BAB III
GAMBARAN UMUM ULAMA ARAB KETURUNAN HADRAMAUT
(HABIB ALI AL- AHBSYI DAN KETURUNANNYA)
A. Biografi Ulama Arab Keturunan Hadramaut Kwitang
Dalam kehidupan beragama di Indonesia, kata habib sudah tidak asing
didengar oleh masyarakat. Sebutan habib merupakan sebuah gelar yang
disandarkan oleh para pecintanya sebagai salah satu bentuk penghormatan kepada
para keturunan Rasulullah SAW. Karena kata habib diambil dari akar kata bahasa
arab habba (menyintai atau menyukai), selanjutnya menjadi al hubbah (kekasih)
hingga pada akhirnya dibentuk kata al habibbu ( yang mencintai/dicintai).1
Adapun dibeberapa Negara, sebutan untuk keturunan rasulullah saw ini
berbeda satu sama lainnya. Di maroko dan sekitarnya mereka lebih dikenal
dengan sebutan Syarif ( Assyarif = yang mulia, yang berketurunan luhur).2
Adapun didaerah semenanjung Arabia itu sendiri, mereka lebih dikenal dengan
sebutan sayyyid ( assayyid= seseorang dari keturunan sayyidina ali ra).3
Sedangkan daerah hadramaut (yaman), mereka disebut dengan kalangan ‘alawiyin
atau kanilah ba’alawi.
Sayyid dan habib bagi para ulama adalah keturunan Nabi Muhammad
SAW yang berasal dari Hadramaut dan Makkah. Orang- orang arab yang
bermukim di betawi, menurut Van den Berg sebagian besar berasal dari
hadramaut. Hanya satu dua diantara mereka yang dating dari Maskat, di tepian
1 A. W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, ( Yogyakarta: Pustaka Progresif, 1997), h.229 2 A. W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, 1997, h.713 3 A. W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, 1997, h.676
This page was created using BCL ALLPDF36 Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 37
teluk Persia, dari Yaman, Hijaz, Mesir atau dari pantai Timur Afrika.4 Orang
Hadramaut datang ke betawi secara missal pada tahun terakhir abad ke- 18.
Mereka kebanyakan tinggal di Pekojan, tanah abang dan krukut.
Lebih jelasnya, sayyid secara etimologi berarti “tuan” atau “junjungan”.
Dalam masyarakat arab golongan sayyid adalah mereka yang merupakan
keturunan Nabi Muhammad SAW melalui puterinya, Fatimah az- Zahra dan
melalui cucunya Husein bin Ali Bin Abi Talib. Sedangkan keturunan nabi
Muhammad melalui cucunya yang lain, Hasan Bin Ali Bin Abi Talib disebut
syarif. Kata sayyid dan syarif hanya sebagai atribut atau keterangan dan bukan
sebagai gelar. Gelar bagi mereka adalah habib (kekasih).5 Lebih lanjut G. F. Pijper
menjelaskan bahwa pada umumnya orang arab di Indonesia berasal dari arab
selatan, yaitu hadramaut.6
Adapun menurut buya hamka, dalam bukunya yang berjudul “Sejarah
Masuknya Islam di Timur Jauh” disebutkan bahwa gelar syarif khusus digunakan
bagi keturunan sayyidina hasan dan husein apabila menjadi raja. Banyak dari para
sultan di Indonesia adalah keturunan rasulullah saw, diantaranya adalah sutan di
Pontianak yang mereka diberi gelar syarif. Sedangkan sultan siak yang terakhir
secara resmi diberi gelar sebagai sultan Sayyid Syarif Qasim bin Sayyid syarif
Hasyim Abdul Jalil Saifudin. Demikian pula dengan pendiri kota Jakarta yang
4 L. W. C. Van den Berg, Hadramaut dan koloni arab nusantara, ( Jakarta: INIS, 1989), h.1 5 Hafidz Dasuki dkk, ensiklopedi islam, ( Jakarta: Ichtiar baru van hoeve, 1994), h.257 6 G. F. Pijper, beberapa studi tentang sejarah islam di Indonesia 1900- 1950, ( Jakarta: UI Press, 1984), h. 116- 117
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 38
lebih dikenal dengan Sunan Gunung Jati, dimana diberi gelar sebagai Syarif
Hidayatullah.7
Kemudian Buya Hamka menjelaskan bahwa dalam sebuah hadist,
rasulullah saw bersabda seraya menunjuk kedua cucunya hasan dan husein, yang
artinya: “sesungguhnya anakku ini adalah pemimpin (sayyid) pemuda ahli surga”.
Berdasarkan hadist tersebut, sudah menjadi tradisi turun temurun bahwa setiap
keturunan sayyidina hasan dan husein digelari sebagai sayyid. Maka akan
dipandang tidak hormat kepada Rasulullah SAW jika ada yang mengatakan
bahwa Rasulullah SAW tidak memiliki keturunan beliau adalah berbohong.
Sejarah yang mengungkapkan penggunaan istilah-istilah tersebut
dibuktikan pada sekitar abad 9 H hingga abad ke-14 H, yang dimulainya dengan
hijrahnya kaum alawiyin yang keluar dari Hadramaut. Mereka menyebar
keseluruh belahan dunia hingga sampailah ke nusantara Indonesia. Diantara
mereka ada yang mendirikan kerajaan atau kesultanan yang peninggalannya masih
dapat disaksikan hingga saat ini, diantaranya adalah: kerajaan Al-Aydrus di Surrat
India, Kesultanan Al- Qadri dikepulauan Komoro dan Pontianak, Kesultanan Al-
bin Syahab di Siak, Kesultanan Bafaqih di Filipina, dan lain sebagainya. Adapun
tokoh utama alawiyyin pada masa itu adalah Al- Allamah Al-Imam Al-Qutub Al-
Habib Abdullah Bin Alwi Al-Haddad.8
Sejarahwan Hadramaut, As-Syeikh Muhammad Bamuthrif mengatakan
bahwa alawiyyin atau kabilah ba’alawi yang terbesar jumlahnya di Hadramaut
dan paling banyak hijrah ke Asia dan Afrika. Jauh sebelum itu, pada abad-abad
7 Abdul Qadir Umar Mauladawilah, 17 habaib yang berpengaruh di Indonesia, (Malang: Pustaka Bayan, 2009), h.7 8 Abdul Qadir Umar Mauladawilah, 17 Habaib yang Berpengaruh di Indonesia, h.5
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 39
pertama hijriyah julukan alawi digunakan oleh setiap orang yang bernasab kepada
Al-imam Ali bin Abi Thalib. Sebagaimana dikisahkan dalam sebuah kaidah yang
berbunyi: “jika seseorang nasabnya bersambung kepada Al-imam Ali bin Abi
Thalib, maka orang menyebutnya sebagai alawi”.9
Dalam pembagiannya, kata alawiyin terbagi menjadi dua pengertian.
