REFLEKSI EDUKATIKA : Jurnal Ilmiah Kependidikan Volume 10 Nomor 1 Desember 2019 ISSN: 2087-9385 (print) dan 2528-696X (online) http://jurnal.umk.ac.id/index.php/RE

TRADISI DANDANGAN SEBAGAI KAJIAN PEMBELAJARAN DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN VISI UNIVERSITAS KEBUDAYAAN (Studi pada Mata Kuliah Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial)

Erik Aditia Ismaya 1 dan Santoso 2

1,2 Universitas Muria Kudus Email: [email protected] ; [email protected]

Info Artikel Abstract

The purpose of this study is to analyze the Dandangan Tradition while simultaneously Sejarah Artikel: analyzing the meaning and value of the Dandangan Tradition as a study of learning in Diserahkan 17 November 2019 supporting the achievement of the vision of the University of Culture. Direvisi 27 November 2019 This study uses qualitative descriptive research and field studies. The main data obtained Disetujui 28 Novermber 2019 directly through interviews with informants. observation, literature study and documentation.. The validity of the source triangulation technique is used. Data analysis was performed through inductive-descriptive-verivative analysis. Keywords: The results of the study showed the Dalih Tradition from the sound of drum beating. The dandangan , ramadhan, sound of the drum that reads "dang dang dang" compilation is hit in the middle and the universitas kebudayan sound "dug dug dug" compilation is hit on the edge of the drum then turns into the start of the month of Ramadan castle and is also known as Dandangan. Other opinions mention that Dandangan is taken from the word Ndang, which is obtained from the sound / sound of Bedhug beating, so that the sound of Ndang-Ndang (come on) which is heard by all the people of Kudus and also for Kudus to come and flock to be visited at Menara can be read from Sunan. Kudus came in order to welcome the Holy Month of Ramadan. The Meanings and Values of the Dandangan Tradition include 1) the early momentum of the holy month of Ramadan, 2) enthusiasm and joy, 3) regular and continuous patterns, 4) harmony, mutual support and the spirit of togetherness, 5) the momentum of the immediate rise, 6) the relationship between worldly life and the afterlife, 7) The inner atmosphere of the Holy community which is full of joy and joy to welcome the coming of Ramadan.

Abstrak Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis Tradisi Dandangan serta menganalisis makna dan nilai Tradisi Dandangan sebagai kajian pembelajaran dalam mendukung pencapaian visi Universitas Kebudayaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan studi lapangan. Penelitian fokus pada penemuan realita, fakta dan data terkait dengan konten Tradisi Dandangan yang tersusun atas fakta, konsep, generalisasi dan teori dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora (antropologi, ekonomi, geografi, sejarah, sosiologi, politik dan psikologi sosial). Data utama diperoleh langsung peneliti melalui wawancara dengan informan, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Validitas digunakan teknik triangulasi sumber. Analisis data dilakukan melalui analisis induktif-deskriptif-verivikatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tradisi Dandangan berasal dari suara yang ditabuh. Suara bedug yang berbunyi “dang dang dang” ketika dipukul pada bagian tengah dan berbunyi “dug dug dug” ketika dipukul pada bagian pinggir bedug kemudian menjadi tanda dimulainya bulan suci Ramadhan serta dikenal sebagai Dandangan . Pendapat lain menyebutkan bahwa Dandangan berasal dari kata Ndang , yang diperoleh dari bunyi/suara Bedhug yang ditabuh, sehingga mengeluarkan bunyi Ndang-Ndang (ayo) yang didengar oleh semua masyarakat Kudus maupun diluar Kudus untuk datang dan berbondong- bondong berkumpul di Masjid Menara guna menerima penjelasan dari dalam rangka menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan. Makna dan Nilai dari Tradisi Dandangan antara lain 1) momentum pengumuman awal bulan suci Ramadhan, 2) semangat dan suka cita, 3) pola yang teratur dan berkesinambungan, 4) kerukunan, saling menghormati dan semangat kebersamaan, 5) momentum bangkitnya perekonomian kelas menengah bawah, 6) keterkaitan antara kehidupan duniawi dan kehidupan akhirat, 7) Suasana batin masyarakat Kudus yang penuh suka cita dan bersemangat menyambut datangnya bulan ramadhan.

© 2019 Universitas Muria Kudus

Erik Aditia Ismaya dan Santoso TRADISI DANDANGAN SEBAGAI KAJIAN PEMBELAJARAN DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN ... REFLEKSI EDUKATIKA : Jurnal Ilmiah Kependidikan, Volume 10, Nomor 1, Desember 2019. Hlm. 128-137

