PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

IDENTITAS DIRI PEREMPUAN JAWA

YANG BERSTATUS MAHASISWI AKTIVIS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Tifanny Fiddiyah Ramadhani

149114123

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO

“This too shall pass”

Edward Fitzgerald

iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

dipersembahkan untuk :

Diri Sendiri. Akhirnya kamu bisa membuktikan bahwa kamu bisa melaluinya!

Yang selalu percaya pada kemampuanku ketika aku sendiri meragukannya;

Papa dan Mama,

Adik

Pacar

Teman-teman dan para Sahabat

Juga kalian:

Yang sering mempertanyakanku. Terima kasih sudah menjadi wake up call dan

penyemangatku dalam menyelesaikan skripsi ini.

v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

IDENTITAS DIRI PEREMPUAN JAWA YANG BERSTATUS MAHASISWI AKTIVIS

Tifanny Fiddiyah Ramadhani

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan identitas diri perempuan Jawa yang berstatus mahasiswi aktivis. Partisipan dari penelitian ini berjumlah 3 orang perempuan Jawa dengan usia berkisar antara 22-27 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis naratif. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara menggunakan life story interview (LSI, McAdams, 2008) untuk memberikan kebebasan pada setiap partisipan dalam menceritakan kisah hidupnya. Data disusun berdasarkan kronolis waktu (awal, tengah, akhir) dan akan dinarasikan ulang oleh peneliti untuk kemudian dianalisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga partisipan telah melalui proses pembentukan identitas diri dengan berbeda dilihati dari bagaimana individu melihat pengalaman masa lalu, peristiwa masa kini, juga harapan mereka tentang masa depan. Selain itu, relasi dan pola asuh orang tua juga berperan dalam pembentukan identitas diri mereka.

Kata kunci: identitas diri, perempuan Jawa, dewasa muda/dewasa awal.

vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SELF-IDENTITY OF JAVANESE WOMEN AS AN ACTIVIST COLLEGE STUDENT

Tifanny Fiddiyah Ramadhani

ABSTRACT

This study aims to find out the process of forming the identity of Javanese young women as an activist college student. The participants of this study were 3 Javanese women with ages ranging from 22-27 years old. This research is a qualitative research with narrative analysis method. Data collection is done by conducting interviews using a life story interview (LSI, McAdams, 2008) to give freedom to each participant in telling their life story. Data were arranged chronologically (beginning, middle, ending) and re-narrated by the researcher to be analyzed. The results of this study indicate that the three participants have gone through a process of forming self-identity differently from how individuals see their past experiences, current events, as well as their expectations about the future. In addition, their parenting style and their relationship with their parents also plays a role in forming their identity.

Keywords: self-identity, Javanese woman, young adults.

viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan judul: Identitas Diri Perempuan Jawa Dewasa Muda Masa Kini: di Tengah Stigma Masyarakat. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana psikologi dari Universitas Sanata Dharma. Saya menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukan hanya hasil jerih payah saya sendiri, melainkan juga berasal dari dukungan banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin mengungkapkan penghargaan serta rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M. Psi., Psi, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 2. Ibu Monica E. Madyaningrum, M.App., Ph.D, selaku Kepala Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak Edward Theodorus., M.App.Psy, selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih atas waktu, tantangan, dorongan, masukan, pengertian serta dukungan yang senantiasa bapak berikan selama proses penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Cornelius Siswa Widyatmoko M.Psi dan Ibu Monica E. Madyaningrum, M.App., Ph.D, selaku dosen penguji. Terima kasih atas masukkan, nasihat dan saran untuk skripsi ini. 5. Dosen-dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih atas ilmu yang diberikan selama masa perkuliahan. 6. Seluruh Staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih atas bantuan dalam mengurus administrasi selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini. 7. Bapak Syahrial Salman dan Ibu Tri Astuti Nur Irawati selaku orang tua saya. Terima kasih atas doa, support baik dalam bentuk materi dan dorongan semangat, kasih sayang, pengertian, serta bantuan yang tiada hentinya diberikan kepada saya selama proses perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini. 8. Natasya Aulia Rahmaputri selaku adik saya. Terima kasih atas doa, semangat dan dorongan, serta penghiburan yang selalu diberikan

x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

meskipun berada sangat jauh dari saya selama proses menyelesaikan skripsi ini. 9. M. G Yudhistira Prasaja selaku kasih saya. Terima kasih atas doa, semangat dan dorongan, kasih sayang, waktu, penghiburan, perhatian, kesabaran, dan memberikan tempat untuk berkeluh kesah dari awal hingga proses pengerjaan skripsi ini selesai. 10. Geng9esh: Jesysca, Gladys, Yona, Nata, Nanda, Ocha, Rara, Dyas yang selalu menyemangati, menghibur dan memahami kesulitan yang saya alami selama proses mengerjakan skripsi. 11. Teman-teman seperjuangan bimbingan: Mirna, Enda, Theo, Ivan Rudy, Aang yang sudah membantu memahami skripsi, berjuang bersama dan berdiskusi demi keberhasilan skripsi ini. 12. Teman-teman angkatan 2014 terutama kelas C yang telah berdinamika dan memberikan keceriaan serta pelajaran selama perkuliahan ini. 13. Seluruh subjek penelitian yaitu perempuan-perempuan Jawa yang sangat hebat. Terima kasih atas kesempatan serta waktu dan kesediaannya untuk berbagi kisah hidup dengan saya.

xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ……………………...……. ii HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………...... …….. iii HALAMAN MOTTO ………………………………………………………………. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………………... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………………..... vi ABSTRAK ………………………………………………………………………… vii ABSTRACT . ……………………………………………………………………….. viii PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH …………………………………. ix KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. x DAFTAR ISI ………………………………………………………………………. xiii DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….. xviii DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………..………………... xix BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………… 1 A. Pengantar …………………………………………………………………….. 1 B. Latar Belakang …………………………………………………………….… 3 C. Rumusan Permasalahan …………………………………………………..… 17 D. Ruang Lingkup Penelitian ………………………………………………….. 19 1. Ruang lingkup objek penelitian ………………………………………… 19 2. Ruang lingkup partisipan penelitian ………………………………….… 20 3. Ruang lingkup waktu ………………………………………………...… 20 E. Tujuan Penelitian …………………………………………………………… 20 F. Pertanyaan Penelitian …………………………………………………….… 21 G. Manfaat Penelitian …………………………………………………….….… 21 1. Bagi perempuan Jawa …………………………………………………... 21 2. Bagi masyarakat umum ………………………………………………… 21 3. Bagi institusi pendidikan ……………………………………………….. 22 4. Bagi lembaga pemerintahan ………………………………………….… 23 5. Bagi komunitas psikologi …………………………………………….… 24 BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………… 25 A. Pengantar …………………………………………………………………… 25 B. Dinamika Psikologis Perempuan Jawa Dewasa Muda …………………….. 26

xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Perempuan Jawa Dewasa Muda dalam Perspektif Budaya …………..… 26 2. Perempuan Jawa Dewasa Muda dalam Perspektif Sosial …………….... 31 3. Perempuan Jawa Dewasa Muda dalam Perspektif Perkembangan …..… 38 C. Identitas Diri ……………………………………………………………...… 46 1. Definisi ……………………………………………………………….… 46 2. Aspek …………………………………………………………………… 55 3. Faktor-faktor Pembentukan Identitas Diri ……………………………… 57 4. Proses dan Dampak ………………………………………………..…… 59 D. Identitas Diri Perempuan Jawa ……………………………………………... 62 E. Kerangka Konseptual Awal ……………………………………………...… 66 F. Kesimpulan Kajian Literatur ……………………………………………….. 69 BAB III Metodologi Penelitian …………………………………………………..… 70 A. Pengantar …………………………………………………………………… 70 B. Rancangan Penelitian ………………………………………………………. 70 C. Partisipan Penelitian ……………………………………………………...… 73 1. Teknik Pemilihan dan Kriteria Partisipan Penelitian …………………... 73 2. Prosedur Mendapatkan Partisipan Penelitian …………………………... 73 D. Fokus Penelitian ………………………………………………………….… 74 E. Prosedur Penelitian …………………………………….…………………… 74 F. Instrumen Pengumpulan Data …………………………………………….... 77 G. Refleksivitas Peneliti …………………………………………………….…. 81 H. Pertimbangan Etis ………………………………………………………..… 82 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………... 84 A. Pengantar …………………………………………………………………… 84 B. Persiapan Penelitian Secara Keseluruhan ………………………………….. 84 C. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………………...… 85 1. Deskripsi ……………………………………………………………..… 86 2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ……………………………………….. 86 D. Hasil dan Pembahasan ……………………………………………………… 87 1. Partisipan 1: Kuning ……………………………………………………. 88 Hasil: Narasi Kehidupan Kuning ……...…………………….……… 88 a. Menyelami Seluk Beluk Kuning ………………….……………. 88 b. Antara Ayah dan Waktu yang Terus Bergulir ………………….. 91 c. Secuil Harapan Menjadi Ibu …………..………………………... 92

xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Beribu Maaf Untuk Kakekku …………………………...……… 93 e. Aku Bukan Inginnya ……...…………………………………….. 95 f. Penerimaan Darinya, Penerimaan Diri Untukku ……………….. 97 g. Sepucuk Pesan Untuk Kawan-Kawan ………………………….. 99 h. Eksistensi di Tengah Keberagaman ……………..…………….. 100 i. Sahabatku Pergi dan Takkan Kembali ………………………… 102 j. Aku Sekarang: Untuk Kalian Nanti …………………………… 104 k. Nyatanya Perempuan Bisa ………………………..…………… 105 l. Kuning: Kini dan Kedepannya …………………………...…… 108 Pembahasan ……………………………………………………..… 111 a. Kuning sebagai perempuan Jawa …………………………….… 112 b. Kuning sebagai mahasiswi aktivis ……………………………... 114 c. Kuning sebagai dewasa awal …………...………………..…..… 115 d. Identitas Diri Kuning …………………...……………………… 118 1) Deskripsi ……………………………...…………………..… 118 2) Aspek Identitas Diri ………...…………………………..…... 121 3) Proses Pembentukan Identitas Diri ………...……………..… 124 4) Faktor Identitas Diri …………...…………………………..... 125 2. Partisipan 2: Biru ……………………………..………………………. 127 Hasil: Narasi kehidupan Biru …………………..……………….… 127 a. Iran: Ku Bicara, Ku Berjalan, Ku Membaca ………….…...….. 127 b. Kerasnya Orangtuaku Dulu: Kerasnya Aku Sampai Sekarang .. 129 c. India: Membuka Pandanganku Tentang Dunia ……………….. 130 d. Nigeria: Kontrasnya Kehidupan ………………………………. 132 e. Pulang Jauh Dari Rumah ……………….……………………... 133 f. Budhe: Tempatku Betul-betul Pulang ………………………… 135 g. Putih Abu-abu …………………………………………………. 136 h. Mau Orangtuaku, Bukan Mauku ……….……………………... 138 i. Pengabdianku Untuk Indonesia ………..……………………… 140 j. Jalan Menuju KeJawaanku ……………………………………. 145 k. Pelarian Sesaat ………………………………………………… 149 l. Inspirasi Biru ………………………...………………………... 150 m. Indonesia Feminis ……………………………………………... 151

xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

n. Aksi Nyata Perempuan Indonesia ………..………………….… 152 o. Memberi Kesan Tanpa Pesan ………………….……………… 153 p. Biru: Kini dan Kedepannya ………………………………...…. 157 Pembahasan ……………………………………………………….. 159 a. Biru sebagai perempuan Jawa ………………………….…….… 160 b. Biru sebagai mahasiswi aktivis ………………………………… 162 c. Biru sebagai dewasa awal ……………………..………..……… 165 d. Identitas Diri Biru ………...……………………………………. 167 1) Identitas Diri ……………………………..…………………. 167 2) Aspek Identitas Diri ………………………………………… 171 3) Proses Pembentukan Identitas Diri …………………………. 173 4) Faktor Identitas Diri ………………………………………… 175 3. Partisipan 3: Hijau …………………………………………………….. 177 Hasil: Narasi kehidupan Hijau …………………...…..…………….. 178 a. Asal Muasal Hijau ……………………………………….….…. 178 b. Rumah yang Retak ……………………………………….…….. 180 c. Sayap-sayap Pelindung …………………………...……………. 182 d. Rumah Jauh Dari Rumah ………………………………………. 183 e. Catatan Masa Kampus …………………………………………. 187 f. Dunia Gemerlap Malam ……………..………………………… 188 g. Sepercik Cahaya Penyelamat ………………………………….. 189 h. Jalan Terakhir ………………………………………………….. 190 i. Masa Penyembuhan ……………………………………………. 190 j. Menata Ulang Kehidupan ……………………………………… 192 k. Tamu Dalam Kehidupan ……………………………………….. 197 l. Mimpi: Pembuktian Diri ……………………………………….. 198 m. Mimpi: Menyelamatkan Dunia ………………………………… 199 n. Toxic Friend ……………………………………………………. 203 o. Bersatu, Berjuang, Bersama ……………...……………………. 204 p. Hijau: Kini dan Kedepannya ……………………...…………… 206 Pembahasan ………………………………………….…………….. 212 a. Hijau sebagai perempuan Jawa ………………………………… 212 b. Hijau sebagai mahasiswi aktivis ……………………………..… 214

xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Hijau sebagai dewasa awal ………………….……………….… 217 d. Identitas Diri Hijau ……...……………………...……………… 220 1) Identitas Diri ……………………………….……………….. 220 2) Aspek Identitas Diri ………………………………………… 224 3) Proses Pembentukan Identitas Diri …….…………………… 226 4) Faktor Identitas Diri ……………………..………………..… 227 E. Pembahasan Gabungan …………………………………………………… 229 1. Stereotip Perempuan Jawa …………………………….……………… 230 2. Perilaku Aktivisme …………………………………….……………… 231 3. Tugas Perkembangan ………………………………….……………… 232 4. Identitas Diri ………………………………….….……………….…… 234 F. Sebuah Insight …………………………………….….…………………… 236 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………….…..…………………… 239 A. Kesimpulan ……………………………………….,.……………………… 239 B. Keterbatasan ………………………………………...…………………….. 240 C. Saran …………………………………………...………………………..… 241 1. Bagi perempuan Jawa ………………………...……………………..… 242 2. Bagi masyarakat umum ………………………..……………………… 242 3. Bagi institusi pendidikan ………………………..…………………..… 243 4. Bagi lembaga pemerintahan …………………….…………………….. 243 5. Bagi penelitian selanjutnya …………………………………………… 244 D. Komentar Penutup ………………………………………………………… 244 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………..………….. 246

xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL Tabel 1 Panduan Wawancara ……………………………………………….. 78 Tabel 2 Identitas Partisipan ……………………………………………...... 85 Tabel 3 Pelaksanaan Wawancara dengan Kuning …………………………... 86 Tabel 4 Pelaksanaan Wawancara dengan Biru ……………………………… 87 Tabel 5 Pelaksanaan Wawancana dengan Hijau …………………….……… 87

xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Konseptual Identitas Diri ………………………………... 71

xviii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Informed Consent …………………………………………………. 263 Lampiran 2 Transkrip Wawancara Kuning …………...……………………….. 267 Lampiran 3 Episode Kehidupan Kuning ……...…………………..…………… 307 Lampiran 4 Plot Kehidupan Kuning ……...……….…………………………… 312 Lampiran 5 Transkrip Wawancara Biru ……...….……………………..……… 317 Lampiran 6 Episode Kehidupan Biru ……...…….………………..…………… 361 Lampiran 7 Plot Kehidupan Biru ……...………..……………………………… 369 Lampiran 8 Transkrip Wawancara Hijau ……...………………..……………… 375 Lampiran 9 Episode Kehidupan Hijau …….....………………………………… 418 Lampiran 10 Plot Kehidupan Hijau ……...... ………………………………… 428

xix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengantar

Penelitian ini membahas identitas diri perempuan Jawa. Peneliti memiliki ketertarikan terhadap topik ini karena; (1) topik ini sangat dekat dengan peneliti sebagai seorang perempuan Jawa, (2) peneliti merasa prihatin atas keterbatasan perempuan Jawa mencapai identitas diri secara optimal ketika seringkali menjumpai perbedaan nilai budaya dan stigma masyarakat, (3) peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana budaya, yang masih kental dengan adat istiadatnya mempengaruhi identitas diri seseorang, dan (4) peneliti ingin belajar dari kisah hidup perempuan Jawa lainnya dalam bagaimana mereka mendefinisikan dirinya melalui adanya penelitian ini. Berikut ini penjelasan mengenai keempat alasan tersebut:

Pertama, topik ini sangat dekat dengan diri peneliti. Hal ini dikarenakan peneliti merupakan seorang perempuan yang lahir dari keluarga Jawa yang masih sangat kental dengan tradisi-tradisinya. Sejak kecil, peneliti telah akrab dengan peraturan-peraturan mengenai bagaimana menjadi seorang “Perempuan Jawa” yang seharusnya, meliputi larangan-larangan yang dipercaya tidak dapat dilakukan oleh seorang perempuan Jawa. Peneliti menilai bahwa peraturan- peraturan tersebut sudah tidak relevan lagi pada masa kini seiring dengan perubahan-perubahan yang terjadi di tengah era globalisasi.

1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Kedua, peneliti secara pribadi merasa prihatin karena peraturan-peraturan dari adat istiadat cenderung menghambat para perempuan Jawa di tengah masa pertumbuhannya mencari jati dirinya. Peneliti menilai bahwa masyarakat cenderung memberikan stereotip mengenai bagaimana menjadi perempuan yang ideal. Peneliti melihat ketika seorang perempuan Jawa tidak sesuai dengan harapan masyarakat, perempuan tersebut cenderung mendapatkan penolakan dari masyarakat terlebihnya mendapatkan perilaku diskriminasi. Di sisi lain, budaya

Jawa masih kental dengan sistem patriarkinya yang menjadikan kehidupan bersosialisasi dalam masyarakat menjadi tidak adil karena laki-laki lebih bebas dalam menentukan dirinya ingin menjadi seperti apa.

Ketiga, peneliti tertarik untuk melakukan pendekatan dengan perempuan- perempuan Jawa masa kini untuk melihat perkembangan identitas diri mereka ketika dihadapkan dengan konflik pencarian identitas diri yang unik dengan memenuhi tuntutan masyarakat yang telah menanamkan nilai-nilai budaya Jawa pada individu yang belum tentu memiliki kesesuaian dengan kepribadian individu yang sebenarnya. Peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana budaya yang erat dengan adat istiadatnya mempengaruhi identitas diri seseorang, khususnya perempuan, di mana tuntutan lebih tertuju kepada mereka. Peneliti ingin mengetahui, bagaimana budaya tersebut membentuk pola pikir, perilaku, tindakan, dan juga perasaan perempuan terhadap dirinya sendiri.

Poin keempat, peneliti merasa tertantang untuk melakukan pendekatan dengan perempuan-perempuan Jawa lainnya, baik yang mungkin memiliki pengalaman yang sama, maupun yang berbeda dengan diri peneliti sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

peneliti bisa turut belajar dari mereka. Selain itu, peneliti juga merasa senang karena saat ini gerakan feminis mulai lantang bergerak di tengah masyarakat, sehingga perempuan mulai berani menyuarakan pendapatnya. Sebelumnya, peneliti merasa geram karena peneliti mengamati bahwa perempuan Jawa memiliki kesulitan yang sama namun cenderung memilih untuk diam. Hal ini juga peneliti temukan dalam sesi wawancara awal dengan partisipan penelitian. Namun dengan adanya gerakan feminis tersebut, peneliti mulai melihat secercah harapan akan terjadinya perubahan.

Keempat alasan yang telah peneliti paparkan di atas menjadi pegangan untuk peneliti dalam melakukan penelitian ini. Ke depannya, peneliti berharap agar hasil penelitian mampu menjawab ketertarikan peneliti terhadap perempuan Jawa.

Setelah pemaparan alasan mengenai menariknya penelitian ini bagi peneliti, peneliti dalam bab I akan membahas poin-poin penting mengenai dasar penelitian ini. Bab I akan dimulai dengan latar belakang penelitian ini secara keseluruhan.

Kemudian, peneliti akan masuk ke dalam rumusan masalah kesenjangan antara situasi ideal dengan kenyataannya di lapangan. Selanjutnya, peneliti akan menetapkan ruang lingkup penelitian, menjelaskan tujuan penelitian, menuliskan pertanyaan utama yang akan memancing tanggapan partisipan agar tujuan penelitian tercapai, serta manfaat dari penelitian ini.

B. Latar Belakang

Etnis Jawa merupakan etnis mayoritas di Indonesia. Berdasarkan data Sensus

Penduduk Indonesia (2010), diketahui etnis mayoritas di Indonesia adalah etnis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Jawa (40,22%). Akan tetapi, dalam penelitian ini peneliti tidak akan membahas etnis Jawa secara keseluruhan. Dalam penelitian ini, peneliti secara khusus akan membahas proses pembentukan identitas diri perempuan Jawa yang berstatus sebagai mahasiswi aktivis berdasarkan alasan yang sudah peneliti jelaskan sebelumnya.

Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS, 2015) menunjukkan terdapat

145.013.573 penduduk di pulau Jawa dengan jumlah penduduk jenis kelamin pria

72.584.126 jiwa dan perempuan 72.429.447 jiwa. Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan membahas perempuan Jawa, terkhususnya perempuan Jawa di usia dewasa muda yaitu usia 20-34 tahun. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional (Bapennas) yang bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS,

2016), tercatat total populasi perempuan Jawa dalam rentang usia 20-34 tahun meliputi DKI , Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa

Timur berjumlah 24.541.900 jiwa.

Masyarakat Jawa merupakan masyarakat dengan adat dan budaya yang menganut sistem patriarkis. Perempuan Jawa terikat oleh nilai-nilai budaya yang melekat dalam masyarakat yang masih sangat tradisional. Dalam budaya Jawa, perempuan adalah makhluk yang lemah lembut dalam bertutur kata, sopan dalam berperilaku dan berucap, merasa malu pada keadaan-keadaan tertentu dengan orang lain (khususnya merugikan orang lain) serta sangat menjaga hubungan sosial dengan orang lain merupakan identitas perempuan Jawa

(Koentjaraningrat, 1994). Perempuan dalam masyarakat Jawa telah ditanamkan sikap nrima, ikhlas, pasrah, hormat, dan rukun, yang merupakan ciri khas yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

ideal mengenai perempuan Jawa (Suseno, 1984). Hal ini telah membuat perempuan terhimpit pada posisi yang terbatas dan terkekang, di mana perempuan

Jawa kemudian menjadi tidak dapat mengekspresikan dirinya.

Peneliti sempat melakukan wawancara awal dengan para partisipan penelitian.

Adapun para partisipan penelitian setuju bahwa budaya Jawa merupakan budaya yang sangat patriarkis. Menurut Hijau (24 tahun), orang Jawa melihat bahwa laki- laki memiliki peran yang lebih tinggi daripada perempuan. Dalam hal ini, Hijau

(24 tahun) melihat banyaknya peran yang diberikan kepada laki-laki membuat laki-laki memiliki tanggung jawab dan tekanan yang sebenarnya tidak kalah besar dari perempuan. Biru (27 tahun) mengambil istilah dalam tarian Jawa yaitu mendak, di mana kita memposisikan diri kita merendah. Biru (27 tahun) merasa bahwa budaya Jawa yang menempatkan perempuan lebih rendah daripada laki- laki kontras dengan dirinya. Ia merasa bahwa perempuan tidak harus lebih rendah dari laki-laki, akan tetapi ia tetap bisa mendak, meskipun itu bukan nilai yang ia anut. Ia merasa bahwa dalam perjalanan hidup pasti terdapat hambatan, seperti saat mendak dalam menari yang cenderung melelahkan, seorang penari tetap harus melalui gerakan mendak untuk mendapatkan gerakan tarian yang bagus.

Kesimpulannya, Biru (27 tahun) merasa terkadang kita memang perlu merendah dalam rangka menyeimbangkan, bukan berarti perempuan harus selalu ada di bawah kedudukan laki-laki.

Selain itu, peneliti melihat bahwa pada kenyataannya masih banyak perempuan Jawa yang lebih memilih untuk diam, dan hidup mengikuti alur yang sudah ditentukan. Berdasarkan pengalaman pribadi peneliti, banyak teman-teman PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

sesama perempuan Jawa yang merasa perlu menutupi jati diri mereka yang sebenarnya karena memilih untuk tampil memenuhi harapan masyarakat. Setelah peneliti telusuri lebih dalam, banyak dari mereka percaya bahwa dengan demikian, mereka akan lebih diterima di masyarakat, meskipun mereka tidak sepenuhnya bahagia karena tidak menjadi dirinya sendiri. Mereka merasa bahwa ini sudah menjadi jalan hidupnya sebagai perempuan Jawa. Kuning (22 tahun) berpendapat bahwa hal itu terjadi karena perempuan Jawa terus-menerus diekspos dengan tuntutan untuk memenuhi peran gender konvensional. Budaya Jawa menggambarkan peran gender sebagai hal yang perlu dipenuhi oleh masing- masing jenis kelamin. Jika seseorang tidak melakukan peran yang diharapkan, maka ia bukan seorang wanita atau pria yang ideal. Bahkan, jika beberapa orang tidak dapat memenuhi peran tersebut, mereka dilihat sebagai sesuatu yang ‘tidak lengkap’ atau ‘tidak utuh’ (Kuning, 22 tahun). Biru (27 tahun) sepakat bahwa perempuan akan dianggap ‘kurang perempuan’ ketika tidak sesuai dengan heteronormatif masyarakat.

Berdasarkan pengamatan pribadi peneliti, dalam beberapa waktu terakhir, isu- isu mengenai perempuan sedang hangat diperbincangkan dalam bingkai feminisme. Menurut American Psychology Association (APA) Dictionary, feminisme adalah salah satu dari sejumlah perspektif yang mengambil partisipan masalah dalam perspektif perempuan atau fenomena biologis dan sosial yang berkaitan dengan gender. Beberapa perspektif feminis berfokus pada isu keadilan dan hak yang sama, serta menekankan apa yang dianggap sebagai ketidakadilan gender terutama dalam masyarakat yang menganut sistem patriarki. Dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

psikologi, feminisme telah memusatkan perhatian pada sifat dan asal-usul perbedaan gender dalam proses psikologis (APA Dictionary).

Untungnya, saat ini sudah banyak perempuan yang mulai sadar akan pentingnya peran mereka dalam hidup bermasyarakat dan mulai beranjak dari kepasifannya menjadi aktif termasuk dalam mengajak perempuan lain untuk menyampaikan aspirasinya. Dalam bukunya, Naples (1998) menyatakan bahwa beberapa tahun belakangan ini merupakan era di mana para aktivis aktif bereksplorasi untuk sebuah perubahan sosial yang progresif. Kini, banyak perempuan yang melakukan kampanye untuk mendapatkan keadilan sosial dengan menantang tradisi patriarkal dan heteroseksis yang mengakar kuat. Mereka berperang melawan pelecehan wanita dan rasisme, menyuarakan pembangunan ekonomi yang berpusat pada masyarakat kecil, pendidikan yang merata, dan upah yang memadai (Napples, 1998). Meskipun tidak semua perjuangan membuahkan hasil seperti yang diharapkan, secara keseluruhan kreativitas dan kekuatan dalam aksi kolektif perempuan aktivis telah menginspirasi perempuan lainnya untuk turut aktif menyampaikan aspirasinya.

Menurut peneliti, perempuan perlu lebih berani lagi dalam menyampaikan aspirasinya karena buah pikir mereka juga penting dan berarti untuk kemajuan bangsa. Menurut Kuning (22 tahun), perempuan Jawa dewasa ini semakin akrab dengan nilai-nilai feminisme. Perempuan Jawa mulai menyadari bahwa peran gender konvensional itu tidak baik, bahwa sistem patriarki juga tidak baik, bahwa perempuan rentan terhadap stereotip negatif (dilihat sebagai lebih lemah daripada laki-laki, jenis kelamin kelas kedua). Perempuan saat ini menjadi lebih vokal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

ketika ada tindakan yang tidak menyenangkan yang ditujukan pada perempuan lainnya.

Menurut Biru (27 tahun), jumlah dukungan yang perempuan miliki untuk satu sama lain saat ini jauh lebih kuat. Perempuan sudah jauh lebih progresif, meskipun masih banyak yang perlu dilakukan. Kuning (22 tahun) melihat wanita lain sebagai sosok yang berdampak besar pada kehidupan mereka sendiri dan kehidupan orang lain. Kuning menyayangkan bahwa terkadang perempuan tidak menyadari kapasitas mereka untuk melakukan perubahan. Hal itu mungkin dikarenakan mereka telah dibayangi oleh stereotip bahwa wanita itu lemah, atau karena peran dominan laki-laki dalam budaya Jawa. Hijau (24 tahun) menyimpulkan bahwa setiap perempuan adalah unik dengan cara yang berbeda.

Perempuan memiliki sisi penyayang dan lembut, namun di sisi lain juga memiliki sisi kuat. Elemen yang seimbang dalam diri perempuan sebenarnya membawa perempuan ke dalam peran yang penting dalam kehidupan, karena dunia membutuhkan energi dari perempuan untuk menumbuhkan rasa kesadaran dan kepeduliaan. Maka, sangat disayangkan apabila perkembangan diri perempuan terhambat akibat tuntutan dari masyarakat akan gambaran perempuan yang ideal.

Budaya memiliki peran yang besar dalam pembentukan identitas diri (Erikson,

1964). Pada kenyataannya, setiap budaya memunculkan stereotip gendernya masing-masing yang kemudian membentuk identitas diri seseorang. Bagaimana budaya Jawa memposisikan perempuan, kemudian stereotip dan stigma yang masyarakat berikan berkaitan dengan proses pembentukan identitas diri perempuan Jawa. Identitas diri menjadi salah satu topik penelitian yang menjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

perhatian dalam kalangan psikologi. Salah satu tokoh yang membahas identitas diri adalah Erik Erikson.

Erikson (1964) menyebutkan suatu keadaan yang disebut dengan kebingungan identitas. Kebingungan identitas merupakan suatu keadaan ketika seseorang belum mampu mencapai identitas dirinya dan belum memahami perannya dalam masyarakat. Menanggapi fenomena kebingungan peran tersebut, maka penting bagi seseorang untuk memiliki rasa akan dirinya (sense of self) dalam rangka pembentukan identitas diri yang optimal. Menurut Erikson (1968), identitas dianggap penting ketika individu melalui masa dewasa karena identitas diri menandakan kematangan dan kesejahteraan hidup seseorang. Individu yang memiliki identitas diri yang kuat akan melihat diri mereka sebagai individu yang terpisah dari berbagai individu lain. Identitas diri di sini bukan saja merupakan suatu keunikan pada diri individu melainkan keyakinan yang relatif menetap akan diri individu tersebut dalam hal kesatuan pribadi dan peran sosial baik di masa lalu maupun masa kini sekalipun terjadi berbagai perubahan dalam hidupnya.

Maka dari itu, identitas diri penting untuk dicapai oleh perempuan Jawa untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.

Menurut Erikson (1989), identitas diri berarti perasaan dalam diri seseorang yang berdiri sendiri tetapi tetap berhubungan erat dengan orang lain. Hal tersebut menandakan bahwa seseorang dapat menjadi bagian dari kelompok tetapi sekaligus memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan kelompok yang merupakan kekhususan dari individu itu. Apabila seseorang berhasil mencapai suatu identitas yang stabil, maka ia akan memperoleh suatu pandangan yang jelas tentang dirinya, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

memahami perbedaan dan persamaan dengan orang lain, menyadari kelebihan dan kekurangan dirinya, penuh percaya diri, tanggap terhadap berbagai situasi, mampu mengambil keputusan penting, mampu mengantisipasi tantangan masa depan, serta mengenal perannya dalam masyarakat (Erikson, 1989).

Ketika banyak peneliti psikologi, sosiologi dan pendidikan mengakui bahwa pembentukan identitas ego merupakan proses yang tertanam secara sosial, penelitian lain telah menemukan bahwa penelitian identitas hampir secara eksklusif berfokus pada perkembangan psikologis internal (Yoder, 2000). Dalam penelitiannya, Yoder (2000) menyebutkan bahwa hambatan yang seseorang lalui dalam pencarian identitas mampu menggambarkan pengaruh eksternal yang terkait dengan eksplorasi identitas di usia dewasa muda yang mempengaruhi dan mungkin membatasi perkembangan individu. Adanya rintangan dan keterbatasan membantu peneliti untuk mengidentifikasi kekuatan perkembangan identitas diri seseorang di mana seseorang tidak memiliki pengendalian akan hal tersebut

(Yoder, 2000). Maka dari itu, peneliti berharap agar penelitian ini mampu mengidentifikasi hambatan yang dialami oleh perempuan Jawa dalam mencapai identitas dirinya.

Berbicara mengenai pengendalian, penelitian oleh Vansteenkiste et al., (2005) yang menguji pengendalian diri seseorang berdasarkan peran gendernya membuktikan bahwa perempuan memiliki orientasi otonomi yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Dalam usia dewasa, individu berusaha untuk membangun komitmen identitas dan mengembangkan rasa efektivitas pribadi demi mencapai kesejahteraan psikologis (Vansteenkiste, Zhou, Lens, & Soenens, 2005). Peneliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

berasumsi bahwa ketika seseorang mampu mengendalikan dirinya, ia lebih mampu memahami siapa dirinya. Ketika seseorang berhasil mengendalikan dan mendefinisikan dirinya, maka ia mampu mencapai kesejahteraan psikologis. Maka dari itu, dalam penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana perempuan Jawa mengendalikan dirinya dari tuntutan yang masyarakat berikan.

Selain itu, penelitian oleh Phinney & Alipuria (1990) memeriksa hubungan dari pencarian identitas etnis dan komitmen untuk diri sendiri menunjukkan hubungan yang kuat antara pentingnya pencarian identitas dikaitkan dengan etnis dan komitmen etnis. Orang-orang yang menganggap etnis penting lebih mungkin untuk dieksplorasi karena berkomitmen pada identitas etnis dan cenderung lebih kuat mengikuti nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat kelompoknya. Hal ini terjadi dalam etnis Jawa, di mana masyarakat memiliki komitmen etnis yang kuat sehingga seseorang dengan etnis Jawa diharapkan mampu menjadi orang Jawa yang ideal perannya dalam masyarakat. Dalam penelitian ini, peneliti berharap seorang perempuan Jawa mampu mencapai identitas diri yang ideal tidak hanya untuk masyarakat, tapi juga untuk dirinya sendiri.

Selanjutnya penelitian oleh Schwartz, Weisskirch, Zamboanga, & Rodriguez

(2009) bertujuan untuk melihat fungsi psikososial terkait dengan eksplorasi identitas pribadi dan etnis. Hasil menyatakan bahwa eksplorasi identitas pribadi tidak berkaitan dengan fungsi psikososial adaptif seperti seperti harga diri, tujuan hidup, dan kekuatan ego, namun terkait dengan fungsi psikososial maladaptif seperti kecemasan, depresi, dan impulsivitas. Selain itu, hasil penelitian juga membuktikan bahwa eksplorasi identitas etnis tidak secara langsung terkait PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

dengan fungsi psikososial dan hanya mungkin terjadi di masa individu merasa kebingungan identitas. Sementara, berdasarkan pengamatan peneliti, peneliti merasa bahwa fungsi psikososial seseorang tentu dipengaruhi baik oleh identitas etnisnya.

Tinjauan literatur oleh Waterman (1999) membahas perkembangan status identitas. Dalam tinjauan literaturnya, Waterman (1999) mengutip Erikson (1968) yang berpendapat bahwa hal yang biasa mengganggu anak muda adalah kebingungan peran dalam masyarakat, di mana tanpa komitmen ideologis, anak muda dapat mengalami kebingungan nilai-nilai. Kemudian, dalam mencari pemahaman pembentukan identitas pada wanita para peneliti identitas menambahkan peran gender dan perspektif tentang pernikahan dan orangtua.

Untuk itu, peneliti ingin melihat perkembangan identitas diri perempuan Jawa yang belum menikah untuk melihat status identitasnya secara mandiri dan lebih personal. Peneliti juga nantinya ingin melihat bagaimana peran orangtua dalam perkembangan identitas diri anak.

Dengan segala pengetahuan yang sudah ada, penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan baru mengenai pengaruh dominan dari budaya

Jawa, yang secara tidak langsung membuat perempuan Jawa yang berstatus sebagai mahasiswi aktivis terikat pada harapan masyarakat akan perempuan Jawa yang ideal, sehingga menghambat perkembangan identitas diri mereka. Penelitian ini ingin mengidentifikasi secara garis besar bagaimana pengaruh stigma mengenai perempuan Jawa menjadi rintangan terhadap perkembangan identitas diri mereka. Penelitian ini juga ingin melihat bagaimana perempuan Jawa yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

berstatus sebagai mahasiswi aktivis mengekspresikan harapan mereka mengenai perkembangan perempuan yang lebih optimal. Penelitian terdahulu tentu membantu peneliti dalam menentukan langkah-langkah penelitian dan apa saja yang dianggap penting dan menjadi kunci dari penelitian ini. Selain itu, dengan adanya kekurangan dari penelitian-penelitian terdahulu, penelitian ini diharapkan mampu meminimalkan kekurangan tersebut dan mampu mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Stigma mengenai perempuan terdapat di tengah masyarakat. Sehingga, peran masyarakat dinilai sangat penting dalam pembentukan identitas diri seseorang.

Setiap individu sebagai bagian dari kelompok pada perkembangan identitasnya tentu akan melihat peran apa yang diharapkan oleh masyarakat. Laki-laki sebagai bagian dari masyarakat memiliki peran yang penting dalam pembentukan identitas diri perempuan. Faktanya, bagaimana pria dan wanita digambarkan di bidang

Gender & Development (GAD) tidak banyak mendorong laki-laki untuk melihat kesetaraan gender sebagai masalah mereka juga (Esplen, 2006). Di tengah gerakan perempuan muda dalam memimpin gerakan untuk mencapai kesetaraan gender, keterlibatan laki-laki juga turut dibutuhkan. Selama masa dewasa muda, terdapat periode kritis yang memberikan peluang untuk melibatkan laki-laki dalam memahami mengapa kesetaraan gender baik untuk segala pihak dan mengakui peran mereka dalam mempromosikan pemberdayaan perempuan.

Sebagai oragnisasi internasioal terbesar di dunia, United Nations meyakini bahwa dengan menggunakan dan membagikan kekuatan dan hak istimewa yang laki-laki miliki, mereka mampu mengubah norma-norma dan gagasan-gagasan dominan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

tentang gender dan maskulinitas, dan menantang keyakinan, praktik, institusi dan struktur patriarkal yang mendorong ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan. Maka dari itu, tambahan pengetahuan terkait identitas diri perempuan

Jawa penting agar perlahan-lahan Indonesia dapat meninggalkan pandangan patriarkis dan lebih berfokus pada pengembangan diri perempuan sebagai bagian dari masyarakat yang juga memiliki peranan penting dalam memajukan bangsa.

Peran orangtua dalam mengajarkan anak-anaknya sangat dibutuhkan untuk menciptakan pemahaman mengenai peran gender. Secara khusus, orangtua secara langsung mengkomunikasikan keyakinan mereka tentang gender dengan memberikan instruksi, bimbingan, dan pelatihan untuk anak-anak mereka (Eccles,

1994). Mereka juga memperkuat perilaku-perilaku dengan mendorong keterlibatan anak-anak mereka dalam kegiatan-kegiatan stereotipikal gender

(Lytton & Romney, 1991). Selain itu, pesan sosialisasi gender secara tidak langsung ditransmisikan melalui pemodelan perilaku jenis kelamin orangtua

(Collins & Russell, 1991). Seperti yang disebutkan oleh United Nations, anak- anak yang tumbuh dalam keluarga yang tidak menonjolkan stereotip gender seperti ayah yang terlibat dalam merawat anak-anak dan dalam tugas-tugas rumah tangga, dan ibu yang turut mengambil peran untuk ekonomi keluarga atau memegang posisi kepemimpinan di tempat kerja cenderung lebih fleksibel dalam persepsi mereka tentang peran perempuan dan laki-laki. Maka dari itu, tambahan pengetahuan mengenai identitas diri perempuan Jawa menjadi penting dan diharapkan mampu membuka pikiran orangtua dalam mengajarkan peran gender kepada anak-anaknya terutama dikaitkan dengan budaya setempat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Keluarga dan sekolah adalah dua pilar utama yang mempengaruhi anak selama proses pertumbuhan, tetapi juga memainkan peran utama dalam sosialisasi peran gender dalam cara mereka mengatur lingkungan untuk anak. Sejumlah besar waktu anak-anak dihabiskan di sekolah sebagai tempat yang paling penting untuk pembangunan identitas anak-anak, terutama identitas gender mereka.

Beberapa penelitian telah dilakukan pada peran praktik belajar mengajar di sekolah dalam pembangunan identitas gender (Acker, 1995; Lynch & Lodge,

2002; Sadker & Sadker, 2002). Sebagian besar studi ini menunjukkan bahwa walaupun duduk di ruang kelas yang sama, membaca buku yang sama, mendengarkan guru yang sama, anak laki-laki dan perempuan menerima pendidikan yang sangat berbeda (Sadker & Sadker, 2002) dan bahwa pengalaman ini memiliki dampak negatif pada pencapaian anak perempuan (Sadker & Sadker,

2002; Younger & Warrington, 2006). Sehingga, tambahan pengetahuan mengenai pembentukan identitas diri dilihat dari gender dan budaya itu penting bagi institusi pendidikan agar pihak guru memahami hal-hal kecil yang dapat mempengaruhi perkembangan identitas diri anak sejak dini.

Selain itu, setiap negara memiliki regulasinya masing-masing yang diatur oleh kebijakan-kebijakan yang melindungi hak mereka yang dirumuskan dengan jelas dalam konstitusi dan dijamin pelaksanaannya oleh pemerintah. Hak Asasi

Manusia (HAM) berlaku untuk seluruh masyarakat tanpa memandang gender, agama, etnis, atau status lainnya. Dalam menjawab isu mengenai kesetaraan gender di era teknologi informatika seperti saat ini, pembentukan perangkat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

hukum yang menaruh perhatian kepada kaum perempuan menjadi semakin signifikan dengan adanya gerakan feminis.

Organisasi internasional sekelas PBB sendiri telah membentuk Committee on the Elimination of Discrimination against Women (CEDAW) dalam deklarasi hak-hak asasi manusia yang juga diikuti oleh Indonesia. Di Indonesia sendiri, terdapat lembaga Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

(KPP-PA) yang bertugas untuk membantu presiden dalam merumuskan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, maupun tugas lainnya terkait pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Indonesia sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku. Permasalahan perempuan dan anak merupakan permasalahan yang bersifat kompleks. Menyadari hal tersebut, KPP-PA diberi amanat dan tugas serta tanggung jawab dalam menangani permasalahan yang bersinggungan dengan hak perempuan dan anak (KPP-PA, 2016).

Ke depannya, perempuan sebagai bagian dari kemajuan bangsa juga diharapkan mendapatkan lebih banyak ruang dan kesempatan yang sama seperti laki-laki dalam perusahaan atau bidang pekerjaan lainnya. Selama ini, masyarakat

Indonesia terlalu mengelompok-kelompokkan suatu bidang pekerjaan berdasarkan gender. Hal ini juga kembali pada pandangan masyarakat, sehingga masyarakat diharapkan mampu memberikan penilaian yang netral untuk pekerja perempuan maupun laki-laki, dan tidak lagi menganggap suatu pekerjaan berdasarkan gender seperti bidang tambang untuk laki-laki, atau bagian masak dan bersih-bersih adalah untuk perempuan. Maka dari itu, penting untuk menciptakan pandangan baru dalam keseharian masyarakat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Identitas diri pasti dimiliki oleh semua orang karena identitas diri merupakan hal paling mendasar yang digunakan seseorang untuk mendefinisikan dirinya.

Dalam proses pembentukan identitas diri, terjadi banyak perkembangan psikologis yang dipengaruhi oleh pengaruh eksternal sehingga ke depannya para komunitas ilmuwan serta para praktisi diharapkan memberikan fokus yang lebih kepada penelitian mengenai identitas diri dan faktor lain yang mempengaruhi proses pembentukannya. Menurut peneliti, komunitas ilmuwan dan praktisi psikologi memiliki peran yang besar dalam memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan baik di bidang pendidikan itu sendiri, maupun untuk masyarakat dan dapat membantu orangtua dalam membimbing perkembangan anak. Maka dari itu, peneliti berharap agar penelitian mengenai identitas diri akan mendapatkan perhatian yang lebih agar manfaatnya dapat dirasakan oleh banyak lapisan masyarakat.

C. Rumusan Permasalahan

Konsep pembentukan identitas diri berasumsi bahwa proses pembentukan identitas diri terjadi dalam lingkungan statis yang terdiri dari: (a) struktur sosial yang jelas; (b) tidak adanya keterbatasan fisik dan / atau sosial ekonomi; dan (c) serangkaian pilihan hidup dan pekerjaan yang dapat diidentifikasi dan dipahami oleh seseorang (Erikson, 1980). Asumsi atas konsep tersebut dipengaruhi oleh unsur eksternal individu yaitu unsur sosial-budaya yang kemudian mempengaruhi proses psikologis internal individu dan secara tidak langsung menentukan kesuksesan penyelesaian tugas pembentukan identitas individu. Sementara, pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

kenyataannya, budaya Jawa yang menganut sistem patriarkis kurang memberikan serangkaian pilihan hidup dan pekerjaan kepada perempuan Jawa. Pada umumnya, perempuan Jawa memiliki keterbatasan untuk memilih masa depannya dan lebih dituntut untuk mengerjakan pekerjaan domestik.

Peneliti merasa bahwa identitas diri merupakan salah satu aspek penting yang perlu seseorang capai dalam kehidupan. Untuk mencapai identitas diri, diperlukan ilmu pengetahuan yang memadai untuk menjadi acuan individu dalam mencapai identitas diri yang optimal. Sayangnya, penelitian mengenai identitas diri belum banyak dilakukan. Kebanyakan penelitian terdahulu lebih berfokus pada identitas etnis (Phinney & Alipuria, 1990; Schwartz et al., 2009). Peneliti menemukan penelitian mengenai identitas diri berdasarkan hambatannya dalam mencapai identitas diri (Yoder, 2000), pengendalian dirinya dalam memahami rasa akan dirinya (sense of self) (Vansteenkiste et al., 2005), serta perkembangan status identitasnya (Waterman, 1999).

Penelitian ini berfokus pada identitas diri perempuan, sementara penelitian mengenai identitas diri perempuan belum banyak ditemukan. Sejauh ini, peneliti belum menemukan pembahasan mengenai identitas diri perempuan secara mandiri namun tetap berkaitan dengan identitas etnisnya. Adapun penggambaran mengenai perempuan Jawa pada umumnya yang terfokus pada perempuan Jawa di masa lampau, sementara peneliti ingin membahas perempuan Jawa di masa kini.

Terdapat salah satu buku yang membahas perempuan Jawa di era modern

(Permanadeli, 2015), akan tetapi buku tersebut membahas representasi sosial PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

perempuan Jawa di mana sifatnya terlalu luas, bukan identitas dirinya yang bersifat lebih personal.

Secara keseluruhan, penelitian mengenai budaya Jawa pada dasarnya belum banyak dilakukan. Penelitian mengenai identitas diri pada umumnya dibahas melalui keseluruhan aspek kehidupan seseorang, di luar konteksnya sebagai bagian dari suatu kelompok sosial. Teori Erikson (1950; 1974) pada umumnya juga lebih banyak didasari oleh observasi terhadap beberapa kelompok etnis tertentu seperti Amerika, Jerman, Indian Sioux dan Yurok. Untuk itu, peneliti ingin memberikan pemaparan baru dan berbeda mengenai identitas diri seorang perempuan Jawa muda masa kini yang masih terikat dengan adat istiadat.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Peneliti membatasi ruang lingkup penelitian ini agar penelitian dapat dilakukan dengan jelas dan tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan, di antaranya adalah:

1. Ruang lingkup objek penelitian

Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah mencari tahu

bagaimana seorang perempuan Jawa masa kini membentuk identitas

dirinya, ketika mereka begitu terikat dengan adat istiadatnya. Ada

beberapa faktor yang diduga mempengaruhi pembentukan identitas

tersebut, antara lain motivasi, afektif dan makna integratif partisipan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

2. Ruang lingkup partisipan penelitian

Partisipan dalam penelitian ini adalah perempuan Jawa dengan usia

dewasa muda, yang berkisar pada usia 20-34 tahun. Peneliti juga memilih

untuk mengambil partisipan dari kalangan mahasiswi yang bergerak di

dunia aktivis. Peneliti memilih partisipan mahasiswi aktivis karena peneliti

merasa bahwa seorang aktivis tentu memiliki tujuan agar aspirasinya

didengar masyarakat, mereka juga menampung aspirasi yang disampaikan

oleh masyarakat itu sendiri. Untuk itu, peneliti ingin agar penelitian ini

juga dapat menjadi wadah bagi para aktivis yang menyampaikan

aspirasinya untuk kemudian dibaca oleh para pembaca penelitian skripsi

ini.

3. Ruang lingkup waktu

Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini dilakukan pada semester

genap tahun ajaran 2018/2019. Penelitian ini dilakukan mulai dari

penulisan bab I di bulan Agustus 2017, wawancara awal di bulan

September 2018, wawancara pengambilan data di bulan Januari 2019, dan

diselesaikan pada bulan Mei 2019.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan identitas diri perempuan Jawa dewasa muda yang berstatus mahasiswi aktivis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

F. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana proses pembentukan identitas diri perempuan Jawa yang berstatus sebagai mahasiswi aktivis?

G. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian skripsi ini, peneliti berharap agar hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi perempuan Jawa itu sendiri, masyarakat umum, institusi pendidikan, lembaga pemerintahan dan komunitas psikologi. Manfaat yang peneliti harapkan akan peneliti jabarkan di bawah ini:

1. Bagi perempuan Jawa

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi para partisipan

untuk menceritakan pengalaman hidupnya sebagai seorang perempuan

Jawa. Melalui penelitian ini, peneliti berharap agar pembaca yang

merupakan perempuan Jawa dapat terdorong untuk aktif menyuarakan

pendapatnya. Selain itu, peneliti juga berharap dengan adanya penelitian

ini perempuan Jawa dapat saling menginspirasi dan memberikan dukungan

agar dapat mengembangkan identitas diri mereka secara lebih optimal.

2. Bagi masyarakat umum

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memaparkan dan memberikan

gambaran umum mengenai eksplorasi pembentukan identitas diri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

perempuan Jawa masa kini yang mampu dipahami secara objektif oleh

masyarakat umum meliputi laki-laki, sesama perempuan serta orangtua.

Peneliti berharap agar penelitian ini mampu membuka pandangan

masyarakat dengan membagikan kisah hidup dari partisipan dalam

penelitian ini, sehingga mampu memberikan pemahaman bahwa semua

perempuan melalui proses yang berbeda dan tidak dapat disama ratakan

dengan stereotip atau stigma yang ada. Dengan begitu, masyarakat

diharapkan mampu menerima keunikan identitas diri perempuan Jawa,

karena pengalaman berupa penerimaan dan penolakan sangat berpengaruh

terhadap kepercayaan diri seseorang (Leary, Tambor, Terdal, & Downs,

1995), yang merupakan salah satu unsur penting yang mempengaruhi

perkembangan identitas diri seseorang.

3. Bagi institusi pendidikan

Guru-guru pada masa awal sekolah anak memiliki peran yang

penting terhadap perkembangan awal psikososial anak. Beberapa

penelitian telah mengamati praktik sosialisasi peran gender yang

diterapkan oleh guru kepada siswa dan siswinya (Best, n.d.; Cherry, 1975;

Fagot, 1974, 1984; Honig & Wittmer, 1982; Serbin, 1978; Serbin, O’Leary,

Kent, & Tonick, 1973). Delamont (1990) mengemukakan bahwa terdapat

kesenjangan dalam literatur yang menjadi kepercayaan guru-guru dalam

menerangkan peran gender. Beberapa penelitian membuktikan bahwa

masyarakat cenderung memiliki harapan terhadap karakteristik perempuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

dan laki-laki, terutama dalam literatur tentang stereotip gender (Bern,

1974; Eagly, 1987; Martin, Wood, & Little, 1990; Spence & Helmreich,

1979). Peran gender yang guru ajarkan di usia awal anak membentuk

persepsi dan perilaku peran gender anak-anak hingga usia dewasa

(Delamont, 1990). Maka dari itu, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan tambahan pengetahuan terkait identitas diri perempuan

dengan latar belakang budaya Jawa. Sehingga, guru-guru dapat lebih

memahami siswa atau siswinya berdasarkan peran gender muridnya dalam

masyarakat di mana ia berasal. Dengan begitu, para guru dapat

memberikan pengajaran yang lebih optimal dalam membangun identitas

gender.

4. Bagi lembaga pemerintahan

Lembaga Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak (KPP-PA) yang menangani permasalahan yang bersinggungan

dengan hak perempuan dan anak membuktikan bahwa negara memiliki

komitmen terhadap perlindungan hak-hak manusia khususnya pada

perlindungan terhadap diskriminasi perempuan. Adapun, hasil penelitian

ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk pemerintahan khususnya

KPP-PA agar meninjau ulang perundang-undangan yang mencakup hak

perlindungan perempuan di Indonesia sebagai negara yang memiliki

sistem budaya patriarkis. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

menjadi bahan pertimbangan untuk mengulas kembali apakah kebijakan- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

kebijakan pemerintahan yang sudah ada telah menggambarkan keseteraan

gender, seperti yang diharapkan.

5. Bagi komunitas ilmuwan dan praktisi psikologi

Sedangkan bagi komunitas psikologi, hasil penelitian ini mampu

memperkaya penelitian psikologi terkait dengan topik identitas diri.

Penelitan sebelumnya oleh Phinney & Alipura (1990) telah membahas

identitas etnis pada etnis Asia-Amerika, kulit hitam, dan Meksiko-

Amerika. Sementara, penelitian lain oleh Erikson (1950, 1974) lebih

banyak membahas etnis Amerika, Jerman, Indian Sioux dan Yurok.

Penelitian ini menambahkan pengetahuan mengenai populasi khusus, yaitu

perempuan Jawa yang berstatus sebagai mahasiswi aktivis. Penelitian ini

dapat menumbuhkan ketertarikan bagi pelajar maupun ahli dalam bidang

psikologi lainnya untuk memberikan perhatian pada cabang ilmu Psikologi

Budaya untuk meneliti budaya lainnya, di mana hingga saat ini penelitian

terkait Psikologi Budaya belum banyak ditemukan.

***Setelah memberikan pengantar untuk penelitian ini, peneliti telah memaparkan latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, hingga manfaat penelitian. Pada bab I ini, peneliti berharap telah menjelaskan bagian awal penelitian dengan jelas.

Selanjutnya, peneliti akan melanjutkan tinjauan pustaka pada bab II. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengantar

Pada bab ini, peneliti akan menjelaskan bagaimana dinamika psikologis seorang perempuan Jawa dewasa muda berdasarkan beberapa perspektif antara lain melalui perspektif budaya, perkembangan dan sosialnya. Kemudian, peneliti akan mendeskripsikan identitas diri secara rinci, diikuti dengan penjelasan mendalam mengenai identitas diri yang dimiliki oleh perempuan Jawa dewasa muda.

Penelitian ini menggunakan teori utama identitas diri dari Erikson dan teori narasi identitas dari McAdams. Peneliti akan menjelaskan secara lebih rinci terkait teori identitas diri itu sendiri yang akan diikuti dengan penjelasan lengkap terkait identitas diri pada perempuan Jawa.

Pada bagian akhir, peneliti akan menyampaikan bagaimana kerangka konseptual penelitian ini. Kerangka konseptual yang telah dirancang diharapkan mampu memberikan gambaran yang membantu memberikan pemahaman mengenai proses pembentukan identitas diri seorang perempuan Jawa di masa dewasa muda. Pembahasan terakhir memberikan kesimpulan tinjauan pustaka yang merangkum secara singkat pembahasan dalam bab ini.

25 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

B. Dinamika Psikologis Perempuan Jawa Dewasa Muda

Peneliti akan memaparkan dinamika psikologis perempuan Jawa dewasa muda berdasarkan perspektif budaya, sosial dan perkembangan. Seluruh pemaparan tersebut akan mengacu pada kajian literatur dan penelitian-penelitian terdahulu dalam ilmu psikologi. Penjelasan berikut diharapkan mampu membantu memberikan pemahaman apa yang bagaimana dinamika psikologis perempuan

Jawa dewasa muda secara garis besar.

1. Perempuan Jawa Dewasa Muda dalam Perspektif Budaya

Perempuan merupakan istilah terhadap konstruksi sosial yang

identitasnya ditetapkan berdasarkan penggambaran masyarakat (Humm,

2007). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kartono (1989) yang

menyatakan bahwa perbedaan fisiologis yang terdapat antara laki-laki dan

perempuan diperkuat oleh struktur kebudayan yang ada, adat istiadat yang

berlaku, dan sistem sosial ekonomi, serta pengaruh pendidikan. Dengan

kata lain, kata “perempuan” pada dasarnya merupakan sebuah istilah untuk

menyatakan kelompok sosial dilihat dari perbedaan jenis kelaminnya.

Penggambaran tersebut secara konsisten diakui oleh hampir semua

kalangan meliputi usia, wilayah geografis, dan jenis kelamin.

Istilah “Perempuan Jawa” merujuk kepada seseorang dengan gender

perempuan yang berasal dan dibesarkan dengan nilai-nilai budaya Jawa

(Subhan, 2004). Dalam istilah Jawa, perempuan (dalam kata lain wanita),

memiliki arti “wani ditata” atau berani diatur. Selain itu, Subhan (2004)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

mendefinisikan perempuan yang berasal dari kata empu dengan arti dihargai. Terdapat beberapa steriotipe terhadap perempuan Jawa di antaranya lemah lembut (Handayani & Novianto, 2008; Nurhayati, 2012), pasif (Handayani & Novianto, 2008; Nurhayati, 2012; Sedyawati, 2003), sungkan (Suseno, 1984), nrima (Budiarti, 2010; Sedyawati, 2003), manutan (Suseno, 1984), berkedudukan di bawah laki-laki (Budiarti, 2010;

Handayani & Novianto, 2008; Subhan, 2004), serta senang berdandan dan merawat diri (Budiarti, 2010; Murniati, 1992).

Selain itu, Nurhayati (2012) beranggapan bahwa perempuan Jawa sebagai sosok perempuan yang emosional, mudah terpengaruh serta rendah dorongan. Berbeda dengan Handayani dan Novianto (2008) yang beranggapan bahwa perempuan Jawa adalah sosok perempuan yang menjaga harmoni, rela berkorban serta menjunjung tinggi keluarga. Dalam kesempatan yang lain, Murniati (1992) menilai bahwa perempuan Jawa sebagai perempuan yang sederhana dan terampil. Sehingga, terdapat beberapa stereotip yang ditujukkan kepada perempuan Jawa, meskipun di antaranya memberikan gambaran yang sama.

Orang Jawa juga terkenal dengan filosofi-filosofi dari para leluhur yang terus ditanamkan hingga masa kini dalam mengatur perilakunya

(Sedyawati, 2003). Salah satunya adalah “alon-alon waton kelakon” yang berarti “tidak masalah jika memakan waktu yang cukup lama, asalkan urusan dapat diselesaikan”. Selain itu, filosofi lain yang dianut oleh orang

Jawa adalah “nrima ing pandum” yang memiliki arti “pasrah terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

apapun takdir Tuhan”. Ini berimplikasi terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa bahwa mereka terbiasa menerima apapun kondisi yang dihadapi. Bagi perempuan, sikap ini berdampak ganda, terutama perempuan banyak dihadapkan dengan situasi kondisi yang kurang menguntungkan bagi diri mereka (Sedyawati, 2003).

Dalam budaya Jawa, terdapat anggapan bahwa tugas perempuan terbatas macak (berhias diri), masak (di dapur), dan manak (melahirkan)

(Budiarti, 2010). Hal ini memberikan batasan yang menghimpit dan menempatkan perempuan pada posisi yang terkekang. Pola pemikiran yang terkandung dalam masyarakat Jawa memiliki pengaruh yang luas sehingga pola pemikiran tradisonal tersebut tetap menjadi pandangan mayoritas. Pandangan tersebut akhirnya memunculkan rumusan mengenai sikap dan tingkah laku perempuan yang baik sehingga diterjemahkan menjadi kodrat perempuan yang seolah-olah sukar dan tidak dapat diubah

(Murniati, 1992). Akibatnya, hingga kini perempuan Jawa kerap dibuat menjadi tidak bebas mengekspresikan diri karena telah terikat dalam pandangan ciri khas perempuan Jawa yang dinilai ideal oleh masyarakat pada umumnya.

Pada dasarnya, definisi yang melekat baik pada kaum perempuan dan laki-laki merupakan bentuk stereotip gender. Stereotip tersebut kian berkembang dalam lingkungan sosial yang secara tidak langsung membudaya dan membentuk peran gender menggunakan atribut yang mencirikan kelompok gendernya (Guimond, 2006). Pernyataan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

didukung oleh Matsumoto dan Juang (2003) yang menyatakan bahwa stereotip yang telah mendarah daging dan dikenal sejak kecil oleh masyarakat adalah bagian dari sistem peraturan yang dinamis dan dibentuk oleh kelompok untuk memastikan keberlangsungan hidup mereka melibatkan sikap, nilai, kepercayaan, norma, dan perilaku yang dimiliki oleh kelompok. Sehingga, pada kenyataannya terdapat perempuan Jawa yang pada akhirnya hidup mengikuti alur peran yang telah ditetapkan untuk mereka.

Harapan dan tuntutan masyarakat terhadap perempuan Jawa menciptakan sebuah label dan stereotip yang membuktikan betapa budaya memberi pengaruh yang amat besar terhadap pembentukan identitas diri perempuan Jawa. Identitas diri perempuan tentu berbeda-beda di setiap daerah, tergantung pada kebiasaan-kebiasaan dan nilai kepercayaan yang dianut oleh budaya masyarakat tersebut. Dalam beberapa situasi, perempuan mampu menggambarkan diri secara positif setelah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Kepercayaan yang mulai diberikan kepada perempuan dapat membantu perempuan menggali potensi di dalam dirinya dan meraih penggambaran diri yang positif

(Burns, 1993). Sementara, Branscombe dan Wann (1994) berpendapat bahwa apabila suatu kelompok masyarakat yang semakin kuat mengidentifikasi masyarakatnya dengan label tertentu dapat membuat masyarakatnya lebih reaktif terhadap ancaman identitas dirinya pribadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Dalam konteks budaya Jawa, ketika masyarakat semakin kuat mengidentifikasi perempuan Jawa berdasarkan stereotip yang ada maka identitas diri perempuan Jawa dapat terancam. Ketika seorang perempuan

Jawa tidak sesuai dengan identifikasi masyarakat mereka cenderung akan menyembunyikan identitas dirinya. Menyembunyikan identitas diri dapat membuat orang merasa tidak autentik dan mengurangi bentuk pengungkapan diri mereka dalam interaksi sosial (Branscombe & Wann,

1994). Efek ancaman stereotip dapat terjadi pada anggota kelompok akibat anggota kelompok lainnya khawatir akan stereotip negatif mengenai kelompok mereka sehingga mampu merusak citra diri kelompok.

Penghambatan diri seseorang akibat ancaman stereotip dapat dicegah dengan beberapa cara, yaitu: (1) menguatkan diri dengan cara lain, (2) memiliki sosok model yang menentang stereotip, dan (3) menjauhkan diri dari aspek stereotip yang tidak sesuai dengan diri (Branscombe & Wann,

1994).

Maka dari itu, peneliti memilih budaya Jawa sebagai objek penelitiannya. Hal tersebut dikarenakan budaya Jawa memiliki tradisi yang khas dan turun-temurun khususnya mengenai konsep diri seorang perempuan. Sampai saat ini, perempuan yang berasal dari etnis Jawa dianggap masih perlu mewariskan budaya dari nenek moyangnya meskipun banyak hal yang sudah tidak relevan lagi di jaman yang sudah modern ini. Pada akhirnya, hal yang kontradiktif tersebut membentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

dinamika psikologis yang cukup kompleks pada perempuan Jawa masa

kini.

2. Perempuan Jawa Dewasa Muda dalam Perspektif Sosial

Perempuan saat ini menjadi bagian dari perkembangan penduduk

Indonesia yang tidak dapat diabaikan perannya. Pentingnya peranan

perempuan tidak terlepas dari perannya dalam pekerjaan yang mereka

lakukan. Sebelum memasuki jenjang karier, sebagian orang akan memilih

untuk meneruskan studi ke jenjang perguruan tinggi demi mencari ilmu

yang akan membantu mereka mempersiapkan diri untuk karier. Terbukti

bahwa dari tahun ke tahun terjadi peningkatan keterlibatan perempuan dari

segala latar belakang kelas sosial yang mendaftar di perguruan tinggi

(Evans et al., 2010).

Mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan (mahasiswi)

memiliki cara pengembangan identitas dan menjalin hubungan yang

berbeda (Hodgson & Fischer, 1979). Laki-laki cenderung menemukan

identitas mereka dilihat dari bagaimana mereka memilih karier dan

mengamankan masa depan yang stabil. Sementara, wanita menemukan

identitas mereka dengan menjalin hubungan intim dengan orang lain. Studi

yang berbeda mengenai status identitas dan pengambilan keputusan

pekerjaan mahasiswa menilai bahwa pria adalah sosok yang lebih tegas

dan memiliki keputusan yang mandiri, sementara wanita dinilai lebih

sering mengikuti (Hodgson & Fischer, 1979).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Sanford (1962) membahas hubungan antara lingkungan kampus dan transisi mahasiswa dari remaja akhir menuju dewasa muda (Strange, 1994).

Ia mencetuskan dua gagasan mengenai proses pengembangan mahasiswa dilihat dari (1) siklus diferensiasi dan integrasi pada mahasiswa serta (2) keseimbangan antara dukungan yang didapat dan tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa. Diferensiasi dan integrasi tersebut dibuktikan ketika mahasiswa mampu mempelajari karakteristik kepribadian mereka sendiri dan memahami bagaimana karakteristik tersebut membentuk identitas diri mereka (Sanford, 1962). Sementara, tantangan yang didapatkan oleh mahasiswa akan berhasil dilalui selama mereka mendapatkan dukungan yang cukup dari lingkungan (Sanford, 1967).

Holland (1997) meninjau kepuasan, prestasi, ketekunan, dan tingkat kesesuaian antara individu dengan lingkungan di mana mereka mampu menemukan jati diri mereka. Ia menemukan bahwa individu mencari lingkungan yang mampu memberikan mereka kesempatan untuk menggunakan bakat mereka dan mengekspresikan nilai yang mereka miliki. Artinya, mahasiswa akan mencari lingkungan yang terdiri dari individu yang serupa dengan diri mereka sendiri. Sehingga, hasil perilaku mahasiswa memiliki unsur dari hasil interaksinya dengan lingkungan

(Holland, 1997).

Perjuangan mahasiswa dengan perkembangan psikososial berkaitan dengan proses belajar mereka sehubungan dengan pengembangan tingkat kompetensi mereka. Berdasarkan teori Chickering dan Reisser (1993),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

pengembangan kompetensi berada pada tahap awal mahasiswa masuk ke perguruan tinggi. Sudah semestinya mahasiswa memiliki kompetensi tersebut sejak dari awal masuk ke perguruan tinggi, guna memudahkan mereka untuk beradaptasi dalam dunia perguruan tinggi. Jika terjadi hambatan pada tahap perkembangan kompetensi, mahasiswa akan kesulitan untuk menemukan identitasnya serta menentukan tujuannya pada tahap akhir perkuliahan yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan isu-isu pengembangan identitas khususnya yang terkait dengan gender, orientasi seksual dan etnisitas. Umumnya, memasuki usia perkuliahan perempuan memilih untuk memutus ikatan psikologis mereka dengan masa kanak-kanak dan membentuk identitas yang berbeda. Selama masa remaja hingga dewasa muda, mahasiswi menciptakan identitas dengan cara mereka sendiri setelah mempertimbangkan siapa mereka di masa lalu dan ingin menjadi siapa di masa depan (Chickering & Reisser, 1993).

Mahasiswi yang berasal dari etnis yang masih tradisional cenderung merasa tertekan ketika harus mulai memutuskan segala sesuatu sendiri, terlepas dari orangtua mereka. Mereka cenderung merasa bersalah selama menuju masa kedewasaan (Evans et al., 2010). Sebagaimana mereka telah menganut nilai-nilai dari keluarganya sepanjang hidup mereka, di masa perkuliahan mereka cenderung mempertimbangkan keputusan yang mereka buat dengan dampaknya pada hubungan mereka dengan orangtuanya. Para mahasiswi ini pada akhirnya terjebak antara melakukan apa yang diinginkannya dan memenuhi harapan orangtuanya (Josselson,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

1996). Mahasiswi harus mempertimbangkan semua pilihannya dengan menginternalisasi nilai dalam keluarga mereka. Pada akhirnya, mereka cenderung mempertanyakan kebenaran nilai tersebut dan mempelajari nilai yang sesungguhnya mereka percayai. Jika mereka tidak berhasil menemukan nilai tersebut, pada akhir masa kuliah mereka akan terjebak dalam konflik identitas (Josselson, 1996).

Memasuki masa perkuliahan, beberapa mahasiswa memilih untuk menjadi seorang aktivis yang memperjuangkan nilai yang mereka percayai.

Seseorang yang terlibat dalam aktivisme secara positif terkait dengan kesejahteraan hidup mereka (Duvall & Dotson, 1998). Untuk mendukung gagasan ini, Leak dan Leak (2006) menemukan laporan diri yang mahasiswa tulis memuat minat sosial yang berkorelasi positif dengan hidup kepuasan, harga diri, aktualisasi diri, vitalitas, dan mempengaruhi pengalaman positif mereka. Konsep generativitas milik Erikson (1950) juga memiliki banyak kesamaan dengan aktivisme dan minat sosial, karena hal tersebut menyangkut keinginan seseorang untuk menunjukkan kepedulian mereka terhadap suatu hal yang lebih besar daripada diri sendiri dan memikirkan langkah yang menumbuhkan kesejahteraan untuk generasi mendatang. Meskipun Erikson (1950) menyatakan bahwa generativitas paling menonjol di usia paruh baya, ia beranggapan bahwa keprihatinan mengenai generativitas terjadi sepanjang rentang hidup seseorang. Dengan demikian, generativitas telah dikaitkan secara positif dengan minat sosial dan perilaku aktivisme (Klar & Kasser, 2009) juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

dengan kepuasan hidup (McAdams & Aubin, 1992) dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kesejahteraan psikologis seseorang (Grossbaum &

Bates, 2002).

Tindakan aktivisime dan sukarela terbukti dapat memberikan kepuasan diri yang cukup tinggi (Colby & Damon, 1994) dengan menemukan rasa memiliki yang kuat, termasuk mendapatkan kepuasan karena mendapatkan kontak sosial dan dukungan sosial yang kuat (Eigner,

2001). Hal ini sejalan dengan pernyataan Meier & Stutzer (2008) yang mengulas bahwa menjadi relawan dapat mendukung keinginan prososial anak muda dan dapat memberikan peluang untuk terlibat dalam tugas- tugas yang menarik dan menantang dengan melibatkan individu dalam interaksinya dengan orang lain. Klar dan Kasser (2009) juga berpendapat bahwa tindakan aktivisme dan menjadi relawan memberikan perasaan keterlibatan dalam komunitas yang mengandung keinginan untuk memberi manfaat bagi dunia sehingga mampu memberikan kepuasan psikologis yang tinggi. Beberapa penelitian menemukan bahwa semakin tinggi keterlibatan individu dalam masyarakat, maka semakin besar kesejahteraan hidup yang akan didapatkan (Carver & Baird, 1998; Kasser

& Ryan, 1993; Ryan, Sheldon, & Deci, 1996).

Perilaku aktivisme dinilai dapat menciptakan rasa memiliki karena dapat membantu individu meningkatkan rasa solidaritas dan pengalaman bersama yang intens sehingga mampu menciptakan ikatan yang kuat dengan mencetak sejarah bersama dengan aktivis lainnya. Para aktivis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

cenderung berbagi nilai yang sama sehingga mampu mendorong rasa saling memiliki (Muraven & Baumeister, 2000). Bagi banyak aktivis, perilaku aktivisme cenderung dipandang sebagai upaya berkontribusi pada integritas dunia (Colby & Damon, 1994; Eigner, 2001; McAdams, 1988;

Roker, Coleman, & Player, 1999). Dalam tindakan berkontribusi pada integritas dunia, rasa integritas terhadap diri sendiri juga dapat diciptakan

(Colby & Damon, 1994). Harre (2007) menemukan bahwa para aktivis cenderung mampu mengaktualisasi diri mereka karena diri mereka yang riil sesuai dengan diri ideal mereka.

Perilaku prososial mencerminkan identitas moral yang tercermin dalam kisah kehidupan pribadi para relawan dan aktivis (Matsuba &

Walker, 2005). Beberapa peneliti membuktikan bahwa relawan dan aktivis muda cenderung menggambarkan nilai-nilai religius atau spiritual (Pratt,

Norris, Arnold, & Filyer, 1999; Roker et al., 1999). Kisah kehidupan yang dilalui para aktivis dapat mempengaruhi mereka mengekstraksi makna pribadi dari pengalaman mereka secara generatif (Pratt et al., 1999).

McAdams (2006) menemukan bahwa pengalaman yang dilalui oleh aktivis seringkali mengungkapkan tema penebusan dan menunjukkan komitmen yang lebih kuat terhadap ideologi pribadi mereka (McAdams, Aubin,

Diamond, & Mansfield, 1997). Horwitz (1996) juga menemukan bahwa individu yang terlibat dalam aktivisme dinilai cenderung sangat menghargai hubungan mereka dengan alam sebagai bagian dari identitas mereka. Melalui pengalaman mereka dengan alam, para aktivis cenderung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

mengembangkan rasa identitas mereka sebagai agen perubahan dan menggabungkan hubungan sosial mereka dengan sistem budaya, khususnya pemeliharaan jangka panjang dan komitmen menjaga lingkungan secara keberlanjutan untuk generasi yang mendatang.

Beberapa hal dapat mendorong aktivisme, di antaranya pengalaman ketidakadilan pribadi (Harre, 2007; Owens & Aronson, 2000; Xiaoru,

Kaplan, & Stiles, 2000) atau menyaksikan penderitaan orang lain (Harre,

2007; McAdams, 1988). Beberapa peneliti membuktikan bahwa para relawan dan aktivis cenderung memiliki kepribadian yang lebih altruistik dan lebih empatik daripada non-sukarelawan dan non-aktivis (Allen &

Rushton, 1983; Penner, 2004), Hal ini sesuai dengan anggapan bahwa seseorang dapat merasa lebih empati terhadap pengalaman serupa yang dialami oleh orang lain (Batson, Ahmad, Tsang, & Lishner, 2002). Pada kenyataannya, anak muda pada masa kini telah memainkan peran penting dalam menyampaikan pendapatnya terkait isu yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Studi mengenai aktivisme mengidentifikasi sejumlah motif anak muda yang terlibat dalam tindakan aktivisme dan sukarela, di antaranya adalah mempelajari keterampilan baru yang dapat menunjang karier mereka (Clary, Snyder, Ridge, & Copeland, 1998; Omoto & Snyder, 1995).

Aktivisme dapat memberikan peluang untuk pembelajaran yang efektif serta menghasilkan pengalaman yang berintegritas. Hal ini sesuai dengan risiko di masa akhir kuliah, di mana beberapa mahasiswi cenderung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

merasa tidak puas dengan pilihan karier mereka dan memulai perubahan

dengan mencari peluang kerja dan memberikan konsep diri yang berbeda

(Evans et al., 2010). Ketika seorang wanita berkomitmen dalam suatu

pekerjaan, identitas pekerjaannya dijadikan sebuah cara untuk

mengekspresikan diri. Keberhasilan perempuan dalam mengekspresikan

diri merupakan sebuah peluang yang berkelanjutan untuk membantu

mereka membangun identitas dirinya (Evans et al., 2010).

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti pada akhirnya memilih

mahasiswi sekaligus aktivis dengan latar belakang etnis Jawa sebagai

partisipan penelitian. Hal ini dikarenakan seseorang menjadi mahasiswa

pada masa transisinya dari masa remaja akhir menuju dewasa awal, di

mana pada masa-masa tersebut seseorang mengalami berbagai pengalaman

dan mendapatkan pengetahuan baru yang mempengaruhi identitas dirinya.

Selain itu, menjadi seorang mahasiswa berarti seseorang telah mulai

menentukan peranan yang mereka inginkan dalam konteks sosial. Untuk

itu, mahasiswi yang memilih menjadi aktivis dipercaya memiliki

pandangan personal yang ingin dibagikan kepada khalayak sehingga cocok

untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini.

3. Perempuan Jawa Dewasa Muda dalam Perspektif Perkembangan

Perkembangan merupakan proses perubahan dari tahap satu ke tahap

berikutnya yang berlangsung dari waktu ke waktu (life-span development).

Bidang ilmu perkembangan telah lama tertarik mengetahui bagaimana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

dewasa muda memperoleh rasa koheren akan diri (Eccles, Brown, &

Templeton, 2008; Erikson, 1968). Erikson (1968) menyatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada usia 20 tahun hingga 34 tahun. Proses perbandingan sosial tersebut dinilai dari usia individu dan diatur baik secara formal maupun informal oleh norma dan harapan dari masyarakat

(George, Pennybacker, & Mutran, 1980; Settersten, 1999). Norma usia merupakan skema mental yang diinternalisasi dan diperoleh melalui interaksi dengan orang lain, organisasi, dan institusi yang signifikan.

Dengan demikian, identitas usia subyektif tidak ditentukan oleh usia kronologis, melainkan berdasarkan norma usia dan norma sosial yang merupakan bagian dari budaya di mana individu tumbuh dan berkembang

(Kaufman & Elder, 2003).

Sebuah studi menunjukkan bagaimana identitas dan persepsi usia diri sebagai orang dewasa terkait erat dengan status sosial (ras-etnisitas, jenis kelamin, dan kelas sosial) serta transisi peran (Burton, 2007).

Individu dewasa muda laki-laki dan perempuan memiliki peran yang berbeda dalam konteks biopsikososialnya. Perempuan dewasa muda pada umumnya memiliki identitas diri yang lebih matang dan dewasa dibandingkan dengan laki-laki pada usia yang sama (Burton, 2007).

Perempuan dewasa muda mengembangkan kematangan kognitif sosialnya jauh lebih awal dibandingkan dengan anak laki-laki, dan mereka cenderung diberikan tanggung jawab yang lebih besar dan peluang pengambilan keputusan yang lebih banyak daripada anak laki-laki (Benson

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

& Johnson, 2009; Haynie, 2003). Namun, di sisi lain perempuan dewasa muda juga lebih dipantau secara ketat dan cenderung kurang autentik dalam keluarga dibandingkan dengan laki-laki (Benson & Elder, 2011).

Pengalaman yang didapatkan selama usia remaja berkaitan dengan pengalaman pada masa pubertas bagaimana seseorang siap untuk mengambil peran dan tanggung jawab sebagai dewasa. Selain masa pubertas, penyesuaian psikososial memiliki konsekuensi dalam pembentukan identitas individu menuju kedewasaan (Erikson, 1968).

Sementara menurut model Greenberger (1984), kematangan psikososial selama masa dewasa diperoleh melalui perkembangan otonomi dan tanggung jawab sosial. Proses formatif pada masa dewasa muda ini melibatkan penilaian yang berkesinambungan mengenai konsistensi antara arti peran individu dan bagaimana orang lain menilai diri individu dalam peranannya (Burke, 1991). Pada kenyataannya, individu dewasa muda sering didorong ke dalam peran dan tanggung jawab seperti orang dewasa tanpa kemampuan psikososial untuk mengatasi tuntutan emosial dan fisik dari peran baru mereka, yang mengakibatkan perilaku maladaptif

(Galambos, Barker, & Almeida, 2003; Moffitt, 1993).

Erikson (1968) menyatakan bahwa perkembangan seseorang tidak dengan sendirinya tumbuh tanpa adanya interaksi dan intervensi dari luar.

Pada usia dewasa muda, dukungan sosial dinilai sangat penting dalam memfasilitasi masa transisi dewasa muda menuju kedewasaan yang berlanjut hingga sekitar usia 30 (Benson & Elder, 2011). Maka dari itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

individu membutuhkan orang lain untuk dapat berinteraksi sosial dan berkembang.

Pada masa dewasa awal, individu membutuhkan dukungan dari keluarga agar tetap seimbang (Erikson, 1968). Individu mulai belajar membuat keputusan dan menginterpretasikan pengalaman dalam hidupnya dan hal-hal yang mempengaruhi gaya hidup mereka. Jenis hubungan yang dilihat dan dirasakan dalam pengalaman pada masa kanak-kanak dan remaja dapat mempengaruhi individu untuk mendeskripsikan dan bersikap dalam suatu hubungan yang dikembangkan saat memasuki usia dewasa

(Erikson, 1980). Temuan lain oleh Neugarten dan Datan (1973) mengemukakan bahwa penelitian mengenai perkembangan perlu mengenali interaksi kompleks antara kematangan usia dengan kekuatan sosial budaya yang dianut. Hal ini dikarenakan identitas dewasa muda sebagai usia partisipantif dibangun melalui interaksinya dengan masyarakat dalam konteks sosialnya (Stryker & Serpe, 1994).

Ketika seseorang gagal dalam tahap awal pencarian identitas, maka akan terjadi kebingungan identitas atau yang biasa dikenal sebagai konflik psikososial pada tahap remaja (Erikson, 1968). Meskipun konflik identitas disebutkan Erikson terjadi di usia remaja, pencarian identitas diri akan terus berlangsung dari kelahiran hingga kematian. Tingkat kematangan pada individu mempengaruhi sikap dan pola perilaku dalam menentukan pilihan-pilihan di hidupnya. Kematangan individu tidak terlepas dari proses belajar sepanjang hidupnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Setiap tahap perkembangan Erikson perlu dilalui agar dapat menjadi seutuhnya. Sehingga, permasalahan dalam pencarian identitas yaitu kebingungan peran perlu segera diselesaikan sebelum menuju ke tahap berikutnya yaitu keintiman. Menurut Erikson (1980) puncak tahapan perkembangan manusia terjadi ketika sampai pada tahapan dewasa awal, di mana manusia mengalami konflik keintiman vs isolasi. Keintiman merupakan peleburan identitas seorang individu dengan individu lain tanpa disertai ketakutan akan hilangnya sesuatu dari diri individu itu sendiri. Sementara, yang dimaksudkan dengan isolasi adalah apabila seseorang gagal mengembangkan relasi yang intim di masa dewasa awal.

Dalam tahap ini, keintiman dan isolasi memunculkan nilai cinta. Cinta yang dimaksud tidak hanya dengan kekasih, melainkan cinta secara luas dan universal dalam hubungan bersosial. Tahap ini disebut sebagai tahapan puncak dalam perkembangan manusia dikarenakan masa ini ditentukan oleh bagaimana masa kecil hingga remaja, seseorang mampu untuk bersosialisasi dengan cukup baik, membangun relasi ataupun berkomunikasi dengan orang-orang sekitar tanpa rasa kecemasan atau keraguan. Pada tahapan ini, selain membuat komitmen dengan lawan jenis dalam jangka panjang, individu juga memikirkan bagaimana sebuah cita- cita dan mimpi dapat tercapai, serta memikirkan bagaimana kehidupan selanjutnya termasuk memilih gaya hidup yang sesuai dengan dirinya

(Erikson, 1980).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Tugas perkembangan pada masa dewasa awal menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku (Erikson, 1968). Tidak semua individu dapat menyelesaikan tahap ini dengan baik, terlebih pada individu yang mengalami keterlambatan untuk mencapai tingkat kematangan dalam kepribadiannya sebagai dasar pembentukan sikap dan pola perilaku.

Erikson menekankan bahwa pengaruh sosial terhadap perkembangan individu pada tahapan teori ini menekankan pada konflik-konflik yang dihadapi individu dalam dua titik, yaitu positif dan negatif. Jika seseorang tidak dapat berinteraksi dan memiliki rasa percaya terhadap orang lain, maka mereka akan terisolasi dan terpaku pada kegiatan dan pikiran sendiri

(self-absorb). Akan tetapi, mereka juga butuh kesendirian agar dapat merefleksikan kehidupan mereka.

Ketika individu berusaha menyelesaikan tuntutan dan kompetisi yang saling berlawanan dari sosial dan dirinya, individu mengembangkan pemahaman etis yang dianggap Erikson sebagai tanda kedewasaan. Pada masa dewasa awal, individu berhadapan dengan kebutuhan untuk membangun hubungan yang intim dengan orang lain. Konflik yang dihadapi adalah kemampuan untuk berbagi perasaan dengan orang lain atau bila tidak, individu cenderung menjadi seseorang yang lebih menutup diri. Individu yang berhasil membagi perasaannya akan mendapat perasaan mesra dan keintiman. Jika yang terjadi sebaliknya, maka individu akan merasa kesepian dan terasing atau kecil (Erikson, 1964).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Di usia dewasa, individu cenderung merasa optimis dengan masa depan mereka. Bagi individu yang selama ini tumbuh dengan menghadapi kesulitan-kesulitan hidup, masa tumbuh dewasa memberikan kesempatan untuk mengarahkan hidup mereka ke arah yang lebih positif (Arnett, 2006).

Perilaku positif yang dimaksud di sini adalah berusaha untuk meraih prestasi setinggi mungkin (Burns, 1993), membina hubungan interpersonal dengan lingkungan secara efektif, mandiri, mampu menggunakan pengalaman untuk memperkaya diri, dan menyiapkan diri dalam menghadapi hal-hal yang baru (Fitts, 1971), mampu merancang masa depannya, serta tidak berputus asa untuk terus berjuang meraih penghargaan terhadap hakikatnya sebagai manusia.

Hal sebaliknya yang dirasakan oleh individu yang mengalami isolasi dalam masalah perkembangan dewasa awal. Semasa hidupnya, mereka cenderung berusaha untuk menghindari siapapun yang terlihat bahaya atau merugikan dirinya (Erikson, 1968). Dengan kata lain, secara psikologis seseorang dalam tahapan isolasi cenderung melakukan penilaian

(judgment) terhadap seseorang yang baru ditemuinya ataupun seseorang yang sudah cukup lama dikenal. Selain itu, individu tersebut cenderung berusaha untuk tidak berinteraksi secara intim dengan orang-orang yang ia temui. Prasangka-prasangka buruk kemudian berkembang selama masa kehidupan pendewasaan yang mengakibatkan kecemasan dalam menjalin hubungan dan merasa tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya (Erikson, 1968).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti akhirnya menetapkan untuk menggunakan partisipan penelitian perempuan yang berada pada rentang usia masa dewasa awal, yakni usia 20 hingga 34 tahun. Hal tersebut dikarenakan seseorang di masa dewasa awal baru saja melewati konflik identitas diri vs krisis identitas pada tahap remaja akhir. Tidak semua orang dapat menyelesaikan krisis identitas diri dalam waktu yang singkat, akan tetapi seseorang di masa dewasa awal diharapkan sudah memiliki identitas diri yang stabil. Untuk itu, peneliti ingin melihat bagaimana eksplorasi identitas diri perempuan Jawa di masa dewasa awal pada masa kini.

***Pada bagian ini peneliti telah menjabarkan Perempuan Jawa dalam perspektif budaya, sosial dan perkembangan. Secara singkat, pada bagian perspektif budaya, nantinya di bagian pembahasan peneliti akan meninjau partisipan berdasarkan dirinya sebagai perempuan Jawa dan bagaimana stereotip mengenai perempuan Jawa yang ada di tengah masyarakat membentuk dirinya. Sedangkan pada bagian perspektif sosial, peneliti akan meninjau partisipan berdasarkan dirinya sebagai mahasiswi aktivis. Dan pada bagian perspektif perkembangan, peneliti akan meninjau partisipan sebagai individu yang sedang berada pada tahap masa dewasa awal. Meskipun meninjau ketiga hal yang berbeda, tiga perspektif tersebut saling berkaitan, mempengaruhi, dan secara keseluruhan saling berkesinambungan dan berperan dalam pembembentukan identitas diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

partisipan sebagai perempuan Jawa dewasa muda yang berstatus sebagai

mahasiswi aktivis.

C. Identitas Diri

Peneliti akan memaparkan teori mengenai identitas diri dimulai dari definisi identitas diri, aspek-aspek yang terdapat dalam identitas diri, faktor-faktor pembentukan identitas diri serta proses dan dampak dari pembentukan identitas diri. Seluruh pemaparan tersebut akan mengacu pada teori Erikson dan McAdams.

1. Definisi

Erikson (1968) menjelaskan bahwa identitas merupakan perasaan

partisipantif mengenai diri yang konsisten dan berkembang dari waktu ke

waktu. Erikson menyatakan bahwa identitas diri merupakan suatu

kesadaran akan kesatuan dan kesinambungan pribadi, serta keyakinan

yang relatif stabil sepanjang rentang kehidupan, dan merupakan

pengorganisasian dorongan-dorongan (drives), kemampuan (abilities),

keyakinan (beliefs), dan pengalaman ke dalam citra diri (image of self)

yang konsisten meliputi kemampuan memilih dan mengambil keputusan.

Identitas diri merupakan bentuk kesadaran individu untu menempatkan

diri dan memberikan arti pada dirinya dengan tepat dalam berbagai

konteks kehidupan. Dalam artian lain, seseorang akan memiliki perasaan

menjadi orang yang sama meskipun dalam berbagi tempat dan situasi

sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Erikson (1989) mengartikan identitas diri sebagai pokok dari seluruh kepribadian yang mutlak dalam diri seseorang meskipun situasi lingkungan berubah dan diri menjadi tua. Di sisi lain, identitas diri merupakan keserasian peran sosial yang pada dasarnya bersifat berubah- ubah dan selalu mengalami proses tumbuh dan berkembang. Identitas diri sebagai gaya hidup yang seseorang pilih kemudian berkembang dalam tahap-tahap terdahulu dan menetukan cara-cara individu memerankan peran sosialnya. Selain itu, identitas diri merupakan suatu perolehan khusus pada tahap remaja dan akan diperbaharui dan disempurnakan setelah tahap masa remaja. Identitas diri bersifat partisipantif dalam ruang dan waktu berdasarkan pengalaman yang dilalui oleh individu. Identitas diri juga merupakan bagian bentuk kesinambungan diri sendiri dalam pergaulannya dengan orang lain.

Identitas diri merupakan sebuah proses menjadi seorang individu yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson, 1975).

Identitas diri menyangkut kualitas eksistensi dari partisipan, yang berarti bahwa partisipan memiliki gaya pribadi yang khas, yang membedakan dirinya dengan orang lain. Oleh karena itu, identitas diri bisa dianggap sebagai hasil dari upaya mempertahankan suatu gaya keindividualitasan diri seseorang. Ketika seseorang telah memperoleh identitas dirinya, maka ia akan menyadari ciri-ciri khas kepribadiannya, meliputi kesukaan dan ketidaksukaannya, aspirasi, tujuan masa depan yang diantisipasi, serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

perasaan bahwa ia dapat dan harus mengatur orientasi hidupnya (Erikson,

1989).

Ketika seseorang ditanyakan mengenai identitas dirinya, jawaban mereka tidak terlepas dari atribut identitas sosial yang mereka miliki

(Erikson, 1989). Dengan kata lain, identitas secara sosial meliputi ciri-ciri seseorang berkaitan dengan suatu masyarakat dari mana seseorang berasal, yang tercerminkan melalui perilaku atau karakter masyarakat yang bersangkutan, yang terbentuk secara inheren dengan aktivitas sehari-hari sebagai pembedanya dari kelompok masyarakat lainnya. Warisan budaya, etnis, dan ras individu memiliki peranan penting dalam konsepsi individu mengenai identitas diri mereka pribadi, dan pada gilirannya, memberikan efek penting pada pemikiran dan perilaku sosial. Maka dari itu, penting melihat identitas seseorang melalui perspektif multikultural yang mengedepankan gender, usia, etnis, orientasi seksual, kelas sosial, orientasi religiusitas, dan dimensi kelompok sosial lainnya (Branscombe &

Wann, 1994).

Teori Erikson juga dikenal sebagai “ego psychology” yang menekankan pada konsep bahwa diri (self) diatur oleh ego bawah sadar

(unconscious ego) serta pengaruh yang besar dari kekuatan sosial dan budaya di sekitar individu (Muus, 1996). Erikson menekankan peran budaya dan masyarakat dan konflik yang bisa terjadi di dalam ego itu sendiri. Ia tertarik pada bagaimana anak bersosialisasi dan bagaimana hal ini mempengaruhi perasaan terhadap diri (self) mereka sendiri. Ego bawah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

sadar menyajikan bermacam cara dan aturan dalam menjaga kesatuan dari berbagai aspek kepribadian serta memelihara individu dalam keterlibatannya dengan dunia sosial, termasuk menjalankan tugas penting dalam hidup yaitu menemukan makna dalam hidup. Menurut Erikson, ego berkembang karena berhasil menyelesaikan krisis normatif yang secara khas bersifat sosial.

Burns (1993) menambahkan bahwa “ego” yang dimaksud Erikson merupakan partisipan aktif yang berperan sebagai agen pusat pengorganisasian sedangkan diri (self) sebagai objek. Ide ini diperluas secara sosial, sehingga identitas diri merupakan hasil yang muncul dari pengalaman individu dalam konteks kultural. Erikson (1980) memberikan penekanan pada pengaruh sosial dalam perkembangan seorang individu.

Dalam istilah Erikson, yang dimaksud sebagai psikososial adalah kecocokan timbal balik antara individu dengan lingkungannya. Menurut

Erikson, identitas diri merupakan perasaan yang dapat berfungsi sebagai seseorang yang berdiri sendiri, akan tetapi tetap berhubungan erat dengan orang lain. Perkembangan identitas bukan sekedar representasi diri, melainkan melibatkan hubungan dengan orang lain, komunitas, dan masyarakat kelompok tetapi sekaligus memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan kelompok. Dalam artian lain, kesiapan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan dalam suatu ruang kehidupan menjadi suatu bagian dari sistem budaya yang telah berlangsung (Erikson, 1980).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Secara psikologis, identitas terwujud dari proses restrukturisasi individu terhadap segala identifikasi dan gambaran diri pada masa lalu, lalu diolah dalam perspektif masa depan (Erikson, 1950). Dengan demikian, identitas merupakan kelanjutan dari masa kanak-kanak, pengertian diri yang sekarang, dan menjadi petunjuk di masa depan.

Identitas diri muncul sebagai hasil positif dari integrasi bertahap dalam segala proses identifikasi yang dilalui setiap individu. Istilah pencarian identitas diri merupakan sebuah upaya untuk meneguhkan suatu konsep diri yang bermakna, merangkum semua pengalaman berharga di masa lalu, serta realitas keyakinan yang terjadi termasuk aktivitas yang dilakukan individu pada masa kini serta harapan di masa yang akan datang menjadi sebuah kesatuan gambaran tentang diri (self) yang utuh, berkesinambungan dan unik (Muus, 1996).

Pengertian identitas diri yang dimaksud Erikson dirangkum menjadi beberapa bagian (Erikson, 1989), yakni: a. Identitas diri sebagai intisari seluruh kepribadian yang tetap tinggal

sama dalam diri seseorang walalupun situasi lingkungan berubah dan

diri menjadi tua. b. Identitas diri sebagai keserasian peran sosial yang pada prinsipnya

dapat berubah dan selalu mengalami proses pertumbuhan. c. Identitas diri sebagai ‘gaya hidupku sendiri’ yang berkembang dalam

tahap-tahap terdahulu dan menentukan cara-cara bagaimana peran

sosial diwujudkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

d. Identitas diri sebagai suatu perolehan khusus pada tahap remaja dan

akan diperbaharui dan disempurnakan setelah masa remaja. e. Identitas diri sebagai pengalaman partisipantif akan kesamaan serta

kesinambungan batiniahnya sendiri dalam ruang dan waktu. f. Identitas diri sebagai kesinambungan dengan diri dalam pergaulannya

dengan orang lain.

Salah satu perkembangan teori dari konsep identitas diri Erikson

(1968) adalah identitas narasi milik McAdams (1985). Narasi yang dimaksudkan adalah konstitutif identitas dalam artian bagaimana kita memahami pengalaman kita dan apa yang kita rasakan sebagai perasaan yang saling terkait dalam seluruh pembangunan identitas diri (McAdams

& Pals, 2006; McLean, Pals, & Pasupathi, 2007). Mengacu pada Erikson

(1968), McAdams (1985) membahas kebingungan peran yang biasa dialami oleh individu dalam mencari identitas diri. Meskipun individu mencoba berbagai peran, pada akhirnya individu akan menemukan kesesuaian di beberapa bagian dari masyarakatnya, yaitu sebuah peranan yang unik dan tepat bagi individu. Dalam menemukan itu, individu di usia dewasa awal perlu memperoleh rasa kesinambungan dengan dirinya dan kesamaan dengan lingkungan sosialnya yang akan menjembatani bagaimana dirinya sebagai seorang anak di masa lalu dan bagaimana dirinya di masa yang akan datang, yang kemudian akan mendamaikan konsep tentang dirinya sendiri dan pengakuan komunitasnya tentang dirinya (McAdams, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

McAdams (1993) berpendapat bahwa setiap orang memiliki aspek yang berbeda pada setiap tahapan dalam kehidupannya. Sebagai contoh, individu di akhir masa remaja dan dewasa awal cenderung memfokuskan sebagian dari identitas diri mereka dengan mengkristalkan nilai-nilai dasar dan keyakinan yang menggariskan cerita mereka dalam ideologi yang mereka anut (Erikson, 1958). Dalam pandangan McAdams (2008), orang dewasa mengintegrasikan dirinya dengan menempatkan hidupnya menjadi kisah yang bermakna sesuai konteks budaya yang dianut. Identitas yang terbentuk dengan baik dan berfungsi dengan baik dalam masyarakat dan akan menjadi "cerita yang baik," yang turut menunjukkan ciri-ciri tradisional seperti sebagai koherensi, kredibilitas, kekayaan dan keterbukaan budaya (McAdams, 1993).

Sebelum periode perkembangan remaja akhir atau dewasa awal,

McAdams (1993) menganggap bahwa seseorang belum memiliki identitas.

Hal tersebut bukan berarti menyatakan bahwa orang-orang tidak tahu siapa mereka sebelum masa remaja akhir, akan tetapi, dalam istilah Erikson

(1950), anak-anak biasanya tidak memiliki identitas karena integrasi dirinya belum menjadi masalah psikososial bagi mereka. Dalam life story model of identity (McAdams, 1996), identitas tidak identik dengan "diri" atau "konsep diri" atau sekedar "siapa saya", melainkan mengacu pada kualitas atau rasa tertentu dari pemahaman diri seseorang yang terintegrasi dan menempatkan diri seseorang ke dalam konteks psikososial yang berarti dan memberikan hidup sebuah kesatuan dan tujuan, sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

seseorang disebut memiliki identitas. McAdams (2008) berpendapat bahwa orang-orang mulai mempertaruhkan hidup mereka ke dalam cerita yang menentukan siapa diri mereka yang sesungguhnya. Ini adalah kisah diri yang diinternalisasi dan berkembang dengan mengintegrasikan diri.

Identitas merupakan konfigurasi diri di dunia orang dewasa yang terintegrasi dalam dua cara. Pertama, identitas diri terintegrasi secara sinkronis dengan memadukan berbagai peran dan relasi yang berbeda yang mungkin bertentangan (McAdams, 2001). Menurut McAdams, identitas perlu mengintegrasikan peran dan hubungan sehingga walaupun mereka tampak sangat berbeda, mereka dapat dipandang sebagai sebuah bagian yang integral dan berasal dari konfigurasi-diri yang sama. Kedua, identitas berintegrasi secara diakronik dalam waktu. Dalam artian, identitas perlu mengintegrasikan identitas diri yang berkembang dari waktu ke waktu sehingga meskipun elemen-elemen dalam diri berubah seiring berjalannya waktu, elemen-elemen tersebut tetap dapat disatukan pada sebuah kesatuan yang bermakna ke dalam keseluruhan diri yang terorganisir secara temporal (McAdams, 2001).

McAdams juga menganut teori generativitas milik Erikson (1963) yang digambarkan sebagai perhatian dan komitmen orang dewasa.

Generativitas dapat diungkapkan dengan banyak cara, termasuk mengajar, mentoring, kepemimpinan, dan berbagai komitmen kehidupan lainnya yang melibatkan peninggalan warisan positif diri untuk masa depan. Orang dewasa yang generatif berusaha untuk memberikan sesuatu kembali ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

masyarakat. Mereka mewariskan tradisi yang berharga, dan mereka juga turut menciptakan tradisi baru. Mereka bekerja untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik, tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk generasi mendatang (Erikson, 1963).

Berbagai perspektif meliputi perspektif fisiologis, kognitif, sosial maupun budaya setuju pada satu hal bahwa di akhir masa remaja dan dewasa awal bahwa konsep diri perlu dibangun dan diceritakan dengan cara mengintegrasikan peran yang berbeda, menggabungkan banyak nilai dan keterampilan yang beragam, dan teratur dalam sebuah pola temporal yang bermakna, yang mampu merekonstruksi masa lalu, masa kini yang dirasakan, dan masa depan yang diantisipasi (Erikson, 1963; McAdams,

1985). Tantangan tuntutan identitas diri di masa dewasa dibangun dalam suatu cerita diri yang mensintesis elemen-elemen sinkronik dan diakronik yang diatur sedemikian rupa sehingga menunjukkan bahwa (a) terlepas dari banyak segi, konsep diri bersifat koheren dan terpadu dan (b) meskipun banyak perubahan yang terjadi selama perjalanan hidup, diri di masa lalu mengarah ke diri saat ini, yang pada gilirannya akan mengarah pada diri masa depan (McAdams, 1993).

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa identitas diri adalah kesadaran individu untuk menempatkan diri dan memberi arti pada dirinya sendiri sebagai pribadi yang unik serta memiliki ciri khas yang berbeda dari kelompoknya, memiliki keyakinan yang relatif stabil, serta memiliki peran penting dalam konteks kehidupan masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Identitas diri merupakan suatu kesadaran dan kesinambungan diri dalam

mengenali dan menerima kekhasan pribadi, peran, komitmen dan tujuan

hidup sehingga individu mampu berperilaku sesuati kebutuhan dirinya dan

harapan masyarakat (Erikson, 1980).

2. Aspek

Dengan definisi identitas diri yang sudah disampaikan oleh

McAdams yang mengacu pada Erikson, McAdams et al., (2017) kemudian

mengidentifikasi tiga kategori terkait dengan identitas diri, yakni tema

motivasi, tema afektif dan tema makna integratif. Dari ketiga tema tersebut,

terdapat sembilan aspek yang umum diteliti terkait dengan identitas diri,

antara lain:

A) Tema Motivasi

1) Agensi: Tingkat di mana individu dapat memulai perubahan pada

dirinya sendiri atau mempengaruhi orang lain di lingkungan

mereka dan mencapai tingkat kontrol selama pengalaman

hidupnya.

2) Hubungan erat: Tingkat di mana individu bertujuan untuk

memiliki rasa kebersamaan dan harmoni dengan orang lain atau

lingkungan mereka.

3) Tujuan hidup: Tingkat di mana individu berupaya untuk

membimbing pengembangan dirinya dalam arah yang bermakna

secara pribadi dan berorientasi pada pertumbuhan pribadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

B) Tema Afektif

1) Kontaminasi: Tingkat di mana individu menggambarkan suatu

peristiwa positif yang seharusnya menghasilkan hal-hal baik

namun justru menghasilkan hal-hal yang buruk.

2) Penebusan: Tingkat di mana individu melihat sebuah peristiwa

negatif lalu mengarahkannya ke hasil yang positif.

3) Resolusi positif: Tingkat di mana individu mampu memberikan

gambaran yang positif mengenai peristiwa menantang yang

sebelumnya dilalui.

C) Tema Makna Integratif

1) Proses akomodatif: Tingkat di mana individu mengubah

pandangannya tentang diri dan dunia, di mana individu

mengalami perubahan penting dalam menanggapi lingkungan.

2) Proses eksplorasi: Tingkat di mana individu melakukan upaya

aktif dan terlibat untuk mengeksplorasi, merenungkan dan

menganalisa suatu pengalaman tidak menyenangkan dengan

keterbukaan untuk belajar dan menginginkan perubahan darinya.

3) Pembuatan makna: Tingkat di mana individu mempelajari sesuatu

atau membersihkan pesan dari suatu peristiwa (misalnya:

peristiwa yang tidak bermakna, peristiwa dengan makna yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

kabur, belajar dari peristiwa yang konkret, atau mendapatkan

wawasan mendalam melalui sebuah peristiwa).

McAdams et al., (2017) menyatakan bahwa aspek-aspek yang telah

disebutkan di atas berhubungan dengan kesejahteraan psikologis seseorang

dan mempengaruhi proses pencarian identitas diri mereka. Berdasarkan

penjelasan mengenai aspek-aspek tersebut, dapat disimpulkan bahwa

aspek-aspek dalam identitas diri mencakup motivasi diri individu, peran

dan relasi individu dengan orang lain, serta cara individu memaknai suatu

peristiwa. Sehingga, aspek-aspek yang telah disebutkan di atas merupakan

aspek-aspek yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini.

3. Faktor-faktor Pembentukan Identitas Diri

McAdams dalam penelitiannya tidak mengemukakan faktor-faktor

yang terkait dengan pembentukan identitas diri seseorang. Maka dari itu,

peneliti mengacu pada Erikson (1989) yang mengungkapkan faktor-faktor

pembentukan identitas diri sebagai berikut:

a) Perkembangan para remaja

Perkembangan identitas diri sudah berlangsung sejak anak

mengembangkan kebutuhan akan rasa percaya (trust), otonomi diri

(autonomy), kemampuan berinisiatif (initiative), dan kemampuan

menghasilkan sesuatu (industry). Memasuki masa remaja,

perkembangan keempat komponen ini memberikan kontribusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

terhadap pembentukan identitas diri seseorang. Selain itu, fleksibilitas

dan keterbukaan remaja terhadap perubahan juga mempengaruhi

pembentukan identitas dirinya.

b) Pengaruh keluarga

Keluarga dengan pola asuh yang berbeda akan mempengaruhi

proses pembentukan identitas diri individu secara berbeda. Orangtua

yang menerapkan pola asuh otoriter, yang mana orangtua mengontrol

setiap perilaku anaknya tanpa memberikan mereka kesempatan untuk

mengekspresikan opini dan perasaannya akan mengarah pada

perempasan pembentukan identitas diri anak (foreclosure). Sehingga,

anak mengalami kegagalan dalam menjadi diri yang ideal bagi dirinya

sendiri, melainkan terarah untuk menjadi diri yang ideal bagi

orangtuanya. Sedangkan orangtua dengan pola asuh permisif, yang

mana hanya memberikan sedikit pengarahan kepada anaknya,

cenderung membentuk identitas diri anak yang terarah membaur

(diffuse) (Erikson, dalam Santrock, 1998). Selain itu, orangtua yang

mengembangkan sikap menerangkan, menerima, empatis (enabling)

cenderung lebih membantu individu dalam proses pembentukan

identitas dirinya dibandingkan dengan orangtua yang

mengembangkan sikap selalu menilai dan mengevaluasi

(constraining).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

c) Pengaruh individualitas dan connectedness

Relasi individu dengan keluarga turut mempengaruhi

pembentukan identitas diri individu dengan cara merangsang

individualitas dan keterhubungan individu dengan orang lain

(connectedness). Individualitas meliputi kemampuan individu dalam

mengemukakan pendapat mengenai perasaan bahwa dirinya berbeda

dari orang lain atau anggota keluarganya yang lain. Sedangkan

connectedness meliputi kebersamaan, sensitivitas, keterbukaan

terhadap kritik dan aspek terhadap pendapat orang lain. Bila faktor

individuasi rendah sedangkan faktor connectedness tinggi, maka

individu akan mengembangkan identitas diri yang mengarah pada

bentuk foreclosure. Sebaliknya, jika kedua faktor tersebut lemah,

maka individu akan mengembangkan identitas diri yang mengarah

pada bentuk diffuse.

4. Proses dan Dampak

Erikson menjelaskan bahwa hal utama dalam pembentukan identitas

diri adalah eksperimentasi kepribadian dan peran. Erikson meyakini bahwa

manusia akan dihadapkan dengan sejumlah pilihan. Individu mencoba

peran serta kepribadian yang beragam sebelum pada akhirnya mencapai

pemikiran diri yang stabil. Proses pembentukan identitas diawali dengan

berakhirnya pengidentifikasian diri individu terhadap orangtua atau orang

dewasa yang berada di sekitar individu. Individu tidak lagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

mengidentifikasi dirinya berdasarkan anggota tubuh, penampilan dan orangtuanya. Proses pembentukan identitas diri bergantung pada keadaan masyarakat di mana individu tinggal, sehingga kemudian masyarakat mengenalnya sebagai individu yang telah menjadi dirinya sendiri dengan caranya sendiri (Erikson, 1989).

Erikson (1989) menyebutkan bahwa pembentukan identitas diri membutuhkan dua elemen utama, yaitu eksplorasi (krisis) dan komitmen.

Istilah “eksplorasi” yang dimaksud adalah waktu di mana individu berusaha menjelajahi berbagai alternatif tertentu dan memberikan perhatian terhadap keyakinan dan nilai-nilai yang dibutuhkan dalam pemilihan alternatif tersebut. Sedangkan “komitmen” adalah usaha pengambilan keputusan terhadap ideologi atau keyakinan, serta usahanya dalam menentukan berbagai strategi dalam merealisasikan keputusan tersebut. Berdasarkan dua elemen tersebut, maka dalam proses pembentukan identitas diri, individu mengalami kemungkinan yang disebut dengan krisis identitas untuk menuju pada suatu komitmen yang merupakan keputusan akan masa depan yang ingin dijalani.

Selama periode eksplorasi, individu mencari tahu kemungkinan- kemungkinan dan mulai membentuk identitas mereka sendiri berdasarkan hasil penjelajahan mereka. Bila individu gagal dalam membangun rasa identitas diri di dalam masyarakat dan tidak dapat menyelidiki apa yang ia inginkan di masa depan, individu akan dihadapkan dengan kebingungan peran (identity confusion). Kebingungan peran melibatkan individu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

tidak yakin terhadap diri mereka sendiri atau peran mereka dalam masyarakat.

Menurut Erikson (1989) remaja yang berhasil mencapai suatu identitas diri yang stabil akan memperoleh suatu pandangan yang jelas tentang dirinya, memahami perbedaan dan persamaannya dengan orang lain, menyadari kelebihan dan kekurangan dirinya, penuh percaya diri, tanggap terhadap berbagai situasi, mampu mengambil keputusan penting, dan yang paling penting mampu mengantisipasi tantangan masa depan.

Sementara, menekan seseorang menjadi diri yang ideal seperti yang masyarakat harapkan dapat mengakibatkan pemberontakan dalam bentuk pembentukan identitas negatif, dan menimbulkan perasaan tidak bahagia dan ketidakpuasan terhadap diri sendiri. Erikson percaya jika kita melihat hidup kita tidak produktif, merasa bersalah tentang masa lalu kita, atau merasa bahwa kita tidak mencapai tujuan hidup kita, kita menjadi tidak puas dengan kehidupan dan mengembangkan keputusasaan, yang seringkali menyebabkan depresi dan keputusasaan.

Seseorang dengan pandangan identitas diri yang baik mencerminkan kematangan psikologis yang menekankan pada proses pembelajaran, pertumbuhan, dan transformasi pribadi yang positif (McAdams, Bauer, &

Sakaeda, 2005). McLean & Pratt (2006) menemukan bahwa orang dewasa muda yang terlibat dalam proses pembentukan identitas yang lebih rumit dari titik balik dalam hidup mereka cenderung mendapat skor lebih tinggi pada keseluruhan indeks kematangan identitas (Syed & Azmitia, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Banyak penelitian menunjukkan bahwa resolusi positif dari peristiwa

negatif dikaitkan dengan tingkat kebahagiaan dan kesejahteraan yang lebih

tinggi (King & Hicks, 2007; McAdams, 2008). McAdams dalam

penelitiannya menunjukkan bahwa dampak dari pencapaian seseorang

dalam memaknai identitas dirinya adalah kesejahteraan hidup. Sehingga,

dapat diasumsikan bahwa untuk mencapai kesejahteraan dalam hidup,

seseorang perlu memaknai identitas dirinya.

Pemahaman mengenai definisi, aspek, dan faktor pembentukan

identitas diri yang akan digunakan dalam penelitian ini akan membantu

kita mengikuti alur penelitian ini. Setelah pembahasan mengenai identitas

diri secara umum, bagian selanjutnya akan membahas terkait identitas diri

perempuan Jawa.

D. Identitas Diri Perempuan Jawa

Identitas diri merupakan perasaan yang dapat berfungsi sebagai seseorang yang dapat berdiri sendiri, akan tetapi tetap berhubungan erat dengan orang lain

(Erikson, 1989). Identifikasi diri muncul ketika seseorang dalam usia muda telah memiliki nilai kehidupan yang dipercayai tanpa mengabaikan nilai dari masyarakat di mana ia berasal. Dalam artian, bahwa seseorang telah memiliki peran yang jelas dan berarti dalam masyarakat. Sebelum mencapai identitas diri yang stabil, pada masa remaja akhir individu perlu melalui krisis masa pencarian identitas diri vs krisis identitas diri (identity crisis) yang berhubungan dengan tugas perkembangannya selama masa remaja, seperti penerimaan keadaan fisik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

peran seks secara sosial, memilih tata nilai yang menuntun perilaku dan mengembangkan perilaku sosial (Erikson, 1989). Setelah melewati tahap krisis identitas pada masa remaja akhir, individu diharapkan mampu membangun hubungan yang intim dengan orang lain di sekitarnya. Menurut Erikson (1950), masing-masing tahap perkembangan memiliki kekuatannya untuk melanjutkan ke tahap perkembangan berikutnya. Apabila Seseorang mengalami keadaan bimbang pada salah satu tahap perkembangan, maka hal itu akan berdampak pada tahap perkembangan berikutnya.

