2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA

2.1 Data Produk 2.1.1 Data Tentang Kota Cirebon adalah sebuah kota yang berada di provinsi Jawa Barat dan berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah. Kota Cirebon juga dikenal sebagai kota udang dan kota Wali. Menurut Badan Pusat Statistik kota Cirebon tahun 2014 jumlah penduduk Kota Cirebon telah mencapai jumlah 305.889 jiwa. Dengan komposisi penduduk laki-laki sekitar 153.362 jiwa dan perempuan sekitar 152.537 jiwa. (Cirebonkota.bps.go.id, 2016)

2.1.1.1 Sejarah Cirebon Cirebon memiliki sejarah budaya dan politik yang cukup panjang dan memuat banyak peristiwa penting yang terjadi selama masa pendudukan Belanda dan Jepang, hingga masa kini. Berikut merupakan kutipan dari situs Pemerintah Kota Cirebon tentang sejarah Cirebon. “Menurut Manuskrip Purwaka Caruban Nagari, pada abad 15 di pantai Laut Jawa ada sebuah desa nelayan kecil bernama Muara Jati. Pada waktu itu sudah banyak kapal asing yang datang untuk berniaga dengan penduduk setempat. Pengurus pelabuhan adalah Ki Gedeng Alang-Alang yang ditunjuk oleh penguasa Kerajaan Galuh (Pajajaran). Dan di pelabuhan ini juga terlihat aktivitas Islam semakin berkembang. Ki Gedeng Alang-Alang memindahkan tempat permukiman ke tempat permukiman baru di Lemahwungkuk, 5 km arah selatan mendekati kaki bukit menuju kerajaan Galuh. Sebagai kepala permukiman baru diangkatlah Ki Gedeng Alang-Alang dengan gelar Kuwu Cerbon. Pada Perkembangan selanjutnya, Pangeran Walangsungsang, putra Prabu Siliwangi ditunjuk sebagai Adipati Cirebon dengan Gelar Cakrabumi. Pangeran inilah yang mendirikan Kerajaan Cirebon, diawali dengan tidak mengirimkan upeti kepada Raja Galuh. Oleh karena itu Raja Galuh mengirimkan utusan ke Cirebon Untuk menanyakan upeti rebon terasi ke

7 Universitas Kristen Petra Gambar 2.1 Peta Kota Cirebon. Sumber http://www.cirebonkota.go.id/peta-kota-cirebon/

8 Universitas Kristen Petra Adipati Cirebon, namun ternyata Adipati Cirebon berhasil meyakinkan para utusan atas kemerdekaan wilayah cirebon. Dengan demikian berdirilah daerah otonomi baru di Cirebon dengan Pangeran yang menjabat sebagai adipati dengan gelar Cakrabuana. Berdirinya daerah Cirebon menandai diawalinya Kerajaan Islam Cirebon dengan pelabuhan Muara Jati yang aktivitasnya berkembang sampai kawasan Asia Tenggara”. Kemudian pada tanggal 7 Januari 1681 Cirebon secara politik dan ekonomi berada dalam pengawasan pihak VOC, setelah penguasa Cirebon waktu itu menanda tangani perjanjian dengan VOC. (Jurnal ilmu pengetahuan budaya, 2008)

2.1.2 Pesisir Cirebon memiliki garis pantai 7 kilometer (https://travel.kompas.com) dan karakteristik pantai yang berlumpur merupakan jenis pantai yang mendominasi Cirebon. Sedangkan yang lainnya merupakan pantai dengan karakteristik hutan bakau, menurut sebuah jurnal yang ditulis oleh Aida Heriati dan Semeidi Husrin pada tahun 2017. Di dalam kehidupan masyarakat pesisir ada sebuah budaya Nadran yang menjadi agenda wisata bahari. Di Cirebon, Nadran adalah ritual tahunan yang digelar para nelayan di pesisir pantai utara Jawa, termasuk Cirebon, sejak abad ke-15 Masehi.

Gambar 2.2 Suasana di kawasan pesisir Cirebon Sumber: Dokumentasi Niko Halimsaputra

9 Universitas Kristen Petra 2.1.3 Kuliner Ada beberapa makanan khas Cirebon yang sudah terkenal. Beberapa diantaranya akan disebutkan di bawah ini.