PENDAHULUAN dalam kehidupannya sebagai pribadi, warga Calhoun (1971: 42) yang dikutip Pusat masyarakat, warga negara dan warga dunia. Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional IPS sebagai mata pelajaran yang sangat (2007) menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan strategis berperan besar dalam menentukan Sosial yaitu bidang studi tentang tingkah laku keberhasilan dan kesuksesan seorang siswa. kelompok umat manusia ( the study of the group Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa, behavior of human beings) yang sumber- banyak siswa yang tidak menyukai mata sumbernya digali dari kehidupan nyata di pelajaran IPS. Berdasarkan pengalaman dan masyarakat. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pengamatan peneliti maka ditemukan beberapa merupakan salah satu mata pelajaran yang alasan klise atas ketidaksukaan siswa pada mata diberikan di Sekolah Dasar (SD). IPS sebagai pelajaran IPS, antara lain 1) pelajaran IPS yang mata pelajaran, memadukan secara interdisiplin bersifat hafalan, 2) luas dan banyaknya materi konsep-konsep ilmu sosial dan kemanusiaan yang harus dikuasai, 3) sumber belajar yang ada (humaniora) dengan tujuan memberikan tidak unggul dan mutakhir, serta 4) kontradiksi pendidikan kewarganegaraan. Dalam IPS, materi dengan kenyataan. dipelajari aspek geografi, politik, ekonomi, sosial Menjawab persoalan yang muncul pada dan budaya serta aspek psikologis sebuah mata pelajaran IPS maka salah satu cara yang masyarakat di masa lampau, sekarang dan masa bisa dilakukan untuk menyelesaikannya yaitu yang akan datang, untuk membantu dengan membekali calon-calon guru sekolah pengembangan pengetahuan, keterampilan dan dasar dengan ilmu, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan seorang warga negara keterampilan pada mata pelajaran IPS dengan dalam sebuah masyarakat dunia yang konten yang berkualitas dan kontekstual demokratis. sehingga lahir sosok guru sekolah dasar yang Bagi jenjang pendidikan dasar dan kompeten serta mampu meramu dan menengah, IPS mempunyai peran yang sangat menyampaikan materi IPS dengan benar dan penting karena siswa yang datang ke sekolah baik. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah berasal dari lingkungan berbeda-beda. Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan bukanlah satu-satunya wahana atau sarana untuk Universitas Muria Kudus, merupakan Lembaga mengenal dan memahami masyarakat. Melalui Pendidik Tenaga Kependidikan yang bertugas pelajaran IPS diharapkan siswa dapat belajar mendidik dan mencetak calon guru sekolah mengenal dan memahami masyarakat melalui dasar. media cetak maupun elektronika. Dalam mendidik dan menyiapkan calon Persoalan dalam mata pelajaran IPS yaitu guru sekolah dasar maka semua mahasiswa pengenalan siswa mengenai wahana luar sekolah program studi PGSD FKIP UMK wajib yang masih bersifat umum, terpencar-pencar, dan menempuh mata kuliah yang berkaitan dengan samar-samar. Oleh karena itu, pengenalan mata pelajaran wajib di sekolah dasar. Adapun wahana luar sekolah perlu dibuat secara mata pelajaran wajib di sekolah dasar yaitu sistematis agar dapat bermakna dengan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan mengembangkan dan mengintegrasikan (PPKn), Bahasa , Ilmu Pengetahuan pengetahuan wahana luar sekolah sesuai dengan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Matematika. tingkat perkembangan dan kematangan siswa. Pada perkuliahan program studi PGSD Berdasarkan tingkat perkembangan FKIP UMK, lima mata pelajaran wajib di psikologisnya, siswa sekolah dasar belum sekolah dasar tersebut diatas, diejawantahkan mampu memahami keluasan dan kedalaman dalam mata kuliah berjenjang. Mata kuliah masalah-masalah sosial secara utuh, tetapi berjenjang yang dimaksud yaitu dimulai dari mereka dapat diperkenalkan kepada masalah- konsep, aplikasi, pembelajaran dan penilaian. masalah sosial yang ada. Melalui pembelajaran Berikut diberikan contohnya pada mata kuliah IPS, siswa memperoleh pengetahuan, IPS, semua mahasiswa semester dua wajib keterampilan, sikap dan kepekaan untuk menempuh mata kuliah konsep IPS. Pada menghadapi hidup dengan tantangan- semester tiga, setelah dinyatakan lulus mata tantangannya. Selanjutnya, diharapkan siswa kuliah konsep IPS, mahasiswa wajib mengambil mampu bertindak secara rasional dalam mata kuliah aplikasi IPS. Pada semester lima, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi setelah dinyatakan lulus mata kuliah aplikasi IPS, mahasiswa wajib mengambil mata kuliah

129

Erik Aditia Ismaya dan Santoso TRADISI DANDANGAN SEBAGAI KAJIAN PEMBELAJARAN DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN ... REFLEKSI EDUKATIKA : Jurnal Ilmiah Kependidikan, Volume 10, Nomor 1, Desember 2019. Hlm. 128-137