Pengertian pertama ialah mereka yang memiliki nasab sampai kepada Sayyidina
Ali bin Abi Thalib, sedangkan pengertian yang kedua ialah menunjukkan kepada
keturunan Alwi bin Ubaidillah bin Ja’far Ash-Shidiq. Istilah alawiyyin atau
ba’alawi juga digunakan untuk membedakan keluarga ini dari keluarga para
sayyid lainnya yang sama-sama keturunan Rasulullah SAW. Kemudian dalam
perkembangannya sebutan alawi dinisbatkan kepada Al-imam Ahmad Muhajir bin
Isa yang lahir di Hadramaut dan pada masa itulah beliaulah orang yang pertama
yang diberi nama Alwi, beliau wafat ahad keempat hijriyah dan kepadanya
akhirnya dikembalikan semua keturunan ba’alawi yang berasal dari Hadramaut.10
Dari Hadramaut inilah anak cucu dari Al-Imam Al-Muhajir menjadi
pelopor dakwah islam hingga ke ufuk timur, diantaranya kedaratan India,
kepulauan melayu dan juga Indonesia. Selain itu, ada pula yang berdakwah hingga
ke daerah Afrika, Ethopia, hingga sampai ke daerah Madagaskar. Sehingga tak
salah bila Buya Hamka mengatakan bahwa: “tidak layak untuk tidak mengetahui
bahwa alawiyyin Hadramaut berpegang teguh kepada mazhab Imam Syafi’i,
bahkan yang mengokohkan mazhab ini di Indonesia, khususnya ditanah jawa
adalah para ulama Alawiyyin Hadramaut.11
9 As-syeikh Muhammad bin mukram, lisan al-arab (al-daar al-shadr: Beirut, libanon), h.94 10 Abdul Qadir Umar Mauladawilah, 17 Habaib yang Berpengaruh di Indonesia, h.5 11 Abdul Qadir Umar Mauladawilah, 17 Habaib yang Berpengaruh di Indonesia, h.10
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 40
Oleh karena itu, untuk mengetahui keabsahan seseorang dikatakan sebagai
habib atau keturunan Rasulullah SAW, maka di Indonesia didirikan lembaga
khusus yang mencatat nasab para alawiyin, sehingga ia benar-benar memiliki
gelar habib atau sayyid untuk tidak disalahgunakan oleh seseorang yang tidak
bertanggung jawab atau mengambil keuntungan dari penyalahgunaan gelar
tersebut. Adapun lembaga tersebut dinamakan sebagai rabithah alawiyah yang
berpusat dikota Jakarta.12
Menurut catatan Rabithah Alawyah (perkumpulan habaib) Habib Ali Al-
Habsyi Kwitang memiliki nasab keturunan langsung Rasulullah SAW, dari
Fatimah Az- Zahra sebagai berikut: Habib Ali bin Abdurrahman bin Abdullah bin
Muhammad bin Husein bin Abdurrahman bin Husein bi Abdurrahman bin Hadi
bin Ahmad Sohib Syi’ib bin Muhammad al- Asghor bin Alwi bin Abu Bakar Al-
Habsyi bin Ali Al-Faqih bin Ahmad Al-Faqih bin Muhammad Asadillah bin
Hasan Aturabi bin Ali bin Muhammad Al-Faqih Al Muqaddam bin Ali bin
Muhammad Shahib Marbath bin Ali Khali Qasam bin Alwi bin Muhammad bin
Alwi Alawiyyin bin Ubaidillah bin Ahmad AlMuhajir bin Isa Arruumi bin
Muhammad an Nagieb bin Ali Uraidy bin Jafar Ash-Shidiq bin Muhammad al-
Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husein (Sayyidi Syabab Ahlil Jannah) – ibni
Fatimah Az-Zahra binti Muhammad SAW.13
Dari data diatas jelas bahwa keturunan dari Habib Ali bin Abdurrahman
(Habib Ali Kwitang), seperti Habib Muhammad bin Ali Al- Habsyi dan Habib
12 Abdul Qadir Umar Mauladawilah, 17 Habaib yang Berpengaruh di Indonesia, h.7 13 Habib Abdurrahman bin Muhammad Al Habsyi, Sumur Yang Tak Pernah Kering, (Jakarta: Islamic Center Indonesia, 2010), h.4
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 41
Abdurrahman bin Muhammad Al- Habsyi juga tergolong yang disebut dengan
alawiyin. Adapun biografi ulama Al- Habsyi tersebut adalah, sebagai berikut:
1. Habib Ali bin Abdurrahman ( Habib Ali Kwitang)
Habib Ali bin Abdurrahman bin Abdullah bin Muhammad bin Husein Al-
Habsyi yang lebih dikenal dengan sebutan Habib Ali Kwitang, dilahirkan di
Kwitang pada 20 Jumadil Akhir 1286 H bertepatan pada 20 April 1869 M.14
Beliau terlahir dari pasangan Abdurrahman bin Abdullah Al- habsyi dan Salmah.
Ayahanda Habib Ali kwitang adalah Habib Abdurrahman bin Abdullah Al-
Habsyi yang kakeknya berasal dari Pontianak Kalimantan Barat15. Beliau seorang
ulama dan da'i keturunan arab sayyid yang hidup zuhud, sementara ibunya adalah
seorang wanita sholehah puteri seorang ulama Betawi dari Kampung Melayu
Jatinegara Jakarta Timur.
Ayahanda Habib Ali sangat terkenal pada masa itu dan merupakan sahabat
terdekat Al- Habib Syech bin Ahmad Bafagih (seorang qutub yang dimakamkan
di perkuburan Boto- Putih, Surabaya). Selain itu Habib Abdurrahman adalah
sahabat dan juga sekaligus ipar dari pelukis tersohor Raden Saleh (1816- 1880
M).
Sementara itu kakek buyut Habib Ali kwitang bernama Muhammad bin
Husein bin Abdurrahman Al- Habsyi berasal dari Hadramaut kemudian bermukim
di Pontianak dan menikah dengan salah seorang keluarga dari kesultanan
Hasyimiah/ Algadri, dari perkawinan itu Habib Muhammad bin Husein Al-
Habsyi mendapat seorang putra bernama Al-Habib Abdullah bin Muhammad Al-
Habsyi, yang hidup dari berniaga antar pulau. Pertama kali beliau menikah di
14 Ahmad Fadli, Ulama Betawi, ( Jakarta: Manhalul Nasyi-in Press, 2011), h.93 15 Habib Abdurrahman bin Muhammad Al Habsyi, Sumur Yang Tak Pernah Kering, (Jakarta: Islamic Center Indonesia, 2010), h.2
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 42
semarang dan mendapat putra bernama Habib Abdurrahman bin Abdullah Al-
Habsyi, dan di Pontianak sendiri beliau menikah dengan keturunan Bansir dan
mendapat putra bernama Al- Habib Ali Abdullah Al- Habsyi. Habib Abdullah
meninggal saat berlayar dari Pontianak ke Semarang dan kapal yang dinaikinya
karam di tengah laut. Habib Abdurrahman Al- Habsyi hijrah ke Jakarta dan
bermukim di kwitang sedangkan adiknya Habib Ali bin Abdullah Al- Habsyi
hijrah ke Gorontalo.16
Dari perkawinan Habib Abdurrahman dengan Nyai Salmah lama sekali
tidak memperoleh keturunan. Kemudian pada suatu ketika Nyai Salamah
bermimpi menggali sumur dan sumur tersebut airnya melimpah ruah hingga
membanjiri sekelilingnya. Lalu diceritakanlah mimpinya itu kepada suaminya.
