BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Sumber Data Sumber data dan Informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini berasal dari berbagai sumber yaitu : 2.1.1.1 Literatur Buku Pencarian bahan melalui buku yang terkait dengan Kuliner , yaitu : a. Buku '10 ikon kuliner Makassar ' yang dibuat oleh Dinas Pariwisata Kota Makassar. b. Arsip Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Makassar yakni “Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Makassar”

2.1.1.2 Literatur Internet Pencarian bahan melalui internet mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Infused Water , yaitu : a. http://www.misstamchiak.com/ b. http://www.tourism-makassar.com/ c. http://www.makassarkota.go.id/

2.1.1.3 Wawancara Melakukan wawancara dengan sumber terkait, yaitu dengan staff dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Makassar yang terkait yakni Amri S.STP, MAP (Pegawai Negeri Sipil), Pemegang proyek “10 ikon Kuliner Makassar”.

2.1.2 Data Umum 2.1.2.1 Sejarah Kota Makassar Sejak abad ke-14, Makassar juga telah dikenal sebagai pelabuhan laut tersibuk di Nusantara, tempat dimana kapal-kapal dagang dari China, India, dan Kamboja melakukan transaksi komoditas sutera, teh, dan keramik yang ditukar dengan cengkeh, pala, dan mutiara dari Maluku serta dengan emas dan hasil hutan dari Sulawesi. Abad ke-16, ketika Eropa menemukan jalur pelayaran ke pulau rempah- rempah yang mereka cari selama ini, adalah bangsa Spanyol dan Portugis kemudian

3 4 menjadikan Makassar sebagai pintu gerbang penting untuk menyimpan rempah- rempah sebelum mereka jual ke Eropa.

Masakan Makassar banyak dipengaruhi budaya beberapa Negara Cina, India, Arab dan Timur Tengah. Masakan Makassar yang terpengaruh budaya Arab dan India adalah masakan berkuah gurih perpaduan santan dan susu. Beberapa masakan Makassar yang menggunakan babat, kikil, paru, atau bagian lain selain daging. Sedangkan aneka sajian segar, , dan es khas Makassar banyak dipengaruhi dari budaya Cina. Masakan Makassar banyak menggunakan rempah sebagai olahannya, seperti jahe, kunyit, jintan, kemiri, pala, merica, dan kayu manis.

2.1.2.2 Ragam Makanan Khas Makassar Berikut ini adalah beberapa makanan khas Makassar yang bersumber langsung dari buku “10 ikon kuliner Makassar”.

1. Otak-Otak

Rumah Makan Khas : Otak- Otak Ibu Elly, Rumah Makan Dinar.

Gambar 2.1 Otak-otak Makassar Sumber : duniauntukku.files.wordpress.com

Kuliner ini diduga merupaka n asimilasi budaya makanan China (kesamaan produk / olahan daging dan tepung) dan/ atau Eropa (kesamaan produk pate’/ terrine). Dari tata nama, otak-otak berarti "menyerupai/ mirip otak". Mungkin karena diilhami oleh karena kuliner ini agak menyerupai 5

otak, dengan warna abu-abu keputihan, bertekstur lembut dan hampir licin. Namun demikian, itu hanya otak-otak di yang memiliki warna abu- abu keputihan.

2. Produk kuliner jalangkote’ merupakan salah satu identitas kuliner kota Makassar selain pisang epe’ dan coto. Produk yang menyerupai dan panada tersebut merupakan kuliner yang sangat digemari masyarakat kota Makassar. Menurut karakteristik produk dengan bahan dasar kulit dan isian, diduga kuliner ini merupakan asimilasi budaya makanan China (kesamaan produk wonton/ pasta dengan olahan daging pada bagian tengahnya) dan/ atau Arab/ Timur Tengah (kesama an produk Sambusak = ). Hal ini sangat dimungkinkan mengingat hubungan dagang dan penyebaran Islam pada masa itu yang menyebabkan terjadinya interaksi dan asimilasi budaya dengan China dan Arab.

