Motivasi Perantau-Perantau Minangkabau Berdomisili di Kecamatan Tanjungkarang Pusat Kota Bandar

Rozi Fadilla Putra1*, Syaiful M2*, Yustina Sri Ekwandari3* FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 01 e-mail: [email protected], HP. 082281624693

Received: September 30, 2019 Accepted: October 1, 2019 Online Published: October 1, 2019

Abstract: The Motivation of Minangkabau Namads Domiciled in Tanjungkarang Subdistrict Downtown Bandar Lampung. The aim of this research is to find out the intrinsic and extrinsic motivation of Minangkabau nomads reside in centre Tanjungkarang Bandar Lampung city. This study used descriptive methods with the data collecting used are interview, observation,and documentation. The data analysis techniques used are data reduction, data presentation, and data verification. The result of the data analysis showed that intrinsic motivation is a Minangkabau custom which demands to migrate, self-esteem as a Minangkabau man and adherence to Minangkabau custom. The extrinsic motivation is Lampung’s development progress, open labor market opportunities, many markets, and openness in Lampung people.

Keywords: minangkabau custom, wnader off, motivation

Abstrak: Motivasi Perantau-Perantau Minangkabau Berdomisili di Kecamatan Tanjungkarang Pusat Kota Bandar Lampung. Tujuan penelitian mengetahui motivasi intrinsik dan ekstrinsik perantau-perantau Minangkabau berdomisili di Kecamatan Tanjungkarang Pusat Kota Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil analisis dan pembahasan menunjukkan motivasi intrinsik adalah adat Minangkabau yang menuntut merantau, harga diri sebagai seseorang laki-laki Minangkabau, dan kekakuan atau kepatuhan terhadap belenggu adat. Motivasi ekstrinsik adalah kemajuan pembangunan Lampung, peluang pasar kerja yang terbuka, banyaknya pasar, dan keterbukaan orang Lampung.

Kata kunci: adat minangkabau, merantau, motivasi PENDAHULUAN Merantau pada masyarakat merupakan negara Minangkabau pada dasarnya banyak yang terkenal akan banyak pulau dilakukan kaum laki-laki, dimana yang terbentang mulai dari Sabang sesuai dengan pepatah Minangkabau sampai Marauke dan memiliki yaitu “karatau madang dihulu, kekayaan dan keindahan alam di babuah babungo balun, merantau dalamnya. Terdiri dari ribuan pulau bujang dahulu dirumah paguno yang dipisahkan oleh lautan, balun” (Naim 1984: 3), maksud dari menjadikan negara ini memiliki etnis pribahasa ini adalah laki-laki di serta budaya yang beragam dari Minangkabau merasa lebih baik masing-masing suku bangsa tersebut. pergi merantau meninggalkan Salah satu adalah budaya merantau kampung halaman karena merasa orang Minangkabau. belum diperlukan di rumahnya. Indonesia adalah negara yang Pepatah tersebut juga merupakan terdiri dari banyak suku, salah suatu pendorong bagi laki-laki satunya adalah etnis Minangkabau, Minangkabau untuk pergi merantau, yang berbudaya Minangkabau. guna meraih keberhasilan secara Daerah Minangkabau terkenal akan materi. kental adat dan kebudayaannya. Di Masyarakat Sumatera Barat daerah Minangkabau keterkaitan atau yang lebih dikenal dengan antara adat dan budaya sangatlah masyarakat Minangkabau, selalu di erat, terlihat dari falsafah hidup identikan sebagai masyarakat Minangkabau “ adaik basandi perantau, dimana sebagian besar syarak, syarak basandi kitabullah”. penduduk asli Minangkabau ini dapat Artinya adat yang didasarkan atau kita jumpai hampir di seluruh ditopang oleh syariat agama wilayah Indonesia bahkan di yang syariat tersebut berdasarkaan mancanegara sekalipun. Awalnya pula pada Al-Qur’an dan Hadist. tradisi merantau ini didasari oleh Kepercayaan yang kuat kurangnya pemanfaatan mengolah terhadap Agama Islam, ciri–ciri khas sumber daya alam di sekitar wilayah yang sering kali dihubungkan dengan Sumatera Barat dan juga kurangnya orang Minangkabau ialah merantau lapangan pekerjaan sehingga dan adat, khususnya adat yang berdampak pada rendahnya tingkat berciri matrilineal (nasab ibu) kesejahteraan masyarakat (Tsuyoshi Kato, 2005 : 4). Orang Minangkabau, hal inilah yang Minangkabau menganggap ibu dijadikan pemicu dan memaksa merupakan sumber utama mereka untuk ber migrasi untuk perkembangan hidupnya budi yang mencoba mengadu nasib di wilayah baik, ibu yang baik, akan melahirkan luar Sumatera Barat. insan yang baik dan berbudi pula Menurut Melalatoa jumlah (Hakimy, 2001:39). Semua hal suku bangsa Indonesia ini mencapai diprioritaskan untuk wanita minang, kurang lebih 500 etnis (Depdikbud, karena kodrat wanita lebih lemah 1991: 1), dari data tersebut bisa di dibandingkan dengan lelaki. Seorang indikasikan bahwa Indonesia lelaki Minang jika ia sudah bisa memiliki banyak keanekaragaman mencari uang maka kebanyakan ia suku dan budaya yang mendiami akan pergi keluar dari daerah asalnya Kepulauan Nusantara. Sekian banyak (merantau). suku, suku Minangkabau adalah salah satunya, yang dikenal khas budi dan kecerdasan, atau pemikiran menganut sistem kekeluargaan yang brilian dari Datuak Parpatiah Matrilineal, Matrilineal berasal dari Nan Sabatang. Lareh Bodi Caniago ; dua kata yaitu mater yang dalam duduak sahamparan, tagak Bahasa Latin berarti “ibu” dan linea sapamatang. Maksudnya, menurut yang dalam Bahasa Latin berarti paham Bodi Caniago, segala “garis” berarti Matrilineal adalah kebijakan dan keputusan yang garis keturunan yang di tarik dari berlaku, selain berdasarkan pada pihak ibu, dapat dikatakan khas aturan yang disukai Tuhan hendaklah karena mungkin Suku Minangkabau dirumuskan lewat mufakat, dalam merupakan suku satu satunya di hal ini semua pangulu sama Indonesia yang menganut sistem kedudukannya. Suku-suku ini terus tersebut. Kekhasan lainya yang berkembang dan masuk ke semua dimiliki oleh masyarakat wilayah Minangkabau dan menetap Minangkabau adalah tradisi dan terus berkembang, bahkan ada merantau, Minangkabau dan kemudian yang pergi merantau dan merantau nampaknya dua kata hidup dan berkembang di luar daerah tersebut sangat merekat erat pada Minangkabau suku yang berasal dari Sumatera Salah satunya banyak juga Barat ini. yang merantau di daerah Kecamatan Sejarah merantau ini Tanjung Karang Pusat Kota Bandar didahului dengan berkembangnya Lampung dan menetap dan hidup di dua suku atau klan suku di sana. Orang-orang Minangkabau Minangkabau yaitu Suku Koto banyak yang merantau khususnya di Piliang dan Suku Bodi Caniago. Kecamatan Tanjung Karang Pusat Keadaan itu berdirilah Datuak Kota Bandar Lampung tidak hanya Katumanggungan memeluk adiknya dari satu daerah melainkan banyak Datuak Parpatiah Nan Sabatang. Ia daerah dari Minangkabau seperti dari segera berbicara pada semua yang daerah pesisir dan juga daerah hadir, bahwa sekarang di pedalaman. Minangkabau telah ada dua Sebagian besar wilayah yang pemimpin dan dua sistem masuk daerah pesisir tersebut kemasyarakatan yang tak obahnya diantaranya daerah Kabupaten seperti anak yang lahir kembar. Kepulawan Mentawai, Kabupaten Sebab terdapat dua sistem, maka ia Padang Pariaman, Kabupaten meminta rapat untuk mencari nama Pasaman, Kabupaten Pesisir Selatan, yang cocok untuk dua sistem Kota Padang dan Kota Pariaman. kemasyarakatan itu. Maka akhirnya Sementara yang termasuk ke daerah rapat akbar itu memutuskan bahwa pedalaman atau pegunungan seperti Sistem Kemasyarakatan yang Kabupaten Agam, Kabupaten pertama disebut Lareh Koto Piliang Dharmasraya, Kabupaten Lima (Kato-Phile-Hyang. Puluh Kota, Kabupaten Pasaman Sistem Kemasyarakatan yang Barat, Kabupaten Sijunjung, kedua, disebut Lareh Bodi Caniago Kabupaten Solok, Kabupaten Solok (Bodhi-Catni-Arga, dalam bahasa Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Sanskerta berarti puncak pemikiran Kota Bukittinggi, Kota Payakumbuh, yang gemilang). Ini sesuai dengan Kota Padang Panjang, Kota Sawah lahirnya gagasan yang bermula dari Lunto dan Kota Solok. Suku Minangkabau atau yang satu yang banyak orang dikenal dengan Suku Minang Minangkabau adalah Kota Bandar merupakan