalam pengiklanan DT Peduli.

Jika kedua media online dan offline ini dikelompokan kepada metode direct dan indirect maka hasilnya sebagai berikut:

58

Tabel 4.1

Pengelompokan media fundraising kepada metode direct dan indirect

Direct Indirect

Offline  Pelayanan di  Spanduk Kantor DT Peduli  Majalah Swadaya cetak  Gerai Zakat  Brosur  Corporate  Pamflet cetak  KenclengKu  Konser kemanusiaan  Kalimat  Vocer Online  Tweeter, Facebook dan instagram  SMS Blast  Website  Broadcast  Bermitra dengan pihak ketiga WhatsApp  Iklan di TV dan Radio

 E-Majalah Swadaya

B. Layanan Pembayaran ZIS 1. Pembayaran ZIS melalui kantor DT Peduli. Baik itu pusat, cabang maupun unit. 2. Pembayaran ZIS melalui gerai yang berlokasi di tempat-tempat ramai, seperti mall, masjid dan perkantoran. 3. Pembayaran ZIS melalui Bank, ATM (transfer, SMS Banking dan internet Banking). Berikut adalah no rekening DT Peduli: a. No rekening zakat

Bank No Rekening Atas Nama BNI Syariah 009.2553.718 DT Peduli Zakat BCA 777.0333.118 DT Peduli Zakat BRI 0884.01.016683.53.7 DPU Daarut Tauhiid Mandiri 13000.9000.000.4 Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid

59

CIMB Niaga 86000.3896.700 Daarut Tauhiid Peduli Syariah b. No rekening infaq

Bank No Rekening Atas Nama

BNI Syariah 009.2553.729 DT Peduli Infaq BCA 777.0333.126 DT Peduli Infaq Kemudian setelah melakukan transfer, donatur diharapkan untuk melakukan konfirmasi donasi ke no 0822 103 777 07

4. Layanan jemput zakat Merupakan program untuk memudahkan donatur yang sibuk. Pembayaran zakat, shadaqah dan infaq bisa dijemput ke rumah donatur, di kantor atau di mana saja. Caranya dengan menghubungi Call center 0822 103 777 07 atau (021) 798 6066

C. Layanan Muzakki 1. Konsultasi ziswaf 2. Mendapatkan bukti setoran dan laporan donasi 3. Rubik Pena Sahabat di majalah SWADAYA bagi donatur yang bermaksud untuk menulis.

D. Formulir Pendaftaran Muzakki DT Peduli 1. Nama 2. Tempat/ tanggal lahir 3. Alamat 4. No. HP 5. No. Telp rumah 6. Pekerjaan 7. Email 8. Akun medsos

60

BAB V

ANALISIS STRATEGI FUNDRAISING LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL (LAZNAS) DAARUT TAUHID PEDULI (DT PEDULI)

A. Formulasi Strategi Daarut Tauhid Peduli (DT Peduli) Zakat merupakan sebuah kewajiban bagi siapa saja yang dianggap kaya menurut istilah dalam hukum zakat dan diberikan kepada 8 asnaf yang disebut mustahik zakat. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap zakat kontemporer merupakan salah satu sebab kurang maksimalnya dana zakat yang terkumpul di Indonesia, mengingat potensinya yang sangat besar. Oleh karenanya, para ulama sebagai warasat al-anbiya (pewaris para Nabi dalam hal ilmu), akademisi dana umaro, dalam hal ini adalah pemerintah, memiliki kewajiban dalam memfasilitasi masyarakat untuk bisa mengetahui ilmu hukum zakat sehingga faham akan kewajibannya mengeluarkan zakat dan apa-apa yang berkaitan dengannya. Salah satu upaya pemerintah, ulama dan akademisi dalam memfasilitasi kewajiban mengeluarkan zakat adalah dengan mendirikan lembaga-lembaga pengelola zakat. Salah satunya adalah DT Peduli yang merupakan Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) yang bergerak di bidang fundrasising dan pemberdayaan dana zakat, infaq, shadaqah, wakaf dan sumber dana lainnya dengan tekad untuk menjadi LAZNAS yang amanah, profesional dan jujur berlandaskan pada ukhuwah islamiyah. Adapun tugas-tugas inti dari lembaga pengelola zakat adalah mengedukasi masyarakat tentang ilmu hukum zakat dan memberikan pelayanan terbaik terhadap para muzakki dan donatur, sehingga para muzakki dan donatur akan berbondong-bondong menyalurkan zakatnya dan donasinya kepada lembaga pengelola zakat. Juga menyalurkannya kepada mustahik dengan penyaluran yang tidak hanya bersifat konsumtif tapi juga bersifat produktif dan jangka panjang, sehingga terciptanya masyarakat yang mandiri.

