UNFORCE ERROR DAN ERROR ATLET PERSATUAN BULU TANGKIS FIFA SIDOARJO KATEGORI TUNGGAL REMAJA PUTRA SISTEM SETENGAH KOMPETISI

Dibyo Tri Widodo Mahasiswa S-1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Surabaya e-mail: [email protected]

Dr. Oce Wiriawan, M.Kes e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Pertandingan sistem setengah kompetisi menjadi salah satu faktor penting untuk melihat konsistensi permainan dari seorang atlet. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis kualitas permainan pada sector tunggal putra pada PB FIFA Sidoarjo yang merupakan salah satu club besar di Jawa Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang disajikan secara sistematis mengenai fakta-fakta tentang perolehan poin secara keseluruhan, menyajikan tentang penyebab atlet dapat meraih kemenangan, dapat mengetahui pola permainan dan jenis pukulan yang banyak menghasilkan poin serta kelemahan yang menyebabkan lawan mendapatkan poin pada permainan bulutangkis tunggal remaja putra dengan menggunakan sistem setengah kompetisi. Hasil dari penelitian ini adalah persentase pukulan unforced error dan error yang dilakukan selama pertandingan adalah pukulan netting paling banyak dilakukan unforced error dan error sebesar 38.5%, kemudian diikuti dengan pukulan defend sebesar 26,3%; lob sebesar 15.9%; dropshot sebesar 6.2%; smash sebesar 5.4%; drive sebesar 4.1%; dan service sebesar 3.3%. Persentase pengaruh pukulan unforced error dan error terhadap kemenangan lawan adalah unforced error dan error seluruh pertandingan sebesar 441. Unforced error sebesar 199 kali (45.1%) dan error sebesar 242 kali (54.9%). Kesimpulannya adalah berdasarkan keseluruhan pertandingan yang dimenangkan oleh masing-masing pemain, terdapat 4 yang dimenangkan dengan error lebih banyak, 1 pertandingan dimenangkan dengan unforced error lebih banyak, dan 1 pertandingan berimbang antara unforced error dan error. Jadi dapat disimpulkan bahwa pukulan unforced error yang paling berpengaruh terhadap kemenangan lawan.

Kata kunci : Bulutangkis, error, Unforce error, achievement, setengah kompetisi

ABSTRACT The half competition system becomes one important factor to see the consistency of the game of an athlete. This study aims to analyze the quality of the game in the men's singles sector at PB FIFA Sidoarjo, which is one of the big clubs in East Java. The research method used is descriptive systematically presented facts about the overall points acquisition, presents about the causes of athletes to win, can know the pattern of play and the types of strokes that produce a lot of points and weaknesses that cause opponents to get points in a single game young men using the half competition system. The results of this study are the percentage of unforced error and error done during the match is the netting mostdone by unforced error and error of 38.5%, then followed by defending of 26.3%; lob by 15.9%; dropshot of 6.2%; smash of 5.4%; drive by 4.1%; and service by 3.3%. The percentage of the effect of unforced errors and errors on the opponent's victory is unforced errors and errors of all matches by 441. Unforced errors are 199 times (45.1%) and errors are 242 times (54.9%). The conclusion is based on the overall matches won by each player, there are 4 won with errors more, 1 match won with more unforced errors , and 1 balanced match between unforced errors and errors. So it can be concluded that the unforced error is the most influential on the opponent's victory.

Keywords: Badminton, error, Unforce error, achievement, half competition

Pada cabang olahraga bulutangkis, PENDAHULUAN pada saat melakukan pertandingan dan agar