Identitas diri merupakan sebuah proses menjadi seorang individu yang unik

(Erikson, 1975). Jika dikaitkan dengan perempuan Jawa, hal ini sedikit sulit untuk dicapai karena seorang perempuan Jawa kaitannya tidak terlepas dari nilai budaya meliputi adat istiadat. Nilai-nilai tersebut yang dipelajari dan menjadi pedoman bagi pencarian identitas diri seorang perempuan Jawa. Sejak dulu, nilai-nilai tersebut terus ditanamkan secara turun-temurun sejak masa kanak-kanak. Ketika masa kanak-kanak, nilai-nilai tersebut biasa dipelajari melalui cerita yang anak- anak dengar dari orangtuanya. Cerita-cerita tersebut mampu mempengaruhi pikiran pendengar dalam bertindak dan pembentukan identitas dirinya. Cerita kehidupan masa kini dianggap sebagai internalisasi dan sebagai perkembangan narasi diri yang menggambarkan bagaimana individu pada masa ini memahami siapa dirinya sekarang, sebelumnya dan menjadi apa di masa depan (McAdams,

2006). Untuk itu, ketika seseorang perempuan Jawa mengalami kebimbangan saat pencarian identitas di masa remaja akhir apabila perannya tidak sesuai dengan tuntutan masyarakat. Hal tersebut diungkapkan oleh Erikson (1989), bahwa salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

satu dimensi kompleks mengenai identitas adalah mengenai kecocokan hubungan timbal balik psikososial. Hal tersebut tentu akan berpengaruh ketika seorang perempuan Jawa akan memulai hubungan yang intim.

Erikson (1989) menyatakan bahwa salah satu tugas perkembangan di masa dewasa awal adalah menjalin hubungan yang dekat dan intim terutama dengan lawan jenis untuk akhirnya membangun keluarga. Perempuan Jawa pada dasarnya memang jarang diperbincangkan perannya secara mandiri, mereka cenderung dibicarakan dengan kaitan perannya dalam keluarga. Mulai dari bagaimana menjadi anak perempuan yang baik, wanita Jawa yang baik, istri yang baik, sampai menjadi ibu yang baik. Hal itu akan terus terjadi secara berulang di mana kedudukan anak perempuan bergantung pada ayah, dan kedudukan seorang istri bergantung pada suami.

Secara keseluruhan, hingga saat ini peran perempuan di Jawa masih diatur oleh tradisi. Secara tidak langsung, peran-peran perempuan Jawa yang telah diharapkan oleh masyarakat memaksa mereka untuk membentuk identitas dirinya sesuai dengan tuntutan masyarakat. Tujuan hidup perempuan seakan-akan hanyalah untuk menikah dan membentuk keluarga sesudahnya hampir seluruh kehidupannya dilewatkan dalam keluarga. Dalam keadaan ini, perempuan jadi bergantung pada laki-laki secara ekonomis karena pekerjaan yang dilakukan di rumah tidak menghasilkan gaji, dengan ditambah lagi, perempuan seakan-akan dipenjarakan di suatu dunia yang tidak merangsang kepribadiannya (Budiman,

1985). Nilai-nilai Jawa yang turun-temurun diturunkan tidak akan mudah hilang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

seiring dengan waktu, meskipun budaya pada dasarnya bersifat dinamis dapat berubah seiring berjalannya waktu.

Sesungguhnya banyak hal positif yang ditunjukkan Perempuan Jawa sebagai identitasnya. Sayangnya, di sisi lain, Perempuan Jawa dari tahun ke tahun cenderung tidak banyak berubah. Sejak perjuangan Kartini hingga sekarang,

Perempuan Jawa masih kesulitan mengekspresikan dirinya akibat adanya batasan adat istiadat. Perempuan Jawa terikat oleh nilai-nilai budaya yang melekat dalam masyarakat. Sementara pada umumnya, individu memiliki kesan yang kuat bahwa dirinya merupakan kesatuan yang berbeda dengan orang-orang yang berada di sekitarnya (Erikson, 1989). Sehingga kebebasan berekspresi dibutuhkan setiap individu dalam rangka mencapai identitas idealnya.

Seiring dengan perubahan zaman, generasi muda cenderung mempertanyakan imperatif-imperatif lama yang dianggap tidak lagi relevan dengan kondisi aktual masa kini. Oleh karena itu, identitas pada dasarnya merupakan sebuah proses yang berkelanjutan, dan dapat dimodifikasi serta diubah melalui hubungan sosial terutama ketika masing-masing anggota memiliki kesadaran dan menggunakan partisipantivitasnya untuk menempatkan diri di luar identitas leluhur yang mereka warisi untuk memberikan budaya baru sesuai dengan masanya bagi identitas masyarakat setempat. Dengan demikian, konsep identitas pada masyarakat plural kini dihadapkan pada tantangan antara mempertahankan orisinalitas atau mengikuti perubahan-perubahan baru yang tidak bisa dipungkiri. Maka dari itu, peneliti ingin melihat bagaimana eksplorasi identitas diri perempuan Jawa masa kini ketika masih terikat dengan adat istiadat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Dalam ilmu psikologi, terdapat beberapa tokoh yang memunculkan teori terkait identitas diri. Namun, Erikson merupakan ahli psikososial yang pertama kali mengemukakan teori mengenai pembentukan identitas diri. Terlebih lagi, selain membahas tentang identitas diri secara umum, Erikson juga merupakan pelopor teori perkembangan psikososial yang membahas krisis-krisis yang dialami oleh manusia sepanjang hidupnya, yang salah satunya merupakan krisis identitas. Maka dari itu, peneliti memutuskan untuk menggunakan teori identitas

Erikson sebagai acuan untuk melihat eksplorasi identitas diri perempuan Jawa dewasa muda masa kini ketika masih terikat dengan adat istiadat.

E. Kerangka Konseptual Awal

Perempuan Jawa dewasa muda adalah salah satu kelompok dari perempuan

Jawa dari kalangan usia lainnya, yang memiliki dinamika psikologis yang lebih kompleks dibandingkan pada usia sebelum atau sesudahnya. Kompleksitas tersebut bisa dilihat dari perspektif psikologi perkembangan, di mana seseorang yang telah memasuki usia dewasa pada umumnya dianggap telah menemukan identitas dirinya dan mampu menjalin hubungan sosial yang intim. Sementara, faktanya pencarian identitas diri tidak terhenti di usia remaja, melainkan sebuah proses yang berlangsung seumur hidup. Sedangkan menurut perspektif psikologi sosial, ketika seseorang telah memasuki usia dewasa muda namun masih memiliki keraguan dengan identitas dirinya, hal itu akan membuat individu menjadi terisolasi dan berlanjut pada konflik psisosial berikutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Berdasarkan teori Erikson, terdapat dua kemungkinan yang bisa terjadi ketika seseorang sedang mencari identitas dirinya. Seseorang mungkin akan mendapatkan identitas diri yang ideal, sementara individu yang lain mungkin akan mengalami kebingungan identitas (identity confusion). Kemudian, ketika seseorang berhasil mempertahankan identitas diri yang ideal, maka ia akan mendapatkan identitas diri yang stabil, sementara seseorang yang terjebak dalam kebingungan identitas akan mengalami krisis identitas. Dalam mencapai identitas diri yang stabil maupun krisis identitas, individu menjalani proses eksplorasi dan komitmen dalam mencapai identitas dirinya. Kemampuan individu dalam mencapai identitas dirinya juga dipengaruhi oleh tiga faktor yang sudah dipaparkan oleh Erikson.

Untuk lebih dapat memahami alur berpikir penelitian ini, peneliti akan melampirkan sebuah kerangka konseptual.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

IDENTITAS DIRI

Eksplorasi Komitmen

Menjelajahi alternatif Usaha pengambilan pilihan. keputusan terhadap Memberikan perhatian ideologi/keyakinan. terhadap keyakinan dan Usaha dalam menentukan nilai-nilai. strategi dalam merealisasikan keputusan.

Identitas diri yang ideal Identitas diri negatif/ kebingungan peran Memperoleh suatu pandangan yang jelas Tidak bahagia. tentang dirinya. Ketidakpuasan terhadap Memahami perbedaan dan diri sendiri. persamaannya dengan Melihat hidup tidak orang lain. produktif. Menyadari kelebihan dan Merasa bersalah tentang kekurangan dirinya. masa lalu. Penuh percaya diri. Merasa gagal dalam Tanggap terhadap berbagai mencapai tujuan hidup. situasi. Putus asa. Mampu mengambil Depresi. keputusan penting. Mampu mengantisipasi tantangan masa depan.

Identitas diri yang stabil Krisis identitas

Gambar 1. Kerangka Konseptual Identitas Diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

F. Kesimpulan Kajian Literatur

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa setiap orang melalui proses eksplorasi dan komitmen yang berbeda dalam mencapai identitas dirinya. Proses pembentukan identitas diri bergantung pada keadaan masyarakat di mana ia tinggal, sehingga kemudian masyarakat mengenalnya sebagai individu yang telah menjadi dirinya sendiri dengan caranya sendiri. Proses eksplorasi dan komitmen tersebut menentukan bagaimana pengalaman hidup individu membentuk identitas diri mereka hingga bagaimana pada akhirnya seseorang mungkin mendapatkan identitas diri yang ideal atau justru mengalami kebingungan peran/membentuk identitas diri yang negatif. Peneliti kemudian berasumsi bahwa partisipan penelitian yang berasal dari kalangan mahasiswi aktivis, dengan segala pengalaman yang membentuk pola pikirnya, membangun kepercayaan dirinya, serta memperoleh kepercayaan masyarakat melalui intensitasnya dalam berintekasi dengan masyarakat mampu mencapai identitas diri yang ideal yang sesuai dengan harapan pribadi, terlepas dari harapan masyarakat sekitar. Sehingga, menjadi penting bagi peneliti untuk melihat bagaimana eksplorasi identitas diri perempuan Jawa pada diri mahasiswi aktivis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pengantar

Dalam bagian ini, peneliti akan membahas mengenai rancangan penelitian ini secara keseluruhan, dilanjutkan dengan pemaparan mengenai partisipan penelitian beserta kriterianya, apa yang menjadi fokus dalam penelitian ini, prosedur yang akan digunakan selama penelitian ini berlangsung, instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, refleksivitas peneliti, serta pertimbangan etis dalam penelitian ini.

B. Rancangan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Creswell (2003) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai metodologi penelitian yang mampu membangun pernyataan pengetahuan berdasarkan pada perspektif konstruktivis (yaitu makna ganda dari pengalaman individu, makna yang dibangun secara sosial dan historis, dengan maksud mengembangkan teori atau pola) atau perspektif advokasi/partisipatif (yaitu politis, berorientasi pada masalah, kolaboratif atau berorientasi pada perubahan) atau keduanya.

Pengetahuan dibangun melalui interprestasi terhadap multi-bahasa yang bervariasi dari masukan yang terlibat dalam penelitian dan tidak hanya dari penelitinya semata (Creswell, 2003). Menurut Creswell (2012), penelitian kualitatif menjadi metode untuk mengeksplorasi dan memahami bagaimana individu memaknai

70 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

suatu permasalahan sosial. Penelitian yang menggunakan penelitian kualitatif bertujuan untuk mengetahui objek yang diteliti secara mendalam. Tujuan umum dari pada penelitian kualitatif yakni mencakup informasi tentang fenomena utama yang dieksplorasi dalam penelitian, partisipan penelitian, serta lokasi dari penelitian itu sendiri (Creswell, 2012). Dalam penelitian kualitatif, metode yang bisa dimanfaatkan adalah metode naratif.

Metode naratif merupakan salah satu metode penelitian kualitatif yang ingin melihat kehidupan seseorang secara keseluruhan melalui kisah hidup yang dideskripsikan dalam bentuk narasi (Smith, 2008). Pendekatan naratif mengorganisasi berbagai interpretasi sehari-hari terhadap dunia dalam bentuk kisah (Smith, 2008). Dalam memaknai diri atau orang lain, kita dibimbing oleh alur-alur narasi. Kita tidak sekedar membuat daftar serangkaian peristiwa, melainkan membawakan peristiwa-peristiwa dalam suatu kisah. Narasi merupakan tafsir sosial yang dibangun dalam interaksi sosial sehari-hari.

Penelitian menggunakan metode naratif berkaitan dengan pembentukan makna yang bersifat dinamis atau selalu berubah-ubah. Penelitian dengan metode naratif mampu menangkap keteraturan pada segala sesuatu yang kelihatannya tidak beraturan. Narasi merupakan alat utama untuk menghadirkan rasa keteraturan tersebut (Smith, 2008).

Salah satu instrumen yang biasa digunakan untuk mengumpulkan data narasi yang luas dalam literatur kepribadian adalah Life Story Interview (LSI; McAdams,

2008). Protokol wawancara semi terstruktur ini terbukti menjadi sarana efektif untuk mengumpulkan cerita pribadi. LSI memfasilitasi narasi diri dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

mengulas komponen utama yaitu memori autobiografi dalam periode seumur hidup, dan dalam waktu yang lebih spesifik sambil memproyeksikan kehidupan individu yang diwawancarai mengenai harapannya di masa depan dan memberikan informasi konseptual mengenai nilai dan ideologi pribadinya

(McAdams, 2008). Model LSI mampu memberikan dorongan naratif yang berkisar pada tantangan tertentu yang menyita perhatian individu sepanjang hidupnya, serta memori kehidupan penting yang berfungsi sebagai inti protokol.

Tiga hal yang menjadi perhatian dalam penelitian tentang identitas naratif adalah cerita tentang titik tertinggi, titik terendah, dan titik balik kehidupan (McLean &

Pratt, 2006).

Metode naratif mampu memberikan kesempatan bagi seseorang untuk menceritakan pengalamannya dengan luwes dan mendalam. Narasi tidak hanya memberikan tatanan dan makna pada kehidupan kita sehari-hari tapi secara refleksif juga memberikan struktur pada rasa kedirian kita. Narasi memungkinkan kita untuk mendeskripsikan pengalaman dan mendefinisikan diri (Smith, 2008).

Maka dari itu, metode penelitian ini sangat cocok untuk penelitian eksplorasi identitas diri perempuan Jawa, sehingga diharapkan mampu membantu mereka menemukan makna dari pengalaman yang dimilikinya. Metode naratif juga cocok untuk digunakan dalam situasi di mana ada celah antara pengalaman seseorang terkait diri sebenarnya dan diri yang ideal (real self vs ideal self), atau adanya konflik antara diri dan lingkungan (self vs society) (Willig, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

C. Partisipan Penelitian

Penelitian kualitatif memahami fenomena mengenai apa yang dialami oleh partisipan, meliputi perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain dengan cara deskriptif dan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2013).

Sehingga, dalam penelitian kualitatif, hasil penelitian bergantung pada narasi partisipannya. Peneliti akan menjelaskan teknik pemilihan dan kriteria partisipan penelitian, serta prosedur mendapatkan partisipan penelitian di bawah ini:

1. Teknik Pemilihan dan Kriteria Partisipan Penelitian

Subjek penelitian adalah target populasi yang memiliki karakteristik

tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Subjek penelitian yang

dimaksudkan dalam penelitian ini adalah perempuan Jawa yang berasal

dari kalangan mahasiswi aktivis.

Sedangkan, objek penelitian adalah suatu atribut, sifat, nilai dari

seseorang, atau objek dan kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Objek penelitian dalam penelitian ini

adalah identitas diri.

2. Prosedur Mendapatkan Partisipan Penelitian

Pemilihan partisipan yang dianggap sesuai dengan kerangka

penelitian ini bersifat purposive (partisipan bertujuan). Menurut Sugiyono PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

(2010), purposive sampling adalah teknik untuk menentukan sampel

penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar

data yang diperoleh nantinya mampu mewakili partisipan penelitian

(representatif). Terkait dengan pertimbangan dan karakteristik tertentu,

maka peneliti membutuhkan kriteria sebagai acuan pemilihan partisipan

penelitian. Kriteria tersebut antara lain:

1. Seorang perempuan dengan latar belakang orangtua yang berasal

dari Jawa dan tumbuh besar dengan budaya Jawa.

2. Memiliki rentang usia dewasa awal antara 22-27 tahun.

3. Masih berstatus sebagai mahasiswi dan/atau memiliki pekerjaan di

bidang aktivis sosial.

D. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana dinamika psikologis yang dialami oleh partisipan dilihat dari tiga perspektif ilmu psikologi, yaitu psikologi budaya, psikologi sosial dan psikologi perkembangan dan bagaimana proses pembentukan identitas diri pada setiap partisipan.

E. Prosedur Penelitian

Langkah studi naratif dalam Research Methods for Studying Narrative

Identity (McAdams et al., 2017) adalah sebagai berikut:

1. Menanyakan pertanyaan naratif yang bersifat eksploratif.

2. Menulis atau mengidentifikasi petunjuk naratif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

3. Menentukan konteks pengumpulan data.

4. Menyiapkan narasi untuk coding.

5. Mengembangkan coding manual dengan memeriksa kecocokan antara

cerita partisipan dengan yang diterima peneliti.

6. Proses coding dengan merevisi kesenjangan dan mengkode

keseluruhan data.

7. Memberikan laporan data dengan menampilkan narasi deskriptif.

Sementara, menurut Murray (dalam Smith, 2008) langkah studi naratif adalah sebagai berikut:

1. Melakukan kontak awal dengan para partisipan.

2. Menjelaskan tujuan penelitian dengan jelas,

3. Membuat perjanjian pelaksanaan wawancara demi mendapatkan

persetujuan dari para partisipan.

4. Melakukan proses wawancara.

5. Membuat kerangka coding.

6. Melakukan coding.

7. Melakukan analisis naratif deskriptif dan interprerarif.

Sebenarnya langkah studi naratif yang dilakukan oleh McAdams et al., (2017) dan Murray (dalam Smith, 2008) tidak jauh berbeda. Sehingga akhirnya, peneliti memilih untuk menggabungkan kedua sumber tersebut dan menggunakan langkah studi naratif dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tahap pertama yang dilakukan peneliti adalah mencari partisipan yang sesuai dengan kriteria penelitian. Selanjutnya, peneliti akan menemui partisipan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

membangun rapport yang baik untuk menciptakan kenyamanan pada diri partisipan sehingga mampu menceritakan narasi hidupnya dengan leluasa. Setelah berhasil membangun rapport dengan partisipan, peneliti akan menjelaskan tujuan dari penelitian ini. Peneliti juga akan memberikan informed consent sebagai bentuk kesepakatan dan kesediaan partisipan untuk menjadi partisipan penelitian.

Kemudian, peneliti dan partisipan akan menyepakati waktu wawancara.

Setelah proses wawancara dilakukan, peneliti kemudian mengelola data dengan menginterpretasi cerita dari masing-masing partisipan ke dalam narasi yang yang telah ditulis secara kronologis dengan mengacu pada tabel episode yang sudah diverifikasi. Sebelum melanjutkan ke prosedur berikutnya, peneliti melakukan verifikasi data terlebih dahulu dengan mengirimkan narasi dan interpretasi yang telah peneliti buat kepada partisipan untuk meyakinkan adanya kesinambungan antara cerita partisipan dengan interpretasi peneliti.

Pada tahap terakhir, peneliti mencari benang merah dari setiap partisipan untuk kemudian dianalisis terkait dengan dinamika psikologis dan proses pembentukan identitas dirinya sesuai dengan acuan literatur dalam penelitian ini.

Kemudian, peneliti melakukan pembahasan gabungan dan mencari benang merah dari ketiga partisipan untuk dilihat secara keseluruhan sebagai representasi dari subjek penelitian ini. Dari benang merah yang peneliti temukan, peneliti kemudian dapat membuat kesimpulan akhir dari hasil penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

F. Instrumen Pengumpulan Data.

Pada bab sebelumnya, peneliti telah membahas aspek-aspek identitas diri yang diungkap oleh McAdams et al., (2017). Aspek-aspek tersebut kemudian dijadikan kerangka konseptual yang menjadi dasar instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini. Dalam melakukan penelitian skripsi mengenai identitas diri perempuan Jawa muda masa kini, peneliti mengunakan metode wawancara naratif dengan pendekatan kualitatif. Wawancara merupakan sumber utama bagi peneliti naratif (Smith, 2008). Wawancara naratif dibuat untuk menciptakan kesempatan bagi partisipan untuk memberikan narasi terperinci mengenai suatu pengalaman.

Wawancara kisah hidup (life story) merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam wawancara narasi personal (Smith, 2008).

Peneliti menyiapkan beberapa pertanyaan untuk dijadikan bahan data atu sumber yang relevan dalam penelitian dengan acuan Life Story Interview (LSI) yang dikemukakan oleh McAdams (2008). LSI merupakan panduan wawancara yang mengungkap kehidupan seseorang secara periodik dan dalam bentuk narasi pengalaman pribadi yang ditulis secara dinamis dengan merekonstruksikan representasi peristiwa. Metode LSI mengajak partisipan untuk bermain peran sebagai pendongeng yang menceritakan kehidupannya sendiri. Partisipan diminta untuk menceritakan kehidupannya di masa lalu, masa kini dan bagaimana partisipan melihat dirinya di masa yang akan datang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Tabel 1

Panduan Wawancara

Bagian Pertama Aspek Pertanyaan Episode kehidupan Di antara hal-hal ini: buku, , komik, film, atau dalam 3-8 episode, plus sinetron, mana yang paling familiar bagi Anda? satu episode yang (Jika jawabannya adalah buku, maka pertanyaan mencakup naskah masa selanjutnya adalah) depan Jika Anda menulis sebuah buku tentang kisah kehidupan Anda terkait jati diri Anda sebagai orang Jawa, dalam sekitar 5 bab, apa saja judul-judul bab tersebut? Ceritakan isi dari masing-masing bab. Jika Anda menulis bab terakhir/penutup dari buku tersebut, mencakup periode masa depan, apa judulnya? Ceritakan isi bab tersebut. Poin utama dalam kehidupan Aspek Pertanyaan Peristiwa-peristiwa 1. Coba ceritakan pengalaman yang sangat Kunci membahagiakan bagi Anda dalam episode kehidupan ini? 2. Coba ceritakan pengalaman yang sangat menyedihkan bagi Anda dalam episode kehidupan ini? 3. Coba ceritakan pengalaman yang menjadi titik balik dalam episode kehidupan ini? 4. Coba ceritakan peristiwa yang menonjol secara positif dalam rentang kehidupan Anda di masa kanak-kanak hingga usia remaja? 5. Coba ceritakan peristiwa yang menonjol secara negatif dalam rentang kehidupan Anda di masa kanak-kanak hingga usia remaja? 6. Coba ceritakan apa yang Anda lihat sebagai babak berikutnya dalam kehidupan Anda. Apa yang akan terjadi selanjutnya dalam kisah hidupmu? 7. Coba ceritakan rencana, impian, atau harapan Anda untuk masa depan. Apa yang ingin Anda capai di masa depan dalam kisah hidup Anda? 8. Coba ceritakan proyek Anda dalam kehidupan ke depannya? 9. Coba ceritakan memori yang menurut Anda PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

cukup penting dalam episode kehidupan ini? Tokoh-tokoh penting: Roles 1. Coba sebutkan siapa saja tokoh-tokoh yang menurut Anda cukup penting dan signifikan dalam episode kehidupan ini! 2. Coba ceritakan apa saja peran yang dimiliki oleh setiap tokoh penting tersebut dalam episode kehidupan ini! 3. Bagaimana setiap tokoh penting tersebut menjalankan perannya masing-masing dalam episode kehidupan ini? 4. Apa yang menjadi harapan Anda terkait peran- peran yang dimiliki oleh setiap tokoh penting dalam episode kehidupan ini? 5. Apakah setiap tokoh penting sudah menjalankan perannya sesuai dengan harapan Anda? 6. Jika belum, bagaimana Anda menyikapi hal tersebut? Relationship 1. Bagaimana relasi yang terjalin antara Anda dan tokoh-tokoh penting tersebut dalam episode kehidupan ini? 2. Coba ceritakan bagaimana tokoh-tokoh penting tersebut berinteraksi dengan Anda dalam episode kehidupan ini! 3. Apa yang menjadi harapan Anda terkait interaksi oleh setiap tokoh penting kepada Anda? 4. Apakah setiap tokoh penting sudah berinteraksi kepada Anda sesuai dengan harapan Anda? 5. Jika belum, bagaimana Anda menyikapi hal tersebut? Situation 1. Coba ceritakan bagaimana reaksi yang diberikan oleh tokoh-tokoh penting ini kepada Anda dalam situasi sosial! 2. Apa yang menjadi harapan Anda terkait reaksi yang diberikan oleh tokoh-tokoh penting kepada Anda dalam situasi sosial? 3. Apakah reaksi yang diberikan oleh setiap tokoh penting sudah sesuai dengan harapan Anda? 4. Jika belum, bagaimana Anda menyikapi hal tersebut? Tokoh diri sendiri: Aspek Pertanyaan 1. Coba identifikasi dan ceritakan apa yang menjadi Tantangan hidup tantangan terbesar dalam hidup Anda? 2. Bagaimana tantangan tersebut berkembang dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

hidup Anda? 3. Bagaimana Anda menangani atau menghadapi tantangan tersebut? 4. Apa dampak dari tantangan tersebut terhadap kehidupan Anda? 1. Coba identifikasi dan ceritakan peristiwa dalam hidup Anda di mana Anda/anggota keluarga Anda menghadapi masalah kesehatan! 2. Bagaimana perkembangan masalah kesehatan Kesehatan tersebut? 3. Apa dampak dari masalah kesehatan tersebut terhadap kehidupan Anda secara keseluruhan? 4. Bagaimana Anda mengatasi dampak dari masalah kesehatan tersebut? 1. Coba identifikasi dan ceritakan pengalaman kehilangan yang pernah Anda alami secara interpersonal! Kehilangan 2. Bagaimana proses kehilangan tersebut? 3. Bagaimana dampak dari kehilangan tersebut terhadap kehidupan Anda? 1. Coba identifikasi dan ceritakan kegagalan atau penyesalan terbesar yang pernah Anda alami! 2. Bagaimana kegagalan atau penyesalan itu terjadi? Kegagalan dan 3. Bagaimana Anda mengatasi kegagalan atau penyesalan penyesalan ini? 4. Apa akibat dari kegagalan atau penyesalan ini dalam kehidupan Anda? 1. Coba ceritakan secara singkat keyakinan dan nilai religius Anda! Nilai religius atau etika 2. Coba ceritakan pendekatan etis atau moral Anda terhadap kehidupan! 1. Coba ceritakan pandangan politik Anda! Nilai politik atau sosial 2. Apakah ada masalah sosial tertentu yang menjadi perhatian Anda? 1. Coba ceritakan bagaimana pandangan dan nilai Pandangan keagamaan religius, moral, dan atau politik Anda dan politik berkembang dari waktu ke waktu! 1. Menurut Anda, apakah nilai terpenting dalam Nilai pribadi kehidupan manusia? 1. Melihat kembali seluruh kisah hidup Anda dalam setiap bab, adegan, dan tantangannya, dan memperluasnya kembali ke masa lalu dan masa Tema Kehidupan depan, apakah Anda memahami tema, pesan, atau gagasan sentral yang membentang dalam sepanjang cerita yang Anda sampaikan? Apa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

tema utama dalam kisah hidup Anda? Tolong jelaskan. 1. Apa pendapat dan perasaan Anda selama wawancara? Menurut Anda bagaimana Refleksi wawancara ini mempengaruhi Anda? Apakah ada komentar lain tentang proses wawancara?

Dengan demikian, metode LSI dapat mengungkap narasi partisipan yang berisikan refleksi dinamis mengenai bagaimana individu mengingat pengalaman mereka. Narasi yang dihasilkan oleh metode LSI merupakan konstitutif identitas dalam bagaimana individu memahami pengalamannya dan siapa yang dianggap memilki hubungan timbal-balik dengannya dalam seluruh perkembangan hidupnya (McAdams et al., 2017; McAdams & Pals, 2006). Terlebih lagi, karena narasi tertatam dalam interaksi sosiokultural sepanjang hidup, bagaimana individu menceritakan kehidupan mereka mencerminkan upaya eksplisit dalam bagaimana keberadaannya di dunia (McAdams, 2008). Maka dari itu, penelitian ini menggunakan life story interview (LSI) sebagai panduan wawancara. Hal ini dikarenakan LSI telah terbukti mencakup aspek yang mampu mengungkapkan identitas diri seseorang (McAdams, 2008).

G. Reflesivitas Peneliti

Peneliti secara sadar mengetahui adanya keterbatasan dalam diri yang dirasa memiliki kecenderungan untuk menghambat proses pengambilan data ini. Peneliti sebagai perempuan Jawa memiliki peluang bias sehingga mampu mengancam kemurnian data. Kemurnian data juga bisa dipengaruhi oleh perspektif partisipan, di mana peneliti bisa saja merasakan hal yang dirasakan oleh partisipan. Untuk itu, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

diperlukan kesadaran akan posisi dan batasan peneliti dalam penelitian ini.

Keterbatasan lainnya yakni peneliti masih berstatus sebagai mahasiswi, di mana peneliti masih dalam tahap pembelajaran. Selain itu, peneliti mempelajari bidang psikologi, di mana fokusnya bukan pada budaya, sedangkan penelitian ini mengkombinasikan ilmu psikologi dengan ilmu budaya. Di sisi lain, peneliti sebagai mahasiswi psikologi juga dapat menafsirkan pemikiran para partisipan yang merupakan para mahasiswi non psikologi dengan berdasarkan perspektif psikologi. Para partisipan dalam penelitian ini merupakan mahasiswi sekaligus aktivis, peneliti sendiri turut aktif dalam aktivitas sosial, akan tetapi peneliti tidak seintensif para partisipan dalam penelitian ini sehingga bisa jadi pemahaman dan pengalaman yang partisipan rasakan berbeda dengan peneliti. Selain itu, masing- masing partisipan dan juga peneliti memiliki latar belakang keluarga terkait ekonomi, geografis juga agama yang berbeda, untuk itu bagaimana masing- masing partisipan memegang budaya tentu berbeda-beda. Partisipan dan peneliti yang sama-sama masih usia dewasa awal juga mungkin mengalami masa pendewasaan yang berbeda-beda tergantung pada waktunya masing-masing.

Namun, hal-hal tersebut dapat diatasi dengan adanya dosen pembimbing dan bacaan-bacaan literatur yang kerap kali membantu peneliti dalam mendapati pelajaran baru.

H. Pertimbangan Etis

Demi menghormati dan menghargai ketersediaan partisipan dalam partisipasinya untuk penelitian ini, peneliti memberikan informed consent sebagai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

bentuk kesepakatan kedua belah pihak mengenai batasan-batasan dalam proses pengambilan data. Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menyadari adanya efek harming, yaitu potensi-potensi yang bisa melukai perasaan masyarakat atau partisipan, bahkan merendahkan budaya Jawa. Peneliti juga menyadari kemungkinan pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada peneliti terkait dengan penelitian ini secara keseluruhan. Dengan menyadari risiko yang ada, peneliti telah menyiapkan diri untuk mempertanggung jawabkan penelitian ini.

Peneliti sebisa mungkin tetap berusaha menghargai budaya yang telah berkembang selama ini dan menerima masukan dari berbagai pihak. Untuk mengantisipasi agar kekhawatiran peneliti tidak terjadi, peneliti hanya menuliskan data berdasarkan fakta yang berasal dari literatur yang sudah ada, hasil pengamatan pribadi, serta hasil wawancara dengan partisipan sehingga data dalam penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan. Peneliti juga menegaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan baru untuk memajukan masyarakat dengan budaya Jawa, sehingga tujuan peneliti ini bukanlah untuk menyalahkan apalagi merendahkan budaya Jawa. Penelitian ini dilakukan untuk mencari nilai baik dari budaya Jawa yang bisa dikembangkan lagi dan mencoba menghapus stigma buruk yang tertanam di masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengantar

Pada bab ini, peneliti akan menjelaskan proses pengambilan data dan hasil yang sudah didapat dari partisipan melalui proses wawancara. Bab ini akan membahas proses pengambilan data meliputi persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian serta hasil dan pembahasan yang peneliti dapatkan dari proses wawancara.

B. Persiapan Penelitian Secara Keseluruhan

Penelitian ini melibatkan 3 partisipan yang dipilih berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan oleh peneliti. Dalam usaha memperoleh partisipan, peneliti tidak menjumpai kesulitan yang berarti. Penelitian ini dinilai sangat dekat dengan diri peneliti karena peneliti sendiri merupakan seorang perempuan Jawa di usia dewasa muda. Untuk itu, partisipan dalam penelitian ini berasal dari kalangan peneliti sendiri. Partisipan dalam penelitian ini merupakan tiga kenalan dari peneliti. Walaupun jarang bertemu dalam kehidupan sehari-hari, peneliti cukup sering berkomunikasi dengan partisipan sehingga peneliti tidak menemui kesulitan dalam membangun rapport dan mengatur jadwal wawancara.

Keterlibatan partisipan dalam penelitian ini didasarkan pada kerelaan partisipan.

84 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Proses pengambilan data dilakukan menggunakan teknik wawancara semi terstruktur untuk memberikan keleluasaan sehingga partisipan dapat menceritakan kisah hidupnya secara leluasa. Selain itu, peneliti juga melakukan probing untuk menggali lebih dalam informasi yang diberikan oleh partisipan.

Sesuai dengan kesepakatan yang telah dibahas dengan partisipan, peneliti merekam proses wawancara dengan menggunakan alat perekam. Hasil rekaman suara tersebut kemudian ditranskrip oleh peneliti dalam bentuk verbatim. Hasil verbatim ini digunakan oleh peneliti untuk dinarasikan yang kemudian dianalisis.

Setelah itu, peneliti akan menjelaskan hasil analisis partisipan secara satu per satu terlebih dahulu dan diakhiri dengan sebuah pembahasan gabungan.

Tabel 2

Identitas Partisipan

Partisipan 1 Partisipan 2 Partisipan 3 Nama Kuning Biru Hijau Usia 22 tahun 27 tahun 24 tahun Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Pendidikan Semester 7 S1 Kedokteran S1 Hubungan saat ini Hukum Gigi Internasional S2 Hubungan Internasional Suku Jawa Jawa Jawa Agama Islam Islam Kristen Status Belum menikah Belum menikah Belum menikah Tinggal dengan Orangtua Tante Sendiri

C. Pelaksanaan Penelitian

Pada bagian ini, peneliti akan menjelaskan proses pelaksanaan penelitian secara deskriptif serta menuliskan waktu dan tempat pelaksanaan penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

1. Deskripsi

Proses pengambilan data diawali dengan rapport yang menjelaskan

sesi wawancara yang peneliti lakukan secara umum. Dalam penelitian ini,

proses pengambilan data dilakukan menggunakan teknik wawancara semi

terstruktur untuk memberikan keleluasaan sehingga partisipan dapat

menceritakan kisah hidupnya secara leluasa. Selain itu, peneliti juga

melakukan probing untuk menggali lebih dalam informasi yang diberikan

oleh partisipan.

Sesuai dengan kesepakatan yang telah dibahas dengan partisipan,

peneliti merekam proses wawancara dengan menggunakan alat perekam.

Hasil rekaman suara tersebut kemudian ditranskrip oleh peneliti dalam

bentuk verbatim. Hasil verbatim ini digunakan oleh peneliti untuk

dinarasikan yang kemudian dianalisis. Setelah itu, peneliti akan

menjelaskan hasil analisis partisipan secara satu per satu terlebih dahulu

dan diakhiri dengan sebuah pembahasan gabungan.

2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Tabel 3

Pelaksanaan Wawancara dengan Kuning

KETERANGAN TEMPAT HARI & WAKTU TANGGAL Wawancara I R&B Grill, Jogja Sabtu, 19 11.00-13.00 Januari 2019 Wawancara II Leiden Coffee, Sabtu, 16 10.30-11.30 Jogja Febuari 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Tabel 4

Pelaksanaan Wawancara dengan Biru

KETERANGAN TEMPAT HARI & WAKTU TANGGAL Wawancara I Java Village Sabtu, 6 10.00-11.00 Resort, Jogja Oktober 2018 Wawancara II Starbucks, Jakarta. Jumat, 22 14.00-16.00 Februari 2019

Tabel 5

Pelaksanaan Wawancara dengan Hijau

KETERANGAN TEMPAT HARI & WAKTU TANGGAL Wawancara I Bintaro Exchange, Sabtu, 13 19.00-20.00 Tangerang Selatan. Oktober 2018 Wawancara II The Breeze, BSD, Rabu, 28 13.30-15.30 Tangsel. Februari 2019

D. Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini menggunakan Life Story Interview (McAdams, 2008) untuk membiarkan partisipan bercerita secara bebas terkait perjalanan hidupnya sebagai perempuan Jawa. Partisipan akan diminta untuk membagi kisah hidupnya melalui beberapa periode kehidupan dan menceritakan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam setiap episode tersebut. Peneliti kemudian menata cerita partisipan secara kronologis (awal, tengah, akhir) dan akan memeriksa kecocokan cerita dengan partisipan untuk memastikan bahwa sudah sesuai dengan apa yang partisipan maksudkan sebelum dinarasikan kembali. Setelah itu, hasil dari narasi tersebut akan dibahas berdasarkan perspektif psikologi budaya, sosial dan perkembangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

untuk melihat bagaimana dinamika psikologis dan identitas diri dari masing- masing partisipan.

1. Partisipan 1: Kuning

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan hasil penelitian berupa narasi

Kuning secara periodik. Setelah itu, peneliti akan melanjutkan ke bagian

pembahasan narasi kehidupan Kuning berdasarkan perspektif psikologi

budaya, sosial dan perkembangan. Selain itu, peneliti juga akan membahas

identitas diri Kuning berdasarkan narasi kehidupannya.

Hasil: Narasi Kehidupan Kuning

Hasil dari pembahasan ini merupakan narasi kehidupan Kuning

berdasarkan peristiwa penting yang Kuning lalui secara periodik.

a. Menyelami Seluk Beluk Kuning

Kuning adalah seorang anak perempuan dalam sebuah keluarga yang

memiliki tiga anak. Kuning adalah anak kedua yang memiliki seorang

kakak laki-laki dan seorang adik perempuan. Kuning lahir dari seorang

ibu yang asli Jawa dan seorang ayah yang merupakan campuran Jawa

dan Cina. Ayah Kuning merupakan seorang mualaf, yang mana sejak

kecil Kuning sudah sangat terbuka pada perbedaan agama dan ras:

Dari kecil aku tuh udah terexpose sama value-value lain

selain dari agama yang aku pegang. Kayak aku punya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

sepupu yang agamanya beda, kayak gitu gitu. Nah dari

awal keluarga tuh selalu bilang “ga boleh kamu tuh

selalu ngerasa yang paling bener just because agama

kamu tuh beda” gitu loh. Dan menurutku ini sampe

sekarang masih kerasa banget. Bahkan sangat apa ya,

sangat massive gitu loh karena masalah ras, masalah

agama dari kecil aku emang udah sebeda-beda itu jadi

kayak makanya aku gak suka kalau ada orang ngejelek-

jelekin orang lain karena beda kepercayaan gitu.

(transkrip 1.2, baris 106 -109).

Meskipun ibunya asli Jawa, Kuning menyatakan bahwa ibunya

sudah memutuskan nilai-nilai budaya Jawa dari kehidupannya. Kuning

mengakui bahwa ibunya menyadari bahwa hingga saat ini masyarakat

masing memegang kuat nilai budaya Jawa:

Mama aku sendiri tuh kayaknya dari awal tuh udah

ngebreak culturenya gitu loh di jamannya mamaku gitu.

Pada akhirnya ya kayak gak sestrict itu kalau masalah

culture karena mamaku itu menyadari bahwa culture

yang ada tuh masih sestrong itu. (transkrip 1.2, baris

121-122).

Kuning mengakui bahwa ibunya hanya mengajarkan dirinya untuk

masak dan bersih-bersih. Adapun, Kuning menyatakan bahwa ibunya

mengajarkan hal tersebut sebagai kemampuan untuk bertahan hidup: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Kayak masak sama bersih-bersih, tapi mamaku selalu

ngepackage itu sebagai survival skill bukan karena just

because aku perempuan Jawa aku harus bisa masak dan

bisa bersih-bersih, ngerapihin kasur paling itu sih.

(transkrip 1.2, baris 128-129).

Kuning merasa bahwa ibunya sudah sangat terbuka dengan

perubahan zaman dan sudah tidak memegang nilai-nilai budaya Jawa

yang dianggap sudah tidak berlaku di masa kini:

Soalnya kalau kayak culture yang lebih kentel gitu nggak

ada kayaknya, yang kayak pamali pamali atau filosofi

budaya Jawa gitu engga. (transkrip 1.2, baris 130).

Bahkan tidak hanya ibunya saja, Kuning mengakui bahwa neneknya

juga sudah tidak mengajarkan dan menerapkan nilai budaya Jawa.

Biasanya, neneknya hanya sekedar memberikan informasi mengenai

konteks budaya Jawa di masa lampau:

Paling kalau nenek ngomong ke aku “kalau jaman dulu

tuh kayak gini gini gini” tapi gak pernah bilang kayak

“Kuning kamu ga boleh gini gini nanti gini gini” tapi

ngomongnya selalu jaman dulu, jadi konteksnya di

jaman dulu dan kalau sekarang udah ga

berlaku.”(transkrip 1.2, baris 132-133).

Sejak kecil, Kuning juga tidak pernah terpaku dengan peran gender

konvensional karena sang ibu justru menjalankan peran yang biasa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

dijalankan oleh pria dalam struktur keluarga konvensional. Kuning

menyatakan bahwa ibunya bekerja di kantoran, sementara ayahnya

bekerja di rumah. Hal ini mempengaruhi kedekatan Kuning dengan

ayahnya ketika kecil karena dirinya menghabiskan banyak waktu

bersama ayahnya di rumah.

Mungkin hal itu juga dipengaruhi karena mamaku tuh

yang kerja kantoran sementara papaku kerja di rumah.

Jadi dari kecil mamaku menjalankan peran yang biasa

dijalankan oleh pria dalam struktur keluarga

konvensional atau tradisional. Jadi ya waktu kecil aku

itungannya sering ngapa-ngapain sama papaku.

(transkrip 1.1, baris 233-234).

b. Antara Ayah dan Waktu yang Terus Bergulir

Kuning menceritakan bahwa ketika masih kecil ia harus

berpegangan tangan dengan ayahnya saat akan tidur. Bagi Kuning,

momen masa kecilnya dengan ayahnya sangat menyenangkan untuk

diingat karena saat ini ayahnya cukup sulit untuk mengekspresikan

afeksinya kepada Kuning. Saat ini, Kuning merasa bahwa dirinya sudah

tidak begitu dekat dengan ayahnya karena saat ini Kuning dan ayahnya

sudah memiliki kesibukan masing-masing:

Kalo sekarang kan udah sama-sama sibuk, aku sering

pergi, aku jarang di rumah. Bahkan walaupun satu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

rumahpun aku bisa gak ketemu papaku sama sekali.

(transkrip 1.1, baris 239-240).

Kuning menyatakan bahwa dengan mengingat masa kecilnya, ia jadi

tersadarkan betapa orangtuanya menyayangi dirinya. Kuning juga

menyadari sesibuk apapun dirinya, ia tidak boleh sampai lupa untuk

meluangkan waktunya untuk keluarga.

Di masa kecilnya, Kuning menilai peran keluarganya sangat penting

karena Kuning memiliki relasi yang sangat dekat dengan keluarganya:

Itu pokoknya dimana aku tuh kayak deket banget sama

keluargaku. Di awal kehidupan aku kan banyak banget

belajar nilai-nilai dari keluarga. (transkrip 1.1, baris

36-38).

c. Secuil Harapan Menjadi Ibu

Melihat sosok ibunya sebagai seorang wanita yang mandiri, Kuning

bercita-cita agar kelak dapat menjadi seperti ibunya. Kuning mengakui

bahwa sejak kecil dirinya sering meminta pendapat kepada ibunya

mengenai minatnya. Kuning terbiasa mencoba hal-hal baru melalui

kegiatan les dan perlombaan karena didorong oleh ibunya sehingga

Kuning menjadi anak yang cukup percaya diri akan potensi yang

dimilikinya. Hal ini didukung oleh fakta bahwa di sekolah Kuning selalu

ditunjuk oleh gurunya untuk mengikuti perlombaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Secara keseluruhan, Kuning merasa bahwa keluarganya melibatkan

dirinya pada pengalaman-pengalaman pertama dalam hidup:

Keluargaku tuh ngelibatin aku ke pengalaman-

pengalaman pertama dalam hidup yang ga bakal aku

lupain kayak diikutin lomba pertama, pertama kali

punya peliharan. (transkrip 1.1, baris 35-36).

d. Beribu Maaf Untuk Kakekku

Memasuki usia remaja awal, Kuning mulai merasa penasaran dengan

banyak hal sehingga ia mulai mencoba hal-hal baru:

Aku tuh mulai penasaran sama hal-hal. Dalam stage ini

aku bener-bener penasaran sama banyak hal, jadi di

stage ini aku nyobain banyak hal-hal baru tapi di sini itu

aku masih terinfluence sama banyak afirmasi dari

keluarga. (transkrip 1.1, baris 47-49).

Selain itu, Kuning juga mulai disibukkan dengan hal-hal baru di luar

urusan keluarga yang membuatnya mengabaikan waktu bersama

keluarga.

Ketika kelas 1 SMP, sepulang sekolah Kuning sempat diajak oleh

kakek dan neneknya untuk makan di sate pak pong karena kakek dan

neneknya mengetahui bahwa Kuning senang mencoba makanan di

tempat baru. Namun begitu, Kuning tidak begitu senang ketika diajak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

oleh kakek dan neneknya makan karena ketika selesai sekolah Kuning

ingin segera pulang ke rumah:

Aku tuh pulang sekolah pengennya langsung pulang

karena aku ga bawa charger hp, sedangkan hpku lowbat.

Jadi di mobilku tuh aku ngambek dan sampe ke

tempatnya aku gak mau turun. (transkrip 1.1, baris 256-

257).

Kuning mengakui bahwa dirinya hanya diam menunggu di mobil,

sementara kakek dan neneknya berakhir hanya makan berdua.

Setahun kemudian, Kuning sangat menyesali telah mengecewakan

niat baik kakeknya untuk mengajaknya makan. Ketika kelas 2 SMP,

Kuning ditinggalkan oleh kakeknya untuk selamanya. Setelah kejadian

tersebut, Kuning selalu berusaha untuk menerima ajakan orangtuanya

untuk pergi:

Sekarang aku kalo diajakin orangtua atau keluarga

pergi kayak yaudah kalo bisa ikut aja, karena niatnya

baik. (transkrip 1.1, baris 294-295).

Kuning nampaknya tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama

lalu menyesal di kemudian hari karena tidak memanfaatkan waktu untuk

diluangkan dengan keluarganya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

e. Aku Bukan Inginnya

Selayaknya remaja pada umumnya, Kuning juga turut mencoba

memulai hubungan dengan lawan jenis. Dan pada masa ini pula, Kuning

mengalami patah hati pertamanya yang membuat ia mempertanyakan

siapa dirinya yang sebenarnya karena ia merasa tidak mampu memenuhi

tuntutan yang diberikan oleh pasangannya. Kuning menyatakan bahwa

secara tiba-tiba pacarnya memutuskan dirinya dengan alasan bahwa

Kuning adalah perempuan yang kurang menarik fisiknya. Selain itu,

pacarnya juga menyatakan bahwa ia menginginkan perempuan yang

kalem, sementara bagi pasangannya terdahulu Kuning adalah perempuan

yang aktif. Setelah memutuskan hubungan dengan Kuning, Kuning

melihat bahwa mantan pacarnya mendekati perempuan yang sesuai

dengan standar yang diberikan mantannya kepada dirinya hingga

akhirnya membuat dirinya merasa bahwa ia mulai kehilangan dirinya:

Terus abis itu dia ngedeketin cewek yang menurutku

emang cantik, putih, kurus, bisa model kayak menurutku

at that stage aku jadi kehilangan diriku sendiri itu siapa?

Karna waktu itu aku kaget kan. Terus aku berusaha

ngefullfill standar-standar yang dia berikan ke aku. Yang

harus cantik, kalem, ini. (transkrip 1.1, baris 142-144).

Kuning sempat menyesali dan menyayangkan waktu yang terbuang

untuk memikirkan perkataan pasangannya yang terdahulu. Pada akhirnya,

Kuning menyadari bahwa hidupnya lebih berharga dari itu. Kuning PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

sempat merasa sedih karena pada kenyataannya perempuan di Indonesia

kerap merasa dituntut untuk memenuhi steriotipe dan peran gender

konvensional serta standar kecantikan yang ada. Maka dari itu, Kuning

menyatakan bahwa dirinya tidak menyukai nilai-nilai patriarki yang

tertanam dalam budaya Jawa dengan konsep bahwa perempuan Jawa

harus tampil feminine, lembut dan kalem. Kuning merasa bahwa seakan-

akan peran gender adalah suatu hal yang harus dipenuhi dan apabila tidak

maka seseorang itu bukanlah perempuan yang ideal. Kuning menyadari

bahwa manusia tidak mungkin bisa memenuhi standar yang orang lain

berikan.

Kuning menyatakan bahwa dirinya sempat berusaha keras untuk

memberikan kesan yang diinginkan oleh mantan pacarnya. Kuning

sempat merasa gelisah karena yang menyinggung bahwa dirinya tidak

menarik secara fisik bukan hanya pasangannya terdahulu saja, tapi juga

ibu dari pasangannya terdahulu. Kuning mengakui bahwa ia sempat

sangat memperhatikan penampilannya dan memastikan agar

pasangannya terdahulu memperhatikan dirinya. Bahkan, Kuning

mengakui bahwa dirinya sempat berfikir bahwa fisik adalah segala-

galanya karena ia sempat terjebak dengan merasa bahwa dirinya tidak

memiliki porsi tubuh yang ideal.

Ketika berusaha untuk mengikuti standar fisik yang diberikan oleh

pasangannya, Kuning sempat jatuh sakit karena menderita gangguan

makan: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Aku ga mau makan sama sekali, martabak, ayam goreng

tuh bener-bener ga pernah, makannya sayur rebus-rebus

kakiku tuh sampe warna orange karena waktu itu aku

makan telur rebus terus. Terus akhirnya aku pingsan

turning pointnya itu aku pingsan waktu aku les. Terus

akhirnya orangtuaku baru notice aku kok jadi kurus

banget, ga pernah makan. (transkrip 1.1, baris 481-483).

Pada akhirnya, Kuning menyadari bahwa dirinya kekurangan gizi.

Sehingga, ia memutuskan untuk mengubah pola makannya karena

masalah kesehatannya juga mempengaruhi pola menstruasinya.

f. Penerimaan Darinya, Penerimaan Diri Untukku

Memasuki masa SMA, Kuning mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

debat. debat tersebut dinilai sangat membantu Kuning menyadari

adanya isu perempuan dan kaum minoritas. Lewat lomba debat yang ia

ikuti, Kuning juga bertemu dengan pasangannya saat ini yang berasal

dari sekolah lain. Kuning menceritakan pengalaman ketika dirinya

bertemu dengan pasangannya yang hingga kini menjalin hubungan

dengan Kuning sejak tahun 2015. Kuning menganggap bahwa

perkenalannya dengan pacarnya adalah momen yang sangat penting bagi

dirinya. Kuning menyatakan bahwa mereka sudah saling tahu satu sama

lain dari perlombaan debat, akan tetapi momen yang sangat bermakna

bagi dirinya adalah ketika mereka berbincang lebih intensif dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

mengenal satu sama lain lebih dalam. Kuning merasa nyaman karena

pasangannya tidak memberikan dirinya standar seperti pasangannya yang

sebelumnya:

Kayak waktu aku ngobrol sama dia, dia tuh bener-bener

gak impulse standar apa-apa ke aku. Even if ada

standart yang waktu itu dia minta dari aku adalah

“yaudah kamu jadi orang yang intelek aja, orang yang

pinter” emmm pokoknya waktu itu jadi intellectual

standart gitu loh. (transkrip 1.1, baris 279-281).

Kuning menyatakan bahwa ia dapat menjadi dirinya sendiri ketika

bersama dengan pasangannya yang sekarang. Dengan demikian, Kuning

merasa bahwa pasangannya sangat mendorong kepercayaan diri Kuning

karena ia merasa nyaman dengan tampil apa adanya. Kuning merasa

bahwa ia tidak perlu lagi mengikuti standar yang diberikan oleh orang

lain. Kuning juga menyatakan bahwa ia menjadi tersadarkan untuk

melakukan hal-hal baik demi kebaikan dirinya sendiri, bukan untuk

orang lain:

Gak usah eeemm ngikutin standar orang, beauty

standart yang diimpuls orang-orang. Kalo kayak kamu

mau do good kayak misalkan working out, ataupun beli

baju yang cantik ya you have to do it for yourself

(transkrip 1.1, baris 287-288).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

g. Sepucuk Pesan Untuk Kawan-Kawan

Karena keaktifannya dalam lomba debat, Kuning merasa di masa

SMA ini Kuning adalah salah satu siswa yang diingat oleh guru. Untuk

itu, ketika kelulusan SMA Kuning diberi kesempatan dan dipilih oleh

gurunya untuk memberikan pidato saat pelepasan siswa (wisuda).

Kuning menceritakan bahwa pada awalnya ia memang dipilih langsung

oleh gurunya, akan tetapi pada akhirnya gurunya mengadakan seleksi

yang sempat membuat Kuning merasa takut apabila dirinya tidak jadi

terpilih. Untungnya, setelah proses seleksi Kuning tetap menjadi siswa

yang terpilih untuk mewakili teman-teman satu angkatannya.

Kuning merasa sangat senang dengan terpilihnya menjadi siswa

yang memberikan pidato di hari kelulusan karena ia merasa bahwa

dirinya dapat dikatakan sebagai lulusan terbaik sehingga bisa mewakili

angkatannya. Selain itu, Kuning juga merasa senang karena ia bisa

membacakan pidatonya di depan banyak orang dan mendapatkan banyak

perhatian dari situ. Kuning merasa bahwa momen ini menjadi kenangan

yang sangat penting untuk dirinya karena ia merasa sukses dalam

menyampaikan pesen kepada teman-temannya. Kuning juga merasa

bahwa momen ini penting karena Kuning merasa momen tersebut

membuat dirinya akan lebih diingat oleh teman-teman SMAnya:

Penting buat aku karena diinget sama orang-orang.

Soalnya kan karena pas speech itu kayak oh ini dulu

yang ngasih pidato nih waktu wisuda. Ya walaupun aku PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

nggatau sih orang-orang inget apa nggakkk hehe tapi

dari seangkatan itu kan aku yang keliatan hehehe aku

mikirnya kayak gitu sih. (transkrip 1.2, baris 158-159).

h. Eksistensi di Tengah Keberagaman

Setelah masa sekolah berakhir, Kuning merasa usia dewasa awal

hingga usianya saat ini merupakan masa-masa yang sejauh ini paling

menyenangkan untuk dirinya. Bagi Kuning, memasuki jenjang

perkuliahan merupakan titik balik di hidupnya di masa dewasa. Kuning

menceritakan bahwa di masa SMA, ia merasa segala hal terasa mudah.

Kuning merasa ketika SMA guru-guru sudah mengingat dirinya dan telah

mengetahui bahwa Kuning memiliki ambisi sehingga memberikan

banyak kesempatan kepada Kuning. Akan tetapi, ketika tes masuk kuliah

Kuning sempat merasakan penolakan yang membuatnya sadar bahwa ia

telah memasuki jenjang pendidikan yang lebih sulit dengan saingan yang

lebih berat. Meski begitu, Kuning tidak menyerah dan kembali mencoba

untuk melakukan tes yang ke dua kalinya hingga akhirnya diterima di

Fakultas Hukum di salah satu universitas negeri di Jogja. Kuning

mengakui bahwa dirinya merasa sangat cocok dengan jurusan yang ia

ambil.

Memasuki masa kuliah, Kuning menyadari bahwa ia harus memulai

segalanya dari awal menyadari bahwa ia tidak memiliki teman dari

sekolah yang sama sehingga ia belum mengenal siapa-siapa. Kuning PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

menyatakan bahwa sebelumnya sejak SD hingga SMA Kuning selalu

berada di satu yayasan sekolah yang sama sehingga ia selalu berada

dengan kelompok teman yang sama. Kuning menyatakan bahwa

kebanyakan dari teman sekolahnya berasal dari keluarga menengah ke

atas. Selain itu, Kuning juga menyatakan bahwa teman-temannya sangat

homogen karena semuanya beragama muslim dan rata-rata adalah orang

Jawa. Setelah kuliah, Kuning baru menyadari bahwa ternyata orang-

orang di Indonesia sangat beragam mulai dari status ekonominya, status

sosial budayanya, juga agamanya:

Waktu aku kuliah aku tuh bener-bener sadar oh ternyata

ada orang yang lebih kaya lagi tuh ada juga di dunia ini,

dan begitupun sebaliknya, ada orang yang bener-bener

susah. Terus kayak aku juga sadar ternyata dunia ini tuh

ga cuma berisi orang islam dan Jawa doang. Kayak gitu.

Terus makanya budaya-budaya. Kayak terus aku sadar

orang tuh jauh lebih beragam gitu loh. (transkrip 1.1,

baris 184-186).

Kuning menyatakan bahwa di masa kuliah ia belajar untuk

menyesuaikan diri dengan kepribadian temannya yang berbeda-beda.

Adapun, Kuning mengakui bahwa dirinya sempat hanya memiliki satu

teman di awal perkuliahan karena ia merasa bahwa ia tidak memerlukan

banyak teman. Selang beberapa lama, Kuning menyadari bahwa dirinya

harus menambah teman karena dirinya kerap dianggap sombong oleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

teman-temannya dan dianggap tidak senang berteman. Akhirnya, Kuning

menyadari bahwa dirinya tidak boleh cepat puas dan berusaha lebih:

Aku tuh ga boleh settle for less. Kayak iya sih sekarang

punya temen, tapi sebaiknya memperbanyak lagi. Kayak

iya sih nilainya fine fine aja, tapi sebenernya juga tetep

terbuka sama opportunity yang lain, kayak kenal-kenal

dosen dan harus berani nanya di kelas kayak gitu. Jadi

kayak kalau misalkan dulu di sma ga usah nanya di kelas

aja guru-guru udah inget. Tapi kalau sekarang di kuliah

ya aku harus nunjukkin kalau aku ada. (transkrip 1.1,

baris 195-197).

i. Sahabatku Pergi dan Takkan Kembali

Di pertengahan masa kuliah, Kuning merasakan kehilangan yang

paling mendalam karena ia harus kehilangan teman baiknya di

perkuliahan yang meninggal karena menderita sakit. Pengalaman

kehilangan tersebut merupakan pengalaman yang cukup berat untuk

Kuning karena ia juga menyesal tidak cukup ada untuk sahabatnya.

Kuning menjelaskan bahwa temannya tersebut adalah teman dekatnya di

kelas sejak awal semester. Kuning mengakui bahwa dirinya merasa

sangat sedih dan menyesal atas meninggalnya temannya tersebut. Hal

tersebut dikarenakan Kuning merasa bahwa seharusnya dirinya lebih

memperhatikan temannya sebelum temannya meninggal. Kuning PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

mengakui bahwa dirinya memang cukup dekat dengan temannya tersebut

dalam jangka waktu yang relatif singkat, akan tetapi ia tidak menyangka

bahwa banyak orang mengira mereka sangat dekat karena banyak orang

yang bertanya pada Kuning mengenai temannya tersebut setelah

temannya meninggal:

Kayak pada ngechat nanyain dia kenapa, bahkan temen-

temen SMPnya tuh ngechat aku nanyain dia pernah

cerita apa aja ke aku. Terus aku kan cuma kenal sama

dia bentar. Makanya sebenernya yang bikin aku seneng

tapi juga sedih ternyata dia tuh merasa aku tuh deket

sama dia, tapi kita ga pernah ngomongin tapi

sebenernya aku juga ngerasa aku ke dia ga banyak

nanya gitu. (transkrip 1.1, baris 520-522).

Sementara, pada kenyataannya Kuning merasa dirinya memang

cukup dekat dengan temannya tersebut, namun mereka kurang terbuka

dan jarang berbagi masalah personal. Melalui pengalaman ini, Kuning

belajar untuk lebih peduli pada temannya dan menanyakan apabila ada

suatu hal yang tidak beres pada teman-temannya:

Sekarang kalo ada temen stress, apalagi mental health

kan lagi orang udah mulai aware, ya kalo ada apa-apa

bilang. (transkrip 1.1, baris 530-531).

Kuning juga menyatakan bahwa dengan kepergian temannya

tersebut ia jadi memahami bahwa hidup hanyalah sementara dan kita PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

tidak pernah mengetahui kapan orang yang kita cintai akan pergi. Untuk

itu, Kuning menyatakan bahwa ia belajar untuk mempergunakan waktu

dengan sebaik-baiknya untuk dihabiskan bersama orang-orang tersayang.

Kuning menyatakan bahwa dirinya mengatasi kesedihannya dengan lebih

banyak menghabiskan waktunya bersama teman-temannya yang lain di

kampus dan saling mengingatkan satu sama lain untuk menjaga

kesehatan.

j. Aku Sekarang: Untuk Kalian Nanti

Usai kepergian temannya, Kuning menjadi lebih sadar untuk

menjaga kesehatan dirinya. Terutama, sebelumnya Kuning pernah

mengalami gangguan makan di masa remajanya. Untuk menjaga

kebersihan dirinya dan lingkungan sekitarnya, Kuning menjalani gaya

hidup minim sampah. Kuning mengakui bahwa dirinya sangat peduli

akan masalah lingkungan. Selain itu, ia juga memutuskan untuk menjadi

seorang fleksitarian, di mana dirinya memprioritaskan untuk makan

sayur-sayuran dan hanya sesekali mengkonsumsi daging-dagingan. Saat

ini, Kuning juga mengakui bahwa dirinya kerap bermeditasi dan

mempelajari pose yoga untuk membantunya mengatasi stres. Kuning

mengakui bahwa dirinya cukup rutin bermeditasi untuk menunjang

kesehatan rohaninya karena ia percaya bahwa meditasi mampu

membantunya menyegarkan pikiran agar dapat berpikir lebih jernih.

Sementara, dalam mempelajari yoga Kuning menyatakan bahwa dirinya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

tidak menaruh ekspektasi dan melakukannya untuk kesehatan

jasmaninya:

Waktu pertama aku coba tuh pertama kali yaudah

dibikin coba aja, olahraga. Tapi ternyata dari situ dan

rutin dijalanin oh ternyata aku bisa ya ngelakuin itu.

(transkrip 1.1, baris 438-439).

k. Nyatanya Perempuan Bisa

Di masa kuliahnya, Kuning juga kembali melanjutkan eksul debat

yang telah sebelumnya ia ambil di masa SMA. Kuning mengakui bahwa

perjalanan lomba debatnya menjadi momen-momen yang sangat penting

dan membentuk diri Kuning. Pada Januari 2018, Kuning memenangkan

lomba debat yang ia ikuti bersama rekan kampusnya. Kuning

menjelaskan bahwa pada 2017, Kuning juga turut mengikuti lomba yang

sama. Maka dari itu, ia sangat senang dapat memenangkan perlombaan

tersebut dalam keikutsertaannya di tahun berikutnya.

Kuning menganggap bahwa memenangkan lomba tersebut adalah

titik tertinggi bagi Kuning di masa dewasanya. Hal tersebut dikarenakan

lomba tersebut dianggap sebagai lomba debat yang paling bergengsi di

Indonesia. Ketika memenangkan lomba, Kuning menceritakan bahwa ia

merasa diberikan begitu banyak kemudahan dan keberuntungan hingga

akhirnya dapat memenangkan lomba tersebut. Kuning menjelaskan

bahwa kala itu ia menang melawan seniornya sendiri di kampus. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Sehingga, final dalam lomba tersebut merupakan pertandingan antara

junior melawan senior yang berasal dari universitas yang sama.

Bagi Kuning, pengalaman memenangkan lomba tersebut

memberikan kekuatan pada Kuning dan membuat dirinya sangat berdaya.

Kuning merasa dengan memenangkan lomba tersebut, ia telah

mematahkan norma-norma yang ada di sekitarnya yang menyatakan

bahwa junior tidak akan lebih baik dari senior yang lebih berpengalaman:

Nah ini tuh pada akhirnya mematahkan hal-hal kayak

norma-norma yang ada di sekitarku. Yang kayak

misalnya oh kalau apa eee anak yang lebih muda itu

pasti ga akan sebagus yang udah berumur dan

berpengalaman. (transkrip 1.1, baris 116-117).

Selain itu, Kuning juga merasa bahwa dirinya dapat membuktikan

bahwa perempuan bisa berdebat secara intelek tidak hanya menggunakan

emosi dan stigma-stigma lainnya yang merendahkan perempuan. Kuning

merasa bangga bisa membuktikan kedua hal tersebut karena sebelumnya

Kuning merasa bahwa dirinya dianggap remeh oleh teman-teman

anggotanya yang merupakan seniornya:

Dulu tuh orang-orang kayak “Oh kamu tuh debat cuma

didukung sama anggota timnya, tapi kamu tuh ga bisa

mikir.” Kayak gitu loh. Jadi ini loh, aku akhirnya bisa

menang. Nah, yang aku kalahin itu dulu anggota timku.

Jadi ini seolah-olah kayak pembuktian diri gitu loh, ni PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

loh aku juga bisa walaupun gak sama mereka. (transkrip

1.1, baris 119-121).

Maka dari itu, Kuning merasa sangat puas dapat memenangkan

lomba tersebut karena ia bisa membuktikan kemampuan dirinya. Kuning

menyatakan bahwa momen ini menjadi motivasi dan pengingat bagi

dirinya bahwa ia mempunyai kompetensi yang baik dalam bertanding.

Bagaimanapun juga, meskipun pernah merasakan kemenangan sebagai

titik tertinggi di masa dewasanya, Kuning juga menyebutkan bahwa

pengalaman dikalahan oleh lawan dalam lomba debat sebagai kegagalan

yang cukup membuat dirinya sedih. Kuning menceritakan bahwa

kekalahan tersebut terjadi di bulan Juni 2017, ketika Kuning sedang

merasa ada di karir debat yang cukup baik tetapi justru harus menerima

kekalahan:

Menurut aku tuh jadi aku tuh kayak karirnya lagi oke, di

debat lagi oke tapi di lomba itu aku bener-bener gagal.

(transkrip 1.1, baris 540-541).

Kuning menceritakan bahwa dirinya juga sebelumnya sempat

memenangkan lomba yang cukup penting, maka dari itu ia sangat

kecewa karena harus kalah pada lomba yang tidak kalah penting.

Kuning menjelaskan bahwa dirinya merasa sangat sedih. Ia

menjelaskan bahwa pada setiap ronde debat ia merasa performanya

sangat buruk, meskipun ia merasa bahwa sebetulnya materi yang

diberikan terbilang sangat mudah: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Tiap habis ronde debat aku tuh nangis karena aku

ngerasa aduh kok jelek banget ya, padahal aku tuh

ngerasa itu tuh gampang banget dan kayak ya gitu.

(transkrip 1.1, baris 542-543).

Kuning menduga bahwa kekalahannya bisa jadi disebabkan oleh

kelengahannya karena menyepelekan lomba tersebut mengingat dirinya

baru saja memenangi perlombaan yang sebelumnya. Kebalikan dari

perasaan beruntung yang ia rasakan ketika menang, ketika kalah dalam

pertandingan lomba itu Kuning merasa bahwa semuanya terasa sangat

sulit dan membuat dirinya merasa stres. Pada akhirnya, Kuning mencoba

untuk mengatasi kekalahan tersebut dengan mengevaluasi diri serta

belajar untuk lebih ikhlas dan tidak perlu terlalu ambisius karena dirinya

menyadari bahwa dalam tiap perlombaan pasti ada menang dan juga ada

kalah.

l. Kuning: Kini dan ke depannya

Saat ini, Kuning tengah memasuki semester akhir perkuliahannya.

Kuning sempat mengambil keputusan yang lumayan besar yaitu

mengikuti program magang yang baru saja selesai pada awal bulan

Februari. Kuning melaksanakan program magang di salah satu law firm

yang berada di Jakarta yang bergerak di bidang Hak Asasi Manusia

(HAM) dalam aspek hukum pidana. Kuning bercerita bahwa tugas

utamanya adalah menganalisa putusan pidana yang pelakunya adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

anak di bawah umur. Keputusan ini menjadi cukup besar karena ia harus

tinggal sendiri di Jakarta dan sebenarnya di universitasnya tidak

diwajibkan untuk magang, akan tetapi ia merasa memerlukan

pengalaman magang ini untuk memperkaya pengalamannya dan mampu

bersaing dengan orang lain kelak ketika benar-benar memasuki dunia

pekerjaan. Pada akhirnya, pengalaman magang ini menjadi pengalaman

yang sangat berarti bagi Kuning, karena dirinya sempat menangani kasus

yang dialami oleh perempuan yang hamil di luar nikah dan berasal dari

kalangan menengah ke bawah. Kuning merasa pengalaman magangnya

sangat berharga karena anak-anak dan perempuan merupakan salah satu

hal yang menjadi perhatian Kuning. Pada dasarnya, Kuning memiliki

cita-cita untuk membuka firma hukum yang dapat menjadi wadah

keadilan bagi orang-orang menengah ke bawah. Untuk mencapai cita-cita

terbesarnya itu, Kuning perlu mengumpulkan modal dengan bekerja di

LSM, menjadi pengacara atau di firma hukum yang sudah memiliki

nama dan kesejahteraannya terjamin.

Untuk kehidupannya ke depan, Kuning berharap dapat memiliki

pekerjaan yang memuaskan yang dapat membuatnya bahagia dan cukup

untuk bertahan hidup:

Aku lagi usahakan itu eee punya pekerjaan yang oke.

Jadi oke nih dalam dua hal. Yang pertama dia bikin aku

seneng, dan yang ke dua bisa bikin aku survive

kerjaannya. (transkrip 1.1, baris 386-387). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Kuning merasa bahwa selama ini ia sudah berusaha menyiapkan

dirinya dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang mampu

mengoptimalkan kemampuan dan daya saingnya. Akan tetapi, Kuning

merasa ia masih perlu berusaha lebih dan mencari pengalaman sebanyak

mungkin karena ia menyadari bahwa ia memiliki banyak saingan di luar

sana. Sehingga, ia harus menunjukkan kemampuan terbaik yang ia miliki.

Dengan semua proses kehidupan yang telah dialami Kuning, Kuning

mengakui bahwa ia telah menerima dirinya sendiri dan memprioritaskan

dirinya sendiri dan bukannya memenuhi tuntutan dari orang lain:

Ada faktor eksternal yang menyakiti aku, terus akhirnya

aku jadi sadar dari situ aku berusaha memenuhi tuntutan

itu, terus aku jadi sadar oh sebenernya itu ga akan

pernah selesai kalau kita kejar terus akhirnya aku

berusaha menerima diriku sendiri (transkrip 1.1, baris

630-631).

Penerimaan dari pasangannya juga sangat membantu Kuning untuk

menerima dirinya sendiri, mengingat pasangannya sebelumnya

memberikan standar tertentu kepada Kuning:

“Kayak waktu aku ngobrol sama dia, dia tuh bener-

bener gak impulse standar apa-apa ke aku” (transkrip

1.1, baris 279).

Dari keseluruhan kisah hidup Kuning, peneliti menyimpulkan bahwa

Kuning mengalami cukup banyak peristiwa yang mempengaruhi proses PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

pencarian identitas dirinya yang pada akhirnya membentuk identitas diri

Kuning saat ini. Kuning yang dulunya sempat kehilangan dirinya karena

ingin memenuhi standar orang lain, akhirnya mampu menerima dirinya

apa adanya.

Peneliti belajar banyak hal dari Kuning, namun salah satu hal yang

paling berarti bagi peneliti adalah perjalanan hidup Kuning untuk

mencintai dirinya sendiri. Jika kembali mengingat perjalanan cinta

Kuning di masa remaja, Kuning mengalami kesulitan mencintai dirinya

sendiri akibat penolakan dari pasangannya yang mengakibatkan

penurunan kepercayaan diri hingga masalah kesehatan. Akan tetapi, pada

akhirnya Kuning bangkit untuk mencintai dirinya sendiri dan melakukan

hal-hal positif untuk kebaikan dirinya sendiri dan bukan untuk sekedar

memenuhi ekspektasi orang lain.

Setelah melihat narasi kehidupan Kuning secara keseluruhan,

peneliti kemudian membahas dinamika psikologis Kuning melalui

perspektif psikologi budaya, psikologi sosial dan psikologi

perkembangan serta proses pembentukan identitas diri Kuning dengan

statusnya sebagai mahasiswi aktivis dan seorang perempuan Jawa. Selain

itu, peneliti juga menemukan insight yang juga akan dibahas berikut ini.

Pembahasan

Setelah melihat narasi kehidupan Kuning secara keseluruhan,

peneliti akan membahas narasi kehidupan Kuning berdasarkan perspektif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

budaya, sosial dan perkembangan. Setelah itu, peneliti akan membahas

identitas diri Kuning berdasarkan narasi kehidupannya.

a. Kuning Sebagai Seorang Perempuan Jawa

Berdasarkan narasi kehidupan Kuning, peneliti tidak banyak

menemukan nilai budaya Jawa yang begitu menonjol dalam

kehidupan Kuning dalam lingkup keluarganya. Hal ini dipengaruhi

oleh nilai-nilai liberal yang keluarganya anut. Dalam narasinya,

Kuning menceritakan bahwa meskipun ibunya adalah orang asli Jawa,

ibunya telah memutuskan nilai-nilai budaya Jawa walaupun ibunya

menyadari bahwa nilai budaya Jawa saat ini masih sangat kuat.

Kuning mengakui bahwa ibunya hanya mengajarkan Kuning untuk

masak dan bersih-bersih. Hal ini memiliki kesesuaian dengan

anggapan bahwa salah satu tugas perempuan Jawa adalah masak

(Budiarti, 2010). Di sisi lain, Kuning menyatakan bahwa ibunya lebih

menyebutnya sebagai keterampilan bertahan hidup, bukan sebatas

karena Kuning adalah perempuan Jawa. Adapun, Kuning sebagai

seseorang yang mengutamakan keluarga sesuai dengan sterotipe yang

menyatakan bahwa perempuan Jawa menjunjung tinggi keluarga

(Handayani & Novianto, 2008).

Di awal kehidupannya, Kuning sempat mengalami krisis

kepercayaan diri ketika mengalami penolakan dari pasangannya

terdahulu akibat dianggap tidak mampu memenuhi standar fisik yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

pasangannya berikan. Akibatnya, Kuning sempat menganggap bahwa

fisik adalah segalanya dan berusaha untuk membuat pasangannya

terkesan dengan penampilannya. Hal ini sesuai dengan stereotip yang

menyatakan bahwa perempuan Jawa senang berdandan dan merawat

diri (Budiarti, 2010; Murniati, 1992). Sampai akhirnya, Kuning

kembali mendapatkan kepercayaan dirinya tersebut ketika bertemu

dengan pasangannya saat ini yang bisa menerima dirinya apa adanya

dan tidak memberikan standar fisik kepadanya, melainkan standar

intelektual yang akhirnya membuat Kuning terpacu untuk menjadi

perempuan yang mengutamakan kecerdasan, bukan penampilan.

Maka dapat dinyatakan bahwa anggapan yang mengatakan bahwa

perempuan berkedudukan di bawah laki-laki (Budiarti, 2010;

Handayani & Novianto, 2008; Subhan, 2004) terlihat pada

perkembangan rasa kepercayaan diri Kuning. Dalam narasinya,

terlihat bahwa kepercayaan diri Kuning terbilang mengikuti pendapat

laki-laki yang menjadi pasangannya. Hal tersebut juga sesuai dengan

steriotipe mengenai perempuan Jawa yang disampaikan oleh

Nurhayati (2012) bahwa perempuan Jawa adalah sosok perempuan

yang emosional dan mudah terpengaruh.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Kuning sebagai seorang

perempuan Jawa cukup memiliki kesesuaian dengan stereotip dan

stigma yang masyarakat anut terkait dengan perempuan Jawa pada

umumnya. Meskipun, secara keseluruhan Kuning tidak mengikuti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

nilai-nilai filosofis budaya Jawa karena keluarganya tidak lagi

menganut nilai budaya Jawa.

b. Kuning Sebagai Mahasiswi Aktivis

Kuning sebagai seorang mahasiswi hukum yang juga berperan

sebagai aktivis cukup aktif selama masa perkuliahannya. Kuning

mengakui bahwa dirinya merasa senang dengan jurusan yang ia pilih.

Ia juga merasa senang dengan partisipasinya dalam komunitas debat

yang ia ikuti. Hal tersebut mendukung pengembangan dirinya sesuai

dengan yang disampaikan oleh Sanford (1962) mengenai lingkungan

kampus dan transisi mahasiswa sebagai seorang dewasa muda.

Kenyamanan yang Kuning rasakan selama berkembang di komunitas

debat membantu dirinya mempelajari karakteristik kepribadian yang

membentuk identitas dirinya. Selain itu, Kuning juga mampu melalui

tantangan yang didapatkan selama belajar di komunitas debat karena

mendapatkan dukungan yang cukup dari pasangannya yang juga

berada di komunitas yang sama dengan dirinya. Secara garis besar,

Kuning meraih kepuasan dan prestasi dalam komunitas debat karena

menemukan kesesuaian dengan nilai yang dirinya miliki. Hal ini

dibahas oleh Holland (1997) yang menemukan bahwa individu

mencari lingkungan yang mampu memberikan mereka kesempatan

untuk menggunakan bakat mereka dan mengekspresikan nilai yang

mereka miliki. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Kuning juga mendapatkan pelajaran mengenai isu-isu progresif

seperti feminisme dalam komunitas debat. Sehingga, dalam

perlombaan debat, ia ingin melawan stigma yang dipercayai di

Indonesia yang menyebutkan bahwa perempuan berdebat hanya

menggunakan emosi semata. Dengan kemenangannya, ia

membuktikan bahwa perempuan dapat berdebat secara intelek.

Kuning mengakui bahwa kemenangannya adalah titik tertinggi

hidupnya di masa dewasa awalnya. Hal ini sesuai dengan gagasan

Leak dan Leak (2006) yang menemukan bahwa minat sosial

berkorelasi secara positif dengan kepuasan hidup, harga diri,

aktualisasi diri dan mempengaruhi pengalaman positif mahasiswa.

Maka berdasarkan teori Chickering & Reisser (1993), Kuning berhasil

mengembangkan kompetensinya di masa perguruan tinggi terkait

dengan isu-isu pengembangan identitas khususnya isu gender,

orientasi seksual dan etnisitas.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pengalaman yang ia dapatkan

sebagai seorang mahasiswi hukum sekaligus aktivis membantu Kuning

dalam menemukan ideologi yang ia percayai, serta membantu Kuning

mencapai tujuan hidupnya di masa mendatang.

c. Kuning Sebagai Dewasa Awal

Sebagai individu di usia dewasa awal, Kuning nampak

menjalankan tugas perkembangannya dengan baik. Pada tahapan ini, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Kuning telah menjalin hubungan yang intim dengan pasangannya

sejak tahun 2015. Hal tersebut sesuai dengan konflik perkembangan di

masa dewasa awal yaitu intimasi vs isolasi (Erikson, 1989). Kehadiran

pasangannya dirasa menambah kepercayaan diri Kuning karena

dirinya mendapatkan penerimaan dari pasangannya. Di sisi lain,

Kuning tidak mendapatkan tuntutan apapun dari pasangannya

sehingga ia menemukan kenyamanan dengan menjadi dirinya sendiri.

Selain itu, Kuning juga memprioritaskan waktu untuk berkumpul

dengan keluarganya di tengah kesibukannya. Kuning juga

memutuskan untuk memperbaiki relasi dengan teman-temannya

setelah sempat dianggap tidak senang berteman. Kedua hal ini

menunjukkan bahwa keintiman yang Kuning jalin tidak terbatas

dengan pasangannya saja, melainkan secara luas dan universal dalam

hubungan sosialnya dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.

Selain membuat komitmen dengan lawan jenis dalam jangka

panjang, pada usia dewasa awal individu cenderung telah memikirkan

bagaimana sebuah impian dan cita-cita dapat tercapai serta memilih

gaya hidup yang sesuai dengan dirinya (Erikson, 1989). Sejak kecil,

Kuning adalah anak yang sangat kompetitif dan turut aktif dalam

perlombaan di sekolah karena dirinya mendapatkan dorongan dari

sang ibu. Hal tersebut terus berkembang hingga memasuki usia

dewasa, di mana hingga saat ini dirinya turut aktif dalam perlombaan

debat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Meskipun baru saja memasuki usia dewasa awal, Kuning sudah

memiliki pandangan akan masa depannya meliputi apa yang ingin ia

capai di masa mendatang. Saat ini Kuning tengah fokus dalam

komunitas debatnya. Selain itu, ia tengah melakukan aktivisme yang

terkait dengan isu perempuan dan lingkungan melalui kampanye di

sosial media. Untuk mempraktikan kinerjanya, Kuning juga sempat

mengambil kesempatan magang di salah satu firma hukum yang

bergerak di bidang Hak Asasi Manusia (HAM) sesuai dengan

ketertarikan Kuning. Secara keseluruhan, Kuning telah melakukan

usaha terbaiknya untuk menunjang kariernya.

Mengenai gaya hidupnya, Kuning memutuskan untuk mengatur

pola makannya dengan menjadi seorang fleksitarian, di mana dirinya

memprioritaskan makan sayur-sayuran dan hanya sesekali

mengkonsumsi daging-dagingan. Selain itu, Kuning juga sedang

gemar bermeditasi dan mempelajari pose yoga secara rutin untuk

mengatasi stres yang ia dapatkan di kehidupan sehari-hari. Di sisi lain,

kini Kuning juga tengah giat menerapkan gaya hidup minim sampah

untuk kebersihan dirinya sendiri dan untuk menjaga lingkungan. Dari

keseluruhan gaya hidup Kuning, dapat terlihat bahwa Kuning adalah

orang yang mengutamakan kesehatannya.

Secara keseluruhan, Kuning tidak memiliki hambatan yang

berarti dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya sebagai

seorang individu dewasa awal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

d. Identitas Diri Kuning

Peneliti akan menganalisis identitas diri Kuning secara deskriptif,

kemudian berdasarkan aspek-aspek yang terdapat dalam identitas diri,

faktor-faktor pembentukan identitas diri serta proses dan dampak dari

pembentukan identitas diri yang mengacu pada teori Erikson dan

McAdams yang sebelumnya telah dibahas di bab 2.

1) Deskripsi

Kesadaran Kuning dalam mengenali dan menerima kekhasan

pribadi, peran, komitmen dan tujuan hidupnya menunjukkan

bahwa Kuning telah berhasil mencapai identitas dirinya (Erikson,

1989). Walaupun pada awal narasinya Kuning sempat merasa

kehilangan dirinya, di akhir narasinya ia menyatakan bahwa telah

menerima dan mencintai dirinya. Peneliti akan menjabarkan

proses Kuning dalam mengenali dan menerima kekhasan pribadi,

peran, komitmen dan tujuan hidupnya di bawah ini:

Ketika merasa tidak mampu memenuhi standar yang

pasangannya terdahulu berikan, Kuning sempat merasa

kehilangan dirinya dan berusaha untuk memenuhi standar yang

ditujukan untuknya. Setelah itu, pasangannya terdahulu justru

mendekati perempuan lain yang sesuai dengan standar yang

pasangannya terdahulu inginkan. Pada akhirnya, Kuning

menyadari bahwa dirinya tidak bisa mengikuti standar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

pasangannya terdahulu dan dapat menerima bahwa dirinya

memang berbeda dari perempuan yang sesuai dengan standar

pasangannya terdahulu. Hal ini menandakan bahwa pada akhirnya

Kuning dapat mengenali dan menerima ciri khas pribadi yang

menandakan bahwa dirinya berbeda dari orang lain.

Mengenai peran Kuning dalam situasi sosial, Erikson (1989)

menyebutkan istilah psikososial, yaitu kecocokan timbal balik

antara individu dengan lingkungannya. Kuning nampaknya telah

memiliki kecocokan timbal balik tersebut, dilihat dari

kedekatannya dengan keluarganya yang telah memberikan

dukungan pada dirinya sejak kecil, penerimaan yang diberikan

oleh pasangannya dan kedekatan yang terjalin dengan teman-

temannya.

Sejak kecil, Kuning memang sangat dekat dengan

keluarganya. Namun memasuki usia remaja, Kuning sempat

berjarak dengan keluarganya karena kesibukan masing-masing

anggota keluarga. Adapun, di masa dewasa ini Kuning berusaha

untuk meluangkan lebih banyak waktu dengan keluarga.

Mengenai hubungannya dengan pasangan, ketika remaja Kuning

memiliki pasangan yang menuntutnya untuk tidak menjadi

dirinya apa adanya. Sedangkan, saat ini Kuning telah menemukan

kecocokan dalam hubungannya dengan pasangannya yang sudah

terjalin selama 4 tahun. Dengan pasangannya yang sekarang, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Kuning merasa bahwa dirinya dapat tampil apa adanya dan

mendapatkan penemerimaan. Mengenai hubungannya dengan

teman-temannya, di usia remaja Kuning tidak memiliki sosok

sahabat, melainkan sekumpulan teman-teman dekat yang sering

meluangkan waktu dengannya. Sehingga, ketika memasuki usia

dewasa dan mulai fokus dengan impiannya, Kuning merasa tidak

membutuhkan seorang teman. Adapun, pada akhirnya Kuning

menyadari bahwa dalam menggapai impiannya Kuning tetap

membutuhkan teman-teman di sampingnya.

Di sisi lain, Kuning juga memiliki kecocokan dengan jurusan

perkuliahan yang ia ambil, sehingga ia mampu memaksimalkan

bakat yang ia miliki melalui partisipasinya dalam komunitas

debat. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa Kuning memiliki

kecocokan timbal balik antara dirinya dengan lingkungannya.

Menurut Erikson (1963), generativitas digambarkan sebagai

perhatian dan komitmen orang dewasa. Sejak SMA, Kuning

berpartisipasi dalam komunias debat yang membuat Kuning sadar

akan isu mengenai hak perempuan dan kaum minoritas.

Memperjuangkan hak tersebut ke depannya, serta pelestarian

lingkungan agar dapat dinikmati generasi mendatang memang

menjadi perhatian Kuning. Untuk itu, keikutsertaan Kuning dalam

komunitas debat dan aktivisme adalah bentuk komitmennya untuk

memperjuangkan isu-isu perempuan dan kaum minoritas agar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

mendapatkan hak yang setara. Selain itu, Kuning juga

menjalankan gaya hidup minim sampah sebagai bentuk

komitmennya untuk menjaga lingkungan agar tetap bisa dinikmati

oleh generasi mendatang.

Kuning memiliki cita-cita untuk bekerja di LSM atau firma

hukum dengan tujuan ingin menegakkan hukum yang berkaitan

dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Untuk menunjang tujuan

hidupnya, selain mendalami jurusan hukum yang ia ambil,

Kuning juga melaksanakan upaya lain yaitu menjalankan program

magang di salah satu firma hukum di Jakarta. Meskipun

sebenarnya ia tidak diwajibkan oleh kampusnya untuk

melaksanakan program magang, Kuning tetap mengambil

kesempatan magang untuk belajar dan menambah pengalamannya

agar kelak bisa mendapatkan kerjaan yang mampu menghasilkan

uang untuk ia tabung. Sehingga, pada akhirnya Kuning dapat

mencapai tujuan akhirnya yaitu membuat firma hukum yang

dapat menegakkan keadilan bagi kalangan menengah ke bawah.

2) Aspek Identitas Diri

Mengacu pada Erikson, McAdams et al., (2017)

mengidentifikasi tiga kategori yang terkait dengan identitas diri,

yakni tema motivasi, tema afektif dan tema makna integratif yang

mengandung beberapa aspek yang mengungkap identitas diri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

seseorang. Peneliti akan menjabarkan temuan aspek yang ada

pada narasi Kuning di bawah ini:

Pada tema motivasi, terdapat aspek agensi, hubungan yang

erat dan tujuan hidup. Berdasarkan narasi Kuning, aspek agensi

nampak ketika Kuning terlibat dalam komunitas debat dan

aktivisme feminis dan lingkungan. Melalui kampanye media

sosial yang kerap ia lakukan, Kuning menunjukkan gaya

hidupnya sehari-hari untuk menjaga lingkungan dan nilai-nilai

feminis yang ia yakini. Dengan begitu, Kuning dapat

menunjukkan bahwa dirinya telah memulai perubahan dan

mempengaruhi agar orang lain di lingkungannya juga turut

melakukan hal yang sama. Sementara, aspek hubungan erat

nampak dalam hubungan intim yang Kuning jalin dengan

pasangannya juga komitmen Kuning untuk selalu berusaha

menyempatkan waktu bersama keluarga di tengah kesibukannya.

Dan aspek tujuan hidup nampak dari usaha-usaha yang Kuning

lakukan untuk dapat meraih cita-citanya.

Pada tema afektif, terdapat aspek kontaminasi, penebusan

dan resolusi positif. Berdasarkan narasi Kuning, aspek

kontaminasi nampak ketika Kuning tidak menerima ajakan makan

kakeknya dengan baik, sementara setahun setelahnya kakeknya

pergi meninggalkan dirinya untuk selamanya. Sedangkan, aspek

penebusan nampak ketika Kuning mengalami penolakan dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

pasangannya terdahulu dan memilih untuk menerima kekhasan

pribadinya yang berbeda dari perempuan yang sesuai dengan

standar yang pasangannya terdahulu berikan. Dan aspek resolusi

positif nampak dari cara Kuning melihat baik kemenangan

maupun kekalahannya dalam lomba debat. Kuning melihat

kemenangannya sebagai pengalaman yang dapat memotivasi

dirinya untuk terus maju, sedangkan kekalahannya sebagai

motivasi agar dirinya selalu memberikan yang terbaik.

Dalam tema makna integratif, terdapat aspek proses

akomodatif, proses eksplorasi dan pembuatan makna.

Berdasarkan narasi Kuning, aspek proses akomodatif nampak

ketika Kuning mengalami gangguan makan dan pada akhirnya

tidak lagi mengutamakan fisiknya. Selain itu, Kuning juga jadi

lebih mementingkan kesehatannya dan menjaga kebersihan

lingkungan. Sementara, aspek proses eksplorasi nampak ketika

Kuning merenungkan peristiwa kepergian kakek dan sahabat

baiknya di masa kuliah sehingga ia belajar untuk lebih banyak

meluangkan waktu dengan orang-orang terdekatnya. Dan aspek

pembuatan makna nampak ketika Kuning sedang berada di masa

transisi remaja menuju masa dewasa awal saat Kuning memasuki

jenjang perkuliahan. Kuning memaknai masa kuliahnya sebagai

masa di mana dirinya mulai memahami eksistensi dirinya dan

orang-orang di sekitarnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

3) Proses Pembentukan Identitas Diri

Dalam proses pembenutkan identitas dirinya, Kuning melalui

tahapan seperti yang dipaparkan oleh Erikson (1989). Terdapat

dua elemen utama dalam proses pembentukan identitas diri yaitu

eksplorasi (krisis) dan komitmen. Proses eksplorasi (krisis) dan

komitmen yang Kuning lalui akan peneliti jabarkan di bawah ini:

Proses eksplorasi adalah waktu di mana individu berusaha

menjelajahi berbagai alternatif tertentu dan memberikan perhatian

terhadap keyakinan dan nilai-nilai yang dibutuhkan dalam

pemilihan alternatif tersebut (Erikson, 1989). Sejak kecil, Kuning

sudah terbiasa mencoba hal-hal baru karena mendapat dorongan

dari ibunya untuk aktif mengasah minat dan bakatnya. Begitu

pula ketika ia beranjak remaja, ia mencoba hal-hal baru atas

dorongannya sendiri hingga akhirnya ia menaruh perhatian pada

isu-isu perempuan dan kaum minoritas yang ia pelajari melalui

komunitas debat.

Sedangkan, proses komitmen adalah usaha pengambilan

keputusan terhadap keyakinan dan nilai-nilai, serta usahanya

dalam menentukan berbagai strategi dalam merealisasikan

keputusan tersebut (Erikson, 1989). Ketika SMA, Kuning

memutuskan untuk ikut serta dalam komunitas debat, di mana ia

dapat menyuarakan nilai-nilai dan keyakinannya. Hingga saat ini

pun, Kuning masih mempertahankan komitmennya agar dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

menyuarakan aspirasinya terkait isu-isu tersebut dalam komunitas

debat di kampusnya yang membawa dirinya ke berbagai

perlombaan.

4) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Identitas Diri

Erikson (1989) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi proses pembentukan identitas diri seseorang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan identitas

diri seseorang antara lain perkembangan remaja, pengaruh

keluarga, serta pengaruh individualitas dan connectedness.

Berdasarkan narasi Kuning, dirinya sempat mengalami

hambatan yang menyebabkan dirinya kehilangan dirinya di masa

remaja setelah melalui pengalaman penolakan dari pasangannya

terdahulu. Adapun, terdapat empat komponen yang berkontribusi

terhadap pembentukan identitas diri seseorang, yaitu rasa percaya

(trust), otonomi diri (autonomy), kemampuan berinisiatif

(initiative) dan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu

(industry). Maka berdasarkan ke empat komponen tersebut,

Kuning tidak menemukan hambatan yang berarti di masa

perkembangan remajanya. Setelah merasa kehilangan dirinya

karena pengalaman dnegan pasangannya terdahulu, Kuning

akhirnya menemukan kepercayaan diri karena mendapatkan

penerimaan dari pasangannya saat ini. Hal itu menunjukkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

bahwa ia telah mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain

meskipun sebelumnya melalui pengalaman yang sulit ia lupakan.

Selain itu, keputusannya untuk bergabung dengan komunitas

debat banyak mempengaruhi Kuning dalam mengembangkan

ketiga komponen lainnya yaitu otonomi diri, kemampuan

berinisiatif juga kemampuan menghasilkan sesuatu.

Salah satu faktor yang menunjang pembentukan identitas diri

Kuning adalah dukungan dari keluarga Kuning. Orangtua Kuning

yang mengembangkan sikap menerangkan, menerima dan

empatis membantu Kuning dalam membentuk identitas dirinya.

Orangtua Kuning yang cukup liberal juga memberi ruang

kebebasan untuk Kuning mengekspresikan dirinya.

Relasi Kuning dengan keluarganya mempengaruhi baik

individualitas, maupun ketertarikan Kuning dengan orang lain

(connectedness). Individualitas meliputi kemampuan individu

dalam mengemukakan pendapat mengenai perasaan bahwa

dirinya berbeda dari orang lain atau anggota keluarganya yang

lain. Sedangkan connectedness meliputi kebersamaan, sensitivitas,

keterbukaan terhadap kritik dan aspek terhadap pendapat orang

lain (Erikson, 1989). Secara keseluruhan, keterlibatan Kuning

dalam komunitas debat dan aktivisme menunjukkan bahwa

Kuning mampu mengemukakan pendapat, memperlihatkan

kebersamaan serta keberpihakannya terhadap perempuan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

kaum minoritas, menunjukkan sensivitasnya terhadap isu-isu,

serta menunjukkan keterbukaan Kuning terhadap kritik dan

pendapat orang lain.

2. Partisipan 2: Biru

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan hasil penelitian berupa narasi

Biru secara periodik. Setelah itu, peneliti akan melanjutkan ke bagian

pembahasan narasi kehidupan Biru berdasarkan perspektif psikologi budaya,

sosial dan perkembangan. Selain itu, peneliti juga akan membahas identitas

diri Biru berdasarkan narasi kehidupannya.

Hasil: Narasi Kehidupan Biru

Hasil dari pembahasan ini merupakan narasi kehidupan Kuning

berdasarkan peristiwa penting yang Kuning lalui secara periodik.

a. Iran: Ku Bicara, Ku Berjalan, Ku Membaca.

Biru merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari seorang ayah

yang bekerja sebagai diplomat dan seorang ibu rumah tangga. Biru

memiliki seorang adik laki-laki yang ia akui tidak memiliki relasi yang

dekat dengan dirinya.

Relasiku sama dia biasa aja, ga ada kedekatan sama

sekali, secara emosional gitu ya maksudnya. (transkrip

2.1, baris 273) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

Biru dilahirkan di Indonesia, dan setahun kemudian dibawa oleh

orangtuanya ke Iran karena ayahnya ditugaskan di sana. Biru tumbuh

besar di Iran sampai ia berumur 8 tahun sehingga ia belajar bicara,

berjalan serta baca tulis ketika ia tinggal di Iran. Memasuki masa sekolah

dasar, Biru bersekolah di salah satu sekolah internasional, di mana

muridnya berasal dari berbagai macam negara. Maka dari itu, Biru sudah

terpapar dengan beragam budaya. Selain itu, sekolah Biru sebagai

sekolah internasional juga menerapkan budaya Barat sehingga Biru

belajar menjadi displin, mandirian dan berani berpendapat sejak kecil.

Biru mengakui meskipun tinggal di Iran yang berbudaya Timur,

dirinya lebih terpengaruh oleh budaya Barat karena ia bersekolah di

sekolah internasional. Ketika kecil, Biru hanya sering mengamati

perempuan Arab yang pada saat itu cenderung pasif dan sangat tertutup

baik kepribadiannya maupun pakaiannya. Selain itu, Biru juga

menyatakan bahwa meskipun tinggal di luar Indonesia, ibunya cenderung

menuntut Biru untuk tetap mengikuti budaya Indonesia:

Orangtua aku juga maksain aku untuk tetep ngikutin

budaya Jawa, padahal aku kan ga ada contoh ya di sana,

mereka sendiri juga ga mencerminkan orang Jawa tuh

yang lembut, kalem dan apa lah segala macem, jadi yang

ada waktu kecil itu aku benci sama budaya Jawa, aku ga

suka lahir sebagai orang Indonesia gitu karena kok PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

apaan sih ini orangtuaku aja jadi kayak gini, gitu.

(transkrip 2.1, baris 160-162).

Biru menganggap bahwa budaya Indonesia serupa dengan budaya

Arab karena sama-sama mengekang perempuan. Sehingga, dapat

disimpulkan bahwa Biru telah memperhatikan isu perempuan sejak ia

masih kecil.

b. Kerasnya Orangtuaku Dulu: Kerasnya Aku Sampai Sekarang

Biru mengakui bahwa ia sangat tidak menyukai cara orangtuanya

membesarkan dirinya. Hal tersebut dikarenakan Biru merasa bahwa

orangtuanya melibatkan terlalu banyak kekerasan dalam mendidik Biru.

Meski begitu, Biru menyadari bahwa hal tersebut tidak terlepas dari

didikan yang didapatkan oleh orangtuanya ketika kecil di jaman orde

baru yang berbau kekerasan. Akan tetapi, Biru tetap menyayangkan sikap

orangtuanya yang melanjutkan rantai kekerasan tersebut. Bagi Biru,

orangtuanya tidak cocok menjadi orangtua.

Biru merasa bahwa orangtuanya cenderung membuat dirinya merasa

bersalah hinga ia beranjak dewasa Biru selalu mempertanyakan

eksistensi dirinya yang dipandang serba salah oleh nya. Biru merasa

sejak kecil dirinya kerap mendapatkan tuntutan dari orangtuanya yang

membuat dirinya merasa tidak pernah cukup untuk orangtuanya. Di sisi

lain, Biru juga merasa bahwa orangtuanya menuntut Biru untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

menghormati orangtuanya tanpa mencontohkan sikap menghormati

anaknya.

Anak kecil itu kan ga tau apa-apa, kamu tidak bisa

mengharapkan anak kecil untuk menghormati kamu,

kalau kamu tidak menghormati anak kecil dan apa yang

orangtua saya lakukan itu tidak menghormati saya gitu

loh. Menghormati itu bukan disanjung-sanjung atau apa,

tapi memberikan contoh gitu. (transkrip 2.1, baris 168-

170).

Biru justru merasa orangtuanya sering menunjukkan sikap marah-

marah yang pada akhirnya membuat Biru menjadi anak yang pemarah

bahkan hingga dirinya memiliki anger issues. Biru juga mengakui bahwa

sampai dirinya beranjak dewasa, Biru selalu menggunakan amarah

sebagai mekanisme pertahanan dirinya ketika ia tidak senang dengan

suatu hal. Biru mengakui bahwa ia menyesal karena pada akhirnya Biru

menggunakan amarah sebagi respon yang normal meski ia mengetahui

bahwa hal tersebut tidak dapat dibenarkan. Pada akhirnya, Biru juga

menyadari bahwa seharusnya ia dapat meredam amarahnya.

c. India: Membuka Pandanganku Tentang Dunia

Pada tahun 2000, ayah Biru dipindah tugaskan ke Mumbai, India.

Biru merasa pengalamannya tinggal di India sangat mengesankan karena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

budayanya sangat berbeda dengan budaya di negara-negara yang pernah

ia tinggali:

Wah aku ngerasa sebagai anak kecil aku udah banyak

pengalaman deh, tinggal di mana-mana, kayak di India

ini kan pengalamannya beda banget ya, budayanya beda

lagi ya sama budaya di Iran, kalau di sini kan orang-

orangnya selalu happy gitu ya, cheerful abis. (transkrip

2.1, baris 221-222).

Biru menyatakan bahwa ibunya sering mewanti-wanti Biru untuk

berhati-hati karena di India berbahaya, di mana banyak perempuan di

bawah umur diperkosa oleh pria yang lebih dewasa. Biru merasa bahwa

perempuan di India merasakan penindasan. Biru juga prihatin

membayangkan anak-anak seumuran dirinya mendapatkan perlakuan

yang tidak menyenangkan. Maka dari itu, ibunya memperingati Biru agar

berhati-hati kemanapun ia pergi dan menggunakan pakaian yang tertutup.

Biru mengaku bahwa ia sempat merasa parno ketika melihat

segerombolan laki-laki sedang berkumpul. Akan tetapi, Biru merasa

beruntung karena ketika ia tinggal di sana orang-orang di sekitarnya tidak

pernah mengalami perlakuan tidak menyenangkan tersebut bahkan ia

beranggapan mungkin saja ibunya hanya menakut-nakuti dirinya. Selain

itu, Biru juga merasa bahwa dirinya tinggal di lingkungan yang baik

karena ia bersekolah di sekolah internasional dan memang tinggal di kota

yang sudah maju. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

Biru juga menyatakan bahwa ia kagum pada kemahiran berbahasa

Inggris anak-anak di India. Biru merasa kagum pada bangsa India karena

mengambil pelajaran yang berguna bagi bangsanya setelah dijajah oleh

bangsa Inggris, mengingat Indonesia yang justru mempertahankan narasi

kolonial mengenai perempuan Jawa yang Biru anggap tidak

menguntungkan. Biru juga mengakui bahwa dirinya mengagumi sosok

Gandhi yang memerangi perang dengan cinta, bukan dengan kekerasan.

d. Nigeria: Kontrasnya Kehidupan

Kemudian, pada tahun 2002, Biru dan keluarganya kembali

dipindahkan ke Lagos, Nigeria selama 2 tahun. Bagi Biru, pengalaman

tinggal di Afrika adalah pengalaman yang mengesankan karena ia merasa

sangat beruntung memiliki kesempatan untuk merasakan pengalaman

hidup di negara berkembang dengan anak-anak yang kurang beruntung.

Meskipun Biru tinggal di bagian daerah yang sudah cukup maju, Biru

menjelaskan bahwa ia banyak belajar dari pengalamannya berpergian ke

daerah lainnya di Afrika dengan satwa yang berkeliaran secara liar. Biru

juga menyayangkan faktanya bagaimana pembangunan di Afrika tidak

merata, seperti di Indonesia:

Untungnya kalau di tempat aku tinggal udah maju sih,

kota gitu. Makanya aku juga belajar kan lah di Afrika

aja yang kata orang-orang hutan semua ini ada kota kok,

kota kayak Jakarta gitu. Berarti kan pembangunannya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

gak merata ya? Ya kayak di Indonesia gitu. (transkrip

2.1, baris 209-210).

e. Pulang Jauh Dari Rumah

Ketika berumur 12 tahun, Biru akhirnya kembali ke Indonesia pada

tahun 2004 karena tugas ayahnya untuk sementara waktu telah selesai.

Biru merasakan perbedaan perasaan ketika datang ke Indonesia untuk

berlibur dan ketika akhirnya kembali lagi tinggal di Indonesia. Biru

merasa tidak menyangka ketika ia sudah secara permanen tinggal di

Indonesia. Ia juga mengakui bahwa ia merasa asing ketika sudah benar-

benar tinggal di Indonesia.

Meski Biru belum siap kembali ke Indonesia, ia mengakui bahwa

tidak ada yang dapat ia lakukan untuk menghentikan keinginan

orangtuanya:

Tapi ya udah mau gimana lagi waktu kecil aku ga bisa

ngomong banyak yang bisa menghentikan mereka untuk

kembali ke Indonesia kan. Besides, emang tugas

diplomat bapakku udah selesai waktu itu jadi harus balik

ke Indonesia dulu, jadi yaudah. Aku pikir ya udah lah

manut aja, ngikut aja, toh aku bisa apa sih gitu.

(transkrip 2.1, baris 212-213).

Hidup di kota Jakarta membuat Biru kesulitan untuk merasa nyaman

karena setiap harinya harus berhadapan dengan jalanan yang macet dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

berpolusi sehingga membuat Biru sangat stres. Tidak hanya itu, Biru juga

tidak merasa lebih baik ketika pulang ke kampung halaman ayahnya di

Brebes. Meskipun kota Brebes adalah daerah yang lebih tenang

dibandingkan Jakarta, Biru merasa malas harus berhadapan dengan

keluarga ayahnya yang ia nilai kampungan. Biru merasa tidak nyaman

dengan keluarga ayahnya yang kompetitif mengenai status sosial dan

tidak mau kalah dari keluarganya atau keluarga lainnya yang dianggap

berada:

Jadi mereka nyoba banget buat keliatan berada. Maksud

aku kalau lo gak ada gak usah lah sok diada2in, biasa

kan kalau orang dari kampung malah gitu. Kayak

kompetitif gitu ga mau kalah sama keluargaku atau

keluarga lainnya yang emang dianggap berada.

(transkrip 2.1, baris 349-351).

Biru mengakui bahwa ketika tumbuh besar ia tidak terekspos dengan

budaya Jawa karena ia tidak menemukan nilai dirinya yang cocok dengan

nilai budaya Jawa yang dianut oleh keluarga. Meskipun sang ibu kerap

memaksa dirinya untuk njawani, Biru merasa dirinya tidak dapat

menemukan nilai budaya Jawa yang sesuai dengan dirinya. Maka dari itu,

dulu Biru mengalami kesulitan untuk merasa di rumah karena ia tidak

nyaman tinggal di Jakarta, begitupun di Brebes sehinga akhirnya ia

menemukan kesulitan untuk jatuh cinta dengan kampung halamannya

sendiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

f. Budhe: Tempatku Betul-betul Pulang

Ketika Biru hendak memasuki jenjang pendidikan SMA, Biru

diminta oleh orangtuanya untuk masuk di sekolah negeri agar Biru bisa

lebih mudah untuk masuk fakultas kedokteran. Orangtua Biru yang

mencarikan SMA negeri untuk Biru dan kebetulan sekolahnya dekat dari

rumah budhenya. Maka dari itu, semasa SMA Biru tinggal bersama

budhenya, yang mana menjadi pengalaman pertama Biru tidak tinggal

bersama orangtuanya dan hanya diminta untuk kembali ke rumah

orangtuanya hanya pada akhir pekan.

Biru mengakui bahwa ia lebih senang tinggal bersama budhenya

ketimbang dengan orangtuanya:

Aku lebih suka ya. Karna dia itu Jawa, orangnya lembut

dan mengayomi sekali tapi gak keras. (transkrip 2.1,

baris 320).

Bagi Biru, kepribadian budhenya membuat dirinya merasa nyaman

dan senang. Biru juga merasa bahwa ia menjadi lebih bebas untuk

mengeksplorasi dirinya tanpa tuntutan dari orang lain. Biru mengakui

bahwa orangtuanya suka memberikan kesan yang buruk terhadap Biru

dengan menganggap bahwa Biru senang untuk melakukan hal-hal yang

dianggap buruk oleh norma:

Gatau kenapa orangtua Indonesia tuh mandang jelek aja

ya anaknya. Kayak aku dikiranya tuh suka clubbing, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

minum minum gitu loh. Padahal aku udah bilang aku

gak suka kali. (transkrip 2.1, baris 334-335).

Biru menyatakan bahwa ia seperti menemukan figur ibu yang

mengayominya dan menerima dirinya dengan apa adanya. Di sisi lain,

orangtuanya justru merasa bahwa budhenya kurang keras kepada Biru:

Mereka ngira budheku tuh mihak ke aku, kayak kurang

keras ke aku. Padahal mereka yang terlalu keras sama

aku dan aku lebih suka cara budheku gitu loh. (transkrip

2.1, baris 327-328).

Namun begitu, Biru tetap merasa beruntung karena sempat keluar

dari rumah dan tinggal dengan budhenya. Biru mengakui bahwa setelah

tinggal dengan budhenya, Biru justru mulai tertarik untuk belajar dan

mencari tahu tentang budaya Jawa.

g. Putih Abu-abu

Untungnya, Biru berhasil masuk di SMA negeri sesuai dengan yang

telah direncanakan orangtuanya. Biru merasa bahwa bersekolah di

sekolah negeri menjadi titik balik bagi dirinya yang selalu bersekolah di

sekolah internasional. Biru menyatakan bahwa dirinya bertemu dengan

teman-teman dari berbagai daerah di Indonesia yang menyadarkannya

bahwa masyarakat Indonesia beragam. Sebelumnya, meskipun Biru telah

tinggal di Jakarta selama 3 tahun ia mengakui bahwa dirinya hanya

bergaul dengan teman-teman yang berasal dari kelas menengah ke atas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

Biru mengakui bahwa dirinya menjadi lebih terbuka bahwa di Indonesia

tidak hanya ada orang Jawa meskipun sebagian besar masyarakat

Indonesia turut menganut nilai budaya Jawa:

Sebagian besar orang Indonesia mau di manapun

nganutnya juga sebagian budaya Jawa kan, secara

dipimpin sama Soeharto berpuluh-puluh tahun gitu

yaudah membudaya, tapi tetep budaya Jawa jaman

Soeharto itu bukan budaya Jawa yang sebenarnya, itu

budaya patriarki dan bapakisme banget. (transkrip 2.1,

baris 374-375).

Di masa SMA, Biru mengakui bahwa dirinya belajar banyak hal

terutama mengenai kemandirian karena tidak lagi tinggal dengan

orangtuanya. Biru juga menyatakan bahwa dirinya mulai menemukan

nilai Jawa yang sesuai dengan dirinya dan ia pun mulai merasa menjadi

bagian dari Indonesia secara utuh.

Semasa SMA, Biru juga merasa dirinya belajar banyak dari buku

yang ia baca dan film yang ia tonton. Bagi Biru, selera film atau bacaan

kesukaan seseorang dapat mencerminkan diri mereka. Biru sangat

menyayangkan teman-temannya yang menyukai film romantis atau

horror yang ada di Indonesia yang bagi dirinya kurang mendidik:

Temen-temen lain di SMAku tuh sukanya nonton sinetron

cinta-cintaan apa yang kayak horror horror porno Indo

ga jelas gitu loh. Ya maksud aku gimana anak-anak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

muda kita bisa jadi anak-anak muda yang well-educated

ya kalau kayak gitu? (transkrip 2.1, baris 386-388).

Di sisi lain, Biru juga menyayangkan ketika seseorang menyukai

suatu film hanya karena ikut-ikutan saja. Hal tersebut dikarenakan Biru

menyayangkan apabila anak muda tidak menyerap pesan yang

ditampilkan melalui sebuah film. Terlebih lagi, Biru merasa bahwa anak

muda di Indonesia memiliki minat membaca yang sangat rendah. Biru

merasa miris dengan keadaan tersebut karena menurut Biru sebagai

generasi penerus bangsa anak muda harus peduli dan mau mencari ilmu

dari berbagai sumber. Bagi Biru, anak muda juga dapat belajar banyak

melalui bacaan dan film, tidak hanya dari sekolah saja. Biru juga merasa

bahwa membaca buku dan menonton film mempengaruhi pola pikirnya,

ia juga mendapatkan berbagai informasi baru dari sebuah bacaan ataupun

tontonan.

h. Mau Orangtuaku, Bukan Mauku.

Usai masa SMA, tiba waktunya untuk Biru mengikuti keinginan

orangtuanya untuk berkuliah di fakultas kedokteran. Biru menceritakan

bahwa dirinya memang sudah diminta oleh orangtuanya untuk kuliah di

jurusan kedokteran gigi sejak sebelum masuk SMA, akan tetapi Biru

telah berupaya menjelaskan pada orangtuanya bahwa ia tidak memiliki

hasrat untuk berkuliah di kedokteran gigi: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

Aku juga udah berusaha tuh untuk ngelobi-lobi

orangtuaku, ngomong kalau aku ga ada passion di

kedokteran tapi ternyata setelah lulus pun aku tetep

disuruh masuk kedokteran. (transkrip 2.1, baris 473-474).

Pada akhirnya, Biru tetap mengikuti kemauan ibunya meski bukan

berasal dari keinginan dirinya sendiri. Biru menyatakan bahwa ibunya

menganggap Biru tidak akan bisa hidup berkecukupan apabila tidak

menjadi seorang dokter. Biru mengakui bahwa dirinya sebenarnya ingin

menjadi desainer, akan tetapi orangtuanya melarangnya karena

orangtuanya khawatir apabila Biru tidak bisa mendapatkan laki-laki yang

dapat menghidupinya. Biru merasa kecewa karena pada akhirnya ia tetap

diminta untuk mencari laki-laki yang bisa menghidupinya, seakan-akan

ia tidak dapat menghidupi dirinya sendiri ketika ibunya ingin agar Biru

masuk kedokteran supaya bisa hidup berkecukupan. Biru merasa bahwa

ibunya menyuruh Biru untuk masuk kedokteran agar Biru dapat

membuka klinik dan bekerja di rumah sehingga tetap bisa melakukan

pekerjaan domestik di rumah termasuk mengurus anaknya kelak.