61 62

Untuk mensukseskan tugas-tugas ini, dibutuhkan strategi-strategi dan konsep yang matang, khususnya pada fundraising dan penyaluran dana zakat yang orientasinya lebih kepada manfaat produktif tanpa meninggalkan manfaat konsumtif. Salah satu lembaga pengelola dana

zakat yaitu DT Peduli yang ikut berperan dalam mengelola dana zakat yang terhimpun dari masyarakat dan menyalurkannya kepada mustahik. Adapun dalam strategi fundraising Daarut Tauhid Peduli, ada tiga strategi pokok yang dikerahkan dalam rangka meningkatkan jumlah muzakki dan jumlah donasi yang meliputi zakat, infaq, shadaqah, wakaf dan sumber dana lainnya. Tiga strategi pokok tersebut adalah sebagai berikut: 1. Membuat program Dalam strategi ini, DT Peduli membuat program-program menarik dan unik sesuai dengan kondisi. Misalnya seperti program di bulan Ramadhan, yaitu program buka bersama dengan anak yatim dan dhuafa, ta’jil gratis bagi para pengendara, program bingkisan lebaran, program bingkisan guru ngaji di pelosok dan program-program lainnya. Program ibaratkan barang yang ditawarkan kepada para pembeli, jika barang tersebut bagus dan menarik perhatian pembeli, maka barang tersebut akan dibeli. Begitupun program, jika programnya dikemas dengan baik, menarik dan unik dan mampu menarik simpati para donatur, maka para donatur akan menyisihkan sebagan hartanya untuk mensukseskan program tersebut, salah satunya dengan cara berdonasi. 2. Memahami karakter donatur Masing-masing donatur memiliki ketertarikan tersendiri dalam berdonasi, ada yang lebih tertarik pada pendidikan, ada yang lebih tertarik pada bantuan sosial bencana alam, ada yang tertarik yang lebih tertarik pada bantuan sosial untuk Palestina, ada yang lebih tertarik kepada pemberdayaan ekonomi, dan lain-lain.

63

Dengan mengetahui karakter masing-masing donatur dan dengan memaksimalkan media online dan offline, maka kegiatan fundraising akan lebih tepat sasaran dan berpotensi untuk mendapatkan jumlah donasi yang banyak. Akan tetapi,

strategi memahami donatur ini bisa dilakukan ketika donatur tersebut sudah melakukan donasi sebelumnya atau sudah diketahui umum kemana arah donasinya, seperti perusahaan yang memiliki dana CSR yang umumnya dialokasikan kepada bantuan sosial. 3. Maintenance donature Yaitu strategi untuk mempertahankan donatur dengan cara memberikan pelayanan terbaik dan menjalin kedekatan emosional kepada para donatur. Maintenance ini sangat penting, karena dengan ini kedekatan terhadap donatur akan terjalin, juga kepercayaan dari donatur akan didapatkan. Usaha-usaha dalam rangka maintenance donatur yaitu dengan memberikan pelaporan donasi. Baik itu pelaporan langsung setelah melakukan donasi maupun rekapan donasi tahunan melalui SMS Blast. Juga menjalin kekerabatan kepada para donatur, dengan memenuhi undangannya, menjenguknya bila ada kabar sakit, dan melayatnya jika meninggal, juga mengundang mereka untuk menghadiri acara-acara atau kegiatan yang diselenggarakan oleh DT Peduli. Adapun isi dari SMS Blast tersebut adalah laporan bahwa donasinya sudah diterima dengan menyebutkan nominal angka dan dilengkapi kalimat do’a untuk donatur.

Ketiga strategi ini merupakan kesatuan yang tidak dipisahkan, dalam artian untuk mempertahankan dan menambah jumlah donatur atau muzakki ketiga strategi ini harus dikolaborasikan, karena masing-masing dari tiga strategi ini saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya.