Mendengar mimpi isterinya, Al- Habib Abdurrahman segera menemui Al- Habib
Syeikh bin Ahmad Bafaqih untuk menceritakan dan menanyakan prihal mimpi
istrinya tersebut. Lalu Al- Habib Syeikh menerangkan bahwa Habib Abdurrahman
dan istrinya akan mendapatkan seorang putra yang saleh dan ilmunya akan
melimpah ruah keberkahannya. Tidak lama kemudian Nyai Salmah mengandung
dan melahirkan seorang putra yaitu Habib Ali bin Abdurrahman Al- Habsyi.
Habib Abdurrahman Al- Habsyi dan Nyai Salmah ini dikaruniai dua orang
putera, yaitu Habib Ali Al- Habsyi dan Habib Abdulgadir Al- Habsyi ( yang
memiliki tiga anak perempuan dari perkawinannya dengan puteri Habib Usman
bin Yahya/ Mufti Betawi ).17
Ketika usianya mencapai sekitar 11 tahun, ia berangkat ke Hadramaut
untuk belajar agama. Di Hadramaut habib Ali berguru kepada Habib Ali bin
16 Habib Abdurrahman bin Muhammad Al Habsyi, Sumur Yang Tak Pernah Kering, h.2- 3 17 Habib Abdurrahman bin Muhammad Al Habsyi, Sumur Yang Tak Pernah Kering, h.4
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 43
Muhammad Al- Habsyi di Sewun, Habib Ahmad bin Hasan Al- attas di
Huraidhah, Habib Abdurrahman bin Muhammad Al- Masyhur, seorang mufti,
Habib Hasan bin Ahmad Al- aydrus di Bor, Habib Ahmad bin Muhammad Al-
muhdar di Quwairah, Habib Idrus bin Umar Al-habsyi di Ghurfah, Habib
Muhammad bin Saleh bin Abdullah Al- attas di ‘Amd dan Syeikh Umar Hasan
bin Mukhandan di Bor.
Sedangkan guru- guru Habib Ali di Makkah adalah Habib Husein bin
Muhammad Al- Habsyi, Sayyid Bakri Syatha’, Syaikh Muhammad Said Babesail,
Syaikh Umar Hamdan dan Syaikh Ahmad Zailani Dahlan. Sedangkan di Madinah
Habib Ali berguru kepada Syaikh Umar bin Muhammad bin Muhammad Al-
Azzab.
Setelah delapan tahun memperoleh ilmu agama yang cukup di Hadramaut
dan Makkah, Habib Ali pun kembali ke Indonesia dan menetap di Jakarta bersama
ibunya, Nyai salmah. Ketika kembali ke Indonesia, Habib Ali masih menimba
ilmu ke beberapa guru, diantaranya adalah Habib Husein bin Muhsin As- Syami
Al- attas (Jakarta), Habib Usman bin Yahya (mufti betawi), Habib Abdullah bin
Muhsin Al- attas (Bogor), Habib Ahmad bin Thalib Al- attas (Pekalongan), Habib
Muhammad bin Ahmad Al- muhdhar (Bondowoso), Habib Ahmad bin Muhsin
Al- hadar (Bangil), Habib Abdullah bin Ali Al- haddad (Bangil), Habib
Muhammad bin Idrus Al- Habsyi (Surabaya), dan Habib Muhammad bin Thahir
Al- Haddad yang sempat datang ke Indonesia tahun 1316 H dari Hadramaut.
Selain pengajian tetap di Majelis Ta’lim Kwitang yang diadakan setiap
hari minggu pagi sejak sekitar tahun 1890 M hingga sekarang dengan dikunjungi
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 44
puluhan ribu umat islam. Selain itu Habib Ali juga berdakwah ke Singapura,
Malaysia, India, Pakistan, Srilangka, Mesir dan sebagainya.18
Habib Ali menikah dengan Syarifah Aisyah Binti Ali Assegaf (yang
berasal dari Gedong Hijau Jakarta Selatan yang sekarang bernama perumahan
Pondok Indah), dan dikaruniai 10 orang anak yaitu anak pertama Abdurrahman
kemudian kedua Roqayah, anak ketiga Fatimah, anak keempat Khadijah, anak
kelima Maryam, anak keenam Mahani, anak ketujuh Zainab, anak Zahra lalu yang
kesembilan Sa’diyah dan yang bungsu Muhammad.19
Habib Ali bin Abdurrahman Al- Habsyi, wafat di Jakarta, Ahad 27 Rajab
1388 atau 13 Oktober 1968 pada umur 99 tahun20 pukul 20:45 WIB. Sesaat Habib
Ali menghembuskan nafas yang terakhir ternyata mendapat perhatian yang luar
biasa dari murid- muridnya dan juga masyarakat muslim di tanah air. Habib Ali
Kwitang bisa jadi satu- satunya hamba Allah dibumi Indonesia yang jenazahnya
dimandikan dengan “air zam- zam”.21 Bahkan berita wafatnya Habib Ali ini
disiarkan oleh sejumlah televisi dan radio dari tanah arab dan juga Suara Radio
Amerika yang menyiarkan berita wafatnya Habib Ali ke berbagai negara.22
2. Habib Muhammad bin Ali Al Habsyi
Setelah Habib Ali wafat, tongkat estafet kepemimpinan Majelis Ta’lim
dilanjutkan oleh putera bungsu beliau yaitu, Habib Muhammad bin Ali Al- habsyi
yang dikuatkan dengan akte notaris dan “surat wasiat” yang ditandatanganinya
18 Habib Abdurrahman bin Muhammad Al Habsyi, Sumur Yang Tak Pernah Kering, h. 14 19 Habib Abdurrahman bin Muhammad Al Habsyi, Sumur Yang Tak Pernah Kering, h. 16 20 Ahmad Fadli, Ulama Betawi, ( Jakarta: Manhalul Nasyi-in Press, 2011), h.98 21 Habib Abdurrahman bin Muhammad Al Habsyi, Sumur Yang Tak Pernah Kering, h. 34 22 Habib Abdurrahman bin Muhammad Al Habsyi, Sumur Yang Tak Pernah Kering, h. 33
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 45
oleh beberapa ulama. Yakni akte notaris Soerojo Wongsowidjojo Nomor 29/
1973.23
Habib Muhammad bin Ali AlHabsyi, lahir pada tanggal 15 April tahun
1910. Sejak kecil beliau sudah belajar agama dengan ayahandanya Habib Ali Al-
Habsyi. Kemudian beliau memperdalam dan menuntut ilmu agama di Ribath
Tarim Hadramaut, disana beliau berguru dengan Habib Adbullah bin Umar As-
Syatiri
Habib Muhammad Al- Habsyi menikah dengan Syarifah Ni’mah binti
Zein Shahab. Habib Muhammad bin Ali Al- Habsyi Kwitang mengabdikan
dirinya kepada ummat selama lebih dari 26 tahun dan beliau wafat pada hari Sabtu
pukul 09.10 pagi tanggal 11 Desember 1993 M ( bertepatan dengan 27 Jumadil
akhir 1414 Hijriyah ) dan dimakamkan pada hari Minggu pagi saat pengajian
berlangsung dalam suasana dan keadaan yang khidmat persis seperti saat
ayahandanya dimakamkan, dan beliau dimakamkan bersebelahan dengan makam
ayahandanya di samping Masjid Jami Ar- Riyadh Kwitang.