dapat memenangkan pertandingan seorang Agar kualitas hidup mengalami atlet membutuhkan adanya daya tahan peningkatan, olahraga memiliki peran yang (endurance) karena bulutangkis mengalami sangat penting. Olahraga dapat perubahan permainan yang awal mulanya meningkatkan kualitas hidup manusia menggunakan system pindah bola menjadi karena olahraga merupakan elemen yang rally point. Pada system rally point seorang sangat penting untuk kelangsungan hidup atlet mengandalkan adanya kecepatan dan manusia. Selain dapat meningkatkan daya ledak (power) agar dapat kualitas hidup manusia, olahraga memiliki memenangkan sebuah pertandingan, sebab fungsi lain yaitu dapat digunakan sebagai cabang olahraga bulutangkis adalah sarana rekreasi dan dapat dijadikan media olahraga yang dilakukan dengan durasi untuk mengasah ketrampilan dan yang pendek dan dilakukan dengan kemampuan sehingga dapat menciptakan menggunakan intensitas yang tinggi serta prestasi. waktu istirahat yang relative cepat. Untuk dapat meningkatkan dan Bulutangkis adalah salah satu cabang mempertahankan prestasi dibutuhkan suatu olahraga yang tercepat di dunia sebab pembinaan. Pembinaan merupakan suatu shuttlecock yang dipukul oleh pemain (atlet) usaha untuk mencari bibit atlet yang dapat menempuh kecepatan sebesar 493 memiliki bakat dan keterampilan olahraga. km/hours yang merupakan catatan waktu Selain mencari bibit atlet, pembinaan smash yang dicetak oleh olaharaga juga digunakan untuk membina saat melakukan uji coba raket yang prestasi atlet agar dapat mengalami dilakukan pada tahun 2013 peningkatan dan dapat bertahan. (www.djarumbadminton.com). Dengan Pembinaan atlet dapat berjalan dengan adanya hal tersebut maka sangat lancer jika didukung oleh peran pelatih, dibutuhkan komponen-komponen kondisi orangtua, pemerintah, organisasi cabang fisik yang sangat penting yang dibutuhkan olahraga terkait (Wasis, 1994:12). agar dapat memenangkan sebuah Bulutangkis adalah salah satu cabang pertandingan. Selain factor kondisi fisik, olahraga yang banyak diminati oleh seorang atlet juga memerlukan factor seperti masyarakat di Indonesia bahkan dunia. mental, teknik, dan taktik yang bagus. Olahraga ini dapat dilakukan oleh berbagai Cabang olahraga bulutangkis, macam kalangan. Bulutangkis adalah seorang atlet membutuhkan penguasaan sebuah cabang olahraga yang cara mainnya tentang teknik yang ada di dalam cabang menggunakan raket dan shuttlecock dengan olahraga tersebut. Salah satu penguasaan cara teknik yang bervariasi. Cabang teknik yang dibutuhkan adalah teknik olahraga bulutangkis dimainkan dengan pukulan dasar, yaitu seperti pukulan teknik yang dilakukan secara bervariasi forehand, backhand, selain teknik pukulan dengan menggunakan net, raket, dan bola juga diperlukan penguasaan tentang cara (Grice, 2007:1). memegang raket, penguasaan tentang