Bagaimanapun juga, Biru memahami bahwa kontruksi yang dipahami

oleh ibunya seperti itu. Pada akhirnya, setelah perdebatan panjang

orangtua Biru mengizinkan Biru untuk menjadi apa saja yang ia inginkan

asalkan menyelesaikan perkuliahannya terlebih dahulu.

Berkuliah di kedokteran gigi juga memberikan pemahaman baru

kepada Biru mengenai masalah perempuan di kedokteran gigi. Biru PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

menyadari bahwa rata-rata pasiennya adalah perempuan dari kalangan

ekonomi menengah ke bawah. Sehingga, Biru menyadari bahwa

perempuan dari kalangan ekonomi menengah ke bawah lebih rentan

terkena penyakit, terutama mereka yang mengalami stres karena

mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Biru juga menjelaskan bahwa

stres dapat berdampak pada tekanan darah, yang mana ketika seseorang

sedang mengalami tekanan darah tinggi, maka seseorang tersebut tidak

bisa melakukan operasi cabut gigi. Sehingga, Biru merasa bahwa dalam

kedokteran gigi Biru juga dapat mempelajari feminisme dan menyelami

penderitaan yang dialami oleh pasien-pasiennya.

i. Pengabdianku Untuk Indonesia

Di tahun pertamanya kuliah, Biru mengakui bahwa dirinya merasa

tidak betah dan sempat mengalami stres karena tidak tahu ingin

melakukan kegiatan apa di kampus di luar belajar di kelas, sementara

dirinya kurang cocok dengan kegiatan yang kampus tawarkan. Biru pun

berusaha untuk mencari kegiatan di luar kampus dan dirinya menemukan

banyak program sukarela yang cukup menarik. Bagi Biru, penting sekali

untuk mengikuti acara-acara di luar kampus:

Menurutku penting banget untuk ikut event-event yang

ada di luar kampus. Soalnya menurut aku yang di

kampus mah gitu-gitu doang, ya mungkin banyak ya

yang bisa sukses dan bagus gitu tapi aku lebih tertarik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

untuk ikutan yang menjangkau banyak orang, ga cuma

untuk kepentingan kampus doang gitu. (transkrip 2.1,

baris 532-533).

Selain itu, Biru juga mencari kegiatan di luar kampus karena

didorong oleh ketertarikannya pada bidang sosial dibandingkan dengan

bidang kedokteran itu sendiri:

Aku kan gak fully pengen jadi dokter gigi dan

sebenernya lebih tertarik sama kegiatan sosial gitu,

makanya aku ikutan voluntary event. (transkrip 2.1,

baris 454-455).

Akhirnya, pada bulan Mei 2011 Biru mulai mengikuti kegiatan

sukarela dan kegiatan pertama yang ia ikuti adalah ASEAN Unite. Biru

menjelaskan bahwa ASEAN Unite adalah sebuah proyek yang bertujuan

untuk berbagi pengetahuan dan meningkatkan kesadaran pemuda terkait

salah satu rencana besar ASEAN, yaitu ASEAN Community. Biru juga

menyatakan bahwa pada acara tersebut dirinya turut menghadiri seminar-

seminar yang diadakan oleh SMESCO Indonesia, lembaga yang

berorientasi daya saing yang mendukung UKM lokal yang didukung oleh

Kementerian Koperasi dan UKM RI. Maka dari itu, Biru merasa bahwa

ikut serta dalam kegiatan ini adalah suatu hal yang besar untuk dirinya.

Biru merasa bahwa dirinya mendapatkan banyak pelajaran melalui

seminar-seminar yang ia ikuti, juga menjadi anak muda yang lebih peduli

terhadap keterlibatan Indonesia dalam proyek ASEAN. Biru PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

menambahkan bahwa yang menjadi perhatian utamanya adalah proyek-

proyek yang dapat mengangkat perempuan dan menindak keras orang-

orang yang mempekerjakan anak-anak di bawah umur. Sehingga, Biru

sangat mendukung anak-anak muda, ibu-ibu, bapak-bapak yang berada di

usia produktif untuk meningkatkan daya saing dan tetap melindungi hak-

hak perempuan dan anak-anak di bawah umur.

Di penghujung 2011, tepatnya di bulan September, Biru mendirikan

sebuah organisasi yang diberi nama Indonesian Youth Health Leader

sebagai wadah untuk mempromosikan kesehatan bersama tiga temannya

dari Leaders Global Citizen Corps. Biru menerangkan bahwa cara

mempromosikan kesehatan yang ia dan teman-temannya lakukan adalah

dengan cara memberdayakan lingkungan sekitar dimulai dari lingkup

keluarga dan teman-teman terdekat dengan tujuan mencapai Indonesia

Sehat. Biru menjelaskan bahwa kegiatan yang mereka lakukan lebih

berfokus pada penyuluhan kesehatan gigi dan mulut untuk anak-anak.

Akan tetapi, Biru mengakui bahwa dirinya kini sedang tidak begitu aktif

dengan organisasi yang ia dirikan tersebut. Adapun, Biru berharap agar

dapat segera menyelenggarakan kegiatan penyuluhan untuk anak-anak

lagi ketika sudah memiliki waktu luang.

Kemudian di tahun 2013, Biru mendapatkan kesempatan untuk

mengikuti acara Kapal Pemuda Nusantara (KPN) ke Labuan Bajo. Acara

ini diselenggarakan oleh Kemenpora yang bekerja sama dengan

Kementerian Kemaritiman, Kementerian Kelautan, Kementerian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, serta TNI Angkatan Laut. Biru

menjelaskan bahwa KPN adalah program pelayaran di mana anak-anak

muda Indonesia yang terpilih akan berlayar dan belajar bersama

mengembangkan potensi maritim di Indonesia. Bagi Biru, dapat menjadi

bagian dari KPN adalah hal yang cukup membanggakan karena

persaingannya cukup ketat dan seperti yang telah disebutkan acara ini

berada di bawah kementerian sehingga acara ini cukup besar. Biru

menyatakan bahwa acara ini adalah acara terbesar yang ia ingat sehingga

acara ini sangat berkesan untuk dirinya.

Biru sangat senang mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi

secara langsung untuk kemajuan pariwisata Labuan Bajo karena tugas

dari acara tersebut adalah untuk melihat potensi yang dapat

dikembangkan di Labuan Bajo yang menjadi salah satu destinasi

pariwisata favorit oleh Presiden Jokowi. Biru juga merasa bersyukur

karena dirinya dapat mengabdi sekaligus jalan-jalan melihat keindahan

alam Indonesia.

Pada pertengahan 2014, Biru pernah mengikuti program summer

school di . Biru menjelaskan bahwa dalam acara tersebut dirinya dan

peserta lainnya mempelejari budaya Bali, termasuk salah satunya tarian

Bali. Bagi Biru, pengalaman tersebut cukup lucu karena Biru merupakan

satu-satunya orang Indonesia yang turut serta dalam program tersebut,

sementara peserta lainnya adalah orang asing: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

Terus itu juga lucu sih, aku satu-satunya orang

Indonesia yang ikutan, terus yang lainnya tuh bule-bule

dari Itali, Jerman dan lain lain gitu dan ya ampun

mereka aja mau belajar budaya kita masa kita engga?

(transkrip 2.1, baris 564-565).

Biru menyatakan ketertarikan dan perasaan senang mempelajari

tarian Bali meskipun mengalami kesulitan, dirinya menemukan

kesenangan tersendiri ketika mampu menirukan gerakannya dengan

luwes.

Biru juga menceritakan pengalamannya ketika mengikuti Indonesia

International Biomedical Students Congress di Jakarta. Biru menjelaskan

bahwa dalam acara tersebut, Biru mengikuti lomba mengulas literatur

bertemakan tentang kanker. Biru juga menjelaskan bahwa pada saat itu

terdapat banyak sekali loka karya dan seminar yang diisi oleh orang-

orang penting dari seluruh dunia, termasuk pembicara dari World Health

Organization (WHO). Biru merasa bahwa pengalaman tersebut adalah

pengalaman yang cukup seru karena pada acara tersebut juga terdapat

malam kebudayaan, di mana anak-anak muda dari berbagai Negara

menunjukkan kebudayaannya melalui tarian, nyanyian, dan lain

sebagainya sehingga Biru sekaligus mempelajari budaya lainnya. Biru

mengakui bahwa dirinya mempelajari berbagai macam hal melalui acara-

acara sukarela yang ia ikuti semasa perkuliahannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

j. Jalan Menuju KeJawaanku

Biru merasa sangat senang ketika pada akhirnya menemukan jati

dirinya sebagai perempuan Jawa mengingat perjalanan untuk

mencapainya tidaklah mudah dan melalui proses yang cukup lama. Biru

mengakui bahwa pada akhirnya ia mencintai budaya Jawa setelah

mempelajari tarian Jawa. Ketertarikan Biru untuk mempelajari tarian

Jawa juga tidak lepas dari ketertarikannya yang sebelumnya ketika

mempelajari tarian Bali. Biru mengakui bahwa pada awalnya ia hanya

mencoba-coba saja dan berakhir menemukan kenyamanan dan

ketenangan dengan menari. Dengan menari, Biru merasa lebih spiritual,

di mana ia merasa bahwa menari merupakan salah satu medium untuk

berkenalan lagi dengan dirinya sendiri. Di sisi lain, Biru juga merasa

bahwa seakan-akan ada leluhur yang senang ketika ia menari:

Di sisi lain aku juga merasa ada leluhur yang senang

ketika aku menari, dan mereka semua ada dengan aku,

di dalam aku. Aku merasa mungkin di jaman itu adalah

jaman di mana perempuan harus tunduk ya. (transkrip

2.1, baris 601-602).

Ketika menari, Biru merasa bahwa ia dapat merasakan apa yang

leluhurnya rasakan dan menurut Biru hal tersebut adalah hasil dari

budaya pada zaman tersebut yang tidak dapat disalahkan. Biru meyakini

bahwa pada zaman dahulu, mungkin perempuan juga bertanya-tanya dan

mengalami kebingungan karena mereka tidak dapat berbuat banyak hal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

Biru menjelaskan bahwa bagi dirinya, perempuan dari masa ke masa

selalu dijadikan tolak ukur. Ia menjelaskan bagaimana sejak zaman

penjajahan perempuan dilambangkan sebagai ibu bangsa, di mana

perempuan selalu dijadikan pijakan. Maka dari itu, menurut Biru langkah

yang tepat untuk dilakukan adalah meredefinisi kembali sejarah kita.

Biru menjelaskan suatu istilah dalam tarian Jawa yaitu mendak, di

mana perempuan memposisikan diri untuk merendah. Akan tetapi, Biru

meredefinisi mendak bukan berarti perempuan lebih rendah dari laki-laki,

tapi Biru meredefinisi mendak sebagai perjalanan hidup yang melalui

hambatan. Menurut Biru, posisi mendak membuat badan terasa pegal dan

capek akan tetapi dalam menari kita harus mendak agar menghasilkan

gerakan yang bagus, begitu pula hidup. Bagi Biru, kita harus menemui

hambatan dalam hidup, lalu melalui hambatan tersebut:

Aku meredefinisikan sebagai perjalan hidup segala

macem bahwa hidup itu memang ada hambatannya, dan

ketika kita mendak itu kan banyak hal yang bikin ga enak

ya. Badan jadi kerasa kayak pegel, capek, tapi ya itu

hidup. Hidup tuh ya bikin kita capek. Kayak kamu kalau

gak kayak gitu ya, kayak kalau nari kita ga mendak kita

ga akan menghasilkan gerakan yang bagus. Sama

dengan hidup, kalau hidup kamu cuma dataaar aja ga

ada sedih-sedihnya ga ada jatuh bangunnya ya hidup lo PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

ga ada apa-apanya hahaha. (transkrip 2.1, baris 625-

628).

Sehingga, bagi Biru yang terpenting adalah bagaimana dirinya

memaknai kembali sebuah filosofi, bukan justru memelihara filosofi

yang sudah kuno. Biru menganggap penting meredefinisi kembali suatu

nilai budaya karena pada awalnya Biru merasa tidak memiliki kebebasan

untuk mengartikan nilai Jawa karena hanya disuruh untuk mengikuti nilai

yang dipercayai oleh orangtuanya. Bagi Biru, jika dirinya hanya

diajarkan filosofi dan sejarahnya, ia mampu mendalami dan menjiwainya

sendiri dengan arti yang sebenarnya. Biru juga mengakui bahwa dirinya

tidak mengatakan pada ibunya di awal dirinya menari Jawa, hingga

akhirnya ia mulai membicarakannya dengan orangtuanya, orangtuanya

merasa sangat senang karena akhirnya Biru menemukan jati dirinya

sebagai seorang perempuan Jawa.

Meskipun Biru telah berbahagia menemukan jati dirinya sebagai

perempuan Jawa dengan menari, dirinya kerap menemui masalah

kepercayaan dirinya mengenai tarian yang ia bawakan. Hal tersebut

diawali ketika Biru mulai percaya diri untuk mengunduh videonya

menari di sosial media pada awal 2015. Pada mulanya, Biru hanya ingin

mengunduh video menarinya agar dilihat oleh sang , akan tetapi

Biru justru mendapatkan komentar-komentar negatif dari orang lain

karena pakaian yang ia gunakan ketika latihan menari cukup terbuka dan

disebut tidak pantas. Tidak hanya itu saja, bermula dari pakaian, Biru PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

juga mendapatkan komentar tidak menyenangkan mengenai bentuk

tubuhnya yang ia anggap sebagai body shaming. Biru juga mendapatkan

komentar lainnya dari keluarga sang ayah yang menyatakan bahwa tarian

yang Biru lakukan kurang luwes, yang membuat Biru cukup kesal karena

dirinya memang masih belajar. Hal tersebut sempat membuat dirinya

berpikir untuk berhenti meski pada akhirnya ia terus bertahan sampai saat

ini:

Ya aku sempet sedih ya, ngedown gitu dan tadinya mikir

mau berenti aja lah, ngapain juga gue kayak gini. Ketika

aku udah berusaha nunjukkin suatu hal berkaitan

dengan keJawaanku tapi masih ada aja yang tidak

menghargai itu. But then again, aku tidak akan merasa

puas kalau aku belum sukses. Jadi aku tetep aja latihan

terus, nari terus, bertahan aja akhirnya sampe sekarang

ini. (transkrip 2.1, baris 664-666).

Setahun setelah mempelajari tarian Jawa, Biru berkesempatan untuk

menampilkan tarian Retna Tinanding yang berkisah tentang Srikandi dan

Larasati yang belajar bertarung dengan memanah dan menggunakan

belati untuk merayakan Hari Menari Dunia 2016 di Institut Seni

Indonesia, Solo. Bagi Biru, pertunjukkan tari ini menjadi momen yang

cukup penting karena pertunjukkan tersebut adalah kali pertama Biru

tampil di luar kota dan ia juga merasa sangat senang mampu

menampilkan tarian Jawa pada Hari Menari Dunia. Selain itu, Biru juga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

merasa bahwa proses mempelajari tarian Retna Tinanding sangat penting

karena ia sangat berusaha untuk mendalami makna tarian tersebut dengan

hikmat. Biru sendiri sangat kagum dengan perjuangan perempuan Jawa

pada zaman dulu, di mana mereka belajar memanah dan menggunakan

belati sebagai pertahanan diri. Menurut Biru, sejak dulu perempuan Jawa

adalah perempuan-perempuan yang kuat.

k. Pelarian Sesaat

Di sisi lain, Biru mengakui bahwa dirinya sempat depresi akibat

harus menyelesaikan perkuliahannya di kedokteran gigi. Biru

menyatakan bahwa pada umumnya seseorang menyelesaikan kuliah

kedokteran gigi selama 5-6 tahun, sementara Biru menghabiskan 5,5

tahun untuk koasnya. Bagaimanapun juga, Biru menyatakan bahwa

waktu yang ditempuh masing-masing orang memang berbeda-beda dan

tidak dapat disamaratakan. Ketika mengalami masa depresi tersebut, Biru

melarikan diri ke Thailand dan bermeditasi selama 10 hari:

Nah terus aku di Thailand itu meditasi selama 10 hari.

Bener-bener cabut ga ngomong orangtua kan jauh juga,

jadi bener-bener sendiri aja gitu ngilang. (transkrip 2.1,

baris 836-837).

Ketika bermeditasi, Biru mengakui bahwa dirinya menjadi lebih

tenang, lebih spiritual dan mampu menerima hal buruk yang terjadi pada

dirinya. Biru merasa bahwa dirinya memiliki waktu untuk merenungkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

apa yang penting untuk dirinya, termasuk menyelesaikan perkuliahannya.

Biru juga diajarkan oleh gurunya yang merupakan seorang Buddha untuk

mengubah rasa sakit yang ia rasakan menjadi sebuah karya dalam

pekerjaan yang ia lakukan. Bagi Biru, hal tersebut juga telah diterapkan

di budaya Jawa:

Iya dan itu gak cuma di Buddha aja, tapi di Jawapun

juga. Jadi kita diajarkan untuk mengubah rasa sakit dan

menginvestasikannya ke dalam sebuah karya dalam

pekerjaan kita. Dan itu juga suatu kebudayaan, spiritual

kita juga merupakan bagian dari budaya dan itu sering

kali tidak disebutkan. (transkrip 2.1, baris 853-854).

l. Inspirasi Biru

Setelah merasa lebih baik, Biru akhirnya mengikuti kongres

mahasiswa kedokteran gigi dan berusaha untuk menemukan alasan untuk

menyelesaikan sekolah kedokteran giginya. Secara kebetulan, Biru

bertemu dengan lelaki asing ketika masih berada di Thailand. Biru

mengakui bahwa lelaki tersebut telah menginspirasi dirinya dengan

ketertarikannya terhadap isu-isu sosial. Biru menceritakan bahwa laki-

laki tersebut kerap mengunduh isu-isu sosial di Facebook. Dari situ, Biru

terinspirasi untuk membuat halaman di Facebook yang dinamakan

Indonesia Feminis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

m. Indonesia Feminis

Biru mengakui bahwa pada mulanya ia hanya iseng menulis aspirasi-

aspirasinya, dan ia cukup terkejut melihat respon yang cukup banyak dari

pengikutnya yang membuat Indonesia Feminis menjadi suatu wadah

yang cukup besar sekarang ini. Biru mengakui bahwa melalui Indonesia

Feminis, ia banyak bertemu dengan perempuan-perempuan hebat. Biru

menjelaskan bahwa awal mula ia membentuk Indonesia Feminis adalah

sebagai kampanye media sosial terhadap hak perempuan, juga sebagai

media untuk perempuan menceritakan kisah hidupnya. Biru menyatakan

bahwa dirinya ingin untuk mengangkat suara-suara perempuan lainnya.

Setelah membentuk Indonesia Feminis, Biru mendapatkan

penawaran untuk membuat acara talk show yang kemudian diunduh ke

media sosial. Melalui acara tersebut, Biru berkesampatan untuk

mengenai beragam isu-isu perempuan seperti tekanan-tekanan yang

transgender hadapi, seksualitas dan ketubuhan dalam Islam, kesulitan

hidup yang dirasakan oleh seorang janda, kekerasan terhap perempuan di

dunia digital, pelecehan seksual di angkutan umum, dan masih banyak

lagi. Melalui perbincangannya dengan berbagai tokoh inspiratif tersebut,

Biru menjadi banyak belajar bahwa di luar sana banyak perempuan yang

tertindas dan tidak seberuntung dirinya. Sehingga, Biru banyak belajar

untuk lebih bersyukur dan peka terhadap sekitar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

n. Aksi Nyata Perempuan Indonesia

Setahun setelah membentuk Indonesia Feminis, Biru turut serta

dalam acara Woman March’s Jakarta 2017. Bagi Biru, momen ini

menjadi momen yang sangat penting karena momen tersebut merupakan

woman march’s pertama di Indonesia, di mana tahun 2017 merupakan

tahun gencarnya aksi feminisme. Biru juga menyatakan bahwa

pengalaman tersebut adalah pengalaman yang sangat emosional untuk

dirinya, di mana ia melakukan aksi dengan perempuan-perempuan

lainnya yang juga merasa tertindas ole sistem patriarki di Indonesia. Pada

acara tersebut, Biru merasa memiliki keterikatan emosional yang sangat

kuat dengan para peserta lainnya:

Aku ngerasa kita semua memiliki keterikatan emosi yang

sangat kuat yaaa karena kita ngumpul di situ untuk

memperjuangkan hak perempuan di Indonesia dan di

sana aku ketemu banyak banget perempuan

interseksionalitas mulai dari perempuan lintas agama,

kelompok LGBT, pekerja rumah tangga, pekerja seks

komersil, kelompok petani, pokoknya banyak deh.

(transkrip 2.1, baris 884-886).

Biru menyatakan bahwa masing-masing kelompok memiliki

pesannya masing-masing yang ingin disimpaikan melalui aksi tersebut,

di mana kebanyakan dari mereka menyampaikan perlakuan yang mereka

dapatkan akibat dari stigma masyarakat yang dilabelkan pada mereka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

Bagi Biru pribadi, perjalanan menjadi seorang feminis adalah sebuah

perjalanan spiritual, di mana ia dapat memproyeksikan nilai-nilai

perempuan Jawa mandiri yang telah ada sebelum Belanda menjajah. Biru

juga menceritakan pertemuannya dengan seorang aktivis perempuan

yang mengangkat Pancasila sebagai landasan pergerakan perempuan:

Dia mengangkat Pancasila sebagai landasan pergerakan

perempuan dan mengatakan sudah sepantasnya

perempuan sebagai manusia yang utuh menuntut

pemerintah untuk memperlakukan warganya sesuai

dengan yang terkandung dalam Pancasila. Indonesia ini

sebenernya feminis sekali loh, bahkan Indonesia juga

biasa disebut Ibu Pertiwi kan. (transkrip 2.1, baris 893-

895).

Biru kembali menyatakan bahwa sejak dulu, perempuan Jawa adalah

perempuan yang kuat dan mampu melindungi dirinya sendiri. Sehingga,

Biru berharap dengan adanya wadah dari Indonesia Feminis dan Woman

March’s Jakarta perempuan Jawa dapat meredefinisi kembali makna

perempuan Jawa berdasarkan versinya masing-masing, bukan

berdasarkan stigma masyarakat.

o. Memberi Kesan Tanpa Pesan

Biru mengakui bahwa keterlibatannya dalam aktivitas feminisme

saat ini tidak terlepas dari inspirasi yang didapatkan dari pasangannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

Meskipun begitu, Biru mengakui bahwa menjalin hubungan dengan

lelaki asing terkadang bisa menjadi sangat sulit karena ia merasa tidak

pernah bisa membicarakan hal yang bersifat intrapersonal dengan

pasangannya. Menurut Biru, meskipun laki-laki asing adalah seorang

aktivis dan sadar dengan isu gender, ia merasa bahwa laki-laki secara

tidak sadar tetap membebankan peran domestik kepada perempuan:

Iyaa, jadi seolah-olah domestik itu peranannya

perempuan saja. Itu di manapun yaa mau di pergerakan

kiri, mau di pergerakan kanan itu sama aja. Laki-laki tuh

walaupun udah kiri banget marxis lalala komunis juga

tetap mendomestikan perempuan. Jadi menurutku

perempuan Jawa itu udah terlalu didomestikasi dan ada

bentuk domestikasi dari laki-laki yang progresif

sekalipun. (transkrip 2.1, baris 752-754).

Biru juga menyatakan bahwa lelaki asing tersebut telah melakukan

kekerasan emosional dengan meninggalkan dirinya tanpa kejelasan

ketika sebelumnya telah berjanji untuk menikahkan dirinya pada April

2018 sejak akhir 2017. Biru mengakui bahwa dirinya sempat mengalami

mid-life crisis setelah itu:

Jadi aku sempet mengalami mid-life crisis juga karena

aku sempet merasa buset gue ditinggalin emang gue ga

ada artinya ya? (transkrip 2.1, baris 764-765). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

Biru menceritakan bahwa awalnya dirinya diajak menikah agar bisa

ikut kekasihnya sekolah, hingga akhirnya kekasihnya tidak tahu

kelanjutan sekolahnya kemudian meninggalkan Biru begitu saja. Bagi

Biru, hal tersebut adalah kekerasan emosional karena sang kekasih

menggantungkan masa depan Biru:

Dia juga menggantungkan masa depanku. Sementara

sebelumnya aku udah mikirin oh aku mau ini itu ini itu

tapi kan aku harus mikirin dia juga, jadi keputusanku

juga melibatkan dia loh. (transkrip 2.1, baris 768-769).

Bagi Biru, dirinya telah menginvestasikan hidupnya untuk

kekasihnya dalam beberapa tahun terakhir berupa perasaan, impian, cita-

cita juga harapan akan tetapi harapannya tidak sesuai dengan kenyataan

yang diberikan oleh lelaki yang kini telah menjadi mantan kekasihnya

tersebut. Biru juga menyayangkan bagaimana lelaki tersebut berjuang

agar perempuan bebas dari kekerasan, akan tetapi justru melakukan

kekerasan terhadap perempuan yang menjadi pasangannya.

Biru menyatakan bahwa banyak orang asing yang ingin menikah

dengan perempuan Asia karena perempuan Asia dinilai lebih manut dan

kekeluargaan. Biru pun mengakui bahwa dirinya pada awalnya manut

mengikuti ritme hidup pasangannya hingga akhirnya pasanganya

membutuhkan keberadaan Biru dalam hidupnya lalu setelahnya Biru

menunjukkan kuasanya: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

Awalnya aku diem dulu, ngikutin dia karena beda

budaya kan, jadi mau liat dulu kalau di budaya mereka

tuh seperti apa. Ya just me being the Javanese woman

that I am kan manut dulu, eeeeh terus lama-lama dia jadi

butuh aku kan karena aku bisa ngelakuin semuanya

untuk dia. Abis itu gantian aku yang atur balik dia,

tunjukkin juga dong kalo aku juga punya kuasa. Jadi

kalau mereka udah liat kita, itu semua balik lagi ke kita

kok. Jadi bukan berarti submissivenya perempuan Jawa

itu dia lemah, tapi dia itu bertahan, sebagai bentuk

survival. (transkrip 2.1, baris 784-787).

Adapun, sekarang Biru belajar bahwa dirinya perlu lebih hati-hati

jika didekati oleh pria asing karena ia perlu tahu apakah lelaki asing

tersebut ingin bersama dengan dirinya untuk dirinya sebagai Biru, atau

karena dirinya adalah seorang perempuan Asia, di mana terdapat

konstruksi tentang perempuan Asia yang ada di dirinya yang diinginkan

oleh lekaki tersebut. Pada akhirnya, setelah berpisah dengan pasangannya

Biru merasa bahwa pasangannya bukanlah orang yang ia cari:

Misalnya nanti aku jadi nih nikah sama dia, yang mikir

anak kita makan apa, sekolahnya gimana itu pasti ujung-

ujungnya aku. Ya akhirnya aku yang harus kerja lagi 2x

lipat, 3x lipat biar anakku dapet hidup yang sepantasnya.

Dan dia apa? Dia cuma fokus sama keaktivisannya aja, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

tapi dia ga fokus dengan kemapannya. Jadi akhirnya

setelah aku pisah sama dia aku juga jadi bisa menilai

lebih dalam kayak oh mungkin aku gak sama dia karena

sebenernya ini bukan yang aku cari juga, aku pengen

bahagia sama orang yang mau menikahi aku dan juga

punya fokus untuk membangun kehidupan pribadinya.

(transkrip 2.1, baris 776-780).

p. Biru: Kini dan Kedepannya

Biru menyatakan kesedihannya ketika ditinggalkan tanpa alasan oleh

kekasihnya. Akan tetapi, kesedihan itu hanya berlangsung selama 3 bulan

dan saat ini Biru ingin untuk lebih fokus pada dirinya sendiri. Saat ini,

Biru berumur 27 tahun dengan posisi belum mendapatkan pekerjaan

tetap. Hal ini dikarenakan dirinya juga tengah menempuh gelar master

pada jurusan Hubungan Internasional yang dimulai sejak pertengahan

tahun lalu setelah dirinya mendapatkan gelar sarjana kedokteran gigi di

awal tahun 2018. Adapun, Biru merasa menyesal karena di usianya yang

sudah hampir menginjak 30 tahun dia baru saja mulai mengejar hasratnya

karena sebelumnya selalu mengikuti arahan orangtuanya. Sehingga, ia

merasa bahwa dirinya belum menemukan kepastian apa yang ia ingin

lakukan di dunia kerja. Sementara, Biru menyatakan bahwa teman-teman

di sekitarnya sudah memiliki pekerjaan. Hal ini nampaknya membuat

dirinya merasa cukup tertekan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

Biru merasa bahwa dirinya tidak memiliki etos kerja dan ia sangat

menyesali hal tersebut karena selama ini dirinya belum mengetahui

tujuan hidupnya. Di sisi lain, saat ini Biru cukup tenang dan optimis

dirinya masih memiliki kemungkinan untuk segera menemukan apa yang

ia inginkan seiring berjalannya waktu. Hal ini dikarenakan kesadaran

Biru bahwa dirinya masih dalam tahap mencari apa yang sebenarnya ia

inginkan. Menurut Biru, perempuan harus dapat menemukan jawabannya

sendiri:

Perempuan harus bisa menemukan kedamaian dalam

dirinya sendiri, makna dirinya, definisi dirinya, dan

tidak membiarkan siapapun mendikte apa yang harus

perempuan lakukan. Itu cara perempuan membebaskan

dirinya. Karena kayak aku selama ini disuruh ini itu, jadi

bingung kan akhirnya. Aku udah ketemu satu hal,

ternyata masih ada banyak hal yang harus aku pelajari.

(transkrip 2.1, baris 934-936).

Bagi Biru, dirinya harus tersesat dan kehilangan arah dulu karena itu

sudah menjadi bagian dari perjalan dalam menemukan jati diri.

Dari keseluruhan kisah hidup Biru, peneliti menyimpulkan bahwa

Biru mengalami cukup banyak rintangan yang mempengaruhi proses

pencarian idenitas dirinya yang pada akhirnya membentuk identitas diri

Biru saat ini. Biru yang dulunya tidak menemukan kesesuaian antara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

nilai pribadinya dengan nilai-nilai budaya Jawa, akhirnya menemukan

jati dirinya sebagai seorang perempuan Jawa.

Peneliti belajar banyak hal dari diri Biru, namun salah satu hal yang

paling berarti bagi peneliti adalah perjalanan hidup Biru dalam

menemukan jati dirinya sebagai seorang perempuan Jawa dengan

caranya sendiri. Jika melihat kembali perjalanan hidup Biru di masa kecil

dan masa remaja, orangtua Biru sangat menuntut Biru untuk menjadi

perempuan Jawa yang ideal tanpa memberikan kesempatan bagi Biru

untuk mengeksplorasi dirinya sendiri yang justru membuat Biru

membenci budaya Jawa dan menyesal terlahir sebagai orang Indonesia.

Akan tetapi, menginjak masa dewasa, akhirnya Biru mulai memiliki

keinginan pribadi untuk mengeksplorasi dirinya sebagai seorang

perempuan Jawa sampai akhirnya menemukan jati dirinya sebagai

seorang perempuan Jawa.

Setelah melihat narasi kehidupan Biru secara keseluruhan, peneliti

kemudian membahas dinamika psikologis Biru melalui perspektif

psikologi budaya, psikologi sosial dan psikologi perkembangan serta

proses pembentukan identitas diri Biru dengan statusnya sebagai

mahasiswi aktivis dan seorang perempuan Jawa.

Pembahasan

Setelah melihat narasi kehidupan Biru secara keseluruhan, peneliti

akan membahas narasi kehidupan Biru berdasarkan perspektif budaya, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

sosial dan perkembangan. Setelah itu, peneliti akan membahas identitas

diri Biru berdasarkan narasi kehidupannya.

a. Biru Sebagai Seorang Perempuan Jawa

Melihat narasi kehidupan Biru secara keseluruhan, sejak kecil

dirinya telah berusaha didekatkan dengan budaya Jawa oleh

orangtuanya. Meskipun begitu, perjalanan Biru untuk menemukan jati

dirinya sebagai perempuan Jawa dipenuhi dengan lika-liku. Biru yang

menghabiskan masa kecilnya di luar negeri sempat merasa asing

dengan budaya Jawa hingga berada di titik di mana dirinya menyesal

terlahir sebagai orang Jawa. Hal tersebut juga dikarenakan Biru

mendapatkan tekanan dan tuntutan dari ibunya yang meminta agar ia

tetap mencerminkan gambaran diri perempuan Jawa meskipun tinggal

di luar negeri. Meskipun ketika remaja ia akhirnya kembali tinggal di

Indonesia, rasa nasionalisme dan kecintaannya terhadap budaya Jawa

tidak tumbuh begitu saja.

Pada tahun-tahun pertama menetap di Indonesia, Biru

semakin menemukan hal-hal yang membuat dirinya merasa jauh

dengan nilai-nilai budaya Jawa yang dirasa tidak sesuai dengan

ideologi pribadinya. Biru baru mulai tertarik untuk mempelajari

budaya Jawa secara mendalam ketika dirinya pindah dan tinggal

bersama budhenya semasa SMA. Selama kecil Biru tidak pernah

mendapatkan contoh kepribadian orang Jawa yang lembut dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

kalem karena orangtuanya sangat keras dengan dirinya yang

membuat dirinya menormalisasi amarah yang ia gunakan sebagai

mekanisme pertahanan dirinya. Hal ini sesuai dengan stereotip

yang menyatakan bahwa perempuan Jawa adalah sosok yang

emosional (Nurhayati, 2012). Hingga akhirnya ia tinggal dengan

budhenya yang lembut dan mengayomi yang menyadarkan Biru

bahwa budhenya adalah sosok perempuan Jawa yang

sesungguhnya.

Perjalanan Biru dalam mencari jati dirinya sebagai perempuan

Jawa berakhir ketika dirinya belajar menari Jawa. Akhirnya, setelah

proses yang panjang dan tidak mudah Biru mulai menemukan jati

dirinya sebagai perempuan Jawa. Biru merasa bahwa menari adalah

medium untuk berkenalan kembali dengan dirinya sekaligus

membantunya meredefinisi nilai-nilai dan filosofi budaya Jawa kuno

ke dalam konteks kehidupan masa kini.

Ketika Biru sempat menjalin hubungan dengan orang asing,

dirinya sempat memilih untuk diam dan manut mengikuti ritme hidup

pasangannya. Hal ini sesuai dengan stereotip yang menyatakan bahwa

perempuan Jawa pasif (Handayani & Novianto, 2008; Nurhayati,

2012; Sedyawati, 2003) dan manutan (Suseno, 1984). Dapat dikatakan

juga bahwa hal ini sesuai dengan stereotip yang menyatakan bahwa

perempuan berkedudukan di bawah laki-laki (Budiarti, 2010;

Handayani & Novianto, 2008; Subhan, 2004) meskipun Biru menolak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

keras budaya patriarki dalam aktivismenya. Tujuan dirinya mengikuti

aktivisme adalah atas dasar keinginannya untuk mewujudkan

kesetaraan gender. Hal ini menunjukkan bahwa Biru memiliki

keinginan untuk menjaga harmoni, yang juga menjadi salah satu

stereotip perempuan Jawa (Handayani & Novianto, 2008).

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Biru tumbuh dengan nilai

budaya Jawa yang kental meskipun dirinya melalui perjalanan yang

panjang dalam menemukan kelarasan antara ideologi pribadinya

dengan nilai-nilai budaya Jawa yang ada. Selain itu, Biru juga

memiliki beberapa kesesuaian dengan stereotip perempuan Jawa pada

umumnya.

b. Biru Sebagai Mahasiswi Aktivis

Terbiasa hidup diatur oleh orangtuanya menyebabkan Biru harus

menuruti keinginan orangtuanya untuk kuliah di fakultas kedokteran

gigi meskipun tidak sesuai dengan hasratnya. Biru menyayangkan

bahwa ibunya menginginkan Biru untuk kuliah di fakultas kedokteran

gigi hanya agar dirinya dapat bertemu dengan calon pasangan hidup

yang lebih mapan dan nantinya Biru dapat bekerja praktik di rumah

agar bisa mengurus anak. Alasan ibunya tersebut berujung pada

perdebatan yang pada akhirnya membuat orangtuanya mengizinkan

Biru untuk menjadi apa yang ia inginkan setelah ia menyelesaikan

kuliahnya. Hal tersebut mendukung pengembangan dirinya sesuai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

dengan yang disampaikan oleh Sanford (1962) mengenai

keseimbangan antara dukungan yang didapat dengan tantangan yang

dihadapi. Dengan dukungan yang pada akhirnya Biru dapatkan dari

orangtua, ia mampu berkembang lebih optimal.

Menurut Holland (1997), kepuasan mahasiswa bergantung pada

kesesuaian antara individu dengan lingkungan di mana mereka

mampu menemukan jati diri mereka. Pada kenyataannya, Biru sempat

merasa depresi karena tidak merasa termotivasi untuk menyelesaikan

kuliah yang tidak sesuai dengan hasratnya. Hal ini menimbulkan rasa

penyesalan dalam diri Biru karena selama selalu mengikuti

orangtuanya dan tidak mengikuti kata hatinya. Hal ini sesuai dengan

penemuan Evans et al., (2010) bahwa mahasiswa yang berasal dari

etnis yang masih tradisional cenderung merasa tertekan ketika harus

mulai memutuskan segala sesuatu sendiri, terlepas dari orangtua.

Di tengah stres yang ia alami dalam menjalankan kuliah

kedokteran gigi, Biru memilih untuk menjadi sukarelawan di luar

kegiatan kampus agar tetap dapat menjalankan ketertarikan dan

hasratnya di bidang sosial. Biru terdorong untuk melakukan aktivisme

atas pengalaman ketidakadilan pribadi (Harre, 2007; Owens &

Aronson, 2000; Xiaoru et al., 2000). Menggabungkan hasrat dan

realita yang ia jalani, Biru juga mendirikan Indonesian Youth Health

Leader, sebuah organisasi yang bertujuan untuk mempromosikan

kesehatan dengan cara memberdayakan lingkungan sekitar. Kegiatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

sukarela dan aktivisme yang ia lakukan perlahan menunjang

kesejahteraan hidupnya. Hal ini sesuai dengan temuan yang

menyatakan bahwa seseorang yang terlibat dalam aktivisme secara

positif terkait dengan kesejahteraan hidupnya (Duvall & Dotson,

1998).

Aktivisme Biru semakin meningkat ketika ia membuat halaman

Indonesia Feminis di Facebook yang bertujuan untuk mewadahi

kampanye media sosial yang menyuarakan hak perempuan dan

kesetaraan gender. Suara yang ia berikan agar ke depannya tidak ada

lagi perempuan yang harus melalui penderitaan yang telah dirinya dan

perempuan-perempuan terdahulu lalui. Hal ini sesuai dengan temuan

bahwa aktivisme berkaitan secara positif dengan generativitas (Klar &

Kasser, 2009).

Melalui aktivitas feminisme, Biru juga mendapatkan kontak

sosial dan dukungan sosial yang kuat (Eigner, 2001) melalui

interaksinya dengan perempuan-perempuan lain. Terutama ketika Biru

mengikuti Woman March’s Jakarta 2017, ia merasakan ikatan

emosional dengan para peserta lainnya (Muraven & Baumeister,

2000). Biru juga mengakui bahwa melalui aktivitas feminisme, ia

menjadi orang yang lebih spiritual (Pratt et al., 1999; Roker et al.,

1999). Hal tersebut sejalan dengan temuan McAdams (2006) yang

menemukan bahwa pengalaman yang dilalui oleh aktivis seringkali PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

menunjukkan komitmen yang lebih kuat terhadap ideologi pribadi

mereka.

c. Biru sebagai Dewasa Awal

Meskipun melalui cukup banyak tantangan dalam menjalankan

tugas perkembangannya di usia dewasa awal, Biru mampu menjalani

tugasnya dengan cukup baik. Pada tahapan dewasa awal, terdapat

beberapa tugas perkembangan, antara lain menjalin komitmen dengan

lawan jenis dalam jangka panjang yang berkaitan dengan konflik

perkembangan di masa ini yaitu intimasi vs isolasi. Selain itu, pada

tahap ini individu mulai memikirkan bagaimana sebuah cita-cita dan

mimpi dapat tercapai, serta memikirkan bagaimana kehidupan

selanjutnya termasuk memilih gaya hidup yang sesuai dengan dirinya

(Erikson, 1989). Bagaimana Biru menjalankan tugas

perkembangannya di masa dewasa awal akan dijabarkan di bawah ini:

Mengenai komitmen dengan lawan jenis, Biru pernah menjalin

hubungan intim dengan seorang pria asing yang hampir membawanya

ke jenjang membangun sebuah keluarga. Sayangnya, hubungan Biru

kandas dan sempat membuatnya kehilangan dirinya. Akan tetapi,

hubungan intim yang dimaksud dalam tahap ini bukan hanya

mengenai hubungan percintaan (Erikson, 1989). Biru memiliki relasi

yang sangat intim dengan teman-teman sesama aktivis yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

memberikan dirinya dukungan sosial yang berdampak positif pada

perkembangan dirinya.

Mengenai impian dan cita-citanya, Biru kini sedang menempuh

gelar master di jurusan Hubungan Internasional. Setelah mendapatkan

gelar sarjananya di kedokteran gigi, ia baru menyadari bahwa ia ingin

mempelajari hubungan internasional karena dipengaruhi oleh

aktivisme yang belakangan ia lakukan. Dalam jangka panjang, Biru

merasa belum menemukan tujuan hidupnya. Hal ini disebabkan oleh

tidak seimbangnya tuntutan dengan dukungan yang didapatkan dari

keluarga selama ini (Erikson, 1989). Walaupun inidvidu dewasa awal

membutuhkan orang lain, mereka juga butuh kesendirian agar dapat

merefleksikan kehidupan mereka (Erikson, 1989). Biru merasa bahwa

dirinya cukup terlambat mengikuti hasratnya, sehingga dalam waktu

yang terbatas ia tidak memiliki bayangan ke depannya menginginkan

apa. Sementara ini, Biru hanya fokus dengan kuliah dan aktivismenya

yang semakin meningkat.

Biru tidak begitu banyak menceritakan tentang gaya hidupnya

secara mendetil. Peneliti hanya dapat menangkap bahwa Biru

cenderung mengutamakan ketenangan hati, yang dapat dikatakan

bahwa Biru mengutamakan spiritualitasnya. Hal ini dibuktikan dengan

kegiatan-kegiatan yang Biru lakukan seperti meditasi dan menari. Biru

menyatakan bahwa ia melakukan kedua kegiatan tersebut karena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

dengan meditasi dan menari, dirinya mendapatkan ketenangan dan

kenyamanan dengan dirinya.

Secara keseluruhan, meskipun Biru memiliki beberapa hambatan

dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya sebagai seorang

individu dewasa awal, Biru tetap bisa menjalankan tugasnya dengan

cukup baik.

d. Identitas Diri Biru

Peneliti akan menganalisis identitas diri Biru secara deskriptif,

kemudian berdasarkan aspek-aspek yang terdapat dalam identitas diri,

faktor-faktor pembentukan identitas diri serta proses dan dampak dari

pembentukan identitas diri yang mengacu pada teori Erikson dan

McAdams yang sebelumnya telah dibahas di bab 2.

1) Deskripsi

Menurut Erikson (1989), seseorang berhasil mencapai

identitas dirinya ketika ia secara sadar dapat mengenali dan

menerima kekhasan pribadi, peran, komitmen dan tujuan

hidupnya. Meskipun hingga akhir narasinya Biru belum

menemukan tujuan hidupnya pribadi dengan pasti, Biru telah

mampu mengenali dan menerima tujuan hidupnya secara garis

besar, kekhasannya pribadi, serta peran dan komitmennya.

Peneliti akan menjabarkan proses Biru dalam mengenali dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

menerima kekhasan pribadi, peran, komitmen dan tujuan

hidupnya di bawah ini:

Biru melalui proses yang panjang dalam pencarian jati

dirinya sebagai seorang perempuan Jawa. Ketika pada umumnya

anak-anak cenderung langsung mengikuti nilai-nilai yang

diajarkan orangtuanya sejak kecil, Biru telah mampu memberikan

penilaian tersendiri bahwa dirinya tidak memiliki kesesuaian

antara ajaran nilai-nilai budaya leluhurnya yang orangtuanya

berikan, dengan nilai-nilai budaya di mana ia tinggal. Setelah

dirinya beranjak remaja dan kembali ke Indonesia, Biru juga tetap

belum menemukan kesesuaian nilai antara nilai-nilai budaya Jawa

dengan nilai-nilai ideologi pribadinya meski telah banyak mencari

tahu tentang budaya Jawa lewat bacaan. Adapun, memasuki usia

dewasa Biru mulai menemukan jati dirinya sebagai perempuan

Jawa dengan meredefinisi dan menafsirkan kembali nilai-nilai

budaya Jawa dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi

pribadinya yang menjadi kekhasannya. Dengan begitu, dapat

dikatakan bahwa kini Biru telah mampu mengenali dan menerima

kekhasan pribadinya.

Mengenai peran Biru dalam situasi sosial, Erikson (1989)

menyebutkan istilah psikososial, yaitu kecocokan timbal balik

antara individu dengan lingkungannya. Dalam awal narasi

kehidupan Biru, Biru nampak tidak menemukan kecocokan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

hubungan timbal balik dengan orangtuanya karena keinginan

dirinya hampir selalu bertolak belakang dengan keinginan

orangtuanya. Sehingga, sepanjang hidupnya Biru hampir selalu

mengikuti keinginan orangtuanya. Adapun, di akhir narasi

kehidupannya, Biru mulai menemukan kecocokan hubungan

timbal balik tersebut setelah akhirnya Biru menyuarakan dan

menjelaskan keinginan pribadinya hingga akhirnya orangtuanya

mulai membebaskan keinginan Biru dengan syarat Biru tetap

harus menyelesaikan keinginan terakhir orangtuanya yaitu

menyelesaikan kuliah kedokteran giginya. Setelah itu, Biru

bertemu dengan teman-teman dalam aktivismenya, di mana

mereka dapat berbagi pandangan nilai yang sama sehingga Biru

merasa mendapatkan dukungan dari lingkungannya. Pada

akhirnya, saat ini Biru dapat mengambil jurusan kuliah yang

sesuai dengan ketertarikannya yaitu jurusan Hubungan

Internasional. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pada kini

Biru telah menemukan kecocokan timbal balik antara dirinya

dengan lingkungannya.

Menurut Erikson (1963), generativitas digambarkan sebagai

perhatian dan komitmen orang dewasa. Isu mengenai

keberlangsungan hidup perempuan ke depannya memang menjadi

perhatian Biru. Sejak kecil, Biru kerap memperhatikan

keberlangsungan hidup perempuan di tempat di mana ia tinggal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

Perhatian tersebut terus tumbuh hingga Biru kembali ke Indonesia

dan merasa bahwa Indonesia masih menganut budaya patriarki.

Untuk itu, upaya Biru dalam mewadahi suara perempuan melalui

platform Indonesia Feminis yang ia bentuk di sosial media,

kemudian edukasi yang ia berikan melalui talk show dan blog

yang ia tulis seputar hasil perbincangannya dengan tokoh-tokoh

feminis, serta dukungan terhadap berbagai aktivisme yang ia

lakukan ada bentuk komitmennya untuk memperjuangkan hak

perempuan agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik ke

depannya.

Biru mengakui bahwa hingga kini dirinya belum menemukan

arah tujuan hidup pribadi yang jelas, meliputi hal-hal personal apa

yang ia inginkan dalam hidup ke depannya. Hal ini dipengaruhi

oleh orangtuanya yang selalu mengarahkan hidup Biru, sehingga

ketika mulai diberikan kebebasan, Biru justru menemui kesulitan

untuk menentukan arah hidupnya sendiri. Meskipun belum

menemukan tujuan pribadi yang pasti, Biru secara pasti telah

mengetahui tujuan hidupnya untuk memperjuangkan suara-suara

wanita demi kesejahteraan hidup wanita-wanita di masa

mendatang.

Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa Biru telah

mengenali dan menerima kekhasan pribadi, peran dan komitmen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

hidupnya, meskipun saat ini dirinya masih dalam tahap pencarian

tujuan hidup pribadinya.

2) Aspek Identitas Diri

Mengacu pada Erikson, McAdams et al., (2017) mengidentifikasi

tiga kategori yang terkait dengan identitas diri, yakni tema motivasi,

tema afektif dan tema makna integratif yang mengandung beberapa

aspek yang mengungkap identitas diri seseorang. Peneliti akan

menjabarkan temuan aspek yang ada pada narasi Biru di bawah ini:

Pada tema motivasi, terdapat aspek agensi, hubungan yang erat

dan tujuan hidup. Berdasarkan narasi Biru, aspek agensi nampak

melalui keterlibatan Biru dalam mewadahi perempuan-perempuan

Indonesia dengan membuat sebuah platform Indonesia Feminis di

sosial media. Selain itu, Biru juga terlibat aktif dalam aksi-aksi turun

ke lapangan bersama dengan gerakan feminis lainnya. Melalui

kampanye secara langsung maupun di sosial media yang Biru kerap

lakukan, dirinya telah mempengaruhi orang lain di lingkungannya

untuk peduli terhadap kesetaraan gender di Indonesia. Sementara,

aspek hubungan erat nampak dari kebersamaan yang Biru jalin

bersama dengan perempuan-perempuan lainnya yang terlibat dalam

gerakan feminis. Adapun, peneliti tidak dapat menemukan aspek

tujuan hidup pribadi Biru. Dalam narasinya, Biru sendiri mengakui

bahwa dirinya masih mencari tujuan hidupnya. Akan tetapi, untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

tujuan hidupnya secara luas Biru menyebutkan bahwa ia

menginginkan kesetaraan gender di Indonesia, sehingga tidak ada

perempuan di masa mendatang yang harus melalui apa yang telah

dirinya lalui.

Pada tema afektif, terdapat aspek kontaminasi, penebusan dan

resolusi positif. Berdasarkan narasi Biru, aspek kontaminasi nampak

ketika kembali ke Indonesia, namun dirinya bukan merasa senang,

justru merasa semakin jauh dengan kampung halamannya sendiri.

Sementara, aspek penebusan nampak ketika Biru merasa putus asa

untuk menyelesaikan kuliah kedokteran giginya, lalu ia bermeditasi

dan mengikuti konferensi mahasiswa kedokteran gigi sehingga dirinya

kembali menemukan semangatnya untuk menyelesaikan

perkuliahannya. Dan aspek resolusi positif nampak ketika Biru

membentuk Indonesian Youth Health Leader yang menggabungkan

antara ketertarikannya terhadap bidang sosial dengan jurusan kuliah

yang ia ambil.

Dalam tema makna integratif, terdapat aspek proses akomodatif,

proses eksplorasi dan pembuatan makna. Berdasarkan narasi Biru,

aspek proses akomodatif nampak ketika Biru mulai melihat dirinya

sebagai seorang perempuan Jawa setelah selama ini ia cenderung

menyesal terlahir sebagai orang Indonesia. Sementara, proses

eksplorasi nampak selama Biru merenungkan pengalaman semasa

hidupnya sebagai perempuan Jawa yang berkaitan dengan cara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

orangtuanya memperlakukan dirinya hingga akhirnya ia belajar untuk

mencintai budaya Jawa dan memutuskan untuk mendiskusikan

keinginannya dengan orangtuanya. Dan aspek pembuatan makna

nampak ketika Biru bersekolah di SMA negeri, setelah sebelumnya

selalu bersekolah di sekolah swasta internasional. Biru memaknai

pengalamannya di SMA negeri sebagai pengalaman yang membuka

pemahamannya akan keberagaman masyarakat Indonesia yang

kemudian mendorongnya untuk mempelajari budaya Jawa lebih dalam.

3) Proses Pembentukan Identitas Diri

Dalam proses pembentukan identitas dirinya, Biru melalui

tahapan seperti yang dipaparkan oleh Erikson (1989). Terdapat dua

elemen utama dalam proses pembentukan identitas diri yaitu

eksplorasi (krisis) dan komitmen. Proses eksplorasi (krisis) dan

komitmen yang Kuning lalui akan peneliti jabarkan di bawah ini:

Proses eksplorasi adalah waktu di mana individu berusaha

menjelajahi berbagai alternatif tertentu dan memberikan perhatian

terhadap keyakinan dan nilai-nilai yang dibutuhkan dalam pemilihan

alternatif tersebut (Erikson, 1989). Sejak kecil, Biru telah dipaparkan

oleh berbagai budaya, baik budaya yang sangat ketimuran, budaya

barat dan tentunya budaya Jawa. Sehingga, sejak kecil Biru telah

dipaparkan oleh berbagai nilai yang pada akhirnya Biru pilih

berdasarkan nilai-nilai yang tercakup dalam ideologi pribadinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

Setelah kembali ke Indonesia, Biru juga kembali mengeksplorasi

nilai-nilai budaya Jawa yang sesuai dengan dirinya. Akhirnya, setelah

berbagai upaya eksplorasi yang telah Biru lakukan, kini Biru telah

menemukan kelarasan antara nilai-nilai pribadinya dengan nilai-nilai

budaya Jawa yang telah ia redefinisi sendiri.

Sedangkan, proses komitmen adalah usaha pengambilan

keputusan terhadap keyakinan dan nilai-nilai, serta usahanya dalam

menentukan berbagai strategi dalam merealisasikan keputusan

tersebut (Erikson, 1989). Biru meyakini bahwa perempuan memiliki

hak yang setara dengan laki-laki, sehingga ia tidak menyetujui nilai-

nilai patriarki yang terdapat dalam budaya Jawa dan budaya Indonesia

secara keseluruhan. Dalam menjalankan komitmennya untuk

memperjuangkan keyakinannya, Biru turut aktif dalam aktivisme

feminisme baik melalui sosial media maupun dalama aksi nyata.

Melalui sosial media, Biru membentuk platform Indonesia Feminis di

Facebook sebagai wadah untuk menyuarakan cerita-cerita perempuan

di segala penjuru Indonesia. Selain itu, Biru juga mengadakan talk

show, kemudian ia mengundang video dirinya berbincang dengan

tokoh-tokoh feminisme ke . Di luar itu, Biru juga kerap

menuliskan kisah-kisah inspiratif baik melalui halaman Indonesia

Feminis, juga blogger di website pribadinya. Sedangkan melalui aksi

nyata, Biru kerap hadir dalam aksi feminisme seperti salah satunya

Woman March’s Jakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

4) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Identitas Diri

Erikson (1989) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi

proses pembentukan identitas diri seseorang. Faktor-faktor yang

mempengaruhi proses pembentukan identitas diri seseorang antara

lain perkembangan remaja, pengaruh keluarga, serta pengaruh

individualitas dan connectedness.

Berdasarkan narasi Biru, dirinya mengalami beberapa hambatan

yang menyebabkan dirinya kebingungan peran dalam lingkup

keluarga di masa remaja. Adapun, terdapat empat komponen yang

berkembang sejak usia anak-anak yang kemudian berkontribusi

terhadap pembentukan identitas diri seseorang, yaitu rasa percaya

(trust), otonomi diri (autonomy), kemampuan berinisiatif (initiative)

dan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu (industry).

Perkembangan keempat komponen tersebut akan peneliti jabarkan di

bawah ini:

Berdasarkan komponen rasa percaya (trust), Biru nampaknya

kurang dapat mengembangkan komponen ini dikarenakan suatu

hambatan yakni kurangnya kepercayaan yang didapat dari

orangtuanya ketika Biru memasuki usia remaja dan tinggal bersama

budhenya. Kala itu, orangtua Biru beranggapan bahwa Biru kerap

melakukan kenakalan anak remaja seperti memiliki gaya pacaran yang

bebas, merokok dan minum alkohol. Pada kenyataannya, Biru PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176

membatah dirinya melakukan hal-hal yang diduga oleh orangtuanya

tersebut.

Mengenai komponen otonomi diri (autonomy), Biru juga nampak

kesulitan mengembangkan komponen ini dikarenakan sejak kecil

orangtuanya hampir selalu mengarahkan hidup Biru. Pada akhirnya,

Biru mulai merasa tidak sanggup sehingga ia memperdebatkan

keinginannya dengan orangtuanya. Sehingga, usai mendengarkan

opini Biru yang selama ini ia simpan, orangtuanya mengizinkan Biru

untuk mengejar keinginannya dengan syarat ia harus menyelesaikan

kuliah kedokteran giginya terdahulu. Kesimpulannya, Biru baru

mendapatkan otonomi dirinya di masa dewasa awal.

Mengenai komponen kemampuan berinisiatif (initiative), Biru

cukup berinisiatif dalam mengekplorasi budaya Jawa. Ketika

kebanyakan orang tidak mau tahu hal-hal yang tidak mereka sukai,

Biru justru mencari tahu bagaimana caranya mencintai hal yang

awalnya tidak ia sukai. Sehingga, dapat dikatakan Biru

mengembangkan komponen ini dengan sangat baik.

Sedangkan berdasarkan komponen kemampuan untuk

menghasilkan sesuatu (industry), Biru telah mampu menghasilkan

sesuatu dari minat dan ketertarikannya yaitu membentuk sebuah

platform yang diberi nama Indonesia Feminis.

Mengenai pengaruh keluarga terhadap perkembangan identitas

diri Biru, nampaknya keluarganya justru cenderung menghambat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177

perkembangan dirinya. Hal ini disebabkan kurangnya dukungan yang

Biru dapatkan sepanjang hidupnya. Orangtuanya menerapkan pola

asuh otoriter, yang mana orangtuanya mengontrol setiap perilaku anak

tanpa memberikan mereka kesempatan untuk mengekspresikan opini

dan perasaannya yang menyebabkan perempasan pembentukan

identitas diri anak (foreclosure) (Erikson, 1989).

Relasi individu dengan keluarga kemudian mempengaruhi

individualitas dan keterhubungan individu dengan orang lain

(connectedness). Individualitas meliputi kemampuan individu dalam

mengemukakan pendapat mengenai perasaan bahwa dirinya berbeda

dari orang lain atau anggota keluarganya yang lain. Sedangkan

connectedness meliputi kebersamaan, sensitivitas, keterbukaan

terhadap kritik dan aspek terhadap pendapat orang lain (Erikson,

1989). Secara keseluruhan, keterlibatan Biru dalam aktivismenya

menunjukkan bahwa Kuning mampu mengemukakan pendapat,

memperlihatkan kebersamaan serta keberpihakannya terhadap

perempuan lainnya, menunjukkan sensivitasnya terhadap isu yang

menjadi perhatiannya. Sementara, kritik yang Biru dapatkan dari

orang lain nampaknya cukup mengganggu dirinya.

3. Partisipan 3: Hijau

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan hasil penelitian berupa narasi

Hijau secara periodik. Setelah itu, peneliti akan melanjutkan ke bagian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178

pembahasan narasi kehidupan Hijau berdasarkan perspektif psikologi budaya,

sosial dan perkembangan. Selain itu, peneliti juga akan membahas identitas

diri Hijau berdasarkan narasi kehidupannya.

Hasil: Narasi Kehidupan Hijau

Hasil dari pembahasan ini merupakan narasi kehidupan Hijau

berdasarkan peristiwa penting yang Hijau lalui secara periodik.

a. Asal Muasal Hijau

Hijau adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, di mana ia memiliki

perbedaan usia yang cukup jauh dengan kakak-kakaknya. Perbedaan

antara Hijau dengan kakak perempuannya yang pertama adalah 6 tahun,

sedangkan perbedaannya dengan kakak laki-lakinya yang kedua adalah

4 tahun. Baik ayah dan ibunya adalah pekerja kantoran. Hijau merasa

sangat beruntung karena meskipun berasal dari keluarga yang pas-pasan,

namun orangtuanya selalu berusaha untuk memenuhi keinginannya:

Aku beruntung sih lahir dari keluarga yang masih

tercukupi di mana aku selalu punya mainan, ke mall tiap

Minggu, sampe aku manja banget sampe ga bisa nyuci

piring, eh nyuci piring bisa, nyuci baju gitu-gitu yang ga

bisa. (transkrip 3.1, baris 98-99).

Hijau mengakui bahwa ibunya adalah sosok yang sangat lembut dan

tidak pernah memarahinya. Hal tersebut diduga karena Hijau adalah anak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179

paling bontot, sedangkan ibunya tetap memarahi kakaknya apabila tidak

bisa bersih-bersih. Hijau mengakui ia justru biasa dimarahi oleh

eyangnya setiap dirinya mengunjungi neneknya di Solo ketika libur

sekolah ataupun natal. Hijau mengakui bahwa dirinya merasa cukup

kesal karena eyangnya menganggap bahwa Hijau adalah anak kota yang

tidak bisa beres-beres:

Padahal ga bisa nyuci ga ada hubungannya sama anak

kota sih, malah setelah aku pikir-pikirnya lebih bisa

direlasikan dengan aku sebagai anak bontot, sama sekali

bukan karena aku anak kota. (transkrip 3.1, baris 105-

106).

Hijau mengakui bahwa dirinya memang dibesarkan di ibu kota

sehingga dalam perilaku kesehariannya ia mencerminkan perilaku anak

kota. Akan tetapi, Hijau juga merasa bahwa dirinya tetap tumbuh dengan

budaya Jawa. Di sisi lain, Hijau juga tumbuh dengan budaya Barat

karena orangtuanya cukup terbuka. Sehingga, Hijau menyimpulkan

bahwa dirinya adalah perempuan yang tumbuh dengan berbagai macam

budaya. Untuk itu, Hijau sangat kagum dengan cara didik kedua

orangtuanya.

Hijau menyatakan bahwa ia terlahir di keluarga besar yang harmonis,

di mana tidak ada anggota keluarganya yang pernah melalui perceraian

atau dikabarkan terlibat perselingkuhan. Akan tetapi, memasuki masa

SMP Hijau bertemu dengan teman-temannya yang orangtuanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180

mengalami perpisahan. Hijau mengakui bahwa dirinya sempat bingung

mengetahui ada keluarga yang tidak lengkap:

Aku kayak hah bingung oh ada ya keluarga yang ga

lengkap gitu, jadi itu bener-bener hal baru buat aku.

(transkrip 3.1, baris 115-116).

Hal tersebut juga membuat Hijau merasa beruntung masih memiliki

orangtua yang lengkap.

b. Rumah yang Retak

Hijau mengakui bahwa dirinya mempelajari banyak hal dari melihat

pengalaman-pengalaman yang dialami oleh teman-temannya. Hijau jadi

tersadarkan bahwa hidup yang sesungguhnya tidak semudah hidup yang

ia miliki selama ini. Hijau tersadarkan bahwa ternyata banyak anak-anak

seusianya yang tidak memiliki masa kecil sebahagia masa kecilnya,

bahwa banyak anak-anak yang tidak pernah merasakan kasih sayang

orangtua mereka secara utuh dan banyak anak yang kehilangan sosok

bapak atau ibunya karena perceraian ataupun karena ditinggal meninggal.

Hijau mengakui bahwa dirinya tidak dapat membayangkan bagaimana

rasanya ditinggal oleh orangtua:

Aku ga akan pernah bisa ngebayangin gimana rasanya

ditinggal orangtua di saat kita masih kecil, bahkan untuk

saat ini pun kalau aku harus ngebayangin gimana PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181

rasanya ditinggal orangtuaku, wah aku belum bisa.

(transkrip 3.1, baris 138-139).

Sayangnya, ketika kelas 3 SMP orangtua Hijau melalui pertengkaran

hebat karena ibunya mengira bahwa ayahnya berselingkuh dengan

sekertarisnya di kantor. Pada waktu itu, kakak-kakak Hijau kebetulan

tidak tinggal di rumah karena menempuh kuliah di Bandung dan

sehingga yang tinggal di rumah hanya Hijau seorang. Hijau mengakui

bahwa saat itu ia merasa sangat lemah karena tidak tahu harus berbuat

apa ketika kedua orangtuanya bertengkar. Hijau juga mengakui bahwa

dirinya tidak memiliki keberanian untuk menanyakan ke orangtuanya

karena ia merasa tidak berdaya sebagai anak yang paling kecil:

Jadi aku anak kecil yang lemah dan pokoknya mereka

berdua nangis, dan aku juga nangis di kamar tapi aku ga

berani buat nanyain karena aku anak paling kecil dan

rasanya aneh aja kalau aku harus nyamperin mereka

terus nanyain kenapa gitu kan jadi aku diem aja, karena

aku pikir itu bukan urusanku walaupun sebenernya ya

ini masalah keluargaku jadi aku punya perananan

sebenernya. (transkrip 3.1, baris 121-123).

Hijau mengakui bahwa hal tersebut sempat membuat dirinya

bersedih. Akan tetapi, Hijau menilai bahwa ayahnya adalah pria yang

baik dan masalah tersebut tidak pernah terjadi lagi. Hijau menyebutkan

bahwa kejadian tersebut berlangsung kurang lebih selama setahun dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182

sangat berdampak kepada dirinya yang saat itu sedang menyiapkan diri

untuk ujian nasional. Meskipun begitu, Hijau mengakui bahwa

orangtuanya cukup hebat menangani masalah tersebut karena akhirnya

keduanya membicarakan masalah tersebut perlahan-lahan dan berhasil

mengakhiri permasalahannya. Hijau juga menilai bahwa kedua

orangtuanya sangat mengutamakan keluarga hingga semua berakhir baik-

baik saja. Bagi Hijau, pengalaman tersebut juga menjadi peristiwa yang

mendewasakan dirinya karena pada saat itu ia harus menghadapi masalah

tersebut sendiri, di mana biasanya ia cenderung berlindung di balik

kakak-kakaknya.

c. Sayap-sayap Pelindung

Hijau mengakui bahwa dirinya memiliki relasi yang sangat dekat

dengan kedua kakaknya. Hijau merasa bahwa dirinya dapat menceritakan

apapun kepada kakak perempuan tanpa merasa terhakimi walaupun

kepribadiannya dengan kakaknya sangat berbeda. Bagi Hijau, kakaknya

adalah perempuan baik-baik, sementara dirinya sangat nakal ketika

remaja. Menurut Hijau hal itu sangat penting, bagaimana dirinya sangat

berbeda dari kakaknya akan tetapi kakaknya tidak pernah menilai buruk

Hijau:

Walaupun kita beda dia ga pernah menilai aku buruk

karena berbeda dari dia, walaupun aku tau waktu itu

aku ya emang ga baik hahaha. Menurutku orang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183

Indonesia harus lebih banyak yang kayak dia sih, ya

udah beda-beda aja gapapa, ga semua orang harus

sama, lurus, baik-baik semua. (transkrip 3.1, baris 152-

154).

Selain itu, bagi Hijau kakak laki-lakinya juga dapat menjadi teman

ngobrol yang sangat menyenangkan. Hijau juga menyebutkan bahwa

sebagai seorang laki-laki, kakaknya pun bukan terbilang laki-laki yang

nakal. Hijau merasa bahwa kedekatannya dengan kakak laki-lakinya

adalah melalui nasihat dan peringatan yang kakaknya berikan ketika

Hijau sedang dekat dengan laki-laki. Hijau juga senang ketika ia

menangis karena kesalahannya sendiri kakaknya tetap ada untuk

mendengarkannya dan kembali memberikan nasihat untuknya, meskipun

Hijau mengakui bahwa dirinya akan kembali tidak mendengarkan nasihat

yang kakaknya berikan.

d. Rumah Jauh Dari Rumah

Menginjak usia 16 tahun, Hijau pergi ke Brazil untuk melaksanakan

program pertukaran pelajar selama satu tahun:

Aku inget banget berada di tempat yang asing, dengerin

orang-orang bicara pake bahasa yang sangat asing di

telingaku. Waktu itu aku aku duduk di kursi penumpang

mobil, terus orangtua asuhku bawa aku pulang ke rumah

baruku, dan aku inget banget pada waktu itu ujan di luar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184

jadi aku bisa liat cipratan air di jendela mobil sambil

samar-samar liat pemandangan kota yang bakal aku

tempatin selama satu tahun. Liat keluar udah malem,

gelap, ga sabar besok buat mulai kehidupan baru.

(transkrip 3.1, baris 204-207).

Hijau mengakui bahwa momen pertukaran pelajarnya ke Brazil

adalah momen yang sangat menyenangkan. Selain itu, bagi Hijau momen

tersebut merupakan kenangan yang paling ia ingat seumur hidupnya. Saat

ini, Hijau mengakui bahwa dirinya kerap merindukan masa-masa yang

ia lalui saat melaksanakan pertukaran pelajar di Brazil:

Kayak weekend pergi sama temen-temen, jadi artis di

sekolah hahahah karena kan anak exchange kan jadi

selalu ditanya-tanyain dan ada aja yang ngedeketin buat

pengen kenal sama aku, terus juga party sih hahaha ya

kan anak muda kan. Ya kalau dulu waktu masih SMP

nyadar sih bandel dan bisa ngapa-ngapain juga tapi kan

kepikiran orangtua, capek juga boong mulu izinnya apa

padahal ngapain, tapi waktu di sana kan bebas sendiri

mau ngapain juga ga ada yang tau, ga ada yang bisa

ngelarang. (transkrip 3.1, baris 210-213).

Hijau menjelaskan bahwa selama pertukaran pelajar dirinya sering

berpergian ke tempat-tempat baru dan bertemu dengan teman-teman baru

dari berbagai macam negara yang mengajarkan Hijau banyak hal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185

Menurut Hijau, meskipun ia merasa bebas ketika berada di Brazil, Hijau

juga belajar untuk membatasi dirinya sendiri. Hijau merasa bahwa

dirinya juga sangat puas akan kebebasan yang ia dapatkan selama

setahun penuh. Dari pengalamannya tersebut, Hijau belajar mana yang

baik dan mana yang kurang baik untuk dirinya. Hijau merasa bahwa

dirinya sangat beruntung pernah melalui pengalaman pertukaran pelajar,

karena tidak semua cukup beruntung dan mendapatkan kesempatan yang

sama untuk bisa mengikuti program pertukaran pelajar seperti Hijau.

Yang paling penting, Hijau mengakui bahwa dirinya belajar banyak

tentang dirinya sendiri, terutama terkait dari mana ia berasal:

Aku sebagai orang Indonesia di Brazil juga harus

menjalani peraturan yang ada di sana. Istilahnya di

mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung lah. Dan aku

juga jadi lebih bersyukur lahir sebagai orang Jawa,

sebagai orang Indonesia in general, karena sebenernya

negara kita itu kaya loh, budaya kita itu keren loh kayak

aku sempet perform tari Jawa gitu ketika kumpul sama

temen-temen pertukaran pelajar yang lain dan mereka

kagum sama budaya kita. (transkrip 3.1, baris 254-257).

Ketika menjalani program pertukaran pelajar di Brazil, Hijau

mengakui bahwa dirinya sempat minum secara tidak bertanggung jawab

hingga akhirnya ia kehilangan kesadaran. Ketika dirinya kehilangan

kesadaran, ia mengalami pemerkosaan oleh tiga lelaki secara bergantian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186

di dalam kamar mandi. Hijau menjelaskan bahwa dirinya pergi bersama

dengan teman laki-lakinya yang tidak mabuk yang kemudian

menghampirinya di kamar mandi dan membawanya pulang. Hijau

mengakui bahwa dirinya sempat mengalami ketakutan untuk

berhubungan seks karena dirinya mengalami trauma. Hijau juga

mengakui bahwa dirinya butuh bertahun-tahun hingga akhirnya dapat

memaafkan dirinya sendiri.

Hijau mengakui bahwa ketika remaja dirinya merupakan seorang

peminum berat. Hijau menyatakan bahwa meskipun ia tumbuh di

keluarga Kristen yang sangat religius, dirinya sering pergi minum di kala

stres dan ketika menghadiri pesta tiap akhir pekan. Hijau mengakui

bahwa dirinya adalah satu-satunya anak dalam keluarganya yang kerap

mencoba hal-hal baru, sementara kakak-kakaknya adalah anak-anak

penurut. Bagaimanapun juga, Hijau menyayangkan budaya Jawa yang

tabu dengan adanya batasan komunikasi antara anak dan orangtua:

Menurutku budaya Jawa tu tabu banget yaaa, ada

batasan komunikasi antara anak dan orangtua, nah

orangtuaku tuh ga pernah berbagi tentang edukasi seks

dan cara menanganinya, jadi pada waktu itu aku

berusaha mencari caraku sendiri untuk menanganinya.

(transkrip 3.1, baris 252-254).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187

e. Catatan Masa Kampus

Setelah kembali dari Brazil, Hijau memasuki jenjang perkuliahan.

Hijau merasa bahwa dirinya mempelajari banyak hal yang belum pernah

ia dapatkan sebelumnya:

Aku kan kuliah Hubungan Internasional kan, jadi tau

juga sih betapa jahatnya penguasa-penguasa dunia dan

betapa serakahnya mereka. Selain itu aku juga jadi tau

banyak hal yang dirahasiakan dalam politik sebenernya.

Kayak jadi ada namanya deep web. Nah di deep web itu

banyak banget informasi-informasi yang sengaja

disembunyikan dan kontennya ga bisa kita dapetin di

search engine biasa. Kayak sekarang nih kita buka

google kita ngerasa bisa dapetin banyak banget

informasi, nah sebenernya di google itu cuma 25%

informasi yang ada di dunia. (transkrip 3.1, 341-344).

Hijau mengakui bahwa pada awalnya ia terkejut mendapatkan

informasi dari perkuliahan karena informasi yang didapatkan di

perkuliahan sangat menjurus pada informasi-informasi yang lebih

spesifik sesuai bidangnya. Adapun, Hijau menyatakan bahwa salah satu

penyesalan dalam hidupnya adalah mengambil kuliah jurusan Hubungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188

Internasional. Apabila dapat mengulang hidupnya, Hijau ingin

mengambil jurusan bisnis atau teknik lingkungan:

Aku ga mau belajar HI hahaha tau gini aku dulu belajar

bisnis. Tapi aku bukan anak IPA sih, tapi kalau bisa

pengen belajar teknik lingkungan juga. (transkrip 3.1,

baris 1177-1178).

f. Dunia Gemerlap Malam

Di masa kuliahnya, Hijau menceritakan bahwa orangtuanya

mengalami krisis keuangan di mana dirinya hanya menerima uang

sebesar 10 hingga 20 ribu perhari. Bagi Hijau, jumlah uang yang ia

terima tidak cukup untuk makan dan transportasi di Jakarta. Hijau

mengakui bahwa dirinya mengorbankan waktu untuk berpergian dengan

teman-teman di akhir pekan karena tidak memiliki uang, di mana hal

tersebut sempat membuat dirinya stres. Akibat krisis keuangan yang

keluarganya alami, Hijau menyatakan bahwa dirinya sempat tidak

menghormati tubuhnya sendiri di mana ia sempat terjebak di dunia seks

bebas. Hijau mengakui bahwa dirinya sempat berkencan dengan

beberapa laki-laki yang ia temui melalui aplikasi kencan online. Hijau

mengakui bahwa saat itu ia merasa senang karena tetap bisa makan enak

dibayari oleh laki-laki yang ia temui. Akan tetapi, Hijau mengakui bahwa

dirinya merasa terpaksa dan tidak nyaman dengan dirinya sendiri waktu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189

itu. Ketika berhubungan seks dengan beberapa lelaki asing, Hijau juga

merasa dirinya mengambil energi buruk yang ada di pasangannya.

g. Sepercik Cahaya Penyelamat

Hubungan seks bebas tersebut berhenti ketika Hijau bertemu dengan

laki-laki yang menurut Hijau berhasil menyelamatkan dirinya dari semua

energi buruk yang selama ini ia tampung. Bagaimanapun juga, Hijau

sempat merasa bahwa kehadiran pasangannya pada awalnya benar-benar

menghancurkan Hijau karena ia sempat menjalani hubungan yang

dilandaskan kekerasan baik secara emosional, maupun fisik:

Dia bilang aku tuh sampah sampai akhirnya aku

kemakan sama omongan dia dan merasa aku tuh ga

bernilai sama sekali. (transkrip 3.1, baris 285-286).

Hijau menjelaskan bahwa pada awal hubungannya berlangsung,

Hijau masih memiliki sifatnya yang lama, seperti berbicara dengan lelaki

lain yang saat itu Hijau tidak anggap sebagai suatu tindakan yang salah.

Akan tetapi, sekarang Hijau telah mengakui bahwa sikap seperti itu salah

setelah Hijau menyadari bahwa hal tersebut tidak mencerminkan sikap

menghargai pasangan. Hijau merasa bahwa di awal hubungannya ia

memiliki cara berpikir yang berbeda dengan pasangannya sehingga pada

awalnya mereka kerap bertengkar. Hijau mengakui bahwa pada awalnya

pasangannya selalu menerima dirinya, hingga akhirnya Hijau mulai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190

peduli terhadap pasangannya, pasangannya justru mulai lelah dan

menjadi tidak menghargai Hijau.

h. Jalan Terakhir

Hijau mengakui bahwa ketika mendapatkan perlakuan yang tidak

menyenangkan dari pasangannya ia sempat berpikir untuk bunuh diri:

Rasanya tuh selalu pengen teriak sekeras mungkin,

bahkan sampe pengen lompat ke rel kereta api tau gak

sih pas ada kereta jalan. Iyaaa sampe rasanya pengen

ditabrak truk ajalah, atau lompat dari apartemen lantai

12 walaupun sebenernya kalau dipikirin takut sih haha.

Terus sempet juga nyoba minum deterjen, terus

ngelukain kulit sampe berdarah terus menerus.

(transkrip 3.1, baris 297).

Hijau mengakui bahwa dirinya merasakan kenikmatan dan kepuasan

ketika menyakiti dirinya sendiri. Hijau juga menyatakan bahwa dirinya

tidak menceritakan pengalamannya tersebut kepada siapa-siapa karena

dirinya memiliki masalah kepercayaan terhadap orang lain. Akhirnya,

Hijau merasa kelelahan dan memutuskan untuk berpisah dengan

pacarnya sejenak. Hijau tidak ingin menyebut dirinya depresi, akan tetapi

ia mengakui bahwa dirinya tidak tahu bagaimana mencintai dirinya

sendiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191

i. Masa Penyembuhan

Hijau menceritakan bahwa ia mulai memiliki kendali atas dirinya

sendiri setelah membaca sebuah buku Cina berjudul Falun Dafa. Melalui

buku itu, Hijau tersadarkan untuk mengenali dirinya lebih dalam melalui

meditasi dengan komunitas self-healing. Setelah bermeditasi, Hijau

mengakui bahwa dirinya merasakan kekuatan yang membuat dirinya

secara tiba-tiba menjadi sangat mencintai dirinya sendiri. Selain itu,

Hijau juga merasa bahwa ketika ia bertemu kembali dengan pacarnya,

pacarnya sudah tidak seperti dulu dan mengakui kesalahannya. Sehingga,

Hijau memutuskan untuk memulai hubungannya dari awal dengan

pacarnya dan mereka juga bermeditasi dan tumbuh bersama. Bagi Hijau,

obat yang paling ampuh untuk dirinya adalah meditasi dan buah-buahan

serta sayur-sayuran:

Latian self-healing itu ngajarin aku untuk membiarkan

semua perasaan dan rasa sakit yang tidak

menyenangkan itu sampai perlahan-lahan melarut

dengan sendirinya. Buat latihan itu emang butuh latihan

dan konsistensi. Dan semua pengalaman burukku sama

dia itu merekontruksi ulang “siapa aku” yang seakan-

akan aku tuh dilahirkan kembali. Tapi ini bukan

sepenuhnya karena dia ya, tapi dia punya dampak yang

besar yang bikin aku memilih untuk berdiri untuk diriku PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192

sendiri. Sampai akhirnya aku mulai mencintai diriku

sendiri dan bangkit lebih tinggi dari yang sebelum-

sebelumnya. Bahkan aku jadi orang yang spiritual juga,

aku percaya kalo karma burukku tuh udah hilang dan

kebaikan mulai datang. Orang yang tadinya kasar sama

aku mulai berhenti dan mulai menghargai aku lebih dari

sebelumnya sampe akhirnya aku ngeliat dia itu sebagai

cermin dari diri aku. (transkrip 3.1, baris 325-330).

j. Menata Ulang Kehidupan

Setelah hubungannya telah membaik dengan pasangannya, Hijau

berusaha menyenangkan pacarnya, salah satunya dengan membelikan

makanan untuk pasangannya. Hijau menjelaskan bahwa pacarnya adalah

seorang vegetarian dan kurang menyukai makanan Indonesia yang

kurang bergizi. Hijau menceritakan bahwa dirinya sempat membawakan

makanan seadanya untuk pasangannya, namun tidak diterima dengan

baik oleh pasangannya hingga pasangannya tidak mau memakan

makanan yang dibawakan oleh Hijau. Dalam krisis keuangan, Hijau

mengakui bahwa dirinya sudah berusaha untuk membelikan makanan

untuk pasangannya, itu lah sebabnya ia merasa kecewa ketika

pasangannya tidak menghargai usaha Hijau dengan uang seadanya yang

ia miliki saat itu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193

Menurut aku itu bener-bener ga menghargain sih, secara

waktu itu aku ga punya duit kan dan sekalinya punya

duit aku pake buat bikin seneng dia tapi dia ga

ngehargain itu. (transkrip 3.1, baris 494-496).

Meskipun mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan, Hijau

tetap berusaha menjadi yang terbaik untuk pasangannya karena Hijau

merasa bahwa pasangannya telah membantu dirinya untuk berubah dari

sifatnya yang lama. Hijau mengakui bahwa perkataan yang keluar dari

mulut pasangannya dapat sangat menyakiti dirinya, akan tetapi Hijau

juga mengakui bahwa perkataan itu lah yang membuat dirinya bangkit.

Sehingga, pada akhirnya Hijau berusaha membuktikan kepada pacarnya

bahwa dirinya telah berubah menjadi orang yang lebih baik. Pada

akhirnya, Hijau memaklumi perlakuan pasangannya yang tak kunjung

membaik karena mereka masih dalam tahap memperbaiki hubungannya.

Hijau menganggap perlakuan pasangannya masih dalam tahap wajar,

karena hubungan mereka belum stabil.

Di sisi lain, ketika orangtuanya sedang mengalami masalah

keuangan, Hijau mengakui bahwa dirinya sempat makan sembarangan

dan minum secara terus menerus. Akibatnya, Hijau sempat mengalami

masalah kesehatan, yaitu terkena kista. Saat itu, Hijau merasa sangat

kecewa pada dirinya sendiri karena ia merasa bahwa dirinya selalu

menghilang untuk mencari kesenangannya sendiri, akan tetapi ketika ia

susah ayahnya selalu menemaninya. Bagi Hijau, keberadaan ayahnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194

sangat menyentuh dan membuatnya ingin menghentikan gaya hidupnya

yang tidak sehat agar tidak menyusahkan ayahnya.

Hijau merasa bahwa ia harus lebih memperhatikan kesehatannya dan

lebih menghargai tubuhnya:

Hal kayak gini udah aku ingetin ke diriku berkali-kali,

tapi sakit yang kali ini bener-bener jadi tamparan buat

diriku karena dampaknya ga cuma buat aku pribadi aja,

tapi aku jadi nyusahin orangtuaku, terutama papaku itu.

(transkrip 3.1, baris 443-445).

Hijau juga mengakui bahwa ia bersyukur atas sakit yang ia rasakan,

karena baginya sakit yang ia rasakan adalah pengingat agar Hijau

mengubah gaya hidupnya. Hijau menyatakan ada kemungkinan apabila

ia tidak sakit maka ia akan terus menyangkal bahwa dirinya menjalani

gaya hidup yang tidak baik. Pada akhirnya, Hijau memutuskan untuk

mengubah gaya hidupnya dengan menjadi seorang vegetarian mengikuti

pasangannya.

Setelah menjalani gaya hidup yang sama dengan pasangannya, Hijau

mengakui bahwa hubungannya dengan pasangannya mulai stabil. Hijau

mengakui bahwa keduanya kerap menghabiskan waktu bersama, bahkan

Hijau juga turut menemani pasangannya untuk mencari lokasi

berselancar di daerah Jawa Barat karena pasangannya merupakan

seorang peselancar. Hijau mengakui bahwa meskipun pasangannya

adalah orang asing, pasangannya lebih memahami lokasi berselancar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195

yang sebelumnya Hijau kira hanya ada di Bali. Bagi Hijau, momen

tersebut menjadi momen yang penting dan cukup menyenangkan karena

dirinya dapat istirahat dari padatnya kota Jakarta. Hijau juga merasa

senang dapat menggunakan transportasi umum dan mencoba hal-hal baru.

Hijau mengakui bahwa perjalanannya mencari lokasi berselancar

menjadi awal mula dirinya menjadi lekat dengan alam:

Itu juga jadi awal mula aku attached banget sama alam,

karena itu baru bener-bener lewatin sawah-sawah, hutan

kecil, pantai. (transkrips 3.1 baris 464-465).

Hijau mengakui bahwa dirinya merasa lebih tenang ketika dekat

dengan alam. Hijau suka senang dapat mengeksplorasi alam Indonesia

karena Hijau mengakui bahwa terdapat banyak tepat-tempat indah di

Indonesia:

Selama ini aku taunya pantai yang bagus cuma di Bali,

padahal Indonesia jauh lebih luas dari Jakarta-Bali dan

ada banyak banget tempat-tempat indah di Indonesia.

(transkrip 3.1, baris 526-237).

Hijau juga senang karena dapat sedikit mempelajari budaya Jawa

Barat dengan mendengarkan anak-anak di sana berkomunikasi dengan

bahasa Sunda. Bagi Hijau, bahasa merupakan alat komunikasi dan

perbedaan bahasa di setiap daerah di Indonesia menceritakan perbedaan

budayanya. Hijau merasa sangat beruntung lahir sebagai orang Indonesia, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

196

yang mana ia dapat menikmati keindahan dan kekayaan budaya

Indonesia.

Ketika hubungannya mulai stabil dengan pasangannya, Hijau

memberanikan diri untuk memperkenalkan pasangannya kepada

keluarganya. Hijau mengakui bahwa sebelumnya ia tidak berani

mengenalkan pasangannya ke keluarganya karena pasangannya sudah

berusia 40 tahun. Hijau mengakui bahwa dirinya sempat mengalami

ketakutan apabila orangtuanya tidak menyetujui hubungannya karena

perbedaan usia yang dimiliki oleh Hijau dengan pasangannya. Pada

akhirnya, Hijau merasa sangat bersyukur karena ternyata orangtuanya

mendukung hubungannya:

Ya syukurnya mereka oke oke aja sih, aku juga jadi ga

enak sendiri kadang karena aku pikir oh orangtuaku ga

bisa nerima mungkin yaaa, makanya aku lama ga cerita

tapi ternyata setelah cerita mereka oke oke aja dan

malah nanyain “kok ga cerita dari kemaren?” jadi

beruntung sih mereka support aku. (transkrip 3.1, baris

566-568).

Hijau juga merasa senang karena pasangannya turut merasa

nyaman dengan keluarga Hijau:

Iya dia juga welcome banget sama keluargaku,

maksudnya bisa nerima keadaan keluargaku apa adanya.

Terus dia seneng sih bisa ngobrol sama kakak-kakakku PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

197

gitu nyambung, kan kakakku yang cewek dulu sastra

Inggris jadi deket banget sama budaya Barat yaaa jadi

bisa banyak ngobrol, sama yang cowok juga biasa lah

ngomongin boys stuff gitu. Jadi yaaa oke lah. (transkrip

3.1, baris 572-574).

Selain itu, Hijau juga senang karena pasangannya tetap

menginginkan Hijau untuk memprioritaskan keluarganya. Hijau

mengakui bahwa dirinya memang sangat mementingkan

keluarganya.

k. Tamu Dalam Kehidupan

Kebahagiaan Hijau pun semakin lengkap ketika ia mendapatkan

keponakan laki-laki dari kakak perempuannya. Hijau menyatakan bahwa

momen kelahiran keponakannya adalah momen yang sangat

membahagiakan untuk seluruh keluarganya:

Mama papaku super seneng nyambut cucu pertamanya.

Mulai dari kakakku hamil kita semua jadi protective

sama dia, semua perhatian terpusat di dia, dan emang

dia cantik banget selama masa kehamilannya meskipun

ga dandan sama sekali. Itu mungkin ya yang namanya

aura mau jadi ibu. Walaupun dia yang melalui proses

kehamilannya, tapi aku yang menikmati setiap prosesnya.

Mulai dari senengnya pas pertama tau dia hamil terus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

198

dia ngasih tau keluarga mama papaku meluk dia bahkan

saking emosionalnya papaku sampe meneteskan air mata

gitu. Terus ribet-ribetnya nyari nama, nurutin

ngidamnya kakakku, nyari-nyari perabotan buat si bayi

dan segala macem itu super menyenangkan. (transkrip

3.1, baris 396-400).

Hijau mengakui bahwa pada awalnya ia berpacaran ia tidak

terpikirkan untuk memiliki anak. Akan tetapi, setelah melihat kakaknya

melahirkan ia memiliki pemikiran bahwa anak adalah mukzizat Tuhan

yang sangat berharga dan apabila kelak ia memiliki anak, ia bertekad

untuk menjaga anaknya sebaik-baiknya. Hijau juga jadi tersadarkan

bahwa hal tersebut adalah yang setiap orangtua ingin lakukan kepada

anaknya, termasuk orangtuanya. Maka dari itu, Hijau menjadi

tersadarkan bahwa keluarga adalah hal yang paling penting untuk dirinya.

Ke depannya, Hijau berharap agar dirinya dapat menjadi orang yang

lebih baik agar dapat menjadi ibu yang baik, juga agar anaknya dapat

menyebarkan kebaikan kelak.

l. Mimpi: Pembuktian Diri

Pada awal bulan Oktober 2017, Hijau berkesempatan untuk

melaksanakan magang yang diwajibkan oleh kampusnya di sebuah

perusahaan internasional yang mengelola limbah di Bali. Hijau mengakui

bahwa dirinya memang memiliki impian untuk tinggal di Bali. Pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

199

awalnya, orangtuanya sempat meragukan keinginan Hijau karena

orangtuanya merasa tidak mampu membiayai kehidupan Hijau di Bali.

Akan tetapi, pada akhirnya Hijau membiayai dirinya sendiri dengan hasil

kerja kerasnya. Hijau menceritakan bahwa dirinya sempat memanfaatkan

kegemarannya mempelajari bahasa dengan membuat buku saku

berbahasa Indonesia untuk mahasiswa asing. Dalam beberapa bulan,

Hijau berhasil menjual bukunya kepada 20 orang asing setiap minggunya.

Hijau menyatakan bahwa hal tersebut tidak terlepas dari peran

pasangannya yang merupakan orang asing. Hijau mengakui bahwa buku

sakunya terjual pada teman-teman pasangannya yang merupakan ekspat

yang bekerja di Indonesia. Dari uang hasil buku sakunya tersebut, Hijau

mampu membiayai hidupnya ketika magang di Bali. Hijau merasa puas

atas pembuktian diri bahwa ia mampu mengumpulkan uang dan

membiayai dirinya sendiri tanpa diberikan uang oleh orangtuanya sama

sekali. Hijau juga senang karena dapat mewujudkan impiannya untuk

tinggal di Bali:

Itu yang bikin aku belajar jadi orang dewasa. Aku

belajar bahwa semua hal itu mungkin dan sangat

penting untuk kita semua mencapai impian kita.

(transkrip 3.1, baris 658-659).

m. Mimpi: Menyelamatkan Dunia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

200

Adapun Hijau mengambil kesempatan untuk magang di bagian

pengelolaan limbah karena ia merasa bahwa dirinya adalah seorang

pecinta lingkungan. Di sisi lain, Hijau merasa bahwa dirinya kecanduan

menggunakan plastik. Hijau pun mengakui bahwa penggunaan plastik

memang sangat membantu dirinya. Akan tetapi, setelah Hijau menonton

sebuah video mengenai gaya hidup tanpa sampah Hijau menjadi

tersadarkan betapa sampah plastik mampu mencemarkan lingkungan.

Maka dari itu, Hijau mencoba menjalani gaya hidup tanpa sampah

meskipun ia akui memang tidak mudah pada awalnya:

Banyak banget cobaan kayak mencoba membuat orang-

orang di sekitar untuk memahami keadaan, terus juga

keluputan karena sebelumnya udah sangat

ketergantungan kan, karena emang plastik

mempermudah hidup kita dengan gaya hidup di

Indonesia yang kayak gini ya yang simplenya kayak

jajan-jajan gitu. Tapi yang aku pikirin justru satwa-

satwa di laut yang jadi korban kemudahan kita, kita

hidup mudah kok nyusahin makhluk lain? (transkrip 3.1,

baris 534-537).

Sehingga, pada akhirnya Hijau tetap fokus dan merasakan

kemudahan dalam menjalani gaya hidup tanpa sampah karena tujuannya

adalah untuk menjaga lingkungan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201

Ketika tinggal di Bali, Hijau mengakui bahwa dirinya rutin

melakukan meditasi karena dirinya ingin lebih mengeksplorasi dirinya.

Selain itu, Hijau juga merasa dengan bermeditasi dirinya menjadi lebih

sadar dan memperhatikan hal-hal yang terdapat di sekitarnya dalam

kehidupan sehari-hari. Hijau mengakui bahwa sebelumnya ia mencari jati

dirinya, dan lama-kelamaan dirinya mulai mengetahui apa yang dia

inginkan dalam hidupnya meliputi tujuan hidupnya. Hijau menyatakan

bahwa ia belajar untuk menghargai dirinya sendiri. Hijau juga

mempelajari hukum sebab-akibat serta mempercayai hukum karma,

sebagaimana apa yang ia lakukan akan kembali pada dirinya lagi.

Pada awalnya, Hijau adalah seorang vegetarian tetapi ia merasa

bahwa dirinya belum melakukan yang terbaik untuk alam sekitar:

Aku ngeklaim diriku sendiri sebagai pencinta lingkungan

tapi di sisi lain aku berkontribusi terhadap perusakan

hutan hujan dan 51% penyebab utama global warming

itu berasal dari peternakan hewan. Kayak orang-orang

bilang oh polusi kendaraan tuh ngerusak lingkungan,

penggunaan AC tuh ngerusak lingkungan padahal

alasan utama lingkungan rusak tuh ya karena

peternakan hewan dan kita setiap hari hidup makan

daging dibiarin gitu aja, dinormalisasi. (transkrip 3.1,

baris 586-588). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

202

Pada akhirnya, Hijau memutuskan untuk menjadi seorang vegan, di

mana ia tidak mengkonsumsi hasil produk hewani sama sekali setelah

menonton sebuah film dokumenter berjudul Cowspiracy. Bagi Hijau,

film dokumenter tersebut sangat mengubah pola pikir yang ia miliki

sebelumnya. Film tersebut menyadarkan Hijau bahwa terdapat begitu

banyak penderitaan yang dilalui oleh hewan, sehingga dirinya memilih

untuk berkontribusi dengan mengurangi penderitaan yang ada di bumi

dengan tidak mengonsumsi produk hewani. Hijau juga menekankan

bahwa bermeditasi membantu Hijau untuk meninjau ulang hidupnya

secara keseluruhan beserta pilihan-pilihan hidup yang ia miliki.

Meskipun Hijau adalah seorang vegan, Hijau mengakui bahwa dirinya

mencoba untuk memahami orang-orang yang memilih untuk tidak

menjadi seorang vegan.

Nah itu hal tersulit yang harus dihadapi sama para

vegan. Bukan kesulitan karena harus meninggalkan

makanan-makanan super enak ya, tapi lebih ke

menyaksikan orang-orang yang kadang tuh orang-orang

yang deket juga sama kita, tapi mereka juga

berkontribusi pada penderitaan yang ada di bumi.

(transkrip 3.1, baris 602-604).

Hijau merasa menjadi seorang vegan adalah titik balik dan

keputusan terbaik yang pernah ia buat dalam hidupnya. Hijau merasa

dengan menjadi seorang vegan, ia telah berkontribusi untuk membuat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

203

kehidupan di bumi menjadi lebih baik. Selain itu, menjadi seorang vegan

juga membuat Hijau merasa lebih spiritual dan membuatnya merasa

selalu terhubung dengan Sang Pencipta. Adapun, Hijau merasa bahwa

dirinya mengambil risiko untuk kehilangan teman yang tidak sependapat

dengan dirinya. Akan tetapi, Hijau merasa lelah untuk berpura-pura dan

mengikuti kebanyakan orang. Maka dari itu, Hijau tetap berbagi

aktivismenya di sosial media untuk menyuarakan keadilan terhadap

hewan. Bagi Hijau, dirinya sebagai seorang perempuan juga memiliki

hak untuk didengar dan membuat sebuah perubahan.

n. Toxic Friend

Hijau mengakui dirinya memang tidak memiliki banyak teman. Hal

tersebut dikarenakan Hijau sempat merasa terganggu dengan keberadaan

temannya yang ia sebut sebagai toxic friend. Hijau merasa ketika dirinya

sudah mulai bangkit, temannya justru datang dengan masalah-

masalahnya dan membuat dirinya pusing. Pada awalnya, Hijau mengakui

bahwa ia sempat dekat dengan teman kampusnya tersebut, di mana

temannya sering bercerita kepada Hijau. Hijau merasa bahwa dirinya

telah mendengarkan dan memberikan nasihat kepada temannya, akan

tetapi temannya tidak mendengarkan pendapat Hijau:

Aku juga bahkan ngasih dia beberapa saran dan

pandanganku terkait masalah dia lah pokoknya. Tapi,

setelah aku kasih saran gini gitu ga ada sama sekali PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204

yang dia ikutin, nanti dia dateng lagi dengan masalah

baru lagi. (transkrip 3.1, baris 556-557).

Maka dari itu, Hijau akhirnya merasa kelelahan menanggapi

temannya. Hijau merasa bahwa kehadiran temannya membuat dirinya

memproduksi banyak energi negatif:

Jadi energi kita mungkin semacam ga sinkron gitu kali

ya? Karena kadang yang jadi masalah buat dia juga

sebenernya ga masalah buat aku, aduh jadi gimana ya.

Makanya takut juga sih karena mungkin aku salah juga

ngeliat masalah dia alah ga ada apa-apanya sama

masalah gue. (transkrip 3.1, baris 559-560).

Hal tersebut juga diawali ketika Hijau menceritakan masalahnya

dengan pasangannya, dan temannya justru memberikan saran agar Hijau

menyudahi hubungannya dengan pasangannya. Sementara, Hijau merasa

bahwa mengakhiri hubungan tidak dapat menyelesaikan permasalahan

hubungannya. Hijau menyatakan bahwa masalah yang ia miliki dengan

temannya tersebut sempat membuat Hijau merasa bahwa dirinya tidak

memerlukan seorang teman dan lebih baik menyelesaikan masalahnya

sendiri:

Aku jadi mikir ga perlu temen sih mending nyelesaiin

masalah sendiri aja, orang ga perlu tau apa yang terjadi

sama kita. (transkrip 3.1, baris 833-836).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

205

o. Bersatu, Berjuang, Bersama

Kini Hijau merasa bahwa berteman adalah hal yang penting, begitu

pula dengan memiliki waktu untuk diri sendiri. Bagi Hijau,

keseimbangan antara keduanya sangat diperlukan. Di usia dewasanya ini,

Hijau merasa bahwa dirinya sangat beruntung bertemu dengan teman-

teman yang ia miliki saat ini. Hijau mengakui bahwa sebelumnya dirinya

tidak menganggap kehadiran teman itu penting:

Sebelumnya aku ga begitu punya banyak temen, aku juga

ga menganggap temen itu penting. Aku ngerasa bisa

semuanya sendiri sebelumnya. (transkrip 3.1, 754-755).

Hal tersebut juga dipengaruhi oleh toxic friend yang menjadi teman

dekat Hijau pada tahun 2016. Hingga akhirnya, pada tahun 2018 Hijau

bertemu dengan banyak orang hebat yang membantu Hijau mewujudkan

impiannya. Hijau menceritakan bahwa dirinya bergabung ke dalam

komunitas vegan dan komunitas gaya hidup tanpa sampah.

Hijau mengakui bahwa dirinya sangat bersyukur untuk semua

bantuan dan kesempatan yang diberikan oleh teman-temannya. Hijau

merasa beruntung pada akhirnya bisa ada di tahap ini karena akhirnya ia

menemukan teman-teman yang satu frekuensi dan memiliki ketertarikan

yang sama dengan dirinya. Hijau juga merasa bahwa dirinya sangat

senang karena dapat saling mendukung dan berkembang lebih jauh

bersama dengan teman-temannya. Hijau mengakui bahwa dirinya sebagai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

206

makhluk sosial membutuhkan kehadiran orang lain untuk mengajak anak

muda berbuat kebaikan.

Salah satu teman yang sangat berpengaruh pada hidup Hijau adalah

sahabat pasangannya. Hijau merasa sangat senang ketika bertemu dengan

temannya tersebut karena temannya telah menginspirasi dirinya dengan

kebaikan yang temannya miliki:

Dia ini bener-bener kayak baik banget, misalkan kita

ketemu dia mood kita lagi di bawah, tapi dia bisa banget

ngangkat mood kita. Pokoknya anaknya bener-bener

baik banget, dan dia ga pernah ngejelekin orang, selalu

fokus sama hal-hal positif yang bikin aku bener-bener

terinspirasi sama dia. (transkrip 3.1, baris 781-782).

p. Hijau: Kini dan Kedepannya

Saat ini, Hijau merasa bahwa dirinya selalu berada di titik tertinggi

hidupnya. Ia merasa bahwa dirinya selalu bahagia dan hal-hal baik terus

berdatangan ke kehidupannya. Hijau merasa bahwa dirinya sedang

sangat bersemangat karena saat ini ia telah mewujudkan salah satu

impiannya, yaitu memiliki toko yang memproduksi alat-alat yang bisa

dipakai ulang sehingga dapat meminimalisir sampah. Hijau mengakui

bahwa dirinya sangat memperhatikan lingkungan, sehingga dirinya

berharap dengan adanya toko yang ia miliki nantinya tidak ada limbah

dari toko offline, karena toko yang ia miliki adalah toko online. Hijau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

207

merasa bahwa dirinya adalah seorang pencipta dan seorang

wirausahawan yag berarti merupakan seorang pelayan Tuhan dan untuk

bumi yang ia tinggali:

Aku pengen memberikan dampak yang nantinya bisa

dirasakan dan diliat sama anak-anak kita di masa depan.

Aku belom tau nih arahnya bakal kemana, tapi aku

percaya pada karma yang baik dan niat baik. (transkrip

3.1, baris 715-717).

Setelah Hijau menjalani gaya hidup tanpa sampah, Hijau merasa

bahwa kini sudah saatnya Hijau mengajak orang lain untuk ikut serta

menjaga lingkungan dengan turut mengikuti gaya hidup tanpa sampah.

Akhirnya, pada tahun 2018 Hijau membenuk sebuah platform untuk

menggunakan produk yang dapat digunakan kembali. Hijau mengakui

bahwa dirinya sangat senang karena banyak orang yang bergabung

dengan gerakan yang ia buat meskipun butuh waktu yang cukup lama

untuk mengembangkan platform tersebut. Hijau merasa bahwa kemajuan

platform tersebut juga tidak terlepas dari bantuan teman-temannya:

Semua proses cukup mudah dan lancar, dan semuanya

bener-bener karena dibantu sama semua yang ada di

sekitarku. Mungkin yang paling besar perannya adalah

bantuan nyata dari temen-temen, tapi selain itu juga doa

dari orangtuaku, lalu juga kalau aku pergi nih mau

ngurus segala macem juga puji Tuhan selalu lancar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

208

misalkan ketika jalan ga macet, atau ketika cuaca cerah,

ngga ujan intinya semua lancar aja gitu. (transkrip 3.1,

baris 728-730).

Saat ini Hijau menjalankan hari-hari terakhirnya di Jakarta karena

telah hampir menyelesaikan perkuliahannya. Hijau tumbuh besar di

Jakarta dan kelak ingin meneruskan impiannya untuk menetap di Bali.

Hijau mengakui bahwa dirinya tidak terlalu suka dengan kota Jakarta

yang terlalu ramai, macet dan pola pikir masyarakatnya tidak sesuai

dengan dirinya. Sehingga, di akhir masa perkuliahannya Hijau selalu

fokus untuk pindah ke Bali. Sementara, ketika waktunya semakin dekat

dengan kepindahan Hijau ke Bali, ia baru menyadari bahwa seluruh

anggota keluarganya ada di Jakarta:

Jadi kadang aku suka mikir ke depan, tapi aku ga mikirin

masa sekarang nih yang lagi aku jalanin. Terus bener-

bener sekarang udah selesai kuliah mau kerja, aku jadi

mikir saat-saat sama keluarga tuh mahal nilainya dan

berarti banget buat aku dan aku cukup sedih ya gimana

ya? Kayak aku ga nyadar aku udah 24, aku mau cari

kerja, berarti aku bentar lagi udah lepas dari keluarga

dan aku ga nyangka semua secepet itu. (transkrip 3.1,

baris 740-743).

Hijau mengakui bahwa dirinya merasa sedih akan meninggalkan

kota di mana ia tumbuh besar dan meninggalkan orangtuanya yang selalu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

209

tinggal bersama dirinya. Hijau mengakui bahwa keluarga merupakan hal

yang paling penting untuk dirinya, sehingga penting untuk

memanfaatkan dan menikmati waktu yang ia miliki untuk diluangkan

dengan keluarganya. Selain itu, Hijau juga menyatakan bahwa dirinya

akan menikmati semua momen dan proses yang terjadi dalam hidupnya.

Melihat hidupnya kembali ke belakang, Hijau mengakui bahwa

dirinya telah menjadi seseorang yang sangat spiritual. Hijau mengakui

bahwa dirinya telah menemukan kedamaian dalam hatinya. Secara terus-

menerus, Hijau merasa bahwa dirinya mendapatkan berkah dan hal-hal

baik. Hijau juga merasa lega sudah melalui masa-masa sulit dalam

hidupnya ketika ingin bunuh diri. Saat ini, Hijau merasa bahwa terdapat

beberapa hal buruk di dunia dan ia ingin ada untuk menolong orang-

orang yang berada dalam kesulitan. Menurut Hijau, untuk menyuarakan

pendapat dan aktivismenya orang-orang harus menyebarkannya dengan

cinta dan memaparkan kenyataan yang ada. Selain itu, Hijau juga merasa

perlu untuk fokus terhadap hal positif dan tidak mudah terbawa emosi

negatif. Hijau merasa bahwa dirinya sangat terbantu dengan meditasi

karena dengan bermeditasi dirinya merasa telah mengurangi penderitaan

yang ada di bumi.

Menurut Hijau, dalam beberapa tahun terakhir dirinya telah

membuat keputusan penting yang mempengaruhi keseluruhan hidupnya:

Mulai dari pacaran serius sama bule, jadi vegetarian

awalnya, terus meditasi, lalu mulai gaya hidup zero PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

210

waste sampe akhirnya aku being completely vegan..

Menurutku hal-hal yang aku sebutin tadi adalah hal-hal

yang aku rasa aku 5 tahun yang lalu tuh apa ya.. ya

rasanya ga mungkin aja gitu aku 5 tahun yang lalu mikir

bakal jadi aku yang sekarang. (transkrip 3.1, baris 803-

805).

Menurut Hijau, segala keputusan yang ia lakukan adalah atas dasar

keberpihakannya kepada semua hak makhluk hidup. Bagi Hijau, ketika ia

peduli dengan segala hal yang ada di sekitarnya ia menjadi lebih

mencintai dirinya sendiri. Hijau berharap agar ke depannya akan lebih

banyak anak muda yang peduli dengan makhluk hidup yang ada di

sekitarnya.

Hijau mengakui bahwa dirinya memiliki cita-cita yang cukup banyak,

yang mana Hijau menyadari bahwa dirinya membutuhkan banyak modal

untuk mewujudkan cita-citanya. Hijau mengakui bahwa dirinya cukup

realistis bahwa ia memerlukan pekerjaan yang stabil di mana ia dapat

mengumpulkan uang untuk mencapai target yang lebih besar. Di sisi lain,

Hijau mengakui bahwa dirinya cukup selektif dalam mencari pekerjaan

karena ia menginginkan pekerjaan yang mampu membuat dirinya senang.

Hijau menyatakan bahwa dirinya ingin bekerja di bidang lingkungan,

akan tetapi ia sadar bahwa bekerja di bidang lingkungan tidak akan

menghasilkan uang yang banyak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

211

Sebenernya kalau kerja yang berbau lingkungan

uangnya ga banyak kan, paling jadi volunteer gitu-gitu.

Oke sekarang aku masih jadi volunteer, tapi ga mungkin

itu aku jadiin kerjaan utamaku, itu cuma jadi kerjaan

sambilan aja tapi tetep harus cari uang dulu. Jadi

menurutku kurang pas ya kalau ada orang yang mau

membantu kalangan menengah ke bawah biasanya kan,

tapi mereka sendiri juga adalah salah satu bagian dari

kelompok sosial menengah ke bawah. Oke sebagai

sesama kita bisa saling bantu, tapi akan lebih efektif

kalau kita memang mau bantu banyak orang kita

memapankan diri dulu kan. (transkrip 3.1, baris 864-

867).

Dari keseluruhan kisah hidup Hijau, peneliti menyimpulkan bahwa

Hijau melalui berbagai pengalaman hidup yang mempengaruhi proses

pencarian identitas dirinya, yang pada akhirnya membentuk identitas diri

Hijau saat ini. Hijau yang dulunya tidak menghargai tubuhnya, akhirnya

mampu mencintai dirinya sendiri tanpa syarat.

Peneliti belajar banyak hal dari Hijau, namun salah satu hal yang

paling berarti bagi peneliti adalah perjalanan hidup Kuning untuk

menemukan arti keberadaan dirinya. Jika kembali melihat perjalanan

hidup Hijau di masa remaja, Hijau pernah mengalami pelecehan seksual,

melalui hubungan seks bebas, hingga mengalami kekerasan dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

212

hubungan yang sempat membuat dirinya ingin mengakhiri hidupnya.

Akan tetapi, pada akhirnya Hijau bangkit dan mengeksplorasi dirinya

hingga akhirnya menemukan rasa damai dengan dirinya sendiri, dan

mampu menerima masa lalunya serta menemukan arti hidupnya di dunia.

Setelah melihat narasi kehidupan Hijau secara keseluruhan, peneliti

kemudian membahas dinamika psikologis Hijau melalui perspektif

psikologi budaya, psikologi sosial dan psikologi perkembangan serta

proses pembentukan identitas diri Hijau dengan statusnya sebagai

mahasiswi aktivis dan seorang perempuan Jawa.

Pembahasan

Setelah melihat narasi kehidupan Hijau secara keseluruhan, peneliti

akan membahas narasi kehidupan Hijau berdasarkan perspektif budaya,

sosial dan perkembangan. Setelah itu, peneliti akan membahas identitas

diri Hijau berdasarkan narasi kehidupannya.

a. Hijau Sebagai Seorang Perempuan Jawa

Berdasarkan narasi kehidupan Hijau, peneliti menemukan bahwa

pertumbuhan Hijau sejak kecil tidak terlalu dipengaruhi oleh nilai-

nilai budaya Jawa meskipun orangtuanya asli Solo. Hal ini

dikarenakan Hijau telah berdomisili di Jakarta, sehingga dirinya

tumbuh sebagai anak ibu kota. Meski begitu, ketika Hijau pulang ke

Solo dan bertemu dengan neneknya, Hijau menjalankan tugas-tugas

perempuan Jawa seperti bersih-bersih sebagaimana yang diajarkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

213

oleh neneknya. Hal tersebut Hijau lakukan untuk menghargai adat

kebiasaan di tempat tinggal neneknya. Hal ini sesuai dengan stereotip

yang menyatakan bahwa perempuan Jawa menjunjung tinggi keluarga

(Handayani & Novianto, 2008). Adapun, Hijau menganggap bahwa

dirinya tumbuh tidak terlepas dari budaya Jawa meskipun tinggal di

ibukota.

Pada masa remajanya, Hijau sangat bertolak belakang dengan

stereotip pada umumnya yang menyatakan bahwa perempuan Jawa

adalah sosok yang lemah lembut (Handayani & Novianto, 2008;

Nurhayati, 2012) karena pada kenyataannya Hijau mengakui bahwa

dirinya sering mengumpat di masa sekolahnya. Selain itu, stereotip

yang menyatakan bahwa perempuan Jawa adalah perempuan yang

sungkan (Suseno, 1984) juga bertolak belakang dengan diri Hijau

yang blak-blakan. Hijau juga bukanlah orang yang pasif (Handayani

& Novianto, 2008; Nurhayati, 2012; Sedyawati, 2003) maupun

manutan (Suseno, 1984) karena dirinya cukup aktif dan senang

mencoba hal-hal baru, termasuk hal-hal di luar izin orangtuanya.

Hijau juga bukan perempuan yang senang berdandan (Budiarti, 2010;

Murniati, 1992) karena ia cukup acuh dengan penampilannya.

Memasuki usia dewasa, Hijau mulai menjalin hubungan serius

dengan lawan jenis. Hijau sempat melalui pasang surut kehidupan dan

ketika ia dan pasangannya sedang dalam tahap perbaikan hubungan,

Hijau merasa dirinya tidak dihargai namun tetap menerima perlakuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

214

tidak menyenangkan dari pasangannya tersebut. Hal ini sesuai dengan

stereotip yang menyatakan bahwa perempuan Jawa adalah sosok yang

nrima (Budiarti, 2010; Sedyawati, 2003).

Adapun belakangan ini Hijau mulai menunjukkan sisi kelembutan

dan penyayang (Handayani & Novianto, 2008; Nurhayati, 2012)

dilihat dari bagaimana ia ingin merawat alam agar dapat dinikmati

oleh generasi mendatang. Kerusakan alam di masa ini mempengaruhi

Hijau untuk melakukan aksi nyata demi merawat alam karena dirinya

merasa sedih dan miris apabila generasi mendatang tidak dapat

menikmati keindahan alam yang menurutnya patut dinikmati semua

orang. Hal ini menunjukkan bahwa kerusakan alam tersebut membuat

dirinya emosional dan mempengaruhi aksinya (Nurhayati, 2012). Hal

tersebut juga turut ia lakukan untuk menjaga harmoni antara manusia

dengan alam (Handayani & Novianto, 2008).

