44

MANAJEMEN MASJID AGUNG BREBES DALAM DAKWAH ISLAM DI KAMPUNG

Irin Maulana Bahtiar, Mukhlisoh Universitas Purwokerto, IAIN Syekh Nurjati Cirebon Email : [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk menjelaskan Sejarah Pengembangan Masjid Raya Brebes, (2) untuk menjelaskan Manajemen dan Konstruksi Masjid Raya Brebes, (3) menjelaskan peran dakwah di bidang agama, pendidikan dan masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis yang meliputi empat langkah penelitian, yaitu: (1) Heuristik (kumpulan sumber. Dalam penelitian ini sumber diperoleh melalui sumber lisan, sumber tertulis dan objek). (2) Kritik (Verifikasi) adalah penilaian sumber Pada tahap kritik dilakukan kritik eksternal dan internal sehingga fakta sejarah akan diperoleh. Pada kritik eksternal peneliti benar-benar memilih sumber untuk kredibilitas penelitian dan ada kritik internal peneliti menggambarkan fakta sejarah secara terperinci. Pada tahap ini peneliti mulai menafsirkan atau memberi makna, dan (4) Historiografi (penulisan sejarah), yaitu menyusun deskripsi berdasarkan fakta sejarah yang diperoleh. Hasil penelitian ini adalah (1) Masjid Agung Brebes dibangun pada tahun 1836 dengan luas 666m2 yang dibangun oleh Bupati Brebes Raden Ariya Singasari Pranatayuda I, pada akhir masa pemerintahannya. (2) Manajemen Yayasan Masjid Agung Brebes dan Konstruksi bangunan yang dipertahankan setelah melalui renovasi pada tahun 1931/1942 dan 2007/2010, seperti mihrab asli, liwan, drum, kubah dan langit-langit dari hasil renovasi kedua (1931/1942). (3) Peran Dakwah Masjid Agung Brebes di Bidang Agama, Pendidikan dan Masyarakat.

Kata kunci: Masjid Raya Brebes, Manajemen, Peran Masjid Dakwah

ABSTRACT The aims of the research are (1) to explain the Development History of the Brebes Great Mosque, (2) to explain the Management and Construction of the Brebes Great Mosque, (3) explains the role of Da'wah in the fields of religion, education and society. The method used in this study is a historical method which includes four steps of research, namely: (1) Heuristics (collection of sources. In this study the sources obtained through oral sources, written sources and objects). (2) Criticism (Verification) is assessment of sources At the critics stage external and internal criticisms are carried out so that historical facts will be obtained At external critics the researcher really chooses the sources for the credibility of the

JIEM (Journal of Islamic Education Manajemen) Vol. 4 No.1 ISSN 2549-0877

45

research and there is internal criticism the researchers describe historical facts in detail.In this stage the researcher begins to interpret or give meaning , and (4) Historiography (writing history), namely compiling a description based on historical facts obtained. The results of this study are (1) the Great Mosque of Brebes was built in 1836 with an area of 666m2 which was built by the Regent of Brebes Raden Ariya Singasari Pranatayuda I, at the end of his reign. (2) Management of the Brebes Great Mosque Foundation and Construction of buildings that were maintained after going through renovations in 1931/1942 and 2007/2010, such as the original mihrab, liwan, drum, dome and ceiling from the results of the second renovation (1931 / 1942). (3) The Role of Da'wah of the Brebes Great Mosque in the Fields of Religion, Education and Society.

Keywords Brebes Great Mosque, Management of Mosque, Role of Da'wah Mosque

I. Pendahuluan dengan adanya bangunan masjid. Bangunan masjid merupakan salah satu Kedatangan Islam di berbagai wujud penampilan budaya Islam. Agama daerah di tidaklah bersamaan. Islam telah memberikan corak tersendiri Kerajaan-kerajaan dan derah-daerah yang dalam perkembangan seni dan budaya didatangi pedagang belum mempunyai Indonesia pada masa madya, terutama situasi politik dan sosial-budaya yang dalam seni bangunan Islam telah berhasil berlainan. Pada waktu kerajaan Sriwijaya memadukan bangunan seni tradisional mengembangkan kekuasaanya pada sekitar dengan budaya Islam sehingga abad ke-7 dan ke-8, Selat Malaka sudah menghasilkan bentuk seni yang berbeda mulai dikunjungi pedagang-pedagang dari negeri Islam lainya (Daliman, 2012: muslim perlayaranya ke negeri-negeri Asia 60-62) . Tenggara dan Asia Timur. Berdsarkan Bahkan bukan hanya seni dan berita Cina zaman Dinasti T’ang, pada budaya, begitu juga dengan masjid sebagai abad-abad tersebut diduga masyarakat bentuk penampilan budaya Islam, letak muslim telah ada, baik di Kanfu (Kanton) bangunan tersebut biasanya di sebelah maupun daerah Sumatra sendiri. barat alun-alun dan tidak terpisahkan dari Perkembangan pelayaran dan perdagangan komposisi tata kota inti di mana terdapat yang bersifat internasional antara negeri- keraton. Dengan adanya masjid yang negeri di Asia bagian barat dan timur letaknya di sebelah barat alun-alun pusat mungkin disebabkan oleh kegiatan kota itu, tidak berarti bahwa dalam sebuah kerajaan Islam di bawah Banu Umayyah di kota hanya didirikan sebuah masjid. bagian barat maupun kerajaan Cina zaman Berdasarkan data sejarah, ternyata dalam Dinasti T’ang di Asia timur serta kerajaan sebuah kota pusat kerajaan terdapat sebuah Sriwijaya di Asia Tenggara. masjid. Kecuali bangunan yang disebut (Poesponegoro. 2008:1). masjid di beberapa bagian kota terdapat Masuk dan berkembangnya Islam pula , , langgar, atau meunasah di Indonesia memberikan pengaruh. (Aceh) yang juga dipakai sebagai tempat Pengaruh tersebut tidak hanya sebatas peribadatan umum. Pendirian masjid, pada bidang mental spiritual, tetapi juga surau, tajug lebih dari satu dalam suatu dalam wujud budaya yang dilakukan oleh masyarakat sudah tentu disesuaikan masyarakat. Salah satu pengaruh ditandai