PAKEM IPS. Pada semester enam, setelah lulus membahas aspek geografi, politik, ekonomi, mata kuliah PAKEM IPS, mahasiswa wajib sejarah, sosial dan budaya serta aspek psikologis mengambil mata kuliah penilaian IPS. Tradisi Dandangan secara terpadu, sekaligus Program studi PGSD FKIP UMK dalam sebagai pintu masuk untuk mendukung melaksanakan pendidikan calon guru, tentunya pencapaian visi Universitas Kebudayaan. memiliki visi, misi, tujuan dan spirit untuk Penelitian mengenai penggunaan konten menghasilkan lulusan yang berkualitas, lokal pada mata pelajaran IPS telah dilakukan kompeten serta profesional dan berkarakter khas oleh beberapa peneliti, berikut disajikan hasil UMK yaitu Cerdas dan Santun. Karakter Cerdas penelitian terdahulu yang berkaitan secara dan Santun merupakan pengejawantahan dari langsung maupun tidak langsung, serta posisi visi Universitas Muria Kudus sebagai penelitian terdahulu dengan penelitian yang Universitas Kebudayaan. Visi Universitas dilakukan. Penelitian pertama oleh Muhaimin Kebudayaan yang digagas merupakan cita-cita (2015) hasil penelitian menunjukkan ada mulia yang harus diwujudkan oleh segenap perbedaan kompetensi ekologi untuk aspek civitas akademika melalui tri darma perguruan pengetahuan, sikap, dan keterampilan antara pra- tinggi. Namun, berdasarkan pengamatan dan test dan post-test. Penelitian ini pengalaman peneliti, upaya mendukung merekomendasikan bahwa pelaksanaan pencapaian visi Universitas Kebudayaan belum pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada diperhatikan serta dikerjakan secara serius dan lingkup yang lebih luas berdasarkan pada isu-isu menyeluruh. lingkungan setempat yang ditemukan dalam Pelatihan ESQ pada semua mahasiswa kehidupan sehari-hari. Sekolah menumbuhkan baru dan pencetakan buku “Sunan Muria-Sunan kompetensi ekologi melalui pembentukan Kudus, Prinsip Hidup Dalam Membangun kebiasaan, pemodelan peran, dan perilaku Karakter Bangsa” sebagai upaya mendukung sekolah membentuk gerakan sendi dan budaya pencapaian visi Universitas Kebudayaan, yang sejalan dengan kurikulum hijau dan hidup menurut peneliti masih belum cukup. Oleh hijau. karena itu, perlu dilakukan terobosan untuk Penelitian kedua oleh Syarif., Sumarmi., mendukung pencapaian visi Universitas Fatchan., dan Astina (2016) penelitian ini Kebudayaan. Program Studi PGSD sebagai mengkaji tentang integrasi nilai budaya etnis bagian dari Universitas Muria Kudus, turut Bugis Makassar dalam pembelajaran Geografi bertanggung jawab dalam upaya mendukung Sosial sebagai salah satu strategi menghadapi pencapaian visi Universitas Kebudayaan melalui Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Nilai tri darma perguruan tinggi. Salah satunya dengan budaya lokal merupakan sebuah isu penting yang adanya bahan ajar pada mata kuliah supaya seharusnya dikaji dalam pembelajaran Geografi memiliki konten lokal. Bahan ajar berbasis Sosial. Menghadapi baru ini diperlukan berbagai konten lokal merupakan upaya menjawab strategi diantaranya dengan mengadopsi nilai tantangan untuk mencetak calon guru sekolah budaya lokal dalam proses pembelajaran. dasar yang berkualitas dan kompeten, khususnya Penanaman nilai-nilai budaya lokal dalam proses pada mata pelajaran IPS serta upaya mendukung pembelajaran diharapkan akan mengimbangi pencapaian visi Universitas Kebudayaan. pengaruh budaya asing yang semakin mewabah Mata kuliah konsep IPS merupakan salah di masyarakat kita khususnya Sulawesi Selatan. mata kuliah yang bisa dikembangkan untuk Budaya Bugis Makassar sebagai salah satu mengakomodasi konten lokal dalam rangka budaya lokal yang tumbuh dan berkembang menjawab tantangan untuk menyiapkan calon dikalangan masyarakat Bugis Makassar, guru sekolah dasar yang berkualitas dan memiliki unsur penting yang dapat kompeten pada mata pelajaran IPS dan upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik, mendukung pencapaian visi Universitas yaitu konsep Siri’ dan Pacce . Konsep ini bila Kebudayaan. Konten lokal yang dimaksud dalam dimanfaatkan secara benar dalam proses mata kuliah konsep IPS yaitu fakta, konsep, pembelajaran dapat menjadi pendorong kuat bagi generalisasi dan teori khususnya mengenai peserta didik untuk meningkatkan prestasi Tradisi Dandangan . Dengan menggali makna belajarnya. dan nilai dalam Tradisi Dandangan sebagai salah Penelitian Syarif., Sumarmi., Fatchan., satu konten lokal, diharapkan tersusun kajian dan Astina (2016) yang mengintegrasikan pembelajaran mata kuliah Konsep IPS yang budaya Bugis Makasar dalam menghadapi

130

Erik Aditia Ismaya dan Santoso TRADISI DANDANGAN SEBAGAI KAJIAN PEMBELAJARAN DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN ... REFLEKSI EDUKATIKA : Jurnal Ilmiah Kependidikan, Volume 10, Nomor 1, Desember 2019. Hlm. 128-137

masyarakat ekonomi ASEAN, memperkuat ibadah yang baik untuk bekal kehidupan sesudah penelitian yang akan dilakukan. Budaya mati. Makna dan nilai Buka Luwur yang tergali merupakan salah satu konsep dalam IPS yang sangat relevan dengan Universitas Muria Kudus luas dan banyak, sehingga perlu digali secara yang memiliki visi menjadi “Kampus menyeluruh dan mendalam khususnya budaya Kebudayaan” dengan ciri khas lulusan “Santun, lokal Kudus. Cerdas, Berjiwa Wirausaha”. Melalui Tri Darma Penelitian ketiga dilakukan oleh Utari., perguruan maka makna dan nilai Buka Luwur Degeng., dan Akbar (2016) penelitian ini dapat diimplementasikan dalam setiap darma mengungkap peran nilai-nilai kearifan lokal dalam upaya mewujudkan visi “Kampus dalam menghadapi MEA melalui pembelajaran Kebudayaan”. tematik. Beberapa penelitian dan pengembangan Atas dasar itulah, peneliti berasumsi bahwa berbasis kearifan lokal yang telah dilakukan para untuk mendukung pencapaian visi Universitas peneliti terdahulu dimaksudkan untuk Kebudayaan perlu didukung dengan kajian memfasilitasi siswa dalam mencapai pembelajaran berbasis konten lokal, yang pembelajaran yang bukan hanya konseptual ternyata belum dimiliki dan digali dengan tetapi juga aplikatif. Kearifan lokal menjadi optimal. Pertanyaan utama penelitian ini yaitu sangat penting mengingat bahwa proses “mengapa belum disusun kajian pembelajaran pembelajaran yang terjadi di kelas, khususnya berbasis konten lokal untuk mendukung pada siswa sekolah dasar sebaiknya dimulai pencapaian visi Universitas Kebudayaan”. dengan dunia terdekat atau yang sering dijumpai Pertanyaan utama, diturunkan menjadi oleh siswa. Nilai-nilai kearifan lokal akan pertanyaan penelitian sebagai berikut 1) Apa membantu siswa dalam memahami setiap konsep yang dimaksud dengan Tradisi Dandangan ? 2) dalam materi sehingga bekal pengetahuan yang Bagaimana makna dan nilai Tradisi Dandangan diperoleh siswa tidak hanya sampai pada sebatas sebagai kajian pembelajaran dalam mendukung pengetahuan saja, tetapi juga dapat pencapaian visi Universitas Kebudayaan? diimplementasikan siswa dalam wujud praktek di luar sekolah. Pembelajaran tematik berbasis METODE PENELITIAN kearifan lokal akan menjadi koneksi dalam Penelitian ini menggunakan pendekatan memahamkan siswa untuk bertindak tepat dalam kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan menghadapi MEA. Peradaban yang tidak hanya studi lapangan. Lokasi penelitian yakni sekitar menuntut manusia bukan sekedar serba tahu akan Menara Kudus. Penelitian dilakukan pula di tetapi serba bisa untuk memajukan Negara. perpustakaan untuk mendapatkan data sekunder Penelitian keempat dilakukan Khasanah dari laporan, buku, dan jurnal sebagai bahan (2011) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tambahan untuk penyusunan konten konten bentuk tradisi dandangan ada 3 tradisi, yaitu: Tradisi Dandangan . tradisi nyekar, tradisi menabuh bedhug, dan Penelitian ini difokuskan pada penemuan tradisi arak-arakan (kirab). Makna simbol dalam realita, fakta dan data terkait dengan konten tradisi dandangan ada 10 simbol, yaitu: bedhug, Tradisi Dandangan yang tersusun atas fakta, barongan, memakai pakaian putih ala sunan konsep, generalisasi dan teori pada ilmu-ilmu kudus, memakai pakaian putih ala sunan sosial dan humaniora (antropologi, ekonomi, kudus, galungan air suci, galungan makanan, geografi, sejarah, sosiologi, politik dan psikologi jadah pasar, bunga telon, dan kemenyan. sosial). Data utama diperoleh langsung peneliti Penelitian kelima dilakukan oleh Ismaya, melalui wawancara dengan informan. Dalam hal Fathurohman, dan Setiawan (2017) hasil ini yang dimaksud dengan informan yakni penelitiannya yaitu Buka Luwur Kudus Sunan pemerhati Tradisi Dandangan . mengandung makna dan simbol nilai-nilai luhur Dalam mengumpulkan data penelitian, dan nilai edukatif yang tinggi yaitu: rasa digunakan beberapa macam metode yaitu toleransi kepada sesama, rasa saling tolong- observasi, wawancara, studi pustaka dan menolong dan menghargai, melatih dan dokumentasi. Peneliti merupakan alat pengumpul membiasakan diri bersedekah, selalu data utama. Dalam mengumpulkan data, peneliti mendekatkan diri kepada Tuhan, mampu menggunakan pedoman wawancara, pedoman membina budi pekerti luhur dan observasi, kamera sebagai alat bantu mengekang perbuatan negatif serta pengumpulan data. mengingatkan agar orang-orang supaya beramal-