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Hijau sebagai seorang

perempuan Jawa memiliki perubahan dari yang awalnya tidak

menunjukkan keJawaannya, hingga akhirnya mulai nampak sisi

perempuan Jawanya. Selain itu, meskipun dirinya tidak mengikuti

nilai-nilai budaya Jawa secara keseluruhan, Hijau mengakui bahwa

dirinya turut tumbuh dengan budaya Jawa.

b. Hijau Sebagai Mahasiswi Aktivis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

215

Hijau sebagai seorang mahasiswi hubungan internasional belajar

banyak hal tentang penguasa-penguasa dunia yang mengatur regulasi-

regulasi termasuk regulasi mengenai lingkungan. Adapun, Hijau

merasa bahwa keputusannya mengambil kuliah jurusan hubungan

internasional sebagai salah satu penyesalan terbesarnya. Hijau

mengakui bahwa pada akhirnya ia merasa bahwa dirinya lebih cocok

mengambil jurusan teknik lingkungan. Meskipun begitu, hal tersebut

tidak terlalu mempengaruhi proses perkuliahan Hijau karena dirinya

juga tetap dapat melaksanakan program magang yang berkaitan

dengan jurusan kuliahnya dan ketertarikannya terhadap isu lingkungan.

Ketika melaksanakan program wajib magang 6 bulan dari kampus,

Hijau mengambil kesempatan untuk magang di sebuah perusahaan

internasional yang mengelola limbah. Hal tersebut mendukung

pengembangan dirinya sesuai dengan yang disampaikan oleh Sanford

(1962) mengenai keseimbangan antara dukungan yang didapat dengan

tantangan yang dihadapi. Hal ini dikarenakan Hijau tidak sepenuhnya

senang dengan jurusan yang ia jalankan sehingga terdapat

kencederungan di mana Hijau memiliki tantangan tersendiri untuk

bertahan di jurusan tersebut. Di sisi lain, Hijau didukung dengan

kesempatan magang yang memenuhi hasratnya untuk mempelajari

regulasi pengelolaan limbah di kancah internasional. Hal ini juga

membuktikan bahwa Hijau menemukan lingkungan yang memberikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

216

dirinya kesempatan untuk menggunakan bakat dan mengekspresikan

nilai yang mereka miliki (Holland, 1997).

Minat sosial Hijau dalam melestarikan lingkungan didorong oleh

keinginannya untuk memperjuangkan nilai yang ia percayai. Minat

sosial Hijau tersebut berkorelasi positif dengan aktivisme dan

generavitas (Klar & Kasser, 2009). Melalui kegiatan aktivisme ini,

Hijau bertemu dengan anak-anak muda lainnya yang memiliki

kesadaran yang sama dengan Hijau, sehingga Hijau dapat berbagi

nilai yang sama yang mendorong rasa saling memiliki (Muraven &

Baumeister, 2000). Hijau mengakui bahwa sebelumnya ia tidak

memiliki banyak teman, bahkan beranggapan bahwa ia tidak

membutuhkan seorang teman. Akan tetapi, setelah bertemu dengan

anak-anak muda yang berbagi nilai yang sama dengan dirinya, ia

mulai menyadari pentingnya dukungan dari teman.

Hijau cenderung menggambarkan kegiatan aktivismenya secara

spiritual (Pratt et al., 1999; Roker et al., 1999). Melalui kegiatan

aktivismenya, Hijau merasa lebih spiritual dan membuatnya merasa

selalu terhubung dengan Sang Pencipta karena dapat berbuat baik

pada sesama dan menjaga bumi ciptaanNya. Kepunahan yang saat ini

mulai kita rasakan adalah salah satu hal yang mendorong aktivisme

yang Hijau lakukan. Hijau menyaksikan bahwa banyak hewan-hewan

yang menderita akibat gaya kosumerisme manusia (Harre, 2007;

McAdams, 1988) yang membuat Hijau merasa empati terhadap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

217

hewan-hewan yang tidak mampu menyuarakan penderitaannya,

sehingga Hijau memilih untuk menyuarakan mereka yang tidak dapat

bersuara (Allen & Rushton, 1983; Penner, 2004). Hal ini

menunjukkan relasi Hijau dengan alam yang mendorong Hijau untuk

menjadi seorang agen perubahan demi pemeliharaan jangka panjang

yang memperlihatkan komitmennya untuk menjaga lingkungan secara

berkelanjutan untuk generasi yang mendatang (Horwitz, 1996).

c. Hijau sebagai Dewasa Awal

Pada masa dewasa awal ini, Hijau melalui cukup banyak

tantangan dalam menjalankan tugas perkembangannya. Pada tahapan

dewasa awal, terdapat beberapa tugas perkembangan, antara lain

menjalin komitmen dengan lawan jenis dalam jangka panjang yang

berkaitan dengan konflik perkembangan di masa ini yaitu intimasi vs

isolasi. Selain itu, pada tahap ini individu mulai memikirkan

bagaimana sebuah cita-cita dan mimpi dapat tercapai, serta

memikirkan bagaimana kehidupan selanjutnya termasuk memilih gaya

hidup yang sesuai dengan dirinya (Erikson, 1989). Bagaimana Hijau

menjalankan tugas perkembangannya di masa dewasa awal akan

dijabarkan di bawah ini:

Mengenai komitmen dengan lawan jenis, Hijau kini tengah

menjalin hubungan selama hampir 4 tahun dengan pasangannya.

Selama menjalin hubungan dengan pasangannya tersebut, Hijau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

218

mengalami pasang surut dalam hubungan yang menyebabkan Hijau

sempat mengalami konflik isolasi di mana Hijau merasa gagal dalam

mengembangkan relasi yang intim (Erikson, 1989). Hal tersebut tidak

hanya berdampak terhadap relasi yang dibangun antara dirinya dengan

orang lain, namun juga berdampak pada hubungan Hijau dengan

dirinya sendiri, di mana Hijau sempat merasa kehilangan dirinya

sendiri. Adapun, isolasi yang Hijau lakukan adalah dengan cara yang

positif, di mana ia menjauhkan diri dengan pasangannya untuk sesaat

dan bermeditasi untuk menemukan dirinya kembali. Setelah

bermeditasi, Hijau mulai menerima dan mencintai dirinya sendiri

kemudian mulai memperbaiki hubungannya dengan pasangannya

yang terus berjalan baik hingga sekarang.

Selain menjalin hubungan yang intim dengan pasangan, Hijau

juga terus mempererat hubungan dengan keluarganya yang terus

memberikan dukungan kepada dirinya. Menurut Erikson (1989), di

masa dewasa awal individu tetap membutuhkan dukungan dari

keluarga agar tetap seimbang. Keluarganya dinilai sangat mendukung

segala keputusan Hijau, baik dalam memilih pasangan, maupun

memilih gaya hidup.

Mengenai impian dan cita-citanya, Hijau kini sedang berada di

semester akhir kuliahnya. Pada masa ini, individu cenderung masih

bergantung pada keluarga, pasangan, atau teman-teman yang

berpengaruh dalam pengambilan keputusan individu terkait dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

219

impian dan cita-citanya (Erikson, 1989). Faktanya, Hijau memang

selalu didukung oleh keluarganya, lalu aktivisme yang sekarang Hijau

lakukan juga tidak terlepas dari kesadarannya terhadap lingkungan

yang ditularkan oleh pasangannya, dan saat ini Hijau sedang aktif

dalam komunitas lingkungan yang menunjang dirinya untuk

merealisasi nilai-nilai dan cita-citanya. Sebelumnya, Hijau juga

pernah mengisolasi diri dari teman-temannya karena ia merasa bahwa

dirinya dapat melakukan segala sesuatu sendiri tanpa bantuan orang

lain. Hal ini kemudian sempat menyebatkan dirinya terpaku pada

kegiatan dan pikirannya sendiri (self-absorb) (Erikson, 1989)

Mengenai gaya hidupnya, Hijau menceritakan perkembangan

gaya hidup yang ia pilih dari waktu ke waktu. Ketika remaja, Hijau

sempat menjalankan gaya hidup yang bebas, seperti minum secara

tidak bertanggung jawab dan melakukan seks bebas. Memasuki usia

dewasa awal, Hijau sempat mencoba dan melalui berbagai gaya hidup.

dimulai dari gaya hidup berhemat yang mengakibatkan dirinya

menjadi makan dengan sembarangan karena orangtuanya sempat

mengalami krisis keuangan. Hingga saat ini, Hijau secara signifikan

memperbaiki gaya hidupnya mulai dari menjadi seorang vegetarian

setelah dirinya mengalami sakit karena makan dengan sembarangan,

lalu ia memutuskan untuk menjadi seorang vegan, hingga kini

menjalani gaya hidup minim sampah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

220

Secara keseluruhan, Hijau melalui berbagai macam pengalaman

meliputi hambatan dan tantangan yang mempengaruhi cara Hijau

dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya sebagai seorang

individu dewasa awal. Adapun, Hijau berhasil menjalankan tugasnya

dengan cukup baik.

a. Identitas Diri Hijau

Peneliti akan menganalisis identitas diri Hijau secara deskriptif,

kemudian berdasarkan aspek-aspek yang terdapat dalam identitas diri,

faktor-faktor pembentukan identitas diri serta proses dan dampak dari

pembentukan identitas diri yang mengacu pada teori Erikson dan

McAdams yang sebelumnya telah dibahas di bab 2.

1) Deskripsi

Menurut Erikson (1989) seseorang berhasil mencapai

identitas dirinya ketika ia secara sadar dapat mengenali dan

menerima kekhasan pribadi, peran, komitmen dan tujuan

hidupnya. Meskipun untuk mengenali dan mulai menerima

dirinya Hijau melalui proses yang panjang, kini Hijau telah

mampu mengenali dan menerima kekhasan pribadi, peran,

komitmen dan tujuan hidupnya. Proses Hijau dalam mengenali

dan menerima kekhasan pribadi, peran, komitmen dan tujuan

hidupnya akan dijabarkan di bawah ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

221

Pada masa transisi dari masa kecil menuju remaja, Hijau

merasa bahwa dirinya belum memiliki jati diri karena masih

mengikuti nilai-nilai yang diturunkan oleh orangtuanya.

Memasuki masa remaja, Hijau mempelajari banyak hal melalui

pengalaman teman-temannya yang sebelumnya tidak pernah ia

pelajari di keluarganya. Hijau juga sempat mengikuti program

pertukaran pelajar ke Brazil yang memberikannya peluang untuk

mengekplorasi dirinya dengan bebas. Adapun, Hijau mengalami

pengalaman traumatik yaini diperkosa oleh tiga orang asing

ketika dalam keadaan mabuk di Brazil. Hal tersebut membuat

Hijau menjadi kehilangan dirinya dan sulit untuk memaafkan

dirinya sendiri. Hal ini berlanjut ketika Hijau kembali ke

Indonesia, pada saat itu juga, orangtuanya sedang mengalami

krisis ekonomi sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya sehingga ia terpaksa berhubungan seks bebas dengan

lelaki asing demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun, Hijau

merasa bahwa ia tidak menjadi dirinya sendiri dalam melakukan

hal tersebut. Akhirnya situasi berubah ketika Hijau bertemu laki-

laki yang membuatnya ingin berubah. Dalam proses perubahan

dirinya, Hijau sempat mengalami penolakan dari pasangannya

yang sempat membuat Hijau ingin mengakhiri hidupnya.

Untungnya, Hijau berhasil mengatasi masalahnya dengan

bermeditasi sehingga ia dapat betul-betul mengeksplorasi dirinya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

222

dan menerima masa lalu. Sehingga, dapat dikatakan bahwa Hijau

telah mampu mengenali dan menerima kekhasan pribadinya.

Mengenai peran Hijau dalam situasi sosial, Erikson (1989)

menyebutkan istilah psikososial, yaitu kecocokan timbal balik

antara individu dengan lingkungannya. Hijau nampaknya telah

memiliki kecocokan timbal balik tersebut dilihat dari

kedekatannya dengan keluarganya yang selalu mendukung

keputusan Hijau, juga hubungan intim yang terjalin dengan

pasangannya yang saling menginspirasi, serta dukungan dari

teman-teman di sekitarnya. Sejak kecil, Hijau memang selalu

memprioritaskan keluarganya. Sedangkan mengenai

hubungannya dengan lawan jenis, Hijau sebelumnya pernah

mengalami pengalaman traumatik. Adapun, saat ini Hijau telah

menjalin hubungan intim dengan pasangannya selama kurang

lebih 5 tahun, meskipun melalui pasang surut hubungan. Selain

itu, meski sebelumnya merasa tidak membutuhkan teman, saat ini

Hijau telah bertemu dengan teman-teman yang mampu

membantunya memenuhi kebutuhan pencapaian dirinya. Dengan

begitu, dapat dikatakan bahwa Hijau memiliki kecocokan timbal

balik antara dirinya dengan lingkungannya.

Menurut Erikson (1963), generativitas digambarkan sebagai

perhatian dan komitmen orang dewasa. Isu mengenai hak-hak

hewan serta kelestarian lingkungan agar dapat dinikmati generasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

223

mendatang menjadi perhatian Hijau. Di masa remajanya, Hijau

memiliki gaya hidup yang kurang baik di mana dirinya kerap

makan sembarangan dan minum alkohol yang membuat dirinya

sempat jatuh sakit mengidap kista. Hal ini kemudian membuat

Hijau termotivasi untuk mengubah gaya hidupnya menjadi

seorang vegetarian, terinspirasi dari kekasihnya. Tidak lama

setelah itu, Hijau mengikuti program magang di perusahaan

pengelolaan sampah yang membuat Hijau tersadar akan

pentingnya melindungi lingkungan sehingga Hijau memutuskan

untuk menjadi seorang vegan agar tidak mengkonsumsi hewan

dan menjalankan gaya hidup minim sampah. Untuk itu,

keikutsertaan Hijau dalam berbagai komunitas dan aktivisme

merupakan bentuk komitmennya untuk memperjuangkan isu-isu

hewan dan lingkungan agar anak-anak muda dapat melalukan aksi

nyata untuk mencegah kepunahan dan menjaga keseimbangan

alam.

Berdasarkan penjelasan di atas, Hijau merasa bahwa tujuan

hidupnya adalah untuk menjamin kehidupan yang lebih baik bagi

generasi mendatang di masa depan. Untuk mencapai tujuan

hidupnya, Hijau menjalankan gaya hidup yang ramah lingkungan

dan mengkampanyekan gaya hidup tersebut agar dapat

menumbuhkan kesadaran pada teman-teman di sekitarnya. Hijau

juga memiliki usaha toko yang menjual produk ramah lingkungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

224

untuk meningkatkan kesadaran produsen lain akan dampak

sampah yang dihasilkan oleh produk mereka terhadap lingkungan.

Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa Hijau telah

mengenali dan menerima kekhasan pribadi, peran, komitmen dan

tujuan hidupnya.

2) Aspek Identitas Diri

Mengacu pada Erikson, McAdams et al., (2017)

mengidentifikasi tiga kategori yang terkait dengan identitas diri,

yakni tema motivasi, tema afektif dan tema makna integratif yang

mengandung beberapa aspek yang mengungkap identitas diri

seseorang. Peneliti akan menjabarkan temuan aspek yang ada

pada narasi Hijau di bawah ini:

Pada tema motivasi, terdapat aspek agensi, hubungan yang

erat dan tujuan hidup. Berdasarkan narasi Hijau, aspek agensi

nampak dari keterlibatan Hijau dalam komunitas dan aktivisme

lingkungannya. Melalui seminar maupun kampanye di sosial

media, Hijau kerap mempengaruhi pengikutnya agar turut

melestarikan lingkungan. Sementara, aspek hubungan erat

nampak dari hubungan intim yang Hijau jalin dengan pasangan,

keluarga, serta teman-teman di komunitasnya di mana Hijau

menemukan rasa kebersamaan yang saling mendukung. Dan

aspek tujuan hidup nampak dari keinginan Hijau untuk menjaga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

225

kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang. Untuk

mencapai tujuan hidupnya, Hijau telah bergerak aktif dalam

komunitas dan memiliki sebuah toko yang menjual produk-

produk ramah lingkungan.

Pada tema afektif, terdapat aspek kontaminasi, penebusan

dan resolusi positif. Berdasarkan narasi Hijau, aspek kontaminasi

nampak dari pengalaman pelecehan yang ia alami ketika sedang

melakukan program pertukaran pelajar. Sementara, aspek

penebusan nampak ketika Hijau menderita sakit kista akibat

makan sembarang, sehingga pada akhirnya Hijau memutuskan

untuk mengubah gaya hidupnya menjadi seorang vegetarian. Dan

aspek resolusi positif nampak ketika Hijau berhasil menghasilkan

uang sendiri ketika orangtuanya sedang mengalami krisis

keuangan sehingga Hijau bisa menghidupi dirinya sendiri ketika

melaksanakan program wajib magang di Bali.

Dalam tema makna integratif, terdapat aspek proses

akomodatif, proses eksplorasi dan pembuatan makna.

Berdasarkan narasi Hijau, aspek proses akomodatif nampak

ketika dirinya mulai belajar untuk menghargai tubuhnya sendiri

serta alam yang ia tinggali sehingga ia mengutamakan kesehatan

fisik dan psikisnya dengan memanfaatkan alam yang ada di

sekitarnya. Sementara, aspek proses eksplorasi nampak ketika

Hijau bermeditasi dan mengeksplorasi gaya hidupnya di masa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

226

remaja, hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengubah gaya

hidupnya selama masa perkuliahan. Dan aspek pembuatan makna

nampak ketika Hijau memaknai kehadiran keponakannya yang

membuatnya lebih memahami arti kehidupan dan arti anak bagi

orangtua.

3) Proses Pembentukan Identitas Diri

Dalam proses pembentukan identitas dirinya, Hijau melalui

tahapan seperti yang dipaparkan oleh Erikson (1989). Terdapat

dua elemen utama dalam proses pembentukan identitas diri yaitu

eksplorasi (krisis) dan komitmen. Proses eksplorasi (krisis) dan

komitmen yang Hijau lalui akan peneliti jabarkan di bawah ini:

Proses eksplorasi adalah waktu di mana individu berusaha

menjelajahi berbagai alternatif tertentu dan memberikan perhatian

terhadap keyakinan dan nilai-nilai yang dibutuhkan dalam

pemilihan alternatif tersebut (Erikson, 1989). Melihat narasi Hijau

secara keseluruhan, kepribadian Hijau di masa remaja sangat

bertolak belakang dengan kepribadian Hijau saat ini. Hal itu

didasari oleh keingin tahuan Hijau untuk mencoba berbagai

macam gaya hidup yang memunculkan perubahan-perubahan

nilai hingga akhirnya ia menemukan nilai-nilai yang ia yakini saat

ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

227

Sedangkan, proses komitmen adalah usaha pengambilan

keputusan terhadap keyakinan dan nilai-nilai, serta usahanya

dalam menentukan berbagai strategi dalam merealisasikan

keputusan tersebut (Erikson, 1989). Saat ini Hijau memegang

teguh nilai-nilai perlindungan hewan dan alam. Untuk

memperjuangkan hak-hak hewan dan alam yang tidak dapat

bersuara, Hijau menyuarakan hak makhluk hidup lainnya dengan

menyampaikan aspirasi-aspirasinya melalui komunitas dan

berbagai aktivisme lingkungan yang kerap ia lakukan.

4) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Identitas Diri

Erikson (1989) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi proses pembentukan identitas diri seseorang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan identitas

diri seseorang antara lain perkembangan remaja, pengaruh

keluarga, serta pengaruh individualitas dan connectedness.

Berdasarkan narasi Hijau, dirinya melalui beberapa hambatan

yang sempat menyebabkan dirinya kehilangan dirinya, hingga

mengakibatkan keinginan untuk bunuh diri ketika melalui

hubungan yang melibatkan kekerasan. Adapun, terdapat empat

komponen yang berkontribusi terhadap pembentukan identitas

diri seseorang, yaitu rasa percaya (trust), otonomi diri (autonomy),

kemampuan berinisiatif (initiative) dan kemampuan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

228

menghasilkan sesuatu (industry). Perkembangan keempat

komponen tersebut akan peneliti jelaskan di bawah ini:

Berdasarkan komponen rasa percaya (trust), Hijau sempat

kehilangan rasa pecaya kepada teman dan merasa bahwa dirinya

dapat mengandalkan dirinya sendiri. Adapun, hal tersebut

berubah ketika Hijau bertemu dengan teman-teman yang

memberikan kepercayaan kepada Hijau dalam mewujudkan cita-

citanya yang cukup besar. Sementara berdasarkan komponen

otonomi diri (autonomy), Hijau merupakan anak terakhir yang

cukup dimanja oleh orangtuanya. Hijau baru mendapatkan

otonomi diri ketika ia hidup sendiri saat mengikuti program

pertukaran pelajar di masa SMA yang terus berkembang hingga

saat ini. Sedangkan berdasarkan komponen kemampuan

berinisiatif (initiative) mulai Hijau kembangkan di masa remaja

ketika ia mencoba berbagai gaya hidup yang cocok dengan

dirinya. Dan komponen menghasilkan sesuatu (industry), Hijau

kembangkan sejak masa dewasa awal ketika ia menulis buku saku

berbahasa Indonesia hingga saat ini dirinya memiliki toko dengan

produk-produk ramah lingkungan.

Salah satu faktor yang menunjang proses pembentukan

identitas diri Hijau adalah dukungan yang ia dapat dari

keluarganya. Orangtua Kuning yang mengembangkan sikap

menerangkan, menerima dan empatis membantu Nadta dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

229

membentuk identitas dirinya. Selain itu, penerimaan diri yang

Hijau terima dari kedua kakaknya juga memberikan kenyamanan

bagi Hijau, sehingga ia merasa nyaman menjadi dirinya sendiri di

hadapan keluarganya.

Relasi Hijau dengan keluarganya mempengaruhi baik

individualitas, maupun keterikatan Hijau dengan orang lain

(connectedness). Individualitas meliputi kemampuan individu

dalam mengemukakan pendapat mengenai perasaan bahwa

dirinya berbeda dari orang lain atau anggota keluarganya yang

lain. Sedangkan connectedness meliputi kebersamaan, sensitivitas,

keterbukaan terhadap kritik dan aspek terhadap pendapat orang

lain (Erikson, 1989). Secara keseluruhan, keterlibatan Hijau

dalam komunitas dan aktivisme lingkungannya menunjukkan

bahwa Hijau mampu mengemukakan pendapat, memperlihatkan

kebersamaan serta keberpihakannya terhadap perempuan dan

kaum minoritas, menunjukkan sensivitasnya terhadap isu-isu,

meskipun Hijau cenderung acuh terhadap pendapat orang lain

yang berseberangan dengan dirinya.

E. Pembahasan Gabungan

Kuning, Biru dan Hijau memiliki narasinya masing-masing berdasarkan pengalaman yang mereka alami yang telah dibahas sebelumnya. Namun, kita perlu mencari benang merah dari ketiga narasi yang berbeda untuk lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

230

memahami bagaimana dinamika psikologis dan proses eksplorasi identitas diri perempuan Jawa yang secara khusus diwakilkan oleh Kuning, Biru dan Hijau.

Peneliti melihat ada 4 hal yang dapat merangkum narasi Kuning, Biru dan Hijau secara umum:

1. Stereotip Perempuan Jawa

Istilah “Perempuan Jawa” merujuk kepada perempuan yang berasal

dan dibesarkan dengan nilai-nilai budaya Jawa (Subhan, 2004). Dalam

penelitian ini, Kuning, Biru dan Hijau merupakan perempuan-perempuan

yang berasal dan dibesarkan dengan nilai-nilai budaya Jawa. Adapun, jika

peneliti mengurutkan partisipan dari yang paling tumbuh dipengaruhi oleh

budaya Jawa hingga yang paling sedikit dipengaruhi oleh budaya Jawa

maka urutannya adalah Biru, Hijau, kemudian Kuning. Meskipun pada

awal kehidupannya Biru sempat tinggal di luar Indonesia, hingga ke luar

negeripun orangtuanya tetap menerapkan budaya Jawa dalam

membesarkan Biru. Berbeda dengan Hijau yang tinggal di ibu kota,

pengaruh budaya Jawa paling besar ia rasakan ketika pulang ke kampung

halamannya, yakni di Solo. Sedangkan Kuning yang justru memiliki

orangtua yang berasal dari Jawa, lahir dan tumbuh besar di Jawa pada

kenyataannya justru hidup dengan menganut nilai-nilai pribadi dan

cenderung mengesampingkan nilai-nilai ajaran budaya Jawa.

Selain itu, terdapat beberapa stereotip yang secara konsisten

diberikan kepada perempuan Jawa. Branscombe & Wann (1994) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

231

berpendapat bahwa ketika suatu kelompok masyarakat yang semakin kuat

mengidentifikasi masyarakatnya dengan label tertentu, maka akan

membuat masyarakatnya lebih reaktif terhadap ancaman identitas dirinya

pribadi. Hal ini berlaku pada Biru yang kerap mendapatkan tuntutan dari

orangtuanya agar menjadi seorang perempuan Jawa, sehingga sempat

membuatnya kebingungan peran karena merasakan ketidakcocokan antara

nilai budaya Jawa yang diajarkan dengan nilai-nilai pribadinya. Berbeda

dengan Kuning, dirinya dituntut untuk menjadi perempuan Jawa yang

ideal oleh pasangannya terdahulu beserta ibunya yang sempat membuat

Kuning kehilangan dirinya. Sementara itu, Hijau sama sekali tidak pernah

mendapatkan tekanan untuk menjadi perempuan Jawa sesuai dengan

stereotip yang ada di masyarakat.

2. Perilaku Aktivisme

Leak dan Leak (2006) menemukan bahwa mahasiswa yang terlibat

dalam aktivisme berkorelasi positif dengan hidup kepuasan, harga diri,

aktualisasi diri, vitalitas, dan mempengaruhi pengalaman positif mereka.

Kuning, Biru dan Hijau adalah mahasiswi-mahasiswi yang giat mengikuti

kegiatan aktivis. Ketiganya melakukan aktivisme baik dengan aksi nyata,

maupun melalui kampanye sosial media. Biru bergerak di aktivisme

feminis, sementara Hijau bergerak di aktivisme lingkungan, dan Kuning

melakukan keduanya. Dalam aktivisme feminis, Kuning pernah mengikuti

Woman March’s Jogja pada tahun 2018, begitu pula Biru yang pernah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

232

mengikuti Woman March’s Jakarta pada tahun 2017 dan 2018. Dalam

aktivisme lingkungan, Kuning dan Hijau kerap membagikan gaya hidup

mereka di sosial media dengan ditambahkan ajakan kepada pengikutnya

agar mengubah gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Kuning kerap

menyampaikan aspirasinya melalui komunitas debat, sementara Biru

menyampaikannya melalui platform Indonesia Feminis di sosial media

yang ia buat, dan Hijau melalui Komunitas Vegan Jakarta.

3. Tugas Perkembangan

Pada tahap dewasa awal, individu mulai memikirkan bagaimana

sebuah cita-cita dan mimpi dapat tercapai, serta memikirkan bagaimana

kehidupan selanjutnya termasuk memilih gaya hidup yang sesuai dengan

dirinya (Erikson, 1989). Terkait dengan tugas perkembangan sebagai

dewasa awal, terdapat persamaan dan perbedaan dalam sikap Kuning, Biru

dan Hijau terdap tugas perkembangan mereka. Peneliti akan menjabarkan

di bawah ini:

Dalam menjalin hubungan intim, Kuning saat ini tengah menjalin

hubungan dengan seorang lelaki yang telah bersamanya sejak tahun 2015.

Lelaki ini adalah laki-laki yang mampu memberikan penerimaan dan

mengembalikan rasa percaya Kuning terhadap lawan jenis di masa dewasa

awalnya setelah mengalami pengalaman penolakan dari pasangannya

terdahulu di masa remaja. Sementara, Hijau saat ini masih menjalin

hubungan dengan laki-laki yang pernah berlaku kasar padanya hingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

233

Hijau sempat tersebit pikiran untuk bunuh diri. Adapun, Hijau dapat mengolah rasa sakit, sehingga kemudian mampu berkembang dan memperbaiki diri serta hubungannya bersama dengan pasangannya.

Sementara itu, Biru saat ini sedang tidak menjalin hubungan dengan lawan jenis. Biru baru saja ditinggalkan tanpa alasan sebelum menikah, yang sempat membuat dirinya mengalami mid-life crisis. Adapun, saat ini Biru ingin fokus kepada dirinya sendiri terlebih dahulu.

Terkait dengan cita-cita dan impian, baik Kuning, Biru dan Hijau sama-sama memanfaatkan komunitas dan aktivismenya untuk menunjang impian mereka. Kuning sejak SMA telah aktif di komunitas debat di fakultasnya yang kerap membahas hak asasi manusia. Kuning memiliki cita-cita memiliki firma hukum untuk melindungi hak asasi manusia kalangan menengah ke bawah. Untuk menunjang impiannya, Kuning juga pernah melaksanakan program magang di salah satu firma hukum yang menangani kasus anak di bawah umur. Sementara itu, Biru belum memiliki cita-cita yang pasti. Adapun, impian yang sedang ia perjuangkan ke depannya adalah untuk mencapai kesetaraan gender yang sering ia suarakan di dalam komunitas dan pada aktivisme kaum feminis. Di sisi lain, Hijau juga memanfaatkan komunitas dan aktivisme lingkungannya dengan impian jangka panjang untuk melestarikan alam dan mencegah kepunahan agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Sementara terkait dengan gaya hidup, Kuning, Biru dan Hijau memiliki gaya hidup yang cukup mirip. Ketiganya sama-sama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

234

mengutamakan aspek kesehatan dalam gaya hidup yang mereka jalani.

Kuning dan Hijau memperhatikan pola makannya, di mana Kuning adalah

seorang fleksitarian dan Hijau adalah seorang vegan. Sementara, Biru

lebih mengutamakan kesehatan mental yaitu dengan kesehatan mental

seperti berolahraga. Ketiganya pun sama-sama rutin bermeditasi untuk

mendapatkan ketenangan jiwa.

4. Identitas Diri

Menurut Erikson (1989) seseorang berhasil mencapai identitas

dirinya ketika ia secara sadar dapat mengenali dan menerima kekhasan

pribadi, peran, komitmen dan tujuan hidupnya. Berdasarkan teori Erikson,

baik Kuning, Biru dan Hijau nampaknya telah mencapai identitas diri yang

stabil karena telah memiliki sikap positif terhadap kekhasan pribadi, peran,

komitmen dan tujuan hidupnya. Adapun, Kuning, Biru dan Hijau melalui

pengalaman-pengalaman yang berbeda sehingga memperlihatkan

perbedaan proses yang dilalui oleh ketiganya dalam mencapai identitas diri

mereka.

Dilihat dari segi aspek identitas diri, Kuning, Biru dan Hijau

memiliki pengalaman yang serupa pada aspek agensi, di mana aspek

agensi dari ketiganya nampak melalui pengalaman mereka dalam

komunitas dan aktivisme. Kemudian, pada aspek tujuan hidup, baik

Kuning, Biru dan Hijau juga memiliki tujuan hidup secara umum dengan

memfokuskan generasi yang mendatang, meskipun tujuan hidup pribadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

235

Kuning dan Hijau berbeda, sementara Biru belum dapat menemukan tujuan hidup pribadinya. Selain itu, aspek akomodatif pada pengalaman

Kuning dan Hijau sama-sama ditemukan melalui pengalaman yang mereka lalui setelah sakit yang diakibatkan oleh gaya hidup mereka. Dan aspek pembuatan makna juga ditemukan pada pengalaman Kuning dan Biru dalam transisi tingkat pendidikan. Aspek pembuatan makna ditemukan melalui pengalaman Kuning ketika memasuki masa perkuliahan dan ketika

Biru memasuki SMA negeri.

Dalam proses pembentukan identitas diri, terdapat dua elemen penting yaitu ekplorasi dan komitmen. Terkait dengan elemen eksplorasi,

Kuning dan Hijau sama-sama mengeksplorasi diri mereka dengan mencoba hal-hal baru, di mana Kuning mencoba hal-hal baru yang berkaitan dengan minat dan bakatnya, sedangkan Hijau dengan gaya hidupnya. Sementara, Biru mengeksplorasi dirinya dengan mencari kecocokan antara nilai-nilai pribadi yang ia yakini dengan nilai-nilai yang terdapat dalam budaya Jawa. Terkait dengan elemen komitmen, baik

Kuning, Biru dan Hijau sama-sama menjalankan komitmennya dengan aktif dalam komunitas dan aktivisme yang sesuai dengan isu ketertarikan mereka.

Terkait dengan faktor yang mendukung dan menghambat proses partisipan dalam mencapai identitas dirinya, terdapat satu faktor penghambat yang sama-sama dilalui oleh ketiga partisipan yaitu pada perkembangan remaja. Hal ini diduga karena pada masa remaja, individu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

236

mengalami konflik identitas diri vs krisis identitas, sehingga

perkembangan pada masa remaja dapat sedikit menyulitkan. Selain itu,

faktor yang mendukung pembentukan identias diri Kuning dan Hijau

adalah pola asuh orangtua mereka yang mengembangkan sikap

menerangkan, menerima, empatis (enabling) sehingga lebih membantu

Kuning dan Hijau dalam proses pembentukan identitas diri mereka.

Sementara itu, Biru tumbuh dengan pola asuh orangtua mengembangkan

sikap selalu menilai dan mengevaluasi (constraining) sehingga berdampak

pada perempasan pembentukan identitas diri Biru (foreclosure).

F. Sebuah Insight

Sebelumnya telah dijelaskan bagaimana dinamika psikologis setiap partisipan melalui tiga perspektif psikologi yaitu Psikologi Budaya, Psikologi Sosial serta

Psikologi Perkembangan dan bagaimana proses pembentukan identitas diri setiap partisipan. Di luar itu, peneliti menemukan hal baru yaitu pengalaman penolakan dari pasangan. Tahapan Erikson (1968) menekankan bahwa keterikatan dengan orang lain nampak sebagai hambatan perkembangan identitas diri. Merespons

Erikson, Gilligan (1982) menyebutkan bahwa perkembangan wanita lebih bergantung pada keterikatannya dengan orang lain. Wanita cenderung mengenal diri mereka sendiri melalui hubungan intim mereka dengan pasangan, di mana tugas pembentukan identitas diri dengan tugas menjalin hubungan intim menjadi tugas yang dijalankan secara bersamaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

237

Berdasarkan narasi Kuning, Biru dan Hijau menunjukkan bahwa ketiganya pernah mengalami penolakan dari pasangannya yang sama-sama berdampak pada perasaan kehilangan akan diri karena gagal menjalin hubungan yang intim.

Walaupun Kuning mengalami pengalaman penolakan dari pasangannya terdahulu ketika remaja, dampak penolakan tersebut berlanjut hingga Kuning dewasa.

Penerimaan dari pasangannya di masa dewasa awal sangat berpengaruh dalam membangun kembali kepercayaan diri yang kemudian berdampak pada pengembangan diri Kuning yang lebih optimal. Berbeda dengan Hijau yang mengalami pengalaman penolakan dari pasangannya di masa dewasa awal yang sempat membuatnya memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya hingga akhirnya mampu membangun kembali hubungan yang intim dengan pasangannya.

Sementara, Biru yang belum lama ini mengalami penolakan dari pasangan di penghujung usia 20 tahun sempat merasa mengalami krisis paruh baya dan merasa kehilangan arti dirinya karena ditinggalkan tanpa alasan setelah sebelumnya diajak untuk menikah.

Hal ini kemudian menjadi insight dalam penelitian ini bahwa keterikatan dengan pasangan merupakan salah satu sumber dukungan sosial utama seseorang yang sangat berdampak pada perkembangan identitas diri individu. Hal ini didukung oleh penelitian dari Leary et al. (1995) yang menunjukkan bahwa perasaan penerimaan sosial berkorelasi secara signifikan dan positif dengan harga diri individu, sementara penolakan interpersonal menghasilkan penurunan harga diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa ketiga partisipan dalam penelitian ini melalui proses pembentukan identitas diri yang berbeda antara satu dengan lainnya. Selain itu, ketiga partisipan juga mengalami dinamika psikologis yang berbeda pula. Hal ini dilihat wajar mengingat bahwa setiap partisipan tentunya memiliki pengalaman yang berbeda-beda terkait dirinya sebagai seorang perempuan Jawa.

Terdapat 5 hal yang menjadi benang merah dalam narasi kehidupan ketiga partisipan:

1. Ketiga partisipan sama-sama pernah melalui pengalaman yang

menuntut mereka untuk menjadi perempuan Jawa yang sesuai dengan

stereotip perempuan Jawa pada umumnya yang kemudian sempat

membuat ketiga partisipan mengalami kebingungan peran karena

merasakan ketidakcocokan antara nilai budaya Jawa yang diajarkan

dengan nilai-nilai pribadinya.

2. Ketiga partisipan adalah mahasiswi-mahasiswi yang terlibat aktif

dalam komunitas dan aktivisme yang berkaitan dengan ketertarikan

mereka masing-masing yang turut mempengaruhi proses pembentukan

identitas diri mereka.

238 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

239

3. Ada persamaan dan perbedaan antara ketiga partisipan dalam menyikapi

tugas perkembangan mereka sebagai individu dewasa awal. Namun,

secara garis besar, baik ketiga partisipan mampu menjalankan tugas

perkembangannya dengan baik sehingga membantu mereka dalam

mencapai identitas diri yang lebih optimal.

4. Ketiga partisipan sama-sama melakukan upaya meditasi untuk

mengeksplorasi pengalaman-pengalaman yang pernah mereka lalui yang

membantu mereka mencapai identitas diri yang lebih optimal.

5. Ketiga partisipan telah mencapai identitas diri mereka sebagai seorang

perempuan Jawa, meskipun setiap partisipan melalui pengalaman-

pengalaman yang berbeda dalam proses mencapai identitas dirinya

tersebut. Keberagaman narasi yang dimiliki oleh setiap partisipan dilihat

sebagai sebuah kekayaan yang didapatkan melalui penelitian kualitatif.

B. Keterbatasan

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan. Peneliti menyadari adanya keterbatasan tinjauan literatur mengenai perempuan Jawa dalam konteks penelitian ini, sehingga pembahasan dalam penelitian ini cukup terbatas.

Keterbatasan tinjauan literatur mengenai perempuan Jawa dalam penelitian ini kemudian mengacu pada konsep perempuan Jawa yang kurang kuat. Sehingga, penulis mengalami kesulitan dalam menemukan aspek “keJawaan” pada salah satu partisipan, yaitu Kuning. Hal ini kemudian membuat penelitian ini nampak sedikit inkoheren dengan partisipan Kuning. Meskipun demikian, tidak dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

240

dipungkiri bahwa Yogyakarta, sebagai tempat di mana Kuning tumbuh besar, memiliki unsur budaya Jawa yang turut berperan dalam proses pembentukan identitas diri Kuning yang memiliki sumbangsih terhadap penelitian ini.

Selain itu, penggunaan life story interview sebagai metode pengumpulan data pada kenyataannya memberikan data yang cukup banyak dan tidak dapat peneliti bahas secara mendalam karena dibatasi oleh ruang lingkup penelitian.

Adapun, peneliti menyadari keterbatasan peneliti sebagai mahasiswa S1 yang belum cukup berpengalaman dalam melakukan penelitian kualitatif. Meski demikian, penelitian ini didampingi oleh dosen pembimbing yang berpengalaman, sehingga tetap sesuai dengan standar penelitian ilmiah. Secara keseluruhan, penelitian ini dirasa cukup menjelaskan dinamika psikologis perempuan Jawa sebagai seorang mahasiswi aktivis dan bagaimana proses pembentukan identitas dirinya. Sehingga, peneliti ini tetap mampu memberikan tambahan pengetahuan dalam bidang psikologi. Di sisi lain, peneliti ini juga diharapkan dapat menjadi awal untuk penelitian selanjutnya di bidang psikologi budaya, khususnya dalam konteks dinamika psikologis perempuan Jawa.

C. Saran

Setelah memperoleh hasil penelitian, tentunya peneliti memiliki saran kepada beberapa pihak terkait. Pihak terkait tersebut adalah bagi perempuan Jawa, institusi pendidikan, lembaga pemerintahan, komunitas psikologi dan penelitian selanjutnya. Berikut penjelasan atas saran yang diberikan oleh peneliti:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

241

1. Bagi perempuan Jawa

Penelitian ini dapat menjadi wadah agar perempuan Jawa dapat

saling menginspirasi dan memberikan dukungan agar dapat membantu

perkembangan identitas diri perempuan Jawa secara lebih optimal. Adapun,

salah satu partisipan mengalami perampasan identitas diri karena dituntut

oleh orangtuanya agar menjadi perempuan Jawa yang ideal. Bagi

perempuan-perempuan Jawa yang telah mencapai identitas dirinya,

disarankan untuk membagikan pengalaman hidup mereka, mengingat

masih banyak perempuan Jawa yang tidak dapat mencapai identitas

dirinya sehingga para perempuan Jawa dapat saling menguatkan satu sama

lain.

2. Bagi masyarakat umum

Peneliti berharap agar penelitian ini mampu memberikan

pemahaman baru kepada masyarakat dengan membagikan kisah hidup dari

partisipan dalam penelitian ini, sehingga masyarakat mampu memahami

bahwa perempuan melalui proses yang berbeda dan tidak dapat disama

ratakan dengan stereotip atau stigma yang ada. Para partisipan kerap

mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari masyarakat sekitar

ketika tidak sesuai dengan stereotip atau stigma yang ada di masyarakat.

Dengan begitu, perkembangan identitas diri perempuan Jawa lebih optimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

242

3. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan para guru

dan pendidik lainnya terkait identitas diri perempuan dengan latar

belakang budaya Jawa. Dengan adanya tambahan pengetahuan mengenai

identitas diri perempuan Jawa, guru diharapkan dapat lebih memahami

identitas siswanya yang merupakan seorang perempuan Jawa. Dengan

demikian, para guru disarankan untuk meninjau latar belakang budaya

yang dimiliki oleh muridnya agar mampu mempelajari nilai-nilai yang

menyebabkan perilaku yang dimiliki oleh muridnya. Institusi pendidikan

juga disarankan untuk menerapkan kesetaraan gender dengan memberikan

kesempatan yang sama kepada siswa perempuan dan laki-laki. Dengan

begitu, peserta didik perempuan dapat mengembangkan minat dan

bakatnya secara lebih optimal dan lebih mendapatkan ruang untuk

mengekspresikan dirinya.

4. Bagi Lembaga Pemerintah

Hasil penelitian ini disarankan dapat menjadi bahan pertimbangan

pemerintahan untuk mengulas kembali apakah undang-undang yang sudah

ada telah menggambarkan keseteraan gender, seperti yang diharapkan.

Ketiga partisipan telah berupaya aktif dalam kegiatan sukarela dan

aktivisme untuk menyuarakan aspirasinya agar didengar oleh pemerintah

sehingga mampu memberikan regulasi yang berpihak pada perempuan.

Sehingga, lembaga pemerintahan disarankan untuk memberikan perhatian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

243

yang lebih kepada hak-hak perempuan. Lembaga pemerintahan disarankan

mampu meninjau ulang undang-undang yang tidak berpihak pada

perempuan.

5. Bagi Komunitas Psikologi dan Peneliti Selanjutnya

Keterbatasan penelitian yang telah dibahas sebelumnya dapat

menjadi celah untuk penelitian berikutnya. Perempuan Jawa dengan adat

istiadat yang masih sangat kental memiliki dinamika psikologis yang

sangat menarik untuk diteliti. Pada kenyataannya, dibutuhkan banyak

penelitian untuk melihat gambaran mengenai perempuan Jawa secara

umum. Dari narasi kehidupan ketiga partisipan, terdapat tema-tema yang

dapat dikembangkan lebih lanjut mengenai peran gender, kepatuhan,

regulasi emosi, resiliensi, kesejahteraan hidup, aktualisasi diri dan lain-lain.

Penelitian-penelitian ini nantinya akan memperkaya ilmuwan psikologi

dalam melihat dinamika psikologis perempuan berdasarkan latar belakang

budayanya.

D. Komentar Penutup

Setelah melakukan penelitian dan mendengar cerita hidup dari Kuning, Biru dan Hijau secara langsung, peneliti merasa bangga dapat menjadi bagian perempuan Jawa yang mampu menemukan kekhasan pribadi seperti perempuan- perempuan Jawa dalam penelitian ini. Rasa penasaran peneliti terjawab seiring dengan selesainya penulisan skripsi ini. Penelitian ini berhasil meyakinkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

244

peneliti bahwa perempuan Jawa dapat tetap menjadi seorang perempuan Jawa meskipun tidak sepenuhnya menjadi perempuan Jawa yang ideal, sesuai dengan stereotip masyarakat. Peneliti juga merasa senang karena dapat terlibat secara langsung dalam kehidupan Kuning, Biru dan Hijau. Dari keseluruhan proses dalam penelitian ini, peneliti juga belajar dan merefleksikan pengalaman pribadi peneliti dan lebih memaknai proses kehidupan yang peneliti lalui.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

245

DAFTAR PUSTAKA

Acker, S. (1995). Gender and teachers’ work. doi: 10.3102/0091732X021001099

Agmasari, S. (2014). Warna merah muda dan biru bisa buat anak kehilangan

identitas diri. Kompas. Diunduh dari

https://lifestyle.kompas.com/read/2014/07/24/150000820/Warna.Merah.M

uda.dan.Biru.Bisa.Buat.Anak.Kehilangan.Identitas.Diri

Allen, N. J., & Rushton, P. (1983). Personality characteristics of community

mental health volunteers: A review. Sage Journal. doi:

10.1177/089976408301200106

Arnett, J. J. (2006). The psychology of emerging adulthood: What is known, and

what remains to be known? (In J. J Arnett & J.L. Tanner (Eds.).

Washington, DC, US: American Psychological Association.

Batson, C. D., Ahmad, N., Tsang, J.-A., & Lishner, D. A. (2002). Empathy and

altruism (In C. R. Syner & S. J Lopez (Eds.), Handbook of positive

psychology, 485-498. New York: Oxford University Press.

Benson, J. E., & Elder, G. H., Jr. (2011). Young adult identities and their

pathways: a developmental and life course model. Developmental

Psychology, 47(6). doi: 10.1037/a0023833

Benson, J. E., & Johnson, M. K. (2009). Adolescent family context and adult

identity formation. Journal of Family Issues, 30(9), 1265-1286. doi:

10.1177/0192513X09332967

Bern, S. L. (1974). The measurement of psychological androgyny. Journal of

Consulting and Clinical Psychology, 42, 155–162.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

246

Best, R. (n.d.). We’ve all got scars: What little boys and little girls learn in

elementary school. Bloomington: Indiana University Press.

Branscombe, N. R., & Wann, D. (1994). Collective self-esteem consequences of

out-group derogation when a valued social identity is on trial. European

Journal of Social Psychology, 24(6), 641–657. doi:

10.1002/ejsp.2420240603

Budiarti, A. C. (2010). Aktualisasi diri perempuan dalam sistem budaya Jawa

(Persepsi perempuan terhadap nilai-nilai budaya Jawa dalam

mengaktualisasi diri). (Pamator, Vol. 3). Surakarta: Universitas Negeri

Solo.

Budiman, A. (1985). Pembagian kerja secara seksual (sebuah pembahasan

sosiologis tentang peran wanita dalam masyarakat). Jakarta: Gramedia.

Burke, P. J. (1991). Identity processes and social stress. 56(6), 836–849. doi:

10.2307/2096259

Burns, R. B. (1993). Konsep diri: Teori, pengukuran, perkembangan dan perilaku.

Jakarta: Arcan.

Burton, L. (2007). Childhood adultification in economically disadvantaged

families: A conceptual model. doi: 10.1111/j.1741-3729.2007.00463.x

Carver, C. S., & Baird, E. (1998). The American dream revisited: Is it what you

want or why you want it that matters? 9(4), 289–292. doi: 10.1111/1467-

9280.00057

Cherry, L. (1975). Preschool teacher-child dyad: Sex differences in verbal

interaction. Child Development, 46, 532–537.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

247

Chickering, A. W., & Reisser, L. L. (1993). Education and identity (2nd Ed). San

Francisco: Jossey-Bass.

Clary, E. G., Snyder, M., Ridge, R. D., & Copeland, J. (1998). Understanding and

assessing the motivations of volunteers: A functional approach. Journal of

Personality Psychology and Social Psychology, 74(6). doi: 10.1037/0022-

3514.74.6.1516

Colby, A., & Damon, W. (1994). Some do care: Contemporary lives of moral

commitment. New York: The Free Press.

Collins, W. A., & Russell, G. (1991). Mother-child and father-child relationship

in middle childhood and adolescence: A developmental analysis.

Developmental Review, 11(2), 99–136. doi: 10.1016/0273-2297(91)90004-

8

Creswell, J. W. (2003). Research design: Qualitative, quantitative, and method

approached. California: Sage Publication.

Creswell, J. W. (2003/2012). Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif

dan campuran (R. Kusmini, Terj.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Delamont, S. (1990). Sex roles and the school (education in society). Routledge.

Duvall, T., & Dotson, P. (1998). Political participation and eudaimonia in

Aristotle’s politics. 19(14), 21–34.

Eagly, A. H. (1987). Sex differences in social behavior: A social-role

interpretation. Hillsdale, NJ, US: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

Eccles, J. S. (1994). Understanding women’s educational and occupational

choices. doi: 10.1111/j.1471-6402.1994.tb01049.x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

248

Eccles, J. S., Brown, B. V., & Templeton, J. (2008). A developmental framework

for selecting indicators of well-being adolescence and young adult years

(In B. V. Brown (Ed.). Mahwah, NJ, US: Lawrence Erlbaum Associates,

Inc.

Eigner, S. (2001). The relationship between protecting the environment as a

dominant life goal and subjective well-being (Life goals and well-being:

Towards a positive psychology of human striving). Ashland, OH, US:

Hogrefe & Huber Publishers.

Erikson, E. H. (1950). Childhood and society. New York: W W Norton & Co.

Erikson, E. H. (1958). Young man Luther: A study in psychoanalysis and history.

United States: W W Norton & Co.

Erikson, E. H. (1963). Youth: Change and challenge. New York: Norton.

Erikson, E. H. (1964). Insight and responsibility. New York: Norton.

Erikson, E. H. (1968). Identity: Youth and crisis. New York: Norton.

Erikson, E. H. (1975). Life history and the historical moment. Oxford, England:

W W Norton & Co.

Erikson, E. H. (1980). Identity and the life cycle. New York: W W Norton & Co.

Erikson, E. H. (1980/1989). Identitas dan siklus hidup manusia (A. Cremers Terj.).

Jakarta: Gramedia.

Esplen, E. (2006). Engaging men in gender equality: positive strategies and

approaches.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

249

Evans, N. J., Forney, D. S., Guido, Florence, M., Patton, L. D., & Renn, K. A.

(2010). Student development in college: Theory, research, and practice.

San Francisco: Jossey-Bass.

Fagot, B. I. (1974). Sex differences in toddlers’ behavior and parental reaction.

Developmental Psychology, 10, 554–558.

Fagot, B. I. (1984). Teacher and peer reactions to boys’ and girls’ play style. Sex

Roles, 11, 691–702.

Fitts, W. H. (1971). The self-concept and self-actualization.

Feminism. (n.d). Dalam American Psychology Association online dictionary.

Diunduh dari https://dictionary.apa.org/feminism

Galambos, N. L., Barker, E. T., & Almeida, D. M. (2003). Parents do matter:

trajectories of change in externalizing and internalizing problems in early

adolescence. Child Development, 74(2), 578–594.

Gender equality. (n.d). United Nations. Diunduh dari

https://www.un.org/en/sections/issues-depth/gender-equality/index.html

George, L. K., Pennybacker, M. R., & Mutran, E. J. (1980). The meaning and

measurement of age identity. Experimental Aging Research, 6(3), 283–298.

doi: 10.1080/03610738008258364

Gilligan, C. (1982). In a different voice: Psychological theory and women’s

development. Cambridge, MA, US: Harvard University Press.

Greenberger, E. (1984). Defining psychosocial maturity in adolescence. (3), 1–37.

Grossbaum, M. F., & Bates, G. W. (2002). Correlates of psychological well-being

at midlife: The role of generativity, agency and communion, and narrative

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

250

themes. International Journal of Behavioral Development, 26(2), 120–127.

doi: 10.1080/01650250042000654

Guimond, S. (2006). Social comparison, self-stereotyping, and gender differences

in self construal. Journal of Personality and Social Psychology, 90, 221–

242.

Handayani, C. S., & Novianto, A. (2008). Kuasa wanita Jawa. Yogyakarta: LKiS.

Harre, N. (2007). Community service or activism as an identity project for youth.

doi: 10.1002/jcop.20174

Haynie, D. L. (2003). Contexts of risk? Explaining the link between pubertal

development and their delinquency involvemenet. 82(1), 355–397. doi:

10.1353/sof.2003.0093

Hodgson, J. W., & Fischer, J. L. (1979). Sex differences in identity and intimacy

development in college youth. Journal of Youth and Adolescence, 8, 37–

50.

Holland, J. L. (1997). Making vocational choices: A theory of vocational

personalities and work environments. Odessa, FL, US: Psychological

Assessment Resources.

Honig, A., & Wittmer, D. S. (1982). Teachers and low-income toddlers in

metropolitan day care. Early Child Development and Care, 10, 95–112.

Horwitz, W. A. (1996). Developmental Origins of Enviromental Ethics: The Life

Experiences of Activists. Ethics and Behavior, 6(1), 29–53. doi:

10.1207/s15327019eb0601_3

Humm, M. (2007). Ensiklopedia feminisme. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

251

Informasi kelembagaan deputi partisipasi masyarakat. (2016, Juni). Badan Pusat

Statistik. Diunduh dari

https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/85/839/informasi-

kelembagaan-deputi-partisipasi-masyarakat

Janmohamed, Shelina. (2016). Generation M: Young muslims changing the world.

London: I.B Tauris.

Josselson, R. E. (1996). Revising herself: The story of women’s identity from

college to midlife. New York: Oxford University Press.

Jumlah penduduk di pulau Jawa menurut jenis kelamin dan provinsi. (n.d).

Lokadata. Diunduh dari https://lokadata.beritagar.id/chart/preview/jumlah-

penduduk-di-pulau-jawa-menurut-jenis-kelamin-dan-provinsi-1491206104

Kartono, K. (1989). Psikologi abnormal dan abnormalitas seksual. Bandung:

Mandar Maju.

Kasser, T., & Ryan, R. M. (1993). A dark side of the American dream: Correlates

of financial success as a central life aspiration. Journal of Personality and

Social Psychology, 65(2), 410–422.

Kaufman, G., & Elder, G. H., Jr. (2003). Grandparenting and age identity. Journal

of Aging Study, 17(3), 269–282. doi: 10.1016/S0890-4065(03)00030-6

King, L. A., & Hicks, J. A. (2007). Whatever happened to “What might have

been”? Regret, happiness, and maturity. American Psychologist, 62(7),

625–636. doi: 10.1037/0003-066X.62.7.625

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

252

Klar, M., & Kasser, T. (2009). Some benefits of being an activist: Measuring

activism and its role in psychological well-being. International Society of

Political Psychology, 30(5), 755–777.

Koentjaraningrat. (1994). Kebudayaan mentalitas dan pembangunan. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Leak, G. K., & Leak, K. C. (2006). Adlerian social interest and positive

psychology: A conceptual and empirical integration. Journal of Individual

Psychology, 62(3).

Leary, M. R., Tambor, E. S., Terdal, S. K., & Downs, D. L. (1995). Self-esteem as

an interpersonal monitor: The sociometer hypothesis. Journal of

Personality and Social Psychology, 68, 518–530.

Lynch, K., & Lodge, A. (2002). Equality and power in schools: Redistribution,

recognition and representation.

Lytton, H., & Romney, D. M. (1991). Parents’ differential socialization of boys

and girls: A meta-analysis. Psychological Bulletin, 109(2), 267–296. doi:

10.1037/0033-2909.109.2.267

Martin, C. L., Wood, C. H., & Little, J. K. (1990). The Development of Gendr

Stereotype Components. doi: 10.1111/j.1467-8624.1990.tb03573.x

Matsuba, M. K., & Walker, L. J. (2005). Young adult moral exemplars: The

making of self through stories. Journal of Research on Adolescence, 15(3),

275–297. doi: 10.1111/j.1532-7795.2005.00097.x

Matsumoto, D., & Juang, L. (2003). Culture and psychology. America:

Wadsworth Publishing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

253

McAdams, D. P. (1985). Power, intimacy, and the life story: Personological

inquiries into identity. New York: Guilford Press.

McAdams, D. P. (1988). Personal Needs and Personal Relationship (S. Duck, D.

F. Hay, S.E. Hobfoll, W. Ickes, B. M Montgomery (Eds.). Oxford,

England: John Wiley & Sons.

McAdams, D. P. (1993). The stories we live by: Personal myths and the making

of the self. New York: Morrow.

McAdams, D. P. (1996). Personality, modernity, and the storied self: A

contemporary framework for studying persons. Psychological Inquiry,

295–321.

McAdams, D. P. (2001). The person: An integrated introduction to personality

psychology (3rd Ed.). Forh Worth, TX: Hancourt.

McAdams, D. P. (2006). The redemptive self: Generativity and the stories

Americans live by. Research in Human Development, 3(2), 81–100.

McAdams, D. P. (2008). Personal narratives and the life story (In. O John, R.

Robins, L. Pervin (Eds.). New York: Guilford Press.

McAdams, D. P., & Aubin, E. de S. (1992). A theory of generativity and its

assessment through self-report, behavioral narrative themes in

autobiography. Journal of Personality and Social Psychology, 62(6),

1003–1015. doi: 10.1037/0022-3514.62.6.1003

McAdams, D. P., Aubin, E. de S., Diamond, A., & Mansfield, E. (1997). Stories

of commitment: The psychosocial construction of generative lives.

Journal of Personality and Social Psychology, 72(3), 678–694.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

254

McAdams, D. P., Bauer, J. J., & Sakaeda, A. R. (2005). Intepreting the Good

Life: Growth Memories in the Lives of Mature, Happy People. Journal of

Personality and Social Psychology, 88(1), 203–217. doi: 10.1037/0022-

3514.88.1.203

McAdams, D. P., McLean, K. C., Adler, J. M., Dunlop, W. M., & Fivush, R.

(2017). Research methods for studying narrative identity: A primer. Social

Psychological and Personality Science. doi: 10.1177/1948550617698202

McAdams, D. P., & Pals, J. L. (2006). A new big five: Fundamental principles for

an integrative science of personality. American Psychologist, 61(3), 204–

217. doi: 10.1037/0003-066X.61.3.204

McLean, K. C., Pals, J. L., & Pasupathi, M. (2007). Selves creating stories

creating selves: A process model of self-development. Personality and

Social Psychology Review, 11(3), 262–278. doi:

10.1177/1088868307301034

McLean, K. C., & Pratt, M. W. (2006). Life’s little (and big) lessons: Identity

statuses and meaning-making in the narratives of emerging adults.

Developmental Psychology, 42(4), 714–722. doi: 10.1037/0012-

1649.42.4.714

Meier, S., & Stutzer, A. (2008). Is volunteering rewarding in itself? doi:

10.1111/j.1468-0335.2007.00597.x

Mengulik data suku di Indonesia. (n.d). Badan Pusat Statistik. Diunduh dari

https://www.bps.go.id/news/2015/11/18/127/mengulik-data-suku-di

indonesia.html

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

255

Moffitt, T. E. (1993). Adolescence-limited and life-course-persistent antisocial

behavior: A developmental taxonomy. Psychological Review, 100(4),

674–701. doi: 10.1037/0033-295X.100.4.674

Moleong, L. J. (2013). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Muliana, V. A. (2017). Shelina Janmohamed, pencetus generasi muda muslim

pengubah dunia. Liputan 6. Diunduh dari

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3122537/shelina-janmohamed-

pencetus-generasi-muda-muslim-pengubah-dunia

Muraven, M., & Baumeister, R. F. (2000). Self-regulation and depletion of

limited resources: Does self-control resemble a muscle? Psychological

Bulletin, 126(2), 247–259. doi: 10.1037/0033-2909.126.2.247

Murniati, A. P. (1992). Perempuan Indonesia dan pola ketergantungannya dalam

citra wanita dan kekuasaan (Jawa). Yogyakarta: Kanisius.

Muus, R. (1996). Theories of adolescence. New York: McGraw Hill.

Naples, N. A. (1998). Community activism and feminist politics. London:

Routledge.

Neugarten, B. L., & Datan, N. (1973). Sociological perspectives on the life cycle.

53–69.

Nurhayati, E. (2012). Psikologi perempuan dalam berbagai perspektif.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Omoto, A., & Snyder, M. (1995). Sustained helping without obligation:

Motivation, longevity of service, and perceived attitude change among

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

256

AIDS volunteers. Journal of Personality and Social Psychology, 68(4),

671–686. doi: 10.1037/0022-3514.68.4.671

Owens, T. J., & Aronson, P. J. (2000). Self-concept as a force in social Movement

involvement (self, identity and social movements). Minneapolis:

University of Minnesota Press.

Penner, L. A. (2004). Volunteerism and social problems: Making things better or

worse? Journal of Social Issues, 60(3), 645–666. doi: 10.1111/j.0022-

4537.2004.00377.x

Permanadeli, R. (2015). Dadi wong wadon: Representasi sosial perempuan Jawa

di era modern. Yogyakarta: Pustaka Ifada.

Phinney, J. S, & Alipuria, L. L. (1990). Ethnic identity in college students from

four ethnic groups. Journal of Adolescence, 13(2), 171–183. doi:

10.1016/0140-1971(90)90006-S

Pratt, M. W., Norris, J. E., Arnold, M. L., & Filyer, R. (1999). Generativity and

moral development as predictors of value-socialization narratives for

young persons accros the adult life-span: From lessons learned to stories

shared. Psychology and Aging, 14(3), 414–426. doi: 10.1037/0882-

7974.14.3.414

Roker, D., Coleman, J., & Player, K. (1999). Young people’s voluntary and

campaigning activities as sources of political education. Oxford Review of

Education, 25(1), 185–198. doi: 10.1080/030549899104206

Ryan, R. M., Sheldon, K., & Deci, E. L. (1996). All goals are not created equal:

An organismic perspective on the nature of goals regulation.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

257

Sadker, M., & Sadker, D. (2002). The miseducation of boys on gender in

education. San Francisco: Jossey-Bass.

Sanford, N. (1962). Developmental status of the entering freshmen (The

American College Student). Hoboken, NJ: Wiley.

Sanford, N. (1967). Where colleges fail: The study of the student as a person. San

Francisco: Jossey-Bass.

Schwartz, S. J., Weisskirch, R., Zamboanga, B. L., & Rodriguez, L. (2009). The

relationship of personal and ethnic exploration to indices of adaptive and

maladaptive psychosocial functioning. 33(2), 131–144. doi:

10.1177/0165025408098018

Sedyawati, E. (2003). Warisan budaya tak benda: Masalahnya kini di Indonesia.

Depok: Lemlit UI.

Serbin, L. A. (1978). Teachers, peers, and play preferences: An environmental

approach to sex typing in the preschool (Perspectives of non-sexist early

childhood education). New York: Teachers College Press.

Serbin, L. A., O’Leary, D. K., Kent, R. N., & Tonick, I. J. (1973). A comparison

of teacher response to the preacademic and problem behavior of boys and

girls. Child Development, 44, 796–804.

Settersten, R. A., JR. (1999). Lives in time and place: The problems and promises

of developmental science. Amityville, NY, US: Baywood Publishing Co.

Smith, J. A. (2008). Qualitative psychology: A practical guide to research

methods 2nd Ed. Sage Publication.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

258

Spence, J. T., & Helmreich, R. L. (1979). Comparison of masculine and feminine

personality attributes and sex-role attitudes accross age groups.

Developmental Psychology, 15(5). doi: 10.1037/h0078091

Statistik pemuda Indonesia. 2014. Badan Pusat Statistik. Diunduh dari

https://www.bappenas.go.id/files/data/Sumber_Daya_Manusia_dan_Kebu

dayaan/Statistik%20Pemuda%20Indonesia%202014.pdf

Strange, C. C. (1994). Student development: The evolution and status of an

essential ideal. Journal of College Student Development, 35, 399–412.

Stryker, S., & Serpe, R. T. (1994). Identity salience and psychological centrality:

Equivalent, overlapping or complementary concepts? 57(1), 16–35.

Subhan, Z. (2004). Kodrat perempuan: Takdir atau mitos? Jakarta: el-Kahfi.

Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suseno, F. M. (1984). Etika Jawa: Sebuah analisa falsafi tentang kebijaksanaan

hidup Jawa. Jakarta: Gramedia.

Syed, M., & Azmitia, M. (2010). Narrative and ethnic identity exploration: A

longitudinal account of emerging related experiences. Developmental

Psychology, 46(1), 208–219. doi: 10.1037/a0017825

Vansteenkiste, M., Zhou, M., Lens, W., & Soenens, B. (2005). Experiences of

autonomy among Chinese learners: Vitalizing or immobilizing? Journal of

Educational Psychology, (97), 468–483.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

259

Waterman, A. S. (1999). Identity, the identity statuses, and identity status

development: A contemporary statement. Developmental Review, 19(4),

591–621. doi: 10.1006/drev.1999.0493

Widyarini, M. N. (2010). Siapakah aku? Kompas. Diunduh dari

https://lifestyle.kompas.com/read/2010/02/15/08551613/siapakah.aku?pag

e=all

Willig, C. (2013). Introducing qualitative research in psychology (3rd Ed.).

Xiaoru, L., Kaplan, H. B., & Stiles, B. L. (2000). Relative deprivation and deviant

adaptations: The mediating effects of negative self-feelings. Sage Journal.

doi: 10.1177/0022427800037001003

Yoder, A. E. (2000). Barriers to ego identity status formation: A contextual

qualification of Marcia’s identity status paradigm. Journal of Adolescence,

23, 95–106. doi: 10.1006/jado.1999.0298

Younger, M., & Warrington, M. (2006). Differential achievement of girls and

boys at GCSE: Some observations from the perspective of one school.

299–313. doi: 10.1080/0142569960170304

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

260

Lampiran 1 Informed Consent

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

261

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA Kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman.

LEMBAR INFORMASI PARTISIPAN (PARTICIPANT INFORMATION SHEET)

Judul Penelitian : Identitas Diri Perempuan Jawa Dewasa Muda Masa Kini: Ketika Masih Terikat Adat Istiadat Peneliti : Tifanny Fiddiyah Ramadhani Status : Mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma

Sebelum menyatakan kesediaan anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, penting bagi anda untuk membaca penjelasan berikut. Lembar persetujuan ini menjelaskan tujuan, prosedur, dan kerahasiaan dari penelitian yang akan dilakukan.

Tujuan Penelitian : Penelitian ini merupakan tugas akhir atau skripsi peneliti. Penelitian ini dilakukan guna menambah wawasan dan pengetahuan baru mengenai eksplorasi identitas diri perempuan Jawa dewasa muda masa kini ketika masih terikat dengan adat istiadat.

Prosedur Penelitian : Proses pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara yang melibatkan pertanyaan-pertanyaan mengenai topik yang sedang peneliti lakukan. Waktu yang diperlukan dalam proses wawancara ini dua jam lebih atau kurang. Adapun proses pengambilan data memiliki kemungkinan untuk dilakukan lebih dari satu kali. Oleh karena itu, peneliti memohon kesediaan waktu dari partisipan untuk proses pengambilan data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

262

Dalam proses wawancara, peneliti akan menggunakan alat bantu perekam suara untuk membantu keseluruhan proses. Oleh karena itu, peneliti meminta kesediaan untuk merekam semua informasi yang diberikan partisipan. Informasi yang diterima oleh peneliti selanjutnya akan ditranskrip untuk keperluan analisis data.

Kerahasiaan : Informasi yang disampaikan dalam keseluruhan proses pengambilan data ini akan diolah untuk kepentingan penelitian dan bersifat rahasia. Jika hasil penelitian ini diterbitkan, informasi dari partisipan hanya untuk kepentingan akademik di lingkup terbatas. Keterangan mengenai identitas serta informasi yang partisipan berikan akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab peneliti. Sehingga, partisipan diharapkan dapat memberikan informasi yang jujur dan apa adanya. Dalam penelitian yang akan dilaksanakan, partisipan memiliki kesempatan untuk menyampaikan pengalaman, perasaan, refleksi, serta pemikiran yang partisipan miliki. Dalam proses penelitian ini, partisipan bebas mengajukan keberatan jika merasa ada hal yang dianggap tidak sejalan. Penelitian ini bersifat sukarela tanpa ada paksaan dari pihak manapun, sehingga partisipan berhak untuk menolak dan bebas untuk mengundurkan diri setiap saat. Partisipasi anda sebagai partisipan akan sangat dihargai. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti dibimbing oleh dosen pembimbing Edward Theodurus, M.App.Psy. Jika partisipan memiliki pertanyaan yang berkaiatan dengan penelitian ini, partisipan dapat menghubungi peneliti melalui: Tifanny (0811268030) atau [email protected].

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

263

FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPAN (INFORMED CONSENT)

Mohon lengkapi daftar pernyataan berikut. Berikan tanda IYA TIDAK centang () pada jawaban yang anda setujui. 1. Saya telah membaca lembar informasi partisipan (atau telah dibacakan kepada saya) dan saya telah memahaminya. 2. Saya telah diberikan waktu yang cukup untuk mempertimbangkan partisipasi saya dalam penelitian ini. 3. Saya merasa puas dengan penjelasan yang diberikan kepada saya mengenai penelitian ini dan saya telah menyalin lembar persetujuan dan lembar informasi ini. 4. Saya telah memahami bahwa mengambil bagian dalam penelitian ini adalah sukarela (pilihan saya) dan bahwa saya dapat menarik diri dari penelitian ini kapan saja tanpa syarat tertentu. 5. Saya memahami bahwa partisipasi saya dalam penelitian ini bersifat rahasia dan bahwa tidak ada materi, yang dapat mengidentifikasi saya secara pribadi, akan digunakan setiap laporan tentang penelitian ini. 6. Saya berhak menolak untuk berpartisipasi dalam bagian apa pun yang berkaitan dengan penelitian ini. 7. Saya tahu siapa yang harus dihubungi jika saya memiliki pertanyaan tentang penelitian ini secara umum. 8. Saya ingin menerima ringkasan temuan dari penelitian ini.

Yogyakarta, Januari 2019

______(Nama Terang dan Tanda Tangan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

264

Lampiran 2 Transkrip Wawancara Kuning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

265

No. Transkrip Kuning 1.1 Perspektif Judul Narasi 1 Hai Num, jadi wawancara ini adalah wawancara mengenai kisah hidup kamu. Nah, aku tertarik buat dengerin cerita kamu nih termasuk bagian dari 2 masa lalu sebagaimana kamu mengingatnya dan masa depan sebagaimana kamu membayangkannya. Ceritanya selektif, dimana kayak aku bakal 3 ngasitau kamu untuk fokus sama beberapa hal penting dalam hidup. Jadi di sini ga ada jawaban bener atau salah untuk pertanyaan yang aku ajuin. 4 Sebaliknya, kamu tu cuma bakal ngasitau aku eee beberapa hal penting yang pernah di hidup kamu dan gimana kamu membayangkan masa depan kamu 5 gitu. 6 Okeee 7 Naah, tujuan aku melakukan wawancara ini tuh bukan untuk nyari tau apa yang salah dari kamu, atau kayak analisis klinis yang mendalam atau 8 melakukan sesi wawancara ini sebagai sesi terapi. Jadi, tujuan dari wawancara ini cuma untuk penelitian dan tujuan utamanya adalah untuk 9 mendengarkan cerita kamu. Aku sebagai mahasiswa psikologi di sini eee dalam penelitianku mengumpulkan kisah hidup orang-orang untuk memahami 10 berbagai cara berbeda dalam bagaimana orang menjalani kehidupan mereka dan berbagai cara yang mereka lakukan untuk memahami siapa diri 11 mereka. Jadi basically cerita yang bakal kamu ee ceritain ini cuma kayak tentang hidup kamu aja gitu loh dan aku bakal mengidentifikasi kisah hidup 12 kamu tuh kayak gimana sih? Dalam apa ya, secara periodik gitu loh. 13 Okeeee 14 Jadiiii santai aja pas kamu cerita. Justru aku harap setelah kamu bagiin cerita kamu ini kamu bakal ngerasa lega dan apa ya mengulang kembali apa ya 15 cerita hidup yang pernah kamu lalui gitu. Ada pertanyaan gak? Sebelum kita mulai? 16 Eeeee enggak. 17 Okeee hmm okee aku mulai ya 18 Iyaa 19 Aku mulai dari bab kehidupan. Nah di sini eee aku minta kamu untuk memikirkan hidup kamu seolah-olah hidup kamu itu adalah sebuah buku atau 20 novel. Jadi kalau misalkan di novel itu kan ada daftar isi yang berisi bab-bab utama yang akan kamu ceritain. Untuk mulai ini semua coba jelaskan secara 21 singkat emmm apa namanya? Eee bab-bab utama yang terdapat dalam buku kamu. Misalkan kayak ada emmm apa tuh, bab satu sampe bab eee lima, 22 atau bab satu sampe bab tujuh. Pokoknya bab-bab yang ada dalam hidup kamu. 23 Okeee, udah nih? Mulai? 24 Iyaa 25 Okee. Jadi kayaknya tuh bakal ada enam bab. He eh. Yang pertama tuh yang jelas pas aku masih kecil. Okee. itu pokoknya bakal ngomongin waktu aku dari lahir 26 sampe mungkin selesai sd kali ya. Okee. Terus yang ke dua itu kayak remaja remaja gitu hehe kayak waktu aku smp ke sma. Okee. teruss yang terakhir, eh bukan 27 terakhir. Yang ke tiga itu abis lulus sma sampe kuliah sekarang. Dan ini sebenernya eee stage dimana aku sedang berada dalam hidupku. 28 Berarti ini saat ini ya? 29 iyaa saat ini lagi kuliah gitu gitu. Terus abis stage ini menurut aku bakalan ada kayak karir dulu. Okeee. Jadi kayak aku bakal setelah lulus aku tuh bakal eee mulai 30 kerja, terus kayak mulai nentuin pas hidup kayak apa sih yang mau aku ambil. Okeee. Terus abis ini selesai bakal ada chapter yaudah nikah, starting a family, terus 31 abis itu ada di tahap ini chapter terakhir dalam hidup aku. Aku udah selesai, aku udah kerja, anak-anak udah gede, cuma seneng-seneng aja gitu. 32 berarti ini lebih ke masa tua kamu yang terakhir ya? Iyaa iyaa.. Okee. Gituuu. okee. 33 Coba kamu ceritain apa ya, sepatah dua patah kata yang nganterin bab satu ke berikutnya. Jadi kayak, seakan-akan kamu tuh dongengin. Jadi misalkan 34 dari masa kecil tuh singkatnya gini gini, kalau yang remaja tuh bakal yang kayak gini gini, terus sma sampe kuliah tuh gini gini gitu. 35 Kalau waktu chapter pertama aku masih kecil. Keluargaku tuh ngelibatin aku ke pengalaman-pengalaman pertama dalam hidup yang ga bakal aku lupain kayak Transkrip ini mengungkap Secuil Harapan Menjadi 36 diikutin lomba pertama, pertama kali punya peliharan. Itu pokoknya dimana aku tuh kayak deket banget sama keluargaku. Soalnya soalnya di chapter ini aku tuh perspektif perkembangan. Ibu 37 inget banget rumahku tuh jauh dari mana-mana. Terus makanya jarang ada temen masuk, dateng ke rumah makanya main main itu sama keluarga doang. Terutama Pada bagian ini Kuning 38 di awal kehidupan aku kan banyak banget belajar nilai-nilai dari keluarga, apalagi di Indonesia menganut nilai ikatan keluarga dengan konsep "no one gets left menceritakan peran 39 behind" gitu kan. Kebiasaan-kebiasaan di keluarga aku itu menciptakan dampak yang cukup signifikan, gimana aku berkembang menjadi seseorang karena itu, sejak keluarganya dalam masa 40 kecil orang tuaku selalu negesin aku untuk jadi perempuan yang berpendidikan. Orang tuaku selalu ngedukung aku kalo pengen nyoba hal-hal baru. Okeeee. kecilnya. Antara Ayah dan Waktu 41 Makanya, keluarga tuh banyak kayak ngarahin aku tuh harus ngapain sih? Ikut lomba ini, ikut lomba ini makanya aku tuh waktu kecil tuh anaknya kayak super yang Terus Bergulir 42 ambisius dan mencoba segalanya. Okee. Nah mungkin dari situ juga karna aku jarang ngecompare diriku sendiri karena lingkungannya kebanyakan dari keluarga 43 aku tuh ngerasa kayak PD banget anaknya. Karna yaudah terus-terusan divalidate sama keluarga. Tapi aku tidak pernah membandingkan aku dengan anak-anak 44 yang lain karena aku emang jarang berinteraksi dengan mereka. 45 Jadi kayak kamu fokusnya ke diri kamu sendiri gitu ya? 46 Iyaa iyaa. Gitu. Oke terus? Nah di stage kedua yang udah mulai smp sma ini tuh udah mulai sadar “oh ternyata dunia ini tuh lebih luas loh dari sekolah dan 47 keluarga”. Jadi udah tau temen dari sekolah lain itu siapa aja, terus aku tuh mulai penasaran sama hal-hal. Dalam stage ini aku bener-bener penasaran sama banyak Transkrip ini mengungkap Beribu Maaf Untuk 48 hal, jadi di stage ini aku nyobain banyak hal-hal baru. Kayak pacaran itu apa sih? Kayak nongkrong-nongkrong sampe malem itu ngapain sih? Kayak gitu gitu. perspektif perkembangan. Kakek 49 Terus tapi di sini itu aku masih terinfluence sama banyak afirmasi dari keluarga. Jadi kayak di stage ini aku super optimistic tentang hidup kayak masuk ke Pada bagian ini Kuning 50 universitas di luar negri tuh kayak segampang itu. Terus kayak aku tuh masih lumayan percaya diri. Cuma di sini udah mulai ya dikit dikit ngerasa ternyata hidup itu menceritakan dukungan 51 tuh ga segampang itu yaa. dari keluarganya. 52 Jadi kayak at the same time optimis tapi at the same time kamu juga mulai rethink kayakkk.. 53 Iyaa. Udah mulai.. Soalnya udah mulai ada beberapa kejadian kayak dimana wah ternyata aku nih gak seoke itu. Soalnya kayak ga langsung misalnya lomba nih aku 54 inget banget kalo lomba kayak aku dulu persepsiku waktu sd aku pasti yang selalu kepilih karena aku pinter, aku keren gitu. Tapi guru-guru tuh ternyata ga milih 55 aku oh ternyata aku gak seoke itu kayak menurutku mimpi-mimpi jangka panjang di stage ini tuh kayak masih real gitu loh buat aku. Oh nanti aku kuliah pengen di 56 singapur rasanya kayak gampang gitu, padahal mah enggak. 57 Jadi kayak kamu mulai ngerasa ada persaingan tuh di tahap ini ya? 58 Iyaaa. Betul betul. 59 Terus kalau yang chapter ke tiga? Yang setelah kamu lulus sma pas sampe kuliah ini?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

266

60 Yang chapter ketiga.. yang chapter ketiga ini tuh mendapatkan otonomi atas hidupku. Kayak di stage kuliah itu kayak menurut aku so far adalah stage yang paling 61 menyenangkan karena aku dalam sehari-harinya ngelakuin hal yang bener-bener aku suka. Aku ngerasa cocok di jurusanku, terus aku udah punya kebebasan yang 62 jauh lebih banyak daripada waktu kecil kayak terus aku udah mulai punya uang sendiri. Aku udah mulai menyadari kayak sebenernya aku tuh suka apa sih? 63 Misalnya kayak isu-isu tentang perempuan, tentang lingkungan oh mungkin aku kayak ini passionku yang sesungguhnya gitu. Di stage ini tuh aku belajar banyak hal 64 misalnya nilai-nilai progresif yang aku pelajari dari komunitas debat, feminisme, fakta bahwa ada begitu banyak ketidakadilan di dunia ini yang belom pernah aku 65 pelajari sebelumnya, belajar kalo hidup tuh setemporary itu loh di mana kita banyak merasakan kehilangan orang yang kita sayangin gitu. Aku juga jadi tau kalo 66 semua hal baik yang aku bayangin mungkin gak selalu terjadi karena ada terlalu banyak hal yang ga bisa kita kendalikan. Baru baru ini juga aku sadar kalo 67 Indonesia tuh sangat kacau ya, tapi nggak semua orang sadar loh, di mana negara ini sangat diskriminatif terhadap minoritas dan lain lain. Di stage ini yang jelas 68 aku memperoleh banyak kebebasan dari orang tua aku untuk jadi diriku yang sebenarnya aku pengenin. Aku juga pada akhirnya memutuskan bahwa aku tidak 69 benar-benar ingin menjalani kehidupan khas ala Indonesia, terutama Jawa mungkin ya karena aku bener-bener mencari kebebasan dan aku suka kebebasan itu 70 sendiri. 71 Jadi ini kayak fase dimana kamu udah merasa kamu udah mulai apa ya? Menemukan diri kamu gitu ya? 72 Iyaaa iya iya iyaa.. 73 Okee, terus kalo chapter berikutnya? Yang karir? 74 Kalau yang karir itu eeemm sebenernya kayak di chapter ini aku masih agak ngawang. Cuma yang jelas aku bakalan pindah ke Jakarta di chapter ini. Terus aku udah 75 mulai kerja korporat, udah di law firm atau udah kerja jadi researcher kayak gitu. Terus yaudah apa kerjaan karir ini nih kayak cuma bakal buat dua tahun terus 76 mungkin aku mau S2 terus udah balik nikah. Terus setelah itu for life aku pokoknya pengen kerja di bidang yang terkait dengan HAM atau lingkungan karena aku 77 pribadi ngga ngerasa nyaman untuk kerja di lembaga atau perusahaan pemerintah karena aku ngga ngerasa punya nilai dan ideologi yang sama kayak kebanyakan 78 orang di sana gituu. 79 Emmm yang jelas kamu udah ada bayangannya gitu ya? Bayangan bayangan kasar gitu lah. Iyaaa. Okee. 80 Terus yang tentang kehidupan keluarga itu? 81 Keluarga ya? Ya ini basically sebenernya tuh kayak di chapter karir sama kayak ini tuh masih lumayan overlapping gitu loh jadi kayak bisa aja di tengah-tengah 82 karir aku bikin keluarga. Jadi ini kayak sebenernya bukan dua chapter yang bener-bener berbeda. 83 Okee, kayak bisa sambil berbarengan gitu ya? 84 Iyaaa. Pengen kira-kira umur 25-26 terus yaudah punya keluarga. Karena sebenernya aku belum yakin sih karena sebenernya kasian juga kalau punya anak tapi 85 dunianya udahhh hmmmm kayak gini kondisinya. Jadi yaudah kayak gitu. Oke oke. 86 Terus yang terakhir ini pokoknya hari-hari dimana aku udah ga ada tuntutan apa-apa lagi kayak yaudah ini bakal jadi momen di mana aku menghabiskan sebagian 87 besar hari-hariku dengan melakukan hal-hal yang membuat aku merasa 100% bahagia dan buat diriku sendiri, dan mungkin juga sama partnerku ke tempat-tempat 88 yang belom pernah aku liat, retire somewhere beautiful terus ya ngejalanin hal yang aku suka kayak living zero waste, atau ee jadi aktivis yang yaudah aku santai 89 gitu udah ga ada tuntutan hidup. 90 Yaudah oke jadi kira-kira plotnya kayak gitu ya ringkasannya? 91 Iyaaa. 92 Oke, sekarang setelah kamu udah menggambarkan gambaran besar plot dari hidup kamu aku minta supaya kamu fokus pada beberapa kejadian penting 93 yang menonjol dalam hidup kamu. Nah, di sini kamu aku harapkan untuk menceritakan suatu peristiwa atau kejadian khusus yang terjadi pada waktu 94 dan tempat tertentu. Ngerti? 95 Okee bentar ya aku mikir dulu kejadiannya apa. 96 Nah ini kan aku kasih temanya dulu ya? 97 Iyaah oke 98 Jadi eee pertimbangkan peristiwa yang menonjol di hidup kamu karena perasaan tertentu. Mungkin karena itu sangat baik atau buruk, sangat jelas, 99 penting, atau mudah diinget. Jadi pokoknya bener-bener kayak menonjol, momen penting gitu loh yang kalo aku bilang ini kamu tuh langsung ingetnya 100 sama kejadian ini gitu loh. Nah, jadi aku bakal kasih kamu delapan peristiwa penting. Jadi aku udah bakal kasih kamu temanya nih yang bakal kamu 101 ceritain. 102 Ooooooooh oke. 103 Nah aku minta supaya kamu jelasin secara rinci apa yang terjadi, kapan, dimana, terus eeem siapa aja yang terlibat, apa yang kamu pikirin, apa yang 104 kamu rasain. Nah selain itu eemm aku minta kamu untuk kasitau aku kenapa menurut kamu momen ini penting buat kamu? Jadi kayak gimana sih 105 momen itu tuh membentuk kamu dan seperti apa kamu terbentuk oleh momen itu. Nah yang pertama aku bakal eee minta kamu untuk menceritakan 106 momen tentang titik tinggi dalam hidup kamu. Jadi pengalaman yang… apa ya? Sangat positif gitu loh dalam hidup kamu. Kayak eemm ini mungkin 107 peristiwa yang paling penting dalam keseluruhan hidup kamu. Mungkin momen yang sangat eee menyenangkan, atau kayak apa ya pokoknya kayak 108 highest point kamu dalam hidup. Apa sih yang terjadi di situ? 109 Okeee. Kalau highest point ini kejadiannya itu eee Januari 2018. 110 Berarti baru taun lalu ya? 111 Iya taun lalu. Tapi ini debate-related gapapa kan? He eh. okee, jadi eee aku tuh ikut lomba. Nah lomba ini itu merupakan lomba paling prestigious di Indonesia. Nah 112 terus taun lalunya aku ikut tapi aku ga berprestasi segala macem. Terus di lomba taun depannya aku ikut lagi, dan aku menang. 113 Berarti yang 2018 ini yah? 114 Iyaaa. He eh. Ini bener-bener pengalaman yang bikin apa aku ngerasa aku empowered banget. Karena waktu itu menangnya ngelawan senior aku sendiri. Jadi di 115 final itu tim juniornya aku dan teman-teman lawan seniornya itu. Ini tuh aku ngerasa kayak oh… gue tuh bisa gitu. Untuk kayak apa usia, senioritas, it doesn’t really 116 matter gitu. Nah ini tuh pada akhirnya mematahkan hal-hal kayak norma-norma yang ada di sekitarku. Yang kayak misalnya oh kalau apa eee “anak yang lebih Transkrip ini mengungkap Nyatanya Perempuan 117 muda itu pasti ga akan sebagus yang udah berumur dan berpengalaman.” perspektif sosial. Pada Bisa 118 Oooohhh he eh he eh yang kayak stigma orang-orang gitu ya? bagian ini Kuning 119 Iyaaa. Atau yang lebih muda pasti ga akan bisa ngalahin yang lebih tua. Dulu tuh orang-orang kayak “Oh kamu tuh debat cuma didukung sama anggota timnya, tapi menceritakan keaktifannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

267

120 kamu tuh ga bisa mikir.” Kayak gitu loh. Jadi ini loh, aku akhirnya bisa menang. Nah, yang aku kalahin itu dulu anggota timku. Jadi ini seolah-olah kayak dalam membagikan 121 pembuktian diri gitu loh, ni loh aku juga bisa walaupun gak sama mereka. pendapatnya sebagai 122 Jadi di momen ini apa yang kamu rasain? perempuan. 123 Yang jelas yaaa puas bangeeet. Terus ya kayak, kalo dari apa juga kayak apa omongan-omongan kayak “oh cewek itu kalo debat cuma pake emosi” atau kayak yaa 124 stigma-stigma yang merendahkan cewek. Terus dari situ, dari aku menang lomba ini ya otomatis aku mendapatkan acknowledgement dari orang-orang dalam 125 komunitas tersebut. Kayak oh ternyata cewek tuh bisa loh… Menurut aku itu positif gitu. 126 Berarti itu yang highest point ya? 127 Iya so far sih itu. 128 Berarti kan ini so far highest point itu dan ini baru terjadi taun lalu kan ya? Iyaa 129 Nah walaupun ini baru setahun, tapi gimana sih momen itu eee apa ya, apa yang dikatakan momen itu tentang diri kamu gitu loh? Jadi gimana momen itu 130 menggambarkan diri kamu sekarang atau selama setahun kemaren ini dan gimana momen ini tuh mewakilkan hidup kamu gitu loh? Ya gimana momen 131 ini membentuk kamu jadi orang yang gimana deh intinya. 132 Iyaa pokoknya kadang-kadang ya kalau aku ngerasa kayak aku tuh down, terus tu kayak ah aku ni.. ya pokoknya setelah itu terjadi kan kita pasti merasa minder gitu 133 kan. Tapi aku tuh selalu inget momen itu dan selalu bilang ke diriku sendiri “Eh num lo tuh pernah menang lomba ini, lo tuh bisa.” 134 Ohh jadi itu jadi sebuah momen yang motivasi kamu, semacam self reminder gitu yaa 135 Iya jadi motivasiii. Iya bener bener gitu. 136 Nah kalau tadi kamu udah nyeritain tentang titik paling tinggi dalam hidup kamu. Sekarang emmm aku minta kebalikannya dari yang pertama. Coba 137 pikirin lagi keseluruhan hidup kamu, terus certain momen apa yang menonjol dalam hidup kamu. Apa yang terjadi di situ? 138 Hmmmmm kalau ada dua gapapa kan yaa? 139 Kalau yang paling paliiing banget? 140 Paling banget ya? Oh ini aku tuh dulu waktu smp punya pacar. he eh.. oke.. Waktu itu kan aku belom pernah punya pengalaman dalam pacaran. Jadi aku ngerasa 141 “oh yaudah maybe this is normal”. Nah terus akhirnya cowok ini secara tiba-tiba mutusin aku. Alesannya karna aku tuh ga cantik, terus ya pokoknya dia sukanya 142 cewe yang kalem kayak gitu gitu. Terus abis itu dia ngedeketin cewek yang menurutku emang cantik, putih, kurus, bisa model kayak menurutku at that stage aku Transkrip ini mengungkap Aku Bukan Inginnya 143 jadi kehilangan diriku sendiri itu siapa? Karna waktu itu aku kaget kan. Terus aku berusaha ngefullfill standar-standar yang dia berikan ke aku. Yang harus cantik, perspektif budaya. Pada 144 kalem, ini. Ya pada akhirnya kita tetep putus sih. Terus pada akhirnya aku tried so hard to impress him gitu. Nah.. Oke jadi waktu.. apa? hmm gimana gimana? bagian ini Kuning 145 Kamu lanjutin dulu aja. jadi kayak tiap hari tuh bangun pagi, yang ada di pikiranku adalah oh hari ini pake baju apa ya? Kayak gimana ya.. kayak agak mikir menceritakan bagaimana 146 gimana biar dia perhatiin padahal dia juga udah ga bakal balikan sama aku. Ya menurut aku itu sangat disayangkan karna itu terjadi lumayan lama kayak ya delapan pasangannya menolak 147 bulanan lah. Dan ya menurutku hidup tuh more than that. Dan sekarang ngeliatnya dulu kayak ih ngapain sih dulu aku delapan bulan kayak gitu. dirinya karena tidak sesuai 148 hmm.. berarti waktu itu yang bener-bener kamu pikirin dan kamu rasain? dengan standar perempuan 149 Eee yang aku pikirin dan aku rasain waktu itu tuh im not enough gitu. Dan terus masalahnya omongan aku tuh gak cantik tuh gak cuma keluar dari dia tapi keluar yang pasangannya 150 dari mamanya juga. Terus kayak lah mukaku kayak gini emang ga bisa diubah gitu loh. Jadi kayak yaaa rasanya gitu deh. Makanya yang bikin sedih kan perempuan harapkan. 151 di Indonesia terus menerus dicekokin sama harapan untuk memenuhi peran gender konvensional, stereotip gitu gitu kan. Salah satunya jadi perempuan Jawa juga 152 harus ayu yang bisa macak gitu istilahnya. Kayak yaaa aku masih suka ngerasa kayak ngedown gitu kalau inget omongan-omongan itu. 153 Berarti waktu itu dia lebih nyerang kamu physically? Ya walaupun itu physically tapi itu berdampak juga ke perilaku kamu atau kayak cara kamu 154 berpikir dan semacamnya? 155 Jadi waktu itu aku tau alasan itu ga langsung dari dia, tapi dari sahabat deketnya. Jadi cowok ini punya sahabat terus dia cerita ke aku “eh kamu tau ga sih kenapa dia 156 udah ga mau sama kamu? Katanya kamu gini gini gini” ya itu bener-bener eee merubah cara pikir aku banget. Kayak fisik itu nomer satu waktu itu. Dan lebih 157 parahnya lagi waktu itu aku ngerasa gendut. Jadi aku sempet ada eating disorder. Jadi berat aku turun lima kilo apa ya. Just to impress him, padahal he doesn’t care. 158 Jadi waktu dia nyerang kamu fisik aja ya bukan minta kamu berubah secara sifat gitu enggak ya? 159 enggak, cuma menurutku aku kayak indirect gitu sih. Cuma yang dia suka cewek kalem itu ya? Iyaaaa iya iya iya. Gitu. Nah sekarang setelah aku sadari juga itu 160 nilai yang bikin aku sadar bahwa aku tidak suka nilai-nilai patriarki yang tertanam dalam budaya Jawa dengan konsep kalo perempuan Jawa tuh harus feminin, 161 lembut, kalem. Dengan adanya gambaran seperti ini seakan-akan peran gender adalah sesuatu yang harus dipenuhi kalo nggak aku bukan perempuan yang ideal gitu 162 kan. 163 terus akhirnya gimana momen itu tuh bikin kamu eee jadi orang yang seperti apa? Terus gimana momen itu tuh mempengaruhi kehidupan kamu sampe 164 sekarang ini? 165 Nah ketika itu yang mempengaruhi secara negatifnya tadi ya aku jadi insecure, sampe ada eating disorder kayak gitu. Nah tapi waktu akhirnya aku udah sadar oh 166 this is unhealthy. Terus kayak justru orang-orang kayak gitu tuh orang yang harus aku hindarin dalam hidupku kayak ini aku jadiin pelajaran kayak jangan sampe 167 aku ngulangin kejadian yang sama kayak gitu. Ya sampe kayak sekarang aku juga masih ngerasa ada beauty standart atau stigma orang-orang di lingkunganku untuk 168 difullfill. Tapi kayak tiap aku berusaha memenuhi harapan orang itu aku selalu inget kejadian ini. Kayak itu tuh ga bakal bisa dipenuhin, gimanapun caranya. Jadi 169 kayak oh yaya aku harus berenti dan bersyukur aja. 170 Oh jadi tuh tadi titik tertinggi kamu jadi reminder untuk maju dan ini titik terendah kamu jadi reminder untuk kamu jangan sampe mundur lagi ke 171 momen itu lagi gitu ya? He eh, he eh. 172 Setelah tadi titik terendah, titik tertinggi dalam hidup kamu sekarang pasti ada suatu momen yang menonjol dalam hidup kamu sebagai titik balik atau 173 momen yang menandai perubahan penting dalam diri kamu atau hidup kamu secara keseluruhan. Nah di sini aku minta kamu buat mengidentifikasi 174 momen itu yang kamu liat sebagai eee apa namanya? Ya itu, turning point dalam hidup kamu. Kalau misalkan nih, kamu ga bisa mengidentifikasi titik 175 balik itu dengan jelas coba eee jelasin aja peristiwa dalam hidup kamu yang menurut kamu itu eee apa ya kamu melewati semacam perubahan yang 176 gimanapun juga ngasih pengaruh apa ya yang signifikan dalam hidup kamu. Di momen itu apa yang terjadi? 177 Eeem menurutku titik jadi waktu aku masuk kuliah. Okeee. 178 Jadi pertama eee yang aku rasain itu waktu sma segalanya itu gampang. Misalnya nih kayak dulu sekolahnya kan swasta yang kecil gitu jadi pasti guru-guru nih 179 udah inget sama aku. Guru-guru tuh tau aku anaknya eeemm punya ambisi jadi pasti mau ngasih opportunity-opportunity ke aku langsung. Oke karna mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

268

180 udah kenal kamu gitu ya? iyaaa, nah tapi terus aku ga keterima lah kuliah yang pertama kali daftar. Nah oh ternyata susah ya, ternyata di luar sana banyak orang- 181 orang yang bisa. Tapi akhirnya yang nyoba kedua kali akhirnya bisa masuk. Nah tapi begitu masuk kuliah aku tuh sadar oh aku tuh harus restart semuanya dari awal. 182 Apalagi bener-bener ga ada temen dari apa dari sma yang sama gitu. Terus karna dulu waktu di sma swasta dan temennya tuh sebenrnya dari sd sama terus terus 183 most of them tuh berasal dari keluarga yang menengah ke atas. Terus kayak sebenernya masyarakatnya tuh homogen banget tu loh kalo di sma karna semuanya 184 muslim, rata-rata orang Jawa. Tapi waktu aku kuliah aku tuh bener-bener sadar oh ternyata ada orang yang lebih kaya lagi tuh ada juga di dunia ini, dan begitupun Transkrip ini mengungkap Eksistensi di Tengah 185 sebaliknya, ada orang yang bener-bener susah. Terus kayak aku juga sadar ternyata dunia ini tuh ga cuma berisi orang islam dan Jawa doang. Kayak gitu. Terus perspektif sosial. Pada Keberagaman 186 makanya budaya-budaya. Kayak terus aku sadar orang tuh jauh lebih beragam gitu loh.. nah terus kayak awalnya yang bikin aku bener-bener ya itu menurutku itu bagian ini Kuning 187 turning point karna menurutku hidup itu kayak nggak seenak itu. Kayak aku ngerasa cukup sekarang tapi sebenernya ada orang yang lebih punya dari kamu, tapi menceritakan 188 banyak juga yang lebih kekurangan dari kamu. Terus ya turning point kayak adjusting sama personality temen-temen yang baru karena mau ga mau aku harus cari pengalamannya memasuki 189 temen baru juga. Tapi kayak nggak segampang itu. Jadi aku tuh kayak dua semester pertama, sampe semester tiga awal-awal aku tuh bener-bener temennya cuma masa perkuliahan. 190 satu gitu. Yaa.. sebenernya kayak aku tuh ngerti ada urgency harus cari temen tapi kayak aku ngerasa aku bisa survive dengan satu temen ini. Tapi akhirnya kayak 191 aku sadar oh enggak aku harus lebih banyak lagi temennya. Karena aku dulu sering banget dibilang sombong di kampus karna ga punya temen. Padahal sebenernya 192 aku juga yang malu mau kenalan karna aku sadarnya rada telah tuh di semester dua, semester tiga, di mana orang-orang udah pada punya gengnya masing-masing. 193 Gituu. 194 Brarti apa yang kamu pikirin dan rasain dari turning point itu? 195 Yang aku rasain adalah apa aku tuh ga boleh settle for less. Kayak iya sih sekarang punya temen, tapi sebaiknya memperbanyak lagi. Kayak iya sih nilainya fine fine Transkrip ini mengungkap Eksistensi di Tengah 196 aja, tapi sebenernya juga tetep terbuka sama opportunity yang lain, kayak kenal-kenal dosen dan harus berani nanya di kelas kayak gitu. Jadi kayak kalau misalkan perspektif sosial. Pada Keberagaman 197 dulu di sma ga usah nanya di kelas aja guru-guru udah inget. Tapi kalau sekarang di kuliah ya aku harus nunjukkin kalau aku ada. bagian ini Kuning 198 Jadi kayak kamu yang harus memperkenalkan dirimu sendiri gitu ya di masa-masa ini? menceritakan kebiasaan 199 iya iyaaa.. yang harus ia jalani di masa 200 Jadi kalo secara khusus tuh momen itu seberapa besar pengaruhnya mengubah hidup kamu dan kayak gimana momen itu bikin kamu jadi orang yang perkuliahan. 201 sekarang ini? 202 Eeemm menurutku ini lumayan signifikan ke bagaimana cara aku mengambil keputusan. Kayak misalnya magang, ini kan keputusan yang lumayan besar, tinggal 203 sendiri di Jakarta. Sebenernya magang ini ga wajib. Ohh iyaa? 204 H: iyaa, tapi karna aku inget-inget ga boleh settle for less. Di luar sana tuh banyak orang-orang lebih jago lagi. Terus kayak akhirnya harus berani. 205 Karna pada turning point ini kamu jadi ngeliat keberadaan orang lain jadinya kamu selalu apa ya berusaha lebih lagi gitu ya? Iya iyaa.. 206 Nah sekarang beranjak keeee apa ya momen yang lebih jauh lagi. Kalo tadi kan mungkin baru terjadi belakangan ini kan. Nah kalo bagian ini tuh eee aku 207 pengen kamu cerita tentang memori awal yang terbentuk pada masa kecil atau usia remaja yang terlihat sangat positif dalam beberapa hal. Nah pada 208 momen ini adalah momen yang kamu jadikan sebagai kenangan yang sangat positif dan bahagia pada tahun-tahun awal kehidupan kamu maksudnya 209 lebih ke masa kecil gitu sih. Nah, coba jelasin apa yang terjadi di situ. 210 Hmmmmmm waktu kecil ya? Iyaaa. Yang seneng banget gitu ya? He eh. 211 Hmmmm oooohhh bentar ya aku mikir dulu. 212 Iya gapapa. Atau ga kalo bukan masa kecil kayak pas masa-masa remaja awal gitu. Kalo tadi kan yang momen bahagia di sesi pertama kan masa-masa 213 dewasa awal ini kan, baru-baru ini. 214 Hmm kira-kira apa ya.. 215 Mungkin pas sd, smp, sma. Kayak sma kan masih masa remaja awal tuh. 216 Ihhh ya bentar ya kok aku ga kepikiran ya hehe 217 Hehe mungkin emang lebih gampang inget yang baru-baru ini aja kali ya 218 Aku malah kepikiran tuh malah yang bikin sedih lagi hehehe 219 Ohhh iya? Oh nanti ada sih abis ini pertanyaan tentang yang momen sedih. Tapi coba sekarang inget yang bikin seneng dulu. Yang kayak bener-bener 220 bikin seneng. Satu momen aja yang kayak oh kalo inget masa kecil tuh yang bikin bahagia tuh ini yaa.. gitu. 221 Emmmmm apa ini sih. Itu tapi bukan momen khusus gitu. Menurutku kayak generality inget-inget masa kecilku.. he eh.. Tu kayak bikin aku seneng. Okee. Karena 222 masa kecilku tuh lumayan unik. Karena yang tadi aku bilang rumahku jauh dari mana-mana. Terus jadi kayak aku tuh pernah kan sekarang aku udah pindah rumah 223 nih. okee.. Terus suatu hari aku tuh diajak main ke rumahku yang lama. Terus aku tuh masuk ke kamarku ternyata di kamarku tuh masih banyak banget foto-foto 224 Polaroid yang ketempel di tembok, belom diberesin. Terus di situ tuh aku inget langsung flashback gitu loh oh ternyata dulu hidupku dulu tuh di sini ya. Super jauh, 225 berangkat pagi, pulangnya malem, temen-temen jarang yang dateng ke sini. Terus gatau tiba-tiba aku tuh ngerasa kayak kangen gitu pengen ngulangin semuanya. 226 Kayak gitu. Okee brarti kayak.. Ya gitu sih. Kamu ingetnya yang general ya? Kalo yang.. he eh ga ada yang khusus banget. 227 Hmmm apa ya? Misalkan yang berhubungan sama saudara-saudara kamu? Dari siblings kamu atau orang tua kamu? Mungkni kalau anak kecil apa ya.. 228 Pemberian? Atau pas jalan-jalan sama keluarga mungkin? Atau apa lagi ya.. masuk smp? Masuk sma? 229 hmm... bentar yah. Hmm oooh aku inget aku inget. okeee.. 230 Jadi waktu ini tuh bikin aku eee oh yaya aku inget. Jadi aku tuh waktu kecil deket banget sama papa aku. Kayak bener-bener kalau tidur harus pegangan tangan, 231 kayak pokoknya yaudah berarti aku inget banget waktu aku masih kecil kayaknya TK atau apa pokoknya kalo ngapa-ngapain tuh harus sama-sama papa aku. 232 Pokoknya inget banget tidur harus pegangan tangan dan menurutku itu yaaa itu menyenangkan untuk diingatkan. Mungkin hal itu juga dipengaruhi karena mamaku Transkrip ini mengungkap Menyelami Seluk Beluk 233 tuh yang kerja kantoran sementara papaku kerja di rumah. Jadi dari kecil mamaku menjalankan peran yang biasa dijalankan oleh pria dalam struktur keluarga perspektif budaya. Pada Kuning 234 konvensional atau tradisional. Jadi ya waktu kecil aku itungannya sering ngapa-ngapain sama papaku. Tapi papaku ini orangnya introvert dan kayak ini agak susah bagian ini Kuning 235 sekarang sih untuk express affection ke anak-anaknya. Tapi kayak kalo aku inget itu oh berarti papaku tuh sayang aku gitu. Oh gitu yaaa.. Gituuuu… menceritakan struktur peran 236 Jadi kayak yang bikin kamu seneng waktu kecil tuh kedekatan kamu sama papa kamu ya? gender dalam keluarganya. 237 He ehh.. soalnya sekarang kan udah gak sekeliatan itu kan. Jadi keinget-inget itu seneng. 238 Okee. Jadi gimana momen itu menceritakan kamu sebagai seorang pribadi sih? Kedekatan kamu sama papamu waktu kecil itu? 239 Emmmmm gini, kalo aku sekarang aku inget momen itu aku tuh jadi sadar kalo orang tuaku tuh sayang sama aku. he eh. Jadi kayak kalo sekarang kan udah sama- Transkrip ini mengungkap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

269

240 sama sibuk, aku sering pergi, aku jarang di rumah. Bahkan walaupun satu rumahpun aku bisa gak ketemu papaku sama sekali. Nah tapi kalo aku inget-inget itu perspektif perkembangan. Antara Ayah dan Waktu 241 kamu tu ga boleh lupa sama keluarga, ga boleh terlalu sibuk. Kayak yaudah say hi aja di grup keluarga. Karenaaa ya ini sih ada hubungannya sama kejadian sedih. Pada bagian ini Kuning yang Terus Bergulir 242 Kayak salah satu temenku kuliah kan mamanya meninggal, terus aku kayak jadi sadar oh hidup itu setemporari itu loh. Dan orang tua itu juga tambah tua. Dan menceritakan relasinya 243 sekarang aku kayak jadi aku sempet kayak ga deket sama orang tua waktu sma sampe kuliah awal. Tapi sekarang itu aku udah kayak berusaha untuk recoonect lagi dengan ayahnya saat ini. 244 sama orang tua. Oh untuk deket lagi ya? Iyaaahh. Makanya sekarang kalo kamu liat ke belakangan yang bikin kamu seneng itu ya kedekatan itu karena 245 sekarang kamu sedang berusaha untuk recconect lagi? Iyaah iyaa.. Okeee.. 246 Kalo gitu sekarang coba ceritain sekarang momen yang paling negatif dari taun-taun awal kehidupan di masa kecil kamu itu? 247 Nah itu juga related sama papa aku. Aku masih inget banget jadi aku tuh nangis. Aku tuh jadi dari kecil kalo nangis tuh lama dan ga bisa langsung berenti sampe 248 bengek gitu. 249 Jadi susah untuk berenti untuk nenangin diri gitu ya? 250 Iyaa aku tuh pernah inget banget papaku tuh ngunci aku di kamar, pas aku ga berenti nangis. Itu pas kapan? Pas sd deh. Berarti di rumah ya? He eh, di rumah. 251 Itu gara-gara apa kamu inget gak? 252 Oh! Harusnya kayak gara-gara pr apa ya. Oh tapi bentar-bentar aku sedih banget ada nih aku ceritain ya. okee boleh-boleh. 253 oke, tapi ini tuh kerasa sedihnya sekarang. Jadi waktu aku smp kelas 1 aku tuh diajakin sama kakekku makan di sate pak pong. itu berdua? Apa sama satu 254 keluarga kamu gitu? Nah sama nenekku, jadi bertiga. Jadi aku dijemput dari sekolah terus diajakin ke sana. Karena kakekku tuh tau aku anaknya suka makan, pasti 255 mau diajakin ke tempat-tempat baru. Nah terus, aku tuh pulang sekolah pengennya langsung pulang karena aku ga bawa charger hp, sedangkan hpku lowbat. Jadi di Transkrip ini mengungkap Beribu Maaf Untuk 256 mobilku tuh aku ngambek dan sampe ke tempatnya aku gak mau turun, aku cuma diem doang, kakek sama nenekku makan berdua. Tapi setelah sekarang aku perspektif perkembangan. Kakek 257 dewasa oh niatnya kakekku tuh baik ngajakin aku makan, karena dia yakin aku suka gitu. Terus yaudah kayak gitu abis itu kakek aku meninggal. aah kapan itu Pada bagian ini Kuning 258 meninggalnya? terus aku jadi kayak.. meninggalnya pas aku smp kelas 2. Berarti setaun kemudian ya? itu kejadian smp kelas 1. He eh. Terus aku jadi kayak menceritakan 259 yaahh gimana sih gitu.. ya gitu deh. Itu menurutku juga sekarang aku kalo diajakin orang tua atau keluarga pergi kayak yaudah kalo bisa ikut aja, karena niatnya pengalamannya dengan 260 baik. kakeknya. 261 Jadi momen buruk itu bikin kamu sekarang kayak eee apa namanya? Bikin kamu sekarang kalo diajakin sama keluarga berusaha untuk cherish moment 262 gitu ya? 263 Iyaaa 264 Intinya berarti momen-momen kamu waktu masa kecil ini eee lebih tentang keluarga sih ya? 265 Iyaaahh 266 Mengingatkan kamu sama keluarga pas dulu, dan sekarang kebetulan lagi reconnect juga ya? 267 He eh. Okeeeee 268 Oke sekarang kita eee bergerak maju memasuki masa dewasa kamu. Nah coba identifikasi satu momen yang belom kamu jelasin di bagian sebelumnya 269 dengan kata lain maksudnya momen yang belum kamu jelasin di titik tertinggi, titik terendah, titik balik, tapi menurut kamu momen ini mengesankan 270 gitu loh. Ini bisa jadi memori yang positif, atau negatif pokoknya dari masa dewasa kamu pokoknya menurut kamu ini adalah momen yang penting dan 271 juga punya pengaruh di hidup kamu gitu. 272 Hmmmmm menurutku ini waktu aku kenal sama pacarku yang sekarang. 273 Okeee. 274 Kayak ini kejadiannya terjadi tiga setengah taun yang lalu. 275 Berarti… 2015 ya? 276 Iya 2015 ju… eh mei mei gitu. 277 Okee. 278 Jadi pokoknya kita udah saling kenal saling tau tapi menurutku yang bermakna banget waktu kita ngobrol bener-bener ngobrol gitu. Terus kayak aku tuh related 279 sama yang masalah pengalaman sama pacarku dulu yang smp. Kayak waktu aku ngobrol sama dia, dia tuh bener-bener gak impulse standar apa-apa ke aku. Even if Transkrip ini mengungkap Penerimaan Darinya, 280 ada standart yang waktu itu dia minta dari aku adalah “yaudah kamu jadi orang yang intelek aja, orang yang pinter” emmm pokoknya waktu itu jadi intellectual perspektif perkembangan. Penerimaan Diri Untukku 281 standart gitu loh. Jadi aku waktu itu bener-bener ngerasa wah ada ya orang kayak gini ternyata. Pada bagian ini Kuning 282 Yang ga liat dari fisik gitu ya? menceritakan dukungan 283 He eh, yang ga liat dari fisik, yang kayak yaudah.. ya seadanya aja kayak gitu. Makanya menurutku itu lumayan penting karena akhirnya aku menyadari kayak dari pasangannya. 284 maybe ini standart yang cocok buat aku. Yang kira-kira bisa gitu sih menurutku itu lumayan penting buat aku. 285 Oke berarti yang kamu pikirin dan rasain tentang pertemuan kamu sama cowok kamu dan kayak apa ya pengaruh dia dalam hidup kamu itu tuh 286 gimana? 287 Eeemmm yang aku rasain adalah gak usah eeemm ngikutin standar orang, beauty standart yang diimpuls orang-orang. Kalo kayak kamu mau do good kayak Transkrip ini mengungkap Penerimaan Darinya, 288 misalkan working out, ataupun beli baju yang cantik ya you have to do it for yourself. Aku tuh ngerasanya kayak gitu sih. Terus kayak dia juga sempet ada stage perspektif perkembangan. Penerimaan Diri 289 dalam hidupku di mana aku tuh gak dandan berbulan-bulan karena yaudah aku tuh udah ngerasa yaudah percaya diri aja dengan apa adanya aku. Pada bagian ini Kuning Untukku. 290 Oke berarti dalam hubungan ini kamu kayak apa ya merasa ya kalo dulu waktu smp itu kamu ngelakuin suatu hal buat orang lain tapi kalo sekarang menceritakan prinsip 291 kamu ngelakuin hal itu ya buat diri kamu sendiri? dirinya saat ini. 292 Iyaaah..Okee.. 293 Kalo sekarang coba jelasin suatu peristiwa dalam hidup kamu di mana dalam peristiwa ini kamu merasa apa ya udah orang yang bijak gitu loh dalam 294 menanggapi suatu hal. Jadi di momen ini mungkin di mana kamu bertindak atau berinteraksi dengan sangat bijak, atau memberi nasihat yang bijak 295 untuk diri sendiri dalam artian self-talk ketika kamu menghadapi masalah, atau mungkin kamu membantu masalah orang lain dan kamu memberikan 296 dia nasihat yang bijak atau membuat keputusan yang bijaksana atau sekedar berperilaku ngambil sikap yang bijaksana gitu. Kayak, apa sih yang terjadi 297 waktu itu? 298 Hmmmmm… hmmm… bentar yah. 299 Okee