JIEM (Journal of Islamic Education Manajemen) Vol. 4 No.1 ISSN 2549-0877

46

dengan kebutuhan masyarakat yang makin sebagian kecil penduduk adalah Kristen lama makin berkembang. dan Buddha. Kerukunan beragama di Dilihat dari Arsitektur, Masjid antara penduduk Kabupaten Brebes terjalin kuno di Indonesia menujukan kekhasan dengan baik. (Aman.2015:34-35) yang membedakanya dengan arsitektur masjid di negeri Islam lainya. Mengenai II. Pembahasan asal pengaruh yang terdapat pada masjid yang mempunyai corak atau gaya A. Sejarah Masjid Agung Brebes Indonesia itu ada dua pendapat. Pertama, pendapat yang menyatakan adanya Pada tahun 1670 daerah Brebes pengaruh gaya masjid dari India, dari belum menjadi daerah kabupaten yang daerah Malabar, seperti dikemukakan oleh berdiri sendiri. Oleh penguasa kerajaan H.J de Graaf. Kedua, pendapat bahwa gaya Mataram Amangkurat I, daerah tersebut masjid dengan atap bertingkat berasal dari masih digabungkan denagn daerah Losari Indonesia sendiri, yaitu merupakan tradisi dan Tegal. Pada tanggal 3 September 1677 seni bangunan candi yang telah dikenal Wirasuta mendapat surat pengangkatan pada zaman Indonesia-Hindu. Gaya khas menjadi Bupati Brebes yang pertama oleh masjid kuno Indonesia itu sesuai dengan Sunan Amangkurat I setelah Brebes gaya bangunan keraton dan bagian-bagian dipisahkan dari daerah Losari dan Tegal. lainya. (Poesponegoro. 2008:321-323). (Suduri. 2008) Ditinjau lebih spesifik dari Pada tanggal 1 Juli 1809 Sura beberapa gaya bangunan masjid, karakter Patih dari Krawang diangkat menjadi penduduk dan daerah di masing-masing Bupati Brebes. Sebagai Bupati yang wilayah yang ada di Indonesia, khususnya kelima dengan gelar Raden Adipati daerah Brebes, secara geografis, Ariya Singasari Pranatayuda I Surat Kabupaten Brebes berbatasan dengan pengangkatan ditanda tangani. Raden Kabupaten Tegal (timur), bekas Adipati Ariya Singasari Pranatayuda I Krasidenan Banyumas (selatan), bekas dikenal pula sebagai Khalifatullah Sayidin Karesidenan Cirebon (barat), dan laut jawa Panetep Panatagama atau dipanggil Kyai (utara). Pada abad ke-17, Wilayah ini Sura yang memerintah pada tahun 1809- merupakan bagian dari Kerajaan Mataram 1836. Raden Adipati Ariya Singasari yang menyebut daerah ini dengan nama Pranatayuda I sangat aktif menyiarkan daerah Pesisir kulon. Penduduk Kabupaten Agama Islam dan pada akhir pemerintahan Brebes mempunyai dua Bahasa yang sebagai pemimpin, Raden Adipat Ariya digunakan dalam keseharianya, yaitu Singasari Pranatayuda I membangun bahasa jawa di bagian utara dan timur, masjid pada tahun 1836 yang kemudian serta berbahasa Sunda di bagian barat dan dikenal dengan Masjid Agung yang masih selatan. Tetapi diluar keluarga, mereka baru. Tanah tempat membangun masjid bisa menggunakan Bahasa Indonesia. adalah tanah wakaf dan atas perintah dan Masyarakat Brebes tidak hanya kekuasan Bupati. Sebagai pengganti terdiri dari dua Etnis Jawa dan Sunda saja, Bupati Brebes Raden Adipati Ariya melainkan multietnis yakni juga terdiri Singasari Pranatayuda I adalah Ariya dari orang Manado, Ambon, Indo-Belanda, Singosari Panatayuda II sampai pada Ariya Arab dan Tionghoa, yang dominan tinggal Singosari Panatayuda III Setelah itu tidak didaerah perkotaan. ada lagi Bupati Brebes dari keturunan Kebanyakan penduduk Kabupaten Kerawang. (Suduri. 2008) Brebes beragama Islam. Agama ini besar Sejarah Masjid Agung Brebes tidak pengaruhnya bagi kehidupan masyarakat lepas dengan sejarah kembar yang setempat, baik dalam segi budaya maupun pernah ada didalam masjid tersebut istiadat. Agama lainya yang dianut menurut riwayat yang dapat dipercaya

