SIMBOL DAN MAKNA RITUAL DI JATINOM KLATEN

Mona Erythrea Nur Islami Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta M. Ikhsanudin Dosen STIQ Annur Yogyakarta

ABSTRACT Yaqowiyu is one syncretism practice that still survives to this day in . Ritual held every “Sapar” evolved since this days of Islamic Mataram. The purpose of the ritual is to remember the great merit of Ki Ageng Gribig, one of the missionaries of Islam in Jatinom Klaten during the reign of the “Sultan Agung Hanyokrokusumo”. Yaqowiyu ritual uniqueness lies in deployment “apem” in peak ceremony, which is around cake made of rice flour with coconut pieces in the middle. This research aims to reveal the meaning of Yaqowiyu. Research methods used are observation, life history interviews and historical method is to do an analysis of the documents. The results showed that Javanese people is still strong believe in animism. Yaqowiyu interpreted as a ritual to mantain the safety and peace embodied by the behavior of “ngalap berkah”. “Apem” cake meant as a tool to realize their request. But on the other hand, Yaqowiyu also be used as a propaganda strategy to spread the religion of Islam. At this point, Yaqowiyu also be interpreted as a tourist commodity that can be sold.

PENDAHULUAN dan dinamisme telah berakar di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, dengan Islam yang berkembang di Indonesia datangnya Islam, terjadi pergumulan antara mula-mula adalah Islam sufi (mistik), yang Islam di satu pihak dengan kepercayaan- salah satu ciri khasnya adalah bersifat kepercayaan yang ada di pihak lain. toleran dan akomodatif terhadap kebudayaan dan kepercayaan setempat, yang dibiarkan Dalam masalah ini, Drewes telah eksis sebagaimana semula, hanya kemudian meneliti ulang tiga buah manuskrip lama yang diwarnai dan diisi dengan ajaran-ajaran berasal dari abad ke-15 atau ke-16. Ketiga Islam. manuskrip tersebut menunjukkan tentang Islam ortodoks yang dapat diterima oleh Secara etimologis, sinkretisme berasal semua pihak di kalangan umat Islam. Yang dari perkataan syin dan kretiozein atau kedua adalah mereka yang menerima Islam, kerannynai, yang berarti mencampuradukkan tetapi belum dapat melupakan ajaran-ajaran elemen-elemen yang saling bertentangan. lama. Oleh karena itu mencampuradukkan Adapun pengertiannya adalah suatu antara kebudayaan dan ajaran-ajaran Islam gerakan di bidang filsafat dan teologi untuk dengan kepercayaan-kepercayaan lama. menghadirkan sikap kompromi pada hal-hal yang agak berbeda dan bertentangan (M. Sikap toleran dan akomodatif terhadap Darori Amin, 2000). Sebelum kedatangan kepercayaan dan budaya setempat, di Islam di Jawa, agama Hindu, Budha dan satu sisi memang dianggap membawa kepercayaan asli yang berdasarkan animisme dampak negatif, yaitu sinkretisasi dan

102 Jurnal Media Wisata, Volume 12, Nomor 2, November 2014 pencampuradukkan antara Islam di satu sisi RUMUSAN MASALAH dengan kepercayaan-kepercayaan lama di Kajian mengenai tradisi Yaqowiyu yang lain pihak, sehingga sulit dibedakan mana dilaksanakan di daerah Jatinom Klaten dapat yang benar-benar ajaran Islam dan mana ditemukan dalam buku karya Muh. Fajar pula yang berasal dari tradisi. Namun aspek Shodiq, (2008) yang berjudul “Akulturasi positifnya, ajaran-ajaran yang disinkretiskan Budaya Islam dalam Tradisi Saparan/ tersebut telah menjadi jembatan yang Yaqowiyu di Jatinom Klaten”. Namun memudahkan masyarakat Jawa dalam buku ini berhenti pada melihat model menerima Islam sebagai agama mereka akulturasinya semata, tidak sampai kepada yang baru. Sebaliknya ajaran-ajaran tersebut analisis mengenai simbol-simbol dan makna memudahkan kalangan-kalangan dalam konteks interaksi yang terjadi diantara untuk mengenal dan memahami pemikiran komunitas pelaku ritual saparan yaqowiyu. dan budaya Jawa, sehingga memudahkan Bila kita lihat praktek ritual Yaqowiyu mereka dalam mengajarkan dan menyiarkan ini dipenuhi dengan simbol-simbol yang Islam kepada masyarakat Jawa. menarik untuk dikaji lebih lanjut, baik dari Salah satu sikap dan perilaku sinkretis aspek material yang digunakan dalam ritual ini tampak pada prosesi ritual Yaqowiyu. ini, maupun aspek makna spiritual dari Yaqowiyu adalah upacara yang prosesi ritual hingga benefit yang diharapkan diadakan di Jatinom, sebuah kecamatan di oleh pengunjung pasca-ritual. Oleh karena Klaten Jawa Tengah, yang diadakan setiap itu, tulisan ini akan mencoba menjawab bulan Sapar. Oleh karena itu, penduduk kekosongan pembahasan ini, sehingga dapat setempat sering menyebut dengan Saparan. dirumuskan pertanyaan-pertanyaan sebagai Ritual ini berkembang sejak zaman Mataram berikut : Islam, yang diadakan untuk mengenang jasa 1. Bagaimana prosesi ritual Yaqowiyu besar Ki Ageng Gribig, salah satu penyebar diadakan sejak tahap awal hingga akhir agama Islam di jatinom Klaten pada masa ritual? Sultan Agung Hanyokrokusumo. Tradisi ini masih tetap lestari hingga kini, bahkan 2. Materi apa saja yang digunakan dalam yang menghadiri ritual pada tahun ini prosesi ritual Yaqowiyu ini? diperkirakan lebih dari 25.000 orang atau 3. Apa makna simbolik yang terkandung meningkat dari tahun sebelumnya yang dalam ritual Yaqowiyu ini? berjumlah 20.000 orang (KlatenOnline). LANDASAN TEORI Pengunjung datang dari pelbagai pelosok daerah Jawa seperti , Demak, Kebudayaan paling efektif ditelaah Muntilan, Salatiga dan daerah-daerah lain. secara murni sebagai sistem simbol. Ritual Yaqowiyu ini tidak dihilangkan oleh Prosesnya adalah dengan memilah-milah /mubaligh tetapi dibiarkan berlanjut unsurnya, mengidentifikasi hubungan- dengan diisi dan diwarnai dengan unsur- hubungan internal diantara unsur-unsur unsur Islam. Keunikan Saparan adalah itu dalam bentuk struktur, dan kemudian penyebaran kue apem pada saat puncak mencirikan seluruh sistem menurut pusat acara, yaitu sebuah kue bundar dari tepung simbol-simbol yang di sekelilingnya beras dengan potongan kelapa di tengahnya. kebudayaan ditata. Disamping itu ada juga ritual-ritual lain Kata simbol berasal dari kata Yunani yang dilaksanakan yaitu ziarah ke Makam ”symbollein” yang berarti mencocokkan Ki Ageng Gribig dan sendang air Suran. dua kepingan atau kedua bagian yang disebut symbola (Dillistone, 2002). Sebuah simbol pada mulanya adalah sebuah benda,