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

270

300 Oh ini sih, kan waktu aku udah di stage dalam hidupku sekarang aku kan udah punya ideologi-ideologi yang menurut aku itu benar. Contohnya kayak aku oke sama 301 apa aku ngerasa apa agama itu eemmm apa kayak gak boleh kebanyakan sampe kita melupakan hal-hal yang sifatnya objektif kayak misalkan kait-kaitin musibah 302 sama adzab. Kayak misalkan tsunami oh ini orangnya karena sering berdosa nih. Nah waktu itu aku lagi kumpul sama temen-temenku di kampus. 303 Ini kapan? 304 Baruuu waktu habis ini, tsunami palu sama eee iya tsunami palu. 305 Berarti beberapa bulan yang lalu ya? Akhir tahun kemaren? 306 Iyaaa. Aku tuh lagi ngumpul-ngumpul sama temenku terus yaudah mereka casually bilang ini tuh karena adzab orang-orang di sana. Terus kayak hmmm aku kan 307 sebenernya tidak cocok dengan pandangan seperti itu. Dan aku tidak setuju terus tapi kayak yaudah gimana ya? Aku ga pengen memperkeruh suasana, aku ga 308 pengen kayak ngerusak soalnya ini temen yang main terus di kampus. 309 Oh ini termasuk temen deket ya? 310 Iya bareng mulu di kampus terus yaudah instead of like bilang dia salah, “eh ga boleh kayak gitu”, instead of aku marah-marah aku langsung tubir gitu atau ribut 311 yaudah aku kayak “Emang iya ya?” aku bilang kayak gitu “Soalnya katanya ada yang bilang gak juga loh..” terus yaudah agak chill aja. Kayak sebenernya ga cuma 312 itu sih tapi intinya adalah ketika aku bertemu sama orang yang pandangannya berbeda sama aku aku nggak yang langsung kayak kesel yaudah aku kayak positive 313 thinking aja mungkin dia belom dapet informasi yang bener gitu. 314 Oke jadi kayak apa ya kamu bijak untuk dirimu sendiri dan kamu bijak juga untuk orang lain dalam artian yang ya kamu punya pandangan tapi kamu 315 ga mengganggu pandangan orang lain juga gitu ya? 316 He eh, iya.. 317 Jadi maksud aku apakah itu momen pertama yang kamu tuh ketemu orang yang beda pendapat terus kamu tuh bisa langsung menerima atau gimana? 318 Sebelumnya udah pernah tapi kamu belum bisa menerima atau gimana? 319 Kalau biasanya tapi itu momen pertama di mana temen terdekatku, maksudnya orang dari circle yang lumayan dekat punya pandangan yang berbeda karena 320 biasanya kalo circlenya sama, pandangannya tuh juga mirip-mirip. Tapi ini tuh pertama kalinya aku bener-bener sedeket itu sama orangnya tapi dia sebeda itu sama 321 aku. Gitu sih. Sebelumnya kalo beda tuh kita beda circle jadi kayak aku ya ga ada yang interaksi yang sedeket itu dan seintense itu. 322 Oke. Nah kalo misalkan beda pandangan dan beda circle kamu waktu itu nanggepinnya gimana? 323 Kalo beda circle ya paling aku kayak nih jadi social justice warrior di instagram. Itu bahkan kalo aku lagi niat aku buka komen yang di post yang lumayan sexist 324 yaudah kalo lagi aku punya waktu dan aku lagi pengen aku bakal ngebalesin komen-komen yang ga enak. 325 Oh gitu.. jadi maskudnya karena ini orang yang deket kamu lebih milih dalam artian lebih baik dan ga mengganggu pendapatnya karena kadang-kadang 326 gimana ya.. 327 Iya gitu. 328 Terus gimana momen itu tuh mengubah hidup kamu dan kamu secara keseluruhan? Karena kan kayak yang tadi kamu bilang justru kalo orangnya ga 329 deket kamu eee mungkin masih bisa berani mengutarakan oh pendapat kamu tuh kayak gini, tapi kalo misalkan orangnya deket kamu justru apa tuh? 330 Lebih kayak mengambil tindakan bijak dengan yaudah kita punya pandangan yang beda, cukup dengan pandangan masing-masing aja. Nah jadi dari 331 kejadian itu kamu sekarang kayak gimana sih? 332 Ke depannya aku jadi mikir sebenernya kalo orang punya pandangan beda itu gapapa. 333 Okee.. 334 Selama pandangannya enggak enggak enggak.. attack aku gitu loh. Misalnya nih dia misalnya nih aku punya temen yang eeemmm sukanya pake hijab, merasa 335 cewek itu harus pake hijab. Selama dia ga maksa aku pake hijab, selama dia ga ngatain kayak “eh kamu dosa loh” yaudah aku bakal respect pandangan dia. Karena 336 aku ga bakal maksa dia untuk mengikuti pandanganku juga. Kayak gitu. Jadi sekarang kayak bukan berarti orang punya pandangan beda harus diubah.. Okee.. 337 Okee tadi kan kamu udah sedikit nyinggung tentang pandangan kamu terkait agama itu ya. Kayak kalo agama itu ga boleh sampe mengalahkan 338 segalanya sampe jadi orang yang gak objektif lagi. Nah, ini baik kamu adalah orang yang religius atau nggak, tapi pasti kan semua orang punya 339 pengalaman hidup di mana mereka itu merasakan perasaan yang sakral. 340 Iyaaa.. 341 Merasakan kehadiran sang pencipta, atau sesuatu kekuatan yang besar atau suatu kekuatan kesatuan dengan dunia dan alam semesta. Kalau mikirin 342 keseluruhan hidup kamu, coba identifikasi momen di mana kamu bener-bener merasakan perasaan-perasaan tersebut. Jadi eee di momen ini bisa jadi 343 merupakan pengalaman yang terjadi dalam konteks tradisi dalam agama kamu, atau budaya kamu, atau mungkin pengalaman spiritual dalam bentuk 344 apapun kayak apa yang terjadi waktu itu? 345 Hmmmmm hmmmmm bentar ya, aku bingung. 346 Okeee. Kayak intinya apa ya? Momen di mana kamu merasakan suatu perasaan yang kuat tapi apa ya istilahnya kalo pengalaman spiritual kan suatu 347 pengalaman yang ga bisa kamu liat, tapi cuma bisa kamu rasain doang gitu kan. Nah apa sih momen yang bener-bener secara spiritual itu kamu pernah 348 alamin? 349 Oooooh menurutku, ini berhubungan sama titik penting dalam hidupku waktu lomba itu. 350 Okee. 351 Jadi waktu sebelum lomba itu kan satu tim bertiga. Nah terus aku sama salah satu dari dua orang itu dia tuh udah nanya ke aku “kamu pengennya apa hasil dari 352 lomba ini?” terus aku bilang “ya pengen menang lah” gitu. Terus dia bilang “oh iya aku juga”. Dan aku ngerasa jalanku akhirnya menang tuh kayak mudah gitu loh. 353 Kayak misalnya selama babak penyesihannya everything went well, gak ada drama. Terus babak eliminasi kita pas banget selalu ketemu lawan-lawan yang 354 gampang gitu sampe final. Dan yang apa yang di satunya yang ketemu timnya yang susah-susah. Aku tuh smape kepikiran yang yaudah gampang gitu jalannya. Nah 355 di situ aku tuh ngerasa aku lagi beruntung banget. Gitu. Jadi menurutku ya sih I work for it tapi menurutku ga akan segampang itu kalo aku ga beruntung waktu itu. 356 Karena menurutku vibesnya emang beda banget sama perlombaan yang lain. Aku ngerasa di sini kayak smooth aja.. gitu. 357 Jadi dalam artian kayak spiritual yang kamu rasakan di situ kayak kesatuan sama semua hal yang tiba-tiba dipermudah gitu ya? 358 He eh, iyaa.. 359 Nah, kalo lebih rincinya lagi apa yang kamu pikirin dan rasain waktu itu secara spiritual?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

271

360 Nah yang aku pikirin waktu itu kayak yang jelas waktu itu aku berdoa yang jelas sama sering sholat. Terus kayak yang aku rasain waktu itu tuh wah bisa nih, pasti 361 bisa. Dan perasaan itu tuh belom aku rasain lagi. Tapi di waktu lain aku ga pernah merasa setenang dan seberuntung itu. 362 Okee dan menurut kamu waktu itu perasaan itu dateng karena kamu berdoa, dan sholat dan keyakinan kamu waktu itu? 363 Kalo menurut aku kayak semesta lagi bekerja sama aja sama aku. Kayak yaudah semua pokoknya pas. Gitu. 364 Okeee. Terus gimana apa ya gimana pengalaman spiritual itu mempengaruhi diri kamu atau hidup kamu setelah itu? 365 Setelah itu pertama aku jadi sadar oh ternyata keberuntungan dan hal-hal kayak gitu tuh emang beneran ada. 366 Okee, sebelumnya emang apa yang kamu pikirin tentang hal kayak gitu? 367 Sebelumnya aku tuh kayak apa ya aku ga terlalu percaya aja gitu. Bahkan oh ini juga sih. Jadi kayak di apa di UKMku tuh udah ada kayak tahayul-tahayulnya gitu 368 misalnya ga boleh pake baju kembar, apalagi kalo final. 369 Oh ya? 370 He eh misalnya kayak waktu penyisihan ga boleh tuh pake baju merah-merah-merah. Atau bahkan dua orang doang yang pake merah, itu ga boleh. Di lomba itu sih. 371 Nanti waktu final harus pake jas almamater, terus ini waktu final bajunya harus sama misalkan biru donker-biru donker-biru donker. Aku tuh bener-bener ngelakuin 372 itu hahaha sama anggota yang lain. Kayak misalnya hari pertama “eh ga boleh ada yang pake baju merah ya, yang pake baju merah aku” kayak gitu. Nah terus bener 373 menang. Aku pake jas almamater, tim yang satunya ga pake jas almamater. Sama-sama UGM padahal. Nah itupun juga akhirnya karena aku menang karena itu, aku 374 juga nyuruh orang-orang untuk melakukan hal yang sama. 375 Oh jadi ini kayak jadi tradisi yang dijaga gitu ya? 376 Iyaaa terus menang lagi taun ini. 377 Oh ya? 378 Iyaaa, makanya aku jadi kayak magic sih hahahaha gitu 379 Jadi itu kayak bawa kepercayaan buat kamu gitu ya? 380 He eh, he eh. Jadi lebih yakin gitu. Terus tapi kan ya ini gak terjadi terus-terusan. Namanya beruntung masa beruntung terus ga mungkin. Gituu.. Okeeee 381 Oke sekarang kita akan ngomongin tentang masa depan yang belum terjadi tapi udah kamu bayangin kan pasti. Nah, kalau tadi kan kamu udah ceritain 382 tentang momen-momen di masa lalu kamu. Nah, itu juga termasuk hal-hal yang udah kamu bayangin ke depannya kan. Nah kalau gitu sekarang aku 383 minta kamu untuk eee apa namanya melihat babak selanjutnya dalam hidup kamu. Kayak apa yang bakal terjadi selanjutnya dalam hidup kamu. 384 Misalnya dalam waktu lima sampe sepuluh tahun ke depan ataupun jangka panjang deh. Nah coba pertama jelasin eee rencana, impian atau harapan apa 385 aja yang pengen kamu capai di masa depan? 386 Emm yang pertama yang apa yang kayak lagi utama banget aku lagi usahakan itu eee punya pekerjaan yang oke. Jadi oke nih dalam dua hal. Yang pertama dia bikin Transkrip ini mengungkap Kuning: Kini dan 387 aku seneng, dan yang ke dua bisa bikin aku survive kerjaannya. Atau dalam kata lain nanti incomenya sustainable, cukup lah. Kayak gitu. Kalau sekarang aku tuh perspektif perkembangan. kedepannya 388 kayak udah dua dua pilihan. Sekarang aku juga masih belum tau mau ngambil yang mana. Yang pertama either jadi lawyer, kerja di lawfirm tapi kekurangannya Pada bagian ini Kuning 389 adalah ini bakal super time consuming. Yang satunya lagi kerja di NGO, tidak akan setime consuming itu tapi sustainability yang dikeluarkan ga akan sebesar kalau menceritakan gambaran 390 jadi lawyer. pekerjaan yang ia inginkan 391 Berarti kamu lagi mempertimbangkan dua hal itu ya? ke depannya. 392 Iya aku lagi mempertimbangkan dua-duanya karena emang abis ketemu temen. Temen yang satunya kerja di NGO, satunya kerja di law firm. Jadi aku bener-bener 393 dapet first hand experience dari mereka jadi kayak aku bisa pikir-pikir gitu. Terus pengen S2, S2nya ya paling human rights law gitu. Aku tuh pengen S2nya di luar 394 negri seperti itu. Tapi kayak aku tu bukan tipe orang yang pengen banget kuliah di suatu tempat. 395 Hmmm jadi kamu maish bebas gitu ya? 396 He em, jadi kayak aku masih fleksibel. Biasanya kalo hukum itu kan di Belanda. Kalo dapetnya di Belanda ya its okay, tapi siapa tau aku mampu untuk dapet di US 397 itu juga gapapa, tapi kalopun di Australiapun juga aku gapapa. 398 Oooh jadi kamu masih open for opportunities aja lah? 399 He eh he eh, kayak gitu. Pokoknya gitu sih. Terus aku tuh mikirnya yaah nanti abis selesai S2 tuh yaudah pokoknya aku mungkin bakal cari kerjaan lain sih 400 kayaknya. Karena kerjaan yang pertama aku bahas tuh cuma kayak starting point aja buat nabung gitu. 401 Terus ada hal-hal lain gak yang pengen kamu capai di masa depan? 402 Hmmmm hal-hal lain yang pengen aku capai mungkin aku pengen bangetnya tuh kerja di international organization kayak misalkan UN, atau ASEAN cuma kayak 403 ini tuh mimpi yang lumayan gede sih. Ya kayak kalo aku masih uncertain juga bakal terealisasi. 404 Terus bisa jelasin gak kenapa hal-hal yang kamu impiin itu yang pengen kamu capai kayak apa yang memotivasi kamu atau tujuan-tujuan dari mimpi 405 kamu? Maksudnya itu kan pencapaian yang terlihat kan, tapi yang bener-bener kamu capai sebenernya apa sih melalui mimpi-mimpi itu? 406 Karena eeeee karena menurutku related sama my passion. Karena misalnya nih kerja di NGO ya itu karena aku pengen bantu human rights, cuma kalau di law firm 407 itu ga bakal tercapai sih. Cuma kalo di law firm dari kecil itu aku ngeliat cewe-cewe yang kerja di law firm kayak fierce, kuat gitu. Ini salah satu figur yang aku 408 pengen banget jadi orang yang percaya diri karena deep down aku pengen gitu. 409 Okeee..Kalau kuliah di luar negri aku tuh pengen banget kayaknya banyak banget ya orang ya kuliah di luar negri dan wahh mereka kuliah di negri tuh bukan di 410 universitas yang biasa-biasa aja, kayak di Columbia, NYU. Ya aku pengen nyoba aja kayak mereka. 411 Udah ada lagi? 412 Udah sih, itu aja. 413 Okeee.. 414 Nah kalo tadi itu kan apa ya pencapaian-pencapaian nah tapi kamu punya proyek khusus gak sih dalam kehidupan kayak proyek kehidupan yang aku 415 maksud tuh sesuatu yang udah kamu kerjakan atau baru kamu rencanakan untuk kerjakan di masa depan maksudnya proyek ini tuh mungkin 416 melibatkan keluarga kamu, kerjaan kamu, atau hobi atau suatu hal yang jadi hiburan kamu tapi berkaitan sama masa depan kamu. Tolong jelasin proyek 417 yang sedang kamu kerjakan atau kamu rencanakan yang mempengaruhi masa depan kamu? 418 Hmmmm.. hmmm.. proyek yang sedang? Kalau jawabannya gak ada gimana? 419 Lagi gak ada ya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

272

420 Soalnya aku tuh orang yang yaudah jalanin modelnya tuh lebih ke jalanin aja dulu. Makanya cita-citaku biasanya tuh lumayan general, karena ga terlalu spesifik. 421 Karena masih berubah-ubah gitu ya? 422 He eh. 423 Atau mungkin gak usah berkaitan sama kerjaan kamu. Kayak keluarga kamu aja, atau itu tadi sih yang aku omongin hobi gitu kayak kesukaan kamu 424 gitu sekarang sebenernya tuh kamu jalani sekarang dengan santai tapi tuh bakal berdampak panjang gitu loh? 425 Ohhh hmmm mungkin ini tapi.. oh. Ini kali ya, kayak yoga kali ya? 426 Oh iya iya.. 427 Itu kan dari situ kan sebenernya challenging buat diriku sendiri. Awalnya tuh sebenernya buat for fun, tapi makin lama nanti semakin banyak hal-hal yang aku bisa 428 lakukan dari situ. Kayak misalkan pose apa, menurut aku ini jadi mini project untuk diriku sendiri gitu. Kayak gitu deh. 429 Nah dari ee yoga ini gimana apa namanya bagaimana keterlibatan kamu dalam proyek itu? Berarti kan kamu di sini proyeknya oh pertama kamu bisa 430 ngelakuin ini, terus oh next kamu pengen ngelakuin apa gitu kan nah keterlibatan kamu untuk mencapai proyek ini tuh apa? Eh gimana. 431 Yaa yang jelas keterlibatannya sangat besar karena ini kan kalau aku pengen achieve itu ya bener-bener aku yang harus nyoba kan. Karena ini badanku. Nah 432 makanya sekarang sebenernya sih tapi aku berusaha untuk tidak menjadi kompetitif ya tapi karena tujuan awalnya aku nyoba ini tuh biar ga stress. Tapi justru kalau 433 ada kompetisi nanti jadi stress. Tapi kayak makanya kalopun aku mencoba untuk challenge diriku sendiri aku selalu compare sama diriku yang kemaren. Oh 434 kemaren bisanya cuma sampe segini loh, tapi sekarang udah lebih bagus. Jadi kayak ya aku berusaha tapi bukan yang ngoyo, bukan sampe stress. Misalnya kan 435 sekarang aku di Jakarta jadi aku coba sendiri abis pulang kantor. 436 Nah terus menurut kamu gimana sih eee apa namanya, proyek itu dapat berkembang? Maksudnya dari yang tadinya kamu bisa ini, terus akhirnya kamu 437 bisa ini terus nextnya lagi kamu bisa apa nah gimana sih sampe akhirnya itu bisa berkembang dan besok bakal lebih berkembang lagi itu tuh seperti apa? 438 Waktu pokoknya waktu itu aku ngerasa ada perkembangan karena aku tidak punya expectation sama sekali. Waktu pertama aku coba tuh pertama kali yaudah Transkrip ini mengungkap Aku Sekarang: Untuk 439 dibikin coba aja, olahraga. Tapi ternyata dari situ dan rutin dijalanin oh ternyata aku bisa ya ngelakuin itu. Kayak apalagi kan aku dari kecil bukan cewe-cewe perspektif perkembangan. Kalian Nanti 440 fleksibel, anak-anak dance gitu. Jadi kayak walaupun ini progressnya kecil-kecil, tapi buat aku ini tuh besar karena aku tidak punya ekspetasi sama sekali gitu. Dan Pada bagian ini Kuning 441 lagi ini kamu ngelakuin hal yang sebelumnya belum pernah kamu lakuin gitu ya? menceritakan gaya 442 He eh, he eh.. hidupnya. 443 Okee. Nah terus menurut kamu kenapa hal yang kamu lakuin ini penting untuk kamu? 444 Ini penting buat aku ya ini karena oh ini ya berhubungan sama aku dulu waktu smp ke sma kan kayak anak-anak dance yang paling oke, yang paling cantik, paling 445 attractive gitu kan tapi yaudah aku ga pernah menjadi orang yang seperti itu. Nah aku tuh kayak aku bisa membuktikan ke diriku sendiri juga aku tuh juga bisa loh 446 attractive nah menurutku meaningfulnya di situ sih. Di mana aku ngelakuin hal yang dulu aku kira ga bisa, ternyata aku bisa. 447 Jadi untuk pembuktian diri sendiri lagi gitu ya? 448 Iyaaa. 449 Okeee.. 450 Nah sekarang eee di bagian selanjutnya akan membahas berbagai tantangan, perjuangan dan masalah yang kamu temui dalam hidup kamu. Nah aku 451 akan mulai dengan tantangan umum yang pernah kamu lalui, kemudian aku akan lebih fokus sama ee masalah tertentu dimana kebanyakan orang tuh di 452 masa-masa ini mengalami tantangan atau krisis. Nah yang pertama tuh tentang tantangan hidup. Nah eee melihat kembali seluruh hidup kamu coba 453 identifikasi dan jelaskan apa yang sekarang kamu anggap sebagai tantangan terbesar yang pernah kamu hadapi dalam hidup? Apa tantangannya? Atau 454 masalahnya itu? 455 Hmmm tantangan terbesar.. sebenernya tantangan terbesarnya dateng dari diri sendiri sih, kayak yaa kadang-kadang aku tuh mau nyoba ada event apa, terus submit 456 paper, aku tuh ngerasa kayak ah either aku ga bakal bisa, ke dua kamu ga bakal ada waktu. Terus aku kayak paling ga worth it, gitu. Jadi tuh kadang-kadang dalam 457 kata lain mungkin sebenernya aku tuh males gitu loh untuk yaudah mencoba hal yang baru misalnya nih kayak ada konferensi di luar negri. Kayak its 458 opportunitynya tuh ada, kadang-kadang dari diri sendirinya gak usah deh nanti ribet. Kayak itu sih kalo dari diri sendiri. Kayak sebenernya pengen sih nyoba tapi 459 cuma ahh nanti juga ga ketrima, gitu. 460 Oke berarti lebih ke tantangan apa ya me.. bukan melawan sih, tapi menaklukan diri sendiri gitu ya? 461 He eh.. 462 Terus menurut kamu bagaimana tantangan atau masalah itu berkembang dalam diri kamu? 463 Nah, eee paling nggak sih itu lumayan signifikan sih di aku. Tapi seengganya sekarang aku tuh sadar bahwa ternyata tantangan itu tuh harus dieliminasi dari 464 hidupku. Jadi kayak sekarang nih setidaknya kalau aku mulai mikir negatif kayak the other part of me tuh ga boleh kayak gitu, kayak coba aja dulu ga rugi kok. 465 Berarti cara kamu menghadapinya itu dengan self-affirmation gitu ya? 466 He eh.. 467 Okee, terus gimana pentingnya pengaruh atau tantangan ini dalam hidup kamu? 468 Hmm menurut aku tantangan ini penting karena yang tadi balik lagi waktu aku masih smp sma tuh hidupku tidak pernah dikritisi orang lain. Jadi akhirnya aku kayak 469 kepedean dan ngerasa jadi ngegampangin semuanya gitu loh. Tapi sebenernya di titik tertentu apa kayak self-doubt ini tuh penting karena ya you have to evaluate 470 yourself gitu. Jadi menurutku sekarang, walaupun itu negatif tapi positifnya aku sekarang jadi bisa mengevaluasi diriku sendiri gitu. 471 Untuk jadi lebih baik juga kan? 472 He eh.. 473 Okeeee.. 474 Lalu momen apa dalam hidup kamu, termasuk saat ini mungkin di mana momen ini tuh kamu atau anggota keluarga kamu mengalami masalah 475 kesehatan. Tolong jelaskan secara rinci apa masalah kesehatan tersebut? 476 Okee, ini masalah kesehatanku gapapa kan? 477 Boleeh. 478 Okee, jadi ini tuh eee menurut oh ini sih yang eating disorder tadi. 479 Oke brarti ini waktu kamu smp ya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

273

480 Waktu aku smp. Waktu itu aku beratnya 47, 48 gitu pokoknya jadi 44. Terus aku kayak ga mau makan nasi, maunya makan roti gandum doang. Terus ga mau Transkrip ini mengungkap Aku Bukan Inginnya 481 makan sama sekali, martabak, ayam goreng tuh bener-bener ga pernah, makannya sayur rebus-rebus kakiku tuh sampe warna orange karena waktu itu aku makan perspektif perkembangan. 482 telur rebus terus. Terus akhirnya aku pingsan turning pointnya itu aku pingsan waktu aku les. Terus akhirnya orang tuaku baru notice “lah ini anak kok kurus banget, Pada bagian ini Kuning 483 ga pernah makan” gitu. Tapi waktu itu emang emmm transisi untuk makan seperti orang sehat pada umumnya itu tuh juga kayak lumayan sehat karena setiap aku menceritakan dampak dari 484 makan agak ga sehat dikit I will feel guilty. Tapi abis itu bisa. penolakan pasangannya. 485 Okee terus waktu itu gimana kamu mengatasi masalah kesehatan tersebut? 486 Waktu itu akhirnya waktu itu aku udah merasakan dampak-dampak dari kurang gizi. 487 Oh berarti dampaknya ke kesehatan kamu itu ya? 488 He eh.. waktu itu aku tuh udah ga dapet mens satu bulan. Dan ternyata emang waktu itu tuh kekurangan gizi. Makanya badannya udah ga sebagaimana mestinya. 489 Terus kayak aku mikir “wah serem banget”. Terus aku mikir kalo ini diterusin bakalan parah banget terus makanya yaudah aku harus balance, ga boleh terlalu.. 490 Berarti akhirnya kamu sadar atas diri kamu sendiri gitu ya? 491 He eh, he eh.. 492 Terus akhirnya dari masalah itu gimana dampaknya ke keseluruhan hidup kamu? Kayak sekarang ini kalo kamu inget momen itu, apa yang kamu 493 pikirkan dan gimana itu merubah gaya hidup kamu yang sekarang itu seperti apa? 494 Terus.. ini sih, yaudah sekarang minta misalnya aku sekarang makannya jadi pilih-pilih kayak ga mau ah makan berlemak karena aku inget lagi eh ga boleh 495 keterusan. Terus waktu itu kan aku inget akar permasalahannya adalah aku ga pernah happy sama diri aku sendiri makanya aku sampe gitu. Jadi sekarang yaudah 496 aku berusaha jadi happy, yaudah bawa santai aja gitu. 497 Okee.. 498 Selanjutnya nih, tadi kan kamu udah sempet bahas tentang eee waktu kakek kamu meninggal kan. 499 He eh. 500 Nah ini aku mau bahas tentang eee apa ya semua orang pasti kan mengalami apa ya eeee mengalami peristiwa kehilangan seiring umur kita bertambah 501 usia. Itu bisa jadi kematian, mungkin bisa jadi kematian kakekmu, atau bisa juga perpisahan kayak sama temen, sodara eee ya ya kematian itu sendiri. 502 Nah tolong identifikasi dan jelaskan kehilangan terberat dalam hidup kamu. 503 Emmm kehilangan terberat itu aku rasain kemaren bulan Juli, apa Juni. 504 Taun ini? 505 Itu yang temen aku semester satu sampe semester tiga itu meninggal. 506 Ohh.. itu temen deket kamu? 507 Iya dia sakit, dia sahabat aku. Jadi apa ya kayak ini tuh dia waktu itu aku ga tau dia sakitnya udah separah itu. Jadi aku tau dia tuh sakit auto immune, tapi aku ga tau 508 kalo sakitnya tuh bisa sampe segitunya. Dia tuh kalo di kelas atau di tengah jalan terus tapi dia bisa masuk terus. Tapi kadang dia tuh minta diabsenin, “tolong dong 509 aku lagi panas banget” terus aku kayak oke. Tapi dia sama aku tuh kayak bukan deket banget sister gitu, tapi kita kemana-mana bareng tapi kita gak curhat-curhat. 510 Nah terus akhirnya ternyata aku taunya abis dia itu kejadiannya abis lebaran. Ternyata waktu sebelum lebaran dia tuh pake kursi roda, udah ga bisa jalan, tapi dia tuh 511 ga cerita ke aku. 512 Ohh kalian tuh udah ga pernah ketemu? 513 Iya tuuh, karena kan udah libur tuh, dan dia dari Jakarta kan. Nah terus aku sempet ke Jakarta 10 hari, aku udah sempet mau ngajak ketemuan dia. Tapi kita tuh 514 anaknya sama-sama awkward gitu loh jadi mungkin itu yang bikin kita gak deket banget. Aku udah hampir mau ngajak ketemuan dia, tapi akhirnya aku mau 515 langsung pulang ke Jogja pokoknya ga jadi langsung ketemuan. Tapi waktu itu aku udah sempet ngajak ketemuan dia, “eh kamu udah di Jakarta? Main yuk”, terus 516 dia kayak “udah” tapi aku ga bales lagi. Terus udah kan aku pulang ke Jogja, terus waktu siang gitu aku dikabarin kalo dia kritis. Terus aku langsung ngechat dia 517 gitu kayak “eh kamu kenapa? Kok ga cerita” tapi udah ga dibales dia. Terus keesokannya dia udah meninggal. Nah yang bikin aku sangat sedih adalah ternyata 518 banyak banget orang yang ngira aku deket sama dia. Ngerti gak? 519 Iya iyaa.. 520 Kayak pada ngechat nanyain dia kenapa, bahkan temen-temen smpnya tuh ngechat aku nanyain dia pernah cerita apa aja ke aku. Terus aku kan cuma kenal sama dia Sahabatku Pergi dan 521 bentar. Makanya sebenernya yang bikin aku seneng tapi juga sedih ternyata dia tuh merasa aku tuh deket sama dia, tapi kita ga pernah ngomongin tapi sebenernya Takkan Kembali 522 aku juga ngerasa aku ke dia ga banyak nanya gitu. 523 Okeee, terus gimana proses kamu waktu kehilangan dia itu? Maksudnya kayak.. apa dampak dari kehilangan dia di kehidupan kamu dan buat kamu Transkrip ini mengungkap 524 secara keseluruhan? perspektif perkembangan. 525 Waktu itu yang jelas kayak waktu awal-awal aku tuh kayak ngerasa ya yang jelas sedih banget. Terus aku tuh kayak pengen connect sama keluarganya, supaya ga Pada bagian ini Kuning 526 tau biar aku ngerasa dia udah ga ada tapi masih ada kok orang-orang yang bisa iniin figur temenku ya keluargaku ini. Ya tapi lesson learnednya itu hidup itu menceritakan pengalaman 527 temporary banget. Kita ga pernah tau kapan orang ini tuh ga ada. Ya makanya selalu gunakan momen sebaik-baiknya sama mereka. Sama yang jelas harus ini sih, kehilangan seseorang yang 528 nanya orang ada masalah nggak karena setelah dia ga ada mamanya tuh banyak cerita problem dari sakitnya dia tuh stress. memiliki ikatan yang cukup 529 Ohh.. kuat dengan dirinya. 530 Jadi kayak, aku kayak coba aku tau dari dulu, harusnya aku nanya-nanya. Tapi yaudah sekarang dijadiin pelajaran aja. Sekarang kalo ada temen stress, apalagi 531 mental health kan lagi orang udah mulai aware, ya kalo ada apa-apa bilang. 532 Terus waktu kamu lagi kehilangan itu kamu sempet ngerasa apa gitu gak? Terus yang kayak gimana kamu mengatasi kehilangan itu? 533 Waktu apa aku ga sempet yang kepikiran yang macem-macem sih, cuma cara mengatasinya sama temen-temen di kampus nih, yaudah kita di kampus ya kalo sedih 534 kita tuh berusaha ngomongin, ya jadi ga disimpen sendiri. Kayak misalkan bareng-bareng, bawa bekal. Jadi ngelempar sedihnya ke hal yang positif. 535 Okeee.. 536 Nah, emmmm terus semua orang kan pernah mengalami kegagalan dan penyesalan dalam hidup. Coba tolong identifikasi dan gambarkan kegagalan atau 537 penyesalan yang pernah kamu alami. Itu bisa terjadi dalam eee area misalkan pekerjaan, keluarga, pertemanan, atau area lainnya. Coba gambarin 538 kegagalan atau penyesalan tersebut! 539 Eeemmmm kalau penyesalan tuh yang paling tuh waktu aku ngambek sama kakekku, menurutku sampe sekarang jadi penyesalan yang paling besar. Tapi kalo gagal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

274

540 aku tuh juga ada satu lomba debat, di bulan Juni 2017 nah itu menurut aku tuh jadi aku tuh kayak karirnya lagi oke, di debat lagi oke tapi di lomba itu aku bener- Transkrip ini Nyatanya Perempuan 541 bener gagal. Gitu. Jadi kayak sebelumnya aku sempet menang lomba yang lumayan penting, tapi ini lomba penting juga tapi prestasinya tuh bener-bener jelek mengungkapkan perspektif Bisa 542 banget sih. Jadi aku tuh bener-bener sedih, tiap habis ronde debat aku tuh nangis karena aku ngerasa aduh kok jelek banget ya, padahal aku tuh ngerasa itu tuh sosial. Pada bagian ini 543 gampang banget dan kayak ya gitu. Kuning menceritakan 544 Kamu tau gak penyebabnya kenapa? kegagalannya dalam 545 Kegagalan itu? menunjukkan kemampuan 546 He eh, apa yang terjadi? dirinya sebagai perempuan. 547 Nah banyak yang bilang kan aku abis menang lomba penting sebelumnya, jadi kayak banyak yang bilang mungkin aku kayak lengah gitu, nyepelein. Tapi 548 menurutku ini agak skeptical ya, tapi ya di situ aku ngerasa semuanya sangat sulit, aku ga bisa. Kayak ini kebalikan yang rasa beruntung yang aku rasain waktu 549 menang. 550 Kalau ini tiba-tiba semua jadi kayak sulit ya? 551 He eh, sulit. Terus aku stress, gampang nangis, kayak semua tuh runtuh. Jadi menurutku itu kegagalan yang aku inget sampe sekarang karena nangis habis setiap 552 ronde itu ya lumayan kerasa. 553 Terus kamu udah mengatasi kegagalan itu belum sekarang? 554 Hmmm udah.. 555 Gimana caranya kamu mengatasi waktu itu? 556 Tapi kalau menurutku yaaa evaluasi diri juga. Tapi yang aku juga rasain adalah untuk tidak invested itu dalam lomba. Kayak yaudah menang kalah berarti normal. 557 Jadi kayaknya misalnya dulu harus menang, harus menang tapi sekarang jalanin aja. Jadi ambisnya harus dikurangin. 558 Jadi dampaknya dari kekalahan itu kamu jadi lebih.. ngejalanin aja gitu lah ya? 559 He eh.. 560 Okeee.. 561 Ini yang selanjutnya. Sekarang aku bakal mengajukan beberapa pertanyaan tentang kepercayaan dan nilai-nilai dasar tentang makna dan moralitas 562 dalam hidup kamu. Emm, tolong beri beberapa pemikiran tentang masing-masing dari pertanyaan ini. Ini ada empat sih. Jadi yang pertama tentang nilai- 563 nilai agama atau etika, terus yang ke dua tentang nilai-nilai politik atau sosial, terus yang ke tiga perkembangan perubahan pandangan agama dan politik, 564 terus yang keempat nilai pentingnya. Nah mulai dari yang pertama ini coba pertimbangkan sejenak aspek religius atau spiritual dari hidup kamu. Nah 565 tolong jelasin secara singkat keyakinan dan nilai-nilai agama kamu tuh seperti apa sih? 566 Okee, aku tuh percaya apa ya aku tuh ngerasa sebenernya agama tuh konstruksi sosial. Tapi ya aku ngejalanin sih, kayak masih sholat, gitu-gitu. Tapi bukan yang, 567 kayak yang yaudah aku sholat tapi at the same time aku juga masih melakukan hal-hal yang kayak gak agamis gitu loh misalnya ga pake hijab, make baju yang 568 terbuka-terbuka gitu. Tapi kayak ya aku ngerasa orang-orang tuh cara beribadah dan cara dia berdosa itu berbeda-beda, dan ini caraku. Gitu sih. 569 Okeee. Terus kalo pendekatan etis atau moralitas kamu terhadap kehidupan itu seperti apa? Maksudnya kayak yaa nilai-nilai dasar moral yang kamu 570 pegang dalam hidup tuh gimana? 571 Kalau dalam hidup tuh pokoknya jangan pernah mengambil hak orang lain. Terus kayak artinya semua orang di dunia ini tuh setara. Kayak misalnya minoritas, 572 mereka tuh setara aja sama kita, gitu gitu. Jadi mereka tuh punya hak yang sama. Makanya aku tuh kesel banget kalo ngeliat orang-orang mentang-mentang dia dari 573 mayoritas terus dia semena-mena nah itu aku sangat-sangat tidak suka. Sekarang masih banyak beberapa kelompok yang belom punya hak. Dan aku pengennya 574 mereka diberikan hal yang sama. Gitu. 575 Okeee. 576 Eee gimana kamu menanggapi masalah politik atau sosial yang terjadi di masyarakat kamu? 577 Kalo konteks Indonesia tuh kayak sekarang, gimana ya kadang-kadang aku tuh ngerasa oh kita bisa loh merubah negara ini jadi negara yang lebih baik, kayak 578 misalnya lebih inklusif, tidak ada diskriminasi, lebih toleran. Tapi kadang-kadang juga aku ngerasa sehopeless itu. Kayak.. ih ya ampun ini orang-orang pengennya 579 tuh bikin Indonesia jadi negara Islam. Terus aku kayak aku ngeliat jumlah orang yang pengen hal itu misalnya direfleksikan dari petisi online, atau ee demonstrasi 580 aku tuh jadi kayak.. waduh, kok banyak ya? Susah nih. Jadi kadang-kadang optimis, kadang-kadang pesimis. 581 Okee, terus kamu punya sudut pandang politik tertentu gak? Ini secara general aja sih. 582 Okee, kalau aku tuh mengidentifikasi diriku sebagai orang yang liberal, kayak misalkan yaudah peduli sama hak-hak perempuan, hak-hak apa kelompok minoritas 583 lainnya. Terus kayak yaudah, terserah orang mau ngapain asal gak ngerugiin aku. Jadi aku juga ga suka sama orang-orang yang ikut campur ruang privat, kayak 584 grebek-grebek gitu menurut aku kayak ngapain sih? Itu tuh ngapain sih? Itu kan ga ngerugiin. 585 Oke, terus apakah ada masalah atau eee apa namanya situasi sosial atau apa namanya masalah sosial yang jadi perhatian kamu? 586 Masalah sosial yang jadi perhatian aku? Banyak sih, kayak kalo perempuan tuh iya banget karena aku kan juga merasakan dampaknya sebagai perempuan. Aku 587 ngeliat perempuan lain tuh berdampak besar untuk kehidupan mereka sendiri maupun kehidupan orang lain. Tapi kadang-kadang mereka tuh gak sadar kalo mereka 588 bener-bener punya the capacity to do whatever they wanted to, mungkin itu karena mereka udah biasa ada di bawah bayang-bayang stereotip kalo perempuan itu 589 lemah, atau udah didominasi sama laki-laki. Kalo dulu kan kebanyakan perempuan nggak sadar kalo mereka hidup dalam kondisi yang buruk. Dalam artian mereka 590 gak sadar kalo sebenarnya berbahaya loh hidup tanpa freewill untuk menentukan apa yang pengen kita lakuin kayak mau kerja apa, mau nikah sama siapa, mau 591 masuk jurusan apa di kuliah. Untungnya perempuan akhir-akhir ini semakin akrab dengan nilai-nilai feminisme. Kita mulai sadar kalo peran gender itu ga baik loh, 592 kalo budaya patriarki itu ga baik loh. Akhirnya sekarang perempuan jadi lebih vokal kayak lewat woman march atau sekedar sharing pendapat di media sosial gitu. 593 Untung perempuan sekarang udah mulai menuju ke sana. 594 Ohh iya iyaa.. 595 Nah tapi kan kemajuan itu juga gak sepenuhnya bebas hambatan. Contohnya kayak tentang agama yang tadi aku bilang, sekarang aja kita sedang menghadapi 596 kebangkitan konservatif agama di Indonesia dan banyak orang juga mengkampanyekan hal-hal yang kontraproduktif untuk kemajuan hak-hak perempuan kayak 597 contohnya gerakan poligami kan apa coba? Tapi tetep masih ada juga beberapa perempuan yang terombang-ambing oleh narasi mereka. Atau beberapa perempuan 598 juga masih mengalah pada peran gender konvensional kayak aku dulu smp juga berusaha mati-matian untuk jadi cantik buat pacar. 599 Oh iya iyaa.. Terus ada lagi gak?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

275

600 Oh di luar itu ya masalah lingkungan, karena aku ngerasa ini kayak udah parah banget gitu loh. Jadi yaaa, harus diselesaikan. 601 Berarti masalah perempuan dan lingkungan ya? 602 Iyaaa.. Okee.. 603 Nah terus tolong ceritakan pandangan dan nilai agama kamu berkembang seiring waktu? Kayak misalkan dulu kamu pandangannya gini, tapi sekarang 604 jadi gini. Nah kayak perubahan-perubahan pandangan yang terjadi tuh seperti apa? 605 Eeemmm, jadi waktu waktu aku smp sma tuh aku kayak cenderung aku ga punya sense politik apapun. Mungkin karena aku cenderung apatis, mungkin menurutku

606 juga menurutku dipengaruhi lingkungan smp sma yang tuh udah lumayan privileged. Kayak misalnya orang-orangnya tuh dari lingkungan menengah ke atas. Jadi 607 misalkan cowok-cowoknya lebih educated, jadi mereka nggak sediskriminatif itu terhadap perempuan. Terus waktu itu aku mulai ekskul debat kan, abis itu aku baru 608 dikenalin ada masalah-masalah diskriminasi ke perempuan loh sebenernya, diskriminasi ke kelompok minoritas. Makanya dari situ ini gak ini menurutku tidak 609 berubah, tapi pada akhirnya aku ngerasa jadi ada yang aku yakinin karena sebelumnya tidak ada. Okeee 610 Terus menurut kamu nilai apa yang paling penting dalam kehidupan manusia? 611 Nilai yang paling penting dalam kehidupan manusia itu toleransi sebenernya. Ya biar bisa semua orang kan beda-beda nih, jadi ya supaya kepentingan masing- 612 masing bisa berjalan ya toleransi. 613 Toleransi berarti yaah? 614 Iyaah.. 615 Terus udah kan, keempat itu tadi tapi ada gak hal lainnya yang bisa kamu jelaskan yang bisa bantu aku untuk lebih memahami keyakinan dan nilai-nilai 616 mendasar tentang hidup kamu? Misalkan kayak ada lagi hal lain yang bisa kamu ceritakan yang bisa ngebantu aku untuk memahami filosofi hidup kamu

617 secara keseluruhan? 618 Hmm.. 619 Yang mungkin belom kamu sebutin sebelumnya. Atau kalau misalkan ga ada juga ya gapapa sih. Cuma mungkin ada hal yang oh udah aku tanyain tapi 620 masih ada yang missed belom aku tanyain tapi pengen kamu bagi ke aku? 621 Kayaknya ga ada sih.. 622 Udah itu aja ya? 623 Iya kayaknya udah. Okee.. 624 Oke ini udah memasuki sesi akhir. Melihat kembali seluruh kisah hidup kamu dengan segala peristiwa dan segala tantangan yang kamu alamin dari masa 625 lalu, terus gimana kamu melihat masa depan, apakah ada tema sentral atau pesan apa ya ya pesan yang bisa kamu ambil sepanjang perjalanan cerita ini? 626 Ya maksudnya apa sih tema utama dalam cerita hidup kamu? 627 Hmmm menurutku tema utama dalam cerita hidup aku tuh kayak.. self love gitu kali ya.

628 Emmm, oke.. 629 Eeee karena pada akhirnya kan ujung-ujung cerita ini kayak aku tuh orang yang gak tau aku pengennya apa, terus akhirnya ada faktor eksternal yang menyakiti aku, Transkrip ini mengungkap Kuning: Kini dan 630 terus akhirnya aku jadi sadar dari situ aku berusaha memenuhi tuntutan itu, terus aku jadi sadar oh sebenernya itu ga akan pernah selesai kalau kita kejar terus perspektif budaya. Pada Kedepannya 631 akhirnya aku berusaha menerima diriku sendiri. Mungkin juga banyak perempuan yang mengalami hal yang aku alami kayak susah untuk mencintai dan bagian ini Kuning 632 menemukan siapa dirinya. Makanya menurut aku perempuan harus dapat menentukan apa yang mereka pengenin, harus tau juga cara yang harus dilakuin untuk menceritakan responnya 633 mencapai itu, dan yang paling penting tau apa yang bisa bikin dia merasa bahagia dan empowered. terharap standar yang 634 Okeee.. berlaku. 635 Dan pada akhirnya mimpi-mimpi yang aku capai, yang ingin aku tuju terus kayak keputusan penting setelah kejadian itu tuh orientasinya lebih ke diriku sendiri. 636 Kayak ya aku pengen kerja jadi NGO ya aku ngerasa its my passion. Jadi lebih self-centered kali ya hehehe karena kan perempuan harus mandiri, perempuan tuh 637 perlu keberanian untuk menghancurkan semua penghalang yang ada di depannya. 638 Okee..

639 Nah, udah selesai sih. Makasih banyak buat waktu yang udah kamu luangin untuk wawancara ini. 640 Iyaah, sama-sama.. 641 Mungkin aku ada pertanyaan terakhir nih buat kamu. Setelah kamu cerita mulai dari tinggi tertinggi, titik terenggah eh titik terendah, titik balik, dan 642 lain-lain eeemm mengetahui kalo misalkan kebanyakan orang nggak membagikan kisah waktu eh kisah hidup mereka secara teratur, periodik gitu kan. 643 Nah aku pengen tau seperti apa sih wawancara ini tuh untuk kamu? Kayak apa yang kamu pikirin tentang wawancara barusan, gimana perasaan kamu 644 selama wawancara, terus gimana wawancara ini bakal mempengaruhi hidup kamu setelah kamu mengingat kembali dan menceritakan kembali momen- 645 momen penting yang berarti buat kamu? Kayak tadi kan kamu sempet mikir apa ya? 646 Oh he eh.. 647 Momen bahagia buat kamu. Nah setelah kamu menceritakan kembali berarti kan kamu mengingat kembali kan kayak ngerecall nah itu apa yang kamu 648 rasain dan kira-kira eee gimana sih dampaknya ke depannya buat kamu? 649 Yang kayak aku jadi itu ngerecall memori itu dan menurutku itu penting karena kadang kan kalo sehari-hari ga kepikiran sama sekali.

650 He eh.. 651 Udah agak lama kan.. Iyaa.. 652 Dan menurutku wawancara ini tuh jadi reminder bahwa di hidup aku tuh banyak kejadian-kejadian penting yang terjadi sampe sekarang. Wah dan apa lagi memori- 653 memori yang tentang keluarga sih, kayak kita suka sebel sama keluarga, tapi di wawancara ini aku tuh jadi inget ga boleh aku tuh sebel sama mereka.. 654 Okee.. 655 Itu sih.. 656 Jadi yang kamu pikirin dan rasain selama wawancara ini tuh ee apa aja? 657 Yang aku rasain tuh kayak content kali ya? Karena dengan aku inget-inget kejadian itu tuh aku jadi bersyukur karena wah kalo ga ada kejadian-kejadian negatifpun 658 kayak aku ga bakal jadi siapa aku sekarang gitu. Jadi kayak oh yaudah.. oh terus aku jadi kayak bener-bener oh ternyata hidupku dulu tuh ga nyenengin, tapi aku tuh 659 bisa seseneng ini loh sekarang. Jadi kayak, ya aku mendapatkan empowerment berarti aku tuh bisa loh melewati masa-masa itu. Gitu. Oke deh..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

276

No. Transkrip Kuning 1.2 Perspektif Judul Narasi 1 Halo jadi aku mau ee ngasih pertanyaan tambahan dari wawancara yang terakhir kemarin. Nah pertama kan kemarin kamu sempet bilang kalau di masa 2 kecil itu orang tua kamu mendorong kamu untuk mencoba hal-hal baru. Nah itu eee contoh konkritnya apa sih yang disampein sama ibu kamu? Atau apa 3 yang ibu kamu arahkan supaya kamu tuh mencoba hal-hal baru? Kalau ayah kamu gimana bedanya? 4 Kalau waktu kecil itu bentuk-bentuk supportnya tuh kayak yaudah aku mau coba apapun misalnya kayak student exchange kayak yaudah langsung boleh, pokoknya 5 kayak semuanya tuh langsung disupport gitu. Atau kayak mau ikut lomba apa langsung dibolehin karena kayak waktu kecil kan apa-apa harus kayak izin orang tua 6 nah terus yaudah pokoknya bilang aku pengen ikut ini, biasanya langsung boleh kayak gitu. Tapi biasanya kalau ngomong-ngomong gitu tuh ke mama. 7 Oh gitu? 8 Karna.. karna papaku tuh lebih kayak diem gitu dan dia kayak yaudah manut-manut aja tapi kalau aku pengen bilang pengen ikut ini pasti yaudah langsung dibolehin 9 sih.. sama iniii, dilesin macem-macem. Kayak aku les piano, dulu juga pernah les ballet, terus les gitar, les ini, pokoknya semua itu ada. Pokoknya kayak semuanya 10 mamaku tuh bener-bener menekankan ini tuh penting banget loh kamu bisa ini, supaya besok kamu bisa gini gini gini. Gitu sih.. 11 Oh brarti jadi kayak pas masa kecil tuh kayak mamamu yang nyuruh nyobain les ini les itu baru setelah gede kamu pengen coba hal baru terus kamu 12 kayak izin aja gitu ya bukan yang kayak apa ya mamamu udah ga mengarahkan kamu untuk ini itu tapi kamunya sendiri yang pengen coba-coba ini itu 13 ya? Terus mamamu support aja apapun yang pengen kamu coba gitu ya? 14 He eh. 15 Oke brarti kalau untuk coba hal-hal baru nih perannya lebih ke mamamu ya? Karna papamu kan ngikutin aja yang kamu mau, dan kalau mamamu 16 kasih juga papamu support aja kan gitu. 17 Iya bener benerr. 18 Oke. Nah terus kan selain itu kamu juga sempet bilang kalau misalkan eee dulu tuh papamu lebih ekspresif dalam menyampaikan kasih sayangnya, 19 menyampaikan afeksinya. Sementara kalau sekarang itu lebih introvert dan sulit untuk menyampaikan afeksi. Nah, kalau sekarang emang biasanya 20 kayak gimana sih dia nunjukkinnya? 21 Caranya tuh kayak misalkan sekarang sih kayak misalnya aku mau pergi ke kampus selalu ditawarin dan ditanyain berangkat sama siapa, mau dianterin apa nggak? 22 Tapi tuh biasanya jarang banget aku dianterin karena udah keburu pesen gojek kek atau apa gitu. Atau kalau sekarang tuh misalnya kayak sekarang mau pergi ke luar 23 kota, nah sekarang tuh dianterin ke bandara terus ditanya “ada uang nggak?” padahal aku tuh udah dikasih uang bulanan gitu loh. Atau kayak nanya “mau bawa 24 kartu kredit gak?” ahahaha gituuu. 25 Brarti kayak make sure kalau kamu baik-baik aja dan semua tercover gitu ya di sana? 26 Iyaaa, sama kalau misalkan secara fisik tuh udah jarang sih. Cuma kayak kemarin itu aku habis pergi lama dari Jakarta yaaa paling dipeluk bentar tapi gak kayak 27 dulu, cuma dari hal-hal kecil aja. 28 Ooooh oke.. berarti lebih kayak perhatiannya tuh yang untuk memenuhi kebutuhan kamu ya? 29 He eh, he eh.. iya. 30 Kalau misalkan kayak sekarang kan ada whatsapp gitu, apa sering juga lewat chat gitu maksudnya kayak langsung kan mungkin ga keliatan kan karena 31 tersirat tapi kalau dari chat gitu gimana? 32 Kalau dari chat kayanya malah jarang banget sih, justru kalau dari chat tuh aku yang lebih ekspresif. Kayak di group keluarga tuh aku yang lebih sering ngomong 33 gitu, tapi jarang sih kalau chat. 34 Hmm oke. Terus kalau misalkan mamamu tuh berubah gak dulu sama sekarang kalau misalkan untuk hmm ekspresiin afeksinya atau kayak 35 perhatiannya dan segala macem beda atau sama aja? 36 Hmmm agak beda karena sekarang mamaku lebih ke yaudah terserah aku. Kalau dulu menurut aku bentuknya tuh protection gitu kayak aku ga boleh pergi ke sini, 37 “gak usah kamu kayak gini gini” dilarang-larang gitu kadang. Tapi kalau sekarang kayak yaudah terserah yang penting bisa bertanggung jawab gitu gapapa. Jadi 38 menurutku perubahannya di situ sih yang paling kerasa. 39 Oh jadi kalau dulu protection tapi kalau sekarang supporting gitu ya? 40 He eh, he eh.. 41 Okeee. Nah selain itu apa tentang lomba debat, karena kamu sering banget lomba debat kan. Dan itu juga jadi salah satu highlight dalam kehidupan 42 kamu kan? 43 He eh. 44 Naaah, kemarin kan kamu sempet cerita kalau misalkan pas eee apa titik bahagia dalam hidup kamu itu kan pas menang lomba debat dan salah satu hal 45 yang bikin kamu menyesal itu juga pas kalah lomba debat kan? 46 Iyaaa. 47 Nah, itu, pas kamu lomba debat itu, kamu di mana waktu menang? Dan waktu kalah itu kamu juga di mana sama-sama misalkan di Jakarta? Atau 48 dimana persisnya? Terus ruangannya gimana? Penggambaran sekitarnya tuh kayak gimana sih bedanya pas menang dan kalah? 49 Kalau waktu aku menang itu di Jakarta. Itu aku pokoknya aku ngerasa seneng banget. Pokoknya pagi aku tuh dateng ke tempatnya terus aku tuh ngeliat stagenya 50 gitu. 51 Oh itu di panggung ya? 52 Iya itu di panggung gede kayak di auditorium gitu. Itu kayak… wah aku tuh sampe mikir. Wah aku yang waktu SMA pasti mikir seneng banget kalau ngeliat ini, 53 karena ini yang selalu aku pengenin. Jadi menurutku kalau penggambarannya ini tuh aku kayak gitu. Jadi kayak tempatnya besar dan kayak oke gitu loh. 54 Jadi itu rame banget? 55 Gak banget sih, tapi menurut aku itu udah cukup banyak sih. 56 Hmmm.. 57 Tapi kalau waktu kalah itu eeee di Bogor waktu kalah. 58 Emmm itu juga di stage? 59 Nggaakkk, itu di nggak di stage karena waktu itu belom di round yang penting gitu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

277

60 Ooooh jadi kayak kalau pas final itu round yang penting baru di stage ya? 61 Iya beneeer 62 Nah sebelumnya di? 63 Sebelumnya di tempat kecil kecil biasanya. Nah waktu itu di ruang kuliah kecil terus aku udah gak bisa mikir lagi, wah ini susah banget. Dan temen-temen dari 64 timku juga waktu itu ngerasa ya ini susah, kita udah sama-sama capek gitu. Tapi bedanya sama waktu menang itu kita santai, kita ga ambisius, tapi kita yakin aja 65 gitu. Soalnya yang waktu kalah tuh kayak udah hopeless. 66 Oke berarti kayak lebih ke perasaan gitu juga ya? 67 He eh, he eh. 68 Terus kalau misalkan pas di ruangan kecil itu ada penontonnya atau cuma sama lawan dan jurinya gitu sih? 69 Ada penontonnya waktu itu. Tapi seinget aku penontonnya itu bukan dari universitas aku, tapi penontonnya itu dari yang universitas tim lawan. 70 Oh jadi bedanya juga kalau pas kalah itu penontonnya sedikit, kalau pas menang lumayan banyak kan? 71 Iya iyaa.. 72 Okee. Terus kayak ada bedanya juga gak dari jumlah penonton itu? 73 Iya sih ada, waktu apa ya, sebenernya juga kalau waktu menang itu stagenya gede banget, auditoriumnya juga gede banget jadi ga secara langsung liat ekspresi 74 penontonnya. 75 Ohhh hmmm.. 76 Tapi kan kalau pas kalah itu ruangannya kecil, jadi aku bisa secara langsung liat ekspresi penontonnya pas aku ngomong dan gitu-gitu jadi menurutku itu lebih 77 intense. 78 Ohhh itu berpengaruhnya sama apa? 79 Hmm sama konsentrasi aku tapi menurut aku paling berdampak sama mental aku sih soalnya dari awal udah kayak aduh ini capek banget. Kayak gitu loh. Jadi ya… 80 kayak semakin agak down. 81 Ahhh okeee.. Nah, selain debat kamu juga sempet nyebutin tentang titik terendah kamu waktu kamu pacaran itu kan. Nah waktu itu sebenernya apa 82 namanya, apa sih yang bikin kamu mau berkorban merubah dirimu buat pacar kamu waktu itu? Eee terus emang gimana hubungan kamu sama pacarmu 83 dari awal selama pacaran sampe akhirnya berakhir hubungan kamu tuh gimana ceritanya? 84 Eeee emm waktu itu sampe mau berkorban itu karna aku inexperience gitu loh. 85 Hmmmm.. 86 Nah bagi aku oh mungkin ini wajar ya kalau pacaran kita diminta aneh-aneh gitu. 87 Okeee.. 88 Tapi aku ga ngerti, kalau sebenernya ada loh bentuk relationship yang lebih sehat kayak gitu. Emmm terus apa tadi pertanyaan yang keduanya? 89 Emm apa itu namanya? Gimana hubungan kamu sama pacarmu pada awalnya? Apakah dari awal tuh dia udah ngeminta kamu untuk ini itu apa awalnya 90 oke oke aja terus diakhir kok minta ini itu? 91 Emmm awalnya tuh lancar-lancar aja karena awalnya kita tuh temenan kok yang kayak asik-asik aja. Jadi kayak menurutku awalnya relasiku sama dia tuh simetris, 92 kayak aku masih punya hak untuk menentukan. Tapi tuh setelah itu kebelakangnya aku jadi lebih kayak submisif dan akhirnya aku ngikut-ngikut aja pas dia minta 93 oh aku harus ini, aku harus itu, aku iya iya aja pas itu jadi berubah relasinya pas akhir-akhir. 94 Emmm karena ada perubahan relasi dari pertemanan terus ke pacaran dan kamu pikir “oh kalau pacaran emang kayak gini ya” gitu waktu awal-awal? 95 Iyaaa iyaa.. 96 Oke deeeh. Berarti apa namanya itu karena pure kamu inexperience gitu ya makanya kamu mau berubah demi dia? 97 He eh, karena masih kecil gitu. 98 Terus bedanya sama pacaran yang sekarang ini gimana? Kayak lebih paham ya yang seharusnya gimana? 99 Iyaa.. 100 Okee. Terus kamu juga sempet nyinggung tentang didikan yang diajarkan sama keluarga kamu, dan nilai-nilai yang dipegang sama keluarga kamu kayak 101 gimana, nah salah satunya kan kamu didorong untuk nyoba hal-hal baru itu kan. Nah selain itu kira-kira apa sih nilai-nilai yang dipegang keluarga kamu 102 yang berpengaruh besar dalam kehidupan kamu? 103 Hmmm ini sih.. kan papa aku tuh dulu mualaf. 104 Oh iyaaa? 105 Terus keluarga dari papa aku tuh masih apaa, hmm Chinese gitu. Jadi kita masih ngerayain Chinese New Year, masih terima angpao gitu gitu. Makanya dari kecil Transkrip ini mengungkap Menyelami Seluk Beluk 106 aku tuh udah terexpose sama value-value lain selain dari agama yang aku pegang. Kayak aku punya sepupu yang agamanya beda, kayak gitu gitu. Nah dari awal perspektif budaya. Pada Kuning 107 keluarga tuh selalu bilang “ga boleh kamu tuh selalu ngerasa yang paling bener just because agama kamu tuh beda” gitu loh. Dan menurutku ini sampe sekarang bagian ini Kuning 108 masih kerasa banget. Bahkan sangat apa ya, sangat massive gitu loh karena masalah ras, masalah agama dari kecil aku emang udah sebeda-beda itu jadi kayak menceritakan nilai-nilai 109 makanya aku gak suka kalau ada orang ngejelek-jelekin orang lain karena beda kepercayaan gitu. Itu sih menurutku yang paling ngerasa. yang keluarga yang anut. 110 Ooohh iya iya okee.. kalau menurut kamu sendiri dari mamamu nilai-nilai apa yang apa ya yang berpengaruh banget?

111 Oh kalau dari awal tuh pokoknya mama kan eee ee ya apa ya, kayak carrier woman gitu lah ya. Kayak kalau papa itu kan kerja di rumah, tapi kalo mama tuh kayak

112 yang kerja kantoran, yang belajar sampe S3 gitu. Jadi mama tuh dari awal selalu nekenin pendidikan itu penting banget. Makanya selalu ngepush habis S1 langsung

113 S2. Itu sih khusus kalau dari mama masalah pendidikan itu eee makanya kalau yang aktif nyuruh les itu mama. 114 Oh oke, karena mungkin mamamu dulu juga gitu yaa..

115 Iyaa iyaa..

116 Okeee. Tadi kan kamu cerita papamu ada background Chinesenya kan, dan itu juga masih berpengaruh ya kamu masih merayakan tradisi-tradisinya.

117 Nah berarti kan yang Jawa itu dari mama kamu ya?

118 He eh, he eh..

119 Nah kalau dari tradisi Jawanya mamamu ini biasanya eee apa aja sih? Terus kehidupan kamu, mamamu, juga mungkin adekmu sebagai perempuan Jawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

278

120 itu kayak gimana? Apakah masih terikat sama adat istiadat juga, apa kepercayaan tuh seperti apa gitu? Transkrip ini Menyelami Seluk Beluk 121 Kalau aku tuh kayaknya nggak sih, soalnya mama aku sendiri tuh kayaknya dari awal tuh udah ngebreak culturenya gitu loh di jamannya mamaku gitu. Pada mengungkap perspektif Kuning 122 akhirnya ya kayak gak sestrict itu kalau masalah culture karena mamaku itu menyadari bahwa culture yang ada tuh masih sestrong itu kayak dia bilang ke aku budaya. Pada bagian ini 123 yaudah kamu gak usah macem-macem deh, susah nantinya. Kuning menceritakan 124 Okeee, kalo dari leluhur kamu ada gak yang masih mengingatkan kayak “oh jadi orang Jawa tuh harus gini gini” atau ada larangan apa gitu dari kecil? latar belakang budaya 125 Ya bukan larangan sih, tapi bisa juga kayak ajaran-ajaran….. 126 Kayak pamali gitu ya? ibunya. 127 Iya iyaa.. 128 Eee kayaknya nggak sih, cuma kayak paling kayak masak sama bersih-bersih, itu kan kayak tapi mamaku selalu ngepackage itu sebagai survival skill bukan karena Transkrip ini Menyelami Seluk Beluk 129 just because aku perempuan Jawa aku harus bisa masak dan bisa bersih-bersih, ngerapihin kasur paling itu sih. mengungkap perspektif Kuning 130 Soalnya kalau kayak culture yang lebih kentel gitu nggak ada kayaknya, yang kayak pamali pamali gitu. budaya. Pada bagian ini 131 Oh udah ngga pake kepercayaan kayak gitu gitu lagi ya? Udah terbuka gitu ya? Berarti dari nenek udah open gitu ya? Kuning menceritakan 132 He eh. Paling kalau nenek ngomong ke aku “kalau jaman dulu tuh kayak gini gini gini” tapi gak pernah bilang kayak “Hanum kamu ga boleh gini gini nanti gini ajaran ibunya terhadap 133 gini” tapi ngomongnya selalu jaman dulu, jadi konteksnya di jaman dulu dan kalau sekarang udah ga berlaku. dirinya, kakaknya dan 134 Ohh jadi konteksnya cuma informasi jaman dulu ya? Bukan berarti kalau jaman dulu kayak gitu, kamu sampe sekarang juga harus masih gitu? adiknya. 135 Iyaaa, betull.. 136 Nah kemarin itu kan kamu sempet nyebutin titik bahagia itu di masa dewasa kamu kan, sama kenangan positif di masa kecil kamu. Nah kalau kenangan 137 menyenangkan di masa remaja kamu itu gimana? Transkrip ini Menyelami Seluk Beluk 138 Masa remaja.. masa remaja itu berarti SMP SMP gitu ya? mengungkap perspektif Kuning 139 Iya SMP-SMA. budaya. Pada bagian ini 140 Ohh titik terbahagia ya.. oh ini sih, waktu lulus SMA. Soalnya aku waktu itu ngasih speech lulus-lulusan gitu. Kuning menceritakan 141 Oh iya? Waktu wisuda? bahwa nenek dan ibunya 142 Iyaaa, waktu wisuda. sudah tidak lagi 143 Oooh, itu yang milih siapa? Atau kamu yang menawarkan diri gitu? menganut nilai-nilai 144 Nah dulu tuh awalnya aku dipilih, disuruh kan. Terus tiba-tiba nih alesan kenapa aku seneng banget karena awalnya udah dipilih “kamu nanti ngasih speech ya” budaya Jawa. 145 terus aku kayak okeee terus tiba-tiba dikasih tau kalau bakal diseleksi duluu. 146 Oooooh 147 Terus aku kayak sedih, makanya aku nanya dong loh kok jadi kayak gitu padahal kan waktu itu janjinya aku, gitu. Tapi akhirnya tetep ada seleksinya sih, gitu. 148 Seleksinya tuh berapa orang? Terus kamu awalnya sedih dan takut kalau jadinya bukan kamu gitu ya? 149 Iyaaaa, ada 3 orang. 150 Ohhh oke oke.. Terus itu akhirnya bisa bikin kamu seneng banget karena apa? Ya maksudnya karena SMAnya udah berakhir kah, apa gimana? 151 Karena menurut aku apa yaaa karena waktu itu aku ngerasa kalau kita disuruh ngedeliver speech ini berarti kita nih dianggep sebagai apa lulusan yang oke gitu, yang 152 bisa mewakili angkatan kayak gitu. Terus kan waktu wisuda rame bangeet, jadi kayak yayy attention gitu hahaha. 153 Hahaha oh iya iya yaa.. 154 Iya kan dapet perhatian kan. 155 Ohh berarti karena kamu ngerasa “aku nih satu dari… berapa orang sih satu angkatan? Delapan puluh ya? 156 Iya iya bener.. 157 Okeee.. Terus kenangan itu jadi penting buat kamu karena apa sih? Transkrip ini Sepucuk Pesan Untuk 158 Karena eee penting buat aku karena diinget sama orang-orang. Soalnya kan karena pas speech itu kayak oh ini dulu yang ngasih pidato nih waktu wisuda. Ya 159 walaupun aku nggatau sih orang-orang inget apa nggakkk hehe tapi dari seangkatan itu kan aku yang keliatan hehehe aku mikirnya kayak gitu sih. mengungkap perspektif Kawan-Kawan 160 Jadi itu something to remember buat kamu gitu ya? perkembangan. Pada 161 Iyaaa. bagian ini Kuning 162 Kalau waktu itu apa yang kamu rasain dan pikirin? Apalagi setelah akhirnya kayak “oh aku nih yang kepilih” gitu? menceritakan 163 Yang aku rasain seneng yaaa yang jelas kayak hampir ga jadi tapi jadi. Dan yang ke dua, waktu itu aku seneng juga karena aku bisa bikin temen-temenku nangis. capaiannya ketika SMA 164 Oh iyaa? yaitu menyampaikan 165 Iyaa, ada yang nangis, berarti kan oke bagus dong gitu ya mikirnya. pidato perpisahan. 166 Kamu kayak berhasil menyampaikan sesuatu gitu ya? 167 Iya iya iya, betul.. 168 Okeee, terus ada harapan ngga kayak nanti waktu kuliah kamu.. eh ga ada speech lagi ya kalau selesai kuliah? 169 Iya ada sih.. 170 Oh iya? 171 Iyaa, tapi kayanya susah sih. Aduh kayaknya susah deh, tapi aku pengen, tapi kalau ngga juga gapapa yaudah realistis kan hahaha. 172 Ohh iya iya hahaha cuma waktu itu seneng ya dapet kesempatan kayak gitu? 173 Iyaaa. 174 Okeeee, nah terus kemaren kamu udah nyampein titik sedih waktu masa remaja kan malahan? Waktu pacar itu. Sama memori negatif waktu masa kecil. 175 Kalau titik sedih di masa dewasa awal itu apa? 176 Masa dewasa awal berarti akhir-akhir ini ya? 177 He eh. 178 Iniii, waktu temen aku meninggal kemarin itu. 179 Hmm berarti waktu kemarin kamu kehilangan itu ya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

279

180 He eh, he eh.. itu sih. 181 Itu bener-bener jadi momen yang… gimana buat kamu? 182 Yaa, kayak aku banyak nyeselnya sih, kayak sebenernya aku bisa lebih banyak reach out ke dia, nanya tentang penyakit dia maksudnya mungkin aja hal itu bisa 183 ngebantu dia gitu loh, soalnya sebelum dia ga ada itu emang dia sering cerita ke keluarganya kalau dia tuh ngerasa sedih, terus aku kayak yaaah, kenapa sih ga dari 184 dulu gitu. Nah sedihnya tuh karena nyesel. 185 Kalau itu berarti sedihnya karena nyesel kamu ga bisa ngelakuin sesuatu untuk orang lain gitu ya? 186 He eh.. 187 Tapi kalo untuk ke dirimu sendiri, penyesalan atau kesedihan apa yang pernah kamu rasain? 188 Kalau untuk diri aku sendiri, dalam konteks itu temen aku meninggal? 189 He eh.. 190 Eeeemm, kesedihan eeem gimana ya pertanyaannya? 191 Eeeemm hehe kalo itu kan kamu sedih lebih kayak sedih karena eee apa ya, harusnya kamu bisa ngelakuin sesuatu untuk temen kamu gitu, untuk dia, tapi 192 ada nggak sih dampaknya ke diri kamu sendiri? 193 Kayak sedih banget gitu ya? 194 Iyaa.. 195 Eeeee, sempet sih waktu itu kayak dia kan anaknya rajin banget nih di kelas, terus kayak kalo misalnya aku kelewatan catetan aku selalu ngikutin dia, atau pake 196 catetannya dia, tapi sekarang udah ga ada yang kayak gitu jadi jadi kalo di kelas tuh kayak yaa aku masih ga dengerin gitu kan tapi dia udah ga ada itu sih yang 197 secara diri sendiri karena mungkin tuh sebenernya aku juga bergantung sama dia kalau di kelas. Jadi aku baru sadar oh ternyata aku bergantung banget sama dia, gitu 198 sih.. 199 Dan kamu kehilangan sosok itu ya? 200 He eh, jadi kayak sekarang aku kayak yaaah udah ga bisa ketinggalan dikit nih kalo nyatet dan aku cuma percaya sama satu catetannya dia.. gituu 201 Yaaahhh okeee.. 202 Terus walaupun ini belum terjadi yaa, tapi aku mau ngajak kamu untuk membayangkan nih. Kalau bisa dibayangin, menurut kamu titik bahagia yang 203 bisa kamu alamin di masa kerja tu apa sih? 204 Kalau di masa kerja tuh pasti ketika aku eee udah dapet ee posisi di kantor yang oke. Pasti kan titik tertingginya bukan pas kita baru masuk kantor nih, tapi waktu 205 akhirnya di perusahaan yang kita pengenin misalnya di perusahaan bisa dapet jabatan tertentu, misalnya kalau di hukum tuh lawyer senior kah, atau apa kah, atau 206 menurut aku juga bisa kayak kalau anak hukum kan proyek-proyek gitu kan kerjaannya. Nah berarti ini ya ini akan terjadi di saat aku bisa menyelesaikan proyek 207 yang sangat besar, berarti penting untuk perasaannya gitu. 208 Kalau menurut kamu tokoh penting yang bakalan ada di titik itu tuh kira-kira siapa? 209 Eeeemm menurutku yaaa bisa eem apa, ibuku atau bisa juga suamiku di saat itu, entah siapapun itu. 210 Ohh oke, berarti tokoh pentingnya itu ke support system kamu ya? 211 He eh, he eh.. 212 Okeee, terus kira-kira apa yang kamu pikirin dan rasain ketika kamu udah berhasil dapetin eee jabatan kerja yang oke itu? 213 Yang aku rasain tuh pasti puas banget karena ya ini capek-capek kuliah 4 tahun ya ini hasil yang harusnya ada, senengnya karena itu sih, karena capek belajarnya 214 hahaha gitu. 215 Hahaha eeem apa tuh namanya, kalau kamu dapet posisi yang oke itu kan berarti bakal berdampak sama kamu nih di masa depannya kan kalau kamu 216 berhasil mendapatkan itu. Nah kira-kira peristiwa kamu mendapatkan pekerjaan yang oke ini bakal gimana sih dampaknya ke diri kamu di masa depan? 217 Kayak apa yang bakal berubah dari diri kamu terkait dengan personalitymu, atau misal kerentananmu, atau daya kerjamu, atau ya ya just you in person 218 gitu? 219 Menurut aku yang jelas ini nambah confidence gitu karena sekarang ini gue orang penting di kantor, gitu. Kayak gitu jadi itu akhirnya juga ngebantu produktivitas 220 aku mungkin, karena aku ngerasa oh yaudah berarti pekerjaan yang aku lakuin nih emang bagus karena bahkan orang-orang aja percaya sama aku untuk menempati 221 posisi ini. Kayak gitu sih.. 222 Okeee 223 Okee, selain itu berarti yang menjadi titik balik di masa kerja kamu kira-kira apa? 224 Yang jadi titik balik di masa kerja ituuu, emmm, mungkin kalau ini terjadi ya, mungkin kalau aku pindah kerjaan yang bener-bener berbeda. 225 Okeee.. 226 Kayak misalkan kan sekarang ini aku pengennya jadi lawyer dulu, biar sustain gitu gitu. Tapi sebenernya aku ga terlalu punya passion di situ, nah mungkin titik 227 baliknya adalah ketika aku udah financially settle, ya mungkin ini udah agak tua sih ketika terjadi ya aku bakal cari kerjaan yang sebenernya sesuai sama passionku. 228 Jadi itu bakal bener-bener jadi titik balik, karena kehidupannya pasti akan jadi sangat jauh berbeda. 229 Okee, kalau di titik balik itu eee siapa ya yang punya peran penting dalam kejadian itu? 230 Mmmm menurut aku, emmm diriku sendiri hehehe karena pada akhirnya itu kayak aku bisa meyakinkan diriku sendiri kayak, yaudah sekarang saatnya kejar passion 231 nih. 232 Karena itu jadi pilihan kamu sendiri ya? 233 He eh, he eh. Sama mungkin orang-orang terdekat yang bisa guarantee “iya, its okay untuk meninggalkan kehidupan korporat to pursue your passion”. 234 Okeee, terus apa yang kamu rasain atau pikirin “oh akhirnya pindah kerja nih dengan sesuai sama passionku” gitu? 235 Yang aku rasain mungkin lega yaaa, akhirnya ini aku akhirnya waktu aku untuk ngejar sustainability tuh udah selesai karena itu udah didapetin, sekarang saatnya 236 senang-senang dan menikmati hidup gituu. 237 Berarti kira-kira titik balik ini kan ee kamu pindah kerjaan kan? Berarti ini setelah kamu melewati titik bahagia itu ya? Setelah kamu udah oke, baru 238 kamu ke titik balik ini? 239 Iyaa..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

280

240 Lalu akhirnya bagaimana titik balik ini apa ya? Merubah diri kamu? Atau berpengaruh sama diri kamu? 241 Eee yang jelas tuh kan kayak aku kalau misalkan udah selesai jadi lawyer kan pengen pekerjaan yang lebih santai, berarti kan pekerjaan bakal yang lebih kayak apa 242 yang lakuin sekali-kali, terus pikiran aku kan pasti lebih santai karena tuntutan pekerjaannya ga akan sebesar pekerjaan yang sebelumnya. Kayak gitu, jadi lebih 243 chill. Hmmm oke 244 Kalau gitu setelah ngelewatin titik balik, setelah tadi ngelewatin pekerjaan yang oke, tapi kan pasti ya ngga pasti juga sih, mungkin ada orang-orang yang 245 melakukan pekerjaan yang gak dia sukain kana tau mengalami kesulitan di pekerjaan dia. Nah kira-kira, kalau yang kamu bayangin nih, kira-kira titik 246 sedih apa yang bakal kamu alamin di masa kerjaan? 247 Eeee menurutku titik sedih yang bakal aku alamin di masa kerjaan tuh yang pertama waktu masuk dunia kerjanya itu sendiri pasti aku udah sedih, karena sekarang 248 aku kayak sadar kerja tuh ga enak, kayak monoton banget gitu loh kalo harus dibandingin sama kuliah dan sebelum-sebelumnya.. 249 Karena abis kamu magang ini ya? 250 He eh, he eh, jadi pasti titik tersedihnya adalah masa transisi dan adaptasi masuk dunia kerja, karena berarti kan dari jam berapa sampe jam berapa harus di kantor 251 kayak gitu tuh tiap hari, itu sih pasti sedihnya di situ. 252 Berarti ini waktu awal-awal kerja itu ya? 253 Iyaa.. 254 Tapi gimana apa ya? Masa sedih dalam kerjaan itu ngebentuk diri kamu? 255 Emmm itu akan membentuk diri aku karena pada akhirnya aku menyadari kalau ini tuh something yang normal gitu, dan semua orang mengalami hal yang sama dan 256 lama-lama kebiasaan juga kayak yaudah this is your life gitu. 257 Okee.. 258 Kalau itu hal sedih pas awal-awal, kira-kira tantangan atau kehilangan apa yang bakal terjadi di kerjaan kira-kira? 259 Menurut aku itu bakal terjadi ketika.. kerja kan sibuk nih, berarti waktu sama temen, waktu sama keluarga itu bakal secara signifikan berkurang. Nah menurutku 260 kayak sedihnya tantangannya tuh di situ, kayak bisa ikhlas gak sih kamu gak ada waktu sama keluarga sama temen lagi? 261 Karena kehilangan waktu gitu ya? 262 He eh, iya.. 263 Okee, terus kira-kira gimana kamu bakal mengatasi tantangan itu? 264 Hmm caranya berusaha mengikhlaskan karena cara mikirnya lebih kayak kita kerja nih juga buat siapa sih? Kan buat keluarga.. Kalau kita sukses di kehidupan kerja 265 siapa sih yang seneng? Kan keluarga. 266 Emmm merubah cara pikir berarti ya? 267 Iyaa iya.. 268 Okee, bergerak ke masa pernikahan atau membentuk keluarga nih. Menurut kamu, di bayangan kamu titik bahagia apa yang bakal terjadi di masa itu? 269 Titik bahagia di masa itu lebih kayak hmm mungkin beli rumah kali ya? Kayak gatau sih rumah atau apartment yang udah pasti udah bakal ditempatin dalam waktu 270 yang lama. 271 Okee.. 272 Itu sih, soalnya itu kan berarti udah financially settled, udah punya tempat sendiri itu sih. 273 Yang bakal berperan penting dalam itu? 274 Oh yaa, yang bakal berperan penting dalam itu kayak di tempat itu segalanya yang bakal terjadi dalam hidupku tuh bakal terjadi di situ gitu loh. Misalnya bakal 275 punya anak, berarti kan anaknya bakal digedein di situ gitu. 276 Okee, berarti dari lingkungannya dan segala macem juga bakal kamu pertimbangkan gitu ya? 277 Iyaa.. 278 Okee, kira-kira ee apa namanya apa yang bakal kamu pikirin dan rasain? Terus eee siapa sih tokoh penting yang berperan dalam mencari rumah ini apa 279 mencari hunian ini? 280 Hehe perasaannya pasti puas lah karena akhirnya bisa punya rumah sendiri, bisa tinggal sendiri dan itu kan simbol independency kan pada akhirnya bisa punya 281 rumah sendiri. Terus eee tokoh yang berperan ya mungkin partner kita besok, ya sama siapa kita besok kan mungkin bakal milih rumah bareng mereka gituu sihhh.. 282 Oke terus gimana sih dengan kamu pindah ke tempat baru, dari kecil kamu tinggalnya selalu sama orang tua kan ya berarti? 283 Iyaa.. 284 Berarti ada transisi juga kan yang tadinya tinggal di rumah sama orang tua terus, sampe akhirnya kamu pindah rumah sendiri itu kira-kira bagaimana 285 momen itu bisa membentuk diri kamu? 286 Eeeem kan aku ngerasa rumah itu kayak representasi diri kita gitu. Berarti setelah aku udah ga tinggal sama orang tua itu aku bebas mau nata rumahku kayak gimana 287 aja, karena sebenernya dari kecil aku ga suka sama cara orang tua aku menata rumah gituuu pokoknya style rumah yang orang tua aku pilih tuh aku kurang suka gitu 288 gitu deh, makanya menurutku itu bakal seneng banget sih aku ngatur-ngatur sendiri sesuai dengan keinginanku. 289 Hmmm, jadi akhirnya kayak kamu bisa melakukan hal yang sesuai yang kamu inginin gitu ya? 290 Iyaaa. 291 Hmm oke.. 292 Nah, kalau tadi titik bahagia, titik balik di masa pernikahan ini menurut kamu apa yang bakal terjadi? 293 Titik balik itu menurut aku waktu aku menyadari ternyata nikah itu ga seenak itu. Mungkin di situ sih. 294 Menurut kamu kamu bakal menemukan perasaan itu? 295 Iyaa, aku bakal ngerasain kayak misalnya.. yaudah kalau pacaran kan gausah try to please keluarganya pacar gitu, kayak yaudah orang cuma pacaran. Tapi kalau 296 nikah kan pasti ada expectation-expectation tertentu dan menurutku itu bakal terjadi ketika aku sadar yahh ternyata ga seasik ini, ga seasik yang aku bayangin, ada 297 tanggung jawab-tanggung jawab baru. 298 Berarti itu tokoh yang berperan keluarga dari partner kamu? 299 Iyaa, keluarga dia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

281

300 Okee, terus apa yang kamu rasakan dan pikirkan di masa itu kira-kira? 301 Yang aku pikirin itu eeemm yang jelas pertamanya pasti kesel dikit, tapi aku berusaha merubah pandangan dengan kayak yaudah terlanjur ya harus mengatasi 302 perasaan itu ketika itu terjadi jadi kayak yaudah di, berusaha menerima karena udah terlanjur menikah, mau gimana lagi gitu. Kayak yaudah mungkin ini hal yang 303 normal, masa mau hidup sesuka-suka aku terus. 304 He emm, jadi hal yang harus kamu jalanin gitu kan? 305 Iyaaa 306 Terus gimana itu bakal mempengaruhi atau membentuk diri kamu? 307 Emm yang jelas pasti mungkin jadi lebih bisa mengerti orang lain, kayak bisa kompromi lah, kayak misalnya sebelumnya kan waktu masa kerja nih dan masih 308 sendiri kan kayak self-centered banget gitu loh soalnya udah punya duit, udah punya kebebasan, udah punya waktu tapi kayak itu kan self-centered banget, tapi kan 309 kalau konteksnya udah nikah kan udah berubah jadi lebih kompromi. 310 Okeee.. 311 Terus kira-kira titik sedih yang bakal kamu alamin di masa pernikahan atau keluarga ini apa? 312 Titik sedihnya tuuuhhh eeemmm mungkin kalau misalnya nih aku punya anak, terus aku ga bisa memenuhi ekspektasi anakku sendiri. 313 Kok kalau punya anak? 314 Iya soalnya jujur aku masih ga tau nih bakal punya anak apa enggak. I mean bukan ga pengen punya anak, tapi aku ga tau bakal melahirkan seorang anak apa enggak 315 gitu. Karena kalo aku mikirnya mungkin malah adopsi sih. Karena aku liat keadaan di bumi sekarang kayak gimana ya, kasian juga buat anak-anak kita di masa 316 depan. Oh selain itu juga aku ngerasa populasi di dunia itu kan udah banyak banget ya, terutama di Indonesia dengan populasi terbanyak nomer 4 di dunia apa iya 317 aku masih mau punya anak lagi? Kayanya egois aja gitu. Makanya aku mikir mendingan aku adopsi anak aja deh, kan kasian juga mereka ga punya orang tua kenapa 318 aku gak jadi sosok orang tua untuk mereka? Menurutku semua orang berhak lah mendapatkan kasih sayang seorang ibu, gila sih ya ibu tuh powerful banget 319 pengaruhnya buat anak. Bukan berarti ayah enggak ya, aku juga deket sama ayahku dulu pas kecil tapi ya ibu gitu ya.. biasanya jadi role model kan buat anak 320 perempuan. 321 Iyaa iyaa.. 322 Nah kalau punya anak tuh aku juga takut kayak yaudah aku cuma orang tua yang buruk gitu di mata mereka, itu sih. Gitu. Apalagi kan dulu aku tuh punya masa 323 kecil yang membahagiakan, kayak aku bisa jadi orang kayak sekarang karena dari kecil orang tuaku support aku untuk ini itu, intinya banyak pengalaman aku 324 dapetin dari orang tuaku deh. Nah gimana kalau aku ga bisa ngasih lebih ke anakku? Gimana kalau aku bahkan ga bisa ngasih yang orang tuaku dulu kasih ke aku? 325 Gituu 326 Berarti itu juga jadi kekhawatiran kamu ya? Tokoh penting di sini tuh anak? Apa namanya yang kamu pikirin? 327 Iyaa, tapi misalkan kalau ada pun. Kalau misalnya ga punya anak, menurut aku titik sedihnya kan pasti aku udah semakin dewasa tuh, semakin tua, begitupun orang 328 tuaku kayak pasti at some point orang tuaku ga ada di umur-umur segitu, dan itu sebenernya yang bikin sedih juga karena kadang kita tuh sebagai anak tumbuh 329 dewasa suka lupa kalau orang tua kita juga tambah tua. Nah apalagi kalau besok kita udah gede dan punya anak kan pasti sibuk ngebesarin anak, lupa orang tua kita 330 waktunya udah ga banyak lagi 331 Okeee, nah dari itu kira-kira, dari ke dua hal itu berarti ya, gimana itu bakal membentuk atau mempengaruhi kamu? Gimana kamu bakalan apa 332 memikirkan momen itu, merasakan momen itu? 333 Eeeemm kalau itu mempengaruhi lebih kayak misalkan masalah anak, mungkin aku bakal lebih evaluasi diri, kayak yaudah pasti ada room for improvement gitu loh 334 sebagai orang tua. Teruss tapi kalau masalah orang tua ga ada, ya pasti aku bakal jadi orang yang lebih kuat kali ya? Kayak yaudah sekarang aku udah ga ada orang 335 tua, berarti salah satu supportku dalam hidupku udah ga ada, berarti aku harus berusaha mensiasati ketidak adaan itu dengan cara lain. 336 Okee berarti kehilangan orang tua itu bakal jadi tantangan di masa kamu membentuk keluarga ya? 337 Iyaa.. 338 Tapi kalau misalkan ee tantangan kehilangan di masa pernikahan itu kira-kira apa? 339 Kehilangan? Ooohh.. 340 Atau tantangan in general sih. 341 Ooooh, aku mungkin takut ini, kalau ternyata marriage, pernikahannya ga jalan karena emang ga cocok ternyata setelah nikah. Itu sih, sedihnya di situ sih. Kayaknya 342 itu deh yang bakal bikin aku sedih. Soalnya kan kalo udah nikah tuh dilemanya bakal lebih gede, sebenernya ini tuh cocok gak sih? Atau ini cuma berantem biasa 343 doang? Atau emang kalau udah separah ini yaudah emang harusnya udah kelar nikahnya? Kayak gitu. Mungkin itu sih tantangannya, pertanyaan-pertanyaan kayak 344 gitu yang mungkin baru muncul setelah nikah. 345 Okee, berarti ini bakal terjadi di awal pernikahan? Atau di mana menurut kamu? 346 Diii menurutku bisa terjadi di mana aja sih. Bisa aja awalnya happy, tapi waktu di akhir-akhir oh ternyata kita beda visi dan misi. 347 Kayak ada gejolak-gejolaknya gitu ya? 348 Iyaa.. He eh. 349 Terus menurut kamu gimana kamu menghadapi tantangan itu? 350 Menurut aku cara aku menghadapi tantangan itu harus percaya sama diri sendiri sih, karena sama kayak kurang-kurangin eeem apa ya? Kurang-kurangin denger 351 pendapat orang lain, ya boleh sih ngedengerin pendapat orang lain yang lebih berpengalaman tapi kayak harus ngebatasin sejauh apa sih pendapat orang lain itu 352 bakal aku internalisasi, tapi harus yakin sama diri sendiri ya kalau yakin this is the one yaudah terus diusahakan, tapi kalau misalkan kalau emang yakin ini emang ga 353 ketolong yaudah selesaiin aja. 354 Okee berarti pandangan kamu terhadap pernikahan in general itu eee bukan berarti pasangan yang kita pilih tuh udah harus sama kita selamanya ya? 355 Berarti kamu juga masih open sama ya divorce is okay kalau memang not meant to be gitu ya? 356 Iyaaa.. 357 Okee.. 358 Terus yang terakhir nih di masa tua. Menurut kamu apa nih yang bakal bikin kamu bahagia di masa tua? Kejadian apa yang bakal terjadi di situ? 359 Menurut aku itu tuh bakal terjadi ketika aku akhirnya bisa menuhin goalsku di masa muda gitu, kayak misalnya aku pengen traveling ke tempat yang mahal dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

282

360 tempat yang jauh, tapi kan aku belom punya uangnya nih di masa muda. Nah mungkin akhirnya itu baru bisa kejadian di masa tua. Menurutku itu sih titik baliknya. 361 Yaudah menurutku hidup ini udah selesai karena aku udah mencapai semua yang aku pengen dalam hidupku, yaudah realisasi kayak menyadari kalau aku udah 362 mencapai semuanya itu bakal jadi titik balik buat aku. 363 Oke berarti itu titik baliknya ya buat kamu? Berarti titik bahagianya mencapai semuanya itu? 364 Iyaa, jadi titik bahagia itu ketika mencapai semuanya, tapi titik baliknya itu ketika nyadar kalau aku udah nyelesaiin semuanya. 365 Oh kesadarannya ya? 366 Iyaaa.. 367 Tokoh penting di masa tua ini menurut kamu siapa? 368 Menurut aku di masa tua kalau emang belum cerai sama suaminya ya mungkin sama suami itu sama suami itu bakal jadi tokoh penting. Tapi menurutku juga di 369 masa tua tokoh penting itu temen-temen lama yang mungkin setelah sibuk-sibuk kerja dan segalanya kita jadi bisa reconnect lagi nih ketika udah tua. 370 Hmm, jadi ketika di masa kerja tuh fokus ke bangun karir sendiri tapi di masa tua bakal reconnecting lagi sama temen-temen lama itu ya? 371 Iyaah.. 372 Nah, dari situ apa yang kamu pikirin dan rasain sampe akhirnya kamu bisa ngedapetin semua yang kamu pengenin dari dulu, semua yang kamu 373 perjuangin dari dulu, itu gimana? 374 Yang aku rasain yang jelas puas banget sih, mungkin bersyukur juga dikasih waktu hidup yang sepanjang itu supaya akhirnya aku bisa menuhin yang aku pengenin. 375 Gitu sih.. 376 Oke, terus gimana eee apa namanya, momen pencapaian itu membentuk diri kamu atau mempengaruhi diri kamu? 377 Menurutku itu mempengaruhi diri aku bisa secara positif, itu bisa kayak you have done good gitu loh so far. Tapi menurut aku secara negatif itu juga bisa aja bakal 378 eee berdampak ke aku, terus sekarang semuanya udah selesai terus aku mau apa? Tujuan hidup aku sekarang apa? Soalnya itu kan kayak bakal juga yang banyak 379 dialamin sama lansia gitu kan, mau ngapain lagi ya bosen. 380 Kayak udah akhirnya stuck gitu ya mau ngapain? 381 Iyaa, stuck.. 382 Nah, kalau gitu apa yang bakal jadi titik sedih yang bakal kamu alamin di masa tua? 383 Titik sedih yang aku alamin di masa tua tuh bisa kesepian, karena mungkin temen-temen aku, atau suami aku udah meninggal jadi kayak sama siapa lagi? Terus 384 anaknya juga udah sibuk, terus yang ke dua itu krisis identitas di masa tua. 385 Kembali lagi gitu ya? 386 Iyaa kayak yah ngapain lagi? Sama ini sih, mungkin fisiknya udah ga oke, udah mulai sakit-sakitan terus mungkin sedih sih inget iya dulu waktu muda aku sehat, 387 bisa yoga, sekarang udah ga bisa. 388 Udah ga kuat ya? 389 Iya, itu sedih sih pasti.. 390 Berarti yang kamu rasain kesedihan itu kan, tapi eeem apa yang mungkin kamu pikirin waktu itu? 391 Mungkin yang aku pikirin kalau lagi sedih tu mungkin aku bakal ngerasa useless gitu loh, apalagi kalau udah tua ya. Kan kalau udah tua jarang juga ada orang 392 dateng ke kita “eh aku butuh kamu” gitu jarang, kayak kita dimintain tolong, mungkin di saat itu aku bakal ngerasa useless yaudah aku udah ga bisa ngapa-ngapain 393 lagi. 394 Okeee, nah terus eventhough kamu udah sempet nyebutin mungkin di masa itu kamu bakal ngalamin krisis identitas kan, tapi gimana masa itu bakal 395 ngebentuk kamu? 396 Krisis identitas.. hmm menurut aku krisis identitas yang bakal aku alamin di masa tua itu bakal ngebentuk aku jadi orang yang lebih ikhlas. Kayak mungkin aku bisa 397 ngubah pandangan dengan yaudah aku kan udah hidup segini lamanya, bertahun-tahun yaudah mungkin ini udah saatnya untuk let go hal-hal yang aku anggep 398 penting di masa muda kayak fisik, terus identitas, yaudah emang mungkin saatnya kita santai-santai aja jadi orang tua.. 399 Menerima gitu yaaa.. 400 Iya, lebih ikhlas. 401 Okeee, kalau gitu berarti ada tantangan lainnya gak di masa tua kamu? 402 Tantangan lainnyaaa, kayaknya itu aja sih, kayak ngerasa hopeless, ga bisa ngapa-ngapain sendiri, itu sih tantangannya. Harus minta tolong, gitu gitu. 403 Hmm, cara kamu mengatasinya itu kira-kira gimana nanti? 404 Menurut aku kayak aku berusaha menormalisasi bahwa sebenernya aku tuh masih dibutuhin sama orang lain, kayak misalnya aku punya anak ya dia masih butuh 405 comfort dari ibunya walaupun aku udah tua, terus mungkin aku juga yaudah aku udah tua, aku udah berkontribusi banyak untuk kehidupan orang lain maybe its time 406 for them to give back ke aku dengan take care of me. 407 Hmmm, berarti menurut kamu tokoh penting yang bakal membantu kamu di masa-masa ini tuh siapa? 408 Menurut aku kalau punya anak, bisa jadi anak, atau kayak eeemm siapapun yang bisa deket aku, bisa kayak temen lama kayak yang tadi aku bilang, gituuu..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

283

Lampiran 3 Episode kehidupan Kuning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

284

Episode Pertama Masa Kecil Awal Kuning adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Sejak kecil ibunya bekerja di kantoran, sementara ayahnya bekerja di rumah. Orang tuanya sangat suportif terhadap Kuning sejak kecil. Saat usia TK, Kuning memiliki hubungan yang sangat dekat dengan ayahnya, ia melakukan banyak hal bersama dengan ayahnya. Ia mengikuti banyak les dan perlombaan sejak kecil karena didorong oleh peran ibunya. Tengah Ketika SD Kuning adalah anak yang sangat percaya diri akan potensi yang ia miliki Ketika SD Kuning selalu dipilih oleh gurunya untuk mewakilkan teman-temannya karena ia adalah siswa yang dominan. Ia mengagumi perempuan yang tangguh sejak kecil. Sejak kecil, ia sudah terbuka dengan nilai-nilai agama selain agama yang ia pegang. Kuning mengalami kesulitan untuk menenangkan diri ketika ia menangis. Ia memiliki pengalaman dikunci di kamar oleh ayahnya ketika duduk di bangku SD. Akhir Ketika masa-masa Ujian Nasional, Kuning sangat menginginkan nilai yang bagus untuk pembuktian diri. Pada akhirnya, nilai Ujian Nasional Kuning tidak mencapai ekspektasinya tapi pada akhirnya ia bisa menerima hal itu.

Episode Kedua Masa Remaja Awal Kuning mulai merasakan perbedaan hidup di masa kecilnya, bahwa hidup tidak semudah itu. Kuning mulai menyadari bahwa hidup tidak sebatas sekolah dan keluarga. Kuning mulai merasakan adanya persaingan dengan orang lain dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

285

pada akhirnya ia menyadari bahwa ia tidak selalu menjadi siswa yang terbaik. Kuning memiliki memori negatif di masa kecil ketika ia mengabaikan kakek dan neneknya ketika diajak makan. Setahun kemudian, ia kehilangan kakeknya karena meninggal dunia kemudian ia menyesal tidak memanfaatkan waktu yang ada ketika kakeknya masih ada.

Tengah Kuning memiliki kenangan patah hati yan buruk dengan pacarnya ketika ia kelas 2 SMP yang menyebabkan ia mempertanyakan siapa dirinya dan kehilangan kepercayaan dirinya. Pengalaman patah hati yang Kuning rasakan juga menyebabkan ia memiliki gangguan makan. Kuning pertama kali mengikuti ekstrakurikuler debat ketika memasuki SMA yang membuatnya sadar akan isu perempuan dan kaum minoritas. Akhir Kuning bertemu dengan pasangannya saat ini yang membuatnya sadar akan nilai dirinya dan membantu Kuning menjadi orang yang lebih baik dan mengutamakan pendidikannya. Kuning merasa di SMA ia adalah siswa yang diingat oleh guru. Memori yang paling membahagiakan di masa remaja adalah ketika lulus SMA Kuning diberi kesempatan untuk memberikan pidato saat pelepasan siswa (wisuda). Episode Ketiga Pasca SMA & Masa Perkuliahan Awal Kuning merasa cocok dengan jurusan kuliah yang ia ambil yaitu jurusan hukum. Di masa awal perkuliahan Kuning menyadari bahwa ia perlu memulai kembali kehidupannya. Kuning menyadari bahwa di dunia ini tidak hanya berisikan orang- orang yang seagama dan sesuku dengan dirinya, karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

286

sebelumnya ia berasal dari sekolah homogen. Kuning melanjutkan ekstrakurikuler debat dan terlibat dalam lomba lebih banyak dari masa SMA. Tengah Kuning kehilangan teman baiknya di kuliah yang meninggal karena menderita sakit. Kuning aktif mengikuti lomba debat, di mana kemenangan yang ia raih merupakan titik tertinggi selama masa dewasanya, sementara kekalahan yang ia alami merupakan titik terendah yang ia alami di masa dewasa. Kuning mengambil kesempatan magang di Jakarta walaupun ia tidak diwajibkan untuk mengikuti magang karena ia merasa perlu memiliki banyak pengalaman sebagai daya saing dirinya. Episode Keempat Pasca Perkuliahan & Masa Kerja Awal Kuning merasa bahwa ketika memasuki masa transisi ke dunia kerja akan menjadi pengalaman yang menyedihkan bagi dirinya. Kuning merasa bahwa masa awal masuk kerja merupakan masa- masa adaptasi. Tengah Kuning merasa bahwa pengalaman yang sangat membahagiakan yang akan terjadi di masa kerja adalah ketika ia akhirnya mendapatkan posisi yang ia inginkan selama ini. Kuning merasa bahwa sosok ibunya akan sangat berarti di masa- masa ini, begitu pula sosok pendampingnya kelak. Kuning merasa ketika memasuki dunia kerja dia akan kehilangan banyak waktu untuk keluarga dan teman-temannya. Akhir Menurut Kuning, titik balik di masa kerja adalah ketika ia pindah ke tempat kerja yang benar-benar berbeda dan sesuai dengan passionnya. Kuning merasa bahwa dirinya sendiri akan menjadi tokoh utama dalam masa-masa ini. Selain itu, ia juga merasa dukungan dari orang-orang terdekat yang bisa meyakinkan dirinya juga akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

287

sangat berarti. Episode Kelima Pernikahan & Keluarga Awal Menurut Kuning, membeli dan mengatur rumahnya sendiri akan menjadi momen yang sangat membahagiakan. Menurut Kuning ketika ia sudah dapat membeli rumahnya berarti ia sudah merasa tercukupi secara finansial. Bagi Kuning, rumah adalah representasi diri seseorang. Bagi Kuning, tinggal di rumah sendiri merupakan simbol kemandirian. Peran pasangan akan menjadi sangat penting bagi Kuning pada masa-masa ini, Tengah Di tengah jalan pernikahan Kuning, Kuning merasakan adanya kemungkinan menyadari kesulitan masa-masa pernikahan. Kuning merasa kemungkinan kesulitan tersebut datang dari faktor memenuhi ekspektasi keluarga pasangan. Tokoh yang berperan penting dalam tahapan ini adalah keluarga pasangan Kuning kelak. Akhir Kuning membayangkan titik sedih yang mungkin Kuning alami adalah ketika ia tidak bisa memenuhi ekspektasi anaknya kelak. Kuning juga merasakan kemungkinan titik sedih yang lainnya yaitu ketika ia kehilangan orang tuanya kelak. Kuning memiliki kekhawatiran bahwa ia akan merasakan ketidakcocokan dengan pasangannya setelah menikah. Episode Keenam Masa Tua Awal Kuning merasa bahwa momen yang membahagiakan yang akan terjadi di masa tua adalah ketika ia akhirnya bisa memenuhi keinginannya seperti misalnya jalan-jalan. Tokoh penting pada masa ini bisa jadi suami apabila tidak cerai, atau teman-teman lama. Tengah Menurut Kuning, titik balik pada masa tuanya adalah ketika ia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

288

menyadari pencapaian dirinya seumur hidupnya. Pada masa ini Kuning merasa puas dan bersyukur karena telah diberikan waktu yang cukup untuk memenuhi keinginannya. Kuning merasa bahwa momen menyedihkan yang mungki terjadi di masa tuanya adalah merasa kesepian apabila sudah ditinggal oleh teman-teman atau suaminya meninggal. Akhir Kuning tidak menutup kemungkinan ia akan mengalami krisis identitas di masa tuanya. Kuning merasa mungkin ia akan merasa tidak berguna pada masa ini. Kuning menerka adanya kemungkinan dirinya sudah mengalami sakit-sakitan pada tahap ini. Tokoh penting yang mungkin dapat membantu Kuning pada masa ini adalah anaknya kelak atau teman dekatnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

289

Lampiran 4 Plot Kehidupan Kuning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

290

Temuan Masa Kecil Remaja Kuliah (TK-SD) (SMP-SMA) Kegiatan dan Didorong oleh ibunya untuk SMA: Mulai mengikuti ekskul debat Aktif lomba debat pencapaian mencoba berbagai macam SMA: Dipilih oleh guru untuk Pengalaman menang menjadi kegiatan les: akademik, gitar, memberikan pidato mewakili titik tertinggi. piano, menari angkatan ketika wisuda Pengalaman kalah menjadi Mulai mengikuti perlombaan titik terendah. di bidang musikalitas SD: Hampir selalu dipilih oleh guru untuk mewakili sekolah Kepercayaan Tumbuh sebagai pribadi yang Semakin percaya diri dengan Kuliah di jurusan hukum di Diri percaya diri terhadap kemampuan dirinya karena kerap salah satu universitas negeri kemampuan dirinya diminta oleh guru untuk mewakili terbaik di Indonesia. sekolah Mulai meragukan kepercayaan SMP: Mengalami putus cinta karena dirinya akibat banyaknya dianggap tidak menarik secara fisik persaingan yang ia temukan di yang menyebabkan dirinya merasa masa perkuliahan. kehilangan kepercayaan diri. Merasa harus SMP: Mengubah diri untuk memperkenalkan dirinya dan memenuhi tuntutan dari orang lain, menunjukkan eksistensinya. sehingga mendapatkan pengakuan. Tampil apa adanya karena SMA: Bertemu dengan pasangan merasa nyaman dengan diri yang membuatnya kembali sendiri. menemukan kepercayaan dirinya. SMA: Merasa guru-guru sudah mengenal dirinya dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

291

Menanggapi Terbiasa dengan berbagai SD-SMA: Terbiasa dengan teman- Mulai menyadari bahwa orang perbedaan budaya karena ayahnya teman dengan latar belakang yang Indonesia sangat beragam, merupakan keturunan Cina sama karena ber- sekolah di sekolah Belajar menyesuaikan diri dan seorang mualaf yang homogen: dengan kepribadian orang Rata-rata berasal dari kalangan yang berbeda-beda. menengah ke atas, beragama Islam Memperjuangkan hak dan berasal dari Jawa. minoritas melalui aktivismenya. Hubungan - Mulai penasaran dengan pacaran. Pasangan sebagai sumber dengan SMP: Memulai hubungan pacaran dukungan pasangan Mengalami patah hati terburuk. Melakukan hal-hal baik untuk Berusaha memenuhi ekspektasi diri sendiri, bukan sekedar pasangan untuk pacar/orang lain. Kedekatan Memiliki relasi yang sangat Mulai tidak dekat ayah. Berusaha berhubungan dengan dekat dengan ayah, melakukan Tidak memprioritaskan keluarga. kembali dengan keluarga. keluarga banyak hal bersama ayah. Kehilangan banyak waktu dengan Menyempatkan waktu untuk keluarga karena kesibukan masing- keluarga. masing. Menghargai setiap waktu yang dihabiskan dengan keluarga. Hubungan SMP & SMA: Memiliki Awal kuliah: hanya memiliki dengan teman perkumpulan teman yang sering satu teman karena merasa menghabiskan waktu bersama. bahwa teman tidak begitu Tidak memiliki sahabat yang selalu penting diandalkan. Pertengahan kuliah: dianggap sombong karena tidak suka berteman Saat ini: memperbanyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

292

teman dan koneksi Pengalaman - Kehilangan sang kakek yang Kehilangan sahabatnya di kehilangan membuatnya menyadari pentingnya kampus yang membuatnya menghabiskan waktu dengan lebih memperhatikan teman- keluarga teman di sekitarnya. Gaya hidup - SMP: Diet keras > mengalami Menjadi seorang flexitarian gangguan masalah gangguan makan Aktif dalam kelas yoga SMA: Memperbaiki pola makan Menjalani gaya hidup minim sampah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

293

Lampiran 5 Transkrip Wawancara Biru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

294

No. Transkrip Biru 2.1 Perspektif Judul Narasi 1 Halo kak hehehe 2 Halo halooo 3 Terima kasih banyak ya kak atas waktunyaaa. Kayak yang udah aku jelasin sebelumnya, jadi pertemuan kita itu untuk melakukan proses wawancara. 4 Naaah wawancaranya ini akan membicarakan tentang kisah hidup kamu terkait jati diri kamu sebagai perempuan Jawa. 5 Ohhh iya kayak yang kamu bilang itu kan? 6 Eemm iya kak, iya.. Kan aku udah bilang sebelumnya aku tertarik sama kisah hidup kakak sebagai seorang perempuan Jawa dewasa muda yang 7 melakukan kegiatan aktivis di bidang sosial gitu yaaa.. 8 Iyaaa, oke.. 9 Jadi aku tertarik untuk denger kisah hidup kakak meliputi masa lalu kakak sebagaimana kakak inget dan tentang masa depan kakak sebagaimana kakak 10 membayangkannya. 11 Okeeeee 12 Pada sesi ini gak semua kisah hidup kakak harus kakak ceritakan, nanti aku akan meminta kakak untuk fokus pada beberapa hal penting dalam hidup 13 kakak melingkupi peristiwa penting, tokoh-tokoh penting, dan buah pemikiran kakak.. 14 Okeee 15 Tujuan penelitian ini bukan untuk menganalisis kepribadian, bukan untuk meriksa kondisi psikis, tapi untuk mendengarkan kisah hidup kakak terkait 16 jati diri kakak sebagai seorang perempuan muda yang berasal dari Jawa gitu yaaaa.. Karena di sini posisiku sebagai peneliti psikologi sosial 17 mengumpulkan kisah-kisah hidup perempuan Jawa untuk berusaha memahami bagaimana perempuan Jawa itu menjalani hidupnya, dan bagaimana 18 pemahaman partisipanku terhadap jati dirinya sebagai seorang perempuan Jawa. 19 Oke, oke.. 20 Wawancara ini bersifat sukarela dan identitas setiap partisipan nantinya akan disamarkan dalam publikasi-publikasi yang menggunakan data hasil 21 wawancara ini. Kakak bisa menghentikan partisipasi kakak terhadap penelitian ini, jadi kakak berhak untuk menolak hasil wawancara ini nantinya 22 untuk digunakan dalam penelitianku dan dalam publikasi-publikasi terkait penelitian ini nantinya. 23 Okeeee 24 Jadi intinya cerita yang bakal kakak ceritain ini seputar kehidupan yang selama ini kakak lalui. Nantinya aku bakal mengidentifikasi kisah hidup kakak 25 secara periodik, secara urut dalam rentang waktu gitu. 26 Okeee 27 Oke, apa ada pertanyaan sebelum kita mulai? 28 Bisa langsung dimulai aja.. 29 Siip, kita mulai ya. Jadi sekarang aku akan mulai dari bab kehidupan secara keseluruhan. Coba bayangin kakak adalah sebuah tokoh, entah di film atau 30 di buku yaaa, jadi anggep aja kisah kakak ini bakal dibaca atau ditonton sama perempuan Jawa lainnya, ya sama semua orang sih.. 31 Okeee 32 Nah, kalau kisah kakak sebagai seorang perempuan Jawa ini bisa dibukukan, bahkan bisa difilmkan gitu ya di mana kakak bisa menceritakan 33 pengalaman hidup kakak sebagai seorang perempuan Jawa dari kecil sampe sekarang dalam 4-7 bab, apa aja yang bakal kakak bahas? Apa aja judul 34 tiap-tiap bab kisah hidup kakak itu? Nah, apa nih yang bakal jadi bab pembuka buku kakak? Dan tolong ceritain sedikit plot dari tiap-tiap bab yaaa.. 35 Okeee yang pertama mungkin judulnya “I’m the third culture kid”. Jadi aku third culture kid kan, ini yang menurutku bikin aku jadi orang yang istimewa. Tau third 36 culture kid kan? 37 Apa tuh kak? 38 Iya jadi third culture kid adalah anak yang tubuh dengan budaya di luar budaya orang tuanya. Jadi aku lahir di Jakarta tahun 92, tapi setahun kemudian tahun 93 aku 39 pindah ke Iran karena papaku adalah seorang diplomat. Ya bisa dibilang aku tumbuh besar di Iran karena aku di sana sampe aku umur 7 tahunan jadi sebenernya aku 40 banyak belajar budaya sana, karena aku kan tinggalnya di sana, tapi di sisi lain ibuku terus nyekokin aku budaya Jawa yang waktu itu aku ga pahamin sama sekali. 41 Okeee 42 Oke terus setelah itu aku tinggal di Mumbai India selama 2 tahun, lalu tinggal di Nigeria juga selama 2 tahun sampe akhirnya aku balik lagi ke Indonesia ketika aku 43 masuk SMP, waktu aku umur 12 tahun ya terus aku masuk SMP negri tuh di Indonesia. 44 Okeeee 45 Eh tunggu.. Nah masuk SMP ini aku udah di Indonesia ya? Oke setelah balik Indonesia ganti bab selanjutnya ya, bab 2. 46 Okeee 47 Iya jadi bab 2 ini judulnya “Culture shock”, karena pas aku balik Indonesia sumpah kaget banget tau oh Indonesia ternyata kayak gini toh. Kayak yang udah aku 48 bilang sebelumnya mamaku tuh selalu nyekokin aku sama budaya Jawa, jadi ketika sampe Indonesia walaupun aku tinggalnya di kota ya, di Jakarta tapi bisa 49 dibilang hampir sama kayak yang ibuku ceritain pas kecil. Jadi aku tuh Jawa yang terpapar banget tuh dari Jawa ibu ya. Terus bapakku juga Jawa tapi bukan Jawa 50 kayak Jawa Tengah gitu yang Jogja atau Semarang gitu yang udah maju, tapi dia dari Brebes jadi dia ngapak ya jadi menurutku masih agak menjarak gitu karena 51 bukannya aku sombong atau gimana ya kalau di keluarga ibu dia Jawa tapi karena sodara lain sudah berada, sudah cukup berada jadi dia gak terlalu musingin soal 52 uang, gak terlalu mengagung-agungkan aku karena aku prestisius, sekolahnya di luar negri pas kecil atau apa gitu ke luar negri gitu tapi kalau yang dari bapak terlalu 53 mengelu-elukan tapi juga terlalu mengatur gitu jadi aku males. 54 Oh jadi yang ribet itu dari bapak? 55 Iyaa karena aku ngeliat itu juga karena mereka dari keluarga ekonomi menengah ke bawah, jadi mereka juga berjuang mati-matian untuk keliatan ada gitu lagak 56 mereka tuh kayak OKB jadi mereka nyoba banget buat keliatan berada. 57 Hmmm 58 Intinya pas aku remaja ini aku tau aku orang Indonesia tapi aku tidak punya kepemilikan terhadap Indonesia, dan di masa ini selain seorang remaja nyari jati dirinya 59 tapi aku juga berusaha nyari jati diriku sebagai orang Indonesia, sebagai perempuan Jawa gitu loh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