JIEM (Journal of Islamic Education Manajemen) Vol. 4 No.1 ISSN 2549-0877

47

bedug tersebut dari kayu sawo besar yang pandangan dan tujuan hidup manusia di diambil dari suatu desa ditepi pantai. dunia ini, dan meliputi al-amar bi al- Kayu sawo tersebut berjajar dua sehingga ma’aruf an-nahyu an al-munkar dengan desa itu dinamakan Sawojajar sekarang berbagai macam cara dan media yang di bedug tersebut tinggal satu sebab satu perbolehkan ahlak dan membimbing lainya diserahkan untuk masjid di pengalamanya dalam peri-kehidupan Kecamatan Jatibarang. Pada zaman bermasyarakat dan perikehidupan Pemerintah Hindia Belanda pengurusan bernegara. Sebagimana Peran dakwah dan pemeliharaan Masjid Agung Brebes mengemban unutk memulihkan diurus langsung oleh kyai penghoeloe keseimbangan di era globalisasi yang landrat sebagai pemimpin agama tertinggi mengarahkan pembebasan, persaingan pun di daerah kabupaten secara formal. tampak dinamika budaya yang lain, Peranan Masjid Agung Brebes dalam sekaligus meletakan pola dakwah dalam fungsinya sebagai tempat ibadah dan berbagai perspektif, termasuk perspektif sarana membentukan akhlaq warga Brebes kultural. Dakwah pada wilayah ini kota dan sekitarnya sangat besar dari masa berfungsi sebagai Agen of social change. ke masa. (Suduri. 2018) Samsul, (munir.2009:224). Masjid Agung Brebes terdapat di Sebagaimana dijelaskan diatas Kelurahan Brebes, Kecamatan Brebes, pengurus Yayasan Masjid Agung Brebes Kabupaten Brebes yang berada di Jl.Ustad sudah melakukan kegiatan dakwah secara Abas No.7, Kauman, Brebes, Kec.Brebes. berjenjang dari tahun ke tahun Kabupaten Brebes. Di sebelah selatan menciptakan kultural di Bidang dakwah Masjid Agung Brebes terdapat Bangunan keagamaan, dakwah di bidang pendidikan Pendopo Brebes, di Sebelah Utara terdapat dan dakwah di bidang kemasyarakatan. jalan pantura dan berdekatan dengan Beberapa agenda baik harian, mingguan, bangunan Klenteng Ho Tek Bio, di sebelah bulanan dan tahunan. Timur terdapat Alun-alun kota berdampingan dengan Lapas dan juga a. Peran di Bidang Keagamaan Pasar Tradisional, di sebelah barat terdapat kampong kauman yang berdekatan dengan 1. Peringatan Nuzulul Al- Sungai Pemali. (Suduri. 2018) Memperingati Turunya wahyu sampai pada titik menjadi kitab al-Quran B. Pengertian dan Peran Dakwah di bulan Ramadhan. Sejarah Islam mencatat, jejak risalah Nabi Muhammad Ditinjau dari Etimologi atau SAW, sifat dan kaitanya dengan ajaran Bahasa, kata dakwah berasal dari Bahasa nabi terdahulu, Allah menciptakan umat Arab, yaitu da’a- yad’u-da’watan, artinya manusia dengan maksud dan tujuan untuk mengajak, menyeru, memanggil. menghambakan diri kepada-Nya. Meski ia Sedangkan secara terminologi definisi tidak memerlukan seseorang agar mengenai dakwah pada makna hakikinya menyembah karena tidak akan menambah sama. Menurut Toha yahya dakwah arti kekuasaan-Nya. Tata cara bertujuan mengajak manusia dengan cara penyembahan tidak serta merta diserahkan bijaksana kepada jalan yang benar sesuai pada individu, akan tetapi secara eksplisit dengan perintah Tuhan, untuk diterangkan oleh para nabi dan rasul-Nya. keselamatan dan kebahagiaan mereka di Semua nabi dan rasul menerima tugas dari dunia dan akhirat. Sedangkan menurut M. Allah yang sama, inti risalah tetap sama, Natsir. Dakwah adalah usaha-usaha hannya beberapa penjelasan praktis yang menyerukan dan menyampaikan mengalami perubahan. (Al-Azmi, kepada perorangan manusia dan seluruh 2005:43). umat manusia konsepsi Islam tentang