konsentrasi dan reaksi, penguasaan pola dikarenakan latihan yang dilakukan selama langkah (footwork). ini kurang efektif dan efisien. Untuk Pukulan yang ada pada cabang mempertahankan konsistensi permainan olahraga bulutangkis adalah sebagai berikut, pada seorang atlet, dibutuhkan factor-faktor yaitu pukulan service yang merupakan pendukung. Salah satu factor pendukung pukulan yang mengawali suatu adalah system pertandingan dengan pertandingan bulutsngkis, pukulan menggunakan setengah kompetisi. Pada forehand dan backhand, pukulan lob yang system pertandingan setengah kompetisi merupakan pukulan lambung yang seorang pemain dituntut agar dapat diarahkan ke belakan kepala lawan, pukulan memainkan pertandingan dan dropshot yang merupakan pukulan diatas memenangkan pertandingan. Keunggulan kepala atau samping yang diarahkan di dari system permainan ini adalah atlet dapat dekat net, pukulan netting merupakan melakukan taktik dan teknik yang pukulan yang bertujuan untuk menjatuhkan dimilikinya tanpa keraguan, dan dengan shuttlecock setipis mungkin dengan net, adanya hal tersebut seorang atlet memiliki pukulan smash merupakan pukulan yang banyak peluang untuk memenangkan menukik dan dilakukan dengan cara yang pertandingan. sangat keras dan dilakukan dengan Pada penelitian ini meneliti PB FIFA menggunakan tenaga yang maksimal Sidoarjo yang merupakan salah satu club (menggunakan power), pukulan drive besar yang ada di Jawa Timur, pada club merupakan pukulan yang dilakukan secara tersebut memiliki atlet-atlet yang memiliki keras dan mendatar. Dengan adanya keterampilan dan skill sehingga memiliki macam-macam teknik pukulan tersebut, jika potensi untuk bersaing di dalam kejuaraan ingin memenangkan sebuah pertandingan nasional bahkan internasional. Selain seorang atlet dituntut untuk dapat memiliki atlet yang memiliki keterampilan menguasai teknik-teknik pukulan tersebut. dan skill yang bagus, pada club ini juga Perkembangan cabang olahraga memiliki pelatih yang memiliki kopetensi bulutangkis di dunia semakin ketat, dengan yang bagus di bidang bulutangkis, serta adanya persaingan yang tinggi tersebut pada club tersebut memiliki sarana dan membuat Indonesia mengalami penurunan prasarana yang mendukung sehinggan prestasi karena memiliki banyak saingan pembinaan atlet pada club tersebut berjalan seperti negara-negara eropa yang mulai dengan lancar. Pada penelitian ini, peneliti mengalami perkembangan prestasi seperti memutuskan untuk meneliti sector tunggal Denmark yang memiliki atlet berprestasi remaja putra karena pada sector tunggal yaitu Victor Axelsen, Spanyol yang memiliki putra tersebut dinilai menjadi subjek atlet berprestasi seperti Carolina Marlin, penelitian yang ideal. Dari permasalahan yang memiliki atlet berprestasi yang telah dijelaskan tersebut maka dari itu seperti Ivan Sozonov dan Vladimir Ivanov, melatarbelakangi penelitian ini. Penelitian dan Inggris yang memiliki atlet seperti ini memiliki tujuan untuk mengetahui Adcock dan Grabielle white. Penurunan kualitas peforma yang dimiliki oleh atlet prestasi yang terjadi pada atlet Indonesia dengan usia 15 hingga 17 tahun.

Jumlah METODE Xn = x100 = % Total Metode yang digunakan pada (Sutrisno,1989) penelitian ini adalah penelitian dekriptif yang mana disajikan dengan cara yang HASIL DAN PEMBAHASAN sistematis. Fakta-fakta yang ditampilkan adalah Rekapitulasi Jenis Pukulan Unforced perolehan poin yang disajikan secara Error dan Error (Backhand dan Forehand) masing-masing pemain selama keseluruhan, menampilkan penyebab pertandingan berlangsung. Pada bab ini seorang pemain dapat memperoleh akan di jelaskan satu persatu sebagai berikut kemenangan, dapat mengetahui pola permainan yang digunakan dan pukulan Tabel 1. Vico Mahaprana manakan yang menghasikan banyak poin, serta dapat mengetahui kelemahan pemain. Pada penelitian ini permainan bulutangkis menggunakan system permainan setengah kompetisi.

a. Teknik pengambilan data Teknik pengambilan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan cara menganalisis video . video yang dianalisis didapatkan melalui / didapatkan secara langsung. Data yang dicari adalah unforce error dan error. Penelitian ini menggunakan bantuan beberapa orang yang berpengalaman di dalam dunia bulutangkis agar data yang didapatkan tidak bias / tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan data.

b. Teknik analisis data Dalam penelitian ini mengunakan teknik analisis statistic deskriptif jumlah pukulan total : X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + X7 + X8 + X9 + X10 + X.n= Total Prosentase Pukulan. Berdasarkan data yang telah Jumlah X1 = x 100 = % ditampilkan oleh tabel 1 merupakan