295

60 Oke terusss? 61 Nah terus ke bab berikutnya yaaa, judulnya “Aku, Cita-citaku dan Kata Orang Tuaku” asik drama banget. 62 Hahaha gimana tuh? 63 Tapi sumpah ya pas lulus SMA nih, mau masuk kuliah kan aku tuh juga disuruh lagi sama orang tuaku. Udah dari kecil harus ngikutin maunya orang tua, kuliah dan 64 kerjapun aku harus ngikutin lagi aduh males deh. Sebenernya ini disuruhnya udah dari SMA sih, jadi ngga tau deh mungkin dari mereka bikin aku udah bikin tabel 65 periodik kali ya umur segini anakku bakal jadi apa ngapain gitu gatau deh. Jadi dari SMA aku udah disiapin harus masuk negri supaya bisa masuk ke kedokteran 66 gitu loh. Yaudah akhirnya dengan terpaksa aku masuk kedokteran ngikutin maunya mamaku, dan di masa-masa ini aku ngerasa submisif dan manut manut aja lah, 67 belum banyak yang bisa aku lakuin karena aku juga masih belajar dan belum bisa buktiin apa-apa kalau akunya mau balik nuntut ini itu. 68 Okee.. 69 Terus lanjut ke bab 4 nah di sini nih 70 Kenapa tuh? 71 Jadi akhirnya aku pulang ke Indonesia. Jadi aku dari umur 12 tahun sampe sekarang aku di Indonesia brarti udah 15 tahun ya di Indonesia. Terus yaudah aku mulai 72 merasa dekat dengan Jawa itu sejak aku mulai nari sih. 73 Itu dari usia? 74 Malah baru sih, masih baru tahun 2014. 75 Oh malahan pas udah dewasa ya malah? 76 Iya udah gedee jadi malah aku baru menemukan ketenangan di situ. Awalnya aku gak bisa nari Jawa, gak suka aja. Tapi yaudah aku bertahan aja, iyaa makanya 77 waktu itu aku paksain aja, yaudah sih de bertahan aja selama lo bisa. Jadi yaudah aku terexpose budaya Jawanya justru dari situ. 78 Oh gituuu 79 He emmmm gitu. Jadi embracenya dari situ jugaa. Jadiii yaa, ya emang masih suka dimarahin sih kamu di lingkungan Jawa tapi kok sikapmu gini. Yaa emang gue 80 begini terus mau diapain lagi. Gitu aja sih. 81 Iyaaa 82 Iya sih, gitu sih seperti itu. Jadi menurut aku ketika aku kembali ke Jawa itu ya kayak rekonsiliasi identitas aku lagi gitu, nah makanya aku kasih judul di bab ini 83 “Aku Perempuan Jawa”. 84 Aaaahhh 85 Iyaaa, karena akhirnya setelah aku berusaha mengenal lagi, mendalami lagi, merekonstruksi lagi dan meredefinisi kembali aku baru paham diriku sebagai seorang 86 perempuan Jawa. Terus karna awalnya aku berpikir bahwa kok orang Jawa tuh manut-manut aja? Tapi setelah aku baca-baca lagi, setelah aku dalamin ini ini ini 87 baca, ternyata ya aku memang berdekatan sekali dengan budaya Jawa. Terus aku kan juga tertarik sama Buddha, yaudah aku dalemin juga tuh sekalian dan ya 88 memang budaya Jawa dengan ajaran Buddha itu juga mirip sekali, jadi aku semakin mantep 89 11 12 gitu ya? 90 Iyaaa ya memang Jawa kan asalnya dari Hindu Buddha ya, terutama Buddha terus ternyata banyak nilai-nilai yang “ya ini aku” banyak nilai-nilai yang ya ini aku, 91 yang bikin aku merasa damai 92 Jadi mulai dapet keselarasannya tuh baru akhir-akhir ini ya? 93 Ya namanya orang tumbuh. Jadi aku nyari kebebasan untuk aku berdamai. Akhirnya aku berdamai, oh dan emang ternyata aku ya orang Jawa dan nilai-nilainya 94 cukup singkron sama aku. Walaupun aku tau ada beberapa hal dari budaya Jawa yang sangat kontras sama aku kayak terlalu hirarkis terlalu apa, kayak perempuan 95 tuh ga boleh tinggi daripada laki-laki. Tapi setelah itu gimana caranya kita memaknai kembali gitu loh. 96 Oke okeee, terus apakah itu udah jadi bab terakhir kehidupan kakak sampe tahap sekarang ini? 97 Eh tunggu belom, itu malah baru tahap awal kan baru sampe 2014. Nah abis itu aku pelajari lagi tentang perempuan Jawa, sambil aku belajar juga tentang 98 perempuan dari suku lainnya kayak aku sempet ngobrol juga sama perempuan Batak, akhirnya aku di tahap ini deh di bab 5, judulnya “Aku Feminis Indonesia”, 99 karena aku pengen mencakup khalayak yang lebih luas lagi nih, meskipun namanya aku sebagai seorang perempuan Jawa ya tetap didominasi dengan keJawaanku 100 sih. Nah ini tahun 2015 juga aku bikin wadah, platform gitu untuk perempuan di Indonesia, aku bikin di Facebook namanya “Indonesia Feminis”, nah ini 101 membukakan banyak sekali kesempatan untuk aku sih.. 102 Oh iyaaa, aku tau kakak dari Indonesia Feminis itu kan emang cukup gede yaaa.. 103 Iya aku juga ga nyangka Alhamdulillah bisa jadi segede ini.. 104 Iyaaa, terus ada lagi ngga?? 105 Oke ini yang terakhir, ini baru tahap aku sekarang ini dan ke depannya. Soalnya oke aku sekarang udah menemukan jati diriku sebagai perempuan Jawa, aku udah 106 menemukan jati diriku sebagai seorang feminis Indonesia, tapi sekarang ini aku masih dalam tahapan proses mencari jati diriku sebagai diriku sendiri tanpa atribut 107 sosialku. Jadi ya “Aku sebagai D** S***** B*****”, gitu. 108 Waaahhh keren kerennn, menarik nih kalau jadi buku beneran hahaha 109 Wah amin sih kalau jadi buku hahaha sekarang baru nulis di blog aja, yang masih murah nerbitinnya tinggal klik post ga pake nyetak ngabisin kertas mahal hahaha 110 Oh emang suka nulis ya? Selain ngepost tulisan di Facebook Indonesia Feminis? 111 Iyaaa, aku juga ngelola blog ya lebih ke website gitu isinya tulisan-tulisan, artikel gitu, sama ada juga sih puisi-puisiku hahaha macem-macem deh. 112 Waahhh bisa tuh dibaca.. 113 Bisa dong silahkan bangett 114 Oke nanti pasti yaaa.. Nah sekarang balik lagi ke topik, berarti udah ya itu tadi penutup babnya? 115 Untuk saat ini iya dong.. 116 Oke oke, berarti sekarang setelah kakak udah menceritakan gambaran besar plot dari hidup kakak sebagai seorang perempuan Jawa secara periodik, 117 sekarang aku minta kakak untuk fokus pada beberapa peristiwa penting yang menonjol dalam hidup kakak. Jadi sekarang aku harap kakak bisa 118 menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam waktu tertentu sesuai yang udah kakak ceritakan secara runtut tadi. 119 Okeee

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

296

120 Jadi coba pikirkan peristiwa-peristiwa yang menonjol sepanjang hidup kakak ya. Coba pikirkan titik tinggi, titik rendah, titik balik dan momen yang 121 sangat penting untuk kakak di tiap bab yang udah kakak jabarkan sebelumnya. 122 Okeee.. 123 Aku minta supaya kakak jelasin secara rinci yaaaa apa yang terjadi dalam peristiwa tersebut, kapan peristiwa itu terjadi, di mana, ada siapa aja, terus 124 apa yang kakak rasain dan pikirin ketika peristiwa itu terjadi. 125 Siaaap 126 Sebagai tambahan, mungkin kakak juga bisa kasih tau aku kenapa sih menurut kakak momen ini penting buat kakak? Gimana sih momen ini 127 membentuk kakak sebagai seorang pribadi? 128 Oke okee 129 Kalau gitu kita mulai sekarang yaaa. 130 Iyaa.. 131 Nah, coba sekarang tolong ceritakan peristiwa yang menandakan titik tinggi kakak di bab “third culture kid”? 132 Okeee, jadi kayak tadi aku udah bilang di awal, aku kan waktu kecil itu tumbuh besar di Iran sebenernya, karena dari aku masih bayi, baru 1 tahun sampe aku umur 133 8 tahun aku tuh di sana. Jadi aku belajar ngomong, belajar jalan, belajar baca tulis segala macem itu di Iran. Jadi aku itu sekolah di Tehran International School dulu, 134 sekolah internasional gitu jadi ada anak-anak dari berbagai macam negara. Jadi gimana ya, dari dulu aku itu udah terpapar sama budaya dari mana-mana. Contoh di 135 sekolah juga menerapkan budaya Barat seperti disiplin, kemandirian, berani berpendapat gitu juga diajarin dari kecil, ya beda banget lah ya ketika aku sampe di 136 Indonesia pas SMP bahkan temen-temenku kalau di kelas suka pada ribut, begini ketika dimintain pendapat pada diem-dieman kan. Nah anyway, selain terpapar 137 oleh budaya barat di sekolah ya kan sebenernya aku masih tinggal di Timur ya, tapi karena sekolah internasional itu jadi lebih terpapar budaya baratnya. Dan 138 lagipula kalau di Irannya sendiri itu kan lebih budaya Arab ya, budaya yang sekarang orang Indonesia idam-idamkan untuk terapkan di sini lah hahaha padahal 139 ketika aku di sana aja aku malah dari kecil kayak loh kok perempuan pakaiannya tertutup sekali, kok perempuan di sana jarang berbicara kebanyakan 140 komunikasinya tuh lewat tatapan mata aja gitu kan yang keliatan kalau pake cadar loh kok pada ngerti? Jadi pertanyaan-pertanyaan seperti itu muncul ketika aku 141 masih kecil kan. 142 Hmmm iya iya.. 143 Terus yaudah, aku ga begitu menghiraukan walaupun sudah cukup memperhatikan isu perempuan sejak kecil ya, tapi ibaratnya kan aku di sana tuh cuma numpang 144 tinggal aja ya, toh aku sekolah ngikutinnya budaya barat dan aku lebih nyaman mengikuti budaya tersebut. Makanya ketika aku kecil mamaku masukin aku budaya 145 Jawa tuh aku ga masuk, aku malah ngerasa lah kok perempuan dikekang terus apa bedanya sama perempuan di Arab? Walaupun kalau kenyataannya aku liat 146 sekarang perempuan di Arab sudah lebih ekspresif ya, terus di sana juga bisa diliat cara berhijabnya juga berevolusi dulu pas aku di sana sekitar 70% perempuan 147 Arabnya loh ya, itu pake cadar. Kalau yang non-Arab ya enggak lah, makanya itu kan aku liat kok begini sekali. Tapi kalau sekarang kita liat di berita, atau di 148 fashion tv mereka sudah sangat berbeda ya, lebih ngikutin zaman. Makanya aneh di sana mereka udah maju, kok di sini malah mundur maunya ngikutin gaya Arab 149 tahun 90an hahaha 150 Oh gitu yaaa, terus gimana perasaan kakak waktu tinggal di sana? 151 Ya kalau tinggalnya di sana aku seneng, karena ya itu banyak temen-temen asing kan terus aku belajar banyak seru gitu lah terus namanya anak kecil kan ketika 152 pulang ke Indonesia di depan sodara-sodaraku aku sok internasional gitu hahahaha mungkin itu kenapa ya pas udah gedean balik pindah Indo keluargaku pada rese, 153 dulunya gue sih sok internasional hahaha 154 Hahaha ya ampuuuun, emang dulu waktu kecil kakak mikirnya gimana? Bisa tinggal di luar negri gitu dan sekolah internasional? 155 Ya aku mikirnya keren kan, masih kecil udah tinggal di luar negri, balik kayak pas lebaran gitu ditanyain om tante dari keluarga mama ya, bahasa Inggrisnya udah 156 lancar. Kan kalo mamaku keluarganya emang menengah ke atas ya, dan di Jakartapun anak-anaknya sekolah di sekolah-sekolah yang baguslah gitu, tapi aku ngerasa 157 tetep aja aku sekolah di tempat yang paling bagus dibanding sodara-sodaraku hahaha dan mamaku juga sih dulu ngebangga-banggain itu, jadi ya gimana aku ga 158 congkak coba dulu pas kecil, kan kebawa ya kita ngikutin cara pikir orang tua kita kan waktu masih kecil. Gituuu 159 Ohhh iya iya.. terus gimana pengalaman itu membentuk diri kakak? 160 Ya tentu itu sangat membentuk diri aku jadi orang yang sok internasionalis itu hahaha. Tapi di sisi lain orang tua aku juga maksain aku untuk tetep ngikutin budaya Transkrip ini mengungkap Iran: Ku Bicara, Ku 161 Jawa, padahal aku kan ga ada contoh ya di sana, mereka sendiri juga ga mencerminkan orang Jawa tuh yang lembut, kalem dan apa lah segala macem, jadi yang ada perspektif budaya. Pada Berjalan, Ku Membaca 162 waktu kecil itu aku benci sama budaya Jawa, aku ga suka lahir sebagai orang Indonesia gitu karena kok apaan sih ini orang tuaku aja jadi kayak gini, gitu. bagian ini Biru 163 Terus itu apakah ada hubungannya dengan titik rendah hidup kakak di masa ini? menceritakan kebenciannya 164 Iya tentu berkaitan sekali, karena aku tidak suka cara orangtuaku membesarkan aku, karena di situ ada terlalu banyak kekerasan gitu ya menurutku. Aku tidak terhadap budaya Jawa. 165 menyalahkan hal itu karena mereka dididik di jaman orde baru yang notabene semuanya kekerasan. Hmm ya itu, gimana ya.. Kayak menurutku mereka tidak cocok 166 menjadi orang tua. Cara mereka itu selalu membuat kita merasa bersalah dan akhirnya manipulatif makanya sampe gede aku tuh selalu mempertanyakan diri aku. 167 Aku tuh yang bener kayak gimana? Karena dari kecil kayaknya udah disuruh buat ini itu. Dan akhirnya aku bukannya haus pengakuan dari orang tua, tapi apa yang 168 aku lakuin itu ga pernah cukup buat mereka, ga pernah pas gitu. Kayak kesel banget gitu. Jadi mungkin unsur keJawaannya ada. Anak kecil itu kan ga tau apa-apa, Transkrip ini mengungkap Kerasnya Orangtuaku 169 kamu tidak bisa mengharapkan anak kecil untuk menghormati kamu, kalau kamu tidak menghormati anak kecil dan apa yang orang tua saya lakukan itu tidak perspektif perkembangan. Dulu: Kerasnya Aku 170 menghormati saya gitu loh. Menghormati itu bukan disanjung-sanjung atau apa, tapi memberikan contoh gitu. Orang tuaku kan suka marah-marah kan, ya aku Pada bagian ini Biru Sampai Sekarang 171 marah balik dong karena aku ga tau mana yang baik atau buruk, terus akhirnya mereka marah balik lagi dong. Anak jaman segitu kan mana tau mana yang bener dan menceritakan pola asuh 172 akhirnya kebawa terus yang sampe aku marahnya tuh I have anger issues, jadi makanya aku bilang mereka itu ga fit untuk jadi orang tua. Anak umur segitu mana orangtuanya. 173 tau sih kalau marah itu buruk, marah itu jelek, marah adalah respon yang tidak normal atau respon yang salah gitu. 174 Waktu itu pas umur berapa kak? 175 Pokoknya sering marah-marah itu masuk aku SD, ya sekitar aku 6-7 tahun, pas aku TK masih baik-baik aja lah ya. Tapi ketika aku beranjak SD, jadi mereka 176 langsung ekspektasi ya harusnya kamu bisa ini dong bilangnya karena aku udah gede gitu udah SD. 177 Contohnya bisa apa kak? 178 Ya sederhananya jadi contoh yang baik buat adekku, terus harus bisa beres-beres, langsung bisa memahami pelajaran dan tuntutan-tuntutan lainnya lah. Tapi bagi 179 aku kayak loh ya ga bisa gitu dong? Jadi ada hal-hal yang mereka pikir aku udah harus bisa lakuin dari umurku segitu gitu loh. Mereka ekspektasi aku menghormati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

297

180 mereka, tapi mereka ga menghormati aku sebagai anaknya. Bahwa aku tuh manusia yang lain, dan punya pemikirannya sendiri gitu loh yang aku sesalin dari orang 181 tuaku. Bukan hal keJawaannya atau apa, tapi menurutku cara mereka tidak tepat karena kalau mereka mengajarkan aku kultur Jawa, harusnya mereka juga bisa 182 memberikan contoh. 183 Sementara mereka ngajarinnya dengan marah gitu ya? Padahal kan anak kecil cuma bisa mengkopi apa yang orangtuanya tunjukkin. 184 Iyaa mengopi makanya itu aku juga ikutan jadi anak yang pemarah dan pemberontak gitu sih. 185 Sampe akhirnya sampe dewasa masih pake cara yang sama? 186 Iyaa dan buruknya aku terapin ke orang lain gitu loh. Jadi kalau aku gak suka sama suatu hal yaudah marah aja, itu jadi respon normalku, padahal nggak seharusnya 187 aku begitu, harusnya aku redam dulu itu yang aku sesalin sih. 188 Terus bagaimana dampaknya ajaran orang tua kakak terkait penerapan budaya Jawa itu ke kakak? 189 Menurutku mereka juga saling mengisi, aku ga bisa bilang budaya itu berdampak ke kehidupan aku, tapi emang itu bagian dari diri aku. Jadi aku nyari, terus jadi 190 gimana, tapi itu bagian diri aku, itu adalah proses aku. Proses dari kecil, dan aku ambil yang baik aja buat diri aku. Tapi kadang beberapa orang tidak melihat, 191 kadang aku sangat hati-hati pake ornamen Jawa tapi aku cek dulu ini maknanya apa, jadi tidak serta merta aku ambil budaya terus aku terlihat baik dalam balutan 192 budaya itu, enggak. 193 Jadi tetep ada proses pemilihannya ya? 194 Iyaaa, jadi budaya yang aku pilih itu ada proses pemilihannya. Jadi emang ada yang aku ambil, ada yang aku eliminasi. Jadi bagaimana aku create my own world 195 atau how I feel close to it, dan gimana aku melihat orang-orang lain, dan gimana aku menjalani hidup ini. Gitu sih. 196 Okeee.. lalu apa yang jadi titik balik kakak di masa ini? 197 Titik baliknya adalah jelas ketika aku balik ke Indonesia tahun 2004. Rasanya itu beda banget sama ketika aku pulang untuk lebaran atau sekedar liburan kenaikan 198 kelas gitu ya, ini rasanya asing banget ketika aku bener-bener udah tinggal di sana. Yang aku inget adalah detik-detik ketika aku harus meninggalkan Nigeria 199 sekalipun itu adalah negara berkembang ya tapi menarik banget untuk little me punya kesempatan untuk tinggal di sana, seeing wild life, belajar bahwa ada banyak 200 orang susah di sekitarku. Ketika aku baru saja diajarkan untuk bersyukur, untuk prihatin aku udah dihadapkan dengan situasi yang beneran sulit untuk aku waktu itu 201 karena aku harus balik ke Indonesia, yang pada saat itu adalah hal terakhir yang aku inginkan. Ya karena bagi aku, aku masih pengen tinggal lebih lama lah di 202 Nigeria, aku baru tinggal di sana 2 tahun kan. Salah satu hal berbau Indonesia di sana yang aku suka tuh kamu tau ngga sih Indomie tuh terkenal banget di Nigeria? 203 Ooooohh hahaha iya tau tau.. 204 Nah itu yang bikin aku bangga jadi orang Indonesia, karena temen-temenku di sana pada tau oh Indomie yang mereka makan itu berasal dari negaraku, kan aku 205 dengan bangganya ya bilang ke temen-temenku hahaha norak banget deh. Transkrip ini mengungkap Nigeria: Kontrasnya 206 Oh iya? Hahaha. Btw emang kakak tinggal di Afrika yang kayak hutan-hutan semua gitu? Apa juga kayak South Africa? Kalau nggak yang kayak pas perspektif perkembangan. Kehidupan 207 naik mobil suka harus nunggu singa lewat itu bukan? Hahaha gatau sih itu beneran gak sih? Aku cuma liat dari instagram gitu Pada bagian ini Biru 208 Oh aku sebenernya ga tinggal di tempat kayak gitu, aku di kota yang udah lumayan maju kok di Lagos, tapi kan aku sering ke negara bagian Afrika lainnya yang menceritakan masa 209 masih susah. Untungnya kalau di tempat aku tinggal udah maju sih, kota gitu. Makanya aku juga belajar kan lah di Afrika aja yang kata orang-orang hutan semua ini kecilnya di Afrika. 210 ada kota kok, kota kayak Jakarta gitu. Berarti kan pembangunannya gak merata ya? Ya kayak di Indonesia gitu. 211 Ohh oke oke.. Terus gimana perasaan kakak waktu itu harus balik Indonesia? 212 Ya aku ngerasa ga siap banget, kayak duh kok balik sih. Tapi ya udah mau gimana lagi waktu kecil aku ga bisa ngomong banyak yang bisa menghentikan mereka Transkrip ini mengungkap Pulang Jauh Dari Rumah 213 untuk kembali ke Indonesia kan. Besides, emang tugas diplomat bapakku udah selesai waktu itu jadi harus balik ke Indonesia dulu, jadi yaudah. perspektif perkembangan . 214 Okeee, terus apa yang ada di pikiran kakak waktu itu? Pada bagian ini Biru 215 Ya itu tadi, aku pikir ya udah lah manut aja, ngikut aja, toh aku bisa apa sih gitu. menceritakan masa 216 Okeee, terus gimana perpindahan kakak ke Indonesia itu membentuk diri kakak? remajanya ketika harus 217 Waaah gila dulu waktu pindah aku ngerasa ya ampun aku masih kecil kayak udah paling stress banget balik Indonesia, padahal kalau dibandingin masalah-masalah kembali ke Indonesia. 218 di masa dewasa kayak yaelah itu apaan sih hahaha orang balik ke rumah sendiri kok stress. Gituuu 219 Oh iya iya.. terus ada gak momen penting lainnya di masa ini? 220 Hmm.. oh yang lainnya ya kehidupan di Mumbai ya, kan aku sempet tinggal di sana setelah dari Iran, terus sebelum pindah ke Nigeria. Aku tinggal di sana tuh 2 221 tahun, waktu aku umur 8 sampe 10 tahun. Wah aku ngerasa sebagai anak kecil aku udah banyak pengalaman deh, tinggal di mana-mana, kayak di India ini kan Transkrip ini mengungkap India: Membuka 222 pengalamannya beda banget ya, budayanya beda lagi ya sama budaya di Iran atau di Nigeria, kalau di sini kan orang-orangnya selalu happy gitu ya, cheerful abis, perspektif perkembangan. Pandanganku Tentang 223 dancy gitu jadi pertama kali aku belajar nari tuh orang tuaku sok sok ngajakin belajar nari India gitu hahaha kocak deh. Pada bagian ini Biru Dunia 224 Oh ya?? menceritakan masa 225 Iyaaa.. Eh tapi di India pun perempuan juga ditindas. Jadi waktu aku di sana mamaku sering bilang “hati-hati, ini bukan di Iran” karena di India lebih berbahaya gitu, kecilnya yang berpindah- 226 mamaku bilang di India banyak perempuan di bawah umur diperkosa sama pria dewasa dan aku kaget dong, kasian gitu mikirnya masa anak-anak seumur aku pindah antar negara. 227 diperlakukan seperti itu? Jadi aku sempet ketakutan dan hati-hati banget kalau kemana-mana, aku disuruh buat pake pakaian yang tertutup gitu, ya jangan terbuka- 228 terbuka amat lah pokoknya. Mana kalau ngeliat banyak cowok gerombol gitu suka agak parno ya.. Tapi untungnya aku atau orang-orang di sekitarku ga pernah 229 mengalami pengalaman seperti itu yaaa, gatau itu ibuku cuma nakut-nakutin atau emang beneran ada, tapi mungkin juga karena aku sekolah di british school yaaaa 230 international school gitu jadi ada di lingkungan yang baik lah gitu ya. 231 Ohhh iya bisa bisa.. Tapi emang banyak yang bilang juga sih India bahaya, cuma kalau yang suka sama India bilangnya itu ga semua tempat kayak gitu 232 sih 233 Iya kaaan, ga bisa disama ratakan semua wilayah makanya, kalo Mumbai lumayan maju lah ya. 234 Iya iya.. 235 Oh terus menurut aku Bahasa Inggrisnya anak-anak India juga bagus-bagus, menurutku mereka keren sih. Mereka kan jajahan Inggris, dan paska merdeka mereka 236 ambil positifnya dari Inggris kayak pendidikan mereka oke, bahasa Inggris mereka oke, jadi at least dari masa penjajahannya itu ada yang diambil. Hal itu mungkin 237 dibantu juga sama sosok pemimpin mereka seperti Gandhi gitu ya, aku ngefans banget sih sama dia, gimana dia memerangi perang bukan dengan kekerasan, tapi 238 dengan cinta kan. Makanya sebenernya di India itu negaranya peaceful banget, ga seperti yang orang-orang kabarkan ya kayak serem dan segala macem, ya balik 239 lagi tergantung perspektif kamu sih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

298

240 Iya yaaa.. 241 Sementara di Indonesia kan sebaliknya. Kita udah dijajah 350 tahun, terus yang kita ambil dari Belanda malah jeleknya gitu kan, kayak narasi perempuan Jawa yang 242 kita percaya sampe sekarang itu kan sebenernya narasi kolonial, kok ya masih dipegang sampai sekarang. Harusnya kita ambil yang positif, bukannya yang kayak 243 gini malah kita pertahankan. 244 Iya yaaa, baiknya ambil positifnya dan negatifnya malah ditinggalkan.. 245 Iya makanyaa.. 246 Terus secara keseluruhan yang jadi tokoh penting di fase kehidupan di masa ini siapa? 247 Seperti kebanyakan anak yang baru tumbuh di masa kecil pasti orang tua yaaa yang punya peran penting. 248 Oke berarti seberapa penting peran orang tua untuk kakak pada bab kehidupan yang ini? 249 Orang tua aku sebenernya berperan hampir 51% dalam hidupku di masa kecil. Dalam artian aku tau semua anak kecil baru tau apa sih? Pasti peran orang tua masih 250 sangat signifikan kan untuk pertumbuhan anak. Tapi, bagiku akan lebih baik apabila persenannya dibagi dua sama rata gitu, jadi 50% peran orang tua dan 50% 251 keputusan anak. Sementara kalau orang tuaku ini dominan banget dan ga ngasih aku kesempatan, pokoknya maunya ngasih tau aku mulu, nyuruh aku ini itu mulu. 252 Walaupun dari penggambarannya hanya aku bedakan 1%, tapi aku mau kasih tau ya 1% itu sangat berarti untuk aku di masa kecil itu sebenarnya. Karena setelah itu 253 ya liat sendiri aja deh sekarang aku jadi orang yang seperti apa karena sempet rusak juga ancur-ancuran diteken sama orang tuaku kayak gitu. Untungnya aku 254 anaknya dari kecil juga udah sadar kalau cara kayak gini ga bener nih, jadi sebenernya sampe sekarang aku juga masih healing, aku juga ga mau sampe aku dendam 255 atau apa lah sama orang tuaku sendiri. Ya sekarang pun aku juga tau kok, sebenernya mereka dulu seperti itu untuk kebaikanku, aku paham. Tapi sayangnya caranya 256 itu kurang tepat. 257 Berarti ada gak harapan kakak terkait peran yang dijalankan orang tua kakak? 258 Yang jelas aku harap bapak ibuku dulu ga pake kekerasan deh untuk ngasi tau aku. Jangan aku salah dikit dibentak, aku ga bisa suatu pelajaran ditepuk pantatnya, 259 aku ga bisa ga dengerin dijewer, ya kayak gitu gitu lah. 260 Terus gimana cara kakak menyikapi peran mereka yang belum sesuai dengan yang kakak harapkan waktu itu? 261 Ya jujur kesel banget, tapi somehow berterima kasih juga. Mungkin kalau aku ga pernah mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan aku ga akan berontak 262 untuk perubahan anak-anak perempuan lainnya kan, mungkin aku akan menjadi pasif, dan mungkin aku ga akan jadi sekuat sekarang ini. Jadi ambil positifnya aja. 263 Bagus lah yaaa kalau gitu.. 264 Iya karena itu yang aku percaya sih, ini yang kemudian ketika aku dewasa aku pelajari. Jawa dan Buddha itu menekankan untuk turn our pain into a beautiful power. 265 Ya jadilah aku sekarang ini. 266 Sipppppp gitu dooongg.. 267 Iya kan.. 268 Terus gimana relasi yang terjalin antara kakak dengan orang tua kakak? Kakak anak tunggal? 269 Oh enggak enggak 270 Anak pertama? 271 Aku anak pertama dari dua bersaudara 272 Adeknya cewek? 273 Nah satunya tuh cowok, dan relasiku sama dia biasa aja, ga ada kedekatan sama sekali, secara emosional gitu ya maksudnya. Ya aku hidup secara individu aja, jadi Transkrip ini mengungkap Iran: Ku Bicara, Ku 274 segala hal yang berhubungan sama keluarga lebih ku kaitkan dengan orang tuaku, karena mau lepas dari mereka juga belom bisa kan hahaha perspektif perkembangan. Berjalan, Ku Membaca 275 Oh iyaaaaa terus relasi kakak sama orang tua kakak gimana di masa itu? Pada bagian ini Biru 276 Menurutku relasinya ga sehat banget ya, dari dulu selalu orang tuaku maunya apa, aku maunya apa. Jadi selalu kontras gitu loh ngerti gak sih? menceritakan relasinya 277 Oh iya kak.. emang interaksi kakak sama orang tua biasanya gimana? dengan adiknya. 278 Komunikasi juga jelek banget ya menurutku. Intinya mereka ga pernah nanyain aku di sekolah ngapain aja, gimana temen-temen aku, kayak padahal anak-anak SD 279 umur segitu kan biasanya ada aja yang jadi korban bully apa pelaku bully enggak, mereka enggak mau tau walaupun aku none of both ya syukurnya. Tapi mereka 280 pokoknya ga mau tau. Jadi mereka cuma ngajak ngomong aku kalau mereka menginginkan sesuatu dari aku, jadi aku tuh kayak alat untuk mereka memuaskan hasrat 281 mereka sebagai orang tua gitu loh. Ga tau ya kayanya mereka tuh memperalat aku untuk memenuhi keinginan mereka yang tidak tercapai di masa lalu deh. 282 Aaaah ya ampun, terus gimana perasaan kakak? 283 Ya sedih banget pasti, capek. 284 Gimana harapan kakak terhadap interaksi kakak sama orang tua kakak? 285 Aku harap mereka lebih mendengarkan aku dan mikirin aku ga cuma mikirin gengsi mereka sendiri. Tapi untungnya waktu aku agak gedean mereka semakin 286 ngertiin aku, cuma waktu aku kecil ini ahhhhh parah banget. 287 Terus gimana kakak nyikapin relasi kakak sama orang tua kakak yang seperti itu? 288 Ya udah sabar sabarin aja deh gue, ikutin aja dulu maunya gimana karena masih kecil kan jadi aku juga belom ngerti harus ngapain sih selain ngikut. Nah begitu 289 gedean baru aku tau aku harus gimana. 290 Okeee, terus gimana reaksi orang tua kakak terhadap situasi sosial kakak? 291 Hmmm mereka bodo amat. Itu kalau sama kehidupanku di Iran, India, Nigeria ya. Tapi begitu balik Indo, mereka jadi orang tua yang sangat peduli. Dalam artian 292 mereka ga mau aku malu-maluin mereka. Jadi sering banget tuh kalau abis pergi ketemu temen-temen mereka, atau keluarga mereka kalau aku ga behave gitu 293 yaudah deh di perjalanan pulang aku diceramahin. Paling sebel tuh kalau macet aduh coba bayangin dong mobil stuck, makin panjang deh kesempatan mereka untuk 294 ngomelin aku. Jadi aku bener-bener harus jadi anak sesuai ekspektasi mereka, harus sopan sama semua orang tua which is good ya tapi mereka sebagai orang tua 295 marah-marah mulu di rumah, di mana aku jadi biasa merespon dengan marah juga, jadi ketika ada orang tua lainnya yang bikin aku kesel ya aku berbicara dengan 296 nada tinggi dan yaudah orang tuaku marah. 297 Terus apa yang jadi harapan kakak terkait respon orang tua kakak tersebut? 298 Ya aku harap ga kayak gitu lah, ya kali. Ya aku harap mereka bisa jadi contoh yang baik buat aku, jadi ya aku nyontoh mereka juga baik. Bukannya aku udah 299 nyontoh mereka, salah pula dinilainya, padahal berarti kan mereka yang salah. Ya gak sih?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

299

300 Iya.. iya.. terus kakak menyikapi hal tersebut gimana dulu? 301 Kayak biasanya, yaudah diem aja sih.. Gituuuuu 302 Karena masih kecil itu sih yaaa 303 Iya, karena kalau ngomong balik udah sering dan malah dimarahin lagi. Makanya kalau udah ga kuat aku diemin aja pasang headset gitu walaupun di mobil ada 304 radio. 305 Bikin diri sendiri nyaman yaaa 306 Iya lah, kalau dengerin omelannya makan ati sendiri, ngebunuh mentalku juga kan. 307 Tapi untung kakak udah melalui masa-masa itu yaaa.. Sekarang udah ga gitu lagi kan? 308 Iya makanyaaa, engga sih sekarang aku udah punya suara juga. 309 Syukur yaaaa 310 Iyaa 311 Oke kalau gitu sekarang kita lanjut ke bab yang berikutnya yaa.. 312 Okee 313 Nah, kalau di bab yang “culture shock” itu apa sih yang jadi titik tinggi atau momen bahagia kakak? 314 Oke jadi waktu aku umur 12 tahun kan balik ke Indonesia nih, jadi orang tuaku mereka sempet balik di sini balik bareng aku. Setelah itu aku tuh dilepas full sendiri 315 sebenernya sejak aku SMA itu. Jadi pas SMA aku udah beda rumah sama orang tua aku, cuma karna kan orang tuaku nyariin SMA yang bagus “Udah ya kamu di Transkrip ini mengungkap 316 SMA ini ya” tuh sama budheku tinggal di sana jadi Sabtu-Minggu baru aku pulang ke rumah orang tuaku. perspektif budaya. Pada 317 Ohhh oke jadi… bagian ini Biru Budhe: Tempatku Betul- 318 Nah lepas aku kuliah mereka pergi lagi, aku tetep stay di Indonesia. menceritakan budhenya betul Pulang 319 Ohhhh jadi waktu kakak menghabiskan masa remaja tu sama budhe? yang mencerminkan 320 Iya sama budhe. Dan aku lebih suka ya. Karna dia itu Jawa, orangnya lembut dan mengayomi sekali tapi gak keras. Dan itu bikin aku nyaman dan seneng dan lebih perempuan Jawa yang 321 bebas ya untuk mengeksplorasi diri aku sendiri tanpa disuruh ini itu sama orang lain. Ya mungkin karna dia cuma budheku ya, maksudnya bukan orang tuaku, aku ideal. 322 bukan anaknya jadi dia nggak yang ikut campur banget aku harus jadi gini gitu tu enggak. 323 Dia Jawa yang open gitu ya? 324 Iya mereka lebih liberal daripada orang tua aku. Jadi ya nyantai aja gitu. Beda sama orang tuaku selama aku tumbuh dewasa tuh ngira aku suka ini itu, ngiranya aku 325 bandel. Bahkan kalau Sabtu-Minggu aku pilih tinggal di rumah budhe dipikirnya aku bohong gitu, dipikirnya aku pergi dugem apa tidur sama cowok kali apa lah. 326 Oh ya? 327 Iya padahal aku mah emang lebih suka tinggal sama budheku, tapi mereka ngira budheku tuh mihak ke aku, kayak kurang keras ke aku. Padahal mereka yang terlalu 328 keras sama aku dan aku lebih suka cara budheku gitu loh. Tapi setelah dipikir-pikir dia gitu juga bukan karena cuma budheku aja sih, dia ke anak-anaknya juga Transkrip ini mengungkap 329 nyantai-nyantai aja. Iya ya perspektif perkembangan. Budhe: Tempatku Betul- 330 Oh gituuu, itu budhe dari ibu apa bapak kak? Pada bagian ini Biru betul Pulang 331 Itu dari ibu.. Ya pokoknya aku seneng deh ketika tinggal sama budhe karena baru di situ aku ngerasa jadi seorang anak gitu loh, aku ngerasa aku punya figur ibu menceritakan relasinya 332 yang mengayomi aku dan menerima aku apa adanya. Ya beda banget lah sama ibuku yang sukanya nuduh aku ini itu aneh banget. dengan orangtuanya. 333 Skeptik gitu ya? 334 Nah bener, gatau kenapa orang tua Indonesia tuh mandang jelek aja ya anaknya. Kayak aku dikiranya tuh suka clubbing, minum minum gitu loh. Padahal aku udah 335 bilang aku gak suka kali, kalaupun aku minum aku pasti gak nyetir karena aku bertanggung jawab dong tapi terus ternyata di luar negri mereka minum juga dan aku 336 kayak lah gimana sih. Sementara banyak nilai yang kita harus ikutin tapi mereka sendiri gak kayak gitu, kayak kita harus sopan dan menghargai orang tua tapi 337 kadang mereka ga gitu ke kita. Nah giliran masalah minum ini mereka ngelarang kita tapi mereka sendiri ngelakuin ya aneh banget Budhe: Tempatku Betul- 338 Iya iyaaa, terus gimana perasaan kakak punya figur ibu dari budhe kakak itu? Apa yang kakak pikirin waktu itu? betul Pulang 339 Aku bersyukur banget untung aja sekolah yang aku mau itu deket sama rumah budheku, jadi aku bisa tinggal sama dia. Maksudnya coba deketnya sama rumahku 340 aku masih harus tingal sama orang tuaku atau kalau jauh dari mana-mana aku harus ngekos gitu aku mungkin sampe sekarang ga akan pernah ngerasain punya figur 341 seorang ibu, terus bisa juga aku jadi ga tertarik sama budaya Jawa, sama perempuan Jawa, karena awal mulanya aku melihat hal baik dari perempuan Jawa ya dari 342 budheku itu, dia Njawani sekali dan sangat menenangkan gitu rasanya berada dekat dia. 343 Okeee, berarti kedekatan sama budhe kakak itu bikin kakak jadi lebih tertarik sama budaya Jawa ya? 344 Iyaaa, aku jadi mulai mencari tahu lebih banyak lagi tentang budaya Jawa yang tadinya aku rasa aku ga dapet gambaran budaya yang baik gitu loh, karena yang aku 345 tau sebelumnya ya budaya Jawa yang diedarkan melalui narasi kolonial dan jaman Soeharto, itu kan keras banget dan sebenernya bukan Jawa banget kan. 346 Oh iya iya.. terus kalau low point kakak di masa ini apa? 347 Oke jadi kan aku tinggal di kota ya, di Jakarta gitu loh udah macet, polusi, jadi aku menghabiskan banyak waktu di jalan, jadi aku juga susah untuk feel home. Jadi 348 aku udah stress banget nih masalah ini. Eeeeehhh begini aku pulang kampung ke Brebes gitu kan jalan-jalan ke daerah yang lebih tenang, malah aku harus 349 berhadapan sama keluarga bapak yang super OKB itu yang aku ceritain sebelumnya. Jadi mereka nyoba banget buat keliatan berada. Maksud aku kalau lo gak ada Transkrip ini mengungkap 350 gak usah lah sok diada2in, biasa kan kalau orang dari kampung malah gitu. Kayak kompetitif gitu ga mau kalah sama keluargaku atau keluarga lainnya yang emang perspektif perkembangan. 351 dianggap berada. Ya tapi aku ga bisa nyalahin mereka sih, jadi aku juga agak berjarak sama keluarga bapakku jadi selama aku tumbuh besar aku jarang terexpose Pada bagian ini Biru Pulang Jauh Dari Rumah 352 dengan budaya Jawa. Karena aku juga dulu ngerasa “ih apaan sih orang Jawa” karena emang gak ada yang cocok sama aku, jadi aku juga masih ngerasa males ya menceritakan tanggapannya 353 karena ibu aku juga maksa “kamu tuh harus njawani” tapi bagiku tuh itu masih belum masuk akal gitu loh karna belom menemukan nilai yang sesuai sama aku tuh terhadap keluarganya. 354 siapa. Jadi yaudah aku sok menantang kan makanya aku dulu sok internasionalis ih jijay deh emang dulu aku tuh 355 Hahahaha ya ampun 356 iya emang jijay banget deh aku dulu jaman dulu banget. Ya gitu lah 357 Suka ada perdebatan nilai gitu ya? Debat debat gitu? 358 Apa? Engga juga sih cuma apa sih pokoknya emang kenapa gitu kalau aku gak nasionalis? Pokoknya kayak gitu gitu lah. Nah setiap ketemu keluarga bapakku itu 359 deh momentum yang sangat tidak menyenangkan pas jaman-jaman ini tuh. Kalau ketemu keluarga ibu kan masih enak ya, makanya tadi aku cerita pengalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

300

360 tinggal sama budheku. Tapi kalau dari bapakku ini ya ampun nightmare deh dulu kalau ke sana. Jadi dulu di Jakarta yang kota gitu ga betah, di Brebes juga ga betah, 361 makanya aku susah banget untuk jatuh cinta sama kampung halaman sendiri. 362 Oh iya yaaa, jadi itu yang bikin kakak semakin sulit juga untuk mencintai budaya Jawa, mencintai Indonesia karena dari keluarga bapak yaaa? 363 Iyaaaa, betulll.. 364 Terus yang menjadi titik balik kakak di masa ini apa? 365 Menurut aku ketika aku masuk SMA negri sih, karena kan sebelumnya aku SMP itu SMP internasional hahaha karena ketika aku pindah sini aku minta satu hal 366 sama ibu bapakku yang penting aku di sekolah internasional, karena SD kan juga. Tapi setelah ibu bapakku udah nyetting aku harus masuk kedokteran, mereka ga 367 bisa mentolerir aku untuk masuk sekolah internasional lagi, karena bagi mereka aku juga udah gede dan udah cukup lah harus ngerti, ngerti yang mereka mau 368 maksudnya hmm. Yaudah pada masa ini aku juga ga “ah jangan pak”, “ah jangan bu” tapi yaudah jalanin aja, yaudah aku anggap sebagai tantangan aja, aku jalanin 369 aja dehhh.. 370 Emang apa yang kakak rasain dan pikirin ketika masuk SMA negri itu? 371 Oh ya aku ketemu sama banyak temen-temen dari berbagai daerah di Indonesia, kalau di sekolah internasional di Jakarta tuh ya kebanyakan orang Jakarta atau orang 372 manapun tapi udah lama di Jakarta jadi ya tetep aja bisa dibilang orang Jakarta karena gayanya juga ya gaya ibu kota, terus juga berasal dari kelas menengah ke atas, 373 jadi aku ga banyak belajar sebenernya. Sementara setelah aku masuk SMA negri ini aku jadi terbuka matanya, aku tau Indonesia tuh ga cuma Jawa doang karena kan 374 sebagian besar orang Indonesia mau di manapun nganutnya juga sebagian budaya Jawa kan, secara dipimpin sama Soeharto berpuluh-puluh tahun gitu yaudah Transkrip ini mengungkap 375 membudaya, tapi tetep budaya Jawa jaman Soeharto itu bukan budaya Jawa yang sebenarnya, itu budaya patriarki dan bapakisme banget. Nah ya terus aku di SMA perspektif budaya. Pada 376 itu jadi belajar banyak pokoknya terus juga belajar untuk mandiri karena tinggal di rumah budheku juga kan, jadi bener-bener pas aja sih waktunya untuk akhirnya bagian ini Biru Putih Abu-abu 377 aku mulai perlahan menemukan oh ini nilai Jawa yang sesuai dengan diriku, oh aku mulai merasa jadi bagian dan jadi orang Indonesia seutuhnya. Gituuuu membagikan pemikirannya 378 Oke deh kaaak, terus ada momen penting lainnya ngga? mengenai orang Indonesia. 379 Hmm momen penting apa ya? Aduh hmmmm 380 Ada gak kira-kira? 381 Hmm apa ya.. 382 Momen berharga lainnya gitu di masa SMP-SMA kakak.. 383 Oh mungkin ini ya, oke. 384 Apa tuh? 385 Iya jadi kan namanya anak remaja kan punya interestnya ya baca buku sama film, menurutku ini deket banget sama aku, karena aku hobi banget baca buku dan film 386 dan selera film atau buku seseorang menurutku bisa mencerminkan dirinya gitu. Nah aku dulu suka film-film dan buku-buku luar gitu, nah sementara temen-temen Transkrip ini mengungkap 387 lain di SMAku tuh sukanya nonton sinetron cinta-cintaan apa yang kayak horror horror porno Indo ga jelas gitu loh. Ya maksud aku gimana anak-anak muda kita perspektif sosial. Pada 388 bisa jadi anak-anak muda yang well-educated ya kalau kayak gitu? Oh atau ngga orang-orang suka nonton film luar tapi cuma karena kaget aja ikut-ikutan supaya ga bagian ini Biru Putih Abu-abu 389 kalah gitu kayak sebuah kebanggaan kalau udah nonton kayak sekarang marvel gitu lah, padahal ga semua orang ngikutin dan ngerti. Nah kalau dulu kayak Harry menceritakan tanggapannya 390 Potter gitu tuh, padahal itu bagus kan si Harry kan juga nyari jati dirinya sebagai penyihir dan ngeliat silsilah keluarganya, orang tuanya dulu tuh berpengaruh dan mengenai anak muda 391 dia juga jadi orang yang berpengaruh kan. Ya maksudnya mereka nonton tapi ga menyerap apa-apa gitu, ga dipelajari. Giliran film bagus asal udah nonton doang, Indonesia pada masa 392 giliran film cinta-cintaan ditiru aduuuuhhh.. remaja. 393 Hahaha iya juga ya.. 394 Eh tapi ini bukan momen penting ya? Hahahah aduh maaffff, abis bingung apa lagi, cuma ya gitu bagiku baca buku dan nonton film itu penting, dan ya pada saat itu 395 temen-temen yang lain pada kayak gitu kan tontonannya, they don’t even read books gitu loh. 396 Iyaaaa, Indonesia kan minat literasinya kecil banget ya.. 397 Iya makanyaaa.. 398 Terus apa yang kakak pikirkan dan rasakan terkait hal itu? 399 Ya sayang banget sih menuruku, miris gitu. Padahal kan anak muda itu generasi penerus bangsa, sayang aja kalau kita nggak peduli. Ya tapi sekarang keadaannya 400 beda ya, sekarang udah banyak juga anak muda yang aktif, aku harap kita sebagai anak muda bisa saling support dan jadi contoh buat generasi yang berikutnya deh. 401 Aminnnn ya semoga.. 402 Iyaaa 403 Berarti baca buku dan nonton film itu juga berpengaruh sama pola pikir kakak gitu ya? 404 Iya dooong, aku jadi orang yang sekarang, aku tau ini itu dapet informasi juga dari baca buku sama nonton film. Selain itu juga belajar ga cuma dari sekolah aja ya, 405 tapi juga dari pengalaman orang lain, atau juga dari ngobrol ya, dari interaksi sama orang lain, semuanya memiliki pengaruh yang menjadikan aku orang seperti aku 406 sekarang ini. 407 Iya bener.. 408 Tapi dari baca buku dan nonton film itu meskipun aku suka banget juga ga aku paksain ambil semua, contoh semua meskipun bagus untuk tokohnya di situ kan 409 bukan berarti cocok di aku, jadi aku tetep cocok-cocokan, tetep melalui proses pemilihan kira-kira apa nih yang bisa aku pelajarin yang sesuai sama aku. Gituuu 410 Tetep yaaa, kita yang tau apa yang terbaik buat diri kita.. 411 Iya bener.. 412 Terus kalau tokoh penting di bab ini siapa kak? 413 Kalau di bab ini kayak tadi aku cerita aja yang titik tinggi keluarga ibuku, titik rendah keluarga bapakku jadi ya mereka sih. 414 Iya ya? Terus apa aja peran mereka dalam episode kehidupan ini? 415 Keluarga emang punya peran yang besar ya dalam mengajarkan kita budaya yang kita anut, karena kan kita pasti menganut budaya yang dianut bersama dengan 416 keluarga kita. Nah kalau keluarga ibuku menurutku yang menyadarkan dan mengingatkan aku oh ada kok cara yang baik untuk membuat kita cinta dengan budaya 417 kita, sebaliknya keluarga bapakku ya menyadarkan kalau oh ada hal yang kurang tepat dalam mengajarkan anak untuk cinta budaya jadi aku juga belajar besok kalau 418 ke anakku harus gimana supaya aku lebih baik dari mereka, gitu. 419 Berarti harapannya supaya kakak bisa mengajarkan generasi berikutnya untuk cinta budaya dengan cara yang lebih baik ya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

301

420 Iya betuuull.. 421 Terus gimana relasi dan interaksi yang terjalin antara kakak sama keluarga ibu dan keluarga bapak? 422 Ya kalau sama keluarga ibu kan pernah tinggal bareng jadi deket, setiap ketemu pas lebaran juga suka inget-inget masa-masa dulu tinggal bareng, ya itu sementara 423 keluarga bapak kalau ketemu pas lebaran aku males banget dan cenderung menghindari ngobrol sama mereka gitu loh. Ya aku gak menyamaratakan mereka, karena 424 ada yang baik yang ya oke lah, tapi tau kan kita tuh lebih gampang kebawa sama emosi negatif hahaha jadi kurang nyaman sih kalau ketemu. 425 Terus ada yang jadi harapan untuk keluarga dari bapak gak? Atau mungkin yang dari ibu juga ada? 426 Kalau untuk keluarga bapak yah yaudah lah ya.. Jangan suka ikut campur urusan orang lah, kayak suka basa basi yang ga penting itu kan males banget ya, tau kan 427 pertanyaan-pertanyaan kapan nikah atau kapan lulus dalam keluarga Indonesia? Nah itu aku alamin ketika kumpul sama keluarga bapak, dan itu mengganggu 428 banget. 429 Terus gimana kakak menyikapinya ketika ditanyain kayak gitu? 430 Kalau nanggepin langsung suka males, kasian juga sama bapak malu lah dia keluarganya kayak gitu. Jadi paling aku sindir-sindir aja sih di medsos hahaha kalau 431 ketemu sih aku diemin aja, ga aku tanggepin. Ya aku harap juga semua keluarga di Indonesia, para orang tua jangan menekan kita lah, udah banyak hal yang bikin 432 kita stress jadi ga perlu ditambahin. 433 Iya yaa.. Terus reaksi mereka terhadap situasi sosial kakak gimana? 434 Kalau keluarga bapak biasa lah suka kepo-kepo “kamu ngapain sih itu di Facebook, sama siapa”, gitu-gitu, tapi sebenernya sih ga peduli, cuma kepo aja. Tapi kalau 435 dari keluarga ibu terutama budhe ya baik banget sih dia, dulu aku ngajak temen SMAku main ke rumah juga budhe open sekali, welcome sekali gitu dan temen- 436 temenku juga suka sih sama budheku, seneng kalau main ke tempat budhe. Aku juga cerita mungkin kalau aku tinggal di rumah aku ga bakal sering-sering ajak 437 mereka main, tapi karena di rumah budheku aku nyaman jadi mereka bisa main ke tempatku gitu. 438 Berarti ada harapan gak terkait reaksi yang diberikan keluarga bapak atau budhe dari ibu? 439 Ya kalau dulu bodo amat sih kalau ditanya-tanyain keluarga bapak.. 440 Oh gituuu, kalau gitu sekarang kita lanjut ke bab selanjutnya ya. Kalau di bab “Aku, cita-citaku dan kata orang tuaku” apa yang jadi titik tinggi atau 441 momen yang sangat membahagiakan untuk kakak? 442 Oh ini kenang-kenangan yang selalu aku inget sampe sekarang ya, aku ikutan Kapal Pemuda Nusantara. 443 Apa tuh? 444 Jadi itu tuh sebuah acara yang diselenggarakan oleh Kemenpora yang bekerja sama dengan Kementerian Kemaritiman, Kementerian Kelautan.. berarti sekarang Bu 445 Susi deh tuh ya. 446 Wah aku ngefans banget tuh! 447 Nah iyaa, terus juga sama Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, sama TNI AL. Jadi KPN itu adalah program pelayaran di mana anak-anak muda 448 Indonesia yang terpilih akan berlayar dan belajar bersama mengembangkan potensi maritim Indonesia. 449 Oooohh menarik banget ya, itu kapan kak? 450 Aku ikut yang tahun 2013, jadi tiap tahun tu ada. 451 Bisa tolong diceritain ga kak kenapa bagi kakak pengalaman itu jadi pengalaman yang sangat membahagiakan? 452 Iya jadi acara KPN ini jadi salah satu acaranya yang cukup membanggakan menurut aku karena persaingannya cukup ketat, dan acara ini ada di bawah kementerian 453 which is a pretty huge deal. Jadi di masa-masa kuliah ini aku banyak-banyakin kegiatan di luar kuliah, menurutku masa kuliah ini emang saat-saat yang tepat sih 454 kalau kita mau ikutan ini itu, nyari koneksi di luar dan lain-lain. Cuma jujur aku kan gak fully pengen jadi dokter gigi dan sebenernya lebih tertarik sama kegiatan Transkrip ini mengungkap 455 sosial gitu, makanya aku ikutan voluntary event kayak gini ini. Dan ini menurutku salah satu event terbesar yang pernah aku ikuti sih, makanya bener-bener keinget perspektif sosial. Pada Pengabdianku Untuk 456 sampe sekarang. Yang bikin ini jadi pengalaman yang sangat menyenangkan juga karena ini sailing ke Komodo ya. Kamu pernah ke Komodo belum? bagian ini Biru Indonesia 457 Baru aja dari sana kak. menceritakan awal mula 458 Oh iya baru aja? Nah, ini aku ke sana di tahun 2013 di mana itu masih asri banget, bagus banget, sepi banget gitu. Kalo aku terakhir liat di berita tahun lalu Agustus minat sosialnya. 459 itu kan dia apa namanya, yang bukit itu emmm bukit Gili Lawa ya? Itu kan abis kebakaran karena abis dipake prewedding ya, nah sayang banget tuh. Berarti kamu 460 gak ke sana ya? 461 Iya ga liat ke sana kan, jadi sekarang ada destinasi barunya namanya Siaba. Ya mudah-mudahan orang-orang yang berkunjung ke sana bertanggung 462 jawab dan menjaga lingkungannya yaaaa 463 Nah iyaaaa, sayang banget soalnya. Aku tau banget Labuan Bajo tuh potential banget, warga lokalnya juga baik-baik, welcome banget ketika Labuan Bajo diangkat 464 jadi salah satu destinasi pariwisata favorit kan sama Jokowi. 465 Iya kemaren pas aku ke sana pada seneng karena jadi ada lapangan pekerjaan baru kan lewat sektor pariwisata ini. 466 Nah iyaaa, karena mereka dari anak-anak aja udah pada familiar sama melaut kan. Nah makanya di event aku ini waktu itu kita ke Labuan Bajo untuk melihat 467 potensi yang ada di Labuan Bajo untuk dikembangkan. Jadi menurutku ini cukup penting karena aku bisa berkontribusi secara langsung untuk kemajuan pariwisata 468 Labuan Bajo saat itu, makanya seneng banget sekarang kalau liat orang-orang pada traveling ke sana dan aku udah ke sana tahun 2013 kemarin ketika semua masih 469 pure gitu lah ya istilahnya. 470 Ohhh iya iya ngerti kak.. terus kalau low point di masa ini apa kak? 471 Itu jelas waktu disuruh sama orang tua masuk kedokteran gigi, eh ya sama nyokap sih lebih tepatnya. 472 Kakak udah tau dari SMA kan tapi disuruh masuk kedokteran itu? 473 Iyaaa, udah tau sih, tapi kan selama SMA aku juga menemukan aku aslinya pengen masuk mana, aku juga udah berusaha tuh untuk ngelobi-lobi orang tuaku, Transkrip ini mengungkap 474 ngomong kalau aku ga ada passion di kedokteran tapi ternyata setelah lulus pun aku tetep disuruh masuk kedokteran. perspektif perkembangan. Mau Orangtuaku, Bukan 475 Terus mereka bilang ga kenapa kakak harus masuk kedokteran? Pada bagian ini Biru Mauku 476 Emmmm nyokap itu kan dia D3 ya, dia tuh ga bangga dia liat kakak-kakaknya sekolah jadi dokter segala macem jadi dia patokannya itu. Ibu aku patokannya itu, menceritakan keinginannya 477 pengennya aku bisa jadi dokter juga akhirnya aku ikutin ya. Tapi yaaa itu hasil indoktrinasi, bukan hasil kemauan aku. Kayak “kamu kalau gak jadi dokter kamu gak kepada orangtuanya. 478 idup” Yaudah akhirnya mau gak mau aku ikutin. Padahal awalnya aku pengen masuk desain, tapi gak dikasih. Katanya "nanti kalau kamu jadi desainer temen kamu 479 gay semua loh, nanti kamu gak bisa dapet laki-laki yang bisa menghidupi kamu". Ya ujungnya tetep aja disuruh cari laki-laki yang bisa menghidupi aku, kesannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

302

480 aku ga bisa gitu menghidupkan diriku sendiri, lah padahal aku disuruh jadi dokter biar bisa idup, jadi gimana sih? Jadi anggepan ibu aku adalah kalau aku jadi dokter 481 tuh aku bisa buka klinik sendiri di rumah, terus aku gak usah ribet-ribet, bisa ngurus anak-anak. Jadi pemikirannya tuh masih domestik. Jadi kesannya aku disuruh 482 jadi dokter, tapi biar aku bisa ngelakuin pekerjaan domestik di rumah. 483 Jadi ujung-ujungnya walaupun sekolah tinggi tinggi tapi balik ke dapur ngurus anak gitu ya? 484 Nah iyaaa terus aku ya paham, karna konstruksi yang dia pahami tuh seperti itu, sekarang setelah sekian lama akhirnya aku paham. Oke jadi mungkin konstruksi 485 yang dia pahami seperti itu terus setelah aku debat-debatin aku gak mau jadi dokter akhirnya hmmm mereka terima, tapi akhirnya oke sekarang kamu belajar jadi 486 dokter terus next terserah kamu jadi apa. Gituuuu. Jadi akhirnya yaudah tetep aku kelarin sampe sekarang tapi aku juga semakin ke sini aku sadar bahwa yang 487 paham masalah soal perempuan di kedokteran gigi cuma aku gitu loh. Cuma aku yang bisa menjelaskan itu. Karna kayak pasien-pasien aku tuh kebanyakan 488 perempuan, terus perempuan dengan ekonomi menengah ke bawah itu lebih rentan kena penyakit-penyakit, mereka juga lebih rentan karna berdampak dari stress 489 karna KDRT, karna apa dan itu dampaknya tuh salah satunya ke gigi dan mulut. Nah terus akhirnya mereka tekanan darah tinggi, kalau tekanan darah tinggi gak 490 bisa cabut gigi. Jadi tuh kayak gitu tuh ada. Jadi dalam dokter gigi aku juga belajar feminisme, juga menyelami penderita pasien-pasienku. 491 Saling nyambung gitu ya? 492 Iya saling nyambung dan berdampak ke satu sama lain. Aku tuh baru sadarnya sekarang setelah lulus. Oh iya ya pasienku dulu banyak yang perempuan, terus 493 mereka mengalami hal ini ini ini. Jadi memang perempuan itu paling rentan juga untuk masalah kesehatan gigi dan mulut, dan gak ada yang sadar loh. Sebegitu 494 banyak perempuan di kedokteran gigi, 80%-90% yang masuk kedokteran gigi itu perempuan dan gak ada yang ngerti. 495 He eh.. 496 Dan awalnya tuh aku tertarik sama feminisme tu karna waktu aku masih kuliah eee cowok-cowok yang ngedeketin aku tu pengennya sama dokter karna bisa 497 numpang hidup dan mendomestikan aku kembali. Dan itu tuh bikin aku bete banget kayak apaan sih? Jadi kamu mau sama aku karna aku dokter, jadi kamu bisa 498 mendomestikan aku biar aku bisa dirumahin? Bukan karna aku punya cita-cita, karna aku punya impian, karna aku punya hasrat, bukan karna karna karakter aku dan 499 itu bikin aku kayakkk.. hhhh gak ah aku males pacaran. Tapi bukan berarti aku rasis yaaa, cuma akhirnya aku open up dan aku pacaran sama laki-laki asing dan 500 mulai terbuka sama orang asing juga dan oh ternyata mereka cukup terbuka. Tapi setelah aku bergaul, dan belajar teori-teori mereka mereka juga ada yang salah. 501 Jadi aku harus kembali tunggu, tunggu, tunggu.. ternyata di Indonesia tuh, di Jawa itu saat itu aku mulai kembali lagi ke Jawa. Ternyata di Jawapun juga banyak eee 502 kayak pendekar perempuan, prajurit perempuan, dan segala macem dengan perempuan, terus teori-teori feminisme, ya teori-teori Jawa tentang perempuan lah itu 503 ada. Jadi kalau dalam feminisme kan perempuan itu dibilang udah dari dulu tuh kuat, cuma bagaimana kita melihat kekuatan itu. Kalau perempuan Jawa itu kan 504 mereka lebih ke diem, diem tapi bukan berarti itu lemah loh. 505 Iyaaa.. 506 Bukan berarti diem tuh lemah. Tapi mereka membiarkan laki-laki bergantung pada kita jadi nanti kalau mereka butuh kita, kita yang berkuasa. Gitu caranya. 507 Ternyata itu. 508 Berarti di titik rendah ini pertama karena kakak akhirnya masuk kuliah yang bukan sesuai passion kakak, terus kakak juga sempet menjalin hubungan 509 sama laki-laki yang memanfaatkan gelar kakak sebagai dokter gigi gitu ya? 510 Iya beneeerr.. 511 Okee, terus momen itu membentuk kakak jadi orang yang seperti apa sih? 512 Ya seperti aku bilang tadi, aku sempet berkencan dengan laki-laki Indonesia, khususnya rata-rata cowokku itu orang Jawa ya memang, terus aku bandingkan dengan 513 ketika aku berpacaran dengan laki-laki asing yang lebih terbuka. Dan setelah itu aku juga baca-baca tentang feminisme Jawa, bagaimana sebenarnya laki-laki tuh 514 bergantung pada kita, jadi salah tuh anggepan kalau kita sebagai perempuan yang numpang hidup sama laki-laki itu ga bener. Oke secara materi mungkin banyak 515 yang beranggapan begitu, tapi ketika perempuan juga bekerja, yaudah kita menang sebenarnya, kita itu sama kedudukannya. Ya jadi pada masa ini aku belajar lebih 516 lagi tentang feminisme Jawa dan feminisme Indonesia, gituuu. 517 Ohh iya iya kak.. terus yang jadi titik balik kakak di masa ini apa? 518 Ini berhubungan sama titik tinggi aku tadi ya. Nah ini awal mulanya tahun 2011, tahun 2011 itu pertama kali aku ikut kegiatan-kegiatan voluntary ini. Jadi aku kan 519 masuk kedokteran gigi itu tahun 2010, nah tahun pertama aku kuliah tuh aku ga betah stress banget ga tau mau ngapain, di sisi lain kan harus ngumpulin poin ikut 520 kegiatan-kegiatan organisasi gitu kan, sementara aku kurang srek sama yang ada di kampus, sementara temen-temenku tuh pada berlomba-lomba masuk kepanitiaan 521 kayak gitu. Yaudah aku searching-searching, aku nemu banyak tuh program voluntary yang aku cukup tertarik. Salah satunya di 2011 itu aku ikutan ASEAN Unite. 522 Apa itu kak? 523 Jadi ASEAN Unite itu adalah sebuah proyek yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan meningkatkan kesadaran di kalangan pemuda tentang salah satu rencana 524 besar ASEAN yaitu ASEAN COMMUNITY. Di acaranya itu ada seminar-seminar yang diadain di SMESCO Indonesia. SMESCO Indonesia ini sebuah lembaga 525 yang berorientasi daya saing yang mendukung UKM lokal yang disupport sama Kementerian Koperasi dan UKM RI. Jadi menurutku ini hal yang besar yaaa, aku 526 bisa ikut acara itu. Setelah itu aku dapet banyak banget pelajaran kan dari dengerin seminar-seminarnya, aku juga sebagai anak muda jadi lebih peduli sama proyek 527 di ASEAN dan aku harap Indonesia juga banyak berkontribusi kan. Nah tentu yang menjadi perhatian utamaku pada dasarnya adalah proyek-proyek yang bisa 528 mengangkat perempuan dan menindak keras orang-orang yang mempekerjakan anak di bawah umur. Jadi aku dukung sekali untuk anak-anak muda, ibu-ibu, bapak- 529 bapak yang berada di usia produktif untuk terus maju dan meningkatkan daya saing ya, tapi ada hak-hak anak-anak di bawah umur dan perempuan yang harus 530 dilindungi. Gituu. 531 Ya ampuuun, keren banget. Jadi pas kuliah itu kakak emang suka ikut voluntary event gitu ya? 532 Iyaaa, menurutku penting banget untuk ikut event-event yang ada di luar kampus. Soalnya menurut aku yang di kampus mah gitu-gitu doang, ya mugkin banyak ya Transkrip ini mengungkap 533 yang bisa sukses dan bagus gitu tapi lebih tertarik untuk ikutan yang menjagkau banyak orang, ga cuma untuk kepentingan kampus doang gitu. perspektif sosial. Pada Pengabdianku Untuk 534 Iya sih.. bagian ini Biru Indonesia 535 Di tahun yang sama aku juga mendirikan Indonesian Youth Health Leader Ambassador. menceritakan kegiatan 536 Hah kakak yang mendirikan?? sukarelanya. 537 Iyaaa, rame-rame sih, jadi aku sama beberapa temenku, kita berempat dari Leaders Global Citizen Corps mendirikan Indonesian Youth Health Leader itu sebagai 538 wadah untuk mempromosikan kesehatan. Sebenernya ini ga luas banget juga sih, jadi kita kan ada berempat, ya udah kita promosi dan memberdayakan lingkungan 539 sekitar kita aja, jadi dimulai dari lingkup keluarga dan temen-temen terdekat di sekitar kita gitu dengan tujuan untuk mencapai Indonesia Sehat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

303

540 Itu dimulainya kapan kak? Dan kegiatannya ngapain aja? 541 Jadi kalau yang ASEAN Unite itu kan aku ikutan awal 2011, bulan Mei kalau ga salah. Nah kalau yang ini kegiatan pertama tuh dilakukan di sekitar akhir 542 September 2011. Ya pertamanya kita penyuluhan kesehatan gigi dan mulut untuk anak-anak di daerah Pekojan Jakarta Barat, terus bulan berikutnya kita ke Panti 543 Tuna Grahita di Kalideres untuk menghibur anak-anak difabel dengan menghias kursi antik, jadi kita buka sumbangan gitu. Kalau terakhir sih 2015 kemaren pas 544 Valentine’s Day kita ke Bantar Gebang, sama untuk penyuluhan kesehatan gigi dan mulut anak-anak di sana juga. Kalau sekarang aku udah jarang adain kegiatan di 545 Indonesian Youth Health Ambassadors sih karena banyak kegiatan lainnya, tapi nanti pasti aku akan bikin kegiatan lagi, paling ngga kegiatan penyuluhan untuk 546 anak-anak itu. Gituuu 547 Waaahhhh asik yaaa, bagus sih untuk jadi pelajaran ya, jadi walaupun kita tidak sepenuhnya suka untuk mempelajari suatu hal, bukan berarti kita ga 548 mengambil manfaat dari hal yang kita pelajari itu. 549 Iyaaa 550 Ya kan kayak kakak sebenernya pengen jadi desainer tapi masuk kedokteran gigi terus ga sesuai sama passion tapi tetep jadi orang yang berguna di 551 bidang itu ya kan.. 552 Iya makanyaa.. 553 Terus gimana perasaan kakak waktu itu? Dan apa sih yang ada di pikiran kakak sampe akhirnya ngebentuk Indonesian Youth Health Ambassadors itu? 554 Iya aku seneng dan bangga sekali sama diriku sendiri, juga sama anak muda lainnya yang aku temui di voluntary event yang pernah aku temui. Karena ternyata 555 banyak ya, anak muda yang peduli dan beraksi gitu loh. Makanya sampe akhirnya aku bikin Indonesian Youth Health Ambassadors itu kan juga karena tiga temen 556 lainnya, jadi aku juga belajar banyak sih dari mereka dan untungnya ketemu temen yang sepemikiran gitu. 557 Okeee, berarti karena disupport sama temen-temen lain juga ya.. 558 Iyaaa.. 559 Hmmm terus ada momen penting lainnya ga? 560 Ya berbau voluntary event itu sih. Dulu aku pernah ikut summer school di Bali pertengahan tahun 2014 gitu, jadi di acara itu kita belajar budaya Bali gitu, belajar 561 tari Bali juga. Nah ini menarik sih, ternyata aku suka sama tari Bali, walaupun susah tapi ketika bisa meniru gerakannya dengan luwes itu ada kesenengannya 562 tersendiri. 563 Hmm iya iya.. Berarti pertama belajar tarian Indonesia itu tari Bali? 564 Iyaaaa.. Terus itu juga lucu sih, aku satu-satunya orang Indonesia yang ikutan, terus yang lainnya tuh bule-bule dari Itali, Jerman dan lain lain gitu dan ya ampun Transkrip ini mengungkap 565 mereka aja mau belajar budaya kita masa kita engga? Ya kan perspektif sosial. Pada Pengabdianku Untuk 566 Ooohh iya iya.. bagian ini Biru Indonesia 567 Terus aku juga pernah ikutan Indonesia International biomedical Students Congress di Jakarta, jadi itu semacam lomba bikin review literatur gitu, temanya kanker menceritakan pengalaman 568 waktu itu. Waktu itu banyak banget workshop dan talkshow dari orang-orang penting dari seluruh dunia, bahkan ada pembicara dari WHO juga. Nah itu seru sih. sukarelanya dengan rekan- 569 Dan seru juga karena ada cultural nights, jadi anak-anak muda dari berbagai negara itu nunjukkin budaya mereka lewat tarian, nyanyi, atau apapun lah gitu itu seru rekan dari berbagai negara. 570 banget aku banyak belajar juga. 571 Berarti kakak bener-bener sering yaaa ikutan acara kayak gitu, seru sih yaaa bisa belajar banyak hal.. 572 Iya bener.. 573 Terus kak, berarti di masa-masa ini yang jadi tokoh penting siapa kak? 574 Kayaknya temen-temen yang aku temuin dari voluntary event itu yaaa.. 575 Ohhh iya iya, seberapa penting mereka buat kakak di masa ini? Kayak apa peranan mereka? 576 Ya aku banyak belajar ya dari mereka, salah satunya aku sampe bisa bikin Indonesian Youth Health Ambassadors itu bareng temen-temenku. Sampe sekarang aku 577 juga banyak project-project lainnya bareng temen-temen voluteerku. Jelas mereka orang-orang hebat yaa, aku jadi punya banyak koneksi gitu kalau mau bikin acara 578 ini itu. 579 Okeee terus lebih rincinya lagi peranan mereka ke kakak itu gimana? 580 Ohhh oke oke, jadi mereka bisa dibilang supporterku juga ya, di sisi lain mereka juga guru untuk aku. Jadi gimana ya? Ya kita saling belajar gitu dari satu sama lain. 581 Ohhh iya iya, terus relasi yang terjalin antara kakak sama temen-temen kakak itu seperti apa? 582 Kedekatannya maksudnya? 583 Iyaa.. 584 Ya kita cukup deket yaaa, terus interaksi kita juga intensif, kan sekarang gampang ya ada whatsapp, ada line jadi bikin group atau conference aja gitu terus bisa 585 ngobrol, sharing informasi, berita, terus sering ketemu juga ya ga sering sih tapi minimal dalam setahun pasti ada sekali ketemu gituuu 586 Ohh oke oke.. terus kan kakak berpartisipasi di banyak voluntary event ini kan, nah berarti temen-temennya juga beda-beda dong. Nah gimana reaksi 587 yang diberikan oleh temen-temen kakak dari macem-macem event itu terkait dengan ketertarikan kakak di bidang voluntary event ini? 588 Ya itu dia, mereka supportive semua sih, mereka dukung dan suka kasih info kalau ada event lain yang sekiranya kita-kita ada yang tertarik, kayak suka ngajakin 589 “Eh ikut acara ini bareng lagi yuk”, kan biar bisa kumpul bareng lagi karena kadang temen-temennya dari luar kota juga kan. Atau kalau mereka liat aku update aku 590 ikutan acara apa, mereka komen “oh kamu ikutan?” karena misalkan mereka apply juga tapi ga keterima, atau mereka tadinya mau apply tapi waktunya ga pas, atau 591 ada temen mereka juga yang ikutan jadi ujung-ujungnya ya kita bakalan sharing lagi tentang acara yang kita ikuti itu. Gituuu 592 Ooooh oke oke, jadi sebagai sesama anak muda yang aktif dalam kegiatan sosial saling mendukung dan memberikan informasi gitu yaaa.. 593 Iya iya.. 594 Okeeee, sekarang kita lanjut ke bab selanjutnya ya.. 595 Okeee 596 Nah, kalau di bab selanjutnya kan judulnya aja “Aku Perempuan Jawa” kan, nah itu titik tinggi kakak di masa ini apa sih? 597 Oke, jadi aku kan pada akhirnya menemukan jati diriku sebagai perempuan Jawa di bagian ini, dan itu semua karena aku nari. 598 Belajar nari Jawa itu kapan kak? Setelah nari Bali berarti? 599 Iya, setelah nari Bali. Jadi aku seneng belajar nari Bali itu seneng, jadi aku coba deh belajar nari Jawa setelah balik ke Jakarta. Awalnya cuma coba-coba aja, tapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

304

600 ternyata dengan aku nari itu aku lebih merasa oh ini rumahku, aku merasa nyaman dan tenang. Aku juga merasa lebih spiritual pastinya. Jadi bagiku menari adalah 601 salah satu medium untuk berkenalan lagi dengan aku. Di sisi lain aku juga merasa ada leluhur yang senang ketika aku menari, dan mereka semua ada dengan aku, di Transkrip ini mengungkap 602 dalam aku. Aku merasa mungkin di jaman itu adalah jaman di mana perempuan harus tunduk ya, kita ga bisa nyalahin itu kan hasil budaya di jaman itu, ya gimana perspektif budaya. Pada 603 caranya kita meredefinisi kembali. Aku yakin pada jaman itu perempuan juga bingung kenapa kita gak bisa ini itu jadi pasti mereka juga bertanya-tanya. Tapi bagian ini Biru Jalan Menuju 604 mereka tidak diberikan hak untuk meredefinisi kembali atau mungkin sejarah tidak pernah mencatat. menceritakan pengalaman KeJawaanku 605 Okee.. bisa juga yaaa. spiritualnya ketika menari 606 Karna ya bisa jadi itu, bukannya tidak ada, tapi ada. Cuma tidak pernah tercatat, ya paling hanya Kartini. Dan budaya menulis itu kan pada saat itu tidak diajarkan tarian Jawa. 607 kepada perempuan. Beruntungnya Kartini adalah anak Bupati kan, jadi paling tidak dia punya kesempatan untuk belajar menulis, dan dia manfaatkan hasil 608 belajarnya itu untuk perempuan-perempuan lain yang tidak punya kesempatan yang sama. Jadi mungkin ada perjuangan dari perempuan-perempuan lain di masa 609 lalu, tapi datanya tidak ada. 610 Oh iyaa.. Jadi ga ada data-data artefak atau segala macem ya? 611 Iyaa.. 612 Tapi saat ini nih, setelah kakak menemukan jati diri kakak sebagai seorang perempuan Jawa, menurut kakak gimana orang-orang masih mendefinisikan 613 perempuan Jawa pada masa kini? 614 Perempuan itu selalu dijadikan tolak ukur. Kayak dari masa ke masa, perempuan itu selalu dijadikan tolak ukur. Dari jaman penjajahan, perempuan itu 615 dilambangkan sebagai ibu bangsa. Jadi kemana-kemana itu memang kita tidak bisa memungkiri bahwa perempuan itu dijadiin landasannya dan tolak ukur mau itu di 616 luar negri, atau itu di Indonesia, perempuan itu selalu dijadikan pijakan. Jadi kalau pas jaman penjajahan bentuk emansipasi dan perlawanan terhadap penjajahan itu 617 dengan perempuan memakai kebaya batik gitu sebagai bentuk perlawanan. Tapi di lain pihak, laki-laki di jaman penjajahan seperti Ki Hajar Dewantara itu 618 perempuan ya harus tetep harus bisa belajar kan dulu udah terexpose sama budaya pendidikan dari barat ya. Jadi perempuan harus tetep bisa belajar dari barat, tapi 619 harus tetep melakukan pekerjaan domestik. Jaman itu udah progresif laki-laki bisa bilang begitu. Tapi kalau jaman sekarang, itu dijadikan alat justifikasi untuk 620 mendomestikan perempuan kembali, dan itu akhirnya apa ya berdampak pada beban ganda perempuan, sedangkan laki-laki tidak pernah dibebankan dengan beban 621 domestik. Jadi kan selalu ada yang bilang nih, “perempuan boleh aja bekerja tapi jangan lupa sama rumah”. Lah seolah-olah emangnya rumah bukan pekerjaan laki- 622 laki juga? Ya kan. 623 Ohhh iya iya.. 624 Kayak di tarian Jawa itu ada istilah mendak, di mana kita tuh kayak merendah gitu, tapi aku ga merasa seperti itu. Aku merasa aku ga harus lebih rendah daripada 625 laki-laki, nggak gitu. Jadi aku tetep bisa mendak meskipun itu bukan nilai yang aku anut. Aku meredefinisikan sebagai perjalan hidup segala macem bahwa hidup itu Transkrip ini mengungkap Jalan Menuju 626 memang ada hambatannya, dan ketika kita mendak itu kan banyak hal yang bikin ga enak ya. Badan jadi kerasa kayak pegel, capek, tapi ya itu hidup. Hidup tuh ya perspektif budaya. Pada KeJawaanku 627 bikin kita capek. Kayak kamu kalau gak kayak gitu ya, kayak kalau nari kita ga mendak kita ga akan menghasilkan gerakan yang bagus. Sama dengan hidup, kalau bagian ini Biru meredefinisi 628 hidup kamu cuma dataaar aja ga ada sedih-sedihnya ga ada jatuh bangunnya ya hidup lo ga ada apa-apanya hahaha. Jadi aku memaknai kembali aja, apa yang udah filosofi Jawa. 629 ada bukan aku memelihara filosofi yang udah kuno. Bagiku aku meredefinisi kembali, gitu sih. 630 Ohhh jadi kalau aku simpulin gimana yah? Maksudnya kan kebanyakan orang tua tuh ngasih tau kita harus kayak gini gini gini tapi tanpa ngasitau 631 penjelasan yang lebih dalem kenapa harus kayak gitu 632 Nah iyaaa 633 Jadinya yang menjalankan juga cuma manut tapi gatau buat apaan 634 Iya aku awalnya kayak gitu, kayak apaan sih orang Jawa harus gini, harus gitu lah. Jadi seakan-akan ga ada kebebasan untuk mengartikan sendiri. Tapi kalau kita 635 diajarkan filosofinya, sejarahnya kan kita jadi lebih mendalami kan kayak menjiwai jadi lebih bisa berdamai dengan arti yang dimaksudkan sebenarnya. 636 Hmm iya iya.. 637 Iya aku tuh awalnya kan gak bilang kalau aku nari Jawa ke ibuku 638 Berarti atas kemauan sendiri? 639 Iyaa terus akhirnya aku bilang “Bu, aku nari Jawa”. Terus akhirnya mereka senang sekali, ya gitu. Jadi mereka tuh… aku tuh berantem mulu sama orang tuaku. 640 Semuanya aku berantemin, aku tanyain pokoknya kalau aku gak ngerti mau orang tuaku apa sih kok aku disuruh kayak gitu, jadi aku berantemin semua, apapun itu 641 terus karena orang tua aku tinggalnya jauh kan di luar jadi yaudah ngasih tau lewat chat atau telfon aja dan mereka seneng banget tau aku nari 642 Terus mereka gimana? 643 Iya mereka kan masih di luar jadi sebenernya aku emang bebas gitu mau ngapain aja, syukur ya aku masih milih mau belajar nari Jawa, karena sebenernya mereka 644 gak suka aku bebas. Cuma ya mereka gak ada terus gimana dong, masa aku harus diem aja? Aku kan juga pengen mencari kebahagiaan aku. Jadi ya gitu lah 645 namanya usia segini kan ya mencari makna, mungkin awalnya tuh mungkin lebih kepada mencari pengakuan diri. 646 Okee.. 647 Tapi semakin ke sini, ah buat apa sih. Jadi aku mencari apa yang buat aku nyaman aja. Jadi kalau aku gak suka ya aku ga ikutin, aku tinggalin brarti aku nyamannya 648 di sini. Kayak aku nari ya karena aku seneng aja, aku damai. Walaupun awalnya aku ngasih tau orang tuaku ya aku juga pengen akhirnya orang tuaku diem gitu loh, 649 karena ini loh aku sekarang udah belajar nari Jawa atas keinginanku sendiri dan yang tadinya karena aku pengen diakuin orang tuaku, ya udah kebetulan aku 650 memang seneng jadi ya pengakuan dari orang tua itu jadi bonus, bukan lagi jadi tujuan utamaku. 651 Jadi tetep tujuan utamanya ngejalanin hal yang bikin bahagia diri sendiri aja ya 652 Iya ya jadi meredefinisi lagi sih, kita harus belajar mencari tau suatu hal, memaknai lagi, memaknai lagi gak bisa aku kalau harus ngikutin orang doang. 653 Oke oke, terus kalau yang jadi titik rendah di masa ini apa? 654 Oke ini nih, aku mau ceritain betapa besarnya pengaruh media sosial terhadap citra diri atau kepercayaan diri kita, ya bisa ke identitas diri kita juga sih you name it 655 lah. 656 Okeee.. 657 Jadi aku tuh belajar nari dari 2014 kan, terus 2015 awal aku mulai percaya diri nih untuk ngepost video nariku di sosial media. Ya namanya sosial media kan ya 658 tempat kita berbagi kegiatan kita, dan aku juga pengen ibuku liat sih karena dia juga aktif bersosial media. Terus aku ngepost nih dan ada aja gitu komentar- 659 komentar negatif dari orang-orang karena aku nari tapi pakaianku ketika latihan ini cukup terbuka, lalu dikomentari kalau itu tidak pantas. Terus dari pakaian itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

305

660. ada juga yang mengomentari bentuk tubuhku, yaaa body shaming lah. Ga cuma itu aja, terus ada juga nih dari keluarga bapakku nih, padahal aku posting juga 661. supaya mereka liat ini loh gue sekarang udah dewasa juga mau belajar budaya Jawa tapi atas keinginan sendiri bukan diteken sama lo semua eh terus ada dong tante 662. aku yang bilang gerakannya kurang luwes, ini lah, apa lah. Ya namanya juga baru belajar kan. 663. Ahhhh, terus gimana perasaan kakak waktu itu? 664. Ya aku sempet sedih ya, ngedown gitu dan tadinya mikir mau berenti aja lah, ngapian juga gue kayak gini. Ketika aku udah berusaha nunjukkin suatu Transkrip ini mengungkap Jalan Menuju 665. hal berkaitan dengan keJawanku tapi masih ada aja yang tidak menghargai itu. But then again, aku tidak akan merasa puas kalau aku belum sukses. Jadi perspektif budaya. Pada KeJawaanku 666. aku tetep aja latihan terus, nari terus, bertahan aja akhirnya sampe sekarang ini. bagian ini Biru 667. Okeeee, akhirnya seneng juga kan? menceritakan perjalanannya 668. Iyaaa, seneng, jadi bener-bener ya kalau kita coba, kita belajar, it will get better gitu. menari Jawa. 669. Practice makes perfect lah ya kak? 670. Iyaaa, bener bener.. 671. Terus yang jadi titik balik kakak di masa ini gimana kak? 672. Ya bisa dibilang ketika aku memutuskan untuk belajar nari ini sih. Jadi sebelumnya aku udah nyoba beberapa tarian kan, kayak dulu nari India walaupun that 673. doesn’t really count ya karena itu pas masih kecil. Tapi aku juga pernah nari Bali, terus nari Samba dan lain-lain deh. Akhirnya aku mikir oh iya kenapa ga nyoba 674. nari Jawa ya? Yaudah deh aku belajar nari Jawa. 675. Apa yang bikin kakak yakin untuk belajar nari Jawa? 676. Karena aku udah nyoba berbagai hal ya untuk mengenal budaya Jawa, oke mungkin pertama pastinya dari ajaran ibu aku, terus melebar ke ajaran keluarga besarku 677. dari ibu maupun bapak, lalu aku baru bener-bener belajar setelah aku liat contoh wanita Jawa yang baik itu dari melihat budheku, terus aku juga belajar melalui ya 678. baca, ya nonton film, semua aku udah coba. Tapi aku rasa kok kayanya masih ada yang kurang ya? Yaudah makanya aku coba belajar nari Jawa deh. Dan ya 679. ternyata bener, ini cara yang paling manjur buat aku. Mungkin karena aku seneng belajar budaya ya, aku suka experiencing sesuatu secara langsung. 680. Oooohhh iya iya.. terus gimana perasaan kakak setelah belajar nari Jawa itu? 681. Hmmm aku lega banget, karena akhirnya aku bener-bener keluar dari zona nyaman aku, aku bener nyoba hal yang ga pernah aku pikirin sebelumnya. Yang jelas aku 682. banyak merasakan perasaan baik, walaupun sempet ya dijatuhin dan segala macem tapi aku bangga karena aku bisa bangkit. Gituuu 683. Oke oke, terus ada momen penting lainnya ngga kak? 684. Momen penting ini masih berkaitan sama nari Jawa sih. 685. Oh iya gapapa kak, apa tuh? 686. Iya jadi dulu aku perform nari Jawa pertama di Solo April 2016. 687. Oh ya di mana kak? 688. Di pendopo Institut Seni Indonesia, apa tuh ISI Surakarta 689. Oooh iya iya, itu acara apa kak? Emang dari sanggar tarinya apa ikut kompetisi gitu? 690. Enggak, jadi itu untuk merayakan Hari Menari Dunia 2016 gitu. Di sana aku menampilkan tarian Retna Tinanding yang berkisah tentang Srikandi dan Larasati yang 691. belajar bertarung dengan memanah dan menggunakan belati. Jadi bagi aku ini momen yang penting bukan cuma karena ini pengalaman perform pertamaku di luar 692. kota dan di Jawa sendiri, bukan juga karena aku bisa nari di acara yang lumayan oke kan merayakan Hari Menari Dunia gitu ya dan menarikan tarian lokal kita. Tapi 693. menurutku ini juga penting karena proses aku belajar tarian Retna Tinanding ini sangat hikmat sekali, aku sangat berusaha mendalami tarian ini, mendalami 694. maknanya gitu. Menurut aku keren banget loh perempuan Jawa jaman dulu tuh malah memanah dan menggunakan belati sebagai senjata untuk bertahan. Berarti kan 695. memang perempuan Jawa dari dulu itu kuat, ya nggak? 696. Oh iya kakk.. 697. Jadi gitu sih.. 698. Oke oke kak.. Terus kalau di masa ini yang punya peran penting siapa kak? 699. Oh kalau menurut aku sih diriku sendiri hahahhaa pede banget gak tuh gue 700. Hahaha gapapa kakkk.. Karena kakak yang mau belajar nari Jawa sendiri ya? 701. Iyaaa, karena kan ini aku yang memutuskan sendiri mau belajar nari Jawa, gak disuruh ibuku kayak biasanya. 702. Iya iyaa.. 703. Nah, coba aja tuh dari dulu ibu bapakku selalu nyuruh aku ini itu, selalu nyoba cara ini itu supaya aku mau jadi perempuan Jawa yang nggenah. Tapi buktinya apa? 704. Sampe aku remaja pun aku belom bisa merasa nyaman lahir sebagai perempuan Jawa. Nah, tapi ketika aku memutuskan sendiri untuk belajar mencintai budayaku 705. dengan caraku sendiri buktinya aku berhasil kan? 706. Iya iya.. 707. Jadi gituuuu.. 708. Bener juga sih, semua harus dimulai dari kemauan diri kita sendiri kan. Kayak banyak orang bilang kita tuh ga bisa ngubah orang lain kalau dianya ga 709. mau berubah. 710. Iya bener bangettt.. 711. Oke kita lanjut lagi ke bab berikutnya ya. Nah masuk ke babak “Aku Feminis Indonesia”, apa yang jadi titik bahagia kakak di masa ini? 712. Okeee, jadi pada tahap ini aku kenal sama cowok, orang asing, nah dia ini suka posting-posting tentang isu-isu gitu kan di Facebooknya 713. Okeee, terus? 714. Dan aku suka cara dia menuliskan dan mengutarakan pikirannya terkait isu-isu gitu.. 715. Okeee 716. Nah akhirnya aku terinspirasi sama dia, makanya akhirnya aku bikin Indonesia Feminis tahun 2016. Nah itu awalnya iseng aja kan, aku ga nyangka setelah itu 717. berjalan, aku nulis-nulis aspirasiku, terus banyak yang baca dan tau tau itu jadi hal yang besar. 718. Wah iya itu lumayan besar sih kak, buktinya aja kakak di Jakarta aku bisa sampe nemu itu kan dan emang pengikutnya juga banyak. 719. Iya iya, gara-gara itu aku ketemu sama banyak banget perempuan Jawa yang hebat. Nah awalnya tuh aku cuma pengen bikin Indonesia Feminis karena cita-cita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

306

720. sederhana aja sih bukan organisasi atau apa, cuma kampanye media sosial aja dan kita pengen jadi media untuk perempuan cerita tentang kisah-kisah hidupnya gitu. 721. Aku pengen ngangkat suara-suara perempuan lainnya gitu. 722. Jadi sebagai wadah gitu ya? 723. Iya sebagai wadah, bukan untuk aku, tapi untuk semua perempuan di Indonesia. 724. Ohh iya iya.. 725. Terus dari bikin Indonesia Feminis ini ada orang nih nawarin aku buat bikin semacam talk show terus diupload ke media sosial gitu. Jadi aku ngobrol sama orang- 726. orang inspiratif, kayak dengan transgender, aku pernah berbincang tentang tekanan-tekanan yang mereka hadapi, terus aku pernah berdiskusi dengan Abdul Muiz 727. Ghazali tau nggak? 728. Siapa itu? 729. Jadi dia ini tokoh islami yang cukup terkenal di Cirebon, karena Cirebon sendiri kan dikenal sebagai pusat masuknya Islam. Nah, beliau ini keren ya karena beliau 730. tokoh besar agama Islam tapi beliau menolak poligami. Jadi aku waktu berbicara dengan beliau mengenai seksualitas dan ketubuhan dalam Islam, di situ aku belajar 731. banyak perspektif baru dan lebih mendalam. 732. Wah menarik yaaa.. 733. Iya makanyaa, terus aku juga pernah ngobrol sama seorang janda dua anak gitu, dan dia udah pernah melewati dua kali perceraian dengan suaminya. Jadi kita 734. berbincang tentang sulitnya menjalani hidup dengan perasaan tidak diinginkan dan perasaan itu sulit sekali untuk disembuhkan. 735. Iya iya.. 736. Nah, akhirnya ibu ini sekarang jadi advokat untuk para survivor kekerasan domestik. 737. Wah?? Keren bangeeetttttt 738. Makanyaaaa.. Selain itu aku juga pernah ngobrol tentang kekerasan terhadap perempuan di dunia digital, pelecehan seksual di angkutan umum, terus bahas tentang 739. LGBTIQ, perspektif perempuan bercadar, bahkan pernah ngobrol juga sama temen dia adalah seorang perempuan Batak, jadi kita bahas bagaimana perempuan 740. Indonesia melawan patriarki dari sudut perempuan Batak dan perempuan Jawa. Jadi emang di mana-mana kita tuh masih merasakan ketidak adilan gender, makanya 741. wadah ini bener-bener ngasih aku kesempatan untuk bertukar pikiran dengan perempuan-perempuan lainnya dan ini seru sekali.. 742. Pasti sih yaaaa, terus gimana pengalaman kakak bertemu dengan perempuan-perempuan lain itu membentuk diri kakak? 743. Ya aku jadi belajar, ternyata banyak perempuan di luar sana yang ga seberuntung aku. Walaupun apa yang aku alami itu berat, tapi ternyata masih banyak 744. perempuan lainnya yang jauh lebih tertindas di luar sana. Jadi aku juga banyak belajar buat bersyukur dan lebih melek sama sekitar pastinya.. 745. Iya iya.. terus di masa ini ada pengalaman tidak menyenangkan ga kak? 746. Hmmmm dulu aku pernah punya pacar, orang Amerika, ini yang aku ceritain tadi, jadi dia yang bikin aku terinspirasi untuk bikin Indonesia Feminis. 747. Ooohh oke oke, terus? 748. Nah, sayangnya, pacaran sama orang asing itu aku ngerasa aku ga pernah bisa membicarakan hal yang intrapersonal sama dia. Jadi dia memang melek sama hal-hal 749. gender karena dia juga seorang aktivis, tapi nyatanya laki-laki asing yang seorang aktivispun juga ga paham kalau kita punya beban ganda, atau dia secara tidak 750. sadar membebankan beban-beban domestik ke aku. 751. Oh ya? Cowok luar juga gitu? 752. Iyaa, jadi seolah-olah domestic itu peranannya perempuan saja. Itu di manapun yaa mau di pergerakan kiri, mau di pergerakan kanan itu sama aja. Laki-laki tuh Transkrip ini mengungkap Memberi Kesan Tanpa 753. walaupun udah kiri banget marxis lalala komunis juga tetap mendomestikan perempuan. Jadi menurutku perempuan Jawa itu udah terlalu didomestikasi dan ada perspektif budaya. Pada Pesan 754. bentuk domestikasi dari laki-laki yang progresif sekalipun. bagian ini Biru 755. Tapi si cowok ini tidak menyadari itu ya walaupun dia bisa dibilang sebagai lelaki progresif? menceritakan 756. Iya, tidak menyadari jadi yaudah. Jadi kayak salah satunya yaaa aku ga masalah sih.. pandangannya terhadap 757. He eh.. perempuan Jawa. 758. Jadi aku sebenernya bersedia melakukan hal-hal domestik karena itu sebagai bentuk kontribusi aku, tapi di waktu yang lain dia nyuruh aku untuk ini itu dan dia ga 759. sadar apa yang dia lakukan ke aku itu mendomestikan aku. Ada yang aktivis sekalipun mereka ga paham bahwa yang mereka lakukan ke aku adalah sebuah bentuk 760. kekerasan. Kayak kita selalu putus-nyambung, kita saling menginspirasi satu sama lain gitu, tapi dia tidak mau mengakui kalau hal itu juga karna aku gitu loh. Dia 761. bilang abis ini kita nikah kan April 2018 kemaren, dia ngajakinnya akhir 2017 tuh, eh tapi ujung-ujungnya ga lama dari ngajakin dia ninggalin aku sebelum tahun 762. baru. 763. Oh iya? 764. Iya, secara tiba-tiba gitu aja. Meninggalkan seseorang itu kekerasan sih menurutku apalagi tanpa penjelasan. Jadi aku sempet mengalami mid-life crisis juga karena Transkrip ini mengungkap 765. aku sempet merasa buset gue ditinggalin emang gue ga ada artinya ya? perspektif perkembangan. 766. Hmmmmm.. Itu awalnya gimana kak? Pada bagian ini Biru Memberi Kesan Tanpa 767. Nah awalnya tujuan kita menikah agar aku bisa ikut dia sekolah, awalnya tuh itu. Tapi terus dia ga tau gimana kelanjutan sekolahnya terus dia ninggalin aku gitu aja menceritakan pengalaman- Pesan 768. dan menurutku itu emotional abuse karena dia juga menggantungkan masa depanku. Sementara sebelumnya aku udah mikirin oh aku mau ini itu ini itu tapi kan aku nya dewasa ini berkaitan 769. harus mikirin dia juga, jadi keputusanku juga melibatkan dia loh. Itu sih yang aku ga suka, ya jadi walaupun aku ga bergantung secara finansial sama dia, tapi aku dengan relasinya dengan 770. menginvestasikan hidupku untuk dia beberapa tahun terakhir ini. Semua perasaanku, semua impian, cita-cita, harapanku tapi ini cara dia memperlakukan aku. pasangan. 771. Hmmm iya iya.. 772. Oh iya jadi dia tuh juga aktivis, berjuang supaya orang ga merasakan kekerasan, supaya perempuan bebas dari kekerasan tapi dia juga melakukan ini terhadap 773. perempuan. 774. Iya iya.. 775. Well sebenernya dia ga punya uang, tapi itu loh. Aktivis itu kadang ga memikirkan kemapanan, karena mereka tuh mengabdikan hidupnya untuk memperjuangkan 776. hak-hak banyak orang. Nah, ketika kita mau menikah bebanku tuh lebih panjang dong sebenernya. Misalnya nanti aku jadi nih nikah sama dia, yang mikir anak kita Transkrip ini mengungkap Memberi Kesan Tanpa 777. makan apa, sekolahnya gimana itu pasti ujung-ujungnya aku. Ya akhirnya aku yang harus kerja lagi 2x lipat, 3x lipat biar anakku dapet hidup yang sepantasnya. Dan perspektif perkembangan. Pesan 778. dia apa? Dia cuma fokus sama keaktivisannya aja, tapi dia ga fokus dengan kemapannya. Jadi akhirnya setelah aku pisah sama dia aku juga jadi bisa menilai lebih Pada bagian ini Biru 779. dalam kayak oh mungkin aku gak sama dia karena sebenernya ini bukan yang aku cari juga, aku pengen bahagia sama orang yang mau menikahi aku dan juga punya menceritakan pandangan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

307

780. fokus untuk membangun kehidupan pribadinya, bukan berarti aku ga ngebolehin dia untuk tetep jadi aktivis ya. Toh aku juga seorang aktivis tapi at least harus bisa nya mengenai masa 781. seimbang lah biar kita juga gak terlalu gembor-gembor dan ngoyo gitu untuk menciptakan perubahan, karena pada akhirnya banyak hal yang memang ujungnya depannya dengan 782. harus bisa kita terima juga kan? pasangannya. 783. Iyaaa yaa.. Emang waktu pacaran gimana kak? 784. Awalnya aku diem dulu, ngikutin dia karena beda budaya kan, jadi mau liat dulu kalau di budaya mereka tuh seperti apa. Ya just me being the Javanese woman that 785. I am kan manut dulu, eeeeh terus lama-lama dia jadi butuh aku kan karena aku bisa ngelakuin semuanya untuk dia. Abis itu gantian aku yang atur balik dia, Transkrip ini mengungkap 786. tunjukkin juga dong kalo aku juga punya kuasa. Jadi kalau mereka udah liat kita, itu semua balik lagi ke kita kok. Jadi bukan berarti submissivenya perempuan Jawa perspektif budaya. Pada Memberi Kesan Tanpa 787. itu dia lemah, tapi dia itu bertahan, sebagai bentuk survival. Gimana caranya bertahan dengan situasi apapun tapi tidak menyerah. Submissive itu tidak menyerah, itu bagian ini Biru Pesan 788. bertahan dalam keadaan apapun, tapi tetep ikhtiar gitu.. Tapi kebanyakan orang mengira kalau diem tuh tandanya menyerah aja gitu pada semesta. Nah itu tuh menceritakan perbedaan 789. enggak, mereka tuh ada ikhtiarnya. Gituuuu budaya dirinya dengan 790. Ohh iya juga ya.. pasangannya. 791. Iyaa kan banyak tuh, banyak orang-orang bule tuh mau sama perempuan Asia tuh karna mereka lebih manut, katanya lebih ke keluargaan. Itu akhirnya 792. menjustifikasi bahwa laki-laki ga perlu mengurus keluarga, jadi itu kayak tanggungan istri dan perempuan Asia pasti mau. Loh ya enggak, gak gitu, jadi ya jadi 793. setiap aku kencan sama laki-laki asing aku harus hati-hati. Kamu suka sama aku karena apa? Apa karna aku ini aku atau karna aku perempuan Asia dan ada 794. konstruksi tentang perempuan Asia yang ada di kamu dan kamu pengen dapetin itu di aku? Jadi itu yang harus aku hati-hati juga. 795. Iya siiiih, banyak ya orang bule ke sini terus nikah sama orang sini ya kan. 796. Iya karena aku kan perempuan Jawa ya, ibuku orang Jawa. Walaupun aku ga setuju sama kebanyakan nilai-nilainya tapi itu mengingatkan aku dengan rumah gitu 797. loh. Walaupun aku tidak suka ajarannya, aku tidak suka bagaimana dia membesarkan aku, tapi logatnya itu membuat aku merasa familiar dengan medhoknya itu, 798. jadi ketika aku balik lagi ya ini rumahku. Ini yang membuat aku merasa familiar dan nyaman, bukan karena aku merasa beda enggak gitu loh. Karena aku lahirnya 799. dengan mendengarkan ibuku berbicara, walaupun aku tidak suka apa yang dia omongin ya, tapi itu yang membuat aku familiar dengan rumah. Dan walaupun aku 800. udah gini, udah seliberal ini tapi aku tidak masalah. Aku itu kadang takut kalau ada orang asing ngeliat aku “Oh ini ada keJawaannya nih” aku tuh gamau Jawaku 801. tuh cuma jadi templekan. Aku tuh maunya Jawaku tuh ada nilainya, bukan cuma sekedar unik sebagai perempuan Jawa, sebagai perempuan Asia, gak begitu. Jadi 802. aku merepresentasikan perempuan Jawa itu ada maknanya. Ini tuh hidup, urip gitu loh Jawa tuh punya filosofi hidupnya begini, bagaimana kita menerapkan 803. bagaimana kita bisa saling berekonsiliasi bagaimana kita bisa berinteraksi dengan budaya lain. 804. He eh, he eh.. 805. Nah kita juga harus balik lagi pas jaman penjajahan itu kan yang punya senjata tuh siapa? Yang punya senjata, senapan, segala macem itu kan penjajah. Makanya 806. biar orang yang dijajah itu takluk, mereka itu diancem pake senjata kan biar kita tuh takluk. Nah takluk itu dianggap sebagai menyerah sama penjajah, gitu loh. 807. Hmmm.. 808. Makanya dibilang orang Jawa itu submissive, padahal enggak, itu cara mereka bertahan. Nah narasi itu narasi kolonial sebenernya. Nah gimana caranya kita 809. perempuan Jawa bisa meredifinisi kembali arti submissive itu gitu loh. Submissive itu bukan menyerah, terus ga ngapa-ngapain. Submissive itu membiarkan dia 810. jatuh ke perangkap kita sebenarnya buat aku ya, membiarkan kita memberi dia kenikmatan, tapi habis itu kita balik lagi, kita bangkit lagi, kalau dia udah dalem 811. genggaman kita supaya kita balikin lagi. 812. Berarti sekarang keadaannya nih kita sekarang masih di posisi seperti ini, maksudnya masyarakat tetap dengan stigma seperti itu terhadap perempuan 813. karena hasil dari narasi kolonial itu tetap dibudayakan ya? 814. Bisa jadi.. 815. Cuma disayangkannya karena kita belum bisa bangkit lagi untuk meredefinisi itu dan malah tetap hidup dengan itu gitu loh. 816. Iya gak ada yang berusaha meredefinisi itu. 817. Kayak tetep manut aja gitu ya? 818. Iya manut aja gitu ngikutin alur. Jadi ya harusnya anak muda jangan takut, gapapa kalau emang ya ada saatnya kita untuk manut beneran karna manut itu bukan 819. berarti menyerah gitu, tapi ada kerja sama di situ. Jadi kita harus pinter-pinter. Nah ya harus hati-hati juga sih. Eh btw kok jadi ga fokus sama ceritaku hahaha 820. Oh iya hahaha gapapaaa 821. Ya iya pokoknya sekarang aku lagi single, soalnya si cowok ini ga jelas gitu. Waktu itu sempet sedih banget, tapi itu berlangsung ga terlalu lama sih sekitar 3 822. bulanan aja karena ya aku mikir ga ada gunanya juga berlarut-larut terlalu lama toh habis itu aku juga hectic karena mau wisuda jadi ya udah aku mutusin untuk 823. fokus sama diri sendiri dulu aja. 824. Ohhh iya iya oke kakk, penting tuh buat fokus sama diri sendiri ya kan 825. Iya makanyaaa 826. Terus titik balik kakak di masa ini apa? 827. Ohhh ini. Jadi dulu aku sempet depresi. 828. Kenapa kak???? 829. Orang kan biasanya sekolah gigi 5-6 tahun, tapi aku tuh sampe 8 tahun. 830. Oh iya? 831. Iyaaa koasku 5,5 tahun. Terus S.Kgku pas, tapi waktu koas gak pas. Tapi banyak juga kok temenku yang barengan sama aku, karna kan rejeki orang kan beda-beda 832. kan, waktunya beda-beda jadi gak bisa disamain semua gitu. 833. Iya benerrr, semua orang punya time zonenya masing-masing yaa.. 834. Nah iyaaa, jadi dulu pertama aku pernah depresi karena kedokteran gigi, terus akhirnya aku kabur ke Thailand. 835. Jadi sempet cabut itu? 836. Iyaaa, sempet cabut. Nah terus aku di Thailand itu meditasi selama 10 hari. Bener-bener cabut ga ngomong orang tua kan jauh juga, jadi bener-bener sendiri aja gitu Transkrip ini mengungkap 837. ngilang. perspektif perkembangan. Pelarian Sesaat 838. Oh ya?? Pada bagian ini Biru 839. Iyaaa, tapi itu jadi bagian dari diri aku, dan aku bangga sama diriku sendiri. Nanti kalau aku punya anak, aku pengen itu yang anak aku lakuin. Lakuin apa aja yang menceritakan masa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

308

840. bikin kamu menemukan rasa damai ya lakuin. kelamnya di awal masa 841. Iya iya.. dewasanya. 842. Jadi ya aku ke sana, ke Thailand terus aku meditasi terus aku ketemu sama cowok yang bikin aku terinspirasi untuk bikin Indonesia Feminis tuh. Jadi aku ketemu dia 843. lewat tinder, terus kita ngobrol-ngobrol akhirnya nyambung karena dia juga seorang aktivis, dan waktu itu dia keliling Asia Tenggara gitu, dia aktivis Rohingya. 844. Oh iya? 845. Iyaaa.. Nah terus btw akhirnya aku ikut kongres mahasiswa kedokteran gigi dan berusaha untuk menemukan alasan untuk menyelesaikan sekolah kedokteran gigi 846. aku ini. 847. Terus akhirnya gimana kak? 848. Akhirnya aku merasa lebih spiritual gitu sih, karena waktu itu aku juga sempet depresi dan ada guruku gitu kan orang Buddha, terus aku cerita segala macem ke dia 849. terus dia bilang yaudah kamu terima aja dulu kalau kamu diputusin, kamu ditinggalin, kamu dicampakkan, kamu dikhianatin mau kamu mau nangis, mau apa yang 850. penting terima aja dulu udah kamu serap itu semua baru nanti kalau udah kamu terima itu semua karya kamu itu pasti bagus, apapun itu. Tapi tetep dengan rasa sakit 851. itu, jadi turn that pain into a beautiful power. 852. Ohh iya iya makanya kakak memegang kepercayaan itu yaa.. 853. Iya dan itu gak cuma di Buddha aja, tapi di Jawapun juga. Jadi kita diajarkan untuk mengubah rasa sakit dan menginvestasikannya ke dalam sebuah karya dalam Transkrip ini mengungkap Pelarian Sesaat 854. pekerjaan kita. Dan itu juga suatu kebudayaan, spiritual kita juga merupakan bagian dari budaya dan itu sering kali tidak disebutkan. perspektif perkembangan. 855. Hmm iya iya.. Pada bagian ini Biru 856. Nah ada perbedaan apa ya… oh filosofi barat dan timur. Kalau barat kan logika, kayak logikaaaa terus, tapi akhirnya filosofi timur ga pernah terjamak gitu. Mau itu menceritakan refleksi 857. Jawa, mau itu Buddha ga pernah dieksplor. Ada yang dieksplor, tapi gak dijadikan patokan sebagaimana manusia itu seharusnya saling berinteraksi. kehidupannya. 858. Hmmm.. 859. Apalagi dengan adanya perang dunia, segala macem itu gak dipake gitu loh filosofi timur untuk menjelaskan sesuatu jadi kayak.. kayak kalau kalian udah dengerin 860. filosofi Descartes kayak apa sih ga nyambung, tapi kalau udah dengerin filosofi Buddha itu lebih nyambung. Jadi menurut aku kayak Muhammad, Yesus, Buddha 861. dan segala macem itu tetep filsuf, tapi dianggapnya nabi sekedar agama doang. 862. Hmm iya iya.. 863. Nah apa yang aku suka itu, aku terpapar dengan budaya dan filosofi timur, Jawa, kayak kalau perempuan bule itu kan mereka harus jauh-jauh ke Bali untuk mencari 864. kedamaian hahaha dan menurutku itu lucu, karena aku ga perlu ke ujung dunia untuk mencari kedamaian. Menurutku di luar itu mereka kehilangan banyak hal, hal- 865. hal yang ga mereka punya di sana. Tapi menurut aku budaya kita ini begitu kaya sebenernya, banyak yang kagum sama Indonesia, khususnya budaya Jawa jadi 866. baiknya kita tonjolkan yang baik-baik kan. 867. Iya karena walaupun kita sekarang masih memegang budaya yang seharusnya bisa kita redefinisi tapi justru budaya kita juga membantu kita 868. memperkenalkan diri kita ke orang umum ya? 869. Iyaa bener banget, cuma gimana kita meredefinisi kembali budaya kita. 870. Oke oke, terus anyway setelah kakak meditasi itu gimana? 871. Oh iya, akhirnya setelah itu aku merasa jauh lebih baik sih, jauh lebih tenang. Aku jadi punya waktu untuk merenungkan apa sih yang penting buat aku, dan 872. menurutku menyelesaikan kedokteran gigiku ini juga penting. Apalagi setelah aku berjuang 5 tahun ini, terus aku juga udah bikin Indonesian Youth Health 873. Ambassadors, yaudah tinggal gimana aku nyelesaiinnya aja biar aku bisa berguna untuk orang banyak. 874. Berarti setelah meditasi kakak memikirkan untuk menyelesaikan kuliah kakak ya? 875. Iya iya.. Nah akhirnya aku selesai deh kedokteranku awal taun kemaren, makanya sekarang aku lagi ambil S2 Hubungan Internasional. 876. Oh iyaaa, kalau sekarang kenapa ambil HI kak? 877. Karena setelah aku ikutan voluntary event ini kan banyak yang di antaranya organisasi internasional kan, yaudah aku tertarik untuk mendalami hubungan 878. internasional. Menurutku international organization juga punya peran yang sangat besar dalam melindungi perempuan dan anak-anak kan.. 879. Iya iya.. terus ada momen penting lainnya ga kak? 880. Ohhhhh ini waktu Woman March’s Jakarta 2017, itu pertama kalinya ada WMJ kan di Indonesia. Ya emang 2017 tahunnya feminisme lagi gencar-gencarnya kan 881. yaa.. Nah terus aku ikutan tuh acara itu. 882. Ohh iya iya.. 883. Ini pengalaman yang sangat penting buat aku ya karena ini juga pengalaman yang sangat emosional buat aku. Jadi waktu itu aku beraksi bersama dengan 884. perempuan-perempuan lain yang juga merasa tertindas oleh patriarki. Di acara WMJ itu aku ngerasa kita semua memiliki keterikatan emosi yang sangat kuat yaaa Transkrip ini mengungkap Aksi Nyata Perempuan 885. karena kita ngumpul di situ untuk memperjuangkan hak perempuan di Indonesia dan di sana aku ketemu banyak banget perempuan interseksionalitas mulai dari perspektif sosial. Pada Indonesia 886. perempuan lintas agama, kelompok LGBT, pekerja rumah tangga, pekerja seks komersil, kelompok petani, pokoknya banyak deh. Nah semua kelompok itu punya bagian ini Biru 887. pesannya masing-masing yang ingin disampaikan melalui aksi ini. Kebanyakan dari mereka menyampaikan perlakuan yang mereka dapatkan akibat dari stigma menceritakan dukungan 888. masyarakat yang dilabelkan pada mereka. yang ia dapatkan dari teman 889. Hmmm iya iya jadi di aksi itu juga saling bertukar cerita gitu ya kak? sesama aktivis. 890. Iyaaa, aku ketemu sama banyak orang dan denger cerita mereka secara langsung yang kalau sebelumnya aku cuma baca-baca dari akun Indonesia Feminis, and it felt 891. so real and sad. Asli. 892. Hmmm.. 893. Aku juga ketemu sama aktivis perempuan namanya Ririn Sefsani. Dia mengangkat Pancasila sebagai landasan pergerakan perempuan dan mengatakan sudah Transkrip ini mengungkap Aksi Nyata Perempuan 894. sepantasnya perempuan sebagai manusia yang utuh menuntut pemerintah untuk memperlakukan warganya sesuai dengan yang terkandung dalam Pancasila. perspektif sosial. Pada Indonesia 895. Indonesia ini sebenernya feminis sekali loh, bahkan Indonesia juga biasa disebut Ibu Pertiwi kan. bagian ini Biru 896. Oh iya bener kaaakk.. menceritakan salah satu 897. Iya jadi bagi aku sendiri menjadi seorang feminis adalah sebuah perjalanan spiritualitas di mana aku dapat memproyeksikan nilai-nilai perempuan Jawa mandiri teman aktivisnya yang 898. yang telah ada sebelum Belanda menjajah. Seperti yang udah aku bilang, dari dulu sebenernya perempuan Jawa itu dibentuk menjadi perempuan yang kuat dan bisa mengangkat Pancasila ke 899. melindungi dirinya sendiri. Jadi itu tadi, dengan adanya wadah Woman March’s Jakarta dan Indonesia Feminis ini aku ingin kita sebagai perempuan Jawa ini dalam isu feminis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