suku bangsa Indonesia Lampung. yang berasal dari Sumatera Barat Satunya daerah yang yang merupakan salah satu provinsi banyak orang Minang adalah di Pulau Sumatera. Suku Kecamatan Tanjung Karang Pusat Minangkabau merupakan salah satu Kota Bandar Lampung. Kecamatan yang menjunjung tinggi bahasanya Tanjung Karang Pusat merupakan yaitu Bahasa Minang, yang memiliki salah satu dari tiga belas kecamatan kemiripan bahasa dengan Bahasa dalam wilayah Pemerintah Kota Melayu. Kendati terdengar rumit, Bandar Lampung. Kecamatan Bahasa Minang ternyata cukup Tanjung Karang Pusat merupakan mudah dikuasai oleh orang luar Suku suatu daerah yang menjadi pusat Minangkabau. perdagangan di Kota Bandar Adat matrilineal ini Lampung dengan adanya Pasar mengakibatkan sistem pewarisan dan Tanjung Karang yang menjadi salah pengaturan rumah tangga akan di satu pusat pasar terbesar di Bandar atur oleh pihak perempuan. Hal ini Lampung. Banyaknya perantauan juga mengakibatkan adanya budaya Minangkabau di Kecamatan Tanjung merantau pada masyarakat Karang Pusat tentu ada suatu Minangkabau. Budaya merantau dorongan yang membuat mereka merupakan sebuah kebiasaan yang melanjutkan hidupnya di perantauan. dilakukan oleh laki-laki Minang Menurut Mulyasa (2003:112) yang sudah beranjak dewasa. Budaya Motivasi adalah tenaga pendorong merantau ini adalah imbas dari adat atau penarik yang menyebabkan yang matrileneal, dimana harta adanya tingkah laku ke arah satu keluarga akan dikuasai oleh pihak tujuan tertentu. Perantau-perantau perempuan dan menyebabkan pihak Minangkabau akan bersungguh- laki-laki tidak memiliki modal harta sungguh karena memiliki motivasi sama sekali. yang tinggi maka seseorang akan Oleh karena itu, sebagian berusaha bila ada faktor besar lelaki Suku Minang yang pendorongnya yang disebut motivasi. sudah beranjak dewasa akan pergi Dalam menumbuhkan motivasi dari kampungnya untuk merantau biasanya ada yang dari dalam diri yang bertujuan untuk bekerja dan seseorang (intrinsik) dan ada pula mencari uang. Selain itu, budaya yang berasal dari luar diri seseorang merantau merupakan konsekwensi (ekstrinsik). Motivasi Intrinsik bagi laki-laki Minangkabau yang adalah motivasi yang timbul dari sudah beranjak dewasa untuk dalam diri pribadi individu itu sendiri menemukan pasangan yang berasal tanpa adanya pengaruh dari luar dari luar sukunya. Laki-laki suku individu. Contoh seseorang pergi Minang yang Merantau sebenarnya merantau ia termotivasi mencari dilarang pulang kembali ke tanah pengalaman. kelahirannya sebelum menjadi orang Motivasi Ekstrinsik adalah sukses. Oleh karena itu, banyak kita dorongan terhadap perilaku temui orang-orang suku seseorang yang diluar perbuatan Minangkabau yang menghuni kota- yang dilakukannya, ia mendapatkan kota besar besar di Indonesia. Salah pengaruh atau rangsangan dari luar. Contohnya seseorang pergi merantau sistematis, faktual dan akurat karena terpengaruh kesuksesan mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta seseorang. Motivasi perantau ini hubungan antar fenomena yang penting untuk diketahui, agar dalam diselidiki. (Moh. Nazir, 1983 : 63) pengambilan keputusan dan Winarno Surakhmad pengembangan wilayah dapat mengemukakan bahwa metode dilaksanakan secara efektif dan deskriptif adalah suatu cara bijaksana. penelitian yang tertuju pada Berdasarkan latar belakang di pemecahan masalah yang ada pada atas, maka rumusan masalah dalam masa sekarang pada masalah aktual. penelitian ini yaitu “Apakah motivasi Data yang terkumpul mula-mula Intrinsik dan Ekstrinsik Perantau- disusun, dijelaskan dan kemudian perantau Minangkabau Berdomisili dianalisa (Winarno Surakhmad, di Kecamatan Tanjungkarang Pusat 1998:140). Kota Bandar Lampung?”