JIEM (Journal of Islamic Education Manajemen) Vol. 4 No.1 ISSN 2549-0877

48

Adapun mekanisme turunya perubahan.. (Yusron, 2017: Vol.16:hlm wahyu, tidak selalu sama, akan tetapi 42-43). beraneka ragam Rasulullah cara Peringatan nuzulul al-Quran menerimanya, menurut M. AL A’zami dilakukan tepat pada 17 Ramadhan dengan diantara peristiwa tersebut : Pertama, melakukan dakwah ceramah peristiwa dengan bunyi lonceng, ketika sahabat Al nuzulul al-Quran di Masjid Agung Brebes Harith bin Hisham bertanya Wahai dan mengaji dari pertengahan juz’ama Rasulullah bagaimana wahyu itu sampai sampai dengan selesai. Dipimpin oleh KH. kepadamu? Beliau menjawab kadang- Ahmad Zaeruki. Dilanjutkan malam kadang seperti bunyi lonceng, dan itu Lailatul Qodar (Wawancara dengan Mas sesuatu yang paling dahsyat yang sampai Rifki pengurus Masjid Agung Brebes 10- pada saya, kemudian lenyap dan saya 07-2019). dapat mengulangi apa yang dikatakan. Kadang-kadang malaikat hardir dalam 2. Tadarus al-Quran jelmaan manusia dan berkata kepadaku NabiMuhammad menjelaskan dan saya dapat memahami apa yang kandungan Al-Quran, tidak hanya sebatas dikatakan. Aisya menuturkan, sungguh membaca Al-Quran yang ingin diajarkan aku pernah melihat Nabi saat wahyu turun Nabi kepada para sahabat, tetapi juga kepadanya dimana pada hari itu beliau maknanya. Menurut Yusuf al-Qardhawi, merasa kedinginan sebelum wahyu tugas penting yang diperintahkan untuk berhenti dan dahinya penuh keringat. Nabi terhadap Al-Quran adalah Kedua, Ya’la pernah sesekali bercerita mengajarkan kitab dan hikmah. Hal itu di pada Umar tentang keinginan melihat Nabi tegaskan dalam empat ayat Al-Quran. Muhammad SAW menerima wahyu, pada “Mengerjakan” disini jelas bukan dalam kesempatan lain Umar memanggil dan ia arti “menghafal”. Ia di kaitkan dengan menyaksikan Nabi Muhammad wajahnya ativitas “membaca”. Allah berfirman : kemerah-merahan, bernafas sambal ngos- yang membacakan ayat-ayat Allah kepad ngosan. Lalu tampak sembuh dari gejala mereka, membersihkan jiwa mereka, dan itu. Ketiga, Zaid bin Tsabit menjelaskan, mengerjakan Al-Kitab dan hikmah kepada Ibnu Um-Maktum mendatangi Nabi mereka. “mengerjakan” memiliki arti yang Muhammad saat beliau mendektekan ayat lebih khusus daripada “membaca”. ini : la yastawil qaiduna minal mukminin, Kegiatan belajar dan mengerjakan tak akan sama diantara orang-orang Al-Quran inilah yang dalam beberapa beriman yang duduk(tanpa kerja). Saat itu hadis dengan “Tadarus”. Dalam Shahih medan perang (jihad). Dia seorang yang Muslim, Abu Hurairah meriwayatkan buta. Kemudia Allah memwahyukan (ayat bahwa Nabi saw. Bersabda, “Bila peringatan) kepada Rasulullah saat kelompok orang berkumpul di masjid dan kakinya berada diatas kakiku, begitu membaca Al-Quran, saling bertadarus, beratnya dan saya khawatir kakiku terasa pasti mereka diberi ketenangan, diliputi akan putus. rahmat dan kasih sayang, dikelilingi para Implikasinya dari sejarah turunya malaikat. Dan, Allah akan menyebut wahyu al-Quran akan terlihat jejak risalah mereka kepada semua yang ada di sisi- Nabi SAW, sifat dan kaitanya dengan Nya. ajaran para nabi terdahulu. Namun secara Tadarus disini maksudnya berusaha eksplisit dijelaskan oleh para Nabi dan mengenali susunan Al-Quran, memahami Rasul-Nya. Melihat bahwa semua rasul dan menangkap maknanya, menyibak menerima tugas dari Pencipta yang sama, hukum dan nilai yang terkandung inti risalah tetap saja sama, hanya beberapa didalamnya. Syekh Muhammad al-Ghazali penjelasan praktis yang mengalami mengatakan, tadarus Al-Quran adalah membaca, memahami, merenungkan, dan

JIEM (Journal of Islamic Education Manajemen) Vol. 4 No.1 ISSN 2549-0877

49

menguatkan pemahaman tentang ceramah sercara bertahap agar sunatullah dalam diri kita dan alam berkesinambungan. Peserta pengajian baik semesta, berusaja mengetahui pesan, dari wanasari, pasarbatang, kampung hukum, ganjaran dan hukuman, janji dan kauman yang dekat dengan Masjid Agung ancaman, serta segala hal yang Brebes. Serta para pengunjung dari menyangkut kebutuhan kaum muslim. berbagai daerah dan kecamatan lain hanya (Majdi.2011: 109-111) saja tidak langsung ke liwan masjid. Kegiatan Tadarus Al-Quran di (Wawancara dengan Mas Rifki pengurus Masjid Agung Brebes sudah ada sejak Masjid Agung Brebes 10-07-2019). 1950 disamping hanya untuk shalat jam’ah, setiap bulan Ramadhan setiap 4. Pengajian Kitab Riyaadhush ba’da Ashar tadarus Al-Quran yang dibaca Shaalihiin oleh KH. Munawir dari Ketanggungan Kitab Riyaadhush Shaalihiin yang asli Slatri Lor dipandu oleh Ibrahim merupakan kitab karya dari cendakiawan bin Munaseh Kauman Brebes. Malam muslim sufi Yahya bin Syaraf bin Murry hidup dengan sholet tarawih dan sholat bin Hasan bin Husain bin Muhammad witir juga diimami KH. Munawir. Tadarus Ju’mah bin Hizam atau lebih dikenal Imam Al-Quran ba’da ashar dan imam tarawih an-Nawawi. Imam an-Nawawi dilahirkan hanya sampai tanggal 25 Ramadhan. Hal pada pertengahan bulan Muharram, tahun ini sudah menjadi kultur Masjid Agung 613 H di Nawa, sebuah daerah dari bumi Brebes sampai saat ini. Hauran, bagian wilayah Damaskus. Imam an-Nawawi dalam bidang ilmu hadits 3. Pengajian Kitab Ihya’ ulum al-Din berhasil menulis kitab yang salah satunya Kitab Ihya’ ulum al-Din adalah kitab Riyaadhush Shaalihiin. merupakan karya cendakiawan muslim (menuju jalan yang benar). (Al- sufi Abdul Hamid Muhammad ibn Hilal.2005:4-8). Muhammad al-Ghazali yang lahir pada Pengajian Kitab Riyaadhush tahun 450H/1085M di Thus (suatu kota Shaalihiin masih eksis sampai sekarang di kecil di Khurasan, Persia, Iran). Karya Al- Masjid Agung Brebes dilaksanakan setiap Ghazali Ihya’ ulum al-Din membahas sabtu sore ba’da ashar, di isi oleh KH. tentang menghidupkan Ilmu-ilmu agama Ahmad Zaeruki. Metode penyampaian dimana beliau sangat mendukung dan yang digunakan adalah ceramah dan menjadikan sufisme sebagai way of life mencatat setiap hadist yang dibacakan oleh (jalan hidup) seseorang muslim. Al- KH. Ahmad Zaeruki. Memuat Ghazali dalam kitab Ihya’ ulum al-Din pengetahuan kehidupan untuk menuju banyak mengekplorasi maqamat dan kejalan yang benar. Peserta pengajian kitab ahwal seperti telah diletakan fondasinya Riyaadhush Shaalihiin sekitar 20-30 orang oleh para sufi sebelumnya, ia berbicara apabila baru memulai kembali pengajian tentang taubat, keutamaan riyadah, zuhud, kitab Riyaadhush Shaalihiin karena adanya tawakkal dan ridha. (Arrafie & acara hari raya idul fitri. Selanjutnya setiap Syofrianisda 2017:Vol.25hlm71-75). rabu ba’da ashar pengajian kitab Pengajian kitab Ihya’ ulum al-Din Riyaadhush Shaalihiin peserta pada di Masjid Agung Brebes dilaksanakan kondisi setabil antara 40-50 orang setiap rabu sore ba’da ashar satu minggu terkadang juga bisa lebih dari 50 orang sekali. Di isi oleh KH. Subkhan Makmun peserta, yang mengikuti pengajian ini rata- pengasuh pondok Luwungragi rata lokal yang berdekatan dengan Masjid kecamatan wanasari kabupaen Brebes, Agung Brebes. (Wawancara dengan Mas metode yang dipakai untuk menjelaskan Rifki pengurus Masjid Agung Brebes 10- kitab Ihya’ ulum al-Din kepada 07-2019). peserta pengajian menggunakan