Jurnal Media Wisata, Volume 12, Nomor 2, November 2014 103 sebuah tanda, atau sebuah kata, yang Teori yang akan digunakan untuk digunakan untuk saling mengenali dan memaknai simbol-simbol yang ada dalam dengan ”arti” yang sudah dipahami. Kalau ritual yaqowiyu adalah teori Interaksionisme dalam penggunaan semula kata symbollein, simbolik. Teori ini sebenarnya dibawah dua bagian yang dihubungkan itu terbuat payung fenomenologi dan perspektif dari zat atau bahan yang sama dan kerapkali interpretatif. Maurice Natason, seperti merupakan replika yang satu dari yang dikutip Mulyana (2001) menggunakan lain. Namun di kemudian hari, penggunaan istilah fenomenologis sebagai istilah generik komponen primer seringkali sangat berlainan untuk merujuk kepada semua pandangan rupanya dan berbeda bahannya dengan apa pengetahuan ilmu sosial yang menganggap yang disimbolkan, tetapi dengan suatu cara kesadaran manusia dan makna subyektifnya dapat menggambarkan atau mengingatkan sebagai fokus untuk memahami tindakan atau menunjuk kepada apa yang disimbolkan sosial. tersebut. Teori Max Weber tentang teori Menurut Erwin Goodenough, simbol tindakan merupakan landasan atas teori didefinisikan sebagai ’barang atau pola yang ini. Weber mendefinsikan tindakan sosial bekerja pada manusia, dan berpengaruh sebagai semua perilaku manusia ketika pada manusia, melampaui pengakuan dan sejauh individu memberikan suatu semata-mata tentang apa yang disajikan makna subyektif terhadap perilaku tersebut. secara harfiah dalam bentuk yang diberikan Baginya, tindakan manusia pada dasarnya itu’. Simbol termasuk dalam kategori bahasa bermakna, melibatkan penafsiran, berfikir yang bersifat konotatif, yaitu berasosiasi, dan kesengajaan. Konsekuensinya adalah tidak tepat, memungkinkan beragam pendekatan ilmu alam menjadi tidak sesuai penafsiran, tetapi memiliki daya kekuatan untuk menelaah perilaku individu yang untuk menggerakkan manusia melalui bermakna sosial, karena pendekatan ilmu sentimen sosial. Daya kekuatan simbol alam hanya mempertimbangkan gejala-gejala terletak pada sifat sentimen sosial dan emotif yang nampak, tetapi mengabaikan kekuatan- itu, yang merangsang orang pemangkunya kekuatan tersembunyi yang menggerakkan untuk bertindak sesuai dengan ideologi manusia, seperti emosi, gagasan, maksud, simbol itu dan juga mempertahankannya motif, perasaan dan sebagainya. (Dillistone, 2002). Menurut perspektif ini, individu bersifat Simbol menurut Victor Turner adalah aktif, reflektif dan kreatif, menafsirkan, sesuatu yang dipandang menurut persetujuan menampilkan perilaku yang rumit dan sulit umum sebagai perlambang atau perwakilan diramalkan. Paham ini menolak gagasan atau mengingatkan sesuatu yang lain lantaran bahwa individu adalah organisme pasif memiliki sifat-sifat analogis atau dengan yang perilakunya ditentukan oleh kekuatan- asosiasi secara faktual atau dalam gagasan. kekuatan atau struktur yang ada diluar Pola struktur simbolik selalu diungkapkan dirinya. Jadi, interaksilah yang dianggap dalam tindakan ritualistik. Simbol-simbol variable penting yang menentukan perilaku itu berasosiasi dengan kepentingan tertentu, manusia, bukan struktur masyarakat. bertujuan akhir, apakah itu secara jelas Struktur sendiri tercipta dan berubah karena dirumuskan atau harus diungkap dari interaksi manusia, yakni ketika individu- tindakan yang dapat diobservasi (Turner individu berfikir dan bertindak secara stabil dalam Suhardi, 2012). Dalam antropologi, terhadap seperangkat obyek yang sama simbolisasi peristiwa dan materi banyak (Mulyana, 2001). terjadi dalam upacara agama dan semi Dalam pandangan interaksi simbolik, agama.

104 Jurnal Media Wisata, Volume 12, Nomor 2, November 2014 sebagaimana ditegaskan Blumer, proses diatas dasar makna-makna yang dimiliki sosial dalam kehidupan sosial dalam oleh sesuatu itu baginya. kehidupan kelompok lah yang menciptakan 2. Makna-makna yang dimiliki oleh dan menegakkan aturan-aturan, bukan sesuatu itu diperoleh dari, atau tumbuh aturan-aturan yang menciptakan dan dari, interaksi sosial. menegakkan kehidupan kelompok. Dalam 3. Makna-makna itu dipahami dan konteks ini makna dikontruksikan dalam dimodifikasi melalui proses interpretasi proses interaksi, dan proses tersebut bukanlah yang dilakukan oleh seseorang terhadap suatu medium netral yang memungkinkan sesuatu yang dihadapi. kekuatan-kekuatan sosial memainkan perannya, melainkan justru merupakan Singkatnya teori interaksionisme subtansi yang sebenarnya dari organisasi simbolik didasarkan atas primis-primis sosial dan kekuatan sosial interaksi sebagai berikut: Pertama, individu merespon simbolik juga telah mengilhami perspektif suatu situasi simbolik. Mereka merespon lain, seperti “teori penjulukan” (labeling lingkungan, termasuk obyek fisik dan obyek theory) dalam studi tentang penyimpangan sosial (perilaku manusia) berdasarkan perilaku (deviance), perspektif dramaturgis makna yang dikandung komponen- dari Erving Goffman, dan etnometodologi komponen lingkungan tersebut bagi mereka. Kedua, makna adalah produk interaksi dari Harold Garfinkel. Ketiga pendekatan tersebut dapat dianggap variasi interaksi sosial, karena itu makna tidak melekat pada simbolik obyek, melainkan dinegosiasikan melalui penggunaan bahasa. Ketiga, makna yang Teori interksionime simbolik pertama dipresentasikan individu dapat berubah dari kali dirumuskan oleh George Herbert Mead, waktu ke waktu, sejalan dengan perubahan seorang ahli filsafat sosial, di dalam bukunya situasi yang ditemukan dalam interaksi yang berjudul Mind, Self and Society. Namun sosial (Mulyana, 2001 : 71-73). Herbert Blumer-lah yang mempopulerkan istilah interaksionisme simbolik (symbolic Jadi menurut interaksi simbolik, interactionism). Teori interaksi simbolik perilaku manusia tidak deterministik, merupakan perspektif, suatu sudut pandang sebagaimana yang dianut kaum positivistik. , yang membimbing cara orang melihat Perilaku adalah produk penafsiran individu kehidupan sosial (Nasikun, 2003). atas obyek sekitarnya. Makna yang diberikan pada obyek berasal dari interakasi Lebih lanjut Nasikun menjelaskan inti sosial dan dapat berubah selama interaksi itu konsep simbol menunjuk pada ”makna” berlangsung atau meanings. Bagi para interaksionisme simbolik semua hal (obyek, gagasan- METODE PENELITIAN gagasan, keyakinan-keyakinan, orang nilai- Sebagai bagian dalam tradisi penelitian nilai) tidak hanya ada: semua itu ada dalam kualitatif pendekatan interaksionisme makna-makna yang mereka miliki atau simbolik membutuhkan pendekatan diberikan kepada mereka. Apa itu makna, tertentu. Menurut Denzin ada tujuh prinsip bagaimana kehidupan pribadi memberi metodologis berdasarkan teori interaksi makna itu dan seterusnya merupakan simbolik: pertanyaan-pertanyaan penting yang menjadi pergumulan teori interaksionisme simbolik. 1. Simbol dan interaksi harus dipadukan sebelum penelitian tuntas. Menurut Blumer ada tiga prinsip dasar yang mendasari interaksionime simbolik: 2. Peneliti harus mengambil perspektif atau peran orang lain yang bertindak 1. Manusia bertindak terhadap sesuatu