3. Habib Abdurrahman bin Muhammad Al- habsyi
Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Abdurrahman Al-
Habsyi, lahir di Jakarta 29 April 1942. Putera dari pasangan Habib Muhammad
Al- Habsyi dengan Syarifah Ni’mah binti Zein Shahab ini menyelesaikan
pendidikan formalnya SD Muhammadiyah Kramat Raya Jakarta Pusat (1955),
kemudian bersekolah diSekolah Menengah Islam Lawang Jawa Timur (1958) dan
di Pesantren Daarun’nashi’in Lawang Jawa Timur (1955- 1958). SMP PSKD II
23 ALKISAH NO. 07/24 MAR. – 6 APR. 2008, h. 20
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 46
Jakarta Pusat ( 1958- 1959). Lalu SMA PSKD II Jakarta Pusat (1959- 1960) dan
SMA di Yogyakarta dan di Malang (1960- 1961).
Habib Abdurrahman mendapat pelajaran ilmu agama dari ayahnya sendiri
Habib Muhammad Al- Habsyi dan juga beberapa tokoh agama yang memiliki
kedekatan dan murid Kwitang antara lain Habib Abdullah bin Salim Alatas, Habib
Muhammad bin Agiel bin Yahya, dan sebagainya.
Habib Abdurrahman menikah dengan Syarifah Munaz binti Abdullah
Baumar (21 Desember 1948)dan telah dikaruniai tiga putra putri, yakni putrid
sulung Syarifah Khadijah Farhanah Al Habsyi (15 Desember 1967), lalu putra
kedua Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi (21 Agustus 1969), dan puteri
bungsu Syarifah Najwa Al Habsyi (17 Desember 1979).
Dari ketiga putra dan putrinya, Habib Abdurrahman memiliki lima cucu
yakni: Sarah Lubna, Muhammad Syafiq, Sakinah (anak dari Syarifah Khadijah
Farhanah), Muhammad Haykal (anak dari Syarifah Najwa), Muhammad Syakir
(anak dari Habib Ali bin Abdurrahman).
Secara resmi sepeninggal Habib Muhammad Al- Habsyi, sejak hari
Minggu tanggal 12 Desember 1993 Masehi saat berlangsungnya pemakaman
Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Ali Al- Habsyi diangkat oleh sejumlah
ulama dihadapan keluarga dan puluhan ribu ummat saat itu, Habib Abdurrahman
bin Muhammad Al- Habsyi dibaiatlah/ diangkat/ dikukuhkan sebagai pengganti
(pemegang tokat estafet kepemimpinan untuk dakwah) Habib Muhammad bin Ali
Al- Habsyi untuk memimpin Majelis Ta’lim Kwitang atau Islamic Center
Indonesia sesuai dengan akte notaris dan surat wasiat yang dibuat oleh Habib
Muhammad, beberapa tahun sebelum Habib Muhammad wafat. Habib
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 47
Muhammad juga menulis surat wasiat yang ditandatangani oleh empat saksi,
yaitu: Habib Abdullah bin Husain Asy- Syami Alatas, Habib Hadi bin Ahmad bin
Hadi Assegaf, Habib Muhammad Al- Bagir bin Abdullah Alatas, dan Habib
Muhammad bin Hasyim Al- Habsyi. Dalam wasiat tersebut menuliskan agar
puteranya Habib Abdurrahman bin Muhammad Al- Habsyi meneruskan
perjuangan syiar Majelis Ta’lim Habib Ali termasuk didalamnya
menyelenggarakan Maulid dengan pembacaan Maulis Simthuddurar setiap kamis
terakhir bulan Rabi’ul Awwal24. Dan didalamnya juga ditegaskan bahwa yang sah
dan berlaku hanya surat wasiat dan akta notaris, dan keduanya saling
melengkapi.25
Sejak Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Ali Al- Habsyi memimpin
Mejelis Ta’lim selama lebih dari 16 tahun Majelis Ta’lim masih dipadati oleh
puluhan ribu jamaah hingga sekarang ini. Dan pada saat Susilo Bambang
Yudhoyono menjadi presiden RI ketika akan menempati istana presiden, Habib
Abdurrahman yang memimpin doa- doa dengan membaca maulid “Shimtudhuror”
dan sholat maghrib, isya hingga tarawih berjamaah. Kedekatan Habib
Abdurrahman dan SBY mengikuti jejak pendahulunya seperti ayahandanya yang
dekat dengan Pa Harto dan kakeknya dekat dengan Bung Karno, karena prinsip
yang diajarkan oleh Habib Ali, kita harus menjadi mitra tidak dengan ulama tetapi
juga dengan umaro (pemerintah).26
24 ALKISAH NO. 09/ 24 APR. – 7 MEI 2006, h. 78 25 ALKISAH NO. 07/24 MAR. – 6 APR 2008, h. 20 26 Habib Abdurrahman bin Muhammad al-habsyi, prasetyo sudrajat, Sumur yang tak pernah kering, (Jakarta: Islamic center Indonesia, 2010), h. 42
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 48
B. Visi dan misi dakwah Habib Ali Al- Habsyi dan keturunannya
Visi dakwah Habib Ali Al- Habsyi dan keturunannya adalah memberantas
kebodohan. Sedangkan misi dakwah Habib Ali Al- Habsyi dan keturunannya
adalah dengan mengadakan ta’lim setiap hari minggu pagi dan berdakwah melalui
pesantren yang telah didirikan yaitu Pesantren Darul Hasyimiy di Ciawi.27
C. Prinsip dan tujuan dakwah Habib Ali Al- Habsyi dan keturunannya
Prinsip Habib Ali Al- Habsyi dan keturunannya adalah dengan
menjunjung tinggi ahklak, disamping itu juga keturunan Habib Ali Al- Habsyi
masih meneruskan prinsip yang diajarkan oleh Habib Ali kepada para penerus
dakwah beliau, yaitu harus menjalin dan menjadi mitra tidak hanya dengan
seorang ulama saja tetapi juga dengan umaro (pemerintah).28 Adapun tujuan
dakwah Habib Ali Al- Habsyi dan keturunannya adalah menjadikan masyarakat
yang pintar tentang agama dan menjalankan amar ma’ruf nahi munkar.