. Adapun Selain itu Winarno tujuan penelitian ini adalah untuk Surakhmad mengemukan bahwa mengetahui motivasi intrinsik dan metode deskriptif mempunyai ciri- ekstrinsik perantau-perantau ciri sebagai berikut : Minangkabau berdomisili di 1. Memusatkan diri pada pemecahan Kecamatan Tanjungkarang Pusat masalah-masalah yang ada pada Kota Bandar Lampung. masa sekarang dan masalah-masalah yang aktual. METODE 2. Data yang dikumpulkan mula- Menurut Suwardi mula disusun, dijelaskan dan Endraswara, metode penelitian kemudian dianalisa karena itu mengemukakan secara teknis tentang metode ini sering pula disebut strategi yang digunakan dalam metode analisa (Winarno penelitian budaya, metode penelitian Surakhmad, 1998:141). budaya membahas mengenai Variabel penelitian langkah-langkah penelitian secara merupakan kegiatan menguji operasional, metode penelitian hipotesis, yaitu menguji kecocokan budaya langsung menukik pada antara teori dan fakta empiris di masalah penentuan judul, perumusan dunia nyata. Dengan demikian maka masalah, pemilihan informan, variabel penelitian merupakan segala penentuan setting, teknik analisis dan sesuatu yang berbentuk apa saja pengambilan data (Endraswara yang ditetapkan oleh peneliti 2006:5). sehingga diperoleh informasi tentang Metode yang digunakan hal tersebut, kemudian langkah dalam penelitian ini adalah metode selanjutnya adalah menentukan penelitian deskriptif. Metode kesimpulan (Juliansyah Noor 2012: deskriptif adalah suatu metode dalam 47) . meneliti status sekelompok manusia, Berdasarkan pengertian dari suatu objek, suatu set kondisi, suatu teori di atas, bahwa variabel yang sistem pemikiran ataupun suatu kelas digunakan dalam penelitian ini peristiwa pada masyarakat sekarang. adalah variabel tunggal. Variabel Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, tunggal adalah himpunan sejumlah gambaran atau lukisan secara gejala yang memiliki berbagai aspek atau koloni di dalamnya yang kualitatif. (Moleong, 2003:288), berfungsi mendominasi dalam tahapan-tahapan yang akan kondisi atau masalah tanpa dilakukan dalam proses analisis data kualitatif meliputi: dihubungkan dengan yang lainnya 1. Reduksi Data (Hadari Nawawi, 2001:58). Data yang diperoleh dari lapangan Teknik pengumpulan data dituangkan ke dalam bentuk laporan adalah tahap yang digunakan untuk selanjutnya direduksi, dirangkum, menentukan dalam hasil penelitian difokuskan pada hal-hal penting. yang akan didapat oleh peneliti Dicari tema dan polanya disusun menjadi valid. Maka dalam secara sistematis. penelitian ini menggunakan teknik 2. Penyajian Data (Display Data) pengumpulan data wawancara, Untuk melihat gambaran observasi dan dokumentasi. “Teknik keseluruhan atau bagian-bagian Wawacara merupakan salah satu tertentu dari penelitian harus teknik pengumpulan data yang diusahakan membuat bermacam dilakukan dengan berhadapan matriks, grafik, jaringan, dan bagian langsung dengan yang diwawancarai atau bisa pula dalam bentuk naratif (Juliansyah Noor, 2012: 138)”. saja. sedangkan “Teknik observasi adalah 3. Mengambil Kesimpulan atau suatu penelitian secara sistematis Verifikasi Data. dengan menggunakan kemampuan Peneliti berusaha mencari arti, pola, indera manusia, pengamatan ini tema, yang penjelasan alur sebab dilakukan pada saat terjadi aktivitas akibat, dan sebagainya. Kesimpulan budaya dengan wawancara harus senantiasa diuji selama mendalam. Observasi yang penelitian berlangsung, dalam hal ini digunakan oleh peneliti adalah dengan cara penambahan data baru. melihat secara langsung mengenai objek yang akan diteliti (Suwardi HASIL DAN PEMBAHASAN Endraswara 2006:133)”, dan “Teknik Kecamatan Tanjungkarang Pusat dokumentasi yaitu merupakan terbentuk berdasarkan PP No. 3 catatan peristiwa yang telah berlalu, Tahun 1982 tentang Perubahan Batas bisa berbentuk tulisan, gambar, Wilayah Kotamadya DATI II karyakarya monumental dari Tanjungkarang-Teluk Betung. seseorang Menurut Robert C. Kecamatan Tanjungkarang Pusat Bogdan seperti dikutip Sugiyono berdiri sendiri dengan pusat (2009; 82)” pemerintahannya di Tanjungkarang. “Teknik analisis data yang Kecamatan Tanjungkarang Pusat akan digunakan dalam penelitian ini terbagi atas 10 kelurahan, yaitu adalah teknik