Jurnal Media Wisata, Volume 12, Nomor 2, November 2014 105 (the acting other) dan memandang dunia Mataram mengikuti penanggalan Jawa. dari sudut pandang subyek; namun Sebelum 1633 Masehi, masyarakat dalam berbuat demikian peneliti harus Jawa menggunakan kalender berdasar membedakan antara konsepsi realitas pergerakan matahari (masehi). Sultan Agung kehidupan sehari-hari dengan konsepsi Hanyokrokusumo, Raja Mataram, mengubah realitas mengenai realitas tersebut. sistem penanggalan itu dari matahari ke 3. Peneliti harus mengkaitkan simbol bulan. Dengan demikian, seluruh Jawa dan definisi subyek dengan hubungan dan Madura, kecuali , mengikuti sosial dan kelompok-kelompok yang penanggalan itu. Bulan Suro sebagai awal memberikan konsepsi demikian. tahun Jawa juga disebut bulan yang sakral, 4. Setting perilaku dalam interaksi tersebut karena dianggap bulan yang suci. Di bulan dan pengamatan ilmiah harus dicatat. ini banyak orang melakukan perenungan, bertafakur, berintrospeksi, mendekatkan 5. Metode peneltian harus mampu diri kepada sang Khalik. Bulan Suro atau mencerminkan proses atau perubahan, Muharam ini juga diyakini masyarakat juga bentuk perilaku yang statis. Jawa sebagai bulan gawat atau keramat. 6. Pelaksanaan penelitian paling baik Tak aneh bila pada bulan Suro banyak dipandang sebagai suatu tindakan ritual dilakukan, termasuk jamasan pusaka interaksi simbolik. keraton. Di bulan kedua, Sapar atau Syafar, 7. Penggunaan konsep yang layak masyarakat bergembira, mengucap syukur adalah perrtama-tama mengalahkan dengan pelbagai upacara saparan. Salah satu (sensitizing) dan kemudian operasional; bentuk ritual saparan yang menarik adalah teori yang layak menjadi teori formal, Saparan Ya Qowiyu di Klaten. bukan teori agung (grand theory) atau Dalam perspektif kesejarahan, teori menengah (middle-range theory); upacara ini pertama kali berbentuk majelis dan proposes yang dibangun menjadi pengajian yang dikunjungi oleh umat interaksional dan universal (Mulyana, Islam dan masyarakat sekeliling Jatinom. 2001). Menurut sesepuh masyarakat Jatinom, Menurut Denzin interaksi simbolik Sri Harjoko bahwa saparan Ya Qowiyu mengedepankan pengamatan peran serta, merupakan upacara ritual yang dilakukan wawancara sejarah hidup, dan metode oleh masyarakat Jatinom untuk mengingat historis (analisis dokumen) peran sangat cikal bakal Jatinom yaitu Ki Ageng Gribiq krusial. Karena metode ini memungkinkan yang merupakan tokoh penyebar agama peneliti memadukan simbol dan interaksi, Islam. Ritual ini diawali dari suatu peristiwa mengambil peran pihak yang diamati, pembagian kue apem oleh Ki Ageng Gribig mengaitkan dunia simbol dengan dengan pada 15 Sapar 1511 H, pada waktu itu Ki dunia sosial, merekam situasi yang berlaku, Ageng Gribiq baru saja pulang dari tanah suci mengemukakan perubahan dan proses dan Makkah setelah menunaikan rukun Islam membuat prinsip-prinsip yang lebih terarah. yang kelima dan membawa oleh-oleh roti (Mulyana, 2001) dan segumpal tanah liat dari Arofah. Beliau Sunan Gribig pulang dengan membawa HASIL PENELITIAN DAN oleh-oleh berupa tiga buah roti gimbal yang PEMBAHASAN masih hangat, untuk dibagi-bagikan kepada tetangga dan sanak saudara yang ada. Mereka 1. Sejarah Upacara Saparan/Yaqowiyu berkumpul untuk mendengar cerita dan wejangan ilmu dari beliau, namun sebelum Tradisi Saparan dilakukan oleh mereka pulang oleh beliau dibagikan oleh- masyarakat Mataram sejak masyarakat