309

900. meredefinisi lagi perempuan Jawa menurut versi kita masing-masing ya, tidak lagi patuh pada stigma masyarakat. 901. Hmmm iya kak bener bener.. terus kalau peran penting dalam bab kehidupan ini siapa kak? 902. Pastinya perempuan-perempuan yang aku temui melalui Indonesia Feminis, Mbok Femi dan Woman March’s Jakarta ya, atau juga di kesempatan-kesempatan 903. lainnya dalam beberapa tahun belakangan ini. 904. Ooooohhh iya iya.. Nah coba ceritain kaka pa aja peran mereka dalam hidup kakak? 905. Mereka adalah perempuan-perempuan yang sangat inspiratif ya buat aku, mereka inspirasi buat aku. Mereka yang jadi sumber kekuatanku juga untuk tetap 906. memperjuangkan hak perempuan Indonesia gitu. 907. Terus gimana relasi yang terjalin antara kakak dengan mereka? 908. Ya ketika masing-masing dari kita memberikan satu kisah aja tuh seakan-akan kita udah kenal satu sama lain dari lama gitu loh. 909. Hmm iya kayak merasakan rasanya jadi satu sama lain gitu ya kak.. 910. Iyaaa, iyaaa.. 911. Terus kakak cukup sering berinteraksi sama mereka? 912. Iyaa, sering banget apalagi sampe sekarang kan juga banyak event bareng, sering komen-komenan di Indonesia Feminis, ya kayak gitu-gitu, pokoknya kita berusaha 913. untuk saling dukung dan saling ada untuk satu sama lain.Karena sebenernya ya cara kerja perempuan yang sebenarnya ga banyak dipraktekan itu sebenernya 914. perempuan tuh harusnya bisa mengangkat perempuan lain, bagaimana hidupnya bisa lebih baik. Walaupun cara mengangkatnya itu bukan dengan menggurui, tapi 915. kayak ngasitau kamu itu punya ini loh, punya kemampuan ini loh yuk kita kembangkan, kita hasilkan karya.. 916. Jadi dirangkul gitu ya? 917. Iya dirangkul, dengerin mereka cerita apa karena kita semua punya kisah yang berbeda-beda ya menjalani hidup sebagai perempuan di sini. Nah terus ini yang aku 918. temuin. Jadi perempuan yang kayak kita yang masih muda gitu, mereka sering menghilangkan dirinya gitu loh. Jadi menghilangkan diri itu maksudnya mereka 919. punya pendapat tapi dia takut untuk mengutarakan. Setelah menghilangkan diri yaudah akhirnya kehilangan jati diri. 920. Hmmm iya iya.. 921. Jadi dia validasinya hilang gitu loh, jadi seperti itu, emang perempuan selalu apa-apa harus nunggu orang lain dulu nah itu yang aku gak suka. Jadi kalau kamu tau 922. itu salah, ya omongin aja gitu loh. Karena ya narasi tentang perempuan itu manut segala macem, udah dibentuk banget apalagi dengan kolonialisme udah segitu 923. tertanamnya, terpatenkan. 924. Karena tidak dibenahi dari awal gitu ya.. 925. Iyaaa, makanya.. 926. Oke terus kak di bab yang terakhir ini, ini berarti sekarang ya kak? 927. Oh iya ini yang sekarang lagi aku jalanin. 928. Oh iya sekarang, nah jadi apa yang sekarang jadi titik bahagia untuk kakak? 929. Ini mungkin titik tinggi, titik rendah, titik balik digabung jadi satu kali ya? Kayak sekarang di umur 27 kan aku belum punya pekerjaan, and it annoys me so much 930. karena dua hal yang aku pelajari itu adalah kayak disuruh orang tua, jadi aku belum bisa menemukan jalanku, sementara teman-teman di sekitarku udah pada punya 931. pekerjaan. Dan aku tidak punya etos kerja, nah itu yang tidak aku suka. Karena selama ini aku kebanyakan belajar belajar belajar, jadi belum ada pengalaman kerja 932. yang real gitu lah, yang bener-bener aku pengenin. Mungkin nanti aku berubah, tapi itu dia aku masih dalam pencarian, yang mana aku gapapa sih.. 933. Ohhh iya gapapa kak, kan kayak yang udah kakak omongin sebelumnya setiap orang punya waktunya masing-masing. 934. Iya.. iya.. Makanya menurutku jadi seorang perempuan kita harus bisa menemukan jawabannya sendiri. Perempuan harus bisa menemukan kedamaian dalam dirinya Transkrip ini mengungkap Biru: Kini dan 935. sendiri, makna dirinya, definisi dirinya, dan tidak membiarkan siapapun mendikte apa yang harus perempuan lakukan. Itu cara perempuan membebaskan dirinya. perspektif sosial. Pada Kedepannya 936. Karena kayak aku selama ini disuruh ini itu, jadi bingung kan akhirnya. Aku udah ketemu satu hal, ternyata masih ada banyak hal yang harus aku pelajari. bagian ini Biru 937. Hmm iya iya.. mengungkapkan 938. Tapi gapapa sih, karena menurutku kita harus tersesat dulu. Karena kalau kita ga tersesat, gak kehilangan arah, kita gak tau apa yang harus kita cari. Mungkin dulu harapannya terhadap 939. aku tersesat ya, mungkin sampe sekarang juga masih, tapi itu gapapa. Dan kenapa orang itu mikir kalau tersesat tanpa arah itu tandanya buruk? Padahal engga, itu perempuan Indonesia. 940. udah jalannya, nanti pada akhirnya kita pasti menemukan jalan kita sendiri, kita cuma masih dalam perjalanan aja untuk menemukan diri kita, dan itu adalah sebuah 941. proses yang harus dinikmati. 942. Waaahhh bijak sekali ya kak hahahaha 943. Hahahaha sok bijak iye 944. Tapi ngomong-ngomong soal bijak nih, coba ceritain suatu momen di mana dalam peristiwa ini kakak udah merasa bijak dalam menanggapi suatu hal. 945. Hmm okeeee.. 946. Jadi di momen ini mungkin kakak bertindak atau berinteraksi dengan sangat bijak atau memberi nasihat yang bijak untuk diri sendiri, atau ketika 947. sedang bermasalah sama orang lain, atau mungkin kakak pernah membantu masalah orang lain dengan memberikan nasihat yang bijak gitu? Jadi bisa 948. apa aja.. Bisa juga ketika kakak membuat suatu keputusan yang bijak atau sekedar mengambil sikap yang bijak gitu. 949. Ohhh oke. Kebetulan ini momen yang cukup aku inget yaaa.. 950. Okeee 951. Jadi tuh ketika aku punya sepupu yang seumuran sama aku, jadi seperti ada kompetisi di antara kita. Eh bukan di antara kita sih, lebih di antara orang tua kita gitu 952. loh. Kayak dari SMA tuh masuk SMA mana harus bagus-bagusan, nilai juga gitu, nah sampe kuliah juga gitu, bahkan sampe sekarang juga ya karena dia udah kerja 953. aku belom. Nah anyway, dulu sebelum masuk kuliah kan ngelewatin lebaran tuh. Datang lah sebuah momen di mana kita ditanyain kuliah di mana, terus dia ini 954. kuliah di Sastra Prancis UI, which is cool menurut aku. Sementara aku kan keterima kedokteran gigi ya di Trisakti sih, swasta, jadi maksud aku kita sama-sama 955. masuk tempat yang terbaik lah. Tapi terus si ibunya ini ngebanding-bandingin. Jadi dari awalnya tuh udah diresein gitu gara-gara aku IPA, dia IPS kan pas SMA, 956. jadi udah diomongin mulu tuh. Tau lah gengsi orang tua Indo jaman dulu, anaknya harus IPA. Nah yaudah tapi dulu aku diem aja pas dibanding-bandingin waktu 957. SMA, karena aku juga males ngomong lah waktu itu, yang penting orang tua gue seneng waktu itu gue masuk IPA ya udah. Tapi yang terakhir itu ketika dia 958. dibanding-bandingin karena aku masuk kedokteran gigi dan dia Sastra Prancis, wah aku stand up for her tuh aku ceramahin deh akhirnya ibunya itu. Aku omongin 959. lah semua orang punya jalannya masing-masing kok, dia juga masuk di tempat yang bagus, dan nyatanya juga dia lulus duluan, dia dapet kerjaan duluan juga. Tapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

310

960. kan kalau dulu ibunya ga ngerti. Jadi pas dulu itu aku bilangin aja ya sebagai ibu harus support, karena aku tau banget rasanya ga disupport sama ibu dan itu 961. nyapekin hati banget. 962. Ooooh iya jadi bijaknya karena bisa ngebelain saudara kakak itu yaaa.. 963. Iya gituuuuu, karena menurut aku kan sebagai sesama perempuan ya kita harus melindungi satu sama lain, apalagi posisinya dia ga salah lagi, dan dia waktu diem 964. aja. Tapi aku dalem hatinya pasti dia sedih banget, makanya aku sebagai orang yang punya power untuk berbicara, aku ngomongin aja deh tuh. 965. Iya kak bagus bagus.. 966. Iyaaaa 967. Terus kak, tadi kan udah sempet bahas pengalaman spiritual kakak, bahkan bagi kakak menjadi seorang feminis itu juga bagian dari pengalaman 968. spiritual kakak. Nah bisa ceritain lebih rinci lagi ga kak tentang pengalaman spiritual kakak? 969. Oh iyaaa, jadi dulu aku meditasi itu kan. Jadi di Buddha tuh banyak banget yang namanya meditasi, observe observe gitu. Ada namanya meditasi viphasana, nah 970. meditasi viphasana itu dia mengajarkan kita untuk mengamati terus menerima. Mengamati dan menerima itu adalah salah satu bentuk submissive juga karna kita 971. diem, tapi ada yang diterima, kita cerna. Pertama kita harus terima dulu oke ini kejadian sama kita apa selanjutnya? Semesta pasti gak akan taro kita di titik posisi 972. seperti itu terus gitu loh. Terima dulu apa yang terjadi, amatin, nanti kalau udah terus berusaha gitu loh biar kita ga gegabah juga menentukan jalan keluarnya, 973. berjuangnya juga jangan gegabah. Jadi tetep menerima dulu, baru abis itu kita berjuang gitu loh. Tapi itu Buddha sih, tapi aku ga peduli mau aku Muslim tapi malah 974. ngikutin ajaran Buddha tapi kan tujuan akhirku adalah supaya merasa tenang. 975. Iya ya karena kan mau dengan cara apapun itu yang penting tujuan kita tenang kalau tenang kan kita secara spiritual juga lebih baik kan rasanya. 976. Iyaaa, makanya itu.. 977. Oke kalo gitu sekarang aku minta kakak tolong ceritain apa aja yang bakal cerita di masa depan kakak sesuai dengan bayangan kakak. Misalnya dalam 978. waktu lima sampe sepuluh tahun ke depan. Coba tolong jelasin rencana, impian atau harapan apa yang pengen kamu capai di masa depan? 979. Ya kayak aku bilang tadi ya di umur 27 tahun ini aja aku belum punya pekerjaan yang tetap, jadi aku masih freelance aja gitu dan kebanyakan pekerjaan aku 980. berkaitan dan dibantu dengan sosial media. Jadi pekerjaan aku tuh kayak jadi speaker di event, jadi pendengar untuk perempuan-perempuan lain, terus nari Jawa sih. 981. Iya iya, nari Jawa. Kayak besok April ini aku bakal perform di Solo juga, ini sesuatu yang besar juga buat aku. Cuma buat ke depannya sampe lima tahun apa lagi 982. sepuluh tahun ke depan aku belom tau sih, aku masih fokus sama yang terjadi sekarang aja. 983. Hmm iya iya.. 984. Dan lagi aku juga ga ada keinginan tertentu untuk jadi suatu profesi tertentu gitu, aku malah interestnya banyak banget kan khususnya di bidang sosial. Sementara 985. situasi sosial itu akan terus berubah karena lingkungan sosial itu kan dinamis ya, jadi nanti pasti bakal ada hal-hal baru yang akan terjadi dan aku pelajari, jadi ya 986. udah di jalanin aja dulu liat ke depannya gimana.. Gituuu 987. Jadi belum ada rencana apa-apa ya kak? 988. Hmm rencana tertentu engga, tapi rencana yang berkaitan sama project-project yang aku jalanin sekarang ya banyak pokoknya diterusin dulu aja dan diikutin terus 989. ke depannya ya.. 990. Project yang lagi dijalanin apa aja kak sekarang? 991. Naaah itu sih, aku pengen terus ngelanjutin Indonesia Feminis dan Mbok Femi. Sekarang aku juga lagi bikin podcast namanya Soeara Feminis Retjeh. Jadi 992. pokoknya aku bakal nerusin proyek yang aku mulai, dan kalau bisa nambah proyek lagi sih. Tapi aku juga ga mau banyak-banyak sih, karena supaya tetep bisa 993. fokus sama yang udah aku jalanin sebelumnya. 994. Iya kak semoga lancar semuanya yaa.. 995. Amin amin.. 996. Terus selama bikin proyek-proyek itu, atau selama menyuarakan feminis itu pernah ada tantangannya gak? 997. Pasti sih.. Kayak waktu ikut Woman March nih, banyak banget tuh orang-orang yang bilang kalau Woman March itu cuma aksi ikut-ikutan aja. Jadi banyak yang 998. bilang kalau aksi Woman March itu adalah ekor dari Woman March Amerika yang menyebarkan faham feminis kulit putih. 999. Oh iya banyak yang komentar gitu? 1000. Iya banyak banget eh.. Mereka ga tau aja, orang yang komentar gitu juga orang-orang yang ga pada dateng. Mereka tuh cuma orang-orang apatis yang seakan-akan 1001. tidak menginginkan perubahan, jadi mereka kayak nyekap kita gitu supaya kita ga melawan ketidak adilan ini, padahal sekarang ada kesempatannya. Kita tuh 1002. beruntung loh padahal lahir di jaman ini, kita punya peluangnya untuk membuat perubahan. Coba perempuan-perempuan jaman dulu? Kan enggak, mereka cuma 1003. bisa nerima. 1004. Iya kak bener banget.. 1005. Terus juga dulu jaman belom ada aksi secara langsung, jaman dulu aku belom ada Indonesia Feminis juga ya kan kalau di Indonesia Feminis udah keseleksi kan 1006. anggota-anggotanya, maksudnya yang follow dan join group itu ya orang-orang yang sepemahaman. Tapi dulu jaman aku menyuarakan pendapat lewat akun 1007. Facebookku sendiri sering banget tuh diserang sama laki-laki yang ngga setuju sama pendapatku. Lah padahal itu kan Facebookku ya, ya terserah aku dong mau 1008. nulis apa, masa di ruang pribadiku aja aku harus mikir dan ngikutin orang lain? 1009. Hmm iya iya.. 1010. Ya walaupun banyak orang yang bilang kalau kita udah ngepost sesuatu ya kita harus berani dapet feedback dari siapapun yang ngeliat post tersebut. Tapi ya tetep 1011. aja agak malesin lah, diserang seperti itu di Facebookku sendiri, padahal aku juga udah bilang kalau ga setuju sama aku bisa unfriend aku aja, eh malah nerusin 1012. debatannya. 1013. Emang waktu itu gara-gara apa kak? Maksudnya ngomongin apa kak? 1014. Aduh apa ya aku lupa sih.. Pokoknya sering kok kayak gitu, ga cuma sekali, dua kali. 1015. Ohhh iya iya.. Jadi itu udah berkali-kali ya kak? 1016. Iyaaaaa.. 1017. Oke oke.. Terus ada lagi ga kak? 1018. Ya paling itu aja siiihh.. 1019. Hmmm, oke deh. Terus kakak pernah mengalami masalah kesehatan ngga? Bisa diceritain mungkin kak pengalamannya itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

311

1020. Hmmm seinget aku ga pernah ada yang serius banget sih kayanya.. Jadi kayak kalau orang-orang tuh pernah aja diopname, kalau aku nggak sih. 1021. Oh jadi ngga ada kak? 1022. Oh cuma pas aku depresi 1023. Kenapa tuh kak? Bisa ceritain lebih rincinya? 1024. Iya jadi kamu pasti tau deh, kalau orang depresi itu kan efeknya bisa ke kesehatan psikis dan fisiknya juga kan, pokoknya berakibat ke keseluruhan kesehtaannya 1025. deh. Nah waktu aku depresi itu awalnya aku cuma pusing-pusing aja, aku juga masih dalam tahap denial kalau aku depresi. Dan waktu itu aku cuma ngeluh ga enak 1026. badan, dan akhirnya disuruh sama temenku periksa ke dokter aja, karena itu cukup lama tuh. Nah aku cek ke dokter biasa tuh kayak di Kimia Farma aja gitu dan 1027. ternyata besi dalam darahku rendah, sampe akhirnya aku harus dibawa ke rumah sakit segala macem tapi akhirnya aku bener-bener muak karena ya udahlah 1028. kayaknya ini bukan sakit biasa akhirnya aku baca-baca dan tau kalau symptomku tuh symptom depresi kan walaupun aku ga sempet ke psikolog apa segala macem 1029. gitu sih, tapi ya udah terus aku kabur ke Thailand selama sebulan diem-diem itu. 1030. Ooooh oke oke jadi awalnya malah sakit secara fisik gitu ya kak, yang staminanya menurun dan segala macemnya itu 1031. Iya mungkin sebenernya pengaruhnya karena aku jadi males makan juga kan, terus tidur juga ga berkualitas, ya otomatis badanku juga keserang makanya darah 1032. rendah itu kan. 1033. Ohhh iya iya.. Untung abis meditasi itu malah baik-baik aja ya kak 1034. Iyaaa, makanya kayaknya obatnya bukan dokter apa psikolog deh, tapi obatnya ya meditasi jadi ujung-ujungnya obatnya ya diri sendiri gitu hahaha emang harus 1035. lebih sayang sama diri sendiri kali yaa 1036. Iya iya.. jangan sampe kehilangan diri sendiri kan 1037. Iya bener.. 1038. Terus ngomong-ngomong, kakak pernah ada pengalaman kehilangan seseorang ngga? Bisa jadi kayak kehilangan yang ditinggal selama-lamanya karena 1039. meninggal, atau kehilangan temen, ya kayak gitu-gitu? 1040. Hmmm apa ya? 1041. Gimana? 1042. Aku belom pernah ditinggal meninggal gitu sih.. Kakek nenek aku juga meninggal pas aku belum lahir, ada sih yang pas aku udah lahir tapi itu juga masih kecil jadi 1043. kayak yaudah paling nyekar aja tiap lebaran. 1044. Hmmm gitu.. Kalau kehilangan temen mungkin? 1045. Hmm kalau temen.. engga sih. 1046. Hmmmm.. 1047. Oh ya paling kehilangan temen karena pindah-pindah itu sih, losing my international friends gitu ceileh. Tapi ga kehilangan juga sih, karena walaupun jadi jauh gitu 1048. kan ya tapi we’re still friends kok from Facebook. Jadi aku pindah Indonesia tahun 2004 itu, terus 5 tahun kemudian aku main Facebook yaudah terus reconnect 1049. sama temen-temen dari Iran, temen-temen dari India, dari Nigeria. 1050. Oh masih inget kak? 1051. Masih masih.. Ya paling yang deket-deket aja sih, terus kan yang penting tau nama panjangnya aja entar juga nemu di Facebook. Kan jaman dulu orang luar nama 1052. Facebooknya ya nama panjang mereka gitu bukan nama-nama alay hahaha. 1053. Hahaha iya ya.. Berarti so far belum pernah mengalami kehilangan gitu ya? 1054. Kalau kehilangan orang lain belum, justru berkali-kali kan ngerasa kehilangan jati diri itu hahaha tapi udah gapapa sih ya, namanya juga proses. 1055. Iya iya.. terus pernah ada penyesalan atau kegagalan yang selalu kakak inget-inget gitu ga kak? 1056. Apa ya? Kalau kegagalan pasti banyak banget ya.. Tapi aku ga mau inget-inget ah hahaha ngapain juga.. Kalau keberhasilanku baru aku berusaha inget-inget, biar 1057. jadi reminder oh aku udah sejauh ini, jadi aku terus semangat berjuang. Kalau kegagalan yang sampe aku ngerasa gagal banget jadi orang gitu ngga sih.. Terus kalau 1058. nyesel ya kayak misalkan nyesel masuk kedokteran gigi tapi abis itu udah lewat juga kok, jadi ya udah sih, aku yakin semua pasti bisa kita lalui karena Tuhan ga 1059. akan ngasih cobaan yang ga bisa kita lalui yea. 1060. Nah bagus nih mentalnya ya hahahah 1061. Ya buat bisa kayak gini juga perjalanannya panjang banget sih, sampe bisa bersikap bodo amat gini hahaha kalo dulu mah baperan juga cuy 1062. Ya gapapa, kita hargain aja prosesnya yang penting sekarang udah sampe sini yaaa.. 1063. Betuuulll 1064. Terus kak kan kakak sebagai mahasiswa S2 Hubungan Internasional nih, nah gimana kakak menanggapi masalah politik atau sosial yang terjadi di 1065. Indonesia? 1066. Naaah, iya ini kan emang yang jadi ketertarikan aku ya. Jadi aku tuh pengen mengubah sebagian dari budaya Jawa dan make it better gitu. 1067. Hmm iya iya.. 1068. Menurut aku kalau kita tetep bisa menjadi orang Jawa dan tetep bisa hidup setara terus kenapa? Itu hal yang baik. Karena menurutku Jawa itu harusnya mengenai 1069. keseteraan, keselarasan, bukan feodalisme. Ada perempuan Jawa yang sebegitu terdomestikasinya karena “kamu kan Jawa, kamu harus ini” tapi ada juga laki-laki 1070. Jawa yang bertanggung jawab untuk mengurus anaknya, mengurus urusan rumah tangga gitu dan itu sebenernya sangat Jawa sekali, karena keluarga adalah akarnya. 1071. Awal mulanya dari keluarga. 1072. Bener sih emang di Asia itu kan family comes first yaa.. 1073. Nah iyaaa, tapi jaman Soeharto itu kan bapakisme banget kan. Sebenernya undang-undang kita juga rada sexist sih, kayak yang jadi kepala rumah tangga adalah 1074. bapak, sedangkan banyak juga perempuan yang sebenernya jadi tulang punggung. Jadi gimana kita sekarang biar tidak memusatkan tonggak rumah tangga pada 1075. bapak padahal sekarang juga banyak perempuan yang bekerja. Jadi sebenernya definisi kepala rumah tangga itu yang aku ga suka berarti kepala rumah tangga itu 1076. cuma bos, cuma nyuruh perempuan seenaknya sendiri tidak. Kita harus meredefinisi lagi, kalau bisa kita ubah undang-undang itu hal paling radikal sih atau karena 1077. undang-undang itu juga yang ada akhirnya merambat ke undang-undang pernikahan, asuransi, NPWP, dan semua hal itu lah. Karena akhirnya perempuan tidak bisa 1078. meminjam uang dari bank, karena kita ada di bawah nama suami, itu juga salah satu hal yang bikin orang terbiasa melihat perempuan itu bergantung di bawah suami 1079. gitu loh, masih dianggep tanggungan suami padahal mereka berdiri sendiri juga bisa kalau diberikan kesempatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

312

1080. Ohhh iya masalahnya karena ga dikasih kesempatan itu ya? 1081. Nah iya, masalahnya jaman orba itu bank tidak mau memberikan kesempatan pada perempuan untuk membangun usahanya sendiri karena dianggap bahwa 1082. perempuan itu tidak bisa. Jadi ini contohnya dari kisah Marta Tilaar ya kalau gak salah. Dia itu dulu mau minjem uang ke bank untuk usaha ya, dengan 1083. memanfaatkan rempah-rempah itu kan buat lulur tapi tidak dikasih kesempatan sama bank. Akhirnya dia harus mendobrak budaya di Indonesia yang sebenernya 1084. tujuan dia juga untuk membudayakan hasil bumi di Indonesia. Karena kan kalau kita memakai hasil bumi, rempah-rempah itu tadi berarti kita harus merawat dan 1085. melestarikannya kan. Tapi kalau kita nggak dikasih kesempatannya, gimana kita bisa menyelamatkan dunia gitu kasarannya? Padahal perempuan itu kan nalurinya 1086. juga memang merawat kebaikan kan, alam dan segala macamnya yang Tuhan berikan kepada kita. Jadi masalahnya tuh ada di undang-undang dan itu sangat 1087. struktural sebenernya. Karena itu besar banget dan berpengaruh sama hal-hal lainnya. Domestik itu kan juga kita memelihara lingkungan, tapi hal seperti itu ga 1088. diperhitungkan sama banyak orang. Tapi perempuan itu ada banyak cara untuk membebaskan dirinya, dan kita ga bisa terpaku dengan satu cara bahwa perempuan 1089. harus begini, harus begitu ga bisa. Karena sebenernya semua orang juga dibesarkan dengan cara-cara yang berbeda, dengan budaya yang beda, jadi gimana kita bisa 1090. berharap semua perempuan harus sama harus bisa ini, harus lembut ini itu dan segala macem. 1091. Hmmm iya iya, bener kak. 1092. Dan.. bagaimana cara perempuan berinteraksi dengan alamnya itu penting banget. Karena aku udah capek sama perkotaan, jadi aku mencoba belajar lebih lagi 1093. tentang alam, dengan mungkin mendukung pengrajin lokal, itu sih yang lagi aku coba lakukan. Seengganya itu yang bisa aku coba lakukan. 1094. Nah iya apalagi sekarang dengan adanya bantuan dari sosial media makin mudah kan untuk brand lokal promosi dan bersaing di kancah nasional 1095. bahkan internasional. 1096. Iya iya bener.. 1097. Terus ada lagi kak? 1098. Oh iyaaa, terus kayak masalah Papua gitu ya. Papua itu sebenernya kan tidak merdeka dengan Indonesia, dan aku tidak bisa memaksakan Papua untuk menganut 1099. budaya yang sama dengan bagian Indonesia lainnya. Karena ada perempuan-perempuan lain yang tersiksa, jadi mereka tidak bisa mendapatkan kebebasan. Udah 1100. gitu kan TNI menindas orang Papua, aku mungkin belum baca selengkapnya ya bisa juga aku salah. 1101. Okeee 1102. Iya jadi kalau TNI itu melakukan kekerasan ke laki-laki Papua, laki-laki Papua itu bisa melanjutkan siklus kekerasan itu ke perempuan, itu yang aku takutin. Nah 1103. aku kan S2 ini HI kan, dan papaku kayak “kamu masuk Diplomat lah, apa kamu masuk Deplu lah” tapi gak bisa, karena itu berbeda dengan prinsip aku karena aku 1104. tidak mau membela okupasi Indonesia di Papua, itu aku ga mau, karena aku tidak membenarkan kekerasan yang terjadi di Papua. Dan bagi aku kalau misalkan 1105. Papua merdeka dari Indonesia ya merdeka aja, karena bagiku apa sih artinya perbatasan? Jadi menurut aku imenjadi Indonesia itu bukan cuma pake baju adat kita, 1106. terus melakukan tradisi-tradisi dan harus menjadi sama. 1107. He eh.. 1108. Proklamasi aja bilang segala bentuk penjajahan harus dihapuskan tapi kenapa kita menjajah sesama orang Indonesia? Semakin ke sini aku paham. Kayak dulu waktu 1109. aku di luar negri aku akui aku berjarak dengan budaya Indonesia, tapi ketika aku balik aku terindoktrinasi sama omongan orang-orang tentang budaya kita. Tapi 1110. sekarang aku merasa berjarak itu perlu, tapi mendekat dan mengeksplor budaya kita sendiri juga perlu. Jadi ya seimbang lah, biar kita bisa lebih objektif dalam 1111. menilai sesuatu. 1112. Hmm iya iya.. Jadi apa harapan kakak untuk perempuan di Indonesia? 1113. Ya aku harap dengan adanya kesempatan dan peluang yang kita miliki sekarang ini, kita semua bisa bersatu bersama menegakkan keadilan dan tidak lagi 1114. menormalisasi tindakan-tindakan yang sebenernya merugikan perempuan. Tapi aku cukup optimis untuk ke depannya pasti Indonesia bakal lebih maju lagi dan 1115. peran perempuan akan sangat penting di sini. Kayak contohnya nih, bentar lagi kan udah mau Pemilu, nah sebenernya di kuota Undang-Undang Pemilu perempuan 1116. itu 30%, tapi kenyataannya sekarang ini porsi caleg perempuan udah tembus 40%, melebihi kuota. Jadi aku punya harapan besar sih sama para caleg-caleg wanita 1117. ini. Aku harap pake caleg perempuan kita ini bisa memperjuangkan aspirasi perempuan secara nyata dan membahas kegelisahan anak muda sekarang ini 1118. terkhususnya perempuan, termasuk kelompok minoritas dan kaum marjinal. Menurutku isu perempuan seperti kekerasan seksual, kesehatan reproduksi, dan 1119. kesenjangan dalam pekerjaan itu penting karena kan jumlah pemilih perempuan lebih banyak daripada laki-laki ya kaaan 1120. Iya lah, suara perempuan itu juga penting dan salah satu suara kita ya melalui surat suara ketika pemilu kaaann 1121. Nah iya benerrr.. 1122. Hmmm iya iya.. Terus ada lagi ga kak? 1123. Cukup ya kayaknya, aduh ga kerasa ya udah jam segini. 1124. Oh iya ini udah dikit lagi kak 1125. Iya iya gapapa seru juga kok ini ngobrolnya hahaha ga kerasa diwawancara malah 1126. Apalagi aku yang nanya-nanya hahaha kayak nanyanya santai aja gitu deh 1127. Terus apa lagi nih? 1128. Ini kaaak, coba tolong ceritakan perkembangan pandangan dan nilai agama kakak seringin berjalannya waktu. Nah perubahan-perubahan pandangan 1129. itu seperti apa aja sih? 1130. Hmmm oke, perlu aku tegaskan ya aku tuh bukan orang yang religius ya, aku terlahir Islam tapi aku juga mau perempuan Islam punya perannya dalam memajukan 1131. perempuan di Indonesia. Bukan yang “ini kan bertentangan dengan agama” tidak. Kamu melawan laki-laki untuk mendapatkan hakmu itu tidak bertentangan dengan 1132. agama, itu adalah apa yang agama pengenkan dari kita malahan. Selama kita melakukan kebenaran, kita tidak bertentangan dengan agama. Ini Kartini pernah nulis 1133. ini, dan sebelum aku baca tulisan Kartini itu aku pernah memikirkan hal itu dan aku kayak hah? Bisa sama gitu pemikirannya padahal kita dari era yang berbeda. 1134. Agama itu mengajari kita untuk saling tidak menyakiti, tapi kenapa laki-laki itu menyakiti perempuan? Apalagi soal poligami ya. Dan apa salahnya ketika kita 1135. berusaha untuk melawan, itu kan salah satu bentuk ikhtiar. Dan Allah tidak akan membiarkan umatNya sengsara, jadi berarti kita harus tetep berusaha dong, nah 1136. intinya tuh itu. Walaupun artinya kita harus melawan laki-laki. Kita harus bisa meredefinisi arti kata tunduk itu gimana. Walaupun ya memang kita bukan serta 1137. merta diterima. Oke fine, penindasan memang terjadi, tapi bagaimana kita melawannya? Itu memang terjadi, tapi bagaimana kita bangkit. 1138. Mungkin sama halnya kayak orang Jawa sekarang masih mengikuti cara orang Jawa dulu, begitu juga sama orang Islam masih mengikuti cara orang 1139. Islam dulu seperti yang di Al-Quran padahal kan itu ditulis jaman dulu kan, sementara jaman kan berubah kan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

313

1140. Iya betul, kita harus liat konteks waktunya. 1141. Iya iya.. 1142. Lagian ya balik lagi soal poligami. Dulu kan laki-laki Arab itu istrinya bisa ratusan, tapi akhirnya dibatasi oleh Nabi Muhammad hanya 4. Itu bukan berarti 1143. diperbolehkan, cuma kalau bisa adil dan sebenernya tujuannya membantu ya 4 itu udah maksimal. Tapi kan laki-laki jaman sekarang suka memanfaatkan dan 1144. mengatas namakan agama supaya bisa nikah lagi, dan anehnya kadang-kadang mereka nyari juga perempuan-perempuan yang udah bekerja kok biar bisa 1145. menghidupi dia atau seengganya dia ga perlu menghidupi mereka gitu loh ngerti gak?

1146. Iya iya.. 1147. Ya jadi gitu sih pokoknya pandangan singkat tentang agamaku yang kaitannya dengan perempuan yaaa 1148. Ohhh iya iya kak oke.. Terus menurut kakak nilai apa yang paling penting dalam kehidupan manusia? 1149. Menurut aku sih perbedaan ya, itu udah kodrat manusia kita itu lahir dengan perbedaan, dan itu yang membuat kita unik. Jadi menurut aku yang paling penting 1150. adalah menghargai perbedaan sih. 1151. Hmm iya iya.. terus ada lagi kak? 1152. Setelah itu banyak banget ya, setelah bisa menghargai terus menghormati, terus memberikan ruang privasi, terus mensupport dan lain sebagainya. Tapi yang paling 1153. penting ya tetap pertama-tama kita harus menghargai perbedaan dulu. 1154. Bener bener.. Terus selama tadi kakak sharing sama aku, menurut kakak ada tema sentralnya gak sih? 1155. Ya kalau tema sentralnya pasti peran perempuan ya? 1156. Iya sih..

1157. Ya jadi memang kenyataannya perempuan itu punya peran yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa peran perempuan yang optimal, semua hal juga ga akan 1158. berjalan dengan optimal. Jadi kalau mau kehidupan yang lebih baik, bangsa yang lebih maju, peran perempuan juga harus diikut sertakan. 1159. Setuju setuju.. Terus kak setelah kakak cerita tadi mulai dari momen-momen yang jadi titik tinggi buat kakak, titik rendah buat kakak, titik balik, terus 1160. juga momen penting di setiap masa kehidupan kakak secara periodik tadi aku pengen tau seperti apa sih wawancara ini untuk kakak? Apa yang kakak 1161. pikirkan tentang wawancara barusan? Terus gimana perasaan kakak selama wawancara dan kira-kira gimana wawancara ini bakal mempengaruhi 1162. hidup kakak nantinya? 1163. Hmmmm iya tadi aku udah cerita banyak banget yaaa?? Hahaha. Yang jelas aku seneng banget bisa berbagi semua pengalamanku ke kamu, aku ngerasa lega juga 1164. udah ngebagi semuanya karena jarang-jarang juga sih aku berbagi kisah yang personal seperti itu, karena kan belakangan ini aku lebih sering jadi pendengar ya dari 1165. kisah-kisah perempuan lain. Ya aku sering jadi pembicara juga tentang isu perempuan, tapi secara general aja gitu loh bukan personal seperti ini dan ternyata 1166. rasanya enak ya bisa berbagi seperti ini. Jadi aku terima kasih banget dan menurut aku skripsi kamu ini menarik banget jadi semoga bisa sukses dan 1167. lancarkedepannya yaa..Amin amin makasih banyak ya kak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

314

Lampiran 6 Episode Kehidupan Biru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

315

Episode Pertama I am the third culture kid Awal Biru adalah anak pertama dari 2 bersaudara yang mana ia memiliki seorang adik laki-laki. Adapun Biru mengakui bahwa dirinya tidak memiliki kedekatan emotional dengan sang adik Ayahnya adalah seorang diplomat, sehingga Biru sejak kecil sering pindah-pindah tempat tinggal. Ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Biru mengakui bahwa sejak kecil dirinya seringkali merasa tertekan di rumah karena mendapatkan tuntutan dari ibunya. Bagi Biru, orang tuanya bukan lah orang tua yang baik dan tidak fit untuk menjadi orang tua. Biru pertama kali meninggalkan Indonesia ketika ia berumur 1 tahun karena sang ayah ditugaskan di Iran. Ia menghabiskan masa kecilnya di Iran selama 7 tahun. Memasuki Sekolah Dasar, Biru merasa bahwa orang tuanya menjadi lebih keras terhadap dirinya dan mengharapkan agar Biru sudah bisa memenuhi tuntutan-tuntutan dari orang tuanya. Secara kesuluruhan, Biru merasa bahwa pengalaman tinggal di Iran adalah pengalaman yang sangat mengesankan karena ia bersekolah di sebuah sekolah internasional dan bertemu dengan banyak teman dari segala penjuru dunia. Biru menyatakan bahwa ia mempraktekkan budaya disiplin, mandiri dan berani berpendapat dari sekolahnya yang menerapkan budaya Barat. Biru mengakui bahwa dirinya merasa tidak nyaman ketika dituntut oleh ibunya untuk tetap menerapkan budaya Jawa dalam rumah meskipun tinggal di luar negri. Akibatnya, ketika kecil Biru tidak memiliki ikatan dengan kampung halamannya karena ia justru membenci ajaran budaya Jawa yang terkesan kaku. Biru mengakui bahwa dirinya sudah tertarik dengan isu perempuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

316

sejak ia kecil karena menyaksikan wanita Arab yang begitu pasif dan didominasi oleh pria. Tengah Pada tahun 2000 ayah Biru dipindahkan tugasnya ke Mumbai, India. sehingga Biru dan keluarga harus turut pindah ke sana. Biru dan keluarga menghabiskan dua tahun di India. Biru pertama kali belajar menari yaitu tari India ketika ia tinggal di sana. Biru mengakui bahwa pengalaman tinggal di India merupakan pengalaman yang mengesankan karena ia merasa sebagai anak kecil yang beruntung dapat mempelajari banyak budaya yang kontras dari satu dan lainnya. Ketika di India, Biru mengakui bahwa dirinya sempat paranoid karena ibunya menakut-nakuti bahwa perempuan di bawah umur di sana seringkali mendapatkan pelecehan dari pria dewasa. Akhir Pada tahun 2002-2004, Biru dan keluarganya pindah ke Lagos, Nigeria karena ayahnya dipindah tugaskan. Biru merasa bahwa pengalaman singkatnya tinggal di Afrika membuat dirinya belajar prihatin dan merasa lebih bersyukur. Momen yang menjadi titik balik bagi Biru adalah ketika ia harus kembali ke Indonesia ketika ia sudah menyelesaikan Sekolah Dasarnya dan tugas ayahnya pun sudah selesai. Ia merasa sangat berbeda berada di Indonesia sebagai tempat tinggal dengan ketika ia berlibur ke Indonesia.

Episode Kedua Culture Shock Awal Ketika pindah ke Indonesia, Biru disekolahkan di SMP internasional di Jakarta atas permintaan dirinya yang telah bersekolah di sekolah internasional selama SD. Biru mengalami titik rendah di masa ini ketika ia harus kembali ke Indonesia dan tidak merasa nyaman di negara asalnya. Biru juga menceritakan bahwa ia merasa tidak senang dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

317

keluarga dari bapaknya yang berasal dari Brebes karena mereka membuat Biru memiliki penilaian yang semakin buruk terhadap orang Jawa yang berasal dari kampung. Tengah Memasuki SMA, Biru diminta oleh orang tuanya untuk masuk ke SMA negri agar bisa masuk ke fakultas kedokteran. Semasa SMA, Biru tinggal bersama budhenya. Biru mengakui bahwa dirinya merasa sangat nyaman tinggal dengan budhenya. Bagi Biru, budhenya adalah sosok ibu yang selama ini Biru tidak dapatkan dari ibu kandungnya. Berkat masuk SMA negri, Biru merasakan titik balik hidupnya di masa tersebut karena ia jadi menyadari bahwa masyarakat Indonesia sangat beragam. Di masa SMA, Biru mulai tertarik untuk mencari tahu tentang budaya Jawa karena senang melihat budhenya yang sangat Njawani dengan bertutur lembut dan mengayomi. Biru mempelajari budaya Jawa lewat bacaan dan juga menonton film. Pada masa pemilihan jurusan di kelas 2, Biru disuruh oleh kedua orang tuanya untuk masuk jurusan IPA. Akhir Ketika telah lulus SMA, akhirnya Biru diterima di jurusan kedokteran gigi di salah satu universitas swasta di Jakarta pada tahun 2010. Episode Ketiga Aku, Cita-citaku dan Kata Orang Tuaku Awal Pada awalnya, Biru masih kecewa pada keputusan orang tuanya yang mengharuskan Biru untuk kuliah di jurusan kedokteran. Biru pada dasarnya ingin kuliah di jurusan desain karena dirinya ingin menjadi seorang desainer. Akan tetapi orang tua Biru melarang dirinya dan tetap mendorong Biru untuk kuliah kedokteran agar bisa memiliki kehidupan yang layak. Adapun ketika memulai perkuliahannya, Biru mengakui bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

318

dirinya pada akhirnya dapat belajar dan mengetahui fakta mengenai pasien-pasien perempuan. Maka dari itu, Biru merasa bahwa melalui dokter gigi ia juga belajar mengenai feminisme. Awal ketertarikan Biru pada feminisme dimulai setelah didekati oleh laki-laki yang ingin berkencan dengan dokter dan menumpang hidup. Pada awal tahun 2011, Biru pertama kali mengikuti acara sukarela yaitu ASEAN Unite, sebuah proyek yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan meningkatkan kesadaran di kalangan pemuda. Di akhir 2011, Biru membentuk Indonesian Youth Health Ambassadors sebagai wadah untuk mempromosikan kesehatan dimulai dari lingkungan terdekat. Tengah Biru pernah turut serta dalam acara Kapal Pemuda Nusantara (KPN). Sebuah acara yang diselenggerakan oleh Kemenpora yang bekerja sama dengan Kementerian Kemaritiman, Kementerian Kelautan, Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan TNI Angkatan Laut. Bagi Biru, acara KPN tersebut juga memberikan kesempatan untuk dirinya menjelajahi Labuan Bajo. Untuk dirinya, kesempatan tersebut merupakan momen yang sangat membahagiakan di masa tersebut. Akhir Biru pernah mengikuti summer school di Bali pada pertengahan 2014, di mana para peserta mempelajari budaya Bali termasuk mempelajari tarian Bali. Episode Keempat Aku Perempuan Jawa Awal Biru belajar menari Jawa setelah ia kembali dari Bali, yang mana akhirnya ia menemukan kenyamanannya dalam merepresentasikan dirinya sebagai perempuan Jawa. Biru menemukan jati dirinya sebagai perempuan Jawa dengan memaknai kembali dan meredefinisi nilai-nilai Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

319

Biru mengaku bahwa dirinya merasa senang karena keinginan untuk belajar menari Jawa datang dari diri sendiri bukan diminta oleh orang tuanya. Ia pun merasa puas karena ibunya merasa sangat senang dengan keputusan Biru. Tengah Adapun perjalanan Biru belajar tari Jawa tidak selalu berjalan mulus. Pada tahun 2015 Biru sempat mengunggah mempertunjukkan dirinya latihan menari Jawa dan mendapatkan komentar tidak menyenangkan dari keluarganya. Tidak hanya itu, Biru juga sempat mendapatkan pelecehan seksual yang dikarenakan oleh pakaian yang ia gunakan ketika latihan tari tersebut. Akhir Biru menceritakan bahwa dirinya pernah mengikuti perayaan Hari Menari Dunia pada tahun 2016 di Institut Seni Indonesia, Solo. Kala itu, Biru menampilkan tarian Retna Tinanding yang berkisah tentang ketangguhan Srikandi dan Larasati dalam belajar bertarung. Biru mengakui bahwa dirinya mengalami perasaan emosional selama mempelajari gerakan tarian tersebut. Episode Kelima Aku Feminis Indonesia Awal Biru sempat mengalami depresi karena hampir menyerah untuk menyelesaikan kuliah kedokteran giginya. Ketika depresi, Biru memutuskan untuk kabur ke Thailand selama sebulan dan di sana ia melakukan meditasi yang pada akhirnya membuat ia lebih tenang. Setelah meditasi, Biru mengikuti kongres mahasiswa kedokteran gigi dan berusaha untuk menemukan alasan untuk menyelesaikan sekolah kedokteran gigi tersebut. Biru bertemu dengan laki-laki asing ketika berada di Thailand yang juga merupakan seorang aktivis dan menginspirasi dirinya dalam mengutarakan isu-isu sosial. Tengah Pada tahun 2016, Biru menciptakan sebuah platform yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

320

dinamakan Indonesia Feminis yang dijadikan wadah untuk perempuan-perempuan Indonesia berbagi kisah hidupnya. Dari Indonesia Feminis, Biru menjadi seorang pembicara dalam sebuah talk show dan bertemu dengan orang-orang hebat yang menginspirasinya. Biru pernah berbincang dengan transgender mengenai tekanan- tekanan yang mereka hadapi. Biru pernah berdiskusi dengan Abdul Muiz Ghazali, seorang tokoh Islami yang cukup ternama di Cirebon mengenai seksualitas dan ketubuhan dalam Islam. Biru pernah berbicara dengan seorang janda anak dua seputar kesulitan dalam menjalani hidup dengan perasaan tidak diinginkan. Biru juga pernah bercakap-cakap dengan perempuan Batak mengenai bagaimana perempuan Indonesia melawan patriarki berdasarkan sudut pandang perempuan Batak dan Jawa. Biru juga sempat bertukar pikiran mengenai kekerasan terhadap perempuan di dunia digital, pelecehan seksual di angkutan umum, LGBTIQ, perspektif perempuan bercadar. Biru pertama kali mengikuti aksi Woman March’s Jakarta 2017 dan ia menganggap bahwa hal ini menurupakan salah satu momen terpenting di masa kehidupannya pada episode ini. Pada akhir tahun 2017, Biru sempat mengakui dirinya mengalami mid-life crisis akibat ditinggal tanpa alasan yang jelas oleh kekasihnya yang sebelumnya mengajaknya untuk menikah pada bulan April 2018. Hal ini berlangsung selama 3 bulan, namun akhirnya Biru memutuskan untuk bangkit dari keterpurukan dan fokus pada dirinya sendiri yang akan diwisuda. Akhir Pada awal tahun 2018, Biru lulus sebagai Sarjana Kedokteran Gigi. Pada pertengahan tahun 2018, Biru mengambil S2 jurusan Hubungan Internasional karena ketertarikannya pada organisasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

321

internasional. Episode Keenam Aku DSB Awal Di usianya yang menginjak 27 tahun, Biru belum memiliki pekerjaan tetap. Saat ini Biru adalah seorang free lancer yang biasa mengisi acara feminis atau sosial. Selain itu, kini Biru juga disibukkan dengan latihan menari Jawa dan sesekali melakukan pertunjukkan. Biru mengakui bahwa dirinya merasa terganggu akibat belum menemukan pekerjaan yang tetap karena hal tersebut berkaitan dengan dirinya yang belum dapat menemukan jalan hidup yang ia inginkan karena selama ini selamu diatur oleh orang tuanya. Akan tetapi, Biru merasa bahwa saat ini ia masih dalam proses mencari jati diri dan masih akan terus berubah sehingga ia akan menikmati prosesnya. Tengah - Akhir -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

322

Lampiran 7 Plot Kehidupan Biru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

323

Temuan Masa kecil Masa Remaja Masa Remaja Masa dewasa Masa dewasa Masa kini ( < 12 tahun) (13-17 tahun) Akhir awal awal (27 tahun) 1994-2004 2004-2009 (18-21 tahun) (22 tahun) (23-26 tahun) 2019 - 2009-2013 2014-2015 2015-2018 Hubungan Tidak senang Tidak senang Mendapatkan Mendapatkan dengan dengan cara dengan tuntutan dari pengakuan keluarga didik orang keluarga bapak orang tua dari orang tuanya yang yang berasal untuk tuanya atas banyak dari kampung berkuliah di usahanya melibatkan dan suka kedokteran. untuk menari kekerasan > mencampuri Mulai meng- Jawa. menjadikan kehidupannya. komunikasika dirinya pribadi Mendapatkan n yang pemarah. tuntutan dari keinginannya Dituntut untuk orang tua untuk kepada orang menjadi bersekolah di tuanya, meski perempuan SMA negri. pun Jawa yang SMA: Tinggal bertentang-an ideal. bersama budhe dengan Tidak memiliki dari ibunya tuntutan dari kedekatan yang membuat orang tuanya. emosional nya menemu dengan kan figure adiknya. sosok ibu yang tidak pernah ia dapatkan dari ibu kandungnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

324

Hubungan - - - Mulai 2015: Fokus dengan menjalin Menemuka pada pasangan hubungan n laki-laki pencapaia dengan lelaki yang n pribadi. asing, karena meinspirasi tidak tertarik nya dalam dengan lelaki melakukan Indonesia. aktivisme. 2018: Ditinggalk an oleh pasangann ya tanpa penjelasan ketika sebelumny a mengajakn ya untuk menikah. Hubungan Tidak memiliki Tidak menjalin Memiliki Memiliki Mendapatk Mendapat dengan teman masa hubungan yang proyek proyek an kan teman kecil karena begitu dekat bersama bersama dukungan dukungan selalu dengan teman- dengan dengan emosional emosiona berpindah- teman di masa teman-teman teman-teman dari teman- l dari pindah. sekolah. yang ia temui yang ia temui teman teman- dari kegiatan dari kegiatan perempuan teman sukarela. sukarela. yang perempua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

325

berbagi n yang melalui berbagi Indonesia melalui Feminis Indonesia dan Feminis aktivisme dan lainnya. aktivisme lainnya. Menanggapi Bersekolah di SMA: Mengikuti Memperjua perbedaan sekolah Bersekolah di berbagai ngkan hak internasional sekolah negri kegiatan perempuan dengan murid sehingga sukarelawan interseksio dari berbagai menyadari di mana nalitas macam Negara bahwa dirinya sehingga sejak Indonesia bertemu kecil sudah sangat dengan terpapar dengan beragam. teman-teman keberagaman. dari berbagai Memiliki negara di pengalaman mana ia dapat tinggal di Iran, mempelajari India dan ragam Afrika dengan budaya. budaya yang sangat beragam. Perjalanan Karena semasa SMP: Banyak Belajar Banyak menjadi kecilnya tinggal Membenci membaca menari Jawa membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

326

seorang di luar negri, budaya Jawa buku-buku yang tulisan perempuan dirinya tidak yang dianggap sejarah dan membuatnya yang Jawa memiliki rasa patriarkis. filosofi Jawa. menemukan membawa kepemilikan SMP: Tidak Banyak jati dirinya dirinya terhadap menemukan menonton sebagai sebagai Indonesia. nilai budaya film tentang seorang seorang Menyesal lahir Jawa yang budaya Jawa. perempuan perempuan sebagai orang sesuai dengan Jawa. Jawa. Indonesia. nilai Membenci pribadinya. budaya Jawa SMA: Mulai yang dianggap tertarik untuk kaku. mempelajari dan mendalami budaya Jawa. Kegiatan Berhasil masuk Berhasil Agustus 2014: Menari Menempu dan ke salah satu kuliah di Summer Jawa di h S2 pencapaian sekolah negeri fakultas school di Bali. acara Hari jurusan favorit di kedokteran. 2014: Menari Hubunga Jakarta. Mei 2011: International Dunia n ASEAN Unite Biomedical 2016 di Internasio Sept 2011: Students Solo. nal. Mendirikan Congress 2016: Indonesian Menciptak Youth Health an wadah Leader Indonesia 2013: Kapal Feminis di Pemuda sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

327

Nusantara media. (KPN) ke Woman Labuan Bajo. March’s 2017 & 2018.

Kegiatan 2000-2002: Belajar Tertarik untuk Aktif Aktif menari Belajar menari menari Bali belajar tarian menari di menari di India ketika melalui Jawa. berbagai berbagai tinggal di kegiatan acara. acara. Mumbai. summer school. Gaya hidup Cenderung Bermeditas memiliki gaya i untuk hidup berdamai westernisasi. dengan diri sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

328

Lampiran 8 Transkrip Wawancara Hijau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

329

No. Transkrip Hijau 3.1 Perspektif Judul Narasi 1 Haloooo, makasih udah nyempetin waktunya buat ketemu aku hari ini. 2 Iyaaa.. 3 Jadi, hari ini kita bakal melakukan proses wawancara. Nahh wawancara ini akan membicarakan tentang kisah hidup kamu terkait dengan jati diri kamu 4 sebagai seorang perempuan Jawa. 5 Okeee.. 6 Iyaa, aku tertarik untuk denger kisah hidup kamu termasuk bagian dari masa lalu kamu sesuai yang kamu inget dan tentang masa depan kamu 7 sebagaimana kamu membayangkannya. 8 He eh.. 9 Pada sesi ini gak semua kisah hidup kamu harus kamu ceritakan, nanti aku akan meminta kamu untuk fokus pada beberapa hal penting dalam hidup 10 kamu melingkupi peristiwa penting, tokoh-tokoh penting, dan pemikiran-pemikiran kamu pada waktu saat kejadian itu berlalu. Tujuan penelitian ini 11 bukan untuk menganalisis kepribadian kamu, bukan untuk meriksa kondisi psikis kamu juga, tapi untuk mendengarkan kisah hidup kamu terkait jati 12 diri kamu sebagai seorang perempuan muda yang berasal dari Jawa gitu yaaaa.. Karena di sini posisiku sebagai peneliti psikologi sosial mengumpulkan 13 kisah-kisah hidup perempuan Jawa untuk berusaha memahami bagaimana perempuan Jawa itu menjalani hidupnya, dan bagaimana pemahaman 14 partisipanku terhadap jati dirinya sebagai seorang perempuan Jawa. 15 Oke, oke.. 16 Wawancara ini bersifat sukarela dan identitas kamu akan disamarkan dalam publikasi-publikasi yang menggunakan data hasil wawancara ini. Kamu 17 juga dapat menghentikan partisipasi kamu terhadap penelitian ini kapanpun yang kamu inginkan, jadi kamu berhak ya untuk menolak hasil wawancara 18 ini nantinya untuk digunakan dalam penelitianku dan dalam publikasi-publikasi terkait penelitian ini nantinya. 19 Okeeee 20 Jadi basically cerita yang bakal kamu ceritain ini seputar kehidupan yang selama ini kamu lalui. Nantinya aku bakal mengidentifikasi kisah hidup kamu 21 tuh kayak gimana sih secara periodik? Gituuu. 22 Okeeee 23 Jadi santai aja ya selama proses kamu cerita. Justru aku harap setelah kamu bagiin cerita kamu ini kamu bakal ngerasa lega karena kamu akan merecall 24 kehidupan kamu kan? Dan ya, kamu udah ada di sini. Jadi, ada pertanyaan gak? Sebelum kita mulai? 25 Nggak sih.. 26 Okeee, kita mulai yaa.. Aku mulai dari bab kehidupan. Di antara buku, bisa novel atau komik, terus film gitu mana yang paling familiar untuk kamu? 27 Maksudnya gimana? 28 Oke mungkin kamu lebih biasa atau seneng baca buku atau nonton film? 29 Mungkin baca buku yaaa.. 30 Okeee, kalau kamu nulis sebuah buku tentang kisah kehidupan kamu terkait jati diri kamu sebagai seorang perempuan Jawa nih, dalam sekitar 4-7 bab 31 gitu apa aja judul-judul bab tersebut? Tolong sekalian certain apa sih isi dari masing-masing bab? 32 Okee, jadi ini sebenernya pas banget sih karena aku tuh punya cita-cita untuk nulis buku sebenernya. 33 Oh yaaa? 34 Iyaaa, ya walaupun bukan tentang diri aku sebagai perempuan Jawa, tapi aku pengen berbagi tentang perjalanan hidupku sih dan nilai-nilai penting yang sekarang 35 aku anut. But anyway, aku seneng sih bisa sharing. Hmm oke, mungkin dalam buku ini tuh bakal ada 6 bab. Tapi aku ga akan tulis masa kecilku sih, soalnya 36 sebenernya ga ada yang menarik dari masa kecilku hahaha i’m just a happy spoiled kid dulu. Waktu kecil orang tuaku selalu beliin mainan buat aku, sering jalan- 37 jalan setiap hari Minggu, pagi gereja siang makan bareng terus ke mall atau ragunan, monas, dan lain-lain. 38 Okeee.. Terus terus? 39 Tapi ya kayak kebanyakan orang bilang, masa pencarian jati diri itu kan dimulai ketika kita remaja ya? Tapi ini bakal aku bagi jadi remaja awal sama remaja akhir, 40 karena masa remaja ini lumayan panjang ya dan lumayan banyak juga yang terjadi dalam waktu itu gitu loh walaupun sebenernya ga sepanjang masa dewasa ini sih 41 hahaha tapi ga tau kenapa waktu itu kayak banyak hal yang terjadi aja gitu terkait siapa aku. 42 Iya karena pas remaja sih yaaa masih labil kan jadinya hahaha 43 Bab 1 itu judulnya “Unknowing” atau “ketidaktahuan”, karena jujur di masa ini banyak banget hal yang aku tuh ga tau sebenernya dan aku cuma ngikutin aja orang- 44 orang sekitarku pada kayak gimana, ya aku ikutin aja, semacam belom punya jati diri sih masih mencari. Jadi aku ngerasa pada masa ini aku baru sedikit tahu, tapi 45 masih perlu mencari tahu banyak hal lagi. Nah ini terjadi ketika aku masuk SMP sih, sekitar umur 12-15 mungkin yaaa? Gituuu.. 46 Oke, oke. Selanjutnya? 47 Terus bab ke 2 ini judulnya “Growth”, ini waktu remaja akhir. I was a very messy person before, dan aku anaknya eee mau banyak belajar dan waktu itu.. ini aku 48 certain waktu aku masih umur 16-18, aku ngerasa kayak aku udah tau semuanya padahal kenyataannya engga. Dan di usia segitu aku dapet banyak banget 49 pengalaman yang kadang-kadang eee itu bikin aku jatoh dalem banget tapi aku ga nyesel, maksudnya itu sangat menyakitkan, tapi namanya juga masih kecil kan eh 50 masih remaja. Misalkan kayak contohnya dulu suka minum sebenernya kayak ga perlu, jadi buat seneng-seneng aja, jadi kita ngerasa udah keren cuma karena semua 51 orang juga kayak gitu. Tapi waktu umur aku segitu temen-temenku belum minum sih, tapi justru setelah aku udah puas nyoba, udah selesai masa-masa itu baru tuh 52 orang-orang pada suka mabok pas masuk kuliah. Intinya pas SMA aku nih nakal banget deh, terus pokoknya banyak belajar dari pengalaman deh. 53 Ohhh iya iya.. Terus? 54 Terus bab ke 3 ini judulnya “Allowing”, ini durasinya setaun.. eh dua taun lah paling ngga, 2014-2016 pas aku umur 18-19 tahun. Aku juga ketemu sama beberapa 55 cowok, terus aku kayak lost gitu nyari aku ini siapa sih? Nah! Oh ya, umur 19 aku ketemu pacarku yang masih sama aku sampe sekarang ini. Aku tumbuh jadi orang 56 yang kayak sekarang karena banyak pengaruh dari dia juga. 57 Okee nanti ceritain ya.. Habis dari tahap itu gimana? 58 Abis itu lanjut ke bab ke 4, judulnya “Accepting” karena di bagian sebelumnya aku tuh baru membiarkan semua hal terjadi padaku, di bagian ini aku mulai 59 menerima semua hal yang terjadi dan yang ngebantu aku di tahap ini untuk bisa menerima adalah karena aku bermeditasi.

329 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

330

60 Oh iya meditasi? 61 Iyaaa, meditasi tuh bermanfaat banget deh buat ketenangan diri kita. 62 Pasti sih.. terus terus abis itu apa? 63 Oke kemudian saat ini udah umur 20an aku pengen tau siapa sih yang ada di sekitarku, apa sih tujuan hidupku, gimana sih aku mandang uang, gimana sih, apa sih 64 passionku. Selama ini aku ga terlalu punya banyak temen ya, karena bukan prioritasku juga sih main sama temen-temen gitu, karena aku ngerasa pada akhirnya kita 65 bakal nemuin orang-orang yang sefrekuensi sama kita dan itu ga perlu banyak juga, tapi kekuatannya itu besar pasti. Pokoknya setahun belakangan ini, 2018 aku 66 ngerasa banyak banget ketemu orang-orang baik yang nuntun aku ke tujuanku gitu. Jadi I would like to say di bagian ini judulnya “Gratitude”, karena aku berterima 67 kasih banget sama semuanya yang ada di sekitarku yang ngebantu aku sampe akhirnya aku sampe sini. Aku juga bersyukur sama semua hal yang terjadi sama aku 68 dalam beberapa waktu belakangan ini. Pokoknya aku ngerasa semua hal baik udah berpihak sama aku, aku juga ngerasa kayak semua hal buruk yang terjadi sama 69 aku sekarang ini jawabannya. 70 Berarti ini masa-masa sekarang kamu udah feel good about yourself ya? 71 I could say so.. 72 Terus ada lagi ngga? 73 Oh iya terakhir ya 74 Oh iya tadi baru 5 deng, kan katanya 6. 1 lagi apa? 75 Nah iya di masa sekarang dan ke depannya ini itu judulnya “fulfillment” karena aku ngerasa di taun ini abis aku selesai kuliah taun lalu kan sekarang bener-bener di 76 tahap aku pengen berusaha keras untuk mewujudkan cita-citaku. Umur 30 tuh aku pengen ngasilin suatu hal yang lebih berguna lagi, jadi umur sekarang ini tuh 77 umur dimana aku harus bener-bener kerja keras untuk wujudin itu. Tapi sebenernya ga banyak yang bisa aku ceritain tentang tahap ini sih, karena kan baru proses 78 sekarang dan untuk ke depannya yang masih jadi misteri. 79 Waaah mantep sih.. Oke, berarti sekarang setelah kamu udah menjelaskan gambaran besar plot dari hidup kamu aku minta supaya kamu fokus pada 80 beberapa kejadian penting yang menonjol dalam hidup kamu. Nah, di sini kamu aku harapkan untuk menceritakan suatu peristiwa atau kejadian khusus 81 yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu. Jadi pikirkan peristiwa-peristiwa yang menonjol dalam hidup kamu dalam rentang waktu tertentu ya. 82 Pikirkan peristiwa yang sangat membahagiakan, sangat menyedihkan, ya pokoknya yang sangat penting untuk kamu. Ngerti? 83 Oke oke.. 84 Aku minta supaya kamu jelasin secara rinci dalam peristiwa tersebut apa yang terjadi, kapan, dimana, siapa aja yang terlibat, apa yang kamu pikirin dan 85 apa yang kamu rasain. 86 Okeeee.. 87 Selain itu, aku juga minta kamu untuk kasih tau aku kenapa menurut kamu momen ini penting buat kamu? Bagaimana sih momen itu membentuk 88 kamu? Begitu pula seperti apa kamu terbentuk oleh momen itu. 89 Ohhhh oke. 90 Iyaaak, yang pertama aku bakal eee minta kamu untuk menceritakan momen tentang titik tinggi dalam hidup kamu berdasarkan episode atau bab 91 kehidupan yang udah kamu sampaikan sebelumnya. Jadi peristiwa sangat positif apa sih yang terjadi di hidup kamu di bab “Unknowing” pas kamu SMP 92 itu? 93 Oke. Jadi waktu kecil aku hampir selalu bahagia sih, karena aku dulu dimanjain banget kan udah anak terakhir lagi dan bedanya sama kakak-kakakku lumayan jauh 94 juga. 95 Bedanya berapa tahun sama kakak yang pertama? Kalau sama yang ke dua berapa tahun? 96 Yang pertama beda 6 tahun dari aku, kalo yang kedua beda 4 tahun dari aku. 97 Hmmm.. 98 Iya, tapi walaupun keluargaku itu pas-pasan, mereka selalu berusaha memenuhi keinginanku intinya. Aku beruntung sih lahir dari keluarga yang masih tercukupi di Transkrip ini mengungkap Asal Muasal Hijau 99 mana aku selalu punya mainan, ke mall tiap Minggu, sampe aku manja banget sampe ga bisa nyuci piring, eh nyuci piring bisa, nyuci baju gitu-gitu yang ga bisa perspektif budaya. Pada 100 karena mamaku bener-bener lembut banget. bagian ini Hijau 101 Oh ya? Terus mamamu gimana tapi kamu sampe ga bisa nyuci gitu? menceritakan latar belakang 102 Kalo aku sih gapapa.. Oh cuma anehnya kalau kakak aku lumayan dimarahin sih cewe tapi ga bisa nyuci atau bersih-bersih gitu. Padahal aku kan cewe juga ya? Tapi keluarganya. 103 ga tau tuh kenapa ga dimarahin. Mungkin karena anak terakhir ya? Jadi lebih dimanjain. Aku paling baru dimarahin kalau sama eyangku. Kan aku tinggal di Jakarta, 104 tapi kalau natal atau libur sekolah dulu sering ke Solo, sekarang udah hampir ga pernah ke Solo. Oke anyway, kalau pulang ke Solo baru tuh tau sendiri kan Solo itu 105 masih Jawa banget, agak kesel sih kalau dulu hahaha soalnya dibilanginnya “Ya ampun dasar anak gadis kota ya ga bisa nyuci” padahal ga bisa nyuci ga ada Transkrip ini mengungkap 106 hubungannya sama anak kota sih, malah setelah aku pikir-pikirnya lebih bisa direlasikan dengan aku sebagai anak bontot, sama sekali bukan karena aku anak kota. perspektif budaya. Pada Asal Muasal Hijau 107 Terus bagi kamu sendiri pada waktu itu kamu perempuan kota atau perempuan Jawa? bagian ini Hijau 108 Oke, kalau menurutku aku dibesarkan di ibu kota ya, jadi keseharianku, perilakuku juga lebih mencerminkan perilaku anak kota. Akan tetapi, tetap saja aku juga menjelaskan relasi 109 tumbuh dengan budaya Jawa kok. Jadi I can’t really tell or define aku itu perempuan apa, yang jelas aku seorang perempuan yang tumbuh dan belajar dari berbagai perilakunya dengan tempat 110 macam budaya. Aku juga tumbuh dengan budaya western sih bisa dibilang, walaupun orang tuaku juga ikut termasuk orang tua Indonesia yang lumayan kaku yang ia tumbuh besar. 111 kayak aku perempuan, keluar ga boleh pake celana pendek, pokoknya mereka cukup mendikte aku harus seperti apa, karena tinggal di mana, tapi bisa dibilang pola 112 pikir mereka jauh lebih terbuka daripada orang tua lainnya sih. Itu yang bikin aku kagum sama mamaku, karena dia mama yang hebat banget. Papaku juga gitu. 113 Ooohhh oke oke.. terus, kalau peristiwa yang sangat menyedihkan di masa SMP kamu apa? 114 Oke, aku terlahir di keluarga besar yang harmonis, bener-bener gak ada yang cerai, atau ada perselingkuhan gitu pokoknya kita selalu ketemu kumpul gitu hari Transkrip ini mengungkap 115 Minggu. Terus waktu SMP aku ketemu sama temen-temen yang orang tuanya pisah gitu gitu dan aku kayak hah bingung oh ada ya keluarga yang ga lengkap gitu, perspektif perkembangan. 116 jadi itu bener-bener hal baru buat aku. Sebenernya pisah masih oke ya, tapi ada sahabat aku bapaknya tuh kasar ternyata sama mamanya, bahkan katanya juga Pada bagian ini Hijau 117 ngasarin dia sih. Tapi sementara waktu aku ketemu bapaknya langsung, bapaknya tuh baik banget jadi aku tuh bingung. Loh? mengungkapkan 118 Oh jadi kamu kayak bingung ya kok katanya bapaknya kasar ke sahabat kamu dan mamanya tapi ke kamu bisa baik gitu? pengetahuan baru yang ia Asal Muasal Hijau 119 Iya iya.. jadi aku ngerasa wah beruntung juga ya aku. Terus abis itu kayanya waktu aku kelas 3 SMP pokoknya mama aku ngira papaku selingkuh sama dapatkan memasuki masa

330 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

331

120 seketertarisnya sendiri gitu ya aku ga tau sih itu bener apa nggak dan pada saat itu kakak-kakakku lagi kuliah yang satu di Bandung, yang satu di Depok jadi jauh remaja. 121 kan dan di rumah cuma ada aku. Terus aku ga pernah punya masalah itu ya, jadi aku anak kecil yang lemah dan pokoknya mereka berdua nangis, dan aku juga 122 nangis di kamar tapi aku ga berani buat nanyain karena aku anak paling kecil dan rasanya aneh aja kalau aku harus nyamperin mereka terus nanyain “kenapa?” gitu 123 kan jadi aku diem aja, karena aku pikir itu bukan urusanku walaupun sebenernya ya ini masalah keluargaku jadi aku punya perananan sebenernya. Ya mungkin itu Transkrip ini 124 sih yang sempet bikin aku sedih, tapi abis itu ya papaku pria yang baik sih menurutku dan itu ga pernah kejadian lagi mungkin kejadian itu berlangsung selama mengungkapkan perspektif 125 setaun kali ya walaupun itu berdampak banget ke aku karena lagi ujian kan tapi orang tuaku cukup hebat sih menangani masalah itu karena pelan-pelan mereka perkembangan. Pada bagian Rumah yang Retak 126 ngobrolin masalah itu dan mereka bener-bener mengutamakan keluarga sih, jadi akhirnya semua baik-baik aja. ini Hijau mengungkapkan 127 Terus itu dampaknya gimana ke kehidupan kamu? perannya dalam keluarga. 128 Ngga ada apa-apa sih, karena aku juga tetep aja pacaran gitu maksudnya tetep percaya sama cowok. Cuma ya sempet sedih aja. 129 Bagus lah ya berarti kamu di usia itu cukup dewasa dalam menghadapi peristiwa itu karena peristiwa itu juga ga berpengaruh secara negatif ke diri 130 kamu. 131 Iyaaa, karena aku mikirnya mau ga mau aku harus bisa menghadapi itu. Biasanya kalau urusan keluarga aku cenderung sering berlindung di balik kakak-kakak aku, 132 tapi waktu itu kakak-kakakku gak ada. Oh berarti aku tau ini saatnya untuk aku mulai belajar sendiri. Itu salah satu peristiwa yang mendewasakan aku juga sih, 133 terkait dengan keluarga ya. 134 Iya bagus bagus.. Terus kalau titik balik ketika kamu di masa-masa SMP itu apa? 135 Hmm apa ya? Kalau titik balik gak ada yang begitu mencolok sih. Mungkin ya ketika aku liat pengalaman-pengalaman lain dari temen-temenku, ya aku merasa itu 136 cukup jadi titik balik untuk aku ya, karena aku jadi sadar oh hidup itu ga semudah hidupku selama ini, banyak anak-anak seusiaku yang ga punya masa kecil 137 sebahagia masa kecilku, banyak yang ga pernah merasakan kasih sayang orang tua mereka secara utuh, banyak yang kehilangan sosok ibu atau bapaknya entah 138 karena perceraian, dan mungkin paling sedih karena meninggal ya. Aku ga akan pernah bisa ngebayangin gimana rasanya ditinggal orang tua di saat kita masih Transkrip ini mengungkap Rumah yang Retak 139 kecil, bahkan untuk saat ini pun kalau aku harus ngebayangin gimana rasanya ditinggal orang tuaku, wah aku belum bisa. perspektif perkembangan. 140 Itu berarti di awal SMP ya? Pada bagian ini terlihat 141 Iyaaaaa di pertengahan mungkin ya? Karena awal SMP masih liat-liat dan denger-denger cerita dari orang-orang aja, terus pertamanya juga masih kaget dan belom kelakatan Hijau dengan 142 tau gimana harus mencerna kisah-kisah orang lain. Akhirnya di pertengahan itu deh aku baru mulai merenungkan dan memikirkan kembali oh selama ini aku orangtuanya. 143 beruntung ya, dan di masa ini aku juga cukup bersyukur sih. Di masa ini aku juga belum banyak masalah ya selain dari orang tua, sama pacar atau temen juga belom 144 pernah sih ada berantem-berantem yang sampe gimana gitu. 145 Oke berarti di titik ini kamu bersyukur ya karena setidaknya kamu lebih beruntung daripada banyak orang di sekitarmu.. 146 Iya bener.. 147 Terus ada peristiwa penting lainnya gak yang kamu alami di masa SMP ini? 148 Apa ya? Oh, mungkin karena kakak-kakakku udah kuliah, ketika mereka pulang dan bisa kumpul bareng di hari Minggu, itu menurutku yang jadi momen penting di 149 masa ini. 150 Kamu deket banget ya sama kakak-kakakmu? 151 Iyaaa, deket banget. With my sister, I can tell her everything, anything that happened to me and she won’t judge walaupun kita beda banget, aku bener-bener yang 152 nakal banget dan dia bener-bener anak…. Ya ampun, cewek baik-baik lah istilahnya. Dan itu yang paling penting sih menurutku, walaupun kita beda dia ga pernah Transkrip ini mengungkap Sayap-sayap Pelindung 153 menilai aku buruk karena berbeda dari dia, walaupun aku tau waktu itu aku ya emang ga baik hahaha. Menurutku orang Indonesia harus lebih banyak yang kayak perspektif perkembangan. 154 dia sih, ya udah beda-beda aja gapapa, ga semua orang harus sama, lurus, baik-baik semua. Loh kok jadi ke sini ya hahaha. Pada bagian ini Hijau 155 Iya gapapa emang ada benernya juga kok hahaha. Terus kalau kakak cowokmu gimana? menceritakan relasinya 156 Sama, sama dia juga deket. Kedekatannya jelas beda ya bentuknya, kalau sama dia lebih kayak temen ngobrol santai, untuk ukuran cowok dia juga gak yang nakal, dengan kakak-kakaknya. 157 ga sama sekali, tapi dia suka nasehatin juga kalau sama cowok tuh gini gini gini, tapi kalau aku tetep bandel ga ngikutin nasehat dia ya udah dia ga marah, yang 158 penting dia udah peringatin aku, dan kalo aku dateng ke dia nangis-nangis karena kesalahan aku sendiri dia tetep bakal ada buat dengerin aku dan nasehatin aku lagi 159 meskipun aku ga dengerin lagi hahaha tapi aku respect sama dia karena dia selalu ada itu sih. 160 Oke, berarti kayaknya tokoh-tokoh penting dalam episode kehidupan ini keluarga kamu ya? 161 Iyaa, kalau dalam masa-masa awal hidupku ini emang keluarga sih yang paling penting. 162 Coba ceritakan peran apa yang dimiliki keluarga kamu terhadap diri kamu di episode kehidupan ini? 163 Yaa sebenernya kayak yang aku sebutin barusan ya, ya kakak cewek aku perannya sebagai supporter aku yang pasti, terus kakak cowok aku sebagai self-reminder 164 aku kali ya? Mama papa pada saat itu jadi living example buat aku sih. Waktu aku SMP liat temen-temenku yang orang tuanya berbagai macam aku jadi tau oh 165 kalau udah jadi orang tua besok aku pengen jadi kayak orang tuaku. Gituuu 166 Oke okee, terus gimana setiap anggota keluarga kamu menjalankan perannya masing-masing dalam episode kehidupan ini? 167 Maksudnya? 168 Ya kayak kakak cewek kamu jadi supporter kamu, itu gimana dia menjalankan perannya? Terus yang lainnya juga gimana. 169 Oooohhhh ya gimana ya? Ya dijalanin aja sih, ga ada yang gimana-gimana. Gak yang harus ini, harus itu, emang mereka udah begitu aja. 170 Hmm iya juga sih.. tapi terus ada gak harapan kamu terkait peranan anggota keluarga dalam episode kehidupan ini? 171 Ngga ada yang gimana-gimana sih. Paling cuma berharap lebih ada banyak waktu aja, gitu doang. 172 Ngga ada harapan lain ya? Kayak harapannya kakakmu gini, mamamu gini, papamu gini. 173 Ngga sih, udah bersyukur banget punya mereka semua yang kayak gitu. 174 Okee, berarti semua anggota keluarga kamu udah menjalankan perannya sesuai dengan harapan kamu ya? 175 Karena aku ga ada harapan sama sekali, jadi kehadiran mereka udah lebih dari apa yang aku harapkan. 176 Waaa bagus bagus.. lalu gimana relasi yang terjalin antara kamu dengan kakak-kakak kamu dan orang tua kamu? Seberapa dekat sih kalian? 177 Kalau dibilang deket sih deket banget, tapi juga bukan deket yang bisa ngomongin semua hal. Pada tahap ini ya, nanti di tahap berikutnya baru aku mulai 178 menceritakan segala hal sama kakakku yang cewek. Karena kadang ada kan kakak-adek yang bener-bener dekeeeettttt banget dan sharing semua hal, nah di tahap ini 179 aku belum sampe situ. Kalau sama kakak yang cowok hmmm kayaknya sih malah kayak kakak-adek cowok-cewek pada umumnya, ya kakaknya yang cowok

331 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

332

180 ngelindungin adeknya yang cewek, ya cukup deket banget sih kayaknya. Kalau sama mama papa deket yang supportive banget sama aku tapi kalau aku ke 181 merekanya aku kadang masih suka malu dan bingung harus gimana sebagai anak yang paling kecil terutama kalau ada masalah keluarga. 182 Ohh iya iya kayak yang kamu ceritakan di titik menyedihkanmu gitu ya.. 183 Iya bener.. 184 Coba certain bagaimana masing-masing anggota keluarga kamu itu berinteraksi dengan kamu di episode kehidupan ini? 185 Oke mostly sama kakak-kakak aku BBMan jaman dulu hahahah jaman-jaman BB kan. Ya itu karena kan mereka jauh udah pada kuliah, tapi ketika mereka pulang 186 ke rumah kita bener-bener spend a quality time gitu ngobrol banyak. Kalau sama mama papa mereka cukup komunikatif ya sama aku. Maksudnya ada orang tua 187 yang cuek dan ga nanyain anaknya ngapain aja seharian ini, enggak. Orang tua aku selalu nanyain aku kayak oh hari ini ngapain aja, mereka juga tau temen-temen 188 aku, dan segala macem. 189 Ada harapan gak terkait interaksi kamu sama mereka? 190 Serius aku ngga ada harapan apa-apa sih..aku ngerasa semua udah oke. Dan aku rasa juga ga perlu berharap dari orang lain ya, apapun itu, dari dulu sampe sekarang 191 gitu. Selama kita udah ngelakuin yang terbaik, orang lain pun akan melakukan yang terbaik untuk kita. You get what you deserve lah istilahnya. Jadi kalau orang 192 lain gak sesuai sama harapan kita, maybe we should check on ourself first. 193 Iya sih yaa.. Terus gimana reaksi yang diberikan keluarga kamu dalam situasi sosial pada episode kehidupan ini? 194 Oh ya kan pada masa ini aku mulai nyari yang namanya sahabat, pacar gitu. Ya sebagai keluarga, baik kakak-kakakku ataupun orang tuaku mereka cuma ngingetin 195 aku aja untuk hati-hati dalam memilih orang-orang yang berhak ada di kehidupanku. Gitu aja sih, ga pernah ngelarang-ngelarang. Mereka juga happy aku bisa punya 196 temen sebanyak-banyaknya, dalam artian kalaupun ada temen yang ga baik ya untuk pelajaran aja, bukan berarti ga boleh temenan. Gitu sih. 197 Oke berarti gimana perasaan kamu diberikan dukungan seperti itu oleh keluarga kamu? Maksudnya ga banyak nuntut ini itu dan percaya aja kan sama 198 kamu. 199 Ya itu dia, aku bersyukur banget. Makanya aku ga berharap ini itu karena aku udah punya apa yang aku butuhin. 200 Okee.. bagus. Sekarang kita bergerak ke episode kehidupan selanjutnya ya. Nah, kalau di episode “Growth” ini apa yang menjadi titik yang sangat 201 membahagiakan buat kamu? 202 Oke jadi aku lahir dari keluarga menengah kan, orang tuaku selalu mengusahakan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhanku. Suatu hari waktu aku 16 tahun, itu 203 tahun 2012 ya, orang tuaku memberangkatkan aku ke tempat terjauh yang pernah aku kunjungi seumur hidupku bahkan sampe saat ini ya. Jadi aku dulu pertukaran 204 pelajar ke Brazil. Aku inget banget berada di tempat yang asing, dengerin orang-orang bicara pake bahasa yang sangat asing di telingaku. Waktu itu aku aku duduk 205 di kursi penumpang mobil, terus orang tua asuhku bawa aku pulang ke rumah baruku, dan aku inget banget pada waktu itu ujan di luar jadi aku bisa liat cipratan air Transkrip ini mengungkap 206 di jendela mobil sambil samar-samar liat pemandangan kota yang bakal aku tempatin selama satu tahun. Liat keluar udah malem, gelap, ga sabar besok buat mulai perspektif perkembangan. 207 kehidupan baru. Pada bagian ini Hijau Rumah Jauh Dari Rumah 208 Oh ya? Gimana tuh perasaannya waktu itu? menceritakan pengalaman 209 Gila sih waktu itu aku seneng banget dan jujur itu kenangan yang paling aku inget seumur hidupku sih. Kalo sekarang aku sering banget kangen sama masa-masa di masa transisi remajanya 210 itu. Kayak weekend pergi sama temen-temen, jadi artis di sekolah hahahah karena kan anak exchange kan jadi selalu ditanya-tanyain dan ada aja yang ngedeketin ketika mengikuti program 211 buat pengen kenal sama aku, terus juga party sih hahaha ya kan anak muda kan. Ya kalau dulu waktu masih SMP nyadar sih bandel dan bisa ngapa-ngapain juga tapi pertukaran pelajar. 212 kan kepikiran orang tua, capek juga boong mulu izinnya apa padahal ngapain, tapi waktu di sana kan bebas sendiri mau ngapain juga ga ada yang tau, ga ada yang 213 bisa ngelarang. Jadi di sana aku bener-bener pergi ke tempat-tempat baru, ketemu temen-temen dari berbagai macam negara yang ngajarin aku banyak hal sih, bikin 214 aku lebih open minded juga. Jadi walaupun aku bisa bebas tapi aku juga jadi belajar ngebatasin diriku sendiri, walaupun ga dibatasin sama orang tuaku. Karena 215 dapet kebebasan selama setahun, belum ada setahun juga udah capek kok hahaha udah puas. Ya akhirnya jadi lumayan tau juga lah mana yang baik mana yang 216 kurang baik jadi semua ada porsinya masing-masing deh. 217 Jadi gimana peristiwa itu membentuk diri kamu waktu itu atau mungkin sampe sekarang? 218 Ya yang jelas aku jadi punya banyak perspektif baru ya setelah melalui pengalaman pertukaran itu. Setelah itu aku jadi orang yang baru, tapi setelah itu aku juga 219 melalui pengalaman-pengalaman lainnya juga aku terus tumbuh jadi orang yang baru. Jadi dari pengalaman itu aku jadi orang yang lebih open up for new 220 experiences lah, karena itu pengalaman pertama yang bener-bener beda banget dan aku yakin ga semua orang cukup beruntung dapet kesempatan untuk bisa 221 exchange kayak aku ini. Terus dari yang sebelumnya di masa remaja awal aku tuh ga banyak tau, di masa ini aku jadi tau banyakkkkkk banget saking banyaknya 222 sampe sempet ngerasa udah tau segalanya dan jadi ga mau dengerin orang yang sok tau hahaha tapi itu salah juga sih, walaupun orang beda pengalamannya sama 223 kita tapi dia punya versi benarnya dia, kita punya versi benarnya kita. Oke terus selain ituuu aku juga belajar banyak tentang diriku sendiri, terutama terkait aku dan 224 dari mana aku berasal. Kayak kebanyakan anak muda oh liat luar negri keren gitu kan, terus ngejelek-jelekin Indonesia yang kotor lah, negara berkembang lah, 225 kuno, banyak aturan ga jelas tapi padahal di semua tempat tuh pasti ada peraturannya sendiri yang harus masyarakatnya jalanin. Aku sebagai orang Indonesia di 226 Brazil juga harus menjalani peraturan yang ada di sana. Istilahnya di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung lah. Dan aku juga jadi lebih bersyukur lahir sebagai 227 orang Jawa, sebagai orang Indonesia in general, karena sebenernya negara kita itu kaya loh, budaya kita itu keren loh kayak aku sempet perform tari Jawa gitu ketika 228 kumpul sama temen-temen pertukaran pelajar yang lain dan mereka kagum sama budaya kita. 229 Iya ketika kita berada jauh dari suatu hal kita malah bisa liat hal itu lebih dekat yaa.. 230 Bener bangeeet! 231 Terus apa yang kamu pikirkan terkait pengalaman itu? 232 Mikirin Brazil aja tuh udah super emosional buat aku. Waaah itu pengalaman yang paling berharga sih buat aku. Aku bersyukur banget untuk semua hal yang aku 233 laluin pas exchange itu. 234 Berarti ada gak pengalaman yang sangat menyedihkan di masa “Growth” ini atau mungkin pas exchange di Brazil itu? 235 Nah ini dia. Ini waktu exchange di Brazil. Jadi pas itu aku pernah minum secara tidak bertanggung jawab, bener-bener kepolan dan bikin aku ga sadar sama sekali 236 rasanya ga ngerti deh. Dan itu bikin aku sampe diperkosa sama 3 orang bergantian bayangin dong waktu itu aku masih 17 taun. 237 Waktu itu posisinya gak sadar ya? 238 Iya bener-bener ga sadar. 239 Terus waktu itu gimana caranya tau kalau diperkosa itu?

332 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

333

240 Waktu itu aku pergi sama temenku, dan dia cowok gitu dan dia nggak mabok. Terus dia ini yang nyelametin aku, karena aku diperkosa di kamar mandi jadi 3 cowok 241 itu gantian masuk untuk merkosa aku sampe akhirnya temen aku ini dateng dan bawa aku pulang. Ahh.. 242 Gimana perasaannya waktu itu? 243 Waktu itu aku takut banget untuk berhubungan seks lagi, semacam trauma gitu dan itu berjalan selama bertahun-tahun karena bener-bener butuh bertahun-tahun 244 untuk aku akhirnya bisa memaafkan diri sendiri. 245 Ya ampun, kamu bener-bener melalui masa-masa yang berat ya berarti di usia remaja kamu itu.. 246 Iya tapi tetep aja sekarang kalau aku inget pengalaman exchangeku yang aku inget ya aku seneng banget pas itu, pengalaman ini malah jadi pengalaman yang.. apa 247 ya.. Kok bisa ya dulu aku kayak gitu hahahah ga nyangka. Ya itu dia sih karena aku dulu peminum. Dan bukan cuma peminum biasa ya, yang bener-bener dikit-dikit 248 minum, stress minum, tiap weekend party sementara aku tuh tumbuh di keluarga Kristen yang sangat teramat religius. Aku anak terakhir dari tiga bersaudara, 249 kakakku yang pertama cewek, yang kedua cowokpun ga ada yang aneh-aneh, mereka bener-bener anak baik-baik yang berada di jalan yang benar gitu lah istilahnya. 250 Sementara aku sendiri yang jalannya belok sebagai anak paling kecil pula tapi ya itu. Aku tuh justru sebenernya suka eksplor, cari tau, sebenernya kakak-kakakku 251 kayak orang tuaku ngomong yaudah mereka oke oke aja gitu, nurut aja padahal ga ngerti juga kenapa mereka ngelakuin itu. Tapi aku, ketika mamaku bilang 252 “nggak” “jangan” nah yang aku denger tuh mamaku bilang “iya” “boleh” hahaha. Menurutku budaya Jawa tu tabu banget yaaa, ada batasan komunikasi antara anak Transkrip ini 253 dan orang tua, nah orang tuaku tuh ga pernah berbagi tentang edukasi seks dan cara menanganinya, jadi pada waktu itu aku berusaha mencari caraku sendiri untuk mengungkapkan perspektif Rumah Jauh Dari Rumah 254 menanganinya. Budaya. Pada bagian ini 255 Okee teruuus? Hijau menjelaskan tabunya 256 Ya pokoknya aku hidup dengan keluarga Kristen, mereka nggak suka ketika kalau aku pake celana pendek gitu kalo pergi, bahkan waktu masuk SMA kadang pergi budaya Jawa 257 juga ga boleh, disuruh diem di rumah aja gitu kayak “cewek tuh diem aja di rumah, kok pergi pergi terus”. Gatau kayak orang tua Indo itu ketika anak 258 perempuannya masuk SMA diwanti-wanti dan yang jadi ketakutan mereka tu kalau anaknya dihamilin, paling takut deh tuh. Nah balik ke topik, minum itu kan bikin 259 kita ketagihan, rasanya enak karena rasanya masalah kita hilang gitu aja sebentar tanpa kita sadari. Nah pelan-pelan ketika minum itu kita ngga sadar, bener-bener 260 terpisah dari alam kesadaran kita pasti psikologi tau lah ya consciousness dan unconsciousness gitu. 261 Oh iyaaa, tau tau.. 262 Nah terus udah gitu. Pas kita kebangun besoknya dengan perasaan kacau banget pusing, ga bisa ngapa-ngapain kan aslinya tapi tetep aja orang bakal lakuin cara 263 yang sama lagi karena kita udah melekat dengan cara melarikan diri dari kesadaran kita yang mana seakan-akan kita juga jauh dari masalah kita padahal mah yang 264 ada makin parah deh. 265 Okeee, terus akhirnya gimana? 266 Naaah kemudian aku tumbuh dewasa dan berpikir kalau aku harus lebih menghargai tubuhku, aku harus tetap dalam keadaan sadar dan bisa mengendalikan diriku 267 sendiri. Aku sadar tubuh kita itu tidak dirancang untuk meminum alkohol. Dan setelah menyadari hal itu, aku seneng dan menikmati semua momen-momen 268 kesadaranku. Dan sekarang semua itu kan udah berlalu, aku sekarang bener-bener baik-baik aja dan udah menerima pengalaman itu sebagai bagian dari hidup aku. 269 Tapi tetep ya, menurut aku orang-orang boleh kok, sah-sah aja untuk minum asal secara bertanggung jawab. Aku juga ga pernah menghakimi orang yang minum, itu 270 juga tubuh mereka, dan aku rasa itu bukan urusanku. 271 Nah bagus sih kayak gitu, kita boleh aja menganggap suatu hal ga baik tapi ketika ada orang lain yang melakukan itu kita ga berhak untuk langusng 272 menilai mereka ga baik gitu kan, kita kan juga ga tau di balik itu kisah mereka apa. 273 Iya makanyaaaa 274 Terus kalau peristiwa yang jadi titik balik kamu di masa ini apa? 275 Ya selama beberapa tahun ini aku bener-bener mencoba menemukan diri aku tuh siapa sih? Ya aku sebagai orang biasa yang suka eksplor hal-hal baru dan kadang 276 juga eksplor hal-hal yang ga seharusnya aku coba sih hahaha. Ya, terusss sampe akhirnya aku tuh gak tau apa sih emmm gimana sih caranya menghormati diri 277 sendiri, di mana intinya aku tuh nggak menghormati tubuhku sendiri. Jadi aku sempet yang terjebak di dunia seks bebas. Tapi dari situ aku ngerasa aku bertukar 278 dengan energi buruk, karena setelah aku sadari sekarang seks itu sebenernya adalah hal yang sakral, di mana ketika seks itu terjadi pertukaran energi. Ketika kita 279 berhubungan seks sama orang asing, kita tuh mengambil seluruh energinya baik itu energi yang mengandung depresi, kegelisahan, kesedihan, kehilangan, atau apa 280 pun yang cowok itu rasakan. Makanya sebenernya dalam seks itu kita harus hati-hati dalam bertukar perasaan emosional atau energi negatif. Nah, pada akhirnya aku 281 ketemu sama cowok yang luar biasa. Aku sebenernya ngerasa dia itu penglipur laraku, karena dia menyelamatkan aku dari semua energi buruk yang selama ini udah 282 aku tampung. Mungkin yaaa.. mungkin kalau aku gak ketemu sama dia aku ga akan ada di posisi aku sekarang ini. Tapi sebenernya dia ga dateng, nyelametin 283 hidupku, terus ngubah semuanya jadi indah dalam sekejap gitu sebenernya engga sihhh. Justru awalnya keberadaan dia tuh bener-bener ngancurin aku. 284 Kok bisa malah ngancurin? 285 Iya soalnya awalnya itu aku dalam hubungan yang berunsur kekerasan sebenernya sama dia. Mulai dari fisik terus emosional juga selama beberapa bulan. Dia bilang Transkrip ini mengungkap Sepercik Cahaya 286 aku tuh sampah sampai akhirnya aku kemakan sama omongan dia dan merasa aku tuh ga bernilai sama sekali. perspepektif Penyelamat 287 Waktu itu kenapa emang bisa kayak gitu? perkembangan. Pada bagian 288 Jadi sifat aku waktu pertama ketemu dia masih sifat aku yang lama, jadi pas misalkan aku sama dia udah serius, aku masih chatting sama cowok lain dan aku yang ini Hijau menceritakan 289 sekarang ngeliat itu salah karena aku kok ga ngehargain pasanganku? Yang waktu itu dia kira salah, aku masih ngerasa itu gapapa, aku masih membenarkan itu. Jadi kesan negatif dari 290 waktu itu mindset kita beda, jadi waktu itu kita selalu berantem tapi walaupun kita beda dia juga selalu nerima aku awalnya, selalu maafin bahkan aku chatting dia pasanganya. 291 yaudah aja gitu. Jadi beberapa bulan itu kita bener-bener berantemin perbedaan pemikiran kita ini. Waktu aku sama dia ga tau kenapa aku ngerasa alam semesta tuh 292 bener-bener ngancurin aku banget, tapi diancurin dulu siapa aku bisa merekonstruksi diri aku yang lebih baik. Tapi di situ aku ga ngerti, karena waktu itu sakit 293 banget. Dan aku nerima aja semua perlakuan dia ke aku meskipun ga ngenakin, tapi kan pada masa ini emang aku berusaha nerima semua hal yang terjadi ke aku. 294 Jadi kayak aku ngerasa alam semesta itu ngirim pacar aku buat ngancurin aku, walaupun dia itu ngajarin aku ini itu, hal-hal baik, tapi di sisi lain dia juga nyakitin 295 aku parah banget bukan selingkuh, tapi dia sempet bener-bener ga menghargai aku. 296 Gimana perasaan kamu waktu itu? Transkrip ini mengungkap 297 Rasanya tuh selalu pengen teriak sekeras mungkin, bahkan sampe pengen lompat ke rel kereta api tau gak sih pas ada kereta jalan. perspektif perkembangan. 298 Oh ya? Pada bagian ini Hijau Jalan Terakhir 299 Iyaaa sampe rasanya pengen ditabrak truk ajalah, atau lompat dari apartemen lantai 12 walaupun sebenernya kalau dipikirin takut sih haha. menceritakan konflik yang

333 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

334

300 Iya ga kebayang ya.. sempat terjadi pada dirinya. 301 OH terus sempet juga nyoba minum deterjen, terus ngelukain kulit sampe berdarah terus menerus. 302 Oh iya sempet self-harm juga? 303 Iya tapi dulu sih dan percaya deh pas itu tuh ga menakutkan, bahkan ga sakit juga malahan rasanya enak dan puas gitu. Tapi waktu itu aku ga ngasih tau siapa-siapa 304 ya. 305 Kenapa ga ngasih tau siapa-siapa waktu itu? Ada orang terdekat gak saat itu? 306 Yaaa karna mereka bakal mikir aku gila. Lagian waktu itu aku kayak punya trust issues juga sih, kayak aku ga percaya juga sama orang lain. Ya aku aja bener-bener 307 gatau gimana caranya mencintai diri sendiri kan gimana mau percaya orang lain? Aku ngga tau apa itu depresi, tapi aku ga mau nyebut diriku sendiri dengan 308 spesifikasi apa pun. 309 Terus terus? 310 Okee, terus ternyata, pada akhirnya aku sadar bahwa aku yang punya kendali atas diriku sendiri. Dan sebenernya aku yang milih untuk menolak perasaan tidak 311 menyenangkan itu. 312 Apa yang akhirnya bikin kamu sadar? 313 Aku akhirnya sadar setelah baca buku Cina gituuu judulnya Falun Dafa. 314 Oh berarti karna buku ya? 315 Iyaaa dan setelah itu aku juga mulai keluar untuk cari info tentang komunitas self-healing gitu. Awalnya kan aku sempet ketergantungan sama dia, tapi semakin 316 ketergantungan aku semakin sakit. Akhirnya aku capek sendiri, dan setelah capek sendiri akhirnya aku semacam berhenti sejenak gitu terus aku meditasi.. Soalnya 317 aku udah bener-bener di tahap yang sampe benci diri sendiri, sama hidupku tapi akhirnya yaudah aku pisah sama dia karena aku ga bahagia dan aku meditasi itu dan 318 baca buku terus akhirnya aku ngerasa wowww bener-bener hebat banget sih, tiba-tiba bener-bener sayang sama diri sendiri. Terus akhirnya aku balik lagi sama dia 319 selama 2 bulan. Terus waktu kita ketemu lagi dia udah gak kayak dulu, dia tau dia ada salahnya. Karena waktu awal-awal sebenernya dia yang sakit, karena dia udah 320 baik nerima aku tapi aku masih deket sama cowok lain, nah akhirnya setelah aku peduli sama dia, fokus sama dia doang, bahkan duit aku juga buat beli dia makan 321 dia gantian kesel sama aku jadi sempet seenaknya gitu. Tapi gitu sih, karena sempet berjarak kita tau kesalahan satu sama lain terus yaudah kita mulai lagi dari nol 322 dan kita tumbuh bareng pokoknya, meditasi bareng juga yaudah.. 323 Hmmm iya iya.. berarti meditasi itu ngebantu kamu banget ya? 324 Oke karena sejujurnya ya, maaf tapi aku ga percaya sama psikiater, aku ga percaya sama obat-obatan. Menurutku obat yang paling mujarab ya buah-buahan, 325 sayuran, alam dan meditasi. Latian self-healing itu ngajarin aku untuk membiarkan semua perasaan dan rasa sakit yang tidak menyenangkan itu sampai perlahan- Transkrip ini mengungkap Masa Penyembuhan 326 lahan melarut dengan sendirinya. Buat latihan itu emang butuh latihan dan konsistensi. Dan semua pengalaman burukku sama dia itu merekontruksi ulang “siapa perspektif perkembangan. 327 aku” yang seakan-akan aku tuh dilahirkan kembali. Tapi ini bukan sepenuhnya karena dia ya, tapi dia punya dampak yang besar yang bikin aku memilih untuk Pada bagian ini Hijau 328 berdiri untuk diriku sendiri. Sampai akhirnya aku mulai mencintai diriku sendiri dan bangkit lebih tinggi dari yang sebelum-sebelumnya. Bahkan aku jadi orang menceritakan proses 329 yang spiritual juga, aku percaya kalo karma burukku tuh udah hilang dan kebaikan mulai datang. Orang yang tadinya kasar sama aku mulai berhenti dan mulai penyembuhan dirinya. 330 menghargai aku lebih dari sebelumnya sampe akhirnya aku ngeliat dia itu sebagai cermin dari diri aku. 331 Bagus deh yaaa, beruntung juga kamu berusaha cari jalan keluar dari situasi yang ga menguntungkan untuk kamu dan sekarang akhirnya bisa ada di 332 tahap ini. 333 Iya aku bersyukur banget karena untuk sampe sini banyak banget bantuan dari orang-orang dan hal-hal di luar diriku sendiri, makanya penting untuk kita aware 334 sama semua hal yang ada di sekitar kita karena sebenernya dunia ini diciptakan untuk kita kok, semua orang berhak mengoptimalkan dirinya. 335 Betullll. Terus kamu ada memori penting lainnya ga? 336 Kayak yang aku sebutin tadi itu memori-memori penting sih.. Selain itu apa lagi yaaa.. 337 Ada lagi gak kira-kira? 338 Hmm apa yaa.. 339 Mungkin pas kamu masuk kuliah gitu? 340 Ya itu cukup penting sih masuk kuliah yaaa. Ya kan masuk babak baru dalam hidup. Lumayan belajar banyak hal yang belom pernah aku denger sebelumnya sih. 341 Aku kan kuliah Hubungan Internasional kan, jadi tau juga sih betapa jahatnya penguasa-penguasa dunia dan betapa serakahnya mereka. Selain itu aku juga jadi tau Transkrip ini mengungkap Catatan Masa Kampus 342 banyak hal yang dirahasiakan dalam politik sebenernya. Kayak jadi ada namanya deep web. Nah di deep web itu banyak banget informasi-informasi yang sengaja perspektif sosial. Pada 343 disembunyikan dan kontennya ga bisa kita dapetin di search engine biasa. Kayak sekarang nih kita buka google kita ngerasa bisa dapetin banyak banget informasi, bagian ini Hijau 344 nah sebenernya di google itu cuma 25% informasi yang ada di dunia. Sebenernya masih banyak lagi informasi yang bisa kita dapetin, tapi semuanya itu disimpen di menceritakan masa 345 deep web. Dan yang bisa ngakses deep web itu ga sembarangan orang, jadi cuma orang-orang penting aja. Nah kan sebenernya ga adil kan, karena sebenernya perkuliahannya. 346 semua orang berhak dong untuk dapetin informasi yang sama jumlahnya. 347 Serem banget sih emang talking about deep web.. 348 Iya karena bahaya juga kalau ada orang asing yang berusaha masuk ke deep web. Karena bakal gampang banget ketauan dan mereka bakal ngancurin kita, bakal 349 nyimpen semua informasi kita wah bahaya deh pokoknya. 350 Dan info-info itu kamu dapetin pas kuliah ini ya? 351 Iyaaa, walaupun ga dapet dari dosen langsung, tapi dari ngobrol sama temen-temen, cuma ya aku ga bakal dapet info ini kalau ga kuliah di jurusan itu kan. Ya 352 mungkin, tapi kemungkinannya kecil. 353 Okeee, terus gimana perasaanmu bisa tau hal-hal kayak gitu di kuliah? 354 Pertamanya pasti kaget, karena setelah masuk dunia kuliah kan udah menjurus tuh, nah kita dapet informasi-informasi yang lebih spesifik lagi sesuai bidang kita. 355 Dan ternyata baaanyaaak banget hal yang kita tuh ga tau selama SMP-SMA. Kuliah jadi open door buat aku mendalami hal-hal yang jadi ketertarikan aku sih, bikin 356 aku jadi lebih peduli juga. 357 Okeee, terus apa lagi kira-kira? 358 Udah sih.. 359 Oke kalau gitu sekarang coba sebutkan tokoh-tokoh yang menurut kamu cukup penting dan signifikan dalam

334 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

335

360 Hmmm mungkin pacar aku yaa.. 361 Ada lagi? Selain dia? 362 Ngga sih kayanya di masa ini bener-bener dia yang berpengaruh buat aku. Karena kan kayak yang aku bilang sebelumnya ya, seakan-akan dia itu yang dikirim 363 Tuhan buat jadi reminder untuk aku supaya gak jadi orang yang jauh lebih rusak lagi hahaha kalau gak siapa tau aku udah mati kali sekarang. 364 Eeeehhh 365 Ya walaupun sebelumnya salah satu alesan aku mau bunuh diri juga karena ngerasa ga dihargain sama dia sih. Mungkin cuma dia doang, gak semua orang mandang 366 rendah aku, tapi karena cuma dia yang aku punya jadi penilaian dia berarti kan. Tapi ya itu juga jadi pelajaran buat aku supaya aku tau yang selama ini aku lakuin itu 367 salah ya kan 368 Berarti gimana perannya dia dalam kehidupan kamu di masa ini? 369 Ya itu tadi yaaa, jadi reminder buat aku, jadi wake up call juga. 370 Terus kamu ada harapan ga terkait perannya pacarmu itu? 371 Hmm mungkin pacar pada umumnya harusnya support ceweknya gitu ya? Jadi yang penyayang, pengertian, perhatian dan segala macem which gak ada di dia. Tapi 372 ya itu tadiiii, dia yang bisa ngerasin aku dan nampar aku dengan realita pada akhirnya bisa ngubah aku jadi orang yang seperti ini. Well bukan dia yang ngubah aku, 373 itu kehendak aku untuk berubah tapi dia berperan untuk menyadarkan aku bahwa aku harus berubah gituuu. 374 Oke berarti dia mungkin bukan seorang pacar yang seperti orang-orang harapin tapi dia udah jadi pacar yang kamu harapin ya? 375 Bukan aku harapin juga, tapi dia udah jadi yang aku butuhin. Pokoknya kehadiran dia itu tepat dan di waktu yang tepat juga. 376 Oke terus gimana relasi yang terjalin antara kamu sama pacar kamu ini? 377 Ya kayaknya udah tergambarkan ya dari yang aku ceritain tadi, intinya naik turun dari yang awal kenal seru banget bisa kenal sama orang yang di luar ekspektasiku, 378 terus baik banget dia bisa nerima aku yang kayak gitu, sampe akhirnya dia capek juga dan akhirnya sakit hati malah marah sama aku sampe memperlakukan aku 379 kurang layak gitu, naik turun banget sih. Proses kita cukup panjang yaa.. 380 Berarti interaksi kalian sangat intens ya? 381 Iya karena kita deket banget, pertemuan dan interaksinya intens banget jadi banyak banget yang terjadi which is good. Mungkin kebanyakan marriage couple they 382 didn’t spend a lot of time figuring out each other jadi ketika tinggal bareng baru ketauan, tapi aku banyak berinteraksi sama dia jadi aku tau baiknya dia, buruknya 383 dia, semua udah tau. 384 Ada ngga harapan kamu untuk interaksi kamu sama dia pada waktu ini? 385 Ngga sih, karena udah intens gitu, ketemu terus mau apa lagi hahaha 386 Okeee.. Terus gimana reaksi dari pacar kamu itu untuk kamu dalam situasi sosial? Kan kamu hampir sama dia terus kann.. 387 Ohhh iya bukan hampir sih, malah kayak selalu. Pada masa-masa ini juga aku ga bisa hang out sama temen-temen karena masalah ekonomi kaaann.. Jadi ya aku 388 banyak ngabisin waktu sama dia, jadi dia ga pernah komentar tentang bagaimana aku bersosialisasi dengan orang lain sih.. 389 Kalau ke keluarga kamu gitu? 390 Oh pada saat ini tuh aku belom cerita ke keluargaku, karena hahahaha jadi pacarku tuh umurnya udah 40. Oke jadi beda jauh banget usianya, makanya aku ga mau 391 bikin orang tuaku kaget jadi aku kasih tau setelah kita udah cukup lama menjalin hubungannya gituuu 392 Oh okeee, berarti kalau sekarang udah tau ya? 393 Oh kalau sekarang sih udah, udah.. 394 Okeeee. Berarti sekarang bergerak ke episode berikutnya ya. Nah apa yang jadi momen yang sangat membahagiakan di bab “allowing” ini? 395 Ini sebenernya ga ada hubungannya ya sama topik atau maksudnya bab “allowing” ini. Tapi tahun 2015, kakakku yang perempuan melahirkan anak laki-laki yang 396 mana jadi keponakanku kan. Momen itu sangat membahagiakan sih buat aku. Mama papaku super seneng nyambut cucu pertamanya. Mulai dari kakakku hamil kita Transkrip ini Tamu Dalam Kehidupan 397 semua jadi protective sama dia, semua perhatian terpusat di dia, dan emang dia cantik banget selama masa kehamilannya meskipun ga dandan sama sekali. Itu mengungkapkan perspektif 398 mungkin ya yang namanya aura mau jadi ibu. Walaupun dia yang melalui proses kehamilannya, tapi aku yang menikmati setiap prosesnya. Mulai dari senengnya perkembangan. Pada usia 399 pas pertama tau dia hamil terus dia ngasih tau keluarga mama papaku meluk dia bahkan saking emosionalnya papaku sampe meneteskan air mata gitu. Terus ribet- dewasa awal, Hijau 400 ribetnya nyari nama, nurutin ngidamnya kakakku, nyari-nyari perabotan buat si bayi dan segala macem itu super menyenangkan. Awalnya aku yang selama ini mendapatkan keponakan 401 pacaran ga mikirin masa depan atau punya anak dan segala macem pada masa-masa itu jadi bener-bener ngerasain oh anak itu valuable banget ya, seneng ya punya yang membuatnya 402 anak. Dan pas keponakanku itu lahir semua jadi semakin baik, rasanya lengkap udah kebahagiaan keluarga kita. Anak bener-bener mukzizat dari Tuhan yang menghargai kehidupan. 403 dititipkan pada kita. Jadi kalau aku besok punya anak, aku akan bener-bener ngejagain anak itu sebaik-baiknya. 404 Ahhhh lucu bangettt.. punya ponakan aja udah sebahagia itu gimana kalau punya anak sendiri yaa.. 405 Iya kaaann.. 406 Terus gimana pengaruh kehadiran keponakan kamu itu terhadap diri kamu? 407 Dengan adanya anak kecil yang masih innocent, belum tau apa-apa, belum berdosa seperti itu ya aku juga pengen menjaga dia, menjauhkan dia dari hal-hal yang 408 buruk dari dia. Aku juga jadi sadar, ya mungkin itu yang selama ini orang tuaku ingin lakukan ke aku, yang semua orang tua inginkan untuk anak-anaknya. Aku 409 sadar keluarga emang hal yang paling penting buat aku. Aku juga jadi pengen bisa jadi orang yang lebih baik lagi supaya berguna buat dia, supaya berguna untuk 410 anak-anak lain di masa depan. Kelak juga aku pengen jadi ibu yang baik, aku pengen anakku juga bisa menyebarkan kebaikan. 411 Pasti ya orang tua pengen yang terbaik untuk anaknya.. 412 Iya makanya.. 413 Terus kalau momen yang menyedihkan di masa ini apa? 414 Jadi pacarku ini kan bule ya, tapi sebelumnya aku juga pernah beberapa kali pacaran sama bule jadi waktu ketemu dia aku kira dia bakal kayak cowok-cowok biasa 415 yang selama ini aku temuin aja. Waktu awal pacaran sama dia juga aku ga langsung oke kayak ayok seks gitu enggak, jadi awalnya aku ati-ati banget dan bener- 416 bener cuma buat seneng-seneng aja. Terus abis itu aku ga nyangka aku bakal sama dia, karena aku bener-bener ngejalanin aja. Dulu aku biasa aja anaknya, aku gak 417 sadar sama hal-hal di sekitarku. Dulu aku ngerokok, minum, eee ya gitu lah. Terus abis itu aku ngeliat dia gaya hidupnya beda banget gitu kayanya dia sadar banget 418 sama hal-hal di sekitarnya kayak dia ga ngerokok, terus dia vegetarian waktu itu, terus kayak.. 419 Oh jadi pacar kamu vegetarian?

335 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

336

420 Iya tapi awalnya aku selalu lupa kalau dia vegetarian terus aku kayak suka nawarin dia makan ayam gitu. Di situ aku banyak belajar akhirnya pelan-pelan aku ubah 421 pola pikirku dan gaya hidup aku karena menurut aku ya aku yang salah, dia malah yang udah bener jadi aku ngikutin dia berenti makan daging, terus kayak berenti 422 ngerokok yang awalnya susah banget tapi ya aku bisa. Terus aku ngapain lagi ya? Oh ya, aku mulai belajar spiritualitas. Contohnya aku bawain dia makan itu ya, 423 tapi dia vegetarian itu kan dan aku bawain seadanya terus dia kayak “apaan nih?’ dan dia ga mau makan itu. 424 Ini waktu udah baikan kak? Yang setelah fase sebelumnya tadi? 425 Iya iya ini udah setelah itu padahal, tapi ya gitu ada prosesnya kan dan dia sempet ga ngehargain aku lagi. Jadi padahal waktu itu kebetulan di masa itu mama 426 papaku lagi ngedown banget, bener-bener lagi ga ada duit jadi aku buat makan aja mikir. Menurut aku itu bener-bener ga menghargain sih, secara waktu itu aku ga Transkrip ini mengungkap 427 punya duit kan dan sekalinya punya duit aku pake buat bikin seneng dia tapi dia ga ngehargain itu. Akhirnya aku tetep aja berusaha jadi orang yang terbaik buat dia, perspektif perkembangan. 428 karena akhirnya aku bener-bener bisa bangkit juga karena dia kan, tapi di sisi lain juga bener-bener bisa ngejatohin aku gitu loh. Sebenernya yang suka bikin sakit Pada bagian ini Hijau Menata Ulang Kehidupan 429 itu omongan dia yang kasar banget, sebenernya bukan kasar ya dia cuma ngomongin kenyataannya aja tapi dia ga milih untuk ngomong dengan cara yang halus jadi membahas perlakuan 430 itu bener-bener nampar dan nyakitin banget, ya tapi itu juga sih yang sebenernya bikin aku bangkit. pasangannya terhadap diri 431 Hmm terus akhirnya gimana? 432 Ya udah akhirnya aku biarin aja deh dia masih gitu, yang penting aku buktiin aku bener-bener udah berubah dan udah jadi orang yang lebih baik. Aku juga tau ini 433 masih tahap perbaikan kan, jadi ya udah wajar aja kalau dia masih suka kebawa emosi sama aku. 434 Ohh iya iya, kill them with kindness gitu lah yaaa 435 Iya bener banget.. Karena menurutku hubungan yang stabil itu juga ga bisa didapatkan secara instan kan, karena prosesnya itu sih yang paling penting. 436 Nah iya, terus yang jadi turning point kamu di masa ini apa? 437 Naaah, jadi ketika aku ga ada duit itu aku sempet makan sembarangan, minum terus, jadi waktu itu aku kayanya kena karma sih karena abis itu aku kena kista. Dan 438 waktu aku terbaring di kasur rumah sakit aku ngeliatin papaku yang nungguin aku di rumah sakit terus aku kayak mikir “ya ampun apa sih yang aku lakuin?” 439 Gimana perasaan kamu waktu itu dan apa yang kamu pikirin? 440 Waktu itu bener-bener ngerasa bodoh dan ga berguna banget awalnya, karena aku mikir aku selalu ngilang, pergi cari kesenangan tiap malem, tapi di saat aku sakit 441 kayak gini papaku ada di sini dan itu bener-bener menyentuh buat aku. Jadi aku kayak mikir aku harus stop jadi orang kayak gini, jangan nyusahin papaku. 442 Terus gimana peristiwa itu ngebentuk diri kamu? 443 Ya setelah itu aku jadi lebih concern tentang kesehatan, aku harus lebih menghargai tubuhku walaupun hal kayak gini udah aku ingetin ke diriku berkali-kali, tapi Transkrip ini Menata Ulang Kehidupan 444 sakit yang kali ini bener-bener jadi tamparan buat diriku karena dampaknya ga cuma buat aku pribadi aja, tapi aku jadi nyusahin orang tuaku, terutama papaku itu. mengungkapkan perspektif 445 Biasanya orang gitu ya, setelah udah sakit banget baru sadar betapa pentingnya kesehatan. perkembangan. Pada bagian 446 Iyaaaa hahaha termasuk aku. Makanya aku bersyukur juga sih dikasih sakit ini, karena banyak orang bilang “Disyukuri kalau sakit, berarti Tuhan masih mau ini Hijau membahas 447 ngingetin kita. Sakit itu juga salah satu penghapusan dosa melalui cobaan yang ia berikan untuk kita”, nah itu ada benernya sih. Mungkin kalau waktu itu gaya refleksi pribadinya. 448 hidupku ga sehat tapi nyatanya aku sehat-sehat aja aku masih bakalan terus nyangkal kalau gaya hidupku ga baik. Sama kan kayak orang ngerokok, mau kita 449 omongin “jangan ngerokok nanti sakit” tapi selalu bisa bilang “buktinya ini sehat-sehat aja, tiap orang kan beda-beda”. Mungkin bukan cuma tiap orangnya aja yang 450 beda-beda, tapi waktunya yang beda-beda, tetep aja in the end bakal sakit kok. Nah makanya beruntung sih sakit kan jadinya sadar deh. 451 Iya iya.. terus akhirnya gimana kak setelah sakit? 452 Nah setelah sakit itu aku ikutan gaya hidup pacarku jadi vegetarian akhirnya. 453 Oh iya? 454 Iyaaaa 455 Oalaaah.. berarti sekarang kamu vegetarian ya? 456 Iyaaa, kan vegan malah sekarang 457 Oh iya deng, terus ada memori penting lainnya gak di masa ini? 458 Oh iyaaaa, di tahap ini aku beberapa kali traveling ke daerah Jawa Barat. Jadi kebetulan pacarku itu suka surfing, kalau kita kebanyakan paling taunya surfing di 459 Bali kan, tapi pacarku ini yang bule malah lebih tau spot-spot surfing yang ternyata ga cuma di Bali doang. Tahun 2015 itu kita sering hunting pantai-pantai yang 460 anti mainstream lah istilahnya yang deket-deket aja sama Jakarta, buat nyari-nyari spot surfing buat dia. Cukup menyenangkan sih nginget masa-masa itu, karena 461 sekalian istirahat dari padetnya Jakarta juga kan. Terus kita tuh pergi-pergi gitu juga naik public transportation gitu dari yang naik bus, angkot, semua pokoknya kita 462 cobain. 463 Seru banget dong yaaaa, kayak lowbudget traveling gitu ya berarti? 464 Iya bener-bener manfaatin yang ada aja. Terus itu juga jadi awal mula aku attached banget sama alam, karena itu baru bener-bener lewatin sawah-sawah, hutan kecil, Transkrip ini mengungkap Menata Ulang Kehidupan 465 pantai. Sebelumnya kan seumur hidup tinggal di Jakarta, di Brazil juga di Sao Paulo walaupun ada liburannya ke tempat yang berbau alam tapi cuma gitu doang. perspektif perkembangan. 466 Setelah aku pergi lebih jauh lagi, lebih deket lagi sama alam aku merasa lebih tenang. Pada bagian ini Hijau 467 Terus ada perasaan-perasaan atau hal lain yang kamu pikirin gak? menceritakan awal mula 468 Oh, iya selama ini aku taunya pantai yang bagus cuma di Bali, padahal Indonesia jauh lebih luas dari Jakarta-Bali dan ada banyak banget tempat-tempat indah di ketertarikanya terhadap 469 Indonesia. Di Jawa Barat sendiri juga budayanya beda lagi sama budaya di Jakarta, di Bali, atau di Jawa lainnya kayak di Solo tempat eyang aku. Terus ketemu alam Indonesia. 470 sama anak-anak di sana ngomong bahasa Sunda lucu lucu banget hahahaha. Ya bahasa kan alat komunikasi kita ya, dan perbedaan bahasa tiap daerah di Indonesia 471 juga menceritakan budaya mereka. 472 Bener bener.. terus gimana perasaan kamu waktu itu? Apa yang ada di pikiranmu? 473 Ya aku seneng banget sih dulu sempet bisa jalan-jalan gitu, ada kemauannya, ada waktunya, untung waktu itu aku lakonin gitu kan jadi sekarang ada kenangannya. 474 Pengen sih bisa kayak gitu lagi, tapi sekarang aku rasa waktu aku sekarang bukan cuma untuk mikirin kesenangan aku pribadi aja, tapi aku pengen manfaatin 475 waktuku yang bisa bermanfaat buat orang lain juga. Tapi seneng banget sih dulu. Iya, seneng banget. 476 Terus gimana memori itu membentuk diri kamu? 477 Hmm mungkin ke bagaiman aku semakin mencintai Indonesia yaaa, dengan keindahan dan kekayaan budayanya. I love being Indonesian. Beruntung lahir di sini, 478 beruntung bisa nikmatin semua ini. Terus aku juga jadi orang yang lebih terbuka sama pengalaman baru, semakin suka explore, gituuu. 479 Okeee, terus ada lagi ngga yang mau diceritain tentang pengalaman traveling Jawa Barat itu?