2.1.3.1 Rujak Kucur Rujak kucur terdiri dari kangkung rebus, mentimun, tauge, dan kacang panjang yang disiram asem atau sambal kacang.

Gambar 2.3 Rujak Kucur Sumber: Dokumentasi Niko Halimsaputra

10 Universitas Kristen Petra 2.1.3.2 Mie koclok ini terdiri dari mie yang dicampur dengan kol, toge, potongan kecil ayam, irisan telur. Kuah disiram diatasnya yang terdiri dari santan dan bubur beras sehingga tampak kuah berwarna putih dan sedikit kental karena ditambah dengan tepung maizena. Rasanya gurih. Menurut cerita nama koclok itu adalah singkatan dari “Mie Khasnya Orang Cirebon yang Lebih Okey” yang diciptakan oleh Pak Edy, seorang pemilik warung Mie koclok pada tahun 1945. Bisa juga karena ada suara koclok saat menuangkan mie yang baru diangkat dari rebusannya, karena mienya dikoclok /dituang ke dalam mangkok. Begitu asal usul nama mie ini.

Gambar 2.4 Mie Koclok Sumber: Dokumentasi Niko Halimsaputra

2.1.3.3 Kerupuk Melarat Konon katanya, dinamakan kerupuk melarat karena kerupuk ini digoreng bukan menggunakan minyak goreng melainkan menggunakan pasir

Gambar 2.5 Kerupuk Melarat Sumber: https://www.saegaleri.com

11 Universitas Kristen Petra Kerupuk melarat biasa disajikan dengan siraman sambal kacang atau sambal asem.

2.1.3.4 Tahu Petis Tahu dengan taburan garam ini disajikan dengan saus petis yang terbuat dari udang yang ditumbuk halus. Tumbukan udang halus ini direbus dengan ditambahkan garam dan gula merah hingga mengental dan berbentuk seperti .

Gambar 2.6 Tahu Petis Sumber: http://www.ayocirebon.com Bahan dasar udang membuat baunya tajam dan gula merah membuat warnanya menjadi hitam. Tahu petis merupakan makanan yang banyak dicari saat acara Muludan (pasar malam) di Kasepuhan.

2.1.3.5 Nasi lengko terdiri dari nasi putih yang campur dengan tempe goreng, , mentimun, dan tauge. Ada siraman kacang dan sedikit kecap ditambah dengan taburan kucai dan yang menambah rasa nasi Lengko ini.

12 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.7 Nasi Lengko Sumber: Dokumentasi Niko Halimsaputra

2.1.3.6 Serabi terbuat dari tepung beras, sedikit terigu, dan kelapa parut yang diuleni dan dicampur air. Adonan ini kemudian dicetak pada cetakan khusus serabi. Serabi banyak dijumpai di pasar tradisional atau di pinggir jalan saat pagi hari. Biasanya serabi lebih nikmat disantap bersama tempe goreng tepung. Tidak hanya serabi polos, namun bisa juga dicampur dengan telur atau saat proses pencetakan. Maka jadilah namanya serabi telur dan serabi oncom.

Gambar 2.8 Serabi Sumber: https://www.gotravelly.com

13 Universitas Kristen Petra 2.1.3.7 Kuliner ini berbahan dasar tahu gembos yang dipotong kecil-kecil lalu disiram dengan kuah berwarna coklat dari gula merah. Untuk menemukan penjual tahu gejrot di Cirebon tidak sulit, bahkan bisa dikatakan hampir disetiap pojok Cirebon mudah ditemukan. Dahulu pedagang tahu gejrot memikul dagangannya, tetapi kini memakai gerobak dorong. Popularitas tahu gejrot, tidak hanya terkenal di Cirebon saja tetapi sudah merambah ke daerah lainnya. Harganya yang murah menjadikan kuliner ini bisa dinikmati semua kalangan.