106 Jurnal Media Wisata, Volume 12, Nomor 2, November 2014 oleh tadi secara merata, akan tetapi oleh-oleh keagamaan yang tak dapat dipisahkan tadi ternyata tidak mencukupi untuk semua dari bentuk-bentuk pengungkapan lainya. yang hadir, oleh karena itu beliau menyuruh Dalam upacara itu merupakan reaksi istrinya, Nyai Ageng, untuk memasak kue manusia terhadap “realitas mutlak” yang tadi menjadi lebih banyak agar semua yang dihadirkan manusia saat ia mendekatkan diri hadir mendapat oleh-oleh (Shodiq, 2008 : kepada-Nya, sehingga upacara keagamaan 24). mempunyai komponen-komponen yang Upacara ini dinamakan Yaqowiyu menyusunnya. Diantara komponen upacara diambil dari doa Ageng Gribig sebagai itu adalah, waktu, tempat, tokoh, doa dan penutup pengajian yang berbunyi : Ya alat-alat upacara yaitu : Qowiyu Yaa Aziz Qowina wal Muslimin yang a. Waktu Upacara artinya : Ya Tuhan, dzat yang maha kuat, ya Allah dzat yang maha menang, mudah- Dalam setiap upacara, terdapat waktu mudahan memberikan kekuatan kepada yang dianggapnya suci dan dipandang lebih kami dan kaum muslimin. Doa Kyai Ageng cocok dibandingkan dengan waktu yang Gribig itu dibacakan dihadapan hadirin, lain. Pada waktu yang dianggap istimewa, para pengunjung kemudian menyebutkan Sang Pencipta membuka peluang untuk Majelis Pengajian itu dengan sebutan nama : menebarkan rahmat dan kasih sayangnya. ONGKOWIYU yang dimaksudkan JONGKO Upacara Yaqowiyu dilaksanakan tiap bulan WAHYU atau mencari wahyu. Kemudian Safar antara tanggal 12 sampai 18 pada tiap oleh anak turunnya istilah ini dikembalikan tahunnya, hari yang menjadi patokan adalah pada aslinya yaitu YA QOWIYU. Upacara hari jumat, hari yang dianggap suci bagi ini diselenggarakan setiap satu tahun sekali umat Islam. Pada malam hari menjelang pada hari Jumat pertengahan bulan Sapar upacara puncak dilaksanakan, para sesepuh (http://indonesia-life.com/kolom). upacara berada di tanah lapang guna melihat Berangkat dari kharisma Kyai Ageng dan semacam teja yang datang dari arah barat, teja kejadian itu, maka tradisi yang spontan itu yang dimaksud adalah seberkas sinar yang menjadi tradisi yang dianggap “bermakna” diyakini sebagai kue apem yang berwarna sehingga “makna” yang ada memberi arti dan putih yang dikirim Tuhan dari Mekah. kesan dalam sanubari masyarakat setempat. Datangnya teja tersebut oleh para sesepuh Oleh karena itu, tradisi saparan yaqowiyu upacara dikatakan sebagai suatu kepastian, masih terus dilestarikan hingga sekarang, artinya menjelang upacara puncak, teja itu bahkan bagi masyarakat Jatinom itu sudah pasti datang. merupakan satu keharusan yang tidak bisa b. Tempat Upacara Yaqowiyu ditinggalkan. Ritual ini dilaksanakan tiap bulan Safar antara tanggal 12-18 (Shodiq, Dalam ritual selalu ada tempat khusus 2008). yang dimaksudkan adalah tempat dimana Pada masa sekarang, untuk makhluk supranatural biasanya berdiam diri memperlancar jalanya upacara perayaan ini, dan bersemayam, sehingga tempat-tempat telah dibentuklah panitia gabungan, yaitu itu diperlukan secara istimewa pada waktu panitia yang terdiri dari tokoh masyarakat upacara dilaksanakan, tempat itu dapat dan sesepuh upacara dengan para pejabat berupa gua, tempat suci atau sebidang tanah, pemerintah setempat. ditempat itu di kunjungi sesuai dengan keinginan para peziarah. Dalam ritual 2. Unsur-unsur ritual Ya Qowiyu ini terdapat tempat-tempat yang menjadi Upacara Keagamaan adalah salah satu tujuan untuk menyampaikan maksud dan bentuk pengungkapan dari pengalaman keinginan pengunjung yang merupakan

Jurnal Media Wisata, Volume 12, Nomor 2, November 2014 107 suatu rangkaian yang harus dilakukan dan (Arofah) wau puningko kangge pengenget- dikunjungi, tempat itu antara lain ; enget kawontenan ing negri Mekah, lajeng katanem wonten pengimamanipun oro-oro, c. Makam Ki Ageng Gribig ingkang kanameaken Oro-oro Tarwiyah”.. Makam ini terletak di belakang Masjid Ditempat ini pula banyak dikunjungi oleh Besar Jatinom, makam ini berupa batu peziarah yang datang dan bahkan bermalam nisan yang diselimuti dengan kain putih. hingga menjelang upacara penyebaran apem Untuk sampai ke makam ini peziarah harus dilaksanakan. melewati tiga buah pintu, pintu pertama f. Pemimpin Upacara Yaqowiyu adalah pintu ke makam secara umum, pintu kedua adalah pintu memasuki cungkup dan Pemimpin dalam upacara yaqowiyu pintu ketiga pintu menuju makam. Berziarah memegang peranan yang sangat penting, ke makam ini merupakan awal dari prosesi ia akan memberi warna dan memberi arah memohon petunjuk dan mencari berkah terhadap jalannya upacara. Kedudukan dari upacara ini, sehingga dalam acara ini pemimpin dalam upacara secara hierakhis terdapat banyak orang yang antri. Dalam diakui oleh masyarakat sebagai seseorang melaksnakan ziarah berbagai permohonan yang mempunyai kedudukan yang istimewa disampaikan antara lain memohon diberi dan kharismatik, dengan kharisma itu seorang keselamatan, dimudahkan rizqi, naik pemimpin dianggap mempunyai kekhususan pangkat, meminta jodoh dan sebagainya. dan anugrah dari yang maha kuasa. Kharisma didapat oleh seseorang atas dasar hubungan d. Sendang Air Suran yang tetap dan kedekatannya dengan Tuhan. Mata air yang dimaksud adalah sebuah Dalam upacara ini, tokoh yang berkharisma sumur kecil yang terletak di pinggir sungai, dan disegani oleh masyarakat setempat di sebelah timur makam Ki Ageng Gribig. sekaligus sebagai tokoh upacara ini adalah Di sebelah sumber ini terdapat mushola Ki Ageng Gribig. Beliau sebagai ulama yang kecil yang dipergunakan sembahyang oleh dikenal sebagai pembawa Islam di Jatinom. peziarah sebelum menyampaikan maksud Kharisma beliau sampai sekarang masih ada untuk mengambil air. Menurut keyakinan dan menurun kepada keturunan beliau yang peziarah air ini dapat memberi manfaat yang masih ada hingga sekarang ini yaitu mbah banyak, diantaranya untuk pengobatan, Wignyo 75 tahun. Pengaruh kharisma yang jimat dan lain-lain. dimiliki oleh mbah Wignyo masih tetap diakui oleh peziarah upacara yaqowiyu, e. Oro-oro Tarwiyah mereka menganggap bahwa kharisma yang Oro-oro atau alun-alun tarwiyah ini dimiliki oleh Ki Ageng Gribiq tetap menurun terletak di dusun Krajan, sebelah barat padanya. Jatinom berjarak kurang lebih 500 m, 3. Alat-alat Upacara Yaqowiyu tempat ini berukuran 35 X 12 meter dan digunakan untuk sholat ied pada waktu Dalam upacara Saparan/Yaqowiyu itu dengan imam Ki Ageng Gribig sendiri. terdapat alat-alat upacara yang merupakan Oro-oro tarwiyah ini adalah sebidang simbol untuk mendekatkan diri dengan tanah yang digunakan untuk menanam Tuhan melalui wasilah dengan kekuatan segenggam tanah dari Makkah yang dibawa yang ada di dalam upacara ini, alat-alat itu Ki Ageng Gribig waktu melaksanakan antara lain; ibadah haji. Maksudnya adalah untuk a. Kue Apem mengingat-ingat keadaan di Makah waktu itu.“Dene siti saking oro-oro ngarofah Kue apem ini terbuat dari tepung