D. Strategi dan metode dakwah Habib Ali Al- Habsyi dan keturunannya
Secara bahasa (Etimologi) strategi sendiri berasal dari bahasa yunani, yaitu
‘strattegeia’ atau sering sisebut ‘stratos’ yang berarti militer dan ‘ag’ yang artinya
memimpin. Berdasarkan pemaknaan ini, maka kata strategi pada awalnya bukan
kosakata dari disiplin ilmu menejemen, namun lebih dekat dengan bidang
kemiliteran.29 Strategi sendiri bisa diartikan dengan konsep dan atau upaya untuk
mengerahkan dan mengarahkan potensi dan sumber daya kedalam rangkaian
kegiatan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.30
27 Wawancara dengan Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi pada tgl 22 Mei 2012 28 Habib Abdurrahman bin Muhammad al-habsyi, prasetyo sudrajat, Sumur yang tak pernah kering, (Jakarta: Islamic center Indonesia, 2010), h. 42 29Triton PB, marketing strategic meningkatkan pangsa pasar dan daya saing, (Yogyakarta:tugu publisher,2008), 12 30Samsul munir amin, rekonstruksi pemikiran dakwah islam,(Jakarta:AMZAH,2008), 165
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 49
Menurut Drs.H. Hisyam Alie,31untuk mencapai strategi yang strategis
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Kekuatan (Strength ) yakni memperhitungkan kekuatan yang dimiliki yang
biasanya menyangkut manusianya, dananya, dan beberapa aspek lain yang
dimilikinya. Dalam konteks dakwah, kekuatan sangat penting karena ini
modal yang paling utama agar mampu mendorong proses berjalannya
dakwah untuk menghadapi sikap masyarakat nanti jika sedang didakwahi.
2) Kelemahan (Weakness) yakni memperhitungkan kelemahan-kelemahan
yang dimilikinya, yang menyangkut aspek-aspek sebagaimana dimiliki
kekuatan.
3) Peluang (Opportunity) yakni seberapa besar peluang yang mungkin
tersedia di luar, hingga peluang yang sangat kecil sekalipun dapat
diterobos dan dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya.
4) Ancaman (Threats) yakni memperhitungkan kemungkinan adanya
ancaman dari luar
Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan management
untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak
hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan
harus menunjukkan bagaimana tekhnik (cara) operasionalnya.
Dengan demikian strategi dakwah merupakan perpaduan dari perencanaan
(planning) dan management dakwah untuk mencapai suatu tujuan tersebut. Di
dalam mencapai tujuan tersebut strategi dakwah harus dapat menunjukkan
bagaimana operasionalnya secara tekhnik (taktik) harus dilakukan, dalam arti
31Rafi'udindan Maman Abdul Djaelani, Prinsip dan strategi dakwah,(.CV. Pustaka stia. Bandung. 2004), 76
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 50
bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada
situasi dan kondisi.32
Segala bentuk dakwah yang dilakukan oleh keturunan Habib Ali Al-
Habsyi seperti bagaimana strategi dakwah, metode dakwah, dan nilai- nilai yang
diajarkan adalah mengikuti atau melanjutkan semua yang telah dilakukan oleh
Habib Ali Al- Habsyi. Adapun jika ada yang harus dikembangkan maka ini akan
dikembangkan oleh penerus dakwah beliau tentunya dari ulama Al- Habsyi.
Setelah mengawali dakwah disejumlah tempat, Habib Ali Kwitang
ternyata seorang yang aktif berdagang di pasar tanah abang yang dimulai pada
tahun 1900. Ulama Al- Habsyi ini sangat menjaga waktu sholat, sehingga sekitar
kurang lebih sepuluh menit sebelum waktu sholat dzuhur beliau menutup kiosnya
untuk melakukan sholat dzuhur dan dan tidak membuka lagi kiosnya karena
setelah beliau melaksanakan shalat beliau melanjutkan dakwahnya sambil
berdagang ke tempat tujuan yang telah direncanakan setiap harinya. Dari
kampung ke kampung beliau berdakwah menggunakan kuda kesayangannya.
Kondisi seperti itu diikuti oleh para pedagang lainnya sehingga pada saat itu pasar
tanah abang menjadi pasar pagi tanah abang.33 Strategi ini yang dilanjutkan oleh
keturunanya, dalam sekarang pengaplikasian ini diterapkan dengan cara
melakukan shalat tepat pada waktunya.
Habib Ali Al- Habsyi dan keturunannya dalam dakwahnya sangat
menjunjung tinggi akhlak sehingga tercermin dari sikap mereka yang santun, tutur
kata yang lembut dan menghargai orang yang berbeda agama. Mereka
32 http://md-uin.blogspot.com/2009/05/pengertian-strategi-dakwah.html diakses pada 2 juni 2012 33 Habib Abdurrahman bin Muhammad al-habsyi, prasetyo sudrajat, Sumur yang tak pernah kering, h. 13
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 51
mengenalkan agama islam itu adalah agama yang tidak rumit dan indah. Tak
heran kalau banyak orang yang suka dengan cara dakwah Habib Ali Al- Habsyi
dan keturunannya dan banyak orang akhirnya masuk islam.
Selain itu strategi Habib Ali Al- Habsyi dan keturunannya adalah
mengumpulkan umat dalam satu wadah, dan wadah ini berupa majelis ta’lim
Kwitang. Ini dilakukan untuk mempersatukan umat islam. Kemudian
menghidupkan syiar- syiar agama seperti peringatan Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj dan
lain sebagainya.
Seorang pendakwah jika sudah memiliki strategi yang matang untuk
menjalankan dakwahnya, maka agar dakwahnya tersampaikan dengan baik perlu
menggunakan metode yang gampang untuk proses penyebaran dakwahnya.