JIEM (Journal of Islamic Education Manajemen) Vol. 4 No.1 ISSN 2549-0877

50

5. Pengajian Kitab Irsyadul’Ibad Rifki sebagai pengurus Masjid Agung Kitab Irsyadul’Ibad terdiri dari Brebes). Ditahun 2005 dipimpin oleh dua jilid, jilid pertama mencakup bab Alm.Suduri mantan guru SMEA (SMK) 1 iman, murtad, ilmu, wudhu, mandi, Brebes, Deni Irkhami, S.Ps.I guru MTS sembahyang jum’at, niyanah (merintih- Model dan sekretaris Drs.Muh.Firdan. rintih karena kematian), zakat, puasa, haji, setiap hari minggu kuliah dhuha diadakan fadhilah al-quran, dzikir untuk pagi dan kurang dari 400-500 siswa hadir untuk sore, bacaan ketika akan tidur dan bangun mengikuti kuliah dhuha. Jumlah perserta tidur. Sedangkan jilid kedua mencakup bab hingga kini masih stabil. Para pembicara fadhilah membaca sholawat Nabi s.a.w, dalam kuliah dhuha mulai dari para ulama syirik yang kecil (samar) yaitu Riyaa’, setempat, cendakiawan, guru agama dan ujub dan sombong, marah, fadhilah pejabat pemerintahan Brebes. (Suduri mema’afkan dan menahan amarah, ghibah 2008) (menyebutkan kejelekan orang), naminah (memfitnah/mengadu domba), dusta, amar 7. Khotmil Quran ma’ruf dan nahi munkar, kasab, mencela Khotmil quran adalah publikasi pegawai bea cukai, dzalim (aniaya), atas prestasi didik selama menempuh wasiat, nikah, boikot-memboikot, durhaka pembelajaran, dan di ikbar atau terhadap bapa ibu, pembunuhan, jihad, diumumkan dan dites di hadapan wali perdukunan, tebak-tebakan, sihir (tenun) , dengan menimbang bacaanya, ilmu nujum dan mencari nasib dengan , tes doa-doa harian dan termasuk burung, zina, liwath (pelacur laki dengan bacaan hafalan aquranya. Khotmil quran di laki) minum khamr, sumpah palsu, saksi Masjid Agung Brebes diakan setiap satu palsu, tobat. bulan sekali diambil pada hari senin pon Pengajian Kitab Irsyadul’Ibad (tanggal jawa) sehabis ba’da asyhar dilaksanakan pada setiap malam senin dipimpin oleh Ustad Zaenal Mustaqin. sehabis ba’da isya yang diisi oleh KH. Pada prakteknya Ustad Zaenal Mustaqim Jafar Atoya, metode yang disampaikan membaca al-quran berbarengan dengan tidak jauh berbeda dengan pengajian Kitab peserta khotmil quran, apabila ada Riyaadhush Shaalihiin dan Kitab Ihya’ kesalahan membaca dari Ustad Zaenal ulum al-Din. (Wawancara dengan Mas Mustaqim maka tugas peserta khotmil Rifki pengurus Masjid Agung Brebes 10- quran yang membenarkan dan mengulagi 07-2019) bacaan yang salah tersebut. Hal ini bertujuan untuk tes peserta akan sejauh 6. Kuliah Dhuha mana mereka hafal dan memahami bacaan Kuliah Dhuha Dilaksana setiap al-quran (wawancara dengan Mas Dani hari minggu yang digelar oleh pengurus sebagai pengurus PRIMA). masjid terutama di bidang dakwah dan pendidikan seperti pak H.Syamsudin, Deni b. Peran di Bidang Pendidikan Irmawan, SH.I.,M.Pd.I , H. Fathoni, Lc. Secara etimologis pendidikan Dan pak Nur Kholis, S.Pd dari bidang diterjemahkan ke dalam bahasa arab perpustakaan (pengurus yayasan periode “Tarbiyah” dengan kata kerjanya “Robba” 2015-2020). (Wawancara dengan Mas yang berarti mengasuh, mendidik, Rifki pengurus Masjid Agung Brebes 10- memelihara. Menurut pendapat Ki Hajar 07-2019). Dewantara pendidikan adalah tuntunan di Para peserta diisi dari siswa/siswi dalam hidup tumbuhnya anak-anak, SMP/SMA/MA/SMK Negeri maupun di maksudnya pendidikan adalah menuntun Kabupaten Brebes. Kuliah Dhuha ini segala kekuatan kodrat yang ada pada dimulai sejak 1985. Dilaksanakan mulai anak-anak itu, agar mereka sebagai jam 08.00-09.30. (wawancara dengan Mas manusia dan asebagi anggota masyarakat