131

Erik Aditia Ismaya dan Santoso TRADISI DANDANGAN SEBAGAI KAJIAN PEMBELAJARAN DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN ... REFLEKSI EDUKATIKA : Jurnal Ilmiah Kependidikan, Volume 10, Nomor 1, Desember 2019. Hlm. 128-137

Validitas digunakan teknik triangulasi Pengumuman datangnya bulan Ramadhan sumber. Analisis data dilakukan melalui analisis disambut suka cita oleh para santri dan induktif-deskriptif-verivikatif (Rachman 2015). masyarakat yang hadir waktu itu. Mereka pun Analisis data dalam penelitian kualitatif, mempersiapkan diri untuk melaksanakan sholat dilakukan pada saat pengumpulan data tarawih dan sahur pertama. Kebutuhan makan berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan sahur inilah yang kemudian ditangkap oleh data dalam periode tertentu. masyarakat sekitar Masjid “Al Aqso” Menara Kudus untuk berjualan makanan sehingga HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN muncul pasar rakyat dadakan yang kemudian Tradisi Dandangan menyambut bulan terkenal dengan sebutan Dandangan . Ramadhan Tradisi menyambut bulan Ramadhan Jika setiap hari kompleks Masjid, Menara, ditemukan pula pada masyarakat Merangin dan Makam Sunan Kudus ramai oleh para Jambi. Riset Alhusni (2014) menyebut bahwa peziarah yang datang dari berbagai daerah maka kedatangan Ramadan disambut oleh masyarakat satu sampai dua minggu sebelum bulan suci Merangin dengan berbagai persiapan dan Ramadhan ada suasana yang berbeda di sekitar kegiatan seperti mengadakan pengajian, Masjid “Al Aqsho” Menara Kudus. Suasana membersihkan sarana umum, menjamu tetangga menjadi semakin ramai dan meriah dengan dan melaksanakan tradisi bebantai. Bebantai adanya pedagang musiman yang datang dari adalah kegiatan membantai atau memotong berbagai daerah yang menjual berbagai jenis hewan seperti kerbau dan sapi dalam rangka barang dagangan. menyambut datangnya bulan Ramadan. Para pedagang tidak hanya berjualan di sekitar Masjid “Al Aqsho” Menara Kudus tetapi Perspektif Ilmu Pengetahuan Sosial Terhadap meluas hingga sepanjang jalan Sunan Kudus Tradisi Dandangan sampai Alun-alun Simpang Tujuh dan jalan Tradisi Dandangan sebagai salah satu Kudus-Jepara. Kehadiran para pedagang dalam budaya masyarakat Kudus peninggalan Sunan rangka menyambut bulan suci Ramadhan dikenal Kudus dalam perspektif Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Tradisi Dandangan . Denny Nur Hakim merupakan sebuah konten lokal yang menarik (juru bicara Yayasan Masjid, Menara dan untuk dikaji karena memiliki makna dan nilai. Makam Sunan Kudus) menjelaskan pengertian Selanjutnya Dandangan dibahas dalam Tradisi Dandangan sebagai berikut perspektif IPS yang terdiri dari perspektif Dandangan berasal dari suara bedug sejarah, antropologi, sosiologi, ekonomi, politik- yang ditabuh. Suara bedug yang berbunyi pemerintahan dan psikologi sosial. “dang dang dang” ketika dipukul pada bagian 1. Sejarah tengah dan berbunyi “dug dug dug” ketika Kemunculan Tradisi Dandangan tidak bisa dipukul pada bagian pinggir bedug kemudian dilepaskan dari sosok Sunan Kudus yang menjadi tanda dimulainya bulan suci merupakan founding father kota Kudus. Salam Ramadhan serta dikenal sebagai Dandangan (1960) menyatakan bahwa Sunan Kudus sebagai (Wawancara tanggal 6 Mei 2017). anggota Wali Songo merupakan sosok yang sangat alim serta pandai dalam ilmu fiqih dan Khasanah (2011) memiliki pendapat lain ilmu falak (astronomi). Keahlian Sunan Kudus mengenai Tradisi Dandangan sebagai berikut dalam ilmu falak inilah yang kemudian Dandangan berasal dari kata melahirkan Tradisi Dandangan. Jatmiko (2012) Ndang , yang diperoleh dari bunyi/suara berpendapat bahwa Tradisi Dandangan pertama Bedhug yang ditabuh, sehingga kali digelar pada tahun 1549 Masehi, sehingga mengeluarkan bunyi Ndang-Ndang (ayo) pada tahun 2017 ini Tradisi Dandangan telah yang didengar oleh semua masyarakat berusia 468 tahun. Kudus maupun diluar Kudus untuk datang Bulan Ramadhan merupakan bulan yang dan berbondong-bondong berkumpul di istimewa dalam Islam sehingga umat muslim Masjid Menara guna menerima penjelasan sangat merindukan dan antusias menyambut dari Sunan Kudus dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan. Tradisi Dandangan datangnya Bulan Suci Ramadhan. merupakan sebuah momentum pengumuman awal bulan suci Ramadhan pada era Sunan Kudus. Masyarakat yang sudah rindu dengan