108 Jurnal Media Wisata, Volume 12, Nomor 2, November 2014 . نيملسملاو انوق .زيزع اي يوق اي beras yang diberi gula pasir dan .نينمؤملاو انقزراو قاّزر اي يوق اي santan, selanjutnya dimasak dengan menggunakan cetakan bulat-bulat, الإ هلإ الو هلل دمحلاو هللا ناحبس kue ini merupakan simbol utama ةوق الو الوح ال ربكأ هللا .هللا ,yang digunakan dalam upacara ini يوق اي .ميظعلا يلعلا هللاب الإ yakni simbol-simbol yang digunakan اي يوق اي . نيملسملاو انوق زيزعاي untuk merealisasikan tujuan yang dimohonkan, artinya setelah pengunjung هللا ءاشام .نينمؤملاو انقزراو قازر menyampaikan maksud ditempat هللا ىلع انلكوت هللاب الإ ةوق ال upacara, maka kue ini sebagai alat untuk دمحلاو .ليكولا معنو هللا انبسح mewujudkan permintaan tadi, para .نيملاعلا بر هلل pengunjung berusaha mendapatkan kue apem ini dalam jumlah yang sebanyak- Artinya “Ya Tuhan, dzat yang maha kuat, banyaknya. ya Allah dzat yang maha menang, mudah- mudahan memberikan kekuatan kepada b. Bunga kami dan kaum muslimin, ya Allah yang Dalam upacara ini bunga digunakan maha kuat, ya Allah dzat yang memberi rizqi, oleh sesepuh upacara sebagai mantra pada mudah-mudahan memberi rizqi kepada kami kue apem yang akan disebarkan kepada dan kaum muslimin, maha suci Allah dan pengunjung. Sedangkan pengunjung upacara segala pujian milik Allah, tidak ada Tuhan menggunakan bunga ini sebagai sesaji yang berhak disembah kecuali Allah. Allah dalam memanjatkan permohonan agar dapat maha besar tiada daya kekuatan kecuali menghadirkan kekuatan dalam upacara atas pertolongan Allah yang maha luhur dan ini, sehingga permohonannya dikabulkan maha agung. Ya Allah dzat yang maha kuat, dan mendapat berkah. Dalam upacara ini ya Allah dzat yang maha menang, mudah- bunga yang digunakan adalah bunga mawar, mudahan memberikan kekuatan kepada kanthil, kenanga, melur dan melati. Bunga- kami dan kaum muslimin, ya Allah dzat bunga tersebut diletakkan dalam baskom yang maha kuat, ya Allah yang memberi kecil yang diberi air secukupnya kemudian rizqi, mudah-mudahan memberi rizqi air tersebut dipercikkan ke dalam kue apem. kepada kami dan kaum muslimin, segala yang dikehendaki Allah pasti terjadi, tidak c. Kemenyan ada daya kekuatan kecuali atas pertolongan Kemenyan ini merupakan pasangan Allah, kami menyerahkan diri pada Allah, bunga dalam melakukan sesaji, pada Allah mencukupi semua kebutuhan kami, upacara saparan/ yaqowiyu kemenyan segala pujian hanya kepada Allah yang ini diperuntukkan untuk mempercepat merajai seluruh alam.” sampainya permohonan pada dewa atau 4. Gambaran Prosesi Upacara Ya leluhur yang berada di alam ghaib. Dengan Qowiyu pada Masa Sekarang kemenyan diharap bahwa pengunjung telah mensucikan diri dari noda dan dosa yang Ritual Ya Qowiyu di Jatinom Klaten dibenci oleh para dewa dan leluhur, sehingga merupakan salah upacara penting dalam dengan kesucian jiwa ini permohonan siklus tahunan yang dilaksanakan oleh mereka dapat terkabul. masyarakat Jatinom, sehingga ritual ini dipersiapkan dengan matang oleh sesepuh d. Bacaan Doa Dalam Upacara desa, tokoh masyarakat dan Pemda Klaten. Yaqowiyu Persiapan ini meliputi alat ritual seperti Sedangkan lafal doa tersebut adalah; bunga, kemenyan, kue apem dan kesiapan

Jurnal Media Wisata, Volume 12, Nomor 2, November 2014 109 teknis pelaksanaannya seperti kebersihan ketertiban jalannya upacara. Dengan jumlah makam dan sendang air Suran, pembangunan pengunjung lebih dari 25.000 orang (dua oro-oro Tarwiyah, tenda dan kursi untuk puluh lima ribu orang), maka pelibatan tamu utama dan lainnya. MUSPIDA khususnya aparat kepolisian Oleh karena itu, untuk memperlancar dan KODIM menjadi satu keharusan untuk jalannya upacara saparan Ya Qowiyu ini, menjaga kelancaran dan keamanan jalannya langkah pertama yang dilakukan adalah upacara ritual Ya Qowiyu ini. membentuk panitia gabungan, yaitu panitia Setelah dibentuk panitia, maka panitia yang terdiri dari tokoh masyarakat dan dari sesepuh upacara akan menentukan sesepuh upacara dengan para pejabat tanggal pelaksanaan dari upacara ritual pemerintah setempat. Panitia dari sesepuh Ya Qowiyu ini. Upacara Ya Qowiyu dan tokoh masyarakat bertugas untuk dilaksanakan setiap bulan Safar antara mengatur prosesi upacara ritual hingga tanggal 12 sampai 18 pada tiap tahunnya, pelaksanaan upacara penyebaran apem hari yang menjadi patokan adalah hari Jumat, dan menyiapkan segala keperluan untuk hari yang dianggap suci bagi umat Islam. melayani pengunjung. Sedangkan panitia Cara untuk menentukan tanggal pelaksanaan yang dibentuk oleh aparat pemerintah ritual dengan patokan sebagai berikut : bertugas untuk menjaga keamanan dan Tahun Jawa Bulan H a r i Tanggal Alip Sapar Jum`at Pon 15 Ehe Sapar Jum`at Kliwon 18 Jimawal Sapar Jum`at Kliwon 13 Je Sapar Jum`at Pahing 16 Dal Sapar Jum`at Pahing 12 Be Sapar Jum`at Wage 14 Wawu Sapar Jum`at Legi 17 Jumakir Sapar Jum`at Legi 13

Setelah hari ditentukan, maka pada apem, yaitu disebuah panggung dengan awal bulan Safar masyarakat Jatinom ukuran tinggi lima meter dan lebar tiga mulai mengadakan gotong royong untuk meter yang terletak di sebelah selatan Masjid membersihkan tempat yang akan digunakan Besar Jatinom. Pada saat warga masyarakat untuk upacara. Tempat inti yang dibersihkan menyerahkan kue apem ini, panitia akan dan dihias diantaranya adalah Masjid Besar memberi ganti dengan kue apem serupa yang Jatinom, Makam Ki Ageng Gribig, Sendang dibuat oleh panitia sebagai bentuk ucapan Air Suran, Mushola samping sendang, terimakasih atas sedekah yang diberikan. Lapangan Jatinom untuk upacara penyebaran Kue apem dari panitia ini menurut anggapan kue Apem dan lainnya. masyarakat adalah kue yang mengandung Prosesi upacara dimulai hari kamis berkah, kue ini diberikan dalam jumlah dimana panitia inti mulai sibuk mengatur yang telah ditentukan, yakni tiap sepuluh dan menerima sumbangan kue apem dari kue apem yang disumbangkan masyarakat masyarakat, penyerahan kue apem ini akan diganti dengan sebuah kue apem dari dilaksanakan ditempat yang nantinya akan panitia, kue dari panitia ini diyakini mampu digunakan sebagai tempat penyebaran kue memberikan sesuatu yang diinginkan oleh yang memohonnya. Kesibukan panitia