Gambar 2.2 Jalangkote Sumber : andabelumtahu.files.wordpress.com

3. Coto Mangkasara’ Menurut sumber-sumber terpercaya, diduga telah sejak zaman Kerajaan Gowa yang berpusat di Somb aopu pada abad 16. Pada waktu itu coto Makassar menjadi hidangan dikalangan istana. Karena pada abad 16, telah terjadi asimilasi buadaya khususnya makanan China, maka coto Makassar juga terpengaruh oleh budaya kuliner China tersebut dilihat 6

dari digunakannya saus . Versi lain mengemukakan bahwa coto Makassar merupakan masakan rakyat yaitu makanan bagi para pengawal istana sekaligus membangkitkan semangat heroisme prajurit dengan mengkonsumsi jeroan. Bila dalam tradisi sejarah masyarakat Eropa yang muncul pada era sebelum revolusi industri di Inggris, sup disandingkan dengan roti sebagai pengganjal perut di malam hari. Maka Coto Makassar juga telah menjadi makanan bagi para pengawal kerajaan untuk mengisi perut di subuh hari sebelum bertugas dipagi harinya.

Gambar 2.3 Coto Mangkasara’ Sumber : http://2.bp.blogspot.com

4. Menurut catatan sejarah, cikal-bakal keberadaan kuliner Konro, mulai dikenal pada tahun 1960-an dari salah seorang yang sebelumnya berprofesi sebagai guru bernama Hanafing dan pada tahun 1962, memulai usaha sup konro dibawah sebuah tenda biru di area lapangan Karebosi. Dalam kurun waktu delapan tahun, racikan serta kelezatan sup konro milik Hanafing semakin terkenal dan usahanya pun mengalami kemajuan, tak jarang pelanggannya berasal dari luar kota Makassar. Maka pada saat itu, ia mengubah warungnya menjadi rumah makan. Dan sekitar tahun 1990- an, Hanafing melebarkan sayap usahanya, dan membuka cabang dibeberapa daerah termasuk di Jakarta dan Surabaya. Berawal dari kesuksesan Bapak Hanafing tersebut, kini banyak 7

warga Makassar yang turut meraup rezeki dengan membuka usaha menjual sup konro.

Gambar 2.4 Sop Konro Sumber : daradaeng.com

5. Toppa’ Lada

Gambar 2.5 Toppa’ lada Sumber : 2.bp.blogspot.com

Menurut karakteristik produk, dengan bahan dasar irisan daging (toppa’) dan cabe merah (lada), diduga kuliner yang mirip dengan daging ini merupakan asimilasi budaya makanan India (dengan karakter dasar kari dan santan) dan/ atau Arab/ Timur Tengah (dengan karakter dasar rempah beraroma tajam sebagai bumbu dasar kari). Hal ini sangat dimungkinkan 8

mengingat hubungan dagang dan penyebaran Islam pada masa itu yang menyebabkan terjadinya interaksi dan asimilasi budaya dengan India dan Arab.

6. Juku’ Pallumara

Gambar 2.6 Juku’ Palumara Sumber : dentistvschef.files.wordpress.com

Menurut karakteristik produk dengan bahan dasar ikan dan kuah , diduga kuliner yang mirip dengan kari dan yang merupakan asimilasi budaya makanan India (dengan karakter dasar kari dan santan) dan/ atau Arab/ Timur Tengah (dengan karakter dasar rempah beraroma tajam sebagai bumbu dasar kari). Hal ini sangat dimungkinkan mengingat hubungan dagang dan penyebaran Islam pada masa itu yang menyebabkan terjadinya interaksi dan asimilasi budaya dengan India dan Arab.