Gambar 2.9 Tahu Gejrot Sumber: https://www.gotravelly.com/

2.1.3.8 Nasi Jamblang atau sega jamblang adalah makanan khas Cirebon yang penjualnya tersebar di pelosok daerah Cirebon dan sangat mudah untuk mendapatkan makanan nasi Jamblang ini. Hal yang membuat unik nasi ini adalah nasinya yang dibungkus dengan daun jati. Ada banyak menu-menu yang ditawarkan dalam sebuah warung nasi jamblang ini, biasanya terdapat kentang, usus, sate kentang, tempe goreng tepung, tempe goreng biasa, tahu jamblang, telur dadar, daging sapi, dan masih banyak lagi.

14 Universitas Kristen Petra Gambar 2.10 Nasi Jamblang Sumber: Dokumentasi Niko Halimsaputra

2.1.4 Budaya Menurut ilmu antropologi, “kebudayaan” adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Tiap-tiap kebudayaan universal sudah tentu juga menjelma dalam ketiga wujud kebudayaan yaitu wujudnya yang berupa sistem budaya, sistem sosial dan unsur-unsur kebudayaan fisik. Disebutkan bahwa ada tujuh unsur-unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua bangsa, ketujuh unsur kebudayaan sebutkan adalah : 1. Bahasa 2. Sistem pengetahuan 3. Sistem organisasi sosial 4. Sistem peralatan hidup dan teknologi 5. Sistem mata pencarian hidup 6. Sistem religi 7. Kesenian (Koentjaraningrat, 2002, p. 203-204) Menurut E.B Taylor, mengutip dari Soerjono Soekanto, kebudayaan adalah kompleks yang mencakup kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kebiasaan serta kemampuan-kemampuan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Soekanto, 1990, p. 188-189). Menurut Selo Soemarjan dan Soemardi yang dikutip dari Soerjono Soekanto menyatakan bahwa kebudayaan sebagai semua hasil rasa dan cipta masyarakat

15 Universitas Kristen Petra (Soekanto, 1990: 189), sedangkan menurut Ilmu Antropologi, “Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1990, p. 180) Kebudayaan dikatakan bahwa manusia tidak akan bisa hidup tanpa manusia lain dan alam lingkungannya termasuk di dalamnya binatang dan tumbuh- tumbuhan. Perkembangan budaya masing-masing masyarakat berbeda-beda sesuai dengan pola berpikir masyarakat pendukungnya. Masyarakat Bali membagi budaya manusia menjadi tahap mistis, ontologis, dan fungsional (Dhana, 1994, p. 84)

2.2 Studi Pustaka Ada dua buah literature review yang dilihat. Yang pertama proyek tugas akhir oleh Amelia Puspita Wongso jurusan Desain Komunikasi Visual dalam fakultas seni dan desain Universitas Kristen Petra pada tahun 2016 yang mengangkat acara “Metatah Gigi” dari Bali yang dikemas dengan media photobook. Tujuan dari prroyek tugas akhir itu adalah “… semua masyarakat mengetahui upacara metatah gigi karena sebagian besar masyarakat di Indonesia yang tidak tinggal di Bali tidak mengetahui bagaimana prosesi acara metatah gigi berlangsung”. Kedua, sebuah proyek penulisan tugas akhir oleh Mohammad Sofyan Hadi jurusan Sejarah dan Budaya Islam dalam Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah pada tahun 2018 tentang upacara Nadran di desa Bandengan, Cirebon. Upacara Nadran ini merupakan sebuah “sedekah laut” yang dilakukan oleh para penduduk di daerah pesisir untuk menunjukkan rasa syukur akan hasil laut yang telah mereka nikmati. Tujuan penulisan projek tentang budaya Nadran ini adalah yang pertama, untuk mengetahui alasan mengapa masyarakat Bandengan di Cirebon masih melaksanakan upacara Nadran ini. Kedua, untuk mengetahui bagaimana prosesi Nadran di Bandengan, dan yang ketiga, untuk mengetahui respon masyarakat tentang prosesi Nadran. (Mohammad Sofyan Hadi, 2018)

16 Universitas Kristen Petra 2.3 Landasan Teori 2.3.1 Fotografi yang baik “A great photograph is a full expression of what one feels about what is being photographed in the deepest sense, and is, thereby, a true expression of what one feels about life in its entirety. And the expression of what one feels should be set forth in terms of simple devotion to the medium – a statement of the utmost clarity and perfection possible under the conditions of creation and production.” (Blackwell, 2014, p. 145)