64

B. Implementasi Strategi Setelah memformulasikan strategi maka langkah selanjutnya adalah mengimplementasikannya dengan cara penugasan dan pendelegasian wewenang kepada tingkat manajemen di bawahnya. Dalam hal ini DT

Peduli menggunakan dua media, yaitu media offline dan media online seperti yang telah dibahas di bab sebelumnya. 1. Pembagian Tugas Dengan menggunakan dua media diatas, media online dan offline, DT Peduli membagi tugas kepada tim fundraising, yaitu: a. FO (Front Office) Yaitu orang yang bertugas untuk menjaga kantor unit atau cabang untuk melayani donatur yang datang ke kantor. “Tim fundraising itu ada FO, yaitu Front Office yang bertugas jaga di kantor.”93

b. Timsil (Tim Silaturahmi) Yaitu orang yang bertugas untuk menjemput donasi, zakat, infaq dan shadaqah, baik itu bersumber dari kalimat, kenclengKU maupun zakat pribadi dan organisasi. “Yang kedua Timsil, yaitu tim silaturahmi dia bertugas untuk menjemput keliling kepada donatur yang tidak bisa datang ke kantor dan mereka telfon ke kita.”94

c. Petugas event Memiliki tugas untuk mengadakan event-event fundraising, seperti konser amal kemanusiaan, tabligh akbar dan event lainnya. “yang ketiga yaitu petugas event. Petugas event ini berkontribusi bagamana bisa membuat event kajian tauhid, seminar, lalu konser musik amal.”95

93 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Cecep (Pimpinan DT Peduli Cabang Jakarta), pada tanggal 15 Mei 2019 94 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Cecep (Pimpinan DT Peduli Cabang Jakarta), pada tanggal 15 Mei 2019

65

d. Telemarketing Yaitu orang yang menggunakan metode online dan memaksimalkan potensi media sosial untuk melakukan kegiatan fundraising.

“dan yang terakhir adalah telemartketing. Telemarketing ini fungsinya yaitu maksimalkan online dengan cara telepon, SMS Broadcast, WA Broadcast, dll.”96

2. Implementasi Strategi a. Strategi membuat program Untuk menarik perhatian donatur, salah satunya adalah dengan membuat program yang bagus, dibutuhkan dan memberikan manfaat yang lebih. Program-program tersebut seperti yang telah dipaparkan di bab 3. Juga membuat program-program turunan dari sub program inti. Seperti program Ramadhan, dibuat program: a. Berkah berbuka puasa b. Berkah berbagi al-Qur’an c. Berkah bingkisan lebaran

Dan program-program darurat bencana alam, seperti program:

a. Rumah tangguh b. Sumber air bersih c. Kasur lipat dan selimut d. Tenaga medis dan obat-obatan e. Pemberian 1000 roti perhari f. MCK

95 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Cecep (Pimpinan DT Peduli Cabang Jakarta), pada tanggal 15 Mei 2019 96 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Cecep (Pimpinan DT Peduli Cabang Jakarta), pada tanggal 15 Mei 2019

66

Dengan perantara program-program seperti ini, DT Peduli dianugerahi penghargaan dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Award 2018 dalam kategori Lembaga Amil Zakat (LAZ) dengan pendistribusian ZIS terbaik.97

b. Strategi memahami donatur Strategi memahami donatur ini digunakan kepada donatur yang sudah pernah berdonasi sebelumnya, juga digunakan kepada calon donatur yang diketahui akan kemana arah penyaluran donasinya. Seperti perusahaan yang memiliki dana CSR. c. Strategi maintenance donature Strategi ini dilakukan oleh para petugas fundraising yang bersentuhan langsung dengan para donatur. Ketika donatur telah selesai melakukan donasi, petugas langsung mendoakan donatur di tempat, kemudian petugas menginput donasi dan kemudian donatur akan mendapatkan pesan WhatsApp yang berisi ucapan terima kasih atas donasi yang disalurkan dan do’a untuk donatur. Ini dilakukan jika donatur melakukan donasi di gerai, kantor DT Peduli atau ketika memanfaatkan program jemput donasi. Adapun jika donatur melakukan donasi via Internet Banking, SMS Banking atau transfer maka donatur mendapatkan pesan di WhatsApp saja. Dan di penghuung tahun, donatur akan menerima pesan di email berupa rekapan donasi dalam waktu setahun.