7. Gagape Menurut karakteristik produk dengan bahan dasar ayam dan kuah santan, diduga kuliner yang mirip dengan kari yang merupakan asimilasi budaya makanan India (dengan karakter dasar kari dan santan) dan/ atau Arab/ Timur Tengah (dengan karakter d asar rempah beraroma tajam sebagai bumbu dasar kari). Hal ini sangat dimungkinkan mengingat hubungan dagang dan 9

penyebaran Islam pada masa itu yang menyebabkan terjadinya interaksi dan asimilasi budaya dengan India dan Arab.

Gambar 2.7 Gagape Sumber : s-media-cache-ak0.pinimg.com

8. Pisang Epe’

Gambar 2.8 Pisang Epe’ Sumber : http://www.resepmasakankreatif.com

Menurut karakteristik produk dengan bahan dasar pisang dan saus gula merah, dipastikan bahwa produk ini adalah kuliner asli kota Makassar. Pisang epe’ mulai dikenal secara komersil oleh masyarakat pada tahun 1970an, saat pantai Losari mulai menjadi ikon kota Makassar dan menjadi pusat aktivitas 10

masyarakat dalam menikmati panorama pantai dan pulau-pulau terdekat dari gugusan kepulauan Spearmonde khususnya pada saat matahari terbenam (sunset) dan malam hari. Hal inilah yang menjadikan kota Makassar identik dengan pantai Losari dan pisang epe’.

9. Pisang Ijo

Gambar 2.9 Pisang ijo Sumber : resepdanmasakan.com

Nama pisang ijo merunut pada produk berbahan dasar pisang dengan balutan tepung yang diberi pewarna pandan berwarna hijau. Menurut karakteristik produk dengan bahan dasar pisang dan saus santan, diduga bahwa produk ini adalah kuliner hasil asimilasi budaya yang dibawa oleh perantau Bugis- Makassar. Pisang Ijo awalnya dikonsumsi masyarakat kota Makassar khususnya pada saat berbuka puasa pada bulan Ramadhan. Saat ini pisang ijo telah menjadi salah satu ikon kota Makassar dan secara komersil banyak dijual dan diperdagangkan oleh masyarakat di kota Makassar. Komposisi bahan yang digunakan menjadikan Pisang Ijo sebagai salah satu kuliner yang sangat diminati oleh masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke kota Makassar.

10. Sarabba Menurut karakteristik produk minuman dengan bahan dasar gula merah dan jahe, diduga bahwa produk ini adalah minuman tradisional hasil asimilasi 11

budaya yang dibawa oleh perantau BugisMakassar dengan memiliki karakteristik yang mirip dengan dan . Sarabba awalnya dikonsumsi masyarakat kota Makassar khususnya pada saat malam hari, dimana biasanya masyarakat melakukan penjagaan (ronda) pada wilayah pemukiman masing-masing, atau pada saat begadang karena terdapat kegiatan tertentu seperti perkawinan atau kematian. Dengan demikian diperlukan minuman yang dapat menghangatkan badan, menambah stamina sekaligus menyegarkan tubuh sehabis melakukan aktivitas pada malam hari.

Gambar 2.10 Sarabba Sumber : panduanwisata.id

2.1.3 Data Narasumber Penulis melakukan wawancara dengan sumber terkait, yaitu dengan mendatangi langsung Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota yang bertempat di Jl. Urip Sumoharjo No. 58, Makassar, Indonesia. Wawancara dilakukan dengan Amri S.STP, MAP yakni ketua proyek dari buku “10 ikon kuliner Makassar”.

Narasumber memaparkan bahwa awal mula ide dari buku gastronomi kuliner Makassar ini berawal dari saat Kementrian Pariwisata Indonesia mengeluarkan 30 ikon kuliner Nusantara, namun dari 30 makanan tersebut tidak terdaftar satupun ikon kuliner yang berasal dari Makassar, sehingga muncullah pemikiran bahwa dibutuhkan sebuah media untuk mempromosikan kuliner Makassar ini yaitu Gastronomi Kuliner Makassar. Fossali (2008: 54-86) menyebutkan gastronomi 12 sebagai studi mengenai hubungan antara budaya dan makanan, di mana gastronomi mempelajari berbagai komponen budaya dengan makanan sebagai pusatnya (seni kuliner). Jadi memang pemilihan untuk buku gastronomi ini sangat tepat untuk memperkenalkan kuliner dan budaya Makassar.