Karena itu, foto yang baik adalah foto yang mampu menyalurkan pesan yang ingin disampaikan oleh fotografer kepada taget audiens nya. Baik dengan menggunakan emosi yang diekspresikan maupun dengan penggunaan unsur visual yang terdapat di dalam foto. Sebagai contoh, sebuah pemandangan dengan subjek seorang yang terlihat di siang hari dengan pemandangan dengan subjek seorang di sore hari ketika matahari terbenam akan memberikan kesan yang berbeda meskipun memiliki objek foto yang sama. Sama halnya dengan pencahayaan pada subjek foto. Ketika foto di siang hari dengan matahari yang terik dan menggunakan flash atau reflector akan memberikan hasil yang berbeda dengan tidak menggunakan alat pencahayaan apapun.

2.3.2 Komposisi Seorang fotografer harus memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana cara membuat sebuah foto menjadi menarik dengan menggunakan komposisi dalam setiap foto yang dihasilkannya. Pemilihan komposisi yang baik dan menarik adalah jaminan bahwa foto yang dihasilkan tidak membosankan dan menjadi lebih menarik sehingga target audiens yang melihat foto ini memiliki kesan pertama yang baik sehingga menjadi mudah diingat dikemudian hari. Ada banyak bentuk komposisi yang dapat diaplikasikan dalam sebuah foto. Ada beberapa contoh komposisi dalam fotografi

2.3.2.1 Rule of Thirds Komposisi ini membagi foto menjadi tiga bagian secara horizontal maupun vertikal dan menempatkan focal point sejajar dengan garis imajiner ini. Kunci pada komposisi ini adalah jangan terlalu menempatkan focal point foto terlalu dekat dengan ujung frame dan juga jangan terlalu tanggung dalam menempatkan focal

17 Universitas Kristen Petra point di sebuah foto. Namun, ada sebuah kelemahan dalam bentuk komposisi ini yaitu membuat sebuah foto menjadi terlalu terkalkulasi. (Caroll, 2014, p. 22)

2.3.2.2 Leading Lines Poin utama dalam komposisi ini adalah garis. Garis yang menuntun mata agar melihat ke focal point. “Great composition take you on a journey” (Caroll, 2014, p. 10). Kelebihan dalam komposisi ini adalah sebuah foto dapat lebih dieksplor oleh mata target audiens agar mendapat sebanyak-banyaknya informasi dalam foto tersebut.

2.3.2.3 Framing Sebuah komposisi yang memberikan sebuah sensasi foto di dalam foto. Karena bentuk foto yang akan dihasilkan dari komposisi ini adalah foto dimana focal point dimasukkan ke dalam sebuah frame atau kotak yang akan membuatnya menonjol dalam sebuah foto (Caroll, 2014, p. 14). Sangat pas untuk menunjukkan apa yang ingin ditampilkan dalam sebuah foto dalam scene yang sibuk atau ramai.

2.3.3 Pengertian Tentang Buku Berdasarkan karya tugas akhir Christie Alvin Wineru jurusan Desain Komunikasi Visual fakultas seni dan desain Universitas Kristen Petra, buku merupakan kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi pada lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Kelebihan pada buku dibandingkan dengan jenis media audio visual adalah buku dapat dimiliki secara nyata dan dapat dibawa dan dibaca di mana saja.

2.3.4 Photobook Photobook merupakan sebuah wadah penyajian foto dari seorang fotografer yang ingin menampilkan hasil kayra fotonya kepada target audiens atau orang yang ingin dituju. Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah photobook.

18 Universitas Kristen Petra Pertama adalah tentukan apa yang ingin dibuat. Apakah itu travel book, portofolio, katalog, buku masak, dan sebagainya. Penting untuk menentukan apa yang ingin dibuat untuk membuat hal-hal yang mendasar seperti ukuran, jumlah halaman, dan desain. Kedua adalah mengatur foto yang sudah dipilih menjadi runtut atau bercerita. Baru setelah itu baru membuat desain cover, karena kadangkala sebuah buku butuh penyelesaian sedikit sebelum cover menjadi lebih jelas dan mudah untuk dibuat.