3. Realisasi Pencapaian Jumlah Donatur DT Peduli Jakarta, Pejaten selalu berupaya untuk meningkatkan jumlah donatur setiap bulannya. Ditahun 2017

97 https://m.republika.co.id/amp/pes4o6423, diakses pada 25 mei 2019

67

mengalami kenaikan dan penurunan jumlah donatur setiap bulannya. Sebagaimana dalam tabel di bawah ini:

Tabel 5.1

Jumlah Donatur Tahun 2017

Tahun 2017 Januari 419 Februari 475 Maret 568 April 440 Mei 683 Juni 3,298 Juli 336 Agustus 540 September 417 Oktober 507 November 416 Desember 400 Total 8,499

Sumber: Dokumentasi DT Peduli Jakarta

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa yang paling banyak jumlah donaturnya adalah bulan Juni, yaitu mencapai 3,298 donatur yang mana pada bulan Juni tersebut bertepatan dengan bulan Ramadhan 1438 H. Peringkat kedua yaitu pada bulan Mei, mencapai 683 donatur, pada akhir bulan mei ini yaitu tanggal 27 Mei merupakan awal bulan Ramadhan. Adapun untuk bulan Agustus yaitu yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha terdapat 540 donatur.

Kemudian, donatur paling sedikit terdapat pada bulan Juli yaitu 336 donatur, dan paling sedikit kedua pada bulan Desember, yaitu pada bulan Desember.

68

Gambar 5.1

Grafik Jumlah Donatur Tahun 2017

Tahun 2017

3500 3000 2500 2000 1500 Tahun 2017 1000 500 0

Kemudian di tahun 2018, penerimaan dana tiap bulannya mengalami hal yang sama, yaitu mengalami penaikan dan penurunan.

Tabel 5.2

Jumlah Donatur Tahun 2018

Bulan Tahun 2018 Januari 428 Februari 381 Maret 558 April 576 Mei 1,657 Juni 3,146 Juli 530 Agustus 994 September 350 Oktober 604 November 488

69

Desember 620 Total 10,332

Sumber: Dokumentasi DT Peduli Jakarta

Dari tabel diatas bisa dicermati bahwa yang paling banyak jumlah donaturnya adalah bulan Juni, yaitu 3,146 donatur yang mana pada bulan ini bertepatan dengan setengah bulan akhir dari bulan Ramadhan, sehingga jumlah donatur lebih banyak dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu bulan Mei yang bertepatan dengan setengah bulan awal dari bulan Ramadhan yang henya mencapai 1,657 donatur. Dan pada bulan Agustus, bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha, sehingga pada bulan tersebut donatur terbilang banyak, yaitu 994 donatur.

Gambar 5.2

Grafik Jumlah Donatur Tahun 2018

Tahun 2018 3500 3000 2500 2000 1500 1000 Tahun 2018 500 0

Kemudian untuk tahun 2019, hingga bulan Mei tercatat 4061 donatur. Setiap bulannya sama sama mengalami kenaikan dan penurunan jumlah donatur. Sebagaimana dalam tabel berikut:

70

Tabel 5.3

Jumlah Donatur Tahun 2019

Bulan Tahun 2018 Januari 459

Februari 544 Maret 414 April 407 Mei 2,237 Total 4,061

Sumber: Dokumentasi DT Peduli Jakarta

Dari tabel diatas bisa diketahui bahwa donatur terbanyak ada pada bulan Mei yaitu bertepatan dengan 26 hari bulan Ramadhan dan paling sedikit adalah bulan April.

Adapun jika dibandingkan antara tahun 2017 dan 2018 dan 2019 maka donatur yang paling banyak adalah bulan Juni 2017 yaitu 3298 donatur, kemudian pada bulan Juni 2018 yaitu 3,146 donatur dan bulan Mei 2018 yaitu 1,657 donatur. Adapun donatur yang paling sedikit yaitu pada bulan Juli 2017 sebanyak 336.