132

Erik Aditia Ismaya dan Santoso TRADISI DANDANGAN SEBAGAI KAJIAN PEMBELAJARAN DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN ... REFLEKSI EDUKATIKA : Jurnal Ilmiah Kependidikan, Volume 10, Nomor 1, Desember 2019. Hlm. 128-137

bulan Ramadhan berdatangan ke Masjid “Al 3. Sosiologi Aqso” untuk mendengarkan pengumuman dari Kudus memiliki komposisi masyarakat yang Sunan Kudus bahwa bulan Ramadhan telah tiba. multikultur namun tetap rukun dan saling Pengumuman datangnya bulan Ramadhan oleh menghormati. Kudus yang notabene Kota Santri Sunan Kudus dilakukan setelah sholat Ashar bukan berarti tertutup bagi warga yang terakhir di bulan Ruwah . berkeyakinan lain. Penelitian Rosyid (2014) Masyarakat yang datang untuk menunjukkan bahwa kerukunan yang terwujud mendengarkan pengumuman datangnya bulan pada masyarakat Desa Colo Kecamatan Dawe Ramadhan ternyata tidak hanya berasal dari Kabupaten Kudus yang terdiri komunitas Islam, Kudus saja. Namun para santri yang merupakan Kriten dan Budha disebabkan adanya kesadaran murid Sunan Kudus seperti Sultan Trenggono warga atas aspek budaya dan perekonomian. dari Kerajaan Demak, Sultan Hadirin dari Jepara, Tradisi Dandangan sebagai budaya hingga Aryo Penangsang dari Blora datang ke sekaligus penggerak ekonomi kelas menengah Kudus. Para santri ini biasanya datang antara dua bawah masyarakat Kudus merupakan bukti nyata sampai tiga hari sebelum pengumuman dimulai. bahwa masyarakat Kudus sangat mengedepankan Kehadiran masyarakat dan para santri dari kerukunan, saling menghormati dan semangat berbagai daerah dengan jumlah mencapai kebersamaan. Semua elemen masyarakat Kudus puluhan bahkan ratusan orang untuk menunggu dengan suka cita mengunjungi Dandangan untuk pengumuman datangnya bulan Ramadhan oleh sekedar jalan-jalan bersama teman, sahabat dan Sunan Kudus dimanfaatkan oleh masyarakat keluarga. Setiap hari ribuan bahkan puluhan ribu sekitar Masjid “Al Aqso” untuk berjualan pengunjung memadati Dandangan . makanan ala kadarnya. 4. Ekonomi 2. Antropologi Tradisi Dandangan bagi masyarakat Kudus Tradisi Dandangan merupakan budaya yang merupakan sebuah momentum bangkitnya dimiliki masyarakat Kudus yang muncul pertama perekonomian kelas menengah bawah. Tradisi kali pada era Sunan Kudus. Jika ditinjau dari Dandangan yang pada awalnya merupakan paradigma pembentukan budaya maka Tradisi fenomena sakral berdampingan dengan Dandangan terbentuk dalam kerangka paradigma fenomena profan dengan munculnya pasar perilaku sosial. Ritzer (2006) menyatakan rakyat. Dandangan menjadi pusat niaga berbagai paradigma perilaku sosial memusatkan hasil karya kerajinan lokal seperti kerjaninan perhatiannya kepada antar hubungan antara gerabah tanah liat, produk fashion, mainan anak individu dan lingkungannya yang terdiri atas dari jaman dahulu sampai era kekinian dan lain- bermacam-macam obyek sosial dan non sosial lain. yang menghasilkan akibat-akibat atau perubahan Memasuki bulan ramadhan sudah menjadi dalam faktor lingkungan yang menimbulkan hal yang wajar bila kebutuhan belanja semakin perubahan terhadap tingkah laku. banyak. Oleh karena itu Tradisi Dandangan Tradisi Dandangan sebagai budaya menjadi momentun bagi orang Kudus untuk masyarakat Kudus telah memiliki pola yang “mremo ”. Chamami (2015) menjelaskan teratur dan berkesinambungan sehingga bagi “m remo itu berdagang dengan jumlah banyak setiap individu rasanya belum pas kalau tidak dengan harga yang “agak mahal”, tapi barang mengunjungi Dandangan sebelum memasuki dagangan laris terjual”. bulan ramadhan. Chamami (2015) mencatat Banyaknya orang berkumpul, tradisi ada satu istilah yang lazim penulis dandangan kemudian tidak sekadar mendengarkan dengar saat masih di Kudus: “ Wes dipuas- informasi resmi dari Masjid Menara, tetapi juga puaske dandangan seneng-senengan, engko dimanfaatkan para pedagang untuk berjualan di nek wes poso rak iso opo-opo ; silahkan lokasi itu. Bahkan meluas, para pedagang itu tidak dipuas-puaskan ikut dandangan hingga hanya berasal dari Kudus, tetapi juga dari berbagai senang, nanti kalau sudah masuk Ramadan daerah sekitar Kudus, bahkan dari Jawa Barat dan sudah tidak bisa apa-apa”. Kalimat pitutur Jawa Timur. orang tua Kudusan ini menjadikan penanda Momentum mremo inilah yang bahwa dandangan itu berarti hiburan menuju menunjukkan adanya penguatan basis ekonomi kesucian. kelas menengah bawah. Dalam peristiwa mremo terjadi simbosis mutualisme antara pedagang dan