Buku ini diharapkan dapat meningkat kan citra kuliner Makassar yang semakin hari semakin ditinggalkan oleh peminatnya. Adapun Tim yang dibentuk untuk membuat buku ini adalah beberapa juru masak yang berdomisili di Makassar dan beberapa instituti pendidikan di Makassar yang berkaitan dengan tata boga.

Karakteristik masakan Makassar yakni menonjolkan rasa rempah-rempah yang kuat, di tambah lagi akulturasi budaya sejak jaman dulu yakni berasal dari pendatang Cina, Gujarat dan India. Contohnya salah satu Makassar yang cukup popular yakni Mie titi, mie ini berasal dari cina dan karakteristiknya menyerupai ifu mie, hal ini membuktikan bahwa Makassar pun mendapatkan pengaruh dari Cina yang cukup kuat. Sedangkan coto Makassar mendapatkan sedikit pengaruh dari Arab.

2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1 Landasan Teori 2.2.1.1 Definisi Buku Buku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Oxford Dictionary , buku adalah hasil karya yang ditulis atau dicetak dengan halaman-halaman yang dijilid pada satu sisi atau hasil karya yang ditujukan untuk penerbitan. Keberhasilan suatu buku, dapat ditandai oleh animo masyarakat yang tinggi terhadap buku tersebut, salah satu caranya ialah dengan desain yang menarik.

2.2.1.2 Definisi Publikasi Kata publikasi sendiri mengandung makna yang berarti tindakan penerbitan. Tidak hanya buku dan majalah, jurnal ilmiah dan surat kabar juga masuk dalam kategori publikasi.

Publikasi merupakan suatu cara yang dapat dilakukan suatu konten dapat dikenal atau diketahui oleh khalayak luas. Publikasi dapat dilakukan dengan cara 13 mendistribusikan suatu teks, atau dapat berupa gambar, dari konten yang akan dipublikasikan ke pada media kertas, atau media digital seperti website .

2.2.1.3 Fotografi Menurut Wendra Ajistyatama dalam artikel Fotografi Jurnalistik sebagai Media Komunikasi (fotografer.net) dalam seni rupa, fotografi adalah proses pembuatan lukisan dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses metode objek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Fotografi memiliki banyak cabang atau kekhususan diantaranya : - Fotografi jurnalistik - Fotografi Studio - Fotografi Alam - Fotografi Seni - Fotografi Makanan

Adapun Pencahayaan ( lighting ) dalam fotografi berdasarkan sumber cahaya dibagi menjadi dua jenis yaitu available light dan artificial light. 1. Available light. Merupakan pencahayaan (lighting) yang memanfaatkan sumber cahaya yang memang sudah tersedia (alami). Available light sendiri terbagi menjadi natural light dan ambient light. Pada natural light, sumber cahaya diperoleh dari cahaya matahari, cahaya bulan, cahaya bintang dan langit. Sedangkang ambient light diperoleh dari lampu jalanan, api, cahaya lilin dan lain-lain. 2. Artifical Light. Merupakan pencahayaan (lighting) yang memanfaatkan sumber cahaya yang secara sengaja ditambahkan ketika memotret. Misalnya lampu flash kamera (baik internal maupun external flash). (https://lensfotografi.blogspot.sg)

2.2.1.3.1 Food Photography Food Photography adalah jenis fotografi yang subjek utamanya adalah makanan, bagaimana mengabadikan makanan menjadi foto yang menarik atau bernilai seni. Food Photography mungkin terlihat mudah, tapi bagi pemula teknik Food Photography ini sebetulnya memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi. 14