Wasilah adalah metode dakwah thariqah (metode) dakwah. Kalau wasilah adalah
alat yang dipakai untuk menyampaikan jaran islam, maka thariqah adalah metode
yang digunakan dalam dakwah.34
Metode berasal dari bahasa latin yaitu, methodus yang berarti cara. Dalam
bahasa yunani yaitu methodhus berarti cara atau jalan, sedangkan dalam bahasa
inggris method diartikan dengan metode atau cara. Dalam bahasa Indonesia
sendiri metode adalah suatu cara yang bisa ditempuh, yang ditentukan secara
jelas, untuk mencapai dan menyelesaikan suat tujuan, rencana system, tata pikir
manusia.35
34 Moh. Ali Aziz, Ilmu dakwah, h. 121 35 M. Syafaat habib, Buku Pedoman Dakwah, (Jakarta : Wijaya, cet-1, 1992) dalam buku Ilmu Dakwah, hal. 121-122
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 52
Menurut Abdul Kadir Munsyi, mengartikan metode dengan
menyampaikan sesuatu.36 Adapun pengertian metode dakwah itu sendiri adalah
salah satu cara untuk menyampaikan materi dakwah kepada mad’u. Dalam
berdakwah metode yang digunakan oleh seorang pendakwah sangat
mempengaruhi keberhasilan dakwah tersebut. Dalam hal ini metode dakwah yang
digunakan oleh Habib Ali Al- Habsyi dan keturunannya dalam pencapaian
dakwahnya adalah sebagai berikut:
a. Metode bil lisan
Dakwah bil lisan adalah suatu teknik atau metode dakwah yang banyak
diwarnai oleh karakteristik bicara seseorang da’i atau Mubaligh pada waktu
aktivitas dakwah.37
Dalam buku lain, dakwah bil lisan diartikan sebagai tata cara pengutaraan
dan penyampaian dakwah dimana berdakwah lebih berorientasi pada berceramah,
pidato, tatap muka dan sebagainya.38
Dari beberapa definisi tesebut, dapat disimpulkan bahwa dakwah bil lisan
adalah metode dakwah yang dilakukan oleh seorang da’i dengan menggunakan
lisannya pada saat aktivitas dakwah melalui bicara yang biasanya dilakukkan
dengan ceramah, pidato, khutbah, dan lain lain.
Metode bil lisan yang diaplikasikan Habib Ali Al- Habsyi dan
keturunannya dalam berdakwah dengan cara berceramah atau pidato pada setiap
kesempatan ketika ta’lim di Kwitang dan berdakwah ditempat- tempat lain
36 Abd, Kadir. M, Metode Diskusi dalam Dakwah dalam buku Manajemen Dakwah, hal. 29 37 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar dan Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas,1983), h. 104 38 Husein segaf, Pedoman Pembinaan Dakwah Bil Hal, (Jakarta: Ditjen Bimas urusan Haji, 1988), h. 8
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 53
b. Metode bil hikmah
Menurut Syekh Muh Abduh dalam tafsir al- manar, hikmah adalah
memahamkan rahasia dan faidah tiap- tiap sesuatu. Hikmah adalah ilmu yang
shahih (benar dan sehat) yang menggerakkan kemauan untuk melakukan sesuatu
yang bermanfaat (berguna).39
Muhammad Husain Fadhlullah mengatakan hikmah adalah meletakkan
sesuatu pada tempatnya atau kebenaran suatu perkara. Lebih lanjut ia mengatakan
bahwa hikmah merupakan perpaduan antara unsur pengetahuan, latihan dan
pengalaman.40 Dengan pengetahuan, latihan dan pengalaman seseorang akan
mendapatkan pelajaran yang berharga. Dengan pengalaman seseorang dapat
mengetahui suatu kebenaran, ini dapat membantu dalam pengarahan ke sesuatu
yang baik dan tidak menyimpang.
c. Metode al-Mau’izhah al-hasanah
Metode dakwah al-mau’izhah al-hasanah merupakan cara berdakwah yang
disenangi, mendekatkan manusia kepadanya dan tidak menjerakan mereka,
memudahkan dan tidak menyulitkan. Singkatnya, ia adalah suatu metode yang
mengesankan obyek dakwah bahwa peranan juru dakwah adalah sebagai teman
dekat yang menyayanginya, dan yang mencari segala hal yang bermanfaat
baginya dan membahagiakannya.
Al-mau’izhah al-hasanah adalah sesuatu yang dapat masuk ke dalam kalbu
dengan penuh kelembutan, tidak berupa larangan terhadap sesuatu yang tidak
harus dilarang, tidak menjelek-jelekkan atau membongkar kesalahan. Sebab,
39 Dr. Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, ( Jakarta: Prenada Media, 2004), h.158 40Hidayaturrochman, Analisis Dakwah Diposkan oleh Kamus Dakwah senin, 26 januari 2009di 22:54, http://kamus-dakwah.blogspot.com/
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 54
kelemahlembutan dalam menasehati seringkali dapat meluluhkan hati yang keras
dan menjinakkan kalbu yang liar.
Namun segala nasehat itu harus pula dibarengi dengan contoh kongkrit
dengan maksud untuk ditiru oleh umat yang dinasehati, sebagaimana yang
dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW. seperti pelaksanaan shalat dan
sebagainya. Selain itu, dipahami pula bahwa dakwah yang disampaikan itu tidak
hanya teori, tetapi juga praktek nyata yang dilakukan oleh da’i itu sendiri.
E. Pusat dakwah Habib Ali Al- Habsyi dan keturunannya
Jika memasuki kawasan Kwitang Jakarta Pusat, jangan coba- coba
menaiki kendaraan tiap ahad pagi. Selesai shalat subuh di daerah ini tepatnya di
jalan Keramat II dan sekitarnya, ribuan manusia berbondong- bondong
mendatangi Majelis Ta’lim Habib Ali Al- Habsyi. Karena di jalan Keramat II
adalah merupakan pusat dakwah Habib Ali Al- Habsyi dan keturunannya.
Tak hanya mereka yang ingin mendengarkan ceramah, para pedagang juga
turut memadati area Kwitang. Tak heran, jalan yang hanya memiliki lebar 6
(enam) meteran itu semakin sempit dan sesak. Sepanjang jalan dari ujung Kramat
Raya hingga lokasi Majelis Ta’lim ini berjarak sekitar 700 Meter itu penuh sesak
dengan lautan manusia.41 Banyaknya Jamaah di Majelis Ta’lim Kwitang ini tidak
dapat terpisah dari pengaruh pendirinya, yaitu Habib Ali bin Abdurrahman Al-
Habsyi.
41 Habib Abdurrahman bin Muhammad al-habsyi, prasetyo sudrajat, Sumur yang tak pernah kering, h. 1
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 55
F. Karya Habib Ali Al- Habsyi dan keturunannya
1. Habib Ali Al- Habsyi
Disamping melakukan tasuwir (istilah untuk berpidato ketika itu), Habib
Ali juga membuat beberapa kitab seperti: Al- Azhar Al- Wardiyah Fi Siraah
Annabawiyyah (mengenai akhlak Nabi) dan Addurar Fi Al- Shalawat Al- Khairil
Al- Bariyah ( buku shalawat Nabi) dan sebagainya.