JIEM (Journal of Islamic Education Manajemen) Vol. 4 No.1 ISSN 2549-0877

51

dapat mencapai keselamtan dan pengurus Masjid Agung Brebes 10-07- kebahagiaan yang setinggi-tingginya. 2019). (Syaikhu.2011.Vol:2 hlm 120). Di Masjid Agung Brebes terdapat 2. Taman Pendidikan Al-Quran. pendidikan non formal seperti : Kegiatan taman pendidikan al- quran dilakukan diluar Masjid Agung 1. Perpustakaan Masjid Agung Brebes dikarenakan status Masjid bukan Brebes hanya konsumsi masyarkat seikitar tetapi Strategi dan pendekatan sudah daerah bahkan nasional. Untuk pembinaan umat bukan hanya sebatas di taman pendidikan al-quran ditempat salah peribadatan tetapi juga diperkuat dan satu pengurus masjid yaitu Bapak Otong diperkaya melalui pendekatan lain yang Saputra, S.sos. kegiatan ini setiap hari mampu mendorong dan memotivasi para dibuka pada jam 18.30 atau sehabis ba’da jama’ah agar lebih aktif mencari dan magrib. Masyarkat kauman diberikan mempelajari Islam secara terbimbing pendidikan al-quran mulai dari anak-anak melalui budaya baca (iqra). Bila strategi tingkat taman kanak-kanak hingga sekolah dan pendekatan dakwah sudah tertumpu menengah dasar. Membaca Iqro, Juz’ama pada budaya baca dan jama’ah secara aktif dan al-quran biasanya setelah membaca mencari dan mempelajari Islam secara lalu dilakukan tes hafalan dari mereka mandiri dan terbimbing, disinilah yang sudah membaca baik iqro, juz’ama perpustakaan masjid akan dibutuhkan dan dan al-quran. (wawancara dengan Mas berperan penting dalam membangun dan Rifki sebagai pengurus Masjid Agung) mencerdask an umat. (Ahmad yani.2007: 319-320). c. Peran di Bidang Kemasyarakatan Perpustakaan Masjid Agung Brebes dibangun dan berlokasi di masjid 1. Persatuan Remaja Islam Masjid yang dimaksudkan untuk digunakan oleh Agung (PRIMA) Brebes masyarakat sekitar maupun jama’ah. Merupakan sebuah organisasi yang Perpustakaan Masjid Agung Brebes ini berdiri di bawah naungan Yayasan dipimpin oleh ketua bidang perpustakaan Masjid Agung Brebes, serta merupakan H. Nur Kholis, S.Pd membawa anggota organisasi sosial yang bergerak pada Muhammad Habib dan Fitriani bidang keagamaan dan masyarakat yang Nafiatunisa, S.P.d. Terdapat buku-buku beranggotakan pelajar (SMP dan SMA). tentang Islam, pengetahuan umum dan PRIMA ini dibentuk untuk menjaring buku anak-anak. Diakui oleh pihak remaja-remaja dari kampong kauman pengurus masjid bahwa fasilitas buku agar aktif beroganisasi di masjid Agung masih kurang dan masih banyak yang Brebes dengan waktu per periode harus dipenuhi agar perpustakaan menjadi pengurus Prima selama dua tahun sekali maksimal dalam pelayananya. dalam pemilihan pengurus Prima. Banyak Perpustakaan Masjid Agung Brebes ini kegiatan yang dilakukan Prima yang dibuku setiap hari pada pukul 13.00 WIB memfasilitasi kegiatan-kegiatan masjid s/d 17.00 WIB. Masyarakat atau para Agung Brebes. jama’ah Masjid Agung Brebes diperbolehkan meminjam buku, pihak 2. Qurban pengurus membuatkan kartu pinjaman Qurban berasal dari bahasa Arab, buku apabila masyarakat atau para jama’ah “Qurban”, yang berarti dekat. Didalam Masjid Agung Brebes ingin meminjam ajaran Islam, qurban disebut juga al- jaminanya adalah Kartu Tanda Penduduk udhhiyyah dan adh- dhahiyyah yang (KTP). (Wawancara dengan Mas Rifki berarti binatang sembelihan, seperti unta, sapi atau kerbau dan kambing yang