133

Erik Aditia Ismaya dan Santoso TRADISI DANDANGAN SEBAGAI KAJIAN PEMBELAJARAN DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN ... REFLEKSI EDUKATIKA : Jurnal Ilmiah Kependidikan, Volume 10, Nomor 1, Desember 2019. Hlm. 128-137

penjual dalam sebuah transaksi yang bernilai 6. Psikologi sosial ekonomi serta menguntungkan kedua belah Tradisi Dandangan dalam perspektif pihak. Hadirnya para pedagang meramaikan psikologi sosial memberikan gambaran suasana Tradisi Dandangan tidak semata-mata memburu batin masyarakat Kudus yang penuh suka cita rupiah. dan bersemangat menyambut datangnya bulan Wawancara peneliti dengan Hasan salah satu ramadhan. Chamami (2015) mencatat sebuah pedagang mengungkap bahwa ujaran khas orang Kudus dalam menyambut lebih dari sekedar berjualan, Dandangan sebagai berikut mereka mengharap berkah dari Sunan “Nek durung melu dandangan, Kudus. Hasan menuturkan jika dagangannya kurang sah posone ; kalau belum ikut tidak laku dia meyakini bahwa setelah dandangan, puasanya kurang sempurna”. berjualan di Dandangan barang Yang dimaksudkan adalah orang Kudus itu dagangannya lebih laku ketika berjualan di baiknya meramaikan dandangan agar saat perayaan sejenis (Wawancara 18 Mei 2017) puasa terasa senang seperti bersenang- senang saat dandangan. Pernyataan Hasan merupakan soal keyakinan dan tidak bisa diperdebatkan, namun Tradisi Dandangan menyambut bulan ada nilai yang tersirat didalamnya yakni adanya suci ramadhan telah menarik beberapa peneliti harapan dan semangat yang terus menyala untuk untuk melihat Tradisi Dandangan dari perspektif menghadapi kehidupan yang lebih baik. yang lain seperti yang dilakukan oleh Arif Keyakinan Hasan yang mewakili pedagang (2014), Muflichah (2014), Rosyid (2014), selaras dengan harapan serta semangat dan suka Nugraha (2017) dan Sardjono (2017). Arif cita menyambut ramadhan. (2014) melihat Dandangan sebagai strategi Pada tahun 2019 Tradisi Dandangan yang dakwah, sementara itu Rosyid (2014) melihat digelar menyumbang pemasukan dari retribusi Dandangan sebagai salah satu budaya pedagang penyewa lahan perayaan tradisi masyarakat Kudus yang mampu hidup dalam dandangan sebesar Rp 70.009.000,-. Jumlah keberagaman. tersebut terhitung dari jumlah pemasukan dari Adapun Muflichah (2014) melihat sewa lahan tempat jualan para pedagang sebesar Dandangan sebagai salah satu budaya yang Rp 65.426.000,- dan retribusi sampah sebesar Rp mampu dijadikan sebagai sarana dakwah. 4.583.000,-(Radar Kudus, 17 Mei 2019). Nugraha (2017) melihat Dandangan yang dijadikan obyek untuk iklan komersial di bulan 5. Politik Ramadhan. Sedangkan Sardjono (2017) Tradisi Dandangan yang lahir pada era menyatakan bahwa Dandangan sebagai salah Sunan Kudus dalam perspektif politik satu tradisi di sebuah kampung Kudus merupakan sebuah gambaran bahwa ada Kulon yang dikenal sebagai kampung keramat/ keterkaitan antara kehidupan duniawi dan suci. kehidupan akhirat. Salam (1960) menyatakan bahwa Sunan Kudus merupakan seorang , Makna dan Nilai Dandangan guru besar agama yang telah mengajar serta Bagi masyarakat Kudus Tradisi menyiarkan agama Islam di Kudus dan Dandangan merupakan sebuah momentum sekitarnya. Sunan Kudus ahli dalam ilmu tauhid, pengumuman awal bulan suci Ramadhan. usul, hadits, sastra mantiq, ilmu falaq dan Sunan Masyarakat Kudus senantiasa menyambutnya Kudus merupakan senopati dari Kerajaan dengan semangat dan suka cita. Tradisi Demak. Dandangan merupakan budaya masyarakat Pengumuman datangnya bulan ramadhan Kudus telah memiliki pola yang teratur dan oleh Sunan Kudus merupakan wujud nyata berkesinambungan sehingga bagi setiap individu perpaduan antara ulama dan umara yang sulit rasanya belum pas kalau tidak mengunjungi dipisahkan dalam kehidupan masyarakat Kudus Dandangan sebelum memasuki bulan ramadhan. hingga saat ini. Tradisi Dandangan merupakan Tradisi Dandangan merupakan bukti bentuk media dakwah dan syi’ar Islam yang nyata bahwa masyarakat Kudus sangat dilakukan Sunan Kudus waktu itu dan terus mengedepankan kerukunan, saling menghormati bertahan hingga sekarang. dan semangat kebersamaan. Tradisi Dandangan bagi masyarakat Kudus merupakan sebuah