110 Jurnal Media Wisata, Volume 12, Nomor 2, November 2014 untuk menerima apem ini terus berlangsung sebagai suatu kepastian, artinya menjelang hingga waktu menjelang acara penyebaran upacara puncak, teja itu pasti datang. apem dimulai yakni setelah sholat Jumat Puncak acara dimulai dengan shalat di Masjid Besar Jatinom. Disamping itu, Jumat bersama di Masjid Gedhe. Selesai panitia kasepuhan juga membuat kue apem Jumatan, gunungan lanang, dikenal dengan yang dibuat dalam bentuk gunungan lanang nama Ki Kiyat, dan gunungan wadon, yang dikenal dengan nama Ki Kiyat dan dikenal dengan nama Nyi Kiyat, yang telah gunungan wadon yang dikenal dengan nama disemayamkan semalam di dekat masjid, Nyi Kiyat. diarak menuruni tangga masjid Gedhe menuju Rangkaian ritual diawali pada hari panggung di lapangan Sendang Plampeyan Kamis dengan mengarak gunungan apem (tanah lapang di pinggir Kali Soka, di selatan Ki Kiyat dan Nyi Kiyat dari halaman masjid dan makam Ki Ageng Gribig). Arak- Kantor Kecamatan Jatinom, dengan rute arakan terdiri dari peraga Ki Ageng Gribig, jalan protokol menuju Masjid Alit hingga Muspida Klaten, Dua Gunungan, Putri Masjid Gedhe Jatinom yang menjadi Domas, dan Para Pengawal. Kemudian tempat dimakamkannya Ki Ageng Gribig. peraga Ki Ageng Gribig akan memimpin Rombongan terdiri atas para sesepuh, tokoh doa bersama. Selanjutnya, dia menyerahkan masyarakat, pejabat Pemkab Klaten yang apem yang ditempatkan dalam panjang terdiri atas perwakilan dari Satuan Kerja ilang (keranjang terbuat dari janur) kepada Perangkat Daerah (SKPD) serta sejumlah Bupati Klaten. Bupati akan mengawali camat yang semuanya berpakaian adat Jawa. upacara penyebaran dengan melempar apem Sebelum sampai di Masjid Gedhe, kedua dalam panjang ilang kepada pengunjung. gunungan apem mampir sebentar di Masjid Kemudian, petugas penyebar yang berada Alit. Di masjid ini, rombongan disambut di dua menara “oro-oro tarwiyah” segera sesepuh masjid Alit. Di masjid ini pula, mengikutinya dengan melemparkan ribuan dibacakan doa yang dipimpin langsung apem. Ribuan pengunjung pun tanpa Ketua sesepuh Masjid Alit. Dalam doanya, dikomando berebut apem, bahkan sampai sesepuh masjid Alit berharap agar Kirab terinjak kakinya atau bertabrakan gara-gara Gunungan Apem ini membawa berkah bagi ingin saling menangkap apem. Dalam waktu semua warga di Jatinom Klaten. Selesai singkat sekitar empat ton apem sumbangan dibacakan doa, Gunungan apem dibawa dari para warga sekitar habis tak tersisa. ke Masjid Gedhe. Dimasjid ini Gunungan Upacara penyebaran apem ini memakan Apem diserahkan kepada keturunan Ki waktu cukup lama antara 1-2 jam. Dengan Ageng Gribig. Di masjid inilah, dua buah selesai penyebaran apem ini, selesai sudah gunungan itu diistitirahatkan selama seluruh rangkaian prosesi upacara ritual Ya semalam. Selanjutnya pada malam jum’at Qowiyu. di Masjid Gedhe diadakan acara tahlilan dan serta pembacaan singkat 5. Makna Tradisi Ya Qowiyu tentang sejarah perjuangan Ki Ageng Gribig. Untuk mengungkap makna tradisi Pada malam sekitar tengah malam, para ritual Ya Qowiyu di Jatinom ini tentu tidak sesepuh upacara berada di tanah lapang guna bisa dilepaskan dari konteks kebudayaan melihat semacam teja yang datang dari arah yang melingkupinya yaitu kebudayaan barat, teja yang dimaksud adalah seberkas Jawa khususnya. Oleh karena itu, setelah sinar yang diyakini sebagai kue apem melakukan pembacaan berulang-ulang yang berwarna putih yang dikirim Tuhan terhadap tradisi ini dan dikomparasikan dari Mekah, Saudi Arabia. Datangnya teja dengan kebudayaan Jawa khususnya sistem tersebut oleh para sesepuh upacara dikatakan kepercayaan dan ritual agama jawi, maka