analisa data kualitatif. Tanjungkarang, Kaliawi, Pasir Analisis data kualitatif adalah suatu Gintung, Gunung Sari, Penengahan, teknik yang mengelompokan, Pelita, Gotong Royong, Enggal, membuat manipulasi serta Kelapa Tiga dan Durian Payung. menyingkat data sehingga mudah Selanjutnya berdasarkan Surat dicerna. Gubernur KDH TK I Lampung No. Data yang diperoleh dari 6/185.B.III/HK/1988 tentang penelitian ini akan dianalisis dengan Pemekaran Kelurahan di Wilayah menggunakan metode analisis data Kota Bandar Lampung, maka Kecamatan Tanjungkarang Pusat pasar yaitu Pasar Induk Tamin, Pasar bertambah 1 Kelurahan, yaitu Pasir Gintung, Pasar Bambu Kuning, Kelurahan Palapa, dan sampai saat dan Pasar bawah. Serta pusat-pusat ini Kelurahan Palapa merupakan pertokoan/mall atau supermarket Pusat Pemerintahan Kecamatan yaitu: Central Plaza (Hypermart, Tanjungkarang Pusat. Sehingga Matahari), dan Mall Kartini Kecamatan Tanjungkarang Pusat (Centerpoint). Dilihat dari mata memiliki 11 Kelurahan. Berdasarkan pencahariannya sebagian besar PP No 4 Tahun 2012 tentang penduduk Kecamatan Tanjungkarang Penataan dan Pembentukan Pusat bermata pencaharian sebagai Kelurahan dan Kecamatan di Kota buruh, tukang, TNI/POLRI, Bandar Lampung, wilayah wiraswasta/berdagang dan PNS. Kecamatan Tanjungkarang Pusat di Kelurahan Kelapa Tiga pecah menjadi 2 Kecamatan yaitu terletak di Kecamatan Kecamatan Tanjungkarang Pusat dan Tanjungkarang Pusat, Kota Bandar Kecamatan Enggal. Yang termasuk Lampung. Kelurahan Kelapa Tiga dalam wilayah Tanjungkarang Pusat dibatasi oleh Kelurahan Sukajawa di adalah 7 Kelurahan yaitu terdiri dari sebelah utara, Kelurahan Kaliawi di : sebelah selatan, Kelurahan 1 Kelurahan Kaliawi Sukadanaham di sebelah barat, dan 2. Kelurahan Pasir Gintung Kelurahan Tanjungkarang di sebelah 3. Kelurahan Palapa timur. Kelurahan Kelapa Tiga 4. Kelurahan Gotong Royong dipimpin oleh seorang Kepala Lurah 5. Kelurahan Kelapa Tiga dan dibantu perangkat-perangkatnya 6. Kelurahan Durian Payung. yang sudah ditunjuk dan merupakan 7. Kelurahan Kaliawi Persada pegawai negeri, karena lurah dan (pecahan dari Kelurahan Kaliawi) perangkatnya mendapatakan gaji dari Secara geografis Kecamatan pemerintah, bukan tanah desa atau Tanjungkarang Pusat terletak pada 5° bengkok. 24’27” LS dan 105° 15’75” BT. Kelurahan Kelapa Tiga Dengan kawasan pemukiman merupakan dataran rendah yang 69,72% dan luas wilayah 658 ha, dikelilingi perbukitan dengan kondisi terdiri dari 11 Kelurahan, 26 masyarakat yang sudah maju. Lingkungan dan 253 RT yang secara Daerahnya terdapat sungai kecil administratip berbatasan dengan : yang mengalir di bagian selatan Utara Kecamatan Kedaton Selatan wilayahnya. Penduduk sekitar biasa Kecamatan Teluk Betung Utara menyebutnya Kali Awi. Sungai ini Timur Kecamatan Tanjungkarang merupakan sungai periodik di mana Timur dan Barat Kecamatan pada waktu musim kemarau debit Tanjungkarang Barat airnya kecil, dan pada waktu musim Kecamatan Tanjungkarang penghujan debit airnya besar. Pusat merupakan jantung Kota Penduduk Kelurahan Kelapa Bandar Lampung. Dengan letaknya Tiga terdiri dari masyarakat yang yang strategis di pusat kota, heterogen. Mereka berasal dari menjadikan daerah ini sebagai pusat berbagai wilayah di Jawa dan perdagangan umum, jasa umum, dan Sumatera. Kebanyakan datang dari pusat kegiatan perekonomian. Hal ini Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa didukung dengan adanya beberapa Timur, dan Yogyakarta, sedangkan dari Pulau Sumatera kebanyakan baik lama ataupun sebentar. Adat berasal dari: Sumatera Selatan, Minangkabau memang telah banyak dan Sumatera Barat. mengajarkan tentang prilaku hidup Guna menunjang peningkatan orang Minang, salah satu adalah dalam pendidikan di Kelurahan mengenai merantau. Orang Kelapa Tiga terdapat sarana Minangkabau ini merantau karena pendidikan yang terdiri dari lima kecintaan pada kampung halaman sekolah taman kanak-kanak (TK), yang dinyatakan dalam falsafah “ satu Sekolah