JIEM (Journal of Islamic Education Manajemen) Vol. 4 No.1 ISSN 2549-0877

52

disembelih pada hari raya idhul adha dan zakat dalam perspektif syarak digunakan hari- hari tasyriq sebagai bentuk taqarrub untuk menyebutkan nilai/harga yang atau mendekatkan diri kepada Allah. Nabi ditentukan dari harta yang Allah fardukan Muhammad saw dan para sahabat beliau (Wajibkan) untuk digunakan para senantiasa berqurban, bahkan Nabi mustahiq zakat. Setiap malam Idul Fitri bersabda bahwa qurban merupaka sunah Masjid Agung Brebes mengumpulkan kaum muslimin. Oleh karena itu, umat zakat fitri, mendata dan mendistribusikan Islam bersepakat bahwa berqurban itu zakat kepada yang berhak mendapatkan disyariatkan, sebagaimana keterangan zakat tersebut, dalam menyebarkan zakat beberapa ulama. Namun terdapat di beberapa titik di kampung kauman perbedaan pendapat ulama tentang pertama di RW 12 disekitar Masjid, kedua hukumnya, ada yang mengatakan wajib RW 11 di bagian Kali Pemali, Ketiga, RW bagi yang memiliki kelapangan rezeki, ada 10 di Kampung Kauman, Keempat, RW di pula yang mengatakan Sunnah mu’akadah. Daerah Kleben. Sebelum hari H sekitar 1 Tidak semua hewan bisa dijadikan atau 2 hari, panitia menyiapkan dan sembelihan qurban. Sebab, ini adalah membagikan Kupon kepada masyarakat ibadah yang sudah memiliki petunjuk yang berhak menerima zakat dikarenakan bakunya dalam syariat yag tidak boleh untuk menghindari duplikat kupon diubah, baik ditambah maupun dikurang. penerimaan zakat. (Wawancara dengan (Mulyana.2016:Vol.14:hlm 109-112). Mas Dani sebagai pengurus PRIMA pada Di Masjid Agung Brebes setiap tanggal 24-07-2019). tahunya wajib mengadakan shalat idul adha, pemotongan hewan qurban dan 4. Ta’jil mendistribusikan hewan qurban kepada Ta’jil merupakan hidangan masyarakat setempat. Sebelum pembuka dibulan Ramadhan, setiap bulan pemotongan hewan qurban biasanya Ramadhan Masjid Agung Brebes menyiapkan shoft-sohft untuk masyarakat menyediakan ta’jil untuk masyarakat dan sholat idul adha dari depan halaman masjid jama’ah pengunjung Masjid Agung Brebes sampai di taman alun-alun Brebes. Dari yang berbuka di Masjid Agung Brebes. tahun 2016 hewan qurban seperti Pengurus Masjid dibantu PRIMA Brebes sapi,kerbau dan kambing/domba, menyediakan ta’jil mulai dari jajanan mendistibusikan daging qurban hampir tradisional, minuman, dan makanan berat. sama dengan zakat yang menjadi Dihidangkan secara gratis. Biasanya para perbedaan adalah lingkupnya lebih terbatas jama’ah diarahkan oleh prima untuk untuk mendistibusikan daging qurban. menempati tempat berbuka dibagian (Wawancara dengan Mas Dani sebagai tengah masjid yang sudah disediakan meja pengurus PRIMA). dan ta’jil. Berbuka bareng dengan para pengurus Masjid Agung Brebes. 3. Zakat Disamping itu juga ta’jil ini tidak hanya Secara literal, Zakat berarti tambah dibagikan kepada pengunjung jama’ah (al-ziyadah), tumbuh, subur, dan masjid saja, tetapi juga dibagikan berkembang (al-nama). sedangkan secara kemasyarakat kampung kauman dan harfiah, zakat berarti bersih/suci (al- sekitar masjid seperti dialun-alun Brebes. thaharah), berkah (al-barakah), rapi, patut (Wawancara dengan Mas Dani sebagai dan damai atau (al-shalah). Dalam pengurus PRIMA) terminology para ulama syariah/fikih, zakat diartikan sebagai nama/literature 5. Bedug Takbir bagi sesuatu harta-kekayaan yang Bedug merupakan penanda awal, dikeluarkan oleh seseorang dari hak Allah sebelum berkumandangnya Adzan, yang untuk disalurkan kepada kaum fuqara atau, mengajak Umat Muslim untuk