Gambar 5.3

Grafik Perbandingan Jumlah Donatur Tahun 2017-2019

3500 3000 2500 2000 1500 Tahun 2017 1000 Tahun 2018 500 Tahun 2019 0

71

C. Evaluasi Strategi Setelah melakukan formulasi strategi dan dilanjutkan dengan implementasi strategi, maka langkah yang terakhir yaitu evaluasi strategi. Tahapan ini berfungsi untuk menilai apakah strategi yang dijalankan itu

berhasil atau tidak. Dan dengan evaluasi ini bisa menjadi tolak ukur strategi berikutnya. DT Peduli merupakan sebuah organisasi yang menerapkan fungsi- fungsi manajemen, salah satunya adalah evaluasi. Dalam pelaksanaannya DT Peduli memiliki kegiatan evaluasi tingkat cabang dan keseluruhan. Untuk evaluasi di tingkat cabang, evaluasi diadakan setelah menyelenggarakan event dan tiap bulan. Sedangkan untuk evaluasi keseluruhan diadakan satu tahun sekali. Adapun realisasi dari strategi fundraising yang diterapkan DT Peduli Cabang Jakarta setiap bulannya mengalami kenaikan dan penurunan, sedangkan jika dihitung tahunan, jumlah donatur mengalami Dari data perbulan, bisa diketahui bahwa yang paling banyak donatur adalah pada bulan-bulan yang bertepatan dengan bulan Ramadhan, seperti pada bulan Juni 2017, yaitu mencapai 3298 donatur, bulan Mei dan Juni 2018 yaitu mencapai 1657 donatur dan 3146 donatur dan bulan Mei 2019 yaitu sebanyak 2237 donatur. Dan juga pada bulan yang bertepatan dengan Idul Adha yaitu seperti bulan agustus 2018 yang mencapai 994 donatur. Kemudian untuk bulan-bulan biasa (selain yang tidak bertepatan dengan bulan Ramadhan dan idul Adha) mengalami kenaikan dan penuruan. Kenaikan tersebut jauh dari angka jumlah donatur di bulan bulan yang bertepatan dengan bulan Ramadhan. Adapun jumlah terkecil pada tahun 2017 adalah bulan Juli, yaitu 336 donatur. Dan di tahun 2018 adalah bulan September, yaitu 350 donatur. Sedangkan di tahun 2019 untuk sementara pada bulan April, yaitu 407 donatur. Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kenaikan jumlah donatur terjadi pada bulan-bulan yang bertepatan dengan bulan Ramadhan, yaitu bulan Mei dan Juni. Jika jumlah donatur dijumlahkan

72

antara bulan Mei dan Juni maka di tahun 2017, jumlah donatur mencapai 3,979 dan di tahun 2018 jumlah donatur meningkat 20.7% yaitu mencapai 4,805 donatur. Sedangkan jika dibandingkan antara tahun 2017 dan tahun 2018, maka jumlah donatur mengalami peningkatan 21.6% yaitu dari

jumlah 8,499 donatur menjadi 10,332 donatur. Hal ini dapat disimpulkan bahwa strategi fundraising yang diterapakan oleh DT peduli cabang Jakarta dinilai efektif dalam meningkatkan jumlah muzakki atau donatur.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai strategi fundrasing Daarut Tauhiid Peduli (DT Peduli) dalam rangka meningkatkan jumlah muzakki, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Formulasi Strategi Dalam kegiatan fundraising, DT Peduli menggunakan 3 strategi yang merupakan kesatuan yang tidak dipisahkan dalam artian strategi yang satu dengan yang lainnya saling melengkapi, yaitu: a. Membuat program yang menarik dan unik yang memiliki daya tarik untuk kemudian bisa mendapatkan perhatian lebih dari para donatur atau muzakki. b. Memahami karakter donatur dengan baik sehingga kegiatan fundraising bisa tepat sasaran dan bisa membuahkan hasil yang diharapkan bahkan lebih dari ekspektasi. c. Maintenance donature dengan cara memberika pelayanan terbaik kepada para donatur dengan memberikan pelaporan langsung, dan menjalin kedekatan emosional. 2. Implementasi Strategi Dalam mengimplementasikan strateginya DT Peduli menggunakan metode direct dan indirect dengan menggunakan media online dan offline dan membagi tugas kepada tim fundraising, diantaranya: a. FO (Front Office) sebagai orang yang bertugas untuk menjaga kantor unit atau cabang untuk melayani donatur yang datang ke kantor.