Total pertandingan dengan menggunakan system

setengah kompetisi yang diambil dari tiga 5) Unforced Error dan Error lob kali pertandingan. Melalui tabel 1 dapat sebanyak 21 kali. Dengan rincian dijelaskan sebagai berikut ; sebagai berikut ; 1) Unforced Error dan Error drive • backhand dilakukan 7 kali terjadi sebanyak dua kali. Dengan dengan presentase sebesar rincian sebagai berikut ; (33.3%). • Backhand dilakukan 2 kali, • forehand dilakukan 14 kali dengan presentase sebesar dengan presentase sebesar 100%. (66.6%). • forehand dilakukan 0 kali 6) Unforced Error dan Error service dengan presentase sebesar dilakukan sebanyak 6 kali. Dengan 0%. rincian sebagai berikut ; 2) Unforced Error dan Error dropshot • Backhand dilakukan 6 kali terjadi sebanyak delapan kali. dengan presentase Dengan rincian sebagai berikut ; sebanyak (100%). • backhand dilakukan 3 kali • Forehand dilakukan 0 kali dengan presentase sebesar dengan presentase sebesar (37.5%) (0%). • forehand dilakukan lima kali 7) Unforced Error dan Error Defend dengan presentase sebesar dilakukan 34 kali. Dengan rincian (62.5%). sebagai berikut ; 3) Unforced Error dan Error smash • backhand dilakukan 21 kali sebanyak 5 kali. Dengan rincian dengan presentase sebesar sebagai berikut ; (61.7%) • backhand dilakukan • forehand dilakukan 13 kali sebanyak 0 kali maka dengan presentase sebesar dengan demi kian (38.2%). presentase sebesar (0%) Dari tabel 1 tersebut dapat • forehand dilakukan disimpulkan bahwa di dalam sebanyak 5 kali maka pertandingan yang dilakukan sebanyak presentase sebesar (100%). 3 kali, Vico Mahaprana melakukan 4) Unforced Error dan Error netting unforced error dan error paling banyak sebanyak 43 kali. Dengan rincian pada bagian netting. sebagai berikut ; • backhand dilakukan 22 kali maka presentase sebesar (51.1%). • forehand dilakukan 21 kali maka presentase sebesar (48.9%).

Tabel 2. Moh. Shofiullah • backhand dilakukan 4 kali dengan presentase sebesar (44.4%). • forehand dilakukan 5 kali dengan presentase sebesar (55.5%). 3) Unforced Error dan Error smash dilakukan 8 kali. Dengan rincian sebagai berikut ; • backhand dilakukan 0 kali dengan presentase sebesar (0%). • forehand dilakukan 8 kali dengan presentase sebesar (100%). 4) Unforced Error dan Error netting dilakukan 40 kali. Dengan rincian sebagai berikut ; • backhand dilakukan 19 kali dengan presentase sebesar (47.5%). • forehand dilakukan 21 kali dengan presentase sebesar Berdasarkan data yang telah (52.5%). ditampilkan oleh tabel 2 merupakan 5) Unforced Error dan Error lob pertandingan dengan menggunakan system sebanyak 23 kali. Dengan rincian setengah kompetisi yang diambil dari tiga sebagai berikut ; kali pertandingan. Melalui tabel 2 dapat • backhand dilakukan 2 kali dijelaskan sebagai berikut ; dengan presentase sebesar (8.7%). 1) Unforced Error dan Error drive • forehand dilakukan 21 kali dilakukan 2 kali. Dengan rincian dengan presentase sebesar sebagai berikut ; (91.3%). • backhand dilakukan 2 kali 6) Unforced Error dan Error service dengan presentase sebesar dilakukann 3 kali. Dengan rincian (100%) sebagai berikut ; • forehand dilakukan 0 kali • Backhand dilakukan 3 kali dengan presentase (0%). dengan presentase sebesar 2) Unforced Error dan Error dropshot (100%) dilakukan 9 kali. Dengan rincian sebagai berikut ;