2.3.5 Foto Warna dan Hitam Putih Ketika kita akan memotret, kita memilih bagaimana warna foto yang akan difoto ini, apakah hitam putih atau warna? Merangkum dari buku Practical Composition in Photography oleh Axel Bruck, pemilihan warna atau hitam putih dalam foto merupakan preferensi pribadi. Namun, penggunaan warna dalam foto dapat mengalihkan perhatian audiens karena adanya warna sedangkan foto hitam putih hanya fokus kepada bentuk dan apa yang ingin disampaikan kepada audiens tidak teralihkan oleh warna. Foto berwarna lebih cocok diaplikasikan pada foto yang memiliki komposisi yang ramai dan padat sehingga terlihat bagaimana perpaduan objek-objek tersebut. Foto hitam putih cocok digunakan untuk foto yang memiliki komposisi yang lebih sepi, terfokus pada satu atau dua objek yang menjadi focal point dari foto tersebut dan tidak banyak memiliki komponen visual yang banyak sehingga audiens dapat melihat apa yang ingin disampaikan oleh foto tersebut secara jelas dan estetik.

2.4 Tinjauan Tentang Objek dan Subjek Perancangan Objek perancangan yang termasuk di dalam perancangan ini adalah pantai, kawasan pesisir dan kuliner di Cirebon. Pantai yang termasuk dalam perancangan ini adalah pantai Kejawanan dan kawasan pesisir adalah bagian dari daerah Kesunean dan sebagian dari Pelabuhan Kota Cirebon. Sedangkan kawasan kuliner yang termasuk dalam perancangan ini adalah rumah makan dan tempat pembuatan terasi di Cirebon. Subjek perancangan yang termasuk dalam perancangan ini adalah para nelayan dan masyarakat yang berperan sebagai pelaku pertama kebududayaan dalam wilayah pesisir di Cirebon.

19 Universitas Kristen Petra

2.5 Analisis Data Perancangan ini akan menggunakan analisis data berupa 5W +1H karena perancangan ini memiliki karakteristik deskriptif dan visual, dan tidak memiliki kompetitor dalam pengerjaannya sehingga tidak cocok menggunakan metode analisis data SWOT. Berikut adalah penjelasan tentang 5W + 1H yang akan digunakan dalam perancangan ini.

2.5.1 What Pembahasan dalam perancangan ini adalah kebudayaan pesisir dan kuliner di Cirebon. Perancangan ini akan memberikan pandangan tertentu yang memperlihatkan bagaimana kehidupan masyarakat di kawasan pesisir Cirebon dan bagaimana produk – produk makanan di Cirebon dapat saling berkaitan dengan kehidupan para nelayan di kawasan pesisir yang jarang masyarakat lihat.

2.5.2 Who Para nelayan dan masyarakat pelaku budaya yang dibahas dalam perancangan ini.

2.5.3 When Perancangan photobook tentang kebudayaan pesisir dan kuliner Cirebon ini akan dilakukan di bulan April-Mei 2019.

2.5.4 Why Perancangan photobook tentang kebudayaan pesisir dan kuliner Cirebon ini untuk membangun awareness target audiens tentang kebudayaan pesisir dan kuliner Cirebon.

2.5.5 Where Perancangan photobook tentang kebudayaan pesisir dan kuliner Cirebon ini akan dilakukan di Cirebon.

20 Universitas Kristen Petra 2.5.6 How Perancangan ini akan dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk melakukan pengambilan gambar dengan tindakan – tindakan yang dibutuhkan sewajarnya tanpa menyinggung ataupun memberikan perasaan tidak nyaman kepada subjek. Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting dalam keberhasilan perancangan ini.

2.6 Kesimpulan Analisis Data Keberadaan masyarakat yang bermukim di kawasan pesisir Cirebon dan masyarakat yang berperan aktif dalam keberadaan budaya pesisir maupun kuliner ini perlu mendapat perhatian lebih dari kalangan masyarakat dari luar Cirebon. Berdasarkan analisis data yang diperoleh maka perlu dibuatlah photobook tentang kebudayaan pesisir dan kuliner Cirebon ini.

21 Universitas Kristen Petra