Di zaman itu, pendidikan lebih banyak dilakukan di rumah- rumah yang
disebut ‘pengajian’ secara tradisional. Habib Ali merasa tertantang untuk
membangun perguruan islam modern. Maka, sekitar tahun 1991 berdirilah
Unwanul Falah yang letaknya disamping Masjid Kwitang. Madrasah ini terbuka
untuk murid laki-laki maupun perempuan.42
2. Habib Muhammad Al- Habsyi
Karya Habib Muhammad Al- Habsyi adalah buletin. Buletin yang ditulis
oleh beliau kebanyakan tentang pidato pejabat atau tamu kiyai yang pernah hadir
di Kwitang, dari data rekaman kemudian beliau jadikan sebuah buletin. Dan
buletin tersebut disebar luaskan kepada ulama- ulama luar negeri.43
3. Habib Abdurrahman Al- Habsyi
Dengan berbagai ilmu yang diperoleh dari berbagai jenjang pendidikan
yang ada tidak heran apabila beliau memiliki hasil karya yang disusunnya untuk
kepentingan dakwah beliau. Hal tersebut terbukti ketika terbitnya hasil- hasil
karya beliau, diantaranya adalah buku yang berjudul “40 Hadis Keutamaan Dzikir
dan Berdzikir” yang terbit pada tahun 2007 dan buku yang berjudul “Sumur yang
Tak Pernah Kering” yang terbit pada tahun 2010.
42 Habib Abdurrahman bin Muhammad al-habsyi, prasetyo sudrajat, Sumur yang tak pernah kering, h. 15 43 Wawancara Habib Ali bin Abdurrahman AlHabsyi pada selasa, 22 Mei 2012
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 56
Buku yang berjudul “40 Hadis Keutamaan Dzikir dan Berdzikir” yang
terbit pada tahun 2007 berisikan tentang begitu pentingnya dzikir dalam
kehidupan manusia, dzikir menjadikan manusia harus mengetahui, menyadari,
memahami dan melakukannya dalam keseharian hidup mereka. Idealnya buku
tersebut memberitahukan bahwa tidak ada hari tanpa dzikir, tiada amal tanpa
dzikir, tiada langkah tanpa dzikir, tiada jam tanpa dzikir, dan tiada menit tanpa
dzikir.
Sedangkan buku yang berjudul “Sumur yang Tak Pernah Kering” yang
terbit pada tahun 2010, berisikan tentang mengetengahkan kiprah, aktivitas,
perjuangan dan dakwah dari ulama besar Habib Ali Al- Habsyi yang berasal dari
Kwitang Jakarta.
G. Sarana dan media dakwah Habib Ali Al- Habsyi dan keturunannya
Menurut Moenir, sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja
dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan
pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan
organisasi kerja.44
Dalam mendukung dakwahnya, sarana yang digunakan untuk dakwah
Habib Ali Al- Habsyi dan keturunannya adalah Islamic Center (Majelis Ta’lim
Kwitang), Masjid Ar- Riyadh, Unwanul falah dan Darul Hasyimiy.
a. Islamic Center (Majelis Ta’lim Kwitang)
Islamic Center Indonesia (Majelis Ta’lim Kwitang) didirikan oleh Habib
Ali Al- Habsyi pada tahun 1960- an. Majelis Ta’lim Kwitang ini letaknyaa kira-
kira 300 meter dari masjid. Banyak jamaah khususnya dari daerah JABOTABEK
44 http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2106962-pengertian-sarana- dan-prasarana/#ixzz1wSGBW7D9
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 57
( Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi) dan jamaah dari daerah lainnya
yang hadir ke Majelis ini. Salah satu yang menarik jamaah untuk hadir adalah
pembacaan maulid Simthud Durar, yang dinilai memiliki banyak keistimewaan
disamping kharisma sang pendiri majelis, yaitu Habib Ali Al- Habsyi atau Habib
Ali Kwitang.45 Selain itu di Islamic Center, pada ahad pagi dilaksanakan Majelis
Ta’lim untuk pria dan wanita yang ini bebas untuk segala usia dan kalangan.
Didalam susunan acara dalam berlangsungnya kegiatan Majelis ta’lim ini adanya
beberapa ceramah agama yang disampaikan oleh para Habaib-habaib dan Kyai.
Bukan hanya ceramah yang diberikan oleh Habaib- habaib tetapi mereka juga
memberikan motivasi serta cara dalam kehidupan agar kualitas keberagaamaan
muslim semakin meningkat dari hari ke hari.
b. Masjid Jami’ Ar- Riyadh
Keberadaan Masjid Jami’ Ar- Riyadh dimulai sekitar tahun 1910, ketika
itu masjid ini semula berupa sebuah surau (mushola). Dengan usaha Habib Ali
sekitar tahun 1918 surau itu mengalami pembaharuan pertama menjadi masjid
(tanahnya diwakafkan oleh Saijid Abdurrahman bin Syech Al- Kaff).46
Masjid ini didirikan oleh habib Ali Al- Habsyi sekitar tahun 1356H/
1938M. Di tempat inilah Habib Ali bersama murid- muridnya dan penduduk
setempat mendirikan sebuah Majelis Taklim bertempat di rumah pribadinya.
Tempat tersebut lantas ia beri nama Baitul Makmur. Beberapa tahun berjalan
majelis itu dia beri nama Unwanul Falah.
Sekitar tahun 1950, majelis tersebut resmi diberinama Masjid Ar- Riyadh.
Namun masyarakat sekitar lebih mengenalnya dengan nama Masjid Kwitang. Dan
45 ALKISAH NO. 09/24 APR. -7 MEI 2006, h. 76 46 Habib Abdurrahman bin Muhammad al-habsyi, prasetyo sudrajat, Sumur yang tak pernah kering, h. 16
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 58
Habib Ali Kwitang ulama dari marga Al- Habsyi yang dikenal masyarakat sebagai
seorang tokoh ulama Betawi yang begitu berpengaruh di zamannya.47
Masjid ini pada tahun 1963 pernah diresmikan Bung Karno. Masjid yang
bersejarah ini tetap berdiri kokoh hingga sekarang. Kegiatan-kegiatan keagamaan
masjid selama Ramadhan hampir sama dengan masjid-masjid yang lain yaitu
ceramah keagamaan, tarawih, buka puasa bersama, pesantren kilat dan lain-lain.
Namun, tradisi khusus yang masih dijaga sampai saat ini adalah setiap malam 25
Ramadhan selalu diadakan Khotmil Qur'an atau khataman Al Qur'an di dalam
shalat terawih. Setiap momen tersebut, banyak jamaah dari luar Jakarta.