73 74

b. Timsil (Tim Silaturahmi) sebagai orang yang bertugas untuk menjemput donasi, zakat, infaq dan shadaqah, baik itu bersumber dari kalimat, kenclengKU maupun zakat pribadi dan organisasi.

c. Petugas event sebagai orang yang mMemiliki tugas untuk mengadakan event-event fundraising, seperti konser amal kemanusiaan, tabligh akbar dan event lainnya. d. Telemarketing sebagai orang yang menggunakan metode online dan memaksimalkan potensi media sosial untuk melakukan kegiatan fundraising.

3. Evaluasi Untuk evalasi strategi, DT Peduli melakukannya di beberapa waktu, yaitu: a. Setelah menyelenggarakan setiap event tertentu. b. Setiap satu bulan sekali yang diselenggarakan di tiap unit dan cabang. c. Setiap satu tahun sekali, ini diselenggarakan oleh pusat dengan peserta keseluruhan cabang dan unit DT Peduli

Realisasinya, kenaikan jumlah donatur terjadi pada bulan- bulan yang bertepatan dengan bulan Ramadhan, yaitu bulan Mei dan Juni. Jika jumlah donatur dijumlahkan antara bulan Mei dan Juni maka di tahun 2017, jumlah donatur mencapai 3,979 dan di tahun 2018 jumlah donatur meningkat 20.7% yaitu mencapai 4,805 donatur. Sedangkan jika dibandingkan antara tahun 2017 dan tahun 2018, maka jumlah donatur mengalami peningkatan 21.6% yaitu dari jumlah 8,499 donatur menjadi 10,332 donatur. Hal ini dapat disimpulkan bahwa strategi fundraising yang diterapakan oleh DT peduli cabang Jakarta dinilai efektif dalam meningkatkan jumlah muzakki atau donatur

75

B. Saran Adanya peningkatan jumlah donatur di tahun 2018 merupakan sebuah pencapaian yang luar bisa dan merupakan bukti bahwa strategi yang digunakan oleh DT Peduli ini efektif, akan tetapi prestasi ini harus

lebih ditingkatkan kembali mengingat potensinya yang sangat besar di Indonesia. DT Peduli juga harus terus mengembangkan dan memaksimalkan potensi dari sumber daya yang dimilikinya sehubungan dengan banyaknya pesaing (dalam artian fastabiqu al-khairat) yang bergerak dalam bidang yang sama. Disamping mengembangkan dan memaksimalkan potensi yang ada, DT Peduli harus tetap konsisten mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjadi LAZ yang amanah, akuntable dan transparan. Kemudian pemanfaatan potensi digital sangat perlu untuk dimaksialkan, melihat bahwa sekarang sudah serba digital terutama gadget sampai-sampai ada yang mengatakan “dunia sudah di tangan,” oleh karenanya, pembuatan applikasi untuk gadget dirasa perlu untuk dipertimbangkan.

76

DAFTAR PUSTAKA

Al-Asfahani, Al-Ragif, Mu‟jam Mufradatu Alfad al-Qur‟an, (Beirut: Dar al- Kutub al-Ilmiyah, 2004)

David, Freddy R, Manajemen Strategis Konsep, edisi 12, terj. Dono Sunardi (Jakarta: Salemba Empat, 2011)

Hadi, Ahmad Yasin, Panduan Zakat Praktis. Hak Cipta Dompet Dhuafa, h.13

Hafidhuddin, Didin dan Ahmad Juwaini, Membangun Peradaban Zakat, Meniti Jalan Kegemilangan Zakat (Ciputat: Divisi Publikasi Institut Manajemen Zakat, 2007)

______, Panduan Praktis Tentang Zakat Infak Sedekah (Jakarta: Gema Insani, 2006), cet: ke-2

Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. (Malang: UMM Press, 2004)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan, Undang-undang Pengeloalaan Zakat dan Wakaf, (Bandung: Fokus Media, 2012)

Huda, M. Mansyur, Syubhat Seputar Zakat, (Surakarta: Tinta Medina, 2012) Cet. Ke-1

Huda, Nurul dan Mohammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam (Tinjauan Teoritis dan Praktis), (Jakarta: Kencana, 2013), Cet. Ke-2

Jamilah, Fitrotin, Strategi Penyelesaian Sengketa Bisnis (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2014)