336 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

337

480 Kira-kira gitu aja siiihhh.. 481 Berarti tokoh penting di episode ini siapa? 482 Oh kalau di episode ini masih pacar aku sih menurutku, karena justru di episode ini aku sama dia semakin deket dan kita baru bersinergi dengan benar-benar baik 483 kan di episode ini. 484 Oh iyaaa, bisa ceritain gak gimana perannya dia di episode ini? Pasti berubah kan dari perannya dia yang sebelumnya. 485 Iyaaa, kalau di tahap ini dia baru bener-bener jadi life partnerku. Di masa ini kita discovering new things bareng-bareng, eksplor tempat baru bareng-bareng, 486 ngelakuin hal produktif bareng-bareng, kayak gituuu. 487 Gimana pacar kamu menjalankan perannya di masa ini? 488 Ya dia jadi penuntun juga buat aku, karena bagiku dia tau lebih banyak daripada aku pada masa itu jadi aku banyak belajar dari dia, aku banyak terinspirasi dari dia. 489 Apa itu udah sesuai dengan harapan kamu? 490 Lebih dari cukup. 491 Terus gimana relasi yang terjalin antara kalian? 492 Ya yang jelas relationship kita membaik dan pada akhirnya menjadi sangat baik, akhirnya kita menjalankan pacaran yang sehat dan sangat supportive akan satu 493 sama lain. 494 Gimana interaksi yang kalian jalanin sampe akhirnya relasi kalian itu membaik? 495 Ya yang jelas communication and trust is the key. Soalnya beda banget walaupun sebelumnya juga hampir tiap hari ketemu, tapi komunikasinya tuh ga baik, karena 496 ego yang menang di situ, jadi kita maunya sama-sama didengerin tapi ga mau dengerin pasangan kita. Nah, sementara di masa ini kita jadi saling mendengarkan, 497 saling berusaha memahami satu sama lain, gituuu.. 498 Okeeee, dan itu yang jadi harapan kamu ya? Akhirnya hubungan kalian jadi baik seperti itu? 499 Iyaaa, karena walaupun awalnya aku bersyukur juga walaupun dapet perlakuan tidak baik yang pada akhirnya menyadarkan aku harus gimana, tapi ya setelah itu 500 tentu aku berharap hubungan kita jadi hubungan yang sehat lah, dan ya akhirnya gini hubungan kita dan aku bersyukur banget. 501 Terus di masa ini akhirnya dia udah kamu kenalin ke keluarga kamu? 502 Oh udah udaaahh.. 503 Terus gimana tanggepan keluarga kamu? 504 Ya syukurnya mereka oke oke aja sih, aku juga jadi ga enak sendiri kadang karena aku pikir oh orang tuaku ga bisa nerima mungkin yaaa, makanya aku lama ga Mimpi: Menyelamatkan 505 cerita tapi ternyata setelah cerita mereka oke oke aja dan malah nanyain “kok ga cerita dari kemaren?” jadi beruntung sih mereka support aku. Transkrip ini mengungkap Dunia 506 Oh yaaa? perspektif perkembangan. 507 Iyaaa Pada bagian ini Hijau 508 Terus reaksi pacar kamu gimana setelah ketemu pacar kamu berarti kan akhirnya jadi bagian dari interaksi sosial kamu? menyampaikan kedekatan 509 Iya dia juga welcome banget sama keluargaku, maksudnya bisa nerima keadaan keluargaku apa adanya. Terus dia seneng sih bisa ngobrol sama kakak-kakakku gitu antara keluarganya dan 510 nyambung, kan kakakku yang cewek dulu sastra Inggris jadi deket banget sama budaya Barat yaaa jadi bisa banyak ngobrol, sama yang cowok juga biasa lah pasangannya. 511 ngomongin boys stuff gitu. Jadi yaaa oke lah. 512 Kalau tanggepan dia tentang hubungan kamu sama keluargamu gimana? 513 Ya dia seneng kalau ngeliat aku kumpul sama keluarga, dia juga suruh aku untuk memprioritaskan keluargaku. Papaku kan juga termasuk deket banget sama aku, 514 sementara papanya udah ga ada, jadi dia suruh aku untuk habiskan waktu sama keluarga lah selama masih bisa. Cuma kadang dia suka marah kalo aku di keluarga 515 sotoy rese gitu hahahahah karena anak bontot kan, jadi kalau suasana di keluarga suka dimanjain gitu. Paling gitu aja sihhhh 516 Okeee, terus ada harapan gak terkait reaksi yang diberikan sama pacar kamu terhadap kamu dalam situasi sosialmu gitu? 517 Ya ngga sihhh, karena dia ngeliat aku fair yaa, kalau dia liat aku baik gitu ya dia bilang I’ve done a great job, tapi kalo aku rese gitu ya dia ngingetin aku. 518 Berarti udah sesuai harapan kamu ya? 519 Iyaaa.. 520 Oke, berarti lanjut ke episode berikutnya.. 521 Iyaa.. 522 Nah, di episode “accepting” apa sih yang jadi momen yang sangat membahagiakan untuk kamu? 523 Hmmm jadi ini awalnya tuh bulan Oktober 2017 aku nonton video gitu lah di youtube tentang zero waste pas lagi magang. 524 Oh kamu sempet magang? 525 Iya, jadi aku tuh sempet magang di sebuah perusahaan internasional yang mengelola limbah gitu. Ya emang sih aku jurusan hubungan internasional, tapi sebenernya 526 aku kuliah HI cuma buat ilmunya aja, maksudnya tau sistem di hubungan internasional tapi ga pengen jadi yang kayak diplomat diplomat gitu, pengennya suatu hal 527 yang lebih luas yang berdampak ke global ya contohnya sampah ini. Jadi waktu aku magang di Bali.. 528 Oh itu magangnya di Bali ya? 529 Iya itu di Bali. Jadi waktu aku magang di Bali aku bener-bener mikir oh kayanya aku ada di sini, magang di sini salah satunya karena aku tuh pencinta lingkungan 530 deh tapi kok di sisi lain aku ngerasa aku tuh juga kecanduan gitu sama plastik. Kayak apa-apa pake plastik, kayak belanja, atau cuma sekedar jajan, atau naro baju 531 untuk dilaundry, semuanya pake plastik, jadi bener-bener kebantu banget sebenernya sama plastik. Tapi apa? Plastik itu sangat mencemarkan lingkungan. Nah 532 akhirnya setelah nonton video di youtube itu aku mikir pengen coba deh ngejalanin gaya hidup zero waste itu. 533 Oke lalu selama mencoba menjalankan gaya hidup zero waste itu perasaanmu gimana dan apa yang kamu pikirin selama proses itu? Transkrip ini 534 Yang jelas prosesnya emang ga gampang pada awalnya, banyak banget cobaan kayak mencoba membuat orang-orang di sekitar untuk memahami keadaan, terus mengungkapkan perspektif Mimpi: Menyelamatkan 535 juga keluputan karena sebelumnya udah sangat ketergantungan kan, karena emang plastik mempermudah hidup kita dengan gaya hidup di Indonesia yang kayak gini sosial. Pada bagian ini Dunia 536 ya yang simplenya kayak jajan-jajan gitu. Tapi yang aku pikirin justru satwa-satwa di laut yang jadi korban kemudahan kita, kita hidup mudah kok nyusahin Hijau membahas minat 537 makhluk lain? Jadi semuanya terasa mudah aja karena aku tau tujuan aku melakukan ini untuk apa. sosialnya. 538 Iya kalau kita udah tau tujuannya apa, fokus sama tujuannya itu, pasti apapun yang dilakukan untuk mencapai itu akan terasa mudah kan yaaa 539 Iya bener banget..

337 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

338

540 Oke terus kalau momen menyedihkan dari masa ini apa? 541 Hmmm apa ya? 542 Apa kira-kira? Ada nggak? 543 Bingung sih.. masa-masa ini,hmm.. 544 Ohhh soalnya di masa ini udah mulai bangkit gitu ya? 545 Iyaaaa, bener.. jadi momen menyedihkannya apa yaa? Karena kan malahan sebelumnya sedih, jadi di masa ini bangkit dari keterpurukan gitu. 546 Oh tapi ga ada kesulitan apa gitu selama proses bangkit yang bikin sedih? 547 Oh, ini.. bukan sedih sih, gapapa gak? 548 Jadi gimana tuh? 549 Cuma lumayan ngedown dan mixed up feelings gitu. 550 Oke boleh, gimana ceritanya? 551 Iya jadi di masa ini kan aku udah mulai bangkit ya, tapi pernah denger istilah “toxic friend” gitu gak sih? 552 Ohh iya iya, jadi kamu pernah punya toxic friend itu? 553 Iyaaa, sebenernya I don’t want to call her that way ya, tapi ketika aku udah mulai bangkit dan segala macem dia selalu dateng ke aku dengan masalah-masalahnya 554 dan itu bikin aku pusing. Jadi sebelum aku magang, tahun 2016 itu aku deket sama temen kampus, dia suka curhat gitu ke aku. Bukannya aku ga mau denger cerita 555 orang lain, aku ga mau bilang juga masalahku paling susah, aku tau orang itu butuh temen buat dengerin ceritanya yang pada awalnya aku dengerin tuh cerita dia 556 tentang masalah-masalahnya. Aku juga bahkan ngasih dia beberapa saran dan pandanganku terkait masalah dia lah pokoknya. Tapi, setelah aku kasih saran gini gitu 557 ga ada sama sekali yang dia ikutin, nanti dia dateng lagi dengan masalah baru lagi. Jadi kan aku capek juga ya, aku ngerasa banyak memproduksi energi negatif gitu 558 loh makanya mungkin bukan salah dia juga, mungkin salah aku karena dia dateng ke temen yang ngga tepat dan bukannya ga mau bantu dia, tapi mungkin emang ga 559 bisa bantu. Jadi energi kita mungkin semacam ga sinkron gitu kali ya? Karena kadang yang jadi masalah buat dia juga sebenernya ga masalah buat aku, aduh jadi 560 gimana ya. Makanya takut juga sih karena mungkin aku salah juga ngeliat masalah dia alah ga ada apa-apanya sama masalah gue. Tapi dia dateng ke aku, dan gitu, 561 ga dengerin aku. Orang kan juga males ya kalo ga didengerin. Transkrip ini mengungkap 562 Hmm iya iya.. perspektif perkembangan. 563 Oh ya dan dulu tuh waktu jamannya aku masih tahap perbaikan sama pacarku kan biasanya ada nih tipe temen yang yaudah lo punya masalah gue cuma bisa ngasih Pada bagian ini Hijau Toxic Friend 564 tau segini, sisanya lo yang nentuin. Tapi dia ini ngasih tau aku dan pengennya yaudah aku putus, ngapain masih sama dia blablabla yang bagiku itu ga nyelesein menceritakan konflik yang 565 masalah, dan dia udah ngeliatnya jelek semua. Jadi ya emang kurang cocok gitu deh. ia hadapi dengan temannya. 566 Ohh jadi pengalaman kamu sama temen kamu ini not in a way yang bikin sedih, tapi intinya membawa perasaan yang tidak menyenangkan gitu ya? 567 Iya bisa dibilang begitu siihh.. 568 Terus ada perasaan lain gaak? Atau apa yang kamu pikirin tentang pertemanan kamu sama dia? 569 Ya cuma ngerasa ngga enak aja, aku jadi mikir ga perlu temen sih mending nyelesaiin masalah sendiri aja, orang ga perlu tau apa yang terjadi sama kita, aku juga 570 ngerasa mungkin aku ga perlu tau tentang apa yang terjadi sama orang lain karena kalau ditanya harus gimana aku juga kurang tau. 571 Oh gituu, terus pengalaman itu membentuk kamu jadi orang yang gimana sih? 572 Ya itu dia, aku jadi ngerasa ga perlu temen. Jadi selama bertahun-tahun di masa kuliah ini aku ga ada temen deket, kalaupun pergi sama temen paling sama temen- 573 temen lama dan itupun jarang yang hampir ga pernah. Aku lebih suka sendiri aja gitu. Tapi sekarang ngga sih, ya sekarang ini baru punya banyak temen lagi dan 574 kayaknya bukannya aku ga perlu temen tapi ya emang pada waktu itu ga nemuin temen yang bisa bersinergi aja. Jadi tetep ya bagiku sekarang berteman itu penting, 575 punya waktu sendiri juga penting, ya balance aja. 576 Iya bener, semua hal kalau seimbang itu jadi baikk. 577 Iyaaa.. 578 Terus yang jadi titik balik di masa ini apa? 579 Oh ya ini. Pas akhir 2017an gitu, setelah 3 bulan tinggal di Bali aku mulai rutin meditasi, karena itu bikin aku pengen lebih mengeksplorasi diri aku sendiri, di mana 580 akhirnya aku jadi lebih aware dan memperhatikan hal-hal di sekitarku dalam kehidupan sehari-hari. Nah pas ini awalnya aku tuh nyari banget kan aku tuh siapa, tapi 581 di tahap ini aku udah mulai tau apa yang aku pengen, tujuan hidup aku apa. Waktu itu aku belajar untuk menghargai diri sendiri, belajar juga hukum sebab-akibat 582 dan aku juga percaya sama karma sih, apa yang kita lakuin akan kembali lagi ke diri kita. Jadi waktu itu aku vegetarian yang mana aku belum mampu buat ninggalin 583 produk hewani 100% karena aku suka banget sama telor sama keju. Jadi aku gak makan daging, tapi aku masih makan produk mereka ya kayak telur, keju, susu 584 gitu. Nah kalau dipikir aku tuh lebih kecanduan telur dan keju itu ketimbang aku kecanduan plastik. Awalnya aku nyoba untuk ah ya gapapa lah aku udah ga makan Transkrip ini mengungkap 585 daging, itu udah lumayan lah. Tapi akhirnya aku ngerasa disconnect sama alam di sekitarku. Aku ngeklaim diriku sendiri sebagai pencinta lingkungan tapi di sisi perspektif sosial. Pada 586 lain aku berkontribusi terhadap perusakan hutan hujan dan 51% penyebab utama global warming itu berasal dari peternakan hewan. Kayak orang-orang bilang oh bagian ini Hijau Mimpi: 587 polusi kendaraan tuh ngerusak lingkungan, penggunaan AC tuh ngerusak lingkungan padahal alasan utama lingkungan rusak tuh ya karena peternakan hewan dan mengungkapkan minat MenyelamatkaMimpi: 588 kita setiap hari hidup makan daging dibiarin gitu aja, dinormalisasi. Aku akhirnya baru sadar setelah nonton film dokumenter judulnya Cowspiracy bisa dicari aja, sosialnya yang Pembuktian Diri 589 nah film itu bener-bener menghancurkan pola pikir yang aku punya sebelumnya. Makanya menurut aku semua orang harus nonton deh. Karena menurutku ada berhubungan dengan 590 begitu banyak penderitaan yang perempuan alami ya, contohnya perempuan Jawa, perempuan di belahan dunia manapun, dan menurutku seekor sapi betina itu juga perhatiannya terhadap 591 perempuan kan? Perempuan itu pencipta kehidupan. Nah sapi betina itu diforsir untuk hamil terus-terusan selama bertahun-tahun mereka hidup sama kayak mesin mahkluk hidup. 592 aja git untuk melahirkan anak sapi, Udah gitu anak sapi yang dilahirnya gak diperbolehkan untuk minum susu mama mereka karena susu itu harus diproduksi untuk 593 manusia di indomaret, alfamart, semua supermarket lah atau berakhir jadi keju yang kita konsumi. Nah menurut aku itu kacau banget asli. Bertahun-tahun aku nyoba 594 untuk neliti gimana ya caranya buat menghentikan semua ini? Gimana ya caranya buat ngubah semua ini? Tapi tunggu dulu.. setelah aku pikir ya kita emang ga bisa 595 ngubah semua hal seperti yang kita mau, tapi tetep kita bisa milih untuk berkontribusi untuk mengurangi penderitaan yang ada di bumi. Pilihan yang paling tidak 596 bisa kita lakukan sebagai satu-satunya spesies yang memiliki kebijaksanaan ya bermeditasi. Pikirin ulang, tinjau hidup kita secara keseluruhan, bener ga sih pilihan- 597 pilihan hidup kita ini? 598 Oh iya iya.. terus gimana akhirnya perasaan setelah meditasi? Terus akhirnya dapet pemikiran apa? 599 Nah akhirnya aku pertama kali menjadi vegan, yang bener-bener ga mengkonsumsi produk hewani sama sekali aku ngerasa kayak aku tuh bangun setelah ngelepas

338 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

339

600 penutup mata yang selama ini secara tidak sadar aku pakai dan akhirnya aku ngeliat bahwa wow.. dunia ini kacau parah dan itu sebenernya bikin aku bener-bener 601 marah. Tapi pacarku bilang “coba tahan rasa sakitnya”. Dia bilang “kamu harus mencintai semua orang, menerima dan memahami mereka meskipun mereka 602 memilih untuk makan daging, karena kesadaran mereka belum mencapai kesadaran kamu dan semua orang punya tahapan dan waktunya masing-masing" nah itu hal Transkrip ini mengungkap Hijau: Kini dan 603 tersulit yang harus dihadapi sama para vegan. Bukan kesulitan karena harus meninggalkan makanan-makanan super enak ya, tapi lebih ke menyaksikan orang-orang perspektif sosial. Pada Kedepannya 604 yang kadang tuh orang-orang yang deket juga sama kita, tapi mereka juga berkontribusi pada penderitaan yang ada di bumi. bagian ini Hijau 605 Okee okee.. terus gimana kamu menanggapi itu? mengungkapkan 606 Ya setiap harinya aku mikir “ya ampun kalau aku punya anak nanti, apa dia harus ngerasain dan menyaksikan semua penderitaan di bumi ini ya?”, tapi setiap aku kesulitannya dalam 607 mau tidur aku baca-baca, aku nonton video dokumenter di youtube tentang gimana vegan membesarkan anaknya terus mereka selalu bilang "anak-anak kita akan menjalankan aksinya. 608 menyebarkan kebaikan karena siapa lagi yang akan melakukannya." 609 Okeee okee.. 610 Iyaaaa, nah jadi veganisme menurut aku adalah titik balikku dan keputusan terbaik yang pernah aku buat dalam hidupku. Karena akhirnya setelah 23 tahun aku 611 hidup aku ngerasa akhirnya aku bisa berkontribusi yang cukup besar untuk membuat kehidupan di bumi menjadi lebih baik. Selain itu perjalanan spiritualku yang 612 meyakinkan aku untuk tetap terlibat berbuat kebaikan yang meluas bikin aku merasa selalu terhubung dengan Sang Pencipta. 613 Ada perasaan lain gak yang kamu rasain? 614 OH adaaaaa kadang aku ngerasa ngga enak juga sih ketika berbagi aktivisme aku di media sosial, karena aslinya aku bisa aja ngambil resiko kehilangan temen yang 615 ga sependapat sama aku tapi aku berusaha cuek aja sih, aku cuma berusaha menyuarakan mereka-mereka, para binatang yang gak punya suara dan toh semua 616 tindakan kita kan berpengaruh sama masa depan anak-anak kita kan. Jadi sekarang aku udah capek pura-pura dan ngikutin orang aja, aku ngerasa kita harus berani 617 untuk mengutarakan pendapat kita meskipun itu berbeda sama pendapat orang lain, meskipun kita perempuan yaaa tapi nyatanya sekarang aku bersuara di sosial 618 media dan platform yang aku buat juga isinya ada cowok juga kok jadi menurutku sekarang perempuan juga punya hak untuk didengar dan perempuan tentu bisa 619 bikin perubahan ya. 620 Iya sekarang semua udah lebih mudah sih yaaa.. 621 Bener bener. 622 Terus ada momen penting lainnya gak? 623 Hmm bentar.. 624 Oke oke take your time. 625 Oke mungkin sebenernya biasa aja yaaaa, tapi aku cukup bangga sama kerja kerasku selama ini. Aku bener-bener bersemangat sih sekarang-sekarang ini karena aku 626 selalu punya perencanaan next mau ngapain nih dan bener-bener pekerja keras orangnya. Nah aku kan dibesarkan oleh keluarga kelas menengah dan kedua orang 627 tuaku udah pensiun. 628 Oh ya? Usianya berapa? Terus sebelumnya kerja apa? 629 Emm dua-duanya kerja kantoran gitu, mamaku 57, papaku 60. Sebenernya masih usia muda dan masih bisa produktif tapi kakakku juga udah nikah kan, kakakku 630 yang cowok sama aku juga udah lulus jadi mungkin mereka ngerasa udah cukuplah kerja gitu. 631 Ohh iya iya, terus? 632 Jadiiii sebelum lulus kuliah aku masih tinggal di rumah, masih fokus kuliah baru awal semester lah kira-kira waktu itu aku masih 19 tahun, terus ya ga ada kerjaan 633 dan papaku cuma ngasih aku uang jajan 10-20 ribu per hari. Maksud aku ya lumayan sih dikasih, mungkin banyak juga orang yang sama sekali ga punya duit, tapi 634 buat aku yang tinggal di Jakarta uang segitu tuh ga cukup untuk makan, transportasi dan lain-lain. Jadi aku tuh ga bisa bergaul atau kumpul gitu lah sama teman- 635 teman kalo weekend di mana intinya aku sempet stress juga, bener-bener stres sih bisa dibilang. Dulu aku ngerasa seneng jalan sama cowok-cowok lebih tua yang 636 aku temuin di Tinder aku bener-bener have fun pas masa-masa itu walaupun aku ngerasa “wah ini sebenernya bukan aku banget” karena aku harus ngeladenin orang 637 lain, berusaha jadi yang orang lain mau tapi aku jalanin aja karena mereka yang bayarin ketemuannya kan jadi aku tetep bisa makan enak di restoran segala macem 638 kalau ngga ya aku makan di rumah doang biasanya, diajak pergi pun makan di rumah dulu, jadi pas pergi cuma pesen minum aja paling nggak. Nah aku juga sempet 639 nyoba ngelamar kerja cuma jadi pelayan restoran aja deh, aku udah nyoba di lebih dari 15 restoran di Jakarta, tapi mereka nilai aku cuma seorang mahasiswa dan 640 aku ngga pantas untuk melamar. 641 Terus gimana kamu menanggapi situasi waktu itu? 642 Ya waktu aku sempet stres ya karena masalah hubunganku dengan uang ini, ga banyak juga yang bisa aku lakuin pada waktu itu, itu yang aku rasain. Tapi lucunya 643 tentang alam semesta kita ini, setiap kali kita mengejar atau melekatkan diri kita pada sesuatu, itu bakal ilang gitu aja, ya intinya menjauh dari kita ya. Tapi setiap 644 kali kita fokus pada diri kita sendiri dan tidak terikat pada hal ini itu, sesuatu yang kita butuhkan akan datang pada waktu yang tepat. Ya law of attraction yang aku 645 bilang tadi. 646 Ohhh iya iya bener bener.. 647 Nah, waktu itu aku suka belajar bahasa nih jadi aku memutuskan untuk bikin semacam pocket book berbahasa Indonesia terus aku nyari siswa asing sampe akhirnya 648 dalam beberapa bulan aku berhasil menggaet 20 siswa setiap minggu. 649 Oh iya? 650 Iyaaa, nah akhirnya orang tuaku berhenti ngasih aku uang, sampe aku sibuk fokus untuk mempertahankan kuliah sambil bekerja, mengorbankan waktu sama temen- 651 temen juga dan mungkin mereka pikir aku gila kali ya sibuk sendiri sama laptop kalau pas di kelas. Impianku adalah untuk tinggal di Bali, makanya waktu ada 652 kewajiban magang dari kampus selama satu semester aku memutuskan untuk magang di sana. Orang tuaku awalnya mikir kalo aku ga mungkin mampu ke Bali 653 orang ga ada uang. Tapi nyatanya dari hasil kerjaku itu aku dapet sekitar 25 juta dari mengajar dan uang itu aku pake untuk tinggal 6 bulan di Bali pas magang 654 kemaren itu. 655 Oh ya sebanyak itu dari hasil pocket book itu?? 656 Iyaaa, ga nyangka kan? Aku juga sebenernya. Dari anak yang tadinya cuma dapet 20 ribu dari orang tuanya tiba-tiba bisa menghasilkan uang segitu. Mungkin 657 banyak pengalaman orang lain yang lebih gila dari pengalamanku, tapi bener-bener aku selamanya berterima kasih atas kerja keras diriku sendiri karena dulu aku 658 mau makan gorengan atau beli aqua aja mikir. Tapi itu yang bikin aku belajar jadi orang dewasa. Aku belajar bahwa semua hal itu mungkin dan sangat penting Transkrip ini Hijau: Kini dan 659 untuk kita semua mencapai impian kita. Makanya aku bener-bener ga setuju ya kalau orang tua di Indonesia itu nyuruh kita untuk nyari suami yang mapan, terus kita mengungkapkan perspektif Kedepannya

339 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

340

660. bergantung gitu aja gitu sama suami? Bahkan mamaku sendiripun gitu, ya kita biasa hidup dari keluarga yang pas-pasan aja jadi mereka berharap aku dapet suami perkembangan. Pada bagian 661. yang sukses, tapi aku selalu bilang “tenang aja aku bakal jadi orang sukses” jadi ga perlu khawatir dapet cowok yang tajir atau ngga karena aku bisa menghidupi ini Hijau mengungkapkan 662. diriku sendiri. Menurut aku mama-mama di Indonesia ini perlu diubah mindsetnya, hidup tuh gak semuanya tentang uang, jangan ngejar uang, uang bakal datang pelajaran yang ia dapatkan 663. lebih mudah ketika kita udah berusaha melakukan yang terbaik. Fokus aja sama impian kita dan apapun yang kita percaya dan cintai. Dan tetep, menurutku yang di masa dewasa. 664. salah itu bukan budaya ya, aku tidak akan pernah menyalahkan budaya Indonesia, budaya Jawa, aku cinta budaya kita. Menurutku yang perlu diperbaiki adalah 665. sistem pendidikan kita dan cara berpikir kita karena selama bertahun-tahun pikiran kita tuh udah diracuni sama kepemimpinan yang serakah karena Indonesia itu 666. negara yang belum lama merdeka kan, ya baru 70an kan umurnya yang mana negara kita masih baru-barunya terlena sama uang. Kemajuan ekonomi pun 667. diprioritaskan daripada menjaga ekosistem. Intinya, kita dalam perjalanan dan butuh banyak belajar dari negara maju. Terus akhirnya setelah kejadian 98 kan hak 668. asasi manusia lebih dijunjung tinggi daripada sebelumnya khususnya wanita juga. Ya aku lahir dari keluarga Jawa ya walaupun hidup di perkotaan which rada susah 669. sih karena hidup di kota yang itungannya paling maju di Indonesia tapi kadang harus ngikutin pola pikir orang tua yang cukup Jawa banget ditambah religius banget 670. tapi ya intinya jawaban ini berdasarkan pengalaman yang aku liat di komunitasku ya, yaitu Jawa dan bukan keseluruhan Indonesia. Oke balik ke topik jadi ya uang 671. itu masih hal baru di Indonesia dan Indonesian masih perlu banyak belajar lah buat menghadapi masalah kesejahteraan. 672. Nah iyaaa, sejarah tuh berpengaruh banget sama pola pikir suatu bangsa kan.. 673. Iya benerr.. 674. Ya kannn.. terus ada yang mau kamu sampein lagi gak terkait dengan hal ini? 675. Udah sih hahaha kebanyakan ngomong nanti 676. Eh gapapa kalau misalkan kamu masih ada pemikiran lain untuk kamu bagikan ke aku 677. Ngga sih kayanya udah itu ajaaa 678. Oke kalau gitu sekarang tolong ceritain ya siapa aja sih tokoh penting yang punya pengaruh cukup signifikan terhadap kehidupan kamu di tahap ini? 679. Kalau di sini tokoh pentingnya would be orang-orang yang ada di youtube kali ya hahhaha 680. Hahaha serius??? 681. Ya kan mereka yang bikin aku sadar tentang zero waste ini hahaha ngga ngga.. 682. Hahaha iya juga yaaa 683. Ngga yaaa maksudnya mungkin orang-orang di tempat magangku kali ya? 684. Ooooohh ya karena mereka yang berdampak langsung ke gaya hidup zero waste kamu ya? 685. Iyaaa, iya.. Karena orang-orang di kantor yang pertama kali mulai kebiasaan kayak bawa botol minum sendiri karena di kantor juga ada galon, terus mereka pada 686. bawa totebag, bawa bekel, kayak gitu gitu. 687. Jadi apa aja nih peran mereka dalam kehidupan kamu saat itu? 688. Ya mereka ga secara langsung dan constantly ngingetin aku untuk ngurangin sampah plastik dll, mereka simply being a living example aja sih, dengan gitu malah 689. aku jadi nyonto daripada dengan cara diomelin gitu. 690. Hahaha iya ya.. 691. Iyaaaa 692. Berarti mereka sesuai harapan kamu ya? Karena langsung nyontohin aja gitu ngga nyuruh langsung apalagi sampe pake cara ngomel 693. Iyaaa 694. Terus gimana relasi yang terjalin antara kamu dengan mereka? 695. Yaaaa baik-baik aja, kita jadi temen diskusi, temen berbagi informasi gitu.. 696. Gimana interaksi kamu sama mereka? 697. Ya kita ketemu kan di kantor tiap hari jam 9 sampe 5 sore, terus banyak interaksi itu pasti di kantor tapi kan masalah kerjaan. Cuma di luar itu kita sering juga 698. hangout, atau dateng ke event-event sampah gitu di Bali kan banyak, kita juga sering ada tugas di luar kok. 699. Berarti semua lancar ya? Ga pernah ada masalah sama temen kantor? 700. Puji Tuhan nggak sih, padahal banyak yang bilang di kantor awas aja ada rekan kerja yang kita ga suka, tapi ini oke oke aja sih, karena staffnya mungkin dikit juga 701. yaaa, lebih sedikit kepala kan lebih efektif juga dalam bekerja. 702. Okee berarti reaksi seperti apa tuh yang mereka berikan kepada kamu dalam situasi sosial? 703. Ya mereka bilang mereka seneng sih temenan sama aku, kerja sama aku karena aku orangnya supel. Oh terus mereka juga sering bawa aku keluar, maksudnya 704. ngenalin aku sama orang-orang di luar kerjaan gitu. Jadi nambah relasi juga sih.. 705. Terus ada lagi nggak? 706. Ya gitu aja siiiihh 707. Okee, berarti sekarang kita ke episode hidup selanjutnya ya? Gratitude tadi ya? 708. Oh iyaaa.. 709. Nah, di episode kehidupan “gratitude” ini apa sih yang menjadi momen yang sangat membahagiakan untuk kamu? 710. Oke. Sekarang jujur aku ngerasa selalu di titik tertinggi hidup aku, selalu ngerasa bahagia gitu. Perasaan ini aku dapet pas setelah tahun lalu seluruh hidup aku 711. bener-bener berubah, kayak bener-bener hal baik terus berdatangan ke kehidupanku sekarang ini. Sekarang aku lagi bener-bener bersemangat di bulan-bulan ini 712. karena aku selalu udah mimpi banget nih supaya ini bisa kejadian, bener-bener udah planning dan akhirnya sekarang aku seneng bisa mewujudkan itu semua yaitu 713. punya zero waste shop! Ini bener-bener impian besar aku. Aku kan bener-bener concern sama lingkungan, aku bener-bener berharap dengan adanya zero waste shop 714. semoga nantinya nggak ada lagi limbah dari toko toko offline, karena zero waste shopku ini online kan. Karena dari hati aku aku udah tau kalau aku ini seorang 715. pencipta, seorang wirausahawan, yang berarti seorang pelayan Tuhan dan buat bumi yang udah dia ciptakan untuk aku tinggal dong tentunya. Jadi aku pengen Transkrip ini mengungkap Hijau: Kini dan 716. memberikan dampak yang nantinya bisa dirasakan dan diliat sama anak-anak kita di masa depan. Aku belom tau nih arahnya bakal kemana, tapi aku percaya pada perspektif sosial. Pada Kedepannya 717. karma yang baik dan niat baik. bagian ini Hijau 718. Okee, terus akhirnya gimana? mengungkapkan 719. Nahhh setelah aku mulai menjalani kehidupan zero waste itu selama yaaa kurang lebih 1,5 tahun yaaa aku ngerasa ini udah saatnya untuk ngajak orang lain juga harapannya untuk generasi

340 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

341

720. ikutan menjaga lingkungan dengan ikutan zero waste lifestyle ini. Akhirnya taun lalu aku bikin platform alternatif untuk produk yang dapat digunakan kembali ya mendatang. 721. direuse gitu lah. Akhirnya banyak banget tuh orang yang mulai gabung dengan gerakan ini dan gila aku seneng banget! Aku bener-bener percaya bahwa uang itu alat 722. atau untuk menciptakan perubahan yang lebih baik bagi anak-anak kita. Butuh waktu lama banget buat ngembangin platform ini sampe akhirnya aku bisa bikin zero 723. waste shop juga karena dibantu sama temen aku namanya Alyssa. 724. Okeee, berarti sekarang semuanya lancar dan berjalan baik ya? 725. Iya bisa dibilang gitu sih.. 726. Terus gimana pengaruhnya di hidup kamu ini, sekarang kamu udah bisa mewujudkan salah satu impian kamu di usia yang yaaa cukup muda lah ya? 727. Dengan jalan yang cukup mudah juga? 728. Iya emang semua proses cukup mudah dan lancar, dan semuanya bener-bener karena dibantu sama semua yang ada di sekitarku. Mungkin yang paling besar Transkrip ini mengungkap 729. perannya adalah bantuan nyata dari temen-temen, tapi selain itu juga doa dari orang tuaku, lalu juga kalau aku pergi nih mau ngurus segala macem juga puji Tuhan perspektif sosial. Pada Bersatu, Berjuang, 730. selalu lancar misalkan ketika jalan ga macet, atau ketika cuaca cerah, ngga ujan intinya semua lancar aja gitu. Dan menurutku ini penting sih, karena mindsetku, bagian ini Hijau Bersama 731. yang udah ada di pikiranku ya aku mau merencanakan ini ini ini di hari ini dan aku yakin semua bakalan lancar, semesta bakalan ngebantu aku akhirnya yaudah menceritakan kemudahan 732. semua beneran lancar jadinya. Ya bener sih aku percaya banget sama law of attraction. Ketika kita udah percaya sama semesta untuk bekerja untuk kita, pasti yang ia dapat dala 733. mereka akan memenuhi kepercayaan kita itu. Gituuu menjalankan aksi sosialnya. 734. Woww you have a very powerful message loh.. 735. Hahaha dan aku seneng banget bisa ngebagi cerita ini ke kamuuuu.. 736. Apalagi aku yang bisa dengerin cerita kamuuuu hahaha terus ada momen menyedihkan gak sih di masa sekarang ini? Knowing that ya sekarang kamu udah ada di 737. highest point of your life kan. 738. Yang menyedihkan tetep ada banget sih. Oke ini aku baru sadarin minggu-minggu ini. Aku tumbuh besar di Jakarta, dan sebenernya aku ga terlalu suka sama 739. kotanya ya maksudnya its okay sih, tapi ya gitu lah terlalu rame, macet, pola pikir orang-orangnya juga gitu lah. Jadi aku selalu mikir aku mau ke Bali, aku mau ke 740. Bali tapi semua keluargaku di Jakarta. Jadi kadang aku suka mikir ke depan, tapi aku ga mikirin masa sekarang nih yang lagi aku jalanin. Terus kayak aku mikir Transkrip ini mengungkap 741. nanti paling balik ke Jakarta. Terus bener-bener sekarang udah selesai kuliah mau kerja, aku jadi mikir saat-saat sama keluarga tuh mahal nilainya dan berarti banget perspektif perkembangan. Hijau: Kini dan 742. buat aku dan aku cukup sedih ya gimana ya? Kayak aku ga nyadar aku udah 24, aku mau cari kerja, berarti aku bentar lagi udah lepas dari keluarga dan aku ga Pada bagian ini Hijau Kedepannya 743. nyangka semua secepet itu. Terus aku ga pernah mikir gimana rasanya jadi papa mama aku, karena mereka sempet bilang “kita udah ga akan lama lagi ada di sini” menceritakan gambaran 744. terus aku jadi kepikiran dan yaah sedih sih. Dan menurut mereka aku mau masuk kerja itu hal yang besar banget buat mereka, sementara bagi aku udah lah udah kehidupannya di masa 745. waktunya sih, tapi setelah aku pikir-pikir waduh oh iya ya.. dewasa awal sekarang ini. 746. Oh soalnya kamu yang terakhir dilepas juga sih ya? 747. Oh iya juga kali yaa.. 748. Kakak yang kedua udah ga di rumah juga? 749. Udah engga tapi tinggalnya lumayan deket sih jadi tiap Minggu masih suka ketemu. Jadi kayak itu sih, menurutku keluarga tuh penting banget. 750. Jadi moral of the storynya adalah habiskan waktu sama keluarga ketika masih bisa gitu lah ya? 751. Iya bener banget, karena beneran deh waktu tuh berjalan cepet banget, kadang-kadang waktu juga ga berpihak sama kita. Maksudnya kadang kita pengen nikmatin 752. suatu hal, tau tau semua itu udah harus berganti lagi. Jadi pokoknya nikmatin semua momen yang ada, nikmatin semua prosesnya, nikmatin hidup lah pokoknya. 753. Mantaaaappp hahaha terus yang jadi turning point buat kamu di masa ini apa? 754. Bagiku yang jadi turning point di masa ini adalah ketika ketemu sama temen-temen yang aku punya sekarang itu sih. Karena sebelumnya aku ga begitu punya Transkrip ini Bersatu, Berjuang, 755. banyak temen, aku juga ga menganggap temen itu penting. Aku ngerasa bisa semuanya sendiri sebelumnya. Tapi, akhirnya di tahun lalu itu aku ketemu banyak mengungkapkan perspektif Bersama 756. orang hebat. Aku punya impian kan, nah mereka nuntun aku ke impianku gitu. Aku pengen punya zero waste shop, terus aku ketemu temen-temen yang antusias perkembangan. Pada bagian 757. juga sama gaya hidup zero waste sampe akhirnya aku dibantu buat bikin zero waste shop itu dan mereka bantu promosiin itu juga. Jadi aku gabung juga sama ini Hijau menjelaskan peran 758. komunitas vegan dan zero waste dan kita semua bener-bener sama lah seneng banget pokoknya. Nah dulu kan aku aku punya relasi yang jelek banget sama uang, teman dalam kehidupannya. 759. akhirnya setelah itu aku selalu merasa tercukupi. Terus abis itu aku belajar pokoknya neliti gimana caranya punya relasi yang baik dengan uang, bukan sebagai 760. sesuatu untuk dihabiskan tapi gimana kita mewujudkan sesuatu dari uang itu yang itu tuh bisa berguna buat orang lain, dan itu powerful banget sih buat aku. Dari 761. situ juga kenapa aku pengen zero waste shop itu karena aku bener-bener pengen jadi orang yang punya dampak buat bumi, dan 10% dari penghasilannya itu aku 762. sumbangin buat hewan gitu. Jadi aku ada kenalan sama orang dari Flores pokoknya aku bilang ke dia aku pengen uangnya ini buat penangkaran penyu gitu di sana. 763. Awalnya 10% sebenernya aku pengen lebih banyak sih, tapi aku kan baru mulai juga jadi masih butuh modal juga sih entar kalau udah oke baru bakal ngasih lebih. 764. Iya semangat terus lah kalau niat baik pasti akan selalu ada jalannya. 765. Amin amin.. 766. Terus gimana perasaanmu dan apa yang kamu pikirin? 767. Ya yang jelas bahagia sekali, bersyukur sekali untuk semua bantuan dan kesempatan yang diberikan sama temen-temenku sekarang yaa.. Aku pikir aku beruntung 768. banget akhirnya bisa ada di tahap sekarang ini, setelah sebelumnya aku cerita kan kalau aku ga ada temen-temen yang sefrekuensi, jadi sekarang aku nemuin temen- 769. temen yang satu interest sama aku dan bisa saling dukung untuk berkembang lebih jauh lagi aku super seneng. 770. Oke oke, terus gimana momen ini berpengaruh sama kamu atau kehidupan kamu secara keseluruhan? 771. Ya aku sadar kita sebagai makhluk sosial pasti butuh orang lain, kayak aku mau ngajak-ngajak orang untuk berbuat baik pasti aku butuh berkomunikasi sama orang- 772. orang kan nah untuk didenger itu aku harus jadi apa? Aku harus jadi pemberi pesan yang baik juga, aku harus mencari perhatian dari orang-orang juga, be a living 773. example too. The world is so beautiful and filled with so much love and I’m so glad. 774. Yessss kita semua punya peran untuk jadi living example buat orang-orang di sekitar kita kan yaa.. 775. Iyaaa.. 776. Terus ada momen penting lagi nggak di masa ini? 777. Oke ada ada. Ini lagi lagi berhubungan sama temen ya hahhaa 778. Oh iyaaa? Jadi highlight di masa ini emang temen ya? Hahaha 779. Iya juga ya? Hahaha. Jadi awalnya aku udah jadi vegetarian kan, terus aku ngerasa udah saatnya naik tingkat lagi buat jadi vegan karena awalnya aku masih makan

341 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

342

780. telor kan enak banget telor ceplok. Sampe akhirnya aku ketemu sama sahabatnya pacarku, terus dia ini vegan dan dia ini bener-bener kayak baik banget, misalkan Transkrip ini Bersatu, Berjuang, 781. kita ketemu dia mood kita lagi di bawah, tapi dia bisa banget ngangkat mood kita. Pokoknya anaknya bener-bener baik banget, dan dia ga pernah ngejelekin orang, mengungkapkan perspektif Bersama 782. selalu fokus sama hal-hal positif yang bikin aku bener-bener terinspirasi sama dia. Akhirnya dia juga ngasih aku buku, terus aku baca dan akhirnya aku tertarik jadi perkembangan. Pada bagian 783. vegan dan akhirnya aku memutuskan untuk bener-bener jadi vegan dan waktu itu aku mau juga karena spiritualku juga, karena itu bener-bener kayak semuanya in Hijau menceritakan 784. ngomong gitu ke aku, kayak pohon-pohon kalau aku lewat tuh kayak seneng gitu, kayak hal-hal kecil, ya pokoknya aku ngerasa terkoneksi banget sama semua hal pengaruh temannya 785. dan aku ngerasa bahagia banget. terhadap kehidupannya. 786. Rasanya kayak gimana tuh? 787. Ya pokoknya kayak nemuin peace of mind gitu lah. Jadi dari accepting ini aku merasa bahwa aku terus-terusan mendapatkan good karma. Di tahap ini aku feel good 788. lah pokoknya, bener-bener ngerasa seneng sama keputusan itu. Dan kalau aku ngeliat ke belakang ketika aku kayak pengen bunuh diri, aku ngerasa bener-bener lega 789. gilaaa aku udah sampe sini, aku udah ngelewatin semuanya itu. Terus abis itu ya sebenernya kayak itu ngajarin aku banyak banget sih, karena setelah itu aku jadi 790. sadar banyak banget hal-hal buruk yang terjadi di dunia dan rasanya kayak kamu pengen nolongin semua orang gitu loh? Nah tapi karena hal-hal buruk itu, jadi 791. banyak aktivis vegan ya terutama cowok tuh suka marah-marah gitu kalau di sosial media. Nah menurutku kayak gitu juga salah sih caranya, karena kalau pake 792. marah-marah kita ga bisa ngejangkau banyak orang, ya sebagai naluri perempuan kan kita lebih dengan nunjukkin gimana sih kita tuh harus mengasihi sesama, terus 793. pendekatannya ya dengan edukasi. Menurut aku untuk menyuarakan apapun itu kita harus menyebarkan cinta dan memaparkan kenyataannya gimana, bukan dengan 794. nakut-nakutin dengan ketidak sukaan kita terhadap suatu hal gitu loh. Tapi kalau bener-bener fokus sama hal positif, kita jadi bisa bertahan. Yang penting jangan 795. kebawa sama energi negatif, jadi biarkan aja semua terjadi, terima semua hal yang terjadi dan jangan benci orang-orang dengan pemikirannya yang kita anggep 796. salah. Jadi yang bisa aku lakuin dan bisa bikin aku ngerasa lebih baik itu dengan meditasi, karena orang yang meditasi percaya dengan kita meditasi kita bisa 797. ngurangin penderitaan di bumi. Tapi kalau pacarku dia ga mau ngelakuin aktifitas jadi aktivis gitu, karena menurut dia protesting itu ga ada gunanya jadi mending 798. meditasi aja lebih efektif. Ya tapi semua orang punya caranya masing-masing lah ya. 799. Setuju banget sih semua orang punya caranya masing-masing, kita ga bisa buat orang untuk ngikutin kita, begitupun kita ga bisa dipaksa untuk ngikutin 800. orang lain. 801. Betul, yang penting menghargai personal space satu sama lain yaa.. 802. Terus gimana sih momen-momen di episode ini membentuk diri kamu yang sekarang? 803. Menurutku di tahun-tahun ini aku banyak bikin keputusan penting yang berpengaruh sama keseluruhan hidupku. Mulai dari pacaran serius sama bule, jadi Transkrip ini mengungkap Hijau: Kini dan 804. vegetarian awalnya, terus meditasi, lalu mulai gaya hidup zero waste sampe akhirnya aku being completely vegan.. Menurutku hal-hal yang aku sebutin tadi adalah perspektif perkembangan. Kedepannya 805. hal-hal yang aku rasa aku 5 tahun yang lalu tuh apa ya.. ya rasanya ga mungkin aja gitu aku 5 tahun yang lalu mikir bakal jadi aku yang sekarang. Intinya keputusan- Pada bagian ini Hijau 806. keputusan di atas aku lakukan karena aku pro life kan, dalam artian aku pro sama semua hak hidup semua makhluk hidup. Ya ketika aku peduli sama semua yang menceritakan pencapaian 807. ada di sekitarku, aku jadi semakin feel good about myself. Mencintai hal-hal yang ada di sekitarku bikin aku jadi semakin mencintai diriku sendiri juga. Gituuu hidupnya hingga dewasa 808. Iya kamu pasti bangga ya sama semua keputusan yang udah kamu ambil.. Keren banget ada anak muda yang hidup ga cuma mikirin dirinya sendiri tapi ini. 809. juga makhluk hidup di sekitarnya. 810. Iya makanya aku harap ke depannya semakin banyak anak muda yang juga peduli sama makhluk hidup di sekitarnya sihhh.. 811. Amin, semoga yaaa.. 812. Iyaaa. 813. Berarti bisa aku simpulin yang jadi tokoh penting di masa ini tuh temen-temen komunitas zero waste dan vegan kamu itu yaaa? 814. Iya bener bangeeeet. Ada Alyssa, temen yang bantuin bikin zero waste shop bareng aku, terus ada komunitas namanya Vegan Guide Jakarta, terus temen-temen zero 815. waste lain yang punya zero waste shop juga tapi seneng banget karena di sini kita ga competing melainkan support satu sama lain gitu. 816. Jadi peran mereka itu sebagai supporter kamu gitu ya? 817. Iya bener banget. Selain itu mereka juga berperan penting untuk ngasih informasi-informasi baru sih, karena dunia ini kan dinamis ya selalu ada aja hal-hal baru nah 818. banyak juga tuh aku belajar dari mereka. Gituuu 819. Ada harapan gak terkait peran dari temen-temen komunitas kamu itu? 820. Hmmm apa yaaa, mungkin cuma berharap kita bisa terus support kayak gini sihhhh, tapi so far semua udah seperti harapanku karena sekarang kita ada buat satu 821. sama lain dan kita ada untuk semua makhluk hidup di bumi. 822. Okeeee, terus gimana relasi kamu sama mereka sejauh ini? 823. Ya sekarang kita berteman baik, dan komunitas ini juga terus membesar jadi kita selalu dapet temen baru lagi juga. 824. Terus gimana kamu berinteraksi dengan mereka semua? 825. Ya kan sekarang banyak event, jadi kita selalu dateng bareng gituuu dari event itu juga sih biasanya dapet temen baru. Selain itu kita juga selalu nunjukkin support 826. dengan misalkan ada temen yang punya produk apa, terus kita bantu share gitu sih sederhananya. 827. Okeee, terus ada harapan gak terkait interaksi kamu sama komunitasmu? 828. Sejauh ini jalanin dulu aja sih.. Kan kadang ada tuh orang-orang yang kalo udah tergabung di komunitas terus maunya ketemu sesering mungkin, ngumpul bareng 829. terus kalau aku nggak sih, santai aja. Ya biar juga tetep ada waktu lah buat diri sendiri, buat sama keluarga, pacar, terus temen-temen lainnya. 830. Oh okeeee, terus gimana reaksi mereka untuk kamu dalam situasi sosial? 831. Baik banget sih, sampe aku ga nyangka juga. Jadi aku sempet disuruh jadi pembicara gitu di suatu event yang salah satu temenku bikin, ya aku ga nyangka aja 832. dikasih kesempatan itu dan itu waktu awal-awal kenal sih. Jadi aku seneng karena ternyata respon mereka positif tentang aku gituuu 833. Oh ya sempet jadi pembicara di event gitu? 834. Iyaaaa, seru deh 835. Jadi dapet banyak pengalaman baru ya dari temen-temen ini? 836. Iya bangeettt 837. Terus ada harapan gak terkait reaksi yang mereka berikan ke kamu? 838. Ya kalau itu harusnya harapan buat akunya sendiri dong ya, semoga aku bisa jadi orang yang semakin baik supaya orang juga semakin mampu menyerap dan 839. menangkap niat baikku kan, jadi orang bisa ngasih kepercayaan ke aku untuk menyebarkan hal baik ke khayalak yang lebih luas lagiiii, gituuu..

342 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

343

840. Iya iyaa.. Terus ada hal lain ngga? 841. Itu ajaaa.. 842. Oke berarti sekarang kita lanjut ke episode kehidupan yang terakhir ya, yang “fulfillment” ini. 843. Eh tunggu duluuuuu 844. Kenapa? 845. Jadi sebenernya fulfillment itu tahap sekarang dan ke depannya kan.. 846. He eh 847. Nah tapi sampe tahap ini pun aku masih ada di tahap gratitude jugaa walaupun sambil fulfillment juga. 848. Oke jadi? 849. Nahh, kalau ditanyain kayak yang sebelum-sebelumnya kayak momen membahagiakan, momen menyedihkan, terus apa lagi? 850. Turning point sama momen penting lainnya? 851. Nah iya aku belum bisa jawab lagi sih, karena ini kan masih on going gitu.. 852. Ohhh oke oke.. 853. Iyaaa, jadi kalau sekarang ini paling baru punya gambaran dan harapan aja sih untuk ke depannya.. karena yang udah aku lakuin ya udah ada di tahap gratitude, nah 854. sekarang kan lagi nyari kerjaan kan, jadi ya baru ada momen penting cari kerjaannya ini aja. 855. Oh oke boleh tuh sedikit diceritain pengalaman nyari kerjanya mungkin? Oh dan nanti juga kita bakal bahas harapan dan impian di masa depan 856. mungkin tentang fulfillment bisa dibahas di nanti itu ya. 857. Nah boleh boleh.. 858. Okeee 859. Ya jadi sekarang ini untuk mencapai yang aku inginkan di masa fulfillment, tentu ada usaha-usaha yang harus aku kerjakan dong. Nah cita-citaku untuk ke depannya 860. itu banyak banget dan panjang, tapi intinya saat ini untuk mencapai cita-citaku yang banyak itu aku sadar aku butuh modal. Jadi, menjadi realistis aku harus cari 861. kerjaan dulu yang settle supaya aku bisa ngumpulin uang untuk mencapai targetku yang lebih besar itu. 862. Emang cita-citanya ada apa aja tuh? 863. Nah kalau sekarang ini aku lagi cari kerjaan itu kan, terus aku lagi mikir aja kerjaan apa sih yang bisa ngumpulin uang banyak tapi aku senengin? Karena to be 864. honest sebenernya kalau kerja yang berbau lingkungan uangnya ga banyak kan, paling jadi volunteer gitu-gitu. Oke sekarang aku masih jadi volunteer, tapi ga Transkrip ini mengungkap 865. mungkin itu aku jadiin kerjaan utamaku, itu cuma jadi kerjaan sambilan aja tapi tetep harus cari uang dulu. Jadi menurutku kurang pas ya kalau ada orang yang mau perspektif perkembangan. Hijau: Kini dan 866. membantu kalangan menengah ke bawah biasanya kan, tapi mereka sendiri juga adalah salah satu bagian dari kelompok sosial menengah ke bawah. Oke sebagai Pada bagian ini Hijau Kedepannya 867. sesama kita bisa saling bantu, tapi akan lebih efektif kalau kita memang mau bantu banyak orang kita memapankan diri dulu kan? menceritakan cita-citanya 868. Iya iya.. ke depannya. 869. Nah, aku tau yang bakal dapet uang banyak mungkin kerja di pemerintahan kayak jadi mentri lingkungan mungkin ya? Oke ada mentri kelautan kayak ibu Susi dan 870. menurutku dia keren banget. Selain kontribusinya untuk kelestarian laut di Indonesia, tapi mentalnya itu buat dihujat dan segala macem meskipun dia udah 871. ngelakuin usaha terbaiknya. Ya kan? 872. Iya sih dia udah kerja kayak gitu masih ada aja warga yang kontra sama dia. 873. Nah makanya ituuu, jadi kalau kerja di pemerintahan harus kuat mental untuk ngadepin warga dan juga buat ngadepin sesama petinggi sih, dan aku rasa emang aku 874. ga bisa kerja dengan dinamika seperti itu. Terus aku juga tau kerja di kantoran gitu bisa ngasilin uang yang banyak ya, tapi aku juga ga bisa cuma duduk diem 875. berjam-jam depan laptop gitu. 876. Iyaa.. 877. Tapi aku bersyukur sekarang udah lumayan ada banyak pilihan ya kayak dari start up, start up gitu yang bikin inovasi dan nyari solusi terhadap masalah sosial, nah 878. sekarang aku masih nyari-nyari aja sih dan apply pelan-pelan yang cocok yang mana. Gituuu. Ya seru sih nyari-nyari kerja ini, a bit frustrating but so much fun juga. 879. Sampe sekarang belom dapet sih, ya sekarang kan statusnya masih pengangguran cuma lagi ngerjain zero waste shopku itu aja, jadi ya pelan-pelan deh semoga cepet 880. dapet kerjaan yang bisa bikin aku seneng dan berkembang lebih baik lagi. Gituuu. 881. Okeeee, berarti sekarang masih cari-cari nih ya? 882. Iya nih doain yaaa.. 883. Pasti dooonggg.. 884. Hehe.. 885. Oke sekarang kita lanjut ke bagian berikutnya yaaa.. 886. Okeee.. 887. Coba sekarang kamu ceritain suatu momen dalam hidup kamu di mana dalam peristiwa ini kamu merasa udah menjadi orang yang bijak dalam 888. menanggapi suatu hal. 889. Okeee.. 890. Jadi di momen ini mungkin kamu bertindak atau berinteraksi dengan sangat bijak, atau memberi nasihat yang bijak untuk diri sendiri kayak self-talk 891. gitu atau bisa juga ketika kamu menghadapi masalah, atau mungkin kamu membantu masalah orang lain dan kamu memberikan dia nasihat yang bijak. 892. Mungkin bisa juga ketika kamu membuat keputusan yang bijaksana atau sekedar ngambil sikap yang bijaksana gitu. 893. Okee.. Jujur hidup aku ngga begitu istimewa, jadi jujur ngga tau juga peristiwa bijak apa ya? Yang jelas menurut aku bijak itu sih, jadi kayak lebih sadar aja. Apa 894. yang kita percaya, apa yang kita implementasikan itu sejalan dan itu keindahannya sih menurutku karena itu bikin kita bangga kan. Sekarang sih setiap hari aku 895. anggap sebagai hari kebijaksanaan karena setiap saat kita hanya harus sadar akan kekuatan kata-kata yang kita lontarkan ke orang lain, isi pikiran kita terus tindakan 896. kita juga. Pikirin dari mana daging ini berasal, dari mana plastik ini berasal, sampah yang kita hasilkan itu bakal berakhir di mana? Jadi sekarang aku selalu berpikir 897. tentang input dan output kita sebagai konsumen yang sadar. Kita kan spesies tertinggi di bumi, nah kita tuh bisa menentukan kebijakan untuk merawat bumi kita, 898. binatang, dan pohon-pohon di sekitarnya. Kayak peternakan hewan, kebun minyak kelapa sawit dan penangkapan ikan yang berlebihan itu bakal membawa kita 899. pada kepunahan jadi itu yang aku selalu coba hindarin. Mungkin awalnya susah, tapi lama-lama aku udah terbiasa. Semua itu terus jadi semakin mudah dari hari ke

343 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

344

900. hari, karena aku jadi sangat sadar akan bahan-bahan dari barang yang aku beli dan segala macem. Pokoknya selalu coba deh jadi yang terbaik, dan kalau masih 901. kurang terus aja coba lagi. Niat baik itu akan menciptakan perjalanan yang indah. Jadi sekarang aku terus mencoba untuk bijak memilih produk, bijak untuk memilih 902. teman dekat, bijak untuk berhubungan seks hanya dengan orang yang kita cintai, bijak untuk memilih pekerjaan, bijak untuk berpikir, bijak untuk berbicara, bijak 903. ketika bertindak, dengan gitu kita akan jadi pribadi yang seimbang dan hidup dengan penuh kebahagiaan. 904. Good point sih.. 905. Iya kira-kira gitu sih paling.. 906. Okee.. terus tadi kan kamu juga udah sedikit nyinggung tentang pandangan kamu terkait spirituality gitu ya.. 907. Iyaa.. 908. Menurut aku pengalaman spiritual kamu itu menarik lah ya. Nah, kamu kan punya banyak pengalaman hidup di mana kamu merasakan perasaan yang 909. sakral, merasakan kehadiran sang pencipta, juga suatu kekuatan atau energi yang besar juga udah merasakan kesatuan dengan dunia dan alam semesta 910. kan? Nah, masih ada lagi gak momen spiritual dalam hidup kamu atau apapun yang mau kamu ceritain tentang pengalaman spiritual kamu? 911. Hmmm oke. Sampe sekarang kalau aku bangun aku masih kayak “wah aku ada hidup dan ada di tubuh ini”. Aku ngerasa kayak dibimbing gitu ya, kita selama ini 912. ada penuntunnya ya. Jadi aku sekarang ngerasa kayak berterima kasih sama semua orang yang pernah ada di hidupku, aku berusaha bener-bener jadi orang yang bisa 913. ngambil hal baik dari semua hal yang terjadi. Kayak misal kita ketemu orang yang ngeselin, ya kita jangan sampe jadi kesel dan dipenuhi sama kebencian gitu, 914. justru kita terima kasih sama mereka karena mereka kita jadi orang yang sabar misalkan. Jadi selama bertahun-tahun ini aku udah berusaha untuk jadi orang yang 915. religius terutama aku tumbuh dalam keluarga Kristen yang bener-bener taat. Kalo boleh jujur, aku tuh benci dengan gagasan bahwa aku ngga bisa bahkan ga boleh 916. mempertanyakan hal-hal tertentu karena memang seperti itu adanya di Alkitab. Menurut aku itu ngga masuk akal sih, tapi gimana pun kita harus bisa nerima itu kan. 917. Selama ini aku percaya pada keberadaan Tuhan Yesus, tapi selama aku bertambah dewasa dan melalui pengalaman-pengalaman spiritual, aku percaya kalau semua 918. makhluk itu bisa menjadi Tuhan, menurut aku kita semua itu pencipta. Ketika Yesus memberi tahu manusia lain bahwa ia adalah Tuhan, anak Tuhan, orang-orang 919. ketakutan dan menghukumnya tetapi mereka sebenarnya juga adalah Tuhan. Agama Kristen membuat orang-orang berpikir terbatas, bahwa kita lebih rendah dari 920. sumber energi lainnya, tapi kita sebenarnya sangat kuat jika kita berlatih dan bertahan salah satunya dengan meditasi. Itu dia kenapa Yesus, Muhammad, Buddha 921. semua mencoba bermeditasi di atas bukit untuk mencapai pencerahan. Karena mereka, tokoh-tokoh di atas yang kita jadikan panutan itu memang memiliki 922. kesamaan, mereka memiliki kesadaran yang tinggi. Mereka sadar akan segala hal yang ada di sekitar mereka, dengan begitu mereka tau hal baik apa yang harus 923. mereka lakukan, hal baik apa yang harus mereka pilih. Cuma ya itu, agama bikin kita merasa bahwa mereka itu ada di atas kita, yang berarti kita di bawah mereka 924. kan. Padahal Yesus aja bilang “Jadilah seperti aku”, karena yang dia tekanin ya jadi seperti dia, bukan yang menyembah dia juga gitu tapi yaudah makanya menurut 925. aku yang paling penting adalah kita harus berada di kesadaran yang penuh, kita cari tau kita ini mau mengarah kemana. Buku Falun Dafa yang aku baca itu bilang 926. kalau seluruh bumi kita adalah mekanisme energi, semuanya ilusi, tidak ada yang statis, begitu juga keberadaan kita. Intinya, spiritualitas begitu masuk akal, alam 927. semesta sangat besar, nggak mungkin kita satu-satunya manusia di alam semesta ini. Hal yang menurut saya tidak masuk akal bagi orang Kristen adalah mereka 928. mengajarkan manusia cara mencintai, bukan membunuh dan merawat planet dan segala isinya. Tapi kenapa mereka menganggap bahwa oh gapapa kok membunuh 929. babi untuk kita konsumsi, menurutku itu lelucon. Dalam pembunuhan, gak ada tuh yang namanya cinta dan kasih. Itu semua cuma kesenangan semata dan 930. sebenernya peluang bisnis yang terus berulang, itu adalah sebuah kejahatan. Berarti agama-agama itu mengajarkan kita hanya untuk menjadi baik kepada sesama 931. manusia dong? Pada akhirnya, orang pergi ke gereja dan berdoa supaya masuk surga. Terus kita berbuat baik cuma supaya masuk surga? Egois gak tuh manusia? 932. Ujung-ujungnya yang mereka lakuin ya cuma buat diri sendiri, masa bodoh sama makhluk hidup lainnya. Semuanya tentang aku aku aku. Itu kenapa aku tertarik 933. sama agama Buddha yang mengajarkan inti mendalam dalam hubungan tentang manusia, hewan, bumi dan kesadaran. Aku mulai tertarik pada spiritualitas ketika 934. aku berada di titik terendah dalam hidup dan mulai bermeditasi, makan sayuran, berusaha self-healing, di situ aku ngerasa hubunganku dengan sumber energi utama 935. di dunia atau ya dengan apa yang kita anggap “Tuhan” itu jadi lebih dekat. Menurut aku, kita adalah Tuhan yang berperan dalam tubuh kita sendiri, kita punya 936. kekuatan untuk memerintah dan mengarahkan diri kita sendiri. Aku ngerasa dicintai dan diamankan, hidup berdampingan dengan inner-childku yang ga mungkin 937. hilang yaaa, aku ngerasa jadi satu sama semua kekuatan yang ada di sekitarku, dan aku ga pernah ngerasa se-spiritual ini sebelumnya. Jadi ya, perempuan Jawa dari 938. kelas menengah kayak aku gini hidup di Indonesia mau ga mau harus ngikutin agama orang tua kita, selama kita menganut apa yang mereka anut orang tua kita 939. harusnya ga akan mengusik hidup kita. 940. Iyaa, yang penting kita menghormati nilai-nilai yang orang tua kita anut ya.. 941. Iya makanya.. 942. Terus gimana pengalaman-pengalaman spiritual itu berpengaruh ke kehidupan kamu secara keseluruhan? 943. Ya yang jelas membantu aku untuk merasa sangat tenang, sangat seimbang dengan alam di sekitarku, membuat aku merasa nyaman sama diriku sendiri, sama 944. tempat aku berada aku merasa aman, intinya bener-bener bikin aku just feel good about myself and everything surround me dan itu ngebantu aku setiap hari untuk 945. menjalani hari dan aku sangat bersyukur untuk itu. 946. Iya penting banget sih ya merasa bersyukur itu, ketika kita mensyukuri apapun yang ada dalam hidup kita semua hal jadi lebih mudah kan yaa.. 947. Iyaaaa, menurut aku juga ya di Indonesia itu kan kebiasaan ya orang ngeluh, ngeluh itu dinormalisasi gitu loh, dikit-dikit ngeluh, panas dikit ngeluh, jalan dikit 948. ngeluh kayak gitu-gitu pokoknya. Nah itu sih yang susah dan jadi membudaya juga.. Jadi menurut aku penting banget deh bersyukur itu. 949. Iya bener banget.. 950. Iyaaa.. 951. Oke sekarang kita akan ngomongin tentang masa depan yang tadi aku bilang itu ya, yang bakal ada di episode “fulfillment” kamu kan ya.. 952. Oh iyaaa 953. Oke kalau gitu sekarang langsung aja aku minta kamu untuk ceritain apa aja yang bakal terjadi di masa depan kamu. Misalnya dalam waktu lima sampe 954. sepuluh tahun ke depan ataupun jangka sepanjang apapun yang udah kamu rencanakan deh. Nah coba pertama jelasin rencana, impian atau harapan 955. apa aja yang pengen kamu capai di masa depan? 956. Eee aku bakal jadi zero waste supervisor di salah satu hotel di Bali, terus aku punya bisnis zero waste, terus aku jadi penulis buku, bikin buku. Wah pokoknya aku 957. seneng, merasa terpenuhi, bisa bantu banyak orang, bantu papa mama aku, yaaa seneng sih yang penting. Aku bisa merasa tercukupi, ketemu temen-temen yang 958. sefrekuensi sama aku, ya kira-kira gitu sih. 959. Terus ada hal lainnya lagi gak?

344 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

345

960. Ya pasti seiring berjalannya waktu nanti ada aja lagi yang aku pengenin, tapi saat ini aku fokus sama hal-hal itu. 961. Oke sekarang coba ceritain kenapa kamu mengimpikan hal-hal yang kamu sebutin tadi dan apa yang memotivasi kamu atau tujuan-tujuan dari mimpi 962. kamu? Apa yang sebenernya kamu capai melalui mimpi-mimpi itu? 963. Kayak yang aku bilang ya untuk pencapaian ke depan ini kan episode “fulfillment”, nah fulfillment berarti kan pemenuhan ya. Bagiku itu bukan cuma pemenuhan 964. cita-cita atau keinginan, tapi itu juga pemenuhan untuk diriku sendiri dalam artian kita sebagai manusia pengen merasa utuh kan? Bagi aku untuk merasa utuh kita 965. bukan berarti ngumpulin bagian-bagian dari diri kita aja, kalau udah mencapai identitas diri kita berarti kita udah penuh oke iya tapi pencarian dan pencapaian 966. identitas diri itu akan terus berlangsung sepanjang hidup kita, terus kayak kalau ketemu soul mate terus kita udah penuh gitu engga. Tapi gimana kita juga menyatu 967. dengan hal-hal yang ada di sekitar kita, itu yang nantinya akan membuat kita merasa penuh dan cukup. Jujur sampe sekarang dengan segala pengalaman dan 968. pencapaian hidupku aku belum merasa cukup apalagi penuh, karena aku yakin aku masih bisa diisi lagi sama ilmu-ilmu, informasi, pengalaman, ketemu orang-orang 969. baru lagi dan lain macam sebagainya. Jadi menurutku pencapaian cita-citaku ini gak cuma buat diriku aja, tapi aku sebagai soerang individu ingin sebagian dari 970. diriku juga akan mengisi bagian kecil dari setiap orang yang aku temui atau terkena dampak dari kehadiranku. Gitu siiihh.. 971. Woooowww keren keren, oke oke.. 972. Iyaaaa 973. Nah terus untuk mencapai itu semua apa yang bakal kamu lakuin? 974. Aku tau aku untuk mencapai itu semua aku pasti bakal banyak banget melewati masa-masa sulit sih, bakal nemuin banyak kesulitan deng maksudnya. Jadi aku 975. anaknya visionary ya, jadi kalau ditanya mau ngapain aku tau jawabannya. Aku selalu plan tahun depan mau ngapain, karena taun lalu aja aku mikir aku mau 976. magang di Bali ya aku magang di Bali di akhir taun. Terus terakhir pengen punya zero waste shop akhirnya sekarang aku bisa punya beneran. Jadi buat ke depan aku 977. mau research lagi, mau nulis buku biar taun depan bisa publish terus ya kerja keras aja sih, lebih memperluas pergaulan gitu networking, belajar step by step 978. biasanya aku terlalu introvert sekarang aku mau lebih ekstrovert, mau lebih banyak ketemu orang karena aku udah capek buat kayak nyari siapa diri aku, aku terlalu 979. ngabisin waktu untuk diriku sendiri doang. Ya sebenernya aku seneng, tapi aku ngerasa ada saatnya aku punya temen yang bener-bener temen, yang bisa aku 980. hubungin kalau aku butuh ditemenin gitu lah, intinya terkoneksi sama banyak orang gitu sih. 981. Oke berarti yang jadi highlight di “gratitude” itu bakal berjangka panjang ya dan akan sangat berguna juga di masa “fulfillment” itu? 982. Iya bener bangeeet. Kayak sekarang aja coba liat orang tua kita masih berhubungan kan sama temen-temen lamanya, temen-temen lamanya yang kenal dari kapan 983. tau juga akan terus bisa bantu gitu loh. Jadi menurutku sekarang ya banyak-banyak cari koneksi gitu.. 984. Okeee.. terus kamu ada proyek khusus gitu gak sih? 985. Hmm ada sih. Aku mau dateng ke sekolah-sekolah gitu sekolah negri, buat ngajuin proposal gitu karena sebenernya aku mau ngajarin pencegahan dan cara 986. mengatasi penggunaan sampah plastik. Nah itu aku bakal dateng ke sekolah-sekolah, mengedukasi mereka gitu. Dan aku pernah sih belajar management pengolahan 987. sampah, jadi menurutku pasti bisalah ga akan sulit walaupun aku tau itu voluntary, yang mana aku ga akan dapet duit dari situ tapi aku harus lakuin itu kan kalau 988. aku beneran mau perubahan? Jadi gimana caranya aku harus deketin sekolah, terus hotel juga ya aku pengen masarin produk zero waste di hotel-hotel, restoran juga. 989. Terus penanggulangannya sih yang lebih susah, makanya aku pengen terkoneksi sama orang Bali asli gitu makanya aku pengen belajar bahasa Bali sih karena 990. kontrmamasi masyarakat itu juga penting banget. Biar kayak masyarakat bisa musyawarah, makanya deketin lokal. Aku juga pengen jualan baju bekas karena aku 991. banyak banget baju bekas gitu kan, pengen sumbangin juga sih buat yang membutuhkan. 992. Jadi projectnya memperkenalkan zero waste ke khalayak yang lebih luas gitu ya? 993. Iya betuuulll. 994. Okeeee. Berarti liat cita-cita kamu yang keren-keren itu ya, nah tantangan terbesar kamu apa sih? 995. Sebenernya tantangan terbesar jujur sekarang aku pas-pasan banget, bahkan makanan aja juga dibeliin sama pacar karena sekarang lagi di posisi yang belum ada 996. kerjaan kan. Paling sekarang freelance sih, tapi tetep pas-pasan banget. Dulu pernah sih idup yang pas-pasan banget tapi aku bisa lalui cuma kan posisinya waktu itu 997. aku mahasiswa, akhirnya nemuin jalan keluar juga cuma kan sekarang aku ga bisa dong pake cara yang sama. Jadi sebenernya tantangannya sekarang adalah cari 998. pekerjaan yang stabil kayak yang udah aku sebutin sebelumnya, yang bisa bikin aku seneng kayak walaupun banyak orang bilang realistis aja kali, lakuin aja 999. pekerjaan apa kek orang baru lulus juga walaupun aku ga seneng di pekerjaan itu kan. Tapi aku ga bisa, aku orangnya pemilih banget karena aku maunya di sini ya 1000. di sini karena gimana caranya aku mau berdampak kalau gaji aku juga pas-pasan? Karena untuk menciptakan sesuatu juga butuh modal yang besar kan. 1001. Oh iya bener benerrr, emang duit di negara berkembang gini ya jadi suatu hal yang penting dan bisa memicu masalah sih yaa.. 1002. Iya kan makanyaaa, pendapatan dari kerja itu kan juga bentuk penghargaan kan. Nah ya gimana di sini penghargaan masih kurang banget. 1003. Iya bener bener.. terus kalau masalah kesehatan di mana kamu atau keluarga kamu mengalami masalah kesehatan. Bisa ceritain ngga? 1004. Kesehatan keluargaku apa aku? 1005. Boleh siapa aja kok.Ya aku dulu punya kista itu sih, itu bener-bener berdampak sama gaya hidupku setelah itu karena itu nyadarin aku betapa pentingnya kesehatan 1006. itu dan terutama hidupku juga sih setelah sempet ngelewatin fase pengen bunuh diri itu kan, dan ya pas sakit kista ditemenin keluarga aku sekaligus sadar juga “oh 1007. aku ini berarti ya” gitu. Selain itu overall aku dulu juga ga begitu peduli sama kesehatanku sih, ya mikirnya masih muda juga kan pasti sehat-sehat aja. Tapi ya itu, 1008. dulu gaya hidupku ga banget kayak aku ga suka ngegym, suka makan gorengan, aku ga suka sayuran sama sekali, aku makan ayam kremes lalapannya ga aku 1009. makan. Terus semenjak aku research, semenjak jadi vegan aku mulai baca-baca “how to die” dan nonton di youtube gimana sih cara makan plant-based kenapa 10 1010. penyakit yang mematikan kayak diabetes, stroke, jantung, kanker dan lain-lain kenapa disebabin sama daging merah? Ya aku awalnya gak tau itu, mungkin 1011. keluargaku juga sampe sekarang ga tau tentang itu aku jadi kayak lebih sadar dan memperhatikan kesehatanku aja. Akhirnya aku suka makan sayur karena aku suka 1012. sama rasa seger yang kita dapetin pas makan sayur dan itu bagus untuk tubuh kita. Karena sekarang apapun yang aku makan aku pasti mikir dulu ini bagus apa 1013. nggak buat kesehatan aku, lebih kayak ngitung kalorinya juga eh nutrisi maksudnya yaaa proteinnya gitu. Kalau dulu kan bodo amat yang penting ada nasi, ada lauk. 1014. Kalau sekarang lebih memperhatikan gitu ya oh kalau makan ini bagus buat apa, mengandung apa. Tapi keluargaku juga jadi respect sama aku karena kayak ni anak 1015. jadi memperhatikan kesehatannya banget kan, karena kakek aku meninggal karena jantung, dan kebanyakan emang cowok karena jantung ya. Dan bahkan kalo aku 1016. tanya papa mama kakek nenek dulu meninggal kenapa mereka juga ga tau pasti, cuma spekulasi oh jantung, sakit tua tapi kita harus tau sebenernya orang tua kita 1017. meninggal kenapa, biar kita tau kan dan mumpung masih muda kita bisa mencegah lah. Karena di buku itu disebutin juga selama ini kita tau orang sakit itu karena 1018. genetik, padahal sih cuma berapa persen aja, nah yang berpengaruh banget itu sebenernya diet kita, makanan kita. Nah makanan yang kita konsumsi itu kan pasti 1019. nurun dari mama kita, dari nenek kita kan? Terutama di Jawa ya resep makanan turun-temurun, tapi ya di sini orang masak aja yang enak tanpa tau nutrisi dari

345 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

346

1020. makanan itu kan. Menurut aku lingkungan kita, gaya hidup kita di Indonesia emang ga sehat juga sih, tapi yaudah aku coba ngasitau sebisaku aja dan ga maksain 1021. gaya hidup orang-orang di sekitarku juga kan itu udah jadi pilihan mereka dan sebenernya udah membudaya juga kan, ya cuma kadang-kadang khawatir gitu aja sih. 1022. Jadi itu sih, sekarang aku lebih sadar sama kesehatan aja. Kesehatan kita tuh penting banget ya. Ya itu sih. Papa mamaku sih ga ada yang sakit sekarang, cuma 1023. bingung aja kalau ditanyain tentang kakek nenek mereka cuma bilang “sakit” aja gitu, ga tau lebih lanjut tentang penyakitnya itu padahal sekarang aku sadar 1024. pengetahuan tentang penyakit itu juga penting banget. 1025. Iyaaa di sini concernnya sama kesehatan masih kurang sih ya, ya itu sih contoh sederhananya makan sembarangan itu. 1026. Makanya kaaannn.. Emang agak susah sih sebenernya untuk hidup stabil dan bisa aktualisasi diri gitu di sini karena budaya dan kebiasaannya ngaco banget. Tapi ya 1027. udah lah yaaa, semua orang punya pilihan kan sebenernya, gimana kitanya aja.. 1028. Iya bener bener.. Terus ngomongin penyakit yang mematikan gitu pasti kan kamu dan semua orang pernah mengalami peristiwa kehilangan. Itu bisa jadi 1029. kematian, mungkin bisa jadi kematian kakekmu, atau bisa juga perpisahan kayak sama temen, atau apa gitu lah ya. Nah tolong identifikasi dan jelaskan 1030. kehilangan terberat dalam hidup kamu. 1031. Kehilangan orang? Sampe kayak meninggal belom pernah sih kayaknya. Kayak pacar aku dia papanya meninggal, sahabat aku juga mamanya udah meninggal. Ada 1032. aja temenku SMP juga kembarannya meninggal dan itu bikin aku kaget sih. Ya ada sih kakek aku itu meninggal sakit tapi itu aku masih kecil dan dulu belom kenal 1033. dia juga jadi aku ga pernah ngerasain rasanya ditinggal orang meninggal jadi sampe sekarang ga tau sih, ga kebayang rasanya kalau suatu saat ditinggal orang 1034. meninggal. Tapi jujur dulu aku takut banget kalau aku meninggal, tapi sekarang aku tau aku bakal kemana setelah ga di bumi. Ya mungkin kalau ditinggal sama 1035. orang yang kita sayang pasti sedih ya, tapi aku tau di sana mereka juga masih bisa denger kita walaupun aku di sini ga bisa denger mereka, tapi aku tau mereka 1036. kemana, dan aku tau mereka udah bahagia di sana, jadi aku udah ga khawatir sih. 1037. Oh gituuu, jadi belom pernah ada pengalaman ya? 1038. Belom, belom.. 1039. Oke tapi kalau merasa gagal atau nyesel gitu pernah kan? 1040. Ah kalo itu banyak banget kegagalanku. Banyak banget kegagalanku waktu muda, kayak tadi aku ceritain aku nyari jati diri ya kerja juga banyak banget gagalnya. 1041. Waktu ga punya duit juga apply jadi pelayan juga ga diterima di mana-mana padahal mama udah kayak “kamu jangan jadi pelayan” terus kayak papa aku gapapa sih 1042. karena buat pengalaman ya aku ga diterima karena masih kuliah itu, dan mereka jadi kayak ngapain mau kerja masih kuliah? Karena ternyata aku sadarin aku masih 1043. beruntung juga ya, karena ternyata banyak banget orang yang ngelamar yang bener-bener berasal dari kalangan kurang mampu dan sebenernya emang lebih 1044. membutuhkan posisi kerjaan itu dari pada aku. Yaaa pokoknya kegagalan banyak sih, kadang-kadang kita ga dengerin intuisi kita kan? Ya kayak gak usah deh 1045. ketemu sama orang ini, tapi tetep aja ditemuin dan pas ketemu nyesel karena kita ketemu sama orang yang salah. Eeee apa lagi ya? Tapi sepanjang tahun ini menurut 1046. aku semua udah oke banget sih, semua berjalan dengan baik ya kalaupun ada yang ga enak tapi ga terlalu aku hirauin sih karena kalau ada hal apa ya aku tau aku 1047. harus laluin aja. Ya walaupun dulu aku sempet lewatin masa-masa goblok, tapi aku tau aku harus ngelewatin masa itu untuk sampe di sini. 1048. F: Ohhh iya iya.. Tapi kalau kegagalan yang paling kamu inget dalam hidup kamu itu apa? 1049. N: Apaan ya? Oh oke oke aku tau. Aku ga mau belajar HI hahaha tau gini aku dulu belajar bisnis. Tapi aku bukan anak IPA sih, tapi kalau bisa pengen belajar teknik Transkrip ini mengungkap 1050. lingkungan juga. perspektif sosial. Pada 1051. Itu berarti ya yang paling kamu sesali? bagian ini Hijau Catatan Masa Kuliah 1052. Yaaa, sebenernya gapapa sih, tapi lumayan nyesel sih setelah dipikir-pikir. Kalau yang lainnya kayanya masih gapapa juga deh. mengungkapkan 1053. Jadi semua kejadian diambil hikmahnya aja yaaa, ga usah terlalu disesali? ketertarikannya dalam 1054. Iya doooong, fokus ke energi positif aja. Tetep energi negatif itu pasti ada, tapi kan gimana cara kita ngelolanya.. bidang studi yang ia 1055. Benerrrr. Oke selanjutnya ke topik yang lebih serius yaa. temukan di tengah masa 1056. Okee studinya. 1057. Gimana kamu menanggapi masalah politik atau sosial yang terjadi di masyarakat kamu? 1058. Menarik sih ngomongin politik, ya aku ada harapan kalau misalnya emang mereka ga bener kayak misalnya Amrik ya sebenernya banyak banget orang jahat di sana 1059. karena aku sering research juga kayak misalkan konspirasi-konspirasi tuh mereka banyak banget kayak pemerintahan Inggris, Amrik menurut aku mereka jahat 1060. banget dan sangat berpengaruh banget kan sama seluruh sistem politik di dunia. Tapi aku percaya juga sih masih banyak orang-orang baik yang mereka bener-bener 1061. ga cuma mau kekuasaan, tapi emang bener-bener mau ngubah. Gimanapun juga, aku ga peduli tentang politik, tapi aku percaya, tapi ga tau sih aku ga terlalu 1062. percaya sama orang-orang politik karena kita ga pernah tau mereka aslinya gimana, abis mereka penuh kepalsuan juga tapi aku mau fokus sama diriku sendiri dan 1063. lebih ke bidang lain sih. Karena menurut aku kenapa harus ada orang yang berkuasa sih? Karena di mana ada power, manusia jadi ego kan. Ya ego sebenernya ga 1064. semuanya buruk, karena kita laper juga ego kan, cuma kayak eee ya itu, eee apa ya yang aku belajar di HI kalau hasratnya manusia ya punya power itu sebenernya 1065. dan orang yang awalnya baik kalau ngga kuat juga bisa kemakan kekuasaan itu. Tapi aku percaya sama hak sih, tapi semenjak aku belajar spiritualitas ya aku belajar 1066. tentang Hindu juga ya sebenernya pohon juga punya hak kan eeem kayak bumi kita juga punya hak yang kadang kita cuma ngambil hak kita doang tanpa 1067. mempedulikan hak yang lainnya dan itu hal paling penting sih kalau kita mau seimbang, itu bukan cuma tentang ekonomi, tapi gimana kita memperlakukan orang 1068. lain, memperlakukan alam di sekitar kita, ya semuanya harus seimbang ya. 1069. Ohh iya, menarik sih emang tentang politik yaaa haha. Kalau tentang social issues gimana? 1070. Oh iya tentang gender. Ya menurutku di dunia ini bukan cuma sekedar pembagian gender oh cewek, oh cowok, tapi kita semua mau cewek, mau cowok itu punya 1071. sisi maskulin dan feminin. Mau aku cewek tapi aku ada juga sisi maskulinnya gitu kan. Nah jadi menurut kita harus adil yaaa, karena menurut aku kita semua sama, 1072. kita semua satu dan yang penting itu edukasi sih. Karena kayak yang aku bahas tentang sapi betina itu ya, tau gak gimana sapi betina itu menghasilkan susu? 1073. Gimana tuh? 1074. Nah oke kan diperah. Tapi sebelum diperah, si mama sapi itu kan mesti punya anak dong untuk ada ASInya? Nah untuk punya anak yang sampe produktif hamil 1075. terus itu ga mungkin natural dong, karena bakal mahal jadi kayak harus diinject pake mesin alias diperkosa si mama-mama sapi itu. Terus kayak udah 9 bulan 1076. melahirkan, ga usah jauh-jauh deh kita cewek ngerti kan rasanya? Nah abis anak itu lahir dia langsung diambil dari mamanya, ga minum susu mamanya. Ya karena 1077. langsung buat manusia, kalau buat anak sapi gimana mereka bikin keuntungan? Banyak banget kandungan susu di hal-hal ga penting kayak kue, terus kayak apa jadi 1078. sekarang waktu aku mikir kayak ya ampun kasian banget anak-anak sapi itu, itu eksploitasi terhadap tubuh wanita kan? 1079. Iya juga ya..

346 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

347

1080. Iya jadi menurut aku oke sekarang ada gerakan feminis nih lagi gencar banget tapi coba apa kita udah bener-bener mewakilkan semua perasaan perempuan di muka 1081. bumi ini? Termasuk betina-betina itu? Aku cuma bakal menyayangkan kalau gerakan feminis itu dipake ujung-ujungnya cuma untuk nyari kekuasaan sih, karena 1082. menurutku semua orang pokoknya punya hak yang sama, termasuk makhluk hidup lainnnya, termasuk hewan-hewan. 1083. Jadi apa harapan kamu terhadap gerakan feminis atau politik ke depannya? 1084. Kalau aku ya menghargai gerakan feminis, sama kayak ada gerakan protes para vegan ataupun demo dan aksi-aksi lainnya. Ini juga negara demokratis, dan aku juga 1085. justru seneng kalau anak muda aktif menyuarakan pendapatnya. Tapi aku harap kayak misalkan gerakan feminis itu ga cuma memperjuangkan perempuan, ga cuma 1086. pro hak perempuan, tapi juga perempuan non-manusia seperti hewan-hewan betina, juga harus tetep pro sama hak laki-laki dan tidak memojokkan laki-laki. Aku 1087. akan sangat seneng sama gerakan-gerakan yang pro life secara general, jadi semua makhluk hidup punya hak yang sama. Gituuu. 1088. Oke bagus baguss.. Nah terus tolong ceritakan perkembangan pandangan dan nilai agama kamu seiring berjalannya waktu. Perubahan-perubahan 1089. pandangan yang terjadi tuh seperti apa sih? 1090. Iya kayak aku bilang aku lahir di keluarga yang Kristen banget tapi aku itu orangnya mempertanyakan semua hal di mana aku juga sebenernya sempet yang Kristen 1091. banget, yang kayak temen aku yang Muslim waktu SD aku sampe bilang “kamu ga akan masuk surga kalau kamu gak jadi orang Kristen” dan itu aku ngomong ke 1092. sahabat aku hahaha yang sampe waktu masuk SMP aku malu banget sampe ngomong gitu. Terus kayak aku ngomong ke mamaku, terus mamaku bilang aku ga 1093. boleh gitu hahaha pokoknya dulu masih polos lah waktu kecil. Terus aku percaya yang namanya kesadaran penuh. Kayak di doa bapak kami tuh ada di Cakra juga 1094. tuh!!! Kaget banget kan. Mungkin di Al-quran juga ada ya. Pokoknya semua terkoneksi deh kayanya, yang penting kita sadar sama sekitar kita dan ngelakuin 1095. kebaikan untuk sekeliling kita. Ya pokoknya aku tuh bukan orang yang religius, tapi aku ngerasa aku orang yang spiritual banget dari apa yang aku respon. 1096. Tidak religius tapi spiritual gitu yaaa.. 1097. Iya, karena kalau religius kan lebih ke satu agama, tapi aku ngerasa bisa belajar dari agama apapun walaupun yang aku anut adalah Kristen. Tapi aku seneng belajar 1098. apapun karena itu hubungannya dengan spiritualitasku gitu, ketentraman hatiku. 1099. Okee.. Terus kalau menurut kamu nilai apa yang paling penting dalam kehidupan manusia? 1100. Love and respect sih 1101. Kenapa itu? 1102. Ya soalnya kayak, ya semua orang pasti tau ini sih ya kita harus sayang sama diri kita sendiri dulu, sebelum kita bisa menyayangi orang lain atau apapun di sekitar 1103. kita. Sebelum kita ngambil keputusan kita harus tau apa hasilnya, kayak kalau kita nentuin hal ini gimana sih buat orang lain? Ya itu sih, sama bisnis juga. Itu semua 1104. bukan cuma tentang kita doang, ya mungkin kadang-kadang. Tapi kebanyakan itu tentang banyak hal yang ada di sekeliling kita. Makanya cinta dan kasih sayang 1105. sih penting banget. 1106. Rasa cinta itu punya kekuatan yang besar yaaa.. 1107. Iyaaa.. Selain itu aku juga percaya non-violance, kayak yang Gandhi ajarin. Kayak waktu Inggris dateng, ya kita ngusir mereka dengan cinta, kita ga nyerang mereka 1108. dan itu powerful banget. Tau kan ada kecil, dia dari Cina sih. 1109. Kenapa itu? 1110. Ya dia ngestop truk gitu dengan keinginannya dia, dengan cinta gitu tanpa kekerasan. Ya pokoknya menurutku cinta bisa ngubah dunia jadi lebih baik sih. 1111. Bener bener.. Oke ini udah mau selesai yaaaa, terus selama tadi kamu sharing sama aku, menurut kamu ada tema sentralnya gak sih dari cerita-cerita 1112. kamu barusan? 1113. Hmmm apa ya? Ooohh hahaha apa ya.. Hmmm apa ya jadi bingung. 1114. Ya kan kamu udah nyeritain banyak banget hal nih ke aku, nah menurut kamu yang paling penting tu apa? 1115. Ohhh messagenya apa ya gitu? 1116. Iyaaa 1117. Menurutku banyak sih yang bisa dipelajarin, cuma eee aku jadi belajar dari pengalaman pribadiku sendiri bahwa ga ada yang limited. Terkadang kita cuma ngerasa 1118. kita cuma perempuan Jawa, bukan siapa-siapa, cuma kayak sebenernya aku ngerasa aku bisa jadi apa aja, aku bisa ngebahagiain orang, ya aku ngerasa kita itu 1119. powerful banget dan itu ga dikasih tau di sekolah, di agama, ya kita seakan-akan terbatas, padahal kita tuh bisa ngelakuin banyak hal di luar batasan kita, itu sih. Dan 1120. aku seneng aku bisa ngerti kayak gini waktu masih muda, karena banyak banget orang yang udah tua ya udah dewasa, tapi mereka ga tau ini, dan mereka ngejalanin 1121. hidup cuma dengan “apa kata orang lain” gitu karena mereka bahkan ga mengenali dirinya sendiri. 1122. Iya sih beruntung banget ketika di usia muda kita udah tau kita siapa dan bisa nentuin hidup kita jalannya bakal kayak gimana, walaupun ga tau ya di 1123. depan bakal ada apa, seengganya kita tau apa yang sekarang kita lakuin. 1124. Iya ini bener banget, aku bersyukur banget sih. 1125. Okeeee.. Setelah kamu cerita mulai dari momen-momen yang sangat membahagiakan, menyedihkan, yang jadi titik balik, momen penting dan lain-lain 1126. pasti ga semua orang membagikan kisah hidup mereka secara periodik gitu kan. Nah aku pengen tau seperti apa sih wawancara ini untuk kamu? Apa 1127. yang kamu pikirkan tentang wawancara barusan, gimana perasaan kamu selama wawancara, juga gimana wawancara ini bakal mempengaruhi hidup 1128. kamu setelah kamu mengingat kembali dan menceritakan kembali momen-momen penting yang berarti buat kamu? 1129. Aaahh ini rasanya enak banget, asli! Capek sih ngomong terus hahaha tapi apa ya? Rasanya enak banget apa ya, kayak aku jadi lebih terkoneksi sama diri sendiri, 1130. dan aku ga akan bagi cerita ini ke sembarang orang karena aku tau orang-orang bakal nganggep aku aneh kalau berhubungan sama pengalaman spiritualku jadi aku 1131. kayak cerita ke orang-orang yang bisa ngatasin orang yang berbeda-beda aja. Tapi so far, semua pertanyaannya seru banget, menarik banget, bener-bener bikin aku 1132. ngeliat ke belakang kayak aku tuh udah ngelaluin banyak banget hal dan aku bangga banget sama diri aku sekarang, jadi makasih banget. 1133. Okeee makasih juga ya udah sharing sama akuuu..

347 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

348

Lampiran 9 Episode Kehidupan Hijau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

349

Episode Pertama Unknowing Awal Hijau adalah anak terakhir dari 3 bersaudara yang mana ia memiliki seorang kakak perempuan yang berusia 6 tahun di atasnya dan seorang kakak laki-laki yang berusia 4 tahun di atasnya. Kedua ibu dan ayahnya sama-sama bekerja di kantor. Hijau mengakui bahwa ia lahir dari keluarga yang pas-pasan, akan tetapi orang tuanya selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Hijau merasa ketika masih kecil dirinya adalah anak kecil yang bahagia karena sangat dimanja oleh kedua orang tuanya. Saking manjanya, Hijau mengakui bahwa dirinya tidak bisa menyuci baju karena ibunya selalu memanjakan dirinya. Hijau merasa dirinya adalah anak yang paling dimanja karena dirinya adalah anak terakhir. Hijau mengakui ibunya pun tidak sebegitunya memanjakan kakak-kakaknya. Hijau mengatakan bahwa orang tuanya selalu membelikan mainan baru dan pergi jalan-jalan di hari Minggu. Hijau juga mengakui bahwa ia berasal dari keluarga Kristen yang saat taat, di mana ia biasa pergi ke gereja di Minggu pagi. Ketika libur kenaikan sekolah atau natal, Hijau sering berpergian ke Solo untuk mengunjungi eyangnya. Hijau menyatakan bahwa dirinya tumbuh di kota dan juga tumbuh dengan budaya Jawa. Sehingga, Hijau menyebut dirinya adalah perempuan yang tumbuh dan belajar dengan berbagai macam budaya. Hijau juga mengakui bahwa dirinya juga turut dipengaruhi oleh budaya western. Tengah Memasuki usia remaja awal, Hijau merasa bahwa dirinya tidak mengetahui banyak hal dan hanya mengikuti orang-orang di sekitarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

350

Hijau merasa memasuki usia remaja ini dirinya mulai mencari jati dirinya. Pada masa ini Hijau merasa bahwa dirinya baru sedikit tahu dan masih perlu mencari tahu lagi. Hijau mengakui bahwa keluarga besarnya adalah keluarga yang harmonis dan tidak ada yang pernah melalui perpisahan. Ketika ia remaja dan menemukan teman-temannya tidak memiliki orang tua yang lengkap, Hijau merasa bingung. Akhir Ketika Hijau kelas 3 SMP, kakak-kakaknya telah memasuki jenjang perkuliahan dan tidak tinggal bersama lagi di rumah. Kakaknya yang pertama berkuliah di Bandung, sementara kakaknya yang kedua berkuliah di Depok. Bagi Hijau, momen bersama kakak-kakaknya ketika sedang pulang ke rumah di akhir pekan adalah momen yang sangat penting dan berharga. Ketika Hijau tinggal di rumah sendirian, ibu dan ayah Hijau bertengkar karena ibunya mengira bahwa ayahnya selingkuh dengan sekertarisnya sendiri. Ketika orang tuanya memiliki masalah, orang tuanya menangis dan Hijau tidak tahu harus bagaimana sehingga ia juga hanya bisa menangis di kamarnya. Bagi Hijau, masalah orang tuanya tersebut cukup menyita perhatiannya dan mempengaruhi konsentrasi dirinya ketika belajar untuk ujian akhir nasional. Selebihnya, masalah itu tidak begitu berdampak bagi Hijau karena ia tetap menjalani pacaran seperti biasa.

Episode Kedua Growth Awal Pada tahun 2012, ketika Hijau berusia 16 tahun Hijau mengikuti pertukaran pelajar ke Brazil selama satu tahun. Berada setahun jauh bebas dari orang tuanya, Hijau merasa bebas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

351

untuk melakukan apapun yang ia inginkan. Pengalaman pertukaran pelajar tersebut membuat Hijau menjadi orang yang lebih terbuka kepada pengalaman baru. Pengalaman pertukaran pelajar tersebut juga membuat Hijau merasa bahwa dirinya telah mengetahui banyak hal, padahal kenyataannya ia masih belum tahu banyak. Selama mengikuti program pertukaran pelajar, Hijau juga menyatakan bahwa dirinya belajar banyak tentang dirinya dan dari mana ia berasal. Hijau juga menjadi lebih bersyukur telah lahir sebagai orang Jawa dan sebagai orang Indonesia. Menurut Hijau, Indonesia adalah negara yang sangat kaya budayanya. Ketika di Brazil, Hijau sempat mengalami pelecehan seksual di mana ia diperkosa oleh 3 orang secara bergantian ketika dirinya dalam posisi mabuk berat karena minum alkohol dengan tidak bertanggung jawab. Hijau mengakui bahwa dirinya dulu sempat ketergantungan pada alkohol. Pemerkosaan tersebut membuat Hijau sempat merasa trauma dan takut untuk berhubungan seks. Hijau juga membutuhkan waktu bertahun-tahun hingga akhirnya bisa memaafkan dirinya sendiri. Tengah Pada tahun 2014, Hijau masuk kuliah Hubungan Internasional di salah satu universitas swasta di Jakarta. Hijau mengakui bahwa dirinya mempelajari banyak hal yang belum pernah ia dengar sebelumnya ketika ia kuliah. Hijau menyatakan bahwa dirinya akhirnya menyadari betapa jahatnya dan serakahnya penguasa-penguasa dunia. Hijau juga pada akhirnya mengetahui hal-hal yang dirahasiakan dalam dunia politik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

352

Pada masa ini, Hijau mengakui bahwa dirinya adalah orang yang kerap mengeksplor hal-hal baru, termasuk hal-hal yang tidak seharusnya ia coba. Hijau sempat merasa bahwa dirinya tidak menghormati tubuhnya sendiri. Hijau mengakui bahwa dirinya sempat terjun ke dunia seks bebas. Hijau menyatakan bahwa berhubungan seks adalah sebuah hal yang sacral karena terjadi pertukaran energi. Hijau merasa bahwa ketika ia sering berhubungan seks berganti pasangan ia mengambil energi-energi buruk dari para pasangannya sehingga semua energi buruk itu menyatu dalam dirinya. Akhir Memasuki usia remaja akhir, Hijau merasa bahwa dirinya adalah orang yang sangat berantakan. Hijau bertemu dengan pria yang hingga saat ini menjadi pasangannya. Pada awalnya, Hijau merasa bahwa pacarnya menyelamatkan dirinya dari semua energi buruk yang selama ini ia tampung. Hijau belum berani memperkenalkan pacarnya kepada keluarganya karena umur pacar Hijau saat itu sudah sekitar 40 tahunan. Selama tahun pertama mereka berkencan, pacarnya adalah orang yang sangat baik dan mau menerima kekurangan Hijau. Setelah cukup lama menjalin hubungan, Hijau justru mendapatkan kekerasan secara verbal dan fisik oleh pacarnya selama beberapa bulan karena pacarnya merasa sakit hati kepada Hijau yang pada tahun pertama memperlakukan pacarnya dengan seenaknya. Hijau menyatakan bahwa pacarnya sempat menyebut dirinya sampah yang membuat Hijau merasa tidak bernilai. Hijau sempat menyakiti dirinya sendiri dan bahkan sempat memiliki keinginan bunuh diri. Hijau sempat memiliki masalah untuk mempercayai orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

353

karena ia juga kehilangan kepercayaan dirinya. Hijau mengakui pada masa remaja akhir ini Hijau melalui banyak pengalaman yang menjatuhkan dirinya yang pada akhirnya membuat dirinya banyak belajar. Akhirnya Hijau melalui titik balik setelah ia membaca buku Cina dan setelahnya ia mencari informasi seputar penyembuhan diri. Hijau mengikuti kelas meditasi yang akhirnya membantu Hijau untuk mencintai dirinya sendiri. Hijau merasa pengalaman buruk dengan pacarnya membuat Hijau merekonstruksi ulang dirinya hingga ia berubah menjadi orang yang baru dan membuat pacarnya mulai menghargai dirinya kembali. Episode Ketiga Allowing Awal Pada tahun 2015, kakak perempuan Hijau melahirkan seorang anak laki-laki yang melengkapi kebahagiaan keluarga Hijau. Hijau mengakui bahwa diirnya sangat menikmati segala proses yang dialami kakaknya selama hamil hingga melahirkan. Hal tersebut membuat Hijau merasa bahwa seorang anak merupakan titipan dari Tuhan dan sangat bernilai. Hijau merasa bahwa keluarga adalah hal yang paling penting bagi dirinya. Hijau mengetahui pada tahap ini Hijau mulai memperkenalkan pacarnya kepada keluarganya dan keluarganya pun bisa menerima pacarnya dengan baik. Tengah Pacar Hijau adalah seorang vegetarian dan Hijau pernah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan ketika ia berusaha membawakan pacarnya makanan. Pada masa ini, orang tua Hijau sedang mengalami masa krisis keuangan sehingga Hijau sedang dalam keadaan tidak ada duit. Hijau mengakui bahwa dirinya hanya diberi bekal 10-20ribu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

354

perhari untuk makan dan transportasi. Meskipun hanya mendapatkan uang pas-pasan, Hijau tetap berusaha untuk membelikan pacarnya makanan, akan tetapi pacarnya menolak untuk memakan makanan yang dibawa Hijau dan hal itu membuat Hijau merasa tidak dihargai. Mendapat perlakuan seperti itu, Hijau hanya bisa pasrah dan membiarkan pacarnya memperlakukannya seperti itu. Hijau hanya berusaha membuktikan bahwa ia sudah berubah dan menjadi orang yang lebih baik. Hijau juga memahami bahwa untuk mencapai hubungan yang stabil tidak dapat dicapai dengan instan, sehingga Hijau menghargai proses perbaikan hubungannya dengan pacarnya. Hijau kerap melakukan perjalanan low-budget ke daerah Jawa Barat untuk menemani pacarnya mencari spot berselancar. Bagi Hijau, pengalaman berpergiannya ini menjadi pengalaman yang penting bagi dirinya karena ini orang yang lebih menghargai alam dan budaya Indonesia. Akhir Ketika Hijau sedang tidak memiliki uang yang cukup, Hijau sempat makan sembarangan sehingga pada masa ini Hijau menderita sakit kista. Bagi Hijau, saat-saat ia terbaring sakit merupakan titik balik di masa ini karena Hijau terenyuh melihat ayahnya yang menemaninya di kala sedang jatuh sakit. Hijau akhirnya menjadi lebih peduli tentang kesehatan dan lebih menyayangi tubuhnya. Pada akhirnya, Hijau membiarkan segala hal yang terjadi padanya. Episode Keempat Acceptance Awal Hijau berusaha untuk mulai menerima semua hal yang terjadi pada dirinya. Pada tahun 2016, Hijau menjadi seorang vegetarian setelah ia sakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

355

kista. Hijau sempat memiliki teman yang merugikan dirinya sehingga pada akhirnya ia sempat merasa nyaman sendiri dan merasa tidak butuh teman. Hijau sempat bekerja menerbitkan buku saku berbahasa Indonesia untuk mahasiswa asing. Hasil dari buku yang ia terbitkan ia tabung untuk biaya hidupnya ketika menjalankan program magang yang diwajibkan oleh kampus. Hijau memiliki impian untuk tinggal di Bali, maka dari itu ketika diwajibkan untuk magang ia memilih untuk melaksanakan program magang di Bali. Tengah Pada Juli 2017 Hijau melaksanakan program magang selama 6 bulan di sebuah perusahaan internasional di Bali yang mengelola limbah. Hijau menyatakan bahwa dirinya melaksanakan magang di tempat tersebut karena dirinya adalah seorang pecinta lingkungan dan ingin melakukan sesuatu yang lebih luas dan berdampak secara global. Ketika melaksanakan program magang, Hijau menonton video di youtube mengenai pengelolaan sampah yang akhirnya membuat dirinya berpikir untuk menjalani gaya hidup zero waste. Akhir Di akhir tahun 2017, Hijau menjadi seorang vegan di mana ia tidak lagi mengkonsumi produk hewani sama sekali. Setelah menjadi seorang vegan, Hijau menjadi orang yang lebih spiritual dan merasa lebih terhubung dengan Sang Pencipta dan segala ciptaannya. Episode Kelima Gratitude Awal Pada masa ini, Hijau merasa bahwa diirnya berada di titik tertinggi di hidupnya dan dirinya selalu merasa bahagia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

356

Memasuki usia 20an, Hijau mulai mencari tahu siapa saja orang yang ada di sekitar, apa tujuan hidupnya, bagaimana dirinya memandang uang dan apa yang menjadi impian besar untuk dirinya. Pada tahapan kehidupan yang sebelumnya, Hijau mengakui bahwa dirinya tidak terlalu memiliki banyak teman. Hingga akhirnya, di tahun 2018 Hijau merasa bahwa dirinya dipertemukan dengan orang-orang baik yang menuntun dirinya menuju ke tujuan hidupnya. Hijau akhirnya mewujudkan impiannya yaitu toko zero waste yang menjual peralatan-peralatan ramah lingkungan bersama sahabatnya. Hijau merasa bahwa dirinya adalah seorang pencipta, wirausahawan dan seorang pelayan Tuhan dan untuk bumi yang ia tempati. Tengah Hijau sempat merasa sedih karena saat ini ia akan segera meninggalkan Jakarta karena akan pindah kerja ke Bali. Hijau merasa sedih karena akan meninggalkan kota di mana ia dibesarkan dan juga karena harus meninggalkan orang tuanya sendiri. Akhir Hijau merasa sangat bersyukur atas orang-orang yang ada di sekitar dirinya yang telah membantu dirinya untuk mencapai impiannya. Hijau juga turut bersyukur atas segala hal yang telah menimpa dirinya selama beberapa tahun terakhir. Pada akhirnya, Hijau merasa bahwa segala hal buruk yang pernah menimpanya telah menuntunnya pada hal-hal baik yang ada di sekitarnya saat ini. Episode Keenam Fulfillment Awal Setelah lulus kuliah, Hijau merasa saat ini adalah tahap di mana ia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

357

harus berusaha keras agar dapat mewujudkan cita-citanya. Saat ini Hijau sedang mencari pekerjaan tetap yang dapat membantunya mengumpulkan modal agar bisa mencapai impian besarnya. Di usia 30 tahun kelak, ia ingin untuk menghasilkan sesuatu yang lebih berguna lagi untuk orang banyak. Tengah - Akhir -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

358

Lampiran 10 Plot Kehidupan Hijau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

359

Temuan SMP SMA Remaja akhir Dewasa awal Dewasa awal Masa kini (12-15 tahun) (16-19 tahun) (20 tahun) (21-22 tahun) (23 tahun) (24 tahun) 2007-2010 2011-2014 2015 2016-2017 2018 2019 - Hubungan Dimanja Pertama kali Memiliki Pengalaman Mendapat Mengalami dengan oleh ibu dan tinggal jauh keponakan tinggal dukungan dilema ketika keluarga ayahnya dari keluarga yang sendiri jauh dan afirmasi sudah saatnya karena sehingga mengubah dari orang penuh dari mengejar merupakan dapat bebas pandangan tua dan keluarga atas impiannya anak mencoba hal- hidupnya menghidupi keputusan untuk tinggal bungsu. hal yang ia tentang dirinya hidupnya. di Bali, Meskipun inginkan. pernikahan sendiri tanpa namun harus berasal dari Meskipun dan dibantu jauh dari keluarga tinggal jauh memiliki orang tua keluarga. menengah, dari keturunan. ketika ia merasa kakaknya, ia magang di bahwa menceritakan Bali. kebutuhanny masalah yang a selalu ia temui terpenuhi. selama Ia terlahir di pertukaran keluarga pelajar. besar yang Ia harmonis mendapatkan dan religius. banyak Memiliki dukungan dari relasi yang kakaknya sangat dekat yang sangat dengan membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

360

kedua dirinya kakaknya. bertahan Terbatas melalui dalam berbagai mencoba masalah. hal-hal baru karena dipantau oleh orang tuanya. SMP: Orang tuanya sempat mengalami masalah karena ayahnya berselingkuh yang cukup membuatnya sedih dan tidak berdaya. Hubungan Belum Menjalin Menjalin Memperbaik Menjalin Berencana dengan menjalin hubungan hubungan i dan menata hubungan untuk segera pasangan hubungan jarak jauh seks bebas ulang yang serius pindah dan yang serius dengan dengan hubunganny dengan tinggal dengan pasangannya lelaki asing a dengan pasangannya bersama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

361

lawan jenis. ketika dari aplikasi pasangan . pasangannya pertukaran online untuk nya. Mendapatka di Bali. pelajar. memenuhi n dukungan Selingkuh kebutuhan dan banyak dengan lelaki sehari-hari. inspirasi dari asing. Bertemu pasangannya Pernah dengan laki- . mengalami laki yang pengalaman mengubah pemerkosaan hidupnya. oleh 3 lelaki Mengalami asing secara kekerasan bergantian dari yang sempat pasangannya membuatnya yang trauma. membuatnya ingin bunuh diri dan menyakiti dirinya sendiri. Hubungan Belajar Memiliki Tidak Menganggap Menyadari dengan banyak kumpulan banyak bahwa arti penting teman melalui pertemanan menghabiska dirinya bisa dukungan pengalaman yang sering n waktu sendiri dan dari teman. yang dilalui menghabiskan dengan tidak Memutuskan oleh teman- waktu teman membutuhka untuk teman bersama. karena n teman memperbany

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

362

dekatnya. memiliki karena ak teman masalah merasa dan koneksi ekonomi. bahwa yang dapat Hanya keberadaan membantuny memiliki teman justru a meraih beberapa menghambat impiannya. teman dekat dirinya. Membuka di masa usaha kuliah. dengan teman dekatnya sejak SMA. Kegiatan Mengikuti Kuliah di Memproduk dan program jurusan si peralatan pencapaia pertukaran hubungan ramah n pelajar ke internasional lingkungan Brazil. . yang dijual secara online. Mengikuti komunitas vegan Jakarta. Menjadi pembicara di berbagai seminar tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

363

veganisme dan gaya hidup minim sampah. Gaya Memiliki Memiliki gaya Makan dan Mengidap Mengikuti hidup gaya hidup hidup bebas. minum sakit kista program yang tidak Mengikuti sembarangan yang magang di teratur. gaya hidup karena orang membuatnya tempat westernisasi. tua sadar akan pengolahan mengalami pentingnya limbah yang masalah masalah meng- ekonomi. kesehatan. inspirasinya Bermeditasi Mengikuti men-jalani untuk gaya hidup hidup minim mengeksplor pasangannya sampah. asi dirinya. menjadi Bertemu seorang dengan vegetarian. seorang teman yang menginspira sinya menjadi seorang vegan. Perjalanan Diperkosa > Seks bebas > Sakit > Selalu mencintai Sempat tidak Semakin Memperhati merasa dirinya menghargai acuh dengan kan bahagia, sendiri tubuhnya tubuhnya. kesehatan puas dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

364

Meditasi > tubuhnya. nyaman membuatnya dengan mencintai dirinya dirinya dan sendiri. menerima masa lalunya.