Didalam Masjid Ar- Riyadh ini sekarang terdapat makam sang pendiri,
Habib Ali Al- Habsyi, beserta putranya Habib Muhammad Al- Habsyi dan istri
putranya. Keberadaan makam mereka menjadi daya tarik bagi sebagian umat
Islam untuk berziarah. Ini salah satu bentuk karamah beliau (Habib Ali). Sudah
wafat tetapi dapat memberikan berkah bagi masyarakat sekitar. Dengan
banyaknya peziarah, puluhan bahkan ratusan orang bisa berdagang disini.
c. Unwanul falah
Unwanul falah, merupakan perguruan islam modern yang dibangun oleh
Habib Ali Al-Habsyi sekitar tahun 1911 letaknya di samping Masjid Kwitang.48
Melalui lembaga ini juga salah satu ulama Al- Habsyi yaitu Habib Ali Al-Habsyi
berdakwah dan meningkatkan kualitas keberagamaan dengan cara melakukan
pembelajaran di tempat ini. Namun sekarang Unwanul falah ini sudah tidak ada,
47 http://bujangmasjid.blogspot.com/2012/04/masjid-jami-al-riyadh-kwitang-jakarta.html diakses 4 juni 2012 48 Habib Abdurrahman bin Muhammad al-habsyi, prasetyo sudrajat, Sumur yang tak pernah kering, h. 15
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 59
dan dahulu tempat Unwanul falah berdiri sekarang sudah menjadi komplek
perumahan.
d. Darul Hasyimiy
Sepeninggal Habib Ali Al- habsyi, karena keberadaan pesantren Unwanul
falah tidak memungkinkan lagi maka habib Muhammad Al- Habsyi mendirikan
Darul Hasyimiy49 yang merupakan kelanjutan Pesantren Unwanul falah. Darul
Hasyimiy merpakan pesantren salaf yang didirikan oleh Habib Muhammad Al-
Habsyi di Ciawi, Bogor. Dan ditempat ini Habib Muhammad Al- Habsyi memberi
pemahaman tentang agama yang sekarang masih diteruskan oleh anak beliau
Habib Abdurrahman bin Muhammad Al- Habsyi.
Tempat- tempat iniah yang dijadikan sebagai sarana dakwah Habib Ali Al-
Habsyi dan keturunannya, disamping itu dalam medukung jalannya dakwah maka
diperlukan media dakwah. Media dakwah merupakan alat yang digunakan untuk
menyampaikan dakwah kepada mad’u.
Hamzah ya’qub membagi media dakwah menjadi lima macam, yaitu lisan
tulisan, lukisan audio visual, dan akhlak.50
1) Lisan, media ini mengandalkan lidah dan suara. Ini merupakan media yang
paling sederhana dan dapat digunakan oleh siapa saja. Termasuk
digunakan oleh Habib Ali Al- Habsyi dan keturunannya dalam
menyebarkan dakwahnya. Ini dapat berbentuk pidato, ceramah,
penyuluhan, bimbingan nasihat, dan sebagainya.
2) Tulisan, dakwah melalui media tulisan bisa dengan berupa buku, surat
kabar, artikel, buletin, majalah dan lain sebagainya, cangkupan wasilah ini
49 Wawancara dengan Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi pada tgl 22 Mei 2012 50 Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 120
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 60
pun bisa lebih luas karena semua orang bisa menjangkaunya. Dan
kelebihan media dakwah ini adalah jika pendakwah sudah wafat maka
masi bisa dibaca oleh banyak orang.
3) Lukisan, gambar, atau sebagainya dapat menjadi salah satu media dakwah
dengan keindahan makna didalam karya ukirannya tersebut.
4) Audo visual, media dakwah ini dapat merangsang indra pendengar atau
penglihatan, maupun kedua-duanya. Contohnya setiap kegiatan pengajian
di Majelis Ta’lim Kwitang dan perayaan hari besar islam diabadikan
dengan meliput acara tersebut dengan kamera video dan hasilnya dijadikan
kaset yang nantinya bisa dilihat dan didengarkan oleh masyarakat.
5) Akhlak, perbuatan yang nyata yang dicontohkan oleh Habib Ali Al-
Habsyi dan keturunannya yang mencerminkan ajaran islam, dapat
dinikmati, dilihat, di dengar dan diikuti oleh masyarakat.
H. Nilai- nilai yang diajarkan Habib Ali Al- Habsyi dan keturunannya
Inti ajaran Islam yang disuguhkan Habib Ali Al- Habsyi dan
keturunannya dalam dakwahnya berlandaskan tauhid, kemurnian iman, solidaritas
sosial, serta akhlakul karimah. Ia juga menjelaskan bahwa ajaran dakwah Habib
Alwi berupa pelatihan kebersihan jiwa, tasauf mu’tabarah dan dialog antara
makhluk dengan Al- Khalik serta antara sesama mahluk. Habib Ali Al- Habsyi
dan keturunannya tidak pernah mengajarkan ideologi kebencian, iri, dengki,
ghibah, fitnah dan namimah. Sebaliknya, para ulama Al- Habsyi dalam dakwah
mereka mengembangkan tradisi kakek-kakeknya dari keluarga ahlul bait yang
intinya menjunjung tinggi nilai kemanusian, menghormati hak-hak setiap manusia
tanpa membedakan manusia atas latarbelakang status sosial mereka.
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 61
Adapun nilai- nilai yang diajarkan Habib Ali Al- Habsyi dan keturunannya
kepada jamaah Majelis Ta’lim dan masyarakat sekitar agar bersikap:
1) Lembut dalam bertutur serta santun dalam bersikap.51 Menurut Habib Ali bin
Abdurrahman, seseorang itu dikatakan memiliki kualitas keberagamaan jika
orang tersebut sudah baik akhlaknya. Jika akhlaknya sudah tergolong baik
maka aspek keseluruhannya akan mengikutinya.
2) Selalu memberikan nasihat dan mendorong ummat untuk taat kepada Allah
SWT dan mempersiapkan bekal untuk di akhirat serta ummat islam harus
dapat bergaul secara baik dengan sesama. Dan selalu menegaskan bahwa
manusia harus ingat akan kematian, sehingga harus terus waspada jangan
sampai terjerumus dalam meniti/ mengarungi kehidupan dunia.
3) Senantiasa mengajak umat untuk selalu mencintai Rasulullah, mencintai Al-
Qur’an dan mencintai ilmu, serta mempererat hubungan silaturrahmi dan
persaudaraan
4) Harus bisa menjauhkan diri dari ideology kebencian, hasut, dengki, ghibah,
fitnah, dan namimah.
5) Senantiasa mengingatkan masyarakat sekitar/ jamaah agar memiliki
kepedulian sosial yang sangat tinggi terutama dalam menyantuni anak yatim.
Dengan diajarkannya nilai- nilai tersebut, Habib Ali Al- Habsyi dan
keturunannya selalu mengingatkan bahwa sangat penting untuk seorang umat
islam menjalankan kewajiban dijalan Allah SWT.
51 Wawancara dengan Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi pada tgl 22 Mei 2012
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1