Mengabadikan makanan dalam foto tentu butuh teknik-teknik tertentu sehingga hasilnya terlihat menarik. Fotografi makanan selalu memperhatikan teknik presentasi sebuah makanan, komposisi, dan warna. Detail pun diperlukan dalam fotografi makanan karena tidak cuma indah tapi juga mampu menarik perhatian konsumen. (http://www.gayafoto.com/)

Sangat tidak ragukan bahwa cahaya adalah aspek yang paling mempengaruhi hasil dari sebuah foto dari jenis kamera, lensa dan penataan dalam food photography. Namun dalam pengaplikasiannya, untuk mendapatkan cahaya yang baik dalam food photography tidak sulit. Natural light atau cahaya matahari menurut fotografer modern saat ini merupakan sumber terbaik untuk memfoto sebuah makanan.

2.2.1.4 Teori Layout dan grid system Dalam proses pembuatan layout suatu buku, diperlukan intuisi dalam meramu seluruh elemen desain dalam satu kesatuan, yang meliputi warna, bentuk, ilustrasi dan juga tipografi, menjadi sebuah layout. Untuk menarik audiens, sebaiknya hanya difokuskan pada salah satu elemen utama grafis, misalkan tipografi yang eksperimental, dan menjadi sebuah hierarki, hanya warnanya saja yang cukup shocking dan eye catching ataupun image yang menarik. Tidak ada aturan “emas” dalam mengatur layout, karena ada berbagai penanganan yang berbeda bagi tiap media yang berbeda. Menurut Cullen, desainer membutuhkan suatu sistem, untuk membantu pembaca memahami suatu pesan didalam desain tersebut.

2.2.1.4.1 Prinsip Layout : a. Sequence Istilah lain dari sequence merupakan urutan-urutan perhatian, yang dimaksud disini ialah hierarki atau aliran. Merupakan urutan prioritas dari elemen yang harus dilihat dari pertama audience melihat pada saat menyaksikan suatu konten atau informasi hingga akhir . Sequence diperlukan karena bila semua informasi sama kuat, audience akan kebingungan dan kesulitan menangkap pesannya. Dengan digunakannya sequence, audience secara otomatis dapat mengurutkan pandangan matanya sesuai yang diinginkan desainer.

15 b. Emphasis 1. Dapat diciptakan dengan beberapa cara, seperti : 2. Warna kontras/berbeda dengan latar belakang ( background ). 3. Memberi ukuran yang lebih besar dari elemen layout 4. Meletakkan suatu objek dengan posisi yang menarik pandangan mata. 5. Menggunakan bentuk yang berbeda dengan objek/elemen disekitarnya. c. Balance Merupakan pembagian porsi/kolom yang merata pada suatu bidang media/ layout. d. Unity Merupakan suatu prinsip kesatuan dari elemen-elemen desain dalam layout. Bukan hanya dalam proporsi penampilan tetapi juga mencakup keselarasan dari elemen-elemen yang terlihat secara fisik dan pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam konsep desain.

2.2.1.4.2 grid Menurut Jute, tujuan utama dari grid adalah untuk menciptakan keteraturan dari ketidakteraturan. Grid membantu pembaca untuk mencari materi yang diinginkan pada suatu halaman. Selain itu grid juga membantu meningkatkan penampilan dan keterbacaan.

Menurut Ambrose, Jenis-jenis grid : a. Simetrikal Grid : Grid yang seimbang kiri dan kanan halaman. b. Asimetrikal Grid : Grid yang tidak seimbang antara kiri dan kanan halaman, namun masih membentuk satu kesatuan. c. Modular Grid : Grid yang dibagi dengan bentangan-bentangan horizontal yang membagi kolom-kolom menjadi baris, menciptakan sel-sel matriks disebut modul. Ditunjukkan untuk proyek yang kompeksitasnya tinggi.