Dasar (SD) dan satu Sayang ka anak dilacuti, Sayang ka SLTP. Untuk penduduk yang ingin kampung ditinggakan”. Keadaan mengenyam pendidikan biasanya adat yang menuntut untuk merantau melanjutkan ke sekolah-sekolah ini telah memotivasi para pemuda yang lebih tinggi di Kota Bandar Minangkabau untuk merantau guna Lampung. Di samping itu juga mengasah ilmu dan mencari terdapat pendidikan khusus, yaitu pengalaman serta berhasil dulu di pondok pesantren dan kursus seperti rantau baru bisa menjadi orang yang kursus menjahit, salon kecantikan berguna bagi diri sendiri, keluarga, dan lain-lain. dan masyarakat. Merantau Kelurahan Kelapa Tiga masyarakat Minangkabau berbeda memiliki mata pencaharian yang dengan merantau yang dilakukan bermacam-macam antara lain masyarakat daerah lain. Di daerah sebagai pedagang, buruh, pegawai lain, faktor utama yang negeri, tukang, jasa, pensiunan dan menyebabkan seseorang merantau lain sebagainya. Mata pencaharian adalah karena permasalahan yang mendominasi penduduk ekonomi. Pada masyarakat Kelurahan Kelapa Tiga adalah Minangkabau, merantau bukan sebagai pedagang dan buruh. hanya semata-mata bukan hanya Organisasi kemasyarakatan di untuk memperoleh kekayaan, atau Kelurahan Kelapa Tiga antara lain: memperoleh kehidupan yang lebih karang taruna, pendidikan baik di bidang ekonomi, tapi yang kesejahteraan keluarga (PKK), diutamakan masyarakat LKMD, arisan, perkumpulan, olah Minangkabau adalah penemuan jati raga, koperasi, pekerja sosial diri, pengalaman dan nilai-nilai masyarakat dan sebagainya. hidup yang tidak dapat diperoleh di daerah asal. Sebaliknya seseorang Motivasi Intrinsik Perantau - pemuda Minangkabau akan merasa perantau Minangkabau malu jika iya hanya melekat di Berdomisili di Kecamatan rumah saja, dan tidak pernah ada Tanjungkarang Pusat Kota keinginan hendak melihat negeri Bandar Lampung orang atau merantau. Adat Minangkabau yang Harga diri sebagai laki-laki menuntut untuk merantau Setelah Minangkabau. Merantau memang melihat identitas budaya lokal orang sangat identik dengan orang Minangkabau yang paling mendasar Minangkabau apalagi bagi seseorang ialah: Pertama, teguh memegang laki-laki Minangkabau. Bagi kaum adat istiadat dan juga ajaran islam, laki-laki di Minangkabau merantau yakni adat basandi syarak, syarak itu memang sangat diharuskan agar bersandi kitabullah, Kedua merantau seseorang tersebut bisa hidup mandiri dengan hasil perjuangannya Minangkabau telah mendorongnya sendiri. Kebiasaan merantau juga juga untuk merantau ke luar dari berfungsi sebagai suatu perjalanan daerahnya dan berdomisili disana. spritual dan batu ujian bagi kaum Kekakuan atau kepatuhan terhadap laki-laki Minangkabau dalam belenggu adat ini biasanya banyak menjalani kehidupan. Bila ada laki- dirasakan perempuan Minangkabau laki Minangkabau yang tidak pernah dimana aturan untuk perempuan di merantau maka dalam masyarakat Minangkabau ini lebih banyak akan dipandang lebih rendah dari aturannya, karena sebagai seseorang pada yang sudah pernah merantau, perempuan Minangkabau sangat karena yang belum pernah merantau dihargai dan disarankan untuk tetap dianggap penakut dan tidak akan di kampung halaman sebagai bisa hidup mandiri. Apalagi pelanjut keturunan dan juga pelanjut seseorang laki-laki Minangkabau kaumnya. yang tidak merantau tentu tidak akan memiliki harta di kampung Motivasi ekstrinsik Perantau - halamanya, karena harta tinggi atau perantau Minangkabau pusaka biasanya akan diwariskan Berdomisili di Kecamatan pada kaum perempuan yang akan Tanjungkarang Pusat Kota menjadi pelanjut keturunan. Harga Bandar Lampung diri sebagai seseorang laki-laki Kemajuan pembangunan Minangkabau ini telah banyak Lampung telah mendorong perantau- memotivasi para pemuda perantau Minangkabau seperti yang Minangkabau untuk juga merantau merantau ke Kelurahan Kelapa Tiga seperti generasi-generasi sebelum Kecamatan Tanjungkarang Pusat mereka. Menaikan harga diri dalam Kota Bandar Lampung yang masyarakat