• Forehand dilakukan 0 kali pertandingan dengan menggunakan system dengan presentase sebesar setengah kompetisi yang diambil dari tiga (0%). kali pertandingan. Melalui tabel 3 dapat 7) Unforced Error dan Error Defend dijelaskan sebagai berikut ; dilakukan 29 kali. Dengan rincian 1) Unforced Error dan Error drive sebagai berikut ; dilakukan 7 kali. Dengan rincian • backhand dilakukan 20 kali sebagai berikut ; dengan presentase sebesar • backhand dialkukan 5 kali (69%). dengan presentase • forehand dilakukan 9 kali sebanyak (71.4%). dengan presentase sebesar • forehand dilakukan 2 kali (31%). dengan presentase Jadi pada tabel 2. Moh Shofiullah pada sebanyak (28.5%). Unforced Error dan Error pukulan defend lebih 2) Unforced Error dan Error dropshot banyak dilakukan dengan backhand. dilakukan 7 kali. Dengan rincian sebagai berikut ; Tabel 3. Ivan Ahmad Zidane • backhand sebanyak 7 kali (100%) dan • forehand sebanyak 0 kali dengan presentase sebesar (0%). 3) Unforced Error dan Error smash dilakukan 9 kali. • backhand sebanyak 0 kali dengan presentase sebesar (0%). • forehand dilakukan 9 kali dengan presentase sebesar (100%). 4) Unforced Error dan Error netting dilakukan 53 kali. Dengan rincian sebagai berikut ; • backhand dilakukan 26 kali dengan presentase sebesar (49%). • forehand dilakukan 27 kali dengan presentase sebesar (51%).

Berdasarkan data yang telah ditampilkan oleh tabel 3 merupakan

5) Unforced Error dan Error lob Tabel 4. M. Reyshandi Putra dilakukan 17 kali. Dengan rincian sebagai berikut ; • backhand dilakukan 7 kali dengan presentase sebesar (41.1%). • forehand dilakukan 10 kali dengan presentase sebesar (58.8%). 6) Unforced Error dan Error service dilakukan 3 kali. Dengan rincian sebagai berikut ; • Backhand dilakukan 3 kali dengan presentase sebesar (100%) • Forehand dilakukan 0 kali dengan presentase sebesar (0%). 7) Unforced Error dan Error Defend dilakukan 24 kali. Dengan rincian sebagai berikut ; • backhand dilakukan 12 kali dengan presentase sebesar (50%). • forehand dilakukan 12 kali dengan presentase sebesar Berdasarkan data yang telah (50%). ditampilkan oleh tabel 4 merupakan Dari tabel tiga dan dapat dibuat pertandingan dengan menggunakan system kesimpulan bahwa dalam 3 kali setengah kompetisi yang diambil dari tiga pertandingan yang dijalani oleh Ivan kali pertandingan. Melalui tabel 4 dapat Ahmad Zidane melakukan unforced dijelaskan sebagai berikut ; error dan error paling banyak di bagian 1) Unforced Error dan Error drive netting. dilakukan 7 kali. Dengan rincian

sebagai berikut ;

• backhand dilakukan 5 kali dengan presentase sebesar (71.4%) • forehand dilakukan 2 kali dengan presentase sebesar (28.6%).