Berdasar prinsip layout diatas, penulis menggunakan ilustrasi sebagai hierarki yang dimaksudkan sebagai pembimbing atau penuntun jalannya mata terhadap konten. Elemen-elemen penting dibuat emphasis sehingga terlihat menonjol dan tidak tercampur bersama informasi lainnya. Semua itu dibuat dengan memperhatikan keseimbangan dan kesatuan dari buku itu sendiri sehingga menimbulkan keselarasan. 16

Grid yang akan dipakai adalah grid modular karena fleksibilitasnya mampu mencapai layout yang dinamis. Grid Modular lebih mampu bermain dengan penempatan elemen-elemen desain seperti teks, dan gambar.

2.2.1.5 Teori Tipografi Tipografi merupakan sebuah hal yang penting bagi sebuah desain yang akan menciptakan suatu kesatuan yang selaras dengan elemen-elemen desain lainnya. Dalam arti pemilihan font yang sesuai dengan tema, konsep, serta gaya ilustrasi yang diterapkan sangat berpengaruh terhadap esttis desain secara keseluruhan.

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk sistem keterbacaan yang mempengaruhi tipografi, yaitu: a. Legibility : Huruf yang dipilih jelas bentuknya b. Readibility : Huruf yang dipilih mudah dibaca c. Visibility : Huruf yang dipilih mudah terlihat d. Clearity : Huruf harus memperlihatkan kejelasan

2.2.1.5.1 Font Serif Jenis huruf Serif adalah huruf yang memiliki garis-garis kecil yang berdiri horizontal pada badan huruf. Garis-garis kecil ini biasa disebut juga counterstroke . Counterstroke inilah yang membuat jenis huruf serif lebih mudah dibaca karena garis tersebut membantu menuntun mata pembaca melalui suatu garis teks. Sangat cocok digunakan untuk teks content atau isi. (http://www.desainstudio.com/2010/04/pengertian-serif-dan-sans-serif.html)

2.2.1.5.2 Font San Serif Dengan jenis huruf sans serif adalah jenis huruf yang tidak memiliki garis-garis kecil dan bersifat solid . Jenis huruf seperti ini lebih tegas, bersifat fungsional dan lebih modern. Font Sans-serif cenderung digunakan untuk hal-hal yang semi formal dan santai. font Sans serif lebih sederhana jika dibandingkan dengan font serif. (https://urangkulo.wordpress.com/2010/12/15/typography-01-kel-gasta-bayu-mrizal)

17

Menurut Samara (2007:15), "Gunakanlah maksimal dua typeface family, atau selebih-lebihnya tiga typeface".

Oleh karena itu, dalam perancangannya, penulis juga mencoba menerapkan teori tersebut dalam pemilihan typeface dimana penulis menggunakan hanya tiga typeface tidak lebih agar terlihat desain yang sintaktik secara menyeluruh.

Jenis huruf yang akan digunakan adalah Sherif pada headline dan quote sesuai dengan tema yang ada. Pemilihan font Sherif dimaksudkan agar terkesan sophisticate dan classic. Sementara untuk bodycopy , menggunakan font san serif dikarenakan karakteristiknya yang sederhana dan modern. Pemilihan typeface juga dipertimbangkan berdasarkan legibility, readibility, visibility , dan clearity -nya agar pembaca dapat membaca dengan jelas serta tidak pusing saat membacanya. Font yang digunakan untuk cover menggukan font decorative berupa font yang di aplikasikan dengan font Lontara asli khas Makassar.

2.2.1.6 Teori Warna Warna dapat didefinisikan sebagai sifat cahaya yang dipancarkan atau secara psikologis sebagai bagian dari pengalaman indra pengelihatan. Warna mampu menciptakan impresi serta menimbulkan efek-efek tertentu. Warna bukanlah suatu gejala yang dapat diamati saja, warna mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidak sukanya kita terhadap berbagai macam benda. Sebagai bagian dari elemen tata rupa, warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari sebuah karya desain.