134

Erik Aditia Ismaya dan Santoso TRADISI DANDANGAN SEBAGAI KAJIAN PEMBELAJARAN DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN ... REFLEKSI EDUKATIKA : Jurnal Ilmiah Kependidikan, Volume 10, Nomor 1, Desember 2019. Hlm. 128-137

momentum bangkitnya perekonomian kelas sekolah dasar yang mengikuti perkuliahan menengah bawah. Tradisi Dandangan Konsep IPS diharapkan mampu mengambil ilmu, merupakan sebuah gambaran bahwa ada pengetahuan, dan keterampilan dari Tradisi keterkaitan antara kehidupan duniawi dan Dandangan yang telah disajikan sebagai salah kehidupan akhirat. Tradisi Dandangan satu pokok bahasan dalam perkuliahan sehingga memberikan gambaran suasana batin masyarakat ketika lulus merupakan seorang calon guru Kudus yang penuh suka cita dan bersemangat sekolah dasar yang berkualitas dan kompeten, menyambut datangnya bulan ramadhan khususnya pada mata pelajaran IPS. Perspektif IPS terhadap Tradisi Tidak hanya memberikan bekal kepada Dandangan merupakan salah satu sudut pandang mahasiswa calon guru sekolah dasar, Tradisi untuk melihat sebuah fenomena. Dalam Dandangan sebagai konten lokal dalam perkuliahan Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial perkuliahan Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial yang dilaksanakan oleh program studi PGSD dapat dijadikan sebagai bahan untuk FKIP Universitas Muria Kudus maka mewujudkan visi Universitas Muria Kudus Dandangan merupakan salah satu konten lokal menjadi Universitas Kebudayaan. Makna dan yang penting dan menarik sebagai bahan kajian nilai yang terkandung dalam Tradisi Dandangan seperti yang telah diuraikan diatas. merupakan pintu masuk dalam menyiapkan Hasil riset yang dilakukan memiliki lulusan yang berkarater khas Universitas Muria persamaan dan perbedaan dengan penelitian Kudus yaitu Santun, Cerdas, Berjiwa Wirausaha. Baka (2018), Oktaviati dan Ratnasari (2018), Adapun prosesnya dapat digambarkan sebagai Wafiqni dan Nurani (2018) serta Suratno (2015). berikut Adapun persamaannya yakni pada konten lokal atau kearifan lokal sebagai kajian risetnya. Sementara itu perbedaannya yakni pada fokus atau sudut pandang untuk menganalisa sehingga hasil risetnya berbeda. Fakta, konsep, generalisasi dan teori yang merupakan konten IPS tergambar jelas dalam Tradisi Dandangan . Mahasiswa calon guru

Visi Universitas Kebudayaan Universitas Muria Kudus

Makna dan Nilai Tradisi Dandangan Masyarakat Kudus 1. Momentum pengumuman awal bulan suci Ramadhan.

2. Semangat dan suka cita. 3. Pola yang teratur dan berkesinambungan 4. Kerukunan, saling menghormati dan semangat kebersamaan. 5. Momentum bangkitnya perekonomian kelas menengah bawah.

Bahan Ajar 6. Keterkaitan antara kehidupan duniawi dan kehidupan akhirat. 7. Suasana batin masyarakat Kudus yang penuh suka cita dan bersemangat menyambut datangnya bulan ramadhan

(Disarikan oleh peneliti 2019)

Makna dan nilai yang tergali dari Tradisi masyarakat Kudus menjadi tidak berarti Dandangan sebagai salah satu budaya manakala tidak diimplementasikan dalam

135

Erik Aditia Ismaya dan Santoso TRADISI DANDANGAN SEBAGAI KAJIAN PEMBELAJARAN DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN ... REFLEKSI EDUKATIKA : Jurnal Ilmiah Kependidikan, Volume 10, Nomor 1, Desember 2019. Hlm. 128-137