Jurnal Media Wisata, Volume 12, Nomor 2, November 2014 111 penulis menemukan beberapa makna tafsiran tanam di sawah”. yang bisa dipetik dari ritual Ya Qowiyu di Disamping itu juga ada apem yang dibuat Jatinom ini, yaitu : menjadi gunungan yang berbentuk gunungan lanang yang dikenal dengan nama Ki Kiyat, a. Makna Apem yang ada dalam ritual dan gunungan wadon yang dikenal dengan Ya Qowiyu nama Nyi Kiyat. Makna sensori tercermin Apem dalam upacara Yaqowiyu dari struktur gunungan yang penataannya merupakan simbol dominan yang mempunyai disusun menurun seperti sate. Apem disusun tiga sifat sebagaimana disebutkan oleh dengan urutan 4-2-4-4-3 yang mempunyai Victor Turner. Penyebaran apem berasosiasi makna sama dengan jumlah raka’at sholat dengan gagasan untuk memohon ampun yaitu sholat isya/subuh/dhuhur/ashar dan kepada Sang Pencipta dan permohonan maghrib. Makna gunungan dengan merujuk keberkahan dari Sang Pencipta. ke Irwan Abdullah (2002 : 66-70) bisa Makna esoterik apem dalam ritual ditarik kedalam tiga makna yaitu pertama, Yaqowiyu dapat kita lihat dari penafsiran- gunung diasosiasikan sebagai suatu tempat penafsiran berikut. Menurut Panji Supardi, yang tinggi letaknya. Sesuatu yang letaknya juru kunci Makam Kiai Ageng Gribig di tinggi dianggap suci karena dihubungkan Jatinom, bahwa kue apem yang dibagikan dengan langit dan Tuhan. Zaman dulu kepada para santrinya oleh Kiai Ageng dikenal kayangan yang menjadi tempat para Gribig memiliki makna khusus. Menurutnya, dewa dan kerajaan-kerajaan juga dibuat di kue apem sebetulnya dalam arti lain, agar gunung-gunung. Gunungan dihubungkan manusia diberikan ampunan oleh Tuhan dengan konsep gunung yang sesungguhnya Yang Maha Esa. Apem bisa dirujukan yang berati mulia dan kesucian. Kedua, secara etimologis ke bahasa Arab afwun Gunungan kakung ”ki niyat” dihubungkan yang berarti ampunan. Jadi jika masyarakat dengan phallus (alat vital laki-laki) yang mendapatkan kue apem, maka mereka akan mengacu pada nilai-nilai kehidupan, yakni diberikan ampunan segala kesalahannya asal-muasal kehidupan manusia. Selain itu oleh Tuhan. gunungan kakung juga memiliki gambaran Menurut kepercayaan masyarakat tentang dunia seisinya yang tercakup berbagai Jatinom dan sekitarnya, kue apem baik unsur didalamnya, seperti bumi, angkasa yang berada dalam gunungan maupun atau langit, api, angin, tumbuh-tumbuhan, yang disimpan di oro-oro tarwiyah dan manusia itu sendiri dengan berbagai mempunyai kekuatan supranatural yang sifatnya. Manusia yang digambarkan di sini membawa kesejahteraan bagi yang berhasil adalah ksatrio utomo yang merupakan figur mendapatkannya. Kue apem ini bisa menjadi ideal bagi orang Jawa yang memiliki sifat- tumbal, tolak bala, atau syarat untuk berbagai sifat mulia. Ketiga, Gunungan Wadon ”nyi tujuan. Bagi petani, bisa untuk tumbal sawah kiyat” dihubungkan dengan konsep induk agar tanaman selamat dari segala bencana yakni sifat seorang ibu yang mengatur, dan hama penyakit. Bahkan, ada yang mendidik dan mengayomi anak, oleh karena percaya siapa yang mendapat banyak apem itu gunungan wadon dihubungkan supaya pada perebutan itu merupakan tanda akan manusia bisa mengayomi alam, mengatur memperoleh rezeki melimpah. Contohnya dan mendidik alam supaya keseimbangan adalah Harjo, 54 tahun, pengunjung asal hidup bisa terwujud, baik di jagad gedhe Temanggung yang mampu mengumpulkan maupun jagad cilik. delapan apem ia mengatakan bahwa "Apem b. Makna Oro-Oro Tarwiyah ini penolak bala dan bisa mendatangkan rezeki. Anak saya tiga. Sisanya akan saya Oro-oro tarwiyah ini terletak di dusun

112 Jurnal Media Wisata, Volume 12, Nomor 2, November 2014 Krajan, sebelah barat Jatinom berjarak dari leluhur mereka, orang-orang Jawa kurang lebih 500 m, tempat ini berukuran 35 mengadakan suatu upacara keagamaan. X 12 meter dan digunakan untuk sholat ied Tradisi Saparan merupakan salah satu bentuk pada waktu itu dengan imam Ki Ageng Gribig penghormatan terhadap arwah leluhur sendiri. Oro-oro tarwiyah ini adalah sebidang mereka yaitu Ki Ageng Gribig sekaligus tanah yang digunakan untuk menanam sebagai wahana untuk mengingat jasa-jasa segenggam tanah dari Makkah yang dibawa leluhur mereka yang besar. Ki Ageng Gribig waktu melaksanakan Dalam agama Jawi arwah leluhur ibadah haji. Maksudnya adalah untuk yang telah menetap di makam (pasareyan) mengingat-ingat keadaan di Makah waktu leluhur, para keturunan dan pengikutnya itu.“Dene siti saking oro-oro ngarofah akan tetap memuja dan memanggil arwah (Arofah) wau puningko kangge pengenget- leluhur itu untuk dimintai nasehat tentang enget kawontenan ing negri Mekah, lajeng persoalan rohaniah maupun material. katanem wonten pengimamanipun oro-oro, Pada tradisi Saparan sering terlihat adanya ingkang kanameaken Oro-oro Tarwiyah”. permohonan sesuatu terhadap arwah leluhur Tarwiyah secara bahasa berasal dari yang disertai dengan pemberian sesaji. Pada bahasa arab yang berarti mempetimbangkan tradisi Saparan/ Yaqowiyu makam ki ageng segala aspek. Dari sini, para pengunjung diajak Gribig senantiasa dipenuhi oleh peziarah, untuk memikirkan dan mempertimbangkan mereka berziarah sambil menaburi bunga dengan matang jalan hidup atau lelaku yang diiringi dengan pembacaan do`a sambil yang akan dijalani. Disini ditanam tanah membakar dupa. Selain itu mereka juga yang berasal dari oro-oro arofah Mekah memohon doa restu kepada arwah, terutama artinya setelah orang mempertimbangkan bila seseorang tersebut menghadapi tugas dengan matang (tarwiyah) maka ia akan berat, atau keinginan memperoleh suatu hal. mendapatkan arofah (ilmu pengetahuan) Jadi pada dasarnya, tradisi Saparan yang ditanam didalam dadanya. Pada yang masih dilaksanakan di kalangan orang mulanya hanya ilmu tertentu, kemudian Jawa merupakan suatu bentuk upacara berkembang semakin kompleks sehingga untuk menghormati arwah leluhur mereka bisa memecahkan berbagai problematika (Ki Ageng Gribig). Dalam konsep agama yang dihadapi oleh manusia. Jika ia sudah Jawi tradisi Saparan dipandang sebagai memiliki banyak ilmu yang menancap di suatu aktivitas upacara yang penting dan dada, maka ia akan semakin dekat dengan masih diyakini sebagai sarana hubungan tujuannya yaitu mencapai titik nirwana. Pada komunikasi batin antara arwah leluhur tahap ini manusia sudah bisa membedakan dengan orang yang masih hidup. mana yang baik dan mana yang buruk. Manusia seperti ini sudah mampu menahan d. Ya Qowiyu sebagai komuni-kasi gejala hawa nafsu, memiliki tindakan yang mistis dengan tokoh keramat untuk wajar bersahaja, dan memiliki kebiasaan ngalap berkah dan meningkatkan sehari-hari yang serba tertib. tingkat spiritual. c. Ya Qowiyu bermakna peng-hormatan Dalam tradisi Saparan atau Yaqowiyu terhadap arwah leluhur mengandung nilai-nilai keselamatan dan kedamaian, Saparan ini memiliki nilai Agama Jawi mengenal banyak sekali keseimbangan dan keselarasan antara tokoh-tokoh keramat, baik itu tokoh- makrokosmos dengan mikrokosmos, antara tokoh historis maupun tokoh yang dikenal “jagad gede” dengan “jagad cilik” dalam melalui kesusasteraan babad. Sebagai mewujudkan keselamatan, keseimbangan bentuk penghormatan terhadap tokoh-tokoh dan keselarasan tersebut diwujudkan dalam