JIEM (Journal of Islamic Education Manajemen) Vol. 4 No.1 ISSN 2549-0877

53

menunaikan Ibadah Shalat. Berbeda agung Brebes mulai dari wafat dan dengan bedug takbir, setap tahun tepatnya mengundurkan diri. Beberapa kontruksi menjelang 1 syawal atau menjelang yang masih dipertahankan dari renovasi Idulfitri. Masjid Agung Brebes kedua pada tahun 1931/1942 mulai dari mengadakan festival bedug takbir untujk mihrab,mimbar,kubah,joglo dan atap menyambut Idulfitri dan mempererat langit-langit masjid dibagian utama Ukhuwah Islamiyah masyarkat kampung masjid. kauman pada khususnya dan masyarkat Brebes pada umumnya. Biasanya pengurus Masjid Agung Brebes mengundang Daftar Pustaka seluruh perwakilan Masjid se-Kabupaten Brebes untuk memeriahkan bedug takbir Abdullah, Mulyana. Qurban : Wujud ini. (Wawancara dengan Mas Rifki sebagai Kedekatan Seorang Hamba pengurus Masjid Agung Brebes). dengan Tuhanya. 2016. Vol.14 hlm 110-112 III. Kesimpulan Al-Hilali. Majdi. 2011. Agar Al- Masjid Agung sebelum terkenal menjadi Quran Menjadi Teman. Jakarta : Masjid Agung Brebes, Masjid yang Penerbit Zaman dibangun oleh Raden Adipati Ariya Singasari Pranatayuda I dengan luas tanah Aman. 2015. Revolusi Sosial di 666m2 dengan kontruksi bangunan jawa Brebes. : Penerbit yang berbentuk joglo dan limas. Masjid Ombak. Agung Brebes mengalami beberapa Arianto NT. Kajian Etnografi. renovasi pada tahun 1931-1940 akibat Disampaikan dalam pelatih selalu terkena banjir kali pemali dan Model penelitian Sosial bagi dibangun tanggul serta diperluas menjadi Guru-guru SMA. Selasa 21 juni 2 2162m hingga sekarang dan ditinggikan 2011, di Departemen Antropol pondasi satu meter. Pada perkembanganya FISIP Unair. 2011:1-10 Masjid Agung Brebes yng pada renovasi kedua masih tradisional pada kontruksi Arrafie&Syofiandra. Pengaruh Tasawuf bangunanya yang bermuatan lokal dan Al-Ghazali dalam Islam dan jawa serta sering terbeludaknya jama’ah Kristen. 2017.Vol 25 hlm71-75 dibisa menampung lebih dari 2500 jamaah, Atyanto & Dwindi. Ruang Sakral dan maka pada renovasi terakhir pada tahun Profan dalam Arsitektur Masjid 2007 di rehab. Pada bangunan utama Agung Demak, Jawa Tengah. Mei masjid dipertahankan keaslianya hanya 2018:Vol.1 hlm.19 pada bagian tengah sampai kedepan dibedah dan diperluas bangunanya dengan Daliman. A. 2012. Islamisasi dan model kontruksi masjid Persia. Selesai Perkembangan Kerajaan- pada tahun 2010 dan di resmikan oleh Kerajaan Islam di Bupati Brebes Bambang Kusuma, Sos. Indonesia.Yogyakarta: Ombak. Kini Masjid Agung Brebes bisa Fikriarini, Aulia. Masjid: Bentuk menampung lebih dari 3500 jamaah serta Manifestasi dan Kebudayaan. bagian utama masjid sudah menjadi cagar Januari 2009 : Vol. 11 hlm 7-8. budaya sebab masih dipertahankanya Ghofut, Abdul. Perspektif Historis bangunan dan arsitektur aslinya. Arkeologis Tentang Keragaman Kepengurusan Yayasan Masjid Agung Bentuk Masjid Tua di Nusantara. Brebes yang bersifat seumur hidup dan ada Juni 2005 : Vol .12 hlm 76 beberapa kriteria apabila tidak menjabat lagi menjadi pengurusan yayasan masjid

JIEM (Journal of Islamic Education Manajemen) Vol. 4 No.1 ISSN 2549-0877

54

Hadi Waluyo,E. 2013. Alkulturasi Budaya Priyadi, Sugeng. 2011. Metode China pada Arsitektur Masjid Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Kuno di Jawa Tengah Pustaka Pelajar. Huda, Dimyati. Pendekatan Antropologis riyadi, Sugeng. 2013. Dasar-Dasar dalam Studi Islam. 2016. Vol.4 Ilmu Sejarah. Yogyakarta: hlm142-143 Pustaka Pelajar. Juliadi. 2007. Masjid Agung Banten Priyadi, Sugeng. 2015.Historiografi (nafas Sejarah dan Indonesia. Yogyakarta: Budaya). Penerbit Ombak Yogyakarta:Ombak. Rachmat&Anjar. Karakteristik Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Arsitektur Menara Ilmu Sejarah. Yogyakarta : Masjid Sebagai Penerbit Tiara Wacana. Simbol Islam dari Masa ke Kurniawan S. Masjid dalam lintasan Masa. 2 Agustus 2013. sejarah umat islam. J Islam Stud. Vol.10:hlm 12. 2014;4(2):169-184. Suduri.2008. Sejarah Masjid Agung Makhmud Syafei’i. MA. Masjid dalam Brebes. (Key Informan) Prespektif Sejarah dan Hukum Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Islam. J Islam Stud. 2017;91:399- Kualitatif. Bandung: Penerbit 404. Alfabeta. Masduki.Yusron. Sejarah Turunya Al- Suma, Amin. Zakat, Infak dan Sedekah Quran penuh Fenomenal (Muatan : Modal dan Model Ideal Nilai-nilai Psikologi dalam Pembangunan Ekonomi dan Pendidikan). Juni 2017 : Vol.16 Keuangan Moden. Juli 2013. hlm 42-43. Vol.12 hlm 224-226. Mohammad. Ayub. 1996. Manajemen Suryadi, Budi. 2012. Pengantar Masjid (Petunjuk Praktis Bagi Antropologi. Yogyakarta. Para Pengurus.). Jakarta: Gema Pencetak Nusa Media Insani. Munir Amin. Samsul. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Syaikhu, Ach. Sejarah Pendidikan Penerbit Amzah. Islam. September 2011. Vol.2 hlm120 Pahlevi dkk. Meningkatkan Fungsi Masjid Melalui Reformasi Administrasi. Yani. Ahmad. 2007. Panduan 2013. Vol.2 hlm305 Pengelolaan Masjid. Jakarta: Pustaka Intermasa. Poesponegoro, Marwati Yusron. Sejarah Turunya Al-Quran Penuh Djoened.2008. Sejarah Fenomenal. 2017. Vol 16 hlm 42- Nasional Indonesia. 43 Jakarta: Balai Pustaka. Priyadi, Sugeng. 2009. Sejarah Mentalitas Brebes. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

JIEM (Journal of Islamic Education Manajemen) Vol. 4 No.1 ISSN 2549-0877