kehidupan sehari-hari. Universitas Muria Kudus Ekonomi Asean (MEA). Jurnal Teori dan sebagai salah satu perguruan tinggi di Kudus Praksis Pembelajaran IPS, 1 (1): 39-44. yang lahir dan terinspirasi oleh sosok Sunan Kudus dan Sunan Muria memiliki kewajiban dan Alhusni. 2014. Tradisi Bebantai Menyambut tanggung jawab moral untuk melestarikan makna Bulan Ramadan dalam Masyarakat dan nilai yang tergali. Merangin Jambi. Kontekstualita , 29 (1): Makna dan nilai Dandangan yang tergali 41-50. sangat relevan dengan visi Universitas Muria Kudus yakni menjadi “Kampus Kebudayaan” Arif, Syaiful. 2014. Strategi Dakwah Sunan dengan ciri khas lulusan “Santun, Cerdas, Kudus. ADDIN , 8 (2). Berjiwa Wirausaha”. Melalui Tri Darma perguruan maka makna dan nilai Dandangan Baka, Laksana Dhiu. 2018. Konten Dan Konteks dapat diimplementasikan dalam setiap darma Budaya Lokal Ngada Sebagai Bahan Ajar dalam upaya mewujudkan visi “Kampus Tematik Di Sekolah Dasar. Journal of Kebudayaan”. Education Technology , 2 (2): 46-55. Kerangka model yang ditawarkan sebagai hasil penelitian perlu ditindaklanjuti oleh Erzad, Azizah Maulina dan Suciati, Suciati. Universitas Muria Kudus sehingga visi “Kampus 2018. The Existence Of Kudus Islamic Kebudayaan” dapat tercapai dan lulusan “Santun, Local Culture To Prevent Radicalism In Cerdas, Berjiwa Wirausaha” dapat terwujud. Globalization Era. QIJIS , 6 (1). Ketercapaian visi dan keberhasilan lulusan memiliki ciri khas dapat terwujud ketika semua Hasim, Umar. 1983. Sunan Muria (Antara Fakta civitas akademika Universitas Muria Kudus dan Legenda). Kudus: Menara Kudus. mendukung dengan sepenuh hati apa yang ditawarkan oleh penelitian ini. Ismaya, Erik Aditia., Fathurohman, Irfai., Setiawan, Deka. 2017. Makna Dan Nilai PENUTUP Buka Luwur Sunan Kudus (Sumbangan Tradisi Dandangan merupakan bentuk Pemikiran Mewujudkan Visi Kampus ungkapan semangat dan suka cita masyarakat Kebudayaan). Jurnal Kredo 1 (1): 44-57. Kudus dalam menyambut datangnya bulan ramadhan. Tradisi Dandangan yang lahir pada Komang, I Astina., Syarif, Erman., Sumarmi., era Sunan Kudus terus dijaga dan dilestarikan. Fatchan, Ach. 2016. Integrasi Nilai Tradisi Dandangan memiliki makna dan nilai Budaya Etnis Bugis Makassar Dalam tinggi dalam kehidupan masyarakat Kudus yang Proses Pembelajaran Sebagai Salah Satu religius. Strategi Menghadapi Era Masyarakat Mengingat Tradisi Dandangan memiliki Ekonomi Asean (MEA). Jurnal Teori dan makna dan nilai yang sangat tinggi dan luhur, Praksis Pembelajaran IPS, 1 (1): 13-21. saran yang dapat peneliti kemukakan sebagai berikut 1) Universitas Muria Kudus perlu Muflichah, Siti. 2014. The Charisma Leadership menggali Tradisi Dandangan lebih lanjut untuk Style of Haji Arwani Amin The mendukung pencapaian visi Universitas founder of Yanbuul , Kebudayaan, 2) Tradisi Dandangan yang penuh Kudus. JICSA , 03 (01): 61-80 makna dan nilai perlu untuk diaplikasikan dalam pembelajaran melalui mata kuliah Konsep Ilmu Moleong, Lexy. 2004. Metode Penelitian Pengetahuan Sosial dan mata kuliah Ke-UMK- Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda an, sehingga visi Universitas Kebudayaan Karya. tercapai. Muhaimin. 2015. Implementasi Model DAFTAR PUSTAKA Pembelajaran Berbasis Masalah Lokal Dalam Mengembangkan Kompetensi Akbar, Sa’dun., Degeng, I Nyoman Sudana., Ekologis Pada Pembelajaran IPS. Jurnal Utari, Unga. 2016. Pembelajaran Tematik Sosio Didaktika, 2 (1): 12-21. Berbasis Kearifan Lokal Di Sekolah Dasar Dalam Menghadapi Masyarakat

136

Erik Aditia Ismaya dan Santoso TRADISI DANDANGAN SEBAGAI KAJIAN PEMBELAJARAN DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN ... REFLEKSI EDUKATIKA : Jurnal Ilmiah Kependidikan, Volume 10, Nomor 1, Desember 2019. Hlm. 128-137

Nugraha, Aat Ruchiat et al. 2017. Komunikasi Syakur, M. 2015. Tradisi Masyarakat Islam Di Agama dalam Iklan Ramadan 2017 Versi Kudus Jawa Tengah. Tasamuh , 7 (1): 1- PT Djarum. MediaTor , 10 (2): 243-256. 12.

Oktavianti, Ika, dan Ratnasari, Yuni. 2018. Syarif, Erman., Sumarmi., Fatchan, Ach., Etnopedagogi Dalam Pembelajaran Di Astina, I Komang. 2016. Integrasi Nilai Sekolah Dasar Melalui Media Berbasis Budaya Etnis Bugis Makassar Dalam Kearifan Lokal. Refleksi Edukatika: Proses Pembelajaran Sebagai Salah Satu Jurnal Ilmiah Kependidikan, 8 (2). Strategi Menghadapi Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Jurnal Teori Pusat Kurikulum. 2007. Naskah Akademik dan Praksis Pembelajaran IPS, 1 (1): 13- Kajian Kebijakan Kurikulum Mata 21. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Utari,Unga., Degeng, I Nyoman Sudana., Akbar, Badan Penelitian Dan Pengembangan. Sa’dun. 2016. Pembelajaran Tematik Berbasis Kearifan Lokal Di Sekolah Rachman, Maman. 2015. Lima Pendekatan Dasar Dalam Menghadapi Masyarakat Penelitian . Yogyakarta: Magnum Pustaka Ekonomi ASEAN (MEA). Jurnal Teori Utama. dan Praksis Pembelajaran IPS , 1 (1): 39- 44. Rosyid, Moh. 2014. Keselarasan Hidup Beda Agama dan Aliran: Interaksi Nahdliyin, Wafiqni, Nafia dan Nurani, Siti. 2018. Model Kritiani, Buddis dan Ahmadi di Kudus. Pembelajaran Tematik Berbasis Kearifan Fikrah, 2 (1): 75-94. Lokal. AL-BIDAYAH: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 10 (02): 95-110. Salam, Solichin. 1960. Sekitar Walisanga. Kudus: Menara Kudus. Winataputra, Udin Saripudin dan Saripudin, Sumanah. 2011. Dinamika Sardjono, Agung Budi and Harani, Arnis Konseptualisasi Pendidikan Ilmu Rochma. 2017. Sacred Space in Pengetahuan Sosial (PIPS) dan Community Settlement of Kudus Kulon, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Pada Central , Indonesia. Proceedings IOP Pendidikan Dasar dan Menengah (Suatu Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 99 012023 Telaah Collective Mindset dalam Ranah Historis-Epistemologis). Jurnal Suratno, Fifi Swandari, M. Yamin. 2015. Pendidikan, 12 (1): 1-20. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Daerah Yuwono, Dandung Budi. 2017. Konstruksi Bantaran Sungai Barito. Jurnal Sosial Atas Warisan Budaya Sunan Pendidikan Progresif , V (2): 178–189. Kudus. Jurnal SMaRT Studi Masyarakat, Religi dan Tradisi , 03 (01): 105-117.

137