2) Unforced Error dan Error dropshot • Forehand dilakukan 0 kali dilakukan 7 kali. dengan sebesar presentase • backhand dialkukan 1 kali (0%). dengan presentase sebesar 7) Unforced Error dan Error Defend (14.3%) dilakukan 18 kali. Dengan rincian • forehand sebanyak 6 kali sebagai berikut ; (85.7%). Jadi Unforced Error • backhand dilakukan 7 kali dan Error pukulan dropshot dengan presentase sebesar lebih banyak dilakukan (38.8%). dengan forehand. • forehand dilakukan 11 kali 3) Unforced Error dan Error smash dengan presentase sebesar dilakukan 8 kali. (61.1%). • backhand dilakukan 0 kali dengan presentase sebesar SIMPULAN DAN SARAN (0%). • forehand dilakukan 8 kali Simpulan dari penelitian ini adalah dengan presentase sebesar sebagai berikut ; (100%). Persentase pukulan unforced error 4) Unforced Error dan Error netting dan error yang dilakukan selama dilakukan 39 kali. pertandingan adalah pukulan netting paling • backhand dilakukan 20 kali banyak dilakukan unforced error dan error dengan presentase sebesar sebesar 38.5%, kemudian diikuti dengan (51.3%) pukulan defend sebesar 26,3%; lob sebesar • forehand sebanyak 19 kali 15.9%; dropshot sebesar 6.2%; smash sebesar dengan presentase sebesar 5.4%; drive sebesar 4.1%; dan service sebesar (48.7%). 3.3%. Persentase pengaruh pukulan unforced 5) Unforced Error dan Error lob error dan error terhadap kemenangan lawan sebanyak 17. adalah unforced error dan error seluruh • backhand dilakukan 3 kali pertandingan sebesar 441. Unforced error dengan presentase sebesar sebesar 199 kali (45.1%) dan error sebesar 242 (17.6%). kali (54.9%). • forehand dilakukan 14 kali Kesimpulannya adalah berdasarkan dengan presentase sebesar keseluruhan pertandingan yang (82.3%). dimenangkan oleh masing-masing pemain, 6) Unforced Error dan Error service terdapat 4 yang dimenangkan dengan error dilakukan 4 kali lebih banyak, 1 pertandingan dimenangkan • Backhand dilakukan 4 kali dengan unforced error lebih banyak, dan 1 dengan presentase sebesar pertandingan berimbang antara unforced (100%) error dan error. Jadi dapat disimpulkan bahwa pukulan unforced error yang paling berpengaruh terhadap kemenangan lawan.

Saran yang dapat diberikan pada Joni, Darman. 2015. Pengaruh Latihan penelitian ini adalah sebagai berikut ; Beban Engkel Terhadap Pukulan 1. peneliti menyarankan kepada setiap Long Forehand Dalam Permainan Bulutangkis Bagi pelatih untuk memberikan porsi latian Siswa Kelas v SDN 03/x Tanjung kepada atlet untuk lebih banyak pada Solok Kecamatan Kuala Jambi. pukulan netting. Cerdas Sifa. 1 (1) :102-112. 2. Peneliti menyarankan kepada pelatih untuk lebih memberikan penguatan Juang, Brian Raka. 2015. Analisis Kelebihan mental untuk atlet-atletnya agar dapat dan Kelemahan Keterampilan meminimalisir terjadinya pukulan Teknik Bermain Bulutangkis unforced error. Pada Pemain Tunggal Putra Terbaik Indonesia Tahun 2014.

Surabaya. Universitas Negeri DAFTAR PUSTAKA Surabaya. (1):109-117

Ariyanto B Toto., Sugiarto., dan Taufik Junanda, Hendya A., Agus Rusdiana., dan Hidayat. 2014. Pengaruh Metode Nur Indri Rahayu. 2016. Latihan Terpusta dan Acak Kecepatan dan Akurasi Terhadap Ketepatan Dropshot Shuttlecock Pada Jump Smash Pemain Bulutangkis PB.Rahmat dengan Loncatan Vertikal dan Pati 2013. Journal Of Sport Parabol Depan Dalam Sciences and Fitnes. 3 (2) : 11-16 Bulutangkis. Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan. 1 (1) : 17-23. Grice, Tony. 1996. Bulutangkis Petunjuk Praktis Untuk Pemula dan Polee, James. 2007. Belajar Bulutangkis. Lanjut. Jakarta: Raja Grafindo Bandung: Pioner Jaya. Persada Setiono H dan Nurhasan. 2001. Belajar Grice Tony. 2007. Bulutangkis : Petunjuk Bermain Bulutangkis. Praktis Untuk Pemula dan Lanjutan. Jakarta : PT Raja Sutrisno Budi, BK Muhammad. 2010. Grafindo Persada. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Jakarta : CV Guven Faruk, dkk. 2017. Effect Of Putra Nugraha. Badminton Training On Some Physical Parameters In FPOK-UPI. FPOK Universitas Pendidikan Badminton Players Aged 10 To Indonesia. 12 Years. Turkish journal of sport and axercise. Issue (3):345-349. https://www.djarumbadminton.com/internasi onal/berita/read/siapa-saja- pencetak-smash-tercepat-di- bulutangkis/