Jurnal Media Wisata, Volume 12, Nomor 2, November 2014 113 bentuk tata cara “kosmis relegius magis” secara langsung maupun tidak langsung, yang dalam hal ini diwujudkan dalam tradisi hal ini mendorong masyarakat di sekitar Saparan atau Yaqowiyu, yang inti maknanya untuk bermitra usaha yakni dengan adalah keselamatan dan ketentraman. berdagang, membuka warung makan/minum Saparan merupakan kepercayaan maupun berbagai macam dagangan yang sebagaian besar masyarakat jawa untuk diperjualbelikan. keselamatan atau dengan istilah “ngalap Selain itu warga yang kebetulan berkah”, hal ini merupakan perpaduan atau mempunyai pekarangan rumah yang luas dan campuran antara kepercayaan jawa asli, berdekatan dengan tempat upacara, banyak Hindu dan Islam. Perpaduan itu disebut yang menyewakan tempat serta peralatan dengan Sinkretisme. Animisme dipadu listrik untuk keperluan membuka warung dengan unsur kebatinan menjadi Agama jajanan mupun cenderamata, begitu pula Jawa, kemudian Hindu dan Islam dipadu adanya jasa parkir kendaraan, sedikit banyak ke dalam Agama Jawa, yang sering disebut membantu meningkatkan kesejahteraan dengan Kepercayaan Jawa. masyarakat sekitar. Dari tahun ke tahun, makna tradisi ini berubah, diantaranya e. Saparan sebagai strategi dakwah akhir-akhir ini unsur komersial ekonomi- berbasis local wisdom bisnis mulai muncul. Sekeliling masjid Para sarjana menyatakan bahwa menjadi pasar tiban. Rumah warga dijadikan keberhasilan luar biasa para sufi dalam tempat parkir. Pedagang apem di mana- proses Islamisasi kepulauan Indonesia mana. Bagi yang tidak membuat apem, bisa terutama disebabkan oleh penafsiran mereka membeli. Dari fenomena ini makna apem mengenai Islam sufi yang sangat cocok tidak lagi terkait dengan realitas spiritual dengan latar belakang mistik Hindu Budha tetapi bergeser menjadi makna ekonomi dan mistisisme Islam yang menyiapkan karena apem bisa menjadi icon Jatinom. lahan subur bagi masyarakat di wilayah itu Sebagaimana diungkap oleh camat Jatinom, untuk menerima Islam dengan pola-pola Joko Purwanto, yang mengharapkan Jatinom adat dan kepercayaan lokal. akan lebih terkenal sebagai sentra kue apem Pola-pola inilah yang dikembangkan karena tradisi Yaqowiyu ini (KlatenOnline, di Jawa oleh para Wali Songo dengan 14 Januari 2011). menggunakan berbagai cara dakwah Disisi lain, tradisi Saparan juga yang disesuaikan dengan kebudayaan asli dijadikan sebagai obyek pariwisata daerah. masyarakat Jawa yang dipengaruhi oleh Prosesi upacara yang dulunya penuh dengan kebudayaan Hindu Budha. Upacara ritual ritual khidmat, kini sudah diselingi dengan Ya Qowiyu yang pelaksanaannya tidak bisa kesenian-kesenian seperti drum band, reog, lepas dari adat istiadat Jawa model Islam angguk, jathilan dan lainnya serta pasar Kraton Mataraman dengan Islam, bisa malam. Secara administratif pemerintahan, dipandang sebagai strategi dakwah dengan tradisi upacara ini juga dikelola oleh Dinas memadukan antara ajaran Islam dengan Pariwisata Klaten dengan memungut kebudayaan asli masyarakat Jawa. retribusi bagi para pengunjung maupun pedagang yang berjualan disekitar tempat F. Upacara Ya Qowiyu bermakna ini, secara realitas obyektif, tradisi Ya ekonomi, bisnis dan wisata Qowiyu tersebut cukup menarik sebagai Banyaknya pengunjung dalam upacara salah satu rangkain tujuan wisata disekitar tradisi Saparan membuat tempat tersebut daerah Jatinom Klaten. menjadi ramai, ini berarti kegiatan itu bernilai tambah bagi masyarakat sekitar

114 Jurnal Media Wisata, Volume 12, Nomor 2, November 2014 KESIMPULAN Fajar Shodiq, Muh. 2008. Akulturasi Budaya Islam dalam Tradisi Saparan/ Dalam kajiannya tentang manusia dan Yaqowiyu di Jatinom Klaten. kebudayaan, Ernst Cassirer mendefinisikan Mahameru Press. Yogyakarta. manusia sebagai “animal symbolicum”. Pemikiran simbolis dan tingkah laku simbolis Geertz, Clifford. 1983. , , merupakan ciri khas manusia dan bahwa dalam Masyarakat seluruh kebudayaan manusia mendasarkan Jawa. Pustaka Jaya. Jakarta. diri pada kondisi-kondisi itu. Menurut Lombard, Denys. 2000. Nusa Jawa: Silang Victor Turner, simbol adalah sesuatu yang Budaya. Kajian Sejarah menghubungkan yang tidak tampak dengan Terpadu. Bagian II: Jaringan yang tampak, dan simbol seringkali mewujud Asia. PT Gramedia Pustaka dalam kegiatan-kegiatan ritual meski Utama. Jakarta. kegiatan ritual dewasa ini diungkap dalam bentuk pawai, protes, demo dan bentuk lain Mulyana, Deddy. 2001. Metodologi yang ditujukan untuk kepentingan duniawi. Penelitian Kualitatif: Walau demikian kegiatan ritual yang Paradigma Ilmu Komunikasi merupakan pelestarian tradisi masih marak dan Ilmu Sosial Lainnya. PT. dilaksanakan sebagaimana pelaksanaan Remaja Rosda Karya. ritual Saparan/Yaqowiyu yang dilaksanakan Nasikun. 2003. “Teori Interaksionisme tiap tahun di Jatinom, Klaten. Dari fenomena Simbolik”. Makalah pelaksanaan ritual Yaqowiyu ini dapat kita disampaikan pada Pelatihan ambil kesimpulan bahwa modernisasi tidak penelitian Dosen STAIN serta merta merubah kebudayaan suatu seluruh Indonesia di Salatiga. masyarakat menjadi modern termasuk dalam ranah pemikiran, karena rasionalisasi tidak Suhardi. 2012. “Tafsir Kebudayaan/Teori selalu mendominasi pemikiran manusia Simbol”. Diktat kuliah Tafsir (dalam konteks masyarakat Indonesia). Dan Kebudayaan/Teori Simbol. makna simbol akan selalu berubah seiring http://KlatenOnline.com/klaten/upacara- dengan perubahan kondisi suatu masyarakat. adat-ritual-yaqowiyu DAFTAR PUSTAKA http://KlatenOnline.com/Fajar Shodiq. Solopos, 13 Februari 2009, hal.4 Abdullah, Irwan. 2002. “Makna Simbolis Gunungan Kakung”, dalam http://Pristality.worldpress.com/2011/01/18/ Simbol, Makna dan Pandangan Sejarah-upacara-yaqowiyu- Hidup Jawa. Analisis nyebar-apem di Klaten Gunungan pada Upacara http:/Indonesia-life.com/kolom Garebeg. Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. Yogyakarta. Beatty, Andrew. 2001. Variasi Agama di Jawa. Murai Kencana. Jakarta. Dillistone, F.W. 2002. The Power of Symbols. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Jurnal Media Wisata, Volume 12, Nomor 2, November 2014 115