di kampung halaman tergolong banyak Daya tarik merupan salah satu yang banyak kemajuan pembanguna Lampung mendorong laki-laki Minangkabau yang juga berpengaruh besar pada untuk pergi meninggalkan kampung perantau-perantau Minangkabau halaman merantau guna hidup untuk merantau dan berdomisili di mandiri dan mendapatkan pristise Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan yang tinggi dalam masyarakat. Maka Tanjungkarang Pusat Kota Bandar bagi laki-laki yang merantau akan Lampung. Dengan kemajuan timbul rasa bangga karena telah pembangunan Lampung ini seperti merantau dan dapat hidup mandiri. ketersediaan lapangan kerja yang Kekakuan atau kepatuhan lebih banyak dan juga beragam sebut terhadap belenggu adat. Dimana adat saja apa, hampir semua jenis di Minangkabau sangat mengatur tata pekerjaan ada seperti pegawai cara kehidupan orang Minangkabau. negeri/swasta, pedagang, wiraswasta, Salah satu adalah kaum perempuan buruh, penyedia jasa, tukang dan yang dalam adat dianjurkan untuk masih banyak lagi di Lampung. Hal dirumah sebagai pelanjut keturunan, ini tentu menarik untuk perantau- namun seiring perkembangan zaman perantau Minangkabau yang telah banyak juga wanita yang ikut biasanya kehidupan di desanya merantau seperti laki-laki untuk cenderung monoton/tetap tidak jauh- mencoba peruntungan di rantau. jauh dari pertanian, tentu dengan Selain itu beban ganda laki-laki merantau ke arah kota ini peluang untuk bekerja akan lebih terbuka. menarik perantau-perantau Perantau Minangkabau yang ada di Minangkabau untuk datang dan Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan mencoba peruntungan di Kelurahan Tanjungkarang Pusat Kota Bandar Kelapa Tiga ini. Lampung kebanyakan berdagang dan Banyaknya pasar tentu profesi-profesi yang lainnya. Selain tercetus dalam pikiran kita, adalah itu perbandingan upah yang ada orang Minangkabau suka berdagang. antara daerah yang pembangunan Merantau seperti yang kita tahu maju dan desa tentu membuat daerah bersama memang sangat identik yang kemajuan pembangunan lebih dengan Suku Minangkabau ini yang menarik. Lampung adalah salah sudah sejak lama telah banyak satunya yang upah kerja yang lebih terbukti dengan banyaknya perantau- tinggi salah satunya yang membuat perantau Minangkabau yang seseorang menjadi tertarik dan merantau ke seluruh penjuru negeri. merantau dan berdomisili di sana. Merantau orang Minangkabau ini Adapun fasilitas-fasilitas umum dan berbeda dengan merantau suku lain sosial yang lebih lengkap tentu ini pada umumnya yang membedakan menjadikan kota lebih menarik, hal adalah kecendrungan merantau pada ini seperti dalam pencarian kerja atau masyarakat Minangkabau ini ke arah peluang kerja yang ada. pasar. Cukup berasalan memang Peluang pasar kerja yang kenapa kita menyebut orang terbuka di perantauan juga menjadi Minangkabau suka berdagang. salah satu faktor penarik perantau Kenyataannya yang ada dilapangan, perantau Minangkabau untuk memang benar demikian ada fakta merantau. Hal ini terlihat pada yang membuktikan. Hampir seluruh Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan wilayah Indonesia tak luput dari Tanjungkarang Pusat Kota Bandar orang Minangkabau yang berdagang Lampung juga dipengaruhi faktor mulai dari kota-kota sampai pelosok peluang pasar kerja yang terbuka. sekalipun. Seperti halnya dengan Berdasarkan informasi yang didapat daerah Kelurahan Kelapa Tiga dari para narasumber banyak sekali Kecamatan Tanjungkarang Pusat perantau-perantau Minangkabau Kota Bandar Lampung yang banyak yang menganggap bahwa peluang berpropesi sebagai pedagang. Hal ini pasar kerja yang terbuka memang juga di dukung dengan banyak pasar mereka rasakan di daerah yang ada di sekitar Kelurahan perantauan. Peluang pasar kerja yang Kelapa Tiga seperti Pasar Pasir terbuka ini jika dibandingkan dengan Gintung, Pasar Tamin, Pasar Bambu di kampung halamannya memang Kuning, Pasar Tengah dan lain-lain. akan sangat terasa. Apalagi daerah Dengan