2.2.1.6.1 Peranan Warna Menurut Eiseman dalam buku The Color Answer Book , Warna adalah metode yang paling cepat untuk menyampaikan pesan dan tujuan. Warna menstimulasi dan bekerja secara sinergi dengan segala panca indera. Mensimbolisasikan konsep pemikiran yang abstrak, mengekspresikan fantasi, mengingatkan kembali akan suatu tempat atau suatu waktu yang lampau dan juga menghasilkan sebuah reaksi atau respon emosional.

18

Menurut Linschoten dan Mansyur secara psikologis, Warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda.

2.2.2 Kompetitor

Gambar 2.11 Buku Dapur Makassar Sumber : https://www.blibli.com/grazera-dapur-makassar-by-ide-masak-buku-resep- masakan-467390.html

Dapur Makassar adalah kumpulan resep makanan dan minuman khas dari Makassar. Suku Makassar adalah nama Melayu untuk sebuah etnis yang mendiami pesisir selatan pulau Sulawesi. Kuliner dari Makassar sudah lama terkenal beragam jenisnya serta kelezatannya seperti Coto Makassar, Sop Konro, Makassar, Es Pisang Ijo, Es Pallu Butung, dan Pisang Epe adalah makanan Makassar yang cukup populer. Bahan dan bumbu yang digunakan dalam masakan Makassar mudah didapat di pasar tradisional sehingga tidak sulit bila ingin membuat sendiri di rumah. Buku ini menyajikan 22 resep makanan, kudapan, dan minuman khas Makassar.

19

2.2.3 Data Penerbit

Gambar 2.12 Logo Gramedia Sumber : Google.com

Penerbit Gramedia Pustaka Utama berdiri sejak tahun 1974, dan telah menerbitkan lebih dari 30 ribu judul buku. Buku fiksi pertama yang diterbitkan adalah novel Karmila, karya Marga T., sedangkan untuk buku nonfiksi pertama adalah Hanya Satu Bumi, yang ditulis oleh Barbara Ward dan René Dubos (diterbitkan bekerjasama dengan Yayasan Obor). Dengan misi "Ikut Mencerdaskan dan Memajukan Kehidupan Bangsa serta Masyarakat Indonesia Melalui Bacaan yang Menghibur dan Mendidik", Gramedia Pustaka Utama berusaha menjadi agen pembaruan bagi bangsa, dengan memilih dan memproduksi buku-buku yang berkualitas, yang memperluas wawasan, memberikan pencerahan, dan merangsang kreativitas berpikir. Saat ini, dengan jalinan kerjasama dengan lebih dari 200 penerbit asing terkemuka dari AS, Belanda, Jerman, Belgia, Brasil, Denmark, Hong Kong, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Malaysia, dan Swis, Gramedia Pustaka Utama telah berhasil mengukuhkan posisinya sebagai salah satu penerbit buku terbaik di Indonesia.

Alamat Redaksi: Gedung Kompas Gramedia lt. 5 Jl. Palmerah Barat 29-37, Jakarta Pusat 10270. Telp: (021) 53650110 ext. 3511/3512 E-mail: [email protected] [email protected]

20

2.3 Analisa SWOT 2.3.1 Strength • Keanekan ragaman budaya dan bahan makanan yang unik • Makassar yang kaya akan sejarah • Letak Makassar yang strategis

2.3.2 Weakness • Kurangnya info khusus tentang kuliner Makassar • Buku ini hanya membahas menu-menu favorit Makassar saja

2.3.3 Opportunity • Minat konsumen yang masih sangat tinggi terhadap makanan dan keingintahuan konsumen akan lokasi rumah makan khas berkaitan dengan jenis kuliner • Cita rasa makanan pada masakan khas Makassar yang mempunyai ciri khas pada setiap makanan • Belum adanya buku gastronomi makanan Makassar • Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang makanan tradisional

2.3.4 Threat • Persaingan antar jajanan daerah yang tinggi • Kecendrungan konsumen untuk mencoba makanan internasional