Kardiman, A. M, Pengentar Ilmu Manajemen (Jakarta: Pron Hallindo)

Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, 2008

77 78

Kementerian Agama RI, Standarisasi Amil Zakat di Indonesia (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2012)

Kementerian Agama RI, Standarisasi Amil Zakat di Indonesia (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2012)

Meleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008). Cet. Ke-25 al-Naisaburi, al-Hajjaj Ibn Muslim al-Qusyairi, al-Jami‟ al-Shahih al-Musamma Shahih Muslim, (Beirut: Dar al-Jaili, tt) Jilid 2 al-Nawawi, Yahya Ibn Syarif al-Din, Matnu al-Arba‟in al-Nawawiyah fi al- Ahadis al-Shahihah al-Nabawiyah, (Pekalongan: Raja Murah, tt)

Purwanto, April, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Pengelola Zakat, (Yogyakarta: TERAS, 2009)Qur’an Kemenag RI

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008)

Rafiuddin dan Manna Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah (Bandung: Pustaka Setia, 1997)

Rachmat, Manajemen Strategik (Bandung: Pustaka Setia, 2014)

Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis, ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2016), cet. Ke-20

Ridwan, Murtadho, Analisis Model Fundraising dan Dstribusi Dana ZIS di UPZ Desa Wonoketinggal Karanganyar Demak, (Jurnal STAIN Kudus), Vol. 10, No.2, Agustus 2016

Al-Rusyd, Ibnu, Bidayat al-Mujtahid wa Nihayat al-Muqtasid, (Jakarta: Dar al- Kutub al-Islamiyah, 2002) cet. Ke-1

79

Siagian, Sondang, Analisis Perumusan Kebijakan dan Strategi Organisasi (jakarta: PT. Gunung Agung, 1986), Cet. Ke-2

Sri, Agustinus Wahyudi, Manajemen Strategik; Pengantar Proses Berfikir Strategik (Medio: Bina Rupa Aksara, 1996)

Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas (Malang: UIN Malang Press, 2007)

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2009), cetakan ke-8

Tim Penyusun Direktorat Pemberdayaan Zakat, Manajemen Pngelolaan Zakat, (Jakarta: Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2009)

Umar, Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011)

______, Strategic Management in Action, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001)

Zen, Muhammad, dkk, Zakat dan Wirausaha (Jakarta: Centre for Enterpreneurship Development, 2005)

Al-Zuhayliy, Wahbah, Zakat Kajian Berbagai Madzhab, Penerjemah: Agus Effendy dan Baharuddin Fanany (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995)

Internet https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/01/15/1549/persentase-penduduk- miskin-pada-september-2018-sebesar-9-66-persen.html http://www.koran-jakarta.com/potensi-zakat-di-indonesia-capai-rp217-triliun/ https://dtpeduli.org/profil-lembaga

80

https://dtpeduli.org/content/transformasi-dpu-dt-menjadi-dt-peduli https://dtpeduli.org/profil-lembaga https://dtpeduli.org/dt-peduli-raih-penghargaan-pendistribusian-zis-terbaik

https://dtpeduli.org/sejak-2007-laporan-keuangan-dt-peduli-selalu-wajar-tanpa- pengecualian https://www.dompetdhuafa.org https://www.yatimmandiri.org https://www.rumahzakat.org https://dtpeduli.org/profil-lembaga https://dtpeduli.org/content/transformasi-dpu-dt-menjadi-dt-peduli https://www.alazharpeduli.com

Wawancara

Wawancara dengan Pak CecepDian Gustiawan (Kepala Kantor Perwakilan) pada tanggal 15 April 2019

81

82

83

84

85

86

87

LAMPIRAN

Lampiran 1

Wawancara dengan Pak Cecep Dian Gustiawan, S.E selaku Kepala Kantor Perwakilan

88

Lampiran 2

Lokasi DT Peduli Cabang Jakarta Selatan

89

Lampiran 3

Tampilan Website

90

Lampiran 4

Selebaran, brosur dan majalah Swadaya

91

Lampiran 5

SMS Blast dan Broadcast WhatsApp

92

Lampiran 6

Tutorial Donasi Online

93

Lampiran 7

Pesan WhatsApp Setelah melakukan donasi

94

Lampiran 8

E-Pamflet Program Kencleng-Ku

95

96

97

98

99