adanya pasar-pasar tersebut Kelurahan Kelapa Tiga yang terletak tentu akan memotivasi orang-orang di dekat pusat kota yang Minangkabau untuk merantau kesana kenyanyakan rantau bagi orang dengan tujuan utama adalah untuk Minangkabau memang ke arah kota, berdagang. Seperti daerah Kelurahan tentu untuk peluang pasar kerja akan Kelapa Tiga yang banyak orang lebih banyak seperti berdagang, Minangkabau perantauan yang membuka usaha sendiri, pegawai dan berpropesi sebagai pedagang di pasar masih banyak lagi. Peluang pasar sekitar daerah Kelurahan Kelapa kerja yang terbuka ini telah banyak Tiga. Hal ini selaras dengan kepandaian orang Minangkabau perantau-perantau Minangkabau yang menjadikan berdagang atau banyak merantau dan berdomisili berniaga adalah keahliannya. disana karena keterbukaan orang Keterbukaan orang Lampung Lampung. tentu akan lebih menarik jika daearah yang akan menjadi tujuan KESIMPULAN merantau tersebut terbuka dan ramah Berdasarkan hasil penelitian terhadap pendatang, hal ini tentu dan pembahasan, maka penelitian ini akan membuat banyak orang untuk dapat disimpulkan bahwa motivasi datang dan mencoba peruntungan perantau-perantau Minangkabau disana. Salah satu yang keterbukaan berdomisili di Kelurahan Kelapa orang-orang ramah dan bersahabat Tiga Kecamatan Tanjungkarang adalah orang-orang Lampung. Pusat Kota Bandar Lampung adalah Keterbukaan orang-orang Lampung Motivasi intrinsik yang meliputi terlihat seperti tidak membeda- diantara sebagai berikut : bedakan ras, agama, suku dan lain- a) Adat Minangkabau yang lain sebagainya. Keramah tamahan menuntut merantau. orang Lampung juga menjadikan b) Image sebagai seseorang laki- Lampung sangat diminati oleh laki Minangkabau. orang-orang untuk bermigrasi c) Kekakuan atau kepatuhan kesana. Keterbukaan orang Lampung terhadap belenggu adat. terhadap pendatang ini bisa dilihat Motivasi ekstrinsik yang meliputi dengan banyaknya jumlah pendatang a) Kemajuan pembanguna dari berbagai daearah di luar Lampung Lampung itu sendiri. Ada Suku b) Peluang pasar kerja yang terbuka Aceh, Suku , Suku Minang, c) Banyaknya pasar Suku , Suku Nias, Suku d) Keterbukaan orang Lampung Jawa, Suku Sunda, Suku Bali, Suku Bugis dan masih banyak lagi. DAFTAR PUSTAKA Dengan suku pendatang yang paling Depdikbud. (1991). Kamus Besar banyak adalah Suku Jawa. Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Keterbukaan Lampung terhadap . pendatang menjadikan Lampung sebagai mininya Indonesia, karena Endraswara. (2006). Metode, Teori, keberagaman suku bangsa yang Teknik, Penelitian Kebudayaan: terdapat di Lampung itu sendiri. Ideologi, Epistemologi dan Keterbukaan orang Lampung ini Aplikasi. Yogyakarta. Pustaka menjadi jalan masuk bagi para Widyatama. perantau-perantau Minangkabau untuk mencoba peruntungannya di Hakimy, H. Idrus. (2001). Rangkaian Lampung. Hal ini juga menjadi Mustika Adat Basandi Syarak di motivasi bagi Masyarakat Minangkabau. Bandung: Remaja Minangkabau untuk datang ke Rosdakarya. Lampung dan berdomisili di Lampung sampai sekarang. Seperti Kato, Tsuyoshi. (2005). Adat halnya di daerah Kelurahan Kelapa Minangkabau dan merantau Tiga Kecamatan Tanjung Karang dalam perspektif sejarah PT Balai Pusat Kota Bandar Lampung yang Pustaka. Moleong. (2003). Metodologi Nazir, Mohamad. (1983). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Penelitian, Ghalia Indonesia: Rajawali. Jakarta.

Mulyasa, E. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Noor, Juliansyah. (2012). Remaja Rosdakarya Metodologi Penelitian. Kencana Prenada Media Group. Naim, Mochtar. (1984). Merantau : Pola Migrasi Suku Minangkabau. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Yogyakarta: Gadjah Mada Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. University Press. Bandung: Alfabeta.

Nawawi, H. H. (2001) Metode Penelitian Bidang Sosial, Surakhmad, W. (1998). Pengantar Yogyakarta: Gadjah Mada Penelitian Ilmiah, Dasar, Metoda, University Press. Teknik. Bandung: Tarsito.